p-ISSN 2355-5343 http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 24/12/2014; Accepted: 24/02/2015 Mimbar Sekolah Dasar, Vol 2(1) 2015, 90-98 DOI: 10.17509/mimbar-sd.v2i1.1335
PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN MENGENAL SEJARAH UANG Yena Sumayana Program Studi PGSD STKIP Sebelas April Sumedang Jl. Anggrek Situ No. 19 Sumedang Email:
[email protected] ABSTRACT This research is a classroom action research with the shape of repeatedly cycle. Subject of this research is the third year-students of a State Islamic Elementary School I, Bandung. Instrument used in this research is essay test (viz. subjective test), namely test of every cycle and observation of students and teachers’ activity. Based on the research finding it is concluded that the learning process with the index card match method conducted in three cycles can enhance the students’ learning outcomes. The highest procentage of score average on the students’ activity is 90.30% at the third cycle. Meanwhile, the highest procentage of score average on the teachers’ activity is 94.10% at the third cycle. In addition, the students’ learning outcomes also increase at each of cycles, that is, the score average of the cycle I is 46.51%, of the cycle II 63.48%, and of the cycle III 78.48%. Keywords: index card match method, learning outcome.
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan metode Index Card Match. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research yang berbentuk siklus berulang. Subyek penelitian yaitu siswa MI Negeri 1 Kota Bandung kelas III. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya, persentase aktivitas siswa paling tinggi terdapat pada siklus III yaitu 90,3%. Sedangkan aktivitas guru selama proses pembelajaran juga sudah baik dengan persentase aktivitas guru paling tinggi terdapat pada siklus III yaitu 94,1%. Selain itu hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, yaitu pada siklus I nilai rata-rata 46,51%, pada siklus II yaitu 63,48%, dan siklus III 78,48%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Index card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata kunci: metode index card match, hasil belajar.
How to Cite: Sumayana, Y. (2015). PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN MENGENAL SEJARAH UANG. Mimbar Sekolah Dasar, 2(1), 90-98. doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbarsd.v2i1.1335.
PENDAHULUAN
~
menempatkan
diri
suasana
kondusif
pembelajaran jawab
atas
Guru dan
harus
dapat
dengan menggunakan metode-metode
menciptakan
yang tepat, memberi kemudahan bagi
ddalam
sekaligus
kegiatan
peserta
bertanggung
untuk
belajar,
sehingga
menghasilkan belajar yang lebih baik.
dan
Pembelajaran dimaknai sebagai segala
Guru
upaya yang dilakukan oleh pendidik agar
merupakan salah satu faktor menentukan
terjadi proses belajar pada diri peserta
keberhasilan peserta didik dalam belajar
didik.
karena guru profesional merupakan guru
pemberdayaan
yang mampu mengelola pembelajaran
menjadi
perkembangan
pertumbuhan
didik
jiwa
anak.
[90]
Pembelajaran potensi
kompetensi.
merupakan peserta
didik
Kegiatan
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
pemberdayaan ini tidak dapat berhasil
disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
tanpa
Artinya
ada
orang
yang
membantu.
arah
dari
semua
keputusan
Sagala, (2011, p. 62) menuliskan bahwa,
penyusunan strategi adalah pencapaian
“pembelajaran
tujuan”.
secara
adalah
terprogram
instruksional,
untuk
kegiatan dalam
membuat
guru desain
belajar
Strategi
dalam
konteks
pengajaran
secara aktif, yang menekankan pada
merupakan sebagai daya upaya guru
penyediaan sumber belajar”.
dalam
Dalam
menciptakan
suatu
proses pembelajaran, guru dan peserta
lingkungan
didik merupakan dua komponen yang
terjadinya proses mengajar, agar tujuan
tidak
pengajaran
bisa
dipisahkan.
Antara
dua
yang
sistem
yang
dirumuskan
tercapai
yang saling menunjang agar hasil belajar
memiliki kemampuan mengatur secara
peserta
umum
dapat
tercapai
secara
optimal.
berhasil.
dapat
komponen tersebut harus terjalin interaksi didik
dan
memungkinkan
Guru
dituntut
komponen-komponen
pembelajaran sedemikian rupa, sehingga terjalin
keterkaitan
antara
komponen
Komponen pembelajaran lain yang perlu
pembelajaran yang dimaksud. Strategi
diperhatikan diantaranya, komponen –
berarti pola atau pilihan pola kegiatan
komponen tersebut antara lain sarana
belajar mengajar yang
prasarana, media, stratego, metode dan
mencapai tujuan yang secara efektif.
proses pembelajaran. Yang di dalamnya
Untuk itu guru perlu kreatifitas memilih
pembelajaran terjadi proses interaksi untuk
strategi pembelajaran atau model dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
proses
pembelajaran
menyampaikan strategi
yang
dimaksudkan
adalah
Pengetahuan
diambil
terutama
dalam
pelajaran Sosial
Ilmu
pembahasan
sebagai upaya dalam menciptakan suatu
mengenal
sistem lingkungan yang memungkinkan
metode
terjadinya proses belajar mengajar atau
mengingat
dengan kata lain strategi berarti pilihan
Pengetahuan
pola kegiatan belajar mengajar yang
mengenal sejarah uang.Salah satu strategi
diambil untuk mencapai sasaran secara
yang
efektif, Slameto (1995, p. 2), pendapat lain
menggunakan Metode Index Card Match
mengemukan dari (Rusyan, dkk. 1994, p. 9)
yang
bahwa
pembelajaran
“Strategi
pembelajaran
sejarah
untuk
ini
uang.
menjadi
sangat
penting
pembelajaran
Ilmu
Sosial
digunakan merupakan
pokok yaitu suatu
mengajak secara
bahasan dengan metode
peserta aktif.
didik
merupakan rencana tindakan (rangkaian
untuk
kegiatan) termasuk penggunaan metode
pembelajaran aktif, berarti mereka yang
dan pemanfaatan berbagai sumberdaya
mendominasi proses pembelajaran bukan
kekuatan dalam pembelajaran. Strategi
sebaliknya. Dari keaktifan peserta didik, [91]
belajar
Pemilihan
Ketika
Yena Sumayana, Penggunaan Metode Index Card Match…
guru
bisa
menilai
strategi
proses
metode Index Card Match sendiri, metode
pembelajaran aktif ini merupakan salah
ini
satu
belajar
strategi
pengajar
yang
dapat
untuk
membantu
menilai
proses
dapat
meningkatkan peserta
memperdalam
pengetahuan
didik
materi,
yang
dalam tentunya
perkembangan belajar peserta didik dan
akan berdampak pada peningkatan hasil
keaktifan peserta didik dengan demikian
belajar peserta didik di MI Negeri 1 Kota
bahwa Metode Index Card Match ini
Bandung. Dari data awal hasil penilaian
merupakan
metode
memperlihatkan hasil belajar yang rendah
metode ini berarti
dengan nilai rata-rata kelas 50,00 kurang
sebagian
pembelajaran aktif, bisa
digunakan
dari
untuk
meningkatkan
dari KKM yang telah ditetapkan di sekolah
aktifitas peserta didik termasuk hasil belajar
sebesar 60,00. Tentunya ini menunjukkan
peserta didik dalam mata pelajaran Ilmu
adanya minat dan motivasi belajar yang
Pengetahuan Sosial pada pokok bahasan
kurang
mengenal sejarah uang.
Pengetahuan Sosial.
Observasi
awal,
diperoleh
masalah
yang
dapat
beberapa
pembelajaran
Ilmu
Berdasarkan latar belakang permasalahan
perlu
di atas maka rumusan masalah yang
diselesaikan. Terutama yang berhubungan
dibahas pada penelitian ini yaitu: 1)
dengan pembahasan materi, guru tidak
Bagaimana proses pembelajaran peserta
memakai
didik pada pelajaran Ilmu Pengetahuan
metode
yang
dalam
yang
kreatif
dan
menyenangkan, metode yang dgunakan
Sosial
mencatat
Index Card Match di kelas III MI Negeri 1
atau
ceramah.
Dari
dengan
menggunaan
permasalahan yang terjadi di lapangan,
Kota
maka dipilih upaya untuk memperbaikinya
belajar peserta didik pada mata pelajaran
dengan menerapkan Metode Index Card
Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan
Match.
mengenal
Menurut Sanjaya (2010,
p. 147)
Bandung?;
2)
metode
sejarah
Bagaimana
uang
hasil
dengan
Metode adalah “a way in achieving
menggunaan metode Index Card Match
something”, jadi metode pembelajaran
di kelas III MI Negeri 1 Kota Bandung?
dimaknai sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan
rencana
Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1)
yang
sudah
bentuk
Untuk mengetahui proses pembelajaran
praktis
untuk
Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan
mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam
kegiatan
disusun
nyata
dalam
dan
mengenal
sejarah
uang
dengan
pembelajaran hendaknya ada metode
menggunakan Metode Index Card Match
yang mengatur kegiatan pembelajaran
di kelas III MI Negeri 1 Kota Bandung; 2)
agar peserta didik ikut berpartisipasi aktif,
Untuk mengetahui hasil belajar peserta
sehingga proses pembelajaran menjadi
didik
pada
mata
bermakna”,
Pengetahuan
Sosial
sedangkan
mengenai [92]
pelajaran pokok
Ilmu
bahasan
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
mengenal
sejarah
uang
dengan
Perencanaan Tindakan I
Refleksi awal
menggunakan Metode Index Card Match di kelas III MI Negeri 1 Kota Bandung.
Perencanaan Tindakan I
Observasi, refleksi, dan evaluasi siklus I
METODE
Perencanaan Tindakan II
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Perencanaan Tindakan II
Observasi, refleksi, dan evaluasi siklus II
yaitu penelitian yang digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
Perencanaan Tindakan III
pendidikan yang ada di sekolah, baik dari cara guru mengajar, mengelola kelas dan metode belajar mengajar. Sulipan, (dalam Trianto,
2011,
bahwa
16)
tindakan
penelitian oleh
mendapatkan
Solusi, temukan dan kesimpulan
mengemukakan
“penelitian
merupakan dilakukan
p.
Perencanaan Tindakan III
Observasi, refleksi, dan evaluasi III
guru
kelas
kualitatif
yang
sendiri
ketika
permasalahan
Gambar 1. Skema PTK Model Kemmis dan Taggart (Trianto 2012, p. 31).
dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran dan mencarikan solusinya
Menurut Supidjono (2010, p. 120) Metode
dalam
mengajar
upaya
memperbaiki
kualitas
pembelajarannya“.
merupakan
bagian
dari
perangkat alat dan cara dalam suatu strategi
belajar
mengajar
merupakan
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan
sarana atau alat untuk mencapai tujuan-
untuk
tujuan belajar, maka metode mengajar
peningkatan
mutu
atau
pemecahan masalah pada sekelompok
merupakan
subyek yang di teliti dan mengamati
mencapai tujuan belajar.
tingkat
keberhasilan
atau
sarana
atau
alat
untuk
akibat
tindakannya, untuk kemudian diberikan
Index Card Match adalah salah satu
tindak
teknik instruksional dari belajar aktif yang
lanjut
penyempurnaan
yang tindakan
bersifat atau
termasuk
dalam
berbagai
penyesuaian dengan kondisi dan situasi
strategis
(strategi
sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
(Silberman,
2006,
p.
reviewing
pengulangan) 250).
Menurut
Silberman (2006, p. 205), Metode Index Untuk memperoleh gambaran tentang
Card Match merupakan cara aktif dan
bagaimana penelitian ini dilaksanakan
menyenangkan
dengan
Penelitian
materi pelajaran. Cara ini memungkinkan
Tindakan Kelas (PTK) menurut Kemmis dan
peserta didik untuk berpasangan dan
Taggart adalah sebagai berikut:
memberi
pola
dasar
model
temannya. [93]
untuk
pertanyaan
meninjau
kuis
ulang
kepada
Yena Sumayana, Penggunaan Metode Index Card Match…
Melalui
pembelajaran
berpasangan,
Adapun
langkah-langkah
Manfaat
Metode
Card
metode
Metode
Index
Match
penggunaan
Index
Card
Match
dapat memupuk kerja sama peserta didik
sebagai berikut: 1) Buatlah potongan-
dalam menjawab pertanyaan dengan
potongan kertas sebanyak jumlah peserta
mencocokkan kartu indeks yang ada di
didik yang ada di dalam kelas; 2) Bagilah
tangan mereka. Proses pembelajaran ini
kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian
lebih
didik
yang sama; 3) Pada separuh bagian, tulis
belajar
pertanyaan tentang materi yang akan
menarik
mencari
karena
pasangan
peserta sambil
mengenai suatu konsep atau topik dalam
dibelajarkan.
suasana yang menyenangkan.
pertanyaan; 4) Pada separuh kertas yang lain,
tulis
Setiap
kertas
jawaban
dan
yang
telah
berisi
satu
pertanyaan-
Dengan demikian, Metode Index Card
pertanyaan
Match adalah suatu cara pembelajaran
Kocoklah semua kertas sehingga akan
aktif
materi
tercampur antara soal dan jawaban; 6)
mencari
Setiap peserta didik diberi satu kertas.
pasangan kartu indeks yang merupakan
Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang
jawaban
dilakukan berpasangan. Separuh peserta
untuk
pelajaran
meninjau dengan
atau
ulang teknik
soal
sambil
belajar
didik
suasana
dalam
separuh yang lain akan mendapatkan
metode ini ada pengulangan (peninjauan
jawaban; 7) Mintalah kepada peserta
kembali) materi, sehingga peserta didik
didik
dapat mengingat kembali materi yang
mereka.
telah
metode
menemukan pasangan, mintalah kepada
pembelajaran ini peserta didik dituntut
mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan
untuk menguasai dan memahami konsep
juga agar mereka tidak memberitahu
melalui pencarian kartu indeks, di mana
materi yang mereka dapatkan kepada
kartu indeks terdiri dari dua bagian yaitu
teman yang lain; 8) Setelah peserta didik
kartu soal dan kartu jawaban. Setiap
menemukan
peserta didik memiliki kesempatan untuk
berdekatan,
memperoleh satu buah kartu. Dalam hal
pasangan
ini
membacakan
dipelajarinya.
peserta
didik
Di
Dalam
diminta
mencari
mendapatkan
untuk
menemukan
Jika
ada
mintalah soal
dan
pasangan
yang
pasangan secara
soal
5)
mengenai suatu konsep atau topik dalam menyenangkan.
akan
dibuat;
sudah
dan
duduk
kepada
setiap
bergantian
untuk
yang
diperoleh
pasangan dari kartu yang diperolehnya.
dengan keras kepada teman-temannya
Peserta didik yang mendapat kartu soal
yang
mencari peserta didik yang memiliki kartu
dijawab
jawaban, demikian sebaliknya. Metode
proses ini dengan membuat klarifikasi dan
pembelajaran
kesimpulan.
ini
mengandung
unsur
permainan sehingga diharapkan peserta didik tidak bosan dalam belajar IPS. [94]
lain.
Selanjutnya
oleh
soal
pasangannya,
tersebut 9)
Akhiri
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
guru/sekolah
sebelumnya.
Ketuntasan
dilakukan peneliti setelah menggunakan
belajar individu pada siklus I diketahui
metode Index Card Match pada mata
bahwa 11 Peserta didik yang sudah tuntas,
pelajaran IPS di Kelas III MIN 1 Kota
dan sisanya 22 Peserta didik yang belum
Bandung
tuntas, dengan kriteria jawaban benar
diperoleh
informasi
sebagai
berikut:
peserta didik ≥ 60% maka peserta didik dikatakan tuntas. Pada siklus ini 11 Orang
Hasil Siklus I
peserta didik memperoleh nilai ≥ 60% dan
Aktivitas Peserta Didik
22 orang peserta didik memperoleh nilai ≤
Berdasarkan
hasil
lembar
observasi
60 %.
aktivitas peserta didik, bahwa aktivitas peserta didik pada siklus I adalah 67,2%
Hasil Siklus II
dengan kriteria cukup. Hal ini terlihat di
Aktivitas Peserta Didik
dalam kegiatan pembelajaran yang telah
Berdasarkan
dilaksanakan
Kegiatan
aktivitas peserta didik, memperlihatkan
pembelajaran pada siklus I berisi kegiatan
aktivitas peserta didik pada siklus II sebesar
pembelajaran yang berpedoman pada
74,5% dengan kriteria cukup. Hal ini terlihat
rencana pelaksanaan pembelajaran.
di dalam
pada
siklus
I.
hasil
lembar
observasi
kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan pada siklus II. Kegiatan Hasil Belajar Peserta didik
pembelajaran pada siklus II berisi kegiatan
Menurut Hamalik (2007, p. 30) memberikan
pembelajaran yang berpedoman pada
pengertian tentang hasil belajar adalah
rencana pelaksanaan pembelajaran.
“sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat
Hasil Belajar Peserta didik
diamati dan diukur bentuk pengetahuan,
Ketuntasan belajar individu pada siklus II
sikap
Perubahan
diketahui bahwa 22 Peserta didik yang
diartikan
sebagai
sudah tuntas, dan sisanya 11 Peserta didik
peningkatan
dan
yang
dari
jawaban benar peserta didik≥ 60% maka
sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi
peserta didik dikatakan tuntas. Pada siklus
tahu”, sedangkan menururt Prayitno (2009,
ini 22 orang peserta didik memperoleh nilai
p. 418) yang dimaksud dengan ketuntasan
≥
belajar adalah “hasil belajar siswa yang
memperoleh nilai ≤ 60 %.
dan
tersebut
keterampilan.
dapat
terjadinya pengembangan
yang
lebih
baik
60%
belum
dan
tuntas,
11
dengan
orang
peserta
kriteria
didik
ditunjukkan oleh pencapaian hasil tes belajar pada kompetensi dasar dalam
Hasil Siklus III
suatu
Aktivitas Belajar Peserta Didik
mata
pelajaran
tertentu
yang
nilainya lebih dari atau sama dengan KKM
Berdasarkan
tiap mata pelajaran yang ditetapkan
aktivitas peserta didik, aktivitas peserta [95]
hasil
lembar
observasi
Yena Sumayana, Penggunaan Metode Index Card Match…
didik pada siklus III adalah 90,3% dengan
Adapun rata-rata hasil belajar peserta
kriteria baik. Hal ini terlihat di dalam
didik tiap siklus dapat dilihat dalam tabel
kegiatan
berikut.
pembelajaran
dilaksanakan
pada
yang
siklus
III.
pembelajaran
pada
siklus
kegiatan
pembelajaran
telah
Kegiatan III
Tabel 2. Rata-Rata Hasil Belajar Peserta Didik
berisi yang
berpedoman pada rencana pelaksanaan
Nilai Rata-rata hasil belajar
Presentasi (%)
Kriteria
pembelajaran.
Siklus I
46,51%
Sedang
Siklus II
63,48%
Tinggi
Siklus III
78,48%
Tinggi
Hasil Belajar Peserta didik Berdasarkan
hasil
lembar
observasi
aktivitas peserta didik, bahwa aktivitas peserta didik pada siklus III adalah 90,3%
Selama proses pembelajaran guru selalu
dengan kriteria baik. Hal ini terlihat di
berpedoman pada rencana pelaksanaan
dalam kegiatan pembelajaran yang telah
pembelajaran
dilaksanakan
Kegiatan
pembelajaran yang telah direncanakan.
III
berisi
Dari tindakan pembelajaran siklus I, siklus II,
yang
dan siklus III aktivitas peserta didik selama
berpedoman pada rencana pelaksanaan
pembelajaran mengalami peningkatan,
pembelajaran.
terlihat pada Tabel
pada
siklus
III.
pembelajaran
pada
siklus
kegiatan
pembelajaran
dan
tahap-tahap
persentase rata-rata
aktivitas peserta didik seluruh aspek pada aktivitas
siklus I sebesar 67,2% dengan kriteria baik,
pembelajaran
siklus II sebesar 74,5% dengan kriteria baik,
menggunakan strategi Index Card Match
dan siklus III sebesar 90,3% dengan kriteria
dari
baik.
Dengan
demikian,
peserta
didik
siklus
I
rata-rata
selama sampai
siklus
III
terjadi
peningkatan seperti yang dilihat pada Dilihat dari peningkatan aktivitas belajar
tabel berikut:
peserta Tabel 1. Rata-Rata Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Rata-rata Aktivitas Peserta didik
Presentasi (%)
Kriteria
Siklus I
67,2%
Cukup
Siklus II
74,5%
Cukup
Siklus III
90,3%
Baik
didik,
mendapat
peserta
didik
pelajaran
yang dengan
menggunakan metode Index Card Match akan lebih aktif dan bergairah dalam belajar.
Sardiman
(2006,
p.
100)
menyatakan bahwa “aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik maupun
mental.
Dalam
kegiatan
belajar keduanya saling berkaitan”. Hal yang sama terjadi pada indikator
[96]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
bentuk pembelajaran, metode Index Card
Card
Match
sebagai berikut:
dalam
penggunaannya
Match
diperoleh
menunjukkan interaksi banyak arah antara
Pertama
guru dengan peserta didik, peserta didik
didik pada pelajaran Ilmu Pengetahuan
dengan guru dan peserta didik dengan
Sosial kelas III MI Negeri 1 Kota Bandung
peserta didik dalam kadar yang intensif
dengan
serta suasana kelas yang harmonis.
Card Match dilaksanakan pada tiga siklus, setiap langkah
siklus
Card
aktivitas
guru
selama
pembelajaran
menggunakan siklus
Tindakan pembelajaran siklus I, siklus II, dan III
Proses
kesimpulan
Metode
menggunakan
pembelajaran
Match.
peserta
langkah-
Metode
Dengan
Index
Index
menggunakan
pembelajaran mengalami peningkatan,
pembelajaran Metode Index Card Match
terlihat pada Tabel persentase rata-rata
dapat meningkatkan hasil dan aktivitas
aktivitas peserta didik seluruh aspek pada
belajar
siklus I sebesar 70,5%
dengan pembelajaran sebelumnya. Hal
cukup,
siklus
dengan kriteria
II
didik,
76,4%
tersebut
terjadi
dengankriteriacukup, dan siklus III sebesar
dengan
menggunakan
94,1%
Dan
Card
Ilmu
pembelajaran
dengan
Peningkatan
sebesar
peserta
kriteria hasil
baik.
belajar
Pengetahuan Sosial peserta didik pada
Match
dibandingkan
karena
pembelajaran Metode
Index
dapat
menciptakan
yang
aktif
dan
menyenangkan.
pokok bahasan mengenal sejarah uang menggunakan metode Index Card Match
Kedua pelaksanaan pembelajaran Ilmu
dapat dilihat adanya peningkatan rata-
Pengetahuan Sosial di kelas III MI Negeri 1
rata persentase skor tes tiap siklus. Seperti
Kota
pada tabel rata-rata skor tes formatif siklus
Metode Index Card Match pada materi
I sebesar 46,51 dengan kriteria sedang,
mengenal
siklus II sebesar 63,48 dengan kriteria tinggi,
keseluruhan cukup baik. Hal ini ditunjukkan
dan siklus III sebesar 78,48 dengan kriteria
dengan
tinggi.
adanya
aktivitas peserta didik setiap aspek yang
belajar Ilmu
diamati pada aktivitas peserta didik siklus I
Pengetahuan Sosial peserta didik dengan
67,2%, siklus II 74,5%, dan siklus III 90,3%.
menggunakan metode Index card Match
Dan nilai rata-rata persentase hasil belajar
dalam proses pembelajaran peserta didik.
peserta didik pada siklus I 46,51%, siklus II
Hal
pengaruh
ini
menunjukkan
terhadap
hasil
Bandung
dengan
sejarah nilai
menggunakan uang
rata-rata
secara persentase
63,48% dan siklus III 78,48%. SIMPULAN Berdasarkan
hasil
penelitian
pada
Ketiga hasil belajar peserta didik pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
siklus I, siklus II, dan siklus III mengalami
dengan
peningkatan, dengan perolehan nilai rata-
menggunakan
Metode
Index
rata pada setiap siklusnya. Hal ini terlihat [97]
Yena Sumayana, Penggunaan Metode Index Card Match…
dari nilai rata-rata akhir siklus 78,48%. Dengan demikian hasil belajar peserta didik
dengan
menggunakan
pembelajaran Metode Index Card Match pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan mengenal sejarah uang berhasil dengan baik. REFERENSI Hamalik, O. (2007). Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Prayitno. (2009). Dasar teori dan Ppraksis pendidikan. Jakarta: Grasindo. Rusyan, A. T. Dkk. (1994). Pendekatan dalam proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda karya. Sagala, Syaiful. (2011). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. (2010). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Sardiman. A.M. (2006). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Silberman, Melvin. L. (2006). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia. Slameto. (1995). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Supridjono, A. learning. Pelajar. Trianto.
(2013). Cooperative Yogyakarta: Pustaka
(2011). Panduan lengkap penelitian tindakan kelas. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
[98]