PENGARUH TERAPI KELOMPOK BERBASIS OUTBOUND TERHADAP PERILAKU REMAJA PUTUS SEKOLAH DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR) BAMBU APUS – JAKARTA TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh YUSUF ARIFIN NIM 1111054100019
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
ABSTRAK Yusuf Arifin, 1111054100019, Pengaruh Terapi Kelompok Berbasis Outbound Terhadap Perilaku Remaja Putus Sekolah di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur, di Bawah Bimbingan Amirudin, M. Si Pada masyarakat modern yang kompleks kemiskinan menjadi problema sosial, seorang merasa miskin bukan karena kurang makan, pakaian atau perumahan akan tetapi harta miliknya dianggap kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan taraf kehidupan yang ada. Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah bentuk problem yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di negara berkembang, ini kemudian menimbulkan masalah pendidikan, yang ditinggalkan oleh Remaja guna untuk membantu orang tua. Kehidupan yang kurang harmonis serta kemampuan yang kurang mamadai ini alasan anak di zaman sekarang yang memilih bekerja dibandingkan sekolah. Terapi kelompok adalah salah satu metode pekerja sosial yang menggunakan kelompok sebagai media proses pertolongan profesional, dalam literatur pekerja sosial metode ini sering disebut sebagai group work atau group theraphy, dengan mengunakan penanganan dengan perbainan atau outbound. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Statistik deskriptif adalah ststistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat jadi peneliti melihat langsung keadaan lingkungan yang diteliti. Jadi dalam penelitian ini peneliti berusaha mendeskripsikan tentang pengaruh terapi kelompok berbasis outbound terhadap remaja putus sekolah. Hasil penelitian ini menunjukan T-test variabel terapi kelompok tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku remaja dengan nilai signifikan 0,232 yang artinya HO diterima. Berdasarkan hasil analisis korelasi bahwa variabel terapi kelompok (X) dengan nilai 0,172 memiliki nilai hubungan sangat rendah dengan variabel perilaku remaja (Y).
Kata Kunci : Terapi Kelompok Berbasis Outbound, Perilaku Remaja
i
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada kita semuanya, terutama memberikan bimbingan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, salawat dan salam kita sampaikan kepada Rasulullah saw dan para sahabatnya, keluarganya, dan juga umatnya yang istiqomah dijalanya. Alhamdulih berkat izin dan petunjuk Allah swt, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Terapi Kelompok Berbasis Outbound Terhadap Perilaku Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus – Jakarta Timur”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan kelulusan guna memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Arif Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Suparto, M.Ed ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Drs. Jumroni, M,Si selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum. Dr. H. Sunandar, M.A selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Siti Napsiyah, MSW, selaku Ketua Progam Studi Kesejahteraan Sosial, Ahmad Zaky, M.Si, selaku Sekretaris Progam Studi Kesejahteraan Sosial, dan para dosen Progam Kesejahteraan Sosial yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman kepada penulis.
ii
Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat di masa yang akan datang, amin. 3. Amirudin, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberi nasihat dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. 4. Seluruh Dosen dilingkungan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) , yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman baru kepada penulis. 5. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, khusunya ibu yarma dan pak yadi yang sangat baik memberi dukungan dan semangat dan telah memberikan fasilitas untuk mendapat referensi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 6. Bapak Drs, Mahmud Jalal, MA yang telah memberi dukungan yang tidak pernah penulis lupakan, semoga kebaikan bapak jalal di balas allah dengan berlipat ganda. Amin 7. Dra. Ignatia Sri Wuwuh P, M.Si selaku Kepala Pimpinan PSBR, dan seluruh pejabat dan staf Lembaga Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur yang dengan ramah menyilahkan peneliti untuk melakukan penelitian terkait skripsi penulis. Secara khusus terimakasih kepada bu ning, bu ipeh, bu heri, pak namin, bu habibi dan pak imron yang selalu meluangkan waktu untuk diwawancarai, juga staf yang rajin dan cekatan dalam menanggapi semua keperluan adminitrasi peneliti.
iii
8. Ayah dan ibu, serta keluarga besar ku yang senantiasa memberi dukungan baik materi, semangat, maupun doa sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan baik. Terimakasih semoga kalian bangga. 9. Untuk semua pihak, teman-teman tersayang dan seperjuangan Kesejahteraan Sosial angkatan 2011. 10. Terimakasih pula atas bantuan, dukungan, serta doa kepada seluruh pihak dalam bantuan penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Jakarta, 27 Juni 2015 Penulis
Yusuf Arifin
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ........................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
x
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................
1
B. Pembatasan Masalah .........................................................
7
1. Batasan Masalah ..........................................................
7
2. Rumusan Masalah .......................................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................
7
D. Tinjauan Pustaka ...............................................................
8
E. Hipotesis Penelitian .........................................................
11
F. Pedoman Penulisan Skripsi ................................................
11
G. Sistematika Penulis ............................................................
12
LANDASAN TEORI A. Terapi Kelompok ..............................................................
14
1. Pengertian Terapi Kelompok ......................................
14
2. Model Terapi Kelompok .............................................
18
3. Jenis-jenis Kelompok ..................................................
20
4. Terbentuknya Kelompok .............................................
23
5. Proses Terapi Kelompok .............................................
24
6. Tujuan Terapi Kelompok ............................................
26
7. Prinsip-prinsip Terapi Kelompok ................................
28
8. Outbound .....................................................................
30
B. Teori Kognitif Perilaku ......................................................
31
1. Tentang Teori Kognisi-tingkah laku ...........................
31
v
2. Terapi kognitif Perilaku ..............................................
33
3. Teori Biospikososial-spiritual .....................................
34
C. Pengertian Perilaku Remaja ...............................................
34
1. Penyebab dan Dampak Penyimpangan pada
BAB III
Perilaku Remaja ..........................................................
36
2. Cara Mengatasi Penyimpangan Perilaku Remaja ......
39
D. Remaja................................................................................
40
1. Pengertian Remaja .....................................................
40
2. Ciri-ciri Masa Remaja .................................................
42
3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja ...........................
43
E. Putus Sekolah .....................................................................
45
1. Pengertian Putus Sekolah ............................................
45
2. Penyebab Remaja Putus Sekolah ................................
46
METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. .......................................
49
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................
50
C. Populasi dan Sampel ..........................................................
51
D. Variabel Penelitian .............................................................
53
E. Definisi Konseptuan Variabel Penelitian ...........................
54
F. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian ...................
55
G. Hasil Uji Validitas pada Skala Terapi Kelompok .............
56
H. Hasil Uji Validitas pada skala Perilaku Remaja ...............
58
I. Teknik Pengumpulan Data .................................................
60
J. Instrument Penelitian .........................................................
61
K. Uji Validitas .......................................................................
61
L. Uji Reliabilitas ...................................................................
62
M. Teknik Analisis Data ..........................................................
63
1. Uji Normalitas Kolmogorov-smirnov ..........................
64
2. Uji Homogenitas ..........................................................
64
3. Uji Koefisien Kolerasi..................................................
65
vi
BAB IV
BAB V
BAB VI
4. Uji Regresi Linier Sederhana .......................................
66
5. Uji T-test (Persial) ........................................................
67
6. Uji Koefisien Determinasi ...........................................
67
GAMBARAN UMUM TENTANG LEMBAGA A. Sejarah Berdirinya Lembaga .............................................
68
B. Tujuan, Visi dan Misi ........................................................
69
C. Struktur Organisasi Lembaga ............................................
70
D. Progam ..............................................................................
73
E. Penerima Manfaat .............................................................
78
F. Sumber Daya Manusia ......................................................
82
G. Sarana dan Prasarana Lembaga .........................................
83
H. Keuangan ...........................................................................
84
I. Kemitraan dengan Pihak Luar ...........................................
85
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validias dan Relibilitas ................................................
87
1. Uji Validitas .................................................................
87
2. Uji Reabilitas................................................................
90
B. Klasifikasi Responden ........................................................
91
C. Analisis Data Penelitian .....................................................
94
1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov .........................
94
2. Uji Homogenitas .........................................................
95
3. Uji Koefisien Korelasi .................................................
96
4. Uji Regresi Linier Sederhana ......................................
97
5. Uji T-test (Persial) .......................................................
98
6. Uji Koefisien Determinasi ..........................................
99
PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................
101
B. Saran ..................................................................................
102
vii
DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku ..........................................................................
103
B. Internet ..............................................................................
105
C. Skripsi ...............................................................................
105
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................50
Tabel 2
Defenisi Operasional dan Indikator Penelitian ............................55
Tabel 3
Blue Print Skala TKOB (Sebelum Validitas Instrument).............57
Tabel 4
Blue Print Skala Perilaku Remaja (Sebelum Validitas Intrument)58
Tabel 5
Blue Print Skala TKOB (Setelah Validitas Instrument)...............59
Tabel 6
Blue Print Skala Perilaku Remaja (Setelah Validitas Intrument)..60
Tabel 7
Skala Likert ...................................................................................63
Tabel 8
Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi ...................................66
Tabel 9
Komposisi Pegawai Menurut Jabatan Tahun 2014 .......................72
Tabel 10
Komposisi Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan 2014 ..............73
Tabel 11
Komposisi Pegawai Menurut Jenis Kelamin tahun2015 ..............82
Tabel 12
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Tahunh 2012 ...............84
Tabel 13
Hasil Uji Validitas Variabel X .....................................................87
Tabel 14
Hasil Uji Validitas Variabel Y .....................................................88
Tabel 15
Hasil Instrument Valid Variabel X ..............................................89
Tabel 16
Hasil Instrument Valid Variabel Y ...............................................90
Tabel 17
Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia.....................................92
Tabel 18
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................93
Tabel 19
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan..........94
Tabel 20
Hasil Uji Normalitas .....................................................................95
Tabel 21
Hasil Uji Homogenitas ..................................................................96
Tabel 22
Hasil Uji Koefisien Korelasi .........................................................96
Tabel 23
Hasil Uji Koefisien Regresi Sederhana ........................................97
Tabel 24
Hasil Uji Koefisien Determinasi ..................................................99
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Bimbingan Skripsi......................................................................i Lampiran 2. Surat Izin Penelitian/wawancara.........................................................ii Lampiran 3. Surat Telah Melakukan Penelitian.....................................................iii Lampiran 4. Alur Pros Pelayanan dan Pengembangan PSBR ..............................iv Lampiran 5. Hasil Uji Validitas .............................................................................v Lampiran 6. Hail Uji Reabilitas ............................................................................vi Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas ........................................................................vii Lampiran 8. Hasil Uji Homogenitas ...................................................................viii Lampiran 9. Hasil Uji koefisien Korelasi ..............................................................ix Lampiran 10. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ................................................x Lampiran 11. Hasil Uji T-test ...............................................................................xi Lampiran 12. Hasil Uji koefisien Determinasi .....................................................xii Lampiran 13. Foto-foto kegiatan .......................................................................xiii
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada masyarakat modern yang kompleks kemiskinan menjadi problema sosial, seorang merasa miskin bukan karena kurang makan, pakaian atau perumahan akan tetapi harta miliknya dianggap kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan taraf kehidupan yang ada.1 Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah bentuk problem yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di negara berkembang, ini kemudian menimbulkan masalah pendidikan, yang ditinggalkan oleh Remaja guna untuk membantu orang tua. Kehidupan yang kurang harmonis serta kemampuan yang kurang mamadai ini alasan anak di zaman sekarang yang memilih bekerja dibandingkan sekolah. Secara garis besar kemiskinan disebabkan olah dua macam yaitu kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan disebabkan karena adanya budaya kemiskinan dalam masyarakat. Disebabkan karena seseorang diam, apatis, malas, dan tidak mengembangkan skillnya, sedangkan kemiskinan struktural adalah seorang menjadi miskin karena
lebih
bersifat
kelembagaan atau
strukturnya
memang
bisa
menghambat seseorang untuk meraih kesempatan-kesempatannya, sehingga
1
Kementerian Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial (Pusat Data dan informasi Kesejahteraan Sosial 2011), h. 18.
1
masyarakat tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.2 Remaja adalah masa transisi dari periode anak ke dewasa. Masa remaja adalah masa peralihan anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis, tetapi juga fisik.3 Bahkan perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Sementara itu, perubahan-perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik itu. Menurut undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, pasal 1 menyatakan “anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk yang masih dalam kandungan. Pada tahun 1974, WHO memberikan defenisi tentang remaja yang lebih konseptual, dalam defenisi tersebut dikemukakan tiga kriteria yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi. Maka secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut: Remaja adalah suatu masa ketika: 1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual;
2
Gunawan Sumodiningrat, Kemiskinan : Teori, Fakta dan Kebijakan, (Jakarta:IMPAC, 1999) h.16 3 Sarlito wirawan sarmono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 52.
2
2. Individu
mengalami perkembangan psikologis dan pola
identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. 3. Terjadi peralihan dari ketergantungan ekonomi sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. 4 Seperti yang ada pada remaja putus sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur. Keadaan ekonomi yang lemah membuat dan memaksa mereka bekerja demi membantu faktor ekonomi keluarga sehingga meninggalkan pendidikan sekolah. Dalam hal ini, panti hadir tidak hanya bekerja sebagai wadah pemberdayaan fungsi sosial bagi remaja putus sekolah, melainkan panti pun bertindak sebagai pusat rehabilitasi sosial atas problematika yang ada pada remaja putus sekolah, agar pemberdayaan yang telah terbangun dapat berfungsi secara baik bagi para remaja putus sekolah yang ada di PSBR. Kemudian panti juga menentukan klasifikasinya untuk memilih remaja putus sekolah yaitu antara usia 15-18 tahun. Banyak cara yang dilakukan panti guna mencapai pembinaan mental yang baik untuk WBS (Warga Binaan Sosial) yang ada. Tidak hanya pembinaan mental secara kerohaniaan saja, melainkan ada juga cara lain diluar itu. Salah satu diantaranya seperti yang ada pada Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus, Jakarta Timur.
4
Sarlito wirawan sarmono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 52.
3
Terapi kelompok adalah salah satu metode pekerja sosial yang menggunakan kelompok sebagai media proses pertolongan profesional, dalam literatur pekerja sosial metode ini sering disebut sebagai group work atau group theraphy. 5 Alasan memilih pendekatan terapi kelompok atau biasa disebut groupwork berbasis outbound adalah remaja putus sekolah tidak merasa bosan berada di dalam PSBR dan bisa merubah perilaku remaja putus sekolah, dan bisa merasa nyaman berada di PSBR. Melalui pendekatan terapi kelompok (group work) peneliti berusaha melakukan proses dan tahap-tahap perubahan perilaku sesuai dengan makna sebagai berikut : “Menurut Gisela konopka Social group work yaitu metode pekerja sosial dengan kelompok yang merupakan suatu pendekatan yang dilaksanakan secara sadar dan ditujukan guna mencapai pengembangan sebesar-besarnya kapasitas individu dengan cara menghubungkan dengan kelompok dan belajar memahami kapan ia harus memberikan sumbangan/partisipasi dan kapan harus menerima” .6 Orientasi metode intervensi pekerja sosial dimana sejumlah kecil orangorang yang mempunyai minat atau masalah-masalah yang sama mengadakan pertemuan secara teratur dan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan bersama. Berbeda dengan psikoterapi kelompok, dimana tujuan pekerja sosial dengan kelompok (social group work) ini tidak selalu harus berkaitan dengan penyembuhan masalah-masalah emosional tapi juga meliputi pertukaran informasi, mengembangkan
5
Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri-memperkuat CSR, (Bandung: Alfabeta 2009), h. 36. 6 Gisela Konopka, Social Group Work: a helping proces edisi ke 2, (Prentica-Hall, 1971), h. 1-25
4
keterampilan-keterampilan
sosial,
mengubah
orientasi-orientasi
sosial,
mengubah perilaku anti sosial melalui saluran-saluran yang produktif. Maka pendekatan social group work dari permasalah remaja putus sekolah yang merasa tidak nyaman dan merubah perilaku remaja sehingga bisa menyelesaikan masalah dengan kelompok-kelompok (terapi kelompok berbasis outbound) sangat tepat dibandingakan dengan pendekatan social case work. “Menurut Robert L Barker social case work yang ditujukan untuk membantu individu-individu dalam memecahkan permasalahan intrapsikis, antar pribadi, sosial ekonomi dan lingkungan melalui relasirelasi yang bersifat lawan-muka”.7 Pada tahun 1933, Dr. Kurt Hahn melarikan diri ke inggris dan ia mendirikan pendidikan outbound. Hahn memakai nama outward Bound saat mendirikan sekolahan yang terletak di Aberdovey, Wales pada tahun 1941. Di Indonesia, walau bukan berarti bahwa metode ini diketahui baru masuk pada tahun 1990 dengan nama Outward Bound Indonesia. Outbound mulai dikenal sebagai pelatihan untuk pengembangan diri didalam tim. Outbound merupakan
metode
pelatihan
untuk
pengembangan
diri
(personal
development) dan tim (team development) dalam proses mencari pengalaman di alam terbuka.8 Pengertian outbound secara lengkap adalah sebuah kegiatan yang dilakukan di alam terbuka (Outdoor) dengan melakukan beberapa simulasi
h. 28.
7
Robert l Barker, Buku Pintar Pekerja Sosial Jilid 2.(Jakarta: Gunung Mulia, 2009),
8
Diakses http://reporsitori.usu.ac.id.../Chapter%2011.pdf. Pada minggu, 22 Februari
2015.
5
permainan Outbound Games baik secara individu maupun kelompok.9 Tidak semua permainan bisa dilakukan dalam proses terapi kelompok berbasis outbound. Karena ini tujuanya untuk merubah perilaku remaja di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta. Tesis yang ditulis oleh Herman mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Progam Studi Kesejahteraan Sosial (STISIP) Widuri menulis tesis S-2 tahun 2012 dengan judul “Penggunaan Pendekatan Social Group Work Dalam Penanganan Anak Jalanan Pemakai Narkoba” (Studi Kasus di Rumah Belajar Anak (RBA) Yayasan Ilmu (YPI) Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur. Pendekatan yang dilakukan peneliti adalah pendekatan kualitatif. Realita dilapangan pendekatan Social Group baik digunakan dalam rangka meningkatkan keberfungsian sosial melelui proses saling berbagi pengalaman dan diskusi antara anggota kelompok. Terkait dengan menariknya penelitian diatas yang berfokus pada diskusi kelompok sebagai penanganan remaja yang mengalami keberfungsian sosial, maka penulis tertarik untuk meneliti terapi kelompok untuk penangan keberfunsian sosial remaja melalui penanganan permainan-permainan atau outbound. Dari gambaran diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang : “ Pengaruh Terapi Kelompok Berbasis Outbound Terhadap Perilaku
9
Diakses http://reporsitori.usu.ac.id.../Chapter%2011.pdf. Pada minggu, 22 Februari
2015.
6
Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Batasan Masalah Untuk mempermudah penulis agar lebih fokus dalam melakukan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas yaitu : Pengaruh Terapi Kelompok Berbasis Outbound Terhadap Perubahan Perilaku Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur. 2. Rumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Apakah ada pengaruh Terapi Kelompok berbasis Outbound Terhadap Perilaku Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur? C. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan penelitian Tujuan Penelitian ini adalah a. Untuk
mengetahui
dan
menganalisa
pengaruh
Terapi
Kelompok Berbasis Outbound Terhadap Perilaku Remaja Putus Sekolah di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur.
7
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi pemberdayaan ilmu sosial terutama
pada
jurusan
Kesejahteraan
Sosial
tentang
pengembangan pendekatan Terapi Kelompok atau social group work dalam penanganan Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus terutama perilaku kurang baik menjadi lebih baik. b. Manfaat Praktis 1) Sebagai bahan informasi awal untuk penelitian lebih lanjut. 2) Memberikan masukan kepada pimpinan/kepala PSBR “Bambu Apus” Jakarta untuk meningkatkan praktek pekerjaan sosial yang lebih efektif dan efesien terhadap penerima manfaat (Remaja Putus Sekolah). 3) Memberi variasi progam/pelayanan bagi Remaja Putus Sekolah untuk sadar melakukan perubahan perilaku. 4) Mempraktekan pendekatan terapi kelompok berbasis outbound atau (social group work) dalam penanganan Remaja Putus Sekolah. D. Tinjauan Pustaka Dalam melakukan tinjauan pustaka, penulis perlu mencantumkan beberapa skripsi atau karya ilmiah lainya, agar tidak terjadi spekulasi yang 8
menyatakan bahwa skripsi ini bukan karya asli saya atau “plagiat” dari skripsi atau karya ilmiah orang lain. Adapun beberapa skripsi tersebut antara lain : 1.
berdasarkan penelitian yang ditulis oleh Herman mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Progam Studi Kesejahteraan Sosial (STISIP) Widuri menulis tesis S-2 tahun 2012 dengan judul “Penggunaan Pendekatan Social Group Work Dalam Penanganan Anak Jalanan Pemakai Narkoba” (Studi Kasus di Rumah Belajar Anak (RBA) Yayasan Ilmu (YPI) Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur. Pendekatan yang dilakukan peneliti adalah pendekatan kualitatif. Realita dilapangan pendekatan Social Group baik digunakan dalam rangka meningkatkan keberfungsian sosial melelui proses saling berbagi pengalaman dan diskusi antara anggota kelompok. Kelemahan Tesis ini adalah hanya tertuju pada target korban yang sudah ditetapkan bukan diarahkan kepada perubahan perilaku anak jalanan yang mereka biasa dengan kebebasan, berperilaku melawan norma, pemakai norma sehingga dari
pelayanan
yang
diberikan
kurang
mencapai
target/keberhasilan. 2.
Peneliti yang ditulis oleh Abdul Rahman, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Progam Studi Kesejahteraan Sosial (STISIP) Widuri menulis tesis S-2 tahun 2013 dengan judul “ Intervensi Terhadap Wanita Tuna Susila (WTS) dengan Menggunakan Metode Social Group Work di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW)”Mulya Jaya” Jakarta. Pendekatan yang
9
dilakukan peneliti adalah adalah pendekatan kualitatif. Kemudian tujuan dibentuknya kelompok social group work yaitu karena kebutuhan kelompok menghendaki perubahan sikap dan perilaku, perlindungan sosial, saling memberi dan menerima, perhatian dan dan ventalisasi dari kepenatan. Kelemahan dari Tesis ini adalah ini pendekatan menggunakan metode social group work terhadap Wanita Tuna Susila adalah karena yang di teliti oleh peneliti ini hanya lah wanita saja tidak ada laki-laki, jadi perubahan hasilnya akan berbeda bila dibandingkan melakukan peneliti yang ada lakilaki dan perempuan. 3. Peneliti yang ditulis oleh Nila Mahmudah, mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarat Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) menulis tesis S-1 tahun 2013 dengan judul Pengaruh Terapi Aktifitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial antar individu di Panti Sosial Bina Insan (PSBI) Ceger II-Cipayung. Pendekatan yang di lakukan kuantitatif , kelemahan skripsi ini hanya berfokus kepada interaksi sosial antar individu ke individu yang lain. Berbeda dengan tiga penulis sebelumnya, penulis lebih menfokuskan pada pengaruh terapi kelompok berbasis outbound terhadap perubahan perilaku remaja putus sekolah karena perilaku menuntun kita untuk mengenal lingkungan disekitar kita serta peran Remaja Putus Sekolah di PSBR yang tinggi dalam berhubungan dengan lingkungan yang positif dan akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan timbal balik yang
10
sinkron, kemudian peneliti menggunakan pendekatan social group work . maka melalui metode terapi kelompok berbasis outbond ini diharapkan Remaja Putus Sekolah di PSBR dapat merubah sikap dan perilaku dengan baik, dan penulis menggunakan metodologi kuantitatif. E. Hipotesis Penelitian Hipotesis yaitu hipotesis alternatif (Hₐ) yang menyatakan adanya hubungan antar variabel X dan Y. Dan Hipotessis nol (H ₒ) yang menyatakan tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. 10 Hipotesis dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:
ᵦ
Hₒ: = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara terapi kelompok berbasis outbound terhadap perilaku remaja
ᵦ
Hₐ: ≠ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan antara terapi kelompok berbasis outbound terhadap perilaku remaja.
F. Pedoman Penulisan Skripsi Untuk tujuan mempermudah, teknik penulisan yang dilakukan dalam skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan disertasi) yaitu berpedoman pada Ceqda UIN Jakarta tahun 2007.
10
Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cet.Ke-14 (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 110.
11
G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, yang terdiri sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan Pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II
Landasan Teori, mengemukakan teori-teori yang melandasi dan mendukung penelitian. Adapun teori yang digunakan adalah yang berkaitan mengenai pengertian Terapi Kelompok, Model Terapi Kelompok, Terbentuknya Kelompok, Proses Terapi Kelompok, Tujuan Terapi Kelompok, Prinsip-Prinsip Terapi Kelompok, Pengertian
Outbound,
Teori
Kognitif
Perilaku,
Teori
Biospikososial-Spiritual, pengertian remaja, pengertian putus sekolah. BAB III Metodologi penelitian berisi pendekatan dan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel,
variabel
penelitian,
defenisi
operasional,
teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, uji validitas, uji reabilitas, hasil uji validitas dan realibitas, uji normalitas, uji homogenita, uji korelasi , uji regresi, teknik analisis data, BAB IV Gambaran Umum Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur, meliputi latar belakang berdirinya Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus, Jakarta Timur, visi misi, tujuan dan progam Panti Sosial Bina Remaja, serta sarana dan prasarana. 12
BAB V
Temuan dan Analisa, yang terdiri dari data-data hasil penelitian lapangan yang meliputi klasifikasi responden, , karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, hasil uji validitas, hasil uji reabilitas, hasil uji normalitas, hasil uji homogenitas hasil, uji analisis regresi linier sederhana, hasil uji T-sederhana, dan hasil uji koefisien determinasi.
BAB VI Berisi Kesimpulan dan saran
13
BAB II LANDASAN TEORI A. Terapi Kelompok 1. Pengertian Terapi Kelompok Terapi kelompok adalah salah satu metode pekerja sosial yang menggunakan
kelompok
sebagai
media
dalam
proses
pertolongan
profesionalnya. Dalam literature pekerja sosial metode ini sering disebut sebagai group work atau group therapy. Praktik pekerja sosial dalam kelompok bukanlah fenomena baru. Di Amerika misalnya, metode ini telah diterpkan lebih dari setengah abad yang lalu. Pada saat ini para pekerja sosial menyakini bahwa intervensi pekerja sosial yang berbasis pada kelompok sangat efektif dan efesien dalam memecahkan masalah individu maupun masalah sosial. 11 Budi Anna Keliat menjelaskan terapi kelompok satu dengan yang lain, saling bergantungan dan mempunyai norma yang punya. Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif 12, kesamaan, ketidaksamaan,
kesukaan,
dan
menarik.
Semua
kondisi
ini
akan
mempengaruhi terapi kelompok, ketika anggota kelompok memberi dan
11
Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri-memperkuat CSR, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 36. 12 Kompetitif berhubungan dengan kompetisi (persaingan), yang bersifat kompetisi (persaingan), Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BALAI PUSTAKA, 2007), h. 584.
14
menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam kelompok.13 Terdapat beberapa alasan mengapa kelompok dipandang sebagai media yang penting dalam proses pertolongan pekerja sosial. Diantaranya adalah karena orang-orang yang terlibat dalam kelompok terlibat relasi, interaksi, dan saling mempengaruhi satu sama lain. Mereka saling berbagi pengalaman, berbagi tujuan, dan berbagi cara mengatasi suatu masalah, yang tidak selalu mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri. Selain itu, metode ini lebih effesien diliat dari segi waktu, tenaga dan dana karena proses pemecahan masalah tidak dilakukan secara satu per satu, melainkan bersama-sama. 14 Terdapat beberapa defenisi formal mengenai terapi kelompok, antara lain: 1. Terapi Kelompok adalah metode pekerja sosial dengan pengalamanpengalaman kelompok digunakan oleh pekerja sosial sebagai medium praktik utama yang bertujuan untuk mempengaruhi keberfungsian sosial, pertumbuhan atau perubahan anggota-anggota kelompok. 2. Terapi Kelompok adalah suatu pelayanan kepada kelompok yang tujuan utamanya untuk membantu anggota-anggota kelompok memperbaiki penyesuaian sosial mereka (social adjustment), dan tujuan keduanya untuk membantu kelompok mencapai tujuantujuan yang disepakati oleh masyarakat. 13
Budi Anna Keliat dan Akemat, Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004), h. 3. 14 Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri-memperkuat CSR, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 37.
15
3. Terapi Kelompok adalah suatu metode khusus yang memberikan kesempatan-kesempatan kepada individu-individu dan kelompokkelompok untuk tumbuh dalam setting-setting fungsional pekerja sosial, rekreasi dan pendidikan. 4. Terapi
Kelompok
memungkinkan berbagai
jenis kelompok
berfungsi sedemikian rupa, sehingga interaksi kelompok dan kegiatan-kegiatan
progam
memberikan
kontribusi
pada
pertumbuhan individu-individu dalam pencapaian tujuan-tujuan sosial yang diinginkan. 5. Terapi
Kelompok
terutama
mengkonsentrasikan
diri
pada
pemberian pengalaman-pengalaman kelompok untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan perkembangan secara norma, membantu mencegah perpecahan sosial, memudahkan tujuan-tujuan korektif dan rehabilitatif, serta mendorong keterlibatan dan tanggungjawab penduduk dalam aksi sosial.15 Melalui pendekatan terapi kelompok (group work) peneliti berusaha melakukan proses dan tahap-tahap perubahan perilaku sesuai dengan makna sebagai berikut : “Menurut Gisela konopka Social group work yaitu metode pekerja sosial dengan kelompok yang merupakan suatu pendekatan yang dilaksanakan secara sadar dan ditujukan guna mencapai pengembangan sebesar-besarnya kapasitas individu dengan cara menghubungkan dengan kelompok dan belajar memahami kapan ia harus memberikan sumbangan/partisipasi dan kapan harus menerima” .16 15
Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri-memperkuat CSR, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 37. 16 Gisela Konopka, Social Group Work: a helping proces edisi ke 2, (Prentica-Hall, 1971), h. 1-25
16
Orientasi metode intervensi pekerja sosial dimana sejumlah kecil orangorang yang mempunyai minat atau masalah-masalah yang sama mengadakan pertemuan secara teratur dan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan bersama. Berbeda dengan psikoterapi kelompok, dimana tujuan pekerja sosial dengan kelompok (social group work) ini tidak selalu harus berkaitan dengan penyembuhan masalah-masalah emosional tapi juga meliputi pertukaran informasi, mengembangkan keterampilan-keterampilan
sosial,
mengubah
orientasi-orientasi
sosial,
mengubah perilaku anti sosial melalui saluran-saluran yang produktif. Maka pendekatan social group work dari permasalah remaja putus sekolah yang merasa tidak nyaman dan merubah perilaku remaja sehingga bisa menyelesaikan masalah dengan kelompok-kelompok (terapi kelompok berbasis outbound) sangat tepat dibandingakan dengan pendekatan social case work. “Menurut Robert L Barker social case work yang ditujukan untuk membantu
individu-individu
dalam
memecahkan
permasalahan
intrapsikis, antar pribadi, sosial ekonomi dan lingkungan melalui relasirelasi yang bersifat lawan-muka”.17 Dengan demikian pengertian terapi kelompok berbasis outbound dalam penenlitian ini adalah sebuah upaya terapi untuk menfasilitasi kemampuan bersosialisasi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan sejumlah penerima
17
Robert l Barker, Buku Pintar Pekerja Sosial Jilid 2.(Jakarta: Gunung Mulia, 2009),
h. 28.
17
manfaat dengan masalah perilaku remaja, dan membentuk dinamika kelompok. 2. Model Terapi Kelompok 1) Model Fokal Konflik Menurut Whiteaker dan Liebermen‟s, terapi kelompok berfokus pada kelompok
dari
pada
individu.
Prinsipnya
yaitu,
terapi
kelompok
dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari. Pengalaman kelompok secara berkesinambungan muncul kemudian konfrontir konflik untuk penyelesaian masalah, tugas terapis membantu anggota kelompok memahami konflik dan mencapai penyelesaian konflik. 18 2) Model Komunikasi Model komunikasi menggunakan prinsip-prinsip teori komunikasi dan komunikasi terapeutik. Diasumsikan bahwa disfungsi atau komunikasi tak efektif dalam kelompok akan menyebabkan ketidakpuasan anggota kelompok, umpan balik tidak sekuat dari kohesi atau keterpaduan kelompok menurun. Dengan menggunakan model ini, leader menfasilitasi komunikasi efektif, masalah individu atau kelompok dapat di identifikasi dan diselesaikan. 19 Leader mengajarkan pada kelompok bahwa: a. Anggota perlu berkomunikasi b. Anggota harus bertanggung jawab pada semua level, misalnya komunikasi verbal, nonverbal, terbuka dan tertutup c. Pesan yang disampaikan dapat dipahami orang lain 18
Sujono Riayadi dan Teguh Purwanto, Asuhan Keperawatan Jiwa, (Jakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 203-204 19 Sujono Riayadi dan Teguh Purwanto, Asuhan Keperawatan Jiwa, (Jakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 204.
18
d. Anggota dapat menggunakan teori komunikasi dalam membantu satu dan yang lain untuk melakukan komunikasi efektif model ini bertujuan membantu meningkatkan ketrampilan interpersonal dari anggota kelompok. Selain itu, teori komunikasi membantu anggota merealisasi bagaimana mereka berkomunikasi lebih efektif. Selanjutnya leader perlu menjelaskan secara singkat prinsip-prinsip komunikasi dan bagaimana menggunakan didalam kelompok serta menganalisa proses komunikasi tersebut. 3) Model Interpersonal Sullivan mengemukakan bahwa tingkah laku (pikiran, perasaan, tindakan) digambarkan melalui hubungan interpersonal. Contohnya adalah interaksi dalam kelompok dipandang sebagai proses sebab-akibat dari tingkah laku anggota lain. Pada teori ini terapis bekerja dengan individu dan kelompok. Anggota kelompok ini belajar dari interaksi antar anggota dan terapis. Melalui ini kesalahan persepsi dapat dikoreksi dan perilaku sosial yang efektif dipelajari. 20 Perasaan
cemas
dan
kesepian
merupakan
sasaran
untuk
mengidentifikasi dan merubah tingkah laku/perilaku. Misalnya tujuan salah satu aktivitas kelompok untuk meningkatkan hubungan interpersonal. Pada saat konflik interpersonal muncul, pemimpin menggunakan situasi tersebut untuk mendorong anggota merasa cemas dan menentukan perilaku apa yang digunakan untuk menghindari atau menurunkan cemas pada saat terjadi konflik. 20
Ibid
19
4) Model Psikodarma Dengan model ini anggota kelompok termotivasi untuk berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang pernah lalu. Anggota memainkan peran sesuai dengan yang pernah dialami. Misalnya, penerima manfaat memerankan ayahnya yang dominan atau keras. 21 3. Jenis-jenis Kelompok Secara umum kelompok dapat diartikan sebagai kumpulan dari dua orang atau lebih yang membentuk kesempatan untuk mencapai tujuan tertentu. Hartford mendefinisikan kelompok sebagai kumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang bersatu dikarenakan memiliki tujuan atau perhatian yang sama yang kemudian bersepakat untuk merumuskan norma sebagai basis bagi mereka dalam beraktivitas, mencapai tujuan bersama, dan dalam membentuk perasaan kebersamaan. 22 Dalam kaitanya dengan terapi kelompok, terdapat beberapa jenis kelompok yang sering digunakan sebagai media pertolongan pekerja sosial. Yaitu: 1. Kelompok percakapan sosial (Social Conversation Group) Kelompok ini merupakan tipe yang paling terbuka dan informal tidak memiliki rencana kegiatan yang dirumuskan secara jelas dan formal, jika topik-topik kegiatan dirasa membosankan maka setiap anggota berhak mengusulkan untuk menggantinya dengan yang lebih menarik. 2. Kelompok Rekreasi (Recreation Group) 21
Sujono Riayadi dan Teguh Purwanto, Asuhan Keperawatan Jiwa, (Jakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 204 22 Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri-memperkuat CSR, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 38.
20
Tujuan kelompok ini adalah untuk menyelenggarakan kegiatan rekreatif atau latihan olah raga. Seringkali kegiatanya bersifat spontan dan umumnya kelompok ini tidak memiliki pemimpin formal.dasar pemikiran dibentuknya kelompok ini adalah suatu keyakinan bahwasanya kegiatan rekreasi dan interaksi yang terjadi dalam kelompok ini dapat membantu membangun karakter yang dapat mencegah perilaku-perilaku maladaptif. 3. Kelompok Keterampilan Rekreasi (recreation Skiil Group) Selain tujuan kelompok ini untuk menyelenggarakan kegiatan rekreatif, juga untuk meningkatkan keterampilan tertentu diantara para anggotanya. Berbeda dengan kelompok rekreasi, kelompok ini memiliki penasihat, pelatih atau instruktur serta memiliki orientasi tugas yang lebih jelas. 4. Kelompok Pendidikan (Education Group) Fokus kelompok ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang lebih kompleks. Pimpinan kelompok ini biasanya berasal dari seorang profesional yang menguasai keahlian tertentu. 5. Kelompok
Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan
(Problem- solving and Decision-Making Group) Kelompok ini melibatkan klien/penerima pelayanan dan para petugas pemberi layanan di suatu lembaga kesejahteraan sosialbagi klien, tujuan bergabungnya dengan kelompok ini adalah untyuk menemukan pendekatanpendekatan yang dapat digunakan untuk menemukan sumber-sumber baru dalam memenuhi kebutuhan baru. 6. Kelompok Mandiri (Self-help Groups)
21
kelompok mandiri kini semakin populer dikalangan pekerja sosial karena seringkali berhasil menjadi sarana pertolongan individu-individu yang mengalami masalah. Kelompok mandiri menekankan pada: (1) pengakuan para anggotanya terhadap kelompok bahwa mereka memiliki masalah, (2) pernyataan para anggotanya kepada kelompok mengenai pengalaman-pengalaman masalahnya di masa lalu dan rencana-rencana pemecahan masalah di masa depan, (3) apabila salah seorang anggota kelompok berada krisis, anggota kelompok tersebut disarankan untuk menghubungi anggotra lain yang kemudian mendampinginya sampai krisis tersebut berkurang. 23 7. Kelompok Sosialisasi (socialization Group) Tujuan dibentuknya kelompok ini adalah untuk mengembangkan atau merubah sikap-sikap dan perilaku para anggota kelompok agar lebih dapat diterima secara sosial. Kelompok sosialisasi biasanya menfokuskan pada pengembangkan keterampulan sosial, peningkatkan kepercayaan diri, dan perencanaan masa depan. 8. Kelompok Penyembuhan (Therapeutik Group) Kelompok
terapi
umumnya
beranggotakan
orang-orang
yang
mengalami masalah personal dan emosional yang berat atau serius. Pemimpin kelompok ini dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang handal mengenai tingklah laku manusia dan dinamika kelompok, konseling kelompok, penggunaan kelompok sebagai sarana pengubahan tingkah laku. 9. Kelompok Sensitivitas (Sensitivity Group) 23
Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri-memperkuat CSR, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 40-41.
22
Kelompok ini dikenal pula dengan nama kelompok pertemuan (Iencounter Group) atau kelompok pelatihan (Training Group). Dalam kelompok ini setiap anggota berinteraksi satu sama lain secara mendalam dan saling mengungkapkanya masalahnya sendiri secara terbuka. Tujuanya adalah untuk meningkatkan kesadaran interpersonal. 4. Terbentuknya Kelompok Garland, Jones dan kolodny mengembangkan suatu model terbentuknya suatu kelompok. Menurutnya ada 5 tahap diantaranya : 1. Tahap pra affiliasi (preafiliation) Pada tahap awal ini para anggota bersikap ambivalent (mendua) terhadap kelompok sehingga mereka masih menjaga jarak dalam melakukan interaksi dengan anggota lainya. 2. Tahap kekuasaan dan kontrol (power and control) Para anggota menunjukan kekuasaan dan kontrolnya terhadap anggota lain untuk berjuang memperoleh tempat dalam kelompok. Perjuangan ini muncul manakala mereka harus melaksanakan peranan dan tanggung jawab, menetapkan norma-norma dan metode-metode
pelaksanaan
tugas-tugas
kelompok,
serta
menetapkan pola-pola komunikasi dan alisansi. 3. Keintiman (intimacy) Kelompok mulai terlihat seperti keluarga, pemimpin terlihat seperti orang tua, dan para anggota tampak laksana saudara kandung. Perasaan kelompok
kini
23
mulai
terbuka
diekspresikan dan
didiskusikan. Kelompok dipandang sebagai suatu tempat untuk pengembangan dan perubahan pribadi. 4. Perbedaan (differentiation) Kelompok
mampu
Kepemimpinan
mulai
mengorganisasi dibagi
secara
diri
secara
merata,
dan
efesien. masalah
„perebutan‟ kekuasaan sudah sangat minimal. 5. Pemisahan (separation) Tahap ini merupakan tahap pengakhiran (terminasi) kelompok. Tujuan kelompok telah tercapai dan para anggotanya telah mampu belajar pola-pola tingkah laku yang baru dan konstruktif. Namun demikian, tidak jarang menimbulkan kesulitan. Para anggota seringkali enggan untk berpisah dengan kelompok dan menunjukan perilaku regresif (mundur) sebagai upaya untuk mempertahankan kehadiran dalam kelompok. Para pemimpin harus mampu memberikan dukungan emosional dan membantu para anggota memahami bahwa mereka kini memiliki kekuatan dan kemampuan untuk memasuki pengalaman sosial baru.24 5. Proses Terapi Kelompok Proses perencanaan dan pengimplementasian metode terapi kelompok tidaklah terlalu berbeda dengan tahap-tahap praktik pekerjaan sosial pada umumnya. Menurut zastrow mendiskusikan tahap-tahap dalam melakukan terapi kelompok. 1. Tahap Intake 24
Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri-memperkuat CSR, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 45-46.
24
Tahap ini ditandai adanya pengakuan mengenai masalah spesifik yang mungkin tepat dipecahkan melalui pendekatan kelompok. Tahap ini disebut juga sebagai tahap kontrak antara pekerja sosial dengan klien, karena pada tahap ini dirumuskan persetujuan dan komitmen antara mereka untuk melakukan kegiatan-kegiatan perubahan tingkah laku melalui kelompok. 2. Tahap Asessmen dan perencanaan intervensi Pemimpi
kelompok
bersama
mengidentifikasi permasalahn,
dengan
anggota
kelompok
tujuan0tujuan kelompok serta
merancang rencana tindakan pemecahan masalah. 3. Tahap penyeleksian anggota Penyeleksi anggota harus dilakukan terhadap orang-orang yang paling mungkin mendapatkan manfaat dari struktur kelompok dan keterlibatnya dalam kelompok. 4. Tahap pengembangan kelompok Norma-norma,
harapan-harapan,
nilai-nilai dan tujuan-tujuan
kelompok akan muncul pada tahap ini, dan akan mempengaruhi serta dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas serta relasi-relasi yang berkembang dalam kelompok. 5. Tahap evaluasi dan terminasi Evaluasi pada hakikatnya merupakan proses yang dinamis dan berkelanjutan, karena evaluasi tidak selalu dilakukan pada tahap akhir suatu kegiatan. Berdasarkan hasil evaluasi dan monitoring tersebut,
dilakukan
terminasi
25
atau
pengakhiran
kelompok.
Terminasi dilakukan dengan pertimbangan dan alasan sebagai berikut: a. Tujuan individu maupun kelompok telah tercapai. b. Waktu yang ditetapkan telah berakhir c. Kelompok gagal mencapai tujuan-tujuannya. d. Keberlanjutan kelompok dapat membahayakan satu atau lebih anggota kelompok.25 6. Tujuan Terapi Kelompok Menurut Hartford dan Alissi metode terapi kelompok digunakan untuk memelihara atau memperbaiki keberfungsian personal dan sosial para anggota kelompok dalam beragam tujuan, yakni (1) tujuan korektif, (2) tujuan preventif, (3) tujuan pertumbuhan sosial norma, (4) tujuan peningkatan personal, (5) tujuan peningkatan partisipasi dan tanggungjawab masyarakat. 26 Menurut
Gerald
Corey,
tujuan
terapi
kelompok
adalah:
(1)
individualisasi, (2) mengembangkan rasa memiliki, (3) mengembangkan kemampuan dasar untuk berpartisipasi, (4) meningkatkan kemampuan untuk memberikan kontribusi pada keputusan-keputusan melalui pemikiran rasional dan penjelasan kelompok, (5) meningkatkan repek terhadap keberbedaan orang lain, dan (6) mengembangkan iklim sosial yang hangat dan penuh penerimaan. 27
25
Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri-memperkuat CSR, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 47-48. 26
Ibid, h. 38 Tim STKS Bandung dan Biro Humas-Departemen Sosial RI, Teknik Kelompok, (Jakarta: Pustaka Societa, 2008). H. 58-61. 27
26
Menurut Gisela Konofka, tujuan terapi kelompok membagi menjadi 4 bagain yaitu:28 1. Bekerjasama Ketika sebuah kelompok sudah dibentuk maka diperlukan anggota kelompok adalah bekerjasama dan untuk mengajarkan anggotaanggota
kelompok
untuk
mengenal
bahwa
anggota
perlu
bekerjasama dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kelompok tersebut. 2. Bertukar Perasaan Bertukar perasaan dalam kelompok sangat diperlukan agar kelompok tersebut lebih mengenal karakter didalam anggota kelompok. 3. Memperkenalkan diri dengan orang lain Pemimpin
kelompok
bisa
meminta
anggotanya
untuk
memperkenalkan diri dengan berbagai cara. Misalnya, mereka bisa memperkenalkan diri sebagai orang yang mereka inginkan nantinya setelah mengikuti sesi akhir. Sehingga orang lain merasakan apa yang mereka harapkan dari sebuah kelompok dan memberi mereka untuk membuka diri. 4. Kemampuan berhubungan dengan orang lain Anggota dibantu untuk melakukan sosialisasi (berhubungan) dengan anggota yang lain. Dengan cara latihan berhubungan saling berbicara atau bercakap-cakap satu dengan yang lainnya. 28
Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri-memperkuat CSR, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 38.
27
7. Prinsip-prinsip Terapi Kelompok Setiap jenis kelompok memiliki karakteristik sendiri yang khas sehingga proses pembentukan maupun pelaksanaan kegiatanya memiliki standar tertentu yang spesifik. Dibawah ini dikemukakan beberapa prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan terapi kelompok.29 1. Pertimbangan karateristik kelompok secara tepat dan proposional agar proses kegiatan kelompok berjalan dengan baik, pekerja sosial harus
mampu
mempertimbangkan
berbagai
aspek
dalam
pembentukan kelompok, seperti komposisi kelompok, ukuran kelompok, dan durasi kelompok. 2. Usahakan agar setiap anggota kelompok mengenal satu sama lain. Gunakan icebreaker exercise atau permainan untuk meningkatkan keakraban. 3. Identifikasi tujuan personal dan tujuan kelompok. Setiap individu yang bergabung dengan kelompok tentunya memiliki tujuan pribadi yang seringkali berbeda dengan tujuan kelompok. Galilah tujuantujuan yang bersifat pribadi tersebut dan kemudian diikuti dengan penjelasan mengenai tujuan kelompok. 4. Tumbuhkan fungsi kepemimpinan diantara anggota kelompok. Meskipun untuk beberapa tipe kelompok tertentu diperlukan seorang pemimpin profesional, misalnya pekerja sosial. 5. Gunakan prosedur pembuatan keputusan yang paling sesuai dengan jenis dan masalah kelompok.
29
Ibid, h. 48.
28
6. Tumbuhkan suasana kerjasama daripada kompetitif. Pada tahap awal pembentukan kelompok dimana masing-masing anggota masih memiliki „kecemasan‟ pribadi, para anggota biasanya menunjukan „kekuatan‟ dan „pertahanan dirinya masing-masing. Suasana kompetitif yang mengarah pada konflik ini perlu diganti dengan suasana kerjasama dan saling pengertian. 7. Tumbuhkan
pemahaman
bahwa
keberbedaan
dan
konflik
merupakan hal yang wajar dan alamiah. 8. Usahakan agar anggota kelompok yang menunjukan sikap destruktif dan bermusuhan dapat dikurangi. 9. Ciptakan suasana komunikasi yang terbuka dan jujur. Seperti halnya pada konseling kelompok individu, permasalahan klien tidak akan dapat dipecahkan apabila mereka tidak mau mengakui dan mengungkapkan permasalahan pada konselor. Begitu pula dengan terapi kelompok, individu yang senang sentiasa menyembunyikan masalahnya tidak akan pernah dapat dibantu dicarikan jalan keluarnya, dengan pertolongan pekerja sosial yang ahli sekalipun. 10. Berikan perhatian yang saksama terhadap sesi pengakhiran. Setelah bertemu dan berinteraksi secara intensif dalam waktu yang relatif lama, para anggota kelompok umumnya menunjukan keegganan untuk berpisah dengan kelompoknya meskipun target dan tujuan perubahan telah tercapai.
Karenanya,
pekerja sosial harus
mengupayakan agar para anggota kelompok dapat mengerti dan
29
menerima secara rasional bahwa pertemuan kelompok harus diakhiri. 8. Outbound 1. Pengertian Outbound Pada tahun 1933, Dr. Kurt Hahn melarikan diri ke inggris dan ia mendirikan pendidikan outbound. Hahn memakai nama outward Bound saat mendirikan sekolahan yang terletak di Aberdovey, Wales pada tahun 1941. Di Indonesia, walau bukan berarti bahwa metode ini diketahui baru masuk pada tahun 1990 dengan nama Outward Bound Indonesia. Outbound mulai dikenal sebagai pelatihan untuk pengembangan diri didalam tim. Outbound merupakan
metode
pelatihan
untuk
pengembangan
diri
(personal
development) dan tim (team development) dalam proses mencari pengalaman di alam terbuka.30 Pengertian outbound secara lengkap adalah sebuah kegiatan yang dilakukan di alam terbuka (Outdoor) dengan melakukan beberapa simulasi permainan Outbound Games baik secara individu maupun kelompok.31Tidak semua permainan bisa dilakukan dalam proses terapi kelompok berbasis outbound. Karena ini tujuanya untuk merubah perilaku remaja di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta. 1. Terapi Kelompok berbasis Outbound dan Indikasi Terapi kelompok berbasis outbound dilakukan yang guna melatih kemampuan merubah perilaku klien. Klien yang mempunyai indikasi terapi 30
Diakses http://reporsitori.usu.ac.id.../Chapter%2011.pdf. Pada minggu, 22 februari 2015 pukul 11.00 wib. 31 I bid
30
kelompok berbasis outbound dengan perilaku menyimpang atau hubungan sosial berikut: 1. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal 2. Klien yang mengalami despresi dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan di PSBR. 3. Penyimpangan Perilaku klien yang kurang baik selama di PSBR. B. Teori Kognitif-perilaku Teori Kognitif-perilaku ini memiliki keterkaitan dengan dua teori yang diperlakukan sama, yaitu model terapi perilaku yang berasal dari teori psikologi dan model terapi kognitif yang berasal dari teori psikologi mengenai persepsi dan proses informasi. 32 1. Tentang Teori Kognisi-tingkah laku a) Terapi Kognitif Konsep terapi kognisi adalah bahwa kognisi merupakan kunci untuk memahami dan gangguan psikologi. Oleh karena itu kognisi didefenisikan sebagai fungsi yang melibatkan tentang inferensi tentang pemahaman seseorang dan tentang terjadinya peristiwa di masa mendatang dan pengontrolanya. 33 b) Terapi perilaku Wolpe mendefenisikan terapi perilaku sebagai conditioning therapy yang melibatkan “penggunaan prinsip-prinsip belajar yang ditegakkan secara eksperimental dengan maksud mengubah perilaku 32
Siti Napsiayah Ariefuzzaman dan Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori Pekerja Sosial, (Jakarta: Lemba penelitian UIN Syarif Hidayatulllah, 2011), h. 39. 33 Ibid, h. 44-45.
31
maladaptif. Kebiasaan-kebiasaan yang tidsk adaptif dilemahkan dan dieleminasi; kebiasaan-kebiasaan adaptif diinisiasi dan dieleminasi. 34 Terapi perilaku didasarkan atas berbagai teori belajar dan perilaku yang dipelajari, sementara terapi kognitif didasarkan atas keyakinan bahwa kebanyakan gangguan berasal dari pemrosesan informasi yang salah. Interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa yang tercermin dalam kandungan
pemikiran-pemikiran
otomatis
individu
merupakan
komponen bias sistematik lain yang mencirikan gangguan-gangguan tertentu seperti: 1. Panik : gejala-gejala tubuh (gejala otomatis) diinterpretasikan sebagai lebih berbahaya daripada kalau tanda-tanda itu jarang atau jumlahnya lebih banyak atau sedikit. 2. Hipokondriasis
(hypochondriasi):
tambahan
ke
dalam
interpretasi katastofi tentang tubuh menandakan suatu keyakinan bahwa suatu penyakit tertentu lebih mungkin daripada yang sebenarnya ada. 3. Despresi (despression): pandangan negatif terhadap diri sendiri, dunia, dan masa depan. 4. Kecemasan (ianxiety): rasa bahaya secara fisik atau psikologi 5. Keadaan paranoid (paranoid state): bersifat bias terhadap orang lain.
34
Ibid, h. 46.
32
6. Krisis
(crisis):
peristiwa
keyakinan-keyakinan
dasar
penting
yang
tentang
diri
menimbulkan sendiri,
yang
menimbulkan persepsi tentang situasi sebagai krisis. 35
2. Terapi kognitif-perilaku Pada prinsipnya terapi kognitif perilaku adalah mengidentifikasi kandungan pemikiran, yang meliputi asumsi, keyakinan, harapan, pesan kepada diri sendiri (self talk), atau kelengkapan (atributions), melalui berbagai
teknik,
pemikiran-pemikiran
kemudian
dikaji
untuk
menentukan dampak akhirnya terhadap emosi dan perilaku klien. 36 1.1 Psikologi perilaku Psikologi perilaku merupakan perspektif yang berpengaruh dan sangat berhasil. Psikologi perilaku menekankan pentingnya perilaku
belajar
lewat
pengkondisian
klasikal
(classical
conditioning), pengkondisian operan (operant conditioning), dan belajar sosial (social learning) pendekatan ini sangat bertumpu pada
konsep-konsep
yang
dapat
diuji
dan
penelitian
eksperimental yang diteliti. Psikologi perilaku diterapkan dalam banyak hal, terutama teknik-teknik yang sangat manjur untuk mengubah perilaku manusia.37
35
Siti Napsiayah Ariefuzzaman dan Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori Pekerja Sosial, (Jakarta: Lemba penelitian UIN Syarif Hidayatulllah, 2011), h. 46-47. 36 Siti Napsiayah Ariefuzzaman dan Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori Pekerja Sosial, (Jakarta: Lemba penelitian UIN Syarif Hidayatulllah, 2011), h. 47. 37 Matt Jarvis, teori-teori psikologi (pendekatan modern untuk memahami perilaku, perasaan dan pikiran manusia), (Bandung: Penerbit Nusa Media, 2000), h. 22-40.
33
3. Teori Biopsikososial-spiritual. Secara ringkas teori biospikososial-spiritual melalui: 38 1. Aspek Biologis dapat dilihat dari perkembangan pertumbuhan badan dan kesehatan anak. 2. Aspek spikologis, dapat dilihat dari perhatian, perasaan, semangat melalui motivasi sehingga adanya rasa aman, bahagia dan kepuasan. 3. Aspek sosial, adanya hubungan sosial anak dan teman, keluarga maupun orang lain dalam lingkungan secara positif, 4. Aspek spiritual, lebih menekankan untuk memberikan kepuasan bathin dalam hubungan dengan kepercayaan yang diajarkan orang tua, keluarga dan lingkungan, maka faktor yang penting dipahami terhadap remaja putus sekolah adalah konsep dirinya, konsep kelompok dan pemaknaan terhadap keluarga (ibu/orangtua). Teori ini merupakan perspektif yang paling banyak dipergunakan dan diterima dalam berbagai aktivitas profesional pelayanan kemanusian khususnya pekerja sosial.
C. Pengertian Perilaku Remaja Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atatu tumbuh menjadi dewasa, istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencangkup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa 38
Miftahul Huda, Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 35.
34
dewasa. Masa remaja berlangsung antara usia 15-18 tahun. Jadi perilaku remaja adalah suatu tingkah laku yang dilakukan seseorang dimasa remaja baik positif maupun negatif. 39 Menurut Boner, perilaku remaja ialah suatu hubungan atau tingkah laku yang dilakukan dua orang atau lebih sehingga kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain dan sebaliknya, baik dari segi positif maupun negatif. 40 Boner membagi ke beberapa faktor yang mendasari perilaku remaja yang positif dan negatif yaitu: Faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan faktor simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung. 41 1. Faktor imitasi, mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku remaja. Salah satunya segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidahkaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Salah satu faktor dari segi negatif yaitu, imitasi yang ditiru adalah tindakan menyimpang. Kecuali daripada itu, imitasi juga dapat melemahkan bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang. 2. Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak yang
39
Pusat penelitian permasalahan kesejahteraan sosial badan pelatihan dan pengembangan sosial Depeartemen Sosial RI, Perilaku Remaja di Daerah Pinggiran Kota, (Jakarta: BPPS Depsos RI, 2004), h. 3-5. 40 W.A Gerungan DIPL, Psikologi Sosial,(Bandung: PT Eresco Bandung, 1988), h. 58. 41 Ibid, h. 59.
35
menerima dilanda emosi, dimana seseorang menghambat daya berfikir secara rasional. 42 3. Identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi bersifat lebih mendalam daripada imitasi, oleh karena itu, kepribadian seseorang dapat terbuka atas dasar proses ini. 43 4. Faktor Simpati, Faktor dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain dalam proses memegang keinginan peran yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Inilah perbedaan identifikasi yang didorong oleh keinginan untuk belajar dari pihak lain yang dianggap kedudukanya lebih tinggi dan harus dihormati karena mempunyai kelebihan-kelebihan atau kemampuan tertentu yang patut dijadikan contoh. 1. Penyebab dan Dampak Penyimpangan pada Perilaku Remaja Ada beberapa faktor yang menyebabkan penyimpangan perilaku pada remaja yaitu sebagai berikut : A.
Faktor internal 1) krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya
dua
bentuk
integrasi.
Pertama,
terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua,
42
Soejono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PTRaja Grafindo Persada, 2006), h. 63. 43 Soejono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PTRaja Grafindo Persada, 2006), h. 63.
36
tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. 2) Kontrol diri yang lemah( imannya lemah): Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku „nakal‟. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. B.
Faktor eksternal 1. Antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan remaja. 2. Teman sebaya yang kurang baik, teman yang selalu mengajak ke dalam hal-hal negatif. 3.
Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik. 44
Menurut Jensen, banyak sekali faktor yang menyebabkan kenakalan remaja
maupun kelainan perilaku pada
umumnya.
Beberapa teori
menjelaskan penyabab kenakalan remaja yaitu:
44
Pusat penelitian permasalahan kesejahteraan sosial badan pelatihan dan pengembangan sosial Depeartemen Sosial RI, Perilaku Remaja di Daerah Pinggiran Kota, (Jakarta: BPPS Depsos RI, 2004), h. 122.
37
a). Rational Choice yaitu teori ini mengutamakan faktor individu daripada faktor lingkungan, kenakalan yang dilakukan adalah atas pilihan, interes, motivasi atau kemaunya sendiri.
b). Differential Association menurut teori ini, kenakalan remaja akibat salah pergaulan. Anak-anak bakal bergaulnya dengan anak-anak nakal juga.
c). Labelling ada pendapat yang menyatakan bahwa anak nakal selalu dianggap atau dicap (diberi label) nakal.
d). Male Phenomenon teori ini percaya bahwa anak laki-laki lebih nakal daripada perempuan. Alasanya karena kenakalan memang adalah sifat laki-laki atau karena budaya maskulinitas menyatakkan bahwa wajar kalau laku-laki nakal.
e). Social Disorganization teori ini memandang dari sei budaya yang menyebabkan kenakalan remaja
adalah
berkurangnya
atau
menghilangnya pranata-pranata masyarakat yang selama ini menjaga keseimbangan atau harmoni dalam masyarakat.
Jensen membagi kenakalan remaja menjadi emapat jenis yaitu: perkelahian,
pemerkosaan,
perampokan,
pembunuhan,
dan
lain-lain.
Kenakalan yang menimbulkan korban materi cntohnya perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan dan lain-lain. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat. Kenakalan yang melawan status misalnya mengingkari status anak sebagai
38
pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara keluar dari rumah atau membantah perintah mereka. 45 2. Cara Mengatasi Penyimpangan Perilaku Remaja Adapun beberapa cara untuk mengatasi penyimpangan perilaku pada remaja sebagai berikut :
1. Adanya niat dari diri sendiri untuk berubah jadi lebih baik 2. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
3. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan hal di atas. 4. Pemberian pendidikan Agama sebagai pedoman hidup si anak nanti dan Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja. 5. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul. 6. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan
45
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja Edisi Revisib11, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007). h. 208-210.
39
harapan.Hal ini bisa dilakukan dengan lebih giat belajar dan mengisi waktu dengan hal-hal yang positif. 46 D. Remaja 1. Pengertian Remaja Istilah remaja atau adolesence berasal dari kata lain adolescere, (kata bendanya adolescentia, yang berarti remaja), yang berarti “tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini adelescence seperti yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang luas mencangkup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.47 Menurut kamus besar bahasa indonesia remaja memiliki arti mulai dewasa. 48 Masa remaja adalah suatu periode dari masa anak-anak menjadi dewasa ketika manusia menguji berbagai peran yang mereka mainkan dan mengintegrasikan peran-peran itu kedalam suatu persepsi diri, suatu identitas.49 Menurut world Health Organization (WHO), remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tandatanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari
46
Pusat penelitian permasalahan kesejahteraan sosial badan pelatihan dan pengembangan sosial Depeartemen Sosial RI, Perilaku Remaja di Daerah Pinggiran Kota, (Jakarta: BPPS Depsos RI, 2004), h. 122. 47 Singgih Gunarsa dan Ny. Gunarsa, S,D, Psikologi Remaja. (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1995), h. 45. 48 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 739. 49 Tim Penyusun, intervensi Psikososial (Intervensi Pekerja Sosial Profesional), (Jakarta: Departemen Sosial direktorat
40
kanak-kanak menjadi dewasa. Terjadilah perahlihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. 50 Menurut Papalia dan Olds, masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. 51 Sedangkan Hurlock membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 -16 tahun atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16-17 tahun hingga 18 tahun), masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa. 52 Masa remaja, menurut Tanley Hall, seorang bapak pelopor psikologi perkembangan remaja dianggap sebagai masa topan badai dan stres (storm and stress), karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri. Kalau terarah dengan baik, maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi kalau tidak terbimbing, maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik. 53 Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa remaja adalah masa peralihan antara masa kanak-kanak menjadi dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
50
9.
Sarlito Wirawan. S, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), h.
51
Papalia, D E.., Olds, S. W..& Feldman, Ruth D.., Human devolment (8th ed), (Bostom: Mc Graw-Hill, 2001), h. 122. 52 Elizabeth B. Hurlock, psikologi perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1980), Edisi ke5, h. 207. 53 Agoes Dariyo, psikologi perkembangan remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h. 13.
41
2. Ciri-ciri masa remaja. Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja. 54 a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal sebagai storm and stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalanya waktu dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah. b. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
54
Mr. Dan O’ Donnell, perlindungan Anak, sebuah Panduan Bagi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,(UNICEF, 2006), h. 128.
42
c. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, masa remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa. d. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa. e. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi, di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi disisi lain takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut. 3. Tugas-tugas perkembangan remaja a. Pengertian tugas perkembangan Tugas-tugas perkembangan (devolment task) yakni tugastugas atau kewajiban yang harus dilalui oleh setiap individu sesuai dengan tahap perkembangan individu itu sendiri. Dari sejak
43
kandungan, bayi, anak-anak, remaja, dewasa akhir, setiap individu harus melakukan tugas itu.55 Keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan tugas perkembangan pada periode usia tertentu akan mempengaruhi berhasil atau tidaknya individu dalam menjalankan tugas perkembangan pada periode selanjutnya. b. Jenis-jenis tugas perkembangan remaja Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock adalah sebagai berikut:56 1). Berusaha mampu menerima keadaan fisiknya 2). Berusaha mampu menerima dan memahami keadaan seks usia dewasa. 3). Berusaha mencapai kemandirian emosional. 4). Berusaha mencapai kemandirian ekonomi. 5). Berusaha mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagi anggota masyarakat.
55
77.
Agoes Dariyo, psikologi perkembangan remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h.
56
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h.10
44
6). Berusaha memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua. 7). Berusaha mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa. 8). Berusaha mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan. 9). Berusaha
memahami dan mempersiapkan berbagai
tanggung jawab kehidupan keluarga. E. Putus Sekolah 1. Pengertian Putus Sekolah Putus sekolah adalah proses berhentinya siswa secara terpaksa dari suatu lembaga pendidikan tempat dia belajar. Anak putus sekolah yang dimaksud di sini adalah terlantarnya anak dari sebuah lembaga pendidikan formal, yang disebabkan oleh berbagai faktor.57 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia anak putus sekolah adalah anak yang meninggalkan sekolah sebelum tamat, berhenti sekolah, tidak melanjutkan sekolah. 58 Dari paparan tentang pengertian putus sekolah maka penulis menyimpulkan bahwa putus sekolah diartikan sebagai seseorang yang telah masuk dalam sebuah lembaga pendidikan baik itu pada tingkat SD, SMP maupun SMA untuk belajar dan menerima
57
Eddy Purnomo “Evaluasi Anak Putus Sekolah dan Penganguran Kota Blitar, 20062010”. H. 45-47. 58 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet ke-10, h. 568.
45
pelajaran tetapi tidak sampai tamat atau lulus kemudian mereka berhenti atau keluar dari sekolah. 2. Penyebab Remaja Putus Sekolah Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya anak putus sekolah (droup out) antara lain adalah: 59 a. Latar belakang pendidikan orang tua Pendidikan orang tua yang rendah sangat berpengaruh terhadap cara pandang dan cara berfikir tentu tidak sejauh darf seluas orang tua yang berpendidikan tinggi. Orang tua yang hanya tamat sekolah dasar atau tidak tamat cenderung kepada hal-hal tradisional dan kurang menghargai arti pentingnya pendidikan. Latar belakang pendidikan orang tua yang rendah merupakan suatu hal yang mempengaruhi anak sehingga menyebabkan anak menjadi putus sekolah dalam usia sekolah, b. Lemahnya ekonomi keluarga Hampir di setiap tempat banyak anak-anak yang tidak mampu melanjutkan pendidikan. Pendidikan putus di tengah jalan disebabkan karena
berbagai kondisi
yang
terjadi
dalam
kehidupan, salah satu disebabkan oleh kondisi ekonomi orang tua yang memprihatinkan. Disadari bahwa kondisi ekonomi seperti ini menjadi penghambat bagi seseorang untuk memenuhi keinginanya dalam melanjutkan pendidikan dan menyelesaikan. Kondisi ekonomi seperti ini disebabkan berbagai faktor, 59
Abdul Rasyid, “Hal-hal yang menjadi faktor penyebab putus sekolah” (Jakarta: putaka, 2003), h. 34.
46
diantaranya orang tua tidak mempunyai pekerjaan tetap, tidak mempunyai keterampilan khusus, keterbatasan kemampuan dan faktor lainya. c. Kurangnya minat anak untuk bersekolah yang menyebabkan anak putus sekolah bukan hanya disebabkan oleh latar belakang pendidikan orang tua, juga lemahnya ekonomi keluarga tetapi juga datang dari dirinya sendiri yaitu kurangnya minat anak untuk bersekolah atau melanjutkan sekolah. Anak usia wajib belajar semestinya menggebu-gebu ingin
menuntut
ilmu
pengetahuan
namun
karena
sudah
terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik terhadap perkembangan pendidikan ank, sehingga minat untuk bersekolah kurang mendapat perhatian sebagaimana mestinya, adapun yang menyebabkan anak kurang mendapat perhatian dari orang tua terutama tentang pendidikanya, juga karena kurangnya orangorang terpelajar sehingga yang mempengaruhi anak kebanyakan adalah orang yang tidak sekolah sehingga minat anak untuk sekolah sangat kurang. d. Kondisi lingkungan tempat tinggal anak Lingkungan tempat tinggal anak adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi
terjadinya
kegiatan
dan
proses
belajar/pendidikan. Oleh sebab itu seharusnya lingkungan tempat tinggal anak atau lingkungan masyarakat ini dapat berperan dan ikut serta di dalam membina kepribadian anak-anak kearah yang
47
lebih positif. Untuk membina anak kearah yang lebih positif dan bermanfaat adalah dengan adanya saling berhubungan satu dengan yang lainya, sehingga anak timbul saling pengaruh dengan proses pendidikan akan berjalan dengan lancar dan baik. e. Keadaan masyarakat Masalah kehidupan anak bukan saja berlangsung di dalam rumah tangga dan sekolah, tetapi sebagian besar kehidupanya berada dalam masyarakat yang lebih luas. Kehidupan dalam masyarakat merupakan lingkungan yang ketiga bagi anak yang juga salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan mereka. Karena dalam lingkungan masyarakat inilah anak menerima bermacam-macam pengalaman baik yang sifatnya positif maupun yang sifatnya negatif. Hal ini menunjukan bahwa anak akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainya. Orang tua dan sekolah adalah lembaga yang khusus, mempunyai anggota tertentu, serta mempunyai tujuan dan tanggung jawab yang pasti dalam mendidik anak. Berbeda dengan masyarakat, di mana di dalamnya terdapat berbagai macam kegiatan.
48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau ststistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 60 Jadi dalam pendekatan penelitian ini menghasilkan data berupa angka-angka dan kemudian dianalisis dengan statistik. Sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Statistik deskriptif adalah ststistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. 61 Tujuan dari penelitian deskriptif adalah melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat jadi peneliti melihat langsung keadaan lingkungan yang diteliti. Setelah melihat lingkungan dan keadaan yang terdapat di daerah tersebut, barulah peneliti mendiskripsikan gambaran lingkungan dan memulai
60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 8. 61 Ibid., h. 147.
49
penelitiannya. 62 Jadi dalam penelitian ini peneliti berusaha mendeskripsikan tentang pengaruh terapi kelompok berbasis outbound terhadap remaja putus sekolah. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan Maret 2015 hingga bulan Juni 2015 di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus – Jakarta Timur. Adapaun yang dijadikan alasan dan pertimbangan pemilihan lokasi penelitian ini adalah : 1. Peneliti belum menemukan hasil penelitian tentang pengaruh Terapi Kelompok Berbasis Outbound (TKOB) terhadap perilaku remaja di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus – Jakarta Timur. 2. Peneliti mendapatkan hasil observasi yang berkaitan dengan kriteria judul yaitu: a. Terdiri dari 90 orang b. Telah mengikuti progam pembinaan selama dikarantina c. Warga Binaan Sosial (WBS) berusia 14-18 tahun baik laki-laki maupun perempuan dengan perincian tabel sebagai berikut: Tabel .1. Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
1
Laki-laki
30 Responden
60 %
2
Perempuan
20 responden
40 %
62
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007 ), h. 22.
50
d. WBS ketika di awal sebelum diberikan perlakuan kurang mampu dalam bersosialisasi seperti menjalin kerjasama, bertukar perasaan memperkenalkan diri dengan orang lain, kemampuan berhubungan dengan orang lain, dan kurang baik dalam berperilaku seperti displin dan belum bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial. 3. Pihak lembaga bersedia untuk diadakan penelitian dan memberikan data dan informasi sesuai dengan permasalahan-permasalahn yang ada. 4. Peneliti juga telah melakukan observasi dari berbagai tempat lembaga yang memakai metode Terapi Kelompok Berbasis Outbound. Namun dikarenakan kondisi WBS yang sedang dirujuk keberbagai lembaga lain, maka peneliti mengambil lokasi di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur sebagai bahan penulisan skripsi, sesuai dengan kriteria yang peneliti cari dan memenuhi kriteria persyaratan untuk dijadikan penelitian sesuai dengan jurusan peneliti. C. Populasi dan Sampel Ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dapat dibedakan pula antara populasi sampling dengan populasi sasaran. Dalam setiap penelitian populasi yang dipilih erat hubunganya dengan masalah yang ingin dipelajari. 63
63
Masri Singaribun dan Sofian Effendi, metode Penelitian Survai, (Jakarta: Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan ekonomi sosial (LP3SM), 2011). H. 152.
51
Populasi dalam penelitian ini adalah para WBS yang sedang dalam proses terapi kelompok berbasis outbound yang berjumlah 90 orang. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah para WBS yang memiliki kriteria sebagai berikut: a. Terdiri dari 90 orang b. Telah mengikuti progam pembinaan selama dikarantina c. WBS berusia 14-18 tahun baik laki-laki maupun perempuan d. WBS ketika di awal sebelum diberikan perlakuan kurang mampu dalam bersosialisasi seperti menjalin kerjasama, bertukar perasaan memperkenalkan diri dengan orang lain, kemampuan berhubungan dengan orang lain, dan kurang baik dalam berperilku seperti displin, kurang berinteraksi terhadap orang lain (belum bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar). Berdasarkan kriteria yang disebutkan diatas, maka penentuan sampel penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling
yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.64 Peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling
dikarenakan batas norma dalam penelitian
kuantitatif yaitu 30 responden dengan persentase sebanyak 8%
dari 90
responden, sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel 50 responden dengan rumus sebagai berikut:
64
Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif dan R&D,(Bandung: ALFABETA BANDUNG, 2009), cet ke-8, h.68.
52
n=
N 1 + Ne2
keterangan: n = jumlah sampel yang dicari N = jumlah populasi e = nilai presisi (10 %) berdasarkan rumus diatas kemudian diperoleh jumlah sample sebagai berikut : n=
90
=
1 + 90 (0,1)2
90 1 + 0,9
= 47, 369 mendekati 48 Jadi, sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah 48 responden akan tetapi didalam tabel tidak ada populasi sebesar 48 responden maka peneliti membulatkan menjadi 50 responden. D. Variabel Penelitian Adapun variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini mencangkup terapi kelompok berbasis outbound dan perilaku remaja. Variable Independent
Variable Dependent Perilaku Remaja
Terapi kelompok berbasis outbound 53 ( Variabel X )
(Variabel Y)
1. Variabel Independen (Variabel Pengaruh) yaitu: Terapi Kelompok Berbasis Outbound yang meliputi: a. Kerjasama b. Bertukar perasaan c. Memperkenalkan diri dengan orang lain d. Kemampuan berhubungan dengan orang lain 2. Variabel Dependen (Variabel Terpengaruh) yaitu: perilaku remaja yang meliputi: Upaya pekerja sosial dalam mengubah perilaku menyimpang antara lain: a. Imitasi b. Sugesti c. Identifikasi d. Simpat E. Definisi Konseptual Variabel Penelitian Definisi konseptual adalah suatu definisi konstrak yang diberikan kepada suatu konstrak dengan menggunakan konstrak yang lain. definisi konseptual dari varabel-variable dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Menurut Gisela konopka Social group work yaitu metode pekerja sosial dengan kelompok yang merupakan suatu pendekatan yang dilaksanakan
secara
sadar
dan
ditujukan
guna
mencapai
pengembangan sebesar-besarnya kapasitas individu dengan cara menghubungkan dengan kelompok dan belajar memahami kapan ia
54
harus
memberikan
sumbangan/partisipasi
dan
kapan
harus
menerima” .65 2. perilaku remaja adalah suatu tingkah laku yang dilakukan seseorang dimasa remaja baik positif maupun negatif. 66 F. Defenisi Operasional dan Indikator Penelitian Tabel. 2 Definisi Oprasional dan Indikator Penelitian Variabel Pengaruh
Dimensi
Indikator
Definisi Oprasional
- Upaya Peksos
- Upaya peksos dalam
Terapi
Dalam
meningkatkan
Kelompok
meningkatkan
konformitas seperti
Berbasis
konformitas.
kerjasama, bertukar
Outbound (Variabel X)
a. Kerjasama
perasaan,
b. Bertukar
memperkenalkan diri
perasaan
sendiri dengan orang
c. Memperkenalkan
lain dan kemampuan
diri dengan orang
berhubungan dengan
lain
orang lain.
d. Kemampuan berhubungan dengan orang lain Perilaku
. 1. Imitasi, seperti
Remaja
mendorong
dalam mengubah
seseorang untuk
prilaku maladaptif
meniru tokoh
menjadi adaptif.
idola yang
Imitasi, sugesti,
dikagumi dari
identifikasi,dan
(Variabel Y)
-
Upaya Peksos
65
Gisela Konopka, Social Group Work: a helping proces edisi ke 2, (Prentica-Hall, 1971), h. 1-25 66
Pusat penelitian permasalahan kesejahteraan sosial badan pelatihan dan pengembangan sosial Depeartemen Sosial RI, Perilaku Remaja di Daerah Pinggiran Kota, (Jakarta: BPPS Depsos RI, 2004), h. 3-5.
55
segi hal
simpati merupakan
positifnya.
bagian dari proses
2. Sugesti, seperti
interaksi sosial.
memberi
Sehingga
pandangan atau
memperbaiki
sikap, motivasi
kelakuan individu.
yang berasal dari dirinya kemudian diterima oleh pihak lain. 3. Identifikasi, seperti keinginan dari dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. 4. Simpati, seperti seseorang memahami keadaan di sekeliling temannya.
G. Hasil Uji Validitas pada Skala Terapi Kelompok Data mengenai skala terapi kelompok diperoleh dengan melibatkan 50 responden, skala terdiri dari 19 item pertanyaan dan taraf signifikasi 0,05 dengan r tabel 0,297. Selesai di uji validitas diperoleh 17 item valid dari 2 gugur, semua item valid pada skala terapi kelompok ini digunakan sebagai
56
alat ukur dalam penelitian. Adapun lebih lengkapnya bisa dilihat ditabel berikut ini: Tabel 3. Blue print skala terapi kelompok berbasis outbound (sebelum validitas instrument) No Dimensi Kerjasama
Item Favorable Un Favorable
Jumlah
1
Bergaul dengan teman
1,6
-
2
2
Menyesuaikan diri
5
2,4
3
No
1 No
Item
Jumlah
Dimensi Bertukar Perasaan
Favorable
Un Favorable
Curhat
3,7,9
-
Dimensi memperkenalkan dengan orang lain
Item diri
Jumlah
Favorable
Un Favorable
14
-
1
Memahami Perilaku
2
Mengenal Kelebihan dan 18 8,10,16 Kekurangan Dimensi berhubungan Item dengan orang lain Favorable Un Favorable Berbincang-bincang 5,17 11
No
1
3
1 4 Jumlah
2
2
Memperhatikan
12
-
1
3
Percaya
15,19
-
2
Keterangan
Taraf Signifikasi
No Pertanyaan yang Valid
Invalid
3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15, 16,17,18, dan 19
1 dan 2
57
H. Hasil Uji Validitas pada Skala Perilaku Remaja Data mengenai skala perilaku remaja diperoleh dengan melibatkan 50 responden, skala terdiri dari 21 item pertanyaan dan taraf signifikasi 0,05 dengan r tabel 0,297. Selesai di uji validitas diperoleh 15 item valid dari 6 gugur, semua item valid pada skala perilaku remaja ini digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Adapun lebih lengkapnya bisa dilihat ditabel berikut ini: Tabel 4. Blue print skala perilaku remaja (sebelum validitas instrument)
Dimensi Imitasi No
Item Favorable
Jumlah
1
Meniru gaya tokoh
21
Un Favorable -
2
Mengikuti kegiatan
37
-
1
3
Meniru perilaku teman
34
23,20
3
No
Dimensi Sugesti
Item Favorable
Jumlah
1
Nasihat
22,32,38
Un Favorable 27
2
Optimis
26
-
No
Dimensi Identifikasi
Item Favorable
1
Memperhatikan keadaan
39
2
Ingin menjadi tokoh idola
24,28
30
No
Dimensi Simpati
58
4 1 Jumlah
Un Favorable 36
Item Favorable
1
2 3 Jumlah
Un
Favorable 1
Membantu teman
29,40
33,35
4
Keterangan
Taraf Signifikasi
No Pertanyaan yang Valid
Invalid
22,24,25,26,27,28,29,30,31, 32,33,37,38,39,dan 40
20,21,23,34,35, dan 36
Tabel 5. Blue print skala terapi kelompok berbasis outbound (setelah validitas instrument) No Dimensi Kerjasama
Item Favrorable Un Favorable
Jumlah
1
Bergaul dengan teman
6
-
1
2
Menyesuaikan diri
5
4
2
No
1
Item Favorable
Un Favorable
Curhat
3,7,9
-
No Dimensi memperkenalkan dengan orang lain 1
Jumlah
Dimensi Bertukar Perasaan
Item diri
Jumlah
Favorable
Un Favorable
14
-
Memahami Perilaku
2
Mengenal Kelebihan dan 18 8,10,16 Kekurangan No Dimensi berhubungan Item dengan orang lain Favorable Un Favorable 1 Berbincang-bincang 5,17 11
59
3
1 4 Jumlah
2
2
Memperhatikan
12
-
1
3
Percaya
15,19
-
2
Tabel 6. Blue print skala perilaku remaja (setelah validitas instrument) Dimensi Imitasi No
Item Favorable
Jumlah
1
Meniru gaya tokoh
-
Un Favorable -
2
Mengikuti kegiatan
37
-
1
3
Meniru perilaku teman
-
-
-
No
Dimensi Sugesti
Item Favorable
Jumlah
1
Nasihat
22,32,38
Un Favorable 27
2
Optimis
26
-
No
Dimensi Identifikasi
Item Favorable
1
Memperhatikan keadaan
39
2
Ingin menjadi tokoh idola
24,28
No
Dimensi Simpati
1
Membantu teman
-
4 1 Jumlah
Un Favorable 1 30
Item Favorable Un Favorable 29,40 33
3 Jumlah
3
I. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
60
a. Angket hanya diberikan kepada 50 responden atau WBS yang dijadikan sampel yaitu berupa daftar pernyataan tertulis yang disodorkan pada responden melelui angket. Tiap sesinya responden diberikan 40 pernyataan dan nilai yang di berikan kepada responden mulai dari 1-5 apabila menjawab sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju dengan kriteria semi likert, dikarenakan untuk melihat kecenderungan dari segi positif dan negatif. b. Studi Pustaka, berupa brosur, jurnal, buku, tesis yang terkait dalam data penelitian. J. Instrumen Penelitian Instrument yang digunakan peneliti pada saat penelitian berupa angket. K. Uji Validitas Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment. Rumusnya adalah :
61
Keterangan : r = koefisien korelasi X = skor variable (jawaban responden) Y = skor total variable untuk responden n N = banyaknya sampel dalam penelitian Dalam pengambilan keputusan : a. Jika r hitung positif serta r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid. b. Jika r hitung tidak positif serta r hitung < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid. c. Jika r hitung > r tabel, tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak valid. L. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukan sejauh mana alat ukur dipercaya atau dapat diandalkan. Instrument dikatakan reliable apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali. Jika hasil dari cronbach alpha < 0,60 maka data tersebut mempunyai reabilitas kurang baik, sedangkan cronbach alpha > 0,7 dapat diterima, dan cronbach alpha > 0,8 adalah baik. 67
67
Duwi Prayitno, 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17, (Yogyakarta: CV. Andi offset, 2009) h. 172.
62
M. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Dalam menganalisis data ini, peneliti menggunakan metode analisis kuantitatif guna mengetahui pengaruh terapi kelompok terhadap perilaku remaja dilakukan dengan skala likert. Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu, berikut tabel untuk skor skala likert:68 Tabel 7. Skala Likert No
Alternatif Jawaban
Positif
Negatif
1 2 3 4
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4 2 1
1 2 4 5
Pilihan respon skala 4 mempunyai variabilitas respon lebih baik atau lebih lengkap bila dibandingkan skala tiga sehingga mampu mengungkap lebih maksimal perbedaan sikap responden. Selain itu juga tidak ada peluang bagi responden untuk bersikap netral seandainya pilihan respon skala lima, sehingga memaksa responden untuk menentukan sikap terhadap fenomena sosial yang ditanyakan atau dinyatakan dalam instrumen. 69 Kemudian data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, dimana hasil analisisnya dipresentasikan di dalam table analisis berdasarkan variabel
68
Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, h.138.
69
S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), h. 106.
63
terapi kelompok terhadap perilaku remaja di Panti Sosial Bina Remaja, dapat dianalisis dengan cara sebagai berikut: 1.
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Uji normalitas dibuat untuk mengetahui distribusi data dalam variabel penelitian, data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribsi norma. 70 Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas data adalah: a. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. b. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. 71
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian dari beberapa populasi sama atau tidak. Asumsi yang mendasari dalam analisis Of Varian (ANOVA) adalah bahwa varian dari beberapa populasi adalah sama. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah: a. Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama. b. Jika nilai signifikan lebih kecil 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama.72 70
Jubilee Enterprise, SPPS Untuk Pemula (Jakarta: PT Elex Media), h. 43. Sahid Raharjo, Cara Melakukan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan SPSS, di unduh pada tangga 30 April 2015 dari http://spssindo.blogspot.com/2014/01/ujinormalitas-koimogorov-smirnov-spss.html 71
64
3. Uji Koefisien Kolerasi Uji koefisien korelasi ini berfungsi untuk melihat hubungan antara variabel X dan Y. Setelah data diklasifikasikan, kemudian diadakan analisa data. Perumusan masalah untuk regresi linier sederhana (X,Y), yaitu adakah hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Sebelum mengetahui seberapa besar koefisien determinasi perlu menghitung koefisiennya terlebih dahulu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:73
∑xy
rxy = √∑x²y² Keterangan:
rxy
= Korelasi antara variabel X dengan variabel Y
x
= (x1-x2) selisih nilai X dengan rata-rata variabel X
y
= (y1-y2) selisih nilai Y dengan rata-rata variabel Y
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditentukan tersebut besar atau kecil, maka dapat
72
Sahid Raharjo, Cara Melakukan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan SPSS, di unduh pada tangga 30 April 2015 dari http://spssindo.blogspot.com/2014/01/ujinormalitas-koimogorov-smirnov-spss.html 73
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, h.228.
65
berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel 8 sebagai berikut:74 Tabel 8. Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 0,20 - 0,399 0,40 – 0,599 0,60 - 0,799 0,899 – 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
4. Uji Regresi Linear Sederhana Analisis regresi linear sederhana dipakai untuk hubungan linear antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen. 75 Maka persamaan analisis regresinya adalah:
Y =a +bX Dimana : Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan) b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan atau pun penurunan variabel yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
74
Ibid, h.229. 75 Duwi Priyatno, 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17 h.172
66
5. Uji T-tes (Persial) T-tes bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Adapun nilai-nilai taraf signifikannya α = 1% sampai dengan 10%. Terdapat dua jenis hipotesis yaitu hipotesis alternatif (Hₐ) yang menyatakan adanya hubungan antar variabel X dan Y. Dan Hipotessis nol (Hₒ) yang menyatakan tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.76 Hipotesis dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:
ᵦ
Hₒ: = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara terapi kelompok berbasis outbound terhadap perilaku remaja
ᵦ
Hₐ: ≠ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan antara terapi kelompok berbasis outbound terhadap perilaku remaja.
5. Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui sebesar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada model summary dan tertulis R squere. Nilai R squere diketahui baik diatas 0,5, karena R square berkiasar antara 0-1. Pada umumnya sampel dengan data deret waktu (time series) memilih R square maupun adjust R isquare dikatakan cukup tinggi dengan nilai diatas 0,5.77
76
Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cet.Ke-14 (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 110. 77 Singgih Santoso, SPSS:Mengelola Data Statistik Secara Profesional, h.50-51.
67
BAB IV GAMBARAN TENTANG LEMBAGA
A. Sejarah Berdirinya Lembaga PSBR Bambu Apus berdiri sejak bulan juli 1972, namun kegiatan operasionalnya baru dimulai pada tanggal 15 September 1972. Panti ini diremiskan oleh Menteri Sosial RI pada waktu itu yaitu H. MS Mintaredja, SH. Pada tahun 1977 panti ini secara defenitif memperoleh anggaran dari Direktora Jenderral Bina Kesejahteraan Sosial. PSBR Bambu Apus semula bernama Panti Asuhan Percontohan yang selanjutnya verganti nama menjadi Panti Penyantunan Anak (PPA). Pada tanggal 23 April 1994 berdasarkan keputusan Menteri Sosial RI Nomor 14/HUK/1994 panti ini berubah nama menjadi PSBR Bambu Apus dan secara defenitif berlaku mulai tanggal 1 september 1994 sampai sekarang. 78 Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur sebagai Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) berada di bawah naungan Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI. Berikut bukti-bukti surat kepemilikan tanah: Bukti Pemilikan Tanah
: Sertifikat SK Mensos Nomor : 31/HUK/1989.
1. Status Tanah
: Sertifikat No: 09.04.08.01.4.00002
78
Profil PSBR Bambu Apus Jakarta Timur, wawancara pribadi dengan ibu Ipeh selaku
RESOS.
68
B. Tujuan, Visi dan Misi Lembaga79 1. Tujuan Tujuan PSBR Bambu Apus adalah terpenuhinya hak dan kebutuhan dasar remaja, terbentuknya karakter remaja yang jujur, disiplin, tanggung jawab, percaya diri, terampil dan mandiri. Terlaksananya proses rehabilitasi sosial yang selaras dengan tuntutan kebutuhan penerima manfaat dan masyarakat dan tersedianya Sumber Daya Manusia Pusat Pengembangan Remaja (PSBR)
Bambu
Apus
yang
professional
dan
berkualitas
serta
terselenggaranya administrasi dan manajemen Pelayanan yang sistematis, terkoordinasi, terdokumentasi dan konsisten. 2. Visi “Visi PSBR Bambu Apus adalah “Sebagai Pusat Aktivitas Pengembangan Kreativitas dan Kemandirian Remaja.” 3. Misi Misi PSBR Bambu Apus adalah : 1. Menyiapkan Perilaku “Maju Kedepan” (Mandiri, Jujur, Kreatif, Disiplin dan
Pantang Menyerah.
2. Pengembang Jiwa Kewirausahaan, Melalui Keterampilan Hidup Kreatif, Produktif serta Ekonomis. 3. Meningkatkan Jaringan Kerja Pelayanan Terhadap Remaja Terlantar Putus Sekolah.
79
Brosur PSBR Bambu Apus Jakarta timur tahun 2015
69
C. Struktur Organisasi Lembaga 1. STRUKTUR ORGANISASI PUSAT LEMBAGA REMAJA (PSBR) BAMBU APUS JAKARTA KEMENSOS RI NP.106/HUK/2015
Kepala Lembaga
Dra. Ignatia Sri Wuwuh P, M.Si
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Dyah Wijayanti, A.KS, M Kes.
Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial
Kepala Seksi Program dan Advokasi sosial
Namin Sunarto, AKS
Hasrifah Musa, S.ST
Kelompok Jabatan Fungsional Dra. Habibi Tamher, M.Si
Shelter Workshop Instalasi Produksi
2. Deskripsi Pekerjaan a. Sub Bagian Tata Usaha berperan dalam bertugas melakukan penyiapan penyusunan anggaran, urusan surat- menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga serta kehumasan
70
b. Program dan Advokasi Sosial (PAS) berperan melakukan penyusunan rencana program pelayanan rehabilitasi sosial, pemberian informasi, advokasi sosial dan kerjasama, penyiapan bahan standarisasi pelayanan, resosialisasi, pemantauan serta evaluasi pelaporan. c. Seksi Rehabilitasi Sosial bertugas melakukan observasi, identifikasi, registrasi pemeliharaan jasmani dan penetapan dignosa, perawatan, bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, mental, sosial, fisik, keterampilan, penyaluran dan bimbingan lanjut. d. Pekerja Sosial berperan dalam hal (Assessment) pengungkapan dan pemahaman masalah penerima manfaat, melakukan pendekatan kepada sasaran program, motivasi dan dukungan sosial, melaksanakan pemberian materi bimbingan sosial, serta mencarikan alternative pemecahan masalah penerima manfaat, membuat catatan perkembangan klien, Pekerja sosial yang kompeten dan Petugas Sosial Professional melakukan pengembangan dan penyaluran Penerima Manfaat. 3. Pengambilan Keputusan Model kepemimpinan PSBR Bambu Apus Jakarta bersifat Bottom Up, yaitu para staff panti maupun Penerima Manfaat yang mempunyai ide atau saran akan ditampung oleh Kepala Panti maupun staf-staf panti. Dan nantinya akan dirundingkan sebelum mengambil keputusan yang tepat yang telah disetujui oleh Kepala Panti.
71
4. Jumlah Pegawai Tabel .9 Komposisi Pegawai Menurut Jabatan Tahun 2014 Jumlah No
Jabatan
Orang
1
Kepala Panti
1
2
Subbag Tata Usaha
3
4
5
a. Kepala Sub Bagian
1
b. Staf Sub Bagian
18
Keterangan
Seksi Program dan Advokasi a. Kepala Seksi
1
b. Staff Seksi
2
Seksi Rehabilitasi Sosial a. Kepala Seksi
1
b. Staff Seksi
6
Fungsional a. Pekerja Sosial
15
Fungsional Angka Kredit
b. Perencana
1
Fungsional Angka Kredit
c. Arsiparis
-
d. Pranata computer
-
e. Instruktur
-
f. Penyuluh Sosial
1
g. Pustakawan
-
h. Psikolog
1
i. Dokter/perawat
-
j. Perawat/paramedic
2
Fungsional Non Angka Kredit
k. Verifikator Keuangan
-
Sda
72
Fungsional Angka Kredit
Fungsional Non Angka Kredit
5. Latar Belakang Pendidikan Tabel. 10, Komposisi Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2014
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah Orang
1
Strata 2
7
2
Strata 1
12
3
Diploma IV
9
4
Diploma III
8
5
SLTA/SMPS
12
6
SLTP
2
7
SD
-
Jumlah
Keterangan
50
D. Program 1. Pelaksanaan Program Pusat Pengembangan Remaja PSBR Bambu Apus Jakarta selaku Mitra Kerja di bawah naungan Kementrian Sosial RI yakni satuan kerja perangkat wilayah yang berada di Jakarta Timur dalam tahun pelaksanaan Anggaran 2015 melaksanakan Kegiatan Program terhadap Penerima Manfaat dengan sasaran target 150 anak pada masing- masing tiap angkatan. Seksi Rehabilitasi Sosial yang bertugas untuk membuat rancangan program kegiatan untuk Penerima Manfaat untuk satu tahun. Pelaksanaan kegiatan Bimbingan Sosial dan Keterampilan Kerja selama tahun 2015 telah dilaksanakan dengan kegiatan :
73
a. Out Bond 1). Tahapan Proses Pelatihan Outbound Pada saat pelaksanaan pelatihan outbound selama kurang lebih 2 jam, pembukaan dilakukan oleh instruktur (peksos), agar pelatihan berjalan efektif maka 1 tim bisa terdiri dari 6-10 orang, dan 1 orang istruktur. Instruktur adalah tim pelatih yang ditugaskan untuk mendampingi kelompok peserta selama pelatihan serta meberikan arahan dan motivasi kepada kelompok peserta setiap permainan yang dijalankan. 80 Maksud dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk mengembangkan potensi diri dan menumbuhkan rasa percaya diri pada penerima manfaat. Juga untuk membentuk disiplin kerja dan memotivasi diri dalam bekerja. Dalam pembentukan tim dapat dilakukan secara acak dengan metode permainan yang telah dipersiapkan. Permainan tersebut adalah dengan memilih persamaan warna yang telah disediakan sebelumnya. Setelah kelompok
terbentuk,
baru
masing-masing
kelompok
diminta
untuk
menentukan pemimpin dalam kelompok. Dengan catatan bahwa pemimpin kelompok dapat dilakukan bergantian berdasarkan kebutuhan dan kesepakatan dalam kelompok.81 Permainan outbound yang dilaksanakan di PSBR diantaranya adalah berikut : 2). Lingkar balik a. Tujuan permainan 80
Rudianto, 24 jam Mengubah Perilaku dengan Outbound Training, (Yogyakarta: C. V Andi Offest, 2010), h. 20. 81 Ibid, h. 21.
74
-
Menciptakan kebersamaan
-
Melatih kekompakan
b. Alat -
Tidak ada
c. Pelaksanaan -
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang masingmasing terdiri dari 8-10 orang.
-
Peserta
berdiri saling membelakangi membuat lingkaran
dengan tangan saling berpegangan. -
Setelah
instruktur
memberi
aba-aba,
masing-masing
kelompok berusaha untuk membalik posisi dengan membuat lingkaran saling berhadapan. -
Kelompok yang paling cepat dinyatakan sebagai pemenang.
d. Peraturan Setelah membalik posisi, pegangan tangan tidak boleh terlepas. Jika pegangan lepas, maka dinyatakan gagal. 82 3). Pecah Balon a. Tujuan permainan Memberikan kesegaran kepada peserta dengan melampiaskan emosinya. b. Alat -
Balon sebanyak peserta
82
Mulyono dab Badiatul Muchlisin Asti, Smart Games for Outbound Training, (Jogjakarta: DIVA Press, 2008), h. 216.
75
-
Tali rafia
c. Pelaksanaan -
Bagikan sebuah balon dan seutas tali rafia kepada setiap peserta (kira-kira sepanjang 2 jengkal)
-
Mintalah mereka meniup balon masing-masing.
-
Mintalah mereka mengikatkan balon tersebut dikaki kirinya.
-
Mintalah seluruh peserta berdiri
-
Jelaskan kepada peserta bahwa tujuan kegiatan ini adalah memecahkan balon orang lain sebanyak mungkin dengan cara menginjak balon-balon tersebut
-
Beri aba-aba untuk mulai
-
Setelah permainan usai, bahaslah bersama peserta apa saja yang mereka rasa, lihat, dan dengar selama kegiatan tadi. Mengapa begitu? Apa kesimpulan yang dapat ditarik.
d. Peraturan -
Bagi peserta yang balonnya telah meletus harus keluar dari arena dan tidak boleh menginjak balon temennya lagi.
-
Peserta yang balonya tidak meletus sampai semua balon peserta lain meletus jadi pemenangnya. 83
4). Relaksasi dan Refleksi Relaksasi merupakan suatu proses terakhir dimana seluruh peserta palatihan harus kembali dalam kehidupan normal seperti biasa. 84
83
Mulyono dab Badiatul Muchlisin Asti, Smart Games for Outbound Training, (Jogjakarta: DIVA Press, 2008), h. 73-74.
76
Contoh proses relaksasi sederhana yang dapat dilakukan adalah seluruh peserta diminta untuk melingkar atau berbaris dari depan kebelakang dengan posisi membelakangi peserta lainya. Setelah itu, peserta diminta untuk menempelkan tanganya dipundak temenya. Selanjutnya seluruh peserta diminta untuk saling mimijat pundak teman yang ada dihadapanya. Dalam proses pemijatan, durasi waktunya tidak perlu lama, cukup lima menit saja, dan setelah lima menit pertama selesai maka diminta untuk berbalik arah untuk melakukan hal yang sama. Arti penting proses relaksasi ini, peserta bisa tersenyum dan tertawa bahagia. 85 Setelah proses relaksasi dirasakan cukup maka tahapan selanjutnya dalah melakukan refleksi terhadap seluruh proses pelatihan yyang telah dijalankan selama kurang lebih 2 jam. Dalam proses refleksi tersebut, ada 3 hal yang perlu ditekankan, yaitu: 1. Peserta diminta untuk merenungkan kondisi perilaku sebelum pelatihan Terapi Kelompok Berbasis Outbound. 2. Peserta diminta untuk menetapkan kondisi apa yang seharusnya terjadi pada perilaku dimasa sekarang selama di PSBR. 3. Peserta diminta untuk membuat bayangan tentang gambaran kondisi perilaku selama di PSBR.
84
Rudianto, 24 jam Mengubah Perilaku dengan Outbound Training, (Yogyakarta: C. V Andi Offest, 2010), h. 94. 85 Rudianto, 24 jam Mengubah Perilaku dengan Outbound Training, (Yogyakarta: C.V Andi Offest, 2010), h. 94-95.
77
Dengan melakukan penekanan pada tiga hal tersebut maka diharapkan akan dapat membawa perubahan yang signifikan dari peserta terhadap kondisi perilaku selama di PSBR dan setelah keluar dari PSBR. 86 E. Penerima Manfaat (Klien)87 1. Jangkauan Pelayanan dan Perekrutan Menyadari perlunya pusat pemberdayaan dan pengembangan diri bagi remaja, sejak 1 September 1994 PSBR telah menerima sekitar 79 angkatan. Setiap tahun ada dua kali pendaftaran yang dilaksanakan setiap bulan Nopember dan Desember untuk angkatan pertama, sedangkan angkatan kedua pada bulan Mei dan Juni. Jangkauan Pusat Pengembangan Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur Tahun 2015 yang merupakan wilayah sasaran program penerima manfaat meliputi Regional Jawa : DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. 2. Deskripsi Klien Sesuai dengan latar belakang berdirinya PSBR ini adalah untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial, melalui kegiatan sosial, mental, fisik serta bimbingan sosial dan keterampilan kerja dengan tujuan agar remaja terlantar putus sekolah yang menerima pelayanan dapat berkembang secara wajar, mandiri dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara baik ditengah masyarakat juga serta dapat terampil dan aktif dalam pembangunan. Oleh karena itu penerima manfaat di PSBR Bambu Apus memiliki tipe “Normal Functioning” yakni klien PSBR Bambu Apus dapat dikatakan berfungsi secara normal. 86 87
Ibid, h. 95. Wawancara pribadi dengan ibu ipeh
78
3. Kriteria Pemilihan Kriterian untuk menjadi calon penerima manfaat di PSBR Bambu Apus adalah sebagai berikut : a) Anak laki- laki atau perempuan b) Remaja terlantar dan Putus Sekolah pada tingkat SD, SMP, SLTA atau yang sederajat. c) Usia 15 s/d 18 tahun d) Tidak mampu e) Sehat jasmani dan rohani f) Tidak bertato dan narkoba atau tindak kriminal lainnya g) Surat rekomendasi dari Dinas Sosial setempat h) Lulus seleksi oleh Instansi Sosial setempat atau petugas panti i) Surat penyerahan dari orang tua / keluarga j) Akte kelahiran/ surat kenal lahir. 4. Proses Penerimaan Proses penerimaan calon penerima manfaat PSBR Bambu Apus adalah sebagai berikut : a) Sosialisasi Sosialisasi program adalah kegiatan penyebarluasan informasi tentang PSBR secara umum kepada masyarakat. Tujuan sosialisasi ini adalah : 1) Peserta pertemuan mengetahui dan memahami tugas pokok dan Fungsi PSBR. 2) Peserta pertemuan mengetahui dan memahami Status PSBR sebagai UPT milik Kementrian Sosial RI.
79
3) Peserta pertemuan mengetahui dan memahami maksud dan tujuan PSBR. 4) Peserta pertemuan mengetahui program - program yang ada di PSBR,
seperti
Administrasi,
Orientasi
Penerima
Manfaat,
Penelusuran Minat Bakat (PMB) Penerima Manfaat, Out Bond, Bimbingan
Sosial
Penerima
Manfaat,
Kegiatan Bimbingan
Keterampilan Penerima Manfaat, Kegiatan Kunjungan Industri Penerima Manfaat, Pembekalan dan Persiapan Magang, Magang/ Praktek Belajar Kerja Penerima Manfaat, Monitoring Magang, Kegiatan Widyawisata Penerima Manfaat, dan Penyuluhanpenyuluhan.
b) Pendaftaran Pendaftaran merupakan kegiatan membagikan formulir pendaftaran, mewawancarai, melakukan observasi sekaligus mencatat anak remaja calon binaan PSBR di lokasi (tempat tinggal calon binaan). Beberapa aspek yang harus diperoleh dari kegiatan ini adalah : 1) Identitas calon binaan (nama calon, usia, pendidikan terakhir, permasalahan yang dihadapi anak pada waktu tersebut. 2) Identitas Orang tua/wali (nama, alamat orang tua/wali, usia, pekerjaan). 3) Jumlah saudara kandung calon (bila ada alamat keluarga / warga terdekat yang tinggal di sekitar PSBR Bambu Apus). 4) Penyebab keterlantaran (putus sekolah).
80
c) Seleksi Seleksi adalah kegiatan untuk memilah dan memilih atau menentukan calon peserta atau penerima manfaat di PSBR Bambu Apus yang dilakukan tim seleksi. Tim Seleksi ini diketuai oleh seorang pekerja sosial yang ditunjuk berdasarkan SK Pimpinan PSBR. Seleksi terhadap calon penerima pelayanan PSBR didasarkan pada kriteria pemilihan yang telah dijelaskan di atas.
d) Registrasi Registrasi adalah kegiatan mencatat, menyimpan serta mengagendakan data-data calon penerima manfaat PSBR ke dalam buku register. Kegiatan registrasi dilakukan di PSBR Bambu Apus dan dilakukan oleh tim yang ditunjuk berdasarkan SK Kepala panti. e) Orientasi Orientasi adalah proses yang diselenggarakan oleh PSBR untuk melakukan penyesuaian fisik, psikis dan mental anak calon penerima pelayanan ke dalam metode pelayanan yang ada.
Tahapan Pelayanan terhadap Penerima Manfaat di PSBR Bambu Apus
Pendekatan Awal (Intake & Engagement)
Pengungkapan dan Pemahaman Masalah (Assessment)
Penyusunan Rencana Pemecahan Masalah (Plan of Intervention)
Pelaksanaan Pemecahan Masalah (Intervention)
81
Evaluasi, Terminasi dan Rujukan (Termination)
Bimbingan dan Pembinaan Lanjut (After Services)
F. Sumber Daya Manusia 1. Gender dan Keragaman Etnis Tabel 11, Komposisi pegawai PSBR menurut Jenis Kelamin Tahun 2015 No
Jenis
Jumlah Orang
Kelamin
Prosentase (%)
1
Laki- laki
23
55
2
Perempuan
26
45
50
100%
Jumlah
Keterangan
-
2. Pengembangan Kompetensi Staff Dalam rangka pembinaan pegawai di lingkungan PSBR, upaya dan langkah- langkah yang diambil antara lain : a) Meningkatkan observasi dan pengawasan dalam bidang tugas pekerjaan pegawai, dan pemberian sanksi berupa teguran lisan maupun tertulis pada pegawai yang melanggar aturan sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. b) Mengontrol daftar hadir (absensi) pegawai pada setiap hari kerja. c) Memberikan
arahan,
teguran,
dan
nasehat
kepada
yangmenunjukkan gejala tidak disiplin. d) Melaksanakan Apel pagi setiap hari Senin dan Kamis. 3. Penilaian Pekerja
82
pegawai
Kepala Seksi masing- masing program mempunyai caranya sendiri untuk mensupervisi dan mengevaluasi staffnya. Seperti yang telah kami ketahui bahwa Ibu Dyah selaku Kepala Seksi Program dan Advokasi Sosial membuat absen pribadi untuk staffnya dan selalu di pantau mengenai pekerjaan para staffnya. Ibu Dyah dan juga seluruh Kepala Seksi selalu mengevaluasi hasil pekerjaannya ketika menyelesaikan suatu kegiatan.
G. Sarana dan Prasarana Lembaga Pusat Pengembangan Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur berada di areal tanah luas seluas 103.400 m2 sesuai dengan pembuatan sertifikat tanah pengganti dengan surat ukur pengesahan akta Notaris Hetty Siagian, SH dengan SPK Nomor : 831H/PPK-UM/X/2014 tanggal 01 Oktober 2014 yang terdiri atas bangunan- bangunan sebagai berikut : 1.
Gedung kantor dan ruang aula
= 1 unit
2.
Rumah asuh (cottage)
= 23 unit
3.
Gedung Poliklinik / Perlindungan Sosial Anak
= 1 unit
4.
Dapur umum dan ruang makan
= 1 unit
5.
Gedung instalasi produksi (shelter workshop)
= 1 unit
6.
Ruang bimbingan / praktek keterampilan
= 5 unit
7.
Ruang ibadah (masjid)
= 1 unit
8.
Gedung fungsional PekSos dan Konseling
= 1 unit
9.
Pos jaga / keamanan
= 1 unit
10.
Rumah Dinas Kepala Panti
= 1 unit
11.
Rumah dinas type 45
= 10 unit
83
12.
Rumah dinas type 70
= 9 unit
13.
Lapangan futsal
= 1 unit
14.
Lapangan volley ball/ basket
= 1 unit
15.
Gedung olah raga bulu tangkis
= 1 unit
16.
Taman Kanak kanak ( TK )
= 1 unit
17.
Taman Anak Sejahtera Kasih Ibu
= 1 unit
18.
Pusat Pelayanan Terpadu / Gedung ADK
= 1 unit
H. Keuangan Laporan keuangan ini mencakup beberapa transaksi keuangan yang dikelola oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur yang berasal dari APBN di tuangkan dalam DIPA PSBR Bambu Apus Tahun Nomor : 0306.0/02704.2.01/11/2012 tanggal 9 Desember 2014 sebesar Rp. 7.046.143.000 dan setelah direvisi tanggal 10 Agustus 2012 menjadi sebesar Rp 11.639.776.000 merupakan alokasi tambahan APBN-P 2012 yang digunakan untuk membiayai kegiatan Pusat Pengembangan Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta.88 Tebel. 12, Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per jenis belanja tahun 2012.
Kode Jenis Uraian
Jenis Anggaran Setelah Realisasi Belanja
Persentasae
Belanja
Belanja
Direvisi
1
2
3
4
5
51
Belanja
Rp 2.351.729.000
Rp 2.481.168.802
105,50%
Pegawai
88
Berdasarkan studi dokumentasi pada Laporan Tahunan Pusat Pengembangan Remaja PSBR Bambu Apus Tahun 2013
84
52
Belanja Barang
Rp 4.977.587.000
Rp 4.876.176.910
97,96%
53
Belanja Modal
Rp 4.310.460.000
Rp 4.250.698.450
98,61%
57
Belanja
0
0
--%
Bantuan Sosial
I. Kemitraan dengan Pihak Luar Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan memperluas jaringan kerjasama dengan masyarakat atau lingkungan di sekitar panti, maka Pusat Pengembangan Remaja (PSBR) Bambu Apus telah melaksanakan kerjasama dengan :
1. Komando Rayon Militer 007 Cipayung Jakarta Timur Dalam rangka penanganan disiplin dan perubahan sikap mental penerima manfaat, melibatkan pihak koramil dalam kegiatan saat masa orientasi dan pengenalan lingkungan. 2. Kepolisian Sektor (Polsek) Cipayung Jakarta Timur Dalam rangka penanganan dan pencegahan kenakalan remaja, serta perlindungan remaja berada di lingkungan sosial panti untuk penanganan penerima manfaat serta pemahaman tentang tata tertib di jalan raya. 3. Dinas Pendidikan dan DIKMEN Kecamatan Cipayung Dinas Pendidikan diperlukan dalam rangka kerjasama dalam pembalajaran serta pendidikan untuk anak sekolah atau untuk remaja terlantas putus sekolah melalui Paket Pendidikan kesetaraan Paket A, B, dan C di PKBM Bina Remaja Bambu Apus yang bekerjasama PSBR Bambu Apus.
85
4. Dinas Kesehatan Dinas kesehatan diperlukan untuk penanganan penerima manfaat yang sakit, serta pemeriksaan, dan pengobatan dilakukan 1 (satu) bulan sekali yang bertempat di gedung Poliklinik dengan tenaga medis Dokter 1 orang Dinas Kesehatan dan Tenaga Perawat di dalam panti 2 orang. 5. Perusahaan Swasta Dibidang perbengkelan / Industri garment telah menjalin kerjasama dalam bentuk penerimaan remaja yang telah mengikuti bimbingan sosial dan keterampilan kerja sesuai dengan bidang yang telah diambil oleh remaja/penerima manfaat dalam bentuk penyaluran penerima manfaat.
86
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum peneliti memulai penelitian yang sebenarnya, terlebih dahulu peneliti melakukan uji validitas (try out). Uji validitas ini untuk mengetahui apakah butir pernyataan valid/invalid dan layak digunakan atau tidak terhadap koesoner yang telah di isi oleh 50 responden dengan memberikan 40 butir pertanyaan. 1. Validitas Variabel X dan Variabel Y Tabel 13. Uji Validitas Variabel X
No
Pernyataan
r hitung
r tabel Hasil Instrumen
1
Saya dapat bergaul atau bermain dengan teman saya
0, 059238
0,297
Tidak Valid
2
Saya merasa sulit ketika menyesuaikan diri dengan teman saya. Saya selalu curhat tentang masalah saya dengan teman dekat saya di sini Saya merasa sulit dalam membangun hubungan Pertemanan Saya mampu berbincang-bincang dengan teman saya Saya lebih suka bareng-bareng dibanding sendirian Saya selalu ada ketika teman saya butuh. Saya sulit menghafal nama-nama sebagian temanteman saya. Saya lebih suka menghabiskan waktu dengan temanteman saya Saya jarang menyapa teman-teman saya. Saya jarang ngobrol dengan teman-teman saya Saya suka memperhatikan teman-teman saya Saya merasa nyaman dengan suasana kekompakan dan kerjasama sekarang Saya dapat memahami prilaku teman-teman saya Saya percaya pada teman saya Saya mampu mengenal kelebihan dan kekurangan
0,2400743
0,297
Tidak Valid
0,370776
0,297
Valid
0,406761
0,297
Valid
0,563839 0,430372 0,315175 0,302367
0,297 0,297 0,297 0,297
Valid Valid Valid Valid
0,396454
0,297
Valid
0, 302103 0,305244 0,402231 0,427305
0,297 0,297 0,297 0,297
Valid Valid Valid Valid
0,629447 0,620539 0,663525
0,297 0,297 0,297
Valid Valid Valid
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
87
17 18 19
teman-teman saya. Saya mampu menyampaikan pesan dengan jelas Saya suka menolong teman-teman saya Saya sering menerima informasi dari teman saya
0,497966 0,358659 0,450741
0,297 0,297 0,297
Valid Valid Valid
Berdasarkan data yang tertera tabel 14, dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen variabel terapi kelompok berbasis outbound (X) yang diperoleh rata-rata lebih besar dari “r” tabel dan seluruh instrumen sebanyak 17 butir dikatakan valid Tabel 14. Uji Validitas Variabel Y No
Pernyataan
r hitung
r tabel
Hasil Instrumen
20 21
Saya tidak suka meniru prilaku teman saya yang baik Saya meniru gaya tokoh yang saya kagumi. Seperti pemain sepak bola atau artis-artis. Saya menjalankan nasihat dari orang lain Saya jarang melihat prilaku teman saya yang baik Saya ingin menjadi seperti tokoh idola saya Ketika saya melihat teman saya yang sedang sakit, saya merasa sedih Sikap optimis saya dalam menjalankan hidup membuat teman saya lebih bersemangat Saya tidak mau menjalankan nasihat yang di berikan oleh teman saya Saya akan bergaya seperti tokoh idola saya Ketika teman saya mendapat masalah, saya Menolongnya Saya tidak suka berdandan seperti tokoh idola saya. Saya selalu mendengarkan teman saya yang sedang Berbicara Saya sangat bersemangat menjalani hidup karena dukungan teman-teman saya. Saya ingin memahami teman saya Saya selalu memperhatikan teman saya yang sedang berbicara. Saya ingin memahami perilaku teman saya Kegagalan saya membuat teman saya memperhatikan saya Saya mengikuti kegiatan yang dilakukan teman saya Nasihat yang di berikan dari ketua kelompok saya,
0,262265 0,227743
0,297 0,297
Tidak Valid Tidak Valid
0,299241 0,268564 0,413143 0,535634
0,297 0,297 0,297 0,297
Valid
0,631442
0,297
Valid
0,597703
0,297
Valid
0,595934 0,535348
0,297 0,297
Valid Valid
0,514886 0,394409
0,297 0,297
Valid Valid
0,483283
0,297
Valid
0,512976 0,271842
0,297 0,297
Tidak Valid
0,288556 0,293836
0,297 0,297
Tidak Valid Tidak Valid
0,540348 0,653268
0,297 0,297
Valid Valid
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
88
Tidak Valid
Valid Valid
Valid
39 40
diterima oleh teman teman saya Saya selalu memperhatikan keadaan di sekeliling teman saya Saya senang apabila dapat membantu teman saya
0,722842
0,297
Valid
0,330595
0,297
Valid
Berdasarkan data yang tertera tabel 15, dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen variabel terapi kelompok berbasis outbound (Y) yang diperoleh rata-rata lebih besar dari “r” tabel dan seluruh instrumen sebanyak 15 butir dikatakan valid. Setelah itu hasil instrument valid masing-masing variabel, kemudian di sebar kepada 50 responden. Seperti yang tertera pada tabel 16 dan tabel 17: Tabel 16. Hasil Instrument Valid Variabel X
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Pernyataan Saya selalu curhat tentang masalah saya dengan teman dekat saya di sini Saya merasa sulit dalam membangun hubungan Pertemanan Saya mampu berbincang-bincang dengan teman saya Saya lebih suka bareng-bareng dibanding sendirian Saya selalu ada ketika teman saya butuh. Saya sulit menghafal nama-nama sebagian temanteman saya. Saya lebih suka menghabiskan waktu dengan temanteman saya Saya jarang menyapa teman-teman saya. Saya jarang ngobrol dengan teman-teman saya Saya suka memperhatikan teman-teman saya Saya merasa nyaman dengan suasana kekompakan dan kerjasama sekarang Saya dapat memahami prilaku teman-teman saya Saya percaya pada teman saya Saya mampu mengenal kelebihan dan kekurangan teman-teman saya. Saya mampu menyampaikan pesan dengan jelas Saya suka menolong teman-teman saya Saya sering menerima informasi dari teman saya
89
Hasil Instrumen Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Selanjutnya hasil instrumen valid variabel Y, pada tabel 17. Tabel 16. Hasil Instrument Valid Variabel Y
No Pernyataan 18 Saya menjalankan nasihat dari orang lain 19 Saya ingin menjadi seperti tokoh idola saya 20 Ketika saya melihat teman saya yang sedang sakit, 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
saya merasa sedih Sikap optimis saya dalam menjalankan hidup membuat teman saya lebih bersemangat Saya tidak mau menjalankan nasihat yang di berikan oleh teman saya Saya akan bergaya seperti tokoh idola saya Ketika teman saya mendapat masalah, saya Menolongnya Saya tidak suka berdandan seperti tokoh idola saya. Saya selalu mendengarkan teman saya yang sedang Berbicara Saya sangat bersemangat menjalani hidup karena dukungan teman-teman saya. Saya ingin memahami teman saya Saya mengikuti kegiatan yang dilakukan teman saya Nasihat yang di berikan dari ketua kelompok saya, diterima oleh teman teman saya Saya selalu memperhatikan keadaan di sekeliling teman saya Saya senang apabila dapat membantu teman saya
Hasil Instrumen Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
2. Uji Reabilitas Melalui perhitungan dengan menggunakan bantuan softwere SPSS 20 for windows release, nilai koefisien reabilitas Cronbach’s Alpha sebagai berikut (data selengkapnya terlampir).
90
Scale: ALL VARIABLES VARIABEL X
Case Processing Summary N Valid Cases
Excludeda Total
%
Reliability Statistics
50
100,0
0
,0
50
100,0
Cronbach's
N of Items
Alpha ,826
17
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Scale: ALL VARIABLES VARIABEL Y
Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
%
Reliability Statistics
50
100,0
0
,0
50
100,0
Cronbach's
N of Items
Alpha ,801
15
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Hasil Koefisien Reabilitas yang tertera pada tabel dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan handal, karena Croanbach’s Alpha > 0,08 adalah baik. Artinya data instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau pengukur objek yang sudah ditetapkan karena istrument tersebut tergolong baik.
B. Klasifikasi Responden Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan angket kepada 50 responden yang merupakan warga binaan sosial yang dikarantina dan mengikuti terapi kelompok berbasis outbound di PSBR Bambu Apus. Angket tersebut berisi
91
40 butir pertanyaan. Dari 50 angket yang telah terkumpul, peneliti mendapatkan data mengenai identitas responden berupa karakteristik responden berdasarkan usia, berdasarkan jenis kelamin dan karakteristik berdasrakan tingkat pendidikan. a. Karakteritik Responden Berdasarkan Usia Tabel 17. Karakteritik Responden Berdasarkan Usia
No
Usia
Frekuenssi
Persentase
1
15 Tahun
1 Responden
2%
2
16 Tahun
25 Responden
3
17 Tahun
14 Responden
28 %
4
18 Tahun
10 Responden
20 %
50 %
Berdasarkan tabel 18 diatas, diketahui bahwa karakteristik responden berdasrkan usia 15 tahun sebanyak 1 responden, kemudian usia 16 tahun sebanyak 25 responden, kemudian usia 17 tahun sebanyak 14 responden, kemudian usia 18 tahun sebanyak 10 responden. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa responden yang mengikuti terapi kelompok berbasis outbound mayoritas berusia 16 tahun, pada usia remaja merupakan kematangan atau kecukupan dalam mencapai kemandirian mental, emosiaonal, sosial dan fisik. Pandangan ini sejalan dengan yang dikemukan oleh Piaget bahwa sevara psikologi masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
92
Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber termasuk juga perubahan intelektuan yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataanya ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini. 89 b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 18. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Frekuenssi
Persentase
1
Laki-laki
30
60 %
2
Perempuan
20
40 %
Berdasarkan diatas, diketahui bahwa karakteristik responden berdasrkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 30 responden dan jenis kelamin perempuan sebanyak 20 responden. Mayoritas yang mengikuti terapi kelompok berbasis outbound adalah laki-laki, karena karakter laki-laki bersifat labil mudah dipengaruh oleh lingkungan, rasa keinginan tahu tentang sesuatu yang tinggi, sulit mengendalikan emosi, dan hidupnya tidak ingin diatur.
89
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 1980), Edisi Kelima, h. 206.
93
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 19. Karakteritik responden berdasrkan Tingkat Pendidikan.
No
Jenis Pendidikan
Frekuenssi
Persentase
1
SD
3
6%
2
SMP
44
88 %
3
SMA
3
6%
Dari tabel 20 diatas, dapat disimpulkan bahwa moyoritas Warga Binaan Sosial yang mengikuti Terapi Kelompok Berbasis Outbound di PSBR Bambu Apus, adalah tingkat pendidikan SMP hal ini dikarenakan tingkat pendidikan SMP, sangat rentan terhadap perilaku yang kurang baik yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.
C. Analisia Data Penelitian 1. Uji Normalitas Kalmogorov-Smirnov Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan bantuan SPSS 20 for windows release, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
94
Tabel 20. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
50 Mean
Normal Parameters
0E-7
a,b
Std. Deviation
Most Extreme Differences
8,28685628
Absolute
,075
Positive
,074
Negative
-,075
Kolmogorov-Smirnov Z
,527
Asymp. Sig. (2-tailed)
,944
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
dari hasil tabel 26, diketahui bahwa nilai signifikan dari uji normalitas kolmogorov-ssmirnov sebesar 0,944 dengan alpha 0,05 karena nilai signifikan lebih besar dari alpha, maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan bantuan SPSS 20 for windows release, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
95
Tabel 21. Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances perilaku remaja Levene Statistic
df1
3,228
df2 12
Sig. 28
,015
berdasarkan data di atas diketahui bahwa nilai signifikan 0,015 dengan alpha 0,05, karena nilai signifikan lebih kecil dari alpha, maka kelompok populasi data tidak memiliki kesamaan atau homogen. 3. Uji Koefisien Korelasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan bantuan SPSS 20 for windows release, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 22. Hasil Uji Koefisien Korelasi
Correlations terapi Pearson Correlation terapi
1
Sig. (2-tailed)
,172 ,232
N
perilaku
perilaku
50
50
Pearson Correlation
,172
1
Sig. (2-tailed)
,232
N
50
96
50
Pada tabel 23, diperoleh hasil bahwa, korelasi antara variabel Terapi Kelompok (X) dan Variabel Perilaku Remaja (Y) memiliki nilai 0,172 yang dapat dikategorikan memiliki hubungan yang rendah. 4. Uji Regresi Linear Sederhana Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan bantuan SPSS 20 for windows release, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 23. Hasil Uji Koefisien Regresi Sederhana a
Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error
46,645
8,347
,153
,127
Beta 5,588
,000
1,210
,232
1 terapi
,172
a. Dependent Variable: perilaku
Berdasarkan tabel 24, maka dapat disusun persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut:
Y = 46,645 + 0,153X Untuk menentukan taraf signifikan atau
linieritas dari regresi,
kriterianya dapat ditentukan berdasarkan nilai sig < 0,5 pada variabel Terapi Kelompok Berbasis Outbound. Diperoleh nilai sig = 0,232 yang berarti < 0,5, maka dapat dikatakan Ho ditolak. Dengan kata lain variabel tidak signifikan
97
sehingga variabel terapi kelompok berbasis outbound mempengaruhi perilaku remaja. Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa model signifikan dengan nilai konstanta sebesar 46,645 dan nilai koefisien beta untuk TKOB = 0,153. Artinya setiap ada penambahan Terapi Kelompok Berbasis Outbound sebesar 1 (satu) satuan maka perilaku remaja akan bertambah sebesar 0,153. Kenaikan tersebut diduga peneliti model yang di berikan oleh pemimpin (pekerja sosial) berupa model terapi untuk merubah perilaku remaja dengan cara memahami lingkungan sekitar dan bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar, kemudian ini berhubungaan dengan teori kognitif-perilaku yaitu merubah perilaku dengan memahami keadaan lingkungan sekitar. Sehingga mengalami kenaikan skor sebesar 0,153. Terapi kelompok berbasis outbound sangat efektif bila dilakukan di luar ruangan karena Warga Binaan Sosial PSBR bisa merasakan alam dan keadaan sekitar sehingga akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri sehingga bisa merubah perilaku remaja itu sendiri. Kemudian terapi kelompok harus ditambah dalam progam kemudian yang bersifat menghibur dan rileks sehingga membantu responden mengalami kenaikan 0,153. 5. Uji T-tes Berdasarkan tabel 24 diatas, diperoleh nilai t hitung variabel terapi kelompok (X) sebesar 5,588 dan nilai signifikan sebesar 0,232 dengan alpha 0,05. Karena nilai signifikan lebih besar dari alpha, Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh signifikan antara variabel X terhadap Y.
98
ᵦ
Hₒ: = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara terapi
kelompok berbasis outbound terhadap perilaku remaja
ᵦ
Hₐ: ≠ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan antara terapi kelompok
berbasis outbound terhadap perilaku remaja.
Dari hasil hipotesis diatas, dapat disimpilkan bahwa, tidak terdapat pengaruh signifikan pada variabel terapi kelompok berbasis outbound (X) terhadap variabel perilaku remaja (Y) dengan signifikan sebesar 0,232. 6. Uji Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan bantuan SPSS 20 for windows release, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 24. Hasil Uji Koefisien Determinasi
b
Model Summary Model
1
R
R Square
a
,172
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,030
,009
a. Predictors: (Constant), terapi kelompok b. Dependent Variable: perilaku remaja
99
8,373
Durbin-Watson
1,795
Tabel 25, menunjukan nilai koefisien determinasi R2 (R Square) sebesar 0,030 yang artinya keragaman variabel Y yang mampu dijelaskan oleh variabel X sebesar 3%. Adapun 99, 97% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel penelitian. Hal ini dapat dikatakan bahwa pemimpin sulit untuk mengubah perilaku responden dengan waktu yang cukup singkat yaitu 5 bulan dan setiap 1 minggu hanya 1 kali, di lakukan proses terapi kelompok berbasis outbound. Sehingga terapi yang diberikan pemimpin hanya berpengaruh dengan kenaikan signifikan sebesar 0,030. Hal tersebut diduga peneliti model yang di berikan oleh pemimpin (pekerja sosial) berupa model terapi untuk merubah perilaku remaja dengan cara memahami lingkungan sekitar dan bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar, kemudian ini berhubungaan dengan teori kognitif-perilaku yaitu merubah perilaku dengan memahami keadaan lingkungan sekitar, banyak faktor yang harus mendukung seperti dilihat dari teori biospikososialspiritual yang ada, sehingga
lingkungan itu bisa mempengaruhi perilaku
remaja yang positif.
100
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Timur, mengenai “Pengaruh Terapi Kelompok Berbasis Outbound Terhadap Remaja Putus Sekolah”, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa: 1. Terapi Kelompok Berbasis Outbound berpengaruh positif
(Ho)
terhadap Perilaku Remaja di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus meskipun tidak signifikan dengan diperkuat hasis uji T-tes (parsial) dengan nilai signifikan sebesar 0,323 yang artinya terdapat pengaruh Terapi Kelompok Berbasis Outbound berpengaruh positif terhadap Perilaku Remaja sebesar 0,127 atau 12,7%, walaupun hanya berpengaruh sedikit. Sehingga hipotesis peneliti yaitu terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara terapi kelompok berbasis outbound terhadap perilaku remaja yang artinya H O diterima. 2. Berdasarkan
hasil
analisis
koefisien korelasi,
maka
dapat
disimpilkan bahwa variabel terapi kelompok berbasis outbound (X) dengan nilai 0,232 maka memiliki hubungan dengan variabel perilaku remaja (Y) dengan nilai hubungan rendah.
101
B. Saran 1. Bagi Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk menambah materi atau progam terapi kelompok berbasis outbound bagi remaja putus sekolah. Karena terbukti terdapat pengaruh walaupun tidak signifikan dari progam terapi kelompok berbasis outbound terhadap perilaku remaja. Program terapi kelompok berbasis outbound harus ditambah jam pelaksanaan karena itu akan membentuk karakter kebersamaan didalam permainan (outbound).
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Hendaknya penelitian ini dijadikan kontribusi dan referensi dalam terapi kelompok berbasis outbound dan perilaku remaja putus sekolah.
Penulis
menyarankan
agar
selanjutnya
dilakukan
penelitian mendalam lagi terapi kelompok berbasis outbound terhadap perilaku remaja putus sekolah.
102
DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Bumi Aksara, 2000 Ariefuzzaman, Siti Napsiyah dan Lisma Diawati Fuaida. Belajar Teori Pekerja Sosial, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek-Edisi ke 14, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010. Barker, Robert. Buku Pintar Pekerja Sosial Jilid 2. Jakarta: Gunung Mulia, 2009. Dariyo, Agoes. Psikologi Perkembangan Remaja, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004. Enterprise, Jubille, SPSS Untuk Pemula, Jakarta: PT Elex Media, 2011. Gunarsa, Singgih dan Ny, Gunarsa. Psikologi Remaja, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1995. Hadari, Nawawi. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 1992. Huda, Miftahul. Pekerja Sosial dan Kesejahteraan Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1980. Jarvis, Matt. Teori-teori Psikologi (Pendekatan Modern Untuk Memahami Perilaku, Perasaan dan Pikiran Manusia, Bandung: Penerbit Nusa Media, 2000. Keliat, Anna dan Akemat. Keperawatan Jiwa, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004. Keliat, Anna dan Akemat. Keperawatan Jiwa Terapi Aktifitas Kelompok, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004. Kementrian Sosial RI Badan Pendidikan Kesejahteraan Sosial (Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial), 2011 Konopka, Gisella, Social Group Work-Edisi ke 2. Prentica: hall, 1971. Melly G. Tan, Masalah perencanaan Penelitian dalam Koentjaraningrat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1990. Mulyono dan Badiatul Muchlisin Asti. Smart Games For Outbound Training, Jogjakarta: Diva Press, 2008. Mubarok, Acmad. Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001 103
Moleong, Lexy j. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional dan Kamus Bahasa Indonesia. Kompetitif Berhubungan dengan Kompetisi (Persaingan), Jakarta: Balai Pustaka, 2007. Pusat Penelitan Permasalahan Kesejahteraan Sosial Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI. Perilaku Remaja di Pinggiran Kota, Jakarta: BPSS Depsos RI, 2004. Prayitno, Duwi. 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17, Yogyakarta: CV Andi Offest, 2009. Rakhmat, Jalalludin. Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: PT Rosdakarya, 2007. Rasyid, Abdul. Hal-hal yang Menjadi Faktor Penyebab Sekolah, Jakarta: Pustaka, 2010. Riayadi, Sujono dan Teguh Purwanto. Asuhan Keperawatan Jiwa, Jakarta: Graha Ilmu, 2009. Rudianto. 24 Jam Mengubah Perilaku dengan Outbound Training, Jogjakarta: C. V Andi Offest. 2010. Singaribun, masri dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survai, Jakarta: Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial (LP3SM), 2011. Suharto, Edi. Pekerja Sosial di Dunia Industri. Bandung: Alfabeta, 2009. Sumodiningrat, Gunawan. Kemiskinan: Teori, Fakta dan Kebijakan. Jakarta: IMPAC. 1999. Sarwono, Sarlito Wirawan . Persada, 2007.
Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo
Siregar, Syofian. Statistik Deskriptif Untuk Pnelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 2011 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alvabeta, 2009. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2011. Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim Penyusun. Intervensi Psikososial (Intervensi Pekerja Sosial Secara Profesional), Jakarta: Departemen Sosial Diktorat, 2011.
104
Tim STKS Bandung dan Biro Humas-Departemen Sosial RI, Teknik Kelompok, Jakarta: Pustaka Societa, 2008. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000.
Metodologi Penelitian Sosial.
Widoyoko, S Eko Putro. Teknik Penyusunan Instrument Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012.
B. Internet Diakses http://reporsitori.usu.ac.id.../Chapter%2011.pdf. Pada minggu, 22 februari 2015 pukul 11.00 wib. C. SKRIPSI Herman. “Penggunaan Pendekatan Social Group Work Dalam Penangnan Anak Jalanan Pemakai Narkoba (Study Kasus di Rumah Belajar Anak (RBA) Yayasan Pelita Ilmu (YPI) di Klender, Duren Sawit Jakarta Timur”, Tesis S-2 Progam Study Ilmu Kesejahteraan Sosial, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (STISIP) Widuri, 2012. Mahmudah, Nila. “Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Antar Individu di Panti Sosial Bina Insan (psbi) Bangun Daya II Ceger-Cipayung”. Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri, 2013. Rahman, Abdul. “Intervensi Terhadap Wanita Tuna Susila (WTS) dengan Menggunakan Metode Social Group Work di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) “ Mulya Jaya” Jakarta”. Tesis S-2 Progam Study Ilmu Kesejahteraan Sosial, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (STISIP) Widuri, 2013.
105
Alur Proses Pelayanan Pusat Pengembangan Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta BIMBINGAN ASSESSMENT
SOSIAL
LANJUTAN
AKSES INTAKE DAN
BIMBINGAN
ENGAGEMENT IMPLEMENTASI & SUPERVISI
MENTAL BIMBINGAN FISIK
DKI JAKARTA
REINTEGRASI
PSBR JAWA BARAT
LAMPUNG
JAWA TIMUR
BIMBINGAN KETERAMPILAN
BAMBU APUS
JAWA TENGAH
DAN FOLLOW UP
S I
ASSESSMENT AWAL IDENTIFIKASI PENDAFTARAAN SELEKSI INTERVIEW PERENCANAAN LAYANAN
PENYALURAN
BIMBINGAN LANJUT
MONTIR SALON MENJAHIT LAS ELEKTRO
ANAK KALIMANTAN SELATAN MONEVA
MONIVASI KELUARGA & PEMANTAPAN & Outreach PBK, MAGANG & PENJAJAGAN LAPANGAN KERJA, RESOSIALISAI
KALIMANTAN TIMUR TMK
MK
KALIMANTAN BARAT
TERMINASI CASE
M O N
CASE RECORD PERKEMBANGAN
X
KEMBALI KE KELUARGA BEKERJA REKOMENDASI PEMDA/SWASTA USAHA MANDIRIM & DKP, PM
CONFERENCE BIMBINGAN SOSIAL BERMASYARAKAT PENGEMBANGAN
T H
SURAT PERMOHONAN
Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT semoga saudara/i selalu berada dalam lindungan dan maghfirah-Nya. Amin. Dengan ini saya bermaksud memberikan kuesioner kepada saudara/i dengan tujuan untuk melengkapi data skripsi saya. Saya harap saudara/i berkenan meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan tanpa paksaan. Adapun manfaat dari pemberian kuesioner ini adalah untuk mengetahui seberapa seberapa
besar
validitas angket
yang diberikan
kepada
panti.
Sekaligus
sebagai
pengembangan disiplin ilmu pengetahuan dan menambah wawasan peneliti khususnya dan responden pada umumnya. Demikian surat permohonan ini saya buat, atas perhatian dan kerjasama saudara/i saya ucapkan terimakasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Ciputat, Mei 2015
Yusuf Arifin
Kuesoner Sebelum validitas instrumen “Pengaruh Terapi Kelompok Berbasis Outbound Terhadap Perilaku Remaja Putus Sekolah Di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus - Jakarta Timur.” No. Responden
:
Nama
:
Usia
:
Jenis kelamin
:
Pendidikan
:
Petunjuk Pengisian 1. Berilah tanda silang ( X ) pada pilihan jawaban SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
TS
= Tidak Setuju
STS
= Sangat Tidak Setuju
2. Jawablah sesuai dengan hati nurani anda. 3. Jawablah pernyataan yang tersedia dengan jujur. 4. Tulislah inisial atau kode, bukan nama anda. 5. Jawaban anda dirahasiakan oleh peneliti.
NO
PERNYATAAN
1
Saya dapat bergaul atau bermain dengan teman saya.
2
Saya merasa sulit ketika menyesuaikan diri dengan teman saya.
3
Saya selalu curhat tentang masalah saya dengan teman dekat saya di sini.
4
Saya merasa sulit dalam membangun hubungan pertemanan.
5
Saya mampu berbincang-bincang dengan teman saya.
6
Saya lebih suka bareng-bareng dibanding sendirian.
SS
S
TS
STS
7
Saya selalu ada ketika teman saya butuh.
8
Saya sulit menghafal nama-nama sebagian temanteman saya.
9
Saya lebih suka menghabiskan waktu dengan temanteman saya.
10
Saya jarang menyapa teman-teman saya.
11
Saya jarang ngobrol dengan teman-teman saya.
12
Saya suka memperhatikan teman-teman saya.
13
Saya merasa nyaman dengan suasana kekompakan dan kerjasama sekarang.
14
Saya dapat memahami prilaku teman-teman saya.
15
Saya percaya pada teman saya.
16
Saya mampu mengenal kelebihan dan kekurangan teman-teman saya.
17
Saya mampu menyampaikan pesan dengan jelas.
18
Saya suka menolong teman-teman saya.
19
Saya sering menerima informasi dari teman saya.
20
Saya tidak suka meniru prilaku teman saya yang baik.
21
Saya meniru gaya tokoh yang saya kagumi. Seperti pemain sepak bola atau artis-artis.
22
Saya menjalankan nasihat dari orang lain.
23
Saya jarang melihat prilaku teman saya yang baik.
24
Saya ingin menjadi seperti tokoh idola saya.
25
Ketika saya melihat teman saya yang sedang sakit, saya merasa sedih.
26
Sikap optimis saya dalam menjalankan hidup membuat teman saya lebih bersemangat.
27
Saya tidak mau menjalankan nasihat yang di berikan oleh teman saya.
28
Saya akan bergaya seperti tokoh idola saya.
29
Ketika teman saya mendapat masalah, saya menolongnya.
30
Saya tidak suka berdandan seperti tokoh idola saya.
31
Saya selalu mendengarkan teman saya yang sedang berbicara.
32
Saya sangat bersemangat menjalani hidup karena dukungan teman-teman saya.
33
Saya ingin memahami teman saya.
34
Saya selalu memperhatikan teman saya yang sedang berbicara.
35
Saya ingin memahami perilaku teman saya.
36
Kegagalan saya membuat teman saya memperhatikan saya.
37
Saya mengikuti kegiatan yang dilakukan teman saya.
38
Nasihat yang di berikan dari ketua kelompok saya, diterima oleh teman teman saya.
39
Saya selalu memperhatikan keadaan di sekeliling teman saya.
40
Saya senang apabila dapat membantu teman saya.
uji validitas variabel x (Terapi Kelompo berbasis Outbound
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
r-hitung r-tabel hasil
JAWABAN PERTANYAAN KE 1
2
3
Total 4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
5 2 5 5 5 5 4 2 2 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 2 2 4 5 4 4 4 4 5 5 5 2 4 4 4 2 4 4 2 2 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 2 2 2 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 2 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 1 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 2 2 2 1 1 1 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 1 1 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 1 5 4 4 2 2 2 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 1 1 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 2 4 5 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 5 4 4 2 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 5 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 5 2 4 4 4 4 5 2 2 5 4 2 4 4 4 4 5 5 4 5 2 4 1 4 5 5 2 2 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 4 2 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 2 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 2 2 2 5 4 4 4 5 4 4 5 2 2 4 5 5 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 5 5 5 5 5 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 2 2 2 2 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0.059238 0.240743 0.370776 0.406761 0.563839 0.430372 0.315175 0.302367 0.396454 0.302103 0.305244 0.402231 0.427305 0.629447 0.620539 0.663525 0.497966 0.358659 0.450741 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 tidak valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
79 68 70 80 75 73 72 77 83 76 94 74 76 70 76 63 85 73 58 75 75 81 66 64 69 65 73 44 76 74 70 70 65 75 80 72 73 69 75 69 78 75 70 66 76 72 80 73 71 79
No. Resp. Jenis Kelamin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1
Usia 18 16 16 16 17 17 18 17 16 16 17 17 16 16 17 16 17 16 16 16 17 16 16 16 16 16 17 16 16 18 18 18 18 18 18 16 16 17 17 17 18 18 16
Pend. Terakhir 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
1
2
3
4
5
5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 5 5 5 5 5 4 4
2 4 2 4 2 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 5 5 2 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 5 4
5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4
5 2 2 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 2 2 4 4 4 1 4 4 4 5 5
5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
44 45 46 47 48 49 50
1 1 1 1 2 1 1
15 17 16 16 16 16 17
2 2 2 2 2 1 2
4 2 4 4 4 4 2
4 4 2 4 2 4 2
4 5 2 5 4 4 4
4 5 2 4 4 4 4
4 5 2 5 4 4 4
karekteristik jawaban responden
Jawaban pertanyaan ke 6
7
8
9
10
11
12
13
14
5 4 4 5 2 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5
2 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 5 5 2
2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 1 1 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2
4 4 4 2 2 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
4 4 4 2 5 2 4 4 4 5 5 2 4 1 4 2 4 2 2 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 5
4 4 4 4 5 2 4 4 4 5 5 4 4 2 4 2 4 1 2 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 2 4 5 5
5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 1 1 4 2 5 4 2 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4
5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 1 5 4 2 4 4 5 1 2 4 4 4 2 4 4 4 5 2 4 5 4 4 4 4 4 4 5 2
2 5 2 5 4 4 4
2 5 5 5 1 2 4
4 2 5 5 2 1 4
2 2 5 5 4 2 4
4 4 5 4 4 4 2
4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 5
4 4 5 4 4 4 5
15
16
17
18
19
20
21
22
23
4 2 2 4 5 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 1 5 4 2 4 4 5 1 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 5 4 4 4 2 2 4 4 2
5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 1 5 4 2 4 4 5 1 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4
4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 5 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 2 4
4 4 4 5 4 4 2 4 4 2 5 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 5 2 5 4 4 4 4 2 2
5 4 4 5 4 4 2 4 4 2 5 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 5 5 4 4 4 2 2 4 2 4 2 4 5 5 2 4 4 5 4 4 5 4
5 2 4 5 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 5 5 4 4 4 2 2 5 2 4 2 5 5 5 2 4 4 5 4 4 5 4
1 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 5 5 4 4 4 2 2 2 2 4 2 1 5 5 2 5 2 2 2 4 5 5
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 1 4 4 5 5 4 4 4 2 2 1 2 4 4 2 4 5 2 2 4 4 4 4 4 2
5 2 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 1 4 4 5 5 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 1 5 2 4 4 4 4 5 4 4
2 4 5 4 4 4 5
4 4 4 4 5 4 5
2 4 4 4 5 4 5
4 4 4 2 5 5 5
4 5 4 4 5 5 5
5 5 4 4 5 5 4
4 4 1 4 5 5 2
2 4 2 4 5 5 4
2 2 1 2 5 5 2
24
25
26
27
28
29
30
31
32
5 4 4 2 4 1 5 2 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 2 5 4 5 5 4 1 4 2 2 5 4 4 4 1 4 5 4 2 4 1 4 5 4 2
1 2 2 5 4 4 5 2 4 4 4 4 5 5 4 5 2 5 4 5 4 5 5 4 1 5 2 2 5 4 2 2 4 2 5 4 4 2 1 2 2 2 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 2 5 4 5 4 5 5 4 1 5 4 2 5 4 4 4 4 1 5 4 2 4 5 4 4 5 2
4 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 2 5 2 5 4 5 4 5 5 4 2 5 4 4 5 4 4 4 4 1 5 4 2 4 5 4 4 2 2
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 2 5 2 5 4 5 4 5 5 4 2 5 4 4 5 4 4 2 1 4 5 4 2 2 1 2 2 5 4
5 4 4 4 2 5 4 4 5 4 4 5 4 5 2 5 2 5 4 5 4 5 5 4 2 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 1 4 5 4 4 4 2
4 2 4 4 2 5 4 4 2 4 4 5 4 5 2 5 2 5 4 5 4
4 4 4 4 2 5 4 4 2 4 4 5 4 5 2 5 4 5 4 5 4 5 2 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 2 4 1 4 5 4 4 5 4
4 4 4 5 5 5 4 4 2 4 4 5 4 5 2 5 4 5 4 5 4 5 2 4 5 5 4 4 5 4 4 4 2 1 2 4 4 4 5 4 4 5 4
2 4 5 5 4 4 5 4 4 2 5 1 2 4 4 2 5 2 2 5 4
4 4 4 1 5 5 4
4 5 4 2 5 5 4
2 5 4 2 4 4 5
4 5 4 2 4 4 5
4 1 5 4 4 4 5
4 4 5 4 4 4 5
4 4 5 4 4 4 2 JUMLAH
4 5 5 4 4 4 1
4 5 4 4 4 4 4
JUMLAH 33
34
35
36
37
38
39
40
5 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 1 5 4 5 4 5 4 5 2 4 5 5 4 4 5 4 4 2 2 1 2 4 4 4 5 4 4 5 4
2 4 4 1 4 5 4 4 4 4 4 2 4 2 4 5 4 5 4 5 4 5 2 4 5 5 4 4 5 4 4 4 2 5 2 4 4 4 5 4 2 4 5
1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 2 2 4 5 2 4 4 2 1 2 4 1 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 2 5 2 4 2 4 4 4 4 2 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 2 2 5 4 4 4 2 4 2 2 4 5
4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 2 4 2 4 4 2 2 5 2 2 4 2
4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 2 2 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 2 2 2 4 4 2 2 4 2 2 4 4
5 2 5 4 5 4 2 5 4 4 4 2 4 5 5 5 4 5 5 5 2 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 2 4 5 4 4 5 4
159 138 151 158 153 163 154 157 162 160 173 151 167 160 146 163 158 175 131 176 157 181 150 148 143 165 145 114 171 152 151 135 130 142 157 148 134 137 156 137 150 159 139
2 4 4 4 4 2 4
2 5 4 5 4 2 5
2 2 4 5 4 2 5
4 2 4 5 2 2 2
4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 2 4 4
4 5 4 4 4 4 5
5 5 4 4 4 4 5
140 160 152 156 159 153 161 7637
validitas variabel y (perilaku remaja) Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 r-hitung r-tabel hasil
Jawaban Pertanyaan ke jumlah 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 5 1 5 5 5 1 4 4 4 5 4 4 4 5 2 1 4 4 4 4 5 80 2 4 4 2 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 70 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 81 5 2 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 5 2 1 4 4 4 4 4 4 78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 5 4 4 4 4 4 2 4 5 78 4 4 4 4 1 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 90 2 2 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 82 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 80 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 79 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2 2 77 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 4 5 5 5 90 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 70 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 5 5 5 5 1 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 73 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 102 2 2 1 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 73 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 101 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 82 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84 4 4 4 2 1 1 1 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 74 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70 5 2 1 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 81 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 2 4 2 4 2 2 2 5 65 5 1 2 4 1 4 4 4 1 5 5 4 2 2 2 4 2 2 4 2 5 65 5 5 4 1 4 2 1 1 4 4 1 5 1 1 5 5 5 5 2 2 4 67 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 77 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76 4 5 2 4 2 4 2 2 2 1 4 1 4 4 4 4 2 4 2 2 2 61 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 2 2 2 4 68 5 2 4 4 1 1 5 5 1 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 81 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 2 2 2 4 68 4 4 4 5 5 2 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 72 5 5 4 4 4 2 5 2 5 4 5 5 5 5 4 1 2 4 4 4 5 84 4 5 2 4 2 4 2 2 4 2 4 4 4 4 5 1 1 5 2 4 4 69 5 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 5 74 5 4 4 2 4 5 5 5 1 4 4 5 5 4 5 2 2 4 4 5 5 84 4 1 2 1 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 4 4 4 2 1 2 2 2 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 76 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 86 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 82 4 2 4 2 4 4 5 5 5 5 2 1 4 4 5 5 2 5 4 5 5 82 0.26265 0.227743 0.299241 0.268564 0.413143 0.535634 0.631442 0.597703 0.595934 0.535348 0.514886 0.39409 0.483283 0.512976 0.271842 0.288556 0.293863 0.540348 0.653268 0.722842 0.330595 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 tidak valid tidak valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid tidak valid tidak valid valid valid valid valid
uji validitas angket ke 2 variabel x (Terapi Kelompok Berbasis Outbound) jawaban pertanyaan ke
Responden 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 r-hitung r-tabel hasil
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah 10
11
12
13
14
15
16
17
4 4 4 4 5 4 4 4 5 2 1 4 4 4 4 5 5 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 2 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 2 5 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 2 4 4 4 4 5 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2 2 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 4 5 5 5 4 4 4 2 2 2 2 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 2 4 4 2 4 2 4 4 2 4 2 4 2 2 2 5 4 4 4 4 1 5 5 4 2 2 2 4 2 2 4 2 5 1 2 1 1 4 4 1 5 1 1 5 5 5 5 2 2 4 4 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 1 4 1 4 4 4 4 2 4 2 2 2 2 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 1 5 5 1 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 1 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 5 2 5 2 5 4 5 5 5 5 4 1 2 4 4 4 5 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 5 1 1 5 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 5 4 5 5 5 1 4 4 5 5 4 5 2 2 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 2 1 4 4 5 5 2 5 4 5 5 4 0.501561 0.605318 0.619214 0.613724 0.621467 0.574471 0.453331 0.532478 0.57148 0.345237 0.356018 0.380122 0.563981 0.711958 0.739231 0.357567 0.336774 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
67 60 67 63 62 74 68 66 63 68 62 61 71 74 54 84 53 85 67 85 66 84 64 68 60 84 64 62 85 68 65 53 53 52 57 68 46 54 66 54 55 66 54 61 69 72 62 66 62 70
responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
1 4 4 4 5 4 4 5 2 4 4 4 4 5 5 4 5 2 5 4 5 4 5 5 4 1 5 2 2 5 4 2 2 4 2 5 4 4 2 1 2 2 2 4 4 5 4
2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 2 5 4 5 4 5 5 4 1 5 4 2 5 4 4 4 4 1 5 4 2 4 5 4 4 5 2 2 5 4
3 4 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 2 5 2 5 4 5 4 5 5 4 2 5 4 4 5 4 4 4 4 1 5 4 2 4 5 4 4 2 2 4 5 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 2 5 2 5 4 5 4 5 5 4 2 5 4 4 5 4 4 2 1 4 5 4 2 2 1 2 2 5 4 4 1 5
5 5 4 4 4 2 5 4 4 5 4 4 5 4 5 2 5 2 5 4 5 4 5 5 4 2 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 1 4 5 4 4 4 2 4 4 5
6 4 2 4 4 2 5 4 4 2 4 4 5 4 5 2 5 2 5 4 5 4 4 2 4 5 5 4 4 5 4 4 2 5 1 2 4 4 2 5 2 2 5 4 4 4 5
7 4 4 4 4 2 5 4 4 2 4 4 5 4 5 2 5 4 5 4 5 4 5 2 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 2 4 1 4 5 4 4 5 4 4 5 5
8 4 4 4 5 5 5 4 4 2 4 4 5 4 5 2 5 4 5 4 5 4 5 2 4 5 5 4 4 5 4 4 4 2 1 2 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4
47 48 49 50
2 5 5 4
2 4 4 5
2 4 4 5
4 4 4 5
4 4 4 5
4 4 4 2
4 4 4 1
4 4 4 4
9 5 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 1 5 4 5 4 5 4 5 2 4 5 5 4 4 5 4 4 2 2 1 2 4 4 4 5 4 4 5 4 2 4 4
10 2 4 4 1 4 5 4 4 4 4 4 2 4 2 4 5 4 5 4 5 4 5 2 4 5 5 4 4 5 4 4 4 2 5 2 4 4 4 5 4 2 4 5 2 5 4
11 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 2 2 4 5 2 4 4 2 1 2 4 1 1 2 2 4
jawaban pertanyaan ke 12 13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 2 2 2 5 5 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 2 2 4 1 5 4 4 2 4 4 4
14 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 2 4 2 4 4 2 2 5 2 2 4 2 4 4 4
15 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 2 2 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 2 2 2 4 4 2 2 4 2 2 4 4 4 5 4
16 5 2 5 4 5 4 2 5 4 4 4 2 4 5 5 5 4 5 5 5 2 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 2 4 5 4 4 5 4 5 5 4
17 5 4 4 2 4 1 5 2 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 2 5 4 5 5 4 1 4 2 2 5 4 4 4 1 4 5 4 2 4 1 4 5 4 2 4 4 4
4 4 2 4
5 4 2 5
5 4 2 5
5 2 2 2
4 4 4 5
4 2 4 4
4 4 4 5
4 4 4 5
1 5 5 4
18 4 4 4 4 5 2 4 4 4 5 5 4 4 2 4 2 4 1 2 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 2 4 5 5 4 4 4
19 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 1 1 4 2 5 4 2 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4
20 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 1 5 4 2 4 4 5 1 2 4 4 4 2 4 4 4 5 2 4 5 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 5
21 4 2 2 4 5 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 1 5 4 2 4 4 5 1 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 5 4 4 4 2 2 4 4 2 2 4 5
22 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 1 5 4 2 4 4 5 1 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
23 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 5 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 2 4 2 4 4
24 4 4 4 5 4 4 2 4 4 2 5 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 5 2 5 4 4 4 4 2 2 4 4 4
25 5 4 4 5 4 4 2 4 4 2 5 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 5 5 4 4 4 2 2 4 2 4 2 4 5 5 2 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4
26 5 2 4 5 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 5 5 4 4 4 2 2 5 2 4 2 5 5 5 2 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4
4 4 4 5
4 4 4 5
4 4 4 5
4 4 4 5
4 5 4 5
4 5 4 5
2 5 5 5
4 5 5 5
4 5 5 4
jumlah 27 1 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 5 5 4 4 4 2 2 2 2 4 2 1 5 5 2 5 2 2 2 4 5 5 4 4 1
28 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 1 4 4 5 5 4 4 4 2 2 1 2 4 4 2 4 5 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 2
29 5 2 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 1 4 4 5 5 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 1 5 2 4 4 4 4 5 4 4 2 2 1
30 5 4 4 2 4 1 5 2 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 2 5 4 5 5 4 1 4 2 2 5 4 4 4 1 4 5 4 2 4 1 4 5 4 2 4 4 4
31 1 2 2 5 4 4 5 2 4 4 4 4 5 5 4 5 2 5 4 5 4 5 5 4 1 5 2 2 5 4 2 2 4 2 5 4 4 2 1 2 2 2 4 4 5 4
32 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 2 5 4 5 4 5 5 4 1 5 4 2 5 4 4 4 4 1 5 4 2 4 5 4 4 5 2 2 5 4
129 110 123 124 127 130 122 120 123 127 131 121 134 131 114 133 117 146 99 148 126 159 125 118 109 146 110 96 142 118 121 102 100 108 130 116 101 108 120 106 117 124 104 112 131 126
4 5 5 2
4 5 5 4
2 5 5 2
1 5 5 4
2 5 5 4 Jumlah
2 4 4 5
111 136 130 135 6096
hasil validitas angket ke 2 variabel y (perilaku remaja)
Jawaban pertanyaan ke
Responden
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 r-hitung r-tabel hasil
2
3
4
5
6
7
Jumlah 8
9
10
11
12
13
14
15
4 5 5 4 5 4 4 5 5 1 5 5 5 1 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 2 4 4 2 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 5 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 1 2 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 5 2 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 4 5 1 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 1 4 2 1 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 5 5 4 4 5 2 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 5 4 2 4 4 4 5 5 2 4 4 1 1 5 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 2 4 5 4 5 4 2 2 2 5 5 5 4 4 4 2 5 5 4 2 2 4 4 2 4 4 5 2 4 2 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 5 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 2 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 1 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 1 2 2 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 2 4 4 5 0.386256 0.342102 0.488519 0.521067 0.566953 0.563982 0.632039 0.677975 0.651177 0.481845 0.671864 0.572101 0.514207 0.374196 0.371547 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
62 50 56 61 65 56 54 54 60 59 69 60 63 57 60 49 64 61 32 63 60 75 61 50 49 62 46 34 57 50 56 49 47 56 73 48 55 54 54 52 62 58 50 51 62 54 49 70 68 65
Kuesoner Setelah validitas instrumen “Pengaruh Terapi Kelompok Berbasis Outbound Terhadap Perilaku Remaja Putus Sekolah Di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus - Jakarta Timur.” No. Responden
:
Nama
:
Usia
:
Jenis kelamin
:
Pendidikan
:
Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda silang ( X ) pada pilihan jawaban SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
TS
= Tidak Setuju
STS
= Sangat Tidak Setuju
2. Jawablah sesuai dengan hati nurani anda. 3. Jawablah pernyataan yang tersedia dengan jujur. 4. Tulislah inisial atau kode, bukan nama anda. 5. Jawaban anda dirahasiakan oleh peneliti.
NO
PERNYATAAN
1
Saya selalu curhat tentang masalah saya dengan teman dekat saya di sini.
2
Saya merasa sulit dalam membangun hubungan pertemanan.
3
Saya mampu berbincang-bincang dengan teman saya.
4
Saya lebih suka bareng-bareng dibanding sendirian.
SS
S
TS
STS
5
Saya selalu ada ketika teman saya butuh.
6
Saya sulit menghafal nama-nama sebagian temanteman saya.
7
Saya lebih suka menghabiskan waktu dengan temanteman saya.
8
Saya jarang menyapa teman-teman saya.
9
Saya jarang ngobrol dengan teman-teman saya.
10
Saya suka memperhatikan teman-teman saya.
11
Saya merasa nyaman dengan suasana kekompakan dan kerjasama sekarang.
12
Saya dapat memahami prilaku teman-teman saya.
13
Saya percaya pada teman saya.
14
Saya mampu mengenal kelebihan dan kekurangan teman-teman saya.
15
Saya mampu menyampaikan pesan dengan jelas.
16
Saya suka menolong teman-teman saya.
17
Saya sering menerima informasi dari teman saya.
18
Saya menjalankan nasihat dari orang lain.
19
Saya ingin menjadi seperti tokoh idola saya.
20
Ketika saya melihat teman saya yang sedang sakit, saya merasa sedih.
21
Sikap optimis saya dalam menjalankan hidup membuat teman saya lebih bersemangat.
22
Saya tidak mau menjalankan nasihat yang di berikan oleh teman saya.
23
Saya akan bergaya seperti tokoh idola saya.
24
Ketika teman saya mendapat masalah, saya menolongnya.
25
Saya tidak suka berdandan seperti tokoh idola saya.
26
Saya selalu mendengarkan teman saya yang sedang berbicara.
27
Saya sangat bersemangat menjalani hidup karena dukungan teman-teman saya.
28
Saya ingin memahami teman saya.
29
Saya mengikuti kegiatan yang dilakukan teman saya.
30
Nasihat yang di berikan dari ketua kelompok saya, diterima oleh teman teman saya.
31
Saya selalu memperhatikan keadaan di sekeliling teman saya.
32
Saya senang apabila dapat membantu teman saya.
Lampiran Reabilitas X (Terapi Kelompok Berbasis Outbound) RELIABILITY /VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.
Reliability
[DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 50
100,0
0
,0
50
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,826
17
Lampiran Reabilitas Y (Perilaku Remaja Putus Sekolah) RELIABILITY /VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.
Reliability [DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 50
100,0
0
,0
50
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,801
15
Lampiran Normalitas REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT perilaku /METHOD=ENTER terapi /SAVE RESID.
Regression
[DataSet0]
Variables Entered/Removed Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
a
Method
terapi kelompok
. Enter
b
a. Dependent Variable: perilaku remaja b. All requested variables entered.
b
Model Summary Model
1
R
,172
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,030
a. Predictors: (Constant), terapi kelompok b. Dependent Variable: perilaku remaja
,009
8,373
Lampiran Normalitas
a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
102,593
1
102,593
Residual
3364,927
48
70,103
Total
3467,520
49
F
Sig.
1,463
,232
b
a. Dependent Variable: perilaku remaja b. Predictors: (Constant), terapi kelompok
Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error
46,645
8,347
,153
,127
Beta 5,588
,000
1,210
,232
1 terapi kelompok
,172
a. Dependent Variable: perilaku remaja
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
53,69
59,66
56,64
1,447
50
-24,903
17,628
,000
8,287
50
Std. Predicted Value
-2,040
2,087
,000
1,000
50
Std. Residual
-2,974
2,105
,000
,990
50
Residual
a. Dependent Variable: perilaku remaja
NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=RES_1 /MISSING ANALYSIS.
Lampiran Normalitas
NPar Tests
[DataSet0]
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
50 a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
0E-7 8,28685628
Absolute
,075
Positive
,074
Negative
-,075
Kolmogorov-Smirnov Z
,527
Asymp. Sig. (2-tailed)
,944
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Lampiran hasil homogenitas
ONEWAY y BY x /STATISTICS HOMOGENEITY /MISSING ANALYSIS.
Oneway
[DataSet0]
Test of Homogeneity of Variances perilaku remaja Levene Statistic 3,228
df1
df2 12
Sig. 28
,015
ANOVA perilaku remaja Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
1052,087
21
50,099
Within Groups
2415,433
28
86,265
Total
3467,520
49
F
Sig. ,581
,899
Lampiran koefisien korelasi CORRELATIONS /VARIABLES=x y /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Correlations
[DataSet0]
Correlations terapi Pearson Correlation terapi
1
Sig. (2-tailed) N
perilaku
perilaku ,172 ,232
50
50
Pearson Correlation
,172
1
Sig. (2-tailed)
,232
N
50
50
Lampiran hasil uji Regresi Sederhana REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT y /METHOD=ENTER x.
Regression [DataSet0] Variables Entered/Removed Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
b
terapi
a
Method
. Enter
a. Dependent Variable: perilaku b. All requested variables entered.
Model Summary Model
R
1
,172
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,030
,009
8,373
a. Predictors: (Constant), terapi a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
102,593
1
102,593
Residual
3364,927
48
70,103
Total
3467,520
49
F
Sig.
1,463
,232
t
Sig.
b
a. Dependent Variable: perilaku b. Predictors: (Constant), terapi Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized Coefficients
B (Constant)
Std. Error
46,645
8,347
,153
,127
Beta 5,588
,000
1,210
,232
1 terapi a. Dependent Variable: perilaku
,172
Lampiran Regresi
b
Model Summary Model
R
1
,172
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,030
,009
Durbin-Watson
8,373
1,795
a. Predictors: (Constant), terapi kelompok b. Dependent Variable: perilaku remaja
a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
F
102,593
1
102,593
Residual
3364,927
48
70,103
Total
3467,520
49
Sig.
1,463
,232
b
a. Dependent Variable: perilaku remaja b. Predictors: (Constant), terapi kelompok
Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error
Beta
46,645
8,347
,153
,127
5,588
,000
1,210
,232
1 terapi kelompok
,172
a. Dependent Variable: perilaku remaja
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
53,69
59,66
56,64
1,447
50
-2,040
2,087
,000
1,000
50
1,185
2,763
1,593
,523
50
53,53
60,67
56,62
1,471
50
-24,903
17,628
,000
8,287
50
Std. Residual
-2,974
2,105
,000
,990
50
Stud. Residual
-3,006
2,144
,001
1,008
50
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual
Deleted Residual
-25,429
18,280
,023
8,593
50
-3,301
2,231
-,005
1,045
50
Mahal. Distance
,001
4,354
,980
1,409
50
Cook's Distance
,000
,212
,019
,037
50
Centered Leverage Value
,000
,089
,020
,029
50
Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: perilaku remaja
Charts
Papan Nama PSBR Bambu Apus Jakarta
Gedung PSBR Bambu Apus Jakarta
Para Remaja sedang Mengisi Angket Penelitian Skripsi