PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP PENERIMAAN DIRI WARGA BINAAN SOSIAL (WBS) DI PANTI SOSIAL BINA INSAN BANGUN DAYA 2 CIPAYUNG JAKARTA TIMUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Nurhasanah NIM: 1111052000001
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H./2016 M.
PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP PENERIMAAN DIRI WARGA BINAAN SOSIAL (WBS) DI PANTI SOSIAL BINA INSAN BANGUN DAYA 2 CIPAYUNG JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.KOM.I)
oleh: Nurhasanah 1111052000022
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H./2015 M.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP PENERIMAAN DIRI WARGA BINAAN SOSIAL (WBS) DI PANTI SOSIAL BINA INSAN BANGUN DAYA 2 CIPAYUNG JAKARTA TIMUR telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 28 Juni 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.KOM.I) pada Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam.
Ciputat, 28 Juni 2016
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata S1 di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2016
Nurhasanah
ABSTRAK Nurhasanah, 1111052000001, Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Penerimaan Diri Warga Binaan Sosial (Wbs) di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung Jakarta Timur. Di bawah Bimbingan Dra. Nasichah, MA. Jakarta sebagai Ibukota Negara, Kota Metropolitan, Pusat Pemerintahan dan Pusat Perekonomian serta sebutan predikat lainnya, mempunyai daya tarik tersendiri dibanding kota-kota lain di Indonesia. Berbagai masalah sosial di masyarakat merupakan suatu fenomena sosial yang mempunyai berbagai dimensi. Bagi golongan masyarakat yang memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan yang memadai, mereka akan dapat bersaing dengan masyarakat lain untuk memperoleh pekerjaan atau mencapai tujuannya, namun mereka yang tidak mempunyai bekal pengetahuan serta keterampilan yang memadai akan tersisih. Kondisi tersebut mempunyai konsekuensi persebaran penduduk yang tidak merata, arus urbanisasi yang tinggi, kualitas penduduk rendah, kemiskinan, kepadatan penduduk, perampokan, sampah yang berserakan dimana-mana sehingga dapat mengakibatkan banjir, dan tunawisma. Tunawisma yang kini berada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung Jakarta Timur, setiap triwulannya semakin meningkat dan menjadi daya tarik utama penulis. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Penerimaan Diri Warga Binaan Sosial (Wbs) di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian survei. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi, dua variabel yaitu Bimbingan agama sebagai variabel independent dan Penerimaan diri sebagai variabel dependent. Uji regresi yang dilakukan adalah uji Determinasi, uji koefisien regresi parsial, dan uji koefisien regresi simultan. Penelitian ini, melakukan uji validitas dan uji reabilitas terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian dilapangan kepada 65 responden diluar responden sebenarnya. Nilai uji validitas dan reabilitas adalah 0,676. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai R sebesar 0,026 atau sama dengan 2,6%. Angka tersebut mempunyai arti bahwa hubungan antara bimbingan agama dengan penerimaan diri menunjukkan hubungan yang bertaraf sangat rendah. Secara parsial variabel bimbingan agama baik dalam bentuk pengetahuan maupun keterampilan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri. Sedangkan jika keduanya di uji serempak atau simultan variabel, bimbingan agama tidak berpengaruh terhadap penerimaan diri warga binaan sosial (WBS), dengan perolehan Fhitung (0,837)
0,05. Kata Kunci
: Bimbingan Agama, Penerimaan Diri
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala kuasa dan limpahan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Penerimaan Diri Warga Binaan Sosial (WBS) Di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung Jakarta Timur. Selanjutnya Shalawat serta salam juga tiada hentinya penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai suri tauladan dalam menjalankan kehidupan ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan, namun penulis tetap berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi maupun untuk berbagi ilmu pengetahuan bagi berbagai kalangan secara luas. Ungkapan terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua penulis, Ibu Hj. Munah S.Pd.I yang senantiasa mencurahkan cinta, kasih sayang serta doanya yang selalu mengiringi setiap langkah penulis dalam menjalankan aktifitas, sehingga skripsi ini pun dapat penulis selesaikan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana di bidang Bimbingan dan Penyuluhan Islam pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Selanjutnya, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara materil maupun immateril yang berupa doa, dukungan, motivasi, semangat, pendampingan atau dengan caranya masingmasing. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :
ii
1.
Dr. Arief Subhan, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Suparto,
M.Ed,
Ph.D., selaku
Wakil
Dekan
Bidang
Akademik, Dr. Raudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama. 2.
Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si dan Ir. Noor Bekti Negoro. SE, M.Si selaku Ketua dan sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, yang telah membantu, mengarahkan dan meluangkan waktunya serta membimbing penulis dalam memperlancar penulisan skripsi ini.
3.
Prof. Dr. H. Daud Effendi, MA. selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
4.
Ibu Dra. Nasichah, MA. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah meluangkan dan mengorbankan waktunya untuk memberikan perhatian, membimbing, mengarahkan, kritik dan saran yang bermanfaat kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5.
Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan
memberikan
ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama menempuh
pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6.
Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis mendapatkan sumber penulisan skripsi ini.
iii
7.
Pak Kurniawan, Mba Rahma, Bu Ningrum, beserta Aparatur PSBI BD 2 Cipayung yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di PSBI BD 2 Cipayung, Jakarta Timur
8.
Keluarga tercinta, H. Sularno Sulaiman SAg. MM., nenek tersayang ( enya Hj. Emeng), kakek tersayang (alm. ence H. Samin), Adik-adik (Amaliyati Sholihah dan Muhammad Syahid Alfatah), Mamang, bibi dan Uwa penulis atas semua kasih sayang yang sangat luar biasa kepada penulis, terutama atas semua do’a, materi dan non materi, serta motivasi yang telah diberikan kepada penulis. Skripsi ini dipersembahkan untuk semuanya.
9.
Untuk Lupiyansah, yang selalu memberikan motivasi, dukungan, doa, serta sangat membantu dalam proses penyusunan hingga akhir skripsi ini.
10. Temen-teman BPI 2011, Muzayyanah, Irma Fatwa O, Winda Sari, Roisatun nisa, Tiara Izzati, Fajriyah Septiyani, Siti Lidya Rahmi, Novita, Siti Nurhasanah, Millati Hanifa, Wirda, Syifa Amalia, Nadia Sabrina, Mahda Dina A, Iis Nadia, Aulia, Upeh, Mas Geri, Mas Ubay, Jamal, Alaika, Burhan, Sabri, Egi, Inang, Bang Ucok, Syarif, Safarudin, Dimong, Jaid, abang-abang, kakak-kakak, dan adik-adik di BPI yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang senantiasa selalu berbagi rasa, baik sedih, suka dan duka. 11. Dan untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat penulis ucapkan terima kasih.
iv
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat dan KaruniaNya kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan dan dukungannya kepada penulis. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya, dan khususnya bagi keluarga besar jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
Jakarta, Juni 2016
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 8 D. Tinjauan Kepustakaan ...................................................................... 9 E. Sistematika Penulisan ..................................................................... 12
BAB II
LANDASAN TEORI A. Bimbingan Agama ....................................................................... 14 1. Pengertian Bimbingan Agama ............................................... 14 2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama .................................. 19 3. Metode Bimbingan Agama .................................................... 26 B. Penerimaan Diri ........................................................................... 30 1. Pengertian Penerimaan Diri ................................................... 30 2. Aspek-Aspek Penerimaan Diri ............................................... 33 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Diri .......... 35 4. Proses Terbentuknya Penerimaan Diri ................................... 37 5. Dampak Penerimaan Diri ....................................................... 38 C. Warga Binaan Sosial (WBS) ...................................................... 39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.................................................... 42 B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 43 C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 44 D. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional ................................. 47 E. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 56
vi
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 57 G. Uji Instrumen dan Reabilitas......................................................... 58 1. Uji Validitas ............................................................................ 58 2. Uji Reabilitas........................................................................... 59 H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 59 1. Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji T) ...................................... 60 2. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) ....................... 61 BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL ANALISIS DATA A. Profil Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 .............................. 64 1. Sejarah Panti............................................................................ 64 2. Kondisi Panti ........................................................................... 64 3. Kedudukan, Susunan, dan Bagan Organisasi .......................... 65 4. Visi dan Misi ........................................................................... 66 5. Tugas, Maksud, Fungsi, dan Tujuan .......................................67 6. Kondisi SDM ..........................................................................68 7. Sarana Prasarana Pendukung ..................................................69 8. Mekanisme Penerimaan dan Persyaratan Pengambilan WBS oleh Keluarga...........................................................................71 9. Pembinaan dan Tahapan Pembinaan .......................................72 B. Uji Validitas dan Reabilitas ........................................................... 75 a. Uji Validitas............................................................................. 75 b. Uji Reliabilitas ......................................................................... 81 C. Analisis Data ................................................................................ 96 1. Uji Determinasi (R2) ...............................................................96 2. Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji T) ...................................... 97 3. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) ..................... 101 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 106 B. Saran ............................................................................................ 107
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Definisi Oprasional dan Indikator Penelitian ..................................... 49
Tabel 2.
Penilaian Skor skala likert (Butir Positif) .......................................... 59
Tabel 3.
Penilaian Skor skala likert (Butir Negatif) .......................................... 60
Tabel 4.
Pedoman Interpretasi Hubungan antara dua variabel.......................... 61
Tabel 5.
Kondisi SDM di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 .................. 68
Tabel 6.
Prasarana Pendikung di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 ....... 69
Tabel 7.1 Bimbingan Agama .............................................................................. 76 Tabel 7.2 Penerimaan Diri .................................................................................. 78 Tabel 8.
Hasil Output Uji Reliabilitas Bimbingan Agama................................ 81
Tabel 9.
Hasil Output Uji Reliabilitas Penerimaan Diri.................................... 82
Tabel 10.1 Variabel Bimbingan Agama dalam Bentuk Pengetahuan ................... 83 Tabel 10.2 Variabel Bimbingan Agama dalam Bentuk Keterampilan.................. 85 Tabel 10.3 Perasaan Sederajat ............................................................................... 87 Tabel 10.4 Percaya Kemampuan Diri ................................................................... 89 Tabel 10.5 Bertanggung Jawab ............................................................................. 90 Tabel 10.6 Orientasi Keluar Diri ........................................................................... 91 Tabel 10.7 Berpendirian ........................................................................................ 92 Tabel 10.8 Menyadari Keterbatasan...................................................................... 93 Tabel 10.9 Menerima Sifat Kemanusiaan ............................................................. 95 Tabel 11. Hasil Koefisien Determinasi ............................................................... 97 Tabel 12. Hasil Output Uji Koefisien Parsial ...................................................... 99 Tabel 13. Hasil Output Uji Koefisien Simultan ................................................ 102
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Panti ................................................................... 66 Gambar 2 Tahapan Pembinaan ........................................................................... 74
ix
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Jakarta
sebagai
Ibukota
Negara,
Kota
Metropolitan,
Pusat
Pemerintahan dan Pusat Perekonomian serta sebutan predikat lainnya, mempunyai daya tarik tersendiri dibanding kota-kota lain di Indonesia. Berbagai masalah sosial di masyarakat merupakan suatu fenomena sosial yang mempunyai berbagai dimensi. Bagi golongan masyarakat yang memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan yang memadai, mereka akan dapat bersaing dengan masyarakat lain untuk memperoleh pekerjaan atau mencapai tujuannya, namun mereka yang tidak mempunyai bekal pengetahuan serta keterampilan yang memadai akan tersisih. Kondisi tersebut mempunyai konsekuensi persebaran penduduk yang tidak merata, arus urbanisasi yang tinggi, kualitas penduduk rendah, kemiskinan, kepadatan penduduk, perampokan, sampah yang berserakan dimana-mana sehingga dapat mengakibatkan banjir, dan tunawisma. Tunawisma yang berada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung Jakarta Timur, terdapat 513 orang pada bulan Juli-September 2015, pada bulan Oktober-Desember 2015 terdapat 629 orang tunawisma, serta semakin naik pada tahun 2016 bulan Januari-Maret.1
1
Purwanto, Profile Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, h. 8-12.
2
Tunawisma yang berada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 (PSBI BD2) Cipayung, Jakarta Timur merupakan hasil dari penertiban Dinas Sosial DKI Jakarta yang nantinya akan diberikan arahan, bimbingan, dan penyuluhan.2 Pada umumnya masyarakat menafsirkan masalah sosial sebagai suatu kondisis yang tidak diinginkan oleh sebagian besar masyarakat. Hal itu disebabkan karena gejala tersebut merupakan kondisi yang tidak sesuai dengan harapan atau tidak sesuai dengan norma dan nilai serta standar moral berlaku. Lebih dari itu, kondisi tersebut juga dapat dianggap sebagai masalah sosial karena menimbulkan berbagai penderitaan dan kerugian baik fisik maupun non fisik.3 Adanya berbagai masalah sosial di lingkungan masyarakat dapat membawa dampak bagi masyarakat itu sendiri, dampak dari permasalahan sosial di masyarakat, diantaranya : meningkatnya tingkat kriminalitas, adanya kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin, adanya perpecahan kelompok, muncul perilaku menyimpang, dan meningkatkan penggangguran yang mengakibatkan DKI Jakarta semakin tercemar akan ketidak amanan dan ketidak nyamanannya. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pihak Pemerintah DKI Jakarta, dari mulai menekan laju pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana,
melaksanakan
program
transmigrasi,
membuka
lapangan
pekerjaan sebanyak mungkin, meningkatkan kualitas pendidikan, penanaman
2
Purwanto, Profile Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, h. 8-12. 3 Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan (Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1995), cet.1, h. 1
3
kembali hutan yang gundul, serta melakukan penyuluhan terhadap masyarakat.4 Penyuluhan sangat penting bagi masyarakat sebagai penyambung informasi dari pemerintah kepada masyarakat agar terciptanya tujuan pembangunan yang di cita-citakan. Secara harfiah, penyuluhan secara etimologi (bahasa) berasal dari bahasa inggris “counseling” yang berarti “pemberi nasihat, perembukan, penyuluhan.5 atau “memberikan kejelasan kepada orang lain agar ia dapat memahami dan mengerti hal-hal yang sedang dialaminya”. Penyuluhan merupakan salah satu metode atau pendekatan yang digunakan oleh para ahli kejiwaan dalam membantu klien yang sedang menghadapi problem hidup kejiwaan. Kata penyuluh disini mengandung arti “penerangan”, maksudnya Penyuluh Agama memiliki tugas dan kewajiban menerangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan agama, hukum halal haram, cara, syarat, atau rukun dari suatu ritual tertentu, seperti pernikahan, zakat, keluarga sakinah, kemasjidan, dan lain sebagainya.6 Salah satu kegiatan penyuluhan yang dilakukan di PSBI BD 2 adalah melakukan bimbingan Agama terhadap tunawisma. Bimbingan Agama dibutuhkan agar tunawisma mampu memecahkan masalahnya dengan bijak. Agama berfungsi sebagai tuntunan dan pegangan hidup yang dapat memberikan pencerahan dan pengalaman ruhaniah yang akan menumbuhkan kekuatan mental spiritual bagi tunawisma dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi. Biasanya bimbingan Agama dilaksanakan 4
Purwanto, Profile Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, h. 2. 5 John Echols, Kamus Inggris Indonesia, h. 150. 6
Departemen Agama RI, Pedoman Penyuluhan Wakaf, h. 5.
4
dalam upaya memberikan kecerahan batin kepada seseorang dalam menghadapi segala macam persoalan dan bimbingan agama yang dilakukan sesuai dengan ajaran agama individu.7 Seperti dalam firman Allah SWT dalam Q.S. An-Nahl:125 :
عهَ ُى ْ َك ُهىَ أ َ ٌ رَ َّب َ ٍِ إ ُس َح ْ ي َأ َ ِحسََُةِ وَجَا ِد ْنهُىْ ّبِانَتِي ه َ ْعظَ ِة ان ِ ْح ْكًَ ِة وَا ْن ًَى ِ ْك ّبِان َ ادْعُ ِإنَى سَبِيمِ رَ ِّب )521( ٍ َ ٍ سَبِيهِهِ َو ُه َى َأعْهَ ُى ّبِا ْنًُهْتَدِي ْ َم ع َض َ ٍ ْ ًَ ِّب
Serulah (manusia) kepada jlan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk.8 (Q.S An-Nahl : 125) Disini penulis mengambil contoh kasus tunawisma yang berada di PSBI BD 2 Cipayung, Jakarta Timur yang biasa disebut dengan Warga Binaan Sosial (WBS). Terdiri dari Pengemis dan Gelandangan. Pengemis adalah orang-orang yang mendapat penghasilan dari meminta-minta di muka umum dengan berbagai alasan untuk mengharapkan belas kasih dari orang lain. Sedangkan gelandangan adalah seseorang yang hidup dalam keadaan tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan tetap serta mengembara
7
Arifin, Pokok-pokok tentang Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h.25. 8 AL-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: CV Darus Sunnah, 2011), h.282.
5
sehingga tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat.9 Latar belakang pengemis dan gelandangan bermacam-macam. Ada yang akibat rumahnya tergusur, sehingga mereka menggunakan gerobak untuk berpindah-pindah tempat. Ada pula yang meninggalkan kampungnya untuk mencari kehidupan yang lebih baik, tapi tidak melengkapi dirinya dan kemampuan yang dibutuhkan sehingga akhirnya menjadi profesi pengemis dan gelandangan. Kehidupan mereka yang bebas dilingkungan jalanan membuat banyak penolakan-penolakan pada diri mereka ketika berada di PSBI BD 2 Cipayung, Jakarta Timur. Sikap yang biasanya mereka tunjukkan adalah mereka menyesal, sedih, menyalahkan diri mereka, mengurung diri, namun ada beberapa dari mereka yang bersyukur berada disana karena merasa terbantu ketika berada di PSBI BD 2 Cipayung, Jakarta Timur. Kondisi seperti ini yang nantinya akan berimbas pada penerimaan diri mereka ketika berada di PSBI BD 2 Cipayung, Jakarta Timur. Penerimaan Diri menurut Skiner (1953) dalam Walgito bahwasanya, salah satu kriteria utama bagi suatu kepribadian agar terhubung dengan baik adalah ketika individu itu mampu menerima dirinya sendiri. Individu yang mempunyai penerimaan diri baik dikatakan sebagai orang yang menghargai dirinya. Hal itu bisa terlihat ketika dirinya berhubungan dengan dunia luar ataupun lingkungan sekitarnya.
9
Kementrian Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial (Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial 2001), h.7.
6
Sebaliknya individu yang mempunyai penerimaan diri yang buruk berarti tidak menghargai dirinya sendiri dan merasa dirinya tidak nyaman berhubungan dengan sekitarnya.10 Allah berfirman dalam Q.S. Ar-Ra'd ayat 11 :
خهْفِ ِه يَحْ َفظُى َ ُه يٍِْ َأ ْيرِ انهَ ِه ِإٌَ انهَ َه ال يُغَ ِّي ُر يَا ّبِقَىْ ٍو حَتَى َ ٍ ْ ٍ َي َديْ ِه َو ِي ِ ْت يٍِْ ّبَي ٌ نَ ُه ُيعَ ّقِبَا ٍٍ دُوَِ ِه ِيٍْ وَال ْ ِس ِه ْى َوِإذَا َأرَا َد انهَ ُه ّبِقَىْ ٍو سُىءًا فَال َي َر َد نَ ُه َويَا َن ُه ْى ي ِ ُي َغيِّرُوا يَا ّبِأََْ ُف
Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia11
Senada dengan Skiner penerimaan diri menurut Chaplin adalah sikap yang pada dasarnya merasa puas diri dengan diri sendiri, kualitas-kualitas dan bakat-bakat sendiri dan pengakuan akan keterbatasan-keterbatasan sendiri.12 Penerimaan diri umumnya mengarah kepada sikap positif terhadap kualitas personal yang dimiliki seseorang. Selain penerimaan diri, penerimaan masyarakat, atau sosial juga mempengaruhi keinginan individu untuk mengembangkan kepribadiannya. Penerimaan sosial yang tinggi
10
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2004), h.71. Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 251. 12 Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h.451. 11
7
menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi yang berpengaruh pada konsep diri yang positif. Sedangkan penerimaan masyarakat atau sosial yang rendah akan menjadi rendah diri, menarik diri, dari kontak sosial dan terjadi kecenderungan menutup diri yang akan berpengaruh pada konsep diri yang negatif.13 . Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, penulis menduga bahwa adanya pengaruh bimbingan agama terhadap penerimaan diri, jika warga binaan sosial (WBS) memperoleh bimbingan agama yang tepat, maka akan mempengaruhi penerimaan diri yang positif terhadap diri individu tersebut
dan
akan
menerima
keadaan
serta
dapat
menyelesaikan
permasalahannya dengan baik. Oleh karenanya masih bersifat dugaan dan belum ada penelitian serupa maka penelitian ini sangat penting, sehingga penulis akan menuangkannya dalam sebuah penelitian yang berjudul “PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP PENERIMAAN DIRI WARGA BINAAN SOSIAL (WBS) DI PANTI SOSIAL BINA INSAN BANGUN DAYA 2 CIPAYUNG JAKARTA TIMUR”.
13
Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian dan Tinjauan Praktis Menuju Pribadi yang Positif, (Jakarta: PT. INDEKS, 2007), h.12.
8
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.
Pembatasan Masalah Untuk memfokuskan terhadap judul penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan pada pengaruh bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung Jakarta Timur. Penulis juga melakukan pembatasan masalah pada subjek penelitian yaitu gelandangan dan pengemis. Pembatasan ini dilakukan karena keterbatasan masa pembinaan dan banyaknya jenis kategori subjek di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung Jakarta Timur.
2.
Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan menjadi acuan dalam penelitian yaitu bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur.
9
2.
Manfaat Penelitian a)
Penelitian diharapkan bisa memberikan sumbangan keilmuan dan pengetahuan yang meliputi Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam dan Keagamaan khususnya berkaitan dengan pengaruh bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur.
b)
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi positif bagi pengembangan keilmuan dan kurikulum Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
c)
Terakhir, penelitian ini diharapkan dijadikan evaluasi bagi Panti Sosial Bina Insan Bngun Daya 2 Cipayung Jakarta Timur.
D. Tinjauan Pustaka Setelah melakukan penelusuran skripsi pada Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis mengadakan tinjauan kepustakaan terhadap beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari bentuk plagiat, antara lain : a)
Pengaruh Pola Asuh dan Penerimaan Diri Terhadap Tingkat Stress pada Remaja Panti Asuhan Raudhatul Hikmah. Disusun oleh Siti Aisyah Mahasiswa jurusan Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013. Skripsi ini berfokus pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stress pada remaja panti asuhan, yaitu pola asuh dan
10
penerimaan diri, dengan sasaran anak-anak panti asuhan Raudhatul Hikmah, dengan rata-rata usia 12-19 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan seberapa besar pengaruh dari setiap variabel yaitu pola asuh dan penerimaan diri terhadap tingkat stress remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah multipel regretion analisis (analisis berganda). Kelebihan dalam penelitian ini adalah penulis menjelaskan secara rinci ketertarikan antara pola asuh, penerimaan diri dan tingkat stress. Penulis juga menjelaskan materi (landasan Teori) secara lengkap. Kekurangan dalam penelitian ini adalah tidak ada data spesifik yang mengungkapkan beberapa kasus stress yang dialami remaja. Kurangnya materi mengenai penerimaan diri, yang seharusnya dapat berguna untuk mengetahui secara rinci keterkaitan antara pola asuh dan penerimaan diri terhadap tingkat stress. Tidak dijelaskan penulis menggunakan teori dari siapa.14 b)
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri: sebuah penelitian di kalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH), di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta. Di susun oleh Shella Rafika Sari, Mahasiswa jurusan Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010. Penelitian ini menjelaskan tentang apa saja faktorfaktor yang mempengaruhi penerimaan diri pada ABH dengan di ukur dari skala penerimaan diri berdasarkan aspek-aspek penerimaan diri dan faktor-faktor penerimaan diri. Kelebihan dari penelitian ini penulis
14
Siti Aisyah, Pengaruh Pola Asuh dan Penerimaan Diri Terhadap Tingkat Stress pada Remaja Panti Asuhan Raudhatul Hikmah, (Skripsi SI Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta 2013)
11
menjelaskan teori secara rinci tentang penerimaan diri, dan juga rumusan masalah yang jelas. Penulis juga menjelaskan secara rinci bagaimana faktor-faktor penerimaan diri mempengaruhi aspek-aspek penerimaan diri. Kekurangan dari penelitian ini, tidak adanya data atau contohcontoh kasus yang dialami ABH khususnya tentang penerimaan diri mereka.15 c)
Pengaruh Dukungan Sosial Dan Bimbingan Agama Islam Terhadap Kepercayaan Diri Penyandang Tunadaksa Di Yayasan Pembinaan Cacat (YPAC) Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Disusun oleh Abdul Muis, Mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015. Pada skripsi ini berfokus pada pengaruh dukungan sosial dan bimbingan agama Islam terhadap kepercayaan diri penyandang tunadaksa di YPAC. Kelebihan skripsi ini adalah penjelasannya yang sangat rinci dalam menjelaskan responden yang diangkat menjadi sampel penelitian. Kekurangannya pada skripsi ini ialah tidak dijelaskan responden yang dijadikan sebagai untuk uji coba instrumen penelitian.16
d)
Pengaruh
Pendidikan
Agama
Dalam
Keluarga
Terhadap
Pembentukan Konsep Diri Anak Di Kelarga Pemulung Jurang Mangu Barat. Disusun oleh Rhaviqah, Mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013. Dalam skrips 15
Shella Rafika Sari, Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri: Sebuah penelitian di kalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH), di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta. 16 Abdul Muis, Pengaruh Dukungan Sosial Dan Bimbingan Agama Islam Terhadap Kepercayaan Diri Penyandang Tunadaksa Di Yayasan Pembinaan Cacat (YPAC) Kebayoran Baru Jakarta Selatan. (Skripsi SI Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta 2015).
12
ini fokus penelitiannya adalah keluarga dalam mendidik nilai-nilai keagamaan kepada anak. Kelebihan skrips ini adalah variabel yang dijadikan
instrument
penelitiannya
dijelaskan
secara
rinci.
Kekurangannya adalah judul tidak diketahui pendidikan agama apa yang dimaksud dalam penelitian ini. Penelitian ini berfokus pada pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap pembentukan konsep diri.17 Dari keempat hasil penelitian di atas, penulis menyatakan bahwa hasil penelitian penulis memiliki persamaan memakai pendekatan kuantitatif, sama-sama mencari bagaimana pengaruhnya serta perbedaan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah peneliti fokus pada pengaruh bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur.
E. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan serta teraturnya skripsi ini dan memberikan gambaran yang jelas serta lebih terarah mengenai pokok permasalahan yang dijadikan pokok dalam skripsi ini, maka peneliti mengelompokkan dalam lima bab pembahasan yaitu sebagai berikut : BAB I
Merupakan bab pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan
17
Rhafiqah, Pengaruh Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak Di Kelarga Pemulung Jurang Mangu Barat. (Skripsi SI Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta 2013).
13
BAB II
Kajian teori yang berisikan masalah inti dalam judul skripsi ini, yaitu memuat tentang pengertian bimbingan agama, tujuan bimbingan agama, fungsi bimbingan agama, prinsip dan asasasas bimbingan agama, metode bimbingan agama. Definisi penerimaan diri, aspek-aspek penerimaan diri, faktor yang mempengaruhi penerimaan diri, proses terbentuknya penerimaan diri, dampak dari penerimaan diri. Serta pengertian warga binaan sosial.
BAB III
Metodologi penelitian dalam bab ini akan di jelaskan pendekatan dan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional dan indikator variabel, hipotesis penelitian, teknik pengumpulan data dan pengolahan data, uji validitas dan realibitas, teknik analisis data.
BAB IV
Gambaran umum dan hasil analisis data yang akan menjelaskan gambaran
umum
dan
lokasi
penelitian,
pengolahan
uji
instrument, hasil dan pembahasan, dan analisis data penelitian. BAB V
Bab ini merupakan penutup dari penelitian yang berisi kesimpulan dan saran.
1
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Bimbingan Agama Pengertian Bimbingan Agama
1.
Secara harfiah, bimbingan berarti “menunjukkan, memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya masa kini dan masa mendatang”.1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kata
bimbingan
berarti
“petunjuk
(penjelasan)
cara
mengerjakan sesuatu; tuntutan; pimpinan”.2 Thohirin dalam bukunya berpendapat bahwa bimbingan berarti bantuan atau tuntunan atau pertolongan, tetapi tidak semua bantuan, tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya bimbingan.3 Menurut H. M. Umar dan Sartono, pengertian bimbingan yang formulatif adalah “bantuan yang diberikan kepada individu agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang baik”.4
1
Arifin., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1982), Cet. Ke-1, h.1 2 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 152. 3 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis integritasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.16. 4 Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke-1, h.9.
2
Menurut Rochman Natawidjaja (1987) yang dikutip oleh Drs. Abu Bakar dan M. Pd., D, bahwa bimbingan sebagai berikut: “Proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.”5 Menurut Jones yang dikutip oleh Dr. H. Sutirna, M. Pd., yaitu sebagai berikut; “Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam membuat suatu pilihan yang cerdas atau tepat dalam penyesuaian kehidupan mereka. Selanjutnya pula dikatakan bahwa kemampuan itu bukan merupakan suatu faktor bawaan, tetapi harus dikembangkan.”6 Sedangkan menurut Stopps yang dikutip oleh H. M. UmarSartono, yaitu sebagai berikut; “Bimbingan adalah suatu proses yang terus menerus dalam membantu
perkembangan
individu
untuk
mencapai
kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.”7
5
Abu Bakar dan Luddin, Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan Praktik, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010), Cet. Ke-1, h.15. 6 Sutirna, Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Non Formal dan Informal, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2013), h.3. 7 Umar-Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, h.9.
3
Agama dari segi bahasa dikenal dengan kata ad-Dien yang artinya menguasai, mendudukan, balasan, dan kebiasaan.Sedangkan didalam bahasa semit berarti undang-undang atau hukum.8 Dalam bahasa Indonesia sama artinya dengan peraturan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata agama berarti “ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan manusia dan manusia serta lingkungannya.”9 Arif Budiman melihat agama dalam dua kategori yakni:10 a)
Agama sebagai keimanan (doktrin), dimana orang percaya terhadap kehidupan kekal dikemudian hari, lalu orang mengabdikan dirinya untuk kepercayaan tersebut.
b)
Agama yang mempengaruhi perilaku manusia. Oleh karena itu agama identik dengan kebudayaan.
Menurut D. Hendropuspito agama ialah “suatu jenis sistem sosial yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang berporos pada kekuatan-kekuatan
non-empiris
yang
dipercayainya
dan
didaya
gunakannya untuk mencapai keselamatan bagi mereka dan masyarakat luas umumnya.11 Menurut Harun Nasution inti sari dari agama adalah ikatan yang harus dipatuhi atau harus dipegang manusia, yang merupakan kekuatan lebih tinggi dari kekuatan manusia sebagai kekuatan ghaib yang tidak 8 9
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 9. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.
120. 10 11
Arif Budiman, Agama Demokrasi Dan Keadilan, (Jakarta: PT Gramedia, 1993), h. 20. D. Hendropuspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1983), h. 34.
4
dapat ditangkap dengan panca indra. Namun mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.12 Sedangkan menurut Zakiah Darajat, agama adalah “kebutuhan jiwa (psykhis) manusia yang akan mengatur dan mengendalikan sikap, pandangan hidup, kelakuan dan cara menghadapi tiap-tiap masalah”.13 Sedangkan pengertian agama sebagai suatu istilah yang kita pakai sehari-hari sebenarnya bisa dilihat dari dua aspek yaitu: a)
Aspek subjektif (pribadi manusia). Agama mengandung pengertian tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan yang berupa getaran batin yang dapat mengatur dan mengarahkan tingkah laku tersebut kepada pola hubungan antara manusia dengan tuhannya dan pola hubungan dengan masyarakat serta alam sekitarnya. Dari aspek inilah manusia dengan tingkah lakunya itu merupakan perwujudan (manifestasi) dari pola hidup yang telah membudaya dalam batinnya dimana nilai-nilai keagamaan telah membentuknya
menjadi
rujukan (referensi) dari sikap dan orientasi hidup seharihari. b)
Aspek objektif (doktrinair). Agama dalam pengertian ini mengandung nilai-nilai
ajaran
tuhan
yang bersifat
menuntun manusia kearah tujuan sesuai dengan kehendak 12
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1985), Cet. Ke-5, h. 10. 13 Zakiah Daradjat, Penelitian Agama Dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), Cet. Ke-III, h. 47.
5
ajaran tersebut. Agama dalam pengertian ini belum masuk kedalam batin manusia atau belum membudaya dalam tingkah laku manusia, karena masih berupa doktrin (ajaran) yang objektif berada diluar diri manusia. Oleh karena itu secara formal agama dilihat dari aspek objektif ini dapat diartikan sebagai peraturan yang bersifat ilahi (dari tuhan) yang menuntun orang-orang berakal budi menuju kearah ikhtiar untuk mencapai kesejahteraan hidup didunia dan memperoleh kebahagiaan di akhirat.14 Para ulama sebagai pewaris para Nabi (Waratsat Al-anbiya) bertugas menjadi mu’allim (guru) dan muhazzdib (pendidik) atau sebagai mubassyir dan nadhir (penghibur dan petunjuk jalan) sebagaimana halnya fungsi dan tujuan Nabi Muhammad SAW yang diutus menjadi Mu’allim (guru) dan pendidik akhlak al-karimah.15 Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa bimbingan agama adalah proses pemberian bantuan atau pertolongan dalam rangka menghadapi tantangan hidup dan pembekalan pengetahuan agama yang mengalami kesulitan-kesulitan rohani dalam lingkungan hidupnya, agar mengadakan reaksi agamis yang timbul dengan kesadaran yang diharapkan dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
14
Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1982), Cet. Ke-1, h.1. 15 Umar, Tartono, Bimbingan Dan Penyuluhan (Bandung: PT Pustaka Setia, 1998) Cet. Ke-1, h. 77.
6
Dari penjelasan mengenai pengertian bimbingan dan agama di atas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan agama adalah membangkitkan daya rohaniah manusia melalui iman dan takwa kepada Allah SWT untuk mengatasi segala kesulitan yang dialaminya, jadi iman dan takwa dibangkitkan sedemikian rupa sehingga menjadi tenaga pendorong terhadap kemampuan dirinya untuk mengatasi segala kesulitan hidup, hingga bangkit kesadaran sebagai pribadi yang harus mengarungi kehidupan nyata dalam masyarakat dan lingkungannya.
Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama
2.
a.
Tujuan Bimbingan Agama Secara umum tujuan bimbingan agama adalah membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar menjadi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. M. Hamdan Bakran Adz Dzaky (2002) merinci tujuan bimbingan agama dalam Islam sebagai berikut:16 a)
Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang jika damai (mutmainnah), bersikap lapang dada (radiyah), dan mendapatkan pencerahan tauhid dan hidayah (mardiyah).17
b)
Untuk
menghasilkan
suatu
perubahan,
perbaikan
dan
kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik
16
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002), h. 221. 17 Ibid, h., 221.
7
pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan sosial, dan alam sekitarnya.18 c)
Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga
muncul
dan
berkembang
rasa
toleransi,
kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih sayang. d)
Untuk menghasilakan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk berbuat taat kepada-Nya, serta ketabahan menerima ujian-Nya.19
e)
Untuk menghasilkan potensi, ilahiyyah sehingga dengan potensi ini individu dapat melakukan tugas-tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.20 Untuk mencapai tujuan bimbingan agama yang mantab,
maka dalam dimensi bimbingan agama tersebut, jiwa dan rasa keagamaan pada pribadi klien dibangkitkan melalui nilai keimanan dan ketakwaannya, sehingga pengaruh pribadi (self direction), kesadaran terhadap diri pribadinya selaku makhluk Tuhan yang sedang berkembang dan bertumbuh (self realization), dan interventarisasi terhadap kenyataan yang berada pada dirinya sendiri
18
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002), h. 221. 19 Ibid, h., 221. 20 Ibid, h., 221.
8
(self inventory) dan kepercayaan kepada diri sendiri (self confidence) akan dapat berkembang dengan mudah dan terarah.21
b.
Fungsi Bimbingan Agama Adapun fungsi bimbingan sebagai berikut:22 1)
Pencegahan (Prefentif) Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan artinya usaha dalam memberikan bimbingan kepada klien yang merupakan salah satu cara pencegahan terhadap timbulnya masalah.
2)
Fungsi Pemahaman Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu
oleh
pihak
tertentu
sesuai
dengan
keperluan
pengembangan klien. Sehingga, dari yang awalnya belum tahu menjadi tahu dan paham. 3)
Fungsi Perbaikan Fungsi perbaikan merupakan usaha bimbingan yang diberikan kepada klien dengan harapan akan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami responden.
21
Arifin, Pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta: PT Golden Trayon Press, 1998), h. 17 22 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 42-43.
9
4)
Fungsi Pemeliharaan Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan yang diberikan dapat membantu klien dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Adapun fungsi bimbingan agama menurut H. M. Arifin, M. Ed., agar tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan baik sebagai berikut; a)
Mengusahakan agar anak yang dibimbing dapat terhindar dari segala gangguan dan hambatan yang mengancam kelancaran proses perkembangan dan pertumbuhan.
b)
Membantu memecahkan kesulitan yang dialami oleh setiap anak yang dibimbing.
c)
Melakukan
pengarahan
terhadap
pertumbuhan
dan
perkembangan anak yang dibimbing sesuai dengan kenyataan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki.23 Allah SWT berfirman:
Artinya : . . . dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.”24 (Q.S. Asy-Syura : 52)
23
Arifin, Pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta: PT Golden Trayon Press, 1998), h. 14-15. 24 Al-Qur’an Terjemahannya, h. 489.
10
Dari ayat di atas dapat diambil bahwa dengan bimbingan agama, dapat memberikan bantuan kepada masyarakat yaitu dengan memberikan pengertian, pengetahuan dan nasehat kepada orang yang benar agar masyarakat dapat melakukan perbuatan yang disadari dengan ajaran agama.
Metode Bimbingan Agama25
3.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam bimbingan agama, maka dalam upaya mengadakan bimbingan agama menurut pendapat Arifin. M.Ed, dapat menggunakan metode-metode sebagai berikut: a)
Metode Ceramah Metode ceramah merupakan suatu teknik atau metode didalam bimbingan dengan cara penyajian atau penyampaian informasinya melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh pembimbing terhadap anak bimbing, pembimbing juga sering menggunakan alat-alat bantu seperti gambar, kitab, peta dan alat lainnya. Metode ini sering dipakai dalam bimbingan agama yang banyak
diwarnai
dengan
ciri
karakteristik
bicara
seorang
pembimbing pada kegiatan bimbingan agama. Metode ini pembinaannya dilakukan secara kelompok dan pembimbing melakukan komunikasi secara langsung.
25
Arifin, Pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta: PT Golden Trayon Press, 1998), Cet. Ke-5, h. 44-47.
11
b)
Metode Cerita (kisah) Metode cerita adalah suatu cara penyampaian dalam bentuk cerita. Cerita merupakan media yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai akhlak yang baik, sekaligus karakter sesuai dengan nilai religiyang disampaikan dan pada akhirnya dapat membentuk sebuah kepribadian.Islam
menyadari
sifat
alamiah
manusia
untuk
menyenangi cerita yang pengaruhnya besar terhadap perasaan.Oleh karena itu metode cerita dijadikan sebagai salah satu pendidikan.26 Adapun metode cerita yang disampaikan hendaknya mengandung muatan tentang keimanan (tauhid), akhlak budi pekerti, hukum, dan contoh-contoh teladan, sehingga yang mendengarkan
cerita
dapat
mendeskripsikan
ataupun
dapat
mengambil pelajaran dari apa yang telah ia dengarkan dalam cerita. c)
Metode Keteladanan Metode keteladanan merupakan bagian dari sejumlah metode yang paling ampuh dan efektif dalam mempersiapkan dan membentuk individu secara moral, spiritual dan sosial. Sebab seorang pembimbing merupakan contoh ideal dalam pandangan seseorang yang tingkah laku dan sopan santunnya akan ditiru, yang disadari atau tidak, bahkan semua keteladanan itu akan melekat pada diri dan perasaannya dalam bentuk ucapan, perbuatan, hal yang bersifat material, indrawi maupun spiritual. Karenanya keteladanan merupakan faktor penentu baik buruknya seseorang
26
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. Ke-4, h. 97.
12
yang dibimbing. Metode ini juga digunakan sebagai pemberian contoh yang baik dalam tingkah laku sehari-hari.27 Seorang menyampaikan
pembimbing secara
lisan,
akan
merasa
namun
belum
sangat tentu
mudah dapat
menjalankannya dan dapat diterima oleh yang dibimbingnya, untuk mengatasinya, maka pembimbing harus memberikan contoh atau keteladanan, misalnya menganjurkan agar selalu berdzikir, maka pembimbing harus melakukannya atau memulainya terlebih dahulu. d)
Metode Wawancara Metode wawancara merupakan salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup dan kejiwaan seseorang yang dibimbing pada saat tertentu yang memerlukan bimbingan. Wawancara dapat berjalan dengan baik apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1)
Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada anak bombing.
2)
Pembimbing harus dapat dipercaya sebagai pelindung oleh orang yang dibimbing.
3)
Pembimbing harus bisa menciptakan situasi dan kondisi yang memberikan perasaan damai dan aman serta santai kepada seseorang yang dibimbing.
27
Asmunir Syukri, Strategi-strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al ikhlas, 1983), h. 104.
13
e)
Metode Pencerahan (metode edukatif) Yaitu
cara
mengungkapkan
tekanan
perasaan
yang
menghambat perkembangan belajar dengan mengorek sampai tuntas perasaan atau sumber perasaan yang menebabkan hambatan atau ketegangan, dengan cara “client centered”, yang diperdalam dengan permintaan atau pertanyaan yang meyakinkan untuk mengingatingat serta mendorong agar berani mengungkapkan perasaan tertekan. Sehingga pada akhirnya pembimbing memberikan petunjukpetunjuk tentang usaha apa sajakah yang baik bagi yang dibimbing dengan cara yang tidak bernada imperatif (wajib), akan tetapi berupa anjuran-anjuran yang tidak mengikat.28
B. Penerimaan Diri 1.
Definisi Penerimaan Diri Rogers menuangkan pendapatnya tentang manusia, ia yakin bahwa dalam diri setiap orang terdapat potensi-potensi untuk menjadi sehat dan tumbuh serta kreatif. Kegagalan dalam mewujudkan potensipotensi ini disebabkan oleh pengaruh yang bersifat menjerat dan keliru dari latihan yang diberikan orang tua serta pengaruh-pengaruh social lainnya. Namun pengaruh-pengaruh yang merugikan ini dapat diatasi
28
Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Golden Terayon Press), h. 47.
14
apabila individu mau menerima langsung jawab untuk hidupnya sendiri.29 Pada tahun 1959 Rogers mempresentasikan konsep kebutuhan terhadap pandangan positif (Need For Positive Regard), kebutuhan ini mencakup pencarian terhadap kehangatan, rasa suka, hormat, simpati, dan penerimaan diri orang lain, dan tampak sebagai kebutuhan bagi cinta dan kasih sayang.30 Menurut Supratiknya, yang dimaksud dengan menerima diri adalah memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri, tidak bersikap sinis terhadap diri sendiri.31 Senada dengan hal tersebut Hurlock mengemukakan bahwa penerimaan diri merupakan tingkat dimana
individu
benar-benar
mempertimbangkan
karakteristik
pribadinya dan mau hidup dengan karakteristik tersebut.32 Chaplin mengemukakan bahwa penerimaan diri adalah sikap yang ada pada dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitaskualitas, bakat-bakat sendiri, dan pengakuan akan keterbatasanketerbatasan sendiri.33 Kemudian Maslow menyatakan bahwa orang yang sehat merasa mampu menerima diri dan sifatnya sebagaimana adanya, tanpa sesal atau
29
Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, Psikologi Kepribadian 2 Teori-Teori Holistik (Organismik-Fenomenologis), (Yogyakarta: KANSINUS, 1993), Editor: Dr. A. Supratiknya, h.125 30 Lawrence A. Pervin, Daniel Cervone dan Oliver P. John, Psikologi Kepribadian Teori dan Penelitian Edisi ke-9 (Jakarta: KENCANA, 2012), h. 186. 31 Supratiknya, Komunikasi Antar Pribadi Tinjauan Psikologi, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), h. 84. 32 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan: Sepanjang rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 1999), h.434. 33 Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, h. 451.
15
keluhan atau bahkan tanpa terlalu banyak memikirkannya. 34 Selain itu Maslow menambahkan dalam Schultz bahwa orang-orang sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memalsukan diri mereka.35 Senada dengan hal itu Maslow juga berpendapat dalam Jest Feist bahwa orang-orang yang mengaktualisasi diri dapat menerima diri mereka sendiri apa adanya, mereka tidak bersikap deferensif, berpurapura dan tidak mempunyai perasaan bersalah yang menghancurkan diri. Sebaliknya mereka dapat menerima kekurangan orang lain dan tidak merasa terancam akan kelebihan orang lain. Mereka menerima hal-hal alamiah apa adanya dan tidak mengharapkan kesempurnaan pada dri mereka dan orang lain.36 Kebutuhan untuk diterima posistif ada pada semua manusia, dan tetap menjadi motivasi yang kuat sepanjang hayat. Orang menilai tinggi pengalaman-pengalaman yang memuaskan kebutuhan penerimaan positif. Bahkan nilai penerimaan itu jauh lebih kuat dibanding kepuasan yang dapat diperoleh dari pemenuhan kebutuhan organisme. Bersamaan dengan berkembangnya penerimaan positif dari orang lain, manusia juga mengembangkan penerimaan positif dari dirinya sendiri. Penerimaan diri ini merupakan akibat dari pengalaman kepuasan/frustasi dari kebutuhan penerimaan positif dari orang lain.
34
Jest Feist & Gergory J. Feist, Teori Kepribadian Edisi Tujuh, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), Cet. Ke-2, h. 346. 35 Duane Schultz, Psikologi Pertumbuhan Model-Model Kepribadian sehat (Yogyakarta: KANISIUS, 1991), h. 156. 36 Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2, (Jakarta: PT. Pusaka Binaman Pressindo, 1993), Cet. Ke-2 h.9.
16
Menurut Rogers penerimaan diri positif mencakup perasaan kepercayaan diri dan keberhargaan diri.37 Menurut Handayani dalam jurnal Psikologi, Penerimaan diri adalah sejauh mana seseorang dapat menyadari dan mengakui karakteristik pribadi dan menggunakannya dalam menjalani kelangsungan hidupnya. Sikap penerimaan diri ditunjukkan oleh pengakuan seseorang terhadap kelebihan-kelebihanan sekaligus menerima kelemahan-kelemahannya tanpa menyalahkan orang lain
dan
mempunyai
keinginan
yang
terus
menerus
untuk
mengembangkan diri.38 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri adalah kesadaran seseorang untuk menerima dirinya sebagaimana adanya dan memahami dirinya seperti apa adanya. Individu yang memiliki penerimaan diri berarti telah menjalani proses yang menghantarkan dirinya pada pengetahuan dan pemahaman tentang dirinya sehingga dapat menerima dirinya secara utuh dan bahagia. Aspek-Aspek Penerimaan Diri
2.
Menurut Sheerer aspek-aspek penerimaan diri, meliputi ha-hal sebagai berikut: a)
Perasaan Sederajat Individu menganggap dirinya sederajat dengan orang lain, sehingga individu tidak merasa sebagai orang yang istimewa atau
37
Alwisol, Pikologi Kepribadian, (Malang: UMM PRESS, 2009), h. 273. Muryatinah Mulyo Handayani Dkk, “Efektivitas Pelatihan Pengenalan Diri terhadap Peningkatan Penerimaan Diri”, (JurnalPsikologi Universitas Gajah Mada, 1998), h. 48 38
17
menyimpang dari orang lain. Individu merasa dirinya mempunyai kelemahan dan kelebihan seperti orang lain b)
Percaya kemampuan diri Idividu
mempunyai
kemampuan
untuk
menghadapi
kehidupan. Hal ini tampak dari sikap individu yang percaya diri, lebih suka mengembangkan sikap baiknya dan mengeleminasi sifat buruknya dari pada ingin menjadi orang lain, sehingga individu merasa puas dengan dirinya. c)
Bertanggung jawab Individu
berani
memikul
tanggung
jawab
terhadap
perilakunya, sehingga menerima diri apa adanya. d)
Orientasi keluar diri Individu lebih mempunyai orientasi keluar diri dari pada kedalam. Individu lebh suka memperhatikan dan toleran terhadap orang lain, sehingga
mendapatkan
penerimaan sosial
dari
lingkungannya. e)
Berpendirian Individu lebih suka mengikuti standarnya sendiri dari pada bersikap nyaman (comform) terhadap tekanan sosial, oleh karena itu individu yang mampu menerima diri mempunyai sikap dan kepercayaan diri pada tindakannya.
18
f)
Menyadari keterbatasan Individu tidak menyalahkan diri akan keterbatasannya atau mengingkari kelebihannya.
g)
Menerima sifat kemanusiaan Individu tidak menyangkal emosi. Individu mengenali perasaan marah, takut dan cemas, tanpa menganggap sebagai suatu yang
harus
di
ingkari
atau
ditutupi.
Kepercayaan
atau
kemampuannya untuk dapat menghadapi hidupnya.39 3.
Faktor Faktor yang mempengaruhi Penerimaan Diri Faktor Faktor yang meningkatkan penerimaan diri menurut Hurlock adalah: a)
Aspirasi Realistis Supaya anak menerima dirinya, ia harus realistis terhadap dirinya dan tidak mempunyai ambisi yang tidak mungkin tercapai. Ini tidak berarti bahwa mereka harus mengurangi ambisi atau menentukan sasaran dibawah kemampuan mereka. Sebaliknya mereka harus menetapkan sasaran yang didalam batas kemampuan mereka, walaupun batas ini lebih mudah dari apa yang mereka cita-citakan.
b)
Kebersihan Bila tujuan itu realistis kesempatan berhasil sangat meningkat. Lagi pula agar anak-anak menerima dirinya, anak harus mengembangkan
39
Sheila, Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri: sebuah penelitian di kalangan anak berhadapan hukum (ABH) di panti Marsudi putra Handayani, h. 16.
19
faktor peningkat keberhasilan ini mencakup keberanian mengambil inisiatif dan meninggalkan kebiasaan menunggu perintah apa yang harus dilakukan, bekerjasama dan mau melakukan lebih dari semestinya. c)
Wawasan Diri Kemampuan dan kemauan menilai diri sendiri secara reallistis serta mengenal dan mau menerima kelemahan serta kekuatan yang dimiliki, akan meningkatkan penerimaan diri, tiap tahun dengan bertambahnya usia dan pengalaman sosial, anak harus mampu menilai dirinya lebih akurat.
d)
Wawasan Sosial Kemampuan melihat diri seperti orang lain melihat mereka dapat menjadi suatu pedoman untuk perilaku yang memungkinkan anak memenuhi harapan sosial, sebangai kontras, perbedaan mencolok antara pendapat orang lain dan pendapat anak tentang dirinya akan menjurus keperilaku yang membuat orang lain kesal dan menurunkan penilaian orang lain tentang dirinya.
e)
Konsep diri yang setabil Bila anak melihat dirinya denga satu cara pada suatu saat dan cara lain pada saat yang lain kadang-kadang mengunngkan kadangkadang tidak, mereka menjadi ambivalen tentang dirinya. Untuk mencapai kestabilan seperti
halnya dengan konsep diri yang
20
menguntungkan, orang yang berarti dalam hidupnya harus menganggap anak secara menguntungkan sebagian besar waktu. Pandangan merek membentuk dasar banyangan cermin anak tentang dirinya.40 Proses Terbentuknya Penerimaan Diri41
4.
Menurut Supratiknya proses terbentuknya penerimaan diri berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut: a)
Pembukaan diri Jika seseorang dapat menerima diri dengan baik maka dapat dengan mudah membuka diri. Demi penerimaan diri maka kita harus bersikap tulus dan jujur, dalam membuka diri. Bila kita menyembunyikan sesuatu tentang diri kita, penerimaan yang ditunjukan oleh orang lain atas diri kita justru bias mengurangi penerimaan diri kita.
b)
Kesehatan Psikologis Kesehatan psikologis berkaitan erat dengan kualitas perasaan kita terhadap diri kita sendiri. Orang yang sehat secara psikologis memandang dirinya disenangi, mampu berharga, dan diterima oleh orang lain. Agar kita tumbuh dan berkembang secara psikologis kita harus menerima diri kita.
40
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2, (Mcgraw-Hill Inc: Air Langga, 1978), h. 259. 41 Supratiknya, Komunikasi Antar Pribadi: Tinjauan Psikologi, h. 87.
21
c)
Penerimaan terhadap orang lain Seseorang yang menerima dirinya biasanya lebih bias menerima orang lain. Bila kita berfikir positif tentang orang lain.
Dampak dari Penerimaan Diri42
5.
Menurut Hurlock (1974) dalam Shella dampak Penerimaan diri menjadi dua kategori sebagai berikut: a)
Dalam Penyesuaian diri Orang yang memiliki penerimaan diri namun mengenai kelebihan dan kekurangannya. Ia biasanya memiliki keyakinan diri (Self Confidance) dan harga diri (Self Esteem). Selain itu, mereka juga lebih
dapat
menerima
kritik
demi
perkembangan
dirinya.
Penerimaan diri yang disertai dengan adanya rasa aman untuk mengembangkan diri ini memungkinkan seseorang untuk menilai dirinya secara lebih realistik sehingga dapat menggunakan potensinya secara efektif. Dengan penilaian yang realistik terhadap diri, seseorang akan bersikapjujur dan tidak berpura-pura. Ia juga merasa puas dengan menjadi dirinya sendiri tanpa ada keinginan untuk menjadi orang lain. b)
Dalam penyesuaian sosial Penerimaan diri biasanya disertai dengan adanya penerimaan pada orang lain. Orang yang memiliki penerimaan diri akan merasa aman
42
Sheila, Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri: sebuah penelitian di kalangan anak berhadapan dengan hukum (ABH) di panti Marsudi putra Handayani, h. 24.
22
untuk orang lain, memberikan perhatiannya pada orang lain. Serta menaruh minat terhadap orang lain. Seperti menunjukan rasa empati dan simpati. Dengan demikian orang yang memiliki penerimaan diri dapat melakukan penyesuaian sosial yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang merasa rendah diri. Sehingga mereka cenderum berorientasi pada dirinya sendiri. Ia dapat mengatasi keadaan emosionalnya tanpa mengganggu orang lain, serta toleran dan memiliki dorongan untuk membantu orang lain.
C. Warga Binaan Sosial (WBS) Pengertian Warga Binaan Sosial (WBS) Panti Bina Insan Bangun Daya 2 menyebut para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan sebutan warga binaan sosial (WBS). Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani, dan sosial, secara memadai dan wajar. Hambatan, kesulitan, dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, ketelantaran, kecacatan,
ketunaan
sosial,
keterbelakangan,
keterasingan/ketertinggalan, bencana alam ataupun bencana sosial.43
43
Kementrian Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial (Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial, 2011), h. 5.
23
Berikut ini akan dijelaskan secara terinci definisi dan karakteristik
dan
masing-masing
jenis
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) : a)
Pengemis Orang-orang yang mendapat penghasilan dengan memintaminta ditempat umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasih orang lain.44 Kriteria : 1)
Anak sampai usia dewasa
2)
Meminta-minta
di
rumah-rumah
penduduk,
pertokoan,
persimpangan jalan (lampu lalu lintas), tempat ibadah, dan tempat umum lainnya. 3)
Bertingkah laku untuk mendapatkan belas kasihan berpurapura sakit, merintih, dan kadang-kadang mendoakan dengan bacaan ayat suci, sumbangan untuk organisasi tertentu.
4)
Biasanya mempunyai tempat tinggal tertentu atau tetap, membaur dengan penduduk pada umumnya.45
b)
Gelandangan Orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta
44 45
Ibid, h. 7. Ibid, h. 8.
24
tidak mempunyai pencaharian dan tempat tinggal yang tetap serta mengembara di tempat umum.46 Kriteria : 1)
Anak sampai usia dewasa, tinggal disembarang tempat dan hidup mengembara atau menggelandang di tempat-tempat umum, biasanya di kota-kota besar.
2)
Tidak mempunyai
tanda pengenal
atau identitas diri,
berperilaku kehidupan bebas/liar dari norma kehidupan masyarakat pada umumnya. 3)
Tidak mempunyai pekerjaan tetap, meminta-minta, atau mengambil sisa makanan atau barang bekas, dan lain-lain.
46
Kementrian Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial (Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial, 2011), h. 5.
1
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut, terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah adalah artinya berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis, (rasional) artinya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, (empiris) artinya cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, (sistematis) artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah yang logis.1 Penulis pendekatan
dalam kuantitatif.
melakukan
penelitian
Penelitian
ini
ini
menggunakan
digunakan
dengan
mengumpulkan data yang berupa angka, kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angkaangka tersebut.2 Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivism, karena digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data 1
Sugiono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. Ke-20, h. 2. 2 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Data Sekunder, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), cet. Ke-2, h. 20.
2
menggunakan
instrumen
penelitian,
analisis
data
bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.3 Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.4 Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.5
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBI BD) 2 Cipayung, Jakarta Timur. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juni 2016. Adapun alasan penulis memilih penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Peneliti belum menemukan hasil penelitian pengaruh bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBI BD) 2 Cipayung, Jakarta Timur.
3
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 8. 4 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1995), cet. Ke-2, h.3. 5 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2008), Edisi Pertama, cet.ke-3, h. 36.
3
b. Lokasi penelitian tersebut cukup strategis karena terletak di wilayah Jakarta, yang lebih mudah dijangkau dan lebih hemat baiaya transportasi. c. Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 merupakan unit dari Dinas Sosial DKI Jakarta, di bawah koordinasi Pemerintah DKI Jakarta,
yang
melakukan
penampungan
sementara
bagi
tunawisma hasil penertiban dan penjangkauan sosial yang jumlah tunawisma selalu diatas 100 orang dalam kurung waktu 3 bulan pada tahun 2016 dan bahkan bisa mencapai angka hampir 300 orang. d. Menurut pengamatan peneliti bahwa di PSBI BD 2 Cipayung masih banyak ditemui tunawisma yang sudah pernah terkena penertiban Pemerintah DKI Jakarta namun tidak kapok-kapok, dan bahkan merasa sudah kebal atas penertiban tersebut sehingga kembali berada di PSBI BD 2 untuk yang kesekian kalinya untuk memperoleh bimbingan dan motivasi lagi. e. Pihak lembaga bersedia untuk
diadakan
penelitian dan
memberikan data, informasi sesuai dengan permasalahan yang ada serta keramahan seluruh civitas lembaga sangat membantu dan mendukung kelancaran dalam penelitian ini.
4
C. Populasi dan Sampel a) Populasi Populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian, misalnya lembaga, individu, kelompok atau konsep.6 Menurut Arikunto “Apabila subjek kurang dari seratus orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil 10-15% atau lebih tergantung setidaktidaknya dari waktu, tenaga, dan dana”.7 Sesuai dengan judul di atas, maka populasinya adalah warga binaan sosial (WBS) yang normal dan termasuk dalam kategori tunawisma di Panti Sosisl Bina Insan Bangun Daya (PSBI BD) 2 Cipayung, Jakarta Timur sebanyak 185 orang. b) Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap, yang bisa dianggap mewakili populasi.8 Sampel juga dapat didefinisikan sebagai bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.9 Dalam penelitian ini populasi 185 orang, penulis mengambil sampel dalam penenlitian ini yaitu
6
Manase Malo, dkk, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Universitas Terbuka, 1997),
7
Suharsim Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi aksara, 1996), h.
8
Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002),
h. 149. 107. h. 58 9
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 118.
5
dengan menggunakan teknik pengambilan sampel acak sederhana (sampel random sampling), yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan setara yang ada dalam populasi tersebut.10 Dari berbagi rumus yang ada, terdapat sebuah rumus yang bisa digunakan untuk menentukan besaran sampel yaitu rumus Slovin, rumus dari Yamane Taro.11 n= Keterangan:
n
=Jumlah sampel yang dicari
N
=Jumlah Populasi
d
=Nilai presisi (10%)
Berdasarkan rumus di atas, kemudian diperoleh jumlah sampel sebagai berikut: 185 n= 185 (10%)2 + 1 185 n=
185 =
185 (0,01) + 1
185 =
1,85 + 1
= 64,9 dibulatkan 65 orang 2,85
Jika jumlah populasi diatas dihitung dengan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang terambil dari perhitungan ini sebanyak 65 responden.
10
Nanang Martono, Metode penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Skunder, (Jakarta: PT RajaGrafindo Prasada), cet. Ke-2, h. 75 11 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda, 2006), h. 137.
6
D. Variabel dan Definisi Operasional 1) Variabel Dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari pengaruh bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur sebagai berikut : a) Variabel Independen (Variabel X) :Bimbingan Agama b) Variabel Dependen (Variabel Y) :Penerimaan diri WBS 2) Definisi Operasional Dalam menghindari terjadinya salah pengertian mengenai data-data yang dikumpulkan, maka perlu dikemukakan batasan operasional dari variabel-variabel penelitian ini. Adapun batasan atau definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : a) Bimbingan Agama Menurut H. M. Arifin bimbingan agama adalah usaha pemberian bantuan kepada seseorang
yang mengalami
kesulitan baik lahir maupun batin menyangkut kehidupan di masa kini dan di masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan dibidang spiritual agar orang yang bersangkutan
7
mampu mengatasi masalah dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri.12 Menurut Djumhur dan Moh. Surya, bimbingan agama adalah suatu pemberian bantuan yang dilakukan terus menerus, sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami diri sendiri (self understanding), kemampuan untuk menerima diri sendiri (self acceptance), kemampuan untuk merealisasikan diri sendiri
(self
kemampuan
realization), dalam
sesuai
mencapai
dengan
penyesuaian
potensi diri
atau
dengan
lingkungannya, baik lingkungan keluarga maupun masyarakat. b) Penerimaan Diri Menurut Rogers penerimaan merupakan dasar bagi setiap orang untuk dapat menerima kenyataan hidupnya, semua pengalaman-pengalamannya, baik maupun buruk atau positif maupun negatif dengan kata lain seseoranag membutuhkan situasi, yang menghormati dan menghargai yang tidak disertai persyaratan.13
12
Arifin, Pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta: PT Golden Trayon Press, 1998), h. 14-15. 13 Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, Psikologi Kepribadian 2 Teori-Teori Holistik (Organismik-Fenomenologis), (Yogyakarta: KANSINUS, 1993), Editor: Dr. A. Supratiknya, h.125
8
Tabel. 1 Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian Variabel Pengaruh Bimbingan Agama (Variabel X)
Teori Dimensi Menurut H. M. Arifin 1. Bimbingan Bimbingan Agama Agama adalah usaha dalam bentuk pemberian bantuan pengetahuan kepada seseorang yang mengalami 2.Bimbingan kesulitan baik lahir Agama maupun batin dalam bentuk menyangkut keterampilan kehidupan di masa kini dan di masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan dibidang spiritual agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi masalah dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri. Menurut Djumhur dan Moh. Surya, bimbingan agama adalah suatu pemberian bantuan yang dilakukan terus menerus, sistemat kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami diri sendiri (self understanding), kemampuan untuk menerima diri sendiri (self acceptance), kemampuan untuk merealisasikan diri
Indikator Bimbingan Agama dalam bentuk pengetahuan 1.WBS mendapatkan pengetahuan yang belum diketahui sebelumnya. 2.WBS mengetahui tata cara beribadah dengan baik dan benar. 3.WBS mengetahui hal-hal apa saja yang dapat merugikan orang lain dan menyebabkan dosa. 4.WBS mengetahui apa saja yang di diperintahkan agama dan apa yang dilarang dalam agama.
Definisi Operasional 1. Saya mengetahui tujuan dari bimbingan agama yang dilakukan Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung Jakarta Timur. 2. Saya mengetahui materi apa saja yang disampaikan kegiatan bimbingan agama. 3. Melalui bimbingan agama, saya mendapatkan pengetahuan agama seputar ibadah dalam kehidupan sehari-hari. 4. Saya tahu bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan akan mendapatkan balasan dari tuhan.
Bimbingan Agama dalam bentuk 1. Saya melaksanakan kewajiban saya keterampilan 1.WBS kepada Tuhan yang melaksanakan maha Esa. kewajiban 2. Saya menerapkan terhadap Tuhan materi yang Yang Maha Esa. disampaikan dalam 2.WBS menerapkan kegiatan bimbingan materi yang agama di kehidupan disampaikan dalam sehari-hari. kegiatan 3. Saya tidak bimbingan agama. keberatan untuk WBS mengetahui berjabat tangan tujuan dari proses terlebih dahulu bimbingan agama kepada orang yang lebih tua dari saya.
9
Variabel
Teori
Dimensi
sendiri (self realization), sesuai dengan potensi atau kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Indikator
Definisi Operasional
di PSBI BD 2 4. Saya berdoa kepada Cipayung, Jakarta Tuhan yang maha Timur. Esa ketika saya 3.WBS merasakan dalam kesulitan kegunaan dari 5. Saya menuruti proses bimbingan apapun perintah Agama di PSBI orang tua saya BD 2 Cipayung, 6. Saya enggan untuk Jakarta Timur. meminta izin terlebih dahulu kepada orang tua ketika ingin bepergian. 7. Saya sangat memusuhi orang yang tidak sependapat dengan saya
Penerimaan Menurut Rogers penerimaan Diri merupakan dasar bagi (Variabel Y) setiap orang untuk dapat menerima kenyataan hidupnya, semua pengalamanpengalamannya, baik maupun buruk atau positif maupun negatif dengan kata lain seseoranag membutuhkan situasi, yang menghormati dan menghargai yang tidak disertai persyaratan.
Aspek-aspek penerimaan diri, meliputi : 1.Perasaan Sederajat. 2.Percaya kemampuan diri. 3.Bertanggung jawab 4.Orientasi keluar diri 5.Berpendirian 6.Menyadari keterbatasan 7.Menerima sifat kemanusiaan.
Perasaan Sederajat. 1. WBS memiliki derajat yang sama seperti orang lain tidak merasa istimewa maupun menyimpang dari orang lain 2. WBS memiliki kelemahan dan kelebihan. 3. WBS tidak keberatan mengatakan tentang kemampuan dan keterbatasannya 4. WBS merasa dirinya berharga
1. Saya sama seperti orang lain yang tidak lepas dari salah dan dosa 2. Saya tidak merasa malu jika orang lain mengetahui kelemahan saya 3. Saya tidak keberatan jika orang lain mengetahui kelebihan yang saya miliki 4. Saya merasa saya berharga dimata orang lain terutama orang-orang terdekatnya. 5. Saya merasa bahwa saya lemah dan tidak memiliki kemampuan dalam hal apapun 6. Saya merasa saya tidak diterima dimanapun dengan
10
Variabel
Teori
Dimensi
Indikator
Definisi Operasional keterbatasan saya miliki
Percaya kemampuan diri 1.WBS mampu menyelesaikan masalah- masalah yang dihadapi. 2.WBS selalu ingin berbuat baik dengan orang lain. 3.WBS percaya dengan kemampuan yang dimilikinya. 4.WBS lebih senang menjadi dirinya sendiri
Bertanggung jawab 1.WBS akan selalu berkata jujur 2.WBS mengakui kesalahan yang telah ia perbuat 3.WBS bertanggung jawab atas semua perbuatan yang dilakukan.
yang
1. Saya sangat mempercayai akan kemampuan yang saya miliki 2. Saya senang menjadi diri saya sendiri 3. Saya tidak yakin apakah saya bisa menyelesaikan masalah yang tengah saya hadapi 4. Saya yakin akan kemampuan yang saya miliki meskipun sering kali saya mengalami kegagalan 5. Saya tidak biasa diandalkan baik oleh diri saya maupun orang lain 6. Saya selalu melibatkan orang lain kedalaman masalah saya 1. Saya akan berkata jujur meskipun itu beresiko buruk untuk kehidupan saya 2. Saya tidak takut untuk mengakui kesalahan yang telah saya buat 3. Saya bertanggungjawab atas semua perbuatan yang saya lakukan 4. Saya takut untuk mengatakan sesuatu
11
Variabel
Teori
Dimensi
Indikator
Definisi Operasional yang benar jika itu mengancam diri saya 1. Saya selalu melemparkan kesalahan yang saya buat kepada orang lain
Orientasi keluar 1. Saya menghargai penilaian diri orang diri 1.WBS selalu lain terhadap saya menghargai 2. Saya peduli penilaian orang terhadap kesulitan lain terhadapnya. yang dialami oleh 2. WBS peduli orang lain terhadap kesulitan 3. Saya percaya yang dialami oleh bahwa saya dapat orang lain. diterima 3. WBS memiliki dilingkungan oleh toleransi yang orang lain karna tinggi terhadap saya juga selalu orang lain. dapat menerima mereka 4. Saya senang ketika orang lain menasehati saya 5. Saya tidak mau bergaul dengan orang yang tidak sependapat dengan saya 6. Saya tidak peduli tentang penilaian orang lain terhadap saya 1. Saya tidak suka Berpendirian 1. WBS berprilaku orang lain berdasarkan memerintah atau prinsip-prinsip mengatur saya yang dipegang. 2. Saya mampu 2. WBS yakin akan mengerjakan kemampuan yang pekerjaan saya dimilikinya. sendiri tanpa melibatkan orang lain
12
Variabel
Teori
Dimensi
Indikator
Menyadari keterbatasan 1.WBS tidak menyalahkan diri akan keterbatasannya atau mengingkari kelebihannya. 2.WBS tidak menyesal dengan keadaan saat ini. 3.WBS menghargai bantuan orang lain. 4.WBS tidak menyalahkan diri sendiri atau orang lain atas kondisi yang dialami saat ini.
Definisi Operasional 3. Orang-orang akan menjauhi saya jika saya tidak bisa menyesuaikan mereka 4. Saya takut untuk mengungkapkan pendapat saya kepada orang lain 1. Saya sadar bahwa tidak semua hal bisa saya lakukan sendiri 2. Saya tidak menyesal dengan keadaan saya sekarang ini 3. Saya menghargai bantuan seseorang untuk mengatasi masalah pribadi saya 4. Saya tidak menyalahkan orang lain atas kondisi yang saya alami saat ini 5. Saya yakin orang lain bisa menerima saya dengan kondisi saya seperti ini 6. Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing 7. Saya tidak menyalahkan diri saya sendiri maupun orang lain atas permasalahan yang tengah saya hadapi 8. Saya tidak membutuhkan bantuan apapun dari orang lain
13
Variabel
Teori
Dimensi
Indikator
Definisi Operasional
Menerima sifat kemanusiaan. 1.WBS tetap menerima sifatsifat alamiah manusia. 2.WBS tetap mengenal perasaan marah. 3.WBS mengenali perasaan takut dan cemas, serta tidak menutupi hal itu. 4.WBS percayai kemampuan untuk dapat menghadapi hidupnya.
1. Saya marah ketika orang lain menghina saya 2. Saya takut jika saya gagal dalam pekerjaan saya 3. Saya terkadang cemas ketika memikirkan masa depan saya 4. Saya terkadang meragukan ketulusan orang lain terhadap saya 5. Saya merasa masa depan saya suram karna keadaan saya saat ini 6. Saya berfikiran positif pada siapapun, dan dalam hal apapun 7. Saya tidak mau ambil pusing dengan apa yang terjadi pada saat saya baik saat ini, ataupun nanti 8. Saya tidak pernah merasa cemas dengan keadaan saya
14
E. Hipotesis Penelitian Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula dengan hipotesis alternative (Ha).14 Hipotesis ini dapat dirumuskan pertanyaan yaitu sebagai berikut: Ho : βo = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur.
Ha : βo ≠ 0
Terdapat
pengaruh
yang
signifikan
antara
bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Angket Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan.15 Dalam penelitian ini, penulis menyebarkan
14
Singgih Santosa, SPSS: Mengola Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta: PPm, 2002), cet. Ke-2, h. 22-23. 15 Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, (Bandung : Alfabeta, 2010), h.52-53.
15
65 angket kepada para warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur. b) Observasi Observasi ialah pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan tetapi tidak mengajukan pertanyaan.16 Observasi menjadi hal bagian terpenting yang harus dilakukan peneliti. Sebab, semua keadaan subjek dan objek bisa langsung dilihat dan dirasakan oleh peneliti. c) Dokumentasi Selain kedua cara dalam pengumpulan data diatas metode yang tidak kalah penting adalah metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan lain sebagainya.17
G. Uji Validitas dan Reabilitas a) Uji Validitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrumen yang valid akan memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrument yang kurang
16
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. Ke8, h. 69. 17 Suharimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 272.
16
valid berarti validitasnya rendah.18 Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi
yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut
mempunyai validitas yang tinggi pula. Jika hasil dari pearson product moment > 0.361 maka instrumen tersebut dinyatakan valid. b) Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur,sehingga alat ukur dipercaya atau dapat diandalkan.19 Jika suatu alat ukur dapat dipakai untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konstan, maka alat pengukur tersebut dikatakan reliabel atau dapat diandalkan.20 Pada uji instrumen ini peneliti menggunakan Reablity Analysis dengan metode Cronbach Alpha dan Software SPSS 20.0 for Windows.
18
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), h.141. 19 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei (Jakarta : LP3ES, 1995), cet. Ke-2, h.96. 20 RambatLupiyoada dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba 4, 2006), h. 241
17
H. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam menganalisis data ini, peneliti menggunakan metode analisis kuantitatif guna untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur, dilakukan dengan skala semi likert. Tabel. 2 Skala Semi Likert (Butir Positif) Sangat Setuju
Setuju (S)
Tidak Setuju
Sangat Tidak
(TS)
Setuju (STS)
2
1
(SS) 5
4 Tabel. 3
Skala Semi Likert (Butir Negatif) Sangat Setuju
Setuju (S)
(SS) 1
2
Tidak Setuju
Sangat Tidak
(TS)
Setuju (STS)
4
5
Pilihan respon skala empat mempunyai variabilitas respon lebih baik atau lebih lengkap dibandingkan skala tiga sehingga mampu mengungkapkan lebih maksimal perbedaan sikap responden. Selain itu juga tidak ada peluang bagi responden untuk bersikap netral seandainya pilihan respon skala lima, sehingga memaksa responden untuk menentukan sikap terhadap fenomena sosial yang ditanyakan
18
atau dinyatakan dalam instrument.21 Sedangkan untuk menguji seberapa besar pengaruh bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur dapat dianalisis dengan : 1. Uji koefisien determinasi Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen, dalam SPSS 20.0 for Windows, koefisien determinasi terletak pada tabel model summary dan tertulis r square. Nilai R square diketahui baik jika di atas 0,5 karena nilai R square berkisar antara 0-1. Pada umumnya sampel dengan data deret waktu (time series) memilih R square maupun adjust R square dikatakan cukup tinggi dengan nilai diatas 0,5. Koefisien korelasi yang diperoleh untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi hubungan antar dua variabel digunakan kriteria yang ditentukan sebagai berikut: Tabel. 4 Pedoman untuk memberikan interpretasi Hubungan antara dua variabel berbeda
21
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00-0,199
Sangat Rendah
0,20-0,399
Rendah
S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), h. 106.
19
0,40-0,599
Sedang
0,60-0,799
Kuat
0,80-1,000
Sangat Kuat
2. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2) secara bersama-sama berpengaruh dengan signifikan terhadap variabel dependen (Y), maka digunakan uji F untuk membuktikan hal tersebut dengan rumus :
Keterangan : R2
= Koefisien determinasi
n
= Jumlah data
k
= Jumlah variabel independen Setelah didapat nilai Fhitung melalui rumusan diatas, maka
kriteria pengujian dan pengambilan keputusan sebagai berikut : 1) Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitas F kurang dari α = 0,05 maka H0 ditolak. Artinya secara bersama-sama variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel tidak bebas. 2) Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitas F lebih dari α = 0,05 maka H0 ditolak. Artinya secara bersama-sama variabel bebas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel tidak bebas.
20
Hasil uji F dapat dilihat pada output ANOVA dari hasil analisis regresi linier berganda. 3. Uji T-test (parsial) T-test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Adapun nilai-nilai taraf signifikasinya sebesar α = 1% sampai dengan 10% Untuk melakukan uji hipotesis ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol harus disertai pula dengan hipotesis alternatif
dan
yaitu sebagai
berikut : a)
=
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur. b)
= Terdapat pengaruh yang signifikan antara bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur.
1
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Profil Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 1. Sejarah Panti Pada tahun 1978 pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Sosial membangun sebuah panti dengan nama “Panti Pengemis Cipayung”, dalam perkembangan selanjutnya melalui Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor: 736 Tahun 1996, menjadi Panti Sosial Bina Karya Bangun Daya 2 Ceger. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 163 Tahun 20002, menjadi Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 76 tahun 2000, berubah menjadi Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 yang berfungsi sebagai penampungan sementara dan bimbingan sosial awal PMKS hasil penertiban dan penjangkauan sosial seperti gelandangan, pengemis, wanita tuna susila, jompo terlantar, anak jalanan, psikotik terlantar, penyandang cacat terlantar dan PMKS lainnya.1 2. Kondisi Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Luas tanah
: 15.000 M²
Luas bangunan
: 10.000 M²
1
Brosur, Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, pada Juni 2016.
2
Kapasitas panti
: 250 orang
Lokasi panti
: Jl. Bina Marga No. 48 Ceger, Cipayung, Jakarta Timur 13820, Telp. 021 844 5761 : [email protected]
E-mail
3. Kedudukan, Susunan Organisasi dan Bagan Susunan Organisasi a) Kedudukan Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Sosial dalam pelaksanaan kegiatan penampungan sementara dan bimbingan awal PMKS hasil penertiban dan penjangkauan sosial. (Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 76 tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya). b) Susunan Organisasi 1. Kepala Panti 2. Sub. Bagian Tata Usaha 3. Seksi Perawatan 4. Seksi Bimbingan dan Penyaluran 5. Sub. Kelompok Jabatan Fungsional c) Bagian Susunan Organisasi
2
Brosur, Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, pada Juni 2016.
3
Gambar. 1 Struktur Organisasi Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 23 KEPALA PANTI
KA. SUB BAG TU
SEKSI PERAWATAN
SEKSI BIMLUR
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
4. Visi dan Misi a) Visi “Mewujudkan Kemandirian dan Kualitas Hidup Binaan Sosial”
b) Misi 1) Meningkatkan kualitas pelayanan sosial terhadap warga binaan sosial 2) Meningkatkan harkat dan martabat binaan sosial 3) Mengembangkan sistem sarana dan prasarana binaan sosial 4) Mengembangkan prakarsa dan peran serta pelayanan sosial4
3 4
Brosur, Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, pada Juni 2016. Ibid
masyarakat dalam
4
5. Tugas Pokok, Maksud, Fungsi dan Tujuan a) Tugas Pokok Menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial PMKS hasil penertiban dan penjangkauan sosial. b) Maksud Memberikan motivasi awal dan penguatan kepercayaan diri WBS untuk menerima Pelayanan Sosial lebih lanjut pada Panti-Panti Rujukan dan atau kembali kepada masyarakat. c) Fungsi 1. Penyususnan
Rencana
Kerja
dan
Anggaran
(RKA)
dan
Dokumentasi Pelaksanaan Anggaran (DPA) Panti. 2. Pelaksanaan Dokumentasi Pelaksanaan Anggaran (DPA) Panti. 3. Penyusunan rencana strategis Panti. 4. Penyusunan standar dan prosedur pelayanan kesejahteraan sosial PMKS hasil penertiban penjangkauan sosial. 5. Penyusunan rencana penyediaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana teknis panti. 6. Pelaksanaan pendekatan awal meliputi penjangkauan, observasi, identifikasi, motivasi, dan seleksi. 7. Pelaksanaan
penerimaan
meliputi
registrasi,
persyaratan,
administrasi, dan penempatan dalam panti. 8. Pelaksanaan perawatan dan pemeliharaan fisik dan kesehatan. 9. Pelaksanaan asessmen meliputi penelaahan, pengungkapan, dan pemahaman masalah serta potensi. 10. Pelaksanaan bimbingan fisik, bimbingan agama dan sosial. 11. Pelaksanaan penyaluran kembali kepada keluarga, persiapan pemulangan ke daerah asal dan rujukan ke lembaga pelayanan lain. 12. Pelaksanaan pembinaan lanjut meliputi monitoring, konsultasi, asistensi, pemantapan dan terminasi.
5
13. Pelaksanaan penyediaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana teknis panti. 14. Pelaksanaan dan pengembangan koordinasi, kerja sama dan kemitraan dengan lembaga pelayanan sosial sejenis dalam bentuk Panti maupun bukan Panti yng dikelola masyarakat. 15. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kelayakan penggunaan prasarana dan sarana teknis panti. 16. Pelaksanaa kegiatan ketatausahaan 17. Pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang. 18. Pengelolaan teknologi informasi Panti 19. Penyiapan bahan laporan Dinas yang berkaitan dengan tugas dan fungsi panti. 20. Penyiapan bahan laporan Dinas yang berkaitan dengan tugas dan fungsi panti. 21. Pelaporan dan pertanggungjawakan pelaksanaan tugas dan fungsi.
d) Tujuan Meningkatkan kesejahteraan sosial dan merubah perilaku negatif WBS, agar dapat hidup secara layak, normatif dan manusiawi.5 6. Kondisi SDM Tabel. 5 Kondisi SDM di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 26 No
Jabatan Organik
Pendidikan Terakhir S2
1
Kepala Panti
1
2
Ka. Subag/ Ka. Sie
2
3
Staf PNS
4
Staf CPNS Jumlah
5 6
3
S1
D3
SMA
SMP
SD
10
3
4
10
3
4
1
2
Brosur, Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, pada Juni 2016. Ibid
6
Jabatan Non Organik
1
Tenaga Pelayanan
3
1
8
5
5
18
Sosial Total
4
6
8
7. Sarana Prasarana Pendukung
Tabel. 7 Sarana Prasarana Pendukung di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 27 NO
NAMA
VOLUME
PERUNTUKAN
KETERANGAN
1 unit
Tempat untuk karyawan
Baik
BANGUNAN
1
Ruang kantor
bekerja 2
Auditorium
1 unit
Untuk pertemuan atau
Baik
pembinaan sosial 3
Ruang rapat
1 unit
Untuk rapat
Baik
4
Ruang pelayanan
2 unit
Pelayanan WBS dan
Baik
sosial 5
Asrama atau
keluarga 18 unit
ruangan tidur 6
Ruang makan
Untuk penampungan
Baik
WBS 2 unit
Untuk makan dan
Baik
minum WBS
7
7
Ruang bimbingan
1 unit
Untuk bimbingan WBS
Baik
8
Ruang konseling
1 unit
Untuk konsultasi WBS
Baik
Brosur, Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, pada Juni 2016.
7
NO
NAMA
VOLUME
PERUNTUKAN
KETERANGAN
BANGUNAN
9
Ruang identifikasi
1 unit
Untuk megidentifikasi
Baik
atau pendalaman, penelahan permasalahan WBS 10
Pendopo
1 unit
Untuk aktifitas kegiatan
Baik
pelayanan WBS 11
Ruang besuk
1 unit
Untuk tempat besuk
Baik
keluarga WBS 12
Musholla
1 unit
Untuk sholat karyawan
Baik
dan WBS 13
Ruang
1 unit
keterampilan 14
Dapur
Untuk bimbingan
Baik
keterampilan WBS 1 unit
Untuk menyiapkan dan
Baik
menyajikan makanan bagi WBS 15
Ruang poliklinik
1 unit
Pertolongan pertama
Baik
WBS yang sakit 16
Ruang perawatan
1 unit
Untuk perawatan
Baik
sementara WBS yang sakit 17
Ruang Dinas
9 unit
Tempat tinggal untuk meningkatkan pelayanan WBS
Baik
8
NO
NAMA
VOLUME
PERUNTUKAN
KETERANGAN
2 unit
Tempat jaga keamanan
Baik
BANGUNAN
18
Pos jaga
lingkungan 19
Ruang gudang
1 unit
Menyimpan arsip dan
Baik
barang inventaris panti 20
Kantin
1 unit
Tempat makan dan
Baik
minum ringan pegawai dan keluarga WBS 21
Lapangan olahraga
1 unit
Untuk olahraga WBS
Baik
dan petugas
8. Mekanisme Penerimaan dan Persyaratan Pengambilan WBS oleh Keluarga 1) Mekanisme Penerimaan a) Hasil penertiban dari Satpol P.P. b) Hasil penjangkauan/penjemputan PMKS dari Dinas Sosial/Sudin Sosial. c) Penyerahan dari Kepolisian. d) Penyerahan dari orsos atau lembaga sosial lainnya.8 2) Persyaratan Pengambilan WBS oleh Keluarga a) Foto copy KTP yang mengambil. b) Foto copy KK. c) Surat keterangan RT, RW, Kelurahan/kecamatan. 8
Brosur, Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, pada Juni 2016.
9
d) Surat keterangan dari sekolah apabila masih sekolah. e) Surat Rekomendasi dari instansi yang menertibkan. f) Surat Rekomendasi dari Dinas Sosial. g) Menandatangani Surat Pernyataan dengan Materai Rp. 6000,sebanyak 2 lembar.9 9. Pembinaan dan Tahapan Pembinaan PMKS PSBI BD 2 1) Pembinaan PMKS PSBI BD 2 a) Bimbingan Fisik Bertujuan untuk memelihara dan mewujudkan kesehatan serta kebugaran WBS. b) Bimbingan Agama Bertujuan untuk meningkatkan keimanan WBS dan menumbuhkan
kebiasaan
berperilaku
sesuai
kaidah-kaidah
keagamaan. c) Bimbingan Sosial Bertujuan untuk melatih WBS dalam berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan membantu mengatasi permasalahan WBS.
9
Brosur, Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, pada Juni 2016.
10
d) Bimbingan Kesadaran Hukum Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan hukum WBS sehingga mereka dapat mengerti dan tidak melanggar peraturan yang berlaku. e) Bimbingan Rekreasi Bertujuan menumbuh kembangkan suasana kebersamaan, kegembiraan dan keceriaan serta pengenalan lingkungan. f) Bimbingan Kesenian Bertujuan untuk menyalurkan minat, hobi dan kreatifitas WBS dalam bidang kesenian. g) Konsultasi Keluarga Ditunjukan bagi keluarga WBS guna meningkatkan peran aktif dalam memberikan perhatian, motivasi dan dukungan kepada WBS. h) Konsultasi Psikologis Bertujuan untuk mengatasi gangguan emosional dan perilaku WBS yang menyimpang, serta memperoleh dukungan kepada guna menunjang proses pelayanan sosial.
11
i) Bimbingan Keterampilan Bertujuan untuk menyalurkan minat, hobi, kreatifitas WBS. 2) Tahap Pembinaan PMKS PSBI BD 2 Gambar 2 Tahapan Pembinaan PMKS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 210 TAHAP I
TAHAP II
TAHAP III
Pendekatan awal
Identifikasi WBS
Asesmen
Penjangkauan
Observasi Identifikasi
Pemeriksaan dokumen persyaratan
Motivasi
Penanda tanganan berita acara serah terima
Seleksi
Registrasi
Pengungkapan dan pemahaman masalah dari aspek fisik, sosial, psikologis sesuai dgn karakteristik WBS
Pembinaan Bim. Fisik Bim. Agama
Bim. Sosial Bim. Hukum
Penelaahan Data WBS
Penjelasan program pelayanan
Bim. Rekreasi Bim. Kesenian
panti
Identifikasi potensi dan sumber dari WBS dan keluarga
Konsultasi keluarga
Penentuan petugas pendamping
Penyusunan rencana pelayanan
Konsultasi psikologis
Penempatan dlm
Perawatan
10
TAHAP IV
Brosur, Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, pada Juni 2016.
Bim. Keterampilan
12
TAHAP V
TAHAP V I
Resosialisasi
Penyaluran
Mengikutsertakan WBS dalam kegiatan sosial bersama masy. umum Memberikan gambaran ttg lokasi tujuan penyaluran
Persiapan penyaluran Pelaksanaan penyaluran ke: 1. Panti sosial terkait 2. Kembali pada keluarga 3. Pemulangan ke daerah asal 4. Lembaga pelayanan sosial lainnya
B. Uji Validitas dan Reabilitas 1) Uji Validitas Sebelum peneliti memulai penelitian yang sebenarnya, terlebih dahulu peneliti melakukan uji validitas (try out). Uji validitas ini untuk mengetahui apakah tiap-tiap butir pernyataan valid/invalid dan layak digunakan untuk tidak terhadap kuesioner yang telah diisi oleh 65 responden di luar dari responden inti dalam penelitian ini. Dari hasil kolerasi antara skor item dengan skor total kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel. r tabel dicari pada signifikan 0,05 dengan jumlah data (n) = 65, maka didapat r tabel sebesar 0,244 (lihat pada tabel r). Bila korelasi < 0,244 = tidak valid (invalid), jika hasil korelasi > 0,244 = valid. Hasilnya dari 65 butir pernyataan, diperoleh
13
bahwa sebanyak 42 butir item pernyataan dikatakan valid dan sebanyak 13 butir item pernyataan dikatakan tidak valid. Adapun hasil kolerasi item dukungan sosial, bimbingan agama dan penerimaan diri setelah dilakukan uji coba validitas instrumen terlihat pada tabel sebagai berikut : Tabel. 7.1 Skala Bimbingan Agama Aspek Bimbingan Agama Bimbingan Agama dalam bentuk pengetahuan
Indikator
1.
2.
3.
4.
Bimbingan 1. Agama dalam bentuk 2. keterampilan (sikap dan perilaku) 3. 4. 5.
WBS mendapatkan pengetahuan yang belum diketahui sebelumnya WBS mengetahui tata cara beribadah dengan baik dan benar WBS mengetahui halhal apa saja yang dapat merugikan orang lain dan menyebabkan dosa WBS mengetahui apa saja yang diperintahkan agama dan apa saja yang dilarang dalam agama WBS melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa WBS menerapkan materi yang disampaikan dalam kegiatan bimbingan agama WBS berperilaku sopan terhadap orang lain WBS berbakti kepada orang tua WBS menghormati dan menghargai orang lain
Item Favorable Unfavorable 1*, 2*
3*
4*
5*
6*
7*, 9*
8* 10* 11*, 12
14
Tabel. 7.2 Skala Penerimaan Diri Penerimaan Diri Perasaan Sederajat.
Percaya kemampuan diri
Bertanggung jawab
Orientasi keluar diri
Indikator
Item Favorable Unfavorable 1. WBS memiliki derajat 13 17*, 18* yang sama seperti orang lain tidak merasa istimewa maupun menyimpang dari orang lain WBS memiliki kelemahan dan 14*, 15* kelebihan. 2. WBS tidak keberatan mengatakan tentang 16 kemampuan dan keterbatasannya. 3. WBS merasa dirinya berharga 1. WBS mampu 21* menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. 24* 2. WBS selalu ingin berbuat baik dengan orang lain. 19* 3. WBS percaya dengan kemampuan yang dimilikinya. 4. WBS lebih senang 20*, 22 23* menjadi dirinya sendiri 1. WBS akan selalu 25* 26 berkata jujur 2. WBS mengakui 28 29* kesalahan yang telah ia perbuat 27 3. WBS bertanggung jawab atas semua perbuatan yang dilakukan 1. WBS selalu menghargai 30, 33* 35* penilaian orang lain terhadapnya. 2. WBS peduli terhadap 31 kesulitan yang dialami oleh orang lain.
15
Penerimaan Diri
Item Favorable Unfavorable 3. WBS memiliki toleransi 32 34* yang tinggi terhadap orang lain.
Berpendirian
1. WBS berprilaku 36* berdasarkan prinsipprinsip yang dipegang. 2. WBS yakin akan 37*, 38* kemampuan yang dimilikinya.
39*
1.
45*, 46*
Menyadari keterbatasan
Indikator
WBS tidak menyalahkan diri akan keterbatasannya atau mengingkari kelebihannya 2. WBS tidak menyesal dengan keadaannya saat ini. 3. WBS menghargai bantuan orang lain. 4. WBS tidak menyalahkan diri sendiri atau orang lain atas kondisi yang dialami saat ini. Menerima 1. WBS tetap menerima sifat sifat-sifat alamiah kemanusiaan. manusia. 2. WBS tetap mengenal perasaan marah. 3. WBS mengenali perasaan takut dan cemas, serta tidak menutupi hal itu. 4. WBS percayai kemampuan untuk dapat menghadapi hidupnya.
41
40*
43
42
48*
44*
47*
52*
49* 50*, 51*
54, 56*
53*
55*
16
2) Uji Reabilitas Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen penelitian apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu responden. Reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha, dapat diketahui reliabel/ireliabel. Output ini sebagai hasil dari analisis reliabilitas dengan teknik Cronbach Alpha. Untuk menentukan suatu instrumen reliabel atau tidak maka bisa menggunakan batas nilai Alpha 0,6. Reliabilitas instrument adalah 0,7. Artinya suatu instrument dikatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien Alpha sekurang kurangnya 0,7.11 Tabel. 8 Hasil Output Uji Reliabilitas Bimbingan Agama Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .676
12
Berdasarkan perhitungan dengn bantuan program SPSS for Windows version 20.0 diperoleh hasil output uji reliabilitas pada variabel Bimbingan agama sebesar 0,676 dan dikatakan tidak baik atau tidak reliabel.
11
S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 165.
17
Tabel. 9 Hasil Output Uji Reliabilitas Penerimaan Diri Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .850
44
Sementara itu, hasil output uji reliabilitas pada variabel Penerimaan Diri sebesar 0,850 dan dikatakan baik atau reliabel. Jadi, berdasarkan bantuan perhitungan program SPSS for Windows version 20.0 dapat disimpulkan bahwa variabel Penerimaan diri lebih reliabel dengan hasil Cronbach Alpha sebesar 0,850 dibandingkan dengan variabel Bimbingan agama dengan hasil Cronbach Alpha sebesar 0,676 dan dinyatakan reliabel. C. Hasil dan Analisis Data Penelitian 1) Klasifikasi Responden Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan angket kepada 65 responden yang merupakan warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur. Angket tersebut berisikan butir-butir pernyataan mengenai pengaruh bimbingan agama terhadap penerimaan diri. Pernyataan tersebut berjumlah 42 butir, setelah dilakukan uji coba validitas instrumen, butir pernyataan tersebut terdiri dari 11 pernyataan berkaitan dengan bimbingan agama yang merupakan faktor independent, 32 butir pernyataan berkaitan dengan penerimaan diri yang merupakan faktor dependent.
18
Dalam penelitian ini penulis tidak dapat menjabarkan klasifikasi responden karna pihak lembaga sangat menjaga kerahasiaan identitas WBS yang sedang menjalani pembinaan di panti tersebut. Jumlah responden adalah 65 oleh karena itu penulis mengambil secara keseluruhan untuk dijadikan sampel. 2) Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian ini membahas tentang pengaruh variabel bimbingan agama terhadap penerimaan diri. Dalam pengambilan data, peneliti menggunakan angket yang disebar kepada responden yaitu WBS kriteria responden. Setelah data-data yang masuk dalam angket diolah melalui editing dan skoring, maka langkah selanjutnya menyajikan data dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus prosentase. Berikut peneliti sajikan hasil angket berdasarkan prosentase jawaban. Dari hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut : a) Variabel Bimbingan agama Tabel 10.1 Bimbingan agama dalam bentuk pengetahuan No
Pernyataan Bimbingan agama dalam bentuk pengetahuan
SS
S
TS
STS
Skor
Rangking
1
Saya mengetahui tujuan dari bimbingan agama yang dilakukan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur Saya mengetahui materi apa saja yang disampaikan di dalam kegiatan bimbingan agama di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur
28
35
2
0
290
4
20
43
2
0
282
5
2
19
3
4
5
Melalui bimbingan agama saya mendapatkan pengetahuan agama seputar ibadah dalam kehidupan sehari-hari Saya tahu bahwa mencuri adalah perbuatan yang dilarang oleh Tuhan Saya tahu bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan akan mendapatkan balasan dari Tuhan Jumlah
44
21
0
0
304
2
52
11
1
1
307
1
44
20
1
0
302
3
1485
Pada tabel 10.1 di atas, dapat diketahui bahwa skor tertinggi yaitu 307 pada pernyataan Saya tahu bahwa mencuri adalah perbuatan yang dilarang oleh Tuhan, dalam indikator WBS melalui hal-hal apa saja yang dapat merugikan orang lain dan menyebabkan dosa di variabel Bimbingan agama (butir positif) dengan menempati rangking 1. Dari jumlah skor tersebut diketahui jumlah jawaban sangat setuju (SS) sebanyak 52 dan jumlah jawaban setuju (S) sebanyak 11, kemudian jumlah tidak setuju (TS) hanya berjumlah 1 dan sangat tidak setuju (STS) berjumlah 1. Sedangkan skor terendahnya adalah 282 yaitu pada pernyataan Saya mengetahui materi apa saja yang disampaikan di dalam kegiatan bimbingan agama di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur (butir positif) yang menempati rangking 5.
20
Tabel 10.2 Bimbingan agama dalam bentuk keterampilan (Sikap/Perilaku) No
Pernyataan Bimbingan agama dalam bentuk keterampilan (Sikap/Perilaku)
SS
S
TS
STS
Skor
Rangking
1
Saya melaksanakan kewajiban saya kepada Tuhan yang maha esa
35
28
2
0
291
3
2
Saya menerapkan materi yang disampaikan dalam kegiatan bimbingan agama dikehidupan sehari hari Saya tidak keberatan untuk berjabat tangan terlebih dahulu kepada orang yang lebih tua dari saya Saya berdoa kepada Tuhan yang maha Esa ketika saya dalam kesulitan Saya selalu menuruti apapun perintah dari orang tua saya Saya meminta izin terlebih dahulu kepada orang tua ketika ingin berpergian Jumlah
24
41
0
0
284
6
40
25
0
0
300
1
43
19
2
1
296
2
36
24
4
1
285
4
35
25
4
1
284
5
3
4
5 6
1740
Pada tabel 10.2 di atas, dapat diketahui bahwa skor tertinggi yaitu 300 pada pernyataan Saya tidak keberatan untuk berjabat tangan terlebih dahulu kepada orang yang lebih tua dari saya. Dalam indikator WBS berprilaku sopan terhadap orang lain (butir positif) dengan menempati rangking 1. Dari jumlah skor tersebut diketahui jumlah jawaban sangat setuju (SS) sebanyak 40 dan jumlah jawaban setuju (S) sebanyak 25, kemudian jumlah tidak setuju (TS) hanya berjumlah 0 dan sangat tidak setuju (STS) berjumlah 0. Sedangkan skor terendahnya adalah 284 yaitu
21
pada pernyataan Saya menerapkan materi yang disampaikan dalam kegiatan bimbingan agama dikehidupan sehari hari (butir positif) yang menempati rangking 6. b) Variabel Penerimaan Diri Tabel 10.3 Perasaan Sederajat No
Pernyataan Bimbingan agama dalam bentuk keterampilan (Sikap/Perilaku)
SS
S
TS
STS
Skor
Rangking
1
Saya tidak merasa malu jika orang lain mengetahui kelemahan saya Saya tidak keberatan jika orang lain mengetahui kelebihan yang saya miliki
38
26
0
1
295
1
26
37
1
1
281
4
3
Saya tidak merasa bahwa saya lemah dan tidak memiliki kemampuan apapun
33
32
0
0
293
2
4
Saya merasa saya bisa diterima dimanapun dengan kondisi saya saat ini Jumlah
33
28
3
1
284
3
2
1153
Pada tabel 10.3 di atas, dapat diketahui bahwa skor tertinggi yaitu 295 pada pernyataan Saya tidak merasa malu jika orang lain mengetahui kelemahan saya. Dalam indikator WBS tidak keberatan mengatakan tentang kemampuan
dan keterbatasannya (butir positif) dengan
menempati rangking 1. Dari jumlah skor tersebut diketahui jumlah jawaban sangat setuju (SS) sebanyak 38 dan jumlah jawaban setuju (S)
22
sebanyak 26, kemudian jumlah tidak setuju (TS) hanya berjumlah 0 dan sangat tidak setuju (STS) berjumlah 1. Sedangkan skor terendahnya adalah 281 yaitu pada pernyataan Saya tidak keberatan jika orang lain mengetahui kelebihan yang saya miliki (butir positif) yang menempati rangking 4.
Tabel 10.4 Percaya Kemampuan Diri No
1
2 3
4
Pernyataan
Percaya Kemampuan Diri Saya sangat mempercayai akan kemampuan saya yang saya miliki Saya senang menjadi diri saya sendiri Saya yakin saya bisa menyesaikan masalah yang tengah saya hadapi Saya bisa diandalkan baik oleh diri saya maupun orang lain Jumlah
SS
S
TS
STS
Skor
Rangking
43
19
3
0
297
2
46
14
3
2
294
3
32
33
0
0
292
4
39
26
0
0
299
1
1182
Pada tabel 10.4 di atas, dapat diketahui bahwa skor tertinggi yaitu 299 pada pernyataan Saya bisa diandalkan baik oleh diri saya maupun orang lain. Dalam indikator WBS percaya dengan kemampuan yang dimilikinya (butir positif) dengan menempati rangking 1. Dari jumlah skor tersebut diketahui jumlah jawaban sangat setuju (SS) sebanyak 39 dan jumlah jawaban setuju (S) sebanyak 26, kemudian jumlah tidak setuju (TS) hanya berjumlah 0 dan sangat tidak setuju (STS) berjumlah 0.
23
Sedangkan skor terendahnya adalah 292 yaitu pada pernyataan Saya yakin saya bisa menyesaikan masalah yang tengah saya hadapi (butir positif) yang menempati rangking 4. Tabel 10.5 Bertanggung Jawab No
1
2
Pernyataan
Bertanggung Jawab Saya akan berkata jujur meskipun itu beresiko buruk untuk kehidupan saya Saya tidak akan melemparkan kesalahan yang saya buat kepada orang lain Jumlah
SS
S
TS
STS
Skor
Rangking
30
31
3
1
306
1
30
30
2
3
277
2
583
Pada tabel 10.5 di atas, dapat diketahui bahwa skor tertinggi yaitu 299 pada pernyataan Saya akan berkata jujur meskipun itu beresiko buruk untuk kehidupan saya. Dalam indikator WBS berkata jujur, di variabel Penerimaan Diri (butir positif) dengan menempati rangking 1. Dari jumlah skor tersebut diketahui jumlah jawaban sangat setuju (SS) sebanyak 30 dan jumlah jawaban setuju (S) sebanyak 31, kemudian jumlah tidak setuju (TS) hanya berjumlah 3 dan sangat tidak setuju (STS) berjumlah 1. Sedangkan skor terendahnya adalah 277 yaitu pada pernyataan Saya tidak akan melemparkan kesalahan yang saya buat kepada orang lain (butir positif) yang menempati rangking 2.
24
Tabel 10.6 Orientasi Keluar Diri No
1 2
3
Pernyataan
Orientasi Keluar Diri Saya senang ketika orang lain menasehati saya Saya bisa bergaul dan menyesuaikan dengan orang yang tidak sependapat dengan saya Saya peduli dengan penilaian orang lain terhadap saya Jumlah
SS
S
TS
STS
Skor
Rangking
31
23
6
5
264
3
30
27
5
3
271
1
27
31
4
3
270
2 805
Pada tabel 10.6 di atas, dapat diketahui bahwa skor tertinggi yaitu 271 pada pernyataan Saya bisa bergaul dan menyesuaikan dengan orang yang tidak sependapat dengan saya. Dalam indikator WBS memiliki toleransi yang tinggi terhadap orang lain, di variabel Penerimaan Diri (butir positif) dengan menempati rangking 1. Dari jumlah skor tersebut diketahui jumlah jawaban sangat setuju (SS) sebanyak 30 dan jumlah jawaban setuju (S) sebanyak 27, kemudian jumlah tidak setuju (TS) hanya berjumlah 5 dan sangat tidak setuju (STS) berjumlah 3. Sedangkan skor terendahnya adalah 264 yaitu pada pernyataan Saya senang ketika orang lain menasehati saya (butir positif) yang menempati rangking 3.
25
Tabel 10.7 Berpendirian No
1
2
3
4
5
Pernyataan
Berpendirian Saya tidak suka orang lain memerintah atau mengatur saya Saya mampu mengerjakan pekerjaan saya sendiri tanpa melibatkan orang lain Saya tidak senang mengikuti gaya orang lain agar terlihat lebih trend dan gaul Orang-orang akan menjauhi saya jika saya tidak bisa menyesuaikan mereka Saya tidak takut untuk mengungkapkan pendapat saya kepada orang lain Jumlah
SS
S
TS
STS
Skor
Rangking
30
25
5
5
265
4
24
30
4
5
257
5
34
25
6
0
282
1
34
25
3
3
279
2
31
29
2
3
278
3
1361
Pada tabel 10.7 di atas, dapat diketahui bahwa skor tertinggi yaitu 282 pada pernyataan Saya tidak senang mengikuti gaya orang lain agar terlihat lebih trend dan gaul. Dalam indikator WBS berperilaku berdasarkan prinsip-prinsip hang dia pegang, di variabel Penerimaan Diri (butir positif) dengan menempati rangking 1. Dari jumlah skor tersebut diketahui jumlah jawaban sangat setuju (SS) sebanyak 34 dan jumlah jawaban setuju (S) sebanyak 25, kemudian jumlah tidak setuju (TS) hanya berjumlah 6 dan sangat tidak setuju (STS) berjumlah 0. Sedangkan skor terendahnya adalah 257 yaitu pada pernyataan Saya mampu mengerjakan pekerjaan saya sendiri tanpa melibatkan orang lain (butir positif) yang menempati rangking 5.
26
Tabel 10.8 Menyadari Ketrbatasan No
1 2
3
4
5
6
7
Pernyataan
Menyadari Ketrbatasan Saya tidak menyesal dengan keadaan saya sekarang ini Saya menghargai bantuan seseorang untuk mengatasi masalah pribadi saya Saya tidak menyalahkan orang lain atas kondisi yang saya alami saat ini Saya yakin orang lain bisa menerima saya dengan kondisi saya seperti ini Saya memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain Saya tidak bisa menyalahkan diri saya sendiri maupun orang lain atas keadaan saya saat ini Saya membutuhkan bantuan apapun dari orang lain dalam mengatasi permasalahan yang tengah saya hadapi Jumlah
SS
S
TS
STS
Skor
Rangking
27
29
5
4
258
7
31
27
4
3
274
5
29
31
3
1
274
4
37
24
3
1
288
2
31
30
2
2
281
3
40
20
2
3
307
1
26
33
4
2
272
6
1956
Pada tabel 10.8 di atas, dapat diketahui bahwa skor tertinggi yaitu 307 pada pernyataan Saya tidak bisa menyalahkan diri saya sendiri maupun orang lain atas keadaan saya saat ini. Dalam indikator tidak menyalahkan diri sendiri atau orang lain atas kondisi yang dialami saat ini, di variabel Penerimaan Diri (butir positif) dengan menempati rangking 1. Dari jumlah skor tersebut diketahui jumlah jawaban sangat setuju (SS) sebanyak 40 dan jumlah jawaban setuju (S) sebanyak 20, kemudian jumlah tidak setuju (TS) hanya berjumlah 2 dan sangat tidak
27
setuju (STS) berjumlah 3. Sedangkan skor terendahnya adalah 258 yaitu pada pernyataan Saya tidak menyesal dengan keadaan saya sekarang ini (butir positif) yang menempati rangking 7. Tabel 10.9 Menerima sifat kemanusiaan No
1 2 3 4
5
6
7
Pernyataan
Menerima sifat kemanusiaan Saya marah ketika orang lain menghina saya Saya takut jika saya gagal dalam pekerjaan saya Saya merasa cemas ketika memikirkan masa depan saya Saya terkadang meragukan ketulusan orang lain terhadap saya Saya merasa masa depan saya surang karna keadaan saya yang tidak menguntungkan Saya memikirkan apa yang terjadi pada saya baik saat ini, ataupun nanti Saya terkadang merasa cemas dengan keadaan saya Jumlah
SS
S
TS
STS
Skor
Rangking
28
30
4
3
275
6
33
25
5
5
280
5
31
27
4
3
274
7
37
28
0
0
297
3
35
25
2
3
282
4
40
25
0
0
300
1
38
27
0
0
198
2 1707
Pada tabel 10.9 di atas, dapat diketahui bahwa skor tertinggi yaitu 300 pada pernyataan Saya memikirkan apa yang terjadi pada saya baik saat ini ataupun nanti. Dalam indikatormengenali rasa takut dan cemas dan tidak menutup hal itu, di variabel Penerimaan Diri (butir positif) dengan menempati rangking 1. Dari jumlah skor tersebut diketahui jumlah jawaban sangat setuju (SS) sebanyak 40 dan jumlah jawaban
28
setuju (S) sebanyak 25, kemudian jumlah tidak setuju (TS) hanya berjumlah 0 dan sangat tidak setuju (STS) berjumlah 0. Sedangkan skor terendahnya adalah 274 yaitu pada pernyataan Saya merasa cemas ketika memikirkan masa depan saya (butir positif) yang menempati rangking 7.
3) Analisis Data a) Uji Determinasi (R2) Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan software SPSS 20.0 for windows release, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel. 11 Hasil Koefiensi Determinasi Modal Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
,162
a
,026
-,005
6,774
a. Predictors: (Consant), X2, X1
Berdasarkan Tabel di atas hasil output uji determinasi didapat nilai R = 0,162 dengan nilai R2 (R Square, adalah 0,026) jadi sumbangan pengaruh variabel independent (bimbingan agama) sebesar 2,6% atau sama dengan (Rumus untuk menghitung koefisien Determinai ialah R x 100%). Terhadap variabel dependent (penerimaan diri) angka 0,162 tersebut mempunyai arti bahwa
29
hubungan antara bimbingan mental agama terhadap penerimaan diri menunjukkan hubungan yang sangat rendah yaitu 2,6% sedangkan sisanya 97,4% di pengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
b) Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji t) Adapun hipotesisi yang diuji adalah hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha). Hipotesis nol menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur. Sedangkan hipotesis alternative (Ha) menyatakan ada pengaruh yang signifikan bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur. Karena perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 for Windows, maka uji hipotesis dilakukan dengan membandingkan signifikasi yang diperoleh dengan taraf probabilitas 0,05 dengan cara pengambilan keputusan sebagai berikut: 1) Jika signifikan > 0,05 maka Ha diterima 2) Jika signifikan < 0,05 maka Ho ditolak Pengujian koefisien regresi parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur secara parsial, Uji t dimaksudkan untuk mengetahui variabel bebas yaitu bimbingan
30
agama yang terdiri dari bimbingan agama dalam bentuk pengetahuan dan
aspek
bimbingan
agama
dalam
bentuk
keterampilan
(sikap/perilaku) terhadap variabel terikat yaitu penerimaan diri, signifikan
atau
tidak,
dalam
penelitian
ini
menggunakan
perbandingan thitung dan ttabel dengan taraf signifikan 5% dan N 65, sedangkan tabel distribusi t dicapai pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 = 65-1-1=63 (n jumlah responden dan k adalah jumlah variabel independen). Hasil diperoleh dati t tabel adalah 2,000. Dalam pengujian ini menggunkan bantuan program SPSS 20.0 for Windows untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai beriku : Tabel. 12 Hasil Output Uji Koefisien Parsial Soefficientsa
Model
1
(Constant) X1 X2
Unstandardized
Standarized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
T
Sig.
127,041 ,627
14,121
,166
8,996
,000
,485
-,031
1,294
,201
-,104
,429
-,243
,809
a. Dependent Cariable : Penerimaan Diri
Berdasarkan tabel coefficients diatas, untuk pengujian dilakukan dengan cara uji t. Pengujian dilakukan dengan cara
31
membandingkan hasil dari thitung dengan ttabrl. Dari tabel Coefficients di atas diperoleh: a)
Aspek bimbingan agama dalam bentuk pengetahuan dengan nilai thitung 1,294 . sementara itu, untuk ttabel dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai ttabel = 2.000. Perbandingan antara keduanya menghasilkan : thitung < ttabel (1,294 < 2000). Nilai signifikan t untuk variabel bimbingan agama dengan aspek bimbingan agama dalam bentuk pengetahuan adalah 0,201 dan nilai tersebut lebih kecil daripada probabilitas 0,05 (0,201 > 0,05). Dengan demikian pengujian menunjukkan Ho diterima dan Ha ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan dari hasil tersebut yang memperlihatkan bahwa variabel bimbingan agama dengan aspek bimbingan agama dalam bentuk pengetahuan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap diri WBS di Panti Sosial Bina Insan Banun Daya 2, Cipayung Jakarta Timur.
b)
Aspek
bimbingan
agama
dalam
bentuk
keterampilan
(sikap/perilaku) dengan nilai thitung 0,243 . sementara itu, untuk ttabel dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai ttabel = 2.000. Perbandingan antara keduanya menghasilkan : thitung < ttabel (0,243 < 2000). Nilai signifikan t untuk variabel bimbingan agama dalam bentuk keterampilan (sikap/perilaku) adalah 0,809 dan nilai tersebut lebih kecil daripada probabilitas 0,05 (0,809 > 0,05). Dengan demikian pengujian menunjukkan Ho
32
diterima dan Ha ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan dari hasil tersebut yang memperlihatkan bahwa variabel bimbingan agama dalam bentuk keterampilan (sikap/perilaku) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap diri warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Banun Daya 2, Cipayung Jakarta Timur. Berdasarkan tabel hasil output diatas jika dilihat secara keseluruhan kedua aspek tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Banun Daya 2, Cipayung Jakarta Timur.
c) Uji Koefisien Regresi secara Simultan (Uji F) Pengujian koefisien regresi parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur secara simultan dengan menggunakn uji F. Dalam pengujian ini menggunkan
bantuan
program SPSS 20.0 for Windows. Untuk pengujian F dilakukan secara bersama-sama (simultan) antara pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal ini pengaruh yang signifikan atara bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur dengan menggunakan perbandingan Fhitung dan Ftabel dengan taraf signifikan 5% dan N 65, diperoleh Ftabel
adalah 4000 dengan
33
menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5% , df2 (jumlah variabel1) atau 2-1=1, dan df2 (n-k-1) atau 65-1-1=63 (n jumlah responden dan k adalah jumlah variabel independen). Hasil diperoleh dati F tabel adalah 4,000. Berdasarkan perhitungan dengan menggunkan bantuan program SPSS 20.0 for Windows diperoleh ANOVA sebagai berikut : Tabel. 13 Hasil Output Uji Koefisien Simultan ANOVAa Sum of
Model
1
Squares
Regression Residual Total
Mean Square Df
76, 863
2
38,432
2845, 198
62
45,890
2922,062
64
F
Sig.
,837
,438
a. Dependent Cariable : Penerimaan Diri b. Predictors : (constant), X2, X1 Dari tabel di atas dengan hasil analisis data menggunakan perhitungan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 0,837. Hal ini menunjukkan Fhitung (0,837) < Ftabel (4.000) dan tingkat signifikan 0,438 > 0,05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai signifikan uji serempak (uji F) diperoleh nilai 0,438, dengan demikian nilai signifikan yang diperoleh lebih besar dari pada probabilitas α yang ditetapkan (0,438 > 0,05). Jadi Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat ditarik kesimpulan tidak ada pengaruh yang signifikan antara bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial di
b
34
Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur dengan nilai signifikan 0,438. Oleh karena itu, dapat disimpulkan dari hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa bimbingan agama secara simultan tidak berpengaruh terhadap penerimaan diri warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur. Artinya, bimbingan agama tidak memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan penerimaan diri warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur juga semakin baik.
d) Pembahasan 1) Variabel bimbingan agama pada aspek bimbingan agama dalam bentuk pengetahuan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap diri WBS di Panti Sosial Bina Insan Banun Daya 2, Cipayung Jakarta Timur. Berdasarkan uji parsial (Uji T) untuk ttabel dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai ttabel = 2.000. Perbandingan antara keduanya menghasilkan : thitung < ttabel (1,294 < 2000). Nilai signifikan t untuk variabel bimbingan agama dengan aspek bimbingan agama dalam bentuk pengetahuan adalah 0,201 dan nilai tersebut lebih kecil daripada probabilitas 0,05 (0,201 > 0,05). 2) Variabel
bimbingan
agama
dalam
bentuk
keterampilan
(sikap/perilaku) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap diri warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Banun Daya 2, Cipayung Jakarta Timur. Berdasarkan analisis uji parsial (Uji T)
35
untuk ttabel dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai ttabel = 2.000. Perbandingan antara keduanya menghasilkan : thitung < ttabel (0,243 < 2000). Nilai signifikan t untuk variabel bimbingan agama dalam bentuk keterampilan (sikap/perilaku) adalah 0,809 dan nilai tersebut lebih kecil daripada probabilitas 0,05 (0,809 > 0,05). 3) Uji serempak atau uji F pada Variabel Bimbingan agama tidak berpengaruh terhadap penerimaan diri warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur. Berdasarkan analisis uji parsial (Uji F) untuk Ftabel taraf signifikasi 0,05 diperoleh nilai Ftabel 4000 perbandingan antara keduanya menghasilkan Fhitung (0,837) < Ftabel (4.000) dan tingkat signifikan 0,438 > 0,05. Nilai signifikan untuk variabel bimbingan agama dalam aspek bimbingan agama dalam bentuk pengetahuan adalah 0,438, dengan demikian nilai signifikan yang diperoleh lebih besar dari pada probabilitas 0,05 (0,438 > 0,05). Dari hasil penelitian di atas penulis mencoba mencari tahu tentang
kemungkinan-kemungkinan
faktor
lain
yang
mempengaruhi penerimaan diri, melalui wawancara. Wawancara dilakukan kepada tiga WBS. Dari hasil wawancara penulis menyimpulkan bahwa faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan penerimaan diri WBS adalah : 1) Penerimaan orang tua dan dukungan keluarga : dari ketiga WBS semuanya mengatakan, bahwa orang tua memiliki peranan yang penting, dukungan orang tua membuat WBS
36
merasa mampu merubah menjadi pribadi yang lebih baik, sikap orang tua yang memaafkan dan membangkitkan kepercayaan diri mereka, bahwa mereka layak untuk diberi kesempatan untuk berubah, dan berani bercita-cita. 2) Dukungan sosial/lingkungan Dukungan sosial, lingkungan yng baik, kan membantu WBS mencapai proses perubahan yang lebih cepat, adanya kegiatan bimbingan agama dan para pekerja sosial yang baik, mampu memotivasi WBS agar memiliki penerimaan diri yang baik 3) Latar belakang keluarga yang berbeda telah membentuk penerimaan diri yang berbeda pula. Pada WBS yang penulis wawancarai, memiliki latar belakang yang hampir sama. Dua diantaranya terkandung kasus yang sama yaitu pengguna Narkotika sedangkan salah satunya tersandung kasus asusila. Dua WBS yang tersandung kasus Narkoba memang sudah memiliki penerimaan diri yang kuat.
1
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1) Berdasarkan hasil uji parsial (Uji T) Variabel bimbingan agama pada aspek bimbingan agama dalam bentuk pengetahuan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap diri WBS di Panti Sosial Bina Insan Banun Daya 2, Cipayung Jakarta Timur, dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai ttabel = 2.000. Perbandingan antara keduanya menghasilkan : thitung < ttabel (1,294 < 2000). Sementara itu nilai signifikan t untuk variabel bimbingan agama dengan aspek bimbingan agama dalam bentuk pengetahuan adalah 0,201 dan nilai tersebut lebih kecil daripada probabilitas 0,05 (0,201 > 0,05). 2) Uji serempak atau uji F pada Variabel Bimbingan agama tidak berpengaruh terhadap penerimaan diri warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur. Berdasarkan analisis uji parsial (Uji F) untuk Ftabel taraf signifikasi 0,05 diperoleh nilai Ftabel 4000 perbandingan antara keduanya menghasilkan Fhitung (0,837) < Ftabel (4.000) dan tingkat signifikan 0,438 > 0,05. Nilai signifikan untuk variabel bimbingan agama dalam aspek bimbingan agama dalam bentuk pengetahuan adalah 0,438, dengan demikian nilai signifikan yang diperoleh lebih besar dari pada probabilitas 0,05 (0,438 > 0,05). Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara bimbingan agama terhadap penerimaan diri WBS di Panti Sosial
2
Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: a)
Tidak reliabel variabel x (bimbingan agama) dengan perolehan 0,676 dan dikatakan kurang baik atau tidak reilabel karena temuan dilapangan menyatakan bahwa bimbingan agama hanya sebatas ceramah agama saja.
b)
Bimbingan agama tidak sepenuhnya memberikan pengaruh terhadap penerimaan diri karna tidak dilakukan secara berkesinambungan dan secara terus menerus.
c)
Penerimaan diri lebih dipengaruhi oleh faktor lain seperti : penerimaan orang tua dan dukungan keluarga, dukungan sosial, tidak sepenuhnya pada bimbingan agama.
B. Saran Dari hasil penelitian di atas mengenai pengaruh bimbingan agama terhadap penerimaan diri warga binaan sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur, diharapkan menjadi bahan acuan atau memberi masukan dan dorongan bagi pihak panti, dan tanpa mengurangi hormat peneliti memberi saran sebagi berikut: 1) Bagi Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan penambahan wawasan dalam mengambil kebijakan tentang betapa pentingnya membangun penerimaan diri pada masyarakat khususnya WBS. Bimbingan agama tidak sepenuhnya berpengaruh terhadap
3
penerimaan diri WBS dalam menumbuhkan Penerimaan Diri pada mereka, oleh karena itu peneliti menyarankan agar mengoptimalkan faktor-faktor lain, seperti dukungan keluarga, dukunan sosial, dan penerimaan masyarakat
sekitar
agar
membantu
WBS
dalam
menumbuhkan
penerimaan dirinya. Serta dapat menambah jumlah pembimbing agama agar bimbingan agama dapat berjalan dengan baik dan maksimal, mengingat jumlah pembimbing saat ini yang masih terbatas. 2) Staff/pegawai Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 dapat ikut andil membantu proses bimbingan agama, baik dalam kegiatan yang sudah terstuktur atau pun diluar waktu tersebut. 3) Bagi penelitian selanjutnya hendaknya penelitian ini dapat dijadikan kontribusi dan referensi dalam bimbingan agama serta penerimaan diri WBS. Penulis menyarankan agar selanjutnya dilakukan penelitian lebih mendalam lagi tentang apa saja yang dapat menumbuhkan penerimaan diri khususnya bagi warga binaan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. Ke-4. Asmunir Syukri, Strategi-strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al ikhlas, 1983). Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011). Abdul Muis, “Pengaruh Dukungan Sosial Dan Bimbingan Agama Islam Terhadap Kepercayaan Diri Penyandang Tunadaksa Di Yayasan Pembinaan Cacat (YPAC) Kebayoran Baru Jakarta Selatan”. (Skripsi SI Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta 2015). Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. Ke-4. AL-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: CV Darus Sunnah, 2011). Arif Budiman, Agama Demokrasi Dan Keadilan, (Jakarta: PT Gramedia, 1993). Alwisol, Pikologi Kepribadian, (Malang: UMM PRESS, 2009). Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2, (Jakarta: PT. Pusaka Binaman Pressindo, 1993), Cet. Ke-2. Brosur, Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, pada Juni 2016. Bimo Walgito, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Ofset, 1995). Badan Wakaf Uii, Al-Qur’an Dan Tafsir, (Yogyakarta: PT Dana Bakti Wakaf, 1990), Jilid 4, Juz 10-12. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi.
Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, Psikologi Kepribadian 2 Teori-Teori Holistik (Organismik-Fenomenologis), (Yogyakarta: KANSINUS, 1993), Editor: Dr. A. Supratiknya, Dr. Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, (Bandung : Alfabeta, 2010). Dra. Hj. Inge Hutagalung, M.Si, Pengembangan Kepribadian dan Tinjauan Praktis Menuju Pribadi yang Positif, (Jakarta: PT. INDEKS, 2007). Drs. Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan (Jakarta: PT.Dunia Pustaka Jaya, 1995), cet.1. Drs. Tohirin, M.Pd., Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis integritasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) Departemen Agama RI, Pedoman Penyuluhan Wakaf. Drs. Abu Bakar dan M. Luddin, M. Pd., Ph. D, Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan Praktik, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010), Cet. Ke-1. Dr. H. Sutirna, M. Pd., Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Non Formal dan Informal, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2013). D. Hendropuspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1983). Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008). Dr. A. Supratiknya, Komunikasi Antar Pribadi Tinjauan Psikologi, (Yogyakarta: Kanisius, 1995). Duane Schultz, Psikologi Pertumbuhan Model-Model Kepribadian sehat (Yogyakarta: KANISIUS, 1991).
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2, (Mcgraw-Hill Inc: Air Langga, 1978). Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan: Sepanjang rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 1999). Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002) H. M. Arifin, Pokok-pokok tentang Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976) H. M. Arifin, M. Ed., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1982), Cet. Ke-1 H. M. Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke-1. Harun Nasution, Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1985), Cet. Ke-5. Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. Ke-8. Jest Feist & Gergory J. Feist, Teori Kepribadian Edisi Tujuh, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), Cet. Ke-2. JP. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006). John Echols, Kamus Inggris Indonesia, h. 150.
Kementrian Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial (Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial, 2011). Lawrence A. Pervin, Daniel Cervone dan Oliver P. John, Psikologi Kepribadian Teori dan Penelitian Edisi ke-9 (Jakarta: KENCANA, 2012). Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Kumpulan Hadist Shahih Bukhari Muslim, (Jakarta: Insan Kamil, 2002). Muryatinah Mulyo Handayani Dkk, “Efektivitas Pelatihan Pengenalan Diri terhadap Peningkatan Penerimaan Diri”, (JurnalPsikologi Universitas Gajah Mada, 1998). Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1995), cet. Ke-2. M. Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2008), Edisi Pertama, cet.ke-3. Manase Malo, dkk, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Universitas Terbuka, 1997). M. Iqbal Hasan, MM, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002). Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei (Jakarta : LP3ES, 1995), cet. Ke-2. Muhammad Hatta, Citra Dakwah Di Abad Informasi, (Medan: Pustaka Wijaya Sarana, 1995).
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Data Sekunder, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), cet. Ke-2. Prof Dr. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2004). Prof. H. M. Arifin, M. Ed, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan Dan Penyuluhan Agama Di Sekolah Dan Luar Sekolah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), Cet. Ke-5. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001) Purwanto, Profile Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta. Prof. Dr. Sugiono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. Ke-20. RambatLupiyoada dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba Empat, 2006). Rhafiqah, “Pengaruh Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak Di Kelarga Pemulung Jurang Mangu Barat”. (Skripsi SI Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta 2013). Siti Aisyah, “Pengaruh Pola Asuh dan Penerimaan Diri Terhadap Tingkat Stress pada Remaja Panti Asuhan Raudhatul Hikmah”, (Skripsi SI Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta 2013)
Sheila, “Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri: sebuah penelitian di kalangan anak berhadapan hokum (ABH) di panti Marsudi putra Handayani”. Supratiknya, Komunikasi Antar Pribadi: Tinjauan Psikologi. S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012). Singgih Santosa, SPSS: Mengola Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta: PPm, 2002), cet. Ke-2. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002) Suharsim Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi aksara, 1996). Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014). Shella Rafika Sari, “Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri: Sebuah penelitian di kalangan Anak Berhadapan Hukum (ABH), di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Jakarta.” Zakiah Daradjat, Penelitian Agama Dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), Cet. Ke-III.
Jakarta,16 Februari2015
Nomor Lampiran Perihal
: Istimewa
: 1 Berkas : Pengajuan Judul Skripsi
Kepada Yang Terhormat : Ketua Dewan Pertimbangan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Di Tempat
u' al ai kum W ar o hm at ul I ah i Wab ar aka t u h Salam sejahtera saya sampaikan, semoga Bapak/Ibu dalam lindungan Allah SWT, serta selalu sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Selanjutnya saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nurhasanah Nama 1 1 1 105200000r NIM VIII (Delapan) Semester Dakwah dan Ilmu Komunikasi / BPI Fakultas/Jurusan
A ss a I am m
Bermaksud inengajukan judul skripsi dengan judul, Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Self EfJicacy Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung Jakarta Timur Proposal ini selanjutnya diharapkan dapat dilanjutkan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar S.Kom.I dalam jenjang Strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan ini saya lampirkan : 1. Outline 2. Proposal Skripsi 3. Daftar Pustaka Sementara Demikian proposal ini saya sampaikan, atas segala perhatian Bapak/Ibu saya ucapkan terimakasih. Was s alammu' alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Mengetahui. Penasehat Akademik
NIP. 19490504 197703 I 001
Pemohon
Nurhasanah NrM. 11110s2000001
PBNGARUH BIMBINGAN AGAMA TERTIADAP SIKAP PE,NERIMAAN MASYARAKAT PADA TT]NAWISMA DI PANTI
sosIAL BINA INSAN BANGUN DAYA 2 CIPAYUNG
,(r\-'f
w ,_,*F? ,-.f,
JAKARTA T,MUR
q"*o- -y'Y
pH'
\r-
Proposal Skripsi
- \Drafuka
n lJntuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana K.omunikasi /s/am (5. Kam. l)
3 ;f,E
LETT
T
Ur ,vrjr:rt.:rl ls;trtt Nr-xlrtr
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA f, rr,'tr 1.,1,1'. .1!r.i,.. /i;.'r,pri:.,
Oleh
:
NURHASANAH
NIM:
1111052000001
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULTJIIAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMI.INTKAST UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 tV 2015 M
KBMBNTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NBGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
a tww
wYww
.ll. lr. H.JuandaNo.95 Ciputat I5412 Indonesia
Telepon/Fax :
Website: wrvrv.{ilkrrini;rkarta.ac id
Q1l)
14-17-728
/ 74701580
E-rnai I : s[!a1lr(r1]!l=rL1!a La n r.tc.trl
Nomor : Un.0 1/FsiPP.0o gttf-LlT2ot Lar-np :i(satu)bundel Hal : Bimbingan Skripsi
Jakafia, lZMaretZOtS
s
Kepada Yth.
Nasichah, MA Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
As s al
amu' al a ikurn Wr. Wb.
Bet'sarna ir-ri kami sampaikan outline clan naskah proposal skripsi yang diajurkan oleh mahasiswa Fakultas Ilrnu Dakwah darr Ilrnu Kornunikasi UIN Syarif Hidayltullah .lakarta sebagai berikut,
Nama : Nurhasanah Nomor Pokok : 1111052000001 Jurusan/Konsentrasi: Bimbingan dan Penyuluhan Islam Semester : VIII (Delapan) Telp. : 081289066442 Judul Skripsi : Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Sikap penerimaan Masyarakat pada Tunawisma di Panti Sosial Bina Insan Bangr_rn Daya 2 Cipayung Jakarta Timur.
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut clalarr penyusllnan dan penyelesaian skripsinya selama 6 (enam) bulan dari tanggal I 1 Maret 201 ,5 s.d. 11 Septer-nber 2015. Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih. W as s al
antu' ala ikunt I4/r. Wb.
an. Dekan,
Wakil Dekan Bidang Akadenrik
b Tembusan : 1. Dekan 2. Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islarn
.Ed, Ph.D 10330 r99803
I 004
KBMENTERIAN AGAMA atfG, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MEA E SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Telepon/Fax : {02t) 7432728 / 7470j)80
'll' Ir' H'JuandaNo'g5Ciputat
Nomor Lampiran Hal
154
l2lnclonesia
websire, rrrrrr tdkriruakana.ac.id,E+rart :rtakrr,rhrilijr-urrliakarra.aqiil
: Un.0l/F5/Pp.00.9/'l%horc , ,r,n Penelitian
Jakarta,
3/
Maretzots
(Skripsi)
Kepada Yth, Pimpinan PTSP di Tempat A
ss
al
amu'
a I a i ku
m thr. I{b.
Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkan bahr.va : Nama
Nomor Pokok Tempat/Tanggal Lahir Semester J
urus ar r./Ko
n se n
tras i
Alamat Telp.
Nurhasanah I I I 10s2000001 Jakarta, 30 Mei 1993 VIII (Delapan) Bimbingan dan Penyuluhan Islam Jl. Puskesmas R.T 008/00i No. 59 Jakarta Timur
08t289066442
adalah benar mahasiswa Fak-ultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif I{idayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari data clalam rangka penr-rlisan skripsi berjudul pengaruh Bimbiigan Agama ,rrnriri sikap Penerimactn Masyarakat pada Tunawisma di Panti soiiat Biia Insan Bangutr "4"" Daya 2 Cipayung Jakarta Timur. Sehr-rbungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak/rbLr/Sdr. dapar nlenerima/mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam p.lokronuon kegiata6 dimaksud. Demikian, atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih. I,[/ cts s o I o m
u' al a i kum Wr. l4tb.
ief Subhan, MA Tembusan : 1. Wakil Dekan Bidang Akademik 2. Ketua Jurusan/Prodi. Bimbingan dan penyuruhan Islam
6601
loiqq:o: i oo+
KEMEI\TERIAN AGAMA UNIVBRSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI 432728 / 74703580
E AITEb.
MAT
X
Telepon/Fax : (021)
7
Jl'lr'H'JuandaNo.g5Ciputatl54 l2lndonesia
Nomor Lampiran Hal
websire: rvr*vfilkuirrjaka(a.ac.id,E-rnail :rtakrvah?ti:lk.uiniakqra.aciil
Un.0l/F5/PP.00.9/
: lzin Penelitian
t2015
t) Maret 2015
Jakarta,
(Skripsi)
Kepada Ytl-r, Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta di Tempat As
s
alamu' al aikunt Wr. Wb.
Dekan Fakr-rltas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sl,arif FJida,vatullalr Jakarta. rnenerangkan bahwa : Nama
:.Nurhasanah 1111052000001 : Jakarta, 30 Mei 1993 : VIII (Delapan) : Bimbingan dan Penyulr_rhan Islarn : Jl. Puskesmas RT 008/003 No. 59 Jakarra Timur : 081289066442
:
Nomor Pokok Tempat/Tanggal Lahir Semester .lurusan/Konsentrasi Alamat Telp.
adalah benar tlahasiswa Fakultas Ilmu Daknah clan IlniLr Konrunikasi UIN Syarif Hidal'atullah Jakarta yang akarr melaksanakal pepelitiaprnrencari clata
intaksrrd.
Dernikian, atas kerjasatna datr bantuannya kami mengucapkan terinra kasi5. I4'uss o I u m t r' u I n i ku
m lltr.
Wb
Subhrn, Mi\ Tembusan : 1. Wakil Dekan Bidang Akadenrik 2. Ket,a .lu*rsa./Prodi. Bi,bi,gan da, pe.yuruhan Islanr
I
l0 l99i0i I 001
KEMBNTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Telepon/Fax : (02t) 7a32128 I 74703580
Jl' Ir' H' JuandaNo' 95 Ciputar r54r2 rndonesia
website:wr*v.filkrirrjakana.ac.id.E-rnair
: Un.0I/F5/PP.00 .ot l3l
Nomor Lampiran Hal
dakrvah(ri filk.uirrjakana.ac irl
120i5
Jakarta,
f]
Maret 2015
: Izin Penelitian (Skripsi) Kepada Yth, Pin-rpinan PSBI
di
BD 2 Cipayung Jakarta Timur
Tempat ,4 s s a I anttt' a I ai
ku
m
Lttr. Wb.
Dekan Fakultas Ilmu Dakrvah dan Ilmu Koniunikasi UIN Syarif Jakarla menerangkan bahwa: jrlama
Hida1,n1s1125
Nurhasanah I I I 1052000001 Jakarta, 30 Mei 1993
Nomor Pokok Tempat/Tanggal Lahir Semester .lurusan/Konsentrasi Alarnat Telp.
VIII (Delapan) Bimbingan dan penyuluhan Islam Jl. Puskesmas RT 008/003 No. 59 Jakarla Tir.rur 081,299066442
adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Konrunikasi UIN Sy'arif Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/nrencari data clalar, rangka pentrlisar.r skripsi ber.iudul Pengctruh Bintbingan Agantct tet.hoclult ,\ikrtlt Penerintaan lvlasyarakat paclct Tunqtt,isntct cli Panti soi'iut Bina Insun Bctngtrtr Drt.i.ct 2 Cipayung Jakat.tct Timur.
SehLrbungan dengan itu.
dimohor-r kiranya Bapak/lbLr/Scir.
claprtr
nreneriurA,'ntengizinkan ntahasisrva kar:ri tersebut dalarn pelrrksanaan Lcgiatun cl irl al<s r-rd
Derllikian, atas kerjasama dan bantuannya karni mengucapkan terilizi kasih. tr'V
ass' u I u t n
t
t'
aIq i
kum ll/r
[1,b.
6qs Su
-lerlbusan :
l. Wakil
Dekan Biclang Akademik 2. I(etua Jurusar/procli. Binrbingan darr Penyulr,rhan Islarr
bhan, NI,\ 199 301 I 0()-l
0ll0
JAYA RAYA
KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR NOTA DINAS
Kepada Yth. : Kepala Kantor pTSp Kota Administrasi Jakarta Timur : Kepala Kantor Kesbang dan politik Kota Administrasi Jakarta Timur Nomor Llt /-t. /.1 4t u62.st Brz.$ t Dermohonan lzin Perihal : Permohonan lz Penelitian (Skripsi) Dari
Sehubungan dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 4712011 Bab lV Pasal 6 tentang Mekanisme Pelayanan perizinan Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik, serta surat dari Kementerian Agjma Universitas Islam Negeri (UlN) syarif Hidayatullah Jakarta Nomor : Un.01/F5/pp.o0.g/1 31312015, tanggal "tg Maret 2015 perihal Permohonan lzin Penelitian (Skripsi) yang menerangkan sebagai berikut: Nama NPM / NIM
Alamat
Jurusan Tujuan Judul
Nurhasanah . 1111052000001 Jl. Puskesmas RT.00B RW.003 No 59 Ket Ceger Kec Cipayung Jakarla Timur . Bimbingan dan penyuluhan lslam : Permohonan lzin penelitian (Skripsi) . " pengaruh Bimbingan Agama ferhadap sikap penerimaan Masyarakat Pada Tuna wisma di panti sosiar Bina rnsan Bangun
Lamanya il:lii: Lokasi Penanggung-jawab
ifl?on,linarta
rimur"
. Panti Sosial Bina lnsan Bangun : Dr. Arief Subhan, MA.
Daya Z Cipayung Jakarta Timur.
Setelah meneliti seperlunya permohonan dan berkas lampiran yang diajukan, kami tidak berkeberatan dilakukan atas Permohona lzin Penelitian (Skripsii dimaksud sepanjang dipenuhinya ketentuan dan persyaratan sebagai berikut
l
2
3'
:
Bila sampai ditempat tujuan, melapor terlebih dahulu kepadq Aparat pemerintahan setempat. Mematuhi segala peraturan dan ketentuan yang berlaku di daerah setempat. Setelah melakukan Permohonan lzrn penJlitian (Skripsi) segera melaporkan hasilnya kepada Walikota Jakarta Timur cq. Kepala kantor'Kesaluan Bangsa dan Politik Kota Administrasi Jakarta Timur.
4. Tidak dibenarkan melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan penelitian Permohonan lzin (Skripsi) dimaksud. Demikian disampaikan untuk menjadi bahan rebih lanjut.
Jakarta, 17 Maret2015 TOR KESBANG DAN POLITIK RASI JAKARTA TIMUR, Kewaspadaan,
Tembusan 1. Walikota Kota Administrasi Jakarta Timur 2. Kepala Bidang Kewaspadaan Badan Kesbang dan politik prov. DKI Jakarta :
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
KANTOR PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT Jl. Dr. Sumarno No.1 Gd. 82 Lt.'1 Kel. Pulogebang Kec, Cakung Telp. (021) ,48700926 Fax. . (021) 4870A926 Email : [email protected]. id Kode Pos 13950
IZIN PENELITIAN
NoMoR t 5110 Dasa r
/tb 5 /tr .1q.oO.ooo /-t.0bt g /Zotq
: 1.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan Rekomendasi Penelitian;
2.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 tahun 20L4 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik lndonesia Nomor 64 Tahun 2011 Tentang
3. 4.
Pedoman Penerbitan Rekomendasi Penelitian; Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 12 Tahun 20L3 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. bahwa sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kegiatan Penelitian yang dilakukan oleh Nurhasanah dengan judul "Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Sikap Penerimaan
Menimbang
Masyarakat Pada Tuna Wisma di Panti Sosial Bina lnsan Bangun Daya 2 Cipayung Jakarta Timur" di lokasi Panti Sosial Bina lnsan Bangun Daya 2 CipayungJakarta Timur b.
wajib memiliki lzin Penelitian; bahwa berdasarkan Surat dari Dekan Fakultas llmu Dakwah dan llmu Komunikasi
Universitas lslam Negeri (UlN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Nomor perihal Un.07/F5/PP.00.9/BB/2015 tanggal 13 Maret 201"5 Permohonan lzin Penelitian
dan Surat dari Kepala Kantor Kesbang dan Politik Kota Administrasi Jakarta Timur Nomor 4l/-1.862.81tanggal 17 Maret 2015 perihal Permohonan lzin Penelitian, dapat c.
diberikan lzin Penelitian; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b, Kepala Kantor Pelayanan Terpadu satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Timur perlu menerbitkan lzin Penelitia n.
Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota AdministrasiJakarta Timur, memberikan izin kepada
1. 2. 3,
Nama
:
Alamat
:
NURHASANAH Jl. Puskesmas RT. 008 RW. 003 Kel, Ceger Kec. Cipayung, Jakarta Timur
Pekerjaan
:
Pelajar/Mahasiswa
Untuk
:
: Melaksanakan penelitian, dengan rincian sebagai berikut:
a.
Judul Penelitian
b. c. d. e. f.
: Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Sikap Penerimaan Masyarakat Pada Tuna Wisma di Panti Sosial Bina lnsan Bangun Daya 2 CipayungJakarta Timur
Tempat/Lokasi
: Panti Sosial Bina lnsan Bangun Daya 2 Cipayung Jakarta Timur
Penanggung jawab
Bimbingan dan Penyuluhan lslam Maret s.d Mei 2015 Dr. Arief Subhan, MA
Anggota Peneliti
N
C.
Nama Lembaga
Universitas lslam Negeri (UlN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Bidang Penelitian
Waktu
Ketentuan yang harus ditaati adalah
1.
2. 3. 4.
urhasa na h
:
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu melaporkan kepada Pejabat setempat/Lembaga swasta yang akan di jadikan obyek lokasi; Mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di daerah/wilayah setempat; Tidak dibenarkan melakukan penelitian yang materinya bertentangan dengan topik/judul penelitian dimaksud; Setelah pelaksanaan kegiatan dimaksud selesai supaya menyerahkan hasilnya kepada Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Timur;
5' ' 6'
Apabila masa berlaku lzin Penelitian
ini suclah berakhir, sedang pelaksanaan
kegiatan belum selesai,
perpanjangan waktu harus diajukan kepada instansi pemohon dengan menyertakan hasil penelitian sebelumnya; lzin Penelitian yang diberikan dapat dibatalkan sewaktu-waktu apabila tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian izin ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya,
Maret 2015 Terpadu Satu Pintu asi Jakarta Timur
WAN, ST, MT
1. 2. 3.
Bacalah setiap pernyataan dengan baik dan teliti.
Isilah dengan jujur dan benar. Jawablah pertanyaan dengan memilih salah satu dari
4
alternatif
jawaban
4.
Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memeberi tanda
ceklis ( {
) dari setiap'pernyataanyang dianggap paling tepat denagn
menggunakan skala berikut:
SS S TS STS II.
= Sangat Setuju
: : :
Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Identitas Responden Nama
Usia
JenisKelamin
: a.
Laki-laki
b. Perempuan
Daftar Pernyataan Bimbingan Mental Agama
Pernyataan
NO 1
Bimbingan agama dalambentukpengetahuan Saya mengetahui
tduan dari bimbingan agilma yang
dilakukan Lembaga Pemasyarakatan Tangerang (LAPAS Tangerang) 2
Saya mengetahui materi apa saja yang disampaikan di dalam
kegiatan bimbingan agama. 3
Melalui bimbingan agarfia saya mendapatkan pengetahuan agama seputar ibadah dalam kehidupan sehari-hari
4
Saya tahu bahwa mencuri adalah perbuatan yang dilarang
oleh Tuhan 5
Saya tahu bahwa setiap perbuatan yang
kita lakukan akan
SS
s
D
TS
STS
mendapatkan balasan dari tuhan
Bimbingan Agama dalam bentuk ketrampilan
(Sikap/perilaku) 6
Saya melaksanakan kewajiban saya kepada Tuhan yang
maha Esa 7
Saya menerapkan materi yangdisampaikan dalarn kegiatan
bimbingan agamadi kehidupan sehari hari 8
Saya tidak keberatan untuk berjabat tangan terlebih dahulu
kepada orang yang lebih tua dari saya 9
Sayaberdoa kepada Tuhan yang maha Esa ketika saya dalam kesulitan
10
Saya menuruti apapun perintah dari orang tua saya
11
Saya enggan untuk meminta izin terlebih dahulu kepada
orang tua ketika ingin berpergian t2
Saya sangat memusuhi orang yang tidak sependapat dengan saya
Daftar Pernyataan Penerimaan Diri
Pernyataan PerasaanSederajat Saya sama seperti orang lain yang tidak lepas dari salah dan dosa Saya tidak merasa malu
jika orang lain mengetahui
kelemahan saya Saya tidak keberatan
jika orang lain mengetahui kelebihan
yang saya miliki Saya merasa saya berharga dimata orang lain terutama
orang-orang terdekatsaya Saya merasa bahwa saya lemah dan tidak
memiliki
kemampuan dalam hal apapun Saya merasa saya tidak ditrima dimanapun dengan
SS
S
TS
STS
keterbatasan yang saya
Percaya kemampuan diri.
No
t9
miliki
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
s
TS
STS
Saya sangat mempercayai akan kemampuan yang saya
miliki '20
Saya senang menjadi
21
Saya tidak yakin apakah saya bias menyelesaikan masalah
diri saya sendiri
yang tengah saya hadapi 22
Saya yakin akan kemampuan yang saya
miliki meskipun
sering kali saya mengalami kegagalan 23
Saya tidak bias diandalkan baik oleh
diri
saya maupun orang
lain. 24
Saya selalu melibatkan orang lain kedalam masalah saya
Bertanggungiawab
No 25
Saya akan berkata
jujur meskipun itu beresiko buruk untuk
kehidupan saya 26
Saya tidak takut untuk mengakui kesalahan yang telah saya
buat 27
Saya bertanggungjawab atas semua perbuatan yang saya
lakukan 28
Saya takut untuk mengatakan sesuatu yang benar
jika itu
mengamcam diri saya 29
Saya selalu melemparkan kesalahan yang saya buat kepada
orang lain
No
Orientasi keluar diri
30
Saya menghargai penilaian orang lain terhadap saya
31
Saya peduli terhadap kesulitan yang dialami oleh orang lain.
32
Saya percaya bahwa saya dapat ditrima di lingkungan oleh
orang lain karna saya juga selalu dapat menerima mereka
JJ
Saya senang ketika orang lain menasehati saya
34
Saya tidak mau bergaul dengan orang yang
tidak sependapat
dengan saya 35
Saya tidak peduli tentang penilaian orang lain terhadap saya
No
Berpendirian
36
Saya tidak suka orang lain memerintah atau mengatur saya
3l
Saya mampu mengerjakan pekerjaan saya sendiri tanpa
ss
S
TS
STS
SS
s
TS
STS
melibatkan orang lain 38
Saya tidak senang mengikuti gaya orang lain agar terlihat
lebih trend dan gaul 39
Orang-orang akan menjauhi saya jika saya tidak bias menyesuaikzur mereka
40
Saya takut untuk mengungkapkan pendapat saya kepada
orang lain
Menyadari keterbatasan
No
tidak semua hal bias saya lakukan sendiri
41
Saya sadar bahwa
42
Saya tidak menyesal dengan keadaan saya sekarang
43
Saya menghargai bantuan seseorang untuk mengatasi
ini
masalah pribadi saya 44
Sayatidak menyalahkan orang lain atas kondisi yang saya alami saat ini
45
Saya yakin orang lain bias menerima saya dengan kondisi saya seperti
46
ini
Setiap orang pasti
memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing 47
Saya tidak menyalahkan
diri saya sendiri maupun orang lain
atas permasalahan yang tengah saya hadapi
48
Sayatidak membutuhkan bantuan apapun dari orang lain
Menerima sifat kemanusiaan 49
Saya marah ketika orang lain menghina saya
50
Saya
5l
Saya terkadang cemas ketika memikirkan masa depan saya
)2
Saya terkadang meragukan ketulusan orang lain terhadap
takutjika saya gagal dalam pekedaan saya
saya 53
Saya merasa masa depan saya suram kama keadaan saya saat
ini positif pada siapapun, dan dalam hal apapun
54
Saya berfikiran
55
Sayatidak mau ambil pusing dengan apa yang terjadi pada saya baik saa
56
tini, ataupun nanti
Saya tidak pernah merasa cemas dengan keadaan saya
SS
S
TS
STS
{ i:'lii'Namr Resoondei: \lung Muhamad revhan lvahrra Dlnurian
rl
ri:::iBli;
.82
B{i
B3
.85
I]6
4
2
Bll
812
4
2
4
35
5
5
4
L
s
55
4
5
s
4
2
5
5
4
4
41
4
5
s
4
4
5
4
4
52
5
4
5
5
5
5
5
4
s'7
5
5
5
4
4
5
5
5
4
55
4
A
4
4
)
4
1
2
39
4
5
2
a
51
2
4
4
2
5
5
49
5
4
s
s
s
5
56
5
A
5
4
1
5
5
5
5
5
5
1
5
5
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
4
4
4
5
5
5
aikal Prsundan
4
4
5
5
5
4
ll0
Giwa Rublanto
5
5
5
5
5
Rll
Rldho Rivaldi
5
4
5
2
R12
iulistiono
5
s
5
17: {Eus Hidavat tE! M. tuthfl
Bt0
I
5
5
l.ra Faldini
B9
4
5
5
14r: Andrl Hardivansvah ur. Nur iava
BE
5 5
5
l3'
B7
5
48
Rt3
:vo Tri Tuhls
5
5
5
5
5
5
5
Rl{
\lan
A
4
4
5
4
4
5
4
Rt3
\ndre Dermawan
5
5
5
5
5
s
5
5
2
4
2
4
4
4
4
5
A
i
4
4
4
5
4
4
)eden Hermansvah Rr7 \hdika Ade Saoutra nl :ka Prasetyo Rl9 Novan kiki Adreas antonl/Bhoneoll (hritni Ardhonl u2 Ri2ki Fau!i
4
2
I
4
123
R16
5
4
s
5
I
s
s
5
s
4
5
2
4
49
4
4
5
A
48
4
4
4
4
51
5
5
5
4
5
5
4
5
5
4
s
2
5
4
5
5
5
5
5
Dede Rosandi
5
4
5
5
5
4
u4
iri Yopi HErmewan
4
5
4
A
5
R25
\eus 8in Baharudin
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
R16
;aiful Rahmat
5
5
5
5
s
4
s
S
5
s
R21: vt. llham Suhandi
A
4
4
a
A
5
5
R28: )ominick Rizkv
5
5
4
s
s
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
4
4
5
S
l3O Andi
5
wahyu Eka S
131
vl Nur Akba,
112
lobi Pahlevl
ur.
d
56 47
5
ulio
47
4
4
5
R29
5
2A 5
5
5 5
55
4
55 5
s2
4
4
s1
4
4
57
5
2
5
4
4
4
4
54
5
5
s
4
58
5
1
5
53
5
5
1
2
48
4
5
4
4
s
5
4
4
I
5
4
5
4
1
4
51
5
5
1
5
5
5
5
5
5
I
2
49
4
5
4
2
1
4
2
1
1
32
Muhammad Yasir 434 suherman
5
l3a AdlWrwan
4
4
5
5
4
5
4
4
5
5
s
4
54
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
2
d
52
5
A
4
s
s
5
4
2
54
4
48
R35 R37,
B]E' R39 R10
S
,alnal Ali Mustola Ramadhan Mahreza lEkos Ananda Vl. Asus Arlvanto \dhl Hantar Putra lldd Raman.la Putra
Qtl: R4' lirki Suqiarto R13
vtuhammad Jefri vadi
5 5
5
4
1
5
n
4
5
5
4
s
5
5
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
1
A
4
5
s
s
4
4
4
4
s
4
d
4
s
s
4
4
2
d
z
R44
5 5
2
5
55
4
4
1
4
45
5
A
4
5
A6
2
s
5
5
53
5
45 41
5
R45
ludet
5
5
s
1
4
5
5
5
R46l
lanppia
4
4
2
4
4
2
5
4
Adit llihamzah
4
2
5
2
5
2
5
4
4
4
4
A
5
5
5
a
4
iaiahillah
5
4
u0
Nur Kholis qndri Saoutra
5
4
4
4
2
4
5
5
5
5
5
4
[52
Irvan lunior
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
Rli
\hmad Saefudin vlaulana Malik
5 s
4
R53
5
4
s
5
4
5
4
5
4
5
Rlt5
an
4
4
5
5
5
5
s
5
4
5
4
5
5
5
4
5
5
4
4
A
4
4
4
4
4
4
4
4
s
5
4
a
4
6
4
s
s
4
5
4
Irhmat Hidavat trasetvo Bavu Adil \r. Svawal Mandav ]eandon Sullivan tbdiaa Arahman
4
4
2
5
5
4
4
4
qdii Perdana
4
52 42
4
rc9
5
5
4
4
4
5
4
4
4
5
5
52 50
4
53
A
4
56
4
52
4
51
5
5
s1
5
2
4
48
4
4
s
4
5
5
4
4
2
s2
4
n
L
5
5
5
A
A
5
4
4
4
52
mam Saputra qnas ouawanto 163 I M. Firdaus
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
2
4
47
4
n
5
5
5
s
s
5
5
5
1
5
54
4
5
5
5
5
5
5
1
4
53
u4 la"r. P*tr"
5
4
5
5
5
4
4
16t
165.
labdul Maulana Karim TOTAL RATA.RATA
5
4
4
4
4
4
4
4
52
4
2
5
5
2
4
49
292
280
294
267
287
278
279
278
290
286
167
as4
8.42424 o,161
8,45455
8.42424
8.78788
8.56667
5.06061
7.69691
0.3s4
0.618
o.628
0.584
0.407
0.192
0.244
0.2,r4
valid
0.244 valid
0.244 valid
244
valid
0.244 valid
8.848485
8.4848S
8.909091
8.0909C9
8.69697
KORETASI
0.450
0.487
0.602
o.s38
o.595
R TAAEL
0,244 valid
0.244 valid
0.244 valid
0.244
0.244 valid
VATIDITAS
5
valid
valid
o_744
tidak vali(
Std. Error of the Estimate
a. Predictors: (Constant), X2,Xl
Coefficienb" Model
Unstandardized
Standardizeci
Coefficients
Coefficients Lower Bound
(Constant 14,121
X1
,627
,485
)<2
-,104
,429
8,996
,000
98,812
155,269
,166
1,294
,201
-,342
1,596
-.031
-.243
809
-.961
.753
DependentVariable: Penerimaan_Diri
ANOVA. Sum of Squares
Model
Mean Souare
df
76,863
2
38,432
Residual
2845,198
62
45,890
Total
2922.062
64
Regression
1
Uooer Bound
)
I
a.
127,O41
95,0% Confidence lnterval for B
Beta
Std. Enor
B
sig.
t
a. Dependent Variable: Penerimaan_Diri b. Predictors:(Constant), X2, Xl
Sio.
F
,837
,43ss
FIlasil Output Uji Reliabilitas Variable X Bimbingan Mental Agama ReliabiliW Statistics Cronbach's
Nof
Aloha
ltems
.676
t2
Ilasil Output Uji Reliabilitas Variable Y Penerimaan Dirt Reliability Statistics Cronbach's
Nof
Alpha
Items
.850
44
Hasil Output Uji Reliabilitas Variable X Bimbingan Mental Agama Statistics Reliabilitv a Cronbach's
Nof
Alpha
ltems
.676
t2
Hasil Output Uji Reliabilitas Variable
Reliability Statistics Cronbach's
Nof
Alpha
Items
.850
I
i. i I I
44
Y Penerimaan Diri
DOKUMENTASI PAI\ITI SOSIAL BINA INSA}I BAIIGI]N DAYA 2, CIPAYTJNG, JAKARTA I'IMUR
DOKUMENTASI PANTI SOSIAL BINA INSAII BA}IGUN DAYA 2' CIPAYUNG, JAKARTA TIMUR