PELAYANAN SOSIAL ANAK JALANAN DI YAYASAN BINA INSAN MANDIRI DEPOK Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh: Rahma Afiani Hafsyah 108054100013
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/1435 H
LEMBAR PENGESAHAN
PELAYANAN SOSIAL ANAK JALANAN DI YAYASAN BINA INSAN MANDIRI DEPOK Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar sarjana sosial islam (S.Sos)
Oleh
RAHMA AFIANI HAFSYAH NIM: 108054100013
Pembimbing
Lisma Dyawati Fuaida, M.Si NIP. 19800527 200710 2001
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 7 Januari 2014
Rahma Afiani Hafsyah
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PELAYANAN SOSIAL ANAK JALANAN DI YAYASAN BINA INSAN MANDIRI-DEPOK telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 7 Januari 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Starata Satu (S-1) Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Kesejahteraan Sosial. Jakarta, 7 Januari 2014
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,
Sekretaris Merangkap Anggota,
Drs. Jumroni. M.Si NIP: 19630515 199203 1006
Ahmad Zaky, M. Si NIP: 19771127 200717 1001 Anggota,
Penguji I
Penguji II,
Ismet Firdaus, M. Si NIP: 19751227 200710 1001
Nurhayati Nurbus, SE, M.Si NIP. 19740809 199803 2 002 Pembimbing,
Lisma Dyawati Fuaida, M.Si NIP. 19800527 200710 2 001
ABSTRAK
Rahma Afiani Pelayanan Sosial Anak Jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) – Depok Anak jalanan adalah anak-anak yang memiliki julukkan tekyan, arek kere, anak gelandangan, atau kadang disebut juga secara eufemistis sebagai anak mandiri yang tersisih, marginal, dan teralienasi dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relatif dini sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat. Di berbagai sudut kota yang sering terjadi, anak jalanan harus bertahan hidup dengan cara-cara sosial yang kurang atau bahkan tidak dapat diterima oleh masyarakat umum, sekedar untuk menghilangkan rasa lapar dan keterpaksaan dalam diri mereka, mencari nafkah atau hidup mandiri di jalanan, hanya untuk membantu keluarganya. Oleh karena itu, Yayasan Bina Insan Mandiri Depok menggunakaan dua pendekatan yang dilakukan, yaitu: 1) Street Based, 2) Centre Based. Metode yang digunakaan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif (qualitative research). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan serangkaian observasi, wawancara dan studi dokumentasi, dan prosedur pemilihan informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, adapun informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang, yaitu 1 ketua yayasan, 1 pekerja sosial, dan 4 anak jalanan. Penelitian ini mengulas konsep pelayanan sosial, jenis-jenis pelayanan, teknis pelayanan sosial rumah singgah sebagai kerangka teori dalam melakukan penelitian. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa, jenis-jenis pelayanan sosial yang ada di YABIM, adalah : Perawatan anak (child care), Perawatan anak diberikan terhadap anak-anak dan keluarganya, terutama anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus, seperti anak yang mengalamai cacat fisik dan mental yang tidak bisa menjalankan kehidupan sehari-hari tanpa pertolongan pihak lain. Dan peradilan kriminal (criminal justice), Pekerja sosial memiliki peranan penting dalam sistem peradilan kriminal. Mereka biasanya disebut dengan pekerja sosial koreksional (correctional social work). YABIM tidak memiliki Perawatan masyarakat (community care). Pelayanan yang di gunakan YABIM adalah terapi psikososial dan konseling saja. Tahapan Pelayanan yang sudah YABIM lakukan kepada anak jalanan, yaitu tahapan penjangkauan, tahapan masuk YABIM, tahapan persiapan menerima kegiatan, tahapan penerimaan kegiatan, dan tahapan pengakhiran pelayanan. Administrasi Pelayanan sosial yang dimiliki oleh YABIM, adalah catatan kasus yang berupa catatan tentang kasus, masalah atau kesulitan masing-masing anak jalanan yang disampaikan kepada pekerja sosial yang di tuliskan kedalam catatan kasus, dokumentasi perkembangan penanganan kasus anak jalanan, yang di tuliskan ke dalam file perkembangan. Dari sisi anak jalanan, terungkap adanya permasalahan ekonomi yang tidak stabil, dan permasalahan keluarga yang dimiliki oleh anak-anak jalanan.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah Segala puja dan puji senantiasa penulis panjatkan atas segala karunia allah SWT, yang telah menciptakan alam semesta ini atas segala anugrah, nikmat, dan petunjuk yang di karuniakan – Nya sehingga penulis bisa memikirkan, dan menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan besar kita yakni Nabi Muhammad SAW, para keluarga yang suci, para sahabatnya yang mulia serta para umatnya yang Insya Allah hingga kini terus mencintainya. Suatu kenikmatan yang luar biasa, yang tidak bisa diungkapkan dengan ungkapan kata, yaitu terselesainya skripsi ini. Harus diakui, dengan serba keterbatasaan yang sangat berat menyelesaikaan skripsi ini, akan tetapi motivasi dalam diri penulis mendongkrak semangat dan memecahkan segala hambatan – hambatan yang ada. Skripsi dengan judul “Pelayanan Sosial Anak Jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri-Depok”. Merupakan salah satu wujud upaya penulis dalam memberikan sedikit pengetahuan tentang pelayanan sosial anak jalanan khususnya yang ada di kota Depok. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan yang penulis miliki. oleh karena itu segala kritikan dan masukan yang bertujuan membangun sungguh merupakan suatu masukan yang sangat berharga dan membantu penulis dalam membuat skripsi ini. Karenanya, sudah sepantasnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Bapak. Drs Wahidin Saputra, MA selaku Pudek I, Bapak.
ii
Dr. H. Mahmud Jalal, MA selaku pudek II, dan Bapak. Drs. Study Rizal LK, MA selaku Pudek III. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 2. Ibu. Lisma Dyawati Fuaida, M.Si. selaku pembimbing yang telah memberi waktu luangnya, mengarahkan serta memberi semangat kepada penulis mulai dari penyusunan hingga penyelesaiaan skripsi ini. 3. Siti Napsiyah MSW, selaku Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial, dan Bapak. Ahmad Zaky, MSi selaku Sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial. 4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan dan membimbing penulis selama melaksanakan perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Nurrohim, A.md dan Bapak Mustami’in S.Psi yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Yayasan Bina Insan Mandiri – Depok. 6. Saudari Siti Habibah, S.Sos.I selaku pekerja sosial dan Septi selaku anak jalanan, yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. 7. Orang tua tercinta yang selalu memberikan doa dan kasih sayangnya serta dukungan selama ini, dan saudara-saudara penulis yang sudah memberikan dukungan moril dan memberikan semangat. 8. Yudi Darmanto Amd, yang sudah banyak membantu, sebagai motivasi dan memberikan inspirasi yang besar dalam diri penulis serta semangat dalam penyusunan skripsi ini. 9. Mirza Aprilyanto, selaku kakak juga sahabat saya yang sudah memberikan perhatian, dan kepeduliaannya terhadap penulis. 10. Isma Wirda, SPd.i dan teman – teman SMA saya yang juga sudah memberikan semangat yang hilang dan memberikan pencerahaan dalam penyusunan skripsi ini. 11. Teman-teman tercinta Kesejahteraan Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2008, terutama (Gozali, Julia Salam, Fery dan Insan) karena atas inspirasi kalian semualah perjalanan menuju
iii
garis final perkuliahan ini terselesaikan dengan penuh kenangan yang berarti. Penulis tidak mempu memberikan balasan apa – apa atas segala jasa yang diberikan, dan hanya mampu menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya dengan iringan do’a. Semoga segala pengorbanan dan bantuan dari semua pihak dapat dicatat sebagai amal ibadah di sisi Allah SWT. Akhirnya, penulis berharap semoga karya ini mampu memberikan manfaat, baik bagi penulis, mahasiswa kesejahteraan sosial juga pembaca lainya. Ridha dan keikhlasan dari para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi selalu penulis harapkan, semoga ilmu yang diberikan kepada kami dapat bermanfaat untuk pengabdian di masyarakat. Jakarta, 23 Desember 2013 Penulis Rahma Afiani Hafsyah
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................
Hal i
KATA PENGANTAR ......................................................................................
iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... BAB I
x
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .........................................
8
1. Pembatasan Masalah ..............................................................
8
2. Perumusan Masalah ................................................................
8
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ..................................
8
1. Tujuan Penelitian …………………………………………....
8
2. Manfaat Penelitian …………………..……………………...
8
D. Metode Penelitian .......................................................................
9
1. Pendekatan Penelitian ............................................................
9
2. Teknik Pengumpulan Data ....................................................
9
3. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 11 4. Sumber Data .......................................................................... 11 5. Teknik Pemilihan Subyek dan Informan ................................ 11 6. Instrumen dan alat bantu ........................................................ 12 E. Analisis Data .............................................................................. 12 F. Keabsahan Data ………………………………….…….……..
13
G. Teknik Penulisan …………………………………...………..... 14 H. Tinjauan Pustaka …………………….......………...………...... 14 I. Sistematika Penulisan .................................................................. BAB II
15
LANDASAN TEORI A. Pengertian Pelayanan Sosial ......................................................
17
B. Jenis-jenis Pelayanan Sosial ......................................................
22
v
C. Tahapan Pelayanan ....................................................................... 23 D. Administrasi Pelayanan Sosial ...................................................... 23 BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA A. Profil YABIM ..........................................................................
25
1. Sejarah Singkat Lembaga ......................................................
25
2. Visi dan Misi .........................................................................
25
3. Tujuan Pelayanan YABIM .................................................... 26 4. Sasaran Penerimaan Pelayanan .............................................
26
5. Program Kerja .......................................................................
26
a. Program Akademis ..........................................................
26
b. Pelatihan Wirausaha ........................................................ 28 c. Kursus ............................................................................... 28 d. Sanggar Seni .................................................................... 28 e. Program Tambahan ........................................................... 29 f. Rumah Singgah .................................................................. 29 g. Pelayanan Sosial ................................................................ 29 6. Sarana dan Prasarana .............................................................. 29 7. Struktur Kepengurusan ......................................................... 30 8. Mitra Kerja .............................................................................. 32 9. Data Relawan dan Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri .......... 32 B. Profil Anak Jalanan YABIM ..................................................... 37 1. Usia Anak Jalanan .................................................................. 37 2. Jenis Kelamin ......................................................................... 37 3. Pendidikan Anak Jalanan ....................................................... 37 4. Aktivitas di Jalanan ................................................................ 38 5. Lokasi Aktifitas Anak ............................................................ 38 6. Keberadaan Orang Tua .......................................................... 38 7. Pekerjaan Orang tua Anak Jalanan ........................................ 39 8. Alamat Orang Tua ................................................................. 40 C. Faktor Pendukung dan Penghambat YABIM ............................. 40
vi
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Profil Informan ........................................................................... 42 1. Ketua Yayasan ........................................................................ 42 2. Pekerja Sosial .......................................................................... 42 3. Anak Jalanan .......................................................................... 43 B. Pelayanan Sosial Anak Jalanan ..................................................
45
C. Jenis-Jenis Pelayanan Sosial ......................................................
46
1. Jenis Perawatan Anak (Child Care) ....................................... 46 2. Perawatan Masyarakat (Community Care) ............................ 47 3. Perawatan Kriminal (Criminal Justice) .................................. 49 D. Tahapan Pelayanan ...................................................................
51
1. Tahap Penjangkauan .............................................................. 51 2. Tahapan Masuk YABIM ...................................................... 53 3. Tahapan Persiapan Menerima Kegiatan YABIM ….............
55
4. Tahap Penerimaan Kegiatan .................................................. 56 5. Tahap Pengakhiran Pelayanan ............................................... 57 E. Administrasi Pelayanan Sosial .................................................... 59 1. Catatan kasus .......................................................................... 59 2. File perkembangan ................................................................. 60 3. Pembahasan kasus .................................................................. 60 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................
62
B. Saran .........................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur PKBM ................................................................................
viii
31
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penarikan Sampel ..............................................................................
12
Tabel 3.1 Data Relawan dan Tutor .................................................................... 35 Tabel 3.2 Data Anak Jalanan YABIM Berdasarkan Usia .................................
37
Tabel 3.3 Data Anak Jalanan YABIM Berdasarkan Jenis Kelamin ................. 37 Tabel 3.4 Data Pendidikan Anak Jalanan YABIM ...........................................
37
Tabel 3.5 Data Anak Jalanan YABIM Berdasarkan Aktivitas ..........................
38
Tabel 3.6 Data Anak Jalanan YABIM Berdasarkan Lokasi Aktivitas Anak ..... 38 Tabel 3.7 Data keberadaan orang tua anak jalanan YABIM .............................. 39 Tabel 3.8 Data Pekerjaan orang tua anak jalanan YABIM ................................ 39 Tabel 3.9 Data Alamat orang tua anak jalanan YABIM .................................... 40
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Anak jalanan ini memiliki julukkan tekyan, arek kere, anak gelandangan, atau kadang disebut juga secara eufemistis sebagai anak mandiri yang tersisih, marginal, dan teralienasi dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relatif dini sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat. Di berbagai sudut kota sering terjadi, anak jalanan harus bertahan hidup dengan cara-cara, sosial yang kurang atau bahkan tidak dapat diterima oleh masyarakat umum, sekedar untuk menghilangkan rasa lapar dan keterpaksaan dalam diri mereka, hanya untuk membantu keluarganya. Anak jalanan ini sering kali, dicap sebagai pengganggu ketertiban dan membuat kota menjadi kotor, sehingga yang namanya razia atau penggarukan bukan lagi hal yang mengagetkan untuk mereka.1 Rano Karno (Duta Besar UNICEF) memaparkan marginal, rentan, dan ekploitatif adalah istilah-istilah yang sangat tepat untuk menggambarkan kondisi dan kehidupan anak jalanan. Marginal karena mereka melakukan jenis pekerjaan yang tidak jelas jenjang kariernya, kurang dihargai dan umumnya juga tidak menjanjikan, prospek apapun di masa depan. Rentan karena resiko yang harus dilangsung akibat jam kerja yang sangat panjang, benar-benar dari segi kesehatan maupun sosial sangat rawan. Adapun disebut eksploitatif karena mereka biasanya memiliki posisi tawar-menawar (bargaining position) yang sangat lemah, tersub-ordinasi, dan cenderung menjadi objek perlakuan yang sewenang-wenang dari ulah preman atau oknum aparat yang tidak bertanggung jawab.2
1 2
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, (Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 1 Cet. 1, h. 185-202. Bagong Suyanto, 2010. h. 185-202.
1
2
Sebagai bagian dari pekerja anak (child labour), anak jalanan sendiri sebenarnya bukanlah kelompok yang homogen. Mereka cukup beragam, dan dapat dibedakan atas dasar pekerjaannya, hubungannya dengan orang tua atau orang dewasa terdekat, waktu dan jenis kegiatannya di jalanan, serta jenis kelaminnya.3 Faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak terjerumus dalam kehidupan di jalanan, seperti kesulitan keuangan keluarga atau tekanan kemiskinan, ketidakharmonisan rumah tangga orang tua, dan masalah khusus menyangkut hubungan anak dengan orang tua. Kombinasi dari faktor ini seringkali memaksa anak-anak mengambil inisiatif mencari nafkah atau hidup mandiri di jalanan. Kadang kala pengaruh teman atau kerabat juga ikut menentukan keputusan untuk hidup di jalanan.4 Lembaga-lembaga yang menangani permasalahan anak jalanan dari berbagai upaya. lembaga-lembaga yang terkait, adalah LSM, Pemerintah, Organisasi Profesi, sosial dan orang per-orang untuk membantu anak jalanan keluar
atau
tidak
sedikit
mengurangi
penderitaan
mereka,
secara
kontemporer, segmenter, dan terpisah yang kurang maksimal.5 Perlindungan
anak
adalah
segala
kegiatan
untuk
menjamin,
melindungi anak, dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusian, serta mendaptkan perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi.6 Dalam rangka menghasilkan model praktik manajemen kasus kesejahteraan anak, definisi tentang dasar pengetahuan dan keterampilan terkait diberikan oleh sejumlah teori (Mather & Lager, 2000; Sallee & LeVine, 1999). Bidang-bidang yang dipandang relevan, sebagai berikut: 1.) Perkembangan manusia. Pengetahuan tentang anak, orang dewasa, keluarga, lembaga dan panti. Kemampuan untuk memahami dan menerapkan
3 4 5 6
Bagong Suyanto, 2010. h. 185-202. Bagong Suyanto, 2010. h. 185-202. Bagong Suyanto, 2010. h. 185-202. Departemen Sosial RI, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Direktorat Pelayanan Sosial Anak. Pedoman penyelenggaraan rumah perlindungan sosial anak. (Jakarta, april 2007), h. 12.
3
keterampilan wawancara, pengumpulan data, assesmen, perencanaan, intervensi, merujuk, evaluasi, terminasi, dan pencatatan. Pengetahuan dan kompetensi untuk bekerja dengan anak dan keluarga dari berbagai latar belakang berbeda melalui nilai yang terbuka dan reflektif, 2.) Praktik Kesejahteraan Anak. Pengetahuan tentang misi, kebijakan dan praktik pelayanan kesejahteraan anak, pemahaman tentang hasil data yang berkaitan dengan penerapan kebijakan tentang keluarga dan anak oleh lembaga dan pemerintah, 3.) Operasionalisasi Lembaga. Pengetahuan tentang isu-isu administratif dan struktural yang memengaruhi operasionalisasi lembaga kesejahteraan anak dan staf yang bekerja dalam lembaga tersebut. Pemahaman
mengenai
bagaimana
pelaksanaan
pelayanan
lembaga
memengaruhi keluarga dan anak serta infrastruktur yang dibutuhkan untuk menciptakaan perubahan. 4.) Pemahaman interdisiplin dan kerja sama dengan tenaga profesional bidang lain. Pengetahuan tentang cara mengakses pelayanan dari disiplin lain untuk memastikan hasil positif setiap kasus. Pengetahuan tentang isu-isu medis dan kesehatan jiwa, aspek-aspek pendidikan,
aturan-aturan
dan
hukum
terkait.
Pemahaman
cara
mengintegrasikan disiplin lain dalam proses manajemen kasus bagi anak dan keluarga, 5.) Persepektif praktik holistik, mengakui bahwa pelayanan bagi klien harus diberikan melalui pandangan holistik dan keluarga. Perspektif ini memperhitungkan aspek-aspek kesehatan, kesehatan jiwa, pendidikan, dan spiritual klien dalam klien. kebanyakaan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam manajemen kasus menjadi bagian dari dasar pendidikan pekerjaan sosial. Termasuk disini adalah peran, tujuan, nilai, dan etika pekerjaan sosial.7 Berdasarkan landasan hukum perlindungan anak Pada UU No.4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak disebutkan: (1) Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan
7
Albert R. Roberts & Gilbert J. Greene, Buku Pintar Pekerja Sosial jilid 1, Social Workers’Desk Reference, (Jakarta, Gunung Mulia, 2008), cet -1, h. 303.
4
berkembang dengan wajar, (2) Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa untuk menjadi warganegara yang baik dan berguna, (3) Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan, (4) Anak berhak atas perlindungan-perlindungan
terhadap
lingkungan
hidup
yang
dapat
membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar. Pada UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak lebih terinci lagi diatur tentang hak anak, yaitu pada Bab III mulai dari pasal 4 hingga 18. Pasal 16 sekedar diketahui berbunyi: (1) Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi, (2) Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum, (3) Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan apabila sesui dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir. UU No.23 Tahun 2002 di atas, dirinci 4 (empat) pasal mengenai hal tersebut, yaitu pasal 48 sampai 54 bagian ketiga, tentang pendidikan. Undang-undang No. 11 Tahun
2009
mengenai
tentang
rehabilitasi
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.
sosial,
jaminan
sosial,
8
Hasil temuan survei dan pemetaan sosial anak jalanan Pada tahun 2006 terdapat 78,96 juta anak di bawah usia 18 tahun, 35,5% dari total seluruh penduduk Indonesia. Sebanyak 40% atau 33,16 juta diantaranya tinggal di perkotaan dan 45,8 juta sisanya tinggal di perdesaan. Sebagian besar anak-anak ini berasal dari keluarga miskin dan tertinggal, yang tidak mempunyai kemampuan untuk memberdayakan dirinya, sehingga rentan terhadap kekerasan, eksploitasi, ketimpangan gender, perdagangan anak dan lain-lain.9
8
Departemen Sosial RI, Undang-undang Republik Indonesia no.23 tahun 2002, tentang perlindungan anak (Jakarta, mei 2003), h. 6-25. 9 http://austinsfoundation.wordpress.com/2013/02/24/data-jumlah-anak-jalanan-di-indonesia/diakses pada tanggal 16 januari 2014.
5
Berdasarkan data dari Dinas Sosial DKI Jakarta, jumlah anak jalanan pada tahun 2009 sebanyak 3.724 orang, tahun 2010 meningkat menjadi 5.650 orang, dan pada tahun 2011 ini juga meningkat menjadi 7.315 orang, Pada umumnya mereka bekerja sebagai pengemis, pengamen, pengelap kaca mobil, pedagang asongan, joki 3 in 1, dan parkir liar.10 data Kementerian Sosial Indonesia tahun 2012 yang lalu menyatakan bahwa jumlah anak-anak yang hidup di jalanan telah mencapai angka 4,5 juta anak yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Di medan saja, sangat gampang kita jumpai anak jalanan, Simpang Pos, Simpang Titi Kuning, Simpang Juanda, Simpang Sei Sikambing, Terminal Amplas, Terminal Pinang Baris, Medan Plaza, Simpang Siti Hajar, Simpang Gadjah Mada, Pringgan, Café Harapan, Bundaran SIB, dan Aksara serta tempat-tempat keramaian lainna, menjadi tempat bagi anak-anak jalanan mengais rezeki dengan berbagai modus, seperti, meminta-minta, mengamen, menjual Koran, rokok, punk, bahkan ada yang berpura-pura lumpuh, dan berbagai modus lainnya.11 Dan menurut hasil wawancara langsung dengan Bapak Wanto (Pembina Anak Jalanan), pada tanggal 27 September 2012 adalah hasil survei selama ini, anak jalanan yang ingin menetap di Yayasan Bina Insan MandiriDepok, hanya 30 orang dan anak jalanan yang tidak ingin menetap di Yayasan Bina Insan Mandiri-Depok, diperkirakkan 75 anak laki-laki dan 16 anak perempuan. Umur Anak jalanan sekitar 7-19 tahun.12 Psikologi anak (child psychology) ini secara khusus mempelajari bagian perkembangan pada anak yang dimulai dari perkembangan masa konsepsi, pranatal serta kelahiran seorang bayi sampai usia 12 tahun. Secara khusus, Psikologi Anak dapat pula dibagi menjadi tiga bagian, yaitu 1.) psikologi perkembangan anak tiga tahun pertama (psikologi atitama), 2.) psikologi perkembangan anak lima tahun pertama (psikologi alitama) dan, 3.)
10
http://megapolitan.kompas.com/read/2011/08/24/1641249/Jumlah.Anak.Jalanan.Meningkat.Signifikan/diak ses pada tanggal 16 Januari 2014. 11 http://edukasi.kompasiana.com/2013/03/23/pendidikan-untuk-anak-jalanan-berikan-merekaketerampilan-dan-life-skill-545187.html/diakses pada tanggal 16 Januari 2014. 12 Wawancara langsung dengan Bapak Wanto (Pembina Anak Jalanan), pada tanggal 27 September 2012.
6
psikologi perkembangan anak (psikologi anak usia sekolah 6-12 tahun). Ciri khusus perkembangan anak ialah perkembangan aspek-aspek psikis yang bersifat progresif, cepat dan mudah diamati secara kuantitatif maupun kualitatif.13 Psikologi remaja (adolescence psichology) ialah bagian dari psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajari kehidupan remaja. Batasan seorang remaja dimulai dari usia 13-21 tahun. Periodisasi remaja terbagi tiga bagian yakni remaja awal (early adolescence; 13-15 tahun), remaja tengah (middle adolescence; 16-18 tahun), dan remaja akhir (late adolescence; 19-21 tahun). Pembahasan psikologi remaja mencakup tiga aspek perkembangan yaitu 1.) aspek fisik, 2) aspek kognisi, 3) aspek psikososial.14 Pengertian pekerja anak menurut BPS adalah penduduk berusia 10-14 tahun yang melakukan atau membantu kegiatan untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan minimal satu jam dalam seminggu. Selain itu, pengertian pekerja anak dapat didefinisikan sebagai anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun, baik laki-laki maupun perempuan, yang melakukan pekerjaan secara rutin untuk orangtuanya, untuk orang lain atau untuk dirinya sendiri yang membutuhkan sejumlah waktu, dengan menerima imbalan atau tidak.15 Pada masa 6-12 tahun, diberikan motivator, arahan, dan dorongan, untuk memiliki cita-cita. Pada masa 12-17 tahun, masa remaja, masa mencari jati diri, sekaligus menjadi masa idealis. Usia yang mencari patorn lewat lingkungan, tokoh, artis, dan sahabat-sahabatnya. Mereka lebih dekat, lebih terbuka dan mengutamakan sahabat.16 Pada usia 7-12 tahun, operasional konkret. Mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian. Pada Usia 12 tahun keatas, operasional formal.
13
Drs.Agoes Dariyo, Psi. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama (Psikologi ATITAMA), (Bandung : PT. Refika Aditama, 2007) h. 8. 14 Drs.Agoes Dariyo, Psi. 2007, h. 8. 15 Dr. H.A. Hasyim Nawawi, SH, M.Si & Nurcholis, M.Pd, Kekerasan Terhadap Pekerja Anak, Perspektif Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Teras, 2010), Cet 1. hal. 24. 16 Ir. Jarot Wijanarko, Meningkatkan Kecerdasan Emosi Dan Spiritual Anak.Mendidik Anak dengan Hati, (Banten, Serpong: PT. Happy Holy Kids), hal. 12-14.
7
Mampu berpikir logis mengenai soal abstrak serta menguji hipotesis secara sistematis, menaruh perhatian terhadap masalah hipotesis, masa depan, dan masalah ideologis.17 Perkembangan agama pada para remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan rohani dan jasmaninya. Perkembangan itu antara lain menurut W. Starbuck adalah: a.) pertumbuhan pikiran dan mental adalah sifat kritis yang diterima oleh remaja terhadap agama mulai timbul, selain itu masalah agama mereka pun sudah tertarik pada masalah kebudayaan, sosial, ekonomi, dan norma-norma kehidupan lainnya, b.) perkembangan perasaan adalah perkembangan pada perasaan sosial, etis, dan estetis mendorong remaja untuk menghayati
perikehidupan
yang
terbiasa
dalam
lingkungannya,
c.)
perkembangan sosia adalah perkembangan dalam hal kepentingan sosial, seperti keuangan, kesejahteraan, kebahagiaan, kehormatan diri, masalah sosial, masalah kesenangan pribadi, dan masalah akhirat dan keagamaan, d.) perkembangan moral para remaja, adalah taat terhadap agama atau moral berdasarkan
pertimbangan
pribadi
(self-directive),
mengikuti
situasi
lingkungan tanpa mengadakan kritik (adaptive), merasakan adanya keraguan terhadap ajaran moral dan agama (submissive), belum menyakini akan kebenaran ajaran moral dan agama (unadjusted), menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanan moral masyarakat (deviant), e.) sikap dan minat para remaja adalah sikap dan minat dalam masalah keagamaan yang masih sangat kecil.18 Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui permasalahan anak jalanan dengan pelayanan sosial yang dilakukan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri. Maka dari itu penulis memilih judul skripsi “Pelayanan Sosial Anak Jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri-Depok”.
17 18
Rita L. Atkinson & Richard C. Atkinson, Pengantar Psikologi I, (Jakarta: PT. Erlangga) Ed 8, hal. 97. Dr. Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), Ed. 1 Cet. 2, hal.72-74.
8
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Dalam uraian diatas, maka penulis akan melakukan penelitian yang berfokus pada pelayanan sosial anak jalanan yang dilakukan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri-Depok. 2. Perumusan Masalah Rujukan dari latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah pada pelayanan sosial anak Jalanan. Dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: “Bagaimana pelayanan sosial bagi anak jalanan yang dilakukan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri (Sekolah Master) Depok ?” C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelayanan sosial yang diberikan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri Depok terhadap anak jalanan. Dengan demikian penulis akan menjelaskan manfaat dari penelitian ini diantaranya, yaitu: Mengetahui “cara pelayanan sosial bagi anak jalanan yang dilakukan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri-Depok”. 2. Manfaat Penelitian Mengingat pentingnya pelayanan sosial ini bagi kehidupan anak jalanan dalam lingkungan institusi, maka hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat secara: a. Akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengembangan pengetahuan bagi dunia pekerja sosial, khususnya yang berfokus di bidang masalah sosial anak dan pelayanan sosial. b. Praktis Sebagai bahan masukan dan kebijakan bagi Yayasan Bina Insan Mandiri dalam melakukan pelayanan sosial terhadap anak jalanan.
9
D. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (qualitative research) Metode dalam pelaksanaan penelitian kualitatif (qualitative research) adalah penelitian yang ditunjukaan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran orang secara individu maupun secara kelompok. Penelitian kualitatif dapat didesain untuk memberikan sumbangannya terhadap teori, praktis, kebijakan, masalah-masalah sosial, dan tindakan. Penelitian kualitatif bersifat interpretatif (menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak metode dalam menelaah masalah penelitiannya. Penggunaan berbagai metode ini, sering disebut triangulasi. dimaksudkan agar peneliti memperoleh pemahaman yang komprehensif (holistik) mengenai fenomena yang diteliti.19 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data sangat diperlukan untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan, yaitu studi setting alamiah (natural setting), adalah studi yang dilakukan peneliti mendatangi Yayasan Bina Insan Mandiri Depok, dengan tujuan untuk mendapatkan sumber data. Dalam studi lapangan ini, peneliti menggunakan menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi pustaka.20 a. Observasi (Pengamatan) Sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan, mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, waktu, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, peristiwa, tujuan, dan perasaan. Metode observasi merupakan cara yang sangat baik untuk
19
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Al-Manshur, Metode penelitian kualitatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 25. 20 M. Djunaidi Ghony & Fauzan Al-Manshur, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 25.
10
mengawasi perilaku subjek penelitian, seperti perilaku dalam lingkungan atau ruang, waktu dan keadaan tertentu. Tetapi tidak semua perlu diamati oleh peneliti, hanya hal-hal yang terkait atau yang sangat relevan dengan data yang dibutuhkan.21 Dalam penelitian ini penulis menerapkan sistem observasi terus terang, dimana penulis memberitahukan kepada informan tentang kegiatan penelitian tersebut sehingga masyarakat mengetahui aktifitas penelitian.22 b. Wawancara (Interview) Wawancara merupakan percakapan yang berlangsung secara sistematis dan terorganisasi atau terstruktur (structured interview) yang dilakukan oleh peneliti sebagai pewawancara (interviewer) dengan sejumlah orang sebagai responden atau yang diwawancara (interviewe) untuk
mendapatkan
sejumlah
informasi
tentang
masalah
yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hasil percakapan tersebut dicatat atau direkam oleh pewawancara. Wawancara dapat dilakukan dengan individu tertentu untuk mendapatkan data atau informasi tentang masalah yang berhubungan dengan satu subjek tertentu atau orang lain.23 c. Studi kepustakaan Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Penulis dapat menggunakan dokumentasi sebagai sumber pengumpulan data melalui dokumentasi berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah, cerita, biografi, peraturan, kebijakan dan lain-lain. Dokumen yang berentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya, misalnya karya seni, film, dan lain-lain.24
21
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Al-Manshur. 2012. h. 165. Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 64. 23 Dr.Ulber Silalahi, MA. Metode Penelitian Sosial, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2009) h. 312. 24 Prof. Dr. Sugiyono, 2009. h. 82. 22
11
3. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Bina Insan Mandiri yang beralamat di Jl.Margonda Raya No 58 Terminal Depok. Waktu penelitian dilakukan 27 September 2012-21 November 2013. 4. Sumber Data Data yang akan didapatkan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua: a. Data primer, adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Informan data primer ini dilakukan secara langsung oleh pengurus, dan anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri. b. Data sekunder, adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat dokumen. Peneliti memperolehnya melalui sumber-sumber informasi berupa catatan-catatan dan dokumen yang ada di Yayasan Bina Insan Mandiri, termasuk data yang dari studi kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian ini.25 5. Teknik Pemilihan Subyek dan Informan Subyek penelitian adalah tempat memperoleh keterangan, dalam hal ini subyek penelitian bisa berupa lembaga, yaitu Yayasan Bina Insan Mandiri-Depok yang diwawancarai. Sedangkan obyek penelitiannya, meliputi bagaimana pelatihan dan kegiatan anak jalanan dalam Yayasan Bina Insan Mandiri-Depok. Sedangkan pada pemilihan informan penelitian ini adalah bagaimana proses pemilihan informan dengan berkumpul dengan anak-anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri-depok untuk dimintai informasi mengenai mereka di Yayasan Bina Insan Mandiri-Depok. Ada beberapa teknik pengambilan sempel, akan tetapi peneliti akan lebih menggunakan teknik purposive sampling, dimana teknik pengambilan sampel ini merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa, sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.26
25 26
Prof. Dr. Sugiyono, 2009. h. 62. Prof. Dr. Sugiyono, 2009. h. 54
12
TABEL 1.1 Penarikan Sampel NO 1. 2. 3.
SAMPEL KETUA PEKERJA SOSIAL ANAK JALANAN TOTAL
JUMLAH 1 1 4 6
6. Instrumen dan alat bantu Pada penelitian kualitatif, peneliti membuat catatan di lapangan yang berupa hasil pengamatan lapangan dan menganalisis hasil kegiatan, pencatatan data yang lebih banyak bergantung pada diri sendiri, dengan menjadi instrumen penelitian, peneliti dapat senantiasa mendapatkan penilaian keadaan dan mengambil keputusan. Namun demikian penulis memerlukan alat bantu antara lain: pedoman wawancara, perekam suara pada aplikasi di dalam ponsel, dan catatan lapangan. Pedoman wawancara merupakan format wawancara terstruktur dengan terlebih dahulu menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan masalah penelitian. Jawaban dari setiap pertanyaan dalam pedoman wawancara terekam dengan menggunakan perekam suara pada aplikasi di dalam ponsel. Penggunaan perekam suara pada aplikasi di dalam ponsel untuk merekam hasil wawancara memerlukan persetujuan dari subjek penelitian yang diwawacarai. Sedangkan catatan lapangan merupakan alat bantu yang penting dalam penelitian kualitatif. E. Analisis Data Analisis data dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategori/struktur klarifikasi.27 Ada beberapa cara dalam menganalisis data, secara garis besar peneliti ini dengan langkah-langkah sebagai berikut:
27
Dr.Ulber Silalahi, MA. 2009. h. 312.
13
a. Reduksi Data (Data Reduction): Data
yang
merangkum,
memilih
hal-hal
yang
pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak. b. Penyajian Data (Data Display): Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penelitian kualitatif tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, bagan, tabel, dan lain sebagainya. c. Penyimpulan Data (Conclusion Drawing/verification): Pengambilan kesimpulan data dengan menghubungkan tema penelitian, sehingga mempermudah untuk menarik kesimpulan.28 F. Keabsahan Data a. Kreadibilitas (derajat kepercayaan) dengan teknis triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Hal itu dapat dicapai dengan jalan membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, dalam hal ini penulis membandingkan jawaban yang diberikan oleh pihak Yayasan, baik ketua Yayasan dengan jawaban yang diberikan oleh pekerja sosial, yaitu anak-anak jalanan tersebut mengenai pelayanan sosial di dalam YABIM
(Yayasan
Bina
Insan
Mandiri).
Selanjutnya,
penulis
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. b. Ketekunan dan keajegan pengamatan: Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan/isu yang sedang dicari, kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Maksudnya, penulis hanya memusatkan dan mencari jawaban sesuai dengan perumusan masalah saja.29
28 29
Prof. Dr. Sugiyono, 2009. h. 92. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si, Penelitian Kualitatif. Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Politik dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), Ed. 1, Cet. 3. hal 256.
14
G. Teknik Penulisan Adapun penulisan dan transliterasi yang digunakan berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang di susun oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, cet ke-2. H. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka sebagai langkah dari penyusunan skripsi yang diteliti agar terhindar dari kesamaan judul, dan lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelumnya, serta sebagai referensi penelitian yang berhubungan dengan pelayanan sosial anak jalanan rumah singgah. Setelah mengadakan tinjauan pustaka, maka peneliti menemukan beberapa skripsi yang berhubungan tentang pelayanan sosial, tetapi peneliti akan memaparkan dari sudut yang berbeda, yaitu: Skripsi pertama: “Pelayanan Sosial Bagi Gelandangan dan Pengemis Di Panti Sosial Bina Karya“Pangudi Luhur Bekasi”, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, oleh Muhammad Akmal (105054102078), Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, tahun 2009 M/1430 H. Perbedaan skripsi Muhammad Akmal dengan skripsi peneliti ini adalah penelitian ini lebih mengarah kepada pelayanan sosial rumah singgah anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri-Depok. Selain itu subyek dan obyek penelitian yang berbeda dengan judul penelitian yang tertera di atas, sedangkan skripsi Muhammad Akmal adalah lebih menjurus kepada pendidikan pada gelandangan dan pengemis di panti sosial bina karya “pangudi luhur” bekasi. Skripsi kedua: “Pelatihan Keterampilan Menjahit Bagi Anak Jalanan Di pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak Jalanan Social Development Center For Street Children (SDC), Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah Jakarta,
oleh
Muhammad
Hafidzudin
(104054102118),
Konsentrasi
Kesejahteraan Sosial-Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, tahun 2009 M/1430 H.
15
Perbedaan skripsi Muhammad Hafidzudin ini dengan skripsi peneliti ini adalah penelitian ini lebih mengarah kepada pelayanan sosial rumah singgah anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri-Depok. Selain itu subyek dan obyek penelitian yang berbeda dengan judul penelitian yang tertera di atas, sedangkan skripsi Muhammad Hafidzudin adalah lebih mengarah kepada pelatihan & pengembangan keterampilan anak-anak jalanan. Skripsi Ketiga: “Pelayanan Sosial Anak Jalanan Berbasis Panti Sebagai Wujud Perlindungan Hak Anak (Studi Kasus di Social Development Center for Street Children, Bambu Apus Cipayung, Jakarta Timur), Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, oleh Ipul Suharma (104054102115), Program Studi Kesejahteraan Sosial-Fakultas Dakwah dan Komunikasi, tahun 2009 M/1430 H. Perbedaan skripsi Ipul Suharma ini dengan skripsi penelitian ini, sebenarnya tidak beda jauh dengan yang akan dibahas. karena sama-sama membahas pelayanan sosial anak jalanan, membahas seputar panti, kegiatan panti, dan tahapan pelayanan. Akan tetapi perbedaannya, bahwa skripsi saya ini mengambil kasus dirumah singgah yang ada di Sekolah Master-Depok, sedangkan skripsi Ipul Suharma, berbasis panti sebagai wujud perlindungan hak anak. I.
Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan ini, penulis menyusun pembahasan dalam lima bab. Bab I
Pendahuluan
Memuat tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, waktu dan tempat penelitian, sumber data, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Teoritis Membahas tentang pengertian pelayanan sosial (Social Service), Jenisjenis pelayanan sosial dan teknis pelayanan sosial rumah singgah anak jalanan.
16
Bab III Profil Yayasan Membahas tentang profil Yayasan Bina Insan Mandiri-Depok dan profil anak jalanan Yayasan Bina Insan Mandiri-Depok. Bab IV Hasil Penelitian & Analisis Data Membahas tentang temuan-temuan fakta dan data dilapangan dan profil informan. Bab V
Kesimpulan dan Saran
Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dan saran-saran dari uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya.
17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pelayanan Sosial Pelayanan sosial merupakan aksi atau tindakan untuk mengatasi masalah sosial. Pelayanan sosial dapat diartikan sebagai seperangkat program yang ditunjukan untuk membantu individu atau kelompok yang mengalami hambatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika keadaan individu atau kelompok tersebut dibiarkan, maka akan menimbulkan masalah sosial, seperti kemiskinan, ketelantaran, dan bahkan kriminalitas. Kategorisasi pelayanan sosial biasanya dikelompokkan berdasarkan sasaran pelayanannya (misalnya: pelayanan sosial di sekolah, tempat kerja, penjara, rumah sakit) atau berdasarkan jenis sektor (misalnya pelayanan konseling, kesehatan mental, pendidikan khusus dan vokasional, jaminan sosial, perumahan).30 Pelayanan sosial anak jalanan adalah suatu proses pemberian pelayanan, perlindungan, pemulihan, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial bagi anak jalanan, agar memperoleh hak-hak dasarnya, yaitu kelangsungan hidup, tumbuh kembang, perlindungan, maupun partisipasi.31 Studi yang dilakukan UNICEF pada anak-anak yang dikategorikan children of the street, menunjukkan bahwa motivasi mereka hidup di jalanan, bukanlah sekedar karena desakan kebutuhan ekonomi rumah tangga, melainkan juga karena terjadinya kekerasan dan keretakan kehidupan rumah tangga orang tuanya. Berdasarkan hasil kajian di lapangan oleh surbakti, dkk. anak jalanan dibedakan dalam tiga kelompok. 1.
Children on the street, adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak di jalan, namun masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka. Sebagian penghasilan mereka di jalan diberikan kepada orang tuanya. Fungsi anak jalanan
30 31
Edi suharto, pekerjaan sosial didunia industri, (Bandung: Alfabeta, 2007), cet-1, h. 154. Departemen Sosial RI, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak. Petunjuk teknis pelayanan sosial anak jalanan, (Jakarta, Juni 2005), h. 6
18
pada kategori ini adalah untuk membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau tekanan kemiskinan yang mesti ditanggung, tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua orang tuanya. 2.
Children of the street, adalah anak-anak yang berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi. Beberapa di antara mereka masih mempunyai hubungan dengan orang tuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu. Banyak di antara mereka adalah anak-anak yang karena adanya sebab perlakuan-perlakuan tindak kekerasaan, anak-anak pada kategori ini sangat rawan terhadap perlakuan salah, baik secara sosial-emosional, fisik maupun seksual.
3.
Children from families of the street, adalah anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup di jalanan. Walaupun anak-anak ini mempunyai hubungan kekeluargaan yang cukup kuat, tetapi hidup mereka terombang-ambing dari satu tempat ke tempat lain dengan segala resikonya. Salah satu ciri penting dari kategori ini adalah pemampangan kehidupan jalanan sejak anak masih bayi, bahkan sejak masih dalam kandungan.32 Pendekatan dalam penangan anak jalanan yang peneliti ambil di
dalam buku Bagong Suyanto, adalah: 1.
Street Based, yaitu model penanganan anak jalanan di tempat anak jalanan itu berasal atau tinggal, kemudian street educator datang kepada mereka: berdialog, mendampingi mereka bekerja, memahami dan menerima situasinya, serta menempatkan diri sebagai teman. Dalam beberapa jam, anak-anak diberikan materi pendidikan dan keterampilan, di samping itu anak jalanan juga memperoleh kehangatan hubungan dan perhatian yang bisa pencapaian tujuan intervensi. Di sini prinsip pendekatan yang dipakai biasanya adalah: “asih, asah dan asuh”.
32
Bagong Suyanto. 2010. h. 185-202.
19
2.
Centre Based, yaitu pendekatan dan penanganan anak jalanan di lembaga dan panti. Anak-anak yang masuk dalam program ini ditampung dan diberikan pelayanan di lembaga atau panti, seperti pada malam hari diberikan makanan dan perlindungan, serta perlakuan yang hangat dan bersahabat dari pekerja sosial. Pada panti yang permanen, bahkan disediakan pelayanan pendidikan, keterampilan, kebutuhan dasar, kesehatan, kesenian, dan pekerjaan bagi anak jalanan.33 Dan sedangkan pengertian pelayanan sosial menurut para ahli, yaitu:
1.
Menurut kutipan Krogsrud Miley, pelayanan sosial sebagai suatu dukungan untuk meningkatkan keberfungsian sosialan atau untuk memenuhi kebutuhan individu, antar individu, maupun lembaga,
2.
Menurut kutipan Alfred J Kahn pelayanan sosial sebagai pelayanan yang diberikan oleh lembaga kesejahteraan sosial. Pelayanan sosial terbagi dua golongan, yaitu pertama: pelayanan sosial yang sangat rumit dan komprehensif sehingga sulit ditentukan identitasnya. kedua: pelayanan
sosial
yang jelas ruang lingkup dan batas-batas
kewenangannya walaupun selalu mengalami perubahan. Melihat pelayanan sosial pada butir dua sebagai pelayanan umum yang berisikan program-program yang ditunjukan untuk membantu melindungi
dan
memulihkan
kehidupan
keluarga,
membantu
perorangan untuk mengatasi masalah yang diakibatkan proses perkembangan serta mengembangkan kemampuan orang untuk memahami, menjangkau, dan menggunakan pelayanan-pelayanan sosial yang tersedia.34 Berdasarkan ketiga definisi diatas unsur penting didalam konsep pelayanan sosial adalah: 1. Pelayanan sosial bertujuan untuk membantu orang mengatasi masalah, meningkatkan kualitas hidupnya, 2. Sasaran pelayanan sosial adalah perseorangan maupun arti kolektif (keluarga, kelompok, atau
33 34
Bagong Suyanto, 2010. h. 185-202. Dr. Pepen Nazaruddin. Msi, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial, konsep dan strategi, (Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial, 2004), h. 201.
20
komunitas/masyarakat), 3. Membantu tidak berarti membuat orang yang dibantu menjadi tergantung, melainkan membuat orang memiliki kemampuan memperbaiki kualitas hidupnya35. Menurut fungsinya pelayanan sosial dapat dibedakan menjadi lima: (Soetarso, 1980, yaitu): 1. Pencegahan, yaitu serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk mencegah meluasnya dampak masalah bagi individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, 2. Rehabilitasi, yaitu serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dan memulihkan kehidupan masyarakat, pembangunan rumah, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, ekonomi dan fasilitas publik, 3. Pengembangan, yaitu serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pemberdayaan, 4. Perlindungan, yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memberikan jaminan rasa aman dan ketenangan.36 Langkah-langkah
pelayanan
sosial
pada
klien,
adalah37:
1.
penjangkauan, 2. assemen biopsikososial klien, 3. penyusunan rencana pelayanan, 4. pelaksanaan rencana pelayanan, 5. koordinasi dan pemantauan penyampaian pelayanan, 6. advokasi atas nama keluarga dan anak. Proses pelayanan sosial Kesejahteraan Sosial mencakup perbaikan, rehabilitasi dan pengembangan sasaran program penyandang masalah kesejahteraan sosial, dan pengembangan sasaran pelayanan potensi dan sumber kesejahteraan sosial, yaitu perbaikan, rehabilitasi, dan pengembangan sasaran program penyandang masalah sosial. dan dalam proses pelayanan sosial kesejahteraan sosial harus melalui tahap, yaitu sebagai berikut: 1. Proses Penerimaan, yaitu suatu proses untuk menentukan apakah seseorang dapat memenuhi persyaratan diterima sebagai klien, 2. Proses
35
Departemen Sosial RI, Pusat Penelitian dan Pengembangan Keaejahteraan Sosial, Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial. Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial. (Jakarta, Agustus 2009), h. 24. 36 Departemen Sosial RI, 2009. h. 25. 37 Albert R. Roberts & Gilbert J. Greene, 2008. h. 307.
21
Assesmen, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh pekerja sosial bersama klien untuk mengungkap dan memahami masalahnya, 3. Penanganan masalah, 4. Pembinaan lanjut, yaitu memberikan dukungan terhadap perubahan yang telah dicapai klien dan supervisi klien, 5. Terminasi, yaitu berakhirnya relasi bantuan.38 Sasaran program penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), meliputi: anak terlantar, lanjut usia terlantar, wanita rawan sosial ekonomi, keluarga yang kondisi perumahan dan lingkungannya tidak layak huni, masyarakat asing, anak nakal, anak jalanan, korban penyalahgunaan narkotika, penyandang cacat, penyandang cacat bekas penyandang penyakit kronis, gelandangan, pengemis, tuna susila seseorang wanita, bekas narapidana, penderita HIV/AIDS, masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, korban bencana, fakir miskin/keluarga miskin, anak umur dibawah lima tahun (BALITA), keluarga yang mengalami masalah sosial psikologis, anak, wanita, dan usia lanjut yang terancam dan menjadi korban tindak kekerasaan atau perlakuan salah.39 Indikator ketahanan sosial dalam konteks pembangunan kesejahteraan sosial, yaitu: melindungi kelompok rentan (anak, wanita, cacat, lansia) agar tidak terpuruk menjadi penyandang masalah sosial melalui peningakatan aksesibilitas pelayanan sosial dasar. Indikatornya adalah aksebilitas kelompok rentan terhadap pelayanan sosial dasar, BPS nya adalah tingkat dukungan yang dinikmati, oleh individu, keluarga, dan kelompok yang kurang mampu (fakir/keluarga miskin, orangtua cerai/duda/janda, anak terlantar, anak jalanan, warga usia lanjut bersedia orang cacat terlantar).40 Pelayanan perlindungan anak diberikan melalui satu lembaga tersendiri, terutama untuk intervensi awal, yang dilengkapi aneka ragam
38
Departemen Sosial RI, Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia no. 24/HUK/1996, tentang Sistem Kesejahteraan Sosial, (Jakarta, April 1996), h. 83. 39 Departemen Sosial RI, 1996, h. 16-18. 40 Departemen Sosial RI, Pusat pengembangan ketahanan sosial masyarakat badan pelatihan dan pengembangan sosial, Sosialisasi program pengembangan ketahanan sosial masyarakat, (Jakarta, desember 2002), cet 1, h. 60.
22
pelayanan, termasuk pelayanan penempatan anak secara sementara untuk tujuan perlindungan dan observasi, serta tenaga-tenaga profesional yang dilatih secara khusus dan memiliki perilaku khusus. Di berbagai negara maju, lembaga intervensi awal ini merupakan lembaga pemerintah, karena kebutuhan akan penggunaan kewenangan, penerapan hukum, perlindungan pelapor, konfidensialitas dan rujukan41. B. Jenis-Jenis Pelayanan Sosial Pelayanan sosial personal (Personal social service) merupakan salah satu bidang pelayanan pekerja sosial populer sejak tahun 1960-an. Pelayanan ini menunjuk pada berbagai bentuk perawatan sosial (social care) di luar pelayanan kesehatan, pendidikan dan jaminan sosial. Dalam garis besar, YABIM melakukan pelayanan ini mencakup dua jenis:42 a. Perawatan anak (child care). Perawatan anak diberikan terhadap anakanak dan keluarganya, terutama anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus, seperti anak yang mengalamai cacat fisik dan mental yang tidak bisa menjalankan kehidupan sehari-hari tanpa pertolongan pihak lain. Pelayanan ini bisa pula mencakup perlindungan anak (child protection) dan pengasuhan anak, misalnya terhadap anak-anak yang ibunya bekerja, khususnya jika pelayanan pendukung tidak tersedia. b. Peradilan kriminal (criminal justice). Pekerja sosial memiliki peranan penting dalam sistem peradilan kriminal. Mereka biasanya disebut dengan pekerja sosial koreksional (correctional social work). Di negara-negara maju maupun berkembang, termasuk indonesia, para pekerja sosial telah lama terlibat dalam penanganan masalah kriminal, termasuk terhadap pelanggar hukum anak-anak. Biasanya mereka memberikan pelayanan konseling atau terapi psikososial terhadap narapidana yang masih berada
41
Departemen Sosial RI, Direktorat jenderal pelayanan dan rehabilitasi sosial, Direktorat bina pelayanan sosial anak, Masalah dan penanganan anak yang membutuhkan perlindungan khusus, (Jakarta, mei 2002), hal. 22. 42 Edi Suharto. 2007. h. 165.
23
dipenjara, maupun terhadap eksekusi narapidana yang telah kembali ke masyarakat. C. Tahapan Pelayanan Tahapan pelayanan itu ada lima tahapan, yaitu: 1. Tahapan penjangkauan adalah tahapan yang dilakukan penjangkauan terhadap anak-anak jalanan yang akan diberikan pelayanan, di dalam YABIM. 43 2. Tahapan masuk YABIM adalah tahapan yang dimana anak-anak masuk ke dalam YABIM.44 3. Tahapan persiapan menerima kegiatan adalah tahapan dimana anak-anak melakukan persiapan untuk menerima kegiatan apapun di dalam YABIM.45 4. Tahapan penerimaan kegiatan adalah tahapan dimana anak-anak menerima kegiatan di YABIM, seperti konseling.46 5. Tahapan pengakhiran pelayanan adalah bagian tahapan untuk mengakhiri pelayanan yang ada di YABIM.47 D. Administrasi Pelayanan Sosial 1. Catatan Kasus. Ada tiga besaran yang perlu dicatat dalam file catatan kasus: 1. Catatan kasus merupakan catatan tentang kasus, masalah atau kesulitan masing-masing anak jalanan yang disampaikan kepada pekerja sosial. Secara ringkas pekerja sosial menuliskan: a.
Kasus/masalah yang disampaikan anak.
b.
Layanan yang diberikan, misalnya konseling, bimbingan, rujukan, mengajak anak diskusi, dan lain-lain.
43 44 45 46 47
Departemen Sosial RI, 2005. h. 15-16. Departemen Sosial RI, 2005. h.16-17. Departemen Sosial RI, 2005. h. 17. Departemen Sosial RI, 2005. h.17-18. Departemen Sosial RI, 2005. h.18.
24
c.
Perubahan yang terjadi pada anak, yaitu kondisi terjadi setelah pemberian layanan dan bagaimana perbandingannya dengan keadaan, ketika masalah muncul.
2. Layanan adalah bentuk bantuan yang diperlukan oleh pekerja sosial. Contohnya: nasehat bimbingan, rujukan, menghubungi polisi, menemani anak bekerja dan bermain, mengajak anak berdiskusi, dan lain-lain. 3. Perubahan yang terjadi adalah kondisi yang terjadi akibat pemberian layanan dan bagaimana perbandingannya dengan keadaan ketika kasus muncul. 2. File perkembangan File
perkembangan
anak
adalah
dokumentasi
perkembangan
penanganan kasus anak jalanan. Format tulisan bebas, namun mengacu pada hasil monitoring tersebut. Tulisan hendaknya jelas, padat, dan singkat, serta menggambarkan perubahan apa yang terjadi diri anak. 3. Pembahasan Kasus Proses pemahaman kasus secara mendalam dan membahas rencana penanganan. Proses ini melibatkan Pekerja Sosial dan profesi lain yang sesuai dengan kasusnya. Pekerja Sosial menyiapkan ringkasan kasus yang mencakup: a. Identitas klien (disamarkan). b. Riwayat kasus. c. Pelayanan yang dilakukan. d. Rencana intervensi.48
48
Departemen Sosial RI, 2005. h.19-20.
25
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Profil YABIM 1. Sejarah Singkat Lembaga Berawal dari keprihatinan terhadap nasib anak bangsa yang mengalami kemiskinan dan kebodohan generasi bangsa tersebut berada dalam persimpangan jalan. Kondisi ekonomi yang terpuruk menambah deretan permasalahan yang mereka hadapi. kemiskinan, kebodohan yang bermuara pada kriminalitas dan penyakit sosial lainnya. Wujud dari keprihatinan Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM), yaitu dengan menyelenggarakan Pendidikan Gratis, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ), SD persamaan, SMP, dan SMU bagi masyarakat kurang mampu. Selain menggarap bidang pendidikan YABIM juga memberikan pelayanan sosial (da’wah sosial), kesehatan dan pemberdayaan ekonomi sehingga konsep Islam yang syamil dapat terealisasaikan dalam kehidupan. Pembinaan kaum dhuafa yang terdiri dari pengamen, pengasong, anak jalanan, dan pemulung di terminal depok kami berharap pada komponen masyarakat yang peduli terhadap anak bangsa mewujudkan kerjasama untuk memberikan solusi terhadap permasalahan umat.49 2. Visi dan Misi Visi dan Misi YABIM adalah sebagai berikut : a. Visi Meningkatkan sumber daya muslim untuk menyiapkan kebangkitan umat menuju umat yang sejahtera dibawah naungan Al-Qur’an dan sunah. b. Misi a. Menyiapkan masyarakat yang mandiri, handal melalui keterampilan tepat dan berhasil guna berdasarkan Al-Qur’an dan sunah.
49
Disarikan dari profil YABIM (Terlampir).
26
b. Menyelenggarakan pendidikan yang murah dan berkualitas sehingga meningkatkan kualitas sumber daya muslim. c. Memberikan pelayanan di bidang kesehatan, sosial dan ekonomi yang berorientasi pada peningkatan taraf hidup masyrakat muslim yang dhua’fa.50 3. Tujuan Pelayanan YABIM a. Tujuan Umum Meningkatkan kecerdasan bangsa menuju masyarakat yang mandiri dan berbudi pekerti. b. Tujuan Khusus 1. Menyiapkan masyarakat yang mandiri. 2. Menyiapkan insan yang handal melalui keterampilan tepat dan berhasil guna.51 4. Sasaran Penerimaan Pelayanan 1. Para pemuda potensial yang memiliki keinginan untuk belajar 2. Masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah yang belum tersentuh dan sadar akan pentingnya pendidikan baik formal maupun non formal 3. Kaum dhuafa yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik, kegiatan ekonomi yang memadai serta kebutuhan sosial yang menyangkut hajat hidup umat Islam52 5. Program Kerja a. Program Akademis Program ini merupakan program pendidikan layaknya sekolah formal dimana siswa didik kami dapat belajar walaupun dengan keterbatasan. Program ini merupakan pendidikan kesetaraan yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Program Akademis ini bertujuan
50
Disarikan dari profil YABIM (Terlampir). Disarikan dari profil YABIM (Terlampir). 52 Disarikan dari profil YABIM (Terlampir). 51
27
untuk mempersiapkan siswa didik kami agar dapat melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi. Program Akademis diantaranya sebagai berikut:53 1) PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini ) Pendidikan Anak Usia Dini merupakan wadah yang strategis dalam pembinaan anak yang berumur 0 sampai 5 th. teori psikologi perkembangan menerangkan bahwa pendidikan yang ditanamkan pada usia dini akan mempengaruhi kepribadian anak pada usia selanjutnya, Kesalahan mendidik anak pada usia dini menyebabkan timbulnya benih kepribadian yang negatif. Kehadiran PAUD di terminal Depok yang bertujuan untuk membantu para orang tua murid yang memiliki keterbatasan ekonomi dan pengetahuan cara mendidik anak sehingga kesadaran untuk menanamkan nilai-nilai akhlaqul karimah dapat terealisasikan dengan baik. Anak akan tumbuh dan berkembang sebagaimana dicita-citakan oleh orang tuanya. Sampai saat ini jumlah seluruh PAUD ada 120 santri. 2) Sekolah Dasar Persamaan Paket A Kondisi perekonomian yang belum membaik menyebabkan masih banyaknya orang tua yang mengalami kesulitan untuk menyekolahkan tidak terkecuali untuk menyekolahkan anaknya ke Sekolah Dasar (SD). Banyaknya anak–anak jalanan yang berusia Sekolah Dasar berada disekitar trotoar dan lampu merah adalah salah satu akibat dari mahalnya biaya sekolah. Program tersebut mendapatkan respon yang positif dari masyarakat dan saat ini memiliki siswa berjumlah 138 siswa. 3) Kejar Paket B Setara SMP & SLTP Terbuka Program ini diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari jenjang dasar yang bertujuan memberikan bekal pengetehuan serta keterampilan bagi siswa. Sehingga pola pikir siswa menjadi positif dan siap menyongsong masa depan dengan bekal keterampilan yang ia
53
Disarikan dari profil YABIM (Terlampir).
28
miliki. jumlah seluruh siswa yang mengikuti program sebanyak 348 siswa. 4) Kejar Paket C Setara SMU Program ini merupakan suatu program yang dirancang untuk meningkatkan pola pikir dan kualitas bagi para siswa yang kebingungan ketika harus memilih antara dunia usaha ditengah keterbatasan yang ada. Program ini juga mempersiapkan para siswa didik untuk menempuh jenjang perguruan tinggi sesuai minat dan kemampuan mereka khusus dalam segi akademis. jumlah seluruh siswa sampai saat ini mencapai 289 siswa. b. Pelatihan Wirausaha Program kelas kewiraswastaan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi jiwa berwirausaha pada siswa didik yang memang tidak minat dalam bidang akademis. Program ini akan memberikan motivasi-motivasi berwirausaha
serta
pelatihan-pelatihan
bisnis
sehingga
dapat
mengembangkan potensi dan memunculkan jiwa pengusaha yang mampu menciptakan lapangan kerja, melihat, menggali dan mengembangkan potensi daerahnya. c. Kursus Kursus komputer diselenggarakan untuk memberikan skill kepada binaan sehingga menjadi bekal di kemudian hari. pelatihan yang diberikan adalaah windows bagi dunia kerja, seperti word, excel, power point dan desain
grafis.
Kursus
menjahit
pengoperasian
mesin
jahit,
mendesain/merancang tata busana sebagai bekal bagi para warga belajar agar dapat mandiri di kemudian hari. d. Sanggar Seni Program khusus bidang seni ini merupakan sarana bagi siswa didik yang pada dasarnya memiliki bakat dalam bidang kesenian. Baik itu berupa seni musik, seni pahat, dan berbagai keterampilan artistik yang dapat dikembangkan.
29
e. Program Tambahan Lab Skill, Program dimaksudkan agar para binaan memiliki semangat (spirit) dalam menjalani kehidupan, memiliki jiwa kreatif, sikap positif, jujur dan inovatif. Pelatihan Komputer, pelatihan tehnisi HP pelatihan automotif, pelatihan menjahit dan sablon adalah beberapa pelatihan yang bertujuan membekali para warga belajar untuk terjun dalam dunia usaha atau kerja. f. Rumah Singgah Rumah Singgah, sebagai wadah dan wahana ekspresi jiwa yang labil dan gejolak kepribadian yang rapuh sangat efektif sehingga anak terlantar tersebut mendapatkan kenyamanan dan ketentraman. Mereka secara langsung maupun tidak langsung mendapatkan pembinaan mental maupun spiritual sebagai bekal hidup mereka di masa depan. g. Pelayanan Sosial Anak terlantar dan anak jalanan memilki tingkat kerawananan yang cukup tinggi terhadap penyakit, hanya sekedar mendapatkan makan mereka berjuang di jalanan dengan kehidupan yang keras dan dapat terjerumus dalam kriminalitas. Dengan pelayanan sosial seperti pemberian makan, minum serta penjaminan keamanan dan pemeriksaan kesehatan adalah bentuk kompensasi mereka untuk kembali belajar untuk meraih cita-cita mereka yang hampir hilang. 6. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana belajar yang ada dalam pelaksanaan program pendidikan kepada siswa didik kami adalah:54
54
1. Ruang Kelas
6. Ruang Bekam
2. Ruang Tutor PKBM
7. Ruang Koperasi
3. Ruang Administrasi PKBM
8. Ruang Klinik
4. Ruang Komputer PKBM
9. Ruangan Bengkel dan Steam YABIM
5. Ruang Kamar Mandi .
10. Toko Sembako/Mini Market YABIM.
Disarikan dari profil YABIM (Terlampir).
30
7. Struktur Kepengurusan Organisasi adalah sekumpulan orang yang secara bersama melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Dengan adanya tujuan tersebut maka segala sesuatu yang dilaksanakaan akan menjadi tanggung jawab bagi setiap personil, dengan adanya struktur organisasi segala kegiatan akan tersusun rapi, serta akan mempermudah dalam mencapai tujuan. Adapun struktur organisasi yang ada di YABIM adalah sebagai berikut: Penyelenggara PKBM Bina Insan Mandiri Pelindung
: Yayasan Bina Insan Mandiri
Pembina Teknis
: Dinas Pendidikan/Penilik PLS Diknas
Penasehat
: Drs. Poerwandriyono
Ketua
: Nurrohim, amd
Sekretaris
: Tony zulhendra
Bendahara
: Ahmad Khaeruddin Jufri
Koordinator: Koordinator PAUD
: Ma’rifah
Koordinator SD
: Jessy Sofyan
Koordinator SMP
: Tommy Ade Yuli al-qadiri
Koordinator SMU
: Ekwanto TP
Koord. Kelas Bisnis
: Abdul Basit
Koordinator Kelompok Belajar:
55
Usaha (KBU)
: Bathiar
Koord. Kelas Musik
: Sigit Wahyudi Ariyanto
Koord. Kelas Design Grafis
: Irfan
Koord. Kelas Batik
: Ucup Wahyudi.55
Disarikan dari profil YABIM (Terlampir).
31
Ketua Nurrohim
Sekretaris
Bendahara
Tony Zulhendra
Roqib Bayni
Program
Pembinaan
Kemitraan
Litbang
Sugeng. R
Ekwanto
Ardian
Anshori
Paket A/SD Lianty Paket B/SMP Muh. Natsir Paket C/SMA Puja TBM Fakrurozi Lab. Skill Syamsul
Warga Belajar Gambar 3.1 Struktur PKBM56
56
Tata Usaha Yayasan Insan Mandiri.
32
8. Mitra Kerja Untuk memudahkan pelaksanaan pemberdayaan dan pelayanan, Yayasan Bina Insan Mandiri Depok bekerja sama dengan beberapa instansiinstansi pemerintah dan insttitusi-institusi swasta, seperti: Kementrian Sosial Republik Indonesia, Dinas Pendidikan Kota Depok, Pemda Kota Depok, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Indonesia, yang bergerak di bidang ekonomi dan sosial, LSM Semai Benih Bangsa, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Trianandra, Sekolah Cikeas SAC, yang masing-masing mempunyai spesifikasi dalam pola kemitraan, antara lain di bidang pelatihan/Tutor dan pendidik.57 9. Data Relawan & Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri Jumlah Tutor dan relawan yang memberikan pengajaran, serta pembinaan di Yayasan Bina Insan Mandiri berjumlah 50 orang, kebanyakan masih berstatus mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan ada juga beberapa orang yang sudah sarjana. Dengan mengusung visi dan misi yayasan, bagi pekerja sosial di YABIM status akademis, tidak menjadi sekat bersinergi dalam tim kerja yang solid, dedikasi yang tinggi telah menyokong kualitas kinerja para relawan sosial di YABIM. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pihak lembaga yang penulis lakukan, di ketahui bahwa YABIM saat ini memiliki 60 orang staf pengajar. Terdapat empat kategori staf pengajar di YABIM Depok, yakni:58 a.) Guru Karir Guru karir merupakan guru yang direkrut oleh YABIM untuk mengajar di YABIM. Pada umumnya guru karir ini adalah lulusan gelar S.Pd. (Sarjana Pendidikan). Terdapat sekitar lima guru karir yang direkrut untuk mengajar. Mereka tidak dibayar, tetapi YABIM
57 58
Disarikan dari profil YABIM (Terlampir). Disarikan dari profil YABIM (Terlampir).
33
memberikan kompensasi sebagai uang transport mereka menuju YABIM. Pemberian uang jajan ini diberikan setelah mereka selesai mengajar. Jika pada hari tersebut, terdapat lebih dari satu kali pertemuan, maka mereka akan di bayar sesuai kelipatan pertemuan mereka. b.) Alumni Banyak dari alumnus YABIM yang menjadi staf pengajar, setelah mereka mendapatkan ijazah kelulusan mereka. Pengabdian ini di dasarkan pada keinginan balas budi kepada YABIM yang selama ini telah membesarkannya. Bahkan ada alumnus dari YABIM yang masuk Universitas Indonesia (UI) dan menjadi relawan untuk mengajar di sana setelah mereka selesai kuliah. c.) Guru Tamu Guru Tamu merupakan staf pengajar yang berasal dari kerjasama program magang, antara YABIM dengan berbagai Universitas di Jabodetabek. Jumlahnya sangat banyak dan selalu berganti setiap bulannya. Banyak dari mereka yang mencari data untuk skripsi ataupun praktek mengajar, bagi mereka yang akan datang ingin berkarir sebagai seorang guru. YABIM Kota Depok sangat membuka kesempatan bagi mereka yang ingin mengabdikan dirinya, sebagai seorang pengajar yang rela tanpa dibayar, ataupun bagi mereka yang ingin melakukan penelitian guna menyelesaikan tugas akhir (skripsi atau tesis). Untuk menjadi seorang guru di YABIM sangat mudah, tanpa harus melewati birokrasi yang panjang. Cukup mendatangi dan mengisi lembar guru, dan bisa langsung mengajar sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan mereka dalam mengajar. 10. Keadaan Pendamping Pendamping atau pekerja sosial adalah faktor pendukung demi tercapainya tujuan pelayanan sosial yang ada di YABIM, yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak jalanan khusunya. Di Dalam YABIM, pendamping anak jalanan berfungsi sebagai pendamping anak jalanan, baik ketika anak jalanan maupun ketika anak di
34
Yayasan dan dapat membantu anak jalanan dalam berbagai macam masalah. Ketika anak bermasalah dengan anak yang memalak, baik ketika anak terkena razia, maka pendamping ikut bertanggung jawab dalam membantu mereka. Selain itu pendamping atau pekerja sosial, mempunyai tugas-tugas yang lain, yaitu: a.
Redata YABIM ini merupakan proyek dari Dinas Sosial dimana jumlah anak binaan sesuai dengan permintaan dari Dinas Sosial, kalau ada perubahan ditambah dan dikurangi. Pekerja sosial dalam hal ini yang mengatur jumlah anak tersebut. Kalau ada penambahan pekerja sosial mencari lagi anak binaan dan kalau ada jumlahnya berkurang pekerja sosial yang mengurangi.
b.
Identifikasi Identifikasi merupakan lanjutan dari redata. Kalau dalam redata tersebut ada penambahan jumlah anak binaan, dan setelah didapat anaknya, maka pekerja sosial mengidentifikasi, yaitu mengetahui identitas dari anak tersebut.
c.
Mengetahui permasalahan anak jalanan Setelah di identifikasi kemudian dicari permasalahan anak tersebut, kenapa bisa hidup di jalanan. Pekerja sosial yang mendampingi anak jalanan di YABIM sejak berdirinya sampai sekarang, telah banyak mengalami pergantian dan perkembangan, hal ini karena adanya tuntutan kebutuhan tenaga pekerja sosial yang lebih profesional untuk meningkatkan mutu pendampingan anak jalanan, sehingga tujuan di YABIM dalam membantu anak jalanan bisa tercapai.
35
Tabel 3.1 Data Relawan & Tutor59 No
NAMA TUTOR
L/P
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
Agus Salim Ahmad Syraifudin Ais Rahim Angga Roman W D. Syofiansyah Dede Hermawan Diana Nur Farida Dicky Nugraha Drs. Poewwandriyono Eka Ekawanto TP. Emi Maya Firman Rizaki Hidayat Fitriah Hendra Pujianto Ilhamsyah DS.Ked, Ismail Komarudin Lianti M. Anshori M. Ayatullah Komeni Ma’rifah Masfufah Muh. Natsir M. Ramdani Mustami’in.S.Psi Nova Dwi N. Nur Laela Nur Rohmah Nurrohim.Amd Nyimas Reza Nia Umami Rizky Bandruzzaman Syamsul Ma’arif Sartika Sigit Wahyudi A Siti Khoriyah Siti Nurhasanah Syekhur Rozi Tommy Ade Y.A.Q
L L L L L L P L L L L P L P L L L L P L L P P L L L P P P L P P L L P L P P L L
59
Tempat dan Tanggal Lahir Tegal, 09-01-1985 Jakarta, 25-06-1989 Gorontalo, 22-12-1988 Jember, 15-08-1974 Jakarta, 31-12-1979 Bandung, 30-01-1984 Depok, 06-09-1990 Jakarta, 22-02-1980 Jakarta, 24-07-1987 Depok, 29-11-1988 Depok, 07-10-1984 Bojonegoro, 05-02-1984 Jakarta, 04-09-1990 Depok, 26-06-1989 Jakarta, 11-09-1986 Jakarta, 03-04-1972 Jakarta, 14-03-1986 Sukabumi, 11-04-1986 Bogor, 29-10-1985 Depok, 18-02-1988 Bengkulu, 16-06-1989 Depok, 11-03-1977 Depok, 30-01-1983 Dompu, 16-07-1987 Purwakarta, 02-11-1971 Depok, 19-10-1980 Jakarta, 30-11-1983 Jakarta, 08-09-1988 Jakarta, 04-10-1984 Jakarta, 24-07-1973 Jakarta, 26-02-1985 Bogor, 11-09-1984 Jakarta, 18-01-1986 Pemalang, 18-05-1982 Jakarta, 12-10-1988 Jakarta, 13-04 Depok, 03-05-1983 Jakarta, 25-06-1977 Pemalang,13-11-1987 Depok, 23-05-1979
Tata Usaha Yayasan Insan Mandiri.
Pendidikan UNINDRA SMU UI S1 Interlive Al-Qudwah S1 IISIP PTJ SMU IKIP Jakarta SMA S1 UNINDRA STIAMI SMA UIN Jakarta TRIANANRA S1 UI Al-Qudwah Al-Qudwah Al-Qudwah UI UI Univ. Mutiara Islam MA SMA D3 STIM S1 UIN Jakarta UNJ Al-Qudwah UIN Jakarta Ma’had Zaitun Jakarta PNJ UNJ TRIANANDRA MA SMK UNJ Univ. Mutiara Islam SLTA TRIANANDRA Pon-Pes Lirboyo
Jurusan T. Informatika IPS Sastra Jawa Sastra Inggris Tarbiyah Bahasa Inggris Inggris Bisnis IPS Teknik IPA Pend. IPS Administrasi IPS Dakwah Ekonomi Kedokteran Tarbiyah Tarbiyah Tarbiyah Hukum Sastra Jawa PGTK IPS IPS Akuntansi Psikologi PAUD Tarbiyah Tarbiyah Pendidikan Akuntansi PAUD Ekonomi IPS Sekretaris PLS PGTKIT IPS Ekonomi Ilmu Al-Qur’an
36
41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50.
Tony Zulhendra Tri Ucup Ismail Ucup Wahyudi Umi Astuti Wahyu Hidayat Wiguna Satria A.W Winda Agus W Wira Yuli
L L L L P L L P L P
Binjay, 15-05-1983 Jakarta, 15-02-1987 Bandung, 30-09-1986 Bandung, 09-02-1984 Jakarta, 08-10-1980 Jakarta, 13-04-1983 Bandung, 30-05-1990 Depok, 16-08-1987 Depok, 28-04 Jakarta, 16-01-1987
SMA SMA TRIANANDRA SMA SMEA PNJ SMA SMEA SMA SMA
IPS IPS Manajemen IPS Sekretaris IPS Sekretaris IPA IPS -
37
B. Profil Anak Jalanan YABIM Data Dampingan Anak Jalanan PKSA Berdasarkan Turun Ke Jalan, tahun 2012-2013.60 1. Usia Anak Jalanan Dari 200 anak jalanan, mayoritas adalah berusia 13-15, ini bisa dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.2 Data Anak Jalanan YABIM Berdasarkan Usia No 1. 2. 3. 4.
Rentang Usia (th) 7-9 10-12 13-15 16-19 TOTAL
Jumlah 10 anak 61 anak 94 anak 35 anak 200 anak
2. Jenis Kelamin Mayoritas anak jalanan setara sama besar, sebagaimana data tabel berikut: Tabel 3.3 Data Anak Jalanan YABIM Berdasarkan Jenis Kelamin No 1. 2.
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total
Jumlah 100 anak 100 anak 200 anak
3. Pendidikan Anak Jalanan Kebanyakaan anak jalanan adalah siswa SMP beberapa diantaranya adalah siswa SD, SMA, dan DO SMP. sebagaimana data di bawah berikut: Tabel 3.4 Data Pendidikan Anak Jalanan YABIM No. 1. 2. 3. 4. 5.
60
Pendidikan Anak Jalanan SD kelas I-III SD kelas IV-VI SMP kelas I-III SMA kelas I-III DO SMP Total
Jumlah 10 anak 64 anak 90 anak 35 anak 1 anak 200 anak
Disarikan dari Data DampinganAnak Jalanan PKSA Berdasarkan Turun Ke Jalan, tahun 2012-2013 YABIM (Terlampir).
38
4. Aktivitas di Jalanan Anak jalanan mempunyai aktivitas yang beragam. Dan Aktivitas paling banyak adalah Mengamen, dan paling sedikit ada enam aktivitas. Berikut ini adalah data aktivitas anak di jalan sebagai berikut: Tabel 3.5 Data Anak Jalanan YABIM Berdasarkan Aktivitas No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Aktivitas Mengamen Mengamen+Ojek Payung Ojek payung Pemulung Peminta-minta Pedagang Calo Mobil Total
Jumlah 111 anak 26 anak 49 anak 7 anak 1 anak 5 anak 1 anak 200 anak
5. Lokasi Aktifitas Anak Lokasi aktifitas anak-anak jalanan, selain di YABIM adalah bekerja mencari uang, dengan berbagai pekerjaan dan lokasinya di sekitar JABODETABEK, sebagaimana tabel di bawah berikut: Tabel 3.6 Data Anak Jalanan YABIM Berdasarkan Lokasi Aktivitas Anak No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Lokasi Aktivitas Anak Terminal Depok Depok-Jakarta Depok Kober-UI ITC Depok Margonda Raya Stasiun Depok Bogor-Jakarta Jakarta Tidak di ketahui Total
Jumlah 50 anak 98 anak 24 anak 2 anak 5 anak 8 anak 9 anak 1 anak 2 anak 1 anak 200 anak
6. Keberadaan Orang Tua Hampir semua anak memiliki orang tua lengkap, sebagaimana data berikut:
39
Tabel 3.7 Data keberadaan orang tua anak jalanan YABIM No. 1. 2. 3. 4. 5.
Keberadaan Orang tua Memiliki orang tua lengkap (ayah-ibu) Memiliki ibu saja (ayah meninggal) Memiliki ayah saja (ibu meninggal) Ayah tidak diketahui keberadannya Ibu tidak diketahui keberadaannya Total
Jumlah 178 orang 16 orang 1 orang 1 orang 4 orang 200 orang
7. Pekerjaan Orang tua Anak Jalanan Kebanyakaan orang tua anak jalanan memiliki pekerjaan, sebagaimana data berikut: Tabel 3.8 Data pekerjaan orang tua anak jalanan YABIM Pekerjaan Orang tua
Jumlah
No. Bapak
Ibu
Bapak
Ibu
1.
Buruh
76 orang
164 orang
2.
Pedagang
IRT PRT (Pekerja Rumah Tangga/ Pembantu) Pedagang Peg. Swasta Pemulung SPG Kuli Cuci Warteg Wiraswasta Guru Buruh Tidak diketahui pekerjaan ibu -
21 orang
5 orang
31 orang 12 orang 11 orang 4 orang 12 orang 1 orang 3 orang 1 orang 3 orang 1 orang 1 orang 2 orang 3 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 3 orang 1 orang
7 orang 3 orang 5 orang 1 orang 3 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 8 orang -
-
10 0rang
-
200 orang
200 orang
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Wiraswasta Peg. Swasta Pemulung Pengamen Supir Seniman Satpam Konveksi Ojek Pelayar Tukang Las SOR Pengangguran Ketua RT Mantek sumur Tukang kusen Warteg Supir angkutan Tukang Bangunan Tidak diketahui pekerjaan Ayah Total
40
8. Alamat Orang Tua Mayoritas alamat orang tua anak jalanan lebih besar yaitu daerah depok, sebagaimana data tabel berikut : Tabel 3.9 Data Alamat orang tua anak jalanan YABIM No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Alamat Orang tua YABIM Depok Bekasi Bogor Jakarta Pusat Jakarta Selatan Total
Jumlah 8 orang 178 orang 2 orang 8 orang 2 orang 2 orang 200 orang
C. Faktor Pendukung dan Penghambat YABIM Dalam pelayanan yang dilaksanakaan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri, khususnya pada pelayanan sosial anak jalanan, ternyata memiliki beberapa faktor pendukung dan penghambat, diantaranya pada faktor pendukung Yayasan Bina Insan Mandiri Depok, seperti YABIM sudah memiliki rumah singgah, program konseling dan rehabilitasi, jenis-jenis pelayanan, tahapan pelayanan, administrasi pelayanan dari pekerja sosial, pengasuh/perawat anak-anak yang memiliki keterbatasaan dan memiliki pekerja sosial. Sehingga pihak YABIM menjadi terbantu dan meringankan beban dalam pelaksanaan program pelayanan sosial anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok, seperti memberikan konseling, merehabilitasi anak-anak yang bermasalah, membuat administrasi pelayanan, mengontrol, mendampingi anak-anak dan memberikan perawat/pengasuh untuk anak-anak yang memiliki keterbatasaan fisik. Adapun faktor penghambatnya, yaitu YABIM tidak memiliki kegiatan apapun di dalam rumah singgahnya, ruangan khusus untuk memberikan konseling dan merehabilitasi anak-anak yang memiliki masalah yang berat, juga dari segi dana. Dana masih menggunakan tabungan/uang dari donatur yang menyumbang ke YABIM dan disokong dari departemen sosial dalam
41
pelaksanaan program yang dimiliki oleh YABIM dan kebutuhan anak-anak lainnya. Cara menanggulangi pada faktor tersebut, khususnya pada faktor penghambat, yaitu pihak YABIM, harus selalu mengadakan rapat khusus, antara pihak yayasan, departemen sosial, dan pekerja sosial. Adapun proses lamanya satu tahun dalam merubah faktor penghambat yang ada, khususnya pada karakter anak jalanan. Adapun proses cepat atau lamanya pelayanan sosial anak jalanan, pihak YABIM memberikan solusi setiap hasil rapat bersama, mencari hasil intervensinya, hasil assesment dan hasil pelayanan setiap pengadaan rapat.
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab ini akan dipaparkan Profil Sumber Informan YABIM. Sebagaimana berikut di bawah ini : A. PROFIL INFORMAN: 1. Ketua Yayasan Nama
: NR.
Jenis Kelamin
: Laki-Laki.
TTL
: Jakarta, 24 Juli 1973.
Pekerjaan
: Pengelola & Pendiri Yayasan Bina Insan Mandiri- Depok.
Pendidikan
: Ma’had Zaitun Jakarta.
Jurusan
: Pendidikan.
Alamat
: Jl. Redaksi no. 4 perum. wartawan kalimulia, cilodong-depok.
Lama bekerja di YABIM
: 3 Tahun, dari tahun 2000 akhir sampai awal tahun 2003.
Alasan pemilihan sebagai informan : NR merupakan tokoh kunci yang mengetahui banyak hal tentang YABIM, dari program pendidikan sampai pelayanan sosial yang ada di YABIM. 2. Pekerja Sosial
Nama
: SH.
Jenis Kelamin
: Perempuan.
TTL
: Bogor, 16 November 1987.
Pekerjaan
: Sakti Pekerja Sosial Perlindungan Anak Kemensos (NISP:0110.2.2010.2).
Pendidikan
: S1 UIN Syahid Jakarta. 42
43
Jurusan
: Pengembangan
Masyarakat
Islam
(PMI). Alamat
: Jl. Manunggal Jaya No. 31 Lb. Bulus. Cilandak-Jaksel.
Lama bekerja di YABIM
: 2 tahun, dari tahun 2010 sampai 2011.
Alasan pemilihan sebagai informan : SH merupakan pekerja sosial yang mengetahui semua tentang anak jalanan, dari pelayanan sosialnya, kehidupannya, sampai kegiatan yang dilakukan anak jalanan di dalam YABIM. 3. Anak Jalanan Informan Anak Jalanan I Nama
: IS.
Jenis Kelamin
: Laki-laki.
TTL
: Bandung, 16 Juni 2001.
Aktivitas di jalan
: Cuci Mobil.
Umur
: 12 Tahun.
Alamat tinggal
: Bandung Balai Endah RT 12/03
Lama menjadi klien di YABIM
: 2 tahun,
masuk
ke
dalam
YABIM pertama kali tahun 2010 hingga tahun 2011. Alasan pemilihan sebagai informan
: IS adalah anak laki-laki, yang
dapat mewakili anak jalanan laki-laki dalam pendidikan SD. Informan Anak Jalanan II Nama
: S.
Jenis Kelamin
: Perempuan.
TTL
: Ngawi, 12 Sep 1996.
Aktivitas di jalan
: Rentan turun kejalan.
Umur
: 14 Tahun.
Alamat tinggal
: Jl.STM RT 01/08 no.25.
44
Lama menjadi klien di YABIM
: 2 tahun,
masuk
ke
dalam
YABIM pertama kali tahun 2011 hingga tahun 2012. Alasan pemilihan sebagai informan
: S adalah anak perempuan, yang
dapat mewakili anak jalanan perempuan dalam pendidikan SMP. Informan Anak Jalanan III Nama
: R.
Jenis Kelamin
: Laki-laki.
TTL
: Jakarta, 17 November 1997.
Aktivitas di jalan
: Ngamen.
Umur
: 15 Tahun.
Alamat tinggal
: Stasiun Tanah Abang-Jakpus.
Lama menjadi klien di YABIM
: 2 tahun, masuk
ke
dalam
YABIM pertama kali tahun 2012 hingga tahun 2013. Alasan pemilihan sebagai informan
: R adalah anak laki-laki, yang
dapat mewakili anak jalanan laki-laki dalam pendidikan SMP. Informan Anak Jalanan IV Nama
: AW.
Jenis Kelamin
: Perempuan.
TTL
: Jakarta, 23 September 1996.
Aktivitas di jalan
: Ngamen.
Umur
: 17 tahun.
Alamat tinggal
: Kp Stanle Rt 04/16 Kemiri Muka Beji Depok.
Lama menjadi klien di YABIM
: 1 tahun, hanya tahun 2013.
Alasan pemilihan sebagai informan
: AW adalah anak perempuan,
yang dapat mewakili anak jalanan perempuan dalam pendidikan SMA.
45
B. Pelayanan Sosial Anak Jalanan Pada bab ini peneliti akan merujuk pada bab II membahas tentang pelayanan sosial anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok, maka dari itu peneliti akan memaparkan pelayanan sosial anak jalanan yang ada di YABIM Depok. Pelayanan sosial anak jalanan yang di YABIM Depok adalah suatu proses pemberian pelayanan, perlindungan, pemulihan, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial bagi anak jalanan, agar memperoleh hak-hak dasarnya, yaitu kelangsungan hidup, tumbuh kembang, perlindungan, maupun partisipasi. program pelayanan sosial untuk anak jalanan yang dimiliki YABIM bertujuan agar tingkat kerawanan terhadap penyakit tidak tinggi, agar anak-anak tidak ada didalam kehidupan yang keras, dan tidak terjerumus dalam tindak kriminalitas, agar anak-anak mendapatkan pemberian makan, minum, penjaminan keamanan, pemeriksaan kesehatan, dan agar anak-anak dapat meraih cita-cita mereka yang hampir hilang, seperti yang dijelaskan NR selaku NR, sebagai berikut : “Memberikan makan, minum serta penjaminan keamanan, pemeriksaan kesehatan, dan pendidikan adalah bentuk kompensasi mereka untuk kembali belajar untuk meraih cita-cita mereka yang hampir hilang.”1 Dan YABIM memberikan juga alternatif pelayanan untuk anak-anak jalanan, seperti yang dijelaskan pada pekerja sosial, bahwa : “Kelas bridging course2, spesifikasi kelas untuk anak-anak kelas umum, hak anak, dan kelas reproduksi”.3 Hasil observasi yang saya amati adalah anak-anak benar-benar di berikan pelayanan di dalam YABIM, seperti diberikan makan, minum serta penjaminan keamanan, pemeriksaan kesehatan, dan pendidikan secara gratis.
1 2
3
Wawancara pribadi dengan Ketua YABIM (Depok 09 Januari 2014, Kamis) Bringing course adalah kelas penghantaran/persiapan bagi anak-anak agar siap masuk kelas formal atau non-formal. Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin)
46
Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu data yang diperoleh, adalah anak-anak di YABIM diberikan Kelas bridging course, spesifikasi kelas untuk anak-anak kelas umum, di baginya kelas untuk anakanak, seperti kelas PAUD, SD, SMP, dan SMA. C. Jenis-jenis Pelayanan Sosial Pelayanan sosial personal (personal social service) ini menunjuk pada berbagai bentuk perawatan sosial (social care) diluar pelayanan kesehatan, pendidikan dan jaminan sosial. Dan YABIM Depok menggunakan tiga jenis pelayanan sosial, yaitu: jenis perawatan anak, perawatan masyarakat dan peradilan kriminal. 1. Jenis Perawatan Anak (Child Care) di YABIM dilakukan terhadap anak yang mengalami cacat fisik dan masalah yang rumit yang sedang dihadapi, namun tidak dapat diselesaikan sendiri. YABIM terdapat anak yang memiliki kebutuhan khusus/cacat mental. Hal ini berdasarkan apa yang dikemukakan oleh NR, sebagai berikut: “Pelayanan yang diberikan oleh YABIM, mengutus pekerja sosial untuk mengontrol, dan mengajak bicara. Agar masalah yang rumit pada anak-anak yang mengalami cacat mental/fisik, dapat terbantu dan anak-anak dapat menghadapinya, juga dapat mandiri”.4 Menurut pekerja sosial : “Ya, yabim memang memiliki dua anak yang mengalami cacat fisik dan cacat kedua nya, yaitu cacat fisik dan cacat mental. anak yang pertama tinggal di dalam YABIM, sedangkan anak yang kedua, tinggal bersama orang tuanya. Di rawat oleh ibunya. Pekerja sosial di sini, menyerahkan perawatan, pengasuhan, dan perlindungan karim kepada uda (pemilik warung yang ada di YABIM), dan orang tua dari saroh (anak cacat fisik dan mental), agar anak-anak ini bisa melakukan kehidupan sehari-hari di YABIM”.5
4 5
Wawancara pribadi dengan Ketua YABIM (Depok 09 Januari 2014, Kamis) Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin)
47
Pekerja sosial datang memberikan perawatan anak pada anak-anak yang cacat mental dan fisik, seperti yang diungkapkan oleh pekerja sosial sebagai berikut : “Pekerja sosial datang untuk memberikaan perawatan anak-anak yang mengalami cacat fisik & mental, adalah menjenguk, mengunjungi langsung anak-anak ini, dan mengontrol dalam kegiatan sehari-hari, melalui pengasuh anak-anak ini”.6 Hasil observasi yang penulis amati adalah, YABIM memang benarbenar memiliki rumah singgah, akan tetapi penulis tidak melihat anak-anak diberikan sandang secara langsung, namun peneliti hanya melihat secara langsung pangan dan papan secara gratis. Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu data yang diperoleh, adalah YABIM memang memiliki perawatan anak untuk anakanak jalanan yang memiliki kekurangan, seperti cacat fisik, dan anak-anak yang memilki masalah yang amat rumit dengan keluarga, teman-temannya, dan masyarakat sekitar. Akan tetapi perawatan anak disini hanya untuk anakanak yang memiliki kekurangan, seperti cacat mental dan cacat fisik, atau anak-anak yang memiliki masalah yang amat sangat berat dengan keluarga, teman-temannya dan masyarakat sekitar, yang tidak bisa mereka selesaikan sendiri, maka YABIM dengan segera menanggapi, cepat diberikan kebutuhan secara khusus oleh pekerja sosial, diberikan perlindungan secara khusus. dan dibantu juga oleh pekerja sosial dalam menyelesaikan masalah mereka. dan pekerja sosial memberikan laporan hasil catatan kasus, permasalahan anakanak melalui forum rapat dua kali seminggu di depan ketua, pembina, dan divisi-divisi lainnya. 2. Perawatan Masyarakat (Community Care) adalah pelayanan yang diberikan di dalam lembaga/yayasan (institution care), seperti konseling dan rehabilitasi untuk anak-anak, guna untuk memperbaiki masalah-masalah anak jalanan,
6
Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin)
48
agar anak-anak tetap terarah dan tidak melakukan tindak kriminal, hal ini agar rasa trauma, ketakutan, dan rasa sedih itu bisa hilang, dan mereka bisa menyelesaikan masalah mereka, seperti apa yang dikatakan oleh NR: “Pelayanan sosial di YABIM adalah rehabilitasi/konseling yang dilakukan untuk anak jalanan agar permasalahan anak jalanan sedikit berkurang dan bisa fokus akan pendidikan, bimbingan, dan keterampilan yang diberikan oleh YABIM kepada anak-anak, agar anak-anak juga bisa jadi lebih mandiri dan bisa melakukan hal positif apa saja yang mereka inginkan setelah keluar dari YABIM”.7 Dan dalam perawatan masyarakat pekerja sosial hanya memberikan konseling pada diri anak-anak tersebut, agar anak-anak dapat memiliki motivasi dan pemberi semangat yang besar dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti yang di katakan oleh pekerja sosial : “Kami hanya melakukan konseling untuk membimbing anak-anak”.8 Cara perlindungan anak jalanan yang diberikan oleh pekerja sosial, adalah pekerja sosial mengadvokasi, dikembalikan kepada keluarga/yayasan, dan melindungi juga memberikan makanan yang bernutrisi ada di dapur YABIM dan ultra jaya untuk susu, dibuatkan akte kelahiran agar jelas siapa keluarganya kalau tidak ada orangtuanya dibuatkan dari yayasan. Seperti yang diungkapkan oleh pekerja sosial: “Perlindungan anak kalau ditangkap Satpol PP, peksos mengadvokasi dikembalikan kekeluarga/yayasan, melindungi dan memberikan makanan yang bernutrisi ada di dapur YABIM dan ultra jaya untuk susu, dibuatkan akte kelahiran agar jelas siapa keluarganya kalau tidak ada orangtuanya dibuatkan dari yayasan”.9 Sumber
dana
yang
digunakan
oleh
pekerja
sosial
untuk
mengkonseling dan memenuhi kebutuhan anak-anak dari tabungan mereka, seperti yang diungkapkan oleh pekerja sosial sebagai berikut :
7 8 9
Wawancara pribadi dengan Ketua YABIM (Depok 09 Januari 2014, Kamis) Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin) Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin)
49
“Sumber pendanaannya adalah tabungan yang di gunakan, sesuai kebutuhan anak masing-masing itu sendiri, apa kebutuhannya dan kebutuhannya tidak menentu setiap anak”.10 Hasil observasi yang saya amati adalah saya tidak pernah melihat pekerja sosial/orang-orang yang ada di YABIM, melakukan kegiatan konseling/rehabilitasi yang dikatakan selama ini, yang saya amati adalah pemberitahuan-pemberitahuan yang mengenai belajar-mengajar/pendidikan di sana, di sekitar aula mesjid. Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu data yang diperoleh, adalah anak-anak YABIM disini sebenarnya banyak sekali memiliki permasalahan. Dan pekerja sosial di YABIM hanya mencatat semua permasalahan anak-anak. 3. Perawatan Kriminal (Criminal Justice) adalah penanganan masalah kriminal, termasuk
terhadap
pelanggar
hukum
anak-anak.
Biasanya
mereka
memberikan pelayanan konseling atau terapi psikososial terhadap narapidana yang masih dipenjara, maupun terhadap eks-napi yang telah kembali ke masyarakat. Akan tetapi anak-anak di YABIM tidak pernah sampai ke tindak kriminal. Jadi YABIM tidak adanya perawatan kriminal, seperti apa yang di katakan oleh NR, sebagai berikut: “Memang kami melakukaan konseling dan rehabilitasi untuk anakanak, tetapi konseling ini guna nya adalah untuk anak-anak tidak kabur lagi dari YABIM dan tidak menjadi hidup di jalanan, seperti yang sudah-sudah. Kami mengkonseling anak-anak juga guna mencegah kejadian-kejadian yang buruk, seperti di penjara dan anakanak yang menjadi narapidana”.11 Anak-anak jalanan selama ini di YABIM tidak pernah melakukan tindak kriminal, seperti mencuri, memakai narkoba. mungkin kalau diluar YABIM anak-anak pernah melakukan tindak kriminal, seperti apa yang di katakan oleh pekerja sosial, sebagai berikut :
10 11
Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin) Wawancara pribadi dengan Ketua YABIM (Depok 09 Januari 2014, Kamis)
50
“Kalo di dalam YABIM sih, anak-anak jalanan tidak pernah terlibat/melakukan tindak kriminal selama di dalam yabim, seperti tidak pernah mencuri, pakai narkoba, tidak pernah juga di penjara/menjadi narapidana, tetapi mungkin kalo di luar pernah melakukan/terlibat tindak kriminal. pernahnya ngamen kena razia sama satpol PP”.12 Pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial dalam tindak kriminal, adalah anak-anak kena razia dan ke tangkap sama satpol pp. dan perlindungan anak yang dilakukan pekerja sosial, adalah mengeluarkan anak-anak dari kantor satpol pp. seperti yang diungkapkan oleh pekerja sosial: “Pelayanan yang diberikan pekerja sosial adalah apabila anak-anak kena razia dan ke tangkap sama satpol pp. dan perlindungan anak yang dilakukan pekerja sosial, adalah mengeluarkan anak-anak dari kantor satpol pp”.13 Pekerja sosial pernah melakukan pelayanan konseling atau terapi psikososial kepada anak-anak jalanan, seperti yang diungkapkan oleh pekerja sosial: “Cara melakukannya adalah dalam kasus pelecehan dan ditangani secara intensif, selama satu bulan setengah, mendengarkan keluhan. Cara terapi psikososial adalah satu minggu sekali diajak jalan-jalan dan satu bulan setengah konseling”.14 Hasil observasi, memang benar anak-anak di YABIM, anak-anak yang “baik dan manis”. Selama penulis melakukan penelitian di YABIM, penulis tidak pernah melihat anak-anak ini bertindak kriminal dengan siapapun, termasuk dengan penulis. Tidak pernah memalak, membentak, bertindak tidak senonoh, ataupun tindak kriminal lainnya. Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu data yang diperoleh, adalah menurut penglihatan penulis selama meneliti di YABIMDepok, memang benar anak-anak ini baik, dan tidak membuat ulah apapun yang bersifat kriminal. Permasalahan sebenarnya ada pada kedua orang tua
12 13 14
Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin) Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin) Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin)
51
mereka, yang membuat mereka masih tampak sedih yang tidak bisa disembunyikan. Mereka tidak bisa menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Mereka benar-benar menjaga sikap mereka untuk tidak berbuat kriminal di manapun mereka tinggal, baik dengan masyarakat luar maupun di dalam yayasan. D. Tahapan Pelayanan Pada pola ini akan dijelaskan mengenai tahapan-tahapan pelayanan pada pelayanan sosial anak jalanan yang sudah dijelaskan pada bab II sebelumnya. Hal ini ditujukan untuk menggambarkan pelayanan sosial pada anak-anak jalanan, ada enam tahapan yang dilakukan oleh ketua dan Pembina YABIM, yaitu: 1. Tahap Penjangkauan adalah tahapan yang dilakukan terhadap anak-anak jalanan yang akan diberikan pelayanan, melalui rumah singgah. Ketua, pekerja sosial, dan pembina YABIM turun ke jalan untuk bertemu dan berkenalan dengan anak-anak yang berada di wilayah sasaran. Mereka mengajak anak-anak yang hidup/tinggal di jalanan, untuk tinggal di dalam YABIM. Agar anak-anak mendapatkan tempat yang aman dan nyaman. Seperti yang diutarakan oleh NR dan pembina YABIM: Menurut NR: “Dilakukan secara pendekatan terhadap anak-anak jalanan, assesemen, dan mendata anak-anak jalanan, seperti pertama, mengobservasi anak jalanan dan kedua. sebagai tempat naungan anak-anak jalanan”.15 Pekerja sosial mempersiapkan form, melakukan outreach untuk titiktitik kordinasi yang terjangkau pada anak jalanan bersama Satpol PP dan orang-orang YABIM, menyiapkan Stakeholder bersama YABIM. Agar pencapaian dan terjun ke lapangan lebih mudah dan tidak sulit, sebagaimana yang diuraikan sebagai berikut:
15
Wawancara pribadi dengan Ketua YABIM (Depok 09 Januari 2014, Kamis)
52
“Siapkan form, menyiapkan titik-titik kordinasi yang terjangkau, menyiapkan Stakeholder YABIM & pekerja sosial, dan turun ke jalan ke tujuh titik. Tujuh titik ini, yaitu: rute satu, terminal depok-apotek Hermina. Rute dua, stasiun Depok Lama-stasiun Depok Baru-Pondok Cina. Rute tiga, Pasar Depok Jaya-Jl. Raya Nusantara. Rute empat, Juanda Margonda-gas alam-akses UI-Kelapa Dua Depok. Rute lima, stasiun Citayam. Rute enam, Kampung Lio-Pancoran Mas. Rute tujuh, Cinere dan Krukut”.16 Dan anak jalanan tinggal dan rumah singgah nya ada di dalam YABIM, tidak semata-mata mengetahuinya sendiri, tetapi anak-anak ini tahu karena perantara lewat teman, pekerja sosial, pihak YABIM, Satpol PP di pangkalan, dan jalanan. Bahkan pekerja sosial sendiri mendatangi anak-anak jalanan ini untuk mengajak dan membujuk anak-anak jalanan tinggal di dalam YABIM. seperti apa yang diutarakan anak-anak jalanan ini, sebagai berikut: “Saya dapat tinggal di Yabim karena saya di ajak oleh teman saya ke YABIM ini”.17 Dan cara pendekatan pekerja sosial mendapatkan anak-anak jalanan, di jalanan tidak beda jauh yang dilakukan oleh pihak-pihak YABIM, karena pekerja sosial terjun ke lapangan bersama-sama dengan orang-orang yang ada di YABIM, sebagaimana yang dikatakan oleh pekerja sosial: “Cara pendekatan pekerja sosial kepada anak jalanan adalah mendatangi anak-anak, mengajak ngobrol panjang dengan bahasa sehari-hari mereka, memantau keberadaan mereka”.18 Gedung YABIM depok ini seisinya di perkenalkan tidak hanya kepada pekerja sosial, ketua, dan pembina anak jalanan saja, akan tetapi Gedung YABIM depok ini seisinya di perkenalkan oleh guru-guru/tutortutor/pengajar-pengajar pendidikan di YABIM, sebagaimana yang dikatakan anak jalanan, sebagai berikut:
16 17 18
Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin) Wawancara dengan Anak Jalanan (Depok 15 Januari 2014, Rabu) Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin)
53
“Yang memperkenalkan YABIM kepada saya, adalah tutor/pembina YABIM. Saya di ajak berkeliling seluruh YABIM juga dalam rumah singgah nya.”19 Hasil observasi, anak-anak jalanan ternyata banyak sekali yang ingin tinggal dan bersekolah di YABIM ini, bahkan mereka merasa sangat bahagia sekali diajak dan berkeliling ke dalam YABIM secara gratis. karena mereka tidak memiliki biaya untuk bersekolah dan mewujudkan cita-cita mereka yang selama ini sempat hilang. Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu data yang di peroleh, adalah anak-anak jalanan ini ada yang berkeinginan sendiri, dan ada yang tidak berkeinginan dari dirinya sendiri. itu baru pada awalnya. Pada akhirnya mereka merasa betah dan tidak merasa terpaksa untuk tinggal dan bersekolah di YABIM. karena tempatnya enak, dianggap anak sendiri, banyak teman-teman yang peduli, diberi makanan-minuman, pakaian, dan sekolah secara gratis setiap hari, dua sampai tiga kali sehari. 2. Tahapan Masuk YABIM adalah tahapan yang dimana penerimaan anak-anak masuk ke dalam YABIM, anak-anak yang siap dididik, dibina, dibimbing, direhabilitasi, dan dirawat oleh tutor, pembina, juga pekerja sosial setiap harinya. Seperti apa yang dikatakan oleh NR dan Pembina YABIM: Menurut pendapat NR: “Mendatangi tempat anak-anak jalanan berada dan mengajak anak jalanan untuk ke YABIM, baik menggunakan pendekatan perorangan maupun kelompok, Identifikasi awal terhadap anak jalanan, Mendata asal-usul anak jalanan, Memberikan kesempatan kepada anak jalanan untuk mengenal lebih dekat YABIM dan lingkungannya, memberikan inovasi-inovasi agar anak betah berada di YABIM”.20 Pekerja sosial bersama Ketua Yayasan, Kementrian Sosial, dan Satpol PP turun ke lapangan, mendatangi anak-anak jalanan ini untuk mengajak dan membujuk anak-anak jalanan tinggal di dalam YABIM dan ke dalam rumah
19 20
Wawancara dengan Anak Jalanan (Depok 15 Januari 2014, Rabu) Wawancara pribadi dengan Ketua YABIM (Depok 09 Januari 2014, Kamis)
54
singgah, agar anak-anak memiliki tempat untuk berteduh. Tidak kepanasan juga kedinginana di jalanan, seperti yang dikatakan oleh pekerja sosial: “Pekerja sosial membawa makanan, memantau, ngajak ngobrol panjang di jalanan, membujuk untuk dibawa ke YABIM dan pekerja sosial sengaja memancing anak-anak ini untuk meminta dan menyuruh anak jalanan untuk mengambil makanan di YABIM, agar anak-anak melihat sendiri keadaan, pendidikan, keterampilan dalam YABIM seperti apa, sebagai awal mereka masuk kedalam YABIM”.21 Tujuan anak jalanan masuk ke dalam YABIM ini, karena anak jalanan ini ingin bersekolah. dan anak jalanan ini bisa masuk kedalam YABIM ini karena anak jalanan di izinkan untuk tinggal, bersekolah, dan beradaptasi dengan lingkungan yang ada di YABIM selama dua minggu, seperti yang diungkapkan anak jalanan, sebagai berikut: “Tujuan saya masuk ke dalam YABIM ini, karena saya ingin bersekolah. Dan Saya bisa masuk kedalam YABIM ini karena saya di izinkan untuk tinggal, bersekolah, dan beradaptasi dengan lingkungan yang ada di YABIM selama dua minggu”.22 pekerja sosial memberikan semua kebutuhan apapun yang di butuhkan anak jalanan, agar anak jalanan dapat betah tinggal di YABIM, seperti di utarakan oleh pekerja sosial sebagai berikut: “Kami memberikan bentuk perhatian, berupa: Makan, memberi uang saku, pelayanan kesehatan, asrama, pendidikan”.23 Hasil observasi, ketua dan pembina memang hanya menggunakan lima metode itu saja untuk anak-anak masuk dan betah di YABIM. Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu data yang diperoleh, adalah YABIM selalu memberikan kesempatan-kesempatan yang bebas untuk anak-anak bisa beradaptasi dengan cara mereka masing-masing, tanpa ada paksaan dari orang-orang yang ada di YABIM.
21 22 23
Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin) Wawancara dengan Anak Jalanan (Depok 15 Januari 2014, Rabu) Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin)
55
3. Tahapan Persiapan Menerima Kegiatan YABIM adalah tahapan dimana anakanak mempersiapkan/sudah mempersiapkan dirinya, untuk menerima kegiatan apapun di YABIM. Seperti apa yang dikatakan oleh Ketua dan Pembina YABIM: Menurut pendapat NR: “Ya, sebelum anak-anak masuk ke dalam YABIM, anak-anak harus sudah mempersiapkan menerima semua kegiatan apapun yang ada di dalam YABIM”. 24 Pekerja sosial Memberikan dua minggu beradaptasi di YABIM, baru setelah dua minggu diberikan pendidikan/bridging course, setelah itu anakanak jalanan ini diberikan formulir sebagai klien di YABIM, bahwa anakanak jalanan ini jelas data dirinya, secara data riwayat, kesehatan, dan orang tua mereka, seperti dipaparkan pekerja sosial sebagai berikut: “Memberikan 2 minggu beradaptasi di YABIM, baru setelah 2 minggu diberikan pendidikan/bridging course”.25 Kesiapan anak-anak jalanan ini dalam menerima kegiatan yang ada di YABIM, ada yang memiliki kesiapan secara fisik, ada juga yang tidak, seperti yang di katakan anak jalanan, sebagai berikut: “Kesiapannya pada fisik, Tidak ada”.26 Hasil observasi, anak-anak memang sudah sangat mempersiapkan diri mereka untuk menerima kegiatan apapun di dalam YABIM, secara jasmani maupun rohani. Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu data yang diperoleh, adalah apabila anak-anak jalanan ini tidak mempersiapkan diri secara jasmani maupun rohani, maka mereka akan cepat sakit dan tidak memiliki bersemangat untuk mengikuti kegiatan apapun yang ada di dalam rumah singgah YABIM.
24 25 26
Wawancara pribadi dengan Ketua YABIM (Depok 09 Januari 2014, Kamis) Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin) Wawancara dengan Anak Jalanan (Depok 15 Januari 2014, Rabu)
56
4. Tahap Penerimaan Kegiatan adalah tahapan yang menerima kegiatan apapun dari YABIM, baik pendidikan, keterampilan, maupun bimbingan agama yang ada di YABIM. Pernyataan di atas diutarakan oleh NR: Menurut pendapat ketua YABIM: “Pertama. Menghubungi sistem sumber yang akan di jadikan mitra, kedua. Membuat kesepakatan kemitraan antara YABIM dengan sistem sumber, ketiga. Memonitor dan evaluasi anak selama memperoleh pelayanan dari sistem sumber”.27 Pekerja sosial memberikan kegiatan yang di sukai anak-anak jalanan di dalam YABIM, seperti yang di ungkapkan oleh pekerja sosial, sebagai berikut: “Memberikan sesuai keinginan anak-anak meminta kegiatan yang disukai diYABIM.”28 Dalam tahap penerimaan kegiatan YABIM, anak-anak jalanan menjelaskan proses mereka masuk kedalam YABIM, kegiatan yang mereka terima, bimbingan yang mereka dapatkan di dalam YABIM, dan pekerja sosial membantu mereka dalam pemasalahan mereka, seperti di ungkapkan anak jalanan, sebagai berikut: “Saya bisa masuk kedalam YABIM ini karena saya di izinkan untuk tinggal, bersekolah, dan beradaptasi dengan lingkungan juga temanteman di YABIM selama dua minggu, setelah itu anak-anak jalanan ini diberikan formulir data riwayat hidup, kegiatan saya di berikan selama di YABIM adalah pendidikan dasar dan ilmu agama. Ya, bukan hanya pekerja sosial saja yang membantu permasalahan saya, tetapi pak nurrohim sudah banyak membantu saya, untuk saya bisa bersekolah, dan saya selalu di bimbing dalam berperilaku, contohnya apabila bertemu tamu, mengucapkan salam, sampai berperilaku ke teman-teman saya atau ke siapapun, cara makan, cara berpakaian, dan lain-lain”.29 Hasil observasi, YABIM memang selalu memonitor dan mengevaluasi semua kelakuan, kemajuan, dan agama mereka yang selama ini diajarkan oleh tutor-tutor YABIM. 27 28 29
Wawancara pribadi dengan Ketua YABIM (Depok 09 Januari 2014, Kamis) Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin) Wawancara dengan Anak Jalanan (Depok 15 Januari 2014, Rabu)
57
Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu data yang diperoleh, adalah menghubungi sistem sumber yang akan dijadikan mitra, membuat kesepakatan kemitraan antara rumah singgah dengan sistem sumber, memonitor dan evaluasi anak selama memperoleh pelayanan dari sistem sumber. Dari semua ini memang harus ada dan dipelajari oleh seorang pekerja sosial dalam pencapaian pelayanan sosial yang dilakukan dan harus memiliki secara detail dan lengkap. 5. Tahap Pengakhiran Pelayanan adalah bagian tahapan yang terakhir untuk mengakhiri pelayanan, dalam pelayanan sosial. Seperti yang diutarakan oleh NR. Menurut pendapat NR : “Dilakukan apabila anak-anak jalanan ini sudah bisa hidup mandiri dan normal dengan semestinya, maka akan dikembalikaan kepada keluarganya, seperti merehabilitasi anak-anak”. 30 Pekerja sosial melakukan Terminasi untuk mengakhiri pelayanan di YABIM. Tahap terminasi, yaitu umur tujuh tahun, anak masih diberikan pelayanan dan perlindungan pada pekerja sosial, tetapi setelah umur delapan belas keatas, sudah tidak mendapatkan pelayanan dan perlindungan lagi dari pekerja sosial, seperti yang di katakan pekerja sosial sebagai berikut: “Tahap pengakhiran pelayanan yang peksos lakukan adalah Terminasi untuk umur delapan belas tahun, pekerja sosial selesai memberikan pelayanan. dan Mereka dibiarkan kabur selama satu minggu, setelah satu minggu baru di jemput oleh pihak YABIM. Anak-anak lainnya kembali sendiri ke YABIM, tanpa di jemput. Dan anak-anak yang kabur selalu membawa teman-temannya untuk tinggal di YABIM”. 31 dan menurut anak jalanan: “Perbedaannya sesudah saya masuk di YABIM ini saya menjadi jauh lebih baik”.32
30
Wawancara pribadi dengan Ketua YABIM (Depok 09 Januari 2014, Kamis) Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin) 32 Wawancara dengan Anak Jalanan (Depok 15 Januari 2014, Rabu) 31
58
Pada awalnya pekerja sosial membiarkan anak-anak jalanan kabur dari YABIM selama satu minggu, setelah satu minggu mereka belum kembali kedalam YABIM, pekerja sosial, beserta pihak YABIM, dan satpol PP mencari anak jalanan di pangkalan mereka mengamen, dan membujuk mereka untuk tinggal lagi di dalam YABIM, seperti yang diungkapkan pekerja sosial sebagai berikut: “Mereka di biarkan kabur selama satu minggu, setelah satu minggu baru di jemput oleh pihak yabim. Anak-anak lainnya kembali sendiri ke yabim, tanpa di jemput. Dan anak-anak yang kabur selalu membawa teman-temannya untuk tinggal di yabim”.33 Anak jalanan sekarang sudah menjadi betah sekali tinggal di dalam YABIM, karena makan gratis, pendidikan gratis, di beri pakaian, kehidupan terjamin dan punya teman banyak, seperti di katakan anak jalanan sebagai berikut: “Saya betah tinggal di YABIM, karena makan, pendidikan secara gratis, di beri pakaian, dan punya teman banyak”.34 Hasil observasi adalah dari kata-kata ketua dan pembina yang telah penulis observasi adalah dalam bagian tahapan yang terakhir untuk mengakhiri pelayanan, dalam pelayanan sosial ini, anak-anak yang hidupnya masih memiliki masalah dari sebelum datang ke YABIM, dan belum sembuh secara psikis. Maka anak-anak ini akan tetap di tahan di dalam YABIM, sampai mereka sudah tidak memiliki masalah lagi dan sudah sembuh secara psikis. Mereka akan dikembalikan kepada keluarga mereka masing-masing. Jadi YABIM ini hanya sebagai tempat untuk anak-anak sembuh dari trauma dan psikis mereka membaik. Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu data yang di peroleh, adalah YABIM ini bukan mengekang atau melarang anak-anak pulang, akan tetapi anak-anak butuh penyembuhan dan butuh ketenangan
33 34
Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin) Wawancara dengan Anak Jalanan (Depok 15 Januari 2014, Rabu)
59
dalam jiwa. Dari psikis, mental, sampai agama mereka. Jadi setelah mereka dipulangkan mereka bisa hidup mandiri, jiwa mereka sehat, dan mereka mengerti akan ajaran agama yang baik dan benar dari YABIM. E. Administrasi Pelayanan Sosial Pada bagian ini YABIM memiliki semua dalam administrasi pelayanan sosial, terutama pekerja sosial. Dari hasil observasi penulis dengan pekerja sosial, dan wawancara ketua dan Pembina, ada tiga besaran yang dimiliki administrasi pelayanan sosial YABIM, seperti catatan kasus, file perkembangan, dan pembahasan kasus: 1. Catatan kasus Catatan tentang kasus, masalah atau kesulitan masing-masing anak jalanan yang di catat oleh pekerja sosial ke dalam catatan kasus. Setiap anak jalanan memiliki catatan kasus dalam setiap kasusnya, dan di diberikan atau di serahkan kepada divisi sosial. seperti yang dikatakan oleh NR: “Ya, di sini ada catatan kasus. yang diberikan/di serahkan kepada divisi sosial”.35 Dan pekerja sosial memiliki catatan kasus ini, seperti model assesmen. Seperti apa yang di katakan oleh pekerja sosial: “Ya kami memang memiliki catatan kasus, yang modelnya seperti assesmen”.36 Hasil observasi yang saya amati adalah catatan kasusnya yang di miliki oleh pekerja sosial, tidak seperti assesmen. sangat berbeda. Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu data yang diperoleh adalah catatan kasus yang dimiliki YABIM dengan pekerja sosial adalah sama dan di jadikan satu. tidak berbeda sama sekali.
35 36
Wawancara pribadi dengan Ketua YABIM (Depok 09 Januari 2014, Kamis) Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin)
60
2. File perkembangan: Dokumentasi file perkembangan penanganan kasus anak. Dan pekerja sosial juga memiliki file perkembangan anak, tetapi bukan dalam bentuk monitoring penanganan kasus pada anak. File perkembangan anak ini Ya, setiap anak-anak jalanan yang ada di Yabim memiliki file perkembangan, akan pertumbuhan si anak, perilaku anak, sifat anak, dan pergaulan anak, seperti dikatakan oleh NR: “Ya, setiap anak-anak jalanan yang ada di Yabim memiliki file perkembangan, akan pertumbuhan si anak, perilaku anak, sifat anak, dan pergaulan anak”.37 Dan menurut pekerja sosial sebagai berikut: “Ya memang kami juga memiliki file perkembangan anak, tetapi bukan dalam bentuk monitoring penanganan kasus pada anak”.38 Hasil observasi yang saya amati adalah file perkembangan YABIM yang dimiliki oleh pekerja sosial tentang pertumbuhan si anak, perilaku anak, sifat anak, dan pergaulan anak Dari pernyataan-pernyataan informan dan observasi suatu data yang diperoleh adalah file perkembangan yang dimiliki YABIM dengan pekerja sosial adalah sama dan di jadikan satu. tidak berbeda sama sekali. 3. Pembahasan kasus Proses ini melibatkan proses pemahaman kasus secara mendalam dan membahas rencara penanganan. dan ketua merapatkan pembahasaan kasus setiap satu minggu sekali bersama pembina, divisi-divisi, staf-staf dan pekerja sosial. seperti kata NR: “Ya, setiap satu minggu sekali dengan ketua, pembina, divisi-divisi, staf-staf dan pekerja sosial”.39
37
Wawancara pribadi dengan Ketua YABIM (Depok 09 Januari 2014, Kamis) Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin) 39 Wawancara pribadi dengan Ketua YABIM (Depok 09 Januari 2014, Kamis)
38
61
Pekerja sosial melakukan pembahasan kasus bersama-sama dengan orang-orang di YABIM setiap satu kali seminggu. Dan memiliki hasil dalam pembahasaan kasus, seperti apa yang dikatakan oleh pekerja sosial: “Kami memang melakukan pembahasan dalam kasus anak dengan orang-orang YABIM. Setiap seminggu sekali dan membahas rencana penanganan yang harus dilakukaan oleh pekerja sosial secara mendalam, dan meminta persetujuaan dari orang-orang yang ada di YABIM, termasuk persetujuaan sendiri dari ketua yayasan, apakah rencana pekerja sosial dalam penanganaan kasus anak harus dilakukan atau tidak. Kalau di setujui, kami akan lakukan. Kalau tidak di setujui, kami tidak lakukan.” 40 Pekerja
sosial
memberikan
ketua
semua
persiapan
dalam
pembahasaan kasus anak-anak untuk di rembukan kedalam rapat tertutup, dan menurut NR, isi persiapan itu adalah sebagai berikut: “Yang akan di persiapkan oleh pekerja sosial adalah mempersiapkan identitas klien, riwayat kasus, pelayanan yang dilakukan, rencana intervensi selanjutnya yang akan dilakukan oleh pekerja sosial”.41 Sedangkan
pekerja
sosial
memiliki
persiapan
sendiri,
yaitu
stampholder, catatan kasus berupa assesmen, dan program-program yang akan dilaksanaan, dalam menyelesaikan kasus anak jalanan. “Yang dipersiapkan dalam pembahasaan kasus adalah stampholder, catatan kasus berupa assesmen, dan program-program yang akan dilaksanaan, dalam menyelesaikan kasus anak jalanan”.42 Hasil observasi yang diamati adalah semua data sub dokumentasi penulis
memilikinya,
akan
tetapi
penulis
simpan
notebook/laptop.
40
Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin) Wawancara pribadi dengan Ketua YABIM (Depok 09 Januari 2014, Kamis) 42 Wawancara pribadi dengan Pekerja Sosial (Depok 13 Januari, senin) 41
di
dalam
file
62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa Pelayananan Sosial Anak Jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok, sebagai berikut: 1. Jenis-jenis pelayanan sosial yang ada di YABIM, adalah : a. Perawatan anak (child care) Perawatan anak diberikan terhadap anak-anak dan keluarganya, terutama anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus, seperti anak yang mengalamai cacat fisik dan mental yang tidak bisa menjalankan kehidupan sehari-hari tanpa pertolongan pihak lain. Pelayanan ini bisa pula mencakup perlindungan anak (child protection) dan pengasuhan anak b. Peradilan kriminal (criminal justice). Pekerja sosial memiliki peranan penting dalam sistem peradilan kriminal. Mereka biasanya disebut dengan pekerja sosial koreksional (correctional social work). Di negara-negara maju maupun berkembang, termasuk indonesia, para pekerja sosial telah lama terlibat dalam penanganan masalah kriminal, termasuk terhadap pelanggar hukum anak-anak. Biasanya mereka memberikan pelayanan konseling atau terapi psikososial terhadap narapidana yang masih berada dipenjara, maupun terhadap eksekusi narapidana yang telah kembali ke masyarakat. YABIM tidak memiliki Perawatan masyarakat (community care), Merupakan alternatif terhadap pelayanan yang diberikan di dalam lembaga (institution-based care). Pelayanan rehabilitasi berbasis masyarakat (community based rehabilitation) dan rehabilitasi keliling (mobile rehabilitation), YABIM hanya melakukan terapi psikososial dan konseling saja.
63
2. Tahapan Pelayanan yang sudah YABIM lakukan kepada anak jalanan, yaitu tahapan penjangkauan, tahapan masuk YABIM, tahapan persiapan kegiatan, penerimaan kegiatan, dan tahapan pengakhiran pelayanan. 3. Administrasi Pelayanan sosial yang dimiliki oleh YABIM, yaitu catatan kasus yang berupa catatan tentang kasus, masalah atau kesulitan masing-masing anak jalanan yang disampaikan kepada pekerja sosial yang di tuliskan kedalam catatan kasus, dokumentasi perkembangan penanganan kasus anak jalanan, yang di tuliskan kedalam file perkembangan Proses pembahasaan kasus adalah pemahaman kasus secara mendalam dan membahas rencana penanganan, bersama pekerja sosial, satpol PP, kementrian sosial, ketua pembina anak jalanan, dan ketua yayasan. 4. YABIM tidak adanya ketua kelompok anak jalanan, Dari sisi ruangan YABIM juga kurang tempat untuk menjemur pakaian anak-anak di rumah singgah. YABIM juga belum memiliki supervisor, tenaga administrasi dan ketua kelompok anak jalanan. Kriteria rumah singgah belum diketahui oleh semua pihak. Kegiatan-kegiatan YABIM masih berkonsetrasi di sekolah master, tidak ada di dalam rumah singgahnya. YABIM tidak memiliki struktur secara lengkap, seperti struktur organisasi YABIM, struktur, visi-misi dan sejarah rumah singgah YABIM. 5. Faktor Pendukung dan penghambat YABIM adalah: a. Faktor Pendukung YABIM yaitu YABIM sudah memiliki rumah singgah, program konseling dan rehabilitasi, jenis-jenis pelayanan, tahapan pelayanan, administrasi pelayanan dari pekerja sosial, pengasuh/perawat anak-anak yang memiliki keterbatasaan dan memiliki pekerja sosial. Sehingga pihak YABIM menjadi terbantu dan meringankan beban dalam pelaksanaan program pelayanan sosial anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok, seperti memberikan konseling, merehabilitasi anak-anak yang
bermasalah,
membuat
administrasi
pelayanan,
mengontrol,
mendampingi anak-anak dan memberikan perawat/pengasuh untuk anakanak yang memiliki keterbatasaan fisik.
64
b. Faktor Penghambat YABIM yaitu YABIM tidak memiliki kegiatan apapun di dalam rumah singgahnya, ruangan khusus untuk memberikan konseling dan merehabilitasi anak-anak yang memiliki masalah yang berat, juga dari segi dana. Dana masih menggunakan tabungan/uang dari donatur yang menyumbang ke YABIM dan disokong dari departemen sosial dalam pelaksanaan program yang dimiliki oleh YABIM dan kebutuhan anak-anak lainnya. B. Saran Dalam pembahasan pada pelayanan sosial dan teknik pelayanan sosial anak jalanan di YABIM, ternyata masih memiliki masalah pada kupasaan yang dilakukan oleh penulis, yaitu sebagai berikut: 1. Sebaiknya YABIM ini mengadakan/memiliki kegiatan tidak hanya di sekolah masternya saja, tetapi di dalam rumah singgah untuk anak-anak, seperti membuat kuis, membuat permainan yang menambah ilmu dan kreativitas anak. 2. Sebaiknya Ketua dan Pembina-pembina YABIM, mengetahui semua tentang kriteria dan sarana-prasarana yang ada di YABIM 3. Sebaiknya Pihak YABIM, memiliki struktur YABIM secara lengkap, dari struktur YABIM nya sampai struktur rumah singgah.
DAFTAR PUSTAKA Akmal, Muhammad, 2009.“Pelayanan Sosial Bagi Gelandangan dan Pengemis Di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Atkinson Rita L. & Richard C. Atkinson, Pengantar Psikologi I, (Jakarta: PT. Erlangga), Ed 8. Bungin Burhan, S.Sos., M.Si, Penelitian Kualitatif. Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Politik dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), Ed. 1, Cet. 3. Dariyo Agoes, Drs. Psi. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama (Psikologi ATITAMA), (Bandung : PT. Refika Aditama, 2007). Ghony M. Djunaidi & Fauzan Al-Manshur, Metode penelitian kualitatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). Hafidzudin, Muhammad, 2009.“Pelatihan Keterampilan Menjahit Bagi Anak Jalanan Di pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak Jalanan Social Development Center For Street Children (SDC)”, Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Hasyim Nawawi, Dr. H.A. SH, M.Si & Nurcholis, M.Pd, Kekerasan Terhadap Pekerja Anak, Perspektif Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Teras, 2010), Cet 1. Jalaluddin, Dr. Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), Ed.1 Cet. 2. Jarot Wijanarko, Ir. Meningkatkan Kecerdasan Emosi Dan Spiritual Anak, Mendidik Anak dengan Hati, (Banten, Serpong: PT. Happy Holy Kids).
Nazaruddin Pepen. Msi, Dr. Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial, konsep dan strategi, (Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial, 2004). RI, Departemen Sosial, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak. Petunjuk teknis pelayanan sosial anak jalanan, (Jakarta, Juni 2005). RI, Departemen Sosial, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Direktorat
Pelayanan
Sosial
Anak.
Pedoman
penyelenggaraan
rumah
perlindungan sosial anak. (Jakarta, april 2007). RI, Departemen Sosial, Direktorat jenderal pelayanan dan rehabilitasi sosial, Direktorat bina pelayanan sosial anak, Masalah dan penanganan anak yang membutuhkan perlindungan khusus, (Jakarta, mei 2002) RI, Departemen Sosial, Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia no. 24/HUK/1996, tentang Sistem Kesejahteraan Sosial, (Jakarta, April 1996). RI, Departemen Sosial, Pusat Penelitian dan Pengembangan Keaejahteraan Sosial, Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial. Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial. (Jakarta, Agustus 2009). RI, Departemen Sosial, Pusat pengembangan ketahanan sosial masyarakat badan pelatihan dan pengembangan sosial, Sosialisasi program pengembangan ketahanan sosial masyarakat, (Jakarta, desember 2002), cet 1. RI, Departemen Sosial, Undang-undang Republik Indonesia no.23 tahun 2002, tentang perlindungan anak (Jakarta, mei 2003). Roberts Albert R. & Gilbert J. Greene, Buku Pintar Pekerja Sosial jilid 1, Social Workers’ Desk Reference, (Jakarta, Gunung Mulia, 2008), cet-1.
Roberts Albert R. & Gilbert J. Greene, Buku Pintar Pekerja Sosial jilid 2, Social Workers’ Desk Reference, (Jakarta, Gunung Mulia, 2008), cet-1. Sugiyono, Prof. Dr, Memahami Penelitian Kualitatf, (Bandung: Alfabeta, 2009). Suharma, Ipul, 2009.“Pelayanan Sosial Anak Jalanan Berbasis Panti Sebagai Wujud Perlindungan Hak Anak (Studi Kasus di Social Development Center for Street Children, Bambu Apus Cipayung, Jakarta Timur), Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Suharto Edi, Ph.D, pekerjaan sosial didunia industri, (Bandung: Alfabeta, 2007), cet-1. Suyanto Bagong, Masalah Sosial Anak, (Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 1 Cet. 1. Ulber Silalahi, Dr. MA. Metode Penelitian Sosial, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2009).
LAMPIRAN
Pedoman Wawancara (Pendiri atau Ketua)
I. Jenis-jenis Pelayanan Sosial 1. Bagaimanakah cara pelayanan sosial yang dilakukan YABIM-Depok terhadap anak-anak jalanan? 2. Apakah YABIM memberikan pelayanan perawatan anak ? 3. Apakah YABIM memberikan pelayanan perawatan masyarakat ? 4. Apakah YABIM memberikan peradilan kriminal (criminal justice) ? II. Teknis Pelayanan Sosial Rumah Singgah: 5. Bagaimanakah tahap penjangkauan dilakukan ? 6. Bagaimanakah tahapan masuk rumah singgah dilakukan ? 7. Bagaimanakah tahap persiapan menerima kegiatan rumah singgah dilakukan ? 8. Bagaimanakah tahap penerimaan kegiatan rumah singgah dilakukan ? 9. Bagaimanakah tahap pengakhiran pelayanan dilakukan ? III. Administrasi Pelayanan Sosial Catatan Kasus 10. Apakah rumah singgah mempunyai catatan kasus untuk tiap anak? 11. Apakah dicatatan kasus tersebut pekerja sosia menuliskan a. Kasus/masalah yang disampaikan anak b. Layanan yang diberikan misalnya konseling, bimbingan, rujukan, mengajak anak diskusi, dan lain-lain c. Perubahan yang terjadi pada anak, yaitu kondisi yang terjadi setelah pemberian layanan dan bagaimana perbandingannya dengan keadaan ketika kasus muncul. 12. Apakah tiap anak memiliki file perkembangan ? 13. Apakah Rumah Singgah melakukan pembahasaan kasus (case conference) ? 14. Apa yang dipersiapkan oleh pekerja sosial untuk pembahasaan kasus ?
Pedoman Wawancara (Pekerja Sosial/Pengurus Harian)
I. Jenis-jenis Pelayanan Sosial : a. Perawataan Anak : 1. Apakah anak-anak di YABIM memiliki kebutuhan khusus, seperti anak yang mengalami cacat fisik atau cacat mental yang tidak bisa menjalankan kehidupan sehari-hari, tanpa pertolongan pihak lain ? 2. Bagaimanakah anak-anak ini bisa melakukan kehidupan sehari-hari di YABIM ? 3. Bagaimana pekerja sosial memberikan perawatan anak pada anak-anak yang cacat mental atau fisik ? 4. Bagaimana cara perlindungan anak yang diberikan oleh pekerja sosial ? 5. Apakah peksos atau pihak YABIM memberikan pengasuhan anak pada anak cacat mental/fisik ? b. Perawatan Masyarakat : 6. Alternatif pelayanan seperti apakah yang diberikan oleh peksos didalam lembaga untuk anak-anak jalanan yang ada di YABIM ? 7. Apakah peksos memberikan pelayanan rehabilitasi berbasis masyarakat/rehabilitasi keliling ? 8. Fasilitas dan sumber pendanaan seperti apakah yang digunakan oleh peksos atau masyarakat untuk merehablitasi anak-anak ? c. Peradilan Kriminal: 9. Apakah anak jalanan di YABIM terlibat atau melakukan tindak kriminal ? 10. Apakah anak jalanan di YABIM pernah atau menjadi narapidana atau eks.narapidana ? 11. Apakah anak jalanan di YABIM pernah atau menjadi narapidana atau eks. narapidana ? 12. Apakah peksos melakukan pelayanan konseling atau terapi psikososial ? dan bagaimana melakukannya ?
II. Tahap Pelayanan Sosial: a. Tahap Penjangkauan 13. Bagaimana tahap penjangkauan yang dilakukan oleh pekerja sosial ? 14. Bagaimana pendekatan pekerja sosial terhadap anak jalanan ? b. Tahap Masuk YABIM dan Rumah Singgah. 15. Bagaimana cara pekerja sosial, agar anak jalanan dapat masuk dan tinggal di YABIM dan rumah singgah ? 16. Dengan siapa saja peksos turun ke lapangan untuk mendapatkan anak jalanan ? 17. Cara seperti apakah yang peksos berikan untuk anak jalanan betah tinggal di YABIM ? c. Tahap Penerimaan Kegiatan 18. Bagaimana tahap penerimaan kegiatan yang peksos berikan di YABIM ? d. Tahap Persiapan Penerimaan Kegiatan 19. Bagaimana cara pekerja sosial mempersiapkan dalam penerimaan kegiatan untuk anak-anak jalanan ? e. Tahap Pengakhiran Pelayanan 20. Bagaimana tahapan pengakhiran pelayanan yang dilakukan oleh peksos ? 21. Apakah yang diberikan pekerja sosial untuk mengakhiri pelayanan sosial anak-anak ? III. Administrasi Pelayanan Sosial Catatan Kasus 22. Apakah YABIM mempunyai catatan kasus untuk tiap anak? 23. Apakah dicatatan kasus tersebut pekerja sosia menuliskan a. Kasus/masalah yang disampaikan anak b. Layanan yang diberikan misalnya konseling, bimbingan, rujukan, mengajak anak diskusi, dan lain-lain c. Perubahan yang terjadi pada anak, yaitu kondisi yang terjadi setelah pemberian layanan dan bagaimana perbandingannya dengan keadaan ketika kasus muncul. 24. Apakah tiap anak memiliki file perkembangan ? 25. Apakah YABIM melakukan pembahasaan kasus (case conference) ? 26. Apa yang dipersiapkan oleh pekerja sosial untuk pembahasaan kasus ?
Pedoman Wawancara (Anak Jalanan)
I. Tahapan Pelayanan YABIM A. Tahapan Penjangkauan 1. Bagaimana adik bisa sampai tinggal di YABIM ini ? 2. Bagaimana pihak Yabim-Depok memperkenalkan YABIM kepada adik ? 3. Darimanakah adik bisa mengetahui Yabim ini memiliki Rumah Singgah ? B. Tahapan Masuk YABIM 4. Bagaimana adik bisa masuk ke dalam YABIM ? 5. Apa tujuan adik masuk ke dalam YABIM ini ? C. Tahapan Persiapan Menerima Kegiatan YABIM 6. Apa-apa saja persiapan kegiatan adik di YABIM ini ? 7. Kegiatan seperti apakah yang kamu ikutin di Yayasan ini ? 8. Kegiatan seperti apakah yang paling kamu minati di yayasan ini ? D. Tahapan penerimaan kegiatan YABIM 9. Berikan gambaran, proses penerimaan dimana saat kamu masuk dan tinggal di YABIM ini ? 10. Apa kegiatan kamu selama di YABIM ini ? 11. Apakah pekerja sosial atau ketua yayasan di sini menjelaskan akan tata tertib di YABIM ini ? 12. Apakah peksos membantu permasalahan adik ? 13. Apakah adik di bimbing dalam berperilaku ? E. Tahapan pengakhiran pelayanan 14. Apakah ada perbedaan sebelum & sesudah adik tinggal di YABIM ? 15. Apakah ada teman-teman kamu yang pernah kabur/melarikan diri ? 16. Bagaimana adik bisa betah tinggal di YABIM ini ?
HASIL STUDI DOKUMENTASI Ceklis No
Nama Dokumen
Keterangan Ada
Tidak Ada
1.
Daftar Inventaris
Sudah memiliki
2.
Catatan Kasus
Sudah memiliki
3.
Data Jumlah Anak Jalanan
Sudah memiliki
4.
Formulir File Klien
Sudah memiliki
5.
Formulir Penerimaan anak
Sudah memiliki
6.
Formulir Donasi
Sudah memiliki
7.
Formulir monitoring Perkembangan Anak
8.
Formulir Identifikasi orang tua Anak Jalanan
9.
Surat rujukkan anak sakit
10.
Data Lembaga Kerjasama
Sudah memiliki
Sudah memiliki
Sudah memiliki
Sudah memiliki
11.
Kwitansi Donasi
Sudah memiliki
HASIL OBSERVASI
No.
Uraian Sarana & Prasarana
Hasil
a. Kriteria Rumah Singgah antara lain: 1.
Lokasi rumah dekat dengan kantong anak Menurut observasi saya, jalanan.
anak-anak
yang
mengamen dekat dengan rumah singgah, letaknya 15-20 km. dan selebihnya mengamen
di
tempat
yang jauh dari rumah singgah.
2.
Ruangan untuk berkumpul sekitar 40 anak.
Ruangan berkumpul anak-anak adalah Rumah Singgah
3.
Administrasi/konsultasi
Ruang administrasi di yabim, berbeda dengan ruangan konsultasi. Ruang konsultasi untuk konseling. Dan ruang konseling bebas dilakukan di tempat mana saja. Berbeda dengan ruangan admin, tempatnya lebih pribadi. Ruang admin di Yabim, ruangan yang isinya komputer dan komputer
di admin, hanya menyimpan data-data penting yang ada di yabim.
4.
Ruang untuk ketua kelompok anak jalanan
Anak jalanan di yabim tidak memakai ketuaketuan, semua sama. Dan di yabim, hanya ada ruangan perkumpulan anak jalanan saja.
5.
Ruangan Kamar Mandi
Kamar
mandi
jalanan di
anak
Yabim, di
pakai untuk semua anakanak jalanan.
6.
Ruangan untuk kegiatan
Ruangan untuk kegiatan yaitu ruang kelas. Karena yabim ini adalah yayasan berbasis pendidikan, zakat untuk anak yatimpiatu, dhua’fa dan terlantar. Maka dinamakan sekolah master, sekolah non formal bagi anak-anak yang tidak mampu bersekolah dan tempat untuk meraih citacita/impian.
7.
Ruangan
untuk
menyimpan
barang-barang anak.
lemari
dan Tempat ada di rumah singgah anak laki-laki dan perempuan.
8.
Teras untuk bermain
Teras untuk bermain anak adalah lapangan.
9.
Ruangan dapur
Letaknya ada di belakang kontainer, dari rumah singgah anak lak-laki.
PEDOMAN STUDI DOKUMENTASI No
Nama Dokumen
1.
Daftar Inventaris
2.
Catatan Kasus
3.
Data Jumlah Anak Jalanan
4.
Formulir File Klien
5.
Formulir Penerimaan anak
6.
Formulir Donasi
7.
Formulir monitoring Perkembangan Anak
8.
Formulir Identifikasi orang tua Anak Jalanan
9.
Surat rujukkan anak sakit
10. Data Lembaga Kerjasama
11. Kwitansi Donasi
Ceklis Ada Tidak Ada
Keterangan
PEDOMAN OBSERVASI No
Uraian Sarana & Prasarana a. Kriteria Rumah Singgah antara lain:
1.
Lokasi rumah dekat dengan kantong anak jalanan
2.
Ruangan untuk berkumpul sekitar 40 anak.
3.
Administrasi/konsultasi
4.
Ruang untuk ketua kelompok anak jalanan
5.
Ruangan Kamar Mandi
6.
Ruangan untuk kegiatan
7.
Ruangan untuk menyimpan lemari dan barang-barang anak.
8.
Teras untuk bermain
9.
Ruangan dapur
Hasil
TRANSKRIP WAWANCARA (Ketua YABIM)
Nama
: Nurrohim. Amd
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Pekerjaan
: Pengelola dan Pendiri Yayasan Bina Insan Mandiri- Depok
Jabatan
: Ketua Yayasan Bina Insan Mandiri-Depok
Topik Wawancara : Pelayanan Sosial Waktu wawancara : 09 Januari 2014, Kamis
Wawancara Pertama
Topik Wawancara I. Jenis-Jenis Pelayanan
No 1.
Sosial
Pertanyaan
Jawaban
Bagaimanakah cara pelayanan
Cara melakukan pelayanan
sosial yang dilakukan YABIM-
sosial, seperti memberikan
Depok terhadap anak- anak jalanan
makan, minum serta
?
penjaminan keamanan, pemeriksaan kesehatan, dan pendidikan adalah bentuk kompensasi mereka untuk kembali belajar untuk meraih cita-cita mereka yang hampir hilang.
2.
Apakah YABIM memberikan
Pelayanan yang diberikan
pelayanan pada perawatan anak ?
oleh YABIM adalah mengutus pekerja sosial
untuk mengontrol, dan mengajak bicara. Agar masalah yang rumit pada anak-anak yang mengalami cacat mental/fisik, dapat terbantu dan anak-anak dapat menghadapinya , juga dapat mandiri. 3.
Apakah YABIM memberikan
Pelayanan pada perawatan
pelayanan pada perawatan
masyarakat dilakukan oleh
masyarakat ?
YABIM, adalah rehabilitasi/konseling untuk anak jalanan, agar permasalahan anak jalanan berkurang, dan bisa fokus pada pendidikan, bimbingan, dan keterampilan yang diberikan oleh YABIM kepada anak-anak, agar anak-anak juga bisa lebih mandiri dan bisa melakukaan hal positif apa saja yang mereka inginkan, setelah keluar dari YABIM.
4.
Apakah YABIM memberikan
Memang kami melakukaan
pelayanan Peradilan kriminal
konseling dan rehabilitasi
(criminal justice) ?
untuk anak-anak, tetapi konseling ini guna nya adalah untuk anak-anak tidak kabur lagi dari
YABIM dan tidak menjadi hidup di jalanan, seperti yang sudah-sudah. Kami mengkonseling anak-anak juga guna mencegah kejadian-kejadian yang buruk, seperti di penjara dan anak-anak yang menjadi narapidana. 5.
Bagaimanakah Tahap
Dilakukan secara
Penjangkauan dilakukan ?
pendekatan terhadap anakanak jalanan, assesemen, dan mendata anak-anak jalanan, seperti pertama, mengobservasi anak jalanan dan kedua. sebagai tempat naungan anak-anak jalanan.
II. Tahapan Pelayanan Sosial
6.
Bagaimanakah Tahap Masuk
Satu. Mendatangi tempat
YABIM dilakukan ?
anak-anak jalanan berada dan mengajak anak jalanan untuk ke YABIM, baik menggunakan pendekatan perorangan maupun kelompok, dua. Identifikasi awal terhadap anak jalanan, tiga. Mendata asalusul anak jalanan, empat Memberikan kesempatan kepada anak jalanan untuk mengenal lebih dekat YABIM dan
lingkungannya, lima. Memberikan inovasiinovasi agar anak betah berada di YABIM..
7.
Bagaimanakah tahap persiapan
Ya, sebelum anak-anak
menerima kegiatan ?
masuk ke dalam YABIM, anak-anak harus sudah mempersiapkan menerima semua kegiatan apapun yang ada di dalam YABIM.
8.
Bagaimanakah tahap penerimaan
Pertama. Menghubungi
kegiatan ?
sistem sumber yang akan di jadikan mitra, kedua. Membuat kesepakatan kemitraan antara YABIM dengan sistem sumber, ketiga. Memonitor dan evaluasi anak selama memperoleh pelayanan dari sistem sumber.
9.
Bagaimanakah tahap pengakhiran
Dilakukan apabila anak-
pelayanan ?
anak jalanan ini sudah bisa hidup mandiri dan normal dengan semestinya, maka akan di kembalikaan kepada keluarganya, seperti merehabilitasi anak-anak.
III. Administrasi
A.
Catatan Kasus
10.
Apakah YABIM mempunyai
Ya, di sini ada catatan
catatan kasus untuk tiap anak ?
kasus. yang diberikan/di
Pelayanan Sosial
serahkan kepada divisi sosial.
11.
Apakah di catatan kasus tersebut
Ya dituliskan. Tetapi di
pekerja sosial menuliskan:
dokumentasi kan oleh divisi
a. Kasus/masalah yang
sosial.
disampaikan anak b. Layanan yang diberikan misalnya konseling, bimbingan, rujukan, mengajak anak diskusi, dan lain-lain c. Perubahan yang terjadi pada anak, yaitu kondisi yang terjadi setelah pemberian layanan dan bagaimana perbandingannya dengan keadaan ketika kasus muncul.
12.
Apakah tiap anak mempunyai file
Ya, setiap anak-anak
perkembangan ?
jalanan yang ada di Yabim memiliki file perkembangan, akan pertumbuhan si anak, perilaku anak, sifat anak, dan pergaulan anak.
13.
Apakah YABIM melakukan
Ya, setiap satu minggu
pembahasaan kasus (case
sekali dengan ketua,
conference) ?
pembina, divisi-divisi, staf-
staf dan pekerja sosial.
14.
Apa yang di persiapkan oleh
Yang akan di persiapkan
pekerja sosial dalam pembahasaan
oleh pekerja sosial adalah
kasus ?
mempersiapkan identitas klien, riwayat kasus, pelayanan yang dilakukan, rencana intervensi selanjutnya yang akan dilakukan oleh pekerja sosial.
TRANSKRIP WAWANCARA (Pekerja Sosial)
Nama
: Siti Habibah. S.Sos.I
Profesi
: Pekerja Sosial
Jenis Kelamin
: Perempuan
Topik Wawancara
: Pelayanan Sosial
Waktu Wawancara
: 13 Januari, senin
Wawancara Kedua
Topik Wawancara
No
Pertanyaan
Jawaban
1.
Apakah anak-anak di
Ya, yabim memang memiliki
YABIM memiliki
dua anak yang mengalami
kebutuhan khusus, seperti
cacat fisik dan cacat kedua
anak yang mengalami cacat
nya, yaitu cacat fisik dan
fisik atau cacat mental yang
cacat mental. anak yang
tidak bisa menjalankan
pertama tinggal di dalam
kehidupan sehari-hari, tanpa
YABIM, sedangkan anak
pertolongan pihak lain ?
yang kedua, tinggal bersama
I. Jenis-Jenis Pelayanan Sosial 1. Perawatan Anak
orang tuanya. Di rawat oleh ibunya.
2.
Bagaimana anak-anak ini Dengan cara di bantu oleh bisa melakukan kehidupan pengasuh anak-anak tersebut. sehari-hari di YABIM ?
3.
Bagaimana pekerja sosial Pekerja sosial datang untuk memberikan perawatan anak memberikaan perawatan pada anak-anak yang cacat anak-anak yang mengalami mental atau fisik ?
cacat fisik & mental, adalah menjenguk, mengunjungi langsung anak-anak ini, dan mengontrol dalam kegiatan sehari-hari, melalui pengasuh anak-anak ini.
4.
Bagaimana cara
Perlindungan anak kalau
perlindungan anak yang
ditangkap Satpol PP, peksos
diberikan oleh pekerja sosial mengadvokasi dikembalikan ?
kekeluarga/yayasan, melindungi dan memberikan makanan yang bernutrisi ada di dapur YABIM dan ultra jaya untuk susu, dibuatkan akte kelahiran agar jelas siapa keluarganya kalau tidak ada orangtuanya dibuatkan dari yayasan.
5.
Kepada siapakah pekerja
pekerja sosial di sini,
sosial atau pihak YABIM
menyerahkan perawatan,
memberikan pengasuhan
pengasuhan, dan
anak pada anak cacat
perlindungan karim kepada
mental/fisik ?
uda (pemilik warung yang ada di YABIM), dan orang tua dari saroh (anak cacat fisik
dan mental).
2. Perawatan
6.
Masyarakat
Alternatif pelayanan seperti Bridging Course, spesifikasi apakah yang diberikan oleh kelas untuk anak-anak kelas
7.
peksos
didalam
lembaga umum, hak anak, kelas
untuk
anak-anak
jalanan reproduksi mengetahui
yang ada di YABIM ?
reproduksi, sex dan lain-lain.
Apakah peksos memberikan
Dari pihak pekerja sosial,
pelayanan rehabilitasi
tidak adanya pelayanan
berbasis
rehabilitasi berbasis
masyarakat/rehabilitasi
masyarakat dan rehabilitasi
keliling ?
keliling. Kami hanya melakukan konseling untuk membimbing anak-anak.
8.
Fasilitas dan sumber
Sumber pendanaannya adalah
pendanaan seperti apakah
Tabungan yang di gunakaan,
yang digunakan oleh
sesuai kebutuhan anak
pekerja sosial atau
masing-masing itu sendiri,
masyarakat untuk
apa kebutuhannya. dan
mengkonseling anak-anak ?
kebutuhannya tidak menentu setiap anak.
3. Peradilan Kriminal
9.
Apakah anak jalanan di
Kalo di dalam YABIM sih,
YABIM terlibat atau
anak-anak jalanan tidak
melakukan tindak kriminal ? pernah terlibat/melakukan tindak kriminal selama di dalam yabim, seperti tidak pernah mencuri, pakai narkoba, mungkin kalo di luar
pernah melakukan/terlibat tindak kriminal. pernahnya ngamen kena razia sama satpol PP.
10.
Apakah anak jalanan di
Anak-anak tidak pernah
YABIM pernah atau
dipenjara/menjadi narapidana.
menjadi narapidana atau eks. narapidana ?
11.
Pelayanan apa yang
Pelayanan yang diberikan
diberikan oleh pekerja
pekerja sosial adalah apabila
sosial, terhadap anak jalanan anak-anak kena razia dan ke yang melakukan tindak
tangkap sama satpol pp. dan
kriminal ?
perlindungan anak yang dilakukan pekerja sosial, adalah mengeluarkan anakanak dari kantor satpol pp.
12.
Apakah peksos melakukan
Pernah melakukan
pelayanan konseling atau
konseling/terapi psikososial.
terapi psikososial kepada
cara melakukannyan: kasus
anak-anak jalanan tersebut ?
pelecehan, ditangani secara
dan bagaimana
intensif, selama satu bulan
melakukannya ?
setengah, mendengarkan keluhan. Cara terapi psikososial adalah satu minggu sekali diajak jalanjalan dan satu bulan setengah konseling.
II. Tahap Pelayanan Sosial 1. Tahap Penjangkauan
13.
Bagaimana tahap
Siapkan form, menyiapkan
penjangkauan yang
titik-titik kordinasi yang
dilakukan oleh pekerja
terjangkau, menyiapkan
sosial ?
Stackholder YABIM & pekerja sosial, dan turun ke jalan ke tujuh titik. tujuh titik ini, yaitu: Rute satu, terminal depok, apotik-hermina. Rute dua, stasiun depok lamastasiun depok baru-pondok cina. Rute tiga, pasar depok jaya-Jl. Raya Nusantara. Rute empat, juanda margonda-gas alam-akses UI-kelapa dua depok. Rute lima, stasiun citayam. Rute enam, kampung lio-pancoran mas. Rute tujuh, cinere dan krukut”.
14.
Bagaimana pendekatan
Cara pendekatan kepada anak
pekerja sosial terhadap anak
jalanan adalah mendatangi
jalanan ?
anak-anak, mengajak ngobrol panjang dengan bahasa sehari-hari mereka, memantau keberadaan mereka.
2. Tahap Masuk YABIM dan Rumah
15.
Bagaimana cara pekerja
Pekerja sosial membawa
sosial, agar anak jalanan
makanan, memantau, ngajak
Singgah.
dapat masuk dan tinggal di
ngobrol panjang di jalanan,
YABIM dan rumah singgah
membujuk untuk dibawa ke
?
YABIM dan pekerja sosial sengaja memancing anakanak ini untuk meminta dan menyuruh anak jalanan untuk mengambil makanan di YABIM, agar anak-anak melihat sendiri keadaan, pendidikan, keterampilan dalam YABIM seperti apa, sebagai awal mereka masuk kedalam YABIM.
16.
Dengan siapa saja pekerja Pekerja sosial turun ke sosial turun ke lapangan lapangan, bersama Ketua untuk mendapatkan anak Yayasan, Kementrian Sosial, jalanan ?
17.
dan Satpol PP.
Cara seperti apakah yang Kami memberikan bentuk pekerja sosial berikan untuk perhatian, berupa: Makan, anak jalanan betah tinggal di memberi uang saku, YABIM ?
pelayanan kesehatan, asrama, pendidikan
3. Tahap Persiapan
18.
Bagaimana cara pekerja
Memberikan 2 minggu
Penerimaan
sosial mempersiapkan
beradaptasi di YABIM, baru
Kegiatan
dalam penerimaan kegiatan
setelah 2 minggu diberikan
untuk anak-anak jalanan ?
pendidikan/bridging course.
4. Tahap Penerimaan
19.
Kegiatan
5. Tahap Pengakhiran
20.
Pelayanan
Bagaimana tahap
diberikan dari anak-anak
penerimaan kegiatan yang
minta kegiatan yang disukai
peksos berikan di YABIM ?
dari YABIM.
Bagaimana tahapan
Terminasi, setelah umur tujuh
pengakhiran pelayanan yang belas tahun masih dilakukan oleh peksos ?
memberikan pelayanan, tetapi setelah umur delapan belas tahun selesai diberikan pelayanan.
21.
Apakah yang diberikan
Mereka di biarkan kabur
pekerja sosial untuk
selama satu minggu, setelah
mengakhiri pelayanan sosial
satu minggu baru di jemput
anak-anak ?
oleh pihak yabim. Anak-anak lainnya kembali sendiri ke yabim, tanpa di jemput. Dan anak-anak yang kabur selalu membawa teman-temannya untuk tinggal di yabim.
III.
Administrasi
A.
Catatan Kasus
22.
Apakah YABIM
Pekerja sosial memang
mempunyai catatan kasus
memiliki catatan kasus
untuk tiap anak ?
tersendiri, untuk tiap anak.
Apakah di catatan kasus
Ya, tetapi catatan kasus yang
tersebut pekerja sosial
di miliki kami, seperti
menuliskan:
assesmen.
Pelayanan Sosial
23.
a. Kasus/masalah yang disampaikan anak
b. Layanan yang diberikan misalnya konseling, bimbingan, rujukan, mengajak anak diskusi, dan lain-lain c. Perubahan yang terjadi pada anak, yaitu kondisi yang terjadi setelah pemberian layanan dan bagaimana perbandingannya dengan keadaan ketika kasus muncul.
24.
Apakah tiap anak
Ya, kami memiliki file
mempunyai file
perkembangan
perkembangan ?
25.
Apakah YABIM melakukan
kami memang melakukan
pembahasaan kasus (case
pembahasan dalam kasus
conference) ?
anak dengan orang-orang YABIM. Setiap seminggu sekali dan membahas rencana penanganan yang harus dilakukaan oleh pekerja sosial secara mendalam, dan meminta persetujuaan dari orang-orang yang ada di YABIM, termasuk persetujuaan sendiri dari ketua yayasan, apakah
rencana pekerja sosial dalam penanganaan kasus anak harus dilakukaan atau tidak. Kalau di setujui, kami akan lakukan. Kalau tidak di setujui, kami tidak lakukaan.
26.
Apa yang di persiapkan oleh Yang dipersiapkan dalam pekerja sosial dalam
pembahasan kasus adalah
pembahasaan kasus ?
stampholder, catatan kasus berupa assesmen, dan program-program yang akan dilaksanaan, dalam menyelesaikan kasus anak jalanan.
TRANSKRIP WAWANCARA ( Anak Jalanan )
Nama
: Idan Sahputra
Umur
: 3 SD
Aktivitas
: Cuci Mobil
Waktu wawancara
: 15 Januari 2014, Rabu
Wawancara Pertama
Topik Wawancara
No
Pertanyaan
Jawaban
I. Tahapan Pelayanan Sosial Tahapan Penjangkauan
1.
Bagaimana adik bisa sampai tinggal di Saya dapat tinggal di YABIM ini ?
Yabim karena saya di ajak oleh
teman
saya
ke
YABIM ini.
2.
Bagaimana pihak Yabim-Depok
Yang memperkenalkan
memperkenalkan YABIM kepada adik-
YABIM kepada saya,
adik ?
adalah tutor/pembina YABIM. Saya di ajak berkeliling seluruh YABIM juga dalam rumah singgah nya.
3.
Darimanakah adik bisa mengetahui
Dari teman saya.
YABIM ini memiliki Rumah Singgah ?
Tahapan Masuk YABIM
4.
Bagaimana adik bisa sampai masuk ke
Saya bisa masuk kedalam
dalam YABIM ini ?
YABIM ini karena saya di izinkan untuk tinggal, bersekolah, dan
beradaptasi dengan lingkungan yang ada di YABIM selama dua minggu.
5.
Apa tujuan adik masuk ke dalam YABIM
Tujuan saya masuk ke
ini ?
dalam YABIM ini, karena saya ingin bersekolah.
Tahapan Persiapan
6.
Menerima Kegiatan YABIM
Apa-apa saja persiapan menerima
Kesiapannya pada fisik.
kegiatan adik YABIM ini ?
7.
8.
Kegiatan seperti apakah yang kamu ikutin
Komputer dan bermain
di Yayasan ini ?
bola
Kegiatan seperti apakah yang paling kamu
Bermain bola
minati di yayasan ini ?
Tahapan penerimaan
9.
kegiatan YABIM
Berikan gambaran, proses penerimaan
Saya bisa masuk kedalam
dimana saat kamu masuk dan tinggal di
YABIM ini karena saya di
YABIM ini ?
izinkan untuk tinggal, bersekolah, dan beradaptasi dengan lingkungan juga temanteman di YABIM selama dua minggu.
10.
11.
Apa kegiatan kamu selama di YABIM ini
Di
berikan
pendidikan
?
dasar dan ilmu agama.
Apakah pekerja sosial atau ketua yayasan
Tidak. tetapi di jelaskan
di sini menjelaskan akan tata tertib di
oleh guru-guru yang ada
12.
YABIM ini ?
di YABIM.
Apakah Pekerja Sosial membantu
Ya, bukan hanya pekerja
permasalahan adik ?
sosial saja yang membantu permasalahan saya, tetapi pak nurrohim sudah banyak membantu saya, untuk saya bisa bersekolah
13.
Apakah adik di bimbing dalam
Ya saya selalu di bimbing
berperilaku ?
dalam berperilaku, contohnya apabila bertemu tamu, mengucapkan salam, sampai berperilaku ke teman-teman saya atau ke siapapun, cara makan, cara berpakaian, dan lainlain.
Tahapan
pengakhiran
14.
pelayanan
Apakah ada perbedaan sebelum &
Ya ada. perbedaannya
sesudah adik tinggal diYABIM?
sesudah saya masuk di YABIM ini saya jadi lebih pintar dan memiliki ilmu.
15.
Apakah ada teman-teman kamu yang
Saya tidak tahu.
pernah kabur/melarikaan diri ?
16.
Bagaimana adik bisa betah tinggal di
Karena punya teman
YABIM ini ?
banyak.
Nama
: Septi
Umur
: 15 Tahun
Aktivitas
: Rentan Turun ke jalan.
Waktu wawancara : 15 Januari 2014, Rabu Wawancara Kedua
Topik Wawancara
No
Pertanyaan
Jawaban
I. Tahapan Pelayanan Sosial Tahapan Penjangkauan
1.
Bagaimana adik bisa sampai tinggal di
Saya dapat tinggal di
YABIM ini ?
YABIM karena saya di ajak oleh pekerja sosial.
2.
Bagaimana pihak Yabim-Depok memperkenalkan YABIM kepada adikadik ?
Dengan cara pihak YabimDepok, seperti pak nurrohim, pekerja sosial, pembina lainnya, memperkenalkan dan mengajak saya untuk tinggal di YABIM.
3.
Tahapan Masuk YABIM
4.
Darimanakah adik bisa mengetahui
Saya mengetahui dari
Yabim ini memiliki Rumah Singgah ?
pekerja sosial.
Bagaimana adik bisa sampai masuk ke
Saya dipersilahkan masuk
dalam YABIM ini ?
ke dalam YABIM ini untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungan dan teman-teman di YABIM selama dua minggu, setelah dua minggu saya baru diminta oleh pekerja sosial
untuk mengisi data riwayat hidup atau data pribadi saya.
5.
Apa tujuan adik masuk ke dalam YABIM
Tujuan saya masuk ke
ini ?
dalam YABIM ini, karena saya ingin bersekolah dan mencari tempat untuk berteduh.
Tahapan Persiapan
6.
Menerima Kegiatan
Apa-apa saja persiapan menerima
Tidak ada.
kegiatan adik di YABIM ini ?
Rumah Singgah 7.
Kegiatan seperti apakah yang kamu ikutin
Kegiatan agama, kursus,
di Yayasan ini ?
sanggar seni, dan pemeriksaan kesehatan selama dua minggu sekali, seperti gigi dan badan.
8.
Tahapan penerimaan
9.
kegiatan YABIM
Kegiatan seperti apakah yang paling kamu
Kursus komputer dan tata
minati di yayasan ini ?
boga.
Berikan gambaran, proses penerimaan
Saya dipersilahkan masuk
dimana saat kamu masuk YABIM dan
ke dalam rumah singgah
tinggal di rumah singgah ini ?
dan YABIM ini untuk belajar
10.
Apa kegiatan kamu selama di YABIM ini
Belajar
?
11.
Apakah pekerja sosial atau ketua yayasan di sini menjelaskan akan tata tertib di YABIM ini ?
Ya. sama ketua yayasan.
12.
Apakah Pekerja Sosial membantu
Ya, bukan hanya pekerja
permasalahan adik ?
sosial saja yang membantu permasalahan saya, tetapi pak nurrohim sudah banyak membantu saya, untuk saya bisa bersekolah dan bekerja membantu orang tua saya.
13.
Apakah adik di bimbing dalam
Ya, saya selalu di bimbing
berperilaku ?
dalam berperilaku, contohnya apabila bertemu tamu, mengucapkan salam, sampai berperilaku ke teman-teman saya atau ke siapapun, cara makan, cara berpakaian, dan lain-lain.
Tahapan
pengakhiran
14.
pelayanan
Apakah ada perbedaan sebelum &
Ya ada. Perbedaannya
sesudah adik tinggal di YABIM ?
sesudah saya masuk di YABIM ini saya jadi lebih banyak teman.
15.
Apakah ada teman-teman kamu yang
Saya tidak tahu.
pernah kabur/melarikan diri ?
16.
Bagaimana adik bisa betah tinggal di
Karena makan, pendidikan
YABIM ini ?
secara gratis, di beri pakaian.
Nama
: Rudi
Umur
: 15 Tahun
Aktivitas
: Ngamen
Waktu wawancara : 16 Januari 2014, Kamis Wawancara Ketiga
Topik Wawancara
No
Pertanyaan
Jawaban
I. Tahapan Pelayanan Sosial Tahapan Penjangkauan
1.
Bagaimana adik bisa sampai tinggal di
Saya didatangi oleh
rumah singgah ini ?
pekerja sosial, pihak YABIM, Satpol PP, dipangkalan ngamen saya.
2.
Bagaimana pihak Yabim-Depok
Dengan cara pihak
memperkenalkan YABIM kepada adik-
Yabim-Depok, seperti
adik ?
pekerja sosial, memperkenalkan dan mengajak saya untuk tinggal di YABIM.
3.
Tahapan Masuk YABIM
4.
Darimanakah adik bisa mengetahui
Saya mengetahui dari
Yabim ini memiliki Rumah Singgah ?
orang-orang YABIM.
Bagaimana adik bisa sampai masuk ke
Saya dipersilahkan masuk
dalam YABIM ini ?
ke dalam YABIM untuk belajar.
5.
Apa tujuan adik masuk ke dalam YABIM
Tujuan saya masuk ke
ini ?
dalam YABIM ini, karena saya ingin bersekolah dan bekerja untuk membantu
orang tua saya
Tahapan Persiapan
6.
Menerima Kegiatan YABIM
Apa-apa saja persiapan menerima
Tidak ada.
kegiatan adik di dalam Yayasan ini ?
7.
Kegiatan seperti apakah yang kamu ikutin
Design grafis.
di Yayasan ini ?
8.
Tahapan penerimaan
9.
kegiatan YABIM
Kegiatan seperti apakah yang paling kamu
Design grafis, dan
minati di yayasan ini ?
kewirausahaan
Berikan gambaran, proses penerimaan
Saya dipersilahkan masuk
dimana saat kamu masuk dan tinggal di
ke dalam YABIM ini
YABIM ini ?
untuk beradaptasi di dalam lingkungan YABIM.
10.
Apa kegiatan kamu selama di YABIM ini
Pelatihan kewirausahaan.
?
11.
Apakah pekerja sosial atau ketua yayasan
tidak, tetapi dengan
di sini menjelaskan akan tata tertib di
pembina yabim.
YABIM ini ?
12.
Apakah Pekerja Sosial membantu
Ya, bukan hanya pekerja
permasalahan adik ?
sosial saja yang membantu permasalahan saya, tetapi pak nurrohim sudah banyak membantu saya, untuk saya bisa bersekolah dan bekerja membantu orang tua saya.
13.
Apakah adik di bimbing dalam
Ya.
berperilaku ?
Tahapan pengakhiran
14.
pelayanan
Apakah ada perbedaan sebelum &
Ya ada. perbedaannya
sesudah adik tinggal di YABIM ?
sesudah saya masuk di YABIM ini saya menjadi lebih mandiri.
15.
Apakah ada teman-teman kamu yang
Saya tidak tahu.
pernah kabur/melarikaan diri ?
16.
Bagaimana adik bisa betah tinggal di
Karena makan, pakaian,
YABIM ini ?
pendidikannya gratis dan terjamin.
Nama
: Ambar Wati
Umur
: 17 tahun
Aktivitas
: Ngamen
Waktu wawancara : 18 Januari 2014, Sabtu
Wawancara Ke Empat
Topik Wawancara I.
No
Pertanyaan
Jawaban
Tahapan Pelayanan Sosial Tahapan Penjangkauan
1.
2.
Bagaimana adik bisa sampai tinggal di
Saya datang sendiri ke
YABIM ini ?
YABIM.
Bagaimana pihak Yabim-Depok
Dengan cara pihak guru-
memperkenalkan YABIM kepada adik ?
guru lainnya yang ada di YABIM.
3.
Darimanakah adik bisa mengetahui Yabim
Saya mengetahuinya
ini memiliki Rumah Singgah ?
karena saya mengelilingi yabim dan melihat – lihat dalam YABIM.
Tahapan Masuk YABIM
4.
Bagaimana adik bisa sampai masuk ke dalam
Saya dipersilahkan
YABIM ini ?
masuk ke dalam YABIM ini untuk diminta oleh pekerja sosial untuk mengisi data riwayat hidup atau data pribadi saya.
5.
Apa tujuan adik masuk ke dalam YABIM ini
Tujuan saya masuk ke
?
dalam rumah singgah ini, karena saya ingin bersekolah.
Tahapan Persiapan
6.
Menerima Kegiatan
Apa-apa saja persiapan menerima kegiatan
fisik.
adik di YABIM ini ?
YABIM 7.
8.
Kegiatan seperti apakah yang kamu ikutin di
Pelatihan salon dan
Yayasan ini ?
pelatihan batik tulis
Kegiatan seperti apakah yang paling kamu
Pelatihan salon
minati di yayasan ini ? Tahapan penerimaan
9.
kegiatan YABIM
Berikan gambaran, proses penerimaan
Saya dipersilahkan
dimana saat kamu masuk dan tinggal di
masuk ke dalam
YABIM ini ?
YABIM ini, diminta oleh pekerja sosial untuk mengisi data riwayat hidup atau data pribadi saya.
10.
Apa kegiatan kamu selama di YABIM ini ?
Tidak ada.
11.
Apakah pekerja sosial atau ketua yayasan di
Tidak, tetapi di jelaskan
sini menjelaskan akan tata tertib di YABIM
oleh pembina yabim.
ini ?
12.
Apakah Pekerja Sosial membantu
Ya, bukan hanya pekerja
permasalahan adik ?
sosial saja yang membantu permasalahan saya, tetapi pak nurrohim
sudah banyak membantu saya, untuk saya bisa bersekolah dan bekerja membantu orang tua saya.
13.
Apakah adik di bimbing dalam berperilaku ?
Ya saya selalu di bimbing dalam berperilaku juga bersikap.
Tahapan pengakhiran
14.
pelayanan
Apakah ada perbedaan sebelum & sesudah
Ya ada. perbedaannya
adik tinggal di YABIM ?
sesudah saya masuk di YABIM ini saya menjadi lebih dewasa.
15.
Apakah ada teman-teman kamu yang pernah
Saya tidak tahu.
kabur/melarikan diri ?
16.
Bagaimana adik bisa betah tinggal di
Karena makan, pakaian,
YABIM ini ?
pendidikannya gratis.
CATATAN KASUS
A Identitas Klien dan Orangtua Klien 1.
2.
Identitas Klien a. Nama
: YS
b. Tempat/Tanggal Lahir
: Bandung/10 April 1996
c. Jenis Kelamin
: Laki-laki
d. Agama
: Islam
e. Suku
: Sunda
f. Pendidikan
: Kelas SMP
g. Alamat
: Bandung
Identitas Orang Tua a. Ayah 1) Nama
: NH
2) Tempat/Tanggal Lahir
: 49 Tahun
3) Agama
: Islam
4) Suku
: Sunda
5) Pendidikan
: SMA
6) Pekerjaan
: Pengangguran
7) Alamat
: Bandung
b. Ibu 1) Nama
: MMM
2) Tempat/Tanggal Lahir
: 44 Tahun
3) Agama
: Islam
4) Suku
: Sunda
5) Pendidikan
: SMP
6) Pekerjaan
: Buruh Cuci
7) Alamat
: Bandung
KASUS
B Latar Belakang Masalah YS adalah anak ke-4 dari 5 bersaudara dari pasangan Bapak Nandi dan Ibu Mimi. YS dilahirkan di Bandung pada tanggal 10 April 1996. Ayah YS sebelumnya bekerja sebagai anggota TNI namun karena suatu hal, ayahnya diberhentikan dari jabatannya kemudian beralih menjadi tukang reparasi alat elektronik. Ibu YS bekerja sebagai buruh cuci di lingkungan kos-kosan mahasiswa yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Pada akhir agustus 2010, ayah YS pergi meninggalkan istri dan anakanaknya. Awalnya orangtua YS bertengkar karena ayah YS tidak kunjung mendapat pekerjaan dan seluruh kebutuhan keluarga ditanggung oleh Ibunya seorang diri yang hanya mengandalkan upah dari mencuci. Setelah pertengkaran tersebut, ayahnya langsung meninggalkan rumah dan belum kembali hingga saat ini. YS duduk di bangku kelas 1 SMP Pasundan 3 Bandung. YS merupakan murid pindahan dari SMP Pertiwi Bandung. Harusnya YS duduk di bangku kelas 2, namun karena dari sekolah lama tidak ada surat pindah mengharuskan YS mengulangi di bangku kelas 1. Setelah ditelusuri ke sekolah lamanya, YS sudah tidak ada motivasi untuk belajar disekolah tersebut sehingga tanpa ada pemberitahuan kepada pihak sekolah, YS mengundurkan diri. YS mulai mengenali dunia jalanan setahun yang lalu karena mengikuti temannya yang sudah terbiasa untuk mengamen. Untuk sekali mengamen, YS menghasilkan uang Rp. 10.000,00 s.d Rp.15.000,00. Biasanya uang dari hasil mengamennya digunakan untuk membeli perlengkapan dan ongkos sekolah. C Rencana Intervensi Rencana intervensi yang akan diberikan kepada Robby adalah: 1. Bridging Course
4. Penguatan tanggung jawab keluarga
2. Advokasi sekolah
5. Pemberian Nutrisi
3. Aksesibilitas terhadap kebutuhan dasar
D Pelaksanaan Intervensi Sesuai dengan rencana intervensi yang sebelumnya dirancang, pelaksanaan intervensi terhadap YS adalah: 1. Memfasilitasi YS dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di SMP Pasundan 3 Bandung 2. Melakukan advokasi terhadap pihak sekolah mengenai biaya sekolah yang tidak dapat dicover bantuan dari pemerintah. 3. Memfasilitasi YS dalam pembuatan akte kelahiran di Dinas Kependudukan dan Cacatan Sipil. 4. Penguatan tanggungjawab keluarga melalui konseling keluarga supaya terbentuk pemahaman dan kesadaran agar dapat mengakses sumber-sumber yang dapat digunakan untuk pengasuhan anak. 5. Pemberian nutrisi kepada YS yang bertujuan untuk meningkatkan gizi/nutrisi klien. Untuk lebih jelasnya, pelaksanaan intervensi terhadap YS dapat dilihat dalam tabel berikut. E Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan intervensi selama pendampingan terhadap YS adalah : a. YS sudah tidak melakukan aktivitas di jalan. b. YS akan memiliki akte kelahiran. c. Adanya dukungan keluarga terhadap aktivitas yang dilakukan YS.
HASIL PEMBAHASAAN KASUS PELAKSANAAN INTERVENSI PROGRAM KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK (PKSA) Nama Klien : YS
No.
Hari/Tanggal
Tempat
Bentuk Pelayanan
Keterangan
Penguatan tanggung jawab keluarga melalui konseling keluarga. Dihadiri oleh sakti peksos, ibu klien dan klien. 1.
Jum’at/02 Nopember 2012
Rumah Klien
2.
Senin/12 Nopember 2012
Sukajadi
Orangtua menyanggupi untuk Aksesibilitas kebutuhan dasar. Dalam hal ini mengurus surat keterangan dari adalah pembuatan akte kelahiran. Sakti kelurahan dan menyiapkan peksos menjelaskan syarat-syarat materai serta KTP 2 orang saksi pembuatan akte kelahiran. yang satu alamat/kelurahan. Bridging Course Sakti peksos mendampingi ibu klien untuk membeli keperluan sekolah YS, diantaranya adalah: a. Baju seragam SMP seharga Rp.47.500,00,Dana PKSA yang telah b. Celana seragam SMP seharga digunakan adalah sebesar Rp.29.500,00,Rp.442.200.00,c. Baju koko untuk hari jum’at seharga (kuitansi terlampir) Rp.65.000,00,d. 2 pak buku bigboss seharga Rp.59.000,00,e. 2 pulpen seharga Rp.9.000,00,f. 2 pensil 2B seharga Rp.6.000,00,g. Tipe eks seharga Rp.5.500,00,-
3.
Senin/19 Nopember 2012
Rumah Klien dan Disukcapil Kota Bandung
4.
Jum’at/30 Nopember 2012
Rumah Klien
5.
Jum’at/14 Desember 2012
SMP Pasundan 3 Bandung
h. Penghapus seharga Rp.1.500,00,i. Mistar seharga Rp.2.500,00,j. Penyerut seharga Rp.1.700,00,k. Tas sekolah seharga Rp.85.000,00,l. Sepatu dan kaos kaki 3buah seharga Rp.120.000,00,Bridging Course Pemberian transport selama 10 hari terhitung tanggal 20 Nop s.d 01 Des 2012 sebesar Rp.100.000,00,Aksesibilitas kebutuhan dasar. Syarat untuk membuat akte sudah terkumpul. Sakti peksos menyerahkan syarat-syarat tersebut ke disdukcapil. Bridging Course Pemberian transport selama 20 hari terhitung tanggal 02 Des s.d 24 Des 2012 sebesar Rp.200.000,00,Bridging Course Sakti peksos mendampingi Ibu Klien untuk membayar tunggakan SPP selama 6 bulan sebesar Rp.270.000,00.-
Dana PKSA yang telah digunakan sebesar Rp.100.000,00,(kuitansi terlampir)
Dana PKSA yang telah digunakan sebesar Rp.200.000,00,(kuitansi terlampir) Dana PKSA yang telah digunakan sebesar Rp.270.000,00,(kuitansi terlampir)
Total Penggunaan Dana Bantuan PKSA
Rp. 1.012.200,-
Saldo
Rp. 437.800,00,-
INSTRUMEN PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK YAYASAN BINA INSAN MANDIRI - KEMENTERIAN SOSIAL RI
A. IDENTITAS LEMBAGA 1. Nama Lembaga
: Yayasan Bina Insan Mandiri
Alamat lengkap
: Jl.Margonda Raya No. 58 Rt 004/12 Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas – Depok – Jawa Barat : 021 – 92612047
Telp. / e-mail
2. Jumlah relawan/ volunter : 47 Orang Laki Laki
: 23 Orang
Perempuan
: 24 Orang
Sakti Peksos
: 2 Orang
(junior street educator, pendamping, outreach worker, group leader, dll.) 3. Data Penerima Manfaat Program PKSA YABIM-Kementerian Sosial RI : a. Jumlah anak jalanan yang membutuhkan pelayanan
: 767 anak
b. Jumlah anak jalanan yang direncanakan untuk ditangani : 287 anak c. Jumlah anak jalanan yang sedang ditangani
:
91 anak
d. Jumlah anak jalanan yang tinggal di Asrama Mandiri Sementara : 31 anak B. KONDISI AWAL KLIEN Nama Lengkap
: ....................................................................
Nama Panggilan
: ....................................................................
Tempat/Tgl.Lahir/Usia
: ......................................................................
Jenis Kelamin
: Laki Laki / Perempuan
1. Gambaran Fisik Klien Tinggi Badan
: ....................................................................
Berat Badan
: ..................................................................
Warna Kulit
: .....................................................................
Jenis Rambut
: ...................................................................
Ciri Ciri Fisik Lain
: ..................................................................
Agama
: Islam/Kristen/Katolik/Hindu/Budha/Konguchu
Status Dikeluarga
: Anak Ke : ........ Dari ......... Saudara
Golongan Darah
: A/B/O/A
Tinggal Bersama Alamat Rumah
: Ibu-Ayah/Ayah/Ibu/Saudara/...................... : Jl ................................ Kp .......................... RT ........ Rw ...... Kel ................ Kec .......... Kota ...............
Telp. / e-mail
: ....................................................................
Alamat Ortu (Kalau Tidak Bersama Orang Tua) : ...................................... Pendidikan : TK (PAUD)/SD (Paket A)/SMP (Paket B)/SMA (Paket C) Nama Sekolah
: ................................. Kelas .....................
Alamat Sekolah
: ..................................................................
Prestasi/Rangking : ................................................................... Biaya Sekolah
: ...................................................................
Cita Cita
: .............................................................................
Setelah Lulus : (...) Melanjutkan Sekolah/Kuliah (...) Bekerja (...) Wirausaha/ Bisnis Suku Bangsa
:
...................................................................
Minat/Bakat/Hobby
:
...................................................................
Aktivitas Turun Ke Jalan : Pengamen/Pengasong/Ojek Payung/Joki Three In One/Cuci Mobil/Pemulung ............. Mulai Turun Ke Jalan
:
.......................................................................
Penghasilan Per-Hari
:
.......................................................................
Lama Ke Jalan Sehari
:
.......................................................................
Nama Ayah : ..................... (...) Hidup (...) Meninggal (...) Tidak Tahu Tempat/Tgl.Lahir/Usia Nama Ibu
:
....................................................................
: ..................... (...) Hidup (...) Meninggal (...) Tidak Tahu
Tempat/Tgl.Lahir/Usia
:
......................................................................
Pekerjaan Ayah : ..................... Pendapatan : Rp........................ / Bulan Pekerjaan Ibu
: ..................... Pendapatan : Rp........................ / Bulan
Pendidikan Terakhir Ayah : ........................................................................ Pendidikan Terakhir Ibu
: ........................................................................
Ijazah Terakhir : ............................................. (...) Ada (...) Tidak Ada Status Ijazah : (...) Sudah Diserahkan Foto Copy (...) Belum Diserahkan Foto Copy Kesekolah Dengan : (...) Kendaraan (...) Jalan Kaki 1. Alasan Kenapa Turun Ke Jalan [ ] Keinginan Sendiri
[ ] Ikut Ikutan Teman
[ ] Ikut Ikut Saudara
[ ] Dipaksa Orang Tua
[ ] Bantu Orang Tua (Ekonomi) [ ] Cari Makan [ ] Cari Tambahan
[ ] Kecewa Dengan Orang Tua
[ ] Kurang Biaya Sekolah
[ ] Putus Sekolah
[ ] Diterlantarkan Orang Tua
[ ] ……………………………
2. Permasalahan & Kebiasaan Buruk yang masih dialami [ ] Merokok
[ ] Ngelem
[ ] Memeras/Memalak
[ ] Berkelahi
[ ] Berjudi
[ ] Minuman Keras
[ ] Obat Terlarang/Narkotika
[ ] Narkotika
[ ] Mencopet
[ ] Seks Bebas/Diperkosa
[ ] Pelacuran
[ ] Sodomi/Disodomi
[ ] Eksploitasi/Kekerasan Fisik Ortu
[ ] Tidak Diterima Keluarga
[ ] Dirazia
[ ] Kecelakaan Lalu Lintas
[ ] Putus Sekolah/Tidak Ada BIaya
[ ]
1.
……………………
Kondisi Mental Psikologis (Keadaan Emosi, Kondisi Sosial, Gejala Gejala Kenakalan) --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------(lampirkan gambaran ringkas profil anak jalanan hasil pendataan)
2. Gambaran Kasus yang Terjadi Menurut Klien --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------3. Sejarah Keluarga (Klien vs Keluarga) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------C. INPUTS 1. Apakah data file klien mencakup informasi tentang Sudah
Belum
a. Akte Kelahiran
[ ]
[ ]
b. Jamkesmas/da/SKTM
[ ]
[ ]
c. Akte Nikah Ortu
[ ]
[ ]
d. KTP Orang Tua
[ ]
[ ]
e. Kartu Keluarga
[ ]
[ ]
f. Akte Nikah Ortu
[ ]
[ ]
g. Sekolah
[ ]
[ ]
h. Beasiswa
[ ]
[ ]
i. Makanan Tambahan
[ ]
[ ]
2. Anggota Keluarga No
Nama
Umur
Hubungan
Status Perkawinan
Pekerjaan
Pendidikan
Masih sekolah
3. Indeks Kondisi Tempat Tinggal No 1 2 3 4 5 6 7
Indeks Rumah Status Bangunan Jenis atap Dinding Lantai
Kondisi Besar (3), Sederhana (2), Kecil (1) Sendiri (3), Sewa/Kontrak (2), Numpang (1) Bagus (3), Sedang (2), Rusak (1) Genteng Bagus (3), Genteng Biasa (2), Rumbia (1) Tembok (3), Setengah tembok (2), Bambu (1) Keramik (4), Tegel (3), Semen (2), Tanah (1) Tidak Punya Rumah(0) Total Indeks Rumah
Skor
4. Indeks Perbandingan Pendapatan dengan Pengeluaran Keluarga No 1 2 3 4 5 6 7
Pendapatan Ayah Ibu Usaha / Bisnis Kontrakan Anak ............................. ............................. Total Indeks
Jumlah Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Pengeluaran Listrik Telephone/Hp Belanja Harian Uang Jajan Anak Transportasi ............................. .............................
Skor Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
5. Indeks Kepemilikan Asset / Harta Elektronik a. Televisi Ada / Tidak b. VCD/DVD/MP3 Ada / Tidak c. Kulkas Ada / Tidak d. Ricecooker Ada / Tidak e. Kipas Angin Ada / Tidak
Asset Lainnya a. Sofa/Kursi Tamu Ada / Tidak b. Sepeda Motor Ada / Tidak c. Kompor Gas Ada / Tidak d. Komputer Ada / Tidak e. Mesin Cuci Ada / Tidak
6. Waktu Bertemu Dengan Orang Tua ( ) setiap hari ( ) sering ( ) kadang kadang ( ) tidak pernah 7. Prestasi belajar / nilai raport atau Juara Lomba / Keahlian Jenjang pendidikan SD SLTP SLTA
Sebelum PKSA
Sesudah PKSA
Kecenderungan (meningkat/ tetap/ menurun)
8. Pelatihan keterampilan atau Event Kegiatan Lembaga yang diikuti Kegiatan
Lembaga
Pelaksanaan
Lama Waktu
Keterangan
9. Pola makanan Pola makan sebelum PKSA
Pola makan sesudah PKSA
10. Jenis penyakit yang paling sering di derita Klien?
[
] diare
[
] maag
[
] penyakit kulit
[
] pusing/sakit kepala
[
] penyakit kelamin
[
] demam
[
] infeksi saluran pernafasan
[
] pilek/flu
[
] tidak pernah sakit
[
] batuk
[
] lainnya, sebutkan: __________ Jumlah : ………....................
11. Bagaimana proses pengobatan yang dilakukan?
___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 12. Kondisi kesehatan Sebelum mendapat PKSA
Sesudah mendapat PKSA
13. Masalah orang tua yang dapat diatasi Masalah yang ditemukan
Masalah yang dapat diatasi
14. Tanggung Jawab atau Hubungan orang tua dengan anak Tanggung Jawab Orang Tua dg anak sebelum PKSA
Tanggung Jawab Orang Tua dg anak sesudah PKSA
15. Komitmen masyarakat Komitmen masyarakat sebelum PKSA
Komitmen masyarakat sesudah PKSA
16. Sikap & Perilaku Sosial Sebelum Program PKSA
Sesudah Program PKSA
17. Permasalahan dan Kebiasaan Buruk
Kebiasaan Buruk Sebelum PKSA
Kebiasaan Buruk Sesudah PKSA
Petugas Pengumpul Data
Paraf responden
____________________
______________
Catatan proses wawancara Hari/ tanggal wawancara
: ________________
Waktu wawancara dari jam : ____ s.d. jam ____ Tempat / lokasi wawancara Hambatan
: ________________
: __________________________________________
Identitas petugas : _______________________________________ Nama jelas pengumpul data :
_____________ tanda tangan : _________
Nama jelas kordinator lapangan : ___________ tanda tangan : ________
DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL Jl. Salemba Raya No. 28 Tlp. 310.3591 - 310.3655 Data Anak Jalanan 2013 Nama Lembaga
:
Yayasan Bina Insan Mandiri
Alamat Lembaga
:
Jl. Margonda Raya No.58 Terminal Depok
Wilayah
:
Depok DATA ANAK
No
Nama
1.
Khoiron Damaisina
2.
L/P
TTL
DATA ORANG TUA
Pend. Anak
Aktifitas Anak
Lokasi Aktifitas Anak
Umur (th)
Nama Orang Tua
Pekerjaan Orang tua
Alamat Orang Tua
Ayah
Ibu
Ayah
Ibu
14
M.Iksan
Gokasina Sihombin g
Supir
IRT
YABIM
P
Depok, 28 – 10 – 1999
2 SMP
Ngamen
DepokJakarta
Ilham Fajar
L
Jakarta, 4 – 04 – 1997
1 SMA
Ngamen
Depok
16
Yudi Marsudi
Sri Apriyanti
SOR
IRT
YABIM
3.
Andre A Subarga
L
Depok, 7 – 05 – 2002
5 SD
Ngamen
DepokJakarta
11
Rudi
Ratna
Pedagang
IRT
YABIM
4.
Aldi
L
Jakarta, 11 – 06 – 2000
1 SMP
Ojek payung
DepokJakarta
13
Ujang
Tarmini
Buruh
IRT
YABIM
5.
Diana Kusuma W
P
Jakarta, 28 – 05 – 2000
6 SD
Ojek Payung
ITC Depok
13
Subarkah
Rojiah
Pemulung
Pemulung
YABIM
6.
Putri L
P
Jakarta, 6 – 07 – 1999
2 SMP
Ngamen
Depok
14
Saefuddin
Sri Hertati
Tukang Bangunan
IRT
YABIM
KETERANGAN Depok, 08 Maret 2012 1.
Pendidikan
:
SD : 2 Orang SMP : 3 Orang
Sakti Peksos Perlindungan Anak Kemensos RI
Ketua/Pimpinan Yayasan Bina Insan Mandiri
SMA : 1 Orang
2.
Jenis Kelamin
:
Laki –Laki : 3 Orang
Perempuan : 3 Orang
(Nurrohim, amd)
(Siti Habibah. S. Sos. I)
DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL Jl. Salemba Raya No. 28 Tlp. 310.3591 - 310.3655 Data Anak Jalanan 2012 Nama Lembaga
:
Yayasan Bina Insan Mandiri
Alamat Lembaga
:
Jl. Margonda Raya No.58 Terminal Depok
Wilayah
:
Depok DATA ANAK
No
DATA ORANG TUA Nama Orang Tua
Pekerjaan Orang tua
Aktifitas Anak
Lokasi Aktifitas Anak
Umur (th)
Ayah
Ibu
Ayah
Ibu
Alamat Orang Tua
Nama
L/P
TTL
Pend. Anak
1.
Danu Hendrik setiawan
P
Bogor, 04 – 12 – 1998
2 SMP
Ngamen
Psr Kemiri – depok
14
Budiman
Nani Aprilia
Wiraswasta
IRT
YABIM
2.
Kurnia Sandi
P
Depok, 22 – 06 –2001
5 SD
Ngamen
Terminal Depok
11
Martua Butar
Rita Sinaga
Peg Swasta
IRT
YABIM
3.
Khoiron Damaisina
P
Depok, 28 – 10 – 1999
2 SMP
Ngamen
DepokJakarta
14
M.Iksan
Supir
IRT
YABIM
4.
Ilham Fajar
L
Jakarta, 4 – 04 – 1997
1 SMA
Ngamen
Depok
16
Yudi Marsudi
SOR
IRT
YABIM
5.
Andre A Subarga
L
Depok, 7 – 05 – 2002
5 SD
Ngamen
11
Rudi
Ratna
Pedagang
IRT
YABIM
6.
Aldi
L
Jakarta, 11 – 06 – 2000
1 SMP
Ojek payung
13
Ujang
Tarmini
Buruh
IRT
YABIM
DepokJakarta DepokJakarta
Gokasina Sihombin g Sri Apriyanti
7.
Diana Kusuma W
P
Jakarta, 28 – 05 – 2000
6 SD
Ojek Payung
ITC Depok
13
Subarkah
Rojiah
Pemulung
Pemulung
YABIM
8.
Putri L
P
Jakarta, 6 – 07 – 1999
2 SMP
Ngamen
Depok
14
Saefuddin
Sri Hertati
Tukang Bangunan
IRT
YABIM
KETERANGAN Depok, 08 Maret 2012 1.
Pendidikan
:
SD
: 3 Orang
SMP : 4 Orang
Sakti Peksos Perlindungan Anak Kemensos RI
Ketua/Pimpinan Yayasan Bina Insan Mandiri
SMA : 1 Orang
2.
Jenis Kelamin
: Laki–Laki
: 100 Orang
Perempuan : 100 Orang
(Siti Habibah. S. Sos. I)
(Nurrohim, amd)
PERKEMBANGAN PROGRAM KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK JALANAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2011 ( LAPORAN INPRES NO.3 TENTANG PEMBANGUNAN BERKEADILAN KEPADA UNIT KERJA PRESIDEN UNTUK PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN )
Nama LKSA : Yayasan Bina Insan Mandiri Alamat
: Jl. Margonda Raya No. 58 Terminal Depok SUDAH
NO
1
NAMA LKSA
POPULASI ANJAL
KET. BUKU TABUNGAN
MENERIMA
JML
NAMA
BANTUAN
ANAK
BANK
2
3
4
BINA INSAN MANDIRI
549
290
JUMLAH KELUARGA ANJAL BELUM DAPAT DAPAT BANTUAN
5 290
BANTUAN
KATAGORI ANJAL RENTAN
ON OFF
>1 & ANTAR
(AKSES) > 1 JAM
6 BSM CAB. RAWAM NGUN
-
7 290
100
190
JUMLAH WAKTU ANAK DI JALANAN
TINGKAT PENDIDIKAN
REINTREGASI / REUNIFIKASI KELUARGA
AKSES PELAYANAN
PEMANFAATAN BANTUAN
8
9
10
11
12
- 0 jam (tdk ke jalan) : 38 Anak
- Blm Sekolah : 2 Anak
- Bersama Ortu : 33 Anak - Bersama Kerabat : Anak
- Jamkesmas : 20 Anak
- Makanan/Nutrisi : 190 Anak
- 4 jam : 154 Anak
- TK/ TPA/ TBS : - Anak
- 4 - 9 jam : 100 Anak
- SD/Sederajat : 159 Anak SLTP/Sederajat : 89 Anak SLTA/Sederajat : 34 Anak
- > 9 jam Anak
: 0
- Droup Out : 6 Anak
:
- Peralatan Sekolah : 280 Anak
- Bersama Teman : - Anak - Tinggal di RS/Yay : 157 Anak
- Akte Kelahiran : 20 Anak
- Transport Sekolah : 190 Anak
- Raskin : - Anak
- Baju/perl. Mandi : 197 Anak
- Blm Punya : 100 Anak
- PKH Anak
Tempat Tinggal
- BOS 0 Anak
- Pesantren : 23 Anak
:
- Akte Kelahiran : 20 Anak - Kegiatan Agama : 190 Anak
- Lain-Lain Sebutkan : Anak
- Lain-lain Sebutkan : 100 Anak
- Kegiatan OR : 190 Anak - Akses Kesehatan : 20 Anak - Ditabung > 1.5 Jt : 112 Anak - Ditabung < 1.5 Jt : - Anak - Ditabung < 1 Jt : 162 Anak - Ditabung < 500 Rb : 16 Anak - Lainnya : - Anak
Mengetahui
Depok,
2012
Direktur Pelayanan Sosial Anak
Pimpinan LKSA
( ………………………………………… )
( ………………………………………… )
RUANG PKBM YAYASAN BINA INSAN MANDIRI – DEPOK RUANG KELAS YABIM
PERPUSTAKAAN YABIM
RUANG ADMINISTRASI YABIM
RUANG BEKAM, RUQYAH & HERBAL YABIM
KOPERASI YABIM
KLINIK YABIM
BENGKEL YABIM
PROGRAM PKBM YAYASAN BINA INSAN MANDIRI Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Program Sekolah Dasar (Paket A)
Program Sekolah Menengah Pertama (Paket B)
Program Pendidikan Paket C (setara SMA)
Pelatihan Wirausaha
Pengadaan Barang dan Jasa
Percetakan
Kursus
Komputer
Menjahit
Program Tambahan
Pelatihan Batik
Pelatihan Lukis Gombal
Rumah Singgah
Pelatihan Diaroma