PELATIHAN ASKOT, FASILITATOR MANAJEMEN KEUANGAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2012 OSP.08 PROVINSI SULAWSI UTARA A. Materi Pelatihan Askot dan Fasilitator Ekonomi Tujuan
Tema
1. Peserta paham dan mampu mereview PS dan PJM Pronangkis khususnya kegiatan Ekonomi 2. Peserta paham dan mampu melaksanakan kajian persoalan dan potensi kegiatan Ekonomi (terintegrasi dengan sosial dan Lingkungan)
Perencanaan Partisipatif (PS dan PJM Pronangkis) Khusus Lingkungan
Peserta memahami pengelolaan keuangan BLM, PMPK, GFDRR, Fixed Cost, dan PLPBK di tingkat BKM/ LKM. Peserta mampu pengelolaan keuangan BLM, PMPK, GFDRR, Fixed Cost, dan PLPBK di tingkat BKM/ LKM. Peserta memahami pengelolaan keuangan UPK Peserta mampu pengelolaan keuangan UPK
Peserta memahami system pelaporan dan Pengendalian Data MK dan KM Peserta mampu melakukan pelaporan dan pengendalian data
Pengelolaan Keuangan Sekretariat
Pengelolaan Keuangan UPK
Pelaporan dan Pengendalian Data
Topik
JPL
1. Review kegiatan PS 2. Review PJM Pronangkis yang bekaitan dengan Kegiatan Ekonomi 4 JPL
pengelolaan keuangan BLM, PMPK, GFDRR, Fixed Cost, dan PLPBK
Pencatatan keuangan dan Pelaporan
1. Pelaporan Pinjaman Bergulir dan Kinerja pembukuan 2. Pengendalian Data : a. Data Uji Akurasi SIM MK dan KM b. Data tindak lanjut Temuan BPKP c. Data tindaklanjut Audit Inspektorat Daerah d. Data tindak lanjut Temuan Misi (WB dan NMC)
4 Jpl
3 Jpl
3 Jpl
1. Peserta mendapatkan informasi lapang terhadap kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pengukuran kinerja pembukuan sekretariat dan UPK. 2. Peserta memahami persoalan dalam penyiapan, proses dan pembahasan hasil pengukuran kinerja sekretariat dan UPK. 3. Peserta mendapatkan gambaran alternative penyelesaian permasalahan lapang 1.
Peserta memahami tujuan pengukuran kinerja pembukuan sekretariat dan UPK.
2.
Peserta memahami tahapan pelaksanaan pengukuran kinerja pembukuan sekretariat dan UPK
3.
Peserta memahami dan mampu melakukan pengisian format-format yang dipakai dalam pengukuran kinerja pembukuan secretariat dan UPK
4.
Review kinerja Sekretariat & UPK
3 Jpl
Memahami Pengukuran Kinerja Pembukuan
2 Jpl
Pelaporan Hasil Pengukuan Kinerja Pembukuan melalui SIM MK
1 Jpl
Peserta mampu melakukan fasilitasi dan pengendalian tindak lanjut hasil pengukuran kinerja secretariat dan UPK
1. Peserta memahami dan mampu melakukan pelaporan hasil pengukuran kinerja melalui www.p2kp.org/aplikasi/ mk 2. Peserta menyadari bahwa pelaporan melalui SIM MK dapat memberikan informasi
secara lengkap, cepat Kinerja dan akurat sehingga Pembukuan dan dapat diakses oleh Pinjaman Korkot, KMW dan KMP Bergulir serta stakeholder lainnya sesuai dengan wilayah kerja pengendalian masingmasing. Peserta memahami pengertian laporan keuangan 2. Peserta memahami jenis-jenis laporan keuangan 3. Peserta memahami tujuan analisis laporan keuangan 4. Peserta mampu melakukan tehnis dan metoda dalam analisis laporan keuangan Peserta memahami tentang pengertian, tujuan, dan prinsip, sasaran pengelolaan Pinjaman Bergulir di PNPM Mandiri Perkotaan Peserta memahami Ketentuan/Skim Pinjaman Peserta mentakerjakan Kolektibilitas pinjaman bergulir Peserta menghitung Cadangan Resiko Pinjaman bergulir Peserta memahami tahapan dan prosedur Penyehatan UPK Peserta memahami dan mampu merumuskan strategi penanganan pinjaman bermasalah Peserta mampu mengevaluasi pengawasan UPK dan pinjaman bergulir Peserta memahami tahapan, prosedur dan verifikasi proposal, 1.
Kinerja Pinjaman Dana Bergulir (Analisis Laporan Keuangan)
3 Jpl
Kebijakan Pinjaman Bergulir
Ketentuan Dasar Pinjaman Bergulir
Pelayanan dan Pengelolaan Pinjaman Bergulir Pinjaman Bergulir
8 Jpl Penanganan Pinjaman Bermasalah
Penyehatan UPK
Pengawasan UPK
Peserta mampu memfasilitasi KSM dalam penysunan proposal Peserta memahami dan mampu menganalisa proposal pinjaman bergulir
peserta dapat memahami rencana usaha KSM
Rencana Usaha
3 Jpl
Ekonomi Rumah Tangga
3 Jpl
Pengembangan KSM Peserta memahami konsep Ekonomi Rumah Tangga K
30 Jpl
A. Metodologi Pelatihan Kegiatan pelatihan mendasarkan pendekatan pendidikan kritis yang mengedepankan dialog antara pemandu pelatihan dengan peserta ataupun antara peserta dengan peserta yang lain sehingga diharapkan terjadi proses pemahaman yang mendalam dan saling memperkaya wawasan. Untuk menciptakan iklim yang dialogis menggunakan cara Pendidikan Orang Dewasa dimana peserta tidak dianggap sebagai murid sekolah yang tidak berpengatahuan melainkan diperlakukan sebagai peserta yang telah mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman. Melalui proses belajar dan mengajar yang partisipatif tersebut diharapkan medorong peserta menjadi lebih aktif sehingga pemahaman terhadap materi pelatihan lebih cepat terjadi. Para ahli pembelajaran orang dewasa memandang proses pembelajaran sebagai suatu daur (cycle). Artinya, jika langkah-langkah pembelajaran diikuti secara berurutan akan dihasilkan dampak pembelajaran yang diinginkan. Model pembelajaran yang menunjukkan gagasan tentang daur tersebut. Namun, jumlah langkah telah diperbanyak dari empat (mengalami, observasi refleksi, generalisasi, dan aplikasi) menjadi tujuh langkah.
Model tersebut menguraikan apa saja yang dilakukan fasilitator dan peserta di setiap langkah dalam daur tersebut, berisi semua kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Langkah 1 Mengkondisikan Peserta Pemandu membantu peserta untuk memikirkan konsep dan keterampilan yang akan disajikan. Pemandu menyiapkan peserta untuk memahami dengan benar tujuan pembelajaran. Agar peserta "berfokus pada pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan dipelajari." Dengan harapan bahwa peserta akan mulai terkondisi dengan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang akan dipelajari dan bersiap untuk mengikuti proses pembelajaran.
Langkah 2 Pengalaman Belajar Terstruktur Dalam langkah ini pemandu mengenalkan kegiatan yang akan melibatkan kelompok (atau individuindividu) dalam situasi yang relevan dengan konsep dan keterampilan yang akan dipelajari. Tujuan dari pengalaman belajar terstruktur ini adalah menyediakan "pengalaman nyata" bagi peserta. Pengalaman nyata adalah pengalaman untuk memvalidasi dan menguji konsep abstrak. Format pengalaman atau kegiatan terstruktur boleh jadi beragam, misalnya studi kasus, simulasi permainan, video/film, dan banyak lainnya.
Langkah 3 Pengungkapan Dalam langkah ini peserta diminta merefleksikan dan membahas reaksi mereka terhadap kegiatan terstruktur pada langkah sebelumnya. Tujuan diskusi adalah melibatkan peserta dalam proses refleksi secara kritis atas kegiatan tersebut dan memproses reaksi dan pengalaman yang serupa di masa lalu. Diskusi ini dapat diarahkan oleh pemandu atau dapat juga diarahkan oleh peserta sendiri, kegiatan peserta ini disebut "observasi reflektif".
Langkah 4 Perspektip Perilaku Dalam langkah ini diutarakan perspektip perubahan perilaku untuk menjelaskan pengalaman belajar terstruktur dan observasi refleksi dari peserta. Masukan ini membantu peserta belajar untuk melakukan konstruksi/abstraksi berpikir. Perspektip perubahan berbasis perilaku dapat diperoleh dari sejumlah sumber, cara penyampaian perspektip ini dapat dilakukan pemandu dengan memberikan ceramah singkat, pemutaran film atau video didaktik, atau membagikan bahan bacaan.
Langkah 5 Balikan Dalam langkah ini peserta memeroleh informasi tentang cara yang mereka lakukan dalam menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sekarang. Jika peserta tidak menerima informasi spesifik dan obyektif tentang kinerja mereka yang sekarang dalam kaitannya dengan teori yang disajikan, mereka kemungkinan akan berasumsi bahwa mereka telah berperilaku sesuai dengan model yang dipelajari.
Langkah 6 Aplikasi Keterampilan, Praktik, Pengetahuan, dan Sikap Dalam langkah ini peserta mendapat kesempatan untuk mempraktikan hasil belajar mereka. Tujuannya adalah membantu peserta menyimpan keterampilan, pengetahuan, dan sikap dengan mengujicobakannya dalam setting pelatihan dan mempertimbangkan cara penggunaannya dalam
pekerjaan atau lingkungan lainnya. Oleh sebab itu, langkah ini disebut juga "eksperimentasi aktif," yang artinya menguji implikasi konsep dalam situasi baru. Langkah 6 dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti bermain peran yang dikritik, memecahkan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan, melakukan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan, menyusun rencana tindakan spesifik yang menggunakan pengetahuan, sikap, dan keterampilan baru; atau salah satu kegiatan yang mendorong peserta mencobakan hasil belajamya.
Langkah 7 Evaluasi Langkah ini mengharuskan peninjauan ulang upaya belajar, utamanya oleh peserta. Pertanyaan utama yang harus dijawab adalah “sejauhmana saya telah mempelajari informasi keterampilan, atau sikap baru?" dan “sejauhmana saya telah menggunakan pengetahuan, keterampilan, atau sikap baru dalam menjalani peran saya yang sebenamya?" Kegiatan evaluasi lebih akurat jika diacu sebagai proses diagnosis ulang. "Bagaimana pengaruh hal-hal yang saya pelajari terhadap pemikiran dan perilaku saya?" Apa lagi yang perlu saya pelajari atau pelajari ulang?". Langkah 7 ini dapat terjadi melalui berbagai cara seperti evaluasi diri, evaluasi sejawat, review atasan, tes kinerja, dan indikator perubahan keorganisasian lainnya. Ketika langkah 7 telah selesai, daur itu dimulai lagi, tanda panah menunjukkan gerakan pengulangan daur. Intinya, istilah yang digunakan pada anak panah mewakili proses pembelajaran yang diikuti/dialami: berfokus pada hal-hal yang dipelajari; mengalami masalah; merefleksikan secara kritis atas masalah yang serupa dan perasaan yang timbul; memikirkan-memeroleh perspektif baru; memodifikasi dan mencobakan perilaku, menerapkan (mengalihkan) perilaku baru ke tempat kerja atau lingkungan hidup lainnya; dan mengintegrasikan pengetahuan, sikap, dan perilaku baru ke dalam pemikiran dan tindakan pribadi peserta.
Dengan mengikuti model tujuh langkah itu, pemandu dan peserta mengikuti pedoman proses yang disesuaikan dengan gaya belajar peserta. Dengan cara ini semakin besar kemungkinan bahwa peserta akan belajar.