FAKTOR-FAKTOR HAMBATAN DAN PENUNJANG DALAM PELAKSANAAN ADMINISTRASI PENGAJARAN DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO OLEH: Rahmat Domu, S.Pd. M.Si NIP. 197511192005011004 Penata Tkt I, III/d WidyaiswaraMuda ABSTRAK Widyaiswara dan pegawai Balai Pendidikandan Pelatihan Keagamaan Manado dalam pelaksanaan kegiatan administrasi pengajaran, dari observasi awal tentangadministrasi pengajaran,ternyata ada beberapa faktor yang menjadi penghambat danpenunjangdalam pencapaian administrasi pengajaran yang maksimal dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, faktor-faktor tersebut yaitu widyaiswara dan pegawai telah lama melaksanakan tugas-tugasnya dan menjadi faktor penunjang sehingga pengalaman kerja sangat mendukung kearah situ. Pembinaan dan Pengawasan oleh Kepala Balai Diklat Keagamaanmanado terhadap para Widyaiswara dan pegawai telah berjalan sebagaimana mestinya yang merupakan faktor penunjang , sehingga prosedur tugas dan kerja berjalan lancar dan hanya sedikit kendala dan hambatan yang ditemui. Dengan demikian tidak dianggap begitu mengganggu kinerja dan pelayanan yang dilakukan. Faktorfaktor penghambat yang timbul dari dalam dan luar Balai Diklat telah mampu diantsisipasi dan ditanggulangi berdasarkan tumbuhnya sikap kerjasama dan sikap rasa kesadaran dan tanggungjawab yang tinggi yang telah menjadi iklim kerja yang sehat yang tercipta di Balai Diklat Keagamaan Manado. Jenis administrasi pengajaran yang dilakukan oleh para Widyaiswara adalah hal-hal yang terkait dengan pembuatan persiapan pembelajaran yang dikenal dengan GBPP atau Silabus yang mengacu pada Kurikulum telah dibuat oleh Widyaiswara dengan lengkap meskipun tidak mencapai 100 %. Instrumeninstrumen pendukung pengajaran telah diisi sesuai dengan petunjuk. Jenis administrasi pengajaran yang dilakukan oleh para pegawai Balai DiklatKeagamaan Manado telah berjalan lancar meskipun kadang-kadang timbul kendala yang harus diatasi secara cepat dan tepat dengan mengedepankan aspekaspek yang menjadi faktor penunjang dalam kelancaran administrasi pengajaran di Balai Diklat Keagamaan Manado . Metode pengolahan data dalam penelitian ini adalah mempergunakan statistik sederhana yaitu statistik yang berfungsi untuk menggambarkan suatu keadaan dengan menggunakan tabel frekuensi Darihasil kajian secara keseluruhan faktor-faktor hambatan dan penunjang dalam pelaksanaana dministrasi pengajaran dibalai diklat keagamaan manado tercapai dengan baik. Kata Kunci : Administrasi pengajaran, Balai Diklat Keagamaan
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan dalam dunia pendidikan dan pelatihan (Diklat) sekarang ini dirasakan cepat sekali, perkembangan yang demikian itu perlu dibina dengan usaha-usaha peningkatan dan pengelolaan dari berbagai aspek pendidikan, kurikulum, prasarana dan pembiayaan yang memadai. Hal ini dapat dilakukan dengan pengaturan administrasi yang baik, khususnya administrasi pengajaran. Dengan demikian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan akan tercapai dengan baik secara berhasil guna dan berdaya guna. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Manado sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 345 Tahun 2004 tanggal 14 Juni 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Diklat Agama yang sebelum itu nomenklaturnya Balai Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Teknis Keagamaan Manado, mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan tenaga administrasi dan tenaga teknis keagamaan sesuai dengan wilayah kerja masing-masing. Perlu dijelaskan pula bahwa perkembangan pusat pendidikan Balai Diklat mulai dari tingkat dasar sampai ketingkat menengah atas terus berkembang dengan pesatnya. Perkembangan itu ditandai dengan adanya gedung-gedung Balai Diklat yang baru di seluruh pelosok tanah air, menambah jumlah Widyaiswara dan memperbaiki sistem pendidikan untuk meningkatkan mutu para peserta diklat sesuai dengan kemajuan teknologi dewasa ini, dimana hal ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidup dari pada bangsa kita.
2
Balai Diklat Keagamaan merupakan suatu lembaga pendidikan negeri yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan fungsi mendidik (mengajar) peserta diklat Maka dalam hal ini perlu adanya pelaksanaan administrasi yang teratur dan konsisten untuk dapat tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan baik tujuan umum maupun tujuan dari lembaga itu sendiri sesuai dengan kebijakan Pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama RI. Sebenarnya pelaksanaan administrasi pengajaran pada suatu Balai Diklat tidak sepenuhnya diserahkan kepada pengelola administrasi khusus yang ada di Balai Diklat itu, melainkan juga Widyaiswara dan kepala Balai Diklat ikut serta di dalamnya. Hal ini disebabkan karena tugas administrasi di Balai Diklat sangatlah komplek yang menyangkut semua aspek dalam kegiatan pendidikan. Tanpa
turut
sertanya
Widyaiswara-Widyaiswara
dalam
melaksanakan
administrasi pengajaran pada suatu Balai Diklat maka sangat sulit dibayangkan bagi suatu administrasi untuk menjalankan tugas admintstratifnya yang demikian komplek. Berdasarkan permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik dan perlu untuk mengadakan penelitian yang berjudul "Faktor Hambatan dan Penunjang Pelaksanaan Administrasi Pengajaran di Balai Diklat Keagamaan Manado ". B. Rumusan Masalah Guna mendapatkan gambaran yang jelas dalam pembahasan lanjut, maka perlu dirumuskan masalah yang hendak diteliti yaitu: Faktor-faktor Hambatan dan
3
Penunjang apa sajakah yang terjadi dalam pelaksanaan administrasi pengajaran di Balai Diklat Keagamaan Manado ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui sejauh mana faktorfaktor yang menjadi Hambatan dan Penunjang dalam Pelaksanaan Administrasi Pengajaran di Balai Diklat Keagamaan Manado. D. Manfaat Penelitian Manfaat Penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. Mencari penyelesaian atau jalan keluar dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan administrasi pengajaran di Balai
Diklat
Keagamaan Manado . 2. Mengantisipasi faktor-faktor penyebab timbulnya hambatan-hambatan atau kendala dalam pelaksanaan administrasi pengajaran di Balai
Diklat
Keagamaan Manado. 3. Meningkatkan mutu tugas dan pekerjaan yang berkaitan dengan administrasi pengajaran melalui faktor-faktor penunjang yang mendung terlaksananya penataan administrasi Balai Diklat secara efektif.
4
BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan Teori 1. Administrasi Widyaiswaraan Dalam pelaksanaan administrasi Widyaiswaraan, kegiatan lebih dititik beratkan pada kelangsungan proses belajar mengajar di dalam kelas yang merupakan keg iatan interaksi antara Peserta Diklat dan Widyaiswara. Dalam hal ini administrasi Widyaiswaraan mempunyai arti tersendiri yaitu menyangkut kegiatan mengajar dan mendidik (Transfer Exspert), dimana disini terlihat Widyaiswara, Peserta Diklat dan segala fasilitas yang tersedia pada suatu Balai Diklat . Widyaiswaraan juga merupakan sebagai perpacuan dari dua aktifitas, yaitu : Aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang Widyaiswara dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara mengajar itu sendiri dengan belajar. Jalinan komunikasi yang harmonis inilah yang menjadi indikator suatu aktivitas proses Widyaiswaraan itu berjalan dengan baik. Selanjutnya S. Nasution (1992:245) mengemukakan bahwa administrasi Widyaiswaraan merupakan : Suatu proses keseluruhan, semua kegiatan bersama dalam bidang pendidikan dengan memanfaatkan semua fasilitas yang tersedia baik personel, materil maupun spiritual untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efesien. Hakekatnya pengertian administrasi Widyaiswaraan ini tidak berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto (1996:16) adalah "Administrasi
5
Widyaiswaraan itu merupakan suatu proses keseluruhan dan kegiatan-kegiatan bersama yang harus dilakukan oleh semua pihak yang terlibat di dalam tugastugas Widyaiswaraan". Oleh karena itu administrasi Widyaiswaraan seyogyanya harus diketahui bukan hanya oleh kepala Balai Diklat
atau pemimpin-pemimpin pendidikan
lainnya, tetapi juga harus diketahui dan dijalankan oleh para Widyaiswara dan pegawai Balai Diklat sesuai dengan fungsi jabatannya masing-masing. Tanpa adanya pengertian bersama, sukar diharapkan adanya kerja sama untuk menuju satu tujuan yang telah digariskan. Widyaiswaraan merupakan totalitas aktivitas belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi. Maka dengan ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa administrasi Widyaiswaraan merupakan kegiatan pendayagunaan keseluruhan aktivitas yang ada, baik yang menyangkut dengan meterial mapun personil serta ketata usahaan dalam hubungannya antara Widyaiswara dengan peserta diklat baik yang berlangsung di dalam kelas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan seefektif mungkin. Pendidikan sekarang ini dipandang sebagai salah satu sarana penting dalam pembangunan ekonomi, sosial, kultural dan polttik. Oleh karena itu pendidikan harus diselenggarakan dengan baik, misalnya di Balai Diklat -Balai Diklat harus memerlukan administrasi yang cukup lengkap, salah satu bidang administrasi yang diperlukan diantaranya adalah administrasi bidang Widyaiswaraan. Adapun tujuan administrasi Widyaiswaraan adalah untuk terselenggaranya, termanfaatnya dan mendayagunakan segala tenaga, sarana dan dana secara
6
optimal, teratur, relevan, efektif dan efesien agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Dalam hal ini para administrasi di Balai Diklat Balai Diklat memegang peranan penting dalam tanggung jawabnya untuk mengatur administrasi pendidikan pada umumnya dan administrasi Widyaiswaraan pada khususnya dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana kita ketahui bahwa yang harus dilibatkan dalam perumusan tujuan administrasi Widyaiswaraan ini adalah kepala Balai Diklat , pejabat strukturan widyaiswara, sarana dan prasarana. Pelaksanaan administrasi Widyaiswaraan merupakan salah kegiatan yang terorganisir Widyaiswaraan satu wadah, organisasi lembaga pendidikan yang bertujuan untuk membina, membentuk dan mengembangkan sumber daya manusia. Dengan ini diharapkan pula supaya murid dapat belajar dengan tenang dan tertib serta mentaati segala peraturan-peraturan yang berlaku di Balai Diklat , kemudian Widyaiswara dan peserta diklat dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan lancar. Disamping itu juga Widyaiswara dapat mempergunakan alat-alat Widyaiswaraan secara baik dan berhasil guna, pengadaan dan penggunaan bukubuku Kediklatan, penyediaan waktu ulangan serta penilaian terhadap tugas yang dilaksanakan baik oleh Widyaiswara maupun peserta diklat. Oleh karena pentingnya tujuan administrasi Widyaiswaraan dalam kehidupan lingkungan kependidikan, secara tegas dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto (1996:24) sebagai berikut: Tanpa administrasi dan kepemimpinan yang baik sulit kiranya bagi Balai Diklat untuk berjalan lancar menuju kearah tujuan pendidikan dan Widyaiswaraan yang
7
seharusnya mencapai Balai Diklat itu. Banyak sekali kesulitan dan hambatan yang
mungkin
terjadi
tanpa
diduga
sebelumnya,
yang
mengharuskan
Widyaiswara-Widyaiswara dan kepala-kepala Balai Diklat memikul tanggung jawab dan mengambil kebijaksanaan. Suatu Balai Diklat dapat berjalan dengan baik dan terarah jika setiap tahun Balai Diklat itu menentukan dan memuat lebih dahulu rencana dan kebijakan yang akan dijalankan pada tahun itu, juga informasi-informasi yang menunjukkan bagaimana dan kebijakan itu dapat dilaksanakan dengan baik. Rencana atau program dan kebijakan Balai Diklat
hendaknya selalu disesuaikan dengan
kebutuhan dan perkembangan masyarakat serta pembaharuan pendidikan. Dalam hal ini Oteng Sutisna (1996:63) menjelaskan administrasi sebagai berikut: Tugas pertama seorang administrasi Balai Diklat
dalam bidang operasional
program pendidikan ialah untuk membuat rencana bagi keseluruhan tahun Widyaiswaraan, ia harus membuat perkiraan tentang jumlah kelas, jumlah bidang studi, Widyaiswara-Widyaiswara, personil tambahan, dan perbaikan. Administrasi Widyaiswaraan yang dilaksanakan di Balai Diklat -Balai Diklat
hendaklah meliputi berbagai kegiatan dalam pelaksaanriya, sehingga
proses belajar dapat berjalan dengan lancar dan terarah. Bagaimana Widyaiswara mengajarkan suatu bahan Widyaiswaraan untuk mencapai tujuan Widyaiswaraan tertentu adalah juga kemampuan yang dituntut dari Widyaiswara ini menyangkut penggunaan metode mengajar. Bahan Kediklatan dan tujuan Widyaiswaraan akan menjadi pedoman bagi Widyaiswara untuk menetapkan metode, disamping faktor situasi Widyaiswaraan yang mencakupi keadan peserta, fasilitas yang tersedia dan lain-iain. Untuk lebih jelasnya yang dapat dimasukkan ke dalam kegiatan
8
administrasi Widyaiswaraan yang dalam hal ini menurut M. Mohd. Rifai Joedoprawiro (1995) mengemukakan sebagai berikut ini: 1.
Murid agar dapat belajar dengan tenang, teratur dan tertib
2.
Widyaiswara-Widyaiswara supaya dapat mengajar secara teratur tenang dan tertib.
3.
Penggunaan alat-alat Widyaiswaraan yang efektif dan efisien.
4.
Seleksi dan penggunaan buku-buku Kediklatan.
5.
Pembagian dan penggunaan waktu dan untuk belajar dan mengajar.
6.
Memanfaatkan waktu untuk kegiatan-kegiatan ekstra, penelian, ulangan/ ujian dan rekreasi.
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa berinteraksi dengan manusia lain, salah satu dari situasi yang banyak itu adalah situasi Widyaiswaraan. Situasi Widyaiswaraan itu berlangsung antara Widyaiswara dan peserta diklat di dalam kelas dalam ikatan tujuan Widyaiswaraan yang hendak dicapai. Dengan adanya pefaksanaan semua kegiatan administrasi Widyaiswaraan di atas menurut yang telah ditentukan, diharapan mutu Widyaiswaraan dapat berdaya guna dan berhasil guna. Di
dalam
penyelenggaraan
pendidikan
pada
umumnya
dan
Widyaiswaraan khususnya, segala kegiatan berpegang pada ukuran, norma atau nilai yang diyakini sebagai suatu yang baik. Agama, falsafah hidup, pandangan terhadap seseorang dan masyarakat, kesusilaan, kesemuanya adalah merupakan sumber-sumber norma pendidikan dan Widyaiswaraan, sekaligus juga merupakan
9
dasar bertindak, menilai dan berfikir bagi setiap individu yang terlibat dalam proses pendidikan dan Widyaiswaraan itu. Berdasarkan kepada apa yang telah penulis kemukakan di atas di dalam masalah tujuan administrasi Widyaiswaraan, maka penulis perlu mengutarakan bagaimana fungsi dari administrasi Widyaiswaraan itu sendiri. Dalam pelaksanaan administrasi Widyaiswaraan agar adanya kesuksesan dan keberhasilan dalam hal pencapaian tujuan pendidikan dan Widyaiswaraan di Balai Diklat , serta keberhasilan tugas Balai Diklat yang bersangkutan secara khusus, hendaknya periu mengatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan terselenggaranya administrasi itu secara teratur agar kondisi belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Pelaksanaan administrasi itu dapat berjalan dengan lancar dan terarah, apabila Widyaiswara-Widyaiswaranya menentukan dan membuat rencana yang sesuai dengan kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan. Untuk melaksanakan rencana itu diperlukan organisasi dan koordinasi yang baik dan teratur, serta adanya komunikasi yang harmonis, adanya pengawasan atau supervisi yang kontinue dari atasan serta adanya evaluasi yang dilakukan dengan teratur dan obyektif. Dalam
rangka
pelaksanaan
administrasi
Widyaiswaraan
yang
memungkinkan lancarnya kegiatan belajar mengajar di Balai Diklat , Widyaiswara sebagai pendidik dan Widyaiswara harus mengetahui apa yang harus dilaksanakannya, bagaimana dan bilamana hal tersebut harus dikerjakan. Adapun fungsi Widyaiswara dalam administrasi Widyaiswaraan ialah mengajar dan sekaligus mendidik. Untuk melakukan tugas itulah seorang
10
Widyaiswara didik, dibina mungkin selama bertahun-tahun. Dalam hal ini menurut pendapat Ahmad Rohani HM dan H. Abu Ahmadi (1991:1) mengatakan bahwa : Fungsi dan tanggung jawab utama seorang Widyaiswara/Widyaiswara adalah mengelola Widyaiswaraan serta lebih efektif, dinamis, efisien dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara dua subyek Widyaiswaraan; Widyaiswara sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing, sedang peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam Widyaiswaraan. Dengan tugas pokok ini maka cita-cita yang fundamental sifatnya dijadikan tanggung jawab Widyaiswara, yaitu mendidik, karena Widyaiswaraan merupakan alat bagi pendidikan. Berdasarkan fungsi dasar itu pula Widyaiswara melakukan sejumlah kegiatan yang teratur dalam meningkatkan efektivitas dan efesien yang semuanya tertuju pada usaha untuk membuat hasil pelaksanaan fungsi itu menjadi lebih baik. Jadi jelas yang bertanggung jawab tentang lancarnya segala kegiatan di Balai Diklat bukan hanya Kepala Balai Diklat , akan tetapi semua pihak turut bertanggung jawab dan harus berusaha supaya tujuan pendidikan di Balai Diklat dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Pihak-pihak yang turut bertanggung jawab dalam pelaksanaan fungsi administrasi Widyaiswaraan antaranya: Kepala Balai Diklat sebagai pimpinan, staf Widyaiswara, staf bukan Widyaiswara, peserta diklat menentukan lancarnya pelaksanaan Diklat . Lengkapnya peraturan dan kemampuan pimpinannya, maka oleh semua pihak harus turut berfungsi menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
11
Kalau sudah dapat diciptakan situasi yang memungkinkan peserta diklat belajar, Widyaiswara harus menciptakan kegiatannya agar peserta diklat benarbenar aktif berusaha, berfikir, mencari dan seterusnya, dengan kata lain agar murid benar-benar belajar dan mengetahui kearah mana ia harus mengembangkan dirinya. Dilain pihak fungsi administrasi Widyaiswaraan adalah untuk mengatur kelancaran proses belajar mengajar sehingga bagi murid sebagai pelajar akan dapat memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk berinteraksi dengan Widyaiswara dan lingkungannya, sedangkan Widyaiswara dapat mengetahui kapan ia harus mengajar, berapa jam sehari ia harus mengajar, ruang mana harus ditempati, materi apa yang harus disajikan kepada Peserta Diklat, kapan pelaksanan ujian dilaksanakan serta pengaturan tentang rapat-rapat Balai Diklat . Selain pengaturan tersebut untuk kelancaran proses administrasi Widyaiswaraan yang baik maka diperlukan juga adanya kesadaran serta kerja sama di antara sesama Widyaiswara dalam melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan. 2. Pengolahan Administrasi Widyaiswaraan Sebagaimana telah penulis sebutkan di atas bahwa administrasi Widyaiswaraan kegiatannya lebih dititik beratkan pada kelancaran pembinaan situasi belajar mengajar di Balai Diklat
agar tujuan pendidikan dan
Widyaiswaraan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan administrasi Widyaiswaraan banyak aspek yang merupakan tanggung jawab Kepala Balai Diklat , yang memuat segala petunjuk untuk melaksanakan ketentuan yang telah digariskan di dalam program belajar mengajar di Balai Diklat . Dalam hal ini Soekarto Indrafachrudin dan Hendyat
12
Soetopo (1999:66) mengatakan bahwa pengelola administrasi Widyaiswaraan adalah : Setiap usaha Balai Diklat untuk mengatur seluruh kegiatan, Kepala Balai Diklat sebagai administrator tidak perlu menghadapi semua kegiatan yang ada, ia cukup mengorganisasikan atau memberikan dan membagikan tugas tersebut kepada Widyaiswara-Widyaiswara yang bersangkutan, lebih mengetahui keadaan peserta diklatnya. Tanggung jawab kepemimpinan yang nyata dari kepala Balai Diklat menengah ialah menilai dan memperbaiki Widyaiswaraan. Selanjutnya dikatakan bahwa masalah utama dari pengelolaan itu ialah segi program Widyaiswaraan di Balai Diklat . Untuk lebih jelasnya dalam pengaturan administrasi Widyaiswaraan yang menyangkut proses belajar mengajar penulis mengutip dari proyek balai
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas pada pokoknya kegiatan administrasi Widyaiswaraan mencakup sebagai aspek yang perlu dikelola agar proses belajar mengajar di Balai Diklat dapat berjalan dengan baik. Untuk lebih jelasnya ke empat pengelolaan administrasi Widyaiswaraan akan diuraikan berturut-turut sebagai berikut: 1 .Kegiatan yang berhubungan dengan tugas Widyaiswara meliputi : 1. melaksanakan analisis kebutuhan Diklat; 2. menyusun kurikulum Diklat pada Diklat Prajabatan Golongan I dan II; 3. menyusun kurikulum Diklat pada Diklat Prajabatan Golongan III; 4. menyusun kurikulum Diklat pada Diklatpim Tingkat IV;
13
5. menyusun kurikulum Diklat pada Diklatpim Tingkat III; 6. menyusun kurikulum Diklat pada Diklatpim Tingkat II; 7. menyusun
kurikulum
Diklat
pada
Diklat
Pembentukan
Jabatan
Fungsional; 8. menyusun kurikulum Diklat pada Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Dasar; 9. menyusun kurikulum Diklat pada Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Lanjutan; 10. menyusun kurikulum Diklat pada Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Menengah; 11. menyusun kurikulum Diklat pada Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Tinggi; 12. menyusun bahan ajar sesuai spesialisasinya pada Diklatpim Tingkat IV; 13. menyusun bahan ajar sesuai spesialisasinya pada Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional; 14. menyusun bahan ajar sesuai spesialisasinya pada Dikat Fungsional Penjenjangan Tingkat Lanjutan; 15. menyusun bahan ajar sesuai spesialisasinya pada Dikat Teknis; 16. menyusun GBPP/RBPMD dan SAP/RP sesuai spesialisasinya pada Diklatpim Tingkat IV; 17. menyusun GBPP/RBPMD dan SAP/RP sesuai spesialisasinya pada Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional; 18. menyusun GBPP/RBPMD dan SAP/RP sesuai spesialisasinya pada Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Lanjutan;
14
19. menyusun bahan tayang sesuai spesialisasinya pada Diklatpim Tingkat IV; 20. menyusun bahan tayang sesuai spesialisasinya pada Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional; 21. menyusun bahan tayang sesuai spesialisasinya pada Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Lanjutan; 22. menyusun bahan tayang sesuai spesialisasinya pada Diklat Teknis; 23. menyusun modul Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklatpim Tingkat IV; 24. menyusun modul Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional; 25. menyusun modul Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Lanjutan; 26. menyusun modul Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Teknis; 27. menyusun soal ujian Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklatpim Tingkat IV; 28. menyusun
soal
ujian
Diklat
sesuai
spesialisasinya
pada
Diklat
Pembentukan Jabatan Fungsional; 29. menyusun soal ujian Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Lanjutan; 30. menyusun soal ujian Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Teknis; 31. melaksanakan tatap muka di depan kelas Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklatpim Tingkat IV; 32. melaksanakan tatap muka di depan kelas Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional;
15
33. melaksanakan tatap muka di depan kelas Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Lanjutan; 34. memeriksa jawaban ujian Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklatpim Tingkat IV; 35. memeriksa jawaban ujian Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional; 36. memeriksa jawaban ujian Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Lanjutan; 37. membimbing peserta Diklat dalam penulisan Kertas Kerja (KK) pada Diklatpim Tingkat IV sesuai spesialisasinya; 38. membimbing
peserta
Diklat
dalam
Praktek
Kerja
Lapangan
(PKL)/Observasi Lapangan (OL) pada Diklatpim Tingkat IV sesuai spesialisasinya; 39. menjadi moderator/narasumber pada seminar/lokakarya/diskusi dalam kelas pada Diklatpim Tingkat IV sesuai spesialisasinya; 40. mengelola program Diklat di instansinya sebagai anggota; 41. melaksanakan evaluasi program Diklat pada Diklatpim Tingkat IV; 42. melaksanakan evaluasi program Diklat pada Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional; 43. melaksanakan
evaluasi
program
Diklat
pada
Diklat
Fungsional
Penjenjangan Tingkat Lanjutan; 2.
Pembagian tugas mengajar.
Dalam pembagian tugas Widyaiswara hendaknya diperhatikan faktor pengetahuan dan kualifikasi ijazah yang dimiliki oleh seseorang Widyaiswara itu dan
16
keterampilan yang dimilikinya terhadap materi Kediklatan atau bidang studi yang menjadikan tanggung jawabnya. Pembagian tugas ini biasa dilakukan dalam rapat Widyaiswara menjelang pelaksanaan program baru pada awal tahun ajaran atau pada awal semester baru. Pembagian tugas ini bila pada Balai diklat , dimaksudkan untuk menempatkan Widyaiswara yang bertanggung jawab dalam mengajar pada suatu kelas tertentu, lain halnya pada Balai Diklat termasuk pada Balai Diklat Keagamaan Manado dengan sistem Widyaiswara spesilisasi maka adanya penempatan Widyaiswara pada suatu kelas dengan jumlah jam Kediklatan yang harus ia mengajar dalam satu minggu. Jadi Widyaiswara mengajar tidak hanya mengajar terbatas pada satu kelas saja. Sebagai pendidik dan Widyaiswara, Widyaiswara harus dapat membina peserta diklatnya dalam rangka mencapai pertumbuhan dan perkembangan murid secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Sebagai pendidik dan Widyaiswara seorang Widyaiswara harus dapat menciptakan suasana yang aktif dan menganggap peserta diklat sebagai objek yang belajar, yang ingin tahu, dan tugas Widyaiswara di sini adalah memberikan motivasi yang tinggi, agar murid dapat belajar dan tetap mau belajar. Berdasarkan Widyaiswara sebagai pendidik dan Widyaiswara di Balai Diklat , maka perlu menggunakan berbagai alat seperti : buku, daftar-daftar yang diperlukan dan laporan. Untuk terlaksananya kegiatan atau tugas Widyaiswara sebagai pendidik dan Widyaiswara perlu membuat program kegiatan mengajar, baik untuk jangka pendek dan jangka pajang, dengan membuat persiapan harian
17
secara teratur, serta membuat catatan tentang segala kegiatan yang membantu lancarnya kegiatan pendidikan di Balai Diklat tersebut. 3. Penyusunaan persiapan mengajar. Dalam proses belajar mengajar diBalai Diklat seorang Widyaiswara harus dapat mengetahui dan menggunakan pendekatan-pendekatan dalam menyampaikan bahan Kediklatan pada Peserta Diklat yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Darwis A. Soelaiman (1999:89-90) menulis sebagai berikut: Mengajar menyangkut hubungan manusia dengan manusia lain sebagai satu struktur hubungan yang teratur. Mengajar menuntut adanya hubungan antara tiga hal yaitu : metode mengajar, hal-hal yang diajarkan, dan tingkah laku peserta diklat. Dalam kurikulum Balai Diklat biasanya untuk diklat administrasi dan teknis langsung dibina ole Lembaga Administrasi Negara yang dikembangkan melalui model
satuan
Kediklatan,
dimana
mencerminka
seluruh
komponen
Widyaiswaraan secara integral, yang meliputi: Tujuan Widyaiswaraan, materi, metode mengajar, alat/media , Peraktek di Laboratorium dan evaluasi. Pada prinsipnya setiap Widyaiswara dibebankan tugas untuk menyusun satuan Kediklatan yang akan disampaikan kepada Peserta Diklatnya. Kepala Balai Diklat sebagai pimpinan dan penanggung jawab tertinggi diBalai Diklat hendaknya mengkoordinir, memeriksa dan mensahkan setiap satuan Kediklatan yang dibuat oleh Widyaiswara, dengan tujuan agar jalannya Kediklatan di Balai Diklat sesuai dengan ketentuan yang ada dengan kurikulum. Tercapainya tujuan mata Kediklatan tergantung efektif tidaknya metode mengajar yang dipergunakan.
18
setelah selesai mengadakan evaluasi bagi murid pada suatu Balai Diklat , maka langkah selanjutnya yang perlu ditempuh oleh seorang yang merupakan kegiatan administratif yang sangat penting adalah kegiatan melaporkan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan, setelah kurikulum dilaksanakan, maka perlu dilakukan penilaian terhadap proses belajar mengajar untuk memberikan umpan balik kepada pihak pengembangan kurikulum serta para pelaksana. Di Balai Diklat
Menengah Umum dewasa ini kegiatan bimbingan dan
penyuluhan sudah ditangani secara khusus oleh seorang atau dua orang Widyaiswara bimbingan dan penyuluhan. Namun kegiatan ini tidak akan berhasil dengan baik, apabila tidak ada kerja sama dengan Widyaiswara yang lainnya, karena tidak mungkin seorang Widyaiswara membimbing dapat mengetahui seluruh problema yang dihadapi oleh seorang murid walaupun digunakan berbagai metode pendekatannya. Oleh karena hal yang demikian, Widyaiswara yang mengajar di kelas setiap saat mengamati perilaku setiap Peserta Diklatnya untuk mengambil kesimpulan apakah anak tersebut mengalami hambatan dalam belajar, kalau memang ada Widyaiswara
yang
mengamati
harus
segera
membuat
laporan
kepada
Widyaiswara yang bertugas dalam bimbingan dan penyuluhan, untuk memberi bantuan seperlunya, sehingga anak tersebut akan menjadi normal kembali. Menurut M. Ngalim Purwanto (1996:125) mengatakan bimbingan adalah : Bantuan yang diberikan kepada seseorang dalam usaha memecahkan kesukarankesukaran yang dialaminya, bantuan tersebut hendaknya merupakan bantuan yang dapat menyadarkan orang itu akan pribadinya sendiri sehingga dengan demikian ia sanggup memecahkan sendiri kesukaran-kesukaran yang dihadapinya.
19
Pada dasarnya bimbingan itu diberikan kepada seluruh Peserta Diklat di Balai Diklat , baik yang mengalami lambat belajar maupun yang normal atau yang cerdas. 2. Faktor Penghambat Pelaksanaan Administrasi Widyaiswaraan Fator-faktor yang mempengaruhi terhambatnya pelaksanaan administrasi Widyaiswaraan pada umumnya cukup kompleks. Hal ini kita menyadari bahwa administrasi Widyaiswaraan merupakan salah satu diantara alat utuk menciptakan agar anak didik dapat memiliki kepribadian yang tinggi dan baik, oleh karena itu diperlukan suatu sistem administrasi Widyaiswaraan Balai Diklat
yang
memungkinkan untuk mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan tersebut banyak faktor yang akan mempengaruhinya. Sesuai masalah di atas, Retnaningsih Burhan (2002:20) mengemukakan beberapa faktor antara llain : 1.
Populasi Balai Diklat senantiasa meningkat
2.
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan tehnologi yang begitu pesat
3.
Keterbelakangan negara kita banyak dalam bidang pembanguan negara
4.
Adanya alat-alat modern dalam pendidikan
5.
Hasil-hasil baru tentang psikologi belajar
6.
Perkembangan peserta diklat dan situasi masyarakat
7.
Bahan-bahan Kediklatan yang sudah usang
8.
Percobaan baru tentang kurikulum
20
Sejalan dengan itu Retnaningsih Burhan (2002:21) menegaskan pula hambatan-hambatan lain yang lain yang dijumpai dalam pelaksanaan administrasi Widyaiswaraan sebagai berikut: 1. Uniformitas kurikulum di Indonesia dulu dan kini belum memungkinkan atau mengizinkan eksperimentasi untuk percobaan ide-ide baru 2.
Widyaiswaraan sangat terikat oleh tradisi lama
3.
Buku-buku Kediklatan masih banyak dipengaruhi oleh buku zaman kolonial dulu
4.
Kebanyakan Widyaiswara menganggap lebih aman dan senang mengikuti cara-cara rutin yang lama
5.
Sebahagian besar mutu Widyaiswara-Widyaiswara belum memenuhi pendidikan yang diperluaskan sehingga dalam penerapan kurikulum baru belum banyak berhasil. Dari sekian banyak faktor yang telah disebutkan, pada hakikatnya
ditentukan oleh sikap pendidikan, karena itu tugas kita menentukan kurikulum yang sebaik-baiknya untuk keperluan kita dalam menunjang pendidikan kepada para anak didik, dan untuk mencapai cita-cita tersebut maka kurikulum di semua tingkat pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai perWidyaiswaraan tinggi baik negeri maupun swasta harus disesuaikan dengan kurikulum yang sudah ada. Kalau semua masalah di atas tidak dapat diatasi oleh yang berkepentingan, maka perlaksanaan administrasi Widyaiswaraan tidak akan berjalan dengan lancar sebagaimana yang diharapkan, karena apa yang dibutuhkan tidak terpenuhi.
21
3. Faktor Penunjang Terlaksananya Adminstrasi Widyaiswaraan Sebagaimana yang telah penulis kemukakan di atas bahwa administrasi Widyaiswaraan yaitu menyiapkan dan mengatur situasi Balai Diklat
untuk
memperlancar proses belajar mengajar di Balai Diklat . Administrasi ini harus dapat
menunjukkan
perpaduan
belajar
dan
bekerja,
yang
merupakan
pengembangan pemikiran perpaduan teori dan praktek dan hendaknya dicegah pandangan yang rnenganggap bahwa bekerja merupakan penghalang bagi kelancaran belajar. Untuk menunjang kelancaran administrasi Widyaiswaraan ini, maka Oemar Hamalik (1990:60) mengatakan bahwa di dalamnya harus di tunjang oleh beberapa faktor yaitu "harus adanya 'manusia' (man) kemudian harus adanya "money' (dana) dan selanjutnya harus didukung oleh 'material' (benda)". Semua unsur atau faktor di atas dapat diikutsertakan dalam melaksanakan atau merencanakan semua kegiatan proses belajar mengajar di Balai Diklat yang bertujuan agar adminstrasi Widyaiswaraan dapat berjalan dengan lancar serta dapat menghindari hambatan-hambatan yang dihadapi dan faktor-faktor itu penting di dalam memperlancar pelaksanaan dan meningkatkan efektivitas di dalam mencapai tujuan. Untuk lebih jelasnya, perlu diuraikan faktor di atas dalam pelaksanaannya sebagai berikut: 1.
Faktor Man (Manusia) Yang dimaksud dengan man adalah mencakup semua personil Balai Diklat
dan semua anggota yang terlibat dalam proses belajar mengajar, atau yang bertindak sebagai pengelola kelancaran suatu administrasi. Menurut S. Nasution
22
(1992:251) mengatakan yang termasuk personil adalah "Kepala Balai Diklat , Widyaiswara-Widyaiswara, dan Peserta diklat". Ketiga macam unsur di atas mempunyai fungsi yang berbeda dalam pelaksanaan administrasi Widyaiswaraan di Balai Diklat , walaupun demikian antara suatu dengan unsur
lainnya mempunyai kaitan yang tidak dapat
dipisahkan. Dalam kewajiban, wewenang dengan tanggung jawab, dengan adanya kerja sama dari unsur di atas maka akan dapat mempermudah dan akan mempelancar jalannya pendidikan sebagaimana yang diharapkan. Untuk lebih jelasnya
ketiga
faktor
penunjang
terhadap
pelaksanaan
administrasi
Widyaiswaraan akan diuraikan sebagai berikut: a.
Kepala Balai Diklat Kepala Balai Diklat adalah seorang administrator yang diangkat untuk memimpin penyelenggaraan pendidikan. Pemimpin ini ialah untuk mereka yang terlibat dalam penyelengaraan pendidikan dan Widyaiswaraan, agar mau dan mampu bekerja dengan menggunakan alat-alat yang ada untuk mencapai tujuan Balai Diklat . Seorang pemimpin harus berusaha agar kelompok yang dipimpinnya dapat melaksanakan tugas, kegiatan-kegiatan dengan terarah untuk tujuan yang telah ditetapkan. Hadari Nawawi (1992:90) menegaskan fungsi kepala Balai Diklat sebagai
administrator
mengarahkan,
adalah
"merencanakan,
mengkoordinasikan
dan
mengawasi
mengorganisasikan, seluruh
kegiatan
pendidikan yang diselenggarakan di Balai Diklat ". Kemudian
dalam
Buku
Pedoman
Umum
Penyelenggaraan
Adminitrasi Balai Diklat Menengah oleh Depdikbud (1993:4) menyebutkan
23
bahwa kepala Balai Diklat
mempunyai tugas yaitu "merencanakan,
mengawasi, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengevaluasi diseluruh kegiatan pendidikan di Balai Diklat ". Jadi
kepala
Balai
Diklat
sebagai
administrator
harus
mengorganisasikan semua sumber daya secara efektif dan efesien sesuai dengan peraturan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam melakukan tugasnya sehari-hari kepala Balai Diklat
dibantu oleh Wakil
Kepala Balai Diklat yang menangani bidang-bidang tertentu Balai Diklat , Widyaiswara, pegawai tata usaha Balai Diklat dan pegawai lainnya yang ada di bawah pembinaannya. Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab kepala Balai Diklat dalam pelaksanaan administrasi Widyaiswaraan, kiranya tidak terlepas dari pelaksanaan fungsi kepala Balai Diklat
yang telah
disebutkan di atas. Sedangkan tugas dan tanggung jawab kepala Balai Diklat sebagai supervisor pendidikan yaitu membantu perkembangan anggota-anggota staf dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di Balai Diklat . Selanjutnya B. Suryo Subroto (1994:137) mengemukakan tugas dan tanggung jawab kepala Balai Diklat sebagai supervisor yaitu "kepala Balai Diklat harus mampu meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat mana yang diperlukan bagi kemajuan Balai Diklat agar tujuan pendidikan di Balai Diklat tercapai secara maksimal". Selanjutnya M, Ngalim Purwanto (1996:80) mengemukakan bahwa tugas dan tanggung jawab kepafa Balai Diklat sebagai supervisor yaitu: Kepala Balai Diklat hendaknya pandai meneliti, mencari dan menentukan
24
syarat-syarat mana sajakah yang sangat diperlukan bagi kemajuan Balai Diklat nya, sehingga tujuan-tujuan pendidikan di Balai Diklat itu semaksimal mungkin dapat tercapai. Dari batasan pendapat para ahli tersebut di atas dapatlah diketahui bahwa tugas dan tanggung jawab kepala Balai Diklat sebagai supervisor yaitu memberikan bimbingan kepada Widyaiswara-Widyaiswara atau staf untuk mengembangkan kemampuannya dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di Balai Diklat , serta meneliti, mencari dan menentukan syaratsyarat mana saja yang sangat diperlukan bagi kemajuan Balai Diklat sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara maksimal. Dengan demikian tugas dan tanggung jawab kepala Balai Diklat sebagai supervisor merupakan tugas dan tanggung jawab yang sangat berat dan komplek. b.
Widyaiswara-Widyaiswara Widyaiswara merupakan salah satu faktor yang penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, karena kegiatan Balai Diklat tidak akan berjalan sebagaimana mestinya kalau tidak adanya tenaga Widyaiswara beserta pegawai administrasi lainnya. Widyaiswara orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas serta mempunyai pengalaman dalam berbagai bidang, dan berusaha untuk membawa mereka ketingkat yang lebih dewasa dengan tujuan supaya anak didiknya menjadi lebih terampil dan mampu berdiri sendiri serta dapat bertanggung jawab terhadap diri pribadinya. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam pelaksanaan kegiatan seharihari di Balai Diklat , terdapat beraneka macam pekerjaan seperti
25
merencanakan dan mengembangkan suatu Kediklatan berdasarkan Kebijakan Kependidikan
dan
Widyaiswaraan
(PPSI),
melaksanakan
penyajian
pendidikan dan Widyaiswaraan, mengadakan penilaian terhadap proses belajar dan mengajar serta evaluasi hasil belajar anak didik. Yang dimaksud dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) ialah suatu bentuk Widyaiswaraan yang diatur menurut suatu sistem, yaitu sebagai suatu kesatuan yang terorganisir, yang terdiri dari sejumlah komponen yang saling berhubungan dengan yang lain, dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dalam pembuatan perencanaan mengajar Widyaiswara-Widyaiswara harus menjabarkan secara terperinci setiap aspek kegiatan yaitu dari penetapan tujuan Kediklatan sampai kepada evaluasinya. Dalam hal ini menurut Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto (1994:143) mengatakan aspek kegiatan perencanaan mengajar adalah: -
Identifikasi
-
Merencanakan tujuan Kediklatan
-
Perencanaan kegiatan belajar mengajar
-
Perencanaan tentang materi Kediklatan
-
Merencanakan metode
-
Merencanakan alat Kediklatan
-
Merencanakan alat evaluasi
Dengan
kompleknya
kegiatan
mengajar
belajar
sehingga
mengharuskan seorang Widyaiswara harus senantiasa menaruh perhatian terhadap perencanaan dengan seksama. Perencanaan menagajar tidak
26
tergantung pada yang tertulis saja, tetapi juga yang tidak tertulis. Seperti usaha
menguasai
bahan
Kediklatan
yang
disajikan,
memberi
dan
mengumpulkan sendiri alat-alat peraga dan sebagainya. Agar semua pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan adanya staf Balai Diklat
atau Widyaiswara dan pegawai lainnya, yang memiliki
kecakapan tertentu menurut bidangnya masing-masing. c.
Peserta Diklat Peserta diklat sebagai subjek dan objek pendidikan, harus diatur sedemikian rupa mengenai hak dan kewajibannya, pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus dimiliki murid, sehingga murid akan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangannya dan ia akan mampu berdiri sendiri dan mampu memberikan sumbangan kepada masyarakat. Peserta Diklat yaitu anak didik yang merupakan subjek dan objek dari pendidikan, selama masih mengikuti proses belajar mengajar pada suatu tingkat
pendidikan.
M.
Ngalim
Purwanto
(1996:21)
menyatakan
"administrasi peserta diklataadalah sebagai sesuatu yang menyangkut kegiatan lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya dan khususnya mengenai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan unsur peserta diklat". Setelah adanya gedung Balai Diklat dengan segala fasilitasnya, tidak akan mempunyai arti jika tidak ada Peserta Diklat. Oleh sebab itu sebelum Balai Diklat dibangun harus diperhatikan dahulu keadaan masyarakat di sekitar lokasi Balai Diklat yang akan dibangun itu, apakah anak-anak umur Balai Diklat bisa mencukupi atau tidak, sehingga Balai Diklat tidak akan mengalami kekurangan peserta diklat.
27
Setelah tersedianya peserta, maka harus dapat disusun segala kegiatan-kegiatan yang menyangkut dengan Peserta Diklat secara oprasional yang antara lain melayani para Peserta Diklat, mengadakan orientasi, pencatatan dan penilaian, memberi bimbingan dan penyuluhan kepada Peserta Diklat dan menciptakan disiplin terhadap para Peserta Diklat sehingga dapat merubah sikap kearah yang lebih baik, agar tujuan pendidikan dan Widyaiswaraan dapat tercapai secara tepat guna dan berhasil guna. 2.
Faktor Money (Biaya/uang) Yang dimaksud dengan uang adalah sesuatu yang secara umum diterima
di dalam pembayaran untuk pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta untuk pembayaran hutang-hutang dan sering dipandang sebagai kekayaan yang dimilikinya, yang dapat digunakan untuk membayar sejumlah tertentu hutang dengan kepastian dan tanpa penundaan. Menurut Hensdyat Soetopo dan Wasty Soemanto (1992:220)
mengatakan masalah
pembiayaan atau budgeting
merupakan: Suatu hal yang sangat dibutuhkan karena lancar atau tidaknya organisasi adalah tergantung besar kecilnya anggaran yang ada. Semua kebutuhan baik personal maupun material akan mudah dipenuhi bila organisasi itu cukup biaya. Dalam setiap kegiatan uang memegang peranan penting dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan uang ini dapat dibiayai dan melengkapi semua kebutuhan yang diperlukan supaya kegiatan administrasi dapat berjalan dengan lancar sebagaimana yang telah digariskan. Suatu kegiatan sering terhambat, disebabkan karena dana/uang yang diperlukan. Demikian juga Balai Diklat sebagai organisasi pendidikan hanya mungkin dapat hidup apabila ada biaya.
28
3.
Faktor Material (Alat/benda) Yang dimaksud dengan material adalah fasilitas yang diperlukan dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan. Setiap bentuk kerja sama sejumlah manusia dalam merealisasikan kegiatannya, memerlukan alat pembantu. Efesiensi dan efektivitas kegiatannya itu dipengaruhi oleh tepat tidaknya alat bantu yang tersedia dan diperlukan. Alat-alat tersebut berupa benda-benda yang dilingkungan pendidikan tidak hanya terbatas pada peralatan kantor/tata usaha, akan tetapi berupa alat tehnis educatif yang berhubungan dengan usaha peningkatan mutu proses belajar mengajar. Material yang ada di Balai Diklat
dapat
dibagi/dibedakan ke dalam dua macam yaitu material yang mobiler dan material yang non mobiler. Kedua alat tersebut di atas sangat besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan administrasi Widyaiswaraan pada umumnya dan proses belajar mengajar khususnya, dalam meningkatkan mutu pendidikan secara efektif dan efisien dalam kegiatan sehari-hari di Balai Diklat . Sesuai dengan masalah yang telah diuraikan di atas M. Mohd. Rifai Jodoprawiro (1992:116) mengatakan yang dimaksud dengan "Administrasi material adalah semua perlengkapan yang ada baik langsung digunakan dalam kurikulum belajar mengajar maupun yang tidak langsung, yang meliputi alat kantor, perlengkapan dan mebeler, alat Kediklatan". Untuk mencapai maksud dan tujuannya secara baik maka kesemua alat itu perlu adanya pencatatan, pengadaan, penyimpanan, sehingga dapat dipergunakan sesuai dengan keperluan yang dibutuhkan dalam jangka waktu yang lama, dalam usaha meningkatkan mutu Kediklatan. Dari ketiga faktor yang telah penulis sebutkan di atas harus benar-benar diperhatikan, karena tanpa adanya manusia,
29
alat dan uang sulit dibayangkan tercapainya keberhasilan suatu administrasi dengan baik. Kerangka pikir adalah merupakan suatu pola dasar untuk melaksanakan kegiatan penelitian, sedangkan menurut Mujiman (1981:33) mengatakan bahwa : "Kerangka pikir adalah suatu konsep yang berisi tentang hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dalam rangka memberikan jawaban sernentara terhadap masalah yang diteliti ".
Dari teori diatas, nampak jelas bahwa yang dimaksud dengan kerangka pikir adalah suatu konsep dasar untuk menjawab sementara mengenai keterkaitan hubungan antara variabel-variabel yang menjadi obyek penelitian. Selanjutnya yang terkait dengan variabel penelitian adalah para tenaga administrasi dan tenaga Widyaiswara yang merupakan faktor yang utama dalam meningkatkan mutu pendidikan dan mutu Widyaiswaraan, yang tidak lepas dari aktivitas administrasi Widyaiswaraan terkait didalamnya menyangkut masalah pengadaan, penerapan, pembinaan dan juga kesejahteraan Widyaiswara. Pengadaan
dan
pembinaan
Widyaiswara
adalah
tuntutan
proporsionalisme. Dalam kaitannya terhadap mutu pendidikan dan mutu Widyaiswaraan maka efektifitas dan efisiensi Administrasi Widyaiswaraan beserta pembinaan Widyaiswara harus dilaksanakan secara kontinyu dan terpadu, sebab dalam pembinaan tersebut di samping peningkatan mutu Widyaiswara itu sendiri perlu juga mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas-tugas dan pelaksanaan tata tertib Widyaiswara. Pengawasan itu dimaksudkan agar pelaksanaan tugas-tugas pokok Widyaiswara berjalan secara disiplin yang
30
akhirnya akan membawa kepada mutu pendidikan dan mutu Widyaiswaraan pada tingkat yang lebih tinggi melalui administrasi Widyaiswaraan yang efektif. Dalam suatu Balai Diklat yang banyak sekali tenaga Widyaiswaranya, tentunya
masing-masing Widyaiswara
mempunyai
masalah
sendiri
dan
permasalahan itu beragam bentuknya, akan tetapi masih dalam konteks proses belajar mengajar. Masalah-masalah itu timbul karena pribadinya atau oleh karena lingkungannya. Oleh sebab itu perlu seorang kepala Balai Diklat bekerja sama dengan instansi terkait dalam hal ini untuk sering melakukan koordinasi dalam rangka memberikan bantuan kepada Widyaiswara dalam mengatasi dan membantu Widyaiswara dalam memecahkan masalahnya. Bantu itu diberikan secara terus menerus dan kontinyu sehingga setiap individu Widyaiswara terlepas dari masalah dan secara senang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Dalam kaitannya terhadap masalah tersebut diatas penulis akan mencoba menganalisis pada apa yang telah dilaksanakan selama ini dalam hal Penataan Administrasi Widyaiswaraan di Balai dengan pengaruh tingkat Efektifitasnya dalam melasanakan tugas-tugasnya sebagai tenaga pendidik dan tenaga administrasi Balai Diklat apakah telah menemui penataan yang baik, berjalan lancar, ataukah adanya kendala-kendala dan factor-faktor penyebab hambatan serta factor-faktor penunjangnya. C. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah beberapa penelitian yang secara teoritis dapat dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
31
Hipotesis menurut Benny Gunawan (1999:5) adalah proposisi yang sudah dirumuskan sedemikian rupa dan sementara diterima untuk diuji kebenarannya. Sementara Good dan Scates (dalam Natsir, 1999:182) mengatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk
untuk
langkah
penelitian
selanjutnya.
Sedangkan
Suryabrata (2003:21) merumuskan hipotesis merupakan jawaban sementara masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara dari masalah yang diteliti. Dengan demikian maka hipotesis pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bahwa berdasarkan Frekuensi dan Prosentase yang tergambar
telah
terjadi
hambatan-hambatan
dalam
penataan
Administrasi Widyaiswaraan di Balai Diklat Keagamaan Manado sehingga menimbulkan ketidak efektifan dan tidak efisien”. Dengan kata lain ada factor-faktor yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan Administrasi Widyaiswaraan di Balai
Diklat
Keagamaan Manado. Namun demikian ada pula factor-faktor yang menjadi penunjang dalam kelancaran dan efektifitas administrasi Widyaiswaraan. D. Metodologi Penelitian
32
Penelitian ini di laksanakan selama kurang lebih 3 (tiga) bulan, mulai dari bulan Oktober, Nopember, dan Desember dengan lokasi penelitian di Kantor Balai Diklat
Keagamaan Manado, Jl. Mr. A.A Maramis Km. 09 Paniki Bawah
Manado. Metode pengolahan data dalam penelitian ini adalah mempergunakan statistik sederhana yaitu statistik yang berfungsi untuk menggambarkan suatu keadaan dengan menggunakan tabel frekuensi, dengan rumus yaitu : P=
N
x100%
Dimana
P
=
F = N
Persentase yang diperoleh Frekwensi jawaban yang benar
=
Jumlah sampel
100 =
Bilangan tetap
Pengolahan data yang ditempuh adalah dengan menyusun data yang diperoleh ke dalam tabel yang disediakan menurut alternatif jawaban, hal ini dimaksudkan untuk mudah menarik kesimpulan dalam membuat laporan.
Penelitian ini merupakan studi kasus, di mana jenis dan sumber data yang di gunakan dalam penelitian terdiri dari : Adapun yang menjadi jabaran variabel dalam penelitian ini yaitu: 1.
Pengembangan metode Widyaiswaraan
2.
Kesesuaian sistem kurikulum dengan kemajuan sekarang
33
3.
Mekanisme metode Widyaiswaraan
4.
Sumber persediaan buku
5.
Pengembangan buku yang sedang dipakai
6.
Jenis-jenis hambatan yang dialami
7.
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Widyaiswaraan.
8.
Metode yang diterapkan diBalai Diklat
E. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Landasan Hukum. Dalam rangka penataan organisasi Balai Diklat dan Balai Litbang Agama, bersama ini kami sampaikan : a.
Keputusan Menteri Agama Nomor 345 Tahun 2004 tanggal 14 Juni 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Diklat Agama sebagai pengganti Bab III Keputusan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 1981.
b.
Keputusan Menteri Agama Nomor 346 Tahun 2004 tanggal 14 Juni 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan /agama sebagai pengganti dari Keputusan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 1978 dan Keputusan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 1978.
c.
Dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Agama tersebut maka nomenklatur kedua UPT tersebut berubah dari Balai Pendidikan dan
34
Latihan Pegawai Teknis Keagamaan menjadi Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan dan Balai Penelitian Aliran Kerohanian / Keagamaan, Balai Penelitian Lektur Keagamaan dan Balai Penelitian Agama dan Keagamaan menjadi Balai Penelitian dan Pengambangan Agama. 2. Visi dan Misi Balai Diklat Keagamaan Manado Visi dan Misi Balai Diklat Keagamaan Manado, yaitu :
Visi : “SDM Aparatur Keagamaan Yang Unggul dan Berakhlak Mulia”
Misi : Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkualitas Meningkatkan sarana dan prasarana kediklatan Meningkatkan SDM Penyelenggara Diklat Meningkatkan kualitas pelayanan kediklatan Menjalin koordinasi dan kemitraan dengan instansi terkait Menyajikan laporan yang akuntabel dengan system on-line 3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi, yaitu : a. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan (Balai Diklat Keagamaan) adalah unit pelaksana Teknis Badan Penelitian Pengembangan Agama dan Pendidikan
Pelatihan
Keagamaan
(Balitbang
Agama
dan
Diklat
Keagamaan), berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan.
35
b. Pembinaan teknis terhadap Balai Diklat dilaksanakan oleh Kepala Pusdiklat Administrasi dan Kepala Pusdiklat Tenaga Keagamaan sesuai bidang tugas masing-masing dan pembinaan administrasi, dilakukan oleh Sekretaris Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan. c. Balai Diklat Keagamaan, dipimpin oleh seorang Kepala d. Balai Diklat Keagamaan berjumlah 12 (dua belas) buah yaitu Balai Diklat : Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Manado, Denpasar, Makassar dan Ambon. e. Balai Diklat Keagamaan, mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan tenaga administrasi dan tenaga teknis keagamaan sesuai dengan wilayah kerja masing-masing. f. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Balai Diklat Keagamaan menyelenggarakan fungsi : 1) Perumusan visi, misi, dan kebijakan Balai Diklat Keagamaan 2) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga administrasi, dan tenaga teknis keagamaan 3) Pelayanan di bidang pendidikan dan pelatihan keagamaan 4) Penyiapan dan penyajian laporan hasil pelaksanaan tugas Balai Diklat Keagamaan 5) Pelaksanaan koordinasi dan pengembangan kemitraan dengan satuan organisasi/satuan kerja di lingkungan Departemen Agama dan pemerintah daerah, serta lembaga terkait lainnya. 4. Susunan Organisasi, susunan organisasi Balai Diklat Keagamaan terdiri dari, yaitu :
36
a. Susunan Organisasi Balai Diklat Keagamaan terdiri dari : 1)
Subbagian Tata Usaha
2)
Seksi Diklat Tenaga Administrasi
3)
Seksi Diklat Tenaga Teknis
4)
Kelompok Jabatan Fungsional widyaiswara administrasi
5)
Kelompok Jabatan fungsiongal widyaiswara teknis
b. Subbagian Tata Usaha Balai Diklat Keagamaan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administrasi bagi satuan kerja di lingkungan Balai Diklat Keagamaan. c. Seksi Diklat Tenaga Administrasi mempunyai tugas melakukan penyiapan dan pelaksanaan program, kegiatan akademik, kepesertaan dan sarana diklat structural, diklat kepemimpinan, diklat fungsional dan teknis administrasi. d. Seksi Diklat Tenaga Teknis Keagamaan mempunyai tugas melakukan penyiapan dan pelaksanaan program, kegiatan akademik, kepesertaan dan sarana diklat fungsional dan teknis keagamaan. e. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas subbagian Tata Usaha Balai Diklat Keagamaan menyelenggarakan fungsi : 1) Penyiapan bahan perumusan visi, misi, serta kebijakan Balai Diklat Keagamaan. 2) Penyiapan program dan anggaran serta pembinaan, pengelolaan dan koordinasi
di
bidang
keuangan
dan
IKN,
organisasi
dan
ketatalaksanaan, kepegawaian, hokum dan hubungan masyarakat, informasi kediklatan, admnistrasi perkantoran dan kerumahtanggaan.
37
3) Melaksanakan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan teknis dan administrasi balai serta penyelesaian tindaklanjut hasil pengawasan. f. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan bidang keahliannya berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku g. Jenis dan Jumlah tenaga Jabatan Fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja yang ada pada Balai Diklat Keagamaan. h. Jenis dan jenjang jabatan fungsional tesebut diatur dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. i.
jabatan fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Balai.
5. Tata Kerja, yaitu sebagai berikut : a. Dalam melaksanakan tugas, kepala Balai wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik di lingkungan Balai Diklat b. Memelihara hubungan yang serasi dengan semua instansi vertikal &teknis c. Kepala seksi menyampaikan laporan kegiatan kepada Kepala Balai melalui Kepala Subbagian Tata Usaha. d. Subbagian tata usaha menampung, mengolah dan menyusun laporan teknis dan administrasi serta akuntabilitas kinerja Balai Diklat Keagamaa, e. Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional f. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibantu sub
38
6. Struktur Organisasi Balai Diklat Keagamaan Manado Kepala Balai Diklat Keagamaan Drs.H.N.Harsono Nurdin,M.Si
Kasubbag Tata Usaha Hj. Kartini Lanes.M.Pd 1. Bag. Keuangan 2. Bag. Kepegawaian 3. Bag. Pendataan
Kasi Diklat Tenaga Tek H.Khaeroni.S.Sos.M.Si
Kasi Diklat Tenaga Ad, Dra. Hadjidja Pakudu
Koordinator Widyaiswara Drs. Rusli. M.Si 1. Widyaiswara Teknis 2. Widyaiswara Administrasi
Gambar-3 Struktur Organisasi Balai Diklat Keagamaan Manado Keterangan : Struktur organisasi pada Balai Diklat Keagamaan Manado terdiri dari Kepala Balai Diklat Keagamaan Manado, para pejabat struktural yaitu Kasubag Tata Usaha yang mengurusi kepegawaian, keuangan, dan tata persuratan. Kepala Seksi Diklat Tenaga Teknis dan Kepala Seksi Diklat Administrasi mengurusi tentang pelaksanaan diklat teknis dan diklat administrasi. Diklat administrasi berkaitan dengan pelaksanaan diklat Prajabatan baik golongan I, II, dan III, serta diklat PIM IV dikhususkan pada pejabat eselon IV di lingkungan Departemen Agama.
39
Di samping itu juga diklat administrasi terdiri dari diklat peningkatan kualitas kepemimpinan Kepala KUA, dan Kasubbag Tata Usaha, serta peningkatan keterampilan staf. Disamping itu juga untuk diklat teknis kebanyakan mendiklatkan pejabat fungsional di lingkungan Departemen Agama termasuk para penyuluh, penghulu, pengawas dan guru. Koordinator widyaiswara yang teridiri dari widyaiswara teknis dan administrasi sebagai staf Widyaiswara pada Balai Diklat Keagamaan Manado. Widyaiswara juga melakukan tugasnya sebagai pengawas disesuaikan dengan bidang tugasnya. Jika diklat administrasi maka yang mengajar adalah widyaiswa administrasi dan jika diklat teknis maka yang mengajar adalah widyaiswara teknis. 2. Pengujian Data Berdasarkan data yang telah diperoleh melalui hasil wawancara dan survei angket, sesuai permasalahan penelitian maka hasil penelitian dapat dideskripsikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, sebagai berikut : Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara mengedarkan angket sesuai dengan jumlah keseluruhan populasi yang ada 40 orang. Angket yang dibagikan terdiri dari 19 item, item-item tersebut merupakan gambaran umum dari faktor-faktor penghambat pelaksanaan administrasi Widyaiswaraan. Angket yang penulis gunakan berbentuk angket tertutup, dimana responden memilih salah satu jawaban yang tersedia, yang menurut anggapannya paling tepat dan benar pada setiap item tes. Bentuk angket yang penulis buat adalah sebagaimana yang tertulis berikut ini, sekaligus sebagai gambaran perolehan data lapangan melalui jawaban responden. Pertanyaan 1
40
Apakah Bapak/Ibu Widyaiswara diberikan kesempatan untuk melakukan pengembangan merode Widyaiswaraan berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan ? Tabel 1 :
No a.
Pendapat responden mengenai; Kesempatan Melakukan Pengembangan Metoda Widyaiswaraan Berdasarkan Kurikulum yang telah Ditentukan Alternatif Jawaban Frekuensi persentase
Tidak ada kesempatan
b. Diberikan kesempatan c. Diberikan kesempatan tapi terbatas Sumber: Data Primer 2012
-
-
36
90
40 4
100,00 10
Berdasarkan data dari tabel 1 di atas dapat disimpulkan, bahwa pada umumnya Widyaiswara-Widyaiswara pada Balai
Diklat Keagamaan Manado
diberikan kesempatan untuk melakukan pengembangan metoda Widyaiswaraan berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan, dan sedikit sekali diantara mereka yang diberikan kesempatan tapi terbatas. Pertanyaan 2 Sistem kurikulum yang sedang diberlakukan sekarang ini, apakah menurut Bapak/Ibu sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan dunia ? Tabel 2
No a.
: Sistem kurikulum yang Sedang Diberlakukan Sekarang Sesuai atau tidak dengan Kebutuhan Kemajuan Dunia Pada Umumnya
Alternatif Jawaban Tidak sesuai
b. Kurang sesuai Jumlah c. Sangat sesuai Sumber: Data Primer 2012
41
Frekuensi
Persentase
4
10
6
15
40 30
100 75
Berdasarkan data dari tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa, pada umumnya sistem kurikulum yang berlaku sekarang sangat sesuai dengan kebutuhan kemajuan dunia pendidikan, dan sedikit sekali yang kurang sesuai dengan kebutuhan kemajuan dunia pendidikan, dan sedikit sekali yang tidak sesuai dengan kebutuhan kemajuan dunia pendidikan. Pertanyaan 3 Untuk mengimbangi suatu ilmu pengetahuan dan tehnologi, apakah diperlukan pembaharuan/perubahan terhadap aspek-aspek sistem kurikulum pendidikan yang sedang diberlakukan ? Tabel 3 :
No
Perlu Tidaknya Pembaharuan/Perubahan Terhadap Aspekaspek Sistem Kurikulum yang Sedang Diberlakukan Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
a. Perlu dilakukan
6
15
b. Tidak perlu dilakukan
-
-
c. Dirubah menurut kebutuhan
30
75
d. Hanya sebagian tertentu dirubah
4
10
40
100,00
Jumlah Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan data dari tabel 3 di atas dapat diketahui, bahwa lebih dari setengah responden perlu dilakukan pembaharuan/perubahan terhadap aspekaspek sistem kurikulum yang sedang diberlakukan, dan kurang dari setengah responden dirubah menurut kebutuhan, serta sedikit sekali menginformasikan hanya sebagian tertentu dirubah. Pertanyaan 4
42
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang program mengefektivitaskan kurikulum agar tujuan pendidikan dapat dicapai kearah yang baik ? Tabel IV-4 :
Pendapat
Responden
Tentang Mengefektivitaskan
Kurikulum No
Alternatif Jawaban
a.
Perlu dibina dan dikembangkan
b.
Dikurangi ruang lingkupnya
c.
Diperlengkapi fasilitasnya
Jumlah Sumber: Data Primer 2012
Frekuensi
Persentase
16
40
-
-
24
60
40
100,00
Berdasarkan data dari tabel 4 di atas dapat disimpulkan, bahwa tentang program mengefektivitaskan kurikulum agar tujuan pendidikan dapat dicapai kearah yang lebih baik pada Balai Diklat Keagamaan Manado, sebagian besar responden berpendapat perlu dibina dan dikembangakan, hanya sebagian kecil diperlengakapi fasilitasnya. Pertanyaan 5 Peningkatan kualitas pedidikan dalam usaha menjawab kebutuhan akan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, apakah perlu pengembangan sistem kurikulum yang telah ditetapkan ? Tabel 5 :
Perlu Tidaknya Pengembangan Sistem Kurikulum yang Telah Ditetapkan
No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
a.
Sangat perlu
20
50
b.
Kurang perlu
-
-
c.
Tidak perlu
20
50
40
100,00
Jumlah
43
Sumber: Data Primer 2012 Berdasarkan data dari tabel-5 di atas dapat diketahui, bahwa pada umumnya sangat perlu pengembangan sistem kurikulum yang telah ditetapkan dan sedikit sekali menjawab kurang perlu pengembangan sistem kurikulum yang telah ditetapkan. Pertanyaan 6 Problema-problema yang menghambat kemajuan dan perkembangan metode Widyaiswaraan di Indonesia salah satu diantaranya karena isi dan organisasi kurikulum masih berpedoman pada separate subjek kurikulum, apakah di Balai Diklat Bapak/Ibu masih berpedoman pada tradisi lama tersebut ? Tabel IV-6 :
Masih
Tidaknya
Widyaiswaraan
Berpedoman
pada
Tradisi Lama No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
a.
Masih
10
25
b.
Tidak
30
75
40
100,00
Jumlah Sumber: Data Primer 2012
Berdasarkan data dari tabel -6 di atas dapat disimpulkan, bahwa metode Widyaiswaraan di Indonesia pada umumnya tidak berpedoman pada tradisi lama, karena tradisi lama tersebut mengarah pada pembentukan segi intelek (kecerdasan) saja, bersifat hafalan dan pendidikan ditujukan pada segolongan tertentu, sedangkan metode dengan sistem pengejaran baru dianggap sesuai dengan tuntutan kebutuhan pendidikan sekarang ini sebab sistem kurikulum baru mengarah pada pembentukan seluruh kepribadian murid, memecahkan persoalan hidup yang nyata, Widyaiswaraan ditujukan untuk masa depan dan yang
44
diperlukan sekarang, dan sedikit sekali menginformasikan masih berpedoman pada tradisi lama. Pertanyaan 7 Sehubungan dengan pertanyaan nomor 6 di atas, kalau Bapak/Ibu menjawab a (masih) apakah mekanisme metode Widyaiswaraan lama dianggap ada revalansinya dalam mewujudkan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas anak didik ? Tabel 7
: Mekanisme Metode Widyaiswaraan Lama Dianggap Ada Relevansinya Dalam Mewujudkan Kemajuan Ilmu Pengetahuan
No a.
Alternatif Jawaban Sangat relevan
b.
Tidak relevan Jumlah c. Kurang relevan Sumber data primer 2012
Frekuensi
Persentase
4
10
8 40 28
20 100,00 70
Berdasarkan data dari tabel 7 di atas dapat disimpulkan, bahwa iebih dari setengah menginformasikan kurang relevan metode Widyaiswaraan llama di dalam mewujudkan kemajuan ilmu pengetahuan dan sebagian kecil yang menjawab sangat relevan mekanisme metode pengajaan lama di dalam mewujudkan kemajuan ilmu pengetahuan, serta sedikit sekali menginformasikan tidak relevan. Pertanyaan 8 Widyaiswaraan dengan tradisi lama masih dipergunakan hingga sekarang, hal ini dimungkinkan karena apa ? (boleh dijawab lebih dari satu jawaban)
45
Tabel 8 : Alasan Widyaiswaraan dengan Tradisi Lama Masih Dapat Dipergunakan Hingga Sekarang No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
a. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan
22
60
b. Sesuai dengan kebutuhan pendidikan
12
30
c. Mudah untuk melaksanakan
2
5
d. Tidak ada metode yang lain
-
-
2
5
Sumber: Data Primer 2012 e.
Berdasarkan data dari tabel 8 di atas dapat disimpulkan, bahwa Widyaiswaraan denganPara tradisi lama pada umumnya dapat mempunyai meningkatkan pendidikan dan lebih dari Widyaiswara tidak setengah menginformasikan sesuai dengan kebutuhan kemampuan untuk mengembangkan metode pendidikan dan kurang dari setengah lainmenginformasikan mudah untuk melaksanakan hingga sekarang serta sedikit
sekali
para
Widyaiswara
tidak
mempunyai
kemampuan
untuk
mengembangkan metode lain. Pertanyaan 9 Dalam usaha pelaksanaan proses belajar mengajar, untuk melengkapi kebutuhan buku Kediklatan, maka Bapak/Ibu memperolehnya melalui apa ? (boleh dijawab lebih dari satu jawaban) Tabel 9 : Sumber Kebutuhan Buku Kediklatan kediklatan No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
a. Disediakan oleh pihak Balai Diklat
14
28
b. Dipinjam di perpustakaan
14
28
c. Dibeli sendiri (milik pribadi)
7
17,5
d. Dipinjam milik teman sekerja
5
12,5
Sumber: Data Primer 2012
46
Berdasarkan data dari tabel 9 di atas dapat disimpulkan, bahwa untuk melengkapi kebutuhan buku Kediklatan pada Balai Diklat Keagamaan Manado pada umumnya disediakan oleh Balai Diklat
dan dipinjam di perpustakaan.
Namun ada juga sebagian besar dibeli sendiri (milik pribadi) serta sedikit sekali yang dipinjam milik teman sekerja. Pertanyaan 10 Apakah buku Kediklatan yang dipakai dengan sistem kurikulum sekarang, merupakan pengembangan dari buku Kediklatan sebelumnya (zaman kolonial Belanda) Tabel 10 : Pengembangan
Buku
Kediklatan
yang Dipakai Sekarang
No Alternatif Jawaban a. Buku pengembangan buku Kediklatan yang
Frekuensi 6
Persentase 15
32
80
2
5
40
100,00
sama sebelumnya b. Sebagai merupakan pengembangan buku Kediklatan yang sama sebelumnya c. Semuanya merupakan pengembangan buku Kediklatan sebelumnya yang sama Jumlah Sumber: Data Primer 2012
Berdasarkan data dari tabel 10 di atas dapat disimpulkan, bahwa buku Kediklatan yang dipakai dengan sistem kurikulum sekarang pada umumnya sebagian merupakan pengembangan buku Kediklatan yang sama sebelumnya dan sedikit sekali bukan pengembangan buku Kediklatan yang sama sebelumnya serta sedikit sekali semuanya merupakan pengembangan buku Kediklatan yang sama sebelumnya.
47
Pertanyaan 1 Apakah dengan sistem kurikulum yang berlaku sekarang ini Bapak/Ibu mengalami hambatan dalam memenuhi kebutuhan buku Kediklatan ?
Tabel 11 : Ada
Tidaknya
Hambatan
dalam
Memenuhi Kebutuhan
Buku Kediklatan No Alternatif Jawaban a. Ada hambatan
Frekuensi -
Persentase -
b. Tidak ada hambatan
40
100,00
Jumlah Sumber: Data Primer 2012
40
100,00
Berdasarkan data dari tabel 11 di atas dapat diketahui, bahwa pada umumnya para Widyaiswara pada Balai
Diklat Keagamaan Manado
menginformasikan tidak ada hambatan dalam memenuhi kebutuhan buku Kediklatan. Pertanyaan 12 Untuk meningkatkan mutu pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi, apakah buku Kediklatan yang tersedia masih dipengaruhi peninggalan zaman kolonial ? Tabel 12 : Buku Kediklatan yang Tersedia Masih Tidaknya Dipengaruhi Pembelajaran Non Adragogik No Alternatif Jawaban a. Sangat dipengaruhi
Frekuensi 2
Persentase 5
b. Tidak dipengaruhi
6
15
c. Masih berpengaruh
20
50
40 12
100,00 30
Jumlah d. Kurang berpengaruh Sumber: Data Primer 2012
48
Berdasarkan data dari tabel 12 di atas dapat diketahui, bahwa buku Kediklatan yang tersedia kurang dari setengah masih berpengaruh dari peninggalan zaman kolonial (buku terbitan zaman kolonial) dan sebagian kecil kurang berpengaruh dan sebagian kecil tidak dipengaruhi serta sedikit sekali yang sangat dipengaruh. Pertanyaan 13 Apakah kepada staf Widyaiswara di Balai Diklat
Bapak/Ibu diberikan
kesempatan didalam melaksanakan metode Widyaiswaraan yang berlainan dengan yang telah ditetapkan ? Tabel 13 :
Ada Tidaknya Widyaiswara Diberikan Kesempatan Dalam Melaksanakan Metode Widyaiswaraan yang Berlainan dengan Metode yang Telah Ditetapkan
No Alternatif Jawaban a. Tidak ada kesempatan b. Selalu ada kesempatan Jumlah Sumber: Data Primer 2012
Frekuensi 8
Persentase 20
32 40
80 100,00
Berdasarkan data dari tabel 13 di atas dapat diketahui, bahwa pada umumnya selalu ada kesempatan staf Widyaiswara dalam melaksanakan metode Widyaiswaraan yang berlainan dengan metode yang telah ditetapkan dan sedikit sekali yang tidak ada kesempatan dalam melaksanakan metode Widyaiswaraan yang berlainan dengan metode yang telah ditetapkan. Pertanyaan 14 Apakah di Balai Diklat
Bapak/Ibu masih diterapkan metode ceramah dalam
penyampaian materi Kediklatan ?
49
Tabel 14 : Masih Tidaknya Diterapkan Metode Ceramah dalam Penyampaian Materi Kediklatan No Alternatif Jawaban a. Masih
Frekuensi 15
Persentase 37,5
b. Tidak Jumlah Sumber: Data Primer 2012
25 40
62,5 100,00
Berdasarkan data dari tabel 14 di atas dapat disimpulkan, bahwa sebagian besar para Widyaiswara tidak diterapkan lagi metode ceramah dalam penyampaian materi Kediklatan di Balai Diklat , dan kurang dari setengah masih diterapkan metode ceramah dalam penyampaian materi Kediklatan di Balai Diklat Pertanyaan 15 Sehubungan dengan pertanyaan 14, jika Bapak/Ibu menjawab point a faktor apakah yang menyebabkan metode tersebut dapat diperhatikan ?
Tabel 15 :
Faktor yang Menyebabkan Metode Ceramah Tetap Dipertahankan
NO Alternatif Jawaban a. Lebih mudah diterima peserta diklat
Frekuensi 10
Persentase 25
18
45
40
100,00
b. Relevan dengan materi Kediklatan yang akan disampaikan Jumlah c. Kurangnya Sumber: Data Primer 2012
pemahaman
pendidik(Widyaiswara) tentang metode lain 12 30 Berdasarkan data dari tabel 15 di atas dapat disimpulkan, bahwa faktor yang menyebabkan metode ceramah tetap dipertahankan sebagian besar relevan dengan memberi materi Kediklatan yang akan disampaikan dan sebagian kecil menginformasikan lebih mudah diterima Peserta Diklat dan sedikit sekali kurangnya pemahaman pendidik (Widyaiswara) tentang metode lain
50
Pertanyaan 16 Selama Bapak/Ibu menjadi staf Widyaiswara metode-metode apa saja yang pernah Bapak/Ibu terapkan ? (boleh dijawab lebih dari satu jawaban
Tabel 16 :
Metode-metode Apa Saja yang Pernah Diterapkan di Balai Diklat
No Alternatif Jawaban a. Metode ceramah
Frekuensi 12
Persentase 30
b. Metode diskusi 15 37,5 Sumber: Data Primer 2012 c. Metode ceramah bervariasi 13 32,5 Berdasarkan data dari tabel 16 di atas dapat diketahui, bahwa pada umumnya metode diskusi dan metode ceramah bervariasi yang pernah diterapkan di Balai Diklat , sedangkan kurang dari setengah menginformasikan metode ceramah yang pernah diterapkan di Balai Diklat . Pertanyaan 17 Apakah Jumlah staf Widyaiswara yang ada di Balai Diklat
Bapak/Ibu sudah
mencukupi kebutuhan ? Tabel 17 :
Cukup Tidaknya Kebutuhan Jumlah widyaiswara yang Ada di Balai Diklat
No a. Cukup
Alternatif Jawaban
b. Perlu penambahan Jumlah c. Lebih dari cukup Sumber: Data Primer 2012
Frekuensi 24
Persentase 60
6 40 10
15 100,00 25
Berdasarkan data dari tabel 17 di atas dapat disimpulkan, bahwa jumlah staf Widyaiswara yang ada pada Balai Diklat Keagamaan Manado adalah pada
51
umumnya sudah mencukupi, serta sedikit sekali menginformasikan lebih dari cukup dan sedikit sekali perlu penambahan.
Pertanyaan 18 Apakah
para
Widyaiswara
ada
kemungkinan
memberikan
mata
Kediklatan selain/diluar bidang study mata Kediklatan pokok ? Tabel 18 :
Ada
Tidaknya
Para
Widyaiswara
Memberikan
Mata Kediklatan Diluar spesialiasi No Alternatif Jawaban a. Ada yang merangkap b. Tidak merangkap Jumlah c. Harus merangkap Sumber: Data Primer 2012
Frekuensi 25
Persentase 62,5
15 40 -
37,5 100,00 -
Berdasarkan data dari tabel 18 di atas dapat disimpulkan, bahwa sebagian besar para Widyaiswara ada yang merangkap dalam memberikan mata Kediklatan diluar Kediklatan pokok dan kurang dari setengah yang tidak merangkap dalam memberikan mata Kediklatan diluar Kediklatan pokok Pertanyaan 19 Apakah Bapak/Ibu dalam pelaksanaan proses belajar mengajar telah menguasai secara menyeluruh bidang study Kediklatan yang akan diberikan kapada Peserta Diklat Tabel 19 :
Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Sudan Menguasai Secara Menyeluruh yang Diberikan Kepada Peserta Diklat
52
NO Alternatif Jawaban a. Sudah memadai
Frekuensi 22
Persentase 55
b. Perlu pembinaan lebih lanjut
16
40
c.
40
100,00
2
5
Kurang memadaiJumlah
Sumber: Data Primer 2012 d. Sangat memadai
Berdasarkan data dari tabel 19 di atas dapat diketahui, bahwa lebih dari setengah Widyaiswara perlu pembinaan lebih lanjut dalam pelaksanaan proses belajar mengajar yang sudah menguasai secara menyeluruh bidang spesialisasi Kediklatan yang akan diberikan kepada Peserta Diklat dan sebagian kecil yang sudah memadai dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di Balai Diklat serta sedikit sekali yang sangat memadai.
53
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan Berdasarkan tebel-tabel instrument yang berisi frekuensi dan prosentase atas beberapa aspek pendidikan dan pengajaran yang diteliti yang diberikan para responden, maka diperoleh gambaran secara kuantitatif maupun kualitatif pada kesimpulan deskripsi ini yaitu: 1. Pada umumnya administrasi pengajaran di Balai Diklat Keagamaan Manado ini telah berjalan efektif. Hal ini disebabkan karena para Widyaiswara dan pegawainya telah lama melaksanakan tugas-tugasnya dan menjadi faktor penunjang sehingga pengalaman kerja sangat mendukung kearah itu. 2. Pembinaan dan Pengawasan oleh Kepala Balai Diklat Keagamaan manado terhadap para Widyaiswara dan pegawai telah berjalan sebagaimana mestinya yang merupakan faktor penunjang , sehingga prosedur tugas dan kerja berjalan lancar dan hanya sedikit kendala dan hambatan yang ditemui. Dengan demikian tidak dianggap begitu mengganggu kinerja dan pelayanan yang dilakukan. 3. Faktor-faktor penghambat yang timbul dari dalam dan luar Balai Diklat telah mampu diantsisipasi dan ditanggulangi berdasarkan tumbuhnya sikap kerjasama dan sikap rasa kesadaran dan tanggungjawab yang tinggi yang telah menjadi iklim kerja yang sehat yang tercipta di Balai Diklat Keagamaan Manado.
54
4. Jenis administrasi pengajaran yang dilakukan oleh para Widyaiswara adalah hal-hal yang terkait dengan pembuatan persiapan pembelajaran yang dikenal dengan GBPP atau Silabus yang mengacu pada Kurikulum telah dibuat oleh Widyaiswara dengan lengkap meskipun tidak mencapai 100 %. Instrumeninstrumen pendukung pengajaran telah diisi sesuai dengan petunjuk. 5. Jenis administrasi pengajaran yang dilakukan oleh para pegawai Balai Diklat Keagamaan Manado telah berjalan lancar meskipun kadang-kadang timbul kendala yang harus diatasi secara cepat dan tepat dengan mengedepankan aspek-aspek yang menjadi faktor penunjang dalam kelancaran administrasi pengajaran di Balai Diklat Keagamaan Manado .
B. REKOMENDASI 1. Dalam upaya meningkatkan efisiensi kerja serta tanggung jawab baik oleh para Widyaiswara maupun para staf pelaksana administrasi pengajaran, hendaklah mengutamakan kerjasama dan saling mendukung satu dengan yang lainnya dalam satu tanggungjawab penataan dan kelancaran tugas-tugasnya .sehingga apa yang diharapkan terlaksananya administrasi pengajaran yang efektif dan efisien dapat tercipta. 2. Setiap individu Widyaiswara dan pegawai agar memiliki motivasi dan prinsip kerja yang mengarah pada pola sikap dan perilaku yang positif dengan menerapkan Motto Kerja yang mengarah pada: Kerja Ikhlas, Kerja Cerdas, Kerja Keras, Kerja Mawas dan Kerja Tuntas guna menunjang efektifitas administrasi pengajaran.
55
3. Karena admnistrasi berorientasi pada pelayanan pada pihak-pihak yang terkait, maka admnistrasi pengajaran yang merupakan wilayah pendidikan, maka haruslah seoptimalkan mungkin dikerjakan agar semaksimalkan mungkin dapat terlaksana dengan baik sehingga pihak-pihak yang dilayani dalam urusan-urusan kependidikan dan pengajaran dapat terlaksana secara prima. 4. Setiap jenis pekerjaan memang ada tingkat kemudahan dan kesukarannya termasuk ada kendala-kendala dan factor-faktor penghambat lainnya. Oleh karena itu hendaklah setiap individu pelaksana administrasi pengajaran harus mampu mengantisipasi dan mencarikan jalan keluar untuk mengatasinya apabila terjadi hambatan dan kendala. Jangan dibiarkan berlarut-larut apalagi dimasabodohkan sehingga tidak akan menimbulkan masalah yang semakin rumit. 5. Tingkatkan terus kompetensi dan profesionalisme tugas-tugas secara kualitas agar mampu mengendalikan dan mengatasi setiap kendala dan hambatan pekerjaan yang timbul. Dengan demikian semua tugas dan pekerjaan dapat diselesaikan dengan tuntas dan menghasilkan mutu kerja yang berkualitas. 6. Kedepankan aspek-aspek yang menjadi faktor penunjang dalam penerapan, penataan dan pengendalian administrasi pengajaran, agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta timbulnya kepercayaan public sehubungan dengan mampunya menciptakan administrasi pengajaran secara efektif dan efisien.
56
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Rineke Cipta. Jakarta. Arikunto, Suharsimi (1996). Prosedur Praktik.Manado : PT. Bina Aksara.
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Dierktorat Sarana Pendidikan (1993). Pedoman Umum Penyelenggaraan Administrasi Balai Diklat Menengah. Gozali, Ahmad dan Syamsuddin (1997). Administrasi Balai Diklat ,Manado : CV. Cahaya Budy. Hamalik, Oemar (1990). Evaluasi Kurikulum, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya : Bandung. Indrafachrudi, Soekarto dan Soetopo, Hendyat (1999). Adminstrasl Pendidikan. TIM Dosen Jurusan Adminstrsi Pendidikan HP IKIP Malang, Penerbit IKIP Malang. Nasutin, Sesuatu (1992). Kurikulum Usaha Perbaikan Dalam Bidang Pendidikan dan Administrasi Pendidikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan :Manado. Nawawi, Hadari (1996). Administrasi Pendidikan.Manado : Gunung Agung. Purwanto, Ngalim M. (2002). Administrasi Pendidikan,Manado : Mutiara. Ratna Ningsih Burhan (2002). Dasar-dasar Kurikulum, Departemen Ilmu Pendidikan. IKIP.Manado. Rafai Jodoprawiro, M, Mohd. (1995-1996). Administrasi Supervisi Pendidikan, Jilid I,Manado : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Soelaiman, Darwis A (1999). Pengantar Kepada Teori dan Praktek Pengajaran, Darussalam Bagian Penerbit Fakultas ilmu Pengetahuan, Universitas Syiah Kuala. Soetopo Hendiyat dan Westy Soemanto (1992). Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional. Sutisna, Oteng (1996), Administrasi Pendidikan, Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional, Bandung : Aksara
57
A.
IDENTITAS WIDYAISWARA (PENULIS) 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama (tanpa gelar) Tempat, Tgl. Lahir Pangkat/Gol/Ruang J ab atan Unit Kerja Alamat No. Telp. Rumah E-mail
: : : : : : : :
Rahmat Domu NIP : 19751119 2005 011 004 Mopait, 19 Nopember 1975 Umur : 38 Tahun Penata Tkt I, III/d TMT : 01 April 2013 Widyaiswara Muda (III/d) TMT : 01 Desember 2012 Balai Diklat Keagamaan Manado Jln. Mr. A. A. Maaramis Km. 09 Paniki Bawah Manado No. HP : 085256351024
[email protected]
B.
RIWAYAT PENDIDIKAN (Dilampiri dengan Foto Copy Ijazah) 1. Pendidikan Terakhir : Pasca Sarjana (S2) Thn Lulus 2. Jurusan/ Prodi : PSP/Manajemen Sumberdaya Gelar 3. Nama Perg. Tinggi : Universitas Sam Ratulangi Alamat
C.
PENGALAMAN JABATAN (Dilampiri dengan Foto Copy SK Jabatan) 1. Staf Seksi Teknis Tahun 2. Sekretaris Koordinatoriat WI Tahun 3. 4.
: : :
2009 M.Si Manado
: :
2005 2012
D. TOT, MOT, DAN TOC YANG PERNAH DIIKUTI (Dilampiri dengan Foto Copy STTPP) 1. TOT Peningkatan Manajemen Kepegawaian Tahun 2. Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Pertama Tahun 3. TOT Tutorial Kehumasan dan Keprotokolan Tahun 4. Orientasi Pembinaan Calon Widyaiswara Tahun 5. Pendidikan dan Pelatihan Evaluasi Penyelenggara Diklat Tahun 6. Lokakarya Pemantapan Kurikulum dan Silabus Serta Prog. Diklat Tahun 7. Pendidikan dan Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Tahun 8. Pelatihan Pengkaderan Tim Motivasi Pengembangan Etos Kerja Tahun 9. Pendidikan dan Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Angk 1 Tahun 10 TOT Pengampu Materi Pembinaan Mental PNS Tahun 11 TOT Tutorial Modul Peningkatan Kualitas Kepemimpinan Kepala Seksi Tahun 12 TOT Kewidyaiswaraan Substansi Diklat PIM IV Rumpun Aktualiasai Tahun 13 TOT Rumpun Diklat Teknis (Pendidikan Tkt Lanjutan) Angk. IV Tahun 14 Temu Karya Nasional Widyaiswara Pusdik Adm Tahun
58
-
2006 2014
: : : : : : : : : : : : : :
2005 2006 2006 2006 2007 2007 2007 2007 2008 2008 2009 2009 2009 2009
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 39 E.
TOT DDTK Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Temu Karya Nasional Widyaiswara TOT Kewidyaiswaraan Substansi Diklat PIM III TOT Diklat Peningkatan Kualitas Kepemimpinan Kepala KUA TOT Widyaiswara Berjenjang Tingkat Muda TOT DDTK etos Kerja TOT Diklat Jarak Jauh Sistem Akuntansi Instansi SAI TOT Neuro Linguistik Program (NLP) Diklat Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) bagi Widyaiswara TOT Bendahara Pengeluaran Pembahasa Temu Karya Tulis Ilmiah Pada Temu Karya Nasional WI Pendidikan dan Pelatihan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah bagi WI TOT Pengelolaan Barang dan Jasa Pemerintah Perpres 54 Tahun 2010 MOT Management Of Training TOT Bendahara Penerimaan
SPESIALIASI 1. Utama 2.
Penunjang
: 1 2 : 1 2
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
: : : : : : : : : : : : : : :
2010 2010 2010 2010 2010 2010 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2012
Manajemen Perkantoran Modern Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Evaluasi Pembelajaran Strategis Belajar Mengajar Ekonomi MA
F.
PAKAR/ GURU BESAR YANG MENJADI SUPERVISOR SPESIALISASINYA 1. N a m a : Prof. Dr. Ir. V.V Rantung, MA Alamat : Guru Besar PSP/ Manajemen Sumber Daya Manusia (Universitas Samratulangi Contac Person : 2. N a m a : DR. Ichdar Domu, M.Si, M.Pd Alamat : Pembantu Rektor III Universitas Negeri Manado di Tondano (Alamat Rumah Jl. Sea Raya Manado Telp Rumah 0431-8251034) Contak Person : 08219588891
G.
CIRI-CIRI KHUSUS WIDYAISWARA 1. Agama : Is1l.am 2. Jenis Kelamin : Pria 3. Golongan Darah : A 4. Jenis Rambut : Lurus 5. Bentuk Muka : Bulat
Kristen Wanita B Gelombang
Oval
√ Katolik AB Keriting Segi Tiga
Hindu O Keribo Kotak/ Segi Empat
Manado, September 2013 Widyaiswara Rahmat Domu, S.Pd. M.Si NIP 197511192005011004
59