UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS TENTANG TAQWA MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH
NURUL AZHAR TERBAN KEC. PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: CHAIRUL MUSLIM NIM: 114 10 042
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Chairul Muslim
NIM
: 11410042
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: PAI
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Salatiga, 12 Agustus 2012 Saya yang menyatakan,
Chairul Muslim NIM: 11410042
ii
iii
SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS TENTANG TAQWA MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL AZHAR TERBAN KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DISUSUN OLEH CHAIRUL MUSLIM 11410042
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga, pada Tanggal 01 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd
Sekretaris Penguji
: Ilyya Muhsin, S.HI, M.Si
Penguji I
: Drs. A. Mahzumi, M.A
Penguji II
: Drs. Miftahuddin, M.Ag
Penguji III
: Drs. Kastolani, M.Ag
Salatiga,12 September 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
iv
v
ABSTRAK Judul
: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Tentang Taqwa Melalui Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama NIM
: Chairul Muslim : 11410042
Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam hal, ini tujuan dari PTK yang dilaksanakan oleh peneliti yaitu untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an hadits materi hadits tentang taqwa pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban tahun pelajaran 2011/2012. PTK yang dilaksanakan oleh peneliti mencakup tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Metode yang diterapkan oleh peneliti yaitu metode Index Card Match. Metode Index Card Match merupakan salah satu metode yang diterapkan oleh guru dengan cara menyiapkan potongan-potongan kertas yang berisi pertanyaan dan jawaban yang harus dicocokan oleh siswa. Ada banyak bentuk atau pola yang dapat dikerjakan untuk metode ini, salah satunya dan yang paling sederhana adalah mengisi titik-titik. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang dilaksanakan pada tiap siklus. Pada pelaksanaan siklus I, siswa yang tuntas memenuhi KKM sebanyak 8 siswa atau 47%. Pada pelaksanaan siklus II, siswa yang tuntas memenuhi KKM sebanyak 10 siswa atau 58%. Pada pelaksanaan siklus III, siswa yang tuntas memenuhi KKM sebanyak 14 siswa atau 82%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits tentang taqwa pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban tahun pelajaran 2011/2012.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam raya segala ciptaan-Nya. Semoga kita selalu terbimbing dalam hidayah-Nya, diberi kemampuan untuk senantiasa memikirkan dan menemukan rahasia kebesaran Allah SWT yang senantiasa hadir dan menyertai segala ciptaan-Nya, baik yang berupa makhluk hidup maupun mati. Penulisan skripsi ini terwujud sedemikian rupa karena bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis perlu menghaturkan terimakasih yang tidak terhingga kepada: 1. Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga 2. Ketua STAIN Salatiga Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. yang telah memberi motivasi kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini. 3. Ketua jurusan STAIN Salatiga Bapak Joko Sutopo yang telah memberi ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 4. Bapak Drs. Kastolani, M.Ag, selaku pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini, 5. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban dan segenap guru karyawannya yang telah membantu penulis sehingga kami bisa mendapat data untuk menyusun skripsi ini. 6. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut memberikan bantuan dan bimbingan pada penyusunan skripsi ini.
vii
Akhirnya hanya Allah SWT yang mampu membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu tersusunnya skripsi ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan, masukan, dan saran yang membangun untuk lebih sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dalam melaksanakan pembelajaran dalam usaha nyata meningkatkan kualitas pendidikan di negeri tercinta ini. Amin.
Salatiga,
Penulis
viii
MOTTO
Artinya : dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina".
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk: Ayahandaku Bapak Ali Yono tercinta yang semoga selalu mendapatkan Perlindungan dari Allah SWT Ibundaku Ibu Suciyati tercinta semoga selalu dalam lindungan Allah SWT Saudara-saudaraku Mbak Murdaningrum, Mbak Tuti Lestari (alm) dan adik-adik ku Nanik Pujiati, Siti Marfu’ah, yang selalu mendukung dan menyemangatiku dan kepada keponakanku ‘Aisya Himmatal’aliyah yang akan selalu mendo’akan kesuksesanku
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL . .. .................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN . .. ................................................................ .. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING . .. ....................................................... .. iii PENGESAHAN . .. ...................................................................................... .. iv NOTA PEMBIMBING . .. ......................................................................... ... v ABSTRAK . .. ................................................................................................ . vi KATA PENGANTAR . .. ......................................................................... ... vii MOTTO . .. ................................................................................................... .. ix PERSEMBAHAN . .. ................................................................................... .. x DAFTAR ISI . .. ............................................................................................ . xi DAFTAR TABEL . .. ................................................................................ .. xiii DAFTAR LAMPIRAN . .. ...................................................................... ... xiv BAB I
:
PENDAHULUAN A. Latar Belakang . .. .................................................................1 B. Pembatasan Masalah . .. .......................................................2 C. Rumusan Masalah . .......................................................... ...2 D. Kegunaan Penelitian . .. ........................................................3 E. Tujuan Penelitian . .. .............................................................3 F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan . .. ............3 G. Devenisi Operasional ... .......................................................4 H. Metode Penelitian ... .............................................................8 I. Sistematika Penulisan Laporan . .........................................14
BAB II
:
KAJIAN PUSTAKA A. Belajar ... ...............................................................................17 B. Metode Pembelajaran Index Card Match ... ........................30 C. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist ... ....................................35
xi
BAB III
:
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................ ...43 B. Tempat dan Waktu Penelitian . .. .......................................56 C. Instrumen Penelitian . .. ......................................................58 D. Pengumpulan Data Penelitian . .. .......................................59 E. Analisis Penelitian . ............................................................60
BAB IV
:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... ................................................................61 B. Pembahasan . .. ................................................................ ...66
BAB V
:
PENUTUP A. Kesimpulan ... ......................................................................78 B. Saran . .. ...............................................................................78
DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Hasil Evaluasi Pra Siklus …………………………………….
61
Tabel 2 : Hasil Evaluasi Siklus I ……………………………………… 64 Tabel 3 : Hasil Evaluasi Siklus II
..…………………………………… 65
Tabel 4 : Hasil Evaluasi Siklus III
…………………………………… 65
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Guru MI Nurul Azhar Lampiran 2 : Data Siswa MI Nurul Azhar Lampiran 3 : Silabus Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 5 : Hasil Evaluasi Siklus I Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 7 : Hasil Evaluasi Siklus II Lampiran 8 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Lampiran 9 : Hasil Evaluasi Siklus III Lampiran 10 : Arsip Kartu Lampiran 11 : Lembar Konsultasi dan Bimbingan Skripsi
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Al-qur‟an adalah sumber dan landasan utama ajaran Islam. Seorang muslim mempelajari Al-qur‟an adalah sebuah kebutuhan agar dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan benar. Namun demikian banyak sekali umat Islam enggan mempelajari Al-qur‟an, bagi sebagian mereka belajar Al-qur‟an itu dianggap sulit. Hal ini dimungkinkan karena Al-qur‟an berbahasa Arab yang tidak dipahami oleh mereka. Sebagian umat Islam dapat melafalkan (membunyikan) tulisan Alqur‟an tetapi tidak dapat mengambil pelajaran dari ayat yang dilafalkan tersebut (Ahmad Lutfi, 2009:2-3).Adapun belajar sendiri adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Metode yang senantiasa
digunakan
para
guru
di
sekolah
termasuk
peneliti
untuk mengajarkan terjemah Al-qur‟an dengan metode ceramah. Peneliti beranggapan bahwa siswa belum memiliki kemampuan untuk memisahkan ayat perkata (lafadz) sehingga metode yang diterapkan siswa diminta mendengarkan bacaan guru dan menirukan.Metode ceramah ini diterapkan dari tahun ke tahun ternyata hasilnya belum memuaskan. Untuk meningkatkan prestasi siswa khususnya pada Kompetensi Dasar (KD)
1
menyebutkan dalil tentang taqwa, peneliti mencoba merubah metode pembelajaran dari ceramah diubah dengan metode index card match. Selain untuk meningkatkan hasil belajar peniliti bermaksud mengetahui respon siswa bahwa belajar Al-qur‟an itu mudah dan menyenangkan.ini akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku (Wahyuni dan Baharuddin, 2008:15-16). Sehingga judul penelitian tindakan kelas ini diberi judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-qur’an Hadits Tentang Taqwa Melalui Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. B. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, metode Index Card Match digunakan pada mata pelajaran Al-qur‟an Hadits pada materi Hadits tentang taqwa. dengan demikian penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran Al-qur‟an Hadits materi Hadits tentang Taqwa melalui metode Index Card Match pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban tahun pelajaran 2011/2012. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian tindakan kelas ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al-qur‟an Hadits tentang taqwa pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban tahun pelajaran 2011/2012?
2
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari Penelitian ini adalah Untuk mengetahui Apakah metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al-qur‟an Hadits tentang taqwa pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban tahun pelajaran 2011/2012? E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan Definisi hipotesis tindakan yaitu suatu alternatif tindakan yang di pandang paling tepat untuk dilakukan dalam rangka memecahkan masalah yang diteliti (Basrowi, 2008: 91). Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah bahwa melalui penggunaan metode Index Card Match, hasil belajar Materi Alqur‟an Hadits tentang taqwa siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban tahun pelajaran 2011/2012 dapat ditingkatkan. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian ini, dirumuskan indikator keberhasilan sebagai berikut: Sekurang-kurangnya 75% siswa mendapat nilai ulangan harian lebih besar dari nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu 65. F. Kegunaan Penelitian. Kegunaan penelitian ini secara khusus adalah untuk perbaikan kualitas pembelajaran Al-qur‟an Hadits yang selama ini dilaksanakan oleh peneliti. Secara umum penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak sebagai berikut:
3
1. Untuk siswa a. Dapat meningkatkan minat dan keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran Al-qur‟an Hadits. b. Dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Al-qur‟an Hadits. 2. Untuk Guru. a. Dapat memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran. b. Dapat menciptakan inovasi baru dalam pembelajaran. c. Merupakan umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa. d. Dapat menjadikan masukan kepada rekan guru sehingga termotivasi dalam meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran. 3. Untuk Madrasah. a. Suasana pembelajaran di madrasah akan lebih kondusif terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran Al-qur‟an Hadits. b. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan bacaan yang dapat dipergunakan untuk peningkatan mutu Madrasah. G. Definisi Operasional Supaya tidak terjadi kesalahpahaman yang diakibatkan oleh penafsiran yang berbeda, maka berikut ini dijelaskan maksud yang terkandung dalam penelitian tindakan kelas ini: 1. Peningkatan Menurut Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja (2008: 820), peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya susunan berlapis-
4
lapis,tinggi rendah kedudukan, tinggi rendah jabatan, tinggi rendah peradaban, dsb, batas waktu, sepadan, tahap. Peningkatan berarti proses, perbuatan, cara meningkatkan usaha dsb. 2. Hasil Belajar Menurut Dimyati Mahmud (1990: 123), belajar adalah suatu perubahan yang relative tetap dalam kemampuan seseorang. Definisi ini menginformasikan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang menekan pada pentingnya perubahan dalam tingkah laku yang dapat diamati sebagai pertanda bahwa telah berlangsung suatu pembelajaran. Dengan demikian yang dimaksud hasil bilajar adalah hasil suatu proses perubahan kearah perubahan perilaku dan perubahan sikap yang bersifat permanen dan tahan lama dan terbentuk sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya. 3. Mata Pelajaran Al-qur‟an Hadits Mata pelajaran Al-qur‟an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban. Materi mata pelajaran Al-qur‟an hadis yang dilaksanakan dalam pembelajaran pada kelas V semester 2 (dua) tahun pelajaran 2011/2012, khususnya yang diteliti mengenai hadis tentang Taqwa.
5
4. Metode Index Card Match a. Pengertian Menurut Lukman Zain (2009: 17), metode adalah tata cara yang digunakan
guru
untuk
menciptakan
lingkungan
belajar
dan
mngkhususkan aktifitas proses pembelajaran secara langsung. Menurut Nur Hasanah, dkk (2010: 53), Metode adalah cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Metode Index Card Match dikenal juga dengan istilah “mencari pasangan kartu”. Metode ini berpotensi membuat siswa senang. Unsur permainan yang terkandung dalam metode ini tentunya membuat pembelajaran tidak membosankan. Tentu saja penjelasan aturan permaian perlu diberikan kepada siswa agar metode ini menjadi lebih efektif. Metode ini sangat tepat untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode ini adalah sebagai berikut : 1. Guru mempersiapakan potongan-potongan kertas sebanyak separuh siswa dalam kelas yang akan diajar. 2. Potongan-potongan kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama. 3. Pada separuh bagian ditulis pertanyaan tentang materi yang diajarakan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
6
4. Pada separuh bagian yang lain, ditulis jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang telah dibuat. 5. Kemudian potongan-potongan tersebut dicampur aduk secara acak, sehingga tercampur antara soal dengan jawaban. 6. Kertas-kertas tersebut kemudian dibagikan kepada setiap siswa, satu siswa satu kertas. Diterangkan aturan main bahwa siswa yang mendapat soal harus mencari temannya yang mendapat jawaban dari soal yang diperolehnya, demikian pula sebaliknya. 7. Setelah siswa menemukan pasanganya, siswa diminta untuk duduk sesuai dengan pasangan yang diperolehnya. Antar pasangan
satu
dengan
yang
lain
diminta
untuk
tidak
memberitahukan materi yang diperolehnya. 8. Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras secara bergantian agar didengar oleh teman-teman yang lain, kemudian pasangannya membacakan jawaban juga dengan suara keras. 9. Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban yang diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi. Bersama-sama siswa guru membuat kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan.
7
b. Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban Siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa yang pada tahun pelajaran 2011/2012, tercatat sebagai siswa di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. H. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian a. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan. Menurut Soly Abimanyu (dalam Suwandi, 2007), penelitian tindakan adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pangalaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri. Sebagai bentuk penelitian praktis, dalam bidang pendidikan. Penelitian tindakan ini mengacu pada apa yang dilakukan guru untuk memperbaiki proses pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Penelitian ini disebut penelitian tindakan kelas. b. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan yaitu terhitung dari tanggal 18 Mei 2012 s.d. 18 Juni 2012. Penelitian ini bertepatan dengan masa pembelajaran semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 yang dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.
8
c. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban sejumlah 17 siswa yang terdiri dari 10 putra dan 7 putri, serta masih menempuh semester 2 tahun pelajaran 2011/2012, satu orang guru dan 1 orang observer. d. Langkah-langkah Penelitian Penelitian ini meliputi 3 (tiga) siklus tindakan. Tahap-tahap yang dilaksanakan pada tiap siklus dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: i.
Tahap Persiapan Persiapan penulis sebelum melaksanakan penelitian antara lain: 1. Mengurus perijinan. 2. Melakukan survey dan identifikasi masalah ke lokasi 3. Menyiapkan bahan dan instrument pengumpulan data. 4. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian.
ii.
Tahap Pelaksanaan. Tahap-tahap dalam tiap siklus meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Tahap perencanaan. Tahap perencanaan dalam penelitian ini meliputi beberapa siklus yang terdiri sebagai hal-hal berikut: a) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang akan diterliti.
9
b) Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan. c) Merumuskan masalah secara jelas. d) Menetapkan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indicator-indikator keberhasilan. e) Membuat secara rinci. 2) Tahap Tindakan Tahap tindakan dalam tiap siklus ini meliputi hal-hal sebagai berikut: Guru
mempersiapakan
potongan-potongan
kertas
sebanyak separuh siswa dalam kelas yang akan diajar. Potongan-potongan kertas tersebut dibagi
menjadi dua
bagian yang sama. Pada separuh bagian ditulis pertanyaan tentang materi yang diajarakan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan. Pada separuh bagian yang lain, ditulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. Kemudian potongan-potongan tersebut dicampur aduk secara acak, sehingga tercampur antara soal dengan jawaban. Kertas-kertas tersebut kemudian dibagikan kepada setiap siswa, satu siswa satu kertas. Diterangkan aturan main bahwa siswa yang mendapat soal harus mencari temannya
10
yang mendapat jawaban dari soal yang diperolehnya, demikian pula sebaliknya. Setelah siswa menemukan pasanganya, siswa diminta untuk duduk sesuai dengan pasangan yang diperolehnya. Antar pasangan satu dengan yang lain diminta untuk tidak memberitahukan materi yang diperolehnya. Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras secara bergantian agar didengar oleh teman-teman yang lain, kemudian pasangannya membacakan jawaban juga dengan suara keras. Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban yang diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi. Bersama-sama siswa guru membuat kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan. 3) Observasi Observasi adalah pengamatan (observing), obeservasi yang dimaksud ialah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Supardi dalam Suyadi, 2011:63). Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.Adapun yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian
11
ini adalah siswa mampu memahami materi pelajaran dan berkeinginan sedikit demi sedikit untuk mengamalkan pelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 4) Refleksi Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka perlu dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi: perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang, sehingga permasalahan dapat teratasi (Hopkins dalam Suhardjono, 2009: 80). iii.
Instrumen Penelitian Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Butir soal tes b. Lembar observasi c. Lembar hasil tes
iv.
Pengumpulan Data Data yang dihimpun dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi
dua jenis data, yaitu: a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki,
12
1997: 55). Adapun data primer ini diperoleh dengan beberapa macam cara, antara lain: 1. Studi kepustakaan, meliputi hal-hal yang berkaitan dengan strategi dan metode pembelajaran Al-qur‟an Hadits. 2. Dokumen, meliputi nilai tes siklus hasil penelitian, jurnal mengajar, daftar hadir siswa kelas V. 3. Data lapangan, meliputi situasi dan kondisi siswa kelas V, metode guru dalam mengajar berdasarkan hasil observasi saat penelitian berlangsung. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti (Marzuki, 1997:56). Adapun sumber data sekunder ini diperoleh dengan beberapa macam cara, antara lain: 1. Studi kepustakaan, meliputi hal-hal yang berkaitan dengan metode-metode pembelajaran aktif termasuk di dalamnya adalah metode Index Card Match. 2. Dokumen, meliputi rapor siswa kelas V, jurnal mengajar, daftar hadir siswa kelas V. 3. Data lapangan meliputi, situasi dan kondisi siswa kelas V, metode guru dalam mengajar berdasarkan informasi dari rekan guru maupun dari kepala sekolah serta dari wali murid.
13
v.
Analisi Data Dalam penelitian ini ada dua macam data yaitu data kualitatif
dan
data
kuantitatif,
sehingga
analisisnya
juga
menggunakan dua macam analisa data yaitu: a. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes di olah dengan menggunakan deskripsi persentase. Nilai persentase di hitung
dengan ketentuan sebagai berikut: NP =
X 100%
Keterangan: NP
: Nilai Persentase
NK
: Nilai komulatif
R
: Jumlah Responden
b. Data
kualitatif
dengan
analisis
deskriptif
kualitatif,
berdasarkan pada hasil observasi. I. Sistematika Penulisan Laporan Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas ini di susun dalam format skripsi berdasarkan petunjuk yang telah dikeluarkan oleh institusi sebagai berikut: Bagian
Awal
Skripsi
PersetujuanPembimbing,
memuat:
Sampul,
Pengesahan
Lembar
Kelulusan,
Berlogo,
Pernyataan
Judul,
Keaslian
Tulisan, Motto dan Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Dartar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran. Bagian inti Skripsi terdiri dari:
14
BAB I PENDAHULUAN, yang berisi: Latar belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, hipotesis Tindakan dan Indikator keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, memuat: (1) Rancangan Penelitian, (2) Subjek Penelitian, (3) Langkah-langkah Penelitian, (4) Instrumen Penelitian (5) Pengumpulan Data, dan ( 6) Analisis Data, Sistematika Penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA, meliputi: Belajar yang memuat : (1) Hakikat Belajar, (2) Hasil Belajar,(3) Hal-hal yang Mempengaruhi Hasil Belajar.Mata pelajaran Al-qur‟an Hadits : (1) Esensi Mata Pelajaran Al-qur‟an Hadits, (2) Ruang Lingkup Materi, (3) Tujuan Mata Pelajaran Al-qur‟an Hadits, (4) Pokok Bahasan Hadits Tentang Taqwa.Metode Index Card Match meliputi : (1) Pengertian Metode Index Card Match, (2) Tujuan Penerapan Metode Index Card Match, (3) Langkah-langkah Metode Index Card Match, (4 ) Kelebihan dan Kekurangan Metode Index Card Match. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, meliputi: Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, memuat: rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II, memuat: rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III, memuat: rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, meliputi: Hasil Penelitian, yaitu : Deskripsi sebelum pembelajaran siklus I, II, dan III, (1) Deskripsi siklus I, (2) Deskripsi siklus II, (3) Deskripsi siklus III.
15
Pembahasan Hasil Penelitian, meliputi: (1) Pengelolaan Proses Pembelajaran oleh Guru, (2) Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran, (3) Pencapaian Penguasaan Pembelajaran Hadits Tentang Taqwa melalui metode Index Card Match. BAB V PENUTUP, meliputi: Kesimpulan dan Saran Bagian Akhir Skripsi terdiri dari: Daftar Pustaka,Lampiran-lampiran,dan Daftar Riwayat Hidup Peneliti
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono berpendapat bahwa definisi belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Supriyono dan Abu Ahmadi, 1991:121). Pengertian belajar ini tidak sama antara para ahli, sebagaimana di kutip oleh Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan yaitu sebagai berikut: a). Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1995) dalam bukunya Educational Psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. b). Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: … acquisition of any relatively permanent in behavior as a result of practice and experience. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya Process of acquiring responses as a
17
result of special practice, belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. c). Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia
atau
hewan)
disebabkan
oleh
pengalaman
yang
dapat
mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangn Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme (Muhibin Syah, 1995:8990). Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari latihan atau pengalaman langsung dan interaksi dengan lingkungan.
Belajar
merupakan
usaha
memperoleh
sejumlah
ilmu
pengetahuan yang dilakukan melalui proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang berorientasi pada lingkungan. Belajar pada intinya membedakan antara sebelum dan sesudah belajar serta dilakukan melalui kegiatan atau praktek yang di sengaja. Dalam agama Islam belajar merupakan kewajiban setiap muslim agar memperoleh ilmu pengetahuan sehingga dapat meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hal ini dinyatakan dalam Al-qur‟an surat Al-Mujadilah ayat 11 sebagai berikut:
18
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S. Al-Mujadilah/58: 11). Sabda Nabi Muhammad saw.
Artinya : Hamzah bin Abdillah bin Umar ia berkata: saya mendengar Nabi saw. Bersabda: “ Ketika saya tidur didatangkan pada saya segelas susu, lalu saya minum, kemudian kelebihannya saya berikan kepada Umar bin Khaththab,” maka berkata: “ Engkau ta’wilkan apakah wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “ilmu”.(HR. Bukhori)
19
Artinya: Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata; Nabi saw. Bersabda; “ Tidak dengki, kecuali pada dua hal yaitu seorang laki-laki yang diberi harta oleh Allah lalu harta itu dikuasakan penggunaannya dalam kebenaran, dan seorang yang diberi hikmah oleh Allah di mana ia memutuskan dan mengajar dengannya”.( HR. Bukhori) a) Teori-teori Belajar Sebenarnya terdapat berbagai teori belajar misalnya yang mendasarkan pada ilmu jiwa daya, tanggapan, asosiasi, trial & error, Medan, Gestalt, Behaviorist dan lain-lain. Namun dalam uraian berikut ini dibatasi hanya yang sekiranya relevan dengan apa yang kita butuhkan. i. Teori Gestalt Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman, yang sekarang menjadi tenar di seluruh dunia. Hukum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dengan hukum dalam belajar yaitu: Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsurunsurnya, Gestalt timbul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya. Jadi, dalam belajar yang terpenting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh respons yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal 20
yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight (Slameto, 2003:9). ii. Teori Belajar menurut J. Bruner Kata Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehinggga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah (Slameto, 2003:11). iii. Teori Belajar dari Piaget Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar mengajar pada anak adalah sebagai berikut: Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak. Walaupun berlangsungya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak. Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu: a). kemasakan, b). pengalaman, c). interaksi sosial, d). equilibration
21
(proses dari ketiga faktor di atas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental) Ada 3 tahap perkembangan, yaitu : a). berfikir secara intuitif + 4 tahun, b). beroperasi secara konkret + 7 tahun, c). beroperasi secar formal + 11 tahun Perlu diketahui pula bahwa dalam perkembangan intelektual terjadi proses yang sederhana seperti melihat, menyentuh, menyebut nama benda dan sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangkaian perubahan yang terjadi pada tiap individu sebagai hasil interaksi dengan dunia sekitarnya (Slameto, 2003:12). iv. Teori dari R. Gagne Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu: Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku; Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi (Slameto, 2003:13). b) Ciri-ciri Belajar Beberapa ciri belajar yaitu: a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). Ini berarti, bahwa hasil belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa
22
mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar. b. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup; c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proes belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial; d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman; e. Pengalaman atu latihan itu dapat member penguatan,. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku (Wahyuni dan Baharuddin, 2008:15-16). c) Jenis-jenis Belajar Beberapa jenis belajar sebagaimana yang diungkapkkan oleh Slameto, yaitu: 1. Belajar Bagian (part learning, fractioned learning) Umumnya belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila ia dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif, misalnya mempelajari sajak ataupun gerakan-gerakan motoris seperti bermain silat. Dalam hal ini individu memecah seluruh
23
materi pelajaran menjadi bagian-bagian yang satu sama lain berdiri sendiri. 2. Belajar dengan Wawasan (learning by insight) Konsep ini diperkenalkan oleh W. kohler, salah seorang tokoh Psikologi Gestalt pada permulaan tahun 1971. Sebagai hasil suatu konsep, wawasan (insight) ini merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir. Menurut Gestalt teori wawasan merupakan proses mereorganisasikan polapola tingkah laku yang telah terbentuk menjadi satu tingkah laku yang ada hubungannya dengan penyelesaian suatu persoalan. 3. Belajar Diskriminatif (discriminative learning) Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih
beberapa
sifat
situasi/stimulus
dan
kemudian
menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Dengan pengertian ini maka dalam eksperimen, subyek diminta untuk berespon secara berbeda-beda terhadap stimulus yang berlainan (Slameto, 2003:5) 4. Belajar Global/keseluruhan (global whole learning) Di sini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang sampai pelajar menguasainya. 5. Belajar Insidental (incidental learning) Belajar disebut insidental bila tidak ada instruksi atau petunjuk yang diberikan pada individu mengenai materi belajar
24
yang akan diujikan kelak. Dalam kehidupan sehari-hari, belajar insidental ini merupakan hal yang sangat penting. 6. Belajar Instrumental (instrumental learning) Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi seseorang siswa yang diperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman,berhasil atau gagal. 7. Belajar Intensional (intentional learning) Belajar dalam arah tujuan, merupakan lawan dari belajar insidental. 8. Belajar Laten (latent learning) Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara segera, dan oleh karena itu disebut laten. 9. Belajar Mental (mental learning) Perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi di sini tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif karena ada bahan yang dipelajari. 10. Belajar Produktif (productive learning) R. Berguis (1964) memberikan arti belajar produktif sebagai belajar dengan transfer yang maksimum. Belajar adalah mengatur kemugkinan untuk melakukan transfer tingkah laku dari satu situasi ke situasi lain. Belajar disebut produktif bila individu
25
mampu mentransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam situai lain. 11. Belajar Verbal (verbal learning) Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melalui latihan dan ingatan (Slameto, 2003:5-8). d) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. a. Faktor intern 1) faktor jasmaniah; faktor kesehatan, cacat tubuh 2) faktor psikologis; inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesapan, 3) faktor kelelahan; b. Faktor-faktor ekstern 1) Faktor keluarga; Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. 2) Faktor sekolah,
26
Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat peraga, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah, 3) Faktor masyarakat, Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 2003:57-71). e) Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima
pengalaman
belajarnya
(Sudjana,
2004
:22).
Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana:2004 : 22). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa
27
(Sudjana, 1989 :39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002 : 39). "Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya" (Ali Muhammad, 2004 : 14). Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik). Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh
28
siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif Hasil belajar siswa (http://www.sarjanaku.com /2011/03/). Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, kecakapan intelektul, metode kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu : 1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. 2. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran. Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana, melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan
29
prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai. 2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya. 3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya. 4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku. 5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya (http://www.sarjanaku.com/2011/03/). B. Metode Pembelajaran Index Card Match 1. Pengertian Metode Pembelajaran Dilihat dari segi etimologi (bahasa), metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha”
30
yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Dalam segi istilah metode dapat dimaknai sebagai jalan yang ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsure-unsur manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik dalam Ismail SM, 2009:9). Landasan dan perintah dalam kaitan tentang pembelajaran ialah dalam surat al alaq
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. 2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. 4.
Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam. 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
31
Lima ayat tersebut merupakan ayat pertama yang turun yang diterima Nabi Muhammad SAW, yang diantaranya merupakan perintah kepada semua manusia untuk menelaah, membaca, belajar, dan observasi ilmiah tentang penciptaan manusia sendiri. 2. Metode Index Card Match Metode Index Card Match dikenal juga dengan
istilah “mencari
pasangan kartu”. Metode ini berpotensi membuat siswa senang. Unsur permainan
yang terkandung dalam metode
ini
tentunya membuat
pembelajaran tidak membosankan. Tentu saja penjelasan aturan permaian perlu diberikan kepada siswa agar metode ini menjadi lebih efektif. Metode ini sangat tepat untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Tujuan metode Index Card Match adalah Mengetahui penerapan metode index card match dalam pembelajaran Al-qur‟an Hadits. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode ini adalah sebagai berikut : 1) Guru mempersiapakan potongan-potongan kertas sebanyak separuh siswa dalam kelas yang akan diajar. 2) Potongan-potongan kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama. 3) Pada separuh bagian ditulis pertanyaan tentang materi yang diajarakan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan. 4) Pada separuh bagian yang lain, ditulis jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang telah dibuat.
32
5) Kemudian potongan-potongan tersebut dicampur aduk secara acak, sehingga tercampur antara soal dengan jawaban. 6) Kertas-kertas tersebut kemudian dibagikan kepada setiap siswa, satu siswa satu kertas. Diterangkan aturan main bahwa siswa yang mendapat soal harus mencari temannya yang mendapat jawaban dari soal yang diperolehnya, demikian pula sebaliknya. 7) Setelah siswa menemukan pasanganya, siswa diminta untuk duduk sesuai dengan pasangan yang diperolehnya. Antar pasangan satu dengan yang lain diminta untuk tidak memberitahukan materi yang diperolehnya. 8) Setelah
semua
siswa
menemukan
pasangannya
dan
duduk
berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras secara bergantian agar didengar oleh teman-teman yang lain, kemudian pasangannya membacakan jawaban juga dengan suara keras. 9) Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban yang diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi. Bersama-sama siswa guru membuat kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan. Kelebihan dan Kelemahan Index Card Match Strategi pembelajaran index card match sebagai salah satu aternatif yang dapat dipakai dalam penyampaian materi pelajaran selama proses belajar mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan
33
kelemahan. Handayani (2009) menyatakan bahwa terdapat kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran index card match. I. Kelebihan dari strategi belajar aktif index card match Menurut Handayani (2009) yaitu: Menumbuhkan
kegembiraan
dalam
kegitan
belajar
mengajar. Materi pelajaran
yang disampaikan lebih
menarik
perhatian siswa. Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar. Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain. II. Kelemahan dari strategi belajar aktif index card match yaitu: Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas dan prestasi. Guru harus meluangkan waktu yang lebih. Lama untuk membuat persiapan Guru harus memiliki jiwa demokratis dan ketrampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah
34
Suasana
kelas
menjadi
“gaduh”
sehingga
dapat
mengganggu kelas lain. C. Mata Pelajaran Al-qur’an Hadist 1. Pengertian a. Pengertian Al-qur‟an Menurut bahasa, kata Al-qur‟an merupakan kata benda bentukan dari kat kerja qara‟a yang maknanya sinonim dengan kat qira‟ah yang berarti “bacaan”, sebagaimana kata ini digunakan dalam ayat 17-18 surat Al-Qiyaman:
Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. 18.
Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah
bacaannya itu. Menurut istilah, sebagaimana yang dikemukakan oleh Syekh Ali Ash-Shabuni, “Al-qur‟an adalah kalam Allah yang menjadi mukjizat, dirurunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir dengan perantara malaikat Jibril, tertulis dalam mushaf yang dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas.” b. Pengertian Hadits Secara harfiah hadits berarti, “komunikasi”, “kisah” (baik masa lampau ataupun kontemporer), “percakapan” (baik yang bersifat
35
keagamaan ataupun umum). Bila digunakan sebagai kata sifat, hadits berarti “baru”. Dalam Al-qur‟an, kata ini digunakan sebanyak 23 kali. Secara istilah, hadits menurut ulama ahli hadits berarti “segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad SAW baik yang berupa ucapan, perbuatan, takrir (sesuatu yang dibiarkan, dipersilahkan, disetujui secara diam-diam), sifat-sifat, dan perlaku Nabi SAW”. Sementara itu, menurut para ahli usul fikih, hadits adalah “segalam sesuatu yang bersumber dari nabi Muhammad SAW”, baik yang berupa ucapan, perbuatan, atau takrir yang patut menjadi dalil hukum syara (Ahmad Lutfi, 2009:35). 2. Tujuan Pelajaran Al-qur‟an Hadits a. Tujuan pembelajaran Al-qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah Pembelajaran Al-qur‟an Hadits menurut Ahmad Lutfi adalah bagian dari upaya untuk mempersiapkan sejak dini agar siswa memahami, terampil melaksanakan dan mengamalkan isi kandungan Al-qur‟an Hadits melalui kegiatan pendidikan. Tujuan pembelajaran Al-qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah agar murid mampu membaca, menulis, manghafal, mangartikan, memahami, dan terampil melaksanakan isi kandungan Al-qur‟an Hadits dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Inti ketakwaan itu ialah berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
36
3. Ruang Lingkup dan Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Al-qur‟an Hadits. a. Ruang lingkup mata pelajaran Al-qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: 1) Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al-qur‟an Hadits
yang
benar sesuai kaidah ilmu tajwid. 2) Hafalan surat-surat pendek dalam Al-qur‟an, dan pemahaman sederhana tentang arti dan makna kandungannya serta pengamalannya melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan kebersihan, niat, menghormati
orang
tua,
persaudaraan,
silaturrahim,
taqwa,
menyayangi anak yatim, shalat berjamaah, ciri-ciri orang munafik dan amal saleh (Ahmad Lutfi, 2009:20). b. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Berikut ini disajikan standar kompetensi dan komptensi dasar mata pelajaran Al-qur‟an Hadits kelas V dengan rincian sebagai berikut: 1. Kelas V, Semester 1 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar 1.1.Menerjemahkan surat al-Kafirun, surat al-
1. Memahami arti surat pendek
Ma‟un, dan surat at-Takatsur 1.2.Menjelaskan isi kandungan surat alKafirun, surat al-Ma‟un, dan surat at-
37
Takatsur secara sederhana 2. Memahami hadits
2.1.
menerjemahkan
hadits
tentang
tentang
menyayangi anak yatim
menyayangi anak
2.2. menjelaskan isi kandungan hadits tentang
yatim
menyayangi anak yatim secara sederhana
2. Kelas V, Semester 2 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar 1.1.Membaca surat al-„Alaq secara benar dan
1. Menghafal surat-
fasih
surat pendek secara benar dan fasih
2. Memahami arti surat pendek
1.2.Menghafal surat al-„Alaq secara benar dan fasih
2.1.Menerjemahkan surat al-Qadr 2.2.Menjelaskan isi kandungan surat al-Qadr tentang
malam
lailatul
qadr
secara
sederhana 3. Memahami ari hadits tantang
3.1.Menerjemahkan hadits tantang taqwa dan ciri-ciri orang munafik
taqwa dan ciri-ciri 3.2.Menjelaskan isi kandungan hadits tantang orang munafik
taqwa dan ciri-ciri orang munafik
38
4. Materi Pokok Mata Pelajaran Al-qur‟an dan Hadits. a. Keterampilan Melafalkan Materi pokok keterampilan melafalkan: melafalkan huruf-huruf hijaiyah dan tanda bacanya, melafakan ayat-ayat dalam surat-surat tertentu dalam juz‟amma, melafalkan hadits-hadits tertentu. b. Keterampilan Membaca Materi pokok keterampilan membaca: membaca huruf-huruf hijaiyah baik secara terpisah maupun bersambung, membaca surat-surat tertentu dalam juz‟amma dengan tartil sesuai kaidah tajwid, membaca hadits-hadits tertentu dengan baik dan benar. c. Keterampilan Menulis Materi pokok keterampilan menulis: menulis huruf-huruf hijaiyah baik terpisah ataupun yang bersambung, menulis surat-surat tertentu dalam juz‟amma dan hadits-hadits tertentu dengan baik dan benar. d. Keterampilan Menghafal Materi pokok keterampilan menghafal: menghafal huruf-huruf hijaiyah, menghafal surat-surat tertentu dalam juz‟amma, dan menghafal hadits-haditst tertentu. e. Keterampilan Mengartikan Materi pokok keterampilan mengartikan: mengartikan surat-surat tertentu dalam juz‟amma, dan menghafal hadits-hadits tertentu.
39
f. Keterampilan Memahami Materi pokok keterampilan: memahami isi kandungan surat-surat tertentu dalam juz‟amma dan memahami isi kandungan hadits-haditst tertentu. g. Keterampilan Mengamalkan Materi pokok keterampilan: mengamalkan isi kandungan suratsurat tertentu dalam juz‟amma dan mengamalkan isi kandungan haditshaditst tertentu (Ahmad Lutfi, 2009:25). 5. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran Al-qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam Standar kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran Al-qur‟an Hadits ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus dicapai peserta didik di tingkat MI menurut Ahmad Lutfi, yaitu: a. Membaca, menghafal, menulis, dan memahami surat-surat pendek dalam Al-qur‟an, yakni surat Al-Fatihah, An-Nas sampai surat Ad-Duha. b. Menghafal, memahami arti, dan mangamalkan hadits-hadits pilihan tentang akhlak dan amal shaleh. Kemampuan-kemampuan membaca,
menulis,
menghafal,
tersebut
meliputi:
mengartikan,
melafalkan,
memahami,
dan
mangamalkan. Yakni dengan maksud agar peserta didik memiliki kemampuan:
40
1. Memahami cara melafalkan huruf-huruf hijaiyah dan tanda bacanya. 2. Menyusun kata-kata dengan huruf-huruf hijaiyah baik secara terpisah maupun bersambung. 3. Memahami cara melafalkan dan menghafal surat-surat tertentu dalam juz‟amma 4. Memahami arti surat tertentu dalam juz‟amma. 5. Menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid dalam bacaan Al-qur‟an. 6. Menghafal, memahami arti, dan mengamalkan hadits tertentu tentang persaudaraan, kebersihan, niat, hormat kepada orang tua, silaturahmi, menyayangi anak yatim, taqwa, shalat berjamaa, cirri-ciri orang munafik, keutamaan memberi dan amal shaleh (Ahmad Lutfi, 2009:25). 6. Pendekatan pembelajaran Al-qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah Pendekatan pembelajaran Al-qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah yang dapat digunakan ada dua macam, yaitu: a. Pendekatan tujuan Pendekatan ini digunakan karena didasari oleh pemikiran bahwa setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus ditetapkan terlebih dahulu adalah tujuan yang hendak dicapai. Dengan mempertimbangkan tujuan pembelajaran Al-qur‟an Hadits sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka kemudian dapat ditentukan metode dan teknik pengajaran yang akan diterapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
41
b. Pendekatan stuktural Pendekatan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa Al-qur‟an Hadits dinarasikan dalam bahasa arab, yang memiliki kaidah, norma, dan aturannya sendiri, khususnya dalam membaca dan menulisnya. Atas dasar itu, maka pembelajaran Al-qur‟an Hadits menekankan pada penguasaan kaidah-kaidah pembacaan dan penulisan Al-qur‟an dan hadits dalam bahasa arab. Lebih khusus Al-qur‟an memiliki ilmu tersendiri tentang kaidah membacanya yang disebut ilmu tajwid (Ahmad Lutfi, 2009:62).
42
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang lakukan peneliti ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang penjabarannya adalah sebagai berikut: 1. Pengertian Pengertian PTK menurut Basrowi dan Suwandi adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Secara singkat, PTK dapat didefinisiskan sebagai suatu bentuk penelaahan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakantindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktikpraktik pembelajaran di kelas secara professional (Basrowi Suwandi, 1708:28). 2. Hipotesis Tindakan Definisi hipotesis tindakan yaitu suatu alternatif tindakan yang di pandang paling tepat untuk dilakukan dalam rangka memecahkan masalah yang diteliti (Basrowi Suwandi, 1708:91). Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah bahwa melalui penggunaan metode Index Card match, hasil belajar mata pelajaran Al-qur‟an Hadits tentang taqwa pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban tahun pelajaran 2011/2012 dapat ditingkatkan.
43
3. Indikator Keberhasilan Untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian ini, dirumuskan indikator keberhasilan sebagai berikut: Sekurang-kurangnya 75% siswa mendapat nilai ulangan harian lebih besar dari nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu 65. 4. Perjalanan Siklus a. Tahap Pra Siklus Pada tahap pra siklus peneliti melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan oleh teman sejawat untuk sementara menjadi guru kelas V. Disini peneliti berperan sebagai pengamat dan sebagai guru kelas V sementara, sedang peneliti meminta bantuan teman sejawat yaitu Ibu Umi Rohmah, S.Ag. Peneliti bekerja sama dengan teman sejawat untuk melaksanakan penelitian agar data yang diperoleh dalam penelitian ini benar-benar valid. Setelah selesai melakukan pengamatan dan penilaian / evaluasi proses pembelajaran mata pelajaran Al-qur‟an Hadits materi hadits tentang taqwa, diperoleh informasi yang berhubungan dengan penelitian. Permasalahan tersebut yaitu, lebih dari 50 % dari jumlah siswa ketika diadakan evaluasi memperoleh nilai dibawah kriteria katuntasan minimal (KKM), yang telah ditetapkan sebagai standar ketuntasan belajar siswa. Berpijak pada hasil pra siklus, maka guru sangat menyadari akan kekurangannya, didalam proses pembelajaran Al-qur‟an Hadits, materi Hadits tentang taqwa dikelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban
44
masih banyak kekurangan dan perlu adanya perbaikan. Oleh karena itu, guru dan peneliti berdiskusi dan sebagai hasilnya adalah guru harus mengambil langkah perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I. b. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1) Perencanaan Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru kelas V melakukan rencana
melakukan
perbaikan
guna
memperoleh
hasil
yang
memuaskan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan diantaranya : i.
Menyiapkan RPP yang menitikberatkan pada penggunaan metode Index Card Match,
ii.
Mengalokasikan waktu,
iii.
Menyiapkan soal-soal ulangan harian,
iv.
Menyiapkan daftar nilai siswa,
v.
Menyiapkan lembar observasi/ pengamatan.
2) Pelaksanaan Pada tahap Pelaksanaan, peneliti berperan sebagai pengamat dan guru kelas V berperan sebagai subjek penelitian bersama siswa. Hal-hal yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan yaitu Guru melaksanakan
kegiatan
pembelajaran
sesuai
dengan
rencana
pembelajaran yaitu dengan penggunaan metode Index Card Match.
45
Langkah-langkah pembelajaran : a) Kegiatan Awal (1) Salam, Berdo‟a bersama-sama (2) Menyampaikan tujuan pembelajaran, (3) Appersepsi b) Kegiatan Inti (1) Guru mempersiapakan potongan-potongan kertas sebanyak separuh siswa dalam kelas yang akan diajar. (2) Potongan-potongan kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama. (3) Pada separuh bagian ditulis pertanyaan tentang materi yang diajarakan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan. (4) Pada separuh bagian yang lain, ditulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. (5) Kemudian potongan-potongan tersebut dicampur aduk secara acak, sehingga tercampur antara soal dengan jawaban. (6) Kertas-kertas tersebut kemudian dibagikan kepada setiap siswa, satu siswa satu kertas. Diterangkan aturan main bahwa siswa yang mendapat soal harus mencari temannya yang mendapat jawaban dari soal yang diperolehnya, demikian pula sebaliknya. (7) Setelah siswa menemukan pasanganya, siswa diminta untuk duduk sesuai dengan pasangan yang diperolehnya. Antar
46
pasangan satu dengan yang lain diminta untuk tidak memberitahukan materi yang diperolehnya. (8) Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras secara bergantian agar didengar oleh teman-teman yang lain, kemudian pasangannya membacakan jawaban juga dengan suara keras. (9) Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban yang diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi. Bersamasama siswa guru membuat kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan. c) Kegiatan akhir (1) Mengklarifikasi dan membahas jawaban yang ada secara bersama, (2) Ulangan harian c. Pengamatan / Pengumpulan Data Pada tahap pengamatan, ada beberapa hal yang dilaksanakan, diantaranya : i.
Pengamat melakukan pengamatan pada proses pembelajaran, yang difokuskan pada kegiatan siswa,
ii.
Pengamat mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran berlangsung,
47
iii.
Pengamat mengidentifikasi hasil penilaian ulangan harian siswa, setelah selesai pembelajaran,
2) Refleksi Setelah dilaksanakan proses perbaikan pembelajaran Siklus I mata pelajaran Al-qur‟an Hadits pada materi hadits tentang taqwa dengan metode Index Card Match, ternyata sudah menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini terlihat pada hasil ulangan harian siswa yaitu dari 17 siswa yang mendapat nilai tuntas (memenuhi Kriteria Kectuntasan Minimal) ada 8 siswa atau sebanyak 47%. Hasil belajar siswa tersebut belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti, yaitu sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa kelas V mampu memperoleh nilai yang memenuhi KKM. Oleh karena itu guru harus membuat perencanaan perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II. d. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1) Perencanaan Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru kelas V melakukan rencana perbaikan guna memperoleh hasil yang memuaskan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan diantaranya : i.
Menyiapkan RPP yang menitikberatkan pada penggunaan metode Index Card Match,
ii.
Mengalokasikan waktu,
iii.
Menyiapkan soal-soal ulangan harian,
48
iv.
Menyiapkan daftar nilai siswa,
v.
Menyiapkan lembar observasi / pengamatan.
2) Pelaksanaan Pada tahap Pelaksanaan, peneliti berperan sebagai pengamat dan guru kelas V berperan sebagai subjek penelitian bersama siswa. Hal-hal yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan yaitu Guru melaksanakan
kegiatan
pembelajaran
sesuai
dengan
rencana
pembelajaran yaitu dengan penggunaan metode Index Card Match. Langkah-langkah pembelajaran : i.
Kegiatan Awal (1) Salam, Berdo‟a bersama-sama (2) Menyampaikan tujuan pembelajaran, (3) Appersepsi.
ii.
Kegiatan Inti (1) Guru mempersiapakan potongan-potongan kertas sebanyak separuh siswa dalam kelas yang akan diajar. (2) Potongan-potongan kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama. (3) Pada separuh bagian ditulis pertanyaan tentang materi yang diajarakan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan. (4) Pada separuh bagian yang lain, ditulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
49
(5) Kemudian potongan-potongan tersebut dicampur aduk secara acak, sehingga tercampur antara soal dengan jawaban. (6) Kertas-kertas tersebut kemudian dibagikan kepada setiap siswa, satu siswa satu kertas. Diterangkan aturan main bahwa siswa yang mendapat soal harus mencari temannya yang mendapat jawaban dari soal yang diperolehnya, demikian pula sebaliknya. (7) Setelah siswa menemukan pasanganya, siswa diminta untuk duduk sesuai dengan pasangan yang diperolehnya. Antar pasangan satu dengan yang lain diminta untuk tidak memberitahukan materi yang diperolehnya. (8) Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras secara bergantian agar didengar oleh teman-teman yang lain, kemudian pasangannya membacakan jawaban juga dengan suara keras. (9) Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban yang diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi. Bersamasama siswa guru membuat kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan. iii.
Kegiatan akhir, (1) Mengklarifikasi dan membahas jawaban yang ada secara bersama,
50
(2) Guru mengembangkan jawaban hasil kerja kelompok untuk memperluas cakupan materi, (3) Guru dan siswa menarik kesimpulan atas materi yang dipelajari, (4) Ulangan harian 3) Pengamatan / Pengumpulan Data Pada tahap pengamatan, ada beberapa hal yang dilaksanakan, diantaranya : i.
Pengamat melakukan pengamatan pada proses pembelajaran, yang difokuskan pada kegiatan siswa,
ii.
Pengamat mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran berlangsung,
iii.
Pengamat mengidentifikasi hasil penilaian ulangan harian siswa, setelah selesai pembelajaran,
4) Refleksi Setelah dilaksanakan proses perbaikan pembelajaran Siklus II mata pelajaran Al-qur‟an Hadits pada materi hadits tentang taqwa dengan metode Index Card Match, dan dibentuknya kelompok belajar ternyata, hasil belajar siswa dirasa cukup memuaskan. Hal ini terlihat pada saat dilaksanakan evaluasi hasilnya menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang cukup memuaskan, Hal ini terlihat pada hasil ulangan harian siswa yaitu dari 17 siswa yang mendapat
51
nilai tuntas (memenuhi KKM) ada 10 siswa atau 58% yang sudah memenuhi KKM. Berpijak dari hasil tersebut, berarti penggunaan metode Index Card Match yang diiringi dengan pembentukan kelompok belajar siswa, ternyata mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Namun demikian, masih ada siswa yang sebagaian besar terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah masih kesulitan mengerjakan soal yang diberikan guru, sehingga diperlukan langkah perbaikan pada siklus selanjutnya agar hasilnya lebih memuaskan, yaitu sekurangkurangnya 75% dari jumlah siswa kelas V seluruhnya mampu memperoleh nilai yang memenuhi kriteria minimal ketuntasan belajar. e. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III 1) Perencanaan Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru kelas V melakukan rencana perbaikan guna memperoleh hasil yang memuaskan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan diantaranya : i.
Menyiapkan RPP yang menggunakan metode Index Card Match,
ii.
Mengalokasikan waktu,
iii.
Menyiapkan soal-soal ulangan harian,
iv.
Menyiapkan daftar nilai siswa,
v.
Menyiapkan lembar observasi.
52
2) Pelaksanaan Pada tahap Pelaksanaan, peneliti berperan sebagai pengamat dan guru kelas V berperan sebagai subjek penelitian bersama siswa. Hal-hal yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan yaitu Guru melaksanakan
kegiatan
pembelajaran
sesuai
dengan
rencana
pembelajaran yaitu dengan penggunaan metode Index Card Match. Langkah-langkah pembelajaran : i.
Kegiatan Awal (1) Salam, Berdo‟a bersama-sama (2) Menyampaikan tujuan pembelajaran, (3) Appersepsi
ii.
Kegiatan Inti (1) Guru mempersiapakan potongan-potongan kertas sebanyak separuh siswa dalam kelas yang akan diajar. (2) Potongan-potongan kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama. (3) Pada separuh bagian ditulis pertanyaan tentang materi yang diajarakan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan. (4) Pada separuh bagian yang lain, ditulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. (5) Kemudian potongan-potongan tersebut dicampur aduk secara acak, sehingga tercampur antara soal dengan jawaban.
53
(6) Kertas-kertas tersebut kemudian dibagikan kepada setiap siswa, satu siswa satu kertas. Diterangkan aturan main bahwa siswa yang mendapat soal harus mencari temannya yang mendapat jawaban dari soal yang diperolehnya, demikian pula sebaliknya. (7) Setelah siswa menemukan pasanganya, siswa diminta untuk duduk sesuai dengan pasangan yang diperolehnya. Antar pasangan satu dengan yang lain diminta untuk tidak memberitahukan materi yang diperolehnya. (8) Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras secara bergantian agar didengar oleh teman-teman yang lain, kemudian pasangannya membacakan jawaban juga dengan suara keras. (9) Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban yang diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi. Bersamasama siswa guru membuat kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan. iii.
Kegiatan akhir (1) Mengklarifikasi dan membahas jawaban yang ada secara bersama, (2) Guru mengembangkan jawaban hasil kerja kelompok untuk memperluas cakupan materi,
54
(3) Guru dan siswa menarik kesimpulan atas materi yang dipelajari, (4) Ulangan harian 3) Pengamatan / Pengumpulan Data Pada tahap pengamatan, ada beberapa hal yang dilaksanakan, diantaranya : i.
Pengamat melakukan pengamatan pada proses pembelajaran, yang difokuskan pada kegiatan siswa,
ii.
Pengamat mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran berlangsung,
iii.
Pengamat mengidentifikasi hasil penilaian ulangan harian siswa, setelah selesai pembelajaran,
4) Refleksi Setelah dilaksanakan proses perbaikan pembelajaran Siklus III mata pelajaran Al-qur‟an Hadits pada materi hadits tentang taqwa dengan metode Index Card Match, dan dibentuknya kelompok belajar, ternyata hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup memuaskan. Hal ini terlihat setelah dilaksanakan evaluasi hasilnya menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang cukup memuaskan, bila dibandingkan sebelum pelaksanaan siklus III. Peningkatan tersebut terlihat pada hasil ulangan harian siswa yaitu dari 17 siswa yang mendapat nilai tuntas (memenuhi KKM) ada 14 siswa (82 %).
55
Berpijak dari hasil tersebut, berarti penggunaan metode Index Card Match yang diiringi dengan pembentukan kelompok belajar siswa, yang pembentukan anggota kelompoknya terdiri dari siswa yang berkemampuan heterogen, ternyata mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti dalam pelaksanaan siklus III ini hasil belajar siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yang sudah ditentukan, yaitu sekurang-kurangnya 75 % siswa memenuhi KKM. Karena pada pelaksanaan siklus III ini sudah memenuhi indikator keberhsilan yaitu mencapai 82 %, maka siklus ini dihentikan. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban dengan gambaran sebagai berikut, a. Keadaan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban adalah salah satu Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Pabelan yang terletak di Dusun Senggrong, Rt.13/04, Desa Terban, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban berdiri sejak tahun 1975 sampai sekarang, dan didirikan berdasarkan atas swadaya masyarakat. Karena Madrasah Ibtidaiyah ini terletak di sebuah pedesaan, maka tidak heran jika sarana prasarana pembelajarannya pun belum lengkap seperti layaknya sekolah-sekolah yang berada di pusat kota.
56
Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah / madrasah yang berstatus swasta. Namun demikian, madrasah ini telah terbukti terakreditasi yang pelaksanaannya dilaksanakan pada tahun 1995, 2002, 2005, dan terakhir pada tahun 2009. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah ini hanya berlangsung pada pagi hari saja. Pada siang hari tidak ada program pembelajaran, kecuali pada saat akan ada Ujian Nasional (UN), maka di siang hari diadakan program pembelajaran tambahan yang dikhususkan untuk siswa-siswi kelas 6 saja. Status bangunan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban adalah milik sendiri, dengan luas bangunan 306 m². Madrasah ini memiliki 6 ruang kelas utuh. b. Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban Secara geografis Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban terletak di Dusun Senggrong, Desa Terban, 8 km sebelah selatan kecamatan Pabelan. Jika dilihat dari Desa Terban, maka Madrasah Ibtidaiyah ini terletak paling timur Desa Terban, yang berbatasan langsung dengan Desa Cukilan Kecamatan Suruh. c. Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban Jumlah guru atau pendidik di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban adalah 8 orang, dengan rincian satu orang sebagai kepala sekolah, dan 7 orang yang lain bertugas sebagai pendidik. Jika di lihat dari jumlah tersebut, maka kebutuhan tenaga pendidik di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban sudah lebih dari cukup, meskipun dari sejumlah pendidik
57
yang ada, sebagian besar masih berstatus sebagai guru wiyata bhakti atau guru tetap yayasan. Secara rinci keadaan guru di Madrasah Ibtidaiyah ini, penulis sajikan secara rinci dalam sebuah tabel kepegawaian dalam lampiran. d. Data Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban Pada tahun pelajaran 2011/2012 jumlah siswa di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban adalah 101 siswa . Dari jumlah tersebut, dapat dirinci yaitu kelas 1 (satu) berjumlah 21 siswa, kelas 2 (dua) berjumlah 20 siswa, kelas 3 (tiga) berjumlah 8 siswa, kelas 4 (empat) berjumlah 15 siswa, kelas 5 (lima) berjumlah 17 siswa, dan kelas 6 (enam) berjumlah 20 siswa. Untuk mengetahui lebih jelas dan terperinci, tentang data siswa MI Nurul Azhar Terban, penulis sajikan dalam sebuah tabel pada lampiran. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan yaitu terhitung dari tanggal 18 Mei 2012 sampai dengan 18 Juni 2012. Penelitian ini bertepatan dengan masa pembelajaran semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 yang dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. C. Instrumen Penelitian Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Silabus, 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
58
3. Lembar observasi, 4. Lembar hasil tes D. Pengumpulan Data Penelitian 1. Observasi Secara umum, observasi atau pengamatan merupakan setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran. Observasi secara sederhana merupakan suatu pangamatan dengan menggunakan indera penglihatan dan tidak mengajukan pertanyaan. Dengan demikian, boleh dikata bahwa observasi merupakan upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu. Artinya data yang diperoleh melalui observasi berasal dari subjek pada saat terjadinya tingkah laku. Kemungkinan bisa terjadi tingkah laku yang diharapkan akan muncul atau mungkin tidak muncul, karena tingkah laku dapat dilihat maka kita dapat segera mengatakan bahwa yang diukur memang sesuatu yang dimaksudkan untuk diukur (Ahmad Hufad, 2009:156). Untuk mempermudah pengukuran perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa, peneliti bekerjasama dengan teman sejawat yaitu Ibu Umi Rohmah, S.Ag. Ibu Umi Rohmah, S.Ag merupakan guru mata pelajaran Alqur‟an Hadits kelas V MI Nurul Azhar Terban. Pada tahap observasi ini peran teman sejawat yaitu sebagai pengajar materi hadits tentang taqwa, sekaligus sebagai pembimbing, pengarah dan memberikan semangat belajar kepada seluruh siswa kelas, serta pengelola kelas pada saat dilaksanakan penelitian.
59
Atau bisa juga dikatakan bahwa teman sejawat menjadi subjek penelitian bersama siswa kelas V MI Nuru Azhar Terban. 2. Catatan Lapangan Pada waktu pelaksanaan penelitian peneliti membuat catatan, setelah pulang ke tempat tinggal membuat catatan lapangan yang berisikan kata-kata kunci, pokok-pokok pengamatan yang berguna sebagai alat perantara apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan. 3. Tes Alat pengumpul data tes besifat mengukur, karena berisi pentanyaanpertanyaan yang alternatif jawabannya memiliki stadar jawaban tertentu, misalnya benar-salah, menjodohkan, jawaban singkat dan tes isian. Tes dipakai untuk mengukur kemampuan siswa, baik kemampuan awal, perkembangan atau peningkatan kemampuan selama dikenai tindakan, dan kemampuan pada akhir siklus tindakan (Ahmad Hufad, 2009:177) E. Analisis Data Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua macam data, yaitu data kulitatif dan data kuantitatif, sehingga analisisnya juga menggunakan dua macam analisis data yaitu: Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan presentase. Nilai presentase di hitung dengan ketentuan sebagai berikut:
Prosentase =
X 80% (Ngalim Purwanto,
1988:162)
60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah peneliti melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran, peneliti mendapatkan data sebagai hasil penelitian yang dilakukan dengan metode pembelajaran yang telah peneliti tentukan. Untuk itu, pada bab ini peneliti menuangkan hasil penelitian pra siklus dan hasil dari setiap siklus. 1. Tahap Pra Siklus Sebelum proses pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan, peneliti telah melakukan penelitian terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti sudah mendapatkan hasil evaluasi dari siswa. Hasil penilaian ini disampaikan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa, memberikan gambaran ada dan tidaknya kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran siklus I. Adapun hasil ulangan Al-qur‟an Hadits tentang taqwa sebelum pembelajaran siklus I adalah sebagai brikut:
Tabel 1 Hasil Evaluasi Pra Siklus Mata Pelajaran Al-qur‟an Hadits Materi Hadits tentang taqwa No. 1 2 3 4 5 6 7
Nama Dewi Lestari Efi Mustofiah Irda Ainun Inayah Fahrur Rofiq Khoirul Mufid M. Itqon Faiz M. Malik Anwar
L/P P P P L L L L 61
Nilai 50 70 50 30 40 70 60
KKM Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
M. Rodzi M. Zainal Musofa Pratama A Roifatul Anisa Roziqin Siti Aisah Siti Wiqoyati Umi Latifatul Fitriyah Rizatul Mufid M. Sholeh
L L L P L P P P L L
50 40 30 60 70 40 50 30 50 70
Jumlah Rata-rata
Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas
840 93.33
Prosentase siswa yang memenuhi KKM =
X 100% = 35%
Keterangan : siswa yang belum mencapai KKM yang diharapkan yaitu 65% dari jumlah siswa. 2. Siklus I Daftar Nilai Perbaikan Pembelajaran Siklus I Mata pelajaran
: Al-qur‟an Hadits
Materi pokok
: Hadits tentang taqwa
Hari/tanggal
: Rabu, 30 Mei 2012
Kelas/semester
: V/II
Alokasi waktu
: 2 X 35 menit
Tempat
: MI Nurul Azhar Terban
62
Tabel 2 Hasil Evaluasi Siklus I Mata Pelajaran Al-qur‟an Hadits Materi Hadits tentang taqwa No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Dewi Lestari Efi Mustofiah Irda Ainun Inayah Fahrur Rofiq Khoirul Mufid M. Itqon Faiz M. Malik Anwar M. Rodzi M. Zainal Musofa Pratama A Roifatul Anisa Roziqin Siti Aisah Siti Wiqoyati Umi Latifatul Fitriyah Rizatul Mufid M. Sholeh Jumlah Rata-rata
L/P P P P L L L L L L L P L P P P L L
Prosentase siswa yang memenuhi KKM =
Nilai 60 70 50 40 40 50 60 60 70 80 60 50 40 50 40 50 40 910 53,52
KKM Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas
X 100% = 47%
Keterangan : siswa yang belum mencapai KKM yang diharapkan yaitu 53% dari jumlah siswa 3. Siklus II Daftar nilai perbaikan pembelajaran siklus II Mata pelajaran
: Al-qur‟an Hadits
Materi pokok
: Hadits tentang taqwa
Hari/tanggal
: Rabu, 06 Juni 2012
Kelas/semester
: V/II 63
Alokasi waktu
: 2 X 35 menit
Tempat
: MI Nurul Azhar Terban
Tabel 3 Hasil Evaluasi Siklus II Mata Pelajaran Al-qur‟an Hadits Materi Hadits tentang taqwa No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Dewi Lestari Efi Mustofiah Irda Ainun Inayah Fahrur Rofiq Khoirul Mufid M. Itqon Faiz M. Malik Anwar M. Rodzi M. Zainal Musofa Pratama A Roifatul Anisa Roziqin Siti Aisah Siti Wiqoyati Umi Latifatul Fitriyah Rizatul Mufid M. Sholeh Jumlah Rata-rata
L/P
Nilai
KKM
P P P L L L L L L L P L P P P L L
70 70 50 50 60 70 50 70 70 50 60 80 50 50 50 60 80 1040 61.17
Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas
Prosentase siswa yang memenuhi KKM =
X 100% = 58%
Keterangan : siswa yang belum mencapai KKM yang diharapkan yaitu 42% dari jumlah siswa
64
4. Siklus III Daftar nilai perbaikan pembelajaran siklus III Mata pelajaran
: Al-qur‟an Hadits
Materi pokok
: Hadits tentang taqwa
Hari/tanggal
: Rabu, 13 Juni 2012
Kelas/semester
: V/II
Alokasi waktu
: 2 X 35 menit
Tempat
: MI Nurul Azhar Terban
Tabel 4 Hasil Evaluasi Siklus III Mata Pelajaran Al-qur‟an Hadits Materi Hadits tentang Taqwa No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Dewi Lestari Efi Mustofiah Irda Ainun Inayah Fahrur Rofiq Khoirul Mufid M. Itqon Faiz M. Malik Anwar M. Rodzi M. Zainal Musofa Pratama A Roifatul Anisa Roziqin Siti Aisah Siti Wiqoyati Umi Latifatul Fitriyah Rizatul Mufid M. Sholeh Jumlah Rata-rata
L/P P P P L L L L L L L P L P P P L L
65
Nilai 70 70 70 50 70 70 70 70 70 50 70 80 60 60 50 70 80 1130 66.47
KKM Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas
Prosentase siswa yang memenuhi KKM =
X 100% = 82%
Keterangan : siswa yang sudah mencapai KKM yang diharapkan yaitu 82% . B. Pembahasan 1. Tahap Pra Siklus Hasil belajar yang diperoleh dari tahap pra siklus masih sangat rendah, karena hanya 6 siswa atau hanya 35% yang dapat tuntas memenuhi KKM. Menurut teori belajar yang diungkapkan oleh R. Gagne yaitu: Belajar
ialah
suatu
proses
untuk
memperoleh
motivasi
dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku; Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Maka, dalam pengamatan yang telah dilakukan peneliti, pembelajaran yang dilaksanakan belum menumbuhkan motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku peserta didik. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam belajar, yaitu: I. Faktor intern a) faktor jasmaniah; faktor kesehatan, cacat tubuh b) faktor psikologis; inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan, c) faktor kelelahan.
66
II. Faktor-faktor ekstern 1. Faktor keluarga Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. 2. Faktor sekolah, Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat peraga, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah, 3. Faktor masyarakat, Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam lingkungan masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan yang ada dalam masyarakat. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi belajar di atas, faktor yang menonjol yang mempengaruhi pembelajaran dalam tahap pra siklus ini adalah faktor psikologis siswa dan faktor sekolah. a. Dilihat dari faktor psikologis siswa, siswa kurang memiliki perhatian, minat, kesiapan dalam belajar, sehingga pada saat proses belajar mengajar berlangsung mereka tidak memberikan respon terhadap apa yang disampaikan oleh guru. b. Sedangkan dari faktor sekolah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:
67
1. Guru belum menggunakan metode yang membuat siswa aktif dalam mengikuti pelajaran, 2. Relasi (hubungan/pertalian) antara guru dengan siswa kurang harmonis, 3. Hubungan antara siswa dengan siswa juga kurang harmonis, 4. Guru tidak menggunakan alat peraga untuk menarik semangat siswa dalam belajar. Oleh karena itu, agar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu dapat teratasi sesedikit mungkin maka, peneliti mencoba menerapkan metode Index Card Match pada mata pelajaran Al-qur‟an Hadits materi hadits tentang taqwa pada siklus I. 2. Siklus I Hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan, yaitu dari 6 siswa atau 35% yang tuntas memenuhi KKM meningkat menjadi 8 siswa atau 47% siswa yang tuntas memenuhi KKM. Menurut Teori belajar Gestalt dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian
pertama
yaitu
memperoleh
respon
yang
tepat
untuk
memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti. Maka, dalam pengamatan yang telah dilakukan peneliti selama pembelajaran berlangsung, peneliti masih menemukan
berbagai
kekurangan
walaupun
faktor-faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar pada tahap pra siklus sudah dicoba diatasi sesedikit mungkin.
68
Pada siklus I ini guru menerapkan metode Index Card Match dalam pembelajaran. Oleh karena itu, siswa membutuhkan penyesuaian pertama terhadap hal yang baru dijumpainya. Memang, para siswa memberikan respon yang baik terhadap metode yang baru disajikan oleh guru, tetapi mereka belum fokus terhadap materi yang disampaikan dengan metode tersebut. Selain itu, hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: a. Faktor intern 1. faktor jasmaniah; faktor kesehatan, cacat tubuh, 2. faktor psikologis; inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan, 3. faktor kelelahan; b. Faktor-faktor ekstern 1. Faktor keluarga; Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. 2. Faktor sekolah Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat peraga, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah.
69
3. Faktor masyarakat Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Selain faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, terdapat juga dua faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu: a) Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemamuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial, ekonomi, faktor fisik dan psikis. b) Faktor yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut, yang paling berpengaruh dalam pelaksanaan siklus I ini adalah faktor disiplin waktu dalam pengelolaan kelas. Oleh karena itu, peneliti mencoba mengatasi faktor yang menyebabkan masih rendahnya hasil belajar yang di capai siswa pada siklus I tersebut. Perbaikan hasil belajar tersebut, akan dilaksanakan pada proses belajar mengajar siklus II. 3. Siklus II Hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II sudah mengalami peningkatan, yaitu dari 8 siswa atau 47% yang tuntas memenuhi KKM meningkat menjadi 10 siswa atau 58% siswa yang memenuhi KKM. Pada siklus II ini peneliti akan menerapkan teori belajar Purposeful learning
70
sebagai kajian pembahasan. Purposeful learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan dan yang; a. Dilakukan siswa sendiri tanpa perintah atau bimbingan orang lain; b. Dilakukan siswa dengan bimbingan orang lain di dalam situasi belajarmengajar di sekolah. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, siswa sudah menyadari bahwa mereka belajar untuk mencapai tujuan tertentu. Diantaranya yaitu agar mereka memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan serta dapat tuntas memenuhi KKM bahkan bila memungkinkan dapat melampaui KKM. Untuk meningkatkan hasil belajar yang baik dan memuaskan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan siswa saja tetapi ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya: a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemamuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial, ekonomi, faktor fisik dan psikis. b. Faktor yang datang dari luar siswa atu faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran. Selain faktor utama di atas ada juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar, diantaranya:
71
a. Faktor intern 1. Faktor jasmaniah; faktor kesehatan, cacat tubuh, 2. Faktor psikologis; inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan, 3. Faktor kelelahan; b. Faktor-faktor ekstern 1. Faktor keluarga; Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. 2. Faktor sekolah, Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat peraga, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah, 3. Faktor masyarakat, Faktor
masyarakat
meliputi
kegiatan
siswa
dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Pada siklus II ini, faktor yang menonjol yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor keluarga dan faktor intelegensi atau faktor kecerdasan.
72
a. Faktor keluarga, orang tua kurang perhatian terhadap anak, misalnya; anak tidak pernah ditanya bagaimana tadi sekolahya? Ada tugas ataukah tidak dari Bapak/Ibu guru? Sehingga waktu di dalam kelas siswa sering membuat ulah hanya karena ingin mendapatkan perhatian dari guru. b. Faktor intelegensi (kecerdasan) siswa. Hal ini bisa dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa, walaupun sudah diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II ini, masih ada siswa yang hasil belajarnya tidak mengalami peningkatan, bahkan masih jauh dari KKM. Pada saat proses pembelajaran pun guru sudah memberikan perhatian khusus kepada siswa yang kecerdasannya masih kurang tersebut. Selain itu, di luar jam pelajaran guru juga sudah memberikan bimbingan khusus kepada siswa yang kecerdasannya masih kuran tersebut. Tetapi hasil belajar yang dicapai masih belum mencapai indikator keberhsilan yang ditentukan yaitu sekurang-kurangnya 75% dari jumlah seluruh siswa dapat memenuhi KKM. Dari segi metode yang digunakan, memang memiliki beberapa kelebihan. Tetapi disamping kelebihan tersebut metode yang digunakan juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: Kelemahan dari strategi belajar aktif index card match yaitu: i.
Membutuhkan
waktu
yang
lama
bagi
menyelesaikan tugas dan prestasi. ii.
Guru harus meluangkan waktu yang lebih.
iii.
Lama untuk membuat persiapan
73
siswa
untuk
iv.
Guru harus memiliki jiwa demokratis dan ketrampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas
v.
Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah
vi.
Suasana kelas menjadi “gaduh” sehingga dapat mengganggu kelas lain.
Agar hasil belajar siswa dapat berhasil sesuai dengan ketentuan indikator keberhasilan, maka guru berupaya mengatasi beberapa kelemahan tersebut seminimal mungkin. Perbaikan tersebut, akan dilakukan pada pelaksanaan siklus III. 4. Siklus III Hasil belajar yang diperoleh siklus III sudah mengalami peningkatan, yaitu dari 10 siswa atau 58% yang tuntas memenuhi KKM meningkat menjadi 14 siswa atau 82% siswa yang memenuhi KKM. Pada siklus III ini peneliti akan menerapkan teori belajar dari Peaget. Piaget berpendapat mengenai perkembangan proses belajar mengajar pada anak adalah sebagai berikut: a. Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Maka anak memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar. b. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.
74
c. Walaupun berlangsungya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak. d. Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu: a). kemasakan, b). pengalaman, c). interaksi sosial, d). equilibration (proses dari ketiga faktor di atas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental) e. Ada 3 tahap perkembangan, yaitu : a). berfikir secara intuitif + 4 tahun, b). beroperasi secara konkret + 7 tahun, c). beroperasi secar formal + 11 tahun Perlu diketahui pula bahwa dalam perkembangan intelektual terjadi proses yang sederhana seperti melihat, menyentuh, menyebut nama benda dan sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangkaian perubahan yang terjadi pada tiap individu sebagai hasil interaksi dengan dunia sekitarnya. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, dalam kelompokelompok belajar yang telah dibentuk guru, para siswa sudah bisa menyesuaikan dengan teman sekelompoknya. Mereka sudah bisa saling bekerjasama dengan temannya. Dalam hal ini bukan kerja sama dalam hal menjawab pertanyaan tetapi kerja sama dalam menjelaskan bagian materi yang belum dikuasai oleh temannya. Dengan adanya kerja sama tersebut diharapkan hasil belajar Al-qur‟an materi hadits tentang taqwa dapat meningkat. Didukung dengan usaha-usaha guru dalam meminimalisir kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam metode Index Card Match.
75
Namun pada kenyataanya hasil belajar siswa masih belum bisa mencapai 100% yang tuntas memenuhi KKM. hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: a) Faktor intern 1. Faktor jasmaniah; faktor kesehatan, cacat tubuh, 2. Faktor psikologis; inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan, 3. Faktor kelelahan; b) Faktor-faktor ekstern 1. Faktor keluarga; Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. 2. Faktor sekolah, Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat peraga, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah 3. Faktor masyarakat Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
76
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, terdapat juga dua faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu: i.
Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemamuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial, ekonomi, faktor fisik dan psikis.
ii.
Faktor yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.
Faktor yang paling menonjol dalam pelaksanaan siklus III ini adalah intelegensi (kecerdasan) siswa. Berbagai upaya yang dilakukan guru sudah maksimal, memang hasil belajar siswa yang tuntas KKM belum bisa mencapai 100% tetapi hanya mencapai 82%. Karena indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti adalah sekurang-kurangnya 75% dapat tuntas memenuhi KKM, sedangkan pencapaian hasil belajar siswa pada siklus III ini adalah 82% (sudah melampaui indikator keberhasilan yang ditentukan) maka penelitian ini dihentikan pada siklus III
77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pengamatan dan Setelah peneliti melakukan perbaikan pembelajaran Al-qur‟an Hadits materi hadits tentang taqwa dari siklus I sampai dengan siklus III, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al-qur‟an Hadits materi hadits tentang taqwa pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dibuktikan dengan data kuantitatif .dan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang dilaksanakan pada tiap siklus. Pada pelaksanaan siklus I, siswa yang tuntas memenuhi KKM sebanyak 8 siswa atau 47%. Pada pelaksanaan siklus II, siswa yang tuntas memenuhi KKM sebanyak 10 siswa atau 58%. Pada pelaksanaan siklus III, siswa yang tuntas memenuhi KKM sebanyak 14 siswa atau 82%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Al-qur‟an Hadits tentang taqwa pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Azhar Terban tahun pelajaran 2011/2012. B. Saran Dari simpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal-hal yang perlu dilakukan antara lain:
78
1. Siswa Kepada seluruh siswa hendaknya selalu meningkatkan semangat belajar
dan
berperan
aktif
dalam
proses
pembelajaran
untuk
meningkatkan pemahaman, penguasaan terhadap materi pelajaran khususnya materi Al-qur‟an Hadits tentang taqwa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Jangan ragu-ragu apabila ada materi yang belum di pahami untuk menanyakan kepada guru. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Guru Selalu membuka diri dengan wawasan baru untuk meningkatkan profesionlisme. Salah satunya dengan mengembangkan dan menerapkan strategi dan metode yang digunakan selama proses pembelajaran. Sehingga penggunaan strategi dan metode yang inovatif membuat siswa tidak merasa bosan. Tidak hanya itu, kemampuan menyiapkan administrasi pembelajaran juga perlu ditingkatkan seperti Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), rencana harian (RH), dan lain-lain. Semua itu untuk meningkatakan hasil belajar yang diperoleh siswa. 3. Sekolah/Kepala Sekolah Bagi pihak sekolah atau penyelenggara pendidikan sebaiknya selalu meningkatkan
pembinaan
kepada
guru-guru.
Dengan
harapan,
dari
pembinaan tersebut semakin baik pelayanan yang diberikan guru kepada siswa.
79