UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PENYIMPANGAN SOSIAL DI MTS ISLAMIYAH CIPUTAT
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh: Leni Marlina NIM : 106015000462
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
LEMBAR PENGESAIIAN Skripsi berjudul : "Upaya meningkatkankemampuanberpikir kritis siswa melalui metode problem solving pada pembelajaran IPS materi penyimpangan sosial di MTs Islamiyah Ciputat", disusun oleh Leni Marlina, NIM: 106015000462 diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 27 September 20ll di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang PendidikanIlmu PeneetahuanSosial.
Jakarta,29 September2011
PanitiaUj ian Munaqasah \r IPS) .[etua€iaang(KetuaJurusanPendidikan
Drs.Y.J. Nurochim.MM N I P.f 9 5 9 0 7511 9 8 4 0130 0 3
Tanggal
Tanda Tangan
*/f!
Sekretaris Sidang
giA
Dr. IwanPurwanto.M.Pd NIP. 19730424200801 1012
llT
PengujiI Dr. RukminaGonibala.M.Si NIP. 1961112019920302002
P/l/pl
PengujiII Drs.H. S)'aripulloh. M.Si NIP. 19670909 200701I 033
t'/s fuoa
Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
51987031003
KrtuM{L
LEMBAR PENGESAIIAN UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALI]I METODE PROBLEM SOLWNG PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PEI\IYIMPANGAN SOSIAL DI MTS ISLAMIYAH CIPUTAT Skripsi MemperolehGelarSarjana DiajukanuntukMemenuhiSalahSatuPersyaratan Pendidikan(S.Pd)padaFakultasIlmu TarbiyahdanKeguruan
Oleh: LENI MARLINA NIM: 106015000462
Mengetahui Dosen Pembimbing
/"
Drs. H. Nurochim, NIP.19590715198403 1003
JTIRUSANPENDIDIKAN IPS FAI(TLTAS ILMU TANNTYAH DAN KEGURUAN TIIN SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTA 20ll
ABSTRAK
LENI MARLINA, NIM: 106015000462. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Metode Problem Solving Pada Pembelajaran IPS Materi Penyimpangan Sosial Di MTs Islamiyah Ciputat. Skripsi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Maret 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat berpikir kritis siswa kelas VIII.2 di MTs Islamiyah Ciputat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2010 hingga Maret 2011 dengan subyek penelitian berjumlah 39 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Kualitatif Deskriptif Analis. Penelitian ini dilakukan 4 kali pertemuan dan disetiap pertemuan terdapat tiga tahapan yaitu: Tahap Perencanaan, Tahap Pelaksanaan dan Tahap Evaluasi. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan model problem solving dapat meningkatkan berpikir kritis siswa, dilihat dari dua kali hasil ulangan yang terdapat peningkatan, dan aspek yang diamati oleh peneliti dari siswa, seperti: kehadiran, kedisiplinan, memeperhatikan pelajaran dan dalam memecahkan masalah, terdapat peningkatan yang signifikan.
ABSTRACT
LENI MARLINA, NIM: 106015000462. Effort Increases ability think Critical Student Pass Through To Methodic Problem Solving On IPS'S Learning Social Deviation Material At MTs Islamiyah Ciputat. Education Majors paper IPS, Tarbiyah's Knowledge faculty and UIN Syarif Hidayatullah's teachership Jakarta, March 2011. This research intent to know how zoom thinks critical student braze VIII. at MTs Islamiyah Ciputat. This research is done on august 2010 until Marches 2011 by total research subjects 39 students. Observational method that is utilized is kualitatif Descriptive Analyst. This research is done 4 meet times and at each appointment exists three steps which is: Planning phase, Performing phase and Evaluation Phase. Data collecting utilizes observation, interview and studi documents. Acquired result in this research is that model implement problem solving can increase to think critical student, seen of result twice dry run that exists stepup, and observed aspect by researcher of student, as: present, discipline, paying attention is study and deep solves problem, available step-up which signifikan.
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Leni Marlina
NIM
: 106015000462
Jurusan
: Pendidikan IPS
Angkatan Tahun : 2006 Alamat
: Jln. R. Denda Kusumah RT.03 RW.04 NO.33 Rangkasbitung - Banten
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi ini yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Metode Problem Solving Pada Pembelajaran IPS Materi Penyimpangan Sosial Di MTs Islamiyah Ciputat” adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan: Nama
: Drs. H. Nurochim, MM.
NIP
: 1959 0715 1984 03 1003
Dosen Jurusan
: Pendidikan IPS
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 13 April 2011 Yang menyatakan
Leni Marlina NIM: 106015000462
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis persembahkan ke hadirat Allah SWT, yang telah menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban, untuk menjadi khalifah di bumi ini. Shalawat serta salam semoga selalu dicurahkan kepada junjungan umat manusia, pemilik akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam, nabi Muhammad SAW. Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis patut mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Ketua dan sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 3. Bapak Drs. H. Nurochim, MM selaku dosen penasehat sekaligus dosen pembimbing
yang
telah
bersedia
meluangkan
waktu
untuk
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Seluruh dosen, staff, dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak memberikan pengetahuan selama penulis menjalankan perkuliahan 5. Seluruh staff perpustakaan UIN dan perpustakaan FITK yang telah mempermudah penulis dalam mencari referensi. 6. Seluruh staff MTs. Islamiyah Ciputat khususnya bapak kepala madrasah Drs. Oding, dan guru bidang studi IPS Achmad Djuanda SE, yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data tentang skripsi ini
i
7. Ayahanda H. Moch. Santiko dan ibunda tercinta
Hj. Yoyoh
Matlisiyah yang dengan bersusah payah telah mengasuh dan mendidik penulis hingga sekarang, adik-adik tersayang serta Guru ngaji saya Pak Wahyu, yang dengan sabar mendo’akan, memberi semangat serta telah membantu dan mendukung keberhasilan belajar penulis 8. Sahabat-sahabat UIN Syarif hidayatullah Jakarta khususnya Evi, Kiqi, Tami, Mpeb, Ros, Dijah, Wiwit, Eki, Nenk, Reni, Amel, Bariyah, Sri, Lionk, Inta, Rifa, Zulian, Ani dan Zahra yang telah banyak memberikan pengalaman kepada penulis tentang indahnya arti sebuah kebersamaan. Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak serta jasajasanya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan hanya kepada Allah jualah penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya.
Jakarta, 13 April 2011
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6 D. Rumusan Masalah ...................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR A. Memahami Berpikir Kritis ......................................................... 8 1. Pengertian Berpikir .............................................................. 8 2. Berpikir kritis ....................................................................... 8 a. Pengertian berpikir kritis ................................................ 8 b. Aspek-aspek berpikir kritis ............................................ 11 c. Indikator keterampilan berpikir kritis ............................ 12 d. Langkah-langkah berpikir kritis ..................................... 15 e. Sumber-sumber Kesalahan Berpikir .............................. 16 B. Metode pemecahan masalah (problem solving) ......................... 16 1. Pengertian............................................................................. 16 2. Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving ............... 18 3. Karakteristik Metode problem solving ................................. 20 4. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran problem solving ... 21 5. Tujuan Pembelajaran Problem Solving ................................ 22 C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ............................ 23 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial .................................... 23 iv
2. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial ............................ 23 3. Kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial .................................. 24 4. Karakteristik Pelajaran IPS .................................................. 24 5. Tujuan Pembelajaran IPS ..................................................... 25 D. Belajar ........................................................................................ 25 1. Pengertian Belajar ................................................................ 25 2. Teori Belajar......................................................................... 26 3. Prinsip-prinsip Belajar ......................................................... 26 4. Masalah-masalah Belajar ..................................................... 27 E. Pemahaman Materi Penyimpangan Sosial ................................. 27 1. Pengertian Penyimpangan Sosial ......................................... 27 2. Bentuk-bentuk penyimpangan ............................................. 28 3. Faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang ................................................................ 29 F. Kerangka Berpikir ....................................................................... 29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian ....................................................... 31 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 32 1. Tempat.................................................................................. 32 2. Waktu Penelitian .................................................................. 32 C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 33 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 34 E. Pedoman Wawancara ................................................................. 35 F. Studi Dokumentasi ..................................................................... 36 G. Definisi Konseptual, Definisi Operasional dan Kisi-Kisi Instrumen ................................................................... 37 1. Definisi Konseptual .............................................................. 37 2. Definisi Operasional............................................................. 38 H. Teknik Analisa Data ................................................................... 40
v
BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah / Profil Sekolah ............................... 42 B. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ................................................... 44 1. VISI ...................................................................................... 44 2. MISI ..................................................................................... 44 3. Tujuan MTs. Islamiyah ........................................................ 44 4. Deskripsi Data ...................................................................... 45 5. Analisis Data ....................................................................... 46 6. Penilaian pembelajaran IPS.................................................. 61 7. Interpretasi Data ................................................................... 64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................... 67 B. Saran ........................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69 LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................. 32 Tabel 3.2. Kisi-kisi Observasi .............................................................................. 34 Tabel 3.3. Kisi-kisi Wawancara ........................................................................... 36 Tabel 4.1 Data Siswa MTs Islamiyah Ciputat 2010/2011 .................................. 43 Tabel 4.2 Data Guru, TU dan Karyawan MTs Islamiyah Ciputat 2010/2011 .... 43 Tabel 4.3 Jumlah Ruang Belajar dan Kantor MTs Islamiyah Ciputat 2010/2011............................................................................................ 43 Table 4.4 Daftar Tenaga Pengajar MTs. Islamiyah Ciputat Tahun 2010 – 2011 ......................................................................................... 43 Table 4.5 Hasil ulangan harian pertama dan nilai ulangan kedua siswa kelas VIII.2 IPS MTs Islamiyah......................................................... 62
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 menjelaskan tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan pembangunan bangsa, di mana kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik, peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu dari pendidikan antara lain berbagai pelatihan keterampilan dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pengajaran, perbaikan sarana dan prasarana. Mutu dari pendidikan akan tercapai jika proses belajar mengajar efisien dan efektif bagi tercapainya pengetahuan dan keterampilan bagi lulusan siswa yang sesuai dengan 1
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional , Jakarta : C.V. Cemerlang, 2003, h.7
1
2
tuntutan zaman. Agar proses belajar mengajar efektif dan efisien perlu diperhatikan adanya kemampuan belajar siswa, penentuan metode mengajar yang digunakan guru serta menyusun strategi belajar mengajar yang sesuai dengan prinsip pembelajaran. Dalam era teknologi dan informasi seperti sekarang ini, berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang sangat diperlukan agar kita dapat berfungsi efektif dalam lingkungan hidup kita. Kemampuan berpikir kritis selalu muncul di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini pendidikan memegang berperan penting dalam membentuk cara berpikir seseorang. Sehingga dapat diasumsikan bahwa guru merupakan salah satu komponen penting dari pendidikan yang berperan aktif dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Dalam kegiatan belajar mengajar, keberhasilan dalam bidang pendidikan sangat ditentukan oleh kondisi guru yang ada. “Guru memiliki andil yang sangat besar dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. Lebih jauh lagi dikatakan bahwa guru adalah salah satu komponen dalam bidang pendidikan yang ikut berperan dalam pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan”.2 “Peranan guru tidak saja sebagai penyaji informasi, tetapi juga sebagai fasilitator, motivator dan pembimbing, yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi”.3 Karena fungsi utama guru adalah merancang, mengelola dan mengevaluasi pembelajaran. Agar terjadi pengkontruksian pengetahuan secara bermakna, guru haruslah melatih siswa berpikir kritis dalam menganalisis maupun dalam memecahkan suatu permasalahan. Siswa yang berpikir kritis akan mampu menolong dirinya atau orang lain dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi.
2
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta,Rajawali Pers,1992),
h.123 3
Tabrani Rusyan,dkk, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung, Remadja Karya, 1998), h 140
3
Upaya untuk melatih keterampilan berpikir kritis siswa sering luput dari perhatian guru. Hal ini tampak dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru yang lebih banyak memberi informasi, diikuti oleh diskusi dan latihan dengan frekuensi yang sangat terbatas. Pembelajaran IPS di MTs yang umumnya dilakukan oleh guru lebih banyak menekankan aspek pengetahuan dan pemahaman, sedangkan aspek aplikasi, analisis, sintesis, dan bahkan evaluasi hanya sebagian kecil dari pembelajaran yang dilakukan. Hal ini menyebabkan siswa kurang terlatih untuk mengembangkan
daya
nalarnya
dalam
memecahkan
permasalahan
dan
mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata. Siswa kurang dilatih untuk menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi suatu informasi, data atau argument, sehingga keterampilan berpikir kritis siswa kurang dapat berkembang dengan baik. Hal ini terbukti ketika siswa sudah tamat dari MTs, kebanyakan tidak dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dan juga tidak dapat mengambil keputusan dengan tepat, walaupun siswa tersebut telah menyelesaikan pendidikan setingkat MTs dengan nilai baik. Keadaan yang dilematis ini tidak terlepas dari pembelajaran oleh guru yang selama ini lebih banyak memberi ceramah dan latihan mengerjakan soal-soal dengan cepat tanpa memahami konsep secara mendalam. Untuk menawarkan dan menyediakan materi ajar dalam mengantarkan peserta didik agar dapat menemukan substansi materinya, kemampuan Guru melakukan komunikasi dan mempresentasikan pemikirannya dalam sebuah proses pembelajaran sangat penting. Tanpa kemampuan komunikasi yang baik, serta kemampuan melakukan peresentasi yang baik, proses transfer ide tidak akan terjadi sehingga niscaya proses itu akan berhasil. Dalam melakukan komunikasi itulah nampaknya juga diperlukan cara atau strategi pembelajaran yang harus digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Strategi pembelajaran menurut Roestiyah: “berkaitan dengan teknikteknik penyajian pelajaran suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang
4
dipergunakan dalam rangka proses pembelajaran”.4 Kesemuanya itu tentunya berangkat dari etika dan moral baik sebagai prasyarat mutlak yang harus dipunyai oleh seorang Guru. Etika dan moral berkaitan sekali dengan aspek sikap dan perilaku. Sikap dan perilaku dapat dilihat dari manifestasi kepemimpinan, disiplin, integritas, kerjasama dengan peserta didik serta mengingat dalam pengajaran itu melibatkan aktifitas mendengar, menulis, membaca, mempresentasikan, dan berdiskusi untuk mengkomunikasikan suatu masalah khususnya pelajaran IPS maka diskusi kelompok perlu dikembangkan. Dengan menerapkan diskusi kelompok diharapkan aspek-aspek komunikasi bisa dikembangkan sehingga bisa meningkatkan hasil belajar. Persoalan sekarang adalah bagaimana guru sebagai wujud dari tanggung jawabnya sebagai pendidik generasi muda serta turut berperan aktif dalam mensukseskan program pemerintah di bidang pendidikan dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh siswa, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan mengkaitkannya dengan kehidupan nyata. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi guru setiap hari, untuk dapat mengatasi hal tersebut guru hendaknya memiliki wawasan yang luas, kreatif dan inovatif dalam proses pengelolaan proses pembelajaran. Sistem pengajaran yang bersifat mandiri memungkinkan siswa untuk belajar mandiri tanpa tergantung pada guru mata pelajaran. Hal ini sesuai dengan pengajaran individu yaitu guru berperan sebagai pembimbing siswa di dalam usaha untuk menambah pengetahuan dari materi pelajaran yang diberikan, pengajaran individu dipandang sebagai suatu siasat (strategi) untuk mengatur kegiatan belajar mengajar dalam kelompok yang terbesar. Salah satu usaha untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar adalah guru menggunakan metode pemecahan masalah (problem solving), karena menurut Smith dalam Lufri: “pemecahan masalah merupakan metode mengajar yang paling tepat untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan metode ini dapat menjangkau aktivitas mental seperti mengingat, mengenal menjelaskan, membedakan, menyimpulkan,
4
menerapkan,
menganalisis,
mensintesis,
menilai,
dan
Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006) h.74
5
meramalkan”.5 Dengan kata lain model ini dapat membantu siswa dalam upaya mengembangkan berpikir kritisnya dalam kegiatan pemecahan masalah. Sehingga dengan metode problem solving diharapkan mampu melatih siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang diberikan. Dengan metode ini siswa hendaknya menjadi terbiasa menyelesaikan permasalahan dan tentunya dengan harapan siswa tersebut mampu menetapkan atau menganalisis sendiri permasalahan baru yang dihadapinya berdasarkan pengalaman atau latihan yang telah dipelajari selama proses pembelajaran. Berkaitan dengan uraian di atas, maka penulis tertarik meneliti “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PENYIMPANGAN SOSIAL DI MTS ISLAMIYAH CIPUTAT”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah di lokasi penelitian antara lain: 1. Keterampilan
berpikir
kritis
siswa
pada
pembelajaran
IPS
dalam
mengemukakan pendapat masih kurang dan bahkan pada beberapa siswa cenderung pasif. 2. Upaya pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa sering luput dari perhatian guru. 3. Pola aktivitas kelas masih dominan model satu arah (monolog). 4. Metode pemecahan masalah diperkirakan dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis. 5. Kurang adanya beranekaragaman metode pembelajaran. 6. Ketertarikan siswa pada berbagai metode pembelajaran yang dapat mendorong keberhasilan pembelajaran.
5
Lutfi. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Solving yang diintervensi dengan peta konsep terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal pembelajaran, XXVII (April 2005),h.50.
6
C. Pembatasan Masalah Dari beberapa masalah yang teridentifikasi di atas, dalam penelitian ini dibatasi hanya pada aspek: 1. Penerapan model pembelajaran problem solving pada siswa kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa 2. Respon siswa dengan model pembelajaran problem solving pada pembelajaran IPS 3. Peranan metode problem solving dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis pada pembelajaran IPS
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan model pembelajaran problem solving pada siswa kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa? 2. Bagaimanakah
respon
siswa
dengan
model
problem
solving
pada
pembelajaran IPS? 3. Bagaimanakah peranan metode problem solving dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis pada pembelajaran IPS?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan Rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui secara spesifik proses dan hasil peningkatan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, yang dapat dinilai pada aspek menyampaikan pendapat, berdiskusi, mengemukakan tanggapan, dan mengajukan saran dalam menyampaikan pendapat pada pembelajaran IPS 2. Untuk
mengetahui
respon
siswa
dalam
pemecahan
masalah
pada
pembelajaran IPS 3. Untuk mengetahui peranan metode problem solving dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis pada pembelajaran IPS
7
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk menerapkan teori pembelajaran problem solving atau pemecahan masalah dapat mendorong anak untuk berpikir sistematis dan kritis dengan menghadapkannya kepada problema-problema. Belajar dengan menggunakan pendekatan problem solving dapat berfungsi sebagai perubahan kelakuan dari usaha anak dalam menyesuaikan diri dengan situasi-situasi yang problematis. Pendekatan roblem solving di mana cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan usaha mencari pemecahan atau jawaban oleh siswa. 1. Manfaat bagi sekolah Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk menerapkan metode problem solving yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan prestasi belajar siswa. 2. Manfaat bagi guru Dapat dijadikan motivasi untuk menerapkan model pembelajaran problem solving yang menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa. 3. Manfaat bagi siswa Membantu siswa untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan mampu untuk mengungkapkan pendapat, dalam pembelajaran yang menggunakan metode problem solving. 4. Selain itu diharapkan dapat digunakan sebagai pijakan dalam memutuskan kebijakan-kebijakan dalam aplikasi kebijakan pada objek penelitian serta input bagi konteks aplikasinya di masa mendatang.
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN KRANGKA BERPIKIR
A. Memahami Berpikir Kritis 1. Pengertian Berpikir Liliasari mengungkapkan bahwa Berpikir adalah: Suatu proses kognitif, suatu aktivitas mental untuk memperoleh pengetahuan. Proses berpikir dihubungkan dengan pola prilaku yang lain dan memerlukan keterlibatan aktif pemikir, hubungan kompleks berkembang melalui berpikir. Hubungan ini dapat saling terkait dengan struktur yang mapan yang dapat diekspresikan oleh pemikir dengan bermacam-macam cara.1 Menurut Ruch (1996) dalam Eri Kurniawan, berpikir adalah “manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang Nampak”.2 Dapat juga dikatakan bahwa keberadaan seseorang sangat ditentukan oleh kemampuan berpikirnya.
2. Berpikir Kritis a. Pengertian Berpikir Kritis Secara etimologis, kata „kritis‟ berasal dari bahasa Yunani yakni “kritikos (yang berarti mencerna penilaian) dan “kriterion” (yang
1
Liliasari, Pengembangan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi mahasiswa…..,(mimbar pendidikan, No.2.XXIII.2003),H.38 2 Eri kurniawan.Pembudayaan Keterampilan Berpikir Kritis Diperguruan Tinggi Melalui Cognitive Coaching.(http://www.zcribd.com,diakses tanggal 15 Desember 2010.jam 22.05),h.6
8
9
berarti standar). Sehingga, kritis berarti mencerna penilaian berdasarkan standar. Jika dipadukan dengan kata „berpikir‟, maka kita dapat mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir yang secara eksplisit dilatari oleh penilaian yang beralasan dan berdasarkan standar yang sesuai dalam rangka mencari kebenaran, keuntungan, dan nilai sesuatu.3 Definisi berpikir kritis banyak pula dikemukakan para ahli. Menurut Halpen (1996), berpikir kritis adalah: Memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa disebut directed thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju.4 Matindas (1996) dalam Dindin menyatakan bahwa berpikir kritis adalah “aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan. Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk menerima, menyangkal, atau meragukan kebenaran pernyataan yang bersangkutan”.5 Matindas mengungkapkan bahwa banyak orang yang tidak terlalu membedakan antara berpikir kritis dan berpikir kritis dilakukan untuk membuat keputusan sedangkan berpikir logis hanya dibutuhkan untuk membuat kesimpulan. Pada dasarnya pemikiran kritis menyangkut pula pemikiran logis yang diteruskan dengan pengambilan keputusan.
3
Eri Kurniawan.Pembudayaan Keterampilan…,h.6 Gary Heissere.Thought on Thinking: The challenge of Critical Thinking. (http://www.insightjournal.net).diakses tanggal 15 desember 2010.jam22.00,h.6 5 Dindin Wahidin, Pengembangan Berpikir Kritis di Kalangan Mahasiswa, (http://didinunius.blogspot.com), diakses tanggal 15 Desember 2010, h.3 4
10
Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir dilontarkan pula oleh Scriven, berpikir kritis yaitu: “Proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi. Semua kegiatan tersebut berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pemikiran, pertimbangan, dan komunikasi, yang akan membimbing dalam menentukan sikap dan tindakan”.6 Berpikir yang ditampilkan dalam berpikir kritis sangat tertib dan sistematis. Ketertiban berpikir dalam berpikir kritis diungkapkan MCC General Education Iniatives. Menurutnya, berpikir kritis ialah “sebuah proses yang menekankan kepada sikap penentuan keputusan yang sementara, memberdayakan logika yang berdasarkan inkuiri dan pemecahan masalah yang menjadi dasar dalam menilai sebuah perbuatan atau pengambilan keputusan”.7 Marzano dkk (dalam Kurniawan, 2002) mendeskripsi ciri-ciri orang yang berpikir kritis. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut. 1. Mencari kejelasan tesis atau masalah. 2. Mencari alasan. 3. Berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin. 4. Menggunakan dan menyebutkan sumber yang handal. 5. Memperhatikan situasi keseluruhan. 6. Berusaha konsisten dengan pokok permasalahan. 7. Berpegang teguh akan dasar permasalahan. 8. Mencari alternatif. 9. Berpikiran terbuka. 10. Mengambil atau berganti posisi karena bukti dan alasan yang cukup. 11. Mencari ketepatan secermat mungkin. 12. Memecahkan persoalan secara teratur pada bagian-bagian keseluruhan. 13. Menggunakan keterampilan berpikir kritis.
6
Carol B MacKnight. Teaching Critical Thinking Though Internal Discussions. http://net.educause.edu, diakses tanggal 15 Desember 2010,jam 22.05, h.38 7 MCC General Education Iniatives. Memahami berpikir kritis. http://researchengines.com/1007arief3.html, disks tanggal 12 Februari 2011, jam 10.30
11
14. Sensitif terhadap perasaan, tahap pengetahuan, dan derajat kecanggihan pihak lain8 b. Aspek-aspek Berpikir Kritis Menurut Bayer berpikir kritis adalah semacam aspek pemikiran nilai. Dan Aspek Karakteristik yang berhubungan dengan berpikir kritis, dipaparkan Beyer (1995) dalam buku Critical Thinking, yaitu: “Watak
(dispositions),
kriteria
(criteria),
argumen
(argument),
pertimbangan atau pemikiran (reasoning), sudut pandang (point of view), prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria)”.9 Dimana dalam aspek karakteristik yang dipaparkan di atas dapat diuraikan bahwa Watak (dispositions) maksudnya yaitu seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik. Kriteria (criteria) dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah
berdasarkan
kepada
relevansi,
keakuratan
fakta-fakta,
berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang. Argumen (argument) merupakan
pernyataan atau proposisi yang
dilandasi oleh data-data. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen. Pertimbangan
8
Eri Kurniawan, Pembelajaran Pendekatan…, http://arjumutiah.blog.unej.ac.id/2010/10/05/konsep-berpikir-dan-berpikir-kritis/, diakses 12 Februari 2011 jam 10.33,h.12 9 Denis K. Filsaime, Menguak Rahasia Berpikir kritis…, http://researchengines.com/1007arief3.html, diakses 12 Februari 2011 jam 10.30.h.63.
12
atau pemikiran (reasoning) yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data. Sudut pandang (point of view) merupakan cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Dan yang terakhir Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria), karena dalam prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Maka dalam prosedur tersebut akan meliputi: merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan. c. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Indikator Berpikir Kritis Wade (1995) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kegiatan merumuskan pertanyaan, Membatasi permasalahan, Menguji data-data, Menganalisis berbagai pendapat dan bias, Menghindari pertimbangan yang sangat emosional, Menghindari penyederhanaan berlebihan, Mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan Mentoleransi ambiguitas.10
Angelo mengidentifikaasi lima perilaku yang sistematis dalam berpikir kritis. Tahapan Berpikir Kritis : a. Keterampilan Menganalisis Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut.
10
Wade,Indikator Berpikir Kritis, http://www.scribd.com/doc/17740579/KonsepBerfikir-Kritis, tanggal 3 januari 2011.
13
Dalam keterampilan tersebut tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep global dengan cara menguraikan atau merinci globalitas tersebut ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci. Pertanyaan analisis, menghendaki agar pembaca mengindentifikasi langkah-langkah logis yang digunakan dalam proses berpikir hingga sampai pada sudut kesimpulan Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan berpikir analitis, diantaranya: menguraikan, membuat diagram, mengidentifikasi, menggambarkan, menghubungkan, memerinci, dsb. b. Keterampilan Mensintesis Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan
dengan
keteramplian
menganalisis.
Keterampilan
mensintesis adalah keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru. Pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadukan semua informasi yang diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya. Pertanyaan sintesis ini memberi kesempatan untuk berpikir bebas terkontrol c. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan kritis sehinga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan atau ruang lingkup baru
14
d. Keterampilan Menyimpulkan Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru yang lain. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan. Proses pemikiran manusia itu sendiri, dapat menempuh dua cara, yaitu: deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan merupakan sebuah proses berpikir yang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru. e. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai menghendaki pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar tertentu.11 Dalam taksonomi belajar, menurut Bloom, keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi. Pada tahap ini siswa ituntut agar ia mampu mensinergikan aspekaspek kognitif lainnya dalam menilai sebuah fakta atau konsep. Beberapa kriteria yang dapat di jadikan standar dalam proses berpikir kritis adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 11
kejelasan (clarity), tingkat akurasi (accuracy), tingkat kepresisian (precision) relevansi (relevance), logika berpikir yang digunakan (logic), keluasan sudut pandang (breadth),
Anggelo,Tahapan Berpikir Kritis, http://re-searchengines.com/1007arief3.html, tanggal 15 Desember 2010.
15
7. kedalaman berpikir (depth), 8. kejujuran (honesty), 9. kelengkapan informasi (information) dan 10. bagaimana implikasi dari solusi yang kita kemukakan (implication).12 Kriteria-kriteria di atas tentunya harus menggunakan elemenelemen penyusun kerangka berpikir suatu gagasan atau ide. Sebuah gagasan/ide harus menjawab beberapa hal sebagai berikut: Tujuan dari sebuah
gagasan/ide,
Pertanyaan
dari
suatu
masalah
terhadap
gagasan/ide. Sudut pandang dari gagasan/ide, Informasi yang muncul dari gagasan/ide, Interpretasi dan kesimpulan yang mungkin muncul. Konsep
pemikiran
dari
gagasan/ide
tersebut,
Implikasi
dan
konsekuensi, Asumsi yang digunakan dalam memunculkan gagasan/ide tersebut. Dasar-dasar ini yang pada peinsipnya perlu dikembangkan untuk melatih kemampuan berpikir kritis kita. Jadi, berpikir kritis adalah bagaimana menyeimbangkan aspek-aspek pemikiran yang ada di atas menjadi sesuatu yang sistemik dan mempunyai dasar atau nilai ilmiah yang kuat.
d. Langkah-langkah berpikir kritis Dengan operasional dan sederhana Matindas dalam Dindin Wahidin, menguraikan langkah-langkah berpikir kritis berikut : 1. 2. 3. 4.
Memahami dengan seksama pernyataan yang ada Cermati maksud dibalik pernyataan Cermati alasan yang diajukan untuk mendukung pernyataan Cermati alasan dengan mengklasifikasikan alas an itu kedalam: fakta, penafsiran, keinginan, atau kesimpulan ahli atau bahkan mungkin ajaran agama. 5. Ambil keputusan.13
12
Standar dalam Proses dalam Berpikir Kritis, http://www.scribd.com/doc/17740579/Konsep-Berfikir-Kritis, tanggal 3 januari 2011 13 Dindin Wahidin, Pengembangan Berpikir…, h.4-5
16
e. Sumber-sumber Kesalahan Berpikir Berikut ini adalah hal-hal yang dapat menyebabkan kesalahan dalam berpikir, diantaranya: 1. Kegagalan melihat penafsiran lain 2. Gagal melihat kemungkinan lain 3. Over generalisasi 4. Kecenderungan menyamaratakan (stereo-typing). 5. Gagal menyingkirkan pengaruh emosi 6. Gagal dalam melakukan penalaran 7. Gagal dalam mengenali fakta.14
B. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 1. Pengertian Pemecahan masalah (problem solving) merupakan “proses mental dalam menciptakan solusi untuk suatu masalah. Ini adalah satu bentuk keistimewaan tentang pemecahan masalah dimana sebuah solusi diciptakan degan bebas dan kreatif debandingkan dengan mengandalkan bantuan orang lain”.15 George Polya (1973) dalam Janulis P.Purba mengungkapkan pemecahan masalah (problem solving) ialah “menemukan jalan keluar dari suatu yang sukar dan penuh rintangan untuk mencapai tujuan”.16 Pada hakikatnya masalah adalah kesenjangan antara tujuan yang diinginkan dengan kondisi yang ada untuk meraih tujuan yang diharapkan. Situasi yang ada tidak sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Maka perlu ada solusi untuk mengatasi kesenjangna yang terjadi sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan.
14
Didin Wahidin, Pengembangan Berpikir…, h.7 Anonim. Cretive Problem solving. Http://en.wikipedia.org/wiki creative_problem_solving yang diakses pada 15 Desember 2010,h.1 16 Janulis P.Purba, Pengembangan dan Implementasi Model Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Pemecahan masalah, (Mimbar Pendidikan No.3, tahun XXII,2003), h.23 15
17
Menurut Smith dalam Lutfi, Problem solving merupakan “pendekatan mengajar yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan pendekatan ini, dua tujuan pokok pengajaran dapat terpenuhi, yaitu mengembangkan pemahaman yang mendalam dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis”.17 Menurut Kiranawati, metode pemecahan masalah (problem solving) adalah “penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok atau dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajaranya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah”.18 Pemecahan masalah (problem solving) dapat didefinisikan lebih luas jika ditinjau dari proses, strategi, keterampilan dan sebagai model pembelajaran. Sebagai suatu proses dalam hal ini menurut Subandar dalam Sukasno (2002) terkandung makna bahwa: Ketika siswa belajar ada proses menemukan kembali. Artinya prosedur, aturan yang harus dipelajari disediakan dan diajarkan oleh guru dan siswa siap menampungnya. Ditinjau dari strategi, problem solving diartikan sebagai penggunaan berbagai jalan untuk memecahkan masalah mulai dari mengidentifikasi masalah, penentuan langkah-langkah dan kemudian memecahkannya. Sedangkan jika ditinjau dari segi keterampilan problem solving diartikan sebagai kemampuan dalam menggunakan operasi untuk memecahkan masalah. Operasi yang dimaksud salah satunya adalah operasi matematik atau komputasi. Penyelesaian atau pemecahan masalah adalah bagian dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan proses paling kompleks diantara semua fungsi kecerdasan, pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari keterampilan-keterampilan rutin atau dasar. Proses ini terjadi jika suatu organism atau sistem kecerdasan buatan tidak mengetahui bagaimana untuk bergerak dari suatu kondisi awal menuju kondisi yang dituju.19 17
Lutfi. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Solving yang diintervensi dengan peta konsep terhadap hasil belajar mahasiswa. Jurnal pembelajaran, XXVII (April 2005),h.50 18 Kiranawati, Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving), (http://gurupkn.wordpress.com) yang diakses 15 Desember 2010,h.2 19 Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_masalah, yang diakses tanggal 15 desember 2010,h.1
18
2. Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving Adapun langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh guru di dalam melakukan pembelajaran dengan metode problem solving yaitu sebagai berikut: “Menyajikan masalah dalam bentuk umum, menyajikan kembali, masalah dalam bentuk operasional, menentukan strategi penyelesaian, dan menyelesaikan masalah”.20 Sedangkan menurut Hudojo dan Sutawijaya (dalam Hudojo, 2003), menjelaskan bahwa langkah-langkah yang diikuti dalam penyelesaian problem solving yaitu sebagai berikut: “Pemahaman masalah,
terhadap
melaksanakan
penyelesaian”.
masalah,
perencanaan,
perencanaan dan
penyelesaian
melihat
kembali
21
Strategi belajar mengajar penyelesaian masalah adalah bagian dari strategi belajar mengajar inkuiri. Penyelesaian masalah menurut J. Dewey (dalam Hudojo, 2003), ada enam tahap: a. Merumuskan masalah: mengetahui dan menemukan masalah secara jelas. b. Menelaah masalah: menggunakan pengetahuan untuk memerinci, menganalisis masalah dari berbagai sudut. c. Merumuskan hipotesis: berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab akibat dan alternatif penyelesaian. d. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis: kecakapan mencari dan menyusun data, menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar. e. Pembuktian hipotesis: cakap menelaah dan membahas data, menghitung dan menghubungkan, keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan f. Menentukan pilihan penyelesaian: kecakapan membuat alternatif penyelesaian kecakapan menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap langkah.22 20
Hamid Muhammad. Langkah-langkah pembelajaran problem solving.(Jakarta : konsep ips.2005)h.26 21 Hudojo. Langkah-langkah penyelesaian problem solving. http://id.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_masalah, yang diakses 15 Desember 2010.h162 22 Hudojo. Langkah-langkah penyelesaian problem solving http://id.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_masalah, yang diakses 15 Desember 2010.h.163
19
Pada penelitian ini digunakan tahapan pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Sudjana. Model pemecahan masalah yang dikemukakan Sudjana dapat menumbuhkan aktivitas mental, baik secara individual maupun kelompok, karena hampir setiap langkah yang diberikan menurut keaktifan belajar siswa. Sudjana mengungkapkan bahwa aktifitas mental yang dapat dijangkau melalui model ini yaitu meningkat, mensintesis, menilai dan meramalkan. Adapun tahapan pendekatan pemecahan masalah menurut sudjana adalah sebagai berikut: “Tahap orientasi atau memusatkan perhatian pada masalah, tahap identifikasi masalah, tahap mencari alternatif pemecahan masalah, tahap menilai setiap alternatif pemecahan masalah, dan tahap menarik kesimpulan”.23 Dalam pendekatan pemecahan masalah yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa: Orientasi atau memusatkan perhatian pada masalah yaitu pada tahap ini guru memusatkan perhatian siswa pada permasalahan dengan memberi kesan umum dan pemahaman global tentang batas-batas ruang lingkup masalah yang akan dibahas lebih lanjut kedalam skema atau sub-sub masalah sebagai satu kesatuan. Maksudnya pada tahap ini guru melakukan pengkondisian mengenai kesiapan belajar dengan memotivasi siswa untuk belajar sambil menyampaikan kompetensi pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu pada kegiatan ini, guru mendorong siswa untuk menemukan persoalan. Persoalan tersebut dapat datang dari guru, suatu fenomena tertentu atau persoalan sehari-hari yang dijumpai siswa. Tahap identifikasi masalah yaitu mengenali, memahami, dan mengetahui suatu masalah dengan jelas. Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan respon sebagai tolak ukur kemampuan awal siswa dalam mengidentifikasi masalah. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat merumuskan masalah. Merumuskan masalah ialah mengoperasionalkan masalah untuk memudahkan pemecahan. Salah satu cara mengoperasionalkan masalah ialah dengan cara menyatakan inti permasalahan dalam bentuk pertanyaan seperti: mengapa, dan dan bagaimana. Tahap mencari alternatif pemecahan masalah maksudnya apabila masalah telah diidentifikasi dan dirumuskan, selanjutnya dilakukan kegiatan mencari sebagai upaya yang mungkin dilakukan dalam memecahkan masalah. Langkah-langkah yang dilakukan ialah pertama menghimpun informasi mengenai 23
Titi Wahyuni. Pengembangan model pembelajaran pemecahan masalah untuk meningkatkan keterampilan…,Bandung: SKRIPSI UPI tidak diterbitkan.h.17-19
20
alternatif pemecahan masalah berdasarkan data-data yang ada. Kedua mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat pada setiap alternatif upaya memecahkan masalah, dengan kata lain pada langkah ini sama alternatif pemecahan masalah dianalisis, baik kekurangan maupun kelebihannya. ketiga menentukan prioritas usaha atau kegiatan yang dilakukan dalam memecahkan masalah. Yaitu memilih alternatif pemecahan masalah yang terbaik berdasarkan hasil analisis terhadap kekurangan dan kelebihan beberapa alternatif yang diajukan. Pada tahap ini guru menyiapkan bahan atau alat sebagai sumber belajar yang dapat berupa buku, grafik, lingkungan, bagan dan lain-lain. Siswa dittuntut untuk melakukan percobaan atau menngemukakan berbagai macam argumennya dalam proses pembelajaran secara mandiri. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing. Tahap menilai setiap alternatif pemecahan masalah,pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap teknik pemecahan yang dilakukan. Evaluasi adalah kegiatan menghimpun, mengolah, dan menyajikan data atau informasi mengenai program pemecahan untuk dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan. Maksudnya pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan yaitu, mengumpulkan dan mengolah data penyelidikan terhadap setiap alternatif pemecahan masalah dan menyajikan data atau informasi berdasarkan penyelidikan. Data-data yang disajikan kemudian dianalisis untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan alternatif pemecahan mana yang paling tepat diantara alternatif pemecahan masalah yang ada. Tahap menarik kesimpulan artinya merumuskan dari jawaban masalah yang telah dipilih berdasarkan penilaian setiap alternatif. Pada tahap ini, guru dan siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil anaisis tentang jawaban pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan bagian dari bentuk berpikir. Mempertimbangkan semua fungsi pemikiran yang rumit, pemecahan masalah merupakan proses kognitif tertinggi yang memerlukan modulasi dan keterampilan-keterampilan pokok yang terkontrol dan rutin, hal ini terjadi jika seseorang atau sistem kecerdasan alami seseorang tidak mengetahui bagaimana diproses dari asal pemikiran ke pernyataan akhir. Hal ini menjadi bagian dari proses masalah besar yang meliputi penemuan masalah dan bentuk masalah.24 3. Karakteristik Metode problem solving Metode problem solving merupakan “metode pembelajaran yang mengandung aktivitas belajar siswa yang cukup tinggi. Metode 24
Anonim. Problem Solving. http://en.wikipedia.org/wiki/problem_solving yang diakses pada 16 Desember 2010,h.1
21
pembelajaran ini digunakan untuk mengajar konsep atau prinsip. Nana Sudjana dalam Sutikno (2004) mengungkapkan bahwa aktivitas mental yang dapat dijangkau melalui metode ini diantara lain mengingat, mengenal, menjelaskan, menyimpulkan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, menilai, dan meramalkan”. Lebih lanjutnya Nana Sudjana menyebutkan bahwa metode pembelajaran ini dapat terlaksana apabila unsur-unsur berikut terpenuhi, yaitu: a. Guru a. Guru harus menguasai bahan pembelajaran, terutama konsep dan prinsip yang terdapat dalam bahan pembelajaran. b. Guru harus trampil membimbing siswa dalam merumuskan masalah yang diangkat dari konsep prinsip. c. Guru mampu memimpin kelas, terutama dalam memotivasi siswa untuk belajar mandiri. d. Guru mempunyai wawasan yang luas mengenai berbagai gejala, data, permasalahan yang berkenan dengan konsep dan prinsip yang terdapat dalam bidang studi yang diajarkan. b. Sarana dan Prasarana 1. Sumber belajar seperti buku bacaan, media, dan alat bantu yang digunakan dalam mengidentifikasi masalah telah tersedia. 2. Kelas tidak terlalu besar, artinya siswa dalam satu kelas sekitar 40 siswa. 3. Tersedia waktu yang cukup. c. Bahan Pembelajaran 1. Bahan pembelajaran bersifat konsep atau prinsisp. 2. Permasalahan yang akan diajukan kepada siswa telah dipersiapkan oleh guru, termasuk rambu-rambu pemecahanya.25 Metode pembelajaran dari ketiga unsur yang dipaparkan di atas, yang meliputi kriteria yang harus ada pada guru, sarana dan prasarana serta bahan pembelajaran, apabila telah terpenuhi secara menyeluruh maka proses pembelajaran akan terlaksana dengan baik.
4. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran problem solving Metode pemecahan
masalah (problem solving) mempunyai
kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: 25
Sutikno. Model Pembelajaran Interaksi Sosial, Pembelajaran afektif dan Retorika. Mataram: NTP Pres. 2004.
22
Kelebihan pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut. a. Metose ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia. c. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan. Kelemahan Metode problem solving: a. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitanya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru. Sering orang beranggapan keliru bahwa metode pecahan masalah hanya cocok untuk SLTP,SLTA dan PT saja. Padahal, untuk siswa SD sederajat juga bisa dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan taraf kemampuan berpikir anak. b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain. c. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.26 5. Tujuan Pembelajaran Problem Solving Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah seperti apa yang dikemukakan oleh Hudojo (2003), yaitu sebagai berikut: a. Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya. b. Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa. 26
Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006) h. 92-93
23
c. Potensi intelektual siswa meningkat. d. Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.27 C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan
masalah sosial di masyarakat ditinjau dari
berbagai aspek kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Azis Wahab mengatakan “IPS adalah sejumlah konsep mata pelajaran sosial dan ilmu lainnya yang dipadukan berdasarkan prinsipprinsip pendidikan yang bertujuan membahas masalah sosial atau bermasyarakat dan kemasyarakatan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pendidikan melalui program pengajaran IPS pada tingkat persekolahan”.28 IPS merupakan ilmu yang dinamis, selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman. Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.
2. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi: a. Sistem sosial dan budaya.
27
Hudojo. Langkah-langkah penyelesaian problem solving http://id.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_masalah, yang diakses 15 Desember 2010.h.155 28 Ilmu Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi, (Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005), h. 3
24
b. Manusia, tempat dan lingkungan. c. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. d. Waktu, keberlanjutan dan perubahan. e. Sistem Berbangsa dan Bernegara.29
3. Kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial Kecakapan proses yang dikembangkan berdasarkan rasional bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bidang studi yang multi disiplin, terdiri dari beberapa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan humaniora, yang mempelajari interaksi manusia dengan alam dan lingkungan masyarakat.
4. Karakteristik Pelajaran IPS Proses pembelajaran ekonomi diupayakan agar dilakukan secara terpadu. Selain itu, perlu dipilih materi pelajaran yang sesuai, baik ditinjau dari tingkat kemampuan berfikir siswa maupun dari sudut lingkungan fisik dan psikis peserta didik. Dengan memperhatikan persoalan di atas, IPS memiliki karakteristik seperti: a) Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang peristiwa, gejala dan masalah sosial daripada bidang teori keilmuan. b) Dalam menelaah objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan aspek-aspek kehidupan sosial daripada aspek-aspek yang terpisah satu sama lain. c) Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya. d) Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi, objek studi, laboratorium, dan sekaligus juga menjadi ruang lingkup penelaahannya.30
29 30
Ilmu Pengetahuan Sosial…, h. 10 Ilmu Pengetahuan Sosial…, h. 10
25
5. Tujuan Pembelajaran IPS Pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengahtengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Namun tujuan umum pembelajaran IPS adalah memberdayakan siswa agar memiliki kecakapan berpikir, membentuk warga negara yang aktif dan bertanggung jawab serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan seharihari. Bilamana sasaran dan tujuan-tujuan pembelajaran IPS di atas dikaitkan dengan taxonomy of education objective yang dikemukakan oleh Bloom, maka secara garis besar terdapat tiga sasaran pokok dari pelajaran IPS, yaitu: 1) Pengembangan aspek pengetahuan (cognitive) 2) Pengembangan aspek nilai dan kepribadian (affective) 3) Pengembangan aspek keterampilan (psycomotoric).31
D. Belajar 1. Pengertian Belajar Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahanperubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.32
31
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007), cet. 3, h.
32
Slameto, Belajar & faktor-faktor yang memepengaruhi, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
95 2010), h.2
26
2. Teori Belajar Teori belajar menurut R. Gagne : “Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku, menurutnya belajar juga merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi”.33 Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori, yang disebut “The domains of learning yaitu : a) Keterampilan motoris (motor skill) b) Informasi verbal c) Kemampuan intelektual d) Strategi kognitif e) Sikap”.34 Dari kelima kategori tersebut merupakan suatu tindakan yang dipelajari manusia secara umum dalam kehidupan sehari-hari. 3. Prinsip-prinsip Belajar Dalam kegiatan mengajar, tentunya harus menggunakan prinsipprinsip belajar tertentu agar bertindak secara tepat. Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungakap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dengan mengacu pada prinsip-prinsip belajar, seorang guru akan dapat mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan efektivitas belajar siswa. Prinsip-prinsip itu adalah: a. Perhatian dan motivasi b. Keaktifan c. Ketertiban langsung/berpengalaman d. Pengulangan e. Tantangan f. Balikan dan Penguatan g. Perbedaan individual.35 33
Slameto, Belajar & faktor-faktor yang memepengaruhi…,h.13 Slameto, Belajar & faktor-faktor yang memepengaruhi…,h.14-15 35 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), cet. 4, h. 42-49 34
27
Siswa maupun guru, tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsip-prinsip belajar tersebut, karena hal tersebut berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran siswa.
4. Masalah-masalah Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan eksternal.
a. Faktor internal siswa Faktor internal yang dialami oleh para siswa yang berpengaruh pada proses belajar, yaitu sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi, rasa percaya diri siswa, kebiasaan belajar dan cita-cita siswa. b. Faktor eksternal siswa Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar, yaitu prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah serta kurikulum sekolah.
E. Pemahaman Materi Penyimpangan Sosial 1. Pengertian Penyimpangan Sosial Penyimpangan adalah tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang dianut dalam lingkungan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat Penyimpangan terjadi apabila seseorang atau kelompok tidak mematuhi norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan terhadap nilai dan norma dalam masyarakat
28
disebut dengan deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut divian (diviant).36 Pada masyarakat tradisional penyimpangan jarang sekali terjadi dan
dapat
dikendalikan.
Sebaliknya,
pada
masyarakat
modern,
penyimpangan dirasa semakin banyak dan bahkan seringkali menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi pihak lainnya. Salah satu bentuk penyimpangan adalah penyimpangan sosial. Seperti
halnya
kebudayaan
yang
bersifat
relatif
maka
penyimpangan sosial juga bersifat relatif. Artinya, penyimpangan sosial sangat tergantung pada nilai dan norma sosial yang berlaku. Suatu tingkah laku dapat dikatakan menyimpang oleh suatu masyarakat, namun belum tentu dianggap menyimpang oleh masyarakat lain yang memiliki norma dan nilai yang berbeda. Menurut Robert M.Z. Lawang, “Penyimpangan sosial sebagai semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang (dalam buku materi pokok pengantar sosiologi)”.37 2. Bentuk-bentuk Penyimpangan a. Penyimpangan primer Penyimpangan ini hanya bersifat sementara dan tidak diulangi kembali. Ciri-cirinya: hanya bersifat sementara, gaya hidup tidak didominasi oleh perilaku menyimpang, dan masih dapat diterima secara sosial. Contoh: mengendarai sepeda motor melampaui kecepatan maksimal, menerobos lampu merah, dan lain-lain. b. Penyimpangan sekunder Seseorang secara khas memperlihatkan perilaku menyimpang dan secara umum dikenal sebagai seseorang yang menyiimpang. Ciri-cirinya: masyarakat tidak bisa menerima individu semacam itu, masyarakat umum telah mengetahuinya, dan gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang. 36
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), cet. 4, h.151 37 Sutarto,Ilmu Pengetahuan Sosial, h.151
29
Contoh: seorang pemabuk yang hidup ditengah masyarakat yang anti mabuk, pembunuhan, dan penodongan. c. Penyimpangan individu Apabila seseorang melakukan penyimpangan dari subkebudayaan yang telah mapan dan nyata-nyata menolak normanorma tersebut, maka ia disebut sebagai menyimpang individual. Ciri-cirinya: bertindak sendirian, tidak merencanakan penyimpangan dengan siapapun. Contohnya: pembunuhan yang dilakukan sendiri, atau mencuri seorang diri. d. Penyimpangan kelompok Kegiatan yang dilakukan kelompok secara kolektif dengan cara yang bertentangan terhadap norma-norma yang berlaku. Contoh: sindikat teroris, gang kejahatan, mafia. Kelompok ini memiliki seperangkat norma, nilai sikap, dan tradisi-tradisi tersendiri. Selaku anggota mafia, masing-masing berpegang teguh pada aturan main mafia.38 Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa bentukbentuk penyimpangan sosial dibagi menjadi empat yaitu penyimpangan primer, skunder, individu dan penyimpangan kelompok. 3. Faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang Pertama, Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dengan si miskin yang sangat mencolok mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga terjadilah tindak korupsi, manipulasi, dan kolusi. Kedua, Banyaknya pemuda putus sekolah (drop out) dan pengangguran. Ketiga, kebutuhan ekonomi untuk serba kecukupan, tanpa harus berusaha bersusah payah bekerja, mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas dengan cara mencuri, merampok, menodong, dan lain-lain. Keempat, keluarga yang berantakan (broken home) dapat menyebabkan adanya penyimpangan sosial.sebagai pelampiasan, mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya negatif seperti berjudi, narkoba, miras, terjun kedalam kompleks prostitusi. Kelima, pengaruh media massa, seperti adanya berita dan gambar-gambar serta siaran TV yang menyajikan tentang tayangan tindak kekerasan dan kriminalitas.39 38 39
Sutarto,Ilmu Pengetahuan Sosial,h.158-159 Sutarto,Ilmu Pengetahuan Sosial,h.152
30
F. Kerangka Berpikir Ilmu Pengetahuan Sosial yang memiliki konsep abstrak dan sulit untuk dipahami siswa tetapi dapat dikuatkan oleh berbagai asumsi dan pendapat. Perubahan-perubahan tersebut dikarenakan seiringnya perubahan zaman dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, pengembangan pembelajaran IPS harus melibatkan siswa untuk mencari berbagai sumber belajar siswa, selain dari guru serta harus meningkatkan hubungan antar konsep pembelajaran dengan aplikasi dan pengalaman yang terintegrasi dengan nilai-nilai di dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menghasilkan belajar yang optimal. Hasil belajar merupakan kualitas kemampuan seseorang siswa yang dihasilkan melalui proses aktivitas aktif dalam membangun pemahaman informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, aktif dan psikomotorik. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang menyeluruh, yaitu siswa bukan hanya dituntut untuk memahami dan manguasai pembelajaran dan kemampuan intelektual, tetapi juga mempunyai integritas moral yang baik. Sebagai usaha untuk memperoleh suatu hasil belajar yang optimal, maka diperlukan suatu penerapan model pembelajaran yang bukan hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa berupa fakta dan konsep, tapi membutuhkan keterlibatan aktif siswa secara mental maupun fisik. Salah satu alternatif model pembelajaran efektif untuk membangun pemahaman konsep dan siswa lebih aktif melalui soal-soal yang berupa permasalahan-permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa yang disajikan oleh guru dalam pembelajaran IPS adalah model pembelajaran Problem Solving, dimana Problem Solving merupakan faktor eksternal yang memiliki konsep belajar yang membantu guru meningkatkan pengembangan pengetahuan yang dimiliki siswa untuk bisa memecahkan suatu permasalahan dalam pelajaran IPS dengan guru menyajikan suatu masalah dalam bentuk umum, menyajikan kembali masalah dalam bentuk operasional. Kemudian siswa dituntut untuk menentukan strategi penyelesaian masalah yang dibentuk berupa soal-soal supaya dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan cara mengungkapkan pendapat dari hasil jawaban yang telah ditemukan secara logis sesuai fakta-fakta yang ada. Diharapkan dengan penerapan model ini akan memiliki pengaruh positif peserta didik yang dapat diaplikasikan pada hasil belajar.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Metode Penelitian Dilihat dari tujuan penelitian, fokus penelitian ini adalah mengamati dan melihat bagaimana upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis melalui metode problem solving dalam proses pembelajaran IPS di MTs Islamiyah Ciputat materi penyimpangan sosial. Dengan demikian penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kualitatif. Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman penafsiran yang mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan. Dalam penelitian ini, sasaran yang hendak dicapai adalah untuk mendeskriptipsikan, memahami dan memaknai sistem pengelolaan pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPS di MTs Islamiyah Ciputat. Oleh sebab itu, berdasarkan pada kajian teori dan krangka berpikir yang telah dipaparkan di depan, maka jenis penelitian yang dianggap tepat adalah penelitian kualitatif deskriptif analis. Penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.1 Metode
penelitian
kualitatif
adalah
“metode
penelitian
yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
1
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), cet. 6,
h. 36
31
32
kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), melalui pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen”.2 Dengan demikian, melalui pendekatan kualitatif maka diharapkan akan memperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna dan fakta yang relevan. Pendekatan kualitatif pada dasarnya berusaha untuk mendeskripsikan permasalahan secara komprehensif, holistik, integratif, dan mendalam melalui kegiatan mengamati orang dalam lingkunganya dan berinteraksi dengan mereka tentang dunia sekitarnya. Penelitian ini pada hakikatnya adalah mengamati guru IPS dalam melakukan pelaksanaan pembelajaran, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang pelaksanaan pembelajaran, serta mengamati guru dalam meningkatkan berpikir kritis siswa melalui metode pembelajaran problem solving pada pembelajaran IPS.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di MTs Islamiyah Ciputat, yang beralamat di Jalan KH. Dewantara No. 23 Ciputat, Kecamatan Ciputat, Kota/Kabupaten Tangerang Selatan. Telp. 021.7409814, - 021.287529743
2. Waktu Penelitian Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari pengajuan judul, pengajuan proposal, perencanaan dan persiapan instrument,uji coba instrument, penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian. Dengan rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan selama 7 (tujuh) bulan, mulai pada bulan Agustus 2010 sampai Maret 2011.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan R & D, (Bandung: Alfabeta,2010),cet. X,h.15. 3 Profil sekolah MTs Islamiyah Ciputat
33
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian
Ags Sept
Pengajuan proposal
√
Persiapandan perencanaan
√
Observasi
√
Kegiatan Penelitian Analisis Data Laporan Penelitian
Nov
Des Jan Feb
√
√ √
√ √
C. Populasi dan Sampel Penelitian Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan ”social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berintegrasi secara sinergis”.4 Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin dipahami secara lebih mendalam ”apa yang terjadi” di dalamnya. Dalam penelitian ini, penulis mengamati situasi sosial atau objek penelitian tentang guru IPS (actors) dalam melakukan pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode problem solving supaya siswa lebih berpikir kritis dalam memecahkan masalah – masalah IPS (activity) di MTs Islamiyah Ciputat (place). Sampel dalam penelitian ini penulis gunakan sebagai sumber data yang dianggap mengetahui tentang populasi/situasi sosial atau objek penelitian, dan untuk menentukan sampel tersebut penulis menggunakan teknik cluster sampling (area sampling). Yaitu siswa kelas VIII IPS di MTs Islamiyah Ciputat terdiri dari 2 (Dua) kelas, namun yang digunakan untuk menjadi sampelnya hanya 1 (satu) kelas. Di mana kelas ini memiliki karakteristik yang relatif sama dengan ke dua kelas yang lain atau dapat mewakili kelas-kelas yang lain.
4
Mar
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R & D,…,h.297-298.
√
34
D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dari lapangan penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi Menurut Sutrisno Hadi (1986) yang dikutip oleh Sugiyono, bahwa ”Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang disusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.5 Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan pengamatan proses pelaksanaan pembelajaran dalam mata pelajaran IPS dan mengamati keadaan sekolah, sarana dan prasarana, serta keadaan guru dan siswa di MTs Islamiyah Ciputat. Tabel 2. Kisi-kisi Observasi Rumusan Masalah 1. Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui metode problem solving pada pelajaran IPS materi Penyimpangan sosial
5
Kegiatan Pelaksanaan pembelajaran
Indikator 1. Kegiatan awal (pendahuluan) a) Apersepsi 1. Membuka pelajaran 2. Memeriksa keadaan kelas dan siswa 3. Mengulang materi sebelumnya b) Memotivasi siswa 2. Kegiatan inti a) Menerangkan materi b) Memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya c) Memberikan latihan kepada siswa d) Membahas latihan
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R & D,…,h.203.
35
2. Persepsi siswa tentang penggunaan metode problem solving pada pelajaran IPS materi Penyimpangan Sosial
Penilaian (evaluasi) pembelajaran
bersama antara siswa dengan guru e) Memecahkan masalah f) Pengelolaan antar kelompok 3. Kegiatan akhir (penutup) a) Menyimpulkan b) Memberikan PR berupa studi kasus c) Menutup kegiatan pembelajaran 1. Proses evaluasi mengamati perkembangan berpikir kritis siswa 2. Proses evaluasi pemberian ulangan harian
E. Pedoman Wawancara Susan Strainback (1988) yang dikutip oleh Sugiyono, mengemukakan bahwa ”interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation alon”.6 Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.7 Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari guru mata pelajaran IPS.
Tabel 3. Kisi-kisi Wawancara 6
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R & D,…,h.318. 7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R & D,…,h.319.
36
Rumusan masalah 1. Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui metode problem solving pada pelajaran IPS materi Penyimpang an sosial 2. Persepsi siswa tentang penggunaan metode problem solving pada pelajaran IPS materi Penyimpangan Sosial
Kegiatan
Indikator
No. item
Perencanaan 1. Membuat RPP 1,2,3 pembelajaran 2. Membuat silabus 3. Menentukan materi
Proses 1. Proses pelaksanan pembelajaran pembelajaran 2. Penggunaan problem solving 3. Berpikir kritis
Sumber Guru
4,5,6 7,8,9 10,11,12,13
Proses 1. Proses 1,2,3,4,5 pelaksanaan pembelajaran pembelajaran 2. Penggunaan model 6,7,8,9,10 problem solving
Siswa
F. Studi Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawacara dalam penelitian kualitatif.8
G. Definisi Konseptual, Definisi Operasional dan Kisi-Kisi Instrumen
8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R & D,…,h.329
37
1. Definisi Konseptual Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dijelaskan bahwa berpikir kritis yaitu berpikir secara tajam dalam penganalisisan, tidak cepat percaya, bersifat selalu berusaha menemukan kesalaha, melainkan sematamata ingin menegakan kebenaran.9 Laurens Mengutip pendapat Junicek (2005) bahwa berpikir kritis dapat diartikan sebagai proses dan juga kemampuan (Junicek, 2005) untuk memahami konsep, menerapkan, mensintesiskan dan mengevaluasi informasi yang diperoleh.10 Terdapat enam tingkatan berpikir menurut taksonomi Bloom (2003) yaitu : a. Mengetahui (knowing) adalah suatu proses berpikir yang didasarkan pada retensi (menyimpan) dan retrieval (mengeluarkan kembali) sejumlah pengetahuan yang pernah didengar atau dibacanya; b. Memahami (understanding) adalah suatu proses berpikir yang sifatnya lebih kompleks yang mempunyai kemampuan dalam penterjemahan, interpretasi, ektrapolasi, dan asosiasi; c. Menerapkan (application) adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan, fakta, teori, dan lain-lain untuk menyimpulkan, memperkirakan, atau menyelesaikan suatu masalah; d. Menganalisis (analysis) juga berpikir secara divergen yaitu kemampuan menguraikan suatu konsep atau prinsip dalam bagian-bagian atau komponen-komponennya; e. Mengevaluasi (evaluation) disebut juga intelectual judment, yaitu pengetahuan yang luas tentang sesuatu pengertian dari apa yang diketahui serta kemampuan analisa dan sintesis sehingga dapat memberikan penilaian atau evaluasi, dan
9
Achmad Sapari, Bagaimana Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis, Fasilitator, Edisi III tahun 2006,h.37. 10 Joycen M. Laurens Integrasi Riset dan Desain : Sebuah Pendekatan dalam Pembelajaran di Studio, http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/99-035/3.5-Joyce%20M.Laurens. Pdf , diakses : 03/01/2011,h.3.
38
f. Mensintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk melakukan suatu generalisasi atau abstraksi dari sejumlah fakta, data, fenomena, dan lain-lain. Dengan kata lain akumulasi dari semua kemampuan berpikir dibawahnya merupakan kemampuan untuk menilai (evaluasi).
2. Definisi Operasional Dalam upaya meningkatkan siswa MTs Islamiyah Ciputat dalam berpikir kritis melalui metode pembelajaran metode problem solving (pemecahan masalah) dalam pembelajaran IPS, Ada tahap-tahap yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran, dimana tahap pendekatan problem solving menurut sudjana adalah sebagai berikut: a. Orientasi atau memusatkan perhatian pada masalah Pada tahap ini guru memusatkan perhatian siswa pada permasalahan dengan memberi kesan umum dan pemahaman global tentang batasbatas ruang lingkup masalah yang akan dibahas lebih lanjut kedalam skema atau sub-sub masalah sebagai satu kesatuan. Maksudnya pada tahap ini guru melakukan pengkondisian mengenai kesiapan belajar dengan memotivasi siswa untuk belajar sambil menyampaikan kompetensi pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu pada kegiatan ini, guru mendorong siswa untuk menemukan persoalan. Persoalan tersebut dapat datang dari guru, suatu fenomena tertentu atau persoalan sehari-hari yang dijumpai siswa. b. Tahap identifikasi masalah Mengidentifikasi ialah mengenali, memahami, dan mengetahui suatu masalah dengan jelas. Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan respon sebagai tolak ukur kemampuan awal siswa dalam mengidentifikasi masalah. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat merumuskan masalah. Merumuskan masalah ialah mengoperasionalkan masalah untuk memudahkan pemecahan. Salah satu cara mengoperasionalkan
39
masalah ialah dengan cara menyatakan inti permasalahan dalam bentuk pertanyaan seperti: mengapa, dan dan bagaimana. c. Tahap mencari alternative pemecahan masalah Apabila masalah telah diidentifikasi dan dirumuskan, selanjutnya dilakukan kegiatan mencari sebagai upaya yang mungkin dilakukan dalam memecahkan masalah. Langkah-langkah
yang
dilakukan
ialah
pertama
menghimpun
informasi mengenai alternatif pemecahan masalah berdasarkan datadata yang ada. Kedua mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat pada setiap alternatif upaya memecahkan masalah, dengan kata lain pada langkah ini sama alternatif pemecahan masalah dianalisis, baik kekurangan maupun kelebihannya. ketiga menentukan prioritas usaha atau kegiatan yang dilakukan dalam memecahkan masalah. Yaitu memilih alternatif pemecahan masalah yang terbaik berdasarkan hasil analisis terhadap kekurangan dan kelebihan beberapa alternatif yang diajukan. Pada tahap ini guru menyiapkan bahan atau alat sebagai sumber belajar yang dapat berupa buku, grafik, lingkungan, bagan dan lain-lain. Siswa dituntut untuk melakukan percobaan atau menngemukakan berbagai macam argumennya dalam proses pembelajaran secara mandiri. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing. d. Tahap menilai setiap alternatif pemecahan masalah Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap teknik pemecahan yang dilakukan. Evaluasi adalah kegiatan menghimpun, mengolah, dan menyajikan data atau informasi mengenai program pemecahan untuk dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan. Maksudnya pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan yaitu, mengumpulkan dan mengolah data penyelidikan terhadap setiap alternatif pemecahan masalah dan menyajikan data atau informasi berdasarkan penyelidikan. Data-data yang disajikan kemudian dianalisis untuk dijadikan sebagai
40
bahan pertimbangan alternatif pemecahan mana yang paling tepat diantara alternatif pemecahan masalah yang ada. e. Tahap menarik kesimpulan Penarikan kesimpulan artinya merumuskan dari jawaban masalah yang telah dipilih berdasarkan penilaian setiap alternatif. Pada tahap ini, guru dan siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil anaisis tentang jawaban pemecahan masalah. Pemecahan
masalah
merupakan
bagian
dari
bentuk
berfikir.
Mempertimbangkan semua fungsi pemikiran yang rumit, pemecahan masalah merupakan proses kognitif tertinggi yang memerlukan modulasi dan keterampilan-keterampilan pokok yang terkontrol dan rutin, hal ini terjadi jika seseorang atau sistem kecerdasan alami seseorang tidak mengetahui bagaimana diproses dari asal pemikiran ke pernyataan akhir. Hal ini menjadi bagian dari proses masalah besar yang meliputi penemuan masalah dan bentuk masalah.11
H. Teknik Analisa Data Analisa data adalah “proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain”.12 “Miles and Huberman (1984)
yang dikutip oleh Sugiyono,
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
11
Anonim. Problem Solving. http://en.wikipedia.org/wiki/problem_solving yang diakses pada 16 Desember 2010,h.1 12 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R & D,…, h.335.
41
datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification”.13 1. Data Reduction ( reduksi data) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. 2. Data display (penyajian data) Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan hubungan antar kategori, flowcart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) yang dikutip oleh Sugiyono, menyatakan “The most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative tex”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. 3. Conclusion drawing/verification Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R & D,…,h.337-345.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah / Profil Sekolah Nama dan Alamat sekolah Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat. Jalan KH. Dewantara No. 23 Ciputat. Telp. 021.7409814, - 021.28752974. Kecamatan Ciputat, Kota/Kabupaten Tangerang Selatan. Nomor Rekening : 0994-01-023437-53-58 (BRI Cabang Ciputat).
1. Nama dan Alamat Yayasan/Penyelenggara sekolah : Yayasan Islamiyah Ciputat Jl. KH. Dewantara No. 23 Ciputat, 15411 Telp. 021. 7409814 – 021. 28752974 2. Nama Kepala Madrasah
: Drs. Oding
3. Nama Wakil Kepala Madrasah
: Hj.Yurnelis R, S.Pd
4. NSS/NSM
: 21.2.28.04.06.045
3. Jenjang Akreditasi
: Terakreditasi A
4. Tahun didirikan
: 1978
5. Tahun Beroperasi
: 1978
6. Status Tanah
: Milik Yayasan
a. Surat Kepemilikan Tanah
: Sertifikat/Akte
b. Luas Tanah
: 770 M2
8. Status Bangunan
: Milik Yayasan
a. Surat Ijin Bangunan
: No. 642.2 / 836 – DB / 2000
b. Luas Tanah
: 300 M2
42
43
9. Data Siswa Tabel 4.1 Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
VII
VIII
IX
Laki-laki
51
34
33
118
Perempuan
29
41
33
103
Jumlah
80
75
66
221
10. Data Guru, TU dan Karyawan Tabel 4.2 Jumlah Guru, TU dan Karyawan
Jabatan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Guru
9
11
20
Tata Usaha
1
-
1
Karyawan
1
-
1
Jumlah
11
11
22
11. Jumlah Ruang Belajar dan Kantor Tabel 4.3 Lantai
Jumlah
Jumlah
Ukuran
Keterangan
I
1 1 1 1 2
8 x 8 M2 8 x 8 M2 8 x 8 M2 10 x 12 M2 2 x 2 M2
Ruang Kepala dan Wakil Ruang Tata Usaha Ruang Lab. Komputer Mushalla WC
II
4 1 1 1 1
8 x 8 M2 8 x 8 M2 8 x 8 M2 8 x 8 M2 2 x 3 M2
Ruang Belajar Ruang Guru Ruang Lab. IPA Ruang Perpustakaan Ruang BP
III
3 1
8 x 8 M2 2 x 3 M2
Ruang Belajar Ruang OSIS
17
670 M2
44
B. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah 1. VISI “ Unggul dalam Iman, Ilmu dan Amal “ 2. MISI a. Membentuk siswa yang berakhlakul karimah b. Meningkatkan Prestasi Siswa c. Mengantarkan siswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi d. Melatih dan membimbing siswa yang selalu ikhlas dalam tindakan maupun perbuatan. 3. Tujuan MTs. Islamiyah Generasi penerus bangsa yang unggul dalam bidang IPTEK dan IMTAQ yang merupakan benteng menuju manusia masa depan.
Table 4.4 Daftar Tenaga Pengajar MTs. Islamiyah Ciputat Tahun 2010 - 20111 No
Nama Guru
Pendidikan Terakhir S1
Jurusan
1
Drs. Oding
2
Hj. Yunelis R, S.Pd.i
S1
B. Inggris
3
Drs. Abdul Mutholib
S1
IPA
4
Achmad Djuanda, SE
S1
Ekonomi
5
Dra. Tatu Uyainah
S1
PAI
UIN Jakarta
6
Masnah, S.Pd.i
S1
PAI
STAI TIARA
7
Tatang Sudrajat, S.Pd.i
S1
8
Dra. CH. Suhartini S.
S1
Bhs. Indonesia PAI
9
Ummi Arfiah, S.Ag
S1
PAI
10
Yulia Ruhamayanti, S.Ag
S1
Seni Budaya
11
Lia Rosmalia, S.Pd
S1
PBI
STAI NIDAELABADI UIN Jakarta Institut Ilmu AlQur’an UMJ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
1
Bhs. Inggris
Lulusan
Profil sekolah MTs Islamiyah Ciputat, Dokumentasi TU.
IKIP Jakarta STAI TIARA, Jakarta Universitas Asia Afrika
Mengajar Mata Pelajaran B. Inggris (VII) IPA ( VII ) IPS (VII, VIII) Al-Qur'an Hadits SKI, Muhadharah (VIII) B. Indonesia (VII, VIII) PPKn Aqidah Ahlaq Seni Budaya B. Inggris (VIII, IX)
45
12
Drs. Hilmudin
S1
Bhs. Inggris
IAIN Syarif Hidayatullah Jakrta
IPS (IX)
13
Aep Saefullah H, S.Pd
S1
Matematika
IKIP Jakarta
Matematika (VIII, IX)
14
Dra. Ecin Kuraesin
S1
PAI
15
Drs. Aris Herdiana
S1
PAI
IAIN Syarif Hidayatullah Jakrta IAIN “SGD” Bandung
B. Indonesia (IX) Fiqih
4. Deskripsi Data dan Analisis Dana Upaya guru IPS MTs Islamiyah Ciputat dalam meningkatkan cara berpikir kritis siswa, dilakukan melalui metode problem solving dalam pelaksanaan pembelajaran. Dimana dalam pelaksanaan pembelajaran ditentukan oleh komponen pembelajaran yang saling terkait. Yaitu antara pelaksanaan pembelajaran,
yang
didahului
kemudian
dengan
diterapkan
merumuskan dalam
proses
perencanaan pelaksanaan
pembelajaran, dan evaluasi atau penilaian. Data penelitian tentang upaya meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis melalui metode problem solving di MTs Islamiyah Ciputat, peneliti memperoleh data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. 1) Observasi, peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan atau mencatat data-data meliputi: a. Perencanaan pembelajaran b. Pelaksanaan pembelajaran c. Evaluasi pembelajaran 2) Wawancara, peneliti melakukan wawancara dengan guru IPS dan siswa kelas VIII.2 yang menjadi objek penelitian. 3) Studi Dokumentasi, peneliti mengamati dan menyelidiki dokumendokumen terkait dengan pelaksanaan pembelajaran IPS. Data yang terkumpul melalui observasi proses pembelajaran IPS pada materi Penyimpangan Sosial hanya dilakukan di MTs Islamiyah Ciputat kelas VIII 2. Pada saat observasi proses pembelajaran di kelas,
46
penulis kemudian men-score
setiap perkembangan berpikir kritis
siswa pada saat pembelajaran yang muncul ketika proses pembelajaran berlangsung, dan data yang diperoleh untuk mengetahui apakah kemampuan siswa kelas VIII.2 berpikir kritisnya meningkat atau tidak dapat dilihat dari hasil ulangan harian yang diberikan oleh guru sebanyak dua kali yaitu sebelum menggunakan metode problem solving dan sesudah menggunakan metode problem solving. Sedangkan wawancara ditujukan kepada guru dan siswa. Kepada guru dengan tujuan untuk memperoleh data tentang kualitas berpikir kritis siswa melalui metode problem solving, sedangkan siswa dengan tujuan untuk memperoleh bagaimana persepsi siswa tentang proses pembelajaran IPS melalui metode problem solving dalam materi penyimpangan sosial. Di bawah merupakan penjelasan dari hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan terkait dengan proses pelaksaan pembelajaran di kelas. Data yang diperoleh dari observasi merupakan data kualitatif. Adapun kategori keterangan skala penilaian dan katagori penilaian total observasi, seperti dibawah ini: Kategori Skala Penilaian: Tidak Baik
:1
Kurang Baik : 2 Cukup Baik : 3 Baik
:4
Kategori Penilaian Total: Kurang Baik : 5-10 Cukup
: 10-15
Baik
: 15-20 Penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
guru IPS MTs Islamiyah Ciputat, adalah sebagai berikut:
47
1. Perencanaan pembelajaran IPS Pembahasan hasil wawancara dengan guru IPS terkait perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku yaitu KTSP. Disekolah MTs Islamiyah Ciputat sebelum, guru mengajar terlebih dahulu guru membuat dan mempersiapkan silabus dan rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) diawal tahun ajaran untuk program satu tahunan, “karena RPP sangat penting untuk proses pembelajaran agar dalam proses pembelajaran agar lebih terarah,dan sesuai dengan tujuan pembelajaran serta materi pelajaran akan tersampaikan dengan baik. Selain itu untuk kesiapan rasa percaya diri dan mental dalam mengajar pada saat di kelas”.2 Pada dasarnya di MTs Islamiyah Ciputat, guru IPS telah menyususn silabus. Dalam silabus tersebut komponen-komponen didalamnya sudah lengkap yaitu terdapat identitas sekolah, kelas dan semester, mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, indikator, alokasi waktu, alat atau sumber dan penilaian.
2. Pelaksanaan pembelajaran IPS Dalam proses pelaksanaan pembelajaran IPS di MTs Islamiyah Ciputat dilakukan empat kali pertemuan. Setiap pertemuan ada tiga tahapan pembelajaran yaitu: a. Pertemuan pertama, tanggal 16 November 2010 Pertemuan pertama ini dilakukan pada tanggal 16 November 2010, dimulai pada jam Ke-3 pukul 08.20
s.d 09.40 Pada
pertemuan ini semua siswa hadir berjumlah 39 orang. Materi yang akan dibahas dalam pertemuan pertama ini adalah pengertian
2
penyimpangan
sosial,
faktor
penyebab
Achmad Djuanda, Wawancara Guru IPS, di MTs Islamiyah Ciputat,23 Desember 2010 Jam 11.05 WIB.
48
penyimpangan
sosial
dan
proses
pembentukan
perilaku
menyimpang. 1) Kegiatan awal (pendahuluan) Kegiatan awal pada dasarnya merupakan kegiatan yang hendaknya ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran. Fungsinya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dan agar peserta didik siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran. Jadi dalam kegiatan pendahuluan guru diharapkan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjang terhadap terbentuknya kondisi awal belajar siswa. Berdasarkan pengamatan terhadap guru IPS di MTs Islamiyah
Ciputat
dalam
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran berlangsung, kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dan siswa adalah: a) Apersepsi: setiap guru memasuki kelas guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, selajutnya siswa menyiapkan kelas dan berdoa, kemudian guru memeriksa keadaan kelas dan kehadiran siswa, setelah itu guru mengulang materi yang lalu untuk menghubungkan kepada materi yang akan dipelajari, melalui pendapat siswa. Hal ini dilakukan agar dapat memicu pola berpikir kritis siswa. b) Motivasi: guru dalam pembelajaran memiliki peran untuk membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Dalam hal ini, guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat memberikan motivasi kepada siswa dengan cara membangkitkan semangat, seperti memberikan contoh nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, memberikan
49
pujian serta menghargai pendapat atau argument siswa, merangsang siswa agar berpikir kritis melalui soal-soal pemecahan masalah dan memberi arahan agar belajar dengan baik. Sebagaimana yang pernah diungkapkan guru IPS ketika proses belajar berlangsung, yaitu “pelajari kembali materi di rumah agar nanti saat ujian dapat mengisi soal yang diberikan dengan benar, tidak bergantung terhadap teman, karena belum tentu teman yang kita contek itu jawabannya benar. Jangan lupa mencontek itu salah satu penyimpangan sosial”.3 Selain itu, dalam memberi motivasi siswa guru menggunakan pujian verbal. Seperti ketika ada salah satu siswa yang berani mengungkapkan pendapat atau argument untuk memecahkan masalah yang terkait dengan contoh soal yang diberikan guru,kemudian guru menanggapi pendapat siswa tersebut dengan mengatakan “pendapat yang bagus”.4
2) Kegiatan inti Kegiatan inti dalam pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks dalam proses belajar mengajar yang mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang berlaku.
3 4
Suasana saat pembelajaran dikelas, tanggal 23 November 2010. Suasana saat pembelajaran dikelas, tangga 16 November 2010
50
Dengan
memprioritaskan
pada
aktivitas
siswa
yang
dibimbing secara efektif oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat dijelaskan kegiatan inti pembelajaran IPS di MTs Islamiyah Ciputat adalah sebagai berikut: Pada
pertemuan
pertama
ini
guru
IPS
hanya
menggunakan metode Ceramah dan Tanya jawab tanpa menggunakan media tambahan selain buku paket dan LKS yang sama dimiliki oleh para peserta didik. Materi yang dibahas adalah penyimpangan sosial. Sebelum masuk kelas guru selalu mempersiapkan RPP agar dalam kegiatan inti ini dapat terarah dan dapat mengefesienkan waktu dengan baik. Dalam menyampaikan materi penyimpangan sosial guru memiliki penguasan yang baik tanpa melihat buku panduan, dan guru menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa. Setelah materi selesai disampaikan maka guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya mengenai hal yang belum mereka mengerti. Tetapi para siswa tidak ada yang bertanya, mungkin karena guru kurang mengaitkan materi dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang lebih mudah lagi untuk dipahami oleh siswa, sehingga siswa masih berprilaku pasif ketika guru mempersilahkan siapa saja yang mau bertanya.
3) Kegiatan akhir (penutup) Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien, dan fleksibel. Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran
harus
merupakan
rangkaian
pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran.
kegiatan
51
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, kegiatan akhir atau penutup yang dilakukan guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat dapat dijelaskan sebagai berikut: Setelah guru menyelesaikan materi, kemudian alokasi waktu yang ditetapkan telah selesai maka pembelajaran untuk pertemuan pertama ini,maka guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
b. Pertemuan ke-dua, tanggal 23 November 2010 Pertemuan kedua ini
dilakukan pada tanggal 23
November 2010, dimulai pada jam ke-3 pukul 08.20 s.d 09.40 Pada pertemuan ini ada 2 orang siswa yang tidak hadir karena sakit. Jadi siswa yang hadir berjumlah 37 orang. Materi yang akan dibahas dalam pertemuan pertama ini adalah bentukbentuk penyimpangan sosial, sifat-sifat penyimpangan sosial, contoh-contoh penyimpangan sosial, dan upaya pencegahan dan pengendalian penyimpangan sosial 1) Kegiatan awal (pendahuluan) Kegiatan awal pada dasarnya merupakan kegiatan yang hendaknya ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran. Fungsinya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat ,mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dan agar peserta didik siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran. Jadi dalam kegiatan pendahuluan guru diharapkan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjang terhadap terbentuknya kondisi awal belajar siswa. Berdasarkan pengamatan terhadap guru IPS di MTs Islamiyah
Ciputat
dalam
melaksanakan
kegiatan
52
pembelajaran
berlangsung,
kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan guru dan siswa adalah: a) Apersepsi: setiap guru memasuki kelas guru memukan pelajaran dengan mengucapkan salam, selajutnya siswa menyiapkan kelas dan berdoa, kemudian guru memeriksa keadaan kelas dan kehadiran siswa, setelah itu guru mengulang materi yang lalu untuk menghubungkan kepada materi yang akan dipelajari, melalui pendapat siswa. Hal ini dilakukan agar dapat memicu pola berpikir kritis siswa. b) Motivasi: guru dalam pembelajaran memiliki peran untuk membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Dalam hal ini, guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat memberikan motivasi kepada siswa dengan cara membangkitkan semngat,seperti memberikan contoh nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, memberikan pujian serta menghargai pendapat atau argument siswa, merangsang siswa agar berpikir kritis melalui soal-soal pemecahan masalah dan memberi arahan agar belajar dengan baik.
2) Kegiatan inti Kegiatan inti dalam pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks dalam proses belajar mengajar yang mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang berlaku. Dengan
memprioritaskan
pada
dibimbing secara efektif oleh guru.
aktivitas
siswa
yang
53
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat dijelaskan kegiatan inti pembelajaran IPS di MTs Islamiyah Ciputat adalah sebagai berikut: Pada pertemuan kedua ini guru IPS tetap menggunakan metode Ceramah dan Tanya jawab tanpa menggunakan media tambahan selain buku paket dan LKS yang sama dimiliki oleh para peserta didik. Materi yang dibahas adalah penyimpangan sosial. Sebelum masuk kelas guru selalu mempersiapkan RPP agar dalam kegiatan inti ini dapat terarah dan dapat mengefesienkan waktu dengan baik. Dalam menyampaikan materi penyimpangan sosial guru memiliki penguasan yang baik tanpa melihat buku panduan, dan guru menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa. Setelah materi selesai disampaikan maka guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya mengenai hal yang belum mereka mengerti. Tetapi sama seperti pertemuan pertama para siswa tidak ada yang bertanya.
3) Kegiatan akhir (penutup) Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien, dan fleksibel. Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran
harus
merupakan
rangkaian
kegiatan
pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, kegiatan akhir atau penutup yang dilakukan guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat dapat dijelasjan sebagai berikut: Setelah guru menyelesaikan materi, kemudian alokasi waktu yang ditetapkan telah selesai maka pembelajaran
54
untuk
pertemuan
kedua
ini,maka
guru
mengakhiri
pembelajaran dan sebelum itu guru memberikan tugas rumah berupa mengisi LKS, kemudian guru mengucapkan salam.
c. Pertemuan ke-tiga, tanggal 7 Desember 2010 Pertemuan kedua ini dilakukan pada tanggal 7 Desember 2010, dimulai pada jam ke-3 pukul 08.20 s.d 09.40 Pada pertemuan ini ada 1 orang siswa yang tidak hadir karena tidak ada keterangan. Jadi siswa yang hadir berjumlah 38 orang. Materi yang akan dibahas dalam pertemuan pertama ini adalah pengertian
penyimpangan
sosial,
faktor
penyebab
penyimpangan sosial dan proses pembentukan perilaku menyimpang. 1) Kegiatan awal (pendahuluan) Kegiatan awal pada dasarnya merupakan kegiatan yang hendaknya ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran. Fungsinya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat ,mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dan agar peserta didik siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran. Jadi dalam kegiatan pendahuluan guru diharapkan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjang terhadap terbentuknya kondisi awal belajar siswa. Berdasarkan pengamatan terhadap guru IPS di MTs Islamiyah
Ciputat
dalam
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran berlangsung, kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dan siswa adalah: a) Apersepsi: setiap guru memasuki kelas guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, selajutnya siswa menyiapkan kelas dan berdoa, kemudian guru memeriksa
55
keadaan kelas dan kehadiran siswa, setelah itu guru mengulang materi yang lalu untuk menghubungkan kepada materi yang akan dipelajari, melalui pendapat siswa. Hal ini dilakukan agar dapat memicu pola berpikir kritis siswa,dan sebelum guru menerangkan materi guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. c) Motivasi: guru dalam pembelajaran memiliki peran untuk membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Dalam hal ini, guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat memberikan motivasi kepada siswa dengan cara membangkitkan semangat, seperti memberikan contoh nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, memberikan pujian serta menghargai pendapat atau argument siswa, merangsang siswa agar berpikir kritis melalui soal-soal pemecahan masalah dan memberi arahan agar belajar dengan baik.
2) Kegiatan inti Kegiatan inti dalam pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks dalam proses belajar mengajar yang mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang brelaku. Dengan memprioritaskan pada aktivitas siswa yang dibimbing secara efektif oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat dijelaskan kegiatan inti pembelajaran IPS di MTs Islamiyah Ciputat adalah sebagai berikut:
56
Pada
pertemuan
ketiga
ini
guru
IPS
mulai
menggunakan metode Problem solving dan Tanya jawab serta menggunakan lembar kerja tambahan yang akan diberikan kepada setiap para peserta didik yang akan diisi saat diskusi kelompok. Materi yang dibahas adalah penyimpangan sosial. Sebelum masuk kelas guru selalu mempersiapkan RPP agar dalam kegiatan inti ini dapat terarah dan dapat mengefesienkan waktu dengan baik. Dalam menyampaikan materi penyimpangan sosial guru memiliki penguasan yang baik tanpa melihat buku panduan, dan guru menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa. Setelah materi selesai disampaikan maka guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya mengenai hal yang belum mereka mengerti. Kemudian guru memberikan latihan kepada siswa berupa soal studi kasus (pemecahan masalah) yang akan didiskusikan secara berkelompok. Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya masing-masing.
Hal
ini
dilakukan
untuk
memancing
keaktifan siswa serta brpikir kritis siswa dalam memcehkan suatu masalah. Disini
guru
hanya
sebagai
memfasilitasi
serta
mengarahkan siswa selama berjalannya diskusi. Kelompok masing-masing ditentukan oleh guru secara heterogen. Selama proses diskusi berlangsung guru menilai keaktifan siswa dan cara berpikir siswa dalam mengungkapkan pendapat serta memecahkan masalah yang ada. Soal : Andi adalah contoh anak yang baik di daerahnya. Ia taat pada orang tua, agama dan santun dalam kehidupan. Namun, pada suatu saat ia terlibat narkotik dan sempat ditahan. Mengapa hal
itu dapat
terjadi? Bagaimana
57
komentarmu atas kejadian yang menimpa Andi? Diskusikan dengan teman kelompok masing-masing!
3) Kegiatan akhir (penutup) Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien, dan fleksibel. Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran
harus
merupakan
rangkaian
kegiatan
pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, kegiatan akhir atau penutup yang dilakukan guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat dapat dijelasjan sebagai berikut: Setelah guru menyelesaikan materi dan masalah telah terselesaikan
maka
guru
bersama
peserta
didik
menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. Kemudian alokasi waktu yang ditetapkan telah selesai maka pembelajaran untuk pertemuan ketiga ini maka guru mengakhiri pembelajaran dan sebelum itu guru memberikan tugas rumah berupa menganalisis tentang faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan sosial. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
d. Pertemuan ke-empat, tanggal 14 Desember 2010 Pertemuan keempat ini dilakukan pada tanggal 14 Desember 2010, dimulai pada jam ke-3 pukul 08.20 s.d 09.40 Pada pertemuan ini siswa hadir semua yang berjumlah 39 orang. Materi yang akan dibahas dalam pertemuan pertama ini adalah
bentuk-bentuk
penyimpangan
sosial,
sifat-sifat
penyimpangan sosial, contoh-contoh penyimpangan sosial, dan upaya pencegahan dan pengendalian penyimpangan sosial
58
1) Kegiatan awal (pendahuluan) Kegiatan awal pada dasarnya merupakan kegiatan yang hendaknya ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali
pelaksanaan
pembelajaran.
Fungsinya
untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat ,mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dan agar peserta didik siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran. Jadi dalam kegiatan pendahuluan
guru
diharapkan
mampu
melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang menunjang terhadap terbentuknya kndidi awal belajar siswa. Berdasarkan pengamatan terhadap guru IPS di MTs Islamiyah
Ciputat
dalam
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran berlangsung, kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dan siswa adalah: a) Apersepsi: setiap guru memasuki kelas guru memukan pelajaran dengan mengucapkan salam, selajutnya siswa menyiapkan kelas dan berdoa,kemudian guru memeriksa keadaan kelas dan kehadiran siswa,setelah itu guru mengulang materi yang lalu untuk menghubungkan kepada materi yang akan dipelajari,melalui pendapat siswa. Hal ini dilakukan agar dapat memicu pola berpikir kritis siswa. b) Motivasi: guru dalam pembelajaran memiliki peran untuk membangkitkan motivasi siswa dlam belajar. Dalam hal ini, guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat memberikan motivasi
kepada
siswa dengan cara
membangkitkan semngat, seperti memberikan contoh nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, memberikan pujian serta menghargai pendapat atau argument siswa, merangsang siswa agar berpikir kritis
59
melalui soal-soal pemecahan masalah dan memberi arahan agar belajar dengan baik.
2) Kegiatan inti Kegiatan inti dalam pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks dalam proses belajar mengajar yang mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang brelaku. Dengan
memprioritaskan
pada
aktivitas
siswa
yang
dibimbing secara efektif oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat dijelaskan kegiatan inti pembelajaran IPS di MTs Islamiyah Ciputat adalah sebagau berikut: Pada
pertemuan
keempat
ini
guru
IPS
tetap
menggunakan metode Problem solving dan Tanya jawab serta menggunakan lembar kerja tambahan yang akan diberikan kepada setiap para peserta didik yang akan diisi saat diskusi kelompok. Materi yang dibahas adalah penyimpangan sosial. Sebelum masuk kelas guru selalu mempersiapkan RPP agar dalam kegiatan inti ini dapat terarah dan dapat mengefesienkan waktu dengan baik. Dalam menyampaikan materi penyimpangan sosial guru memiliki penguasan yang baik tanpa melihat buku panduan, dan guru menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa. Setelah materi selesai disampaikan maka guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya
60
mengenai hal yang belum mereka mengerti. Kemudian guru memberikan latihan kepada siswa berupa soal studi kasus (pemecahan masalah) yang akan didiskusikan secara berkelompok.
Siswa
diberi
kesempatan
untuk
mengungkapkan pendapatnya masing-masing. Hal ini dilakukan untuk memancing keaktifan siswa serta brpikir kritis siswa dalam memcehkan suatu masalah. pada pertemuan keempat ini hampir seluruh peserta didik cara berpikir kritisnya meningkat dan sebagian peserta didik keberanian dan rasa percaya dirinya semakin meningkat untuk bertanya serta dalam mengungkapkan pendapat. Hal ini disebabkan oleh berhasilnya penggunakan metode problem solving. Soal : Diskusikanlah dengan kelompok masing-masing! 1. Apa yang kamu lakukan ketika mempunyai teman yang bertindak kriminal, jelaskan?! 2. Menurut kalian mengapa faktor lingkungan dapat mempengaruhi menyimpang atau tidaknya prilaku seorang anak?
3) Kegiatan akhir (penutup) Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien, dan fleksibel. Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran
harus
merupakan
rangkaian
kegiatan
pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, kegiatan akhir atau penutup yang dilakukan guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat dapat dijelaskan sebagai berikut: Setelah guru menyelesaikan materi, kemudian alokasi waktu yang ditetapkan telah selesai maka pembelajaran
61
untuk pertemuan keempat ini telah selesai, maka guru mengakhiri pembelajaran dan guru mengucapkan salam.
5. Penilaian pembelajaran IPS a) Bentuk bentuk penilaian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, penilaian/evaluasi yang dilakukan oleh IPS MTs Islamiyah Ciputat hanya dalam beberapa bentuk saja yaitu, dalam bentuk evaluasi tertulis, lisan, dan perbuatan.5 b) Alat-alat penilaian Pada dasarnya alat penilaian/evaluasi yang digunakan guru di MTs Islamiyah Ciputat sudah cukup bervariasi, seperti tes tertulis, dengan cara menulis dipapan tulis atau mengerjakan buku tugas berupa LKS, selain dengan tes tertulis juga dilakukan dengan tes lisan dengan sistem siswa dituntut untuk mengungkapkan pendapat/argumennya atas soal yang dibuat guru yang berupa studi kasus dalam pemecahan masalah. Hal ini dilakukan agar memicu siswa untuk lebih berpikir kritis. c) Pelaksanaan penilaian Pelaksanaan penilaian yang dilakukan guru IPS yaitu diberikan pada saat: Penilaian pormatif, penilaian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah menyelesaikan program pembelajaran IPS. Pelaksanaan penilaian formatif ini dilakukan oleh guru setiap dua kali pertemuan untuk mengetahui hasil belajar siswa, apakah ada peningkatan atau perubahan dalam berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode problem solving.
5
Achmad Djuanda,wawancara guru IPS MTs Islamiyah Ciputat 24 Desember 2010
62
Tabel 4.5 Hasil ulangan harian pertama dan nilai ulangan kedua siswa kelas VIII.2 IPS MTs islamiyah No Urut
Nis
1
10111002
Abdurrahman Al-Munawar
55
Nilai Ulangan Harian II 65
2
10111003
Ade Kurniawan
55
70
3
10111008
Aldi Adrowi
55
70
4
10111010
Alvian Beni Mardany
50
70
5
10111011
Amanda Putri Wahyuningsih
60
85
6
10111012
Ambar Jati Saputra
55
65
7
10111017
Ardi Darmansyah
60
75
8
10111022
Dinda Utari
50
70
9
10111023
Elma Fitri Nurhidayat
45
60
10
10111024
Fahmi Maulan
55
65
11
10111026
Ferdian Oktariyanto
50
65
12
10111031
Hendi Julia Puadilah
50
70
13
10111034
Ikhsan Maulana . B
50
70
14
10111035
Indah Novita
45
60
15
10111036
Indah Yunita
55
70
16
10111038
Kaisar Qori Wijaya
55
75
17
10111039
Khairul Fatahillah
50
70
18
10111041
Lucky Christian
50
65
19
10111042
Lulu Ziyadatul Marhamah
55
70
20
10111043
M. Zulfikar
50
70
21
10111044
Marlina Arby
50
70
22
10111045
Meti Anggraeni
55
75
23
10111049
Muh. Atta Lariqsyah Fanani
45
65
24
10111051
Muh. Qoirul Hapid
55
75
25
10111055
Muhammad Bilal Alfarizy
55
80
26
10111059
Nindi Elisa
55
75
27
10111061
Nur Nazmi Laila
40
70
Nama Siswa
Nilai Ulangan Harian I
63
28
10111063
Puput Hardhiyanti
55
65
29
10111064
Rachmat Hutomo Rambe
55
60
30
10111065
Rani Sinta Devi
50
65
31
10111066
Rasyid Sidik
55
70
32
10111070
Sabilal Rosyad
55
70
33
10111071
Sadam Sutrisna
35
70
34
10111072
Sahana Darasanti
50
70
35
10111073
Septo Ardiansyah
45
60
36
10111076
Syaikora Zein
40
60
37
10111077
Tazqiyatul Izatinah
40
60
38
10111079
Vivi Nur Oktavia
40
65
39
10111080
Wisnu Gesang Arya Khabib
55
75
2205 56,5 ≈ 56
2680 68,7 ≈ 70
Jumlah Nilai Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa ada peningkatan nilai rata-rata kelas. Nilai ulangan harian pertama dengan rata-rata kelas sebesar 56, dimana nilai yang paling rendah pada ulangan harian pertama didapatkan oleh siswa yang bernama Sadam Sutrisna dengan nilai 35, dan dari keaktifan dikelas dalam bertanya maupun mengungkapkan pendapat dalam pemecahan suatu masalah siswa tersebut dinilai kurang,dan dalam segi kehadiranpun sering tidak masuk tanpa keterangan,serta siswa yang bernama Sadam Sutrisna ini history dalam nilai ulangan harian yang sebelumnya juga sering mendapatkan nilai dibawah rata-rata,begitupun history nilai tugas maupun ulangan harian siswa kelas VIII.2 lainnya yang belum mencapai nilai diatas rata-rata,(dapat di lihat pada lampiran 5). Berbanding terbalik dengan siswa yang bernama Amanda Putri Wahyuningsih, yang sering mendapatkan nilai diatas rata-rata terus menerus. Amanda Putri Wahyuningsih mempunyai kelebihan cepat menangkap dan mencerna apa yang di sampaikan oleh guru ketika menerangkan, akan tetapi anak ini kurang mampu dalam mengungkapkan pendapat, keberaniannya untuk mengungkapkan pendapat harus digali dan lebih diarahkan oleh guru, agar tumbuh rasa percaya diri dan keberanian
64
dalam mengungkapkan pendapat secara aktif dan intensif, begitu juga dengan siswa lainnya di kelas VIII.2. Pada pertemuan ketiga tanggal 7 Desember 2010, guru mulai menerapkan strategi belajar dengan menggunakan metode problem solving, yang bertujuan meningkatan kemampuan siswa kelas VIII.2 untuk berpikir kritis, yang dapat dinilai pada aspek menyampaikan pendapat, berdiskusi, mengemukakan tanggapan, dan mengajukan saran dalam menyampaikan pendapat pada pembelajaran IPS, untuk mengetahui respon siswa dalam pemecahan masalah pada
pembelajaran IPS, dan untuk
mengetahui
solving
peranan
metode
problem
dalam
meningkatkan
kemampuan siswa untuk berpikir kritis pada pembelajaran IPS. Dan dilihat pada hasil ulangan harian kedua meningkat dengan nilai rata-rata kelas menjadi 70, dengan nilai terendah yang diperoleh siswa sebesar 60 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 85. Baik Sadam Sutrisna maupun Amanda Putri Wahyuningsih sama-sama mendapatkan nilai hasil ulangan yang meningkat dengan fariasi nilai yang beanekaragam,begitupun nilai hasil ulangan yang didapatkan oleh siswa kelas VIII.2 lainnya mengalami peningkatan,bukan dari hasil belajar test saja tetapi juga dalam segi keterampilan motoris(motor skill), dalam keterampilan intelektual, serta dalam segi sikap, dimana anak kelas VIII.2 lebih aktif bertanya dan mulai berani untuk mengungkapkan pendapat yang bersifat kritis kepada guru dari yang pasif cenderung menjadi aktif,setelah guru menggunakan metode problem solving. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan dalam pola berpikir kritis peserta didik dengan perolehan nilai rata-rata kelas diatas KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 60.
6. Interpretasi Data Berdasarkan hasil penelitian yang telah dideskripsikan kemudian dianalisis, maka disimpulkan bahwa upanya meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis melalui metode problem solving pada pembelajaran
IPS
materi
penyimpangan
sosial,dimana
dalam
65
pelaksanaannya guru membagi menjadi tiga tahapan yaitu tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan, dan tahapan evalusi/ penilaian. Pada tahapan pertama yaitu perencanaan, guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat sudah membuat RPP sebelum memasuki kelas, RPP serta silabus dibuat pada awal tahun ajaran untuk program satu tahunan. Pada tahapan kedua, kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dibagi menjadi empat pertemuan, dalam setiap pertemuanya ada tiga tahapan yaitu kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan terlaksana dengan baik. Kebiasaan yang selalu dilakukan adalah mendahului pembelajaran dengan membaca doa, serta salam. Pada kegiatan inti menunjukan hasil yang baik, hal ini dapat dilihat dari perubahan atau peningkatan dari setiap kali pertemuan. Dimana pertemuan pertama guru menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Keadaan kelas masih sangat monoton dan cara berpikir kritis siswapun masih sangat terbatas. Dipertemuan keduapun metode yang digunakan oleh guru masih sama dengan pertemuan pertama yaitu ceramah dan Tanya jawab. Pertemuan ketiga guru menggunakan metode problem solving dengan tujuan agar cara berpikir siswa dapat terangsang untuk berpikir kritis serta aktif dalam mengungkapkan pendapat,bertanya bahkan memecahkan masalah. Kemudian pada pertemuan keempat guru masih menggunakan metode problem solving, dalam pertemuan ini guru memberikan beberapa soal berupa pemecahan masalah (studi kasus) untuk memancing berpikir kritis pada peserta didik. Tahap terakhir yaitu tahapan evaluasi/penilaian menunjukan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan pertama dimana nilai peserta didik masih dibawah rata-rata atau nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 60. Dimana pada ulangan pertama peserta didik yang mendapatkan nilai terendah 40, dan hanya satu siswa yang mendapatkan nilai 60. Namun pada ulangan kedua pada tanggal 21 Desember 2010 ada peningkatan semua siswa telah mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 60, dimana nilai terendah 60 dan tertinggi 85, peserta didik.
66
Dapat disimpulkan bahwa hasil ulangan peserta didik meningkat dengan menggunakan metode problem solving tersebut. Selain ulangan yang meningkat dapat dilihat pula dari hasil observasi yang peneliti lakukan ada lima sapek yang diamati (diteliti) oleh peneliti yaitu kehadiran, kedisiplinan, perhatian, keaktifan dan pemecahan masalah. Dari kelima aspek tersebut setiap siswa diteliti oleh peneliti dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran 1. Dilihat dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada guru pada tanggal 23 Desember 2010 tentang bagaimana pengaruh penerapan metode problem solving terhadap berpikir kritis siswa hasilnyapun cukup baik dan ada peningkatan,di mana ada perbedaan cara berpikir kritis siswa yang signifikan sebelum menggunakan metode problem solving sesudah
menggunakan
problem
solving,sebagaimana
dan
setelah
menggunakan problem solving siswa dilihat lebih aktif dalam proses pembelajaran, lebih berani dalam mengungkapkan pendapat, dan mulai mampu memecahkan masalah berupa soal-soal yang dibuat oleh guru mengenai studi kasus dalam materi penyimpangan sosial.6 Dan dari hasil wawancara siswapun yang dilaksanakan pada tanggal 24 Desember 2010 dapat disimpulkan bahwa siswa senang dalam mengikuti proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode problem solving.7 Dengan demikian Dari hasil pengumpulan data yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa guru IPS telah memilih metode yang cocok untuk merangsang atau menarik cara berpikir kritis siswa melalui metode problem solving. Hal ini dapat dijadikan sebagai Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui metode problem solving pada pembelajaran IPS materi penyimpangan sosial, karena terbukti dari proses pembelajaran yang baik maka dapat diperoleh hasil ulangan peserta didik yang baik pula.
6 7
Achmad Djuanda, wawancara guru IPS MTs Islamiyah Ciputat 23 Desember 2010 Wawancara siswa IPS MTs Islamiyah Ciputat 24 Desember 2010
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan metode problem solving di kelas VIII.2 MTs Islamiyah Ciputat dapat dikatakan berhasil dengan dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran dalam empat kali pertemuan dalam tiga tahapan yang dilakukan setiap pertemuanya, dan dua kali ujian. Dalam penerapan metode problem solving ini dikatakan berhasil dilihat dari perbedaan hasil ulangan yang dilakukan mendapatkan hasil (nilai) siswa yang meningkat,selain dari hasil ulangan peneliti juga mengamati dalam segi kehadiran, kedisiplinan, bagaimana siswa memperhatikan pelajaran, keaktifan serta bagaimana siswa dalam memecahkan masalah. Dan dari pengamatan yang dilakukan setiap kali pertemuan terhadap setiap siswa,dari aspek-aspek yang diamati terdapat peningkatan yang signifikan. 2. Setelah guru menggunakan metode problem solving peserta didik lebih antusias dalam belajar IPS, karena dengan menggunakan metode problem solving siswa lebih interaktif dan aktif dalam proses pembelajaran IPS berlangsung dibandingkan dengan sebelum menggunakan metode problem solving.
67
68
3. Peranan metode problem solving dalam meningkatkan berpikir kritis siswa di kelas VIII.2 MTs Islamiyah Ciputat pada pembelajaran IPS yaitu cara berpikir kritis siswa mengalami peningkatan,siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran,siswa menjadi lebih percaya diri(berani) dalam mengungkapkan pendapat,siswa mulai mampu memecahkan masalah dalam berupa soal-soal studi kasus yang diberikan oleh guru sesuai dengan materi ajar.
B. Saran Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Penggunaan metode pembelajaran problem solving dapat digunakan pada pelajaran IPS khususnya pada materi penyimpangan sosial. 2. Pada awal pelajaran guru hendaknya lebih banyak memberikan motivasi belajar bagi siswa, hal ini dilakukan untuk lebih meningkatkan semangat yang dimiliki oleh siswa. 3. Dalam belajar, siswa diharapkan lebih banyak memiliki referensi buku pelajaran dan dalam proses pembelajaran seharusnya tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja, tetapi sesekali dilakukan diluar kelas,misalnya perpustakaan atau tempat-tempat yang sesuai dengan materi ajar yang bersangkutan. Sehingga dapat membantu siswa untuk dapat membangun pengetahuan lebih baik lagi. 4. Guru harus benar-benar bisa memanfaatkan waktu belajar dengan efisien dan mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan optimal. 5. Guru hedaknya menggunakan variasi pendekatan dan model pembelajaran agar siswa dapat lebih memahami materi yang dipelajari serta menciptakan suasana pembelajaran yang tidak membosankan dan monoton. 6. Untuk dapat menerapkan pembelajaran ini, guru harus benar-benar menguasai materi pelajaran dan mampu membimbing serta mengarahkan siswa untuk belajar.
DAFTAR PUSTAKA AM, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta,Rajawali Pers,1992. Departemen Pendidikan Nasional, Ilmu Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005. Djamaah, Syaiful Bahri & Aswan Zein . Strategi Belajar Mengajar. cetakan ke tiga 2006. Djuanda, Achmad, Wawancara Guru IPS, di MTs Islamiyah Ciputat,23 Desember 2010 Jam 11.05 WIB. Djuanda, Moch, Wawancara guru IPS MTs Islamiyah Ciputat 23 Desember 2010 Liliasari, Pengembangan Keterampilan Berpikir Tingkat mahasiswa…..,(mimbar pendidikan, No.2.XXIII.2003).
Tinggi
Lutfi. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Solving yang diintervensi dengan peta konsep terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal pembelajaran, XXVII (April 2005.). Lutfi. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Solving yang diintervensi dengan peta konsep terhadap hasil belajar mahasiswa. Jurnal pembelajaran, XXVII (April 2005). Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007, cet. 6 Muhammad, Hamid. Langkah-Langkah Pembelajaran Problem Solving. Jakarta : konsep ips.2005. Purba, Janulis P., Pengembangan dan Implementasi Model Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Pemecahan masalah, (Mimbar Pendidikan No.3, tahun XXII,2003). Rusyan, Tabrani,dkk, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung, Remadja Karya, 1998) Sapari, Achmad, Bagaimana Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis, Fasilitator, Edisi III tahun 2006. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan R & D, (Bandung: Alfabeta,2010),cet. X.
69
70
Sutikno. Model Pembelajaran Interaksi Sosial, Pembelajaran afektif dan Retorika. Mataram: NTP Pres. 2004. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional , Jakarta : C.V. Cemerlang, 2003. Wahyuni, Titi. Pengembangan model pembelajaran pemecahan masalah untuk meningkatkan keterampilan…,Bandung: SKRIPSI UPI tidak diterbitkan. Anggelo,Tahapan Berpikir Kritis, http://re-searchengines.com/1007arief3.html, tanggal 15 Desember 2010. Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_masalah, yang diakses tanggal 15 desember 2010. Anonim. Problem Solving. http://en.wikipedia.org/wiki/problem_solving yang diakses pada 16 Desember 2010. Anonom. Cretive Problem solving. Http://en.wikipedia.org/wiki creative_problem_solving yang diakses pada 15 Desember 2010. Filsaime, Denis K., Menguak Rahasia Berpikir kritis…, http://researchengines.com/1007arief3.html, diakses 12 Februari 2011 jam 10.30. Heissere, Gary. Thought on Thinking: The challenge of Critical Thinking. tanggal 15 desember (http://www.insightjournal.net).diakses 2010.jam22.00. http://arjumutiah.blog.unej.ac.id/2010/10/05/konsep-berpikir-dan-berpikir-kritis/, diakses 12 Februari 2011 jam 10.33. Hudojo. Langkah-langkah penyelesaian problem solving http://id.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_masalah, yang diakses 15 Desember 2010. Kiranawati, Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving), (http://gurupkn.wordpress.com) yang diakses 15 Desember 2010 Kurniawan, Eri. Pembudayaan Keterampilan Berpikir Kritis Diperguruan Tinggi Melalui Cognitive Coaching.(http://www.zcribd.com,diakses tanggal 15 Desember 2010.jam 22.05). Laurens, Joycen M., Integrasi Riset dan Desain: Sebuah Pendekatan dalam Pembelajaran di Studio, http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/99-035/3.5Joyce%20M.Laurens. Pdf , diakses : 03/01/2011. MacKnight, Carol B. Teaching Critical Thinking Though Internal Discussions. http://net.educause.edu, diakses tanggal 15 Desember 2010,jam 22.05.
71
MCC General Education Iniatives. Memahami berpikir kritis. http://researchengines.com/1007arief3.html, disks tanggal 12 Februari 2011, jam 10.30 Standar dalam Proses dalam Berpikir Kritis, http://www.scribd.com/doc/17740579/Konsep-Berfikir-Kritis, tanggal 3 januari 2011 Wade, Indikator Berpikir Kritis, http://www.scribd.com/doc/17740579/KonsepBerfikir-Kritis, tanggal 3 januari 2011 Wahidin, Dindin, Pengembangan Berpikir Kritis di Kalangan Mahasiswa, (http://didin-unius.blogspot.com), diakses tanggal 15 Desember 2010.
+, e$ryi
KEMENTERIAN AGAI\4A utN JAKARTA
FORM( FR)
l,',![r,",0" Nasbciputat' 1s412 tndonesia
No.Dokumen T g l .T e r b i l No.Revisi
FITK-FR-AKD-08 5 Januar2 i 009
PERMOHONAN S U R A T B I I V I B I N G ASNK R I P S I Nomor Lampiran Perihal
; U n . 0 1 / f1. / k m . 01 . 0 3!1X { . 1 2 0 1 1
Jakarta,l8,Januari2011
: B i m b i n g a nS k r i p s i
KepadaYth. Drs. H. Nurochim,MM PernbimbingSklipsi FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Assalamu'alaikum yvr.wb. Denganini diharapkankesediaanSaudarauntuk menjadipembimbing I/II (mateli/teknis)penulisanskripsimahasiswa: Nama : Leni Marlina NIM :106015000462 Jurusan : P.IPS Semester :IX (sembilan) Judul Sklipsi : " upaya peningkatanKerrrampuan sisauntukBerpikir Kritis N4elaluiisr-r-isu l{ontroversialpadapelajaranekonomi(.studika-sus ii SMA Tritula CimanggisDepok)', Judul tersebuttelahdisetujuiolehjr-rrusan yangbersangkr:tan padatanggall g Januari201l,Sar-rdara dairatrnelakr,rkan perubahanredaksionaipaaajuaut tersebut.Apabla perubahansubstansial dianggapperlu,mohonpembirnbing menghubungijurusanteriebihdahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkanselesaidalam rvaktu 6 (enam)bulan, dan dapatdiperpanja'gselama6 (enam)bulanberikut'ya tanpasurat perpanjangan. Atas perhatiandankerja samaSaudara, kami ucapkanterimakasih. Wls salamat'ctlaila,unv,r. yyb. a.n.Dekan ejur Pendidikan
6q9I$+
f',
i\
\ -"3it**Drs:FI,Nurochim.MM *: \," ) - i { I p : I 959071 t 5 1 9 8 4 0 3I o o 3
Tembusan: 1. Deka.nFiTK 2. Mahasiswaybs.
No Lamp Hal
: Istimewa : I BerkasProposal : Pengajuan ProposalSkripsi
C i p u t a t , l SJ a n u a r2i 0 1 |
(w ,\
//
,{
r(a-0_
KepadaYth: KetuaJurusanPendidikan IIrnuPengetahuan Sosial FakultasIlmu TarbiyahDan Keguruan !niversitasIslamNegeriSyarifHidayatullah Di Tempat
/t
fu.rau .
/
/1
J ^ ! \
il' Al v;/v <,,11*-'-,lt( v
ryl
t apa Asiqlamu'alaikum Waroltmatullahi ll/abarokotult Ul0'J AIlah SWT, balar{sejahtera sayasampailcan beradadalarnl/rrdungan semogabapaksenantiasa yang bertandatangandibawahini : selanjufirya Nariia : L e n iM a r l i n a NIM : 106015000462 Jur/Segn : P e n d I. l r n uP e n g e t a h u S a no s i a l /l X ( S e m b i l a n ) Prograrn : Sl (StrataSatu) jLrdul: Bermaksud proposalskripsidengan mengajukan ..UPAYA PENINCKATAN KENIANTPUAN SIS\VA UNTUK BERFIKIR KRITIS MELAI,UI ISU-ISU I ( O N T R O V E R S T A LP A D , . \S A l U A N P E L A J A R A N E K O N O N { l ( S t u d i K a s u sc l i S N I A T r i i u r a C i r n n n g g i s Depok)"
Sebagai bahanpertimbangan berilcLrt sayalampirkan: l . B a bI , B a b l l , d a nB a bl l l 2. DaftarPustakaSementara Demikiansuratini sayasarnpaikarr sayaucapkanterimakasih. atasperhatiannya lV'assaIam u' aIai k unt War ohntqI uIIah i Ll/abar ok ut uh DosenSeminarSltrinsi
r:
Pemohon
L e n iM a r l i n a N r M . 1 0 6 0| 5 0 0 0 4 6 2
Drs.Abdul Rozak.M, Si N I P . 1 9 6 90 9 0 81 9 9 60 3 r 0 0 4 Merrgetahui, P e r n b i r l b i rA r gl < a d
Drs.H. NuroBlln lvlM N I P .r 9 s 9 0 7 l 5 1 9 8 4 0 31 0 0 3
No Lampiran Perihal
: Istimewa : 1 Bundel : Perubahan Judul Skripsi
Kepada Yth. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Di Tempat Assalamu’alaikum Wr. Wb Salam sejahtera saya ucapkan semoga bapak selalu berada dalam lindungan Allah SWT dan sukses dalam menjalankan semua aktivitas. Amin Nama NIM Jur/Smt Fakultas
: : : :
Leni Marlina 106015000462 Ilmu Pengetahuan Sosial/IX (Sembilan) Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Bemaksud memohon perubahan judul skripsi, dari judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Siswa Untuk Berfikir Kritis Melalui Isu-Isu Kontroversial Pada Satuan Pelajaran IPS (Studi Kasus Di Smp Tritura Cimanggis Depok)”. Menjadi “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Metode Problem Solving Pada Pembelajaran IPS Materi Penyimpangan Sosial di Mts Islamiyah Ciputat”. Demikian surat permohonan ini saya sampaikan, semoga Bapak berkenan menerimanya, serta segala perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 04 April 2011 Pemohon
Leni Marlina NIM. 106015000462
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
Form (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi Hal
: : : :
FITK-FR-AKD-082 14 Maret 2010 00 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI Nomor : Un.01/F.1/PP.009/……../ 2010 Lamp : Hal : Observasi
Jakarta, 24 September 2010
Kepada Yth. Kepala Sekolah MTs. Islamiyah Ciputat Assalamu’alaikum wr.wb Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama NIM Semester Jurusan
: : : :
Leni Marlina 106015000462 IX (Sembilan) Pendidikan IPS
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta. Sehubung dengan tugas Seminar Proposal, mahasiswa tersebut memerlukan observasi dengan pihak terkait. Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Bapak/Ibu Kepala Sekolah untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya. Demikianlah atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb
Mengetahi Dosen Pembimbing Akademik
Drs. H. Nurochim, MM NIP. 1959 0715 1984 03 1003
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
Form (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi Hal
: : : :
FITK-FR-AKD-082 27 April 2010 00 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN WAWANCARA (RISET) Nomor : Un.01/F.1/PP.009/ Lamp : Hal : Wawancara
/ 2010
Jakarta, 22 Desember 2010
Kepada Yth. Kepala Sekolah MTs. Islamiyah Ciputat Pondok ranji Assalamu’alaikum wr.wb Dengan hormat kami sampaikan bahwa, No Nama 1 Leni Marlina
NIM 106015000462
Jurusan Pendidikan IPS
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sehubungan dengan penyelesaian skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Metode Problem Solving Pada Pembelajaran Ips Materi Penyimpangan Sosial Di Mts Islamiyah Ciputat”, mahasiswa tersebut memerlukan wawancara dengan pihak terkait. Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb
Mengetahui, Dosen Pembimbing Akademik
Drs. H. Nurochim, MM NIP. 1959 0715 1984 03 1003 Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan.
YAYASAN ISLAMIYAH CIPUTAT Akta Nomor 16, Tanggal 11 Agustus 1978 Bank : BPD Rek. 21201
MADRASAH TSANAWIYAH ISLAMIYAH STATUS: TERAKREDITASI A Alamat: Jl. Kihajar Dewantara No. 23 Ciputat, Telp. (021) 7409814 Fax. 74716496
SURAT KETERANGAN Nomor: 044/B.1/Ks.02.00/XII/2010 Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala MTs. Islamiyah Ciputat Tangerang Banten, menerangkan bahwa : Nama
: Leni Marlina
NIM
: 106015000462
Bidang Study
: IPS
Adalah benar telah melakukan Penelitian pada MTs. Islamiyah Ciputat, pada tanggal 12 Oktober – 24 Desember 2010. Demikian surat keterangan ini kami buat, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
24 Desember 2010
Lampiran 1
Nama
:
Kelas
:
Pelajaran
:
Materi
:
Pertemuan I : Hari Selasa, 16 Nopember 2010
NO
Aspek yang diamati
1
Kehadiran
2
Kedisiplinan
3
Memperhatikan Pelajaran
4
Keaktifan
5
Pemecahan Masalah
Nilai 1
2
3
4
3
4
Total
Pertemuan II : Hari Selasa, 23 Nopember 2010
NO
Aspek yang diamati
1
Kehadiran
2
Kedisiplinan
3
Memperhatikan Pelajaran
4
Keaktifan
5
Pemecahan Masalah Total
Nilai 1
2
Pertemuan III : Hari Selasa, 7 Desember 2010
NO
Aspek yang diamati
1
Kehadiran
2
Kedisiplinan
3
Memperhatikan Pelajaran
4
Keaktifan
5
Pemecahan Masalah
Nilai 1
2
3
4
3
4
Total
Pertemuan IV : Hari Selasa, 14 Desember 2010
NO
Aspek yang diamati
1
Kehadiran
2
Kedisiplinan
3
Memperhatikan Pelajaran
4
Keaktifan
5
Pemecahan Masalah Total
Keterangan skala penilaian Tidak baik
: 1
Kurang baik : 2 Cukup baik : 3 Baik
: 4
Katagori penilaian total Kurang baik : 5 – 10 Cukup
: 10 – 15
Baik
: 15 – 20
Nilai 1
2
Lampiran 2
LEMBAR WAWANCARA (GURU)
Wawancara dilaksanakan pada : Hari/tanggal
: kamis, 23 Desember 2010
Responden
: Moch. Djuanda,SE
Nama sekolah
: MTs Islamiyah Ciputat
Tujuan wawancara
: mengidentifikasi keberhasilan metode problem solving untuk meningkatkan perpikir kritis siswa
1. Apakah anda selalu membuat RPP setiap kali masuk kelas? 2. Apakah disekolah telah membuat silabus? 3. Apakah anda sudah menentukan dan mempersiapkan materi sebelum pelajaran dimulai? 4. Bagaimana situasi kelas ketika anda menerangkan materi? 5. Apa upaya anda untuk mengatasi siswa yang tidak memperhatikan selama proses pembelajaran berlangsung? 6. Apakah Selama proses pembelajaran siswa ada yang mengajukan pertanyaan? 7. Apakah ada perbedaan pada siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan metode problem solving? 8. Hambatan apa yang anda alami ketika menggunakan problem solving? 9. Apakah menurut anda penggunaan model problem solving cocok diterapkan pada materi penyimpangan sosial? 10. Bagaimana tingkat berpikir kritis siswa siswa kelas VIII.2 ? 11. Bagaimana semangat belajar siswa kelas VIII.2 ketika belajar IPS? 12. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VIII.2 dalam pelajaran IPS? 13. Apakah dengan menggunakan metode problem solving dapat meningkatkan berpikir kritis siswa kelas VIII.2?
Kutipan hasil wawancara Peneliti : Apakah anda selalu membuat RPP setiap kali masuk kelas? Guru : tidak, karena sudah dibuat, pada waktu tahun ajaran baru Peneliti : Apakah disekolah telah membuat silabus? Guru : sudah Peneliti : Apakah anda sudah menentukan dan mempersiapkan materi sebelum pelajaran dimulai? Guru : sudah, karena materi sangat peting,agar guru dapat menguasai kelas dan materi dengan baik. Peneliti : Bagaimana situasi kelas ketika anda menerangkan materi? Guru :anak-anak selalu antusias dengan materi-materi yang saya berikan. Peneliti : Apa upaya anda untuk mengatasi siswa yang tidak memperhatikan selama proses pembelajaran berlangsung? Guru : saya akan memberikan sanksi dengan meminta siswa untuk menjelaskan materi yang saya berikan. Peneliti : Apakah Selama proses pembelajaran siswa ada yang mengajukan pertanyaan? Guru : ada Peneliti : Apakah ada perbedaan pada siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan metode problem solving? Guru : ada, siswa lebih aktif bertanya Peneliti : Hambatan apa yang anda alami ketika menggunakan problem solving? Guru : pada awal menggunakan metode problem solving daya pikir anak masih kurang dalam menangkap materi,dan siswa belum aktif ketika di sajikan soal-soal studi kasus (pemecahan masalah) Peneliti : Apakah menurut anda penggunaan model problem solving cocok diterapkan pada materi penyimpangan sosial? Guru :cocok Peneliti : Bagaimana tingkat berpikir kritis siswa siswa kelas VIII.2 ? Guru :baik Peneliti : Bagaimana semangat belajar siswa kelas VIII.2 ketika belajar IPS? Guru :semangat Peneliti : Bagaimana hasil belajar siswa kelas VIII.2 dalam pelajaran IPS?
Guru :meningkat Peneliti : Apakah dengan menggunakan metode problem solving dapat meningkatkan berpikir kritis siswa kelas VIII.2? Guru : dapat, dengan menggunakan problem solving siswa sudah mulai aktif dan berani mengungkapkan pendapat.
Lampiran 3
LEMBAR WAWANCARA (SISWA)
Wawancara dilaksanakan pada : Hari/tanggal
: Jum’at, 24 Desember 2010
Responden
: Siswa kelas VIII.2
Nama sekolah
: MTs Islamiyah Ciputat
Tujuan wawancara
: mengidentifikasi keberhasilan metode problem solving untuk meningkatkan perpikir kritis siswa
1. Apakah guru IPS menyenangkan ketika mengajar IPS? 2. Apakah penjelasan guru mudah dimengerti? 3. Apakah penjelasn guru memeberi waktu untuk bertanya? 4. Apakah jawaban dari guru dapat diterima dapat diterima dengan baik? 5. Apakah kalian memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan materi? 6. Apakah kamu menyukai metode problem solving yang digunakan oleh guru? 7. Apakah ada kesusahan saat menggunakan metode problem dalam belajar IPS? 8. Apakah dengan model problem solving ini dapat memotivasi kamu untuk beljar IPS? 9. Model belajar apa yang kamu suka(individu/kelompok),beri alasannya?! 10. Apa yang kamu rasakan ketika sebelum menggunakan metode problem solving dan sesudah?
Kutipan hasil wawancara
Peneliti : Apakah guru IPS menyenangkan ketika mengajar IPS? Responden I : sangat Responden II : menyenangkan Peneliti : Apakah penjelasan guru mudah dimengerti? Responden I : kadang-kadang Responden II : iya, cukup dimengerti Peneliti : Apakah setelah guru menjelaskan guru memberikan waktu untuk bertanya? Responden I : selalu Responden II : iya Peneliti : Apakah jawaban dari guru dapat diterima dengan baik? Responden I : iya, soalnya guru menjelaskan dengan detail Responden II : iya Peneliti : Apakah kalian memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan materi? Responden I : iya Responden II :kadang-kadang,soalnya suka ngantuk Peneliti : Apakah kamu menyukai metode problem solving yang digunakan oleh guru? Responden I : sangat, soalnya saya bisa dengan bebas mengungkapkan pendapat dan saya bisa semakin percaya diri Responden II : suka Peneliti : Apakah ada kesulitan saat menggunakan metode problem solving dalam belajar IPS? Responden I : awal-awalnya iya saya merasa kesulitan bu..tapi lama-lama menyenangkan dan saya mudah mengerti untuk memecahkan suatu masalah Responden II : ada bu,tapi cuma diawal saja Peneliti : Apakah dengan model problem solving ini dapat memotivasi kamu untuk belajar IPS? Responden I : pasti Responden II :iya Peneliti : Model belajar apa yang kamu suka(individu/kelompok),beri alasannya?! Responden I : kelompok, karena bisa berdiskusi bareng bareng
Responden II : kelompok, karena mengerjakanya bisa bareng-bareng Peneliti : Apa yang kamu rasakan ketika sebelum menggunakan metode problem solving dan sesudah? Responden I : sebelumnya,belajar dikelas membosankan, setelah belajar menggunakan problem solving menyenangkan karena memudahkan belajar IPS Responden II : biasa aja
LAMPIRAN 4 Hasil ulanganharianpertamadan nilai ulangankeduasiswakelasVIII.2 IPS MTs Islamiyah NO URUT
NIS
NAMA SISWA
NILAI ULANGAN HARIAN I
NILAI ULANGA HARIAN
1 _t
10111002 AbdunahmanAl-Munawar
55
65
2
1 0 111 0 0 3 Ade Kurniawan
55
70
J
1 0 1I 1 0 0 8 Aldi Adrowi
55
70
4
1011101A 0 lvian Beni Mardanv
50
70
5
1011101A 1 mandaPutri Wahyuningsih
60
85
6
AmbarJati Saputra 10111012
55
65
1011101A 7 r
60
75
8
I0ll1022 DindaUtari
50
70
9
10111023 ElmaFitri Nurhidayat
45
60
10
IO1Trc24Fahmi N{aulan
55
65
11
1 0 111 0 2 6 FerdianOktariyanto
50
65
i2
JuliaPuadilah 1 0 1 1 1 0 3Hendi 1
50
70
13
1 0 1I 1 0 3 4 IkhsanMaulana.B
50
70
I4
1 0 1I 1 0 3 5 Indah Novita
45
60
15
10111036 IndahYunita
55
70
16
1 0 111 0 3 8 KaisarQori Wijaya
55
75
l7
10111039 Khairul Fatahillah
50
70
18
1 0 1I 1 0 4 1 Luckv Christian
50
65
19
t01t1042 Lulu Ziy adatulMarhamah
55
70
20
1 0 1I 1 0 4 3 M. Zulfikar
50
70
21
1 0 111 0 4 4 MarlinaArby
50
70
22
1 0 1I 1 0 4 5 Meti Anggraeni
55
75
z)
1 0 111 0 4 9 Muh. Aua LariqsyahFanani
45
65
24
10111051 M uh. QoirulHapid
55
25
1 0 111 0 5 5 MuhammadBilal Alfarizy
55
80
26
1 0 111 0 5 9 Nindi Elisa
55
75
27
101I 1061 NurNazmi Laila
40
70
28
101I 1063 PuputHardhiyanti
55
65
29
101I 1064 RachmatHutomo Rambe
30 31
10111065 Rani SintaDevi 10111066 RasyidSidik
50
65
55
70
32
1 0 1I 1 0 7 0 SabilalRosvad
55
70
aa
JJ
101I 1071 SadamSutrisna
3s
7A
34
10r1,t072SahanaDarasanti
50
70
35
10111073 Septofudiansyah
45
60
36
101I 1076 SvaikoraZein
40
60
37
r0rt1077 TazqiyatulIzatinah
40
60
38
rctrt079 Vivi Nur Oktavia
40
65
39
101I 1080 WisnuGesang AryaKhabib
55
75
220s
2680
l'
\. J,,
{
Jumlah Nilai Rata-rata
60
56,5= 56
68,7=70
I Lampiran 5 DAFTAR NILAI PESERTA DIDIK SEMESTERGENAP MTS. ISLAMTYAII CIPUTAT 1 TAHUN PELAJARAN 2O1O-201
Kelas Wali Kelas
VIII.2 (DelapanDua) Masnah,S.Pdi NILAI TUGAS
NamaGuru : AchmadDjuanda BidansStudi : IPS NILAI ULANGAN HAzuAN
AbdunahmanAlMunawar Aldi Adrowi
KhairulFatahillah
Nur NazmiLaila
RaniSintaDevi
Vivi Nur Oktavia
'Mengetahui KepalaMTs IslamiYah
Juni2010 Ciputat, GuruBid,angStudi
LEMBAR UJI REFERENSI Nama
: Leni Marlina
NIM
: 106015000462
Jurusan
: IPS
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Metode Problem Solving Pada Pembelajaran IPS Materi Penyimpangan Sosial Di Mts Islamiyah Ciputat
No.
Paraf
Judul dan Halaman Buku
Pembimbing
BAB I 1.
2.
3.
4.
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional , Jakarta : C.V. Cemerlang, 2003, h.7 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta,Rajawali Pers,1992), h.123 Tabrani
Rusyan,dkk,
Pendekatan
Dalam
Proses
Belajar
Mengajar (Bandung, Remadja Karya, 1998), h 140 Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006) h.74 Lutfi. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Solving yang
5.
diintervensi dengan peta konsep terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal pembelajaran, XXVII (April 2005),h.50. BAB II
1.
Liliasari,Pengembangan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi mahasiswa…..,(mimbar pendidikan, No.2. XXIII. 2003),H.38 Eri Kurniawan. Pembudayaan Keterampilan Berpikir Kritis
2.
Diperguruan
Tinggi
Melalui
Cognitive
Coaching.
(http://www.zcribd.com,diakses tanggal 15 Desember 2010.jam 22.05),h.6
3.
Eri Kurniawan.Pembudayaan Keterampilan…,h.6 Gary Heissere.Thought on Thinking: The challenge of Critical
4.
Thinking.
(http://www.insightjournal.net).diakses
tanggal
15
desember 2010.jam22.00,h.6 Dindin Wahidin, Pengembangan Berpikir Kritis di Kalangan 5.
Mahasiswa, (http://didin-unius.blogspot.com), diakses tanggal 15 Desember 2010, h.3 Carol B MacKnight. Teaching Critical Thinking Though Internal
6.
Discussions.
http://net.educause.edu,
diakses
tanggal
15
Desember 2010,jam 22.05, h.38 MCC General Education Iniatives. Memahami berpikir kritis. 7.
http://re-searchengines.com/1007arief3.html, disks tanggal 12 Februari 2011, jam 10.30 Eri
8.
Kurniawan,
Pembelajaran
Pendekatan…,
http://arjumutiah.blog.unej.ac.id/2010/10/05/konsep-berpikir-danberpikir-kritis/, diakses 12 Februari 2011 jam 10.33,h.12 Denis K. Filsaime, Menguak Rahasia Berpikir kritis…, http://re-
9.
searchengines.com/1007arief3.html,
diakses 12 Februari 2011
jam 10.30.h.63. Wade, Indikator Berpikir Kritis, 10.
http://www.scribd.com/doc/17740579/Konsep-Berfikir-Kritis, tanggal 3 januari 2011
11.
Anggelo,Tahapan Berpikir Kritis, http://researchengines.com/1007arief3.html, tanggal 15 Desember 2010. Standar dalam Proses dalam Berpikir Kritis,
12.
http://www.scribd.com/doc/17740579/Konsep-Berfikir-Kritis, tanggal 3 januari 2011
13.
Dindin Wahidin, Pengembangan Berpikir…, h.4-5
14.
Didin Wahidin, Pengembangan Berpikir…, h.7 Anonim. Cretive Problem solving. Http://en.wikipedia.org/wiki
15.
creative_problem_solving yang diakses pada 15 Desember 2010,h.1
Janulis P.Purba, Pengembangan dan Implementasi Model 16.
Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Pemecahan masalah, (Mimbar Pendidikan No.3, tahun XXII,2003),h.23 Lutfi. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Solving yang
17.
diintervensi
dengan
peta
konsep
terhadap
hasil
belajar
mahasiswa. Jurnal pembelajaran, XXVII (April 2005),h.50 Kiranawati, Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving), 18.
(http://gurupkn.wordpress.com)
yang diakses
15 Desember
2010,h.2 19. 20.
Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_masalah, yang diakses tanggal 15 desember 2010,h.1 Hamid Muhammad. Langkah-langkah pembelajaran problem solving.(Jakarta : konsep ips.2005)h.26 Hudojo. Langkah-langkah penyelesaian
21.
problem solving.
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_masalah, yang diakses 15 Desember 2010.h162 Hudojo. Langkah-langkah penyelesaian
22.
problem solving
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_masalah, yang diakses 15 Desember 2010.h.163 Titi Wahyuni. Pengembangan model pembelajaran pemecahan
23.
masalah untuk meningkatkan keterampilan…, Bandung: SKRIPSI UPI tidak diterbitkan.h.17-19 Anonim.
24.
Problem
Solving.
http://en.wikipedia.org/wiki/problem_solving yang diakses pada 16 Desember 2010,h.1
25. 26. 27.
Sutikno. Model Pembelajaran Interaksi Sosial, Pembelajaran afektif dan Retorika. Mataram: NTP Pres. 2004. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006) h. 92-93 Hudojo. Langkah-langkah penyelesaian
problem solving
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_masalah, yang diakses
15 Desember 2010.h.155 Ilmu 28.
Pengetahuan
Sosial,
Materi
Pelatihan
Terintegrasi,
(Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005), h. 3
29.
Ilmu Pengetahuan Sosial…, h. 10
30.
Ilmu Pengetahuan Sosial…, h. 10 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu
31.
Jaya, 2007), cet. 3, h. 95mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat………………, hal. 156
32. 33. 34. 35. 36. 37.
Slameto, Belajar & faktor-faktor yang memepengaruhi, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010), h.2 Slameto, Belajar & faktor-faktor yang memepengaruhi…,h.13 Slameto, Belajar & faktor-faktor yang memepengaruhi…, h.1415 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), cet. 4, h. 42-49 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), cet. 4, h.151 Sutarto,Ilmu Pengetahuan Sosial, h.151
38.
Sutarto,Ilmu Pengetahuan Sosial,h.158-159
39.
Sutarto,Ilmu Pengetahuan Sosial,h.152 BAB III
1.
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), cet. 6, h. 36 Sugiyono,
2.
Metode
Penelitian
Pendidikan
Pendekatan
Kuantitatif,Kualitatif,dan R & D, (Bandung: Alfabeta,2010),cet. X,h.15.
3.
Sugiyono,
Metode
Penelitian
Pendidikan
Kuantitatif,Kualitatif dan R & D,…,h.297-298.
Pendekatan
4.
6.
7.
8.
9.
Sugiyono,
Metode
Penelitian
Pendidikan
Pendekatan
Kuantitatif,Kualitatif dan R & D,…,h.203. Sugiyono,
Metode
Penelitian
Pendidikan
Pendekatan
Kuantitatif,Kualitatif dan R & D,…,h.318. Sugiyono,
Metode
Penelitian
Pendidikan
Pendekatan
Kuantitatif,Kualitatif dan R & D,…,h.319. Sugiyono,
Metode
Penelitian
Pendidikan
Pendekatan
Kuantitatif,Kualitatif dan R & D,…,h.329 Achmad Sapari, Bagaimana Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis, Fasilitator, Edisi III tahun 2006,h.37. Joycen M. Laurens Integrasi Riset dan Desain : Sebuah
10.
Pendekatan dalam Pembelajaran di Studio, http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/99-035/3.5Joyce%20M.Laurens. Pdf , diakses : 03/01/2011,h.3. Anonim. Problem Solving.
11.
http://en.wikipedia.org/wiki/problem_solving yang diakses pada 16 Desember 2010,h.1
12.
13.
Sugiyono,
Metode
Penelitian
Pendidikan
Pendekatan
Kuantitatif,Kualitatif dan R & D,…,h.335. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,…,h.337-345.
Rabu, 13 April 2011 Mengetahui, Dosen Pembimbing Akademik
Drs. H. Nurochim, MM NIP. 1959 0715 1984 03 1003
UPAYA MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PENYIMPANGAN SOSIAL DI MTS ISLAMIYAH CIPUTAT
Oleh : Leni Marlina
Identifikasi Masalah Keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS dalam mengemukakan pendapat masih kurang dan bahkan pada beberapa siswa cenderung pasif. Upaya pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa sering luput dari perhatian guru. Pola aktivitas kelas masih dominan model satu arah (monolog). Metode pemecahan masalah diperkirakan dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis. Kurang adanya beranekaragaman metode pembelajaran. Ketertarikan siswa pada berbagai metode pembelajaran yang dapat mendorong keberhasilan pembelajaran.
Pembatasan Masalah Penerapan metode pembelajaran problem solving pada siswa kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa Respon siswa dengan metode pembelajaran problem solving pada pembelajaran IPS Peranan metode problem solving dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis pada pembelajaran IPS
Perumusan Masalah Apakah penerapan metode pembelajaran problem solving pada siswa kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa? Bagaimanakah respon siswa dengan metode problem solving pada pembelajaran IPS? Bagaimanakah peranan metode problem solving dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis pada pembelajaran IPS?
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui secara spesifik proses dan hasil peningkatan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, yang dapat dinilai pada aspek menyampaikan pendapat, berdiskusi, mengemukakan tanggapan, dan mengajukan saran dalam menyampaikan pendapat pada pembelajaran IPS Untuk mengetahui respon siswa dalam pemecahan masalah pada pembelajaran IPS Untuk mengetahui peranan metode problem solving dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis pada pembelajaran IPS
Kegunaan Hasil Penelitian Manfaat bagi sekolah Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk menerapkan metode problem solving yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan prestasi belajar siswa. Manfaat bagi guru Dapat dijadikan motivasi untuk menerapkan model pembelajaran problem solving yang menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa. Manfaat bagi siswa Membantu siswa untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan mampu untuk mengungkapkan pendapat, dalam pembelajaran yang menggunakan metode problem solving. Selain itu diharapkan dapat digunakan sebagai pijakan dalam memutuskan kebijakan-kebijakan dalam aplikasi kebijakan pada objek penelitian serta input bagi konteks aplikasinya di masa mendatang.
Kajian Teori Secara etimologis, kata „kritis‟ berasal dari bahasa Yunani yakni “kritikos (yang berarti mencerna penilaian) dan “kriterion” (yang berarti standar). Sehingga, kritis berarti mencerna penilaian berdasarkan standar Liliasari mengungkapkan bahwa Berpikir adalah: Suatu proses kognitif, suatu aktivitas mental untuk memperoleh pengetahuan Menurut Ruch (1996) dalam Eri Kurniawan, berpikir adalah : manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang Nampak
Aspek-aspek berpikir kritis Menurut Bayer berpikir kritis adalah semacam aspek pemikiran nilai. Dan Aspek Karakteristik yang berhubungan dengan berpikir kritis, dipaparkan Beyer (1995) dalam buku Critical Thinking, yaitu: a. Watak (dispositions), b. kriteria (criteria), c. argumen (argument), d. pertimbangan atau pemikiran (reasoning), e. sudut pandang (point of view), f. prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria)
Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Indikator Berpikir Kritis Wade (1995) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kegiatan merumuskan pertanyaan, Membatasi permasalahan, Menguji data-data, Menganalisis berbagai pendapat dan bias, Menghindari pertimbangan yang sangat emosional, Menghindari penyederhanaan berlebihan, Mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan Mentoleransi ambiguitas.
Menurut Angelo tahapan berpikir kritis : 1. 2. 3. 4. 5.
Keterampilan menganalisis Keterampilan mensintesis Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah Keterampilan Menyimpulkan Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai
menurut Bloom : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
kejelasan (clarity), tingkat akurasi (accuracy), tingkat kepresisian (precision) relevansi (relevance), logika berpikir yang digunakan (logic), keluasan sudut pandang (breadth),
7. 8. 9. 10.
kedalaman berpikir (depth), kejujuran (honesty), kelengkapan informasi (information) dan bagaimana implikasi dari solusi yang kita kemukakan (implication)
Langkah-langkah berpikir kritis Memahami dengan seksama pernyataan yang ada Cermati maksud dibalik pernyataan Cermati alasan yang diajukan untuk mendukung pernyataan Cermati alasan dengan mengklasifikasikan alas an itu kedalam: fakta, penafsiran, keinginan, atau kesimpulan ahli atau bahkan mungkin ajaran agama. Ambil keputusan.
Sumber-sumber Kesalahan Berpikir
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat menyebabkan kesalahan dalam berpikir, diantaranya: Kegagalan melihat penafsiran lain Gagal melihat kemungkinan lain Over generalisasi Kecenderungan menyamaratakan (stereo-typing). Gagal menyingkirkan pengaruh emosi Gagal dalam melakukan penalaran Gagal dalam mengenali fakta.
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pengertian
Pemecahan masalah (problem solving) merupakan “proses mental dalam menciptakan solusi untuk suatu masalah George Polya (1973) dalam Janulis P.Purba mengungkapkan pemecahan masalah (problem solving) ialah “menemukan jalan keluar dari suatu yang sukar dan penuh rintangan untuk mencapai tujuan Menurut Smith dalam Lutfi, Problem solving merupakan “pendekatan mengajar yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
Kelebihan dan kelemahan pembelajaran problem solving Kelebihan pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut: 1. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja 2. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia. 3. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan.
Kelemahan Metode problem solving: 1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitanya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru. Sering orang beranggapan keliru bahwa metode pecahan masalah hanya cocok untuk SLTP,SLTA dan PT saja. Padahal, untuk siswa SD sederajat juga bisa dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan taraf kemampuan berpikir anak. 2. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain. 3. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
Karakteristik Pelajaran IPS Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang peristiwa, gejala dan masalah sosial daripada bidang teori keilmuan. Dalam menelaah objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan aspek-aspek kehidupan sosial daripada aspek-aspek yang terpisah satu sama lain. Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya. Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi, objek studi, laboratorium, dan sekaligus juga menjadi ruang lingkup penelaahannya.
Belajar Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
Teori Belajar Teori belajar menurut R. Gagne :”Keterampilan motoris (motor skill),Informasi verbal,Kemampuan intelektual,Strategi kognitif,Sikap”.
Prinsip-prinsip Belajar 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Perhatian dan motivasi Keaktifan Ketertiban langsung/berpengalaman Pengulangan Tantangan Balikan dan Penguatan Perbedaan individual.
Masalah-masalah Belajar Faktor internal siswa Faktor internal yang dialami oleh para siswa yang berpengaruh pada proses belajar, yaitu sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi, rasa percaya diri siswa, kebiasaan belajar dan cita-cita siswa. Faktor eksternal siswa Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar, yaitu prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah serta kurikulum sekolah.
Pemahaman Materi Penyimpangan Sosial Pengertian Penyimpangan Sosial Penyimpangan adalah tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang di anut dalam lingkungan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat Penyimpangan terjadi apabila seseorang atau kelompok tidak mematuhi norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat Menurut Robert M.Z. Lawang, “Penyimpangan sosial sebagai semua tindakan yang menyimpang dari normanorma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang (dalam buku materi pokok pengantar sosiologi
Bentuk-bentuk Penyimpangan Penyimpangan primer : Penyimpangan ini hanya bersifat sementara dan tidak diulangi kembali Penyimpangan sekunder : Seseorang secara khas memperlihatkan perilaku menyimpang dan secara umum dikenal sebagai seseorang yang menyiimpang Penyimpangan individu : Apabila seseorang melakukan penyimpangan dari sub-kebudayaan yang telah mapan dan nyata-nyata menolak norma-norma tersebut, maka ia disebut sebagai menyimpang individual Penyimpangan kelompok : Kegiatan yang dilakukan kelompok secara kolektif dengan cara yang bertentangan terhadap norma-norma yang berlaku
Faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang Perbedaan status(kesenjangan) sosial antara si kaya dengan si miskin yang sangat mencolok mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga terjadilah tindak korupsi, manipulasi, dan kolusi. Banyaknya pemuda putus sekolah (drop out) dan pengangguran. kebutuhan ekonomi untuk serba kecukupan, tanpa harus berusaha bersusah payah bekerja, mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas dengan cara mencuri, merampok, menodong, dan lain-lain. keluarga yang berantakan (broken home) dapat menyebabkan adanya penyimpangan sosial
METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Islamiyah Ciputat, yang beralamat di Jalan KH. Dewantara No. 23 Ciputat, Kecamatan Ciputat, Kota/Kabupaten Tangerang Selatan. Telp. 021.7409814, - 021.28752974 2. Waktu Penelitian Dalam rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan selama 7 (tujuh) bulan, mulai pada bulan Agustus 2010 sampai Maret 2011.
3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif analis 4. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Islamiyah Ciputat dengan jumlah 819 siswa. 5. Sampel Sampel dalam penelitian ini penulis gunakan sebagai sumber data yang dianggap mengetahui tentang populasi/situasi sosial atau objek penelitian, dan untuk menentukan sampel tersebut penulis menggunakan teknik cluster sampling (area sampling). Yaitu siswa kelas VIII IPS di MTs Islamiyah Ciputat terdiri dari 2 (Dua) kelas, namun yang digunakan untuk menjadi sampelnya hanya 1 (satu) kelas. Di mana kelas ini memiliki karakteristik yang relatif sama dengan ke dua kelas yang lain atau dapat mewakili kelas-kelas yang lain,dimana jumlah siswa kelas VIII.2 berjumlah 39 siswa.
Teknik Pengumpulan Data Observasi : Menurut Sutrisno Hadi (1986) yang dikutip oleh Sugiyono, bahwa ”Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang disusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan Wawancara Studi Dokumentasi :Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karyakarya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawacara dalam penelitian kualitatif.
Teknik Analisa Data Data Reduction ( reduksi data) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data display (penyajian data) Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan hubungan antar kategori, flowcart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) yang dikutip oleh Sugiyono, menyatakan “The most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative tex”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. Conclusion drawing/verification Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
HASIL PENELITIAN
Dilihat di bab 4..
Kesimpulan Penerapan metode problem solving di kelas VIII.2 MTs Islamiyah Ciputat dapat dikatakan berhasil dengan dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran dalam empat kali pertemuan dalam tiga tahapan yang dilakukan setiap pertemuanya, dan dua kali ujian. Dalam penerapan metode problem solving ini dikatakan berhasil dilihat dari perbedaan hasil ulangan yang dilakukan mendapatkan hasil (nilai) siswa yang meningkat,selain dari hasil ulangan peneliti juga mengamati dalam segi kehadiran, kedisiplinan, bagaimana siswa memperhatikan pelajaran, keaktifan serta bagaimana siswa dalam memecahkan masalah. Dan dari pengamatan yang dilakukan setiap kali pertemuan terhadap setiap siswa,dari aspekaspek yang diamati terdapat peningkatan yang signifikan. Setelah guru menggunakan metode problem solving peserta didik lebih antusias dalam belajar IPS, karena dengan menggunakan metode problem solving siswa lebih interaktif dan aktif dalam proses pembelajaran IPS berlangsung dibandingkan dengan sebelum menggunakan metode problem solving. Peranan metode problem solving dalam meningkatkan berpikir kritis siswa di kelas VIII.2 MTs Islamiyah Ciputat pada pembelajaran IPS yaitu cara berpikir kritis siswa mengalami peningkatan,siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran,siswa menjadi lebih percaya diri(berani) dalam mengungkapkan pendapat,siswa mulai mampu memecahkan masalah dalam berupa soal-soal studi kasus yang diberikan oleh guru sesuai dengan materi ajar.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…….