PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SKI MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS VII MTs NURUL HUDA BANYUPUTIH KAB. BATANG TAHUN 2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: TINTISNAWATI NIM 11106141
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: TINTISNAWATI
NIM
: 11106141
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SKI MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS VII MTs NURUL HUDA BANYUPUTIH KAB. BATANG TAHUN 2010.
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 06 Agustus 2010 Pembimbing
Dra. Siti Farikhah, M.Pd. NIP.19610623 198803 2 001
ii
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudara TINTISNAWATI dengan Nomor Induk Mahasiswa 11106141 yang berjudul : “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SKI MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS VII MTs NURUL HUDA BANYUPUTIH KAB. BATANG TAHUN 2010“ telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Selasa, 31 Agustus dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.). Salatiga, 21 Ramadhan 1431 H. 31 Agustus 2010 M.
Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. Bahroni, M.Pd. NIP. 19640818 199403 1 002
Benny Ridwan, M.Hum. NIP. 19730520 199903 1 002
Pembimbing
Dra. Siti Farikhah, M.Pd NIP. 19610623 198803 2 001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: TINTISNAWATI
NIM
: 11106141
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skipsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 04 Agustus 2010 Yang menyatakan,
TINTISNAWATI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Sebaik-baik manusia adalah yang dapat mengambil hikmah di balik segala peristiwa” (penulis)
PERSEMBAHAN skripsi ini penulis persembahkan untuk: Almarhum bapakku, Bapak Tarnan dan Ibu Kusniyah. Mba Ela, mba Tijah, mba Wati, mas Marno, mas Agus, dan mas Fajar. Ketiga keponakanku yang lucu-lucu: Mila, Dhita, dan si kecil Adhit. Sahabat-sahabat karibku Rhina, Rofik, Rika, Titis, Hanik, Esti, mba Natiq dan keluarga besar PAI D serta LPM DinamikA. Adik-adik penghuni kost Azzahro ( Wida, Ina, Wuri, Jenny, dan Pipeh)
v
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim Alhamdulillahi robil‟alamin, segala puji hanya bagi Allah Sang Penguasa Alam, sumber dari segala ilmu. Sholawat salam semoga senantiasa tercurah pada nabi Muhammad SAW yang mengajarkan kita untuk memerangi kebodohan dan menuntun kita dengan risalah yang dibawanya. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar SKI Melalui Metode Index Card Match pada Siswa Kelas VII MTs Nurul Huda Banyuputih Kab. Batang Tahun 2010” Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik meskipun telah melalui berbagai macam rintangan seperti hilangnya laptop milik penulis yang berisikan file Bab I sampai Bab IV. Beruntung sekali penulis masih memiliki hardcopy Bab I dan Bab II,sehingga penulis hanya
mengulang dari Bab III
sampai Bab VI. Butuh waktu sebulan lebih bagi penulis untuk bangkit dari musibah hilangnya laptop tersebut. Karena musibah ini sempat membuat penulis patah semangat dan berhenti melanjutkan penulisan skripsi ini. Namun, pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini harus tetap berlanjut tanpa ataupun dengan laptop tersebut.
vi
Penulis juga menyadari bahwa tanpa bantuan orang lain pembuatan skripsi ini tidak akan selesai. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bpk. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Kaprogdi PAI. 3. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing skripsi. 4. Semua bapak dan ibu dosen pengampu dari fakultas Tarbiyah. 5.
Ibu Kusniyah yang selalu mendo‟akan kesuksesan buat anak-anaknya.
6. Kepala Sekolah, guru, dan siswa kelas VII MTs Nurul Huda Banyuputih Kab. Batang. 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 4 Agustus 2010
TINTISNAWATI NIM. 111106141
vii
ABSTRAK TINTISNAWATI. 2010. “Peningkatan Prestasi Belajar SKI Melalui Metode Index Card Match pada Siswa Kelas VII MTs Nurul Huda Bnyuputih Kb. Batang Tahun 2010”. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
Kata Kunci : Peningkatan prestasi belajar SKI dan metode index card match.
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar SKI melalui metode index card match pada siswa kelas VII MTs Nurul Huda Banyuputih Kab. Batang tahun 2010. Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) apakah metode index card match dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran SKI?, (2) apakah menerapkan metode index card match dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran SKI?, dan (3) apakah menggunakan metode index card match dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul ”Peningkatan Prestasi Belajar SKI Melalui Metode Index Card Match pada Siswa Kelas VII MTs Nurul Huda Bnyuputih Kb. Batang Tahun 2010”. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi dan tes tertulis. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII B dengan jumlah siswa sebanyak 46 orang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa dengan menerapkan metode index card match dalam pembelajaran SKI dapat meningkatkan perhatian, motivasi dan prestasi belajar siswa. Hal ini ditandai oleh meningkatnya ketiga aspek tersebut tiap siklusnya. Untuk ketuntasan belajar siswa pada siklus II telah mencapai lebih dari 75%.
viii
Mengacu pada hasil penelitian tersebut, maka peneliti merekomendasikan kepada semua guru MTs Nurul Huda Banyuputih agar menjadikan metode index card match sebagai metode alternatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN……………………………...
.iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………….……………...
v
HALAMAN KATA PENGANTAR.…………………………………….....
vi
HALAMAN ABSTRAK……………………………………………………
viii
HALAMAN DAFTAR ISI ………. ………………………………………..
x
HALAMAN DAFTAR TABEL.……………………………………………
xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR………………………………………….
xvi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………..………
1
B. Rumusan Masalah ..…………………………………….……
4
C. Tujuan Penelitian......................................................................
5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ………….....
6
E. Manfaat Penelitian……………………………..……..............
7
F. Definisi Operasional……………………………………….....
8
G. Metode Penelitian ……………………………...……………
11
1. Rancangan Penelitian…………………………………….
11
2. Subjek Penelitian…………………………………………
12
x
BAB II
BAB III
3. Langkah-langkah…………………………………………
13
4. Instrumen Penelitian……………………………………..
20
5. Teknik Pengumpulan Data……………………………….
21
6. Analisis Data……………………………………………..
22
H. Sistematika Penulisan ……………………………………… .
24
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Belajar dan Pembelajaran…………………..
27
1. Pengertian Belajar………………………………………..
27
2. Beberapa Teori Tentang Belajar………………………….
28
3. Jenis-jenis Belajar………………………………………
35
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar……..
39
5. Pengertian Pembelajaran…………………………………
44
6. Langkah-langkah dalam Pembelajaran…………………..
45
B. Kajian Tentang Sejarah Kebudayaan Islam…………………
46
1. Pemahaman Tentang Sejarah Kebudayaan Islam………..
46
2. Objek Sejarah Kebudayaan Islam………………………...
49
3. Tujuan dan Manfaat Mempelajari SKI…………………..
50
C. Metode Index Card Match…………………………………..
52
1. Metode Pembelajaran…………………………………….
52
2. Pengertian Metode Index Card Match………...................
54
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Index Card Match….
56
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs Nurul Huda Banyuputih…………….
xi
58
1. Tinjauan Historis.................................................................
58
2. Identitas Madrasah.............................................................
59
3. Data Fisik (Sarana-Prasarana).............................................
60
4. Data Siswa, Guru, dan Karyawan.......................................
62
5. Visi, Misi dan Tujuan..........................................................
65
B. Subjek Penelitian....…………………………………………..
66
1. Lokasi Penelitian………………………………………..
66
2. Jadwal Penelitian ………………………………....……..
66
3. Karakteristik Siswa ………….……………………….......
66
C. Deskripsi Per Siklus.................................................................
67
1. Deskripsi Pra Siklus............................................................
67
2. Deskripsi Siklus I................................................................
68
3. Deskripsi Siklus II..............................................................
72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus …………………..........
77
1. Pra Siklus............................................................................
77
2. Siklus I................................................................................
83
3. Siklus II..............................................................................
90
B. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………….
97
PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………..…….
104
B. Saran ………………………………………………..………
106
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
xii
108
LAMPIRAN ………………………………………………………………...
110
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………...
135
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Data Ruang Mts Nurul Huda Banyuputih………………………
61
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Mts Nurul Huda 3 Tahun Terakhir………………
61
Tabel 3.3 Data Guru Mts Nurul Huda Tahun 2010……………………….
62
Tabel 3.4 Data Karyawan Mts Nurul Huda Banyuputih Tahun 2010…….
64
Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus.…………………………………….........
77
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Bertanya Siswa Pra Siklus............................................................................................................
79
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Menjawab Pertanyaan Pra Siklus………………………………………………….......
79
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Mengerjakan Tugas Pra Siklus……………………………………………………….......
80
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa Pra Siklus…....
81
Tabel 4.6 Daftar Nama Siswa Kelas VII B……………………………….
82
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Bertanya Siswa Siklus I……………………………………………………………………………
83
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Menjawab Siswa Siklus I.............................................................................................………………
84
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Mengerjakan Tugas Siklus I…………………………………………………………………….
85
Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa Siklus I………..
85
Tabel 4.11 Hasil Nilai Siswa Siklus I……………………………………..
87
Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Praktek Siklus I…………...
89
Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Bertanya Siswa Siklus II…………………………….……………………………….....................
91
Tabel 4.14 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Menjawab Siswa Siklus II…….………………………………………………………………
92
xiv
Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Mengerjakan Tugas Siklus II………..……………………………………………….......
92
Tabel 4.16 Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa Siklus II……….
93
Tabel 4.17 Hasil Nilai Siswa Siklus II.……………………………………
94
Tabel 4.18 Hasil Pengamatan Untuk Guru Praktek Siklus II….………….
96
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa dari Pra Siklus-Siklus II………………………………………………………………………………
98
Gambar 4.2 Diagram keaktifan Bertanya Siswa dari Pra Siklus-Siklus II………………………………………………………………………………
99
Gambar 4.3 Diagram Keaktifan Siswa Menjawab Pertanyaan dari Pra 100 Siklus-Siklus II…………………………………………………………...... Gambar 4.4 Diagram keaktifan Siswa Mengerjakan Tugas dari Pra Siklus- 101 Siklus II…………………………………………………………………..... Gambar 4.5 Diagram Perhatian Siswa Terhadap Pembelajaran dari Pra 102 Siklus I-Siklus II………………………………………………………........
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan catatan peristiwa yang terjadi di masa lampau. Dengan belajar sejarah, dalam hal ini sejarah kebudayaan dan peradaban Islam berarti mengenal kembali segala peristiwa yang terjadi dan dialami umat Islam baik berupa perkembangan, kemajuan maupun kemundurannya (Mansur, 2004:1). Dari berbagai peristiwa yang mengiringi perjalanan Islam tersebut, umat Islam dapat mengambil pelajaran. Sehingga tertanam semangat di dalam hati setiap umat Islam untuk
mengukir kesuksesan dan kejayaan
kebudayaan serta peradaban baru sebagaimana yang telah dilakukan oleh rasullulah SAW beserta para sahabatnya. Semangat suci tersebut perlu ditanamkam sejak dini kepada generasi muda muslim. Sebab merekalah yang akan melanjutkan perjuangan dalam menegakkan panji-panji Islam di mata dunia. Oleh karena itu mereka perlu memiliki pengetahuan dan wawasan tentang sejarah dan kebudayaan Islam. Pengetahuan dan wawasan tentang Sejarah Kebudayaan Islam dapat mereka peroleh melalui lembaga pendidikan, khususnya madrasah. Di madrasah mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dan dipelajari oleh peserta didik. Melalui pelajaran SKI, peserta didik diharapkan dapat mengetahui serta mendalami hal-hal yang berkaitan dengan sejarah perkembangan Islam.
1
Akan tetapi temuan di lapangan menunjukkan bahwa peserta didik kurang termotivasi untuk mempelajari pelajaran SKI. Berbeda dengan mata pelajaran lainnya, mata pelajaran SKI kurang diminati oleh peserta didik. Banyak peserta didik yang beranggapan bahwa pelajaran tarikh/Sejarah Kebudayaan Islam bukanlah pelajaran yang begitu penting untuk dipelajari. Selain itu pembelajaran yang selama ini dilakukan sangat membosankan dan kurang menarik bagi peserta didik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah metode yang digunakan cenderung masih bersifat tradisional, misalnya ceramah. Metode ceramah sering digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi SKI. Meskipun materi SKI adalah sekumpulan fakta-fakta dari peristiwa di masa lalu, penyajiannya tidak harus selalu dengan metode ceramah. Akan tetapi perlu adanya metode yang lebih bervariasi dalam penyampaian materi SKI. Agar lebih menarik dan siswa termotivasi untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar (Sardiman, 2009:49). Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Nasution (1999:43), ia mengatakan bahwa mengajar pada umumnya adalah usaha guru untuk menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajaran, dan sebagainya yang disebut proses belajar, sehingga tercapai tujuan pelajaran yang telah ditentukan. Oleh karena itu, apabila guru bidang studi SKI dalam proses
2
mengajar tersebut tidak dapat menciptakan suatu kondisi yang mendukung proses belajar siswa, maka tujuan pelajaran yang telah ditentukan sulit tercapai. Permasalahan seperti ini juga dialami oleh siswa kelas VII MTs Nurul Huda Banyuputih Kab. Batang tahun 2010. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, pembelajaran SKI di kelas tersebut bersifat monoton. Sehingga banyak dari siswa kelas VII MTs Nurul Huda Banyuputih ini yang kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru selama pembelajaran berlangsung. Hal tersebut juga mengakibatkan siswa kurang termotivasi untuk aktif di dalam kegiatan pembelajaran serta materi yang telah disampaikan kurang melekat dalam pikiran para siswa. Kondisi semacam ini mendorong
penulis untuk ikut membantu
memperbaiki proses pembelajaran dengan cara mengemas mata pelajaran sejarah dan kebudayaan islam yang dipandang sebelah mata oleh sebagian besar peserta didik menjadi pelajaran yang diminati, menyenangkan, menarik, dan tidak membosankan. Untuk itu penulis ingin mencoba mengemas pembelajaran SKI dengan menerapkan metode index card match. Melalui penggunaan metode ini materi yang telah disampaikan dapat ditinjau ulang kembali dengan cara aktif dan menyenangkan. Sehingga siswa akan lebih mudah memahami dan menguasai materi SKI. Metode ini juga dapat lebih mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Cara ini memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi pertanyaan kuis kepada temannya (Silberman, 2004:269).
3
Upaya tersebut dilakukan penulis dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar SKI Melalui Metode Index Card Match pada Siswa Kelas VII MTs Nurul Huda Banyuputih Kab. Batang Tahun 2010”.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas adalah beberapa pertanyaan yang akan terjawab setelah tindakan selesai dilakukan. Rumusan masalah harus dirinci sehingga tidak terlalu umum(Arikunto, dkk., 2008:36). Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah metode index card match dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran SKI pada kelas VII MTs Nurul Huda Banyuputih Kab. Batang tahun 2010? 2. Apakah menerapkan metode index card match dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran SKI pada siswa kelas VII MTs Nurul Huda Banyuputih Kab. Batang tahun 2010? 3. Apakah menggunakan metode index card match dapat meningkatkan prestasi belajar SKI pada siswa kelas VII MTs Nurul Huda Banyuputih Kab. Batang tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian
4
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah metode index card match dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran SKI pada kelas VII MTs Nurul Huda Banyuputih Kab. Batang tahun 2010. 2. Untuk mengetahui apakah penerapkan metode index card match dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran SKI pada siswa kelas VII MTs Nurul Huda Banyuputih Kab. Batang tahun 2010. 3. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode index card match dapat meningkatkan prestasi belajar SKI pada siswa kelas VII MTs Nurul Huda Banyuputih kab. Batang tahun 2010.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan Dari arti katanya hipotesis berasal dari kata “Hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran” (Arikunto, 1998:68). Adapun hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang dihadapi (Hadeli, 2006:47). Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: a. Balajar SKI dengan metode index card match dapat meningkatkan perhatian belajar siswa. 5
b. Belajar SKI dengan metode index card match dapat meningkatkan motivasi siswa. c. Belajar SKI dengan metode index card match dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Ada perubahan hasil belajar (post test) secara berkelanjutan dari siklus pertama ke siklus selanjutnya. b. Bila sekurang-kurangnya sebanyak 75% (34) dari 46 siswa telah mendapatkan nilai sama dengan atau lebih dari kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan (6,00). c. Presentase keaktifan siswa mengalami peningkatan tiap siklusnya. E. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain: 1.
Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penyempurnaan proses pembelajaran menuju terciptanya suasana
6
belajar-mengajar yang lebih inovatif, kreatif dan menyenangkan. Sehingga dapat meningkatkan minat belajar dan prestasi belajarpun meningkat. 2.
Manfaat Praktis a. Bagi siswa 1) Meningkatkan minat belajar dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran SKI. 2) Siswa dapat belajar sambil bermain melalui metode index card match. 3) Siswa dapat memahami dan menyerap materi SKI dengan lebih mudah. 4) Meningkatkan prestasi belajar SKI.
b. Bagi guru 1) Membantu guru bidang studi SKI dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. 2) Meningkatkan profesioalisme guru bidang studi SKI dalam mengelola proses pembelajaran. 3) Mengembangkan keterampilan guru bidang studi SKI dalam proses pembelajaran demi meningkat prestasi belajar peserta didik. c. Bagi sekolah
7
1) Sebagai landasan bagi sekolah dalam menentukan kebijakan untuk meningkan mutu pendidikan. 2) Memberi kontribusi bagi sekolah dalam pelaksanaan dan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran penggunaan kata pada judul penelitian di atas, maka perlu adanya penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian, sehingga tidak terjadi pembiasan dan permasalahan. 1. Peningkatan Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata peningkatan berasal dari kata “tingkat” yang mendapat awalan pe- dan akhiran-an yang berarti proses, cara, perbuatan, dan meningkatkan (Poerwadarminta, 2006:1281). Adapun
arti
kata
meningkatkan
adalah
beralih
pada
keadaan
(Poerwadarminta, 2006:910). Maksudnya adalah beralihnya dari suatu keadaan yang semula belum diterapkan metode index card match ke keadaan sesudah diterapkannya metode index card match. 2. Prestasi belajar Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan/aktivitas tertentu. Adapun arti belajar adalah sebuah tindakan dan perilaku siswa yang kompleks (Dimyati & Mudjiono, 8
2006:7). Sedangkan menurut Pidarta belajar merupakan sebuah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil dari pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan biasa melaksanakan pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikan sikapnya kepada orang lain (Warsito, 2000:197). Dengan kata lain yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar. 3. Sejarah dan kebudayaan Islam Sejarah adalah hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa dan kejadian yang terjadi pada masa lalu, baik menyangkut dimensi sosial, politik, pemerintah, ekonomi, seni budaya maupun agama (Mansur, 2004:1) Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat (Yatim, 1997:1). Adapun kebudayaan Islam adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan akal manusia muslim (Sunanto, 2003:3). Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sejarah kebudayaan Islam adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan hasil karya akal manusia/masyarakat muslim di masa lalu. 4. Metode Index card match Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh para guru dalam 9
proses belajar-mengajar, salah satunya adalah metode index card macth. Dalam terjemahan buku active learning, yang dimaksud dengan metode index card match adalah pencocokan kartu indeks (Silberman, 2004:269). lebih lanjut dikatakan bahwa metode ini merupakan suatu cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran (Silbermen, 2004:269). Sehingga materi pelajaran yang telah disampaikan akan lebih merekat di dalam pikiran siswa. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, siswa diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan (Zaini, dkk., 2007:32). 5. Siswa Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah (Dimyati & Mudjiono, 2006:22). Mereka yang nantinya akan menerima berbagai pengalaman dan pengetahuan yang mereka peroleh melalui proses pembelajaran.
G. Metode Penelitian Penelitian dapat diartikan sebagai suatu usaha atau proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengelola data untuk maksud-maksud tertentu seperti untuk memecahkan permasalahan (Hadeli, 2006:2). Dan metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain maksud dari metode penelitian adalah suatu cara 10
untuk memperoleh dan mengelola data melalui prosedur yang sistematis dalam rangka untuk memecahkan permasalahan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari : 1. Rancangan Penelitian Menurut Hadeli (2006:59), rancangan penelitian adalah terjemahan research design, artinya rencana atau prosedur yang akan dilalui dalam mengumpulkan informasi untuk menjawab permasalahan penelitian. Dalam penelitan ini penulis akan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Classroom Action Research (CAR) adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas (Arikunto, dkk., 2008:2). Alasan dipilihnya penelitian jenis ini, karena penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat sebagai upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Secara terperinci tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses serta hasil tindakan (observation and evaluation), dan melakukan refleksi (reflection), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (Arikunto, dkk., 2008 :104). 2. Subjek Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian
11
a. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari : 1) Siswa kelas VII MTs Nurul Huda Banyuputih Kab. Batang pada semester II tahun 2010. Penelitian ini dilakukan pada kelas VII B yang terdiri dari 16 laki–laki dan 30 perempuan. Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas ini hanya pada satu kelas, dikarenakan agar lebih fokus. 2) Peneliti, dalam penelitian ini digunakan sistem kolaborasi antara guru bidang studi SKI dengan peneliti. Sehingga peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua orang peneliti sekaligus. Dimana peneliti berperan dalam mengaplikasikan metode index card match dalam pembelajaran SKI. Sedangkan guru bidang studi SKI mengamati dan membantu jalannya proses pembelajaran SKI dengan menerapkan metode index card match. b. Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian dilakukan di MTs Nurul Huda Banyuputih Kab. Batang. Waktu pelaksanaannya adalah pada semester II tahun 2010 selama kurang lebih tiga bulan, yaitu mulai bulan Maret sampai bulan Mei 2010. 3. Langkah–langkah/Siklus Penelitian
12
Pelaksanaan tindakan kelas dalam penelitian ini dirancang dengan menggunakan siklus. Masing-masing siklus dapat dilakukan dalam 4 tahap berikut ini: a. Siklus Pertama 1) Tahap Perencanaan (planning) (a) Pembuatan skenario pembelajaran. (b) Pembuatan media pembelajaran dalam rangka implementasi PTK. (c) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana situasi pembelajaran berlangsung. (d) Membuat alat evaluasi untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (acting) (a) Kegiatan awal (+ 5 menit) (1) Melakukan doa bersama untuk mengawali pembelajaran. (2) Guru memperkenalkan diri. (3) Presensi untuk mengetahui kehadiran peserta didik. (4) Appersepsi, misalnya menyebutkan nama–nama pendiri dinasti umayyah.
13
(b) Kegiatan inti (+ 50 menit) (1) Guru membagi bahan materi pelajaran SKI tentang perkembangan Islam pada masa Dinasti Umayyah. (2) Guru menjelaskan pokok bahasan tentang perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Umayyah. (3) Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa, berdasarkan nomor urut presensi peserta didik. (4) Guru memberi reward bagi siswa yang berani bertanya dengan dibantu oleh guru. (5) Guru meminta siswa untuk memberi kesimpulan terhadap materi SKI yang baru disampaikan, ditulis di buku tugas dan dikumpulkan. (c) Kegiatan akhir (+ 25 menit) (1) Pemantapan/penguatan materi dengan membagikan kartu indeks yang berisi pertanyaan kepada sebagian siswa dan kartu indeks yang berisi tentang jawaban kepada sebagian siswa yang lain. (2) Guru meminta setiap siswa untuk mencari pasangan yang cocok dengan pertanyaan maupun jawaban yang tertera di kartu indeks tersebut.
14
(3) Setelah semua siswa mendapatkan pasangannya dan duduk berdekatan, guru meminta setiap pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras kepada teman–teman lainnya. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya dan guru memberikan kesimpulan. (4) Guru mengadakan post test untuk mengukur tingkat pemahaman siswa. (5) Guru memotivasi siswa untuk belajar. (6) Menutup kegiatan pembelajaran dengan mambaca doa kafarotul majlis. 3) Tahap Observasi dan mengevaluasi proses serta hasil tindakan (observing and evaluating) (a) Mengamati kegiatan guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrumen pengamatan pembelajaran guru dan siswa. (b) Guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran dalam rangka mengukur keberhasilan siswa dengan menggunakan instrumen post test. 4) Tahap Refleksi (reflecting)
15
Tahapan
ini
dimaksudkan
untuk
mengkaji
secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah
terkumpul,
kemudian
dilakukan
evaluasi
guna
menyempurnakan tindakan berikutnya (Arikunto, dkk., 2008:80). Jadi, pada tahapan ini penulis akan mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan pada tahap perencanaan, penerapan tindakan, observasi dan evaluasi proses serta hasil tindakan berdasarkan data-data yang telah terkumpul kemudian akan mencari titik kelemahan dan kelebihan sebagai renungan guna menyempurnakan tindakan pada siklus selanjutnya. b. Siklus Berikutnya Siklus ini dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus I, dan siklus III dilaksanakan karena siklus II belum mampu mengatasi masalah (Aqib, 2007:33). Siklus II ini dirancang dalam 4 tahap, dengan rincian sebagai berikut: 1) Tahap Perencanaan (planning) Pada tahap ini dilakukan tes diagnostik yang berfungsi sebagai evaluasi awal untuk menspesifikasi masalah yang sesuai hasil analisa data pada siklus I, pembuatan skenario pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada siklus I, menyiapkan media pembelajaran, yaitu media kartu kata. 2) Tahap Penerapan Tindakan (acting)
16
Kegiatan dalam tahap ini dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang didesain sesuai dengan kebutuhan, antara lain sebagai berikut ini: (a) Kegiatan awal (+ 15 menit) (1) Melakukan doa bersama untuk mengawali pembelajaran. (2) Presensi untuk mengetahui kehadiran peserta didik. (3) Appersepsi, untuk menguji kesiapan belajar siswa, guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang akan diajarkan dengan cara membagikan kartu indeks yang berisi pertanyaan kepada sebagian siswa dan kartu indeks yang berisi tentang jawaban kepada sebagian siswa yang lain. kemudian guru meminta setiap siswa untuk mencari pasangan yang cocok dengan pertanyaan maupun jawaban yang tertera di kartu indeks tersebut. Setelah semua siswa mendapatkan pasangannya dan duduk berdekatan, guru meminta setiap pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras kepada teman– teman lainnya. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya. (b) Kegiatan inti (+ 50 menit)
17
(1) Guru menjelaskan ulang secara singkat materi SKI dengan
pokok
bahasan
perkembangan
kebudayan/peradaban Islam pada masa Dinasti Umayyah. (2) Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dipelajari kepada siswa. (3) Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi jawaban dari temannya. (c) Kegiatan akhir (+ 15 menit) (1) Guru memyampaikan kesimpulan dari pokok bahasan yang telah disampaikan. (2) Guru mengadakan post test untuk mengukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan. (3) Memotivasi siswa untuk giat belajar. (4) Penugasan, siswa diminta untuk membuat kartu kata yang berisi soal dan kartu kata yang berisi jawabannya. (5) Menutup kegiatan pembelajaran dengan membaca doa kafarotul majlis. 3) Tahap Observasi dan evaluasi proses serta hasil tindakan (observing and evaluating)
18
(a) Observasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru dan siswa
pada siklus II dengan menggunakan lembar
observasi. (b) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran melalui instrumen post test untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa. 4) Tahap Reflektif (reflecting) Pada tahap ini seluruh tindakan yang dilakukan di dalam siklus II, dianalisa dibuat penafsiran hasil observasi. Dari hasil analisa data tersebut, guru merefleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya. 4. Instrumen Penelitian Instrumen
penelitian
adalah
alat
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan informasi atau data yang akan dibutuhkan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan antara lain sebagai berikut: a. RPP b. Bahan materi SKI c. Kartu kata sebagai alat peraga pembantu d. Lembar evaluasi pre test dan post test
19
e. Lembar pengamatan perhatian siswa
5. Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat dokumenter, yaitu tentang keadaan guru dan siswa, dan sarana prasarana pendidikan yang dimiliki. b. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data melalui kegiatan mengamati yang dilakukan oleh evaluator terhadap kegiatan pembelajaran (Dimyati & Mudjiono, 2006:229). Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung proses pembelajaran SKI yang sedang berlangsung. c. Tes Tes merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi belajar yang diberikan sebelum dan sesudah siswa mendapatkan tindakan dalam pembelajaran sesuai dengan materi yang telah disampaikan melalui metode index card match. Tes yang dilakukan adalah tes tertulis dengan menggunakan lembar tes, yang dikerjakan siswa baik tes awal (pre test) maupun tes akhir (post test).
20
6. Analisis Data Data yang diperoleh melalui kegiatan pengumpulan data pada dasarnya adalah untuk menguji hipotesis atau sekurang-kurangnya menjawab pertanyaan penelitian (Hadeli, 2006:89). Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis, data yang terkumpul perlu dianalisis. Menurut Aqib, dkk. (2009:39-40), untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran, analisis yang digunakan adalah analisis deskripsi kualitatif,yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Aqib,dkk., 2009:40-41) : a. Penilaian tugas dan tes Peniliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa,selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut. Sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata didapat dengan menggunakan rumus: ∑X X = ------∑N 21
Keterangan: X
: nilai rata-rata
∑X : jumlah semua nilai siswa ∑N : jumlah siswa b. Penilaian untuk ketuntasan belajar Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut: ∑siswa yang tuntas belajar P = ------------------------------------- x 100% ∑siswa Kriteria tingkat keberhasilan siswa dalam % adalah sebagai berikut: Tingkat keberhasilan Arti (%) >80% Sangat tinggi 60-79% Tinggi 40-59% Sedang 20-39% Rendah <20% Sangat rendah Sedangkan perhatian dan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran SKI dianalisis dengan diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis.
H. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: BAB I
berisi tentang :
22
A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan E. Manfaat Penelitian F. Definisi Operasional G. Metode Penelitian 1.
Rancangan Penelitian
2.
Subjek Penelitian
3.
Langkah–langkah Penelitian
4.
Instrumen Penelitian
5.
Teknik Pengumpulan Data
6.
Analisis Data
H. Sistematika Penulisan BAB II
berisikan Kajian Pustaka tentang : A. Kajian Tentang Belajar dan Pembelajaran B. Kajian tentang Sejarah Kebudayaan Islam C. Metode Index Card Match 23
BAB III Pelaksanaan Penelitian A. Gambaran Umum MTs Nurul Huda Banyuputih B. Subjek Penelitian C. Deskripsi Per Siklus BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus B. Pembahasan Hasil Penelitian BAB V
Penutup A. Kesimpulan B. Saran
Daftar Pustaka Lampiran-lampiran Daftar Riwayat Hidup
24
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Tentang Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung pada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu
dengan
lingkungannya
sehingga
mereka
lebih
mampu
berinteraksi dengan lingkungannya (Usman & Setiawati, 1993:4). Pendapat hampir serupa juga dikemukakan oleh Sardiman (2009:9), menurutnya belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
25
Sementara itu menurut Dimyati & Mudjiono (2006:17), belajar merupakan hal yang kompleks. Mereka menjelaskan bahwa kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subyek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental mengahadapi bahan ajar berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Adapun dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal. Dan setelah belajar seseorang akan memiliki kapabilitas, baik berupa pengetahuan, sikap, dan nilai. Dari beberapa pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa dalam proses belajar seorang individu akan mengalami perubahan tingkah laku, baik dalam aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun dalam sikapnya. Dari aspek pengetahuannya, seorang individu akan mengalami perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu; dari yang tidak mengerti menjadi mengerti; dari yang bodoh menjadi pintar. Dari aspek keterampilan, seorang individu akan mengalami perubahan dari yang tidak bisa menjadi bisa; dari yang tidak termpil menjadi terampil. Sedangkan dari aspek sikap, seoarng individu akan mengalami perubahan dari tidak patuh menjadi patuh pada orang tua dan guru; dari yang kurang ajar menjadi orang yang punya tata krama; dari yang kekanak-kanakan menjadi lebih dewasa dalam bersikap. 2. Beberapa Teori Tentang Belajar
26
Pada mulanya teori-teori belajar dikembangkan oleh para ahli psikologi dan diujicobakan secara tidak langsung kepada manusia di sekolah, melainkan menggunakan percobaan dengan binatang. Mereka beranggapan bahwa hasil percobaannya akan dapat diterapkan pada proses belajar-mengajar untuk manusia (Sardiman, 2009:29). Pada
tingkat
perkembangan
berikutnya,
baru
para
ahli
mencurahkan perhatiannya pada proses belajar-mengajar untuk manusia di sekolah. Dari hasil penelitiannya tersebut diperoleh berbagai teori tentang belajar. Menurut Ahmadi (1991:15-16) , ada tiga teori tentang belajar: a. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari berbagai daya seperti berpikir, mengenal, mengingat, dan lain-lain. Daya-daya ini dapat berkembang dan berfungsi dengan baik apabila dilatih dengan bahanbahan dan cara-cara tertentu. Berdasarkan pandangan ini, maka yang dimaksud dengan belajar ialah usaha melatih daya-daya itu agar berkembang, sehingga kita dapat berpikir, mengingat, dan sebagainya. b. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi Menurut Imu Jiwa Asosiasi, jiwa manusia terdiri dari himpunan dari berbagai respon yang masuk ke dalam jiwa kita. Berdasarkan teori ini, maka yang dimaksud dengan belajar adalah usaha membentuk hubungan-hubungan stimulus respon dan melatih hubungan itu agar bertalian erat.
27
c. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt Menurut teori Ilmu Jiwa Gestalt, jiwa manusia merupakan satu keseluruhan yang utuh, bukan elemen-elemen yang terpisah-pisah. Jiwa manusia bersifat hidup dan aktif, berinteraksi dengan lingkungan. Jadi, belajar menurut pandangan ini adalah mengalami, bereaksi, berbuat, berfikir secara kritis. Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya, maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Ada beberapa prinsip belajar menurut aliran Ilmu Jiwa Gestalt (Soetomo, 1993:126), yaitu: a. Bahwa belajar harus bertujuan dan terarah. b. Dalam belajar itu manusia akan bereaksi secara keseluruhan pribadinya dan selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. c. Belajar tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya kemauan untuk belajar dan motivasi. Selain prinsip-prinsip di atas, menurut Ahmadi (1991:17) prinsip–prinsip belajar antara lain sebagai berikut:
28
a. Belajar memerlukan bimbingan, baik dari guru atau buku pelajaran itu sendiri. b. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari, sehingga tidak terjadi verbalisme. c. Belajar membutuhkan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasai. d. Belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun menurut Mulyati (2005:12-14), teori-teori belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua: a. Teori Belajar Sebelum Abad ke-20 1) Teori Disiplin Mental Menurut teori ini, belajar bisa diartikan sebagai usaha untuk
mendisiplinkan
mental.
Misalnya,
dalam
kegiatan
membaca, teori disiplin mental mengartikan bahwa anak melatih “otot-otot” mentalnya mulai dari menghafal huruf-huruf, katakata, kalimat, dan seterusnya. 2) Teori Perkembangan Alamiah Belajar baru akan terjadi dan mendatangkan hasil bila anak telah benar-benar merasakan kebutuhan untuk belajar. Saat itu, ia akan melakukannya dengan penuh kegembiraaan sehingga
29
pengalaman akan melekat sebagai kecakapan atau keterampilan. Misalnya, ia akan belajar membaca karena membutuhkan untuk mengetahui isi “pengetahuan” dalam tulisan dan belajar berhitung karena ingin tahu cara memecahkan suatu masalah secara aritmastis. Dengan kata lain, menurut teori ini seseorang akan belajar bukan karena paksaan maupun tuntutan orang lain. Melainkan atas kemauannya sendiri dan kebutuhannya. 3) Teori Apersepsi Menurut teori ini, yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses terasosiasinya gagasan-gagasan baru dengan gagasan-gagasan lama, yang sudah terbentuk di alam pikiran. Misalnya, anak akan mempelajari kata ”kuda”, ia diperlihatkan gambar kuda di atas tulisan “kuda”. Kemudian, ia menganalisis huruf per huruf. Demikian sebaliknya, ia dapat menggabungkan huruf-huruf yang dikenal ke dalam kata-kata baru, kalimat, dan seterusnya. b. Teori Belajar Abad ke-20 1) Teori Behavioristik (a) Teori Koneksionisme (Thorndike) Prinsip pertama teori koneksionisme bahwa belajar adalah suatu kegiatan membentuk asosiasi antara kesan panca
30
indera dengan kecenderungan bertindak. Misalnya, jika anak merasa senang atau tertarik pada kegiatan jahit-menjahit, maka ia akan cenderung untuk mengerjakannya. Apabila hal ini dilaksanakan, ia merasa puas dan belajar menjahit akan menghasilkan prestasi yang memuaskan. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar menurut teori ini tidak akan terjadi tanpa adanya ketertarikan seseorang terhadap sesuatu dan keinginanya untuk mengerjakan hal tersebut. (b)Teori Clasiccal Conditioning (Pavlov) Menurut Pavlov, tingkah laku tertentu dapat dibentuk dengan cara diulang-ulang, yaitu, “dipancing” dengan sesuatu yang memang dapat menimbulkan tingkah laku tersebut. Jadi, menurut teori ini bahwa belajar adalah munculnya tingkah laku yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Teori ini selanjutnya dikembangkan oleh Watson. (c) Teori Operant Conditioning (Skinner) Teori operant conditioning memiliki persamaan dengan teori Pavlov dan Watson, hanya saja lebih terperinci. Skinner membedakan adanya dua macam respon, yaitu: respondent response, respon yang timbul karena adanya stimulus tertentu (misalnya, air liur timbul karena melihat makanan) dan operant respondent, respon yang menimbulkan stimulus baru sehingga memperkuat respon yang telah dilakukan. 31
Skinner berpendapat bahwa dalam proses belajar dibutuhkan usaha untuk menimbulkan dan mengembangkan respon sebagai usaha memperoleh ”penguatan”. Sehingga pengalaman yang telah diperoleh dalam proses belajar akan lebih melekat di dalam individu sebagai sebuah kacakapan atau keterampilan. 2) Teori Kognitif (a) Teori Gestalt Prinsip penting dari teori ini adalah bahwa inti dalam belajar terletak pada insight (pengertian, pemahaman). belajar dapat dikatakan berhasil bila seseorang telah benar-benar memahami apa yang ia pelajari, bukan hanya sekedar mengerti. (b) Teori Medan Pada dasarnya, teori yang dikembangkan oleh Kurt Lewin ini dapat dikatakan sebagai perluasan dari teori Gestalt. Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh Kurt Lewin dalam teori medan ini, antara lain: Belajar adalah pengubahan struktur kognitif. Maksudnya, pemecahan masalah hanya akan terjadi bila struktur kognitifnya diubah.
32
Hadiah dan hukuman merupakan dua sarana motivasi belajar yang memerlukan pengawasan agar digunakan secara wajar dan tepat. Faktor motivasi belajar lain adalah masalah sukses dan gagal. Kesuksesan akan menjadi factor pendorong seseorang untuk belajar lebih giat, sedangkan kegagalan akan menyebabkan kemunduran dalam belajar. Dari uraian para pakar tersebut, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah bahwa sejak zaman kuno, orang-orang telah memikirkan
tentang
pengetahuan
yang
bagaimana kemudian
seseorang
disebut
dapat
belajar.
memperoleh
Seiring
dengan
perkembangan zaman, maka pemikiran-pemikiran para ahli tersebut juga ikut mengalami perkembangan disesuaikan dengan kondisi zaman. 3. Jenis-jenis Belajar Menurut Slameto (1991:5-8), jenis-jenis belajar antara lain sebagai berikut: a. Belajar Bagian Umumnya belajar bagian dilakukan oleh individu bila ia dihadapkan pada materi pelajaran yang bersifat luas atau ekstensif, misalnya mempelajari sajak atau gerakan-gerakan motoris seperti bermain piano. Dalam hal ini individu memecah seluruh materi
33
pelajaran menjadi bagian-bagian yang satu sama lainnya berdiri sendiri. Lawan dari cara belajar bagian adalah cara belajar keseluruhan. b. Belajar dengan Wawasan Konsep ini diperkenalkan oleh W. Kohler, salah seorang tokoh psikolog Gestalt pada permulaan tahun 1917. Menurut Gestalt teori wawasan merupakan proses mereorganisasikan pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk menjadi satu tingkah laku yang ada hubungannya dengan penyelesainnya suatu persoalan. c. Belajar Diskriminatif Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi stimulasi dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Dengan pengertian ini maka dalam eksperimen, subjek diminta untuk merespon secara berbeda-beda terhadap stimulasi yang berlainan. d. Belajar Keseluruhan Dengan belajar secara keseluruhan bahan pelajaran yang dipelajari secara keseluruhan berulang sampai individu menguasainya. Lawan dari metode keseluruhan adalah belajar secara bagian. Metode belajar ini sering juga disebut metode Gestalt. e. Belajar Insidental Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu selalu mempunyai arah dan tujuan. Dalam belajar insidental, jumlah
34
frekuensi materi belajar diperlihatkan tidak memegang peranan penting, prestasi individu menurun dengan meningkatnya motivasi. f. Belajar Instrumental Pada
belajar
instrumental,
reaksi-reaksi
individu
yang
diperlihaatkan akan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah individu tersebut akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil atau gagal. Oleh karena itu, cepat atau lambatnya seseorang belajar dapat di atur dengan jalan memberikan penguat atas dasar tingkat-tingkat kebutuhan. Dalam hal ini, maka salah satu bentuk belajar instrumental yang khusus adalah “pembentukan tingkah laku”. g. Belajar Intensional Belajar intensional adalah belajar dengan arah dan tujuan. Maksudnya adalah proses belajar yang berlangsung secara intensif dan terarah untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Belajar intensional berlawanan dengan belajar secara insidental yang terjadi secara tiba-tiba tanpa persiapan dan tujuan yang jelas. h. Belajar Laten Dalam belajar secara laten, perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi seketika. Akan tetapi, perubahan-perubahan tersebut terjadi secara perlahan-lahan melalui berbagai proses. i. Belajar Mental
35
Perubahan tingkah laku yang terjadi tidak terlihat secara nyata, melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif dari bahan yang dipelajari. Ada tidaknya belajar mental ini sangat jelas terlihat pada tugsa-tugas yang sifatnya motoris. Ada juga yang mengartikan belajar mental sebagai belajar dengan cara melakukan observasi dari tingkah laku orang lain, membayangkan gerakan-gerakan orang lain, dan sebagainya. j. Belajar Produktif Belajar produktif menurut R. Bergius adalah sebagai kegiatan belajar dengan transfer yang maksimum. Belajar disebut produktif bila individu mampu mentransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam satu situasi ke situasi yang lain. k. Belajar Verbal Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal melalui latihan dan ingatan. Dasar dari belajar verbal diperlihatkan dalam eksperimen klasik dari Ebbinghaus. Sifat eksperimen ini meluas dari belajar asosiatif mengenai hubungan dua kata yang tidak bermakna sampai belajar dengan wawasan mengenai penyelesaian persoalan yang kompleks harus diungkapkan secara verbal. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Prestasi
36
belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi guru dalam upayanya meningkatkan prestasi belajar siswa untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Usman & Setiawati (1993:10), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa meliputi hal-hal sebagai berikut ini: a. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri sendiri, diantaranya adalah: 1) Faktor fisik (jasmani), seperti: (a) Kesehatan Siswa yang sedang tidak enak badan biasanya menjadi kurang konsentrasi dalam belajar. Hal ini mengakibatkan pelajaran sulit masuk dalam pikirannya. (b)Cacat fisik Menurut Ahmadi (1991:94), cacat fisik dapat juga menghambat proses belajar siswa. Siswa yang cacat seringkali mengalami
kesulitan-kesulitan dalam
belajar
lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa normal lainnya. Sehingga mereka membutuhkan penanganan tersendiri. b. Faktor psikis (rohani)
37
Menurut Ahmadi (1991:94), yang termasuk dalam faktor ini ialah: (a) Intellegensi (IQ) Anak yang intellegensinya rendah, maka anak tersebut akan sukar mencapai hasil belajar yang baik. Karena anak tersebut sulit mengerti apa yang dipelajarinya. (b)Perhatian Perhatian juga termasuk salah satu faktor penting dalam usaha belajar siswa. Untuk dapat menjamin belajar yang baik, siswa harus ada perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Oleh karena itu, tugas guru adalah bagaimana upaya guru agar dapat menampilkan bahan pelajaran dengan menarik. Sehingga siswa tertarik untuk memperhatikan bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut. (c) Motivasi Motivasi seringkali timbul bila ada perhatian. Setelah siswa tertarik untuk memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru, maka timbulah motivasi dalam dirinya untuk mempelajarinya dengan sungguh–sungguh. (d)Minat dan Bakat Siswa lebih senang mempelajari segala sesuatu yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Oleh sebab itu, sebaiknya bahan
38
pelajaran yang disampaikan disesuaikan dengan bakat siswa. Sehingga siswa akan lebih berminat untuk belajar dan mendapatkan hasil belajar yang baik. (e) Emosi Keadaan emosi siswa yang tidak stabil dapat menghambat proses belajar. Biasanya dalam keadaan seperti ini, siswa sukar untuk
menerima pelajaran.
Maka dari
itu,
siswa
tersebut
membutuhkan situasi yang cukup tenang dan penuh pengertian agar belajarnya dapat berjalan lancar. c. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar peserta didik. Yang termasuk faktor eksternal antara lain (Ahmadi, 1991:96): 1) Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar anak. Pendidikan orang tua, status ekonomi keluarga, hubungan dengan orang tua dan saudara, bimbingan dan dukungan orang tua sangat mempengaruhi prestasi belajar anak. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT berikut ini:
39
Artinya :Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua
orang
ibu-bapanya;
ibunya
Telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S. Luqman:13-14)
Pada hakekatnya orang tua merupakan pembimbing dan pendidik dalam keluarga yang pertama dan utama bagi anakanaknya. Oleh karena itu, merekalah yang mula-mula menerima kewajiban dan tanggung jawab atas pemeliharaan dan pendidikan bagi putra-putrinya. Berhasil tidaknya, baik buruknya sifat anak sangat bergantung pada orang tua dalam mendidik dan mengarahkan mereka. Hal ini juga dijelaskan dalam hadist Nabi Muhammad saw berikut ini: “Setiap anak tidaklah dilahirkan melainkan dalam keadaan
fitrah,
(maka)
kedua
orang
tuanyalah
yang
menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi.” (H.R. Bukhori)
40
2) Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah seperti lokasi sekolah, kualitas guru, metode pembelajaran, kurikulum sekolah, perangkat kelas, hubungan dengan teman dan para guru juga ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa. Lingkungan sekolah yang baik dapat mendukung proses belajar siswa. 3) Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat sekitar seperti suasana tempat tinggal yang tenang, teman bergaul yang baik, dan warga sekitarnya berpendidikan, dapat memicu anak untuk lebih giat dalam belajar. Demikianlah beberapa pendapat para ahli tentang faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. 5. Pengertian Pembelajaran Dalam buku yang ditulis oleh Jogiyanto (2007:12), pembelajaran menurut Hilgard dan Bower dapat didefinisikan sebagai suatu proses kegiatan yang di dalamnya terjadi suatu perubahan lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi, dan karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan berdasarkan kecenderungankecenderungan reaksi asli, kematangan, atau perubahan-perubahan sementara dari organisme.
41
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran terjadi karena adanya interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang menimbulkan perubahan pada diri peserta didik. Dan perubahan tersebut bukan terjadi karena perubahan secara alami atau karena menjadi dewasa yang dapat terjadi dengan sendirinya, melainkan lebih karena reaksi dari situasi yang dihadapinya. Menurut Jogiyanto (2007:20), pembelajaran yang baik mempunyai sasaran-sasaran yang seharusnya berfokus pada hal-hal sebagai berikut: a. Meningkatkan kualitas berpikir, yaitu berpikir dengan efisien, konstruktif, mampu melakukan penilaian dan kearifan. b. Meningkatkan kualitas personal, yaitu karakter, sensitivitas, integritas, tanggung jawab. c. Meningkatkan kemampuan untuk menerapkan konsep-konsep dan pengetahuan-pengetahuan di situasi spesifik. d. Meningkatkan
keingintahuan,
aspirasi-aspirasi
dan
penemuan-
penemuan. 6. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Menurut Piaget, pembelajaran terdiri dari berbagai langkah berikut ini (Dimyati & Mudjiono, 2006:14): a. Langkah pertama, menentukan topik yang dapat dipelajari oleh siswa sendiri.
42
b. Langkah kedua, memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut. c. Langkah ketiga, mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah. d. Langkah keempat, menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperlihatkan keberhasilan, dan melakukan revisi. Sedangkan menurut Rogers (Dimyati & Mudjiono, 2006:17), langkah-langkah pembelajaran yang perlu dilakukan oleh guru meliputi: a. Guru memberi kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih belajar secara terstruktur. b. Guru dan siswa membuat kontrak belajar. c. Guru menggunakan metode inkuiri, atau belajar menemukan. d. Guru menggunakan metode simulasi. e. Guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain. f. Guru bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. g. Sebaiknya guru menggunakan pengajaran berprogam, agar tercipta peluang bagi siswa untuk timbulnya kreativitas.
43
B. Kajian Tentang Sejarah Kebudayaan Islam 1. Pemahaman Tentang Sejarah Kebudayaan Islam Sejarah adalah pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau (Darsono & Ibrahim, 2008:4). Sejarah pada dasarnya tidak hanya sekedar memberikan romantisme, tapi lebih dari itu merupakan refleksi historis (Mansur, 2004:1). Dengan kata lain, belajar sejarah tentang keberhasilan dan kesusksesan di masa silam dapat memberikan semangat untuk membuka lembaran dan mengukir kejayaan peradaban baru. Darsono & Ibrahim berpendapat bahwa kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian, dan adat
istiadat
(2008:3). Dengan demikian Sejarah
Kebudayaan Islam adalah serangkaian peristiwa tentang hasil karya cipta manusia muslim. Mengenai Sejarah Kebudayaan Islam, para ahli membagi menjadi beberapa periode (Sunanto, 2003:4), yakni antara lain sebagai berikut: a. Zaman ideal, yang meletakkan dasar-dasar pertama Kebudayaan Islam, berjalan selama 40 tahun terdiri dari: 1) Masa Nabi Muhammad saw, semenjak hijrah ke Madinah samapai wafatnya, selama 10 tahun. 2) Masa Khulafau ar-Rasyidin dari Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib, selama 30 tahun.
44
b. Zaman perkembangan, yaitu masa berkembangya kebudayaan islam. meliputi tiga benua Asia, Afrika, dan Eropa. Ini terjadi pada masa Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus selama 90 tahun. c. Zaman keemasan Islam, yaitu zaman kebudayaan Islam mencapai puncaknya, baik di bidang ekonomi, kekuasaan, ilmu pengetahuan maupun kesenian. Zaman ini meliputi: 1) Masa Abbasiyah I yang berpusat di Baghdad, berjalan selama 100 tahun dengan para khalifahnya yang mempunyai kekuasaan penuh, berpikir maju dan pecinta ilmu. 2) Masa Abbasiyah II, di mana politik pusat Abbasiyah berangsurangsur melemah, tetapi dalam bidang kebudayaan , terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, ibukota-ibukota provinsi berlomba menyaingi Baghdad dalam hal kemajuan. d. Zaman penyerbuan, yaitu zaman ketika umat Islam mengalami penyerbuan dari segala penjuru. e. Zaman kemunduran, yang dimulai oleh zaman gemilang dalam bidang politik di zaman Ustmaniyah, Shafawi, dan Mughal, diakhiri dengan penjajahan hampir seluruh Dunia Islam oleh Eropa Barat. Perkembangan Kebudayaan Islam memang tidak lepas dari politik dan kekuasaan. Sebagaimana diketahui bahwa Sejarah Kebudayaan Islam di Jazirah Arab mulai muncul setelah Nabi Muhammad saw diangkat
45
menjadi rasul. Sebelum Islam lahir, masyarakat Arab sudah memiliki kebudayaan. Contohnya adalah kebudayaan nomaden atau hidup secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Kebudayaan orang Arab baru mendapat pengakuan dan memegang peranan yang sangat penting dalam kebudayaan dunia setelah Islam lahir. Dari sini dapat dipahami bahwa agama Islam menjadi faktor utama yang membuat kebudayaa Arab diakui dunia. Dengan agama Islam, orang-orang Arab berubah menjadi penakluk di seluruh Jazirah Arab (Darsono & Ibrahim, 2008:3). 2. Objek Sejarah Kebudayaan Islam Menurut Sunanto (2003:4), objek/bentuk kebudayaan Islam adalah soal-soal muamalah. Muamalah adalah hubungan antara sesama manusia, dan ini selalu berubah sesuai dengan perkembangan manusia. Dengan demikian kebudayaan Islam meliputi segala aspek kehidupan manusia. Secara rinci unsur-unsur yang menjadi bentuk kebudayaan adalah (Darsono & Ibrahim, 2008:7-9) : a. Sistem Politik Bentuk kebudayaan dapat dilihat melalui sistem politik yang berlaku di dalam Kebudayaan Islam, seperti: hukum Islam sangat menghargai hak-hak asasi manusia, tidak ada perbedaan status di dalamnya; berkembangnya sistem khalifah setelah wafatnya Rasullulah saw; pembentukan lembaga Administrasi dan Kementrian pada masa khalifah Umar bin Khattab yang mengurusi administrasi negara. 46
b. Sistem Kemasyarakatan/sosial Dalam perkembangan Kebudayaan Islam, masyarakat terbagi ke dalam beberapa kelompok. Di antaranya: kelompok penguasa, kelompok tokoh agama, kelompok militer, kelompok cendekiawan, kelompok pekerja dan budak, serta kelompok petani. c. Ilmu Pengetahuan Kebudayaan Islam mencapai puncak kejayaannya pada masa Dinasti Abbasiyah, terutama di bidang ilmu pengetahuan. Pada masa ini, banyak
karya/buku dari berbagai disiplin ilmu diterjemahkan
dalam bahasa Arab. Selain itu, pemerintahan Dinasti Umayyah mengirim beberapa pemuda Islam untuk menuntut ilmu di negara Barat. Pada masa selanjutnya kota-kota seperti Baghdad dan Iskandariah menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia. 3. Tujuan dan Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam Pada dasarnya, mempelajari sejarah kebudayaan dalam hal ini kebudayaan Islam adalah bertujuan untuk mempelajari berbagai masalah kehidupan umat Islam yang telah terjadi di masa lalu (Darsono & Ibrahim, 2008:5). Kebudayaan Islam mencapai puncak perkembangannya pada suatu masa dan sekaligus mulai memasuki masa kemunduran. Artinya, masa-masa keemasan bagi kebudayaan Islam tidak akan berlangsung selamanya, melainkan juga akan mengalami kemunduran yang disebabkan
47
oleh berberapa faktor. Faktor-faktor tersebut menurut Darsono & Ibrahim (2008:5-6), adalah sebagai berikut: a. Faktor politik Terpecah belahnya kesatuan umat muslimin mengakibatkan kelemahan politik. Di saat yang sama, orang-orang Eropa yang beragama Kristen mulai menguat kedudukannya hingga akhirnya terjadi perang salib yang mengakibatkan kekalahan di pihak Islam. b. Faktor ekonomi Kemunculan
kota-kota
dagang
di
Eropa
menimbulkan
persaingan ekonomi antara Islam dan Eropa. Dalam persaingan ini, bangsa Eropalah yang memenangkan persaingan ekonomi tersebut. Hal ini diperparah lagi dengan adanya kemerosotan perekonomian di dalam pemerintahan Islam itu sendiri yang disebabkan oleh gaya hidup mewah para anggota kerajaan. c. Serbuan Orang dari Luar Islam Serbuan dari luar Islam yang menghancurkan kebudayaan Islam antara lain datang dari bangsa Mongol dan lahirnya kekuasaan Turki. Meskipun mereka pada akhirnya memeluk agama Islam, akan tetapi bangsa Turki lebih dekat dengan kebudayaan Romawi. Akibatnya, kebudayaan Romawi lebih berpengaruh bagi rakyat Turki daripada kebudayaan Islam.
48
Suatu pemerintahan yang sedang berada dalam puncak kejayaan biasanya
cenderung
bermewah-mewahan.
Saat
itulah
masa
kemundurannya mulai berjalan. Sebagaimana dijelaskan dalam surah at-Takaatsur ayat 1-3 berikut ini:
Artinya; 1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
2. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. 3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu). (Q.S.at-Takaatsur:1-3)
Adapun manfaat dengan mempelajari sejarah tentang maju mundurnya suatu kebudayaan Islam, yakni memberikan pelajaran kepada umat Islam bahwa kebaikan dan kejahatan merupakan bagian dari kehidupan. Kebaikan membawa ke arah kemajuan kebudayaan Islam, sedangkan kejahatan membawa ke arah kemunduran kebudayaan Islam. Dengan demikian, mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam dapat memberikan semangat baru bagi umat Islam untuk menata kehidupan yang lebih maju di masa yang akan datang.
C. Metode Index Card Match 1. Metode Pembelajaran
49
Pembelajaran tidak hanya menekankan pada apa yang akan diajarkan,
tetapi
juga
bagaimana
mengajarkannya.
Agar
tujuan
pembelajaran dapat tercapai, maka metode pembelajaran perlu dipilih dengan tepat. Tidak semua metode pembelajaran tepat digunakan untuk semua waktu, kondisi, dan bidang mata pelajaran. Secara umum, metode pembelajaran dapat dibagi menjadi metode pasif dan metode aktif. Metode pasif adalah metode pembelajaran satu arah dari guru ke siswa. Sedangkan metode aktif adalah metode pembelajaran dua arah antara guru dan siswa (Jogiyanto, 2007:22). Dalam metode pasif, pembelajaran lebih berpusat pada guru sebagai sumber belajar, sehingga siswa bersifat pasif. Berbeda halnya dengan metode aktif, pembelajaran dengan metode ini lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dirinya sendiri dengan aktif berinteraksi di dalam kelas tidak hanya sebagai pendengara saja. Siswa lebih terdorong untuk aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan metode ini, guru berperan sebagi organisator dan motivator. Seiring dengan berjalannya waktu, metode pembelajaran aktif makin banyak jenisnya. Salah satu diantaranya adalah metode index card match. Melalui metode ini, siswa dapat belajar secara menyenangkan. Pelajaran Sejarah kebudayaan Islam identik dengan hafalan, hal inilah yang sering kali menjadi kendala bagi siswa yang kurang kompeten dalam bidang menghafal. Sehingga mereka kurang menguasia materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
50
Melalui metode index card match, siswa tidak perlu bersusah payah menghafal materi pelajaran SKI. Sambil bermain kartu kata, siswa dpaat dengan mudah menguasai materi SKI yang disampaikan oleh guru. 2. Pengertian Metode Index Card Match Dalam interaksi belajar–mengajar, metode mengajar dipandang sebagai salah satu faktor yang penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Soetomo, 1993:144). Semakin baik dan tepat metode yang digunakan, maka semakin berhasil pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Ada beberapa metode/strategi pembelajaran yang dapat dipakai oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Salah satu diantaranya yaitu metode index card match. Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun yang dimaksud dengan metode index card match dalam terjemahan buku active learning adalah suatu cara pembelajaran yang dilakukan dengan cara mencocokkan kartu indeks (Silberman, 2004:269). Melalui metode/strategi ini materi yang telah disampaikan, dapat ditinjau ulang kembali dengan cara yang menyenangkan. Menurut Zaini, dkk., materi barupun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, siswa diberi tugas mempelajari topik yang akan diajrkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan (2007:69).
51
Metode index card match dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Zaini, dkk., 2007:69-90) : a. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada di dalam kelas, b. Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian sama, c. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan, d. Pada separoh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang tadi dibuat, e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban, f. Beri setiap siswa satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separoh siswa akan mendapatkan soal dan separoh yang lain akan mendapatkan jawaban, g. Minta siswa untuk menemukan pasangan mereka. jika ada yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain, h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang
52
diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain, i. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan. Bentuk instrumen index card match dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Bagaimanakah pendapat golongan khawarij tentang kekhalifahan?
Mereka berpendapat bahwa yang pantas menduduki jabatan sebagai khalifah adalah tiap-tiap muslim yang memenuhi syarat kecakapan dan keagamaan.
3. Kelebihan dan kekurangan Metode Index Card Math Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahannya masingmasing. Begitu juga dengan metode index card match. Selain memiliki kelebihan, metode ini juga memiliki kelemahan. Di antara kelebihan dan kelemahan metode index card match antara lain: a. Kelebihan 1) Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. 2) Siswa dapat belajar secara menyenangkan. 3) Siswa lebih termotivasi dalam belajar.
53
4) Materi pelajaran yang telah disampaikan akan lebih merekat dalam pikiran siswa. 5) Meningkatkan kerjasama siswa dalam belajar. 6) Siswa dapat belajar sambil bermain. 7) Materi pelajaran dapat dengan mudah dikuasai siswa tanpa harus dihafal. b. Kelemahan 1) Butuh waktu lama bila diterapkan dalam kelas yang jumlah muridnya banyak. 2) Suasana kelas dapat menjadi ramai. 3) Membutuhkan persiapan yang matang untuk membuat soal dan jawaban dalam potongan-potongan kertas. 4) Sulit diterapkan dalam kelas yang jumlah muridnya ganjil.
54
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Nurul Huda Banyuputih 1. Tinjauan Historis Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Banyuputih yang beralamatkan di Jalan Lapangan Banyuputih Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang adalah sebuah lembaga pendidikan di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma'arif Nadlatul Ulama. MTs ini merupakan sebuah lembaga pendidikan yang memadukan ilmu agama Islam, pengetahuan umum, teknologi, dan keterampilan. Lembaga ini berdiri pada tanggal 29 Juni 1981. Jadi, sampai sekarang (2009) sudah berumur 27 tahun. MTs. Nurul Huda Banyuputih terdaftar di departemen Agama pada tanggal 2 Juni 1983 oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah dengan nomor: Wk./5.C/583/Pgm/Ts/83. Usaha perbaikan berbagai sektor pendidikan yang dilakukan segenap civitas madrasah dapat diakui setelah diakreditasi pada tahun 1995 berdasarkan SK dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah dengan nomor: Wk/5a/PP.00/2547/95. Usaha peningkatan kualitas pendidikan dilakukan dengan cara penambahan sarana pendidikan baik perangkat keras (hard ware) maupun perangkat lunak (soft ware). Perangkat keras seperti pembangunan gedung, pengadaan perpustakaan, dan pembangunan sarana kegiatan siswa.
55
Sedangkan
perangkat lunak seperti perbaikan kurikulum, peningkatan
ketertiban siswa, pembinaan hubungan dengan pihak terkait, dan sebagainya. Hal ini terbukti sepuluh tahun kemudian, tahun 2005, MTs Nurul Huda Banyuputih terakreditasi dengan peringkat: B (Baik) berdasarkan hasil penilaian dari Dewan Akreditasi Madrasah Kabupaten Batang
dengan
piagam
akreditasi
MTs
nomor:
Kw./11.4/4/PP.03.2/624.25.01/2005. Beberapa alasan yang melatarbelakangi berdirinya MTs Nurul Huda Banyuputih di Banyuputih, antara lain: a. Optimalisasi pemanfaatan gedung Madrasah Diniyah Nurul Huda Banyuputih. b. Membantu masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan agama Islam.
2. Identitas Madrasah Nama Sekolah
: MTs. Nurul Huda Banyuputih
Alamat
: Jalan Lapangan Banyuputih
Kecamatan
: Banyuputih
Kabupaten
: Batang
Propinsi
: Jawa Tengah
Kode Pos
: 51271
Telepon
: (0285) 4469689
Fax
: (0285) 4469167
Email
:
[email protected]
56
Website
: http://nurulhuda.blogdetik.com
Nama Yayasan
: Nurul Huda
NSS/NSM
: 212332508012
NDS
:-
Jenjang Akreditasi
: TERAKREDITASI B
Status Madrasah
: Swasta
Tahun Berdiri
: 1981
Tahun Beroperasi
: 1981
Status Tanah
: : 2.375 M2
a.
Luas Tanah
b.
Luas Bangunan : 1.310 M2
Surat Kepemilikan Tanah
: Sertifikat No: 207 dan No: 362
3. Data Fisik (Sarana-Prasarana) Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Banyuputih memiliki beberapa fasilitas sarana prasarana diantaranya adalah : a. Tanah dan gedung milik sendiri, atas nama yayasan Nurul Huda dengan Surat Kepemilikan Tanah Sertifikat No: 207 dan No: 362 dengan ukuran luas tanah 2.375 M2 dan luas bangunan 1.310 M2 b. Lokasi strategis di tepi jalur pantura Batang. c. Ruang kelas yang kondusif untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) d. Ruang perpustakaan yang memadai e. Laboratorium bahasa, komputer dan internet yang representatif f. Mushola yang cukup luas.
57
Tabel.3.1 Data Ruang MTs Nurul Huda Banyuputih Jenis ruang
Jumlah
Ukuran (m2)
4.
1. Ruang Kepala
1
36
2. Perpustakaan
1
63
3. Keterampilan
-
-
4. Laboratorium IPA
1
63
5. Ruang Laboratorium Komputer
1
63
6. Ruang Guru
1
63
7. Ruang Perpustakaan
1
63
8. Ruang TU
1
36
9. Ruang Laboratorum Bahasa
1
63
10. Ruang BK
1
16
11. Ruang UKS
1
16
12. Mushola
1
100
13. Lapangan Olahraga
-
-
Data Siswa, Guru dan Karyawan Tabel 3.2 Jumlah Siswa 3 Tahun Terakhir Jumlah Siswa Kelas
VII
2007/2008
2008/2009
2009/2010
262
220
227
Bersambung….
58
Sambungan…. VIII
233
264
209
IX
175
234
256
Jumlah
670
718
692
Tabel 3.3 Data Guru MTs Nurul Huda Banyuputih Tahun 2010 No
Nama
Jabatan
Ijazah
Jurusan
1
Muhtadi, S.Ag
Kepala
S 1 IAIN
P.A/Akta IV
2
Wali Kelas
S 1 IAIN
PAI
3
Mustofa, S.Pd.I 150259757/III/d Siti Rohaniyah
Kurikulum
D 2 IKIP
PMP
4
A. Munawir, S.Pd
Wali Kelas
S 1 STKIP
BK
Wali Kelas
S 1 IAIN
P.A/Akta IV
S 1 IIQ
PAI
S1
Biologi/Akta
UNSOED
IV
A.
Muchtadin,
5 S.Ag 6
Achyati, S.Ag 150401703/III/a
Wali Kelas
7
Nani Nursani, S.Si 150427801/III/a
Wali Kelas
Dwi
Setyowati,
8
S1 Wali Kelas
S.Pd
PPKn UNNES
Khoirin, SHI 9
Ahwalus S. / Wali Kelas
S 1 IAIN
150427795/III/a 10
Zaenal Arifin, S.Pd.I 150426977/III/a
Akta IV Kesiswaan
S 1 IAIN
PAI
Bersambung….
59
Sambungan…. Akhmad
Fauzan, Guru
11 S.Ag
12
S 1 IAIN
Ushuludin
Bimbingan
S1
Ilmu
Konseling
UNISSULA Hukum
Wali Kelas
S 1 IKAHA
Mapel
Nashirudin, SH
Untung
Maliki,
13
Ahwalus S.
S.Ag Sigit
Satrio
14
S1
Pribadi, S.Pd
PGRI
Inggris
Mokhamad
S1
Manajemen
UNISULA
/ Akta IV
15
Wali Kelas Hartiman, SE Ika
Rizqi
16
S1
Matematika PGRI S1
18
IKIP
Rosalinda, S.Pd
17
IKIP Bahasa
Wali Kelas
Purwiyanti, S.Pd
Ali Murtadlo, S.Pd
IKIP Bhs.
Wali Kelas PGRI
Indonesia
Wali Kelas
S 1 UNNES
PJKR
Wali Kelas
S 1 UMS
Diah Nila Kusuma 19
Bhs.
S.Pd
Indonesia
Saifudin
Mufid,
20
Wali Kelas
S1 IAIN
PAI
Kesiswaan
D III AMIK
MI
Wali Kelas
S1 UNNES
FIK
S.Ag 21
Kusnaeni, A.Md Dafit
22
Priatmoko,
S.Si
Bersambung….
60
Sambungan…. Abdul
Mufid,
Guru
23 S.Pd.I
S1 IAIN
PAI
S1 UNNES
Fisika
Mapel Guru
24
Ali Noor R., S.Pd Mapel
25
Guru
S1
Mapel
UVBNS
Setmiyati, S.Pd
Matematika
Tabel 3.4 Data Karyawan MTs Nurul Huda Banyuputih Tahun 2010 No
Nama
Jabatan
Ijazah
jurusan
1
Nurudin
Ka TU
MAN
IPS
2
Puji Astuti
TU Keuangan
D2
PGSD
3
M Sobirin
D2
PGOR
TU Administerasi Akhmad Faishol TU
SMA
Azzuhri
NEGERI
4
IPS Administerasi
Perpustakaan dan 5
Masruroh
Pustakawan
D3 Informasi Islam
6
Sumanto
Kebersihan
SD
-
SD
-
SMP
-
Penjaga 7
Muridun Malam
8
Kiswandi
Kebersihan
61
5.
Visi, Misi dan Tujuan Visi : Bertaqwa, Trampil dan Berprestasi Indikator Visi : a. Menciptakan generasi muda yang memiliki pondasi iman dan taqwa. b. Menciptakan generasi muda yang unggul dalam ilmu pengetahuan c. Menciptakan generasi muda dengan kemampuan menjalin hubungan timbal balik dengan masyarakat dan lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta. d. Menciptakan generasi muda yang handal dengan bekal ilmu pengetahuan yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain dan mampu berprestasi dalam bidang-bidang yang digeluti. Misi: a. Menumbuhkan penghayatan dan melaksanakan bimbingan keagamaan sehingga meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT b. Melaksanakan proses Kegiatan Belajar Mengajar secara efektif c. Menggali dan meningkatkan potensi siswa agar berkembang secara optimal d. Menumbuhkan semangat bersaing secara sehat dan kompetitif. Tujuan dan Sasaran a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa dalam kehidupan sehari-hari b. Meningkatkan mutu pendidikan
62
c. Pencapaian prestasi baik siswa maupun sekolah d. Membantu Pemerintah dalam menuntaskan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
B. Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat Penelitian
:
MTs Nurul Huda Banyuputih
Alamat Penelitian
:
Jl. Lapangan Banyuputih, Kec. Banyuputih, Kab. Batang, Telepon (0285) 4469689.
Mata Pelajaran
:
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Materi Pokok
:
Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Umayyah
Kelas/ Semester
:
VII B/II
2. Jadwal Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan pada bulan Maret s/d bulan Mei 2010, di kelas VII MTs Nurul Huda Banyuputih, Kec. Banyuputih, Kab. Batang. 3. Karakteristik Siswa Objek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII B yang berjumlah 46 siswa, terdiri dari 30 siswa perempuan dan 16 siswa lakilaki. Tiap–tiap siswa berasal dari latar belakang keluarga yang berbedabeda. Sebanyak 19 siswa berasal dari keluarga petani, 12 siswa ada berasal
63
dari keluarga wiraswasta, 11 siswa berasal dari orang tua yang bekerja sebagai buruh, dan ada juga orang tua siswa yang bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 2 orang.
C. Deskripsi Per Siklus 1. Deskripsi Pra Siklus Mata pelajaran SKI merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum Madrasah. Melalui pelajaran SKI, siswa diajarkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sejarah perkembangan kebudayaan Islam. Hal ini sangat besar manfaatnya bagi para siswa. Selain menambah wawasan mereka tentang Islam, juga dapat menumbuhkan semangat siswa sebagai generasi muda Islam untuk terus berprestasi demi masa depan yang lebih baik. Namun dalam praktiknya, pelajaran SKI kurang diminati oleh sebagian besar siswa. Khususnya di kelas VII B MTs Nurul Huda Banyuputih ini, kurang mendapatkan tempat di hati para siswa. Ketika proses pembelajaran SKI berlangsung, sebagian besar siswa kurang memperhatikan dan malas-malasan mengikuti mata pelajaran ini. Salah satu penyebabnya adalah metode yang digunakan guru kurang bervariatif. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi SKI. Penempatan jam mata pelajaran SKI juga menyebabkan menurunnya semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran SKI.
64
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang dapat menarik minat belajar siswa di tengah-tengah rendahnya semangat belajar mereka pada jam terakhir. Maka, peneliti dalam hal ini akan mencoba menerapkan metode index card match. Melalui metode ini materi SKI dapat diajarkan dengan cara yang menyenangkan. Sehingga siswa tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran SKI. Untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dilaksanakannya siklus, peneliti berpedoman pada nilai hasil pre test. Diperoleh data bahwa sebanyak 24 siswa mendapat nilai dibawah standar nilai KKM 6,00. 2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April 2010 pada pukul 11.45-13.05 sesuai jadwal pelajaran kelas VII MTs Nurul Huda Banyuputih, Kec. Banyuputih, Kab. Batang. Tiap pembelajaran siklus terdiri dari 4 tahap yang terdiri planning (perencanaan),
acting
(pelaksanaan),
observasing
and
evaluating
(pengamatan dan evaluasi), dan reflecting (refleksi). a. Planning (Perencanaan) Pada tahap ini peneliti mempersiapkan beberapa perangkat yang diperlukan saat mengajar antara lain : 1) Melakukan diagnosis terhadap kendala yang dialami oleh guru mata pelajaran SKI dengan mengamati metode yang dipakai saat pembelajaran.
65
2) Setelah menemukan permasalahan yang dihadapi oleh guru, peneliti menganalisis dan merumuskan masalah selanjutnya mencoba
menerapkan
metode
index
card
match
dalam
pembelajaran SKI. 3) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode index card
match
yang
nantinya
akan
dilaksanakan
dalam
pembelajaran. 4) Mendiskusikan penggunaan metode index card match dengan guru pengampu mata pelajaran SKI. 5) Mempersiapkan instrumen penelitian dan instrumen mengajar (kartu kata, lembar observasi, dan lembar soal uraian). Lembar observasi
dan
lembar
soal
digunakan
untuk
mengukur
keberhasilan siswa dalam pembelajaran SKI. 6) Mempersiapkan strategi mengajar dan sistem pengelolaan kelas untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar. b. Acting (Pelaksanaan) Pelaksanaan siklus I dilakukan pada hari Kamis tanggal 29 April 2010 pada pukul 11.45-13.05 WIB sesuai dengan jadwal pelajaran SKI kelas VII B MTs Nurul Huda Banyuputih, Kec. Banyuputih, Kab. Batang. Peneliti dibantu oleh guru pengampu mata pelajaran SKI dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun proses pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
66
1) Mengacak posisi agar siswa yang semula berada di belakang menjadi lebih memperhatikan setelah dipindah ke depan. 2) Sebelum memulai pelajaran, guru memperkenalkan diri kepada siswa. 3) Guru
membagikan
bahan
materi
pelajaran
SKI
tentang
perkembangan Islam pada masa Dinasti Umayyah. 4) Memberi penjelasan kepada siswa tentang pokok bahasan perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Umayyah. 5) Siswa menyimak pembelajaran yang disampaikan oleh peneliti. 6) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa dari penyampaian materi yang belum paham dan memberikan reward bagi siswa yang berani bertanya. 7) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang materi yang baru saja disampaikan. 8) Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan. 9) Peneliti mengadakan permainanan berupa pencocokan kartu kata kepada siswa sebagai penguatan. 10) Peneliti memberikan post tes untuk mengukur daya tangkap siswa terhadap pelajaran. 11) Peneliti mengoreksi dan menganalisis hasil tes. 12) Peneliti melakukan analisis pembelajaran pada siklus I.
67
c. Observasing and Evaluating(Pengamatan dan Penilaian) Pada fase observasing peneliti dibantu oleh guru pengampu mengamati jalannya pembelajaran yang sedang berlangsung. Aspek yang diamati antara lain keaktifan siswa dalam memperhatikan pelajaran, bertanya dan menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan respon siswa terhadap pembelajaran SKI serta pengamatan terhadap hasil evaluasi tertulis siswa. Dari hasil pengamatan pada siklus I tersebut, dalam pembelajaran SKI memiliki kelebihan-kelebihan, di antaranya: 1) Suasana kelas lebih hidup dan menyenangkan. 2) Siswa lebih semangat mengikuti kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. 3) Siswa mulai aktif di dalam mengikuti pembelajaran SKI. 4) Respon siswa terhadap pembelajaran SKI mulai meningkat. 5) Siswa lebih cepat menguasai materi pelajaran, hal ini ditandai dengan hasil nilai belajar siswa yang mengalami peningkatan. Selain memiliki kelebihan, pembelajaran SKI pada siklus I ini juga memiliki kelemahan-kelamahan, antara lain: 1) Peneliti masih kewalahan dalam mengatasi kegaduhan kelas. 2) Meskipun sudah banyak siswa yang mulai berani untuk menjawab pertanyaan dari peneliti, namun dalam hal bertanya para siswa masih malu-malu. 3) Peneliti belum bisa membaur ke seluruh siswa.
68
4) Terkadang peneliti terlalu cepat dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga ada sebagian siswa yang belum paham. d. Reflecting (Refleksi) Setelah melakukan pembelajaran pada siklus 1 peneliti menganalisis hasil pengamatan dan tes formatif siswa bersama dengan guru pengampu. Setelah didapatkan hasil, peneliti mengadakan refleksi diri dan mendiskusikan dengan guru pengampu tentang kelemahan pada siklus I serta upaya perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II. Upaya-upaya perbaikan tersebut antara lain sebagai berikut : 1)
Pembagian posisi duduk siswa dibuat spasi atau pemisah untuk mengurangi kegaduhan kelas.
2)
Peneliti memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan keaktifan bertanya dan menjawab pertanyaan.
3)
Menggunakan gaya bahasa yang menyenangkan dan lebih membaur kepada siswa untuk menjalin komunikasi yang lebih baik.
4)
Tidak terlalu cepat dalam menyampaikan materi pelajaran.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II a. Planning (Perencanaan) Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I, oleh karena itu peneliti merencanakan proses pembelajaran dengan tujuan utama melengkapi kekurangan pada pada pembelajaran siklus I.
69
Rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus II ini, peneliti berupaya meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Materi yang
di
bahas
dalam
siklus
ini
adalah
perkembangan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Umayyah dengan lebih menekankan pada pendalaman materi. Adapun perencanaan dalam siklus II ini, sebagai berikut: 1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk siklus II tentang perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Umayyah. 2) Mempersiapkan strategi mengajar dan sistem pengelolaan kelas untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar. 3) Mempersiapkan
instrumen penelitian (kartu
kata,
lembar
observasi guru dan siswa, lembar soal tes pilihan ganda) yang akan dipakai dalam pembelajaran siklus II. 4) Posisi tempat duduk diatur dengan menggunakan jarak sehingga kemungkinan bagi siswa untuk berbicara sendiri dengan temannya lebih kecil. b. Acting (Pelaksanaan) Tindakan perbaikan pembelajaran siklus II dilakukan pada hari Kamis tanggal 6 Mei 2010 pukul 11.45-13.05 WIB, sebagaimana jadwal pelajaran di kelas VII MTs Nurul Huda Banyuputih, kecamatan Banyuputih, kabupaten Batang.
70
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II di antaranya adalah sebagai berikut : 1) Sebelum pembelajaran dimulai, guru memberi jarak antara tempat duduk yang satu dengan yang yang lainnya untuk menghindari kegaduhan siswa. 2) Mengadakan permainan pencocokan kartu kata untuk mengetahui seberapa jauh materi yang dikuasai siswa pada siklus I. 3) Mengulas kembali materi pada siklus I secara lebih mendalam. 4) Menyampaikan materi pelajaran dengan lebih pelan agar mudah dipahami oleh siswa. 5) Mengupayakan siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran dengan memperbanyak tanya jawab. 6) Peneliti memberikan post test untuk mengukur daya serap siswa pada siklus II. 7) Peneliti mengoreksi lembar soal post test. c. Observasing and Evaluating (Pengamatan dan evaluasi) Pada
kegiatan
pengamatan
pelaksanaan
perbaikan
pembelajaran siklus II ini peneliti mengamati jalannya pembelajaran, Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak berulang lagi pada siklus II. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar, peneliti berperan sebagai pengajar dibantu oleh guru
71
pengampu dalam pengamatan terhadap siswa dan tes tertulis siswa. Berikut adalah kelebihan-kelebihan yang diperoleh berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siklus II : 1) Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran dibantu oleh guru pengampu. 2) Peneliti menemukan fakta bahwa keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan meningkat dari siklus I, meskipun masih ada beberapa siswa yang malu untuk bertanya. 3) Pengelolaan kelas cukup baik dibandingkan dengan siklus I, walaupun masih ada beberapa anak yang susah untuk diarahkan. 4) Siswa lebih serius mengerjakan tugas yang telah diberikan. 5) Pada siklus II ini perolehan nilai post test siswa meningkat. Adapun kelemahan-kelemahan yang ada pada pembelajaran siklus II, antara lain: 1) Masih ada beberapa siswa yang susah untuk diarahkan. 2) Masih ada satu siswa yang belum tuntas KKM. d. Reflecting (Refleksi) Setelah tindakan perbaikan pada siklus II telah selesai, peneliti mengadakan refleksi pembelajaran bersama guru pengampu mata pelajaran SKI. Pada siklus II ini didapatkan hasil yang cukup memuaskan karena sudah melebihi target yang telah ditetapkan. Mengingat waktu yang hampir berdekatan dengan ujian akhir semester, maka peneliti dengan meminta pertimbangan guru
72
pengampu SKI mencukupkan hanya sampai siklus II. Dikarenakan waktu yang tersisa akan digunakan oleh guru pengampu untuk mengulas kembali materi SKI.
73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus 1. Pra Siklus Sebelum dilakukan penelitian, pembelajaran SKI di kelas VII B MTs Nurul Huda Banyuputih menggunakan metode konvensional. Hal ini mengakibatkan pembelajaran SKI kurang menarik bagi siswa. Pada akhirnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI menjadi rendah. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan hasil nilai pre test sebagai acuan penelitian sebelum dimulainya penelitian. Hasil belajar tersebut digunakan untuk mengkomparasikan dengan hasil belajar pasca penelitian. KKM untuk mata pelajaran SKI adalah 6,00 mengacu pada KKM SKI yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Hasil nilai siswa dari pre test yang diadakan oleh peneliti, diperoleh nilai sebagai berikut: Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus No
Nama
Nilai
No
Nama
Nilai
1
Abdul Khanif Mubarok
55
24
Lufni Hidayat
50
2
Abu Rijal Adha
35
25
Luthfi Fathudin
45
3
Afiq Fuad Syaifudin
65
26
Marfi‟atul M.
90
4
Ahmad Barudin
45
27
Mohamad Royikin
40
5
Ahmad Sadhali Sidik
60
28
Muhamad Rifqi
45
Bersambung…….
74
Sambungan…. 6
Alfiatur Rohmaniah
30
29
Nilna Hidayatul M.
45
7
Aniatul Muti‟ah
60
30
Novi Safita
60
8
Arif Mahfudin
55
31
Nur Faizin
40
9
Azifa Rakhma Kamila
65
32
Nur Indah R.
65
10
Dewi Istiana
65
33
Nur Siamsih
85
11
Didik Kurniawan
40
34
Nur Yasin
50
12
Edi Santoso
50
35
Nurul Hardiyanti
65
13
Hanifah Rozaaenah
30
36
Nurul Khafidah
65
14
Heny Mukti Arsih
45
37
Rezza Mei Setyani
60
15
Ida Septyaningsih
65
38
Risalatun Nisak
50
16
Iffa Nurul Malikha
70
39
Sri Pujiati
70
17
Isrohatul Masruroh
40
40
Surya Hawa Saputri
45
18
Joni
45
41
Umul Farida
75
19
Khairum Nisak
80
42
Umul Maghfiroh
60
20
Khusnul Khamdiyah
60
43
Wachyu Tri Hidayati
80
21
Lailia Afida
55
44
Yayang Emma T.
35
22
Lenas Tsoraya
50
45
Yulia Rahmawati
75
23
Lina Septiani
70
46
Zhukur Rahma Yoga
25
Jumlah nilai
2555
Rata-rata nilai
55,54
Dari tabel di atas dapat dapat dilihat bahwa rata-rata nilai siswa kelas VII B sebelum diadakan penelitian adalah sebesar 55,54. Dan siswa yang telah tuntas KKM mata pelajaran SKI hanya berjumlah 22 orang 75
dengan presentase 47,83%. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa tingkat keberhasilan belajar siswa kelas VII B termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan dari hasil pengamatan terhadap keaktifan dan respon siswa sebelum diterapkan metode index card match, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Bertanya Siswa Pra Siklus No
Kriteria Penilaian
Jumlah siswa
Presentase
1
Baik sekali
3
6,52%
2
Baik
3
6,52%
3
Cukup
6
13,04%
4
Kurang
34
73,92%
46
100 %
Jumlah
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam bertanya sebelum diterapkannya metode index card match dalam pembelajaran SKI masih rendah. Hanya ada 6 orang (13,04%) yang mendapat penilaian baik sekali dan baik. Sementara sisanya 40 orang (86,96%) masih pasif dalam bertanya. Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Menjawab Pertanyaan pada Pra Siklus No
Kriteria Penilaian
Jumlah siswa
Presentase
1
Baik sekali
3
6,52%
2
Baik
5
10,87%
76
Sambungan….. 3
Cukup
10
21,74%
4
Kurang
28
60,87%
46
100 %
Jumlah
Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan pada pra siklus ini, tidak jauh berbeda dari hasil pengamatan terhadap keaktifan bertanya siswa. Hanya ada beberapa siswa yang berani mengemukakan pendapatnya dalam menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru. Dari data di atas, dapat dilihat bahwa baru 17,39% atau 8 anak yang aktif dalam menjawab. Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Mengerjakan Tugas pada Pra Siklus No
Kriteria Penilaian
Jumlah siswa
Presentase
1
Baik sekali
6
13,04%
2
Baik
10
21,75%
3
Cukup
14
30,43%
4
Kurang
16
34,78%
46
100 %
Jumlah
Data di atas menunjukkan bahwa siswa yang aktif dalam mengerjakan tugas masih terhitung sedikit. Hanya 16 siswa atau 34,78% saja yang rajin mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sementara siswa yang lain masih malas-malasan dalam mengerjakannya. Ketika
77
peneliti mencoba mengkonfirmasikan hal ini kepada guru pengampu mata pelajaran SKI, kebanyakan siswa tersebut ada yang lupa mengerjakannya, ada juga beberapa siswa yang lupa membawa buku tugasnya. Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa pada Pra Siklus No
Kriteria Penilaian
Jumlah siswa
Presentase
1
Baik sekali
6
13,04%
2
Baik
12
26,09%
3
Cukup
12
26,09%
4
Kurang
16
34,78%
46
100 %
Jumlah
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa respon siswa terhadap pembelajaran SKI sebelum memakai metode index card match hanya sebesar 39,13%. Ketika peneliti melakukan observasi, banyak dari siswa yang sibuk ngobrol dengan teman sebangkunya dan ada juga yang ngantuk di dalam kelas. Salah
satu
faktor
yang
menyebabkan
tidak
berhasilnya
pembelajaran SKI kelas VII B adalah penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi. Hal ini menyebabkan kurang terciptanya suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Sehingga siswa kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran SKI. Hal ini dapat dilihat ketika peneliti mengamati proses pembelajaran SKI di kelas ini, hanya sebagian kecil siswa saja yang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Sementara itu, mayoritas siswa di kelas ini sibuk dengan kegiatannya
78
sendiri. Begitupula ketika guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa, hanya segelintir siswa yang merespon pertanyaan tersebut. Berikut daftar nama siswa kelas VII B MTs Nurul Huda Banyuputih yang menjadi objek penelitian penggunaan metode index card match pada pembelajaran SKI: Tabel 4.6 Daftar Nama Siswa Kelas VII B Jenis No
Nama
Jenis No
Nama
Kelamin
Kelamin
1
Abdul Khanif Mubarok
L
24
Lufni Hidayat
L
2
Abu Rizal Adha
L
25
Luthfi Fathudin
L
3
Afiq Fuad Syaifudin
L
26
Marfi‟atul M.
P
4
Ahmad Badrudin
L
27
Mohamad Royikin
L
5
Ahmad Sadhali Sidik
L
28
Muhamad Rifqi
L
6
Alfiatur Rahmaniah
P
29
Nilna Hidayatul M.
P
7
Aniatul Mutiah
P
30
Novi Safita
P
8
Arif Mahfudin
L
31
Nur Faizin
L
9
Azifa Rakhma Kamila
P
32
Nur Indah R.
P
10
Dewi Istiana
P
33
Nur Siamsih
P
11
Didik Kurniawan
L
34
Nur Yasin
L
12
Edi Santoso
L
35
Nurul Hardiyanti
P
13
Hanifah Rozaenah
P
36
Nurul Khafidah
P
14
Heny Mukti Arsih
P
37
Rezza Mei Setyani
P
15
Ida Septiyaningsih
P
38
Risalatun Nisak
P
Bersambung…..
79
Sambungan…… 16
Iffa Nurul Malikha
P
39
Sri Pujiati
P
17
Isrohatul Masruroh
P
40
Surya Hawa Saputri
P
18
Joni
L
41
Umul Farida
P
19
Khairun Nisak
P
42
Umul Maghfiroh
P
20
Khusnul Khamdiyah
P
43
Wachyu Tri H.
P
21
Lailia Afida
P
44
Yayang Emma T.
P
22
Lenas Soraya
P
45
Yulia Rahmawati
P
23
Lina Septiani
P
46
Zhukur Rahmayoga
L
2. Siklus I Objek yang diamati pada siklus I dan siklus II adalah siswa dan guru praktik. Penilaian menggunakan lembar observasi dan lembar tes formatif. Aspek-aspek yang dinilai dalam Siklus I antara lain keaktifan siswa, perhatian siswa terhadap materi, dan juga observasi terhadap guru praktik (peneliti). Berikut hasil penilaian terhadap siswa pada Siklus I : Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa, meliputi: a. Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Bertanya Siswa Siklus I No
Kriteria Penilaian
Jumlah siswa
Presentase
1
Baik sekali
4
8,70 %
2
Baik
7
15,22%
3
Cukup
11
23,91%
4
Kurang
24
52,17%
46
100 %
Jumlah
80
Dari tabel pengamatan di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang sangat aktif bertanya hanya 4 orang dengan presentase 8,70%, siswa yang memperoleh penilaian baik berjumlah 7 dengan presentase 15,22%, dan siswa yang mendapatkan
penilaian cukup berjumlah 11 orang
dengan presentase 23,91%. Sedangkan presentase tertinggi berada pada penilaian kurang dengan presentase 52,17%. Berdasarkan presentase di atas, dapat diketahui bahwa lebih dari separo siswa kelas VII B masih pasif untuk bertanya. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa canggung dan malu kepada peneliti yang baru mereka kenal. b. Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Menjawab Pertanyaan Siklus I No
Kriteria Penilaian
Jumlah siswa
Presentase
1
Baik sekali
7
15,22 %
2
Baik
10
21,74%
3
Cukup
16
34,78%
4
Kurang
13
28,26 %
46
100 %
Jumlah
Sedikit berbeda dengan keaktifan siswa dalam bertanya, keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan cukup besar meskipun masih ada yang pasif menjawab. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang aktif sekali menjawab pertanyaan ada 7 orang dengan presentase 15,22% dan siswa yang keaktifan dalam menjawab pertanyaan baik ada 10 orang dengan presentase 21,74%, serta siswa yang memperoleh penilaian cukup
81
ada 16 orang dengan presentase 34,78%. Sementara itu, siswa sebanyak 13 siswa masih butuh bimbingan dan perhatian khusus untuk lebih aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. c. Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Mengerjakan Tugas Siklus I No
Kriteria Penilaian
Jumlah siswa
Presentase
1
Baik sekali
11
23,91%
2
Baik
21
45,66%
3
Cukup
8
17,39%
4
Kurang
6
13,04%
46
100%
Jumlah
Dalam mengerjakan tugas membuat ringkasan materi SKI, sebanyak 32 siswa menempati kriteria penilaian baik sekali dan baik dengan presentase 69,57%. Siswa yang mendapatkan penilaian cukup ada 17,39%, sedangkan siswa yang masih malas-malasan mengerjakan tugas hanya ada 6 orang atau 13,04%. Data tersebut menunjukkan bahwa setelah menggunakan metode index card match, jumlah
siswa yang rajin
mengerjakan tugas mengalami peningkatan. Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa No
Kriteria penilaian
Jumlah siswa
Presentase
1
Baik sekali
9
19,57%
2
Baik
16
34,78%
Bersambung…..
82
Sambungan…. 3
Cukup
13
28,26%
4
Kurang
8
17,39%
46
100 %
Jumlah
Penerapan metode index card match di kelas VII B ini merupakan hal yang baru, hal ini menyebabkan perhatian siswa terhadap pembelajaran ini cukup tinggi. Mereka penasaran dengan pencocokan kartu kata yang diterapkan oleh peneliti dalam pembelajaran SKI. Rasa penasaran tersebut membuat mereka tertarik untuk terus memperhatikan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Dari data di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 25 siswa dengan presentase sebesar 54,35% termasuk dalam kriteria penilaian baik dan baik sekali, 13 siswa cukup menyimak materi yang disampaikan dengan presentase 28,26%. Namun masih ada 8 siswa (17,39%) yang kurang memperhatikan proses pembelajaran. Siswa yang mendapatkan kriteria penilaian baik sekali adalah siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata temannya, baik dari segi keaktifan bertanya, keaktifan menjawab, keaktifan mengerjakan tugas, dan perhatian siswa terhadap pelajaran. Siswa yang mendapatkan kriteria penilaian baik adalah siswa yang meskipun terkadang sibuk ngobrol sama teman sebangkunya, namun tetap memperhatikan pelajaran yang disampaikan serta aktif bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Sedangkan nilai cukup diberikan kepada siswa yang harus
83
menggunakan pancingan agar mereka bisa aktif , misalnya dengan diberikan reward terlebih dulu atau ditunjuk satu persatu. Sedangkan nilai kurang diberikan pada siswa yang benar-benar pasif, hal ini disebabkan karena mereka mempunyai daya tangkap yang kurang dibandingkan teman-temannya. Sedangkan dari instrument tes formatif (soal terlampir) yang berupa soal uraian, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.11 Hasil Nilai Siswa Siklus I No
Nama
Nilai
No
Nama
Nilai
1
Abdul Khanif Mubarok
60
24
Lufni Hidayat
50
2
Abu Rijal Adha
25
25
Luthfi Fathudin
45
3
Afiq Fuad Syaifudin
55
26
Marfi‟atul M.
90
4
Ahmad Barudin
50
27
Mohamad Royikin
40
5
Ahmad Sadhali Sidik
85
28
Muhamad Rifqi
45
6
Alfiatur Rohmaniah
60
29
Nilna Hidayatul M.
45
7
Aniatul Muti‟ah
60
30
Novi Safita
60
8
Arif Mahfudin
60
31
Nur Faizin
40
9
Azifa Rakhma Kamila
85
32
Nur Indah R.
65
10
Dewi Istiana
90
33
Nur Siamsih
85
11
Didik Kurniawan
35
34
Nur Yasin
50
12
Edi Santoso
80
35
Nurul Hardiyanti
65
13
Hanifah Rozaaenah
25
36
Nurul Khafidah
65
14
Heny Mukti Arsih
50
37
Rezza Mei Setyani
60
Bersambung…..
84
Sambungan….. 15
Ida Septyaningsih
95
38
Risalatun Nisak
50
16
Iffa Nurul Malikha
85
39
Sri Pujiati
70
17
Isrohatul Masruroh
80
40
Surya Hawa Saputri
45
18
Joni
45
41
Umul Farida
75
19
Khairum Nisak
95
42
Umul Maghfiroh
60
20
Khusnul Khamdiyah
95
43
Wachyu Tri Hidayati
80
21
Lailia Afida
90
44
Yayang Emma T.
35
22
Lenas Tsoraya
80
45
Yulia Rahmawati
75
23
Lina Septiani
90
46
Zhukur Rahma Yoga
25
Jumlah nilai
3235
Rata-rata nilai
70,33
Tabel di atas menunjukkan bahwa 33 siswa atau dengan presentase 71,74% telah lulus kriteria ketuntasan minimal (KKM), bertambah 11 orang dari yang semula hanya 22 siswa yang tuntas KKM. Sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 13 siswa dengan presentase 28,26%. Rata-rata kelas pada siklus I yaitu 70,32, dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa pada siklus I termasuk kategori tinggi.
85
Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Praktik Hasil No
Aspek yang diamati SB
1
B
C
Kepribadian:
a. kesopanan
b. kedisiplinan
c. Kerapian busana 2
Persiapan tertulis:
a. Perumusan materi
b. Perumusan KBM
c. Perumusan alat/sumber belajar
d. Perumusan evaluasi 3
K
Keterampilan mengajar:
a. Membuka pelajaran
b. Penguasaan bahan materi
c. Keterampilan menjelaskan d. Menggunakan bahasa
(lancar, tepat)
e. Ketepatan menggunakan metode
f. Keterampilan menguasai &
mengelola kelas
g. Kemampuan memotivasi siswa
h. Menutup pelajaran
86
(menyimpulkan, post test)
Dalam pembelajaran siklus I, guru praktik masih mengalami kesulitan dalam menjaga suasana kelas agar tetap kondusif. Karena ada beberapa siswa yang suka membuat gaduh suasana kelas. Berdasarkan data-data di atas peneliti mengambil kesimpulan bahwa pada Siklus I siswa sedikit mengalami perubahan. Meskipun masih jauh dari yang diharapkan oleh peneliti. Hal ini disebabkan rasa canggung siswa masih sangat besar kepada peneliti yang notabene sebagai guru baru bagi mereka. Ada juga faktor lain yang mempengaruhi ketidakberhasilan Siklus I antara lain : a. Terjadi kegaduhan kelas karena pengaturan posisi tempat duduk sangat berdekatan sehingga siswa yang harusnya memperhatikan terpengaruh dengan temannya yang banyak bicara.. b. Siswa yang duduk di belakang kurang aktif, karena merasa takut atau malu bertanya maupun menjawab pertanyaan. c. Perhatian siswa kurang maksimal karena ingin cepat-cepat pulang. d. Hasil nilai evaluasi siswa belum maksimal. Hasil refleksi Siklus I akan dijadikan sebagai pedoman dalam perbaikan pada siklus berikutnya. 3. Siklus II Pada siklus II ini hasil belajar para siswa di kelas VII B mengalami perkembangan yang signifikan, terutama pada siswa yang sebelumnya
87
mendapat nilai rendah dan kurang aktif dalam pembelajaran SKI. Melalui pendekatan yang dilakukan oleh peneliti, siswa tidak canggung dan malu lagi untuk bertanya tentang materi yang belum mereka pahami serta berani untuk menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Meskipun pada pembelajaran siklus II masih ada I siswa yang belum tuntas KKM, peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran SKI di kelas VII B telah berhasil. Hal ini disebabkan karena siswa yang lulus KKM lebih dari yang ditargetkan oleh peneliti, yaitu mencapai 97,83%. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa pencapaian tingkat pembelajaran SKI pada siswa kelas VII B MTs Nurul Huda Banyuputih sangat tinggi. Selain itu, siswa yang mendapatkan hasil penilaian dengan kategori baik juga mengalami peningkatan. Penjelasan lebih terperinci dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan dan penilaian berikut Tabel 4.13Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Bertanya Siswa Siklus II No
Kriteria Penilaian
Jumlah siswa
Presentase
1
Baik sekali
6
13,04%
2
Baik
15
32,61%
3
Cukup
12
26,09%
4
Kurang
13
28,26%
46
100 %
Jumlah
Siswa yang mempunyai keaktifan dengan kriteria penilaian baik sekali meningkat menjadi 6 orang (13,04%), siswa dengan kriteria baik yang semula 7 orang meningkat menjadi 15 orang (32,61%), siswa dengan
88
kriteria cukup menjadi 12 orang (26,09%) yang semula ada 11 orang, sedangkan siswa dengan kriteria kurang mengalami penurunan dari kuota 21 orang menjadi 13 orang (28,26%). Tabel 4.14 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Menjawab Siswa Siklus II No
Kriteria Penilaian
Jumlah siswa
Presentase
1
Baik sekali
9
19,57 %
2
Baik
16
34,78 %
3
Cukup
13
28,26 %
4
Kurang
8
17,39%
46
100 %
Jumlah
Keaktifan siswa juga mengalami peningkatan walaupun tidak terlalu besar. Siswa dengan kriteria baik sekali meningkat menjadi 9 orang (19,57%), siswa dengan kriteria baik juga mengalami peningkatan menjadi 16 siswa (34,78%) , sedangkan siwa dengan kriteria cukup dan kurang mengalami penurunan kuota, masing-masing sebesar 6,52% dan 10,87%. Dengan demikian jumlah siswa yang mendapat predikat baik dan baik sekali berjumlah 25 siswa dengan persentase 54,35 %. Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Mengerjakan Tugas Siklus II No
Kriteria Penilaian
Jumlah siswa
Presentase
1
Baik sekali
12
26,09 %
2
Baik
24
52,17%
89
Bersambung…. Sambungan…. 3
Cukup
6
13,04 %
4
Kurang
4
8,70 %
46
100 %
Jumlah
Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti pada siklus II mengalami jumlah peningkatan presentase pada kategori penilaian baik sekali dan baik, yaitu menjadi 78,26%. Sedangkan siswa yang mendapat penilaian cukup menjadi 13,04% dan siswa dengan kriteria penilaian kurang hanya sebesar 8,70%. Tabel 4.16 Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa Siklus II No
Kriteria penilaian
Jumlah siswa
Presentase
1
Baik sekali
12
26,09%
2
Baik
17
36,95%
3
Cukup
12
26,09%
4
Kurang
5
10,87%
46
100 %
Jumlah
Perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran SKI juga mengalami. Kriteria baik bertambah 3 siswa dan baik sekali bertambah satu siswa, kriteria cukup berkurang 1 siswa, sedangkan kriteria kurang berkurang 3 siswa. Hal ini disebabkan karena perhatian siswa pada siklus I sudah menunjukkan angka yang cukup tinggi.
90
Sama halnya dengan siklus I, penilaian pada siklus II juga menggunakan lembar soal penilaian untuk mengukur sejauh mana daya serap siswa terhadap materi pembelajaran yang disajikan oleh peneliti. Dari instrumen soal pilihan ganda didapatkan data nilai sebagai berikut ; Tabel 4.17 Hasil Nilai Siswa Siklus II N Nama
Nilai
No
Nama
Nilai
1
Abdul Khanif Mubarok
70
24
Lufni Hidayat
65
2
Abu Rijal Adha
75
25
Luthfi Fathudin
80
3
Afiq Fuad Syaifudin
60
26
Marfi‟atul M.
95
4
Ahmad Barudin
90
27
Mohamad Royikin
75
5
Ahmad Sadhali Sidik
90
28
Muhamad Rifqi
75
6
Alfiatur Rohmaniah
75
29
Nilna Hidayatul M.
65
7
Aniatul Muti‟ah
75
30
Novi Safita
70
8
Arif Mahfudin
70
31
Nur Faizin
65
9
Azifa Rakhma Kamila
85
32
Nur Indah R.
85
10
Dewi Istiana
100
33
Nur Siamsih
100
11
Didik Kurniawan
60
34
Nur Yasin
70
12
Edi Santoso
65
35
Nurul Hardiyanti
90
13
Hanifah Rozaaenah
60
36
Nurul Khafidah
80
14
Heny Mukti Arsih
65
37
Rezza Mei Setyani
75
15
Ida Septyaningsih
85
38
Risalatun Nisak
100
16
Iffa Nurul Malikha
90
39
Sri Pujiati
100
o
Bersambung…..
91
Sambungan…. 17
Isrohatul Masruroh
60
40
Surya Hawa S.
60
18
Joni
80
41
Umul Farida
85
19
Khairum Nisak
95
42
Umul Maghfiroh
100
20
Khusnul Khamdiyah
70
43
Wachyu Tri H.
100
21
Lailia Afida
100
44
Yayang Emma T.
55
22
Lenas Tsoraya
90
45
Yulia Rahmawati
85
23
Lina Septiani
90
46
Zhukur Rahma Y.
70
Jumlah nilai
3645
Rata-rata nilai
79,24
Pada pembelajaran SKI siklus II, nilai siswa kelas VII B mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang lulus KKM mencapai 45 siswa orang dengan presentase 97,83%. Dengan demikian tingkat keberhasilan belajar siswa pada siklus II ini sangat tinggi. Sedangkan siswa yang belum lulus KKM hanya ada 1 orang. Siswa ini memang memiliki daya serap yang lambat dibandingkan dengan teman-temannya.
Sehingga
meskipun
peneliti
telah
mengadakan
pendekatan dan perhatian yang lebih pada siswa tersebut, ia belum tuntas KKM. Pada pembelajaran siklus II, guru praktik juga sudah menunjukkan peningkatan yang lebih baik terutama dalam mengelola kelas dan siswa memberikan respon yang lebih kepada guru praktik. Karena sudah bisa
92
membaur dengan siswa. Tidak lupa diakhir pembelajaran, guru praktek selalu memotivasi siswa untuk rajin belajar. Tabel 4.18 Hasil Pengamatan Untuk Guru Praktik Hasil No
Aspek yang diamati SB
1
K
b. kedisiplinan
c. Kerapian busana Persiapan tertulis:
a. Perumusan materi
b. Perumusan KBM
c. Perumusan alat/sumber belajar
d. Perumusan evaluasi 3
C
Kepribadian:
a. kesopanan
2
B
Keterampilan mengajar:
a. Membuka pelajaran b. Penguasaan bahan materi c. Keterampilan menjelaskan d. Menggunakan bahasa
(lancar, tepat)
e. Ketepatan menggunakan metode f. Keterampilan menguasai &
mengelola kelas Bersambung.....
93
Sambungan....
g. Kemampuan memotivasi siswa
h. Menutup pelajaran
(menyimpulkan,post test)
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa guru praktik juga mengalami perbaikan. Pada pembelajaran SKI siklus II, guru praktik sudah dapat mengendalikan kelas, sehingga kelas tidak lagi ramai. Dengan begitu pembelajaran dapat berlangsung dalam suasana yang kondusif.
Secara keseluruhan, keaktifan dan perhatian siswa meningkat pada siklus II dibandingkan dengan siklus I. Menurut peneliti, hal ini disebabkan karena hal-hal sebagai berikut ; a. Posisi duduk tempat duduk telah diatur dengan menggunakan jarak sehingga kemungkinan bagi siswa untuk berbicara sendiri dengan temannya lebih kecil. b. Posisi duduk siswa diacak, yang semula berada di belakang ditempatkan di baris depan. c. Perhatian siswa lebih maksimal dalam mengikuti pembelajaran SKI, karena peneliti memberi reward bagi siswa yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
94
Peneliti mendapatkan data nilai hasil belajar dari pra siklus sampai siklus II mengalami perkembangan nilai. Hasil keseluruhan nilai formatif SKI sejak pra siklus sampai dengan siklus II dapat dilihat dari gambar 4.1 berikut ini. Gambar 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa dari Pra Siklus-Siklus II
Hundreds 100,00% 80,00% 60,00%
Pra Siklus
40,00%
Siklus I Siklus II
20,00% 0,00%
Diagram di atas menjelaskan tentang perkembangan hasil pembelajaran dari pra siklus sampai siklus II. Pada tahap pra siklus ketuntasan siswa dalam pembelajaran SKI sebesar 47,83%. Setelah siklus I dilaksanakan, jumlah siswa yang tuntas KKM meningkat menjadi 71,74%. Pada siklus II juga mengalami kenaikan ketuntasan siswa hampir seratus persen, yaitu 97,83%. Dari data diatas dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus sampai dengan siklus II. Sama halnya dengan keaktifan dan perhatian siswa juga mengalami peningkatan. Berikut uraian peningkatan dari aspek aspek yang diamati oleh peneliti :
95
Gambar 4.2 Diagram Keaktifan Bertanya dari Pra Siklus – Siklus II
Hundreds 100,00% 80,00% Pra Siklus
60,00%
Siklus I
40,00%
Siklus II
20,00% 0,00% baik sekali
baik
cukup
kurang
Pada diagram keaktifan bertanya siswa menunjukkan presentase kenaikan yang sangat signifikan dari pra siklus sampai siklus II. Presentase kriteria baik sekali meningkat menjadi 8,70% pada siklus dan pada siklus II antusias bertanya meningkat lagi menjadi 13,04%. Begitu juga dengan kriteria penilaian baik yang mengalami peningkatan dari pra siklus sampai siklus II sebesar 26,09%. Sedangkan kriteria cukup dan kurang masingmasing mengalami penurunan presentase tiap siklusnya.
96
Gambar 4.3 Diagram Keaktifan Menjawab Pertanyaan dari Pra Siklus – Siklus II
Hundreds 100,00% 80,00% Pra Siklus
60,00%
Siklus I
40,00%
Siklus II
20,00% 0,00% baik sekali
baik
cukup
kurang
Pada diagram keaktifan menjawab siswa dari pra siklus sampai siklus II, presentase kriteria penilaian baik sekali mengalami peningkatan menjadi 19,57%. Kriteria penilaian baik juga mengalami kenaikan kuota dari pra siklus sampai siklus II menjadi 34,78%. Berbeda dengan penilaian cukup dan kurang yang mengalami penurunan kuota pada II, masing-masing sebesar 6,52% dan 10,87%. Hal ini menunjukkan lebih dari 50% siswa kelas VII B sudah lebih berani untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
97
Gambar 4.4 Diagram Keaktifan Siswa Mengerjakan Tugas dari Pra Siklus - Siklus II
Hundreds 100,00% 80,00% Pra Siklus
60,00%
Siklus I
40,00%
Siklus II
20,00% 0,00% baik sekali
baik
cukup
kurang
Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dari pra siklus sampai siklus II mengalami sedikit perubahan. Presentase kriteria penilaian baik sekali mengalami peningkatan sebesar 10,87% pada siklus I dan 2,18% pada siklus II dari yang semula hanya mencapai 13,04%, kriteria penilaian baik juga naik menjadi 52,17%. Sedangkan presentase kriteria penilaian cukup dan kurang mengalami penurunan kuota dari pra siklus sampai siklus II, masing-masing sebesar 17,71% dan 26,08%.
98
Gambar 4.5 Diagram Perhatian Siswa Terhadap Pembelajaran dari Pra SiklusSiklus II
Hundreds 100,00% 80,00% Pra Siklus
60,00%
Siklus I
40,00%
Siklus II
20,00% 0,00% baik sekali
baik
cukup
kurang
Respon siswa terhadap pembelajaran dari pra siklus sampai siklus II tidak begitu terlihat perubahannya dikarenakan respon yang sangat besar telah diberikan siswa pada siklus pertama. Pada diagram terlihat bahwa setelah diterapkan metode index card match, terjadi peningkatan pada kriteria penilaian baik sekali pada siklus I dengan presentase 19,576%, meningkat lagi menjadi 26,09% pada siklus II. Begitu juga dengan presentase kriteria baik mengalami peningkatan presentase dari 26,09% pada pra siklus menjadi 34,78% pada siklus I, dan naik lagi menjadi 36,95% pada siklus II.
99
Sebaliknya dengan kriteria penilaian cukup mengalami penurunan pada siklus II sebesar 2,2% dan kriteria kurang juga mengalami penurunan dari pra siklus ke siklus II sebesar 23,91%. Berdasarkan 5 diagram di atas dapat dijelaskan bahwa penggunaan metode index card match dapat mempengaruhi semangat dan prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti dengan meningkatnya motivasi mereka untuk bertanya, menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas, serta perhatian siswa dari pra siklus sampai dengan siklus II.
100
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan oleh peneliti dalam bab-bab sebelumnya, banyak hal baru yang diperoleh peneliti yang berkaitan erat dengan penerapan metode index card match dalam pembelajaran SKI dalam upaya meningkatkan perhatian dan motivasi
serta prestasi belajar
siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan ketiga aspek tersebut tiap siklusnya. Melalui penerapan metode index card match ini siswa dapat belajar sambil bermain. Sehingga suasana belajar tidak membosankan dan lebih menarik perhatian siswa. Dengan demikan materi pelajaran SKI dapat lebih merekat di pikiran siswa tanpa harus dihafal. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diadakan di kelas VII B MTs Nurul Huda Banyuputih, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan metode index card match dapat meningkatkan perhatian siswa kelas VII B MTs Nurul Huda Banyuputih. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya perhatian siswa sebesar 54,35% pada siklus I dan 63,04% pada siklus II. 2. Penggunaan metode index card match pada pembelajaran SKI juga dapat meningkatkan motivasi siswa kelas VII B MTs Nurul Huda Banyuputih. Sehingga mereka dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini ditandai dengan hasil pengamatan peneliti bahwa siswa mengalami
101
peningkatan tiap siklusnya. Hasil pengamatan tersebut meliputi: keaktifan bertanya, keaktifan menjawab, keaktifan mengerjakan tugas. Dengan rincian sebagai berikut: a. Keaktifan bertanya siswa, pada siklus I menunjukkan presentase keberhasilan sebesar 23,92% dan pada siklus II menunjukkan presentase keberhasilan sebesar 45,65%. b. Keaktifan menjawab siswa, pada siklus I menunjukkan presentase keberhasilan sebesar 36,96% dan pada siklus II menunjukkan presentase keberhasilan sebesar 54,35%. c. Keaktifan mengerjakan tugas, pada siklus I menunjukkan presentase keberhasilan sebesar 69,57% dan pada siklus II menunjukkan presentase keberhasilan sebesar 78,26%. 3. Proses pembelajaran dengan metode index card match juga dapat meningkatkan prestasi siswa kelas VII B MTs Nurul Huda Banyuputih. Hal ini ditandai dengan hasil ketuntasan belajar siswa yang meningkat tiap siklusnya, siklus I 71,74% dan siklus II 97,83%. Dengan demikian, dapat diperoleh kesimpulan bahwa pencapaian tingkat keberhasilan belajar siswa kelas VII B MTs Nurul Huda Banyuputih sangat tinggi.
B. SARAN
102
Berdasarkan uraian hasil penelitian yang telah dituangkan sebelumnya agar penerapan metode index card match dapat meningkatkan prestasi belajar SKI bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut :
1. Guru a. Dalam proses pembelajaran, langkah yang harus dilakukan oleh guru adalah menumbuhkan minat siswa. b. Salah satu cara yang bisa ditempuh dalam usaha menumbuhkan minat siswa, yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran. c. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru hendaknya menyesuaikan metode yang digunakan dengan materi yang akan disampaikan. d. Dalam pembelajaran SKI, metode index card match dapat dijadikan sebagai salah satu metode alternatif. Karena melalui penerapan metode ini belajar akan lebih menyenangkan dan menarik perhatian siswa. Sehingga siswa akan termotivasi untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran SKI. e. Penerapan metode index card match dalam pembelajaran SKI membutuhkan persiapan yang cukup matang dari pengajar, mulai dari mengalokasikan waktu pembelajaran sebaik mungkin, membuat potongan-potongan kertas yang berisi soal dan jawaban, dan pengelolaan kelas agar tetap kondusif. Dengan demikian akan diperoleh hasil yang optimal. 2. Siswa
103
a. Hendaknya siswa harus selalu semangat untuk mengikuti pembelajaran yang sedang belangsung. b. Siswa harus belajar untuk
lebih percaya diri dalam setiap proses
kegiatan belajar mengajar. c. Siswa harus berupaya untuk selalu aktif dalam kegiatan belajar mengajar. d. Hendaknya siswa berupaya untuk menyukai semua pelajaran yang diberikan oleh guru.
Dengan begitu,
materi pelajaran yang
disampaikan akan mudah dikuasai oleh siswa. 3. Sekolah a. Mendukung pelaksanaan kegiatan praktek
dengan memberikan
bimbingan dan pengarahan. b. Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan penelitian tersebut. c. Menciptakan suasana sekolah yang kondusif agar kegiatan penelitian bisa berjalan lancar. 4. Peneliti a. Perlu adanya penelitian lebih lanjut, karena penelitian ini hanya dilakukan dalam satu kompetensi dasar dan hanya diadakan di kelas VII B MTs Nurul Huda Banyuputih. b. Untuk penelitian yang serupa, hendaknya dilakukan perbaikanperbaikan agar memperoleh hasil yang lebih baik.
104
105
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Teknik Belajar yang Efektif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung: Yarma Widya. Bakry, Oemar. 1984. Tafsir Rahmat. Jakarta: Mutiara. Darsono & Ibrahim. 2008. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Dimyati & Mudjiono. 2006. Cipta.
Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Hadeli. 2006. Metode: Penelitian Kependidikan. Ciputat: PT Ciputat Press. Jogiyanto, Hartono. 2007.Filosofi, Pendekatan, dan Penerapan Pembelajaran Metode Kasus untuk Dosen dan Mahasiswa. Yogyakarta: Andi Offset. Mansur. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Global Pustaka. Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Rosdyakarya. Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Andi Offset. Sunanto, Musyrifah. 2003. Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam. Bogor: Kencana. Nasution, S. 1999. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Poerwadarminto, W.J.S. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Silbermen, Melvin L. 2004. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif bandung: Nusamedia.
106
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Warsito, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Yatim, Badri. 1998. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Zaini, Hisyam, dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
107
Lampiran I: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Nama Sekolah
: MTs Nurul Huda Banyuputih
Kelas / Semester
: VII B / II
Mata Pelajaran
: SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)
Standar Kompetensi : 1. Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Umayyah Kompetensi Dasar
: 1.4. Mendeskripkan perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Umayyah
Indikator
:
Menjelaskan golongan-golongan umat Islam yang ada pada masa Dinasti Umayyah
Menjelaskan pemberontakan-pemberontakan yang terjadi selama masa Dinasti Umayyah
Menjelaskan
pembentukan
lembaga-lembaga
pemerintahan
Dinasti
Umayyah
Mengklasifikasikan prestasi-prestasi yang dicapai oleh pemerintahan Dinasti Umayyah
108
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai melakukan pembelajaran, siswa mampu:
Menjelaskan golongan-golongan umat Islam pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah
Menyebutkan
pemberontakan-pemberontakan
yang
terjadi
selama
pemerintahan Dinasti Umayyah
Menyebutkan macam-macam lembaga yang dibentuk pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah
Mengklasifikasikan berbagai prestasi yang dicapai oleh Dinasti Umayyah
B. Materi Pembelajaran Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Umayyah C. Metode pembelajaran 1.
Index card match
2.
Ceramah
3.
Tanya jawab
4.
Reward
D. Langkah-langkah Kegiatan 1.
Kegiatan pendahuluan (+ 5 menit) a.
Melakukan do‟a bersama untuk mengawali pembelajaran.
b.
Guru memperkenalkan diri.
c.
Presensi untuk mengetahui kehadiran peserta didik.
109
d.
Appersepsi, misalnya menyebutkan nama-nama khalifah Dinasti Umayyah.
2.
Kegiatan inti (+ 50 menit) a.
Guru membagi bahan materi pelajaran SKI tentang perkembangan Islam pada masa Dinasti Umayyah.
b.
Guru
menjelaskan
pokok
bahasan
tentang
perkembangan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Umayyah. c.
Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa, berdasarkan nomor urut tempat duduk peserta didik.
d.
Guru memberikan reward bagi siswa yang berani bertanya dan menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru.
e.
Guru meminta siswa untuk memberi kesimpulan terhadap materi SKI yang baru diajarkan, ditulis di buku tugas dan dikumpulkan.
3.
Kegiatan akhir (+ 25 menit) a.
Pemantapan/penguatan materi dengan membagikan kartu indeks yang berisi pertanyaan kepada sebagian siswa dan kartu indeks yang berisi jawaban kepada sebagian siswa yang lain.
b.
Guru meminta setiap siswa untuk mencari pasangan yang cocok dengan pertanyaan maupun jawaban yang tertera pada kartu indeks tersebut.
c.
Setelah semua siswa mendapatkan pasangannya dan duduk berdekatan, guru meminta setiap pasangan secara bergantian
110
membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras. Kemudian soal tersebut dijawab oleh pasangannya dan guru memberi kesimpulan. d.
Guru mengadakan post test untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa tentang materi.
e.
Memberi motivasi kepada siswa untuk rajin belajar.
f.
Menutup kegiatan pembelajaran dengan membaca do‟a kafarotul majlis.
E. Alat dan Sumber Belajar 1.
2.
Alat
:
Lembar soal
Lembar observasi
Foto copy materi
Kartu kata
Sumber
:
Buku SKI kelas VII, H. Darsono & Ibrahim, tahun 2007
Buku Sejarah Peradaban Islam, Prof. Mansur, tahun 2004
F. Penilaian Hasil Belajar 1.
Teknik
: tes
2.
Jenis
: uraian
3.
Instrumen
:
1) Sebutkan dan jelaskan tiga golongan umat Islam yang ada pada masa Dinasti Umayyah!
111
2) Jelaskan
tugas-tugas
lima
lembaga
negara
yang
dibentuk
pemerintahan Dinasti Umayyah!
Batang, 29 April 2010
Mengetahui, Kepala Sekolah
Guru Praktik
Muhtadi, S. Ag. NIP..................
Tintisnawati NIM. 11106141
112
Lampiran II: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Nama Sekolah
: MTs Nurul Huda Banyuputih
Kelas / Semester
: VII B / II
Mata Pelajaran
: SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)
Standar Kompetensi : 1. Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Umayyah Kompetensi Dasar
: 1.4. Mendeskripkan perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Umayyah
Indikator
:
Menjelaskan golongan-golongan umat Islam yang ada pada masa Dinasti Umayyah
Menjelaskan pemberontakan-pemberontakan yang terjadi selama masa Dinasti Umayyah
Menjelaskan
pembentukan
lembaga-lembaga
pemerintahan
Dinasti
Umayyah
Mengklasifikasikan prestasi-prestasi yang dicapai oleh pemerintahan Dinasti Umayyah
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
113
Setelah selesai melakukan pembelajaran, siswa mampu:
Menjelaskan golongan-golongan umat Islam pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah
Menyebutkan pemberontakan-pemberontakan
yang
terjadi
selama
pemerintahan Dinasti Umayyah
Menyebutkan macam-macam lembaga yang dibentuk pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah
Mengklasifikasikan berbagai prestasi yang dicapai oleh Dinasti Umayyah
B. Materi Pembelajaran Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Umayyah C. Metode pembelajaran 1.
Index card match
2.
penugasan
3.
Tanya jawab
4.
Reward
D. Langkah-langkah Kegiatan 1.
Kegiatan pendahuluan (+ 5 menit) a.
Melakukan do‟a bersama untuk mengawali pembelajaran.
b.
Presensi untuk mengetahui kehadiran peserta didik.
c.
Appersepsi, untuk menguji kesiapan belajar siswa, guru membagikan kartu indeks yang berisi pertanyaan kepada sebagian siswa dan kartu indeks yang berisi jawaban kepada sebagian siswa yang lain. Kemudian guru meminta setiap siswa untuk mencari pasangan yang
114
cocok dengan pertanyaan maupun jawban yang tertera di kartu indeks tersebut. Setelah semua siswa mendapatkan pasangannya, guru meminta setiap siswa untuk membacakan soal dan jawaban yang diperoleh secara bergantian. 2.
Kegiatan inti (+ 50 menit) a.
Guru menjelaskan ulang secara singkat pokok bahasan tentang perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Umayyah.
b.
Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi kepada peserta didik berdasarkan nomor urut presensi.
c.
Guru memberi kesempatan kepada siswa yang lain untuk menanggapinya
d.
Guru memberi reward kepada siswa yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
3.
Kegiatan akhir (+ 25 menit) a.
Guru mengadakan post test untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa tentang materi.
b.
Memberi tugas kepada setiap siswa untuk membuat kartu kata yang berisi soal dan kartu kata yang berisi jawabannya.
c.
Memberi motivasi kepada siswa untuk rajin belajar.
d.
Menutup kegiatan pembelajaran dengan membaca do‟a kafarotul majlis.
E. Alat dan Sumber Belajar
115
1.
2.
Alat
:
Lembar soal
Lembar observasi
Foto copy materi
Kartu kata
Sumber
:
Buku SKI kelas VII, H. Darsono & Ibrahim, tahun 2007
Buku Sejarah Peradaban Islam, Prof. Mansur, tahun 2004
F. Penilaian Hasil Belajar 1.
Teknik
: tes
2.
Jenis
: pilihan ganda
3.
Instrumen
:
1) Dinasti Umayyah dapat mencapai stabilitas politik tertinggi pada masa khalifah..... a. Yazid bin al-Walid b. Umar bin Abdul Aziz c. Ibrahim bin al-Walid d. Yazid bin Muawiyyah 2) Menurut golongan syiah yang paling pantas menduduki jabatan sebagai khalifah setelah wafatnya Rasulullah adalah..... a. Setiap orang muslim yang memenuhi syarat kecakapan dan keagamaan b. Ali bin Abi Thalib
116
c. Umar bin Abdul Aziz d. Muawiyyah bin Abu Sufyan
Batang, 06 Mei 2010
Mengetahui, Kepala Sekolah
Guru Praktik
Muhtadi, S. Ag. NIP..................
Tintisnawati NIM. 11106141
117
Lampiran III: Lembar Observasi Guru Praktik Mata pelajaran
:
Materi
:
Kelas/semester
:
Hari/tanggal
:
Siklus
: Hasil
No
Aspek yang diamati SB
1
B
C
Kepribadian: d. kesopanan e. kedisiplinan f. Kerapian busana
2
Persiapan tertulis: e. Perumusan materi f. Perumusan KBM g. Perumusan alat/sumber belajar
h. Perumusan evaluasi 3
Keterampilan mengajar: i. Membuka pelajaran j. Penguasaan bahan materi k. Keterampilan menjelaskan
118
K
l. Menggunakan bahasa (lancar, tepat) m.
Ketepatan
menggunakan
metode n. Keterampilan
menguasai
&
mengelola kelas o. Kemampuan memotivasi siswa p. Menutup
pelajaran
(menyimpulkan,post test)
119
Lampiran IV: Lembar Observasi Siswa
Mata pelajaran
:
Materi
:
Kelas/semester
:
Hari/tanggal
:
Siklus
:
hasil No
Aspekyang diamati SB
1
B
C
K
Keaktifan Siswa: a. Keaktifan bertanya b. Keaktifan menjawab c. Keaktifan mengerjakan tugas
2
Perhatian siswa
Lampiran V: Lembar Soal Pre Test
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas! 1. Apa yang dimaksud dengan Dinasti Umayyah? 2. Jelaskan peristiwa yang melatarbelakangi berdirinya Dinasti Umayyah!
120
3. Sebutkan 4 khalifah yang pernah memerintah pada masa Dinasti Umayyah! 4. Apa yang kalian ketahui tentang: a) Tahkim b) „Amul Jama‟ah c) Monarki d) Orator
121
Lampiran VI: Lembar Soal Post Test Sikuls I
Jawablah pertanyaan–pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan singkat! 1. Sebutkan dan jelaskan tiga golongan umat Islam yang ada pada masa Dinasti Umayyah! 2. Jelaskan tugas–tugas lima lembaga negara yang dibentuk pada masa Dinasti Umayyah! 3. Sebutkan pemberontakan–pemberontakan yang terjadi pada masa Dinasti Umayyah! 4. Bagaimana cara yang ditempuh oleh seorang hakim dalam memutuskan perkara pada pemerintahan Dinasti Umayyah? 5. Apa yang kalian ketahui tentang: a. Politik Ekspansionis b. Al–Hijabah
122
Lampiran VII: Lembar Soal Post Test Siklus II
Nama : Kelas : Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, dan d di depan jawaban yang paling benar! 1. Dinasti Umayyah dapat mencapai stabilitas politik tertinggi pada masa pemerintahan……… a. Yazid bin al-Walid b. Umar bin Abdul Aziz c. Ibrahim bin al-Walid d. Yazid bin Muawiyyah 2. Menurut golongan Syiah yang paling pantas menduduki jabatan sebagai khalifah adalah….. a. Setiap orang Islam yang memenuhi syarat kecakapan dan keagamaan b. Ali bin Abi Thalib c. Umar bin Abdul Aziz d. Muawiyyah bin Abu Sufyan
123
3. Berikut ini adalah pemberontakan-pemberontakan yang terjadi pada masa Dinasti Umayyah, kecuali…. a. Pemberontakan Husein bin Ali b. Pemberontakan Mukhtar c. Pemberontakan Abdul Malik bin Marwan d. Pemberontakan Abdullah bin Zubeir 4. Pada masa Dinasti Umayyah umat Islam pecah menjadi….golongan a. 3 b. 4 c. 5 d. 6 5. Golongan umat Islam yang berasal dari Syam dan Mesir adalah…… a. Golongan pendukung Dinasti Umayyah b. Golongan pendukung Ali bin Abi Thalib c. Golongan Khawarij d. Golongan Syiah 6. Berikut ini nama-nama lembaga Negara yang dibentuk pada masa Dinasti Umayyah, kecuali….
124
a. Lembaga Tata Usaha b. Lembaga Politik c. Lembaga Keuangan d. Lembaga Pembangunan 7. Lembaga Negara yang bertugas menjaga keamanan negara dari segala macam gangguan adalah… a. Lembaga Kehakiman b. Lembaga Ketentaraan c. Lembaga Politik d. Lembaga Kepolisian 8. Pemberontakan yang dilakukan oleh Mukhtar terjadi pada tahun 685 M di kota……………. a. Kuffah b. Mesir c. Bahgdad d. Syuriah 9. Di bawah ini merupakan prestasi-prestasi fisik yang dicapai oleh pemerintahan Dinasti Umayyah adalah, kecuali….
125
a. Memberlakukan
bahasa
arab
sebagai
bahasa
resmi
administrasi
pemerintahan b. Mendirikan dinas-dinas pos dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan c. Membangun panti-panti untuk orang cacat d. Membangun masjid-masjidyang megah 10.
Lembaga Tata Usaha Negara disebut juga dengan istilah…..
a. An-Nizam as-Siyasi b. An-Nizam al-Mali c. An-Nizam al-Harbi d. An-Nizam al-Idari 11.
Sekretaris Negara yang terkait erat dengan militer adalah…..
a. Sekretaris persuratan dan keuangan b. Sekretaris keuangan dan kehakiman c. Sekretaris kehakiman dan kepolisian d. Sekretaris ketentaraan dan kepolisian 12.
Pemberontakan terhadap pemerintahan Dinasti Umayyah yang terjadi pada
tahun 680 dilakukan oleh….
126
a. Abdullah bin Zubeir b. Husein bin Ali c. Marwan bin Hakim d. Mukhtar 13.
Salah satu tugas lembaga keuangan Negara pada masa Dinasti Umayyah
adalah….. a. Mengatur segala urusan pemerintahan Dinasti Umayyah b. Mengatur hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pemerintahan c. Mengatur gaji tentara dan pegawai negara d. Memberikan upeti kepada khalifah 14.
Ajudan yang bertugas menjaga keselamatan khalifah disebut dengan
istilah….. a. al-Hijabah b. al-Qadha’i c. al-Harbi d. al-Idari 15.
An-Nizam al-Idhari adalah salah satu lembaga Negara yang bertugas
mengurusi…..
127
a. Segala macam urusan administrasi pemerintahan b. Gaji pegawai dan tentara negara c. Hubungan dalam negeri dan luar negeri d. Hadiah bagi para sastrawan dan ilmuwan 16.
Salah satu prestasi non-fisik yang berhasil dicapai pada masa Dinasti
Umayyah adalah…. a. Mendirikan panti-panti untuk orang cacat b. Memperluas wilayah kekuasaaan c. Mencetak mata uang negara yang bertuliskan kalimat tauhid d. Membangun jalan-jalan dan gedung pemerintahan yang megah 17.
Sekretaris Negara yang bertugas mengurusi masalah persuratan……
a. Katib ar-Rasa’il b. Katib al-Kharaj c. Katib al-Jund d. Katib al-Qadhi 18.
Pada
masa
Dinasti
Umayyah
berjumlah…… a. 5
128
dibentuk
lembaga
Negara
yang
b. 7 c. 9 d. 15 19.
Lembaga Negara yang bertugas mengatur perlindungan hukum bagi warga
negara adalah….. a. Lembaga ketentaraan b. Lembaga kepolisian c. Lembaga kehakiman d. Lembaga politik 20.
Politik perluasan wilayah disebut juga dengan istilah……
a. Emansipasi b. Ekspansionis c. Eksplorasi d. Ekspedisi
129
Lampiran VIII: Kunci Jawaban Soal Pre Test
1. Dinasti Umayyah
adalah keturunan raja-raja yang memerintah yang
berasal dari Bani Umayyah. 2. Kelompok Bani Umayyah merasa tidak puas terhadap kebijakan Ali bin Abi Thalib dalam menangani kasus terbunuhnya Usman bin Affan. perselisihan ini akhirnya pecah menjadi perang Siffin Khalifah Ali bin Abi Thalib akhirnya dibunuh oleh Ibnu Muljam dari kelompok Khawarij. 3. Mu‟awiyah bin Abu Sufyan, Yazid bin Mu‟awiyah, marwan bin Hakam, Umar bin Abdul Aziz. 4. a. Tahkim adalah perjanjian damai antara dua kelompok yang saling bertikai. b. „Amul jama‟ah adalah tahun penyatuan. c. Monarki adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh raja. d. Orator adalah orang yang ahli berpidato di depan umum.
130
Lampiran IX: Kunci Jawaban Soal Post Test Siklus I 1. Golongan pendukung Dinasti Umayyah yaitu golongan yang berpendapat bahwa yang pantas menjadai khalifah adalah keturunan Bani Umayyah, golongan pendukung Ali bin Abi Thalib yaitu golongan yang berpendapat bahwa yang pantas menjadi khalifah adalah Ali bin Abi Thalib serta keturunannya, golongan khawarij yaitu golongan yang berpendapat bahwa menjadi khalifah adalah hak tiap-tiap orang Islam yang memenuhi syarat kecakapan dan keagamaan. 2. lembaga politik, lembaga yang mengurusi hubungan dalam negeri dan luar negeri. Lembaga keuangan, lembaga yang yang mengatur keuangan negara dalam membentuk barisan tentara yang kuat. Lembaga tata usaha, lembaga yang mengurusi segala urusan administrasi pemerintahan. Lembaga kehakiman, lembaga yang mengurusi perlindungan hukum bagi warga. Lembaga ketentaraan, lembaga yang bertugas menjaga keamanan negara dari segala macam gangguan. 3. pemberontakan Husein bin Ali, pemberontakan Mukhtar, pemberontakan Abdullah bin Zubeir, 4. berijtihad berdasarkan Al-qur‟an dan hadis. 5. a. Suatu kebijakan untuk memperluas wilayah kekuasaan b. Seorang ajudan yang bertugas menjaga keselamatan khalifah
131
Lampiran X: Kunci Jawaban Soal Post Test Siklus II
1. B
19. C
2. B
20. B
3. C 4. A 5. A 6. D 7. B 8. A 9. A 10. D
11. D 12. B 13. C 14. A 15. A 16. B 17. A 18. A 132
DAFTAR RIWAYAT PENULIS
Nama
: TINTISNAWATI
TTL
: Batang, 11 November 1986
Alamat
: Ds. Kalibalik Tlogowungu RT 06 RW II Kec. Banyuputih, Kab. Batang
Pendidikan
: 1.TK Masyitoh Kalibalik lulus tahun 1993 2. MIN Kalibalik lulus tahun 1999 3. SMP Takhasssus Alqur‟an Kalibeber lulus tahun 2002 4. SMA Takhassus Alqur‟an Kalibeber lulus tahun 2005
Batang, 4 Agustus 2010 Penulis,
TINTISNAWATI NIM. 11106141
1