PEMBINAAN TERHADAP ANAK JALANAN OLEH DINAS SOSIAL KOTA PADANG
ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
SANDY SAPUTRA ERMANSYAH 1010012111100
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2015 No. Reg: 20/Pid-02/VI-2015
1
2
PEMBINAAN TERHADAP ANAK JALANAN OLEH DINAS SOSIAL KOTA PADANG Sandy Saputra Ermansyah1 Fitriati2 Deaf Wahyuni Ramadhani1 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected]
One of the social problems difficult to solve and quite alarming today is the increasing problem of street children in the city of Padang, on the one hand recognized the efforts of the various parties that provide protection and guidance to street children, but the efforts were not yet showing maximum results. The guidance that the Social Service based in Padang City Regulation No. 1 of 2012 Article 37 paragraph (1) of the Development and Protection of Children. Issues that will be discussed: (1) How is the protection and development of street children by the Social Service in Padang? (2) Are the constraints encountered the Social Service in the protection and development of street children in the city of Padang? the research approach used is yuridis sosiologis with the source data obtained from primary and secondary data, data collection techniques with interviews and document study, the data was analysed qualitatively. Based on the results of the research, the protection of street children are not only given by the Department of Social Welfare but also by children and police agencies West Sumatra. The protection given to street children is in cooperation with municipal police to bring the child to the family or placed under the care of Social Service. whereas other forms of guidance to the street children themselves in the form of coaching skills for the child. The obstacles encountered in the development of street children are: The child is not serious in coaching so that the target is not reached Social Service. Lack of guidance by the government budget. Each one year only 15 children to do the coaching. Keywords: Protection, Development, Street Children, Social Services terus menerus demi kelangsungan hidup,
Pendahuluan Anak adalah anugrah dari Tuhan Yang
pertumbuhan
dan
perkembangan
fisik,
Maha Esa, dan juga merupakan generasi
mental dan sosial serta perlindungan dari
muda penerus cita-cita perjuangan bangsa
segala ancaman bagi pertumbuhan terhadap
dan
bagi
anak, serta masalah pembinaan generasi
rangka
muda khususnya bagi anak sebagai korban
manusia
penelantaran atau anak jalanan yang perlu
Indonesia yang berkualitas dan mampu
mendapat perhatian dan pembahasan sendiri.
memimpin serta memelihara kesatuan dan
Dalam proses perkembanganya tidak
sumber
daya
manusia
pembangunan
nasional.
Dalam
mewujudkan
sumber
daya
persatuan bangsa dalam wadah Negara
jarang
Kesatuan
yang
menyebabkan anak dalam keadaan terlantar
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
maupun turun ke jalanan serta terjadinya
Dasar 1945, di perlukan pembinaan secara
perbuatan yang dilakukan anak-anak di
Republik
Indonesia
1
timbul
peristiwa-peristiwa
yang
bawah umur yang berupa pelanggaran-
Padang yang merupakan Ibu Kota Provinsi
pelanggaran
Sumatra
dalam
terhadap
ketertiban
umum
masyarakat,
bahkan
ada
Barat
yang
pelajar/pendidikan
merupakan
maupun
budaya
kota dan
kecenderungan adanya penyalahgunaan anak
pariwisata seperti halnya Padang. Hal ini
bagi kepentingan-kepentingan tertentu yang
tercermin
justru dilakukan oleh orang tua atau para
remaja/pemuda dari berbagai daerah di
pembimbingnya. (Agung Wahyono & Siti
Indonesia bahkan manca Negara yang
Rahayu, 1993:2).
menuntut ilmu dengan latar belakang yang
Anak turun ke jalan karena faktor keluarga
yang
banyaknya
berbeda-beda. Selain itu, juga banyaknya wisatawan domestik yang dating dengan
perkembangan si anak, misalnya orang tua
latar belakang budaya yang sangat berbeda
yang kurang perhatian kepada anak-anaknya,
menyebabkan wilayah menjadi sangat rawan
tidak
terhadap pelanggaran-pelanggaran.
diacuhkan,
saying banyaknya
kondusif
semakin
bagi
kasih
tidak
dengan
dalam tekanan
keluarga, dalam
Padahal anak merupakan karunia Illahi
keluarga, masalah ekonomi, serta pengaruh
dan amanah yang ada pada dirinya melekat
teman yang membuat anak turun ke jalanan.
harkat dan martabat sebagai manusia yang
(Http://KafeIlmu.com).
dijunjung tinggi. Hak asasi anak merupakan
Anak jalanan merupakan istilah yang
bagian
dari
hak
Hak
Asasi
Manusia
digunakan pada seseorang yang dalam hal
sebagaimana yang tercantum dalam UUD
ini adalah anak yang bekerja sebagai
1945, UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang
pengamen, penjual Koran, atau pedagang
Hak Asasi Manusia, serta dalam UU Nomor
asongan. Anak jalanan yang biasa di
23 Tahun 2002 Pasal 4 tentang Perlindungan
temukan di Kota Padang dan juga di tempat-
Anak “Pasal 4 menegaskan setiap anak
tempat keramaian malam atau dengan kata
berhak
lain anak jalanan adalah anak yang sehari-
berkembang dan berpartisipasi secara wajar
harinya sebagian besar hidupnya berkeliaran
sesuai dengan harkat martabat kemanusiaan,
di jalanan. Anak-anak jalanan ini muncul
serta mendapat perlindungan dari kekerasan
akibat dari adanya permasalahan dalam hak
dan diskriminasi’. Serta khususnya
kesejahteraan sosial atau dapat disebut
Kota Perda No 1 Tahun 2012 tentang
dengan penyandang masalah kesejahteraan
Pembinaan dan Perlindungan Anak ‘Pasal 37
sosial (PMKS).
ayat (1) menegaskan pemerintah daerah,
Banyaknya anak jalanan di Kota
untuk
dapat
hidup,
tumbuh,
Perda
penegak hukum, LSM atau organisasi sosial
Padang tidak lepas dari Wilayah Kota
dan 2
masyarakat
berkewajiban
dan
bertanggung jawab memberi perlindungan
3. Anak yang masih sekolah atau sudah
bagi anak yang memerlukan perlindungan
putus sekolah, sekelompok ini adalah
khusus. Ayat (2) perlindungan khusus
masuk
sebagai dimana di maksud ayat (1) diberikan
menjadi anak jalanan (venerable to be
kepada anak dalam situasi darurat, anak
street children)
kategori
Ada
yang berhadapan dengan hukum, anak dari
anak
beberapa
yang
rentan
factor
yang
sekelompok minoritas dan tersolasi, anak
menyebabkan seseorang anak menjadi anak
yang di eksploitasi secara ekonomi dan ata
jalanan, baik pada tingkat mikro maupun
seksual, anak yang menjadi penyalahgunaan
makro, yaitu: a) Tingkat Mikro (immediate causes)
narkotika, alcohol, psikotropika dan zat adiktif
lainnya
menyandang
(NAPZA),
cacat,
dan
anak anak
yaitu factor yang berhubungan dengan
yang
anak dan keluarganya, seperti lari dari
korban
keluarga,
perlakuan salah dan penelantaran.
berpetualang,
Anak jalanan di lihat dari sebab dan
yaitu
anak jalanan karena tekanan ekonomi,
faktor
mengajarkan
pergaulan dan pelarian, tekanan orang tua,
masyarakat anak
untuk
yang bekerja,
dan kemudian meninggalkan sekolah,
jalanan dapat dikelompokkan menjadi 3
kebiasaan pergi ke kota untuk mencari
kelompok berdasarkan hubungan dengan
pekerjaan
orang tuanya, yaitu:
pada
suatu
masyarakat
karena keterbatasan kemampuan di
1. Anak yang putus hubungan karena
daerahnya, penolakan anak jalanan
orang tuanya, tidak sekolah dan tinggal hidup
teman,
sehingga suatu saat menjadi keharusan
atau atas dasar pilihannya sendiri. Anak
yang
diajak
b) Tingkat meso (underlying causes)
sebab, sangat dimungkinkan tidak semua
(anak
bekerja,
dari orang tua dan lain-lain.
tidak dapat disama ratakan. Dilihat dari
jalanan
paksa
kemiskinan, ditolak/kekerasan/terpisah
intensitas mereka berada di jalanan memang
di
di
oleh masyarakat yang menyebabkan
di
mereka semakin lama di jalanan dan
jalanan/children the street).
lain-lain.
2. Anak yang berhubungan tidak teratur
c) Tingkat makro (basic cause) yaitu
dengan kedua orang tuanya, tidak
faktor
sekolah, kemba dua minggu sekali, dua
yang
berhubungan
dengan
struktur makro, se perti peluang kerja
bulan, atau tiga bulan sekali biasa
pada sector informasi yang tidak
disebut anak yang bekerja di jalanan
terlalu
(children on the street)
membutuhkan
modal
dan
keahlian yang besar, urbanisasi, biaya 3
pendidikan yang tinggi dan perilaku
Dalam
melakukan
guru yang diskriminatif, belum adanya
digunakan
kesamaan persepsi instansi pemerintah
berikut:
terhadap anak jalanan.
1. Jenis dan Sifat Penulisan
Kehadiran
anak
jalanan
berkaitan
metode
penulisan
penelitian
ini
sebagai
Ditinjau dari tujuannya garis
dengan konsekuensi perkembangan kota.
besar
Anak jalanan menggantungkan hidupnya di
menggunakan
jalanan karena kemampuan mereka yang
sosiologis/ empiris, merupakan penelitian
terbatas tidak memungkinkan untuk hidup
lapangan yaitu penelitian yang didasarkan
dengan layak. Hal ini tercermin pada
pada data primer/ data dasar. Sifat penulisan
kehidupan anak-anak jalanan dimana di
analisis deskriptif, artinya dalam hal ini hasil
setiap aktifitas yang dilakukan bertujuan
dari
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka
menggambarkan permasalahan yang akan
biasa bekerja di tempat-tempat yang ramai
dibahas dalam penulisan skripsi (Zainuddin,
untuk menggantungkan hidupnya, dan tidak
Ali: 137)
jarang karena lingkungan jalanan yang
2. Sumber Data
dikenal sangat keras maka sering kali anak-
penelitian
jenis
penulisan
Dalam
skripsi
ini
penulis
penelitian
hukum
yang
dilakukan
penulisan dua
skripsi
jenis
dapat
penulis
anak ini dapat dengan mudah terjerumus
menggunakan
data
untuk melakukan tindak pidana.
(Amiruddin & ZainalAsikin, 2006:85)
yaitu:
Berdasarkan data dari Dinas Sosial
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh
Kota Padang terdapat 710 anak jalanan di
di lapangan secara langsung dengan
kota
mengaku
informan yaitu: melalui wawancara
kewalahan melakukan pembinaan, apalagi
dengan anak jalanan, serta Dinas
rumah panti sementara milik Dinas Sosial
Sosial Kota Padang;
Padang,
Dinas
Sosial
tidak cukup menampung anak jalanan dalam
b. Data
sekunder
yaitu
dari
data
yang
jumlah besar, karena semakin bertambahnya
diperoleh
bahan-bahan
jumlah anak jalanan dari tahun ke tahun
kepustakaan hukum yang terdiri dari:
Kota Padang (Http: Harian Haluan Padang).
1) Bahan Hukum Primer yaitu bahan yang mengikat dan terdiri dari peraturan
perundang-undangan
tentang Anak, serta peraturanperaturan lainnya yang terkait
Metode Penelitian
dengan permasalahan yaitu:
4
(a) Undang-Undang
Dasar
b. Wawancara, dalam hal ini penulis
Negara Republik Indonesia
melakukan pengumpulan data yang
Tahun 1945;
menghendaki
(b) Undang-Undang Tahun
1999
No.
39
tentang
Hak
antara
penanya
No.
2002
23
ini
tentang
juga
penulis
wawancara
Perlindungan Anak
menggunakan
terstruktur,
dimana
pertanyaan dan alternatif jawaban yang
(d) Undang-Undang No. 1 Tahun
diberikan
kepada
2012 tentang Pembinaan dan
ditetapkan
Perlindungan Anak.
pewawancara.
hukum
(pewawancara)
Dinas Sosial Kota Padang), dalam hal
(c) Undang-Undang
2) Bahan
langsung
dengan responden (Anak jalanan, serta
Asasi Manusia;
Tahun
si
komunikasi
telah
dahulu
oleh
terlebih
Dimana
dengan
yaitu
wawancara ini penulis lebih mudah
bahan yang terdiri dari atas buku-
mengelompokkan dan menganalisis
buku
dan proses interview lebih terarah dan
literatur
sekunder
responden
penunjang
dan
laporan atau data yang ada terkait
sistematis.
dengan penelitian.
c. Observasi teknik untuk memperoleh
3) Bahan hukum tertier, yaitu bahan yang
data
jalan
mengadakan
memberikan
petunjuk
pengamatan langsung terhadap objek
penjelasan
terhadap
penelitian mengenai gejala-gejala yang
maupun bahan
hukum
sekunder,
primer
contohnya
dan
terdapat dalam penelitian.
adalah
4. Analisis Data
kamus bahasa Indonesia/Inggris,
Data sekunder penulis baca, diolah
Kamus Hukum dan lain-lain.
kemudian diambil kesimpulannya, begitu
3. Teknik Pengumpulan Data
juga data primer yang penulis kumpulkan
Adapun teknik pengumpulan data yang
dari hasil wawancara di lapangan, diolah lalu
di gunakan dalam penulisan ini adalah:
dibandingkan
a. Studi dokumen, yaitu dalam hal ini penulis
dengan
data
sekunder
kemudian diambil kesimpulannya, setelah
dengan
itu diuraikan secara deskriptif dalam bentuk
membaca literatur-literatur yang ada,
kualitatif yaitu: data yang muncul berwujud
serta
kata- kata dan bukan rangkaian angka.
dapat
melakukannya
dengan
menyimpulkannya dihubungkan
sehingga dengan
permasalahan yang dibahas.
5
c. Mengupayakan
Hasil Penelitian dan Pembahasan Upaya perlindungan dan pembinaan
anak
terhadap anak jalanan perlu di lakukan
Penanggulangan
merupakan dalam
kewajiban
rangka
anak bagi
penertiban
d. Mengupayakan
jalanan
keluarga
pemerintah umum
dan
sisi
bidang
usaha
f. Mengupayakan bea siswa bagi anak jalanan yang masih sekolah.
masyarakat (SDM) yang bermutu di masa di
dalam
bagi anak yang telah berhenti sekolah.
sekolah untuk mendapatkan sumber daya
itu
pemberdayaan
e. Mengupayakan pelatihan keterampilan
dapat mengembangkan intelektualnya di
Sementara
eksploitasi
ekonomis produktif.
mengharapkan semua anak usia sekolah
depan.
korban
bagi
ekonomi di jalan raya.
secara teratur baik di daerah maupun di pusat.
jalanan
perlindungan
g. Melakukan konsultasi masalah dengan
lain,
keluarga
melalui
Lembaga
pemerintahpun tidak dapat menghindari
Kesejahteraan Keluarga yang ada di
kenyataan bahwa masih banyak keluarga
Dinas Sosial Kota Padang.
miskin, sehingga mengizinkan anak-anaknya
Secara
konseptual,
Dinas
yang terpaksa harus bekerja di jalanan. Pada
Kesejahteraan Sosial Kota Padang telah
intinya pengurangan anak jalanan ini di
melakukan penanganan anak jalanan melalui
upayakan dari akarnya yaitu sisi keluarga
pendekatan komprehensif-integratif dengan
yaitu keluarga miskin
basis-basis layanan:
Adapun upaya pemerintah dalam
(1) Basis jalanan (street based), diarahkan
penanggulangan anak jalanan ini dalam hal
pada peningkatan pemahaman anak
ini melalui Dinas Sosial yang di katakan Ibu
yang berada di jalanan.
Harianti selaku rehabilitasi Lansia dan anak.
(2) Basis rumah singgah (centre based),
Adapun bentuk-bentuk perlindungan
diarahkan
yang di berikan Dinas Sosial Kota Padang
kemampuan
adalah:
singgah.
pada pekerja
peningkatan sosial
rumah
a. Mengupayakan mengurangi eksploitasi
(3) Basis panti (shelter or residential
anak di jalanan oleh orang tua mereka
based), diarahkan pada keberlanjutan
melalui bimbingan dan penyuluhan
proses rumah singgah
kepada orang miskin.
(4) Berbasis
masyarakat
(community
b. Mengupayakan pemberdayaan anak
based), diarahkan pada masyarakat dan
maupun keluarganya secara ekonomi
aparat keamanan sumber penanganan
dan sosial.
anak jalanan.
6
(5) Basis
Keluarga
(family
based),
b.
diarahkan pada pemberdayaan pada
anak yang putus sekolah.
kemampuan keluarga. Adapun
c.
beberapa
strategi
Anak yang mendapatkan pembinaan
yang
Umur anak yang mendapat pembinaan 12-18 Tahun (setingkat SMP dan
dilakukan pemerintah Kota Padang dalam
SMA)
menangani permasalahan anak jalanan pada
Selain
khususnya, antara lain adalah:
perlindungan
sosial
yang
diberikan kepada anak jalanan ada juga
(a) Sosialisasi pernyataan kebijakan
perlindungan secara hukum, adapun secara
(b) Pembentukan
garis besar bentuk-bentuk
tim
penanggulangan
tuna sosial Kota Padang
hukum yang diberikan terhadap anak jalanan
(c) Kerja sama dengan rumah singgah antara
Pemerintah
perlindungan
Kota
di Kota Padang adalah:
Padang
a) Upaya perlindungan hukum dalam
dengan LSM
undang-undang perlindungan anak.
(d) Bantuan Dana Pemberdayaan Modal
b) Perlindungan
(Modal Usaha)
hukum
dalam
kesejahteraan anak.
(e) Perencanaan pendirian panti khusus
c) Perlindungan hukum dalam kekuasaan
anak jalanan Kota Padang
keluarga terhadap anak
(f) Larangan member uang kepada anak
Untuk
melaksanakan
pembinaan
jalanan
terhadap anak jalanan di kota padang ini
Adapun pembinaan yang dilakukan
tentunya ditemukan kendala-kendala, adapun
Dinas Sosial berupa:
kendala-kendala
1) Pelatihan Service Sepeda Motor pada
yang
ditemui
yang
dituturkan Ibu Harianti selaku Rehabilitasi
Tahun 2012 yang diikuti 15 orang
Lansia dan Anak adalah:
yang putus sekolah
1) Faktor Ekonomi
2) Pelatihan Service Hand phone pada
Karena kendala ekonomi dari
Tahun 2013-2014 yang diikuti 30 anak
keluarga anak berusaha untuk turun ke
yang putus sekolah.
jalanan baik dari suruhan orang tua
Adapun
syarat-syarat
oleh
Dinas
atau keinginan anak itu sendiri.
Sosial dalam melakukan pembinaan anak
2) Anak tidak diberi arahan/bimbingan
jalanan ini yang dituturkan Ibu Harianti
oleh orang tua
selaku Rehabilitasi Lansia dan Anak adalah
Anak tidak mendapat arahan
sebagai berikut: a.
oleh orang tua agar tidak turun ke
Anak yang tertangkap razia gabungan
jalanan, orang tua sendiri lantas acuh
Satpol PP dan Dinas Sosial. 7
tak
acuh/membiarkan
anaknya
di
dalam
jalanan.
penangkapan,
penyidikan,
3) Faktor diri untuk merubah sikap
dan
yang bermasalah dengan hukum.
oleh Satpol PP Kota Padang dan
b. Perlindungan
diberikan kepada Dinas Sosial untuk
hukum
dalam
hukum
dalam
kesejahteraan anak
melakukan pembinaan tidak ada niat
c. Perlindungan
untuk merubah sikap untuk hidup di setelah
penuntutan
pemeriksaan terhadap anak jalanan
Anak yang sering tertangkap
jalanan,
penahanan,
kekuasaan keluarga terhadap anak.
mendapatkan
d. Pembinaan
pembinaan anak kembali ke jalanan.
keterampilan
seperti
service sepeda motor dan hand phone
4) Masalah anggaran pembinaan oleh
2. Kendala-kendala yang di temui oleh
pemerintah
Dinas
Setiap 1 tahun hanya 15 orang
Sosial
perlindungan
Kota dan
Padang
dalam
pembinaan
anak
anak yang dapat dilakukan pembinaan
jalanan di Kota Padang adalah:
karena
a. Anak tidak serius pada saat Dinas
kurangnya
anggaran
dari
pemerintah.
Sosial melakukan pembinaan.
Selain itu sarana dan prasarana yang
b. Masalah anggaran pembinaan oleh
memadai akan bisa menunjang program
pemerintah.
kerja tersebut terlaksana dengan baik dan
c. Setiap 1 tahun hanya 15 anak yang
lebih terarah. Walaupun dengan keterangan-
dapat di lakukan pembinaan karena
batasan sarana dan prasarana tersebut, Dinas
terbatasnya anggaran dari pemerintah
Sosial
Kota Padang
Kota Padang tetap melaksanakan
sebaik mungkin program kerja yang telah Ucapan Terima Kasih
ada.
Pada
ini
penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada
Simpulan Dari uraian di atas dapat di yang telah dikemukakan
kesempatan
maka
dapat
di
pihak-pihak yang sudah membantu penulis
ambil
selama menyelesaikan skripsi. Pihak-pihak
kesimpulan sebagai berikut:
yang dengan sabar membimbing dan selalu
1. Bentuk perlindungan dan pembinaan
memotivasi penulis dalam menyelesaikan
anak jalanan oleh Dinas Sosial Kota
skripsi.
Padang berupa:
Pihak tersebut adalah: (1) Ibu Dr.
a. Perlindungan hukum dalam hukum
Fitriati, S.H., M.H, selaku Pembimbing I dan
pidana, berupa perlindungan hukum
(2) Ibu Deaf Wahyuni Ramadhani, S.H., 8
M.H
selaku
Pembimbing
II,
(3)
Ibu
B. Perundang-Undangan
Syafridatati, S.H., M.H, selaku Penguji I (4)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Ibu Yetisma Saini, S.H., M.H, selaku Penguji II, (5) Bapak Rianda, S.H., M.H,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
selaku Penguji III, (6) Keluarga tercinta yang
selalu
memberi
dukungan
moril
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
maupun materi. (7) Adik penulis, serta teman-teman seperjuangan.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
A. Buku-buku Agung Wahyono dan Siti Rahayu, 1993, Peradilan Anak di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Pembaharuan UndangUndang Nomor 23 Tahun 20002 tentang Perlindungan Anak
Amiruddin dan Zainal Asikin, 2006, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1988 tentang Usaha Kesejahteraan Anak
Lilik Mulyadi, 2003, Kapita Selekta Hukum Pidana Kriminolgi dan viktimologi, Djambatan, Jakarta
Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on The Right of The Child (Konvensi tentang Hak-Hak Anak)
Maulana Hasan Wadong, 2000, Pengantar Advokasi dan Hukum Perlindungan Anak, PT. Grasindo, Jakarta
Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pembinaan dan Perlindungan Anak
Muhammad Jhoni dan Zulchaini Z. Tanamas, 1999, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Citra Aditya Bakti, Bandung
Sumber Lain Andriyani Mustika Nurwijayanti, Perlindungan Hukum Anak Jalanan perperspektif Hukum Dalam Pidana di Daerah Yogyakarta,http://perlindunganhukum-anak-jalanan-dalam-perspektifhukum-pidana-di-daerahyogyakarta/,diakses Tanggal 2 Februari Pukul 13.00 WIB.
Nashriana, 2011, Hukum pidana bagi Anak Indonesia, Rajawali Pers Paulus
Hadi Suprapto, 1997, Juvenile Deliquency, Pemahaman dan penanggulanganya, Citra Aditya Bakti Bandung
Zainudin Ali, 2006, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta
9
Harian Haluan. Com, Padang Bertabur Anak Jalanan,http://harianhaluan.com/indek. php/berita/haluan padang/20503Padang-bertabur-anak jalanan. diakses Tanggal 11 Februari Pukul 10.00 WIB Kang Bull, Faktor-faktor Penyebab Anak jalanan, http://Kafeilmu.com/beberapa-faktorpenyebab-anak-jalanan/, diaksesTanggal 16 Februari 2015 Pukul 11.00 WIB. www. Padang. go. Id/aplikasi/halskpd3. Php?kode=26, Di akes Tanggal 9 Maret 20015 Pukul 11.30 Wib.
10