1
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI Oleh : Diani Heryawan Saputra , Dadang Kurnia2, Nedin Badruzzaman3 1
ABSTRAK Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Dilaksanakan secara kolaboratif dan dua siklus. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Rumpin 02 Kabupaten Bogor dengan menerapkan metode demonstrasi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar yang terdiri dari 27 siswa, dengan komposisi 13 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada siklus pertama memperoleh nilai rata-rata 62 atau 40,7% sedangkan siklus kedua memperoleh nilai rata-rata 80 atau 88,9%. Begitu pula dengan hasil observasi siswa menunjukan adanya peningkatan pada keaktifan, kerjasama, dan ketepatan demonstrasi siswa dengan memperoleh nilai rata-rata pada siklus pertama yaitu 80, sedangkan pada silkus kedua memperoleh nilai rata-rata 89. Penelitian ini berkesimpulan bahwa penerapan Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Rumpin 02 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Selain itu, model pembelajaran ini dapat meningkatkan partisipasi dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kata Kunci : Metode Demonstrasi, IPA, Hasil Belajar
1
Mahasiswa Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan Staf Pengajar Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan 3 Staf Pengajar Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan 2
Program Studi Pendidikan Guru sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013
2
ABSTRACT Decision metode demonstration to lessons science for in crease result study minithesis program study teacher elementrary school faculty of teacher training and education Pakuan Univercity Bogor 2012. Research this with approach action research commissioned jointly and two cycles the main objective of this study was to detemine the improved learning outcomes of natural science subject fifth grade student through the application of methods of demonstration. Subject of this study were fifth grade teacher and student public elementary school distric Rumpin 02 Bogor 27 (twenty seven) student with composition, female student 13 (thirteen) and male student 14 (fourteen). Research conducted in the semester of school year 2012-2013. The result showed that the average value learning out comes in the first cycle gain value 40,7%, while the seconds cycle gain 88,9%. Translated into a increased improved student learning outcomes. As well as observation of the student showed an increase in the activity off cooperation and the provision of demonstration by student scoring in the first cycle of 80 while scoring 89 second cycle. The study conduded that the implementation of the demonstration method can improved the learning outcomes of natural science subject in grade five public elementary school in 02 distric Bogor Rumpin. In addition the implementation method can improved the behavior of student in the learning proces. Keywords : Demonstration method, Science, Study result
PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan alam merupakan salah satu disiplin ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga ilmu pengetahuan alam bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip - prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, sehingga dapat membantu siswa memperoleh pengalaman langsung dan pemahaman untuk mengembangkan kompetensinya agar dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Berdasarkan fakta tersebut, maka diperlukan peran guru sebagai fasilitator untuk membimbing dan mengarahkan siswa dalam proses pendidikan, agar siswa siap menghadapi permasalahan dalam kehidupan yang sebenarnya. Dari beberapa permasalahan yang terjadi di dalam kelas tersebut, ternyata berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru kelas V Sekolah Dasar Negeri Rumpin 02 pada tahun pelajaran 2011/2012, bahwa dari 27 siswa yang berhasil mencapai ketuntasan di atas KKM 65 sebanyak 9 siswa atau sebesar 33,3%. Untuk itu diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran, baik pada kinerja guru maupun hasil belajar siswanya.
Hal ini menuntut guru untuk menemukan alternatif solusi permasalahan tersebut. Guru dapat menerapkan Metode Demonstrasi. Metode Demonstrasi dapat meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar, sehingga siswa dapat lebih fokus dalam belajar. Berdasarkan fakta-fakta di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam, apakah dengan menggunakan Metode Demonstrasi dapat memecahkan masalah tersebut pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi penyebab timbulnya masalah antara lain: 1. Apakah pembelajaran yang disampaikan guru monoton? 2. Apakah media yang digunakan kurang menarik perhatian siswa? 3. Apakah hanya siswa tertentu saja yang aktif dalam diskusi kelas? Sebagaimana yang dikemukakan Sudjana Nana (2009:22) mengemukakan hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan Hamalik Oemar (2011:30) berpendapat bahwa hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada seseorang, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti.
Program Studi Pendidikan Guru sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013
3
Hasil belajar tidak hanya berubahan perilaku saja tetapi termasuk kecakapan dan penghayatan dalam diri siswa pun ikut berubah, sejalan dengan pemikiran Nasution hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. (Nasution, dalam Kunandar, 2008). Sedangkan Mulyono berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap (Mulyono. 2009: 38). Hasil dari suatu proses belajar tidak hanya menghasilkan angka atau nilai semata melainkan perubahan secara keseluruhan, seperti yang dikatakan oleh Suprijono (2009: 7), hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Berdasarkan kajian teoretik di atas dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkahlaku baik dalam pengetahuan maupun keterampilan secara menyeluruh yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar dalam waktu tertentu. Pembelajaran IPA merupakan proses pembelajaran yang berurutan dalam pelaksanaannya yang lebih menekankan pada suatu proses pengamatan yang saling berhubungan satu sama lainya seperti yang dikatakan oleh H.W Fowler (dalam Wahyana, 1992: 1.5), Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Begitupun dengan Abdullah menambahkan (dalam Udin, 2001:74) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimen, penyimpulan, penyususnan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara satu dengan cara yang lain. Kemudian Suriasumantri mengungkapkan (dalam panitia pelaksanaan pendidikan dan latihan profesi guru rayon 10 Jawa Barat, 2009), pada hakekatnya IPA mempelajari dan mencoba mencari penjelasan tentang
berbagai kejadian dengan menggunakan metode ilmiah yang merupakan jembatan antara penjelasan teoritis di alam rasional dengan pembuktian secara empiris. Setiap pembelajaran memiliki tujuan tersendiri begitu pula dengan tujuan pembelajaran IPA seperti yang dikatakan Milner dalam Panitia PLPG (2011: 192) mengungkapkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam memiliki lima tujuan yang dimana dari setiap tujuan itu menekankan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Conten dimention, bertujuan untuk mendorong siswa memahami fakta, konsep, prinsip, dan teori-teori IPA secara umum. 2) Proses dimention, bertujuan untuk melatih siswa agar memiliki tiga kelompok keterampilan, yaitu: scientific thinking skills, practical skills, dan communication skills. 3) Context dimention, bertujuan meningkatkan kecakapan siswa dalam menggunakan pemahaman isi dan proses Ilmu Pengetahuan Alam dalam konteks pemecahan masalah dan tugas sehari-hari yang berkaitan dengan IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4) Attitudes dimention, untuk pembentukan karakter siswa, seperti memiliki sikap ilmiah, mempunyai kesadaran dan percaya diri untuk terlibat dalam masalah publik yang berkaitan dengan IPA, mengendalikan kehidupan pribadi, bekerja secara profesional, serta tertarik pada IPA selama hayatnya. 5) Meta-scientific dimention, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa bahwa IPA selain dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan IPA itu sendiri, juga dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan lingkungan dan teknologi. Benda yang mengalami perubahan ada yang kembali ke sifat semula, ada yang tidak kembali ke sifat semula. Benda yang dapat kembali ke sifat semula disebut perubahanperubahan yang bersifat sementara contohnya air yang membeku, jika air tersebut mencair sifat air akan kembali seperti semula. Benda yang tidak dapat kembali ke bentuk semula berarti disebut perubahan-perubahan yang bersifat tetap contohnya, jika kayu yang dibakar akan berubah menjadi arang dan tidak dapat
Program Studi Pendidikan Guru sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013
4
kembali seperti semula yaitu ke sifat kayu (Rositawaty, S.2008: 56). Begitupun dengan Panji Setya Budi (2006: 90), Wahyana (1992: 66), dan Abu Ahmadi (2004: 114), mengemukakan zat yang ada di alam ini mengalami perubahan secara fisika dan kimia. Perubahan fisika dalah perubahan zat yang tidak menghasilkan jenis zat yang baru walaupun wujudnya berubah, misalnya es mencair, air menguap,lilin meleleh, kamper menyublim, dan uap air mengembun. Perubahan kimia adalah perubahan zat yang menyebabkan terbentuk jenis zat baru, misalnya kayu dibakar menjadi arang dan asap. Arang dan asap merupakan zat yang jenisnya baru. Berdasarkan kajian teoretik di atas dapat dapat disintesiskan bahwa setiap benda memiliki sifat-sifat yang berbeda yang dimana sifat-sifat yang dimiliki benda tersebut yaitu bentuk, warna, rasa, kekerasan, kelenturan, dan bau. Perubahan wujud benda terbagi atas dua yaitu eksoterm dan endoterm yang dimana kedua peristiwa tersebut sama-sama dipengaruhi oleh pengaruh kalor (panas). Dalam proses pembelajaran banyak model, metode dan pendekatan yang digunakan oleh pendidik sangat beragam dan keberagaman dari setiap metode ini ada yang cocok dan kurang cocok untuk setiap materi ajarnya, metode demonstrasi ini lebih menekankan pada suatu proses peragaan yang dilakukan oleh guru hal ini sejalan dengan pemikiran Sudirman N, dkk (1991: 133) dalam bukunya yang berjudul ilmu pendidikan mengungkapkan metode demonstrasi ialah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Pada dasarnya metode demonstrasi ialah cara guru memperagakan suatu proses, baik itu hal yang sering terjadi dalam kehidupan seharihari ataupun tidak, oleh karena itu Roestiyah N. K (2008: 83) mengatakan demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukan, memperlihatkan sesuatu proses. Berbeda dengan yang diungkapkan Syaiful Sagala (2006: 210) dan (Djamarah, Syaiful B. 2010: 90). dalam bukunya bahwa metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang
proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya. Kelebihan metode demonstrasi: 1) Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga dapat menghindari terjadinya verbalisme. 2) Siswa diharapkan lebih mudah dalam memahami apa yang sedang dipelajari. 3) Proses pembelajaran akan lebih menarik. 4) Siswa dirangsang untuk mengamati, menyimpulkan, dan sekaligus menyesuaikan teori dengan kenyataan, kemudian siswa akan tertarik untuk mencobanya sendiri. 5) Melalui metode ini dapat disajikan materi pelajaran yang tidak mungkin atau kurang sesuai dengan metode lain. Ketika menggunakan metode ini dalam proses pembelajaran di kelas seorang guru harus terlebih dahulu memahami langkahlangkah yang ada dalam suatu metode, seperti yang dikemukakan oleh Tabrani Rusyan, berpendapat bahwa langkahlangkah pelaksanaan metode demonstrasi terbagi ke dalam dua tahap yaitu tahap perencanaan dan persiapan yang dimana kesiapan dari guru untuk menggunakan metode ini dan selanjutnya ke tahap pelaksanaan yang lebih menekankan kepada keterampilan seorang guru dalam menguasai materi yang akan diperagakan. Setiap metode atau model yang digunakan oleh guru memiliki karakteristik yang berbedabeda begitupun dengan metode demonstrasi ini seperti yang dikatakan oleh Winataputra (2001: 107), Kardi dan Nur (2010: 67), Hamdani (2011: 92), mengungkapkan bahwa metode demonstrasi memiki beberapa karakteristik diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Mempertunjukan objek yang sebenarnya 2) Ada proses peniruan 3) Ada alat bantu yang digunakan 4) Memerlukan tempat yang strategis yang memungkinkan seluruh siswa aktif 5) Dapat guru atau siswa yang melakukannya Berdasarkan kajian teoretik di atas dapat disintesiskan bahwa metode demonstrasi
Program Studi Pendidikan Guru sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013
5
adalah metode yang cara penyajian materi pelajaran melalui peragaan suatu proses pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru ataupun siswa dalam membantu mencari jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan, dan mudah untuk memahami materi ajar karena siswa dapat melihat langsung suatu proses. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Rumpin 02 melalui Metode Demonstrasi dan untuk pengembangan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Rumpin 02, Desa Rumpin, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor pada semester I tahun pelajaran 2012/2013, yaitu pada tanggal 05 Oktober 2012 dan tanggal 10 Oktober 2012. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 27 siswa terdiri dari 14 orang perempuan dan 13 orang laki-laki. Banyak model desain PTK, namun untuk penelitian ini menggunakan model modifikasi Depdiknas (2010) dari model Kemmis dan Taggart sebagai berikut.
Hasil Penelitian (pencapaian Indikator penelitian
Gambar 1 Bagan siklus PTK Model Modifikasi Depdiknas (2010) Dari Model Kemmis dan Taggart (1988)
HASIL PENELITIAN Temuan penelitian dimulai pada prasiklus, siklus I, kemudian pada siklus II hingga mencapai ketuntasan hasil belajar. Tabel 1. Nilai Hasil Belajar Pada Tes Awal No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase
1
Tuntas
6
22,2%
2
Belum Tuntas
21
77,8%
Jumlah
27
100%
Berdasarkan tabel di atas hasil tes awal masih banyak yang belum mengenal materi, ini terbukti dari 27 siswa yang mencapai KKM hanya 6 siswa atau 22,2% dan sisanya 21 siswa atau 77,8% yang belum mencapai KKM. Tabel 2 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Pada Siklus I
Program Studi Pendidikan Guru sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013
R A
6
No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase
1
Tuntas
11
40,7%
2
Belum Tuntas
16
59,3%
Jumlah
27
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui dari 27 siswa ada 11 siswa atau 40,7% yang sudah mencapai ketuntasan dalam belajar atau mencapai KKM sebesar 65. Sedangkan 16 siswa atau 59,3% masih memperoleh nilai di bawah KKM atau belum tuntas. Tabel 3 Rekapitulasi Nilai Hasil Pada Siklus II No.
Keterangan
Frekuensi
Persentase
1
Tuntas
24
88,9%
2
Belum Tuntas Jumlah
3 27
11,1% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui dari 27 siswa ada 24 siswa atau 88,9% yang sudah mencapai ketuntasan dalam belajar atau mencapai KKM sebesar 65. Sedangkan 3 siswa atau 11,1% masih memperoleh nilai di bawah KKM atau belum tuntas.
PEMBAHASAN Hasil penelitian dibahas pada setiap siklus, untuk memperjelas maka dapat disajikan sesuai dengan tabel dibawah ini. Tabel 4 Rangkuman Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II Aspek yang diteliti Penilaian pelaksanaan pembelajaran Perubahan perilaku Siswa Tes hasil belajar
Nilai Rata-rata Siklus I Siklus II
Kategori
Makna
Keterangan
76
86
A
Sangat Baik
Meningkat
80
89
A
Sangat Baik
Meningkat
62
88
A
Sangat Baik
Meningkat
Berdsarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Pembahasan Hasil Siklus I Hasil dari pelaksanann penelitian siklus I yaitu penilaian pelakasanaan pembelajaran mendapat nilai 76 dengan kategori baik, observasi perubahan perilaku siswa yang diteliti berdasarkan keaktifan, kerjasama, dan ketepatan demonstrasi siswa mencapai nilai ratarata 80 dengan kategori baik, nilai tes hasil belajar dengan nilai rata-rata 62.
Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I yang telah dilaksanakan, dilanjutkan dengan refleksi diri. Dalam hal ini, peneliti dibantu dengan observer untuk berdiskusi merefleksikan hal-hal yang sudah baik dan masih perlu diperbaiki untuk diberikan solusi terbaik pada siklus berikutnya. b. Pembahasan Hasil Siklus II Pada siklus II mengalami peningkatan, antara lain; peningkatan pelaksanaan pembelajaran yaitu pada
Program Studi Pendidikan Guru sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013
7
siklus I mendapat nilai 76 dengan ketegori baik kemudian meningkat pada siklus II menjadi 86, dengan ketegori sangat baik. Observasi perilaku siswa pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 80 dengan ketegori baik kemudian meningkat pada siklus II menjadi 89, dengan kategori sangat baik. Kemudian nilai tes hasil belajar pada siklus I yaitu mendapat nilai 62 meningkat menjadi 88 dengan kategori sangat baik pada siklus II. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar. Selain dapat meningkatkan hasil belajar, penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan perubahan perilaku siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V Sekolah Dasar Negeri Rumpin 02 Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2012/2013.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anitah, Sri. 2011. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta:Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Pedoman Proses Belajar Mengajar di SD. Jakarta: Depdikbud.
Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama. Tabrani, Rusyan. 1990. Ilmu Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CVAlfabeta.
DAFTAR PUSTAKA Sudirman, dkk. 1991. Ilmu Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT Rineka Cipta. Hamalik,Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PTBumi Aksara. Soenarjo, R.J. 2008. Matematika 5 : Untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
BIODATA PENULIS Diani Heryawan Saputra, Lahir di Bogor, 23 Juni 1989, agama Islam, anak pertama pasangan dari Bapak Muhdi Saputra dan Ibu Ooy Hoeriyah. Tinggal di Jl. Prada Samlawi Kp. Gn. Nyungcung Desa Kp. Sawah Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Pendidikan formal yang ditempuh di Sekolah Dasar Negeri Kp. Sawah 01 tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Rumpin tahun 2004, Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Rumpin tahun 2007, kemudian tahun 2008 melanjutkan pendidikan S1 Pendididikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pakuan Bogor.
Kardi dan Nur. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Program Studi Pendidikan Guru sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013