POLA KOMUNIKASI TUTOR TERHADAP ANAK JALANAN DALAM PEMBINAAN IBADAH DI YAYASAN BINA INSAN MANDIRI DEPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Indah Dwi Fujiani NIM: 1110051000085
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
POLA KOMUNIKASI TUTOR TERHADAP ANAK JALANAN DALAM PEMBINAAN IBADAH DI YAYASAN BINA INSAN MANDIRI DEPOK
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh Indah Dwi Fujiani NIM: 1110051000085
Pembimbing
Nasichah, MA NIP. 19671126 199603 2 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya nyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Agustus 2014
Indah Dwi Fujiani
ABSTRAK Indah Dwi Fujiani (1110051000085) Pola Komunikasi Tutor terhadap Anak Jalanan dalam Pembinaan Ibadah di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok. Yayasan Bina Insan Mandiri adalah yayasan yang memberikan pendidikan gratis bagi anak jalanan, kaum marjinal dan para dhuafa yang bergerak di bidang pendidikan dan pembinaan. Dalam hal ini pembinaan yang dilakukan oleh tutor terhadap anak jalanan bertujuan agar ibadah mereka sesuai dengan norma agama, maka diperlukan suatu pembinaan yang dapat mencapai tujuan tersebut yaitu salah satunya dengan pembinaan ibadah serta pentingnya pola komunikasi yang digunakan oleh tutor di yayasan tersebut. Untuk mengetahui pola komunikasi yang digunakan oleh tutor dan anak jalanan dalam pembinaan ibadah, maka penulis memaparkan dengan pertanyaan, bagaimana pola komunikasi yang digunakan tutor terhadap anak jalanan dalam pembinaan ibadah di YABIM ? Apakah yang menjadi faktor pendukung, penghambat dalam pembinaan ibadah ? Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi Joseph A. Devito dalam buku “komunikasi antarmanusia” yang mengatakan bahwa ada lima jenis pola komunikasi. Kelima jenis itu adalah pola roda yaitu pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral., pola rantai adalah pola yang hubungan komunikasi garis langsung baik ke atas maupun ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan, pola lingkaran adalah pola yang tidak memiliki pemimpin semua posisinya sama dan pola bintang semua anggota nya berkomunikasi dengan semua anggota. Pola y relatif kurang tersentralisasi di banding dengan struktur roda. Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskripif analisis yaitu menggambarkan sesuatu sesuai dengan fenomena yang ada, dengan menggunakan pengamatan langsung atau observasi yang dilanjutkan dengan wawancara kepada narasumber dan kemudian menggunakan dokumentasi sebagai dokumen aktual dalam penyusunan penelitian ini. Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menyusun data secara sistematis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam melakukan analisa data. Maka hasil yang diperoleh oleh penulis dalam penelitian ini adalah bahwa dalam proses pembinaan ibadah anak jalanan para tutor menggunakan pola roda dan pola bintang. Bentuk komunikasi yang digunakan dalam pembinaan ibadah adalah komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. Adapun hambatannya dari tenaga pengajar (tutor) dan faktor lingkungan. Pola komunikasi yang digunakan para tutor dalam pembinaan ibadah anak jalanan sudah berhasil dan efektif. Ini terbukti dari adanya komunikasi yang terjadi secara dua arah, persamaan makna dari hasil komunikasi yang menunjukan adanya feedback dari komunikan dan efek yang mengarahkan anak-anak untuk beribadah dengan baik dan benar.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim Alhamdulillahirabbil’alaamiin. Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sebab hanya dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi Tutor terhadap Anak Jalanan dalam Pembinaan Ibadah di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada seluruh para pengikutnya. Amin… Dalam menyelesaikan skripsi ini tentu saja tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bimbingannya, juga bantuan dan masukan yang diberikan kepada penulis. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA selalu Rektor Universitas Islam Negeri, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta pembantu dekan dan jajarannya. 3. Rachmat Baihaky, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Fita Fathurokhmah, MA selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam atas motivasi dan perhatiannya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
ii
4. Nasichah, MA selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya guna memberikan arahan, masukan, dan membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang pernah mengajar penulis, terima kasih atas ilmu yang diberikan. Semoga berkah dan selalu bermanfaat. 6. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas yang telah membantu penulis dalam menemukan referensi-referensi untuk skripsi ini. 7. Kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Agus Kusnadi, Ibunda Henny Aeniah yang telah bekerja keras dalam memperjuangkan sekolah anakanaknya, juga nasihat dan motivasi yang selalu diberikan, cinta dan kasih sayangnya serta tak bosan-bosannya memberikan bantuan moril, materil, dengan segala doa dan ridho yang mengiringi setiap langkah penulis. 8. Bapak Nurohim, Bunda Rina, Bunda Wulan, Kak Fida, Kak Mus, Kak Gatot, yang telah banyak membantu penulis memberikan data-data yang diperlukan. Juga untuk seluruh anak binaan Yayasan Bina Insan Mandiri, terima kasih atas pelajaran hidup yang sangat berharga. Semoga Allah senantiasa melindungi kalian. 9. Sahabat terbaik, sahabat perjuangan Alfani Roosy Andini, Izzah Fitriyah, Ardiyat Ningrum, Anita Purnama Sari, Sinta Taryas, Pambayun Menur Seta, Noor Aisyah, Eva Damayanti, Khairunnisa. Atas segala waktu yang telah kita lewati bersama-sama, segala tawa juga candaannya dan mendampingi penulis di kala sedih dan susah selalu bersama. Semoga silahturahmi persahabatan kita akan selalu terjalin dengan baik sampai anak cucu kita nanti.
iii
10. Kanda Hairul Saleh yang telah banyak memberikan dorongan, doa, motivasi, dan semangat hingga terselasaikannya skripsi ini. Terima kasih atas setiap waktu yang telah diluangkan untuk menemani penulis selama ini. 11. Sahabat tersayang dan terbaik Resti Kurnia Nisa Anjar, Rosalina, Thina Agustina yang selalu memberi semangat, dukungan dan tempat curhat di kala sedih dan senang. Sukses untuk kita semua dan semoga persahabatan kita terus abadi selamanya. 12. Teman-teman seperjuangan KPI C angkatan 2010 dan teman-teman KKN ANJAS 2013, atas segala pelajaran kebersamaan dan kerja sama yang telah kalian ajarkan. 13. Kawan-kawan seperjuangan HMJ KPI 2012-2013, DEMAF FIDKOM 20132014, HMI KOMFAKDA, atas segala pelajaran kebersamaan dan kerja sama yang telah kalian ajarkan, apapun bentuk pengabdian yang kita lakukan untuk kampus kita pada saat ini pasti akan kita petik hasilnya pada saat kita terjun di masyarakat nanti, yang penting kita harus ikhlas dan tulus dalam mengabdi. Dengan demikian skripsi ini saya buat sebaik-baiknya, semoga dapat membawa manfaat bagi kita semua yang membacanya terutama dalam memajukan bidang Komunikasi Penyiaran Islam. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan untuk kita semua. Amin Amin ya Rabbal alamin……..!
Jakarta, 10 Agustus 2014
Indah Dwi Fujiani
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ......................................................................................
ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................
8
D. Metodologi Penelitian ...........................................................
9
E. Pedoman Penulisan ............................................................... 15 F. Tinjauan Pustaka................................................................... 15 G. Sistematika Penulisan ........................................................... 16 BAB II
KAJIAN TEORITIS A. Komunikasi dan Ruang Lingkupnya.................................... 19 1. Pengertian Pola .............................................................. 19 2. Pengertian Komunikasi .................................................. 19 3. Unsur-unsur Komunikasi……………………………...
22
4. Jenis-jenis Pola Komunikasi…………………………..
25
5. Bentuk-bentuk Komunikasi…………………………..
28
6. Teknik Komunikasi……………………………………
31
B. Pengertian Tutor................................................................... 32 C. Pembinaan Ibadah ................................................................ 33
v
1. Pengertian Pembinaan………………………………...
33
2. Pengertian Ibadah……………………………………… 34 3. Bentuk-bentuk Ibadah…………………………………. 36 4. Motivasi Ibadah……………………………………… 37 D. Anak Jalanan ........................................................................ 38
BAB III
1. Pengertian Anak Jalanan……………………………...
38
2. Ciri-ciri Anak Jalanan………………………………...
39
3. Penyebab Kenakalan Anak Jalanan…………………..
41
GAMBARAN
UMUM
YAYASAN
BINA
INSAN
MANDIRI A. Sejarah Yayasan Bina Insan Mandiri .................................... 43 B. Letak Yayasan Bina Insan Mandiri ....................................... 47 C. Profil Yayasan ....................................................................... 48 D. Keadaan Fisik dan Fasilitas Lembaga ................................... 51
BAB IV
E. Program Kerja……………………………………………...
52
F. Profil Anak Jalanan Yayasan Bina Insan Mandiri…………
59
G. Profil Tutor dan Relawan…………………………………..
60
H. Sumber Dana Yayasan Bina Insan Mandiri………………..
63
TEMUAN HASIL PENELITIAN A. Pola Komunikasi Tutor
terhadap Anak Jalanan dalam
Pembinaan Ibadah ................................................................ 65 B. Faktor Penghambat Pola Komunikasi dalam Pembinaan Ibadah Anak Jalanan……………….………...................... 84
vi
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................... 87 B. Saran .................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Data Sarana dan Prasarana Yayasan Bina Insan Mandiri………….. 51 Tabel 3.2 : Data Jumlah Siswa PAUD Yayasan Bina Insan Mandiri………..… 53 Tabel 3.3 : Data Jumlah Siswa Sekolah Dasar (Persamaan Paket A)……..…… 54 Tabel 3.4 : Data Jumlah Siswa SMP (Persamaan Paket B)…………………….. 55 Tabel 3.5 : Data Jumlah Siswa SMA (Persamaan Paket C)……………………. 56 Tabel 3.6 : Data Anak Jalanan YABIM Berdasarkan Usia…………………….. 59 Tabel 3.7 : Data Anak JalananYABIM Berdasarkan Pendidikan………………. 60 Tabel 3.8 : Data Relawan dan Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri…………….. 61
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir dan ditakdirkan sebagai makhluk sosial, makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, makhluk yang membutuhkan antara satu dengan yang lainnya untuk bertahan hidup. Manusia membutuhkan orang lain untuk bekerja, tolong menolong, dan juga untuk saling melengkapi demi kelangsungan hidupnya. Berlandaskan hal inilah disadari atau tidak maka proses komunikasi pun terjadi. Komunikasi lah yang dapat menghubungkan antara orang yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi amat berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya komunikasi maka mustahil manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Ditinjau dari sudut pandang agama pun komunikasi di anggap mempunyai peran vital dalam kehidupan umat manusia. Allah SWT berfirman: Artinya: “Hai
manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS.Al.Hujuraat:13) Dalam berkomunikasi tentunya memiliki tata cara dan aturan, sehingga
manusia harus bisa menerapkan aturan dan etika dalam berkomunikasi agar setiap apa yang hendak ia sampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh lawan
1
2
komunikasinya, selain itu agar setiap perkataannya tidak menyakiti perasaan orang lain karena Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan bahasa sehingga sudah barang tentu cara berkomunikasinya pun beraneka ragam. “Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan)”.1 Komunikasi bukan sekedar tukar menukar pikiran serta pendapat saja akan tetapi kegiatan yang dilakukan untuk berusaha mengubah pendapat dan tingkah laku orang lain.2 Komunikasi akan berhasil dan berjalan dengan baik apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dapat diterima dan dapat dipahami dengan baik sehingga terjadi persamaan pemahaman diantara keduanya. Dengan demikian komunikator dapat mempengaruhi komunikan. Komunikator dapat mempengaruhi orang lain untuk mengubah sikap sesuai dengan pesan yang dikemukakan, sehingga orang lain mengikutinya atau mengubah sikapnya (perilakunya). Hal ini yang membuat pola komunikasi sebagai penunjang dan penentu dari keberhasilan sebuah komunikasi dapat berjalan dengan baik. Bicara mengenai pola komunikasi maka ada beberapa pola komunikasi yang dapat digunakan dalam berkomunikasi, yaitu pola komunikasi, roda pola komunikasi lingkaran, pola komunikasi rantai dan pola komunikasi bintang, pola y, Semua pola komunikasi ini dapat digunakan dalam setiap proses komunikasi
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya,2001), cet. Ke-1, h. 4. 2 H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000) h. 26.
3
berlangsung tentunya dalam penggunaannya disesuaikan oleh kondisi dan faktor lapangan saat proses komunikasi berlangsung. Penerapan pola komunikasi yang tepat menghasilkan keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi sehingga setiap pesan dapat diterima dan dipahami oleh setiap pelaku komunikasi itu sendiri. Proses komunikasi tidak hanya berlangsung pada seseorang yang berada di rumah atau di kantor, tetapi juga berlangsung di jalanan pada anak jalanan. Keberadaan anak jalanan sudah lazim kelihatan pada kota-kota besar di Indonesia, seperti halnya di Jakarta dan Depok. Saat ini di Indonesia, jumlah penduduk miskin semakin meningkat jumlahnya sebagai akibat dari krisis ekonomi. Dampak dari meningkatnya jumlah penduduk miskin tersebut menyebabkan sebagian dari anak-anak mereka yang masih di bawah umur turut bekerja membantu menambah keuangan keluarga. Kebanyakan anak-anak tersebut bekerja di jalan-jalan sebagai pengasong Koran, rokok, permen, penjual jasa payung, joki three in one dan sebagainya. Anak-anak tersebut yang biasa dikenal dengan anak jalanan.3 Setiap anak yang lahir, ia berhak mendapat pendidikan dari orang tua ataupun seorang pembimbing tentang ibadah. Sosok pembimbing atau yang disebut dengan tutor disini, sangat dibutuhkan oleh seorang anak jalanan, jika mereka tidak memiliki orang tua yang mendidik dan memberikan pengajaran kepadanya. Karena dalam islam setiap anak Adam berhak mendapat pembinaan dan pendidikan dan dipandang suci dan mulia. Anak jalanan sebagaimana pada umumnya manusia mempunyai akal yang berkemampuan untuk mengetahui baik 3
L. Moeliono. Anak jalanan: Antara Kerentanan dan Ketahanan (Sisi lain Fenomena Sosial Jakarta). Modul Seminar PMKRI. 1997, h.6.
4
dan buruk. Untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani ataupun rohani seorang manusia tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus kerja sama dengan orang lain, hal ini karena keterbatasan kemampuan berfikir manusia dan juga karena keterbatasan kemampuan fisik maupun psikis.4 Fungsi yang sangat penting sebagai seorang tutor disini yaitu berkomunikasi dalam menanamkan serta membina keagamaan yang baik bagi anak-anak jalanan di Yayasan. Yayasan Islam sesuai dengan fungsinya sebagai lembaga pendidikan, tempat untuk mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama islam yang menerapkan pentingnya moral keagamaan.5 Di dalam agama islam ibadah menempati posisi yang penting, karena ibadah merupakan salah satu pokok ajaran agama. Ibadah adalah “suatu kegiatan atau perbuatan yang dilakukan untuk memenuhi berbagai kehidupan dunia, yang disertai niat mencari ridha Allah, serta dijalankan dengan memperhatikan normanorma keagamaan”.6 Pembinaan ibadah bertujuan untuk menuntun anak jalanan agar meniru akhlak yang ditunjukan Allah lewat Rasul-Nya dan agar anak tidak mengalami penyimpangan perilaku sehingga akan memiliki akhlak yang terpuji. Peranan komunikasi dalam kehidupan pembinaan ibadah sangat penting, bahkan komunikasi ketika dipandang dalam arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai proses transformasi atau pertukaran berita atau pesan. Tetapi komunikasi dikatakan sebagai kegiatan individu dan kelompok, mengenai tukar menukar data, ide, dan wawasan. Maka komunikasi memiliki fungsi dalam setiap sistem sosial 4
Anwar Masy’ari, Akhlak Al-Qur’an (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990) h.4. Mastufu, Prinsip Pendidikan Pesantren (Jakarta: Inis, 1994), h. 55. 6 H. Baihaqi A,K, Fiqh Ibadah (Bandung: Mas Bandung, 1996), cet ke-1, h. 31. 5
5
tidak terkecuali komunikasi yang efektif akan mendatangkan kemajuan dalam dunia pendidikan. Pandangan anak jalanan yang berkeliaran di jalanan, terminal maupun di lampu merah untuk mencari nafkah sudah tidak asing lagi, karena mereka menghabiskan waktunya di jalanan. Kehidupan di jalanan yang serba bebas dan pada umumnya mereka tidak terdidik dan tanpa keahlian tertentu, sehingga sangat potensial mereka melakukan tindakan kriminal yang mengakibatkan dapat meresahkan
masyarakat.7
Semuanya
itu
disebabkan
karena
kurangnya
pengetahuan tentang pendidikan agama. Padahal anak seusia mereka harus dibina ibadahnya agar tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang serba bebas yang menyebabkan mereka melakukan perbuatan yang kurang baik, dan dapat membahayakan diri mereka sendiri atas perbuatan yang kurang baik tersebut. Yayasan Bina Insan Mandiri atau yang biasa disebut dengan Sekolah Master (Masjid Terminal) Depok lahir berawal dari rasa keprihatinan terhadap adanya gejala perubahan sosial masyarakat yang semakin terlihat nyata di Kota Depok. Salah satu gejala perubahan sosial masyarakat yang teramati adalah keberadaan anak-anak jalanan, terlantar dan menggelandang atau mengamen, mengasong, di fasilitas-fasilitas umum masyarakat yang ada di Kota Depok. Fasilitas-fasilitas umum yang keberadaan mereka dapat dengan mudah terlihat adalah masjid, pasar, jalan raya serta terminal dan stasiun yang letaknya relatif
7
L. Moeliono. Anak jalanan: Antara Kerentanan dan Ketahanan (Sisi lain Fenomena Sosial Jakarta). Modul Semnar PMKRI. 1997, h.8.
6
mudah untuk dijangkau ataupun menjangkau pusat Kota Jakarta. Anak-anak tersebut rata-rata tidak bersekolah.8 Salah seorang yang termasuk memiliki rasa keprihatinan akan keberadaan anak-anak jalanan di Kota Depok adalah Bapak Nurohim. Dengan melihat keberadaan mereka yang tidak mengeyam pendidikan, maka timbul pemikiran untuk membentuk sebuah wadah pendidikan gratis bagi anak-anak jalanan yang terlihat di sekitar Kota Depok tersebut. Untuk mewujudkan pemikirannya itu diawali dengan mendirikan sebuah Yayasan Bina Insan Mandiri. Sebuah yayasan yang berawal dari emperan masjid Al-Mutaqin Terminal Kota Depok, dengan ruang gerak bidang pendidikan, pembinaan, bakti sosial, dakwah, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.9 Munculnya Yayasan Bina Insan Mandiri anak jalanan mendapatkan perhatian dan pendidikan yang layak. Mereka juga mendapatkan bimbingan dan pembinaan pendidikan terutama dalam masalah ibadah agar kelak menjadi kader muslim budi pekerti yang luhur yang sesuai dengan aturan-aturan Islam. Oleh karena itu didorong rasa tanggung jawab pendidik terutama dalam pendidikan agama Islam, cara alternatif yang dirasa cukup efektif bagi anak jalanan adalah dengan memberikan pendidikan agama islam yang berkaitan dengan masalah ibadah mereka agar tidak hanya sekedar teori saja tetapi juga agar dapat dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam memberikan pengarahan dan pembinaan kepada anak jalanan agar mereka mau menerima dan menjalankan apa yang para tutor berikan tidak mudah. Karakteristik anak jalanan yang biasa hidup bebas di jalanan tanpa adanya aturan, 8
Wawancara Pribadi dengan Nurrohim, Ketua YABIM, Depok 10 Agustus 2014 Wawancara Pribadi dengan Nurrohim, Ketua YABIM, Depok 10 Agustus 2014
9
7
membuat mereka sukar untuk mengendalikan diri dan tidak memiliki kepedulian terhadap kepentingan terhadap kepentingan atau kebutuhan lingkungannya (asosial).10 Untuk itulah terkait dengan kondisi di atas diperlukan adanya pola komunikasi yang tepat dan efektif untuk melakukan sebuah pembinaan terhadap anak jalanan. Selaras dengan uraian dan latar belakang di atas dan mengingat pentingnya bagaimana sebuah lembaga yang harus memiliki suatu cara untuk memberikan atmosfir yang baik kepada anak didiknya, agar mereka dapat menjadi pribadi yang baik serta menjunjung nilai-nilai keagamaan dalam hal ini tentang ibadah kepada Allah SWT. Hal ini yang membuat penulis tertarik mengambil penelitian di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok, dengan mengangkat judul skripsi : “Pola Komunikasi Tutor terhadap Anak Jalanan dalam Pembinaan Ibadah di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penelitian ini penulis fokuskan pada pembinaan ibadah
anak jalanan di Yayasan Bina Insan
Mandiri Depok dengan menggunakan teori pola komunikasi roda dan pola komunikasi bintang. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah di atas, agar lebih terfokus maka penelitian merumuskan masalah sebagai berikut :
10
Wawancara Pribadi dengan Mustami’in, Tutor YABIM, Depok, 15 Juli 2014
8
a. Bagaimana pola komunikasi yang digunakan tutor terhadap anak jalanan dalam pembinaan ibadah di Yayasan Bina Insan Mandiri ? b. Apakah yang menjadi faktor penghambat dalam pembinaan ibadah anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pola komunikasi apa yang digunakan oleh tutor terhadap anak jalanan dalam pembinaan ibadah di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok. b. Untuk mengetahui faktor penghambat apa saja yang dialami oleh tutor terhadap anak jalanan dalam pembinaan ibadah di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat akademis Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada semua kalangan yang terkait dan menambah khazanah kepustakaan tentang pola komunikasi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Dengan adanya penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah referensi atau perbandingan bagi studi Ilmu Komunikasi dan Psikologi Komunikasi.
9
b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan dan sumbangsi keilmuan komunikasi dan dakwah bagi para praktisi pendidikan, komunikasi dan dakwah yakni sebagai salah satu upaya membentuk komunikasi yang efektif dan secara intensitas. dengan adanya penelitian ini dapat ditemukan pola komunikasi yang efektif dalam upaya membina ibadah pada anak khususnya anak jalanan. Secara praktis penelitian ini manfaatnya adalah sebagai kontribusi pemikiran dalam membina ibadah anak jalanan khususnya dalam lingkungan di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok, lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maupun lingkungan akademisi lain dan masyarakat pada umumnya. D. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari orang yang menghasilkan hipotesis dari penelitian lapangan.11 Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa penelitian, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Peneliti bertindak hanya sebagai pengamat, hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatat dalam buku observasinya.12
11
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.15. 8 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h.4.
10
Dalam pelaksanaannya penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.13 1. Subjek dan Objek Penelitian Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan (purposive sampling).14 Dalam menentukan subjek penelitian ini, peneliti memilih subyek penelitian yang menurut peneliti dapat memberikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun subjek utama dalam penelitian ini adalah Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) yang meliputi ketua yayasan, koordinator bidang keagamaan dan 4 tutor. Pemilihan subjek ini dilakukan karena mereka memiliki perhatian, pengetahuan serta perannya dalam membina ibadah anak jalanan. subjek pendukung dalam penelitan ini adalah anak jalanan yang berada di YABIM. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah pola komunikasi terhadap pembinaan ibadah di Yayasan Bina Insan Mandiri. Dalam wawancara mendalam peran informan tetap menjadi sentral, walaupun kadang informan berganti-ganti. Penentuan informan dilakukan secara purposive yaitu
13
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.3. 14 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), cet. Ke-26, h.4.
11
menggunakan subjek penelitian yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian.15 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Bina Insan (YABIM), yang beralamat di Jl. Margonda No. 58 Terminal Terpadu Depok, 16431, Jawa Barat. Pemilihan lokasi Depok di dasarkan pada 4 D dalam penelitian, yaitu data, date, daya dan dana.16 Pertama, data atau informasi mudah untuk didapatkan karena sudah mempunyai link dan izin dari yayasan tersebut. Selanjutnya date atau waktu penelitian yang tersedia sesuai dengan waktu yang dibutuhkan. Ketiga, daya yang ditempuh tidak terlalu jauh dan memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian. Keempat, dana yang dibutuhkan untuk penelitian tidak terlalu besar karena jangkauan tempat yang mudah dicapai sehingga memberikan keringanan bagi peneliti. Adapun waktu penelitian berlangsung sejak 13 Juni s.d 10 Agustus 2014. 3. Teknik Pengumpulan Data Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah : a. Observasi Observasi yaitu pengamatan secara sistematis dan analisa yang memegang peranan penting untuk meramalkan tingkah laku sosial,
15
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2007) hal.108. 16 Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: UIN Press, 2006), cet. Ke-1, h.123.
12
sehingga hubungan antara satu peristiwa dengan yang lainnya menjadi jelas.17 Observasi atau pengamatan yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Dalam hal ini penulis mengamati bagaimana proses pola komunikasi yang dilakukan tutor dengan anak jalanan dalam pembinaan ibadah yang dilakukan setiap hari di Yayasan Bina Insan Mandiri. b. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Berbentuk tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara disebut interviewer yaitu yang mengajukan pertanyaan, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewe yang memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.18 Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan ketua Yayasan Nurohim, koordinator bidang keagamaan Muhamad Gatot, dan para tutor di Yayasan Sri Wulan, Fida Aininisa, Mustami’in, Rina Herawati dan anak jalanan Adam, Regi, Dede, Andre, Maulana di Yayasan Bina Insan Mandiri. Wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara agar setiap pertanyaan terarah. Adapun pertanyaan dalam wawancara yang dilakukan yaitu terkait dengan pola komunikasi yang
17
Syamsir Salam, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Press,2006), h.31. Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.186. 18
13
dilakukan dalam pembinaan ibadah dan termasuk didalamnya tentang bentuk dan media komunikasi dan hambatan yang dialami. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Ini dilakukan untuk memperoleh data-data mengenai hal yang akan diteliti, dan juga yang berhubungan dengan objek penelitian. Terkait dengan masalah yang diteliti, maka dokumen yang dikumpulkan adalah bahan-bahan tertulis yang berasal dari bukubuku, surat keputusan, laporan kerja, web-site dan media massa. 4. Teknik Analisis data Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpetasikan. Dalam menganalisa data, peneliti mengolah data dari hasil observasi dan wawancara, data tersebut disusun dan dikategorikan berdasarkan hasil wawancara, dokumen maupun laporan, yang kemudian dideskripsikan ke dalam bentuk bahasa yang mudah dipahami.19 Teknik analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Tahap pertama adalah reduksi data, peneliti mencoba memilah data yang relavan dengan pola komunikasi tutor dan anak jalanan dalam pembinaan ibadah. b. Tahap kedua adalah penyajian data, setelah data mengenai pola komunikasi tutor dan anak jalanan dalam pembinaan ibadah diperoleh, 19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), cet. Ke-2, h. 78.
14
maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, tabel dan sebagainya. c. Tahap ketiga adalah penyimpulan atas apa yang disajikan. 5. Teknik Keabsahan Data Keabsahan data merupakan konsep penting dalam sebuah penelitian kualitatif. Untuk menentukan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan di dasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan, keteralihan, ketergantungan, dan kepastian.20 Adapun kredibilitas dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi, hal ini dapat dicapai dengan jalan. a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, misalnya untuk mengetahui respon anak jalanan setelah mengikuti program pembinaan ibadah dengan cara sharing atau menanyakan langsung kepada anak jalanan. b. Membandingkan keadaan dan perspektif sesorang dengan pendapat atau pandangan orang lain, misalnya peneliti membandingkan jawaban yang diberikan tutor YABIM dengan jawaban yang diberikan oleh ketua YABIM. c. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan dengan pembinaan ibadah anak jalanan.
20
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 324.
15
E. Pedoman Penulisan Adapun teknik penulisan dalam penelitian ini adalah menggunakan “pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development and Assurance) uin Syarif Hidayatullah, 2007.21 F. Tinjauan Pustaka Penulisan sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian tentang pola komunikasi telah dilakukan oleh mahasiswa terutama mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi di antaranya: a. “Pola Komunikasi KH. Mahmudi dalam Pembinaan Santri Di Pondok Pesantren Al-Mubarok Serang Banten” karya Muhamamad Fathullah tahun 2008. Ia menggunakan metode penelitiannya yaitu kualitatif deskriptif. Skripsinya membahas pola komunikasi KH Mahmudi dalam membina santri di pondok pesantren Al-Mubarok yang cenderung menggunakan
komunikasi
pola
roda
serta
menggabungkan
dua
komunikasi persuasif dan instruktif/koersif, yang diterapkan pondok AlMubarok terhadap santri. b. “Pola Komunikasi Guru Agama dan Murid di SMP An-Nurmaniyah Ciledug Tangerang” tahin 2009 karya Laily Syahidah. Ia menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitatif. Skripsi ini membahas tentang bagaimana pola komunikasi guru dalam belajar mengajar di SMP AnNurmaniyah, sebatas pada guru agama dan murid di dalam kelas III. 21
Hamid Nasuhi dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (CeQDA (Center For Quality Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah,2007), pertama
16
c.
“Pola Komunikasi Dokter terhadap Pasien dalam Proses Penyembuhan di Klinik Makmur Jaya” karya Putri Rachmania. Skripsi tersebut membahas tentang pola komunikasi dokter terhadap proses penyembuhan pasien dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan cara-cara dialogis dan mengupayakan perubahan psikologis dan perilaku pasien.
d. “Pola Komunikasi Ibu dan Anak dalam Penanaman Nilai-nilai Keagamaan Pada Anak Usia Prasekolah di Asrama Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat” karya Ekawati tahun 2008. Skripsi ini membahas tentang bagaimana pola komunikasi yang diterapkan oleh para ibu terhadap anaknya dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan di asrama suku dinas pemadam kebakaran Jakarta Barat. Perbedaan dari keempat penelitiaan di atas dengan yang akan peneliti lakukan adalah dapat dilihat dari subjek, objek dan lokasi penelitian. Subjek yang diambil oleh peneliti sendiri adalah Tutor, Subjek pendukungnya Anak Jalanan dan objeknya adalah pola komunikasi dalam pembinaan ibadah, dan yang akan menjadi sasaran penelitian adalah Yayasan Bina Insan Mandiri Depok. G. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini penulis bagi menjadi lima bab yang pada masingmasing bab dibagi kedalam sub-sub dengan penulisan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Terdiri atas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,
17
pedoman penulisan, tinjauan kepustakaan dan sistematika penulisan. BAB II
TINJAUAN TEORITIS Berisi tentang, pertama ruang lingkup komunikasi yang terdiri dari pengertian pola, pengertian komunikasi, pengertian pola komunikasi,
unsur-unsur
komunikasi,
jenis-jenis
pola
komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi, teknik komunikasi. Kedua pengertian Tutor. Ketiga pengertian pembinaan ibadah, bentuk-bentuk ibadah. Keempat pengertian anak jalanan. BAB III
GAMBARAN UMUM YAYASAN BINA INSAN MANDIRI DEPOK Bagian ini memuat tentang Profil Yayasan Bina Insan Mandiri yang terdiri dari Sejarah Yayasan Bina Insan Mandiri, Letak Yayasan, Profil Yayasan, Struktur Organisasi, Visi dan Misi, Tujuan dan sasaran, Keadaan fisik dan Fasilitas Lembaga, Program-program, keadaan sarana prasaranan, program kerja, Profil anak jalanan,
Profil tutor dan relawan, Sumber dana
Yayasan. BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA DATA Berisi tentang pola komunikasi tutor terhadap anak jalanan dalam pembinaan ibadah, faktor penghambat dalam pembinaan ibadah anak jalanan.
18
BAB V
PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian, saransaran yang berkaitan dengan pola komunikasi tutor terhadap anak jalanan dalam pembinaan ibadah di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok.
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Komunikasi dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian Pola Kata pola komunikasi dibangun oleh dua suku kata yaitu pola dan komunikasi. Sebelum kita membahas tentang pola komunikasi, kita harus mengetahui apa itu pola dan apa itu komunikasi. Pola dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, “pola” berarti bentuk, atau sistem1. Sedangkan kata pola dalam kamus Ilmiah popular artinya model, contoh atau pedoman (rancangan).2 Namun dalam pembahasan ini, maka kata pola lebih cocok sebagai bentuk, karena memiliki keterkaitan dengan kata komunikasi. Pola pada dasarnya adalah sebuah gambaran tentang sebuah proses yang terjadi dalam sebuah kejadian tersebut, dengan tujuan agar dapat meminimalisasikan segala bentuk kekurangan sehingga dapat diperbaiki. Akan tetapi dalam pembahasan ini pola yang dimaksud ialah bentuk komunikasi yang terjadi dalam suatu masyarakat. 2. Pengertian Komunikasi Secara etimologis, kata komunikasi dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai pengiriman pesan atau berita.3 Kata “komunikasi” 1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai pustaka, 2002),edisi ketiga h. 885. 2 Puis A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Jakarta: Arkola, 1994), h. 605. 3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.454.
19
20
menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, perkataan ini bersumber pada kata communis yaitu sama, dalam arti sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal.4 Sedangkan secara terminologis berarti “proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain”.5 Menurut Onong Uchjana Effendy dalam Kamus Komunikasi, komunikasi berarti “proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai panduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan dan sebagainya, yang dilakukan melalui media, dengan tujuan mengubah sikap pandangan atau perilaku.”6 Menurut
Everett
M.
Rogers
yang
dikutip
oleh
Roudhonah
mengemukakan bahwa komunikasi adalah “proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”. Stephen W. Littlejohn yang dikutip oleh Morissan mengatakan bahwa: communication is difficult to define. The word is abstract and, like most terms, prosses numerous meanings (komunikasi sulit untuk didefinisikan). Kata “komunikasi” bersifat abstrak, seperti kebanyakan istilah, memiliki banyak arti).7
4
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), cet. Ke-6, h. 3-4. 5 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), cet. Ke-6, h.4. 6 Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung: Mandar maju 1989), cet. Ke-1, h. 60. 7 Morissan, Teori Komunikasi (Bogor: PT. Ghalia Indonesia, 2009), cet. Ke-9, h.4.
21
Menurut James Komunikasi ialah “perbuatan atau proses penyampaian suatu gagasan dan informasi dari seseorang kepada orang lain”.8 Menurut Gunadi komunikasi adalah “proses kegiatan manusia yang diungkapkan melalui bahasa lisan dan tulisan, gambar-gambar, isyarat bunyi-bunyian, dan bentuk kode lain yang mengandung arti dan dimengerti oleh orang lain”.9 Syaiful Bahri Djamrah mengatakan bahwa “pola komunikasi dapat dipahami sebagai bentuk atau struktur hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses pengiriman pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami”.10 Dari semua pengertian komunikasi di atas, penulis menyimpulkan pengertian dari pola komunikasi bahwa pola komunikasi adalah suatu bentuk atau struktur bagaimana seorang komunikator menyampaikan pesan kepada seorang komunikan sehingga komunikan memahami setiap pesan yang disampaikan agar dapat menghasilkan suatu persamaan makna antara komunikator dengan komunikan. Karena komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Dengan komunikasi manusia berinteraksi dengan sesama, saling mengenal dan menjalin hubungan baik yang diharapkan sehingga manusia dapat melakukan perannya sebagai makhluk sosial. Menurut Steward L. Tubbis dan Silvia Mess, sebagaimana dikutip oleh Jalaludin Rahmat dalam bukuya “Psikologi Komunikasi” ia menguraikan komunikasi yang baik dan efektif tentunya memiliki ciri-ciri yaitu : 8
James G. Robbin, Komunikasi yang Efektif (Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 1995), h.1. Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1998), cet. Ke01, h. 69. 10 Syaiful Bahri Djamrah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga (Sebuah Perspektif Pendidikan Islam) (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h.1. 9
22
a. b. c.
d. e.
Pengertian yaitu komunikator dapat memahami, mengenai pesanpesan yang disampaikan kepada komunikan. Kesenangan yaitu menjadikan hubungan yang hangat dan akrab serta menyenangkan. Mempengaruhi Sikap yaitu dapat mengubah sikap orang lain sehingga bertindak sesuai dengan kehendak komunikator tanpa merasa terpaksa. Hubungan sosial yang baik yaitu menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi. Tindakan yaitu membuat komunikan melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan pesan yang diinginkan”.11 Adapun yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut adalah
manusia. Oleh karena itu komunikasi yang dimaksudkan pada umumnya adalah “komunikasi manusia” atau human communication, yang sering pula disebut dengan komunikasi sosial, komunikasi antarpribadi atau komunikasi kemasyarakatan. 3. Unsur-unsur Komunikasi Dari pengertian komunikasi sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, dapat dilihat adanya sejumlah unsur-unsur komunikasi yang merupakan syarat terjadinya proses komunikasi. Unsur-unsur dalam komunikasi adalah sebagai berikut: a.
Komunikator (Communicator) Komunikator disebut juga sebagai encoder, yakni seseorang yang
memformulasikan pesan yang akan disampaikannya kepada komunikan, ia merupakan unsur yang sangat menentukan, karena ia memilah pesan,
11
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. Ke-15, h. 13-15.
23
media dan efek yang diharapkan dalam proses komunikasi. Komunikator juga disebut sources atau sumber.12 Dalam peranannya sebagai seorang komunikator tentunya seorang komunikator tersebut memiliki beberapa syarat yang diperlukan, berikut adalah syarat yang diperlukan: 1) Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya 2) Memiliki keterampilan dalam berkomunikasi 3) Memiliki daya tarik, dalam arti komunikator memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan sikap atau penambahan pengetahuan bagi atau pada diri komunikan.13 b.
Message (Pesan) Pesan yaitu “sebuah gagasan atau ide, informasi, pengalaman yang
telah dituangkan baik berupa kata-kata, lambang, isyarat, tanda-tanda atau gambar untuk disebarkan kepada pihak lain”.14 c. Feed back Yaitu
umpan
balik,
yakni
tanggapan
komunikan
apabila
tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. Jadi feed back atau umpan balik adalah respon atau tanggapan dari komunikan atas apa yang telah disampaikan oleh komunikator. d.
12
Media (Media)
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 18. H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), cet. Ke-2, h. 93-94. 14 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 46. 13
24
Media adalah saluran atau sarana
yang digunakan oleh
komunikator untuk mentransformasikan pesan kepada komunikan. Kata media itu sendiri berasal dari medium. Arti secara harfiahnya ialah perantara, penyampai dan penyalur.15 Bisa juga diartikan sebagai sarana yang dipakai untuk memberikan feedback dari komunikan kepada komunikator. Dalam berkomunikasi tentunya terdapat banyak media yang digunakan oleh komunikator maupun komunikan ini mengandung makna bahwa komunikasi bisa dilakukan melalui berbagai macam media bahkan kata-kata dan bahasa tubuh itu sendiri pada hakikatnya merupakan media. Konteks ini bisa disebut face to face atau direct communication (komunikasi langsung). Terdapat beberapa ciri komunikasi langsung yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. e.
Arus pesan dua arah Dilakukan secara tatap muka Frekuensi feed back tinggi Selectif exposure Jangkauan terhadap pesan sangat cepat Efeknya adalah perubahan sikap.16
Encoding, yaitu penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke
dalam bentuk lambang atau suatu usaha komunikator dalam menafsirkan pesan yang akan disampaikan kepada komunikan agar komunikan dapat memahaminya.
15
Endang Lestari dan Maliki, Komunikasi Yang Efektif, Bahan Ajar Diklat Prajabatan Golongan III (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 003). h.8. 16 Endang Lestari dan Maliki, Komunikasi Yang Efektif, Bahan Ajar Diklat Prajabatan Golongan III (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 003). h.9.
25
f. Efek berupa hasil akhir komunikasi, yaitu : ”sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan”.17 Keberhasilan suatu komunikasi dapat terlihat jika sikap dan tingkah laku seorang komunikan sesuai dengan pesan yang disampaikan. 4. Jenis-Jenis Pola Komunikasi Menurut Joseph A. Devito di dalam bukunya “Komunikasi Antarmanusia” ada lima pola komunikasi, yaitu komunikasi pola roda, pola rantai, pola lingkaran, pola bintang, pola Y.18 Berikut adalah gambar dari kelima pola tersebut: a. Pola Roda Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral dan berpengaruh dalam proses penyampaian pesannya yang mana semua informasi yang berjalan harus terlebih dahulu disampaikan kepada pemimpin.
B
E
A
C
D Gambar 2.1: Gambar Pola Roda 17
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek), h. 18-19. Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, Penerjemah Agus Maulana (Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group, 2011), Edisi Ke-5, h. 382. 18
26
Dari
gambar
di
atas,
bisa
dijelaskan
bahwa
seseorang
berkomunikasi pada banyak orang, yaitu B, C, D, dan E. Komunikasi ini cenderung bersifat satu arah tanpa adanya reaksi timbal balik. b. Pola Rantai Dalam pola rantai jaringan komunikasi terdiri dari lima tingkatan dalam jenjang hirarkinya dan hanya dikenal komunikasi sistem arus keatas (upward) dan ke bawah (downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya
suatu
penyimpangan.
Dalam
artian
seseorang
(A)
berkomunikasi pada seseorang yang lain (B) dan seterusnya ke (C), ke (D), dan (E). A
B
C
D
E
Gambar 2.2: Gambar Pola Rantai
c.
Pola Lingkaran Pola lingkaran yakni hampir sama dengan pola rantai, namun orang
terakhir (E) berkomunikasi pula kepada orang pertama (A).
A E
B
D
C
Gambar 2.3: Gambar Pola Lingkaran
27
Dalam pola lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Semua nya berhak dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkomunikasi dengan orang yang berada di sisi mereka. d.
Pola Bintang Pola bintang yakni semua anggota berkomunikasi dengan semua
anggota.19 Pola bintang merupakan gabungan dan pengembangan dari pola lingkaran yang mana terjadi interaksi timbal balik antara anggota komunikasi tanpa mengenal siapa yang menjadi pimpinan sentralnya. Semua anggotanya memiliki hak dan kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya.
A
E
B
D
C
Gambar 2.4: Gambar Pola Bintang
e.
Pola Y Pola ini kurang tersentralisasi di bandingkan dengan pola roda,
akan tetapi lebih tersentralisasi di bandingkan dengan pola lainnya. Pola Y juga memiliki pimpinan yang jelas dalam proses aliran informasi. Dan anggota ini mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. 19
H.A,W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000) h. 102-103.
28
Ketiga anggota lainnya memiliki komunikasi yang terbatas, hanya dengan satu orang lainnya.20 A
B
C
D
E Gambar 2.5: Pola Y
5. Bentuk-bentuk Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy “komunikasi memiliki empat macam bentuk yang berbeda keempat macam bentuk itu di antaranya adalah: komunikasi pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan komunkasi media”.21 a.
Komunikasi Pribadi (Personal Communication) Komunikasi pribadi ini dibagi dua jenis komunikasi yaitu
komunikasi intrapersonal dan komunikasi antarpersona keduanya memiliki pengertian sebagai berikut: 1) Komunikasi Intrapribadi (Intrapersona Communication) Komunikasi intrapersonal dapat diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang proses terjadinya dengan diri sendiri. Suatu proses
20
Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, Penerjemah Agus Maulana (Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group, 2011), Edisi Ke-5, h. 382-383. 21 Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, Penerjemah Agus Maulana (Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group, 2011), Edisi Ke-5, h. 7.
29
pengolahan informasi yang melalui panca indra atau sistem syaraf yang ada di dalam diri seseorang. Dalam hal ini seseorang memiliki peran ganda baik berperan sebagai komunikator dan berperan sebagai komunikan dalam dirinya sendiri. Menurut Ronald L. Applbaum di kutip oleh Onong Uchjana Efendy mendefinisikan bahwa “komunikasi intrapribadi sebagai komunikasi yang berlangsung di dalam diri kita sendiri dan kegiatankegiatan mengamati dan memberi makna (intelektual dan emosional) kepada lingkungan kita.”22 Jika seseorang mampu melakukan komunikasi ini dengan baik itu berarti seseorang tersebut telah mampu mengenal dirinya sendiri maka dapat dikatakan ia telah menjadi manusia yang seutuhnya. 2) Komunikasi Antarpribadi (Interpersona Communication) Komunikasi antarpribadi merupakan proses sosial di mana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana diungkapkan oleh Devito yang dikutip oleh Alo Liliweri dalam bukunya “komunikasi antarpribadi”, bahwa komunikasi antarpribadi merupakan “pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpaun balik yang langsung”.23 Komunikasi antarpersona
adalah “komunikasi yang proses
terjadinya melibatkan dua belah pihak atau lebih yaitu komunikator 22
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), h.58. 23 Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi (Bandung: Citar Aditya Bakti, 1991), h. 12.
30
dan komunikan. Di bandingkan dengan komunikasi lain komunikasi ini di anggap yang paling efektif karena komunikasi terjadi secara langsung atau bertatap muka sehingga pesan yang disampaikan dapat langsung didiskusikan”.24 b.
Komunikasi Kelompok (Group Communication) Komunikasi kelompok (group communication) adalah komunikasi
sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua.25 Komunikasi kelompok dibedakan menjadi dua yaitu kelompok kecil dan kelompok besar. Kelompok kecil (small group) adalah “kelompok komunikan yang dalam situasi komunikasi terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan verbal, dengan kata lain komunikator dapat melakukan komunikasi antarpribadi dengan salah satu anggota”.26 Di bandingkan dengan komunikasi kelompok besar, komunikasi kelompok kecil lebih bersifat rasional. Ketika menerima suatu pesan dari komunikator,
komunikan
menanggapinya
dengan
lebih
banyak
menggunakan pikiran dari pada perasaan. Kelompok besar (large group) dalam kelompok besar situasi yang ada sangat berbeda dengan situasi yang terjadi di dalam kelompok kecil. Dalam hal ini komunikasi antarpribadi yang terjadi sangat kecil
24
Onong Uchjana Effendy, Imu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), cet. Ke-3, h.60. 25 Onong Uchjana Effendy, Imu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), cet. Ke-3, h.75. 26 Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi (Bandung: PT. Rosdakarya, 2007). h.55.
31
kemungkinannya. Hal ini terjadi karena begitu banyaknya individu yang berkumpul sehingga pertukaran informasi tersebut sulit berjalan. Dalam hal memberikan tanggapan kepada komunikator, maka tanggapannya bersifat emosional.27 c.
Komunikasi Massa Dalam bukunya “Dinamika Komunikasi” Onong Uchjana Effendy
mengatakan komunikasi massa adalah “komunikasi yang terjadi melalui media massa modern seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. Kita sudah dapat melihat bahwa komunikasi massa satu arah (one way traffic)”.28 d.
Komunikasi medio Komunikasi medio adalah komunikasi yang pada pelaksanaannya
menggunakan media sebagai sarana untuk menyampaikan pesan seperti komputer, surat, telepon, poster, spanduk, pamflet, brosur, dan telegram. 6.
Teknik Komunikasi Dalam berkomunikasi tentunya tidak hanya terjadi begitu saja.
Diperlukan teknik-teknik yang tepat dalam berkomunikasi hal ini yang akan menjadi penunjang keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi. Ada beberapa teknik komunikasi yang diklarifikasi sebagai berikut : a.
27
Komunikasi Persuasif
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi (Bandung: PT. Rosdakarya, 2007). h.55-56. 28 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), cet. Ke-2, h.8.
32
Berisikan bujukan, yaitu membangkitkan pengertian dan kesadaran bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan perubahan sikap, perubahan sikap yang dimaksud adalah atas kehendak sendiri atau kesadaran diri. b.
Komunikasi koersif Penyampaian pesan yang bersifat memaksa menggunakan sanksi-
sanksi yang akan dikenakan apabila tidak dilaksanakan. c.
Komunikasi Informatif Bersifat
memberikan
ketegangan-ketegangan
(fakta-fakta)
kemudian komunikan mengambil keputusan atau kesimpulan sendiri. d.
Hubungan Manusiawi (Human Relations) Hubungan ini dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan-
hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian, dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia. B.
Pengertian Tutor Tutor adalah orang yang memberi pelajaran (membimbing) kepada
seseorang atau sejumlah kecil siswa dalam pelajarannya.29 Tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar siswa dapat efesien dan efektif dalam belajar. Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial dikenal sebagai tutor. Tutor dapat berasal dari guru atau
29
hal. 1022.
Dedy Sugono dkk, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2008)
33
pengajar, pelatih, pejabat struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya dalam belajar dikelas. 30 Secara singkat pengertian tutor dapat diartikan sebagai orang yang memberikan tutorial atau tutoring adalah bimbingan yang dapat berupa bantuan, petunjuk, arahan, ataupun motivasi baik secara individu maupun kelompok dengan tujuan agar siswa dapat lebih efesien dan efektif dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.31 C. Pembinaan Ibadah 1.
Pengertian Pembinaan Secara etimologis, kata pembinaan berasal dari bahasa Arab yaitu :
Bina” yang artinya “bangun”.32 Dalam kamus Bahasa Indonesia kata “Pembinaan berarti membina, memperbaharui, perbuatan, penyempurnaan, pembaharuan usaha, tindakan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.33 Menurut Mangunhardjana pembinaan adalah “suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang belum dimiliki, dengan tujuan membantu orang yang menjalaninya, untuk membetulkan dan mengembangkan
30
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru: Konsep dan Strategi (Bandung: PT. Mandar Maju,1991) h.73. 31 Winkel W.S. Psikologi Pengajaran (Jakarta:PT. Grafindo, 1996) h.401. 32 Peter Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h.1993. 33 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Bulan Bintang, 1997),h. 23.
34
pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup yang sedang dijalani secara lebih efektif.”34 Secara meningkatkan,
terminologi
pembinaan
menyempurnakan,
adalah
mengarahkan,
“usaha dan
memperbaiki,
mengembangkan
kemampuan untuk pengembangan demi mencapai tujuan agar sasaran pembinaan mampu menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sebagai pola kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun sosial masyarakat.”35 2. Pengertian Ibadah Adapun pengertian-pengertian ibadah, di antara lain yaitu: “Ibadah secara bahasa dalam Eksiklopedi Islam yang berarti “mematuhi, tunduk, dan berdoa”. Sedangkan menurut istilah Ibadah adalah kepatuhan atau ketundukan Dzat yang memiliki puncak keagungan, Tuhan Yang Maha Esa, Ibadah mencakup segala bentuk kegiatan (perbuatan dan perkataan) yang dilakukan pada setiap mukmin muslim dengan tujuan untuk mencari keridhaan Allah SWT”.36 Dalam pengertian umum, ibadah adalah “Kegiatan atau perbuatan yang dilakukan untuk memenuhi berbagai kehidupan dunia, yang disertai niat mencari ridha Allah, serta dijalankan dengan memperhatikan norma-norma keagamaan”.37 “kamus Besar Bahasa Indonesia memberi arti ibadah sebagai perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan mematuhi larangan-Nya.” Atau dengan 34
Mangunhardjana, Pembinaan Arti dan Metodenya (Yogyakarta: Kanisius, 1986), h.
11. 35
Proyek Penerangan Bimbingan Khutbah/Dakwah Islam, Pembinaan Rohani Pada Wanita (Jakarta: Departemen Agama, 1948), h.8. 36 H. Baihaqi A.K. Fiqh Ibadah (Bandung: Mas Bandung, 1996), cet ke-1, h. 31. 37 Dede Rosyada, Hukum Islam Dan Pranata Sosial (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), cet ke-4, h. 65.
35
kata lain “Segala usaha lahir dan batin, sesuai dengan perintah Tuhan, untuk mendapatkan kebahagiaan dan keselarasan hidup, baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun terhadap alam semesta”.38 Selain definisi di atas, ibadah juga mempunyai beberapa definisi antara lain: a) “Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanaan perintah-Nya melalui lisan para Rasulnya”. b) “Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi”. c) “Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang batin”.39 Di samping itu, ibadah dalam pengertian tak terbatas pada masalah ritual saja tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan dalam hubungannya dengan individu dan sosial, ritual yang dilandasi oleh ajaran Islam setelah itu ibadah juga bertujuan agar manusia mempunyai sifat yang terpuji, baik hubungannya dengan Allah maupun sesama manusia serta lingkungannya.40 “Ibadah adalah hak Allah yang wajib dipatuhi. Maka manusia tidak diwajibkan beribadah kepada selain Allah, karena hanya Allah sendiri yang berhak menerimanya, karena Allah sendiri yang memberikan nikmat yang paling besar kepada makhluknya, yaitu hidup, wujud dan segala yang berhubungan dengannya”.41
38
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 364. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 31-32. 40 Muhammad Qutub, Sistem Pendidikan Islam (Bandung: PT. Al-Ma‟arif, 1984), h. 2139
22. 41
Zurinal Z dan Aminuddin, Fiqh Ibadah (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008) h. 32.
36
Dengan demikian dapat di simpulkan, bahwa pembinaan ibadah adalah tindakan yang dilakukan dengan memperoleh hasil yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam sebagai bukti ketaatan kepada Tuhan-Nya, dengan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Selain itu, dengan beribadah seorang hamba akan selalui merasa dekat dengan Allah, bahkan dapat menolong batinnya dari kesusahan. 3. Bentuk-bentuk Ibadah Menurut Abdul rahman Ritonga dalam bukunya “Fiqh Ibadah”, ditinjau dari segi bentuknya, ibadah dibagi mejadi dua macam, yaitu: “Ibadah mahdhah adalah ibadah yang ketentuan dan cara pelaksanaannya secara khusus ditetapkan oleh Nash Al-Quran dan Hadits, seperti Sholat, zakat, puasa dan haji. Dan ibadah „Ammah adalah semua perbuatan yang dilakukan dengan niat baik dan sematamata karna Allah SWT. Seperti makan dan minum, amar makruf nahi munkar, berlaku adil, berbuat baik kepada orang dan sebagainya”.42 Ibadah khassah atau biasa disebut dengan ibadah mahdhah adalah segala jenis ibadah yang tata caranya diterapkan oleh Allah SWT (khusus) atau tersebut. Sedangkan ghoiroh mahdhah atau ibadah ammah adalah segala jenis ibadah kepada Allah dalam pengertian luas semua perbuatan yang berhubungan dengan Allah SWT, semua manusia, dan alam lingkungan, misalnya berdzikir kepada Allah, menolong orang yang kesusahan sesuai dengan kemampuan kita. Selain itu, menurut Ahmad Djazuli ibadah Khassah juga biasa disebut dengan ibadah mahdhah yang artinya:
42
A. Rahman Ritonga, Fiqh Ibadah (Jakarta: Gaya Media Pratama: 2002), cet ke-2, h. 62.
37
“hubungan manusia dengan Tuhannya, yaitu hubungan yang akrab dan suci antara seorang muslim dengan Allah SWT, yang bersifat ritual (peribadatan), seperti shalat, zakat, puasa, dan haji”.43 4. Motivasi Ibadah Motivasi merupakan penggerak utama dalam suatu pekerjaan. Karena itu besar kecilnya motivasi untuk mengerjakan suatu pekerjaan tergantung pada besar kecilnya motivasi terhadap pekerjaan tersebut. Suatu pekerjaan jika dikerjakan dengan gairah yang kecil akan kecil pula keberhasilannya. Dengan demikian, apabila orang-orang mukmin menginginkan ibadah mereka berhasil dengan baik, maka mereka harus mempunyai motivasi yang besar bagi ibadahnya tersebut. Menurut Syahminan Zaini dalam buku “Problematika Ibadah dalam Kehidupan Manusia”, diungkapkan beberapa motivasi beribadah, yaitu: 1) Karena tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk beribadah. 2) Karena manusia sudah berjanji untuk taat kepada Allah. 3) Karena bahagia yang di inginkan., karena manusia harus kembali ke negeri asalnya.44 Motivasi yang pertama adalah suatu keharusan, jika sesuatu itu berlaku atau dipakai sesuai dengan tujuan penciptaannya. Manusia, karena tujuan penciptaannya adalah beribadah kepada Allah, maka ia harus memenuhi seluruh pribadi dan kemampuannya untuk taat kepada Allah. Motivasi kedua adalah bahwa sewaktu manusia di alam arwah dahulu sudah mengadakan perjanjian dengan-Nya dengan cara berdialog. Allah 43
Ahmad Djazuli, Kaidah-Kaidah Fiqih (Jakarta: Kencana, 2007), Ed. 1. Cet.2 h. 114. Syahminan Zaini, Problematika Ibadah dalam Kehidupan Manusia ( Jakarta: Kalam mulia, 1989), h. 80. 44
38
bertanya kepada roh-roh manusia. “Bukanlah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan Kami), kami menjadi saksi”. Maka konsekuensi dari perjanjian tersebut adalah manusia harus mentaati Allah, yaitu melakukan perintah Allah untuk beribadah karena beribadah bagi manusia adalah untuk memenuhi janjinya sendiri kepada Allah. Apabila tidak beribadah kepada Allah, maka mereka disebut penghianat. Motivasi
yang
ketiga
adalah
setiap
manusia
menginginkan
kebahagiaan yakni bahagia untuk pribadi dan keluarga. Jika cinta akan bahagia, maka manusia harus bahagiakan pula saudara-saudara lainnya, saling menguatkan bagaikan satu tubuh yang apabila satu anggota tubuhnya sakit, maka anggota tubuh lainnya merasakan sakit pula. Bahagia itu akan dicapai dengan jalan berkorban dan beribadah, maka dari itu apabila mereka ingin bahagia maka mereka harus beribadah.45 D. Anak Jalanan 1. Pengertian Anak Jalanan Untuk memahami anak jalanan secara utuh, kita harus mengetahui definisi anak jalanan. Departemen Sosial RI mendefinisikan anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya. UNICEF memberikan batasan tentang anak jalanan, yaitu : “street child are those who have abandoned their homes, school and immediate 45
Syahminan Zaini, Problematika Ibadah dalam Kehidupan Manusia ( Jakarta: Kalam mulia, 1989), h. 85.
39
communities before they are sixteen years of age, and have drifted into a nomadic street life” anak jalanan merupakan anak-anak berumur di bawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat terdekatnya, larut dalam kehidupan yang berpindah-pindah di jalan raya.46 Menurut Bagong Suyanto dalam bukunya “Masalah Sosial Anak” bahwa anak jalanan adalah anak-anak yang tersisih, marginal, dan teralienasi dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relatif dini sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat.47 Adapun menurut Roostin Ilyas mengatakan anak jalanan adalah anakanak yang bukan di jalanan tetapi mereka hidup disitu.48 Jadi, anak jalanan adalah anak yang berumur di bawah 16 tahun yang sebagian besar waktunya di jalanan untuk mencari nafkah dan larut dalam kehidupan yang berpindah-pindah. 2. Ciri-ciri Anak Jalanan Anak jalanan yang menjadi penerima terbagi kedalam empat kelompok, 1) Anak jalanan yang hidup di jalanan, cirinya adalah : a. Putus hubungan atau lama tidak bertemu dengan orang tuanya minimal setahun yang lalu. b. Berada di jalan seharian dan meluangkan 8-10 jam untuk bekerja. Sisanya untuk menggelandang/tidur. 46
H.A Soedijar, Intervensi Psikososial (Jakarta: Depsos, 1998), h.16. Bagong Suyanto, Masalah Anak Sosial (Jakarta: Kencana, 2010), cet. Ke-1, h.185. 48 Rooestin Ilyas, Anak-anak di Jalanan (Jakarta: Pensil, 2004), h.324. 47
40
c. Bertempat tinggal di jalan dan tidur di sembarang tempat seperti took, jembatan, taman, terminal, stasiun. d. Tidak bersekolah lagi. e. Pekerjaannya mengamen, mengemis, pemulung, dan serabutan yang hasilnya untk diri sendiri. f. Rata-rata berusia di bawah 16 tahun. 2) Anak jalanan yang bekerja di jalanan, cirinya adalah : a. Berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya, yakni pulang secara periodik misalnya seminggu sekali, sebulan sekali, dan tidak tentu. Mereka umumnya berasal dari luar kota yang bekerja di jalanan. b. Berada di jalan sekitar 9 s/d 12 untuk bekerja, sebagian mencapai 16 jam. c. Bertempat tinggal dengan cara mengontrak sendiri atau bersama tempat kerjanya di jalan. Tempat tinggalnya umumnya kumuh yang terdiri orang-orang sedaerah. d. Tidak bersekolah lagi. e. Pekerjaannya menjual Koran, pengasong, pencuci bis, pemulung sampah, penyemir sepatu, dll. Bekerja merupakan kegiatan utama setelah putus sekolah terlebih diantara mereka harus membantu orang tuanya karena miskin, cacat, atau tidak mampu lagi. f. Rata-rata usianya dibawah 16 tahun. 3) Anak yang rentan menjadi anak jalanan, cirinya adalah:
41
a. Setiap hari bertemu dengan orang tuanya (teratur). b. Berada di jalanan sekitar 4 s/d 6 jam untuk bekerja. c. Tinggal dan tidur bersama orang tua/wali. d. Masih bersekolah. e. Pekerjaannya menjual koran, pengamen, alat tulis, kantong plastik, menyemir sepatu, pengamen dll. Untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan orang tuanya. f. Usianya rata-rata dibawah 14 tahun. 4) Anak jalanan berusia 16 tahun ke atas, cirinya adalah: a. Terdiri dari anak jalanan yang sudah putus hubungan dan yang berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya. b. Berada di jalan dari 8 s/d 24 jam, kadang hanya beberapa jam, kadang berada seharian di jalanan. c. Mereka telah tamat SD atau SLTP, namun sudah tidak bersekolah lagi. d. Pekerjaannya tidak tetap, seperti calo, mencuci bis, menyemir sepatu, hasilnya digunakan untuk dirinya maupun memenuhi kebutuhan orang tuanya. Kebutuhan mereka adalah pekerjaan yang tetap. 3. Penyebab Kenakalan Anak Jalanan Pokok utama dari pada timbulnya kenakalan anak-anak terutama disebabkan dari pada kelalaian para orang tua. Dalam masa seperti sekarang ini banyak orang tua lebih mengutamakan pekerjaan di luar rumah dari pada
42
pendidikan terhadap anak-anaknya.49 Secara fenomenologis tampak bahwa gejala kenakalan timbul dalam masa pubertas/pancaroba, di mana jiwa dalam keaadaan labil, sehingga mudah terserat oleh lingkungan seorang anak tibatiba menjadi nakal, tetapi menjadi nakal karena beberapa saat setelah dibentuk oleh lingkungannya termasuk kesempatan yang di luar kontrol yaitu: a. Lingkungan keluarga yang pecah, kurang perhatian, kurang kasih sayang karena masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri (termasuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari). b. Situasi yang menjamukan dan membosankan, padahal tempat tersebut mestinya dapat merupakan faktor penting untuk mencegah kenakalan bagi anak-anak (termasuk lingkungan yang kurang rekreatif). c. Lingkungan masyarakat yang tidak/kurang menentu bagi prospek kehidupan masa mendatang, seperti masyarakat yang penuh spekulasi, korupsi, manipulasi, gossip, isu-isu negatif/ destruktif, perbedaan terlalu mencolok antara si kaya dan si miskin dan sebagainya.50
49
Koestoer Pertowisastro, Dinamika Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 1983), cet. I, h.
50
Koestoer Partowisastro, Dinamika Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 1983), cet I, h.
65. 93.
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN BINA INSAN MANDIRI A. Sejarah Yayasan Bina Insan Mandiri Yayasan Bina Insan Mandiri atau yang biasa disebut dengan Sekolah Master (Masjid terminal) Depok lahir berawal dari rasa keprihatinan terhadap adanya gejala perubahan sosial masyarakat yang semakin terlihat nyata di kota Depok. Salah satu gejala perubahan sosial masyarakat yang teramati adalah keberadaan anak-anak jalanan, terlantar, dan menggelandang atau mengamen, mengasong, di fasilitasfasilitas umum masyarakat yang ada di kota Depok. Fasilitas-fasilitas umum yang keberadaan mereka dapat dengan mudah terlihat adalah masjid, pasar, jalan raya serta terminal dan stasiun yang ketaknya relatif mudah untuk dijangkau ataupun menjangkau pusat kota Jakarta. Anak-anak tersebut rata-rata tidak bersekolah. Salah seorang yang termasuk memiliki rasa keprihatinan akan keberadaan anak-anak jalanan di kota Depok adalah Bapak Nurrohim. Bapak Nurohim seorang pengusaha sembako di kawasan terminal Depok terteguh oleh pemandangan seharihari di tempat usahanya yang selalu dijadikan tempat mangkal para pengamen yang sering mengetik gitar dan peralatan mengamen lainnya di warung miliknya. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua YABIM, Bapak Nurrohim: “Awalnya saya prihatin liat kondisi hari itu banyak anak-anak usia sekolah yang putus sekolah dan tidak bisa sekolah, sementara kita tahu Depok ini sebenarnya kota pendidikan, Iconnya kota Pendidikan, kota jasa, kota pemukiman yang nuansanya religi, kota perdagangan, perguruan tinggi juga banyak di sekitar
43
44
kota depok, tapi tadi di sisi lain justru banyak anak-anak usia peserta didik yang belum terakomodir belum bisa terlayani yang putus sekolah banyak, yang tidak sekolah juga banyak. Jadi, berangkat dari keprihatinan ini akhirnya saya menggagas adanya sebuah pendidikan alternatif, pendidikan yang bisa menampung mereka-mereka yang masih usia masih usia sekolah juga, jadi mereka masyarakat marginal yang memang harus mendapatkan pelayanan, jadi pendidikan itu kan hak untuk semua tanpa terkecuali, kalo kita saling menyalahkan ga ada habisnya, akhirnya kita menggagas ini dengan modul pendidikan non formal dan informal pendidikan kesetaraan, jadi kita bikin lembaga namanya PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Bina Insan Mandiri, berhubung rahim kegiatan ini adanya di emperan masjid terminal akhirnya menjadi brand sekolah master ya dari situ, jadi rahim kegiatan sekolah master atau PKBM Bina Insan Mandiri yang di bawah naungan Yayasan Bina Insan Mandiri ini dari emperan masjid terminal yang saya rekrut dari beberapa divisi mahasiswa dan remaja masjid di masjid terminal itu sendiri.1 Bapak Nurrohim yang saat itu selain sebagai penjual sembako aktif dalam organisasi kepemudaan yaitu sebagai pengurus ikatan Pemuda dan remaja Masjid AlMuttaqin terminal Depok. Tergugah untuk membuat sesuatu untuk memberikan pendidikan kepada mereka dengan mengadakan pesantren kilat bagi anak-anak jalanan. Selain pesantren kilat, anak-anak jalanan juga diberikan pendidikan membaca, tulis dan berhitung (calistung), berawal dari pesantren kilat ini bapak Nurrohim beserta rekannya yaitu Poerwandiono, Toni, dan Masrudi mendirikan kelompok belajar untuk anak-anak jalanan serta anak-anak dari keluarga miskin di wilayah Depok dan sekitarnya dengan memanfaatkan sebagian tempat di Masjid Terminal untuk kegiatan belajar mengajar, dan menampung anak jalanan. Karena kegiatan tersebut dilakukan di Masjid terminal, maka lembaga ini lebih dikenal dengan 1
Wawancara Pribadi dengan Pak Nurrohim, Ketua PKBM Bina Insan Mandiri, Depok, Senin 10 Agustus 2014.
45
sebutan Sekolah Master (Masjid Terminal). Master inilah yang menjadi cikal bakal Yayasan Bina Insan Mandiri. Sebuah yayasan yang berawal dari emperan masjid AlMutaqin Terminal kota Depok, dengan ruang gerak bidang pendidikan, pembinaan, bakti sosial, dakwah, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Bermodal pendekatan secara manusiawi yang dilakukan bapak Nurrohim dan rekan-rekannya kepada anak jalanan, banyak anak jalanan yang bersedia mengikuti kegiatan belajar di master yang pada awalnya berjumlah 20 orang. Seiring semakin banyaknya anak binaan yang didampingi oleh sekolah master, akhirnya bapak Nurrohim bersama rekannya berusaha untuk membangun sebuah gedung yang sederhana dengan memanfaatkan lahan seluas 5000m2. Dari lahan tersebut 3000 m2 di antaranya adalah tanah fasum-fasum terminal dengan hal pakai yang telah diserahkan Pemda Depok ke Yayasan Bina Insan Mandiri, ditambah tanah waqaf seluas 2000m2 yang sudah menjadi hak milik. Di mulai dari masjid dan sekarang telah mempunyai 15 lokal kelas termasuk kontainer di tanah wakaf yang di mulai dari 1000m2 secara bertahap telah mencapai 3500m2. Dahulu, lingkungan sekitar masjid berupa tempat-tempat prostisusi dan tempat bermain billiard. Setelah turunnya keputusan pemerintah untuk membersihkan area tersebut dari praktek perjudian dan prostisusi, banyak rumah-rumah di sekitar masjid yang ditinggalkan oleh penghuninya. Pelajar di master yang pada awalnya berjumlah 20 orang.
46
Pak Nurrohim mengaku bahwa pada awal terbentuknya YABIM, sangat sulit untuk mengajak masyarakat bergabung. Awalnya mereka (masyarakat) agak apatis. Mereka curiga karena kan banyak yang mempermainkan orang miskin. Tapi setelah melakukan pendekatan dan beri pemahaman, akhirnya mereka mengerti dan bersedia dibina. Dengan motivasi yang kuat untuk membentuk masyarakat yang cerdas, mandiri, kreatif dan berbudi pekerti yang luhur PKBM Bina Insan Mandiri memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak jalanan, kaum marjinal dan para dhu’afa melalui pendidikan kesetaraan dan terbuka. Tercatat 1200 warga belajar yang sedang mengenyam pendidikan di PKBM Bina Insan Mandiri, mereka begitu antusias untuk mendapatkan hak-hak pendidikannya yang selama ini terabaikan. Kehadiran PKBM Bina Insan Mandiri telah menyelamatkan pendidikan siswa/siswi yang terancam tidak dapat melanjutkan pendidikannya dasar, menengah dan pendidikan atas. Sasaran utama dari sekolah ini awalnya adalah anak jalanan, namun semakin mahalnya biaya pendidikan menjadikan pengurus membolehkan anak-anak dari keluarga miskin menjadi siswa sekolah Master juga. Karena untuk bersekolah di sini tidak dipungut biaya sepeserpun, jadi siapapun bisa mengakses pendidikan. Seperti yang diungkapkan Bapak Nurrohim saat diwawancarai: “Sasarannya memang kita fokus di anak jalanan, anak terlantar, anak berkebutuhan khusus, dan anak cacat dan anak-anak yang berhadapan dengan hukum jadi kita menjangkau yang tidak terjangkau, melayani yang tidak terlayani, jadi dengan modul pendidikan ini harus ada pendidikan yang khusus
47
yang sesuai dengan karakteristik sesuai dengan citra dan psikologis anak itu sendiri mereka tidak bisa diseragamkan harus masuk formal semua, yang pertama dari segi karakter dan dari segi kesempatan jadi itu yang menjadi konsen perhatian kita.”2 Kehadiran Yayasan Bina Insan Mandiri di terminal Depok sangatlah membantu dalam mencerdaskan anak bangsa dan merealisasikan harapanharapannya. Paling tidak dengan adanya PKBM dan Yayasan Bina Insan Mandiri pembelajaran secara garis dapat memberikan solusi dari permasalahan masyarakat yang menjadi beban pemerintah. Sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat marjinal untuk tidak dapat mengenyam pendidikan. Tantangan PKBM Bina Insan Mandiri ialah mampu membentuk masyarakat yang mandiri, kreatif, dan berakhlak mulia sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. B. Letak Yayasan Bina Insan Mandiri Yayasan Bina Insan Mandiri terletak di dalam wilayah terminal tepatnya di samping fly over Depok. lokasi PKBM YABIM terletak di jantung kota Depok yaitu di jalan Margonda Raya No. 58. Lokasi ini dekat dengan Plaza Depok, yaitu di depan pintu utama stasiun Depok Baru. Pada awalnya kegiatan belajar mengajar dilakukan di serambi masjid terminal, maka saat ini sekolah ini di kenal dengan nama atau sebutan Sekolah Master (Sekolah Masjid Terminal).
2
Wawancara Pribadi dengan Pak Nurrohim, Ketua PKBM Bina Insan Mandiri, Depok, Senin 10 Agustus 2014.
48
C. Profil Yayasan 1. Struktur Organisasi Sebagai sebuah organisasi PKBM YABIM memiliki struktur yang memadai, struktur ini disusun berdasarkan kebutuhan lembaga. Bagan 1 Pengorganisasian Yayasan Bina Insan Mandiri
49
BAGAN II Struktur Pengorganisasian Yayasan Bina Insan Mandiri
2. Visi dan Misi Yayasan Bina Insan Mandiri a. Visi Meningkatkan sumber daya muslim untuk menyiapkan kebangkitan umat menuju umat yang sejahtera di bawah naungan Al-Quran dan Sunnah. b. Misi
50
1. Menyiapkan masyarakat yang mandiri, handal melalui keterampilan tepat guna dan berhasil guna berdasarkan Al-Quran dan sunah. 2. Menyelenggarakan
pendidikan
gratis
dan
berkualitas
sehingga
meningkatkan kualitas Sumber Daya Muslim. 3. Memberikan pelayanan di bidang kesehatan, sosial dan ekonomi yang berorientasi pada peningkatan taraf hidup masyarakat muslim yang dhua’fa. 3. Tujuan dan sasaran a) Tujuan Umum Meningkatkan kecerdasan bangsa menuju masyarakat yang mandiri dan berbudi pekerti. b) Tujuan Khusus 1. Menyiapkan masyarakat yang mandiri 2. Menyiapkan insan yang handal melalui keterampilan tepat guna dan berhasil. c) Sasaran umum 1. Para pemuda potensial yang memiliki keinginan untuk belajar. 2. Masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah yang belum dan sadar akan pentingnya baik formal maupun non formal.
51
3. Masyarakat yang tidak mampu yang terdiri dari anak jalanan, pengamen, pengasong dan kaum dhua’fa.3 D. Keadaan Fisik dan Fasilitas Lembaga Fasilitas yang tersedia di Yayasan Bina Insan Mandiri merupakan salah satu faktor pendukung bagi efektifitas kegiatan belajar mengajar bagi anak-anak. Maka dari di Yayasan Bina Insan Mandiri ini disediakan berbagai fasilitas seperti ruang belajar, asrama, media olahraga, tempat ibadah dan ruang kesehatan. Tabel 3.1 Data Sarana dan Prasarana Yayasan Bina Insan Mandiri Tahun 2013/20144 No.
Sarana
Jumlah
Keterangan
1.
Ruang Kelas
15
Baik
2.
Ruang Guru
4
Baik
3.
Ruang Lab skill
2
Digunakan untuk menjalankan kegiatan keterampilan yang ada di Yayasan.
4.
Ruang TU
1
Baik
5.
Perpustakaan
1
Baik
6.
Lapangan futsal
2
Baik
7.
WC
3
Baik
8.
Masjid
3
Baik
9.
Ruang Kesehatan
2
Baik
10.
Asrama Laki-laki
1
Memiliki 3 ruangan
11.
Asrama Perempuan
1
Memiliki 1 ruangan
3
Tim Penyusun Proposal YABIM, Proposal Yayasan Bina Insan Mandiri (Depok:Yayasan Bina Insan Mandiri, 2014), hal. 5-6. 4 Observasi Tanggal 20 Juni 2014
52
12.
Dapur Umum
1
Digunakan untuk menyediakan makanan bagi anak-anak di Yayasan dan juga untuk para staff dan tutor
13.
Ruang Komputer
1
Baik
E. Program kerja a.) Program Akademis Program ini merupakan program pendidikan layaknya sekolah formal dimana siswa didik kami dapat belajar walaupun dengan keterbatasan. Program ini merupakan pendidikan kesetaraan yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Luar Sekolah (PLS). program Akademis ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa didik kami agar dapat melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi. Program akademis dibagi sesuai batasan usia menjadi sebagai berikut5: 1. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Pendidikan usia dini merupakan wadah yang strategis dalam pembinaan anak yang berumur 0 sampai 5 th. Teori psikologi perkembangan menerangkan bahwa pendidikan yang ditanamkan pada usia dini akan mempengaruhi kepribadian anak pada usia selanjutnya, kesalahan mendidik anak usia dini menyebabkan timbulnya benih kepribadian yang negatif. Kehadiran PAUD di terminal Depok yang dikelola oleh Yabim bertujuan untuk membantu para orang tua murid yang memiliki keterbatasan ekonomi dan pengetahuan cara mendidik anak sehingga kesadaran untuk 5
Ibid hal. 10-14.
53
menanamkan nilai-nilai akhlakuk karimah dapat terealisasikan dengan baik, alhasil anak akan tumbuh dan berkembang sebagaimana dicita-citakan oleh orang tuanya. Sekitar 86 anak yang mengikuti kegiatan pendidikan di PAUD Bina Insan Mandiri. Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa PAUD Yayasan Bina Insan Mandiri Tahun 2013-20146 keterangan No.
1.
Program Akademis
Jumlah Kelas
PAUD
Laki-laki
Perempuan
47
39
86
2. Sekolah Dasar (Persamaan Paket A) Pendidikan Sekolah Dasar adalah salah satu yang sangat penting dalam jenjang pendidikan nasional, dasar-dasar kecakapan hidup seharipendidikan hari mulai diajarkan pada jenjang pendidikan dasar. Sehingga setiap anak usia 6-12 tahun harus dapat mengenyam pendidikan sesuai dengan pertumbuhan, perkembangan fisik dan mental mereka. Namun demikian, masih banyak anak-anak terlantar, anak jalanan dan para dhuafa yang belum mendapatkan pendidikan pada tingkat dasar, faktor kemiskinan merupakan penyebab utama dari ketidakberdayaan mereka dalam mendapatkan hak-hak pendidikannya.
6
Kantor Program Akademis PAUD, SD, SMP, SMA YABIM Depok
54
Capaian hasilnya yaitu mengembalikan anak jalanan untuk kembali ke sekolah sehingga mereka dapat menikmati pendidikan, mendapatkan bimbingan nilai-nilai agama dan kemandirian. PKBM Bina Insan Mandiri sebaga lembaga yang konsen dalam pendidikan masyarakat marginal sampai saat ini mampu memfasilitasi 404 anak yang putus sekolah dasar sehingga mereka dapat mengenyam pendidikan sebagai mana mestinya. TABEL 3.3 Data Jumlah Siswa Sekolah Dasar (Persamaan Paket A) Tahun 2013-20147 keterangan No.
1.
Program Akademis
SD (PAKET A)
Jumlah Kelas
Laki-laki
Perempuan
I
39
27
66
II III
23 56
22 38
45 94
IV
43
31
74
V
47
31
78
VI
26
21
47
JUMLAH
234
170
404
3. SMP (Persamaan Paket B) SMP diselenggarakan oleh Yabim sebagai tindak lanjut dari jenjang dasar bertujuan memberikan bekal pengetahuan serta keterampilan bagi siswa SLTP sehingga pola pikir siswa menjadi positif dan siap menyongsong masa 7
Kantor Program Akademis PAUD, SD, SMP, SMA YABIM Depok
55
depan dengan bekal keterampilan yang ia miliki. Jumlah seluruh siswa yang mengikuti program SMP sebanyak 365 siswa yang terdiri dari anak jalanan, pengamen, pengasong dan masyarakat yang tidak mampu. Tabel 3.4 Data Jumlah Siswa SMP (Persamaan Paket B) Tahun 2013-20148 Keterangan No.
1.
Program Akademis
PAKET B (SMP)
Jumlah Kelas
Laki-laki
Perempuan
VII
68
52
120
VIII IX JUMLAH
58 83 209
40 64 156
98 147 365
4. Kejar Paket C setara SMA Kejar paket C merupakan suatu program yang dirancang untuk meningkatkan pola pikir dan kualitas bagi para warga belajar, melalui pendidikan di PKBM Bna Insan Mandiri jiwa kemandirian dan keterampilan serta profesionalitas dipupuk sebagai bekal menghadapi dunia kerja dan usaha. Program ini juga mempersiapkan para siswa didik untuk menempuh jenjang perguruan tinggi sesuai minat dan kemampuan mereka khusus dalam segi akademis.
8
Kantor Program Akademis PAUD, SD, SMP, SMA YABIM Depok
56
Tabel 3.5 Data Jumlah Siswa SMA (Persamaan Paket C) Tahun 2013-20149 keterangan No.
1.
Program Akademis PAKET C (SMA)
Jumlah Kelas X XI XII Jumlah
Laki-laki
Perempuan
104 117 38 259
44 90 43 177
148 207 81 436
b.) Program Kelas Bisnis Program kelas kewiraswastaan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi jiwa berwirusaha pada siswa didik yang memag tidak minat dalam bidang akademis. Program ini akan memberikan motivasi-motivasi berwirusaha serta pelatihan-pelatihan
bisnis
sehingga
dapat
mengembangkan
potensi
dan
memunculkan jiwa pengusaha yang mampu menciptakan lapangan kerja, melihat, menggali dan mengembangkan potensi daerahnya. Kompetensi kelulusan dari kelas kewirausahaan, selain memiliki standar kompetensi akademis, warga belajar memiliki kemampuan bisnis dengan baik dan benar serta berwirausaha sehingga lulusan kelas bisnis ini dapat mandiri berwirausaha serta membuka lapangan kerja. c.) Program tambahan Lab Skill, program di maksudkan agar para binaan memiliki semangat (spirit) dalam menjalani kehidupan, memiliki jiwa kreatif, sikap positif, jujur dan 9
Kantor Program Akademis PAUD, SD, SMP, SMA YABIM Depok
57
inovatif. Pelatihan komputer, pelatihan tehnisi HP pelatihan automotif, menjahit dan sablon adalah beberapa pelatihan yang bertujuan membekali para warga belajar untuk terjun dalam dunia usaha atau kerja. Beberapa pelatihan setiap tahun yang diselenggarakan oleh mitra PKBM Bina Insan Mandiri yang melibatkan warga belajar PKBM Bina Insan Mandiri : Pelatihan Service HP, Pelatihan Salon, Pelatihan Menjahit, Pelatihan sablon, Pelatihan Kewirausahaan, Pelatihan Tata Boga, Pelatihan diorama. d.) Program Pembinaan Ibadah terhadap Anak Jalanan Program ini biasa disebut BBQ (Belajar Baca Al-Qur’an), kegiatan ini dilakukan setiap hari sebelum anak didik memulai pelajaran di kelas. Untuk mewujudkan manifestasi dari upaya pembinaan ibadah terhadap anak jalanan tersebut, Yayasan Bina Insan Mandiri berusaha menerapkan berbagai kegiatan keagamaan, diantaranya: 1. Shalat Fardhu berjamaah Keutamaan shalat berjamaah sudah di ketahui manfaat yang terkandung di dalamnya, maka dari itu para tutor dengan itu membina anak jalanan untuk melaksanakan shalat fardhu serta shalat berjamaah. Selain itu, tutor membuat peraturan serta hukuman bagi mereka yang melanggar dengan tidak mengikuti shalat berjamaah. Semua itu dilakukan, guna menanamkan serta meningkatkan keimanan anak dengan menjalankan kewajiban sholat lima waktu sebagai hamba Allah dengan beribadah kepada Nya.
58
2. Shalat Duha Setiap hari sebelum pelajaran dimulai anak-anak diharuskan untuk shalat duha terlebih dahulu di masjid. 3. Tadarus Al-Quran Tadarus AL-Quran ini dilakukan oleh seluruh tutor dan anak jalanan setiap hari yang dipimpin oleh koodinator agama. Tadarus Al-Quran ini menitikberatkan pada pembelajaran dan perbaikan bacaan Al-Quran dan setelah itu membimbing anak-anak didik untuk mengahafalkan A-Quran setahap demi setahap. Sesuai dengan kedudukannya sebagai kitab suci, Al-Qur’an begitu membudaya dalam kehidupan umat islam. Setiap muslim selalu membacanya dalam setiap shalat, begitu juga bacaan surat-surat yang terdapat Al-Qur’an yang dihafalkan oleh anak jalanan melalui hafalan. Tujuannya untuk mempersiapkan para siswa didik untuk menempuh jenjang perguruan tinggi sesuai minat dan kemampuan mereka khusus dalam segi akademis dan hafal Al-Qur’an sebagai salah satu dasar ilmu syar’i. Capaian Hasilnya untuk mempersiapkan generasi qur’ani sejak dini yang bisa
membaca
Al-Quran
dengan
baik,
hafal
Al-Quran
serta
mampu
mengaplikasikan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Para tutor membuat peraturan serta hukuman bagi mereka yang melanggar dengan tidak mengikuti hafalan yang harus disetorkan tersebut. Semua itu dilakukan, agar mereka cinta
59
terhadap kitab suci dengan menjaga hafalan mereka serta dapat dipraktekan dalam bacaan shalat mereka. Setelah mengetahui beberapa kegiatan yang dilakukan di Yayasan Bina Insan mandiri, peneliti menyimpulkan bahwa Yayasan ini menerapkan program pembinaan ibadah terhadap anak jalanan dengan mempertimbangkan kemampuan mereka dengan cara menanamkan nilai-nilai keagamaan dengan kedisiplinan dalam shalat fardhu berjamaah, Shalat Sunah, penghafalan serta pembacaan AlQur’an untuk meningkatkan ketaqwaan mereka dengan beribadah kepada-Nya. Semua itu, agar anak jalanan dapat menjadi manusia yang beriman kepada Allah dengan melaksanakan kewajiban yang telah Allah tetapkan, serta memilki sifat akhlakul karimah di kehidupan mereka. F. Profil Anak Jalanan Yayasan Bina Insan Mandiri Data Pendampingan Anak Jalanan berdasarkan turun ke jalan, tahun 20132014. 1. Usia Anak Jalanan Dari 200 anak jalanan, mayoritas adalah berusia 13-15, ini bisa dilihat dari tabel sebagai berikut ini: Tabel 3.6 Data Anak Jalanan YABIM Berdasarkan Usia No.
Rentang Usia (th)
Jumlah
1.
7-9
10 anak
2.
10-12
61 anak
3.
13-15
94 anak
60
4.
16-19 TOTAL
34 anak 199 anak
Sumber : Proposal Yayasan Bina Insan Mandiri (Depok: Yayasan Bina Insan Mandiri,2014)
2. Pendidikan Anak Jalanan Kebanyakan anak jalanan adalah siswi SMP beberapa di antaranya adalah siswa SD, SMA. Mayoritas anak jalanan setara sama besar, sebagaimana data tabel berikut: Tabel 3.7 Data Anak JalananYABIM Berdasarkan Pendidikan No.
Pendidikan Anak Jalanan
Jumlah
1.
SD Kelas I-III
10 anak
2.
SD Kelas IV-VI
61 anak
3.
SMP Kelas I-III
94 anak
4.
SMA Kelas 1-III
34 anak
TOTAL
199 anak
Sumber : Proposal Yayasan Bina Insan Mandiri (Depok: Yayasan Bina Insan Mandiri,2014)
G. Profil Tutor dan Relawan Jumlah tutor dan relawan yang memberikan pengajaran serta pembinaan di Yayasan Bina Insan Mandiri berjumlah 44 orang, kebanyakan masih berstatus mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan ada juga beberapa orang yang sudah sarjana. Dengan mengusung visi dan misi yayasan, bagi pekerja sosial di YABIM status akademis tidak menjadi sekat bersinergi dalam tim kerja yang solid, dedikasi yang tinggi telah menyokong kualitas kinerja para relawan sosial di YABIM.
61
Berdasarkan hasil penelitian dengan pihak lembaga yang penulis lakukan, di ketahui bahwa saat ini memiliki 200 orang staff pengajar sebagai berikut :
Tabel 3.8 Data Relawan dan Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri No Nama Tutor
L/P
.
Tempat
dan
Tanggal Pendidikan
Lahir
1.
Agus Salim
L
Tegal, 09-01-1985
UNINDRA
2.
Ahmad Syarifudi
L
Jakarta, 25-06-1989
SMU
3.
Ais Rahman
L
Gorontalo, 22-12-1988
UI
4.
Angga Roman
L
Jember, 15-08-1974
S1 Interlive
5.
D. Syofiansyah
L
Jakarta, 30-01-1979
Al-Qudwah
6.
Dede Hermawan
L
Bandung, 06-09-1984
S1 IISIP
7.
Diana Nur Farida
P
Depok, 06-09-1990
PTJ
8.
Dicky Nugraha
L
Jakarta, 22-02-1980
SMU
9.
Poerwandriyono
L
Jakarta, 24-07-1987
IKIP
10. Eka
L
Depok, 29-11-1988
SMA
11. Ekawanto
L
Depok, 07-10-1984
UNINDRA
12. Emi Maya
P
Bojonegor,05-02-1984
STIAMI
13. Fida Aininisa
P
Jakarta, 28-07-1995
MAN
14. Firman Rizaki H.
L
Jakarta, 04-09-1990
SMA
15. Fitriah
P
Depok, 26-06-1989
UIN
16. Hendra Pujianto
L
Jakarta, 11-09-1986
TRIANANRA
17. Ilhamsyah DS
L
Jakarta, 03-04-1972
S1 UI
18. Ismail
L
Jakarta, 14-03-1986
Al-Qudwah
19. Komarudin
L
Sukabumi,11-04-1986
Al-Qudwah
20. Lianti
P
Bogor, 29-10-1985
Al-Qudwah
21. M. Anshori
L
Depok, 18-02-1988
UI
62
22. M. Ayatullah
L
Bengkulu, 16-06-1989
UI
23. M. Gatot
L
Jakarta, 27-11-1990
STAIQ
24. Marifah
P
Depok, 11-03-1977
Mutiara Islam
25. Masfufah
P
Depok, 30-01-1983
MA
26. M. Natsir
L
Dompu, 16-07-1987
SMA
27. M. Ramdani
L
Purwakarta,02-11-1971
D3 STM
28. Mustami’in
L
Depok, 19-10-1980
UIN JKT
29. Nova Dwi N.
P
Jakarta, 30-11-1983
Mahad Zaitun
30. Nur Laela
P
Jakarta, 08-09-1988
Al-Qudwah
31. Nur Rohmah
P
Jakarta, 04-10-1984
UIN JKT
32. Nurrohim
L
Jakarta, 24-07-1973
TRIANANDRA
33. Nyimas
P
Jakarta, 26-02-1985
PNJ
34. Reza Nia Umami
L
Bogor, 11-09-1984
UNJ
35. Rina Herawati
P
Bogor, 11-06-1983
STAI
36. Rizky B.
L
Jakarta, 18-01-1986
TRIANANDRA
37. Syamsul
L
Pemalang, 18-05-1982
MA
38. Sartika
P
Jakarta, 12-10-1988
SMK
39. Sigit
L
Jakarta, 13-04-1984
UNJ
40. Siti Khoiriyah
P
Depok, 03-05-1983
Mutiara Islam
41. Siti Nurhasanah
P
Jakarta, 25-06-1977
MA
42. Sri Wulan
P
Depok, 06-04-1985
BSI
43. Syekhur Rozi
L
Pemalang, 13-11-1987
SMK
44. Tommy Ade
L
Depok, 23-05-1979
Ponpes. Lirboyo
Sumber : Proposal Yayasan Bina Insan Mandiri, (Depok: Yayasan Bina Insan Mandiri,2014), hal. 10
Berdasarkan hasil penelitiaan dengan pihak lembaga yang penulis lakukan, terdapat tiga kategori staff pengajar Yayasan Bina Insan Mandiri: 1. Guru Karir Guru
63
Guru karir merupakan guru yang direkrut oleh Yabim untuk mengajar di Yabim. Pada umumnya guru karir ini adalah lulusan dengan gelar S.Pd (Sarjana Pendidikan). Mereka tidak dibayar tetapi YABIM memberikan kompensasi sebagai uang transportasi mereka menuju YABIM. Pemberian uang jalan ini diberikan setelah mereka selesai mengajar. Jika pada hari tersebut terdapat lebih dari pertemuan makan mereka akan dibayar sesuai kelipatan pertemuan mereka. 2. Alumni Banyak para alumnus YABIM yang menjadi staff pengajar mereka mendapatkan ijazah kelulusan mereka. Pengabdian ini di dasarkan pada keinginan balas budi kepada Yabim yang selama ini telah membesarkan. Bahkan ada alumni dari YABIM yang masuk universitas Indonesia yang menjadi relawan untuk mengajar di sana setelah mereka selesai kuliah. 3. Guru Tamu Guru tamu merupakan staff pengajar yang berasal dari kerja sama program magang antara Yabim dengan berbagai universitas di Jabodetabek. Jumlahnya sangat banyak dan selalu berganti setiap bulannya. Banyak dari mereka mencari data skripsi ataupun praktek mengajar, bagi merka yang nantinya ingin berkarir sebagai seorang guru. Yabim di kota Depok sangat membuka kesempatan bagi mereka yang ingin mengabdikan dirinya sebagai seorang pengajar yang rela tanpa di bayar, ataupun bagi mereka yang ingin melakukan penelitian guna menyelesaikan tugas akhir skripsi atau tesis.
64
H. Sumber Dana Yayasan Bina Insan Mandiri 1. Pemerintah Pusat 2. Pemerintah Provinsi 3. Pemerintah Daerah 4. Donatur yang tidak mengikat 5. Sektor real Yayasan 6. Kemitraan Persentase Sumber Pendanaan Yayasan Bina Insan Mandiri
Bagan 3 Presentasi Sumber Pendanaan PKBM 10 15
40
Pemerintah Kemitraan Koperasi Donatur
35
Sumber : Proposal Yayasan Bina Insan Mandiri (Depok: Yayasan Bina Insan Mandiri,2014)
BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN A. Pola Komunikasi Tutor terhadap Anak Jalanan dalam Pembinaan Ibadah Pola komunikasi terhadap anak jalanan menjadi penting karena karakteristik anak jalanan yang biasa hidup bebas di jalanan tanpa adanya aturan, membuat mereka sulit untuk mengendalikan diri dan tidak memiliki kepedulian terhadap kepentingan atau kebutuhan lingkungannya.1 Untuk itulah terkait dengan kondisi di atas diperlukan adanya pola komunikasi yang tepat dan efektif untuk melakukan sebuah pembinaan terhadap anak jalanan. Pola komunikasi merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan dalam pembinaan ibadah anak jalanan untuk itu seorang tutor harus mempunyai syaratsyarat sebagai komunikator, yaitu memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya, memiliki keterampilan berkomunikasi, mempunyai pengetahuan yang luas, memiliki sikap yang baik terhadap komunikan dan memiliki daya tarik dalam artian komunikator memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan sikap atau penambahan pengetahuan bagi atau pada diri komunikan. Jika seseorang tutor (komunikator) telah memahami syarat-syarat tersebut, maka pola komunikasi yang dilakukan akan dapat diterima dengan baik oleh komunikannya (anak jalanan). Yayasan Bina Insan Mandiri atau yang biasa disebut dengan sekolah MASTER (Masjid Terminal) membantu mereka dengan melakukan pola komunikasi 1
Wawancara Pribadi dengan Mustami’in (Tutor YABIM), Depok, 15 Juli 2014
65
66
tutor dalam mengarahkan dan membina ibadah anak jalanan melalui beberapa program pembinaan ibadah seperti BBQ (belajar baca Al-Quran) yang di dalamnya terdapat shalat fardhu dan sunah, Tadarus Al-Quran program ini dilakukan rutin setiap harinya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, di dapat bahwa pola komunikasi yang digunakan tutor dalam pembinaan ibadah anak jalanan di YABIM adalah pola komunikasi roda, pola komunikasi bintang dan menggunakan bentuk komunikasi antarpribadi dan kelompok. 1. Dalam Pengarahan Shalat Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa pola komunikasi yang digunakan tutor dalam mengajarkan anak jalanan shalat menggunakan pola komunikasi roda dan pola komunikasi bintang. Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada seseorang yang menduduki posisi sentral. Jika digambarkan proses komunikasi yang terjadi seperti gambar berikut: Anak Jalanan 1
Anak Jalanan 4
Tutor
Anak Jalanan 3 Gambar 4.1: Pola Komunikasi Roda
Anak jalanan 2
67
Maksudnya adalah di mana komunikator memberikan stimulus dan komunikan memberikan respon atau tanggapan yang diharapkan tanpa adanya seleksi dan interpretasi. Ini menyebabkan komunikasi antara komunikator (tutor) dan komunikan (anak jalanan) lebih di dominasi oleh komunikator (tutor), sehingga hanya bersifat sebagai pendengar tanpa adanya umpan balik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, bunda Sri Wulan: “Pola komunikasi disini memang sangat penting sekali yah untuk membina ibadah mereka karena tidak mudah dalam melakukan pembinaan ibadah anak jalanan, karena membutuhkan pola komunikasi yang tepat dan efektif. Biasanya saya menerapkan pola komunikasi satu arah dengan memberikan didikan dan pengarahan dari saya kepada anak-anak. Jadi ga ada respon atau umpan balik. Contohnya saja pada saat sebelum belajar di masjid saya memberikan materi dan pengarahan kepada anak-anak tentang shalat. 2 Pola komunikasi roda digunakan oleh tutor dalam pembinaan ibadah shalat baik secara teori maupun prakteknya. Pada komunikasi ini tutor sebagai sentral yang memberikan materi melalui pengarahan bagaimana cara shalat yang baik dan benar. Komunikasi yang terjadi antara tutor terhadap anak jalanan cenderung bersifat satu arah tanpa adanya reaksi timbal balik di mana tutor hanya memberi materi dan anak jalanan hanya mendengarkan. Pola komunikasi roda juga digunakan saat pengarahan shalat zuhur berjamaah di mana pelaksanaannya dalam bentuk tutor mengumpulkan semua anak-anak di masjid sebelum pulang untuk melaksanakan shalat zuhur berjamaah. Tutor memberikan arahan, motivasi 2
2014
Wawancara Pribadi dengan Sri Wulan, Tutor (Penanggung Jawab BBQ), Depok, 16 Juli
68
melalui metode ceramah dan cerita. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, Bunda Rina: “sepulang sekolah ramai-ramai ke masjid untuk shalat berjamaah lalu anak-anak di absen dan baru boleh pulang.” Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menafsirkan bahwa pola komunikasi roda dengan metode ceramah adalah tepat, intensif dan lebih efisien digunakan, di mana tutor memberikan pesan di depan seluruh anak, anak jalanan mendengarkan dan memahaminya. Selain pola komunikasi roda, pola komunikasi bintang juga digunakan saat tutor mengajarkan anak jalanan praktek shalat. Bentuknya penjelasan bilamana materi yang disampaikan oleh tutor tidak dapat dipahami boleh ditanyakan langsung. Dalam pola komunikasi bintang interaksi tutor dan anak jalanan tidak sungkan untuk menegur dan bertanya. Hal ini yang diterapkan oleh kakak-kakak tutor yaitu dengan membebaskan anak untuk berbicara, tidak mengekang mereka untuk berpendapat. Selain itu, setiap tutor juga harus memberikan contoh dan berinteraksi semaksimal mungkin dengan mereka, dengan semua itu mereka akan merasa bahwa mereka adalah bagian dari kita dan kita adalah bagian dari mereka. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, Kak Gatot: “ Kalo untuk beribadah khususnya shalat kita dulu yang harus melaksanakan beri contoh ke mereka, jadi kita sama-sama mengerjakan bareng-bareng anak-anak, pendekatan kita aja terhadap anak-anak dulu latar belakang mereka gimana dikeluarganya sampai anak-anak itu ko
69
bisa sampai susah diatur , jadi kita masuk dulu di lingkungannya mereka itu bagaimana terus kita tanya setelah itu lama-lama dia akan ngomong sendiri apa yang mereka tidak mengerti, yang salah di mana, kadangkadang saya nanya sama mereka gimana kaka harus mengajar ke kamu khusus ke kamu tanpa ada paksaan mereka untuk belajar. Saya juga sangat dekat mereka seperti teman sendiri bukan sebagai tutor mereka, itu cara saya agar dekat dengan mereka.”3 Pola komunikasi bintang terjadi dua arah dan semua pihak terlibat. Komunikasi dua arah yaitu “komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif serta memerlukan hasil (feedback)”. Pendekatan tersebut melalui bahasa yang dipakai yaitu bahasa yang bersifat persuasif/ berupa ajakan layaknya orang tua mereka sendiri. Sebagaimana yang diungkapkan oleh anak jalanan, Dede Mauliyadi : “Tutor disini udah kayak keluarga , kayak orang tua sendiri jadi saya banyak punya orang tua yang perhatian sama saya”4 Pada pola komunikasi ini di ketahui bahwa anak jalanan memberikan feedback kepada tutor dengan baik. Dan menurut tutor, feedback yang diberikan anak-anak jalanan sejauh ini sangat respon dengan apa yang sudah diberikan oleh kakak tutor dan mereka mulai mengaplikasikan serta mengikuti apa yang kakak tutor berikan. Respon yang diberikan anak jalanan dari pembinaan ibadah yang diberikan sangat besar.
3 4
Wawancara Pribadi dengan Kak Gatot (Koordinator keagamaan), Depok, 16 Juli 2014 Wawancara Pribadi dengan Dede Mauliyadi (anak jalanan), Depok, 6 Agustus 2014
70
Dalam Pengarahan Taharah
2.
Pola komunikasi yang digunakan tutor saat mengajarkan materi taharah menggunakan pola komunikasi roda di mana pola komunikasi nya terjadi satu arah antara komunikator (tutor) dan komunikan (anak jalanan). Tutor memberikan pengarahan bagaimana cara mandi wajib atau mandi junub dengan baik dan benar kepada anak-anak jalanan di YABIM. Pada pola komunikasi ini tutor sebagai sentral yang memberikan materi melalui pengarahan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, Bunda Rina Herawati: “Anak-anak disini kan sudah usia akil bhalig mereka ga tau soal mandi junub/ mandi hadast gitu, dalam program BBQ pola komunikasi di sini biasanya saya memberikan materi mengangkat tentang suatu masalah/ persoalan misalnya soal tadi mandi wajib/ mandi junub nanti kita kasih tau, mandi wajib tuh seperti ini dan mereka mendengarkan”.5 Dalam pola komunikasi roda dilakukan di kelas dan di masjid. Dalam proses penyampaian materi tutor menyampaikannya dengan sabar dan perlahan agar anak-anak mudah memahami materi tersebut dengan baik. Hal ini dilakukan karena tidak semua anak jalanan sudah mengetahui apa itu taharah. Hal inilah yang membuat anak-anak merasa senang belajar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh anak jalanan, Maulana Ibrahim: “Baik ka, sabar banget kalo ngadepin kita”6
5
Wawancara Pribadi dengan Rina Herawati, Tutor BBQ (Belajar Baca Al-Quran), Depok, 20 Juli 2014. 6 Wawancara Pribadi dengan Maulana Ibrahim (Anak Jalanan), Depok, 7 Agustus 2014
71
Adapun pola komunikasi yang dilakukan oleh tutor cukup efektif digunakan karena ini dukungan oleh tutor agar mereka bisa meningkatkan ibadahnya dan bisa lebih baik lagi. 3. Dalam pengarahan Tadarus Al-Quran Dalam program belajar membaca Al-Quran pola komunikasi roda juga digunakan oleh tutor. Pada komunikasi ini tutor sebagai sentral yang memberikan materi melalui pengarahan dan diikuti prakteknya. Contohnya tutor memberikan pengarahan bagaimana cara membaca Al-Quran dan cara memahami tajwid dengan baik dan benar. Pola komunikasi bintang juga digunakan oleh tutor dalam pembinaan ibadah anak jalanan pada saat tadarus Al-Quran. Dalam pola komunikasi bintang tutor mengajarkan ayat suci Al-Quran dan tajwid dengan baik dan benar setelah itu tutor memberi pertanyaan tentang materi tajwid kemudian anak jalanan menjawab pertanyaan tutor. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, Bunda Rina Herawati: “Biasanya disini kita kasih petunjuk dulu ya kita praktekan dulu dicontohkan lalu baru mereka mengikuti, nanti dibina terus sampai mereka bisa seperti saat mereka membaca Al-Quran saya memberikan contoh juga bertanya tentang tajwid nya apa, metode tanya jawab saya terapkan disini agar anak lebih aktif”. Pola komunikasi bintang terjadi dua arah dan semua pihak terlibat. Komunikasi dua arah yaitu “komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif serta memerlukan hasil (feedback)”.
72
Pola komunikasi seperti ini, sudah bisa dikatakan efektif karena semua orang terlibat di dalamnya secara komunikasi secara dua arah baik itu komunikasi antarpesona antara komunikator (tutor) dengan komunikan (anak jalanan), maupun komunikan (anak jalanan) dengan komunikan (anak jalanan) dan adanya kesamaan makna sehingga proses komunikasi berlangsung dalam situasi yang menyenangkan kedua belah pihak. Sehingga dalam proses komunikasinya anakanak jalanan lebih akrab dengan tutor. Pada saat istirahat, anak-anak dapat berkomunikasi dengan tutor dan membicarakan masalah pribadi, dan disediakan juga waktu untuk sesi curhat/konsultasi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, Kak Gatot: “anak-anak jalanan yang susah diatur, kalo mereka pada jalanin seperti shalat dan mengaji buat yang biasa ikut saya tidak terlalu banyak nanya, tapi yang susah diatur saya dekatkan dia saya tanya ke dia kenapa, saya ajak pelan-pelan karna mereka memang bukan anak-anak yang biasa di rumah.”7 Pada pola komunikasi bintang anak jalanan dapat mengutarakan permasalahan dan keluhan tentang masalah hidup yang dihadapi, kemudian para tutor akan mecarikan solusinya. Anak jalanan merasa termotivasi sehingga mereka tidak sungkan dan malu-malu untuk mengungkapkan pendapat dan bercerita tentang apa yang mereka alami dan rasakan. Karena kesabaran para tutor dan kenyamanan yang dirasakan anak-anak disini. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Andre salah satu anak jalanan di YABIM”.
7
Wawancara Pribadi dengan Muhamad Gatot, Koordinator Bidang keagamaan, Rabu, 16 Juli
2014.
73
“Enak-enak orangnya baik-baik ada juga yang galak tapi ngerti Alhamdulillah, sabar dan enak diajak ngobrol.”8 Pola Komunikasi seperti ini, sudah bisa dikatakan efektif karena semua orang terlibat di dalamnya secara komunikasi secara dua arah baik itu komunikasi antarpesona antara komunikator (tutor) dengan komunikan (anak jalanan), maupun komunikan (anak jalanan) dengan komunikan (anak jalanan) dan adanya kesamaan makna sehingga proses komunikasi berlangsung dalam situasi yang menyenangkan kedua belah pihak. Dari kedua pola komunikasi yang digunakan di Yayasan Bina Insan Mandiri ini, dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi yang terjalin di yayasan tersebut dikatakan sudah terjadi komunikasi yang efektif. Banyak unsur komunikasi yang sudah memenuhi syarat, karena terjadi kesinambungan antara komunikator dengan komunikan. Unsur komunikasi tersebut adalah: a. Sender atau komunikator (Tutor), dalam hal ini adalah para tutor yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang anak jalanan. Dalam hal ini, tutor memformulasikan pesan atau informasi kepada anak jalanan berupa pengetahuan tentang ibadah mahdhah. “Semenjak di YABIM perubahannya bisa shalat, bisa ngaji, bisa baca Al-Quran dan hafal 2 Juz”. Ujar Andre
saat diwawancarai. Pesan yaitu gagasan ide, informasi,
pengalaman, yang telah dituangkan baik berupa kata-kata, lambang-lambang atau isyarat. Pada saat penyampaian materi, pesan yang disampaikan tutor 8
Wawancara pribadi dengan Andre (anak jalanan), Depok, 6 Agustus 2014
74
dapat diterima oleh anak-anak jalanan. Di karenakan komunikator (tutor) menggunakan komunikasi lisan dan praktik. b. Pesan yaitu pada saat penyampaian materi, pesan yang disampaikan tutor dapat diterima oleh anak-anak jalanan. Di karenakan komunikator menggunakan komunikasi lisan dan tulisan. Pesan yang disampaikan oleh para tutor juga berupa komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif, berupa ajakan untuk berubah menjadi lebih baik lagi dari segi ibadahnya. c. Feedback yaitu tanggapan komunikan (anak jalanan) yang disampaikan komunikator (tutor). Bahwa komunikan (anak jalanan) bisa memberikan umpan balik atau respon dari pesan yang disampaikan oleh komunikator (tutor). d. Media merupakan saluran penyampaian pesan kepada komunikan (anak jalanan). Komunikator (tutor) biasanya menyampaikan pesan melalui media tulisan dan media visual. Tutor juga biasanya menyampaikan pesan dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di Yayasan yaitu masjid, halaman sekolah, perpustakaan, lab. komputer. Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan. Mana yang terbaik dari sekian banyak media komunikasi ini tidak dapat ditegaskan dengan pasti sebab masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dalam hal ini, Yayasan Bina Insan Mandiri
75
menyediakan buku-buku tentang ibadah, Al-Quran, kumpulan hadis-hadis yang akan dihafalkan serta dipraktekan oleh anak jalanan. Selain itu panduan beribadah shalat dengan baik dan benar melalui media tulisan atau cetakan dan media visual seperti komputer. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, kak Mustami’in: “Media yang saya gunakan komputer dan Al-quran karena mereka lebih cepat menghafalkan surat-surat Al-quran terus ada media nya seperti mereka menonton Youtube yang saya download banyak mereka lebih cepat nangkep di bandingkan mereka harus membaca, tapi mereka setiap hari ya tetap harus mengaji tidak hanya di sekolah tapi di Asrama Master juga ibadah mereka di bina setiap hari.9 Media
tersebut dapat dikaji berulang-ulang dan dipergunakan oleh tutor
dalam mengajarkan kepada anak. Dalam metode ini, pembina ibadah menentukan materi dari surat-surat yang akan dihafalkan kepada anak-anak, seperti Juz Amma, hadits, serta surat-surat panjang seperti surat Al-waqiah, An-naba, Al-Dzariyat dll. Setelah itu anak-anak mulai menghafal dengan masing-masing surat yang ditentukan. Setelah dihafalkan oleh anak hafalan tersebut harus disetorkan kepada para pengurus dalam jangka waktu yang ditentukan. Metode hafalan adalah suatu cara yang digunakan oleh para tutor dalam membina ibadah. Seperti bagaimana anak dapat menghafal setiap bacaan shalat dan menerapkannya dalam ibadah shalatnya sehari-hari. Ini sesuai dengan tujuan serta teknik komunikasi yang digunakan, yaitu bertujuan agar anak jalanan dapat merubah sikap serta perilaku dalam beribadah 9
Wawancara Pribadi dengan Mustami’in (Tutor YABIM), Depok, 15 Juli 2014
76
sehingga mereka paham dan benar dalam tata cara beribadah. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh tutor YABIM, kak Muhamad Gatot: “Media komunikasi yang saya gunakan dengan buku panduan, Al-Quran dan kadang saya juga mengajak anak-anak menonton video di lab.komputer yang ada di Yayasan tentang tata cara sholat, puasa dll.” e. Penerima/ komunikan (anak jalanan), penerima dari informasi yang disampaikan oleh komunikator (tutor) di Yayasan ini utamanya adalah anak jalanan yang menjadi bagian yayasan. Mereka menerima semua pesan yang disampaikan berupa pembinaan ibadah mahdhah dari tutor yang mengarahkan mereka untuk menjadi bagian dari Yayasan yang membawa nama baik keluarga dan yayasan. f. Efek yaitu hasil akhir komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan. Komunikasi yang dilakukan oleh tutor dalam membina ibadah mahdhah anak jalanan telah berhasil dilakukan karena sikap dan kebiasaan ibadah sehari anak-anak dalam melakukan ibadah sudah sesuai dengan yang diinginkan. Karena tujuan akhir dari berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi sikap. Belajar dengan nyaman, mudah di serap, dan juga telah di terapkan anak jalanan dalam sehari-hari.10 Respon yang diserap oleh anak jalanan menjadi kunci utama keberhasilan, karena pada hakikatnya anak jalanan berusaha menerapkan semua materi yang diberikan di dalam kehidupan mereka di lingkungan sosial.
10
Wawancara Pribadi dengan Kak Mustamiin (Tutor) , Depok, 6 Agustus 2014
77
Ada pula komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh para tutor terhadap anak-anak jalanan. Bentuk komunikasi antarpribadi merupakan bentuk komunikasi yang digunakan oleh tutor dalam menyampaikan pengajaran dan membina ibadah anak jalanan. Komunikasi antarpribadi merupakan proses sosial di mana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Komunikasi antarpribadi lebih sering digunakan oleh tutor YABIM pada saat di luar kelas atau di luar proses belajar mengajar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, Kak Mustamiin: “Mendampingi mereka saat mengaji, saat ngobrol, saat ingin tidur saya selalu berkomunikasi dengan mereka”11 Pada komunikasi antarpribadi, anak jalanan dapat mengutarakan permasalahan dan keluhan tentang masalah hidup yang dihadapi, kemudian para tutor akan mecarikan solusinya. Dalam berkomunikasi antarpribadi ini, proses komunikasi semakin jelas dan komunikan (anak jalanan) dapat memberikan feedback secara langsung kepada komunikator (tutor). Misalnya pada saat waktu senggang si anak dapat berkomunikasi dengan tutor membicarakan masalah pribadi atau pun masalah pelajaran. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh tutor YABIM, bunda Fida: “lebih ke antarpribadi kayaknya soalnya kondisi anak-anak disini itu punya masalah tersendiri kadang ada masalah dengan temannya atau keluarganya, mengajarkan mereka yang masih belum mengerti 11
Wawancara Pribadi dengan Mustami’in (Tutor YABIM), Depok, 15 Juli 2014
78
tentang suatu materi tentang ibadah saya akan bertanya satu-satu pada anak yang belum mengerti nanti saya ajarkan langsung dengan begitu si anak mudah memahami materi” Dalam komunikasi antarpribadi tutor berperan penting sebagai seorang pembina untuk memberikan arahan dan bantuan kepada anak didik satu persatu setiap anak ditanya oleh tutor, kemudian anak dinasihati dan diberikan peringatan. Komunikasi ini dikatakan sangat efektif. Karena menurut keterangan tutor hasilnya baik seperti diantaranya membuat anak jalanan lebih taat ibadah dan mengetahui hakikat ibadah, mengetahui letak kesalahannya dan menimbulkan kesenangan juga keakraban siswa terhadap tutor. Hal ini dilakukan para pengajar untuk mengetahui kondisi atau keadaan yang dialami anak-anak jalanan. Selain itu juga sebagai arahan, dan langkah-langkah dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi. Hal ini seperti yang penulis temui ketika siswa secara satu persatu sebelum melaksanakan shalat zuhur berjamaah diperiksa perlengkapan shalatnya, seperti sajadah, peci, mukenah jika belum lengkap, jika ada yang belum lengkap tutor langsung memberikan peringatan dan menasehati. Hal ini di tunjang dengan hasil wawancara siswa bahwa dengan komunikasi antarpribadi menjadikan paham akan hakikat ibadah yang baik dan menurut syariat islam yang benar itu seperti apa, kemudian kesenangan dan keakraban
79
kepada tutor juga dirasakan karena siswa merasa diperhatikan secara pribadi.12 Bentuk komunikasi ini juga terlihat dari cara tutor menyikapi tingkah laku atau sikap anaknya ketika diperintahkan untuk melaksanakan shalat berjamaah atau ibadah lainnya. Dalam hal ini tutor berupaya mempengaruhi dan mengembalikan perilaku anak melalui pendekatan psikologis. Ada saatnya para anak berkonsultasi secara langsung kepada tutor ketika tidak mengerti dan merasa kesulitan dalam mengikuti pelajaran yang diberikan, khususnya pembelajaran ibadah. Komunikasi antarpribadi digunakan untuk pembinaan ibadah anak atau menerapkan nilai-nilai Islam ke dalam diri anak. Komunikasi jenis ini di anggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan. Komunikator (tutor) mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilakukan. Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasi itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan (anak jalanan) untuk bertanya sebanyak-banyaknya. Dalam proses komunikasi yang dilakukan, para tutor menggunakan bahasa dan kata-kata yang mudah di mengerti, baik secara lisan maupun tulisan. Di samping para tutor menggunakan metode ketegasan juga tetap
12
Wawancara pribadi dengan Adam, Regi, dede, Maulana, Andre, Anak binaan YABIM, Depok, 7 Agustus 2014
80
memberikan perhatian dan kasih sayang. Karena dengan semua, anak jalanan akan membangun hidup mereka dengan kedisiplinan. Selain itu, dengan menerapkan metode tersebut, sedikit demi sedikit anak-anak mengalami perubahan dalam ibadahnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh ka Mustami’in : “anak-anak disini itu gak bisa dikasarin karna hidup mereka yang sudah keras dijalanan nanti dia bisa pergi jadi kita harus sabar memberi perhatian, kasih sayang pelan-pelan, pendekatan itu nantinya akan terjalin dan sedikit demi sedikit anak-anak mau berubah dalam ibadahnya kayak shalat, mengaji, puasa itu mereka kita bina pelan-pelan tapi pasti” Komunikasi yang dilakukan oleh para tutor tidak hanya bersifat informatif, yakni orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain. Penyusunan pesan yang bersifat informatif lebih banyak ditujukan dengan wawasan anak-anak jalanan tentang agama islam dan segala perintah dan larangan-Nya. Anak binaan (anak jalanan) YABIM Depok menyukai komunikasi verbal ini karena dengan komunikasi verbal, pesan yang disampaikan langsung dapat dipahami. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Andre salah satu anak jalanan di YABIM: “Enak-enak orangnya baik-baik ada juga yang galak, kalo ngasih materi ngerti Alhamdulillah, sabar dan enak diajak ngobrol”13
13
Wawancara Pribadi dengan Andre (Anak Jalanan), Depok, 6 Agustus 2014
81
Berarti para tutor di sini sudah memenuhi salah satu syarat menjadi pengajar yaitu pengajar harus berbicara dengan murid-murid dalam bahasa yang dipahaminya. Dengan demikian pelajaran itu akan menarik hati anakanak di sini. Adapun komunikasi persuasif para tutor gunakan dengan cara mengajak anak-anak untuk melaksanakan shalat fardhu berjamaah dan berpuasa ramadhan agar tidak boleh batal. Selain itu juga mengajak anak-anak untuk menggunakan kata-kata yang baik ketika sedang mengaji. Komunikasi
antarpribadi
adalah
bahwa
setiap
orang
yang
berkomunikasi akan membuat prediksi efek atau perilaku komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Jika menurut persepsi tutor reaksi anak jalanan menyenangkan atau positif, ini merupakan suatu tanda bagi tutor bahwa komunikasinya berhasil. Hal ini dilakukan para tutor untuk mengetahui kondisi atau keadaan yang di alami anak-anak jalanan. Selain itu juga sebagai arahan, dan langkah-langkah dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi. Adapun halnya komunikasi kelompok yang dilakukan tutor yakni ketika menginstruksikan dan mengarahkan anak jalanan untuk melaksanakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap harinya sebelum masuk ke dalam kelas yaitu tadarus Al-Quran. Maka siswa dengan tertib langsung meresponnya dan
82
membacanya bersama-sama. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh tutor YABIM, Bunda Wulan : “setiap pagi rutin setiap hari setelah muraja’ah dibagi dalam beberapa kelompok, Level 1 di masjid deket terminal, level 2 dikelas, level 3 di masjid baru, supaya lebih mudah.”14 Komunikasi kelompok ini digunakan ketika semua berkumpul di masjid, setelah muraja’ah selesai dibagi lagi menjadi kelompok kecil di mana setiap kelompok itu ada levelnya seperti level satu berarti anak masih mengaji Iqra 1-3, level dua anak mengaji Iqra 4-6, level 3 Juz Amma dan Alquran (Tahsin). Dengan komunikasi kelompok kecil yang dilakukan dalam tadarus Al-Quran terbagi menjadi empat kelompok. Dengan diberlakukannya pengelompokan ini bertujuan agar mempermudah tutor dengan anak jalanan dalam berinteraksi ataupun sebaliknya. Dalam kegiatan pembinaan ini jelas adanya komunikasi kelompok kecil yang sesuai dengan ciri-ciri komunikasi kecil, di antaranya yaitu antara anak jalanan dengan anak jalanan yang lainnya yang terlihat dalam suatu proses komunikasi yang berlangsung tatap muka. Komunikasi kelompok juga digunakan saat pengarahan shalat, pelaksanaannya dalam bentuk tutor mengumpulkan semua anak-anak di masjid sebelum pulang untuk melaksanakan shalat zuhur berjamaah. Tutor
14
2014
Wawancara Pribadi dengan Sri Wulan, Tutor (Penanggung jawab BBQ), Depok, 16 Juli
83
memberikan arahan, motivasi melalui metode ceramah dan cerita. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, Bunda Rina: “sepulang sekolah ramai-ramai ke masjid untuk shalat berjamaah lalu anak-anak di absen dan baru boleh pulang.” Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menafsirkan bahwa komunikasi kelompok dengan metode ceramah adalah tepat, intensif dan lebih efisien digunakan dalam satu kumpulan ataupun kelompok kecil, karena dari segi waktu singkat yakni dengan bersama-sama memberikan pesan di depan seluruh anak mendengarkan dan memahaminya, dan anak-anak disini mendapatkan feedback langsung dan bisa tanya jawab ketika ada yang ingin bertanya. Sehingga pembinaan ibadah secara komunikasi kelompok dapat dikatakan efisien dan intensif dalam penerapannya. Adapun pengarahan dalam kelompok ini terkait dengan pembinaan langsung secara bersama-sama seperti menghafal bacaan-bacaan shalat, AlQuran sebelum melaksanakan shalat zuhur berjamaah. Berdasarkan penjelasan di atas yakni komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki. Terkait dengan bentuk komunikasi kelompok sesuai dengan teori yang ada sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam pertemuan yang bersifat tatap muka (face to face) setiap peserta mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup
84
ketara sehingga ketika timbul pertanyaan dapat memberikan tanggapan kepada masing-masing sebagai perseorangan. Setelah mengetahui beberapa kegiatan yang dilakukan di Yayasan Bina Insan Mandiri, peneliti menyimpulkan bahwa yayasan ini menerapkan program
pembinaan
ibadah
terhadap
anak
jalanan
dengan
mempertimbangkan kemampuan mereka dengan cara menanamkan nilainilai keagamaan dengan kedisiplinan dalam shalat berjamaah, penghafalan serta pembacaan Al-Qur’an untuk meningkatkan ketaqwaan mereka dengan beribadah kepada-Nya. Semua itu, agar anak jalanan dapat menjadi manusia yang beriman kepada Allah dengan melaksanakan kewajiban yang telah Allah tetapkan, serta memilki sifat akhlakul karimah di kehidupan mereka.
B. Faktor Penghambat Pola Komunikasi dalam Pembinaan Ibadah Anak Jalanan Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka ditemukan beberapa hal yang menjadi faktor penghambat pola komunikasi tutor dan anak jalanan dalam pembinaan ibadah. Jika kita lihat dari prosesnya komunikasi itu terlihat mudah. Tapi sebenarnya tidak lepas dari berbagai kendala atau hambatan. Begitupun dalam setiap pelaksanaan suatu program, tentunya akan selalu dihadapkan pada faktor penghambat yang akan mengganggu jalannya program. Beberapa faktor yang berpengaruh sebagai penghambat terhadap pembinaan ibadah anak jalanan diantaranya adalah:
85
1. Tenaga Pengajar (Tutor) Tenaga pengajar (tutor) dalam program pembinaan ibadah yang ada di Yayasan Bina Insan Mandiri berjumlah 6 orang. Sehingga kurangnya tenaga pengajar atau tutor yang ikut membantu mengajar di Yayasan Bina Insan mandiri menjadi faktor penghambat dalam berjalannya beberapa program pembinaan yang ada. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Nurrohim selaku ketua YABIM: “kalo dari sisi internalnya lembaga ini kan berbasis swadaya masyarakat bukan berbasis karyawan tapi relawan, jadi silih bergantinya relawan itu mempengaruhi kemasteran, pemahaman, visi misi itu, itu dari sisi internal, kan mereka agak sedikit belum utuh ya pemahaman terhadap lembaga sehingga ibarat bukan mendayung tapi tujuan goalnya apa masih agak sedikit butuh memberikan pertemuan-pertemuan yang sangat intens dan evaluasi perbaikan dari sisi manajemen dan SDM . jadi intinya kita dari sisi SDM masih harus di support dari sisi kelembagaan dan sebagainya itu dari beberapa kelemahannya itu yang menjadi koreksi dan perbaikan-perbaikan kita untuk memberikan pelayanan yang lebih baik untuk anak-anak kita”15 Dari sisi internalnya keadaan tutor/ relawan di sini sangat mempengaruhi anak jalanan khususnya dalam pembinaan ibadah. Maka, perlu adanya evaluasi atau perbaikan, pertemuan intens dari sisi manajemen dan SDM. 2. Lingkungan Faktor lingkungan yang menjadi masalah utama dalam pembinaan ibadah anak jalanan. Misalnya ketika jam belajar sudah mau dimulai masih banyak anakanak yang susah diatur. Sebagaimana yang diungkapkan oleh tutor YABIM, kak Gatot : 15
Wawancara Pribadi dengan Bapak Nurrohim (Ketua), 10 Agustus 2014
86
“Kadang anak-anaknya susah diatur karena mereka kalo belajar ya semaunya mereka aja belajarnya apa, kalo mereka lagi gak mood yaudah kadang tutor dicuekin, itulah kenapa dia tidak betah sekolah di sekolah formal lebih senang disini, karna ya master berbeda bagi mereka yang biasa hidup di jalanan, bebas tapi terarah.”16 Bukan suatu hal yang mudah, seperti salah satunya adalah latar belakang anak-anak yang belajar di sekolah formal yang masih dapat pengawasan dari orang tua mereka. Dengan latar belakang anak-anak yang ada di yayasan ini maka tentunya akan berpengaruh pada penanganan masing-masing anak, dan tidak bisa menerapkan disiplin yang sama dengan sekolah umum lainnya khususnya dalam beribadah tutor harus benar-benar pintar dalam membinanya.
16
Wawancara Pribadi dengan Kak Gatot (Koordinator keagamaan), Depok, 16 Juli 2014
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah melakukan analisa dan menguraikan hasil penelitian, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pola komunikasi yang digunakan tutor terhadap anak jalanan dalam pembinaan ibadah di Yayasan Bina Insan Mandiri adalah pola roda dan pola bintang. Kedua pola komunikasi tersebut cukup efektif digunakan dalam pembinaan ibadah anak jalanan. Hal ini terlihat dari adanya komunikasi yang terjadi secara dua arah (komunikator-komunikan, komunikan-komunikator), adanya kesamaan makna antara komunikator (Tutor) dan komunikan (anak jalanan) serta adanya feedback dan efek berupa perubahan dari segi ibadah anak jalanan seperti shalat fardhu, taharah, hafalan serta pembacaan Al-Quran dan belajar tajwid dengan baik dan benar hal ini untuk meningkatkan ketakwaan mereka dengan beribadah kepada-Nya. 2. Faktor penghambat dalam pembinaan ibadah anak jalanan dalam hal ini pertama adalah tenaga pengajar (tutor) yang jumlahnya tidak terlalu banyak dan mereka sebagian bukan tutor tetap melainkan relawan padahal jumlah anak yang bersekolah disini banyak. Sehingga kurangnya tenaga pengajar atau tutor yang ikut membantu mengajar di Yayasan Bina Insan mandiri menjadi faktor penghambat dalam berjalannya beberapa program pembinaan yang ada. Kedua dari faktor lingkungan yang menyangkut 87
88
pada masalah pribadi yang timbul dari kesulitan belajar karena keterbatasan dalam menerima pelajaran. B. Saran 1. Dalam program pembinaan ibadah, disarankan agar para tutor atau pihak yayasan lebih menekankan dan membiasakan penerapan nilai-nilai keislaman kepada anak-anak jalanan. Sehingga anak-anak terbiasa untuk melakukan ibadahnya sesuai dengan norma-norma Islam. Pada saat di kelas atau di luar kelas tutor diupayakan untuk berusaha secara intens selalu membina anak-anak dalam ibadahnya agar semakin ke depan terus ada perbaikan dilakukan secara bersama-sama 2. Pola komunikasi yang diterapkan dalam pembinaan ibadah anak-anak di YABIM sudah efektif digunakan. Untuk lebih efektifnya lagi, ketika tutor menggunakan pola roda, dan pola bintang disarankan para tutor agar komunikasi kelompok sehingga kedekatan antara tutor-anak jalanan, anak jalanan-anak jalanan semakin erat. 3. Dengan minimnya kuantitas pengajar, diharapkan untuk satu tahun ke depan terjadi peningkatan tenaga pengajar, perbaikan sarana dan prasaranan serta adanya peran orang tua dan masyarakat dalam pembinaan ibadah anak-anak jalanan di lingkungan sekitar. Pada proses pembinaan ibadah memerlukan banyak tenaga untuk menangani anak jalanan, maka diperlukan bantuan dari tutor lainnya untuk pengontrolan bergantian mengarahkan, membimbing, mengontrol semua anak disini sehingga menjadi tanggung jawab bersama dan memberikan teladan.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998. Baihaqi AK. Fiqh Ibadah. Bandung: Mas Bandung, 1996. Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007. Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group, 2006. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka, 2002. Devito, Joseph A. Komunikasi Antarmanusia, Penerjemah Agus Maulana. Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group, 2011, Edisi Ke-5. Djamrah, Syaiful Bahri. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga (Sebuah Perspektif Pendidikan Islam). Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Dzajuli, Ahmad. Kaidah-Kaidah Fiqih. Jakarta: Kencana, 2007. Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004. ---------------------------------, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2001. ---------------------------------. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003. --------------------------------, Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar maju, 1989. Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1998. Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru: Konsep dan Strategi. Bandung: PT. Mandar Maju, 1991. Hamid Nasuhi dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (CeQDA (Center For Quality Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah,2007. Ilyas, Rooestin. Anak-Anak di Jalanan. Jakarta: Pensil, 2004.
Jumroni dan Suhaimi. Metode-Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Press, 2006. Lestari, Endang dan Maliki. Komunikasi yang Efektif, Bahan Ajar Diklat Prajabatan Golongan III . Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2003. Liliweri, Alo. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: Citar Aditya Bakti, 1991. Mangunhardjana, Pembinaan Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius, 1986. Masmuh, Abdullah. Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang: PT. Penerbitan Universitas Muhammadiyah, 2008. Masy’ari, Anwar. Akhlak Al-Qur’an. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990. M. budayatna dan Nina Muthmainah. Komunikasi Antarpribadi, Materi Pokok, IKOM44337/3SKS/Model 1-9. Jakarta: Universitas Terbuka, 1994, cet.I. Moeliono, L. Anak jalanan: Antara Kerentanan dan Ketahanan (Sisi lain Fenomena Sosial Jakarta). Modul Seminar PMKRI, 1997. Morissan, Teori Komunikasi. Bogor: PT. Ghalia Indonesia, 2009. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender. Malang: UIN Malang Press, 2008, cet. I. Partanto, Puis A. dan M. Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer. Jakarta: Arkola, 1994. Partowisastro, Koestoer. Dinamika Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga,1983, cet I. Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:Bulan Bintang, 1997. Qutub, Muhammad. Sistem Pendidikan Islam. Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1984. Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000. Ritonga A. Rahman. Fiqh Ibadah. Jakarta: Gaya Media Pratama: 2002. Robbin, James G. Komunikasi yang Efektif. Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 1995. Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Press, 2007.
Rosyada, Dede. Hukum Islam Dan Pranata Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996. Salam, Syamsir. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Press, 2006. Salim, Peter. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998. Soedijar, H.A. Intervensi Psikososial. Jakarta: Depsos, 1998. Sugono, Dedy. dkk, Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2008. Suyanto, Bagong. Masalah Anak Sosial. Jakarta: Kencana, 2010. Widjaja, H.A.W Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000. W.S. Winkel. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grafindo, 1996. Yunus, Mahmud. Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta: PT. Hiakarya Agung, 1961. Zaini, Syahminan. Problematika Ibadah dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: Kalam mulia, 1989. Zurinal Z. Aminuddin. Fiqh Ibadah. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008.
Dokumen : Tim Penyusun Proposal YABIM, Proposal Yayasan Bina Insan Mandiri. Depok: Yayasan Bina Insan Mandiri, 2014. Proyek Penerangan Bimbingan Khutbah/Dakwah Islam, Pembinaan Rohani Pada Wanita. Jakarta: Departemen Agama, 1948. Proposal Yayasan Bina Insan Mandiri, Depok: Yayasan Bina Insan Mandiri, 2014.
Pedoman Wawancara Nama
:
Jabatan
: Ketua/ Dewan Pendiri Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)
Hari / Tanggal
:
Waktu wawancara : Tempat wawancara :
1. Apa sejarah dan latar belakang berdirinya YABIM ? 2. Apa tujuan didirikannya YABIM ? 3. Apa saja program dan kegiatan yang diterapkan dalam membina ibadah anak jalanan di YABIM ? 4. Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang ditemukan dalam pembinaan ibadah di YABIM? 5. Apa perubahan yang bapak lihat dari anak-anak disini setelah bersekolah di YABIM dalam hal ibadahnya?
Nama
: Nurrohim
Jabatan
: Ketua/ Dewan Pendiri Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)
Hari / Tanggal
: Senin, 10 Agustus 2014
Waktu wawancara : 08.15 WIB Tempat wawancara : Kantor YABIM
Tanya : Apa sejarah dan latar belakang berdirinya YABIM ? Jawab : Singkatnya saja, Awalnya saya prihatin liat kondisi hari itu banyak anakanak usia sekolah yang putus sekolah dan tidak bisa sekolah, sementara kita tahu Depok ini sebenarnya kota pendidikan, Iconnya kota Pendidikan, kota jasa, kota pemukiman yang nuansanya religi, kota perdagangan, perguruan tinggi juga banyak disekitar kota depok, tapi tadi disisi lain justru banyak anak-anak usia peserta didik yang belum terakomodir belum bisa terlayani yang putus sekolah banyak, yang tidak sekolah juga banyak. Jadi, berangkat dari keprihatinan ini akhirnya saya menggagas adanya sebuah pendidikan alternative, pendidikan yang bisa menampung mereka-mereka yang masih usia masih usia sekolah juga, jadi mereka masyarakat marginal yang memang harus mendapatkan pelayanan, jadi pendidikan itu kan hak untuk semua tanpa terkecuali, kalo kita saling menyalahkan ga ada habisnya, akhirnya kita menggagas ini dengan modul pendidikan non formal dan informal pendidikan kesetaraan, jadi kita bikin lembaga namanya PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Bina Insan Mandiri, berhubung rahim kegiatan ini adanya di emperan masjid terminal akhirnya menjadi brand sekolah master ya dari situ, jadi rahim kegiatan sekolah master atau PKBM Bina Insan Mandiri yang di bawah naungan Yayasan Bina Insan Mandiri ini dari emperan masjid terminal yang saya rekrut dari beberapa divisi mahasiswa dan remaja masjid di masjid terminal itu sendiri. Sasarannya memang kita fokus di anak jalanan, anak terlantar, anak berkebutuhan khusus, dan anak cacat dan anak-anak yang berhadapan dengan hukum jadi kita menjangkau yang tidak terjangkau, melayani yang tidak terlayani, jadi dengan modul pendidikan ini harus ada pendidikan yang khusus yang sesuai dengan karakteristik sesuai dengan citra dan psikologis anak itu sendiri mereka tidak bisa diseragamkan harus masuk formal semua, yang pertama dari segi karakter dan dari segi kesempatan jadi itu yang menjadi konsen perhatian kita, kita merintis tahun 2000. Tanya : Apa tujuan didirikannya YABIM ? Jawab : Sesuai dengan visi YABIM sendiri yaitu menjadikan sekolah unggulan, bagi masyarakat marginal di Indonesia, melahirkan dan mengembangkan insan ,
cerdas, kreatif, mandiri, dan berbudi pekerti serta memiliki daya guna yang tinggi. Tanya : Apa saja program dan kegiatan yang diterapkan dalam membina ibadah anak jalanan di YABIM ? Jawab : Kita dari mulai paud ya anak usia dini, TK, SD, SMP, SMA. Kalo program pembinaan ibadahnya kita lebih prioritaskan itu sehingga untuk tahapan pertama, jadi gini ada pembinaan dalam satu hari itu untuk pembinaan karakter di luar jam pelajaran itu lebih padat lagi, terus tiga hari pelajaran yang di UN kan, satu hari kelas bisnis/skill, satu hari magang, satu hari olah raga, jadi totalnya 6 hari tapi hari ke tujuhnya itu bebas untuk yang mau berolahraga. Jadi untuk agama memang ada pelajaran khusus satu hari dari mulai BBQ, tentang keislaman bagi yang muslim karna kita kan melayani semua agama, semua suku, kita tidak membeda-bedakan. Tanya :Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang ditemukan dalam pembinaan ibadah di YABIM? Jawab : Kurangnya dukungan, Pendidikan itu akan sukses manakala ada suatu jalinan hubungan komunikasi anatara pihak keluarga, masyarakat dan lembaga. Mereka-meraka ini kan struktur keluarganya sudah rapuh, sudah goyah atau bisa dibilang cerai berai, jadi pola asuh itu mempengaruhi karakter anak itu sendiri, jadi kita kurang komunikasi dengan keluarga khususnya yang pulang ya kecuali yang sudah diserahkan di Yayasan ini, jadi memang masih sangat minim pemahaman mereka, jadi banyak orang beranggapan lembaga pendidikan ini seperti tukang sulap gitukan, datengdateng bawa saputangan keluar bisa jadi burung kan ga bisa begitu jadi harus ada kerjasama antara… makanya kalo konsep pendidikan nabawia itukan nol sampai tujuh tahun itu kita jadikan mereka raja jadi artinya harus banyak waktu yang kita sisihkan untuk anak kita, tujuh sampai empat belas itu kita jadikan kawan artinya harus mulai ada ketertiban jadi kalo anak udah sepuluh tahun gak mau shalat kan harus ada ketegasan dan usia-usia SMA sampai dewasa itu kita jadikan teman artinya belum ada kata terlambat jadi memang pemahaman yang masih sangat minim itu yang tidak beragam agak sedikit menjadi hambatan tapi bukan berarti kita harus menyerah, kedua dukungan dari birokrasi dan masyarakat yang individualis yang cenderung itu ada jadi konsep kita siapapun mereka adalah anak kita, saudara kita, teman kita tapi seberapa besar lingkungan-lingkungan itu yang kalo tadi itu sekolah adalah yang pertama, ketika masyarakatnya amal, makruf, nahi, mungkar nya bagus dan negaranya mempunyai suatu regulasi yang bagus hal-hal berkaitan dengan bahaya masa depan generasi bangsa ini harus di protect gitukan dari sisi aturan yang tegas, maka anak-anak ini akan lahir lebih besar menjadi generasi yang tangguh. nah itu kita masih dari sisi eksternal, kalo dari sisi internalnya lembaga ini kan berbasis swadaya masyarakat bukan berbasis karyawan tapi relawan, jadi silih bergantinya relawan itu mempengaruhi kemasteran, pemahaman, visi misi
itu, itu dari sisi internal, kan mereka agak sedikit belum utuh ya pemahaman terhadap lembaga sehingga ibarat bukan mendayung tapi tujuan goalnya apa masih agak sedikit butuh memberikan pertemuan-pertemuan yang sangat intens dan evaluasi perbaikan dari sisi manajemen dan SDM . jadi intinya kita dari sisi SDM masih harus di support dari sisi kelembagaan dan sebagainya itu dari beberapa kelemahannya itu yang menjadi koreksi dan perbaikan-perbaikan kita untuk memberikan pelayanan yang lebih baik untuk anak-anak kita, jadi kita memang pendekatannya memang kekeluargaan, tutor dan relawan sini harus menjadi sahabat dan teman setia mereka, sehingga mereka enjoy mereka nyaman disini dan master ini menjadi rumah kedua untuk mereka. Tanya : Apa perubahan yang bapak lihat dari anak-anak disini setelah bersekolah di YABIM dalam hal ibadahnya? Jawab : Saya melihat kebetulan pendidikan kita kan berbasis masyarakat, berbasis karakter dan berbasis entrepreneur artinya kami menggarap dari sisi masyarakat marginal dari yang tadinya wara-wiri sekarang wira nade, wirakarir wiraswasta, harapan kami setelah mereka kita didik, kita bina akhlaknya, secara spiritual bagus, secara perilaku bagus mereka kita bekali dengan skill keahlian, keterampilan sehingga diharapkan mereka punya daya saing dan Alhamdulillah mereka banyak yang program kita untuk kemandirian itu lulusan sini udah banyak yang bisa mandiri bisa kerja bisa usaha sih sehingga tidak membebani keluarga lingkungan bahkan mereka sudah menjadi tumpuan harapan tulang punggung keluarga yang bisa mensupport dan membantu jadi secara pemberdayaan dari sisi spiritual, intelektual, financial mereka berdaya, belum bicara tadi yang tadinya tidak shalat sekarang sudah rajin shalat, yang tadinya tidak menutup aurat sekarang sudah menutup ya itu perubahan secara perilaku, secara fisik, secara kasas mata itu banyak lah, kalo dulu belum adanya master mereka mau shalat malu gak ada temennya kalo sekarang kalo gak shalat malu, yang mabuk malu. Kalo dulu kalo ngumpul anak-anak sini sambil mabuk dan lain sebagainya sekarang si udah gak ada. Jadi itu yang saya lihat..
Narasumber
Pewawancara
(Nurrohim)
(Indah Dwi Fujiani)
Pedoman Wawancara Nama
:
Jabatan
: Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)
Hari / Tanggal
:
Waktu wawancara : Tempat wawancara :
1. Sejak kapan saudara mengajar di YABIM ? 2. Program apa yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah anak jalanan di YABIM ? 3. Bagaimanakah pola komunikasi yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan ? 4. Kapan pola komunikasi itu saudara terapkan pada anak jalanan ? 5. Metode apa yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan ? 6. Materi apa saja yang saudara berikan kepada anak jalanan ? 7. Bentuk dan media komunikasi apa saja yang saudara gunakan dalam membina ibadah anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri ? 8. Sarana dan prasarana apa yang digunakan ? 9. Menurut saudara, apakah pola komunikasi yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan sudah berhasil ? 10. Faktor pendukung apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah? 11. Faktor penghambat apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah ? 12. Apa harapan kakak kedepan untuk anak-anak jalanan di YABIM ?
Pedoman Wawancara Nama
:
Jabatan
: Anak Binaan YABIM
Hari / Tanggal
:
Waktu wawancara : Tempat wawancara :
1. Sejak kapan adik masuk di Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) ? 2. Darimana adik tahu YABIM ? 3. Apakah adik senang mengikuti kegiatan di YABIM ? 4. Menurut adik ibadah itu apa ? 5. Ibadah apa saja yang adik pelajari di YABIM ? 6. Bagaimana pendapat adik tentang kakak tutor di YABIM ? 7. Apakah pola komunikasi yang dilakukan oleh kakak tutor mampu membuat adik paham tentang ibadah ? 8. Apakah materi yang disampaikan oeh tutor mampu membuat adik paham ? 9. Apakah bentuk dan media komunikasi yang diberikan tutor pada adik membuat adik paham? 10. Apakah metode yang sering kakak tutor gunakan membuat adik mudah dan paham dalam mempelajarinya ? 11. Adakah perubahan apa yang adik rasakan selama kamu dididik di YABIM ? perubahan apa? 12. Menurut kamu penting tidak ibadah dalam kehidupan sehari-hari ? 13. Apa manfaat yang adik rasakan dalam ibadah ?
Curriculum Vitae DATA PRIBADI Nama Lengkap
: Fida Aininisa
Tempat, tanggal lahir
: Jakarta, 28 Juli 1995
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Jl. H. Limun 3 Depok Timur
Email
:
[email protected]
No. Telepon
: 089640540535
Jabatan
: Tutor
DATA PENDIDIKAN Formal Sekolah Dasar
: SDN Sukmajaya 6 Depok
SMP
: SMP IT Nurur Rahman
SMA
: MAN Cibinong
Perguruan Tinggi : Non-Formal 1. 2. -
PENGALAMAN PEKERJAAN 1. Guru TPA
Curriculum Vitae DATA PRIBADI Nama Lengkap
: Muhamad Gatot Randiantoro
Tempat, tanggal lahir
: Jakarta, 27 November 1990
Agama
: Islam
Status
: Lajang
Alamat
: Jl. Margonda Raya Gg. Swadaya I RT. 01/07 Depok
Email
:
[email protected]
No. Telepon
: 089633003258
Jabatan
: Tutor (Koordinator Bidang keagamaan)
DATA PENDIDIKAN Formal Sekolah Dasar
: Madrasah Jamiat Khair
SMP
: MAN Jamiat Khair
SMA
: Sekolah Master
Perguruan Tinggi : STAIQ Non-Formal 1. Pesantren PENGALAMAN PEKERJAAN 1. Office Boy 2. Guru ngaji
Curriculum Vitae DATA PRIBADI Nama Lengkap
: Sri Wulan
Tempat, tanggal lahir
: Depok, 6 April 1985
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Alamat
: Jl. Keluing III No. 65 Depok
Email
:
[email protected]
No. Telepon
: 085289451583
Jabatan
: Tutor (Penanggung Jawab Program BBQ (Belajar Baca Quran) )
DATA PENDIDIKAN Formal Sekolah Dasar
: SDN Bakti Jaya 3 Depok
SMP
: Ganesha Satria
SMA
: SMA YAPEMRI Depok
Perguruan Tinggi : Bina Sarana Informatika
PENGALAMAN PEKERJAAN 1. Guru TK / TPA 2.Guru SMP
Curriculum Vitae DATA PRIBADI Nama Lengkap
: Mustami’in
Tempat, tanggal lahir
: Depok, 23 Desember 1984
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Alamat
: Jl. Margonda Raya Gg. Swadaya Depok
Email
:-
No. Telepon
: 085770008580
Jabatan
: Tutor Pembinaan Ibadah
DATA PENDIDIKAN Formal Sekolah Dasar
: MI Al-Islamiyah
SMP
: SMPN 5 Depok
SMA
: SMAN 3 Depok
Perguruan Tinggi : UIN Jakarta Non-Formal 1. Pesantren PENGALAMAN PEKERJAAN 1. wirausaha 2. guru mengaji
Curriculum Vitae DATA PRIBADI Nama Lengkap
: Nurrohim
Tempat, tanggal lahir
: Tegal, 3 Juli 1971
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Alamat
: Jl. Arif Rahman Hakim RT.04/12,Pancoran Mas, Depok
Email
:
[email protected]
No. Telepon
: 081380433338
Jabatan
: Ketua PKBM Yayasan Bina Insan Mandiri
DATA PENDIDIKAN Formal Sekolah Dasar
: SDN 01 Tegal
SMP
: MTS Pesantren Mahadu Tolabah
SMA
: MAN Pesantren Mahadu Tolabah
Perguruan Tinggi : Universitas Triananda
PENGALAMAN PEKERJAAN 1. Wiraswasta
Curriculum Vitae DATA PRIBADI Nama Lengkap
: Rina Herawati
Tempat, tanggal lahir
: Bogor, 11 Juni 2014
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Alamat
: Jl. LIngkungan Cipayung RT.10/ 09 Depok
Email
:-
No. Telepon
: 081296002601
Jabatan
: Tutor BBQ
DATA PENDIDIKAN Formal Sekolah Dasar
: MI Depok
SMP
: MTS. Al Kautsar Depok
SMA
:MAN 1 Cibinong
Perguruan Tinggi : STAI Al-Karimiah Depok Non-Formal 1. Metode UMI
PENGALAMAN PEKERJAAN 1. Paud Harapan Depok 2. Guru TPA Al- Istiqomah 3. Relawan Rumah Zakat
BIODATA Nama Lengkap
: Adam A.D.H
Nama Panggilan
: Adam
Tempat, tanggal lahir
: Citayam, 28 Agustus 2000
Kelas
: 2 SMP
Agama
: Islam
Alamat
: Asrama Master
Hobby
: Main bola, menyanyi, dll
Masuk YABIM Sejak
: Tahun 2009
Kegiatan sebelum masuk YABIM : Ngamen
BIODATA Nama Lengkap
: Regi Alfarezi
Nama Panggilan
: Beta
Tempat, tanggal lahir
: Depok, 9 Oktober 2000
Kelas
: 2 SMP
Agama
: Islam
Alamat
: Asrama Master
Hobby
: main bola
Masuk YABIM Sejak
: 2010
Kegiatan sebelum masuk YABIM : Ngamen
BIODATA Nama Lengkap : Maulana Ibrahim Nama Panggilan : Paul Tempat, tanggal lahir :Bogor, 20 September 1996 Kelas : 4 SD Agama : Islam Alamat : Asrama Master Hobby : Mancing, bersih-bersih Masuk YABIM Sejak : 2009 Kegiatan sebelum masuk YABIM : Ngamen, menyapu di kereta, Kuli panggul pasar, nyuci mobil
BIODATA : Dede Mauliyadi Nama Lengkap Nama Panggilan : Dede : Sumedang, 1 Juli 2001 Tempat, tanggal lahir Kelas : 6 SD Agama : Islam Alamat : Asrama Master : Main Bola Hobby Masuk YABIM Sejak : Tahun 2010 Kegiatan sebelum masuk YABIM : Ngamen
BIODATA Nama Lengkap : Andre Ahmad Subarga Nama Panggilan : Andre Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 1 Agustus 1999 Kelas : 2 SMP Agama : Islam Alamat : Manggarai Hobby : Main Bola Masuk YABIM Sejak :Kegiatan sebelum masuk YABIM : Ngamen
Nama
: Rina Herawati
Jabatan
: Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)
Hari / Tanggal
: Rabu, 6 Agustus 2014
Waktu wawancara : 09. 25 WIB Tempat wawancara : Masjid Tanya : Sejak kapan saudara mengajar di YABIM ? Jawab : kalo saya sendiri baru si ya sekitar 2 bulanan Tanya : Program apa yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah anak jalanan di YABIM ? Jawab : Kalo disini kita belajar BBQ (belajar baca Quran) ini kan diwajibkan ya dan ini menentukan kelulusan dari master, kalo di bidang pembinaan nya ini bagus/ tidak maka nanti penentuan lulusnya itu tergantung dari pembinaan, kalo disini diwajibkan juga shalat dhuha setiap hari sebelum Masuk kelas dan sepulang sekolah ramai-ramai ke Masjid untuk Shalat berjamaah lalu anak-anak di absen dan baru boleh pulang. Tanya : Bagaimanakah pola komunikasi yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan ? Jawab : Disini kita sering sharing-sharing sama anak-anak ada masalah apa kayak contohnya kan anak-anak disinikan sudah usia akil bhalig mereka ga tau soal mandi junub/ mandi hadast gitu biasanya dalam program bbq sharingsharing soal gitu dan sebagainya, pola komunikasi disini biasanya saya memberikan materi mengangkat tentang suatu masalah/ persoalan misalnya soal tadi mandi wajib nanti kita kasih tau, mandi wajib tuh seperti ini dan mereka mendengarkan, itu pun sebagai tempat sharing misalnya ada masalah dengan keluarganya kita selalu nerima kalo dia mau curhat. Tanya : Kapan pola komunikasi itu saudara terapkan pada anak jalanan ? Jawab : Selain di dalam kelas saat belajar di luar kelas juga misalnya pada saat istirahat mereka tidak semua jajan kan biasanya mereka berkumpul di depan kantor nah disitu banyak bertanya saat di luar pelajaran. Tanya : Metode apa yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan ? Jawab : Biasanya disini kita kasih petunjuk dulu ya kita praktekan dulu dicontohkan lalu baru mereka mengikuti, nanti dibina terus sampai mereka bisa seperti saat mereka membaca Al-Quran saya memberikan contoh juga bertanya tentang tajwid nya apa, metode tanya jawab saya terapkan disini agar anak lebih aktif, metode menghafal juga diterapkan tetapi tidak terlalu diwajibkan ya karena disini dibiasakan saja anak-anak akrab dengan Al-
quran, karena dengan muroja’ah ya tiap hari di baca diulang-ulang insya Allah dengan sendirinya mereka akan hafal. Tanya : Materi apa saja yang saudara berikan kepada anak jalanan ? Jawab : kalo saya sih bagiannya suka ngisi pembelajaran tajwid sama fiqih Tanya : Bentuk dan media komunikasi apa saja yang saudara gunakan dalam membina ibadah anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri ? Jawab : Biasanya kelompok karena disini terlalu banyak jadi kita bagi kelompok misalnya pembelajaran BBQ ini di bagi sesuai level misalnya iqra, tahfidz dibagi-bagi sesuai kelompok karna muridnya Alhamdulillah banyak banget. Media komunikasi nya kalo pelajaran ada buku panduannya, komputer ada tempat prakteknya di lab. langsung Tanya : Sarana dan prasarana apa yang digunakan ? Jawab : Kalo sarana ya masjid ini yg digunakan, disediakan Al-quran untuk BBQ, untuk computer disiapkan lab. komputer, nanti peminatan anak-anak itu ada yang teater ada ruangan teater, yang senang musik juga ada ruang musik. Tanya : Menurut saudara, apakah pola komunikasi yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan sudah berhasil ? Jawab : Insya Allah ya kalo untuk di lingkungan sekolah si dilihat dari akhlak anakanak ya Alhamdulillah sepertinya sedikit banyak membekas tapi Allahualam kalo mereka kembali ke lingkungan luar karna kan balik lagi itu harus perlu pendampingan orang tua ya apalagi anak jalanan, kalo akhlak mereka si saya bandingin di tempat lain lebih bagus mereka biasanya kan kita bisa liat ya itu murni atau rekayasa, tapi ini benar-benar murni yang saya lihat, banyak sekali perubahannya. Tanya : Faktor pendukung apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah? Jawab : Kita setiap selesai pembelajaran itu selalu rapat setiap hari/ evaluasi, Tanya : Faktor penghambat apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah ? Jawab : Penghambat selalu ada ya pasti, jumlah anak yang terlalu banyak tetapi tutornya hanya beberapa orang saja. Tanya : Apa harapan kakak kedepan untuk anak-anak jalanan di YABIM ? Jawab : Harapan saya mudah-mudah anak-anak disini semua… karena bagaimana pun mereka ini penerus bangsa kita ya mudah-mudahan disini dengan diberikan nya ilmu yang bermanfaat akan menjadi bekal mereka nanti sampai dewasa, menjadi orang yang bermanfaat buat dirinya dan lingkungannya Narasumber
(Rina Herawati)
Pewawancara
(Indah Dwi Fujiani)
Nama
: Mustami’in
Jabatan
: Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)
Hari / Tanggal
:Rabu, 6 Agustus 2014
Waktu wawancara : 11.40 WIB Tempat wawancara :Kantor sekretariatan YABIM Tanya : Sejak kapan saudara mengajar di YABIM ? Jawab : 10 Tahun kurang lebih Tanya : Program apa yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah anak di YABIM ? Jawab : Konseling, Motivasi Ibadah, Tahfidz
jalanan
Tanya : Bagaimanakah pola komunikasi yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan ? Jawab : Tidak mudah dalam memberikan pengarahan dan pembinaan kepada anak jalanan agar mereka mau menerima dan menjalankan apa yang para tutor berikan. Karakteristik anak jalanan yang biasa hidup bebas dijalanan tanpa adanya aturan, membuat mereka sukar untuk mengendalikan diri dan tidak memiliki kepedulian terhadap kepentingan terhadap kepentingan atau kebutuhan lingkungannya. Apalagi dalam pembinaan ibadah mereka butuh komunikasi yang sangat efektif untuk bisa mempengaruhi mereka, anakanak disini itu gak bisa dikasarin karna hidup mereka yang sudah keras dijalanan nanti dia bisa pergi jadi kita harus sabar memberi perhatian, kasih sayang pelan-pelan, pendekatan itu nantinya akan terjalin dan sedikit demi sedikit anak-anak mau berubah dalam ibadahnya kayak shalat, mengaji, puasa itu mereka kita bina pelan-pelan tapi pasti Tanya : Kapan pola komunikasi itu saudara terapkan pada anak jalanan ? Jawab : Saat mendampingi mereka saat mengaji, saat ngobrol, saat ingin tidur saya selalu berkomunikasi dengan mereka Tanya : Metode apa yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan ? Jawab : Metode nya sih saya lebih menekankan ke hafalan surat ya seperti anak-anak diajarkan untuk menghafal beberapa surat pendek yang biasa dibaca dalam ibadah shalat dan setiap hari nya anak-anak harus setoran contoh surat An-Naba mereka tiap harinya harus menyetor 5 ayat sampai mereka hafal semua. Alhamdulillah anak-anak disini sudah hafal 4 juz bahkan lebih, hal itu yang membuat saya bangga karena anak-anak di luar sana belum tentu punya kemauan seperti mereka, saya juga metodenya lebih menekankan metode ketegasan dsn tetsp memberikan perhatian.
Tanya : Materi apa saja yang saudara berikan kepada anak jalanan ? Jawab : Tentang puasa, motivasi ibadah, shalat, puasa, doa-doa pendek , zikir dll Tanya : Bentuk dan media komunikasi apa saja yang saudara gunakan dalam membina ibadah anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri ? Jawab : lebih ke antarpersonal karena mereka punya persoalan yang berbeda setiap anak dan biasa hidup di jalan, tapi mereka punya semangat untuk belajar semangat ibadah dan kekuatan diri sehingga komunikasi ini bisa lebih akrab dan dekat dengan mereka seperti sahabat. Media yang saya gunakan komputer dan Al-quran karena mereka lebih cepat menghafalkan suratsurat Al-quran terus ada media nya seperti mereka menonton Youtube yang saya download banyak mereka lebih cepat nangkep dibandingkan mereka harus membaca, tapi mereka setiap hari ya tetap harus mengaji tidak hanya di sekolah tapi di Asrama Master juga ibadah mereka di bina setiap hari. Tanya : Sarana dan prasarana apa yang digunakan ? Jawab : Asrama / rumah singgah yang saya sediakan untuk anak-anak yang tidak mempunyai tempat tinggal., masjid dan sekolah Tanya : Menurut saudara, apakah pola komunikasi yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan sudah berhasil ? Jawab : Sudah, hal ini terlihat dari kesadaran anak-anak yang tadinya mereka hidup dijalanan tapi mereka mempunyai keinginan yang tadinya tidak mengerti tentang ibadah jadi mengerti alhamdulillah. Yang tadinya mereka tidak membiasakan untuk Shalat wajib dan Sunah sekarang menjadi kebiasaan mereka. Tanya : Faktor pendukung apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah? Jawab : Punya media komputer, modul-modul sudah teratur, alat peraga Tanya : Faktor penghambat apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah ? Jawab : Buku-buku pelajaran yang masih kurang, tenaga pengajar yang kurang, dana Tanya : Apa harapan kakak kedepan untuk anak-anak jalanan di YABIM ? Jawab : Harapannya semoga bisa lebih baik lagi kedepannya, mereka tidak hanya tampil sebagai anak jalanan saja tapi harus menjadi anak yang kreatif, cerdas, bermanfaat, untuk keluarga dan masyarakat. Narasumber
Pewawancara
(Mustami’in)
(Indah Dwi Fujiani)
Nama
: Fida
Jabatan
: Tutor Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM)
Hari / Tanggal
: Senin, 20 Juli 2014
Waktu wawancara : 09.10 WIB Tempat wawancara : Kantor sekretariatan YABIM
Tanya : Sejak kapan saudara mengajar di YABIM ? Jawab : Sejak Tahun 2013 Tanya : Program apa yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah anak jalanan di YABIM ? Jawab : BBQ untuk program keagamaannya biasanya ngajar hadis, tajwid, Fiqih, Akidah, BBQ itu kan kebanyakan membaca Alquran, hafalan Alquran Tanya : Bagaimanakah pola komunikasi yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan ? Jawab : Biasanya kita saling sharing aja ya jadi misalnya satu punya masalah ntar kita sharing bareng-bareng gimana jalan keluarnya kayak gitu sih, jadi misalnya kalo ada masukan-masukan juga dari anak murid kita tampung juga nanti kita bahas bareng-bareng lagi, kita menganggap bahwa.. saya sih menganggap dan saya si memposisikan diri saya sebagai dia juga jadi mereka nyaman dan bisa sharing juga kan jadi sama-sama berbagi ilmu lah kayak misalnya dia punya ilmu apa saya ambil juga kalo saya punya ilmu apa saya bagi lagi khususnya tentang ibadah. Jadi sama-sama berbagi lah. Tanya : Kapan pola komunikasi itu saudara terapkan pada anak jalanan ? Jawab : Saat kita kumpul biasanya sih kalo acara-acara kayak gini ya kayak pada saat BBQ , kadang pada saat pelajaran umum kadang mereka juga ngerasa bosen ya mungkin entah lagi ada masalah apa kadang kita sharing walaupun agak melenceng dari pelajar tapi setidaknya untuk membangun pribadi mereka juga Tanya : Metode apa yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan ? Jawab : Saya sih lebih ke metode menghafal yaa dan juga melatih kebiasaan mereka untuk selalu berinteraksi dengan Al-Quran dan bisa mengetahui hukum dan tajwid Al-Qur’an Tanya : Materi apa saja yang saudara berikan kepada anak jalanan ?
Jawab : Materinya si banyak kadang tajwid, Fiqih, yaa Tanya jawab aja sih ga terlalu fokus sama satu materi nanti anak-anak akan merasa bosan Tanya : Bentuk dan media komunikasi apa saja yang saudara gunakan dalam membina ibadah anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri ? Jawab : Lebih ke antarpribadi kayaknya soalnya kondisi anak-anak disini itu punya masalah tersendiri kadang ada masalah dengan temannya atau keluarganya, mengajarkan mereka yang masih belum mengerti tentang suatu materi tentang ibadah saya akan bertanya satu-satu pada anak yang belum mengerti nanti saya ajarkan langsung dengan begitu si anak mudah memahami materi, kalo dibahas dalam kelompok terkadang anak-anak ribut jadi suka ada yang ga ngerti, media komunikasinya lebih ke buku panduan yang ada di yayasan. Tanya : Sarana dan prasarana apa yang digunakan ? Jawab : Ruangan kelas, masjid Tanya : Menurut saudara, apakah pola komunikasi yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan sudah berhasil ? Jawab : Tergantung masing-masing orang nya sih yang berhasil ada , ada juga yang engga mungkin entah kurang pendekatannya atau gimana ya atau mungkin kurang menangkap pelajaran tapi sebagian besar yang saya lihat banyak yang berhasilnya dari pada yang tidaknya. Alhamdulilah.. Tanya : Faktor pendukung apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah? Jawab : Pendukungnya semangat anak didik, semangat mendidik, dan semangat dukungan dari orang tua, para dermawan, ataupun relawan, dan keinginan anak-anak untuk memafaatkan sekolah ini. Tanya : Faktor penghambat apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah ? Jawab : Lebih ke anak-anaknya misalnya anak-anaknya tidak disiplin, motivasi belajar kurang dan faktor keluarga anak didik yang rentan membawa masalah dimasing-masing rumah. Tanya : Apa harapan kakak kedepan untuk anak-anak jalanan di YABIM ? Jawab : Yang pasti si yang terbaik lah untuk mereka, berharap apa yang kita ajarkan benar-benar diterapkan di dalam kehidupan mereka ya pola hidup mereka yang tadinya kurang bagus diperbaiki lagi sampai akhirnya bisa mencapai semua keinginan yang mereka inginkan . Narasumber
Pewawancara
(Fida)
(Indah Dwi Fujiani)
Nama
: Sri Wulan
Jabatan
: Tutor YABIM (Penanggung Jawab BBQ)
Hari / Tanggal
: Rabu, 16 Juli 2014
Waktu wawancara : 09.10 WIB Tempat wawancara : Masjid
Tanya : Sejak kapan saudara mengajar di YABIM ? Jawab : sudah 3 tahunan. Tanya : Program apa yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah anak jalanan di YABIM ? Jawab : BBQ (Belajar baca Al-Quran ) Tanya : Bagaimanakah pola komunikasi yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan ? Jawab : Pola komunikasi disini memang sangat penting sekali yah untuk membina ibadah mereka karena tidak mudah dalam melakukan pembinaan ibadah anak jalanan, karena membutuhkan pola komunikasi yang tepat dan efektif. Biasanya saya menerapkan pola komunikasi satu arah dengan memberikan didikan dan pengarahan dari saya kepada anak-anak. Jadi ga ada respon atau umpan balik. Contohnya saja pada saat sebelum belajar dikelas saya memberikan materi dan pengarahan kepada anak-anak tentang shalat. Dan itu menjadi kebiasaan rutin dilakukan setiap hari. Tanya : Kapan pola komunikasi itu saudara terapkan pada anak jalanan ? Jawab : Pada saat proses belajar mengajar, mengaji dan di luar kelas. Tanya : Metode apa yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan ? Jawab : Metode yang saya gunakan dengan memberikan perhatian, sabar dan kasih sayang karna anak seperti itu tidak bisa dikerasin dengan begitu anak jalanan akan membangun hidup mereka dengan kedisiplinan. Selain itu, dengan metode tersebut, sedikit demi sedikit anak-anak akan mengalami perubahan dalam ibadahnya. Tanya : Materi apa saja yang saudara berikan kepada anak jalanan ? Jawab : Mengaji, hafalan surat, tentang sholat wajib maupun sunah dll Tanya : Bentuk dan media komunikasi apa saja yang saudara gunakan dalam membina ibadah anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri ?
Jawab : Lebih ke antarpribadi ya karna disini kan anak-anaknya susah diatur, bandel, biasa hidup bebas dijalan beda dengan anak-anak disekolah formal lain, jadi pendekatan nya harus lebih intens dengan mereka. Kalo kelompoknya saat belajar kita di bagi dalam beberapa kelompok saat mengaji. Tanya : Sarana dan prasarana apa yang digunakan ? Jawab : masjid, kelas, sekretariatan, papan tulis, computer Tanya : Menurut saudara, apakah pola komunikasi yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan sudah berhasil ? Jawab : Alhamdulillah cukup berhasil, karena di master ini yang lebih ditekankan agamanya, ibadah mereka, akhlak mereka, bahkan pelajaran agama bisa dikemas sekaligus dalam pelajaran lain karena akan berpengaruh pada pola piker mereka yang nantinya kita tanamkan nila-nilai agama supaya terbentuk pola piker yang terpuji sehingga terbentuk karakter individu yng islami. Tanya : Faktor pendukung apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah? Jawab : Lab. komputer, perpustakaan walaupun belum memadai, antusias belajar anak-anak. Tanya : Faktor penghambat apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah ? Jawab : Keterbatasan sarana dan prasarana belajar dan kesiapan anak-anak untuk belajar yang masih kurang Tanya : Apa harapan kakak kedepan untuk anak-anak jalanan di YABIM ? Jawab : Harapannya banyak sekali yaa salah satunya agar anak-anak menjadi pribadi yang baik, tidak turun ke jalanan lagi dan lebih memprioritas kan nilai-nilai keislaman dan pendidikannya.
Narasumber
Pewawancara
(Sri Wulan )
(Indah Dwi Fujiani)
Nama
: Gatot
Jabatan
: Tutor YABIM (Koordinator Bid. Keagamaan)
Hari / Tanggal
: Rabu, 16 Juli 2014
Waktu wawancara : 12.10 WIB Tempat wawancara : Ruang Kantor YABIM Tanya : Sejak kapan saudara mengajar di YABIM ? Jawab : Dari tahun 2010 Tanya : Program apa yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah anak jalanan di YABIM ? Jawab : Shalat duha, memperdalam tajwid, pesantren kilat, belajar agama islam Tanya : Bagaimanakah pola komunikasi yang saudara terapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan ? Jawab : Kalo untuk beribadah itu kita dulu yang harus melaksanakan beri contoh ke mereka, jadi kita sama-sama mengerjakan bareng-bareng anak-anak, pendekatan kita aja terhadap anak-anak dulu latar belakang mereka gimana dikeluarganya sampai anak-anak itu ko bisa sampai susah diatur , jadi kita masuk dulu di lingkungannya mereka itu bagaimana kita tanya setelah itu lama-lama dia akan ngomong sendiri apa yang mereka tidak mengerti, yang salah dimana, kadang-kadang saya nanya sama mereka gimana kaka harus mengajar ke kamu khusus ke kamu tanpa ada paksaan mereka untuk belajaar . saya juga sangat dekat mereka seperti teman sendiri bukan sebagai tutor mereka itu cara saya dekat dengan mereka. Tanya : Kapan pola komunikasi itu saudara terapkan pada anak jalanan ? Jawab : Waktu saat belajar 15 menit saya kasih waktu anak-anak untuk sharing, kalo pembahasan sudah selesai mereka sudah paham Tanya : Metode apa yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan ? Jawab : Saya sih tegas dalam mengajar, hafalan juga sering diulang kembali misalnya doa iftitah besoknya diulang dulu sebelum masuk pelajaran ke berikutnya gitu. Cara saya mengajar nulis saya terangkan kalo mereka tidak paham saya susruh bertanya kalo mereka paham ya saya yang nanya jadi ganti-gantian aja Tanya : Materi apa saja yang saudara berikan kepada anak jalanan ? Jawab : Banyak ka materinya tentang iman kepada malaikt, iman kepada Allah, puasa, sholat, qurban , zakat, macam-macam najis Tanya : Bentuk dan media komunikasi apa saja yang saudara gunakan dalam membina ibadah anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri ?
Jawab : Kalo saya sih lebih ke personal untuk anak-anak jalanan yang susah diatur, kalo mereka pada jalanin seperti shalat wajibnya, puasa buat yang biasa ikut saya tidak terlalu banyak nanya, tapi yang susah diatur saya dekatkan dia saya Tanya ke dia kenapa saya ajak pelan-pelan karna mereka memang bukan anak-anak yang biasa di rumah. Media komunikasi yang saya gunakan dengan buku panduan, Al-Quran dan kadang saya juga mengajak anak-anak menonton video di lab.komputer yang ada di Yayasan tentang tata cara sholat, puasa dll. Tanya : Sarana dan prasarana apa yang digunakan ? Jawab : kelas, lab computer Tanya : Menurut saudara, apakah pola komunikasi yang diterapkan dalam pembinaan ibadah mahdhah terhadap anak jalanan sudah berhasil ? Jawab : Ada yang berhasil ada juga yang anak-anaknya masih bandel, tapi banyak perubahannya yang tadainya dia malas sekolah jadi sering sekolah, yang tadi nya tidak mengerti agama , sholat sekarang Alhamdulillah jadi banyak taunya walaupun di kelas masih agak slengean gitu tapi Alhamdulillah mereka sering masuk walaupun mereka masih ngamen dsb. Tanya : Faktor pendukung apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah? Jawab : Saya sih senang aja berkomunikasi dengan anak-anak seperti itu karena saya dulunya juga sekolah disini. Jadi sekarang senang aja bergabung dengan mereka gitu. Tanya : Faktor penghambat apa saja yang saudara hadapi saat berkomunikasi dengan anak jalanan dalam pembinaan ibadah mahdhah ? Jawab : Ada kak. Kadang anak-anaknya susah diatur karena mereka kalo belajar ya semaunya mereka aja belajarnya apa, kalo mereka lagi gak mood yaudah kadang tutor dicuekin, itulah kenapa dia tidak betah sekolah di sekolah formal lebih senang disini, karna ya master berbeda bagi mereka yang biasa hidup dijalanan, bebas tapi terarah. Sarana juga menjadi penghambat karna kurangnya ruang kelas juga kurang memadai jadi belajarnya kurang kondusif Tanya : Apa harapan kakak kedepan untuk anak-anak jalanan di YABIM ? Jawab : Harapannya ya mereka berubah bukan dengan kapasitas saya ya tapi dengan kemauan mereka sendiri tanpa harus disuruh, dipaksa waktunya shalat duha ya shalat duha, lebih wajib nya lagi ya shalat wajibnya yang diutamakan. Narasumber
(M. Gatot)
Pewawancara
(Indah Dwi Fujiani)
Nama
: Adam
Jabatan
: Anak Binaan YABIM
Hari / Tanggal
: Rabu, 6 Agustus 2014
Waktu wawancara : 13.00 WIB Tempat wawancara : Halaman sekolah
Tanya : Sejak kapan adik masuk di Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) ? Jawab : Tahun 2009, Kelas 3 SD Tanya : Darimana adik tahu YABIM ? Jawab : Dari anak UI ketemu di kereta Tanya : Apakah adik senang mengikuti kegiatan di YABIM ? Jawab : Seneng banget, enak aja. Tanya : Menurut adik ibadah itu apa ? Jawab : Shalat, Ngaji, puasa, Senyum, Kebersihan juga ibadah Tanya : Ibadah apa saja yang adik pelajari di YABIM ? Jawab : Shalat duha, Shalat berjamaah, mengaji setiap hari, puasa banyak kak Sebelum masuk sekolah ikut BBQ dulu ka wajib, kalo pulang sekolah harus ikut shalat zuhur berjamaah dulu baru dapet absen boleh pulang, terus tiap hari juga harus setoran hafalan Al-Quran Tanya : Bagaimana pendapat adik tentang kakak tutor di YABIM ? Jawab : Tutor disini baik, baik bangettt.. udah kayak keluarga sendiri Tanya : Apakah pola komunikasi yang dilakukan oleh kakak tutor mampu membuat adik paham tentang ibadah ? Jawab : Insya Allah Paham Tanya : Apakah materi yang disampaikan oeh tutor mampu membuat adik paham ? Jawab : Paham, tapi tergantung cara tutor nyampeinnya kak
Tanya : Apakah bentuk dan media komunikasi yang diberikan tutor pada adik membuat adik paham? Jawab : Ada yang paham ada yang engga ka, tapi kalo belajar afalan lebih cepet liat video gitu kak cepet afalnya. Tanya : Apakah metode yang sering kakak tutor gunakan membuat adik mudah dan paham dalam mempelajarinya ? Jawab : iya kak Tanya : Adakah perubahan apa yang adik rasakan selama kamu dididik di YABIM ? perubahan apa? Jawab : Yaaaa.. udah gak kayak dulu, kalo dulu dekil banget gatau apa-apa sekarang kan udah berubah insyaallah Tanya : Menurut kamu penting tidak ibadah dalam kehidupan sehari-hari ? Jawab : Pentinglah, ibadah itu wajib kayak shalat kan wajib kalo kita kaga tekunin shalat dosa dong kalo kita ngga jalanin Tanya : Apa manfaat yang adik rasakan dalam ibadah ? Jawab : Ya adam jadi berubah aja kak sekarang
Narasumber
( Adam )
Pewawancara
(Indah Dwi Fujiani)
Nama
: Dede Mauliyadi
Jabatan
: Anak Binaan YABIM
Hari / Tanggal
: Rabu, 6 Agustus 2014
Waktu wawancara : 13.15 WIB Tempat wawancara : Masjid
Tanya : Sejak kapan adik masuk di Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) ? Jawab : Tahun 2008 Tanya : Darimana adik tahu YABIM ? Jawab : Dari orang kak, temennya bibi saya Tanya : Apakah adik senang mengikuti kegiatan di YABIM ? Jawab : Seneng banget, bisa belajar bisa ngaji semuanya pokonya ka Tanya : Menurut adik ibadah itu apa ? Jawab : ibadah itu shalat, ngaji, puasa Tanya : Ibadah apa saja yang adik pelajari di YABIM ? Jawab : Semua dipelajarin ka disini Tanya : Bagaimana pendapat adik tentang kakak tutor di YABIM ? Jawab : Tutor disini udah kayak keluarga , kayak orang tua sendiri jadi saya banyak punya orang tua yang perhatian sama saya Tanya : Apakah pola komunikasi yang dilakukan oleh kakak tutor mampu membuat adik paham tentang ibadah ? Jawab : paham Tanya : Apakah materi yang disampaikan oeh tutor mampu membuat adik paham ? Jawab : Paham kak kadang-kadang Tanya : Apakah bentuk dan media komunikasi yang diberikan tutor pada adik membuat adik paham? Jawab : Paham ka
Tanya : Apakah metode yang sering kakak tutor gunakan membuat adik mudah dan paham dalam mempelajarinya ? Jawab : Paham ka Tanya : Adakah perubahan apa yang adik rasakan selama kamu dididik di YABIM ? perubahan apa? Jawab : Semenjak di master perubahan saya jadi bisa shalat, ngaji dan hafalan sekarang masih hafalan An-Naba Tanya : Menurut kamu penting tidak ibadah dalam kehidupan sehari-hari ? Jawab : Penting bangetlah ka, buat masa depan dan pahalanya juga ka Tanya : Apa manfaat yang adik rasakan dalam ibadah ? Jawab : Manfaatnya ya biar jadi ustad nanti ka, jadi orang soleh, bisa jaga diri
Narasumber
(Dede Mauliyadi)
Pewawancara
(Indah Dwi Fujiani)
Nama
: Regi Alfarezi
Jabatan
: Anak Binaan YABIM
Hari / Tanggal
: Rabu, 6 Agustus 2014
Waktu wawancara : 14.05 WIB Tempat wawancara : Kantin sekolah
Tanya : Sejak kapan adik masuk di Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) ? Jawab : Sejak tahun 2010 Tanya : Darimana adik tahu YABIM ? Jawab : Pas pindah deket sini jadi tau master Tanya : Apakah adik senang mengikuti kegiatan di YABIM ? Jawab : Seneng, enak aja pembelajaran disini beda dengan sekolah negri, kalo di negeri kan ga terlalu banyak belajar agamanya kalo dimaster belajar agamanya lebih banyak Tanya : Menurut adik ibadah itu apa ? Jawab : Ibadah itu menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya Tanya : Ibadah apa saja yang adik pelajari di YABIM ? Jawab : Ngaji, Shalat, puasa, zakat Tanya : Bagaimana pendapat adik tentang kakak tutor di YABIM ? Jawab : Ada yang baik sebagian ada juga yang engga, kalo ngajar yaaaa biasa lah enak ko Tanya : Apakah pola komunikasi yang dilakukan oleh kakak tutor mampu membuat adik paham tentang ibadah ? Jawab : Iyaa ka Tanya : Apakah materi yang disampaikan oeh tutor mampu membuat adik paham ? Jawab : Paham Tanya : Apakah bentuk dan media komunikasi yang diberikan tutor pada adik membuat adik paham? Jawab : Alhamdulillah paham ka Tanya : Apakah metode yang sering kakak tutor gunakan membuat adik mudah dan paham dalam mempelajarinya ? Jawab : Iya kaa mudah
Tanya : Adakah perubahan apa yang adik rasakan selama kamu dididik di YABIM ? perubahan apa? Jawab : Ada, dulu saya belum paham tentang agama ka sekarang saya bisa Tanya : Menurut kamu penting tidak ibadah dalam kehidupan sehari-hari ? Jawab : Penting Tanya : Apa manfaat yang adik rasakan dalam ibadah ? Jawab : Biar nanti di akherat dosa-dosa saya bisa diampuni
Narasumber
(Regi Alfarezi)
Pewawancara
(Indah Dwi Fujiani)
Nama
: Maulana Ibrahim
Jabatan
: Anak Binaan YABIM
Hari / Tanggal
: Kamis, 7 Agustus 2014
Waktu wawancara : 11.30 WIB Tempat wawancara : Halaman sekolah
Tanya : Sejak kapan adik masuk di Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) ? Jawab : Dari umur 5 Tahun Tanya : Darimana adik tahu YABIM ? Jawab : Dikasih tau sama bapak-bapak di Pasar Tanya : Apakah adik senang mengikuti kegiatan di YABIM ? Jawab : Seneng Asik kak Tanya : Menurut adik ibadah itu apa ? Jawab : Shalat, Puasa, Mengaji Tanya : Ibadah apa saja yang adik pelajari di YABIM ? Jawab : Banyak ka Tanya : Bagaimana pendapat adik tentang kakak tutor di YABIM ? Jawab : Baik ka, sabar banget kalo ngadepin kita Tanya : Apakah pola komunikasi yang dilakukan oleh kakak tutor mampu membuat adik paham tentang ibadah ? Jawab : Paham Tanya : Apakah materi yang disampaikan oeh tutor mampu membuat adik paham ? Jawab : Paham ka lumayan Tanya : Apakah bentuk dan media komunikasi yang diberikan tutor pada adik membuat adik paham? Jawab : Paham Tanya : Apakah metode yang sering kakak tutor gunakan membuat adik mudah dan paham dalam mempelajarinya ? Jawab : Lumayan ka Tanya : Adakah perubahan apa yang adik rasakan selama kamu dididik di YABIM ? perubahan apa? Jawab : Jadi lebih banyak tau tentang agama islam
Tanya : Menurut kamu penting tidak ibadah dalam kehidupan sehari-hari ? Jawab : Penting ka Tanya : Apa manfaat yang adik rasakan dalam ibadah ? Jawab : Manfaatnya buat diri sendiri banyak jadi lebih inget sama Allah
Narasumber
(Maulana Ibrahim)
Pewawancara
(Indah Dwi Fujiani)
Nama
: Andre Ahmad Subarga
Jabatan
: Anak Binaan YABIM
Hari / Tanggal
: Rabu, 6 Agustus 2014
Waktu wawancara : 12.45 WIB Tempat wawancara : Ruang kelas
Tanya : Sejak kapan adik masuk di Yayasan Bina Insan Mandiri (YABIM) ? Jawab : Tahun 2009, Kelas 3 SD Tanya : Darimana adik tahu YABIM ? Jawab : Dari kakak-kakak yang di UI Tanya : Apakah adik senang mengikuti kegiatan di YABIM ? Jawab : Seneng banget ya jadi pengen sekolah aja Tanya : Menurut adik ibadah itu apa ? Jawab : Shalat, ngaji, Shalat Tahajud, shalat 5 waktu Tanya : Ibadah apa saja yang adik pelajari di YABIM ? Jawab : BBQ, ngaji, sholat wajib sunah, puasa, banyak ka Tanya : Bagaimana pendapat adik tentang kakak tutor di YABIM ? Jawab : Enak-enak orangnya baik-baik ada juga yang galak, kalo ngasih materi ngerti ngerti Alhamdulillah, sabar dan enak diajak ngobrol Tanya Jawab
: Apakah pola komunikasi yang dilakukan oleh kakak tutor mampu membuat adik paham tentang ibadah ? : Paham ka
Tanya : Apakah materi yang disampaikan oeh tutor mampu membuat adik paham ? Jawab : Kadang paham kadang engga ka Tanya Jawab
: Apakah bentuk dan media komunikasi yang diberikan tutor pada adik membuat adik paham? : Paham ka
Tanya : Apakah metode yang sering kakak tutor gunakan membuat adik mudah dan paham dalam mempelajarinya ? Jawab : Iya ka Tanya
: Adakah perubahan apa yang adik rasakan selama kamu dididik di YABIM ? perubahan apa?
Jawab
: Semenjak di YABIM erubahannya bisa shalat, bisa ngaji, bisa baca AlQuran dan hafal 2 Juz
Tanya Jawab
: Menurut kamu penting tidak ibadah dalam kehidupan sehari-hari ? : Pentinglah, penting buat kita sendiri
Tanya Jawab
: Apa manfaat yang adik rasakan dalam ibadah ? : Dapet pahala, kita jadi lebih baik lagi
Narasumber
(Andre Ahmad S.)
Pewawancara
(Indah Dwi Fujiani)
Lampiran Foto
Yayasan Bina Insan Mandiri
Bersama Pak Nurrohim
Bersama Bunda Sri wulan
(Ketua PKBM YABIM)
(Tutor/kord.Agama)
Ceramah Keagamaan
Buka Puasa Bersama Anak Jalanan
Pesantren Kilat
Tutor mengarahkan untuk Shalat Duha
Tutor Memberi materi
Wudhu
Ruang Kelas Laki-laki
Ruang Kelas Perempuan
Hafalan Surat Al-quran
Shalat Zuhur berjamaah
Diskusi dan sharing bersama Tutor dan anak jalanan
Kegiatan Marawis
Bersama Andre, Regi, Adam
Bersama Anak Jalanan YABIM
Pembinaan ibadah melalui media computer