324 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun Ke-5 2016
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DI SD N BALONG THE IMPROVEMENT OF SOCIAL STUDIES LEARN OUTCOME THROUGH APPLYING THE QUANTUM TEACHING MODEL IN SD N BALONG Oleh: Dwi Kurniyati, UNY,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Balong melalui penerapan model Quantum dalam pembelajaran IPS. Jenis penelitian menggunakan model Kemmis Taggart. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 25 siswa. Teknik Pengumpulan data yaitu tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar IPS pada siswa kelas V melalui penerapan model pembelajaran Quantum Teaching. Pada pratindakan, tidak ada siswa yang (0%) yang memperoleh nilai ≥75. Pada siklus I sebanyak 18 siswa (78%) telah memperoleh nilai ≥70. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa naik menjadi 83% atau 20 siswa memperoleh nilai ≥75. Secara keseluruhan peningkatan hasil belajar IPS siswa juga ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata. Nilai rata-rata pada kondisi awal sebelum tindakan sebesar 46,5, meningkat menjadi 78,6 pada siklus I, dan meningkat menjadi 82,3 pada akhir siklus II. .
Kata kunci: hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial, model QuantumTeaching
Abstract This research is aimed at improving the Social Studies learning outcome by students of class V in SDN Balong through applying the Quantum Teaching model. This research is a type of classroom action research with Kemmis Taggart model. The subjects of this research are the students of class V with a total of 25 students. The data collecting method used in this research are test, observation, and documentation. The data analyzing method used the quantitative descriptive and the qualitative descriptive. The results of this research show that there is an improvement in the Social Studies learn outcome. The improvement can be seen from the average test scores and the students learning completenesss percentage from the pre-action, post-test cycle I, and post-test cycle II. In the pre-action, there were no one student (0%) that had reached the KKM and the number increased to 18 students (78%) in cycle I and to 20 students (83%) in cycle II. Overall the results of the students out come from learning the Social Studies subject can also be seen from an increase in average scores. The pre-action average score was 46,5 and the increased to 78,6 in cycle I and to 82,3 in cycle II. Keywords:
learning
outcome,
Social
PENDAHULUAN
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas No 20 tahun 2003). Pendidikan dapat diperoleh dari jalur pendidikan formal, nonformal, maupun informal. Semua jalur yang digunakan dalam pendidikan memiliki tujuan yang sama yaitu
Studies,
Quantum
Teaching
model.
mengembangkan potensi siswa untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Jenjang pendidikan formal di Indonesia dimulai dari tingkat Sekolah Dasar. Dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar, siswa diajarkan berbagai macam mata pelajaran wajib, yaitu: Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dan Pendidikan Agama. IPS
merupakan
salah
satu
mata
pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Menurut Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh (1999: 1) IPS merupakan mata
Peningkatan Hasil Belajar.... (Dwi Kurniyati) 325
pelajaran yang memadukan konsep-konsep
formal yang berusaha memberikan pengaruh
dasar dari berbagai ilmu sosial. Ilmu-ilmu
pada siswa dengan kebijakan pendidikan
sosial yaitu ilmu sejarah, geografi, ilmu
sehingga dapat mengarahkan siswa pada
ekonomi,
dan
prestasi. Sekolah idealnya memiliki sarana dan
sangat
prasarana yang dapat menunjang kegiatan
berperan dalam mendukung mata pelajaran IPS
pembelajaran seperti tempat, media, dan buku-
dengan
buku penunjang pembelajaran sehingga dapat
ilmu
antropologi.
politik,
Ilmu
sosiologi,
sosial
memberikan
tersebut
sumbangan
berupa
konsep-konsep ilmu yang diubah sebagai
meningkatkan kualitas proses belajar siswa. Fasilitas sekolah yang baik dan lengkap
pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang harus dipelajari siswa.
IPS
dapat
membantu
siswa
mengembangkan
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
potensi yang dimilikinya. Potensi siswa yang
dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
dapat
global. Pada jenjang Sekolah Dasar
mata
meningkatkan prestasi siswa. Siswa yang
Geografi,
berprestasi akan mampu bersaing di era
Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata
globalisasi untuk membangun bangsa menjadi
pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat
lebih maju dan sejahtera.
pelajaran
IPS
memuat
materi
berkembang
dengan
baik
akan
yang
Sekolah yang baik adalah sekolah yang
demokratis, dan bertanggung jawab, serta
mampu memfasilitasi dan mendorong semua
warga dunia yang cinta damai.
potensi kecerdasan siswa untuk dikembangkan.
menjadi
warga
negara
Indonesia
Mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar
Setiap siswa mempunyai potensi kecerdasan
merupakan program pengajaran yang bertujuan
yang berbeda-beda. Proses pembelajaran yang
untuk mengembangkan potensi siswa agar peka
tepat di sekolah akan berusaha menciptakan
terhadap masalah sosial yang terjadi di
suasana
masyarakat. Siswa diharapkan memiliki sikap
memaksimalkan lingkungan belajar sehingga
mental
anak
positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan
yang
terjadi,
dan
terampil
belajar
dapat
belajar
yang
tepat
dengan
dengan
efektif
dan
menyenangkan.
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-
Guru sangat berperan penting dalam
hari baik yang menimpa dirinya sendiri
proses pembelajaran. Tugas utama guru adalah
maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan
mengembangkan potensi siswa, membimbing,
tersebut dapat dicapai manakala program-
mendidik, mengajar, dan memfasilitasi siswa
program
khususnya dalam belajar IPS agar tujuan
pelajaran
IPS
di
sekolah
pembelajaran dapat tercapai. Idealnya dalam
diorganisasikan secara baik. Sekolah mempunyai peran yang sangat penting
untuk
mewujudkan
tujuan
mata
pembelajaran
guru
menggunakan
strategi,
metode, media, dan alat peraga yang tepat dan
pelajaran IPS tersebut. Sekolah merupakan
bervariasi
disesuaikan
dengan
tujuan
tempat institusi penyelenggaraan pendidikan
pembelajaran yang akan dicapai. Guru harus
326 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun Ke-5 2016
menguasai materi pembelajaran dengan baik
siswa yang terlihat mengantuk. Guru juga
agar siswa mudah memahami penjelasan yang
belum mengetahui mengenai model Quantum
disampaikan guru.
Teaching ketika peneliti bertanya tentang
Sebaiknya guru menggunakan metode
model pembelajaran Quantum Teaching. Guru
pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar
belum pernah menggunakan model Quantum
siswa agar materi yang diberikan dapat mudah
Teaching dalam pembelajaran di kelas karena
dipahami. Penyampaian materi disesuaikan
guru belum mengetahui model pembelajaran
dengan perkembangan kognitif siswa, terutama
tersebut.
berkaitan dengan metode, media, dan alat
kondusif menyebabkan minat belajar dan
peraga konkret atau abstrak. Disamping itu
aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS masih
guru juga memperhatikan pengelolaan kelas.
kurang sehingga proses dan hasil belajar siswa
Pengelolaan kelas yang baik bukan membuat
menjadi rendah.
siswa pasif dan merasa takut pada guru, tetapi
Suasana pembelajaran yang tidak
Rendahnya tingkat pencapaian hasil
dan
belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran
menyenangkan untuk belajar sehingga siswa
IPS dilihat dari hasil nilai Ulangan Tengah
dapat aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Semester 1 tahun ajaran 2015/2016 yang belum
Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
pada pembelajaran IPS dapat diukur dari
yang ditentukan yaitu
keberhasilan siswa yang dilihat dari tingkat
Tengah Semester 1 tahun 2015/2016 siswa
penguasaan materi serta hasil belajar siswa.
kelas V SD Balong diperoleh nilai terendah 50
Semakin tinggi penguasaan materi serta hasil
nilai tertinggi 90 dan nilai rata-rata 69. Dari 25
belajar, maka semakin tinggi pula keberhasilan
siswa yang mencapai KKM hanya 30%
pembelajaran.
sebanyak 10 siswa sedangkan siswa yang
membuat
suasana
Berdasarkan
kelas
kondusif
hasil
observasi
yang
dilakukan oleh peneliti di Sekolah Dasar Negeri Balong pada siswa kelas V terlihat siswa
kurang
dalam
belum mencapai KKM sebanyak 70 % yaitu sebanyak 15 siswa. Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa
mengikuti
nilai mata pelajaran IPS masih tergolong
pembelajaran karena materi pelajaran yang
rendah karena masih banyak yang belum
kurang menarik minat belajar siswa. Peneliti
mencapai
mengamati
dengan beberapa guru di Sekolah Dasar
ada
antusias
≥ 75. Hasil Ulangan
beberapa
siswa
yang
KKM.
Berdasarkan
wawancara
mengobrol sendiri, dan banyak siswa yang
Balong, terdapat beberapa media
terlihat kurang bersemangat karena banyaknya
peraga pembelajaran untuk kelas V namun
materi yang mereka pelajari. Pembelajaran di
sudah ada beberapa yang rusak sedangkan
kelas terlalu monoton karena guru hanya
media pembelajaran yang masih dalam kondisi
menggunakan metode ceramah saja dalam
baik belum digunakan secara optimal karena
menyampaikan materi sehingga ada beberapa
guru belum tahu cara menggunakan media
dan alat
Peningkatan Hasil Belajar.... (Dwi Kurniyati) 327
tersebut.
Contoh
penggunaan
media
pembelajaran yang belum optimal adalah
mempunyai rasa ingin tahu, dan keinginan belajar yang tinggi. Pembelajaran
adanya media kartu materi kenampakan alam
Quantum
Teaching
dan buatan menggunakan bahasa Inggris yang
mengubah metode pembelajaran lerning with
belum bisa digunakan secara optimal karena
effort menjadi learning with fun. Pembelajaran
guru belum menguasai bahasa Inggris dengan
yang menyenangkan akan menciptakan suasana
baik.
Beberapa siswa juga mengeluhkan
belajar yang positif sehingga siswa dapat
banyaknya materi yang harus dihafalkan dan
mengembangkan kemampuannya dengan baik.
materi yang membosankan.
Dalam Pembelajaran Quatum Teaching siswa
Peneliti memilih model pembelajaran Quantum
Teaching
karena
pembelajaran
Quantum
Teaching
menggunakan
diajak untuk
mempelajari segala sesuatu
dimulai dari lingkungan terdekat, dari apa
tahap
mereka kenal. Kemudian guru mengajak siswa
Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan,
untuk memperluas pengetahuannya, sehingga
Ulangi, dan Rayakan (TANDUR) dalam proses
siswa
pembelajaran sehingga membuat pembelajaran
pengetahuan baru yang disampaikan guru.
menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
Dengan menggunakan pembelajaran Quantum
Pembelajaran
Quantum
Teaching,
pembelajaran
menjadi
lebih
Teaching dapat merangsang rasa ingin tahu
bermakna
bagi
karena
siswa
siswa sehingga mendorong siswa untuk aktif
“mengalami” apa yang sedang dipelajari bukan
terlibat dalam kegiatan pembelajaran dan siswa
sekedar melihat atau menghafal.
dapat melakukan demostrasi secara langsung
pembelajaran quantum dikenal dengan istilah
menggunakan media pembelajaran konkret
TANDUR
agar lebih memahami materi. Kegiatan belajar
Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan) sehingga
yang aktif sangat sesuai dengan karakteristik
pembelajaran menjadi lebih bermakna, aktif,
anak kelas V SD yang aktif, berada pada tahap
dan
operasional konkret dan mempunyai rasa ingin
pembelajaran
tahu yang tinggi.
Teaching dapat meningkatkan hasil belajar
TANDUR
Quantum
dalam
Teaching
menerapkan
mudah
mengerti
dan
siswa
(Tumbuhkan,
menyenangkan.
Alami,
Oleh
dengan
memahami
Kerangka
Namai,
karena
model
itu,
Quantum
siswa dalam mata pelajaran IPS.
pembelajaran yang aktif menggunakan metode permainan sehingga banyaknya materi yang dipelajari
siswa
membosankan.
Oleh
tidak karena
akan itu
terasa model
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Jenis
Penelitian ini
adalah
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
pembelajaran Quantum Teaching sangat cocok diterapkan untuk anak kelas V karena sesuai dengan karakteristik siswa kelas V yaitu aktif, berada
pada
tahap
operasional
konkret,
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Balong , yang beralamatkan di Desa Balong, Kelurahan
328 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun Ke-5 2016
Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten
pembelajaran Quantum Teaching pada
Bantul. Penelitian Tindakan Kelas di kelas V
mata pelajaran IPS.
ini dilaksanakan pelajaran
pada semester I tahun
2015/2016
yaitu
pada
bulan
september-oktober 2015.
2. Tes Tes
tertulis
pada
penelitian
ini
dilakukan untuk mengetahui nilai atau hasil belajar siswa, tes ini dalam bentuk
Subjek Penelitian
soal evaluasi. Tes tertulis ini untuk
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
mengukur prestasi belajar IPS siswa kelas
kelas V SD Negeri Balong, dengan jumlah
V. Tes ini dirancang sesuai dengan
keseluruhan 25 siswa yang terdiri dari 15 siswa
indikator-indikator yang telah ditentukan.
laki-laki dan 10 siswa perempuan. Adapun objek penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar
IPS
dengan
menerapkan
model
3. Dokumentasi Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-
pembelajaran Quantum Teaching.
dokumen seperti hasil tes yang berkaitan
Prosedur
dengan
Model penelitian yang digunakan dalam
kegiatan
menggunakan
pembelajaran model
yang
pembelajaran
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah model
Quantum Teaching. Dokumentasi juga
spiral dari Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian
dilakukan
tindakan ini terdiri dari empat tahapan yaitu:
kegiatan
perencanaan (planning), tindakan (acting),
pembelajaran berlangsung.
pengamatan
(observing),
dan
refleksi
(reflecting).
guru
pengambilan
dan
siswa
foto selama
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang diperoleh pada
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang diperlukan diperoleh
dengan
dengan
menggunakan
teknik
penelitian ini berupa data observasi pada saat proses pembelajaran dan soal tes hasil belajar siswa setiap siklus. Adapun teknik analis data-
pengumpulan data sebagai berikut.
data tersebut sebagai berikut:
1. Observasi
1. Analisis Kualitatif
Observasi
ini
selama
Pada penelitian ini untuk mengetahui
berlangsung.
keaktifan guru dan siswa dalam kegiatan
dilakukan
kegiatan
pembelajaran
Observasi
untuk
siswa
menggunakan
pembelajaran
maka
peneliti
menilai
lembar observasi aktivitas siswa selama
menggunakan lembar observasi guru dan
mengikuti
kegiatan
siswa dengan penilaian ratingscale dengan
sedangkan
observasi
pembelajaran untuk
guru
menggunakan lembar observasi aktivitas guru
dalam
menerapkan
model
skor 1-4 untuk setiap indikatornya. Perhitungan analisis keaktifan guru dalam penelitian ini adalah 4×1×1= 4 dan untuk menentukan intervalnya 4:4= 1,
Peningkatan Hasil Belajar.... (Dwi Kurniyati) 329
dimana ≤1 tidak baik, 2 kurang baik, 3
bersama-sama.
cukup baik, dan 4 sangat baik. Sedangkan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau
perhitungan analisis keaktifan siswa adalah
menyampaikan pendapat tentang materi yang
4×1×25= 100 dan untuk menentukan
telah disampaikan siswa cenderung diam saja.
intervalnya 100:4= 25, dimana ≤25 tidak
Media pembelajaran yang digunakan oleh guru
baik, 26-50 kurang baik, 51-75 cukup baik,
kurang bervariasi dikarenakan keterbatasan
76-100 sangat baik.
media
2. Analisis Kuantitatif Hasil
tes
Ketika
pembelajaran
guru
yang
memberikan
dimiliki
oleh
sekolah. Metode yang digunakan dalam proses dianalisis
secara
pembelajaran cenderung menggunakan metode
dengan
cara
ceramah karena dengan menggunakan metode
menghitung nilai rata-ratanya pada akhir
ini dianggap siswa akan lebih mudah menerima
deskriptif
setiap
siswa
kuantitatif
siklus
penelitian.
Setelah
materi yang akan disampaikan.
mendapatkan nilai rata-ratanya kemudian
Dari observasi awal yang dilakukan
dideskripsikan, jika hasil tes mengalami
peneliti dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
peningkatan sesuai standar nilai yang telah
belajar IPS siswa kelas V SD N Balong pada
ditentukan, maka dapat ditarik kesimpulan
UTS Semester 1 adalah 69. Dari data di atas
dengan menerapkan model pembelajaran
dapat dijelaskan bahwa nilai ketuntasan siswa
Quantum Teaching dapat meningkatkan
mata pelajaran IPS masih tergolong rendah
prestasi belajar IPS siswa kelas V di SD
karena dari 25 siswa terdapat 20 anak (80%)
Negeri Balong.
yang belum mencapai nilai KKM ditentukan yaitu ≥ 75.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Balong dalam proses pembelajarannya siswa cenderung kurang termotivasi, kurang aktif, bahkan
saat
kegiatan
belajar
sedang
berlangsung sering berbicara dengan teman sebangkunya.
Siswa
memperhatikan
ketika
cenderug guru
tidak sedang
menjelaskan materi dan siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Apabila guru memberikan
pertanyaan
siswa
tidak
mempunyai keberanian untuk menjawab secara individu , hanya beberapa siswa saja yang mempunya
kebearnian
menjawab
secara
individu sehingga siswa akan menjawab secara
yang
330 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun Ke-5 2016 Tabel 1. Perbandingan hasil belajar pratindakan, siklus I, dam siklus II
yang diperoleh adalah 46,5. Belum ada satupun siswa yang memperoleh nilai sesuai standar
No.
Nilai PreTest
Nama Siswa
MNK K AN AT IMP RCA AKU AW ADL ARW AF AS DA DNU GTM APT ND NS OR RWM SAS TR WS YCP EW
Nilai PostTest Siklus I
Nilai PostTest Siklus II
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75.
30 60 40 20 40 50 50 70 50 50 70 50 30 50 40 30 50 50 70 40 50 50 30
75 80 80 55 75 90 85 80 85 75 100 65 85 80 60 60 90 85 90 80 60 85 90 -
65 90 75 55 75 80 75 95 85 90 100 80 90 80 80 70 90 85 95 100 65 85 85 85
kelas V SD Negeri Balong ternyata mengalami
Jumlah
1050
1810
1975
peningkatan yang cukup baik. Hasil nilai tes
Rata-rata Nilai terendah Nilai tertinggi Persentase keberhasilan
46,5
78,6
82,3
evaluasi siklus I secara keseluruhan meningkat
20
55
55
70
100
100
0%
78%
83%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
dalam
2
dilakukan
siklus. pada
Pelaksanaan bulan
penelitian
September-Oktober
2015. Setiap siklus dilakukan dalam dua kali pertemuan sehingga keseluruhan ada empat kali pertemuan. Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 September 2015, pertemuan kedua pada tanggal 11 September 2015. Pada siklus II pertemuan pertama
dilaksanakan
pada
tanggal
14
September 2015, sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 15 September 2015. Pada akhir Siklus I, siswa diberikan tes evaluasi/post-test yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Dari hasil tes yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran pada siklus I selesai menunjukkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching pada siswa
dibandingkan
pada
pratindakan,
hal
ini
dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 78,6. Siswa yang memperoleh
Pada tahap awal, dilaksanakan pre-test sebelum
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan
dilakukannya
tindakan
dengan
nilai
sesuai
standar
Kriteria
Ketuntasan
Minimal (KKM) sejumlah 18 siswa atau sebesar 78%. Siswa yang memperoleh nilai
menerapkan model pembelajaran Quantum
kurang
Teaching. Soal pre-test yang diberikan kepada
Minimal (KKM) sejumlah 5 siswa atau sebesar
siswa berjumlah 10 soal pilihan ganda.
22%. Hasil refleksi pada siklus I, penggunaan
Berdasarkan tabel di atas, nilai rata-rata kelas
model
dari
standar
pembelajaran
Kriteria
Quantum
Ketuntasan
Teaching
Peningkatan Hasil Belajar.... (Dwi Kurniyati) 331
mempunyai pengaruh terhadap peningkatan
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
hasil belajar IPS siswa walaupun belum
lebih terlihat sehingga dapat melatih siswa
optimal. Pada akhir siklus I ini ada 5 siswa
untuk
yang belum tuntas. Peneliti mengamati ketidak
pikirannya dengan caranya sendiri. Upaya yang
tuntasan ini dikarenakan ada 4 siswi (jenis
dilakukan guru tersebut membuat keaktifan
kelamin perempuan) yang cenderung diam dan
siswa
belum mau bekerja dalam kelompoknya. Siswa
pendapat tidak didominasi lagi siswa yang
ini merasa kurang pandai sehingga tidak mau
pandai,
menyampaikan pendapat dan ikut memecahkan
menyelesaikan tugas LKS dengan sebaik-
permasalahan pada soal LKS kelompok. Ada 1
baiknya. Pemberian penghargaan baik berupa
siswa (jenis kelamin laki-laki) saat proses
lisan, tertulis, atau sebuah barang membuat
pembelajaran sering membuat gaduh dan
siswa merasa senang dengan pembelajaran IPS.
menganggu teman lainnya, dan tidak mau
Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan
membantu tugas kelompok. Salah satu siswa
pembelajaran IPS mengalami peningkatan yang
perempuan ada yang selalu mendapatkan nilai
signifikan. Peningkatan nilai rata-rata kelas
terendah
evaluasi..
meningkat menjadi 82,3 dibandingkan pada
Ketidaktuntasan 4 siswa dalam siklus I ini
siklus I nilai rata-rata siswa hanya 78,6.
menjadikan bahan pertimbangan bagi peneliti
Persentase
dalam pelaksanaan tindakan siklus II.
menjadi 83% dibandingkan pada siklus I yang
pada
saat
tes
membangun
dalam
dan
pengetahuan
dalam
bertanya/mengungkapkan
siswa
ketuntasan
yang
belajar
berusaha
meningkat
persentase ketuntasan belajar siswa hanya 78%. Hasil pengamatan dari tindakan siklus II menunjukkan bahwa pengoptimalan model Quantum Teaching dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga mengingkatkan hasil belajar siswa. Gambar 1. Perkembangan Persentase Jumlah Siswa yang mencapai KKM Pratindakan dan Tindakan Siklus I
Pada
pembelajaran
siklus
II
rasa
ketertarikan siswa terhadap pembelajaran IPS meningkat, hal ini dibuktikan keaktifan dan kesiapan siswa dalam kegiatan kelompok. Siswa yang sebelumnya pasif menjadi aktif didalam
kelompok,
menyampaikan
sudah
pendapatnya,
berani dan
dalam masing-
masing kelompok sudah semakin percaya diri untuk
tampil
didepan
kelas
saat
mempresentasikan hasil karya kelompoknya.
Hal ini sesuai dengan pendapat. Miftahul A’la (2010:54)
yaitu
Quantum
Teaching
menciptakan pembelajaran yang bermakna dengan memaksimalkan interaksi antara guru, siswa, dan lingkungan
Berdasarkan hasil
persentase ketuntasan belajar IPS masih ada 1 siswa yang belum mencapai KKM karena lambat akademiknya, hal ini dibuktikan saat mengerjakan soal post-test hanya masih merasa kesulitan dan sering bertanya kepada guru.. Guru memberikan kebijakan bagi siswa yang
332 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun Ke-5 2016
belum tuntas dengan cara memberikan jam
yang diperoleh pada siklus I adalah 78% dan
tambahan belajar dan memberikan soal remidi.
mengalami meningkatan pada siklus II sebesar
Jadi, siklus II ini, ketuntasan belajar siswa
83%. Data ini membuktikan bahwa siswa telah
80%
dapat mencapai indikator keberhasilan yang telah
dari jumlah siswa yang mengikuti
kegiatan pembelajaran telah mencapai KKM dan nilai rata-rata kelas ≥70. Peningkatan hasil belajar penelitian tindakan kelas siklus II menunjukkan
bahwa
kriteria
keberhasilan
sudah tercapai sehingga tindakan berhenti pada siklus II.
ditetapkan sehingga dapat diartikan pembelajaran IPS melalui model Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
disimpulkan di atas, maka saran yang dapat disampaikan bagi guru, hendaknya guru dapat
100%
Standar Persentase Keberhasilan
50% 0%
penelitian
pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching kepada guru-
Sesuai KKM
siklus I
hasil
mensosialisasikan
siklus II
guru
lainnya.
Guru
diharapkan
dapat
menggunakan model Quantum Teaching dalam Gambar 2. Perkembangan Persentase Jumlah Siswa
pembelajaran IPS dengan materi yang sesuai
Yang Mencapai KKM pada Tindakan
agar prestasi belajar siswa meningkat, karena
Siklus I dan Tindakan Siklus II
model pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk berpikir kritis dan berani menyampaikan
SIMPULAN DAN SARAN
pertanyaan dan pendapatnya.
Simpulan
Bagi sekolah, dalam rangka meningkatkan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS. Dari hasil observasi
hasil
belajar
memfasilitasi mendukung
siswa, sarana untuk
sebaiknya
sekolah
prasarana
yang
menciptakan
proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif.
aktivitas siswa pada siklus I mencapai persentase 50,4% meningkat pada siklus II sebesar 78,6%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model
Problem
Based
Learning
IPS di kelas V SD Negeri 1 Balong. menggunakan
model
Dwi Siswoyo,dkk. (2011). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran
Dengan
DAFTAR PUSTAKA
Miftakhul A’la. (2010). Quantum Teaching (Buku Pintar dan Praktis). Yogyakarta. Diva Press
Quantum
Teaching pada pembelajaran IPS kelas V, rata-rata hasil belajar IPS siswa sebesar 78,6 pada siklus I
Suharsimi Arikunto, dkk (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
dan meningkat pada siklus II sebesar 82,3. Sedangkan persentase yang ketuntasan klasikal
Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press
Peningkatan Hasil Belajar.... (Dwi Kurniyati) 333
Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain.(2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta _____. (2006).Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar