UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE DEMONSTRASI Oleh : Erhan Rizki Aprian1, Nedin Badruzzaman2, Saur M. Tampubolon3
ABSTRAK Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran ilmu Pengetahuan Alam Melalui Metode Demontrasi. Pada Siswa Kelas IVA Sekolah Dasar Negeri Nyalindung Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.Skripsi Pendidikan Guru Seolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor, 2012. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan dua siklus. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada siswa kelas IV A melalui Penggunaan Metode Demontrasi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV C Sekolah Dasar yang terdiri dari 40 siswa, dengan komposisi 18 perempuan dan 22 orang laki-laki. Pelaksanaan Penelitian dilalakukkan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada siklus pertama memperoleh nilai 42,5 dengan persentase sebesar 61,37% dan pada siklus kedua memperoleh nilai 85,9 dengan persentase sebesar 94,5%. Begitu pula dengan hasil observasi perilaku siswa menunjukkan adanya peningkatan pada siklus pertama memperoleh yaitu 51,5% dan siklus pada siklus kedua memperoleh nilai 94%. Penelitian ini berkesimpulan bahwa Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IVC di Sekolah Dasar Negeri Nyalindung Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor. Selain itu, model pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran. Kata kunci : metode demontrasi, hasil belajar siswa, Ilmu pengetshusn alam
1 2 3
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Nyalindung Kabupaten Bogor masih rendah ?
PENDAHULUAN Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit dan kurang menarik bagi banyak siswa di Sekolah Dasar.Kemudian kreativitas guru dalam menyajikan materi pembelajaran masih kurang,sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Selain itu sekolah masih kurang dalam menyediakan media pembelajaran. Masalahmasalah tersebut saling berhubungan sehingga dapat mengakibatkan siswa menjadi kurang aktif dalam proses pembelajaran dan hasil belajarnya rendah. Hal ini ditandai dengan nilai siswa kelas IVA pada pembelajaran IPA tidak mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60.Berdasarkan data yang diperoleh dari guru kelas IVA semester I tahun ajaran 2012-2013 di SDN Nyalindung Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa 84,4% peserta didik masih di bawah KKM mata pelajaran IPA. Jadi hanya 15,6% dari 40 orang peserta didik yang mencapai tingkat penguasaan materi di atas KKM 64. Kondisi pembelajaran yang demikian menyebabkan antusias belajar siswa tidak optimal. sehingga antusias siswa terhadap belajar kurang bahkan masih banyak yang tidak memperhatikan yang menyebabkan motivasi dan prestasi belajarpun menurun dan siswa rata-rata tidak memiliki keberanian untuk mengeluarkan pendapat, gagasan dan ide-ide. Dalam Penggunaan Metode Demontrasi untuk meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPA, diharapkan siswa memiliki keterlibatan dalam proses mencari dan menemukan fakta-fakta yang aktual, dari hasil penemuan dengan pengunaan Metode Demontrasi diharapkan siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses penemuan, penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri serta mengembangkan keaktifan dalam memecahkan masalah. Dalam penggunaan metode demontrasi untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA, dikembangkan usaha untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Aktivitas pembelajaran penggunaan metode demontrasi dapat menekankan pada kesadaran bahwa siswa perlu belajar berpikir logis, memecahkan masalah dan belajar. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan penyebab masalah sebagai berikut : 1.
2.
Apakah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat meningkatkan hasil belajar ? Apakah penerapan media pembelajaran yang kurang variatif menyebabkan hasil belajar
3.
Apakah siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran IlmuPengetahuan Alam? Hasil Belajar merupakan proses perubahan individu baik dalam cara berpikir maupun tingkah laku setelah menerima proses belajar, bisa melalui pengalaman sendiri ataupun setelah mendapat membelajaran dari guru. Menurut Slameto dalam Syah (2009:43) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku individu yang mempunyai cita-cita : a) perubahan dalam belajar terjadi secara sadar, b) perubahan dalam belajar mempunyai tujuan, c) perubahan belajar secara positif, d) perubahan dalam belajar bersifat kontiniu, e) perubahan dalam belajar bersifat permanen. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menurut Hamalik (2007:30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang diungkapkan Clark dalam Sudjana dan Ahmad (2001:39) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Sehingga IPA diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab-sebab dan kejadiankejadian yang terjadi di alam ini. Tetapi banyak kejadian-kejadian yang tidak dapat atau belum dapat dijelaskan oleh IPA. IPA juga diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang sistematik dari gejala-gejala alam. Seperti yang diungkapkan Abruscato dalam Asya’ari (2006:7) ‘IPA/sains sebagai pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses yang sistematik guna mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta. Nasution (2005:2.6) berpendapat sama mengenai IPA, bahwa pendidikan ilmu pengetahuan alam atau sains merupakan pendidikan bidang studi dengan alam semesta serta segala proses yang terjadi di dalamnya sebagai objeknya. Sedangkan Winataputra (2001:122)
menyatakan bahwa IPA di artikan sebagai ilmu yang mempelajari sebab akibat dari kejadiankejadian yang terjadi di alam ini. menurut Muzayyin Arifin (1987 : 134) menyatakan :
1.
Tabel 1 Ketercapaian Nilai Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Tes awal
Pengertian metode adalah cara, bukan langkah atau prosedur. Kata prosedur lebih bersifat teknis administrative atau taksonomis. Seolah-olah mendidik atau mengajar hanya diartikan cara mengandung implikasi mempengaruhi. Maka saling ketergantungan antara pendidik dan anak didik di dalam proses kebersamaan menuju kearah tujuan tertentu.
N o 1
Keteranga n Tuntas Belum Tuntas Jumlah
2
Frekuens i 6
Persentas e 15 %
34
85 %
40
100%
a. Diagram Histogram Ketuntasan Tes Awal (Pretest)
Sedangkan menurut W.J.S Poerwadarminta (2001:123) menyatakan bahwa:
100% 80% 60% 40%
Metode adalah sëcara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksudî kesimpulan dari pengertianpengertian di atas yaitu bahwa metode secara umum adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu hal, seperti menyampaikan mata pelajaran.
20% 0% Tuntas
Sedangkan pengertian metode demonstrasi menurut Muhibbin Syah(2001 : 24) menyatakan :
Belum Tuntas
Gambar1 Histogram Ketuntasan Hasil Tes Awal (Pretest)
Metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Nyalindung Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui metode demontrasi.Dilaksanakan di Sekolah Dasara Negeri Nyalindung pada bulan September. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV/C Sekolah Dasar Negeri Nyalindung yang berjumlah 40 siswa terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Teknik pengumpulan data dalam penelitian kelas ini berupa tes, observasi dan dokumentasi.
Deskripsi Hasil Penelitian Tes Awal (Pra Siklus)
2.
Pada diagram di atas, menggambarkan ketuntasan nilai hasil tes awal (pretest) sebesar 15% angka tersebut menunjukan masih rendahnya nilai pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Siswa yang tuntas hanya mencapai angka 15%. Sedangkan 85% masih di bawah KKM 60 Yaitu sebesar 85% siswa belum mencapai ketuntasan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Deskripsi Data Siklus I Tabel 2 Ketercapaian Nilai Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siklus I N o 1 2
Keteran gan Tuntas Belum Tuntas Jumlah
Frekue nsi 18 22
Persent ase 45 % 55 %
40
100%
Temuan Penelitian Temuan penelitian dimulai pada Pra Siklus, kemudian dilanjutkan ke siklus I dan siklus II hingga mencapai nilai ketuntasan hasil belajar.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui dari 40 siswa ada 18 siswa atau 45 % yang sudah mencapai ketuntasan dalam belajar atau
mencapai KKM sebesar 60.Sedangkan 22 siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM atau belum tuntas dengan persentase sebesar 55%. Deskripsi Data Siklus I Pertemuan II Tabel 2 Ketercapaian Nilai Hasil Belajar Siklus I pertemuan kedua N o 1 2
Keterang an Tuntas Belum Tuntas Jumlah
Frekue nsi 30 10
Persenta se 75% 25%
40
100%
Berdasarkan hasil evaIuasi pada siklus satu di atas diperoleh data sebanyak 30 siswa atau 75% yang mencapai KKM dan 10 siswa atau 25% yang belum mencapai KKM, bila dibandingkan dengan pertemuan pertama, maka hasil belajar siswa pada pertemuan kedua dapat dikatakan mengalami peningkatan seperti yang ditunjukan diagram berikut. a) Diagram Histogram Ketuntasan Hasil Belajar
Tabel 3 Ketercapaian Nilai Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Pada Siklus II N Keteran Frekue Persent o gan nsi ase 1 Tuntas 30 75 % 2 Belum 10 15% Tuntas Jumlah 40 100% Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus II di atas diperoleh data sebanyak 40
80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00%
Gambar2 Diagram Histogram hasil tes siklus I pertemuan kedua
10.00% 0.00% Tuntas
80.00%
Belum Tuntas
60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Tuntas
Belum Tuntas
Pada diagram ketuntasan di atas, dapat dilihat bahwa pada pertemuan kedua mengalami peningkatan siswa yang sudah mencapai ketuntasan sebesar 75%, dan 25% belum mencapai ketuntasan Deskripsi Data Siklus II
siswa atau 75% yang mencapai KKM dan 4 siswa atau 15% yang belum mencapai KKM, bila dibandingkan dengan siklus I, maka hasil belajar siswa pada siklus II dapat dikatakan mengalami peningkatan seperti yang ditunjukan diagram berikut. Diagram Histogram Ketuntasan Hasil Belajar 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Tuntas
Belum Tuntas
Gambar 3 Histogram Ketuntasan Hasil tes Ilmu Pengetahuan Alam siklus II
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa persentase hasil belajar siswa yang diatas KKM sebesar 88,65% dan yang belum mencapai KKM sebanyak 11,35%. Hal ini menunjukan bahwa hasil tes pada siklus II telah menunjukan kriteria tuntas. Pembahasan Hasil penelitian dibahas pada setiap siklus, agar lebih jelas maka disajikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 4Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II Hasil Aspek kate ma Keter yang siklus gori kna angan diteliti I II Penilai an San 7 8 pelaksa gat Menin 2, 8, A naan Bai gkat 3 6 pembel k ajaran Observ asi San peruba 6 8 gat Menin A han 2 2 Bai gkat perilak k u siswa San Tes 6 8 gat Menin hasil A 5 7 Bai gkat belajar k Berdasarkan tabel 4, maka dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I Pada siklus I, peneliti melakukan 2 kali pertemuan pada pertemuan pertama dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa ratarata belum mencapai ketuntasan, dari 40 siswa ada sebanyak 18 siswa atau 38,63% yang mencapai KKM dan 22 siswa atau 61,37% yang belum mencapai KKM. Hasil ini masih belum mencapai indikator keberhasilan. Dan pada pertemuan kedua hasil belajar siswa ratarata sudah mencapai ketuntasan akan tetapi masih banyak siswa yang belum mencapai nilai 63, yaitu 72,73% yang mencapai KKM dan 12 siswa atau 27,27% yang belum mencapai KKM,. Dan hasil ini belum mencapai indikator keberhasilan maka dari itu perlu dilaksanakan siklus II.Adapun foto-foto kegiatan pada siklus I. Pembahasan Hasil penelitian Siklus II
Setelah melihat kekurangan yang ada pada siklus I, maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus II. Dan pada kenyataannya hasil belajar pada siklus II meningkat siswa yang mencapai ketuntasan belajar mencapai 88,65% atau 39 siswa dari 40 siswa yang ada, dan yang belum tuntas ada 5 siswa atau 11,35%. Nilai rata-rata hasil belajar pada siklus II mencapai 87,3. Hasil belajar ini sudah mencapai indikator keberhasilan. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, kesimpulan bahwa upaya peningkatkan hasil belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada Siswa IVC SDN Nyalindung Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor. A. Daftar Pustaka Asy’ari, Muslichach. 2006. Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat, Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana. 2001. Media pengajaran. Bandung: CV. Sinar Baru. Syah, Darwyan. 2009. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Diadit Media Winataputra, Udin S.2001.Strategi Belajar Mengajar IPA, Jakarta: Universitas Terbuka Sri Anitah, 2009.Media Pembelajaran. Surakarta : Yuma Pustaka Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta GP PRESS.