PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI GEJALA ALAM PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KEDUNGPILANG KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: ARIF BUDI WIBOWO NIM. 11510065
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015
i
ii
PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI GEJALA ALAM PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KEDUNGPILANG KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: ARIF BUDI WIBOWO NIM. 11510065
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015 iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama
: Arif Budi Wibowo
NIM
: 11510065
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul
: PENERAPAN METODE INDEX CARD
MATCH
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI GEJALA ALAM PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KEDUNGPILANG KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN
BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 05 Agustus 2015 Dosen Pembimbing
Rasimin, S.Pd.I., M.Pd. NIP.19750713 200901 1 011
iv
SKRIPSI PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI GEJALA ALAM PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KEDUNGPILANG KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DISUSUN OLEH ARIF BUDI WIBOWO NIM : 11510065
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal, 29 Agustus 2015 dan telah ditanyakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Dr. Muh. Saerozi, M.Ag.
________________
Sekretaris Penguji
: Rasimin S.Pd.I., M.Pd.
________________
Penguji I
: Drs. Taufiqul Muin, M.Ag.
Penguji II
: Jaka Siswanta, M.Pd.
_______________ ________________ Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd. NIP. 19670121 199903 1 002
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama
: Arif Budi Wibowo
NIM
: 11510065
Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, Agustus 2015 Yang Menyatakan
Arif Budi Wibowo
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Orang yang berpikiran positif, dalam kondisi apapun juga selalu memacu dirinya sendiri ke arah yang lebih baik, tanpa terpengaruh oleh kondisi luar, selalu berusaha melihat dari segi positif, dan menjadikan halangan sebagai tantangan untuk maju”.
PERSEMBAHAN Kedua Orang Tuaku, Adik-adikku tercinta Sahabat ku tersayang Teman-teman mahasiswa seperjuangan.
vii
KATA PENGANTAR ميحرلا نمحرلا هللا
بسم
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmad dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas VI SD N 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015“. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam di Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. 3. Ibu Peni Susapti, M.Si. Selaku Kajur PGMI IAIN Salatiga. 4. Bapak Rasimin, S.Pd.I.,M.Pd. Selaku dosen pembimbing yang penuh sabar telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. 6. Ibu Sih Rahayu S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD N 1 Kedungpilang yang telah memberikan izin penelitian sehingga penelitian ini dapat selesai.
viii
7. Kedua orang tuaku, adikku, semua saudaraku serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan moral dan materi dalam penyusunan skripsi ini. 8. Sahabat-sahabat seperjuangan yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 9. Kepada Ibu Herlina, A.Md. selaku wali kelas VI SD N 1 Kedungpilang yang turut membantu dalam penelitian. 10. Kepada seluruh siswa kelas VI SD N 1 Kedungpilang yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian. 11. Semua pihak yang terkait dengan ikhlas telah memberikan bantuan baik materil maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, Agustus 2015 Penulis
Arif Budi Wibowo NIM. 11510065
ix
ABSTRAK
Wibowo, Arif Budi. 2015. Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Gejala Alam Pada Siswa kelas VI SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Rasimin, S.Pd.I., M.Pd.
Kata Kunci: Penerapan metode index card match dan Hasil belajar IPS. Hasil Belajar ini merupakan upaya dalam penerapan metode index card match untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015. Rumusan penelitian ini adalah apakah penerapan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi: Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya pada siswa kelas VI SD N 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2015? penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III, tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu: 1) Planning, 2) Acting, 3) Observing, dan 4) Reflecting. Adapun metode pengumpulan data digunakan meliputi tes pilihan ganda, uraian, lembar pengamatan, dan dokumentasi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya. Nilai yang tidak memenuhi KKM pada`pra-siklus (60%), setelah menggunakan penerapan metode index card match pada siklus 1 menjadi (52%), dan siklus II menjadi (20%), dan siklus III menjadi (0%) dan ketuntasan belajar IPS dapat dilihat dari rata-rata hasil tes formatif pada setiap siklus yaitu pra-siklus (52,8), siklus I menjadi (59,6), siklus II menjadi (70,8), dan siklus III menjadi (81,2). Jadi, dari pra siklus ke siklus III nilai rata-rata hasil belajar meningkat sebesar 28,4. Untuk angka ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I naik menjadi 12 anak atau sebesar 48% dan menjadi 20 anak pada siklus II atau sebesar 80%. Dan angka ketuntasan belajar pada siklus II sebanyak 20 anak atau sebesar 80% menjadi 25 anak atau sebesar 100% pada siklus III atau naik sebanyak 5 anak atau 20%. Jadi angka ketuntasan belajar dari pra siklus ke siklus III meningkat sebesar 60% atau sebanyak 15 anak.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL
i
LEMBAR BERLOGO
ii
HALAMAN JUDUL
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULULUSAN
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
vii
KATA PENGATAR .................................................................................................viii ABSTRAK ................................................................................................................x DAFTAR ISI ........................................................................................................... .xi DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR................................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
6
C. Tujuan Penelitian
6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
7
E. Kegunaan Penelitian
8
F. Definisi Oprasional
9
G. Metode Penelitian
11
1. Rancangan Penelitian
11
2. Subjek Penelitian
12
xi
3. Langkah-langkah Penelitian
12
4. Instrumen Penelitian
14
5. Pengumpulan Data
15
6. Analisis Data
16
H. Sistematika Pembahasan .............................................................................. 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar IPS
18
1. Pengertian Hasil Belajar
18
2. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
20
3. Alat untuk mengukur hasil belajar
21
B. IPS
24
1. Pengertian IPS
24
2. Fungsi dan Tujuan IPS
25
3. Ruang Lingkup IPS
25
4. Standar Kompetensi IPS Kelas VI SD/MI
26
C. Metode Pembelajaran
27
1. Pengertian Metode Pembelajaran
27
2. Index Card Match
28
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SD N 1 Kedungpilang
33
1. Letak Geografis SD N 1 Kedungpilang
33
2. Sejarah Singkat
33
3. Identitas SD N 1 Kedungpilang
34
4. Keadaan Gedung SD N 1 Kedungpilang
34
5. Keadaan Guru SD N I Kedungpilang
35
6. Keadaan Peserta Didik SD N 1 Kedungpilang
35
xii
7. Visi dan Misi SD N 1 Kedungpilang
36
8. Kurikulum SD N 1 Kedungpilang
37
9. Subjek Penelitian
37 38
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
38
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
42
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
52
B. Analisis Data Per Siklus
55
1. Deskripsi Siklus I
55
2. Deskripsi Siklus II
56
3. Deskripsi Siklus III
57
C. Pembahasan
59
1. Analisis Siklus I
59
2. Analisis Siklus II
63
3. Analisis Siklus III
68
4. Hasil Rekapitulasi
72
a. Siklus I
73
b. Siklus II
74
c. Siklus III
75
d. Kondisi Akhir
75
BAB V PENUTUP
78
A. Kesimpulan
xiii
79
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas VI
26
2. Tabel 3.1
Data Nama Guru SD N 1 Kedungpilang
35
3. Tabel 3.2
Data Siswa SD N 1 Kedungpilang
35
4. Tabel 3.3
Data Siswa Kelas VI SD N 1 Kedungpilang
43
5. Tabel 4.1
Daftar Nilai Pra Siklus
52
6. Tabel 4.2
Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
55
7. Tabel 4.3
Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
56
8. Tabel 4.4
Data Hasil Belajar Siswa Siklus III
58
9. Tabel 4.5
Data Hasil Belajar Siklus I
59
10. Tabel 4.6
Data Hasil Pengamatan Guru Siklus I
61
11. Tabel 4.7
Data Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
62
12. Tabel 4.8
Data Hasil Belajar Siklus II
63
13. Tabel 4.9
Data Hasil Pengamatan Guru Siklus II
65
14. Tabel 4.10 Data Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
67
15. Tabel 4.11 Data Hasil Belajar Siklus III
68
16. Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Guru Siklus III
69
17. Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Siswa Siklus III
71
18. Tabel 4.14 Data Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Per Siklus
72
xv
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1. 1
Skema Siklus Penelitian.............................................. 14
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pra Siklus
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
Lampiran 5
Lembar Teks Formatif Pra Siklus
Lampiran 6
Lembar Teks Formatif Siklus I
Lampiran 7
Lembar Teks Formatif Siklus II
Lampiran 8
Lembar Teks Formatif Siklus III
Lampiran 9
Lembar Jawaban Pra Siklus
Lampiran 10 Lembar Jawaban Siklus I Lampiran 11 Lembar Jawaban Siklus II Lampiran 12 Lembar Jawaban Siklus III Lampiran 13 Lembar Pengamatan Guru Siklus I Lampiran 14 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I Lampiran 15 Lembar Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 16 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II Lampiran 17 Lembar Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 18 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III Lampiran 19 Daftar Nilai Pra Siklus Lampiran 20 Hasil Belajar Siswa Siklus I Lampiran 21 Hasil Belajar Siswa Siklus II Lampiran 22 Hasil Belajar Siswa Siklus III Lampiran 23 Dokumentasi Lampiran 24 Contoh Kartu Index Card Match Lampiran 25 Lembar Konsultasi Skripsi
xvii
Lampiran 26 Surat Permhonan Izin Penelitian Lampiran 27 Surat Balasan Penelitian Lampiran 28 Daftar Nilai SKK Lampiran 29 Daftar Riwayat Hidup
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan dapat berlangsung di dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan adalah usaha yang dianggap penting guna menjaga keselamatan bangsa dan negara. Ki Hajar Dewantara memngemukakan bahwa pendidikan adalah tuntutan di dalam tubuh anak-anak. Adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dn kebahagiaan setinggi-tingginya (Haryanto, 2012). Untuk mencapai semua itu diperlukan adanya kerjasama yang baik antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Bahkan karena sangat pentingnya dalam hal masalah pendidikan, pemerintah sangat mengapresiasi sehingga lahirlah UU NO 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membina, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Ditegaskan pula bahwa guru berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional (Suwandi, 2008:11). Mengacu pada pasal-pasal di atas sangat jelas bahwa guru merupakan komponen yang sangat penting dalam suksesnya pendidikan Indonesia. Guru
1
memiliki tanggungjawab langsung dalam proses pengajaran di kelas, beinteraksi dengan siswa-siswi dengan berbagai karakter dan level kemampuan, sehingga sangat penting memiliki kompetensi dan keterampilan mengajar yang terejawantahkan dalam teknik, metode dan pendekatan pengajaran di kelas. Poin inilah yang kemudian menarik hati penulis untuk meneliti lebih lanjut bagaimana penerapan metode mempengaruhi kualitas keberhasilan siswa-siswi dalam belajar, dan pada kesempatan ini, penulis akan memfokuskan penelitian pada penerapan salah satu teknik pengajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tingkat Sekolah Dasar (SD). Hambatan belajar dalam hal kesulitan mengingat materi yang telah diajarkan, kesulitan memecahkan masalah dalam soal evaluasi tertulis, dan kesulitan dalam memahami soal tes tertulis. Dari hasil survei bulan November di kelas VI SD Negeri 1 Kedungpilang, menunjukkan bahwa dari 25 siswa hanya 10 siswa atau 40% yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum pada nilai ulangan harian. Berdasarkan pemahaman yang muncul, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan belajar siswa salah satunya menggunakan cara, metode, dan media yang bervariasi. Pembelajaran IPS umumnya membutuhkan kemampuan siswa untuk menghafal materi, sehingga dibutuhkan metode pembelajaran yang membuat siswa menghafal tanpa ada rasa bosan. Salah satunya adalah metode index card match. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa agar tidak tertinggal dengan bangsa lain. Karena itu sistem pendidikan nasional harus menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan
kualitas
2
pendidikan,
serta
relevansi
efesiensi
menejemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan lokal, nasional, global sehingga diperlukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Untuk mewujudkan sistem pendidikan yang demikian itu perlu adanya peran aktif dari semua pihak diantaranya adalah pemerintah, orang tua siswa, guru dan lain-lain. Peningkatan kualitas pendidikan disekolah dapat di tempuh dengan berbagai cara, antara lain: peningkatan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, peningkatan kualitas pembelajaran, efektivitas metode pembelajaran, peningkatan sarana dan prasarana belajar dan bahan ajar yang memadai. Selama ini proses pembelajaran di lingkungan SD/MI masih menganut metode pembelajaran konvensional, yaitu proses pembelajaran berpusat pada guru dan selama itu pada kemampuan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan kemandirian dalam belajar tidak akan tampak. Pembelajaran konvensional menggangap guru adalah Satu-satunya sumber belajar yang serba tahu. Hal ini di perkuat oleh hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian, dan terbukti saat pelajaran di mulai banyak siswa yang berbicara sendiri dan kelihatan sekali mereka merasa bosan dengan metode yang di lakukan oleh guru dalam mata pelajaran IPS. Jika penerapan metode pembelajaran untuk mata pelajaran IPS hanya mengunakan metode ceramah sebagai metode pokok, maka proses pembelajaran akan terasa membosakan bagi siswa karena terasa monoton. Kondisi ini diduga akan sangat mempengaruhi keaktifan siswa di dalam kelas. Metode ceramah sebagai metode pokok bukan berarti tidak cocok untuk di gunakan tetapi pengunaan metode
3
tersebut yang mendominasi menyebabkan siswa merasa bosan, jenuh dan tidak berperan aktif serta tidak bisa belajar mandiri. Untuk itu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan misi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan pemilihan metode yang tepat untuk melaksanakan penerapan pendekatan tersebut. Guna meningkatkan keaktifan dan pemahaman proses belajar bagi siswa, penulis tertarik untuk melakuakan pembelajaran inovatif dengan mengunakan penerapan metode index card match sesuai penerapan misi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Konsep pembelajaran inovatif dengan penerapan index card match akan mendorong guru dan perserta didik melaksanakan praktik pembelajaran secara aktif dan kreatif
sehingga
dapat
di
harapakan
tercapainya
peningkatan
dalam
pembelajaran. Menurut James W. Brown seperti yang dikutip oleh Sardiman A.M (2004:67) mengemukakan bahwa: tugas dan peranan guru antara lain menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mepersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Sedangkan tujuan mengajar adalah membantu siswa untuk menjawab tantangan lingkungan dengan cara yang efektif. SD N 1 Kedungpilang kecamatan wonosegoro kabupaten boyolali hingga saat ini dalam pelaksanaan pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPS masih disampaikan dengan metode ceramah (metode pembelajaran konvensional) sebagai metode yang lebih dominan diterapkan dari pada metode yang lain. Hal ini di perkuat oleh hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti sebelum melakuakn penelitian dan terbukti saat pelajaran dimulai banyak siswa yang berbicara sendiri dan kelihatan sekali mereka merasa
4
bosan dengan metode yang dilakukan oleh guru. Hal ini diduga akan mempengaruhi aktifitas belajar siswa di dalam kelas. Karena materi IPS banyak pemahaman konsep maka peneliti menawarkan diri untuk menerapkan metode index card match untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari peran guru yang merupakan komponen pendidikan yang terlibat langsung dalam pelaksanaan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) di lapangan. Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses pembelajaran dikelas maupun efeknya diluar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Guru memiliki peranan yang sangat penting sehubungan dengan tugasnya sebagai perencana dan pelaksana sekaligus mengevaluasi kegiatan Belajar mengajar (KBM). Guru sebagai pelaksana utama pendidikan dan pelajaran sekolah, maka guru dituntut untuk mampu menerapkan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) dalam kegiatan pembelajaran. Guru dan siswa diharapkan dapat mengetahui apa yang harus dicapai dan sejauh mana efektivitas belajar dicapai. Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan suatu format untuk menetapkan suatu kompetensi yang diharapkan siswa dalam setiap tingkat dan mengambarkan langkah kemajuan siswa menuju kompetensi yang lebih tinggi. Peran guru sebagai pemberi ilmu sudah saatnya berubah menjadi fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mengkontruksi pengetahun mereka sendiri. Proses belajar tidak harus dari guru, siswa bisa saling mengajar dengan siswa yang lainnya.
5
Menurut Silberman Mel. (2010:246). Index Card Match merupakan cara yang menyenangkan dan aktif untuk mengkaji materi pembelajaran. Metode index card match dengan alasan selain siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran siswa juga akan belajar menyampaikan sesuatu pemahaman pada teman serta dapat menjadi pendengar yang baik saat teman lain menyampaikan suatu pemahaman. Selain itu dengan menggunakan metode index card match siswa memiliki antusias dalam proses pembelajaran untuk berlomba-lomba mencari pasangan dari setiap kartu yang dia miliki baik kartu yang berisi pertanyaan maupun kartu yang berisi jawaban. Dengan demikian mereka akan menemukan suasana yang menyenangkan sehingga keberhasilan pembelajaran diharapkan dapat lebih maksimal. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul ‘’Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Gejala Alam Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015’’.
B.
Rumusan Masalah Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Gejala Alam pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi Gejala Alam melalui penerapan metode index card match pada siswa kelas VI 6
SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan Hipotesis penelitian adalah rangkuman atau kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari pengkajian kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesis tindakan yang dipahami sebagai suatu dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan (Basrowi dan Suwandi, 2008:90). 1. Hipotesis Hipotesis adalah suatu dugaan yang mungkin benar dan mungkin juga bisa salah. Hipotesis dibubuhkan karena hipotesis merupakan perumusan dugaan sementara tentang pendapat yang belum bisa dipastikan, sebagai tuntunan dalam penyelidikan untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Dalam penelitian ini, dapat dirumuskan hipotesis “Penggunaan penerapan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Gejala Alam pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015. 2. Indikator Keberhasilan. Indikator Keberhasilan adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan metode yang telah diterapkan dan hasil yang dicapai sudah memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Adapun standar KKM mata pelajaran IPS SD
7
N 1 Kedungpilang adalah 65. Dan guru dapat dinyatakan berhasil dalam pembelajaran apabila telah mencapai tolak ukur keberhasilan ketuntasan klasikal 85%. Penerapan index card match ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai, adapun indikator yang dirumuskan: 1. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan (continue) dari siklus pertama dan seterusnya. 2. Siswa kelas VI memenuhi kriteria ketuntasan dalam pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Presentase pemahaman belajar siswa yang lebih tinggi bila dibandingkan sebelum penerapan metode index card match dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 3. Siswa sangat senang dengan pembelajaran mengunakan penerapan metode index card match. 4. Guru sebagai
mitra
menyatakan terkesan dan tertarik dengan
pembelajaran mengunakan penerapan metode index card match. 5. Jika metode index card match diterapkan dalam pembelajaran IPS, maka hasil belajar siswa pada kelas VI SD Negeri 1 Kedungpilang dapat ditingkatkan.
E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Secara Teoritis a. Untuk pengembangan kurikulum ditingkat sekolah.
8
b. Untuk pelaksanaan inovasi pembelajaran. c. Untuk peningkatan profesionalisme guru melalui proses latihan sistematik secara berkelanjutan. 2. Secara Praktis a. Bagi Siswa Dapat meningkatkan keberanian siswa bertanya, menjawab, dan mengemukakan
pendapat.
Dan
meningkatkan
pemahaman
dan
kreativitas siswa tentang penerapan metode index card match dalam pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. b. Bagi Guru Dapat meningkatkan ketrampilan pengembangan pendekatan, metode atau metode dalam proses pembelajaran siswa aktif. c. Bagi Sekolah. Dapat memberikan masukan yang positif bagi
SD Negeri
1
Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro kabupaten Boyolali sehingga dapat meningkatkan kualitas pengelolan kelas atau dapat memberikan masukan kepada guru-guru yang lain untuk mencoba menerapkan metode pembelajaran index card match.
F. Definisi Operasional Untuk membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini maka peneliti menfokuskan pada masalah penerapan, index card match, dan hasil belajar siswa adapun Defisi Operasional itu sebagai berikut:
9
1.
Penerapan Untuk menerapkan metode pembelajaran kita harus mampu untuk memahami dan menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari (Usman dan Setiawati, 1993:112). Pemahaman dapat juga dimaknai sebagai kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep (Nana Sudjana, 1988:50-54). Dalam hal ini peneliti mencoba menerapkan metode index card match pada mata pelajaran IPS Materi Gejala Alam di SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali.
2. Index card match Cara yang menyenangkan dan aktif untuk mengkaji materi pembelajaran. Para peserta bermain dalam sebuah kuis dan berpasangan (Mel. Silberman, 2010:246). Index Card Match juga dapat dimaknai sebagai salah satu teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai reviewing strategis (strategi perulangan) (Mel. Silberman, 2006:250) 3. Hasil Belajar IPS Menurut Susanto (2013:5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan, Gagne yang dikutip Agus Suprijono (2009:5).
10
IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora (Rasimin, 2012:11). Tolak ukur dari kegiatan ini sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 65. Pada mata pelajaran IPS di SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan mengunakan penelitian tindakan kelas, istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR). Kalau di Indonesia di kenal dengan sebutan PTK, penelitian ini dikemas dalam penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki mutu praktik dalam pembelajaran dikelasnya (Arikunto, 2007:58). Karakteristik yang khas dari penelitian tindakan kelas adanya aksi tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar dikelasnya, (Arikunto, 2007:107). Sedangkan penelitian tindakan kelas (Mudilarto, 2004:1) adalah sebuah penelitian yang dilakuakan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan terdiri atas empat rangkaian yang dilakukan secara berulang-ulang yakni berupa tahapantahapan sebagai berikut.
11
a. Perencanaan. b. Tindakan. c. Pengamatan. d. Refleksi 2. Subjek penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah: a. Siswa kelas VI SD N 1 Kedungpilang,dengan jumlah siswa 25 orang dengan siswa Laki-laki 11 orang dan siswi perempuan 14 orang serta guru kelas VI, alasan penelitian subjek kelas VI karena peneliti sebagai guru kelas VI
menemukan berbagai hambatan dalam pencapaian
pengajaran mata pelajaran IPS. b. Tempat penelitian, di SD N 1 Kedungpilang, Dusun Kunciombo, Desa Kedungpilang, Kec. Wonosegoro, Kab. Boyolali. c. Pelaksanaan Penelitian, 15 November 2014 sampai 28 Januari 2015. 3. Langkah-langkah/penelitian a. Tahap Perencanaan 1) Membuat skenario pembelajaran dengan metode index card match, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 2) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan. 3) Menyusun daftar pertayaan untuk tanya jawab. 4) Mempersiapkan perlengkapan index card match yang dibutuhkan. 5) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk penilaian pemahaman siswa.
12
6) Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru selama dalam pembelajaran. 7) Menyusun test formatif untuk siswa. 8) Target yang diharapkan dalam penerapan metode index card match ini keberhasilan minimal memenuhi kriteria KKM. b. Tahap Tindakan Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang serupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu, pendahuluan, inti, dan penutup dan pada RPP kegiatan inti meliputi elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi. c. Tahap Pengamatan Pada tahap ini segala aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat, dan di nilai kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan insiatif Siswa selama kegiatan pembelajaran. Pantauan guru saat pembelajaran berlangsung, kondisi Siswa mampu menyerap konsentrasi secara maksimal atau tidak. d.
Tahap Refleksi 1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi. 3) Analisis hasil pembelajaran memperbaiki kelemahan siklus 1 dan siklus II.
13
Untuk lebih jelasnya berikut adalah skema siklus penelitian PTK. Perencanaan SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan SIKLUS II
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
? Gambar 1.1 Tahapan dalam siklus penelitian tindakan kelas. (Sumber: Arikunto, 2007:236) 4.
Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data pada penelitian ini, bentuk instrumen penelitian adalah: a. Pedoman/lembar
pengamatan
(observasi)
digunakan
untuk
mengamati kegiatan dalam proses belajar dengan menggunakan penerapan metode index card match. b. Tes / soal digunakan untuk mengetahui berhasil tidaknya Siswa dalam menguasai materi setelah menggunakan penerapan metode index card match. c. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui keadaan sekolah sebagai tempat penelitian. Yang berisi tentang profil, data sekolah, foto keadaan sekolah.
14
d. Wawancara digunakan untuk mengetahui keadaan sekolah sebagai tempat penelitian secara lebih rinci. 5. Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan: a. Observasi (Pengamatan) Menurut Arikunto dkk (2008:127), observasi (Pengamatan) adalah kegiatan pengamatan atau pengalihan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan diterapkannya metode index card match. b. Tes/soal Tes
merupakan
seperangkat
rangsangan
(stimulus)
yang
diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan skor angka (Hamdani dan Dodi dkk, 2008:77) Peneliti akan menggunakan tes objektif yaitu pilihan ganda (multiple choice test), dan uraian. c. Dokumentasi Dokumentasi terdiri dari atas tulisan pribadi seperti buku harian, surat-surat, dan dokumentasi resmi (Hamdani dan Dodi dkk 2008:76). Dalam penelitian ini data yang akandiambil dari dokumentasi adalah data mengenai keadaan sekolah baik dari sisi sistem pendidikan maupun dari segi organisasi sekolah.
15
6.
Analisis Data Semua data yang telah kita peroleh dan kita kumpulkan pada dasarnya untuk menguji atau membuktikan kebenaran hipotesis. Benar tidaknya dugaan itu akan dibuktikan melalui data yang kita peroleh dari lapangan. Oleh sebab itu, pada tahap ini data sebagaimana adanya harus dianalisa, diolah, dan disusun sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan. Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan dilakukan analisis dengan: a. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: M = Nilai rata-rata = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa b.
(Djamarah, 2006:64)
Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = nilai dalam persen F = Frekuensi N = Jumlah keseluruhan (Djamarah, 2006:225-226) 16
H. Sistematika Pembahasan Bab I berisi Pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, Penegasan istilah, metode penelitian, sistematika pembahasan. Bab II berisi Kajian Pustaka yang mencakup hasil belajar IPS, hakekat pembelajaran IPS, metode pembelajaran, dan Metode Index Card Match . Bab III berisi deskripsi Penelitian yang mencakup pelaksanaan penelitian: subjek penelitian, diskripsi pelaksanaan siklus I, diskripsi pelaksanaan siklus II dan diskripsi pelaksanaan siklus III. Bab IV
berisi Hasil Penelitian yang mencakup pembahasan hasil
penelitian, diskripsi paparan per siklus meliputi, deskripsi paparan siklus I, deskripsi paparan siklus II, deskripsi paparan siklus III dan pembahasan. Bab V berisi Penutup yang mencakup dua sub pokok yaitu kesimpulan dan saran.
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar IPS 1. Pengertian Hasil Belajar Belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulanganpengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena kebetulan (Mulyati, 2005:5). Slameto (1995:2) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Guilford dalam Mustaqim (2004:34) belajar adalah perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari rangsangan. Seseorang belajar pada dasarnya didorong oleh keinginannya untuk mengembangkan perilakunya yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari proses belajar pada diri seseorang inilah disebut hasil belajar. Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar (Sam’s, 2011:33). Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Menurut Purwanto (1999:79) belajar adalah merupakan proses psikis yang berlangsung
dalam
interaksi
aktif
manusia
dengan
lingkungannya
dan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, nilai, dan 18
sikap yang bersifat konstan/menetap. Berdasarkan
berbagai pengertian belajar
menurut beberapa ahli di atas dapat dikatakan bahwa pengertian belajar adalah terjadinya perubahan pada orang yang belajar, perubahan tampak dari belum mampu menjadi mampu. Perubahan-perubahan dapat berupa sesuatu yang baru, yang segera nampak dalam perilaku nyata atau yang masih tersembunyi, mungkin juga perubahan hanya berupa penyempurnaan terhadap hal yang sudah dipelajari. Dalam islam juga menganjurkan untuk belajar atau kewajiban memperdalam ilmu itu sebagai petunjuk bagi sesama manusia seperti, Dalam Al Quran juga dijelaskan pada surat At- Taubah ayat 122:
َ ۞و َما َكانَ ۡٱل ُم ۡؤ ِمىُىنَ ِليَى ِف ُسواْ َكآفَّةٗۚ فَلَ ۡى ََل وَفَ َس ِمه كُ ِّل فِ ۡسقَةٗ ِ ّم ۡى ُه ۡم ٗطآئِفَة َ ٢١١ َِّيه َو ِليُىر ُِزواْ قَ ۡى َم ُه ۡم ِإذَا َز َجع ُ ٓىاْ إِلَ ۡي ِه ۡم لَعَلَّ ُه ۡم يَ ۡحرَ ُزون ِ ِلّيَتَفَقَّ ُهىاْ فِي ٱلد Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya
Kaitannya dengan hasil belajar, Susanto (2013:5) membagi ke dalam tiga kawasan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kogninif berkaitan dengan tujuan pembelajaran dalam kaitannya dengan kemampuan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Ranah afektif berkenaan dengan tujuantujuan yang berkenaan dengan sikap, nilai, minat dan apresiasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan motorik dan memanipulasi bahan atau objek (Sam’s, 2005:35). Hasil belajar dalam ranah kognitif menurut
19
Susanto (2013:5) ini secara rinci mencakup kemampuan mengingat dan memecahkan masalah berdasarkan apa yang telah dipelajari peserta didik. Beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai oleh siswa berupa keterampilan yang dinyatakan dalam penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan. 2. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Hasil belajar kaitan erat dengan proses belajar sehingga faktor yang mempengaruhi belajar akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Seperti apa yang diutarakan oleh Suryabrata, 2004 (dalam Sriyanti, 2009:23), secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis. 1. Faktor fisiologis Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor ini antara lain tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu. 2. Faktor psikologis Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi,
20
motivasi,
minat,
bakat,
sikap,
kepribadian,kematangan,
dan
lain
sebagainya. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu yang sedang belajar. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial. 1) Faktor nonsosial Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya. 2) Faktor sosial Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor ini antara lain yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Faktor eksternal
dan internal mempengaruhi
keberhasilan belajar.
Pengaruhnya bisa bersifat positif (mendukung), namun bisa juga negatif (menghambat). 3. Alat untuk Mengukur Hasil Belajar Menurut pengertian umum, alat adalah sesuatu yang digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien (Mustaqim, 2005:170). Adapun Arikunto membagi alat evaluasi menjadi 2 macam, yaitu : tes dan non tes (1995:23).
21
a. Tes Arikunto menjelaskan bahwa tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid (1995:29). Mustaqim menerangkan bahwa tes berasal dari bahasa Perancis kuno “testum” yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam (Mustaqim, 2005:174-175). Arikunto (1995:30-37) membagi jenis tes ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan menjadi 3 macam tes, yaitu : 1) Tes diagnosik Tes diagnosik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahankelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tesebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. 2) Tes Formatif Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Evaluasi formatif atau tes formatif diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir proses. 3) Tes Sumatif Tes Sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program, dapat disamakan dengan ulangan harian. Menurut Mustaqim (2004:176-177), tes sumatif dibedakan menjadi dua yaitu :
22
a) Tes Subyektif Sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan/uraian kata-kata. b) Tes Obyektif Yaitu apabila pemeriksaannya dapat dilakukan secara obyektif. Macam-macam tes obyektif : 1) Tes benar salah 2) Tes pilihan Ganda 3) Menjodohkan 4) Tes isian dirasa masih sulit. Selain menggunakan teknik tes berupa tes formatif, hasil belajar siswa diukur menggunakan teknik non tes berupa observasi atau pengamatan. Teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap guru dan siswa dan melakukan pencatatan secara otomatis, memberikan skor atau nilai terhadap hasil pengamatan. b. Non tes Berikut ini macam alat evaluasi non tes : 1) Skala bertingkat Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. 2) Kuesioner Sering dikenal sebagai angket. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang haris diisi oleh orang yang akan diukur/responden.
23
3) Daftar cocok (cek list) Daftar cocok adalah deretan pertanyaan (yang biasa disingkat-singkat) di mana responden tinggal membubuhkan tanda (√) di tempat yang sudah disediakan. 4) Wawancara (interview) Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. 5) Observasi Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (1995:23-28). B. IPS 1. Pengertian IPS IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial serta berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia (Departemen Agama, 2004:77). Sedangkan menurut Rasimin (2012:11) IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidangbidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Menurut Ahmadi (1997:34) IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah (elementary and secondary school).
24
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan pengertian IPS adalah suatu disiplin ilmu sosial atau bidang kajian sosial kemasyarakatan yang mempelajari manusia pada konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Bidang kajian IPS adalah mempelajari kehidupan manusia dan interaksinya dalam kehidupan yang ada pada lingkungan masyarakat. 2. Fungsi dan Tujuan IPS Mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Secara umum tujuan IPS adalah sebagai berikut (Departemen Agama 2004:78):
a.
Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagodis dan psikologis.
b.
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampailan dalam kehidupan sosial.
c.
Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai- nilai sosial dan kemanusiaan.
d.
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global.
3. Ruang Lingkup IPS Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek- aspek sebagai berikut: a. Sistem sosial dan budaya b. Manusia, tempat, dan lingkungan. c. Perilaku ekonomi, dan kesejahteraan. d. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan.
25
e. Sistem berbangsa dan bernegara.
26
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas VI SD/MI Semester I Tabel 2.1 SK dan KD IPS SD/MI Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Memahami perkembangan wilayah
1.1 Mendeskripsikan perkembangan
Indonesia, kenampakan alam dan
sistem administrasi wilayah
keadaan sosial negara-negara di
Indonesia
Asia Tenggara, serta benua-benua
1.2 Membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga 1.3 Mengidentifikasi benua-benua
JUMLAH
Semester II Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
2. Memahami gejala alam yang terjadi 1.1 Mendeskripsikan gejala (peristiwa) diIndonesiadan sekitarnya
alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga 1.2 Mengenal cara-cara menghadapi bencana alam
27
3. Memahami peranan bangsa
3.1 Menjelaskan peranan Indonesia
Indonesiadi era global
pada era global dan dampak positif serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia. 3.2 Mengenal manfaat ekspor dan impor di Indonesia sebagai kegiatan ekonomi antar bangsa
C. Metode Pembelajaran 1. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran (Sudjana, 2005:76). Metode pembelajaran cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Wina Sanjaya, 2008:147). Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan proses belajar mengajar yang telah ditetapkan. Menurut Abdurrahman Ginting, (2008:42) metode pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar. Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untukmenyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam
kelas
baik
secara
individual atau secara kelompok agar materi
28
pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik (Abu Ahmadi dan Joko Tri Prastya, 2005:52). Dalam kenyataannya, cara atau metode pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Khusus metode pembelajaran di kelas, efektifitas metode dipengaruhi oleh faktor tujuan, faktor siswa, faktor situasi dan faktor guru itu sendiri. Dengan demikian metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting, karena keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada cara guru dalam menggunakan metode pembelajaran. Cepat lambatnya peserta didik dalam belajar IPS sangat erat kaitannya dengan metode yang dipakai karena berpengaruh dengan cocok apa tidaknya metode itu diterapkan. Suatu metode mempunyai cara-cara yang berbeda dengan metode yang lain sehingga harus melihat lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat. Oleh karena itu salah satu yang bertanggung jawab dalam pendidikan adalah guru. 2. Index Card Match a. Pengertian Index Card Match Index Card Match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pembelajaran. Ia membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan quiz kepada lawan sekelas (Mel. Silberman, 2001:232). Index Card Match merupakan cara yang menyenangkan dan aktif untuk mengkaji materi pembelajaran. Para peserta bermain dalam sebuah kuis dan berpasangan (Mel. Silberman, 2010:246)
29
Salah
satu
bentuk
strategi
pembelajaran
aktif
adalah
metode
pembelajaran Index Card Match (pencocokan kartu indeks). Index Card Match adalah salah satu teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai reviewing strategis (strategi pengulangan) (Mel. Silberman, 2006:250) Metode
Index Card Match ini berhubungan dengan cara-cara untuk
mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan serta kemampuan mereka saat ini dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan. Biasanya guru dalam kegiatan belajar mengajar memberikan banyak informasi kepada siswa agar materi ataupun topik dalam program pembelajaran dapat terselesaikan tepat waktu, namun guru terkadang lupa bahwa tujuan pembelajaranbukan hanya materi yang selesai tepat waktu tetapi sejauh mana materi
telah
disampaikan dapat diingat oleh siswa. Karena itu dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan peninjauan
ulang
atau
review untuk
mengetahui apakah materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Silberman (2006:250) salah satu cara yang pasti untuk membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari. Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat di dalam pikiran daripada materi yang tidak dilihat dari aktivitas belajar siswa, siswa yang mendapat pelajaran dengan menggunakan metode index card match akan lebih aktif dan
30
bergairah dalam belajar. Hal yang sama terjadi pada indikator bentuk pembelajaran,
metode
index
card
match dalam
penggunaannya
menunjukkan interaksi banyak arah antara guru dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam kadar yang intensif serta suasana kelas yang harmonis. b. Fungsi Index Card Match 1. Agar anak-anak lebih cepat dalam pembelajaran 2. Anak akan lebih mudah dalam memahami suatu materi 3. Tidak merasa kejenuhan dalam pembelajaran. c. Langkah-langkah Dalam Membuat Index Card Match 1.
Tulislah dalam kartu indeks terpisah nama teknik/atau konsep yang telah dipelajari pada sesi pelatihan (misalnya,”diskusi fish bowl”). Buatlah kartu-kartu tersebut sebanyak setengah jumlah peserta.
2. Pada kartu lain yang terpisah, tulislah definisi yang tepat atau cntohcontoh yang jelas tentang teknik dan konsep tersebut. Misalnya, diskusi fish bowl adalah “cara untuk mengadakan diskusi kelompok kecil dalam lingkup kelompok besar”. 3. Gabungkan dua kelompok kartu tersebut dan kocoklah beberapa kali sehingga teracak sempurna. 4. Bagikan satu kartu pada setiap peserta. Jelaskan pada mereka bahwa ini
adalah
permainan
mencocokkan kartu.
Sebagian
peserta
memegang kartu yang bertuliskan nama teknik atau konsep yang dipelajari dalam sesi pelatihan, dan sebagian peserta lainnya memegang kartu bertuliskan definisi atau contoh-contohnya.
31
5. Seluruh para peserta menemukan pasangan kartunya. Apabila sudah terbentuk pasangan-pasangan, mintalah setiap pasangan untuk duduk bersebelahan. (beri tahu mereka untuk tidak membuka kartu masingmasing. 6. Apabila semua pasangan (dengan kartu-kartunya
yang telah
berpasangan) sudah duduk, salah satu anggota pasangan menanyakan pada semua peserta lain tentang teknik atau konsep yang ada di kartu mereka, dengan cara membacakan definisi atau contoh-contohnya. d. Kelebihan dan kelemahan Index Card Match 1) Kelebihan Metode Pembelajaran Index Card Match Kelebihan Metode Pembelajaran index card match adalah: 1. Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa. 3. Mampu
menciptakan
suasana
belajar
yang
aktif
dan
menyenangkan. 4. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf kesuksesan belajar. 5. Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain. 2) Kelemahan Metode Pembelajaran Index Card Match Kelemahan Metode Pembelajaran index card match adalah: 1. Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas dan prestasi. 2. Guru harus meluangkan waktu yang lebih.
32
3. Lama untuk membuat persiapan. 4. Guru harus memiliki jiwa demokratis dan keterampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas. 5. Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah. 6. Suasana kelas menjadi gaduh sehingga dapat mengganggu kelas.
33
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SD N 1 Kedungpilang 1. Letak Geografis SD N 1 Kedungpilang SD N 1 Kedungpilang terletak di Dusun Kunciombo, Desa Kedungpilang, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Letak SD bisa dikatakan strategis karena bersebelahan dengan TK Dharma Wanita dan Balai Desa desa kedungpilang, yang terletak di sebelah selatan SD, sedangkan di sebelah utara SD adalah masjid, dan sebelah timur merupakan pemukiman penduduk. 2. Sejarah Singkat Keberadaan SD N 1 Kedungpilang di Dusun Kunciombo Desa Kedungpilang Kecamatan wonosegoro Kabupaten Boyolali, tidak lepas dari para sesepuh (orang tua/masyarakat sekitar) dan keberadaan masjid yang berada di Dusun Kunciombo. SD N 1 Kedungpilang berdiri tahun 1969, yang mana pada awalnya masyarakat bersekolah di SR Mongkrong yang jaraknya cukup jauh dari desa Kedungpilang. Kemudian dengan keinginan dari masyarakatpada waktu itu agar jarak dari pemukiman penduduk menuju ke sekolah menjadi dekat, maka pada akhirnya tahun 1969 SD N 1 Kedungpilang resmi di resmikan.
34
3. Identitas SD N 1 Kedungpilang Berdasarkan data dokumentasi SD N 1 Kedungpilang ditemukan adanya data yang menjelaskan identitas Sekolah tersebut. Adapun identitas SD sebagai berikut: 1) Nama Sekolah
: SD N 1 Kedungpilang
2) No. Induk sekolah
: 647
3) No. statistic sekolah
: 101030918017
4) Akreditasi sekolah
: Peringkat B
5) Tahun Pendirian
: 1969
6) Waktu Pembelajaran
: Pagi 07-15 sampai siang 12.30
7) Alamat
: Dusun Kunciombo, Desa Kedungpilang, Kec.Wonosegoro Kab/Kota Boyolali
8) NPWP sekolah
: 20.036.052.7.527.000
9) Nama kepala sekolah
: Sih Rahayu Supatmi, S.Pd
10)
No. SK
: 421.2/013/XVII/34/85
11)
Kepemilikan tanah
: Pemerintah
12)
Luas tanah
: 1335 m
13)
Luas bangunan
: 466 m
4. Keadaan gedung SD N 1 Kedungpilang Keadaan gedung yang dimiliki SD N 1 Kedungpilang antara lain, yaitu: 1) 6 lokal kelas dari kelas I-VI. 2) 1 lokal kelas untuk ruang Kepala Sekolah dan Guru. 3) 2 lokal wc untuk siswa dan 1 untuk guru.
35
4) 1 lokal ruang untuk perpustakaan. 5.
Keadaan guru SD N 1 Kedungpilang Adapun jumlah guru di SD N 1 Kedungpilang berjumlah 9 yang terdiri dari 4 laki-laki, dan 5 perempuan. Untuk lebih jelas mengenai data guru SD N 1 Kedungpilang dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini: Tabel 3.1 Data Nama Guru SD N 1 Kedungpilang
1
Sih Rahayu Supatmi, S.Pd
Jenis Kelamin Perempuan
2
Suminah, S.Pd.SD
Perempuan
S.1
Guru Kelas 1
3
Joko Wiyono, S.Pd
Laki-Laki
S.1
Guru Olahraga
4
Rahesti Sista M, S.Pd.SD
Perempuan
S.1
Guru kelas V
5
Nurul Hidayati, Ama
Perempuan
D.2
Guru kelas II
6
M. Isbiyanto, S.Pd
Laki-laki
S.1
Guru kelas III
7
Herlina, A.Md
Perempuan
D.3
Guru kelas VI
8
Arif Budi Wibowo
Laki-laki
SMA
Guru Agama
9
M. Ansori, S.Pd.I
Laki-laki
S.I
No
Nama
Ijazah
Jabatan
S.1
Kepala sekolah
Guru Kelas IV
6. Keadaan Peserta Didik SD N 1 Kedungpilang Adapun jumlah peserta didik SD N 1 Kedungpilang dari kelas I-VI berjumlah 200 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2 Data Siswa SD N 1 Kedungpilang KELAS
JML Kelas 1+2+3 4+5+6
I
II
III
IV
V
VI
Jml Rombel
Jml Rombel
Jml Rombel
Jml Rombel
Jml Rombel
Jml Rombel
2012/2013
42
1
37
1
28
1
27
1
21
1
27
1
182
6
2013/2014
39
1
42
1
38
1
27
1
25
1
19
1
190
6
2014/2015
35
1
37
1
41
1
37
1
25
1
25
1
200
6
TAHUN AJARAN
36
7. Visi dan Misi SD N 1 Kedungpilang a. Visi SD N 1 Kedungpilang SD N 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali sebagai lembaga pendidikan dasar perlu mempertimbangkan harapan murid, orang tua murid, lembaga pengguna lulusan madrasah dan masyarakat dalam merumuskan visinya. SD N 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, era informasi dan globalisasi yang sangat cepat, SD N 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali ingin mewujudkan harapan dan respon dalam visi berikut : Terwujudnya kelulusan dan kehormatan siswa dengan nilai yang baik berkesinambungan antara IMTAQ dan IPTEK sehingga mampu berkompetensi di masyarakat secara sehat dan berakhlakul karimah. b. Misi SD N 1 Kedungpilang a.
Melaksanakan pembelajaran secara profesional.
b. Mewujudkan peserta didik yang berkwalitas, kreatif, terampil, mandiri, dan profesional berdasar iman dan ketaqwaan. c. Mengembangkan potensi peserta didik sesuai bakat dan minatnya seoptimal mungkin. d. Meningkatkan kinerja warga sekolah untuk mencapai keberhasilan program sekolah.
37
e. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. f. Mengembangkan pembelajaran dengan pola PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. 8. Kurikulum SD N 1 Kedungpilang Mata Pelajaran yang diajarkan di SD N 1 Kedungpilang, antara lain yaitu Bhs Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Pendidikan Agama, Pkn, Penjas, Seni Budaya dan Keterampilan, Bhs Inggris, Bhs Jawa, dan BTA. Ekstrakurikuler yang diadakan di SD N 1 Kedungpilang, yaitu pramuka. 9. Subjek Penelitian Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VI. Berdasarkan dokumen SD N 1 Kedungpilang ditemukan data siswa kelas VI, dengan jumlah 25 yang terdiri dari 11 laki-laki dan 14 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini: Tabel 3.3 Data Siswa Kelas VI SD N 1 Kedungpilang No
Nama Siswa
Jenis Kelamin
1
Alvito Vikar
L
2
Amilatun Anisa
P
3
Arif Prasetya
L
4
Dwi Akadianingsih
P
5
Diah Ayu Rengganis
P
6
Erik Andri
L
7
Ilham Rahmad
L
8
Intan Yuliana
P
9
Kiki Mitasari
P
10
Misbahul Anam
L
38
11
MuhamadArdiansyah
L
12
Muhammad Irkham
L
13
Nurul Fadillah
P
14
Rahayu Amalia
P
15
Riani
P
16
Sugeng
L
17
Vebi Ainur R.
P
18
Wafikatur Rohmah
P
19
Yudi Kristiyanto
L
20
Ana Mufidah
P
21
Kelvin Aldi
L
22
Kustiya Intan
P
23
Gilang Ramadhan
L
24
Eri Sri Mutiarasari
P
25
Aisyah Sukmaningsih
P
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1.
Siklus I Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan pada semester II hari Sabtu tangal 10 Januari 2015 selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2 x 35). Pelaksanaan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VI semester 2 kompetensi yang menjadi topik adalah: memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya. Hari sabtu adalah hari sesuai jadwal pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan dalam 4 (empat) tahap yaitu, dengan alur perencanaan (planning), tindakan (acting). pengamatan(observing), dan refleksi (reflecting), sesuai garis besar pelaksanaan dapat di diskripsikan sebagai berikut:
39
a. Tahap Perencanaan 1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu, Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya. 2) Merancang rencana pembelajaran sebagai dalam kegiatan belajar mengajar. 3) Merancang kegiatan pembelajaran dengan alat dan bahan yang diperlukan. 4) Merancang soal-soal sarana untuk mengetahui kemampuan siswa. 5) Merancang atau menyiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru, guna mengetahui perubahan dan pengembangan. 6) Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk siswa, guna untuk mengetahui perubahan dan pengembangan. 7) Mengunakan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. b.
Tahap Tindakan Kegiatan awal, ( 5 menit ) Apersepsi 1) Guru memberi salam. 2) Guru mengabsen kehadiran siswa. 3) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran dimulai. 4) Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti, (60 menit)
40
Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1) Guru menjelaskan cara belajar aktif dengan menggunakan metode index card match kepada siswa. 2) Guru memberikan gambar bencana tanah longsor kepada siswa. 3) Guru menjelaskan bencana tanah longsor kepada siswa. 4) Guru menjelaskan sebab-sebab terjadinya bencana tanah longsor. 5) Guru menjelaskan ciri-ciri daerah yang rawan terkena bencana tanah longsor. 6) Guru menjelaskan upaya mengatasi bahaya bencana tanah longsor. 7) Guru membagi kartu yang berisi soal dan jawaban kepada siswa dan dibagikan secara acak. 8) Siswa diminta untuk mencari pasangan dan mencocokkan kartu yang sesuai antara soal dan jawaban. 9) Melibatkan
peserta
didik
secara
aktif
dalam
setiap
kegiatan
pembelajaran. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) Menfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. 2) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. 3) Memfasilitasi
peserta
didik berkompetensi
meningkatkan prestasi belajar.
41
secara
sehat
untuk
4) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. 5) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja kerja individual maupun kelompok. 6) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri. Konfirmasi. Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. 2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Kegiatan penutup, (5 menit) Dalam kegiatan penutup, guru: 1)
Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama.
2)
Guru mengucapkan salam.
c. Tahap Pengamatan Pada
tahap
ini
dilaksanaakan
observasi/pengamatan
terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain: 1) Digunakan lembar observasi oleh guru untuk mengamati partisipasi perserta didik pada saat pembelajaran. 2) Digunakan lembar observasi oleh guru untuk kolaborator untuk mengamati aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung. d.
Tahap Refleksi
42
Setelah dilakukan perencanaan, tindakan dan pengamatan, peneliti bersama kolaborator mengadakan refleksi dan tindakan-tindakan yang telah dilakukan, yaitu pembelajaran melalui penerapan metode index card match, dengan penerapan tersebut apakah dapat meningkatkan hasil belajar. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan seberapa jauh tingkat perubahan kemampuan siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Juga mengkaji keberhasilan dan kegagalan pada pre test sebagai persiapan tindakan selanjutnya. 2.
Siklus II Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan pada semester II hari Sabtu tanggal 17 Januari 2015 selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2 x 35). Pelaksanaan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VI semester 2 kompetensi yang menjadi topik adalah memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya. Hari Sabtu adalah hari sesuai jadwal pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, pelaksanaan tindakan siklus II ini dilakukan dalam 4 (empat) tahap, yaitu, dengan alur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), sesuai garis besar pelaksanaan dapat di diskripsikan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan, antara lain: Rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus II peneliti berupaya meningkatkan partisipasi keaktifan dan pemahamansiswa, serta hasil dalam
43
pembelajaran. Materi yang dibahas dalam siklus ini masih sama yaitu, Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya. Adapun perencanaan dalam siklus ini sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I. 2) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu, Memahami gejala alam yang terjadi diIndonesiadan sekitarnya. 3) Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar. 4) Mempersiapkan penerapan index card match dengan baik. 5) Merancang soal-soal untuk dikerjakan siswa dan merancang tes formatif untuk mengetahui kemampuan siswa. 6) Merancang lembar observasi untuk mengetahui atau mendapatkan data perubahan dan perkembangan siswa. 7) Merancang lembar observasi untuk guru guna mengetahui perubahan dan perkembanganya dalam proses pembelajaran. b. Tahap Tindakan Rencana pelaksanaan pembelajaran Kegiatan awal, (5 menit). Apersepsi 1) Guru memberi salam. 2) Guru mengabsen kehadiran siswa. 3) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran dimulai.
44
4) Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran. 5) Guru meriview pelajaran yang di simpulkan sebelumnya. Kegiatan inti, (60 menit) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1) Dengan penjelasan guru siswa dapat menjelaskan bencana gempa bumi. 2) Dengan penjelasan guru siswa dapat menyebutkan gejala-gejala alam yang merupakan tanda akan adanya gempa bumi. 3) Dengan penjelasan dari guru siswa dapat menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan apabila terjadi gempa bumi. 4) Guru membagi kartu yang berisi soal dan jawaban kepada siswa dan dibagikan secara acak. 5) Siswa diminta untuk mencari pasangan dan mencocokkan kartu yang sesuai antarasoal dan jawaban. 6) Melibatkan
peserta
didik
secara
aktif
dalam
setiap
kegiatan
pembelajaran Elaborasi. Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) Menfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. 2) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,dan bertindak tanpa rasa takut. 3) Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk 45
meningkatkan prestasi belajar. 4) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. 5) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja kerja individual maupun kelompok. 6) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. 2) Guru bersama siswa bertanya jawab membuat rangkuman atau simpulan pembelajaran. 3) siswa disuruh mencatat tentang materi yang telah disimpulkan. Kegiatan penutup, (5 menit) 1) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama. 2) Guru mengucapkan salam. c. Tahap pengamatan Pada
tahap
ini
dilaksanaakan
obsevasi/pengamatan
terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain: 1) Digunakan lembar observasi oleh guru untuk mengetahui partisipasi siswa pada saat kegiatan pembelajaran.
46
2) Digunakan lembar observasi oleh guru kolaborator mengamati aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 3) mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan metode index card match yang sedang berlangsung. 4) melakukan diskusi dengan guru untuk membantu tentang kelemahankelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran serta perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. 5) Guru memberikan pengarahan terhadap siswa yang kurang maksimal dalam mengerjakan tugasnya. d. Tahap Refleksi Pada siklus II ini siswa sudah mulai menunjukan partisipasi dalam pembelajaran mulai menunjukan peningkatan dan pemahaman, siswa sudah menunjukkan perubahan yang lebih baik di banding dengan siklus I, hal ini guru sudah mengunakan penerapan metode index card match dengan baik. sehingga siswa banyak yang paham dengan seksama selain itu bimbingan dan motivasi guru cukup untuk mereka mengerti akan materi yang disajikan lewat penerapan metode index card match. Dilihat dari hasil tes yang menunjukkan peningkatan. 3. Siklus III Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus III dilaksanakan pada semester II hari Sabtu tanggal 24 Januari 2015 selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2 x 35).
47
Pelaksanaan ini sesuai dengan program semestermata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VI semester 2 kompetensi yang menjadi topik adalah Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya. Hari Sabtu adalah hari sesuai jadwal pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, pelaksanaan tindakan siklus III ini dilakukan dalam 4 (empat) tahap yaitu, dengan alur perencanaan (planning), tindakan (acting), Pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Sesuai garis besar pelaksanaan dapat di diskripsikan sebagai berikut: a. Tahap perencanaan, antara lain: Rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus III, peneliti masih berupaya meningkatkan partisipasi siswa dan pemahaman materi Ilmu pengetahuan sosial dalam pembelajaran. Materi yang dibahas dalam siklus ini masih sama yaitu, Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya. Adapun perencanaan dalam siklus ini sebagai berikut: 1) Mengindetifikasi dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada siklus II. 2) Menetukan sub bahasan, yaitu memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya. 3) Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaransiklus III, RPP ini disusun
dengan
mempertimbangkan
hasil
pembelajaran
atau
kelemahan pada siklus II (RPP) ini dilakukan sebelum tindakan. 4) Mendiskusikan penerapan index card match dengan guru peneliti mendiskusikan tata cara pelaksanaan penerapan index card match
48
pada siklus III dengan guru kolaborator. Guna mempersiapkan perlengkapan index card match agar lebih baik dari siklus I dan II. 5) Merancang Soal-soal untuk dikerjakan siswa sebagai tes formatif untuk mengetahui kemampuan siswa. 6) Merancang lembar observasi untuk mengetahui atau mendapatkan data atau perubahan dan perkembangan siswa. 7) Merancang lembar observasi untuk guru guna mengetahui perubahan dan perkembangan. 8) Mengupayakan siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran. b.
Tahap Tindakan Kegiatan awal, (5 menit). Apersepsi 1) Guru memberi salam. 2) Guru mengabsen kehadiran siswa. 3)
Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran dimulai.
4)
Guru menayakan kabar keadaan siswa.
5)
Guru menuliskan materi yang akan di capai.
6) Guru meriview pelajaran yang di simpulkan sebelumnya. Kegiatan inti, (60 menit) antara lain: Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1) Dengan penjelasan dari guru siswa dapat menjelaskan cara mengurangi kerugian pada saat terjadi bencana banjir.
49
2) Dengan penjelasan dari guru siswa dapat menjelaskan cara mengurangi kerugian pada saat terjadi bencana tanah longsor. 3) Dengan penjelasan dari guru siswa dapat menjelaskan cara mengurangi kerugian pada saat terjadi bencana gempa bumi. 4) Guru membagi kartu yang berisi soal dan jawaban kepada siswa dan dibagikan secara acak. 5) Siswa diminta untuk mencari pasangan dan mencocokkan kartu yang sesuai antara soal dan jawaban. 6) Melibatkan perserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. 2. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,dan bertindak tanpa rasa takut. 3. Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. 4. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. 5. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja kerja individual maupun kelompok.
50
6. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1) Guru mengevaluasi dan bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. 2) Guru
bersama
siswa
bertanya
jawab
meluruskan
kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan simpulan pembelajaran. 3) Siswa mengerjakan tes formatif. Kegiatan Penutup, (5 menit) Dalam kegiatan penutup, guru: 1)
G uru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama.
2)
G uru mengucapkan salam.
c. Tahap pengamatan Pada tahap ini dilaksanaakan obsevasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain: 1) Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan siswa dengan lembar pengamatan siswa. 2) Melakukan pengamatan terhadap siswa penelitian yang dilakukan oleh guru kolaborator. 3) Mencatat setiap kegiatan dan perubabahan yang terjadi saat penerapan index card match yang sedang berlangsung.
51
4) Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahankelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan secara perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. 5) Guru memberikan pengarahan terhadap siswa yang kurang maksimal dalam mengerjakan tugasnya. d. Tahap Refleksi Setelah dilakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan, peneliti bersama kolaborator mengadakan refleksi dari tindakantindakan yang telah dilakukan, yaitu melalui penerapan metode index card match, apakah pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa.setelah membandingkan tindakan antara siklus I dan II, bila dalam siklus III, dalam proses belajar siswa sudah mengalami perubahan dalam belajar yang baik dan keseluruhan siswa sudah mencapai ketuntasan nilai KKM yang telah ditentukan, maka proses perbaikan belajar berhasil maka tidak perlu lagi diadakan perbaikan tindakan dalam belajar siswa.maka keberhasilan belajar meningkat untuk mata pelajaran IPS.
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Dalam pengelolaan pembelajaran di kelas VI SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali, guru umumnya menggunakan metode ceramah dan penugasan. Guru sebagai penyampai materi sedangkan siswa
hanya
sebagai
pendengar yang selesai
mendengar kemudian
mengerjakan latihan. Yang demikian itu membuat siswa kebosanan, apalagi materi IPS sebagian besar uraian panjang dan banyak hafalan sehingga pembelajaran kurang efektif. Dari hasil penelitian pra siklus yang diambil dari nilai harian siswa, masih terdapat banyak sisa yang kesulitan dalam pemebelajaran IPS khususnya pada materi Gejala Alam. Dari 25 siswa di kelas VI hanya 10 siswa yang berhasil memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk Kriteria Ketuntasan Minimal pada mata pelajaran IPS adalah 65. Artinya masih ada 15 siswa yang masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan belum mencapai 50% dari jumlah siswa, sehingga perlu untuk memperbaiki keadaan tersebut. Berikut data hasil dari penelitian pada kondisi awal atau pra siklus. Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra-Siklus No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
Alvito Vikar
65
70
T
2
Amilatun Anisa
65
65
T
3
Arif Prastya
65
50
TT
53
4
Dwi akadianingsih
65
65
T
5
Dyah Ayu Rengganis
65
65
T
6
Erik Andri
65
50
TT
7
Ilham Rahmad
65
40
TT
8
Intan Yuliana
65
30
TT
9
Kiki Mitasari
65
40
TT
10
Misbahul Anam
65
65
T
11
M. Ardiansyah
65
65
T
12
M. Irkham
65
65
T
13
Nurul Fadillah
65
60
TT
14
Rahayu Amalia
65
60
TT
15
Riyani
65
60
TT
16
Sugeng
65
30
TT
17
Vebi Ainur
65
40
TT
18
Wafikhatur R.
65
50
TT
19
Yudi Krisiyanto
65
50
TT
20
Ana Mufidah
65
65
T
21
Kelvin A.
65
30
TT
22
Kustiya Intan
65
30
TT
23
Gilang Ramadhan
65
40
TT
24
Eri Sri Mutiarasari
65
70
T
25
Aisyah Sukmaningsih
65
65
T
Rata-rata
65
52,80
Keterangan: Tuntas (T)
: 10 Siswa atau 40%
Tidak Tuntas (TT)
: 15 siswa atau 60%
Sebelum tindakan dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti mengadakan pre test. Pre test dilaksanakan pada hari rabu tanggal 06 Januari 2015. Untuk mengetahui pengetahuan awal siswa
54
dan kesiapan dalam belajar serta
kreativitas siswa dalam mencatat. Hasil pre test pada pelaksanaan pre test, siswa terlihat kurang antusias karena kurang adanya persiapan dalam mempelajari materi yang ada pada pertemuan ini.Rata-rata pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS materi Gejala Alam masih kurang. Kreativitas siswa dalam mencatat kata-kata penting tentang materi Gejala Alam juga masih kurang, siswa terlihat masih malas untuk mencatat.
Dari data dan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada pra-siklus dapat diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Adanya beberapa siswa yang kurang memperhatikan, karena penyajian materi dengan ceramah. 2. Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan standar ketuntasan, hal ini dikarenakan karena masih menggunakan strategi pembelajaran yang monoton. 3. Guru kurang berinteraksi dengan siswa, sehingga masih ada siswa yang bicara sendiri. 4. Guru kurang melibatkan siswa ketika proses pembelajaran sehingga siswa tidak berani untuk aktif atau bertanya jawab. Secara garis besar pra-siklus berjalan baik dan kondusif, walaupun hasil belajar siswa belum mencapai standar nilai KKM yang ditentukan yaitu 65 untuk mata pelajaran IPS di SD N 1 kedungpilang kec. wonosegoro, kab. boyolali. Hal ini harus dijadikan suatu yang harus dibenahi dalam pelaksanaan siklus I.
55
B. Analisis Data Per Siklus 1. Deskripsi Siklus I Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 10 Januari 2015 di kelas VI dengan jumlah 25 siswa. Adapun proses pembelajarannya mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan dan menggunakan instrmen penelitian berupa lembar pengamatan guru dan siswa. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas VI pada mata pelajaran IPS yaitu 65.Berikut ini hasis belajar siswa pada siklus I. Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
Alvito Vikar
65
80
T
2
Amilatun Anisa
65
65
T
3
Arif Prasetya
65
60
TT
4
Dwi Akadianingsih
65
65
T
5
Dyah Ayu Rengganis
65
65
T
6
Erik Andri
65
50
TT
7
Ilham Rahmad
65
70
T
8
Intan Yuliana
65
80
T
9
Kiki Mitasari
65
50
TT
10
Misbahul Anam
65
50
TT
11
M. Ardiyansyah
65
60
TT
12
M. Irkham
65
60
TT
13
Nurul Fadillah
65
65
T
14
Rahayu Amalia
65
65
T
15
Riani
65
70
T
16
Sugeng
65
40
TT
56
17
Vebi Ainur
65
50
TT
18
Wafikhatur
65
60
TT
19
Yudi Kristi
65
30
TT
20
Ana Mufidah
65
65
T
21
Kelvin A.
65
40
TT
22
Kustiya
65
50
TT
23
Gilang Ramadhan
65
60
TT
24
Eri Sri Mutiarasari
65
70
T
25
Aisyah Sukmaningsih
65
70
T
Rata-rata
65
59,60
Keterangan: Tuntas (T)
: 12 Siswa atau 48%
Tidak tuntas (TT) : 13 Siswa atau 52 % 2. Deskripsi Siklus II Siklus II dilaksanakan hari sabtu tanggal 17 Januari 2015 di kelas VI dengan jumlah 25 siswa. Adapun proses pembelajarannya mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan dan menggunakan instrmen penelitian berupa lembar pengamatan guru dan siswa. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas VI pada mata pelajaran IPS yaitu 65.Berikut ini hasis belajar siswa pada siklus II. Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siklus II No Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
Alvito Vikar
65
85
T
2
Amilatun Anisa
65
80
T
3
Arif Prasetya
65
90
T
4
Dwi Akadianingsih
65
100
T
5
Dyah Ayu Rengganis
65
95
T
6
Erik Andri H.
65
60
TT
57
7
Ilham Rahmad
65
85
T
8
Intan Yuliana
65
80
T
9
Kiki Mitasari
65
65
T
10
Misbahul Anam
65
70
T
11
Muhammad Ardiyansah
65
75
T
12
Muhammad Irkham
65
65
T
13
Nurul Fadillah
65
70
T
14
Rahayu Amalia
65
65
T
15
Riani
65
65
T
16
Sugeng
65
45
TT
17
Vebi Ainur
65
70
T
18
Wafikhatur
65
75
T
19
Yudi Kristiyanto
65
40
TT
20
Ana Mufidah
65
65
T
21
Kelvin A.P
65
50
TT
22
Kustiya Intan
65
65
T
23
Gilang Ramadhan
65
60
TT
24
Eri Sri Mutiarasari
65
70
T
25
Aisyah Sukmaningsih
65
80
T
65
70,80
Rata-rata
Keterangan: Tuntas (T)
: 20 Siswa atau 80 %
Tidak Tuntas (TT)
: 5 Siswa atau 20 %
3. Deskripsi Siklus III Siklus III dilaksanakan hari sabtu tanggal 24 Januari 2015 di kelas VI dengan jumlah 25 siswa. Adapun proses pembelajarannya mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan dan menggunakan instrmen penelitian berupa lembar pengamatan guru dan siswa. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas VI
58
pada mata pelajaran IPS yaitu 65. Berikut ini hasis belajar siswa pada siklus III. Tabel 4.4 Data Hasil belajar Siklus III No
KKM
Nilai
Ketuntasan
65
90
T
65
90
T
3
Amilatun Anisa Arif Prasetya
65
75
T
4
Dwi Akadianingsih
65
90
T
5
Dyah Ayu Rengganis
65
100
T
6
Erik Andri H.
65
65
T
7
Ilham Rahmad
65
90
T
8
Intan Yuliana
65
80
T
9
Kiki Mitasari
65
80
T
10 Misbahul Anam
65
80
T
11 Muhammad Ardyansah
65
80
T
12 Muhammad Irkham
65
80
T
13 Nurul Fadillah
65
100
T
14 Rahayu Amalia
65
75
T
15 Riani
65
90
T
16 Sugeng
65
65
T
17 Vebi Ainur
65
70
T
18 Wafikhatur
65
80
T
19 Yudi Kristiyanto
65
80
T
20 Ana Mufidah
65
70
T
21 Kelvin A.P
65
80
T
22 Kustiya
65
70
T
23 Gilang Ramadhan
65
70
T
24 Eri Sri Mutiarasari
65
90
T
25 Aisyah Sukmaningsih
65
90
T
65
81,20
1 2
Nama Alvito Vikar
Rata-rata
59
Keterangan: Tuntas (T)
: 25 Siswa atau 100 %
Tidak Tuntas (TT)
:0%
C. Pembahasan Setelah melakukan berbagai kegiatan mulai dari kegiatan siklus I, siklus II, dan siklus III diperoleh data hasil belajar IPS. Berikut ini data hasil penelitian pada siklus I, siklus II, dan siklus III: 1. Analisis Siklus I Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
Alvito Vikar
65
80
T
2
Amilatun Anisa
65
65
T
3
Arif Prasetya
65
60
TT
4
Dwi Akadianingsih
65
65
T
5
Dyah Ayu Rengganis
65
65
T
6
Erik Andri
65
50
TT
7
Ilham Rahmad
65
70
T
8
Intan Yuliana
65
80
T
9
Kiki Mitasari
65
50
TT
10
Misbahul Anam
65
50
TT
11
M. Ardiyansyah
65
60
TT
12
M. Irkham
65
60
TT
13
Nurul Fadillah
65
65
T
14
Rahayu Amalia
65
65
T
15
Riani
65
70
T
16
Sugeng
65
40
TT
17
Vebi Ainur
65
50
TT
18
Wafikhatur
65
60
TT
60
19
Yudi Kristi
65
30
TT
20
Ana Mufidah
65
65
T
21
Kelvin A.
65
40
TT
22
Kustiya
65
50
TT
23
Gilang Ramadhan
65
60
TT
24
Eri Sri Mutiarasari
65
70
T
25
Aisyah Sukmaningsih
65
70
T
Rata-rata
65
59,60
Keterangan: Tuntas (T)
: 12 Siswa atau 48%
Tidak tuntas (TT) :13 Siswa atau 52 % Berdasar hasil skor tes tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan metode index card match ini terbukti dapat meningkatkan Hasil belajar IPS materi Gejala Alam yang telah dipelajari. Karena terlihat adanya peningkatan skor dari pre test yang semula nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 52,80 meningkat menjadi 59,60. Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa tingkat keberhasilan kelas adalah 25 siswa, yang dinyatakan lulus sebanyak 12 siswa. Sedangkan yang gagal sebanyak 13 siswa. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dalam pemebelajaran pada siklus selanjutnya. Berdasarkan pengamatan dan refleksi pada siklus I ini. Terdapat faktor pendukung dan penghambat dari guru dan siswa beserta ide perbaikan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Berikut ini tabel hasil pengamatan guru dan siswa:
61
a. Hasil Pengamatan Guru Siklus I Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru Siklus I Hasil Kegiatan
B Mengucapkan Salam Melakukan presensi kehadiran siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran
C
V
V
V
V
Guru membimbing
Rencana perbaikan
Guru belum bisa mengkondisik an kelas
Kelas harus dikondisikan terlebih dahulu
Guru kurang pandai menarik perhatian siswa
Buat suasana yang menarik
Penjelasan materi terlalu cepat
Lebih tenang dalam menjelaskan materi sehingga siswa tidak bingung
Guru kurang jelas dalam memberi instruksi penggunanan metode index card match
Instruksi harus lebih jelas (memberikan contoh)
Belum opltimal
Lebih ditingkatkan
Media sudah cukup bagus, siswa dapat mengamati V
V
Menjelaskan aturan penggunaan metode index card match
Penerapan metode index card match
Hal yang menghambat
Guru sudah cukup jelas dalam menyampaika n tujuan pembelajaran
V
Menyajikan materi pembelajaran
Menguasai materi pembelajaran
Hal yang mendukung Suara guru jelas
Melakukan tanya jawab tentang materi yang terkait Penggunaan media pembelajaran
K
Penguasaan materi sudah cukup baik perlu ditingkatkan V
V
Dapat diterapkan dalam materi pembelajaran V
62
siswa mencari pasangan Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
V
Guru dan siswa membuat kesimpulan materi Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Mengucapkan salam penutup
V
Guru belum bisa memancing keingintauhan siswa Guru kurang berinteraksi dengan siswa
V
Perintah dan isi soal jelas
V
Suara guru sudah jelas dalam menutup pelajaran
Mengelola kelas saat pembelajaran
V
Ada beberapa siswa bermain sendiri
dalam membimbing siswa Harus bisa memancing keingintauhan siswa Membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan
Pengelolaan kelas harus ditingkatkan
Keterangan: B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
b. Hasil Pengamatan Siswa Siklus I Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I Hasil Kegiatan
B Siswa menjawab Salam
K
Hal yang mendukung
V
Siswa menjawab presensi yang dilakukan guru Siswa bertanya tentang maeri yang terkait
Siswa mengamati media yang dibawa guru
C
Hal yang menghambat Ada yang tidak menjawab salam karena ramai sendiri Ada beberapa siswa yang ramai Ada beberapa siswa yang berbicara sendiri
V
V
V
Siswa tertarik dengan media yang dibawa
63
Rencana perbaikan
Guru menegur/mem berikan pertanyaan kepada siswa yang ramai agar mereka memperhatikan
guru Siswa memperhatikan penjelasan guru
V
Ada beberapa siswa yang bermain/ bergurau dengan teman
Siswa menanggapi menjawab pertanyaan
V
Siswa kurang antusias dalam menanggapi pertanyaan
Siswa aktif dalam kegiatan mencari pasangan
V
Siswa ikut menyimpulkan materi
V
Siswa masih kesulitan/seba gian siswa belum paham dengan intruksi guru Siswa tidak tertarik menyimpulkan materi
Siswa mengerjakan soal evaluasi
V
Guru harus lebih tegas dengan menegur siswa yang tidak memperhatikan Guru harus bisa membangkitkan antusias siswa
Guru harus lebih semangat membimbing siswa/lebih menarik perhatian siswa
Dapat diterapkan dalam materi pembelajaran
Siswa menjawab salam
Ada beberapa siswa yang belum menjawab salam
Guru mengulang sampai semua siswa menjawab
Keterangan: B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
2. Analisis Siklus II Tabel 4.8 Data Hasil Belajar Siklus II No Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
Alvito Vikar
65
85
T
2
Amilatun Anisa
65
80
T
3
Arif Prasetya
65
90
T
4
Dwi Akadianingsih
65
100
T
5
Dyah Ayu Rengganis
65
95
T
64
6
Erik Andri H.
65
60
TT
7
Ilham Rahmad
65
85
T
8
Intan Yuliana
65
80
T
9
Kiki Mitasari
65
65
T
10
Misbahul Anam
65
70
T
11
Muhammad Ardiyansah
65
75
T
12
Muhammad Irkham
65
65
T
13
Nurul Fadillah
65
70
T
14
Rahayu Amalia
65
65
T
15
Riani
65
65
T
16
Sugeng
65
45
TT
17
Vebi Ainur
65
70
T
18
Wafikhatur
65
75
T
19
Yudi Kristiyanto
65
40
TT
20
Ana Mufidah
65
65
T
21
Kelvin A.P
65
50
TT
22
Kustiya Intan
65
65
T
23
Gilang Ramadhan
65
60
TT
24
Eri Sri Mutiarasari
65
70
T
25
Aisyah Sukmaningsih
65
80
T
65
70,80
Rata-rata
Keterangan: Tuntas (T)
: 20 Siswa atau 80 %
Tidak Tuntas (TT):5 Siswa atau 20 % Berdasarkan hasil skor tes tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan metode index card match ini terbukti dapat meningkatkan Hasil belajar siswa terhadap materi IPS
yang telah dipelajari.Karena terlihat adanya peningkatan
skor dari pre test yang semula nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 52,8 meningkat menjadi 70,8 Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa tingkat
65
keberhasilan kelas adalah 25 siswa, yang dinyatakan lulus sebanyak 20 siswa. Sedangkan yang gagal sebanyak 5 siswa karena skor tesnya kurang dari 65. Dengan demikian dapat diketahui bahwa dengan penerapan metode index card match pada pembelajaran IPS materi Gejala Alam dapat meningkatkan hasil belajar siswa walaupun belum sempurna. Hal yang diperoleh dari siklus II ini belum mencapai indikator yang diharapkan, maka masih perlu dilaksanakan siklus selanjutnya yaitu siklus III. Berdasarkan pengamatan dan refleksi pada siklus II ini, terdapat faktor pendukung dan masih ada faktor penghambat dari guru dan siswa beserta ide perbaikan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya, berikut ini tabel pengamatan guru dan siswa.
a. Hasil Pengamatan Guru Siklus I Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Guru Siklus II Hasil Kegiatan
B Mengucapkan Salam Melakukan presensi kehadiran siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran
V
Melakukan tanya jawab tentang materi yang terkait
V
Penggunaan media pembelajaran
V
C
K
Hal yang mendukung Suara guru jelas Guru sudah mulai hafal nama siswa Guru sudah jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran Guru mulai menarik perhatian siswa untuk bertanya Media sudah bagus, siswa dapat mengamati
V
V
66
Hal yang menghambat
Rencana perbaikan
Menyajikan materi pembelajaran
Menguasai materi pembelajaran
V
Menjelaskan aturan penggunaan metode index card match
Penerapan metode index card match
V
V
Guru membimbing siswa mencari pasangan
Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya Guru dan siswa membuat kesimpulan materi Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Mengucapkan salam penutup
Mengelola kelas saat pembelajaran
dengan jelas Guru sudah cukup baik dan tenang dalam menjelaskan materi Penguasaan materi sudah baik lebih ditingkatkan lagi Guru sudah lebih jelas dalam memberi instruksi penggunanan metode index card match Dapat diterapkan dalam materi pembelajaran Sudah cukup optimal dalam membimbing siswa perlu lebih ditingkatkan Guru sudah bisa menarik siswa untuk bertanya
V
V
V
V
V
Perintah dan isi soal jelas
V
Suara guru sudah jelas dalam menutup pelajaran V
Keterangan:
67
Masih ada siswa yang belum paham karena bicara sendiri
Instruksi harus lebih jelas (memberikan contoh) agar semua siswa paham, siswa yang bicara ditegur
Interaksi dengan siswa masih kurang maksimal
Membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan
Masih ada siswa yangbermain sendiri
Pengelolaan kelas harus ditingkatkan lagi dan guru harus belajar memahami masingmasing karakter siswa
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
b. Hasil Pengamatan Siswa Siklus II Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II Hasil Kegiatan
B Siswa menjawab Salam
V
Siswa menjawab presensi yang dilakukan guru
V
Siswa bertanya tentang maeri yang terkait
C
K
Hal yang mendukung
V
Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa menanggapi menjawab pertanyaan
V
Rencana perbaikan
Ada beberapa siswa yang berbicara sendiri, ada yang masih malu-malu untuk bertanya
Guru menegur/mem berikan pertanyaan kepada siswa yang ramai agar mereka memperhatikan dan juga mengarahkan/ membimbing agar siswa berani bertanya
Masih ada juga siswa yang belum paham
Guru harus lebih giat lagi dalam mengarahkan dan membimbing siswa Guru menegur dan mengarahkan siswa agar ikut
Semua siswa menjawab salam Siswa merasa takut jika ketika bicara namanya dipanggil V
Siswa mengamati media yang dibawa guru
Hal yang menghambat
Siswa tertarik dengan media yang dibawa guru
V
Siswa aktif dalam kegiatan mencari pasangan
V
Siswa ikut menyimpulkan materi
V
Siswa sudah cukup antusias dalam menanggapi pertanyaan dari guru Siswa sudah banyak memahami arahan dari guru dalam mencari pasangan
Ada siswa yang masih sibuk bermain sehingga tidak
68
ikut menyimpulkan materi Siswa mengerjakan soal evaluasi Siswa menjawab salam dari guru
V
menyimpulkan materi
Siswa igin mendapat nilai bagus Semua siswa menjawab salam dari guru dengan semangatnya
V
Keterangan: B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
3. Analisis Siklus III Tabel 4.11 Data Hasil belajar Siklus III No
KKM
Nilai
Ketuntasan
65
90
T
65
90
T
3
Amilatun Anisa Arif Prasetya
65
75
T
4
Dwi Akadianingsih
65
90
T
5
Dyah Ayu Rengganis
65
100
T
6
Erik Andri H.
65
65
T
7
Ilham Rahmad
65
90
T
8
Intan Yuliana
65
80
T
9
Kiki Mitasari
65
80
T
10 Misbahul Anam
65
80
T
11 Muhammad Ardyansah
65
80
T
12 Muhammad Irkham
65
80
T
13 Nurul Fadillah
65
100
T
14 Rahayu Amalia
65
75
T
15 Riani
65
90
T
16 Sugeng
65
65
T
17 Vebi Ainur
65
70
T
18 Wafikhatur
65
80
T
19 Yudi Kristiyanto
65
80
T
1 2
Nama Alvito Vikar
69
20 Ana Mufidah
65
70
T
21 Kelvin A.P
65
80
T
22 Kustiya
65
70
T
23 Gilang Ramadhan
65
70
T
24 Eri Sri Mutiarasari
65
90
T
25 Aisyah Sukmaningsih
65
90
T
65
81,20
Rata-rata Keterangan: Tuntas (T)
: 25 Siswa atau 100 %
Tidak Tuntas (TT)
:0%
Berdasarkan hasil skor tes tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan metode index card match ini terbukti efektif untuk meningkatkan Hasil belajar siswa terhadap materi IPS yang telah dipelajari. Karena terlihat adanya peningkatan skor yang semula nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 52,80 meningkat menjadi 81,20. Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa tingkat keberhasilan kelas adalah 25 siswa, yang dinyatakan lulus sebanyak 25 siswa. Sedangkan yang gagal tidak ada karena skor tesnya lebih dari 65. Berdasarkan pengamatan terdapat faktor pendukung, sedangkan faktor penghambat berkurang pada pelaksanaan siklus III ini. Berikut ini tabel hasil pengamatan guru dan siswa:
a. Hasil Pengamatan Guru Siklus III Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Guru Siklus III Hasil Kegiatan
B
C
K
70
Hal yang mendukung
Hal yang menghambat
Rencana perbaikan
Mengucapkan Salam Melakukan presensi kehadiran siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran
V
Melakukan tanya jawab tentang materi yang terkait Penggunaan media pembelajaran
V
Menyajikan materi pembelajaran Menguasai materi pembelajaran
V
Menjelaskan aturan penggunaan metode index card match
V
Penerapan metode index card match
V
Guru membimbing siswa mencari pasangan
V
Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya Guru dan siswa membuat kesimpulan materi
V
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Mengucapkan
V
Suara guru jelas Guru sudah mulai hafal nama siswa Guru sudah jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran Guru mulai bisa menarik perhatian siswa Media sudah bagus dan lengkap sehingga siswa dapat mengamati dengan jelas Penjelasan guru sudah jelas Penguasaan materi sudah baik Guru sudah bisa menginstruksi penggunanan metode index card match Dapat diterapkan dalam materi pelajaran Guru sudah optimal dalam membimbing siswa mencari pasangan Guru sudah memancing keingintahuan siswa Guru sudah bisa membimbing siswa untuk merumuskan kesimpulan bersama-sama Perintah dan isi soal jelas
V
V
V
V
V
V
Suara guru
71
salam penutup
Mengelola kelas saat pembelajaran
sudah jelas dalam menutup pelajaran Guru sudah bisa mengelola kelas dan sudah banyak mengetahui karakter siswa
V
Keterangan: B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
b. Hasil Pengamatan Siswa Siklus III Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Siswa Siklus III Hasil Kegiatan
B Siswa menjawab Salam
V
Siswa menjawab presensi yang dilakukan guru
V
Siswa bertanya tentang maeri yang terkait
V
Siswa mengamati media yang dibawa guru
V
Siswa memperhatikan penjelasan guru
V
Siswa menanggapi menjawab pertanyaan Siswa aktif dalam kegiatan mencari pasangan
V
C
K
Hal yang mendukung Siswa sudah bisa menjawab salam Siswa merasa takut jika ketika bicara namanya dipanggil Siswa bersemangat untuk tau dan tidak malumalu lagi bertanya Siswa tertarik dengan media yang dibawa guru Siswa sudah menyadari untuk memperhatikan penjelasan dari guru Siswa antusias menanggapi pertanyaan
V
Siswa sudah paham arahan guru untuk
72
Hal yang menghambat
Rencana perbaikan
Siswa ikut menyimpulkan materi Siswa mengerjakan soal evaluasi Siswa menjawab salam dari guru
mencari pasangan Siswa paham dengan materi yang diajarkan Siswa ingin mendapat nilai bagus Semua siswa antusias dengan materi yang telah dipelajari sehingga bersemangat menjawab salam dari guru
V
V
V
Keterangan: B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
4. Hasil Rekapitulasi Dari hasil penelitian tersebut dapat kita lihat dalam rekapitulasi berikut ini: Hasil rekapitulasi hasil (prestasi siswa) belajar IPS melalui penerapan metode index card match. Tabel 4.14 Data Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Per Siklus No
Nama Alvito Vikar
Pra-Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
70
80
85
90
65
65
80
90
3
Amilatun Anisa Arif Prasetya
50
60
90
75
4
Dwi Akadianingsih
65
65
100
90
5
Dyah Ayu Rengganis
65
65
95
100
6
Erik Andri H.
50
50
60
65
7
Ilham Rahmad
40
70
85
90
8
Intan Yuliana
30
80
80
80
9
Kiki Mitasari
40
50
65
80
10
Misbahul Anam
65
50
70
80
1 2
73
11
Muhammad Ardyansah
65
60
75
80
12
Muhammad Irkham
65
60
65
80
13
Nurul Fadillah
60
65
70
100
14
Rahayu Amalia
60
65
65
75
15
Riani
60
70
65
90
16
Sugeng
30
40
45
65
17
Vebi Ainur
40
50
70
70
18
Wafikhatur
50
60
75
80
19
Yudi Kristiyanto
50
30
40
80
20
Ana Mufidah
65
65
65
70
21
Kelvin A.P
30
40
50
80
22
Kustiya
30
50
65
70
23
Gilang Ramadhan
40
60
60
70
24
Eri Sri Mutiarasari
70
70
70
90
25
Aisyah Sukmaningsih
65
70
80
90
Rata-rata
52,80
59,60
70,80
81,20
a. Siklus I Setelah melakukan penelitian pada siswa kelas VI di SD N 1 Kedungpilang Kec. Wonosegoro, Kab. Boyolali, peneliti dapat mengerti bahwa sebenarnya kemampuan siswa dalam mempelajari pelajaran IPS sangat tinggi. Walaupun pada siklus I terdapat kurang dari 65 nilai siswa yang tidak memenuhi KKM, dan
hal ini terjadi karena siswa masih kurang mengenal penerapan
pembelajaran index card match dan kebanyakan siswa masih banyak yang tidak memperhatikan dan siswa masih pasif belum ada partisipasi dalam kegiatan belajar yang sedang berlangsung. Dari 25 siswa terdapat 13 siswa atau (52%) yang belum tuntas belajar, sedangkan siswa yang tuntas ada 12 siswa atau (48%), dengan rata-rata
74
keseluruhan (52,80). dan begitu juga dari 25 siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan belajar masih kurang. b. Siklus II Pada siklus II ini partisipasi siswa pada saat pembelajaran jumlahnya sudah mulai bertambah, jika dibandingkan dengan siklus I, hal ini dikarenakan siswa mulai mengenal penerapan pembelajaran index card match. Guru cukup membuat mereka mengerti akan materi yang disajikan. Siswa sudah mulai aktif dalam pembelajaran. Siswa yang mulanya tidak berani bertanya atau menjawab pertanyaan, kini mulai berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. Guru mulai melibatkan siswa dalam pembelajaran. Dari hasil belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan soal formatif yang diberikan oleh guru. Dari 25 siswa hanya 20 siswa atau (80%) tuntas belajar, sedangkan siswa yang belum tuntas belajarnya ada 5 siswa atau (20%) dengan nilai rata-rata (70,80) Menurut pengamatan dan wawancara nilai mereka dapat meningkat dan memenuhi KKM pada siklus II ini, di dukung oleh: 1. Motivasi yang diberikan guru. 2. Siswa penasaran pada penerapan metode index card match yang mereka ikuti pada siklus I, sehingga siswa banyak yang antusias dan memperhatikan pada saat pembelajaran dimulai. 3. Siswa mulai paham dengan penerapan metode index card match. 4. Siswa mulai berani aktif karena guru melibatkan siswa ketika dalam pembelajaran. 5. Guru mulai berinteraksi dengan siswa.
75
6. Siswa juga mulai merasakan pembelajaran IPS yang tidak kaku seperti dulu (saat guru berulang-ulang hanya menggunakan metode ceramah dan menghafal) c. Siklus III Pada
siklus
III
ini
keseluruhan
siswa
berpartisipasi
jalannya
pembelajaran index card match dari awal sampai ahir. Dalam menyelesaikan soal formatif yang diberikan oleh guru dari 25 siswa, seluruhnya dapat tuntas dalam belajarnya dengan nilai rata-rata 81,20 Keseluruhan siswa dapat tuntas dalam belajar tersebut dikarenakan: 1. Memperhatikan intruksi dan perintah dari guru. 2. Memperhatikan penyampaian materi guru. 3. Konsentrasi dalam mengerjakan soal. 4. Berani bertanya kepada guru maupun kepada temannya yang sudah paham. Setelah peneliti
melaksanakan
penelitian tindakan
kelas
dalam
pembelajaran IPS melalui penerapan index card match pada siswa kelas VI di SD N 1 Kedungpilang, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali dapat diketahui bahwa seluruh siswa sudah memperoleh nilai sesuai KKM individual yaitu (100%), dengan nilai rata-rata yaitu (81,20). Dari hasil belajar siswa di atas dapat membuktikan bahwa pembelajaran ini efektif meningkatkan ketuntasan dan hasil belajar pada siswa, di SD N 1 Kedungpilang, Kec. Wonosegoro, Kab. Boyolali. d. Kondisi Akhir Setelah diadakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
dengan
penerapan index card match dapat kita lihat ternyata pemahaman siswa dapat
76
mengikuti pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial cukup tinggi meskipun pada awalnya siklus I hanya beberapa siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan belajar masih kurang dan hasil belajar siswa pada saat tes formatif juga masih kurang dengan rata-rata (59,60). Dan belum sesuai dengan KKM yang telah di tentukan yaitu 65, dikarenakan teknik pembelajaran yang baru dikenal. Akan tetapi setelah diadakan siklus II hasil belajar meningkat atau mengalami perubahan dan siswa sudah berpartisipasi dalam kegiatan belajar dan hasil belajar siswa pada tes formatif juga meningkat setelah membandingkan antara pra siklus dan siklus 1. Telah mengalami perubahan dimana pada siklus II ini dengan hasil tes formatif Rata-rata (70,80) dan telah mencapai ketuntasan belajar siswa sesuai dengan (KKM) meskipun di siklus II ini masih ditemukan beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal (KKM). Kemudian diadakan siklus III dan hasil belajar pun meningkat atau mengalami perubahan peningkatan, dan siswa aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, hasil belajar siswa pun pada siklus III meningkat dan dari 25 jumlah siswa mencapai ketuntasan dalam belajarnya, dengan hasil tes formatif dengan nilai rata-rata (81,20), sehingga siswa telah mencapai nilai lebih dari nilai KKM yang telah ditentukan di SD N 1 Kedungpilang, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Dan dengan demikian dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari pra siklus ke siklus I, II, hingga ke III. Dari pra siklus ke siklus III nilai rata-rata hasil belajar meningkat sebesar 28,40 dan angka ketuntasan nilai sebesar 60% atau sebanyak 15 anak. Penerapan metode pembelajaran index card match terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi IPS materi Gejala Alam pada
77
siswa kelas VI SD N 1 Kedungpilang Kabupatean Boyolali pada semester II tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat diketahui dengan adanya peningkatan pemahaman siswa dalam belajar dan hasil belajar IPS yang diperoleh. Proses penilaian metode penerapan index card match untuk meningkatkan pemahaman siswa dan hasil belajar menunjukkan hasil yang baik. Dilihat dari data kuantitatif yang diperoleh menunjukkan hasil perolehan skor yang cukup tinggi.
78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran index card match terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Gejala Alam pada siswa kelas VI SD N 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupatean Boyolali pada semester II tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat diketahui dari peningkatan hasil belajar siswa dari satu siklus ke siklus berikutnya, pada siklus I hasil belajar yang semula nilai rata-rata kelas pada pra siklus sebesar (52,80) meningkat menjadi (59,6), pada siklus I kemudian meningkat (70,80) pada siklus II. dan pada siklus III meningkat menjadi (81,20). Jadi, dari pra siklus ke siklus nilai rata-rata hasil belajar meningkat sebesar 28,40. Untuk angka ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I naik menjadi 12 anak atau sebesar 48% dan menjadi 20 anak pada siklus II atau sebesar 80%. Dan angka ketuntasan belajar pada siklus II sebanyak 20 anak atau sebesar 80% menjadi 25 anak atau sebesar 100% pada siklus III atau naik sebanyak 5 anak atau 20%. Jadi angka ketuntasan belajar dari pra siklus ke siklus III meningkat sebesar 60% atau sebanyak 15 anak. Penerapan metode pembelajaran index card match terbukti dapat meningkatkan hasil beajar IPS pada siswa kelas VI SD N 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupatean Boyolali pada semester II tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat diketahui dengan adanya peningkatan hasil belajar
79
IPS yang diperoleh. Proses penilaian metode penerapan index card match untuk meningkatkan hasil belajar IPS menunjukkan hasil yang baik. Dilihat dari data kuantitatif yang diperoleh menunjukkan hasil perolehan skor yang cukup tinggi.
B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru Dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan guru menjadikan metode index card match sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran IPS, sehingga situasi pembelajaran dapat menyenangkan, iovatif, dan kreatif. 2. Bagi Siswa Siswa hendak meningkatkan kesadaran untuk selalu berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan belajar mengajar, siswa juga hendaknya tidak takut atau malu untuk menanyakan tentang materi peajaran yang belum dipahami. 3. Bagi Sekolah Sekolah hendaknya selalu mendorong para guru yang berusaha menggunakan strategi pembelajaran yang bersifat inovatif dan kreatif dengan memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan selain itu juga melatih para guru agar kompetensinya meningkat. 4. Bagi Peneliti Kepada peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dalam bidang yang sama, agar dapat menindak lanjuti penelitian ini dalam kancah yang lebih luas, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik yang nantinya akan dapat berguna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
80
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu.1997. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prastya.2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Arikunto, Suharsimi. 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Basrowi, Suwandi. 2008.
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Galia
Indonesia. Departemen Agama. 2004. Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. Djamarah, Syaiful Bahri, dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ginting, Abdurrahaman. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora. Haryanto.
2012.
Pengertian
Pendidikan
Menurut
Ahli,
(Online),
http://belajarpsikologi.com/pengertiaokologi.com/pengertian-pendidikanmenurut-ahli/, diakses pada tanggal 5 November 2014). Mel. Silberman. 2001. Aktive Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Yappendis.
81
Mel. Silberman. 2006. Aktive Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Yappendis. Mel. Silberman. 2010. 101 CaraPelatihan dan Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT Indexs. Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Andi Offset. Mustaqim. 2004. Psikologi Pendidikan. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Purwanto, Ngalim. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya. Rasimin. 2012. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Trust Media Publising. Sam’s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Sukses Offset. Sanjaya, Wina. 2008.Strategi PembelajaranBerorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sardiman A.M, 1989. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Press. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sriyanti, Lilik dkk. 2009. Teori-teori Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif-Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Suprijono, Agus. 2007. Cooperatif Learning, Teori dan Aplikasi Paikem. Jakarta: Pustaka Pelajar.
82
Susanto, Ahmadi. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suwandi, Sarwiji, 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Usman, Moh. Uzer, dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
83
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRA SIKLUS Sekolah
: SD N 1 Kedungpilang
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester
: VI/II
Alokasi Waktu
: ( 2 x 35 menit)
I. Standar Kompetensi 2. Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya. II.
Kompetensi Dasar 1.2
Mengenal cara-cara menghadapi bencana alam
III. Indikator 1. Mengidentifikasi cara-cara menghadapi bencana alam 2. Tanya jawab tentang cara-cara menghadapi bencana alam 3. Mendiskusikan tentang cara-cara menghadapi bencana alam IV. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan penjelasan dari guru siswa dapat menjelaskan cara-cara menghadapi bencana alam 2. Dengan tanya jawab dari guru siswa dapat memahami cara-cara menghadapi bencana alam 3. Dengan berdiskusi siswa dapat menyebutkan cara-cara menghadapi bencana
84
alam V. Materi ajar
Bencana Banjir
Banjir adalah suatu tempat atau aliran sungai yang berair banyak dan deras, kadang-kadang meluap. Banjir bisa terjadi karena adanya beberapa sebab. Penyebab banjir ada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu akibat dari kondisi alam yang ekstrem dan karena manusia. Di Indonesia mengalami dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada saat musim penghujan, di beberapa tempat ada yang mengalami banjir. Banjir ini bisa terjadi karena curah hujan yang tinggi, daerah tangkapan yang tidak bisa menyimpan air, bisa juga karena tumpukan sampah yang menghambat aliran air. a. Tanda-tanda banjir Terjadi banjir bisa diprediksi dengan cara mengamati tanda-tanda awal. Tanda-tanda akan terjadi banjir, antara lain sebagai berikut. 1. Terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan secara terus-menerus. 2. Adanya air sungai yang mengalir berwarna coklat kekuningan akibat bercampur tanah dan membawa berbagai macam sampah dan patahan ranting pohon dan lainnya. 3. Tingginya permukaan air melebihi batas normal.
b. Faktor-faktor penyebab banjir
85
1. Peristiwa alam yang ekstrem Kejadian alam ekstrem yang menyebabkan banjir, antara lain hujan yang berkepanjangan, arus udara berkecepatan tinggi, dan lelehnya salju (di negara yang memiliki empat musim). 2. Tindakan manusia Tindakan-tindakan manusia yang menyebabkan banjir adalah sebagai berikut: a. Penggundulan hutan; b. Banyaknya hunian liar di bantaran sungai; c. Pembangunan perumahan tanpa memperhatikan tata ruang wilayah; d. Pembuangan sampah ke selokan dan sungai yang menimbulkan penyumbatan dan pendangkalan sungai.
Cara menanggulangi bencana alam banjir dapat dilakukan dengan cara berikut: 1. Menanami kembali daerah hutan yang telah gundul sehingga tanah dan pohonnya dapat menahan air dapat meresap ke tanah. 2. Tidak membuang sampah di selokan. Sampah yang dibuang di selokan akan mengakibatkan saluran air menjadi tidak lancar, perjalanan air menjadi terhambat, bahkan kalau terjadi banjir jalan-jalan tergenang air dan sampah meluap kemana-mana. 3. Membuat saluran air dan membersihkan saluran air secara berkala. Hal ini dilakukan untuk memperlancar arus air, kegiatan ini biasanya dilakukan secara bersama-sama atau kerja bakti
86
bersama di lingkungan setempat. 4. Tidak menebang hutan secara liar. 5. Menaati peraturan yang ada. 6. Meluruskan aliran sungai dan apabila diperlukan membangun beberapa anak sungai sehingga aliran air menjadi lancar. 7. Tidak membuat bangunan di sekitar bantaran sungai guna kelancaran alirannya. 8. Memasang alarm peringatan dini di beberapa titik rawan yang akan berbunyai apabila ketinggian air sungai melebihi batas normal. 9. Menyiapkan peralatan keamanan untuk mengungsi, misalnya perahu karet, pelampung, jas hujan, senter, dan obat-obatan. 10. Bila terjadi banjir segera mengungsi, ke tempat yang tidak dapat dijangkau oleh air. VI.
Metode Pembelajaran 1. Ceramah Variasi 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Penugasan
VII. Langkah-langkah Pembelajaran a. Kegiatan awal, (5 menit) antara lain, guru: 1. Guru memberi salam 2. Guru mengabsen kehadiran siswa 3. Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran
87
dimulai 4. Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran b. Kegiatan inti, (60 menit) antara lain: Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1. Guru menjelaskan pengertian banjir kepada siswa. 2. Guru menjelaskan penyebab terjadinya banjir kepada siswa. 3. Guru menjelaskan cara menanggulangi banjir kepada siswa. 4. Melibatkan
peserta
didik
secara
aktif
dalam
setiap
kegiatan
pembelajaran. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) Memfasilitasi
peserta
didik
berkompetensi
secara
sehat
untuk
meningkatkan prestasi belajar. 2) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. 3) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja kerja individual maupun kelompok. 4) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
88
2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. c. Kegiatan Penutup, (5 menit) antara lain: Dalam kegiatan penutup, guru: 1) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari 2) Guru memberi evaluasi pada siswa 3) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama 4) Guru mengucapkan salam. VIII.
Penilaian 1. Prosedur - Pos Tes 2. Jenis test
: pada kegiatan Akhir. : tertulis
IX. Alat Dan Sumber Bahan 1. Sumber
: buku paket Ilmu Pengetahuan Sosial, kelas VI hal. 120-121
2. Papan tulis. 3. Spidol.
89
Kedungpilang, 06 Januari 2015 Peneliti
Guru kelas VI
Arif Budi Wibowo NIM:11510065
Herlina, A.Md NIP: -
Mengetahui Kepala Sekolah
Sih Rahayu Supatmi, S.Pd NIP:19640919199001 2 001
90
Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SD N 1 Kedungpilang
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Kelas / Semester
: VI/II.
Alokasi Waktu
: (2 x 35 menit).
I.
Standar Kompetensi 2.
Memahami gejala-gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya.
II.
Kompetensi Dasar 2.2.
Mengenal cara-cara menghadapi bencana alam.
III. Indikator 1. Mengamati gambar bencana alam. 2. Menentukan cara-cara menghadapi bencana alam. 3. Mendiskusikan bantuan yang sesuai dengan bencana alam yang terjadi. IV. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan mengamati gambar siswa dapat memahami bencana alam. 2. Dengan penjelasan guru siswa dapat menentukan cara-cara menghadapi bencana alam. 3. Dengan berdiskusi siswa dapat menyebutkan bantuan yang sesuai dengan bencana alam yang terjadi.
91
V. Materi Ajar Bencana Tanah Longsor Tanah longsor sering dialami oleh penduduk yang tinggal di daerah pegunungan dan perbukitan. Tanah longsor terjadi ketika air hujan meresap ke lahan pencak bukit atau gunung. a.
Sebab-sebab tanah longsor oleh olah manusia. Berikut ini merupakan sebab-sebab tanah longsor oleh ulah manusia. 1. Penebangan pohon di hutan secara liar dan tidak terkendali. 2. Kegiatan penambangan secara besar-besaran. 3. Pengambilan air tanah secara sembarangan.
b. Sebab-sebab tanah longsor yang dipengaruhi oleh kekuatan alam. Selain itu, tanah longsor juga dapat dipengaruhi oleh kekuatan alam di bawah ini. 1. Getaran-getaran bumi karena gempa. 2. Perubahan kadar air dalam tanah akibat hujan. 3. Tidak ada pepohonan sebagai penopang tanah. 4.
Peningkatan beban pada tanah yang disebabkan oleh hujan deras, salju, bahan-bahan yang dimuntahkan gunung api, sampah, dan lain-lain.
5. Perbukitan yang gundul. 6. Musim hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi. c.
Ciri-ciri daerah yang akan mengalami longsor. Ciri-ciri daerah yang akan mengalami tanah longsor, antar lain sebagai berikut. 1.
Hujan yang turun deras dan dalam jangka waktu lama.
92
2.
Muncul retakan tanah yang terpusat sepeti lingkaran atau paralel dan lebarnya beberapa sentimeter dengan panjang beberapa meter. Bentuk retakan dan ukurannya yang makin lebar merupakan ukuran umum makin dekatnya waktu longgar.
3.
Muncul suara dan getaran-getaran pada daerah lereng.
4.
Sering terjadi longsoran-longsoran kecil.
5.
Terjadi longsoran pada suatu tempat menjadi tanda akan terjadi longsoran pada kawasan yag lebih luas pada tempat yang sama.
d. Upaya pencegahan bencana tanah longsor Tanah longsor biasanya terjadi pada waktu musim penghujan. Bencana ini dapat dicegah, antar lain dengan cara berikut. a.
Tidak menebang hutan sampai gundul. Jika hal ini dilakukan maka ketika hujan deras secara terus menerus, air tidak bisa meresap ke dalam tanah, sehingga menimbulkan erosi yang mengakibatkan tanah longsor.
b.
Mengadakan reboisasi. Kayu yang kita tebang di hutan harus ada gantinya atau kita hijaukan kembali. Supaya ketika hujan deras turun, air dapat meresap ke dalam tanah.
c.
Membuat sengkedan. Sengkedan adalah tanah yang dibuat seperti tangga. Sengkedan ini dibuat untuk mengurangi laju air dari atas ke bawah, aliran air yang terlalu cepat ke bawah dapat mengikis permukaan tanah, pengikisan tanah ini disebut erosi.
d.
Tidak mendirikan bangunan di lokasi miring pada tanah perbukitan ataupun pegunungan.
e.
Lereng-lereng bukit ditanami pohon-pohon yang mempunyai akar kuat
93
untuk menahan air dan tanah bukannya tanaman sayuran. VI. Metode Pembelajaran 1.
Ceramah variasi.
2.
Metode index card match.
3.
Tanya jawab.
4.
Diskusi
5. Penugasan. VII.
Langkah-Langkah Pembelajaran a. Kegiatan awal, (5 menit) antara lain: 1. Guru memberi salam. 2. Guru mengabsen kehadiran siswa. 3. Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran dimulai. 4. Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti, (60 menit) antara lain: Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1. Guru menjelaskan cara belajar aktif dengan menggunakan metode index card match kepada siswa. 2. Guru memberikan gambar bencana tanah longsor kepada siswa. 3. Guru menjelaskan bencana tanah longsor kepada siswa. 4. Guru menjelaskan sebab-sebab terjadinya bencana tanah longsor. 5. Guru menjelaskan ciri-ciri daerah yang rawan terkena bencana tanah longsor.
94
6. Guru menjelaskan upaya mengatasi bahaya bencana tanah longsor. 7. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. 2. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,dan bertindak tanpa rasa takut. 3. Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. 4. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. 5. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja kerja individual maupun kelompok. 6. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. 2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
95
c. Kegiatan Penutup, (5 menit) antara lain:
Dalam kegiatan penutup, guru: 1. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 2. Guru memberi evaluasi pada siswa. 3. Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama. 4. Guru mengucapkan salam. VIII. Penilaian 1. Prosedur. b. b.
Pre Test Pos Tes
2. Jenis test IX.
: pada kegiatan awal.
: pada kegiatan ahir. : tertulis.
Alat Dan Sumber Bahan 1.
Sumber
: buku paket Ilmu Pengetahuan Sosial, kelas VI
hal, 121-122. 2.
Papan tulis.
3. Kartu index card match.
96
Kedungpilang, 10 Januari 2015 Peneliti
Guru Kelas VI
Arif Budi Wibowo NIM: 11510065
Herlina, A.Md NIP: -
Mengetahui Kepala Sekolah
Sih Rahayu Supatmi, S.Pd NIP: 19901909199001 2 001
97
Lampiran 3 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SD N 1 Kedungpilang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosil (IPS) Kelas / Semester : VI/II Alokasi Waktu
: (2 x 35 menit)
IV. Standar Kompetensi 3. Memahami gejala-gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya. II. Kompetensi Dasar 1.2 Mengenal cara-cara menghadapi bencana alam III. Indikator
1. Menjelaskan tentang jenis-jenis bencana alam 2. Tanya jawab tentang jenis-jenis bencana Alam 3. Mendiskusikan penyebab tiap jenis bencana alam IV. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan penjelasan guru siswa dapat menjelaskan jenis-jenis bencana alam. 2. Dengan penjelasan guru siswa dapat menyebutkan jenis-jenis bencana alam. 3. Dengan penjelasan guru siswa dapat menyebutkan penyebab tiap jenis bencana alam.
98
V. Materi ajar Bencana gempa bumi Gempa bumi datang dengan tiba-tiba. Daerah yang dekat dengan pusat gempa, biasanya akan merasakan gerakan tanah yang lebih besar. Mitigasi merupakan usaha manusia untuk mengurangi akibat dari peristiwa gempa bumi. Gejala-gejala alam yang merupakan tanda akan adanya gempa bumi adalah sebagai berikut. a. Adanya kenampakan awan yang berbentuk aneh, seperti angin tornado, pohon atau batang, dan bentuknya berdiri. Bila ada awan seperti itu, dapat dipastikan merupakan awan gempa yang biasanya muncul sebelum terjadinya gempa. Awan yang berbentuk aneh itu terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan besar dari dasar bumi, sehingga gelombang elektromagnetis berkekuatan besar itu terjadi akibat adanya patahan atau pergeseran lempeng bumi. Namun, kemunculan awan gempa seperti itu tidak selalu berarti akan ada gempa. b. Menguji medan elektromagnetis di dalam rumah dengan cara berikut. 1. Melihat saluran siaran televisi apakah terganggu tanpa sebab apapun. 2. Perhatikan fax yang dikirim kepada kita, apakah teks yang diterima berantakan atau tidak. 3. Matikan aliran listrik dan lihat apakah lampu neon tetap menyala redup atau remang-remang walaupun tidak ada arus lisrik
99
c. Perhatikan perilaku hewan-hewan yang ada di sekitarmu. Apakah hean-hewan tersebut bertingkah laku aneh atau tidak? Insting hewan biasanya
tajam
dan
hewan
bisa
merasakan
gelombang
elektromagnetis. d. Perhatikan apakah air tanah tiba-tiba menjadi surut tidak seperti biasanya. Apabila empat tanda terlihat dalam waktu bersamaa, segera lakukan tindakan evakuasi. Langkah-langkah yang harus dilakukan bila terjadi gempa adalah sebagai berikut. a. Di dalam ruangan 1. Jauhi barang-barang yang mudah jatuh, seperti lemari dan lampu gantung. 2. Matikan api kompor jika sedang memasak, matikan juga peralatan elektronik lainnya untuk mencegah terjadinya kebakaran. 3. Hindari pula barang yang mudah pecah, seperti kaca dan jendela. 4. Berlindunglah di bawah meja atau tempat lain yang terlindung dari kemungkinan runtuhnya barang-barang. 5. Lindungi kepala dari kemungkinan tertimpa benda yang tidak kita inginkan. b. Di luar ruangan 1. Jauhi pohon-pohon yang tinggi dan tiang listrik. 2. Carilah daerah yang terbuka seperti lpangan atau tempat lain yang jauh dari pepohonan dan gedung tinggi.
100
3. Lindungi kepala dengan helm atau alat pelindung yang lain untuk menghindari tertimpa benda-benda keras. c. Berada dalam kendaraan 1. Segera hentikn kendaraan di tempat yang terbuka 2. Jauhi pepohonan, tiang listrik, papan reklame, dan gedunggedung tinggi. 3. Lindungi kepala dengan helm atau alat pelindungyang lain untuk menghindari tertimpa benda-benda keras VI.
Metode pembelajaran 1. Ceramah variasi. 2. Metode index card match. 3. Tanya jawab. 4. Penugasan.
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran a. Kegiatan awal, (5 menit ) antara lain: Apersepsi 1) Guru memberi salam. 2) Guru mengabsen kehadiran siswa. 3) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran dimulai. 4) Guru memberikan motivasi dan tujuan pembelajaran. 5) Guru menuliskan materi yang akan di capai. 6) Guru meriview pelajaran yang di simpulkan sebelumnya.
101
b. Kegiatan inti.(60 menit ) antara lain. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1) Dengan penjelasan guru siswa dapat menjelaskan bencana gempa bumi kepada siswa. 2) Dengan penjelasan guru siswa dapat menyebutkan gejala-gejala alam yang merupakan tanda akan adanya gempa bumi. 3) Dengan penjelasan dari guru siswa dapat menjelaskan langkahlangkah yang harus dilakukan apabila terjadi gempa bumi. 4) Guru membagi kartu yang berisi soal dan jawaban kepada siswa dan dibagikan secara acak. 5) Siswa diminta untuk mencari pasangan dan mencocokkan kartu yang sesuai antarasoal dan jawaban. 6) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. 2) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,dan bertindak tanpa rasa takut. 3) Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.
102
4) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. 5) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja kerja individual maupun kelompok. 6) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1) Guru mengevaluasi dan bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. 2) Guru bersama siswa bertanya jawab membuat rangkuman atau simpulan pembelajaran. 3)
Siswa disuruh mencatatat tentang materi yang telah disimpulkan.
c. Kegiatan Penutup, (5 menit) antara lain: Dalam kegiatan penutup, guru: 1) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama. 2) Guru mengucapkan salam. VIII.
Penilaian 1.
IX.
Prosedur. a.Pos Tes
: pada kegiatan ahir.
b.Jenis test
: tertulis.
Alat Dan Sumber Bahan 1. Sumber
: buku paket Ilmu Pengetahuan Sosial, kelas VI
103
hal, 124-125. 2. Papan tulis. 3. Kartu index card match
Kedungpilang, 17 Januari 2015
Peneliti
Guru Kelas VI
Arif Budi Wibowo NIM:11508045
Herlina. A.Md NIP: -
Mengetahui Kepala Sekolah
Sih Rahayu Supatmi, S.Pd NIP: 19640919199001 2 001
104
Lampiran 4 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SD N 1 Kedungpilang
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester
: VI/II
Alokasi Waktu
: (2 x 35 menit)
I. Standar Kompetensi 2. Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya. II. Kompetensi Dasar 2.2. Mengenal cara-cara menghadapi bencana alam III.
Indikator 1. Menjelaskan cara mengurangi kerugian pada saat terjadi bencana alam 2. Tanya jawab cara mengurangi kerugian pada saat terjadi bencana alam
3. Mendiskusikan cara mengurangi kerugian pada saat terjadi bencana alam IV. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan penjelasan guru siswa dapat menjelaskan cara mengurangi kerugian pada saat terjadi bencana banjir 2. Dengan penjelasan guru siswa dapat memahami cara mengurangi kerugian pada saat bencana tanah longsor 3. Dengan penjelasan guru siswa dapat menyebutkan cara mengurangi kerugian pada saat bencana gempa bumi
105
V. Materi ajar Upaya Untuk Mengurangi Kerugian Pada Saat Bencana Alam Setiap gejala alam yang terjadi pasti menimbulkan kerugian. Bentuk kerugian tersebut dapat berupa korban jiwa maupun harta benda. Walaupun sudah diusahakan langkah pencegahan, akan tetapi masih juga jatuh korban. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengurangi kerugian pada saat terjadi bencana alam berikut ini. 5.
Banjir a.
Segera matikan aliran listrik di rumah dari sakelar induk (sekering) atau hubungi PLN untuk segera mematikan aliran istrik di wilayah yang terjadi bencana.
b.
Bawa barang seperlunya unuk dibawa mengungsi
c.
Segera mengungsi ke tempat aman atau tidak terjangkau air.
d.
Dahulukan anak-anak dan wanita apabila ada alat transportasi untuk mengungsi.
6.
Tanah longsor a. Mengembalikan fungsi hutan seperti semula, yaitu sebagai tempat peresapan air bukan sebagai lahan pertanian. b. Menyediakan tempat tinggal baru bagi penduduk yang selamat ( relokasi ) karena tempat lama sudah sangat berbahaya apabila dipaksakan sebagai tempat tinggal lagi. c. Mengevaluasi berbagai perencanaan pembangunan sebelumnya yang berkaitan dengan tempat itu.
106
d. Berupaya menormalisasi lokasi yang menjadi bencana. 7.
Gempa bumi a. Di lokasi yang sering terjadi gempa perlu dibuat bangunan yang dirancang anti gempa. b. Memindahkan ( relokasi ) penduduk ke daerah yang aman. c. Memberikan penerangan kepada masyarakat tentang gempa bumi, tanda-tandanya, dan cara penyelamatannya. d. Membentuk regu penolong yang dapat bergerak cepat ke sasaran untuk bisa meminimalisasi korban meninggal. e. Untuk penduduk yang tingal di dekat pantai agar segera menyelamatkan diri ke daerah yang lebih tinggi karena dkhawatirkan terjadi tsunami. f.
Penduduk yang tinggal di pegunungan harus waspada terhadap kemungkinan bahaya longsor.
g. Selalu mengikuti petunjuk dari petugas penyelamat. VI.
Metode pembelajaran 1.
Ceramah variasi.
2.
Metode index card match
3.
Tanya jawab.
4.
Penugasan.
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran a. Kegiatan awal, (5 menit) antara lain: Apersepsi 1) Guru memberi salam. 2) Guru mengabsen kehadiran siswa.
107
3) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran dimulai. 4) Guru menayakan kabar keadaan siswa. 5) Guru menuliskan materi yang akan di capai. 6) Guru meriview pelajaran yang di simpulkan sebelumnya. b. Kegiatan inti.(60 menit ) antara lain: Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1) Dengan penjelasan dari guru siswa dapat menjelaskan cara mengurangi kerugian pada saat terjadi bencana banjir. 2) Dengan penjelasan dari guru siswa dapat menjelaskan cara mengurangi kerugian pada saat terjadi bencana tanah longsor. 3) Dengan penjelasan dari guru siswa dapat menjelaskan cara mengurangi kerugian pada saat terjadi bencana gempa bumi. 4) Guru membagi kartu yang berisi soal dan jawaban kepada siswa dan dibagikan secara acak. 5) Siswa diminta untuk mencari pasangan dan mencocokkan kartu yang sesuai antara soal dan jawaban. 6) Melibatkan perserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
108
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. 2) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,dan bertindak tanpa rasa takut. 3) Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. 4) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. 5) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja kerja individual maupun kelompok. 6) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1. Guru mengevaluasi dan bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. 2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan simpulan pembelajaran. c. Kegiatan Penutup, (5 menit) antara lain:
109
Dalam kegiatan penutup, guru: 1. Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama. 2. Guru mengucapkan salam. VIII. Penilaian 1. Prosedur a. Pos Tes
: Pada kegiatan ahir.
b. Jenis test
: Tertulis
IX. Alat Dan Sumber Bahan 1.
Sumber : Buku paket Ilmu Pengetahuan Sosial, kelas VI hal, 129130.
2.
Papan tulis..
3.
Kartu index card match.
Kedungpilang, 24 Januari 2015 Peneliti
Guru Kelas VI
Arif Budi Wibowo NIM: 11510065
Herlina, A.Md NIP: -
Mengetahui Kepala Sekolah
Sih Rahayu Supatmi, S.Pd NIP: 19640919190001 2 001
110
Lampiran 5 Lembar Soal Tes Formatif Pra Siklus A. Soal pilihan ganda Silanglah (x) huruf a,b,c, atau d pada jawaban yang paling tepat ! 1. Bencana alam yang sering terjadi ketika musim hujan adalah.... a. Kebakaran hutan. b. Gunung meletus. c. Banjir. d. Gempa bumi 2. Di Indonesia mengalami dua musim yaitu musim kemarau dan musim.... a. Dingin. b. Gugur. c. Salju. d. Hujan. 3. Terjadinya hujan dengan intensitas tinggi dan secara terus menerus, merupakan.... a.
Banjir.
b. Tanda-tanda banjir. c. Faktor penyebab banjir. d. Bencana alam 4. Berikut ini merupakan faktor penyebab banjir yang terjadi karena peristiwa alam adalah.... a. Penggundulan hutan b. Banyaknya hunian liar di bantaran sungai c. Pembuangan sampah di selokan
111
d. Hujan berkepanjangan 5. Menanami kembali daerah hutan yang telah gundul disebut.... a. Reboisasi b. Transmigrasi c. Irigasi d. Emigrasi 6. Tidak membuang sampah di selokan merupakan... a. Tanda-tanda terjadiya banjir. b. Cara menanggulangi banjir. c. Penyebab terjadinya banjir. d. Akibat terjadinya banjir. 7. Berikut ini merupakan faktor penyebab banjir yang terjadi karena tindakan manusia adalah.... a. Hujan yang berkepanjangan. b. Lelehnya salju. c. Meluapnya air sungai. d. Penggundulan hutan. 8. Cara menaggulangi banjir dapat dilakukan dengan cara berikut, kecuali.... a. Menanami kembali hutan yang telah gundul. b. Tidak membuang sampah di selokan. c. Membuang sampah di selokan. d. Tidak menebang hutan secara liar. 9. Bila terjadi banjir, segera mengungsi ke tempat yang...dijangkau oleh air. a. Tidak
112
b. Mampu c. Bisa d. Dapat 10. Tidak membuat bangunan di sekitar bantaran sungai guna kelancaran alirannya, merupakan.... a. Penyebab banjir. b. Tanda-tanda banjir c. Cara menanggulangi banjir. d. Bahaya banjir. A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Pembuangan sampah di sungai dapat menyebabkan terjadinya.... 2. Membuang sampah di selokan akan mengakibatkan saluran air menjadi... 3. Faktor penyebab banjir disebabkan karena peristiwa alam dan.... 4. Sebutkan tindakan-tindakan manusia yang menyebabkan banjir.... 5. Sebutkan cara menanggulangi bencana banjir....
113
Lampiran 6 Lembar Soal Tes Formatif Siklus 1 A. Soal pilihan ganda Silanglah (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat !
1. Bencana tanah longsor biasanya trjadi ketika musim.... a. Kemarau. b. Hujan. c. Dingin. d. Panas. 2. Berikut ini sebab terjadinya tanah longsor oleh ulah manusia adalah.... a. Getaran-getaran bumi karena gempa. b. Perubahan kadar air dalam tanah. c. Kegiatan penambangan secara besar-besaran. d. Musim hujan dengan curah yang cukup tinggi. 3. Bencana tanah longsor sering dialami oleh penduduk yang tinggal di daerah.... a. Pedesaan. b. Perkotaan. c. Pantai. d. Pegunungan. 4. Sebab-sebab tanah longsor yang dipengaruhi oleh kekuatan alam adalah.... a. Kegiatan penambangan secara besar-besaran. b. Pengambilan air tanah secara sembarangan. c. Musim hujan dengan curah hujan yang tinggi. d. Penebangan pohon di hutan secara liar.
114
5. Ciri-ciri daerah yang akan mengalami longsor adalah.... a. Hujan yang turun deras dan dalam jangka waktu yang lama. b. Tidak ada pepohonan sebagai penopang tanah. c. Pengambilan air secara sembarangan. d. Kegiatan penambangan. 6. Peningkatan beban pada tanah yang disebabkan oleh hujan deras, bahan-bahan yang dimuntahkan gunung api, dan sampah, merupakan.... a. Sebab-sebab tanah longsor akibat ulah manusia. b. Sebab-sebab tanah longsor akibat kekuatan alam. c. Ciri-ciri daerah yang akan terkena longsor. d. Akibat tanah longsor. 7. Tidak mendirikan bangunan di lokasi miring pada tanah perbukitan ataupun pegunungan, merupakan.... a. Sebab-sebab terjadinya tanah longsor. b. Ciri-ciri terjadinya tnah longsor. c. Upaya pencegahan tanah longsor. d.Bencana tanah longsor. 8. Tanah yang dibuat seperti tangga yang dibuat untuk menghindari terjadinya erosi adalah.... a. Reboisasi. b. Sengkedan. c. Irigasi. d. Emigrasi. 9. Upaya pencegahan bencana tanah longsor dapat dilakukan dengan cara....
115
a. Tidak menebang hutan sampai gundul. b. Menebang pohon di hutan secara sembarangan. c. Mendirikan bangunan di lokasi miring. d. Penambangan secara sembarangan. 10. Apabila terjadi tanah longsor sebaiknya segera.... a. Berdiam diri di rumah. b. Berteriak. c. Mengungsi ke tempat yang aman. d. Bersembunyi dalam rumah.
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan dengan benar! 1. Apakah yang dimaksud dengan sengkedan? 2. Sebutkan 3 saja sebab-sebab terjadinya tanah longsor karena tangan manusia! 3. Sebutkan 3 saja ciri-ciri daerah yang akan mengalami longsor! 4. Sebutkan 3 saja upaya pencegahan bencana tanah longsor! 5. Sebutkan 3 saja sebab-sebab terjadinya tanah longsor karena alam!
116
Lampiran 7 Soal Tes Formatif Siklus II A. Soal pilihan ganda Silanglah (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat ! 1. Adanya kenampakan awan yang berbentuk aneh, seperti angin tornado, pohon, atau batang, dan bentuknya berdiri, merupakan gejala alam tanda akan adanya.... a. Gempa bumi. b. Tanah longsor. c. Banjir. d. Kebakaran hutan. 2. Awan yang berbentuk aneh terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis yang berasal dari.... a. Bumi. b. Dasar bumi. c. Luar bumi. d. Langit. 3. Pada saat akan terjadi gempa, hewan bertingkah laku.... a. Riang. b. Sedih. c. Lucu. d. Aneh. 4. Cara menguji medan elektromagnetis di dalam rumah adalah.... a. Perhatikan apakah tiba-tiba air surut. b. Perhatikan apakah hewan bertingkahlaku aneh apa tidak.
117
c. Perhatikan pohon bergetar atau tidak. d. Melihat saluran siaran televisi apakah teganggu tanpa sebab apapun. 5. Apabila terjadi gempa bumi, ketika kita masih berada di dalam ruangan apa yang harus kita lakukan? a. Berdiri. b. Duduk di kursi. c. Duduk di bawah meja. d. Diam saja. 6. Gelombang yang berkekuatan besar yang terjadi akibat adanya patahan disebut.... a. Gelombang tsunami. b. Gelombang elektromagnetis. c. Gelombang radiologi. d. Gelombang radiasi. 7. Apabila terjadi gempa bumi pada saat kita mengendarai kendaraan bermotor, apa yang harus kita lakukan? a. Jalan terus. b. Jalan kencang. c. Jalan pelan. d. Hentikan kendaraan. 8. Jauhi pohon-pohon yang tinggi dan tiang listrik akan kita lakukan pada saat terjadi gempa bumi, ketika kita berada di.... a. Dalam ruangan. b. Luar ruangan.
118
c. Dalam kendaraan. d. B dan c benar. 9. Gelombang elektromagnetis berkekuatan besar itu terjadi akibat adanya patahan atau pergeseran.... a. Gempa bumi. b. Gelombang bumi. c. Gelombang radiasi. d. Lempeng bumi. 10. Menghindari barang-barang yang mudah pecah harus kita lakukan pada saat terjadi gempa bumi ketika kita berada di.... a. Dalam ruangan. b. Luar ruangan. c. Dalam kendaraan. d. Jalan.
B. Jawablah pertanyaan-petanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Apakah yang dimaksud dengan mitigasi? 2. Sebutkan gejala-gejala alam yang merupakan tanda akan adanya gempa bumi! 3. Bagaimana cara menguji medan elektromagnetis di dalam rumah? 4. Sebutkan 3 langkah-langkah yang harus dilakukan bila terjadi gempa pada saat di luar ruangan! 5. Sebutkan 3 langkah-langkah yang harus kita lakukan bila terjadi gempa pada saat berada dalam kendaraan!
119
Lampiran 8 Soal Tes Formatif Siklus III A. Soal pilihan ganda Silanglah (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat ! 1. Setiap gejala alam yang terjadi pasti akan mengalami.... a. Keuntungan. b. Kerugian. c. Kebahagian. d. Kesenangan. 2. Pada saat terjadi bencana alam sudah diusahakan langkah pencegahan, akan tetapi masih juga banyak yang .... a. Selamat. b. Hidup. c. Jatuh korban. d. Pingsan. 3. Penduduk yang tinggal di daerah pegunungan harus waspada terhadap kemungkinan bahaya .... a. Banjir. b. Gempa bumi. c. Longsor. d. Tsunami. 4. Berikut ini yang merupakan upaya untuk mengurangi kerugian pada saat terjadi bencana banjir adalah .... a. Memakai pelindung mata dan hidung. b. Memakai masker.
120
c. Segera mengungsi ke tempat yang aman. d. Memakai pakaian yang tidak mudah terbakar. 5. Alat yang sangat dibutuhkan ketika ada di daerah letusan gunung berapi adalah .... a. Masker. b. Perahu karet. c. Handy talky d. Pelampung. 6. Berdiam di dalam rumah atau bunker adalah tindakan yang dapat dilakukan ketika terjadi .... a. Banjir bandang. b. Kebakaran. c. Gempa bumi. d. Angin topan 7. Alat yang digunakan untuk memberi peringatan dini tsunami adalah .... a. Early warning system. b. Seismograf. c. Altimer. d. Mercusuar. 8. Berikut ini sikap yang tepat ketika terjadi gempa bumi adalah .... a. Berlindung di bawah tempat tidur. b. Berdiam diri di dalam rumah. c. Naik pohon yang tinggi. d. Segera keluar rumah.
121
9. Mencegah banyaknya korban bencana tsunami dengan cara .... a. Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang mudah terbang. b. Penanaman daerah pantai dengan tumbuhan bakau. c. Tidak membuang sampah di sungai. d. Melakukan reboisasi. 10. Tsunami biasanya terjadi setelah adanya .... a. Gempa bumi. b. Gunung meletus. c. Kebakaran hutan. d. Kebanjiran.
B. Jawablah pertanyaan-petanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Bagaimana tindakan penyelamatan pada saat tsunami datang? 2. Bagaimana upaya untuk mengurangi kerugian pada saat terjadi bencana tanah longsor? 3. Bagaimana cara mengurangi dampak kerugian sebelum terjadi bencana angin topan? 4. Pada saat terjadi angin topan, tindakan apa yg harus dilakukan? 5. Bagaimana upaya yang dilakuakan apabila terjadi bencana kebakaran?
122
Lampiran 9 Lembar jawab Tes Formatif Pra Siklus. A. Jawaban soal pilihan ganda. 1. C 2. D 3. B 4. D 5. A 6. B 7. D 8. C 9. A 10. C
B. Jawaban soal Uraian. 1. Banjir 2. Tidak lancar 3. Tindakan manusia 4. - Penggundulan hutan - Membangun bangunan liar di bantaran sungai. - Membuang sampah ke selokan 5. - Menanami kembali daerah hutan yang telah gundul. - Tidak membuang sampah di selokan. - Tidak menebang hutan secara liar.
123
I.
Setiap jawaban benar mendapat skor : 10
II.
Setiap jawaban benar mendapatkan skor: 20
124
Lampiran 10 Lembar Jawab Tes Formatif Siklus I A. Jawaba soal pilihan ganda. 1. B 2. C 3. D 4. C 5. A 6. B 7. C 8. B 9. A 10. C
B. Jawaban soal uraian. 1. Sengkedan adalah tanah yang dibuat seperti tangga. 2. a. Penebangan pohon di hutan secara liar dan tidak terkendali. b. Kegiatan penambangan secara besar-besaran. c. Pengambilan air tanah secara sembarangan. 3. a. Hujan yang turun deras dan dalam waktu yang lama. b. Muncul suara dan getaran pada daerah-daerah lereng. c. Sering terjadi longsoran-longsoran kecil. 4.
a. Tidak menebang hutan secara gundul.
b. Mengadakan reboisasi. c. Membuat sengkedan. 5.
a. Getaran-getaran bumi karena gempa.
b. Perubahan kadar air dalam tanah akibat hujan. c. Tidak ada pepohonan sebagai penopang tanah.
125
Lampiran 11 Lembar Jawab TesFormatif Siklus II C. Jawaba soal pilihan ganda. 11. A 12. B 13. D 14. D 15. C 16. B 17. D 18. D 19. D 20. A
D. Jawaban soal uraian. 3. Mitigasi adalah usaha manusia untuk mengurangi akibat dari peristiwa gempa bumi. 4. a. Adanya kenampakan awan yang berbentuk aneh, seperti angin tornado, pohon atau batang, dan bentuknya berdiri. b. Hewan-hewan tiba-tiba erperilaku aneh. c. Air tiba-tiba menjadi surut tidak seperti biasanya. 3.
a. Melihat saluran siaran televisi apakah terganggu tanpa sebab apapun.
b. Perhatikan fax yang dikirim kepada kita, apakah teks yang dikirim berantakan atau tidak.
126
c. Matikan aliran listrik dan lihat apakah lampu neon tetap menyala redup atau remang-remang walaupun tidak ada aliran listrik. 4.
a. Jauhi pohon-pohon yang tinggi dan tiang listrik.
b. Carilah daerah yang terbuka seperti lapangan atau tempat lain yang jauh dari pepohonan dan gedung tinggi. c. Lindungi kepala dengan helm atau alat pelindung yang lain untuk menghindari tertimpa benda-benda keras. 5.
a. Segera hentikan kendaraan di tempat yang terbuka.
b. jauhi pepohonan, tiang listrik, papan reklame, dan gedung-gedung tinggi. c. jangan berhenti di jembatan, baik jembatan layang, maupun jembatan penyeberangan.
127
Lampiran 12 Lembar Jawab TesFormatif Siklus III E. Jawaba soal pilihan ganda. 21. B 22. C 23. C 24. C 25. A 26. D 27. A 28. D 29. B 30. A
F. Jawaban soal uraian. 5. Segera mengungsi ke daerah yang paling tinggi dengan membawa pembekalan secukupnya. 6. a. Mengembalikan fungsi hutan seperti semula, yaitu sebagai tempat peresapan air bukan sebagai lahan pertanian. b. manyediakan tempat tinggal yang baru bagi penduduk. c. berupaya menormalisasi lokasi yang telah terjadi bencana. 3. a. Membuat bangunan yang kuat dari sisi rancang bangun dan tahan terhadap tiupan atau pusaran angin. b. mengurangi penggunaan bahan-bahan yang mudah terbang dalam pembuatan rumah atau bangunan.
128
c. menggalakkan penghijauan untuk mengurangi dan meredam gaya angin. 4.
a. Tutup pintu dan jendela rapat-rapat.
b. segera matikan aliran listrik dan jangan menggunakan benda-benda yang menggunakan arus listrik. c. berdiam di dalam rumah dan berdoa minta keselamatan. 5.
a. Jika kebakaran masih kecil segera matikan dengan berbagai peralatan di sekitarnya.
b. segera lapor ke petugas pemadam kebakaran terdekat. c. melapor ke PLN untuk segera mematikan aliran listrik yang ada.
129
Lampiran 13 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Hasil Kegiatan
B Mengucapkan salam Melakukan presensi kehadiran siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran
C
V
V
V
V
Guru
Rencana perbaikan
Guru belum bisa mengkondisik an kelas
Kelas harus dikondisikan terlebih dahulu
Guru kurang pandai menarik perhatian siswa
Buat suasana yang menarik
Penjelasan materi terlalu cepat
Lebih tenang dalam menjelaskan materi sehingga siswa tidak bingung
Guru kurang jelas dalam memberi instruksi penggunanan metode index card match
Instruksi harus lebih jelas (memberikan contoh)
Belum
Lebih
Media sudah cukup bagus, siswa dapat mengamati V
V
Menjelaskan aturan penggunaan metode index card match
Penerapan metode index card match
Hal yang menghambat
Guru sudah cukup jelas dalam menyampaika n tujuan pembelajaran
V
Menyajikan materi pembelajaran
Menguasai materi pembelajaran
Hal yang mendukung Suara guru jelas
Melakukan tanya jawab tentang materi yang terkait Penggunaan media pembelajaran
K
Penguasaan materi sudah cukup baik perlu ditingkatkan V
V
Dapat diterapkan dalam materi pembelajaran V
130
membimbing siswa mencari pasangan
opltimal
Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
V
Guru dan siswa membuat kesimpulan materi Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Mengucapkan salam penutup
V
Mengelola kelas saat pembelajaran
Guru belum bisa memancing keingintauhan siswa Guru kurang berinteraksi dengan siswa
V
Perintah dan isi soal jelas
V
Suara guru sudah jelas dalam menutup pelajaran V
Ada beberapa siswa bermain sendiri
Keterangan: B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
131
ditingkatkan dalam membimbing siswa Harus bisa memancing keingintauhan siswa Membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan
Pengelolaan kelas harus ditingkatkan
Lampiran 14 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I Hasil Kegiatan
B Siswa menjawab Salam
K
Hal yang mendukung
V
Siswa menjawab presensi yang dilakukan guru Siswa bertanya tentang maeri yang terkait
Siswa mengamati media yang dibawa guru
C
Ada yang tidak menjawab salam karena ramai sendiri Ada beberapa siswa yang ramai Ada beberapa siswa yang berbicara sendiri
V
V
V
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Hal yang menghambat
Guru menegur/mem berikan pertanyaan kepada siswa yang ramai agar mereka memperhatikan
Siswa tertarik dengan media yang dibawa guru V
Ada beberapa siswa yang bermain/ bergurau dengan teman
Siswa menanggapi menjawab pertanyaan
V
Siswa kurang antusias dalam menanggapi pertanyaan
Siswa aktif dalam kegiatan mencari pasangan
V
Siswa ikut menyimpulkan materi
V
Siswa masih kesulitan/seba gian siswa belum paham dengan intruksi guru Siswa tidak tertarik menyimpulkan materi
Siswa mengerjakan soal
Rencana perbaikan
V
Dapat diterapkan
132
Guru harus lebih tegas dengan menegur siswa yang tidak memperhatikan Guru harus bisa membangkitkan antusias siswa
Guru harus lebih semangat membimbing siswa/lebih menarik perhatian siswa
evaluasi
dalam materi pembelajaran
Siswa menjawab salam
Ada beberapa siswa yang belum menjawab salam
Keterangan: B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
133
Guru mengulang sampai semua siswa menjawab
Lampiran 15 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Hasil Kegiatan
B Mengucapkan Salam Melakukan presensi kehadiran siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran
V
Melakukan tanya jawab tentang materi yang terkait
V
Penggunaan media pembelajaran
V
Guru membimbing siswa mencari
Hal yang mendukung Suara guru jelas Guru sudah mulai hafal nama siswa Guru sudah jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran Guru mulai menarik perhatian siswa untuk bertanya Media sudah bagus, siswa dapat mengamati dengan jelas Guru sudah cukup baik dan tenang dalam menjelaskan materi Penguasaan materi sudah baik lebih ditingkatkan lagi Guru sudah lebih jelas dalam memberi instruksi penggunanan metode index card match Dapat diterapkan dalam materi pembelajaran Sudah cukup optimal dalam membimbing
V
V
V
Menjelaskan aturan penggunaan metode index card match
Penerapan metode index card match
K
V
Menyajikan materi pembelajaran
Menguasai materi pembelajaran
C
V
V
V
134
Hal yang menghambat
Rencana perbaikan
Masih ada siswa yang belum paham karena bicara sendiri
Instruksi harus lebih jelas (memberikan contoh) agar semua siswa paham, siswa yang bicara ditegur
pasangan
Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya Guru dan siswa membuat kesimpulan materi Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Mengucapkan salam penutup
Mengelola kelas saat pembelajaran
siswa perlu lebih ditingkatkan Guru sudah bisa menarik siswa untuk bertanya
V
V
V
Perintah dan isi soal jelas
V
Suara guru sudah jelas dalam menutup pelajaran V
Interaksi dengan siswa masih kurang maksimal
Membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan
Masih ada siswa yangbermain sendiri
Pengelolaan kelas harus ditingkatkan lagi dan guru harus belajar memahami masingmasing karakter siswa
Keterangan: B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
135
Lampiran 16 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II Hasil Kegiatan
B Siswa menjawab Salam
V
Siswa menjawab presensi yang dilakukan guru
V
Siswa bertanya tentang maeri yang terkait
C
K
Hal yang mendukung
V
Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa menanggapi menjawab pertanyaan
V
Rencana perbaikan
Ada beberapa siswa yang berbicara sendiri, ada yang masih malu-malu untuk bertanya
Guru menegur/mem berikan pertanyaan kepada siswa yang ramai agar mereka memperhatikan dan juga mengarahkan/ membimbing agar siswa berani bertanya
Masih ada juga siswa yang belum paham
Guru harus lebih giat lagi dalam mengarahkan dan membimbing siswa Guru menegur dan mengarahkan siswa agar ikut menyimpulkan materi
Semua siswa menjawab salam Siswa merasa takut jika ketika bicara namanya dipanggil V
Siswa mengamati media yang dibawa guru
Hal yang menghambat
Siswa tertarik dengan media yang dibawa guru
V
Siswa aktif dalam kegiatan mencari pasangan
V
Siswa ikut menyimpulkan materi
V
Siswa sudah cukup antusias dalam menanggapi pertanyaan dari guru Siswa sudah banyak memahami arahan dari guru dalam mencari pasangan
Ada siswa yang masih sibuk bermain sehingga tidak ikut menyimpulkan
136
materi Siswa mengerjakan soal evaluasi Siswa menjawab salam dari guru
V
Siswa igin mendapat nilai bagus Semua siswa menjawab salam dari guru dengan semangatnya
V
Keterangan: B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
137
Lampiran 17 Lembar Pengamatan Guru Siklus III
Hasil Kegiatan
B Mengucapkan salam Melakukan presensi kehadiran siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran
V
Melakukan tanya jawab tentang materi yang terkait Penggunaan media pembelajaran
V
Menyajikan materi pembelajaran Menguasai materi pembelajaran
V
Menjelaskan aturan penggunaan metode index card match
V
Penerapan metode index card match
V
Guru membimbing siswa mencari pasangan
V
Memberi kesempatan kepada siswa
V
C
K
Hal yang mendukung Suara guru jelas Guru sudah mulai hafal nama siswa Guru sudah jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran Guru mulai bisa menarik perhatian siswa Media sudah bagus dan lengkap sehingga siswa dapat mengamati dengan jelas Penjelasan guru sudah jelas Penguasaan materi sudah baik Guru sudah bisa menginstruksi penggunanan metode index card match Dapat diterapkan dalam materi pelajaran Guru sudah optimal dalam membimbing siswa mencari pasangan Guru sudah memancing keingintahuan
V
V
V
V
138
Hal yang menghambat
Rencana perbaikan
untuk bertanya Guru dan siswa membuat kesimpulan materi
siswa Guru sudah bisa membimbing siswa untuk merumuskan kesimpulan bersama-sama Perintah dan isi soal jelas
V
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Mengucapkan salam penutup
V
Mengelola kelas saat pembelajaran
V
V
Suara guru sudah jelas dalam menutup pelajaran Guru sudah bisa mengelola kelas dan sudah banyak mengetahui karakter siswa
Keterangan: B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
139
Lampiran 18 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III Hasil Kegiatan
B Siswa menjawab Salam
V
Siswa menjawab presensi yang dilakukan guru
V
Siswa bertanya tentang maeri yang terkait
V
Siswa mengamati media yang dibawa guru
V
Siswa memperhatikan penjelasan guru
V
Siswa menanggapi menjawab pertanyaan Siswa aktif dalam kegiatan mencari pasangan
V
Siswa ikut menyimpulkan materi Siswa mengerjakan soal evaluasi Siswa menjawab salam dari guru
V
C
K
Hal yang mendukung Siswa sudah bisa menjawab salam Siswa merasa takut jika ketika bicara namanya dipanggil Siswa bersemangat untuk tau dan tidak malumalu lagi bertanya Siswa tertarik dengan media yang dibawa guru Siswa sudah menyadari untuk memperhatikan penjelasan dari guru Siswa antusias menanggapi pertanyaan
V
Siswa sudah paham arahan guru untuk mencari pasangan Siswa paham dengan materi yang diajarkan Siswa ingin mendapat nilai bagus Semua siswa antusias dengan materi yang telah dipelajari sehingga bersemangat menjawab salam dari
V
V
140
Hal yang menghambat
Rencana perbaikan
guru
Keterangan: B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
141
Lampiran 19
Daftar Nilai Pra Siklus No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
Alvito Vikar
65
70
T
2
Amilatun Anisa
65
65
T
3
Arif Prastya
65
50
TT
4
Dwi akadianingsih
65
65
T
5
Dyah Ayu Rengganis
65
65
T
6
Erik Andri
65
50
TT
7
Ilham Rahmad
65
40
TT
8
Intan Yuliana
65
30
TT
9
Kiki Mitasari
65
40
TT
10
Misbahul Anam
65
65
T
11
M. Ardiansyah
65
65
T
12
M. Irkham
65
65
T
13
Nurul Fadillah
65
60
TT
14
Rahayu Amalia
65
60
TT
15
Riyani
65
60
TT
16
Sugeng
65
30
TT
17
Vebi Ainur
65
40
TT
18
Wafikhatur R.
65
50
TT
19
Yudi Krisiyanto
65
50
TT
20
Ana Mufidah
65
65
T
142
21
Kelvin A.
65
30
TT
22
Kustiya Intan
65
30
TT
23
Gilang Ramadhan
65
40
TT
24
Eri Sri Mutiarasari
65
70
T
25
Aisyah Sukmaningsih
65
65
T
65
52,8
Rata-rata
Keterangan: Tuntas (T)
: 10 Siswa atau 40%
Tidak Tuntas (TT) : 15 siswa atau 60%
143
Lampiran 20
Hasil Belajar Siswa Siklus I No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
Alvito Vikar
65
80
T
2
Amilatun Anisa
65
65
T
3
Arif Prasetya
65
60
TT
4
Dwi Akadianingsih
65
65
T
5
Dyah Ayu Rengganis
65
65
T
6
Erik Andri
65
50
TT
7
Ilham Rahmad
65
70
T
8
Intan Yuliana
65
80
T
9
Kiki Mitasari
65
50
TT
10
Misbahul Anam
65
50
TT
11
M. Ardiyansyah
65
60
TT
12
M. Irkham
65
60
TT
13
Nurul Fadillah
65
65
T
14
Rahayu Amalia
65
65
T
15
Riani
65
70
T
16
Sugeng
65
40
TT
17
Vebi Ainur
65
50
TT
18
Wafikhatur
65
60
TT
19
Yudi Kristi
65
30
TT
144
20
Ana Mufidah
65
65
T
21
Kelvin A.
65
40
TT
22
Kustiya
65
50
TT
23
Gilang Ramadhan
65
60
TT
24
Eri Sri Mutiarasari
65
70
T
25
Aisyah Sukmaningsih
65
70
T
65
59,6
Rata-rata
Keterangan: Tuntas (T)
: 12 Siswa atau 48%
Tidak tuntas (TT)
: 13 Siswa atau 52 %
145
Lampiran 21 Hasil Belajar Siswa Siklus II No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
Alvito Vikar
65
85
T
2
Amilatun Anisa
65
80
T
3
Arif Prasetya
65
90
T
4
Dwi Akadianingsih
65
100
T
5
Dyah Ayu Rengganis
65
95
T
6
Erik Andri H.
65
60
TT
7
Ilham Rahmad
65
85
T
8
Intan Yuliana
65
80
T
9
Kiki Mitasari
65
65
T
10
Misbahul Anam
65
70
T
11
Muhammad Ardiyansah
65
75
T
12
Muhammad Irkham
65
65
T
13
Nurul Fadillah
65
70
T
14
Rahayu Amalia
65
65
T
15
Riani
65
65
T
16
Sugeng
65
45
TT
17
Vebi Ainur
65
70
T
18
Wafikhatur
65
75
T
19
Yudi Kristiyanto
65
40
TT
20
Ana Mufidah
65
65
T
146
21
Kelvin A.P
65
50
TT
22
Kustiya Intan
65
65
T
23
Gilang Ramadhan
65
60
TT
24
Eri Sri Mutiarasari
65
70
T
25
Aisyah Sukmaningsih
65
80
T
65
70,8
Rata-rata
Keterangan: Tuntas (T)
: 20 Siswa atau 80 %
Tidak Tuntas (TT)
: 5 Siswa atau 20 %
147
Lampiran 22
Hasil Belajar Siklus III No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
Alvito Vikar
65
90
T
2
Amilatun Anisa
65
90
T
3
Arif Prasetya
65
75
T
4
Dwi Akadianingsih
65
90
T
5
Dyah Ayu Rengganis
65
100
T
6
Erik Andri H.
65
65
T
7
Ilham Rahmad
65
90
T
8
Intan Yuliana
65
80
T
9
Kiki Mitasari
65
80
T
10
Misbahul Anam
65
80
T
11
Muhammad Ardyansah
65
80
T
12
Muhammad Irkham
65
80
T
13
Nurul Fadillah
65
100
T
14
Rahayu Amalia
65
75
T
15
Riani
65
90
T
16
Sugeng
65
65
T
17
Vebi Ainur
65
70
T
18
Wafikhatur
65
80
T
19
Yudi Kristiyanto
65
80
T
148
20
Ana Mufidah
65
70
T
21
Kelvin A.P
65
80
T
22
Kustiya
65
70
T
23
Gilang Ramadhan
65
70
T
24
Eri Sri Mutiarasari
65
90
T
25
Aisyah Sukmaningsih
65
90
T
65
81,2
Rata-rata
Keterangan: Tuntas (T)
: 25 Siswa atau 100 %
Tidak Tuntas (TT)
:0%
149
Lampiran 23 Dokumentasi Hasil Belajar mengajar
Gb. 1 Foto SD
Gb. 2 Foto Contoh Materi yang Disampaikan di Kelas
150
Gb. 3 Foto Peneliti saat Mengajar di Kelas
Gb. 4 Foto Pemusatan Perhatian pada Siswa
151
Gb. 5 Foto Aktivitas Siswa Bertanya
Gb. 6 Foto Aktivitas Guru Membantu Siswa yang Mengalami Kesulitan
152
Gb. 7 Foto Aktivitas Siswa Bertanya
Gb. 8 Foto Aktifitas Guru Memberikan Pertanyaan kepada Siswa
153
Gb. 9 Foto Aktifitas Menyimpulkan Materi
154
Gb. 10 Foto Aktifitas Siswa Mencari Pasangan
Gb. 11 Foto Aktifitas Siswa Mencocokkan Soal dan Jawaban
Gb. 10 Foto Kartu Indeks
155
Lampiran 24
Contoh Kartu Index Card Match
Kartu Pertanyaan
aTindakan-tindakan
Tanah longsor sering dialami oleh penduduk yang tinggal di daerah ....
Tsunami terjadi setelah adanya gempa bumi di ....
Penanaman hutan kembali yang telah gundul disebut ....
Terjadinya hujan terus menerus mengakibatkan terjadinya ....
Membuka lahan di hutan dengan cara dibakar dapat menyebabkan ....
Peralatan yang digunakan pada saat terjadi bencana banjir adalah ....
Abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung dapat menyebabkan ....
Ketika berada di ruangan dan terjadi gempa bumi kita segera ...
Penggundulan Hutan
Pegunungan
Dasar laut
Reboisasi
Banjir
Kebakaran hutan
manusia yang dapat menyebabkan banjir adalah ....
Kartu Jawaban
Perahu karet
Sesak nafas
156
Keluar ruangan
157
158
159
PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI UPTD DIKDAS DAN LS KECAMATAN WONOSEGORO
SD NEGERI 1 KEDUNGPILANG Alamat : Kunciombo, Kedungpilang, Wonosegoro, Boyolali
SURAT KETERANGAN Nomor: 422.1/114/749/2015
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SD N I Kedungpilang menerangkan bahwa: Nama
: Arif Budi Wibowo
NIM
: 11510065
Jabatan
: Mahasiswa IAIN Salatiga
Alamat
: Krangkeng, Karangjati, Wonosegoro, Boyolali
Benar-benar telah melakukan penelitian di SD N 1 Kedungpilang tentang: Penerapan Metode Index Card Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Gejala Alam pada Siswa Kelas VI SD N 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015 sejak tanggal 15 November – 29 Desember 2014. Demikian surat keterangan ini sebagaimana mestinya.
dibuat
untuk dapat
dipergunakan
Kedungpilang, 30 Desember 2014 Kepala Sekolah
Sih Rahayu Supatmi, S.Pd NIP: 19640919 199001 2 001
160
Lampiran 28 Satuan Kredit Kegiatan Ekstrakurikuler (SKK) Satuan Kredit Kegiatan Ekstrakurikuler (SKK) Nama
: Arif Budi Wibowo
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah/ PGMI
No
OPAK STAIN Salatiga 2010
2
Pelatihan User Education
3
Pra-DM Bedah Film “Nothing Is Imposible In This Word”
: Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag
Pelaksanaan
Status
Poin
25-27 Agustus 2010
Peserta
3
20-25 September 2010
Peserta
2
04 Oktober 2010
Peserta
2
O8-11 Oktober 2010
Peserta
2
9-10 Oktober 2010
Peserta
2
19 Desember 2010
Peserta
8
25 Desember 2010
Peserta
2
30 Januari 2011
Peserta
2
28 Maret 2011
Peserta
2
Ibtida’ LDK Darul Amal STAIN Salatiga
6
Dosen PA
Pendidikan dan Latihan Calon Pramuka Pandega ke-20
5
: 11510065
Kegiatan
1
4
NIM
Workshop Nasional “Entrepreneurship And Basic Cooperationh 2010”
7
Training Kader,(TEKAD 1) “Kokohkan Diri dalam Berjuang Menuju kemenangan Islam”
8
Bedah Novel “BUMI CINTA”bersama Ust. Habiburrahman El Shirazy, L.c
9
Seminar KeSalatigaan “Pemilu Bebas, Pemilih Cerdas” KAMMI
161
10
Seminar Nasional Pendidikan “Realisasi Pendidikan Karakter Bangsa dalam Kurikulum
20 Juni 2011
Peserta
8
Pendidikan Nasional” HMJ Tarbiyah 11
MILAD IX Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal
9 April-21 Mei 2011
STAIN Salatiga 12
SK Pengurus LDK Darul Amal
13
Pesantren Kilat (PESKIL), GARDIKA LDK DARUL
3 Panitia
Juli-Desember 2011
Pengurus
5
08-22 Agustus 2011
Pemateri
3
22 Agustus 2011
Panitia
3
08-09 Oktober 2011
Panitia
3
01 November 2011
Tentor
3
03 Januari 2012
Pengurus
5
29 Januari 2012
Peserta
2
05 Mei 2012
Peserta
2
29 Mei 2012
Peserta
8
AMAL STAIN SALATIGA 14
GARDIKA (Gema Ramadhan di Kampus)
15
IBTIDA’ LDK Darul Amal STAIN Salatiga “Catatan Harian Mahasiswa Rabbani”
16
SK Pengangkatan Tentor Freelance Program
17
SK Pengurus LDK Darul Amal
18
Pelatihan Sholat Khusyu’ Biro Konsultasi Psikologi ”TAZKIA”
19
Workshop Parenting “Merajut Cinta Mengokohkan Dakwah” LDK Darul Amal
20
Seminar Nasional Pendidikan “Pendidikan Multikultural
162
Sebagai Pilar Karakter Bangsa” HMJ Tarbiyah 21
Pesantren Kilat di SMP N 3 09-11 Agustus 2012
Salatiga 22
3
03 Oktober 2012
Peserta
2
1 November 2012
Tentor
3
19 Maret 2013
Pengajar
5
02 Mei 2013
Peserta
2
04 Mei 2013
Peserta
2
15 Juli 2013
Pengajar
5
21 Juni 2014
Panitia
3
01 Juli 2014
Pengajar
5
Pra Youth Leadership Training “Surat Cinta Pembasmi Galau”
23
Pemateri
SK Tentor Bimbingan Belajar Privat EXCELLENT
24
SK TPQ AL-ATIIQ Kauman
25
Seminar Pendidikan HMJ Tarbiyah “Menimbang Mutu dan Kualitas Pendidikan di Indonesia”
26
Tarsir Tematik “Sihir dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hukum Negara” JQH STAIN Salatiga
27
SK Pengangkatan Guru PAI SD N 1 Kedungpilang
28
Seminar Enternpreunership “Creativepreuner Enternpreunership” KKN STAIN Salatiga
29
SK Pengajar EKstrakulikuler SD Islam Terpadu MUTIARA Karanggede Jumlah
163
100
Salatiga, 28 Juli 2015 Mengetahui, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama FTIK
Achmad Maimun, M.Ag. NIP.19700510 199803 1 003
164
Lampiran 29 Daftar Riwayat Hidup Penulis DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Arif Budi Wibowo
NIM
: 11510065
Tempat/tanggal lahir : Boyolali, 26 Januari 1992 Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Alamat
: Krangkeng-Karangajati-wonosegoro-Kabupaten Boyolali. PENDIDIKAN
Lulus RA Perwanida Seling 1998. Lulus SD N 2 Mongkrong tahun 2004. Lulus SMP N 1 Wonosegoro tahun 2007. Lulus SMA N 1 Karanggede tahun 2010. Masuk IAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah tahun 2010. Demikian daftar riwayat hidup singkat ini dibuat dengan sesungguhnya, agar dapat dipergunakan seperlunya.
Salatiga, Agustus 2015 Penulis
Arif Budi Wibowo
165