Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Fiqh Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa ( Penelitian Tindakan Kelas di MTs. An-Nizhamiyyah Cileungsi Bogor) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)
Oleh ISMAWATI NIM 108011000097
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
ABSTRAK
Efektivitas Pembelajaran Fiqh Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di MTs. AnNizhamiyyah Cileungsi Bogor. Kata kunci : Efektifitas, model pembelajaran PBL, Hasil Belajar, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat efektivitas pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar pada materi zakat siswa MTs An-Nizhamiyyah Cileungsi Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan September hingga Oktober 2012 dengan subyek penelitian berjumlah 30 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertamuan. Pengumpulan data dilakukan melalui pre test dan post test, observasi, dan wawancara. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari hasil post test yang meningkat dibanding pre test, dan juga tercapainya nilai seluruh siswa di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dari hasil penelitian ini disarankan agar guru dapat menerapkan model pembelajaran PBL ini dalam belajar Fikih. ISMAWATI (P. AGAMA ISLAM)
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Fikih Melalui
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.” Shalawat dan salam penulis haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah memberikan petunjuk kepada umat manusia kejalan yang benar. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan, bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Bahrissalim, MA sebagai Dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan petunjuk dan nasehat kepada penulis dengan ikhlas demi keberhasilan penulis. 4. Ibu Siti Khadijah, MA selaku Dosen penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan. 5. Bapak Ibu Dosen yang telah membimbing penulis selama kuliah di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Bapak Drs. Uyun Rabaniyun, MA sebagai kepala MTs. An-Nizhamiyyah Cileungsi yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpinnya.
7. Kedua orang tua ayahanda tercinta (Alm). Bapak Acep Suhendar dan Ibunda tersayang Ibu Nyai Saeni, satu dari harapan beliau telah ananda penuhi, semoga harapan-harapan kalian yang lain dapat ananda wujudkan. Tidak ada kata yang pantas lagi ananda ucapkan selain ucapan terimakasih yang sedalam dalamnya atas segala pengorbanan, kasih sayang, dukungan dan bimbingan kalian serta kesabaran yang tak terhingga. 8. Saudara – saudaraku yang selalu memberikan dorongan kepada penulis, khususnya buat kakandaku Rusdiana, SE terimakasih atas dukungan dan doa yang diberikan. 9. Sahabatku yang selalu bersama teruntuk Anis Chaerunnisa, Mudzakir fauzi dan Cindi Pratiwi terimakasih untuk semuanya yang selalu memberikan bantuan, semangat dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini. 10. Teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2008 khususnya kelas C, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, yang telah memberikan semangat dan bantuannya selama ini. Semoga tali silaturahmi kita tetap terjaga. Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Penulis sangat berterimakasih untuk semuanya yang telah memberikan dukungan dan motivasinya, semoga Allah SWt memberikan balasan yang berlipat ganda dan penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan berkah bagi penulis dan pemabaca. Amin
Jakarta, 28 Desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI Abstrak ………………………………………………………………………. i Kata pengantar ……………………………………………………………….. ii Daftar Isi ……………………………………………………………………… IV Daftar Tabel …………………………………………………………………... VI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1 B. Identifikasi Area dan Fokos Penelitian ……………………………….. 5 C. Pembatasan Masalah Penelitian ………………………………………. 6 D. Perumusan Masalah Penelitian ……………………………………….. 6 E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ………………………………. 6
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Pengertian Efektivitas ………………………………………………
8
2. Model Problem based Learning (PBL) ……………………………... 12 3. Pembelajaran Fiqh …………………………………………………..
24
4. Hasil Belajar ………………………………………………………… 31 B. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan …………………………… 33 C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan ………………………….. 34 D. Hipotesis …………………………………………………………………. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian ……………………………………………. 37 B. Metode Penelitian Dan Desain Penelitian ………………………………... 37 C. Subjek Yang Terlibat dalam Penelitian ………………………………….. 38 D. Peran dan Posisi Peneliti ………………………………………………… 39
E. Tahapan Intervensi Tindakan ……………………………………………. 40 F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ……………………………. 43 G. Data dan Sumber Data …………………………………………………… 43 H. Instrumen Pengumpulan Data ……………………………………………. 43 I. Teknik Pengumpulam Data ………………………………………………. 44 J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan …………………………………….. 46 K. Analisis data dan Interprestasi Hasil Analisis ……………………………. 48 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan …………………………………… 49
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISI, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ……………………………………………………………. 50 B. Pembahasan Penelitian …………………………………………………… 68 C. Pemeriksaan Keabsahan Data ……………………………………………. 78 D. Analisis Data ……………………………………………………………… 79 E. Interpretasi Hasil Analisis ………………………………………………… 80 F. Pembahasan Temuan Penelitian ………………………………………….. 81 G. Keterbatasan Peneliti ……………………………………………………. 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 83 B. Saran …………………………………………………………………….. 84 DAFTAR PUSTAKA Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mapel Fiqih Tabel 2. Jumlah Siswa MTs. An-Nizhamiyyah Cileungsi-Bogor Tabel 3. Tindakan Siklus I Tabel 4. Skor Hasil Belajar Pre Test dan Post Test Siklus I Tabel 5. Refleksi Tindakan Pembelajaran Pada Siklus I Tabel 6. Tindakan Siklus II Tabel. 7. Skor Hasil Belajar Pre Test dan Post Test Siklus II Tabel 8. Refleksi Tindakan Pembelajaran Pada Siklus II Tabel 9. Tindakan Siklus III Tabel 10. Skor Hasil Belajar Pre Test dan Post Test Siklus III Tabel 11. Perhitungan Memperoleh “t” Untuk Menguji Perbandingan Hasil Belajar Fiqih Antara Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran Problem Based Learning Siklus 1 Tabel 12. Perhitungan Memperoleh “t” Untuk Menguji Perbandingan Hasil Belajar Fiqih Antara Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran Problem Based Learning Siklus II Tabel 13. Perhitungan Memperoleh “t” Untuk Menguji Perbandingan Hasil Belajar Fiqih Antara Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran Problem Based Learning Siklus III
i
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan syari’at Allah bagi manusia yang dengan bekal syari’at itu manusia diperintahkan untuk beribadah. Agar manusia mampu memikul dan merealisasikan
amanat
besar
itu,
syariat
membutuhkan
pengalaman,
pengembangan dan pembinaan. Pengembangan dan pembinaan yang dimaksud adalah melalui pendidikan Islam. Kerena pendidikan Islam itu merupakan upaya untuk menanamkan ajaranajaran Islam yang berisi tata hidup yang diturunkan Allah kepada manusia yang intinya berupa pegangan hidup atau aqidah, jalan hidup atau syari’ah dan sikap hidup yang mengarah pada perbuatan atau akhlak. Hakikat pendidikan Islam adalah proses dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak didik agar menjadi manusia dewasa sesuai tujuan pendidikan Islam.1
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
1
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: CV, Pustaka setia, 1997), h. 10.
1
2
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. { QS. An-Nahl(16) : 78} Menurut Endang Saifudin Anshari sebagaimana dikutip oleh Azyumardi Azra: Pendidikan Islam sebagai proses bimbingan (pimpinan, tuntutan, dan usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi, dan sebagainya), dan raga obyek didik dengan bahanbahan meteri tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu, dan dengan alat perlengkapan yang ada kearah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam.2 Adapun tujuan pendidikan Islam menurut H.M. Arifin sebagaimana dikutip oleh H.M Alisuf Sabri adalah: Mengembangkan pola kepribadian manusia yang bulat yang mencakup semua aspek baik aspek jasmaniah, spiritual, intelektual, ilmiah maupun bahasa yang diperlukan untuk hidup sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Dan pendidikan Islam mendorong agar semua aspek dapat berkembang secara maksimal guna mencapai kesempurnaan hidup. Adapun tujuan akhir pendidikan Islam adalah terbentuknya sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah baik secara perorangan, masyarakat, maupun sebagai umat manusia secara keseluruhan. Hal itu sejalan dengan ikrar setiap muslim dalam awal shalatnya sebagaimana yang diajarkan oleh Allah SWT yang artinya : “sesungguhnya shalatku dan ibadahku dan hidup serta matiku hanya untuk Allah, Tuhan sekalian alam.”3 Salah satu usaha atau cara untuk membentuk sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah guna mencapai kesempurnaan hidup yaitu melalui pendidikan Agama. Pendidikan Agama merupakan salah satu bidang studi yang diharapkan dapat memberikan peranan dalam usaha menumbuh kembangkan sikap beragama siswa. Sikap dan kemampuan siswa dalam beragama merupakan cermin dari keberhasilan guru agama di sekolah dalam menyalurkan ajaran agama melalui usaha pendidikannya. Salah satu bidang studi yang masuk dalam pendidikan agama adalah Fiqh. Secara umum fiqih merupakan salah satu sub bidang studi agama yang banyak membahas tentang hukum-hukum yang mengatur pola hubungan manusia dengan 2
Azumardy Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Munuju Milenium Baru, (Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 2003), cet.5, h. 6 3 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. 1, h. 109
3
Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya. Fiqih diharapkan dapat menjadi alat kontrol bagi siswa dalam mengarungi kehidupannya, sehinngga tercapai tatanan kehidupan yang harmonis. Dan dengan materi fiqih diharapakan aktifitas siswa tidak lepas dari norma-norma agama yang dimaksudkan sebagai upaya untuk membina prilaku dan kepribadian siswa normatif. Tentunya harapan-harapan yang ingin dicapai dari pengajaran fiqih ini harus didukung oleh proses belajar mengajar yang efektif yang dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap bidang studi fiqih itu sendiri. Berkaitan dengan ini maka sebenarnya guru mengemban tugas dan tanggung jawab yang sangat berat untuk mengantarkan siswa pada arah dan tujuan yang telah ditentukan. Sebagai pendidik guru harus mampu menempatkan dirinya menjadi pengarah dan Pembina pengembang bakat dan kemampuan siswa. Guru mempunyai posisi yang sangat penting dalam pendidikan. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam proses belajar mengajar seorang guru diharapkan dapat memilih suatu model pembelajaran yang tepat, karena model pembelajaran merupakan komponen dari proses pendidikan yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam mengajar. Adanya kesulitan atau kekurang senangan siswa terhadap pelajaran fiqh dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. Faktor internal ini dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor jasmani, faktor psikologi, dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi siswa dalam kegiatan belajar adalah faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.4 Hasil wawancara dengan siswa tentang permasalahan dalam mata pelajaran fiqh, antara lain: kesulitan dalam memahami dan menghafal pelajaran fiqh pada materi zakat mal, kesulitan dalam menghitungnya karena kurangnya latihan soal dan kesulitan mengkaitkan konsep dengan kehidupan sehari-hari yang mereka alami atau di lingkungan sekitar. 4
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), h. 54
4
Pelaksanaan pembelajaran saat ini harus mengalami perubahan, dimana siswa tidak boleh dianggap objek pembelajaran semata, tetapi harus diberikan peran aktif serta dijadikan mitra dalam proses pembelajaran sehingga siswa bertindak sebagai agen pembelajar yang aktif sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator dan mediator yang kreatif. Proses pembelajaran yang sesungguhnya ialah kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat. Proses pembelajaran di kelas yang optimal dapat menghasilkan hasil belajar yang optimal pula. Peningkatan hasil belajar peserta didik selalu dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya ialah metode mengajar. Seorang guru dituntut untuk pintar dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas. Guru sebagai seorang pengajar kadang – kadang salah dalam menerapkan model apa yang seharusnya digunakan dalam proses pembelajaran. Pelajaran fiqh merupakan pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu model yang mendorong peserta didik untuk memiliki kepekaan terhadap lingkungan dan berusaha untuk memecahkan masalahnya adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Model problem based learning dapat melatih peserta didik untuk mengorganisasikan pengetahuan dan kemampuan peserta didik, karena menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Pemecahan masalah akan mengembangkan motivasi, ketekunan, dan kepercayaan diri peserta didik. Model pembelajaran ini menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan mendiskusikannya untuk menyelesaikan masalah. Permasalahn tersebut dapat diatasi dengan melakukan terobosan dalam pembelajaran fiqih sehingga tidak menyajikan materi yang bersifat abstrak, tetapi juga harus melibatkan siswa secara aktif di dalam pembelajaran. Salah satunnya adalah dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based-Learning (PBL). Pembelajaran ini diharapkan dapat menarik minat dan keaktifan siswa untuk belajar fiqih sehingga diharapkan hasil belajarnya akan meningkat, karena siswa diajak untuk mencari informasi, untuk mengembangkan keterampilan pemecahan
5
masalah, melakukan penyelidikan atau percobaan untuk menemukan konsep tentang meteri pelajaran. Dengan kegiatan ini diharapkan pemahaman siswa akan meningkat yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Fikih Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan – permasalahan sebagai berikut: 1. Terdapat kesulitan peserta didik dalam memahami pembelajaran fikih 2. Kesulitan siswa dalam menerapkan hasil pembelajaran fikih dalam kehidupan sehari – hari. 3. Rendahnya minat atau motivasi siswa untuk belajar fikih. 4. Terbatasnya model pembelajaran fikih.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada: 1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran problem based learning (PBL). 2. Problem based learning (PBL) digunakan agar siswa dapat dengan mudah memahami materi fiqh. 3. Problem based learning (PBL) sebagai metode yang diterapkan agar hasil belajar siswa lebih optimal. D. Perumusan Masalah. Dari uraian identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang ada, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
1. Bagaimanakah
pelaksanaan
pembelajaran
Fikih
melalui
model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di MTs An – Nizhamiyyah Cileungsi? 2. Apakah pembelajaran Fikih melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan pemahaman siswa? 3. Apakah pembelajaran Fikih melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
E. Tujuan penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Seberapa besar peningkatan hasil belajar Fikih siswa melalui model pembelajaran problem based learning (PBL.) 2. Keefektivan penerapan model pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran Fikih.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik, guru, dan peneliti. Adapun manfaat penelitian ini bagi: a. Peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan peserta didik dalam mempelajari fikih. b. Guru, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif pilihan untuk menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dalam pembelajaran fiqih. c. Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dalam bidang penelitian pendidikan dan model pembelajaran yang akan menjadi bekal untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata setelah menyelesaikan studinya.
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Pengertian Efektivitas Menurut kamus besar Bahasa Indonesia efektivitas berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur atau mujarab, dapat membawa hasil1. Efektivitas menurut Mulyasa adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang ditunjukkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.2 Efektivitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan pendidikan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran. Dalam dunia pendidikan, efektivitas dapat ditinjau dari 2 (dua) segi, yaitu dari segi efektivitas mengajar guru dan segi efektivitas belajar murid. Efektivitas mengajar guru terutama menyangkut kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Efektivitas belajar murid terutama menyangkut tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan mengajar
1 2
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, h. 89 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hal. 82 .
7
8
dan belajar yang ditempuh. Mohammad Sjafei mengatakan, “ mengajar dan belajar sangat erat kaitannya”.3 Untuk tercapainya pembelajaran yang efektif, perlu dipertimbangkan hal-hal berikut: a. Penguasaan bahan pelajaran. b. Cinta kepada yang diajarkan. c. Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. d. Variasi metode. e. Seorang guru harus selalu menambah ilmunya agar dapat meningkatkan kemampuannya mengajar. f. Guru harus selalu memberikan pengetahuan yang actual, sehingga akan menimbulkan rangsangan yang efektif bagi belajar siswa. g. Guru harus berani memberikan pujian, karena pujian yang diberikan dengan tepat dapat memotovasi belajar siswa dengan positif. h. Guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individual. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu diperhatikan beberapa hal, yang menurut Slameto adalah sebagai berikut ini: 1. Kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri siswa itu sendiri, contohnya kesehatan, keamanan, ketentraman, dan sebagainya. Siswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya dapat dipenuhi. Terdapat tujuh jenjang kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi, yakni: a) Kebutuhan fisiologis b) Kebutuhan akan keamanan. c) Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta d) Kebutuhan akan status (contohnya keinginan akan keberhasilan) e) Kebutuhan self-actualisation f) Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti g) Kebutuhan estetik. 2. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi siswa. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan yang baik dan teratur. 3. Strategi belajar. Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil belajar semaksimal mungkin.4
3
Mohammad Sjafei, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Centre For Strategic And International Studies, 1979), cet.2, h. 119
9
Mengajar adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar. Dalam belajar, siswa menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Untuk tuntutan itu guru harus bisa menempatkan dirinya sebagai fasilitator untuk siswa, maka ketika guru mengajar, guru juga harus mengajar dengan efektif. Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang efektif pula. Belajar yang dimaksud adalah suatu aktivitas mencari, menemukan dan melihat pokok masalah. Untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut: a. Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. b. Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu mengajar. c. Guru harus memberikan motivasi pada siswa. d. Kurikulum yang baik dan seimbang. e. Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual. f. Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis di sekolah. g. Pada penyajian bahan pelajaran pada siswa, guru perlu memberikan masalah-masalah yang merangsang siswa untuk berfikir. h. Semua pelajaran yang diberikan perlu diintegrasikan. i. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan yang nyata di masyarakat. j. Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberi kebebasan pada siswa untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar sendiri, dan mencari pemecahan masalah sendiri.5 Fakta yang terjadi di kelas menuntut guru untuk tidak lagi mengajar dengan system lama (konvensional). Kerena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka guru harus dapat memanfaatkan kemajuan iptek tersebut untuk meningkatkan cara mengajar agar lebih efektif. Berdasarkan
tujuan
pembelajaran
tersebut,
maka
suatu
kegiatan
pembelajaran dikatakan memiliki tingkat efektifitas yang baik apabila dapat mencapai minimal 60% dari tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Efektifitas merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam tujuannya atau suatu tingkatan terhadap tujuan-tujuan yang ingin dicapai, yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Hasil dari efektivitas pembelajaran dapat diukur 4
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), cet. 4, h. 74-76 5 Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 92-95
10
dengan tercapai atau tidaknya Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelejaran Fiqh yang telah ditetapkan di MTs. An-Nizhamiyyah Cileungsi Bogor, yaitu sebesar 70. Tingkat efektivitas pembelajaran dibuat empat level, yaitu: a. Di bawah KKM, yaitu < 70 tingkat efektivitasnya rendah. b. Sesuai KKM, yaitu 70 – 75 tingkat efektivitasnya sedang. c. Di atas KKM, yaitu 76 – 88 tingkat efektivitasnya tinggi. d. Di atas KKM, yaitu 89 – 100 tingkat efektivitasnya sangat tinggi. Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini juga diukur dari hasil pre test dan post test. Pembelajaran dinilai efektif jika terdapat peningkatan antara hasil pre test dan post test
2. Model Problem Based Learning (PBL) Untuk meningkatkan hasil belajar Fikih peserta didik, diperlukan adanya pendekatan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dan mendorong peserta didik untuk lebih berpikir kreatif dalam memecahkan berbagai masalah yang berkenaan dengan materi pembelajaran fikih. Salah satu pendekatan pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk lebih aktif dalam memecahkan masalah ialah Model Problem Based Learning. Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang merupakan bagian dari pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). CTL juga sering dikenal dengan istilah pendekatan kontekstual. Adapun yang melandasi pengembangan pendekatan kontekstual adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghapal. Peserta didik harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan. Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh John Dewey pada awal abad 20 yang lalu.6
6
Yatim Riyanto, Paradigma Baru pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 166
11
Melalui landasan Konstruktivisme, CTL dipromosikan menjadi alternatif strategi belajar yang baru. Melalui strategi CTL peserta didik diharapkan dapat belajar melalui mengalami, dengan menghafal. Menurut filosofi konstruktivisme, pengetahuan bersifat non-obyektif, temporer dan selalu berubah. Belajar adalah pemaknaan pengetahuan, bukan perolehan pengetahuan dan mengajar diartikan sebagai kegiatan atau proses menggali makna, bukan memindahkan pengetahuan kepada orang yang belajar. CTL itu sendiri merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara meteri yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat diperlukan karena kebanyakan peserta didik tidak dapat menerapkan pengatahuan yang dimilikinya dalam kehidupan mereka yang disebabkan kurang menariknya metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Untuk itu seorang guru harus jeli dalam menerapkan metode apa yang sesuai untuk peserta didik dalam pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan. Peserta didik tidak hanya dijadikan sebagai objek dalam pembelajaran, melainkan sebagai subjek yang berperan dalam proses pembelajaran. Sehubungan dengan itu maka pendekatan pengajaran kontekstual harus menekankan pada hal – hal berikut: 1) Belajar berbasis masalah (problem-based-learning), yaitu suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari meteri pelajaran. 2) Pengajaran autentik (authentic intruction) yaitu pendekatan pengajaran yang memperkenankan peserta didik untuk mempelajari konteks bermakna. 3) Belajar berbasis inquiri (inquiry-based learning) yang membutuhkan strategi pengajaran yang mengikuti metodologi sains dan menyediakan kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
12
4) Belajar
berbasis
proyek/tugas
(project-based
Learning)
yang
mebutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif dimana lingkungan belajar peserta didik didesain agar peserta didik dapat melakukan
penyelidikan
terhadap
masalah
autentik
termasuk
pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya. 5) Belajar berbasis kerja (work-based learning) yang memerlukan suatu pendekatan
pengajaran
yang
memungkinkan
peserta
didik
menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari materi pelajaran
berbasis
sekolah
dan
bagaimana
materi
tersebut
dipergunakan kembali ditempat kerja. 6) Belajar berbasis jasa-layanan (service learning) yang memerlukan penggunaan metodologi pengajaran yang mengkombinasikan jasa layanan masyarakat dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk merefleksikan jasa-layanan tersebut. 7) Belajar
kooperatif
(cooperative
learning)
yang
memerlukan
pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil peserta didik untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan belajar. Dari ketujuh kompenen tersebut, konsep Belajar Berdasarkan Masalah termasuk di dalamnya. Maka dari itu jelaslah model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan bagian dari pembelajaran Contextual Teaching and Learning yang berakar dari pembelajaran konstruktivisme. Sebagaimana umumnya model-model pembelajaran lain, problem based learning memiliki beberapa landasan teori khusus yang membedakannya dengan model pembelajaran lain. Beberapa teori yang melandasi problem based learning itu adalah sebagai berikut:7 1). Dewey dan Kelas Demokratis Dewey menggambarkan suatu pandangan tentang pendidikan agar sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas 7
Muslim Ibrahim dan Mohammad Nur, Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Buku Ajar Mahasiswa) (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press, 2001), h. 15-24
13
merupakan laboratorium untuk pemecahan masalah kehidupan yang nyata.8 Dewey juga menganjurkan guru untuk mendorong peserta didik terlibat dalam proyek atau tugas berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki masalah-masalah intelektual sosial. Pembelajaran di sekolah seharusnya lebih memiliki manfaat daripada abstrak dan pembelajaran yang memiliki manfaat terbaik dapat dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil yang menarik dan pilihan mereka sendiri. Visi pembelajaran yang berdaya guna atau berpusat pada masalah digerakkan oleh keinginan bawaan peserta didik untuk menyelidiki
secara
pribadi
situasi
yang
bermakna
secara
jelas
menghubungkan PBL kontemporer dengan filosofi pendidikan dan pedagogi Dewey. 2). Piaget dan Vygotsky Jean Piaget menyatakan bahwa setiap anak memiliki rasa ingin tahu bawaan dan secara terus menerus berusaha memahami dunia di sekitarnya.9 Rasa ingin tahu ini, memotivasi mereka secara aktif untuk membangun tampilan dalam otak mereka tentang lingkungan yang mereka hayati. Pada semua tahap perkembangan, setiap anak perlu memahami lingkungan mereka. Tugas pendidikan yang berkaitan dengan hal itu adalah memotivasi mereka untuk menyelidiki dan membangun teori-teori yang menjelaskan lingkungan itu. Peserta didik dalam segala usia secara aktif terlibat dalam proses perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Pengetahuan tidak statis tetapi secara terusmenerus tumbuh dan berubah pada saat peserta didik mendapat pengalaman baru yang memaksa mereka membangun dan memodifikasi pengetahuan awal mereka. Lev Vygotsky juga mengemukakan pendapat yang sama dengan Piaget yaitu perkembangan intelektual terjadi pada saat individu 8 9
Ibid. hal 16 Ibid. hal 17
14
berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman ini.10 Peserta didik mempunyai dua tingkat perkembangan, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Konsep ini disebut dengan zone of proximal development. Tingkat perkembangan aktual didefinisikan sebagai penggunaan fungsi intelektual individu saat ini
dan
kemampuan
untuk
belajar
sesuatu
yang
khusus
atas
kemampuannya sendiri. Sedangkan tingkat perkembangan potensial didefinisikan sebagai tingkat ketika seorang individu dapat memfungsikan atau mencapai tingkat itu dengan bantuan orang lain, seperti guru, orang tua, atau teman sejawat yang kemampuannya lebih tinggi.11 3). Bruner dan Pembelajaran Penemuannya Jerome Bruner mengajukan sebuah model pembelajaran yang menekankan pentingnya membantu peserta didik memahami struktur atau ide kunci dari suatu disiplin ilmu.12 Hal ini akan menuntut peserta didik untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berdasarkan masalah juga bergantung pada konsep lain dari Bruner, yaitu scaffolding. Bruner memberikan scaffolding sebagai suatu proses ketika seorang peserta didik dibantu menuntaskan masalah tertentu melampaui kapasitas perkembangannya melalui bantuan (scaffolding) dari seorang guru atau orang lain yang memiliki kemampuan lebih.13
a. Pengertian Problem Based Learning dan Perkembangannya Banyak pakar pendidikan mendefinisikan Problem Based Learning diantaranya yaitu menurut Duch, Problem Based learning adalah metode pendidikan yang mendorong peserta didik mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah – masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan peserta didik 10
Ibid, hal. 17 Ibid. hal. 19 12 Ibid. hal. 20 13 Ibid. hal 22 11
15
sebelum mulai mempelajari suatu objek. Model Problem Based Learning memfokuskan pada peserta didik dengan mengarahkan peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri dan terlibat langsung secara aktif. Dalam pembelajaran kelompok model ini dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik dalam mencari pemecahan masalah.14 Pengajaran
berdasarkan
masalah
merupakan
suatu
pendekatan
pembelajaran dimana peserta didik mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.15 Memecahkan masalah adalah biasa dalam kehidupan. Ini memerlukan pemikiran. Upaya pemecahan masalah dilakukuan dengan menghubungkan berbagai urusan yang relevan dengan masalah itu. Dalam pemecahan masalah diperlukan waktu, adakalanya singkat adakalanya lama. Juga seringkali harus dilalui berbagai langkah, seperti mengenal tiap unsur dalam masalah itu, mencari hubungannya dengan aturan (rule) tertentu.16 Menurut Arends salah satu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik berlatih memecahkan masalah adalah model Problem BesedLearning. Model ini merupakan pendekatan pembelajaran peserta didik pada masalah autentik (nyata) sehingga peserta didik dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang tinggi dan inkuiri, memandirikan peserta didik, dan meningkatkan keterpecayaan dirinya.17 Problem Based Learning salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan cara menghadapkan para peserta didik tersebut dengan berbagai
masalah
yang dihadapi
dalam
kehidupannya.
Dengan
model
pembelajaran ini, peserta didik dari sejak awal sudah dihadapkan kepada berbagai 14
Yatim Riyanto, Op.cit, hal.288 Trianto, Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hal.13 16 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hal. 53 17 Nurhayati Abas, “Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem BasedLearning) dalam pembelajaran Matematika di SMU”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 051, Th. Ke-10, November 2004, hal.833 15
16
masalah kehidupan yang mungkin ditemuinya kelak pada saat mereka sudah lulus dari bangku sekolah.18 Problem
Based-Learning
merupakan
metode
instruksional
yang
menantang peserta didik agar mau belajar bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis peserta didik atas materi pelajaran.19 Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pembelajaran dengan pendekatan kontruktuvis, sebab disini guru berperan sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, pemberi fasilitas penelitian, menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan inkuiri dan intelektual peserta didik.20 PBL merupakan suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.21 Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa model problem based-learning memfokuskan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mendorong peserta didik agar lebih kreatif dalam
memecahkan
permasalahan-permasalahan
yang
dihadapinya.
Permasalahan-permasalahan ini tentunya ada kaitannya antara materi yang diajarkan dengan kehidupan keseharian peserta didik. Selain itu, seorang guru berperan sebagai fasilitator yang membantu peserta didik untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan penerapan model problem based-learning tersebut.
b. Manfaat Pembelajaran Berdasarkan Masalah Problem Based-Learning tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik. Problem based-
18
Abuddin Nata, Prespektif Islam tentang strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hal. 243 19 M. Taufik Amir, Inovasi Pendidikan Melalul ProbleBased-Learning, (Jakarta: Kencana,2009), h. 21 20 Nurhayati Abas, Penerapan Model Pembelajaran..., h. 834 21 Nurhayati Abas, Penerapan Model Pembelajaran..., h. 833
17
learning dikembangkan untuk membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadi pembelajaran yang otonom dan mandiri. Menurut Sudjana manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para peserta didik merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya.22
c.
Karakteristik dalam Problem Based Learnin Problem Based-Learning memiliki karakteristik-karakteristik sebagai
berikut:23 1) Belajar dimulai dengan suatu masalah 2) Memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata peserta didik. 3) Mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah, bukan diseputar disiplin ilmu. 4) Memberikah tanggung jawab yang besar kepada pembelajar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri. 5) Menggunakan kelompok kecil. 6) Menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk suatu produk atau kinerja. d. Ciri-ciri pembelajaran Problem Based-Learning (PBL) Nurhayati mengemukakan bahwa PBL memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Mengajukan pertanyaan atau masalah.
22
Anwar Holil, “Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah” dari http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/model-pembelajaran-berdasarkan-masalah.html 23 I Wayan Sadia, “Pengembangan kemampuan Berpikir Formal Siswa SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran “Problem Based-Learning” dan Cyle Learning” Dalam Pembelajaran Fisika”, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Jakarta, No.1 Th.XXXX Januari 2007, h.3
18
2) Berfokus pada keterkaitan antardisiplin. 3) Penyelidikan autentik. 4) Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya. 5) Kerja sama. e. Tahap – tahap pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Menurut Nurhayati, pelaksanaan model pembelajaran berdasarkan masalah meliputi lima tahapan, yaitu:24 1) Orientasi siswa terhadap masalah autentik. Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah, dan mengajukan masalah. 2) Mengorganisasikan peserta didik. Pada tahap ini guru membagi peserta didik ke dalam kelompok, membantu peserta didik ,mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah. 3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai. 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan. Langkah – langkah yang perlu diperhatikan dalam merancang program pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sehingga proses pembelajaran benar – benar menjadi berpusat pada siswa (student center) adalah sebagai berikut:25 24 25
Nurhayati Abas, Penerapan Model Pembelajaran..., h. 833 I Wayan Sadia, “Pengembangan kemampuan Berpikir…., h. 6-7
19
1). Fokuskan permasalahan, sekitar pembelajaran konsep-konsep sains yang esensial dan strategis. 2). Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi gagasannya melalui eksperimen atau studi lapangan. Siswa akan menggali data-data yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. 3). Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengelola data yang mereka miliki yang merupakan proses latihan metakognisi. 4). Berikan kesempatan kepada siswa untuk mempersentasikan solusisolusi yang mereka kemukakan. Penyajiannya dapat dilakukan dalam bentuk seminar atau publikasi atau dalam bentuk penyajian poster.
f. Kelebihan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Kelebihan penggunaan pembelajaran berdasarkan masalah adalah:26 1). Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri menemukan konsep tersebut. 2). Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi. 3). Pengetahuan tertanam berdasarkan skema yang dimiliki siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna. 4). Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah-masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan motivasi dan keterkaitan pembelajaran terhadap bahan yang dipelajari. 5). Menjadikan siswa lebih mandiri dan lebih dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara pembelajar. 6) Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajaran dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan belajar pembelajaran dapat diharapkan. 26
Abuddin Nata, Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Medi Group, 2009), hal. 250
20
g. Kekurangan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Kekurangan penggunaan model pembelajaran berdasarkan masalah adalah:27 1). Untuk siswa yang males tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai. 2). Membutuhkan banyak waktu dan dana. 3). Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini. 3. Pembelajaran Fikih a. Pengertian Fikih Fikih menurut bahasa adalah mengetahui, paham, mengetahui dan paham disini yang dimaksud adalah mengetahui dan paham tentang masalah-masalah agama. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
Tak sepatutnya hai orang-orang mu’min pergi semuanya (kemedan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperoleh pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. AtTaubah: 122) Pengertian Fikih seperti yang tergambar dalam ayat di atas merupakan pengertian yang sebenarnya. Pengertian tersebut dalam perkembangan selanjutnya mengalami penyempitan makna. Hal ini sebagaimana dikemukakan Quraish Shihab bahwa “Fikih yang pada mulanya dimaksudkan sebagai pengetahuan yang menyeluruh tentang agama, mencakup hukum, keimanan, akhlak, Al-Qur‟an dan Hadis. Tetapi istilah itu kemudian dipakai khusus menyangkut pengetahuan tentang hukum agama saja”.28
27
Kiranawati, Pembelajaran Berdasarkan Masalah, dari http://gurupkn.wordpress.com diakses Rabu 26 Juni 2012 28
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan,1994), cet. 6, h.383
21
Dalam peristilahan Syar‟i, ilmu fikih dimaksudkan sebagai ilmu yang berbicara tentang hukum-hukum Syar‟i amali (praktis) yang penetapannya diupayakan melalui pemahaman yang mendalam terhadap dalil-dalilnya yang terperinci dalam nash (Al-qur‟an dan Hadis).29 Secara istilah pengertian fikih sangat beraneka ragam tergantung terhadap siapa yang memberikan pengertian dan sesuai dengan disiplin ilmu masingmasing. Menurut para Fuqaha Fikih berarti “ Ilmu yang menerangkan hukumhukum syarah yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.30 Ulama Hanafiah memberikan batasan bahwa Fikih adalah “ Ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban yang berhubungan dengan amalan para mukalaf.31 Para pengikut Asy-Syafi‟i memberikan pengertian bahwa Fikih adalah “ Ilmu yang menerapkan segala hukum agama yang berhubungan dengan pekerjaan para mukallaf yang dikeluarkan (diistimbatkan) dari dalil-dalil yang rinci.32 Dikaitkan dengan proses belajar mengajar di Madrasah Tsanawiyah adalah bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengamalan, dan keteladanan.
b. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran fikih Sebagai bahan pelajaran yang diberikan pada anak didik dalam proses belajar mengajar, mata pelajaran Fikih tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai sebagai tujuan. Menurut Sidi Nazar Bakry, tujuan Fikih adalah “menerapkan hukum Islam, terhadap seluruh tindakan maupun perbuatan, perkataan, tindak-
29
Alaidin Koto, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 1,
h. 2 30
Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqh, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), cet. 8, hal. 17 Ibid. hal. 18 32 Hasbi ash-Shiddieqy, Pengantar Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), Cet. 6, hal 26 31
22
tanduk dan sebagainya, berdasarkan Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul-Nya”.33 Sedangkan rumusan tujuan Fikih menurut Abdul Wahab Khallaf adalah “Menerapkan hukum-hukum syari‟at Islam bagi seluruh tindakan dan ucapan manusia”.34 Kedua rumusan Fikih tersebut tidaklah berbeda, keduanya menghendaki penerapan hukum syarah pada setiap tingkah laku dan ucapan mukallaf di tengah hidup dan kehidupannya. Fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: (1) Mengetahui, dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi social. (2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.35 Mengenai fungsi Fikih secara umum dapat disebutkan bahwa Fikih berfungsi: “Sebagai rujukan bagi para mukallaf untuk mengetahui syariat Islam sehingga pola tingkah lakunya dapat terkendali pada landasan etik dan moral yang religius”.36 Mata pelajaran Fikih berfungsi untuk : (a) penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah SWT. (b) penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan peserta didik dengan ikhlas dan prilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di madrasah dan masyarakat. (c) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin. (d) Pembangunan mental peserta didik terhadap 33
Sidi Nazar Bakry, Fiqh dan Ushul Fiqh, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2003), Cet. 4, hal. 88 34 Abdul Wahab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam, Terjemah, (Bandung: Risalah,1985), Cet.2, hal. 6 35 Departemen Agama RI, Standar kompetisi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam 2004), hal. 3 36 Abdul Wahab khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam, Terjemah, (Bandung: Risalah, 1985), Cet. 2, hal. 7
23
lingkungan fisik dan social melalui Fiqh Islam. (e) Perbaikan kesalahankesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan dan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari. (f) Pembekalan bagi peserta didik untuk mendalami Fiqih/ hukum Islam pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 37
c. Ruang Lingkup Fiqh Menurut Hasbi Ashiddiqy sebagaimana yang dikutip oleh Zakiah Derajat Bahwa ruang lingkup pembahasan Fiqh itu ada 8 topik (bab) yaitu: 1) Ibadat. Dalam bab ini dibahas masalah yang dapat dikelompokkan antara lain: a) Thaharah b) Shalat c) Puasa d) Zakat e) haji 2) Ahwalusy Syakhshiyyah atau Qanun „Ailah. Dalam bab ini dibahas masalah yang dapat dikelompokkan ke dalam persoalan pribadi, kekeluargaan, harta warisan, yang meliputi antara lain: a) Nikah b) Thalak c) Warisan d) Wasiat 3) Muamalat. Masalahnya dapat dikelompokkan antara lain: a) Jual beli, khiyar, sewa-menyewa, hutang-piutang, gadai b) Hibah, hadiah, waqaf c) Mudharabah, muzara‟ah, hiwalah, syarikah, pinjam-meminjam, wadi‟ah d) Ghashab 4) Muamalat Maliyat. Kadang-kadang disebut “Baitul Maal”. Dalam bab ini dibahas masalah tentang persoalan harta kekayaan milik bersama, baik masyarakat kecil atau besar seperti negara. Seperti cara pengelolaan baitul maal, macam-macam kekayaan baitul maal, kepengurusan baitul maal. 37
Departemen Agama RI, Standar Kompetinsi Madrasah Tsanawiyah, hal. 46
24
5) Jinayat dan Uqubat (Pelanggaran dan Hukuman) Pembahasan ini meliputi: Qishash, diyat, hukuman pembunuhan, hukuman zina, hukuman pencuri, perampok, qadzaf, pemberontakan. 6) Murafa‟at atau Mukhashamat. Pembahasan ini meliputi: peradilan, pengadilan, gugatan, saksi, sumpah, pembuktian. 7) Ahkamud Dusturiyyah (Ketatanegaraan). Pembahasan ini meliputi: kepala negara, syarat menjadi kepala negara, hak dan kewajiban kepala negara, hak dan kewajiban rakyat. 8) Ahkamud Dauliyah (Hukum Internasional). Pembahasan ini meliputi: hubungan antar negara, ketentuan untuk perang dan damai, pajak, perjanjian. Sedangkan ruang lingkup pembahasan fikih menurut Departemen Agama RI, Standar kompetisi Madrasah Tsanawiyah, meliputi ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah Swt dan hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi: a. Aspek Fikih Ibadah meliputi: ketentuan dan tatacara thaharah, shalat fardhu, shalat sunnah, dan shalat dalam keadaan darurat, sujud, adzan dan iqomah, berdzikir dan berdoa setelah shalat, puasa, zakat, haji dan umrah, qurban dan aqiqah, makanan, perawatan jenazah dan ziarah kubur. b. Aspek Fikih Muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qiradh, riba, pinjam meminjam, utang piutang, gadai dan borg serta upah.38
38
Departemen Agama RI, Standar kompetisi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam 2004), hal. 3
25
Tabel. 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MAPEL FIQIH Kelas VIII, Semester 1 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Melaksanakan tata cara
1.1 Menjelasan ketentuan sujud syukur dan
sujud di luar shalat
tilawah 1.2 Mempraktekkan
sujud
syukur
dan
tilawah 2. Melaksanakan tata cara puasa
2.1 Menjelaskan ketentuan puasa 2.2 Menjelaskan macam-macam puasa
3. Melaksanakan tata cara
3.1 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah dan
zakat
zakat maal 3.2 Menjelaskan
orang
yang
berhak
menerima zakat 3.3 Mempraktikkan
pelaksanaan
zakat
fitrah dan maal.
Kelas VIII, Semester 2 Standar Kompetensi 4. Memahami
Kompetensi Dasar ketentuan
mengeluarkan harta diluar zakat
4.1 Menjelaskan
ketentuan-
ketentuan shadaqah, hibah dan hadiah 4.2 Mempraktekkan sedekah, hibah dan hadiah
5. Memahami
hukum
tentang haji dan umrah
Islam
5.1 Menjelaskan ketentuan ibadah haji dan umrah 5.2 Menjelaskan haji
macam-macam
26
5.3 Mempraktekkan tata cara ibadah haji dan umrah 6. Memahami
hukum
Islam
tentang makanan dan minuman
6.1 Menjelaskan
jenis-jenis
makanan dan minuman halal 6.2 Menjelaskan
manfaat
mengkonsumsi makanan dan minuman halal 6.3 Menjelaskan
jenis-jenis
makanan dan minuman haram 6.4 Menjelaskan
bahayanya
mengkonsumsi makanan dan minuman haram 6.5 Menjelaskan
jenis-jenis
binatang yang halal dan haram dimakan
4. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Menurut Witerington dalam Ngalim Purwanto bahwa belajar adalah sesuatu perubahan yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.39 Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, yang terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus secara relative yang bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada prilaku yang saat ini nampak, tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang. Oleh karena itu, perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman.40 Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti
39
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), hal. 84 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother‟s, 2006), hal.76 40
27
peningkatan
kecakapan,
pengetahuan,
keterampilan, daya pikir dan lain-lain.
sikap,
kebiasaan,
pemahaman,
41
Sedangkan hasil belajar adalah pola-pola perubahan nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Bloom, hasil belajar adalah mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.42 Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dapat dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.43 Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar Fiqh adalah hasil penilaian setelah peserta didik melakukan pembelajaran. Namun, berdasarkan pembatasan masalah seperti yang telah diuraikan di Bab 1, maka hasil belajar yang dimaksud pada penelitian ini hanya terbatas pada hasil penilaian kognitif. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kesulitan-kesulitan dalam belajar di sekolah itu banyak dan beragam. Penyebab kesulitan belajar tersebut dapat di kelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu faktor yang berasal dari diri individu peserta didik yang belajar dan faktor yang berasal dari luar peserta didik. faktor internal yang ada pada diri peserta didik adalah faktor kemampuan intelektual seperti perasaan, minat, motivasi, kematangan untuk belajar, kebiasaan belajar, kemampuan mengingat, dan kemampuan alat inderanya dalam melihat dan mendengar. Sedangkan faktor eksternal yang ada di luar diri peserta didik adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi belajar mengajar seperti guru, kualitas proses belajar mengajar serta lingkungan seperti teman sekelas, keluarga dan sebagainya.44
41
Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara, 2008), hal. 1 42 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan aplikasi PAIKEM, (Surabaya: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 5-6 43 Ibid. hal. 7 44 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 2007), hal. 89
28
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dalam faktor internal yang mempengaruhi adalah faktor biologis (jasmaniah) dan faktor
psikologis
(rohaniah),
sedangkan
untuk
faktor
eksternal
yang
mempengaruhi meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat dan faktor waktu.45 Dari pendapat di atas, diketahui bahwa strategi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam pembelajaran Fiqh. Pembelajaran Fiqh akan lebih bermakna apabila diimbangi dengan strategi belajar yang tepat, dalam hal ini pemilihan metode dan penggunaan model pembelajaran yang tepat sebagai alat hasil belajar peserta didik. pembelajaran harus melibatkan peserta didik secara aktif dalam belajar, terlebih lagi jika mereka dapat bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang sudah dilakukan.penelitian tersebut adalah: 1. Penelitian ini dirujuk pada skripsi yang dilakukan oleh achmad Saifudin (2010) dalam penelitian yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di MAN 12 Jakarta Barat. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa Hasil penelitian tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa, serta siswa aktif dan berfikir kritis dalam proses pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran Kimia. 2. Penelitian yang dilakukan Suherman dalam skripsi yang berjudul: “Upaya Meningkatkan
Hasil
Belajar
Fisika
Melalui
Penerapan
Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ” dari penelitian yang telah dilakukan
45
diperoleh
Thursan Hakim, Op. Cit. hal. 11
kesimpulan
bahwa
pembelajaran
dengan
29
menggunakan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan model pembelajaran problem based learning secara umum dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Peningkatan ini tidak hanya berupa peningkatan kognitifnya saja, melainkan peningkatan pada ranah akfektif dan psikomotoriknya juga.
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dapat membuka ruang yang luas bagi peserta didik untuk mengalami sebuah pengalaman belajar yang lebih bermakna, berkesan, dan menyenangkan. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa perlu belajar berfikir, memecahkan masalah dan belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan, serta saling memberitahukan pengetahuan, konsep kepada siswa yang membutuhkan. Pembelajaran model PBL dalam Fikih diduga dapat membantu para siswa dalam meningkatkan efektivitas belajarnya. Para siswa dalam kelompok dapat bekerja sama dalam mengerjakan tugas, memecahkan masalah, dan dapat saling bertukar pendapat dengan yang lain sehingga siswa akan termotivasi untuk berperan aktif dalam proses belajar dan pembelajaran. Salah satu metode dalam pembelajaran ini yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar adalah model pembelajaran Problem Based learning (PBL). Pembelajaran ini diterapkan dalam proses belajar dan pembelajaran Fikih pada konsep zakat di kelas VIII dengan menggunakan diskusi kelompok sehingga meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar Fikih.
D. Hipotesis Berdasarkan deskripsi teoritis dan hasil penelitian yang relevan di atas, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: “Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan efektivitas dan
30
hasil belajar siswa dalam belajar Fiqh pada materi zakat siswa kelas VIII di MTs An-Nizhamiyyah Cileungsi Bogor”. Efektivitas keberhasilan
dapat
pendidikan.
dijadikan
ketercapaian
Efektivitas
dapat
KKM
dinyatakan
untuk
mengukur
sebagai
tingkat
keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran. Proses belajar mengajar harus diarahkan kepada bagaimana siswa dapat belajar seefektif mungkin dalam rangka mewujudkan perubahan tingkahlaku sesuai dengan tujuan pembelajaran. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar salah satunya ditentukan oleh faktor model pembelajaran yang dipilih dan diterapkan oleh guru. Model tersebut dapat membantu guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga kompetensi yang direncanakan dapat tercapai dengan maksimal. Oleh karena itu guru hendaknya mampu menerapkan model pembelajaran yang sesuai dan tepat sebagai upaya mencapai keberhasilan pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi tersebut adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pembelajara PBL merupakan alternatif pengajaran yang memberikan suasana baru dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar dirancang dalam bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk saling bekerja sama saling membantu dalam memahami materi pelajaran dan mengerjakan lembar kerja. Model pembelajaran PBL yang diterapkan pada pokok bahasan zakat diharapkan mampu meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan pokok pikiran tersebut peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut:
Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa dalam belajar Fikih pada materi zakat siswa kelas VIII di MTs An-Nizhamiyyah Cileungsi Bogor”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2012 (semester ganjil) yang beralokasi di Madrasah Tsanawiyah An-Nizhamiyyah Cileungsi Bogor, yang telah terakreditasi dengan peringkat B.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menerapkan penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan dikelas terhadap proses belajar mengajar Fikih menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan beberapa siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan (planing), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observing) dan melakukan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang di harapkan.1 Penelitian tindakan kelas berkembang dari penelitian tindakan. Oleh karena itu, untuk memahami pengertian PTK perlu kita telusuri pengertian penelitian tindakan. Menurut Kemmis, penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka.2 Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar di kelas. Dengan demikian, prosedur 1
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. KeV, h. 16. 2 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Prenada Media Group, 2010, Cet. Ke-2, hal. 24
31
32
langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini akan mengikuti prinsip-prinsip dasar penelitian tindakan yang telah umum dilakukan. Pada penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang, pada penelitian ini peneliti menggunakan tiga siklus. Prosedur penelitian tersebut terdiri dari empat tahap kegiatan setiap siklus, yaitu: 1. Perencanaan (Planning) Dalam tahap ini peneliti merencanakan dengan menyusun RPP bersama guru bidang studi. 2. Tindakan (acting) Pada tahap ini peneliti melaksanakan apa yang telah direncanakan pada tahap perencanaan. 3. Pengamatan (Observing) Peneliti melakukan pengamatan pada siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dengan lembar observasi. 4. Refleksi (reflection) Pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang telah diperoleh dari kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Hal ini kemudian dianalisis dan akan digunakan untuk merencanakan tindakan selanjutnya.
C. Subyek dan Pihak yang Terkait dalam Penelitian Penelitian dilaksanakan di MTs An-Nizhamiyyah yang terletak di jalan Pahlawan No.8 Cileungsi-Bogor. Penelitian dilakukan di kelas VIII-2 yang berjumlah 30 orang. Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah guru Fikih dan siswa kelas VIII MTs AnNizhamiyyah. Guru bidang studi Fikih dalam penelitian ini terlibat sebagai observer sedangkan siswa kelas VIII sebagai objek dari penelitian ini.
33
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam pelaksanaannya, peran dan posisi peneliti dalam penelitian bertindak sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran Fikih dengan menerapkan model pembelajaran Problem based learning (PBL). Sedangkan guru bidang studi Fikih dalam penelitian ini terlibat sebagai kolaborator dan observer. Dimana guru membantu peneliti dalam hal membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membantu dalam melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Selain itu, guru bidang studi sebagai pemberi penilaian terhadap peneliti dalam mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan mengamati seluruh aktivitas belajar Fikih siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti dan guru bidang studi masing-masing memiliki kedudukan yang setara artinya masing-masing mempunyai peran dan posisi yang saling membutuhkan satu sama lain dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan, peneliti melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian). Kemudian akan dilanjutkan dalam Tiga siklus pada Mata Pelajaran Fikih. Hal ini dimaksudkan untuk melihat perkembangan efekktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklus setelah diberikan tindakan. Bila pada siklus I terdapat masalah dalam tindakan, dan indikator keberhasilan belum tercapai. Selanjutnya, dilakukan tindakan ulang melalui siklus berikutnyan (siklus II) lebih banyak diarahkan pada perbaikan dan penyempurnaan terhadap kekurangan yang terdapat pada siklus I. Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Pendahuluan a. Wawancara antara peneliti dengan guru serta peneliti dengan siswa tentang tinggi rendahnya aktivitas belajar siswa, Respon siswa terhadap mata pelajaran Fiqh.
34
b. Observasi proses pembelajaran Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran Fiqh di kelas VIII MTs. An-Nizhamiyyah Cileungsi. Peneliti mengamati segala aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran Fiqh di kelas tersebut. 2. Siklus I a. Tahap Perencanaan Tindakan 1). Peneliti dan guru bidang studi Fiqh bekerjasama membuat acuan program
pembelajaran berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) 2). Guru bidang studi Fiqh menentukan materi yang akan diajarkan oleh peneliti untuk setiap pertemuan. 3).
Peneliti membuat instrument-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar wawancara untuk guru dan siswa, lembar kerja siswa (LKS) serta lembar soal pada akhir siklus ini
b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan 1). Guru memberikan penjelasan mengenai materi dan langkah-langkah model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) kepada
siswa 2). Guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dengan menggunakan LKS 3).
Guru memonitor kegiatan-kegiatan siswa pada saat proses
pembelajaran 4). Pada akhir pembelajaran guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran 5). Guru memberikan tugas kepada siswa pada materi yang akan dibahas
selanjutnya.
c. Tahap Observasi
35
1). Observer (guru bidang studi ) mencatat secara detail aktivitas guru dan siswa di kelas pada format observasi. 2). Wawancara kepada guru dan beberapa siswa untuk mengetahui tanggapan tentang proses pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) yang telah dilaksanakan. d. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti dan guru bidang studi Fiqh melakukan refleksi. Refleksi dilakukan untuk mengkaji dan memproses data yang didapat saat dilakukan pangamatan atau observasi tindakan. Kemudian hasil refleksi digunakan untuk perbaikan pada tahap perencanaan siklus II. 3. Siklus II a. Tahap Perencanaan Tindakan 1). Guru membuat acuan program pembelajaran rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2). Peneliti membuat instrument-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar wawancara untuk guru dan siswa, lembar kerja siswa (LKS) serta lembar soal pada akhir siklus ini. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1). Guru melakukan proses model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan metode diskusi. 2). Peneliti membagikan LKS kepada siswa, untuk dikerjakan secara kelompok. 3). Setelah semua kelompok mengerjakan LKS, peneliti meminta hasil kerja setiap kelompok di kemukakan di depan kelas. Apabila hasil kerja kelompok ada yang berbeda, peneliti kelompok tersebut mengemukakan alasannya. 4). Pada akhir pelajaran guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran. c. Tahap Observasi dan evaluasi
36
1). Observer (guru bidang studi Fiqh) mencatat secara detail aktivitas guru dan siswa di kelas pada format observasi 2). Wawancara kepada guru dan beberapa siswa untuk mengetahui tanggapan tentang proses pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang telah dilaksanakan. d. Tahap Analisis dan Refleksi 1). Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari siklus II 2). Menyimpulkan dan merefleksi proses pembelajaran siklus II dengan melihat perkembangan peningkatan aktivitas siswa, tes hasil belajar dan wawancara. Jika masih terdapat kekurangan dapat diperbaiki pada siklus selanjtunya. Tetapi, jika pada saat refleksi dari siklus II sudah tidak ditemukan masalah, dan indikator keberhasilan sudah tercapai, maka penelitian diberhentikan.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), hasil penelitian yang diharapkan oleh penulis adalah hasil belajar Fiqh siswa semakin meningkat, sehingga dapat memperoleh hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian akan dihentikan jika hasil belajar seluruh siswa sudah tercapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yaitu sebesar 70.
G. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan hasil pre test dan post test, lembar observasi, serta hasil wawancara terhadap guru kolaborator dan siswa. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah Guru, siswa, dan peneliti.
H. Instrumen Pengumpulan Data Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes (pre test dan post test), lembar observasi KBM, dan pedoman wawancara. Berikut penjelasan instrument- instrument tersebut:
37
1. Tes (Pre Test dan Post Test) Tes tertulis ini berupa test awal (Pre test) dan test akhir (post test). Tes awal adalah tes yang dilaksanakan awal pembelajaran untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Sedangkan tes akhir dilaksanakan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran berlangsung. Soal – soal tes awal dibuat sama dengan soal – soal tes akhir. Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif jenis pilihan ganda sebanyak 15 soal. Tes ini diberikan kepada siswa kelas VIII sebelum dan sesudah pembelajaran untuk memperoleh gambaran hasil belajar siswa sebelum dan sesudah aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 2. Lembar Observasi Lembar
observasi
digunakan
untuk
observasi
selama
kegiatan
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi kegiatan mengajar peneliti selama tindakan kelas dan juga untuk mengetahui tingkat efektivitas belajar siswa dalam belajar Fiqh. 3. Pedoman Wawancara Pedoman
wawancara,
tahap
analisis
dilakukan
dengan
menginterpretasikan hasil wawancara guru kolaborator dan subyek. Sehingga dapat diketahui respon dan kesan guru kolaborator dan subyek pada proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 4. Lembar Soal Tes Akhir Siklus Lembar soal diberikan kepada siswa – siswi untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. Lembar soal pada akhir siklus I, II, dan III berbentuk soal pilihan ganda.
5. Foto Foto digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung pada siklus I dan siklus II.
38
I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara – cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkam data, biasa disebut dengan metode pengumpulan data. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini terdiri dari tes (pre test dan post test) sebagai instrument penelitian, serta lembar observasi dan juga wawancara. Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru sekaligus peneliti memberikan tes kemampuan awal (pre test) pada siswa mengenai pokok bahasan yang akan dipelajari, kemudian disetiap pertemuan guru kolaborator mengisi lembar observasi yang setiap siklus akan analisis bersama peneliti. Kemudian guru memberikan tes akhir (post test) kepada siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Berikut penjelasan dari teknik pengumpulan data yang digunakan: 1. Pre Test dan Post Test Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru sekaligus peneliti memberikan tes kemampuan awal (pre test) pada siswa mengenai pokok bahasan yang akan dipelajari. Lalu guru memberikan tes akhir (post test) kepada siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 2. Lembar Observasi Lembar
observasi
digunakan
untuk
observasi
selama
kegiatan
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi kegiatan mengajar peneliti selama tindakan kelas dan juga untuk mengetahui tingkat efektivitas belajar siswa dalam belajar Fiqh. 3. Pedoman Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh data dengan cara Tanya jawab secara langsung, bertatap muka antara penanya dengan responden.
39
Wawancara
sebagai
teknik
pengumpulan
data
digunakan
untuk
mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, keyakinan dan lain – lain dari individu/responden.3 Pada wawancara, tahap analisis dilakukan dengan menginterpretasikan hasil wawancara guru kolaborator dan subyek. Sehingga dapat diketahui respon dan kesan guru kolaborator dan subyek pada proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 4. Foto Pengambilan gambar sebagai dokumentasi saat dilakukan tindakan kelas.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Data yang terkumpul pada siklus pertama dianalisis observer dan didiskusikan bersama kolaborator, kemudian di deskripsikan sebagai bahan penyusunan perencanaan pada pembelajaran siklus kedua. Data yang terkumpul pada siklus pertama dan siklus kedua yang diperoleh melalui observasi langsung dan tes, kemudian diamati dan dianalisis oleh observer dan kolaborator, selanjutnya dideskripsikan sebagai bahan untuk mencari alternatif tindakan lain untuk melakukan siklus berikutnya, apabila pada siklus kedua ini pelaksanaan proses belajar belum mengalami kemajuan. Berdasarkan sifat dan jenis data dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis menganalisa data dengan menggunakan tehnik analisa komparasional. Tehnik analisa komparasional adalah tehnik analisa statistik yang melakukan perbandingan antara dua variabel.4 Adapun rumus yang penulis gunakan untuk menganalisa data yang telah didapat adalah rumus Tes “t” untuk dua sample kecil yang saling berhubungan, secara operasional analisis dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
3
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), cet. I, h. 102 4 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), Cet. 15, h. 277.
40
1. Mencari D (Difference = Perbedaan) antara skor Variabel I dan skor Variabel II. Variable I diberi lambang X dan Variabel II diberi lambang Y, maka D = X – Y. 2. Menjumlahkan D, sehingga diperoleh ∑D2 3. Mencari Mean dari Difference, dengan rumus MD = 4. Menguadratkan D, setelah itu dijumlahkan sehingga diperoleh ∑D2. 5. Mencari Deviasi Standar dari Difference (SDD), dengan rumus: SDD = 6. Mencari Standard Error dari mean of Difference, yaitu:
7. Mencari to dengan menggunakan rumus
8. Memberikan interpretasi terhadap “to” dengan prosedur kerja sebagai berikut: a. Menguji signifikansi to dengan cara membandingkan besarnya to (“t” hasil observasi atau “t” hasil perhitungan) dengan tt (harga kritik “t” yang tercantum dalam Tabel nilai “t”), dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedom nya (df) atau derajat kebebasannya (db), yang dapat diperoleh dengan rumus: df atau db = N – 1. b. Mencari harga kritik “t” yang tercantum pada Tabel Nilai “t” dengan berpegang pada df atau db yang telah diperoleh, baik dari taraf signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1%.
41
K. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis Data yang diperoleh dari instrument penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Data yang diperoleh diubah menjadi kalimat – kalimat yang bermakna dan ilmiah. Efektivitas pembelajaran diukur dengan ketentuan KKM mata pelajaran Fikih di MTs. An-Nizhamiyah Cileungsi, yaitu 70. Tingkat efektivitas pembelajaran dibuat empat level, yaitu: 1. Di bawah KKM, yaitu < 70 tingkat efektivitasnya rendah. 2. Sesuai KKM, yaitu 70 – 74 tingkat efektivitasnya sedang. 3. Di atas KKM, yaitu 76 – 88 tingkat efektivitasnya tinggi. 4. Di atas KKM, yaitu 89 – 100 tingkat efektivitasnya sangat tinggi. Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini juga diukur dari hasil pre test dan post test. Pembelajaran dinilai efektif jika terdapat peningkatan antara hasil pre test dan post test.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Peneiliti mengawali penelitian ini dengan dilakukannya penelitian pendahuluan (pra penelitian), dan akan dilanjutkan dalam tiga siklus. Masing – masing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Penelitian ini akan dihentikan jika indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran Fikih dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) telah tercapai, yaitu efektivitas siswa meningkat dan hasil yang diharapkan tercapai yaitu tercapainya KKM untuk seluruh siswa, maka penelitian akan diakhiri atau dihentikan.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISI DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah An-Nizhamiyyah Cileungsi-Bogor yang beralamat di Jl. Pahlawan No. 8 Cileungsi-Bogor. Sedangkan yang dijadikan sebagai kelas pelaksanaan penelitian adalah kelas VIII2 MTs An-Nizhamiyyah yang berjumlah 30 orang. Fasilitas penunjang pendidikan terdiri dari satu ruang kepala sekolah, satu ruang guru, satu ruang tata usaha, satu ruang komputer, tujuh ruang kelas, satu ruang perpustakaan, enam toilet, satu mushala, satu kantin, lapangan dan area parkir. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah An-Nizhamiyyah: a. Visi Madrasah yang unggul dan islami dengan indikator sebagai berikut: Unggul: Memiliki kualitas yang tinggi dalam penguasaan IPTEK dan serta berjiwa kompetitip sebagai khalifah fil ardhi. Islami:
42
43
Memiliki kecerdasan dan selalu menjungjung tinggi nilai-nilai keislaman dalam hidup dan kehidupan. b. Misi 1) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada mutu lulusan yang berkualitas baik secara keilmuan maupun secara moral dan social. 2) Mengembangkan sumber daya Islami yang unggul dibidang IPTEK dan IMTAK melalui proses pembelajaran yang efektif dan efisien. 3) Membiasakan siswa berakhlakul karimah (di dalam madrasah maupun di luar madrasah) 4) Melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler yang berkualitas dan berkesinambungan. Keadaan guru dan siswa MTs An-Nizhamiyyah adalah: a. Guru dan Karyawan Jumlah tenaga pengajar berikut kepala sekolah, staf, pengurus tata usaha dan tenaga lainnya yang ada di MTs An-Nizhamiyyah berjumlah total 25 orang. Rinciannya adalah 20 orang tenaga pengajar termasuk kepala sekolah, 3 orang tenaga tata usaha, 1 orang satpam dan 1 orang pesuruh. Guru Fikih di MTs An-Nizhamiyyah adalah Drs. Uyun Rabaniyun, MM, yang mengajar pada kelas VII, VIII dan IX. b. Siswa Jumlah keseluruhan siswa MTs. An-Nizhamiyyah saat ini berjumlah 265 siswa dengan perincian pada tabel sebagai berikut:
Tabel. 2 Jumlah siswa MTs An-Nizhamiyyah Cileungsi-Bogor No.
Tingkat
Jumlah Kelas
Jumlah Siswa
1
VII
3
120
44
2
VIII
2
65
3
IX
2
80
7
265
JUMLAH
2. Pembelajaran Fikih di Kelas VIII-2 MTs An-Nizhamiyyah Cileungsi Bogor Peneliti melakukan wawancara sebelum tindakan dengan guru Fikih kelas VIII pada tanggal 6 September 2012. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran Fikih di kelas VIII dan mengetahui sejauh mana efektivitas pembelajaran Fikih. Berdasarkan wawancara tersebut, diperoleh informasi bahwa pembelajaran Fikih yang selama ini digunakan adalah dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan/latihan.1 Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas VIII-2 sebagai kelas yang cocok untuk penelitian, terkait dengan permasalahan efektivitas pembelajaran siswa dalam meningkatkan hasil belajar Fikih. Penentuan ini didasarkan pada pengamatan yang dilakukan oleh guru yang dilakukan selama mengajar di kelas tersebut. Dalam pengamatan ini terlihat efektivitas belajar siswa masih rendah. Melihat masalah tersebut maka peneliti melakukan penelitian untuk mengatasi masalah rendahnya efektivitas belajar siswa tersebut. Peneliti menggunakan 3 (tiga) siklus dalam penelitian ini. Selain wawancara, peneliti juga memberikan pre test dan post test pada subyek.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan Berdasarkan seluruh informasi yang telah diperoleh, pada penelitian ini dilakukan proses perencanaan penelitian. Adapun proses perencanaannya adalah 1
merencanakan
pembelajaran
yang
akan
diterapkan
dengan
Uyun Rabaniyun (Guru Kolaborator), Wawancara Sebelum Tindakan, MTs An-Nizhamiyyah Cileungsi Bogor, 6 September 2012.
45
menggunakan model pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)”, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat instrumentinstrument penelitian yaitu membuat LKS untuk setiap pertemuan serta soal tes untuk akhir siklus, lembar observasi guru pada KBM, dan pedoman wawancara untuk guru dan siswa. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan bersama guru Fikih yang bertindak sebagai kolaborator sehingga apa yang disusun dalam RPP sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah tersebut. b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran siklus I ini terdiri dari 2 pertemuan ( 4x40 menit ) dengan menggunakan model pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)”. Pada pertemuan pertama ini siswa yang tidak hadir 3 siswa sedangkan pada pertemuan kedua siswa hadir semua. Pembelajaran ini terdiri dari tiga bagian yaitu penjelasan materi, diskusi dengan menggunakan LKS dan pembahasan. Materi yang dibahas adalah pengertian zakat dan dalilnya, macam-macam zakat, dan ketentuan-ketentuan zakat. Pelaksanaan penerapan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di kelas VIII-2 sebagai berikut:
No. Tahapan 1. Orientasi siswa pada masalah
Tabel 3 Tindakan Siklus I Tindakan a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Siswa a. Siswa
dan
mendengarkan,
kegiatan-kegiatan
yang
menyimak dan
akan
siswa
mencatat
dilakukan
dalam diskusi kelompok. b. Guru memotivasi siswa untuk
aktif
dalam
pembelajaran. c. Guru menjelaskan materi
penjelasan guru. b. Siswa termotivasi untuk
aktif
46
pelajaran dan memberikan
dalam
masalah berupa LKS yang
pembelajaran.
telah dibuat guru. 2.
Mengorganisasi siswa untuk belajar
a. Pada tahap ini guru membagi
siswa
ke
a. Siswa bekerjasama
dalam kelompok yang
dalam
terdiri
kelompok
dari
teman
sebangku dan meminta
untuk
setiap kelompok untuk
menyelesaikan
menggunakan ide dari
LKS
kelompoknya
diberikan.
sendiri
yang
menyelesaikan masalah
yang
diberikan. b. Guru menginformasikan kepada
siswa
untuk
mempersiapkan
diri
menjawab pertanyaan di depan kelas. 3.
Membimbing
a. Guru
mengaktifkan
a. Siswa
penyelidikan
diskusi antar kelompok
menyusun
individu
dan
jawaban yang
kelompok
maupun
berkeliling
memantau
kerja
masing-masing
digunakan
kelompok
serta
membantu
kelompok
yang kesulitan.
akan
mengalami
untuk menjawab depan kelas. b. Siswa melakukan
di
47
tanya
jawab
pada kelompok masingmasing. 4.
Mengembangkan dan
menyajikan
hasil karya
a. Secara random, guru menunjuk salah satu
kelompok
kelompok
mempresentasi
untuk
mempresentasikan
kan
hasil
diskusinya
kerja
diskusi
kelompok,
serta
kelompok lain sebagai penyagga
dan
akan
untuk
mediator. Menganalisis
dan
a. Guru membantu siswa untuk
proses pemecahan
refleksi atau evaluasi
masalah
terhadap jawaban yang
melakukan
dibuat. b. Guru
membuat atau menjawab pertanyaan.
mengevaluasi
memberikan
informasi
dan
klarifikasi
terhadap
pertanyaan jawaban dari siswa.
c. Observasi
diarahkan dan
pertanyaan.
dan
dan
di
b. Siswa
dimotivasi
fasilitator
hasil
depan kelas.
mempersiapkan
b. Guru berperan sebagai
5.
a. Setiap
48
Selain lembar observasi, peneliti juga melakukan wawancara pada akhir siklus untuk memperkuat data observasi. Hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Subyek mulai menyukai pembelajaran Fikih dengan menggunakan model PBL. 2. Subyek lebih mudah berkonsentrasi dan bersemangat dalam belajar menggunakan model PBL dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya. 3. Subyek mudah mengingat materi yang disampaikan oleh peneliti dengan menggunakan model PBL. 4. Pembelajaran menyenangkan sehingga membuat subyek berani untuk bertanya. 5. Subyek merasa pada saat diskusi kelompok, terjadi dominasi tugas pada subyek yang lebih pintar dan kurangnya kerjasama antar kelompok. Kriteria ketuntasan maksimal adalah 70 namun pada siklus pertama ini Pre Test belum memenuhi KKM yaitu 3,11 begitu pula dengan nilai Post Test yaitu 6,37 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel. 4 Skor Hasil Belajar Pre Test dan Post Test Siklus I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama Siswa Adam Lazuardy R Ade Muhidin Ahmad Ardi pratama Aldira Novalita Alfiansyah Ana Soparina Yasrifa Anita Siti Pamira Aprilyanti Aulia Mahmudah Chaerunissa Erika Oktarizkia Etin Maryati Faira Nastiara
Pre Test 2,7 2 2 4 4 2 2,7 4 4 3,3 2 4 2
Post Test 6 6 7,3 6 7,3 5,3 6 6 4,7 6,7 6 8 6
49
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Fariha Syakur Feri Permadi Fikri Zulfikar Ababil Hendang Irawan Lisda Herlina Lukmanul Hakim M. Ichsan Dzajuli Natasya Noval Nurcahya Rahma Maulana Rifki Faudilah Sinta Rahmawati Siti Masitoh Syahrul Maulana Wahyu Rahmatullah Yahman Suryaman Yandi Novarizal Rata-rata
2 3,3 2 4 2 2 2 3,3 4 4,7 4,7 2 2 4 3,3 4,7 4 3,11
6,7 7,3 6 8 5,3 5,3 6 6 5,3 8 6 6 6,7 5,3 6 8 8 6,37
d. Refleksi Secara garis besar kegiatan pembelajaran pada siklus pertama dapat dikatakan masih kurang. Hasil belajar siswa dalam bentuk Pre Test dan Post Test masih rendah karena belum memenuhi KKM 70. Tahap ini oleh peneliti dan guru bidang studi setelah melakukan analisis pada siklus I. berdasarkan analisis pada observasi, wawancara dan tes ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus I. hasil tersebut dijelaskan pada tabel 5 berikut:
Tabel 5 Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I No.
Kekurangan-kekurangan
Perencanaan perbaikan pada siklus II
1.
Pada awal pembelajaran, masih Memberikan
pengurangan
ada siswa yang ngobrol dengan skor
siswa
temannya dalam proses diskusi 2.
Kemampuan
bertanya
pada
yang
berbuat kesalahan
dan Peneliti mengarahkan siswa
50
menjawab siswa masih rendah lebih banyak membaca buku dilihat dari jumlah siswa yang pelajaran dan lebih aktif aktif
dalam
kegiatan
pembelajaran memberikan
dengan point
plus
dalam pembelajaran 3.
Siswa
masih
mengangkat
malu
tangannya
untuk Memberikan hadiah pada ketika siswa
yang
akan menjawab pertanyaan yang mengangkat diajukan sering
oleh
peneliti.
menjawab
berani tangannya
Siswa untuk menjawab pertanyaan
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
secara bersamaan 4.
Beberapa siswa masih malu untuk Mengarahkan siswa untuk bertanya jika ada pembahasan bertanya pada pembahasan materi yang belum dimengerti yang belum dimengerti siswa
5.
Siswa masih merasa takut untuk Memilih satu siswa dari mengerjakan hasil karyanya di pasangan yang mendapat depan kelas, sehingga siswa hanya giliran mengerjakan hasil mengandalkan kelompoknya saja.
6.
kerjanya dalam kelompok.
Siswa mulai merasa bosan dengan Diadakan sebuah permainan diskusi dilakukannya
kelompok
yang antar kelompok dan adanya pemberian reward (hadiah) pada
kelompok
yang
menang.
Dengan melihat hasil refleksi pada siklus I dan belum tercapainya indikator keberhasilan yang ditetapkan karena masih rendahnya efektivitas dan hasil belajar siswa dilihat dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) sebesar 70 yang belum tercapai, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II dengan
51
melakukan perbaikan-perbaikan yang telah disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I. 4. Tindakan Pembelajaran Siklus II a. Tahap Perencanaan Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran “Problem Based Learning ( PBL )” yang mengacu pada hasil observasi siklus I, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat instrument-instrumen penelitian yaitu lembar observasi guru pada KBM, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, membuat LKS untuk setiap pertemuan serta soal tes untuk akhir siklus II ini. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan bersama guru Fikih yang bertindak sebagai kolaborator sehingga apa yang disusun dalam RPP sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah tersebut. Pada siklus II ini guru mengkondisikan kelas dan meningkatkan kegiatan pada setiap pembelajaran PBL agar pembelajaran berjalan lebih baik dari pembelajaran siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran siklus II ini terdiri dari 2 pertemuan (4x40 menit) dengan menggunakan model pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)”. Pada pertemuan ketiga dan keempat ini semua siswa hadir. Pembelajaran ini terdiri dari 3 bagian yaitu penjelasan materi, diskusi dengan menggunakan LKS dan pembahasan. Materi yang dibahas adalah macam-macam harta yang wajib dizakati, orang yang berhak menerima zakat dan orang yang tidak berhak menerima zakat. Dalam tahap pelaksanaan ini peneliti melaksanakan tindakan sebagai berikut:
52
No 1.
Tahapan Orientasi siswa pada masalah
Tabel 6 Tindakan Siklus II Tindakan a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Siswa a. Siswa
dan
mendengarka
kegiatan-kegiatan
yang
n, menyimak
akan
siswa
dan mencatat
dilakukan
dalam diskusi kelompok.
penjelasan
b. Guru memotivasi siswa untuk
aktif
dalam
guru. b. Siswa
pembelajaran.
termotivasi
c. Guru menjelaskan materi pelajaran
untuk
dan
memberikan
aktif
dalam
masalah
pembelajaran
berupa LKS yang telah
.
dibuat guru. 2.
Mengorganisas
a. Guru mengarahkan siswa Siswa
i siswa untuk
untuk
kumpul
belajar
kelompoknya
dalam dalam
bekerjasama kelompok
untuk menyelesaikan
b. Guru menginformasikan LKS yang diberikan. kepada
siswa
untuk
mempersiapkan
diri
untuk
melakukan
presentasi di depan kelas. 3.
Membimbing
a. Guru
memberikan
penyelidikan
bimbingan
individu
dilakukan tanya jawab
LKS
maupun
dalam kelompok sebagai
digunakan
kelompok
persiapan presentasi
untuk
b. Guru
agar
a. Siswa
melakukan
bimbingan kepada setiap
menjawab yang
presentasi b. Siswa
53
kelompok.
melakukan tanya jawab pada kelompok masingmasing.
4.
Mengembangk an
dan
a. Secara
random,
menunjuk
guru
salah
a. Setiap
satu
kelompok
menyajikan
kelompok
untuk
hasil karya
mempresentasikan hasil
sikan
kerja diskusi kelompok,
diskusinya di
serta
depan kelas.
kelompok
mempresenta
lain
sebagai
penyagga dan
akan
mempersiapkan
b. Siswa
pertanyaan. b.Guru
hasil
diarahkan dan
berperan
sebagai
fasilitator dan mediator.
dimotivasi untuk membuat atau menjawab pertanyaan.
5.
Menganalisis
a. Guru membantu siswa Siswa
menyimak
dan
untuk melakukan refleksi penjelasan dari guru
mengevaluasi
atau evaluasi terhadap
proses
jawaban
pemecahan
dibuat.
masalah
b. Guru
LKS
yang
memberikan
informasi dan klarifikasi terhadp pertanyaan dan jawaban dari siswa.
54
c. Observasi Hasil observasi ditulis pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Adapun dari apa yang peneliti dan kolaborator amati selama kegiatan pembelajaran, data yang didapat peneliti setelah melakukan pengamatan mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada siklus kedua dapat dilihat pada uraian hasil pengamatan berikut ini: Pada siklus kedua dalam memberikan apersepsi dan motivasi guru sudah sangat baik. Penyajian materi pun sudah sesuai dengan RPP. Penataan tempat belajar tidak berbeda dengan suasana siklus pertama nyaman, bersih dan menyenangkan. Pada saat mengerjakan soal Pre Test dan Post Test siswa sudah mulai mandiri dan tidak ada lagi yang sibuk bertanya pada temannya serta mampu menyelesaikan soal tepat pada waktunya. Hasil belajar pada siklus kedua ini telah meningkat dari siklus pertama, meskipun hasilnya belum memuaskan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. 7 Skor Hasil Belajar Pre Test dan Post Test Siklus II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Siswa Adam Lazuardy R Ade Muhidin Ahmad Ardi pratama Aldira Novalita Alfiansyah Ana Soparina Yasrifa Anita Siti Pamira Aprilyanti Aulia Mahmudah Chaerunissa Erika Oktarizkia Etin Maryati Faira Nastiara Fariha Syakur
Pre Test 4 3,3 4 4,7 5,3 4,7 4 4,7 5,3 4 4 5,3 3,3 4
Post Test 8 6 8 7,3 8 7,3 6,7 7,3 6,7 7,3 6,7 8,7 6,7 8
55
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Feri Permadi Fikri Zulfikar Ababil Hendang Irawan Lisda Herlina Lukmanul Hakim M. Ichsan Dzajuli Natasya Noval Nurcahya Rahma Maulana Rifki Faudilah Sinta Rahmawati Siti Masitoh Syahrul Maulana Wahyu Rahmatullah Yahman Suryaman Yandi Novarizal Rata-rata
4 3,3 4,7 4 4 3,3 4 4 4,7 5,3 5,3 4,7 4 4 4,7 5,3 4,33
8 6,7 8 7,3 7,3 7,3 8 6 8 8 8,7 7,3 7,3 8 7,3 8 7,58
Pada siklus kedua hasil rata-rata Post test sudah mencapai KKM yaitu 7,58. Namun, nilai tersebut belum memuaskan dan masih ada tujuh orang siswa yang nilainya di bawah KKM.
d. Tahap Refleksi Secara garis besar kegiatan pembelajaran siswa pada siklus kedua sudah lebih baik dari siklus pertama. Pengelolaan kelas sudah cukup baik meskipun masih ada dua orang siswa yang mengobrol di saat proses pembelajaran berlangsung. Interaksi siswa pada proses pembelajaran pun sudah terliha aktif dengan bertanya ataupun menjawab pertanyaan. Pada saat pemberian kesimpulan banyak siswa yang ingin memberikan kesimpulan. Setelah
melaksanakan
pembelajaran
pada
siklus
II,
peneliti
mengidentifikasikan permasalahan yang ditemukan selama pembelajaran pada siklus II. Dari hasil observasi dan wawancara ditemukan permasalahan diantaranya:
56
Tabel. 8 Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus II No. Permasalahan
Rencana Perbaikan
1
Saat diskusi berlangsung masih ada kelompok yang terlihat main-main.
Siswa yang masih terlihat main-main tidak diperkenankan mengikuti pelajaran.
2
Ada siswa yang tertidur pada saat guru menjelaskan
Memerintahkan siswa yang terlihat tidur untuk menerangkan materi pelajaran kepada teman-temannya.
3
Masih ada siswa yang merasa bingung dan tidak bisa mengerjakan soal latihan/LKS
Memberikan penjelasan secara lebih detail tentang soal-soal yang diberikan dan membahas bersama-sama untuk soal yang sulit.
Walaupun mengalami peningkatan, hasil Pre Test pada siklus kedua belum memuaskan sedangkan hasil rata-rata Post Test telah memenuhi KKM. Namun, masih ada tujuh orang siswa yang hasilnya belum memenuhi KKM. Berdasarkan musyawarah antar kolaborator dan peneliti maka diperlukan siklus berikutnya. 5. Tindakan pembelajaran Siklus III a. Tahap Perencanaan Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran “Problem Based Learning ( PBL )”, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat instrument-instrumen penelitian yaitu lembar observasi guru pada KBM, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, membuat LKS untuk setiap pertemuan serta soal tes untuk akhir siklus II ini. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan bersama guru Fikih yang bertindak sebagai kolaborator sehingga apa yang disusun dalam RPP sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah tersebut.
57
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran siklus III ini terdiri dari 2 pertemuan (4x40 menit) dengan menggunakan model pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)”. Pada pertemuan kelima, dua orang siswa tidak hadir dan keenam ini semua siswa hadir. Pembelajaran ini terdiri dari 3 bagian yaitu penjelasan materi, diskusi dengan menggunakan LKS dan pembahasan. Materi yang dibahas adalah akibat-akibat bagi orang yang tidak mengeluarkan zakat, hikmah zakat dan mempraktikkan zakat. Dalam tahap pelaksanaan ini peneliti melaksanakan tindakan sebagai berikut:
No. 1.
Tahapan Orientasi siswa masalah
Tabel. 9 Tindakan Siklus III Tindakan pada a. Guru
Siswa a. Siswa
menjelaskan
mendengarkan,
tujuan
menyimak dan
pembelajaran dan
mencatat
kegiatan-kegiatan
penjelasan
yang
guru.
dilakukan dalam
akan siswa diskusi
kelompok.
termotivasi untuk
b. Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. c. Guru menjelaskan materi pelajaran dan memberikan masalah
b. Siswa
berupa
LKS yang telah
aktif
dalam pembelajaran.
58
dibuat guru. 2.
Mengorganisasi
siswa
untuk belajar
a. Guru mengarahkan
Siswa
bekerjasama
dalam
kelompok
siswa
untuk untuk menyelesaikan
kumpul
dalam LKS yang diberikan.
kelompoknya b. Guru menginformasika n kepada siswa untuk mempersiapkan diri
untuk
melakukan presentasi
di
depan kelas. 3.
Membimbing penyelidikan
a. Guru individu
maupun kelompok
Siswa menjawab LKS
memberikan
yang digunakan untuk
bimbingan
agar presentasi
dilakukan
tanya
jawab
dalam
c. Siswa melakukan
kelompok
tanya
sebagai persiapan
pada kelompok
presentasi
masing-
b.Guru bimbingan
melakukan
jawab
masing.
kepada
setiap kelompok. 4.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
b. Secara
random,
guru
menunjuk
salah
satu
kelompok untuk
c. Setiap kelompok mempresentasi kan
hasil
59
mempresentasika
diskusinya
n
depan kelas.
hasil
kerja
diskusi
d. Siswa
kelompok,
serta
kelompok
lain
diarahkan dan dimotivasi
sebagai penyagga
untuk
dan
membuat atau
akan
mempersiapkan
menjawab
pertanyaan.
pertanyaan.
b.Guru
berperan
sebagai fasilitator dan mediator.
c. Observasi Pada siklus ketiga ini, berdasarkan pre test dan post test dan juga observasi yang dilakukan terdapat peningkatan efektivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari nilai ulangan seluruh siswa yang meningkat dan melebihi KKM. Terdapat peningkatan pula antara nilai pre test dengan nilai post test siswa. Hasil belajar pada siklus ketiga ini menunjukkan seluruh siswa memperoleh nilai di atas KKM. Hasil wawancara dengan guru dan siswa pada akhir siklus III ini menunjukkan perubahan yang positif, hasil wawancara pada siklus III ini dirangkum sebagai berikut: 1. Model pembelajaran PBL ini sangat cocok diterapkan dalam pelajaran Fikih, terutama dalam materi zakat. 2. Keaktifan subyek sangat jauh berbeda dengan pembelajaran sebelum tindakan yang hanya menggunakan metode ceramah. 3. Subyek terlihat senang saat belajar Fikih 4. Seluruh subyek menyukai pembelajaran dengan menggunakan model PBL.
di
60
5. Subyek mulai menyukai diskusi kelompok yang dilakukan karena mulai ada perubahan pada kerjasama yang dilakukan. 6. Semua subyek mengatakan lebih mudah menerima pelajaran dan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.2
Tabel. 10 Skor Hasil Belajar Pre Test dan Post Test Siklus III No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
2
Nama Siswa Adam Lazuardy R Ade Muhidin Ahmad Ardi pratama Aldira Novalita Alfiansyah Ana Soparina Yasrifa Anita Siti Pamira Aprilyanti Aulia Mahmudah Chaerunissa Erika Oktarizkia Etin Maryati Faira Nastiara Fariha Syakur Feri Permadi Fikri Zulfikar Ababil Hendang Irawan Lisda Herlina Lukmanul Hakim M. Ichsan Dzajuli Natasya Noval Nurcahya Rahma Maulana Rifki Faudilah Sinta Rahmawati Siti Masitoh Syahrul Maulana Wahyu Rahmatullah Yahman Suryaman Yandi Novarizal Rata-rata
Pre Test 6,7 6 6 6,7 6 6 7,3 6 6 7,3 6 8 6 6 7,3 6,7 6,7 6 6 6 7,3 6,7 7,3 8 6 6 7,3 6,7 6,7 7,3 6,60
Post Test 8,7 8 8,7 8,7 8 8,7 8 8 10 8 9,3 10 8 8 9,3 8,7 8 8 8,7 8 8 8,7 9,3 10 10 8,7 9,3 8,7 8 9,3 8,70
uyun Rabaniyun (Guru Kolaborator) dan subyek (siswa), Wawancara Setelah Tindakan, MTs An-Nzhamiyyah Cileungsi Bogor, 23 Oktober 2012
61
Dengan adanya data-data yang mengarah pada meningkatnya efektifitas dan hasil belajar siswa dalam belajar Fikih dilihat dari nilai post test subyek yang meningkat dan melebihi KKM oleh seluruh subyek, maka penelitian ini dihentikan pada siklus III dan dianggap model pembelajaran PBL dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa dalam belajar Fiqh.
d. Tahap Refleksi Secara garis besar kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan Problem Based Learning pada siklus ketiga telah berhasil. Antusias siswa dalam proses pembelajaran pada siklus ketiga sudah sangat baik, siswa terlihat aktif dari awal proses pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran. Keadaan kelas juga sudah menunjukkan hasil memuaskan, pada siklus ketiga ini suasana kelas lebih tenang daripada siklus sebelumnya karena siswa sudah bisa menghargai ketika temannya sedang menyajikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Ketika mengerjakan soal Post Test pun siswa sudah mulai serius dan tidak ada lagi yang sibuk bertanya pada temannya. Hasil belajar siswa dalam bentuk Post Test sudah lebih baik dari siklus pertama dan kedua serta telah memenuhi KKM dan hasil belajar seluruh siswa telah memenuhi standar KKM. Adapun hasil wawancara terhadap guru dan siswa memberikan informasi bahwa siswa sangat antusias terhadap pembelajaran Fiqh menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dan guru bidang studi mengatakan bahwa penerapan model pembelajaran ini telah dilaksanakan dengan baik, sehingga benar-benar meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil refleksi siklus III ini, yaitu bahwa kedua indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian tindakan kelas ini dihentikan sampai dengan siklus ketiga.
62
B. Pembahasan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Problem Based Learning. Setiap siswa dituntut untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan nyata. Sehingga hasil belajar tidak hilang begitu saja ketika proses pembelajaran selesai, namun bisa bertahan dan dapat digunakan ketika diperlukan. Perbandingan hasil belajar yang signifikan sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning terhadap materi dan siklus yang sama dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel. 11 Perhitungan Memperoleh “t” Untuk Menguji Perbandingan Hasil Belajar Fikih Antara Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran Problem Based Learning Siklus I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Siswa Adam Lazuardy R Ade Muhidin Ahmad Ardi pratama Aldira Novalita Alfiansyah Ana Soparina Yasrifa Anita Siti Pamira Aprilyanti Aulia Mahmudah Chaerunissa Erika Oktarizkia Etin Maryati Faira Nastiara Fariha Syakur Feri Permadi Fikri Zulfikar Ababil Hendang Irawan
Skor Hasil Belajar Sebelum Sesudah (X) (Y) 4 6 4 6 6 7,3
D= (X . Y )
D2= (X . Y )2
-2 -2 -1,3
4 4 1,7
4 6 4
6 7,3 5,3
-2 -1,3 -1,3
4 1,7 1,7
4,7 5,3 6 6 4 7,3 4 6 6 4
6 6 4,7 6,7 6 8 6 6,7 7,3 6
-1,3 -0,7 +1,3 -0,7 -2 -0,7 -2 -0,7 -1,3 -2
1,7 0,5 1,7 0,5 4 0,5 4 0,5 1,7 4
6
8
-2
4
63
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Lisda Herlina Lukmanul Hakim M. Ichsan Dzajuli Natasya Noval Nurcahya Rahma Maulana Rifki Faudilah Sinta Rahmawati Siti Masitoh Syahrul Maulana Wahyu Rahmatullah Yahman Suryaman Yandi Novarizal 30 = N
4 4,7 7,3 4 4 4 6 4 6 4 4
5,3 5,3 6 6 5,3 6 8 6 8 6 6
-1,3 -1,3 +2 -2 -1,3 -2 -2 -2 -2 -2 -2
1,7 1,7 4 4 1,7 4 4 4 4 4 4
6 6 -
8 8 -
-2 -2 -39,9 ∑D
4 4 85,3 ∑D2
Mean dari Difference: = = = -1,33
Deviasi Standar Perbedaan Skor antara Variabel X dan Variabel Y: =
=
=
=
64
=
= 1,4
Standar Error dari Mean Perbandingan Skor Antara Variabel X dan Variabel Y:
=
=
= = 0,25
=
= -5,32
df = N-1 30 – 1 = 29
Dengan df sebesar 29 pada Tabel Nilai “t” taraf signifikansi 5% diperoleh harga “t” sebesar 2,04 sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh harga “t” sebesar 2,76.
65
Perbandingan besarnya “t” yang diperoleh dari hasil perhitungan setelah penelitian sebesar (to = 5,32) dengan besarnya “t” pada Tabel Nilai “t” Taraf signifikansi 5% dan 1% (tt = 2,04 dan 2,76) maka dapat diketahui bahwa to adalah lebih besar daripada tt, yaitu: 2,04 < 5,32 > 2,76
Tabel. 12 Perhitungan Memperoleh “t” Untuk Menguji Perbandingan Hasil Belajar Fiqh Antara Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran Problem Based Learning Siklus II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Siswa Adam Lazuardy R Ade Muhidin Ahmad Ardi pratama Aldira Novalita Alfiansyah Ana Soparina Yasrifa Anita Siti Pamira Aprilyanti Aulia Mahmudah Chaerunissa Erika Oktarizkia Etin Maryati Faira Nastiara Fariha Syakur Feri Permadi Fikri Zulfikar Ababil Hendang Irawan Lisda Herlina Lukmanul Hakim M. Ichsan Dzajuli Natasya Noval Nurcahya Rahma Maulana
Skor Hasil Belajar Sebelum Sesudah (X) (Y) 6 8 4 6 6 8
D= (X . Y )
D2= (X . Y )2
-2 -2 -2
4 4 4
6 6 4
7,3 8 6
-1,3 -2 -2
1,7 4 4
4,7 6,7 6 6 6 6,7 7,3 6 5,3 4,7
6,7 7,3 6,7 7,3 8 8,7 6,7 8 8 6,7
-2 -0,6 -0,7 -1,3 -2 -2 +0,6 -2 -2,7 -2
4 0,4 0,5 1,7 4 4 0,4 4 7,3 4
7,3 7,3 6 5,3 6 4 6
8 6,7 7,3 7,3 8 6 8
-0,7 +0,6 -1,3 -2 -2 -2 -2
1,3 0,4 1,7 4 4 4 4
66
24 25 26 27 28 29 30
Rifki Faudilah Sinta Rahmawati Siti Masitoh Syahrul Maulana Wahyu Rahmatullah Yahman Suryaman Yandi Novarizal 30 = N
6,7 6,7 6,7 6 6
8 8,7 7,3 7,3 8
-1,3 -2 -0,6 -1,3 -2
1,7 4 0,4 1,7 4
6 6 -
8 8 -
-2 -2 -44,5 ∑D
4 4 86,4 ∑D2
Mean dari Difference: =
=
= -1,50
Deviasi Standar Perbedaan Skor antara Variabel X dan Variabel Y: =
=
= = =
= 0,80
67
Standar Error dari Mean Perbandingan Skor Antara Variabel X dan Variabel Y:
=
=
=
= 0,15
= = -7,53
df
= N-1
30 – 1 = 29 Dengan df sebesar 29 pada Tabel Nilai “t” taraf signifikansi 5% diperoleh harga “t” sebesar 2,04 sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh harga “t” sebesar 2,76. Perbandingan besarnya “t” yang diperoleh dari hasil perhitungan setelah penelitian sebesar (to = 7,53) dengan besarnya “t” pada Tabel Nilai “t” Taraf signifikansi 5% dan 1% (tt = 2,04 dan 2,76) maka dapat diketahui bahwa to adalah lebih besar daripada tt, yaitu: 2,04 < 7,53 > 2,76
68
Tabel. 13 Perhitungan Memperoleh “t” Untuk Menguji Perbandingan Hasil Belajar Fikih Antara Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran Problem Based Learning Siklus III No.
Nama Siswa
1 2 3
Adam Lazuardy R Ade Muhidin Ahmad Ardi pratama Aldira Novalita Alfiansyah Ana Soparina Yasrifa Anita Siti Pamira Aprilyanti Aulia Mahmudah Chaerunissa Erika Oktarizkia Etin Maryati Faira Nastiara Fariha Syakur Feri Permadi Fikri Zulfikar Ababil Hendang Irawan Lisda Herlina Lukmanul Hakim M. Ichsan Dzajuli Natasya Noval Nurcahya Rahma Maulana Rifki Faudilah Sinta Rahmawati Siti Masitoh Syahrul Maulana Wahyu Rahmatullah Yahman Suryaman Yandi Novarizal 30 = N
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Skor Hasil Belajar Sebelum Sesudah (X) (Y) 8 8,7 6 8 7,3 8,7
D= (X . Y )
D2= (X . Y )2
-0,7 -2 -1,4
0,5 4 2
7,3 6 6
8,7 8 8,7
-1,4 -2 -2,7
2 4 7,3
6 6,7 8 6 8 8 6 6 6 6
8 8 10 8 7,3 10 8 8 9,3 8,7
-2 -1,3 -2 -2 -1,3 -2 -2 -2 -3,3 -2,7
4 1,7 4 4 1,7 4 4 4 10,9 7,3
8 8,7 6 6 8,7 6 8 8 8 8 6 6
8 8 8,7 8 8 8,7 9,3 10 10 8,7 9,3 8,7
0 +0,7 -2,7 -2 +0,7 -2,7 -1,3 -2 -2 +0,7 -3,3 -2,7
0 0,5 7,3 4 0,5 7,3 1,7 4 4 0,5 10,9 7,3
6 6 -
8 9,3 -
-2 -3,3 -52,7 ∑D
4 10,9 128,3 ∑D2
69
Mean dari Difference: =
=
= -1,75
Deviasi Standar Perbedaan Skor antara Variabel X dan Variabel Y: =
= = = = = 1,1
Standar Error dari Mean Perbandingan Skor Antara Variabel X dan Variabel Y:
=
=
70
= = 0,20
= = -8,75
df
= N-1
30 – 1 = 29 Dengan df sebesar 29 pada Tabel Nilai “t” taraf signifikansi 5% diperoleh harga “t” sebesar 2,04 sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh harga “t” sebesar 2,76. Perbandingan besarnya “t” yang diperoleh dari hasil perhitungan setelah penelitian sebesar (to = 8,75) dengan besarnya “t” pada Tabel Nilai “t” Taraf signifikansi 5% dan 1% (tt = 2,04 dan 2,76) maka dapat diketahui bahwa to adalah lebih besar daripada tt, yaitu: 2,04 < 8,75 > 2,76
Pada siklus pertama to yang diperoleh lebih besar daripada tt yaitu 5,32, peningkatan hasil belajar tiap individu belum terlihat begitu jelas walaupun nilai yang diperoleh siswa lebih besar dibandingkan sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Siswa belum seluruhnya berperan aktif dalam proses pembelajaran baru sebatas siswa yang pintar dan berprestasi saja. Pada siklus kedua to yang diperoleh juga lebih besar daripada tt dan meningkat dari siklus pertama yaitu 7,53, peningkatan hasil belajar tiap individu pun sudah semakin jelas, hampir seluruh siswa nilainya meningkat dibandingkan sebelum menggunakan pembelajaran Problem Based Learning. Siswa mulai berperan aktif pada saat proses pembelajaran.
71
Pada siklus ketiga to yang diperoleh juga lebih besar dari pada tt dan semakin meningkat dari siklus pertama dan kedua yaitu 8,75, peningkatan hasil belajar tiap individu pun sudah semakin terlihat jelas, secara keseluruhan nilai yang diperoleh siswa meningkat dibandingkan sebelum menggunakan Problem Based Learning. Semua siswa sudah berperan aktif pada saat proses pembelajaran dan kelas menjadi sangat produktif. Berdasarkan hasil data dari uji coba pada siklus I, II dan III dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs An-Nizhamiyyah CileungsiBogor.
Tabel. 14 Nilai Rata-rata Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran Problem Based Learning
Nilai rata-rata
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Sebelum (X)
5,04
5,91
6,89
Sesudah (Y)
6,44
7,46
8,33
Dari keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas VIII dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Pada siklus I hasil rata-rata sebelumnya 5,04 sedangkan sesudah 6,44 , siklus II hasil sebelum 5,91 dan sesudah 7,46 , karena hasil belajar siswa berangsur-angsur meningkat. Maka, penelitian dicukupkan pada siklus III dengan hasil sesudah diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning 8,33
C. Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu instrumen tes dan non test. Untuk instrument tes yang digunakan adalah
72
tes formatif yang diberikan setiap akhir siklus, dan tes submatif diberikan setiap akhir pembelajaran berupa soal latihan pada LKS (Lembar Kerja Siswa). Tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar Fikih siswa pada setiap pertemuan dari tiap siklus sebagai implikasi dari PTK. Sedangkan untuk instrument non tes berupa lembar observasi dan wawancara yang ditujukan untuk guru dan siswa.
D. Analisis Data Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut:
1. Tes Objektif Hasil dari pre test dan post test subyek dianalisis dan terlihat peningkatan hasil belajar yang menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL terbukti dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa.
2. Lembar Observasi Pada setiap pelaksanaan tindakan, peneliti didampingi oleh guru kolaborator. Lembar observasi digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas belajar siswa. Data tersebut dianalisis pada setiap siklus dan lembar observasi untuk menilai kualitas guru untuk mendapatkan data mengenai kesiapan dan pelaksanaan mengajar guru.
3. Wawancara Wawancara dilakukan pertama kali pada saat pra penelitian dan setelah dilakukannya tindakan pada akhir siklus. Wawancara dilakukan terhadap guru bidang studi Fikih dan siswa. Dari hasil wawancara saat pra penelitian diperoleh informasi bahwa sebagian siswa cukup antusias dengan pelajaran Fikih, siswa masih takut bertanya jika ada materi pembahasan yang belum dipahami, cara mengajar
73
guru cenderung ceramah sehingga membuat siswa merasa bosan dalam pembelajaran Fikih.3 Dari hasi wawancara saat siklus I diperoleh informasi bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) cukup baik digunakan sehingga siswa dapat memecahkan masalah dengan teman kelompoknya, sebagian siswa sudah tidak malu untuk bertanya, meskipun masih ada beberapa siswa yang masih malu.4 Adapun dari hasi wawancara saat akhir siklus II dan siklus III diperoleh informasi bahwa siswa cukup antusias dengan pembelajaran Fiqh khususnya dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dan guru kolaborator mengatakan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sudah dilaksanakan cukup baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.5
E. Interpretasi Hasil Analisis Berdasarkan hasil analisis, data yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa menyenangi pelajaran Fikih dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Dengan adanya rasa senang terhadap suatu pembelajaran akan memudahkan siswa dalam memahami materi sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa. Meskipun pada siklus I dan siklus II masih terdapat beberapa siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Dan beberapa orang siswa saja yang berani bertanya, sedangkan yang lainnya lebih senang bertanya kepada teman. Hal ini dikarenakan siswa masih merasa malu-malu dan takut jika mengajukan pertanyaan langsung kepada guru. Setelah
dilakukan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran PBL siswa lebih aktif dalam belajar Fikih. Selain itu adanya kerjasama dan saling membantu antar siswa, sehingga siswa yang sulit dalam memahami pelajaran akan terbantu dengan adanya kerjasama tersebut. Karena dalam proses pembelajaran siswa terlibat secara aktif untuk mengatasi kesulitan 3
Hasil wawancara guru dan siswa pada pra penelitian pada tanggal 6 September 2012 Hasil wawancara guru dan siswa pada siklus I tanggal 21 September 2012 5 Hasil wawancara guru dan siswa pada siklus III tanggal 23 Oktober 2012 4
74
dan memecahkan masalah dalam keadaan senang sehingga proses pembelajaran tidak membosankan. Di awal pembelajaran, yaitu di siklus I siswa mulai mengenal proses pembelajaran dengan menggunakan model PBL. Sehingga pada siklus II dan siklus III siswa sudah dapat menguasai materi yang diajarkan, jika dilihat dari banyaknya jawaban soal yang benar. Pada siklus II, dilakukan pula perbaikan atas kekurangan dari siklus I, sedangkan pada siklus III dilakukan perbaikan atas kekurangan dari siklus II, sehingga indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Keaktifan belajar siswa ternyata memberikan pengaruh ternadap hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis dan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
PBL
dapat
meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat pada meningkatnya hasil belajar siswa pada materi zakat, dimana seluruh siswa telah mencapai KKM.
F. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Pembelajaran model PBL meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa. Rasa senang terhadap pelajaran Fikih melalui model pembelajaran PBL membuat siswa bersemangat menerima pelajaran dan hal ini berpengaruh pada pemahaman materi siswa, yang pada akhirnya berpengaruh positif pada hasil belajar siswa. Hal ini terbukti : a. Hasil post test lebih besar dari pre test, baik pada siklus I, siklus II maupun siklus III. b. Terjadi peningkatan hasil belajar dilihat dari tercapainya KKM oleh seluruh siswa. 2. Dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terdapat respon yang positif bagi siswa. Dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat memberikan respon yang positif bagi siswa, karena siswa
75
dapat saling membantu dan mengajarkan dalam memahami materi yang diajarkan sehingga memudahkan siswa dalam menyerap materi yang diajarkan. Selain itu, respon positif dari model pembelajaran ini dapat menumbuhkan solidaritas dan tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan soal serta memecahkan masalah pada LKS. 3. Pemberian hadiah dapat meningkatkan efektivitas siswa pada aspek keberanian siswa (mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan). Pemberian hadiah berupa makanan kecil (seperti cokelat, wafer) dan alat-alat
tulis
(seperti
pensil,
pulpen)
bagi
siswa
yang berani
mengungkapkan pendapatnya/jawabannya terhadap kelompok lain atau guru dapat meningkatkan efektivitas siswa pada aspek keberanian siswa (mengajukkan
pertanyaan
dan
menjawab/menanggapi
pertanyaan)
terhadap guru atau siswa lainnya. Dalam hal ini siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya dan berusaha untuk mendapatkan hadiah sebanyak-banyaknya. Pemberian hadiah ini hanya dilakukan kadangkadang saja.
G. Keterbatasan peneliti Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna, meskipun usaha yang dilakukan peneliti telah maksimal, namun penelitian ini masih banyak kekurangan. Kekurangan tersebut disebabkan kurang meratanya pembagian siswa yang pintar dengan siswa yang kurang pintar dalam setiap kelompok. Sehingga masih terdapat kelompok yang pasif dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Model pembelajaran PBL terbukti dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa, hal ini dilihat dari nilai seluruh siswa yang melebihi KKM dan juga nilai post test siklus III yang meningkat dibandingkan dengan post test siklus I dan siklus II. Dilihat dari hal tersebut jelas bahwa pembelajaran dengan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar. 2. Pembelajaran dengan menggunakan model PBL berpengaruh positif dalam mengembangkan
kemampuan,
pengetahuan,
dan
sikap
siswa
serta
merangsang dan meningkatkan kepedulian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dengan efektif. 3. Berdasarkan hasil data dari uji coba pada siklus I, II dan III dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning terbukti efektif dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Dengan demikian penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dianggap berhasil dalam meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa, kerena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. 76
77
B. Saran 1. Sekolah hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa. 2. Guru bidang studi hendaknya menunjuk satu siswa secara acak dari salah satu kelompoknya dalam mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas, sehingga lama-kelamaan siswa akan terbiasa mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. 3. Siswa hendaknya lebih aktif lagi ketika sharing dengan kelompoknya dalam memecahkan masalah. 4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian sejenis dalam pembelajaran berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Abas, Nurhayati, “Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based-Learning) dalam pembelajaran Matematika di SMU”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 051, Th. Ke-10, November 2004 Amir, M. Taufik, Inovasi Pendidikan Melalul ProbleBased-Learning, Jakarta: Kencana, 2009. Arikunto, Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 5, 2008. Ash-Shiddieqy, Hasbi, Pengantar Ilmu Fiqh, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. 8, 1993 ---------------------------, Pengantar Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, Cet.6 1980. Azra, Azumardi, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Munuju Milenium Baru, Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 2003. Bakry, Nazar Sidi, Fiqh dan Ushul Fiqh, Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2003. Departemen Agama RI, Standar kompetisi Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam 2004. E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005. Hakim, Thursan, Belajar Secara Efektif, Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara, 2008. Holil,
Anwar,
“Model
Pembelajaran
Berdasarkan
Masalah”
dari
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/model-pembelajaran-berdasarkanmasalah.html. I Wayan Sadia, “Pengembangan kemampuan Berpikir Formal Siswa SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran “Problem Based-Learning” dan Cyle Learning” Dalam Pembelajaran Fisika”, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Jakarta, No.1 Th.XXXX Januari 2007. Ibrahim Muslim dan Nur Mohammad, Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Buku Ajar Mahasiswa) Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press, 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen.
Kiranawati, Pembelajaran Berdasarkan Masalah, dari http://gurupkn.wordpress.com diakses Rabu 26 Juni 2012. Koto, Alaidin, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. Nata, Abuddin, Prespektif Islam tentang strategi Pembelajaran, Jakarta: Prenada Media Group, 2009. Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000. Riyanto, Yatim, Paradigma Baru pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009. Sabri, Alisuf, Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV pedoman Ilmu Jaya, Cet. 1, 1999. -----------------, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 2007. Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Prenada Media Group, 2010. Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, Cet. 6, 1994. Sjafei, Mohammad, Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta: Centre For Strategic And International Studies, Cet. 2, 1979. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003 Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, Cet. 1, 1989. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2009. Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori dan aplikasi PAIKEM, Surabaya: Pustaka Pelajar, 2009. Trianto, Model – model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007. Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Bandung: CV, Pustaka setia 1997. Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, 2006. Wahab, Abd. Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam, Terjemah, Bandung: Risalah, Cet.2, 1985
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Nama Sekolah
: MTs. An-Nizhamiyah
Mata Pelajaran
: Fiqh
Kelas/Semester
: VIII/ I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : melaksanakan tatacara zakat Kompetensi Dasar
: menjelaskan ketentuan zakat fitrah dan zakat maal
A. Indikator
: 1. Menjelaskan pengertian zakat dan dalilnya 2. Menyebutkan macam-macam zakat 3. Mengetahui ketentuan-ketentuan zakat
B. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah kegiatan pembelajaran selesai siswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian zakat dan dalilnya 2. Menyebutkan macam-macam zakat 3. Mengetahui ketentuan-ketentuan zakat C. Karakter siswa yang diharapkan : Religius, jujur, santun, displin, bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, kerja keras dan peduli D. Materi Pembelajaran
: Zakat Fitrah dan Zakat Maal
E. Metode Pembelajaran
:
1. Problem Based Learning (PBL)
2. Ceramah 3. Tanya jawab 4. Diskusi kelompok 5. Penugasan
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan awal (10 menit) 1. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa 2. Guru mengabsen siswa 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Guru memberikan uji tes sebelum pembelajaran (Pretes) kepada siswa 5. Guru menjelaskan kepada siswa tentang model pembelajaran PBL B. Kegiatan Inti ( 55 menit ) 1. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pembahasan yang diajarakan 2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing-masing 6 orang 3. Guru merencanakan kegiatan kelompok dengan memilih ketua kelompok dalam diskusi 4. Guru memberikan soal atau permasalahan (LKS) kepada kelompok untuk didiskusikan dalam diskusi 5. Siswa berdiskusi berdasarkan permasalahan dari guru 6.
Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya dan ditanggapi oleh siswa dan guru.
C. Kegiatan Penutup (15 menit) 1. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan atau dikoreksi oleh guru 2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik 3. Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran
4. Guru memberikan tugas rumah untuk membaca materi selanjutnya. G. Sumber dan Media Pembelajaran 1. LKS Fiqh 2. Spidol, whiteboard 3. Buku paket Fiqh H. Penilaian 1. Teknik penilaian : a. Tes unjuk kerja 2. Bentuk instrument : a. Uraian singkat b. Pertanyaan lisan 3. Soal/instrument : terlampir Bogor, 13 September 2012 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fiqh
(Drs. Uyun Robaniyun,MM)
Peneliti
(Ismawati)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Nama Sekolah
: MTs. An-Nizhamiyah
Mata Pelajaran
: Fiqh
Kelas/Semester
: VIII/ I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : melaksanakan tatacara zakat Kompetensi Dasar
: menjelaskan orang yang berhak menerima zakat
A. Indikator
: 1. Menyebutkan macam-macam harta yang wajib dizakati 2. Menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat 3. Menyebutkan orang-orang yang tidak berhak menerima zakat
B. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah kegiatan pembelajaran selesai siswa dapat: 1. Menyebutkan macam-macam harta yang wajib dizakati 2. Menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat 3. Menyebutkan orang-orang yang tidak berhak menerima zakat C. Karakter siswa yang diharapkan : Religius, jujur, santun, displin, bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, kerja keras dan peduli
D. Materi Pembelajaran
: Zakat Fitrah dan Zakat Maal
E. Metode Pembelajaran
:
1. Problem Based Learning (PBL) 2. Ceramah 3. Tanya jawab 4. Diskusi kelompok 5. Penugasan F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan awal (10 menit) 1. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa 2. Guru mengabsen siswa 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Guru memberikan uji tes sebelum pembelajaran (Pretes) kepada siswa 5. Guru menjelaskan kepada siswa tentang model pembelajaran PBL B. Kegiatan Inti ( 55 menit ) 1. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pembahasan yang diajarakan 2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing-masing 6 orang 3. Guru merencanakan kegiatan kelompok dengan memilih ketua kelompok dalam diskusi 4. Guru memberikan soal atau permasalahan (LKS) kepada kelompok untuk didiskusikan dalam diskusi 5. Siswa berdiskusi berdasarkan permasalahan dari guru 6.
Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya dan ditanggapi oleh siswa dan guru.
C. Kegiatan Penutup (15 menit) 1. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan atau dikoreksi oleh guru 2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik 3. Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran 4. Guru memberikan tugas rumah untuk membaca materi selanjutnya. G. Sumber dan Media Pembelajaran 1. LKS Fiqh 2. Spidol, whiteboard 3. Buku paket Fiqh H. Penilaian 1. Teknik penilaian : a. Tes unjuk kerja 2. Bentuk instrument : a. Uraian singkat b. Pertanyaan lisan 3. Soal/instrument : terlampir Bogor, 27 September 2012 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fiqh
(Drs. Uyun Robaniyun,MM)
Peneliti
(Ismawati)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS III Nama Sekolah
: MTs. An-Nizhamiyah
Mata Pelajaran
: Fiqh
Kelas/Semester
: VIII/ I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : melaksanakan tatacara zakat Kompetensi Dasar
: mempraktikan pelaksanaan zakat fitrah dan zakat maal
A. Indikator
: 1. Menyebutkan akibat-akibat bagi orang yang tidak mengeluarkan zakat 2. Mengetahui hikmah zakat 3. mempraktikkan zakat
B. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah kegiatan pembelajaran selesai siswa dapat: 1. 2. 3. 4.
Menyebutkan akibat-akibat bagi orang yang tidak mengeluarkan zakat Mengetahui hikmah zakat Mempraktikkan zakat Menjelaskan mustahiq zakat harta
C. Karakter siswa yang diharapkan : Religius, jujur, santun, displin, bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, kerja keras dan peduli
D. Materi Pembelajaran
: Zakat fitrah dan zakat maal
E. Metode Pembelajaran
:
1. Problem Based Learning (PBL) 2. Ceramah 3. Tanya jawab 4. Diskusi kelompok 5. Penugasan F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan awal (10 menit) 1. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa 2. Guru mengabsen siswa 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Guru memberikan uji tes sebelum pembelajaran (Pretes) kepada siswa 5. Guru menjelaskan kepada siswa tentang model pembelajaran PBL B. Kegiatan Inti ( 55 menit ) 1. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pembahasan yang diajarakan 2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing-masing 6 orang 3. Guru merencanakan kegiatan kelompok dengan memilih ketua kelompok dalam diskusi 4. Guru memberikan soal atau permasalahan (LKS) kepada kelompok untuk didiskusikan dalam diskusi 5. Siswa berdiskusi berdasarkan permasalahan dari guru 6.
Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya dan ditanggapi oleh siswa dan guru.
C. Kegiatan Penutup (15 menit)
1. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan atau dikoreksi oleh guru 2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik 3. Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran 4. Guru memberikan tugas rumah untuk membaca materi selanjutnya. G. Sumber dan Media Pembelajaran 1. LKS Fiqh 2. Spidol, whiteboard 3. Buku paket Fiqh H. Penilaian 1. Teknik penilaian : a. Tes unjuk kerja 2. Bentuk instrument : a. Uraian singkat b. Pertanyaan lisan 3. Soal/instrument : terlampir
Bogor, 11 Oktober 2012 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fiqh
(Drs. Uyun Robaniyun,MM)
Peneliti
(Ismawati)
Soal Pree Test dan Post Test Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1. Orang yang berpenghasilan, tetapi sehariharinya tidak bisa mencukupi kebutuhannya. Orang tersebut tergolong …. a. Fakir b. Miskin c. Fakir miskin d. gharim 2. Zakat hasil pertanian dinamakan zakat …. a. Ziro’ah b. Jarimah c. Ziarah d. Zaro’ah 3. Zakat barang perdagangan termasuk …. a. Sedekah b. Zakat fitrah c. Zakat mal d. wasiat 4. Orang yang bershadaqah seperti sebuah biji tumbuh menjadi …. a. 2 dahan b. 3 dahan c. 5 dahan d. 7 dahan 5. Manfaat zakat sebagai berikut, kecuali …. a. Membersihkan mereka b. Menghapuskan kesalahan mereka c. Meninggikan derajat d. Menambah kewibawaan 6. Orang yang berhak menerima zakat disebut …. a. Musta’in b. Mustawi’in c. Mustahik d. Musafa’ 7. Zakatul tijaroh adalah zakat dari harta …. a. Kekayaan b. Dagangan c. Hewan ternak d. Hasil tanaman 8. Zakatul an’am adalah zakat dari …. a. Kekayaan b. Dagangan c. Hewan ternak d. Hasil tanaman
9. Zakatuz zira’iyyah adalah zakat dari …. a. Kekayaan b. Dagangan c. Hewan ternak d. Hasil tanaman 10. Di bawah ini yang termasuk binatang ternak yang wajib dizakati adalah …. a. Ayam b. Keledai c. Kuda d. unta 11. Buah – buahan yang wajib dizakati adalah …. a. Anggur b. Delima c. Kelengkeng d. mangga 12. Berikut ini yang tidak teramasuk macammacam zakat harta adalah …. a. Emas dan perak b. Tanaman c. Perdagangan d. perhiasan 13. Salah satu syarat seseorang wajib mengeluarkan zakat adalah haul. Arti haul adalah …. a. Sudah dimiliki selama satu tahun b. Sudah kaya c. Cukup jumlah hartanya d. Sudah mapan 14. Arti zakat secara bahasa adalah …. a. Penyucian b. Latihan c. Hawa nafsu d. keinginan 15. Salah satu hikmah zakat adalah …. a. Menjadi terhormat b. Menumbuhkan kasih sayang c. Selalu istiqamah d. Tidak mudah marah 16. Zakat terhadap harta milik seseorang dinamakan .… a. Zakaat maal b. Zakat fitrah c. Zakat jiwa d. Zakat ijaroh 17. Mustahik zakat maal ada … asnaf
a. Delapan b. Tujuh c. Enam d. lima 18. Nisab emas adalah …. a. 93,6 gram b. 96,3 gram c. 624 gram d. 936 gram 19. Nisab perak adalah …. a. 900 gram b. 93,6 gram c. 600 gram d. 624 gram 20. Orang yang bertugas membagikan zakat dinamakan …. a. Amil b. Alim c. Gharim d. sabilillah 21. Masalah zakat dibicarakan dalam bidang …. a. Muamalah b. Ibadah c. Akidah d. akhlak 22. Mustahik zakat harta terdapat dalam alQur’an surat …. a. Al Baqarah: 183 b. Al Baqarah: 185 c. At Taubah: 6 d. At Taubah: 60 23. Jika seseorang mempunyai onta sebanyak 10 ekor, maka zakatnya …. a. Satu ekor kambing b. Dua ekor kambing c. Satu ekor onta d. Dua ekor onta 24. Nisab kambing adalah …. a. 20 – 40 ekor b. 40 – 60 ekor c. 40 – 80 ekor d. 40 -120 ekor 25. Barang temuan emas atau perak jika mencapai satu nisab harus dikeluarkan zakatnya seketika itu juga sebesar …. a. 2% b. 4%
c. 20% d. 40% 26. Binatang ternak yang wajib dizakati adalah …. a. Onta b. sapi c. kambing d. semua jawaban bener 27. Batas minimal harta yang dimiliki oleh seseorang terhadap kewajiban zakat disebut …. a. Haul b. Nasab c. Nisab d. hisab 28. Zakat harta benda hukumnya wajib bagi …. a. Orang yang hartanya banyak b. Orang islam yang hartanya sudah mencapai nisab c. Konglomerat d. Orang kaya 29. Orang yang berhak menerima zakat dijelaskan oleh Allah di dalam Al-Qur’an surat …. a. At Taubah ayat 103 b. At Taubah ayat 30 c. At Taubah ayat 60 d. At Taubah ayat 63 30. Zakat binatang ternak juga disebut zakat …. a. Anam b. Nuqud c. An’am d. tijaroh 31. Zakat fitrah dikeluarkan pada waktu …. a. Hari raya Idul Fitri b. Hari raya Idul Adha c. Awal Ramadhan sampai hari raya Idul Fitri d. Bulan Ramadhan 32. Mulai diwajibkan zakat adalah … a. Tahun ke-1 Hijriyah b. Tahun ke-2 Hijriyah c. Tahun ke-3 Hijriyah d. Tahun ke-4 Hijriyah 33. Harta temuan zakatnya sebesar … a. 5 %
b. 6% c. 10% d. 20% 34. Berikut ini yang bukan merupakan akibat dari tidak mau mengeluarkan zakat mal adalah … a. Hartanya tidak suci b. Tergolong kufur nikmat c. Puasanya tidak diterima Allah Swt. d. Hartanya tidak berkah 35. Bagian dari harta seseorang atau badan hukum setelah mencapai jumlah minimal tertentu dan setelah dimiliki selama jangka waktu tertentu pula merupakan pengertian dari … a. Zakat fitrah b. Zakat harta rikaz c. Zakat mal d. Sedekah 36. Zakat mal merupakan zakat yang dikeluarkan untuk membersihkan atau menyucikan … a. Harta b. Jiwa c. Dosa d. Raga 37. Di antara orang yang berhak menerima zakat adalah gharim, maksudnya adalah orang yang … a. Baru masuk Islam b. Penghasilannya tidak cukup c. Banyak utangnya d. Hidup serba kekurangan 38. Perintah Allah Swt. di dalam Al-Qur’an yang selalu beriringan dengan perintah shalat adalah … a. Puasa b. Haji c. Berwudhu d. Zakat 39. Zakat harta perniagaan dikeluarkan berdasarkan jumlah keuntungan bersih yang dimiliki selama 1 tahun, besarnya zakat adalah … a. 2,5% b. 2,7% c. 2% d. 1,5%
40. Hukum membayar zakat bagi orang yang mencukupi syarat-syaratnya adalah … a. Fardu’ain b. Haram c. Fardu kifayah d. Mubah 41. Yang bukan termasuk zakat mal adalah … a. Emas b. Perak c. Hasil tambang d. Uang 42. Setiap harta kepemilikan jika sudah mencapai nisabnya wajib dikeluarkan zakatnya. Adapun emas jika telah mencapai nisab zakatnya adalah … a. 2,5% b. 5% c. 10% d. 20% 43. Suatu batas minimal harta kekayaan yang dimiliki oleh seseorang, sehingga berkewajiban mengeluarkan zakatnya disebut … a. Rukun zakat b. Aturan zakat c. Kaifiyat zakat d. Nisab zakat 44. Harta yang wajib dizakati ialah harta … a. Rampasan b. Karun c. Gono gini d. Mencapai nisab 45. Haul zakat emas dan perak adalah … a. 12 bulan b. 10 bulan c. 8 bulan d. 5 bulan
Kunci jawaban soal Pree Test dan Post Tes 1. B 2. D 3. C 4. D 5. D 6. C 7. B 8. C 9. D 10. D 11. A 12. A 13. A 14. A 15. B 16. A 17. A 18. A 19. D 20. A 21. B 22. D 23. B 24. D 25. A 26. D 27. C 28. B 29. C 30. C 31. C 32. B 33. A 34. C 35. C 36. A 37. C 38. D 39. C 40. A 41. D 42. A 43. D 44. D 45. A
Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I
Tujuan : 1. Dapat menjelaskan pengertian zakat dan menyabutkan dalilnya 2. Dapat menjelaskan ketentuan zakat
Kelompok : Nama
: 1. ……………. 2……………... 3………………
Jawablah pertanyaan - -pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. Tuliskan dalil beserta artinya yang berkaitan dengan zakat fitrah! Jawab : ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 2. Jelaskan perbedaan antara fakir dan miskin! Fakir
Miskin
3. Berikan penjelasan mengenai ketentuan zakat ! Jawab : ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Tujuan : 1. Dapat menjelaskan pengertian zakat maal dan menyabutkan dalilnya 2. Dapat menghitung zakat harta yang wajib dikeluarkan Kelompok : Nama
: 1. ……………. 2……………... 3………………
Jawablah pertanyaan - -pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. Tuliskan kembali Q.S. at Taubah:60 beserta artinya dan jelaskan isi kandungan ayat tersebut! Jawab : ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 2. Berikan penjelasan mengenai ketentuan zakat maal! Jawab : ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 3. Sebutkan 6 macam harta yang wajib dizakati, lengkap dengan besar nisabnya dan haulnya serta besar zakat pada masing – masing harta! Kerjakan pada table dibawah ini! No. 1 2 3 4 5 6
Harta yang wajib dizakati
Nisab
Haul
Besarnya
Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II
Tujuan : 1. Dapat menyebutkan orang yang berhak menerima zakat 2. Dapat menjelaskan syarat harta yang wajib dizakati Kelompok : Nama
: 1. ……………. 2……………... 3………………
Jawablah pertanyaan - -pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Sebutkan orang yang berhak menerima (mustahiq) zakat ! Jawab : ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 2. Sebutkan macam-macam harta yang wajib dizakati! Jawab : ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 3. Jelaskan syarat harta yang wajib dizakati! Jawab : ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus III
Tujuan : 1. Dapat menghitung zakat harta 2. Dapat menjelaskan perbedaan zakat fitrah dan zakat maal 3. Dapat menjelaskan hikmah dari zakat Kelompok : Nama
: 1. ……………. 2……………... 3………………
Jawablah pertanyaan - -pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. Pak Yana memiliki perusahaan furniture, pada tutup buku per Januari 2012 dengan keadaan meubel yang belum terjual 10 set dengan harga Rp. 40.000.000, uang tunai Rp. 20.000.000, Piutang Rp. 2.000.000, Utang dan Pajak Rp. 2.000.000, berapakah besarnya zakat yang harus dikeluarkan oleh Pak Yana! Jawab: ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 2. Sebutkan perbedaan zakat fitrah dan zakat maal! Jawab: ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………....
3. Jelaskan akibat orang yang tidak mau mengeluarkan zakat! Jawab: ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….... 4. Sebutkan hikmah diperintahkan zakat! Jawab : ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………....
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Wawancara dilaksanakan pada : Hari/Tanggal
: Kamis, 06 November 2012
Responden
: Guru Fikih
Nama Sekolah
: Mts. An-Nizhamiyyah
Tujuan Wawancara : mengidentifikasi kondisi awal proses pembelajaran Fiqh pada kelas yang akan diteliti
Daftar pertanyaan wawancara guru sebelum tindakan: 1. Apakah siswa memperhatikan materi yang Anda sampaikan saat belajar Fiqh? 2. Apakah upaya yang anda lakukan untuk mengatasi siswa yang tidak memperhatikan materi yang anda sampaikan? 3. Apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang anda sampaikan? 4. Apakah selama ini siswa mengalami kesulitan belajar? 5. Bagaimana cara anda mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa? 6. Apakah dalam setiap pembelajaran siswa menunjukkan keaktifan dan kesenangannya pada pelajaran Fiqh? 7. Berapa persen siswa yang aktif dalam kelas? 8. Apakah siswa serimg mengeluh tentang pelajaran fikih? 9. Hal apa saja yang sering dikeluhkan oleh siswa? 10. Apa tanggapan anda terhadap keluhan tersebut? 11. Metode apa saja yang sering anda gunakan pada pembelajaran Fikih? 12. Apakah metode Problem Based Learning (PBL)mpernah bapak terapka pada pembelajaran Fiqh?
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
Wawancara dilaksanakan pada: Hari/ Tanggal
: Kamis, 06 November 2012
Responden
: Siswa
Nama Sekolah
: Mts. An-Nizhamiyyah
Tujuan Wawancara
: Mengidentifikasi kondisi awal siswa dalam belajar Fiqh
Daftar pertanyaan wawancara siswa sebelum tindakan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Apa yang kamu rasakan saat belajar Fiqh? Apa yang menyababkan kamu senang atau tidak senang dalam belajar Fiqh? Apakah saat belajar Fiqh kamu dapat berkonsentrasi dengan baik? Bagaimana perasaan kamu bila mendapat nilai buruk pada pelajaran Fiqh? Bagaimana sikap kamu saat mengerjakan soal Fiqh yang kamu anggap sulit? Apakah menurut kamu pelajaran Fiqh penting untuk dipelajari? Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar Fiqh? Pembelajaran seperti apa yang lebih kamu sukai, ceramah, diskusi kelompok atau yang lain? Mengapa?
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Wawancara dilaksanakan pada: Hati/tanggal
: Selasa, 23 Oktober 2012
Responden
: Guru Fikih
Nama Sekolah
: Mts. An-Nizhamiyyah
Tujuan Wawancara : Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada setelah tindakan dalam meningkatkan efektivitas belajar Fiqh siswa
Daftar wawancara guru setelah tindakan : 1. Apakah menurut Anda penggunaan model pembelajaran PBL ini cocok diterapkan pada pembelajaran Fiqh? 2. Materi apa yang paling cocok diterapkan pada pembelajaran Fiqh dengan model pembelajaran PBL ini? 3. Apakah ada kemungkinan anda menerapkan model PBL ini dikelas yang anda ajarkan? 4. Berdasarkan pengamatan yang anda lakukan apakah terdapat kemajuan dalam belajar Fiqh siswa setelah dilakukan model pembelajaran PBL ini? 5. Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama Anda melakukan pengamatan? 6. Bagaimana menurut Anda tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran Fiqh? 7. Apakah ada keluhan dari siswa tentang model pembelajaran PBL ini? 8. Apakah siswa terlihat menyukai model pembelajaran PBL ini? 9. Apa saja kekurangan dan kelebihan pada penerapan model pembelajaran PBL ini? 10. Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan ini?
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
Wawancara dilaksanakan pada : Hari/ Tanggal
: Selasa, 23 Oktober 2012
Responden
: Siswa
Nama sekolah
: Mts. An-Nizhamiyyah
Tujuan Wawancara : Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada setelah tindakan dalam meningkatkan efektivitas belajar Fiqh siswa
Daftar pertanyaan wawancara siswa setelah tindakan: 1. Apakah kamu menyukai pembelajaran Fiqh dengan menggunakan model PBL ini? 2. Apa yang kamu rasakan saat belajar Fiqh dengan menggunakan model PBL? 3. Metode manakah yang lebih kamu sukai, pembelajaran seperti ceramah dan diskusi kelompok atau pembelajaran model PBL? Mengapa? 4. Bagian mana yang kamu sukai atau tidak kamu sukai dari PBL ini? 5. Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar Fiqh dengan menggunakan model PBL ini? 6. Adakah kemajuan yang kamu rasakan setelah belajar dengan menggunakan model PBL ini? 7. Apakah kamu menjadi lebih sulit memahami pelajaran dengan menggunakan model PBL ini? 8. Apakah dalam setiap tugas kelompok kamu aktif? 9. Apakah dalam turnamen kamu yakin dapat menjawab soal-soal turnamen yang ada? 10. Apakah model PBL ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari Fiqh?
KUTIPAN HASIL WAWANCARA Hasil wawancara dengan guru sebelum tindakan: Peneliti : apakah siswa memperhatikan materi yang anda sampaikan saat belajar Fiqh? Guru : ada yang memperhatiakan, ada juga yang tidak memperhatiakan terutama siswa laki-laki. Siswa banyak yang tidak memperhatikan kalau pelajaran sudah berlangsung lama. Peneliti : apakah upaya yang anda lakukan untuk mengatasi siswa yang tidak memperhatikan materi yang anda sampaikan? Guru : saya tegur Peneiliti : apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang anda sampaikan? Guru : tidak, dalam setiap pertemuan hanya 2-3 orang siswa yang bertanya. Peneliti : apakah selama ini siswa mengalami kesulitan belajar? Guru : ada, tapi hanya beberapa. Peneliti: bagaimana cara anda mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa? Guru : membimbing siswa yang bertanya dan sering memberikan tugas rumah agar siswa terbiasa mengerjakan soal. Peneliti: apakah dalam setiap pembelajaran siswa menunjukkan keaktifan dan kesenangannya pada pelajaranFiqh? Guru : kurang Peneliti : berapa persen siswa yang aktif dalam kelas? Guru : hanya sekitar 20 % Peneliti : apakah siswa sering mengeluh tentang pelajaran Fiqh? Guru : ada beberapa siswa yang mengeluh Peneliti : hal apa saja yang sering dikeluhkan oleh siswa? Guru : materi yang tidak dipahaminya dan soal yang terlalu sulit. Peneliti : apa tanggapan anda terhadap keluhan siswa tersebut?
Guru : saya menyarankan mereka untuk rajin belajar dan bertanya jika mengalami kesulitan. Peneliti : metode apa saja yang sering anda gunakan saat pembelajaran Fiqh? Guru : ceramah dan penugasan Peneliti : apakah anda pernah mencoba menerapkan model pembelajara problem based learning? Guru : belum pernah
KUTIPAN HASIL WAWANCARA Hasil wawancara dengan siswa sebelum tindakan: Peneliti : apa yang kamu rasakan saat belajar Fiqh? S 2: biasa aja S3: seru bu S5: ya awal-awalnya ngantuk tapi lama-lama ga S6: happy-happy aja bu Peneliti : apa yang menyebabkan kamu senang atau tidak senang dalam belajar Fiqh? S5: karena saya tidak suka kalau ketemu soal-soal itungan, kalo Cuma hapalan baru saya suka S7: tergantung gurunya bu, kalo gurunya humoris dan bisa bikin ketawa jadi ga ngantuk S8: kalo gurunya suaranya kencang dan semangat jadi siswanya ikut terbawa semangat S9: tergantung gurunya juga bu, kalo gurunya bikin ngantuk, ngomongnya lama ya ngantuk, tapi kalo gurunya seru dan bisa bikin siswanya untuk belajar ya jadi seru dan asik, tapi kalo gurunya hanya teori-teori aja itu bikin ngantuk dan ga semangat. Peneliti: apakah saat belajar Fiqh kamu dapat berkonsentrasi dengan baik? S2: ga bisa, saya jarang bisa konsentrasi dalam pelajaran apapun S3: bisa konsen bisa gab u, kalo lagi ngantuk g bisa konsen S5: bisa-bisa aja, kalo dijelasin berulang-ulang bisa ngerti, tap kalo berbeli-belit ga ngerti S8: bisa tapi tergantung materinya Peneliti : bagaimana perasaan kamu bila mendapat nilai buruk pada pelajaran Fiqh? S4: kalo saya dapat nilai buruk akan saya coba lagi dan usaha lagi untuk terus belajar dapat nilai bagus S3: ga papa bu, lebih baik jelek tapi hasil sendiri dari pada bagus tapi hasil nyontek S6: saya pengennya dapat nilai bagus, apa lagi kalo banyak temen-temen yang nilainya bagus
S7: sakit hati, apa lagi kalo ada yang nyontek tapi nilainya lebih besar, saya kecewa banget Peneliti: bagaimana sikap kamu saat mengerjakan soal Fiqh yang kamu anggap sulit? S2: cari tahu caranya sampai dapat S6: saya browsing di internet bu biar lebih paham S5: kadang-kadang pusing, jadi males S1: minta penjelasan guru sampai ngerti Peneliti : apakah menurut kamu pelajaran Fiqh penting untuk dipelajari? S6: penting, karena kalo ga belajar g lulus S5: penting S1: penting bu, S9: penting, karena kalo g penting kenapa da pelajarannya Peneliti : pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam pembelajaran Fiqh? S4:diterangin terus guru nanya kesiswa sudah paham atau belum S6: santai-santai aja dan jangan terlalu tegang S1: santai-santai aja, ga banyak teori, maunya yang membuat siswa aktif S9: ada permainannya Peneliti: pemebelajaran seperti apa yang lebih kamu sukai, ceramah, diskusi kelompok atau yang lain? Mengapa? S2: permainan, karena seru S4: permainan, karena bikin semua siswa jadi aktif S7: permaian, dan yang snatai-santai aja, bikin siswa-siswanya aktif, saya juga suka kalau materinya dijelasin berulang-ulang jadi bikin paham S8: kalo ceramah kebanyakan teori, jadi siswa ga paham, kalo diskusi pasti ada teman yang g seriua belajar
KUTIPAN HASIL WAWANCARA Hasil wawancara dengan guru setelah tindakan: Peneliti : apakah menurut anda penggunana model pembelajaran Problem Based Leraning ini cocok diterapkan pada pembelajaran Fiqh? Guru : cocok, banyaj terlihat kemajuan dari siswa dalam belajar Fiqh Peneliti: materi apa yang paling cocok diterapkan pada pembelajaran Fiqh dengan model pembelajaran PBL? Guru : sepertinya semua materi dapat diterapkan ada metude ini Peneliti: apakah ada kemungkinan anda menerapkan model PBL ini dikelas yang anda ajarkan? Guru : mungkin Peneliti : berdsarkan pengamatan yang anda lakukan apakah terdapat kemajuan dalam belajar Fiqh siswa setelah dilakukan model pembelajaran PBL ini? Guru : banyak Peneliti: apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama anda melakukan pengamatan? Guru: siswa terlihat semangat dalam belajar, sebagian siswa aktif bertanya, perhatian siswa dalam belajar semakin baik, dan siswa mengerjakan tugas dengan baik Peneliti : bagaimana menurut anda tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran Fiqh? Guru : semakin baik Peneliti : apakah ada keluhan dari siswa tentang model pembelajarn PBL ini? Guru : sejauh ini belum ada keluhan dari siswa Peneliti : apakah siswa terlihat menyukai model pembelajaran PBL ini? Guru : iya, siswa terlihat sangat menyukai metode ini Peneliti: apa saja kekurangan dan kelebihan pada penerapan meodel pembelajaran PBL ini? Guru : kekurangnnya adalah kurang membimbing siswa secara merata, kelebihannya siswa terlihat merasa senag, siswa mulai mengerjakan soal-soal dengan baik, semangat
siswa dalam belajar bertambah dibandingkan sebelum dilakukan model pembelajaran PBL Peneliti : bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan ini? Guru : sebaiknya peneliti tidak hanya membimbing siswa yang bertanya saja tapi kepada seluruh siswa.
KUTIPAN HASIL WAWANCARA Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan : Peneliti : apakah kamu menyukai pembelajaran Fiqh dengan menggunakan model PBL ini? Mengapa? S2: suka, karena memotivasi siswa untuk lebih aktif S1: suka, karena kita dituntut untuk aktif S3: iya S6: iya Peneliti : apa yang kamu rasakan saat belajar Fiqh dengan menggunakan model PBl? S5: seneng S1; bagus dan ga bikin bosen S6: seneng banget S9: seneng dan ga bikin ngantuk Peneliti : metode manakah yang kamu sukai, pembelajaran seperti biasa atau model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? S2: PBL dan ceramah S4: PBL S6: PBL S9: PBL Peneliti: perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar fiqh dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? S5: lebih asyik dalam belajarnya S6: saya lebih rajin ngerjain tugas S8: saya lebih aktif dalam belajar Peneliti : adakah kemajuan yang kamu rasakan setelah belajar dengan menggunakan model PBL ini? S4: ada
S6: ada S7: ada Peneliti : apakah kamu menjadi lebih sulit memahami pelajaran dengan menggunakan model PBL ini? S3: tidak S6: tidak S8: tidak Peneliti : apakah dalam setiap tugas kelompok kamu aktif? S2: iya S4: kadang-kadang S5: saya aktif Peneliti: apakah kamu aktif dalam menjawab masalah yang terdapat di LKS? S3: iya S5: iya S8: iya Peneliti : apakah model PBL ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari Fiqh? S3: iya S4:iya S5: iya Peneliti : menurut kamu apakah model pembelajaran Problem based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar kamu? S4: iya S8: iya S5: iya
Foto-foto Kegiatan Pembelajaran
DAFTAR HADIR SISWA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN MTs. AN-NIZHAMIYYAH CILEUNGSI Mata Pelajaran : Fiqh Kelas : VIII No.
Semester Tahun Pelajaran
Nama Siswa 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
2
Pertemuan ke 3 4
: Ganjil : 2012 / 2013 Keterangan
5
6
Adam Lazuardy R Ade Muhidin Ahmad Ardi Pratama Aldira Novalita Alfiansyah Ana Soparina Yasrifa Anita Siti Pamira Aprilyanti Aulia Mahmudah Chaerunnisa Erika Oktarizkia Etin Maryati Faira Nastiara Fariha Syakur Feri Permadi Fikri Zulfikar Ababil Hendang Irawan Lisda Herlina Lukmanul Hakim M. Ichsan Dzajuli Natasya Noval Nurcahya Rahma Maulana Rifki Faudila Sinta Rahmawati Siti Masitoh Syahrul Maulana Wahyu Rahmatullah Yahman Suryaman Yandi Novarizal Cileungsi, 31 Oktober 2012
Mengetahui, Kepala Madrasah
Peneliti
Drs, Uyun Robaniyun, MM
Ismawati
Nama-nama Kelompok Belajar Fiqh Pada Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di kelas VIII MTs. AN-Nizhamiyyah Cileungsi Bogor
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Adam Lazuardy R
Aldira Novalita
Chaerunnisa
Ahmad Ardi P
Ana Soparina Yasri
Erika Oktarizkia
Ade Muhidin
Anita Siti Pamira
Etin Maryati
Alfiansyah
Aprilyanti
Faira Nastiara
Feri Permadi
Aulia Mahmudah
Fariha Syakur
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Fikri Zulfikar Ababil
Lisda Herlina
Rahma Maulana
Hendang Irawan
Natasya
Rifki Faudilah
Lukmanul Hakim
Sinta Rahmawati
Syahrul Maulana
M. Ichsan Dzajuli
Siti Masitoh
Wahyu R.
Noval Nurcahya
Yandi Novarizal
Yahman S.
Uji Referensi Nama Nim Jurusan Judul Skripsi
No
Nama Buku dan Halaman BAB I
BAB II
BAB III
Paraf Dosen Pembimbing
Lembar Observasi Guru Pada KBM
Nama Guru
:
Semester/kelas :
Mata Pelajaran :
Materi
:
Pertemuan Ke- :
Siklus
:
Tujuan
: Sebagai evaluasi terhadap guru dalam proses pembelajaran Fiqh dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Petunjuk
: Beri tanda cheklis (√) pada kolom yang sesuai menurut anda!
No.
Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Merumuskan tujuan pembelajaran Memilih metode yang tepat Memilih media yang tepat Menyusun alat evaluasi/penilaian Membuka pelajaran Memotivasi siswa Menjelaskan materi Penguasaan materi Menuntun siswa dalam mengerjakan LKS Penguasaan kelas Penggunaan model pembelajaran PBL: a. Membuat masalah pada LKS b. Membentuk siswa kedalam kelompok c. Mengarahkan siswa dalam diskusi kelompok d. Mengarahkan siswa agar dapat memecahkan masalah pada LKS Menutup oengajaran
10 11
12 Jumlah Skor total
1
Penilaian 2 3
4
Komentar
Saran – saran : ………………………………………………............................................. ……………………………………………………………………………. ....................................................................................................................
Keterangan Skala Penilaian : 1. 2. 3. 4.
Kurang Cukup Baik Sangat baik
Pengamat
Guru Kolaborator
!
/1 .Q-.
KEMENTERIAN AGAMA UINKJAKARTA
lgy-lJ
t,.',.
i.)*ro" ,o ss ciputat
Tgl. No.
: FITK-FR-AKD-O82 Terbit : 1 Maret 2010 . Revisi: : 01
Hal
1t1
No.
FORM (FR)
1s412 tndonesia
Dokumen
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01/F. 1 /KM.01 .et.l.?%bZOtZ Lamp. : Outline/Proposal : Permohonan lzin Penelitian
Jakarta, 23 Juli 2012
Hal
Kepada Yth. Kepala MTs. An-Nizhamiyyah
Di Tempat
Assalam u' al a i ku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
:ISMAWATI
NIM
:
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam(PAI)
Semester
: IX (Sembilan)
10801 1000097
JudulSkripsi : "EFEKTMTAS PELAKSAI{AAN PEMBELAJARAN rIeH IIELALLfi MCDEL PEh{BELAJARAiII PROBLEM BASED LEARNII,{G UNTIJK MENINGKATKAN HASIL RELAJAR SISWA'. adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset)
di
instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk
itu kami
mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut
melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassal am u' al aiku m wr.wb.
a.n. Dekan Kai
ikan Agama Islam
lln,
.Ag
9680307 r99803 Tembusan: Dekan FITK Pembantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswa yang bersangkutan
1. 2. 3.
I
002
YAYASAN PERGURUAN ISL/UI AN.NIZIIAMTTYAH
MADRASAH TSANAWIYAH AN-NIZHAMIWAH CILETJNGSI TERAKREDITASI B NSM : L2L.2.}2.O1.OO6O NPSN z 2023O773 SK. KAI{WIt DEPAG PROP JAWA BARAT I{OMOR : B/Kw.10.4/MTS./O3IO4OI2AO6 Akte lYotarls : No. 22 Tanggal : 23 Januart 1964 Sekretariat : Jl. Pahlawan No. 8 Cileungsi-Bogor Kode Pos 16820 Telp. 1021) 823 4475
SUR4,T KETERANGAN PENELITIAN Nomor : MTs. i/S.2.0601PP.005 l254lxll 2012
Yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala Madrasah Tsanawiyah An-Nizhamiyyah Cileungsi,
sesuai dengan surat permohonan Un.
0
1
/F.
l/KM
izin penelitian dari FITK UIN
.01.3 I l2g 6 I 2012 Menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa
Nama Tempat, tgl,lahir NIM
:
Jakaria dengan Nomor: :
ISMAWATI
: Bogor, 12 Maret 1989
: 108011000097
Program Pendidikan : Sl
Jurusan Semester Sejak
: Pendidikan Agama Islam (PAD ;
IX (sembilan)
tanggal 01 September 2012 sampai dengan 30 Oktober
Penelitian dalam rangka penulisan skripsi yang berjudul
"
2012 telah melaksanakan'tugas
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN FIQIH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING LJNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA" pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAD Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.
Demikian surat keterangan
ini
dibuat, untuk dipergunakan oleh yang bersangkutan sebagaimana
mestinya.
:Cileungsi, 8 Nopember 2012 .q.,,' Ii,::.'
,, lr'f ii ., I.r
lz^.^^'l'xl;l\if^l-^^^L
,,
1.,.
(\,/.q !., f_
'-.".. 1....._-".\fq,(i: - Yto': ii r"r'r'.'..1 :/ yi l' t' /t".,Y i' W ili..:.r.,r,'lr ii,'i..,', l.:i'.:tlr r,lt':l\ i
t1
\i'i::;:_*_-rlr.*;,'
Mafrasafr (sanawiyafr (*{.ts)fln-Sfa6mt$JartAbargsi
PERANGKAT PEMBELAJARAN STAI{DAB KOTPETEiIS| IULUSAII (8KL}, STAilnAR KOTPETEITST
(sK)
9Alr KOlrPETErfSf DASaR (KD)
Mata Pelajaran : FIQIH $atuan Pendidikan: Madrasah Tsanawiyah I MTs Kelas/Semeeter : Mls/d lW1-2
Guru
Nama : Dre. UYUN ROBAiIIYUI{, NIP/NIK : 4537.7436..M11.CI072 Nama Madrasah : MTs.An-Nizhamiyyafr
ill.ll
KURtKULUit Ttt{cKAT SATUAI,| pENDtDtKAll (Kr$p]
SKL-SICKD
*l ata Qefai aran tFi4ifr *t |fs An-9,{izframiw nfi Cifcwgsi
%.a{rns afr ts anawi a fr ( frt,Ts) An-lfafrani11 afr ei{eung si
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL), STANDAR KOMPETCNST
(sK) DAN KOIi'PETENSI DASAR (KD) MATA PELAJARAN FIQIH MADRASAH TSANAWIYAH / MTs A. Latar Belakang Dengan munculnya berbagai perubahan yang sangat cepat pada hampir semua aspek dan perkembangan paradigma baru dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat, maka perlu dikembangkan kurikulum Fikih Madrasah Tsanawiyah (MTs) secara nasional, yaitu kurikulum yang ditandai dengan ciri-ciri , antara lain : 1. Lebih menitikberatkan pencapaian target kompetensi (attainmenf fargefg dari pada penguasaan materi; 2. Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia; 3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
Kurkulum dimaksud, kurikulum yang hanya berisi tentang standar kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Adapun tentang indikator, kegiatan pembelajaran, sumber dan alat pembelajaran dan metode pembelajaran diserahkan kepada madrasah untuk mengembangkannya sesuai dengan situasidan kondisidimana madrasah itu berada.
Pembelajaran Fikih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum lslam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikankan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syarfat lslam secara kaffah (sempurna). Pengembangan lsi kurikulum Fikih di madrasah Tsanawiyah (MTs) merupakan kelanjutan dari kurikulum di Ml, beberapa isi kurikulum menupakan perluasan dan pendalaman dari kurikulum sebelumnya. Dalam hal ini pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaian sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, sehingga peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan tersebut. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar merupakan kurikulum hasil refleksi, pemikiran dan pengkajian dari kurikulum yang telah berlaku sebelumnya. Kurikilum baru ini diharapkan dapat membantu mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan di masa depan. Standar kornpetensi dan kompetensi dasar diirahkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam kondisi yang penuh dengan berbagai perubahan. persaingan. ketidakpastian dan kerumitan Oitam kehidupan. Kurikulum ini diciptakan untuk menghasilkan out put yang kompeten, cerdas dalam membangun integritas sosial, serta mewujudkan karakter nasi.opal. Dalarn implementasi Standar Kornpetensi dan Kompetensfi Dasar, telah dilakukan berbagaistudiyang mengarahkan pada peningkatan efisiensi dan efektivitas layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan. Sebagai
SKI-9I(:KD *|,atu rPe[aiaan giqifr fults fln-Nizfiamiyy
afr
(ifeungri
2
n4.a[rasafr tsanawiyafr ( tuI{s) An-hlizframi1ryafr eifeungsi
salah satu bentuk efisiensi dan efektivitas implementa$i kurikulum dikembangkan berbagai model implementasi kurikulum.
Dalam konteks Madrasah, agar lulusan memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif, maka kurikulum Madrasah perlu dikembangkan dengan pendekatan berbasis kompetensi. Hal ini dilakukan agar Madrasah secara kelembagaan dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasri, ilmu pengetahuan, teknotogi dan seni, serta tuntutan desentrafisasi. Dengan cara seperti itu, Madrasah tidak akan kehilangan relevansi program pembelajaran. Selanjutnya, basis kompetensi yang dikembangkan di Madrasah harus menjamin pertumbuhan keimanan dan ketakwaan kepada Allah penguasaan keterampilan hidup, penguasaan kemampuan akademik, seni dan pengembangan kepribadian yang paripurna. Dengan pertimbangan ini, maka disusun kurikulum nasional Pendidikan Agama Madrasah yang berbasiis kompetensi yang mencerminkan kebutuhan keberagamaan peserta didik di Madrasah secara nasional. Standar ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum Fikih di Madrasah sesuai dengan kebutuhan daerah/Madrasah.
swr,
di
E. TUJUAN Pembelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: (1) mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum lslam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubunrgan manusia dengan Allah yang diatur dalam Fikih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam Fikih muammalah. (2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum lslam dengan benar dalam melaksanakan ibaflah kepada kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum lslam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial. C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan pengaturan hukum lslam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah Swt dan hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi : a. Aspek Fikih lbadah melipuiti : ketentuan dan tatacara thaharah, shalat fardlu, shalat sunnah, dan shalat dalam keadaan dlorurat, sujud, adzan dan iqomah, berdzikir dan berdo'a setelah shalat puasa, zakat, hajf dan urnrah, qurban dan aqiqah, makanan, perawatan jenazah dan ziarah kubur) b. Aspek Fikih Muamalah melipuiti : ketentuan dan hukum jual beli, qiradh;. riba, piniam meminiam, utang piutang, gadaidan borg serta upah ' D. SKL Memahami ketentuan hukum lsldm yang berkaitan dengan ibadah mahdloh dan muammalah serta dapat mempraktekkan dengan benar dalam kehidupan seharihari E. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
SKI-SK-KO *Lat a
% adras afr {s anaw\ afr ( totts)
An-t liz framiyy afi eikungsi
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI MAPEL FIQIH
1.
DASAR '
FIKIH
a. Kelas
Vll, Semester
I
STANDAR KON'PETENSI
1.
Mefaksanakan ketentuan taharah (bersuci)
KOMPETENSI DASAR
1.1
Menjelaskan macam-macam najis dan tatacara taharahnya ( bersucinya ) 1.2 Menjelaskan hadas kecil dan tatacara taharahnya 1.3 Menjelaskan hadas besar dan tatacara taharahnya 1.4 Mempraktikkan bersucidari najis dan hadas
2.
Melaksanakan tatacara salat fardu dan sujud sahwi
2.1 Menjelaskan tatacara salat lima waktu 2.2 Menghafal bacaan-bacaan salat lima waktu 2.3 Menjefaskan ketenrtuan waktu safat fima waktu 2.4 Menjelaskan ketentuan sujud sahwi 2.5 Mempraktikkan salat lima waktu dan sujud sahwi
3.
Melaksanakan tatiacara azan, iqamah,salat jamaah
3.1 Menjelaskan ketentuan azan dan iqamah 3.2 Menjelaskan ketentuan salat berjamaah 3.3 Menjelaskan ketentuan makmum masbuk
,
3.4 Menjelaskan cara nrengingatkan imam yang 3.5
lupa Menjelaskan cara rnengingatkan imam yang batal
3.6 Mempraktikkan azan, iqamah, dan jamaah
4.
Melaksanakan tatacara
bezikir dan berdoa setelah salat
salat
4.1
Menjelaskan tatacara beaikir dan.berdoa setelah salat 4.2 Menghafalkan baca,an zikir dan doa setelah salat 'Mempraktikkan 4.3 zikir dan doa
b.Kelas Vll, Semester 2 STANDAR KOMPETENSI
SKL-SK-KCI *LataQefaiaran
KOIiPETENSI DASAR
g4irt 9il:As.An-gtizfraffiiryefr
Citemnsi
4
gl adras afr ts anaw$afr
STANDAR KOi'PETENSI 5. Melaltsanakan tatacara salat wajib selain salat tima waktu
( gt tts) An-htiz
fidftW dfi Cifetmgri
KOMPETENSI DASAR
5.1. Menjelaskan ketentuan salat
dan
khutbah Jumat
5.2- Mempraktikkan khutbah dan
5.3. 5.4. 5.5.
salat Jumat Menjelaskan ketentuan salat jenazah Menghafal bacaan-bacaan shalat jenazah Mempraktikkan salat jenazah
6.1. Menjetaskan
Melaksanakan tatacara salat jama', qhasar, dan jama'qasar serta salat dalam keadaan darurat
ketentuan shalat jama', gashardan jtama' qashar 6-2. Mempraktikkan salat jama', qashar dan jama'gashar 6.3. Menjelaskan ketentuan salat dalam keadaan darurat ketika sedang sakit dan dj kendaraan 6.4. Mempraktikkan salat dalam keadaan
darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan
7.
Melaksanakantatacara salat sunnah muakkad dan ghairu muakkad
7.1. Menjelaskan ketentuan shalat sunnah muakkad
7.2. Menjelaskan macam-macam 7.3. 7.4. 7.5. 7
-6-
salat sunnah muakkad Mempraktikkan salat sunnah muakkad Menjelaskan ketentuan salat sunnah ghairu muakkad Menjelaskan macam-macam salat sunnah ghairu muakkad Mempraktikkan satat sunnah ghairu muakkad
c. Kelas Vlll, Semester 1 STANDAR KOMPETENSI 1. Melaksanakan tata cara sujud di luar salat
KOMPETENSI DASAR 1.1 Menjelaskan ketentuan sujud syukur dan tilawah 1.2 $lempraktikkan sujud syukur dan tilawah 2. Mefaksanakan tatacara 2.1 Menjelaskan ketentuan puasa puasa 2.2 Menjelaskan macam-macam puasa 3. Melaksa nakan tataca ra zakat 3.1 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah dan zakat maal 3.2 Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat 3.3 Mempraktikkarn pelaksanaan zakat fitrah dan maal
SKL-WKA
h{.auQefaidran
riqifr
1ytAs
An-$fizfrmiyyafi
AboAtt
s
*{.adras afr {s anawiyafr ( tul:,ls) }n-t{iz freffiiy a$ Ci{atngsi
d.Kelas Vlll, Semester 2 STANDAR KOMPETENSI 4. Memahamiketentuan pengeluaran harta di luar zakat
KOMPETENSI DASAR 4.1 $Ienjelaskanketentuan-ketentuan shadaqah, hibah dan hadiah 4.2 Mempraktikkan sedekah, hibah dan hadiah Memahami hukum lslam 5.1 Menjelaskan ketentuan ibadah haji dan umrah tentang hajidan umrah 5.2 Menjelaskan maoam-macam haji 5.3 Mempraktikkan tatacara ibadah haji dan umrah 6.1. Menjelaskan jenis-jenis makanan dan Memahami hukum lslam minuman halal tentang makanan dan minuman 6.2. Menielaskan manfaatmengkonsumsi makanan dan minuman halal 6.3. Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman haram 6.4. Menjelaskanbahayannya mengkonsumsi makanan dan minuman haram 6.5. Menjelaskan jenis-jenis binatang yang halaldan haram dimakan
Kelas lX, Semester I STANDAR KOMPETENSI 1- Memahami tata cara penyembelihan, kurban, dan akikah
e.
KOMPETENSI DASAR 1.1 Menielaskan ketentuan penyembelihan binatang
1.2 Menjelaskan ketentuan kurban f
2.
Memahami tentang muamalah
.3 Menjelaskan ketrentuan akikah 1-4 Mempraktikkan tatacara kurban dan
2.1 2.2 2.3 2.4
akikah Menjelaskan ketentuan jual beli Menjelaskan ketentuan qiradh Menjelaskan jenis-jenis riba Mendemonstrasikanketentuan pelaksanaan jual beli, qiradh, dan riba
Kelas lX, Semester 2 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Memahami muamalah di luar 3.1 Menjelaskan ketentuan pinjam meminjam iual beli 3.2 Menjelaskan ketentuan utang piutang, gadai, dan borg 3.3 Menjelaskan ketenfuan upah
3.
SKL-SK-K(D It'Lata
tPefai aran
Eiqifi *{.(s An-T,liz framiyy afi Afwnn si
%.adrasafi. ts anaw$ dfi ( tut(t) -n"-tfiz franriyy afr Cifeungsi
3.4
4.
Mendemonstrasikan ketentuan tata cara pelaksanaan pinjam meminjam, utang piutang, gadaidan Dorg serta pemberian upah Melaksanakan tiatacara 4.1 Menjelaskan rketentuan tentang peratvatan jenazah dan ziarah pengurusan jenazah, takziyah dan kubur ziarah kubur 4.2 Menjelaskan ketentuan-ketentuan harta si mayat (waris) 4.3 Mempraktikkan tiatacara pengurusan jenazah
F. Arah Pengembangan Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.
SKI-SK-KD
gvt ata
Qefaiaran
triqifi
%.% An-$tizfiantW afr A.bung sf
7
BIOGRAFI PENULIS
A. IDENTITAS PRIBADI Nama
: ISMAWATI
Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 12 Maret 1989
Agama
: Islam
Bangsa
: Indonesia
Alamat
: Kp. Cibeureum Rt 02/05 Cileungsi Kidul Bogor 16820
B. KETERANGAN KELUARGA Nama Ayah
: Acep Suhendar
Nama Ibu
: Nyai saeni
Nama Kakak
: Rusdiana, SE
C. RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Tamatan SDN Cibeureum, Bogor 2. Tamatan Mts Al – Furqan, Bogor 3. Tamatan MA. An – Nizhamiyyah, Bogor 4. Lulusan S1 Pendidikan Agama Islam
lulusan tahun 2001 lulusan tahun 2004 lulusan tahun 2007 Universitas UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, th 2013
C. RIWAYAT PEKERJAAN 1. Pelatih Pramuka tahun 2007- sekarang 2. Magang selama 4 bulan di MTs Al-Ihsan Pamulang tahun 2012. 3. Guru Pendidikan Agama Islam di SDN. Cibeureum tahun 2013