EVALUASI PROGRAM PENANGANAN ANAK JALANAN OLEH DINAS SOSIAL PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SEMARANG MELALUI RUMAH PERLINDUNGAN SOSIAL ANAK (RPSA) PELANGI Oleh: Rosiana Faradisa, Dewi Rostyaningsih, Dyah Lituhayu JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Jalan Prof. Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kode Pos 1269
ABSTRACT Program of street children handling in Semarang city is based on the mayor’s decree no. 462/133 of 2002 which is about the formation of the coordinating social problem’s team. Street children handling program in this research through cooperation with Pelangi shelter. The purpose of the program is to preventing the child to stop doing the activity in the street. The evaluation models are used is the Single Program After-Only by Finterbusch and Motz. Evaluation of this program to see the result on street children handling programs will be viewed using criteria-criteria evaluation of policies according to Dunn are: effectiveness, efficiency, sufficiency, alignment, responsiveness, and accuracy. The barriers program that is viewed with achievement of each program according to the evaluation criteria of the policy by Dunn. Street children handling program result by Social, Youth and Sport Services of Semarang City through Pelangi shelter where in this criteria evaluation, there are still five criterias judged not good, based on the effectiveness, efficiency, sufficiency, alignment, and responsiveness. On the accuracy activities is considered good. Barriers to programs such as lack of commitment from the Social, Youth and Sport Services of Semarang city and the Pelangi shelter making activity stalled in the middle of the road. Lack of mentoring and controlling is also a barrier to factor in this program.Overall many judgment that haven’t been good on these evaluation criteria, then program which have run not been expressed successfully. Recommendations of this program, such as strengthening strategy and commitment of program implementor, assessment in detail on the balance between the time required and the volume of the service recipient, and continued assistance who receive benefits from the program. Keyword : Evaluation, Policy, Street Children Handling
PENDAHULUAN
besar
menunjukkan
1.1. Latar Belakang Masalah
yang cukup tajam.
peningkatan
Sensus penduduk yang diadakan
Selanjutnya oleh Shalahuddin
oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
(2004:72), dikelompokkan menjadi
menunjukkan rata-rata pertambahan
tiga faktor anak turun ke jalan :
jumlah penduduk adalah 4,3 juta per
1. Faktor Keluarga
tahun (2008-2011). Hal ini semakin
2. Faktor Lingkungan Sekitar
memprihatinkan karena kenyataan
3. Faktor-faktor Lainnya
bahwa hampir 2/3 dari penduduk
Perkembangan anak jalanan yang
perkampungan kumuh adalah anak-
pesat di kota-kota besar juga dialami
anak.
oleh Kota Semarang. Perkembangan
Akibat lebih jauh adalah banyak
anak jalanan di Kota Semarang
anak yang mencari kegiatan agar
mengalami
dapat
untuk
persen dari tahun 2011 hingga tahun
membantu ekonomi keluarga. Tidak
2012. Meningkatnya jumlah anak
sedikit di antara mereka terpaksa
jalanan di Kota Semarang yang
meninggalkan sekolah guna mencari
terjadi tiap tahun seperti dan sesuai
nafkah
sebagai
dengan Surat Keputusan Wali Kota
pedagang
No. 462/133 tahun 2002, mendorong
asongan, pemulung, atau penjual
Pemerintah melalui Dinas Sosial
koran. Mereka yang berasal dari
Pemuda
keluarga
berupaya
menghasilkan
dengan
pengamen,
uang
hidup
pengemis,
tak
mampu
kenaikan
dan
sebesar
Olahraga
mengambil
untuk langkah
menggantungkan hidupnya sebagai
penanganan
bocah lampu merah. Generasi yang
melalui
pendekatan
terpaksa atau dipaksa mencari nafkah
(rumah
terbuka)
di jalanan, meski umur dan fisik
singgah atau yang sekarang telah
mereka belum pantas untuk itu
diganti menjadi Rumah Perlindungan
(BPS,2005:87).
Sosial Anak.
Kenyataan
dari
kondisi inilah yang menyebabkan jumlah anak jalanan di kota-kota
anak
10
Penanganan
jalanan
yaitu
open
house
berupa
anak
oleh Dinas Sosial Pemuda dan
rumah
jalanan
Olahraga
Kota
Semarang
melalui RPSA yaitu: 1. Penanganan yakni
di
RPSA
Pelangi
paling
luas
dibandingkan dengan RPSA lainnya. rehabilitatif
mengarahkan
diketahui
bahwa
terdapat
jalanan untuk dikembalikan
permasalahan
dalam
pelaksanaan
kepada
kegiatan
keluarga
anak
Dalam survey pendahuluan
asli,
seperti
kegiatan
yang
keluarga pengganti, ataupun
mangkrak atau terhentinya kegiatan
panti.
di tengah jalan.
2. Penanganan pembinaan anak
Melihat
permasalahan
dengan memberikan alternatif
tersebut, maka peneliti tertarik untuk
pekerjaan dan keterampilan.
mengevaluasi
penanganan
Tujuan dari program penanganan
jalanan
anak jalanan ini adalah agar kegiatan
dilakukan oleh Disospora. Dengan
anak di jalanan seperti mengamen,
mengetahui
berjualan koran, menyemir sepatu,
hambatan-hambatan
dan mengemis tidak lagi dilakukan.
selanjutnya
Dalam langkah pencapaian tujuan
sebagai acuan untuk memberikan
tersebut,
melalukan
rekomendasi perbaikan perumusan
penanganan anak jalanan melalui
kembali kebijakan atau penyesuaian
lembaga-lembaga sosial atau Rumah
dimasa yang akan datang.
Perlindungan Sosial Anak (RPSA)
1.2 Tujuan Penelitan
yang masih aktif di Kota Semarang.
1. Untuk mengetahui hasil program
RPSA Pelangi menjadi lokus yang
penanganan anak jalanan oleh
dipilih sebagai tempat penelitian
Dinas
dalam program penanganan anak
Olahraga Kota Semarang melalui
jalanan
RPSA Pelangi.
Semarang
Disospora
oleh
Disospora melalui
Kota Rumah
melalui
anak
2. Untuk
RPSA
kekurangan
maupun program,
dapat
Sosial
yang
dipergunakan
Pemuda
mengetahui
dan
hambatan-
Perlindungan Sosial Anak karena
hambatan yang terjadi dalam
RPSA Pelangi telah melaksanakan
program
program penanganan dari Disospora.
jalanan
Selain itu, pejangkauan anak jalanan
penanganan oleh
Dinas
anak Sosial,
Pemuda
dan
Olahraga
Kota
Semarang melalui RPSA Pelangi.
Dari penjelasan beberapa model evaluasi,
maka
model
Single
1.3 Tinjauan Teoritis
program
1. Evaluasi Program
dikemukakan oleh Finterbusch dan
Definisi yang terkenal untuk
Motz
after-only
dapat
yang
digunakan
evaluasi program yang dikemukakan
memudahkan
oleh Ralph Tyler (Arikunto,2007: 4),
evaluasi program. Alasannya adalah
yang mengatakan bahwa evaluasi
model
program
menggambarkan
adalah
proses
untuk
dalam
untuk
penelitian
melakukan
ini
mampu
kondisi
sasaran
mengetahui apakah tujuan program
program setelah program selesai
sudah
dilaksankan,
dapat
terealisasikan.
sehingga
Kemudian evaluasi program juga
mengetahui
dikemukakan oleh dua ahli evaluasi
apakah hasil program telah berjalan
yaitu Cronbach dan Stufflebeam.
sesuai
Mereka
mengemukakan
bahwa
direncanakan.
evaluasi
program
upaya
menyediakan disampaikan
adalah
informasi kepada
untuk
pengambil
dan
dapat
dengan
kebijakan
perlu
2. Model Evaluasi Program
membahayakan.
Subarsono program
dan
Motz
(2010:128)
dalam terhadap
yang
diimplementasikan
ada
telah beberapa
metode evaluasi, yakni: 1. Single program after-only,
yang
dikembangkan
beberapa kriteria, karena penggunaan kriteria
Finterbusch
tujuan
Menilai keberhasilan suatu
keputusan.
Melakukan evaluasi menurut
menggambarkan
yang
yang
tunggal
akan
Kriteria
dikembangkan
evaluasi
oleh
Dunn
(2003,610) mencakup enam kriteria yaitu:
Efektivitas,
Efisiensi,
Kecukupan, Perataan, Responsivitas, dan Ketepatan. 1.4 Metode Penelitian Peneliti
menggunakan
2. Single program before-after,
pendekatan
3. Comparative after-only, dan
dengan
4. Comparative before-after.
penelitan menggunakan purposive
tipe
penelitian kualitatif.
kualitatif Subyek
sampling, dimana informan dalam
penelitian ini adalah Kasi Pelayanan Sosial/Staff
Pelayanan
Disospora
Kota
Kegiatan Program Penanganan
Sosial
anak jalanan yang telah dilaksanakan
semarang,
oleh Dinas Sosial Pemuda dan
Bendahara RPSA Pelangi, dan anak
Olahraga melalui RPSA Pelangi
jalanan binaan RPSA Pelangi Kota
yaitu kegiatan razia rutin, pelatihan
Semarang. Sumber data berasal dari
perbengkelan,
data primer melalui wawancara, dan
bantuan modal. Adapun tujuan yang
data sekunder dari dokumen yang
ingin
mendukung
Teknik
penanganan anak jalanan ini adalah
pengumpulan data melalui observasi,
mengurangi aktivitas anak di jalan
wawancara, dan dokumentasi.
sehingga
diharapkan
nantinya
Semarang
bebas
jalanan.
Data
penelitian.
yang
terkumpul
akan
dan
dicapai
dari
anak
pemberian
program
diinterpretasian melalui redukasi data
Kenyataannya kegiatan yang telah
yaitu dengan memilih data- data
dilaksanakan tidak membuat anak
yang penting dan akan digunakan.
jalanan berhenti beraktivitas di jalan.
Data
kemudian
Hasil dari kegiatan razia belum
naratif.
terlihat. Anak yang terjaring razia
hasil
disajikan
reduksi
dalam
Keabsahan
data
triangulasi
bentuk
menggunakan
sumber
membandingkan
data
membandingkan
tidak
banyak
berubah,
dengan
sehingga masih banyak anak jalanan
hasil
yang tidak hanya sekali terkena razia.
pengamatan dengan hasil wawancara dan
nyatanya
Kemudian
untuk
pelatihan
hasil
perbengkelan permasalahan adalah
wawancara dengan dokumen yang
setelah kegiatan ini selesai, diketahui
terkait dengan penelitian.
tidak ada tindak lanjut dari Disospora
PEMBAHASAN
apakah
a. Hasil Program Penanganan Anak
tersebut akan diberikan pekerjaan
anak
jalanan
Jalanan
oleh
Sosial
atau tidak. Sama halnya dengan
Pemuda
dan Olahraga melalui
bantuan gerobak dorong, tidak ada
RPSA Pelangi 1. Efektivitas
Dinas
nantinya
pendampingan mengakibatkan anak sering kembali ke jalan dan sulit untuk melakukan pengelolaan dana.
Kegiatan yang mangkrak yaitu dari
program penanganan anak jalanan ini
kegiatan pemberian gerobak dorong
belum memenuhi kriteria kecukupan
tersebut membuat hasil dari kegiatan
dimana hasil dari program belum
ini juga belum dapat dirasakan secara
mampu memecahkan permasalahan
berkelanjutan.
anak jalanan. Adapun permasalahan
2. Efisiensi
yang dihadapi oleh anak jalanan
Jumlah
pegawai
dan
dalam penelitian ini yaitu, pertama,
program
keterbatasan dalam hal pemenuhan
penanganan anak jalanan belum
kebutuhan dasar. Kedua, kesehatan
tercukupi.
program
anak jalanan yang buruk. Ketiga,
penanganan semacam ini, idealnya
partisipasi pendidikan anak jalanan
adalah 1:5. Artinya tiap personil atau
rendah. Keempat, kondisi sosial,
pegawai seharusnya membina lima
mental dan spiritual anak jalanan
anak jalanan dalam satu kegiatan.
tidak kuat.
Sarana dan prasarana juga belum
4. Perataan
kepengurusan
optimal
dalam
Dalam
dimana
tempat
Kegiatan yang telah terlaksana,
setelah
pencapaian kriteria perataan dapat
penjaringan dari kegiatan razia hanya
dinilai belum optimal. Hal ini dapat
terdapat satu panti rehabilitasi yaitu
dilihat dari tidak terserapnya seluruh
panti rehabilitasi Among Jiwo.
anak jalanan binaan RPSA Pelangi
penampungan
Usaha
untuk anak
dalam
pemenuhan
untuk seluruh kegiatan. Anak binaan
komponen penanganan anak jalanan
RPSA terdiri dari berbagai tingkatan
yang telah dilakukan oleh Disospora
umur, mulai dari tujuh tahun hingga
juga hanya pada kegiatan rehabilitasi
delapan belas tahun. Akan tetapi
dan pembinaan.
untuk
3. Kecukupan
dilakukan
Kegiatan yang telah dilaksanakan
kegiatan
pelatihan
pembinaan
yang
Disospora
yaitu
oleh
perbengkelan
yaitu adanya razia rutin, pelatihan
pemberian
perbengkelan, dan bantuan modal
gerobak dorong hanya dapat diikuti
usaha berupa pemberian gerobak
oleh
dorong
dianggap dewasa yaitu umur 10-18
dapat
dikatakan
bahwa
anak
modal
jalanan
usaha
dan
yang
dengan
sudah
tahun. Pelatihan perbengkelan sendiri
rujukan dari ketua RPSA Pelangi
hanya diikuti oleh anak laki-laki.
dengan kemampuan dasar yang telah
Pemberian
dimiliki
gerobak
dorong
saja
selama
mendapatkan
hingga saat ini hanya dua orang saja
pelatihan.
yang
b. Hambatan Program Penanganan
bisa
menjalankan
bantuan
usaha baru tersebut.
Anak Jalanan oleh Dinas Sosial
5. Responsivitas
Pemuda
Kegiatan
pada
penanganan
anak
program
jalanan
oleh
dan Olahraga melalui
RPSA Pelangi Pertama, komitmen RPSA dan
Disospora di Rumah Perlindungan
dari
Sosial Anak Pelangi dinilai belum
Olahraga
mencapai
responsivitas,
penanganan anak jalanan melalui
dimana kebutuhan anak jalanan akan
Rumah Perlindungan Sosial Anak
pendidikan
(RPSA), sehingga tidak ada tindak
kriteria
sikap,
perilaku,
dan
Dinas
Sosial terhadap
keagamaan belum terpenuhi dengan
lanjut
terlaksananya ketiga kegiatan dalam
dilaksanakan.
program penanganan.
Kegiatan
setelah
Kedua,
6. Ketepatan
Pemuda
dan
program
program
banyak
selesai
komponen
kegiatan yang belum dilaksanakan yang
dilaksankan
yaitu
identifikasi/problem
dinilai sudah sesuai dan cukup baik.
assessment,
Hal ini berkaitan dengan tujuan dari
untuk
orang
program ini adalah mengurangi anak
orang
tua,
untuk tidak beraktivitas di jalan.
orang
tua,
Kondisi anak jalanan juga sudah
kesehatan, sosialisasi dan rekreasi,
sedikit berubah, walaupun dari hal
serta konsultasi dan tutorial anak dan
kecil, yaitu adanya perubahan pola
orangtua.
pikir untuk berubah dengan tidak lagi menjadi
anak
jalanan.
Ketiga,
bimbingan tua,
motivasi
pemberdayaan
pendampingan reunifikasi,
hubungan
usaha bantuan
komunikasi
Setelah
yang tidak baik antara anak jalanan
kegiatan pelatihan perbengkelan juga
dan dari Disospora sendiri yang
terdapat anak yang akhirnya diterima
mengakibatkan timbulnya rasa saling
magang di sebuah bengkel kecil atas
tidak percaya. Keempat, kegiatan
yang dilaksanakan dari program
Kegiatan yang telah dilaksanakan
penanganan anak jalanan ini tidak
tidak membuat anak jalanan berhenti
bisa diikuti oleh seluruh anak jalanan
beraktivitas di jalan.
binaan RPSA dimana anak jalanan
Jumlah
sendiri terdiri dari anak usia enam
kepengurusan
hingga delapan belas tahun.
penanganan anak jalanan belum
Kelima,
hubungan
pegawai dalam
dan program
kerjasama
tercukupi. Begitu pula dengan sara
antara Disospora Kota Semarang
dan prasarana yang belum optimal.
dengan
ataupun
Usaha dalam pemenuhan komponen
pemerintah lainnya khusus untuk
penanganan anak jalanan yang telah
penanganan anak jalanan yang sangat
dilakukan oleh Disospora juga hanya
kurang.
pada
lembaga
sosial
Keenam,
tidak
adanya
pendampingan dan kegiatan lanjutan secara
berkala
setelah
program
kegiatan
rehabilitasi
dan
pembinaan. Program
penanganan
anak
selesai dilaksanakan.
jalanan ini juga belum memenuhi
PENUTUP
kriteria kecukupan dimana hasil dari
Kesimpulan
program belum mampu memecahkan
1. Hasil Program Penanganan Anak
permasalahan
Jalanan
oleh
Dinas
Sosial
Pemuda
dan Olahraga melalui
RPSA Pelangi Secara
Pencapaian
anak perataan
jalanan. juga
belum optimal dilihat dari tidak terserapnya seluruh anak jalanan
keseluruhan
dengan
binaan RPSA Pelangi untuk seluruh
banyaknya penilaian yang belum
kegiatan
baik
Disospora Kota Semarang.
pada
kriteria
masih
efektivitas,
efisiensi, kecukupan, perataan, dan
yang
Pada
kriteria
dilakukan
oleh
responsivitas,
responsivitas, peneliti menyimpulkan
program penanganan anak jalanan ini
bahwa
program penanganan anak
dinilai
jalanan
oleh
melalui
kebutuhan
anak
jalanan
pendekatan RPSA Pelangi ini belum
pendidikan
sikap,
perilaku,
optimal.
keagamaan belum terpenuhi dengan
Disospora
belum
baik,
dimana akan dan
terlaksananya ketiga kegiatan dalam
diikuti oleh seluruh anak
program penanganan.
jalanan binaan RPSA.
Kemudian kriteia yang teakhir
e. Hubungan Kerjasama antara
adalah ketepatan, dimana kegiatan
Dinsospora dengan lembaga
yang dilaksankan dinilai sudah sesuai
sosial
dan cukup baik. Hal ini berkaitan
lainnya yang sangat kurang.
ataupun
pemerintah
dengan tujuan dari program ini
f. Tidak adanya pendampingan
adalah mengurangi anak untuk tidak
dan kegiatan secara berkala
beraktivitas di jalan. Kondisi anak
setelah
jalanan juga sudah sedikit berubah,
dilaksanakan.
walaupun dari hal kecil, yaitu adanya
program
selesai
Rekomendasi
perubahan pola pikir untuk berubah
1. Adanya
dengan tidak lagi menjadi anak
lanjutan
jalanan.
selesai dilaksanakan.
2. Hambatan Program Penanganan
pendampingan meski
kegiatan
2. Pemenuhan
komponen
Anak Jalanan oleh Dinas Sosial
kegiatan selain rehabilitasi
Pemuda
dan pembinaan.
dan Olahraga melalui
RPSA Pelangi a. Tidak
ada
setelah
3. Adanya kegiatan pemenuhan tindak
program
lanjut selesasi
dilaksanakan. b. Tujuan
yang
baik
belum
maksimal.
diharapkan
menyediakan
kegiatan
pelayanan rujukan. 5. Pembentukan tim koordinasi
c. Hubungan komunikasi yang tidak baik antara anak jalanan dan dari Disospora. d. Kegiatan yang dilaksanakan program
4. Dinas Sosial Pemuda dan Olahraga
dibarengi dengan usaha yang
dari
dasar.
penanganan
anak jalanan ini tidak bisa
yang lebih lengkap. 6. Kegiatan terlaksana
yang
telah sebaiknya
dijalankan secara berkala.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2007. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Dunn, William. 2003. Pengantar Analisis Edisi Gadjah
Kebijakan Kedua. Mada
Publik
Yogjakarta: University
Press.
Shalahuddin, Odi. 2004. Dibawah Bayang-bayang
Ancaman.
Semarang: Yayasan Setara.
Subarsono. 2010. Analisis Kebijakan Publik: Konsep Teori dan Aplikasi. Yogjakarta: Pustaka Pelajar
Badan
Pusat
Statistik.
Indikator
Kesejahteraan Anak.2005.Jakarta: CV Nario Sari.