Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3 No. 6, Nopember 2016
ISSN 2407-0769
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING Roliyani SD Negeri 016532 Punggulan, kab. Asahan
Abstract: The purpose of this study to determine the learning outcome Mathematics with the implementation of learning model Double Loop Problem Solving (DLPS) in the fifth grade students of SD Negeri 016532 Punggulan the academic year 2015/2016. This classroom action research was conducted in two cycles. The subjects were fifth grade students of SD Negeri 016532 Punggulan the academic year 2015/2016. The data obtained as the result of formative tests, observation sheet teaching and learning activities. From the analysis we find that the learning outcomes of students has increased from the first cycle to the second cycle, the first cycle (70%), the second cycle (86.67%). The conclusion of this study is the use of Double Loop Learning Model Problem Solving Math can improve results for Material Change to the percent fractions and decimals and vice versa on student class V SD Negeri 016532 Punggulan in the academic year 2015/2016. Keyword: double loop problem solving, fractions, percents
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Matematika dengan diterapkannya model pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) pada siswa kelas V SD Negeri 016532 Punggulan tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 016532 Punggulan tahun pelajaran 2015/2016. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II, yaitu siklus I (70%), siklus II (86,67%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah Penggunaan Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving dapat meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Mengubah bentuk pecahan ke persen dan desimal serta sebaliknya Pada Siswa Kelas V SD Negeri 016532 Punggulan Tahun Pelajaran 2015/2016. Kata kunci: double loop problem solving, pecahan, persen
Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia. Karena melalui pendidikan, manusia belajar untuk menjadi manusia seutuhnya. Pendidikan berpengaruh terhadap peruba-
han perilaku manusia. Secara khusus, pendidikan merupakan proses pembelajaran yang didapat siswa di lingkungan sekolah. Salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam
560
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3 No. 6, Nopember 2016
pendidikan formal di sekolah adalah Matematika. Untuk dapat memahami dan menguasai matematika pun diperlukan pendidikan yang baik agar pembelajaran menjadi bermakna dan ilmu matematika yang diperoleh dapat berguna bagi masa depan siswa kelak. Matematika merupakan sebuah mata pelajaran yang diajarkan dari mulai jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika yang juga merupakan dasar dari beberapa ilmu, seperti statistika, akuntansi, fisika, kimia, dan lain-lain, seharusnya menjadi mata pelajaran yang dikuasai sedari dini oleh siswa. Tuntutan globalisasi di zaman sekarang pun menuntut para generasi penerus untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya matematika. Matematika merupakan ilmu utama yang mendasari perkembangan teknologi. Teknologi yang kini sedang berkembang pesat, baik teknologi informasi dan komunikasi, teknologi elektronika, maupun teknologi mesin, tidak terlepas dari peranan matematika. Matematikalah yang menyokong sistem logika dan perhitunganperhitungan yang pas sehingga teknologi berkembang serta dapat mempermudah pekerjaan manusia. Seperti yang disebutkan dalam Panduan KTSP (BSNP) Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi, Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar (2009) bahwa: Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang
ISSN 2407-0769
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Berdasarkan urgensi matematika tersebut, setiap siswa diharapkan mampu untuk memahami dan menguasai mata pelajaran ini melalui pembelajaran yang mereka peroleh di setiap jenjang pendidikan. Dalam Mata Pelajaran Matematika, terdapat materi Pecahan. Ketika melaksanakan pembelajaran dikelas, peneliti banyak menghadapi permasalahan-permasalahan. Masalah-masalah tersebut yang timbul antara lain Pada pelaksanaan proses pembelajaran Matematika ketika guru menjelaskan materi Mengubah Pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya, siswa banyak yang tidak memperhatikan pada penjelasan guru. Siswa cenderung menunjukkan sikap bosan dan tidak tertarik dengan pembelajaran. Kemudian ketika guru bertanya apakah siswa sudah mengerti, hanya sebahagian yang menjawab. Proses pembelajaran cenderung berpusat pada guru (Teacher Oriented) Keadaan seperti ini sudah terjadi berulang kali selama proses pembelajaran dan akibatnya pada kegiatan siswa mengerjakan soal-soal latihan skor yang diperoleh siswa selalu rendah dan tidak memuaskan. DPLS (Double Loop Problem Solving) adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada
561
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3 No. 6, Nopember 2016
pencarian kausal (penyebab) utama dari timbulnya masalah, jadi berkenaan dengan jawaban untuk pertanyaan mengapa. Selanjutnya menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan gap uyang menyebabkan munculnya masalah tersebut. DLPS juga merupakan salah satu model yang banyak digunakan untuk menunjang pendekatan pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Model DLPS adalah sebuah model yang di adopsi dari model Problem Solving. Model Problem Solving (model pemecahan masalah) adalah bukan hanya sekedar model mengajar tetapi juga merupakan suatu model berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan model-model lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Model DLPS juga dikenal dengan model pengambilan keputusan. Keputusan seperti apa? Keputusan yang diambil dalam model ini menyangkut proses mempertimbangan berbagai macam pilihan, yang akhirnya akan sampai pada suatu kesimpulan atas pilihan yang akan diadopsi. Pada saat suatu kelompok diminta untuk membuat keputusan, mereka berusaha untuk mencari konsensus, yang dalam hal ini berarti setiap partisipan, paling tidak, dapat menerima pilihan yang telah diambilnya. Model DLPS dapat digunakan dalam institusi pendidikan formal maupun nonformal dan digunakan juga pada program pelatihan. Baik pelatihan off job training (di dalam kelas) maupun on job training (di tempat kerja).
ISSN 2407-0769
METODE Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 106532 Punggulan Kabupaten Asahan Tahun Pelajaran 2015/2016. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 sampai dengan Oktober semester ganjil tahun 2015. Subjek penelitian adalah siswa-siswi Kelas V SD Negeri 016532 Punggulan Tahun Pelajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak domina dan sangat kecil. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya adalah: (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu; (2) Untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai; dan (3) Untuk memperoleh suatu nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Perencanaan Pada siklus I, peneliti akan melaksanakan tindakan terdiri dari
562
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3 No. 6, Nopember 2016
satu kali pertemuan selama kegiatan pembelajaran. Sebelum pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti mempersiapkan dan melakukan beberapa hal yaitu: (1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran DPLS, (2) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), (3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktifitas guru dan siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung, (4) Mempersiapkan soal-soal untuk evaluasi siklus I yaitu tes hasil belajar I.
ISSN 2407-0769
(Evaluating the success of the temporary solutions) Memutuskan apakah analisis akar masalah diperlukan, jika ya (Deciding if root cause analysis is needed; and if so) Mendeteksi penyebab masalah yang arasnya lebih tinggi (Detecting higher level causes; and) Merancang solusi akar masalah (Designing root cause solutions) 3). Kegiatan Akhir Guru bersama murid menyimpulkan hasil pembelajaran Guru memberikan PR untuk penguatan
Pelaksanaan Pada tahap pemberian tindakan dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengajaran yang dilakukan peneliti adalah : (1) Kegiatan awal Guru mengucapkan salam untuk membuka pelajaran. Guru mengkondisikan dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (merujuk pada indikator). Guru menginformasikan model pembelajaran DPLS (2) Kegiatan Inti Mengidentifikasi masalah, tidak hanya gejalanya (Identifying the problem, not just the symptoms) Mendeteksi penyebab langsung, dan secara cepat menerapkan solusi sementara (Detecting direct causes, and rapidly applying temporary solutions) Mengevaluasi keberhasilan dari solusi sementara
Pengamatan Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I pada mata pelajaran Matematika di kelas V SD Negeri 016532 Punggulan Tahun Pelajaran 2015/2016 memperlihatkan 70% pesen siswa memperoleh hasil belajar yang baik dengan nilai rata-rata 7 dari jumlah siswa seluruhnya, sementara siswa yang tuntas dari KKM adalah 21 orang dan 9 orang tidak tuntas. Refleksi Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran yang terdiri dari dari satu kali pertemuan dalam siklus I, peneliti mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan selama proses pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan hasil dari onservator selama proses pembelajaran, maka diperoleh kelemahan-kelemahan sebagai berikut: (1) Kelemahan-kelemahan guru pa-
563
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3 No. 6, Nopember 2016
da siklus I: Guru kurang dalam memberikan motivasi kepada siswa Guru belum mampu secara maksimal dalam mengelola dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Guru juga masih kurang dalam memberikan semangat kepada kelompok yang kurang berhasil. (2) Kelemahan-kelemahan siswa pada siklus I Hasil nilai kelompok yang tuntas kurang lebih 50% Kemampuan memberikan saran, gagasan, memperhatikan teman menerangkan, memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan kemampuan memahami materi perlu ditingkatkan.
ISSN 2407-0769
Pelaksanaan Pada tahap pemberian tindakan dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengajaran yang dilakukan peneliti adalah : (1) Kegiatan awal Guru mengucapkan salam untuk membuka pelajaran. Guru mengkondisikan dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (merujuk pada indikator). Guru menginformasikan model pembelajaran DPLS (2) Kegiatan Inti Mengidentifikasi masalah, tidak hanya gejalanya (Identifying the problem, not just the symptoms) Mendeteksi penyebab langsung, dan secara cepat menerapkan solusi sementara (Detecting direct causes, and rapidly applying temporary solutions) Mengevaluasi keberhasilan dari solusi sementara (Evaluating the success of the temporary solutions) Memutuskan apakah analisis akar masalah diperlukan, jika ya (Deciding if root cause analysis is needed; and if so) Mendeteksi penyebab masalah yang arasnya lebih tinggi (Detecting higher level causes; and) Merancang solusi akar masalah (Designing root cause solutions) (3) Kegiatan Akhir
Siklus II Perencanaan Pada siklus II, peneliti akan melaksanakan tindakan terdiri dari satu kali pertemuan selama kegiatan pembelajaran. Sebelum pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti mempersiapkan dan melakukan beberapa hal yaitu: (1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran DPLS, (2) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), (3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktifitas guru dan siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung, (4) Mempersiapkan soal-soal untuk evaluasi siklus II yaitu tes hasil belajar II.
564
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3 No. 6, Nopember 2016
ISSN 2407-0769
ditentukan yaitu sebesar 85%. Maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus III. Dapat disimpulkan bahwa Penggunaan Model Pembelajaran Double Loop Problem Solving dapat meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Mengubah pecahan ke bentuk persen dan decimal serta sebaliknya Pada Siswa Kelas V SD Negeri 016532 Punggulan Tahun Pelajaran 2015/ 2016. Hasil pengamatan peneliti dan observer, penelitian yang dilaksanakan sudah menunjukkan kemajuan yang cukup baik, yaitu jumlah ketuntasan hasil belajar maksimal pada siklus I mencapai 70% dan pada siklus II semakin meningkat menjadi 86,67%.
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan guru memberikan penjelasan materi secara jelas ke siswa. Guru memberikan PR untuk penguatan
Pengamatan Berdasarkan pada pelaksanaan tindakan pada siklus II untuk mata pelajaran Matematika di kelas V SD Negeri 016532 Punggulan Tahun Pelajaran 2015/2016 menunjukkan 86,67% persen siswa sudah memperoleh hasil belajar yang baik dengan nilai rata-rata 7,43, sementara yang tuntas dari KKM berjumlah 26 siswa dan yang tidak tuntas berjumlah 4 siswa. Dari data tersebut menunjukkan bahwa jumlah ketuntasan minimal semakin meningkat seiring dengan persentase nilai rata-rata kelas 7,43 dan nilai yang semakin meningkat. Karena persentase ketuntasan telah mencapai kriteria yang ditetapkan yaitu 85% maka penelitian dinyatakan berhasil dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkaan selama dua siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berrikut: 1. Model pembelajaran DLPS dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika. 2. Model pembelajaran DLPS memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (70%), siklus II (86,67%),
Refeksi Dari data pada siklus II dapat diketahui bahwasannya ketuntasan belajar klasikal siswa siklus II meningkat menjadi 86,67%. Ketuntasan klasikal siswa siklus II ini telah melewati ketuntasan klasikal yang
565
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3 No. 6, Nopember 2016
ISSN 2407-0769
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, S.B. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Putra Hamalik, O. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Nur, M. 2001. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya: University Press. Universitas Negeri Surabaya
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk GuruKAryawan dan Peneliti Muda. Bandung: Alfabeta Setyaningsih. 2001. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insane Cendikia Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Model Penelitian Pendidikan. Bandung: Jemmars Wahyuni. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
566
Jurnal Pena Edukasi, Vol. 3 No. 6, Nopember 2016
80
ISSN 2407-0769