UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MELALUI METODE ADVOKASI (Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VIII MTs. Al-Huda Bekasi Timur)
Skripsi Diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh : YUSUF KAMIL NIM. 1110011000143
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
PENGESAHAN SKRIPSI
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MELALUI METODE ADVOKASI (Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VIII MTs. Al-Huda Bekasi Timur)
Skripsi Diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh : Yusuf Kamil NIM: 1110011000143
Di bawah bimbingan
Drs. Ghufron Ihsan, MA NIP. 19530509 198103 1 006
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 i
PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Melalui Metode Advokasi (Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VIII MTs Al-Huda Bekasi Timur)” disusun oleh Yusuf Kamil, NIM. 1110011000143, Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta,
Yang mengesahkan,
Pembimbing
Drs. Ghufron Ihsan, MA NIP. 19530509 198103 1 006
ii
Juni 2015
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Yusuf Kamil
NIM
: 1110011000143
Jurusan/prodi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Melalui Metode Advokasi (Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VIII MTs Al-Huda Bekasi Timur) adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen : Nama Pembimbing
: Drs. Ghufron Ihsan, MA.
NIP
: 19530509 198103 1 006
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, Juni 2015 Mahasiswa ybs
Yusuf Kamil NIM. 1110011000143
iii
ABSTRAK
Yusuf Kamil (1110011000143). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Melalui Metode Advokasi (Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VIII MTs Al-Huda Bekasi Timur) Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fikih dengan menggunakan metode pembelajaran advokasi. Metode advokasi adalah metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) yang sering diidentikan dengan proses debat. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus. Prosedur pelaksanaanya mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin di mana pada setiap siklusnya terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-1 MTs Al-Huda Bekasi Timur tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 35 siswa, terdiri dari 19 siswa perempuan, dan 16 siswa laki-laki. Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan siswa, diperoleh banyaknya siswa yang mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Pada siklus I, 29 siswa atau 85,7% yang mencapai KKM. Dan hasil belajar pada siklus II, 35 siswa atau 100% yang mencapai KKM. Kemudian rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 72,9 dan siklus II terjadi peningkatan lebih baik mencapai 82,6. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode advokasi dapat meningkatkan hasil belajar Fikih siswa kelas VIII-1 MTs Al-Huda Bekasi.
Kata Kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Hasil Belajar Siswa, Metode Advokasi
iv
ABSTRACT
Yusuf Kamil (1110011000143). Efforts to Improve the learning Outcomes of Subjects Fiqih Through Advocacy Method (Class Action Research on Class VIII MTs Al-Huda East Bekasi). Skripsi, Department of Islamic Education at Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. This study aims to improve student learning outcomes in teaching civic education using learning methods of advocacy. Advocacy method is a method of student-centered learning (student centered) is often synonymous with the debate process. Research is action research (PTK) with two cycles. Implementation procedure refers to the model developed by Kurt Lewin in which each cycle consists of four components: planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of the research are the VIII-1 students of the year 2014/2015 at MTs Al-Huda, East Bekasi, amounting to 35 students, consisting of 19 female students and 16 male students. Based on the results of tests that have been done students, gained more students who achieve a predetermined KKM is 70. In the first cycle, 29 students or 74.28% to reach KKM. And learning outcomes in the second cycle, 35 students or 100% to reach KKM. Then the average student learning outcomes in the first cycle and second cycle reached 72.9 better achieve increased 82.6. From these results it can be concluded that the method of advocacy to improve learning outcomes in the classroom Fikih the VIII-1 students at MTs Al-Huda, East Bekasi.
Key words: Classroom Action Research, Students Achievement, Advocacy Method
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam selalu tercurah kepada nabi Muhammad SAW. Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan dorongan semua pihak. Penulis menyadari selama pembuatan skripsi ini banyak terdapat hambatan dan kendala yang dihadapi baik yang bersifat materil maupun moril. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam 3. Marhamah Saleh, Lc. MA, selaku Seketaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. 4. Drs. Ghufron Ihsan, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi. 5. Dra. Shofiah, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik. 6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam 7. Kedua orang tua tercinta, yang senantiasa memberikan do’a, motivasi dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 8. Ahmad Abdul Khotib S.Pd.I selaku Kepala MTs Al-Huda Bekasi Timur, yang telah memberikan izin penelitian di madrasah tersebut. 9. Maftuhin Ichsan, S.Pd.I selaku guru Fiqih di MTs Al-Huda Bekasi Timur. 10. Mahbub Jaelani selaku sahabat yang membantu penulisan skripsi 11. Yuli Khusniah selaku sahabat yang membantu penulisan skripsi 12. Dan untuk semua pihak yang berjasa pada penulis baik yang disadari ataupun tidak sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan skripsi ini dengan baik
vi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam penelitian ini. Demikian, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi para pengembang produk pendidikan.
Jakarta, Juni 2015
Yusuf Kamil
vii
DAFTAR ISI
PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................
i
PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .......................................
ii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH .....................................
iii
ABSTRAK ..........................................................................................
iv
ABSTRACT .........................................................................................
v
KATA PENGANTAR .........................................................................
vi
DAFTAR ISI .......................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ...............................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................
1
B. Identifikasi Masalah ........................................................
6
C. Pembatasan Masalah .......................................................
6
D. Perumusan Masalah ........................................................
6
E. Tujuan Penelitian ............................................................
6
F. Manfaat Penelitian ..........................................................
6
KAJIAN TEORI A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti.......................
8
1. Belajar dan Hasil Belajar ...........................................
8
a. Pengertian Belajar ...............................................
8
b. Pengertian Hasil Belajar ......................................
12
c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............
14
d. Teori Transfer Hasil Belajar ................................
15
e. Pengukuran Hasil Belajar ....................................
16
2. Metode Pembelajaran ................................................
17
a. Pengertian Metode Pembelajaran .........................
17
viii
b. Metode Pembelajaran Advokasi...........................
18
1) Pengertian Metode Advokasi .........................
18
2) Tujuan Metode Advokasi ...............................
19
3) Prinsip-Prinsip Belajar Advokasi ...................
20
4) Pelakanaan Belajar Berdasarkan Advokasi .....
21
3. Mata Pelajaran Fiqih MTs ........................................
24
a. Pengertian Bidang Studi Fiqih di MTs .................
24
b. Tujuan Pembelajaran Studi Fiqih di MTs .............
25
c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih di MTs ......
25
d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar .........
26
B. Hasil Penelitian yang Relevan .........................................
27
C. Hipotesis Tindakan .........................................................
28
D. Kerangka Berfikir ...........................................................
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................
32
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ........................
32
C. Subjek yang Terlibat dalam Penelitian.............................
34
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .......................
35
E. Tahapan Intervensi Tindakan ..........................................
35
1. Pelaksanaan Tindakan ...............................................
36
a. Siklus I ................................................................
36
b. Siklus II ...............................................................
37
2. Observasi ..................................................................
37
3. Refleksi .....................................................................
37
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ...................
38
G. Data dan Sumber Data.....................................................
38
H. Instrumen Penelitian........................................................
38
1. Instrumen Tes............................................................
38
2. Instrumen Non Tes ....................................................
39
I. Teknik Pengumpulan Data ..............................................
40
ix
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ...................................
40
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ...................
41
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan .....
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Objektif Sasaran Penelitian ................................
43
1. Sejarah MTs Al-Huda................................................
43
2. Visi, Misi, dan Tujuan ...............................................
44
3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan ...........................
44
4. Data Siswa ................................................................
45
5. Sarana dan Prasarana .................................................
45
B. Deskripsi Data Sebelum Tindakan ...................................
45
C. Interpretasi Hasil Analisis ...............................................
47
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I ................................
47
a. Tahap Perencanaan ..............................................
47
b. Tahap Pelaksanaan ..............................................
47
c. Tahap Observasi ..................................................
50
1) Catatan Lapangan ..........................................
50
2) Wawancara ....................................................
50
3) Hasil Belajar ..................................................
51
d. Tahap Refleksi.....................................................
55
e. Keputusan Siklus I ...............................................
56
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II ...............................
56
a. Tahap Perencanaan ..............................................
56
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ...............................
56
c. Tahap Observasi ..................................................
57
1) Catatan Lapangan ..........................................
57
2) Wawancara ....................................................
57
3) Hasil Belajar ..................................................
58
d. Tahap Refleksi.....................................................
62
e. Keputusan Siklus II .............................................
63
x
BAB V
D. Pembahasan ....................................................................
63
E. Keterbatasan Peneliti .......................................................
64
PENUTUP A. Kesimpulan .....................................................................
66
B. Implikasi .........................................................................
67
C. Saran ...............................................................................
68
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
69
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................
71
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 SK-KD Kelas VIII Semester 1 Tingkat MTs Tabel 2.2 SK-KD Kelas VIII Semester 2 Tingkat MTs Tabel 3.1 Tahap Intervensi Tindakan pada PTK Tabel 4.1 Nilai N-Gain Siklus I Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pretest Siklus I Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Postest Siklus I Tabel 4.4 Nilai N-Gain Siklus II Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pretest Siklus I Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Postest Siklus II
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Gambar 4.1 Diagram Batang Frekuensi Nilai Pretest Siklus I Gambar 4.2 Diagram Batang Frekuensi Nilai Postest Siklus I Gambar 4.3 Diagram Batang Frekuensi Nilai Pretest Siklus II Gambar 4.4 Diagram Batang Frekuensi Nilai Postest Siklus II
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
RPP Siklus I
Lampiran 2.
RPP Siklus II
Lampiran 3.
Kisi-Kisi Instrumen Test Siklus I
Lampiran 4.
Soal Pretest Dan Postest Siklus I
Lampiran 5.
Hasil Skor Pretest Siklus I
Lampiran 6.
Perhitungan Distribusi Frekuensi Pretest Siklus I
Lampiran 7.
Hasil Skor Postest Siklus I
Lampiran 8.
Perhitungan Distribusi Frekuensi Postest Siklus I
Lampiran 9.
Perhitungan Uji Gain-Ternormalisasi Siklus I
Lampiran 10. Kisi-Kisi Instrumen Test Siklus II Lampiran 11. Soal Pretest Dan Postest Siklus II Lampiran 12. Hasil Skor Pretest Siklus II Lampiran 13. Perhitungan Distribusi Frekuensi Pretest Siklus II Lampiran 14. Hasil Skor Postest Siklus II Lampiran 15. Hasil Nilai Rapor Sementara Lampiran 16. Perhitungan Distribusi Frekuensi Postest Siklus II Lampiran 17. Perhitungan Uji Gain-Ternormalisasi Siklus II Lampiran 18. Lembar Observasi Proses Belajar Mengajar Pra Penelitian Lampiran 19. Catatan Lapangan Siklus I Lampiran 20. Catatan Lapangan Siklus II Lampiran 21. Lembar Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus I Lampiran 22. Lembar Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus II Lampiran 23. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Lampiran 24. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran 25. Wawancara Pra Penelitian Dengan Siswa
xiv
Lampiran 26. Wawancara Guru Bidang Studi Fiqih Pra Penelitian Lampiran 27. Observasi Instrumen Penelitian Responden Siswa Siklus I Lampiran 28. Observasi Instrumen Penelitian Responden Siswa Siklus II Lampiran 29 Data Tabel Guru MTs Al-Huda Lampiran 30 Data Tabel Siswa MTs Al-Huda Lampiran 31 Sarana dan Prasarana MTs Al-Huda Lampiran 32. Uji Referensi Lampiran 33. Foto-Foto Lampiran 34. Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 35. Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 36. Surat Keterangan Penelitian dari MTs. Al-Huda
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran terhadap manusia secara terus menerus, agar menjadi pribadi yang baik lahir maupun batin. Karena itu, jika pendidikan menghasilkan pribadi-pribadi yang lemah, tidak bertanggung jawab, dan tidak mandiri, maka berarti program pendidikan itu gagal. Kegagalan tersebut mungkin disebabkan karena adanya kesalahan dalam filosofi maupun manajemen pendidikan sehingga hasilnya tidak sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Utomo Dananjaya menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Tujuan Pendidikan Nasional secara umum tertuang dalam UndangUndang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi : Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang bertaqwa pada Tuhan YME, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Pendidikan Agama Islam salah satu bagian dari materi pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk dapat merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut. Di Madrasah, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terbagi dalam beberapa bidang studi, antara lain: Al-Qur’an Hadis, Akidah-Akhlak, Fiqih, 1
Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran Aktif, (Bandung: PT Penerbit Nuansa 2010), cet-1, hal.40 2 Departemen Pendidikan Nasional, UU Sikdiknas No. 20 : Tahun 2003 (Jakarta: Pusat Data dan Informasi Pendidikan Balitbang Depdiknas, 2006) h. 8
1
2
dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing-masing bidang studi tersebut pada dasarnya saling terkait. Fiqih secara umum merupakan salah satu bidang studi Islam yang banyak membahas tentang hukum yang mengatur pola hubungan manusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan lingkungannya. Melalui bidang studi fiqih ini diharapkan siswa tidak lepas dari jangkauan norma-norma agama dan menjalankan aturan syariat Islam. Kendatipun demikian penting mata pelajaran ini, masih dijumpai beberapa problematika, yang terjadi di dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Maftuhin guru MTs Al-Huda beliau mengatakan bahwa, Permasalahan yang dialami oleh guru bidang studi fiqih di MTs Al-Huda Bekasi Timur diantaranya terkait dengan waktu pembelajaran yang kurang tersedia yaitu hanya 2x40 menit saja dalam seminggu, sedangkan materi yang harus disampaikan banyak. Hal ini mengakibatkan indikator-indikator dalam pembelajaran fiqih tidak bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, sarana prasarana sekolah juga menjadi bagian dari suatu permasalahan. Minimnya alat-alat bantu ketika proses belajar mengajar mengakibatkan minat belajar siswa menjadi berkurang. Bukan hanya itu, kendala lain diantaranya adalah latar belakang pendidikan siswa. Mayoritas siswa MTs Al-Huda berasal dari background pendidikan umum seperti dari Sekolah Dasar (SD) yang dasar pengetahuan agamanya kurang jika dibandingkan dengan siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang secara umum cukup banyak mendapat pengetahuan tentang agama. Kendala ini menjadi PR tersendiri bagi guru fiqih dalam menyeimbangkan pengetahuan agama pada siswa yang berlatar belakang pendidikan SD dengan MI agar minat belajar siswa meningkat. Faktor ekonomi serta lingkungan keluarga yang berbedabeda juga mempengaruhi minat dan hasil belajar siswa, kebanyakan siswa MTs Al-Huda ini berasal dari kalangan menengah kebawah dan lingkungan keluarga yang beragam, ada beberapa siswa yang memang dalam lingkungan keluarganya memahami betul masalah agama, akan tetapi tidak sedikit lingkungan keluarga siswa yang masih kurang memahami agama sehingga sejak dini siswa belum sepenuhnya dikenalkan dengan pengetahuan agama. 3 Berdasarkan hasil pengamatan observer ketika melakukan observasi sebelum penelitian, rendahnya minat dan hasil belajar siswa MTs Al-Huda Bekasi Timur kelas VIII terhadap bidang studi fiqih selama ini menandakan bahwa mata 3
Hasil wawancara dengan Bapak Maftuhin guru MTs Al-Huda Bekasi Timur, pada tanggal 10 Februaru 2015.
3
pelajaran fiqih kurang diminati oleh siswa, karena proses pembelajaran guru dalam menyampaikan materi pelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah yang sifatnya monoton dan kurang menarik. Hal ini terlihat ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung ada beberapa siswa yang mengantuk, tidur dan berbicara sendiri dengan teman sebangkunya, dan bahkan ada beberapa siswa yang asik berpindah tempat dari bangku satu ke bangku yang lain. Sehingga hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan dan harus mengulang ujian lagi. Dengan demikian, minat belajar siswa MTs Al-Huda pada mata pelajaran fiqih ini masih perlu untuk ditingkatkan lagi, agar nantinya hasil dari proses KBM siswa meningkat sehingga pengetahuan agama siswa menjadi bertambah dan siswa mampu melaksanakan ajaran Islam dengan baik.4 Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aspek dari proses pendidikan, karenanya harus didesain sedemikian rupa melalui perencanaan yang sistematis dan inovatif. Ketika berbicara tentang pembelajaran tidak bisa lepas dengan peran guru. Menurut Abdul Majid, “Perencanaan pembelajaran dapat diwujudkan manakala guru mempunyai sejumlah kompetensi”. 5 Sebelum merencanakan suatu pembelajaran hendaknya guru harus melihat kondisi siswanya. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno berpendapat bahwa, “Peserta didik dengan segala perbedaannya seperti motivasi, minat, bakat, perhatian, harapan, latar belakang sosio-kultural, menyatu dalam sebuah sistem belajar di kelas dan perbedaan-perbedaan ini harus dikelola oleh guru untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal”. 6 Pada bidang studi fiqih ini tentu dalam pengajarannya guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan sistem belajar mengajar secara kreatif, imajinatif,
menguasai
materi
yang
akan
disampaikan
serta
mampu
membangkitkan minat belajar siswa dalam KBM agar tercipta suasana belajar 4
Hasil Observasi Pra Penelitian di MTs Al-Huda Bekasi Timur, pada tanggal 10 Februari
2015 5
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2011), Cet. 7, h. 3. 6 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), Cet. III, h. 116.
4
menarik dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan tercapai sesuai dengan harapan. Ketika melaksanakan pengelolaan pembelajaran guru juga dituntut untuk membuat perencanaan yang matang dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada dan memperhatikan taraf perkembangan intelektual serta perkembangan psikologi belajar siswa. Hal ini biasanya terkait dengan metode pembelajaran karena metode pembelajaran merupakan komponen yang mempunyai fungsi penting dalam pembelajaran. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran sangat ditentukan oleh komponen ini, walaupun komponen-komponen lain itu lengkap jika tidak dapat diimplementasikan melalui metode yang tepat maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Menurut Hamzah B. Uno, “Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran, sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut”.7 Oleh karena itu, setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Jadi tugas guru agama tidak hanya mengembangkan intelektual siswa saja, akan tetapi juga berupaya untuk membentuk batin dan jiwa agama sehingga siswa melaksanakan apa yang telah diajarkan oleh guru dan pada akhirnya kelak siswa diharapkan menjadi seseorang yang taat kepada agama serta mempunyai pengetahuan hukum agama dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu metode pembelajaran yang dapat membangkitkan minat belajar siswa adalah dengan menggunakan metode Advokasi. Metode ini merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang dapat mengundang minat belajar dan partisipasi siswa. Menurut M. Dalyono, “Pembelajaran aktif merupakan salah satu cara atau strategi pembelajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa seoptimal mungkin, sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien.”8 7
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 34. 8 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), cet. Ke-3, h.195.
5
Metode
advokasi
hampir
sama
dengan
metode
debat,
yang
membedakannya hanyalah jika metode advokasi lebih menekankan pada kekompakan dan kerja tim pada setiap kelompok dan disampaikan oleh perwakilan untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya sebagaimana halnya seorang pengacara yang mempunyai banyak orang dibelakangnya yang membantu untuk memecahkan suatu masalah yang sedang dibelanya. Dalam hal ini Oemar Hamalik menjelaskan bahwa, Metode advokasi adalah metode mengajar dengan cara pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centered advocacy learning) sering diidentikkan dengan proses debat. Pembelajaran advokasi dipandang sebagai suatu pendekatan alternatif terhadap pengajaran didaktis di dalam kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari isu-isu sosial dan personal melalui keterlibatan langsung dan partisipasi pribadi. Model pembelajaran advokasi menuntut para peserta didik terfokus pada topik yang telah ditentukan sebelumnya dan mengajukan pendapat yang bertalian dengan topik tersebut9. Jadi pada dasarnya model pembelajaran advokasi sangat berharga untuk meningkatkan pola pikir dan perenungan, terutama jika peserta didik dihadapkan untuk mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan mereka sendiri. Hal ini juga merupakan pembelajaran debat yang secara aktif melibatkan setiap peserta didik di dalam kelas tidak hanya mereka yang berdebat. Berpijak dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian tentang “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Melalui Metode Advokasi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas VIII di MTs Al-Huda Bekasi Timur)”.
9
Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.228
6
B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Banyaknya guru yang menggunakan metode pembelajaran dengan ceramah, sehingga pembelajaran bersifat monoton dan membosankan. 2. Kurang adanya peran aktif siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. 3. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih karena kurangnya minat belajar.
C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas, penulis membatasi permasalahan ruang lingkup penelitian yakni mengenai upaya peningkatkan hasil belajar mata plajaran fiqih siswa kelas VIII-1 MTs Al-Huda Bekasi Timur dengan menggunakan Metode Advokasi.
D. Perumusan Masalah Bertitik tolak pada pembatasan masalah tersebut, maka yang menjadi fokus permasalahan pada penelitian ini adalah : “Apakah Metode Advokasi dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Al-Huda Bekasi Timur? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan apabila metode adokasi diterapkan dalam mata pelajaran fiqih.
F. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini secara teoritis diharap mampu memperkaya keilmuan dan sebagai bahan acuan khususnya dalam meningkatkan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam para peserta didik.
7
2. Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif kepada semua pihak yang terkait dalam dunia pendidikan, terutama bagi: a. Peserta Didik 1) Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Dengan diterapkannya metode advokasi, memberikan alternatif kepada peserta didik untuk mempermudah mengingat materi-materi dalam mata pelajaran fiqih. 3) Meningkatkan minat belajar siswa dengan adanya metode advokasi b. Guru 1) Meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar. 2) Memberikan wacana untuk menambah variasi mengajar. 3) Mampu menghidupkan suasana kelas dengan strategi pembelajaran yang diterapkan. c. Peneliti 1) Memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman mengajar. 2) Memberikan pengalaman cara mendesain materi pembelajaran yang lebih baik dan tepat. d. Sekolah, Memberi masukan bagi sekolah untuk melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran fiqih pada khususnya dan pelajaran lain pada umumnya.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Belajar dan Hasil Belajar a.
Pengertian Belajar Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan
lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakuknya. Menurut Winkel yang dikutip oleh Purwanto, “belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap.10 Oemar Hamalik berpendapat bahwa, “belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Jadi merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh”.11 Sedangkan menurut Irwanto dkk, belajar sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada prilaku yang saat ini nampak (immediate behavior), tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential behavior). Oleh kaena itu, perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman. 12 Islam menganjurkan kepada setiap umat untuk senantiasa belajar. Hal ini terdapat dalam firman Allah QS. Al-Alaq ayat 1-5 yakni:
(1) “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq: 1-5)13
10
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 39 Hamalik, op.cit., h. 29 12 Irwanto, Dkk, Psikologi Umum, (Jakarta: PT Prenhallino, 2002), h. 105. 13 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: Mekar, 2004), h. 279. 11
8
9
Pada ayat tersebut terdapat kata “ ” اقرأyang berarti "bacalah". Kata ini mengandung perintah yang berarti mewajibkan kepada seluruh umat untuk membaca, yang dikonotasikan sebagai kata belajar. Hal ini senada dengan pendapat Fadhilah Suralaya yang mengatakan bahwa: “Belajar memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia terlahir sebagai makhluk lemah yang tidak mampu berbuat apa-apa. Akan tetapi melalui proses belajar dalam fase perkembangannya, manusia bisa menguasai berbagai macam pengetahuan”.14 Dalam perspektif keagamaan, belajar merupakan kewajiban setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat hidup manusia itu sendiri. Sebagaimana telah disebutkan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. AlMujadalah: 11)15 Ayat di atas menjelaskan janji Allah yang akan meninggikan derajat orang-orang berilmu dan beriman baik di dunia maupun akhirat. Salah satu usahanya adalah dengan belajar atau mencari ilmu. Dengan belajar, seseorang akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh. Karena dengan belajar, seseorang dari yang belum mengerti menjadi mengerti dengan ditambah pengalaman-pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran untuk masa yang akan datang. Bukan hanya itu saja ilmu pengetahuan yang berkembang terus menerus secara pesat menjadikan peranan pendidikan sangat penting dalam kehidupan. Oleh karena itu, wajib hukumnya untuk menuntut ilmu bagi seluruh kaum muslimin baik laki-laki dan perempuan.
14
Fadhilah Suralaya, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. 1, h. 59. 15 Departemen Agama RI, op. cit., h. 434.
10
Menurut Al-Munawi dalam kitabnya Faydh al-Qadir yang dikutip oleh Abdul Majid Khon mengatakan “Mencari ilmu wajib walaupun tercapainya ilmu harus mengadakan perjalanan yang sangat jauh seperti perjalanan ke Cina dan sangat menderita, bagi orang yang tidak sabar dalam mencari ilmu kehidupannya buta dalam kebodohan dan orang yang sabar akan meraih kemuliaan dunia dan akhirat”.16 Hukum mencari ilmu wajib bagi seluruh kaum Muslimin baik laki-laki dan perempuan, sedangkan masa mencari ilmu itu seumur hidup “long life of education”. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai peranan penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. 17 Pendidikan merupakan suatu proses belajar mengajar, yang di dalamnya terdapat suatu proses interaksi antara guru dan siswa. Dari proses interaksi tersebut, proses belajar mengajar terikat dengan minat dan perhatian. Dengan demikian, proses belajar mengajar akan menjadi efektif dan efesien apabila siswa mempunyai minat terhadap suatu pelajaran. Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. artinya bahwa proses perubahan setelah belajar dalam diri seseorang tidak dapat disaksikan, melainkan dapat dilihat dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang nampak dari yang belajar, atau dapat dikatakan belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang
baru
secara
keseluruhan,
sebagai
hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Wina Sanjaya belajar pada dasarnya proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman dan sebagai hasil dari interaksi dalam lingkungannya. Unsur lingkungan yang disebutkan pada hakikatnya berfungsi sebagai lingkungan belajar seseorang, yakni lingkungan tempat ia tinggal dan berinteraksi sehingga menumbuhkan kegiatan belajar pada dirinya. 18
16
Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi Hadis-Hadis Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 143. 17 Ibid., h. 145. 18 Wina Sanjaya, Pembelajran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), Cet. 3, H. 90
11
Menurut Agus Suhani ada 4 pilar belajar yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu sebagai berikut: 1) Learning to Know, yaitu suatu proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik menguasai tehnik menemukan pengetahuan dan tidak hanya memperoleh pengetahuan. 2) Learning to do adalah pembelajaran untuk mencapai kemampuan untuk melaksanakan Controlling, Monitoring, Maintening, Designing, Organizing. Belajar dengan melakukan sesuatu dalam potensi yang nyata tidak hanya terbatas pada kemampuan mekanistis, melainkan juga meliputi kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain serta mengelola dan mengatasi konflik. 3) Learning to live together adalah membekali kemampuan untuk hidup bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, saling pengertian dan tanpa prasangka. 4) Learning to be adalah individu diharuskan untuk mengembangkan aspek pribadinya secara optimal dan seimbang, untuk menghadapi tantangan kehidupan yang berkembang cepat dan sangat kompleks. Tuntutan perkembangan kehidupan global, tidak hanya menuntut berkembangnya manusia secara menyeluruh dan utuh, tetapi juga manusia yang utuh dan unggul. Keunggulan tersebut diperkuat dengan moral yang kuat.19 Keberhasilan pembelajaran yang untuk mencapai tingkatan ini diperlukan dukungan keberhasilan dari pilar pertama, kedua, ketiga dan keempat. Empat pilar tersebut di atas akan membentuk peserta didik yang mampu mencari informasi dan menemukan ilmu pengetahuan yang mampu menyelesaikan masalah, bekerjasama, bertenggang rasa, dan toleransi terhadap perbedaan yang ada di masyarakat. Keempat pilar tersebut
yakni learning to know, learning to do,
learning to live together, dan learning to be menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik sehingga menjadi manusia yang mampu mengenal dirinya, berkepribadian mantap dan mandiri, memiliki kemantapan emosional dan intelektual, serta sosial. Muhammad Ali yang dikutip oleh Rusyan A.T. menjelaskan bahwa, Proses belajar mengajar formal di sekolah ialah di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Komponen-komponen itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama, yaitu : (1) guru, (2) isi atau materi pelajaran, dan (3) siswa. Interaksi antara ketiga komponen utama 19
Agus Suhani, Empat Pilar Belajar Menurut UNESCO, artikel diakses pada 24 September 2013 jam 15:30 dari http://agussambeng.blogspot.com/2010/10/empat-pilar-belajarmenurut-unesco.html
12
melibatkan sarana dan prasarana seperti metode, media, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi belajar-mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan demikian, guru yang memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, setidak-tidaknya menjalankan tiga macam tugas utama, yaitu merencanakan, melaksanakan pengajaran dan memberikan balikan 20. Rusyan A.T melanjutkan, bila terjadi proses belajar maka bersama itu pula terjadi proses mengajar. Hal ini kiranya mudah dipahami, karena bila ada yang belajar sudah barang tentu ada yang mengajarnya, dan begitu pula sebaliknya kalau ada yang mengajar tentu ada yang belajar. Kalau sudah terjadi suatu proses/saling interaksi, antara yang mengajar dengan yang belajar, sebenarnya berada pada suatu kondisi yang unik, sebab secara sengaja atau tidak sengaja, masing-masing pihak berada dalam suasana belajar. Jadi guru walaupun dikatakan sebagai pengajar, sebenarnya secara tidak langsung juga melakukan belajar.21 Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar oleh individu untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya yang bersifat relatif permanen.
b. Pengertian Hasil Belajar Minat terhadap kajian proses belajar dilandasi oleh keinginan untuk memberikan pelayanan pengajaran dengan hasil yang maksimal. Proses pembelajaran yang maksimal akan menghasilkan output atau hasil belajar yang maksimal pula. Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian baik evaluasi saat proses, maupun setelah proses pembelajaran yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi
20
Rusyan A.T, Meningkatkan Mutu Kegiatan dalam proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar, Cet. 2, (Jakarta: PT. Kartanegara, 1999), hlm. 9 21 Ibid.
13
belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. 22 Dengan demikian penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang yang melakukannya. Dimana interaksi individu dalam lingkungan yang membawa perubahan sifat, tindakan, perbuatan, dan tingkah laku. Menurut Purwanto hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjukan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang megakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus inputproses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. 23 Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Sedangkan Hamalik yang dikutip oleh Asep Jihad dan Abdul Haris menjelaskan bahwa, “hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas”.24 Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek, hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu menurut Oemar hamalik adalah sebagai berikut:
22
Asep Jihad dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2010) h. 15 23 Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 44-45 24 Asep Jihad dan Abdul Haris, Loc.cit.
14
1) Pengetahuan 2) Pengertian 3) Kebiasaan 4) Keterampilan 5) Apersepsi 6) Emosional 7) Hubungan social 8) Jasmani 9) Etis atau budi pekerti 10) Sikap25 Berdasarkan uairan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, dengan ditandai oleh perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan.
c.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar sangat bergantung pada
beberapa macam faktor, dan faktor-faktor tersebut menurut Muhibbin Syah dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni: 1) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), antara lain: a) Aspek Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran b) Aspek Psikologis (1). Intelegensi Siswa/Tingkat kecerdasan (2). Sikap siswa (3). Bakat siswa (4). Minat siswa (5). Motivasi siswa (6). Perhatian (7). Pengamatan (8). Ingatan (9). Berfikir 2) Faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal), terdiri dari dua macam yakni: a) Lingkungan Sosial Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga dapat 25
Hamalik, op.cit., h. 30
15
memberi dampak baik atapun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. Lingkungan sekolah speperti para guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Lingkungan masyarakat merupakan faktor lingkungan sosial yaitu tetangga dan eman-teman sepermainian di sekitar perkampungan siswa juga sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. b) Lingkungan Non-sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, letak rumah tempat itnggal keluarga siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa juga dipandang turut menentukan tngkat keberhasilan belajar siswa. 26 d. Teori Transfer Hasil Belajar Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam situasisituasi di luar sekolah. Dengan kata lain, siswa dapat mentransferkan hasil belajar itu ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat. Menurut Oemar Hamalik, transfer hasil belajar setidaknya dapat ditemukan 3 teori, yaitu sebagai berikut : 1) Teori Disiplin Formal (The Formal Discipline Theory) Teori ini menyatakan bahwa ingatan, sikap, pertimbangan, imajinasi, dan sebagainya dapat diperkuat melalui latihan-latihan akademis 2) Teori Unsur-Unsur yang Identik (The Identical Elements Theory) Transfer terjadi apabila di antara dua situasi atau dua kegiatan terdapat unsurunsur yang bersamaan (identik). Latihan di dalam satu situasi mempengaruhi perbuatan tingkah laku dalam situasi yang lainnya. Teori ini banyak digunakan dalam kursus latihan jabatan, di mana kepada siswa diberikan respon-respon yang diharapkan diterapkan dalam situasi kehidupan yang sebenarnya. 3) Teori Generalisasi (Thr Generalization Theory) Teori ini merupakan revisi terhadap teori unsur-unsur yang identik. Tetapi generalisasi menekankan kepada kompleksitas dari apa yang dipelajari. Internalisasi daripada pengertian-pengertian, keterampilan, sikap-sikap, dan apresiasi dapat mempengaruhi kelakuan sesorang. Teori ini menekankan kepada pembentukan pengertian yang dihubungkan dengan pengalamanpengalaman lain. Transfer terjadi apabila siswa menguasai pengertianpengertian umum atau kesimpulan-kesimpulan umum, lebih dari unsur-unsur identik.27
26 27
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos wacana ilmu, 2001) h. 61 Hamalik, Op.Cit., h.34
16
e.
Pengukuran Hasil Belajar Banyak guru yang merasa sukar untuk menjawan pertanyaan yang
diajukan kepadanya mengenai apakah pengajaran yang telah dilakukannya berhasil, dan apa buktinya? Untuk menjawab pertanyaan itu, terlebih dahulu harus ditetapkan apa yang menjadi kriteria keberhasilan pengajaran, baru kemudian ditetapkan alat untuk menaikakan keberhasilan belajar secara teapat. Mengingat pengajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka di sini dapat ditentukan dua kriteria yang bersifat umum. Menurut Sudjana yang dikutip oleh Asep Jihad dan Abdul Haris kedua kriteria tersebut adalah: 1) Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya. Kriteria dari sudut prosesnya menekankan kepada pengajaran sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek mampu mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri. Untuk mengukur keberhasilan pengajaran dari sudut prosesnya dapat dikaji melalui beberapa persoalan dibawah ini: a) Apakah pengajaran direncanakn dan dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru dengan melibatkan siswa secara sistematik? b) Apakah kegiatan siswa belajar dimotivasi guru sehingga ia melakukan kegiatan belajar dengan penuh kesabaran, kesungguhan dan tanpa paksaan untuk memperoleh tingkat penguasaan, pengetahuan, kemampuan serta sikap yang dikendaki dari pengajaran itu? c) Apakah guru memakai multi media. d) Apakah siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan menilai sendiri hasil belajar yang dicapainya? e) Apakah proses pengajaran dapat melibatkan semua siswa dalam kelas? f) Apakah suasan pengajaran atau proses belajar mengajar cukup menyenangkan dan merangsang siswa belajar? g) Apakah kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya, sehingga menjadi laboratorium belajar? 2) Kriteria ditinjau dari hasilnya Di samping tinjauan dari segi proses, keberhasila pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Berikut ini adalah beberapa persoalan yang dapat dipertimbangkan dalam menetukan keberhasilan pengajaran ditinjau dari segi hasil atau produk yang di capai siswa: a) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh? b) Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dari proses pengajaran dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa?
17
c) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama diingat dan mengendap dalam pikirannya, serta cukup mempengaruhi perilaku dirinya? d) Apakah yakin bahwa perubahan yang ditunjukan oleh siswa merupakan akibat dari proses pengajaran?. 28 2. Metode Pembelajaran a.
Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Muhibbin Syah, “metode secara harfiah berarti cara, dalam
pemakaian umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis”. 29 Jika dikaitkan dengan pendidikan, menurut Munif Chatib, “metode (pembelajaran)
dapat
diartikan
sebagai
cara
yang
digunakan
untuk
mengimplementasikan susunan rencana dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis agar tujuan pembelajaran tercapai”. 30 Menurut Indrawati dan Wanwan Setiawan pengetahuan tentang metodemetode pembelajaran sangat diperlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya peserta didik dalam belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hal ini sesuai dengan tuntutan terhadap guru dan tenaga kependidikan dalam undang-undang No. 20 tahun 2000 pasal 40, yang berbunyi sebagai berikut: Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis dan Peraturan Pemerintah No.19 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat 1. Dalam Peraturan Pemerintah No.19 ayat 1 dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, memberi ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.31 28
Asep Jihad dan Abdul Haris, Op.Cit., h. 20-21 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan pendekatan Baru, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2011), cetakan ke-17, hlm. 198. 30 Munif Chatib, Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara, (Bandung: Kaifa, 2013), Cetakan ke-12, hlm.131 31 Indrawati dan Wanwan Setiawan, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan untuk Guru SD, (Bandung: PPPPTK IPA, 2009), h. 9 29
18
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar. Metode pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian metode pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan di atas, metode pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam mengkoordinasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, yang berfungsi sebagai pedoman guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengelola lingkungan pembelajaran dan mengelola kelas. Dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran diperlukan perangkat pembelajaran yang dapat disusun dan dikembangkan oleh guru. Perangkat-perangkat itu meliputi buku pedoman bagi guru dan para peserta didik, lembar kerja peserta didik, media yang dipakai untuk membantu terlaksanakannya proses pembelajaran seperti komputer, Over Head Proyektor (OHP), film, pedoman pelaksanaan pembelajaran, seperti kurikulum dan administrasi pembelajaran.
b. Metode Pembelajaran Advokasi 1) Pengertian Metode Advokasi Metode disinkronisasikan
Advokasi dalam
merupakan proses
bagian
pembelajaran.
dari
metode
Metode
yang
dapat
advokasi
sering
diidentikkan dengan proses debat Dalam pandangan Islam proses debat diperbolehkan selama dengan ketentuan dan cara yang baik, sebagai mana firman Allah SWT, dalam Q.S. AnNahl ayat 125 yaitu:
19
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”(Q.S. An-Nahl: 125).32 Sementara itu metode advokasi menurut Menurut Oemar Hamalik yaitu, Belajar dengan menggunakan metode advokasi menuntut siswa menjadi advokat dari pendapat tertentu yang bertalian dengan topik yang tersedia. Para siswa menggunakan keterampilan riset, keterampilan analisis, dan keterampilan berbicara dan pendengar, sebagaimana mereka berpartisipasi dalam kelas pengalaman advokasi, mereka dihadapkan pada isu-isu kontoversial dan harus mengembangkan suatu kasus untuk mendukung pendapat mereka di dalam perangkat petunjuk dan tujuan-tujuan khusus33. Masih melanjutkan penjelasan dari Oemar Hamalik, bahwa dalam rangka belajar advokasi, para siswa berpartisipasi dalam suatu debat antara dua regu, yang masing-masing terdiri dari dua orang siswa. Tiap regu memperdebatkan topik yang berbeda dari para anggota kelas lainnya. Karena itu, di dalam suatu kelas terdiri dari 32 orang siswa akan memperdebatkan 8 buah topik. Namun guru dapat membuat keputusan lain, misalnya ada suatu topik yang dianggap penting, guru menunjuk 4 orang siswa untuk menyajikan debat dalam kelas tersebut. Sebaiknya, topik yang diperdebatkan adalah isu-isu yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik, guru dapat menunjuk suatu kelompok siswa untuk menyajikan debat di kelas.34 2) Tujuan Metode Advokasi Tarmizi Ramadhan mengemukakan bahwa metode advokasi bertujuan untuk : a) Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk bertindak sebagai advokat mengenai pendapat atau pandangan tertentu yang bertalian dengan suatu topik yang ada. b) Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan meneliti, keterampilan menganalisa dan keterampilan berbicara serta
32
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: Mekar, 2004), h. 281 Oemar Hamalik, Op.Cit,. h.228 34 Ibid. h.228-229 33
20
mendengarkan pada waktu mereka berperan serta secara aktif dalam pengalaman-pengalaman advokasi di dalam kelas. c) Membisakan diri siswa guna menghadapi masalah - masalah kontroversi dan mengembangkan kasus untuk mempertahankan pendapat sesuai dengan petunjuk dan tujuan yang hendak dicapai 35. Jadi, tujuan metode advokasi ialah meningkatkan kemampuan akademik, mengaktifkan proses pembelajaran, dan menarik minat peserta didik.
3) Prinsip-Prinsip Pembelajaran Metode Advokasi Menurut Oemar Hamalik belajar advokasi berdasarkan berbagai prinsip belajar, prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut : a) Ketika siswa terlibat langsung dalam penelitian dan penyajian debat, ke-Aku-annya lebih banyak ikut serta dalam proses dibandingkan dengan situasi ceramah tradisioanal. b) Proses debat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa karena hakikat debat itu sendiri. c) Para siswa terfokus pada suatu isu yang berkenaan dengan diri mereka dan kadang-kadang yang berkenaan dengan masyarakat luas dan isu-isu sosial personal d) Pada umumnya siswa akan lebih banyak belajar mengenai topik-topik mereka dan topik-topik lainnya bila mereka dilibatkan langsung dalam pengalaman debat. e) Proses debat memperkuat penyimpanan (retention) terhadap komponen-komponen dasar suatu isu dan prinsip-prinsip argumentasi efektif. f) Belajar advokasi dapat digunakan baik belajar di sekolah dasar maupun di sekolah selanjutnya. Berdasarkan tingkatan siswa, model ini dapat diperluas atau disederhanakan pelaksanaannya. g) Pendekatan instruksional belajar advokasi mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam logika, pemecahan masalah, berpikir kritis, serta komunikasi lisan dan tulisan. Selain itu, model ini akan mengembangkan aspek afektif, seperti konsep diri, rasa kemandirian, turut memperkaya sumber-sumber komunikasi antarpribadi secara efektif, meningkatkan rasa percaya diri untuk mengemukakan pendapat, serta melakukan analisis secara kritis terhadap bahasan dan gagasan yan muncul dalam debat 36.
35 36
Tarmizi Ramadhan, Model Pembelajaran Advokasi, 2015. (https://tarmizi.wordpress.com) Hamalik. Op.Cit. h.229
21
4) Pelakanaan Belajar Berdasarkan Advokasi Langkah-langkah dasar pelaksanaan debat menurut Oemar Hamalik sebagai berikut. a) Memilih suatu topik debat berdasarkan pertimbangan dari aspek kebermaknaannya, tingkatan siswa, relevansinya dengan kurikulum, dan minat para siswa. b) Memilih dua regu debat, masing-masing dua siswa tiap regu untuk tiap topik c) Menjelaskan fungsi tiap regu kepada siswa d) Menyediakan petunjuk dan asistensi kepada siswa untuk membantu mereka menyiapkan debat. e) Melaksanakan debat. Para audience melakukan fungsi observasi khusus selama berlangsungnya debat. f) Melaksanakan diskusi kelas, dilanjutkan dengan pengarahan kembali setelah debat37. Melvin L. Silberman menjelaskan bahwa dalam melakukan metode pembelajaran advokasi ini pastikan untuk mengumpulkan peserta didik dengan duduk bersebelahan dengan peserta didik yang berasal dari peihak lawan debatnya. Dilakukan diskusi dalam satu kelas penuh tentang apa yang didapatkan oleh peserta didik dari persoalan yang telah diperdebatkan. Peserta didik juga diperintahkan untuk mengenali apa yang menurut mereka merupakan argumen terbaik yang dikemukakan oleh kedua belah pihak. 38 Suatu debat diawali dari adanya suatu kebijakan, yakni apa yang harus ada. Kebijakan ini menuntut perlunya suatu perubahan terhadap status quo atau sistem yang ada, dan merekomondasikan suatu proposisi kebijakan baru yang hendak dilaksanakan. Jadi, semua proposisi debat siswa sesungguhnya adalah proposisi-proposisi kebijakan. Dalam proses debat teradap dua regu, yakni regu yang mendukung suatu kebijakan (affirmative) dan regu lawannya ialah regu oposisi (negative). Masingmasing
regu
menyampaikan
pandangan/
pendapatnya
disertai
dengan
argumentasi, bukti, dan berbagai landasan, serta menunjukkan bahwa pandangan pihak lawan memiliki kelemahan, sedangkan pandangan regunya sendiri adalah 37
Ibid. h.230 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung : Nusamedia, 2011), h. 141 38
22
yang terbaik. Tiap regu berupaya meyakinkan kepada para pengamat, bahwa pandangan/pendapat regunya yang paling baik dan harus diterima. Jadi, tiap regu bertanggung jawab secara menyeluruh atas posisi regunya, di samping adanya tanggung jawab dari setiap anggota regu. Proses debat antara dua regu menurut Oemar Hamalik dapat digambarkan sebagai berikut. a) Regu pendukung
b) Regu oposisi c) Regu pendukung
d) Regu oposisi
: - menyampaikan suatu topik, benyajikan garis besar apa yang hendak dibuktikan oleh regu tersebut, - berupaya menunjukkan perlunya / kebutuhan perubahan. : - berupaya menunjukkan bahwa sistem yang ada sekarang itu kuat dan efektif. : - menyajikan suatu rencana, Berupaya menunjukkan bahwa rencana tersebut praktis, - Berupaya menunjukkan bahwa rencana tersebut adalah rencana yang diinginkan atau sangat diharapkan : - berusaha menunjukkan bahwa rencana tersebut tidak praktis, -berusaha menunjukkkan rencana tersebut tidak diinginkan.
Selanjutnya untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai peranan regu pendukung maupun peranan regu oposisi pada metode pembelajaran advokasi, Oemar Hamalik memaparkannya sebagai berikut. a)
Peranan Regu Pendukung Esesnsi regu pendukung (affirmative) adalah menyatakan “ya“ terhadap
proposisi.
Pendukung
menghendaki
perubahan
dari
status
quo
dan
merekomendasikan suatu kebijakan untuk diapdosikan. Tanggung jawab dari regu pendukung ialah mengklarifikasi makna proposisi dengan cara mendefinisikan istilah-istilah yang samar-samar atau belum jelas, sedangkan istilah yang sudah dipahami tidak perlu didefinisikan. Tanggung jawab berikutnya adalah menyajikan prima fasie case bagi posisi mereka. Pada awal pembicaraan atau penampilan pihak pendukung menyajikan berbagai alasan dan memberikan bukti-bukti sehingga perubahan sangat dibutuhkan. prima fasie case ini pada gilirannya merangsang kegiatan
23
debat selanjutnya, jika tidak maka berarti kelompok dianggap menang dan debat berakhir. Pada waktu menyampaikan prima fasie case, pendukung perlu mengisolasikan isu-isu, merumuskannya menjadi masalah yang dipertentangkan, dan kemudian mensubtansikan masalah tersebut dengan bukti dan logika. Suatu isu dalam debat merupakan suatu pertanyaan pokok tentang fakta atau teori yang akan membantu menetapkan keputusan akhir. Isu-isu tersebut adalah esensial untuk proposisi tergantung pada keputusan yang dibuat. Namun, suatu isu bukan semata-semata
suatu
pertanyaan
melainkan
suatu
yang
mengandung
ketidaksetujuan dan bersifat krusial. Standar isu-isu dalam debat yang terkandung dalam proposisi kebijaksaan adalah : 1) Kebutuhan – adakah kebutuhan bagi perubahan? 2) Pemecahan – adakah metode penunjang perubahan yang dapat dikerjakan? 3) Keuntungan – apakah pemecahan masalah tersebut memberikan dampak berupa keuntungan (kemanfaatan) dan bukan kerugian? Langkah selanjutnya adalah merumuskan isu-isu menjadi masalah yang dipertentangkan (contention). Suatu kontensi adalah suatu pernyataan umum yang menunjang atau menolak suatu proposisi. Dari kontensi-kontensi tersebut, berarti kelompok pendukung menyatakan bahwa perlunya perubahan dari status quo, selanjutnya mereka mengajukan suatu proposal khusus untuk memecahkan kebutuhan itu. Rencana tersebut tidak perlu terlampau rinci tetapi dapat dilaksanakan dan menguntungkan dan merupakan suatu rencana yang diinginkan atau diharapkan untuk pemecahan masalah. b) Peranan Regu Penentang (oposisi) Regu penentang (negative team) menentang proposisi atas dasar sistem yang ada sekarang adalah adekuat dan efektif. Secara esensial mereka berkata “tidak“ terhadap resolusi yang diajukan oleh kelompok lawannya. Tidak ada kebutuhan untuk mengadopsi usul yang diusulkan oleh regu pendukung. Mereka mempertahankan sistem sekarang (status quo), menolak
24
kebutuhan yang diutarakan oleh regu pendukung, menolak rencana yang diusulkan karena tidak dapat dilaksanakan dan tidak diinginkan. 39 Dari rangkaian penjelasan mengenai metode pembelajaran advokasi, kita dapat melihat bahwa pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (studentcentered advocacy learning) sering diidentikkan dengan proses debat. Pembelajaran advokasi dipandang sebagai suatu pendekatan alternatif terhadap pengajaran didaktis di dalam kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari isu-isu sosial dan personal melalui keterlibatan langsung dan partisipasi pribadi. Model pembelajaran advokasi menuntut para peserta didik terfokus pada topik yang telah ditentukan sebelumnya dan mengajukan pendapat yang bertalian dengan topik tersebut.
Jadi pada dasarnya model pembelajaran advokasi sangat berharga untuk meningkatkan pola pikir dan perenungan, terutama jika peserta didik dihadapkan mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan mereka sendiri. Hal ini juga merupakan pembelajaran debat yang secara aktif melibatkan setiap peserta didik di dalam kelas tidak hanya mereka yang berdebat.
3. Mata Pelajaran Fiqih di MTs a.
Pengertian Bidang Studi Fiqih MTs Pada tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs), mata pelajaran fiqih
merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mereka bisa mengenal. memahami dan mengamalkan syariat Islam
yang kemudian menjadi dasar
pandangan hidupnya dalam bermasyarakat. Fiqih menurut Zakiah Daradjat ialah “Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syariat Islam yang diambil dari dalildalilnya yang terperinci”.40 Di dalam ilmu fiqih ini ada sistem norma yang gunanya adalah untuk mengatur kehidupan manusia, yakni kehidupan yang 39
Hamalik, Op.Cit, h.231 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 78. 40
25
hubungannya antara manusia dengan Allah, dan antara sesama manusia dengan makhluk lainnya. Di mana hal tersebut bersumber dari Al-Qur’an dan hadits. Sedangkan mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah merupakan bimbingan untuk mengetahui ketentuan-ketentuan syariat Islam. Pembelajaran fikih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
menjadi muslim yang selalu taat
menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna).41
b. Tujuan Pembelajaran Studi Fiqih di MTs Berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI No. 02 Tahun 2008 tentang Standar Kelulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk: 1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fiqih mu’amalah. 2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial. 42 c.
Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih di MTs Berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI No. 02 Tahun 2008 tentang
Standar Kelulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi :
41
Peraturan Menteri Agama RI No. 02 Tahun 2008 tentang Standar Kelulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta: Media Pustama Mandiri, 2009), Cet. I, h. 45. 42 Ibid.
26
1) Aspek fikih ibadah meliputi: ketentuan dan tatacara taharah, salat fardu, salat sunnah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan iqamah, berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur. 2) Aspek fikih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qirad, riba, pinjam-meminjam, utang piutang, gadai, dan borg serta upah.43 d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Fiqih di kelas VIII (MTs) meliputi : 1) Semester 1 Tabel 2.1 SK-KD Kelas VIII Semester 1 Tingkat Madrasah Tsanawiyah STANDAR KOMPETENSI 1. Melaksanakan tata cara sujud di luar salat
KOMPETENSI DASAR 1.1 Menjelaskan ketentuan sujud syukur dan tilawah 1.2 Mempraktikkan sujud syukur dan tilawah
2. Melaksanakan tata cara puasa
2.1 Menjelaskan ketentuan puasa 2.2 Menjelaskan macam-macam puasa
3. Melaksanakan tata cara zakat
3.1 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah dan zakat maal 3.2 Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat 3.3 Mempraktikkan pelaksanaan zakat fitrah dan maal
2) Semester 2 Tabel 2.2 SK-KD Kelas VIII Semester 2 Tingkat Madrasah Tsanawiyah STANDAR KOMPETENSI 1. Memahami ketentuan pengeluaran harta di luar 43
KOMPETENSI DASAR 1.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan shadaqah, hibah dan hadiah
Peraturan Menteri Agama RI No. 02 Tahun 2008 tentang Standar Kelulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta: Media Pustama Mandiri, 2009), Cet. I, h. 91
27
STANDAR KOMPETENSI zakat
B.
KOMPETENSI DASAR 1.2 Mempraktikkan sedekah, hibah dan hadiah
2. Memahami hukum Islam tentang haji dan umrah
2.1 Menjelaskan ketentuan ibadah haji dan umrah 2.2 Menjelaskan macam-macam haji 2.3 Mempraktikkan tatacara ibadah haji dan umrah
3. Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman
3.1 Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman halal 3.2 Menjelaskan manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal 3.3 Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman haram 3.4 Menjelaskan bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman haram 3.5 Menjelaskan jenis-jenis binatang yang halal dan haram dimakan
Hasil Penelitian yang Relevan Berikut ini adalah hasil kajian (review) dari laporan hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang sesuai dengan masalah atau tema pokok yang peneliti ajukan. 1. Keefektifan Metode Debat Aktif dalam Pembelajaran Diskusi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kotawinangun oleh Nurchabibah, (2012) Dari hasil uji statistik dapat diperoleh nilai uji-t dan uji scheffe. Hasil penghitungan uji-t menunjukkan bahwa skor t hitung lebih besar dari t tabel (th : 2,006 > tt : 1,994) pada taraf signifikansi 5% dan db 78 dengan nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,048 pada taraf signifikansi 5%. Hasil penghitungan uji scheffe menunjukkan F hitung lebih besar daripada skor F tabel (Fh : 4,025 > Ft :3, 96) dengan db 78 dan pada taraf signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan yang signifikan antara keterampilan diskusi siswa yang mendapat pembelajaran diskusi dengan menggunakan metode debat aktif dengan siswa yang mendapat pembelajaran diskusi tanpa menggunakan metode debat aktif, dan (2)
28
pembelajaran diskusi dengan menggunakan metode debat aktif lebih efektif daripada pembelajaran diskusi tanpa menggunakan metode debat aktif. 44 2. Metode Diskusi Debat Teknik Itemized Response untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKN Siswa Kelas X UPW SMK PGRI 1 Singaraja oleh Ni Nyoman
Juliani (2013). Hasil penelitian ini adalah adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar PKn siswa dari 66,3 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 68% pada siklus I menjadi sebesar 76,4 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 91,8% pada siklus II. Kendala yang dihadapi dalam penerapan metode pembelajaran ini yaitu sulitnya memilih materi yang didebatkan, kreatifitas siswa dalam memecahkan masalah pro kontra, jumlah siswa dalam penerapan teknik itemized response. Solusi yang dilakukan dalam meminimalisir kendala-kendala yang dihadapi adalah menyiapkan diri dengan baik sebelum mengikuti pelajaran,hanya siswa yang belum aktif diberikan perlakuan teknik itemized response45. Kesimpulan pada penelitian ini adalah bahwa metode debat dapat lebih efektif dan menjadikan siswa lebih aktif, kritis dan kreatif. Maka dari itu penulis ingin mencoba menggunakan metode advokasi yang mana hampir sama atau sering di identikan dengan metode debat, yang membedakan hanyalah metode advokasi lebih menekankan kepada kerja sehingga metode advokasi diharapkan bisa menjadi nilai lebihnya dan bisa menjadi penyempurna dari metode debat tersebut.
C. Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah dugaan awal yang bakal terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Jika tindakan dilakukan dengan baik, maka tindakan ini akan memperoleh suatu pemecahan problem yang baik. Penggunaan kelas, ruangan dan pengelolaan siswa sekolah yang maksimal dengan metode pembelajaran “Advokasi” dapat meningkatkan daya fikir kreatif, kritis dan aktif untuk 44
Diakses pada 16 Januari 2015, pukul 11:08 dari http://eprints.uny.ac.id/1242/1/ Nurchabibah_06201241040.pdf 45 Diakses pada 17 Januari 2015, pukul 20:17 dari http://ejournal.undiksha.ac.id/index. php/JJPP/article/view/400
29
membangun peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Fiqih. Berdasarkan uraian di atas dapat dimunculkan hipotesis tindakan yaitu : Dengan
menggunakan
metode
pembelajaran
advokasi
dalam
pembelajaran Fiqih dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII-1 di MTs Al-Huda Bekasi Timur Tahun Pelajaran 2014-2015.
D. Kerangka Berfikir Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut: Pembelajaran Fiqih merupakan suatu bidang kajian ilmu mengenai ibadah yang dilakukan dikehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran Fiqih tidak hanya berfokus pada kajian materi namun juga persoalan masalah yang terdapat dikehidupan sehari-hari. Materi – materi yang terdapat didalam pelajaran Fiqih banyak mengenai teori – teori yang dekat dan nyata dengan kehidupan yang sesungguhnya. Namun, bagaimana teori tersebut dapat akan dipahami oleh siswa jika dalam kegiatan pembelajaran tidak dibarengi dengan praktek untuk menambah wawasan pengetahuan, minat, bakat dan belajar aktif serta kritis. Dan dapat memberikan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Metode pembelajaran yang disampaikan seorang guru dapat memberikan pengaruh pada prestasi siswa. Sehingga dalam pengajaran seorang guru harus dapat memilih metode yang tepat digunakan. Metode pembelajaran yang dapat digunakan seoarang guru dalam penyampaian materi dapat menggunakan pembelajara Advokasi. Metode tersebut memberikan pengaruh positif pada siswa yaitu siswa tidak jenuh dengan pembelajaran yang biasanya dilakukan secara monoton dan membosankan di dalam kelas. Metode pembelajaran Advokasi diharapkan siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan dan dapat lebih aktif serta kreatif. Proses belajar bukan hanya untuk menguasai materi pengetahuan saja, akan tetapi perlu terjadi adanya suatu perubahan pada dirinya. adapun perubahan
30
yang dimaksud adalah setelah proses belajar dapat dilihat berbagai macam aspek diantaranya aspek afektif, kognitif dan psikomotorik. Pelajaran fiqih merupakan salah satu pelajaran yang kurang diminati siswa kelas VIII-1 MTs Al-Huda Bekasi Timur, hal ini dikarenaka oleh berbagai macam faktor. Salah satu faktornya adalah latar belakang pendidikan siswa kelas VIII-1 MTs Al-Huda Bekasi Timur, kebanyakan siswa MTs Al-Huda Bekasi Timur berasal dari SD (Sekolah Dasar). Selain itu, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru yakni metode ceramah dan tanya jawab, sehingga proses belajar mengajar menjadi monoton dan kurang menarik. Proses pembelajaran yang seperti ini menyebabkan siswa kurang berminat mengikuti mata pelajaran fiqih, hal tersebut juga berdampak pada hasil belajar siswa yang menurun. Rendahnya minat belajar siswa ini dipengaruhi karena mereka beranggapan materi pelajaran fiqih terlalu banyak yang harus difahami, dengan proses pembelajaran yang kurang interaktif menjadikan mata pelajaran fiqih terkesan membosankan. Oleh karena itu, agar pelajaran fiqih tidak membosankan dan mudah dipahami oleh siswa dapat disiasati dengan menerapkan strategi menggunakan metode advokasi. Pembelajaran dengan menggunakan metode advokasi ini merupakan salah satu pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan minat belajar siswa. Jadi, pembelajaran peneliti berharap dengan menggunakan
metode advokasi dapat
meningkatkan minat belajar fiqih siswa kelas VIII-1 MTs Al-Huda Bekasi Timur.
31
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Kondisi saat ini
Pembelajaran masih monoton Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat Metode yang digunakan konvensional Rendahnya kualitas proses/ hasil PBM
Tindakan
Memberikan materi dan menjelaskan pembelajaran kooperatif Menjelaskan metode advokasi Melaksanakan pembelajaran kooperatif metode advokasi di kelas
Diskusi debat pemecahan masalah
Evaluasi awal
Tujuan/hasil
Siswa mampu mempraktekkan metode advokasi dengan baik Pembelajaran menjadi ebih aktif, kreatif dan menyenangkan Siswa berfikir lebih kritis
Penerapan metode advokasi
Evaluasi efek
Evaluasi akhir
Dari hasil tujuan penelitian tersebut menunjukkan bahwa prorses belajar dengan menggunakan metode advokasi pada mata pelajaran fiqih, siswa dapat lebih kreatif, aktif dan mendapatkan hasil yang maksimal dalam memahami pelajaran tersebut.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di MTs Al-Huda Bekasi Timur. Penelitian tindakan ini dilakukan terhadap seluruh siswa VIII pada tahun ajaran 2014/2015 semester genap. Waktu penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 3 bulan, di mulai pada bulan Februari-April 2015.
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian 1.
Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas.
Kunandar dalam bukunya yang berjudul Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru menjelaskan bahwa, Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila di implementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik artinya pihak yang terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran dikelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. 45 Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru bidang studi secara bergantian. Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru secara bergantian pula. Penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan berdasarkan suatu siklus. Masing-masing siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. Suatu siklus akan dilanjutkan apabila kriteria keberhasilan yang diharapkan belum tercapai dan siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai.
45
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta : PT Rajawali Pers, 2010), h.41.
32
33
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas46 Perencanaan Refleksi
Siklus 1
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
Siklus 2
Pelaksanaan
Pengamatan
? 2.
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Prosedur
Penelitian
Tindakan
Kelas
ini
dilaksanakan
dengan
menggunakan beberapa siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap, secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian. Peneliti membuat rencana untuk mencari tindakan yang akan dilakukan di kelas sehubungan dengan rendahnya minat belajar siswa. Rencana ini kemudian dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain itu paada tahap ini juga peneliti menyiapkan yang tediri dari soal yang harus dijawab oleh siswa, lembar observasi dan wawancara. b. Pelaksanaan (Tindakan) Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan perencanaan pembelajaran yang telah disusun. Tindakan inilah yang menjadi inti dari PTK, dimana tindakan pelaksaan ini dilakukan dalam program pembelajaran apa adanya yang terjadi dalam kelas. Langkah 46
Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011), h.114.
34
tindakan harus terkontrol secara seksama dan harus hati-hati dan benarbenar terencana.47 c. Observasi Observasi atau pengamatan
dilakukan pada waktu tindakan sedang
berlangsung. Peneliti dibantu oleh observer yang mengamati segala aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Pada lembar observasi ini ada beberapa indikator yang akan diamati yaitu perhatian siswa, keaktifan siswa, rasa ketertarikan siswa, dan semangat siswa yang dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, mengenali dan mendokumentasikan semua gejala atau indikator dari proses ataupun hasil tindakannya. d. Refleksi Refleksi menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama adalah “memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu PTK yang dilaksanakan”. 48 Kegiaan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan. Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis. Berdasarkan observasi tersebut guru dapat merefleksi diri tentang upaya meningkatkan minat belajar siswa. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
C. Subjek yang Terlibat dalam Penelitian Subjek dari peneltian ini adalah siswa-siswi kelas VIII Mts. Al-Huda Bekasi Timur semester genap angkatan 2014/2015. Berdasarkan hasil observasi, kondisi siswa di kelas VIII pada umumnya mempunyai semangat belajar yang tinggi. Namun terlihat pula bahwa pelajaran Fiqih di kelas terlalu monoton dan kurang
47
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010), Cet. V, h. 282. 48 Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Indeks, 2009), h. 40.
35
adanya terobosan kreatif yang dilakukan oleh guru untuk lebih meningkatkan semangat belajar siswa49.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Fiqih MTs. Al-Huda Bekasi Timur. Peneliti di sini berperan sebagai perancang metode belajar dan sebagai pengajar, selain itu peneliti juga berperan sebagai observer. Sedangkan Guru Fiqih MTs. Al-Huda Bekasi Timur hanya sebagai pembimbing.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun tahapan intervensi tindakan sebagai berikut Tabel 3.1 Tahap Intervensi Tindakan pada PTK Tahapan Pendahuluan
Kegiatan Melakukan
survei
lapangan
untuk
memperoleh
gambaran kondisi sekolah. Survei dilakukan dengan wawancara kepada guru bidang studi fiqih untuk mengetahui permasalahan yang ada di sekolah. Survei juga dilakukan tehadap hasil belajar siswa dan pendapat siswa tentang pembelajaran fiqih yang selama ini diterapkan oleh guru fiqih. Perencanaan
- Menyiapkan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
dengan menggunakan metode Advokasi. - Menyiapkan instrument (tes pilihan ganda, lembar observasi, catatan lapangan dan wawancara) - Melakukan uji coba instrumen. - Menyusun kelompok belajar siswa. Tindakan 49
2015.
- Melakukan
langkah-langkah
sesuai
rencana
Hasil Observasi Pra Penelitian di MTs Al-Huda Bekasi Timur, pada tanggal 10 Februari
36
pembelajaran yang telah disusun. - Melakukan tes untuk mengetahui kemampuan awal
S
siswa.
I
- Ketika proses pembelajaran berlangsung, dilakukannya
K
obeservasi guru dan siswa.
L
- Melakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.
U S
Pengamatan
- Mengumpulkan data penelitian. - Melakukan diskusi dengan guru fiqih untuk membahas
I
tentang
kelemahan
atau
kekurangan
proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi
- Menganalisis
data
yang
telah
diperoleh
untuk
memperbaiki dan menyempurnakan tindakan pada siklus berikutnya. - Menganalisis kelemahan dan kelebihan dari proses pembelajaran
yang
berlangsung
dan
mempertimbangakan langkah selanjutnya.
Siklus II a) Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya. b) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran. c) Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I.
1.
Pelaksanaan Tindakan Dalam melaksanakan tindakan penelitian penerapan penggunaan metode
advokasi dalam pembelajaran Fiqih, peneliti akan melakukan beberapa tindakan, yaitu: a. Siklus I 1) Melaksanakan langkah-langkah sesuai dengan perencanaan di atas. 2) Menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode advokasi sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.
37
3) Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan yang dilakukan. 4) Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan. 5) Menyiapkan alternatif solusi untuk mengantisipasi timbulnya kendala dalam melakukan tindakan. b. Siklus II 1) Melakukan analisis pemecahan masalah. 2) Melaksanakan
tindakan
perbaikan
II
dengan
memaksimalkan
penerapan pengggunaan metode advokasi dalam pembelajaran Fiqih.
2.
Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti selama kegiatan belajar mengajar di
kelas. Terutama, saat pembelajaran dengan menggunakan metode advokasi. Aspek-aspek yang dinilai dan diamati dalam observasi ini adalah berupa pengamatan kepada siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Fiqih yang terdiri atas: a. Memperhatikan b. Mengajukan pertanyaan c. Menjawab pertanyaan d. Mengerjakan tugas-tugas e. Kerjasama dalam kelompok.
3.
Refleksi Guru menganalisa proses belajar mengajar yang sudah dilaksanakan
sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat ketercapaian tujuan dari pembelajaran yang sudah direncanakan dengan menggunakan metode advokasi, dalam hal ini dapat dilihat melalui hasil belajar mata pelajaran Fiqih siswa-siswi kelas VIII MTs. Al-Huda Bekasi Timur. Dalam pelaksanaan siklus selanjutnya (siklus II) tahapan yang harus dilakukan harus sudah melalui tahap revisi/perbaikan dari siklus sebelumnya (siklus II). Hal ini dilakukan untuk dapat
38
meningkatkan pemahaman siswa-siswi di kelas yang berdampak pada peningkatan hasil belajar mata pelajaran Fiqih dengan menggunakan metode advokasi.
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan Dari hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih setelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode advokasi. Adapun ketuntasan belajar yang diharapkan mencapai 100% dengan nilai KKM 70.
G. Data dan Sumber Data Sumber data diperoleh dari siswa-siswi MTs. Al-Huda Bekasi Timur kelas VIII dan data yang diperoleh berupa situasi dan suasna kelas saat proses pembelajaran berlangsung dan peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode advokasi.
H. Instrumen Penelitian Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu : 1.
Instrumen Tes Tes tertulis ini berupa tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Tes awal
(pretes) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik, karena itu pertanyaan yang tercantum dalam pokok soal dibuat yang mudah. Sedangkan
tes akhir (postes) adalah bahan-bahan pelajaran yang
tergolong penting, yang telah diajarkan kepada peserta didik dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal. Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris, “tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seseorang siswa telah mengusai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi
39
aspek pengetahuan dan keterampilan”. 50 Untuk itu tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Jenis soal yang digunakan adalah pilihan ganda sebanyak 10 butir soal baik pada pretes dan postes. Menurut Zurinal dan Wahdi Sayuti, alasan menggunakan jenis soal pilihan ganda karena soal bentuk pilihan ganda memiliki banyak keunggulan, antara lain sebagai berikut : a) Penskoran mudah, cepat dan efektif b) Dapat mencakup ruang lingkup bahan/materi yang luas c) Mampu mengungkapkan tingkat kognitif rendah sampai tinggi. 51 Pretes adalah tes yang dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar menggunakan metode advokasi dilakukan, sedangkan postes adalah tes yang dilakukan sesudah kegiatan belajar mengajar menggunakan metode advokasi dilakukan.
2.
Instrumen Non Tes Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris, “Penilaian non tes merupakan
prosedur yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sifat, dan kepribadian”.52 Melalui : a. Lembar Observasi Lembar observasi disini terbagi menjadi tiga, yaitu lembar observasi guru dalam mengajar di kelas, lembar aktifitas belajar siswasiswi di kelas, dan lembar observasi proses pembelajaran di kelas. Ketiga lembar observasi tersebut digunakan untuk mencatat kegiatan guru, siswa dan proses belajar Fiqih dengan menggunakan metode advokasi secara sistematis. Peneliti disini berperan ganda, sebagai pengajar juga sebagai peneliti. Guru mata pelajaran sesungguhnya hanya menjadi pengamat saja.
50
Asep Jihad dan Abdul Haris, Op.Cit., h.67. Zurinal dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan, (Jakarta : UIN Press, 2006), h.144. 52 Asep Jihad dan Abdul Haris, Op.Cit h.69. 51
40
b. Wawancara Wawancara dilakukan dengan melakukan wawancara biasa, wawancara dilakukan dengan siswa maupun kolaborator mengenai baik buruknya proses pembelajaran secara utuh. Kemudian data tersebut diolah berdasarkan variable yang dibutuhkan dalam penelitian dengan merekap seluruh hasil wawancara tersebut dan memberikan interprestasi yang tepat. Dalam hal ini yang menjadi narasumber dalam proses wawancara adalah siswa kelas VIII dengan nilai Fiqih tertinggi di kelas pada semester sebelumnya (semester ganjil), siswa kelas VIII dengan nilai Fiqih terendah di kelas pada semester sebelumnya, dan guru mata pelajaran Fiqih di kelas VIII. Wawancara disini bersifat terbuka.
I.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan
observasi terhadap pembelajaran, melalui wawancara, dokumentasi, dan merekapitulasi nilai hasil belajar yang diperoleh siswa dari hasil tes pada setiap akhir siklus. Setelah semua data terkumpul penelitian bersama kolaborator (guru mata pelajaran) melakukan analisa evaluasi data untuk membuat kesimpulan mengenai peningkatan hasil belajar siswa serta kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
J.
Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi secara
terus menerus dan triangulasi data. Triangulasi adalah proses memastikan sesuatu, dari berbagai sudut pandang.53 Trigulasi ini merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data. Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan trigulasi data dan trigulasi sumber 53
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004),. h.128
41
data, yaitu menggunakan data dari berbagai suasana, waktu, tempat dan jenis serta mengambil data dari berbagai nara sumber.
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisa data, yaitu peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisa data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa dan guru pada proses pembelajaran serta respon siswa terhadap pelajaran Fiqih dengan menggunakan metode advokasi. Dalam menganalisa data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan konsep
menggunakan analisa
deskriptif dari setiap
siklus
menggunakan gain skor. Gain adalah selisih antara nilai postes dan pretes, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan guru. Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan Normalized Gain:
Ng =
skorpostes - skorpretes skorideal - skorpretes
Dengan Kategori : g tinggi
: 0,70 ≤ g < 1,00
g sedang
: 0,30 ≤ g < 0,70
g rendah
: 0,00 ≤ g < 0,30
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan peneliti merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki tahapan-tahapan dalam tiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan/pengumpulan data dan refleksi. Sedangkan prosedur pelaksanaan
42
perbaikan apabila setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan pembelajaran. Jika hasil penelitian telah mencukupi indikator keberhasilan maka dicukupkan dan dianggap penelitian tindakan kelas berhasil dilaksanakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kondisi Objektif Sasaran Penelitian 1.
Sejarah MTs Al-Huda Berdasarkan hasil dokumentasi yang diperoleh saat penelitian, Madrasah
Tsanawiyah Al-Huda berdomisili di Jl.Bengkong Raya Rt.01/03 No. 53 telp. (021) 82610716 Kel. Padurenan Kec. Mustikajaya Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, yang secara geografis terletak dekat dengan kantor Kelurahan Padurenan, dan mudah dijangkau dari segala arah melalui banyak sarana transportasi54. MTs ini merupakan cikal bakal terbentuknya Yayasan Penidikan AlHuda, ini dikarenakan MTs. Al-Huda adalah unit sekolah pertama yang berdiri di antara sekolah-sekolah yang ada di Yayasan Pedidikan Al-Huda. Berdiri kira-kira pada bulan Agustus tahun 1996, dan kemudian berdirilah sekolah-sekolah yang lain55. Yayasan Pendidikan Al-Huda itu sendiri membawahi beberapa sekolah termasuk didalamnya MTs. Al-Huda, TPQ Al-Huda, dan TPA Al-Huda. Pada perkembangannya Mts ini cukup bagus dan telah menciptakan lulusan yang banyak berkompeten di bidangnya masing-masing. MTs ini merupakan lembaga bernuansakan Islami, sehingga dari jenis pelajarannya pun cukup padat. Ini dikarenakan agar para siswa mempunyai jiwa keislaman yang lebih dari sekolah-sekolah umum lainnya. Selain itu ekstrakulikulernya pun banyak yang bernuansakan keislaman. Contohnya seperti nasyid, marawis, pidato, hadroh dan jenis-jenis kegiatan keislaman lainnya. HM. Khotib adalah salah satu pendiri Yayasan Al-Huda, beliau bersama dengan saudaranya dan anak-anaknya mengembangkan yayasan tersebut hingga seperti sekarang.
54 55
Hasil dokumentasi di MTs Al-Huda Bekasi Timur, pada tanggal 18 Februari 2015 Ibid.
43
44
2.
Visi, Misi, dan Tujuan Berdasarkan hasil dokumentasi di MTs Al-Huda, berikut dipaparkan visi,
misi, dan tujuan MTs Al-Huda, a. Visi Unggul dalam IPTEK berlandaskan IMTAQ dan akhlakul karimah b. Misi 1) Meningkatkan Sumber Daya Manusia Indonesia dalam pendidikan 2) Menciptakan suasana agamis dan kekeluargaan dalam lingkungan sekolah dan masyarakat 3) Meningkatkan peran masyarakat dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan beragama c. Tujuan Mencetak kader bangsa yang berbudi luhur, berakhlakul karimah dan berkompeten serta siap pakai. 56 3.
Tenaga Pendidik dan Kependidikan Sebagian besar tenaga pengajar ataupun tenaga kependidikan yang ada di
MTs. Al-Huda berlatar belakang pendidikan S1 yang berasal dari Universitas yang berada di sekitar Jakarta dan Jawa Barat. Hasil dari dokumentasi saat penelitian, guru Mts. Al-Huda berjumlah 17 orang, seorang staf TU, seorang pustakawan dan seorang penjaga. Karena MTs banyak memuat mengenai materi yang bermuatan Islam tenaga kependidikannya pun banyak yang berlatarbelakang jurusan-jurusan Islam. Kepala sekolah ditunjuk langsung oleh pihak yayasan yang memayungi MTs. Al-Huda. Tenaga pengajar di MTs ini tidak hanya memegang satu mata pelajaran, dikarenakan kurangnya tenaga pengajar yang berada di MTs Al-Huda.57 Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan yayasan ini pun sering melakukan program peningkatan kualitas guru. Ini dilakukan agar meningkatnya kualitas pengajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini. Beberapa guru dalam pengajarannya disini sudah mulai menggunakan metode yang berpusat pada siswa (Student Center) ini dilakukan agar siswa tidak bosan dalam melakukan pembelajaran. Hal ini pula dilakukan agar siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. 56 57
Ibid. Ibid.
45
Guna menunjang proses pembelajaran yang berlangsung guru-guru di Mts Al-Huda diwajibkan lulusan S1. Ini sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan dari staf TU sendiri hanya satu dan mereka saling berkordinasi dengan kantor pusat yaitu Yayasan Pendidikan Al-Huda, maka latar belakang dari staf tersebut juga masih dalam proses gelar S1.
4.
Data Siswa Siswa-siswi yang bersekolah di Mts. Al-Huda ini berasal dari wilayah
seputar Bekasi, karena letak Madrasah ini yang mudah diakses dari segala arah transportasi. Siswa mayoritas berasal dari kalangan menengah ke bawah. Dari tahun ke tahun jumlah siswa yang ada di MTs ini mengalami peningkatan karena semakin baiknya pola pengajaran yang dilakukan oleh guruguru. Berikut ini adalah data jumlah siswa MTs. Al-Huda tiga tahun terakhir:
5.
Sarana dan Prasarana Sarana yang ada di sekitaran MTs. Al-Huda cukup memadai untuk
standar sekolah. Tetapi koleksi perpustakaan madrasah ini belum lengkapnya. MTs Al-Huda hanya mempunyai perpustakaan mini. Berikut adalah data sarana dan prasarana yang berada di MTs. Al-Huda.
B. Deskripsi Data Sebelum Tindakan Penelitian ini dimulai dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) di MTs Al-Huda. Kegiatan ini dilakukan sebelum peneliti melakukan proses pembelajaran. Kegiatan pada penelitian ini yaitu melakukan wawancara dengan guru Mata Pelajaran Fiqih dan siswa MTs Al-Huda, serta melakukan observasi pada proses pembelajaran Fiqih di dalam kelas. Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di sekolah serta tanggapan dan kendala yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi. Sekolah MTs Al-Huda menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 untuk mata pelajaran Fiqih Kelas VIII.
46
Kelas yang dijadikan objek penelitian di MTs Al-Huda yaitu pada kelas VIII yang berjumlah 35 siswa, terdiri dari 19 perempuan dan 16 laki-laki. Pada tanggal 24 februari 2015 peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Maftuhin Ichsan, S.Pd.I selaku guru Fiqih dan siswa kelas VIII. Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas, kondisi siswa, serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara berisikan tentang tanggapan dan kendala yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Fiqih di MTs Al-Huda diperoleh informasi sebagai berikut : 1. Sebagian siswa terlihat datar, kurang antusias dan ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan pada proses pembalajaran Fiqih 2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode konvensional, ceramah, penugasan, dan tanya jawab 3. Sebagian besar siswa yang mendapatkan nilai atau hasil belajar di bawah standar KKM sekolah 4. Guru mata pelajaran Fiqih belum pernah mendengar Pembelajaran aktif model Metode Advokasi.58 Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas VIII Mts Al-Huda diperoleh informasi sebagai berikut: 1. Sebagian besar siswa memang menyukai pelajaran Fiqih namun ada juga beberapa yang menganggap kalau mata pelajaran fiqih membosankan karena cara mangajar guru yang monoton 2. Metode yang digunakan guru Mata Pelajaran Fiqih adalah ceramah kemudian dilanjutkan dengan penugasan.59 Proses belajar mengajar memang mudah mudah sulit, tetapi hanya sedikit materi yang bisa diingat oleh para siswa. 58
Hasil wawancara dengan Bapak Maftuhin guru MTs Al-Huda Bekasi Timur, pada tanggal 24 Februaru 2015. 59 Hasil wawancara dengan salah satu Murid Kelas VIII MTs Al-Huda Bekasi Timur, pada tanggal 24 Februaru 2015.
47
Selain dengan wawancara, peneliti melakukan observasi, observasi dilakukan sebelum penelitian, hasil observasi dicatat dan terlampir. Observasi proses pembelajaran dilakukan pada bulan Februari 2015 dan diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar siswa serta kondisi lingkungan sekolah dan fasilitas penunjang proses belajar siwa serta kondisi lingkungan sekolah dan fasilitas penunjang proses belajar yang ada. Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung keadaan kelas pada saat proses belajar mengajar pada mata pelajaran Fiqih. Hasil observasi ini dijadikan data tambahan dan data pelengkap dari data kuantitatif yang berupa hasil Pretest dan Postest. Adapun hasil observasi pembelajaran Fiqih adalah sebagai berikut: 1. Waktu lebih banyak dihabiskan bercerita yang tidak berkenaan dengan materi. Sehingga tidak sedikit siswa yang mengingat materi yang telah diajarkan 2. Banyak siswa yang mengobrol pada saat guru sedang menjelaskan materi. 60 C. Interpretasi Hasil Analisis 1.
Tindakan Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi 2 x 40 menit, menggunakan pembelajaran Metode Advokasi Materi pembelajaran pada siklus ini adalah mengenai standar kompetensi memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi untuk setiap pertemuan, dan membuat alat evaluasi berupa soal untuk masing-masing siswa.
b. Tahap Pelaksanaan 1) Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama dilakukan pada hari selasa tanggal 3 Maret 2015. Pertemuan berlangsung dalam durasi 2 x 40 menit. Dengan 60
2015
Hasil Observasi Pra Penelitian di MTs Al-Huda Bekasi Timur, pada tanggal 24 Februari
48
jumlah siswa yang hadir 35 siswa. Peneliti bertindak sebagai guru Mata Pelajaran Fiqih dan guru kolaborator bertugas mengisi lembar observasi dan mengamati siswa di dalam kelas. Peneliti yang bertindak sebagai guru terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran kemudian guru memberikan soal pretest kepada siswa yang harus mereka kerjakan sebelum penjelasan materi dimulai, ini bertujuan agar mengetahui kemampuan atau pengetahuan siswa sebelum proses pembelajaran. Setelah itu peneliti menjelaskan materi pelajaran tentang makanan dan minuman halal dengan menggunakan model pembelajaran aktif dengan Metode Advokasi. Kegiatan berikutnya peneliti memberikan penjelasan kepada siswa bahwa pembelajaran yang akan mereka ikuti dalam 3 pertemuan selanjutnya adalah merupakan tugas akhir yang harus dilaksanakan oleh peneliti, hal ini dilakukan agar siswa tidak bingung ketika mereka harus mengulangi lagi materi yang telah disampaikan oleh guru bidang studi, selain mengutarakan hal tersebut, guru juga mengemukakan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada pertemuan awal siklus I, siswa mulai dibentuk menjadi 6 kelompok, semua kelompok terdiri dari 5 atau 6 anak, pembagian ini terdiri dari grup oposisi dan grup pendukung yang disesuaikan dengan indikator pada pembahasan materi. Para siswa duduk secara melingkar dengan kelompok mereka masing-masing pengaturan tempat duduk semacam itu untuk memberikan kesan berbeda dengan hari-hari biasa serta memudahkan mereka untuk berdiskusi dan tidak terganggu oleh kelompok lain.
Kondisi kelas ketika pembagian kelompok sedikit gaduh karena para siswa masih kebingungan mencari anggota mereka masing-masing, meskipun begitu suasana kelas masih dalam kendali guru dan hal tersebut tidak sedikitpun mengurangi semangat siswa dalam belajar. Setelah pembagian kelompok selesai, guru mulai membagikan lembar tugas kepada tiap kelompok, kelompok 1 dan 2 membahas mengenai debat isu tentang pengertian dan jenis jenis makanan halal dengan posisi kelompok 1
49
sebagai oposisi dan kelompok 2 sebagai pendukung. Kelompok 3 dan 4 membahas mengenai debat isu tentang pengertian dan jenis-jenis minuman halal dengan posisi kelompok 3 sebagai oposisi dan kelompok 4 sebagai pendukung. Kelompok 5 dan 6 membahas mengenai manfaat makanan dan minuman halal dengan posisi kelompok 5 sebagai pendukung dan kelompok 6 sebagai oposisi. Guru memberikan intruksi kepada siswa untuk menyiapkan debat terkait materi yang sudah diberikan pada regu pro maupun pada regu kontra. Tugas guru mengawasi dan menjadi fasilitator dalam debat tersebut. Selanjutnya debat dilanjutkan dengan memberikan argumen pembuka tentang materi makanan minuman halal dan dilanjutkan dengan juru bicara yang duduk berhadap hadapan untuk memberikan argumentasi tandingan. Ketika debat berlanjut guru memastikan para siswa untuk saling bergantian menjadi juru bicaraberdasarkan tema masing-masing. Peserta lain memberikan catatan yang memuat argumen tandingan atau penyanggahan kepada regu pendukung. Setelah proses debat selesai, guru memberikan umpan balik kepada peserta didik dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan, melakukan tanya jawab dan menyimpulkan materi bersama. Bagian penutup guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, kemudian guru memberikan penialaian terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua, guru dengan peserta didik mereview pelajaran yang sudah diajarkan pada pertemuan sebelumnya dan melaksanakan tanya jawab. Kemudian melakukan Postest kepada peserta didik dengan memberikan soal berupa pilihan ganda yang sudah disiapkan sebelumnya oleh guru. Guru mengawasi siswa pada saat Postest berlangsung.
50
Setelah siswa selesai mengerjakan soal Postest, guru dan siswa bersama-sama
mengoreksi
hasil
postest.
Untuk
bagian
penutup
pembelajaran prosesnya sama dengan pertemuan pertama.
c. Tahap Observasi 1) Catatan Lapangan Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada saat siklus I berlangsung dengan menggunakan metode pembelajaran advokasi diperoleh catatan lapangan sebagai berikut : Pada saat pembelajaran kelompok berlangsung, suasana kelas masih kurang kondusif. Dari pengamatan penulis, ada beberapa siswa yang tidak membantu teman satu kelompok, jadi pekerjaan kelompoknya masih mengandalkan teman yang pintar saja. Namun dalam kegiatan, masingmasing kelompok telah melaksanakan sesuai dengan tahapan metode pembelajaran advokasi. Pada saat mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan menggunakan metode pembelajaran advokasi, siswa masih terlihat mengandalkan teman sekelompok dan siswa masih terlihat pasif dalam pengerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS), siswa juga masih terllihat segan bertanya kepada guru (Peneliti) bila mengalami kesulitan. Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan saat penelitian Siklus I dapat diketahui bahwa tindakan yang diberikan dengan menerapkan metode pembelajaran advokasi pada siklus I belum sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Hal ini disebabkan siswa bingung karena belum terbiasa dengan langkah-langkah metode advokasi sehingga belum menciptakan suasana pembelajaran yang efektif.
2) Wawancara Wawancara dilakukan kepada 2 orang siswa setelah pelaksanaan tindakan Siklus I selesai. Berikut hasil wawancara peneliti kepada siswa yang terlibat dalam pembelajaran menggunakan metode advokasi :
51
a) Siswa masih bingung dengan metode pembelajaran Advokasi, tetapi meskipun awalnya membingungkan tetapi siswa senang karena ada metode belajar baru yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya. b) Sebagian besar siswa senang karena disini mereka menjadi aktif berdiskusi di kelas. c) Siswa dapat mengemukan pendapat dan melatih berbicara di depan kelas serta melatih dalam menyelesaikan masalah. d) Masih malu-malu dalam debat atau diskusi dan saling tunjuk apabila menjadi juru bicara dalam kelompok diskusi. Berdasarkan wawancara dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa menyukai metode pembelajaran Advokasi. Pembelajaran dengan menggunakan metode advokasi membuat siswa mampu menganalisis materi kemudian menyajikannya dalam debat sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicara atau menyampaikan pendapat.
3) Hasil Belajar Hasil test pada siklus I materi makanan dan minuman halal dengan diikuti oleh 35 siswa dan menggunakan metode advokasi terdiri dari data nilai Pretest maupun Postest. Pretest diperoleh dari hasil test sebelum siswa mempelajari materi tersebut dan belum diterapkannya metode pembelajaran advokasi, sedangkan nilai Postest diperoleh dari hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran Advokasi. Data nilai Pretest dan Postest tersebut sebagai berikut : Tabel 4.1 Nilai N-Gain Siklus I No
Nama Siswa
Pretes
Postes
Gain (g) Interpretasi
1
Abdul Rahman
60
70
0.25 Rendah
2
Afrizal
50
70
0.4 Sedang
3
Ahmad Abdan Sykuuron
50
60
0.2 Rendah
52
4
Amelia Salsabila
60
80
0.5 Sedang
5
Arya Jaya Komara
60
70
0.25 Rendah
6
Aryani Astuti
60
60
0 Rendah
7
Bagas Sudjito
60
70
0.25 Rendah
8
Dewi Yulianti
60
70
0.25 Rendah
9
Diaz Erlangga
70
80
0.3 Sedang
10
Erifa Rohana Kholifah
50
70
0.4 Sedang
11
Fahrizki Zulfanur
40
60
0.3 Sedang
12
Hanifah Nurmalasari
70
80
0.3 Sedang
13
Hardiansyah
60
70
0.25 Rendah
14
Irvan Fadhillah
70
80
0.3 Sedang
15
Kartika Sapitri
60
70
0.25 Rendah
16
Leni Sopiani
70
90
0.67 Sedang
17
M.Abdul Khodir
50
70
0.4 Sedang
18
M.Ridwansyah Pramudita H.
60
80
0.5 Sedang
19
Mardiana
70
90
0.67 Sedang
20
Megawati Sapitri
60
70
0.25 Rendah
21
Muhamad Arsyad
50
70
0.4 Sedang
22
Muhammad Fahmi Syahid
60
80
0.5 Sedang
23
Nanang Akkum
60
70
0.25 Rendah
24
Novitasari
60
70
0.25 Rendah
25
Prasasti Suci Rahayu
70
90
0.67 Sedang
26
Puput Fitriyani
40
70
0.5 Sedang
27
Rani Febriani
50
60
0.2 Rendah
28
Riki Setiawan
70
80
0.3 Sedang
29
Safitri
50
70
0.4 Sedang
30
Sekar Faddilah Mahharani
50
70
0.4 Sedang
31
Septiadi Biwa Putra
50
60
0.2 Rendah
32
Sherly Indah Permatasari
60
70
0.25 Rendah
33
Siti Fatimah
70
80
0.3 Sedang
53
34
Sofi Sugiarti
60
80
0.5 Sedang
35
Wanda Maulidia
60
70
0.25 Rendah
2050
2550
58.6
72.9
Jumlah Rata-rata
0.35 Sedang
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar pada saat Pretest nilai terbesarnya adalah 70, dan nilai terkecil adalah 40 dengan jumlah 2050, dan nilai rata-rata 58,6. Sedangkan pada saat Postest, nilai terbesar adalah 90, dan nilai terkecil adalah 60 dengan jumlah total 2550, dengan rata-rata 8,45. Dengan begitu ketuntasan hasil belajar dapat di lihat dari hasil Postest dengan nilai KKM di atas 70 yang diperoleh pada siklus I adalah 72,9 hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode pembelajaran advokasi mengalami peningkatan. Jika diukur dengan N-Gain, kemampuan rata-rata siswa sebesar 0,35 dengan kategori sedang. Namun penelitian ini harus dilanjutkan pada siklus II, karena belum mencapai ketuntasan hasil belajar atau dengan kata lain siswa di kelas belum 100% mencapai nilai lebih dari 70. Berikut tabel distribusi frekuensi Pretest pada Siklus I : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pretest Siklus I No.
Nilai
Frekuensi
Frekuensi Relatif
1
40 – 45
2
2 ÷ 35 × 100 = 5,7 %
2
46 – 51
9
9 ÷ 35 × 100 = 25,7 %
3
52 – 57
0
0 ÷ 35 × 100 = 0 %
4
58 – 63
16
16 ÷ 35 × 100 = 45,7 %
5
64 – 69
0
0 ÷ 35 × 100 = 0 %
6
70 - 75
8
8 ÷ 35 × 100 = 22,9 %
Jumlah
35
100%
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa yang masuk dalam rentang nilai 40 – 45 sebanyak 2 siswa dengan persentase 5,7 %, nilai 46 – 51 sebanyak 9 siswa dengan persentase 25,7 %, rentang nilai 58 – 63 sebanyak 16 siswa dengan
54
persentase 45,7 %, Pada rentang 52 – 57 dan rentang 64 – 69 siswa tidak masuk dalam kategori rentang nilai tersebut dan memiliki kesamaan persentase sebesar 0 %, sedangkan pada rentang nilai 70 - 75 terdapat 8 siswa dengan persentase 22,9 %. Gambar 4.1 Diagram Batang Frekuensi Nilai Pretest Siklus 1 Frekuensi frekuensi 16 14 12 10 8 6 4 2 0 40 – 45 46 – 51 52 – 57 58 – 63 64 – 69 70 - 75
Berikut tabel distribusi frekuensi Postest pada Siklus I: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Postest Siklus I No.
Nilai
Frekuensi
Frekuensi Relatif
1
60 – 65
5
5 ÷ 35 × 100 = 14,3 %
2
66 – 71
18
18 ÷ 35 × 100 = 51,4 %
3
72 – 77
0
0 ÷ 35 × 100 = 0 %
4
78 – 83
9
9 ÷ 35 × 100 = 25,7 %
5
84 – 89
0
0 ÷ 35 × 100 = 0 %
6
90 – 95
3
3 ÷ 35 × 100 = 8,6 %
Jumlah
35
100%
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa yang masuk dalam rentang nilai 60 – 65 sebanyak 5 siswa dengan persentase 14,3 %, nilai 66 – 71 sebanyak 18 siswa dengan persentase 51,4 %, rentang nilai 78 – 83 sebanyak 9 siswa dengan
55
persentase 25,7 %, Pada rentang 72 – 77 dan rentang 84 – 89 siswa tidak masuk dalam kategori rentang nilai tersebut dan memiliki kesamaan persentase sebesar 0 %, sedangkan pada rentang nilai 90 - 95 terdapat 3 siswa dengan persentase 8,6 %. Gambar 4.2 Diagram Batang Frekuensi Nilai Postest Siklus 1 Frekuensi
Frekuensi
18 16 14 12 10
8 6 4 2 0 60 – 65 66 – 71 72 – 77 78 – 83 84 – 89 90 – 95
d. Tahap Refleksi Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I terdapat peningkatan minat belajar siswa yang terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa. Tapi, peningkatan tersebut belum maksimal, sehingga perlu adanya revisi pembelajaran dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil observasi yang telah dilaksanakan pada siklus I terdapat beberapa kendala dalam penerapan pembelajaran kooperatif , diantaranya, yaitu: 1) Siswa masih belum terbiasa menerapkan metode pembelajaran Advokasi. 2) Masih banyak siswa yang kurang mendengarkan dan memerhatikan ketika penyampaian materi dan peraturan debat karena siswa masih banyak yang saling bercanda serta mengobrol. Untuk selanjutnya guru harus lebih tegas terhadap siswa, memerhatikan dan mendengarkan ketika penyampaian materi.
56
3) Masih belum tercipta pembelajaran yang efektif edukatif, karena siswa masih dihinggapi rasa takut dalam mengemukakan ide. 4) Alokasi waktu pembelajaran harus dapat di maksimalkan agar di akhir pembelajaran dapat menyimpulkan materi yang diberikan. e. Keputusan Siklus I Peneliti bersama guru mata pelajaran fiqih yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, tindakan yang diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Berdasarkan refleksi, siklus I ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang ditentukan sebesar 70. Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Nilai rata-rata untuk Pretest hanya sebesar 58,9, saat Postest nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 72,8. Meskipun mengalami peningkatan pada saat postest namun masih ada siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Oleh karena itu perlu dilakukan tindak lanjut untuk memperoleh hasil belajar siswa yang diharapkan. Penelitian ini dilanjutkan pada siklus II, dengan memperbaiki desain pembelajaran sebaik mungkin, serta guru (peneliti) harus lebih berinteraksi dan membimbing siswa lebih baik lagi dalam proses belajar.
2.
Tindakan Pembelajaran Siklus II
a.
Tahap Perencanaan Kegiatan pada siklus II, dilaksanakan pada hari selasa, 17 Maret 2015
membahas materi tentang “Makanan dan Minuman Haram”. Perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus II berdasarkan refleksi pada siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahap dalam pelaksanaan tindakan pada Siklus II sebenarnya sama saja pada tahap pelaksanaan tindakan pada Siklus I, hanya saja materi yang berbeda.
57
Pada Siklus II materi yang dibahas tentang makanan dan minuman haram. Namun dalam Siklus II ini, sudah terlihat perbaikan-perbaikan dari Siklus I.
c.
Tahap Observasi 1) Catatan Lapangan Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada saat siklus II berlangsung dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif metode advokasi, diperoleh catatan lapangan sebagai berikut: Saat pembelajaran kelompok berlangsung suasana kelas sudah kondusif, hal ini terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dan merasa nyaman dengan pembelajaran Fiqih di kelas dengan menggunakan metode advokasi. Mereka mulai terlihat saling bergotong royong dalam menyiapkan debat yang diarahkan oleh guru. Semua siswa dalam satu kelompok saling bergantian dalam debat sebagai juru bicara dalam kelompok, seluruh siswa telihat aktif dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Saat proses debat berlangsung, seluruh siswa sudah terlihat percaya diri dalam melakukan debat atau diskusi, mengemukakan pendapatnya, serta beradu argument dengan kelompok lawannya. 2) Wawancara Berdasarkan catatan lapangan pada Siklus II dapat diketahui bahwa tindakan yang diberikan dengan menerapkan metode pembelajaran advokasi pada siklus II sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Suasana pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran advokasi sudah optimal. Hal ini dikarenakan siswa sudah memahami langkah-langkah metode pembelajaran advokasi secara utuh, sehingga dapat menciptakan suasanan pembelajaran yang efektif. Setelah pelaksanaan tindakan Siklus II selesai, dilakukan wawancara, di luar kelas. sama pada halnya Siklus I. Wawancara dilakukan kepada 4 orang siswa. Pencatatan dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai masing-masing siswa dalam satu kelompok yang dijadikan sebagai sampel wawancara. Berikut diperoleh data secara garis besar :
58
a) Siswa sudah dapat dengan mudah menerapkan metode pembelajaran advokasi,
meskipun awalnya masih membingungkan menurut
beberapa orang siswa, tetapi siswa merasa senang karena ada metode belajar baru yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya. b) Sebagian besar siswa senang beradu argument dalam debat karena siswa dapat belajar untuk mengemukakan pendapatnya dalam debat atau diskusi . c) Siswa merasa senang, karena mereka dapat menganalisis materi kemudian mempresentasikannya dalam bentuk debat, tanpa harus membuka buku dan membaca materi satu persatu, karena masingmasing kelompok mendapatkan satu materi yang nantinya akan dipelajari oleh seluruh siswa yang mencakup materi keseluruhan. d) Seluruh siswa sudah aktif dalam tanya jawab pada saat debat atau diskusi, semua siswa bergantian menjadi juru bicara dalam debat, dan kelompok yang ditanya dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dengan baik, dan benar. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 4 orang siswa sebagai sampel, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa mulai terbiasa dan menyukai metode pembelajaran advokasi. Dengan metode pembelajaran advokasi siswa termotivasi untuk memerhatikan penjelasan dari guru dan terbiasa untuk mengemukakan pendapat di depan kelas serta diharapkan mampu menganalisis materi kemudian menyajikannya dalam debat.
3) Hasil Belajar Berdasarkan hasil test (Pretest dan Postest) yang diperoleh pada siklus II, dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang dalam satu kelas dengan menggunakan metode pembelajaran advokasi. Data nilai Pretest diperoleh dari hasil test sebelum siswa mempelajari materi tersebut dan belum diterapkannya metode pembelajaran advokasi, serta nilai Postest diperoleh dari hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran advokasi. Adapun data tersebut adalah sebagai berikut :
59
Tabel 4.4 Nilai N-Gain Siklus II No
Nama Siswa
Pretes
Postes
1
Gain (g)
Interpretasi
Abdul Rahman
60
80
0.5 Sedang
2
Afrizal
60
70
0.25 Rendah
3
Ahmad Abdan Sykuuron
60
80
0.5 Sedang
4
Amelia Salsabila
40
70
0,5 Sedang
5
Arya Jaya Komara
70
80
0.33 Sedang
6
Aryani Astuti
60
80
0.5 Sedang
7
Bagas Sudjito
60
90
0.75 Tinggi
8
Dewi Yulianti
60
80
0.5 Sedang
9
Diaz Erlangga
70
80
0.33 Sedang
10
Erifa Rohana Kholifah
50
70
0.4 Sedang
11
Fahrizki Zulfanur
60
80
0.5 Sedang
12
Hanifah Nurmalasari
70
100
1 Tinggi
13
Hardiansyah
60
70
0.25 Rendah
14
Irvan Fadhillah
70
80
0.33 Sedang
15
Kartika Sapitri
60
80
0.5 Sedang
16
Leni Sopiani
70
90
0.67 Sedang
17
M.Abdul Khodir
50
80
0.6 Sedang
18
M.Ridwansyah Pramudita H.
50
100
1 Tinggi
19
Mardiana
70
80
0.33 Sedang
20
Megawati Sapitri
60
90
0.75 Tinggi
21
Muhamad Arsyad
60
80
0.5 Sedang
22
Muhammad Fahmi Syahid
70
80
0.33 Sedang
23
Nanang Akkum
60
70
0.25 Rendah
24
Novitasari
70
90
0.67 Sedang
25
Prasasti Suci Rahayu
70
80
0.33 Sedang
26
Puput Fitriyani
60
90
0.75 Tinggi
27
Rani Febriani
60
80
0.5 Sedang
60
28
Riki Setiawan
70
80
0.33 Sedang
29
Safitri
70
100
1 Tinggi
30
Sekar Faddilah Mahharani
60
80
0.5 Sedang
31
Septiadi Biwa Putra
60
80
0.5 Sedang
32
Sherly Indah Permatasari
70
100
1 Tinggi
33
Siti Fatimah
70
80
0.33 Sedang
34
Sofi Sugiarti
70
90
0.67 Sedang
35
Wanda Maulidia
60
80
0.5 Sedang
2190
2890
18.7
62.6
82.6
0.53 Sedang
Jumlah Rata-rata
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar pada saat Pretest nilai terbesarnya adalah 70, dan nilai terkecil adalah 40 dengan jumlah total 2190 dengan nilai rata-rata 62,6. Sedangkan pada saat Postest, nilai terbesar adalah 100, dan nilai terkecil adalah 70 dengan jumlah total 2890, dengan ratarata 82,6. Dengan begitu ketuntasan hasil belajar dapat di lihat dari hasil Postest dengan nilai KKM di atas 70 yang diperoleh pada siklus II adalah 82,6 hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode pembelajaran advokasi mengalami peningkatan. Jika diukur dengan N-Gain, kemampuan rata-rata siswa sebesar 0,53 dengan kategori sedang.
Berikut tabel distribusi frekuensi Pretest pada Siklus II : Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pretest Siklus I No.
Nilai
Frekuensi
Frekuensi Relatif
1
40 – 45
1
1 ÷ 35 × 100 = 2,8 %
2
46 – 51
3
3 ÷ 35 × 100 = 8,6 %
3
52 – 57
0
0 ÷ 35 × 100 = 0 %
4
58 – 63
17
17 ÷ 35 × 100 = 48,6 %
5
64 – 69
0
0 ÷ 35 × 100 = 0 %
61
6
70 - 75
14
Jumlah
35
14 ÷ 35 × 100 = 40 % 100%
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa yang masuk dalam rentang nilai 40 – 45 sebanyak 1 siswa dengan persentase 2,8 %, nilai 46 – 51 sebanyak 3 siswa dengan persentase 8,6 %, rentang nilai 58 – 63 sebanyak 17 siswa dengan persentase 48,6 %, Pada rentang 52 – 57 dan rentang 64 – 69 siswa tidak masuk dalam kategori rentang nilai tersebut dan memiliki kesamaan persentase sebesar 0 %, sedangkan pada rentang nilai 70 - 75 terdapat 14 siswa dengan persentase 40 %. Gambar 4.3 Diagram Batang Frekuensi Nilai Pretest Siklus II
Frekuensi
Frekuensi
20 15 10 5 0 40 – 45 46 – 51 52 – 57 58 – 63 64 – 69 70 - 75
Dari gambar di atas, terlihat bahwa frekuensi tertinggi pada nilai pretest siklus dua terdapat pada rentang nilai 58-63. Selanjutnya, berikut tabel distribusi frekuensi Postest pada Siklus II: Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Postest Siklus II No.
Nilai
Frekuensi
Frekuensi Relatif
1
70 – 75
5
5 ÷ 35 × 100 = 14,29 %
2
76 – 81
20
20 ÷ 35 × 100 = 57,14 %
3
82 – 87
0
0 ÷ 35 × 100 = 0 %
62
4
88 – 93
6
6 ÷ 35 × 100 = 17,14 %
5
94 - 99
0
0 ÷ 35 × 100 = 0 %
6
100 – 105
4
4 ÷ 35 × 100 = 11,43 %
Jumlah
35
100%
Berikut gambaran diagram batang frekuensi nilai postest pada siklus II : Gambar 4.4 Diagram Batang Frekuensi Nilai Postest Siklus II
Frekuensi 20 15 10 5 0 70 – 75
76 – 81
82 – 87
88 – 93
94 - 99
100 – 105
Frekuensi
Dari gambar di atas tampak bahwa frekuensi tertinggi terdapat pada rentang nilai 76-81, ini menunjukkan bahwa rata-rata siswa pada saat postest siklus 2 memperoleh skor pada kisaran nilai 76-81. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai tertinggi berjumlah 4 orang dengan skor 100. Pada postest ini tidak ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.
d. Tahap Refleksi Berdasarkan pengamatan selama penelitian siklus II diperoleh keterangan bahwa pembelajaran Fiqih di kelas VIII sudah mulai efektif. Siswa mulai terbiasa menggunakan metode pembelajaran advokasi. Siswa nampak lebih aktif saat proses pembelajaran sehingga menciptakan keadaan pembelajaran yang lebih efektif dibandingkan siklus I.
63
Nilai rata-rata untuk Pretest pada siklus II (62,6) lebih meningkat dibandingkan Pretest Siklus I yang hanya sebesar 58,6. Setelah dilakukan Postest pun nilai rata-rata hasil postest siklus ke II lebih tinggi jika dibandingkan nilai Postest Siklus I. Seluruh siswa sudah memperoleh nilai melebihi standar KKM atau dapat dikatakan keberhasilan mencapai 100%. Jika dihitung menggunakan rumusan NGain kemampuan siswa setelah belajar menggunakkan metode Advokasi mengalami peningkatan sebesar 0,53 dan termasuk dalam kategori sedang.
e.
Keputusan Siklus II Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh dari hasil belajar dan
aktivitas belajar siswa juga respons siswa yang positif tentang metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode pembelajaran advokasi, hal ini menunjukkan bahwa pemahaman dan kemampuan siswa dalam memahami materi hukum Islam tentang makanan dan minuman sudah mencapai kriteria yang diharapkan. Hasil dari siklus II sudah mencapai di atas KKM berarti tindakan sudah dapat dihentikan dan tidak perlu melanjutkan pada siklus selanjutnya.
D. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan observasi peneliti sebelum menerapkan metode pembelajaran Advokasi berbagai masalah dalam pembelajaran fiqih siswa kelas VIII-1 MTs Al-Huda Bekasi Timur diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah ceramah sehingga siswa merasa bosan dan jenuh. Kelas terlihat pasif karena siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran, hal inilah yang membuat minat belajar siswa rendah dan membuat hasil belajar mereka juga menurun. Saat memberlakukan metode Advokasi di dalam proses pembelajaran secara keseluruhan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I telah berpusat pada siswa, siswa lebih aktif dibandingkan guru. Metode pembelajaran advokasi terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, ini dapat terlihat pada nilai Pretest dan Postest pada siklus I dengan nilai rata-rata pretest 58,6 mengalami
64
peningkatan sebesar 72,9 pada saat postest namun masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Sehingga dilanjutkan pada siklus II dengan perolehan nilai rata-rata pretest sebesar 62,6 yang kemudian nuga mengalami peningkatan pada saat postest dengan perolehan nilai rata-rata postest sebesar 82,6. Setelah diterapkannya Siklus I dan Siklus II dapat dilihat ternyata dengan diterapkannya metode Advokasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih mengalami
peningkatan
dibandingkan
sebelum
diterapkannya
metode
pembelajaran advokasi, karena dengan menggunakan metode pembelajaran ini tiap siswa dapat belajar dengan aktif. Seperti
yang
dikatakan
oleh
Oemar
Hamalik,
belajar
dengan
menggunakan metode advokasi menuntut siswa menjadi advokat dari pendapat tertentu yang bertalian dengan topik yang tersedia. Para siswa dapat menggunakan keterampilan riset, keterampilan analisis, dan keterampilan berbicara dan pendengar, sebagaimana mereka berpartisipasi dalam kelas pengalaman advokasi, mereka dihadapkan pada isu-isu kontoversial dan harus mengembangkan suatu kasus untuk mendukung pendapat mereka di dalam perangkat petunjuk dan tujuan-tujuan khusus. Pada akhir pelajaran pada siklus I, dan siklus II guru menarik kesimpulan secara bersama-sama dengan siswa untuk menghindari terjadinya miskonsepsi.
E. Keterbatasan Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan dalam penelitian seperti: 1.
Penelitian ini hanya ditunjuk pada pelajaran Fiqih pada pokok bahasan hukum Islam tentang makanan dan minuman, sehingga belum bisa digeneralisir pada pokok bahasan lain.
2.
Kondisi siswa sempat bingung dengan proses pembelajaran menggunakan metode Advokasi, karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran seperti itu.
65
3.
Alokasi waktu yang kurang sehingga diperlukan kesiapan dan pengaturan kelas yang baik.
4.
Kontrol terhadap subjek penelitian hanya meliputi variable, metode pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Fikih dengan metode Advokasi yang dalam pelakasanaanya identik dengan metode debat, penggunaan media debat sebagai media pembelajaran, media gambar dan pemetaan kursi duduk siswa mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Al-Huda Bekasi Timur. Melalui metode advokasi dengan langkah dasar pelaksanaan debat yaitu: menganalisis karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran di awal proses akan memudahkan peneliti untuk memilih suatu topik debat berdasarkan pertimbangan dari aspek kebermaknaannya, tingkatan siswa, relevansinya dengan kurikulum, dan minat para siswa. Dalam implementasi metode advokasi, penggunaan media debat dan penggunaan media visual pada siswa dapat dengan mudah memahami materi tentang arti keputusan bersama yang berdampak pada hasil belajar yang meningkat, selain itu dapat menarik perhatian siswa sehingga membuat pembelajaran lebih efektif, efisien, dan menarik. Siswa terlihat lebih aktif, lebih berani untuk tampil didepan kelas, menjadikan siswa lebih terampil, kreatif dan mudah untuk memecahkan masalah dari suatu topik permasalahan. Dengan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan, siswa juga mampu mengerjakan soal dengan tepat, cermat, dan tepat. Siswa juga dapat menunjukkan motivasi belajar yang tinggi, serta adanya rasa senang, kegairahan, dan ketertarikan dalam belajar Fikih lebih antusias. Kelebihan dari metode advokasi ini diantaranya siswa lebih aktif dan kreatif dalam menyampaikan pendapat dan dalam mempertahankan pendapat tersebut, lebih terlihat kerja sama tim dan kekompakan yang baik dari masingmasing klompok, membiasakan siswa berbicara di depan orang banyak. Adapun kekurangan dari metode advokasi tersebut diantaranya tidak semua materi pelajaran bisa dipakai dengan menggunakan metode advokasi, harus bisa memilih topic yang bisa diperdebatkan, tidak semua siswa bisa aktif untuk
66
67
mengungkapkan pendapat, tidak semua siswa mau ikut serta, memakan waktu untuk membereskan kursi dan meja sehingga waktu pelajaran menjadi berkurang karna terpakai untuk itu Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas VIII-I MTs Al-Huda Bekasi Timur, bahwa metode pembelajaran Advokasi dapat meningkat hasil belajar fiqih siswa. Hasil belajar fiqih siswa meningkat setelah diterapkannya metode pembelajaran Advokasi, hal ini dapat dilihat dari nilai hasil belajar pada postest siklus I dan siklus II. Pada siklus I hasil belajar siswa mamperoleh rata-rata mencapai 72,9 dan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 82,6. Dengan demikian secara statistik terjadi peningkatan yang signifikan pada prosentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan sesudah dilakukan tindakan tindakan baik pada siklus I dan siklus II. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Advokasi dapat meningkatkan hasil belajar Fikih pada siswa kelas VIII-I MTs Al-Huda Bekasi Timur.
B. Implikasi Penelitian ini telah menunjukkan bahwa pembelajaran aktif dengan menggunakan metode Advokasi berpengaruh dalam meningkatkan hasil pembelajaran siswa MTs Al-Huda Bekasi Timur khususnya pada mata pelajaran fiqih. Dengan demikian penggunakan metode pembelajaran yang relevan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa menjadi salah satu komponen utama untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan metode Advokasi pada proses pembelajaran dapat dijadikan salah satu solusi untuk mengurangi permasalahan siswa dalam memahami dan mengingat mata pelajaran Fiqih yang selama ini mereka anggap membosankan, hal ini juga dapat dimungkinkan untuk diterapkan dalam mata pelajaran lain di MTs Al-Huda Bekasi Timur dan sekolah lainnya. Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi, antara lain: (a) Metode sangat berpengaruh besar dalam pengajaran, dengan metode hasil belajar
68
bisa baik atau bahkan sebaliknya, sering kita jumpai seorang guru menguasai materi tetapi gagal dalam memberikan pembelajaran kepada siswa karena ia tidak menggunakan metode yang tepat untuk memberikan pemahaman kepada siswa; (b) Pembelajaran Fiqih akan lebih menyenangkan jika siswa melibatkan diri sepenuhnya untuk menggali kreatifitas mereka dalam berbicara dan menganalisis suatu maslah ketika belajar dengan menggunakan metode Advokasi; (c) dibutuhkan pelatihan untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam menerapkan metode pembelajaran agar memudahkan dan memotivasi guru-guru guna mengimplementasikan metode pembelajaran yang sesuai di kelas.
C. Saran Berdasarkan tindak lanjut dari penelitian ini maka penulis memberikan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refleksi bagi para pendidik untuk dapat
menemukan,
menerapkan
model,
strategi,
maupun
metode
pembelajaran yang tepat untuk dapat diterapkan dalam proses pembelajaran dan dapat menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan di kelas.
2. Guru yang akan menggunakan pendekatan pembelajaran dengan menerapkan metode Advokasi sebaiknya memberi pemahaman mengenai cara kerja metode Advokasi kepada siswa terlebih dahulu supaya mereka dapat menciptakan kreatifitas belajar dan memperoleh penguasaan materi secara mudah serta menyenangkan.
3. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, maka disarankan ada penelitian lanjut yang meneliti tentang pembelajaran dengan menggunakan metode Advokasi pada pokok bahasan lain atau bahkan subjek yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an dan Terjemahannya. Surabaya: Mekar, 2004 A.T, Rusyan. Meningkatkan Mutu Kegiatan dalam proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar, Jakarta: PT. Kartanegara, Cetakan 2, 1999. Sofyan, Ahmad. dkk. Evaluasai Pembelajaran Ipa Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press. Cetakan ke-1. 2006. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi revisi), Jakarta: Bumi Aksara. Cetakan Ke-9. 2009 Chatib, Munif. Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara, Bandung: Kaifa, cetakan ke-12, 2013. Dalyono, M. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, cetakan ke-3, 2005. Dananjaya, Utomo. Media Pembelajaran Aktif, Bandung: PT Penerbit Nuansa, cetakan ke-1. 2010 Daradjat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995. Departemen Pendidikan Nasional, UU Sikdiknas No. 20 : Tahun 2003, Jakarta: Pusat Data dan Informasi Pendidikan Balitbang Depdiknas, 2006. Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT Refika Aditama, Cetakan ke-3, 2009. Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Indrawati dan Wanwan Setiawan, Pembelajaran Aktif , Kreatif, Efektif, Menyenangkan Untuk Guru SD. Bandung: PPPPTK IPA. 2009.
dan
Irwanto, Dkk, Psikologi Umum. Jakarta: PT Prenhallino, 2002. Iskandar. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press, 2011. Jihad, Asep dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo, 2010. Khon, Abdul Majid. Hadis Tarbawi Hadis-Hadis Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012. Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Rajawali Pers, 2010.
69
70
Kusuma, Wijaya dan Dedi Dwitagama, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks, 2009. Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda karya, Cetakan ke-7, 2011. Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2004 Peraturan Menteri Agama RI No. 02 Tahun 2008 tentang Standar Kelulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. Jakarta: Media Pustama Mandiri. Cetakan I, 2009. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Sanjaya, Wina. Pembelajran Dalam Implementasi Kurikulum Kompetensi, Jakarta: Prenada Media Group, Cet. 3, 2008
Berbasis
Silberman, Melvin L. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung : Nusamedia, 2011 Sundayana, Rostina. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2014 Suralaya, Fadhilah. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, Ciputat: UIN Jakarta Press. Cetakan 1. 2005 Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos wacana ilmu, 2001 ....................... Psikologi Pendidikan: Dengan pendekatan Baru, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, cetakan ke-17, 2011 Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Zurinal dan Wahdi Sayuti. Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta : UIN Press, 2006.
71
LAMPIRAN
72
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SIKLUS I Nama Madrasah
: MTs Al-Huda Bekasi Timur
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas/Semester
: VIII / 2
Waktu
: 2 x 40 Menit
A. Standar Kompetensi
Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman halal
Menjelaskan manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal
C. Indikator Pencapaian Kompetensi : 1. Menjelaskan pengertian makanan halal 2. Mengklasifikasikan jenis-jenis makanan halal 3. Menjelaskan pengeritan minuman halal 4. Menyebutkan jenis-jenis minuman yang halal 5. Menunjukkan manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal D. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini dengan menggunakan strategi, metode, langkah-langkah pembelajaran, dan indikator mencapaian kompetensi yang dipaparkan, Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman halal serta mampu menjelaskan manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal E. Materi Ajar Materi Pokok : Makanan dan Minuman Halal
73
F. Metode Pembelajaran : 1. Advokasi 2. Ceramah 3. Tanya Jawab 4. Diskusi G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-1 NO LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN 1. PENDAHULUAN
WAKTU 10 menit
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa (nilai karakter : religius) Mengecek kehadiran dan kesiapan murid (nilai karakter: disiplin) Guru menanyakan kabar dan memotivasi murid (nilai karakter: peduli, semangat) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. (nilai karakter: cinta ilmu) Guru bertanya pada murid mengenai perkembangan Islam secara umum. (nilai karakter: cinta ilmu, ingin tahu) 2.
KEGIATAN INTI
60 menit
Eksplorasi Guru membangun pengetahuan awal murid melalui pemberian materi secara ringkas sehingga murid termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. (nilai karakter : cinta ilmu, inovatif) Guru menciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi antara murid dengan guru, murid dengan murid, maupun murid dengan lingkungan dan sumber belajar melalui kegiatan tanya jawab (nilai karakter: ingin tahu, demokratif)
10 menit
Elaborasi
Guru membentuk kelompok masing-masing beranggota 7 murid yang terdiri dari kelompok oposisi dan kelompok pendukung kemudian membagikan lembar kerja kelompok (nilai karakter: kerjasama, komunikatif)
Guru menyampaikan penjelasan tentang langkah-langkah
74
belajar dengan menggunakan metode advokasi (nilai karakter : kreatif, inovatif)
Murid pada kelompok masing-masing menyiapkan argumen tentang isu yang diperdebatkan sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru. (nilai karakter : kreatif, kerjasama, inovatif)
kelompok pendukung memperesentasikan hasil argumennya beserta data temuan untuk memperkuat pendapatnya. (nilai karakter: cinta ilmu, percaya diri)
Kelompok oposisi diberi kesempatan untuk menyanggah pendapat dari kelompok pendukung (nilai karakter : demokrasi, inovatif, percaya diri)
40 menit
Konfirmasi
3.
Guru memberikan umpan balik pada peserta didik dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan (nilai karakter: cinta ilmu, menghargai karya orang lain)
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab, dan menyimpulkan materi. (nilai karakter: ingin tahu, menghargai keberagaman)
Guru memberikan informasi untuk bereksplorasi (nilai karakter : inovatif, cinta ilmu)
PENUTUP
10 menit
10 menit
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. (nilai karakter: saling menghargai dan peduli) Guru memberikan penilaian terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran (nilai karakter: cinta ilmu) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. (nilai karakter: cinta ilmu, disiplin) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. (nilai karakter : religius)
Pertemuan ke-2 No Kegiatan Review pelajaran yang sudah diajarkan 1 Postest 2
Waktu 2x40 Menit
75
H. Bahan/Sumber/Media Belajar 1. Buku pelajaran Fiqih untuk MTs kelas VIII 2. Buku penunjang yang relevan 3. Projektor 4. Laptop 5. White board 6. Spidol I. Penilaian 1. Teknik : Tes tertulis (Pretest dan Postest) 2. Bentuk : Tes pilihan ganda dan tugas kelompok 3. Tes lisan
Guru Mata pelajaran Fiqih
Jakarta, Maret 2015 Mahasiswa Peneliti
Maftuhin Ichsan, S.Pd.I
Yusuf Kamil
76
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SIKLUS II Nama Madrasah
: MTs Al-Huda Bekasi Timur
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas/Semester
: VIII / 2
Waktu
: 2 x 40 Menit
A. Standar Kompetensi
Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman haram
Menjelaskan bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman haram
C. Indikator Pencapaian Kompetensi : 1. Menjelaskan pengertian makanan haram 2. Mengklasifikasikan jenis-jenis makanan haram 3. Menjelaskan pengeritan minuman haram 4. Menyebutkan jenis-jenis minuman yang haram 5. Menunjukkan bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman haram D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini dengan menggunakan strategi, metode, langkah-langkah pembelajaran, dan indikator mencapaian kompetensi yang dipaparkan, Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman haram dan mampu menjelaskan bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman haram
E. Materi Ajar Materi Pokok : Makanan dan Minuman Haram
77
F. Metode Pembelajaran : 1. 2. 3. 4.
Advokasi Ceramah Tanya Jawab Diskusi
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-1 NO LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN 1. PENDAHULUAN
WAKTU 10 menit
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa (nilai karakter: religius) Mengecek kehadiran dan kesiapan murid (nilai karakter: disiplin) Guru menanyakan kabar dan memotivasi murid (nilai karakter: peduli, semangat) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. (nilai karakter : cinta ilmu) Guru bertanya pada murid mengenai perkembangan Islam secara umum. (nilai karakter : cinta ilmu, ingin tahu) 2.
KEGIATAN INTI
60 menit
Eksplorasi Guru membangun pengetahuan awal murid melalui pemberian materi secara ringkas sehingga murid termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. (nilai karakter : cinta ilmu, inovatif)
10 menit
Guru menciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi antara murid dengan guru, murid dengan murid, maupun murid dengan lingkungan dan sumber belajar melalui kegiatan tanya jawab (nilai karakter : ingin tahu, demokratif)
Elaborasi
Guru membentuk kelompok masing-masing beranggota 7 murid yang terdiri dari kelompok oposisi dan kelompok pendukung kemudian membagikan lembar kerja kelompok (nilai karakter : kerjasama, komunikatif)
Guru menyampaikan penjelasan tentang langkah-langkah
78
belajar dengan menggunakan metode advokasi dan akan memberikan reward kepada kelompok terbaik. (nilai karakter : Inovatif, menghargai karya orang lain)
Murid pada kelompok masing-masing menyiapkan argumen tentang isu yang diperdebatkan sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru. (nilai karakter : kreatif, kerjasama, inovatif)
kelompok pendukung memperesentasikan hasil argumennya beserta data temuan untuk memperkuat pendapatnya. (nilai karakter : cinta ilmu, kerjasama)
Kelompok oposisi diberi kesempatan untuk menyanggah pendapat dari kelompok pendukung (nilai karakter : demokratis, inovatif, percaya diri)
40 menit
Konfirmasi
3.
Guru memberikan umpan balik pada peserta didik dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan (nilai karakter : cinta ilmu)
Guru memberikan reward pada kelompok terbaik (nilai karakter : menghargai karya orang lain)
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab, dan menyimpulkan materi. (nilai karakter : ingin tahu, menghargai keberagaman)
Guru memberikan informasi untuk bereksplorasi (nilai karakter : inovatif, cinta ilmu)
PENUTUP
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. (nilai karakter : saling menghargai dan peduli) Guru memberikan penilaian terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran (nilai karakter: cinta ilmu) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. (nilai karakter : cinta ilmu, disiplin) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. (nilai karakter : religius)
10 menit
10 menit
79
Pertemuan ke-2 No Kegiatan Review pelajaran yang sudah diajarkan 1 Postest 2
Waktu 2x40 Menit
H. Bahan/Sumber/Media Belajar 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Buku pelajaran Fiqih untuk MTs kelas VIII Buku penunjang yang relevan Projektor Laptop White board Spidol
I. Penilaian 1. Teknik : Tes tertulis (Pretest dan Postest) 2. Bentuk : Tes pilihan ganda dan tugas kelompok 3. Tes lisan
Guru Mata pelajaran Fiqih
Jakarta, Maret 2015 Mahasiswa Peneliti
Maftuhin Ichsan, S.Pd.I
Yusuf Kamil
80
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Test Siklus I Kelas/semester
: VIII (Delapan) / II (Dua)
Mata Pelajaran
: Fiqih
Materi Pokok
: Makanan dan Minuman Halal
Standar Kompetensi : Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman Kompetensi Dasar
Materi a) Pengertian makanan halal
b) Jenis-jenis makanan halal
Indikator
Nomor Soal
a. Menjelaskan pengertian makanan halal
4,8
b. Mengkalsifikasikan jenisjenis makanan halal
1,5
1. Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman halal
c) Pengertian minuman halal
d) Jenis-jenis minuman halal
c. Menjelaskan pengeritan minuman halal
3,6
d. Menyebutkan jenis-jenis minuman yang halal
2,7,10
2. Menjelaskan manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal
e) Manfaat makanan dan minuman halal
e. Menunjukkan manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal
9
81
Lampiran 4 Soal Pretest dan Postest Siklus I Nama : Kelas : Beri tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat ! 1. Yang termasuk makanan yang halal adalah…. a. Daging ular
c. Daging kambing
b. Daging kucing
d. Daging buaya
2. Air susu sapi hukumnya…. a. Sunah
c. Makruh
b. Haram
d. Halal
3. Semua makanan dan minuman yang berada di muka bumi yang bermanfaat bagi pertumbuhan badan dan jiwa maka hukum asalnya adalah….
4.
a. Manfaat
c. Haram
b. Mudharat
d. Halal
ِ ِ األر (168: )البقرة..... ض َحالال طَيِّب ْ َّاس ُكلُوا ِمَّا ِِف ُ يَا أَيُّ َها الن
Ayat di atas menjelaskan tentang... a. Minuman halal
c. Makanan haram
b. Makanan halal
d. Minuman haram
5. Dua macam darah yang boleh di makan adalah…. a. Empedu dan darah
c. limpa dan darah
b. Hati dan limpa
d. hati dan empedu
6. Minuman yang bersih, sehat, tidak mengandung najis, dan tidak merusak badan hukumnya adalah.... a. Makruh
c. Halal
b. Haram
d. Sunah
7. Arak yang berubah menjadi cuka hukumnya... a. Halal
c. Makruh
b. Haram
d. Sunah
8. Makanan yang dihalalkan menurut surat al-Maidah ayat 96, adalah ....
82
a. Binatang buruan dari laut b. Daging binatang ternak c. Bintang buruan bagi yang sedang ihram d. Darah 9. Salah satu manfaat memakan makanan yang halal, adalah…… a. Badan pasti menjadi gemuk b. Mencapai ridho Allah SWT c. Otak menjadi pintar d. Memiliki akhlak madzmumah 10. Air yang bersih yang turun dari langit hukumnya... a. Halal
c. Makruh
b. Haram
d. Mudharat
Kunci Jawaban 1. C 2. D 3. D 4. B 5. B 6. C 7. A 8. A 9. B 10. A
83
Lampiran 5 Hasil Skor Pretest Siklus I Tabel Skor Pre Test Siklus I Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII.1 No
Nama siswa
Pretest
Keterangan
1
Abdul Rahman
60
Tidak Lulus
2
Afrizal
50
Tidak Lulus
3
Ahmad Abdan Syukron
50
Tidak Lulus
4
Amelia Salsabila
60
Tidak Lulus
5
Arya Jaya Komara
60
Tidak Lulus
6
Aryani Astuti
60
Tidak Lulus
7
Bagas Sudjito
60
Tidak Lulus
8
Dewi Yulianti
60
Tidak Lulus
9
Diaz Erlangga
70
Lulus
10
Erifa Rohana Kholifah
50
Tidak Lulus
11
Fahrizki Zulfanur
40
Tidak Lulus
12
Hanifah Nurmalasari
70
Lulus
13
Hardiansyah
60
Tidak Lulus
14
Irvan Fadhillah
70
Lulus
15
Kartika Sapitri
60
Tidak Lulus
16
Leni Sopiani
70
Lulus
17
M.Abdul Khodir
50
Tidak Lulus
18
M.Ridwansyah Pramudita Hasibuan
60
Tidak Lulus
19
Mardiana
70
Lulus
20
Megawati Sapitri
60
Tidak Lulus
21
Muhamad Arsyad
50
Tidak Lulus
22
Muhammad Fahmi Syahid
60
Tidak Lulus
23
Nanang Akkum
60
Tidak Lulus
24
Novitasari
60
Tidak Lulus
84
25
Prasasti Suci Rahayu
70
Lulus
26
Puput Fitriyani
40
Tidak Lulus
27
Rani Febriani
50
Tidak Lulus
28
Riki Setiawan
70
Lulus
29
Safitri
50
Tidak Lulus
30
Sekar Faddilah Mahharani
50
Tidak Lulus
31
Septiadi Biwa Putra
50
Tidak Lulus
32
Sherly Indah Permatasari
60
Tidak Lulus
33
Siti Fatimah
70
Lulus
34
Sofi Sugiarti
60
Tidak Lulus
35
Wanda Maulidia
60
Tidak Lulus
Keterangan : Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 70
85
Lampiran 6 Perhitungan Distribusi Frekuensi Pretest Siklus I Langkah-Langkah : 1. Menghitung rentang R = Skor terbesar – Skor terkecil = 70 – 40 = 30 2. Menentukan banyaknya kelas K = 1 + 3,3 log 35 = 6,095 5 3. Menghitung panjang kelas (P) 𝑅
30
P=𝐾= 5 =6 4. Mencari nilai rata-rata dan Standar Deviasi a. Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus fungsi AVERAGE pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 58,6 b. Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus fungsi STDEV pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 8,45 5. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi No.
Nilai
Frekuensi
Frekuensi Relatif
1
40 – 45
2
2 ÷ 35 × 100 = 5,7 %
2
46 – 51
9
9 ÷ 35 × 100 = 25,7 %
3
52 – 57
0
0 ÷ 35 × 100 = 0 %
4
58 – 63
16
16 ÷ 35 × 100 = 45,7 %
5
64 – 69
0
0 ÷ 35 × 100 = 0 %
6
70 - 75
8
8 ÷ 35 × 100 = 22,9 %
Jumlah
35
100%
86
Lampiran 7 Hasil Skor Postest Siklus I Tabel Skor Pos Test Siklus I Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII.1 No
Nama siswa
Postest
Keterangan
1
Abdul Rahman
70
Lulus
2
Afrizal
70
Lulus
3
Ahmad Abdan Syukron
60
Tidak Lulus
4
Amelia Salsabila
80
Lulus
5
Arya Jaya Komara
70
Lulus
6
Aryani Astuti
60
Tidak Lulus
7
Bagas Sudjito
70
Lulus
8
Dewi Yulianti
70
Lulus
9
Diaz Erlangga
80
Lulus
10
Erifa Rohana Kholifah
70
Lulus
11
Fahrizki Zulfanur
60
Tidak Lulus
12
Hanifah Nurmalasari
80
Lulus
13
Hardiansyah
70
Lulus
14
Irvan Fadhillah
80
Lulus
15
Kartika Sapitri
70
Lulus
16
Leni Sopiani
90
Lulus
17
M.Abdul Khodir
70
Lulus
18
M.Ridwansyah Pramudita Hasibuan
80
Lulus
19
Mardiana
90
Lulus
20
Megawati Sapitri
70
Lulus
21
Muhamad Arsyad
70
Lulus
22
Muhammad Fahmi Syahid
80
Lulus
23
Nanang Akkum
70
Lulus
24
Novitasari
70
Lulus
87
25
Prasasti Suci Rahayu
90
Lulus
26
Puput Fitriyani
70
Lulus
27
Rani Febriani
60
Tidak Lulus
28
Riki Setiawan
80
Lulus
29
Safitri
70
Lulus
30
Sekar Faddilah Mahharani
70
Lulus
31
Septiadi Biwa Putra
60
Tidak Lulus
32
Sherly Indah Permatasari
70
Lulus
33
Siti Fatimah
80
Lulus
34
Sofi Sugiarti
80
Lulus
35
Wanda Maulidia
70
Lulus
Keterangan : Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 70
88
Lampiran 8 Perhitungan Distribusi Frekuensi Postest Siklus I A. Langkah-Langkah : 1. Menghitung rentang = Skor terbesar – Skor terkecil
R
= 90 – 60 = 30 2. Menentukan banyaknya kelas K
= 1 + 3,3 log 35 = 6,095 5
3. Menghitung panjang kelas (P) 𝑅
P=𝐾=
30 5
=6
4. Mencari nilai rata-rata dan Standar Deviasi a. Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus fungsi AVERAGE pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 72,9 b. Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus fungsi STDEV pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 8,2 c. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi No.
Nilai
Frekuensi
Frekuensi Relatif
1
60 – 65
5
5 ÷ 35 × 100 = 14,3 %
2
66 – 71
18
18 ÷ 35 × 100 = 51,4 %
3
72 – 77
0
0 ÷ 35 × 100 = 0 %
4
78 – 83
9
9 ÷ 35 × 100 = 25,7 %
5
84 – 89
0
0 ÷ 35 × 100 = 0 %
6
90 – 95
3
3 ÷ 35 × 100 = 8,6 %
Jumlah
35
100%
89
Lampiran 9 Perhitungan Uji Gain-Ternormalisasi Siklus I 1. Rumus : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠
Gain ternormalisasi
=
Skor Ideal
= 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠
2. Contoh perhitungan siswa nomor 1
g=
70−60 100− 60
= 0,25 (rendah)
No
Tabel Hasil Perhitungan Uji Gain-Ternormalisasi Nama Siswa Pretes Postes Gain (g) Interpretasi
1
Abdul Rahman
60
70
0.25 Rendah
2
Afrizal
50
70
0.4 Sedang
3
Ahmad Abdan Sykuuron
50
60
0.2 Rendah
4
Amelia Salsabila
60
80
0.5 Sedang
5
Arya Jaya Komara
60
70
0.25 Rendah
6
Aryani Astuti
60
60
0 Rendah
7
Bagas Sudjito
60
70
0.25 Rendah
8
Dewi Yulianti
60
70
0.25 Rendah
9
Diaz Erlangga
70
80
0.3 Sedang
10
Erifa Rohana Kholifah
50
70
0.4 Sedang
11
Fahrizki Zulfanur
40
60
0.3 Sedang
12
Hanifah Nurmalasari
70
80
0.3 Sedang
13
Hardiansyah
60
70
0.25 Rendah
14
Irvan Fadhillah
70
80
0.3 Sedang
15
Kartika Sapitri
60
70
0.25 Rendah
16
Leni Sopiani
70
90
0.67 Sedang
17
M.Abdul Khodir
50
70
0.4 Sedang
18
M.Ridwansyah Pramudita H.
60
80
0.5 Sedang
19
Mardiana
70
90
0.67 Sedang
20
Megawati Sapitri
60
70
0.25 Rendah
90
21
Muhamad Arsyad
50
70
0.4 Sedang
22
Muhammad Fahmi Syahid
60
80
0.5 Sedang
23
Nanang Akkum
60
70
0.25 Rendah
24
Novitasari
60
70
0.25 Rendah
25
Prasasti Suci Rahayu
70
90
0.67 Sedang
26
Puput Fitriyani
40
70
0.5 Sedang
27
Rani Febriani
50
60
0.2 Rendah
28
Riki Setiawan
70
80
0.3 Sedang
29
Safitri
50
70
0.4 Sedang
30
Sekar Faddilah Mahharani
50
70
0.4 Sedang
31
Septiadi Biwa Putra
50
60
0.2 Rendah
32
Sherly Indah Permatasari
60
70
0.25 Rendah
33
Siti Fatimah
70
80
0.3 Sedang
34
Sofi Sugiarti
60
80
0.5 Sedang
35
Wanda Maulidia
60
70
0.25 Rendah
91
Lampiran 10 Kisi-Kisi Instrumen Test Siklus II Kelas/semester
: VIII (Delapan) / II (Dua)
Mata Pelajaran
: Fiqih
Materi Pokok
: Makanan dan Minuman Haram
Standar Kompetensi : Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman Kompetensi Dasar
Materi a) Pengertian makanan haram
b) Jenis-jenis makanan 1. Menjelaskan
haram
Indikator
Nomor Soal
a. Menjelaskan pengertian makanan haram
3,7
b. Mengkalsifikasikan jenisjenis makanan haram
2,9
jenis-jenis makanan
dan
minuman haram
c) Pengertian minuman haram
d) Jenis-jenis minuman haram
c. Menjelaskan pengeritan minuman haram
1,8
d. Menyebutkan jenis-jenis minuman yang haram
4,5
2. Menjelaskan bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman haram
e) Bahaya makanan dan minuman halal
e. Menunjukkan bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman haram
5, 10
92
Lampiran 11 Soal Pretest dan Postest Siklus II Nama : Kelas : Beri tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat ! 1. Makanan dan minuman yang didapat dengan cara yang dilarang agama hukumnya…. a. Halal
c. Makruh
b. Haram
d. Boleh
2. Ayam yang mati tertabrak motor, lalu dimasak untuk di makan, maka hukumnya…. a. Halal
c. Haram
b. Mubah
d. Syubhat
3. Dibawah ini yang bukan termasuk jenis makanan yang halal ialah…. a. Makanan yang dapat mendatangkan mudharat b. Makanan yang baik-baik, tidak kotor c. Binatang yang hidup di dalam air d. Tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya 4. Jenis minuman yang haram, kecuali…. a. Minuman yang memabukkan b. Minuman dari benda yang najis c. Minuman yang didapat dari cara ynag tidak halal d. Minuman yang tidak membahayakan bagi kehidupan manusia 5. Akibat negatif terlalu banyak mengkonsumsi makanan dan minuman haram bagi orang lain adalah…. a. Selalu berbuat sopan b. Tidak suka berbuat maksiat c. Menggangu dan meresakan orang lain d. Berbuat baik kepada orang lain 6. Pak Budi suka mengkonsumsi minuman keras sampai mabuk. Ketika mabuk di malam hari, dia sering membuat onar dengan berbicara keras
93
dikampungnya. Hal ini merupakan contoh akibat buruk mengkonsumsi minuman haram bagi…. a. Diri Sendiri
c. Keluarga
b. Masyarakat
d. Orang lain
7. Sebab diharamkannya suatu makanan haram adalah…. a. Harganya mahal b. Ditetapkan Oleh Allah dan Rasul-Nya c. Tidak banyak yang menyukai d. Rasanya tidak lezat 8. Khamer (arak) adalah minuman yang banyak mengandung alkohol, diharamkan karena…. a. Menjadikan banyak teman
c. Mengandung banyak mudharat
b. Menjadikan badan sehat
d. Harganya mahal
9. Mengkomsumsi ganja dan narkoba hukumnya adalah…. a. Halal
c. Boleh
b. Haram
d. Makruh
10. Akibat buruk dari seringnya mengkonsumsi minuman haram bagi masyarakat adalah…. a. Menjadikan nama orang tua dan keluarga akan tercemar b. Mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat c. Menghilangkan amal baik dan mendapatkan dosa d. Dapat merusak organ fisik dan jiwa
94
Lampiran 12 Hasil Skor Pra Penelitian Kelas VIII.1 Tabel Skor Pretest Siklus II Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII.1 No
Nama siswa
Pretest
Keterangan
1
Abdul Rahman
60
Tidak Lulus
2
Afrizal
60
Tidak Lulus
3
Ahmad Abdan Sykuuron
60
Tidak Lulus
4
Amelia Salsabila
40
Tidak Lulus
5
Arya Jaya Komara
70
Lulus
6
Aryani Astuti
60
Tidak Lulus
7
Bagas Sudjito
60
Tidak Lulus
8
Dewi Yulianti
60
Tidak Lulus
9
Diaz Erlangga
70
Lulus
10
Erifa Rohana Kholifah
50
Tidak Lulus
11
Fahrizki Zulfanur
60
Tidak Lulus
12
Hanifah Nurmalasari
70
Lulus
13
Hardiansyah
60
Tidak Lulus
14
Irvan Fadhillah
70
Lulus
15
Kartika Sapitri
60
Tidak Lulus
16
Leni Sopiani
70
Lulus
17
M.Abdul Khodir
50
Tidak Lulus
18
M.Ridwansyah Pramudita Hasibuan
50
Tidak Lulus
19
Mardiana
70
Lulus
20
Megawati Sapitri
60
Tidak Lulus
21
Muhamad Arsyad
60
Tidak Lulus
22
Muhammad Fahmi Syahid
70
Lulus
23
Nanang Akkum
60
Tidak Lulus
24
Novitasari
70
Lulus
95
25
Prasasti Suci Rahayu
70
Lulus
26
Puput Fitriyani
60
Tidak Lulus
27
Rani Febriani
60
Tidak Lulus
28
Riki Setiawan
70
Lulus
29
Safitri
70
Lulus
30
Sekar Faddilah Mahharani
60
Tidak Lulus
31
Septiadi Biwa Putra
60
Tidak Lulus
32
Sherly Indah Permatasari
70
Lulus
33
Siti Fatimah
70
Lulus
34
Sofi Sugiarti
70
Lulus
35
Wanda Maulidia
60
Tidak Lulus
Keterangan : Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 70
96
Lampiran 13 Perhitungan Distribusi Frekuensi Pretest Siklus II Langkah-Langkah: 1. Menghitung rentang R = Skor terbesar – Skor terkecil = 70 – 40 = 30 2. Menentukan banyaknya kelas K = 1 + 3,3 log 35 = 6,095 5 3. Menghitung panjang kelas (P) 𝑅
P=𝐾=
30
5
=6
4. Mencari nilai rata-rata dan Standar Deviasi a. Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus fungsi AVERAGE pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 62,6 b. Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus fungsi STDEV pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 7,4 5. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi No.
Nilai
Frekuensi
Frekuensi Relatif
1
40 – 45
1
1 ÷ 35 × 100 = 2,8 %
2
46 – 51
3
3 ÷ 35 × 100 = 8,6 %
3
52 – 57
0
0 ÷ 35 × 100 = 0 %
4
58 – 63
17
17 ÷ 35 × 100 = 48,6 %
5
64 – 69
0
0 ÷ 35 × 100 = 0 %
6
70 - 75
14
14 ÷ 35 × 100 = 40 %
Jumlah
35
100%
97
Lampiran 14 Hasil Skor Postest Siklus II Tabel Skor Pos Test Siklus II Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII.1 No
Nama siswa
Postest
Keterangan
1
Abdul Rahman
80
Lulus
2
Afrizal
70
Lulus
3
Ahmad Abdan Syukron
80
Lulus
4
Amelia Salsabila
70
Lulus
5
Arya Jaya Komara
80
Lulus
6
Aryani Astuti
80
Lulus
7
Bagas Sudjito
90
Lulus
8
Dewi Yulianti
80
Lulus
9
Diaz Erlangga
80
Lulus
10
Erifa Rohana Kholifah
70
Lulus
11
Fahrizki Zulfanur
80
Lulus
12
Hanifah Nurmalasari
100
Lulus
13
Hardiansyah
70
Lulus
14
Irvan Fadhillah
80
Lulus
15
Kartika Sapitri
80
Lulus
16
Leni Sopiani
90
Lulus
17
M.Abdul Khodir
80
Lulus
18
M.Ridwansyah Pramudita Hasibuan
100
Lulus
19
Mardiana
80
Lulus
20
Megawati Sapitri
90
Lulus
21
Muhamad Arsyad
80
Lulus
22
Muhammad Fahmi Syahid
80
Lulus
23
Nanang Akkum
70
Lulus
24
Novitasari
90
Lulus
98
25
Prasasti Suci Rahayu
80
Lulus
26
Puput Fitriyani
90
Lulus
27
Rani Febriani
80
Lulus
28
Riki Setiawan
80
Lulus
29
Safitri
100
Lulus
30
Sekar Faddilah Mahharani
80
Lulus
31
Septiadi Biwa Putra
80
Lulus
32
Sherly Indah Permatasari
100
Lulus
33
Siti Fatimah
80
Lulus
34
Sofi Sugiarti
90
Lulus
35
Wanda Maulidia
80
Lulus
Keterangan : Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 70
99
Lampiran 15 Daftar Hasil Nilai Rapor Sementara MTs. Al-Huda Kelas VIII.1
No
Nama Siswa
KKM
Nilai
1
Abdul Rahman
70
70
2
Afrizal
70
71
3
Ahmad Abdan Sykuuron
70
60
4
Amelia Salsabila
70
71
5
Arya Jaya Komara
70
67
6
Aryani Astuti
70
60
7
Bagas Sudjito
70
75
8
Dewi Yulianti
70
69
9
Diaz Erlangga
70
70
10
Erifa Rohana Kholifah
70
65
11
Fahrizki Zulfanur
70
60
12
Hanifah Nurmalasari
70
71
13
Hardiansyah
70
75
14
Irvan Fadhillah
70
70
15
Kartika Sapitri
70
70
16
Leni Sopiani
70
69
17
M.Abdul Khodir
70
70
18
M.Ridwansyah Pramudita H.
70
76
19
Mardiana
70
69
20
Megawati Sapitri
70
70
21
Muhamad Arsyad
70
74
22
Muhammad Fahmi Syahid
70
68
23
Nanang Akkum
70
65
24
Novitasari
70
75
25
Prasasti Suci Rahayu
70
67
100
26
Puput Fitriyani
70
71
27
Rani Febriani
70
63
28
Riki Setiawan
70
77
29
Safitri
70
66
30
Sekar Faddilah Mahharani
70
70
31
Septiadi Biwa Putra
70
69
32
Sherly Indah Permatasari
70
65
33
Siti Fatimah
70
72
34
Sofi Sugiarti
70
75
35
Wanda Maulidia
70
70
Guru Mata Pelajaran
Observer
Maftuhin Ichsan, S.Pd.I
Yusuf Kamil Mengetahui Kepala MTs. Al-Huda
Ahmad Abdul Khotib, S.Pd.I
101
Lampiran 16 Perhitungan Distribusi Frekuensi Postest Siklus II A. Langkah-Langkah : 1. Menghitung rentang = Skor terbesar – Skor terkecil = 100 – 70 = 30 2. Menentukan banyaknya kelas R
K
= 1 + 3,3 log 35 = 6,095 5
3. Menghitung panjang kelas (P) 𝑹
P=𝑲=
𝟑𝟎 𝟓
=6
4. Mencari nilai rata-rata dan Standar Deviasi a. Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus fungsi AVERAGE
pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 82,6 b. Menghitung standar deviasi dengan menggunakan rumus fungsi
STDEV pada Ms.Excel menghasilkan nilai = 8,5 5. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi No.
Nilai
Frekuensi
Frekuensi Relatif
1
70 – 75
5
5 ÷ 35 × 100 = 14,29 %
2
76 – 81
20
20 ÷ 35 × 100 = 57,14 %
3
82 – 87
0
0 ÷ 35 × 100 = 0 %
4
88 – 93
6
6 ÷ 35 × 100 = 17,14 %
5
94 - 99
0
0 ÷ 35 × 100 = 0 %
6
100 – 105
4
4 ÷ 35 × 100 = 11,43 %
Jumlah
35
100%
102
Lampiran 17 Perhitungan Uji Gain-Ternormalisasi Siklus II A. Rumus : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠
Gain ternormalisasi
=
Skor Ideal
= 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠
B. Contoh perhitungan siswa nomor 2
g=
70−60 100− 60
= 0,25
No
Tabel Hasil Perhitungan Uji Gain-Ternormalisasi Nama Siswa Pretes Postes Gain (g) Interpretasi
1
Abdul Rahman
60
80
0.5 Sedang
2
Afrizal
60
70
0.25 Rendah
3
Ahmad Abdan Sykuuron
60
80
0.5 Sedang
4
Amelia Salsabila
40
70
0,5 Sedang
5
Arya Jaya Komara
70
80
0.33 Sedang
6
Aryani Astuti
60
80
0.5 Sedang
7
Bagas Sudjito
60
90
0.75 Tinggi
8
Dewi Yulianti
60
80
0.5 Sedang
9
Diaz Erlangga
70
80
0.33 Sedang
10
Erifa Rohana Kholifah
50
70
0.4 Sedang
11
Fahrizki Zulfanur
60
80
0.5 Sedang
12
Hanifah Nurmalasari
70
100
1 Tinggi
13
Hardiansyah
60
70
0.25 Rendah
14
Irvan Fadhillah
70
80
0.33 Sedang
15
Kartika Sapitri
60
80
0.5 Sedang
16
Leni Sopiani
70
90
0.67 Sedang
17
M.Abdul Khodir
50
80
0.6 Sedang
18
M.Ridwansyah Pramudita H.
50
100
1 Tinggi
19
Mardiana
70
80
0.33 Sedang
20
Megawati Sapitri
60
90
0.75 Tinggi
103
21
Muhamad Arsyad
60
80
0.5 Sedang
22
Muhammad Fahmi Syahid
70
80
0.33 Sedang
23
Nanang Akkum
60
70
0.25 Rendah
24
Novitasari
70
90
0.67 Sedang
25
Prasasti Suci Rahayu
70
80
0.33 Sedang
26
Puput Fitriyani
60
90
0.75 Tinggi
27
Rani Febriani
60
80
0.5 Sedang
28
Riki Setiawan
70
80
0.33 Sedang
29
Safitri
70
100
1 Tinggi
30
Sekar Faddilah Mahharani
60
80
0.5 Sedang
31
Septiadi Biwa Putra
60
80
0.5 Sedang
32
Sherly Indah Permatasari
70
100
1 Tinggi
33
Siti Fatimah
70
80
0.33 Sedang
34
Sofi Sugiarti
70
90
0.67 Sedang
35
Wanda Maulidia
60
80
0.5 Sedang
104
Lampiran 18 LEMBAR OBSERVASI PROSES BELAJAR MENGAJAR PRA PENELITIAN Tempat
: MTs Al-Huda Bekasi Timur
Kelas
: VIII-1
Hari/Tanggal : Selasa, 24 Februari 2015
No
Hal yang diamati
Pengamatan
1
Materi
Memahami hukum Islam tentang haji dan umrah
2
Metode
Ceramah dan metode tanya jawab
3
Aktivitas guru
Menyampaikan materi dengan baik
Bimbingan kepada setiap siswa kurang
Kurang humoris sehingga siswa merasa jenuh dalam pembelajaran
Metode yang digunakan, metode ceramah dan Tanya jawab
4
Aktivitas siswa
Kurang serius dalam belajar
Siswa mayoritas pasif
Belum memiliki keberanian sehingga jarang sekali siswa yang bertanya dan mengungkapkan pendapatnya.
5
6
Interaksi antara guru dan siswa Evaluasi
Motivasi belajar masih rendah
Cukup baik meskipun tidak sedikit siswa yang terlihat malas belajar, bercanda dan tidak memerhatikan saat guru menjelaskan materi Mengerjakan LKS
Observer
Yusuf Kamil
105
Lampiran 19 CATATAN LAPANGAN SIKLUS I
Tempat Penelitian
: MTs Al-Huda Bekasi Timur
Hari/Tanggal
: Selasa, 3 Maret 2015
Materi
: Makanan dan Minuman Halal
Siklus
:I
A. Proses Pembelajaran Kegiatan pembelajaran diawali dengan melaksanakan pretest dan postest. Jumlah soal sebanyak 10 butir jenis Pilihan Ganda masing-masing pada soal pretest dan postest. Tes berlangsung selama 10 menit baik pretest maupun postest dan diikuti oleh 35 siswa. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok dengan menggunakan model Advokasi. Pembelajaran berakhir pukul 09.40
B. Aktivitas Guru (Peneliti) : Sebelum pelajaran dimulai, guru (peneliti) memberikan apersepsi, guru (peneliti) membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 7 orang siswa yang terdiri dari kelompok oposisi dan kelompok pendukung kemudian membagikan lembar kerja kelompok. Guru (Peneliti) menjelaskan, serta melakukan evaluasi setelah pembelajaran
C. Aktivtas Siswa : Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran Advokasi. Ketika melakukan debat atau diskusi dengan kelompoknya masing-masing, masih banyak siswa yang pasif dan kurang mengerti pelaksanaan model pembelajaran Advokasi, hanya beberapa siswa saja yang terlihat aktif, baik bertanya maupun mengungkapkan pendapat. Setelah selesai debat, setiap kelompok melakukan evaluasi sebagai perbaikan pada pembelajaran berikutnya, sebelum melaksanakan postest.
106
Lampiran 20 CATATAN LAPANGAN SIKLUS II
Tempat Penelitian
: MTs Al-Huda Bekasi Timur
Hari/Tanggal
: Selasa, 17 Maret 2015
Materi
: Makanan dan Minuman Haram
Siklus
: II
A. Proses Pembelajaran Kegiatan pembelajaran diawali dengan melaksanakan pretest dan postest. Jumlah soal sebanyak 10 butir jenis Pilihan Ganda masing-masing pada soal pretest dan postest. Tes berlangsung selama 10 menit baik pretest maupun posttest dan diikuti oleh 35 siswa. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Pembelajaran berakhir pukul 09.40.
B. Aktivitas Guru (Peneliti) Sebelum pelajaran dimulai, guru (peneliti) memberikan apersepsi, guru (peneliti) membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 7 orang siswa yang terdiri dari kelompok oposisi dan kelompok pendukung kemudian membagikan lembar kerja kelompok. Guru (peneliti) menjelaskan serta memulai debat kemudian mengakhirinya dengan melakukan evaluasi.
C. Aktivtas Siswa Siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran Advokasi. Saat debat atau diskusi dengan kelompoknya masing-masing, siswa sudah banyak mengerti serta aktif dalam pelaksanaan model pembelajaran Advokasi, banyak siswa yang bertanya seta mengeluarkan pendapat saat debat berjalan. Setelah selesai
berdiskusi,
melaksanakan posttest
setiap
kelompok
melakukan
evaluasi,
sebelum
107
Lampiran 21 Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus I Nama Sekolah Kelas/Semester Materi Pokok Siklus Hari/Tanggal
: MTs Al-Huda Bekasi Timur : VIII/I : Makanan dan Minuman Halal :I : Selasa, 3 Maret 2015
Berilah tanda checklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda SB : Sangat Baik, B : Baik, C : Cukup, K : Kurang No
Aspek Penilaian
1
Mengkondisikan situasi pembelajaran
Sangat Baik
Baik
Cukup
√
dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran 2
Apersepsi
3
Membangkitkan minat/rasa ingin
√ √
tahu siswa (motivasi) 4
Menyampaikan tujuan/indikator yang
√
ingin dicapai 5
Penggunaan media/alat pembelajaran √
yang sesuai dengan indikator bahan ajar 6
Penjelasan model pembelajaran
√
Advokasi 7
Pemusatan perhatian siswa terhadap
√
proses belajar 8
Teknik menyampaikan materi
9
Pengelolaan kegiatan diskusi
10
Bimbingan kepada kelompok
11
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berpikir
12
Pemberian kesempatan kepada siswa
√ √ √ √ √
Kurang
108
untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat 13
Antusias terhadap jawaban atau pendapat siswa
14
Mengamati kesulitan atau kemajuan belajar siswa
15
√ √
Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan materi yang
√
disampaikan
Guru Mata Pelajaran
Maftuhin Ichsan, S.Pd.I
109
Lampiran 22 Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus II Nama Sekolah Kelas/Semester Materi Pokok Siklus Hari/Tanggal
: MTs Al-Huda Bekasi Timur : VIII/I : Makanan dan Minuman Haram : II : Selasa, 17 Maret 2015
Berilah tanda checklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda SB : Sangat Baik, B : Baik, C : Cukup, K : Kurang No
Aspek Penilaian
1
Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti
Sangat Baik
Baik
√
proses pembelajaran 2
Apersepsi
3
Membangkitkan minat/rasa ingin
√ √
tahu siswa (motivasi) 4
Menyampaikan tujuan/indikator yang
√
ingin dicapai 5
Penggunaan media/alat pembelajaran √
yang sesuai dengan indikator bahan ajar 6
Penjelasan model pembelajaran Advokasi
7
Pemusatan perhatian siswa terhadap proses belajar
√ √
8
Teknik menyampaikan materi
√
9
Pengelolaan kegiatan diskusi
√
10
Bimbingan kepada kelompok
√
11
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berpikir
12
Pemberian kesempatan kepada siswa
√ √
Cukup
Kurang
110
untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat 13
Antusias terhadap jawaban atau pendapat siswa
14
Mengamati kesulitan atau kemajuan belajar siswa
15
√ √
Keterampilan menerangkan kembali atau menyimpulkan materi yang
√
disampaikan
Guru Mata Pelajaran
Maftuhin Ichsan, S.Pd.I
111
Lampiran 23 PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA SIKLUS I Siklus Hari / Tanggal Kelas / Sekolah Waktu
:I : Selasa, 3 Maret 2015 : VIII.1 / MTs Al-Huda Bekasi Timur : 09.15 s/d Selesai
No
Aktivitas Siswa
Ya
Tidak Jumlah
1
Melaksanakan tes awal ( Pre Test )
35
0
35
2
Telah mempelajari materi yang diajarkan
20
15
35
25
10
35
20
15
35
20
15
35
3 4 5
Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru Melakukan diskusi kelompok Bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok
6
Melakukan debating atau debat
20
15
35
7
Aktif mengungkapkan pendapat
10
25
35
8
Aktif menanggapi pendapat
15
20
35
9
Aktif bertanya
10
25
35
15
20
35
25
10
35
35
0
35
10
11 12
Menganalisis dengan Model pembelajaran Advokasi Siswa memerhatikan saat guru menjelaskan kesimpulan Melaksanakan tes akhir ( Postest )
Peneliti
Yusuf Kamil
112
Lampiran 24 PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA SIKLUS II Siklus Hari / Tanggal Kelas / Sekolah Waktu
: II : Selasa, 17 Maret 2015 : VIII.1 / MTs Al-Huda Bekasi Timur : 09.15 s/d Selesai
No
Aktivitas Siswa
Ya
Tidak Jumlah
1
Melaksanakan tes awal ( Pre Test )
35
0
35
2
Telah mempelajari materi yang diajarkan
30
5
35
35
0
35
30
5
35
30
5
35
3 4 5
Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru Melakukan diskusi kelompok Bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok
6
Melakukan debating atau debat
30
5
35
7
Aktif mengungkapkan pendapat
28
7
35
8
Aktif menanggapi pendapat
32
3
35
9
Aktif bertanya
28
7
35
30
5
35
32
3
35
35
0
35
10
11 12
Menganalisis dengan Model pembelajaran Advokasi Siswa memerhatikan saat guru menjelaskan kesimpulan Melaksanakan tes akhir ( Postest )
Peneliti
Yusuf Kamil
113
Lampiran 25 WAWANCARA PRA PENELITIAN DENGAN SISWA
Hari/Tanggal
: Rabu, 25 Februari 2015
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar fiqih siswa dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan pelajaran fiqih sebelumnya.
1. Bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran Fiqih di kelas? Jawab : Pembelajaran fiqih materinya bagus, tentang ibadah sehari-hari 2. Apakah kamu senang dengan pelajaran Fiqih? Jawab : ya cukup menyenangkan tapi kadang biasa saja. 3. Apakah kamu puas dengan nilai Fiqih yang kamu peroleh? Jawab : kurang puas dan saya akan mencoba memperbaikinya 4. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru mengajar Fiqih ? Jawab : santai, tidak menegangkan. 5. Apakah kamu dapat memahami materi yang dijelaskan oleh gurumu? Jawab : dapat memahami materi meskipun agak sedikit sulit 6. Apakah kamu sudah mengetahui tentang metode pembelajaran Advokasi? Jawab : belum pernah 7. Apakah menurutmu pelajaran Fiqih membosankan? Jawab : kadang ada materi yang membosankan dan ada yang tidak membosankan
Mengetahui Responden/Siswa
Peneliti/Pewawancara
Irvan Fadhillah
Yusuf Kamil
114
Lampiran 26 WAWANCARA GURU BIDANG STUDI FIQIH PRA PENELITIAN
Hari/ Tanggal
: Selasa, 24 Februari 2015
Nama Responden : Maftuhin Ichsan, S.Pd.i Tujuan
: Untuk mengetahui hasil belajar Fiqih dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan pelajaran Fiqih sebelumnya.
No
1
Pertanyaan Bagaimana dengan nilai hasil
Nilai hasil belajar siswa sebagian
belajar Fiqih siswa di kelas yang
besar masih standar KKM tapi ada
bapak ajarkan?
juga yang masih dibawah KKM
Apa yang akan bapak lakukan 2
Jawaban
apabila ada salah satu siswa yang nilainya kurang bagus?
Mengadakan remedial, dengan memberikan tugas-tugas tambahan Saya tidak bisa mengatakan itu
3
Apakah menurut bapak siswa
tergantung pada kepribadian siswa
menyukai pelajaran Fiqih
dan itu tergantung pada guru yang mengajarnya juga. Bervariasi, contohnya seperti
4
Metode apa yang bapak terapkan dalam pembelajaran Fiqih?
metode ceramah, pemberian tugas, atau model-model pembelajaran yang sudah ditetapkan.
Apakah model pembelajaran 5
Advokasi pernah bapak terapkan
Belum pernah
pada proses pembelajaran Fiqih?
Responden
Maftuhin Ichsan, S.Pd.I
Peneliti
Yusuf Kamil
115
Lampiran 27 Observasi Instrumen Penelitian Responden Siswa Siklus I
Kelas / Sekolah
: VIII-1 / MTs Al-Huda Bekasi Timur
Waktu
: 09.15 s/d Selesai
Siklus
: I (Satu)
NO.
URAIAN
A
B
C
1.
Siswa memerhatikan penjelasan guru
2.
Siswa aktif bertanya
3.
Siswa diam, bertopang dagu, dan melamun
4.
Siswa tidak memahami penjelasan guru
5.
Siswa senang mengerjakan tugas
6.
Siswa terlihat bosan dengan penjelasan guru
7.
Siswa mengantuk saat guru menjelaskan materi
8.
Siswa aktif bekerjasama menyelesaikan tugas dalam
D
berkelompok debat/Advokasi Keterangan: A = Semua B = Sebagian Besar C = Sebagian Kecil D = Ada Beberapa E = Tidak Ada Observer
Yusuf Kamil
E
KET
116
Lampiran 28 Observasi Instrumen Penelitian Responden Siswa Siklus II
Kelas / Sekolah
: VIII-1 / MTs Al-Huda Bekasi Timur
Waktu
: 09.15 s/d Selesai
Siklus
: II (Dua)
NO.
URAIAN
A
B
C
D
1.
Siswa memerhatikan penjelasan guru
2.
Siswa aktif bertanya
3.
Siswa diam, bertopang dagu, dan melamun
4.
Siswa tidak memahami penjelasan guru
5.
Siswa senang mengerjakan tugas
6.
Siswa terlihat bosan dengan penjelasan guru
7.
Siswa mengantuk saat guru menjelaskan materi
8.
Siswa aktif bekerjasama menyelesaikan tugas dalam berkelompok debat/Advokasi
E
Keterangan: A = Semua B = Sebagian Besar C = Sebagian Kecil D = Ada Beberapa E = Tidak Ada Observer
Yusuf Kamil
KET
117
Lampiran 29
Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan MTs Al-Huda No
Nama
L/P
Jabatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
HM.Khotib Ahmad Abdul Hotib, S.Pd.I M.Yahya fauzi Yulianto, S.Kom Karno Setia Nusa, SE Muji Astuti, S.Pd Sajono Yuwono, S.Si Nurhalimah. S.Pd.I Agoes Soesetyo, ST Sulaiman, S.Pd.I Khusnul Khotimah, M.Pd Samsuri, A.Ma Mawardi Yusup, S.Pd Syarifudin, S.Pd Suarifin, S.Pd.I Maftuhin Ichsan, S.Pd Rahmatuloh Yayah Sobriyah Suhro Wardi Seren Solihin, S.Pd.I
L L L L L P L P L L P L L L L L P P L L
Ka. Yayasan Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Staf Adm Staf Adm Guru Guru
Status Pegawai Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS
Pendidikan Terakhir Ponpes S.1 SLTA S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.2 D.3 S.1 S.1 S.1 S.1 SLTA SLTA SLTA S.1
118
Lampiran 30
Data Siswa MTs Al-Huda Thn 2012/ 2013 2013/ 2014 2014/ 2015
Kelas VII Kelas VIII RomRomSiswa Siswa bel bel
Kelas IX RomSiswa bel
Jumlah RomSiswa bel
58
1
69
2
47
1
174
4
127
3
49
1
73
2
249
6
164
4
133
3
49
1
346
8
119
Lampiran 31
Sarana dan Prasarana MTs Al-Huda No
Jenis
Jmlh Ruang
Kondisi Baik
Kondisi Rusak
Kategori Kerusakan Rusak Rusak Rusak Ringan Sedang Berat 2 1
1
Ruang Kelas
8
5
3
2
Perpustakaan
1
-
1
-
-
1
3
R. Lab IPA
-
-
-
-
-
-
4
R. Lab Biologi
-
-
-
-
-
-
5
R. Lab Fisika
-
-
-
-
-
-
6
R. Lab Kimia
-
-
-
-
-
-
7
Lab Komputer
1
1
-
-
-
-
8
R. Lab Bahasa
-
-
-
-
-
-
9
R. Pimpinan
1
1
-
1
-
-
10
R. Guru
1
1
-
-
-
-
11
R. Tata Usaha
1
1
-
-
-
-
12
R. Konseling
-
-
-
-
-
-
13
Tempat Ibadah
1
-
1
-
1
-
14
R. UKS
1
-
1
-
-
1
15
Jamban
3
1
2
1
1
-
16
Gudang
1
-
1
-
1
-
17
R. Sirkulasi
-
-
-
-
-
-
18
Tempat Olahraga
2
-
2
-
1
1
19
R. OSIS
-
-
-
-
-
-
20
R. Lainnya
1
-
1
-
1
-
120
Lampiran 32 LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
: Yusuf Kamil
NIM
: 1110011000143
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul Skripsi : “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Melalui Metode Advokasi (Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VIII MTs. Al-Huda Bekasi Timur)”
NO
REFERENSI Abdul
1
PARAF Pembimbing Drs. Ghufron Ihsan, MA
Majid
Pendidikan,
Khon,
Hadis
Tarbawi
Hadis-Hadis
Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2012. 2
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda karya, Cetakan ke-7, 2011. Ahmad sofyan, dkk. Evaluasai Pembelajaran Ipa Berbasis
3
Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press. Cetakan ke-1. 2006.
4
5
6
Asep Jihad dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo, 2010. Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Surabaya: Mekar, 2004 Departemen Pendidikan Nasional, UU Sikdiknas No. 20 :
7
Tahun 2003, Jakarta: Pusat Data dan Informasi Pendidikan Balitbang Depdiknas, 2006.
8
Fadhilah Suralaya. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, Ciputat: UIN Jakarta Press. Cetakan 1. 2005
121
9
Hamzah B Uno. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2011 Indrawati dan Wanwan Setiawan, Pembelajaran Aktif,
10
Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan Untuk Guru SD.
Bandung: PPPPTK IPA. 2009. 11
12
Irwanto, Dkk, Psikologi Umum. Jakarta: PT Prenhallino, 2002. Iskandar. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press, 2011. Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas
13
Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Rajawali Pers, 2010.
14
15
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, cetakan ke-3, 2005. Melvin L. Silberman. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung : Nusamedia, 2011 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan: Dengan pendekatan
16
Baru, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, cetakan ke-17, 2011
17
Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos wacana ilmu, 2001 Munif
18
Chatib. Gurunya Manusia: Menjadikan Semua
Anak Istimewa dan Semua Anak Juara, Bandung: Kaifa, cetakan ke-12, 2013.
19
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Peraturan Menteri Agama RI No. 02 Tahun 2008 tentang
20
Standar Kelulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. Jakarta: Media Pustama Mandiri. Cetakan I, 2009.
122
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar 21
Mengajar, Bandung: PT Refika Aditama, Cetakan ke-3, 2009.
22
23
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Rostina Sundayana, Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2014 Rusyan A. T, Meningkatkan Mutu Kegiatan dalam proses
24
Belajar Mengajar di Sekolah Dasar, Jakarta: PT. Kartanegara, Cetakan 2, 1999.
25
26
27
Suharsimi Arikunto,
(Edisi revisi), (Jakarta: Bumi Aksara. Cetakan Ke-9. 2009 Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran Aktif, Bandung: PT Penerbit Nuansa, cetakan ke-1. 2010 Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks, 2009. Wina
28
Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan
Sanjaya.
Pembelajran
Dalam
Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Prenada Media Group, Cet. 3, 2008
29
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995. Zurinal dan Wahdi Sayuti. Ilmu Pendidikan Pengantar &
30
Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta : UIN Press, 2006.
123
Lampiran 33 FOTO-FOTO PENELITIAN
124
125