perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMSACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA KOMPETENSI DASAR KEDAULATAN RAKYAT DAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DI KELAS VIII A SMPN 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Oleh : Duwi Natalia K6405014
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGAJUAN
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMSACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA KOMPETENSI DASAR KEDAULATAN RAKYAT DAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DI KELAS VIII A SMPN 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010
Oleh : Duwi Natalia K6405014
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Duwi Natalia. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA KOMPETENSI DASAR KEDAULATAN RAKYAT DAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DI KELAS VIII A SMPN 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas VIII A SMPN 1 Nguter tahun ajaran 2009/2010. Hal ini dilakukan karena sebelum penggunaan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dalam menyampaikan materi pelajaran PKn yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMPN 1 Nguter tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 33 siswa. Subjek ini dipilih berdasarkan hasil nilai ujian semester I yang menujukkan bahwa kelas VIII A mempunyai nilai rata-rata kelas dan ketuntasan kelas terendah diantara kelas VIII lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif yang mempunyai empat komponen, yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kriteria keberhasilan tindakan untuk hasil belajar adalah dengan batas tuntas 70 (KKM = 70) dan ketuntasan kelas sebesar 85%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar PKn pada kondisi awal (tes kemampuan awal), siklus I, dan siklus II. Pada nilai tes kemampuan awal rata-rata kelas hanya 58,93 dengan ketuntasan kelas commit to user sebesar 18% dan
v
siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memperoleh nilai ≥ 70 berjumlah 6 siswa. Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu rata-rata kelas menjadi 70,75 dan ketuntasan kelas meningkat menjadi 55% (mengalami peningkatan sebesar 37%) dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 berjumlah 18 siswa. Selanjutnya pada siklus II juga mengalami peningkatan yaitu rata-rata kelas menjadi 80,30 dan ketuntasan kelas menjadi 88% (mengalami peningkatan sebesar 33%) dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 berjumlah 29 siswa. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas VIII A SMPN 1 Nguter tahun ajaran 2009/2010.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Duwi Natalia. THE ATTEMPT OF IMPROVING THE STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT USING STUDENTS TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TYPE OF COOPERATIVE LEARNING METHOD IN REPUBLIC OF INDONESIA’S PEOPLE SOVEREIGNTY AND STATE SYSTEM MAIN MATERIAL IN VIII A CLASS OF SMPN 1 NGUTER IN THE SCHOOL YEAR OF 2009/2010. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, January 2011. The objective of research is to find out the use of Students TeamsAchievement Divisions (STAD) learning method in improving the student’s PKn (civic education) learning achievement in the VIII A graders of SMPN 1 Nguter in the School Year of 2009/2010. It was done because before using Students Teams-Achievement Divisions (STAD) learning method, the teachers still employed conventional learning method in delivering PKn learning material leading to the students’ low learning achievement. This study belongs to a Classroom Action Research carried out in two cycles. Each cycle consisted of four stages: planning, acting, observing and reflecting. The subject of research was VIII A graders of SMPN 1 Nguter in the School Year of 2009/2010 consisting f 33 students. The subject was selected based on the result of Semester I examination value indicating that the VIII A class has the lowest mean class and passing among other VIII classes. Techniques of collecting data used were test, observation, questionnaire, interview, and documentation. Technique of analyzing data used was an interactive model having four components: data collection, reduction, display, and conclusion drawing or verification. The criteria of action success for the learning achievement is the passing limit of 70 (KKM = 70) and class passing of 85%. The result of research shows that there is an improvement of PKn learning achievement in prior condition (prior competency test), cycle I and cycle II. In the prior competency test the mean value of class is only 58.93 with class passing rate of 18% and there are 6 students obtaining ≥ 70 value. In cycle I there is an increase in the mean class to to to user 70.75 and the class passing rate commit increase 55% (increases by 37%) and there
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
are 18 students obtaining ≥ 70 value. Next, in cycle II there is an increase in the mean class to 80.75 and the class passing rate increase to 88% (increases by 33%) and there are 29 students obtaining ≥ 70 value. Considering the result above, it can be concluded that the application of Students Teams-Achievement Divisions (STAD) learning method can improve the student’s PKn learning achievement in the VIII A graders of SMPN 1 Nguter in the School Year of 2009/2010.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO “Dengan belajar manusia akan menjadi lebih cerdas, bijaksana dan tidak mengulangi kesalahan yang sama”. (Arief Rahman – Pakar Pendidikan)
“Sedikit pengetahuan yang diterapkan jauh lebih berharga ketimbang banyak pengetahuan yang tak dimanfaatkan”. (Khahlil Gibran)
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada: 1. Ibu dan Bapak tercinta yang telah memberikan kasih sayangnya selama ini, semoga Allah SWT memberikan kebaikan dan kemuliaan kepada ibu dan bapak di dunia dan akhirat 2. Kakak, Adik dan Mas Yosep tersayang terimakasih atas doa dan dukungannya. 3. Teman-teman seperjuangan Lisa, Ria, Tika, Ririn, Agustin, Dita, Siwi, Hegar, dan semua teman-teman banggakan. 4. Almamater commit to user
x
angkatan
2005
yang
saya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan
skripsi
yang
berjudul
“Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada Kompetensi dasar Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia di kelas VIIIA SMP N 1 Nguter Tahun Ajaran 2009/2010” untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Saiful Bahri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan P. IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. DR. Sri Haryati, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PKn Jurusan P. IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta yaitu 4. Drs. Utomo, M. Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan. 5. Drs. Machmud AR, S. H, M. Si, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan. 6. Drs. Kasino, selaku Kepala Sekolah SMPN 1 Nguter yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 7. Dra. Suparni, selaku Pengampu Mata Pelajaran PKn kelas VIII SMPN 1 Nguter yang telah membantu dan memberikan bimbingan selama penelitian. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Surakarta, Januari 2011 commit to user
xi
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN..............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iv
ABSTRAK ........................................................................................................
v
ABSTRACK...................................................................................................... .
vii
HALAMAN MOTTO .......................................................................................
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................
x
KATA PENGANTAR ......................................................................................
xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................
6
D. Perumusan Masalah ....................................................................
7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ......................................................................
7
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ................................................................................
9
Teori Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan
Hasil Belajar ......................................................................
9
a. Menurut Aji Baroto ...............................................................
9
b. Menurut Johnson................................................................... commit to user c. Menurut Isjoni .......................................................................
9
xii
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Menurut Lundgren ................................................................
10
e. Menurut Robert E. Slavin .....................................................
11
f. Menurut Amstrong................................................................
12
g. Menurut Anton Prayitno .......................................................
13
h. Menurut Francis A. Adesoji dan Tunde I. Ibraheem............
14
i. Menurut Nurkhayati ..............................................................
14
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................... …....
15
C. Kerangka Berpikir ............................................................ ……
17
D. Hipotesis Tindakan ....................................................... ……….
19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................. ………….
20
1. Tempat Penelitian ........................................................ ……
20
2. Waktu Penelitian .......................................................... ……
20
B. Pendekatan Penelitian ........................................................ ……
21
C. Subjek Penelitian………………………………………………..
22
D. Data dan Sumber Data ........................................................ ……. 22 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. ……. 24 F. Validitas Data ...................................................................... ……. 31 G. Teknik Analisis Data ........................................................... ……. 32 H. Indikator Kerja ................................................................... ……. 35 I. Prosedur Penelitian ............................................................. ……. 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal ..................................................... ……. 41 1. Observasi Awal Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ……………………………………………………….… 41 2. Penelitian untuk Mengetahui Kemampuan Awal Siswa…. .… 44 3. Penelitian Siklus I .......................................................... .…… 45 a. Perencanaan Siklus I .................................................. ……. 45 b. Pelaksanaan Siklus I .................................................. …...…46 c. Observasi Siklus I ...................................................... ……. 49 commitSiklus to userI .................................... …….. 49 d. Analisis dan Refleksi
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dan Temuan Penelitian……………………………………………………..
50
a. Hasil Tes Prestasi Belajar Siklus I………………………...
50
b. Hasil Observasi Siklus I…………………………………...
51
1) Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I .......... …….
51
2) Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok Siklus I…………………………………….. 54 3) Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus I……
55
c. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I………………………
57
d. Temuan Penelitian untuk Perbaikan Siklus II……………..
61
5. Penelitian Siklus II ......................................................... ……
62
a. Perencanaan Siklus II ................................................ ……
62
b. Pelaksanaan Siklus II ................................................ ……
63
c. Observasi Siklus II .................................................... ……
66
d. Analisis dan Refleksi Siklus II .................................. ……
66
6. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II dan Temuan Penelitian…………………………………………………….. 67 a. Hasil Tes Prestasi Belajar Siklus II……………………….. 67 b. Hasil Observasi Siklus II………………………………..… 69 1) Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ............ …… 69 2) Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok Siklus II…………………………………….. 71 3) Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus II...….. 73 c. Hasil Angket Respon Siswa Siklus II……………….……. 75 d. Temuan Penelitian Siklus II……………………..………... 80 B. Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) . …….. 81 1. Perencanaan yang Dilakukan Guru untuk Mempersiapkan commitStudent to userTeams-Achievement Divisions Metode Pembelajaran
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(STAD) ......................................................................... …..... 81 2. Implikasi Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)…… 81 3. Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) ...…………………………………………………….. 82 4. Upaya untuk Mengatasi Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) … ........ …... 83 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ………………………………………….. ....... ….. 84 B. Implikasi ……………. ....................................................... ….
84
C. Saran ………………… ....................................................... ….. 85 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….
86
LAMPIRAN …………………….. ........................................................... ….
88
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................................
20
Tabel 2. Kriteria keberhasilan tindakan untuk Hasil Belajar PKn Siswa PKn
35
Tabel 3. Kondisi Awal Sebelum di Lakukan Tindakan ....................................
42
Tabel 4. Data Ketercapaian SKBM Pada Sub Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Kelas VIII A SMPN 1 Nguter Tahun Ajaran 2009/2010 ........................................
44
Tabel 5.Peningkatan Hasil Belajar siswa pada Tes Kemampuan Awal dan Tes Siklus I siswa Kelas VIII A SMPN 1 Nguter ..............................
49
Tabel 6. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I .....................................................
51
Tabel 7. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ........................................
52
Tabel 8.Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok pada Siklus I ..............................................................................................
54
Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus I ............................
55
Tabel 10. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I ................................................
57
Tabel 11.Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas VIII A SMPN 1 Nguter ..................................
66
Tabel 12. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II...................................................
68
Tabel 13.Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tes Siklus I dan Tes Siklus II siswa Kelas VIII A SMPN 1 Nguter ...............................................
68
Tabel 14. Hasil Observasi Keaktifan Siklus II..................................................
69
Tabel 15.Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok pada Siklus II ............................................................................................
71
Tabel 16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus II .........................
73
Tabel 17.Hasil Angket Respon Siswa Siklus II ...............................................
75
Tabel 18.Ketercapaian Indikator Kerja ............................................................
80
Tabel 19.Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa ............................................. commit to user
82
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir ............................................................
18
Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ........................................
22
Gambar 3. Skema Model Analisis Interaktif .................................................
33
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian ...........................................................
40
Gambar 5. Grafik Ketercapaian SKBM Sebelum Dimanfaatkannya Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) ...........................
45
Gambar 6. Grafik Peningkatan Hasil Belajar pada Tes Kemampuan Awal dan Siklus I Siswa Kelas VIII A SMPN 1 Nguter ........................
50
Gambar 7. Profil Capaian Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I .......................
51
Gambar 8. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas VIII A SMPN 1 Nguter .......................
67
Gambar 9. Profil Capaian Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ......................
68
Gambar 10. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II .................................................................................
commit to user
xvii
82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Data Identitas Siswa .....................................................................
89
Lampiran 2. Pedoman Wawancara ...................................................................
91
Lampiran 3. Hasil Nilai Ujian Akhir Semester I ..............................................
94
Lampiran 4. Kisi-kisi Butir Soal Tes Kemampuan Awal ................................
96
Lampiran 5. Soal Tes Kemampuan Awal .........................................................
98
Lampiran 6. Kunci Jawaban Tes Kemampuan Awal........................................ 101 Lampiran 7. Hasil Nilai Tes Kemampuan Awal ............................................... 102 Lampiran8. Daftar kelompok Student Teams-Achievement Divisions (STAD) ......................................................................................... 104 Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I..................... 105 Lampiran 10.Tugas Kelompok Siklus I ............................................................ 108 Lampiran 11.Kisi-kisi Butir Soal Siklus I......................................................... 109 Lampiran 12. Soal Tes Siklus I ......................................................................... 110 Lampiran 13. Kunci Jawaban Siklus I .............................................................. 113 Lampiran 14. Hasil Tes Siklus I ....................................................................... 114 Lampiran 15.Lembar Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I ................................................................................................... 116 Lampiran 16. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I 118 Lampiran 17. Lembar Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus I ................ 120 Lampiran 18. Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus I .................... 121 Lampiran 19. Angket Balikan Siswa Siklus I ................................................... 122 Lampiran 20. Kisi-kisi Angket Balikan Siswa Siklus I .................................... 125 Lampiran 21. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I .......................................... 126 Lampiran 22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................. 129 Lampiran 23. Tugas Kelompok Siklus II.......................................................... 132 Lampiran 24. Kisi-kisi Butir Soal Siklus II ...................................................... 133 commit to user Lampiran 25. Soal Tes Siklus II ....................................................................... 134
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 26. Kunci Jawaban Siklus II ............................................................. 137 Lampiran 27.Hasil Tes Siklus II ....................................................................... 138 Lampiran 28.Lembar Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus II ................................................................................................ 140 Lampiran 29.Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus II 142 Lampiran 30.Lembar Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus II ................ 144 Lampiran 31.Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus II.................... 145 Lampiran 32.Angket Balikan Siswa Siklus II................................................... 146 Lampiran 33.Kisi-kisi Angket Balikan Siswa Siklus II .................................... 149 Lampiran 34.Hasil Angket Respon Siswa Siklus II.......................................... 150 Lampiran 35.Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tes Awal, Siklus I dan Siklus II ....................................................................................... 153 Lampiran 36.Lembar Skor Kuis ....................................................................... 155 Lampiran 37.Lembar Rangkuman Tim Siklus I dan Siklus II .......................... 157 Lampiran 38. Sertifikat Penghargaan Tim....... ........................................ .......
161
Lampiran 39.Bagan Peran Lembaga Negara Seabagai Pelaksana Kedaulatan Rakyat........................................................................................
162
Lampiran 40.Foto Siklus I ................................................................................ 163 Lampiran 41.Foto Siklus II ............................................................................... 165 Lampiran 42.Surat permohonan ijin penyusunan skripsi kepada dekan c.q pembantu dekan I FKIP UNS ..................................................... 167 Lampiran 43. Surat keputusan dekan FKIP tentang ijin penyusunan skripsi/ Makalah....................................................................................... 168 Lampiran 44.Surat permohonan ijin research / try out kepada rektor UNS..... 169 Lampiran 45.Surat ijin kepada kepala sekolah SMPN 1 Nguter untuk mengadakan research / try out di SMPN 1 Nguter..................... 170 Lampiran 46. Surat keterangan telah mengadakan research / try out di SMPN 1Nguter.....................................................................................
commit to user
xix
171
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Pertama
Negeri 1 Nguter merupakan salah satu
instansi pendidikan yang berusaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan yang baik sehingga mampu
menghasilkan lulusan-lulusan yang
bermutu pula. SMP N 1 Nguter merupakan sekolah negeri yang berada di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. SMP N 1 Nguter terdiri dari 21 kelas, meliputi kelas VII A, B, C, D, E, F, G, kelas VIII A, B, C, D, E, F, G, dan kelas IX A, B, C, D, E, F, G. Keadaan sekolah yang terletak strategis didekat jalan raya dan berada didekat jalan perlintasan kereta api menyebabkan kondisi belajar siswa sedikit terganggu. Hal ini disebabkan karena adanya aktivitas jalan raya yang sangat padat dan bising ditambah dengan suara dan getaran yang ditimbulkan akibat kereta api yang melintas didekat bangunan sekolah, sehingga proses belajar mengajar sedikit mengalami gangguan. Gangguan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Jika keadaan dalam proses belajar mengajar tidak berlangsung secara lancar dan terdapat gangguan, maka penyampaian pelajaran dari guru kurang begitu diserap oleh siswa sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Sebaliknya, jika proses belajar mengajar terjadi secara lancar tanpa adanya suatu gangguan, maka pelajaran yang akan disampaikan oleh guru akan dapat diterima dengan baik oleh siswa dan siswa akan mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Hasil belajar siswa yang rendah khususnya dalam hal ini adalah pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), juga terjadi di SMP N 1 Nguter. Peneliti menfokuskan perhatian pada kelas VIII yang terdiri dari tujuh kelas yaitu kelas VIII A, B, C, D, E, F, G. Permasalahan yang akan diteliti, peneliti temukan di kelas VIIIA. Hal ini dapat di lihat berdasarkan nilai rata-rata Pendidikan Kewarganegaraan hasil ujian akhir semester 1 kelas VIII A SMP N 1 Nguter commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
tahun pelajaran 2009/2010, yaitu: 64,84, sedangkan nilai rata-rata hasil ujian akhir semester 1 kelas VIII B adalah 70,69; kelas VIII C adalah 72,29; kelas VIII D adalah 70,03; kelas VIII E adalah 69,54; kelas VIII F adalah 72,42; kelas VIII G adalah 69,54. Berdasarkan data nilai diatas dapat dilihat bahwa kelas VIIIA memiliki nilai rata-rata terendah dari nilai rata-rata dikelas lainnya yaitu 64,84 padahal batas ketuntasan minimalnya adalah 70. Berdasarkan data tersebut siswa yang mampu mencapai nilai ≥ 70 hanya 21 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal tersebut. Data ini peneliti dapatkan berdasarkan daftar nilai kelas VIII yang diperoleh setelah melakukan wawancara dengan guru PKn kelas VIII yaitu Dra. Suparni di SMP N 1 Nguter. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti pada semester II sebelum kenaikkan kelas semester II tahun ajaran 2009/2010. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII di SMP N 1 Nguter yaitu Dra. Suparni dan setelah melakukan observasi yang peneliti lakukan tanggal 1, 8 dan 15 April 2010 di kelas VIIIA pada saat pembelajaran PKn berlangsung, rendahnya hasil belajar siswa dikelas VIIIA SMP N 1 Nguter disebabkan oleh sumber belajar siswa masih kurang karena siswa belajar hanya menggunakan lembar kegiatan siswa (LKS), tidak ada buku pegangan yang lain seperti buku paket, selama ini siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan LKS dan informasi yang diberikan oleh guru selain itu siswa kurang semangat mengikuti pelajaran PKn di mana ada siswa yang mengantuk ketika guru menyampaikan informasi, dan metode mengajar yang dilakukan guru ketika menyampaikan materi masih berkisar ceramah dan tanya jawab. Padahal dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang pula variasi-variasi mengajar guru yang sesuai dengan kondisi belajar siswa akan tetapi guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Sedangkan alokasi waktu pada mata pelajaran PKn di kelas VIIIA selama 3x 40 menit yaitu pada jam ketiga, keempat dan kedelapan. Apabila dalam proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab siswa merasa bosan, jenuh dan kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran commit to user observasi di kelas VIIIA di mana seperti perilaku siswa ketika peneliti melakukan
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
ketika guru menyampaikan pelajaran PKn siswa berbicara dengan teman sebangkunya, melamun, tidak mencatat penjelasan guru kalau tidak disuruh untuk mencatat, mengetuk meja ketika guru menerangkan, mencoret-coret buku. Apabila siswa dalam proses pembelajaran merasa bosan, jenuh dan tidak tertarik mengikuti pelajaran PKn akan mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai materi pembelajaran PKn. Sebagaimana diketahui Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang bersifat teoritis dan praktis untuk itu diperlukan pemahaman yang lebih untuk mempelajari materi pelajaran PKn sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, selain itu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang penting dan diwajibkan untuk kurikulum di jenjang pendidikan dasar, menengah, dan mata kuliah wajib untuk kurikulum pendidikan perguruan tinggi sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 37. Pendidikan Kewarganegaraan juga dapat membentuk warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya untuk menjadi Warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Hal tersebut dapat dikatakan betapa pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan bagi siswa. Perilaku yang dilakukan siswa seperti berbicara dengan teman sebangkunya ketika guru mengajar, melamun, tidak mencatat penjelasan guru kalau tidak disuruh untuk mencatat, mengetuk meja ketika guru menerangkan, mencoret-coret buku, menunjukkan bahwa motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran PKn rendah. Rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran akan mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa yang rendah karena tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar siswa, (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 121). Untuk itu diperlukan adanya suatu upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran PKn serta untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, yakni dengan menggunakan metode pembelajaran yang bisa memenuhi kebutuhan commit to useraktif dalam proses pembelajaran. belajar siswa, dan membuat siswa berperan
perpustakaan.uns.ac.id
4 digilib.uns.ac.id
Pemilihan metode pembelajaran tersebut diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, menyenangkan dan menarik perhatian siswa sehingga motivasi siswa dalam mempelajari pelajaran PKn meningkat. Dengan meningkatnya motivasi siswa, maka hasil belajar siswa juga dapat meningkat karena motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa, (Sardiman. A. M. 1992 : 84-85). Pada penelitian ini peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) bukan metode lainnya alasannya karena metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) sesuai diterapkan pada materi pokok kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan negara republik Indonesia dimana pada materi tersebut terdapat banyak teori yang perlu dipahami oleh siswa apabila dalam penyampaian materi guru hanya menerangkan dan sesaat bertanya cenderung siswa akan merasa bosan, jenuh dan tidak tertarik ditambah dengan alokasi waktu pelajaran PKn di kelas VIII A yang panjang akan membuat siswa kurang bersemangat untuk mengikuti pelajaran PKn. Untuk itu diterapkan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Pada metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) siswa tidak hanya belajar dengan guru tetapi bisa belajar dengan siswa lain dalam satu kelompok yang lebih memahami materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru karena dalam metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) siswa terbagi kedalam kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin dan kemampuan akademik siswa dimana dalam satu kelompok terdiri dari 4-5 orang, yang 25% adalah siswa yang pandai, 50% siswa yang memiliki kemampuan akademik sedang, dan 25% siswa yang kurang pandai. Berdasarkan pembagian kelompok secara heterogen, siswa dapat menjadi sumber belajar siswa lainnya, dalam hal ini siswa yang pandai dapat menjadi tutor dengan tugas memberi penjelasan yang belum dimengerti oleh teman satu kelompoknya mengenai materi yang sedang diajarkan dengan begitu siswa dapat lebih mudah memahami materi pelajaran yang sedang diajarkan. Selain itu, dalam komponen atau langkahlangkah pembelajaran dengan
metode Student Teams-Achievement Divisions to user (STAD) dikemas secara lengkap commit dan runtut, meskipun metode-metode lain selain
perpustakaan.uns.ac.id
5 digilib.uns.ac.id
metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) juga dikemas secara runtut dan lengkap akan tetapi metode lain lebih menekankan pada salah satu aspek pembelajaran saja seperti metode Tanya jawab lebih menekankan pada kegiatan Tanya jawab, metode ceramah lebih menekankan pada penyampaian materi, metode Team-Game-Tournament (TGT) lebih menekankan pada turnamen atau games, metode GI (Group Investigasi) yang lebih menekankan pada aspek diskusi kelompok. Untuk itu peneliti memilih menerapkan metode Student TeamsAchievement Divisions (STAD) bukan metode lainnya karena metode ini sesuai dengan materi pokok kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan negara Indonesia, selain itu langkah-langkah atau komponen dari pembelajaran metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dikemas secara lengkap dan runtut, hal ini disesuaikan dengan keadaan siswa kelas VIIIA yang heterogen dilihat dari jenis kelamin siswa, kemampuan akademik siswa kelas VIIIA, dan jadwal mata pelajaran PKn di kelas VIIIA yang panjang, dimana dalam sehari jadwal mata pelajaran PKn di kelas VIIIA dilaksanakan selama 3 x 40 menit. Hal ini tidak terjadi di kelas lainnya. Dengan jadwal pelajaran yang lama membuat siswa merasa bosan dan jenuh untuk itu dengan menerapkan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) siswa menjadi lebih semangat dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran PKn karena metode Student TeamsAchievement Divisions (STAD) dalam langkah-langkah pembelajaran dikemas secara lengkap dan runtut yang diawali dengan penyampaian materi oleh guru kemudian diskusi kelompok, kemudian diadakan kuis untuk mengetahui pemahaman atau penguasaan siswa pada materi yang sudah diajarkan guru, setelah itu dilakukan penghitungan skor atau nilai siswa yang dilakukan guru bersama murid. Melalui perhitungan skor perkembangan individu, siswa dapat mengetahui hasil belajar mereka apakah mengalami kemajuan atau tidak. Apabila siswa mengetahui hasil yang diperoleh, maka akan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar lebih giat jika hasil tersebut meningkat, dengan grafik hasil belajar yang semakin meningkat maka harapannya selalu meningkat, (J. Gino, dkk, 2000: 117). Kemudian diakhir pelajaran siswa atau kelompok yang mendapatkan nilai commit to user tertinggi mendapat sertifikat penghargaan yang diberikan oleh guru. Melalui
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
langkah-langkah tersebut diharapkan siswa tidak merasa bosan, jenuh, dan tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran PKn sampai jam pelajaran PKn selesai, sehingga motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran PKn meningkat dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student TeamsAchievement Divisions (STAD) pada Kompetensi Dasar Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia di kelas VIIIA SMP N 1 Nguter Tahun Ajaran 2009/2010” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Metode mengajar yang digunakan guru masih berkisar ceramah dan tanyajawab. 2. Motivasi siswa dalam proses pembelajaran rendah. 3. Hasil belajar PKn siswa yang rendah. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah di atas dapat dibatasi agar lebih jelas. Pembatasan masalahnya sebagai berikut: 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas VIII A tahun ajaran 2009/2010. 2. Objek Penelitian a. Metode pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dibatasi pada metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD). b. Materi
pelajaran
yang
diteliti
dibatasi
pada
materi
Pendidikan
Kewarganegaraan kelas VIII semester genap yaitu materi pokok tentang Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. c. Hasil belajar siswa dilihat dari aspek kognitif diukur sebelum dan sesudah commit to user tindakan.
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah disampaikan di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student TeamsAchievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA pada materi pokok Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia di SMP N 1 Nguter Tahun Ajaran 2009/2010?”
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah serta perumusan masalah di atas, maka penulis mempunyai tujuan sebagai berikut: “Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA di SMP N 1 Nguter pada materi pokok Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)”.
F. Manfaat Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam hasil dunia pendidikan mengenai penerapan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terhadap peningkatan hasil belajar siswa. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding, pertimbangan, dan pengembangan bagi penelitian di masa yang akan datang di bidang dan permasalahan sejenis atau bersangkutan. commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Manfaat Praktis a. Siswa termotivasi, dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung. b. Siswa dapat menikmati proses pembelajaran dengan metode Student TeamsAchievement Divisions (STAD) sehingga mereka tidak merasa bosan dan jenuh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori Teori Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dan Hasil Belajar
Seorang guru harus dapat memilih dan menerapkan suatu model pembelajaran yang dirasa sesuai dengan kebutuhan siswa. Suatu model yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar dan saling bekerjasama dengan siswa lainnya sehingga proses belajar mengajar pun akan berjalan secara efektif dan efisien. Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada siswa adalah model pembelajaran
koooperatif
(Cooperative
Learning).
Model
pembelajaran
kooperatif berfokus pada penggunaan sekelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Aji Baroto (2008) dalam journal science and technology menyatakan bahwa “Cooperative learning a particular type of active learning, is a formal instructional approach in which students work together in small teams to accomplish a common learning goal”. Pendapat tersebut mengandung makna bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu tipe khusus dari pembelajaran aktif, pendekatan yang mengarahkan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Johnson (dalam Isjoni, 2009: 15-16) mengemukakan bahwa: Cooperanon means working together to accomplish shared goals. Within cooperative activities individuals seek outcomes that are beneficial to all other groups members.Cooperative learning is the instructional use of small groups that allows students to work together to maximize their own and each other as learning. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan user kooperatif, siswa mencari hasilcommit yang to menguntungkan bagi seluruh anggota
9
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Berarti dengan melalui pembelajaran kooperatif akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam satu kelompok kecil yang dapat saling menguntungkan diantara siswa, artinya siswa yang pandai tidak akan dirugikan apabila bekerjasama dengan siswa yang kurang pandai karena dengan bekerjasama siswa yang pandai dapat menjadi tutor bagi siswa yang kurang pandai dengan begitu pengetahuan dan pemahaman dari siswa pandai tersebut menjadi meningkat sedangkan bagi siswa yang kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memberi motivasi untuk mau mengerjakan dan menguasai bahan ajar yang diberikan oleh guru. Dengan adanya suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran kooperatif, hal ini diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga tercapai tujuan belajar bersama yaitu pencapaian hasil belajar yang maksimal. Seperti yang dikemukakan oleh Isjoni (2009:13) bahwa “Dalam cooperatif learning, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya”. Menurut Lundgren (1994:6) menyatakan manfaat pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan hasil belajar yang rendah sebagai berikut: Research-supportet benefit of cooperative learning for low-achieving student: Increased time on task, Higher self-esteem, Improved attitude to ward science and school, Improved attendance, Greater acceptance bof individual differences, Less disruptive behavior, Reduced interpersonal conflict, Less apathy, Deeper comprehension, Greater motivation, Higher achievement, Longer retention, Increased kindness, sensitivity, and tolerance. Berdasarkan pendapat Lundgren di atas, maka dapat dikatakan bahwa manfaat pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan hasil belajar rendah adalah meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, rasa harga diri lebih tinggi, memperbaiki sikap terhadap sekolah, memperbaiki kehadiran, tingkat putus commit to user sekolah lebih rendah, penerimaan terhadap individu yang lebih besar, perilaku
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
mengganggu yang lebih kecil, konflik antar pribadi berkurang, sikap apatis berkurang, pemahaman yang lebih dalam, motivasi lebih besar, hasil belajar lebih tinggi, retensi lebih lama, meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Berarti dengan model pembelajaran kooperatif memberikan banyak manfaat dan dampak positif terdapat siswa terutama pada pencapaian hasil belajar siswa. Menurut Robert E. Salvin (2008: 11), model pembelajaran kooperatif terdiri dari: Student Teams-Achievement Divisions (STAD), Team-GameTournament (TGT), Jigsaw II, Cooperative Integrated Reading and composition (CIRC), Team Accelerated Instruction (TAI). Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dikembangkan oleh Robert E. Slavin dan kawan-kawan dari Universitas John Hopkins. Metode ini dipandang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Gagasan utama dari metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru, (Robert E. Slavin, 2008:12). Berarti dengan menerapkan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam proses pembelajaran, siswa dapat termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran karena siswa satu dengan siswa lainnya dapat saling bekerjasama dalam mempelajari materi pelajaran yang disampaikan guru khususnya dalam hal ini adalah mata pelajaran PKn. Dengan meningkatnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Robert E. Slavin (2008:143), menyatakan bahwa “STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual dan rekognisi tim”. Komponen-komponen dalam metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dikemas secara lengkap dimulai dari commit todiadakan user penyampaian materi oleh guru kemudian kerja kelompok atau diskusi
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelompok lalu dilanjutkan kuis untuk mengetes tingkat pemahaman masingmasing siswa kemudian siswa bersama dengan guru menilai hasil kerja mereka dengan cara perhitungan menurut ketentuan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dan diakhir pembelajaran siswa atau kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan sertifikat penghargaan dari guru. Melalui pembelajaran yang dikemas secara lengkap dan runtut diharapkan siswa tidak lagi merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pelajaran PKn sehingga siswa merasa tertarik dan pada akhirnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran meningkat dengan begitu hasil belajar yang diperoleh siswa dapat meningkat. Robert E. Slavin (dalam Isjoni, 2009:51) menyatakan bahwa “Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal”. Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa metode
Student
Teams-Achievement
Divisions
(STAD)
dalam
proses
pembelajarannya terdapat interaksi antar siswa karena pada metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) siswa terbagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk dapat bekerjasama dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan saling membantu dalam menguasai materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Amstrong (2008:2), yang menyatakan bahwa: STAD was the most successful cooperative learning technique at increasing academic achievement, but the bulk of the research on STAD had been conducted at the elementary level and in subject areas other than social studies. STAD consistenly had positive effects on learning. generally, STAD positively affected (a) cross race relations, (b) attitude toward school and class, (c) peer support, (d) locus of control, (e) time on task, (f) peer relationships and, (g) cooperation. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan uraian di atas Student Teams-Achievement Divisions (STAD) adalah metode pembelajaran kooperatif yang paling sukses untuk meningkatkan pencapaian prestasi siswa, tetapi yang terpenting dari metode pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yaitu dapat diterapkan mulai dari tingkat dasar dan pada anak dengan perbedaan pembelajaran sosial. Student Teams-Achievement Divisions (STAD) secara konsisten memberikan pengaruh positif pada (a) hubungan persaingan kelompok, (b) sikap terhadap sekolah dan kelas, (c) dukungan antar teman, (d) kemampuan kontrol, (e) waktu pengerjaan tugas, (f) hubungan dengan teman dan (g) kerjasama. Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Johnson dalam Anton Prayitno (2008,http://antonprayitno.wordpress.com/2008/07/01/laporan-tindakan/kelasmtk) menyatakan bahwa: Penggunaan pembelajaran kooperatif khususnya model STAD memiliki keuntungan dapat memotivasi siswa dalam berkelompok agar mereka saling membantu satu sama lain dalam menguasai materi yang disajikan, selain itu pembelajaran STAD juga dapat menumbuhkan suatu kesadaran bahwa belajar itu penting, bermakna dan menyenangkan, siswa lebih bertanggung jawab dalam proses pembelajaran serta timbulnya sikap positif siswa dalam mempelajari materi yang disajikan. Berdasarkan uraian tentang metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pembelajaran siswa dapat tercapai melalui aktivitas kerja kelompok dalam tugas-tugas terstruktur yang tercermin dalam hal peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Pada metode Student TeamsAchievement Divisions (STAD) peserta didik akan lebih mudah menemukan pengertian akan konsep-konsep yang sulit jika mereka dapat membicarakan dengan teman. Selain itu siswa dapat bekerja sama satu sama lainnya, berdiskusi, berdebat, menilai kemampuan pengetahuan dan mengisi kekurangan anggota yang lainnya. Siswa bekerja sama dengan yang lainnya untuk memastikan bahwa setiap siswa dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep yang telah diajarkan. Hal ini akan menumbuhkan realisasi bahwa siswa membutuhkan belajar dan berpikir untuk memecahkan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan. commit to user Selain itu keunggulan yang diperoleh dari metode Student Teams-Achievement
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Divisions (STAD) dibanding dengan teknik konvensional adalah dengan adanya fakta bahwa metode ini membuat siswa mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap dirinya sendiri, sesama siswa, orang yang lebih dewasa dan pembelajaran secara umum. Uraian tersebut sesuai dengan pernyataan Francis A. Adesoji dan Tunde l. Ibraheem (2009) yaitu, ”The superiority of STAD cooperative learning strategy over the conventional technique coulb be attribute to the fact that it makes students develop more positive attitudes toward self, peer, adult and learning in general”. Menurut Nurkhayati (2006: 13-14), menyatakan bahwa metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran”. Adapun uraian mengenai kelemahan dan kelebihan dari metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) menurut Nurkhayati sebagai berikut: 1. Kelebihan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) a. Kelas dibagi dalam kelompok - kelompok kecil dengan aturan tertentu, sehingga kemampuan dan perkembangan siswa dapat terpantau dan tergali dengan baik; b. Adanya penghargaan individu maupun kelompok, sehingga mampu memotivasi belajar siswa baik secara individu maupun kelompok; c. Terciptanya suasana kompetitif untuk menghasilkan yang terbaik antar siswa dalam kelompok maupun antar kelompok dalam kelas, sehingga proses KBM akan lebih hidup; d. Terciptanya semangat kebersamaan antar siswa sekaligus memperkecil tingkat ketergantungan antar siswa; e. Transfer atau perpindahan ilmu tidak hanya terjadi dari guru atau buku kepada siswa melainkan juga terjadi antar siswa; f. Siswa mendapat kemudahan dalam memahami materi; g. Siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam berdiskusi.
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Kelemahan pada metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) a. Pekerjaan administrasi guru lebih banyak; b. Waktu KBM sedikit banyak akan terkurangi, karena untuk menyusun tempat duduk kelompok; c. Lancar tidaknya pelaksanaan akan sangat tergantung dari kemampuan awal siswa; d. Apabila ada siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompoknya, maka siswa kurang bisa bekerjasama dalam menyelesaikan tugas; e. Ada siswa yang kurang memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam belajar kelompok; f. Apabila ada siswa yang malas maka usaha kelompok untuk mendapatkan penghargaan akan terhambat. Kelebihan tersebut dapat terwujud apabila terdapat tanggung jawab individual anggota kelompok. Selain itu diperlukan adanya pengakuan kepada kelompok yang kinerjanya baik sehingga anggota kelompok tersebut dapat melihat bahwa kerjasama untuk saling membantu teman dalam satu kelompok sangat penting. Sedangkan kelemahan yang ada pun dapat diminimalisir dengan peran aktif guru yang senantiasa meningkatkan motivasi siswa yang lemah agar dapat berperan aktif, meningkatkan tanggung jawab siswa untuk belajar bersama, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. 2. Teori Tentang Hasil Belajar Proses belajar mengajar di kelas dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan atau tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa, maka harus dilakukan evaluasi. Evaluasi terhadap penilaian hasil dan proses belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam menguasai kompetensi dasar yang telah ditetapkan dari hasil evaluasi terhadap penilaian tersebut dapat diketahui kompetensi dasar dan materi yang belum diketahui peserta didik. Gagne dalam Agus Suprijono (2009: 2) menyatakan bahwa “Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
aktivitas.
Perubahan
disposisi
tersebut
bukan
diperoleh
langsung
dari
pertumbuhan seseorang secara alamiah”. Menurut Slameto (1995: 2) menyatakan “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Cronbach dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002: 12) berpendapat “Learning is shown by change in behavior as a result of experience, belajar sebagai aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Stephen B. Klein (1996: 2) bahwa “Learning can be defined as experiental process resulting in a relatively permanent change in behavior that cannot be explained by temporary states, maturation, or innate response tendencies”. Pengertian ini mengandung maksud bahwa belajar sebagai proses berpengalaman yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan tidak bisa dijelaskan dengan keadaan sementara. Berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai makna belajar, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan dan pengalaman yang dilakukan dalam interaksinya dengan lingkungan. “Hasil adalah sesuatu yang menjadi akibat dari usaha. Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha yaitu belajar” (Yasyin, 1997: 202) Nana Sudjana (2008: 22-23) menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar”. Sedangkan menurut Syaodih (2003: 102) menyatakan bahwa “Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi dari kecakapan potensial yang dimiliki seseorang”. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpilkan bahwa hasil belajar adalah kemampian yang dimiliki oleh seseorang dimana kemampuan commitusaha to user itu mereka dapatkan setelah melakukan yaitu belajar.
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gagne dalam Agus Suprijono (2009: 5) mengemukakan “Lima kategori hasil belajar yaitu: informasi verbal, ketrampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap”. Sedangkan menurut Bloom dalam Angkowo dan Kosasi (2007: 53) menyatakan bahwa “Hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik”. B. Hasil Penelitian yang Relevan Selama peneliti melakukan pencarian, sampai saat ini peneliti belum menemukan penelitian yang mendekati relevan yang sama seperti skripsi yang peneliti susun. Peneliti hanya bisa menemukan penelitian seperti yang di bawah ini yaitu penelitian mengenai penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut akan disajikan beberapa hasil penelitian yang telah peneliti temukan. Hasil penelitian yang telah peneliti temukan adalah seperti di bawah ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sularmi dan Wiwik Wijayanti. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut: 1. Peneliti/Penulis Judul Penelitian
: Sularmi : Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Student TeamsAchievement Divisions (STAD) terhadap Hasil Belajar Siswa
Kompetensi
Dasar
Menyimpulkan
Hakikat
Geografi (Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007 Tahun Laporan
: 2007
Kesimpulan
: Metode
pembelajaran
Student
Teams-Achievement
Divisions (STAD) lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah bervariasi guna meningkatkan hasil belajar siswa Kompetensi Dasar Menyimpulkan Hakikat Geografi di Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Mean skor untuk kelompok kontrol 26,7 (mean skor untuk kelompok kontrol mencapai 60,68%).commit Mean skor kelompok eksperimen 31,46 (mean to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
skor untuk kelompok eksperimen mencapai 71,36%) 2. Peneliti/Penulis Judul Penelitian
: Wiwik Wijayanti : Pembelajaran
Kooperatif
tipe
Student
Teams-
Achievement Divisions (STAD) terhadap Hasil Belajar Biologi ditinjau dari Komunikasi Interpersonal Siswa Tahun Laporan
: 2006
Kesimpulan
: a. Ada pengaruh secara signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student TeamsAchievement Divisions (STAD) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VII semester genap SMP N 12 Surakarta tahun ajaran 2005/2006 b. Ada
pengaruh
secara
signifikan
kemampuan
komunikasi interpersonal terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VII semester genap SMP N 12 Surakarta tahun ajaran 2005/2006
C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan acuan di dalam melaksanakan penelitian dan merupakan jawaban atas perumusan masalah berdasarkan kajian teori. Adapun kerangka berpikir sebagai berikut: Proses belajar mengajar di kelas sering mengalami masalah yang harus dihadapi dan diselesaikan. Begitu juga dengan pembelajaran PKn yang juga menghadapi permasalahan. Permasalahan tersebut muncul sebelum pembelajaran PKn menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Metode ini sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran PKn. Dimana sebelumnya dalam proses pembelajaran PKn guru sering memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah dan tanya jawab sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa merasa kurang tertarik dan mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran PKn serta motivasi belajar siswa rendah, sehingga commit user siswa. Hasil belajar merupakan akan mempengaruh pada pencapaian hasiltobelajar
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar melalui proses pembelajaran di kelas. Sebagai upaya untuk mengatasi ketidaktertarikan siswa, kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran PKn dan meningkatkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka diperlukan suatu inovasi dalam pembelajaran PKn yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran menggunakan kelompok-kelompok kecil dimana tiap kelompok beranggotakan 4-5 orang siswa secara heterogen. Gagasan utama dari metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru, dengan meningkatnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran PKn ketika diterapkannya metode Student TeamsAchievement Divisions (STAD) diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut sesuai dengan kondisi yang terjadi di kelas VIII A SMP N 1 Nguter sehingga motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran meningkat, tertarik, memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran, dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk mempermudah penelitian ini, maka peneliti membuat skema kerangka berpikir sebagai berikut:
commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kondisi Awal (Sebelum Tindakan)
Metode mengajar guru masih berkisar ceramah dan Tanya jawab Siswa kurang Motivasi belajar siswa rendah
tertarik dan mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran PKn
Hasil belajar siswa rendah
Pembelajaran PKn dengan Metode STAD Kondisi Akhir (Sesudah Tindakan)
Siswa tertarik dan mudah
Motivasi belajar
memahami
siswa meningkat
materi pelajaran PKn
Hasil belajar meningkat
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Hipotesis Tindakan Suharsimi Arikunto (2006:71) menyatakan “Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA pada mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan di SMP N 1 Nguter Tahun Ajaran 2009/2010”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Nguter kelas VIIIA. Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan peneliti menemukan masalah sebagaimana yang telah dijelaskan pada latar belakang permasalahan yaitu hasil belajar rata-rata kelas VIIIA pada mata pelajaran PKn yang rendah, di samping itu karena lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal peneliti, sehingga dapat menghemat biaya, waktu dan tenaga.
2. Waktu Penelitian Setelah lokasi penelitian ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan waktu penelitian. Penulis memerlukan waktu sekitar 12 bulan yaitu bulan Februari 2010 sampai Januari 2011. Adapun pelaksanaannya setelah mendapat ijin dari pihak yang berwenang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2009/2010 dimulai pada bulan April 2010. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap sebagai berikut: Tabel. 1. Jadwal Kegiatan Penelitian N o Kegiatan Feb Mar Apr Mei 1 Persiapan 2 Penyusunan
Tahun 2010 Jun
Jul
proposal
3 Pembuatan 4 5 6
instrumen Pengumpulan data Analisis data Penyusunan laporan
commit to user
22
Agst
2011 Sep
okt
Nov Des
Jan
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru maupun peneliti untuk memperbaiki suatu keadaan atau hasil yang belum sesuai dengan harapan, misalnya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Jadi disini seorang guru atau peneliti terjun secara langsung ke kelas untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi kemudian mencari dan melaksanakan suatu tindakan untuk mengatasi masalah tersebut dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Menurut Kasihani Kasbolah (2001:2)
yang menyatakan bahwa
“Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki mutu pendidikan yang secara menyentuh masalah lapangan, yaitu masalah yang ada di kelas”. Sedangkan menurut Zainal Aqib, Siti Jaiyaroh, Eko Diniati dan Khusnul Khotimah (2008: 3) menyatakan bahwa “ Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu penelitian yang reflektif untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas dengan melakukan tindakan-tindakan praktis untuk memperbaiki proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu pembelajaran Untuk lebih mengetahui apa yang dimaksud Penelitian Tindakan Kelas kita perlu mengetahui ciri- ciri atau karakteristik dari Penelitian Tindakan Kelas itu sendiri. Dengan mengetahui ciri yang ada pada Penelitian Tindakan Kelas diharapkan pengertian tentang jenis penelitian tindakan kelas akan lebih jelas. Ciri-ciri atau karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (Kasihani Kasbolah, 2001:15 ) yaitu sebagai berikut : 1. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan oleh guru 2. Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari masalah praktik faktual 3. Penelitian Tindakan Kelas adalah tindakan - tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan commit to user 4. Penelitian Tindakan Kelas bersifat kolaboratif
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Adapun langkah dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan melalui empat tahap, yakni (1) perencanaan tindakan (planning), (2) pelaksanaan tindakan ( acting), (3) observasi (observing) dan (4) refleksi (reflecting). Untuk lebih jelasnya rangkaian dapat dilihat pada gambar berikut :
Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
? Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan kelas (Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi Suparlan, 2007:16 )
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa SMP N 1 Nguter dan guru PKn. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A. Siswa tersebut berjumlah 33 orang yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan (lihat lampiran 1). Sementara itu guru PKn yang dijadikan subjek penelitian ini adalah Dra. Suparni.
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Data dan Sumber Data 1. Data Ada dua macam data yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas, yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:125) menyatakan bahwa : Data primer yang dihasilkan dalam Penelitian Tindakan Kelas antara lain berupa data (1) hasil wawancara dengan guru, siswa, kepala sekolah, orang tua; (2) nilai prestasi belajar siswa sesudah dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Data sekunder dalam Penelitian Tindakan Kelas dapat berupa arsip nilai sebelum PTK dilaksanakan (dokumen hasil belajar siswa), data pribadi siswa dalam buku induk sekolah, foto –foto, laporan pengamatan, dan hasil wawancara dengan subjek yang tidak secara langsung berhubungan dengan siswa dalam PBM. Berdasarkan pemahaman terhadap uraian di atas, maka yang menjadi data dalam penelitian ini adalah data primer berupa hasil wawancara dengan guru serta nilai prestasi belajar siswa sesudah dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, sedangkan untuk data sekundernya berupa arsip nilai sebelum Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan (dokumen hasil belajar siswa), laporan pengamatan serta fotofoto tentang kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Sumber Data Sumber data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian. Adapun sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Informan Informan adalah orang yang memberikan tanggapan apa yang diminta atau yang ditentukan oleh penelitinya. Dalam penelitian ini yang ditunjuk sebagai informan adalah siswa dan guru yang bersangkutan. Adapun beberapa informan yang diperlukan, yaitu: 1) Dra. Suparni selaku guru PKn yang mengajar kelas VIII A di SMP N 1 Nguter. 2) Siswa kelas VIII A di SMP N 1 Nguter commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Dokumen Menurut H.B Sutopo (2002:54) “ Dokumen adalah bahan tertulis atau benda yang bergayut dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.” Dokumen merupakan salah satu sumber data yang digunakan untuk melengkapi data– data yang diperoleh dari informan dan data-data penelitian lainnya. Dokumen ini terdiri dari rencana pembelajaran, daftar nilai, lembar rangkuman materi dan foto ketika proses belajar mengajar berlangsung. c. Tempat dan Peristiwa Tempat atau lokasi penelitian ini adalah SMP N 1 Nguter terutama di kelas VIIIA sebagai kelas yang diterapkan penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam pembelajaran PKn, sedangkan peristiwa yang dimaksud adalah peneliti mengamati penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam proses belajar mengajar di kelas VIIIA. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam rancangan penelitian ini antara lain: a. Siklus I 1) Observasi Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi di dalam kelas (Burns dalam basrowi dan Suwandi, 2008:127). Observasi ini dilakukan pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Nguter untuk mengetahui kinerja
siswa
selama
proses
pembelajaran
berlangsung
dengan
penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Terlampir pada lampiran 15 serta terhadap kegiatan guru mengajar di kelas VIIIA dengan penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terlampir pada lampiran commit to user 17.
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Wawancara Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, mengenai kesulitan yang dialami oleh guru yang mengampu mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas VIIIA dalam proses pembelajaran, serta faktor penyebabnya (lihat lampiran 2). 3) Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto (2006:206) “Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya”. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan sebagai data pelengkap yang terdiri dari rencana pembelajaran, data identitas siswa (lihat lampiran 1), daftar nilai siswa, dan foto ketika proses belajar mengajar berlangsung. 4) Tes Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah melakukan tindakan pada siklus I. 5) Angket Peneliti menggunakan angket tertutup sehingga responden tinggal membubuhkan
tanda.
Untuk
masing-masing
responden
diberikan
kesempatan untuk memilih satu alternatif jawaban yang tersedia. Dengan memakai metode skoring terhadap jawaban responden dalam angket maka akan diperoleh data penelitian yang diharapkan. Angket tentang respon siswa terhadap penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam pembelajaran memakai skala 1 sampai dengan 4 dengan pernyataan yang bersifat positif dan negatif. Kriteria penilaian angket dengan cara setiap item angket yang telah disusun, disediakan empat jawaban yang semuanya mengandung kebenaran, akan tetapi kadar kebenarannya berbeda. commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Adapun kriteria penilaian untuk angket yang bersifat positif adalah sebagai berikut : a) Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden mendapat skor 4. b) Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden mendapat skor 3 c) Apabila responden memilih jawaban Ragu , maka responden mendapat skor 2. d) Apabila responden memilih jawaban Tidak setuju maka responden mendapat skor 1. Sedangkan untuk pernyataan yang bersifat negative, maka kriterianya adalah sebagai berikut: a) Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden mendapat skor 1. b) Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden mendapat skor 2. c) Apabila responden memilih jawab Ragu , maka responden mendapat skor 3. d) Apabila responden memilih jawaban Tidak Setuju maka responden mendapat skor 4. Angket dalam penelitian ini diterapkan pada siswa kelas VIII A dengan jumlah siswa 33 siswa. Angket disusun untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam mata pelajaran PKn (lihat lampiran 19). Metode angket ini digunakan untuk mengumpulkan tanggapan siswa tentang ketertarikan siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD).
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Siklus II 1) Observasi Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi di dalam kelas (Burns dalam basrowi dan Suwandi, 2008:127). Observasi ini dilakukan pada siswa kelas VIIA SMP N 1 Nguter untuk mengetahui kinerja
siswa
selama
proses
pembelajaran
berlangsung
dengan
penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Terlampir pada lampiran 28 serta terhadap kegiatan guru mengajar di kelas VIIIA dengan penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terlampir pada lampiran 30. 2) Wawancara Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas dengan penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD), mengenai kesulitan yang dialami oleh guru PKn dalam proses pembelajaran, serta faktor penyebabnya (lihat lampiran 2). 3) Dokumentasi Pada penelitian ini, metode dokumentasi digunakan sebagai data pelengkap yang terdiri dari rencana pembelajaran, data identitas siswa (lihat lampiran 1), daftar nilai siswa dan foto ketika proses belajar mengajar berlangsung. 4) Tes Tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII A setelah melakukan tindakan pada siklus II. 5) Angket Peneliti menggunakan angket tertutup sehingga responden tinggal membubuhkan
tanda.
Untuk
masing-masing
responden
diberikan
kesempatan untuk memilih satu alternatif jawaban yang tersedia. Dengan commit tojawaban user responden dalam angket maka memakai metode skoring terhadap
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
akan diperoleh data penelitian yang diharapkan. Angket tentang respon siswa terhadap penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam pembelajaran memakai skala 1 sampai dengan 4 dengan pernyataan yang bersifat positif dan negatif. Kriteria penilaian angket dengan cara setiap item angket yang telah disusun, disediakan empat jawaban yang semuanya mengandung kebenaran, akan tetapi kadar kebenarannya berbeda. Adapun kriteria penilaian untuk angket yang bersifat positif adalah sebagai berikut : a) Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden mendapat skor 4. b) Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden mendapat skor 3 c) Apabila responden memilih jawaban Ragu , maka responden mendapat skor 2. d) Apabila responden memilih jawaban Tidak setuju maka responden mendapat skor 1. Sedangkan untuk pernyataan yang bersifat negative, maka kriterianya adalah sebagai berikut: a) Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden mendapat skor 1. b) Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden mendapat skor 2. c) Apabila responden memilih jawab Ragu , maka responden mendapat skor 3. d) Apabila responden memilih jawaban Tidak Setuju maka responden mendapat skor 4. Angket dalam penelitian ini diterapkan pada siswa kelas VIII A dengan jumlah siswa 33 siswa. Angket disusun untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions commit to (lihat user lampiran 31). Metode angket ini (STAD) dalam mata pelajaran PKn
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digunakan untuk mengumpulkan tanggapan siswa tentang ketertarikan siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD).
2. Alat Pengumpulan Data Menurut Susilo dan Kisyani dalam bukunya Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 67) “Alat yang diperlukan dalam pengumpulan data Penelitian Tindakan Kelas dapat dipahami dari 2 sisi, yaitu sisi proses dan sisi hal yang diamati”. Maka alat yang dapat di gunakan untuk mengumpulkan data seperti yang telah di uraikan diatas yaitu sebagai berikut: a. Siklus I 1) Dari Sisi Proses a) Alat untuk Input Alat untuk input dapat dikembangkan dari hal- hal yang menjadi akar masalah beserta pendukungnya, maka alat yang digunakan adalah : (1) Dokumen berupa hasil tes awal (lihat lampiran 7). (2) Daftar pertanyaan atau pedoman wawancara yang bersifat terbuka dan tidak terpancang mengenai pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, berbagai informasi mengenai kesulitan yang dialami oleh guru dalam pembelajaran,serta faktor penyebabnya(lihat lampiran2). b) Alat Untuk Proses Alat yang digunakan pada saat proses berlangsung berkaitan erat dengan tindakan yang dipilih untuk dilakukan, maka alat yang digunakan adalah : (1) Observasi alatnya yaitu dengan cek list atau lembar observasi tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan
metode
Student
Teams-Achievement
Divisions
(STAD) pada kompetensi dasar Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia (lihat lampiran 15). (2) Foto yang digunakan untuk menunjukkan adanya situasi dalam commit to user pada siklus I(lihat lampiran40). proses belajar mengajar berlangsung
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Alat Untuk Output Alat untuk output berkaitan erat dengan evaluasi pencapaian hasil berdasarkan kriteria yang telah diterapkan, maka alat yang digunakan adalah Tes, alatnya adalah sebuah tes tertulis yakni tes pilihan ganda setelah dilakukan tindakan (lihat lampiran 12). 2) Dari Sisi Hal yang Diamati Selain dari sisi proses, alat juga dapat pula dipahami dari sisi hal yang diamati. Dari sisi yang diamati dapat dikelompokkan dalam 3 yaitu a) Pengamatan Terhadap Guru “Pengamatan merupakan alat yang terbukti efektif untuk mempelajari tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di kelas”. (Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 68). Maka alat yang digunakan adalah cek list tentang pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode Student TeamsAchievement Divisions (STAD) pada kompetensi dasar Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia(lihat lampiran17). b) Pengamatan Terhadap Kelas Pengamatan yang dilakukan untuk mengamati peristiwa yang terjadi di kelas. Alat yang digunakan adalah foto tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya. c) Pengamatan Terhadap Peserta Didik Pengamatan terhadap peserta didik ini adalah mengamati tentang perilaku peserta didik alatnya adalah lembar observasi atau cek list tentang keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, interaksi, ketrampilan bertanya dan kegiatan kelompok (lihat lampiran 15).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
33 digilib.uns.ac.id
b. Siklus II 1) Dari Sisi Proses a) Alat Untuk Input Alat untuk input dapat dikembangkan dari hal- hal yang menjadi akar masalah beserta pendukungnya, maka alat yang digunakan adalah dokumen berupa hasil tes pada siklus I (lihat lampiran 14). b) Alat Untuk Proses Alat yang digunakan pada saat proses berlangsung berkaitan erat dengan tindakan yang dipilih untuk dilakukan, maka alat yang digunakan adalah : (1) Observasi alatnya adalah cek list atau lembar observasi tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada kompetensi dasar Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. Lembar observasi atau cek list tentang keaktifan siswa pada siklus II (lihat lampiran 28). (2) Foto yang digunakan untuk menunjukkan adanya situasi dalam proses pembelajaran berlangsung pada siklus II (lihat lampiran 41). c) Alat Untuk Output Alat untuk output berkaitan erat dengan evaluasi pencapaian hasil berdasarkan kriteria yang telah diterapkan, maka alat yang digunakan adalah tes alatnya adalah sebuah tes tertulis yakni tes pilihan ganda setelah dilakukan tindakan II (lihat lampiran 25). 2) Dari Sisi Hal yang Diamati a) Pengamatan Terhadap Guru “Pengamatan merupakan alat yang terbukti efektif untuk mempelajari tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di kelas”. (Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 68). Maka alat yang digunakan adalah cek list tentang pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode Student Teamsto user Achievement Divisionscommit (STAD) pada kompetensi dasar Kedaulatan
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia(lihat lampiran30) b) Pengamatan Terhadap Kelas Pengamatan yang dilakukan untuk mengamati peristiwa yang terjadi di kelas. Alat yang digunakan adalah foto tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya. c) Pengamatan Terhadap Peserta Didik Pengamatan terhadap peserta didik ini adalah mengamati tentang perilaku peserta didik alatnya adalah lembar observasi atau cek list tentang keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, interaksi, ketrampilan bertanya dan kegiatan kelompok (lihat lampiran 27).
F. Validitas Data Validitas adalah kesahihan data didalam suatu penelitian, hal ini data dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan kebenarannya, oleh karena setiap penelitian harus memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperoleh. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data menurut Priyono dalam buku Basrowi dan Suwandi (2008:123) antara lain: 1. Face validity (validita muka),setiap anggota kelompok peneliti tindakan saling mengecek atau menilai atau memutuskan validitas suatu instrument dan data dalam proses kolaborasi dalam penelitian tindakan. 2. Trianggulation (Trianggulasi), menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian 3. Critical Reflection (Refleksi Krisis), setiap tahap siklus penelitian tindakan dirancang untuk meningkatkan kualitas pemahaman. 4. Catalityc validity (Validitas Pengetahuan), yang dihasilkan oleh penelitian tindakan bergantung pada kemampuan peneliti sendiri dalam mendorong pada adanya perubahan. Dari beberapa teknik validitas data tersebut diatas maka yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Trianggulation karena peneliti ingin mengumpulkan data yang sejenis dari berbagai sumber untuk meningkatkan kualitas penilaian. Teknik validitas data ini diberlakukan sama antara siklus I dan II. commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
G. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini di mulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis mengacu pada model analisis yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman sebagaimana di kutip dari bukunya Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 103 ) “ teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif, salah satunya modelnya adalak teknik analisis interakif ”. HB Sutopo (2002: 92 ) berpendapat bahwa” Dalam proses analisis data terdapat empat komponen utama yang harus dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Empat komponen utama tersebut adalah (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) sajian data, (4) penarikan kesimpulan/verifikasi.” 1. Pengumpulan Data Menurut kegiatan memperoleh informasi yang berupa kalimat-kalimat yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh masih berupa data mentah yang tidak teratur, sehingga diperlukan analisis data agar menjadi teratur.
2. Reduksi Data Menurut H.B Sutopo (2002:92) berpendapat bahwa “Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.”
3. Sajian Data Sajian data merupakan rakitan organisasi informasi yang memungkinkan riset dapat dilakukan. Sajian data dapat berupa matriks, gambaran atau skema, jaringan kerja kegiatan, data tabel. Semuanya dirakit secara teratur guna mempermudah pemahaman informasi. commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Kesimpulan akhir diperoleh bukan hanya sampai pada akhir pengumpulan data, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang berupa pengulangan dengan melihat kembali field note (data mentah) agar kesimpulan yang diambil lebih kuat dan bisa dipertanggungjawabkan. Untuk lebih memperjelas komponen-komponen tersebut diatas, terdapat empat langkah secara sederhana gambar posisinya sebagai berikut: 1 Pengumpulan Data 3 Sajian Data
2 Reduksi Data 4 Penarikan kesimpulan atau verifikasi
Gambar 3. Skema Model Analisis Interaktif (H.B Sutopo, 2002:96) Dengan gambar tersebut, maka proses analisa data akan lebih jelas. Data yang terkumpul akan di analisa melalui tiga tahap yaitu mereduksi data, menyajikan data dan kemudian menarik kesimpulan. Selain itu dilakukan suatu proses siklus antara masing-masing tahap tersebut sehingga komponen-komponen tersebut menjadi rangkaian yang tidak bisa dipisahkan yang kemudian menghasilkan data yang tersusun secara sistematis. Langkah-langkah Analisis, sebagai berikut: a. Siklus I 1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka dapat dikumpulkan. 2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut. 3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matriks antarkasus commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman dan apabila dalam persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus. 5. Melakukan analisis anatarkasus, dikembangkan struktur sajian data dan bagi susunan laporan. 6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian yang akan dilanjutkan dengan refleksi untuk perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus 2 b. Siklus II 1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka dapat dikumpulkan. 2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut. 3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matriks antarkasus 4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman dan apabila dalam persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus. 5. Melakukan analisis anatarkasus, dikembangkan struktur sajian data dan bagi susunan laporan. 6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian 7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam laporan akhir untuk penelitian berikutnya. H. Indikator Kerja Indikator kerja merupakan rumusan yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan dari penelitian. Berikut ini keberhasilan kerja dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Tabel 2. Kriteria Keberhasilan Tindakan untuk Hasil Belajar PKn Siswa Aspek yang Alat Cara Penilaian (x100%) Target dinilai Penilaian Hasil belajar Minimal 85 % siswa Dihitung dari: Tes siswa tuntas dengan Kriteria Σ Siswa Tuntas x 100% Tertulis commit to user Ketuntasan minimal 70 Σ Seluruh Siswa
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keterangan: Yang dimaksud batas yang terdapat pada target indikator pada penelitian ini adalah batas ketuntasan minimal suatu mata pelajaran yang ditentukan sendiri oleh
setiap
sekolah.
Batas
tuntas
untuk
mata
pelajaran
pendidikan
kewarganegaraan di SMP N 1 Nguter adalah 70 dan batas tuntas ini digunakan sebagai pedoman ketuntasan pada penelitian ini. I. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk menerapkan metode Student TeamsAchievement Divisions (STAD)dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Penelitian ini dilakukan dengan prosedur dan langkah-langkah yang digunakan mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Kasihani Kasbolah, 2001: 63-65) yaitu model spiral. Model spiral ini dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan suatu dasar pemecahan masalah. Secara operasional, tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini meliputi tahapan kegiatan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Sebelum dilaksanakan pembelajaran PKn menggunakan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD), peneliti terlebih dahulu melaksanakan tahap persiapan agar pembelajaran dapat berjalan lancar. Tahap pelaksanaan ini berlangsung pada hari Kamis tanggal 1 April 2010 sampai dengan hari Kamis tanggal 15 April 2010. Berikut persiapan yang dilakukan oleh peneliti. a. Permintaan ijin kepada kepala sekolah SMP N 1 Nguter yaitu Drs. Kasino untuk mengadakan penelitian tindakan kelas di sekolah tersebut. b. Melakukan observasi dan wawancara dengan Dra. Suparni selaku guru pengampu mata pelajaran PKn kelas VIII, untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan belajar mengajar khususnya mata pelajaran PKn di kelas VIII SMP N 1 Nguter c. Identifikasi permasalahan dalam pelaksanaan commit to user pelajaran PKn
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Tahap Perencanaan Adapun skenario pembelajaran yang sudah direncanakan untuk dapat dilaksanakan dalam tiap siklus yaitu sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Siklus I Pada tahapan ini dilakukan berbagai persiapan dan perencanaan yang meliputi: 1) Menyusun serangkaian kegiatan yang berupa pelaksanaan tindakan yang berupa penggunaan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada kompetensi mendeskripsikan system pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat. 2) Menyusun instrumen penelitian meliputi: a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan metode Student
Teams-Achievement Divisions (STAD). Terlampir pada lampiran 9. b) Soal pre tes untuk mengetahui kemampuan awal (lihat lampiran 5), soal kuis (lihat lampiran 12) dan lembar jawaban. c) Lembar kegiatan siswa untuk diskusi kelompok (lihat lampiran 10) dan Lembar rangkuman tim (lihat lampiran 37). d) Lembar observasi untuk keaktifan siswa (lihat lampiran 15) dan aktivitas mengajar guru selama proses belajar mengajar (lihat lampiran 17). e) Angket respon untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Terlampir pada lampiran 19. f) Mempersiapkan daftar wawancara untuk memperoleh informasi dari guru PKn kelas VIII mengenai pelaksanaan penelitian (lihat lampiran2). g) Mempersiapkan sertifikat penghargaan tim (lihat lampiran 38). b. Tahap Perencanaan Siklus II Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II disesuaikan dengan kekurangan dan kelemahan yang ditemukan pada siklus I, sehingga kegiatan ini mengarah pada perbaikan dari kekurangan pada siklus I. Perencanaan tindakan pada siklus II peneliti tetap menyusun RPP serta bahan commit to user ajar yang akan dilaksanakan memperbaiki kekurangan pada siklus I.
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan a. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan Siklus I 1) Menyampaikan kompetensi dasar yang ingin dicapai. 2) Menginformasikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan, dalam hal ini metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD). 3) Melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun sesuai dengan langkah-langkah dalam metode Student TeamsAchievement Divisions (STAD). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menyampaikan materi pelajaran. b) Guru membagi siswa kedalam bebeberapa kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin dan prestasi belajar. c) Guru memberikan tugas kepada tiap kelompok untuk dikerjakan dan didiskusikan,
setelah
selesai
tiap
kelompok
mempresentasikan
jawabannya. d) Guru mengadakan kuis individu dan tidak diperbolehkan untuk melakukan kerjasama dengan teman satu kelompok atau siswa lain. e) Guru melakukan evaluasi dari hasil kuis individu yang telah dilakukan oleh siswa. f) Bersama-sama membuat kesimpulan. g) Guru memberi penghargaan kepada tim yang mendapatkan skor atau nilai tertinggi 4) Memberikan angket respon untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkan b. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan Siklus II Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan seperti pada siklus I yang telah disusun untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I. Serta mempersiapkan untuk menerapkan metode Student TeamsAchievement Divisions (STAD) secara lebih baik. Pada akhir pelaksanaan to user tindakan II siswa diberikan tescommit untuk mengetahui hasil belajar.
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Tahap Observasi atau Pengamatan Observasi
dilaksanakan
pada
saat
pembelajaran
pendidikan
kewarganegaraan dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) berlangsung. Interprestasi dilakukan setelah pembelajaran selesai antara peneliti dan guru. Observasi ini dilakukan pada siklus I dan siklus II, sebagai berikut: a. Tahap Observasi atau Pengamatan Siklus I Pengamatan yang dilakukan oleh observer ditekankan pada implementasi metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) sebagai penunjang hasil belajar yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang kekurangan dan kemajuan sebelum diadakan tindakan. b. Tahap Observasi atau Pengamatan Siklus II Pengamatan yang dilakukan oleh observer ditekankan pada implementasi metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) sebagai penunjang hasil belajar yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang kekurangan dan kemajuan tindakan pertama.
5. Tahap Analisis dan Refleksi a. Tahap Analisis dan Refleksi Siklus I Analisis dilakukan setelah seluruh data terkumpul. Dari hasil analisis dilakukan refleksi untuk menentukan siklus berikutnya. Analisis ini dilakukan terhadap pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar, pencapaian hasil belajar siswa dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I. Data yang diperoleh kemudian diinterprestasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu diperbaiki dan bagian mana yang telah memenuhi syarat atau target. b. Tahap Analisis dan Refleksi Siklus II Analisis ini dilakukan terhadap pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar, pencapaian hasil belajar siswa dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus II. Data yang diperoleh commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemudian diinterprestasi sehingga diperoleh kesimpulan yang dapat digunakan sebagai penyusunan laporan. 6.Tahap Tindak Lanjut Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru PKn untuk melakukan perbaikan terus menerus serta mengembangkan model pembelajaran yang tepat agar kompetensi dapat tercapai secara maksimal. Tahap-tahap penelitian tersebut secara skematis dapat dilihat pada gambar berikut ini. Perencanaan Tindakan I TERSELESAIKAN Pelaksanaan Tindakan I (menggunakan metode STAD)
Refleksi I
Siklus I
Observasi I
BELUM TERSELESAIKAN
Pelaksanaan Tindakan II (menggunakan metode STAD)
Siklus II
TERSELESAIKAN
Perencanaan Tindakan II
Observasi II
Refleksi II
TIDAK TERSELESAIKAN Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
1. Observasi Awal Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) a. Pelaksanaan Observasi Awal Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Observasi awal dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian. Observasi awal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata di lapangan khususnya keadaan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Observasi awal dilakukan pada hari kamis tanggal 1, 8, dan 15 April 2010 di kelas VIIIA SMP N 1 Nguter. Observasi dilakukan bertepatan pada jadwal mata pelajaran PKn di kelas VIIIA. Berdasarkan hasil observasi awal didapatkan beberapa permasalahan dalam pembelajaran PKn yaitu Guru dalam menyampaikan materi pelajaran PKn masih berkisar ceramah dan tanya jawab. Dimana dalam proses pembelajaran masih berpusat pada guru dan siswa hanya menerima informasi dari guru sehingga siswa menjadi bosan, jenuh, tidak tertarik dan kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran PKn. Hal ini tampak ketika peneliti
melakukan
observasi
dikelas
VIIIA
dimana
ketika
guru
menyampaikan pelajaran PKn siswa berbicara dengan teman sebangkunya, melamun, tidak mencatat penjelasan guru kalau tidak disuruh untuk mencatat, mengetuk meja ketika guru menerangkan, mencoret-coret buku. Selain itu siswa hanya memiliki LKS (Lembar Kegiatan Siswa) sebagai sumber belajar. Tidak ada buku pegangan lain yang dimiliki siswa sehingga referensi belajar yang dimiliki siswa masih kurang. Hal ini berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa kelas VIIIA pada mata pelajaran PKn dimana nilai rata-rata kelas ujian akhir semester 1 tahun ajaran 2009/2010, adalah: 64,84 dengan batas ketuntasan minimalnya adalah 70 (lihat lampiran 3). Berdasarkan data tersebut siswa yang mampu memperoleh nilai ≥ 70 hanya 21% sedangkan commit to user sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan.
43
perpustakaan.uns.ac.id
44 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan observasi atau pengamatan di kelas VIIIA tanggal 1, 8, 15 April 2010, dan wawancara dengan guru PKn di SMP N 1 Nguter (lihat lampiran2), maka untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 tentang keadaan yang dapat mencerminkan kondisi awal sebelum diadakannya tindakan, adalah sebagai berikut : Tabel 3. Kondisi Awal Sebelum di Lakukan Tindakan No Kondisi Awal 1.
2.
Keterangan
Ditinjau a. Guru kurang bisa dari memanfaatkan metode Segi mengajar Guru b. Proses kegiatan belajar mengajar di kelas masih di dominasi oleh guru atau masih berpusat pada guru
Kegiatan guru berorientasi pada metode ceramah dan tanya jawab Kegiatan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat materi pelajaran yang di berikan oleh guru bila disuruh untuk mencatat hal ini membuat siswa menjadi pasif. Ditinjau a. Rasa ingin tahu siswa yang Sedikit siswa yang bertanya dari masih rendah apabila tidak ditunjuk oleh Segi guru untuk bertanya maka Siswa siswa tidak bertanya b. Hasil belajar siswa rendah Kurang dari 50 % siswa yang mencapai batas tuntas c. Selama kegiatan belajar Siswa sering berbicara mengajar berlangsung siswa dengan teman sebangkunya, kurang tertarik / termotivasi melamun, mengetuk meja untuk mengikuti proses ketika guru menerangkan, pembelajaran mencoret-coret buku
Sumber Data: Hasil Pengamatan Pada Kondisi Awal b. Refleksi dan Rencana Penerapan Pembelajaran Berdasarkan uraian di atas salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah penggunaan metode mengajar guru yang masih bersifat konvensional. Metode ini hanya berkisar pada ceramah dan tanya jawab. Siswa hanya diminta untuk diam dan mendengarkan. Sehingga selama proses belajar mengajar siswa cenderung pasif. Oleh karena itu perlu diterapkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
45 digilib.uns.ac.id
suatu metode pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar dan berpikir menyelesaikan suatu persoalan. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat digunakan model pembelajaran kooperatif. Salah satu modelnya yaitu metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD). Gagasan utama dari Student Teams-Achievement Division (STAD) adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Sehingga diharapkan dengan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa selama proses belajar mengajar PKn. c. Rencana Tindakan Peneliti menerapkan dua siklus pembelajaran dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan metode pembelajaran. Student Teams-Achievement Division (STAD). Sebelum pelaksanaan siklus I, peneliti memberikan tes kemampuan awal. Tes kemampuan awal di kelas VIIIA SMP N 1 Nguter. Tes kemampuan awal diberikan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diujikan yaitu Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia dan untuk menentukan pembagian kelompok secara heterogen berdasarkan hasil tes kemampuan awal dan jenis kelamin pada saat metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) siklus I diterapkan. Tes kemampuan awal diberikan pada hari Kamis tanggal 8 April 2010. Adapun kisi-kisi dan soal tes kemampuan awal dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5. 2. Penelitian untuk Mengetahui Kemampuan Awal Siswa Kegiatan untuk mengetahui kondisi awal siswa dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan awal pada hari Kamis tanggal 8 April 2010. Tes kemampuan awal ini digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. Selain itu, tes kemampuan awal juga digunakan sebagai pedoman commit to user dalam menentukan pembagian kelompok belajar selama proses pembelajaran
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan menggunakan metode STAD pada siklus I dan 2. Tes kemampuan awal diberikan sebanyak 20 soal berupa soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban yaitu a, b, c dan d (lihat lampiran 5). Berdasarkan hasil tes kemampuan awal kelas VIIIA memperoleh nilai rata-rata yaitu 58,93 dengan jumlah siswa yang tuntas 6 siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 27 siswa. Hasil nilai tes kemampuan awal kelas VIII A dapat dilihat pada lampiran 7. Nilai ini juga digunakan sebagai pedoman dalam menentukan pembagian kelompok belajar selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) pada pelaksanaan siklus I, daftar kelompok untuk pelaksanaan siklus I dapat dilihat pada lampiran 8. Rendahnya hasil tes kemampuan awal siswa membuktikan bahwa masih banyak siswa yang masih sulit memahami sub materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia, sehingga hasil belajar pada sub materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia relatif rendah, yang ditunjukkan dengan masih banyaknya (<50 %) siswa yang belum mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM). Hal ini dapat dilihat dari data hasil uji kompetensi sub materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia kelas VIIIA tahun ajaran 2009/2010 pada tabel 4, berikut ini: Tabel 4. Data Ketercapaian SKBM Pada Sub Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Kelas VIIIA SMP N 1 Nguter Tahun Ajaran 2009/2010 No DATA Kelas VIIIA 1
Jumlah siswa
33
2
Jumlah siswa yang lulus SKBM
6
3
Jumlah siswa yang belum mencapai SKBM
27
4
Presentase siswa yang mencapai SKBM (%)
18 %
5
Presentase siswa yang belum mencapai SKBM (%)
82%
Sumber Data : Hasil Tes Awal Sebelum Dilakukan Tindakan
commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan untuk memperjelas sajian data tersebut dapat dilihat dalam gambar no 5 di bawah ini.
35
33
Jumlah siswa
27
30
Jumlah siswa yang belum mencapai SKBM
25 20
Jumlah siswa yang sudah mencapai SKBM
15 10
Presentase siswa yang belum mencapai SKBM (%)
6
5
18% 82%
0
Presentase siswa yang sudah mencapai SKBM (%)
Gambar 5. Grafik Ketercapaian SKBM Sebelum Dimanfaatkannya Metode STAD Dalam Pembelajaran PKn Pada mata pelajaran PKn, siswa dihadapkan pada banyak konsep dan fakta, maka ada pemikiran untuk melakukan suatu tindakan di kelas VIIIA SMP N 1 Nguter agar kompetensi siswa dapat meningkat. Berdasarkan temuan di atas akan berakibat pada pencapaian hasil belajar yang kurang optimal, sehingga perlu adanya perbaikan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Sebagai tindak lanjut agar hasil belajar siswa meningkat dan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif, maka peneliti menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Division (STAD). 3. Penelitian Siklus I a. Perencanaan Siklus I Pada tahap ini
guru
bersama peneliti
menyusun
rancangan
pembelajaran untuk diterapkan dalam penyampaian materi tentang Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 Mei 2010. Pada tiap siklus peneliti akan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
dengan metode pembelajaran Student Teamscommit to user Achievement Division (STAD), menyiapkan soal untuk diskusi kelompok dan
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kuis, membuat daftar kelompok berdasarkan nilai tes kemampuan awal, lembar observasi dan angket respon siswa. Pembagian kelompok terdiri dari tujuh kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa. Pembagian kelompok berdasarkan hasil tes kemampuan awal siswa, dimana pembagian kelompok dibagi secara heterogen dari kemampuan akademik siswa yaitu siswa yang pandai 25%, siswa yang kemampuan akademiknya sedang 50%, siswa yang akademiknya rendah 25% akan tetapi pembagian kelompok tidak bisa dilaksanakan sesuai persentase tersebut dikarenakan jumlah dari siswa yang pandai, sedang dan rendah tidak proposional dimana jumlah dari siswa yang pandai hanya 6 siswa sedangkan untuk siswa yang kemampuan akademiknya sedang dan rendah lebih banyak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) digunakan sebagai pedoman untuk menentukan langkah-langkah pembelajaran (lihat lampiran 9), soal tes yaitu kuis siklus I yang dikerjakan secara individu dan soal untuk dikerjakan secara berkelompok (lihat lampiran 10 dan 12). Tes tersebut untuk mengetahui hasil belajar siswa, kemudian lembar observasi digunakan untuk mengamati keaktifan siswa (lihat lampiran 15) dan untuk mengamati aktivitas mengajar yang dilakukan peneliti (lihat lampiran17), angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkan (lihat lampiran 19). b. Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama satu kali pertemuan seperti yang telah direncanakan yaitu pada hari Kamis tanggal 6 Mei 2010 dengan alokasi waktu 3 x 40 menit karena jadwal pelajaran PKn di kelas VIIIA dilaksanakan setiap hari kamis dengan alokasi waktu 3 x 40 menit yaitu pada jam pelajaran ke tiga, empat dan delapan. Peneliti bertindak sebagai guru (mengajar) dan dibantu oleh tiga orang pengamat yaitu Dra. Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas VIIIA dan dua teman sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari. Materi pada pelaksanaan tindakan I adalah kompetensi commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat. Pelaksanaan tindakan I pada hari kamis tanggal 6 Mei 2010 pada jam pelajaran ke tiga dan keempat (Pukul 08.20-09.40 WIB) digunakan guru untuk melaksanakan
pembelajaran
menggunakan
metode
Student
Teams-
Achievement Division (STAD), sedangkan jam pelajaran ke delapan (Pukul 12.10-12.50 WIB) akan dilakukan kuis siklus I, perhitungan skor kemajuan individual, pemberian penghargaan dan pengisian angket respon siswa terhadap metode yang diterapkan. Adapun urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pelajaran jam ke tiga dan ke empat (Pukul 08.20-09.40 WIB) a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa. b) Guru memperkenalkan diri dan menjelaskan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) c) Guru
menyampaikan
materi
tentang
kompetensi
dasar
mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat. d) Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang sudah disampaikan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. e) Guru membagi siswa menjadi tujuh kelompok belajar dimana masingmasing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Pembagian kelompok dibagi secara heterogen berdasarkan hasil belajar tes kemampuan awal yang sudah terlaksana pada tanggal 8 April 2010 dan berdasarkan jenis kelamin. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menempatkan diri sesuai kelompoknya masing-masing. f) Guru memberikan soal untuk didiskusikan dengan anggota kelompok. g) Guru membimbing dan memantau kegiatan siswa selama diskusi serta mengingatkan
tiap
kelompok
untuk
memastikan
anggotanya memahami materi yang telah disampaikan. commit to user
bahwa
tiap
perpustakaan.uns.ac.id
50 digilib.uns.ac.id
h) Guru memberi kesempatan kepada tiap kelompok yang sudah selesai mengerjakan soal diskusi untuk mempresentasikannya didepan kelas. i) Guru membahas soal diskusi bersama siswa dan membuat kesimpulan terhadap pelajaran yang telah dilalui. j) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa jam pelajaran kedelapan akan dilaksanakan kuis siklus I maka dari itu siswa diminta untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin agar bisa mengerjakan soal dengan baik. 2) Pelajaran jam ke delapan (Pukul 12.10-12.50 WIB) a) Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa. b) Siswa diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri mengerjakan kuis siklus I untuk materi yang telah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya. Soal berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan empat alternatif jawaban. c) Guru membagikan soal untuk dikerjakan siswa dan meminta siswa agar bekerja sendiri dan tidak diperkenankan bekerjasama. d) Siswa mengerjakan soal, guru mengawasi agar tidak ada siswa yang mencoba berbuat curang. e) Siswa selesai mengerjakan soal, lembar jawaban ditukarkan kepada temannya untuk dikoreksi saat itu juga dan dinilai. f) Guru memberikan lembar rangkuman tim kepada tiap kelompok untuk diisi oleh masing-masing kelompok. Lembar kegiatan tim bertujuan untuk mengetahui poin kemajuan yang meraka peroleh selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Division (STAD). g) Guru membimbing siswa untuk memberikan penilaian dan menghitung poin kemajuan ke dalam lembar rangkuman tim serta mengingatkan kepada siswa untuk berlaku jujur dalam memberikan penilaian. h) Guru memberikan penghargaan kepada tim atau kelompok yaitu tim super dengan nilai rata-rata tim 25, tim hebat dengan rata-rata tim 20, commit to user dan tim baik dengan nilai rata-rata 15.
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
i) Guru membagikan angket respon terhadap metode yang telah diterapkan pada siklus I untuk diisi oleh siswa, dikumpulkan saat itu juga. j) Kegiatan belajar dengan metode pembelajaran Student TeamsAchievement Division (STAD) dan kegiatan evaluasi pada siklus I berakhir. c. Observasi Siklus I Observasi tindakan I peneliti dibantu oleh tiga orang pengamat yaitu Dra. Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas VIIIA, dan dua orang teman sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari. Pengamatan dilaksanakan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses belajar mengajar dan untuk mengamati aktivitas mengajar yang dilakukan peneliti selama menggunakan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) siklus I. Hasil pengamatan dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan. d. Analisis dan Refleksi Siklus I Pada tahap ini dilakukan analisis tentang keberhasilan tindakan terhadap hasil belajar siswa dari tes kemampuan awal sampai pada berakhirnya kegiatan belajar siklus I. Pada dasarnya hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal (tes kemampuan awal) sampai dengan siklus I. Adapun hasil peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tes Kemampuan Awal dan Tes Siklus I Siswa Kelas VIIIA SMP N 1 Nguter Keterangan Tes Awal Siklus I Siswa Tuntas
6 (18 %)
18 (55%)
Siswa Belum Tuntas
27 (82%)
15 (45%)
Nilai Tertinggi
70
90
Nilai Terendah
40
55
Rata-rata Kelas
58,93
70,75
commit Sumber: Data Primer Hasil Tes Awal to danuser Tes Siklus I
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn siswa kelas VIIIA mengalami peningkatan dari kondisi awal (tes kemampuan awal) sampai tindakan pada siklus I. Hasil tes awal menunjukkan siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa dengan persentase 18% kemudian pada siklus I mengalami peningkatan yaitu siswa yang tuntas menjadi 18 siswa dengan persentase 55% (mengalami peningkatan sebesar 37%). Begitupula dengan rata-rata kelas yang semula hanya 58,93 pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 70,75. Selain itu pencapaian nilai tertinggi pada siklus I adalah 90 dan nilai terendah 55 sedangkan untuk tes awal pencapaian nilai tertinggi adalah 70 dan nilai terendah 40. Adapun hasil nilai tes siklus I dapat dilihat pada lampiran 14. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini:
90
90 70
55
60 50
Presentase Siswa Belum Tuntas
27
30
Presentase Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas
40
40 20
Siswa Tuntas
70
80
18
15
6
10
Nilai Tertinggi Nilai Terendah
0 Tes Awal
Siklus I
Gambar 6. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tes Kemampuan Awal dan Tes Siklus I Siswa Kelas VIIIA SMP N 1 Nguter Kriteria keberhasilan untuk hasil belajar yaitu dengan batas tuntas atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 70 dan ketuntasan kelas sebesar 85%. Berdasarkan target tersebut dapat diketahui bahwa pencapaian nilai untuk hasil belajar pada siklus I belum tercapai, karena pada siklus I ketuntasan kelas hanya mencapai 55% sedangkan target yang ditetapkan sebesar 85%. commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dan Temuan Penelitian a. Hasil Tes Prestasi Belajar Siklus I Berdasarkan hasil tes siklus I terdapat siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 (KKM = 70) sebanyak 15 siswa dengan persentase 45% dan yang mendapat nilai ≥ 70 sebanyak 18 siswa dengan persentase sebesar 55%, dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 70,75. Ketuntasan belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 6. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Kriteria
Jumlah Siswa
Tuntas
18 (55%)
Belum Tuntas
15 (45%)
Sumber: Data Primer Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VIIIA SMP N 1 Nguter Hasil capaian ketuntasan belajar siswa siklus I juga dapat dilihat pada grafik berikut ini: 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
18 15
Jumlah Siswa
55%
Tuntas
Presentase Siswa Tuntas / Belum Tuntas 45%
Belum Tuntas
Gambar 7. Profil Capaian Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Kriteria keberhasilan tindakan untuk hasil belajar adalah dengan batas tuntas 70 (KKM = 70) dan ketuntasan kelas sebesar 85%. Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa target yang diharapkan belum tercapai, karena pada hasil tes siklus I ketuntasan kelas baru mencapai 55% sedangkan target yang ditetapkan sebesar 85%. Keadaan ini akan diperbaiki pada siklusII. commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Hasil Observasi Siklus I Berdasarkan lembar observasi yang diperoleh pada kegiatan observasi siklus I dapat dijelaskan hasilnya sebagai berikut: 1) Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kegiatan observasi keaktifan siswa siklus I dilakukan oleh Dra. Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas VIIIA, dan dua orang teman sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari. Hasil observasi kemudian dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan. Adapun pengolahan hasil observasi keaktifan siswa siklus I dapat dilihat pada lampiran 16. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel no 7 berikut ini: Tabel 7. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I No Kegiatan Siklus I 1 Kegiatan Siswa Ya Tidak Penilaian Persentase 1.1. Ada siswa yang tidak v 33 100% masuk kelas 1.2. Ada siswa yang terlambat v 33 100% masuk kelas 1.3. Ada siswa yang tidak v 4 12.1% memperhatikan sewaktu guru menerangkan 1.4. Ada siswa yang bertanya v 10 30,3% mengenai materi pelajaran 1.5. Ada siswa yang menjawab v 18 54,5% pertanyaan dari guru 1.6. Ada yang tidak v 3 9,09% mengindahkan instruksi guru 1.7. Ada siswa yang tidak v 33 100% membawa LKS PKn 1.8. Ada siswa yang masih belajar materi pelajaran lain sewaktu guru mengajar 1.9. Ada siswa yang tidak serius mengerjakan kuis
-
v
33
100%
v
-
4
12,1%
1.10 Ada siswa yang mengantuk v 33 100% . saat guru menerangkan Sumber: Data Primer Pengolahan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
55 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan data tabel hasil observasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Student TeamsAchievement Division (STAD) pada siklus I siswa sangat antusias untuk mengikuti pelajaran PKn dengan menggunakan metode Student TeamsAchievement Division (STAD) hal terlihat dari hasil observasi keaktifan siswa dimana siswa hadir sebanyak 33 siswa artinya tidak ada siswa yang tidak masuk kelas kemudian selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I siswa tidak ada yang datang terlambat baik ketika pergantian jam pelajaran saat pelajaran PKn akan dimulai maupun ketika pelajaran akan dimulai setelah siswa istirahat. Semua siswa membawa LKS sebagai bahan belajar mereka dan tidak ditemukan siswa mengerjakan mata pelajaran lain diluar mata pelajaran PKn siswa tidak menunjukkan raut muka yang mengantuk semua siswa bersemangat mengikuti proses kegiatan belajar mengajar, selain itu terdapat 30,3% siswa yang berani untuk bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang kurang jelas dan ketika guru melontarkan pertanyaan terdapat 54,5% siswa yang mengacungkan jari. Akan tetapi pada pelaksanaan pembelajaran siklus I masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru yaitu 12,1% mereka bicara sendiri dengan teman satu mejanya dan teman didepannya. Selain itu ada siswa yang tidak mengindah instruksi dari guru yaitu 9,09% sehingga proses pembelajaran kurang dapat berjalan secara maksimal dan ketika waktunya untuk mengerjakan soal kuis yaitu 12,1% siswa yang tidak serius mengerjakan soal tersebut dimana ada siswa yang meminta jawaban dari teman lain atau mencontek jawaban teman dan mengerjakan soal tersebut sambil bercanda dengan temannya. Untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan pada proses pembelajaran siklus I, maka akan dilakukan perbaikan pada pelaksanaan siklus II. 2) Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok Pada Siklus I Kegiatan observasi keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok siklus I dilakukan oleh Dra. Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas commit to user VIIIA, dan dua orang teman sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari.
perpustakaan.uns.ac.id
56 digilib.uns.ac.id
Hasil observasi kemudian dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan. Adapun pengolahan hasil observasi keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok siklus I dapat dilihat pada lampiran 16. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel no 8 berikut ini: Tabel 8. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok Siklus I NO Kegiatan Kelompok Penilaian Persentase 1.
Seluruh siswa dalam kelompok aktif 5 71,4% bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok 2. Siswa dalam kelompok saling 4 57,1% berdiskusi apabila mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau memahami materi pelajaran 3. Semua siswa dalam kelompok 4 57,1% bertanggungjawab terhadap bagian tugasnya masing-masing 4. Semua siswa dalam kelompok 4 57,1% mengerjakan tugas tepat waktu Sumber: Data Primer Pengolahan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Berdasarkan data tabel hasil observasi keaktifan siswa
dalam
kegiatan kelompok pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) terdapat tujuh kelompok dimana setiap kelompok terdapat 4-5 siswa yang dibagi berdasarkan hasil belajar dan jenis kelamin. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut: a) Pada kegiatan kelompok seluruh siswa dalam kelompok yang aktif bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok adalah 71,4% pada kegiatan kelompok pada siklus I masih ada siswa yang tidak aktif membantu kelompoknya mengerjakan tugas kelompok. b) Siswa dalam kelompok saling berdiskusi apabila mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau memahami materi pelajaran dan seluruh siswa dalam tiap kelompok sudah saling berdiskusi untuk mengatasi kesulitan mengerjakan tugas atau memahami materi pelajaran sebesar commit to user 57,1%.
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Semua siswa dalam kelompok bertanggungjawab terhadap bagian tugasnya masing-masing. Akan tetapi terdapat beberapa kelompok yang anggotanya tidak bertanggungjawab terhadap tugas yang diterima mereka cenderung acuh dengan tugas mereka dan melimpahkan tugasnya
kepada
anggota
lain.
kelompok
yang
anggotanya
bertanggungjawab terhadap bagian tugasnya masing-masing sebesar 57,1%. d) Kelompok yang anggotanya mengerjakan tugas tepat waktu sebanyak 57,1% sedangkan sisanya masih belum mengerjakan tugas tepat waktu. 3) Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Kegiatan observasi aktivitas guru mengajar siklus I dilakukan oleh oleh Dra. Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas VIIIA, dan dua orang teman sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari. Hasil observasi kemudian dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan. Adapun pengolahan hasil observasi aktivitas guru mengajar siklus I dapat dilihat pada lampiran 18. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus I No Indikator Penilaian
Kategori
1
Apersepsi
3
Baik
2
Penjelasan metode STAD
2
Cukup
3
Penjelasan Materi
2
Cukup
4
Teknik pembagian kelompok
3
Baik
5
Pengelolaan kegiatan diskusi
2
Cukup
6
Pemberian pertanyaan / kuis
3
Baik
7
Menentukan nilai individu dan kelompok
3
Baik
8
Memberikan penghargaan
3
Baik
9
Menyimpulkan materi pembelajaran
3
Baik
10
Menutup pembelajaran
3
Baik
Sumber: Data Primer Pengolahan Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Sikluscommit I to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan tabel di atas hasil observasi aktivitas guru mengajar siklus I dapat diuraikan sebagai berikut: a) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi dalam kategori baik karena guru
mengawali pembelajaran dengan memberi salam,
kemudian melakukan absensi siswa yang mengikuti pelajaran mempersiapkan siswa sebelum pelajaran dimulai, yaitu dengan menyuruh siswa untuk menyiapkan buku PKn dan memberikan deskripsi singkat tentang materi pelajaran. b) Kemampuan guru dalam menjelaskan langkah–langkah metode Student Teams-Achievement Division (STAD) dalam kategori cukup karena guru sudah menjelaskan semua langkah-langkah pembelajaran dengan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung tetapi masih ada siswa yang belum paham dengan penjelasan guru. c) Kemampuan guru dalam menjelaskan materi pelajaran masuk dalam kategori cukup karena relevan dengan materi tetapi situasi kelas belum begitu terkendali dan guru kurang memberikan penekanan pada materi pelajaran yang dibahas. d) Kemampuan guru mengorganisasi siswa ke dalam kelompok belajar masuk kategori baik karena guru mampu membantu siswa dalam mengorganisasi kelompok belajar dengan baik dan pembagian kelompok berdasarkan hasil belajar siswa dan jenis kelamin. e) Kemampuan guru dalam pengelolaan diskusi kelompok masuk kategori cukup karena kegiatan kelompok masih kurang terkendali masih ada siswa yang pindah-pindah kekelompok lain dan suasana diskusi masih kurang terkendali f) Kemampuan guru dalam memberikan pertanyaan ataupun kuis kepada siswa masuk kategori baik karena guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan guru memberikan pertanyaan menyeluruh kepada siswa jadi tidak hanya bertanya kepada siswa yang pandai atau aktif. commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ketika memberikan soal kuis guru memastikan bahwa setiap siswa sudah mendapatkan soal kuis. g) Kemampuan menentukan penilaian kepada individu dan kelompok masuk kategori baik karena guru dalam menentukan nilai untuk individu maupun kelompok berdasarkan pada hasil penilaian yang ada. h) Kemampuan memberikan penghargaan masuk kategori baik karena guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh predikan tim super, tim hebat dan tim baik. Sedangkan penghargaan kepada individu diberikan kepada siswa yang memperoleh nilai tertinggi dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. i) Kemampuan menyimpulkan materi pelajaran masuk kategori baik karena guru dalam menyimpulkan materi pelajaran dilakukan bersama siswa. j) Kemampuan guru dalam
menutup pelajaran masuk kategori baik
karena pada akhir pelajaran guru mengingatkan kepada siswa untuk belajar dirumah dan menyiapkan diri pada pertemuan minggu depan sehingga proses pembelajaran minggu depan akan lebih baik lagi dari proses pembelajaran sebelumnya. c. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I Angket respon ini diisi oleh siswa mengenai respon terhadap pembelajaran PKn menggunakan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) siklus I, pengisian ini dilakukan setelah siswa mengerjakan tes siklus I. Adapun hasil angket respon siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 10. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I No Pernyataan Respon Siswa SS dan S R dan STS 1 Pembelajaran dengan metode 18 Student Teams-Achievement Division (STAD) membuat suasana belajar lebih hidup dan tidak membosankan. 2 Pembelajaran dengan metode 22 commit to user Student Teams-Achievement
Persentase 60%
73,3%
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3
4
5
6
7
8
9
Division (STAD) menciptakan suasana pembelajaran yang gaduh dan tidak terkendali. Penggunaan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) memudahkan saya dalam memahami materi sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat. Saya tidak suka mengerjakan tugas secara berkelompok sebagaimana instruksi dalam pembelajaran dengan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) Metode Student TeamsAchievement Division (STAD) sesuai digunakan dalam pembelajaran PKn. Pembelajaran dengan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) mendorong saya untuk bekerja secara individu dan tidak memperhatikan teman dalam satu pasangan. Pembelajaran dengan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) mendorong saya untuk aktif dalam kegiatan belajar di kelas. Saya mengalami kesulitan saat guru menjelaskan materi sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat dengan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) Belajar dengan menggunakan metode Student TeamsAchievement Division (STAD) pada mata pelajaran PKN mendorong saya untuk menjawab soal yang diberikan olehcommit guru. to user
20
66,7%
20
25
83,3%
26
18
86,7%
60%
19
17
66,7%
63,3%
56,7%
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
10
Saya tidak memperhatikan teman 20 yang sedang mengeluarkan pendapat dalam pembelajaran metode Student TeamsAchievement Division (STAD). 11 Pembelajaran dengan metode 25 Student Teams-Achievement Division (STAD) membuat saya tidak mengantuk di kelas. 12 Pembelajaran dengan metode 20 Student Teams-Achievement Division (STAD) tidak membuat saya lebih aktif dalam pembelajaran PKn. 13 Tugas kelompok dalam 22 pembelajaran dengan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) menarik untuk dikerjakan. 14 Metode Student Teams25 Achievement Division (STAD) tidak sesuai digunakan dalam pembelajaran PKn. 15 Pembelajaran dengan metode 21 Student Teams-Achievement Division (STAD) mendorong saya untuk berusaha mendapat nilai maksimal. Sumber: Data Primer Pengolahan Angket Respon Siswa Siklus I
66,7%
83,3%
66,7%
73,3%
83,3%
70%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa respon siswa terhadap penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) sangat baik. Hal ini dibuktikan pada hasil persentase angket respon siswa hampir semua pernyataan yang diberikan memperoleh tanggapan yang cukup memuaskan yaitu ≥ 60%. Hal ini menandakan bahwa separuh lebih siswa kelas VIIIA menanggapi positif terhadap penerapan metode ini dalam pembelajaran PKn. Adapun pengolahan hasil angket respon siswa siklus I dapat dilihat pada lampiran 21.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
62 digilib.uns.ac.id
d. Temuan Penelitian untuk Perbaikan Siklus II 1) Bagi Guru a) Guru terkadang terlalu cepat dalam penyampaian materi pelajaran sehingga guru masih kurang dalam memberikan penekanan pada materi pembelajaran. Untuk memperbaikinya maka pada siklus II guru akan memberikan penekanan lebih mengenai materi yang telah disampaikan. b) Guru kurang bisa memantau dan mengontrol jalannya diskusi, karena posisi guru kebanyakan di depan kelas. Untuk memperbaikinya maka pada siklus II guru akan berkeliling kelas untuk mengawasi jalannya diskusi. c) Guru kurang dalam hal menyampaikan informasi mengenai langkahlangkah pembelajaran dengan metode Student Teams-Achievement Division (STAD). Untuk memperbaikinya maka pada siklus II guru selalu mengingatkan kepada siswa langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Division (STAD). 2) Bagi Siswa a) Siswa pada awal pembelajaran perlu waktu beberapa lama untuk mempersiapkan diri memulai kegiatan kelompok. b) Beberapa siswa dalam kelompok kurang tepat waktu dalam penyelesaian tugas kelompok. c) Hasil belajar siswa belum mencapai target ketuntasan kelas sebesar 85%. Untuk memperbaikinya maka pada siklus II guru akan mencoba memperbaiki segala kekurangan yang ada pada siklus I, baik dari media, pelaksanaan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) maupun pendalaman materi kepada siswa. d) Perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang dijelaskan guru masih rendah hal ini menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih relatif rendah. Untuk memperbaikinya commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
maka pada siklus II guru akan mencoba menampilkan bagan untuk menarik perhatian siswa. e) Masih ada siswa yang bekerjasama pada saat evaluasi berlangsung. Untuk memperbaikinya maka pada siklus II guru akan meningkatkan pengawasannya terhadap jalannya evaluasi. f) Keengganan siswa untuk berkumpul dengan teman satu kelomponya. Untuk memperbaikinya maka pada siklus II guru akan kembali mencoba memberikan penjelasan kepada siswa mengenai cara kerja metode pembelajaran kooperatif khususnya metode Student TeamsAchievement Division (STAD). 5. Penelitian Siklus II a. Perencanaan Siklus II Pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode Student Teams-Achievement Division (STAD). Pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran. Terdapat beberapa perbedaan dalam RPP siklus I dengan siklus II, yaitu perihal media, pada pelaksanaan siklus I media yang digunakan guru hanya white board, boardmaker dan penghapus. Pada pelaksanaannya pemakaian media tersebut belum efektif karena siswa masih merasa kesulitan memahami materi pelajaran dan terlihat masih jenuh untuk mendengarkan penjelasan guru. Oleh karena itu pada siklus II guru menggunakan bagan yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan (lihat lampiran 39). Selain menyusun RPP peneliti juga mempersiapkan soal kuis siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa (lihat lampiran 22), lembar observasi digunakan untuk mengamati keaktifan siswa, kegiatan kelompok dan untuk mengamati aktivitas guru mengajar yang dilakukan peneliti (lihat lampiran 28 dan 30), angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkan (lihat lampiran 32). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
64 digilib.uns.ac.id
b. Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan tindakan II satu kali pertemuan yaitu pada hari Kamis tanggal 20 Mei 2010. Peneliti bertindak sebagai guru dan dibantu oleh tiga orang pengamat, yaitu oleh Dra. Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas VIIIA, dan dua orang teman sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari. Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I, hanya saja dalam pelaksanaan tindakan II ini terdapat perbaikan-perbaikan yang diperlukan dengan memperhatikan hasil refleksi tindakan I. Materi pada tindakan II ini adalah kompetensi dasar materi sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat. Pelaksanaan tindakan II pada hari kamis tanggal 20 Mei 2010 pada jam pelajaran ke tiga dan keempat (Pukul 08.20-09.40 WIB) digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Student TeamsAchievement Division (STAD), sedangkan jam pelajaran ke delapan (Pukul 12.10-12.50 WIB) akan dilakukan kuis siklus II, perhitungan skor kemajuan individual, pemberian penghargaan dan pengisian angket respon siswa terhadap metode yang diterapkan. Adapun urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pelajaran jam ke tiga dan ke empat (Pukul 08.20-09.40 WIB) a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa. b) Guru menjelaskan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) dan memastikan siswa untuk paham betul dengan langkah-langkah proses pembelajaran. c) Guru sedikit mengulangi materi pelajaran minggu lalu dengan diselingi tanya jawab untuk membangkitkan semangat dan ingatkan siswa tentang materi yang telah dipelajari. Pada kesempatan ini guru mencoba untuk berinteraksi dengan siswa dengan cara berkeliling ke tempat duduk siswa, dengan tujuan agar bisa lebih dekat dengan siswa commitmalu to user sehingga siswa tidak merasa atau enggan untuk bertanya.
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang sudah disampaikan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menempatkan diri sesuai kelompoknya masing-masing. f) Guru memberikan soal untuk didiskusikan dengan anggota kelompok. g) Guru membimbing dan memantau kegiatan siswa selama diskusi serta mengingatkan
tiap
kelompok
untuk
memastikan
bahwa
tiap
anggotanya memahami materi yang telah disampaikan. Pada kegiatan ini guru mengelilingi kelas untuk memantau jalannya diskusi kelompok agar tiap kelompok benar-benar fokus pada kegiatan kelompok dan bertanggung jawab atas tugas kelompok yang diberikan. h) Guru memberi kesempatan kepada tiap kelompok yang sudah selesai mengerjakan soal diskusi untuk mempresentasikannya didepan kelas. i) Guru membahas soal diskusi bersama siswa dan membuat kesimpulan terhadap pelajaran yang telah dilalui. j) Guru menginformasikan kepada siswa bahwa jam pelajaran kedelapan akan dilaksanakan kuis siklus I maka dari itu siswa diminta untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin agar bisa mengerjakan soal dengan baik. 2) Pelajaran jam ke delapan (Pukul 12.10-12.50 WIB) a) Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa. b) Siswa diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri mengerjakan kuis siklus II untuk materi yang telah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya. Soal berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan empat alternatif jawaban. c) Guru membagikan soal untuk dikerjakan siswa dan meminta siswa agar bekerja sendiri dan tidak diperkenankan bekerjasama. d) Siswa mengerjakan soal, guru mengawasi agar tidak ada siswa yang mencoba berbuat curang. Pada kesempatan ini guru mengelilingi seluruh ruangan kelas untuk memantau siswa sehingga tidak ada siswa commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang mencontek dan bila ada siswa yang berbuat curang guru langsung menegurnya. e) Siswa selesai mengerjakan soal, lembar jawaban ditukarkan kepada temannya untuk dikoreksi saat itu juga dan dinilai. f) Guru memberikan lembar rangkuman tim kepada tiap kelompok untuk diisi oleh masing-masing kelompok. Lembar kegiatan tim bertujuan untuk mengetahui poin kemajuan yang meraka peroleh selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Division (STAD). g) Guru membimbing siswa untuk memberikan penilaian dan menghitung poin kemajuan ke dalam lembar rangkuman tim serta mengingatkan kepada siswa untuk berlaku jujur dalam memberikan penilaian. h) Guru memberikan penghargaan kepada tim atau kelompok yaitu tim super dengan nilai rata-rata tim 25, tim hebat dengan rata-rata tim 20, dan tim baik dengan nilai rata-rata 15. i) Guru membagikan angket respon terhadap metode yang telah diterapkan pada siklus II untuk diisi oleh siswa, dikumpulkan saat itu juga. j) Kegiatan belajar dengan metode pembelajaran Student TeamsAchievement Division (STAD) dan kegiatan evaluasi pada siklus II berakhir. c. Observasi Siklus II Observasi tindakan II peneliti dibantu oleh tiga orang pengamat yaitu Dra. Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas VIIIA, dan dua orang teman sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari. Pengamatan dilaksanakan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses belajar mengajar dan untuk mengamati aktivitas mengajar yang dilakukan peneliti selama menggunakan metode pembelajaran pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) siklus II. Hasil pengamatan dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan.
commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Analisis dan Refleksi Siklus II Pada tahap ini dilakukan analisis tentang keberhasilan tindakan terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II akan dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I dan tes kemampuan awal (lihat lampiran 35). Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah: Tabel 11. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas VIIIA SMP N 1 Nguter Keterangan Tes Awal Siklus I Siklus II Siswa Tuntas 6 (18 %) 18 (55%) 29 (88%) Siswa Belum Tuntas Rata-rata Kelas
27 (82%)
15 (45%)
4 (12%)
58,93
70,75
80,30
Sumber: Data Primer Hasil Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari kondisi awal (tes kemampuan awal), siklus I, dan siklus II. Pada kondisi awal (tes kemampuan awal) siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa dengan persentase sebesar 18%, pada siklus I mengalami peningkatan dimana siswa yang tuntas menjadi 18 siswa dengan persentase sebesar 55% (mengalami peningkatan sebesar 37%). Selanjutnya pada siklus II mengalami peningkatan lagi dimana siswa yang tuntas menjadi 29 siswa dengan persentase sebesar 88% (mengalami peningkatan sebesar 33 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar grafik dibawah ini: 29
27
30
Siswa Tuntas
25 18 15
20
Siswa Belum Tuntas
15 10 5
6 18%82%
55% 45%
Presentase Siswa Tuntas (%)
4 88% 12%
0 Tes Awal
Siklus I
Siklus II
Presentase Siswa Belum Tuntas (%)
Gambar 8. Grafik Peningkatancommit Hasil Belajar to user Siswa Pada Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas VIIIA SMP N 1 Nguter
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kriteria keberhasilan untuk hasil belajar yaitu dengan batas tuntas atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 70 dan ketuntasan kelas sebesar 85%. Berdasarkan target tersebut dapat diketahui bahwa pencapaian nilai untuk hasil belajar pada siklus II telah tercapai, hal ini ditunjukkan pada perolehan nilai tes siklus II siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa dengan persentase 88% dan target yang ditetapkan sebesar 85%. 6. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II dan Temuan Penelitian a. Hasil Tes Hasil Belajar Siklus II Berdasarkan tes siklus II terdapat siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 (KKM = 70) sebanyak 4 siswa dengan persentase sebesar 12% dan yang mendapat nilai ≥ 70 sebanyak 29 dengan persentase sebesar 88 % siswa, dan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 80,30 sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100 dan nilai terendah adalah 60. Adapun hasil nilai tes siklus II dapat dilihat pada lampiran 27. Ketuntasan belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 14. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Kriteria Jumlah Siswa Tuntas 29 (88%) Belum Tuntas 4 (12%) Sumber: Data Primer Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VIIIA SMP N 1 Nguter Hasil capaian ketuntasan belajar siswa siklus II juga dapat dilihat pada grafik berikut ini: 30
29
Jumlah Siswa
25 20 15 10 5
4 88%
12%
0
Tuntas
Belum Tuntas
commit to user Siswa Siklus II Gambar 9. Profil Capaian Ketuntasan Belajar
Presentase Siswa Tuntas / Belum Tuntas (%)
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dibanding dengan siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 13. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Tes Siklus I dan Tes Siklus II Siswa Kelas VIIIA SMP N 1 Nguter Keterangan Siklus I Siklus II Siswa Tuntas 18 (55%) 29 (88%) Siswa Belum Tuntas 15 (45%) 4 (12%) Nilai Tertinggi 90 100 Nilai Terendah 55 60 Rata-rata Kelas 70,75 80,30 Sumber: Data Primer Hasil Tes Siklus I dan Tes Siklus II Kriteria keberhasilan tindakan untuk hasil belajar adalah dengan batas tuntas 70 (KKM = 70) dan ketuntasan kelas sebesar 85%. Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa target yang ditetapkan telah tercapai, karena pada hasil tes siklus II ketuntasan kelas telah mencapai 88% dan target yang ditetapkan sebesar 85%. b. Hasil Observasi Siklus II Berdasarkan pada lembar observasi yang diperoleh pada kegiatan observasi siklus II dapat dijelaskan hasilnya sebagai berikut: 1) Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kegiatan observasi keaktifan siswa siklus I dilakukan oleh Dra. Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas VIIIA, dan dua orang teman sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari. Hasil observasi kemudian dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan. Adapun pengolahan hasil observasi keaktifan siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 29. Hasil obeservasi keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 14. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II No Kegiatan Siklus II 1 Kegiatan Siswa Ya Tidak Penilaian Persentase 1.1. Ada siswa yang tidak masuk kelas v 33 100% 1.2. Ada siswa yang terlambat masuk kelas 1.3. Ada siswa yang tidak memperhatikan sewaktu guru commit to user menerangkan
v
33
100%
v
33
100%
perpustakaan.uns.ac.id
70 digilib.uns.ac.id
1.4. Ada siswa yang bertanya v 19 57,6% mengenai materi pelajaran 1.5. Ada siswa yang menjawab v 25 75,8% pertanyaan dari guru 1.6. Ada yang tidak mengindahkan v 33 100% instruksi guru 1.7. Ada siswa yang tidak membawa v 33 100% LKS PKn 1.8. Ada siswa yang masih belajar v 33 100% materi pelajaran lain sewaktu guru mengajar 1.9. Ada siswa yang tidak serius v 33 100% mengerjakan kuis 1.10. Ada siswa yang mengantuk saat v 33 100% guru menerangkan Sumber: Data Primer Pengolahan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II Berdasarkan data tabel hasil observasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Student TeamsAchievement Division (STAD) pada siklus II siswa sangat antusias untuk mengikuti pelajaran PKn dengan menggunakan metode Student TeamsAchievement Division (STAD) hal terlihat dari hasil observasi keaktifan siswa dimana siswa hadir sebanyak 33 siswa artinya tidak ada siswa yang tidak masuk kelas kemudian selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II siswa tidak ada yang datang terlambat baik ketika pergantian jam pelajaran saat pelajaran PKn akan dimulai maupun ketika pelajaran akan dimulai setelah siswa istirahat. Semua siswa membawa lembar kerja siswa sebagai sumber belajar mereka dan tidak ditemukan siswa mengerjakan mata pelajaran lain diluar mata pelajaran PKn siswa tidak menunjukkan raut muka yang mengantuk semua siswa bersemangat mengikuti proses kegiatan belajar mengajar, selain itu terdapat peningkatan siswa yang berani untuk bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang kurang jelas yang semula hanya 30,3% sekarang meningkat menjadi 57,6% dan peningkatan juga terjadi pada siswa yang antusias untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru yang semula hanya 54,5% pada siklus II sebanyak 75,8% yang menjawab commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
71 digilib.uns.ac.id
pertanyaan dari guru. Pada pelaksanaan tindakan siklus II tercipta suasana yang kondusif dan siswa mulai tertib dan serius mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Division (STAD). Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran PKn dapat dikatakan meningkat karena dengan kehadiran seluruh siswa dalam prses pembelajaran PKn dan tidak adanya siswa yang mengerjakan materi pelajaran lain, siswa tidak mengantuk, siswa aktif menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru, dan siswa membawa LKS sabagai bahan belajar siswa. 2) Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok Pada Siklus II Kegiatan observasi keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok siklus I dilakukan oleh Dra. Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas VIIIA, dan dua orang teman sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari. Hasil observasi kemudian dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan. Adapun pengolahan hasil observasi keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok siklus II dapat dilihat pada lampiran 29. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok pada tabel no 17 berikut ini: Tabel 15. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kegiatan Kelompok Siklus II NO Peningkatan Kegiatan Kelompok Persentase 1.
Seluruh siswa dalam kelompok 6 85,7% aktif bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok 2. Siswa dalam kelompok saling 6 85,7% berdiskusi apabila mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau memahami materi pelajaran 3. Semua siswa dalam kelompok 6 85,7% bertanggungjawab terhadap bagian tugasnya masing-masing 4. Semua siswa dalam kelompok 7 100% mengerjakan tugas tepat waktu Sumber: Data Primer Pengolahan commit Hasil to userObservasi Keaktifan Siswa Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id
72 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil observasi keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok pada pelaksanaan pembelajaran siklus II meningkat lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut: a) Pada kegiatan kelompok seluruh siswa aktif dalam mengerjakan tugas kelompok dan pada pelaksanaan tindakan II terdapat peningkatan dimana pada siklus I hanya 71,4% kelompok yang seluruh anggotanya aktif mengerjakan tugas kelompok sedangkan pada siklus II terdapat peningkatan dimana seluruh kelompok yang seluruh anggotanya aktif dalam mengerjakan tugas kelompok yaitu 85,7%. b) Pada pelaksanaan tindakan II siswa dalam kelompok saling berdiskusi apabila mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau memahami materi pelajaran yaitu 85,7% dimana sebelumnya pada siklus I hanya 57,1% siswa dalam kelompok yang saling berdiskusi apabila mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau memahami materi pelajaran. c) Pada pelaksanaan tindakan II semua siswa dalam kelompok sudah bertanggungjawab terhadap bagian tugasnya masing-masing yaitu 85,7%. Hal ini mengalami peningkatan dimana sebelumnya pada siklusI hanya 57,1% siswa yang bertanggungjawab atas tugasnya masing-masing. d) Pada pelaksanaan tindakan II kelompok yang anggotanya mengerjakan tugas tepat waktu yaitu 100%. Hal ini mengalami peningkatan dimana pada siklus I hanya 57,1% kelompok yang mengerjakan tugas tepat waktu. 3) Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Kegiatan observasi aktivitas guru mengajar siklus II dilakukan oleh oleh Dra. Suparni selaku guru mata pelajaran PKn kelas VIIIA, dan dua orang teman sejawat yaitu Ririn Iriani dan Ria Wulansari. Hasil observasi kemudian dicatat dalam lembar observasi yang telah disediakan. Adapun to user pengolahan hasil observasicommit aktivitas guru mengajar siklus II dapat dilihat
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada lampiran 31. Hasil observasi aktivitas guru mengajar siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 16. Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus II No Indikator Penilaian
Kategori
1
Apersepsi
3
Baik
2
Penjelasan metode STAD
3
Baik
3
Penjelasan Materi
3
Baik
4
Teknik pembagian kelompok
3
Baik
5
Pengelolaan kegiatan diskusi
3
Baik
6
Pemberian pertanyaan / kuis
3
Baik
7
Menentukan nilai individu dan kelompok
3
Baik
8
Memberikan penghargaan
3
Baik
9
Menyimpulkan materi pembelajaran
3
Baik
10
Menutup pembelajaran
3
Baik
Sumber: Data Primer Pengolahan Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus II Berdasarkan tabel di atas hasil observasi aktivitas guru mengajar siklus I dapat diuraikan sebagai berikut: a) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi dalam kategori baik karena guru
mengawali pembelajaran dengan memberi salam,
kemudian melakukan absensi siswa yang mengikuti pelajaran mempersiapkan siswa sebelum pelajaran dimulai, yaitu dengan menyuruh siswa untuk menyiapkan buku PKn dan memberikan deskripsi singkat tentang materi pelajaran. b) Kemampuan guru dalam menjelaskan langkah–langkah metode Student Teams-Achievement Division (STAD) dalam kategori baik karena guru sudah menjelaskan semua langkah-langkah pembelajaran dengan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) dan guru memastikan seluruh siswa mengerti dengan langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunakan metode Student TeamsAchievement Division commit (STAD)to user
perpustakaan.uns.ac.id
74 digilib.uns.ac.id
c) Kemampuan guru dalam menjelaskan materi pelajaran masuk dalam kategori baik karena relevan dengan materi dan pada siklus II guru menggunakan bagan agar siswa mudah untuk memahami materi pelajaran selain itu kondisi kelas ketika guru menyampaikan materi tenang dan terkendali. d) Kemampuan guru mengorganisasi siswa ke dalam kelompok belajar masuk kategori baik karena guru mampu membantu siswa dalam mengorganisasi kelompok belajar dengan baik. e) Kemampuan guru dalam pengelolaan diskusi kelompok masuk kategori baik karena suasana diskusi kelompok lebih hidup dimana siswa dalam kelompok dapat berinteraksi dengan baik dan lebih aktif. f) Kemampuan guru dalam memberikan pertanyaan ataupun kuis kepada siswa masuk kategori baik karena guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan guru memberikan pertanyaan menyeluruh kepada siswa jadi tidak hanya bertanya kepada siswa yang pandai atau aktif. Ketika memberikan soal kuis guru memastikan bahwa setiap siswa sudah mendapatkan soal kuis. g) Kemampuan menentukan penilaian kepada individu dan kelompok masuk kategori baik karena guru dalam menentukan nilai untuk individu maupun kelompok berdasarkan pada hasil penilaian yang ada tanpa ada rekayasa. h) Kemampuan memberikan penghargaan masuk kategori baik karena guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh predikan tim super, tim hebat dan tim baik. Sedangkan penghargaan kepada individu diberikan kepada siswa yang memperoleh nilai tertinggi dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. i) Kemampuan menyimpulkan materi pelajaran masuk kategori baik karena guru dalam menyimpulkan materi pelajaran dilakukan bersama siswa. j) Kemampuan guru dalam menutup pelajaran masuk kategori baik commit guru to user karena pada akhir pelajaran mengingatkan kepada siswa untuk
perpustakaan.uns.ac.id
75 digilib.uns.ac.id
belajar dirumah dan menyiapkan diri pada pertemuan minggu depan sehingga proses pembelajaran minggu depan akan lebih baik lagi dari proses pembelajaran sebelumnya. c. Hasil Angket Respon Siswa Siklus II Angket respon ini diisi oleh siswa mengenai respon terhadap pembelajaran PKn menggunakan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) siklus II, pengisian ini dilakukan setelah siswa mengerjakan tes siklus II. Adapun hasil angket respon siswa pada tabel berikut ini: Tabel 17. Hasil Angket Respon Siswa Siklus II Respon Siswa No Pernyataan SS dan S R dan STS 1 Pembelajaran dengan 26 metode Student TeamsAchievement Division (STAD) membuat suasana belajar lebih hidup dan tidak membosankan. 2 Pembelajaran dengan 28 metode Student TeamsAchievement Division (STAD) menciptakan suasana pembelajaran yang gaduh dan tidak terkendali. 3 Penggunaan metode Student 26 Teams-Achievement Division (STAD) memudahkan saya dalam memahami materi sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat. 4 Saya tidak suka 27 mengerjakan tugas secara berkelompok sebagaimana instruksi dalam pembelajaran dengan metode Student TeamsAchievement Division (STAD) commit to user
Persentase 86,7%
93,3%
86,7%
90%
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5
6
7
8
9
10
11
Metode Student Teams25 Achievement Division (STAD) sesuai digunakan dalam pembelajaran PKn. Pembelajaran dengan metode Student TeamsAchievement Division (STAD) mendorong saya untuk bekerja secara individu dan tidak memperhatikan teman dalam satu pasangan. Pembelajaran dengan 24 metode Student TeamsAchievement Division (STAD) mendorong saya untuk aktif dalam kegiatan belajar di kelas. Saya mengalami kesulitan saat guru menjelaskan materi sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat dengan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) Belajar dengan 25 menggunakan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran PKN mendorong saya untuk menjawab soal yang diberikan oleh guru. Saya tidak memperhatikan teman yang sedang mengeluarkan pendapat dalam pembelajaran metode Student Teams-Achievement Division (STAD). Pembelajaran dengan 25 metode Student TeamsAchievement Division (STAD) membuat saya tidak mengantuk di kelas. commit to user
83,3%
26
86,7%
80%
24
80%
83,3%
25
83,3%
83,3%
perpustakaan.uns.ac.id
12
77 digilib.uns.ac.id
Pembelajaran dengan 26 metode Student TeamsAchievement Division (STAD) tidak membuat saya lebih aktif dalam pembelajaran PKn. 13 Tugas kelompok dalam 24 pembelajaran dengan metode Student TeamsAchievement Division (STAD) menarik untuk dikerjakan. 14 Metode Student Teams24 Achievement Division (STAD) tidak sesuai digunakan dalam pembelajaran PKn. 15 Pembelajaran dengan 25 metode Student TeamsAchievement Division (STAD) mendorong saya untuk berusaha mendapat nilai maksimal. Sumber: Data Primer Pengolahan Angket Respon Siswa Siklus II
86,7%
80%
80%
83,3%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil respon siswa jika dibandingkan dengan siklus I meningkat menjadi lebih baik. Pada siklus II respon siswa cukup baik yaitu hampir semua pernyataan mendapatkan persentase ≥ 60%, dan pada siklus II ini respon terhadap penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) meningkat yaitu semua pernyataan yang diberikan memperoleh tanggapan yang sangat memuaskan yaitu ≥ 80%. Hal ini berarti separuh lebih siswa kelas VIIIA menanggapi positif penerapan metode ini dalam pembelajaran PKn. Khusus untuk angket respon siswa terhadap penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) memang peneliti tidak memberikan target khusus untuk dikatakan berhasil, tetapi melihat pada perolehan hasil angket respon siswa siklus II dimana semua pernyataan yang diberikan memperoleh tanggapan yang sangat memuaskan yaitu ≥ 80% ( ≥ 24 dari 33 commit user menggambarkan bahwa siswa siswa menanggapi positif) itu sudahto cukup
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sangat antusias terhadap penerapan metode pembelajaran Student TeamsAchievement Division (STAD). Adapun pengolahan hasil angket respon siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 34. d. Temuan Penelitian Siklus II 1) Bagi Guru a) Guru sudah dapat mengontrol diri dalam penyampaian materi pelajaran sehingga guru dalam menyampaikan materi tidak terlalu cepat dan memberikan penekanan pada materi pelajaran. b) Guru sudah dapat meningkatkan perhatiannya kepada setiap kelompok sehingga kegiatan diskusi kelompok dapat berjalan dengan lancar. Siswa terlihat lebih aktif dalam diskusi yang berlangsung dibandingkan dengan keadaan diskusi pada siklus I. 2) Bagi Siswa a) Siswa mulai memperhatikan penjelasan guru dengan cukup baik setelah penggunaan media bagan pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode Student Teams-Achievement Division (STAD). b) Siswa mulai terbiasa untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti kegiatan kelompok sehingga tidak lagi memakan waktu. c) Pada evaluasi siklus II siswa terlihat lebih tenang karena guru lebih meningkatkan pengawasannya terhadap jalannya evaluasi. d) Target ketuntasan kelas sebesar 85% dapat tercapai, sehingga Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berakhir pada siklus II, karena indikator kerja yang meliputi hasil belajar telah memenuhi target yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 18. Ketercapaian Indikator Kerja Indikator Target Siklus Kinerja Hasil Belajar
Hasil
tes
tiap
siklus
minimal 70 (KKM = 70) dan 85% secara klasikal. commit to user
Siklus
I
II
55%
88%
Keterangan
Tercapai
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 1. Perencanaan
yang
Dilakukan
Guru
untuk
Mempersiapkan
Metode
Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD). Perencanaan yang dilakukan untuk mempersiapkan metode Student Teams-Achievement Division (STAD) adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan serangkaian tindakan yang berupa pelaksanaan dari metode Student Teams-Achievement Division (STAD) meliputi tahap penyajian materi, tahap kegiatan kelompok, tahap tes individu/kuis, tahap perhitungan
skor
perkembangan
individu,
dan
tahap
pemberian
penghargaan kelompok. b. Menyusun
instrumen
penelitian
seperti
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk tiap siklus, soal kemampuan awal, soal tes untuk tiap siklus, lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa, kegiatan kelompok dan aktivitas guru mengajar, angket untuk mengetahui respon siswa terhadap metode yang diterapkan, serta daftar wawancara untuk mengetahui informasi dari guru PKn dan siswa. 2. Implikasi Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) khususnya pada kompetensi dasar mendeskripsikan materi sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat terjadi peningkatan hasil belajar PKn. Peningkatan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 19. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Ketuntasan Hasil Belajar Kriteria
Jumlah Siswa Tes Awal Siklus I
Persentase
Siklus II Tes Awal Siklus I Siklus II
Tuntas
6
18
29
18%
55%
88%
Belum Tuntas
27
15
4
82%
45%
12%
Sumber: Data primer peningkatan ketuntasan belajar siswa Peningkatan ketuntasan belajar siswa tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
30
29
25 Jumlah Siswa
18
20 15 10
Presentase Ketuntasan (%)
6
5 18%
55%
88%
0 Tes Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 10. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I, dan siklus II 3. Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) a. Metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) belum pernah diterapkan sebelumnya sehingga siswa masih terlihat bingung dengan penerapan metode pembelajaran ini. b. Masih ada siswa yang terlihat tidak nyaman ketika berada dalam satu kelompok dengan temannya. c. Ketika diskusi kelas berlangsung masih ada siswa yang melakukan kegiatan lain dan enggan berdiskusi. commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Upaya untuk Mengatasi Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) a. Guru selalu menyampaikan informasi dan selalu mengingatkan siswa mengenai langkah-langkah atau tahap-tahap yang dilakukan pada proses pembelajaran dengan menggunaka metode Student Teams-Achievement Division (STAD) b. Guru menjelaskan dan memberi pengarahan kepada siswa agar bersedia bekerja bersama dengan kelompok yang telah ditetapkan. c. Ketika tahap diskusi berlangsung guru dan pengamat bersama-sama mengawasi jalannya diskusi agar siswa tidak melakukan kegiatan lain selain berdiskusi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) pada siswa kelas VIIIA SMPN 1 Nguter tahun ajaran 2009-2010, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas VIIIA SMPN 1 Nguter pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat. Hal ini dapat ditunjukkan pada peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum dilaksanakan tindakan, siklus I, dan siklus II. Sebelum pelaksanaan tindakan, ketuntasan hasil belajar siswa yaitu sebanyak 6 siswa tuntas dengan persentase sebesar 12% dan rata-rata kelas sebesar 58,93. Siklus I ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 18 siswa dengan persentase sebesar 55% rata-rata kelas meningkat menjadi 70,75. Siklus II meningkat lagi menjadi 29 siswa dengan persentase sebesar 88% rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 80,30. Angka ini melebihi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 85%, sehingga dapat disimpulkan bahwa target ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 85% telah tercapai pada siklus II.
B. Implikasi Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas dapat dikemukakan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa sangat terkait dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Dalam hal ini maka, metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD) dapat digunakan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran PKn untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
commit to user
82
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Saran 1. Guru Hendaknya guru dapat menerapkan metode pembelajaran Student TeamsAchievement Division (STAD) untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Siswa Hendaknya siswa dapat memberikan respon yang baik terhadap guru dalam penerapan metode pembelajaran Student Teams-Achievement Division (STAD), sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn khususnya.
3. Peneliti Hendaknya peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis terlebih dahulu menganalisis metode untuk disesuaikan dengan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung, media pembelajaran, dan karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat penelitian tersebut dilakukan.
commit to user