UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA MATA PELAJARAN FIQIH (Penelitian Tindakan Kelas VIII Mts Yaspik Unwanul Khairiyyah, Depok)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: IKA FITRIA FATMAWATI NIM: 109011000026
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAIIAN PENGUJI SKRIPSI Skripci berjudul 'Upeya Peningketen Hecil Bclejar tlirwa Melalui Pendeketan ClfI- (Coatdual Teachiag ond Lcarning) pade meta
pelajann Fiqih' disusun oleh Ika Fitria Fatnawati, Nomor Induk Mahasiswa 109011000026, diajuka-r kepada Fakultas Ilmu Ta6iyah dan Keguruarq Univenitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta- Dan tehh dinyafakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 19 Segember 2014 dihadapan dewan penguji. Karena Sarjana
Sl (S.Pd.l) dalam
itu, penulis berhak memperoleh gelar
bidang Pendidikan Agama Islam
Jskarta, 19
Panitir Ujian Mumqeseh Tanggal
Ketue Penitie (Ketre Jurusan) Dr. H. AMul Majid l$oq M.Ag NrP. re580707
et / o
rer703l00s .//q tl
Sekrct rk (PAI) Marfiamah Saleh, t-c. MA NIP. I97203t3 200801 2 010
Peryrji
I
t//
o9
:-+ \4
N2
PcagEji II Drs Rusdi Jami[ MA NIP. 196212331 199503r 00s
q
,?-l
22
Ahmad Irfan Mufirt MA NIP. l97,t03lt 200.3 l2t
.
L11
e.z-g - 2o tq Mengetahui:
\
Deka&
A^-1
\)ilu%/ ,/
ka.
Nurlana Rifa'i M,4- Ph.D NIP. 19591(D0 198603 2 00r
/-.
S€flemfu zOru
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA I\{ELT\LUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA 1\{ATA PEIJAJARAN FIQIII (Penelitian Tindakan Kelas
VIII l{ts Yaspik Unrvalrul Khairir'5'ah, Dcpoli) SkriPsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dau Kegrtruau Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikau
Oleh:
IKA FITRIA FATI\{AWATI NINI: 109011000026
Pembimbing:
a,OJJUDr. Fauzan. MA NrP. 19761107 200701 I 013
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARTF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAII. PENGESAHAN PEI\{BIMBING SKRIPSI Skdpsi yang berjudul "Upaya Peningkatan Hasil Belajar Sisrva N{elalui Pendekatan CTL (Contextual Teachitrg and Leoningi pada mata pelajaran
Fiqih (Penclitian Tindakan Kelas
\/III
I\{Ts Yaspikh Unrvauul Khairiyyah
Depok)" disusun oleh Ika Fitria Fatmarvati, NIM. 109011000026, Per-rdidikan Agan.ra lslatn (PAI) Fakultas
Islam Negeri
Syar
if
Iltlu
Jut'usan
Tarbiyah dan Keguruan tl.riversitas
Hidayatullah Jakarla. Telah melalui bimbingan
dan
dinyatakan sah sebagai karya ihniah yang berhak r'urtuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, September 2014
Yang Mengesahkan, Pembimbing
5o&\[, Dr. Fauzan. I\{A NrP. 19761107 200701 1013
I,EMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang berlanda tangan di bawah ini: Nama
NIM Prograrn Studi Fakultas
Judul skripsi
: : : : :
IKA FITRIA 109011000026
Pendidikan Agama Islan.r
Ihnu Tarbiyah dan Keguruan
"Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) pada mata pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas
VIII MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Depok)" Dosen Pernbimbing
NIP
: :
Dr, Fauzan. MA 19161107 200701
I
013
Dengan ini menyatakan bahwa:
Demikian surat pemyataan
ini
saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, September 2014 Penulis,
Ika Fitria Fatnrawati 111
ABSTRAK “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) pada mata pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Depok)” Kata kunci: CTL, Hasil Belajar Fiqih Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah penerapan model pembelajaran contekstual teaching and learning pada materi Fiqih dapat meningkatkan hasil belajar FIQIH siswa kelas VIII MTs Unwanul Khairiyyah Depok? Penelitian ini dilaksanakan di MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Depok. dengan subyek penelitian siswa kelas VIII sebanyak 28 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK ini dilaksanakan sebagai upaya mengatasi permasalahan yang muncul dalam kelas yakni rendahnya hasil belajar siswa, kurang aktifnya siswa, kurang keterkaitan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Penelitian dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini sebanyak empat kali pertemuan yang terbagi kedalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran FIQIH dengan menggunakan Model CTL dapat meningkatkan hasil belajar FIQIH siswa, dari data awal rata-rata hasil belajar siswa hanya 51,61%. setelah tindakan posstest siklus I dengan nilai ratarata 63,21% dengan rata-rata ketuntasan mencapai 60,71%, dan setelah posstest siklus II dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 75,71% dengan nilai ketuntasan mencapai 82,14% siswa yg mencapai KKM. Aktivitas siswapun dalam belajar termasuk kategori baik, dengan nilai rata-rata keaktivan siswa dari siklus I 64,06% meningkat pada siklus II menjadi 82,03%.
iv
ABSTRACT " Improving Student Results Through CTL approach in the subject of Fiqh ( Classroom Action Research VIII MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Depok ) " Keywords : CTL , Results Learning Fiqh The problem of this study were: (1) Does the application of learning models contekstual teaching and learning in the material can improve learning outcomes Fiqh Fiqh eighth grade students of MTs Unwanul Khairiyyah Depok? This study was conducted in MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Depok. with eighth grade students study subjects were 28 people. The purpose of this study is: (1) to determine student learning outcomes through approaches Contextual Teaching and Learning (CTL). The method used in this study is the method of action research (PTK). is implemented in an attempt to overcome the problems that arise in the lower class student learning outcomes, students are less active, less connection between the subject matter to everyday life research was conducted in four stages, namely planning, action, and reflection. The fourth stage of the cycle that takes place repeatedly. Implementation of measures in this study were four meetings were divided into two cycles, the first cycle and cycle II. research shows that learning fiqh using CTL model can improve the learning outcomes of students of jurisprudence, from the initial data on average only 51 student learning outcomes , 61%. after action posstest first cycle with an average value of 63.21% with an average of 60.71% completeness reach, and after the second cycle posstest with an average value of student learning outcomes reached 75.71% with a completeness value reaches 82.14 % of students who reach the KKM. in learning activities including both categories, with an average value of activity of the students from the first cycle increased 64.06% in the second cycle becomes 82.03%.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan berbagai macam nikmat yang tidak terhingga terutama nikmat Iman, Islam, dan serta sehat wal’afiat. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada putra Abdullah dan buah hati Siti Aminah, pemimpin umat kita nabi besar Muhammad SAW dan keluarganya, sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya sampai akhir zaman. Skripsi ini adalah bentuk dari setetes ilmu yang Allah berikan kepada manusia, walaupun demikian tidak mudah untuk mendapatkannya. Penyusun skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan saran dari orang-orang di sekeliling penulis. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dra. Hj. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag dan Ibu Marhamah Saleh, Lc. MA Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. Fauzan, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang disela-sela kesibukannya
bersedia
meluangkan
waktunya
membimbing
dan
mengarahkan penulis. 4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama di bangku perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. 5. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur yang di butuhkan. 6. Kepala sekolah Bapak H. Lutfi, dan Bapak Marsudih selaku guru pengajar Fiqih kelas VIII yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
vi
7. melakukan penelitian, staf TU serta siswa siswa kelas VIII Yaspikh Unwanul Khairiyyah Depok yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 8. Teristimewa untuk Ayahanda H. Muhammad Nasir memberikam kasih sayang, nasehat, semangat, do’a, dan terus mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi. Semua ini saya persembahkan untuk Ayah dan ibu Susilawati (Alm). I Always love you from the bottom of my heart. 9. Saudariku Kurniasih, alia chalifah, Siti Humairoh, Saidah, siti saadah atau bapau, Zakiyah Rachmani, Siti Rohmah, linda Rusdiana dan Edah Zubaedah yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi serta keceriaan yang melimpah kepada penulis. Thank you for loving me. 10. Teman-teman PAI angkatan 2009 yang telah memberikan semangat dan dukungan selama kuliah dan penyusunan skripsi ini, terkhusus temanteman kelas A PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mengisi buku hati penulis dengan kenangan yang tiada pernah terhapus selama mengikuti perkuliahan. Terima kasih kepada pihak yang memberikan semangat, do’a, bahanbahan pemikiran dan dukungan yang tidak dapat disebutkan satu per satu, penulis mohon maaf. Dengan penuh kesadaran penulis akui skripsi ini banyak kekurangan, untuk itu penulis harapkan adanya teguran serta kritikan yang konstuktif dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.
Jakarta, September 2014
Ika Fitria Fatmawati
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................
ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................ iii ABSTRAK ........................................................................................................ iv KATA PENGANTAR ......................................................................................
v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .............................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ................................
5
C. Pembatasan Fokus Penelitian ...............................................
5
D. Perumusan Masalah Penelitian ............................................
6
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ................................
6
KAJIAN TEORI, DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Kajian Teori .........................................................................
7
1. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis CTL ................... 7 2. Psikologi Kontekstual .........................................................7 3. Pengertian Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) ........................................................................
8
4. Komponen-komponen Dalam Pembelajaran CTL ........... 12 5. Konsep Karakter Pendekatan CTL ................................. 14 6. Perbedaan Pendekatan CTL dengan Pendekatan Konvensional......................................................................20
viii
7. Pembuatan Rencana Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ........................................................................................... 23 8. Hasil Belajar .................................................................... 26 9. Jenis-jenis Hasil Belajar .................................................. 39 10. Hubungan Pendekatan CTL dengan Hasil Belajar.......... 32 11. Pengertian Fiqih ............................................................. 32 12. Objek Bahasan Ilmu Fiqih ............................................. 35 13. Metode Pembelajaran Ilmu Fiqih ................................... 35 B. Hasil Penelitian Relevan ...................................................... 37 C. Hipotesis Tindakan ............................................................... 38 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 39 B. Metode Penelitian dan Rancangan siklus penelitian ............ 39 C. Subjek Penelitian .................................................................. 40 D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ......................... 40 E. Tahap Intervensi Tindakan ................................................... 41 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ........................ 43 G. Data dan Sumber Data ......................................................... 43 H. Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 43 I. Tekhnik Pengumpulan Data ................................................... 45 J. Teknik Pemeriksaaan Keterpercayaan Studi ........................ 45 K. Analisis Data .......................................................................... 47 L. Pengembangan Rencana Tindakan ........................................ 49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .................................................................... 51 1. Siklus 1 ........................................................................... 51 2. Siklus 2 ........................................................................... 61 B. Analisis Data ........................................................................ 68 C. Pembahasan ............................................................................ 70
ix
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................... 74 B. Saran ..................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 76 LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Perbedaan Pendekatan CTL dengan pendekatan Konvensional 20
Tabel 3.1
Tekhnik Pengumpulan Data ...................................................... 45
Tabel 3.2
Indeks Reliabilitas ..................................................................... 46
Tabel 3.3
Tingkat Kesukaran .................................................................... 46
Tabel 3.4
Lembar Observasi ..................................................................... 48
Tabel 3.5
Tingkat Hasil Belajar ................................................................ 49
Tabel 4.1
Hasil Catatan Lapangan siklus I ............................................... 54
Tabel 4.2
Hasil Observasi Guru siklus I ................................................... 56
Tabel 4.3
Hasil Observasi Siswa siklus I .................................................. 57
Tabel 4.4
Nilai Preetest Siklus I ................................................................58
Tabel 4.5
Nilai postest Siklus I ................................................................. 59
Tabel 4.6
Hasil Catatan Lapangan siklus II .............................................. 62
Tabel 4.7
Hasil Observasi Guru pada Siklus II ......................................... 64
Tabel 4.8
Hasil Observasi Siswa pada Siklus II ....................................... 65
Tabel 4.9
Nilai Pretest Siklus II ................................................................ 66
Tabel 4.10 Nilai Postest Siklus II ............................................................... 67
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pembuatan rencana pendekatan pembelajaran kontekstual ........... 23 Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 39 Gambar 3.2 Tahapan Intervensi Tindakan ......................................................... 40 Gambar 3.3 Data dan Sumber Data ................................................................... 43 Gambar 4.1 Diagram Presentase Aktivitas siswa Pada Siklus I dan Siklus II ... 68 Gambar 4.2 Diagram Persentase Aktivitas Guru Pada Siklus I dan Siklus II ... 69 Gambar 4.3 Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II ..................................................................................................... 69
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A 1. Silabus ...................................................................................................... 78 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................................79 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .......................................... 89 4. Soal Siklus I ............................................................................................. 99 5. Soal Siklus II .......................................................................................... 101 6. Kunci jawaban Siklus I........................................................................... 103 7. Kunci Jawaban Siklus II ........................................................................ 104
Lampiran B 1. Hasil Pretest Siklus I .................................................................................... 105 2. Hasil Postest Siklus I ................................................................................... 106 3. Hasil Pretest Siklus II .................................................................................. 107 4. Hasil postest Siklus II .................................................................................. 108 5. Lembar Observasi Guru Siklus I dan II ....................................................... 109 6. Lembar Observasi Siswa Siklus I dan II ...................................................... 110
Lampiran C 1. Hasil Perhitungan Anates ....................................................................... 111 2. Kisi-Kisi Intrumen Tes .......................................................................... 135 3. Panduan Wawancara Kepada Guru ....................................................... 145 4. Panduan Wawancara Kepada Siswa ...................................................... 146 5. Catatan Lapangan ................................................................................... 147
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Dunia pendidikanpun semakin dituntut untuk lebih memberikan kontribusi yang nyata dalam upaya meningkatkan kemajuan bangsa. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang merupakan tempat pembelajaran untuk mengembangkan dan membina para siswa yang berada di dalamnya. Pendekatan pada pembelajaran siswa di sekolah dapat di lakukan secara langsung melalui interaksi guru dengan murid dalam pembelajaran melalui strategi atau metode pembelajaran di sekolah. Selain di sekolah juga secara tidak langsung dapat di lakukan melalui lingkungan seperti tidak membuang sampah sembarangan, yang berisikan kalimat positif yang memungkinkan siswa untuk dapat membacanya setiap waktu, secara tidak langsung akan merasuk ke dalam alam bawah sadar sehingga menimbulkan pengaruh yang positif pada tingkah lakunya. Adanya sebuah pembelajaran tidak terlepas dari adanya seorang guru. Saat ini, krisis waktu pembelajaran yang minim, di dalam pembelajaran murid kurang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan mengaitkan pada materi yang telah diajarkan di sekolah pada kehidupan masing-masing. Untuk itu guru berperan aktif dalam menyampaikan materi dengan dibantu oleh pendekatan CTL yang sangat berkait dengan pelajaran, dengan adanya pendekatan Contextual Teaching and Learning terutama dalam rangka meminimalisir waktu proses pembelajaran, yang telah didapat dalam pelajaran Fiqih tersebut. Selain penerapan pembelajaran dalam metode dan pembinaan dengan cara yang telah di paparkan, penerapan pembelajaran pada siswa dapat di lakukan dengan memberdayakan pada hal-hal yang positif. Untuk membantu itu semua, maka pembelajaran di sekolah memberikan pendekatan contextual
1
2
yang mana guru yang berperan dalam menyalurkan ilmu untuk siswa dengan mengaitkan pada kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar1. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik2. Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran apa yang akan digunakan dalam pembelajaran. Menurut Muhibin Syah, keberhasilan dari proses hasil belajar dipengaruhi oleh tiga faktor, faktor yang pertama yaitu faktor dalam (intern), yakni keadaan atau kondisi jasmani, yang kedua faktor dari luar individu (ekstern), yakni kondisi lingkungan sekitar siswa, dan yang ketiga faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran3. Akan tetapi, jika mengingat kembali pada pembelajaran. kenyataan yang banyak ditemukan di lapangan adalah, pembelajaran di Madrasah masih jauh dari harapan. Dunia pembelajaran masih lekat dengan pola tradisional sementara
siswa
hanya
menerima
informasi
secara
pasif,
dengan
menempatkan guru sebagai sumber belajar yang utama. Dalam praktik belajar, proses kegiatan belajar diukur hanya dengan tes dan belajar terjebak dalam mengumpulkan informasi saja. Proses belajar mengajar yang diungkapkan diatas sangat tidak diharapkan. Dalam proses pembelajaran dikelas terutama Fiqih daya fikir anak tidak berkembang secara pesat. Kemampuan-kemampuan untuk 1
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada 2011, hal.3 2 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya 2005, hal.100 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya 200, hal.132
3
memahami pembelajaran hanya terjadi didalam kelas, keterampilan siswa dikembangkan atas dasar latihan. siswa biasanya dituntut untuk menerima apa yang dianggap penting oleh guru, dan menghafalnya tanpa berkontribusi langsung. tanpa memikirkan apakah siswa mampu mempraktikan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari atau tidak, sehingga siswa masih banyak yang belum mengerti untuk mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran cenderung berorentasi pada buku dan tidak dikaitkan dengan kehidupan nyata. Keberhasilan dalam pendidikan ini sering hanya kali dinilai dari sejauh mana siswa itu mampu memproduksi bahan pengetahuan yang diberikan. Pada suatu observasi dan wawancara pada guru Fiqih di MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah terdapat beberapa informasi yang menyebabkan rendahnya hasil belajar. Pertama, metode mengajar guru bersifat teoritis dan abstrak dan masih jauh dari konteks nyata. Hal ini terlihat ketika guru menjelaskan materi Fiqih lebih menekan pada materi semata tanpa menghubungkan konsep dengan kehidupan nyata siswa. Kedua, hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang ditentukan di sekolah yaitu 70 hal ini terbukti dengan presentase kelulusan nilai siswa pada nilai ulangan mid semester, yaitu 15 siswa atau 48,38% dimana angka tersebut termasuk kedalam kategori kurang baik, sedangkan siswa yang nilainya kurang dari KKM lebih banyak hingga mencapai 51,61% atau 16 orang siswa. Ketiga, kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran sehingga terdapat beberapa indikator yang kurang tercapai keberhasilan belajarnya. Keempat, metode mengajar yang digunakan terbatas hanya pada ceramah, pembelajaran dilakukan hanya didalam kelas tanpa pemberian pengalaman langsung kepada siswa. Hal tersebut mengakibatkan penerimaan informasi secara pasif yang diperoleh siswa dalam pembelajaran dan bersumber pada penjelasan guru.4 Selain itu, berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap siswa, juga didapat beberapa informasi yang menyebabkan rendahnya hasil belajar. 4
Wawancara, Bpk. Marsudi, S.Pd, Rabu 19 Januari 2014 09.20 WIB, Ruang Guru
4
Pertama, siswa jarang berperan aktif dalam pembelajaran sehingga tidak muncul interaksi. Kedua, mereka lebih memilih untuk mengobrol dengan teman sebangkunya dan bermain Hp. Ketiga, siswa tidak mendapatkan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran dan hanya fokus pada guru. Keempat. Pembelajaran dikelas lebih menekan pada materi semata tanpa menghubungkan materi dengan kehidupan nyata siswa. Kelima, pemahaman siswa pada mengenai materi pelajaran berbeda dengan konsep sebenarnya, dikarenakan pembelajaran belum bisa menghubungkan dengan pengalaman siswa melalui interaksi langsung dengan objek atau alam sekitar. Salah satu solusi yang alternatif dari permasalahan-permasalahan di atas perlu diterapkan pembelajaran yang dapat mengaitkan antara materi pembelajaran dengan dunia nyata dengan mengaitkan pembelajaran melalui dunia nyata siswa dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan sehari-hari mereka. Pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan potensi anak secara menyeluruh dan dapat membangun keterkaitan antar materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa. Wina Sanjaya menjelaskan bahwa, “Contextual teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”.5 Penjelasan
ini
menunjukan
bahwa
pembelajaran
kontekstual
merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang sangat berperan aktif, produktif dan lebih bermakna dalam membantu proses belajar mengajar pada tingkat MTs, mengingat bahwa pola pikir seusia mereka sudah ingin banyak tahu lebih dalam tentang apa yang telah dijelaskan oleh gurunya. Dan tugas guru di dalam kelas dengan memakai pendekatan kontekstual guru dapat mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang 5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses pendidikan, (Jakarta: Kencana 2008), cet.5, h.255
5
bermakna dan suasana menjadi kelihatan menarik dan tidak membosankan karena dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka, sehingga konsep pembelajaran menjadi nyata. Selain itu guru dapat menambah keterampilan untuk berstrategi dan menjadikan sebuah tim untuk menemukan sesuatu yang baru. Hal ini terlihat ketika siswa dan guru dapat bekerja bersama-sama, hal ini disesuaikan pada konsep kontekstual. Bahwa kontekstual dapat membantu guru mengaitkan antara materi dengan kehidupan nyata siswa, mendorong siswa membuat hubungan baru antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan sehari-hari dan mereka dapat membuat kerjasama yang baik. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai obyek yang berbeda dari penelitian sebelumnya, penelitian dilakukan mengenai “UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATA PELAJARAN FIQIH”
B. Identifikasi Area dan fokus Penelitian Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain: 1. Kurangnnya keterkaitan antara materi pelajaran dengan kehidupan seharihari 2. Proses
pembelajaran
Fiqih
hanya
menerapkan
konsep
tanpa
mengaplikasikan dengan pengalaman 3. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar 4. Hasil belajar siswa rendah
C. Pembatasan Fokus Penelitian Berdasarkan identifikasi di atas, penelitian ini akan dibatasi pada: 1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
6
2. Siswa terlibat dalam pembelajaran adalah siswa kelas VIII semester genap tahun ajaran 2013-2014 MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Depok yang berjumlah 28 siswa. 3. Hasil belajar siswa di lihat dari aspek kognitif saja, ranah kognitif yang akan di ukur pada penelitian ini dari tingkat hafalan/mengingat (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3)
D. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: “Apakah penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih ?
E. Kegunaan Hasil penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). 1. Bagi sekolah, diharapkan menjadi masukan untuk guru-guru dalam memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar. 2. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan wawasan baru dalam bidang penelitian pendidikan dan pendekatan pembelajaran yang akan menjadi bekal untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata seteah menyelesaikan studinya.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang diteliti 1. Latar belakang Filosofi dan Psikologi Kontekstual a. Filosofi CTL CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldwin dan selanjutnya dikembangkan oleh Jean Piaget. Aliran filasafat konstruktivisme berangkat dari pemikiran epistemologi Giambatista Vico.6 Piaget berpendapat, bahwa sejak kecil seorang anak telah memiliki struktur kognitif yang disebut dengan skema. Skema terbentuk karena pengalaman.7 Merujuk pada pendapat yang dikemukakan oleh piaget mengenai struktur kognitif yang terbentuk karena pengalaman, sebaiknya dibentuk melalui pengalaman yang bermakna bagi anak yaitu dengan mengaitkan pelajaran dengan kehidupan nyata. Dengan pendekatan kontekstual, para peserta didik akan mampu menemukan makna dari setiap pengetahuan yang mereka peroleh, karena pendekatan kontekstual mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya bukan atas pemberitahuan dari orang lain. b. Psikologi Kontekstual Dilihat dari pandangan psikologis, kontekstual berpijak pada aliran psikologis kognitif. Menurut aliran ini proses belajar terjadi karena pemahaman individu akan lingkungan. Belajar bukanlah peristiwa mekanis seperti keterkaitan stimulus dan respons. Belajar tidak sederhana itu. Belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi, dan kemampuan pengalaman. 6
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), cet .3, hal.111 7 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, ... hal.111
7
8
Apa yang tampak pada dasarnya adalah wujud dari adanya dorongan yang berkembang dalam diri seseorang.8 c. Pengertian Pendekatan kontestual Istilah kontekstual menurut Jhonson, berasal dari kata kerja latin “contexere” yang berarti “menjalin bersama”. Kata konteks merujuk pada “keseluruhan situasi, latar belakang, atau lingkungan”. Yang
berhubungan
dengan
diri,
yang
terjalin
bersamanya.9
Pembelajaran Kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pembelajaran Kontekstual dikelas Amerika pertama-tama diusulkan oleh John Dewey. Pada tahun 1916, Dewey mengusulkan suatu kurikulum dan metodologi pengajaran yang dikaitkan dengan minat dan pengalaman siswa.10 Pendekatan pembelajaran kontekstual telah lama dikemukakan oleh John Deway pada awal abad ke-20 di USA. Menurutnya, pendekatan kontekstual mengasumsikan bahwa secara natural pikiran mencari makna atau konteks sesuai situasi nyata lingkungan seseorang, dan itu dapat terjadi melalui pemcarian hubungan yang masuk akal dan bermanfaat. Johnson menambahkan bahwa kontekstual, adalah “suatu pendekatan pendidikan yang berbeda, melakukan lebih dari sekedar menuntut para siswa dalam menggabungkan subjek-subjek akademik dengan kontek keadaan mereka sendiri”11 artinya, dengan menggunakan pendekatan ini diharapkan akan lebih membantu pemahaman siswa dalam memahami materi pembelajaran. Sementara itu Hower Keneth, mendefinisikan kontekstual adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses
belajar
dimana
siswa
menggunakan
pemahaman
dan
kemampuan akademisnya dalam berbagai konteks dalam dan luar 8
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan, ...
9
Eliane B. Johnson, Contextual Teaching and Learning, (Bandung: MLC, 2006), cet.2,
hal.259 hal.83 10
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif; Konsep Landasan dan Implementasinya pada kurikulum Tingkat satuan Pendidikan,(Jakarta: Kencana, 2010), cet. 3, hal.105 11 Eliane B. Johnson, Contextual Teaching and Learning,... hal.66
9
sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat simulatif ataupun nyata, baik sendiri ataupun bersama-sama.12 Lebih lanjut lagi, Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual atau Contextual teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (US. Departement of Education the National School to work Office yang dikutip oleh Blanchard, 2001).13 Contextual teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka.14
Menurut
Syaiful
Sagala
mendefinisikan
pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.15 Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Melalui penerapan proses kompetensi dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik akan 12
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), cet.1, hal.288 13 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif; Konsep Landasan dan Implementasinya pada kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, ... hal.104-105 14 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses pendidikan,... cet.5, h.255 15 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2005), hal.8788
10
merasakan pentingnya belajar dan mereka akan memperoleh makna yang mendalam terhadap apa yang dipelajarinya. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Masitoh dan Laksmi Dewi bahwa “pendekatan kontekstual sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang memfasilitasi kegiatan siswa untuk mencari, mengelola dan menemukan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui keterlibatan aktivitas belajar mencoba melakukan dan mengalami sendiri”.16 Penjelasan tersebut menunjukan bahwa belajar melalui pendekatan CTL merupakan salah satu faktor yang sangat positif untuk diterapkan disekolah. Dilihat dari gaya belajar anak tingkat MTs mampu mengaktualisasikan dirinya dan rasa ingin tahu lebih mendalam atas materi apa yang kurang disampaikan karena minimnya jam pelajaran. Sehingga CTL dapat membantu berperan aktif dalam pembelajaran disekolah. Pembelajaran yang efektif sangat berperan pada pendekatan CTL dapat mengembangkan potensi anak secara menyeluruh dan membangun keterkaitan antara materi pelajaran yang diajarkan dengan kehidupan nyata siswa, pendekatan ini memberikan daya imajinasi untuk dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada dan guru dapat lebih kreatif untuk dapat mengembangkan berbagai strategi dalam pembelajaran dan akan mencapai tujuan yang telah di inginkan. Pada siswa MTs pembelajaran Fiqih lebih tertarik bersifat konteks, artinya dimana siswa mampu mengaitkan antara materi dengan situasi kehidupan dan alam sekitar misalnya seperti hal-hal yang dapat dipraktikan langsung, macamnya pada salat sujud atau sujud yang belum pernah ia terapkan dalam kehidupan. Sehingga mereka dapat mengetahui semua itu. Selanjutnya, tahap yang dilaksanakan oleh pendekatan CTL, dilihat dari perkembangan kognitif siswa berkembang secara bertahap, yaitu mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Atas dasar kognitif siswa maka pembelajaran bisa lebih bermakna serta memerhatikan urutan dan keterkaitan antara materi pelajaran yang 16
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), ... hal.222
11
akan
dipelajari
terhadap
nilai-nilai
agama
yang
perlu
di
internalisasikan dalam diri peserta didik. Jadi pandangan mengenai pendekatan kontekstual adalah belajar dengan cara mengkontruksi makna
melalui
interaksi
lingkungannya
kemudian
menginterpretasikan. Dalam hal ini, lebih memberikan kesempatan dan berperan aktif kepada siswa untuk lebih memilih, mempertimbangkan dan menentukan nilai moral mana yang baik dan mana yang buruk dan mana pula yang perlu dianutnya. Sementara itu guru lebih berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, semakin riil bahwa pembelajaran di tingkat MTs lebih baik menggunakan pendekatan CTL. Pendekatan pembelajaran ini dipilih karena berdasarkan asumsi yang ada pada tingkat karakteristiknya. Bahwa pelajaran Fiqih adalah kehidupan itu sendiri. Dan kehidupan yang berada dialam semesta ini baik yang terkait lingkungan dan sebagainya. Pendekatan ini berguna untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan. d. Komponen-komponen dalam Pembelajaran CTL Kontekstual adalah sebuah sistem yang menyeluruh yang terdiri
dari bagian-bagian yang saling berhubungan, jika bagian-
bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya yang terpisah.17 Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Trianto, Yaitu: konstruktivisme (constructivism), inkuiri (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), penilaian sebenarnya (authentic assesment).18 1. konstruktivisme (constructivism) 17
Eliane, B. Johnson, Contextual Teaching and Learning,... cet k-2, hal.65 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif; Konsep Landasan dan Implementasinya pada kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, ... cet.3, h.114 18
12
pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkostruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. 2. Menemukan (inquiry) Pengetahuan dari keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. 3. Bertanya (questioning) Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiri, yaitu menggali informasi, mengonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. 4. Masyarakat belajar (learning community) konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman. Antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. 5. Pemodelan (modeling) model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang siswa bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya cara melafalkan suatu kata. Contoh itu, disebut sebagai model. 6. Refleksi (reflection) Refleksi adalah cara berfikir tantang apa yang baru dipelajari atau berfikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. 7. penilaian sebenarnya (authentic assesment) Assesment dalam proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.19 Selanjutnya menurut Wina Sanjaya CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki tujuh asas. Yaitu: 1) konstruktivisme konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. 19
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), cet.1, h.171-177
13
2) Inquiry Inquiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. 3) Bertanya Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu. Sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. 4) Masyarakat belajar Kerjasama saling memberi dan menerima sangat dibutuhkan untuk memecahkan suatu persoalan. Konsep masyarakat belajar dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Kerja sama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secaa alamiah. 5) Pemodelan Asas modeling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. 6) Refleksi Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. 7) penilaian nyata penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak. Apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa. Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar.20
20
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan,... cet k.5, hal.264-269
14
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran. dapat dilihat, terciptanya suasana belajar yang dapat memberikan
kesempatan
kepada siswa agar dapat berfikir lebih
kreatif lagi. Dapat menumbuhkan semangat siswa, tidak akan begitu saja menerima pengetahuan yang berasal dari guru kemudian memahami sendiri. Akan tetapi adalah bagaimana siswa dapat memecahkan dan mengembangkan pola fikir untuk dikaitkan dengan pengetahuan yang didapat dari lingkungan sekitarnya kemudian membangun pengetahuan menurut pemikirannya sendiri. e. Konsep Karakter Pendekatan CTL Proses pembelajaran kontekstual yang diterapkan disekolah sangat menekan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya kedalam kehidupan mereka. Menurut Wina Sanjaya terdapat tiga konsep yang harus dipahami dalam kontekstual yaitu: Pertama, kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorentasikan kepada proses secara langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. Kedua, kontekstual mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman disekolah dengan kehidupan nyata. Ketiga, kontekstal mendorong untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya kontektual bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-harinya.21
21
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, ... hal.109-110
15
Sehubungan dengan hal itu, terdapat beberapa karakteristik dalam
proses
pembelajaran
yang
menggunakan
pendekatan
kontekstual. 1) Pengaktifan pengetahuan sudah ada (activating knowledge). 2) Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge). 3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge). 4) Mempraktikan
pengetahuan
dan
pengalaman
(appliying
knowledge). 5) Dan melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut.22 Sementara
itu
menurut
Wina
Sanjaya,
terdapat
lima
karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL. 1) Dalam CTL pembelajaran merupakan prose pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain. 2) Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memerhatikan detailnya. 3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tapi untuk dipahamidan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuanitu dikembangkan. 4) Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman tersebut (appliying knowledge) artinya pengetahuan dan pengalaman siswa yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa. 22
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep Landasan dan Implementasinya pada kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, ... cet.3, hal.110
16
5) Melakukan reefleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.23 Hal yang sama diungkapkan oleh John A. Zahorik, mencatat lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktik pembelajaran kontekstual. Lima elemen yang dimaksudsebagi berikut: 1) Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge). 2) Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari keseluruhan dulu, kemudian memerhatikan detailnya. 3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) yaitu dengan cara menyusun konsep sementara, melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan, dan ats dasar tanggapan itu konsep tersebut direvisi dan dikembangkan. 4) Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman tersebut (appliying knowledge) 5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut.24 Selanjutnya, Karakteristik dari pembelajaran kontekstual sebagaimana dikemukakan oleh Clifford dan Wilson (2000) adalah sebagi berikut: 1) Emphasizes problem solving (menekankan pada pemecahan masalah). 2) Recognizes that teaching and learning need to occur in multiple contexs (mengakui perlunya kegiatan mengajar terjadi dalam berbagai kontek). 3) Assists students in learning how to monitor their learning so that they can become self regulated learners (membantu peserta didik dalam belajar tentang bagaimana cara memonitor belajarnya sehingga mereka dapat menjadi peserta didik mandiri yang teratur).
23
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, ... ,
hal.110 24
Mansur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta, Bumi Aksara, 2009), cet.6, hal.52
17
4) Anchors teaching in the diverse life context of student (mengaitkan pengajaran dengan konteks kehidupan peserta didik yang beraneka ragam). 5) Encourages students to learn from each other (mendorong para peserta didik untuk saling belajar satu sama lainnya). 6) Employs aunthentic assessment (menggunakan penilaian autentik).25 Menurut Lif Khoiru, Karakteristik pembelajaran kontekstual bisa dipraktikan di dalam kelas, karena karekteristik pembelajaran kontekstual sangat bermanfaat bagi peserta didik sebab bisa meningkatkan
etos
belajar
siswa,
karekteristik
pembelajaran
kontekstual ini meliputi: 1) Kerjasama. 2) Saling menunjang. 3) Menyenangkan, tidak membosankan. 4) Belajar dan bergairah. 5) Pembelajaran terintegrasi. 6) Menggunakan berbagai sumber. 7) Siswa aktif. 8) Berbagi dengan teman. 9) Siswa kritis guru kreatif. 10) Dinding dan lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain. 11) Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa dan lain-lain.26 Dari asumsi dan latar belakang yang mendasarinya, maka terdapat beberapa hal yang harus dipahami tentang belajar dalam konteks CTL. 1) Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengkonstrusi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki. Oleh
25
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Pengembangan Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran, (Jakarta, Raja Grafindo Persada 2009), h.262 26 Lif khoiru, dkk , Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakarta, Prestasi Pustaka, 2011), cet.1 h,87-88
18
2)
3)
4)
5)
karena itulah, semakin banyak pengalaman maka akan semakin banyak pula pengetahuan yang mereka peroleh. Belajar bukan sekedar mengumpulkan fakta yang lepas-lepas. Pengetahuan itu pada dasarnya merupakan organisasi dari semua yang dialami, sehingga dengan pengetahuan yang dimiliki akan berpengaruh terhadap pola-pola perilaku manusia, seperti pola berpikir, pola bertindak, kemampuan memecahkan persoalan termasuk penampilan atau performance seseorang. Semakin pengetahuan seseorang luas dan mendalam, maka akan semakin efektif dalam berfikir. Belajar adalah proses pemecahan masalah, sebab dengan memecahkan masalah anak akan berkembang secara utuh yang bukan hanya perkembangan intelektual akan tetapi juga mental dan emosi. belajar secara kontekstual adalah belajar bagaimana anak menghadapi setiap persoalan. Belajar adalah proses pengealaman sendiri yang berkembang secara bertahap dari yang sederhana menuju yang kompleks. Oleh karena itu belajar tidak dapat sekaligus, akan tetapi sesuai dengan irama kemampuan siswa. Belajar pada hakikatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan. Oleh karena itu, pengetahuan yang diperoleh adalah pengetahuan yang memiliki makna untuk kehidupan anak (Real Word Learning).27 Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kontekstual dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang sangat erat kaitannya. Faktor-faktor tersebut bisa datang dari dalam diri peserta didik (internal), dan dari luar dirinya atau dari lingkungan di sekitarnya (eksternal). Sehubungan dengan hal itu, Zahorik (1995) mengungkapkan lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual, sebagai berikut. 1) Pembelajaran harus memerhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik. 2) Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagianbagiannya secara khusus (dari umum ke khusus). 3) Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara: a) Menyusun konsep sementara 27
hal.114
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi ... ,
19
b) Melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari orang lain. c) Merevisi dan mengembangkan konsep. 4) Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktikan secara langsung apa-apa yang dipelajari. 5) Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan 28 mengembangkan pengetahuan yang dipelajari. Berdasarkan pernyataan diatas, bahwa pendekatan kontekstual harus memakai beberapa karakter dan faktor-faktor, baik faktor internal maupun eksternal yakni dalam diri siswa maupun dari luar yang ada dilingkungan sekitar agar proses pembelajaran dapat lebih berjalan bersama-sama. Karena siswa merasa senang telah mengalami belajar dengan pengetahuan yang mereka dapati sendiri. Sehingga berpengaruh pada hasil belajar yang lebih baik.
f. Perbedaan Pendekatan CTL dengan Pendekatan Konvensional Pembelajaran
Fiqih
berbasis
kontekstual
akan
dapat
mengantarkan peserta didik agar dapat lebih menarik dan bermakna bagi peserta didik jika melibatkan lingkungan sekitar dengan memakai pendekatan kontekstual, pendekatan kontekstual memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan pendekatan tradisional. Menurut Yatim Riyanto Tabel 2.1 Perbedaan Pendekatan CTL dengan pendekatan Konvensional No Pendekatan CTL 1 Siswa secara aktif terlibat dalam prose pembelajaran. 2 Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok diskusi, saling mengoreksi.
28
Pendekatan Tradisional Siswa adalah penerima informasi secara pasif. Siswa belajar secara individual.
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006), hal.138
20
3
4 5 6
7
8
9
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan masalah yang disimulasikan. Perilaku dibangun atas kesadaran sendiri . Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman. Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasaan diri. Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan. Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni siswa diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata. Pemahaman rumus di kembangkan atas dasar skemata yang sudah ada dalam diri siswa.
10
Pemahaman rumus itu berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya (on going process develovment)
11
Siswa menggunakan kemampuan berfikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektifdan membawa semata masing-masing ke dalam proses pembelajaran. Pengetahuan yang dimiliki manusia dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Manusia menciptakan atau membangun pengetahuan dengan cara
12
Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis. Perilaku dibangun atas kebiasaan. Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan. Hadiah untuk perilaku baik adalah tujuan dan atau nilai (angka) rapor. Seseorang tidak melakukan yang jelek karen adia takut hukuman. Bahasa diajarkan dengan pendekatan struktura, rumus diterangkan sampai paham kemudian dilatihkan. Rumus itu ada diluar diri siswa, yang harus diterangkan, diterima, dihafalkan, dan dilatihkan. Rumus adalah kebenaran absolut(sama untuk semua orang). Hanya ada dua kemungkinan yaitu pemahaman rumus yang salah atau pemahaman rumus yang benar. Siswa secara pasif menerima rumus atau kaidah (membaca, mendengar, mencatat, menghafal) tanpa memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran. Pengetahuan adalah penangkapan terhadap serangkaian fakta, konsep, atau hukum yang berada diluar diri manusia.
21
13
14
15
16
17 18 19 20
memberi arti dan memahami pengalamannya. Karena pengetahuan itu dikembangkan (di konstruksi) oleh amnusia itu sendiri, sementara manusia selalu mengalami peristiwa baru, maka pengetahuan itu tidak pernah stabil, selalu berkembang (tentative incomplete). Siswa diminta bertanggung jawab memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing. Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara proses bekerja hasil karya, penampilan rekaman tes dan lain-lain. Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan seting. Penyesalan adalah hukuman dari perilaku jelek. Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik. Seseorang berperilaku baik karena dia yakin itulah yang terbaik dan bermanfaat.
Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan beresifat final.
Guru adalah jalannya pembelajaran.
penentu proses
Pembelajaran tidak memerhatikan pengalaman siswa Hasil belajar diukur hanya dengan tes.
Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas. Sangsi adalah hukuman dari perilaku jelek. Perilaku baik berdasar dari motivasi ekstrinsik. Seseorang berperilaku baik karena dia terbiasa melakukan begitu. Kebiasaan ini dibangun dengan 29 menyenangkan.
Sedangkan menurut Wina Sanjaya Perbedaan Pembelajaran CTL dengan pembelajaran Konvensional adalah sebagai berikut: 1) CTL menempatkan iswa sebagai subjek belajar, artinya iswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara 29
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, ... , cet.1, h.167-170
22
2)
3)
4)
5)
6)
menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran. Konvensional siswa ditempatkan sebagi objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif. Dalam pembelajaran CTL siswa belajar melalui kegiatan kelompok, seperti kerja kelompok, berdiskusi saling menerima, dan memberi. Sedangkan, dalam pembelajaran konvensional siswa lebih banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat dan menghafal materi pelajaran. Dalam CTL pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil, sedangkan dalam pembelajaran konvensional pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak. Dalam CTL kemampuan didasarkan atas pengalaman, sedangkan dalam pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan. Tujuan akhir dari proses pembelajaran melaui CTL adalah kepuasaan diri, sedangkan dalam pembelajaran konvensional tujuan akhir adalah nilai atau angka. Oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek perkembangan siswa, maka dalam CTL keberhasilan pembelajaaran diukur dengan berbagai cara misalnya evaluasi proses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman, observasi, wawancara, dan lain sebagainya, sedangkan konvensional, keberhasilan pembelajaran biasanya hany diukur dari tes.30 Berdasarkan
pembelajaran
uraian
kontekstual
diatas, dapat
dapat membawa
disimpulkan
bahwa
tanggapan
positif
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal yang menjadi kelebihan pembelajaran ini diantaranya: 1) 2) 3) 4)
Menyadarkan pada pemahaman makna. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa. Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata atau masalah yang disimulasikan. 5) Selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. 6) Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang (inter disipliner).
30
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,... , hal.115-116
23
7) Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berfikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok). Sedangkan pembelajaran konvensional, antara lain: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
8)
Menyandarkan pada hafalan belaka. Pemilihan informasi lebih banyak ditentukan oleh guru. Siswa secara pasif menerima informasi. Pembelajara sangat abstrak dan teoritis, tidak bersandar pada realitas kehidupan. Memberikan hanya tumpukan beragam informasi kepada siswa. Cenderung terfokus pada ssatu bidang. Waktu belajar siswa sebagian besar dipergunakan untuk mengerjakan buku tugas, mendengarkan ceramah, dan mengisi latihan. Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan.31
g. Pembuatan rencana pendekatan pembelajaran kontekstual Penyusunan perencanaan pembelajaran kontekstual perlu diawali beberapa langkah dengan menggunakan komponen-komponen kontekstual. Adapun langkah-langkah dalam kontekstual diantaranya adalah: Gambar 2.1 Pembuatan rencana pendekatan pembelajaran kontekstual
31
1.konstruktivisme
2. inkuiri
Menyusun pengetahuan baru
Pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis
Lif khoiru, dkk , Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, ... cet.1, h.81-83
3. bertanya
4. masyarakat belajar
Refleksi sebagai keingin tahuan setiap individu
Kerjasama saling memecahkan persoalan
5. Pemodelan
6. refleksi
Memperagakan sesuatu
Mengingat kembali apa yang telah dipelajari
24
7. penilaian nyata Menilai pengetahuan dan keterampilan
Gambar prosedur perencanaan pembelajaran kontekstual Berdasarkan gambar diatas diharapkan dapat menjadi alat bagi peserta didik untuk dipelajari pada situasi alam sekitar. Sebelum
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan kontekstual sebagaimana diketahui, guru harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP disusun untuk harian setiap siklusnya. Secara tekhnis rencana pembelajaran minimal mencakup komponen-komponen berikut: 1) Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar 2) Tujuan pembelajaran 3) Materi pembelajaran 4) Pendekatan dan metode pembelajaran 5) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran 6) Alat dan sumber belajar 7) Evaluasi pembelajaran32 32
hal.53
Mansur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual , ... cet.6,
25
Adapun kegiatan dari RPP kontekstual adalah: 1) Pendahuluan a) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari b) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL (1) Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa (2) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi (3) Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan c) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa 2) Inti a) Dilapangan (1) Siswa melakukan observasi sesuai dengan pembagian kelompok (2) Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan dipasar sesuai dengan alat observasi yang telah mereka temukan sebelumnya b) Didalam kelas (1) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing (2) Siswa melaporkan hasil diskusi (3) Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain c) Penutup (1) Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai (2) Guru menegaskan siswa untuk membuat karangan tentang pengalaman belajar mereka.33 Disini dapat ditarik kesimpulan, bahwa pembelajaran melalui pendekatan kontekstual menciptakan ruang kelas yang menjadi aktif bukan menjadi pasif. Karena pembelajaran banyak dilakukan oleh
33
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, ... cet.3, h.125
26
siswa ketimbang dengan guru, dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
2. Hasil-hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar 1. Hasil Belajar Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.34 Belajar adalah semata-mata mengumpukan atau menghafalkan faktafakta yang tersaji dalam bentuk inforrmasi materi pelajaran. 35 Belajar adalah merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.36 Belajar adalah proses berfikir menekankan pada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan.37Belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktifitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik
perubahan
dalam
aspek
pengetahuan,
sikap,
maupun
psikomotor.38 Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing) menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih
34
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta, Pustaka Belajar), hal.44 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2005), cet.4, hal.63 36 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta, Prenada Media Group, 2008), cet.3, hal.206 37 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan, ... , cet.5, hal.105 38 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan KTSP, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008), cet.1, hal.229 35
27
luas dari itu, yakni mengalami.39 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.40 Jadi, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.41 Hasil belajar merefleksikan keleluasaan, kedalaman, dan kerumitan yang digambarkan secara jelas dan dapat diukur dengan tekhnik-tekhnik penilaian tertentu.42 Hasil belajar adalah suatu perubahan pengetahuan dan tingkah laku yang diperoleh melalui kegiatan belajar, dengan demikian hasil belajar tidak akan diperoleh tanpa melakukan proses pembelajaran. Sedangkan menurut Djamroh hasil belajar adalah apa yang diperoleh oleh siswa setelah dilakukan aktivitas belajar.43 Sementara itu, Nana Sudjana mengatakan “hasil belajar ialah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.44 Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.45 Sementara itu, menurut Ngalim Purwanto, “hasil belajar adalah hasil-hasil pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu.46 Sedangkan menurut Gagne, hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada dilingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori.47 39 40
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta, Bumi Aksara), hal.27 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, ...
cet.3, hal.3 41
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006), cet.10, hal.22 42 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Membangun Watak Bangsa, ... , hal.239 43 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta, Rineka Cipta, 2002), cet.2, hal.10 44 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ... , cet.14, hal.22 45 Oemar Hamalik, Kurikulum dan pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), cet.1, hal. 36 46 Ngalim Purwanto, Prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2008), cet.14, hal.33 47 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, ... , hal.42
28
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: pretest, proses, dan posttest. Ketiga hal tersebut dijelaskan berikut ini. a) Pre test (tes awal) Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pretest. Pretest ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu pretest memegang peeranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran. b) Proses Proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan dari pelaksanaan proses pembelajaran, yakni bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan melalui modul. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75% peserta didik terlihat secara aktif, baik fisik, mental maupun, sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidaktidaknya sebagian besar 75%. Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan. c) Post test Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post test. Post test meiliki banyak pengetahuan terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran.48 Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu pencapaian untuk mengukur seberapa jauh belajar yang siswa peroleh setelah melalui serangkaian proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mengukur suatu hasil pada pencapaian tujuan indikator pembelajaran yang telah ditentukan. 48
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi,... , hal.100-102
29
b.
Jenis-jenis hasil belajar Howard kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita.49 Gagne juga membuat semacam sistematika jenis belajar. Menurutnya sistematika tersebut mengelompokan hasil-hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu kategori. Kelima hal tersebut adalah sebagai berikut. a) Keterampilan intelektual, kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol huruf, angka, kata atau gambar. b) Informasi verbal, seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta atau suatu peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara menggambar. c) Strategi kognitif, kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya sendiri, mengingat dan berfikir. d) Keterampilan motorik, seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur dalam urutan tertentu. e) Sikap, keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak.50 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu pendalaman belajar yang digambarkan secara jelas yang telah diperoleh siswa dan dapat diukur dari beberapa aspek tertentu. Yaitu adanya pengetahuan, pengalaman, dan perubahan sikap menuju arah yang lebih baik dengan adanya proses kegiatan belajar. Sementara itu, Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa hasil belajar akan tampak dalam: a) Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar. b) Keterampilan; seperti : menulis dan berolah raga yang meskipun sifatnya motorik, keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi.
49
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ... , hal.22 Eveline Siregar dan Hertini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor, Ghalia Indonesia, 2010), cet.1, hal.8 50
30
c) Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu mencapai pengertian yang benar. d) Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya dengan menggunakan daya ingat. e) Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why). f) Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan. g) Inhibisi. menghindari hal yang mubazir. h) Apresiasi, menghargai karya-karya bermutu. i) Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.51 Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler, maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. “Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual”52 perilaku yang merupakan proses berfikir atau perilaku yang termasuk hasil kerja otak. beberapa kemampuan kognitif tersebut antara lain sebagai berikut: a) Pengetahuan, tentang suatu materi yang telah dipelajari. b) Pemahaman, memahami makna materi. c) Aplikasi atau penerapan penggunaan materi atau aturan teoritis yang prinsip. d) Analisa, sebuah proses analisis teoritis dengan menggunakan kemampuan akal. e) Sintesa, kemampuan memadukan konsep, sehingga menemukan konsep baru. f) Evaluasi, kemampuan melakukan evaluatif atas penguasaan materi pengetahuan.53
51
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/hakikat-belajar/ Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ... , hal.22 53 Eveline Siregar dan Hertini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, ... , hal.8-9 52
31
Kawasan afektif menurut krathwohl, Bloom dan Masia (1964), meliputi tujuan belajar yang berkenaan dengan minat, sikap dan nilai serta pengembangan penghargaan dan penyesuaian diri. Kawasan ini dibagi dalam lima jenjang tujuan, taitu sebagai berikut. a) Penerimaan (receiving) meliputi kesadaran akan adanya suatu sistem nilai, ingin menerima nilai, dan memperhatikan nilai tersebut, misalnya siswa menerima sikap jujur sebagai sesuatu yang diperlukan. b) Pemberian respons (responding) meliputi sikap ingin merespons terhadap sistem, puas dalam memberi respons. c) Pemberian nilai atau penghargaan (valuing) penilaian meliputi penerimaan terhadap suatu sistem nilai, memilih sistem nilai yang disukai dan memberikan komitmen untuk menggunakan sistem nilai tertentu. d) Pengorganisasian, (organization) meliputi memilah dan menghimpun sistem nnilai yang akan digunakan. e) Karakterisasi (characterization) karakteristik meliputi perilaku secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai yang telah diorganisasikan.54 Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor yakni: a) b) c) d) e) f)
Gerakan refleks Keterampilan gerakan dasar Kemampuan perseptual Keharmonisan atau ketepatan Gerakan keterampilan kompleks Gerakan ekspresif dan interpretatif55 Dari berbagai penjelasan di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa hasil belajar bukan hanya diukur dari hasil kognitif saja, akan tetapi membawa ke aspek yang lain pula diantaranya aspek afektif yang mana aspek ini melihatkan perubahan sikap dan nilai, dan juga membawa kepada aspek psikomotor berkaitan pada keterampilan dan kemampuan baik secara bertingkah laku, fisik dan psikologis.
54 55
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ... , hal.22 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ... , hal.23
32
c. Hubungan Pendekatan CTL dengan Hasil Belajar Salah satu belajar mengajar yang menekankan berbagai kegiatan dan tindakan adalah menggunakan pendekatan tertentu dalam belajar mengajar karena pendekatan dalam belajar mengajar pada hakikatnya merupakan suatu upaya dalam mengembangkan keaktifan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dan guru. Terdapat kecenderungan dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri apa yang dialaminya, bukan “mengetahuinya”. Pembelajaran yang berorentasi target penguasaan materi terbbukti berhasil dari kompetensi “mengingat” jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang, pendekatan
CTL
adalah
suatu
pendekatan
pengajaran
yang
karakteristiknya memenuhi harapan itu. Kuatnya arus globalisasi yang terus menerus terjadi menyebabkan nilai-nilai yang menjadi pondasi pertahanan peserta didik akan runtuh. Dengan penanaman pendidikan nilai dimaksudkan akan menambah ruh bagi peserta didik untuk menghadirkan kepekaan terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar dan memberi arahan untuk bisa berkontribusi terhadap lingkungan.
B. Pembelajaran Fiqih a. Pengertian Fiqih Pengertian Fiqih secara bahasa berarti paham yang mendalam, mengetahui batinnya sampai kedalamnya. Secara istilah adalah ilmu tentang hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliyah, yang di gali dan ditemukan dari dalil-dalil tafsili.56 Sedangkan pengertian fiqih menurut bahasa adalah al-fahm (pemahaman). Sedangkan menurut istilah fiqih adalah pengetahuan 56
1, h. 5
Zurinal Z dan Aminudin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2008), cet.
33
tentang hukum-hukum syar’iyah (agama) tentang perbuatan manusia yang digali atau ditemukan dari dalil-dalil terperinci.57 Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian fiqih adalah suatu cabang ilmu pengetahuan agama yang mengtur aktivitas kehidupan manusia yang lihat dari aspek ibadah, muamalah, dsb, dan mengatur hukum syara yang tertentu seperti wajib, sunnah, mubah, haram, dsb berdasarkan dalil-dalil terperinci. Sebagai salah satu mata pelajaran di Madrasah, Fiqih sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan agama islam. Hal ini di karenakan banyak aspek-aspek yang penting yang merupakan materi pembelajaran fiqih diantaranya adalah ibadah, muamalah. Artinya mata pelajaran Fiqih mengatur hubungan manusia kepada Allah juga kepada manusia lainnya. Di dalam Al-Qur’an tidak kurang dari 19 ayat yang berkaitan dengan kata Fiqih dan semuanya dalam bentuk kata kerja, seperti dalam surat At-Taubah ayat 122
Artinya: tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Pengembangan ilmu Fiqih termasuk yang paling menonjol di dunia islam, sehingga berbagai masalah sosial kemasyarakatan dan sebagainya
57
Lukman zain, Pembelajaran Fiqih, (Jakarta: Dirjen PAI, 2009), cet. 1, h. 3
34
selalu dilihat dari sudut pandang Fiqih. Hal ini tidak dapat dihindari mengingat motivasi untuk mengembangkan ilmu fiqih cukup kuat.58 Dari ayat dan Hadis di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa fiqih itu berarti mengetahui, memahami, dan mendalami ajaran-ajaran agama keseluruhan. Jadi pengertian fiqih dalam arti yang sangat luas sama dengan pengertian syari’ah. Dalam perkembangan selanjutnya, yakni setelah daerah islam meluas dan mengenal cara istinbath, maka fiqih diartikan dengan, sekumpulan hukum syara yang berhubungan dengan perbuatan yang diketahui melalui dalil-dalilnya yang terperinci dan dihasilkan dengan jalan ijtihad. Menurut
Al-Jurnani,
seorang
penganut
mazhab
Hanafi
menyebutkan bahwa fiqih adalah ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban. Hal ini menunjukan definisi fiqih dalam arti yang sangat luas, yang dikalangan mazhab Hanafi disebut fiqih akbar.59 Menurut Al-Ghazali dari mazhab Syafi’i mendefinisikan fiqih dengan faqih itu berarti, mengetahui dan memahami, akan tetapi dalam tradisi ulama, faqih diartikan suatu ilmu tentang hukum syara yang tertentu bagi perbuatan mukallaf, seperti wajib, haram, mubah, sunah, makruh, sah, fasid, batal, qodla, ada’an dan yang dan sejenisnya.60 Jelas bahwa pengertian fiqih itu berkembang, mula-mula fiqih meliputi keseluruhan ajaran agama, kemudian fiqih diartikan dengan ilmu tentang perbuatan mukallaf, sehingga tidak termasuk ilmu kalam dan tasawuf, dan terakhir fiqih dipersempit lagi yaitu khusus hasil ijtihad para mujtahid.
58
Abudin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), cet.
59
A. Djazuli, Ilmu Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2005), hal. 15 A. Djazuli, Ilmu Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2005), hal. 15
1, h. 158 60
35
b. Objek bahasan ilmu fiqih Objek bahasan ilmu fiqih adalah aspek hukum setiap perbuatan mukallaf serta dalil-dalil dari perbuatan tersebut. Prof. Dr. H. A. Djazuli membagi objek bahasan ilmu fiqih adalah sebagai berikut. 1) Fiqih ibadah mahdah Meliputi pelaksanaan ibadah shalat, puasa, zakat, dan haji serta bagaimana melaksanakan kewajiban dalam rumah tangga, bagaimana pengurusan harta orang yang meninggal, menjadi objek bahasan AlAhwal Asy-Syakhsiyah (hukum keluarga) 2) Fiqih muamalah Meliputi jual beli, sewa menyewa, patungan, mudhorobah, dan sebagainya. 3) Fiqih jinayah Meliputi maksiat apa yang dilarang serta sanksinya bila dilanggar atau bila kewajiban tidak dilaksanakan oleh seorang mukallaf menjadi objek bahasan hukum pidana. 4) Fiqih siyasah Meliputi
bagaimana
hukum
perbuatan
mukallaf
dengan
masyarakatnya, lembaga yang ada dalam masyarakatnya, dengan pimpinannya. Atau bila ada sesorang mukallaf yang dirugikan atau diperlakukan dengan tidak adil, menjadi objek bahasan hukum acara.61
c. Metode pembelajaran fiqih Metode digunakan oleh guru untuk menciptakan lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas dimana guru dan siswa terlibat selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut Lukman Zain, ada banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran fiqih diantaranya.
61
A. Djazuli, Ilmu Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 19-20
36
1) Metode ceramah Metode ceramah adalah metode penyampaian materi ajar yang dilakukan guru secara verbal (lisan) di dalam kelas untuk menyampaikan hal-hal bersifat teoritis. 2) Metode tanya jawab Adalah metode penyampaian materi ajar melalui kegiatan tanya jawab antara guru dan murid. Baik berupa bertanya murid menjawab ataupun sebaliknya. 3) Metode diskusi Suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah dan megambil keputusan/kesimpulan. Dalam pembelajaran fiqih, metode ini baik digunakan dalam hal perbedaan pendapat. 4) Metode resitasi (pemberian tugas) Dengan metode ini guru menggunakan pemberian tugas (misalnya pekerjaan rumah) sebagian besar materi fiqih dapat disampaikan dengan metode ini, misalnya tugas menghafal doa-doa bacaan shalat. 5) Metode demonstrasi Cara penyampaian materi pembelajaran dengan peragaan, baik dilakukan oleh dirinya atau orang lain atau orang lain yang ahli untuk memperagakannya. Contoh dalam hal melatih gerakan wudhu, shalat, haji dan lain-lain. 6) Metode bermain peran Metode ini dengan cara bermain peran adalah cara mengajar dengan mendemonstrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan sosial. Misalnya pada materi zakat fitrah melalui panitia, shalat jumat dan lain-lain. 7) Metode inquiry Inquiry penyelidikan merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri. Dalam
37
pembelajaran fiqih metode ini dapat digunakan untuk menyelidiki beberapa gerakan ibadah, hikmah-hikmah ibadah dan lain-lain. 8) Metode kisah cerita Bercerita mungkin paling disenangi oleh anak didik. Dalam pembelajaran fiqih metode ini berguna untuk menyampaikan hikmahhikmah suatu perbuatan. 9) Metode pengulangan/hafalan Dalam pembelajaran fiqih, metode pengulangan dapat digunakan untuk menghafal doa-doa dan bacaan. Contoh lafal niat shalat wajib, niat puasa, doa-doa shalat dan banyak lagi.62 10) Metode peneladanan Metode peneladanan ini sangat efektif bagi keberhasilan mengajar metode ini dilakukan dengan pemberian teladan (model) pelaksanaan ajaran agama di depan siswa. Dari penjelasan diatas, masih banyak metode-metode lain yang dapat digunakan dalam pembelajaran fiqih di madrasah. Metode yang di gunakan oeh guru untuk mencapai hasil belajar yang optimal, berkesan dan dapat dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Hasil Penelitian yang Relevan Sebagai bahan penguat penelitian tentang “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Contextual
Teaching and
Learning Pada Mata Pelajaran Fiqih” ada banyak hasil penelitian berupa skripsi para mahasiswa yang memuat mengenai penerapan pendekatan CTL dan hasilnya ada yang bersifat positif. Dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan CTL dalam menyampaikan materi pelajaran fiqih. Apakah penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagai salah satu contoh adalah skripsi saudari Eliawati addawiyah nim 106016200596 mahasiswa fakultas tarbiyah dengan 62
Lukman Zain, Pembelajaran Fiqih, (Jakarta, Dirjen PAI, 2009), h. 14-15
38
jurusan pandidikan kimia, dengan judul skripsi yaitu, “Implementasi Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Hasil Belajar kimia siswa pada konsep kesetimbangan Kimia”, yang menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran secara berkelanjutan dalam dua siklus terbukti dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada konsep kesetimbangan kimia, 90,63% telah mencapai KKM dengan indikator keberhasilan 85% siswa di nyatakan telah mencapai ketuntasan. Hal tersebut menunjukan bahwa penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada konsep kesetimbangan kimia. oleh karena itu, dapat di jadikan andalan bagi guru ketika akan menyampaikan materi disekolah. Dengan demikian hasil penelitian di atas mendapat hasil yang positif pada penerapan pendekatan CTL. Namun yang menjadikan berbeda dalam penelitian ini yang dilakukan oleh penulis bahwa penulis lebih mengkhususkan keberhasilan belajar pada mata pelajaran fiqih, mengapa demikian, karena mata pelajaran fiqih diharapkan mampu membentuk pribadi muslim seutuhnya dengan mengedepankan aspek ibadah. Ditambah lagi bahwa penulis melakukan penelitian di Madrasah, sehingga subjek penelitian adalah siswa dan siswi dari pada sekolah umum. Pendidikan di Madrasah diharapkan mampu membentuk pribadi muslim seutuhnya dengan pendidikan dan pengajaran agama, sehingga para guru dituntut memiliki keahlian dan kearifan dalam memilih metode atau pendekatan pembelajaran ketika guru akan menyampaikan materi disekolah.
D. Hipotesis Tindakan Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning Pada Mata Pelajaran Fiqih dapat meningkatkan hasil belajar fiqih siswa di kelas VIII MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah kota Depok.
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini berlangsung pada bulan februari pada semester II (genap) tahun ajaran 2013/2014. Sedangkan tempat yang dijadikan penelitian adalah MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah, Jl Masjid jami Al-Huda Kp.Gedong Kel.Kemirimuka Kec.Beji Kota Depok Kode Pos 16423.
B. Metode penelitian dan Rancangan siklus penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagi peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisifatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus.63 Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru bidang studi Fiqih. Observasi dilakukan oleh peneliti. Penelitian Tindakan kelas (PTK) dilakukan
berdasarkan
siklus.
Masing-masing
siklus
meliputi
tahap
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. Suatu siklus akan dilanjutkan apabila suatu kriteria keberhasilan yang diharapkan belum tercapai dan siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai.
63
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2008), hal.44-45
40
2. Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian perencanaan
refleksi
Siklus I
pelaksanaan
pengamatan
perencanaan
refleksi
Siklus I
pelaksanaan
pengamatan
? Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas C. Subjek yang terlibat dalam penelitian Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah, Depok semester genap 2013/2014 yang berjumlah seluruh siswa adalah 28 siswa.
D. Peran dan Posisi dalam Penelitian Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru Fiqih MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah. Peneliti berperan dalam merancang rencana pembelajaran dan mengolah data hasil penelitian. Peneliti dan guru bidang
41
studi Fiqih berperan sebagai pengajar dan peneliti dan guru bidang fiqih berkolaborasi mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.
E. Tahap Intervensi Tindakan Adapun tahap intervensi tindakan yang dilakukan pada setiap siklus, yaitu: Gambar 3.2 Tahapan Intervensi Tindakan Kegiatan pendahuluan
a. Datang kesekolah yang akan dijadikan subjek penelitian b. Konsultasi dengan guru fiqih pada tempat yang akan dilaksanakannya penelitian c. Melakukan
survei
lapangan
untuk
memperoleh gambaran kondisi sekolah. Survei
dilakukan
dengan
wawancara
kepada guru bidang studi fiqih untuk mengetahui
permasalahan
yang
ada
disekolah, mengetahui penggunaan metode pembelajaran siswa,
yang disampaikan pada
mengetahui
sarana
yang
ada
disekolah 1 Siklus I perencanaan
a. Mengidentifikasi masalah b. Menganalisis dan merimuskan masalah c. Menyiapkan rencana pembelajaran yang menerapkan pendekatan CTL d. Menyiapkan LKS e. Menyiapkan instrumen (tes, lembar observasi, catatan lapangan) f. Melakukan uji coba instrumen g. Menyusun kelompok belajar siswa
42
2 Tindakan
Melaksanakan langkah-langkah rencana pembelajaran a. Melakukan
pretest
penelitian
untuk
mengetahui kemampuan siswa b. Memberi perlakuan berupa pendekatan CTL c. Ketika proses pembelajaran berlangsung dilakukan peragaan mengenai kegiatan pembelajaran guru dan siswa d. Melakukan posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah diterapkannya pendekatan CTL 3 Pengamatan
a. Mengumpulkan data penelitian b. Melakukan diskusi dengan guru fiqih untuk membahas tentang kendala atau kekurangan proses pembelajaran yang telah dilakukan
4 Refleksi
a. Menganalisis data yang diperoleh untuk memperbaiki
dan
menyempurnakan
tindakan pada siklus selanjutnya b. Menganalisis
temuan
saat
melakukan
pengamatan proses pembelajaran yang telah dilakukan c. Menganalisis kekurangan dan keberhasilan dari
proses
berlangsung
pembelajaran dan
langkah selanjutnya Siklus II dan seterusnya Penulisan laporan penelitian
yang
mempertimbangkan
43
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan Hasil intervensi tindakan yang di harapkan (indikator ketercapaian) dari penelitian ini yaitu: 1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih yang di lihat dari ketercapaian KKM. Indikator keberhasilan ketuntasan belajar (hasil belajar siswa) yang di harapkan mencapai persentase 75% dengan nilai KKM 70. 2. Adanya peningkatan partisipasi aktif siswa pada proses pembelajaran yang di lihat dari lembar observasi.
G. Data dan Sumber Data Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa nilai tes hasil belajar siswa yang mencakup hasil tes belajar pretest dan posttest dan aktivitas siswa terhadap pendekatan pembelajaran kontekstual. Gambar 3.3 Data dan Sumber Data DATA
SUMBER DATA
Kegiatan siswa Aktifitas siswa Penguasaan konsep
INSTRUMEN Catatan lapangan
Siswa
Lembar observasi Pretest dan posttest
H. Instrumen pengumpulan data Dalam penelitian ini pengumpulan data mengenai pelaksanaan dan hasil dari program tindakannya akan dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen, diantaranya: 1. Instrumen Tes Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang untuk mengukur hasil belajar siswa. 64 Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan 64
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2010), hal.186
44
kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan dan dalam bentuk tulisan atau dalam bentuk perbuatan.65 Adapun bentuk tes dalam instrumen ini adalah tes obyektif sering juga disebut dikotonomi karena jawaban antara benar atau salah dan skornya antara 1 dan 0.66
2. Instrumen Non Tes a. Lembar observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.67 Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dan lembar observasi kegiatan guru. Aktivitas siswa yang diamati ketika proses pembelajaran disesuaikan dengan indikator CTL (Contextual Teaching and Learning). b. Catatan lapangan Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas.68 Catatan lapangan ini memuat kondisi siswa pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan CTL. c. Lembar wawancara Peneliti mewawancarai guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalahmasalah yang dihadapi di kelas.
65
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar, (Jakarta, Rosda karya), hal.35 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung, PT.Rosdakarya, 2009), hal.135 67 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, ... , hal.143 68 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2010), hal.197 66
45
I. Tekhnik Pengumpulan Data Tabel 3.1 Tekhnik Pengumpulan Data Instrumen Lembar observasi
Kegiatan Pengumpulan Data Data
diperoleh
dari
lembar
observasi yang di isi oleh observer pada
setiap
pertemuan,
hasil
observasi guru dan aktifitas siswa terhadap mata pelajaran fiqih. Catatan lapangan
Dilaksanakan
selama
proses
pembelajaran berlangsung, yang diamati
berupa
selama
proses
kondisi
siswa
pembelajaran
menggunakan pendekatan CTL. Tes hasil belajar
Data yang diperoleh dari test mata pelajaran fiqih yang dilakukan pada setiap akhir siklus.
J. Tekhnik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi Uji coba instrumen ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrumen penelitian yang akan digunakan. 1. Uji coba instrumen tes Pengujian instrumen tes ini harus memenuhi empat kriteria, yaitu uji validitas, uji realibilitas, uji taraf kesukaran, dan daya pembeda. a. Validitas Dimaksud dengan validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut. Untuk mengukur validitas
46
soal dalam penelitian ini digunakan rumus Anates V4 (Lihat lampiran)69 b. Realibilitas “Kehandalan atau reabilitas meliputi ketepan/kecermatan (precision) hasil pengukuran, dan kestabilan dari hasil pengukuran”. Merupakan kesepakatan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Analisis reabilitas dilakukan untuk mengetahui soal yang sudah disusun dapat memberikan hasil yang tetap atau tidak tetap. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertantu, maka hasil akan tetap atau relatife sama. Instrument disebut reliabel mengandung arti bahwa instrument tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Uji ini dilakukan dengan rumus Uji ini dilakukan dengan rumus Anates V4 (Lihat lampiran)70 Tabel 3.2 Indeks Reliabilitas Soal Keterangan < 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 0,90 0,90 – 1,00 1,00
Tidak Ada Reliabilitas Reliabilitas Rendah Reliabilitas Sedang Reliabilitas Tinggi Reliabilitas Sangat Tinggi Reliabilitas Sempurna
c. Tingkat kesukaran Suharsimi Arikunto mengatakan, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Menurutnya, hal tersebut perlu diperhatikan karena soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berfikir lebih maju, begitu pula sebaliknya
69
Uji Validitas, h.111
70
Uji Reliabilitas, h.112
47
soal yang terlalu sukar akan membuat siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat lagi untuk mencobanya. Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu peneliti melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan rumus Anates V4 (Lihat lampiran).71 Adapun kriteria tingkat kesukaran sebagai berikut: Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran Skor Indeks
Kriteria Soal
0.00 – 0.30
Soal sukar
0.31 ‒ 0.70
Soal sedang
0.70 – 1.00
Soal tinggi
K. Analisis Data Setelah data terkumpul peneliti menganalisis data, menganalisis merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang di dapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa dan guru pada proses pembelajaran dan catatan lapangan. 1. Data instrumen Non tes Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis menggunakan nilai persentase. Rumus persentase yang diguankan adalah:72
71
Tingkat kesukaran, h.117 Anas Sudjono,Pengantar Stattistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 43 72
48
P=
× 100%
Keterangan: frekuensi yang sedang dicari persentasenya Number of cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu) Angka presentase Hasil belajar siswa dikelompokkan menjadi
beberapa kategori,
indikator keberhasilan belajar jika telah menunjukkan persentase >70 % yaitu baik. Kemudian untuk pengelompokan lembar observasi dikategorikan dalam klasifikasikan sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan sangat kurang baik. Berikut kategori dalam klasifikasi lembar observasi: 73 Tabel 3.4 Lembar Observasi Skor 81 – 100% 61 – 80% 41 – 60% 21 – 40% 0 – 20%
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Adapun teknik analisis data yang penulis gunakan di dalam memperoleh data dari hasil tindakan yang penulis lakukan terhadap peserta didik kelas VIII MTs Unwanul Khairiyah kota Depok dalam pembelajaran Fiqih adalah Tes tertulis, dianalisis dengan membuat rata-rata nilai tes formatif yang kemudian dibuat presentasenya. Kemudian dihitung presentase dengan perhitungan sebagai berikut: Jumlah siswa yang memiliki standar nilai ketuntasan belajar X 100% Jumlah seluruh siswa Hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses belajar mengajar memiliki tingkatan. Indikator keberhasilan hasil belajar Fiqih siswa jika mengalami ketuntasan belajar individual sebesar >70 sebagai nilai KKM 73
Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Penelitian Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 89
49
disekolah dalam mata pelajaran Fiqih sebesar 75% khususnya pada materi memahami ketentuan pengeluaran harta diluar zakat. Sehubungan dengan itu terdapat beberapa tingkatan. Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:74 Tabel 3.5 Tingkatan Hasil Belajar Tingkatan
Keterangan
Istimewa/ maksimal
Apabila seluruh bahan pelajaran siswa yang di ajarkan dapat dikuasai siswa
Baik sekali/optimal
Apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
Baik/minimal
Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d 75% dikuasai oleh siswa.
Kurang
Apabila bahan pelajaran yang diajarkan < 60% dikuasai oleh siswa.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah tindakan ini berakhir, peneliti menyadari bahwa penelitian pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang belum diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fiqih, maka sebagai rencana perbijakan pembelajaran, penelitian akan dilanjutkan pada siklus II. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, obesrvasi, dan refleksi. Penelitian ini berakhir apabila peneliti ini telah berhasil menguji pendekatan CTL dalam meningkatkan hasil belajar fiqih siswa. Kegiatan penelitian yang penulis lakukan diantaranya adalah mempersiapkan instrument penelitian seperti lembar observasi, aktivitas belajar siswa dan guru, LKS, soal-soal tes pilihan ganda yang diberikan pada akhir siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fiqih siswa. 74
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. ke- 3, hal. 107
50
Dalam melakukan penelitian, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas yang sebagai observer. Observer berperan dalam membantu kelancaran penelitian dan dapat juga sebagai kolabolator untuk berdiskusi membicarakan kegiatan pada siklus selanjutnya.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus I Peneliti melaksanakan kegiatan sebagai berikut. a. Tahap perencanaan Tahap
perencanaan
pada
siklus
ini
dimulai
dengan
mengidentifikasi permasalahan yang terdapat disekolah. Kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS), sedangkan KD pada materi yang diajarkan pada siklus I ini adalah tentang menjelaskan ketentuanketentuan sadaqah, hibah dan hadiah. Selanjutnya RPP yang telah dibuat didiskusikan dengan guru kolaborator serta sehubungan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan soal test awal (pretest) dan soal test akhir (postest), membuat instrumen penelitian, membuat lembar observasi siswa, membuat lembar observasi guru, dan catatan lapangan. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII yang berjumlah 28 siswa , siswa di bentuk menjadi beberapa kelompok dengan jumlah masingmasing anggota kelompok berjumlah 4-5 orang. Penentuan kelompok dilakukan secara bersama-sama oleh guru agar tercipta kerjasama dan tidak saling iri. Pengelompokan ini dipergunakan pada saat siswa melakukan diskusi kelompok pada saat diskusi berlangsung di dalam kelas. Pada tahap ini, peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan
menggunakan
pendekatan
kontekstual
dalam
pelaksanaannya mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
51
proses
52
b. Tahap Pelaksanaan Siklus pertama ini dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu dua kali pertemuan. Pertemuan pertama sesuai dengan rencana yaitu dengan mengadakan soal test awal (pretest) yang diikuti 28 siswa guna untuk menyiapkan siswa dalam proses belajar. Setelah mengadakan pretest, dilanjutkan dengan membahas materi tentang ketentuan-ketentuan sadaqah, hibah dan hadiah melalui demonstrasi. Sedangkan pelaksanaan postest dilakukan pada akhir pertemuan yang kedua. 1) Pertemuan pertama ( kamis 06-02-2014) Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 45 menit (2 jam pelajaran), sesuai pada KD pada materi yang dibahas adalah ketentuanketentuan sadaqah, hibah dan hadiah. Peneliti bertindak sebagai guru yang mengajarkan ketentuan-ketentuan sadaqah, hibah dan hadiah, sedangkan wali kelas sebagai kolabolator (observer) yang mengamati aktivitas siswa dan kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran diawali dengan do’a bersama kemudian disusul dengan pemberian salam dari siswa untuk guru. Selanjutnya guru mengabsen siswa. Setelah mengabsen, guru mengarahkan untuk duduk dengan teman masing-masing. Pada suasana ini cukup gaduh dan ribut sekali sehingga guru belum bisa menenangkan siswa. Sehingganya
guru
harus
menenangkan
siswa
dan
harus
mengkondisikannya dengan cara tertentu. Guru mempunyai sebuah permainan sebelum dimulainya pelajaran. Setelah selesai, Kemudian guru menjelaskan kembali tentang tahap-tahap pembelajaran yang akan mereka lakukan. Setelah siswa siap untuk menerima pelajaran, selanjutnya guru menjelaskan kembali materi yang harus dicapai serta manfaatnya dari proses belajar mengajar. Sebelum melanjutkan pembelajaran, guru memberikan pretest. Tahap berikut adalah mengamati apa yang telah dijelaskan oleh guru, guru membimbing siswa pada saat melakukan pengamatan.
53
Selanjutnya guru menginformasikan kepada siswa agar memperhatikan dan membuat kesimpulan, setelah melakukan pengamatan, guru mengarahkan siswa untuk langsung menjawab hasil pengamatan. Masing-masing perkelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas mereka, namun ada sebagian kelompok yang masih sering bercanda atau tidak serius. selama proses pembelajaran berlangsung guru memperhatikan teman-teman sekelompok. Setelah waktu habis dan selesai melakukan pengamatan, guru mulai mengarahkan kepada siswa untuk membacakan hasil kesimpulan. 2) Pertemuan kedua ( kamis 13-02-2014) Pertemuan ini sama pada pertemuan sebelumnya, pada situasi ini siswa masih belum rapih terlihat cukup gaduh untuk mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga guru belum bisa menenangkan siswa. Namun pada awal tatap muka ini guru mempunyai sebuah visualisasi gambar yang mencontohkan penggambaran sadaqah, hibah dan hadiah sehingga perhatian siswa cukup terkendali. Pada awal presentasi berlangsung, siswa cukup bersemangat dalam
mengikuti
pembelajaran.
Pembelajaran
dimulai
dengan
membagai kelompok, kemudian setiap kelompok dipersilahkan untuk berdiskusi. Hampir semua siswa ikut berperan aktif, ikut bekerja dalam berdiskusi dan mendengarkan kelompok yang lain yang sedang melakukan presentasi. Guru membimbing setiap kelompok untuk selalu bekerja sama dalam menyelesaikan masalah, akan tetapi setelah beberapa lama banyak siswa yang merasa bosan sehingga kurang memperhatikan temannya yang sedang presentasi didepan. Setelah presentasi tiap kelompok selesai, guru meriview kembali pertanyaanpertanyaan yang diajukan siswa pada saat diskusi tadi dan membahasnya secara bersama-sama, kemudian bersama-sama menarik kesimpulan. Pada di akhir waktu pertemuan peneliti memberikan soal postest kepada seluruh siswa dalam bentuk pilihan ganda sebanyak
54
sepuluh soal. Test ini di kerjakan secara individu tidak ada yang mencontek. Guru bertugas untuk berkeliling mengawasi murid. Test ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran. 3) Tahap Pengamatan Hasil pengamatan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk catatan lapangan, catatan lapangan tersebut berisi kondisi siswa selama proses kegiatan berlangsung menggunakan pendekatan kontekstual. Di peroleh catatan berdasarkan kondisi siswa sebagai berikut. Tabel 4.1 Hasil Catatan Lapangan No 1
Tindakan Pembelajaran berkelompok
Siswa a) Kerjasama antar kelompok kurang berjalan dengan baik b) Kurang komuniksi dengan kelompok c) Masih ada yang bercanda dan mengobrol d) Sulit untuk memulai berkelompok e) Kurang terkondisi
2
Pengerjaan LKS
a) Tidak membaca LKS b) Kurang tetarik untuk membaca
3
Diskusi atau tanya jawab
a) Masih malu dan ragu untuk mengungkapkan pendapat, karena tidak terbiasa dengan adanya diskusi.
55
b) Beberapa siswa pasif c) Berkelompok hanya mengandalkan temannya 4
Refleksi
a) Pemahaman terlihat kurang
Berdasarkan tabel 4.1 dalam pembagian kelompok adanya kurang pemerataan sehingga kelompok kurang maksimal dalam kerjasama, tukar pikiran dan membantu ketika menemukan kesulitan. Siswa kurang terkondisikan untuk melaksanakan pembelajaran, terlihat beberapa siswa yang masih ingin bercanda, mengobrol dan bermalasmalasan. Pada saat pengerjaan LKS siswa mengikuti semua kegiatan pembelajaran, tidak ada lagi siswa yang bercanda atau bermalasmalasan selama pembelajaran, karena peneliti cukup tegas untuk mengatur kegaduhan selama pembelajaran. Akan tetapi mereka masih malu untuk mengajukan pertanyaan. Terbiasa belajar bermalasmalasan menyebabkan siswa selalu bergantung pada teman yang pandai dan bergantung pada guru, sehingga semua itu kurang mendominasi berjalannya pembelajaran. Pada saat diskusi atau tanya jawab siswa terlihat masih pasif, masih malu untuk menjawab dan terbungkam. Pelajaran masih di dominasi siswa yang pandai sedangkan siswa pasif mengikuti siswa pandai, mereka masih malu dan ragu dalam menyampaikan pedapat dan jawaban. Pada saat refleksi, kesimpulan dari pembelajaran masih di dominasi oleh guru karena sebagian siswa belum bisa mengutarakan kesimpulan atau masih merasa malu dan ragu.
56
c. Hasil observasi Observasi yang di lakukan oleh peneliti pada siklus ini berupa hasil dari kegiatan yang telah dilakukan. Adapaun data yang diperoleh adalah sebagai berikut. 1) Lembar observasi guru Observasi yang dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran fiqih dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada materi ketentuan sadaqah, hibah dan hadiah. pengamatan dilakukan oleh observer (wali kelas) yang mencatat seluruh keadaan di ruang kelas dengan berbagai aktifitas yang dilakukan guru selama proses pembelajaran, hasil observasi dari tindakan pertama terhadap guru sesuai dengan perencanaan. Tabel 4.2 Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan 1 Komponen CTL
AKTIVITAS GURU 1
Konstruktivisme Masyarakat belajar Menemukan Bertanya
Pemodelan
Penilaian nyata Refleksi
Pertemuan 2
2
3
4
Mengarahkan siswa terlibat aktif √ dan terampil dalam mengamati Tekhnik pembagian kelompok
1
2
3
4
√ √ √
Mengarahkan siswa melakukan observasi Mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi Memberikan pengarahan kepada yang akan mempresentasikan laporan penelitian Menjelaskan manfaat dari pembelajaran Guru bersama siswa menyimpulkan hasil sekitar masalah infak diluar zakat Presentase % Rata-rata Keterangan
√ √ √
√
√
√
√
√
√
√
60,71%
67,85% 64,28% Baik
57
Berdasarkan tabel 4.2 di atas pada kegiatan guru, guru mengikuti setiap aspek yang di amati dalam lembar observasi dan melakukan setiap langkah yang berada di dalam RPP. Sesuai dengan data ada peningkatan hasil observasi guru pada setiap pertemuannya dari 60,71% - 67,85%, jadi hasil rata-rata kegiatan guru pada siklus I ini adalah 64,28% dengan keterangan baik. 2) Lembar observasi Siswa Adapun aspek penilaian terhadap kinerja siswa yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Hasil Penguatan Peneliti Siklus I Komponen CTL 1 √
Konstruktivisme
Pertemuan 1 2 3
4
√ √ Masyarakat belajar
√ √
Pertemuan 2 1 2 3 √ √ √ √ √
√
√
√
Menemukan
√ √
√
√
Bertanya
√ √
Pemodelan Penilaian nyata
√
√
√
√
√ √ √
√
Refleksi Presentase % Rata-rata Keterangan
4
√ √ √
√ 59,37%
√ 68,75% 64,06% Baik
58
Berdasarkan Tabepada tabel 4.3 di atas pada kegiatan siswa, terlihat dari aspek yang diamati dalam lembar observasi dan melakukan setiap langkah yang berada di dalam RPP. Bahwa siswa belum terbiasa menggunakan pendekatan kontekstual, terlihat dari beberapa siswa yang belum
terbiasa
terlibat
aktif
dan
terampil
dalam
mengamati
pembelajaran, juga belum terbiasa cara belajar berkelompok, selain itu siswa belum terbiasa dalam menyimpulkan pelajaran dengan baik. Hal ini menunjukan kesempurnaan siswa dalam pembelajaran kontekstual belum mencapai yang di inginkan. 3) Tes Hasil Belajar Siswa Pembelajaran
Fiqih
dengan
menggunakan
pendekatan
kontekstual, pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa. Data hasil belajar Fiqih siswa (pretes dan postes) pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Nilai Pretest Siklus I No
Nama Siswa
Nilai
No
Nama Siswa
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A B C D E F G H I J K L M
70 50 40 80 70 40 70 50 40 40 50 30 70
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
p q r Ss t u v w x y z aa aaa
70 30 50 40 50 40 50 40 50 80 50 40 80
14
NN
40
Nilai rata-rata
O
40
% pencapaian KKM
15
= 51,78% × 100% = 28,57
59
Tabel 4.5 Nilai Postest Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama Siswa A B C D E F G H I J K L M
14 15
Nilai
Nama Siswa
Nilai
p q r Ss t u v w x y z aa aaa
40 90 40 50 40 70 40 90 40 80 60 80 40
70 80 70 80 70 50 70 70 70 40 70 50 70
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
NN
70
Nilai rata-rata
= 63,21%
O
80
% pencapaian KKM
100% =60,71%
d. Tahap Refleksi Pada pelaksanaan siklus I pembelajaran fiqih pada materi menjelaskan ketentuan sadaqah, hibah dan hadiah dengan menggunakan pendekatan kontekstual ini diperoleh hasil pembelajaran siswa dan juga dirasa masih kurang. Selain itu di lihat dari tes hasil belajar siswa berdasarkan pretest dan posstest yang telah dilaksanakan, masih ada beberapa siswa yang belum mencapai nilai KKM, dengan nilai KKM yang ditetapkan di sekolah 70. Hal ini menunjukan belum tercapainya ketuntasan belajar sebesar 75%. Oleh sebab itu, hasil belajar harus ditingkatkan lagi melalui perbaikan tindakan yang telah dilaksanakan untuk diterapkan pada siklus II.
60
e. Keputusan Berdasarkan hasil refleksi siklus I, diperoleh bahwa aktifitas siswa dan guru, juga hasil belajar siswa melalui pretest dan postest yang telah dilaksanakan pada mata pelajaran fiqih belum mencapai kriteria yang diharapkan. Oleh sebab itu, perlu dilaksanakan perbaikan tindakan pembelajaran
pada
siklus
ini,
sehingga
dilanjutkan
ketindakan
pembelajaran pada siklus II.
2. Siklus II Peneliti melaksanakan kegiatan sebagai berikut Pada siklus I ini masih banyak terdapat kekurangan, maka untuk memperbaikinya maka dilaksanakan penelitian ke siklus II. Siklus II dilaksanakan sama seperti siklus I yaitu dua kali pertemuan dan dihadiri 28 siswa, Penelitian pada siklus ini tetap menggunakan pendekatan kontekstual, adapun langkah yang dilaksanakan diantaranya sebagai berikut. a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS), sedangkan KD pada materi yang diajarkan pada siklus II ini adalah mempraktikan sadaqah, hibah dan hadiah. Selanjutnya RPP yang telah dibuat didiskusikan dengan guru kolaborator serta sehubungan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan soal test awal (pretest) dan soal test akhir (postest), membuat instrumen penelitian, membuat lembar observasi siswa, membuat lembar observasi guru, dan catatan lapangan. b. Tahap Pelaksanaan Siklus kedua dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu dua kali pertemuan. Tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini ditetapkan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, menggunakan pendekatan kontekstual menggunakan demonstrasi dan tetap dilaksanakan dengan fokus siswa yang belum mencapai KKM. Sebelum dilaksanakan proses
61
pembelajaran terlebih dulu peneliti melakukan tes awal pretest fungsinya untuk menyiapkan siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan postest akhir siklus dilakukan di akhir pertemuan. c. Pertemuan ketiga ( kamis 20-02-2014) Pertemuan ketiga berlangsung 2 x 45 menit, KD pada materi yang akan dibahas ini adalah mempraktikan sadaqah, hibah dan hadiah. Proses pembelajaran pada pertemuan ketiga ini sama dengan pertemuan pertama siklus I. Proses pembelajaran diawali dengan do’a bersama kemudian disusul dengan pemberian salam dari siswa untuk guru. Selanjutnya guru mengabsen siswa. Setelah mengabsen, guru mengarahkan untuk duduk dengan
teman
masing-masing.
Pada
suasana
ini
sudah
mulai
terkondisikan, tidak ada lagi siswa yang bikin gaduh dan ribut sehingga peneliti sudah mulai bisa menenangkan siswa. Guru mempunyai sebuah permainan sebelum dimulainya pelajaran. Setelah selesai, Kemudian guru menjelaskan kembali tentang tahap-tahap pembelajaran yang akan mereka lakukan. Setelah siswa siap untuk menerima pelajaran, selanjutnya guru menjelaskan kembali materi yang harus dicapai serta manfaatnya dari proses belajar mengajar. Sebelum melanjutkan pembelajaran, guru memberikan pretest. Tahap berikut adalah mengamati apa yang telah di jelaskan oleh guru, guru membimbing siswa pada saat melakukan pengamatan. Selanjutnya guru menginformasikan kepada siswa agar memperhatikan dan membuat
kesimpulan, setelah melakukan pengamatan,
guru
mengarahkan siswa untuk langsung menjawab hasil pengamatan. d. Pertemuan keempat ( kamis 27-02-2014) Pertemuan ini sama pada pertemuan sebelumnya, pada situasi ini siswa sudah cukup rapih dan terlihat senang untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Karena peneliti pada awal tatap muka ini mempunyai sebuah visualisasi gambar yang mencontohkan penggambaran sadaqah, hibah dan hadiah sehingga perhatian siswa cukup terkendali.
62
Pada awal presentasi berlangsung, siswa cukup bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran dimulai dengan membagai kelompok, kemudian setiap kelompok dipersilahkan untuk berdiskusi. Hampir semua siswa ikut berperan aktif, ikut bekerja dalam berdiskusi dan mendengarkan kelompok yang lain yang sedang melakukan presentasi. Guru membimbing setiap kelompok untuk selalu bekerja sama dalam menyelesaikan masalah. Setelah presentasi tiap kelompok selesai, guru meriview kembali pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa pada saat diskusi tadi dan membahasnya secara bersama-sama, kemudian bersamasama menarik kesimpulan. Pada di akhir waktu pertemuan peneliti memberikan soal postest kepada seluruh siswa dalam bentuk pilihan ganda sebanyak sepuluh soal. Test ini di kerjakan secara individu tidak ada yang mencontek. Guru bertugas untuk berkeliling mengawasi murid. Test ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran. e. Tahap Pengamatan Hasil pengamatan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk catatan lapangan, catatan lapangan tersebut berisi kondisi siswa selama proses kegiatan berlangsung menggunakan pendekatan kontekstual. Di peroleh catatan berdasarkan kondisi siswa sebagai berikut Tabel 4.6 Hasil Catatan Lapangan No 1
Tindakan Pembelajaran berkelompok
Siswa 1. Kerjasama
yang
baik
dalam
memecahkan masalah 2. Setiap siswa bertanggung jawab dalam memecahkan masalah 3. Terlibat aktif dalam berdiskusi
2
Pengerjaan LKS
4. Belajar mandiri 5. Mengerjakan LKS dengan baik
63
3
Diskusi atau tanya jawab
6. Menjawab
pertanyaan
guru
dengan baik 7. Mampu
mengungkapkan
pendapat dengan baik 4
8. Pemahaman sudah cukup
Refleksi
Berdasarkan tabel 4.6 dalam pembagian kelompok adanya pengelompokan yang secara merata dan membaik tidak terlihat gaduh dan saling iri lagi. Terlihat kerjasama yang baik dalam memecahkan masalah dan mudah untuk di kondisikan, dan sudah siap untuk memulai berkelompok dalam kegiatan pembelajaran. Pada saat pengerjaan LKS siswa mengikuti semua kegiatan pembelajaran, tidak ada lagi siswa yang bercanda atau bermalas-malasan selama pembelajaran, karena peneliti cukup tegas untuk mengatur kegaduhan selama pembelajaran. tetapi mereka sudah terlihat mandiri untuk mengerjakannya. Pada saat diskusi atau tanya jawab siswa sudah terlihat membaik, disaat diskusi sudah mulai mampu mengungkapkan pendapat. Apabila diberi pertanyaan siswa sudah mampu untuk menjawab dengan suara lantang. f. Hasil observasi Observasi yang di lakukan oleh peneliti pada siklus ini berupa hasil dari kegiatan yang telah dilakukan. Adapaun data yang diperoleh adalah sebagai berikut. 1) Lembar observasi guru Observasi yang dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar pada
mata
pelajaran
fiqih
dengan
menggunakan
pendekatan
kontekstual pada materi ketentuan sadaqah, hibah dan hadiah. pengamatan dilakukan oleh observer (wali kelas) yang mencatat seluruh keadaan di ruang kelas dengan berbagai aktifitas yang
64
dilakukan guru selama proses pembelajaran, hasil observasi dari tindakan pertama terhadap guru sesuai dengan perencanaan. Tabel 4.7 Hasil Observasi Guru Siklus II Komponen CTL
AKTIVITAS GURU
Pertemuan 3 1
Konstruktivisme
Masyarakat belajar Menemukan Bertanya
Pemodelan
Penilaian nyata Refleksi
2
Mengarahkan siswa terlibat aktif dan terampil dalam mengamati Tekhnik pembagian kelompok
Pertemuan 4
3
4
1
√
2
3 √
√ Mengarahkan siswa melakukan observasi Mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi Memberikan pengarahan kepada yang akan mempresentasikan laporan penelitian Menjelaskan manfaat dari pembelajaran Guru bersama siswa menyimpulkan hasil sekitar masalah infak diluar zakat Presentase % Rata-rata Keterangan
√
√ √
√
√ √
√
√
√
√
√ 75%
89,28% 82,14% Sangat baik
Berdasarkan tabel 4.7 di atas pada kegiatan guru, guru mengikuti setiap aspek yang di amati dalam lembar observasi dan melakukan setiap langkah yang berada di dalam RPP. Pada lembar observasi kegiatan guru pada siklus II adalah 82,14% dengan keterangan sangat baik, dibanding hasil rata-rata kegiatan guru pada siklus I adalah 64,28% dengan keterangan baik. Hal ini menunjukan bahwa hasil observasi guru mengalami peningkatan di setiap siklusnya.
4
65
2) Lembar observasi Siswa Adapun aspek penilaian terhadap kinerja siswa yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.8 Hasil Penguatan Peneliti Siklus II Komponen CTL 1 Konstruktivisme
Masyarakat belajar
Pertemuan 3 2 3 √ √ √ √
4
Pertemuan 4 1 2 3 √ √ √ √
√ √ √ √
Menemukan
√ √ √ √
√ √ √
Bertanya Pemodelan Penilaian nyata
√
√ √ √ √
√ √
√ √ √ √
√ √
Refleksi Presentase % Rata-rata Keterangan
4
76,56%
87,5% 82,03% Sangat baik
Beberdasarkan tabel 4.8 di atas pada hasil penguatan peneliti, hasil observasi aktivitas siswa terlihat bahwa aspek-aspek yang terendah pada siklus I rata-rata persentase pada siklus I sebesar 64,06% dengan keterangan baik sedangkan rata-rata persentase pada siklus II sebesar 82,03% dengan keterangan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi tindakan yang diharapkan telah tercapai.
66
3) Tes Hasil Belajar Siswa Pembelajaran
Fiqih
dengan
menggunakan
pendekatan
kontekstual, pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa. Data hasil belajar Fiqih siswa (pretes dan postes) pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.9 Nilai Pretest Siklus II No
Nama Siswa
Nilai
No
Nama
Nilai
Siswa
1
A
50
16
p
70
2
B
40
17
q
40
3
C
20
18
r
80
4
D
70
19
Ss
70
5
E
40
20
t
50
6
F
80
21
u
30
7
G
70
22
v
70
8
H
50
23
w
50
9
I
30
24
x
30
10
J
70
25
y
70
11
K
50
26
z
70
12
L
30
27
aa
30
13
M
20
28
aaa
70
14
NN
70
Nilai rata-rata
15
O
20
% pencapaian KKM
= 51,42% 100% = 42,85%
67
Tabel 4.10 Nilai Postest Siklus II
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama Siswa A B C D E F G H I J K L M
14
NN
70
Nilai rata-rata
= 75,71%
15
O
70
% pencapaian KKM
100% = 82,14%
No
Nilai
No
100 70 50 80 70 80 90 70 50 90 70 100 50
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Siswa p q r Ss t u v w x y z aa aaa
Nilai 80 70 80 90 70 100 90 70 50 90 70 50 100
g. Tahap Refleksi Data diatas menunjukan bahwa tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I dengan nilai posstest kurang memenuhi KKM yaitu 60,71% dan pada siklus II ini secara keseluruhan mengalami peningkatan mulai dari hasil belajar siswa meningkat hingga 82,14% hal itu disebabkan karena siswa telah melaksanakan pendekatan kontekstual dengan baik. Berdasarkan hasil refleksi dari kegiatan siklus II ini, hasil yang dicapai sudah baik yang ditandai dengan adanya peningkatan pada nilai postest siswa yang melebihi KKM yang sudah ditetapkan oleh sekolah 70 dengan ketuntasan 82,14%. Oleh karena itu, penelitian dianggap cukup sampai siklus II.
68
B. Analisis Data Data penelitian sebagaimana telah di uraikan di atas merupakan hasil dari proses hasil analisis data yang telah di lakukan, diantaranya sebagai berikut. 1. Lembar observasi a. Lembar observasi siswa
Gambar 4.1 Diagram Presentase Aktivitas siswa Pada Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil skor pada lembar observasi siswa yang terlihat pada diagram 4.1 menunjukan bahwa presentase jumlah rata-rata aktivitas siswa pada siklus I berada pada kategori baik dengan presentase sebesar 64,06% kategori baik. dari hasil observasi tersebut aktivitas siswa terlihat belum terbiasa dengan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual, mereka masih harus menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi kelas yang telah yang di berikan guru. Dan pada aktifitas siklus II bahwa siswa terlihat semakin meningkat menjadi 82,03% dengan kategori sangat baik. hal ini di sebabkan karena siswa telah terbiasa dengan penggunaan pendekatan kontekstual dan mereka semakin antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran fiqih. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dapat diterima dan dilaksanakan oleh siswa.
69
b. Lembar observasi guru
Gambar 4.2 Diagram Persentase Aktivitas Guru Pada Siklus I dan Siklus II Diagram 4.2 Menunjukan adannya hasil presentase kegiatan guru yang diperoleh pada siklus I dengan menerapkan pendekatan kontekstual sebesar 64,28% dengan kategori baik, sedangkan hasil persentase kegiatan guru yang diperoleh pada siklus II sebesar 82,14%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kegiatan guru pada siklus I dan siklus II, setelah diterapkannya pendekatan kontekstual. c. Hasil Tes Siswa
Gambar 4.3 Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II
70
Berdasarkan Diagram 4.3 memperlihatkan bahwa hasil belajar pada siklus I jumlah yang mendapatkan nilai posttest diatas Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 60,71% masih belum mencapai intervensi tindakan yang diharapkan. Namun setelah dilakukan hasil belajar siklus II jumlah yang mendapatkan nilai posttest dengan Kriteria Ketuntasan Minimal meningkat sebanyak 82,14%. Hal ini menunjukkan bahwa
intervensi tindakan yang
diharapkan telah tercapai.
C. Pembahasan Pada pelaksanaannya penelitian ini dilakukan dalam dua siklus mulai dari Kamis 06 Februari – Kamis 27 Februari 2014. dari kedua siklus yang telah dilaksanakan terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan pendekatan kontekstual, hal tersebut diperkuat dengan peningkatan aktivitas siswa dari siklus ke siklus. Tes hasil belajar diberikan kepada siswa sebanyak dua kali yaitu prettest dan posttest, terdiri dari 10 soal dalam bentuk pilihan ganda yang diberikan pada masing-masing siswa setiap siklusnya. Pada awal siklus I belum ada peningkatan hasil belajar karena beberapa
faktor.
Diantaranya
adalah
siswa
belum
terbiasa
dengan
menggunakan pendekatan kontekstual, suasana masih belum begitu bisa terkendali di saat siswa ingin memulai pembelajaran dengan berkelompok. siswa belum fokus dalam mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru, siswa kurang termotivasi karena masih terbiasa dengan pembelajaran konvensional dimana guru yang lebih utama dalam menyampaikan isi materi. Dengan adanya evaluasi pada siklus I kemudian diperbaiki pada siklus II ternyata ada peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari hasil tes akhir siklus I dan test akhir siklus II yang nilai rata-ratanya meningkat yaitu dari sebelumnya 60,71% menjadi 82,14% ini berarti kebanyakan siswa telah mencapai indikator keberhasilan maka penelitian dianggap berhasil. Hasil penelitian yang dilakukan penulis sejalan dengan hasil penelitian yang sudah dikemukakan oleh beberapa peneliti yang memiliki keterkaitan dengan pendekatan kontekstual. serta menunjukkan bahwa penerapan
71
pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih kelas VIII MTs Unwanul Khairiyyah Depok. Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas adalah apabila hasil belajar siswa mencapai 70 Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang di tetapkan oleh sekolah MTs Unwanul Khairiyyah kota Depok.
Tingkat
ketercapaian hasil belajar mencapai 75%. Pada penelitian ini hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar, baik pada siklus I maupun siklus II mengalami peningkatan. Namun pada siklus I KKM belum tercapai, pada siklus I nilai rata-rata posttest adalah 60,71 nilai ini jika dikategorikan ke dalam kategori ketuntasan belajar maka berada pada kategori rendah. Selanjutnya proses belajar mengajar dilanjut kesiklus II. Hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan CTL proses belajar mengajar pada siklus I dan II mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai posstest adalah 60,71% apabila dikategorikan ke dalam kategori ketuntasan belajar maka berada pada kategori rendah. Pada siklus II menjadi 82,14% apabila dikategorikan ke dalam kategori ketuntasan belajar maka berada pada kategori tinggi. Meningkatnya hasil belajar siswa tersebut tidak terlepas dari keterampilan guru dalam menerapkan CTL. Hal ini terlihat dari observasi guru pada siklus I dan II. Pada siklus I 64,28% sedangkan siklus II 82,14% dengan kriteria sangat baik Keaktifan siswa dalam proses pembelajaranpun berdampak pada peningkatan mutu, proses dan hasil belajar siswa. Tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I dengan rata-rata 64,06% sedangkan tingkat keaktifan siswa pada siklus II dengan nilai 82,03% dengan kriteria sangat baik. Dari hasil di atas terlihat bahwa pendekatan CTL dapat mengaktifkan siswa. Dalam hal ini keaktifan siswa di bantu dengan cara, pertama membangun keterkaitan antara pengatahuan baru dengan kehidupan seharihari. Kedua, siswa secara langsung terlibat memecahkan masalah yang di
72
berikan untuk membantu dalam mengajarkan temannya satu sama lain sehingga terjadi proses transfer pengetahuan, keterampilan yang di miliki. Melalui proses interaksi saat pembelajaran dengan menggunakan CTL akan melatih siswa untuk mengembangkan kepekaan sosialnya, tanpa menghambat kemajuan dirinya sendiri, karena siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk meningkatkan komunikasi, partisipasi, kreativitas. Kondisi seperti ini membuat siswa tidak merasa jenuh dalam proses pembelajaran, sehingga terjadi pada peningkatan terhadap hasil belajar. Pembelajaran yang menggunakan yang menggunakan pendekatan CTL telah menimbulkan perubahan besar terhadap kondisi belajar mengajar kearah lebih positif. Atas dasar itu maka pembelajaran harus didesain dengan perencanaan yang begitu matang, mempunyai persiapan dan penampilan hasil. Itu merupakan tahapan-tahapan yang harus terlaksana secara terpadu agar tercipta situasi penbelajaran bermakna. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL tidak hanya berpusat pada guru tetapi para siswa juga aktif, hal ini mengakibatkan siswa menjadi aktif dan suasana kelas tidak sepi. Sehingga menimbulkan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Pada jurnal ilmiah penelitian kependidikan pada lembaga penelitian Universitas Negri Yogyakarta mengatakan bahwa, model pembelajaran kontekstual berbasis kompetensi diterapkan dalam pembelajaran, terlebih dahulu dilakukan pembuatan rencana pembelajaran agar dalam pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan. Rencana pembelajaran secara garis besar berisi tentang : kmpetensi dan tujuan pembelajaran, skenario pembelajaran diorentasikan pada pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, pembelajaran yang menarik, kontekstual, dan mengacu pada kompetensi yang dituntut. Kegiatan pembelajaran yan direncanakan mengacu pada tujuh komponen pembelajaran yang efektif, yaitu: konstruktivisme, menemukan atau inkuiry, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan dan penilaian autentik.
73
Kesimpulan pada jurnal ilmiah tersebut adalah penerapan model CTL yang berbasis pada kompetensi pada mata kuliah Tekhnik Pendinginan Tata udara terbukti berhasil meningkatkan efektivitas pembelajaran baik dilihat dari sisi proses maupun dari hasil pembelajaran. Dari sisi proses, penerapan pembelajaran kontekstual yang berbasis kompetensi telah berhasil meningkatkan motivasi mahasiswa, keterlibatan aktif mahasiswa, meningkatkan suasana belajar yang kondusif, menarik dan menyenangkan, mahasiwa lebih mudah dalam memahami dan menguasai kompetensi yang dituntut sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dari sisi hasil pembelajaran, penerapan pembelajaran kontekstual berbasis kompetensi telah berhasil melampaui kriteria minimal keberhasilan. Semua mahasiswa mendapatkan nilai di atas kriteria minimal (c). Hal ini ditujukan oleh perolehan nilai sebagai berikut. Siklus I: A- (4 orang), B (3 orang), C+ (3 orang), C (3 orang), sedangkan siklus II: nilai A- (6 orang), B+ (2 orang), B (4 orang), dan B- (1 orang). Hal tersebut juga menunjukan adanya peningkatan yang signifikan antara siklus I dan siklus II.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pembelajaran
kontekstual adalah suatu metode pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya pada kehidupan mereka. Berdasarkan temuan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran secara berkelanjutan dalam dua siklus empat pertemuan. terbukti dapat meningkatkan hasil belajar fiqih siswa pada materi memahami ketentuan pengeluaran harta diluar zakat dan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah. Peningkatan hasil belajar FIQIH siswa kelas VIII MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Depok setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model CTL, dapat meningkatkan dari posttes akhir siklus I (60,71%) dengan penelitian postess akhir siklus II sebesar (82,14%). B. Saran Agar pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model CTL dapat mencapai hasil yang optimal maka terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan, diantaranya : 1. Guru diharapkan dapat mengembangkan model CTL dan metode-metode atau strategi-strategi lain yang tidak hanya meningkatkan kemampuan kognitif siswa akan tetapi juga meningkatkan atau melatih kemampuan berpikir siswa. 2. Pihak sekolah hendaknya memfasilitasi proses pembelajaran khususnya alat peraga sebagai penunjang keaktifan siswa dan guru.
3. Guru diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) dengan baik dalam kegiatan pembelajaran
74
75
di kelas. Hal ini dapat dilakukan apabila konsep pembelajaran dan situasi belajar mendukung untuk menggunakan pendekatan pembelajaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Djazuli, A. Ilmu Fiqih. Jakarta: Kencana, 2005. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Djamarah, Syaiful Bahridan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Hertini Nara dan Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia, cet. 1, 2010. Hamalik, Oemar. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 1995a. -------, Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 1995b. Johnson, Eliane B. Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC, cet. 2, 2006. Khoiru lif, Dkk. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpad. Jakarta: Prestasi Pustaka, cet. 1, 2011. Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010. Muhibin Syah, Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, cet. 4, 2005. -------, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet. 16, 2010. Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet. 8, 2005. -------, Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Pengembangan Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada 2009. Mansur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara, cet. 6, 2009. Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktor Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, cet. 1, 2009. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
76
77
Rusman, Model-Model Pembelajaran. Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet. 3 2011. Rachman, Shaleh Abdul. Pendidikan Agama dan Membangun Watak Bangsa, Jakarta: Prenada Media Group, cet. 3, 2008 -------, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Prenada Media Group, cet. 3, 2008. Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cet. 1, 2009. Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Penelitian Pemula. Bandung: Alfabeta, 2009. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, cet. X 2011. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar. Jakarta: Rosda karya. Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan KTSP, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cet. 1, 2008. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, cet. 5, 2008. Sanjaya, Wina. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana, cet. 3, 2005. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif; Konsep Landasan dan Implementasinya pada kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana, cet. 3, 2010. Zurinal Z dan Aminudin, Fiqih Ibadah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2008. Zain, Lukman. Pembelajaran Fiqih, Jakarta: Dirjen PAI, cet. 1, 2009.
PERANGKAT PEMBELAJARAN
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Mata Pelajaran : Fiqih Kelas/Semester : VIII/ Genap Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Pertemuan :1 A. Standar Kompetensi Memahami ketentuan pengeluaran harta diluar zakat B. Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan ketentuan-ketentuan sadaqah, hibah dan hadiah C. Indikator 1. Menjelaskan pengertian sadaqah 2. Menjelaskan pengertian hibah 3. Menjelaskan pengertiah hadiah 4. Menyebutkan persamaan manfaat sadaqah 5. Menyebutkan persamaan manfaat hibah 6. Menyebutkan persamaan manfaat hadiah
79
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian sadaqah 2. Siswa mampu menjelaskan pengertian hibah 3. Siswa mampu menjelaskan pengertian hadiah 4. Siswa mampu menyebutkan persamaan manfaat sadaqah 5. Siswa mampu menyebutkan persamaan manfaat hibah 6. Siswa mampu menyebutkan persamaan hadiah
E. Materi Pembelajaran 1. Infak harta diluar zakat F. Karakter siswa yang diharapkan 1. Jujur, toleransi, komunikatif, cinta sosial, tanggung jawab, kerjasama, ketelitian, tekun, disiplin, peduli lingkungan. G. Metode Pembelajaran dan Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan : CTL 2. Metode : ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab antar murid dan guru H. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran No Tahapan 1
Pendahuluan
2 Inti
Guru Pengondisian kelas Memberi salam pada siswa Meminta ketua kelas untuk memimpin baca do’a bersama sebelum mulai belajar Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Apersepsi
Konstruktivisme (constructivisme)
Kegiatan Siswa Mengkondisikan kelas Menjawab salam pada guru Siswa bersama-sama dengan guru membaca do’a sebelum mulai belajar Memperhatikan dan mendengarkan guru
Nilai karakter
Alokasi waktu 15 menit
Disipilin dan sopan santun Disiplin
Religius
80
Mendengarkan, menjawab, atau Rasa ingin tahu mengerjakan apa yang diperintahkan guru Memberikan pengarahan Mengkomunikasikan Ketelitian, 55 menit terhadap siswa agar terlibat pemahaman konsep infak harta tekun, disiplin aktif dan terampil dalam diluar zakat mengamati Apa yang kamu ketahui Secara aktif dapat terlibat
tentang infak harta diluar zakat Masyarakat belajar Mendemonstrasikan infak (learning harta diluar zakat community) Menemukan Mengarahkan siswa (Inquiry) melakukan pengamatan/observasi Bertanya Mengarahkan siswa untuk (Questioning) mengajukan pertanyaan Pemodelan Mendemonstrasikan melalui (Modelling) alat peraga dan mempresentasikannya Memberikan kesempatan kepada siswa memperagakan didepan teman
3
Penutup
menerapkan ide sendiri lewat tanya jawab Mempraktikan dan menyimak Komunikatif peragaan guru Siswa melakukan pengamatan sesuai dengan instruksi yang di berikan Siswa bertanya terkait dengan materi Menyimak peragaan yang diperlihatkan guru
Beberapa siswa mencoba untuk mendemonstrasikan didepan teman mengenai infak harta diluar zakat Penilaian nyata Menjelaskan manfaat dari Siswa melaporkan hasil kerja (Authentic assesment) pembelajaran kelompok Refleksi (reflection) Guru bersama siswa Siswa mncatat hal-hal penting. menyimpulkan hasil sekitar menyimak dan mendengarkan masalah infak harta diluar zakat Menyimpulkan materi Memberikan penghargaan pelajaran kepada kelompok yang melakukan percobaan dengan Mengucap salam benar berupa pujian Menyimak dan mencatat yang diperlukan
Teliti, tekun
Komunikatif Kerjasama, disiplin Kerjasama, disiplin
Tanggung jawab, kerjasama Komunikatif, disiplin Tekun
10 menit
Religious
Menjawab salam 81
Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Jelaskan pengertian sadaqah
2. Jelaskan pengertian hibah
3. Jelaskan hadiah
pengertian
4. Sebutkan persamaan manfaat sadaqah 5. Sebutkan persamaan manfaat hibah 6. Sebutkan persamaan manfaat hadiah
Tekhnik Penilaian
Bentuk Instrumen
Unjuk kerja
Tes Uraian
Instrumen 1. Sadaqah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain dengan tidak mengharap imbalannya semata mengharap ridha allah. 2. Hibah adalah pemberian harta dari seseorang kepada orang lain dengan alih kepemilikan untuk di manfaatkan sesuai kegunaaanya dan langsung pindah pemiliknya saat akad hibah. 3. Hadiah adalah memberikan sesuatu secara Cuma-Cuma dengan maksud untuk memuliakan seseorang karena suatu kebaikan yang telah diperbuat. 4. Akan terwujudnya kerukunan hidup bertetangga dan bermasyarakat. 5. Akan terjalinnya hubungan persaudaraan antara pemberi dan penerima. 6. Memberikan kemaslahatan hidup dari kalangan orang yang berprestasi.
82
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Mata Pelajaran : Fiqih Kelas/Semester : VIII/ Genap Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Pertemuan :2 A. Standar Kompetensi Memahami ketentuan pengeluaran harta diluar zakat B. Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan ketentuan-ketentuan sadaqah, hibah dan hadiah C. Indikator 1. Menyebutkan perbedaan sadaqah 2. Menyebutkan perbedaan hibah 3. Menyebutkan perbedaan hadiah 4. Menjelaskan hukum sadaqah 5. Menjelaskan hukum hibah 6. Menjelaskan hukum hadiah
84
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menyebutkan perbedaan sadaqah 2. Siswa mampu menyebutkan perbedaan hibah 3. Siswa mampu menyebutkan perbedaan hadiah 4. Siswa mampu menjelaskan hukum sadaaqah 5. Siswa mampu menjelaskan hukum hibah 6. Siswa mampu menjelaskan hukum hadiah
E. Materi Pembelajaran 1. Infak harta diluar zakat F. Karakter siswa yang diharapkan 1. Jujur, toleransi, komunikatif, cinta sosial, tanggung jawab, kerjasama, ketelitian, tekun, disiplin, peduli lingkungan. G. Metode Pembelajaran dan Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan : CTL 2. Metode : ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab antar murid dan guru H. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran No 1
Tahapan Pendahuluan
Kegiatan Guru Pengondisian kelas Memberi salam pada siswa
Nilai karakter
Siswa Mengkondisikan kelas Menjawab salam pada guru
Alokasi waktu 15 menit
Disipilin dan sopan santun kelas Siswa bersama-sama dengan Disiplin
Meminta ketua untuk memimpin baca do’a bersama sebelum mulai belajar Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Apersepsi
2
Inti
Konstruktivisme (constructivisme)
guru membaca do’a sebelum mulai belajar Memperhatikan mendengarkan guru
dan Religius
Mendengarkan, menjawab, Rasa ingin tahu atau mengerjakan apa yang diperintahkan guru Memberikan pengarahan Mengkomunikasikan pemahaman Ketelitian, terhadap siswa agar terlibat konsep infak harta diluar zakat tekun, disiplin
85
aktif dan terampil dalam mengamati Apa yang kamu ketahui Secara aktif dapat terlibat tentang infak harta diluar menerapkan ide sendiri lewat zakat tanya jawab
55 menit
3
Penutup
Masyarakat belajar Mendemonstrasikan infak (learning harta diluar zakat community) Menemukan Mengarahkan siswa (Inquiry) melakukan pengamatan/observasi Bertanya Mengarahkan siswa untuk (Questioning) mengajukan pertanyaan Pemodelan Mendemonstrasikan melalui (Modelling) alat peraga dan mempresentasikannya Memberikan kesempatan kepada siswa memperagakan didepan teman Penilaian nyata Menjelaskan manfaat dari (Authentic pembelajaran assesment) Refleksi Guru bersama siswa (reflection) menyimpulkan hasil sekitar masalah infak harta diluar zakat Menyimpulkan materi pelajaran Mengucap salam
Mempraktikan peragaan guru
dan
menyimak Komunikatif
Siswa melakukan pengamatan sesuai dengan instruksi yang di berikan Siswa bertanya terkait dengan materi Menyimak peragaan yang diperlihatkan guru
Teliti, tekun
Beberapa siswa mencoba untuk mendemonstrasikan didepan teman mengenai infak harta diluar zakat Siswa melaporkan hasil kerja kelompok
Kerjasama, disiplin
Komunikatif Kerjasama, disiplin
Tanggung jawab, kerjasama Siswa mncatat hal-hal penting. Komunikatif, menyimak dan mendengarkan disiplin
Memberikan penghargaan kepada Tekun kelompok yang melakukan percobaan dengan benar berupa pujian Menyimak dan mencatat yang diperlukan
10 menit
Religious
Menjawab salam
86
Indikator Pencapaian Tekhnik Penilaian Kompetensi Unjuk kerja 1. Sebutkan perbedaan sadaqah 2. Sebutkan hibah
perbedaan
3. Sebutkan hadiah
perbedaan
4. Jelaskan hukum sadaqah 5. Jelaskan hukum hibah 6. Jelaskan hukum hadiah
Bentuk Instrumen Tes Uraian
Instrumen Soal 1. Sadaqah tidak ditentukan nilai besar kecilnya yang bisa di sadaqahkan yang penting keikhlasannya. 2. Ia mempunyai prinsip hidup saling tolong menolong, maka ia tidak merasa keberatan sebagian hartanya untuk menolong orang yang membutuhkan. 3. Memperlatih seorang anak untuk melaksanakan hadiah, selain itu membantu orang lain dengan tenaga dan pemikiran. 4. Hukum sadaqah pada dasarnya ialah amalan yang sangat terpuji dan dianjurkan dalam islam. 5. Hibah pada dasarnya mubah (jaiz). 6. Hadiah boleh atau mubah.
87
88
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Nama Sekolah : MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Mata Pelajaran : Fiqih Kelas/Semester : VIII/ Genap Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Pertemuan :3 A. Standar Kompetensi Memahami ketentuan pengeluaran harta diluar zakat B. Kompetensi Dasar 1. Mempraktikan sadaqah, hibah dan hadiah C. Indikator 1. Menjelaskan pengertian sadaqah 2. Menjelaskan pengertian hibah 3. Menjelaskan pengertiah hadiah 4. Dapat mempraktikan sadaqah 5. Dapat mempraktikan hibah 6. Dapat mempraktikan hadiah
89
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu Menjelaskan pengertian sadaqah 2. Siswa mampu menjelaskan pengertian hibah 3. Siswa mampu menjelaskan pengertiah hadiah 4. Siswa dapat mempraktikan sadaqah 5. Siswa dapat mempraktikan hibah 6. Siswa dapat mempraktikan hadiah
E. Materi Pembelajaran 1. Infak harta diluar zakat F. Karakter siswa yang diharapkan 1. Jujur, toleransi, komunikatif, cinta sosial, tanggung jawab, kerjasama, ketelitian, tekun, disiplin, peduli lingkungan G. Metode Pembelajaran dan Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan : CTL 2. Metode : ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab antar murid dan guru H. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran No 1
Tahapan Pendahuluan
2
Inti
Konstruktivisme (constructivisme)
Kegiatan
Nilai karakter
Guru Pengondisian kelas Memberi salam pada siswa
Siswa Mengkondisikan kelas Menjawab salam pada guru
Meminta ketua kelas untuk memimpin baca do’a bersama sebelum mulai belajar Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Apersepsi
Siswa bersama-sama guru membaca do’a sebelum mulai belajar Memperhatikan mendengarkan guru
Alokasi waktu 15 menit
Disipilin dan sopan santun dengan Disiplin
dan Religius
Mendengarkan, menjawab, atau Rasa ingin tahu mengerjakan apa yang diperintahkan guru Memberikan pengarahan Mengkomunikasikan pemahaman Ketelitian, terhadap siswa agar terlibat konsep infak harta diluar zakat tekun, disiplin
90
aktif dan terampil dalam mengamati Apa yang kamu ketahui Secara aktif dapat terlibat tentang infak harta diluar zakat menerapkan ide sendiri lewat tanya jawab
55 menit
3
Penutup
Masyarakat belajar Mendemonstrasikan infak (learning harta diluar zakat community) Menemukan Mengarahkan siswa (Inquiry) melakukan pengamatan/observasi Bertanya Mengarahkan siswa untuk (Questioning) mengajukan pertanyaan Pemodelan Mendemonstrasikan melalui (Modelling) alat peraga dan mempresentasikannya Memberikan kesempatan kepada siswa memperagakan didepan teman Penilaian nyata Menjelaskan manfaat dari (Authentic pembelajaran assesment) Refleksi Guru bersama siswa (reflection) menyimpulkan hasil sekitar masalah infak harta diluar zakat Menyimpulkan materi pelajaran Mengucap salam
Mempraktikan peragaan guru
dan
menyimak Komunikatif
Siswa melakukan pengamatan sesuai dengan instruksi yang di berikan Siswa bertanya terkait dengan materi Menyimak peragaan yang diperlihatkan guru
Teliti, tekun
Beberapa siswa mencoba untuk mendemonstrasikan didepan teman mengenai infak harta diluar zakat Siswa melaporkan hasil kerja kelompok
Kerjasama, disiplin
Komunikatif Kerjasama, disiplin
Tanggung jawab, kerjasama Siswa mncatat hal-hal penting. Komunikatif, menyimak dan mendengarkan disiplin
Memberikan penghargaan kepada Tekun kelompok yang melakukan percobaan dengan benar berupa pujian Menyimak diperlukan
dan
mencatat
10 menit
yang Religious
Menjawab salam
91
Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Jelaskan pengertian sadaqah
2. Jelaskan hibah
pengertian
3. Jelaskan hadiah
pengertian
4. Dapat mempraktikan sadaqah 5. Dapat mempraktikan hibah 6. Dapat mempraktikan hadiah
Tekhnik Penilaian
Bentuk Instrumen
Unjuk kerja
Tes Uraian
Instrumen Soal 1. Sadaqah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain dengan tidak mengharap imbalannya semata mengharap ridha allah. 2. Hibah adalah pemberian harta dari seseorang kepada orang lain dengan alih kepemilikan untuk di manfaatkan sesuai kegunaaanya dan langsung pindah pemiliknya saat akad hibah. 3. Hadiah adalah memberikan sesuatu secara Cuma-Cuma dengan maksud untuk memuliakan seseorang karena suatu kebaikan yang telah diperbuat. 4. Perbuatan ini dilakukan semata-mata untuk mencari ridha allah. 5. Pemberian ini biasanya dalam bentuk barang tidak bergerak seperti rumah dan tanah. 6. Pemberian ini bersifat keduniawian.
92
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Nama Sekolah : MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Mata Pelajaran : Fiqih Kelas/Semester : VIII/ Genap Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Pertemuan :4 A. Standar Kompetensi Memahami ketentuan pengeluaran harta diluar zakat B. Kompetensi Dasar 1. Mempraktikan sadaqah, hibah dan hadiah C. Indikator 1. Mengetahui cara melaksanakan sadaqah 2. Mengetahui cara melaksanakan hibah 3. Mengetahui cara melaksanakan hadiah 4. Mengetahui bentuk-bentuk sadaqah 5. Mengetahui bentuk-bentuk hibah 6. Mengetahui bentuk-bentuk hadiah D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu mengetahui cara melaksanakan sadaqah 2. Siswa mampu mengetahui cara melaksanakan hibah 3. Siswa mampu mengetahui cara melaksanakan hadiah 4. Siswa mampu mengetahui bentuk-bentuk sadaqah 5. Siswa mampu mengetahui bentuk-bentuk hibah 6. Siswa mampu mengetahui bentuk-bentuk hadiah 94
E. Materi Pembelajaran 1. Infak harta diluar zakat F. Karakter siswa yang diharapkan 2. Jujur, toleransi, komunikatif, cinta sosial, tanggung jawab, kerjasama, ketelitian, tekun, disiplin, peduli lingkungan G. Metode Pembelajaran dan Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan : CTL 2. Metode : ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab antar murid dan guru H. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran No 1
2
Tahapan Pendahuluan
Inti
Konstruktivisme (constructivisme)
Kegiatan
Nilai karakter
Guru Pengondisian kelas Memberi salam pada siswa
Siswa Mengkondisikan kelas Menjawab salam pada guru
Meminta ketua kelas untuk memimpin baca do’a bersama sebelum mulai belajar Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Apersepsi
Siswa bersama-sama dengan guru membaca do’a sebelum mulai belajar Memperhatikan dan Religius mendengarkan guru
Alokasi waktu 15 menit
Disipilin dan sopan santun Disiplin
Mendengarkan, menjawab, Rasa ingin tahu atau mengerjakan apa yang diperintahkan guru Memberikan pengarahan Mengkomunikasikan Ketelitian, terhadap siswa agar terlibat aktif pemahaman konsep infak harta tekun, disiplin
95
dan terampil dalam mengamati diluar zakat Apa yang kamu ketahui tentang Secara aktif dapat terlibat infak harta diluar zakat menerapkan ide sendiri lewat tanya jawab Masyarakat belajar Mendemonstrasikan infak harta Mempraktikan dan menyimak Komunikatif
55 menit
(learning community) Menemukan (Inquiry)
3
Penutup
diluar zakat
peragaan guru
Mengarahkan siswa melakukan Siswa melakukan pengamatan pengamatan/observasi sesuai dengan instruksi yang di berikan Bertanya Mengarahkan siswa untuk Siswa bertanya terkait dengan (Questioning) mengajukan pertanyaan materi Pemodelan Mendemonstrasikan melalui alat Menyimak peragaan yang (Modelling) peraga dan mempresentasikannya diperlihatkan guru Memberikan kesempatan kepada Beberapa siswa mencoba untuk siswa memperagakan didepan mendemonstrasikan didepan teman teman mengenai infak harta diluar zakat Penilaian nyata Menjelaskan manfaat dari Siswa melaporkan hasil kerja (Authentic pembelajaran kelompok assesment) Refleksi Guru bersama siswa Siswa mncatat hal-hal penting. (reflection) menyimpulkan hasil sekitar menyimak dan mendengarkan masalah infak harta diluar zakat Menyimpulkan materi pelajaran Memberikan penghargaan kepada kelompok yang Mengucap salam melakukan percobaan dengan benar berupa pujian Menyimak dan mencatat yang diperlukan
Teliti, tekun
Komunikatif Kerjasama, disiplin Kerjasama, disiplin
Tanggung jawab, kerjasama Komunikatif, disiplin Tekun
10 menit
Religious
Menjawab salam
96
Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mengetahui cara melaksanakan sadaqah
2. Mengetahui cara melaksanakan hibah
3. Mengetahui cara melaksanakan hadiah 4. Mengetahui bentukbentuk sadaqah 5. Mengetahui bentukbentuk hibah 6. Mengetahui bentukbentuk hadiah
Tekhnik Penilaian
Bentuk Instrumen
Unjuk kerja
Tes Uraian
Instrumen Soal 1. Sadaqah tidak ditentukan nilai besar kecilnya yang penting keikhlasannya. Sadaqah tidak terikat tata cara atau prosedur. 2. Menanamkan dari sejak dini sifat saling tolong menolong diantara teman-teman kalian yang sedang mengalami kesusahan. 3. Pemberian ini hendaknya di utamakan kepada orang miskin terlebih jika rumahnya berdekatan. 4. Menahan diri dari tidak berbuat keburukan, termasuk sadaqah. 5. Contoh seperti rumah. 6. Alat sekolah televisi dan lain-lain.
97
98
SOAL SIKLUS I Nama : Kelas : VIII Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar ! 1. Sadaqah hukumnya ... a. Sunah
b. Makruh
c. Mubah
d. Wajib
2. Hibah termasuk ibadah gairu mahdah. Oleh sebab itu .... a. hibah harus dilakukan sesuai petunjuk agama b. hibah tidak terikat dengan aturan-aturan tertentu c. orang yang berhibah mendapatkan pahala d. pahala hibah tidak besar
3. Seseorang boleh menghibahkan atau tidak menghibahkan sesuatu kepada orang lain karena hukum asal hibah adalah ... a. wajib
b. Sunah
c. Makruh
d. Jaiz
4. Pemberian sesuatu atas jasanya disebut ... a. Hibah
b. hadiah
c. Sadaqah
d. Wakaf
5. Menghibahkan sesuatu dengan maksud mendapat imbalan sesuatu, hukumnya adalah ... b. wajib
c. Sunah
d. Haram
99
a. Makruh
6. Pemberian hibah hukumnya wajib apabila ... a. Hibah tersebut tidak boleh diminta kembali b. Hibah tersebut kepada anak dan istri c. Memberikan hibah dengan harapan mendapat imbalan d. Memberikan sesuatu yang masih sangat disenangi pemiliknya 7. Pemberian sesuatu dengan tujuan untuk memuliakan, menghormati kepada yang diberi, dinamakan ... a. Sadaqah
b. infak
c. Hadiah
d. Hibah
8. Sadaqah, hibah dan pemberian hadiah termasuk perkara ... dalam islam a. Amat baik b. Diwajibkan c. Tidak di pandang remeh d. Dianjurkan 9. Sadaqah hukumnya ... a. Sunah
b. Makruh
c. Mubah
d. Wajib
10. Apabila seseorang meninggal dunia terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu ... a. Islam, anak saleh yang mendoakan serta haji dan umrah b. Haji, sadaqah ilmu yang bermanfaat c. Sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak saleh yang mendoakan orang tuanya d. Zakat, puasa ramadhan dan salat yang tidak pernah ditinggalkan dalam keadaan bagaimanapun 100
SOAL SIKLUS II Nama : Kelas : VIII Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar ! 1. Jika ada orang yang membantu menyeberangkan jalan orang tua, perbuatan itu termasuk ... a. Wakaf
b. Sadaqah
c. Infaq
d.hibah
2. Pemberian sadaqah sebaiknya didahulukan kepada ... a. Keluarga b. Tetangga dekat
c. Masyarakat luas
d. Musafir
3. Jika ada orang yang memberikan bantuan berupa tenaga pada orang lain, termasuk ... a. Sadaqah
b. Hibah
c. Hadiah
d. Upah
4. Seseorang apabila meninggal, maka terputuslah semua amalnya, kecuali ... a. Pahala perbuatannya
b. Anak-anak yang berbakat
c. Sadaqah jariyah
d. Harta warisnya
5. Pada hakikatnya barang yang disedekahkan dalam bentuk wakaf adalah ... a. Barang wakaf itu sendiri b. Ikrar wakaf c. Status barang wakaf d. Manfaat dari barang wakaf 101
6. Berikut merupakan salah satu contoh perilaku sadaqah, yaitu ... a. Memberikan upah kepad pekerja yang sudah selesai mengerjakan pekerjaannya b. Memberikan makanan kepada oranglain karena diminta c. Memberikan harta yang halal kepada fakir miskin d. Memberikan jawaban yang benar kepada teman ketika membutuhkan
7. Melaksanakan pemberian sesuatu tidak diperlukan tata cara atau prosedur tertentu disebut ... a. Infak
b. sadaqah
c. Hibah
d. Hadiah
8. Pada akhir tahun ajaran, guru agama bidang studi fikih madrasah tsanawiyah meraih prestasi terbaik sebagai guru berprestasi. Ia menerima satu set komputer dari kepala sekolah. Komputer tersebut tergolong ... a. Wakaf
b. sadaqah
c. Hadiah
d. Bonus
9. Terbentuk sifat dermawan dalam dirinya, serta terhindar dari sifat kikir dan bakhil, termasuk manfaat dari ... a. Orang yang memberi hadiah
b. orang yang memberi sadaqah
b. Tinggi nilainya dan harganya
d. Tenaga dan pikiran
102
10. orang yang menarik kembali hibahnya diibaratkan seperti ... a. wanita yang merusak kain tenunnya sendiri b. orang yang menjilat api yang menyala-nyala c. orang yang menelan kembali muntahnya sendiri d. api yang menghanguskan kayu bakar
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS I Nomer soal
Kunci jawaban
1
A
2
B
3
D
4
B
5
A
6
B
7
C
8
D
9
B
10
C 103
Nomer soal
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS II Kunci jawaban
1
B
2
A
3
A
4
C
5
C
6
C
7
D
8
C
9
A
10
C 104
HASIL PENELITIAN Nama siswa
Hasil pretest siklus I Soal
Jumlah
Nilai
a b c d e f g h i j k l m NN o p q r Ss t u v w x y z aa
1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1
3 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1
5 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0
6 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1
7 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0
8 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
9 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0
10 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0
7 5 4 8 7 4 7 5 4 4 5 3 7 4 4 7 3 5 4 5 4 5 4 5 8 5 4
70 50 40 80 70 40 70 50 40 40 50 30 70 40 40 70 30 50 40 50 40 50 40 50 80 50 40
aaa
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
8
80
105
Keterangan: ≥ 70 = 8 siswa∕28 x 100% =28,57
Nama siswa
Hasil postest siklus 1 Soal 4 5 6 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
Jumlah
Nilai
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0
9 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
7 8 7 8 7 5 7 7 7 4 7 5 7 7 8 4
70 80 70 80 70 50 70 70 70 40 70 50 70 70 80 40
1
0
1
1
1
9
90
1 1
0 1
0 0
1 1
1 0
0 0
4 5
40 50
0 1 0 1 1
1 0 0 0 0
0 1 1 1 0
0 0 0 1 0
1 1 1 1 1
0 1 1 1 0
0 0 0 1 0
4 7 4 9 4
40 70 40 90 40
1
1
1
1
1
1
1
0
8
80
0
0
1
1
0
1
1
1
0
6
60
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
8
80
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
4
40
A B C D E f g h i j k l m NN o p
1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
2 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0
q
1
1
1
1
1
r Ss
1 1
0 1
0 0
1 0
t u v w x
1 1 0 1 0
1 1 0 1 1
0 1 1 1 1
y
1
0
z
1
aa aaa
106
Keterangan: ≥ 70 = 17 siswa∕28 siswa x 100% = 60,71
Hasil pretest siklus II Soal
Nama siswa
Jumlah
Nilai
a b
1 1 1
2 1 0
3 1 0
4 0 1
5 0 0
6 0 0
7 1 1
8 0 0
9 1 1
10 0 0
5 4
50 40
c d
0 1
0 1
0 1
1 1
0 0
1 0
0 1
0 0
0 1
0 1
2 7
20 70
e f
1 0
0 1
1 1
0 1
1 1
0 1
1 1
0 1
0 1
0 0
4 8
40 80
g h
1 0
1 1
1 1
1 1
0 0
1 1
0 0
1 0
1 0
0 1
7 5
70 50
i j
0 0
0 1
0 1
0 1
0 0
1 0
1 1
0 1
1 1
0 1
3 7
30 70
k l
0 0
0 0
1 0
1 0
1 1
0 0
0 0
0 0
1 1
1 1
5 3
50 30
m NN o p q
0 1 0 1 1
0 1 1 1 0
0 1 0 0 1
0 0 0 0 0
1 0 1 0 1
1 1 0 1 0
0 0 0 1 1
0 1 0 1 0
0 1 0 1 0
0 1 0 1 0
2 7 2 7 4
20 70 20 70 40
r Ss
0 1
1 0
1 1
1 0
1 1
1 1
1 0
1 1
0 1
1 1
8 7
80 70
t u v w
1 1 1 0
1 1 1 0
0 1 1 1
0 0 0 1
1 0 0 0
0 0 1 1
0 0 0 0
0 0 1 1
1 0 1 1
1 0 1 0
5 3 7 5
50 30 70 50
x y
1 1
1 1
0 0
1 1
0 1
0 1
0 1
0 0
0 0
0 1
3 7
30 70
z
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
7
70
aa
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
3
30
aaa
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
7
70
107
Keterangan: ≥ 70 = 12 orang∕28 siswa x 100% = 42,85
Hasil postest siklus II Nama siswa
Jumlah
Nilai
1
2
3
4
Soal 5
a b
1 1
1 1
1 0
1 1
1 0
1 0
1 1
1 1
1 1
1 1
10 7
100 70
c d
1 1
0 1
0 1
1 1
0 0
1 1
0 1
1 0
0 1
1 1
5 8
50 80
e f g h i j k l m NN o
1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1
1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1
7 8 9 7 5 9 7 10 5 7 7
70 80 90 70 50 90 70 100 50 70 70
p q
1 1
0 1
0 1
1 0
1 1
1 0
1 1
1 1
1 1
1 0
8 7
80 70
r Ss
1 1
0 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 0
1 1
0 1
1 1
8 9
80 90
t u v
1 1 1
1 1 1
0 1 1
0 1 1
0 1 1
1 1 1
1 1 0
1 1 1
1 1 1
1 1 1
7 10 9
70 100 90
w x
1 1
0 1
1 0
1 1
0 0
1 0
0 0
1 1
1 1
1 0
7 5
70 50
y
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
9
90
z
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
7
70
aa
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
5
50
aaa
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
100
7
8
9
10
108
Keterangan: ≥ 70 = 23 siswa∕28 siswa x 100% = 82,14
6
LEMBAR OBSERVASI GURU Hari/tanggal Petunjuk
: : berikanlah tanda ceklist (√) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan aktivitas guru yang telah dilakukan
KBM
Komponen CTL
Pendahuluan
Konstruktivisme Masyarakat belajar Menemukan Bertanya Pemodelan
Inti
Penutup
Penilaian nyata Refleksi
AKTIVITAS GURU
Pelaksanaan 1 2 3 4
∑
Mengarahkan siswa terlibat aktif dan terampil dalam mengamati Tekhnik pembagian kelompok Mengarahkan siswa melakukan observasi Mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi Memberikan pengarahan kepada yang akan mempresentasikan laporan penelitian Menjelaskan manfaat dari pembelajaran Guru bersama siswa menyimpulkan hasil sekitar masalah infak diluar zakat
∑ Persentasi Keterangan Ket: (4) sangat baik (3)baik (2)kurang (1)sangat kurang
109
(Hasil Penguatan Peneliti) kelas/semester pokok bahasan
: VIII / Genap :
siklus/pertemuan:
No 1
2
3
4
5 6
7
Aspek yang di amati
1
kriteria 2 3
4
Konstruktivisme (contructivisme) a.siswa terlibat aktif dan terampil dalam mengamati infak harta diluar zakat b.siswa mengkomunikasikan pemahaman konsep infak harta diluar zakat c.siswa menerapkan ide sendiri lewat tanya jawab Masyarakat belajar (Learning community) a.siswa berdiskusi bersama kelompok b. komunikasi antara kelompok untuk berbagi ide dan gagasan c. siswa bekerjasama dan memecahkan masalah Menemukan (Inquiry) a.siswa melakukan pengamatan sesuai dengan intruksi yang diberikan b.siswa menemukan konsep sendiri dari pertanyaan guru Bertanya (Questioning) a.siswa bertanya terkait dengan pengamatan yang dilakukannya b.siswa bertanya ketika berdiskusi kelompok Pemodelan (Modelling) a.memberikan pengarahan kepada yang akan mempresentasikan laporan penelitian Penilaian nyata (Authentic Assesment) a.siswa mengerjakan LKS b.siswa melaporkan hasil kerja kelompok c.siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka Refleksi (Reflection) a. siswa menyimpulkan pelajaran b. siswa mencatat hal-hal penting
∑ Presentasi Keterangan
(2) cukup
(3)baik
(4)baik sekali
110
Keterangan: (1) kurang
INSTRUMEN PENELITIAN
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
KISI-KISI INSTRUMEN TES Mata pelajaran
: Fiqih
Kelas/semester
:VIII / Ganjil
Jumlah soal
: 20 soal
Jenis tes
: Pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban
Standar kompetensi
:
1. menjelaskan ketentuan-ketentuan sadaqah, hibah dan hadiah 2. mempraktikan sadaqah, hibah dan hadiah Kompetensi
indikator
Soal
dasar menjelaskan
Nomer
Kunci jawaban
Tingkat kognitif
soal Menjelaskan hukum.
Sadaqah hukumnya ...
ketentuan-
a. Sunah
ketentuan
b. Makruh
sadaqah, hibah
c. Mubah
dan hadiah
d. Wajib
Hibah termasuk
Hibah termasuk ibadah gairu
ibadah gairu mahdah.
mahdah. Oleh sebab itu ....
Oleh sebab itu ....
1
A
2
B
a. hibah harus dilakukan sesuai petunjuk agama 135
b. hibah tidak terikat dengan aturan-aturan tertentu c. orang yang berhibah mendapatkan pahala d. pahala hibah tidak besar
Seseorang boleh
Seseorang boleh menghibahkan
menghibahkan atau
atau tidak menghibahkan sesuatu
tidak menghibahkan
kepada orang lain karena hukum
sesuatu kepada orang
asal hibah adalah ...
lain karena hukum
a. wajib
asal hibah adalah
b. Sunah
3
D
4
B
c. Makruh d. Jaiz
Pemberian sesuatu atas jasanya disebut
Pemberian sesuatu atas jasanya disebut ... a. Hibah b. hadiah c. Sadaqah
136
d. Wakaf
Menghibahkan sesuatu dengan maksud mendapat imbalan sesuatu, hukumnya adalah
Menghibahkan sesuatu dengan
5
A
6
B
maksud mendapat imbalan sesuatu, hukumnya adalah ... a.
Makruh
b. wajib c. Sunah d. Haram
Pemberian hibah hukumnya wajib apabila
Pemberian hibah hukumnya wajib apabila ... a. Hibah tersebut tidak boleh diminta kembali b. Hibah tersebut kepada anak dan istri c. Memberikan hibah dengan harapan mendapat imbalan d. Memberikan sesuatu yang masih sangat disenangi pemiliknya
137
Pemberian sesuatu dengan tujuan untuk memuliakan, menghormati kepada yang diberi, dinamakan
Pemberian sesuatu dengan tujuan
7
C
8
D
9
B
untuk memuliakan, menghormati kepada yang diberi, dinamakan ... b. Sadaqah c. infak d. Hadiah e. Hibah
Sadaqah, hibah dan
Sadaqah, hibah dan pemberian
pemberian hadiah
hadiah termasuk perkara ... dalam
termasuk perkara ...
islam
dalam islam
a. Amat baik b. Diwajibkan c. Tidak di pandang remeh d. Dianjurkan
Sadaqah hukumnya
Sadaqah hukumnya ... a. Sunah b. Makruh c. Mubah
138
d. Wajib
Apabila seseorang meninggal dunia terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu
Apabila seseorang meninggal dunia
10
C
11
B
terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu ... a. Islam, anak saleh yang mendoakan serta haji dan umrah b. Haji, sadaqah ilmu yang bermanfaat c. Sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak saleh yang mendoakan orang tuanya d. Zakat, puasa ramadhan dan salat yang tidak pernah
ditinggalkan
dalam
keadaan
bagaimanapun
mempraktikan sadaqah, hibah
139
dan hadiah
Jika ada orang yang Jika ada orang yang membantu membantu menyeberangkan jalan orang tua, menyeberangkan jalan orang tua, perbuatan perbuatan itu termasuk ...
itu termasuk
a. Wakaf b. Sadaqah c. Infaq d. hibah
Pemberian sadaqah sebaiknya didahulukan kepada
Pemberian
sadaqah
sebaiknya
12
A
13
A
didahulukan kepada ... b. Keluarga c. Tetangga dekat d. Masyarakat luas e. Musafir
Jika ada orang yang memberikan bantuan berupa tenaga pada orang lain, termasuk
Jika ada orang yang memberikan bantuan berupa tenaga pada orang lain, termasuk ... b. Sadaqah c. Hibah d. Hadiah e. Upah
140
Seseorang
apabila Seseorang apabila meninggal, maka
meninggal, terputuslah
14
C
15
C
16
C
maka terputuslah semua amalnya, kecuali semua ...
amalnya, kecuali
b. Pahala perbuatannya c. Anak-anak
yang
berbakat c. Sadaqah jariyah d. Harta warisnya
Pada hakikatnya barang yang disedekahkan dalam bentuk wakaf adalah
Pada hakikatnya barang yang disedekahkan dalam bentuk wakaf adalah ... a. Barang wakaf itu sendiri b. Ikrar wakaf c. Status barang wakaf d. Manfaat dari barang wakaf
Berikut merupakan salah satu contoh perilaku sadaqah, yaitu ... a. Memberikan upah kepad
141
Berikut merupakan salah satu contoh perilaku sadaqah, yaitu
pekerja yang sudah selesai mengerjakan pekerjaannya b. Memberikan makanan kepada oranglain karena diminta c. Memberikan harta yang halal kepada fakir miskin d. Memberikan jawaban yang benar kepada teman ketika membutuhkan
Melaksanakan pemberian sesuatu tidak diperlukan tata cara atau prosedur tertentu disebut
Melaksanakan pemberian sesuatu
17
D
18
C
tidak diperlukan tata cara atau prosedur tertentu disebut ... a. Infak b. sadaqah c. Hibah d. Hadiah
Pada akhir tahun ajaran, guru agama bidang studi fikih madrasah
142
Pada akhir tahun ajaran, guru agama bidang studi fikih
madrasah tsanawiyah meraih prestasi terbaik sebagai guru berprestasi. Ia menerima satu set komputer dari kepala sekolah. Komputer tersebut tergolong
tsanawiyah meraih prestasi terbaik sebagai guru berprestasi. Ia menerima satu set komputer dari kepala sekolah. Komputer tersebut tergolong ... a. Wakaf b. sadaqah c. Hadiah d. Bonus
Terbentuk sifat dermawan dalam dirinya, serta terhindar dari sifat kikir dan bakhil, termasuk manfaat dari
Terbentuk sifat dermawan dalam
19
A
dirinya, serta terhindar dari sifat kikir dan bakhil, termasuk manfaat dari ... a. Orang yang memberi hadiah b. orang
yang
memberi
sadaqah c. Tinggi
nilainya
dan
harganya 143
d. Tenaga dan pikiran
orang yang menarik kembali hibahnya diibaratkan seperti
orang
yang
menarik
kembali
20
C
hibahnya diibaratkan seperti ... a. wanita
yang merusak
kain tenunnya sendiri b. orang yang menjilat api yang menyala-nyala c. orang kembali
yang
menelan muntahnya
sendiri d. api menghanguskan
yang kayu
bakar
144
PEDOMAN WAWANCARA PADA OBSERVASI AWAL Wawancara dilaksanakan pada Hari/tanggal : Responden : Tempat : Tujuan wawancara untuk mengidentifikasi kondisi awal proses pembelajaran pada kelas yang akan diteliti Daftar Pertanyaan Wawancara Guru Sebelum Tindakan 1. Apakah setiap pembelajaran Fiqih, siswa memperhatikan penjelasan bapak/ibu ? 2. Apakah ada usaha untuk mengantisipasi siswa yang tidak memperhatikan? 3. Apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang disampaikan ibu/bapak ? 4. Apa saja hambatan-hambatan yang sering bapak ibu temui dalam mengajar pelajaran Fiqih ? 5. Bagimanakah nilai Fiqih siswa kelas VIII pada mid semester lalu dan ulangan hariannya ? 6. Pendekatan apa atau model pembelajaran apakah yang sering bapak/ibu gunakan dikelas ? 7. Mengapa metode atau model tersebut yang bapak ibu gunakan ? 8. Menurut bapak/ibu pendekatan atau pembelajaran apakah yang paling cocok digunakan dalam pembelajaran Fiqih ? 9. Apakah pendekatan CTL ini cocok diterapkan pada kelas yang bapak/ibu ajarkan ? 10. Apakah bapak/ibu sering menggunakan pembelajaran yang meningkatkan keterampilan dan keaktifan siswa ? 11. Cara apakah yang sering digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa ?
145
PEDOMAN WAWANCARA PADA OBSERVASI AWAL Wawancara dilaksanakan pada Hari/tanggal : Responden : Tempat : Tujuan wawancara untuk mengidentifikasi kondisi awal proses pembelajaran Fiqih pada kelas yang akan diteliti Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa Sebelum Tindakan 1. Bagaimana menurut pendapatmu mengenai pembelajaran yang baru kamu ikuti ? 2. Apakah kamu senang dengan pembelajaran yang baru kamu ikuti? Mengapa? 3. Apakah kamu dapat memahami materi pelajaran yang baru kamu ikuti ? 4. Apakah kamu menemui kesulitan selama proses pembelajaran berlangsung ? 5. Apakah kamu aktif bertanya terhadap materi yang di sampaikan gurumu ? 6. Model pembelajaran apakah yang sering gurumu gunakan dikelas ? 7. Apakah gurumu pernah mengaitkan materi Fiqih dengan kehidupan sehari-hari ? 8. Apakah gurumu sering menggunakan pembelajaran yang meningkatkan keterampilan dan keaktifan kamu ? 9. Apakah kamu tau pendektan kontekstual itu seperti apa ? 10. Apa saran yang dapat kamu berikan terhadap pembelajaran yang dilaksanakan pada hari ini ?
146
Lembar Catatan Lapangan No
Tindakan
1
Pembelajaran berkelompok
2
Pengerjaan LKS
3
Diskusi atau tanya jawab
4
Refleksi
Siswa
147
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
148
149
150
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI Seluruh referensi yang digunakaa dalam penulisan
skipsi
yang berjudul
'Upayo Peoingkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan CTL (Conldual Teaching and Leaning) pada mata pelajaran Fiqih (penelitian Tind akan Kelas YIII MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Depok), yang disusun oleh
Nama ' NIM Jurusan Fakultas
:
:
Ika Fitria
:109011000026 :
Pendidikat Agama Islam
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Telah diuji kebenarannya oleh Dosen Pembimbin
g, pada
tan11al29 Agustus 2014.
Ja-kart4 Agustus 2014
Pembimbing
Dr. Fauzan. MA NIP. 19761707 2A0701 I Ot3
UJI REFERENSI Seluruh referensi yang digrmatan dalam penulisan
skipsi yang berjudul
*Upaya Peningkalan }Iasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan CTL (Contextual
.
Teaching and Learning) pada rnata pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas
Vlll MI's
Yaspii
Nama NIM Jurusan Fakultas
:
Ilia Fitria
: 109O1100O026 : Pandidikan Agama Islam : Itmu
Tartiyah dan Keguruan
BABI NoFootnote 1
2 3
JudulBuku
Paraf
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembanglan Profesiorulisme Guru,(la}aftr. m Raja Grafindo Pcrsadq 201l) cet 3, h 3 E. Mulyas4 Kurikulum B*basis Kompetensi, @andung: PT Remaja Rosdalarya, 2005) c€t. 8, hall00 I\{uhibbin Syala Psilcologi Pendidilan Dengan Pendelatan Baru, @mdvng: PT Remaja Rosdakarf4 zol0lcet 16, hat
t-8
"fr *fl
132 4
Wina Sanjay4 Stratqi Pen beloiar@, Berorentasi Standor Pros* pendidikan, (Jakarta: Kercara 200E), c€t-5, h-255
BABtr
ot
Wina Sanjay4 Pembelajaron Dalam Implemmtasi Kurihtlum Berbasis Kontpetensi, (Jakarta: Kencana, 2005) cet. 3, hll l
o[
'Wina Sanjaya, Penbelajara lhlam Inplementasi Kurihtlum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencanq 20O5) cet 3, h I I f
4
Wina Smjay4 Slrategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikmt, (Jakarta Kencana 2008), cet 5, tr259
^fr
Eliane B. Jolrnsorl Contextual ru"hlng @rd :,""m1"& . (Bardmg MLC, 20A6), crlt.2,L83
Tianlo, Mendesain Modet pembelalhranlnowti/progresi[; Kons eplanda mndanlnplenentasirynpdafu rihrtum Tingla t satuanPendidiltan, (Jakarta: Kencan4 2010t cet. 3Jr105
Eliane
B.
Jehnseq Contextual Teadting and l*aming, MtL, Z|JJ6), dZ, tL(6
(Bandung:
Mmitoh dan Laksmi Dewi, Strategi pembetojaran, (lakarta: Direktor Jenderal Pendidikan Islam D€partem€n Agama RI, 2ffi9), Cet. l, lL 288
"t
t
$
4
Tiutto, Mendesain Mdel pembelajara4Mettdaain Model P ernb e Iaja m nlnow tiJbogresif
Konseplandosotdonhtplanentasirsapdafurihthtm l-mgtrat sah.ranPendidikan, (Jakarta Kencana, 201 0) cet 3Jr I 04_l 05 Wina Sanjay4 Strategi pembelajaal Berorentasi Standar
10
l1
P r o s es perul id i kon, (l aka;tz XW 2OOB\ cd. - 5, h:255 Masitoh dan Laksrni Dewi, Strategi pembetajaran, (Jakarte Direktor Jenderal Pendidikan Islam D@arternen Agama RI, 2009), Cet. l,IL 222
14 15
^f ,Gi-
Eliang B. Johruoq Contexnul Teaching and Leaming, @andlng: MLC, 2C[5), cet2,h-65
t3
^[
'tianto, )dendesain t{det pembela1?ro{nowtiJprogresif; Konseplondasandanlmplementas t lnpdahtrihtlum Tngkat sattnnPendidilian, (Jakarta: Kencana 2010) cet 3, h-ll4 Yatim Riyantq Paradigna kru peotbehjaran: SeJagai Referensi Bagi Pendidik fulon Implenatasi yang Efekif fun Berhnlitas, (Jakatd Kencma pr€nada Media Group, 2OO9\ cd.t,h.t7l-177 Wina Sanjay4 Strategi pembebjaran Berarentasi Stardar Proses Pendidilran,(Jakarta Kencana ZfiE), d..S,LZ64-26g Wina Sanjay4 Pembelajaran &lan Implenentasi Kurih.lum Berbasis Kompetensi (Jakarra-* Kencan4 2OOS|, @- 3h 109-
lt0
Trianto,
Mm
P emb e laja raaln oxt ttJPr ogr es if K on s qlordo n ta sinlnFdakur
ilaiam Tingkat
sa&mlnp lene
sa ntapendidi
ka (lakutt
'1
rf
,h
^rl
'rl
t7 l8 19
Kencan4 20lO), c€t-3, hal.l lO Wina Sanjay4 Pembelajaran dalom Implementasi Kutikulum Berbasis Konpetehsr, (Jakarta Kencana 2005), cst 3 hl l0 Mansur Muslicll -KISP Pembelajaran Berbasis Konplensi dan Kontekstual, (Jakart4 Buni Alrsar4 2OAr, cel- 6,1L52 MuhaimirL Rel
Strategi Pembelajara4 $ak?trt4 Raja Graf;ndo
bl. "il..
+
Persada
2009),YL262
Lif kiroinr,
dkk , Snategi Penlbelajaran Sekolah Terpadu,Qakuq Prestasi Pustaka 20ll), cet
2.t
I, h. 87-88
'Wina Sanjay4 Pembelajaran dalam Impletnentasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta Kencan4 2ffi5), ce/.- 3, h"ll4
E.
Mulyasa, Implemenran Kurikulum 2004: Parduon Pembelajaran X3( (Bandm& Renraja Rosdakarya, 2006), h.138
Yatim Riyanto, Paradignn Baru Pembelajaran:
Sebagai
Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembehiaran yvng Efehif dan Berhnlitas, (Jakarta Kerrcana Prenada Media Group, 2009), cet I, h-I67-170 WinaSanjay4 Pembelalhran dalam Implementasi Kurihtlum Berbasis Kompetensi (Jakarta Kencar4 2005), et 3, ltl15-
lt6 Lif khoiru, dkk , ,SlrareSr Pembelajaran (Jakart4 Prestasi Pustak4
20ll),
c€t
q
t "1
l, h-8I-83
dan Kontebnal,(Jat'arta Bumi Aksar-a 2009),
ctt
6, tL53
WinaSanjay4 Pembelajamn dalam Implementasi Krnihthrm Berbasis Kompelensl,(Jakarta: Kencal4 2005) cet 3,h.125 Purwanto, Ewhnsi Hosil Behjar, (Yogakalta, Pustaka Belajar), b-44 Muhibin Syah.Psikologi Belajar, (Jakailr4 RajaGrafindo Persada, 2005),cet4, hal-63
Abdul Rahman Shale\ Psikologi Suau Pangantar Dalatn Perspektif Isla4 (Jakart4 Prenada Media Group, 2008) cet 3,h.2M
t
Selcolah Terpadu,
Masur Muslich, KISP Penbelajora Berbasis lbrrpterln
30
h[
'l "P
'fl
Wina Sanjay4 Stralegi Pembelajaran Berorentasi Slandar Proses Pendi(likon, (Ja-karta: Kerrcana" 2008), cet. 5, tt 105 Wina Sanjaya, i(u rihtlum dan Pembehiaran: Teori dan Praktik Pengembangan K'ISP,
Media Groug 20O8), ceL l,lr,229 Oemar Hamalik, Pros es Belajar Mengajar, (Jakarta, Bumi ,a*sara\, h.27 Rusman, blodel-Ilbdel Pembelajaran: Mengembanglan Profesionalisme Guru, (lakarut PT Raja C,rafindo Persad4
201l) cet 3, hal.3 Nana Sudjan4 Penilai@t Hasil Proses Belajar Mengajar, @andung, Remaja Rosdakary4 2006), hal22 Abdul Rachman ShaleL Pendidikan Aganu dan Membangun Walak Bangsa, (lakill4 Prenada Media Group, 2008) cet. 3, h.239 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelaiaran, (lakart4 Rineka Cipt4 2002), @L 2,1L10 Nana SudjaIa, Penilaim Hasil Proses Belojar Mengajar,@rr:rdurlg Remaja Rosdakary4 20O6),h31.22 Oemar Hamalik, Kurikulum dan penbelajaran, (Jakzrl4 Bumi Alsara, I995), cet l, hal.36 Ngalim Punvanto, Prinsip dan TeA*nik Etalwsi Pengaiarcn' (Bandung, Remaja Rosdakary4 2008), cet 14, h33 Purwanto, Evohasi Hasil Belalar, (Yograkart4 Pustaka Belaiu),ha1.42 E. Mulyasq Kurihtlum Berbasis Kompetensi: Konsep,
Karaheristik dan Implenenasi, (Bad'rng PT
Remaja
Rosdakary4 2005) cet & haI-I0O-t@
Nana Sudjur4 Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ... , h21.22
Eveline Siregar dan Hertini Nar4 Teori Belajar
dan
Pembelajaran, (Bogor, Ghalia Indonesia 2OlO), cet.l, hal.8 http ://akhmadsudrajat. rvordoress. corr/2008/ol R lrhakikat-
I d\
t
,i-
,l -Y ,il
"F
,$ ot'
"f NY
ht
.t sf
belajlarl
Eveline Siregar
da
Hertini Nar4 Teori Belaiar
dan
Pembelajaran, @ogor, Ghalia Indonesi4 2010), cet. 1, tL 8-9
-r
Nana Sudjam, Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar,(Bardung, Remaja Rosdakary4 2006), cet. 1 lL22 Zw:lnal Z dan Aminudin, Fiqih lbadah, (Jakarta: Lembaga
47 48
51
BAB
3
+
8 9
t
funanaar, Ianglcah tlfitdah Penelitiah Tindokan Kelas Sebagai | I P"rgr^borgnn Pro/esi Guru, (Jakarta Raja Grafindo Posada | 2O08),IL 4445 lutudah Penelitian nndalan I funanaar, Langlah (lal*ana: Raja Grafindo Persadq 2010) h. Proses betaiar Mengajar, P":,yrn Naoi S-u j I ^? (Jakarta, Roda karya), h 35
I
Kelas, 185
|
I I
!:it I jr,"ar,a-,Ian**^.!*hPe:8,!Y:rPY,**,", I I4l
Krxwtiar, Langkah lvfudah Parclitian Tindakan
6 7
.t
q
Itr
(Jakarta: Raja Grafirdo Persada, 2OIOI h-
5
$t
Lukman zair\ Penbelajaran Fiqih, (Iakafiat Dirjen PAI, 2009). cet I. h 3 Abudin i.{atq Tdlsir Apt4yt Pendidilan, (Jatarta: P.aja Grafrndo Persada, 2OOZ), cel. I , h. 158 A. Djazuli,Ilmu Fiqih, (Jakarra: Kencan4 2005) hal. 15
50
Z
4
Penelitian UIN, 2008), h- 5
49
t
dl"
Kelas,
| (Jakart4 Raja Gralindo Posada, 2010), hal 197
AnasSudfono,.PengaztorEvaluasiPendidikan,(Iakafiz.PT. I Raia GrafindoP€rsad4 2ol I ) Cet X tt 182 I Anassudjono3engan tarstaftistikPendidi,tan, (Jakaae P.t. Raja GrafindoPersadq }OOE)$ 43 l Ridway Bela.jarMufuhPenelitiorrtmruk GuruKarluwandanP eneli t ianP emula, @andung: Afabeta, 2009)
lhd.89 SyaifirlBatriDjanrarahdan Aswan Zairt StrategiBelajarMengajar, (Jakarta: RinekaCipt4 2006I cel ke. 3, hal. 107
,^,k
\
CI S{r.
U[
I
4..l
I
0l
Nr
-t of
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
.@"
\Jr
r
Jt k H
: FITK-FR-AKD-066 Terbit : 'l Maret 2010 No Revisi: : 01 No Dokumen
FORM (FR}
Juanda No 95 Ctoutat 15412 tndonesE
Tgl. Hal
1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI -
Nomor : Un.0l/Ft./KM.01.3./........':01 l-arnp. : ,..,..
Ual
-l
Jrkana.
ll
Februari
l0l-l
: Observasi
Kepada Yth. Kepala Sekola MTs Yaspikh Unrranul Khairiryah
.4 ssu I q nt
u ulu
iknn vr..,rb.
Dengan honnat kami sampaikan bahwa: Nama
:
Ika Fitria
NIM
:
I09011000026
Jurusan
/Prodi :
Semesler
:
Pendidikan Agama Islam
X ( Sepuluh)
adalah benar mahasiswa pada Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Flidal,atullah Jakarta dan sehubungan denean penyelesaian tugas sliripsi yang berjudul " Upa-tn Peningkat n Hosil Bel$nr Siswa Melalui Pendekat n CTL Pala Mttrt Pelujarm Fr4ri", mahasisrva lers€but menerlukan observasi dengan pihak terkait. Oleh karenr ilu, kami mohon kesediaan Saudara untuk menerima rnahasissa tersebut dan memberikan bantuannya. Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terinra kasih. 14/ assa
I on
t' a I ai htm v'r..t.b.
17 199203'1001
Tembusan:
Dekan Fakultas llmu Tarbi;"ah dan Keguruan
^
KEMENTERIAN AGAMA urN JAKARTA
rffi: E[Ef
FoRM (FR)
I'I[',*"**"r*"t15412todono'E
: FITK-FR-AKD-082 ; l Maret 2010
No.
Dokumen
Tgl. No.
Revisi: :
Terbit
Hal
02 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Jakarta, C4 Marct 2014
Nomor : Un.01/F.l/KM.01.31........1201 4 Lamp. : OtLtline/Proposal : Permohonan Izin Penelitian
Hal
Kepada Yth. Kepala Sekolah MTs Yaspikh Unwanul Khairiyl-ah
di Tempat As s alamu' ala i kum wr.wb
-
Dengan hormat kami sampaikan bahwa Nama
NIM Jumsan Semester
Ika Fitria 1 0901 l 000026 Pendidikan Agama Islarn X (Sepuluh)
Skripsi '. "Upaya Pettingkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatsn CTL (Contefiutl Teaching and Learning) Pada Mota Pelaiaran FIQIH "
Judul
adalah benar mahasisrva/i Fakultas Ilniu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
dan akan
mengadakan penelitian instansi./sekolah,/madrasah yang Saudara pimpin.
sedang menyusun skripsi,
Untuk
itu kami mohon
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. ihm t wr. wb. a.n. Dekan
.-/
i Tembusan:
l.
2. 3.
di
Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut
rnelaksanakan penelitian dimaksud.
lIt'as s alamu' ala
(riset)
Dekan FITK Pernbantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswa yang bersangkutan
islim, M.Ag 19680307 199803
YAYASAI,{;P,ENDIEIKTdNISLAM'UNWANUL KHAIRII:YAIII',(YA$PIKI[);
MADBASAH TSANAWTTAH In xet t1eiir-OruF.a-lamt A(amat : S4asjid A,t.J{u{a Ky. Eedong Kec. tseji DeyoL, Ko[e ?os 1642j, (e[y- ozt - g852o4gj NSM: 12t232760051 NPSN t20279677
Nomor : MTs. 10.06 / PP.05 / 026 / I /
Yang bertanda tangan dibawah ini
1,4
:
Lutfi
Nama
Drs. H.M.
Jabatan
Kepala Sekolah
t.lnit Kerja
MTs.
L-lnrvanu I
Khairiyyah
Dengan ini menerangkan
Nama
Ika Fitria
NIM
1090 r 1000026
Program Studi
P,^^ I
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Perguruan Tinggi Asal
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nama tersebut diatas, telah malaksanakan penelitian dalam rangka penyelesaian tugas
akhir. Terhitung mulai bulan Februari 20 14.
Demikian surat keterangan ini kami, buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
,/.9
/:L 9l* \
Ts
Maret 20 14