UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI MALANGAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Wahyu Hendrawan NIM 12108244031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOVEMBER 2016
ii
iii
iv
MOTTO
“Tak satupun perbuatan baik (sekecil apapun perbuatan itu) yang sia-sia” (Unknown)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1. Kedua orangtua tercinta beserta keluarga, terimakasih atas doa, pengorbanan, cinta, dan kasih sayang. 2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Agama, Nusa, dan Bangsa.
vi
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI MALANGAN Oleh Wahyu Hendrawan NIM 12108244031 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran Quantum Teaching di kelas IV SD Negeri Malangan, Sumberagung, Moyudan, Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif dengan desain penelitian menggunakan model Kemmis & Mc. Taggart yang meliputi langkah perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Malangan tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 24 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi dan soal tes hasil belajar. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada siklus I, capaian aktivitas belajar siswa pada kategori sangat tinggi mencapai 58,34%. Setelah dilakukan perbaikan tindakan di siklus II berupa penambahan lirik lagu, penggunaan pemutar musik dan pengeras suara, serta pemberian reward dan punishment dapat meningkatkan capaian aktivitas belajar siswa pada kategori sangat tinggi menjadi 79,16%. Tindakan siklus I juga meningkatkan rata-rata hasil belajar siswa, dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pra tindakan sebesar 69,54 meningkat menjadi 71,58. Peningkatan tersebut disertai dengan meningkatnya capaian siswa yang tuntas dari 37,5% menjadi 58,33%. Dari perbaikan tindakan di siklus II berupa pengulangan materi dalam bentuk tanya jawab secara lebih merata serta diberikannya lebih banyak kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum paham, menjadikan rata-rata hasil belajar siswa kembali meningkat menjadi 75,92. Peningkatan tersebut disertai dengan meningkatnya capaian siswa yang tuntas menjadi 75%. Kata kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, quantum teaching.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini. Penelitian ini ditulis sebagai realisasi untuk memenuhi tugas mata kuliah Tugas Akhir Skripsi. Selain itu penelitian ini diajukan kepada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta.
2.
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.
3.
Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.
4.
Bapak Ikhlasul Ardi Nugroho, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran sejak awal hingga terselesaikannya skripsi ini.
5.
Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan jalan kepada penulis guna memperoleh ilmu dan pengalaman selama duduk di bangku perkuliahan. viii
6.
Bapak Ismana, S. Pd. I. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Malangan yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.
7.
Ibu Caecilia Sartiyem, S. Pd. selaku guru kelas IV SD Negeri Malangan yang telah bersedia untuk berkolaborasi dalam penelitian ini.
8.
Semua siswa kelas IV SD Negeri Malangan yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini.
9.
Teman-teman yang senantiasa memberikan motivasi dan saran.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 15 November 2016 Penulis
ix
DAFTAR ISI
Hal HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iv
MOTTO ...........................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
vi
ABSTRAK ......................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................
5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................
5
D. Rumusan Masalah ......................................................................................
5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................
6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................
6
x
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang IPA ..................................................................................
8
1. Hakikat IPA ............................................................................................
8
2. Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar .........................................
11
B. Tinjauan tentang Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ................................
16
C. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Quantum Teaching ........................
19
1. Pengertian Model Pembelajaran ............................................................
19
2. Pengertian Quantum Teaching ...............................................................
20
3. Asas Utama Quantum Teaching ............................................................
21
4. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching ........................................................
22
5. Kerangka Rancangan “TANDUR” sebagai ........................................... Strategi Quantum Teaching ...................................................................
25
6. Keunggulan Quantum Teaching ............................................................
28
D. Tinjauan tentang Aktivitas Belajar .............................................................
30
E. Tinjauan tentang Hasil Belajar ...................................................................
34
F. Kerangka Berpikir ......................................................................................
37
G. Hipotesis Tindakan .....................................................................................
40
H. Definisi Operasional Variabel .....................................................................
40
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...........................................................................................
42
B. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................................
42
C. Setting Penelitian ........................................................................................
43
D. Desain Penelitian ........................................................................................
43
xi
E. Metode Pengumpulan Data ........................................................................
47
F. Instrumen Penelitian ...................................................................................
49
G. Teknik Analisis Data ...................................................................................
52
H. Kriteria Keberhasilan Tindakan ..................................................................
55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...........................................................................................
56
1. Deskripsi Pra Tindakan ..........................................................................
56
2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I ..............................................
57
3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II .............................................
78
B. Pembahasan ................................................................................................
101
C. Keterbatasan Penelitian ..............................................................................
108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................................
109
B. Saran ...........................................................................................................
110
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
111
LAMPIRAN ....................................................................................................
114
xii
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 1. Aktivitas Guru dalam Quantum Teaching ......................................
28
Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru ..................................
50
Tabel 3. Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ....................
50
Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Tes ...........................................................................
51
Tabel 5. Kriteria Persentase Aktivitas Belajar ..............................................
54
Tabel 6. Kriteria Persentase Hasil Belajar ....................................................
55
Tabel 7. Hasil Belajar Siswa Pra Tindakan ..................................................
56
Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ......
72
Tabel 9. Hasil Belajar Siswa Siklus I ...........................................................
74
Tabel 10. Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Pra Tindakan .......... dan Siklus I .....................................................................................
75
Tabel 11. Refleksi Tindakan Siklus I ..............................................................
77
Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II......
94
Tabel 13. Perbandingan Jumlah Capaian Aktivitas Belajar Siswa ................. Siklus I dan Siklus II ......................................................................
95
Tabel 14. Hasil Belajar Siswa Siklus II ..........................................................
97
Tabel 15. Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Pra Tindakan, ......... Siklus I, dan Siklus II .....................................................................
98
xiii
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 1.
Model Kemmis dan Mc. Taggart ...............................................
44
Gambar 2.
Diagram Batang Ketercapaian Langkah-Langkah ..................... Quantum Teaching Siklus I ........................................................
69
Diagram Lingkaran Persentase Aktivitas Belajar Siswa ............ Siklus I ........................................................................................
73
Gambar 4.
Diagram Lingkaran Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I .....
75
Gambar 5.
Diagram Batang Rata-Rata Hasil Belajar Siswa ........................ Pra Tindakan dan Siklus I ..........................................................
76
Diagram Batang Ketercapaian Langkah-Langkah ..................... Quantum Teaching Siklus II ......................................................
91
Diagram Lingkaran Persentase Aktivitas Belajar Siswa ............ Siklus II .......................................................................................
95
Diagram Batang Perbandingan Capaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ..................................................................
96
Diagram Lingkaran Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II ...
98
Gambar 10. Diagram Batang Rata-Rata Hasil Belajar Siswa ........................ Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II .........................................
99
Gambar 3.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal Lampiran 1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ................
115
Lampiran 2.
Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ..............................
129
Lampiran 3.
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan ......... Siklus II ...................................................................................
131
Lampiran 4.
Lembar Soal Tes Siklus I .........................................................
132
Lampiran 5.
Rubrik Penilaian Soal Tes Siklus I ..........................................
133
Lampiran 6.
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ..................................
134
Lampiran 7.
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ....................
140
Lampiran 8.
Data Hasil Belajar Pra Tindakan dan Hasil Tes Siklus I .........
143
Lampiran 9.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ..............
145
Lampiran 10. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ............................
160
Lampiran 11. Lembar Soal Tes Siklus II .......................................................
162
Lampiran 12. Rubrik Penilaian Soal Tes Siklus II .........................................
163
Lampiran 13. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ................................
164
Lampiran 14. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ..................
170
Lampiran 15. Data Capaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ........................ dan Siklus II..............................................................................
173
Lampiran 16. Data Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II .................................
174
Lampiran 17. Dokumentasi Pelaksanaan Tindakan .......................................
176
Lampiran 18. Surat Penelitian ........................................................................
179
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari jalannya proses pembelajaran. Proses yang dimaksud adalah keterkaitan semua komponen atau unsur yang terdapat dalam pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran (Moh. Uzer Usman, 2006: 5). Syarat utama berlangsungnya proses pembelajaran yaitu adanya interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa, sehingga siswa juga memiliki peranan penting dalam terjadinya proses pembelajaran. Demi ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, perlu adanya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal. Pada pembelajaran IPA, suatu proses ilmiah tentu tidak dapat dilepaskan dari keterlibatan siswa, karena pada dasarnya pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang menekankan pada adanya pengalaman langsung atau setidaknya pembelajaran dapat menyentuh aspek-aspek kehidupan siswa. Menurut Usman Samatowa (2006: 4) pembelajaran IPA dipandang sebagai suatu proses aktif dan sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang ingin dipelajari anak. Hal ini memperlihatkan bahwa pembelajaran IPA tidak boleh terlepas dari kebutuhan siswa itu sendiri. De Vito, et al. (Usman Samatowa, 2006: 146) juga mengemukakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari-hari siswa. Melalui pembelajaran seperti itu, maka pembelajaran IPA 1
tidak terlihat sebagai mata pelajaran yang asing, tidak terkesan sebagai mata pelajaran yang sulit dan bersifat hafalan. Dengan memberikan kesempatan siswa untuk terlibat dalam proses ilmiah maka secara tidak langsung juga memberikan ruang kepada siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir dan mengembangkan sikap ilmiah mereka. Selain itu pembelajaran IPA juga akan menjadi lebih bermakna dan berguna bagi kehidupan siswa untuk mengatasi suatu permasalahan yang ditemukan di kemudian hari. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Malangan, Sumberagung, Moyudan, Sleman, proses pembelajaran IPA berlangsung secara klasikal. Guru menjelaskan materi pembelajaran di depan kelas dan beberapa siswa mendengarkan sambil menyimak buku pelajaran. Namun selama guru menjelaskan materi pembelajaran, adapula siswa yang kurang konsentrasi dalam belajar. Terlihat ketika guru masih menjelaskan materi ada beberapa siswa yang asyik berbicara dengan teman satu meja, ada yang sibuk memainkan alat tulisnya, dan ada pula siswa yang memukul-mukul meja maupun melempar buku. Dari hasil observasi juga diketahui bahwa siswa cenderung pasif. Beberapa siswa sulit untuk diajak berdiskusi dengan teman satu kelompok. Siswa hanya menyerahkan tugas diskusi kelompok kepada salah satu temannya. Selain itu hanya beberapa siswa juga yang mau menjawab pertanyaan dari guru dan sedikit siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar. Meskipun guru telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, tetapi siswa jarang mengajukan pertanyaan apabila 2
menemukan kesulitan. Akibatnya ada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal tes, sehingga siswa mendapatkan nilai yang kurang bagus. Ini ditunjukkan dari perolehan nilai rata-rata ujian siswa pada mata pelajaran IPA yaitu 68,7. Rata-rata nilai tersebut masih di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 72 dan nilai sebagian besar siswa masih di bawah KKM tersebut. Ini terkesan bahwa kurangnya aktivitas belajar siswa dimungkinkan menjadi salah satu penyebab dari rendahnya hasil belajar siswa. Dalam suatu proses pembelajaran tentu ada harapan untuk terjadinya suatu perubahan khususnya pada diri siswa. Perubahan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari proses belajar ini meliputi perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya (Sugihartono, dkk., 2012: 76). Untuk mencapai sebuah hasil belajar berupa perubahan tingkah laku yang menyeluruh maka perlu adanya proses pembelajaran yang aktif. Guru perlu mengembangkan strategi dan model pembelajaran yang digunakan agar dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar, sehingga nantinya hasil belajar siswa juga ikut meningkat. Pendidikan yang semakin berkembang memunculkan banyak inovasi dalam pembelajaran, terutama pada model pembelajaran. Guru yang kreatif dan profesional tentu dapat menentukan model pembelajaran yang paling sesuai dengan pokok bahasan, karakteristik siswa, dan kondisi lingkungan di sekolah,
sehingga
pembelajaran
dapat
menjadi
lebih
aktif,
efektif,
menyenangkan, dan yang lebih penting yaitu siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Maka dari beberapa alternatif model pembelajaran 3
yang ada, peneliti memilih model pembelajaran Quantum Teaching sebagai jawaban atas permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya. Menurut Miftahul A’la (2011: 60) melalui model Quantum Teaching ini lingkungan belajar menjadi lebih efektif dan proses belajar menjadi lebih mudah, sehingga partisipasi, motivasi dan minat, rasa kebersamaan, daya ingat, serta kehalusan transisi dapat meningkat. Selain itu, menurut Miftahul A’la (2011: 41) terdapat empat ciri yang menonjol pada model Quantum Teaching yaitu adanya unsur demokrasi, adanya kepuasan pada diri siswa, adanya unsur pemantapan dalam penguasaan materi, serta adanya unsur kemampuan pada guru untuk merumuskan temuan. Quantum Teaching memberikan kesempatan yang luas bagi seluruh siswa untuk terlibat aktif dan terhindar dari unsur paksaan, sehingga dengan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan ini dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih bermutu. Dengan menggunakan model Quantum Teaching ini, diharapkan pembelajaran IPA tidak lagi terkesan sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan, namun dapat menjadi mata pelajaran yang menyenangkan, berkesan, dan selalu ditunggu-tunggu para siswa. Maka dari beberapa alasan yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti mengambil judul penelitian “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Malangan”.
4
B. Identifikasi Masalah Bertolak dari latar belakang permasalahan, maka muncul beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Rendahnya konsentrasi siswa saat guru menjelaskan materi pembelajaran. 2. Kurangnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA. 3. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
C. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya masalah yang diketemukan dalam identifikasi masalah, maka penelitian ini penulis batasi pada upaya meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Quantum Teaching pada mata pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Malangan.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran Quantum Teaching pada mata pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Malangan? 2. Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Quantum Teaching pada mata pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Malangan?
5
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran Quantum Teaching pada mata pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Malangan. 2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Quantum Teaching pada mata pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Malangan.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dalam dunia pendidikan mengenai upaya meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Quantum Teaching pada mata pelajaran IPA. 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi sekolah
mengenai
alternatif
model
6
pembelajaran,
yaitu
model
pembelajaran
Quantum
Teaching
yang
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan kualitas sekolah. b. Bagi guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
IPA melalui
model
pembelajaran Quantum Teaching. c. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran Quantum Teaching.
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang IPA 1. Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam atau sering disebut sebagai sains diambil dari kata Bahasa Inggris “Science”. Science atau sains secara umum dapat diartikan sebagai Ilmu Pengetahuan, karena menurut Maslichah Asy’ari (2006: 7) sains merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Oleh sebab itu, secara umum sains mencakup Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Akan tetapi, dalam penelitian ini sains secara khusus akan dimaknai sebagai Ilmu Pengetahuan Alam. Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992: 3) juga menjelaskan bahwa IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Untuk memperoleh pengetahuan yang rasional dan objektif tentu diperlukan sikap yang rasional dan objektif pula, sehingga selain untuk memperoleh pengetahuan baru, proses yang dilakukan juga dapat mengembangkan sikap. Secara garis besar menurut Patta Bundu (2006: 11-13), sains memiliki tiga komponen yaitu sains sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah. a. Sains sebagai Produk Disebut sebagai produk karena sains berisi kumpulan hasil dari kegiatan empirik dan analitik yang dilakukan para ilmuwan dalam bentuk 8
fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori sains yang dapat dikembangkan sebagai pemenuhan rasa ingin tahu manusia serta untuk keperluan praktis manusia. 1) Fakta Sains Fakta merupakan produk sains yang paling dasar yaitu mengenai pertanyaan maupun pernyataan tentang benda yang benarbenar ada atau peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi dan telah dibuktikan secara objektif. Fakta ini diperoleh melalui pengamatan yang intensif dan dilakukan secara kontinu. 2) Konsep Sains Konsep adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta sains yang saling berhubungan. Konsep dapat pula diartikan sebagai suatu definisi atau penjelasan tentang benda atau peristiwa alam. 3) Prinsip Sains Prinsip sains menjelaskan atau menggeneralisasikan hubungan di antara konsep-konsep sains yang berkaitan. 4) Hukum Sains Hukum sains adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima kebenarannya dan dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama karena telah berkali-kali mengalami pengujian. 5) Teori Sains Teori sains atau sering disebut sebagai teori ilmiah merupakan kerangka hubungan yang lebih luas antara fakta, konsep, prinsip, dan 9
hukum yang dijadikan sebagai model atau gambaran para ilmuwan untuk menjelaskan gejala alam. Untuk mendapatkan produk sains seperti yang disebutkan di atas tentu para ilmuwan harus melalui suatu proses sains. Maka dari itu, sains sebagai suatu produk tidak dapat dipisahkan dari sains sebagai suatu proses. b. Sains sebagai Proses Sebagai suatu proses, sains merupakan cara kerja, cara berpikir, dan cara untuk memecahkan suatu masalah. Cara dalam sains dikenal dengan istilah metode ilmiah. Metode tersebut juga digunakan dalam mengaji fenomena alam untuk memperoleh ilmu dan pengembangannya. Dalam proses sains, guru tidak lagi berpikir bahwa sains merupakan pengetahuan atau fakta yang harus dihafal, melainkan suatu bentuk pengetahuan yang diperoleh dengan cara aktif, berbuat, dan menyelidiki. Pada tingkatan ini, cara siswa mendapatkan informasi sains jauh lebih baik daripada berapa banyak materi sains yang diketahui. Melalui proses sains, hasil belajar yang dihasilkan juga akan berkesan, tidak mudah dilupakan, dan akan dapat digunakan sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. c. Sains sebagai Sikap Ilmiah Sikap sains atau sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki oleh ilmuwan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan baru, 10
misalnya objektif terhadap fakta, hati-hati, bertanggung jawab, berhati terbuka, selalu ingin meneliti, dan sebagainya. Dengan demikian hakikat Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu pengetahuan mengenai alam semesta beserta isinya yang tersusun secara sistematis dan bersifat rasional, meliputi tiga komponen sains yang saling berhubungan yaitu sains sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah. Hakikat IPA sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, karena untuk memperoleh pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, maupun teori ilmiah diperlukan suatu proses ilmiah yang dilakukan berdasarkan sikap ilmiah. 2. Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kolaborasi dua aspek secara terpadu, yaitu belajar dan mengajar. Belajar tertuju pada kegiatan siswa dan mengajar berorientasi pada kegiatan guru sebagai pemberi pelajaran (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 11). Nasution (Sugihartono, dkk, 2012: 80) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang melibatkan siswa serta guru atau dapat pula terjadi antar siswa untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu adanya kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala
11
potensi dan sumber yang ada baik dari dalam diri siswa itu sendiri maupun potensi yang ada di luar diri siswa (Wina Sanjaya, 2010: 26). Menurut Marjono (Ahmad Susanto, 2013:167), yang diutamakan dalam pembelajaran untuk anak jenjang sekolah dasar adalah pembelajaran yang dapat mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis mereka terhadap suatu masalah. Tentu saja setiap pembelajaran yang ada di sekolah dasar diharapkan dapat mencapai hal tersebut, tak terkecuali pada pembelajaran IPA. Dengan memupuk rasa ingin tahu siswa secara ilmiah, maka kemampuan berpikir dan kemampuan bertanya siswa dapat berkembang, selain itu siswa juga mampu untuk mencari jawaban atas fenomena alam berdasarkan bukti (Usman Samatowa, 2006: 1). Menurut Srini M. Iskandar (1997: 14) Ilmu Pengetahuan Alam pada anak SD berisi tentang kejadian-kejadian bersifat kebendaan dan pada umumnya didasarkan atas hasil observasi, eksperimen, dan induksi. De Vito, et al. (Usman Samatowa, 2006: 146) juga menyatakan bahwa pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari-hari siswa. Maka pokok bahasan pembelajaran IPA di SD akan erat kaitannya dengan kehidupan siswa dan sekitarnya. Suatu pengetahuan akan dapat diterima oleh siswa apabila guru sebagai fasilitator dapat menentukan cara untuk menyampaikannya. Guru yang berkompeten tentu dapat menentukan cara yang tepat untuk menyampaikan suatu pengetahuan. Usman Samatowa (2006: 3) menyatakan apabila pembelajaran IPA diajarkan menggunakan cara yang tepat, maka 12
IPA merupakan suatu mata pelajaran yang dapat memberikan kesempatan berpikir kritis. Untuk mampu berpikir kritis tentu di dalam suatu pembelajaran terdapat proses ilmiah yang menyertainya. Proses tersebut yang dapat pula menumbuhkan sikap ilmiah siswa. Sikap ilmiah tersebut menurut Ahmad Susanto (2013: 171) dapat diindikasikan dengan merumuskan masalah hingga menarik kesimpulan, sehingga melalui pembelajaran IPA siswa mampu berpikir kritis. Proses ilmiah yang dibangun dalam pembelajaran IPA menunjukkan bahwa pembelajaran IPA tidak hanya menekankan pada penguasaan pengetahuan, melainkan lebih pada suatu proses penemuan teori dan konsep.
Maslichah Asy’ari
(2006:
22)
juga
menjelaskan
bahwa
pembelajaran IPA tidak hanya mementingkan produk atau hasilnya saja, melainkan dari proses untuk mendapatkan pengetahuan tersebut. Melalui proses ilmiah, Prihantro Laksmi (Trianto, 2010: 141-142) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran IPA terdapat nilai-nilai antara lain sebagai berikut: a. Mampu berpikir secara teratur dan sistematis menurut langkah-langkah metode ilmiah, serta cakap dalam bekerja. b. Terampil serta cakap dalam mengadakan pengamatan dan penggunaan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah. c. Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah terkait pembelajaran IPA maupun dalam kehidupan.
13
Nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri siswa melalui pembelajaran IPA di sekolah dasar, sehingga dapat dijadikan sebagai bekal untuk menjawab suatu permasalahan yang ada di kehidupannya. Dalam konteks pandangan hidup, Trianto (2010: 142) menyatakan bahwa pembelajaran IPA merupakan suatu instrumen untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan sosial manusia. Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (Ahmad Susanto, 2013: 171) adalah sebagai berikut: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. e. Meningkatkan kesadaran unuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan ke SMP.
Hendro
Darmodjo
dan
Jenny R.E.Kaligis
(1992:
6)
juga
mengemukakan bahwa dengan pembelajaran IPA diharapkan siswa dapat: a. Memahami alam sekitarnya, meliputi benda-benda alam dan buatan manusia serta konsep-konsep IPA yang terkandung di dalamnya. Sebagai makhluk hidup tentu manusia perlu untuk memahami alam beserta 14
kehidupannya. Dengan memahami alam sekitar melalui pembelajaran IPA tersebut, maka siswa juga diharapkan dapat menghargai semua yang telah Tuhan ciptakan. b. Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu, berupa keterampilan proses atau metode ilmiah yang sederhana. Dengan keterampilan tersebut maka siswa akan terlatih untuk berpikir secara terstruktur atau sistematis apabila dihadapkan oleh suatu permasalahan ataupun pengetahuan baru. c. Memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya dan memecahkan masalah yang dihadapinya, serta menyadari kebesaran pencipta-Nya. d. Memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan melalui pendidikan dasar di SD maka diharapkan siswa telah memahami pengetahuan dasar terkait IPA yang nantinya akan memudahkan siswa untuk memperoleh pengetahuan lanjutan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ruang lingkup materi atau bahan kajian IPA di SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. (Sri Sulistyorini, 2007: 40).
15
Materi IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber daya alam. Pemilihan materi disesuaikan dengan silabus yang digunakan oleh guru Kelas IV SD Negeri Malangan. Standar kompetensi materi tersebut adalah memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Kompetensi dasar materinya yaitu menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan dan menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan.
B. Tinjauan tentang Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Ngalim Purwanto (1996: 107) menyebutkan bahwa siswa memiliki karakteristik tertentu, baik fisiologis maupun psikologis yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajarnya. Maka penting bagi seorang guru untuk memahami karakteristik setiap siswa agar proses pembelajaran yang dirancang guru dapat diterima siswa dengan baik. Menurut Usman Samatowa (2006: 7), masa keserasian bersekolah dibagi ke dalam dua fase yaitu: 1. Masa kelas rendah sekolah dasar, dengan umur sekitar 6 tahun sampai sekitar 8 tahun. Jadi yang termasuk ke dalam kategori kelas rendah yaitu kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. 2. Masa kelas tinggi sekolah dasar, dengan umur sekitar 9 tahun sampai sekitar 12 tahun. Jadi yang termasuk ke dalam kategori kelas tinggi yaitu kelas 4, kelas 5, dan kelas 6.
16
Usman Samatowa (2006: 7-8) juga menjelaskan bahwa pada masingmasing fase memiliki karakteristiknya masing-masing. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa Kelas IV SD. Maka perlu untuk mengetahui sifat-sifat khas yang dimiliki siswa pada masa kelas tinggi, yaitu sebagai berikut: 1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang bersifat konkret. 2. Realistik, ingin tahu dan ingin belajar. 3. Menjelang akhir masa ini muncul minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus. 4. Sampai sekitar umur 11 tahun, siswa membutuhkan guru atau orang yang lebih dewasa untuk menyelesaikan tugasnya dan untuk memenuhi keinginannya. 5. Memandang nilai sebagai ukuran dalam berprestasi. 6. Gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. 7. Peran idola bagi siswa sangat penting. Pada umumnya, siswa akan mengidolakan orangtua atau kakaknya karena dianggap sebagai manusia yang sempurna. Guru juga sering dianggap sebagai idola karena dipandang sebagai manusia yang serba tahu. Karakteristik perkembangan pada siswa sekolah dasar juga dapat dilihat dari tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Teori Piaget. Tahapantahapan perkembangan kognitif menurut Piaget (Dale H. Schunk, 2012: 332) yaitu terdiri dari tahap sensorikmotor (lahir sampai 2 tahun), tahap pra17
operasional (2 sampai 7 tahun), tahap operasional konkret (7 sampai 11 tahun), dan tahap operasional formal (11 sampai dewasa). Siswa Kelas IV pada umumnya berumur antara 9-11 tahun, sehingga berdasarkan klasifikasi Piaget siswa Kelas IV berada pada tahapan operasional konkret. Menurut Maslichah Asy’ari (2006: 38) pada tahap operasional konkret pada umumnya siswa memiliki sifat: 1. Memiliki rasa ingin tahu yang kuat sehingga siswa suka untuk mencobacoba mengeksplorasi hal baru. 2. Masih
senang
untuk
bermain
serta
menyukai
suasana
yang
menggembirakan. Jika siswa suka dengan situasi yang ada, siswa akan dapat belajar dengan efektif. 3. Suka mengatur dirinya sendiri. 4. Memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi, sehingga siswa tidak suka mengalami kegagalan. 5. Siswa belajar dengan cara bekerja dan suka mengajarkan suatu hal yang ia bisa kepada temannya. Menurut Dale H. Schunk (2012: 333) cara berpikir siswa pada tahapan operasional konkret tidak lagi didominasi oleh persepsi, melainkan siswa telah mampu untuk menggunakan pengalaman-pengalamannya sebagai acuan dan siswa tidak lagi bingung dengan pemahamannya. Maka dari itu, pembelajaran perlu didesain sedemikian rupa agar siswa memperoleh pengalaman, sehingga siswa mampu untuk membangun pengetahuannya.
18
Berdasarkan pemahaman mengenai karakteristik siswa sekolah dasar yang telah dijelaskan di atas, guru yang kompeten akan mampu merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Guru dapat menentukan pendekatan, metode, bahan ajar, media, maupun model pembelajaran yang tepat, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
C. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Quantum Teaching 1. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Sa’dun Akbar (2013: 49-50), model pembelajaran merupakan pola dalam merancang suatu pembelajaran. Pola tersebut dapat didefinisikan sebagai langkah pembelajaran beserta perangkatnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Trianto (2010: 53) juga berpendapat bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan suatu prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu model pembelajaran juga berfungsi sebagai
pedoman
bagi
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, maka kunci untuk dapat disebut sebagai model pembelajaran adalah adanya langkah-langkah atau kerangka konseptual yang sengaja disusun dalam suatu rancangan pembelajaran yang bertujuan agar pembelajaran dapat berjalan secara sistematis sehingga mampu untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Saur Tampubolon (2014: 88) juga menjelaskan bahwa model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu 19
pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik. Maka penting untuk menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa agar penerapan pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik dapat efektif. Selain dapat menentukan model yang tepat, guru juga perlu
menguasai
model
tersebut
karena
penguasaan
atas
model
pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam pembelajaran (Saur Tampubolon, 2014: 87). Dalam menentukan model pembelajaran juga perlu memperhatikan keberhasilan dan ketercapaian terhadap tujuan belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat memenuhi hal tersebut adalah Quantum Teaching. Menurut Sugiyanto (2010: 75-76), Quantum Teaching sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi dan juga sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran. 2. Pengertian Quantum Teaching Quantum Teaching diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan seperti Accelerated Learning (Lozanov), Multiple Intelligences (Gardner), Neuro-Linguistic Programming (Grinder dan Bandler), Experiential Learning (Hahn), Socratic Inquiry, Cooperative Learning (Johnson dan Johnson), dan Elements of Effective Instuction (Hunter), sehingga Quantum Teaching menjadi sebuah paket multisensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak yang mampu melejitkan kemampuan siswa untuk berprestasi. Hal tersebut dibuktikan dari hasil Quantum Teaching di
20
SuperCamp yaitu mampu meningkatkan motivasi, nilai, rasa percaya diri, harga diri, dan dapat melanjutkan keterampilan (Bobbi DePorter, 2005: 4). Istilah “Quantum” dipinjam dari ilmu fisika yang berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Maka Quantum Teaching bermaksud untuk mengubah bermacam-macam interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar. Interaksi tersebut mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif dengan menyingkirkan hambatan dalam proses pembelajaran menggunakan cara seperti memanfaatkan musik, membuat lingkungan sekeliling lebih berwarna, menyusun bahan ajar yang sesuai, menyajikan dengan cara yang efektif, maupun dengan melibatkan siswa aktif. Quantum Teaching dapat menjadi model pembelajaran yang efektif, karena menekankan pada keterlibatan siswa untuk aktif dalam pembelajaran serta membutuhkan kemampuan guru dalam memaksimalkan momen belajar dengan cara menggunakan unsur pada siswa dan lingkungan belajar (Bobbi DePorter, 2005: 5). 3. Asas Utama Quantum Teaching Menurut Bobbi DePorter (2005: 6) asas dari Quantum Teaching adalah “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka.” Maka segala hal dalam kerangka Quantum Teaching dibangun berdasarkan asas tersebut. Dari asas tersebut sangat jelas bahwa fokus utama dalam Quantum Teaching yaitu siswa. Sebagai langkah awal, penting bagi guru untuk memasuki dunia siswa yaitu dengan cara mengaitkan pembelajaran dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan 21
yang dimiliki siswa. Dengan menggunakan asas tersebut, maka Quantum Teaching dapat mendorong keberhasilan pembelajaran IPA, karena pembelajaran IPA yang baik adalah pembelajaran yang dapat mengaitkan IPA dengan kehidupan atau lingkungan siswa. Masuknya guru ke dalam dunia siswa akan membentuk keterkaitan antara guru dan siswa. Selanjutnya guru dapat membawa siswa untuk masuk ke dunia kita. Maksud dari “dunia kita” adalah dunia guru dan siswa. Dengan kata lain siswa tetap akan memperoleh pengetahuan dari guru tanpa meninggalkan dunianya. Maka dari itu, dengan Quantum Teaching ini siswa dapat merasa senang dan mudah memahami pembelajaran karena semua yang ada dalam proses pembelajaran berkaitan dengan kehidupannya. 4. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching Adapun prinsip-prinsip Quantum Teaching menurut Bobbi DePorter (2005: 7) adalah sebagai berikut: a. Segalanya Berbicara Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar. Quantum Teaching memandang bahwa seluruh komponen yang berpengaruh dalam pembelajaran seperti lingkungan kelas, perangkat pembelajaran, maupun pribadi guru itu sendiri haruslah berhubungan dengan belajar, baik sebagai faktor pendorong proses pembelajaran maupun sebagai bahan untuk belajar siswa.
22
Siswa pada tahap operasional konkret dengan salah satu karakternya yaitu suka meniru atau menjadikan guru sebagai model panutan, maka cara berpakaian guru atau sikap yang dilakukan oleh guru juga menjadi sorotan bagi siswa. Maka dari itu penting bagi guru untuk memperhatikan prinsip ini, karena segalanya yang berkaitan dengan pembelajaran dapat berbicara. b. Segalanya Bertujuan Segala rancangan yang digubah oleh guru harus mempunyai tujuan. Pembelajaran harus mempunyai arah yang benar. Melalui tahapan-tahapan model pembelajaran yang ditentukan guru, maka guru dapat mengantarkan siswa sampai ke tujuan yang benar. Tujuan itu sendiri haruslah jelas. Tujuan harus sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. c. Pengalaman sebelum Pemberian Nama Proses pembelajaran yang paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk materi yang mereka pelajari. Dengan kata lain siswa telah mengetahui informasinya terlebih dahulu sebelum guru menjelaskan tentang konsep yang tepat. Informasi tersebut dapat diperoleh baik secara eksperimen ataupun melalui diskusi dengan teman sebaya. Informasi yang diperoleh oleh siswa pada awalnya dapat terjadi kekeliruan, namun guru dapat memberikan informasi yang tepat melalui pemberian nama tersebut. Poin
23
dari prinsip ini adalah siswa harus melewati proses agar mampu memperoleh pengalaman tentang pengetahuan yang didapatnya. d. Akui setiap Usaha Siswa berhak atas pengakuan untuk kecakapan dan rasa percaya diri mereka saat pembelajaran. Tidak hanya untuk siswa berprestasi saja yang mendapat pengakuan dari guru maupun siswa lainnya. Siswa berprestasi atau siswa yang dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dapat menerima pengakuan berupa pujian maupun reward, sedangkan siswa yang belum berprestasi atau siswa yang masih memiliki hambatan dalam belajar juga berhak menerima pengakuan berupa motivasi maupun diberikan program perbaikan agar selanjutnya mampu untuk berprestasi. Quantum Teaching memandang bahwa tidak ada yang berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain. Semua siswa sama-sama sedang berproses, sehingga guru perlu untuk mengakui semua siswa. Dengan mengakui setiap usaha yang telah dilakukan siswa, maka siswa akan mempunyai minat atau ketertarikan terhadap pembelajaran dan juga akan mempererat hubungan antara guru dan siswa. e. Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan Maksud dari prinsip ini adalah jika siswa beserta guru telah selesai menyelesaikan suatu proses pembelajaran, siswa beserta guru perlu untuk merayakannya. Perayaan yang dimaksud adalah perayaan yang mampu meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. Siswa beserta guru dapat melakukan perayaan berupa melakukan suatu 24
permainan maupun menyanyi secara bersama-sama. Dengan perayaan ini siswa akan belajar untuk menyukai suatu proses pembelajaran dan mampu untuk meningkatkan semangat untuk mengikuti pembelajaran di pertemuan selanjutnya. 5. Kerangka Rancangan “TANDUR” sebagai Strategi Quantum Teaching Miftahul A’la (2011: 24) berpendapat bahwa dalam pembelajaran model Quantum Teaching yang terpenting adalah menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu butuh dan ingin terus belajar. Adapun langkahlangkah pembelajaran dalam model Quantum Teaching yang dapat menciptakan kondisi tersebut. Menurut Bobbi DePorter (2005: 10), langkahlangkah tersebut tercermin dalam istilah “TANDUR”, yaitu: a. Tumbuhkan Langkah pertama dalam pembelajaran yaitu tumbuhkan minat siswa untuk belajar. Tumbuhkan dengan suasana yang menyenangkan, rileks, serta tumbuhkan interaksi dengan siswa. Yakinkan siswa untuk harus mempelajari materi yang akan diberikan guru, “Apakah Manfaatnya Bagiku” (AMBAK), sehingga siswa merasa bahwa materi tersebut sangat dibutuhkannya. Pada penelitian ini, langkah “Tumbuhkan” diterapkan guru dengan membuat suasana kelas menjadi menyenangkan. Guru dapat mengawali pembelajaran dengan mengajak siswa bernyanyi atau bertepuk bersama-sama. Dari situlah suasana pembelajaran menjadi cair dan dapat menumbuhkan minat dan semangat siswa untuk belajar. Selain 25
itu, guru juga mendahului pembelajaran dengan memberikan apersepsi sesuai dengan kehidupan di lingkungan sekitar siswa, seperti asas utama dari Quantum Teaching yaitu “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”, maka dengan cara inilah dapat memenuhi asas tersebut. Dalam langkah ini guru juga perlu untuk menjelaskan manfaat dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari siswa agar siswa mempunyai gambaran tentang materi yang akan dipelajari dan semakin tertarik untuk mempelajarinya. b. Alami Langkah “Alami” berarti siswa dapat mengalami materi yang dipelajarinya. Ciptakan dan datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh semua siswa. Pada langkah ini, siswa dapat melakukan pengamatan maupun percobaan berdasarkan petunjuk yang diberikan guru. Siswa juga dapat dilibatkan untuk berperan aktif dalam pembelajaran. c. Namai Setelah siswa melalui pengalaman belajar dengan melakukan pengamatan maupun percobaan, siswa dibimbing untuk menuliskan pengetahuan yang diperolehnya dengan cara menjawab pertanyaanpertanyaan telah dimilikinya kertas, memberikan nama untuk yang telah mereka ketahui. Pada langkah ini guru dapat membimbing siswa untuk mengisi
LKS
terkait
pengamatan
dilakukannya. 26
atau
percobaan
yang
telah
d. Demonstrasikan Berikan kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan kemampuannya. Siswa menunjukkan bahwa dirinya mengetahui hal yang telah dialaminya. Pada langkah ini, guru dapat mewujudkannya dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil dari pekerjaannya yang ditulis pada lembar LKS. e. Ulangi Tunjukkan kepada siswa cara-cara mengulang materi dan menegaskan rasa “Aku tahu bahwa aku tahu ini”. Pada langkah ini guru dapat memberikan penguatan kepada siswa dengan melakukan tanyajawab terkait pembelajaran yang telah dilakukan. Melalui cara tersebut guru dapat menguatkan konsep yang benar kepada siswa. Guru juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah diperolehnya. f. Rayakan Rayakan adalah pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan perolehan
keterampilan
dan
ilmu
pengetahuan.
Suatu
proses
pembelajaran layak untuk dirayakan. Siswa bersama guru dapat mengekspresikannya lewat bertepuk tangan atau bernyanyi secara bersama-sama. Diawali dengan sesuatu yang menyenangkan maka juga harus ditutup dengan menyenangkan pula. Pembelajaran akan terkesan tak memberatkan dan siswa akan merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran berikutnya. 27
Dari uraian di atas dapat dianalisis aktivitas yang dilakukan oleh guru pada setiap tahapan dalam pembelajaran Quantum Teaching adalah sebagai berikut: Tabel 1. Aktivitas Guru dalam Quantum Teaching Langkah-langkah No. Aktivitas Guru Quantum Teaching 1. Tumbuhkan - Menumbuhkan minat dan semangat siswa dengan bernyanyi sambil bertepuk tangan bersama-sama. - Memberikan apersepsi yang berhubungan dengan kehidupan di lingkungan sekitar siswa. - Menjelaskan manfaat atau tujuan pembelajaran yang akan dipelajari siswa. 2. Alami - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. 3. Namai - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengisi LKS yang telah disediakan. 4. Demonstrasikan - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan atau mempresentasikan hasil pekerjaannya. 5. Ulangi - Melakukan tanya jawab dengan siswa terkait materi yang telah dipelajari. - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pembelajaran. 6. Rayakan - Memberikan perayaan dengan bernyanyi sambil bertepuk tangan bersama-sama atau memberikan apresiasi kepada siswa.
6. Keunggulan Quantum Teaching Quantum Teaching mempunyai beberapa keunggulan dan ciri khas yang jarang dimiliki oleh model pembelajaran lain. Adapun empat ciri yang cukup menonjol dari pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching menurut Miftahul A’la (2011: 41) antara lain:
28
a. Adanya unsur demokrasi dalam pembelajaran. Hal
tersebut
tampak
bahwa
dalam
Quantum
Teaching
memberikan kesempatan yang luas kepada seluruh siswa untuk terlibat aktif dan partisipatif dalam proses pembelajaran. Tidak terdapat diskriminasi atau membedakan satu siswa dengan siswa lainnya. Seluruh siswa mempunyai peluang yang sama untuk mengekspresikan potensi dan bakatnya. b. Adanya kepuasan pada diri siswa. Dari adanya pengakuan yang diberikan kepada siswa serta tidak adanya unsur paksaan membuat siswa puas dan menambah semangat siswa dalam pembelajaran. c. Adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarkan. Hal ini terlihat dari adanya pengulangan terhadap sesuatu yang telah dikuasai siswa, sehingga apabila terdapat siswa yang belum paham mengenai materi tertentu maka dengan sendirinya siswa akan memahaminya. d. Adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang dihasilkan siswa. Unsur ini sangat penting karena antara guru dan siswa akan terjalin ikatan emosional yang kuat sehingga menjadikan belajar lebih santai dan menggembirakan.
29
Selain keunggulan di atas, Jumanta Hamdayama (2014: 75) juga menyebutkan bahwa di dalam pembelajaran dengan model Quantum Teaching ini dapat mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran. Maka aktivitas total antara tubuh dan pikiran tersebut menjadikan pembelajaran berlangsung lebih nyaman serta hasilnya lebih optimal. Pembelajaran juga menjadi efektif karena dengan menggunakan model Quantum Teaching pembelajaran menjadi menyenangkan, seperti pendapat Peter Klien (Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, 2011: 271272), yaitu “Learning is most effective when it’s fun.”
D. Tinjauan tentang Aktivitas Belajar Menurut Daryanto dan Mulyo Rahardjo (2012: 32), belajar pada hakikatnya adalah proses aktif yang melakukan kegiatan secara sadar untuk mengubah suatu perilaku serta terjadi kegiatan merespon terhadap setiap pembelajaran. Sementara itu, menurut Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa (2011: 272) belajar adalah penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang melibatkan anak didik yang diperoleh di dalam suatu lingkungan yang dapat menciptakan suasana dinamis, mengalir, dan menyenangkan sehingga anak didik dapat lebih aktif dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Dari kedua pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan melalui serangkaian proses yang melibatkan siswa untuk aktif dan merespon pembelajaran.
30
Siswa dipandang sebagai subjek yang aktif, bukan pasif. Siswa bukanlah wadah kosong yang siap untuk diisi oleh pengetahuan apapun dari guru, melainkan siswa telah mempunyai bekal pengetahuan yang mungkin didapatnya dari jenjang pendidikan sebelumnya, dari keluarga maupun dari lingkungan bermainnya. Maka guru dalam proses pembelajaran hanya berperan sebagai fasilitator yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitas belajar, sehingga siswa mampu untuk membangun pengetahuannya sendiri. Kaitannya dengan pembelajaran IPA, Usman Samatowa (2010: 10) menjelaskan bahwa aktivitas anak melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam menjadi hal utama dalam pembelajaran IPA, karena hal itu memungkinkan terjadinya proses belajar yang aktif. Maka dari itu, agar proses belajar menjadi aktif tentu saja guru harus merancang pembelajaran yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa aktivitas dalam pembelajaran IPA dapat melalui kegiatan nyata dengan alam, namun alam juga dapat dibawa ke dalam kelas. Hal tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta materi yang sedang diajarkan. Pentingnya aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran membuat John Dewey (Daryanto dan Mulyo Rahardjo, 2012: 1-2) mengemukakan pentingnya prinsip ini dengan semboyan learning by doing (belajar dengan melakukan). Dalam proses pembelajaran, menurut Slameto (2003: 36) guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Dengan berpartisipasi secara aktif, maka siswa memiliki pengetahuan dengan baik. 31
Warsono dan Hariyanto (2014: 20) menjelaskan peran fungsional guru dalam pembelajaran aktif yang utama adalah sebagai fasilitator. Daryanto dan Mulyo Rahardjo (2012: 250-251) juga menjelaskan bahwa dalam pembelajaran aktif dan partisipatif, guru mempunyai dua tugas pokok, yaitu: 1) merencanakan dan mengatur situasi belajar yang sesuai sehingga siswa bisa melakukan diskusi dan eksperimen, dan 2) mengarahkan kegiatan siswa untuk menemukan efektivitas dari penerapan proses pembelajaran. Adapun cara untuk meningkatkan keterlibatan siswa atau aktivitas belajar siswa menurut Daryanto dan Mulyo Rahardjo (2012: 7) antara lain: 1. Kenali dan bantulah siswa yang kurang terlihat atau kurang aktif dalam pembelajaran. Selidiki faktor yang menyebabkan demikian, sehingga mampu untuk mengetahui cara untuk meningkatkan partisipasi siswa tersebut. 2. Siapkanlah siswa secara tepat. Ketahuilah persyaratan awal yang diperlukan siswa untuk mempelajari tugas belajar yang baru. 3. Sesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan individual siswa. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sri Sulistyorini (2007: 20) juga berpendapat bahwa dengan mengaitkan konsep yang dibahas dengan kehidupan keseharian siswa dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan memberikan tugas yang berorientasi pada pengelompokan siswa juga mampu untuk mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. 32
Menurut Daryanto dan Mulyo Rahardjo (2012: 2), dalam aktivitas belajar terbagi menjadi aktivitas jasmaniah dan aktivitas moral. Aktivitas belajar siswa tersebut dapat digolongkan ke dalam lima jenis aktivitas, antara lain: aktivitas visual (membaca, eksperimen, atau demonstrasi), aktivitas lisan (bercerita, tanya jawab, diskusi, atau menyanyi), aktivitas mendengarkan (mendengarkan penjelasan guru), aktivitas gerak (senam, menari, atau melukis), dan aktivitas menulis (mengarang atau membuat surat). Sementara itu, menurut Paul D. Dierich (Oemar Hamalik, 2007: 90-91), aktivitas belajar dikelompokan ke dalam beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Kegiatan visual, seperti membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain. 2. Kegiatan lisan (oral), seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, dan diskusi. 3. Kegiatan
mendengarkan,
seperti
mendengarkan
penyajian
bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, atau mendengarkan siaran radio. 4. Kegiatan menulis, seperti menulis cerita, menulis laporan, membuat karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. 5. Kegiatan menggambar, seperti menggambar grafik, diagram, peta, atau pola. 6. Kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, memilih alat, melaksanakan pameran atau menyelenggarakan simulasi permainan. 33
7. Kegiatan mental, seperti merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, menemukan hubungan, dan membuat keputusan. 8. Kegiatan emosional, seperti minat, membedakan, berani, tenang, dan lain sebagainya. Dari jenis-jenis aktivitas belajar yang telah dikelompokkan oleh Paul D. Dierich di atas, kegiatan visual, lisan, mendengarkan, menulis, menggambar, dan metrik merupakan aktivitas belajar secara fisik. Dengan demikian, aktivitas belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu aktivitas belajar secara fisik, mental, dan emosional. Penelitian ini difokuskan pada aktivitas belajar siswa secara fisik dan mental karena kedua aspek tersebut lebih mudah untuk diamati dibandingkan dengan aspek aktivitas belajar secara emosional.
E. Tinjauan tentang Hasil Belajar Belajar menurut Sugihartono, dkk (2012: 74) merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika proses belajar dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku, belajar semata-mata tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan melainkan melalui interaksi dengan lingkungan juga akan memperoleh pengalaman yang nantinya akan berguna bagi kehidupan. Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani (2013: 116) mendefinisikan belajar sebagai sebuah proses interaksi yang dilakukan individu dengan lingkungan belajarnya untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang relatif permanen 34
dan menetap. Menurut Ahmadi dan Supriyono (Nyayu Khodijah, 2014: 51), suatu proses perubahan tingkah laku baru dapat dikatakan sebagai hasil belajar jika memiliki ciri-ciri: a) terjadi secara sadar, b) bersifat fungsional, c) bersifat aktif dan positif, d) bukan bersifat sementara, e) bertujuan dan terarah, dan f) mencakup seluruh aspek tingkah laku. Dari beberapa pendapat tokoh di atas, maka belajar dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi setiap individu terhadap lingkungan belajarnya, yang berlangsung secara berkelanjutan, aktif, dan terarah, untuk menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang menetap pada diri individu tersebut. Dengan adanya perubahan tingkah laku pada individu yang belajar, maka belajar dapat dikatakan berhasil (Moh. Uzer Usman, 2006: 5). Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Apabila proses belajar mengajar berjalan dengan baik maka dimungkinkan hasil belajar yang didapat juga baik. Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani (2013: 120) menyebutnya sebagai konsekuensi dalam pelaksanaan belajar, apakah dilakukan dengan sungguh-sungguh atau asal-asalan. Menurut Sumadi Suryabrata (Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, 2013: 118), suatu proses belajar selalu membawa perubahan perilaku, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Asep Jihad dan Abdul Haris (2008: 14) juga mengemukakan bahwa proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu akan membawa perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini menunjukkan bahwa 35
apabila proses belajar dilakukan dengan sungguh-sungguh maka dapat mengembangkan kemampuan siswa secara menyeluruh, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. Bloom (Daryanto dan Mulyo Rahardjo, 2012: 27) juga mengemukakan terdapat tiga ranah dalam hasil belajar yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada penelitian ini, hasil belajar yang ingin ditingkatkan adalah hasil belajar dalam ranah kognitif. Hasil belajar dalam ranah kognitif yaitu hasil belajar yang menekankan pada aspek intelektual, seperti pengetahuan maupun keterampilan berpikir. Untuk ranah kognitif, Bloom (Daryanto dan Mulyo Rahardjo, 2012: 27) menyebutkan ada enam tingkatan (C1-C6) yaitu: 1) pengetahuan, 2) pemahaman, 3) aplikasi, 4) analisis, 5) sintesis, dan 6) evaluasi. Penelitian ini hanya difokuskan pada dua tingkatan (C1 dan C2), yaitu pengetahuan dan pemahaman. Hal tersebut didasarkan bahwa siswa usia sekolah dasar (Kelas IV) masih dalam tahapan operasional konkret, sehingga siswa belum mampu untuk mengasosiasikan sesuatu hal yang abstrak serta disesuaikan dengan kompetensi yang ingin dicapai. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Sugihartono, dkk (2012: 76) ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berarti faktor yang ada di dalam diri siswa, meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu, meliputi faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. 36
Ngalim Purwanto (1996: 106-107) menjelaskan lebih rinci mengenai faktor internal dan eksternal. Faktor internal disebut sebagai masukan mentah atau raw input, sedangkan faktor eksternal dapat berupa environmental input dan instrumental input. Yang dimaksud dengan raw input yaitu faktor fisiologi dan psikologi siswa. Faktor fisiologi ini misalnya bentuk fisik ataupun panca inderanya, sedangkan faktor psikologi misalnya bakat, minat, kecerdasan, motivasi, ataupun kemampuan kognitifnya. Sebagai faktor eksternal, environmental input dan instrumental input juga turut berpengaruh terhadap hasil belajar. Yang dimaksud dengan environmental input adalah faktor berupa lingkungan, sedangkan instrumental input merupakan faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan seperti kurikulum/bahan pelajaran, guru, sarana dan fasilitas, serta manajemen yang berlaku di sekolah. Ngalim Purwanto (1996: 107) juga menyatakan bahwa di dalam keseluruhan sistem, instrumental input merupakan faktor yang sangat penting dan paling menentukan dalam pencapaian hasil yang dikehendaki. Jika dihubungkan dengan penelitian ini, model pembelajaran Quantum Teaching merupakan instrumental input yang diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa ke arah yang lebih baik.
F. Kerangka Berpikir Pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan pembelajaran yang mengutamakan cara untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir 37
kritis siswa terhadap suatu masalah. Pembelajaran IPA bukanlah pengetahuan yang harus dihafal, melainkan suatu bentuk pengetahuan yang diperoleh dengan cara aktif, berbuat, dan menyelidiki. Maka dari itu partisipasi aktif dari siswa sangat dibutuhkan dalam pembelajaran IPA. Pada kenyataannya, pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Malangan masih terlihat pasif. Beberapa siswa sulit untuk diajak berdiskusi dengan teman satu kelompok. Siswa hanya menyerahkan tugas diskusi kelompok kepada salah satu temannya. Selain itu hanya ada beberapa siswa yang mau menjawab pertanyaan dari guru dan sedikit pula yang mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar. Selama guru menjelaskan materi pembelajaran, adapula siswa yang kurang konsentrasi dalam belajar. Terlihat ketika guru masih menjelaskan materi ada beberapa siswa yang asyik berbicara dengan teman satu meja, ada yang sibuk memainkan alat tulisnya, dan ada pula siswa yang memukul-mukul meja maupun melempar buku. Saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, jarang ada siswa yang mengajukan pertanyaan apabila menemukan
kesulitan.
Akibatnya
siswa
mengalami
kesulitan
dalam
mengerjakan soal tes, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa kurang bagus. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa sehingga dapat menjadi sebuah solusi bagi hambatan yang dialami siswa. Model pembelajaran Quantum Teaching dengan asas utama “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka” ini dapat 38
mendorong keberhasilan pembelajaran IPA, karena pembelajaran IPA yang baik adalah pembelajaran yang dapat mengaitkan IPA dengan kehidupan atau lingkungan siswa. Selain itu dengan langkah-langkah “TANDUR” yang di dalamnya terdapat prinsip-prinsip Quantum Teaching dapat mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran, sehingga menjadikan pembelajaran berlangsung lebih aktif dan mendapatkan hasil yang lebih optimal. Adapun keunggulan dan ciri khas digunakannya model pembelajaran Quantum Teaching yang jarang dimiliki oleh model pembelajaran lain menurut Miftahul A’la (2011: 41) antara lain: Adanya unsur demokrasi dalam pembelajaran, adanya kepuasan pada diri siswa, adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarkan, serta adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang dihasilkan siswa. Unsur-unsur tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching memberikan kesempatan yang luas kepada seluruh siswa untuk terlibat aktif dan partisipatif dalam proses pembelajaran. Tidak terdapat diskriminasi atau membedakan satu siswa dengan siswa lainnya. Seluruh siswa mempunyai peluang yang sama untuk mengekspresikan potensi dan bakatnya. Selain itu, dengan adanya pengakuan yang diberikan kepada siswa serta tidak adanya unsur paksaan membuat siswa lebih puas dan dapat menambah semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran IPA.
39
G. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka peneliti dapat mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: Aktivitas belajar dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Malangan dapat meningkat melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching.
H. Definisi Operasional Variabel 1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran IPA. Aktivitas belajar yang diamati adalah aktivitas secara fisik dan mental yang muncul dalam tahapan model pembelajaran
“TANDUR”
Quantum
Teaching,
seperti
bernyanyi,
mendengarkan penjelasan guru, pengamatan gambar, tanya jawab, berdiskusi secara kelompok untuk memecahkan suatu masalah dalam LKS, melakukan presentasi di depan kelas, menyimpulkan pembelajaran, serta mengerjakan soal tes hasil belajar. 2. Hasil Belajar IPA Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar mengajar. Hasil belajar difokuskan pada hasil belajar dalam ranah kognitif dengan tingkatan C1 dan C2, yaitu pengetahuan dan pemahaman. Hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes akhir setiap siklus.
40
3. Model Pembelajaran Quantum Teaching Menggunakan langkah-langkah pembelajaran “TANDUR” yang berarti Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan, model pembelajaran Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang efektif, karena menekankan pada keterlibatan siswa untuk aktif dalam pembelajaran serta membutuhkan kemampuan guru dalam memaksimalkan momen belajar dengan cara menggunakan unsur pada siswa dan lingkungan belajar.
41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas adalah proses investigasi terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas, proses pemecahan masalah tersebut dilakukan secara bersiklus, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil pembelajaran di kelas tertentu (Sa’dun Akbar, 2010: 28). Suharsimi Arikunto (2010: 138) menjelaskan bahwa penelitian tindakan yang baik adalah penelitian yang dilakukan dalam bentuk kolaborasi, yaitu guru sebagai pihak yang melakukan tindakan, sedangkan peneliti sebagai pihak yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan. Maka dari itu, penelitian ini akan dilakukan secara kolaboratif antara guru kelas dengan peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian tindakan yang baik.
B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV SD Negeri Malangan tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 24 siswa.
42
2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar dan hasil belajar IPA pada siswa Kelas IV SD Negeri Malangan.
C. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Malangan yang beralamatkan di Malangan, Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta. Kelas yang diteliti di SD Negeri Malangan yaitu Kelas IV. Penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal penelitian yaitu Bulan Oktober 2015.
D. Desain Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
model
penelitian
tindakan
yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Model penelitian tindakan tersebut meliputi empat komponen yang juga menunjukkan langkah dalam siklus,
yaitu
perencanaan
(planning),
tindakan
(acting),
pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting). Keempat komponen tersebut saling berhubungan sehingga membentuk sebuah siklus atau kegiatan berulang. Siklus inilah yang menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan (Suharsimi Arikunto, 2010: 131).
43
Keterangan: Siklus I: Perencanaan (Plan) I Tindakan (Act) I Observasi (Observe) I Refleksi (Reflect) I Siklus II: Perencanaan (Plan) II Tindakan (Act) II Observasi (Observe) II Refleksi (Reflect) II
Gambar 1. Model Kemmis dan Mc. Taggart (John Dudovskiy, 2012) Berdasarkan gambar di atas, satu putaran menunjukkan satu siklus yang terdiri dari langkah perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Kemmis dan Mc. Taggart (Suharsimi Arikunto, 2010: 131) memandang bahwa langkah tindakan dan pengamatan merupakan satu kesatuan, sehingga dalam pelaksanaannya tindakan dan pengamatan dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Setiap langkah terdapat kegiatan-kegiatan seperti berikut ini: 1. Perencanaan (Planning) Langkah awal yang dilakukan adalah merencanakan tindakan yang akan dilakukan peneliti untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Perencanaan dalam penelitian ini antara lain:
44
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi yang telah disepakati oleh peneliti dan guru kelas sebagai kolaborator. RPP disusun sesuai langkah-langkah dalam model pembelajaran Quantum Teaching. RPP ini digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Sebelum digunakan, RPP terlebih dahulu dikonsultasikan dengan dosen ahli. b. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi dan lembar tes yang kemudian divalidasi oleh dosen ahli. Lembar observasi digunakan sebagai
pedoman
pengamatan
terhadap
keterlaksanaan
model
pembelajaran Quantum Teaching dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran, sedangkan lembar tes digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran IPA. c. Mengatur atau setting kelas sesuai dengan materi pembelajaran. Sesuai pada prinsip Quantum Teaching yaitu “segalanya berbicara”, maka lingkungan kelas juga perlu dirancang agar mendukung proses pembelajaran. Dalam penelitian ini materi yang akan digunakan yaitu Sumber Daya Alam, maka kelas dapat dirancang dengan cara menempelkan gambar terkait materi pada papan atau dinding kelas dengan persetujuan guru terlebih dahulu. 2. Tindakan dan Pengamatan (Acting and Observing) Tahap tindakan merupakan tahap untuk merealisasikan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Guru melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama peneliti, sedangkan peneliti 45
melakukan
pengamatan
terhadap
pelaksanaan
tindakan
dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Berikut uraian dari inti tindakan yang akan dilakukan berdasarkan RPP yaitu sebagai berikut: a. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, doa, dan presensi. b. Guru
menumbuhkan
minat
dan
semangat
siswa
dengan
bernyanyi/bertepuk tangan bersama-sama. c. Guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan kehidupan di lingkungan sekitar siswa. d. Guru menjelaskan manfaat atau tujuan pembelajaran yang akan dipelajari siswa. e. Siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran, dapat dengan melakukan pengamatan atau percobaan. f. Siswa berdiskusi dan bekerjasama untuk menyelesaikan LKS yang diberikan oleh guru. g. Siswa
melakukan
demonstrasi
atau
mempresentasikan
hasil
pekerjaannya. h. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab. i. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran. j. Guru beserta siswa merayakan keterlaksanaan pembelajaran dengan bertepuk tangan/bernyanyi bersama-sama. k. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam. 46
Selama proses pembelajaran peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa. Selain itu, di akhir setiap siklus akan diberikan tes kepada siswa untuk mengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar dalam ranah kognitif. 3. Refleksi (Reflecting) Tahap refleksi merupakan tahap untuk mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan. Setelah melakukan observasi dan memberikan tes kepada siswa, maka peneliti mempunyai data yang dapat dianalisis sebagai bahan refleksi. Data yang telah dianalisis oleh peneliti kemudian didiskusikan bersama guru kelas (kolaborator). Apabila hasil dari siklus pertama belum memenuhi kriteria keberhasilan, maka peneliti bersama guru kelas harus memperbaiki kekurangan siklus pertama sehingga diharapkan pada siklus berikutnya mendapatkan hasil yang memenuhi kriteria keberhasilan.
E. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data, yaitu observasi, tes, dan dokumentasi. 1. Observasi Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi yang sesuai dengan hal-hal yang diamati atau diteliti (Wina Sanjaya, 2011: 86). Observasi dilakukan secara sistematis, yaitu observasi yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen 47
pengamatan (Suharsimi Arikunto, 2010: 200). Observasi ini ditujukan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran. 2. Tes Tes merupakan suatu metode pengumpulan data yang berupa informasi mengenai pengetahuan, sikap, bakat, yang dapat digunakan untuk mengukur bekal awal maupun hasil belajar siswa melalui berbagai prosedur penilaian (Kunandar, 2012: 186). Tes digunakan sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian ini karena untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Tes yang digunakan adalah tes secara tertulis. Jenis tes tertulis yang digunakan yaitu tes uraian. Dalam penelitian ini, tes akan diberikan di setiap akhir siklus untuk mengetahui keberhasilan model pembelajaran Quantum Teaching sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Nana Syaodih Sukmadinata, 2010: 221). Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui dokumentasi berupa profil sekolah, perangkat pembelajaran seperti silabus maupun bahan ajar, daftar nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA sebagai nilai pra tindakan, dan foto-foto ketika proses pembelajaran berlangsung. Data tersebut juga dapat menjadi data pendukung untuk data hasil observasi maupun tes. 48
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian (Wina Sanjaya, 2011: 84). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi dan soal tes. 1. Lembar Observasi Lembar observasi merupakan pedoman pengamatan yang dibuat peneliti untuk memperoleh data aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Lembar observasi dalam penelitian ini terdapat dua jenis, yaitu lembar observasi terhadap guru dan lembar observasi terhadap siswa. Lembar
observasi
terhadap
guru
digunakan
untuk
mengetahui
keterlaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching, sedangkan lembar observasi terhadap siswa untuk mengetahui tingkat aktivitas siswa selama pembelajaran. Lembar observasi ini divalidasi oleh dosen ahli. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk check list berupa jawaban “Ya” atau “Tidak”. Menurut Wina Sanjaya (2011: 93) check list atau daftar cek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga observer hanya memberi tanda centang () sesuai dengan pengamatannya. Pada lembar observasi juga disediakan kolom deskripsi atau keterangan untuk mencatat kejadian-kejadian penting pada saat pengamatan berlangsung. Untuk memudahkan dalam penyusunan instrumen, maka perlu digunakan kisi-kisi instrumen. Adapun kisi-kisi pada lembar observasi guru dan siswa adalah sebagai berikut: 49
Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Langkah-langkah No. Indikator Quantum Teaching 1. Tumbuhkan - Menumbuhkan minat siswa. 2. Alami - Memberikan kesempatan siswa untuk ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. 3. Namai - Memberikan kesempatan siswa untuk menuliskan pengetahuan yang telah diperolehnya. 4. Demonstrasikan - Memberikan kesempatan siswa untuk mendemonstrasikan atau mempresentasikan hasil pekerjaannya. 5. Ulangi - Memberikan penguatan kepada siswa terkait materi yang telah dipelajari. 6. Rayakan - Memberikan perayaan dengan cara bernyanyi sambil bertepuk tangan bersama-sama, maupun memberikan apresiasi berupa pujian. Jumlah Butir
Tabel 3. Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Langkah-langkah No. Indikator Quantum Teaching 1. Tumbuhkan - Minat siswa tumbuh. 2. Alami - Siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. 3. Namai - Siswa menuliskan pengeta-huan yang telah diperolehnya pada LKS. 4. Demonstrasikan - Siswa mendemonstrasikan atau mempresentasikan hasil pekerjaannya. 5. Ulangi - Siswa mengulangi materi yang telah dipelajari. 6. Rayakan - Siswa merayakan pembela-jaran dengan bernyanyi atau bertepuk tangan bersamasama. Jumlah Butir
Nomor Butir 1, 2, 3 4 5, 6, 7
8, 9
10, 11, 12, 13 14, 15
15
Nomor Butir 1, 2 3 4, 5 6, 7 8, 9 10
10
2. Soal Tes Soal tes merupakan instrumen yang digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Soal tes ini hanya 50
untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam ranah kognitif yang memenuhi dua tingkatan C1 dan C2, yaitu pengetahuan dan pemahaman. Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk soal uraian yang terlebih dahulu sudah divalidasi oleh dosen ahli. Soal tes ini nantinya akan diberikan kepada siswa pada akhir setiap siklus. Untuk memudahkan dalam penyusunan soal tes, maka perlu digunakan kisi-kisi. Adapun kisi-kisi yang digunakan untuk soal tes adalah sebagai berikut: Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Tes Standar Kompetensi Indikator Kompetensi Dasar 11. Memahami 11.1. Menjelaskan 11.1.1. Menjelaskan hubungan hubungan pengertian antara antara sumber daya sumber daya sumber daya alam. alam dengan alam dengan 11.1.2. Menyebutkan lingkungan, lingkungan. manfaat sumber teknologi, daya alam. dan 11.1.3. Mengidentifikasi masyarakat. contoh-contoh sumber daya alam sesuai dengan manfaatnya. 11.1.4. Menyebutkan jenis-jenis sumber daya alam (hayati dan nonhayati). 11.1.5. Mengidentifikasi contoh-contoh sumber daya alam yang termasuk sumber daya alam hayati dan nonhayati.
51
Ranah C1 C2
No. Soal 1
2
3
G. Teknik Analisis Data Agar data yang telah diperoleh menjadi bermakna, maka data tersebut perlu untuk dianalisis. Menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai tujuan penelitian (Wina Sanjaya, 2011: 106). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk memaknai data hasil observasi, dalam hal ini dikhususkan pada aktivitas guru selama proses pembelajaran. Data yang dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif adalah data yang dihasilkan dari lembar observasi terhadap guru. Sementara itu, analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Quantum Teaching. Data yang dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif adalah data yang dihasilkan dari lembar observasi siswa dan soal tes hasil belajar. Menurut Wina Sanjaya (2011: 106-107) analisis data dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, deskripsi data, dan menyimpulkan data. Pada tahap reduksi data, data yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan berdasarkan fokus masalah atau hipotesis. Data yang telah dikelompokkan selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk naratif, grafik, maupun tabel, sehingga data tersebut menjadi bermakna. Kemudian tahap yang terakhir yaitu membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data. 52
1. Analisis Hasil Observasi a. Lembar Observasi Guru Lembar observasi guru digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru. Aktivitas tersebut dapat mencerminkan keterlaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching. Data tersebut dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu hasil dari pengamatan diolah menjadi kalimat yang bermakna. b. Lembar Observasi Siswa Lembar observasi siswa digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran dengan model Quantum Teaching. Data tersebut dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, yaitu hasil dari pengamatan yang berupa angka diolah ke dalam bentuk persentase dan kemudian dikonversi menjadi huruf untuk selanjutnya dideskripsikan. Skor aktivitas yang diperoleh dari lembar observasi siswa tiap pertemuan kemudian dipersentase. Adapun rumus untuk mencari persentase perolehan skor aktivitas siswa adalah sebagai berikut: Skor perolehan siswa
Persentase skor = Skor maksimal perolehan × 100% Persentase skor tiap pertemuan yang telah diketahui kemudian dirata-rata. Rata-rata persentase skor itulah yang selanjutnya disesuaikan dengan kriteria yang telah ditentukan. Terdapat empat kategori untuk aktivitas belajar siswa menurut Acep Yonny, dkk. (2010: 175-176) adalah sebagai berikut: 53
Tabel 5. Kriteria Persentase Aktivitas Belajar Persentase (%) Kategori 75 - 100 Sangat tinggi 50 - 74,99 Tinggi 25 - 49,99 Sedang 0 - 24,99 Rendah
2. Analisis Hasil Tes Soal tes merupakan instrumen untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching. Tes akan diberikan kepada siswa di setiap akhir siklus. Soal tes berbentuk uraian yang mencakup dua tingkatan kognitif C1 dan C2 yaitu pengetahuan dan pemahaman. Penskoran terhadap tes dilakukan sesuai dengan rubrik penilaian yang dibuat peneliti. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Perolehan nilai tes pada siklus pertama akan dibandingkan dengan siklus kedua, apabila peningkatan telah memenuhi kriteria keberhasilan maka dapat diasumsikan bahwa melalui model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa Kelas IV SD Negeri Malangan. Peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui melalui capaian ketuntasan belajar. Berdasarkan KKM yang telah ditetapkan SD Negeri Malangan, siswa dikatakan tuntas apabila hasil belajarnya ≥72. Adapun kriteria untuk hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
54
Tabel 6. Kriteria Persentase Hasil Belajar Persentase (%) Kategori 81 - 100 Baik sekali 61 - 80 Baik 41 - 60 Cukup 21 - 40 Kurang Kurang sekali < 21 Sumber: Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2014: 35)
H. Kriteria Keberhasilan Tindakan Penelitian dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Peningkatan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran Quantum Teaching dapat dikatakan berhasil apabila minimal 70% dari jumlah siswa masuk kategori aktivitas belajar sangat tinggi (75%-100%). 2. Peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Quantum Teaching dapat dikatakan berhasil apabila minimal 70% dari jumlah siswa mampu mencapai ketuntasan belajar.
55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pra Tindakan Kegiatan pra tindakan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 April 2016. Pra tindakan dilakukan pada hasil belajar, sedangkan aktivitas belajar siswa hanya diketahui dari observasi awal. Pra tindakan ini berupa dokumentasi nilai hasil belajar terakhir siswa kelas IV SD Negeri Malangan pada mata pelajaran IPA. Dari dokumentasi tersebut diketahui nilai hasil belajar pra tindakan sebagai berikut: Tabel 7. Hasil Belajar Siswa Pra Tindakan Jumlah Nilai 1669 Rata-rata 69,54 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 50 Jumlah Siswa Tuntas 9 Jumlah Siswa Tidak Tuntas 15 Capaian Siswa Tuntas 37,5% Capaian Siswa Tidak Tuntas 62,5%
Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai hasil belajar pra tindakan siswa kelas IV SD Negeri Malangan pada mata pelajaran IPA adalah 69,54. Nilai tersebut masih di bawah KKM yang telah ditentukan yaitu 72. Dari 24 siswa terdapat 9 siswa (37,5%) yang telah tuntas dan 15 siswa (62,5%) yang tidak tuntas. Data hasil belajar pra tindakan dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 8 halaman 138.
56
2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I Penelitian tindakan siklus I dilakukan dalam 2 kali pertemuan (4 jam pelajaran). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 29 April 2016 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 3 Mei 2016. a. Perencanaan (Planning) 1) Berdiskusi dengan guru kelas mengenai model pembelajaran Quantum Teaching agar guru memahami langkah-langkah pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peneliti bersama guru kelas berkolaborasi dalam menyusun RPP agar model pembelajaran Quantum Teaching yang digunakan dapat sesuai dengan materi pelajaran di kelas IV SD Negeri Malangan. Kompetensi dasar yang dipilih yaitu “Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan”. RPP ini digunakan untuk dua kali pertemuan pada siklus 1. RPP yang telah disusun kemudian dikonsultasikan kepada dosen ahli. RPP siklus I terlampir pada lampiran 1 halaman 110. 3) Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi dan lembar tes. Lembar observasi berupa lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Lembar observasi guru digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui keterlaksanaan model Quantum Teaching dalam 57
pembelajaran, sedangkan lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa saat pembelajaran. Lembar observasi yang telah disusun kemudian divalidasi oleh dosen ahli. Lembar observasi ini digunakan saat pertemuan pertama dan kedua pada siklus I. Lembar observasi guru untuk siklus I secara lengkap terlampir pada lampiran 2 halaman 124, sedangkan lembar observasi siswa untuk siklus I terlampir pada lampiran 3 halaman 126. Lembar tes disusun untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
melalui
proses
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran Quantum Teaching. Lembar tes disesuaikan dengan indikator-indikator yang telah ditentukan dalam RPP. Setelah butirbutir tes tersusun, kemudian menyusun rubrik penilaian agar peneliti dapat memberikan penilaian kepada siswa. Lembar tes dan rubrik penilaian yang telah tersusun kemudian divalidasi oleh dosen ahli dan diberikan kepada siswa di akhir pertemuan kedua siklus I. Lembar tes untuk siklus I terlampir pada lampiran 4 halaman 127, dan rubrik penilaian terlampir pada lampiran 5 halaman 128. 4) Menyiapkan alat dan media pembelajaran yang akan digunakan. Pada siklus I pertemuan pertama, alat dan media pembelajaran yang dipersiapkan yaitu kertas manila dan sticky note. Di dalam kertas manila telah berisi tabel sumber daya alam berdasarkan asalnya, yaitu berasal dari hewan, tumbuhan, dan bahan tidak hidup. Peneliti menyiapkan kertas manila sebanyak 6 lembar karena jumlah 58
kelompok yang dibentuk hanya 6 kelompok, dan setiap kelompok memperoleh 30 sticky note untuk menyebutkan contoh-contoh sumber daya alam berdasarkan asalnya. Pada siklus I pertemuan kedua, alat dan media pembelajaran yang dipersiapkan yaitu gambar-gambar contoh sumber daya alam yang berasal dari hewan, tumbuhan, dan bahan tidak hidup, antara lain: batu bata, gelas, keju, madu, minyak kayu putih, tisu, dll. Gambar-gambar tersebut oleh siswa ditempelkan di papan tulis yang telah berisi tabel pengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya. Gambar yang disediakan berjumlah 18 gambar, supaya siswa mempunyai lebih banyak kesempatan. Selain gambar yang ditempelkan juga mempersiapkan spidol warna hijau dan biru untuk setiap kelompok. Spidol warna tersebut digunakan siswa pada LKS untuk menjodohkan contoh-contoh sumber daya alam sesuai dengan jenisnya, yaitu sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non hayati. Spidol warna hijau untuk menjodohkan sumber daya alam hayati dan spidol warna biru untuk menjodohkan sumber daya alam non hayati. Untuk LKS siklus I pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran halaman 123. 5) Setting kelas berupa penempelan gambar-gambar sesuai dengan materi. Gambar ditempelkan pada setiap sisi dinding kelas. Sebelum ditempelkan, gambar tersebut dilapisi dengan styrofoam agar lebih 59
menarik. Gambar-gambar tersebut antara lain: gambar sapi, tambang batubara, elpiji, nelayan, sawah, dan energi alternatif seperti tenaga matahari dan tenaga angin. Penempelan gambar-gambar tersebut ditujukan agar suasana kelas lebih menarik dan mampu untuk mengantarkan siswa ke dalam materi yang diajarkan. Setting kelas dilakukan sebelum pertemuan pertama siklus I dimulai, yaitu pada tanggal 29 April 2016 pukul 08.45 WIB atau saat jam istirahat. b. Tindakan dan Pengamatan (Acting and Observing) 1) Tindakan (Acting) Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Evaluasi diberikan di akhir pertemuan kedua siklus I untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Tindakan dilaksanakan oleh guru kelas IV SD Negeri Malangan, sedangkan peneliti hanya bertindak sebagai pengamat. Untuk mengamati keterlaksanaan langkah-langkah Quantum Teaching dalam proses pembelajaran pada siklus I, maka peneliti menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 124. Berikut adalah deskripsi dari tindakan yang dilakukan pada penelitian siklus I: a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 29 April 2016. Penelitian dilakukan pada pukul 09.4010.50 WIB atau selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pembelajaran IPA pada pertemuan pertama siklus I ini membahas 60
tentang pengertian sumber daya alam, manfaat sumber daya alam, dan pengelompokan sumber daya alam berdasarkan asalnya. (1)Kegiatan awal Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan presensi. Dari 24 siswa terdapat satu siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit yaitu siswa dengan nomor induk 2072. Setelah melakukan presensi, guru bersama siswa menyanyikan lagu berjudul “Menanam Jagung” sambil bertepuk tangan. Kemudian guru memberikan apersepsi dengan menanyakan, “Siapa yang pernah makan nasi jagung? Apakah anak-anak suka nasi jagung?”. Guru mengaitkan pertanyaan tersebut dengan pengertian sumber daya alam. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. (2)Kegiatan inti Guru
mengarahkan
siswa
untuk
membuka
dan
mengamati buku IPA. Guru membimbing siswa untuk menyimak buku IPA terkait manfaat sumber daya alam secara saksama. Sambil siswa menyimak buku, guru menjelaskan manfaat sumber daya alam, antara lain sumber daya alam dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, bahan bakar, bahan bangunan, peralatan rumah tangga, dan sebagainya. Kemudian guru meminta siswa untuk menyebutkan contoh-contoh sumber daya alam sesuai dengan manfaatnya. Guru juga menjelaskan 61
kepada
siswa
bahwa
sumber
daya
alam
dapat
pula
dikelompokkan berdasarkan asalnya, yaitu sumber daya alam yang dapat berasal dari hewan, tumbuhan, maupun bahan tidak hidup atau tambang. Siswa membentuk kelompok dengan anggota setiap kelompok 3-4 siswa. Guru mengarahkan dan membimbing siswa agar semua mendapatkan kelompok. Terdapat 5 kelompok yang
beranggotakan
beranggotakan
3
4 siswa.
siswa
dan
1
Kemudian
kelompok setiap
yang
kelompok
mendapatkan 1 lembar LKS beserta 1 kertas manila dan 30 sticky note. LKS dapat dilihat pada lampiran halaman 122. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk mencermati perintah pada LKS. Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi bersama teman kelompoknya untuk menemukan dan menuliskan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar pada sticky note yang telah disediakan. Kemudian siswa mengelompokkan atau menggolongkan
benda-benda
tersebut
dengan
cara
menempelkan sticky note pada kertas manila yang telah berisi tabel penggolongan sumber daya alam berdasarkan asalnya. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok di depan kelas. Guru mengajak siswa untuk memperhatikan kelompok lain yang sedang presentasi dan ikut untuk mengoreksi jawaban 62
milik kelompok yang presentasi tersebut. Guru juga mengajak siswa untuk memberikan apresiasi kepada kelompok yang telah presentasi dengan tepuk tangan bersama-sama. Guru membuka kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih ada materi yang kurang dipahami. Untuk mengetahui pemahaman siswa, guru memberikan pertanyaan secara lisan terkait materi yang diajarkan, yaitu mengenai pengertian sumber daya alam, manfaat dari sumber daya alam, dan penggolongan sumber daya alam berdasarkan asalnya. Guru juga memberikan konsep yang benar ketika ada siswa yang keliru dalam menjawab pertanyaan dari guru. Kemudian secara bersama-sama guru beserta siswa menyimpulkan pembelajaran. (3)Kegiatan akhir Di akhir pembelajaran, guru bertanya kepada siswa tentang perasaan siswa mengenai pembelajaran ini. Kemudian guru
bersama
siswa
menyanyikan
lagu
“Sorak-sorak
Bergembira” sambil bertepuk tangan dan pembelajaran ditutup dengan berdoa bersama-sama. b) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 3 Mei 2016. Penelitian dilakukan pada pukul 09.05-10.15 WIB atau selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pembelajaran IPA pada pertemuan kedua siklus I ini membahas tentang 63
penggolongan sumber daya alam berdasarkan jenisnya (hayati dan non hayati). (1)Kegiatan awal Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan presensi. Dari 24 siswa terdapat satu siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit yaitu siswa dengan nomor induk 2081. Setelah melakukan presensi, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu yang berjudul “Apuse” sambil bertepuk tangan. Kemudian guru bertanya, “Adakah yang masih ingat pembelajaran IPA pada pertemuan sebelumnya?” Guru juga bertanya terkait pengertian sumber daya alam dan jenis-jenis sumber daya alam berdasarkan asalnya. Untuk mengingatkan kembali materi jenis-jenis sumber daya alam berdasarkan asalnya, guru menunjukkan beberapa gambar kemudian siswa diminta untuk menyebutkan sumber daya alam yang terdapat pada gambar tersebut berasal dari hewan, tumbuhan, atau bahan tidak hidup. (2)Kegiatan inti Siswa
diberikan
kesempatan
oleh
guru
untuk
menempelkan gambar benda-benda yang ada di kehidupan siswa sehari-hari. Siswa menempelkan gambar tersebut pada papan tulis sesuai dengan asalnya. Guru bersama siswa mengoreksi apakah gambar yang ditempelkan sudah tepat atau belum. 64
Setelah
semua
gambar
ditempelkan,
siswa
mengamati
penjelasan guru bahwa sumber daya alam juga dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sumber daya alam hayati dan sumber daya alam nonhayati. Guru menjelaskan, “Sumber daya alam hayati yaitu sumber daya alam yang berasal dari benda hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan nonhayati berasal dari benda tidak hidup.” Kemudian guru menunjuk beberapa gambar yang telah ditempelkan siswa pada papan tulis dan siswa diminta untuk menyebut gambar tersebut termasuk dalam sumber daya alam hayati atau nonhayati. Siswa membentuk kelompok dengan anggota setiap kelompok 3-4 siswa. Guru mengarahkan dan membimbing siswa agar semua mendapatkan kelompok. Terdapat 5 kelompok yang
beranggotakan
beranggotakan
3
4 siswa.
siswa
dan
Kemudian
1
kelompok setiap
yang
kelompok
mendapatkan 1 lembar LKS dan 2 spidol warna (hijau dan biru). LKS dapat dilihat pada lampiran halaman 123. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk mencermati perintah pada LKS. Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi bersama teman kelompoknya untuk menjodohkan gambar benda-benda yang ada di LKS sesuai dengan jenisnya (hayati dan nonhayati).
65
Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Guru mengajak siswa untuk memperhatikan kelompok lain yang sedang presentasi dan juga diajak untuk ikut mengoreksi jawaban milik kelompok yang sedang presentasi. Siswa bersama guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang telah presentasi dalam bentuk tepuk tangan. Untuk mengetahui pemahaman siswa, guru memberikan pertanyaan secara lisan terkait materi yang diajarkan, yaitu mengenai jenis-jenis sumber daya alam (hayati dan nonhayati), pengertian dari sumber daya alam hayati dan nonhayati, dan juga penggolongan benda-benda di lingkungan sekitar siswa termasuk dalam sumber daya alam hayati atau nonhayati. Guru juga memberikan konsep yang benar ketika ada siswa yang keliru dalam menjawab pertanyaan dari guru. Kemudian secara bersama-sama guru beserta siswa menyimpulkan pembelajaran. (3)Kegiatan akhir Guru membagikan soal tes kepada setiap siswa. Soal tes dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 127. Tes tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa selama siklus I. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh dan percaya diri. Setelah semua siswa mengumpulkan hasil jawabannya, guru bertanya kepada 66
siswa tentang perasaan siswa mengenai pembelajaran ini. Kemudian guru bersama siswa menyanyikan lagu “Di Sini Senang, Di Sana Senang” sambil bertepuk tangan. Guru menutup
pembelajaran
IPA
dan
siswa
diminta
untuk
mempersiapkan diri untuk mata pelajaran berikutnya. 2) Pengamatan (Observing) Tahap pengamatan (observing) dilakukan oleh peneliti dengan mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching pada siklus I. Pelaksanaan observasi dilakukan berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat peneliti. Lembar observasi aktivitas guru siklus I dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 124, sedangkan lembar observasi aktivitas belajar siswa siklus I dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 126. Berikut adalah hasil observasi yang dilakukan selama pembelajaran siklus I: a) Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Aktivitas guru yang diobservasi pada penelitian ini yaitu mulai dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir pembelajaran. Aktivitas guru yang diamati meliputi langkah-langkah dalam model pembelajaran Quantum Teaching yaitu TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Dari hasil observasi aktivitas guru selama siklus I ini dapat diketahui keterlaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching yang 67
diterapkan pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Malangan. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama siklus I (lampiran 6 halaman 129), guru telah mengajar sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan. Persentase ketercapaian pembelajaran IPA menggunakan model Quantum Teaching pada pertemuan pertama siklus I adalah 100%. Akan tetapi berbeda pada pertemuan kedua, berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan kedua siklus I (lampiran 6 halaman 131), guru tidak menjelaskan manfaat atau tujuan pembelajaran yang akan dipelajari serta tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum paham. Maka dari itu persentase ketercapaian pembelajaran IPA menggunakan model Quantum Teaching pada pertemuan kedua siklus I hanya mencapai 86,67%. Secara
keseluruhan,
ketercapaian
langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching pada siklus I sebesar 93,33%. Persentase ketercapaian langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching dapat digambarkan dalam diagram batang berikut ini:
68
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Pertemuan Pertama
Pertemuan Kedua
Rata-Rata
Gambar 2. Diagram Batang Ketercapaian Langkah-Langkah Quantum Teaching Siklus I
b) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Observasi aktivitas belajar siswa dilakukan oleh peneliti dari mulai kegiatan awal sampai kegiatan akhir pembelajaran. Setiap siswa diamati dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa siklus I (lampiran 3 halaman 126). Hasil observasi aktivitas belajar siswa untuk siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 135, sedangkan untuk pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 136. Berdasarkan hasil observasi, pada pertemuan pertama hampir semua siswa mau untuk bernyanyi sambil bertepuk tangan. Siswa terlihat senang dan antusias. Akan tetapi, pada pertemuan kedua hanya sedikit siswa yang bernyanyi dengan lancar. Siswa yang lain hanya mengamati dan sesekali ikut bertepuk tangan. Hal tersebut dikarenakan tidak semua siswa hafal pada lagunya.
69
Saat guru menjelaskan materi, sebagian besar siswa mampu untuk mengamati penjelasan guru dengan tenang. Namun, ada juga siswa yang asyik memainkan bukunya, ada yang sibuk merapikan baju atau sepatunya, dan ada pula yang memperhatikan guru tetapi sambil memainkan botol minumnya. Hampir
semua
siswa
mampu
untuk
aktif
dalam
pembelajaran ketika guru memberikan tanya jawab kepada siswa. Siswa berebut mengacungkan jari untuk menjawab pertanyaan dari guru, tetapi ada juga siswa yang mengobrol dengan temannya. Guru memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk memberikan jawabannya. Setiap siswa yang memberikan jawaban mendapat apresiasi dari guru dan teman-temannya berupa ucapan “Bagus”, acungan jempol, serta tepuk tangan. Untuk pertemuan kedua,
guru
juga
mendorong
siswa
untuk
aktif
dengan
menempelkan gambar di papan tulis. Siswa terlihat senang dan antusias untuk menempelkannya.Guru menunjuk siswa yang tidak mengacungkan jari agar siswa mau untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Siswa
mampu
untuk
berdiskusi
dengan
teman
sekelompoknya ketika diberi LKS oleh guru. Pada pertemuan pertama ada juga siswa yang sulit diajak berdiskusi karena dirinya merupakan satu-satunya perempuan dalam kelompoknya, serta kurangnya keterbukaan dari teman sekelompoknya menjadikan 70
siswa tersebut sulit untuk berdiskusi. Akan tetapi di pertemuan kedua, siswa tersebut di kelompokkan dengan teman yang lain agar tidak menjadi satu-satunya perempuan di dalam kelompok, sehingga siswa tersebut mau untuk berdiskusi. Ketika diskusi kelompok, para siswa juga tidak ragu untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas kepada guru. Pada pertemuan pertama, hampir semua siswa ikut serta dalam pengerjaan LKS. Tidak hanya ikut berdiskusi saja, melainkan siswa juga turut menuliskan dan menempelkan sticky note pada kertas manila yang disediakan. Di pertemuan kedua, meskipun hampir semua siswa ikut berdiskusi, tetapi hanya beberapa siswa saja yang ikut serta dalam pengerjaan LKS. Padahal guru telah menyarankan kepada siswa untuk saling berbagi tugas. Setelah menyelesaikan LKS, siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Guru mempersilakan siswa yang ingin presentasi, ada siswa yang maju karena kemauannya sendiri dan ada pula yang maju setelah ditunjuk guru. Saat presentasi, ada siswa yang membacakan hasil presentasi, namun ada pula yang hanya maju dan hanya memegangi LKS. Ketika siswa presentasi di depan kelas, ada siswa lain yang memperhatikan sambil mengoreksi hasil pekerjaannya, tetapi ada juga yang tidak memperhatikan karena asyik mengobrol dengan temannya. Siswa
71
juga memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada siswa yang telah presentasi. Saat guru mengulangi pembelajaran, hampir semua siswa mampu menjawab pertanyaan lisan dari guru terkait materi yang telah dipelajari. Siswa antusias untuk mengacungkan jari dan menjawab pertanyaan tersebut. Guru juga memberikan apresiasi kepada siswa yang sanggup memberikan jawabannya. Kemudian secara bersama-sama siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. Di akhir pembelajaran, siswa menyampaikan perasaannya terkait pembelajaran yang telah dialaminya. Kemudian siswa bersama guru menyanyikan lagu sambil bertepuk tangan. Namun, di pertemuan kedua sebelum pembelajaran dirayakan, siswa terlebih dahulu mengerjakan tes untuk mengetahui hasil belajar selama siklus I. Siswa mampu mengerjakan tes secara kondusif dan percaya diri. Dari hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus I didapatkan hasil rekapitulasi (lampiran halaman 137) sebagai berikut: Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No. Kategori Jumlah Persentase (%) 1. Sangat tinggi 14 58,34 2. Tinggi 8 33,33 3. Sedang 2 8,33 4. Rendah 0 0
72
Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I yang masuk dalam kategori sangat tinggi terdapat 14 siswa (58,34%), pada kategori tinggi terdapat 8 siswa (33,33%), pada kategori sedang terdapat 2 siswa (8,33%), dan tidak ada siswa yang masuk dalam kategori rendah. Siswa yang masuk dalam kategori sedang adalah siswa yang hanya masuk satu kali pertemuan, sehingga aktivitas belajar yang diobservasi tidak maksimal. Hasil rekapitulasi ini juga dapat digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran berikut ini: Sedang 8,33%
Tinggi 33,33%
Rendah 0%
Sangat Tinggi 58,34%
Gambar 3. Diagram Lingkaran Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Dari hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I diketahui bahwa terdapat 58,34% dari jumlah siswa berada pada kategori aktivitas belajar sangat tinggi. Artinya, tindakan pada siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditentukan karena peningkatan aktivitas belajar siswa dapat 73
dikatakan berhasil apabila minimal 70% dari jumlah siswa masuk dalam kategori sangat tinggi. 3) Hasil Belajar IPA Hasil belajar siswa siklus I diketahui setelah siswa melakukan tes hasil belajar di akhir pertemuan kedua siklus I. Data hasil belajar siswa siklus I secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 138. Hasil belajar siklus I dapat disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 9. Hasil Belajar Siswa Siklus I Jumlah Nilai 1718 Rata-rata 71,58 Nilai Tertinggi 91 Nilai Terendah 59 Jumlah Siswa Tuntas 14 Jumlah Siswa Tidak Tuntas 10 Capaian Siswa Tuntas 58,33% Capaian Siswa Tidak Tuntas 41,67%
Dari tabel 9 dapat diketahui nilai rata-rata untuk tes hasil belajar siklus I yaitu sebesar 71,58 dengan 14 siswa dinyatakan sudah mencapai nilai ketuntasan minimal dengan capaian 58,33%, serta siswa yang belum tuntas ada 10 siswa dengan capaian sebesar 41,67%. Dari 24 siswa ada 6 siswa (25%) yang masuk kategori baik sekali, 15 siswa (62,5%) masuk kategori baik, 2 siswa (8,33%) masuk kategori cukup, dan 1 siswa (4,17%) masuk kategori kurang sekali. Siswa yang masuk dalam kategori kurang sekali adalah siswa yang tidak mengikuti tes hasil belajar siklus I dikarenakan sakit, yaitu siswa
74
dengan NIS 2081. Persentase capaian hasil belajar siklus I dapat digambarkan dalam diagram lingkaran berikut ini: Kurang Sekali 4,17%
Kurang 0% Cukup 8,33%
Baik Sekali 25%
Baik 62,5%
Gambar 4. Diagram Lingkaran Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I
Perbandingan rata-rata hasil belajar siswa pra tindakan dan siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 10. Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Pra Tindakan dan Siklus I Rata-Rata Hasil Belajar Jumlah Siswa Pra Tindakan Siklus I Peningkatan 24
69,54
71,58
2,93%
Berdasarkan data pada tabel 10 dapat dijelaskan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching yang digunakan pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Malangan. Rata-rata nilai hasil belajar siswa sebelum tindakan yaitu sebesar 69,54, kemudian di siklus I meningkat menjadi 71,58, sehingga peningkatan hasil belajar di siklus I sebesar 2,93%. 75
Peningkatan nilai rata-rata tersebut dapat digambarkan dalam diagram batang berikut ini: 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
69,54
71,58
Pra Tindakan
Siklus I
Gambar 5. Diagram Batang Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Pra Tindakan dan Siklus I
Gambar 5 telah menunjukkan besarnya peningkatan hasil belajar di siklus I, namun peningkatan tersebut belum memenuhi kriteria keberhasilan yang ditentukan karena jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada siklus I ini belum mencapai 70% dari jumlah siswa atau baru mencapai 58,33% dari jumlah siswa. c. Refleksi (Reflecting) Berdasarkan hasil observasi siklus I pada pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching di kelas IV SD Negeri Malangan, aktivitas belajar siswa telah mencapai 58,34% pada kategori sangat tinggi. Capaian tersebut belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan karena jumlah siswa yang memiliki aktivitas belajar pada kategori sangat tinggi masih di bawah 70% dari jumlah siswa keseluruhan. 76
Dari perbandingan nilai hasil belajar siswa saat pra tindakan dengan nilai hasil belajar yang diperoleh dari tes di akhir pertemuan kedua siklus I juga dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan
meskipun
hasil
tersebut
belum
memenuhi
kriteria
keberhasilan karena jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya sebesar 58,33%, masih di bawah 70% dari jumlah siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dan guru sepakat untuk lanjut ke siklus II dengan melakukan beberapa perbaikan pembelajaran seperti pada tabel berikut: Tabel 11. Refleksi Tindakan Siklus I No. Hasil Tindakan Siklus I Refleksi/Perbaikan 1. Aktivitas bernyanyi siswa yang Peneliti mempersiapkan kertas merupakan salah satu aktivitas manila yang berisikan lirik lagu dalam langkah pembelajaran untuk ditempelkan di papan tulis Quantum Teaching yaitu dan mempersiapkan pemutar “Tumbuhkan” masih kurang, musik beserta pengeras suara terlihat pada lagu tertentu masih yang dapat menjangkau seluruh ada siswa yang tidak hafal pada ruangan kelas. Dengan lagunya. meningkatkan minat siswa dalam bernyanyi, pembelajaran IPA akan menjadi lebih menarik dan siswa akan lebih bersemangat. 2. Aktivitas siswa dalam Guru memberikan reward berupa melakukan presentasi dan bintang penghargaan kepada menyimpulkan pembelajaran siswa yang mampu presentasi di masih kurang. Aktivitas tersebut depan kelas maupun kepada termasuk dalam langkah siswa yang dapat menyimpulkan pembelajaran Quantum Teaching pembelajaran. Guru juga yaitu “Demonstrasikan” dan memberikan punishment kepada “Ulangi”. Selain itu, masih ada siswa yang tidak memperhatikan juga siswa yang tidak temannya yang sedang memperhatikan temannya yang presentasi. Punishment dapat sedang presentasi. berupa pertanyaan terkait materi yang sedang dipelajari maupun siswa juga dapat diminta untuk bernyanyi. 77
3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II Penelitian tindakan siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan (4 jam pelajaran). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Mei 2016 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13 Mei 2016. a. Perencanaan (Planning) 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP untuk siklus II disusun dengan memperhatikan hasil refleksi pada penelitian siklus I. Kompetensi dasar yang dipilih yaitu “Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan”. RPP ini digunakan untuk dua kali pertemuan. RPP siklus II terlampir pada lampiran 9 halaman 140. 2) Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi dan lembar tes Lembar observasi yang digunakan pada siklus II berupa lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Berdasarkan hasil refleksi pada penelitian siklus I, lembar observasi guru mengalami penambahan aspek yang diamati. Lembar observasi guru untuk siklus II secara lengkap terlampir pada lampiran 10 halaman 155. Namun untuk lembar observasi aktivitas belajar siswa siklus II masih sama seperti yang digunakan di siklus I. Lembar observasi guru dan siswa digunakan selama pembelajaran di pertemuan pertama dan kedua siklus II. 78
Lembar tes disusun untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melalui proses pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching di siklus II. Lembar tes disesuaikan dengan indikator-indikator yang telah ditentukan dalam RPP. Setelah butir-butir tes tersusun, kemudian menyusun rubrik penilaian agar peneliti dapat memberikan penilaian kepada siswa. Lembar tes diberikan kepada siswa di akhir pertemuan kedua siklus II. Lembar tes untuk siklus II terlampir pada lampiran 11 halaman 157, dan rubrik penilaian terlampir pada lampiran 12 halaman 158. 3) Menyiapkan alat dan media pembelajaran yang akan digunakan Berdasarkan hasil refleksi pada penelitian siklus I, agar siswa lebih lancar dalam bernyanyi maka di penelitian siklus II peneliti menyiapkan kertas manila yang telah berisi lirik lagu di dalamnya. Kertas tersebut ditempelkan di papan tulis saat awal dan akhir pembelajaran. Selain itu peneliti juga menyiapkan pemutar musik serta pengeras suara agar siswa lebih tertarik untuk bernyanyi dan menjadikan suasana di dalam kelas semakin meriah. Berdasarkan hasil refleksi pada penelitian siklus I, agar siswa tertarik untuk presentasi dan mau untuk menyimpulkan pembelajaran maka pada penelitian siklus II peneliti menyiapkan bintang penghargaan sebagai reward yang akan diberikan guru kepada siswa yang telah berani maju presentasi ataupun kepada siswa yang mau
79
menyimpulkan pembelajaran. Bintang penghargaan tersebut terbuat dari kertas asturo berwarna agar dapat menarik siswa. Pada pertemuan pertama siklus II, alat yang dipersiapkan yaitu spidol warna yang dapat digunakan oleh setiap kelompok untuk mengerjakan lembar LKS. LKS pertemuan pertama siklus II dapat dilihat pada lampiran halaman 152. Untuk pertemuan kedua, media yang digunakan dalam pembelajaran yaitu gambar-gambar contoh penggunaan teknologi terhadap sumber daya alam. Gambar-gambar tersebut juga digunakan sebagai setting kelas, sehingga gambar tersebut hanya ditempelkan di dinding kelas. Meskipun demikian, gambar-gambar tersebut telah diusahakan untuk tetap terlihat jelas oleh siswa yang duduk jauh dari gambar yang ditempelkan. Untuk LKS pertemuan kedua siklus II dapat dilihat pada lampiran halaman 154. 4) Setting kelas berupa penempelan gambar-gambar sesuai dengan materi Gambar ditempelkan di setiap sisi dinding kelas. Sebelum ditempelkan, gambar tersebut dilapisi dengan styrofoam agar lebih menarik. Gambar-gambar tersebut antara lain: petani yang sedang membajak sawah menggunakan traktor dan kerbau, perajin yang sedang memintal benang dan menenun, petani yang sedang menuai padi, perajin genting yang sedang melakukan pencetakan, perajin mebel yang sedang menghaluskan kayu, serta gambar produsen tahu.
80
Gambar tersebut merupakan contoh penggunaan teknologi terhadap sumber daya alam. Penempelan gambar-gambar tersebut ditujukan agar suasana kelas menjadi lebih menarik dan mampu mengantarkan siswa ke dalam materi yang diajarkan. Setting kelas dilakukan sebelum pertemuan pertama siklus II dimulai, yaitu pada tanggal 10 Mei 2016 pukul 08.45 WIB atau saat jam istirahat. b. Tindakan dan Pengamatan (Acting and Observing) 1) Tindakan (Acting) Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Evaluasi diberikan di akhir pertemuan kedua siklus II untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Tindakan dilaksanakan oleh guru kelas IV SD Negeri Malangan, sedangkan peneliti hanya bertindak sebagai pengamat. Untuk mengamati keterlaksanaan langkah-langkah Quantum Teaching dalam proses pembelajaran pada siklus II, maka peneliti menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 155. Berikut adalah deskripsi dari tindakan yang dilakukan pada penelitian siklus II: a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Mei 2016. Penelitian dilakukan pada pukul 09.05-10.15 WIB atau selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pembelajaran 81
IPA pada pertemuan pertama ini membahas tentang jenis-jenis sumber daya alam berdasarkan manfaatnya. (1)Kegiatan awal Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan presensi. Dari 24 siswa tidak ada satupun siswa yang absen. Setelah melakukan presensi, guru membangkitkan semangat dan minat belajar siswa dengan menyanyikan lagu berjudul “Pergi Belajar” sambil bertepuk tangan bersama-sama. Sebelum
menyanyikannya,
mendengarkan
lagunya
guru
terlebih
mengajak dahulu.
siswa
Setelah
untuk selesai
bernyanyi, guru sedikit memberikan nasihat kepada siswa terkait lagu yang telah dinyanyikan. Kemudian guru mengingatkan siswa mengenai pembelajaran IPA pada pertemuan sebelumnya sambil memberikan apersepsi mengenai materi yang pernah dipelajari sebelumnya yaitu sumber daya alam hayati dan nonhayati. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menuliskannya di papan tulis. (2)Kegiatan inti Guru mengeksplorasi pengetahuan siswa melalui tanya jawab. Guru bertanya, “Dari berbagai macam sumber daya alam di sekitar kita, adakah sumber daya alam yang dapat langsung kita manfaatkan?”. Guru juga mengajak siswa untuk menyimak buku IPA. Setelah siswa menyimak buku sambil mendengarkan 82
penjelasan guru, siswa diminta untuk menyebutkan sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam nonhayati di lingkungan sekitar yang dapat langsung dimanfaatkan dan yang perlu diolah terlebih dahulu. Guru juga sempat menegur siswa yang tidak duduk dengan rapi dan yang mengobrol dengan temannya. Guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk membentuk kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 3-4 siswa. Terdapat 3 kelompok yang beranggotakan 4 siswa dan 4 kelompok yang beranggotakan 3 siswa. Kemudian setiap kelompok mendapatkan lembar LKS beserta spidol warna untuk mengerjakannya. LKS dapat dilihat pada lampiran halaman 152. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk mencermati perintah
pada
LKS.
Guru
membimbing
siswa
dalam
mengerjakan LKS. Guru juga mengalokasikan waktu agar semua kelompok dapat menyelesaikan LKS. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Guru mengajak siswa untuk memperhatikan kelompok yang sedang presentasi dan siswa diminta untuk ikut mengoreksi hasil presentasi temannya. Guru memberikan pertanyaan terkait materi pembelajaran sebagai punishment kepada siswa yang tidak memperhatikan temannya saat presentasi. Guru juga memberikan bintang penghargaan sebagai reward kepada siswa 83
yang mau presentasi di depan kelas serta mengajak siswa untuk memberikan apresiasi kepada kelompok yang telah presentasi dengan tepuk tangan bersama-sama. Guru membuka kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih ada materi yang kurang dipahami. Untuk memantapkan pemahaman siswa, guru mengulang materi yang telah dipelajari melalui pertanyaan secara lisan yaitu pertanyaan mengenai jenis-jenis beserta contoh sumber daya alam yang dapat langsung dimanfaatkan maupun sumber daya alam yang butuh pengolahan terlebih dahulu. Guru memberikan jawaban atau konsep yang benar kepada siswa ketika ada siswa yang kurang tepat dalam menjawabnya. Guru juga memberikan apresiasi berupa ucapan “Bagus” maupun acungan jempol kepada siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari guru. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pembelajaran. Siswa yang dapat menyimpulkan pembelajaran diberi reward berupa bintang penghargaan dari guru. (3)Kegiatan akhir Di akhir pembelajaran, guru bertanya kepada siswa tentang perasaannya mengikuti pembelajaran ini. Guru bersama siswa merayakan pembelajaran dengan menyanyikan lagu “Kasih Ibu” sambil bertepuk tangan bersama-sama. Guru 84
memberikan nasihat kepada siswa untuk tetap belajar dan berdoa. Guru menutup pembelajaran IPA dan siswa diminta untuk mempersiapkan diri untuk mata pelajaran berikutnya. b) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13 Mei 2016. Penelitian dilakukan pada pukul 09.40-10.50 WIB atau selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pembelajaran IPA pada pertemuan kedua membahas tentang manfaat teknologi terhadap sumber daya alam beserta contoh-contoh hubungan teknologi dengan sumber daya alam. (1)Kegiatan awal Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan presensi. Dari 24 siswa terdapat satu siswa yang tidak hadir tanpa keterangan, yaitu siswa dengan nomor induk 2078. Setelah melakukan presensi, guru membangkitkan semangat dan minat belajar siswa dengan menyanyikan lagu berjudul “1234 (Satu Dua Tiga Empat)” sebanyak dua kali sambil bertepuk tangan
bersama-sama.
Sebelum
menyanyikannya,
guru
mengajak siswa untuk mendengarkan lagunya terlebih dahulu. Setelah selesai bernyanyi, guru memberikan nasihat kepada siswa terkait lagu yang telah dinyanyikan. Guru mengingatkan siswa mengenai pembelajaran IPA di pertemuan sebelumnya mengenai jenis-jenis sumber daya alam 85
berdasarkan manfaatnya (sumber daya alam yang dapat langsung dimanfaatkan dan sumber daya alam yang perlu diolah terlebih dahulu). Guru mengaitkan pembelajaran di pertemuan pertama dengan pembelajaran di pertemuan kedua, bahwa sumber daya alam yang butuh pengolahan berarti perlu teknologi untuk mengolahnya. Kemudian guru memberikan apersepsi dengan bertanya, “Tadi sewaktu istirahat anak-anak minum es kan?”, “Bagaimana cara mengubah air menjadi es?”, “Berarti untuk mengolah air menjadi es dibutuhkan teknologi kan?” Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menuliskannya di papan tulis. (2)Kegiatan inti Guru mengeksplorasi pengetahuan siswa melalui tanya jawab. Guru bertanya, “Di lingkungan sekitar kita ada teknologi apa saja yang digunakan dalam pengolahan sumber daya alam anak-anak?” Guru juga mengajak siswa untuk mengamati gambar. Gambar-gambar tersebut antara lain: petani yang sedang membajak sawah menggunakan traktor dan kerbau, perajin yang sedang memintal benang dan menenun, petani yang sedang menuai padi, perajin genting yang sedang melakukan pencetakan, perajin mebel yang sedang menghaluskan kayu, serta gambar produsen tahu. Guru bertanya terkait gambar, “Gambar apa yang anak-anak amati?”, “Teknologi apa yang 86
dipakai? Termasuk teknologi sederhana atau modern?” Di tengah pengamatan gambar, guru juga bercerita mengenai pengolahan tebu menjadi gula di pabrik Madukismo dan juga bercerita mengenai pengolahan batu akik. Guru sempat menegur siswa untuk memperhatikan penjelasan guru. Berdasarkan eksplorasi dan pengamatan gambar, guru menjelaskan manfaat teknologi terhadap sumber daya alam kepada siswa. Setelah itu guru mengarahkan dan membimbing siswa
untuk
beranggotakan
membentuk
kelompok.
3-4
Terdapat
siswa.
Setiap 5
kelompok
kelompok
yang
beranggotakan 4 siswa dan 1 kelompok yang beranggotakan 3 siswa. Kemudian setiap kelompok mendapatkan lembar LKS. LKS dapat dilihat pada lampiran halaman 154. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk mencermati perintah pada LKS. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS. Guru sempat menegur siswa untuk merapikan bajunya. Guru juga mengalokasikan waktu agar semua kelompok dapat menyelesaikan LKS. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Guru mengajak siswa untuk memperhatikan kelompok yang sedang presentasi dan siswa diminta untuk ikut mengoreksi hasil presentasi temannya. Guru memberikan pertanyaan terkait 87
materi pembelajaran sebagai punishment kepada siswa yang tidak memperhatikan temannya saat presentasi. Adapula siswa yang diminta untuk menyanyikan lagu “1234” sebagai hukumannya. Guru juga memberikan bintang penghargaan sebagai reward kepada siswa yang mau presentasi di depan kelas serta mengajak siswa untuk memberikan apresiasi kepada kelompok yang telah presentasi dengan tepuk tangan bersamasama. Guru membuka kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih ada materi yang kurang dipahami. Untuk memantapkan pemahaman siswa, guru mengulang materi yang telah dipelajari melalui pertanyaan secara lisan yaitu pertanyaan mengenai manfaat teknologi terhadap sumber daya alam serta contoh-contoh hubungan teknologi dengan sumber daya alam. Guru memberikan jawaban atau konsep yang benar kepada siswa ketika ada siswa yang kurang tepat dalam menjawabnya. Guru juga memberikan apresiasi berupa ucapan “Bagus”, “Pintar”, maupun acungan jempol kepada siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari guru. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pembelajaran. Siswa yang dapat menyimpulkan pembelajaran diberi reward berupa bintang penghargaan dari guru.
88
(3)Kegiatan akhir Guru membagikan soal tes kepada setiap siswa. Soal tes siklus II dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 157. Tes tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa selama siklus II. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh dan percaya diri. Setelah semua siswa mengumpulkan hasil jawabannya, guru bertanya
kepada
siswa
tentang
perasaannya
mengikuti
pembelajaran. Guru bersama siswa merayakan pembelajaran dengan menyanyikan lagu “Desaku” sambil bertepuk tangan bersama-sama. Pembelajaran ditutup dengan salam dan berdoa bersama-sama. 2) Pengamatan (Observing) Tahap pengamatan (observing) dilakukan oleh peneliti dengan mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching pada siklus II. Pelaksanaan observasi dilakukan berdasarkan lembar observasi yang telah disusun peneliti sesuai hasil refleksi siklus I. Lembar observasi aktivitas guru siklus II dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 155, sedangkan lembar observasi aktivitas belajar siswa siklus II masih sama seperti lembar observasi yang digunakan pada siklus I, dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 126. Berikut adalah hasil observasi yang dilakukan selama pembelajaran siklus II: 89
a) Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Aktivitas guru yang diobservasi pada penelitian ini yaitu mulai dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir pembelajaran. Aktivitas guru yang diamati meliputi langkah-langkah dalam model pembelajaran Quantum Teaching yaitu TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Dari hasil observasi aktivitas guru selama siklus II ini dapat diketahui keterlaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching yang diterapkan pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Malangan. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama siklus II (lampiran 13 halaman 159), guru telah mengajar sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan. Persentase ketercapaian pembelajaran IPA menggunakan model Quantum Teaching pada pertemuan pertama siklus II adalah 100%. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan kedua siklus II (lampiran 13 halaman 161), guru juga telah melaksanakan semua langkah-langkah yang ditentukan, sehingga persentase ketercapaian pembelajaran IPA menggunakan model Quantum Teaching pada pertemuan kedua siklus II juga 100%. Persentase ketercapaian langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan
model
Quantum
digambarkan dalam diagram batang berikut ini: 90
Teaching
dapat
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Pertemuan Pertama
Pertemuan Kedua
Rata-Rata
Gambar 6. Diagram Batang Ketercapaian Langkah-Langkah Quantum Teaching Siklus II
b) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Observasi aktivitas belajar siswa dilakukan oleh peneliti dari mulai kegiatan awal sampai kegiatan akhir pembelajaran. Setiap siswa diamati dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa siklus II (lampiran 3 halaman 126). Hasil observasi aktivitas belajar siswa untuk siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 165, sedangkan untuk pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 166. Berdasarkan hasil observasi, pada pertemuan pertama dan kedua hampir semua siswa mau untuk diajak bernyanyi sambil bertepuk tangan bersama-sama. Siswa terlihat senang dan antusias. Hal tersebut dikarenakan peneliti telah menyiapkan lirik lagu yang ditempelkan di papan tulis serta menyiapkan pemutar musik dan pengeras suara untuk mengiringi siswa menyanyikan lagu.
91
Saat guru menyampaikan apersepsi, menjelaskan materi, maupun meminta siswa untuk menyimak buku dan mengamati gambar, sebagian besar siswa dapat mengamati penjelasan guru dengan antusias. Namun, ada juga siswa yang asyik mengobrol dengan temannya, menyenderkan kepala ke meja, berpindahpindah tempat duduk, bahkan ada yang melamun. Hampir
semua
siswa
mampu
untuk
aktif
dalam
pembelajaran ketika guru memberikan tanya jawab. Siswa berebut mengacungkan jari untuk menjawab pertanyaan dari guru. Namun ada juga siswa yang memberikan jawaban setelah ditunjuk guru. Guru memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk memberikan jawabannya. Pada pertemuan pertama semua siswa mampu untuk berdiskusi dan mau ikut serta untuk menyelesaikan tugas yang ada pada LKS bersama teman sekelompoknya. Namun untuk pertemuan kedua masih ada seorang siswa yang tidak mau bergabung untuk berdiskusi bersama teman kelompoknya serta ada beberapa siswa yang tidak ikut serta menyelesaikan tugas di LKS meskipun telah ikut berdiskusi. Ketika diskusi kelompok, para siswa juga tidak ragu untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas kepada guru. Setelah menyelesaikan LKS, siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Guru mempersilakan siswa yang 92
ingin presentasi, ada siswa yang maju karena kemauannya sendiri dan ada pula yang maju setelah ditunjuk guru. Saat presentasi, ada siswa yang membacakan hasil presentasi, namun ada pula yang tidak membacakan hasil presentasi. Ketika siswa presentasi di depan kelas, ada siswa lain yang memperhatikan sambil mengoreksi hasil pekerjaannya, tetapi ada juga yang tidak memperhatikan temannya, sehingga mendapat punishment dari guru berupa pertanyaan terkait materi yang telah dipelajari maupun siswa diminta untuk bernyanyi. Siswa juga memberikan apresiasi berupa tepuk tangan kepada siswa yang telah presentasi. Selain itu juga mendapatkan reward berupa bintang penghargaan dari guru. Saat guru mengulangi pembelajaran, hampir semua siswa mampu menjawab pertanyaan lisan dari guru terkait materi yang telah dipelajari. Siswa antusias untuk mengacungkan jari dan menjawab pertanyaan tersebut. Guru memberikan apresiasi berupa pujian maupun tepuk tangan kepada siswa yang sanggup memberikan jawabannya. Kemudian secara bersama-sama siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. Siswa menjadi semakin tertarik
untuk
menyimpulkan
pembelajaran
karena
dapat
memperoleh bintang penghargaan dari guru. Di akhir pembelajaran, siswa menyampaikan perasaannya terkait pembelajaran yang telah dialaminya. Kemudian siswa bersama guru merayakan pembelajaran dengan menyanyikan lagu 93
sambil bertepuk tangan. Namun di pertemuan kedua sebelum pembelajaran dirayakan, siswa terlebih dahulu mengerjakan tes untuk mengetahui hasil belajar selama siklus II. Siswa mampu mengerjakan tes secara kondusif dan percaya diri. Dari hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus II didapatkan hasil rekapitulasi (lampiran halaman 167) sebagai berikut: Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II No. Kategori Jumlah Persentase (%) 1. Sangat tinggi 19 79,16 2. Tinggi 4 16,67 3. Sedang 1 4,17 4. Rendah 0 0
Berdasarkan tabel 12, dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus II yang masuk dalam kategori sangat tinggi terdapat 19 siswa (79,16%), pada kategori tinggi terdapat 4 siswa (16,67%), pada kategori sedang terdapat 1 siswa (4,17%), dan tidak ada siswa yang masuk dalam kategori rendah. Siswa yang masuk dalam kategori sedang adalah siswa yang hanya masuk satu kali pertemuan, sehingga aktivitas belajar yang diobservasi tidak maksimal. Hasil rekapitulasi ini juga dapat digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran berikut ini:
94
Rendah 0%
Sedang 4,17% Tinggi 16,67%
Sangat Tinggi 79,16%
Gambar 7. Diagram Lingkaran Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan
hasil
observasi
juga
dapat
diketahui
peningkatan aktivitas belajar siswa di siklus II dengan melihat data capaian aktivitas belajar siklus I dan siklus II pada lampiran 15 halaman 168. Berikut ini tabel perbandingan jumlah capaian aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II: Tabel 13. Perbandingan Jumlah Capaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Jumlah Kategori Persentase Persentase Siklus I Siklus II (%) (%) Sangat tinggi 14 58,34 19 79,16 Tinggi 8 33,33 4 16,67 Sedang 2 8,33 1 4,17 Rendah 0 0 0 0
Dari tabel 13 dapat diketahui bahwa capaian aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu dari 14 siswa (58,34%) yang masuk kategori sangat tinggi di siklus I meningkat menjadi 19 siswa (79,16%) di siklus II, sehingga mengurangi capaian aktivitas 95
belajar siswa pada kategori tinggi yaitu dari 8 siswa (33,33%) di siklus I menjadi 4 siswa (16,67%) di siklus II. Selain itu juga mengurangi capaian aktivitas belajar siswa pada kategori sedang yaitu dari 2 siswa (8,33%) di siklus I menjadi 1 orang (4,17%) di siklus II. Data perbandingan tersebut juga dapat digambarkan dalam
Persentase
bentuk diagram batang berikut ini: 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
79,16% 58,34%
Siklus I Siklus II
33,33%
0% 0%
8,33% 4,17%
Rendah
Sedang
16,67%
Tinggi
Sangat Tinggi
Kategori
Gambar 8. Diagram Batang Perbandingan Capaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Peningkatan capaian aktivitas belajar siswa pada kategori sangat tinggi dari 14 siswa (58,34%) di siklus I menjadi 19 siswa atau (79,16%) di siklus II dapat dikatakan telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan, karena jumlah siswa yang mencapai kategori aktivitas belajar sangat tinggi pada siklus II telah lebih dari 70% dari jumlah siswa keseluruhan.
96
3) Hasil Belajar IPA Hasil belajar siswa siklus II diketahui setelah siswa melakukan tes hasil belajar di akhir pertemuan kedua siklus II. Hasil belajar siklus II dapat disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 14. Hasil Belajar Siswa Siklus II Jumlah Nilai 1822 Rata-rata 75,92 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 62 Jumlah Siswa Tuntas 18 Jumlah Siswa Tidak Tuntas 6 Capaian Siswa Tuntas 75% Capaian Siswa Tidak Tuntas 25%
Dari tabel 14 dapat diketahui nilai rata-rata untuk tes hasil belajar siklus II yaitu sebesar 75,92 dengan 18 siswa dinyatakan sudah mencapai nilai ketuntasan minimal dengan capaian 75%, serta siswa yang belum tuntas ada 6 siswa dengan capaian sebesar 25%. Dari 24 siswa ada 9 siswa atau sebesar 37,5% siswa masuk dalam kategori baik sekali, 14 siswa atau sebesar 58,33% siswa pada kategori baik, dan 1 siswa atau sebesar 4,17% siswa masuk dalam kategori kurang sekali. Siswa yang masuk dalam kategori kurang sekali adalah siswa yang tidak mengikuti tes hasil belajar siklus II dikarenakan tidak hadir tanpa keterangan pada pertemuan kedua, yaitu siswa dengan NIS 2078. Data hasil belajar siswa siklus II secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 169.
97
Persentase capaian hasil belajar siklus II dapat digambarkan dalam diagram lingkaran berikut ini: Kurang 0% Cukup 0%
Kurang Sekali 4,17%
Baik Sekali 37,5% Baik 58,33%
Gambar 9. Diagram Lingkaran Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II
Perbandingan rata-rata hasil belajar siswa pra tindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 15. Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Jumlah Pra Siswa Siklus I Siklus I Siklus II Tindakan 24 Peningkatan
69,54 2,93%
71,58
71,58
75,92
6,06%
Berdasarkan data pada tabel 15 dapat dijelaskan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching yang digunakan pada pembelajaran IPA juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Malangan di siklus II. Peningkatan tersebut sebesar 6,06%, yaitu dari rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 71,58 meningkat pada siklus II
98
menjadi sebesar 75,92. Peningkatan nilai rata-rata dari pra tindakan, siklus I, hingga siklus II juga dapat diketahui melalui diagram batang berikut ini: 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
69,54
71,58
75,92
Pra Tindakan
Siklus I
Siklus II
Gambar 10. Diagram Batang Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
Gambar 10 telah menunjukkan besarnya peningkatan hasil belajar di siklus II. Peningkatan tersebut juga telah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditentukan karena jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada siklus II sebanyak 18 siswa atau sebesar 75%, telah melebihi kriteria minimal yaitu 70% dari jumlah keseluruhan siswa. c. Refleksi (Reflecting) Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru di siklus II, guru dapat melaksanakan semua langkah-langkah pada model pembelajaran Quantum Teaching. Keterlaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching pada pembelajaran IPA di siklus II dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 159. 99
Dari
keterlaksanaan
langkah-langkah
model
pembelajaran
Quantum Teaching pada pembelajaran IPA tersebut terbukti dapat meningkatkan
aktivitas
belajar
siswa.
Ini
dibuktikan
dengan
meningkatnya jumlah siswa yang masuk dalam kategori aktivitas belajar sangat tinggi yaitu 19 siswa atau sebesar 79,16%. Jumlah tersebut meningkat 20,82% dari siklus I. Peningkatan aktivitas belajar pada siklus II ini juga dapat dikatakan memenuhi kriteria keberhasilan karena jumlah siswa yang masuk kategori aktivitas belajar sangat tinggi sudah melebihi 70% dari jumlah siswa keseluruhan. Berdasarkan tes hasil belajar siklus II juga dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Malangan. Ini dibuktikan dengan meningkatnya rata-rata kelas sebesar 6,06%, yaitu dari rata-rata 71,58 (Siklus I) meningkat menjadi 75,92 (Siklus II). Selain itu jumlah siswa yang tuntas juga meningkat sebesar 16,67%, yaitu dari 58,33% siswa yang tuntas di siklus I meningkat menjadi 75% di siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II ini juga dapat dikatakan memenuhi kriteria keberhasilan karena jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar telah lebih dari 70% dari jumlah siswa keseluruhan. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti dan guru kelas sepakat untuk menghentikan penelitian pada akhir siklus II ini.
100
B. Pembahasan Penelitian yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Malangan ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Quantum Teaching pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari langkah perencanaan (planning),
tindakan
(acting),
pengamatan
(observing),
dan
refleksi
(reflecting). Tindakan tersebut dilakukan dalam dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar tes, serta dokumentasi untuk mengetahui data mengenai hasil belajar siswa sebelum tindakan dilakukan. Data yang dihasilkan kemudian dianalisis untuk mengetahui hasil yang diperoleh setiap siklusnya dan untuk mengetahui perkembangan dari setiap tindakan yang diberikan. Berdasarkan hasil observasi menggunakan lembar aktivitas guru, dapat diketahui bahwa langkah-langkah pada model pembelajaran Quantum Teaching dapat terlaksana dengan baik. Langkah-langkah tersebut menurut Bobbi DePorter (2005: 10) tercermin dalam istilah “TANDUR”, yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Pada siklus I, rata-rata persentase keterlaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching mencapai 93,33%. Setelah berdiskusi dan menambah pemahaman mengenai model pembelajaran Quantum Teaching, guru dapat mencapai rata-rata persentase keterlaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching di siklus II sebesar 101
100%. Ini berarti rata-rata persentase di siklus II meningkat 6,67% dari siklus I. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa guru telah menguasai model pembelajaran Quantum Teaching. Guru perlu untuk menguasai model pembelajaran tersebut karena menurut Saur Tampubolon (2014: 87), penguasaan atas model pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Dari hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I diketahui bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching terdapat 58,34% siswa kategori aktivitas belajar sangat tinggi, 33,33% siswa masuk kategori aktivitas belajar tinggi, dan 8,33% siswa masuk kategori aktivitas belajar sedang. Siswa yang masuk dalam kategori aktivitas belajar sedang adalah siswa yang hanya masuk satu kali pertemuan, sehingga aktivitas belajar yang diobservasi tidak maksimal. Capaian aktivitas belajar siswa pada siklus I belum memenuhi kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditentukan karena jumlah siswa yang masuk kategori aktivitas belajar sangat tinggi belum mencapai 70% dari jumlah siswa keseluruhan. Pada siklus I, upaya untuk menumbuhkan minat siswa agar siap dan lebih tertarik mengikuti pembelajaran IPA belum terlalu membuahkan hasil. Hal tersebut terlihat ketika siswa dihadapkan pada lagu yang liriknya tidak dihafal oleh semua siswa, sehingga hanya beberapa siswa saja yang bernyanyi sambil bertepuk tangan. Dengan perbaikan di siklus II terjadi peningkatan sebesar 25% dari siklus I. Siswa terlihat lebih antusias dalam bernyanyi dan bertepuk tangan karena telah disediakan lirik lagu yang ditempelkan di papan 102
tulis. Selain itu juga disediakan pemutar musik beserta pengeras suara, sehingga menjadikan suasana di dalam kelas semakin meriah dan siswa dapat bernyanyi secara lebih kompak. Dengan pemberian aktivitas seperti ini dapat mengantarkan siswa kepada suasana pembelajaran yang dinamis dan menyenangkan. Seperti yang dijelaskan oleh Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa (2011: 272) bahwa dengan menciptakan lingkungan belajar yang dinamis, mengalir, dan menyenangkan maka siswa dapat lebih aktif dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Dalam langkah “Tumbuhkan”, guru mampu meyakinkan siswa untuk mengikuti pembelajaran IPA melalui penjelasan tujuan serta manfaat dari pembelajaran yang diikutinya. Di siklus II siswa semakin yakin dan paham mengenai gambaran pembelajaran yang akan dialaminya karena selain dijelaskan secara lisan, guru juga menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis. Selain itu, pemberian apersepsi oleh guru juga telah memenuhi asas dari Quantum Teaching yang dijelaskan menurut Bobbi DePorter (2005: 6), yaitu “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka.” Guru mampu memberikan apersepsi yang berkaitan erat dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari siswa. Terlihat dari respons siswa yang mampu untuk memberikan jawaban setiap guru bertanya dalam apersepsi tersebut. Dari
berbagai
kegiatan
yang
diberikan
guru,
siswa
mampu
mengalaminya secara aktif. Kegiatan tersebut meliputi menyimak buku pelajaran, menggolongkan benda-benda dengan cara menempelkan gambar di 103
papan tulis, pengamatan gambar, dan sering juga melalui tanya jawab. Kegiatan tersebut telah disesuaikan dengan materi pembelajaran dan harus berkaitan dengan keseharian siswa, karena menurut Sri Sulistyorini (2007: 20) bahwa dengan mengaitkan konsep yang dibahas dengan kehidupan keseharian siswa dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Pada model Quantum Teaching terdapat empat ciri menonjol menurut Miftahul A’la (2011: 41), yaitu adanya unsur demokrasi, adanya kepuasan pada diri siswa, adanya unsur pemantapan dalam penguasaan materi, serta adanya unsur kemampuan pada guru untuk merumuskan temuan. Ciri tersebut tampak saat siswa melakukan diskusi bersama teman kelompoknya dan ikut serta dalam menyelesaikan tugas LKS. Siswa mampu berdiskusi dan berbagi tugas dalam LKS secara demokratis. Selain itu guru juga tidak membeda-bedakan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Semua siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk berpendapat. Guru
memberikan
kesempatan
kepada
setiap
siswa
untuk
mendemonstrasikan kemampuannya melalui presentasi di depan kelas. Dalam presentasi tersebut muncul adanya kepuasan pada diri siswa karena dapat menunjukkan hasil pekerjaannya di depan kelas. Terlebih ketika di siklus II, selain mendapatkan apresiasi berupa pujian dan tepuk tangan, guru juga memberikan reward berupa bintang penghargaan kepada siswa yang mampu mempresentasikan hasil pekerjaannya. Selain untuk memotivasi siswa agar mau untuk presentasi, ini juga merupakan salah satu bentuk pengakuan terhadap usaha yang telah siswa tunjukkan. Seperti salah satu prinsip dalam 104
Quantum Teaching yang dijelaskan menurut Bobbi DePorter (2005: 7) yaitu akui setiap usaha. Di siklus II, guru juga memberikan punishment berupa pertanyaan terkait materi ataupun siswa diminta untuk bernyanyi apabila tidak memperhatikan temannya yang sedang presentasi. Dengan pemberian punishment seperti ini ternyata dapat meningkatkan jumlah siswa untuk memperhatikan temannya yang presentasi sebesar 18,75% dari siklus I. Adanya unsur pemantapan dalam penguasaan materi mendorong guru untuk membuka kesempatan kepada setiap siswa untuk bertanya apabila ada materi yang kurang dipahami. Selain itu guru juga memberikan pengulangan terkait materi yang telah dipelajari melalui tanya jawab agar siswa semakin mantap terhadap pengetahuan yang dimilikinya. Siswa juga diberikan kesempatan untuk merumuskan atau menyimpulkan pembelajaran. Terlebih dengan adanya reward yang diberikan guru berupa bintang penghargaan kepada siswa yang mampu menyimpulkan pembelajaran di siklus II mampu meningkatkan jumlah siswa yang mau ikut menyimpulkannya. Salah satu prinsip dalam model pembelajaran Quantum Teaching yang dijelaskan Bobbi DePorter (2005: 7) yaitu jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Di akhir pembelajaran siswa bersama guru merayakan pembelajaran dengan bernyanyi dan bertepuk tangan bersama-sama. Di siklus II dengan menggunakan lirik lagu yang ditempelkan di papan tulis dan dilengkapi dengan pemutar musik beserta pengeras suara menjadikan perayaan semakin meriah dan menyenangkan. 105
Dari analisis hasil observasi aktivitas belajar siswa di siklus II, dapat diketahui bahwa capaian aktivitas belajar siswa yang masuk kategori sangat tinggi meningkat menjadi 79,16%. Capaian tersebut meningkat sebesar 20,82% dari siklus I, sehingga mengurangi capaian aktivitas belajar siswa pada kategori tinggi yaitu dari 33,33% menjadi 16,67%, dan juga mengurangi capaian aktivitas belajar siswa pada kategori sedang yaitu dari 8,33% menjadi 4,17%. Peningkatan ini dapat dikatakan berhasil, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori aktivitas belajar sangat tinggi telah lebih dari 70% dari jumlah siswa keseluruhan. Menurut Ngalim Purwanto (1996: 107) bahwa di dalam keseluruhan sistem, instrumental input merupakan faktor yang sangat penting dan paling menentukan dalam pencapaian hasil yang dikehendaki. Model pembelajaran Quantum Teaching sebagai instrumental input pada penelitian ini terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil dokumentasi diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar pra tindakan dari 24 siswa adalah sebesar 69,54, dengan capaian siswa tuntas sebesar 37,5% dan siswa yang belum tuntas sebesar 62,5%. Pada hasil tersebut terdapat 29,17% siswa masuk dalam kategori baik sekali, 41,66% siswa masuk dalam kategori baik, dan 29,17% siswa masuk dalam kategori cukup. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching, nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 71,58. Mengalami peningkatan sebesar 2,93% dari nilai rata-rata hasil belajar pra tindakan. Capaian siswa yang tuntas juga meningkat menjadi 106
58,33%, sedangkan capaian siswa yang belum tuntas menurun menjadi 41,67%. Pada hasil tersebut terdapat 25% siswa masuk dalam kategori baik sekali, 62,5% siswa masuk dalam kategori baik, 8,33% siswa masuk dalam kategori cukup, dan 4,17% siswa masuk dalam kategori kurang sekali. Siswa yang masuk dalam kategori kurang sekali adalah siswa yang tidak mengikuti tes hasil belajar siklus I karena sakit. Peningkatan hasil belajar pada siklus I belum dapat dikatakan berhasil, karena jumlah siswa yang mampu mencapai ketuntasan belajar belum mencapai 70% dari jumlah siswa keseluruhan. Setelah mengalami perbaikan pembelajaran di siklus II, maka tes hasil belajar juga dilakukan kembali. Dari analisis data dari tes hasil belajar siswa di siklus II dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 75,92. Mengalami peningkatan sebesar 6,06% dari nilai rata-rata hasil belajar siklus I, atau sebesar 8,99% dari nilai rata-rata hasil belajar pra tindakan. Capaian siswa yang tuntas juga meningkat menjadi 75%, sedangkan capaian siswa yang belum tuntas menurun menjadi 25%. Pada hasil tersebut terdapat 37,5% siswa masuk dalam kategori baik sekali, 58,33% siswa masuk dalam kategori baik, dan 4,17% siswa masuk dalam kategori kurang sekali. Siswa yang masuk dalam kategori kurang sekali adalah siswa yang tidak mengikuti tes hasil belajar siklus II karena absen tanpa keterangan. Peningkatan hasil belajar pada siklus II dapat dikatakan berhasil, karena jumlah siswa yang mampu mencapai ketuntasan belajar telah melebihi 70% dari jumlah siswa keseluruhan.
107
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Malangan.
C. Keterbatasan Penelitian Penelitian
ini
telah
membuktikan
bahwa
penggunaan
model
pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Malangan, namun peneliti menyadari masih terdapat keterbatasan pada penelitian ini. Keterbatasan pada penelitian ini antara lain: 1. Adanya siswa yang tidak masuk sekolah, sehingga pengambilan data mengenai aktivitas belajar siswa maupun data hasil belajar siswa menjadi kurang maksimal. 2. Lembar observasi guru maupun lembar observasi aktivitas belajar siswa hanya dapat digunakan pada model pembelajaran Quantum Teaching.
108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Malangan dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Quantum Teaching. Upaya yang dilakukan antara lain: Mengawali kegiatan pembelajaran dengan bernyanyi serta bertepuk tangan bersama-sama, mengaitkan materi pembelajaran dengan lingkungan keseharian siswa, melakukan pengamatan dan pengelompokan gambar, melakukan aktivitas diskusi secara berkelompok, menunjukkan hasil diskusi kelompok dengan presentasi di depan kelas, memberikan apresiasi maupun reward berupa bintang penghargaan, pujian, atau tepuk tangan, memberikan punishment bagi siswa yang tidak memperhatikan temannya ketika presentasi, dan di akhir pembelajaran siswa bersama guru merayakannya. 2. Hasil belajar IPA di kelas IV SD Negeri Malangan dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Quantum Teaching. Upaya yang dilakukan antara lain: Memberikan pengulangan materi dalam bentuk tanya jawab secara lebih merata dan memberikan lebih banyak kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih ada materi yang belum dipahami.
109
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat disampaikan antara lain sebagai berikut: 1. Bagi Guru Model pembelajaran Quantum Teaching ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Dengan proses pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna, maka dapat meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa. 2. Bagi Kepala Sekolah Bagi kepala sekolah hendaknya selalu memberikan pembinaan kepada guru, sehingga guru semakin inovatif dalam menentukan suatu pemecahan masalah yang ada dalam pembelajaran.
110
DAFTAR PUSTAKA
Acep Yonny, dkk. (2010). Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia. Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia. Asep Jihad dan Abdul Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Bobbi DePorter. (2005). Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Edisi 1, Cetakan ke-18. Diterjemahkan oleh: Ary Nilandari. Bandung: Kaifa. Dale H. Schunk. (2012). Teori-teori Pembelajaran: Perspektif Pendidikan. Edisi Keenam. Diterjemahkan oleh: Eva Hamdiah dan Rahmat Fajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Daryanto dan Mulyo Rahardjo. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media. Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamzah B. Uno. (2010). Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud. John Dudovskiy. (2012). Action Research. Diakses dari http://researchmethodology.net/research-methods/action-research/#admired-top pada tanggal 22 April 2016 pukul 11:04 WIB. Jumanta Hamdayama. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia. Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Maslichah Asy’ari. (2006). Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Miftahul A’la. (2011). Quantum Teaching. Yogyakarta: Diva Press. 111
Moh. Uzer Usman. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani. (2013). Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa. (2011). Belajar & Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Nana Syaodih Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ngalim Purwanto. (1996). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nyayu Khodijah. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Oemar Hamalik. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Patta Bundu. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Depdiknas. Sa’dun Akbar. (2010). Penelitian Tindakan Kelas: Filosofi, Metodologi, dan Implementasi. Yogyakarta: Cipta Media. _____ . (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Saur Tampubolon. (2014). Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Pengembangan Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sri Sulistyorini. (2007). Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana. Srini M. Iskandar. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud. Sugihartono, dkk. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyanto. (2010). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.
112
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. (2014). Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoretis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. Usman Samatowa. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. _______________. (2010). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Warsono dan Hariyanto. (2014). Pembelajaran Aktif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wina Sanjaya. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. ____________. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.
113
LAMPIRAN
114
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SD Negeri Malangan Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester
: IV / 2
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit (2 Pertemuan)
A. Standar Kompetensi 12. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
B. Kompetensi Dasar 12.1. Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan.
C. Indikator 12.1.1. Menjelaskan pengertian sumber daya alam. 12.1.2. Menyebutkan manfaat sumber daya alam. 12.1.3. Mengidentifikasi contoh-contoh sumber daya alam sesuai dengan manfaatnya. 12.1.4. Menyebutkan jenis-jenis sumber daya alam (hayati dan nonhayati).
115
12.1.5. Mengidentifikasi contoh-contoh sumber daya alam yang termasuk sumber daya alam hayati dan nonhayati.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mengamati penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan pengertian sumber daya alam dengan benar. 2. Setelah mengamati penjelasan guru, siswa mampu menyebutkan manfaat dari sumber daya alam dengan benar. 3. Melalui aktivitas tanya jawab, siswa mampu mengidentifikasi contohcontoh sumber daya alam sesuai dengan manfaatnya secara tepat. 4. Setelah mengamati penjelasan guru, siswa mampu menyebutkan jenis-jenis sumber daya alam dengan benar. 5. Melalui aktivitas diskusi kelompok, siswa mampu mengidentifikasi contohcontoh sumber daya alam yang termasuk sumber daya alam hayati dan nonhayati dengan tepat.
E. Materi Pembelajaran Sumber Daya Alam.
F. Pendekatan dan Model Pembelajaran Pendekatan : Student Center Model
: Quantum Teaching
116
G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama (2 x 35 menit) Komponen Alokasi Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Langkah Waktu Kegiatan Tumbuhkan 10 menit Tumbuhkan Awal 1. Guru membuka pembela- 1. Siswa menjawab salam jaran dengan salam dan dan berdoa menurut doa bersama-sama. agama masing-masing. 2. Guru melakukan presensi 2. Siswa memperhatikan kelas. dan menjawab presensi guru. 3. Guru membangkitkan 3. Siswa bernyanyi samminat siswa dengan bil bertepuk tangan menyanyikan lagu bersama-sama. “Menanam Jagung” sambil bertepuk tangan bersama-sama. 4. Guru melakukan apersepsi 4. Siswa mengamati dan terkait materi. “Siapa pagi menjawab pertanyaan tadi yang sarapan? terkait apersepsi yang Sarapan apa? Lalu setelah diberikan guru. sarapan berangkat sekolah naik apa? Kenapa motor bisa berjalan? Nah, kirakira bahan makanan yang kalian gunakan untuk sarapan serta bensin yang kalian gunakan untuk menjalankan motor tersebut diperoleh dari mana?” 5. Guru memberikan penje- 5. Siswa mengamati penlasan mengenai sumber jelasan guru. daya alam. “Jadi segala sesuatu yang diperoleh dari lingkungan yang berguna untuk kehidupan manusia disebut Sumber Daya Alam.” 6. Guru menjelaskan tujuan 6. Siswa menyimak pendan materi yang akan jelasan guru tentang dipelajari. tujuan dan materi yang akan dipelajari. Kegiatan Alami 50 menit Alami Inti 1. Guru membimbing siswa 1. Siswa menyimak buku untuk menyimak buku IPA secara saksama. 117
IPA bersama-sama. 2. Guru memberikan penjelasan terkait manfaat sumber daya alam, antara lain sebagai bahan pangan, bahan bakar, bahan bangunan, peralatan rumah tangga, dan lain sebagainya. 3. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa untuk menyebutkan contohcontoh sumber daya alam yang sesuai dengan manfaatnya. Namai 4. Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa. 5. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa untuk setiap kelompok.
6. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok.
2. Siswa mengamati penjelasan guru mengenai manfaat sumber daya alam.
3. Siswa memberikan contoh-contoh sumber daya alam yang sesuai dengan manfaatnya.
Namai 4. Siswa membentuk kelompok sesuai arahan guru. 5. Siswa bersama kelompoknya berdiskusi untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa yang telah diberikan guru. 6. Siswa menggolongkan benda-benda yang ada di sekitarnya sesuai dengan asal dari benda tersebut. Dapat berasal dari hewan, tumbuhan, maupun bahan alam lain yang tidak hidup. Demonstrasikan 7. Siswa bersama kelompoknya mempresentasikan hasil dari pekerjaannya.
Demonstrasikan 7. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. 8. Guru mengamati kelom- 8. Siswa dari kelompok pok yang sedang presenlain mengamati dan tasi dan mengajak siswa mengoreksi hasil pelainnya untuk memperkerjaannya. hatikan serta mengoreksi hasil pekerjaannya apakah sudah benar atau 118
Kegiatan Akhir
belum. 9. Guru bersama siswa 9. Siswa memberikan memberikan tepuk tangan apresiasi kepada tesebagai apresiasi telah man yang telah bersemempresentasikan hasil dia mempresentasikan pekerjaannya. hasil pekerjaannya dengan bertepuk tangan bersama-sama. Ulangi Ulangi 10. Guru memberikan kesem- 10. Siswa bertanya kepada patan siswa untuk guru apabila masih bertanya apabila ada yang merasa bingung atau masih bingung atau ada materi yang kurang memahami materi kurang dipahami. yang telah diajarkan. 11. Guru melakukan tanya 11. Siswa menjawab perjawab tentang arti sumber tanyaan guru. daya alam dan manfaatnya. Guru juga memberikan beberapa contoh benda-benda yang ada di dalam kelas atau lingkungan sekitar siswa lalu menanyakan berasal dari apakah benda tersebut; hewan, tumbuhan, atau bahan yang tidak hidup/bahan tambang. 12. Guru bersama siswa 12. Siswa menyimpulkan pembelajaran dengan menyimpulkan pembelabenar. jaran. 10 menit Rayakan Rayakan 1. Guru memberikan pera- 1. Siswa merayakan yaan dengan menyanyipembelajaran dengan kan lagu “Sorak-sorak bernyanyi dan berteBergembira” sambil berpuk tangan bersamatepuk tangan bersamasama. sama. 2. Guru menutup pembela- 2. Siswa berdoa menurut jaran dengan doa dan kepercayaan masingsalam. masing dan menjawab salam dari guru.
119
2. Pertemuan Kedua (2 x 35 menit) Komponen Alokasi Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Langkah Waktu Kegiatan Tumbuhkan 10 menit Tumbuhkan Awal 1. Guru membuka pembela- 1. Siswa menjawab salam jaran dengan salam dan dan berdoa menurut doa bersama-sama. agama masing-masing. 2. Guru melakukan presensi 2. Siswa memperhatikan kelas. dan menjawab presensi guru. 3. Guru membangkitkan 3. Siswa bernyanyi samminat siswa dengan bil bertepuk tangan menyanyikan lagu bersama-sama. “Apuse” sambil bertepuk tangan bersama-sama. 4. Guru melakukan apersep- 4. Siswa mengamati dan si terkait materi. “Kalian menjawab pertanyaan masih ingat apa yang kita terkait apersepsi yang pelajari pada pembeladiberikan guru. jaran sebelumnya? Masih ingatkah dengan sumber daya alam? Berasal dari apa saja sumber daya alam tersebut? Coba kalian berikan contoh benda-benda yang berasal dari hewan, tumbuhan, maupun benda lain yang tidak hidup atau bahan tambang! Taukah kalian jenis-jenis sumber daya alam berdasarkan asalnya?” 5. Guru menjelaskan tujuan 5. Siswa menyimak pendan materi yang akan jelasan guru tentang dipelajari. tujuan dan materi yang akan dipelajari. Kegiatan Alami 40 menit Alami Inti 1. Guru memberikan kesem- 1. Siswa menempelkan patan kepada siswa untuk gambar benda-benda menggolongkan bendasesuai asalnya. benda berdasarkan asalnya (hewan, tumbuhan, atau benda tidak hidup) dengan cara menempelkan gambar yang telah 120
disediakan. Namai 2. Guru menjelaskan bahwa sumber daya alam berdasarkan jenisnya terbagi menjadi dua, yaitu sumber daya hayati dan nonhayati. Sumber daya alam hayati berasal dari hewan atau tumbuhan (benda hidup), sedangkan nonhayati berasal dari benda tidak hidup. 3. Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa. 4. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa untuk setiap kelompok.
5. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok.
Namai 2. Siswa mengamati penjelasan guru.
3. Siswa membentuk kelompok sesuai arahan guru. 4. Siswa bersama kelompoknya berdiskusi untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa yang telah diberikan guru. 5. Siswa menjodohkan benda-benda sesuai jenisnya; sumber daya alam hayati atau nonhayati. Demonstrasikan 6. Siswa bersama kelompoknya mempresentasikan hasil dari pekerjaannya.
Demonstrasikan 6. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. 7. Guru mengamati siswa 7. Siswa lainnya mengayang sedang presentasi mati dan mengoreksi dan mengajak siswa hasil pekerjaannya. lainnya untuk memperhatikan serta mengoreksi hasil pekerjaannya apakah sudah benar atau belum. 8. Guru bersama siswa 8. Siswa memberikan memberikan tepuk tangan apresiasi kepada tesebagai apresiasi telah man yang telah bersemempresentasikan hasil dia mempresentasikan pekerjaannya. hasil pekerjaannya de121
Kegiatan Akhir
Ulangi 9. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada yang masih bingung atau kurang memahami materi yang telah diajarkan. 10. Guru melakukan tanya jawab tentang jenis-jenis sumber daya alam serta maksud dari sumber daya alam hayati dan nonhayati. Guru juga memberikan beberapa contoh benda-benda yang ada di dalam kelas atau lingkungan sekitar siswa lalu menanyakan termasuk ke dalam sumber daya alam hayati atau non hayati. 11. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. Rayakan 1. Guru membagikan soal tes kepada setiap siswa untuk mengukur hasil belajar siswa terkait materi pada pembelajaran sebelumnya dan saat ini. 2. Guru memberikan perayaan dengan menyanyikan lagu “Di Sini Senang, Di Sana Senang” sambil bertepuk tangan bersamasama. 3. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.
122
ngan bertepuk tangan bersama-sama. Ulangi 9. Siswa bertanya kepada guru apabila masih merasa bingung atau ada materi yang kurang dipahami. 10. Siswa menjawab pertanyaan guru.
11. Siswa menyimpulkan pembelajaran dengan benar. 20 menit Rayakan 1. Siswa mengerjakan soal tes.
2. Siswa merayakan pembelajaran dengan bernyanyi dan bertepuk tangan bersamasama. 3. Siswa berdoa menurut kepercayaan masingmasing dan menjawab salam dari guru.
H. Sumber dan Media 1. Lingkungan sekitar. 2. Kertas manila dan sticky note. 3. Spidol warna hijau dan biru 4. Gambar sumber daya alam yang dapat ditempelkan. 5. Aprilia dan Afifatul Achyar. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam; untuk SD dan MI Kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. 6. Heri Sulistyanto dan Edy Wiyono. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam; untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. 7. S. Rositawaty dan Aris Muharam. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam; untuk Kelas IV SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. 8. Lembar Kerja Siswa (LKS).
I. Penilaian Hasil Belajar 1. Penilaian Kognitif a. Metode Penilaian: Tes. b. Instrumen Penilaian: Soal Tes. c. Jenis Tes: Tes Tertulis. d. Bentuk Tes: Uraian.
J. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Siswa dapat dikatakan tuntas belajar apabila nilai siswa
123
72.
124
LAMPIRAN RPP
Ringkasan Materi Sumber Daya Alam (SDA) adalah segala sesuatu yang diperoleh dari lingkungan yang berguna untuk kehidupan manusia. Secara garis besar, sumber daya alam dapat berasal dari tumbuhan, hewan, dan bahan alam tak hidup. Sumber daya alam dapat dimanfaatkan manusia untuk hal-hal berikut ini, seperti: 1. Bahan pangan. Sumber makanan manusia berasal dari hewan dan tumbuhan. Contoh hewan yang dijadikan sumber makanan antara lain sapi, ayam, udang, dan ikan, sedangkan contoh tumbuhan yang dijadikan sumber makanan antara lain bayam, sawi, tomat, wortel, padi, ubi, cabai, kangkung, dan sebagainya. 2. Peralatan rumah tangga. Beberapa jenis tumbuhan digunakan untuk membuat perabot rumah tangga. Bahan yang paling banyak digunakan adalah kayu. Pohon yang memiliki kualitas kayu yang baik adalah pohon jati, pohon cendana, pohon mahoni, dan pohon pinus. Adapula peralatan yang berasal dari bahan alam tak hidup seperti sendok, garpu, panci, baskom, dan sebagainya. 3. Bahan bangunan. Sebuah gedung atau rumah terdiri dari berbagai bahan material. Bahan material itu terbuat dari batu-batuan, besi, pasir, dan tanah yang sudah diolah. Contohnya batu bata dan semen. Batu bata dan semen digunakan sebagai bahan dasar pembuatan rumah. Batu bata terbuat dari tanah liat. Adapun semen terbuat 125
dari batuan kapur yang dicampur dengan batuan yang lain. Untuk kerangka bangunan digunakan tiang-tiang yang terbuat dari besi. 4. Bahan bakar. Bensin, gas, minyak tanah, dan solar berasal dari minyak bumi. Minyak bumi merupakan bahan mentah yang diolah menjadi bahan bakar untuk berbagai kendaraan. Bensin digunakan untuk mobil, sepeda motor, dan mesin industri. Solar digunakan untuk kendaraan bus dan truk. Gas elpiji untuk memasak. Jika dilihat menurut jenisnya, sumber daya alam terdapat dua macam: 1. Sumber daya alam hayati, meliputi berbagai makhluk hidup, seperti berbagai mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan. 2. Sumber daya alam nonhayati, meliputi segala sesuatu yang bukan makhluk hidup atau bahan alam tidak hidup, seperti udara, batu bara, logam, dan lainlain.
126
Kelas: ... Nomor Kelompok: ...
Lembar Kerja Siswa Pertemuan Pertama
Nama Anggota Kelompok 1. ... 2. ... 3. ... 4. ... Ayo diskusikan bersama kelompokmu! 1. Setiap kelompok memperoleh sticky note dan satu lembar kertas manila yang telah berisikan tabel sumber daya alam yang berasal dari hewan, tumbuhan, dan bahan tidak hidup. 2. Setiap anggota kelompok menuliskan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar pada sticky note yang telah disediakan guru. 3. Kemudian tempelkan sticky note pada kertas manila. Sesuaikan dengan asalnya; dapat berasal dari hewan, tumbuhan, maupun bahan tak hidup. 4. Jangan lupa diskusikan bersama teman kelompokmu.
Selamat Mengerjakan
127
Kelas: ... Nomor Kelompok: ...
Lembar Kerja Siswa Pertemuan Kedua
Ayo diskusikan bersama kelompokmu!
Nama Anggota Kelompok 1. ... 2. ... 3. ... 4. ...
1. Amatilah gambar contoh sumber daya alam di bawah ini. 2. Jodohkanlah gambar benda-benda tersebut sesuai dengan jenisnya. 3. Gunakan spidol warna hijau untuk jenis sumber daya alam hayati dan spidol warna biru untuk jenis sumber daya alam nonhayati. 4. Jangan lupa diskusikan bersama teman kelompokmu.
Sumber Daya Alam Hayati
Sumber Daya Alam NonHayati
128
Lampiran 2. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelas / Semester : Hari / Tanggal : No. 1.
2.
3.
Aktivitas Guru yang Diamati Guru menumbuhkan minat dan semangat siswa dengan bernyanyi/bertepuk tangan bersama-sama. Guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan kehidupan di lingkungan sekitar siswa. Guru menjelaskan manfaat atau tujuan pembelajaran yang akan dipelajari siswa.
4.
Guru memberikan kesempatan siswa untuk berperan aktif.
5.
Guru mendorong siswa untuk berdiskusi.
6.
Guru memberi kesempatan menyelesaikan LKS.
untuk
7.
Guru membimbing mengerjakan LKS.
dalam
8.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Guru mengajak siswa untuk memperhatikan teman yang sedang presentasi. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum paham. Guru melakukan tanya jawab terkait materi yang telah diajarkan.
9.
10.
11.
12.
siswa
Guru memberikan konsep yang benar.
129
Ya
Tidak
Keterangan
13.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pembelajaran.
14.
Guru memberikan apresiasi berupa pujian atau tepuk tangan kepada siswa
15.
Guru merayakan pembelajaran dengan tepuk tangan atau bernyanyi bersamasama Sleman, April 2016
Observer
130
Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas / Semester : Hari / Tanggal : Nama Siswa : No. 1.
2.
Aktivitas Siswa yang Diamati Siswa mengikuti kegiatan guru seperti tepuk tangan atau bernyanyi bersama-sama. Siswa mengamati penjelasan guru.
3.
Siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
4.
Siswa melakukan diskusi bersama teman kelompoknya.
5.
Siswa ikut serta mengerjakan LKS.
6.
Siswa melakukan presentasi di depan kelas.
7.
Siswa memperhatikan penjelasan teman yang sedang presentasi. Siswa melakukan tanya jawab bersama guru.
8.
Ya
Tidak
Keterangan
dalam
9.
Siswa menyimpulkan pembelajaran.
10.
Siswa merayakan pembelajaran dengan bertepuk tangan atau bernyanyi bersama-sama. Sleman, April 2016
Observer 131
Lampiran 4. Lembar Soal Tes Siklus I SOAL TES Siklus I Nama : ... Kelas : ... No. Absen : ... Selamat Mengerjakan 1. Apa yang kamu ketahui tentang Sumber Daya Alam? 2. Coba sebutkan empat manfaat dari Sumber Daya Alam dan berikan contohcontohnya! 3. Sebutkan jenis-jenis Sumber Daya Alam beserta contoh-contohnya! Jawab: 1. Sumber Daya Alam adalah ............................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 2. a. Sumber Daya Alam sebagai ....................................................................... Contohnya: ............................................................................................... ............................................................................................... b. Sumber Daya Alam sebagai ....................................................................... Contohnya: ............................................................................................... ............................................................................................... c. Sumber Daya Alam sebagai ....................................................................... Contohnya: ............................................................................................... ............................................................................................... d. Sumber Daya Alam sebagai ....................................................................... Contohnya: ............................................................................................... ............................................................................................... 3. a. .................................................................................................................... Contohnya: ............................................................................................... b. .................................................................................................................... Contohnya: ............................................................................................... 132
Lampiran 5. Rubrik Penilaian Soal Tes Siklus I Rubrik Penilaian Soal Tes Siklus I Nomor Soal 1.
2.
3.
Kriteria Jawaban
Skor
a. Jika siswa tidak menjawab. b. Jika dalam jawaban siswa tidak terdapat satupun kata kunci. c. Jika dalam jawaban siswa terdapat kata kunci “lingkungan” atau “alam” d. Jika dalam jawaban siswa terdapat kata kunci “dibutuhkan”, “kebutuhan”, “berguna”, atau “digunakan manusia”. e. Jika dalam jawaban siswa terdapat kata kunci pada poin “c” dan “d”. a. Jika siswa tidak menjawab. b. Jika semua jawaban siswa tak ada satupun yang benar. c. Jika siswa menyebutkan satu manfaat sumber daya alam dengan benar. d. Jika siswa menyebutkan dua manfaat sumber daya alam dengan benar. e. Jika siswa menyebutkan tiga manfaat sumber daya alam dengan benar. f. Jika siswa menyebutkan empat manfaat sumber daya alam dengan benar. g. Jika siswa menyebutkan satu manfaat sumber daya alam beserta contohnya dengan benar. h. Jika siswa menyebutkan dua manfaat sumber daya alam beserta contohnya dengan benar. i. Jika siswa menyebutkan tiga manfaat sumber daya alam beserta contohnya dengan benar. j. Jika siswa menyebutkan empat manfaat sumber daya alam beserta contohnya dengan benar. a. Jika siswa tidak menjawab. b. Jika jawaban siswa tak ada satupun yang benar. c. Jika siswa menyebutkan satu jenis sumber daya alam dengan benar. d. Jika siswa menyebutkan dua jenis sumber daya alam dengan benar. e. Jika siswa menyebutkan satu jenis sumber daya alam beserta contohnya dengan benar. f. Jika siswa menyebutkan dua jenis sumber daya alam beserta contohnya dengan benar. Jumlah Skor Perolehan
0 1 2
133
2 4 0 1 2 4 6 8 3 6 9 12 0 1 2 4 3 6 22
Lampiran 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan Pertama Kelas / Semester : IV (Empat) / II (Dua) Hari / Tanggal : Jumat / 29 April 2016 No. Aktivitas Guru yang Diamati 1. Guru menumbuhkan minat dan semangat siswa dengan bernyanyi/bertepuk tangan bersama-sama. 2. Guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan kehidupan di lingkungan sekitar siswa. 3.
Ya
Guru menjelaskan manfaat atau tujuan pembelajaran yang akan dipelajari siswa.
4.
Guru memberikan kesempatan untuk berperan aktif.
siswa
5.
Guru mendorong siswa untuk berdiskusi.
6.
7.
8.
9.
Guru memberi kesempatan menyelesaikan LKS.
untuk
Guru membimbing mengerjakan LKS.
dalam
siswa
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya.
Guru mengajak siswa memperhatikan teman yang presentasi.
untuk sedang
134
Tidak
Keterangan Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Menanam Jagung” Guru bertanya “Siapa yang pernah makan nasi jagung?”, “Apakah anakanak suka nasi jagung?” Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran ini yaitu agar siswa dapat mengenal sumber daya alam di sekitar kita. Guru mengajak siswa untuk saksama dalam menyimak buku pelajaran. Guru bertanya terkait materi yang ada dalam buku pelajaran. Guru memberikan arahan agar siswa dapat bekerja secara berkelompok. Guru mengalokasikan waktu untuk siswa dalam mengerjakan LKS. Guru membantu dan menjelaskan petunjuk LKS kepada siswa yang belum paham. Guru memberikan ruang kepada setiap kelompok agar dapat presentasi di depan kelas. Guru menasihati dan menegur siswa untuk memperhatikan kelompok yang sedang presentasi.
10.
11.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum paham.
Guru melakukan tanya jawab terkait materi yang telah diajarkan.
12.
Guru memberikan konsep yang benar.
13.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pembelajaran.
14.
Guru memberikan apresiasi berupa pujian atau tepuk tangan kepada siswa.
15.
Guru merayakan pembelajaran dengan tepuk tangan atau bernyanyi bersamasama
Guru mempersilakan siswa untuk bertanya terkait materi yang belum dipahami. Guru memberikan pertanyaan terkait materi yang telah dipelajari serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk melontarkan pertanyaan yang dapat dijawab oleh teman-temannya. Guru memberikan konsep yang benar saat siswa presentasi dan tanya jawab. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran, seperti “Apa yang kita pelajari tadi?”, “Tadi mengerjakan LKS tentang apa?”, “Apa yang kamu rasakan dalam pembelajaran tadi?” Guru memberikan apresiasi berupa pujian setelah siswa menjawab pertanyaan dari guru serta mengajak siswa untuk bertepuk tangan saat siswa selesai presentasi. Guru bersama siswa menyanyikan lagu “Soraksorak Bergembira” sambil bertepuk tangan bersamasama. Sleman, 29 April 2016
Observer
135
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan Kedua Kelas / Semester : IV (Empat) / II (Dua) Hari / Tanggal : Selasa / 03 Mei 2016 No. Aktivitas Guru yang Diamati 1. Guru menumbuhkan minat dan semangat siswa dengan bernyanyi/bertepuk tangan bersama-sama. 2. Guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan kehidupan di lingkungan sekitar siswa. 3. Guru menjelaskan manfaat atau tujuan pembelajaran yang akan dipelajari siswa. 4.
Guru memberikan kesempatan untuk berperan aktif.
Ya
Tidak
siswa
5.
Guru mendorong siswa untuk berdiskusi.
6.
7.
8.
9.
10.
Guru memberi kesempatan menyelesaikan LKS.
untuk
Guru membimbing mengerjakan LKS.
dalam
siswa
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Guru mengajak siswa untuk memperhatikan teman yang sedang presentasi. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum paham. 136
Keterangan Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Apuse” Guru mengingatkan siswa tentang pembelajaran sebelumnya. Guru tidak menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa. Guru memberikan kesempatan siswa untuk menempelkan gambar di papan tulis. Guru juga mengajak siswa untuk membahas gambar yang ditempelkan sudah sesuai dengan kolomnya atau belum. Guru memberikan arahan agar siswa dapat bekerja secara berkelompok. Guru mengalokasikan waktu untuk siswa dalam mengerjakan LKS. Guru membantu dan menjelaskan petunjuk LKS kepada siswa yang belum paham. Guru memberikan ruang kepada setiap kelompok untuk dapat presentasi di depan kelas. Guru menasihati siswa untuk memperhatikan teman yang presentasi. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum paham.
11.
12.
Guru melakukan tanya jawab terkait materi yang telah diajarkan.
Guru memberikan konsep yang benar.
13.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pembelajaran.
14.
Guru memberikan apresiasi berupa pujian atau tepuk tangan kepada siswa.
15.
Guru merayakan pembelajaran dengan tepuk tangan atau bernyanyi bersamasama
Guru memberikan pertanyaan terkait materi yang telah dipelajari. Guru memberikan konsep yang benar saat siswa menempelkan gambar, saat siswa presentasi, dan saat tanya jawab. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran, seperti “Apa yang telah kita pelajari dalam pembelajaran tadi?”, “Apa yang kamu rasakan dalam pembelajaran tadi?” Guru memberikan apresiasi berupa pujian maupun acungan jempol setelah siswa menjawab pertanyaan dari guru serta mengajak siswa untuk bertepuk tangan saat siswa selesai presentasi. Guru bersama siswa menyanyikan lagu “Di sini Senang, Di sana Senang” sambil bertepuk tangan bersama-sama. Sleman, 03 Mei 2016
Observer
137
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
No. 1.
Langkah-langkah Quantum Teaching Tumbuhkan
2.
Alami
3.
Namai
4.
5.
Demonstrasikan
Ulangi
Aktivitas Guru yang Diamati Guru menumbuhkan minat dan semangat siswa dengan bernyanyi/bertepuk tangan bersama-sama. Guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan kehidupan di lingkungan sekitar siswa. Guru menjelaskan manfaat atau tujuan pembelajaran yang akan dipelajari siswa. Guru memberikan kesempatan siswa untuk berperan aktif. Guru mendorong siswa untuk berdiskusi. Guru memberi kesempatan untuk menyelesaikan LKS. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Guru mengajak siswa untuk memperhatikan teman yang sedang presentasi. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum paham. Guru melakukan tanya jawab terkait materi yang telah diajarkan.
Pertemuan Pertama Ya Tidak
Pertemuan Kedua Ya Tidak
2
2
Skor
1
2
2
2
2
2
2
1 2
6.
Rayakan
Guru memberikan konsep yang benar. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pembelajaran. Guru memberikan apresiasi berupa pujian atau tepuk tangan kepada siswa. Guru merayakan pembelajaran dengan tepuk tangan atau bernyanyi bersama-sama Skor Total Persentase
2
2
2
2
15 100%
0 0%
13 86,67%
2 13,33%
28 93,33%
Lampiran 7. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama Kelas / Semester : IV (Empat) / II (Dua) Hari / Tanggal : Jumat / 29 April 2016
No.
NIS
1. 2064 2. 2065 3. 2066 4. 2067 5. 2068 6. 2069 7. 2070 8. 2071 9. 2072 10. 2073 11. 2074 12. 2075 13. 2076 14. 2077 15. 2078 16. 2079 17. 2081 18. 2082 19. 2083 20. 2084 21. 2094 22. 2125 23. 2126 24. 2158 Jumlah
1 2 21 20
Nomor Butir Pengamatan Aktivitas Siswa 3 4 5 6 7 8 - - - - - - - - - - - - - - - 22 22 22 21 10 21
140
9 13
10 23
Skor
%
9 10 9 7 7 10 10 9 0 8 10 9 10 8 8 10 9 9 7 9 5 8 8 6
90% 100% 90% 70% 70% 100% 100% 90% 0% 80% 100% 90% 100% 80% 80% 100% 90% 90% 70% 90% 50% 80% 80% 60%
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua Kelas / Semester : IV (Empat) / II (Dua) Hari / Tanggal : Selasa / 03 Mei 2016
No.
NIS
1. 2064 2. 2065 3. 2066 4. 2067 5. 2068 6. 2069 7. 2070 8. 2071 9. 2072 10. 2073 11. 2074 12. 2075 13. 2076 14. 2077 15. 2078 16. 2079 17. 2081 18. 2082 19. 2083 20. 2084 21. 2094 22. 2125 23. 2126 24. 2158 Jumlah
1 2 - - - - - - - - - - - - 10 21
Nomor Butir Pengamatan Aktivitas Siswa 3 4 5 6 7 8 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 17 22 10 11 21 21
141
9 15
10 23
Skor
%
8 8 7 7 6 9 8 8 8 6 7 9 8 6 6 7 0 8 6 7 7 8 9 8
80% 80% 70% 70% 60% 90% 80% 80% 80% 60% 70% 90% 80% 60% 60% 70% 0% 80% 60% 70% 70% 80% 90% 80%
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
No.
NIS
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2081 2082 2083 2084 2094 2125 2126 2158
Pertemuan Pertama Skor % 9 90% 10 100% 9 90% 7 70% 7 70% 10 100% 10 100% 9 90% 0 0% 8 80% 10 100% 9 90% 10 100% 8 80% 8 80% 10 100% 9 90% 9 90% 7 70% 9 90% 5 50% 8 80% 8 80% 6 60%
Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
Jumlah 14 8 2 0
Pertemuan Kedua Skor % 8 80% 8 80% 7 70% 7 70% 6 60% 9 90% 8 80% 8 80% 8 80% 6 60% 7 70% 9 90% 8 80% 6 60% 6 60% 7 70% 0 0% 8 80% 6 60% 7 70% 7 70% 8 80% 9 90% 8 80% Persentase 58,34% 33,33% 8,33% 0%
142
Rata-Rata (%)
Kategori
85% 90% 80% 70% 65% 95% 90% 85% 40% 70% 85% 90% 90% 70% 70% 85% 45% 85% 65% 80% 60% 80% 85% 70%
Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Tinggi Tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Sedang Tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Tinggi Tinggi Sangat tinggi Sedang Sangat tinggi Tinggi Sangat tinggi Tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Tinggi
Lampiran 8. Data Hasil Belajar Pra Tindakan dan Hasil Tes Siklus I Nilai Siswa No.
NIS
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2081 2082 2083 2084 2094
Pra Tindakan 77 70 50 65 63 83 60 90 87 60 65 53 77 55 63 83 50 63 63 85 87
Tuntas
Belum Tuntas
Kategori
Siklus I
Tuntas
Baik Baik Cukup Baik Baik Baik sekali Cukup Baik sekali Baik sekali Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik sekali Cukup Baik Baik Baik sekali Baik sekali
73 73 59 77 73 77 86 73 91 77 68 64 68 59 64 91 82 68 91 68
143
Belum Tuntas
Kategori Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik sekali Baik Baik sekali Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik sekali Kurang sekali Baik sekali Baik Baik sekali Baik
22. 23. 24.
2125 2126 2158 Jumlah Rata-rata Kelas Persentase
90 70 60 1669 69,54
Kategori Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
9
15
37,5%
62,5%
Pra Tindakan 7 10 7 0 0
Baik sekali Baik Cukup
91 68 77 1718 71,58
Jumlah Persentase 29,17% 41,66% 29,17% 0% 0%
144
14
10
58,33%
41,67%
Siklus I 6 15 2 0 1
Baik sekali Baik Baik
Persentase 25% 62,5% 8,33% 0% 4,17%
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SD Negeri Malangan Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester
: IV / 2
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit (2 Pertemuan)
A. Standar Kompetensi 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
B. Kompetensi Dasar 11.2. Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan.
C. Indikator 11.2.1. Menyebutkan jenis-jenis sumber daya alam berdasarkan manfaatnya (SDA yang dapat langsung dimanfaatkan dan SDA yang butuh pengolahan). 11.2.2. Menggolongkan sumber daya alam sesuai jenisnya. 11.2.3. Menjelaskan manfaat teknologi terhadap sumber daya alam. 145
11.2.4. Menyebutkan contoh-contoh hubungan sumber daya alam dengan teknologi.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mengamati penjelasan guru, siswa mampu menyebutkan jenis-jenis sumber daya alam berdasarkan manfaatnya dengan benar. 2. Melalui aktivitas diskusi kelompok, siswa mampu menggolongkan sumber daya alam sesuai jenisnya dengan tepat. 3. Setelah mengamati penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan manfaat teknologi terhadap sumber daya alam dengan benar. 4. Setelah aktivitas tanya jawab, siswa mampu menyebutkan contoh-contoh hubungan sumber daya alam dengan teknologi dengan benar.
E. Materi Pembelajaran Sumber Daya Alam.
F. Pendekatan dan Model Pembelajaran Pendekatan : Student Center Model
: Quantum Teaching
G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama (2 x 35 menit) Komponen Alokasi Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Langkah Waktu Kegiatan Tumbuhkan 10 menit Tumbuhkan Awal 1. Guru membuka pembela- 1. Siswa menjawab salam 146
Kegiatan Inti
jaran dengan salam dan dan berdoa menurut doa bersama-sama. agama masing-masing. 2. Guru melakukan presensi 2. Siswa memperhatikan kelas. dan menjawab presensi guru. 3. Guru membangkitkan 3. Siswa bernyanyi samminat siswa dengan bil bertepuk tangan menyanyikan lagu bersama-sama. berjudul “Pergi Belajar” ciptaan Ibu Sud sambil bertepuk tangan bersamasama. 4. Guru melakukan apersep- 4. Siswa mengamati dan si terkait materi. menjawab pertanyaan “Siapa yang masih ingat terkait apersepsi yang pembelajaran IPA pada diberikan guru. pertemuan sebelumnya? Masih ingatkah kalian, apa saja jenis-jenis sumber daya alam berdasarkan jenisnya? Tadi pagi anak-anak sarapan nasi kan? Coba, nasi termasuk sumber daya alam hayati atau non hayati?” 5. Guru menjelaskan tujuan 5. Siswa menyimak pendan materi yang akan jelasan guru tentang dipelajari yaitu mengenai tujuan dan materi yang jenis-jenis sumber daya akan dipelajari. alam berdasarkan manfaatnya. 50 menit Alami Alami 1. Guru mengajak siswa 1. Siswa bersama guru untuk mengamati buku mengamati buku IPA IPA mengenai jenis-jenis secara saksama. sumber daya alam berdasarkan manfaatnya (SDA yang dapat langsung dimanfaatkan dan SDA yang butuh diolah sebelum dimanfaatkan). 2. Guru bertanya jawab dan 2. Siswa bertanya jawab mendorong siswa untuk terkait materi yang menemukan contohsedang diajarkan guru. contoh sumber daya alam 147
di lingkungan sekitar yang termasuk sumber daya alam yang dapat langsung dimanfaatkan atau sumber daya alam yang butuh diolah terlebih dahulu. Namai Namai 3. Guru membimbing siswa 3. Siswa membentuk keuntuk membentuk kelomlompok sesuai arahan pok. Setiap kelompok guru. berisi 3-4 siswa. 4. Guru memberikan Lem- 4. Siswa bersama kelombar Kerja Siswa untuk poknya berdiskusi unsetiap kelompok. tuk bekerjasama mengerjakan LKS yang telah diberikan guru. 5. Guru membimbing siswa 5. Siswa secara berkedalam diskusi kelompok. lompok bertugas menemukan bermacammacam sumber daya alam yang ada dalam kotak “word search” pada LKS. Kemudian siswa menggolongkan sumber daya alam yang telah diketemukan sesuai dengan jenisnya. Demonstrasikan Demonstrasikan 6. Guru memberikan kesem- 6. Siswa bersama kelompatan kepada setiap poknya mempresentakelompok untuk mempresikan hasil pekerjaansentasikan hasil diskusi nya. kelompok di depan kelas. 7. Guru mengamati kelom- 7. Siswa dari kelompok pok yang sedang presenlain mengamati dan tasi dan mengajak siswa mengoreksi hasil pelainnya untuk memperkerjaannya. hatikan serta mengoreksi hasil pekerjaannya apakah sudah benar atau belum. 8. Guru memberikan 8. Siswa menjawab perpunishment berupa pertanyaan guru atau tanyaan terkait materi bernyanyi apabila 148
Kegiatan Akhir
pembelajaran atau siswa mendapat punishment. diminta untuk bernyanyi apabila tidak memperhatikan teman yang sedang presentasi*. 9. Guru memberikan tepuk 9. Siswa memberikan tangan serta bintang apresiasi kepada tepenghargaan kepada man yang telah bersesiswa sebagai apresiasi dia mempresentasikan telah mempresentasikan hasil pekerjaannya dehasil pekerjaannya*. ngan bertepuk tangan bersama-sama. Ulangi Ulangi 10. Guru memberikan kesem- 10. Siswa bertanya kepada patan siswa untuk guru apabila masih bertanya apabila ada yang merasa bingung atau masih bingung atau ada materi yang kurang memahami materi kurang dipahami. yang telah diajarkan. 11. Guru melakukan tanya 11. Siswa menjawab perjawab tentang jenis-jenis tanyaan guru. sumber daya alam berdasarkan manfaatnya. Guru juga memberikan beberapa contoh bendabenda yang ada di dalam kelas atau lingkungan sekitar siswa lalu menanyakan tergolong sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan langsung atau butuh diolah dahulu. 12. Guru bersama siswa 12. Siswa menyimpulkan pembelajaran dengan menyimpulkan pembelabenar. jaran. 13. Guru memberikan reward berupa bintang penghargaan apabila siswa mampu menyimpulkan pembelajaran*. 10 menit Rayakan Rayakan 1. Guru memberikan pera- 1. Siswa merayakan yaan dengan menyanyipembelajaran dengan kan lagu “Kasih Ibu” bernyanyi dan berteciptaan SM. Muchtar puk tangan bersama149
sambil bertepuk tangan sama. bersama-sama. 2. Guru menutup pembela- 2. Siswa berdoa menurut jaran dengan doa dan kepercayaan masingsalam. masing dan menjawab salam dari guru.
2. Pertemuan Kedua (2 x 35 menit) Komponen Alokasi Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Langkah Waktu Kegiatan Tumbuhkan 10 menit Tumbuhkan Awal 1. Guru membuka pembela- 1. Siswa menjawab salam jaran dengan salam dan dan berdoa menurut doa bersama-sama. agama masing-masing. 2. Guru melakukan presensi 2. Siswa memperhatikan kelas. dan menjawab presensi guru. 3. Guru membangkitkan 3. Siswa bernyanyi samminat siswa dengan bil bertepuk tangan menyanyikan lagu bersama-sama. berjudul “1234 (Satu Dua Tiga Empat)” ciptaan Pak Kasur sambil bertepuk tangan bersama-sama. 4. Guru melakukan apersep- 4. Siswa mengamati dan si terkait materi. menjawab pertanyaan “Siapa yang masih ingat terkait apersepsi yang pembelajaran IPA pada diberikan guru. pertemuan sebelumnya? Masih ingatkah kalian, apa saja jenis-jenis sumber daya alam berdasarkan manfaatnya? Sumber daya alam yang tidak dapat langsung dimanfaatkan berarti butuh diapakan dahulu anak-anak? Nah, maka dalam mengolah sumber daya alam diperlukan teknologi” 5. Guru menjelaskan tujuan 5. Siswa menyimak pendan materi yang akan jelasan guru tentang dipelajari yaitu mengenai tujuan dan materi yang manfaat teknologi terhaakan dipelajari. 150
Kegiatan Inti
dap sumber daya alam dan contoh-contoh hubungan sumber daya alam dengan teknologi. Alami 1. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa terkait teknologi apa saja yang ada di lingkungan sekitar yang digunakan dalam pengolahan sumber daya alam. 2. Guru menunjukkan gambar-gambar mengenai penggunaan teknologi terhadap sumber daya alam. 3. Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar dan bertanya jawab kepada siswa. “Ini merupakan gambar apa anak-anak? Teknologi apa yang sedang dipakai? Teknologi tersebut digunakan untuk apa? Namai 4. Guru menjelaskan manfaat teknologi terhadap sumber daya alam. “Jadi teknologi merupakan segala alat maupun bahan yang dapat digunakan untuk mengolah sumber daya alam menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.” 5. Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok. Setiap kelompok berisi 3-4 siswa. 6. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa untuk setiap kelompok. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok. 151
40 menit Alami 1. Siswa bertanya jawab terkait materi yang sedang diajarkan guru.
2. Siswa mengamati gambar yang ditunjukkan guru.
3. Siswa menjawab pertanyaan guru terkait gambar yang sedang diamati.
Namai 4. Siswa mengamati penjelasan guru.
5. Siswa membentuk kelompok sesuai arahan guru. 6. Siswa bersama kelompoknya berdiskusi untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa yang telah diberikan guru.
Demonstrasikan 7. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. 8. Guru mengamati kelompok yang sedang presentasi dan mengajak siswa lainnya untuk memperhatikan serta mengoreksi hasil pekerjaannya apakah sudah benar atau belum. 9. Guru memberikan punishment berupa pertanyaan terkait materi pembelajaran atau siswa diminta untuk bernyanyi apabila tidak memperhatikan teman yang sedang presentasi*. 10. Guru memberikan tepuk tangan serta bintang penghargaan kepada siswa sebagai apresiasi telah mempresentasikan hasil pekerjaannya*.
Demonstrasikan 7. Siswa bersama kelompoknya mempresentasikan hasil pekerjaannya. 8. Siswa dari kelompok lain mengamati dan mengoreksi hasil pekerjaannya.
9. Siswa menjawab pertanyaan guru atau bernyanyi apabila mendapat punishment.
10. Siswa memberikan apresiasi kepada teman yang telah bersedia mempresentasikan hasil pekerjaannya dengan bertepuk tangan bersama-sama. Ulangi 11. Siswa bertanya kepada guru apabila masih merasa bingung atau ada materi yang kurang dipahami.
Ulangi 11. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada yang masih bingung atau kurang memahami materi yang telah diajarkan. 12. Guru melakukan tanya 12. Siswa menjawab perjawab tentang manfaat tanyaan guru. teknologi terhadap sumber daya alam serta contoh-contoh hubungan sumber daya alam dengan teknologi. 13. Guru bersama siswa 13. Siswa menyimpulkan menyimpulkan pembelapembelajaran dengan jaran. benar. 152
Kegiatan Akhir
14. Guru memberikan reward berupa bintang penghargaan apabila siswa mampu menyimpulkan pembelajaran*. Rayakan 1. Guru membagikan soal tes kepada setiap siswa untuk mengukur hasil belajar siswa terkait materi pada pembelajaran sebelumnya dan saat ini. 2. Guru memberikan perayaan dengan menyanyikan lagu “Desaku” ciptaan Ibu Sud sambil bertepuk tangan bersamasama. 3. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.
20 menit Rayakan 1. Siswa mengerjakan soal tes.
2. Siswa merayakan pembelajaran dengan bernyanyi dan bertepuk tangan bersamasama.
3. Siswa berdoa menurut kepercayaan masingmasing dan menjawab salam dari guru. Keterangan: *Aktivitas yang harus dilakukan guru di siklus kedua untuk memperbaiki hasil siklus pertama.
H. Sumber dan Media 1. Lingkungan sekitar. 2. Kertas manila yang berisikan lirik lagu, pemutar musik, dan pengeras suara. 3. Spidol warna. 4. Bintang penghargaan. 5. Gambar penggunaan teknologi terhadap sumber daya alam. 6. Heri Sulistyanto dan Edy Wiyono. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam; untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. 7. S. Rositawaty dan Aris Muharam. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam; untuk Kelas IV SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. 8. Lembar Kerja Siswa (LKS). 153
I. Penilaian Hasil Belajar 1. Penilaian Kognitif a. Metode Penilaian: Tes. b. Instrumen Penilaian: Soal Tes. c. Jenis Tes: Tes Tertulis. d. Bentuk Tes: Uraian.
J. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Siswa dapat dikatakan tuntas belajar apabila nilai siswa
154
72.
LAMPIRAN RPP
Ringkasan Materi Berdasarkan manfaatnya, sumber daya alam terbagi menjadi dua jenis, yaitu sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan langsung dan sumber daya alam yang tidak dapat dimanfaatkan langsung. Pemanfaatan sumber daya alam tidak langsung dilakukan dengan pengolahan terlebih dahulu. Contoh sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan langsung antara lain: udara, air, panas matahari, pasir, buah-buahan, susu, dan sebagainya; sedangkan contoh sumber daya alam yang butuh diolah terlebih dahulu antara lain; kapas, minyak bumi, besi, tanah liat, dan sebagainya. Dalam pengolahan sumber daya alam diperlukan penggunaan teknologi. Teknologi merupakan segala alat maupun bahan yang dapat digunakan untuk mengolah sumber daya alam menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Teknologi yang digunakan dalam pengolahan sumber daya alam dapat berupa teknologi sederhana atau teknologi canggih. Contoh hubungan sumber daya alam dengan teknologi antara lain: 1. Traktor atau kerbau yang digunakan petani untuk mengolah sumber daya alam berupa tanah agar dapat ditanami padi. Traktor merupakan teknologi canggih, sedangkan kerbau merupakan teknologi yang masih sederhana. 2. Alat pemintal yang digunakan pengrajin untuk membuat kain dari kapas atau serat. Alat pemintal ini juga ada yang terbuat dari mesin maupun alat pemintal yang masih menggunakan tenaga manusia. 155
3. Kompor untuk memasak juga merupakan teknologi yang digunakan untuk mengolah bahan-bahan makanan. Seiring perkembangan zaman, kompor juga mengalami perkembangan mulai dari yang paling sederhana seperti tungku yang membutuhkan kayu bakar sebagai bahan bakar, sampai yang canggih seperti kompor gas dan kompor listrik.
156
Lembar Kerja Siswa Pertemuan Pertama
Kelas: ... Nomor Kelompok: ... Nama Anggota Kelompok 1. ... 2. ... 3. ... 4. ...
Sebelum mengerjakan baca dahulu petunjuknya ya! 1. Temukan macam-macam sumber daya alam yang ada pada kotak “Word Search” di bawah ini! Kamu dapat mencarinya dengan cara horizontal (mendatar), vertikal (tegak), maupun diagonal (miring). 2. Tandai temuanmu dengan spidol warna yang telah disediakan guru! 3. Golongkan sumber daya alam yang telah kamu temukan sesuai dengan jenisnya! 4. Kerjakan secara berkelompok agar mendapat hasil yang memuaskan. 5. Selamat mengerjakan!
P S E W T Y U T K I B U A H
U A M U W I S A U M A M H U
H M N D U N P M B V H P Q M
J Y U A X A U Y E S Y O W I
W O S R S W P W A T R L O N
I L R A I M E S Q Y U U I T
K P I Z L T A U W Q S W A P
A E A O R M W T S J L N E Q
157
D K L G E T A O A O A I P M
A R Y A S U S M P H G M Q I
G I O S L J U P L I A E W N
I J X R P A S I R V L R S Y
N U Z L Y L A U V R I S I A
G L K E R T A S I O K U L K
No.
Jenis Sumber Daya Alam SDA yang dapat langsung SDA yang butuh diolah sebelum dimanfaatkan dimanfaatkan
158
Kelas: ... Nomor Kelompok: ...
Lembar Kerja Siswa Pertemuan Kedua
Ayo diskusikan bersama kelompokmu!
Nama Anggota Kelompok 1. ... 2. ... 3. ... 4. ...
1. Coba sebutkan 4 (empat) macam teknologi yang digunakan untuk mengolah sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitarmu! 2. Sebutkan juga sumber daya alam yang diolah menggunakan teknologi tersebut! 3. Berikan manfaat atau kegunaan teknologi tersebut terhadap sumber daya alam yang diolahnya! 4. Jangan lupa kerjakan bersama kelompokmu agar lebih mudah dalam mengerjakannya! No.
Teknologi yang digunakan
Sumber Daya Alam yang diolah
1.
2.
3.
4.
Selamat Mengerjakan
159
Manfaat atau Kegunaan Teknologi yang digunakan
Lampiran 10. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelas / Semester : Hari / Tanggal : No. 1.
2.
3.
Aktivitas Guru yang Diamati Guru menumbuhkan minat dan semangat siswa dengan bernyanyi/bertepuk tangan bersama-sama. Guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan kehidupan di lingkungan sekitar siswa. Guru menjelaskan manfaat atau tujuan pembelajaran yang akan dipelajari siswa.
4.
Guru memberikan kesempatan siswa untuk berperan aktif.
5.
Guru mendorong siswa untuk berdiskusi.
6.
Guru memberi kesempatan untuk menyelesaikan LKS.
7.
Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS.
8.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Guru mengajak siswa untuk memperhatikan teman yang sedang presentasi. Guru memberikan punishment berupa pertanyaan terkait materi pembelajaran atau siswa diminta untuk bernyanyi apabila tidak memperhatikan teman yang sedang presentasi*. Guru memberikan reward berupa bintang penghargaan kepada siswa yang berani presentasi*.
9.
10.
11.
160
Ya
Tidak
Keterangan
12.
13. 14.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum paham. Guru melakukan tanya jawab terkait materi yang telah diajarkan. Guru memberikan konsep yang benar.
15.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pembelajaran.
16.
Guru memberikan reward berupa bintang penghargaan kepada siswa yang mampu menyimpulkan pembelajaran*. Guru memberikan apresiasi berupa pujian atau tepuk tangan kepada siswa.
17.
18.
Guru merayakan pembelajaran dengan tepuk tangan atau bernyanyi bersamasama Keterangan: *Aktivitas yang harus dilakukan guru di siklus kedua untuk memperbaiki hasil siklus pertama. Sleman, Mei 2016
Observer
161
Lampiran 11. Lembar Soal Tes Siklus II SOAL TES Siklus II Nama : ... Kelas : ... No. Absen : ... Selamat Mengerjakan 1. Sebutkan 2 (dua) jenis sumber daya alam berdasarkan manfaatnya! Jawab: a. ... b. ... 2. Sebutkan 5 (lima) contoh sumber daya alam yang dapat langsung dimanfaatkan dan sumber daya alam yang butuh pengolahan! Jenis Sumber Daya Alam No. Sumber Daya Alam Sumber Daya Alam yang dapat langsung dimanfaatkan yang butuh pengolahan a. b. c. d. e.
3. Jelaskan manfaat teknologi terhadap sumber daya alam! Jawab: ................................................................................................................... ................................................................................................................. 4. Sebutkan 3 (tiga) contoh hubungan sumber daya alam dengan teknologi! Jawab: a. ............................................................................................................. b. ............................................................................................................ c. ............................................................................................................
162
Lampiran 12. Rubrik Penilaian Soal Tes Siklus II Rubrik Penilaian Soal Tes Siklus II Nomor Soal 1.
2.
3.
4.
Kriteria Jawaban
Skor
a. Jika siswa tidak menjawab. b. Jika jawaban siswa tidak ada yang benar. c. Jika siswa hanya menjawab “Sumber daya alam yang dapat langsung dimanfaatkan” atau “Sumber daya alam yang butuh pengolahan / tidak dapat langsung dimanfaatkan” d. Jika siswa menjawab “Sumber daya alam yang dapat langsung dimanfaatkan” dan “Sumber daya alam yang butuh pengolahan / tidak dapat langsung dimanfaatkan” a. Jika siswa tidak menjawab. b. Jika jawaban siswa tidak ada yang benar. c. Setiap contoh sumber daya alam yang disebutkan siswa apabila benar. d. Jika siswa menyebutkan sepuluh contoh sumber daya alam dengan benar. a. Jika siswa tidak menjawab. b. Jika jawaban siswa tidak mengandung satupun kata kunci. c. Jika jawaban siswa mengandung kata kunci “mengolah sumber daya alam”. d. Jika jawaban siswa mengandung kata kunci “menjadi lebih bermanfaat”. e. Jika jawaban siswa mengandung kata kunci pada poin “c” dan poin “d” a. Jika siswa tidak menjawab. b. Jika jawaban siswa tidak ada yang benar. c. Setiap contoh hubungan sumber daya alam dengan teknologi yang disebutkan siswa apabila benar. d. Jika siswa menyebutkan tiga contoh hubungan sumber daya alam dengan teknologi dengan benar. Jumlah Skor Perolehan
0 1 2
163
4
0 1 1 10 0 1 2 2 4 0 1 2 6 24
Lampiran 13. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan Pertama Kelas / Semester : IV (Empat) / II (Dua) Hari / Tanggal : Selasa / 10 Mei 2016 No. Aktivitas Guru yang Diamati 1. Guru menumbuhkan minat dan semangat siswa dengan bernyanyi/bertepuk tangan bersama-sama. 2.
3.
4.
Guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan kehidupan di lingkungan sekitar siswa. Guru menjelaskan manfaat atau tujuan pembelajaran yang akan dipelajari siswa. Guru memberikan kesempatan untuk berperan aktif.
Ya
siswa
5.
Guru mendorong siswa untuk berdiskusi.
6.
7.
8.
9.
10.
Guru memberi kesempatan menyelesaikan LKS.
untuk
Guru membimbing mengerjakan LKS.
dalam
siswa
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Guru mengajak siswa untuk memperhatikan teman yang sedang presentasi. Guru memberikan punishment berupa pertanyaan terkait materi pembelajaran atau siswa diminta untuk bernyanyi 164
Tidak
Keterangan Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Pergi Belajar” sambil bertepuk tangan Guru mengingatkan siswa pada pembelajaran sebelumnya. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menuliskannya di papan tulis. Guru mengajak siswa untuk saksama dalam menyimak buku pelajaran. Guru bertanya terkait materi yang ada dalam buku pelajaran. Guru memberikan arahan agar siswa dapat bekerja secara berkelompok. Guru mengalokasikan waktu untuk siswa dalam mengerjakan LKS. Guru membantu dan menjelaskan petunjuk LKS kepada siswa yang belum paham. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk presentasi. Guru menasihati siswa untuk memperhatikan teman yang sedang presentasi. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang tidak memperhatikan te-
11.
12.
13.
14.
apabila tidak memperhatikan teman yang sedang presentasi*. Guru memberikan reward berupa bintang penghargaan kepada siswa yang berani presentasi*.
man yang presentasi.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum paham.
Guru melakukan tanya jawab terkait materi yang telah diajarkan.
Guru memberikan konsep yang benar.
15.
16.
17.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pembelajaran.
Guru memberikan reward berupa bintang penghargaan kepada siswa yang mampu menyimpulkan pembelajaran*.
Guru memberikan apresiasi berupa pujian atau tepuk tangan kepada siswa.
18.
Guru merayakan pembelajaran dengan tepuk tangan atau bernyanyi bersamasama
Keterangan: *Aktivitas yang harus dilakukan memperbaiki hasil siklus pertama.
Guru menempelkan bintang penghargaan kepada siswa yang berani presentasi di depan kelas. Guru mempersilakan siswa untuk bertanya terkait materi yang belum dipahami. Guru memberikan pertanyaan terkait materi yang telah dipelajari. Guru memberikan konsep yang benar saat siswa presentasi dan tanya jawab. Guru mempersilakan dan menunjuk siswa untuk menyimpulkan pembelajaran. Guru memberikan bintang penghargaan kepada siswa yang bisa menyimpulkan pembelajaran. Guru memberikan apresiasi berupa pujian setelah siswa menjawab pertanyaan dari guru serta mengajak siswa untuk bertepuk tangan saat siswa selesai presentasi. Guru bersama siswa menyanyikan lagu “Kasih Ibu” sambil bertepuk tangan bersama-sama. guru di siklus kedua untuk
Sleman, 10 Mei 2016
Observer
165
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan Kedua Kelas / Semester : IV (Empat) / II (Dua) Hari / Tanggal : Jumat / 13 Mei 2016 No. Aktivitas Guru yang Diamati 1. Guru menumbuhkan minat dan semangat siswa dengan bernyanyi/bertepuk tangan bersama-sama. 2. Guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan kehidupan di lingkungan sekitar siswa. 3. Guru menjelaskan manfaat atau tujuan pembelajaran yang akan dipelajari siswa. 4.
Guru memberikan kesempatan untuk berperan aktif.
Ya
siswa
5.
Guru mendorong siswa untuk berdiskusi.
6.
7.
8.
9.
10.
Guru memberi kesempatan menyelesaikan LKS.
untuk
Guru membimbing mengerjakan LKS.
dalam
siswa
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Guru mengajak siswa untuk memperhatikan teman yang sedang presentasi. Guru memberikan punishment berupa pertanyaan terkait materi pembelajaran atau siswa diminta untuk bernyanyi apabila tidak memperhatikan teman yang sedang presentasi*. 166
Tidak
Keterangan Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “1234” sebanyak dua kali. Guru mengingatkan siswa pada pembelajaran sebelumnya. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menuliskannya di papan tulis. Guru mengeksplorasi pengetahuan siswa mengenai manfaat dan hubungan teknologi terhadap sumber daya alam melalui tanya jawab dan pengamatan gambar. Guru memberikan arahan agar siswa dapat bekerja secara berkelompok. Guru mengalokasikan waktu untuk siswa dalam mengerjakan LKS. Guru membantu dan menjelaskan petunjuk LKS kepada siswa yang belum paham. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk presentasi. Guru menasihati dan menegur siswa untuk memperhatikan teman yang sedang presentasi. Guru memberikan pertanyaan dan meminta seorang siswa untuk menyanyikan lagu “1234” sebagai punishment karena
11.
12.
13.
14.
Guru memberikan reward berupa bintang penghargaan kepada siswa yang berani presentasi*.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum paham.
Guru melakukan tanya jawab terkait materi yang telah diajarkan.
Guru memberikan konsep yang benar.
15.
16.
17.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pembelajaran.
Guru memberikan reward berupa bintang penghargaan kepada siswa yang mampu menyimpulkan pembelajaran*.
Guru memberikan apresiasi berupa pujian atau tepuk tangan kepada siswa.
18.
Guru merayakan pembelajaran dengan tepuk tangan atau bernyanyi bersamasama
Keterangan: *Aktivitas yang harus dilakukan memperbaiki hasil siklus pertama.
tidak memperhatikan temannya yang sedang presentasi. Guru menempelkan bintang penghargaan kepada siswa yang berani presentasi di depan kelas. Guru mempersilakan siswa untuk bertanya terkait materi yang belum dipahami. Guru memberikan pertanyaan terkait materi yang telah dipelajari. Guru memberikan konsep yang benar saat siswa presentasi dan tanya jawab. Guru mempersilakan dan menunjuk siswa untuk menyimpulkan pembelajaran. Guru memberikan bintang penghargaan kepada siswa yang bisa menyimpulkan pembelajaran. Guru memberikan apresiasi berupa pujian setelah siswa menjawab pertanyaan dari guru serta mengajak siswa untuk bertepuk tangan saat siswa selesai presentasi. Guru bersama siswa menyanyikan lagu “Desaku” sambil bertepuk tangan bersama-sama. guru di siklus kedua untuk
Sleman, 13 Mei 2016
Observer
167
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No. 1.
Langkah-langkah Quantum Teaching Tumbuhkan
2.
Alami
3.
Namai
4.
Demonstrasikan
Aktivitas Guru yang Diamati Guru menumbuhkan minat dan semangat siswa dengan bernyanyi/bertepuk tangan bersama-sama. Guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan kehidupan di lingkungan sekitar siswa. Guru menjelaskan manfaat atau tujuan pembelajaran yang akan dipelajari siswa. Guru memberikan kesempatan siswa untuk berperan aktif. Guru mendorong siswa untuk berdiskusi. Guru memberi kesempatan untuk menyelesaikan LKS. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Guru mengajak siswa untuk memperhatikan teman yang sedang presentasi. Guru memberikan punishment berupa pertanyaan terkait materi pembelajaran atau siswa diminta untuk bernyanyi apabila tidak memperhatikan teman yang sedang presentasi*. 168
Pertemuan Pertama Ya Tidak
Pertemuan Kedua Ya Tidak
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Skor
5.
6.
Ulangi
Rayakan
Guru memberikan reward berupa bintang penghargaan kepada siswa yang berani presentasi*. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum paham. Guru melakukan tanya jawab terkait materi yang telah diajarkan. Guru memberikan konsep yang benar. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pembelajaran. Guru memberikan reward berupa bintang penghargaan kepada siswa yang mampu menyimpulkan pembelajaran*. Guru memberikan apresiasi berupa pujian atau tepuk tangan kepada siswa. Guru merayakan pembelajaran dengan tepuk tangan atau bernyanyi bersama-sama Skor Total Persentase
169
2
2
2
2
2
2
2
2
18 100%
0 0%
18 100%
0 0%
36 100%
Lampiran 14. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Pertama Kelas / Semester : IV (Empat) / II (Dua) Hari / Tanggal : Selasa / 10 Mei 2016
No.
NIS
1. 2064 2. 2065 3. 2066 4. 2067 5. 2068 6. 2069 7. 2070 8. 2071 9. 2072 10. 2073 11. 2074 12. 2075 13. 2076 14. 2077 15. 2078 16. 2079 17. 2081 18. 2082 19. 2083 20. 2084 21. 2094 22. 2125 23. 2126 24. 2158 Jumlah
1 2 - - - 21 20
Nomor Butir Pengamatan Aktivitas Siswa 3 4 5 6 7 8 - - - - - - - - - - - - - - - 19 24 24 17 20 20
170
9 15
10 23
Skor
%
8 9 10 7 7 10 9 8 7 9 10 9 9 8 9 10 9 7 7 10 7 8 9 7
80% 90% 100% 70% 70% 100% 90% 80% 70% 90% 100% 90% 90% 80% 90% 100% 90% 70% 70% 100% 70% 80% 90% 70%
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Kedua Kelas / Semester : IV (Empat) / II (Dua) Hari / Tanggal : Jumat / 13 Mei 2016
No.
NIS
1. 2064 2. 2065 3. 2066 4. 2067 5. 2068 6. 2069 7. 2070 8. 2071 9. 2072 10. 2073 11. 2074 12. 2075 13. 2076 14. 2077 15. 2078 16. 2079 17. 2081 18. 2082 19. 2083 20. 2084 21. 2094 22. 2125 23. 2126 24. 2158 Jumlah
1 2 - 22 19
Nomor Butir Pengamatan Aktivitas Siswa 3 4 5 6 7 8 - - - - - - - - - - - - - 18 22 20 19 20 17
171
9 18
10 20
Skor
%
9 8 8 6 7 10 10 10 9 8 9 10 9 7 0 8 9 9 8 8 7 9 10 7
90% 80% 80% 60% 70% 100% 100% 100% 90% 80% 90% 100% 90% 70% 0% 80% 90% 90% 80% 80% 70% 90% 100% 70%
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
No.
NIS
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2081 2082 2083 2084 2094 2125 2126 2158
Pertemuan Pertama Skor % 8 80% 9 90% 10 100% 7 70% 7 70% 10 100% 9 90% 8 80% 7 70% 9 90% 10 100% 9 90% 9 90% 8 80% 9 90% 10 100% 9 90% 7 70% 7 70% 10 100% 7 70% 8 80% 9 90% 7 70%
Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
Jumlah 19 4 1 0
Pertemuan Rata-Rata Kedua (%) Skor % 9 90% 85% 8 80% 85% 8 80% 90% 6 60% 65% 7 70% 70% 10 100% 100% 10 100% 95% 10 100% 90% 9 90% 80% 8 80% 85% 9 90% 95% 10 100% 95% 9 90% 90% 7 70% 75% 0 0% 45% 8 80% 90% 9 90% 90% 9 90% 80% 8 80% 75% 8 80% 90% 7 70% 70% 9 90% 85% 10 100% 95% 7 70% 70% Persentase 79,16% 16,67% 4,17% 0%
172
Kategori Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Tinggi Tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Sedang Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Tinggi
Lampiran 15. Data Capaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
No.
NIS
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2081 2082 2083 2084 2094 2125 2126 2158
Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
Data Capaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Capaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Siklus II Rata-Rata Rata-Rata Kategori Kategori (%) (%) 85% Sangat tinggi 85% Sangat tinggi 90% Sangat tinggi 85% Sangat tinggi 80% Sangat tinggi 90% Sangat tinggi 70% Tinggi 65% Tinggi 65% Tinggi 70% Tinggi 95% Sangat tinggi 100% Sangat tinggi 90% Sangat tinggi 95% Sangat tinggi 85% Sangat tinggi 90% Sangat tinggi 40% Sedang 80% Sangat tinggi 70% Tinggi 85% Sangat tinggi 85% Sangat tinggi 95% Sangat tinggi 90% Sangat tinggi 95% Sangat tinggi 90% Sangat tinggi 90% Sangat tinggi 70% Tinggi 75% Sangat tinggi 70% Tinggi 45% Sedang 85% Sangat tinggi 90% Sangat tinggi 45% Sedang 90% Sangat tinggi 85% Sangat tinggi 80% Sangat tinggi 65% Tinggi 75% Sangat tinggi 80% Sangat tinggi 90% Sangat tinggi 60% Tinggi 70% Tinggi 80% Sangat tinggi 85% Sangat tinggi 85% Sangat tinggi 95% Sangat tinggi 70% Tinggi 70% Tinggi
Siklus I 14 8 2 0
Jumlah Persentase Siklus II 58,34% 19 33,33% 4 8,33% 1 0% 0
173
Persentase 79,16% 16,67% 4,17% 0%
Lampiran 16. Data Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Nilai Siswa No.
NIS
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
2064 2065 2066 2067 2068 2069 2070 2071 2072 2073 2074 2075 2076 2077 2078 2079 2081 2082 2083 2084 2094
Siklus I
Tuntas
73 73 59 77 73 77 86 73 91 77 68 64 68 59 64 91 82 68 91 68
Belum Tuntas
Kategori
Siklus II
Tuntas
Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik sekali Baik Baik sekali Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik sekali Kurang sekali Baik sekali Baik Baik sekali Baik
75 87 67 71 79 83 100 75 87 75 79 75 83 62 83 79 83 75 87 79
174
Belum Tuntas
Kategori Baik Baik sekali Baik Baik Baik Baik sekali Baik sekali Baik Baik sekali Baik Baik Baik Baik sekali Baik Kurang sekali Baik sekali Baik Baik sekali Baik Baik sekali Baik
22. 23. 24.
2125 2126 2158 Jumlah Rata-rata Kelas Persentase
91 68 77 1718 71,58
Kategori Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
14
10
58,33%
41,67%
Siklus I 6 15 2 0 1
Baik sekali Baik Baik
100 71 67 1822 75,92
18
6
75%
25%
Jumlah Persentase Siklus II 25% 9 62,5% 14 8,33% 0 0% 0 4,17% 1
175
Persentase 37,5% 58,33% 0% 0% 4,17%
Baik sekali Baik Baik
Lampiran 17. Dokumentasi Pelaksanaan Tindakan
Guru menumbuhkan minat siswa dengan bernyanyi dan bertepuk tangan bersama-sama.
Siswa menjawab pertanyaan guru saat apersepsi.
Guru menuliskan tujuan pembelajaran.
Siswa aktif menempelkan gambar di depan kelas.
Siswa mengamati gambar.
Siswa menyimak buku pelajaran sambil mendengarkan penjelasan guru. 176
Siswa mencatat penjelasan guru pada bukunya Siswa berdiskusi dan mengerjakan LKS secara masing-masing. berkelompok.
Guru membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok.
Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.
Siswa yang tidak memperhatikan presentasi Siswa menjawab pertanyaan guru terkait materi mendapat punishment berupa pertanyaan. yang telah dipelajari.
177
Siswa saling berebut untuk menyimpulkan pembelajaran.
Siswa mendapatkan reward berupa bintang penghargaan.
Siswa mengerjakan soal tes secara jujur dan tenang.
Siswa dan guru merayakan pembelajaran dengan bernyanyi sambil bertepuk tangan.
178
Lampiran 18 Surat Penelitian
179
180
181
182