eJournal ,Ilmu Sosiatri, 2014,2 (3):, 64-76 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2014
BENTUK DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP REMAJA PENGGUNA NARKOBA (STUDI KASUS DI YAYASAN BORNEO INSAN MANDIRI SAMARINDA) ARIS KRISTANTO1 Abstrak Masalah tentang penggunaan narkoba di Indonesia belakangan ini sudah semakin meresahkan dan mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, pelaku penggunaan narkoba kebanyakan dari kaum muda atau remaja. Mengingat remaja adalah generasi penerus maka menjadi sangat penting jika generasi muda seharusnya bebas dari penggunaan narkoba. Melihat fungsi keluarga yang sangat penting terhadap perkembangan bagi setiap anggota keluarga, setiap keluarga khususnya untuk para orang tua diwajibkan untuk mengetahui serta memberikan penanaman positif kepada anggota keluarga khususnya kepada remaja mereka yang sedang melalui tahap pencarian jati diri. Pentingnya penanaman karakter ini di maksudkan adalah untuk memberikan bekal kepada anggota keluarga khususnya para remaja untuk mencegah remaja tersebut terlibat dalam masalah khususnya masalah mengenai penggunaan narkoba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dukungan yang diberikan oleh keluarga terhadap remaja mereka yang menggunakan narkoba di Yayasan Borneo Insan Mandiri Samarinda. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus peneliti adalah dukungan yang diberikan kepada orang tua kepada remaja pengguna narkoba, bentuk dukungan yang dominan diberikan orang tua kepada remaja pengguna narkoba dan aktor yang dominan memberikan dukungan kepada remaja pengguna narkoba. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sebagai metode pengambilan data. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kurangnya dukungan sosial diberikan oleh keluarga terhadap remaja pengguna narkoba. Kemudian bentuk dukungan yang dominan adalah berupa nasehat kepada remaja pengguna narkoba dan aktor yang dominan memberikan dukungan adalah teman dari remaja pengguna narkoba. Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa pentingnya dukungan berupa penanaman karakter positif diberikan kepada remaja baik setelah mereka mendapatkan masalah ataupun sebelum mereka mendapatkan masalah khususnya masalah mengenai penggunaan narkoba. Kata Kunci : Dukungan Sosial, Keluarga, Remaja 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Sosiatri, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
Bentuk Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Remaja Pengguna Narkoba (Aris)
Pendahuluan Fenomena penggunaan narkoba pada remaja sekarang ini sudah sering di jumpai di berbagai media sosial. Maraknya remaja yang terlibat dalam masalah belakangan ini menunjukan bahwa pada fase ini remaja sedang berada dalam masa yang sangat rentan akibat kurangnya pengalaman serta pemahaman pengetahuan yang diberikan tentang bahaya narkoba itu sendiri dan sudah semestinya masalah ini harus segera diselesaikan dengan penanganan yang cepat dan tepat serta dibutuhkan kerja sama antara masyarakat serta pihak atau lembaga terkait untuk penanganan masalah tentang narkoba. Menurut Martaatmadja (2007) permasalahan narkoba tersebut banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah faktor individu dan faktor lingkungan. Penyalahgunaan obat kimia atau narkoba ini merupakan faktor timbulnya banyak masalah, seperti perselisihan dalam perkawinan, konflik orangtua dan anak, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan dan penelantaran pada anak, bunuh diri, pembunuhan, masalah keuangan, kejahatan, dan kecelakaan lalu lintas. Penyalahgunaan zat juga berkontribusi terhadap penyebaran AIDS karena suntikan yang digunakan secara bergantian dan menjadi tidak steril kemudian perilaku seksual yang sembarangan berhubungan dengan efek dari obat-obatan dan alkohol. Penggunaan alkohol dan obat-obatan oleh wanita hamil juga dapat merusak janin dan menyebabkan berbagai cacat lahir dan masalah-masalah neurologis dan perkembangan (Sheafor, 2005). Kebanyakan penyalahgunaan narkoba di mulai pada saat mereka masih remaja. Hal ini dikarenakan pada masa ini seseorang sedang mengalami masa perubahan biologis, psikologis, maupun sosial yang pesat sehingga rentan untuk mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Merokok, minum-minuman keras, dan menggunakan obat dapat mengurangi ketegangan dan frustasi, meringankan kebosanan dan keletihan, serta dalam beberapa kasus dapat membantu remaja untuk melarikan diri dari realitas dunia yang keras. Obat dapat memberikan perasaan nikmat melalui ketenangan, kegembiraan, relaksasi, persepsi yang selalu berubah-ubah, gelombang kegembiraan atau meningkatnya sensasi dalam waktu yang panjang (Santrock, 2007). Biasanya seseorang yang mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang akan menolak tawaran dari profesional untuk di rehabilitasi dan baru akan menerima apabila ada putusan dari pemerintah atau dorongan dari keluarga atau teman (Sheafor, 2005). Penelitian oleh Kumpfer (1998) dalam Watters (2004 : 14) menunjukan bahwa di dalam keluarga terdapat faktor resiko spesifik dan non-spesifik tentang bagaimana keluarga dalam hal ini dapat memberikan ruang atau celah terhadap resiko masalah narkoba. Faktor resiko spesifik tersebut mencakup: (1) penjelasan tentang obat-obatan terhadap remaja atau anak, (2) memberikan contoh negatif secara tidak lansung, (3) sikap orang tua terhadap obat dan keberadaan obat. Faktor-faktor tersebut memberikan langkah-langkah kepada orang tua untuk bisa melakukan pencegahan terhadap resiko penggunaan narkoba terhadap anak. Faktor non-spesifik terhadap masalah narkoba meliputi: (1) terjadinya disfungsi 65
eJournal Ilmu Sosiatri, Volume 2, Nomor 3, 2014: 64-76
dalam keluarga dan konflik dalam keluarga, (2) konflik antar orang tua, (3) masalah perekonomian keluarga atau orang tua yang kurang mampu (4) penjelasan orang tua mengenai stress, (5) penyakit psikologis keluarga, (6) penelantaran dan kekerasan. Faktor-faktor non-spesifik tersebut dapat menjadi alasan atau penyebab remaja menggunakan narkoba. Selanjutnya setelah mereka menggunakan narkoba, orang tua biasanya mengganggap hal ini adalah aib bagi keluarga sehingga keluarga langsung bertindak dan menyuruh mereka untuk segera di rehabilitasi. Tindakan tersebut menandakan bahwa ketiadaan keinginnan langsung dari pemakai untuk sembuh dan dikhawatirkan setelah remaja tersebut selesai menjalani proses rehabilitasi ia akan kembali menggunakan barang haram tersebut. Orang tua yang memasukkan anggota keluarga mereka yang terlibat masalah narkoba kedalam tempat rehabilitasi merasa apa yang dilakukannya telah cukup menjalankan perannya sebagai orang tua dalam keluarga. Hal itu menunjukan orang tua dalam hal ini seakan-akan lepas tangan dan mempercayakan proses pemulihan kepada tempat rehabilitasi tersebut. Padahal dukungan dari keluarga merupakan hal penting yang perlu dilakukan oleh keluarga kepada anggota keluarga mereka agar dapat kembali sembuh dari ketergantungan barang haram tersebut. Alasan peneliti memilih judul ini adalah karena pada tahap ini remaja berada pada titik dimana mereka beralih dari masa kanak-kanak menuju ke fase dewasa, dimana pada titik tersebut remaja masih dalam proses pencarian jati diri dan sangat rentan terlibat terhadap berbagai penyimpangan yang sering terjadi belakangan ini. Berdasarkan data dan sejumlah kasus di atas menunjukan bahwa permasalahan narkoba sudah semestinya harus diselesaikan dan diperlukan penanganan yang cepat dan tepat. Oleh karena itu ketika remaja terlibat masalah penggunaan narkoba, peneliti menganggap bahwa dukungan keluarga terhadap remaja pengguna narkoba menjadi sangat penting. Kerangka Dasar Konsepsional Sering sebagai orang tua mereka kurang dapat mengenali permasalahan yang ada pada anak remaja mereka. Kadang setelah terlambat dimana telah muncul masalah mental atau sosial pada anak baru menyadari kalau remaja mereka ternyata bermasalah. Saat ini merupakan periode yang sangat menentukan karena hubungan mereka dengan kawan dapat jauh melebihi hubungan dengan orang tua, sehingga komunikasi dengan orang tua mulai berkurang. Remaja bermasalah adalah remaja yang sedang memiliki atau sedang menghadapi masalah dalam dirinya. Contohnya adalah remaja menghadapi masalah pacar, hambatan gagal dalam studi, tidak diterima lagi oleh kelompoknya, konflik dengan orang tua dan sebagainya. Penggunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat-zat adiktif lainnya (NAPZA) merupakan masalah yang perkembangannya di Indonesia sekarang ini sangat memprihatinkan terutama dalam penggunaannya oleh generasi muda. Ditinjau dari aspek sosial, masalah ini bukan hanya berakibat negatif terhadap diri 66
Bentuk Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Remaja Pengguna Narkoba (Aris)
penyandang masalah saja, melainkan membawa dampak juga terhadap keluarga, lingkungan sosial, lingkungan masyarakatnya, bahkan dapat mengancam dan membahayakan masa depan bangsa dan negara. Oleh karena itu orang tua haruslah peka terhadap segala tumbuh kembang dari remaja mereka.
Karakteristik Dukungan Bagi Remaja Bermasalah Masalah tentang remaja menjadi hal penting dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan negara besar seperti Amerika sendiri menjadikan abad 20an ini sebagai masa khusus perbaikan dan dukungan kepada masa anak-anak serta remaja dalam bidang pembelajaran dan pembangunannya. Catalno salah satu profesor dalam bidang Kesejahteraaan Sosial dan sebagai direktur lembaga penelitian pembangunan sosial di Universitas Washington menegaskan tentang perlunya sinergi pendekatan pencegahan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat demi mengurangi resiko munculnya anak dan remaja bermasalah (Catalno, 2004:1). Banyak para pakar memberikan definisi tentang karakter sebagai sebuah konsep yang mengarah pada suatu aturan “ following the rules”. Padahal karakter lebih mengacu pada suatu pengertian yang lebih jauh yaitu kepada prilaku, lingkungan, motivasi dan keterampilan (Battistich, 2000: 1). Perilaku mengarah kepada suatu keinginan kuat yang dilakukan seseorang untuk berbuat lebih baik, serta peduli terhadap kenyamanan yang berhubungan dengan orang lain. Remaja diharapkan mempunyai kemampuan dalam berpikir kritis serta akibat moral yang dihadapinya. Sedangkan lingkungan mengarah kepada perbuatan jujura dan bertanggung jawab dari remaja tersebut serta berani menghadapi prinsip-prinsip moral dalam menghadapi suatu keadilan. Motivasi berada diranah hubungan interpersonal serta ketrampilan emosi yang dapat meningkatkan kita dalam berinteraksi secara efektif dengan orang lain dan mempunyai kemauan berkontribusi sebagai bagian dari komunitas serta masyarakat. Semua ilmu ini memerlukan keterampilan dalam pelaksanaannya sehingga karakter benar-benar terbentuk secara menyeluruh. Perlunya kontribusi tidak hanya berasal dari individu itu sendiri, namun perlunya masyarakat dalam melakukan suatu tindakan untuk membantu masalah yang dihadapi remaja belakangan ini. Dalam penelitian tentang dukungan sosial keluarga terhadap remaja pengguna narkoba ini akan dikaji dengan menggunakan program pembangunan remaja yang telah diciptakan oleh “The ANNALS of The American Academy Of Political And Social Science” dan telah dibentuk melalui beberapa pendekatan guna membangun karakter remaja ke arah positif seperti yang diterangkan di bawah ini: 1. Peningkatan Ikatan Kekeluargaan Sangat diperlukan suatu ikatan kekeluargaan dalam hubungan sosial baik dalam keluarga, kelompok dekat atau pertemanan, sekolah, komunitas maupun budaya. Model yang dibentuk dalam program pembangunan remaja ini diharapkan dapat membantu remaja tentang 67
eJournal Ilmu Sosiatri, Volume 2, Nomor 3, 2014: 64-76
2.
3.
4.
5.
6.
7.
68
bagaimana remaja berhubungan dengan orang lain. Ikatan ini sangat berarti dalam arti remaja termotivasi dalam lingkungannya. Hal ini menunjukan remaja dengan sendirinya dapat menentukan dengan siapa yang layak dianggap teman yang dapat berpengaruh positif bagi dirinya atau bahkan berpengaruh sebaliknya. Setelah itu remaja dapat memberikan kepercayaan kepada dirinya sendiri maupun orang lain yang memotivasi dia untuk berbuat lebih baik. Namun tentu saja ikatan kekeluargaan yang paling dibutuhkan remaja adalah didalam keluargaanya sendiri setelah itu baru kemudian bergerak kepada lingkungan pertemanan, sekolah dan komunitasnya. Pengembangan Ketahanan Diri Ketahanan diri disini memberikan pengertian kepada kemampuan remaja dalam beradaptasi terhadap kondisi perubahan dan tekanan melalui cara fleksibel dan sehat. Peningkatan Kompetensi Salah satu konstruksi pembangunan positif remaja adalah kompetensi yang terdapat dalam lima bidang keberfungsian remaja melalui sosial, emosional, pengetahuan, prilaku dan kompetensi moral. Peningkatan Perkembangan Spiritual Sangat diperlukan bagi remaja agar mempunyai kemampuan spiritual yang baik. Hal ini sangat berguna agar seorang remaja dapat memilah-milah dalam berprilaku serta dalam menentukan tindakan positif yang di ambil Peningkatan Perkembangan Kepercayaan Diri Dibutuhkan persepsi bagi remaja dimana dirinya merasa dapat mencapai keinginan melalui dirinya sendiri. Artinya kemampuan ini merupakan kemampuan remaja agar remaja dapat memberfungsikan kepercayaannya sebagaio suatu hal penting untuk memotivasi prilakunya. Peningkatan Perkembangan Identitas Positif Sangat diperlukan program ini dalam pembangunan remaja dalam perkembangan identitas dimana seorang remaja mampu menunjukan identitas dirinya di tengah-tengah kondisi sosial yang sangat beragam. Terutama perkembangan identitas ini dibutuhkan saat masa sebelum dan ketika memasuki masa remaja. Pengetahuan ini diperlukan bagi remaja sehingga mereka mampu menyesuaikan diri terhadap permintaan serta harapan baik di budaya kalangan mayoritas dan minoritas. Peningkatan Perbaikan Kepercayaan Akan Masa Depan Pemberian kepercayaan akan masa depan yang baik sangat diperlukan bagi pembangunan positif remaja. Kepercayaan itu berupa pemberian terhadap rasa optimis akan kemungkinan masa depan yang cerah. Harapan akan masa depan yang cerah berpengaruh positif terhadap kehidupan sosial yang lebih baik, tingkat emosional yang lebih baik di
Bentuk Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Remaja Pengguna Narkoba (Aris)
lingkungan sekolah serta dapat berpengaruh terhadap kondisi buruk seperti lepas control dan hal-hal negative lainnya. 8. Peningkatan Penyediaan Pengakuan Prilaku Positif Pengakuan akan respon prilaku positif dalam lingkungan sosial sangat diperlukan oleh remaja. Pengakuan tersebut dapat menjadi dukungan yang dapat meningkatkan bagaimana seorang remaja bisa meningkatkan penerimaan penghargaan yang dia dapatkan serta diharapkan seorang remaja juga mampu memberikan respon positif terhadap hukuman yang diberikan kepada dirinya jika ada. Dukungan ini bisa dari kelompok keluarga atau teman dekat, sekolah dan komunitas. 9. Peningkatan Penyediaan Kesempatan Bagi Keikutsertaan Bersosial Kesempatan dalam keterlibatan remaja dalam lingkungan sosial sangat diperlukan, baik dalam even ataupun aktivitas dalam lingkungan sosial yang berbeda yang mana hal tersebut dapat mendorong remaja untuk berpartisipasi dalam proses tindakan sosial seperti kesempatan bersosial diluar jam sekolah dimana biasanya mereka hanya berfokus pada pendidikan dan diskusi belajar. Peningkatan ini berguna untuk meningkatkan keterampilan bersosialisasi melalui peningkatan ketrampilan interpersonal guna membangun kepercayaan diri remaja sehingga mampu berpartisipasi secara positif di masyarakat. 10. Peningkatan Pengetahuan Norma Bersosial Program ini memberikan dukungan terhadap remaja untuk dapat mengadopsi kepercayaan yang sehat dan nyata melalui pendekatan pengetahuan norma yang ada di sekelilingnya. Termasuk pengetahuan atau informasi tentang sejumlah kecil masyarakat atau komunitas yang bermasalah seperti remaja yang menggunakan narkoba sehingga mereka dapat menentukan bahwa mereka tidak perlu mengikuti tingkah laku sebagian kecil remaja bermasalah tersebut dan dapat menjadi orang normal seperti lainnya di masyarakat. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif yaitu untuk menggambarkan secara mendalam bagaimana bentuk dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga terhadap remaja pengguna narkoba. Dalam penelitian ini yang di pilih yaitu pendekatan studi kasus. Fokus Penelitian Fokus dalam penelitian ini yakni menganalisis bentuk dukungan yang diberikan keluarga berdasarkan program pembangunan remaja yang telah diciptakan oleh “The ANNALS of The American Academy Of Political And Social Science” dan telah dibentuk melalui beberapa pendekatan guna membangun karakter remaja ke arah positif yiatu : (1) Peningkatan Ikatan 69
eJournal Ilmu Sosiatri, Volume 2, Nomor 3, 2014: 64-76
Kekeluargaan (2) Pengembangan Ketahanan Diri (3) Peningjkatan Kompetensi (4) Peningkatan Perkembangan Spiritual (5) Peningkatan Perkembangan Kepercayaan Diri (6) Peningkatan Perkembangan Identitas Positif (7) Peningkatan Perbaikan Kepercayaan Akan Masa Depan (8) Peningkatan Penyediaan Pengakuan Prilaku Positif (9) Peningkatan Penyediaan Kesempatan Bagi Keikutsertaan Bersosial (10) Peningkatan Pengetahuan Norma Bersosial Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih lokasi penelitian di Yayasan Borneo Insan Mandiri Samarinda. Sumber Data Data Primer adalah data yang di peroleh melalui informan dengan cara melakukan Tanya jawab secara langsung dan dipandu melalui pedoman wawancara sesuai dengan indikator-indikator yang penulis teliti. Informan adalah yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Adapun informan dalam penelitian ini adalah orang tua atau wali dari remaja pengguna narkoba yang telah lama berinteraksi dengan remaja pengguna narkoba dan remaja pengguna narkoba serta konselor dari pihak Yayasan Borneo Insan Mandiri Samarinda. Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber informasi lainnya melalui : dokumen-dokumen, laporan hasil evaluasi, buku-buku referensi, hasil penelitian dan media masa yang relevan dengan fokus penelitian. Teknik Pengumpulan Data Wawancara Teknik ini digunakan untuk melakukan tanya jawab dengan informan. Informan tersebut adalah orang tua atau wali dari remaja pengguna narkoba yang telah lama berinteraksi dengan remaja tersebut dan remaja pengguna narkoba serta konselor dari Yasan Borneo Insan Mandiri Samarinda. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah studi kasus dalam Cresweel (2007: 156-157) sebagai pendekatan dalam jenis kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dengan komponen-komponen sebagai berikut: Data Managing Reading, Memoing Describing Classifying Interpreting Representing, Visualizing.
70
Bentuk Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Remaja Pengguna Narkoba (Aris)
Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, didapati bahwa bentuk dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada remaja mereka yang menggunakan narkoba dapat dikatakan masih sangat rendah. Kurangnya dukungan yang diberikan orang tua berupa penanaman karakter positif kepada anggota keluarga mereka khususnya kepada anak-anak mereka sebelum mereka terlibat masalah dimana hal itu membuat mereka menjadi tidak memiliki bekal di fase remaja mereka untuk menghadapi kehidupan sosial di sekitar mereka. Sehingga mereka menjadi sangat mudah memiliki resiko untuk terlibat berbagai masalah khususnya masalah mengenani penggunaan narkoba. Adapun pola hasil dari dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua kepada remaja pengguna narkoba yaitu sebagai berikut : Informan Karakter Remaja GW HH UN SY IM Peningkatan Ikatan Kekeluargaan
Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
Pengembangan Ketahanan Diri
Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
Peningkatan Kompetensi
Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
Peningkatan Perkembangan Spiritual
Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
Peningkatan Perkembangan Kepercayaan Diri
Kurang
Peningkatan Perkembangan Identitas Positif
Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
Peningkatan Perbaikan Kepercayaan Masa Depan Peningkatan Ppenyediaan Pengakuan Prilaku Positif Peningkatan Penyediaan Kesempatan Bagi Keikutsertaan Bersosial Peningkatan Pengetahuan Norma Bersosial
Kurang
Ada
Ada
Kurang
Ada
Kurang
Kurang Kurang Kurang
Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Ada
Ada
Kurang
Ada
Kurang
Ada
Ada
Ada
Ada
Kurang
Penelitian ini dilakukan berdasarkan yang menjadi fokus dalam penelitian peneliti yaitu : 71
eJournal Ilmu Sosiatri, Volume 2, Nomor 3, 2014: 64-76
1. Bentuk dukungan sosial keluarga berdasarkan program pembangunan remaja dari ANNALS, yaitu sebagai berikut : (1) Peningkatan Ikatan Kekeluargaan (2) Peningkatan Perkembangan Kepercayaan Diri (3) Peningkatan Perkembangan Spiritual (4) Peningkatan Perbaikan Kepercayaan Akan Masa Depan (5) Peningkatan Kompetensi (6) Peningkatan Pengetahuan Norma Bersosial (7) Peningkatan Penyediaan Kesempatan Bagi Keikutsertaan Bersosial, (8) Pengembangan Ketahanan Diri (9) Peningkatan Perkembangan Identitas Positif Dan Nyata (10) Peningkatan Penyediaan Pengakuan Prilaku Positif. 2. Bentuk dukungan yang paling dominan diberikan oleh keluarga kepada remaja pengguna narkoba. 3. Aktor yang paling dominan dalam memberikan dukungan kepada remaja pengguna narkoba Kemudian dukungan yang dominan diberikan dari keluarga terhadap remaja pengguna narkoba adalah dukungan berupa nasehat atau masukan kepada remaja pengguna narkoba. Dukungan itu diberikan dengan alasan bahwa keluarga dalam hal ini adalah orang tua remaja pengguna narkoba mengaku bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan lebih untuk menangani masalah yang sedang menjerat anak remajanya tersebut dan untuk aktor yang dominan memberikan dukungan kepada remaja pengguna narkoba adalah teman dari remaja pengguna narkoba itu sendiri. Kurangnya pemberian dukungan ini dikarenakan oleh kesibukan dari para orang tua remaja dalam pekerjaannya sehingga mereka kurang memperhatikan, menjaga serta mendidik anak remaja mereka dengan baik. Dapat dikatakan keluarga telah memberikan dukungan sebelumnya kepada remaja mereka agar tidak terlibat masalah khususnya masalah mengenai narkoba. Namun karena kesibukan dari para orang tua dari remaja mengakibatkan lemahnya dukungan yang diberikan tersebut sehingga membuat celah bagi remaja untuk berpotensi atau te5rlibat dengan penggunanaan narkoba. Penanaman karakter sebelum remaja terlibat masalah merupakan sifat pencegahan yang dapat dilakukan setiap keluarga untuk dapat membantu mereka tidak hanya untuk menjauhkan mereka dalam masalah khususnya masalah mengenai penggunaan narkoba oleh anggota keluarga. Hal ini juga untuk dapat menanamkan karakter positif kepada remaja agar remaja tersebut memiliki karakter yang bagus di dalam diri mereka. Pentingnya remaja untuk memiliki karakter positif adalah untuk sebagai kendali pada diri remaja yang hidup di dalam keberagaman unit sosial yang tentu saja banyak hal positif dan hal negatif yang berada di sekitar lingkungan tempat kita tinggal. Dukungan tidak hanya penting diberikan kepada remaja setelah 72
Bentuk Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Remaja Pengguna Narkoba (Aris)
mereka terlibat dalam masalah tetapi juga penting diberikan sebelum mereka terlibat dalam masalah termasuk masalah mengenai penggunaan obat-obatan terlarang. Selain itu pemberian karakter ini sebelum remaja terlibat masalah juga dapat mendekatkan ikatan antar anggota keluarga. Dilihat dari segi psikologisnya, berdasarkan kutipan dari Sarafino (2012 : 53-54) mengenai dukungan sosial terlihat dalam hal ini keluarga hanya memberikan dukungan kepada remaja mereka yang menggunakan narkoba berupa pemberian dukungan dari segi informasional. Hal itu dilakukan orang tua dengan memberikan masukan atau nasehat kepada anak remaja agar tidak lagi menggunakan narkoba. Kesimpulan [dan Saran/Rekomendasi] Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada remaja pengguna narkoba masih terlihat sangat kurang. Dari ke lima orang tua remaja pengguna narkoba mereka semua terlihat kurang melakukan pemberian dukungan tersebut semasa remaja mereka belum terkena masalah narkoba. Kemudian dukungan dominan yang diberikan keluarga kepada remaja pengguna narkoba adalah berupa nasehat atau masukan kepada remaja pengguna narkoba. Para informan orang tua lebih sering memberikan dukungan tersebut karena mereka hanya bisa memberikan nasehat. Selebihnya mereka tidak mengetahui harus berbuat apa karena mereka tidak memiliki pengetahuan mengenai penanganan masalah khususnya masalah mengenai narkoba. Sedangkan untuk aktor yang dominan memberikan dukungan kepada remaja pengguna narkoba adalah teman dari remaja pengguna narkoba tersebut. Hal itu karena para informan remaja merasa lebih nyaman saat mereka bercerita dengan teman-teman mereka yang mereka. Saran kepada orang tua diharapkan agar sejak dini segera menanamkan pemberian karakter dan nilai-nilai positif kepada remaja putera dan puteri mereka dan meningkatkannya sampai mereka dewasa. Seperti memberikan contoh untuk beribadah bersama-sama, meluangkan waktu untuk berkumpul dan berdiskusi bersama. Hal ini dimaksudkan agar remaja tersebut dapat membentengi diri dari hal-hal buruk selama tahap perkembangan mereka dan menambah kedekatan antara anak dan orang tua. Selain itu di dalam keluarga seharusnya lebih menjalin ikatan kekeluargaan yang lebih dekat dengan setiap anggota keluarga agar setiap anggota keluarga merasa di cintai dan dimiliki sehingga anggota keluarga dapat kembali ke keluarganya jika mereka mengalami suatu masalah mereka dapat kembali ke dalam keluarga dan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah. Seperti meningkatkan kebersamaan dengan anggota keluarga dan melakukan ibadah bersama anggota keluarga. Kepada anak terutama remaja dalam hal ini agar dapat mengisi waktu luang dengan menambah pengetahuan baik bahaya dari menggunakan narkoba serta menambah pengetahuan lain yang bersifat positif seperti ilmu pengetahuan 73
eJournal Ilmu Sosiatri, Volume 2, Nomor 3, 2014: 64-76
yang di ajarkan di sekolah sehingga remaja dapat mempunyai bekal ilmu tambahan sebagai pegangan mereka agar dapat menentukan langkah mereka supaya mereka tidak salah dalam mengambil keputusan dan untuk lebih pandai dalam memilih pergaulan yang akan dijalani agar tidak salah dalam mengambil keputusan mohon sebaiknya didiskusikan terlebih dahulu dengan orang tua melalui komunikasi yang baik. Daftar Pustaka Buku-Buku Catalno, Richrad F, M Lisa Berglund, Jean A M Ryan, Heather S. Loonczack, J David Hawkins, Positive Youth Development I the United Stated: “Research Finding on Evaluations of positive youth development programs”, ANNALS, AAPSS, 591, SAGE, 2004 Creswell, Jhon W. 2007. Second Edition, Qualitative Inquiry & Research Design: Choosing Among Five Approaches. California : Sage Publication, Inc. Horton, Paul B dan Chester L. Hunt. 1984. Sosiologi Jilid I Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga Martaatmadja, S. 2007. Awas Bahaya Napza. PT. Bengawan Ilmu. Semarang Nancy L Hamilton, Laura Bunch Brantley, Frank M Tims, Nancy Angelovich, Barbara Mc Douggall, Family Support Network for Adolescent Cannabis User, Cannabis Youth Treatment Series, Vol 3, Rockville, 2001 Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian. CV. PUSTAKA SETIA. Bandung Santrock, Jhon W. 2007. Remaja Edisi 11 Jilid 2. Erlangga. Jakarta Sarafino, Edward P dan Timothy W. Smith. 2012. Health Psychology Biopsychososial Interaction Seven Edition. Wiley. Jhon Wiley & Sons, Inc Sugiyono, 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta Bandung. Bandung Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Alfabeta Bandung, Bandung Sheafor, Bradford W, Charles R Horejsi. 2005. Techniques and Guidelines for Social Work Practice Seventh Edition. USA Watters, Niall, Duane Byrne. 2004. The Role of Family Support Services in Drug Prevention A Report for the National Advisory Committee on Drugs Wilis, Sofyan S.2005. Remaja & Masalahnya mengupas berbagai bentuk kenakalan remaja seperti narkoba, free sex, dan pemecahannya. Bandung. Alfabeta Sumber Internet http://www.psychologymania.com/2012/08/pengertian-dukungan-keluarga.html. Edisi 16 April 2013, diakses Selasa pukul 16.30 WITA
74
Bentuk Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Remaja Pengguna Narkoba (Aris)
http;//www.diglib.unimus.ac.id/download. diakses Rabu, 17 April 2013, pukul 23.30 WITA http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/13/08/14/mrhtsc-jumlahpengguna-narkoba-di-daerah-ini-meningkat. diakses pada hari Selasa 1 Oktober 2013 pukul 13.00 WITA http://www.tribunnews.com/regional/2012/03/16/peredaran-narkoba-terbanyak-disamarinda. diakses 2 Oktober 2013 pukul 11.32 WITA http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/17737/kasus-narkoba-terus-meningkat.html diakses pada 22 Oktobert 2013 pukul 22.57 WITA http://anekaplanta.wordpress.com/2008/02/28/putau-bukan-sekadar-heroin/ diakses pada 27 Januari 2014 pukul12:21 http://bomberpipitpipit.wordpress.com/jenis-jenis-narkoba/ diakses pada 27 Januari 2014 pukul 12:22 http://eprints.uny.ac.id/8119/4/bab%205%20-08520244018.pdf diakses pada 15 Febuari 2014 pukul 17:24 http://midwife06.wordpress.com/2011/03/02/pengertian-remaja-dan-pubertas/ diakses 2 Maret 2014 pukul 8:00 http://www.poskotakaltim.com/berita/read/15877/Dua%20ABG%20Ngelem%20Dibe kuk%20Polisi diakses pada 22 Maret 2014 pukul 21.00 http://news.detik.co/curhat-mantan-pengguna-narkoba/ diakses pada 15 Maret 2014 pukul 20.15 http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2014/03/10/929/pengertian-narkoba diakses pada 11 Juli 2014 pukul 14.04 http://idai.or.id/public-articles/seputar-kesehatan-anak/mengenali-remajabermasalah.html diakses pada tanggal 13 Juli 2014 Pukul 20.12 http://www.tabloidnova.com/Nova/Keluarga/Anak/Lima-Tanda-Remaja-SedangBermasalah diakses pada tanggal 13 Juli 2014 Pukul 20.30 Jurnal Penelitian Hamilton, Nancy L & Laura Bunch Brantley, Frank M. Tims, Nancy Angelovich, M.S., Barbara McDougall. Family Support Network For Adolescent Cannabis UsersCanabies Youth Treatment Series Volume. U.S. Department Of Health And Human Services. Amerika Isnaini, Yulia, Widodo Hariyono & Isti Ken Utami. 2011. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Keinginan Untuk Sembuh Pada Penyalahguna Napza Di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Kota Yogyakarta.Yogyakarta Jae Lee, Sung, Roger Detels, Mary Jane Rotheram-Borus, & Naihua Duan. 1995. The 9With Parents With HIV/AIDS. New York Nurbani, Farah. 2006. Dukungan Sosial Pada ODHA. www.gunadarma.ac.id/library. Pehlivan, Seda, Ozlem Ovayolu, Nimet Ovayolu, Alper Sevinc & Celalettin Camci. 2010. Relationship between hopelessness, loneliness, and perceived social support from family in Turkish patients with cancer. Turki
75
eJournal Ilmu Sosiatri, Volume 2, Nomor 3, 2014: 64-76
Surat Kabar Kaltim post. BNN Sebut Kaltim Sarang Peredaran Narkoba. Edisi Kamis, 2 Mei 2013. Halaman 25-33. Samarinda
76