PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH DENGAN “METODE INDEX CARD MATCH ” PADA SISWA KELAS II MI MA’ARIF PENDEM KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh SITI NAFISAH NIM : 11410037
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2012
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Artinya :
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( Q.S. Al-Mujaadilah : Ayat 11 ).
PERSEMBAHAN
Kedua Orang Tuaku
Maemun, suamiku tercinta
Kedua anakku tersayang, Ahmad Abdul Hafizh dan Annisa Faradillah Rahma
Civitas Akademika STAIN Salatiga
Keluarga Besar MI Ma‟arif Pendem
Para pembaca dan pemerhati pendidikan Indonesia
iv
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya. Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr.Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik selama masa penelitian. 2. Bapak Drs. Badwan, M.Ag, selaku pembimbing yang telah berkenan memberikan waktu, bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini 3. Segenap Civitas Akademika STAIN Salatiga kepada penulis untuk meningkatkan dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan. 4. Ibunda tercinta Toyimah, Suamiku Tercinta Maemun, ananda Achmad Abdul Hafizh dan Annisa Faradillah Rahma yang telah mencurahkan kasih sayang dan dukungannnya serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini. 5. Keluarga Besar MI Ma'arif Pendem Grabag Magelang yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan observasi dalam
6. penelitian ini dan selalu memotivasi dan memberikan kritik dan saran selama studi. Kepada semua, penulis mengucapkan terima kasih, turut serta do‟a semoga budi baik semuanya diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan balasan berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin. Akhirnya, semoga apa yang telah penulis rencanakan dan penulis kerjakan mendapat ridla Allah SWT dan dapat bermanfaat bagi seluruh ummat pada umumnya dan diri penulis khususnya. Salatiga, 6 September 2012 Penulis
Siti Nafisah NIM : 11410037
ABSTRAK Nafisah Siti. 2012. Peningkatkan Hasil Belajar Fiqih dengan “Metode Index Card Match ” pada Siswa Kelas II MI Ma‟arif Pendem Kecamatan Grabag Tahun 2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Badwan, M.Ag.
Kata Kunci : Hasil Belajar Fiqih dan Metode Indek Card Match Skripsi ini membahas penerapan penggunaan Metode Pembelajaran Indek Card Match dalam penyampaian materi pengembangan agama Islam di MI Ma'arif Pendem Banaran Grabag Magelang . Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya prestasi hasil belajar Fiqih materi Salat Berjamaah. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab berbagai permasalahan : (1) Apakah dengan menerapkan Metode Pembelajaran Indek Card Match dapat meningkatkan kreativitas peserta didik . (2) Apakah dengan menerapkan Metode Pembelajaran Indek Card Match dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. (3) Apakah dengan menerapkan Metode pembelajaran Indek Card Match dapat meningkatkan hasil belajar materi Salat Berjamaah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dengan teknik analisis statistik sederhana. Subyek penelitian sebanyak 23 anak, menggunakan teknik observasi. Pengumpulan data menggunakan instrumen penilaian yang berupa lembar pengamatan dan lembar penugasan berupa soal tes ulangan formatif. Dari hasil tes yang telah dilakukan diperoleh hasil rata-rata respon peserta didik MI Ma'arif Pendem Kecamatan Granbag kelas II pada pra siklus prosentase ketutantasan 13 % ( 3 Siswa Tuntas dan 20 Siswa Tindak Tuntas ), siklus I 26% ( 6 Siswa Tuntas dan 17 Siswa Tidak Tuntas) , siklus II 39 % Tuntas KKM KKG ( 9 Siswa Tuntas KKM KKG) dan 39% Tuntas KKM Ideal ( 9 Siswa Tuntas KKM Ideal ), sedangkan siswa yang tidak tuntas 22% ( 5 Siswa Tidak Tuntas ), siklus III 83% ( 20 Siswa Tuntas KKM Ideal) dan 13% ( 3 Siswa Tuntas KKM KKG), Sedangkan 1% Tidak Tuntas ( 1 Siswa ). Penggunaan Metode Pembelajaran Indek Card Match juga dapat meningkatkan prestasi hasil belajar anak dalam materi Salat berjamaah kelas II MI Ma'arif Pendem Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, peningkatan itu terlihat pada pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III. Peningkatan ketuntasan kemampuan anak dalam mengerjakan tugas anak melalui Metode Pembelajaran Indek Card Macht juga meningkat telihat peningkatan hasil belajar mulai dari pra siklus, siklus I,siklus II hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Metode Pembelajaran Indek Card match dapat meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi Salat Berjamaah.
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………. i PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………...ii PENGESAHAN KELULUSAN………………………………………… iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………………………… iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………. v KATA PENGANTAR…………………………………………………vi-vii ABSTRAK……………………………………………………………… viii DAFTAR ISI…………………………………………………………….i x – x DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… xi DAFTAR TABEL …………………………………………………….... xii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………xiii-xiv
BAB
I
: PENDAHULUAN………………………………………… A. Latar Belakang Masalah……………………………… .1 B. Rumusan Masalah…………………………………… 3 C. Tujuan Penelitian……………………………..……..
4
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Penelitian………..
4
E. Kegunaan Penelitian………………………………….. 5 F. Definisi Operasional…………………………………… 6 G. Metode Penelitian……………………………………..
9
1. Rancangan Penelitian……………………………… 9 2. Subjek Penelitian…………………………………...10 3. Langkah-langkah Penelitian………………………. 10
4. Instrumen Penelitian……………………………….. 11 5. Pengumpulan Data…………………………………. 12 6. Analisis Data………………………………………. 13 H. Sistematika Penelitian…………………………………
BAB
14
II : KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ……………………………………..…..
19
1. Pengertian Hasil Belajar…………….……………… 19 2. Jenis-jenis Hasil Belajar…………………………… 21 3. Faktor-faktor Yang Memepemgaruhi Hasil Belajar
24
B. Metode Index Card Match…………………….…………
28
1. Pengertian Metode Index Card Match……………
28
2. Tujuan Penerapan Metode Index Card Match …… 31 3. Kelebihan Penerapan Metode Index Card Match… 31 4. Kekurangan Metode Index Card Match………….
32
C. Materi Fiqih …….………………………..………….. 33 1. Pengertian………………………………………… 33 2. Ruang Lingkup Materi Fiqih……………………… 33 3. Tata Cara Sholat Fardhu………………………….
34
D. Ketentuan Sholat Fardhu………………………..……. 38 E. Tujuan Mata pelajaran Fiqih……………………......... 46 F. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih………………… 46 G. Standar Kompetensi Lulusan……………………… … 47 H. Arah Pengembagan ………………………………. … 47
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi Penelitian……………………………………... 48 B. Jenis Penelitian………………………………………
55
C. Objek dan Waktu Penelitian…………………………. 58 D. Pelaksana dan Kolaborator………………………….. 59 E. Rencana Penelitian………………………………….
59
F. Tehnik Pengumpulan Data…………………………
63
G. Tehnik Analisa Data.………………………………
64
H. Indikator Pencapaian………………………………
65
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………………. …………………
67
1. Siklus I………………………………………
70
2. Siklus II………………………………………
75
3. Siklus III………………………………………
81
B. Pembahasan………………………………………
BAB V
84
: PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………
87
B. Saran………………………………………………
98
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Pendidikan
merupakan
sarana
yang
sangat strategis
dalam
melestarikan sistem nilai yang berkembang dalam kehidupan. Sistem nilai tersebut meliputi ranah pengetahuan, kebudayaan maupun nilai keagamaan. Proses
pendidikan
pemahaman kepada
tidak
hanya
peserta didik,
memberikan namun
lebih
pengetahuan diarahkan
dan pada
pembentukan sikap, perilaku, dan kepribadian anak. Untuk itu penyampaian proses pembelajaran hendaknya dikemas menjadi proses yang membangun pengalaman baru berdasar pengetahuan awal, membangkitkan semangat kerjasama, menantang dan menyenangkan. Tugas pendidik dalam konteks ini membantu mengkondisikan peserta didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar agar mampu berkembang dan berguna bagi dirinya sendiri, lingkungan dan masyarakat. Pelaksanaan pembelajaran harus mampu membantu peserta didik agar menjadi manusia
yang bertangung jawab dan menghargai karya orang lain. Untuk
mewujudkan harapan tersebut salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru adalah dengan merancang dan melaksanakan pembelajaran yang inovatif. Pada tahun pelajaran 2011/2012 ini peneliti mengajar kelas II MI Maarif Pendem Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang yang terdiri dari laki-laki 10 anak dan Perempuan 13 anak. Selama ini peneliti merasa kurang berhasil dalam mengajar Fiqih. Hal ini didasarkan pada rendahnya hasil belajar mata pelajaran tersebut, yaitu pada ulangan pra siklus yang dilaksanakan pada hari
Rabu tangga l 9 Mei 2012 diperoleh rata-rata kelas 59.00 dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70 , dengan demikian dapat diartikan bahwa kompetensi dasar yang diajarkan secara keseluruhan belum tuntas. Dari data yang ada, 3 anak mendapat nilai di atas KKM selebihnya 20 anak memperoleh nilai di bawah KKM, dengan demikian prosentase ketuntasannya hanya 13%. Setelah peneliti melakukan perenungan kembali terhadap proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan minta masukan kepada Kepala Madrasah serta teman sejawat maka dapat peneliti identifikasi penyebab rendahnya hasil belajar tersebut. Dari beberapa penyebab rendahnya hasil belajar tersebut yang dapat peneliti catat adalah peserta didik kurang memperhatikan dalam proses pembelajaran, penyampaian materi oleh guru kurang menarik, kegiatan belajar monoton yaitu ceramah dan mencatat, guru belum memanfaatkan alat peraga yang sesuai dengan materi. Tidak bisa dipungkiri bahwa semua guru mengharapkan agar peserta didiknya dapat memperoleh nilai hasil belajar lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan pada awal tahun pelajaran. Untuk mencapai harapan tersebut diperlukan kreativitas guru dalam merancang pembelajaran yang menarik dan menantang bagi peserta didik, yaitu dengan melakukan inovasi pembelajaran. Mencermati keterangan seperti yang diuraikan di atas peneliti dapat menyampaikan bahwa terdapat kesenjangan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga secara garis besar ada dua masalah yang dihadapi guru/peneliti yaitu pertama rendahnya hasil belajar Mata Pelajaran Fiqih kedua guru masih monoton dalam mengajar.
Dengan minta masukan dari Kepala Madrasah dan teman sejawat serta memperhatikan data nilai hasil belajar maka peneliti hendak mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran sehingga hasil belajar meningkat. Tindakan yang akan dilakukan oleh guru (peneliti) adalah memperbaharui proses pembelajarannya, yaitu dengan menerapkan Metode Index Card Match.
pada siswa kelas II MI Maarif
Pendem Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Dengan pembaharuan pada metode pembelajaran
diharapkan dapat meningkatkan
kreativitas, rasa
tanggung jawab dan hasil belajar peserta didik juga dapat meningkat.
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas dapat peneliti sampaikan rumusan masalah dalam proposal Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut : 1.
Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan kreativitas peserta didik .
2.
Apakah dengan
menerapkan metode pembelajaran Index Card Match
dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. 3.
Apakah dengan menerapkan metode pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar materi Salat Berjamaah.
C.
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah : 1. Memperbaiki proses pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih kelas II MI Ma‟arif Pendem Kecamatan Grabag. 2. Meningkatkan hasil belajar Mata Pelajaran Fiqih di kelas II MI Ma‟arif Pendem Kecamatan Grabag.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Penelitian Berbeda dengan penelitian ilmiah pada umumnya, hipotesis tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan tindakan yang diduga akan dapat memecahkan masalah yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan rumusan masalah di atas maka hipotesis yang dapat diajukan peneliti adalah: “Peningkatan hasil belajar Fiqih dapat dilakukan dengan Metode Index Card Match.” Ada dua indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas yang peneliti laksanakan, yaitu terciptanya proses pembelajaran yang lebih menarik serta menyenangkan bagi peserta didik dan meningkatnya hasil belajar dengan ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas pada tes formatif.
E. Kegunaan Penelitian Dengan dilakukannya akan bermanfaat kepada pembelajaran khususnya
penelitian tindakan kelas ini diharapkan
berbagai pada
pihak yang terkait dengan kegiatan mata
pelajaran Fiqih materi shalat
berjamaah, diantara yang memperoleh manfaat itu antara lain : 1. Guru.
a. Guru dapat menciptakan perbaikan pembelajaran sehingga siswa termotivasi untuk belajar. b. Guru lebih percaya diri, karena mampu menganalisis terhadap kinerjanya di dalam kelas sehingga menemukan kelemahan dan kekuatannya kemudian mengembangkan alternatif untuk mengatasi kelemahannya. c. Melalui penelitian tindakan kelas ini guru berperan aktif mengembangkan
pengetahuan
dan
ketrampilan
sendiri,
karena
bertindak sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut.
2. Siswa a. Siswa akan meniru guru untuk selalu mengadakan analisis terhadap hasil kerja/hasil belajarnya kemudian mengadakan perbaikan. b. Siswa termotivasi untuk belajar karena proses pembelajarannya dilakukan bervariasi dan menantang 3. Sekolah. Sekolah memiliki guru yang kompeten yaitu guru yang mampu dan mau melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian dan berinovasi menciptakan psoses pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyengkan demi kemajuan pendidikan. 4. Bagi Peneliti
Sebagai wahana untuk meningkatkan kompetensi pedagogik khususnya bagi mahasiswa jurusan PAI STAIN Salatiga.
F. Definisi Operasional Agar tidak berbagai Interprestasi yang keliru dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini perlu dijelaskan kata kunci yang terkandung dalam Skripsi ini yaitu: 1.
Hasil Belajar Suatu hasil yang telah dicapai setelah mengalami proses belajar mengajar atau setelah mengalami interaksi dengan lingkungannya guna memperoleh ilmu pengetahuan dan akan menimbulkan perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan tahan lama. Hasil belajar ini diambil dari tes yang dilakukan setelah proses pembelajaran selesai, yaitu pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan sikulus III.
2.
Metode Secara Etimologis istilah metode berasal dari bahasa Yunani “Motodos” kata ini terdiri dari dua suku kata “Metha” yang berarti melalui atau melewati dan “Hadas” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, sehingga dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran.
3.
Index Card Match (Mencari Pasangan) : adalah
Metode “mencari pasangan kartu" cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. (Suprijono, 2009 :120). Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut a. Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas. b. Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. c. Pada separuh bagian,tulis pertanyaan tentang materi yang akan di belajarkan. Setiap kertas bersisi satu pertanyaan. d. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban. f. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separoh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapat jawaban. g. Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika sudah ada yang menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain. h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-temannya yang lain. Selanjtnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya. i. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan. 4.
MI Ma‟arif Pendem
MI Ma‟arif Pendem adalah lembaga pendidikan Islam dibawah naungan LP Ma‟arif dan DEPAG dengan status swasta yang dikelola oleh pengurus yang berada di Dusun Pendem Desa Banaran Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah. 5.
Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 Kurun waktu yang digunakan dalam pelaksanaan dan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK).
G.
Metode Penelitian 1. Rancangan Peneltian Peneletian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau proses belajar mengajar yang terjadi dikelas, bukan pada in put kelas (silabus,materi dan lain-lain) atau out put ( hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenal halhal yang terjadi di dalam kelas ( Arikunto, 2007:58). Jenis penelitian ini dipilih karena: a. PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan kea rah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran. b. PTK adalah partisipatori, melibatkan orang yang melakukan kegiatan untuk meningkatkan prakteknya sendiri. c. PTK dikembangkan melalui suatu self reflectiIIe spiral; a spiral of cyles of planning,acting,obserIIing,reflecting, the re-planning.
d. PTK adalah kolaboratif, melibatkan partisipan bersama-sama bergabung untuk mengkaji praktek pembelajaran dan pengembangan pemahaman tentang makna tindakan. e. PTK menumbuhkan kesadaran diri mereka yang berpartisipasi dan berkolaborasi dalam seluruh tahapan PTK. f. PTK adalah proses belajar yang sistematis, dalam proses tersebut menggunakan kecerdasan kritis membangun komitmen melakukan tindakan. g. PTK memerlukan orang untuk membangun teori tentang praktek mereka (guru). h. PTK memerlukan gagasan dan asumsi ke dalam praktek ke dalam untuk mengkaji secara sistematis bukti yang menantangnya (memberikan hipotesis tindakan). (Arikunto, 2006: 105-106). 2. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II (dua) MI Ma‟arif Pendem Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang yang berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan, penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9, 16, 23, bulan Mei 2012. 3. Langkah-langkah Penelitian a. Perencanaan Pada perencanaan tindakan ini menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dilaksanakan.
b. Tindakan Pada tahap ini akan dilaksanakan strategi penerapan pembelajaran antara siswa dan guru. c. Observasi Tahap ini berjalan bersama dengan saat pelaksanaan, pengamatan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. d. Refleksi Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan berdasarkan data yang telah terkumpul. 4. Intrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan hasilnya kemudian dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan lembar observasi, soal tes,lembar observasi, dokumentasi nilai sebelum menerapkan metode Index Card Match.
5. Pengumpulan Data Data merupakan kumpulan informasi tentang objek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini cara mengumpulkan data dengan metode: a. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto, observasi bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) Observasi non-sistematis, yang dilakukan pengamat dengan tidak menggunakan instrument pengamatan 2) Observasi
sistematis,
yang
dilakukan
pengamat
dengan
menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan. ( Arikunto, 2002:133). b. Dokumentasi Untuk melihat mata pelajaran Fiqih sebelum penerapan penelitian tindakan kelas siswa dikelompokkan menjadikan empat kelompok yang terdiri dari kelompok rendah, sedang, tinggi dan tinggi sekali. c. Tes Digunakan lembar tes yang dikerjakan siswa baik pre test maupun pos test.
6. Analisis Data Untuk mengetahui keefektifan tindakan yang dilakukan penulis dalam pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang
dicapai siswa, juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk
menganalisis
tingkat
keberhasilan
atau
persentase
keberhasilan peserta didik setelah proses pembelajaran setiap siklus dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: a.
Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh peserta didik, selanjutnya dibagi dengan jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut sehingga nilai rata-rata tes formatif ditulis dengan rumus:
X
Dengan
∑
X N : X
= Nilai rata-rata
ΣX
= Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa b.
Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Pendem tahun pelajaran 2011/2012 yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah memperoleh nilai sama atau di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% peserta didik yang telah memperoleh nilai sama atau di atas KKM. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar tersebut digunakan rumus sebagai berikut:
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100% Siswa
H. Sistematika Penelitian Penyusunan skripsi ini menggunakan sistematika sebagai berikut: 1. Bagian
muka, pada bagian ini memuat antara lain judul skripsi, nota
pembimbing,
pengesahan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar table, dan daftar lampiran. 2. Bagian isi skripsi yang merupakan materi skripsi secara keseluruhan terdiri dari lima bab dengan uraian sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan memuat : Latar Belakang Masalah, Rumusalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis Penelitian, Definisi Oprasional, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.
BAB II
: Kajian Pustaka memuat : Tinjauan Tentang Hasil Belajar, Tinjauan Tentang Metode Index Card Match, Tinjauan Tentang Materi Fiqih, Tujuan Mata Pelajaran Fiqih, Ruang Lingkup Mata Pelajaran
Fiqih,
Standar
Kompetensi
Kelulusan,
Arah
Pengembangan. BAB III
: Pelaksanaan Penelitian memuat: Diskripsi Awal, Jenis Penelitian,Tempat
dan
Waktu
Penelitian,
Pelaksana
dan
Kolaborator, Rencana Penelitian, Tehnik Pengumpulan Data, Tehnik Analisa Data, Indikator Pencapaian. BAB IV
: Hasil Penelitian dan Pembahasan memuat : Hasil Penelitian Siklus 1, 2, 3, Refleksi Siklus 1,2,3, Pembahasan Siklus 1,2,3.
BAB V
: Kesimpulan, Saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Di dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah adalah pendidikan agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah terdiri atas empat mata pelajaran,
yaitu: al-Qur‟an-Hadits, Aqidah-akhlak, fiqh, dan tarikh (sejarah)
kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Al-Qur’an-Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber aqidah-akhlak, syari’ah/fiqih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Aqidah (ushuluddin) atau keimanan merupakan akar atau pokok agama. Syariah/fiqih (ibadah, muamalah) dan akhlak bertitik tolak dari aqidah, yakni sebagai manifestasi
dan konsekuensi dari aqidah (keimanan dan keyakinan hidup). Syari’ah/fiqih merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan makhluk lainnya. Akhlaq merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia, dalam arti bagaimana sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibadah dalam arti khas) dan hubungan manusia dengan manusia dan lainnya (muamalah) itu menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya (politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan/seni, iptek, olahraga/kesehatan, dan lain-lain) yang dilandasi oleh aqidah yang kokoh. Sedangkan tarikh (sejarah) kebudayaan Islam merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam usaha bersyariah (beribadah dan bermuamalah) dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidupannya yang dilandasi oleh aqidah. Pendidikan agama Islam (PAI) di Madrasah Ibtidaiyah yang terdiri atas empat mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Al-Qur’an-Hadits, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Aspek aqidah menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan
keyakinan/keimanan
yang
benar
serta
menghayati
dan
mengamalkan nilai-nilai al-asma’ al-husna. Aspek Akhlak menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan
sehari-hari.
Aspek
Fiqh
menekankan
pada
kemampuan
cara
melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik. Sedangkan aspek Tarikh & kebudayaan Islam menekankan pada kemampuan mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ipteks dan lainlain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fiqh muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, qurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansial mata pelajaran Fiqih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya. Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyah ini dilakukan dengan cara mempertimbangkan dan me-review
Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam aspek Fiqh untuk SD/MI, serta memperhatikan Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor: DJ.V.1/PP.00/ED/681/2006 , tanggal 1 Agustus 2006, Tentang Pelaksanaan Standar Isi, yang intinya bahwa Madrasah dapat meningkatkan
kompetensi lulusan dan mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi.
A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Untuk memperoleh pengertian yang obyektif tentang hasil belajar, terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas dari kata di atas, karena secara etimologi hasil belajar terdiri dari dua kata, yaitu hasil dan belajar. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, hasil adalah sesuatu yang ada (terjadi) oleh suatu kerja, berhasil sukses. Adapun secara terminologis para pakar pendidikan yang mendefinisikan tentang belajar sebagaimana akan peneliti uraikan di bawah ini, diantaranya : Witherington,
yang
dalam
bukunya
Educational
Psichology,
sebagaimana dikutip oleh Nasution mengemukakan, bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam pola kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu proses pengertian. (Nasution, 1991: 71). Dan Morgan, dalam bukunya Introduction to Psichology mengemukakan, “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Menurut Ernest R. Hilgard, “Learning is the process by which an actiIIity priginates or is changed trough responding a situation”. Belajar adalah suatu proses yang menghasilkan suatu aktvitas atau yang mengubah suatu aktvitas dengan perantara tanggapan kepada satu situasi.
Timbulnya keanekaragaman pendapat para ahli tersebut di atas adalah fenomena perselisihan yang wajar karena adanya perbedaan titik pandangan. Selain itu, perbedaan antara satu situasi belajar dengan situasi belajar lainnya yang diamati oleh beberapa ahli dapat menimbulkan perbedaan pandangan, situasi belajar menulis, misalnya, tentu tidak sama dengan situasi belajar matematika. Namun demikian, dalam beberapa hal tertentu yang mendasar, mereka sepakat seperti dalam penggunaan istilah “berubah” dan tingkah laku. ( Yamin, 2007:152). Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan di atas secara umum belajar merupakan proses yang menghasilkan perubahan tingkah laku, maka untuk menghasilkan tingkah laku harus melalui tahapan- tahapan tertentu yang disebut proses belajar. Dari definisi di atas peneliti simpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah mengalami proses belajar mengajar atau setelah mengalami interaksi dengan lingkungannya guna memperoleh ilmu pengetahuan dan akan menimbulkan perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan tahan lama. Laporan hasil belajar peserta didik dalam pengertian yang luas mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Informasi aspek afektif dan psikomotorik diperoleh dari sistem tagihan yang digunakan untuk mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Sedang informasi aspek afektif diperoleh melalui kuesioner atau pengamatan yang sistematik. Hasil belajar aspek kognitif, afektif dan psikomotorik tidak dijumlahkan karena dimensi yang diukur berbeda, masing-masing dilaporkan sendirisendiri dan memiliki makna yang penting. Sebagai contoh, ada orang yang
memiliki
kemampuan
kognitif
yang
tinggi
namun
kemampuan
psikomotornya cukup, sebaliknya ada orang yang memiliki kemampuan kognitif cukup namun kemampuan psikomotornya tinggi, bila skor kemampuan kedua orang itu dijumlahkan bisa jadi skornya sama sehingga kemampuan kedua orang tersebut tampak sama walau sebenarnya karakteristik kemampuan mereka berbeda. Dengan demikian laporan hasil belajar selain muncul skor juga muncul keterangan tentang penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari.
2. Jenis-jenis Hasil Belajar Hasil belajar berupa prestasi belajar atau kinerja akademik yang dinyatakan dengan skor atau nilai, pada prinsipnya pengungkapannya hasil belajar ideal itu meliputi segenap ranah psikologis yang berupa akibat pengalaman dan proses belajar. Dalam tujuan pendidikan yang ingin dicapai kategori dalam bidang ini yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor, ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan karena sebagai tujuan yang hendak dicapai, dengan kata lain tujuan pengajaran dapat dikuasai peserta didik dalam mencapai tiga aspek tersebut, dan ketiganya adalah pokok dari hasil belajar, menurut “Taksonomi Bloom” diklasifikasikan pada tiga tingkatan domain, yaitu sebagai berikut: a.
Ranah Kognitif Ranah kognitif (berkaitan dengan daya pikir, pengetahuan, dan penalaran) berorientasi pada kemampuan peserta didik dalam berfikir dan bernalar yang mencakup kemampuan peserta didik dalam mengingat
sampai memecahkan masalah, yang menuntut peserta didik untuk menggabungkan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Ranah kognitif ini berkenaan dengan prestasi belajar dan dibedakan dalam enam tahapan, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analsisi, sintesis, dan evaluasi. ( Sukardi, 1983:22). Pada peserta didik Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Pendem Desa Banaran Kecamatan
Grabag
diutamakan pada ranah pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. Pemahaman mencakup kemampuan untuk menyerap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Kemampuan seseorang dalam memahami sesuatu dapat dilihat dari kemampuaannya menyerap suatu materi, kemudian mengkomunikasikannya dalam bentuk lainnya dengan katakata sendiri. b. Ranah Psikomotor Ranah
psikomotor
berorientasi
kepada
ketrampilan
fisik,
ketrampilan motorik, atau ketrampilan tangan yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Simpson, sebagaimana dikutip oleh Sudjana (1966-1967 ). Menurut Hamalik (1995:82) menyatakan bahwa ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas. c.
Ranah Afektif Ranah afektif (berkaitan dengan perasaan/kesadaran, seperti perasaan senang atau tidak senang yang memotviasi seseorang untuk memilih apa yang disenangi) berorientasi pada kemampuan peserta didik
dalam belajar menghayati nilai objek-objek yang dihadapi melalui perasaan, baik objek itu berupa orang, benda maupun peristiwa. Ciri lain terletak dalam belajar mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar. ranah afektif terdiri dari penerimaan, partisipasi, penilaian, dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup. ( Sudjana, 1995:53). Untuk ranah kognitif, guru menilai kemampuan kognitif peserta didik berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada peserta didik pada akhir pelaksanaan siklus 1 dan 2. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siwa besar
sekali
pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti dikemukakan oleh Clark & Bovi ( 1998:12). bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap danj kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Faktor tersebut banyak menarik perhatian para ahli pendidikan untuk diteliti, seberapa jauh kontribusi/sumbangan yang diberikan oleh faktor tersebut terhadap hasil belajar siswa. Adanya pengaruh dari dalam siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Siswa harus merasakan, adanya suatu
kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Ia harus berusaha mengerahkan segala daya dan upaya untuk dapat mencapainya. Sungguhpun demikian, hasil yang dapat diraih masih juga bergantung dari lingkungan. Artinya, ada faktor-faktor yang berada di luar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapainya. Sungguhpun demikian hasil yang dapat diraih masih juga bergantung dari lingkungan. Artinya, ada factor-faktor yang berada diluar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominant mempengaruhi belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran Yang dimaksud
dengan kualitas pengajaran
ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar-mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab itu hasil belajar siswa di sekolah dipengharuhi oleh kemempuan siswa dan kualitas pengajaran. Pendapat ini sejalan dengan teori belajar di sekolah (Theory of school learning). Menurut definisi dari Bloom ( 1976:21) yang mengatakan ada tiga Variabel utama dalam teori belajar di sekolah, yakni karakteristik individu, kualitas pengajaran dan hasil belajar siswa. Sedangkan menurut Lucas ( 1977:16) berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima factor, yakni (a) bakat pelajar, (b) waktu yang tersedia untuk belajar, (c) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, (d) kualitas pengajaran, dan (e) kemampuan individu. Empat faktor yang disebut di atas (a b c e) berkenaan dengan individu dan factor (d) adalah factor di luar individu (lingkungan). Adanya pengaruh
kualitas pengajaran, khususnya kompetensi guru
terhadap hasil belajar siswa, telah ditunjukkan oleh hasil penelitian. Salah
satu diantaranya penelitian di bidang Pendidikan kependudukan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kompetensi guru, dengan rincian; kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,58% dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60%. ( Sudjana, 1995:55). Disamping faktor guru, kualitas pengajaran dipengaruhi juga oleh karateristik kelas. Variabel karakteristik kelas antara lain: a.
Besarnya kelas (class size). Artinya, banyak sedikitnya jumlah siswa yang belajar . Ukuran yang biasa digunakan ialah ratio guru dengan siswa. Pada umumnya dipakai ratio 1 : 40, artinya satu orang guru melayani 40 siswa. Diduga dilayani guru dalam satu
makin besar jumlah siswa yang harus kelas, makin rendah kualitas pengajaran,
demikian pula sebaliknya. Secara logika atau akal sehat, tak mungkin guru dapat mengembangkan kegiatan belajar yang efektif dalam situasi yang memiliki jumlah siswa yang banyak. b.
Suasana belajar. Suasana belajar yang demokratis peluang
akan memeberi
mencapai hasil belajar yang optimal, dibandingkan dengan
suasana belajar yang kaku, disiplin yang ketat dengan otoritas ada pada guru. Dalam suasana bel;ajar yang demokratis, ada kebebasan siswa belajar, mengajukan pendapat, berdialog dengan teman sekelas dan lainlain. Perasaan cemas dan khawatir pada siswa sering tidak menumbuhkan kekreatifan belajar siswa. c.
Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia. Serimg kita temuikan bahwa guru merupakan satu-satunya sumber belajar di kelas. Situasi ini kurang
menunjang kualitas pengajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai siswa tidak optimal. Kelas harus di uasahakan sebagai laboratorium belajar bagi siswa. Artinya kelas harus menyediakan berbagai sumber belajar seperti buku pelajaran, alat peraga, dan lain-lain. Disamping itu harus diusahakan agar siswa diberi kesempatan untuk berperan sebagai sumber belajar. Faktor lain yang mempengarui kualitas pengajaran di sekolah adalah karakteritik sekolah itu sendiri. Karakteristik sekolah berkaitan dengan disiplin sekolah, perpustakaan yang ada di sekolah, letak geografis sekolah, lingkungan sekolah, estetika dalam
arti sekolah
memberikan perasaan nyaman, dan kepuasan belajar, bersih, rapih dan teratur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsure dalam kulaitas pengajaran yang berpengaruh terhadsap hasil belajar siswa, yakni: kompetensi guru, karakteristik kelas, dan karakteristik sekolah.
B. Metode Index Card Match 1. Pengertian Metode Index Card Match Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik tidak lepas dari yang dipilih oleh guru. Dalam pemilihan metode pembelajaran akan ditentukan oleh tujuan pembelajaran yang ingin dicapai untuk setiap kompetensi dasar, karesteristik materi pelajaran dan peserta didik. Dalam pemilihan metode pembelajaran guru harus mengenal kelebihan dan kekurangan setiap metode pembelajaran, karena tidak ada satupun metode pembelajaran yang
sempurna, dengan demikian metode yang dipilih haruslah metode yang memiliki kecenderungan yang efektif dalam pencapaiannya. Metode adalah bentuk reprentasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan metode itu. Metode merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem.( Suprijono, 2009:45). Metode pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penuturan
teori
psikologi
pendidikanda
teori
belajar
yang
dirancangnberdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan impliksinya pada tingkat oprasional di kelas. Metode pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mangatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru kelas. Metode pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Arends, metode pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Metode pembelajaran dapat di di definisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Merujuk pemikiran Joyce, fungsi metode adalah” each metode guides us as we design instruction to help students achieIIe IIarious objectiIIes”. Melalui metode pembelajaran guru dapat membantu peserta didik
mendapatkan
informasi,
ide,
keterampilan,
cara
berpikir,
mengekpresikan ide. Metode pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman
bagi para perancang. “Metode” dapat diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Metode” dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Pembelajaran adalah proses, cara perbuatan menjadikan orang atau mahluk hidup belajar. (Depdiknas, 2007:17). Pada Undang –undang Sistim Pendidikan Nasional tahun 2003
Bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Mengenai belajar atau Pembelajaran dalam konsep Islam telah disebutkan dalam Al-Qur‟an surat Al –Alaq 1-5:
Artinya : Bacalah dengan ( menyebut ) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar ( manusia ) dengan perantara. Kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al-Qur’an In Word, Surat Al-Alaq :1-5). Berdasarkan uraian diatas maka yang dimaksud dengan metode pembelajaran adalah suatu pola atau bentuk pembelajaran yang dirancang oleh guru agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan . Hal ini sesuai dengan pendapat Hudoyo ( 2006:65) mengatakan bahwa : ” Metode pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur secara sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktvitas pembelajaran ” . Sebelum menentukan metode pembelajaran hendaknya guru harus berpegang pada komitmen , yaitu: (1) menguasai materi yang diajarkan, dapat mengerjakanya dan terampil dalam mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari. (2) berminat memberikan yang kita punyai kepada para peserta didik dengan sepenuh hati,hangat, ramah, antusias dan bertangung jawab. (3) menjaga agar peserta didik mencintai kita, menyenangi materi yang kita ajarkan dengan tetap menjaga kredibilitas dan wibawa kita sebagai guru. 2. Tujuan Penerapan Metode Index Card Match Tujuan penerapan metode index card match ini, yaitu untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok (Ismail SM, 2007:82). Dengan metode index card match ini siswa akan lebih semangat dan antusias dalam belajarnya dan lebih cermat dan mudah untuk memahami dan mengingat suatu materi pelajaran. Dalam metode index card match, pengajar juga sangat senang bila peserta didik berani mengungkapkan gagasan dan pandangan mereka, berani mendebat apa yang dijelaskan pengajar karena mereka melihat dari segi yang lain. Untuk itu, pengajar selalu memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengungkapkan gagasan-gagasan alternatif mereka, pengajar akan sangat senang dan menghargai peserta didik yang dapat mengerjakan suatu persoalan dengan cara-cara yang berbeda dengan cara yang baru saja dijelaskan pengajar. Metode index card match dalam buku active learning yang diterjemahkan oleh Raisul Muttaqien artinya adalah mencocokkan kartu
untuk meninjau ulang materi pelajaran. Cara ini memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi pertanyaaan kuis kepada temanya. 3. Kelebihan Penerapan Metode Index Card Match a. Mengembangkan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan. b. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain. c. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. d. Meningkatkan kreatifitas siswa serta menghilangkan kejenuhan dalam belajar. e.
Tercipta suasana gembira dalam belajar.
4. Kekurangan Metode Index Card Match a. Suasana kelas menjadi ramai dan tidak tenang karena tempat duduk siswa menjadi berpindah – pindah. b. Sebagian siswa masih kesulitan mencari pasangan dalam mencocokkan jawabanya. c. Kurang jelasnya pertanyaan karena tidak semua siswa bisa bersuara keras dalam membacakan pertanyaanya. d. Kurang memperhatikan relevansinya dengan lingkungan. e. Membentuk kebiasaan – kebiasaan yang otomatis dan kaku. f. Ada siswa yang mengambil jalan pintas dengan meminta tolong kepada temannya untuk mencarikan jawaban.
C. Materi Fiqih 1.
Pengertian
Secara Etimologis materi berarti benda termateri atau melekat. Sedangkan Fiqih berarti ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang hukum Islam. Materi fiqih adalah suatu materi yang mempelajari seluk-beluk tentang hokum Islam. 2.
Ruag Lingkup Materi Fiqih Sholat adalah ibadah kepada Alloh SWT yang terdiri dari bacaan dan gerakan tertentu yang diawali dengan takbirotul ihrom dan diakhiri dengan Islam. Perintah sholat itu hendaklah ditanamkan ke dalam hati dan jiwa anak-anak dengan cara pendidikan yang cermat dan dilakukan sejak kecil, terutama di lakukan di sekolah dan lingkungan keluarga, karena sholat itu merupakan tiang agama. Barang siapa yang mengerjakan sholat berarti telah menegakkan agamanya, dan sebaliknya barang siapa yang meninggalkan sholat berarti dia telah merobohkan agama, Karena sebaik-baiknya amal perbuatan yang akan dihisab pertama di hari Kiamat
adalah
Sholat. Siapa yang Sholatnya baik, maka semua amalnya baik, namun siapa yang Sholatnya jelek, maka semua amalnya ikut jelek. Sehingga Sholat merupakan
ibadah
yang
tidak
boleh
ditinggalkan
dalam
keadaan
bagaimanapun, baik dikala sehat maupun dikala sakit. Sebagaimana firman Alloh SWT dalam surat Al-Baqoroh:
Artinya : “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku” ( QS. Al-Baqoroh:43). 3.
Tata Cara Sholat Fardhu a. Niat Niat merupakan perbuatan hati, jadi setiap mengerjakan sholat harus berniat terlebih dahulu sebab tanpa niat Sholat yang kita kerjakan tidak sah. Niat Sholat cukup di dalam hati. Niat harus disertai kesadaran dan keikhlasan karena Alloh SWT. b. Bacaan Sholat Fardhu Menunaikan ibadah Sholat adalah keterpaduan-keserasian dari dua unsur pokok yaitu, antara bacaan dan gerakan. Bacaan Sholat harus kita hafalkan dengan benar dan sungguh-sungguh agar dapat dipraktekkan dalam menunaikan Sholat. Adapun bacaan dalam Sholat adalah sebagai berikut: 1) Takbirotul Ikhrom, dengan membaca Allohu Akbar 2) Do‟a Iftitah 3) Surat Al-Fatihah 4) Membaca Surat-surat Pendek 5) Bacaan Ruku‟ 6) Bacaan I‟tidal 7) Bacaan Sujud 8) Bacaan Duduk antara Dua Sujud 9) Bacaan Tasyahud Awal 10) Bacaan Tasyahud Akhir
11) Bacaan Sholat c. Memperagakan Gerakan Sholat Fardhu Sholat terdiri dari gerakan dan bacaan, gerakan sholat harus serasi dengan bacaannya. Cara Sholat yang benar telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, kita tidak boleh menambah atau menguranginya. Bagi yang mampu Sholat dikerjakan dengan berdiri, bagi yang tidak mampu karena alas an sakit atau yang lainnya dapat mengerjakan Sholat dengan duduk atau berbaring, semua bacaannya sama. Gerakan sholat fardhu adalah sebagai berikut: 1) Berdiri tegak menghadap qiblat, pandangan ke tempat sujud, sambil niat dalam hati. 2) Takbirotul ikhrom membaca Allohu Akbar sambil mengangkat kedua tangannya dengan jari-jari menghadap qiblat sejajar dengan daun telinga. 3) Bersedekap, Adapun tata cara bacaan adalah sebagai berikut: a) Pada Raka‟at Pertama (1)
Membaca Do‟a Iftitah
(2) Membaca Surat Al-Fatihah (3) Membaca salah satu Surat Pendek dalam Al-Qur‟an b) Pada Raka‟at Kedua (1)
Membaca Surat Al-Fatihah
(2)
Membaca salah satu Surat Pendek dalam Al-Qur‟an
c) Pada Raka‟at Ketiga dan Keempat (1) Membaca Surat Al-Fatihah saja
4) Ruku‟, yaitu membungkukkan badan dan kepala lurus sejajar dengan punggung. 5) I‟tidal, yaitu berdiri kembali setelah ruku‟. 6) Sujud, yaitu kening, dua telapak tangan, dua lutut dan jari-jari kedua kaki menempel pada lantai/tempat sujud. 7) Duduk antara dua sujud, yaitu telapak kaki kiri diduduki sedangkan telapak kaki kanan tegak lurus dengan jari-jarinya ditekuk menghadap ke qiblat. 8) Sujud yang kedua sama dengan sujud yang pertama. Untuk roka‟at kedua dan selanjutnya, bedanya pada raka‟at kedua dan seterusnya tidak membaca do‟a iftitah. 9) Duduk Iftirosy (Tasyahud awal),yaitu duduk diatas kaki kiri dan telapak kaki kanan ditengahkan. Sedangkan ujung jari kaki kanan ditekuk menghadap qiblat, kemudian tangan diletakkan diatas paha dan ujung jari telunjuk yang kanan di ajungkan lurus ke arah qiblat 10) Duduk tawaruk (tasyahud akhir), yaitu duduk dengan posisi telapak kaki kiri ada di bawah kaki kanan agak dikeluarkan, sedangkan telapak kaki kanan ditengahkan menghadap qiblat, lalu pantat menempel ke tempat Sholat atau lantai, kemudia kedua tangan diletakkan di atas paha dengan posisi ujung jari sejajar dengan lutut. Pada waktu membaca “Asyhadu An laa Ilaaha Illallah” jari telunjuk tangan kanan diacungkan kea rah qiblat. 11) Mengucapkan salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. 12) Gerakan Sholat antara yang satu ke gerakan berikutolnya diberi abaaba. Aba-aba dalam Sholat dengan cara takbir yang disebut dengan
takbir intiqol. Orang yang banyak berlatih gerakan Sholat dan bacaannya akan menjadi lancer sehingga dalam mengerjakan Sholat menjadi khusyu‟ dan tuma‟ninah. d. Keserasian Gerakan dengan Bacaan Dalam mengerjakan sholat antara gerakan dan bacaan harus serasi, kita harus mengetahui kapan bacaannya yang dibaca agak cepat dan kapan yang dibaca agak lambat. Ketika berdiri pada rakaat pertama hendaklah membaca agak cepat, sebab bacaannya agak panjang. Begitu pula pada waktu duduk tasyahud atau duduk tawaruk. Ketika ruku, I‟tidal, sujud dan duduk diantara dua sujud hendaklah membaca bacaannya agak lambat. Sebab bacaannya pendek-pendek. Semua gerakan yang dilakukan harus tuma‟ninah, artinya setiap ganti gerakan berhenti sejenak dan setelah gerakannya betul-betul sempurna barulah membaca bacaannya. Contohnya dari posisi berdiri ke ruku‟ kita baru membaca bacaan ruku‟ apabila posisi ruku‟ sudah betul-betul sempurna. Bisa saja terjadi bacaan yang dibaca tidak sesuai dengan gerakannya misalnya ketika sujud bacaan yang dibaca ternyata bacaan untuk duduk diantara dua sujud. Hal ini berarti antara gerakan dan bacaan tidak sesuai. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Mungkin saja karena lupa atau pikirannya menerawang ke mana-mana. Untuk itu kita harus khusyu‟ dan sholatnya betul-betul sempurna. e. Melaksanakan Sholat Fardhu dengan Benar
Sebagai muslim kita harus mau mengerjakan sholat fardhu sebab sholat fardhu merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang sudah baligh. 1) Sholat Subuh, terdiri dari dua Roka‟at. Waktu Sholat Subuh yaitu dari terbit fajar hingga terbit matahari. 2) Sholat Maghrib, termasuk salah satu Sholat Wajib f. Terbiasa Melaksanakan Sholat Fardhu 4.
Ketentuan Sholat fardhu Sholat adalah ibadah kepada Alloh SWT yang harus dikerjakan dengan ikhlas, khusuk, tawaduk, dan berhati lemah lembut. Hanya karena kasih sayang Alloh SWT kita dapat hidup. Maka kita wajib bersyukur kepada Alloh SWT dengan cara sholat dengan sebaik-baiknya. Agar sholat kita menjadi baik diterima dan mendapat pahala dari Alloh SWT, maka harus memenuhi syarat dan rukunnya. a. Syarat Wajib Sholat Syarat wajib sholat adalah beberapa ketentuan seseorang terkena takif (beban kewajiban). Adapun yang termasuk syarat wajib sholat adalah: 1) Beragama Islam, jadi orang yang tidak beragama Islam tidak diwajibkan sholat. 2) Baligh/dewasa, jadi anak yang belum baligh tidak diwajibkan sholat meskipun ia beragama Islam. 3) Berakal sehat, jadi orang gila tidak diwajibkan sholat, meskipun iaberagama Islam.
4) Suci dari haid dan nifas, jadi wanita yang sedang haid dan nifas tidak diwajibkan sholat, meskipun ia beragama Islam, telah dewasa dan berakal sehat. 5) Tidak tidur dan mabuk (sadar) tidak lupa. b. Syarat Sah Sholat Syarat sah Sholat adalah ketentuan yang harus dipenuhi sebelum orang itu melakukan sholat. Jika ada salah satu syarat yang tidak dipenuhi, maka sholatnya batal (tidak sah). Adapun syarat-syarat sah sholat tersebut adalah: 1) Suci dari hadats besar dan kecil Mensucikan hadats besar dengan cara mandi, mensucikan hadats kecil dengan cara berwudhu. 2) Suci badan, pakaian dan tempat dari najis. 3) Menutup aurat Aurat laki-laki pusar sampai lutut, sedangkan aurat wanita seluruh tubuhnya kecuali wajah dan kedua telapak tangan. 4) Telah masuk waktunya, jadi tidak sah sholat yang dikerjakan di luar waktu yang telah ditentukan. 5) Menghadap kiblat, jadi tidak sah sholat yang dikerjakan jika tidak menghadap kiblat. c. Rukun Sholat Rukun Sholat adalah ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi pada saat seseorang itu mengerjakan sholat. Rukun Sholat itu ada yang berupa perbuatan hati (rukun kolbi) ada yang berupa gerakan (rukun fi‟li) dan ada yang berupa bacaan (rukun kauli).
Adapun rukun sholat tersebut adalah: 1) Niat 2) Berdiri tegak bagi yang mampu 3) Takbirotul Ikhrom 4) Mambaca Al-Fatihah 5) Ruku‟ disertai Tumakninah 6) Iktidal disertai Tumakninah 7) Sujud disertai Tumakninah 8) Duduk antara dua sujud disertai Tumakninah 9) Duduk Tahiyyat Akhir 10) Membaca Tasyahud 11) Membaca Salawat kepada Nabi Muhammad SAW 12) Mengucapkan salam yang pertama sambil menoleh ke kanan 13) Tertib, yaitu dilakukan secara teratur. d. Sunat Sholat Sunat-sunat Sholat adalah hal-hal yang dianjurkan untuk dilakukan agar sholat lebih sempurna dan dapat menambah pahala, meskipun bila ditinggalkan sholatnya tetap sah. Waktu mengerjakan sholat ada dua sunah, yaitu sunah Ab‟adh dan sunah Hai‟at. 1) Sunah Ab‟adh a) Membaca Tasyahud Awal b) Membaca shalawat pada tasyahud awal c) Membaca shalawat atas keluarga Nabi saw, pada Tasyahud Akhir. d) Membaca Qunut pada shalat subuh, dan sholat Witir dalam pertengahan bulan Ramadha, hingga akhir bulan Ramadhan.
2) Sunah Hai‟at a) Mengangkat kedua belah tangan ketika takbiratul ihram, ketika akan rukuk, dan ketika berdiri dari rukuk. b) Meletakkan telapak tangan yang kanan di atas pergelangan yang kiri ketika berdekap (sedakep). c) Membaca do‟a Iftitah sehabis takbiratul Ihram. d) Membaca amin sesudah fatihah. e) Membaca Ta‟awwudz ( A’uudzu billaahi minasysyaithaanirrajiin) ketika hendak membaca Fatihah. f)
Mengeraskan bacaan Fatihah dan surat pada raka‟at pertama dan kedua pada sholat Maghrib, Isya‟ dan Subuh selain Makmum.
g) Membaca takbir ketika gerakan naik turun. h) Membaca tasbih ketika rukuk dan sujud i)
Membaca “Sami’allaahu liman hamidah” ketika bangkit dari rukuk dan membaca “Rabbanaa lakal-hamdu….” Ketika I‟tidal.
j)
Meletakkan telapak tangan di atas paha waktu duduk bertasyahud awal dan akhir, dengan membentangkan yang kiri dan menggenggamkan yang kanan kecuali jari tulunjuk.
k) Duduk iftirasy dalam semua duduk sholat l)
Duduk tawarruk (bersimpuh) pada waktu duduk tasyahud akhir.
m) Membaca salam yang kedua n) Memalingkan muka ke kanan dan ke kiri masing-masing waktu membaca salam pertama dan kedua. e. Makruh Sholat Orang yang sedang Sholat dimakruhkan:
1) Menaruh telapak tangannya di dalam lengan bajunya ketika takbiratul Ihram, rukuk dan Sujud. 2) Menutup melutnya rapat-rapat 3) Terbuka kepalanya 4) Bertolak pinggang 5) Memalingkan muka ke kiri dank ke kanan 6) Memejamkan mata 7) Menengadah langit 8) Menahan hadats 9) Berludah 10) Mengerjakan sholat di atas Kuburan 11) Mengerjakan hal-hal yang mengurangi kekhusyukan Sholat. f. Hal-hal yang membatalkan Sholat Ada beberapa sebab yang menjadikan sholat kita tidak sah, diantaranya yaitu:
5.
1)
Meninggalkan salah satu rukun dan syarat sholat dengan sengaja
2)
Berbicara selain bacaan sholat
3)
Bergerak lebih dari 3 kali kecuali dalam keadaan darurat
4)
Terbuka auratnya pada waktu sholat
5)
Makan minum pada waktu sholat
6)
Tertawa terbahak-bahak.
Sholat Berjama‟ah Shalat berjam‟ah adalah shalat bersama, sekurang-kurangnya terdiri dari dua orang, yaitu imam dan makmum.
Hukumnya sunah, dan cara mengerjakannya ialah imam berdiri di depan dan makmum dibelakangnya. Makmum harus mengikuti perbutan imam dan tidak boleh mendahuluinya. a.
Shalat yang disunahkan berjama‟ah ialah: 1) Shalat Fardhu lima waktu 2) Shalat dua hari raya 3) Shalat Tarawih dan witir dalan bulan Ramadhan 4) Shalat minta hujan 5) Shalat gerhana Matahari dan Bulan 6) Shalat Jenazah
b.
Syarat-syarat Shalat Berjama‟ah 1) Menyengaja (niat) mengikuti Imam 2) Mengetahui segala yang dikerjakan imam 3) Jangan ada dinding yang menghalangi antara imam dan makmum, kecuali bagi perempuan di masjid, hendaklah didindingi dengan kain, asal ada sebagian atau salah seorang mengetahui gerak-gerik imam atau makmum yang dapat diikuti. 4) Jangan mendahului imam dalam takbir, dan jangan mendahului atau melambatkan diri dua rukun fi‟ly 5) Jangan terkemuka tempat daru imam 6) Jarak antara imam dan makmum atau antara makmum dan baris makmumyang terakhir tidak lebih dari 300 hasta. 7) Shalat makmum harus bersesuaian dengan sholat imam, misalnnya sama-sama zhuhur, qashar, jama‟ dan sebagainya.
c.
Yang boleh menjadi Imam
1) Laki-laki makmum kepada laki-laki 2) Perempuan makmum kepada laki-laki 3) Perempuan makmum kepada perempuan 4) Banci makmum kepada laki-laki 5) Perempuan makmum kepada banci d.
Yang tidak boleh menjadi Imam 1) Laki-laki makmum kepada banci 2) Laki-laki makmum kepada perempuan 3) Banci makmum kepada perempuan 4) Banci makmum kepada banci 5) Orang yang fashih (dapat membaca Al-Qur‟an dengan baik) makmum kepada orang yang tidak tahu membaca ( yang banyak salah bacaannya).
e.
Makmum yang terlambat datang (masbuq) Jika seorang makmum mendapatkan imamnya sedangsedang rukuk dan terusmengikutinya, maka sempurnalah raka‟at itu baginyameskipun ia tidak sempat membaca fatihah. Jika ia mengikuti imam sesudah rukuk, maka ia harusmengulangi raka‟at itu nanti, karena raka‟at itu tidak sempurna dan tidak termasuk hitungan baginya. Jika makmum yang mengikuti imam tasyahud akhir dari salah satu shalat, maka tasyahud yang dikerjakan oleh makmum itu tidak termasuk bilangan baginya dan ia harus menyempurnakan baginya dan ia harus menyempurnakan shalatnya sebagaimana biasa sesudah imam member salam.
D. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: 1. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik 2. yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. 3. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.
E. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: 1. Fiqih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara thaharah, shalat, puasa, zakat, dan ibadah haji. 2. Fiqih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, qurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. F. Standar Kompetensi Lulusan Mengenal dan melaksanakan hukum Islam yang berkaitan dengan rukun Islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan thaharah, shalat, puasa,
zakat, sampai dengan pelaksanaan ibadah hají, serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan, qurban, dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. G. Arah Pengembangan Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi
untuk
penilaian.
Dalam
merancang
kegiatan
pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian Lokasi tempat peneliti melakukan penelitian skripsi ini adalah MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang terletak di Dusun Pendem. Dusun ini berjarak kurang lebih 3 Km dari Kantor Kecamatan Grabag. Namun walaupun terletak tidak jauh dari kantor kecamatan, bukan berarti dusun Pendem sudah ramai, bahkan kesan kalau dusun Pendem terletak di pelosok desa sangat terasa. Hal ini disebabkan letaknya yang agak masuk walaupun untuk mencapainya sudah disediakan jalan beraspal.
Untuk sampai di MI Ma‟arif Pendem, Banaran, bisa mengendarai mobil maupun motor pribadi, karena angkutan umum tidak ada yang melewati dusun ini, paling mungkin adalah mengendarai ojek. Namun jalan pun juga tidak jauhjauh amat, karena dari tempat berhentinya angkutan umum hanya bearjarak sekitar 700 m. 1.
Letak Geografis Penelitian ini dilaksanakan pada MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah. MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag terletak di dusun Pendem, Banaran, Grabag bisa dikatakan kurang strategis, karena tidak dapat dijangkau oleh kendaraan umum, namun sangat mudah dijangkau oleh kendaraan pribadi. Dari terminal Grabag hanya berjarak kurang leabih 2 Km. MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag diapit oleh beberapa dusun, sebelah selatan dusun Banaran Sebelah Utara dusun Bleder, sebelah timur dusun Durensawit, dan sebelah barat dusun Candi Kulon. Karena terletak di dusun dan jauh dari lalu lalang kendaraan, suasana khidmat dalam belajar sangat terasa.
2.
Sejarah Singkat MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif
Pendem Banaran Grabag Magelang
merupakan salah satu pendidikan dasar yang berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat Desa Banaran, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Pada mulanya MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag berdiri tahun 1965.
MI ini didirikan oleh Yayasan Ma‟arif Kecamatan Grabag yang
diprakarsai oleh seorang tokoh yang sekaligus mewakafkan tanahnya nama tohoh tersebut adalah Bapak Kyai Mughni. Pertama-tama madrasah ini
dulunya bernama MI Ma‟arif Ar-Rosyidin dengan jumlah siswa saat itu mencapai 300 siswa. Namur ketika salah seorang tokoh masyarakat yang bernama Bapak Kyai Muhanan Sumardi mendirikan MI di dusun Ngandong Desa Banaran, lambat laun jumlah saisawa MI Ma‟arif Ar-Rosyidin berkurang. Pada tahun 2002 MI ini berubah nama menjadi MI Ma‟arif Pendem, dan saat ini memiliki siswa sejumlah 152 yang terbagi meanjadi 6 (enam) kelas. 3.
Visi Mempersiapkan generasi muda yang memahami Islam sebagai agama rohmatan lil‟alamin,cerdas,trampil, dan berakhlakul karimah.
4.
Misi a. Mendidik generasi bangsa yang tangguh dan pantano menyerah berdasarkan aqidah dan syari‟ah Islam b. Memberikan pola pendidikan yang menyenangkan c. Memberikan layanan agama yang berkualitas d. Menanamkan ahlakul karimah seperti yang dicontoh Rasulullah saw.
5.
Tujuan Menghasilkan siswa yang beriman, taqwa, cerdas, trampil, berakhlakul mulia dan cinta tanah air.
6. Kegiatan Extra Disamping kegiatan relajar mengajar pokok MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag juga memeberikan kegiatan extra yang berupa : a. Seni Rebana b. Macapat c. Tenis Meja
7. Kondisi MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag, Magelang Kondisi MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag sudah memenuhi syarat sebagai proses belajar mengajar. Lingkungan di sekitar lokasi sangat mendukung sekali terhadap keberhasilan dan perkembangan MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag, sebab 100 % penduduknya beragama Islam. MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag berkembang dengan baik , hal ini dapat diketahui dengan semakin banyaknya jumlah siswa MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag. 8. Keadaan Guru MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag Tahun 2010/2011 Dalam sebuah lembaga pendidikan guru memiliki peranan yang sangat vital bagi kemajuan dan kwalitas di lembaga tersebut. Tidak berbeda dengan pendidikan usia dini seperti di MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag, Magelang.
Guru
yang
mengajar
memiliki
kualifikasi
yang
dapar
dipertanggungjawabkanm ditambah pengalaman mengajar yang sudah bertahun- bertahun menangani pendidikan dasar. Secara lengkap guru di MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag, Magelang dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1 Daftar Guru MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012. No Nama 1 Hasim, S.Pd. I
NIP -
Jabatan Kepala MI
2
Achmad Chudori, S.Pd. I
-
Guru
3
Aniyati,
-
Guru
4
Sab‟atun lailiyah, S.Pd.I
-
Guru
5
Siti Fatimah, S.Pd. I
-
Guru
6
Siti Nafisah, A.Ma
-
Guru
Ket
7
M.Syaefudin Zuhri, S.Pd.I
-
Guru
Jumlah Siswa MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag Kabupaten
9.
Magelang Tahun 2011/2012 Tidak kalah pentingnya dengan guru, murid sebagai syarat berjalannya sebuah lembaga pendidikan juga memeiliki peranan yang penting. Karena apalah artinya guru yang berkualitas jika tidak adanya murid di lembaga tersebut. Jumlah murid yang banyak juga memiliki arti bahwa lembaga tersebut memiliki kepercayaan masyarakat di sekitarnya.
Dan
semakin sedikit jumlah murid atau menurunnya minat masyarakat sekitar dalam memasukkan putra-putrinya di lembaga tersebut berarti kurang mendapat kepercayaan. Jika dilihat dari kondisi MI Ma'arif Pendem, Banaran, Grabag, Magelang cukup mendapat kepercayaan dari masyarakat di sekitar lokasi. Ini terbukti setiap tahun MI Ma'arif Pendem, Banaran, Grabag, Magelang selalu mendapat murid. Dalam tahun pelajaran 2011/2012 jumlah siswa MI Ma'arif Pendem, Banaran, Grabag, Magelang mencapai 152 siswa. Secara jelas siswa MI Ma'arif Pendem, Banaran, Grabag, Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat dilihat dalam tabel 2 berikut ini: Tabel 2 Daftar siswa MI Ma'arif Pendem, Banaran, Grabag, Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 No.
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
I
13
14
27
2
II
15
13
23
3
III
13
7
25
4
IV
16
14
30
5
V
13
12
25
Ket
6
VI
9
13
22
JUMLAH
152
10. Nama Responden Siswa MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag Kabupaten Magelang Tahun 2011/2012 Tabel 3 Nama Responden Siswa MI Ma'arif Pendem, Banaran, Grabag, Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 No.
Nama
L/P
Keterangan
1
Faizal Wildan
L
Kelas II
2
Putri Mutmainah
P
Kelas II
3
Ahmad Agus Listianto
L
Kelas II
4
Ahmad Najih Ubaidillah
L
Kelas II
5
Ahmad Rif „an Marzuki
L
Kelas II
6
Ava Aviana Saputri
P
Kelas II
7
Devi Enjelina Solihah
P
Kelas II
8
Dini Sabila Hayati
P
Kelas II
9
Alviyani Agustina
P
Kelas II
10
Fadeyla Hayati
P
Kelas II
11
Haya Zarifah
L
Kelas II
12
Khoirunnisa
P
Kelas II
13
M.Sigit Afriyanto
L
Kelas II
14
M. Alfin Baehri
L
Kelas II
15
M. Ulul Azmi
L
Kelas II
16
M. Mashud
L
Kelas II
17
Mukhammad Khoirunnasirin
L
Kelas II
18
M. Wildan Zamzami
L
Kelas II
19
Rizki Dian Novitasari
P
Kelas II
20
Siti Nur Azizah
P
Kelas II
21
Siti Ainurachmawati
P
Kelas II
22
Siti Nur Amaliyah
P
Kelas IV
23
Winarsih
P
Kelas II
B. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) artinya penelitian yang dilakukan mempunyai ruang lingkup tindakan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar sebagai objek penelitian, sedangkan sebagai subyek yang akan dikenai tindakan adalah siswa kelas II MI Ma'arif Pendem, Grabag, Magelang. Dalam penelitian ini penulis mengambil PTK dikarenakan lingkungn di sekolahan membutuhkan penerapan pembelajaran yang berbasis PAIKEM dan di sini penulis menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan prinsip PAIKEM
itu
sendiri
yaitu
pembelajaran
aktif,
inofatif,
kreatif
dan
menyenangkan. Faktor utama dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah pendidik, hal ini dapat dilihat dari kemampuan dan kemauan guru di lingkungan dimana dia mengajar. Pendidikan tidak hanya terjadi di sekolah saja tetapi pendidikan juga berlangsung setiap saat diluar sekolah. Lingkungan sangat menentukan kepribadian siswa. Gambaran PAIKEM dapat dilihat dari berbagai kegiatan yang terjadi selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan segala sesuatu yang perlu dikuasai oleh seorang pendidik untuk menciptakan keadaan yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan sehingga tujuan pendidikan dapat benar-benar tercapai sesuai yang diharapkan. Pada prinsip-prinsip pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, pendidik harus dapat motovasi atau mendorong siswa untuk lebih semangat, aktif, inovatif dalam proses belajar mengajar. Disamping itu
guru dan peserta didik lebih berinteraksi dalam setiap kegiatan belajar mangajar. Pendidik dapat lebih variatif dalam menggunakan metode pembelajaran karena metode ceramah bukanlah satu-satunya metode dalam kegiatan belajar mengajar, selain itu dalam setiap proses belajar mengajar guru harus memberikan pelayanan atas setiap perbedaan yang dimiliki oleh peserta didik. Kemudian penulis mengambil langkah dengan menggunakan tema metode pembelajaran mencari pasangan ( Index Card Macth ) karena Metode tersebut menggabarkan bagaimana keaktifan dam kemampuan siswa dalam menentukan pilihan apa dan bagaimana siswa harus bertindak untuk manyelesaikan sebuah permasalahan yang dihadapi, dengan demikiam akan memunculkan kreatifitas siswa dalam mencari pasangan atau jawaban dari pertanyaan yang di berikan oleh guru dalam bentuk alat peraga, disamping itu siswa akan merasa senang karena pembelajran dengan metode tersebut melibatkan semua siswa untuk berfikir namun berkesan seperti bermain dengan teman-temannya. Kemudian tugas guru sebagai penyampai materi harus menyiapkan langkah – langkah pelaksanaan tersebut. Diantara langkah langkah yang di terapkan antara lain : guru mrnentukan sasaran materi yang akan disampaikan dan memberikan sedikit pengertian kapada siswa tentang materi yang akan diajarkan sebagai apersepsi dari rencana kegiatan tersebut, shingga siswa dapat menentikan arah pembelajaran yang akan di lakukan. Selain itu guru harus mempersiapkan alat peraga yang berupa kartu, di dalamya terdapat pertanyaan atau jawaban yang sesuai dengan komponen komponen materi yang akan diajarkan, selanjutnya membagikan kartu tersebut kapada seluruh siswa dan siswa mulai berfikir tentang siapa yang memegang
jawaban dari pertanyaan yang ia pegang ataupun sebaliknya. Dengen demikian siswa akan terlihat aktif semua dan kegiatan pembelajaran dan tidak akan membosankan. Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar yang dikemukakan oleh Biggs (2003: 56) dimana pendekatan belajar siswa dapat di kelompokan ke dalam 3 prototipe yaitu 1. Surface Approach ( pendekatan permukaan) memiliki ciri menghindari kegagalan dengan tanpa belajar keras. 2. Deep Approach ( pendekatan mendalam ) memiliki ciri berusaha memuaskan keingin tahuan terhadap isi materi. 3. AchieIIing Approach ( Pendekatan mencari Prestasi tinggi) memiliki ciri bersaing untuk mencapai nilai tertinggi.(Muhibbin Syah, 2008:130) Dari Metode yang dilaksanakan, siswa akan merasa bahwa dia tidak belajar namun bermain sehingga semua bahan ajar yang disampaikan akan diserap oleh siswa dengan tanpa sadar dan akan terkenang dalam ingatan jangka panjang.
C. Objek dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di MI Ma‟arif Pendem Grabag Magelang, di MI tersebut memiliki jumlah siswa sebanyak 152 siswa dan 7 orang guru pengajar. Dari kedaan siswa di atas penulis mengadakan penelitian di kelas II yang mempunyai jumlah siswa sebanyak 23 anak. Disamping itu penulis mengembil tema tentang pembelajaran dengan Metode Mencari Pesangan (Index Card Macth ) dengan alasan bahwa dalam sistem pembelajaran di MI
tersebut masih banyak yang menggunakan metode konVensional, dan penulis mencoba memberi regam pembelajaran yang berbasis PAIKEM agar siswa tidak merasa bosan dan dapat menyerap semua materi yang disampaikan dengan baik. Waktu pelaksanaan penelitian di laksanakan pada bulan Mei 2012, yang berlangsung selama 3 minggu dan dilaksanakan sempai dengan 3 siklus. D. Pelaksana dan Kolabolator Dalam
melaksanakan
penelitian
ini,
yang
melaksanakan
pembelajaran adalah Siti Nafisah, A.Ma. sebagai guru kelas II sekaligus peneliti, sedang sebagai kolabolator adalah Bapak Hasim, S.Pd.I, selaku Kepala Madrasah. E. Rencana Penelitian Materi yang akan dijadikan bahan penelitian adalah tentang :Syarat Wajib Sholat, Syarat Sah Sholat, Rukun Sholat, Sunat-sunat Sholat, Hal-hal yang membatalkan Sholat, Pengertian Sholat berjama‟ah, Syarat-syarat Sholat berjama‟ah, Syarat-syarat menjadi Imam. Dari metari di atas peneliti mengemas pembelajarannya dengan menggunakan Metode pembelajaran Mencari Pasangan ( Index Card Match ) yang di laksanakan dalam 3 siklus : 1.
Siklus 1 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 Mei 2012 Pada tahapan ini mencakup; a. Perencanaan 1) Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang telah di siapkan dalam bentuk RPP, media yang digunakan, lembar kerja dan soal evaluasi. Di samping itu memastikan siswa benar-benar siap dalam metode yang akan disajikan dimana metode tersebut menekankan keaktifan siswa
dalam setiap proses pembelajaran. Proses ini ditemukan dulu antara guru dan siswa sebelum pelaksanaan. 2) RPP harus menggambarkan pelaksanaan Metode pembelajaran Cari Pasangan yang akan diterapkan. 3) Media yang akan digunakan berupa soal dan jawaban yang dikemas menjadi beberapa kartu sesuai kebutuhan. 4) Lembar kerja yang isinya rancangan refleksi dari pokok bahasan yang disampaikan. b. Pelaksanaan Guru juga selaku peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah disiapkan. c. Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan : 1) Selama proses pembelajaran untuk mengetahui keaktifan siswa dalam melaksanakan kegiatan. 2) Pemahaman konsep dan hasil evaluasi 3) Dengan mencatat keberhasilan dan hambatan yang di alami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan peneliti. d. Refleksi 1) Secara Kolaboratif Peneliti dan Kolabolator melakukan analisis dan pelakukan diskusi hasil pengamatan. Selanjutnya melakukan refleksi mana yang harus dipertahankan dan mana yang perlu diperbaiki untuk siklus kedua nantinya. 2) Membuat simpulan sementara terhadap siklus 1 2.
Siklus 2 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Mei 2012
Secara teknis pelaksanaan siklus 2 sama dengan siklus 1 dengan langkahlangkah sebagai berikut : a. Perencanaan Meninjau kembali rencana pembelajaran yang di siapkan untuk siklus 2 dengan melakukan refisi sesuai hasil refleksi pada siklus 1. b. Pelaksanaan. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah di refisi dari siklus 1. adapun langkah- langkahnya sama dengan siklus 1. c. Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan yang sama dengan siklus 1. d. Refleksi Pada siklus 2 ini refleksi digunakan untuk penyempurnaan modul pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Cari Pasangan dapat menumbuhkan keaktifan dan pemahaman siswa pada konsep yang diajarkan. 3.
Siklus 3 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Mei 2012 Secara teknis pelaksanaan siklus 2 sama dengan siklus 2 dengan langkahlangkah sebagai berikut : a. Perencanaan Meninjau kembali rencana pembelajaran yang di siapkan untuk siklus 2 dengan melkukan refisi sesuai hasil refleksi pada siklus 2. b. Pelaksanaan. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah di refisi dari siklus 2. adapun langkah- langkahnya sama dengan siklus 2. c. Pengamatan
Penelitu melakukan pengamatan yang sama dengan siklus 2 d. Refleksi Pada siklus 3 ini refleksi digunakan untuk penyempurnaan modul pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Cari Pasangan dapat menumbuhkan keaktifan dan pemahaman siswa pada konsep yang diajarkan.
Dari keterangan diatas dapat di gambarkan sklus pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut : BAGAN PENELITIAN TINDAKAN (Saminanto, 2010:8) Perencanaan
Siklus I
Perencanaan
Siklus II
F. Teknik Pengumpulan Data Perencanaan 1. Dokumentasi
Siklus III
Untuk melihat nilai fiqih sebelum penerapan penelitian tindakan kelas, sehingga dapat mengelompokkan siswa menjadi empat kelompok : sangat
baik, baik, cukup dan kurang. Karena nilai mata pelajaran fiqih memenuhi standar yang ditetapkan madrasah.
2. Tes Digunakan lembar tes yang dikerjakan siswa baik berupa tes awal maupun tes akhir. Tes pertama dilaksanakan tanggal 9 Mei 2012, tes kedua dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2012 dan tes ketiga dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2012. 3. Pengamatan Dipandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti untuk memperoleh data peneliti, aktifitas siswa dan data keterampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan metode resitasi ternyata di kelas siswa lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar.
G. Teknik Analisa Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan diawali oleh momen refleksi putaran. Dari refleksi tindakan putaran pertama akan diperoleh hasil yang kemudian mejadi evaluasi pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Sehingga dengan melakukan refleksi tersebut peneliti akan memiliki wawasan otentik dalam menafsirkan data. Berdasarkan hal tersebut maka teknik analisis data yang digunakan dalam peenlitian ini dengan menggunakan teknis analisis deskriptif kualitatif yaitu keputusan – keputusan khusus dari data terkumpul kemudian diambil kesimpulannya secara umum. Rata – rata (mean) dengan rumus:
yang
fx X =
Rata – rata (mean)
N Keterangan: X
= mean yang dicari
fx
= jumlah nilai seluruh siswa
N
= jumlah Frekuensi
Prosentase % =
X 100% N
N
Jumlah Subyek
H. Indikator Pencapaian Pendidikan
memegang
peranan
yang
sangat
penting
dalam
menigkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Membahas pendidikan tidak pernah lepas dari unsur pelaku, alat, metode, tujuan, dan kurikulum.Unsur-unsur tersebut idealnya sinergi antara yang satu dengan yang lain. Tujuan tidak akan pernah tercapai bilamana pelaku tidak komitmen dan konsekuen terhadap kewajibannya. Proses pencapaian tujuan akan lamban bilamana alat kurang mendukung dan metode tidak tepat, dan target materi tidak akan pernah tuntas jika kurikulum tidak jelas. (Barnawi, 2006 : 30) Dalam kegiatan belajar mengajar guru memiliki peranan yang sangat penting untuk membimbing, mendorong, dan memberikan segala sesuatu yang diperlukan oleh anak didik untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Seorang pendidik juga bertanggung jawab untuk mengamati segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Dalam pembelajaran ini penulis memiliki beberapa indikator yang harus dicapai diantaranya :
1.
Peningkatan prestasi belajar pada siswa
2.
Meningkatkan keaktifan siswa Dari indikator yang ingin di capai ada satu indikator yang merupakan
tujuan utama yaitu meningkatkan prestasi belajar siswa,
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Di lihat dari keaktifan siswa yang kurang dalam melakukan pembelajaran di sekolah, maka perlu diadakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang dimiliki peserta didik, dengan demikian peneliti bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas dalam penggunaan metode pembelajaran yang menyenangkan yaitu mrncari pasangan (Index Card Mcth). Dari berbagai penelitian para ahli, menunjukan bahwa prestasi belajar siswa dapat meningkat jika peserta didik melakukan aktifitas pembelajaran yang menyenangkan. Dengan demikian penggunakan metode Mencari Pasangan
(Index Card Macth) diharapkan dapat menyajikan pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik dapat lebih memahami materi yang diajarkan. Selain menyenangkan metode pembelajaran tersebut dapat memberikan warna dalam menarik minat siswa dalam belajar sehingga dengan minat yang tinggi siswa akan lebih mudah menangkap materi yang diajarkan. Sebelum peneliti pelaksanaan penelitian di lakukan peneliri mendapatkan data prestasi siswa seperti tertera dalam tabel berikut : Tabel 1. data tingkat prestasi siswa sebelum dilaksanakan PTK. No
Tingkat prestasi
Jumlah siswa
1
Sangat baik
(81- 100)
1 orang
2
Baik
( 71- 80)
1 orang
3
Cukup
(60- 70)
2 orang
4
Kurang
(kurang dari 60)
19 orang
Jumlah
23 orang
Dari data diatas, hasil evaluasi siswa secara lebih terperinci dapat di lihat pada tabel di bawah ini : Table 2. data hasil evaluasi siswa sebelum PTK ( Pra Siklus ) NO. 1 2 3 4 5 6 7 8
NAMA
NILAI
KETERANGAN
Faizal Wildan
70
TUNTAS
Putri Mutmainah
70
TUNTAS
Ahmad Agus Listianto
65
TIDAK TUNTAS
Ahmad Najih Ubbaidillah
67
TIDAK TUNTAS
Amir Rif ‟an Marzuki
60
TIDAK TUNTAS
Ava Aviana Saputri
64
TIDAK TUNTAS
Devi Enjelina Solihah
70
TUNTAS
Dini Sabila Hayati
65
TIDAK TUNTAS
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Alfiani Agustina
67
TIDAK TUNTAS
Fadela Hayati
60
TIDAK TUNTAS
Haya Zarifah
65
TIDAK TUNTAS
Khoirunnisa
60
TIDAK TUNTAS
M.Sigit Arifiyanto
60
TIDAK TUNTAS
M.Alvin Baehri
60
TIDAK TUNTAS
M.Ulul Azmi
60
TIDAK TUNTAS
M. Mashud
60
TIDAK TUNTAS
Muhkhamad Khoirunnasirin
50
TIDAK TUNTAS
M. Wildan Zamzami
55
TIDAK TUNTAS
Rizki Dian Novitasari
50
TIDAK TUNTAS
Silfi Nur Azizah
45
TIDAK TUNTAS
Siti Ainurachmawati
65
TIDAK TUNTAS
Siti Nur Amaliyah
60
TIDAK TUNTAS
65
TIDAK TUNTAS
Winarsih 23 JUMLAH
1352
RATA-RATA
59.00
KKM KKG
70
KKM IDIAL
75
KKM KELAS
85
TUNTAS
3
TUNTAS IDEAL
-
TIDAK TUNTAS
20
NILAI TERTINGGI
70
NILAI TERENDAH
45
Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang di harapkan. Kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan berdasar pada KTSP di MI Ma‟arif Pendem Grabag, Magelang pada Mata Pelajaran Fiqiah adalah 70.
Dari hasil yang terdapat pada tabel diatas menunjukan bawa nilai yang di dapat oled siswa masih banyak yang belum tuntas. Kemudian peneliti mengadakan penelitian yang di wujudkan dalam berbagai siklus yaitu : 1. Siklus I a.
Perencanaan Tindakan. Rencana persiapan
yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut: Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar, adapun materi yang dibahas adalah Shalat Berjama‟ah. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran akan disiapkan peneliti sendiri dengan pokok bahasan Shalat Berjama‟ah, Metode yang di gunakan adalah Formasi Mencari Pasangan, ceramah , Tanya jawab, tetapi yang lebih dominan adalah Metode Mencari Pasangan (Index Card Match) Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan pengamatan yang dilakukan peneliti sendiri. b.
Pelaksanaan Tindakan. 1) Guru menjelaskan tentang materi yang akan di bahas yaitu tentang Shalat Berjama‟ah. 2) Kemudian guru membagi kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban 3) Kemudian guru memerintahkan kepada siswa untuk membaca kartu yang diperolehnya
4) Siswa diminta mencari teman yang membawa kartu sesuai dengan pertanyaan atau jawaban yang dibawa. 5) Siswa yang sudah menemukan jawaban, berkumpul menjadi setu dan menyebutkan apa yang sudah dikumpulkan 6) Sedangkan guru melakukan penilaian tenteng kegiatan yang berlangsung. Kemudian mengulangi kegiatan tersebut 2 sampai 3 kali dengan membegi ulang kartu secara acak c.
Pengamatan / Observasi. Selama pembelajaran langsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh
kegiatan pembelajaran dalam peningkatan
hasil belajar siswa. Pengamatan ini dilakukan guru pada saat pembelajaran berlangsung diantara yang diamati adalah bagaimana penerapan formasi mancari pasangan tersebut dapat memberikan nuansa dan suasana baru dalam pembelajaran. Dari peningkatan tersebut dapat di lihat secara garis besar dari table rentang nilai evaluasi di bawah ini : Table 3. Hasil observasi keaktifan siswa secara global. No Aspek yang dinilai
Jumlah siswa
Prosentase
1
Keaktifan mencari jawaban
4
26,7
2
Menjawab
5
33,3
3
Bertanya teman-temanya
3
20,0
4
Mengerjakan latihan
3
20,0
Jumlah
d.
Refleksi
100
Hasil belajar dari siklus I ini sudah dapat menunjukkan peningkatan dari pada sebelum PTK. Sebagian siswa sudah aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dengan adanya tugas untuk menemukan sendiri konsep – konsep tentang Shalat Berjama‟ah sendiri. Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing dan motivator saja. Yang lebih aktif proses pembelajaran adalah anak. Dalam hasil evaluasi juga mengalami peningkatan dari rata- rata 59.00 sebelum PTK dan sesudah PTK menjadi 82,09. Hasil ini menunjukkkan bahwa dengan belajar menemukan konsep sendiri ternyata akan lebih mengendap pada ingatan siswa, dari pada siswa di beri catatan langsung dari guru. Dari kegiatan di atas setelah diadakan evaluasi sebagai berikut Tabel 4. Hasil evaluasi pada siklus I. NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
NAMA
NILAI
KETERANGAN
Faizal Wildan
70
TUNTAS
Putri Mutmainah
70
TUNTAS
Ahmad Agus Listianto
70
TUNTAS
Ahmad Najih Ubbaidillah
70
TUNTAS
Amir Rif ‟an Marzuki
70
TUNTAS
Ava Aviana Saputri
70
TUNTAS
Devi Enjelina Solihah
65
TIDAK TUNTAS
Dini Sabila Hayati
60
TIDAK TUNTAS
Alviyani Agustina
60
TIDAK TUNTAS
Fadela Hayati
60
TIDAK TUNTAS
Haya Zarifah
60
TIDAK TUNTAS
Khoirunnisa
60
TIDAK TUNTAS
M.Sigit Arifiyanto
60
TIDAK TUNTAS
M.Alvin Baehri
60
TIDAK TUNTAS
M.Ulul Azmi
60
TIDAK TUNTAS
16 17 18 19 20 21 22
M. Mashud
60
TIDAK TUNTAS
Muhkhamad Khoirunnasirin
50
TIDAK TUNTAS
M. Wildan Zamzami
60
TIDAK TUNTAS
Rizki Dian Novitasari
60
TIDAK TUNTAS
Silfi Nur Azizah
60
TIDAK TUNTAS
Siti Ainurachmawati
65
TIDAK TUNTAS
Siti Nur Amaliyah
64
TIDAK TUNTAS
63
TIDAK TUNTAS
Winarsih 23 JUMLAH
1447
RATA-RATA
62.91
KKM KKG
70
KKM IDIAL
75
KKM KELAS
85
TUNTAS
6
TUNTAS IDEAL
-
TIDAK TUNTAS
17
NILAI TERTINGGI
70
NILAI TERENDAH
60
Hal ini membuktikan bahwa Metode pembelajaran Mencari Pasangan ( Index Card Match )dengan memberi tugas kepada
siswa dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan tugas yang diberikan guru tidak usah memberikan catatan yang harus di tulis oleh anak, tetapi dengan adanya tugas tersebut anak sudah mempunyai rangkuman atau catatan, guru tinggal memberi evaluasi dan penilaian. Tetapi dari tugas pembelajaran siklus I terdapat juga hambatan yaitu adanya anak yang hanya diam menanti jawaban dari teman.Bahkan ada anak yang bermain -main sendiri tanpa berusaha mencari jawaban dari pertanyaan yang dibawanya.
Maka dengan adanya hambatan tersebut di atas maka peneliti akan melakukan siklus yang ke II untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus yang pertama. 2. Siklus II. a. Perencanaan Tindakan. 1) Menyusun
Rencana
Pembelajaran
(RPP)
yang
memuat
serangkaian kegiatan belajar mengajar,Adapun materi yang dibahas adalah Shalat Berjama‟ah. 2) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. 3) Pembelajaran akan disiapkan peneliti sendiri dengan pokok bahasan Shalat Berjama‟ah, Metode yang di gunakan adalah Formasi Mencari Pasangan, ceramah , Tanya jawab, tetapi yang lebih dominan adalah Metode pembelajaran Mencari Pasangan ( Index Card Match ). 4) Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. 5) Dalam setiap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan pengamatan yang dilakukan peneliti sendiri. b. Pelaksanaan Tindakan. 1) Guru menjelaskan tentang materi yang akan di bahas yaitu tentang Shalat Berjama‟ah. 2) Kemudian guru membagi kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban
3) Kemudian guru memerintahkan kepada siswa untuk membaca kartu yang diperolehnya. 4) Siswa diminta mencari teman yang membawa kartu sesuai dengan pertanyaan atau jawaban yang dibawa. 5) Siswa yang sudah menemukan jawaban, berkumpul menjadi setu dan menyebutkan apa yang sudah dikumpulkan 6) Sedangkan guru melakukan penilaian tenteng kegiatan yang berlangsung. Kemudian mengulangi kegiatan tersebut 2 sampai 3 kali dengan membagi ulang kartu secara acak. c. Observasi monitoring. Selama proses pembelajaran berlangsung juga sekaligus diadakan monitoring / pengamatan kepada siswa. Pada siklus II ini keaktifan siswa lebih meningkat karena tiap siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas secara mandiri. Pada siklus II ini siswa merasa lebih senang karena tugas yang diberikan adalah sering mereka temui dalam kehidupan sehari- hari di sekeliling mereka. Pada siklus kali ini, peneliti mendapatkan hasil peningkatan yang bagus mulai dari keaktifan siswa sampai dengan prestasi yang dicapai dalam evaluasi, hal ini dapat dilihat dari table di bawah ini : Table 5. Hasil observasi keaktifan siswa secara global. No
Aspek yang dinilai
Jumlah siswa
Prosentase
1
Keaktifan mencari jawaban
23
100
2
Menjawab
12
51
3
Mengerjakan latihan
23
100
Data yang tampak di atas menunjukan bahwa semua siswa dapat
berperan
aktif
dalam
pembelajaran
sehingga
proses
pembelajaran berjalan menyenangkan. d. Refleksi Pada siklus II dengan materi yang merupakan kelanjutan dari siklus I, peneliti memberikan tugas yang berbeda yaitu siswa diminta untuk membuat laporan tentang Shalat Berjama‟ah dan memberi contoh Shalat Berjama‟ah tersebut. Semua siswa aktif mengikuti pembelajaran karena masing- masing siswa mempinyai tugas yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hal ini mendoronng minat siswa dalam bertanya maupun mengeluarkan pendapat. Sedang pada siswa waktu diberi evaluasi, mereka juga mengerjakan dengan rasa senang dan hasil lebih baik dari siklus I. Tabel 6. Hasil evaluasi siswa pada Siklus 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
NAMA
NILAI
KETERANGAN
Faizal Wildan
75
TUNTAS IDEAL
Putri Mutmainah
76
TUNTAS IDEAL
Ahmad Agus Listianto
80
TUNTAS IDEAL
Ahmad Najih Ubbaidillah
70
TUNTAS
Amir Rif ‟an Marzuki
72
TUNTAS
Ava Aviana Saputri
70
TUNTAS
Devi Enjelina Solihah
74
TUNTAS
Dini Sabila Hayati
75
TUNTAS IDEAL
Alviyani Agustina
70
TUNTAS
Fadela Hayati
70
TUNTAS
Haya Zarifah
75
TUNTAS IDEAL
Khoirunnisa
75
TUNTAS IDEAL
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
M.Sigit Arifiyanto
70
TUNTAS
M.Alvin Baehri
70
TUNTAS
M.Ulul Azmi
77
TUNTAS IDEAL
M. Mashud
78
TUNTAS IDEAL
Muhkhamad Khoirunnasirin
75
TUNTAS IDEAL
M. Wildan Zamzami
70
TUNTAS
Rizki Dian Novitasari
67
TIDAK TUNTAS
Silfi Nur Azizah
65
TIDAK TUNTAS
Siti Ainurachmawati
66
TIDAK TUNTAS
Siti Nur Amaliyah
68
TIDAK TUNTAS
65
TIDAK TUNTAS
Winarsih 23 JUMLAH
1653
RATA-RATA
71.87
KKM KKG
70
KKM IDIAL
75
KKM KELAS
85
TUNTAS
9
TUNTAS IDEAL
9
TIDAK TUNTAS
5
NILAI TERTINGGI
80
NILAI TERENDAH
65
Hasil dari siklus II ini menunjukkkan adanya peningkatan dibanding dengan siklus I. Siswa lebih aktif dan merasa lebih senang dalam mengikuti proses pembelajaran . Siswa yang biasanya diam saja sudah mau berusaha mencari teman yang membawa jawaban dari kartu yang ia bawa, karena tugas yang di berikan tidak sama antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Pada siklus kedua ini terdapat kendala yaitu ada sebagian siswa yang masih malu bertanya sehingga masih kebingungan dalam mengerjakan tugasnya.
Sehingga pada hasil laporan yang dibuat masih kurang memuaskan. Kemudian peneliti mengadakan siklus III untuk mengatasi kendala- kendala diatas. 3. Siklus III. a. Dalam pelaksanaan siklus yang ke III ini peneliti melakukan praktek sama dengan siklus yang ke II b. Observasi Dari proses pembelajaran pada siklus III ini peneliti memberikan perlakuan tindakan atau tugas yang sama dalam mengikuti pembelajaran . Hasil dari siklus III juga mengalami peningkatan baik hasil evaluasi maupun keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat karena siswa merasa waktu pelajaran cepat selesai padahal mereka masih berminat mengikuti pelajaran ini. Walaupun suasana kelas menjadi gaduh namun kegaduhan tersebut merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat dimana terjadi interaksi antar siswa dan guru sebagai motifator. c. Refleksi Pada siklus III membahas tentang pelaksanaan Shalat Berjama‟ah. Pada siklus III ini guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencatat informasi apa yang diperoleh dari teman yang membawa jawaban sesuai dengan dirinya. Masing- masing kelompok yang sudah terbentuk harus menyelesaikan tugas yang di berikan dan melaporkan hasilnya kepada guru. Dan dari hasil penilaian yang dilakukan guru dapat mengambil nilai sebagai berikut :
Tabel 7.Hal ini juga dapat dilihat dari table evaluasi siswa siklus 3 yang tertera di bawah ini : NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
NAMA
NILAI
KETERANGAN
Faizal Wildan
85
TUNTAS IDEAL
Putri Mutmainah
88
TUNTAS IDEAL
Ahmad Agus Listianto
88
TUNTAS IDEAL
Ahmad Najih Ubbaidillah
81
TUNTAS IDEAL
Amir Rif ‟an Marzuki
94
TUNTAS IDEAL
Ava Aviana Saputri
95
TUNTAS IDEAL
Devi Enjelina Solihah
92
TUNTAS IDEAL
Dini Sabila Hayati
86
TUNTAS IDEAL
Alviyani Agustina
89
TUNTAS IDEAL
Fadela Hayati
86
TUNTAS IDEAL
Haya Zarifah
88
TUNTAS IDEAL
Khoirunnisa
90
TUNTAS IDEAL
M.Sigit Arifiyanto
80
TUNTAS IDEAL
M.Alvin Baehri
68
TIDAK TUNTAS
M.Ulul Azmi
66
TIDAK TUNTAS
M. Mashud
76
TUNTAS IDEAL
Muhkhamad Khoirunnasirin
68
TIDAK TUNTAS
M. Wildan Zamzami
87
TUNTAS IDEAL
Rizki Dian Novitasari
78
TUNTAS IDEAL
Silfi Nur Azizah
79
TUNTAS IDEAL
Siti Ainurachmawati
78
TUNTAS IDEAL
Siti Nur Amaliyah
76
TUNTAS IDEAL
70
TUNTAS
Winarsih 23 JUMLAH
1888
RATA-RATA
82.09
KKM KKG
70
KKM IDIAL
75
KKM KELAS
85
TUNTAS
1
TUNTAS IDEAL
20
TIDAK TUNTAS
3
NILAI TERTINGGI
95
NILAI TERENDAH
66
Ini menunjukan bahwa penerapan formasi mencari pasangan ternyata dapat meningkatkan pemahaman suiswa tentang Materi Shalat Shalat Berjama‟ah Kelas II semester 2 yang di laksanakan di MI Ma‟arif Pendem Grabag Magelang. B. Pembahasan. Pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif tentunya sangat dibutuhkan pada situasi kelas yang menggembirakan atau menyenangkan karena disitu ada kebebasan sehingga tumbuh kreativitas, aktivitas dan efektifitas baik dari pendidik maupun peserta didik itu sendiri hal ini disebabkan lingkungan belajar yang mendukung. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan suatu tehnik pembelajaran yang mampu dan dapat diterima oleh semua peserta didik, sehingga menjadikan suasana bergairah, aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta mampu membangkitkan minat belajar tumbuh yang akhirnya tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yaitu hasil evaluasi dan keaktifan siswa yang meliputi keaktifan bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat dan mengerjakan tugas mengalami penigkatan. Hal ini dicapai setelah pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan pendekatan pembelajaran aktif dengan Metode pembelajaran Mencari Pasangan ( Index Card Match ). Pada siklus I guru memberikan tugas membaca tentang Shalat Berjama‟ah. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I ini keaktifan siswa rata- rata 38,85%. Sedangkan hasil evaluasi mengalami peningkatan yaitu
60,22 sebelum PTK menjadi 64,33. Pada siklus I ini sudah mengalami peningkatan walaupun belum begitu memuaskan. Pada siklus I ini masih ada siswa yang bermain sendiri dan hanya mengandalkan pekerjaan dari teman tanpa mau berusaha sendiri. Sehingga peneliti melakukan tindakan yang berbeda pada siklus berikutnya. Pada pelaksanaan siklus II yang dicapai meningkat. Rata- rata keaktifan siswa menjadi 100%. Sedangkan hasil evaluasi rata-rata menjadi 68,44.Berdasarkan data di atas sudah ada peningkatan baik keaktifan siswa maupun hasil belajarnya. Namun masih ada sebagaian kecil siswa yang masih malu untuk bertanya sehingga masih kesulitan dalam mengerjakan tugas. Pada siklus II ini guru memberi tugas membuat laporan tentang Shalat Berjama‟ah. Karena masih ada kendala maka peneliti melaksanakan tindakan yang lain pada siklus selanjutnya. Hasil yang dicapai pada siklus III yaitu rata- rata keaktifan siswa menjadi 100% dan rata- rata hasil evaluasi 70,40. Hal ini berarti pada siklus III hasil yang dicapai juga mengalami peningkatan. Pada pembelajaran di siklus III ini guru memberikan tugas kelompok Ringkasan materi yang telah diajarkan
selama
pembelajaran.
Dengan
melibatkan
semua
siswa,
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi siswa yang tadinya pasif menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan data di atas maka pembelajaran mata pelajaran fiqih materi shalat Berjama‟ah dengan metode Index Card Match. Hal ini dapat di lihat dari hasil evaluasi di bawah ini :
Daftar Nilai Perbandingan Antar Siklus NILAI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
NAMA SISWA
PRA S
KET
S .1
KET
S.2
KET
S.3
KET
Faizal Wildan
70
T
70
T
75
T.I
85
T.I
Putri Mutmainah
70
T
70
T
76
T.I
88
T.I
Ahmad Agus Listianto
65
T.T
70
T
80
T.I
88
T.I
Ahmad Najih Ubbaidillah
67
T.T
70
T
70
T
81
T.I
Amir Rif ‟an Marzuki
60
T.T
70
T
72
T
94
T.I
Ava Aviana Saputri
60
T.T
70
T
70
T
95
T.I
Devi Enjelina Solihah
70
T
65
T.T
74
T
92
T.I
Dini Sabila Hayati
65
T.T
60
T.T
75
T.I
86
T.I
Alviyani Agustina
65
T.T
60
T.T
70
T
89
T.I
Fadela Hayati
50
T.T
60
T.T
70
T
86
T.I
Haya Zarifah
50
T.T
60
T.T
75
T.I
88
T.I
Khoirunnisa
50
T.T
60
T.T
75
T.I
90
T.I
M.Sigit Arifiyanto
50
T.T
60
T.T
70
T
80
T.I
M.Alvin Baehri
60
T.T
60
T.T
70
T
68
T.T
M.Ulul Azmi
60
T.T
60
T.T
77
T.I
66
T.T
M. Mashud
60
T.T
60
T.T
78
T.I
76
T.I
Muhkhamad Khoirunnasirin M. Wildan Zamzami
50
T.T
50
T.T
75
T.I
68
T.T
55
T.T
60
T.T
70
T
87
T.I
Rizki Dian Novitasari
50
T.T
60
T.T
67
T.T
78
T.I
Silfi Nur Azizah
45
T.T
60
T.T
65
T.T
79
T.I
Siti Ainurachmawati
60
T.T
65
T.T
66
T.T
78
T.I
Siti Nur Amaliyah
60
T.T
64
T.T
68
T.T
76
T.I
Winarsih
60
T.T
63
T.T
65
T.T
70
T.I
JUMLAH RATA-RATA KKM KKG KKM IDEAL KKM KELAS TUNTAS
1352 59.00 70 75 85 3 (13 %)
1447 62.91
1653 71.87
1888 82.09
70
70
70
75
75
75
85 6 (26 %)
85
85
9 ( 39 % )
1(4%)
TUNTAS IDEAL TIDAK TUNTAS
20 (87 %)
9 ( 39 % )
20 (83%)
17 (74%)
5 ( 22 % )
3 ( 13 % )
NILAI TERTINGGI
70
70
80
95
NILAI TERENDAH
45
50
65
66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan. Berdasarkan analisa data dan pembahasan pada bab IV maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagi berikut: 1. Penerapan metode pembelajaran Index Card Macth dapat meningkatkan kreativitas Peserta didik di kelas II MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Hal ini tercermin dalam peningkatan tiap aspek yaitu : keaktifan mencari jawaban dengan prosentase 100%, Menjawab 51 %, mengerjakan Latihan 100%. 2. Penerapan metode pembelajaran Index Card Match ternyata dapat meningkatkan proses pembelajaran lebih menarik dan dan menyenangkan pada mata pelajaran fiqih materi salat berjama‟ah siswa kelas II MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag Magelang. Hal ini tercermin dalam peningkatan ketuntasan kemampuan anak dalam mengerjakan tugas anak melalui metode pembelajaran Index Card Match juga meningkat telihat peningkatan hasil belajar mulai dari pra siklus, siklus I,siklus II hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Indek Card match dapat meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi Salat Berjamaah. 3. Penerapan metode pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih materi Salat berjamaah. Hal ini di buktikan dengan meningkatnya rata- rata hasil evaluasi pada setiap akhir kegiatan yaitu 59.00 ( 13% tuntas dan 85 %) tindak tuntas
pada Pra Siklus, siklus I
62,91( 74% tidak tuntas dan 26% tuntas) pada siklus II 71.87 ( 22% tidak tuntas, 39% tuntas KKM KKG dan 39% tuntas KKM Ideal) dan pada siklus III 82.09 ( 13% tidak tuntas, 83% tuntas KKM Ideal,4% tuntas KKM KKG ) dengan ketentuan Kriteria Ketuntasan Minimal KKG 70, dan Kriteria Ketuntasan Minimal Ideal 75 dan Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas 85.
B. Saran. Berdasarkan penelitian ini ada beberapa saran
yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran fiqih yaitu : 1.
Bagi pihak sekolah dan guru- guru MI Ma‟arif Pendem, Banaran, Grabag Magelang
khususnya dan guru- guru pada umumnya dapat
menggunakan metode pembelajaran mencari pasangan sebagai salah satu metode pembelajaran aktif untuk meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa selain metode mengajar yang lain. 2.
Bagi peneliti hendaknya dapat lebih banyak menggunakan metodemetode lain yang lebih variatif sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga siswa lebih tertarik dan pemahamannya lebih mendalam.
3.
Jadikan siswa sebagai subyek bukan hanya sebagai objek dalam proses pembelajaran karena dengan pengalaman langsung, pengetahuan akan lebih membekas dalam diri siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Biggs. 2003. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Bloom, Benyamin. 1976. Human Characteristics and School Learning. New York: McGraw Hill Boock Compony. Clark Richard,dan Bovy Calvin. 1998. Cognative Prescriptive Theory and Psyco Educational Design. University of Southern California. Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Media Wacana Pres. Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pembelajara. Jakarta: Bumi Aksara. Hudoya, Herman. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Ismail,SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: Rasail Media Group. Lucas, Gene, at all. 1977. Exsploring Teaching Alternatives. Mineapolis: Bergers I Publishing Company. Nasution, 1991. Azas-Azas Kurikulum. Bandung:Jemars. Peraturan Menteri Agama Republik Indonsia No.2.2008. Standart Kompetensi Lulusan dan Satndart Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. Saminanto. 2010. Ayo Praktik PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ). Semarang: Rasail Media Group. Sudjana, Nana. 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Sukardi, Ketut, Dewi. 1983. Bimibingan dan Penyuluhan Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Pelajar. Syah, Muhibin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. UU No.20. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Media Wacana Pres.
Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: GP Press.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Siti Nafisah
Tempat Lahir
: Magelang
Tanggal Lahir
: 16 Maret 1976
Alamat
: Dusun Banaran RT 07 / RW 02 Desa Banaran Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang
HP
: 085228605670
Email
:
[email protected]
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Nama Suami
: Maemun
Nama Ayah
: Yasmari (Almarhum)
Nama Ibu
: Toyimah (Almarhumah)
Riwayat Pendidikan : 1.
MI MA‟ARIF PENDEM
: 1989
2.
MTsN GRABAG
: 1992
3.
SMEA MUHAMMADIYAH KODIA MAGELANG
: 1995
4.
D.II UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
: 2002
PERANGKAT PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )
MATA PELAJARAN FIQIH
MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS II SEMESTER 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Sekolah
: MI MI MA’ARIF PENDEM
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas/Semester
: II/2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi Mengenal Tata cara shalat berjama’ah
3.
B. Kompetensi Dasar 3.2 Menjelaskan ketentuan tatacara shalat berjama’ah C. Tujuan Pembelajaran :
Mendengarkan penjelasan guru tentang pengertian shalat jama’ ah.
mengetahui syarat-syarat menjadi imam dan makmum
D. Materi Pembelajaran
Shalat berjama’ah
Syarat-syarat menjadi imam
E. Metode Pembelajaran
Metode Index Card Match
F. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan
Memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a.
Appersepsi, mengajukan pertanyaan tentang shalat jama’ ah
Motivasi, membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa untuk menguasai materi shalat jama’ ah.
Meminta siswa menyiapkan buku teks Fiqih.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi: Guru meminta masing-masing siswa membaca buku teks Fiqih tentang shalat jama’ ah.
Elaborasi: Siswa mencatat hasil temuan masing-masing dalam buku catatan tentang shalat jama’ ah
Konfirmasi: Guru meminta beberapa siswa untuk mengemukakan hasil temuan tentang shalat jama’ ah
Elaborasi: Guru melakukan tanya jawab tentang shalat jama’ ah.
Elaborasi: Guru menggali pengalaman siswa melalu bacaan, film atau sinteron dengan tema shalat jama’ ah
Elaborasi: Meminta siswa untuk membaca dalil tentang shalat jama’ ah.
3. Kegiatan Penutup
Guru memberikan penguatan atas temuan siswa dan menyimpulkan materi tentang shalat jama’ ah
Melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi shalat jama’ ah
Siswa menyalin kesimpulan dalam buku catatan masing-masing
G. Alat/Sumber Belajar
Buku paket Fikih, dan sumber belajar lain
H. Penilaian Indikator Pencapaian
Teknik
Bentuk
Contoh
Kompetensi
Penilaian
Penilaian
Instrumen
Menjelaskan
Tes tulis
Uraian
Jelaskan
pengertian shalat
pengertian
berjama’ ah.
shalat berjama’
Menjelaskan syarat
ah!
syarat shalat
Sebutkan
berjama’ah
syarat syarat
Menyebutkan syarat-
shalat
syarat menjadi imam
berjama’ah!
Pendem, 9 Mei 2012 Mengetahui Kepala Madrasah
Guru Kelas II
H A S I M, S.Pd.I
SITI NAFISAH, A.Ma
NIP.
NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Sekolah
: MI MA’ARIF PENDEM
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas/Semester
:I I / 2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi Mengenal Tata cara shalat berjama’ah
3.
B. Kompetensi Dasar 3.2 Menirukan shalat berjamaah C. Tujuan Pembelajaran :
Mempraktekkan shalat berjamaah
Mengingatkan imam andai imam salah dalam melaksanakan shalat
Menyebutkan keutamaan shalat berjama’ah
D. Materi Pembelajaran
Cara memberitahu imam yang salah
Keutamaan shalat jama’ ah
E. Metode Pembelajaran
Metode Index Card Match
F. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan
Memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a.
Appersepsi, mengajukan pertanyaan tentang shalat jama’ ah
Motivasi, membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa untuk menguasai materi shalat jama’ ah.
Meminta siswa menyiapkan buku teks Fiqih.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi: Guru meminta masing-masing siswa membaca buku teks Fiqih tentang shalat jama’ ah.
Elaborasi: Siswa mencatat hasil temuan masing-masing dalam buku catatan tentang shalat jama’ ah
Konfirmasi: Guru meminta beberapa siswa untuk mengemukakan hasil temuan tentang shalat jama’ ah
Elaborasi: Guru melakukan tanya jawab tentang shalat jama’ ah.
Elaborasi: Guru menggali pengalaman siswa melalu bacaan, film atau sinteron dengan tema shalat jama’ ah
Elaborasi: Meminta siswa untuk membaca dalil tentang shalat jama’ ah.
3. Kegiatan Penutup
Guru memberikan penguatan atas temuan siswa dan menyimpulkan materi tentang shalat jama’ ah
Melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi shalat jama’ ah
Siswa menyalin kesimpulan dalam buku catatan masing-masing
G. Alat/Sumber Belajar
Buku paket Fikih, artikel, ensiklopedi Islam dan sumber belajar lain
H. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Bentuk
Contoh Instrumen
Penilaian Penilaian
Menjelaskan
Unjuk
tatacara shalat
kerja
berjamaah
Teknik
Uraian
Jelaskan tatacara shalat berjamaah!
Jelaskan
Mendemontrasikan
pengertian ma’mum
shalat berjamaah
masbuq!
Menjelaskan
Sebutkan cara
pengertian ma’mum
mengingatkan
masbuq
imam yang salah!
Mempraktekkan
Apa saja
cara shalat
keutamaan
ma’mum yang
keutamaan shalat
masbuq
berjama’ah?
Menyebutkan cara mengingatkan imam yang salah.
Menjelaskan keutamaan keutamaan shalat berjama’ah
Mengetahui
Pendem, 16 Mei 2012
Kepala Madrasah
Guru bidang studi Fiqih
..........................................
..........................................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS III Sekolah
: MI MA’ARIF PENDEM
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas/Semester
:I I / 2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 3.
Mengenal Tata cara shalat berjama’ah
B. Kompetensi Dasar 3.2 Menirukan shalat berjamaah
C. Tujuan Pembelajaran :
Mempraktekkan shalat berjamaah
Mengingatkan imam andai imam salah dalam melaksanakan shalat
Menyebutkan keutamaan shalat berjama’ah
D. Materi Pembelajaran
Cara memberitahu imam yang salah
Keutamaan shalat jama’ ah
E. Metode Pembelajaran
Metode Index Card Match
F. Langkah-Langkah Pembelajaran 4. Kegiatan Pendahuluan
Memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a.
Appersepsi, mengajukan pertanyaan tentang shalat jama’ ah
Motivasi, membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa untuk menguasai materi shalat jama’ ah.
Meminta siswa menyiapkan buku teks Fiqih.
5. Kegiatan Inti
Eksplorasi: Guru meminta masing-masing siswa membaca buku teks Fiqih tentang shalat jama’ ah.
Elaborasi: Siswa mencatat hasil temuan masing-masing dalam buku catatan tentang shalat jama’ ah
Konfirmasi: Guru meminta beberapa siswa untuk mengemukakan hasil temuan tentang shalat jama’ ah
Elaborasi: Guru melakukan tanya jawab tentang shalat jama’ ah.
Elaborasi: Guru menggali pengalaman siswa melalu bacaan, film atau sinteron dengan tema shalat jama’ ah
Elaborasi: Meminta siswa untuk membaca dalil tentang shalat jama’ ah.
6. Kegiatan Penutup
Guru memberikan penguatan atas temuan siswa dan menyimpulkan materi tentang shalat jama’ ah
Melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi shalat jama’ ah
Siswa menyalin kesimpulan dalam buku catatan masing-masing
G. Alat/Sumber Belajar
Buku paket Fikih, artikel, ensiklopedi Islam dan sumber belajar lain
H. Penilaian Indikator Pencapaian
Teknik
Bentuk
Kompetensi
Penilaian
Penilaian
Menjelaskan
Unjuk
tatacara shalat
kerja
berjamaah
Jelaskan tatacara shalat berjamaah!
Jelaskan
Mendemontrasikan
pengertian
shalat berjamaah
ma’mum masbuq!
Menjelaskan
Sebutkan cara
pengertian ma’mum
mengingatkan
masbuq
imam yang salah!
Mempraktekkan cara
Apa saja
shalat ma’mum
keutamaan
yang masbuq
keutamaan shalat
Menyebutkan cara
berjama’ah?
mengingatkan imam yang salah.
Uraian
Contoh Instrumen
Menjelaskan
keutamaan keutamaan shalat berjama’ah
Mengetahui
Pendem , 23 Mei 2012
Kepala Madrasah
Guru bidang studi Fiqih
...........................................
..........................................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu
: MI Al-Iman Tleter : Fiqih :I I / 2 : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 4. Melakukan dzikir dan do’ a B. Kompetensi Dasar 4.2 Melafalkan dzikir setelah shalat fardhu C. Tujuan Pembelajaran : Bersama-sama membaca dzikir dan do‘a D. Materi Pembelajaran Bacaan dzikir E. Metode Pembelajaran Ceramah Tanya jawab Penugasan F. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan Memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a. Appersepsi, mengajukan pertanyaan tentang dzikir dan do‘a Motivasi, membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa untuk menguasai materi dzikir dan do‘a. Meminta siswa menyiapkan buku teks Fiqih. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi: Guru meminta masing-masing siswa membaca buku teks Fiqih tentang dzikir dan do‘a. Elaborasi: Siswa mencatat hasil temuan masing-masing dalam buku catatan tentang dzikir dan do‘a Konfirmasi: Guru meminta beberapa siswa untuk mengemukakan hasil temuan tentang dzikir dan do‘a Elaborasi: Guru melakukan tanya jawab tentang dzikir dan do‘a. Elaborasi: Guru menggali pengalaman siswa melalu bacaan, film atau sinteron dengan tema dzikir dan do‘a Elaborasi: Meminta siswa untuk membaca dalil tentang dzikir dan do‘a. 3. Kegiatan Penutup Guru memberikan penguatan atas temuan siswa dan menyimpulkan materi tentang shalat jama’ ah
Melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi shalat jama’ ah Siswa menyalin kesimpulan dalam buku catatan masing-masing
G. Alat/Sumber Belajar Buku paket Fikih, artikel, ensiklopedi Islam dan sumber belajar lain H. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Melafalkan bacaan dzikir
Menyebutkan bacaan dzikir ba’da shalat
Mempraktekkan bacaan dzikir
Teknik Bentuk Penilaian Penilaian Unjuk kerja
Uraian
Contoh Instrumen
Sebutkan bacaan dzikir ba’da shalat !
Mengetahui Kepala Madrasah
.............. , ............................... Guru bidang studi Fiqih
........................................... NIP.
.......................................... NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu
: MI Al-Iman Tleter : Fiqih :I I / 2 : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 4. Melakukan dzikir dan do’ a B. Kompetensi Dasar 4.2 Melafalkan do ‘a setelah shalat fardhu C. Tujuan Pembelajaran : Mengajak bersama-sama membaca dzikir dan do‘a dengan suara keras D. Materi Pembelajaran Bacaan do’a E. Metode Pembelajaran Ceramah Tanya jawab Penugasan F. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan Memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a. Appersepsi, mengajukan pertanyaan tentang dzikir dan do‘a Motivasi, membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa untuk menguasai materi dzikir dan do‘a. Meminta siswa menyiapkan buku teks Fiqih. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi: Guru meminta masing-masing siswa membaca buku teks Fiqih tentang dzikir dan do‘a. Elaborasi: Siswa mencatat hasil temuan masing-masing dalam buku catatan tentang dzikir dan do‘a Konfirmasi: Guru meminta beberapa siswa untuk mengemukakan hasil temuan tentang dzikir dan do‘a Elaborasi: Guru melakukan tanya jawab tentang dzikir dan do‘a. Elaborasi: Guru menggali pengalaman siswa melalu bacaan, dengan tema dzikir dan do‘a Elaborasi: Meminta siswa untuk membaca dalil tentang dzikir dan do‘a. 3. Kegiatan Penutup Guru memberikan penguatan atas temuan siswa dan menyimpulkan materi tentang shalat jama’ ah
Melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi shalat jama’ ah Siswa menyalin kesimpulan dalam buku catatan masing-masing
G. Alat/Sumber Belajar Buku paket Fikih, dan sumber belajar lain H. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Melafalkan bacaan-acaan doa
Memperagakan do ‘a setelah shalat fardhu
Menyebutkan manfaat-manfaat do’a ba’da shalat fardhu
Teknik Bentuk Penilaian Penilaian Unjuk kerja
Uraian
Contoh Instrumen
Sebutkan bacaanacaan doa ba’da shalat !
Jelaskan manfaatmanfaat do’a ba’da shalat fardhu!
Mengetahui Kepala Madrasah
.............. , ............................... Guru bidang studi Fiqih
........................................... NIP.
.......................................... NIP.
SOAL SIKLUS I Nama
: ------------------------------------------------
Kelas
: II (Dua)
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, atau c, di depan jawaban yang paling benar! 1. Shalat yang dipimpin oleh seorang imam disebut…………………. a.
shalat rawatib
b.
shalat sunah muakad
c.
shalat berjamaah
2. Orang yang mengikuti imam dalam shlat berjamaah disebut………………… a.
makmum
b.
takmir
c.
imam
3. Shalat berjamaah paling sedikit dilakukan…………….. orang a.
satu
b.
dua
c.
tiga
4. Makmum dalam shalat berjamaah tidak boleh mendahului……………… a.
imam
b.
makmum yang lain
c.
takmir
5. Bacaan imam dalam shalat berjamaah harus benar dan fasih. Bacaan benar dan fasih merupakan
a.
kewajiban imam
b.
syarat menjadi imam
c.
rukun imam
6. imam dan makmum harus berada disatu tempat dalam shalat berjamaah merupakan syarat…………………………… a.
sah shalat berjamaah
b.
imam
c.
makmum
7. Shalat fardhu berjamaah sebaiknya dilakukan di……………….. a. rumah b. masjid c. sekolah 8. Jika imamnya perempuan maka makmumnya ………………………….. a. remaja laki-laki b. laki-laki dewasa c. perempuan 9. Saf terdepan dalam shalat berjamaah ditempati oleh………………... a. perempuan b. anak laki-laki c. laki-laki dewasa
10. Apabila imam lupa atau salah jamaah laki-laki mengingat dengan…………. a. bertepuk tangan b. membaca subhanallah c. bersiul
B. Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat! 1. Apakah yang dimaksud dengan shalat berjamaah? 2. Jelaskan perbedaan imam dan makmum? 3. Bolehkah anak kecil menjadi imam? 4. Bagaimanakah hukum mengikuti imam yang berakhlak tercela? 5. Bagaimanakah cara jamaah perempuan mengingatkan imam yang salah?
SOAL SIKLUS II Nama
: ------------------------------------------------
Kelas
: II (Dua)
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, atau c, di depan jawaban yang paling benar!
1.
Salat yang dipimpin oleh seorang imam disebut………… a. Salat rawatib b. Salat sunat muakad c. Salat berjamaah
2.
Orang yang mengikuti imam dalam dalam salat berjamaah disebut……………. a. Makmum b. Takmir c. Imam
3.
Salat berjamaah paling sedikit dilakukan……….orang a. Satu b. Dua c. Tiga
4.
Makmum dalam salat berjamaah tidak boleh mendahului……………….. a. Imam b. Makmum yang lain c. Takmir
5.
Bacaan Imam dalam salat berjamaah harus benar dan fasih, bacaan benar dan fasih merupakan a. Kewajiban imam b. Syarat menjadi imam c. Rukun imam
6.
Imam dan makmum harus berada di satu tempat dalam salat berjamaah merupakan syarat…………………. a. Sah salat berjamaah b. Imam c. Makmum
7.
Salat fardhu berjamaah sebaiknya dilakukan di…………… a. Rumah b. Masjid
c. sekolah 8.
Jika imamnya perempuan maka makmumnya………………… a. Remaja laki-laki b. Laki-laki dewasa c. perempua
9.
Saf terdepan dalam salat berjamaah ditempati oleh…………………… a. Perempuan b. Anak laki-laki c. Laki laki dewasa
10. Apabila imam lupa atau salah jamaah laki-laki mengingatkan dengan…………… a. Bertepuk tangan b. Membaca………………….. c. Bersiul
B. Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat! 1.
Apakah yang dimaksud dengan salat berjamaah
2.
Orang yang terlambat mengikuti salat berjamaah disebut
3.
Sebutkan tiga syarat menjadi imam dalam salat
4.
Sebutkan tiga ciri orang yang tidak sah menjadi imam salat berjamaah
5.
Bolehkah anak kecil menjadi imam
SOAL SIKLUS III Nama
: ------------------------------------------------
Kelas
: II (Dua)
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, atau c, di depan jawaban yang paling benar! 1.
2.
Salat yang disunatkan berjamaah adalah……… a.
Salat fardhu lima waktu
b.
Salat sunat rawatib
c.
Salat duha
Keluarga husin sering salat di masjid salat di masjid dipimpin seorang imam salat yang diikuti keluarga husin disebut……..
3.
a.
Rombongan
b.
Salat berjamaah
c.
kelompok
Pak Habib berdiri paling depan pak Habib memimpin salat pak Habib disebut………….. a. Penuntun gerakan salat b. Pemimpin bacaan salat c. Imam salat berjamaah
4.
Orang berdiri di belakang imam salat disebut……………. a. Makmum b. Mukmin
c. Muslim 5.
Perintah mendirikan salat berjamah terdapat dalam surah…………………. a. Al –Maidah ayat 18 b. Al-Anfal ayat 12 c. Al-Baqarah ayat 43
6.
Bacaan benar dan fasih merupakan………………………….. a. Salah satu syarat imam b. Syarat seorang ustadz c. Syarat menjadi pemimpin agama
7.
berikut ini yang paling berhak menjadi imam adalah……………….. a. yang terpandai dalam membaca alqur‟an b. memiliki jabatan tertentu c. memiliki wajah tampan
8.
berikut ini yang tidak boleh dilakukan imam salat…………………….. a. paling tua umurnya b. meminta bayaran c. sanggup menunaikan salat
9.
jamaah laki-laki mengingatkan imam dengan………. a. bertepuk tangan sekali saja b. mengucapkan ………………………… c. membiarkan saja salah
10. Saf terdepan dalam salat berjamaah diisi oleh………………… a. Laki-laki dewasa b. Remaja laki-laki
c. Wanita dewasa
B. Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat! 1. Bagaimanakah hukum mengikuti imam yang berakhlaq tercela 2. Bagaimana cara jamaah -laki dan perempuan mengingatkan imam yang salah atau lupa 3. Bagaimana susunan saf yang benar dalam salat berjamaah 4. Apakah yang disebut makmum masbuk 5. Bagaimanakah keutamaan salat berjamaah dibanding dengan sholat sendirian
KUNCI JAWABAN SIKLUS I A. 1. c 2. a 3. b 4. a 5. b 6. a 7. b 8. c 9. c 10. b
B. 1. Shalat berjamaah adalah shalat bersama-sama yang dipimpin oleh seorang imam paling sedikit dilakukan dua orang. 2. Imam adalah pemimpin shalat sedangkan makmum yang mengikuti imam. 3. Tidak boleh karena belum cukup syarat dan rukunnya. 4. Dilaranng/tidak boleh 5.
Dengan bertepuk tangan
KUNCI JAWABAN SIKLUS II A. 1. c 2. a 3. b 4. a 5. b 6. a 7. b 8. c 9. c 10. b
B. 1. Salat bersama-sama dipimpin oleh seorang imam dilakukan paling sedikit 2 orang. 2. Masbuq. 3. Mengetahui hukum-hukum salat, mengetahui syarat dan rukun salat, dapat diterima oleh jamaah
4. Orang yang dibenci oleh masyarakat karena suka berbuat maksiat, orang yang belum baligh (belum dewasa). 5. Tidak boleh karena belum memenuhi syarat menjadi imam.
KUNCI JAWABAN SIKLUS III A. 1. a 2. b 3. c 4. a 5. c 6. a 7. a 8. b 9. b 10. a
B. 1. Tidak sah 2. Jamaah laki-laki mengingatkan imam yang lupa dengan cara tasbih, sedangkan untuk jamaah perempuan mengingat imam yang lupa dengan cara tepuk tangan sekali. 3. Laki-laki dewasa di saf terdepan dikuti anak laki-laki di belakangnya kemudian yang paling belakangnya saf perempuan.
4. Seseorang yang terlambat mengikuti salat berjamaah 5. Memperkukuh semangat persaudaraan kaum muslimin, merasa memiki tanggung jawa social, membina kedisiplinan rohani, menghargai waktu, bentuk ketaatan iman seseoarang kepada Alloh swt.
LEMBAGA PENDIDIKAN MA'ARIF NU MADRASAH IBTIDAIYAH MA'ARIF PENDEM KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG Alamat : Dsn. Pendem,Desa Banaran, Kec. Grabag, Kab. Magelang KP 56196
DAFTAR KKM NO.
BIDANG STUDI
KKM
1
QUR'AN HADITS
70
2
AQIDAH AKHLAQ
70
3
FIQIH
70
4
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
70
5
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
70
6
BAHASA INDONESIA
70
7
BAHASA ARAB
70
8
MATEMATIKA
65
9
ILMU PENGETAHUAN ALAM
70
10
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
70
11
SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN
70
12
PENDIDIKAN JASMANI
70
13
BAHASA JAWA
70
14
BAHASA INGGRIS
65 970
JUMLAH Pendem, 31 Juli 2012 Kepala MI Ma'arif Pendem
HASIM, S.Pd.I