Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3 No. 6, Nopember 2016
ISSN 2407-0769
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AGAMA KATOLIK MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING Dewi Sartika Simbolon SD Negeri 060869 Gaharu Medan Timur, kota Medan
Abstract: The purpose of this action research to determine the learning outcome of students in Catholic Religious Education using Quantum Teaching learning in class V students of SD Negeri 060 869 Eaglewood East field in the academic year 2014/2015. The subjects of this study were students of class V SD, which is 9 students consisting of four student daughter and 5 male students. From the results of research conducted in two cycles known to occur improving student learning outcomes using Quantum Learning Teaching. In the first cycle the average value of 72.5 students with a percentage of 44.44% completeness and the second cycle the average value to 81.25 with the percentage of 88.88% completeness. Keywords: Quantum Teaching, the image of God
Abstrak: Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama katolik dengan menggunakan metode Quantum Teaching pada siswa kelas V SD Negeri 060869 Gaharu medan Timur Tahun Pelajaran 2014/2015. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD, yaitu 9 siswa yang terdiri dari 4 siswa putri dan 5 siswa putra. Dari hasil penelitian yang dilakukan dalam dua siklus diketahui terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 72,5 dengan presentase ketuntasan 44,44% dan pada siklus II nilai rata-rata menjadi 81,25 dengan presentase ketuntasan 88,88%. Kata kunci: Quantum Teaching, citra Allah
Pendidikan merupakan hubungan antarpribadi pendidik dan peserta didik. Hubungan ini disebut sebagai hubungan fungsional, yaitu pendidik sebagai pengajar dan peserta didik sebagai subjek belajar. Pendidikan ini dapat berlangsung di sekolah. Sekolah merupakan salah satu sarana yang dapat meningkatkan perkembangan pengetahuan peserta didik. Penge-
tahuan yang didapat peserta didik berupa pengetahuan intelektual dan pengetahuan religius. Pengetahuan intelektual dapat diterima dengan pelajaran-pelajaran secara umum, dan pengetahuan religius didapatkan melalui pelajaran agama. Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu
541
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3 No. 6, Nopember 2016
dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari pentingnya peranan agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia kiranya merupakan hal yang tak dapat dibantah. Pada kenyataanya pendidikan telah dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikatnya pendidikan merupakan serangkaian peristiwa yang komplek yang melibatkan beberapa komponen antara lain: tujuan, peserta didik, pendidik, isi/bahan cara/metode dan situasi/ lingkungan. Hubungan keenam faktor tersebut berkait satu sama lain dan saling berhubungan dalam suatu aktifitas satu pendidikan. Kegagalan pengajaran agama Katolik dapat terjadi karena pendidik agama yang kurang mempersiapkan diri. Selain itu pendidik merasa sudah dapat mengajar dengan baik, sehingga banyak pendidik yang suka mengajar dengan jalan pintas, tidak mempersiapkan perencanaan pembelajaran, tidak mampu mengimplemintasikan metode atau model pembelajaran dengan situasi dan kebutuhan peserta didik, sehingga pembelajaran yang berlangsung bersifat monoton dan membosankan. Keberhasilan proses pembelajaran khususnya agama Katolik tidak terlepas dari kemampuan pendidik mengembangkan model-model pembelajaran yang berorentasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses
ISSN 2407-0769
pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga peserta didik dapat meraih belajar dan prestasi yang optimal. Pendidik dapat memilih beberapa model ataupun metode pembelajaran yang membantu pelaksanaan pembelajaran agar berjalan dengan baik. Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap pendidik sebaiknya memiliki pengetahuan yang memadai berkenan dengan konsep dan cara pengimplemensentasikan model-model tersebut dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada SD Negeri 060869 Gaharu Medan Timur dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut: (1) Kondisi lingkungan yang kurang kondusif, karena letak SD tersebut berdekatan dengan jalan besar, (2) kelas yang tidak memadai. Dari situasi dan kondisi seperti ini mempengaruhi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung, seperti kebisingan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang, sehingga perhatian siswa dapat terganggu. Selain itu perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anaknya juga kurang, dengan bukti saat guru memberikan informasi tentang prestasi belajar anaknya yang sangat menurun, banyak orang tua bersikap masa bodoh ini yang menyebabkan penurunan prestasi belajar. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran di SD Negeri 060869 Gaharu Medan Timur tidak kondusif, sehingga menyebabkan
542
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3 No. 6, Nopember 2016
penurunan nilai mata pelajaran Pendidikan Agama katolik. Adapun nilai mata pelajaran yang diperoleh siswa SD tersebut pada tahun ajaran 2014/2015 dibawah nilai standar yaitu 6,1, sedangkan nilai standar yaitu 6,5 maka dapat dikatakan bahwa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar tidak/kurang optimal. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara optimal adalah model pembelajaran Quantum Teaching. Model pembelajaran ini merupakan model percepatan belajar (Accelerated Learning) dengan metode belajar Quantum Teaching. Percepatan belajar yang di Indonesia dikenal dengan program akselerasi tersebut dilakukan dengan menyingkirkan hambatanhambatan yang menghalangi proses alamiah dari belajar melalui upayaupaya yang diupayakan. Penyingkiran hambatan-hambatan belajar yang berarti mengefektifkan dan mempercepat proses belajar dapat dilakukan misalnya: melalui penggunaan musik (untuk menghilangkan kejenuhan sekaligus memperkuat konsentrasi melalui kondisi), perlengkapan visual (untuk membantu siswa yang kuat kemampuan visualnya), materi-materi yang sesuai dan penyajiannya disesuaikan dengan cara kerja otak, dan keterlibatan aktif (secara intelektual, mental, dan emosional). Model pembelajaran ini menekankan kegiatannya pada pengembangan potensi manusia secara optimal melalui cara-cara yang sangat manusiawi, yaitu: mudah, menyenangkan, dan memberdayakan. Setiap anggota komunitas belajar dikondisikan untuk saling mempercayai dan saling mendukung. Siswa dan guru berlatih dan bekerja sebagai pemain
ISSN 2407-0769
tim guna mencapai kesuksesan bersama. Dalam konteks ini, sukses guru adalah sukses siswa, dan sukses siswa berarti sukses guru.
METODE Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 060869 Gaharu Medan Timur pada tahun ajaran 2014/2015. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD, yaitu 9 siswa yang terdiri dari 4 siswa putri dan 5 siswa putra. Objek penelitian ini adalah kegiatan selama pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Quantum Teaching yang dilakukan selama 3 bulan. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan lima cara, yiatu observasi, angket, wawancara, tes, dan catatan lapangan. Dalam penelitian ini terdapat dua pedoman observasi yaitu observasi keaktifan siswa dan obsevasi pelaksanaan pembelajaran Quantum Teaching. Observasi keaktifan siswa difokuskan pada pengamatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada materi Hidup Murni. Sedangkan observasi pelaksanaan pembelajaran Quantum Teaching difokuskan pada aktivitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran dan pengamatan yang belum terdapat pada pedoman observasi dituliskan pada lembar catatan lapangan. Angket dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan penerapan model pembelajaran Quantum Teaching.
543
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3 No. 6, Nopember 2016
Wawancara dilakukan dengan cara bertanya kepada guru dan siswa mengenai proses pembelajaran model pembelajaran Quantum Teaching adalah dengan cara cross check apabila ada hal-hal yang tidak dapat atau kurang jelas diamati pada saat observasi maupun hasil angket. Tes digunakan untuk menilai keterserapan materi selama pembelajaran oleh siswa. Materi tes mengacu pada materi yang sedang dipelajari oleh siswa. Tes dilakukan berupa pretes dan post test. Pre-test dilaksanakan pada kegiatan awal pembelajaran yang berjalan 10 menit dan post test pada akhir pembelajaran selama 10 menit. Penilaian Test disesuaikan dengan bobot soal,dengan skor maksimal tes 100 dan minimal 0 berupa kuis individu yang fungsinya untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah mempelajari materi Hidup Murni dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching. Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang hasil pengamatan di kelas yang tidak terdapat di lembar observasi. Dalam penelitian ini catatan lapangan digunakan untuk mengamati hal-hal yang terjadi selama penerapan model pembelajaran Quantum Teaching.
ISSN 2407-0769
kelas V SD Negeri 060869 Gaharu Medan Timur adalah rendah. Rendahnya kemampuan siswa tersebut di atas disebabkan karena siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari PAK. Berdasarkan hasil observasi pada waktu guru mengajar, menunjukkan bahwa pembelajaran yang terjadi cenderung bersifat monoton, satu arah, kurang komunikatif, cenderung bersifat ceramah, serta siswa kurang terlibat aktif. Berdasarkan kajian awal tersebut, maka perlu suatu pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan situasi kelas yang kondusif, siswa terlibat aktif dalam belajar, terjadinya komunikasi dua arah, serta siswa meningkat motivasunya untuk belajar. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran dengan metode Quantum Teaching Siklus I Perencanaan a. Guru mempersiapkan materi yang akan diajarkan. b. Guru mempersiapkan alat peraga gambar orang yang sedang menyontek tugas temannya. c. Guru menugaskan kepada siswa untuk membawa buku Pendidikan Agama Katolik d. Guru mempersiapkan lembar kerja untuk siswa. e. Guru membagi siswa menjadi kelompok yang terdiri dari 3 kelompok.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode Quantum Teaching, rata-rata hasil belajar Pendidikan Agama Katolik semester I kelas V SD Negeri 060869 Gaharu Medan Timur menunjukkan adalah 6,1. Kondisi tersebut menjadikan indikator pada penelitian ini bahwa kemampuan belajar PAK siswa
Tindakan Tumbuhkan minat: Guru membuat rolling tempat duduk setiap pertemuan, penempelan gambargambar, penampilan video (baik yang sesuai dengan materi maupun video
544
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3 No. 6, Nopember 2016
lain untuk menumbuhkan minat dan motivasi siswa). Pemberian pengalaman umum: Pada langkah ini guru memberikan kesempatan siswa untuk menceritakan pengalaman yang telah siswa alami terkait dengan materi hidup murni.. Proses Kegiatan yang dilakukan siswa adalah: (a) Menceritakan tentang gambar yang telah di amati, dan mengkaitkannya dengan pengalamannya, (b) Guru menyuruh peserta didik untuk membuka kitab suci masingmasing (kej 1: 27,1 korintus 6:1920)dan menuliskan simpulaun cerita KS dalam bahasanya sendiri. Penamaan atau penyajian materi: Pada kegiatan ini guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara lengkap setelah siswa menceritakan pengalaman yang telah didapat, sehingga dalam penamaan siswa telah memiliki bekal dan penguasaan materi oleh siswa dapt lebih maksimal. Demonstrasi pengetahuan siswa: Siswa mendemonstrasikan bentuk-bentuk sikap yang menunjukkan hati yang murni di depan kelas. Pengulangan yang dilakukan oleh siswa: siswa menjelaskan kembali materi yang telah diberikan dengan penjelasan dan atau dengan mempraktekan langsung. Perayaan atas usaha siswa: Perayaan dilakukan dengan melakukan tepuk tangan bersama-sama ketika jam pelajaran berakhir. Begitu pula jika ada yang tidak berhasil juga diberikan pujian atas usaha yang dilakukan agar tidak patah semangat dan lebih giat lagi berlatih.
ISSN 2407-0769
Pengamatan Pengamatan terhadap siswa dilakukan dalam penerapan metode pembelajaran Quantung Teaching. (1) Pengamatan terhadap kerja sama siswa dalam kelompok berdasarkan data hasil observasi kerja sama siswa dalam kelompok saat pengajaran pada siklus I dengan metode Quantung Teaching pada lampiran skor keaktifan (2) Pengerjaan soal-soal siklus I Perilaku siswa terhadap pengerjaan soal-soal siklus I ada yang serius, ada yang masih acuh tak acuh, ada yang tampak bingung dan belum jelas. (3) Nilai hasil tes siklus I Berdasar data hasil tes siklus I pada lampiran dapat diketahui nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 6,6. Naik dari nilai sebelum dilakukan pembelajaran metode Quantum Teaching yaitu 6.1. Refleksi Berdasar hasil pengamatan hasil analisis nilai test serta wawancara informal dengan siswa pada siklus I diperoleh refleksi pembelajaran sebagai berikut: 1. menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa meskipun ada siswa yang kurang dalam kerjasama dalam kelompoknya. 2. Beberapa siswa masih sibuk bermain sendiri, bentuk pembelajaran yang diawali dengan menyanyi secara bersama-sama menumbuhkan minat belajar yang lebih baik. 3. Terdapat 56% belum tuntas Perlu ditingkatkan lagi 4. Kurangnya buku sumber
545
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3 No. 6, Nopember 2016
ISSN 2407-0769
untuk hidup murni, (2) Guru menyuruh peserta didik untuk mengungkapkan makna Kitab suci masingmasing (kej 1:27,1 korintus 6:19-20) dalam bahasanya sendiri. Penamaan atau penyajian materi: Pada kegiatan ini guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara lengkap setelah siswa menceritakan pengalaman yang telah didapat, sehingga dalam penamaan siswa telah memiliki bekal dan penguasaan materi oleh siswa dapt lebih maksimal. Demonstrasi pengetahuan siswa: Siswa mendemonstrasikan bentuk-bentuk sikap yang menunjukkan hati yang murni di depan kelas. Pengulangan yang dilakukan oleh siswa: siswa menjelaskan kembali materi yang telah diberikan dengan penjelasan dan atau dengan mempraktekan langsung. Perayaan atas usaha siswa: Perayaan dilakukan dengan melakukan tepuk tangan bersama-sama ketika jam pelajaran berakhir. Begitu pula jika ada yang tidak berhasil juga diberikan pujian atas usaha yang dilakukan agar tidak patah semangat dan lebih giat lagi berlatih.
Siklus II Pada Siklus II Kompetensi dasar yang mau dicapai adalah Memahami dan menyadari arti hati nurani dan hidup murni serta mampu hidup dalam doa sebagai ungkapan iman, harapan dan kasihnya sebagaimana diwartakan Kristus melalui Gerejanya. Tujuan pembelajaran: (1) Mema-hami makna hidup murni yang di kehendaki Allah, (2) Menyadari diri sebagai citra Allah, (3) Meniru perjuangan Santa Agatha untuk hidup murni. Perencanaan 1. Guru mempersiapkan materi yang akan diajarkan. 2. Guru mempersiapkan alat peraga gambar orang yang sedang menyontek tugas temannya. 3. Guru menugaskan kepada siswa untuk membawa Gambar-gambar tentang sikap-sikap murni dan yang tidak murni. 4. Guru mempersiapkan lembar kerja untuk siswa. 5. Guru membagi siswa menjadi kelompok yang terdiri dari 3 kelompok. Tindakan Tumbuhkan minat: Guru memberi penjelasan tentang makna hidup murni yang di kehendaki Allah.dan memberi penjelasan untuk menyadari diri sebagai citra Allah. Pemberian pengalaman umum: Pada langkah ini guru memberikan kesempatan siswa untuk menceritakan pengalaman yang telah siswa alami terkait dengan materi hidup murni.. Proses Kegiatan yang dilakukan siswa adalah: (1) Menceritakan tentang gambar perjuangan Santa Agatha
Pengamatan Dampak perlakuan siklus II yang diawali dengan perencanaan, tindakaan dan pengamatan berpengaruh pada diri siswa. Pengaruh tersebut dapat dilihat pada kerja sama siswa dalam kelompok dan hasil nilai tes yang dilakukan. Hasil belajar dapat diketahui peningkatannya yaitu pada nilai sebelum dilakukan pembelajaran, rata-rata 6,6 dengan sesudah dilakukan pembelajaran dengan metode Quantum Teaching, rata-rata 7,2.
546
ISSN 2407-0769
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3 No. 6, Nopember 2016
Tabel 1. Persentase Sikap Siswa Indikator Senang mengikuti pembelajaran Sulit Memahami materi Tertantang dengan tugas yang diberikan Diskusi kelompok bermanfaat Waktu pembelajaran efektif Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Indikator Jumlah Siswa Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-Rata Pesentase Ketuntasan Belajar
Siklus I 85,20% 56% 40% 83% 30%
Pra Siklus 9 30 60 50 0%
Refleksi Berdasar hasil pengamatan hasil analisis nilai test serta wawancara informal dengan siswa pada siklus II diperoleh refleksi pembelajaran sebagai berikut: 1. Menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. 2. Terdapat 88,88% yang sudah tuntas dan yang belum tuntas hanya 11,25% lagi siswa yang belum untas untuk lebih ditingkatkan lagi.
2.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik kelas di Sekolah
3.
547
Siklus I 9 55 75 72,5 44,44%
Siklus II 90% 45% 60% 95% 35%
Siklus II 9 60 85 81,25 88,88%
Dasar Negeri 060869 Gaharu Medan Timur. Meningkatnya Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari semakin tingginya keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran dan terciptanya suasana pembelajaran yang lebih kooperatif. Suasana pembelajaran yang kondusif berkat metode pembelajaran yang kooperatif memungkinkan siswa untuk menentukan sendiri langkah-langkah dalam mencari penyelesaian masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran, mencerna informasi dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan sehingga prestasi siswa dengan sendirinya juga meningkat. Penerapan metode pembelajaran Quantum Teaching dapat membuat pelajaran Agama Katolik yang terkesan menjemukan dapat menjadi lebih menyenangkan.
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3 No. 6, Nopember 2016
ISSN 2407-0769
DAFTAR PUSTAKA Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Arikunto, S. 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, PT. Bumi Aksara Harsanto, R. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis, Yogyakarta: Kanisius. Johnson, E. B. 2011. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan BelajarMengajar Mengasyikan Dan Bermakna. Bandung: Penerbit Kaifa.
Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Pprofesi Guru, Jakarta: Rajawali Pers KWI, K. K. 2007. Silabus Pendidikan Agama Katolik untuk SD, Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suciati, dkk. 2005. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka.
548
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3 No. 6, Nopember 2016
549
ISSN 2407-0769