PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH TUKANGAN CANDI AMPEL TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh IRFANI NIM : 11408119
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama
: Irfani
NIM
: 11408119
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul
: Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Al -
Qur’an Hadits Melalui Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan Candi Ampel Tahun Pelajaran 2009/2010 telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga,
Agustus 2010
Pembimbing
Achmad Maimun, M.Ag. NIP. 197005101998031003
ii
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 32376, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id Email :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudara Irfani dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408119 yang berjudul Peningkatan
Hasil
Belajar
Mata
Pelajaran
Al -Qur’an Hadits
Melalui Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan Candi Ampel Tahun Pelajaran 2009/2010 telah di munaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 28 agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Salatiga, 18 Romadlon 1431 28 Agustus 2010 Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP.19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP.19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.
Muh. Hafidz, M.Ag.
NIP.19541002 198403 1 001
NIP.19730801 200312 1 002
Pembimbing
Achmad Maimun, M.Ag. NIP. 197005101998031003
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Irfani
NIM
: 11408119
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah Ampel, 2 Agustus 2010 Yang menyatakan
Irfani
iv
MOTTO
, “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabannya”
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk : Ibundaku (Alm) tercinta yang semoga selalu mendapatkan tempat yang mulia dan bahagia disisi-Nya Ayahku tercinta semoga selalu dalam lindungan allah swt Saudara-saudaraku Mas Fadhil, Masykuri, dan mbak Siti Barikah yang selalu menyemangatiku Buat adindaku yang tercinta sholikah yang selalu menyayangiku Buat sahabatku Mahmudi yang selalu memberi support Rekan-rekan yang sehati dan seperjuangan
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam raya segala ciptaan-Nya. Semoga kita selalu terbimbing di dalam hidayah-Nya, diberi kemampuan untuk senantiasa memikirkan dan menemukan rahasia kebesaran Allah SWT yang senantiasa hadir dan menyertai segala ciptaannya baik yang berupa makhluk hidup maupun mati. Penulisan skripsi ini dapat terwujud sedemikian rupa karena bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menghaturkan terima kasih dan rasa syukur yang tidak terhingga kepada : 1. Ketua STAIN Salatiga Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag yang telah memberi motivasi kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 2. Ketua Jurusan STAIN Salatiga Bapak Drs. Joko Sutopo yang telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 3. Bapak Achmad Maimun, MAg.
selaku pembimbing
yang telah banyak
memberi bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini. 4. Kepala MI Salafiyah Tukangan Candi Ampel Bapak Muhammad Rofiq, S.Ag dan segenap guru karyawannya yang telah membantu penulis sehingga kami bisa mendapat data untuk menyusun skripsi ini. 5. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut memberikan bantuan dan bimbingan pada penyusunan skripsi ini Akhirnya, hanya Allah saja yang mampu membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu tersusunnya skripsi ini. Penulis sangat mengharapkan
vii
kritikan masukan dan saran yang membangun untuk lebih sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dalam melaksanakan pembelajaran dalam usaha nyata meningkatkan kualitas pendidikan di negeri tercinta, amin
Ampel, 2 Agustus 2010 Penulis
viii
ABSTRAK
Skripsi berjudul PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ALQUR’AN HADITS MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS III MADARASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH TUKANGAN CANDI AMPEL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mata pelajaran Al-Qur’an Hadits melalui metode Index Card Match pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu terhitung dari tanggal 22 April s.d 22 Juni 2010 dan dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan Candi Ampel Boyolali. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan sejumlah 20 siswa yang terdiri 13 putra dan 7 putri serta masih menempuh semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskripsi persentase dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Index Card Match dapat meningkatkan motivasi siswa selama proses pembelajaran siklus I, II, dan III. Metode Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran siklus I, II, dan III. Skor keaktifan siswa siklus I adalah 8,29 (Baik). Siklus II adalah 9,14 (Baik) dan siklus III adalah 10 (sangat baik). Metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini bisa dilihat dari nilai yang diperoleh siswa, yaitu pencapaian nilai rata-rata kelas pada siklus III adalah 79, pada siklus II adalah 69,75 dan pada siklus I adalah 55,75. Dari rata-rata tersebut berarti ada kenaikan nilai sebesar 9,25 point dari siklus II. Dan 23,25 point dari siklus I. Berdasarkan hasil tersebut, metode Index Card Match perlu diujicobakan di kelas lain, baik untuk mata pelajaran Al-Qur’an Hadits maupun mata pelajaran lain. Kata Kunci
: Hasil belajar, Al-Qur’an Hadits, Metode Index Card Match.
ix
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................ iv MOTTO .............................................................................................................. v PERSEMBAHAN
........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii ABSTRAK ......................................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv BAB I.
PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4 D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan .......................... 4 E. Kegunaan Penelitian .................................................................... 5 F. Definisi Operasional .................................................................... 6 G. Metode Penelitian . ....................................................................... 7 H. Sistematika penelitian ................................................................ 13
x
BAB II
KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 16 A Belajar ........................................................................................ 16 1. Hakikat Belajar ....................................................................... 16 2. Hasil Belajar ......................................................................... 16 3. Hal-hal yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................. 17 B. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits ................................................ 19 1. Esensi Mata pelajaran Al-Qur'an Hadits ……….....…..……... 19 2. Ruang Lingkup Materi .………………………………...…..... 20 3. Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits ………….….…...... 21 4. Pokok Bahasan Hadits Persaudaraan ..……………………..... 22 C. Metode Index Card Match............................................................ 23 1. Pengertian Metode Index Card Match .................................... 23 2.Tujuan Penerapan Metode Index Card Match........................... 24 3. Langkah-langkah Metode Index Card Match ......................... 24 4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Index Card Match ......... 25 D. Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Index Card Match…..26
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN .................................................... 27 A. Deskripsi Siklus I ........................................................................ 27 B. Deskripsi Siklus II ................................................................... ...31 C. Deskripsi Siklus III ..................................................................... 36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 42 A. Hasil Penelitian ........................................................................... 42
xi
1. Diskripsi Data Sebelum Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I, II, dan III ...................................................................................... 42 2. Deskripsi Siklus I ..................................................................... 43 3. Deskripsi Siklus II .................................................................... 46 4. Deskripsi Siklus III .................................................................. 49 B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 51 1. Pengelolaan Proses Pembelajaran ............................................ 51 2. Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran .......................... 52 3. Pencapaian Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits .............................. 52 BAB V
PENUTUP ....................................................................................... 54 A. Kesimpulan ................................................................................... . 54 B. Saran .............................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 55 LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................ 56
xii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Ulangan Pra Siklus……………........................................................ 42 Tabel 2
: Hasil Tes Siklus I ………..……………............................................ 44
Tabel 3 : Hasil Tes Siklus II.............................................................................. 47 Tabel 4 : Hasil Tes Siklus III ……………........................................................ 49
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................. 57 Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ................................. 59 Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 3 ................................. 61 Lampiran 4: Hasil Ulangan Siklus I, II dan III ................................................... 63 Lampiran 5: Lembar Soal Ulangan siklus I .…................................................... 64 Lampiran 6: Lembar Soal Ulangan siklus II.…................................................... 65 Lampiran 7: Lembar Soal Ulangan siklus III ...................................................... 66 Lampiran 8: Lembar Jawaban Siswa Siklus I ..................................................... 67 Lampiran 9: Lembar Jawaban Siswa Siklus II .................................................... 68 Lampiran 10: Lembar Pengamatan Untuk Guru Siklus I ….…............................ 69 Lampiran 11: Lembar Pengamatan Untuk Guru Siklus II ……........................... 70 Lampiran 12: Lembar Pengamatan Untuk Guru Siklus III ..…............................ 71 Lampiran 13: Lembar Pengamatan Untuk Siswa Siklus I ...…............................ 72 Lampiran 14: Lembar Pengamatan Untuk Siswa Siklus II ..…............................ 73 Lampiran 15: Lembar Pengamatan Untuk Siswa Siklus III ..…............... ........... 74 Lampiran 16: Surat Ijin Penelitian dari STAIN ................................................... 75 Lampiran 17: Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian................................... 76
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Menurut pandangan Islam, manusia adalah makhluk Allah yang bertugas sebagai khalifah di bumi. Allah telah memberitahukan kepada para malaikat bahwa Dia akan menciptakan manusia yang diserahi tugas menjadi khalifah, sebagaimana tersurat dalam Al-Qur’an berikut : Artinya: Dan Ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi…." (Al-Baqarah:30) (Depag, 2000). Disamping sebagai khalifah, mereka juga termasuk makhluk paedagogik yaitu makhluk Allah yang dilahirkan membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan (Sudiyono, 2009:1). Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar terdapat kesatuan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dengan
guru
yang
mengajar.
Dalam
hal
ini
guru
berperan
untuk
mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pelajaran dalam rangka pencapaian tujuan belajar. Tujuan pendidikan dalam Islam secara umum menurut Abdul Fathah Jalal sebagaimana dikutip Sudiyono (2009:59) adalah menjadikan manusia sebagai abdi atau hamba Allah SWT yang senantiasa mengagungkan dan membesarkan
2
asma Allah SWT dengan meneladani Rasulullah SAW, menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, suka mempelajari segala yang bermanfaat baginya dalam merealisasikan tujuan yang telah digariskan oleh Allah SWT, sebagaimana dalam firman-Nya : Artinya: Hai orang yang berkemul (berselimut), Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah! (Al-Mudassir:1-3). (Depag, 2000). Artinya: Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (Al-Baqarah:21) (Depag, 2000). Dari ayat ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam sesuai dengan tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian, dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kepada masyarakat dan bangsa. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang berkualitas di sekolah maka guru dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan profesionalismenya dengan cara memahami dan menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan disampaikan kepada muridnya. Mata pelajaran Al-Qur'an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur'an dan Hadits dengan benar, serta hafalan surat-surat pendek dalam AlQur'an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek
3
tersebut dan hadis-hadis tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan (Khon, 2010). Selama ini pembelajaran mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan sering dilakukan secara konvensional. Guru lebih banyak menerangkan materi pelajaran dengan ceramah, sedangkan siswa hanya menjadi pendengar tanpa banyak melakukan aktivitas yang melibatkan dirinya dalam proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Lingkungan belajarpun cenderung tetap sepanjang tahun. Akibatnya siswa bosan dan kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Indikatornya antara lain kurangnya semangat siswa mengikuti pelajaran, rendahnya pemusatan perhatian siswa serta rendahnya respon umpan balik dari siswa terhadap pertanyaan guru. Akibatnya penguasaan dan pemahaman mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan sampai saat ini belum mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Ulangan harian dan ulangan umum menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang nilainya baru sebatas nilai minimal lulus (KKM), yaitu 60. berdasarkan identifikasi guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, hal ini berkaitan dengan rendahnya minat dan motivasi siswa saat pembelajaran berlangsung. Mengingat permasalahan di atas, maka diperlukan suatu metode yang tepat agar tujuan pembelajaran mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits khususnya pada materi hadits tentang persaudaraan, penulis menerapkan metode index card match. Metode ini dipilih karena merupakan
4
salah satu metode pembelajaran kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang obyek atau mereview informasi (Suprijono, 2008:120). B. Rumusan Masalah Penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut : 1. Apakah penggunaan metode index card match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mata pelajaran Al-Qur’an Hadits pada kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan tahun pelajaran 2009/2010 ? 2. Apakah penggunaan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan tahun pelajaran 2009/2010 ? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Peningkatan keaktifan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mata pelajaran Al-Qur’an Hadits melalui metode index card match pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan tahun pelajaran 2009/2010. 2. Peningkatan hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits melalui metode index card match pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan tahun pelajaran 2009/2010. D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan Hipotesis penelitian ini adalah bahwa penggunaan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits pada
5
siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan tahun pelajaran 2009/2010. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian, dirumuskan indikator sebagai berikut : Sekurang-kurangnya 75 % siswa mendapat nilai ulangan harian lebih besar dari nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu 60 E. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Untuk Siswa a. Dapat meningkatkan keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran AlQur’an Hadits. b. Dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. 2. Untuk Guru a. Dapat menciptakan inovasi baru dalam pembelajaran. b. Dapat memperbaiki kinerja guru dalam proses belajar mengajar. c. Merupakan umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa. d. Dapat menjadikan masukan kepada rekan guru sehingga termotivasi dalam meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran. 3. Untuk Madrasah a. Suasana pembelajaran di madrasah akan lebih kondusif terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits. b. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan bacaan yang dapat dipergunakan untuk peningkatan mutu Madrasah.
6
F. Definisi Operasional Supaya tidak terjadi kesalahpahaman yang diakibatkan oleh penafsiran yang berbeda, maka berikut ini dijelaskan maksud yang terkandung dalam penelitian tindakan kelas ini. 1. Peningkatan Menurut Dani (2002:613), peningkatan berasal dari kata tingkat yang berati kedudukan atau jenjang. Peningkatan berarti proses, perbuatan, cara meningkatkan. 2.
Hasil Belajar Menurut S Nasution (1988:39), belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Dengan demikian yang dimaksud hasil belajar adalah
hasil suatu proses perubahan kearah perubahan perilaku dan
perubahan sikap
yang bersifat permanen dan tahan lama dan terbentuk
sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya. 3. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Al-Qur’an dan Hadits dalam penelitian ini merupakan salah satu bidang studi Agama Islam yang diajarkan di kelas III MI Salafiyah Tukangan. 4.
Metode Indeks Card Macth Metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan (Sutan Zanti Arbi, 1993:28). Metode indeks card macth merupakan salah satu metode pembelajaran kolaboratif yang cukup menyenangkan dan bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang obyek atau mereview informasi dengan cara mencari pasangan kartu telah
7
diberikan kepada siswa oleh guru saat proses pembelajaran (Suprijono, 2008:120) 5.
Siswa kelas III MI Salafiyah Tukangan Siswa kelas III
MI
Salafiyah Tukangan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah siswa yang pada tahun pelajaran 2008/2009 tercatat sebagi siswa di kelas III MI Salafiyah Tukangan, Candi, Ampel. G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian a. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu terhitung dari tanggal 22 April s.d 22 Juni 2010. Penelitian ini bertepatan dengan masa pembelajaran semester 2 Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan Candi Ampel Boyolali. b. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan. Menurut Soly Abimanyu (dalam Suwandi, 2007), penelitian tindakan adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri. Sebagai bentuk penelitian praktis, dalam bidang pendidikan, penelitian tindakan ini mengacu pada apa yang dilakukan guru untuk memperbaiki proses pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Penelitian ini disebut penelitian tindakan kelas.
8
2. Subyek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan sejumlah 20 siswa yang terdiri 13 putra dan 7 putri serta masih menempuh semester 2 tahun pelajaran 2009/2010, 1 orang guru dan 1 orang observer. 3. Langkah-langkah Penelitian Penelitian ini meliputi 3 (tiga)
siklus tindakan. Tahap-tahap yang
dilaksanakan pada tiap siklus dalam penelitian ini untuk tiap siklus pada dasarnya adalah sama. Perbedaan pada tiap siklus terletak pada materi pembelajarannya. Untuk siklus I, materi pembelajarannya adalah lafal hadits persaudaraan, pada siklus II materi pembelajarannya adalah menerjemahkan hadits persaudaraan, dan pada siklus III materi pembelajarannya adalah kandungan hadits persaudaraan. Tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Tahap persiapan Persiapan penulis sebelum melaksanakan penelitian antara lain : 1) mengurus perijinan 2) melakukan survey dan identifikasi masalah ke lokasi 3) menyiapkan bahan dan instrument pengumpulan data 4) Menentukan waktu pelaksanaan penelitian.
9
b. Tahap pelaksanaan Tahap-tahap dalam tiap siklus
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut : 1) Tahap perencanaan Tahap perencanaan dalam siklus tiap siklus meliputi hal-hal sebagai berikut : (a) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang akan diteliti (b) Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan (c) Merumuskan masalah secara jelas (d) Menetapkan rumusan hipotesis (e) Menetapkan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan (f) Membuat secara rinci 2) Tahap tindakan Tahap tindakan dalam tiap siklus ini meliputi hal-hal sebagai berikut : (a) Guru mengawali pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran. (b) Guru membentuk kelompok dengan jumlah anggota sebanyak 2 orang (berpasangan). (c) Guru menyiapkan potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas
10
(d) Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. Satu bagian berisi pertanyaan, dan yang lain berisi jawaban. (e) Semua kertas di kocok sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban kemudian setiap siswa di beri satu potongan kertas. (f) Siswa diminta bergerak mencari pasangannya, kemudian setiap pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya. (g) Seiring dengan presentasi dari tiap kategori tersebut, guru memberikan poin-poin penting terkait materi pembelajaran. (h) Guru memberi evaluasi dan kesimpulan 3) Observasi Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. 4) Refleksi Refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi : perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi (Hopkins dalam Suhardjono, 2009:80).
11
4. Instrument Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Butir soal tes b. Lembar observasi c. Lembar hasil tes 5. Pengumpulan Data Data yang dihimpun dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi dua jenis data, yaitu : a. Data Primer Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari sumbernya; diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki, 1977:55). Adapun data primer ini diperoleh dengan beberapa macam cara, antara lain: 1) Studi kepustakaan, meliputi hal-hal yang berkaitan dengan strategi dan metode pembelajaran Al-Qur’an Hadits. 2) Dokumen, meliputi nilai tes siklus hasil penelitian, jurnal mengajar, daftar hadir siswa kelas III. 3) Data Lapangan, meliputi jumlah, situasi dan kondisi siswa kelas III; metode guru dalam mengajar berdasarkan hasil observasi saat penelitian berlangsung. b. Data Skunder Data skunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulaanya oleh peliti (Marzuki, 1977:56). Adapun sumber data skunder ini diperoleh dengan beberapa macam cara, antara lain
12
1) Studi kepustakaan, meliputi hal-hal yang berkaitan dengan metodemetode pembelajaran aktiv termasuk didalamnya adalah metode index card match. 2) Dokumen, meliputi rapor siswa kelas III, jurnal mengajar, daftar hadir siswa kelas III. 3) Data Lapangan, meliputi jumlah, situasi dan kondisi siswa kelas III; metode guru dalam mengajar berdasarkan informasi dari rekan guru maupun dari kepala sekolah serta dari wali murid. 6. Analisis Data Dalam penelitian ini ada dua macam data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif, sehingga analisisnya juga menggunakan dua macam analisa data, yaitu: a) Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan deskripsi persentase. Nilai persentase di hitung dengan ketentuan sebagai berikut : NK NP = ---------------- x 100% R Keterangan : NP = Nilai Persentase NK = Nilai Komulatif R
= Jumlah Responden
b) Data kualitatif dengan analisis deskriptif kualitatif, berdasar pada hasil observasi.
13
H. Sistematika Penulisan Laporan Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas ini disusun dalam format skripsi berdasarkan petunjuk yang telah dikeluarkan oleh institusi sebagai berikut: Bagian Awal Skripsi, memuat : Sampul, Lembar Berlogo, Judul, Persetujuan Pembimbing, Pengesahan Kelulusan, Pernyataan Keaslian Tulisan, Motto dan Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran. Bagian Inti Skripsi terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN, yang berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, memuat: (1) Rancangan Penelitian, (2) Subjek Penelitian, (3) Langkah-langkah Penelitian, (4) Instrumen Penelitian, (5) Pengumpulan Data, dan (6) Analisis Data; Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA, meliputi : A. Belajar 1. Hakikat Belajar 2. Hasil Belajar 3. Hal-hal Yang Mempengaruhi Hasil Belajar B. Mata Pelajaran Al Qur’an Hadits 1. Esensi Mata pelajaran Al-Qur'an Hadits 2. Ruang Lingkup Materi 3. Tujuan Mata pelajaran Al-Qur'an Hadits
14
4. Pokok Bahasan Hadits Persaudaraan C. Metode Index Card Match 1. Pengertian Metode Index Card Match 2. Tujuan Penerapan Metode Index Card Match 3. Langkah-langkah Metode Index Card Match 4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Index Card Match D. Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Index Card Match BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, meliputi : A. Deskripsi
Pelaksanaan
Siklus
I,
memuat
:
rencana,
pelaksanaan,
:
rencana,
pelaksanaan,
:
rencana,
pelaksanaan,
pengamatan/pegumpulan data, dan refleksi. B. Deskripsi
Pelaksanaan
Siklus
II,
memuat
pengamatan/pegumpulan data, dan refleksi. C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III,
memuat
pengamatan/pegumpulan data, dan refleksi. BAB IV. HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN, meliputi : A. Hasil Penelitian, meliputi : 1. Deskripsi sebelum pembelajaran siklus I, II dan III; 2. Diskripsi siklus I; 3. Deskripsi siklus II; 4. Deskripsi Siklus III. B. Pembahasan Hasil Penelitian, meliputi : 1. Pegelolaan Proses Pembelajaran oleh Guru, 2. Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran,
15
3. Pencapaian Penguasaan Pembelajaran Hadits Persaudaraan dengan Metode Index Card Match. BAB V. PENUTUP, meliputi Kesimpulan dan Saran. Bagian Akhir Skripsi terdiri dari : Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, Daftar Riwayat Hidup Peneliti.
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar 1. Hakikat Belajar Gagne berpendapat sebagaimana dikutip oleh Suprijono (2009:2), belajar adalah perubahan kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Sementara itu Burton sebagaimana dikutip oleh Aunurrahman (2009:35), belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya. 2. Hasil Belajar Menurut Gagne yang dikutip Aunurrahman (2009:47), hasil belajar yang diperoleh setelah melaksanakan pembelajaran, ada lima hal antara lain: a. Keterampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup belajar konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui penyajian materi di sekolah. b. Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, belajar, mengingat, dan berpikir. c. Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.
17
d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot. e. Sikap, suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang yang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan serta faktor intelektual. 3. Hal-hal Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Daryanto (2009:51) menyebutkan bahwa hal-hal yang mempengaruhi hasil belajar secara garis besar meliputi dua hal dengan perincian sebagai berikut : a. Faktor intern Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi tiga faktor yaitu : 1) Faktor Jasmaniah, meliputi : (a) Faktor kesehatan. proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu ia akan cepat lelah, kurang semangat, mudah pusing serta gangguan lainnya. (b) Cacat tubuh. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar karena siswa yang cacat belajarnya dapat terganggu. 2) Faktor Psikologis, meliputi : (a) Inteligensi. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah walaupun siswa yang
18
mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. (b) Perhatian. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajari. Hal ini agar tidak timbul kebosanan sehingga ia tidak lagi suka belajar. (c) Minat. Minat besar
pengaruhnya terhadap belajar karena bila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. (d) Bakat. Bakat menurut Hilgard adalah “ The capacity to learn “ yaitu kemampuan untuk belajar. (e) Motif. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik, mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan belajar. (f) Kematangan. Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang) jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar. (g) Kesiapan. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar karena jika siswa belajar dan sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya akan lebih baik.
19
3) Faktor Kelelahan Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya, sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan. b. Faktor ekstern Faktor
ekstern
yang
berpengaruh
terhadap
belajar
dapat
dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu : 1) Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, hubungan antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. 2) Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3) Faktor masyarakat, meliputi : kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, dan bentuk kehidupan masyarakat. B. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits 1. Esensi Mata pelajaran Al-Qur'an Hadits Mata pelajaran Al-Qur'an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur'an dan Hadits dengan benar, serta hafalan surat-surat pendek dalam Al-Qur'an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari suratsurat pendek tersebut dan hadits-hadits tentang
akhlak terpuji untuk
20
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan (Khon, 2010:3). Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk: a. Pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang menyangkut: rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri; b. Pengembangan kemampuan baca-tulis-hitung dan bernalar, keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; serta c. Fondasi bagi pendidikan berikutnya Secara substansial mata pelajaran Al-Qur'an Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari 2. Ruang Lingkup Materi a. Ruang Lingkup Materi Pokok Ruang lingkup materi pokok mata pelajaran Al-Qur'an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: 1) Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al-Qur'an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
21
2) Hapalan surat-surat pendek dalam Al-Qur'an dan pemahaman sederhana tentang arti dan makna kandungannya serta pengamalannya melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai hadis-hadis yang berkaitan dengan kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, takwa, menyayangi anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan amal salih b. Ruang Lingkup Materi Pendukung Sebagai materi pendukung adalah sebagai berikut: 1) Keterampilan baca tulis huruf Hijaiyah dengan benar (makhraj). 2) Kaedah Tajwid, meliputi: (a) Waqaf (berhenti bacaannya) dan washal (berlanjut). (b) Al-Qamariyah dan Al-Syamsiyah. (c) Mad thabi’i, mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil. (d) Bacaan nun sukun dan tanwin (Izhar, ikhfa, idgham bighunnah dan idgham bila ghunnah dan iqlâb). 3. Tujuan Mata pelajaran Al-Qur'an Hadits Mata pelajaran Al-Qur'an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk : (a) Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca Al-Qur'an dan Hadits; (b) Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayatayat Al-Qur’an Hadits melalui keteladanan dan pembiasaan;
22
(c) Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman pada isi kandungan ayat Al-Qur'an dan Hadits (Khon, 2010:6). 4. Pokok Bahasan Hadits Persaudaraan Berdasarkan urutan penyampaian materi Al-Qur’an Hadits yang terdapat pada silabus materi, maka dalam penelitian ini mengambil bab mengenai hadits persaudaraan dengan penjabaran sebagai berikut: a. Lafal Hadits Tentang Persaudaraan
(Anshori, dkk., 2005:124) b. Menerjemahkan Hadits Tentang Persaudaraan 1) Mufradat (Arti Kata)
2) Terjemah Hadits “Orang Islam itu dengan orang Islam yang lain bersaudara, tidak boleh saling menganiaya, tidak boleh saling membenci, tidak boleh saling mendustakan (membohongi) dan tidak boleh saling merendahkan”.
23
c. Kandungan Hadits Persaudaraan Semua orang Islam itu bersaudara. Tidak pilih-pilih kaya atau miskin, laki-laki, perempuan, tua, muda, besar atau kecil, berpangkat atau tidak. Jika mereka itu semua muslim, mukmin, semuanya seperti saudara. Orang Islam itu sangat kuat, seperti sebuah bangunan gedung yang kokoh dan kuat. Kita orang Islam merasa senang dan bangga. Kita punya saudara sesama orang Islam. Orang muslim dan mukmin kuat sebab, antara satu dengan yang lain saling : tolong menolong, bantu membantu, berkasih sayang dan akrab, bekerjasama, nasihat-menasihati, dan mengucapkan salam. C. Metode Index Card Match Metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan (Arbi, 1993:28). Pembelajaran lebih menekankan bahwa peserta didik sebagai makhluk berkesadaran memahami arti penting interaksi dirinya dengan lingkungan yang menghasilkan pengalaman adalah kebutuhan. Kebutuhan baginya mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan yang dimilikinya. 1. Pengertian Index Card Match Silberman sebagaimana diterjemahkan oleh Sarjuli, dkk. (2007:240), Index Card Match merupakan salah satu metode pembelajaran aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran. Metode ini membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas. Aktif, menunjuk pada proses pembelajaran harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan
24
mengemukakan gagasan. Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang menumbuhkan dinamika belajar bagi peserta didik (Suprijono, 2009 : x). 2. Tujuan Penerapan Index Card Match Tujuan penerapan Index Card Match adalah untuk melakukan peninjauan terhadap suatu materi yang telah di pelajari. Materi yang telah di tinjau oleh peserta didik mungkin disimpan lima kali lebih kuat dari materi yang tidak ditinjau. Hal ini karena peninjauan memudahkan peserta didik untuk mempertimbangkan informasi dan menemukan cara-cara untuk menyimpannya dalam otaknya. 3. Langkah-langkah Pelaksanaan Index Card Match Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode Index Card Match sebagai berikut : a. Guru membuat potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas. b. Guru membagi kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. c. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan. d. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban. f. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.
25
g. Guru meminta kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberi tahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain. h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya. i.
Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Index Card Match Metode index card match mempunyai beberapa kelebihan, antara lain: a. dapat membantu peserta didik mengingat ulang apa yang telah dipelajari b. dapat membantu peserta didik mengevaluasi kemajuan mereka c. dapat membantu peserta didik aktif dan senang saat kegiatan pembelajaran berlangsung d. dapat membantu peserta didik belajar sekaligus bersosialisasi melalui kerja kelompok. Adapun kekurangan metode index card match antar lain sebagai berikut: a. Persiapan sebelum pembelajaran lebih ekstra b. cenderung hanya cocok untuk materi-materi yang bersifat teoritis dan hafalan. c. kerja kelompok hanya terbatas pada tiap pasangan atau 2 orang.
26
D. Hasil Belajar dengan Metode Index Card Match Hasil belajar yang diperoleh setelah melaksanakan pembelajaran dengan metode index card match , merujuk pada pendapat Gagne yang dikutip oleh Aunurrahman (2009:47) ada lima hal antara lain: 1. Metode index card match mendorong dalam meningkatkan keterampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup belajar konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui penyajian materi di sekolah. 2. Metode index card match merupakan suatu alternatif strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, belajar, mengingat, dan berpikir. 3. Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan. Metode index card match mendukung dalam mengungkapkan informasi secara verbal. 4. Keterampilan
motorik,
yaitu
kemampuan
untuk
melaksanakan
dan
mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot. Metode index card match membantu dalam meningkatkan keterampilan motorik. 5. Sikap, suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang yang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan serta faktor intelektual. Metode index card match ikut menumbuhkan sikap kerjasama dan menghargai sesama.
27
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Diskripsi Siklus I 1. Perencanaan Siklus I Tahap perencanaan dalam siklus I ini dapat didiskripsikan sebagai berikut : Pertama, guru membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran
berkaitan dengan materi cara melafalkan hadits persaudaraan. Kedua, membuat dan menyiapkan butir-butir soal yang akan digunakan untuk mengetes kemampuan siswa diakhir pembelajaran. Langkah berikutnya adalah mempersiapkan bahan pembelajaran yakni berupa materi cara melafalkan hadits persaudaraan, salah satu bagian penting dalam penyampaian materi ini adalah ditulis kedalam kartu. Sehingga guru juga mempersiapkan media pembelajaran berupa kartu. Terakhir, dalam perencanaan ini adalah penulis mempersiapkan lembar observasi serta menghubungi satu orang rekan sesama guru di MI Salafiyah untuk diminta menjadi observer pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. 2. Pelaksanaan Siklus I Siklus I dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 7 Mei 2010 jam pelajaran ke-1 dan 2 selama 70 menit. Fokus yang dipelajari dalam siklus I ini adalah bagaimana siswa melafalkan dengan benar hadits persaudaraan. Adapun jalannya pelaksanaan pembelajaran adalah :
28
a. Kegiatan Pendahuluan Guru memasuki ruangan dengan disertai rekan guru sebagai observer. Beberapa saat kemudian salah satu siswa memimpin membaca do’a. guru memberi salam dan mengecek kehadiran siswa. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah itu guru memberi motivasi kepada siswa dengan menyampaikan manfaat dari materi yang akan dipelajari yaitu bahwa dengan mempelajari materi cara melafalkan hadits persaudaraan ini maka siswa kelak akan lebih mudah untuk memahami lebih dalam sehingga bisa mengambil hikmah yang terkandung dalam bacaan hadits tersebut. b. Kegiatan Inti Kegiatan pembelajaran pada tahap ini dimulai dari guru menyampaikan materi tentang cara melafalkan hadits persaudaraan. Guru mula-mula menuliskan hadits persaudaraan pada papan tulis dan meminta kepada siswa untuk mencatat pada buku catatan masingmasing. Berikutnya, guru membacakan hadits persaudaraan kemudian meminta siswa untuk menyimak dan mendengarkan dengan seksama agar nanti pada saat anak mendapat giliran membaca, dapat melakukan dengan benar dan lancar. Pada saat kegiatan membaca ini, guru dengan dibantu rekan guru sebagai observer, melihat dan mencermati bagaimana proses kegiatan pembelajaran ini berlangsung.
29
Siswa
terlihat
belum
begitu
aktif
dalam
mengikuti
pembelajaran, hal ini terlihat pada saat guru menulis materi pada papan tulis, sebagian besar siswa justru ramai, kurang mengindahkan perintah guru agar segera menyalin tulisan guru kedalam buku tulis masingmasing. Setelah guru memberi contoh cara melafalkan bacaan hadits persaudaraan selesai, seluruh siswa beserta guru bersama-sama membaca hadits tersebut yang kemudian dilanjutkan kepada tiap siswa secara individu melafalkan hadits persaudaraan yang tadinya dibaca bersama-sama. Untuk lebih memantapkan kemampuan siswa dalam melafalkan hadits persaudaraan ini, guru tidak hanya menggunakan metode ceramah, tapi juga menggunakan metode pembelajaran Index Card Match. Adapun gambaran lebih detail dengan metode ini
adalah
sebagai berikut: Guru mula-mula membentuk kelompok dengan jumlah anggota sebanyak 2 orang (berpasangan). Kemudian guru menyiapkan kartu indeks, berupa potongan-potongan kertas berbentuk persegi panjang, sebanyak 20 kartu indeks. Jumlah ini sesuai dengan jumlah siswa yang ada di dalam kelas III. Langkah berikutnya guru membagi kertas indeks tersebut menjadi dua bagian yang sama. Satu bagian berjumlah 10 buah kartu indeks berisi pertanyaan, dan yang lain berjumlah 10 buah berisi
30
jawaban. Semua kertas di kocok sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban kemudian setiap siswa di beri satu potongan kertas. Setelah setiap siswa menerima potongan kertas, guru meminta siswa bergerak mencari pasangannya, yaitu dengan mencocokkan antara soal dan jawaban yang benar. Setelah ditemukan pasangan yang tepat kemudian siswa secara bergantian membacakan soal berikut dengan jawabannya dengan keras kepada teman-teman yang lain. Jadi tugas tiap pasangan adalah bekerjasama mencocokkan soal dengan jawaban yang sesuai kemudian mempresentasikan didepan kelas. Seiring dengan presentasi siswa berupa pembacaan kartu, guru memberikan poin-poin penting terkait materi yang dibacakan, yaitu dengan membetulkan bacaan yang belum sesuai dengan ketentuannya. Diakhir pembelajaran, setelah semua siswa membacakan kartunya masing-masing, guru kemudian mengajak siswa bersamasama melafalkan hadits persaudaraan tersebut. 3. Observasi Bersamaan dengan jalannya kegiatan pembelajaran, observer melakukan kegiatan observasi. Observer mengamati situasi dan perubahan yang terjadi, serta memperhatikan respon siswa selama pembelajaran. 4. Refleksi Pembelajaran pada siklus I ini secara umum dapat dikatakan cukup baik, berdasarkan tujuan pembelajaran yaitu agar siswa dapat melafalkan hadits persaudaraan, semua siswa telah mampu melakukan hal tersebut.
31
Namun jika ditinjau dari sisi proses pembelajaran, pengelolaan kelas oleh guru masih kurang optimal. Hal ini terlihat saat guru menyampaikan materi, sementara sebagian siswa ramai sendiri dan guru kurang dapat mengkondisikan suasana kelas agar kondusif sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan. Dari sisi penggunaan waktu, dalam pembelajaran siklus I ini juga belum berjalan secara efektif dan efisien, hal ini terlihat masih banyak waktu yang tersita untuk persiapan, baik oleh maupun siswa. Dari refleksi ini maka perlunya beberapa tindakan perbaikan oleh guru pada pembelajaran di siklus berikutnya agar kekurangan-kekurangan pada pembelajaran di siklius I menjadi berkurang atau bahkan sudah tidak terdapat lagi. B. Diskripsi Siklus II 1. Perencanaan Siklus II Tahap perencanaan dalam siklus II ini dapat didiskripsikan sebagai berikut : Guru mula-mula membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan materi menterjemahkan hadits persaudaraan. Setelah itu mempersiapkan bahan pembelajaran yakni menterjemahkan hadits persaudaraan. Guru mempersiapkan media pembelajaran berupa kartu. Langkah berikutnya adalah guru menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan oleh observer untuk mengamati jalannya proses pembelajaran.
32
Sebagai evaluasi, guru membuat dan menyiapkan butir-butir soal yang akan digunakan untuk mengetes kemampuan siswa diakhir pembelajaran. 2. Pelaksanaan Siklus II Pembelajaran Siklus II ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 14 Mei 2010 jam pelajaran ke-1 dan 2 selama 70 menit. Fokus yang dipelajari dalam siklus II ini adalah bagaimana siswa menterjemahkan dengan benar hadits persaudaraan. Adapun jalannya pelaksanaan pembelajaran adalah: a. Kegiatan Pendahuluan Guru memasuki ruangan dengan disertai rekan guru sebagai observer. Beberapa saat kemudian salah satu siswa memimpin membaca do’a. guru memberi salam dan mengecek kehadiran siswa. Pada awal kegiatan pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dilanjutkan guru memberi Motivasi ini berkaitan dengan dipelajari
yaitu
bahwa
motivasi kepada siswa.
manfaat dari materi yang akan
dengan
dapat
menterjemahkan
hadits
persaudaraan ini maka siswa akan lebih mudah untuk memahami lebih dalam sehingga bisa mengambil hikmah yang terkandung dalamnya. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti dalam pembelajaran pada tahap ini diawali oleh guru dengan meminta siswa membuka catatan masing-masing berkenaan dengan hadits persaudaraan kemudian mengajak siswa melafalkannya secara bersama-sama.
33
Berikutnya, guru membacakan hadits persaudaraan yang disertai dengan terjemahnya. Guru membimbing siswa secara klasikal dalam menterjemahkan hadits persaudaraan dengan cara bertahap, yakni dengan cara memotong hadits tersebut menjadi beberapa bagian. Potongan hadits yang hanya terdiri dari satu atau dua suku kata ini terasa lebih memudahkan siswa dalam menterjemahkannya. Setelah siswa selesai dalam menterjemahkan potongan-potongan hadits tersebut, barulah guru membimbing siswa untuk menterjemahkan secara keseluruhan dengan menggabungkannya m enjadi satu. Pada saat proses kegiatan menterjemahkan ini, guru berupaya mengkondisikan siswa agar memusatkan perhatian dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifan siswa terlihat lebih baik jika di bandingkan dengan pembelajaran pada siklus I. Pembelajaran dalam siklus II ini, siswa terlihat lebih antusias dan bersemangat. Hal ini telihat dari raut wajah mereka yang terlihat ceria dan lebih memperhatikan instruksi guru. Pembelajaran dalam siklus II ini juga memiliki kesamaan seperti pada pembelajaran siklus I, yakni sama-sama menerapkan metode Index Card Match. tetapi dengan fokus materi yang berbeda. Pada siklus I fokusnya cara melafalkan sedangkan pada siklus II fokus materinya adalah menterjemahkan hadits persaudaraan. Adapun gambaran berkaitan dengan penerapan metode ini adalah sebagai berikut:
34
Guru mula-mula membentuk kelompok dengan jumlah anggota sebanyak 2 orang (berpasangan). Kemudian guru menyiapkan kartu indeks, berupa potongan-potongan kertas berbentuk persegi panjang, sebanyak 20 kartu indeks. Jumlah ini sesuai dengan jumlah siswa yang ada di dalam kelas III. Langkah berikutnya guru membagi kertas indeks tersebut menjadi dua bagian yang sama. Satu bagian berjumlah 10 buah kartu indeks berisi pertanyaan berupa potongan hadits, dan yang lain berjumlah 10 buah berisi jawaban berupa terjemahan dari potongan hadits. Semua kertas di kocok sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban kemudian setiap siswa di beri satu potongan kertas. Setelah setiap siswa menerima potongan kertas, guru meminta siswa bergerak mencari pasangannya, yaitu dengan mencocokkan antara soal dan jawaban yang benar. Setelah ditemukan pasangan yang tepat kemudian setiap pasangan siswa tersebut secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya. Seiring dengan presentasi siswa berupa pembacaan kartu, guru memberikan poin-poin penting terkait materi yang dibacakan, yaitu dengan membetulkan bacaan yang belum sesuai dengan ketentuannya dan menegaskan kembali terjemahannya. Di akhir pembelajaran, setelah semua siswa membacakan kartunya masing-masing, guru kemudian mengajak siswa bersama-
35
sama melafalkan hadits persaudaraan tersebut beserta dengan terjemahannya. 3. Observasi Bersamaan dengan jalannya kegiatan pembelajaran, observer melakukan kegiatan observasi. Observer mengamati situasi dan perubahan yang terjadi,
serta memperhatikan respon siswa selama proses
pembelajaran. Berdasarkan pengamatan, situasi pembelajaran pada siklus II ini lebih baik dari pembelajaran sebelum. Siswa terlihat sudah bisa beradaptasi dengan metode indeks card macth, bahkan ada siswa yang meminta kepada guru agar pada pembelajaran berikutnya menggunakan metode itu lagi. Suasana pembelajaran berjalan baik, mayoritas siswa aktif mengikuti pembelajaran. Akan tetapi dari sisi waktu, belum sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan banyak waktu yang diperlukan siswa dalam bekerjasama dengan pasangannya. Dalam pembelajaran ini masih terdapat siswa yang ramai dan bahkan cenderung siswa lain walaupun jumlahnya sudah tidak sebanyak pada pembelajaran sebelumnya. 4. Refleksi Pembelajaran pada siklus II ini secara umum dapat dikatakan sudah cukup baik. Namun jika ditinjau dari sisi proses pembelajaran, pengelolaan kelas oleh guru perlu lebih dioptimalkan lagi. Agar saat guru menyampaikan materi, semua siswa benar-benar dapat berkonsentrasi dan terkondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
36
Dari sisi penggunaan waktu, dalam pembelajaran siklus II ini belum berjalan sesuai rencana tetapi melebihi rencana, hal ini terlihat masih banyak waktu yang terpakai oleh siswa dalam bekerja kelompok secara berpasangan. Dari refleksi ini maka perlunya beberapa tindakan perbaikan oleh guru pada pembelajaran di siklus berikutnya agar kekurangan-kekurangan pada pembelajaran di siklus II menjadi berkurang atau bahkan sudah tidak terdapat lagi. Adapun perbaikanperbaikan
yang
perlu
dilaksanakan
guru
adalah
mengefektifkan waktu pembelajaran agar sesuai
dalam
hal
rencana dan
mengkondisikan siswa agar fokus dalam pembelajaran. C. Diskripsi Siklus III 1. Perencanaan Siklus III Tahap perencanaan dalam siklus III ini dapat didiskripsikan sebagai berikut : Guru mula-mula membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan materi kandungan hadits persaudaraan. Setelah itu mempersiapkan
bahan
pembelajaran
yakni
kandungan
hadits
persaudaraan. Guru mempersiapkan media pembelajaran berupa kartu. Langkah berikutnya adalah guru menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan oleh observer untuk mengamati jalannya proses pembelajaran. Sebagai evaluasi, guru membuat dan menyiapkan butir-butir soal yang akan digunakan untuk mengetes kemampuan siswa di akhir pembelajaran.
37
2. Pelaksanaan Siklus III Pembelajaran Siklus III ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 28 Mei 2010 jam pelajaran ke-1 dan 2 selama 70 menit. Fokus materi pembelajarannya dalam siklus III ini adalah menjelaskan kandungan hadits persaudaraan. Adapun jalannya pelaksanaan pembelajaran adalah : a. Kegiatan Pendahuluan Guru memasuki ruangan dengan disertai rekan guru sebagai observer. Beberapa saat kemudian salah satu siswa memimpin membaca do’a. guru memberi salam dan mengabsen siswa. Pada awal kegiatan pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dilanjutkan guru memberi berkaitan dengan
motivasi kepada siswa. Motivasi ini
manfaat dari materi yang akan dipelajari yaitu
bahwa dengan memahami kandungan hadits persaudaraan ini maka siswa akan lebih mudah untuk mengambil hikmah yang terkandung dalam bacaan hadits tersebut dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti dalam pembelajaran pada tahap ini diawali oleh guru dengan meminta siswa membuka catatan masing-masing berkenaan dengan hadits persaudaraan kemudian mengajak siswa melafalkan
bacaan
dan
terjemahannya
secara
bersama-sama.
Berikutnya, guru menuliskan beberapa macam kandungan hadits persaudaraan dan meminta siswa mencatatnya pada buku masing-
38
masing. Setelah proses pencatatan selesai,
guru menjelaskan
kandungan hadits persaudaraan kepada siswa dengan metode ceramah dan tanya jawab. Di akhir pembelajaran, guru membagikan kartu indeks berupa potongan kertas berbentuk segi empat kepada siswa. Kartu indeks yang telah disiapkan oleh guru sebanyak 20 buah. 10 buah berisi soal berkaitan dengan kandungan hadits persaudaraan dan 10 buah lainnya berisi jawaban soal tersebut. Keaktifan siswa terlihat lebih baik jika di bandingkan dengan pembelajaran pada siklus II. Pembelajaran dalam siklus III ini, siswa terlihat lebih antusias, aktif, bersemangat. Hal ini tercermin dari raut wajah mereka yang ceria dan lebih memperhatikan instruksi guru. Pembelajaran dalam siklus III ini juga memiliki kesamaan seperti pada pembelajaran siklus II, yakni sama-sama menerapkan metode Index Card Match tetapi dengan fokus materi yang berbeda. Pada Siklus II materinya tentang menterjemahkan sedangkan pada siklus III ini materinya adalah menjelaskan kandungan hadits. Adapun gambaran berkaitan dengan penerapan metode ini adalah sebagai berikut: Guru mula-mula membentuk kelompok dengan jumlah anggota sebanyak 2 orang (berpasangan). Kemudian guru menyiapkan kartu indeks, berupa potongan-potongan kertas berbentuk persegi panjang.
39
Langkah berikutnya guru membagi kertas indeks tersebut menjadi dua bagian yang sama. Satu bagian berjumlah 10 buah kartu indeks berisi pertanyaan berkaitan dengan kandungan hadits persaudaraan, dan yang lain berjumlah 10 buah berisi jawaban. Setelah kartu indeks tersebut siap dibagikan kepada siswa, semua kartu indeks di kocok sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban kemudian setiap siswa di beri satu potongan kertas. Langkah selanjutnya, setiap siswa menerima 1 potongan kartu indeks. Guru kemudian meminta siswa bergerak mencari pasangannya, yaitu dengan mencocokkan antara soal dan jawaban yang benar. Setelah ditemukan pasangan yang tepat kemudian setiap pasangan siswa tersebut secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya. Seiring dengan presentasi siswa berupa pembacaan kartu, guru memberikan poin-poin penting terkait materi yang dibacakan, yaitu dengan mengulangi dan menegaskan isi kandungan yang dibaca siswa serta meminta siswa memperhatikan dan menyimak materi yang sedang dibaca oleh siswa yang mendapat giliran membaca. Di akhir pembelajaran, setelah semua siswa membacakan kartunya masing-masing, guru kemudian mengajak siswa bersamasama melafalkan hadits persaudaraan dan terjemahannya serta membacakan kandungan hadits persaudaraan.
40
3. Observasi Bersamaan dengan jalannya kegiatan pembelajaran, observer melakukan kegiatan observasi. Observer mengamati situasi dan perubahan yang terjadi,
serta memperhatikan respon siswa selama proses
pembelajaran. Berdasarkan pengamatan, situasi pembelajaran pada siklus III ini lebih baik dari pembelajaran sebelumnya. Siswa terlihat sudah bisa beradaptasi dengan metode Index Card Match. Suasana pembelajaran berjalan baik, mayoritas siswa aktif mengikuti pembelajaran. Dari sisi waktu, sudah dapat berjalan sesuai dengan rencana. Siswa dalam bekerjasama dengan pasangannya terlihat penuh semangat dan ceria. 4. Refleksi Pembelajaran pada siklus III ini secara umum dapat dikatakan sudah cukup baik. Jika ditinjau dari sisi proses pembelajaran, pengelolaan kelas oleh guru sudah baik. Saat guru menyampaikan materi, semua siswa sudah dapat dikondisikan untuk berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dari sisi penggunaan waktu, dalam pembelajaran siklus III ini telah dapat berjalan sesuai rencana, hal ini terlihat mulai dari kegiatan pendahuluan sampai pada kegiatan penutup, tepat memerlukan waktu 2 jam pelajaran (70 menit).
41
Dari refleksi ini terlihat bahwa guru telah berupaya seoptimal mungkin dalam memperbaiki berbagai kekurangan yang terdapat pada pembelajaran sebelumnya.
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Diskripsi Data Sebelum Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I, II, dan III. Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, II, dan III telah dilaksanakan penilaian dalam proses pembelajaran. Hasil tes disampaikan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kemampuan awal siswa agar dapat memberikan ada dan tidaknya kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran siklus I, II dan III. Adapun hasil tes sebelum proses pembelajaran siklus I, II dan III adalah sebagai berikut : Tabel 1. Ulangan Pra Siklus Ulangan Pra Siklus Nomor
Nama Siswa
Nilai
Tuntas / Belum Tuntas
1
Adin L
70
T
2
Nur Putri
50
BT
3
Irfan M
50
BT
4
Niken A
70
T
5
Bagas F
40
BT
6
Asna Eka
45
BT
7
Samsul M
75
T
8
Anggi F
70
T
9
Puput N
40
BT
10
Bintang
30
BT
11
Dama Eko
45
BT
43
12
Salina
70
T
13
Lukman H
50
BT
14
Sariatus
65
T
15
Erwin
55
BT
16
Ragil
60
T
17
Slamet
40
BT
18
Yoga
45
BT
19
Supriyanto
50
BT
20
Sababul
30
BT
Jumlah Rata-rata KKM % Tuntas
1050
T=7, BT=13
52.5
60 35 %
Penjelasan : a. Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil tes pra siklus sebesar 52,5. Nilai ini masih berada dibawah nilai KKM kelas III sebesar 60. b. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 7 orang dan yang belum mencapai KKM sebanyak 13 orang. c. Berdasarkan perolehan nilai dari hasil tes pra siklus ini, maka guru perlu mengevaluasi dan merefleksi diri serta berupaya mencari metode yang tepat dalam pembelajaran agar memperoleh hasil yang lebih baik. 2. Diskripsi Siklus I Diskripsi data hasil observasi dan hasil tes pada pembelajaran siklus I sebagai berikut :
44
a. Diskripsi data hasil observasi 1) Observasi terhadap guru Observasi terhadap guru pada pembelajaran siklus I memperoleh skor total sebesar 107. Dari hasil ini berarti nilai penguasaan guru dalam pembelajaran (107 x 2)/24 = 8,92. Hasil perihitungan
ini
menunjukkan
penguasaan
guru
dalam
pembelajaran sangat baik. 2) Observasi terhadap siswa Observasi terhadap siswa pada pembelajaran siklus I memperoleh angka 29. Dari hasil ini berarti nilai keaktifan siswa dalam pembelajaran (29x2)/7 = 8,29. Hasil perhitungan ini menunjukkan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik. b. Diskripsi data hasil tes Tabel 2. Ulangan Siklus I Ulangan Pra Siklus Nomor
Nama Siswa
Nilai
Tuntas / Belum Tuntas
1
Adin L
60
T
2
Nur Putri
80
T
3
Irfan M
60
T
4
Niken A
75
T
5
Bagas F
40
BT
6
Asna Eka
50
BT
7
Samsul M
80
T
8
Anggi F
75
T
9
Puput N
40
BT
45
10
Bintang
30
BT
11
Dama Eko
45
BT
12
Salina
75
T
13
Lukman H
50
BT
14
Sariatus
70
T
15
Erwin
60
T
16
Ragil
60
T
17
Slamet
40
BT
18
Yoga
45
BT
19
Supriyanto
50
BT
20
Sababul
30
BT
Jumlah
1115
T=10, BT=10
Rata-rata
55,75
KKM % Tuntas
60 50 %
Penjelasan : 1. Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil tes siklus I sebesar 55,75. Nilai ini masih berada dibawah nilai KKM kelas III sebesar 60. 2. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 10 orang dan yang belum mencapai KKM sebanyak 10 orang. 3. Berdasarkan perolehan nilai dari hasil tes siklus I ini, maka guru perlu mengevaluasi dan merefleksi diri serta berupaya melakukan perbaikan dalam pembelajaran selanjutnya agar memperoleh hasil yang lebih baik.
46
c. Hal-hal yang Menghambat dan Mendukung Proses Pembelajaran Siklus I 1) Hal-hal yang Menghambat Proses Pembelajaran Siklus I a) Siswa belum terbiasa melakukan proses pembelajaran dengan metode indeks card macth maka guru perlu memberikan bimbingan intensif. b) Perlu waktu relatif lama 2) Hal-hal yang Mendukung Proses Pembelajaran Siklus I a) Keaktifan siswa cukup baik untuk diajak memperbaiki hasil tes sebelumnya b) Telah ada kesungguhan siswa untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik 3. Diskripsi Siklus II a. Hasil Observasi 1) Observasi terhadap guru Observasi terhadap guru dalam proses pembelajaran siklus II mendapatkan skor kemampuan berjumlah 116. Dengan skor ini berarti kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran adalah (116x2)/24 = 9,67. Nilai perhitungan ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siklus II adalah amat baik. 2) Observasi terhadap siswa Observasi terhadap siswa dalam proses pembelajaran siklus II mendapatkan jumlah skor 32. Nilai keaktifan siswa adalah
47
(32x2)/7 = 9,14. Berdasarkan nilai ini berarti tingkat keaktifan siswa dikategorikan sangat baik. b. Hasil Belajar Siklus II Tabel 3. Hasil Tes Siklus II Ulangan Siklus II Nomor
Nama Siswa
Nilai
Tuntas / Belum Tuntas
1
Adin L
75
T
2
Nur Putri
100
T
3
Irfan M
75
T
4
Niken A
95
T
5
Bagas F
60
T
6
Asna Eka
70
T
7
Samsul M
100
T
8
Anggi F
95
T
9
Puput N
60
T
10
Bintang
30
BT
11
Dama Eko
65
T
12
Salina
95
T
13
Lukman H
40
BT
14
Sariatus
90
T
15
Erwin
75
T
16
Ragil
80
T
17
Slamet
40
BT
18
Yoga
65
T
19
Supriyanto
50
BT
20
Sababul
35
BT
Jumlah Rata-rata
1395 69.75
T=15, BT=5
48
KKM % Tuntas
60 75
Penjelasan : 1. Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil tes siklus II sebesar 69,75. Nilai ini telah berada diatas nilai KKM kelas III sebesar 60. 2. Siswa yang telah mencapai nilai KKM sebanyak 15 orang atau 75 %. 3. Siswa yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 5 orang atau 25 %. 4. Meskipun sebagian besar siswa telah mencapai KKM akan tetapi karena prosentase tuntas baru sama dengan 75% maka perlu diadakan perbaikan pada pembelajaran siklus berikutnya. c. Hal-hal yang Menghambat dan Mendukung Proses Pembelajaran Siklus II 1) Hal-hal yang Menghambat Proses Pembelajaran Siklus II a) Sebagian siswa kurang bisa mendengarkan presentasi temannya tapi justru ramai sendiri. b) Perlu bimbingan kepada siswa dan pengkondisian suasana agar proses pembelajaran terarah dan tepat sasaran. 2) Hal-hal yang Mendukung Proses Pembelajaran Siklus II a) Keaktifan siswa semakin baik untuk diajak memperbaiki hasil tes sebelumnya b) Telah ada peningkatan hasil belajar dibandingkan dari siklus sebelumnya.
49
4. Diskripsi Siklus III a. Hasil Observasi 1) Observasi terhadap guru Observasi terhadap guru dalam proses pembelajaran siklus III mendapatkan skor kemampuan berjumlah 117. Dengan skor ini berarti kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran adalah 117x2/24 = 9,75. Persentase ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siklus III adalah sangat baik. 2) Observasi terhadap siswa Observasi terhadap siswa dalam proses pembelajaran siklus I mendapatkan jumlah skor 35. Tingkat keaktifan siswa adalah (3x2)/7 = 10. Berdasarkan persentase ini berarti tingkat keaktifan siswa di kategorikan sangat baik. b. Hasil Belajar Siklus III Tabel 4. Hasil Tes Siklus III Ulangan Siklus III Nomor
Nama Siswa
Nilai
Tuntas / Belum Tuntas
1
Adin L
70
T
2
Nur Putri
90
T
3
Irfan M
100
T
4
Niken A
100
T
5
Bagas F
80
T
6
Asna Eka
100
T
7
Samsul M
100
T
50
8
Anggi F
100
T
9
Puput N
70
T
10
Bintang
50
BT
11
Dama Eko
100
T
12
Salina
60
T
13
Lukman H
70
T
14
Sariatus
100
T
15
Erwin
70
T
16
Ragil
60
T
17
Slamet
50
BT
18
Yoga
100
T
19
Supriyanto
70
T
20
Sababul
40
BT
Jumlah Rata-rata
1580 79
KKM
60
% Tuntas
85
Penjelasan : a) Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil tes siklus III sebesar 79. Nilai ini telah berada diatas nilai KKM kelas III sebesar 60. b) Siswa yang telah mencapai nilai KKM baru sebanyak 17 orang atau sebesar 85 %. Karena prosentase siswa yang tuntas telah melebihi 75 % maka siklus tindakan dalam penelitian ini dapat dihentikan.
c. Hal-hal yang Menghambat dan Mendukung Proses Pembelajaran Siklus III
51
1) Hal-hal yang Menghambat Proses Pembelajaran Siklus III a) Masih terdapat siswa yang kurang bisa mendengarkan presentasi temannya tapi justru ramai sendiri. b) Perlu bimbingan kepada siswa dan pengkondisian suasana agar proses pembelajaran terarah dan tepat sasaran. 2) Hal-hal yang Mendukung Proses Pembelajaran Siklus I Semua siswa saat Pembelajaran siklus III dengan metode indeks card match terlihat aktif dan bersemangat dalam belajar. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengelolaan Proses Pembelajaran Oleh Guru Berdasarkan penjelasan diskripsi siklus I, II, III dapat diketahui bahwa: a. Dalam proses pembelajaran guru senantiasa membangun interaksi timbal balik antara guru dan siswa sehingga siswa menjadi termotivasi untuk aktif dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran. b. Guru selalu memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk melakukan presentasi dan unjuk kreasi dalam menjalani proses pembelajaran c. Guru selalu berupaya sebaik mungkin agar tercipta kondisi belajar yang terarah dan tepat sasaran. d. Nilai peran guru berdasarkan hasil observasi termasuk kategori sangat baik 8,92 (siklus I), 9,67 (siklus II) dan 9,75 (Siklus III). Rata – rata 9,45.
52
2. Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran Berdasarkan hasil observasi, menunjukkan bahwa siswa aktif selama proses pembelajaran siklus I, II, dan III. Skor keaktifan siswa siklus I adalah 8,29 (Baik). Siklus II adalah 9,14 (Baik) dan siklus III adalah 10 (sangat baik). Kategori ini sesuai dengan situasi proses pembelajaran selama siklus, yaitu : a. Siswa selalu siap mengikuti pembelajaran b. Perhatian siswa saat mengikuti proses pembelajaran baik c. Siswa terlihat senang dan bersemangat untuk dapat mencari kartu dan mencari pasangannya. 3. Pencapaian Hasil Belajar Alqu’an dan Hadits Hasil penilaian yang dilaksanakan setiap akhir proses pembelajaran sejak siklus I mengalami peningkatan : a. Dari aspek pencapaian KKM Dari aspek pencapaian KKM, hipotesis yang menyatakan bahwa metode indeks card mathc dapat meningkatkan hasil belajar AlQur’an dan Hadits siswa kelas III MI Salafiyah Tukangan Ampel dapat diterima. Bukti kebenaran pernyataan hipotesis ini yaitu jumlah siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus I sebanyak 10 orang atau 50 %, siklus II sebanyak 15 orang atau 75 %, dan siklus III adalah 17 orang (85 %). b. Dari aspek pencapaian rata-rata
53
Pencapaian rata-rata nilai setiap siklus yang mengalami peningkatan sejak siklus I, II, dan III juga sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa metode indeks card mathc dapat meningkatkan hasil belajar Al-Qur’an dan Hadits siswa kelas III MI Salafiyah Tukangan Ampel dan hipotesis ini dapat diterima. Bukti kebenaran pernyataan hipotesis ini yaitu pencapaian nilai rata-rata kelas pada siklus III adalah 79, pada siklus II adalah 69,75 dan pada siklus I adalah 55,75. Dari rata-rata tersebut berarti ada kenaikan nilai sebesar 9,25 point dari siklus II. Dan 23,25 point dari siklus I. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran siklus I,II dan III dapat meningkatkan hasil belajar AlQur’an dan Hadits pada siswa kelas III MI Salafiyah Tukangan Candi Ampel.
54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Melalui Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Tukangan Candi Ampel Tahun Pelajaran 2009/2010” adalah : 1. Metode Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan
siswa
selama proses pembelajaran siklus I, II, dan III. Skor keaktifan siswa siklus I adalah 8,29 (Baik). Siklus II adalah 9,14 (Baik) dan siklus III adalah 10 (sangat baik). 2. Metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini bisa dilihat dari nilai yang diperoleh siswa, yaitu pencapaian nilai rata-rata kelas pada siklus III adalah 79, pada siklus II adalah 69,75 dan pada siklus I adalah 55,75. Dari rata-rata tersebut berarti ada kenaikan nilai sebesar 9,25 point dari siklus II. Dan 23,25 point dari siklus I. B. Saran 1. Guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits perlu terus melakukan pembinaan kepada siswa agar tujuan belajar tercapai. 2. Metode Index Card Match ini perlu diujicobakan di kelas lain, baik untuk mata pelajaran Al-Qur’an Hadits maupun mata pelajaran lain.
55
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abdul Qadir. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Rineka Cipta. Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabheta. Amirin, Tatang M. 2003. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Belajar. Semarang : Kandepag Jateng. Arbi, Sutan Zanti. 1993. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Depdikbud. Dirjen Dikti. Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran. Jakarta : AV Publiser Departemen Agama. 2000. Alquran Dan Terjemahnya. Jakarta. Dirjen Pendidikan Islam. 2009. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Jakarta : Khon, Abdul Majid. 2010. Analisis Materi Al-Qur’an Hadis Madrasah. On Line : http://didaktika.fitk-uinjkt.ac.id/2010/02/analisis-materi-al-quran-hadismadrasah.html. Diakses 6 mei 2010 pukul 20:14. Marzuki. 1977. Metodologi Riset. Yogyakarta : BPFE UII Muslim. 2003. Muhtasyar Shahih Muslim. Jami’il Huquuqu Mahfudzoh. Nasution, S.1988. Didaktik Asas-asas Mengajar. Bandung: Jemars. Silberman, Mel. 1996. Active Learning. Terjemahan oleh Sarjuli, dkk. 2002. Yogyakarta : Insan Madani. Sudiyono. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta. Suhardjono. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suwandi, Sarwiji. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.