PELAKSANAAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Lapangan Pelaksanaan teknis lapangan sebagai PHL, pendamping mandor, dan pendamping asisten dimulai pukul 05.30 WITA untuk mengikuti apel pagi. Pekerjaan di lapangan dimulai pukul 06.30 - 14.00 WITA. Waktu istirahat pukul 10.30 - 11.00. Pelaksanaan teknis lapangan yang dilakukan oleh penulis dapat dikelompokkan ke dalam kegiatan penanaman sisip, pemeliharaan, dan panen. Jurnal harian pelaksanaan magang dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1.
Tanam Sisip Tanam sisip dimulai dengan pemilihan lahan atau areal yang kosong dan masih dimungkinkan untuk disisipi. Areal kosong dapat terjadi karena kondisi lereng yang terlalu curam, lahan sering tergenang air (kebanjiran) atau bekas dipakai berladang oleh penduduk setempat. Tempat yang akan disisip minimal mempunyai luas 600 m2 agar tanaman sisip tidak ternaungi oleh tanaman lama. Urutan kegiatan yang dilakukan pada saat tanam sisip adalah pancang lubang tanam, pembersihan piringan dari gulma, pembuatan lubang tanam, pemupukan dan pemberian rodentisida serta penanaman. Seluruh kegiatan tanam sisip dilakukan oleh dua orang. Kegiatan pancang dilakukan minimal oleh dua orang dimana salah seorang menjadi pembidik dan yang lain menancapkan tongkat pancang. Pembidikan tongkat pancang dilakukan dengan meluruskan baris (timur-barat) dan mata lima (timur laut-darat daya dan barat laut-tenggara) antara tongkat pancang yang akan dipasang dengan tanaman lama yang sudah ada atau tongkat pancang yang sudah dipasang sebelumnya. Prestasi penulis dalam melakukan pekerjaan ini adalah 2 pancang. Pembuatan lubang tanam dilakukan setelah blok selesai dipancang. Lubang tanam dibuat berukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm menggunakan cangkul. Setelah itu bibit dilangsir dari collection road dan diecer satu bibit tiap lubang tanam. Prestasi penulis dalam membuat lubang tanam adalah 13 lubang/HK sedangkan prestasi karyawan adalah 30 lubang/HK. Prestasi penulis dalam
21 melangsir dan mengecer bibit adalah 13 tanaman/HK sedangkan prestasi karyawan adalah 30 tanaman/HK. Setelah lubang tanam dibuat, polybag pada bibit yang telah diecer dilepaskan dengan cara menyayatnya terlebih dahulu menggunakan mata cangkul. Setelah itu bibit dimasukkan ke lubang tanam. Setelah posisi bibit tegak lurus, pupuk diaplikasikan disekeliling bibit. Setelah itu, bibit ditimbun dan diinjakinjak sampai padat dan sejajar dengan tanah disekelilingnya. Tongkat pancang kemudian ditancapkan kembali di samping tanaman dan polybag bekas ditancapkan di atas pancang tersebut. Penancapan polybag tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pengecekan terhadap jumlah tanaman yang sudah ditanam dan polybag yang belum dilepas saat ditanam. Pupuk yang digunakan untuk tanaman sisip adalah pupuk majemuk slow release dengan kandungan N:P:K:Mg = 17:8:9:3. Dosis yang digunakan adalah 300 g/tanaman. Sedangkan Rodentisida yang dipakai adalah Brodifakum 0.005% (bahan aktif) dengan dosis dua buah/tanaman. Pupuk tersebut dapat mencukupi kebutuhan hara tanaman sampai berumur satu tahun setelah tanam. Kegiatan tanam sisip dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Kegiatan Tanam Sisip
22 Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman dilakukan sejak bibit ditanam sampai tanaman tersebut tua dan tidak produktif lagi. Kegiatan pemeliharaan tanaman yang dilakukan di Gunung Kemasan Estate meliputi pengendalian gulma, pemupukan, penunasan, kastrasi, pengendalian hama dan penyakit, konsolidasi ancak, konsolidasi sisip, konservasi lahan, apliksi limbah pabrik, rawat jalan dan jembatan, serta sensus tanaman. Pengendalian gulma. Berdasarkan cara pengendaliannya, kegiatan pengendalian gulma di Gunung Kemasan Estate adalah pengendalian gulma secara kimia dan manual. Pengendalian gulma secara kimia dilakukan baik pada TBM maupun TM. Pengendalian gulma secara kimia dilkukan di piringan, pasar rintis, pasar tengah, tempat pengumpulan hasil (TPH), kaki lima blok dan parit, jalan angkong dan gawangan. Pengendalian gulma ini dilakukan dengan menggunakan MHS (micron herbi spraying) dan Inter Pump. Pengendalian gulma secara manual terutama dilakukan di TBM dengan rotasi 2 kali per tahun. Pada TM, pengendalian gulma secara manual dilakukan secara insidental. Pengendalian gulma piringan, pasar rintis dan TPH dilakukan di piringan, pasar rintis, TPH dan jalan angkong. Semua jenis gulma yang berada di tempat sasaran disemprot kecuali Turnera subulata, Casia cobanensis, Nephrolephis sp. dan lumut. Keempat gulma tersebut merupakan tanaman menguntungkan (beneficial plant) yang bermanfaat dalam menjaga kelembaban dan pengendalian hama. Pekerjaan ini dilakukan oleh satu tim yang beranggotakan 13 karyawan. Tim tersebut menangani pengendalian gulma dalam satu kebun. Herbisida yang digunakan adalah Round Up (bahan aktif glifosat) dan Starane (bahan aktif fluroxypyr). Dosis yang digunakan adalah 175 ml/ha Round Up dan 65 ml/ha Starane dengan konsentrasi bahan berkisar 1.6 % - 1.8% dan 0.4 %. Semua bahan dilarutkan menjadi satu dengan air bersih. Pencampuran harus dilakukan di gudang sentral dengan pengawasan penjaga gudang. Alat-alat yang digunakan adalah Micron Herbi modifikasi jenis punggung berukuran 10 liter yang menggunakan tenaga listrik dengan dengan sumber tenaga aki bertegangan 6 atau 12 volt, saringan kassa, pakaian semprot lengkap dengan
23 masker, sarung tangan, sepatu boot, topi, bendera, cados dan parang. Prestasi penulis dalam melakukan pekerjaan ini rata-rata 5 kap/HK sedangkan prestasi pekerja dan standar kebun adalah 5—6 kap/HK (knapsack/HK). Kegiatan pengendalian gulma piringan, pasar rintis dan TPH dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Kegiatan Pengedalian Gulma Piringan, Pasar Rintis, dan TPH Pengendalian gulma di gawangan. Pengendalian dilakukan di gawangan hidup maupun gawangan mati. Pekerjaan ini dilakukan oleh satu tim yang beranggotakan 18 karyawan. Gulma-gulma yang menjadi sasaran semprot tim ini adalah sebagai berikut: -
anak kayu yang berdiameter kurang dari 5 cm
-
Manihot esculenta
-
Eupatorium odoratum
-
Dicranopteris linearis
-
Cyclosorus aridus
-
pandan-pandanan
-
Lantana camara
-
Melastoma malabathricum
-
Scleria sumatrensis
-
anggrung
-
lilinan
-
terongan
-
Urena lobata
-
Uncaria P.
-
Paspalum conjugatum
-
Mikania micrantha
-
Axonopus compressus
-
Asystasia sp.
-
Imperata cylindrica
-
Alternanthera brasuiliana
-
Cyperus sp.
-
Borreria sp.
-
Eupathorium odoratum
-
Paspalum comersonii
-
Ageratum conyzoides
24 -
anak kayu yang berdiameter lebih dari 5 cm, rumput lunak, dan beneficial plants tidak boleh disemprot. Bahan yang digunakan adalah herbisida Gramoxone (bahan aktif paraquat
diclorida) dan Ally (bahan aktif metil metsulfuron) dengan dosis yang digunakan 200 ml/ha dan 20 g/ha. Semua bahan dilarutkan dalam air bersih dengan konsentrasi masing-masing 0.2 % Gramoxone dan 0.02 % Ally. Pencampuran bahan harus dilakukan di gudang sentral dengan pengawasan penjaga gudang. Kendaraan semprot yang digunakan adalah sebuah unit modifikasi yang dirancang untuk karyawan semprot, kotak peralatan dan tangki air dengan volume 3 500 l. Unit tersebut ditarik oleh sebuah whell tractor. Operator kendaraan semprot merangkap sebagai teknisi sprayer apabila sewaktu-waktu terjadi kerusakan di lapangan. Peralatan yang harus dibawa oleh penyemprot adalah knapsack sprayer Inter Pump 16 l, pakaian semprot lengkap dengan masker, sarung tangan, sepatu boot, dan topi, bendera, cados, dan parang. Bendera digunakan untuk memberi batas daerah yang telah dan akan disemprot sehingga tidak ada ancak yang tertinggal (tidak disemprot). Parang digunakan untuk membuka jalan pada gawangan yang tidak bias dilalui penyemprot. Prestasi standar pengendalian gulma di gawangan yang ditargetkan kebun adalah 2.5 ha/HK. Prestasi yang diperoleh karyawan adalah 1.65 ha/HK sedangkan prestasi penulis adalah 0.6 ha/HK. Kegiatan pengendalian gulma di gawangan dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Kegiatan Pengendalian Gulma di Gawangan
25
Pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman sehingga produktivitas dapat ditingkatkan. Jenis pupuk yang digunakan oleh Gunung Kemasan Estate adalah Urea, MOP (Muraite of Potash), RP (Rock Phosphate), borat (HGFb) dan dolomit. Kegiatan pemupukan yang dilakukan di Gunung Kemasan Estate adalah sistem BMS (Block Manuring System), artinya aplikasi pupuk dilakukan blok per blok dengan organisasi kerja pemupukan yang telah ditetapkan sehingga sasaran mutu pemupukan yang lebih baik, supervisi yang lebih fokus dan produktivitas yang lebih tinggi dapat tercapai. Organisasi kerja tersebut meliputi organisasi kerja penguntilan, organisasi kerja pengeceran, organisasi kerja pelangsiran, organisasi kerja penaburan dan checklist supervisi. Urutan kegiatan BMS adalah penguntilan, pengeceran, pengaplikasian/penaburan, supervisi dan manajemen karung. Penguntilan. Until merupakan pekerjaan memisahkan pupuk dalam karung asli menjadi beberapa bagian dengan tujuan untuk memudahkan pengeceran, pelangsiran, pengaplikasian, dan pengawasan. Penguntilan dilakukan di gudang central dan tempat penyimpanan pupuk lain. Pekerjaan ini dilakukan sehari sebelum aplikasi pupuk untuk memperkecil risiko penurunan kualitas dan kuantitas pupuk. Pekerjaan until pupuk dilakukan oleh Pekerja Harian Lepas (PHL) yang rata-rata barjumlah 7 pekerja/hari. Pupuk Urea, MOP, RP dan Dolomit dalam karung asli yang berbobot 50 kg dibagi menjadi empat bagian masing-masing dengan bobot sekitar 12.5 kg. Alat yang digunakan adalah alas tempat penguntilan, pisau, piring plastik, karung dan palstik bekas pupuk, angkong, serta sarung tangan plastik. Setiap penguntil terlebih dahulu harus mengeluarkan pupuk dari gudang atau tempat penyimpanan pupuk menggunakan angkong. Setelah itu, beberapa karung ditumpahkan menjadi satu ke alas penguntilan. Pisau digunakan untuk membuka karung dan memotong-motong plastik bekas bungkus pupuk bagian dalam menjadi tali. Piring plastik digunakan untuk memasukkan pupuk ke dalam karung bekas sekaligus menakar pupuk menjadi berbobot sekitar 12.5 kg. Bobot satu piring plastik adalah 1.14 kg untuk pupuk Urea dan MOP serta 1.56 kg untuk pupuk RP. Pupuk yang masih menggumpal
26 dan membatu harus dihancurkan/dihaluskan terlebih dahulu. Karung bekas pupuk yang sudah terisi langsung diikat dengan plastik bekas bungkus bagian dalam pupuk yang sudah dipotong-potonng melintang membentuk tali. Angkong digunakan untuk membawa pupuk dari gudang dan hasil untilan ke tempat yang telah disediakan untuk kemudian diangkut pada keesokan harinya. Untuk memudahkan pengecekan dan penghitungan, untilan disusun 10 until per susun. Untilan antara penguntil yang satu dengan yang lain dipisah untuk memastikan pupuk telah dibagi dengan benar. Untilan pupuk kemudian ditutup dengan terpal untuk melindungi dari hujan. Prestasi pekerja dan penulis dalam melakukan pekerjaan ini rata-rata adalah 2 ton/HK untuk pupuk MOP dan urea serta 1 ton/HK untuk pupuk RP. Kegiatan penguntilan pupuk di Gunung Kemasan Estate dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Kegiatan Penguntilan Pupuk
Pengeceran. Kegiatan pengeceran dimulai pukul 05.30 dengan terlebih dahulu menaikkan pupuk yang telah diuntil oleh tenaga pemuat ke dalam unit/kendaraan yang sudah ditunjuk. Jumlah kendaraan yang mengangkut pupuk dan pupuk yang dimuat di masing-masing unit ditentukan oleh mandor pupuk atas izin Senior Asisten. Kemudian kendaraan tersebut menuju ke blok yang akan dipupuk sesuai jadwal pempukan hari itu dengan bersama dua orang tenaga pengecer dengan didampingi oleh mandor pupuk.
27 Teknik pengeceran dilakukan oleh tenaga pengecer dengan instruksi dari mandor pupuk. Untilan diecer pada setiap gawangan hidup pada kedua sisi blok yang sejajar dengan jalan koleksi. Jumlah untilan yang diletakkan di setiap titik tergantung dari dosis pupuk pada blok tersebut. Misalnya untuk pupuk MOP dengan dosis 1.5 kg/tanaman, maka pupuk yang harus diecer adalah pada setiap gawangan hidup adalah sebagian 3 dan sebagian 4. Tenaga kerja yang digunakan untuk memuat pupuk dari tempat untilan ke truk dan pengecer diambil dari tenaga pemuat buah. Kegiatan pengeceran pupuk di Gunung Kemasan Estate dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Kegiatan Pengeceran Pupuk Pelangsiran dan Penaburan. Setelah semua pupuk selesai diecer, mandor pupuk membagi tenaga tabur yang ada menjadi beberapa tim dimana setiap tim terdiri dari dua orang penabur dan seorang pelangsir. Tim terakhir bertugas untuk menggulung dan melangsir karung bekas untilan yang sudah diaplikasikan. Setiap tim diancakkan oleh mandor berdasarkan nomor baris tertentu. Satu ancak adalah satu gawangan hidup dengan nomor baris sama dan terdiri dari beberapa blok tergantung jumlah blok yang diaplikasi hari itu dan harus dimasuki oleh penabur. Setiap tim tidak diperbolehkan bergeser dari nomor baris yang sudah diancakkan kecuali atas instruksi dari mandor pupuk. Setiap tim (3 orang) mendapatkan 3 gawang atau 4 baris tanaman dalam sekali jalan.
28 Pekerjaan tabur pupuk dimulai dari nomor blok dan baris terkecil (sebelah barat daya) ke arah nomor blok dan baris yang lebih besar. Pupuk yang berada di setiap gawangan dilangsir oleh pelangsir ke dalam blok dan diecer setiap 7 atau 8 tanaman. Selanjutnya pupuk yang telah diecer oleh pelangsir ke dalam blok dipindahkan ke tempat aplikasi berupa jerigen 20 l yang dipotong bagian atasnya dan digendong menggunakan selendang. Pupuk ditabur menggunakan mangkuk plastik bervolume ± 1.5 l. Pupuk Urea dan MOP diaplikasikan di sekeliling piringan dan ditabur setipis mungkin. Pupuk Dolomite ditabur di piringan dan hanya berbentuk setengah lingkaran menghadap ke gawangan mati. Pupuk RP diaplikasikan di gawangan mati. Pupuk HGFb diaplikasikan di pucuk tanaman pada tanaman muda yang masih pendek dan di piringan pada tanaman yang tinggi. Pupuk urea dan MOP diaplikasikan setiap 6 bulan sekali. Pupuk yang lain diaplikasikan sekali dalam satu tahun. Dosis yang digunakan adalah dosis berdasarkan hasil LSU (Leave Sampling Unit) yang direkomendasikan oleh Departemen Riset (Research Depatement) yaitu berkisar 1.5 kg/tanaman urea, MOP, dan RP, 1 kg/tanaman Dolomite, dan 100 g/tanaman HGFb. Pemupukan pada semester pertama berlangsung mulai bulan Februari sampai bulan Mei. Pemupukan semester kedua berlangsung mulai bulan Juni sampai bulan Oktober. Peralatan yang dipakai oleh tenaga penabur adalah ember/jerigen, selendang, mangkuk plastik, dan sarung tangan. Prestasi kerja standar untuk tabur pupuk adalah 600 kg/HK atau 4.2 ha/HK. Prestasi karyawan rata-rata adalah 730 kg/HK. Prestasi penulis adalah 365 kg/HK. Kegiatan pelangsiran dan penaburan pupuk di Gunung Kemasan Estate dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Kegiatan Pelangsiran dan Penaburan Pupuk
29 Supervisi. Supervisi dilakukan oleh mandor until, mandor pupuk, mandor satu, asisten divisi dan manager. Tujuannya adalah untuk menjaga agar teknik dan kualitas hasil pemupukan yang dilakukan sesuai dengan standar operasional yang ditentukan kebun dan tidak terjadi kecurangan atau pencurian pupuk oleh tenaga kerja. Supervisi yang baik akan menjamin tidak ada untilan yang tercecer di jalan, semua tanaman terpupuk dengan dosis dan takaran yang tepat, sebaran pupuk merata, tidak ada untilan yang tercecer atau tertinggal di blok, dan semua karung bekas untilan dibawa dan disusu rapi di gudang. Supervisi dilakukan dengan mengawasi dan melihat semua proses mulai dari penguntilan sampai penataan karung bekas aplikasi di gudang. Salah satu kegiatan supervisi yang dilakukan oleh asisten di Gunung Kemasan Estate dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Kegiatan Supervisi Pemupukan oleh Asisten Kebun Manajemen Karung. Manajemen karung penting untuk mengetahui jumlah untilan yang dihasilkan dan yang diaplikasikan di lapang. Dengan demikian dapat diketahui selisih pupuk yang dibawa ke lapangan dan pupuk yang diaplikasikan. Karung yang dipakai untuk untilan berasal dari karung bekas pemupukan semester sebelumnya. Bekas karung yang dipakai pada semester ini akan digunakan untuk wadah untilan semester berikutnya. Karung bekas pemupukan dibawa dari dalam blok ke jalan koleksi oleh penabur. Karung tersebut kemudian digulung setiap 10 karung dan dikumpulkan di jalan utama. Pekerjaan ini dilakukan oleh dua orang dan diambil dari tenaga pengecer atau penabur secara bergiliran. Karung yang telah dikumpulkan di jalan
30 utama kemudian diangkut ke gudang untuk dihitung. Kegiatan pengumpulan karung dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Kegiatan Pengumpulan Karung Bekas Aplikasi Pupuk Dalam menerapkan sistem BMS, Gunung Kemasan Estate memberikan penghargaan dan sanksi bagi karyawan pemupukan. Penghargaan diberikan kepada karyawan yang telah melakukan pekerjaan dengan baik dan sesuai berupa premi harian. Penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan akan diberi peringatan dan dikenai sanksi. Peringatan yang diberikan adalah berupa teguran secara lisan, teguran secara tertulis, surat peringatan pertama, surat peringatan kedua, dan surat peringatan ketiga. Jika setelah diberikan surat peringatan ketiga penyimpangan masih tetap dilakukan, maka karyawan tersebut akan dikenakan sanksi. Sanksi yang dikenakan didasarkan pada tingkat kesalahan dan kesesuaian pekerjaan seperti dituangkan pada Tabel 4. Pada pelaksanaannya, pemberian denda jarang dilakukan karena para karyawan sudah memperbaiki penyimpangan yang dilakukan hanya dengan satu atau dua kali peringatan. Tabel 4. Denda pada Aplikasi Pemupukan di Gunung Kemasan Estate Jabatan
Denda Berdasarkan % Kesesuaian 100
80 < x < 100
60 <x < 80
40 < x < 60
20 < x < 40
<20
Mandor ecer/tabur
0
20
40
60
80
100
Kerani langsir
0
20
40
60
80
100
Tenaga ecer/tabur
0
20
40
60
80
100
Sumber: Kantor Besar Gunung Kemasan Estate (2008)
31 Kastrasi. Kastrasi pada kelapa sawit adalah pembuangan bunga betina pertama (bunga pasir) yang masih mempunyai remdemen minyak rendah dan muncul pada saat peralihan tanaman TBM menjadi TM. Tujuan kastrasi adalah untuk menyiapkan produksi selanjutnya, sanitasi tanaman dan merangsang pertumbuhan tanaman. Kastrasi dilakukan setelah tanaman berumur 18 bulan. Pekerjaan ini dilakukan oleh karyawan perawatan dengan menggunakan dodos dan parang. Pasar rintis, jalan angkong, dan TPH belum terbentuk dalam blok tersebut. Buah yang sudah diturunkan harus dilangsir ke Collection Road. Tidak ada norma standar kebun untuk pekerjaan ini dan tidak ada sistem premi buah. Pekerjaan kastrasi di Gunung Kemasan Estate dilakukan bersamaan dengan penunasan dan sanitasi (buka piringan dan goleran). Prestasi karyawan dalam melakukan kastrasi dan penunasan adalah 25 tanaman/HK. Prestasi penulis dalam melakukan pekerjaan tersebut adalah 20 tanaman/HK. Tunas. Metode penunasan yang dipakai di Gunung Kemasan Estate adalah Progressive Pruning (penunasan progresif), yaitu pekerjaan penunasan dilakukan oleh pemanen bersamaan dengan pekerjaan panen. Jadi tanaman yang ditunas hanyalah tanaman yang dipanen saja. Metode ini bertujuan untuk menurunkan biaya, kondisi tunasan lebih terjaga, menumbuhkan rasa memiliki ancak oleh pemanen, memudahkan pekerjaan potong buah dan menekan losses brondolan pada ketiak daun. Pembayaran penunasan progresif dilakukan setiap 4 bulan dengan harga Rp 400,-/tanaman/tahun. Penunasan dilakukan dengan cara menjaga jumlah pelepah standar pada tanaman yang dipanen. Pelepah standar pada kelapa sawit adalah 48—56 pelepah/tanaman. Pada tanaman sisip, penunasan dan kastrasi dilakukan oleh tenaga perawatan dan masuk dalam pekerjaan konsolidasi. Prestasi pemanen dalam melakukan penunasan tanaman adalah sejumlah tanaman yang dipanen pada hari itu. Pelepah yang tidak ditunas atau sengkleh karena tidak terpotong dengan sempurna akan dikenai denda. Denda tersebut dipotongkan pada premi yang didapat pada hari itu. Konsolidasi ancak. Konsolidasi ancak merupakan pekerjaan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di dalam blok. Masalah di dalam blok yang sering muncul adalah hilangnya titian, tumbuhnya kembali gulma-gulma
32 berkayu sehingga gawangan tidak bisa dilewati oleh pekerja, tanaman sisip yang belum ditunas atau dikastrasi dan tanaman sawit yang dirambati oleh gulma ―goleran‖ . Goleran adalah gulma yang tumbuh merambat dan melilit tanaman lain. Masalah-masalah tersebut akan mengganggu pekerjaan pemeliharaan dan panen. Konsolidasi ancak dilakukan oleh tenaga perawatan dengan jumlah karyawan rata-rata 2 HK tiap jenis pekerjaan. Konservasi lahan. Konservasi lahan merupakan segala bentuk kegiatan yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sebagai tempat tumbuh tanaman sehingga dapat berproduksi secara maksimal. Jenis konservasi tanah yang dilakukan di Gunung Kemasan Estate meliputi pemanfaatan sisa-sisa tanaman (pelepah) dan pembuatan silt pit. Perumpukan Pelepah (Frond Stalking). Pekerjaan merumpuk pelepah merupakan bagian dari penunasan progresif (progressive pruning) yang dilakukan oleh pemanen. Perumpukan pelepah dilakukan tanaman per tanaman sebelum buah diturunkan. Pelepah dirumpuk melintang di gawangan mati membentuk huruf ―U‖ dengan ujung pelepah diletakkan di ujung gawangan mati dan pangkal pelepah berada di tengah gawangan mati. Pada lahan yang agak miring rumpukan pelepah disusun melintang di antara tanaman kelapa sawit. Rumpukan pelepah tersebut berfungsi untuk menahan aliran permukaan, menjaga kelembaban tanah, memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, sebagai penambah bahan organik tanah, dan menekan pertumbuhan gulma di gawangan mati. Pembuatan Silt Pit. Silt pit adalah parit kecil berbentuk balok berukuran 60 cm x 60 cm x 4 m yang dibuat di lahan miring. Tujuan pembuatan silt pit adalah untuk menahan laju aliran permukaan dan pupuk yang terlarut di dalamnya sehingga erosi dan kehilangan pupuk dapat dikurangi. Pembuatan siltpit dilakukan oleh tenaga borongan. Letak silt pit dapat berada di gawangan mati, gawangan hidup, atau kaki lima, tergantung dari kondisi dan arah lereng. Aplikasi limbah pabrik. Limbah PKS dalam hal ini adalah segala sesuatu yang keluar dari hasil pengolahan TBS menjadi minyak CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil). Limbah yang keluar dari PKS berbentuk padat dan cair. Limbah padat yang keluar adalah janjangan kosong (23%—25% dari TBS
33 yang diolah), sabut, dan cangkang. Limbah cair yang dihasilkan adalah effluent (50% dari TBS yang diolah). Limbah padat berupa 1 ton janjangan kosong (JJK) setara dengan 6 kg urea, 1.5 kg TSP, 16 kg MOP dan 3 kg Kieserit. JJK ini diaplikasikan dengan cara dihamparkan pada gawangan mati. Dosis yang digunakan adalah 200 kg/tanaman. JJK harus dihamparkan satu lapis. Tidak boleh ada janjangan yang disususn bertumpuk karena dapat menjadi tempat pertumbuhan hama Orictes rhinoceros. Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah unit pengangkut JJK, tongkat penanda, paku, angkong, dan gancu. JJK diangkut oleh unit pemanen dari PKS menggunakan loader. JJK kemudian ditumpahkan pada tanda yang sudah ditancapkan oleh mandor aplikasi sebelumnya. Mandor aplikasi kemudian mencatat tonase JJK pada tongkat aplikasi tersebut. JJK yang sudah dicatat tonasenya kemudian diaplikasi oleh tenaga borongan. Pekerja memindahkan JJK dari CR ke dalam blok menggunakan angkong. Satu angkong dapat diisi 10 - 15 JJK tergantung dari ukuran JJKnya. Aplikasi JJK dilakukan dengan menghamparkannya di gawangan mati dengan dosis 200 kg/tanaman. Perawatan jalan dan jembatan. Perawatan jalan dan jembatan sangat penting dalam menjaga kelancaran pengiriman buah ke PKS dan menghindari penurunan mutu buah akibat adanya buah restand di dalam blok atau unit. Pekerjaan ini dilakukan oleh karyawan perawatan atau alat berat. Pekerjaan rawat jalan dan jembatan meliputi pengurasan dan pemberian batu pada jalan becekan, perataan dan pengerasan jalan, pembuatan parit di tepi jalan, penunasan pasar, perbaikan titian yang rusak, pembuatan titian yang hilang dan pemasangan titi betina. Tidak ada norma baku dalam melakukan pekerjaan ini. Sensus pokok. Sensus tanaman adalah pekerjaan menghitung tanaman normal/produktif, tanaman sisip, tanaman non produktif/non valuer, tanaman kosong, tanaman mati, parit, sungai dan daerah rendahan pada suatu blok. Sensus tanaman dilakukan setiap akhir tahun oleh karyawan perawatan. Prestasi karyawan dalam melakukan pekerjaan ini adalah 7.5 ha/HK. Prestasi penulis adalah 7.5 ha/HK.
34 Di setiap blok, sensus tanaman dimulai dari arah barat daya menuju ke timur kemudian berbelok ke utara dan masuk kembali ke selatan. Alat-alat yang digunakan adalah kertas blanko, pencil warna (merah dan biru), serta ballpoint. Dari sensus tanaman ini dapat diketahui tanaman produktif sebagai dasar perhitungan kebutuhan tenaga kerja, pusingan, hektar target, dan lain-lain.
Panen Panen adalah pekerjaan menghitung buah, memotong tandan buah masak, memotong
pelepah,
memungut
brondolan,
merumpuk
pelepah
dan
mengumpulkannya di TPH serta mengangkut TBS dari TPH ke PKS. Pekerjaan ini dilakukan oleh penyensus, pemanen, pemuat dan sopir unit. Tujuan panen adalah untuk mendapatkan output yang sebanyak banyaknya dengan tetap menjaga kualitas. Selain itu, panen juga bertujuan untuk sanitasi pohon sehingga bebas dari hama dan penyakit serta mempertahankan produktivitas tanaman. Pekerjaan panen sangat diperhatikan di Gunung Kemasan Estate. Pengecekan hancak tidak saja dilakukan oleh asisten masing-masing divisi tetapi melibatkan asisten dari kebun lain. Dengan demikian terdapat penilaian yang lebih objektif dan seragam tentang kualitas panen di masing-masing kebun. Kebun kelapa sawit Gunung Kemasan Estate mengunakan sistem panen yang disebut Block Harvesting System (BHS). BHS merupakan sistem potong buah yang terkonsentrasi dengan pergerakan teratur dan sistematis dengan target penyelesaian satu seksi panen adalah satu hari untuk menjamin kesinambungan penyelasaian hancak di hari berikutnya. Beberapa kemandoran (2 - 3 mandor) yang tergabung dalam satu gang panen akan menyelesaiakan seksi dengan titik awal dan arah gerakan yang sama. Masing-masing tenaga potong buah dan mandor mendapatkan hanca yang tetap pada setiap blok. Penyelesaian hancak dilakukan blok per blok. Rotasi panen adalah selang waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai dengan panen berikutnya pada hancak yang sama. Gunung Kemasan Estate menggunakan pusingan normal 9 hari dengan membagi areal TM menjadi 6 seksi panen (dari A sampai F) dan dipanen dari hari Senin sampai Sabtu.
35 Buah kelapa sawit dikatakan telah cukup matang dan layak dipanen apabila telah membrondol jatuh ke dalam tanah alami sebanyak 2 brondolan per kilogram bobot janjang (Pahan, 2006). Kriteria tersebut membuat pemanen kesulitan dalam menentukan kemasakan suatu buah karena mereka harus memperkirakan kilogram buah yang akan dipanen dan menghitung brondolan di piringan. Oleh karena itu Gunung Kemasan Estate menetapkan bahwa buah yang harus dipanen adalah buah yang sudah membrondol alami di piringan minimal 5 brondolan. Alat-alat yang digunakan untuk panen di Gunung Kemasan Estate antara lain dodos, kapak, egrek, parang, angkong, gancu, batu asah, dan karung. Dodos merupakan alat yang digunakan untuk memotong tandan buah kelapa sawit pada tanaman yang pendek atau sisipan. Kapak digunakan untuk memotong gagang yang terlalu panjang ketika buah di TPH. Egrek digunakan untuk memotong tandan buah kelapa sawit pada tanaman tinggi. Gancu adalah alat yang digunakan untuk memudahkan pemindahan atau pengangkutan tandan buah dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain itu gancu juga berguna sebagai alat untuk menaikan buah ke dalam angkong. Batu asah digunakan untuk menajamkan mata egrek, kapak, dan dodos. Karung goni digunakan untuk wadah brondolan. Pekerjaan
panen
mencakup
pekerjaan
kutip
brondolan.
Teknis
pelaksanaannya adalah brondolan dikutip/dipungut satu-satu dan dimasukkan ke dalam karung. Brondolan kemudian diletakkan di TPH dalam karung-karung. Jika kondisi piringan bersih dari gulma dan serasah, pembrondol dapat menggaruk terlebih dahulu brondolan yang tersebar di sekitar piringan untuk kemudian dimasukkan ke karung. Dalam mengutip brondolan pekerja harus mengupayakan agar brondolan yang dikutip bebas dari kontaminasi tanah, gulma, serasah atau brondolan hitam. Prestasi kerja penulis dalam pekerjaan ini adalah 175 kg/HK. Brondolan yang dikutip oleh pengutip tidak dihamparkan di TPH tetapi dimasukkan ke dalam karung goni yang dibawa dari kantor divisi. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pekerjaan muat dan mempermudah krani panen dalam menaksir bobot brondolah yang dihasilkan dalam satu TPH. Brondolan yang terkontaminasi akan terlihat setelah pemuat memindahkan brondolan ke karung yang dihamparkan sebelum dimuat ke dalam unit.
36 Gunung Kemasan Estate menerapkan sistem basis borong, premi siap borong dan premi lebih borong dalam pemberian premi. Basis borong adalah jumlah TBS yang harus didapat oleh pemanen dalam kegiatan panen pada hari itu agar mendapatkan premi siap borong. Jika jumlah TBS yang dipanen oleh pemanen melebihi dari basis yang ditentukan, maka pemanen akan mendapatkan premi lebih borong. Nilai premi siap borong, basis borong dan lebih borong panen di Gunung Kemasan Estate disajikan dalam Tabel 5.
4000
6500
Lebih Borong
2000
Basis Jum‘at P1 P2
6500
Basis Basis P0 Borong Jum‘at Picker
4000
Tahun Tanam
Basis Borong Cutter P0 P1 P2 2000
Divisi
Tabel 5. Premi Siap Borong, Basis Borong, dan Lebih Borong Berdasarkan Divisi, Tahun Tanam, dan BJR di Gunung Kemasan Estate
1989
80
95
110
175
71%
57
67
78
350
50
1990
90
105
120
175
71%
64
75
85
325
50
1991
105
120
135
175
71%
75
85
96
300
50
I 1992
125
140
155
175
71%
89
99
110
300
50
1993
125
140
155
175
71%
89
99
110
300
50
1998
175
200
225
175
71%
124
142
160
200
50
2000
165
190
215
175
71%
117
135
153
200
50
1991
100
115
129
175
71%
71
82
92
325
50
1992
120
137
154
175
71%
85
97
109
300
50
II 1993
165
189
212
175
71%
117
134
151
300
50
1998
175
200
225
175
71%
124
142
106
200
50
2000
165
189
212
175
71%
117
134
151
200
50
1990
90
105
120
175
71%
64
75
85
325
50
1991
105
120
135
175
71%
75
85
98
300
50
1992
110
125
140
175
71%
78
89
99
300
50
III 1993
105
120
135
175
71%
75
85
96
300
50
1996
120
137
154
175
71%
85
97
109
250
50
1998
130
149
167
175
71%
92
106
119
200
50
2000
120
137
154
175
71%
85
97
109
250
50
Sumber: Kantor Besar Gunung Kemasan Estate (2008)
Cutter Picker
37 Pelaksanaan Manajemen Kebun
Pendamping Mandor Mandor adalah karyawan non-staf yang langsung berhubungan dengan karyawan di lapangan. Selain bertugas mengawasi karyawan dan membuat laporan mengenai pekerjaan yang dilakukan, mandor juga harus mampu menerjemahkan instruksi-instruksi dari asisten ke dalam bahasa yang dapat dipahami oleh karyawan. Mandor juga mempunyai peranan penting dalam memberikan motivasi kepada karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan norma kebun. Pendamping Mandor Satu. Kegiatan penulis sebagai mandor satu dilakukan selama 6 hari. Kegiatan yang dilakukan adalah mengatur, mengontrol, dan mengganti mandor yang tidak masuk kerja. Bersama mandor satu penulis juga melakuka cek pasar tengah dan jembatan yang baru dibangun. Kegiatan lainnya adalah melakukan wawancara tentang masalah-masalah kebun. Mandor satu bersama-sama asisten melakukan kontrol pada setiap pekerjaan yang dilakukan pada hari itu. Pekerjaan karyawan yang pertama kali dikontrol adalah perawatan. Pekerjaan perawatan mendapat pengawasan 50% dan dikerjakan sampai sekitar pukul 14.00. Setelah itu pekerjaan panen dikontrol dengan pengawasan 50% sampai semua karyawan dan mandor selesai melakukan pekerjaan. Kontrol pada panen dilakukan dengan memeriksa kualitas ancak, kualitas buah dan brondolan, serta ketersediaan dan keadaan unit pengangkut TBS. Mandor satu bertanggung jawab atas ketersediaan unit untuk mengantar karyawan ke tempat kerjanya masing-masing. Mandor satu juga bertanggung jawab atas kelancaran dan ketersediaan sarana dan prasarana kerja. Pendamping Mandor Pupuk. Kegiatan ini penulis lakukan selama 2 hari. Kegiatan yang dilakukan adalah membantu dalam kegiatan pengeceran pupuk sampai dengan pengotrolan karung bekas aplikasi. Pendamping Mandor Pengendalian Gulma. Mandor pengendalian gulma terdiri dari mandor pengendalian gulma di piringan-pasar rintis dan mandor
38 pengendalian gulma gawangan. Kegiatan ini penulis lakukan masing-masing selama 7 hari. Kegiatan yang dilakukan adalah pengecekan dan absen karyawan yang berangkat, pemeliharaan peralatan semprot, pengancakan, pengecekan hasil semprotan, serta ikut dalam pembuatan laporan kerja.seorang mandor semprot harus mengawasi secara intensif pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan agar tidak terjadi pembengkakan dosis yang akan mengurangi hektar cover yang didapat hari itu. Pendamping Mandor Panen. Kegiatan penulis sebagai pendamping mandor panen dilakukan selama 6 hari. Kegiatan yang dilakukan adalah mengabsen pekerja yang masuk, turut serta dalam pemberian instruksi sebelum pekerja berangkat ke lapangan, pemeriksaan ancak dan pemberian tanda ancak baru. Pendamping Krani Panen. Kegiatan sebagai pendamping krani panen penulis lakukan selama 6 hari. Kegiatan yang dilakukan adalah menghitung buah matang, buah mentah, buah under ripe dan buah busuk serta menaksir bobot brodolan yang dikeluarkan oleh pemanen ke TPH. Hanya buah yang matang yang diterima dan dikirim ke PKS. Setiap buah mentah dan under yang dipanen oleh pemanen akan dikenai denda. Pendamping Mandor I. Kegiatan sebagai pendamping mandor satu penulis lakukan selama 11 hari. Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan kontrol terhadap pekerjaan mandor-mandor dan karyawan, melakukan cek ancak, memantau pekerjaan borongan dari luar kebun, serta memeriksa Buku Kerja Mandor (BKM).
Pendamping Krani Divisi Kegiatan penulis sebagai pendamping krani divisi dilakukan selama 7 hari. Kegiatan yang dilakukan adalah mengisi absensi kerja, membuat laporan produksi harian, pembuatan laporan bulanan, pembuatan laporan prestasi kerja, pelaporan produksi harian lewat radio dan pengisian Laporan Penerimaan Buah.
39 Pendamping Asisten Divisi Kegiatan penulis sebagai pendamping asisten divisi dilakukan selama 10 hari. Kegiatan yang dilakukan adalah mengerjakan administrasi kantor divisi, pemberian pengetahuan dan penjelasan kepada pekerja dan melakukan kontrol pekerjaan di lapangan. Administrasi kantor yang dikerjakan seperti laporan produksi dan biaya, Permintaan Dana Operasional (PDO) dan membuat rencana jangka pendek, menengah dan panjang untuk divisi. Asisten adalah karyawan staf yang memimpin semua kegiatan di divisinya. Asisten divisi dalam mencapai target yang ditetapkan dibantu oleh mandor dan krani divisi. Asisten divisi bertanggungjawab kepada Estate Manager. Tugas dan tanggung jawab asisten divisi meliputi beberapa fungsi manajemen. Fungsi perencanaan dilaksanakan dengan membuat rencana harian, bulanan dan tahunan tentang semua pekerjaan yang akan dilakukan. Rencana pekerjaan dibuat berdasarkan Budget dari Gunung Kemasan Estate. Asisten divisi dengan dibantu oleh krani divisi membuat rencana kerja tahunan. Rencana kerja bulanan dan harian dibuat berdasarkan rencana kerja tahunan dengan perincian tentang alat, bahan, jumlah tenaga kerja dan waktu. Fungsi pengorganisasian dilakukan dengan adanya pembagian kerja sehingga setiap orang dalam divisi mempunyai tanggungjawab dan wewenang masing-masing. Fungsi koordinasi dilakukan oleh asisten divisi dengan jajaran staf dan non-staf. Koordinasi dengan staf dilakukan di kantor besar Gunung Kemasan Estate pada waktu-waktu tertentu. Koordinasi dengan jajaran non-staf (mandor) dilaksanakan setiap apel pagi di kantor divisi. Koordinasi juga dilakukan dengan pabrik dan kebun-kebun sepupu. Fungsi pengarahan dilakukan oleh asisten divisi dengan memberikan pengarahan kerja kepada mandor atau karyawan secara langsung serta memberikan motivasi kerja baik secara langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan prestasi dan memberikan hasil yang terbaik. Fungsi pengawasan dilakukan dengan mendatangi setiap pekerjaan di lapangan, memberikan teguran atau sanksi atas kesalahan mandor atau karyawan, serta memeriksa secara rutin buku kerja mandor.