PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAHIRAN MENYIMAK PESERTA DIKLAT GURU BIDANG STUDI BAHASA ARAB DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO Oleh Kasmawati, SS ABSTRAK Tidak dapat dipungkiri bahwa strategi/metode mengajar adalah kunci keberhasilan pengajaran bahasa yang komunikatif. Dalam konteks pembelajaran, keputusan untuk menggunakan suatu strategi haruslah berdasarkan pada pertimbangan tentang hakekat perkembangan kemampuan berbahasa. Salah satu dari empat kemahiran berbahasa Arab adalah kemahiran menyimak bahasa Arab atau maharatul istima’. menyimak bahasa Arab atau maharatul istima’ sudah barang tentu erat hubungannya dengan perkembangan kosakata yang diperoleh melalui kegiatan berbicara dan membaca. Tujuan utama dari kemahiran menyimak adalah kecakapan, kemampuan, kepandaian dan keterampilan mengubah bentuk bunyi menjadi wujud makna. Pembelajaran maharatul istima’ sering kali kurang menarik, kurang merangsang partisipasi peserta diklat, dan bersuasana kaku sehingga kegiatan menyimak kadang-kadang menjadi macet. Untuk itu, widyaiswara dituntut lebih kreatif dalam penyampaian materi, khususnya dalam penggunaan strategi pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan strategi pembelajaran menyimak dalam pembelajaran diklat bahasa. Hasil kajian menunjukkan bahwa sekurang-kurangnya ada 10 (sepuluh) pengembangan strategi pembelajaran menyimak yang dapat digunakan dalam diklat guru bidang studi bahasa Arab, yaitu : simak-tulis, simak-terka, memperluas kalimat, bisik berantai, menyelesaikan cerita, identifikasi kata kunci, identifikasi kalimat topic, menyingkat/merangkum, paraphrase, menjawab pertanyaan. pengembangan strategi pembelajaran bahasa Arab masih memerlukan upaya yang terus- menerus. Karena ini direkomendasikan : memberikan alokasi waktu yang proporsional ddalam pelaksanaan diklat untuk empat kemahiran berbahasa Arab, Melaksanakan DDTK metodologi pembelajaran untuk guru bahasa Arab di tiga wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan Manado. Pada akhirnya diharapkan para guru berupaya terus meningkatkan kompetensinya menuju guru yang profesional terutama dalam penerapan strategi pembelajaran yang lebih implementatif.
Keyword : Strategi pembelajaran, menyimak
A. Pendahuluan Penyelenggaran diklat guru bidang studi bahasa Arab diharapkan dapat meningkat kompetensi guru bahasa Arab terutama pada materi-materi substantif yang terdiri dari empat kemahiran yaitu kemahiran menyimak atau mendengarkan (selanjutnya dalam tulisan ini akan digunakan secara bergantian), kemahiran menulis, kemahiran berbicara dan kemahiran membaca. Peranan kemampuan mendengarkan yang baik dalam berbagai kehidupan nyata sangat penting. Burhan (1971:82) menjelaskan, ”Kepandaian
mendengarkan penting sekali peranannya dalam kehidupan manusia. Dalam lapangan apapun kita bekerja dan perbuatan kita sehari-hari akan lebih banyak ditentukan oleh apa yang kita dengar daripada yang kita lihat dan kita rasakan.” Secara umum, dalam pembelajaran bahasa arab, sudah bertahuntahun kita mengeluhkan keberhasilannya yang masih jauh dari harapan. Paling tidak ada dua problem yang sedang dan akan terus kita hadapi yaitu: a. Problem kebahasaan yang sering disebut problem linguistic b. Problem non kebahasaan atau problem non linguistic Pengetahuan guru tentang kedua problem itu penting agar guru dapat meminimalisasi problem tersebut dan dapat mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya. Sehingga apa yang diharapkan dari pengajaran bahasa Arab dalam batas-batas minimal dapat tercapai dengan baik. Problem kebahasaan antara lain meliputi: 1. Problem Aswat Arabiyah ) (اصٌا ت انؼزثية 2. Problem qowaid dan i,rab ) ( قٌا ػذ ً اػزاة 3. Problem Tarokib ) ( جزاكيت Adapun problem non kebahasaan antara lain meliputi: 1. Motivasi dan minat belajar 2. Sarana belajar 3. Kompetensi guru baik akademik maupun paedagogik, kepribadian dan sosial. 4. Model dan Metode pembelajaran yang digunakan 5. Waktu yang tersedia Dari kedua problem di atas nampaknya yang paling dominan mempengaruhi berhasil tidaknya pembelajaran bahasa Arab adalah problemproblem non kebahasaan yang salah satunya adalah model atau metode pembelajaran. Tulisan ini mengemukakan beberapa strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menyimak peserta diklat guru bahasa Arab MTs di Balai Diklat Keagamaan Manado. B. PEMBAHASAN 1. Strategi Pembelajaran Istilah “strategi” berasal dari bahasa yunani strategos yang berarti keseluruhan usaha termasuk perencanaan, cara taktik yang digunakan oleh militer untuk mencapai kemenangan dalam peperangan. Secara umum strategi memilki pengertian umum yaitu suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan, bila dihubungkan dengan proses belajar mengajar diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Strategi dapat pula diartikan sebagai proses yang dilakukan guru dalam menyusun tahapan pembelajaran untuk mencapai tujuan, mulai dari menyusun persiapan, merencanakan, menentukan model, dan melaksanakan pembelajaran sampai pada proses evaluasi yang akan dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. 2.
Menyimak sebagai Salah Satu Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa yang dalam bahasa Arab disebut sebagai maharah lugawiyah atau kemahiran berbahasa mencakup empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan itu erat kaitannya dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterapilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. “Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih keterampilan berpikir” (Tarigan,1986:2) Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.J.S. Purwadarminta:1982:847) menyimak adalah mendengarkan (mempertahankan apa yang diucapkan orang). Menyimak adalah mendengarkan baik-baik. Sedangkan dalam Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia (Ahmad Warson Munawwir :1984:705) menyimak diartikan dari kata :
اصحمب ع- يضحمغ- اصحمغ Mendengarkan dengan penuh perhatian Menurut pendapat Tarigan (1994:27), “Pada kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan.” Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan simakan” Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian. Dalam pembelajaran Bahasa Arab, ada prinsip-prinsip prioritas dalam penyampaian materi pengajaran, yaitu; pertama, mengajarkan, mendengarkan, dan bercakap sebelum menulis. Prinsip ini berangkat dari asumsi bahwa pengajaran bahasa yang baik adalah pengajaran yang sesuai dengan perkembangan bahasa yang alami pada manusia2, yaitu setiap orang akan mengawali perkembangan bahasanya dari mendengar dan memperhatikan kemudian menirukan. Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan mendengar/menyimak harus lebih dulu dibina, kemudian kemampuan menirukan ucapan, lalu aspek lainnya seperti membaca dan menulis. Lebih lengkap dari apa yang dikemukakan atas bahwa Istima’ (mendengar) adalah suatu kegiatan menangkap isyarat-isyarat atau lafazlafaz diucapkan oleh orang lain dengan cara mendengar dan menjadikan kalimat-kalimat itu memiliki arti tertentu.
هو عملية إدراك لإلشارات أو األلفاظ المنقولة عن طريق األذن: االستماع والتي تكون جمالً تحمل داللة معينة
Dari defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kemahiran menyimak adalah suatu proses/kegiatan menangkap, dan mengingat dengan sebaikbaiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain serta memahami arti atau dapat member arti dari apa yang didengar. Jadi menyimak pada dasarnya merupakan atau suatu proses perubahan bentuk bunyi (ujaran) menjadi wujud makna. 3.
Pengembangan Strategi Pembelajaran Menyimak Departemen Pendidikan Nasional (2002b:13) menjelaskan bahwa kompetensi dasar merupakan uraian yang memadai atas kemampuan yang harus dikuasai oleh guru dalam berkomunikasi lisan (menyimak dan berbicara) dan berkomunikasi tertulis (membaca dan menulis). Kompetensi dasar ini dicapai melalui proses pemahiran yang dilatihkan dan dialami. Uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa kompetensi dasar pembelajaran mendengarkan adalah kompetensi berkomunikasi menerima informasi yang harus dikuasai oleh guru. Proses penguasaan dan pengembangan kompetensi dasar pembelajaran menyimak tersebut dilakukan oleh guru secara terus-menerus dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran ,menyimak yang dilakukan oleh guru harus merupakan proses pemahiran mendengarkan yang dilatihkan dan dialami. Ini berarti bahwa konsep pembelajaran ,menyimak yang dilakukan oleh guru merupakan kegiatan mendengarkan sebagaimana yang dialami oleh guru dalam kehidupan nyata di masyarakat. Pembelajaran merupakan kegiatan aktif guru dalam membangun pemahamannya. Oleh karena itu, tanggung jawab belajar berada pada diri guru. Widyaiswara/pemateri bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mampu mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab guru untuk belajar sepanjang hayat. Oleh karena itu, konsep pembelajaran menyimak harus memberikan pengalaman nyata kehidupan sehari-hari dan dunia kerja yang terkait dengan penerapan konsep, kaidah, dan prinsip ilmu yang dipelajari. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Arab berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran ,menyimak diarahkan untuk meningkatkan kemampuan guru untuk berkomunikasi lisan. Pembelajaran berkomunikasi secara lisan adalah pembelajaran berbicara (ً) مالdan pembelajaran mendengarkan ) ) استَا ع. Sedangkan berkomuniasi secara tertulis adalah pembelajaran menulis ( )متا تحdan pembelajaran membaca ))قراءج. Pembelajaran berkomunikasi bila dilihat dari keaktifan berbahasanya diperoleh dua jenis pembelajaran berkomunikasi yaitu pembelajaran menerima infomasi dan pembelajaran menyampaikan infomasi. Pembelajaran menerima infomasi terdiri atas dua pembelajaran, yaitu pembelajaran mendengarkan dan pembelajaran membaca disebut penbelajaran bahasa pasif. Pembelajaran menyampaikan infomasi terdiri atas dua pembelajaran yaitu pembelajaran berbicara dan pembelajaran menulis disebut penbelajaran bahasa aktif.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa karakteristik pembelajaran ,menyimak adalah pembelajaran bahasa lisan yang bersifat menerima informasi/ pembelajaran berbahasa pasif. Pembelajaran berbahasa pasif itu meliputi mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, khutbah, pidato, pembicaraan narasumber, dialog atau percakapan, pengumuman, serta perintah yang didengar dengan memberikan respon secara tepat serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton drama anak. Untuk menerapkan strategi pembelajaran menyimak perlu mengikuti langkah-langkah sebagi berikut. a. Latihan pengenalan (identifikasi) Kemahiran menyimak (istima’) pada tahap pertama bertujuan agar para guru dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa Arab secara tepat. Penyajian pelajaran menyimak bisa langsung oleh pemateri secara lisan, misalnya mengajar dengan menggunakan bahasa arab, akan tetapi lebih baik kalau bisa memakai pita ekaman dengan tape recorder atau di laboratorium bahasa. Latihan mengenal (identifikasi) ini bisa berupa latihan dengar untuk membedakan (discrimination exercises ) dengan teknik mengontraskan pasangan-pasangan ucapan yang hampir sama. Misalnya peserta diminta menebak, apakah yang didengarnya itu bunyi :
ٌعيي
ٌأىي
Peserta juga dapat diminta mengidentifikasi dengan menyebut huruf yang yang terkandung dalam bunyi tersebut. Misalnya, untuk mengidentifikasi bunyi ( )ق:
ٍقعذ ٍقثوه ٍنتة Variasi lain ialah, peserta diminta mengidentifikasi apakah pasangan kata yang diperdengarkan oleh pemateri, fonem pertamanya sama atau berbeda. Misalnya:
زٍيو – جَثو ًشيَح – صيا ٍسجذ – ٍسرح ٍشناج – ٍصثاح b. Latihan mendengarkan dan menirukan. Walaupun latihan-latihan menyimak bertujuan melatih pendengaran, tapi dalam praktek selalu diikuti dengan latihan pengucapan dan
pemahaman, bahkan yang disebut terakhir inilah yang manjadi rujukan akhir dari latihan menyimak. Latihan-latihan mendengarkan dan menirukan (listen and repeat / ) االصحمبع ًانحزديذini akan lebih efisien dan efektif jika menggunakan media audio. c. Latihan mendengarkan dan memahami Tahap selanjutnya, latihan menyimak bertujuan agar peserta/guru mampu memahami bentuk dan makna dari apa yang didengarnya itu. Latihan mendengar untuk pemahaman ini dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik, antara lain: 1. Latihan melihat dan mendengar ()انظز ًاصمغ Peserta memdengarkan materi yang sudah direkam, dan pada waktu yang sama memperlihatkan rangkaian gambar yang mencerminkan arti dan isi materi. Teknik ini biasa menggunakan film berbahasa arab. Jadi, sambil menonton, peserta juga dituntut mengidentifikasi mufradat yang dikenalnya sekaligus mengartikannya. 2. Latihan membaca dan mendengar ()اقزأ ًاصمغ Peserta mendengarkan materi bacaan yang sudah direkam sekaligus membaca teks (dalam hati) mengikuti materi yang diperdengarkan. 3. Latihan mendengarkan dan memperagakan ( )اقزأ ًمثّم Teknik ini sama dengan bermain peran. Dalam latihan ini, peserta diminta melakukan gerakan atau tindakan non verbal sebagai jawaban terhadap stimulus yang diperdengarkan oleh widyaiswara. Kegiatan ini tidak terbatas pada ungkapan sehari-hari digunakan oleh guru dalam kelas seperti:
– اقرأ – أقفو اىنتاب – اجيس – امتثوا – اٍسخ اىسثورج افتخ اىشثاك Tetapi juga kegiatan-kegiatan yang berlaku di luar kelas yang dapat didemonstrasikan, seperti:
– تثني فاطَح – يضذل فريذ – اىسائق يقود اىسيارج اىخادً يننس اىثالط 4. Latihan mendengarkan dan mamahami Pada akhirnya, mendengarkan sesuatu adalah untuk memperoleh informasi. Infofmasi itu mungkin tersurat/ekplisit, dinyatakan seeafa jelas. Tetapi mungkin juga tersirat/implisit, yang memerlukan pengamatan dan penilaian lebih jauh. Untuk mendapatkan informasi yang akurat, dalam arti tepat dan bermanfaat, seorang penyimak harus pandai-pandai memilih dan mengingat mana yang penting dan mengabaikan apa yang tidak penting, kemudian mengambil kesimpulan. Ini berarti bahwa menyimak adalah ketrampilan yang dapat dicapai hanya dengan latihan-latihan. Tujuan latihan menyimak pada tahap ini ialah agar peserta/guru memiliki ketrampilan memahami isi
suatu teks lisan dan mampu secara kritis menangkap isi yang dikandungnya, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Mereka diminta menyimak, memahami dan kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk menguji pemahaman mereka. Implikasinya dalam pelaksanaan pengajaran ialah bahwa widyaiswara hendaknya memulai pelajarannya dengan memperdengarkan (sebaiknya secara spontan, tidak dengan membaca) ujaran-ujaran bahasa Arab baik berupa kata-kata maupun kalimat, setidak-tidaknya ketika widyaiswara memperkenalkan kata-kata baru, ungkapan-ungkapan baru, atau pola kalimat baru. Manfaat dan aktifitas ini ialah untuk membiasakan guru mendengar ujaran dan mengenal dengan baik tata bunyi bahasa Arab, disamping dapat menciptakan kondisi belajar penuh gairah dan menumbuhkan motivasi dalam diri guru/peserta. Hal ini sengaja ditekankan di sini, karena berdasarkan pengamatan, banyak di antara pemateri bahasa Arab yang cenderung kepada qawaid atau kemahiran lainnya. Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran menyimak, di bawah ini akan dijelaskan beberapa metode pengajaran mendengarkan. a. Simak- Tulis Dalam teknik ini, widyaiswara memperdengarkan sebuah cerita singkat (diperdengarkan cukup satu kali). Guru mendengarkan dengan baik. Cerita yang disimak bisa ditayangkan dengan menggunakan CD/Film Islami. b. Simak – Terka Widyaiswara mendeskripsikan suatu benda atau widyaiswara meminta kepada guru mendeskripsikan suatu benda yang diperdengarkan atau dibacakan oleh widyaiswara. Siswa mendengarkan dengan tekun, lalu menebak benda yang dimaksud. Contoh :
مب ىٌانشيء انذي نو ارثغ ارجم ًال يضيز ؟ مب ىٌ انمبء نم ينزل من انضمبء ًنم يخزج من االرض؟ اين يقغ انجحز انذٍ ال يجذ ثو انمبء ؟ c. Memperluas Kalimat Widyaiswara menyebutkan sebuah kalimat, Kembali guru mengulangi kalimat tadi. Kemudian guru mengucapkan kata atau kelompok kata lain. Guru melengkapi kalimat tadi dengan kelompok kata yang disebutkan terakhir oleh widyaiswara. Hasilnya adalah kalimat yang sudah diperluas dengan menambahkan kata atau kelompok kata yang telah diucapkan. d. Bisik Berantai Bisik berantai ini dapat dilakukan secara berkelompok atau beberapa guru. Apabila dilakukan oleh beberapa guru maka widyaiswara membisikkan pada guru pertama. Guru pertama membisikkan pada guru kedua dan seterusnya, guru terakhir harus
menuliskan di papan tulis atau menyebutkankalimat tadi dengan nyaring. Contoh :
نيش انؼجذ نمن نجش انجذيذ انمب انؼجذ نمن نفغ نغيزه e. Menyelesaikan Cerita Guru dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan 3–4 orang. Widyaiswara memanggil anggota kelompok pertama, misalnya kelompok 1, ke depan kelas. Kelompok tersebut disuruh bercerita, judulnya bebas atau boleh juga ditentukan oleh widyaiswara. Setelah bercerita, beberapa menit kemudian, widyaiswara mempersilakannya untuk duduk. Cerita tersebut dilanjutkan oleh kelompok kedua, dan selanjutnya sampai selesai (kelompok empat). Model ini boleh juga dilakukan dengan cara perorangan dengan cara yang sama.
: فجعو يثذث عنو ويقوه،ضاع دَاره وىَار تقوه رىل؟: فسأىوه،اىذَذ هلل أىذَذ هللا ألني ىٌ أمن رامثا اىذَار:فقاه واال ىننت ضعت ٍعو f. Identifikasi Kata Kunci Dalam mendengarkan suatu kalimat, paragraf atau wacana, kita tidak perlu menangkap semua kata-kata tetapi cukup diingat katakata kunci yang merupakan inti dari pembicaraan karena melalui kata-kata kuncilah menjadi kalimat-kalimat yang utuh sehingga sampai pada bahan simakan yang mempunyai makna yang lengkap. g. Identifikasi Kalimat Topik Dalam sebuah wacana terdiri dari beberapa paragraf. Setiap paragraf minimal mengandung dua unsur yaitu kalimat topik dan kalimat pengembang. Kalimat topik bisa terdapat di awal, tengah dan akhir paragraf. h. Menyingkat/Merangkum Mendengarkan bahan simakan yang agak panjang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah melalui menyingkat atau merangkum. Menyingkat atau merangkum berarti merangkum bahan yang panjang menjadi sesedikit mungkin. Namun, kalimat yang singkat tersebut dapat mewakili kalimat yang panjang. i. Parafrase Suatu cara yang digunakan orang dalam memahami isi puisi atau nasyid adalah dengan cara mengutarakan isi puisi/nasyid dengan kata-kata sendiri dalam bentuk prosa.
Contoh nasyid:
نشيذ حزف انيجب ئية انف ارنت يجزي يهؼت يبكم جزرا كي ال يحؼت ثبء ثطة نطث نطة ًقؼث ضحكث منيب انقطة جبء جبج فٌق انزاس فيو انذىت ًفيو انمبس ثبء ثؼهت صبد دجبجة ىٌ مبكز ًقث انحبجة j. Menjawab Pertanyaan Cara lain untuk mengajarkan mendengarkan yang efektif ialah melalui latihan dengan menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa, di mana, mana, dan bilamana yang diajukan sesuai dengan bahan simakan.
Contoh :
. األسرة تذهب الى السوق يوم الخميس في المسا ء للتسوق األم تريد سمكا و بيضا و.األسرة تذهب الى السوق بالسيارة , واالبن يريد قلما, واألب يريد صحفية و كتابا, طماطم ,والبيض بسبعة رياال, السمك بأربعين رياال,واالبنةتريد دفترا والكتاب,و الصحفية بلاير واحد,والطماطم بخمسة رياال . والدفتر بأربعة رياالت, والقلم بثالثة رياالت,بعشرين رياال dll.
: االصئهة من يذىت اني انضٌق ؟ ثبي يذىت اني انضٌق ؟
C. PENUTUP 1. Kesimpulan Hasil pembahasan menunjukkan adanya pengembanganpengembangan strategi dalam meningkatkan kemahiran menyimak. Pengembangan strategi pembelajaran bahasa Arab untuk meningkatkan kemahiran menyimak meliputi simak-tulis, simak-terka, memperluas kalimat, bisik berantai, menyelesaikan cerita, identifikasi kata kunci, identifikasi kalimat topik, menyingkat/merangkum, parafrase dan menjawab pertanyaan 2. Rekomendasi Pengembangan strategi pembelajaran bahasa Arab masih memerlukan upaya yang terus- menerus. Karena ini direkomendasikan : 1. Pelaksanaan TOT Widyaiswara Bahasa Arab dilaksanakan setiap tahun 2. Pelaksanaan Diklat Bahasa Arab bagi guru MA, MTs, MI dilaksanakan setiap tahun 3. Memberikan alokasi waktu yang proporsional ddalam pelaksanaan diklat untuk empat kemahiran berbahasa Arab
4. 5.
Melaksanakan DDTK model-model pembelajaran untuk guru bahasa Arab di tiga wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan Manado Guru-guru bahasa Arab harus lebih ditingkatkan kompetensinya, baik melalui rekruitmen CPNS dengan latar pendidikan bahasa Arab maupun melalui pendidikan dan pelatihan.
Daftar Pustaka
Ahmad Warson Munawwir. 1984. Kamus almunawwir Arab Indonesia Jogyakarta : Pustaka progressif. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta : Rineka Cipta. Burhan.Y. (1971). Problema Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Ganeca Departemen Pendidikan Nasional. (2002b). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Puskur Departemen Pendidikan Nasional. (2002c). Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Puskur. Deporter, B dan Henarchi, M. (2000). Quantum Learning. Bandung: Kaifa. Effendi, Ahmad Fuad. (2004). Metodologi Pengajaran bahasa Arab, Malang: Misykat. Juwairiyah Dahlan. (1992). Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab, Surabaya : Al Ikhlas Tarigan, Djago. (1996). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa. Purwadarminta, W.J.S. 1982. Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Rivers, W.M. (1990). Interactive Language Teaching. Cambridge: Cambridge Univ. Press