14
PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KONSEP KUBUS Sri Neni Guru SMP Negeri 2 Kemranjen, Banyumas
ABSTRACT Teaching and learning activity conducted by a teacher was not maximal either in the use of various methods or insufficient media. Sometimes, the teacher only used speech method or even only transferred the learning material in teaching and learning process so the students were less creative and they did not have an initiative. That is why, the teacher should make the teaching and learning activity more interesting and he or she makes the students not bored. In comfortable atmosphere, the students will be more comfortable and more motivated in their study, so they will always have spirit in studying. To create conducive atmosphere, the teacher used PAKEM learning model in teaching and learning activity, because this model will make the students active, creative, effective, and comfortable. The aim of this research was to know whether the use PAKEM learning model can improve students’ learning achievement on cube-concept mathematics. This research was conducted at SMP Negeri 2 Kemranjen, Banyumas started from September to October. The subject of the research was 37 students of Class VIII A. The researcher used survey, documentation, and questionnaire methods to collect the data. The instruments used were observation sheet, test, and questionnaire. After the quantitative and qualitative data had been collected, then the researcher used triangulation method to analyze. The result showed that by using PAKEM method there is a significant improvement on mathematics. Based on the result of the research, it was suggested for teachers to use PAKEM model to make the teaching learning activity more interesting and more comfortable. Key words: active, creative, learning achievement, cube A. PENDAHULUAN Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perhatian guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang langsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Guru yang maju dan efektif memiliki salah satu ciri yaitu selalu berusaha dan berorientasi untuk mengadakan perubahan, yaitu perubahan menuju hal-hal yang lebih baik. Guru yang baik mampu memposisikan pendidikan sebagai jaringan komunikasi interaktif, sehingga membuat suasana pendidikan menjadi hidup, asyik dan tidak membosankan.
PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM............................(Sri Neni)
15
Siswa belajar di sekolah setiap hari selalu berhadapan dengan seorang guru. Guru di dalam mengajar mempunyai berbagai macam sikap, dan sikap guru sangat berpengaruh pada keberhasilan siswa. Dalam hal ini, guru sebagai pendidik harus mengkonstruksikan pola pembelajaran di kelas secara representatif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam kenyataan yang dihadapi oleh guru, sering dijumpai siswa tidak mendapat perhatian sepenuhnya serta bekal pendidikan kurang maksimal sehingga siswa mengalami hambatan. Kadang guru kurang memahami dan kurang terampil memilih dan menggunakan teknik pendekatan serta metode pembelajaran yang monoton, enggan mengembangkan kemampuan, penggunaan media/sarana pembelajaran kurang tepat/belum memadai, lemah dalam pengadministrasian KBM. Faktor guru dalam memotivasi atau merangsang keaktifan siswa belum optimal apalagi melihat pelajaran matematika, sudah melekat dalam opini bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan kurang diminati siswa. Banyak guru mengajar hanya mentransfer materi pelajaran sehingga siswa menjadi bosan dan kurang inisiatif. Fakta ini didukung dari angket yang telah dikumpulkan oleh siswa, bahwa ternyata pembelajaran matematika masih dirasa sulit pada diri siswa. Dengan melihat kenyataan yang ada maka dalam hal ini guru mempunyai tugas dan kewajiban untuk menggali sumber daya siswa, agar siswa dapat mengkonstruksikan pengetahuan dalam diri siswa sendiri. Dalam upaya mengaplikasikan pembelajaran agar lebih efektif, guru perlu mengembangkan pembelajaran yang secara eksklusif dapat mengoptimalkan potensi kapabilitas siswa. Sesuai Permen Diknas No. 22, 23, dan 24 tahun 2006 disebutkan bahwa kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu : 1. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Belajar untuk memahami dan menghayati. 3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif. 4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain. 5 Belajar untuk membangun dan menemukan jati dirinya melalui proses Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). Dari kelima pilar tersebut di atas, pilar yang kelima menurut penulis dapat dijadikan sebagai landasan fundamental dalam pelaksanaan pembelajaran model PAKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Situasi dan kondisi yang kondusif sangat dominan dalam pembelajaran yang lebih efektif yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran di sekolah akan dapat mencapai tujuan sesuai yang dikehendaki apabila strategi pembelajaran yang dipakai secara edukatif melibatkan pada suatu sistem yang strategis. Guru harus mengutamakan pada unsur mendidik dalam hal ini guru harus dapat menangani dan mengelola pendidikan dengan baik dan tepat. Dengan penanganan yang baik dan tepat maka siswa akan menjadi sumber daya yang akuntabilitas baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Menurut Tim PPG Matematika (2006), strategi pembelajaran adalah suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah suatu keadaan pembelajaran demi menjadi keadaan pembelajaran yang diharapkan. Jadi dalam hal ini strategi pembelajaran merupakan suatu langkah / teknik maupun konsep yang PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM............................(Sri Neni)
16
cermat tentang kegiatan pembelajaran PAKEM guna meraih suatu target atau sasaran yang dicapai. Di bawah ini akan dipaparkan hal-hal yang mendukung dalam strategi pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) 1. Strategi PAKEM 2. Alur Pengembangan Persiapan Pengajaran Matematika 3. Struktur Tugas / Lembar Kerja Tabel I. Strategi Pakem Strategi PAKEM (Depdiknas) No. 1.
Konsep Guru sebagai fasilitator
Contoh / cara melaksanakan kegiatan - Mendekati anak belajar - Membantu / memotivasi anak yang mengalami kesulitan - Membimbing siswa mencari sumber belajar lain - Mengajukan pertanyaan dalam proses penemuan konsep
2.
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berekspresi / aktualisasi diri
-
3.
Belajar harus menyenang- - Belajar sambil dengan permainan seperti kan bilangan pangkat - Belajar dengan berbagai media - Belajar sambil bernyanyi
4.
Lingkungan sebagai sum- - Lingkungan yang sesuai dengan perkember belajar bangan jiwa anak - Situasional - Kondisional
5.
Penggunaan berbagai media
- Media elektronik: tape recorder, OHP - Media lingkungan: misal perpustakaan
6.
Belajar bisa dimana saja
7.
Tidak harus mahal
- Di halaman sekolah, di halaman belakang sekolah, di bawah pohon, di tempat wisata, dll. - Memanfaatkan lidi, kerikil, biji-bijian - Memanfaatkan barang bekas seperti: gelas aqua, kardus bekas, dll.
Mengamati benda nyata Memperagakan Menceritakan Menggambar Menyimpulkan cerita Memajangkan sendiri hasil karyanya
PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM............................(Sri Neni)
17
No. 8.
Konsep Contoh / cara melaksanakan kegiatan Adanya penghargaan untuk - Merayakan keberhasilan anak mendorong siswa agar labih - Memberi pujian ( tidak ada kata salah ) maju - Memajangkan hasil karya - Memberi kesempatan anak untuk menunjukkan hasil karyanya kepada guru
9.
Mengembangkan rasa sosial
10.
Mengembangkan komunikasi
11.
Remidi dan pengayaan
- Belajar kelompok - Tutor sebaya
jiwa - Adanya kotak tanya
- Memanfaatkan taman bacaan sebagai : » Layanan individu » Ruang karantina
ALUR PENGEMBANGAN PERSIAPAN MATEMATIKA KBM
Kegiatan Awal *…… *…… Kegiatan inti *…… *…… *…… Kegiatan Penutup … … …
StrukturTugas / Kegiatan
Informasi *.………… *…………. *………… Pertanyaan dan / tugas *………… *………… *…………
Karakter BA Mat
* Penyelidikan dan / atau * Penemuan dan / atau * Pemecahan masalah
Gambar 1.Ujang Sukardi, Puskur Depdiknas Jakarta, 7/4/ 2006
PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM............................(Sri Neni)
18
STRUKTUR TUGAS / LEMBAR KERJA
Informasi
Memberi Inspirasi
Terlalu Sedikit
Siswa Tak Berdaya
Terlalu banyak
Kreatifitas Terbatas
Pertanyaan dan
*Menyelidiki
atau tugas
*Menemukan *Memecahkan tiga masalah * 3
Gambar 2. Ujang Sukardi, Puskur Depdiknas Jakarta, 7/4/2006 Dalam proses belajar mengajar dengan model PAKEM, siswa dan guru akan selalu aktif, siswa aktif melaksanakan berbagai kegiatan atas perintah guru dan guru sebagai fasilitator memfasilitasi layanan pembelajaran peserta didik. Dengan siswa yang aktif akan mendorong siswa untuk kreatif dalam segala kegiatan. Sedangkan siswa yang aktif dan kreatif maka dapat mendorong diri siswa untuk belajar terus dan siswa akan merasa senang. Dengan rasa senang akan merangsang siswa untuk belajar terus menerus sapanjang masa dengan demikian siswa akan lebih efektif
PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM............................(Sri Neni)
19
dalam pembelajarannya maka tujuan akan tercapai, hasil belajar siswa meningkat karena siswa senang dan selalu termotivasi untuk mengemukakan pendapatpendapatnya atau ide-ide cemerlangnya sehingga keefektifan belajar akan terjamin. Siswa akan mempunyai perhatian yang penuh terhadap pembelajaran yang dilakukan dengan berbagai macam variasi media, metode, maupun sarana pembelajaran yang mendukung dengan demikian maka prestasi belajar siswa akan meningkat melalui pembelajaran model PAKEM. Dengan melihat latar belakang di atas, dapat disebutkan rumusan masalah penelitian ini, yaitu: apakah penerapan pembelajaran model PAKEM dapat peningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika konsep kubus ? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada konsep kubus melalui pembelajaran model PAKEM. Manfaat Penelitian ini adalah : 1. Membantu meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika. 2. Sebagai acuan bagi guru matematika untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran model PAKEM sehingga prestasi belajar siswa optimal. B. METODE 1. Subyek Penelitian. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII A Siswa kelas VIII A ada 37 siswa yang terdiri dari siswa putra 20 dan siswa putri 17. 2. Teknik dan Alat Pengumpul Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dangan menggunakan tiga metode, yaitu : a.
Metode survai Metode survai ini meliputi : Wawancara terhadap siswa mengenai pendapat dan tanggapan siswa tentang penerapan pembelajarna model pakem. Lembar observasi yang diisi oleh kolaborator/guru mitra.
b. c.
Metode dokumentasi Metode/Teknis Tes Penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik pengumpulan data yang berupa tes.
d.
Alat Pengumpul Data meliputi : Instrumen penilaian ulangan harian Instrumen angket wawancara dengan siswa Lembar observasi 3. Analisis Data Proses analisis data dilakukan dengan cara : a.
Siswa diberi beberapa jenis tes baik secara lisan maupun tes tertulis.
PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM............................(Sri Neni)
20
b. c.
d.
Dari hasil tes lisan/wawancara/observasi baru dilakukan analisa dari kualitatif ke kuantitatif. Hasil tes ulangan setiap siswa dianalisis hasilnya lalu bagi siswa yang tuntas dilakukan pengayaan dan bagi siswa yang belum tuntas dilakukan perbaikan atau remidi. Indikator Kinerja Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : 1) Siswa dapat menemukan bentuk jaring-jaring kubus selain yang ada dalam Contoh: (a) (b) (c) (d)
Siswa dapat menghitung panjang sisi kubus jika sudah diketahui volumnya Siswa dapat menghitung dengan penarikan akar pangkat tiga Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus Siswa dapat menghitung bidang sisi kubus/persegi dengan menggunakan alat peraga yang tersedia
4. Prosedur Penelitian Peneliti di dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini melalui prosedur penelitian secara sistematis. Dalam hal ini dilakukan melalui empat tahap penelitian tindakan kelas yaitu : a. Planning (Perencanaan) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : 1) 2) 3) 4) 5)
Membuat skenario pembelajaran yaitu RPP. Membuat lembar kerja siswa pada konsep kubus. Membuat alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar konsep kubus. Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas. Membuat angket penelitian yang akan diisi siswa untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran yang berlangsung. 6) Menetapkan solusi yang akan dilakukan pada proses belajar mengajar dengan memanfaatkan media pembelajaran. b. Acting (Pelaksanaan Tindakan) Pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan pada tahap ini adalah : 1) Melaksanakan scenario pembelajaran yang tercantum dalam RPP. 2) Pembelajaran dilaksanakan pada konsep kubus 3) Menggunakan media atau alat peraga pembelajaran sebagai berikut Siklus I: Kubus, kerangka kubus, jarring-jaring kubus Siklus II: Alat peraga Penarikan Akar Pangkat Tiga. Siklus III: Alat Peraga Persegi dan Kuadrat. 4) Dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi, inkuiri, pembagian tugas, diskusi. 5) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa
PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM............................(Sri Neni)
21
6) Kolaborator terlibat dalam kegiatan pengambilan data. Data yang diambil berupa data kualitatif dan data kuantitatif. c. Observing (Pengamatan dan Pengumpulan Data) Pelaksanaan Tindakan Kelas pada tahap observing dengan menggunakan lembar observasi dan angket penelitian yang diisi oleh observer/kolaborator dan siswa pada konsep kubus. d. Reflecting (Refleksi/Perenungan) Setiap akhir pembelajaran dan setiap akhir siklus dilakukan refleksi. Data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh pada observasi lalu dianalisis dengan teknik triangulasi. Hasil kegiatan refleksi dijadikan sebagai bahan penyusunan rencana tindakan pada siklus berikutnya.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan tindakan kelas pada Siklus I belum bisa mencapai tujuan secara individu. Nilai yang harus dicapai 5,9, ternyata hasil yang dicapai secara individu masih 12 siswa belum tuntas. Secara klasikal yang dicapai siswa pada siklus I yang mendapat 5,9 hanya 67,6 %. Berdasarkan hasil di atas maka pembelajaran siklus I perlu diadakan perencanaan yang lebih tepat sehingga akan mencapai tujuan penelitian. Perubahan perencanaan dan pelaksanaan sebagai berikut : 1) Alat peraga perlu ditambah yang tadinya dua saja menjadi tiga. 2) Jumlah LKS-nya pada masing-masing kelompok yang tadinya dua ditambah menjadi tiga. 7
7
Jumlah Siswa
6
5
7,5 8
5 4
4 4,5
9
3
10
8,5
2
5,5 6
1
6,5
9,5 10
9
8
7
6
5
4
0
Nilai
Gambar 3 Grafik Nilai Individu Siklus I Dalam pelaksanaan tindakan kelas siklus II belum bisa mencapai tujuan secara individu. Nilai yang harus dicapai 5,9, ternyata hasil yang dicapai secara
PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM............................(Sri Neni)
22
individu masih enam siswa belum tuntas. Secara klasikal yang dicapai siswa pada siklus II yang mendapat ≥ 5,9 hanya 83,8 %. Berdasarkan hasil di atas maka pembelajaran siklus II perlu diadakan perencanaan yang lebih tepat sehingga akan mencapai tujuan penelitian. Perubahan perencanaan dan pelaksanaan sebagai berikut : 1) Alat peraga perlu ditambah yang tadinya tiga saja menjadi empat 2) Jumlah LKS-nya pada masing-masing kelompok yang tadinya tiga ditambah menjadi empat.
Grafik Nilai Individu Siklus II 12 10 8 Jumlah 6 Siswa 4 2 0
7
8
5 6
5
6
7
8
9
10
9
10
Nilai
Gambar 4. Grafik Nilai Individu Siklus II Berikutnya, pada pelaksanaan tindakan kelas siklus III yang didasarkan data nilai di atas, peneliti melakukan refleksi penelitian tindakan kelas untuk siklus keIII. Perencaan dan pelaksanaan sebagai berikut : 1) Semua kelompok mendapatkan alat peraga 2) Jumlah LKS ditambah sesuai deangan jumlah siswa dalam satu kelas. 3) Jumlah siswa dalam kelompok dikurangi dari empat anak menjadi tiga anak dalam satu kelompok. 4) Perencanaan pembelajaran dengan model PAKEM 5) Menggunakan tutor sebaya. 6) Setelah dilakukan analisis data maka untuk pelaksanaan siklus III telah mencapai tujuan penelitian. Nilai individu telah mencapai tuntas 5,9 ada 100 %, berarti dengan pembelajaran model PAKEM jika dilihat dari grafik tabel nilai maka nilai prestasi siswa meningkat yaitu dari 67,6 % meningkat menjadi 83,8 % dan meningkat menjadi 100 % tuntas.
PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM............................(Sri Neni)
23
8
Jumlah Siswa
12 7
10
9
10
8 6 4
6
2 0 6
7
8
9
10
10
Nilai
Gambar 5. Grafik Nilai Individu Siklus III
12 10 8
Jumlah 6 Siswa
Siklus I Siklus II Siklus III
4 2 0 4
5
6
7
8
9
10
Nilai Gambar 6. Grafik Perbandingan Nilai Siklus I, Siklus II dan Siklus III Secara signifikan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dapat membuat siswa lebih meminati dan termotivasi dan selalu ingin belajar dan menyenangi mata pelajaran matematika, sehingga akan mempengaruhi dalam prestasi belajar siswa. Siswa yang telah teropsesi pada perasaan senang maka akan timbul ingin terus mempelajari dengan demikian hasil belajar siswa akan meningkat atau dengan media, metode pembelajaran yang bervariasi maka membuat siswa akan merasa senang dan termotivasi untuk belajar terus serta daya kreatifitas atau imajinasi siswa muncul sehingga siswa merasa senang. Dengan menggunakan pembelajaran model PAKEM dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika konsep kubus dan sangat signifikan terbukti pada pembelajaran model PAKEM siswa menjadi lebih aktif , mempunyai minat belajar tinggi, siswa lebih kreatif dan siswa merasa senang dengan pembelajaran model PAKEM.
PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM............................(Sri Neni)
24
D. SIMPULAN
1. 2.
Simpulan dari penelitian ini adalah: Model pembelajaran PAKEM dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika konsep kubus. Model PAKEM dapat meningkatkan kreatifitas siswa, dapat memotivasi siswa, dan siswa tambah senang sehingga siswa ingin selalu belajar terus. Guru dalam proses belajar mengajar hendaknya menggunakan pembelajaran model PAKEM supaya tercipta suasana yang kondusif dan representatif, siswa lebih akuntabel dalam mengembangkan daya imajinasinya serta daya pikirnya
DAFTAR PUSTAKA
Dedi Junaedi, dkk. 1994. Matematika Jilid 3. Bandung: Mizan Djaka P. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surakarta: APOLLO. Depdiknas. 2006. Permen Diknas Nomor 22, 23 dan 24. Jakarta: Bina Cendekia Depdiknas. 2006.Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui MBS, PAKEM.Pelatihan 3. Depdiknas. 2006. Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui MBSAKEM. Pelatihan 4 Depdiknas. 2004. Pengembangan Alat Peraga Matematika. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2002. Pembelajaran Aktif, Kreatif, efektif dan Menyenangkan (PAKEM) Herbert Sorenson. 1964. Psychology In Education, New York: McGrow-Hill. Muh. Durori. 2002. Model Belajar Mandiri dalam PAKEM. Banyumas: PT. Fortuna Budi Mandiri Muh. Durori. 2002. Alat Peraga Matematika. Banyumas: PT. Fortuna Budi Mandiri. Morgan, 1956. Introduction To Psychology. New York: McGrow-Hill. Safari, 2003. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Tim Direktorat Profesi Pendidikan. 2006. Bahan sosialisasi Sertifikasi Guru. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Tim PPG Matematika. 2006. Model Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: t. p.
PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM............................(Sri Neni)
25
Unesco & Unicef. 2002. Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan anak Program MBS PAKEM. USAID, 2006. Asyik Belajar dengan PAKEM Matematika, Jakarta: Program MBE. Wingkel W. S, 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia.
PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM............................(Sri Neni)