1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW Oleh : Nina Melyana 1, Saur Tampubolon 2, Dadang Kurnia3 ABSTRAK Penelitian ini dengan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK), dilaksanakan secara kolaboratif dan dua siklus. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siswa kelas IV melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor sebanyak 35 siswa dengan komposisi perempuan 20 siswa dan laki-laki 15 siswa..Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada siklus pertama memperoleh 65,4% sedangkan siklus kedua memperoleh nilai 80%, artinya terjadi peningkatan/perbaikan hasil belajar siswa. Begitu pula dengan hasil observasi siswa menunjukkan adanya peningkatan pada partisipasi dan aktivitas siswa dengan nilai pada siklus pertama yaitu 58,6%, sedangkan siklus II memperoleh nilai 70%.Penelitian ini berkesimpulan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Selain itu penerapan model pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Kata Kunci: Hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Alam, Jigsaw
_______________________ 1
Mahasiswa Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan Staf Pengajar Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan 3 Ketua Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan 2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Januari 2013
2
ABSTRACT This research approach to action research (AAR), commissioned jointly and two cycles the main objective of this study was to determine the improvement in outcome study subject of natural sciences Grade IV through the application of the Jigsaw cooperative learning model type.The subject of this study were grade IV Elementary School District 04 Nagrak Gunung Putri Bogor 35 students, with the composition of female and 20 male student 15 student. The experiment was conducted in odd semester 2012-2013 school year. Results showed that the average value of learning outcomes obtained in the first cycle 65,4% while the second cycleto obtain a value 80%, which outcomes. Similarly, the observation show and increase in student participation and studentactivity with the value of the cycle the first is a 58,6%, while the second cycle to obtain a value 70%.This research find that the application type Jigsaw Cooperative Learning Model to Improve Learning Outcomes Subject Natural Sciences Grade IV Elementary School District 04 Nagrak Gunung Putri Bogor regency. In addition, the application of this learning model can improve student activity in the learning process. Keywords : Study Result, Science, Jigsaw PENDAHULUAN Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diperlukan pembelajaran yang menyenangkan, yang melibatkan siswa untuk aktif dalam belajar sehingga dalam pembelajaran siswa tidak merasa jenuh dan membosankan yang tentunya hasil belajar meningkat dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Keadaan di sekolah menunjukkan bahwa pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Nagrak kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor di rasakan kualitasnya belum sesuai harapan. Rendahnya kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ditunjukkan oleh rendahnya hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar Negeri 04 Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor yaitu 65% dari siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) = 60, sedangkan siswa yang mencapai diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 35%. Hal ini dimungkinkan oleh faktorfaktor penyebab sebagai berikut: kesulitan yang dialami siswa dalam penggunaan model dan media dalam kegiatan pembelajaran yang masih monoton, siswa menganggap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sukar, guru dalam menyampaikan materi terlalu monoton, guru belum menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, kurang lengkapnya alat peraga yang ada di sekolah, kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Salah satu strategi pembaharuan untuk meningkatakan kualitas dan hasil belajar mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah melalui inovasi pembelajaran yang sesuai dengan keinginan siswa. Untuk itu guru harus lebih memperhatikan keinginan siswa agar dapat tercipta pembelajaran yang menyenangkan. Untuk memecahkan masalah tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran agar pembelajaran dapat lebih menyenangkan dan tentunya hasil belajar juga meningkat, karena model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki kelebihan dalam animasinya. Penelitian ini diharapkan menjadi alternatif dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan baik bagi guru maupun siswa, dimana dalam kegiatannya akan lebih bermakna dan hasil belajar akan lebih meningkat pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Setelah peneliti mempelajari faktorfaktor penyebab timbulnya masalah yang ada dan sering diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diharapkan guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw akhirnya peneliti tertarik meneliti judul : Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya masalah, antara lain: 1. Apakah guru belum menggunakan model pembelajaran yang sesuai pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ?
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Januari 2013
3
2.
Apakah guru belum menggunakan media / alat pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ? 3. Apakah kriteria ketuntasan minimal Ilmu Pengetahuan Alam terlalu tinggi ? 4. Apakah siswa kurang aktif dalam mengerjakan tugas-tugas Ilmu Pengetahuan Alam ? 5. Apakah hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam? Mengenai pengertian hasil belajar para ahli mengemukakan pendapatnya masing-masing diantaranya adalah : Purwanto (2009 : 44) hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hampir sama dengan Titaraharja, Mujono dan Dimyati (2002:2) mengartikan bahwa hasil belajar merupakan suatu proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penelitian atau pengukuran hasil belajar. Oemar Hamalik (2007:27), dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang vital. Bahwa mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan mengajarnya hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid, oleh karena itu penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar murid, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi murid- murid. Tirtarahardja (2005:151) berpendapat bahwa pembentukan atau pengubahan nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembiasaan, internalisasi nilai melalui ganjaran-hukuman, keteladanan (modeling), tekhnik klarifikasi nilai dan sebagainya. Perlu ditekankan bahwa setiap cara tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga hasil belajar berupa nilai dan sikap pada dasarnya adalah hasil akumulasi dari berbagai kegiatan belajar baik sebagai dampak instruksional ataupun dampak pengiring (nurturant effect). Hasil belajar berupa nilai dan sikap dapat dikategorikan dalam kawasan (ranah) afektif. Hampir sama dengan Tirtarahardja, Aunurrahman (2010:37) mengemukakan perubahan tingkah laku hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan pada aspek afektif, termasuk perubahan aspek emosional. Perubahan-perubahan pada aspek ini
umumnya tidak mudah di lihat dalam waktu yang singkat, akan tetapi sering kali dalam rentang waktu yang relatif lama. Berdasarkan kajian teoretik diatas dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang didapatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang hasilnya dapat diamati dan diukur melalui tes. Secara lebih rinci para ahli mendefinisikan pengertian Ilmu Pengetahuan Alam adalah: Jujun Suriasumantri dalam Trianto (2011:136) berpendapat Ilmu Pengetahuan Alam merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa inggris‟science’ . Kata „science’ sendiri berasal dari kata dalam bahasa latin‟scientia’ yang berarti saya tahu.’Science’ terdiri dari social sciences (ilmu pengetahuan sosial) dan natural science (Ilmu Pengetahuan Alam). Namun, dalam perkembangannya science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam saja, walaupun pengertian ini kurang pas dan bertentangan dengan etimologi. Berbeda dengan pendapat para ahli di atas, H.W Fowler dalam Trianto (2011:136) Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Lain halnya dengan pendapat H.W Fowler dalam Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Sedangkan Marsetio Donosepoetro dalam Trianto (2011:137) Ilmu Pengetahuan Alam di pandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah ataudiluar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang di pakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim di sebut metode ilmiah (scientific method). Menurut Bryce dalam Saur Tampubolon (2009:5) keterampilan proses Ilmu Pengetahuan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Januari 2013
4
Alam mencakup keterampilan dasar (basic skill) sebagai kemampuan yang terendah, kemudian diikuti dengan keterampilan proses (process skill). Sebagai keterampilan tertinggi adalah keterampilan investigasi (investigation skill). Keterampilan dasar mencakup :(a) melakukan pengamatan (observational skill), mencatat data (recording skill), (c) melakukan pengukuran (measurenment skill), (d) mengimplementasikan prosedur (procedural skill), dan (e) mengikuti instruksi (following instruction). Keterampilan proses meliputi : (a) menginferensi (skill of inference), (b) menyeleksi berbagai cara/prosedur (selection pf prosedurs). Keterampilan investigasi berupa keterampilan merencanakan dan melaksanakan serta melaporkan hasil investigasi. Keterampilan tersebut harus didasari oleh sikap ilmiah seperti sikap antusias, ketekunan, kejujuran dan sebagainya. Sementara Daud Joesoef dalam Trianto (2011:137) pernah menganjurkan agar Ilmu Pengetahuan Alam dijadikan sebagai suatu “kebudayaan” atau suatu kelompok atau institusi sosial dengan tradisi nilai, aspirasi, maupun inspirasi. Sedangkan Saur Tampubolon (2009:1) mengemukakan karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam pada aspek biologi Ilmu Pengetahuan Alam mengkaji beberapa persoalan yang berkait dengan berbagai fenomena dari makhluk hidup pada berbagai tingkat organisasi dan kehidupan dan interaksinya dengan faktor lingkungan, pada dimensi ruang dan waktu. Untuk aspek fisis, sains memfokuskan diri pada benda tak hidup, mulai dari benda tak hidup yang di kenal dalam kehidupan sehari-hari seperti air, tanah, udara batuan dan logam sampai dengan bendabenda yang ada di luar bumi dalam susunan tata surya dan sistem galaksi di alam semesta. Untuk aspek kimia, sains mengkaji berbagai fenomena/gejala kimia baik pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam semesta. Ketiga aspek tersebut ialah aspek biologis (biotis), fisis dan khemis, di kaji secara simultan sehingga menghasilkan konsep yang utuh yang menggambarkan konsep-konsep dalam bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam. Berdasarkan kajian teoretik diatas, dapat dikemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang berupa hasil eksperimen, sedangkan sifat dan perubahan wujud benda dalam Ilmu Pengetahuan Alam adalah sifat benda terdiri dari zat padat, zat cair dan zat gas,
sedangkan perubahan wujud benda meliputi mencair, membeku, menguap, mengembun, melenyap, mengkristal. Seperti dalam hukum pascal bahwa besar tekanan air dari segala arah adalah sama. Zat cair dapat memberikan tekanan walaupun zat cair tesebut diam di suatu tempat. Tekanan tersebut dinamakan tekanan hidrostatis. Berdasarkan kajian teoretik di atas dapat disintesiskan bahwa perubahan wujud benda dalam Ilmu Pengetahuan Alam terdiri dari zat padat, zat cair, dan zat gas. Model pembelajaran kooperatif banyak memiliki tipe yang berbeda-beda salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, model pembelajaran ini lebih menekankan pada kerja sama tim, khususnya kerja sama tim ahli, secara lebih rinci para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah : Seperti Rusman (2011:217) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas. Arti Jigsaw dalam bahasa inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan sebuah gambar. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar mengajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. Pengaruh dari tipe Jigsaw orisinil terhadap hubungan antarkelompok terlihat kurang konsisten dibandingkan dengan metodemetode seperti STAD, TGT, atau TAI. Berdasarkan kajian teoretik di atas dapat disintesiskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah model pembelajaran dengan mempergunakan tim ahli, setiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang siswa untuk mempelajari materi yang sama namun setiap kelompok mempelajari subbab yang berbeda. Berdasarkan kajian teoretik di atas, dapat disusun kerangka berpikir Peningkatan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor, hasil belajar siswa meningkat.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Januari 2013
5
jika penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 04 Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2012-2013. METODOLOGI PENELITIAN 1.
Tempat Penelitian Tempat penelitian di laksanakan di Sekolah Dasar Negeri 04 Nagrak. Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2012 - 2013 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan oktober semester ganjil Tahun Pelajaran 2012-2013, dengan susunan jadwal penelitian sebagai berikut : 3. Subyek Penelitian Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2012 - 2013 dengan jumlah siswa laki-laki 15 orang dan siswa perempuan 20 orang yang berjumlah 35 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan prosedur penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dalam bentuk satu siklus. karena belum diketahui berapa siklus untuk mencapai indikator keberhasilan setiap, siklus terdiri dari empat tahapan, yakni : perencanaan (planning), tindakan(acting), observasi (observing), refleksi
(reflecting) yang dikembangkan dalam model siklus Depdiknas. 1. Planning (Perencanaan Tindakan) Kegiatan planning dimulai dari proses identifikasi masalah yang akan diteliti. 2. Acting(Pelaksanaan Tindakan) Pada pelaksanaan tindakan, segala sesuatu yang sudah direncanakan di coba untuk dilaksanakan dengan di bantu oleh dua orang kolaborator. 3. Observing (Pengamatan) Observasi adalah kegiatan pengamatan selama berlangsungnya pelaksanaan tindakan (acting) untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pelaksanaan tindakan dilakukan juga untuk mengamati perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran. 4. Reflecting (Refleksi/Evaluasi) Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis seluruh data yang ada. Pada tahap ini, guru dan kolaborator berusaha menjawab pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how), apakah (what) intervensi yang telah dilakukan menghasilkan perubahan yang telah diharapkan secara signifikan. Berdasarkan hasil diskusi yang di lakukan peneliti dan observer, maka disusunlah rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian dibahas pada setiap siklus, agar lebih jelas maka disajikan dalam tabel di bawah ini.
Ketuntasan Nilai tes awal Ilmu Pengetahuan Alam Ket
Frek
Persentase
9 26 35
25,7% 74,3% 100%
No 1 2 3
Tuntas Belum Tuntas Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 35 orang siswa yang sudah tuntas belajar terdiri dari sembilan orang siswa dengan persentase sebesar 25,7%, sedang siswa yang belum tuntas belajar terdiri dari 26 orang siswa dengan persentase sebesar 74,3% Refleksi : Oleh karena itu peneliti perlu melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan diteliti yaitu kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 04 Nagrak, dengan cara mengamati kegiatan belajar mengajar siswa dan memberikan tes awal. Dari hasil pengamatan dan tes awal terhadap siswa kelas IV dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam mengalami permasalahan yang harus diteliti.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Januari 2013
6
Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siklus I No 1. 2. 3.
Ket Tuntas Belum Tuntas Jumlah
Frek 25 10 35
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 35 siswa yang sudah tuntas belajar terdiri dari 25 orang siswa dengan persentase 71,4%, sedang siswa yang belum tuntas belajar terdiri dari 10 orang siswa dengan persentase 28,6%
Persentase 71,4% 28,6% 100 %
mendapatkan nilai rendah adalah sebagai berikut : a. Guru belum mampu menyampaikan materi pembelajaran dengan baik, sehingga siswa masih belum paham terhadap materi yang disampaikan b. Guru kurang dapat mengelola waktu pembelajaran pada setiap kegiatan pembelajaran c. Guru kurang memberikan bimbingannya kepada siswa dalam memberikan kesimpulan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran.
Refleksi :
Dari hasil pengamatan yang dilakukan observer 1 dan observer 2 pada instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran dan observasi perilaku siswa pada siklus I diketahui hal-hal yang menyebabkan siswa Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II No 1. 2. 3.
Ket Tuntas Belum Tuntas Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa dari jumlah siswa 35 orang siswa secara keseluruhan sudah mencapai KKM sebesar 60, Refleksi : Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan observer pada siklus II ini sudah jauh lebih baik dan meningkat dibandingkkan dengan siklus I, oleh karena itu peneliti dan kolaborator menyimpulkan penelitian tindakan kelas ini cukup sampai siklus II dan tidak perlu mengadakan pada siklus berikutnya Perolehan hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 04 Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor, bahwa pelaksanaan tindakan pada pra siklus, siklus I dan siklus II telah menunjukkan adanya pengaruh positif pada semua aspek yang diteliti baik instrumen pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan guru terutama pada observasi perilaku siswa dan data hasil tes sehingga dapat meningkatkan daya ingat dan hasil belajar siswa.
Frek 33 2 35
Persentase 94,3% 5,7 % 100 %
SIMPULAN Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2012-2013. DAFTAR PUSTAKA. Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Dimyati dan Mujono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2011. Tujuan Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Depdiknas .
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Januari 2013
7
Purwanto. 2009. Evaluasi Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hasil
Belajar.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Tampubolon, Saur. 2009. Model Silabus Ilmu Pengetahuan Alam. Bogor : Universitas Pakuan. Tirtarahardja, Umar, La sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara. BIODATA PENULIS Nina Melyana dilahirkan di Bogor pada tanggal 23 Maret 1983. Anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan H. Mahrod dan Hj. Umiyasih. Tinggal di desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Pendidikan formal yang di tempuh adalah SD Negeri 02 Nagrak dan lulus pada tahun 1995. Pada tahun 1995 masuk SMP Negeri 01 Gunung Putri dan lulus pada tahun 1998. Pada tahun 1998 melanjutkan ke SMA Negeri Cileungsi dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2008 melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Pakuan Bogor Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pada tahun 2008 sampai tahun 2009 menjadi guru honorer pada bidang studi Pendidikan Jasmani Olah raga dan Kesehatan di SD Negeri 04 Bojong kulur Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Pada tahun 2009 menjadi guru kelas di SD Negeri 04 Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor sampai sekarang.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Januari 2013