PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SISWA Oleh: Metha Puri Prinaya1, Nedin Badruzzaman2, Dadang Kurnia3 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan ABSTRAK Penelitian ini dengan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan secara kolaboratif dan dua siklus.Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas IV melalui model pembelajaran kooperatif demonstrasi. Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cimayang 03 Kabupaten Bogor sebanyak 34 siswa dengan komposisi perempuan 16 siswa dan laki-laki 18 siswa. Peneliti dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada siklus pertama memperoleh nilai 63 dengan presentasi 44% sedangkan siklus kedua memperoleh nilai 76dengan presentasi 97% terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Begitu pula dengan hasil observasi siswa menunjukan adanya peningkatan pada partisipasi dan aktivitas siswa dengan memperoleh nilai pada siklus pertama 66, sedangkan siklus kedua memperoleh 79. Penelitian ini berkesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif demonstrasidapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Cimayang 03 Kabupaten Bogor. Selain itu, penerapan model pembelajaran ini dapat meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Kata Kunci :Hasil belajar, IPA, Demonstrasi. ABSTRACT This research approach to action research (PTK) commissioned jointly and two cycles. The main objective of this study was to determine the improvement in outcome study subjects of Natural Sciences Grade IV through cooperative learning model demonstration. The subjects of this study were teachers and students of class IV Elementary School Cimayang Bogor Regency 03 with the composition as much as 34 female students and 16 male students 18 students. Researchers conducted the semester academic year 2012/2013. The results showed that the average value of learning outcomes in the first cycle to obtain a value of 63 to 44% while the presentation of the second cycle presentation scored 76 with 97% going on improving student learning outcomes. Similarly, the observations show an increase in student participation and student activities to obtain the value of the first cycle 66, while the second cycle gained 79. This study concluded that the implementation of cooperative learning model to improve learning outcomes demonstrations subjects of Natural Sciences Fourth grade students at Elementary School District 03 Cimayang Bogor. In addition, the application of this learning model can improve the participation and involvement of the student in the learning process. Keynote : Learning Outcomes, Demonstration, Natural Sains
Keterangan : 1. Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNPAK 2. Staf Pengajar di Prodi PGSD FKIP UNPAK 3. Staf Pengajar di Prodi PGSD FKIP UNPAK
1
tiga macam, yaitu (1) Benda cair contohnya air, minyak, sirup dll. (2) Benda padat contohnya batu, potongan kayu, uang logam dll. (3) Benda gas contohnya udara. Perubahan wujud pada suatu benda dapat terjadi akibat dari pemanasan, pembakaran, pendinginan ataupun dibiarkan begitu saja di udara terbuka.Beberapa istilah perubahan wujud tersebut adalah mencair, membeku, menguap, mengembun dan menyublim. Kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar atau ketuntasan belajar yang telah ditentukan Kriteria Ketuntasan Minimalnya ( KKM ). Keaktifan siswa rendah justru disebabkan oleh pembelajaran yang berpusat pada guru. Sebab guru hanya menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi guru, sehingga mengakibatkan keaktifan siswa rendah. Di samping itu, nilai rata rata ulangan harian rendah yang dicapai siswa kelas IV SDN Cimayang 03 yaitu rata-rata 61 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 41 % padahal KKM di sekolah adalah 70. Hal ini belum mencapai KKM yang telah ditetapkan dan belum tuntas secara klasikal minimal 75% dari jumlah siswa mencapai KKM = 70%. Dari ketiga nilai , baik aspek kognitif, nilai afektif, dan nilai psikomotorik yang ada, pada penelitian ini peneliti hanya mengambil nilai kognitif saja. Belajar memegang peran penting dalam kehidupan manusia.Dengan manusia dapat memperoleh pengetahuan, namun belajar bukan hanya sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar juga merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Hasil belajar bisa juga diartikan sebagai hasil yang didapatkan seseorang setelah melaksanakan aktivitas belajar.Thobroni dan Mustopa (2011:24) hasil belajar adalah :“perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu asfek potensi kemanusiaan saja”. Artinya , hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas
PENDAHULUAN Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, guru atau pendidik merupakan suatu komponen pokok yang sangat penting. Seorang guru atau pendidik harus memiliki kompetensi yang unggul dalam membelajarkan siswa. Kompetensi guru itu harus bisa menguasai mata pelajaran, mengelola kegiatan, belajar mengajar secara efektif dan mendeteksi kesulitan belajar siswa dan yang paling penting dapat meningkatkan mutu pembelajaran tujuan akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan. Kondisi pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru di dalam kelas biasanya hanya dengan berceramah saja dan berdiskusi, kadang menemukan guru hanya memberi catatan di depan kelas kepada siswa tanpa menjelaskan dan tanpa memberi alat peraga. Selama proses pembelajaran guru selalu menemukan masalah-masalah yang terjadi didalam kelas, permasalahan yang sering dihadapi guru yaitu siswa kurang aktif dan menguasai dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam selain itu juga siswa menganggap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sangat sulit karena selama ini pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dianggap sebagai pelajaran yang banyak hanya mementingkan hafalan semata dan itu menimbulkan rasa bosan, sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa di sekolah.Hendro Darmodjo dan Yeni Kaligis (2004:1.25), mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu pengetahuan teoretis yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas, yakni dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan seterusnya, berkaitan antara cara yang satu dengan yang lain. Jadi IPA merupakan suatu ilmu yang teoretis. Teori tersebut didasarkan atas pengamatan percobaan-percobaan terhadap gejala alam.Triatmanto dan Hewi Murdaningsih (2004:47) benda dan sifatsifatnya.secara umum benda di alam ini ada 2
tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, tetapi secara komprhensif.Soedijarto (1993:49) bahwa hasil belajar adalah tingkat dilihat secara fragmentaris atau terpisah, tetapi secara komprehensif.Penguasaan yang dicapai oleh pelajar yang mengikuti program belajarmengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan”. Sedangkan menurut Sudjana (1989:22) hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimilki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Definisihasilbelajar menurut Dimyati (2009:4) merupakan darihasil suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasilbelajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kretivitas dan keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran yang ditandai dengan aktivitas siswa yang meningkat, sehingga ketuntasan belajar dapat tercapai.Sesuai dengan tuntutan profesionalisme pendidik berupaya mencari solusi permasalahannya dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Demonstrasi. Model Pembelajaran Kooperatif Demonstrasi sendiri adalah suatu pertunjukan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat di pelajari prosesnya. Salah satu model pengajaran dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu dengan jalan mendemonstrasikan terlebih dahulu kepada peserta didik.Banyak definisi demonstrasi menurut para ahli.Roestiyah N. K. (2008:83), mengenai demonstrasi ialah teknik lain yang hampir sejenis dengan eksperimen. Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa
terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian yang baik dan sempurna. Sedangkan Wina Sanjaya (2007:150) demonstrasi adalah penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.Adapun pengertian demonstrasi menurut Udin S. Winataputra (2005:4.17) merupakan cara mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya dengan melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu. Dalam pelaksanaan demonstrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat memperhatikan (mengamati) terhadap objek yang akan didemonstrasikan. Jadi Model Pembelajaran Kooperatif Demostrasi adalah cara penyajian pembelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering di sertai dengan penjelasan lisan. Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Demonstrasi proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna, juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang di praktekkan selama kegiatan berlangsung. Berdasarkan hal-hal di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cimayang 03 Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. METODE PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada 3
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang benda dan sifat-sifatnya pada siswa kelas IV SD Negeri Cimayang03Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, semester 1 tahuan pelajaran 2012/2013 dan pengembangan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Cimayang 03 kecamatan pamijahan kabupaten bogor pada semester 1 tahun pelajaran 2012/2013, yaitu pada tanggal 31Oktober 2012 sampai 03November 2012.Subyek penelitian adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cimayang 03, dengan jumlah siswa 34 orang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Adapun penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. PTK diawali dengan perencanaan tindakan adalah perencanaan tindakan dimulai dari proses identifikasi masalah yang akan diteliti. Setalah diuji kelayakan masalah yang akan diteliti, kemudian direncanakan tindakan selanjutnya.Pelaksanaan tindakan yaitu pada pelaksanaan tindakan, perencanaan pelaksanaan tindakan dibantu oleh tim kolaborator.Kemudian observasiadalah pengamatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.Dan evaluasi atau refleksiadalah kegiatan mengulas/mengulang materi yang baru saja dibahas/dipelajari.Adapun pengambilan data menggunakan instrumen tes berupa PG (Pilihan Ganda) untuk melihat peningkatan hasil belajar, dan lembar observasi untuk melihat ketercapaian pelaksanaan model pembelajaran dan keaktivitas siswa.
Tabel 1 Ketuntasan hasil belajar tes awal (Prasiklus) No. Keterangan Frekuensi Persentase 1. Tuntas 14 41% 2. Belum 20 59% Tuntas Jumlah 34 100% Tabel 1 menunjukkan bahwa yang mencapai ketuntasan belajar ada 14 siswa atau 41%, sedangkan siswa yang belum tuntas berjumlah 20 siswa atau 59%. 2. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus I Tabel 2 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I No. Keterangan Frekuensi Persentase 1. Tuntas 15 44% 2. Belum 19 56% Tuntas Jumlah 34 100% Dari tabel 2 dapat diketahui dari 34 siswa terdapat 15siswa atau 44%yang mencapai ketuntasan dalam belajar atau mencapai nilai KKM 65 , sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM 65 berjumlah 19 siswa atau 56%. 3. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus II Tabel 4 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II No. Keterangan Frekuensi Persentase 1. Tuntas 33 97% 2. Belum 1 3% Tuntas Jumlah 34 100%
TEMUAN PENELITIAN Temuan penelitian dimulai pada prasiklus, kemudian dilanjutkan siklus I pertemuan pertama, siklus I pertemuan kedua dan siklus II pertemuan ketiga hingga mencapai nilai ketuntasan hasil belajar. 1. Deskripsi Hasil Penelitian Tes Awal (Prasiklus)
Tabel 3 menjelaskan bahwa dari 34 siswa ada 33 atau 97% yang sudah mencapai ketuntasan dalam belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 65. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM ada 1 siswa atau 3%.
4
atau 3%. Dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV ini, maka diinginkan peneliti sesuai dengan harapan. Berikut adalah gambar diagram Histrogram dan diagram lingkaran hasil penelitian siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :
PEMBAHASAN Hasil penelitian dibahas pada setiap siklus, agar lebih jelas maka disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4 Perbandingan hasil penelitian siklus I dan II Aspek yang diteliti
Penilaian Pelasanaan Pembelajar an Observasi Aktivitas Siswa Tes Hasil Belajar
siklus I
II
Ka teg ori
Makna
keterangan
151
157
A
Sangat Berkua litas
Meningkat
53
63
A
Sangat Berkua litas
Meningkat
A
Sangat Berkua litas
Meningkat
63
76
160 140 120 100 80 60 40 20 0
Gambar 1 Hasil penelitian siklus I
Berdasarkan tabel 4, maka dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I Hasil dari pelaksanaan penelitian pada siklus I yaitu pelaksanaan pembelajaranmendapatkan nilai rata-rata 151 dengan kategori berkualitas, Aktivitas siswa kelas IV. Mencapai nilai rata 53 dengan kategori berkualitas. Hasil belajar siswa nilai siswa yang mencapai KKM 65 hanya 15 siswa atau 44%. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM 65 sebanyak 19siswa atau 56%. Sehingga rmemperoleh nilai rata-rata 63. 2. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II Pada pelaksanaan siklus II mengalami peningkatan, antara lain ; peningkatan pelaksanaan pembelajaran yaitu mendapat nilai 157dengan kategori sangat berkualitas. Nilai rata-rata aktivitas siswa kelas IV memperoleh nilai rata 63 dengan kriteria sangat berkualitas. Hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II ini nilai rata-rata siswa kelas IV yaitu 76. Ini dikarenakan banyaknya siswa yang telah mencapai KKM 65. Dengan jumlah 34 siswa, siswa yang memperoleh nilai diatas KKM 65 sebanyak 33 siswa atau 97%, sedangkan siswa yang belum tuntas mencapai KKM 65 sebanyak 1 siswa
200 150 100 50 0
Gambar 2 Hasil penelitian siklus II Belajar memegang peran penting dalam kehidupan manusia.Dengan manusia dapat memperoleh pengetahuan, namun belajar bukan hanya sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar juga merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Hasil belajar bisa juga diartikan sebagai hasil yang didapatkan seseorang setelah melaksanakan aktivitas belajar.Soedijarto (1993:49) bahwa hasil belajar adalah tingkat dilihat secara
5
fragmentaris atau terpisah, tetapi secara komprehensif.penguasaan yang dicapai oleh pelajar yang mengikuti program belajarmengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan”. Sedangkan menurut Sudjana (1989:22) hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimilki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Soedijarto. 1993. Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka. Sudjana,
Nana. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Thobroni, Muhammad dan Mustofa, Arif. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
KESIMPULAN Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar pada pra-siklus, siklus I dan siklus II, peningkatan hasil belajar ini dapat di lihat dari rata-rata mancapai 61 dengan persentase 41% siswa yang dinyatakan tuntas belajar. Pada siklus I yaitu mencapai 63 dengan persentase 44% siswa dinyatakan tuntas belajar dan pada siklus II mencapai 76 dengan persentase 97%. Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif demonstrasidapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Cimayang 03 Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.Selain itu, penerapan model pembelajaran kooperatif demonstrasidapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. \ DAFTAR PUSTAKA
Triatmanto dan Murdaningsih Hewi. 2005. Bimbingan Pembelajaran Sains 4. Surakarta: Mediatama. Winataputra, Udin S. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
BIODATA PENULIS
Metha Puri Prinaya, lahir di Bogor 12Mei 1990, beragama Islam anak kedua dari pasangan Bapak H. Ir. Dede Supriyatna dan Ibu Hj. Eem Nurmayanti, S.Pd.MM. Bertempat tinggal di kampung Cimayang Pasar Rt 04/02 Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Pendidikan formal yang di tempuh di Sekolah Dasar Negeri Cimayang 03 Bogor pada tahun 1995-2001, SLTP Al-Ijtihad Bogor pada tahun 2001-2004, Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Leuwiliang Bogor 2004-2007, kemudian tahun 2008 melanjutkan pendidikan S1 Pendidikan Sekolah Dasar di Universitas Pakuan Bogor, sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang penulis mengemban tugas sebagai guru honorer di Sekolah Dasar Negeri Cimayang 03 Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. N., K., Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sanjaya Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
6
7