PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Kegiatan magang yang dilakukan terdiri dari aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yaitu melakukan kegiatan teknis di lapangan selama menjadi karyawan harian. Aspek manajerial yaitu melakukan kegiatan sebagai supervisor untuk mempelajari manajerial dan sistem administrasi kebun. Dalam pelaksanaan magang selalu diarahkan oleh manajer kebun, asisten divisi, kasie kebun, mandor I, krani divisi, mandor pupuk, mandor chemist (semprot), mandor perawatan, mandor panen, dan krani panen.
Pelaksanaan Teknis Penulis melakukan kegiatan teknis dengan menjadi Karyawan Harian Lepas (KHL), pendamping mandor, dan pendamping asisten. Pelaksanaan kegiatan dimulai dari mengikuti apel pagi pukul 04.45 WIB. Pada apel pagi dijelaskan untuk kegiatan hari itu dimasing-masing kemandoran dengan terlebih dahulu melakukan absensi. Apel dipimpin oleh asisten divisi atau mandor I. Semua pekerjaan selesai pada pukul 13.25 WIB dengan waktu untuk istirahat antara pukul 10.00-10.30 WIB. Pekerjaan teknis yang dilakukan penulis meliputi pemupukan, pengendalian hama/penyakit
dan gulma, aplikasi janjang kelapa
sawit, dan pemanenan.
Pengendalian Hama, Penyakit Tanaman dan Gulma Pengendalian Hama Kegiatan pengendalian hama penting dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit dan sanitasi kebun. Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan pestisida nabati untuk mengendalikan ulat api. Kebun BKLE menanam tanaman Turnera ulmifolia dan Neprolephis biserata untuk mengendalikan ulat api. Tanaman ini adalah inang bagi predator hama ulat api. Tanaman Turnera ulmifolia ditanam disepanjang jalan utama dan jalan antar blok. Pengendalian kumbang tanduk dilakukan dengan cara membuat perangkap
20
yang disebut dengan ferotrap. Perangkap ini dipasang di jalan antar blok. Di dalam perangkap ini terdapat bahan kimia yang disebut feromond yang dapat menarik kumbang tanduk jantan datang karena aroma bahan kimia ini seperti zat yang dikeluarkan kumbang tanduk betina, sehingga merangsang kumbang jantan masuk ke dalam perangkap. Pengendalian Gulma Gulma yang banyak ditemukan di kebun BKLE adalah Mikania micranta, Chromolaena
odorata,
Ageratum
conizoides,
Dicrapnotheris
linearis,
Neprolephis biserata, Melastoma malabathricum, dan Clidemia hirta. Khusus untuk gulma Neprolephis biserata dibiarkan hidup pada gawangan mati dan pokok kelapa sawit. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat evaporasi pada tanah sehingga kelembaban tetap terjaga. Pengendalian gulma manual. Pengendalian gulma dengan cara manual dilakukan di gawangan dan piringan. Alat yang digunakan yaitu parang dan golok. Kegiatan pengendalian gulma secara manual di gawangan dilakukan dengan cara membabat atau menebas gulma anak kayu yang ada pada gawangan mati ataupun gawangan hidup. Standar kerja pengendalian gulma secara manual di gawangan adalah 2 HK setiap gawangan (1 ha). Pembabatan dilakukan dengan sistem ancak giring, pembabat akan berpindah dari gawangan yang telah dibabat ke gawangan lain yang belum selesai. Gulma ditebas ± 20 cm dari permukaan tanah. Prestasi kerja gawangan manual 0.5 ha/HK. Kegiatan piringan manual adalah membersihkan gulma yang terdapat pada piringan pokok dan mengutip brondolan hitam agar tidak tumbuh menjadi kentosan serta menarik kacangan yang menutupi tanaman kelapa sawit. Prestasi kerja untuk piringan manual yaitu 0.5 ha/HK. Kegiatan pengendalian gulma manual umumnya dilakukan pada tanaman yang baru menghasilkan, karena pada kondisi ini tanaman memerlukan banyak perawatan dan keadaan piringan yang harus bersih. Kegiatan pengendalian gulma manual dilakukan pada blok M 20 di divisi II. Pembabatan gulma dan piringan manual dilakukan kurang maksimal karena kurangnya tenaga kerja. Selain itu kondisi lahan dan topografi yang sulit untuk dilalui tenaga kerja karena sebagian besar tergenang air, lahan yang penuh rawa,
21 dan lahan yang curam. Di bawah ini adalah gambar kegiatan pengendalian gulma secara manual yang dilakukan karyawan kebun BKLE.
b
a
Gambar 2. Pengendalian Gulma Secara Manual. (Gambar a. Tebas Gawangan; Gambar b. Babat Piringan dan Garuk Kacangan) Pengendalian gulma dengan menggunakan
kimia. Metode ini
menggunakan herbisida, aplikasinya dengan cara disemprotkan langsung pada gulmanya secara merata. Penyemprotan dilakukan pada TBM dan TM kelapa sawit. Pengendalian gulma dilakukan pada gawangan, piringan, TPH, dan pasar pikul. Bahan herbisida yang digunakan untuk pengendalian di gawangan adalah Meta-prima 20 WP (metil metsulfuron) sedangkan pada piringan menggunakan KLEENUP 480 SL (glifosat). KLEENUP 480 SL adalah herbisida purna tumbuh yang bersifat sistemik berbentuk larutan, berwarna coklat muda, digunakan untuk mengendalikan alangalang pada pertanaman kelapa sawit, dan lahan tanpa tanaman serta gulma berdaun sempit. Bahan aktifnya yaitu isopropil amina glifosat 480 g/l atau setara dengan glifosat 356 g/l. Meta-prima 20 WP adalah herbisida pra dan purna tumbuh yang bersifat selektif, berbentuk butiran berwarna putih keabuan yang dapat didispersikan dalam air untuk mengendalikan gulma berdaun lebar, sempit, dan teki pada kelapa sawit. Bahan aktifnya adalah metil metsulfuron 20%. Herbisida ini digunakan untuk mengendalikan Ageratum conyzoides, Clidemia hirta, Synedrella nudiflora, dan Colopogonium mucunoides. Metode pengendalian gulma yang dilakukan di kebun BKLE adalah sistem Blok Spraying System (BSS), yaitu penyemprotan dari blok satu ke blok yang lain. Tim semprot menggunakan TUS (truk untuk semprot) yang memiliki tangki berkapasitas 2,000 liter air. Tim BSS TUS kebun BKLE memiliki 30
22
tenaga kerja dan 2 tenaga pengairan atau pembawa herbisida yang dibagi menjadi 10 Kelompok Kecil Penyemprot (KKP) dan digunakan untuk satu estate. Alat sprayer yang digunakan adalah SA-15 dengan nozel VLV 100 dan VLV 200. Kapasitas sprayer ini yaitu 15 liter. Nozel VLV 100 memiliki flow rate 400-430 ml/menit untuk semprot piringan dan semprot semak sedangkan VLV 200 memiliki flow rate 900-915 ml/menit untuk semprot gawangan. Warna nozel memiliki lebar semprot yang berbeda-beda. Nozel merah memiliki lebar semprot 2 meter dengan flow rate 2,475 ml/menit, nozel biru lebar semprot 1.5 meter dengan flow rate 1,630 ml/menit, nozel hijau lebar semprot 1 meter dengan flow rate 900 ml/menit, nozel kuning lebar semprot 0.5 meter dengan flow rate 680 ml/menit. Penyemprotan piringan, pasar pikul, dan gawangan menggunakan nozel warna merah, hijau, dan biru. Warna biru digunakan untuk semprot alang-alang. Contoh perhitungan volume semprot nozel hijau dengan kecepatan jalan 48 meter/menit adalah: ,
Volume semprot = =
. ,
/ /
= 187,500 ml/menit = 187.5 l/menit
Perlengkapan yang dibutuhkan untuk penyemprot adalah bendera batas ancak, topi, sarung tangan, masker, baju semprot, kacamata, sepatu boot, dan rompi. Peralatan ini sangatlah berguna untuk kesehatan penyemprot karena menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh. Namun pada kenyaatannya banyak tenaga penyemprot yang kurang memperhatikan alat kelengkapan diri tersebut sehingga mengganggu keamanan penyemprotan.
Gambar 3. Pengendalian Gulma Secara Kimia pada Piringan
23 Pengendalian gulma pada piringan, pasar pikul dan TPH dilakukan dengan menggunakan herbisida glifosat (merek dagang KLEENUP 480 SL) dan metil metasulfuron (merek dagang Meta-prima 20 WG). Dosis glifosat adalah 0.3 liter/ha sedangkan metil metsulfuron adalah 0.016 kg/ha. Sebelumnya glifosat sudah dicampur dengan air 1:1 dan metil metsulfuron juga dicampur dengan air 1:10, kemudian dicampur dengan glifosat. Biasanya dosis yang digunakan untuk glifosat 100 cc dan meta prima 30 cc yang diencerkan sesuai dengan volume kap 15 liter. Tangki diisi penuh sehingga dalam satu tangki semprot dapat mengisi hingga 126 kali kap yang bervolume 15 liter. Standar prestasi kerja untuk penyemprotan piringan adalah 3 ha/HK dan untuk semprot gawangan 2 ha/HK. Rotasi kerja semprot yaitu 4 kali setahun.
Pemupukan Pengambilan contoh daun (LSU) Leaf Sampling Unit (LSU) adalah satu unit areal yang digunakan sebagai pengambilan contoh daun dari tanaman yang telah ditetapkan sebagai pokok pengamatan Kesatuan Contoh Daun (KCD) dengan tujuan sebagai contoh yang cukup serta mewakili untuk informasi kesuburan tanah
dan perlakuan yang
diberikan dalam suatu luasan blok. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan status hara tanaman kelapa sawit pada tanaman menghasilkan dalam rangka penyusunan program pemupukan tahunan yang dilakukan oleh Departemen Riset Bumitama Gunajaya Agro Group, menentukan pelepah ke 1 dan 17 dengan tepat yang merupakan tempat pengambilan sample daun dan rachis yang benar. Beberapa ketentuan yang digunakan dalam penentuan pokok yang dijadikan sebagai tanaman contoh adalah: 1. Titik pengamatan diambil dari tanaman yang normal, homogen, dan tidak terkena penyakit tanaman. 2. Selain itu tanaman juga tidak terletak dipinggir jalan dan bangunan. 3. Apabila pokok yang diamati mati maka KCD bergeser satu pokok ke depannya.
24 4. Jumlah blok yang diambil sebagai blok KCD adalah seluruh blok TM yang ada. 5. Jumlah tanaman yang diambil sebagai sampel dalam satu blok /KCD adalah 1 % dari total pokok blok/KCD. Penentuan contoh tanaman diambil dari baris ketiga dari ujung blok tanaman di pinggir jalan utama dan dihitung setiap 10 baris tanaman. Tanaman contoh pertama mulai dari pokok ketiga kemudian selang 10 tanaman sebagai contoh tanaman kedua. Apabila sampai ujung blok tidak sampai 10 baris tanaman maka KCD selanjutnya pindah1-2 tanaman ke dalam blok, kemudian dihitung 10 baris tanaman dari tanaman terakhir. Kemudian tanaman diberi tanda dengan cat biru pada pangkal pelepah untuk semua pengamatan KCD sampai seluruh tanaman dalam satu blok selesai agar tahun berikutnya tidak terjadi kesalahan, tanda tersebut digunakan sampai tanaman diremajakan. Apabila tanaman contoh mati maka KCD adalah tanaman yang letaknya dua pohon di depannya. Kemudian tanaman diberi tanda panah (arah ke atas) artinya memasuki jalur pokok sampel pada pokok pertama jalur masuk dan tanda panah ke arah samping (sesuai arah perpindahan jalur sampel) artinya tanda keluar dari baris tersebut dan pindah ke baris berikutnya pada pokok terakhir saat keluar jalur sampel.
Penanganan contoh daun Sebelum mengambil daun yang digunakan untuk dianalisis dilakukan pengamatan gejala defisiensi (N, K, Mg, B dan Cu) atau kondisi abnormal lainnya pada tanaman saat pengambilan sampel di lapangan dengan ketentuan sebagai berikut : a) Nilai 0 : apabila tanaman di sekitar pokok KCD tidak terdapat tanaman yang mengalami defisiensi, b) Nilai 1 : apabila tanaman disekitar pokok KCD terdapat 1-2 tanaman yang defisiensi, c) Nilai 2 : apabila tanaman disekitar pokok KCD terdapat 3-4 tanaman yang defisiensi, d) Nilai 3 : apabila tanaman disekitar pokok KCD terdapat 5-6 tanaman yang defisiensi. Pengambilan contoh daun dilakukan antara pukul 07.00 s.d 12.00 WIB dan tidak sedang hujan. Pengambilan contoh daun ditentukan pada pelepah ke 17 dengan cara menghitungnya berdasarkan daun pertama (pucuk tajuk) yang telah membuka seluruhnya (100%). Kemudian pelepah ke 17 tersebut diambil dengan
25
egrek/parang/gergaji. Bagian tengah pada pelepah itu digunakan sebagai pengambilan contoh daun. Untuk mengetahui bagian tengahnya dengan cara meraba permukaan pelepah sampai ketemu bagian yang dinamakan “pentil” pada pelepah itu. Selanjutnya satu jengkal dari bagian pentil diambil 12 anak daun yang masing-masing 6 helai daun dari sebalah kanan dan kiri. Contoh dari masingmasing blok dimasukan kedalam kantong plastik dan diberi tanda atau label yang jelas. Plastik dari masing-masing blok jangan sampai tercampur dengan blok lain. Contoh daun dikirim ke bagian research untuk dilakukan analisis.
Gambar 4. Pentil sebagai Acuan Pengambilan Anak Daun Bagian sampel anak daun yang diambil untuk dianalis di laboratorium adalah 1/3 bagian lembar anak daun ke arah pangkal atau kira-kira diiambil 20 cm. Sampel daun jangan sampai kotor karena jatuh ke tanah atau kena cat. Lidi dari sampel daun dilepaskan dari helaian daun dan dibuang. Apabila sampel daun belum dikirim ke laboratorium karena hari libur, maka sampel tersebut jangan di tutup rapat di dalam plastik, kalau cuaca cerah, untuk menghindari proses fermentasi, sampel di jemur atau dioven selama 24 jam dengan suhu 6065°C. Setelah dikeringkan, sampel daun kemudian digiling (dihancurkan) menggunakan alat penggiling daun, selanjutnya dimasukkan kedalam kantong plastik dan diberi label dengan jelas. Sampel daun setiap KCD dibagi menjadi 2 bagian; satu bagian untuk dikirim ke laboratorium tanah dan satu bagian lagi disimpan sebagai file (pertinggal) dan disimpan pada tempat yang kering dan dingin (suhu ruangan 25 °C). Lama penyimpanan file (pertinggal) adalah dua tahun, setelah itu baru dapat dibuang, hal ini untuk mengantisipasi
apabila terjadi kesalahan analisa
(perhitungan) oleh pihak laboratorium, maka dapat dilakukan analisa kembali
26
dengan menggunakan file (pertinggal) yang ada. Kemudian seluruh sampel daun yang telah digiling (dihancurkan) diberi label,
dimasukkan kedalam kantong
plastik besar dan ditutup dengan rapat, di pack (bungkus) dengan rapi untuk dikirim. Sebelumnya harus pastikan bahwa kolom pada blangko isian LSU terisi semua dengan data yang di ambil di lapangan.
Penyimpanan Pupuk Pupuk yang akan diaplikasikan ke lapangan terlebih dahulu disimpan di gudang pupuk. Pada kebun BKLE terdapat dua gudang yaitu di divisi II dan divisi III. Gudang ini masih dibuat dari kayu namun sirkulasi udara dalam ruangan sudah cukup. Pupuk yang diletakan di dalam gudang diberi alas dari kayu agar tidak lembab. Lantai untuk gudang pupuk disemen agar tidak mudah lembab juga. Pupuk ditata rapi di dalam gudang agar memudahkan dalam pengangkutan.
Gambar 5. Penyimpanan Pupuk di Gudang BMS
Tenaga Kerja Pemupukan Jumlah tenaga kerja tim pemupukan adalah 32 orang yang terdiri dari 7 orang penguntil pupuk, 4 orang tenaga bongkar muat, 7 orang tenaga pengecer, dan 14 orang tenaga penabur. Pada kebun BKLE tenaga penabur dan pengecer dibagi menjadi 7 Kelompok Kecil Pemupuk (KKP) yang digunakan untuk satu estate. Satu KKP terdiri dari 1 tenaga pelangsir dan 2 tenaga penabur. Satu anggota KKP tetap menjadi satu tim kecil. Apabila salah satu dari anggota KKP tidak bekerja maka diganti oleh tenaga kerja penguntil. Tenaga kerja bongkar muat selalu bergantian dengan tenaga penguntil dalam hal pembagian kerja. Selain sebagai bongkar muat pupuk, tenaga kerja bongkar muat juga berkewajiban mengumpulkan kembali karung pupuk yang tececer di jalan Collection Road (CR)
27
dan melipatnya per 10 karung dan diletakkan di gudang pupuk kembali. Jika tidak ada pupuk yang diuntil maka semua tenaga kerja akan dikerahkan di lapangan.
Sistem Teknis Pemupukan Teknis pemupukan di kebun BKLE menggunakan disiplin aplikasi pupuk 5T (Tepat Dosis, Tepat Cara, Tepat Tempat, Tepat Waktu, Tepat Jenis dan Administrasi). Penguntilan pupuk. Kegiatan penguntilan dilakukan untuk memudahkan dalam pelangsiran pupuk ke lapang, menjamin agar pupuk yang diaplikasikan tepat dosis, dan menjamin agar pupuk tidak menggumpal. Penguntilan pupuk adalah kegiatan menakar kembali pupuk dari karung sak ke dalam karung untilan agar pupuk yang diapalikasikan tepat dosis sesuai rekomendasi perusahaan. Pupuk yang diuntil didahulukan pupuk yang stok lama. Berat untilan untuk masingmasing pupuk berbeda-beda tergantung standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Pupuk RP dan MOP berat tiap untilannya adalah 16 kg, sedangkan pupuk borat berat tiap untilan10 kg. Karung-karung untilan disusun teratur agar mudah untuk dihitung saat bongkar muat. Prestasi kerja untuk penguntil pupuk RP dan Borat adalah 2 ton/HK. Contoh perhitungan kebutuhan pupuk RP adalah: Pemupukan pada blok K16 (tahun tanam 2007, luas 26.59 ha, dan jumlah pokok 3,042 ). Pupuk diuntil menjadi 16 kg/untilan. Artinya tiap untilan untuk 8 pokok tanaman karena dosisnya 2 kg/pokok. Kebutuhan pupuk yaitu = 3,042 x 2 kg= 6,084 kg. Jumlah pupuk dibutuhkan = 6,084 kg: 50 kg/karung = 122 karung. Jumlah untilan pupuk yang dibutuhan 6,084 kg : 16 kg/untilan =380 untilan.
Gambar 6. Penguntilan Pupuk di Gudang BMS
28 Pengambilan pupuk di gudang. Kegiatan ini dilakukan olen tenaga bongkar muat. Biasanya pengambilan pupuk dilakukan pagi hari ketika apel pagi dan dilakukan oleh 2-4 orang. Teknis pengambilan pupuk terlebih dahulu harus mengetahui berapa ton untuk kegiatan pupuk pada hari itu. Setelah itu dimuat ke dump truck. Kapasitas truck maksimal adalah 7 ton. Jumlah pupuk yang diaplikasikan tiap hari berbeda-beda tergantung tenaga kerja yang ada. Waktu yang diperlukan untuk bongkar muat pupuk ke dump truck adalah 30-45 menit. Norma kerja untuk tenaga bongkar muat yaitu 4 ton/HK. Pelangsiran pupuk. Pelangsiran pupuk adalah kegiatan memindahkan pupuk dari gudang ke tempat aplikasi dengan menggunakan drump truck. Kegiatan ini dilakukan oleh tenaga bongkar muat sebanyak 2 orang. Untilan pupuk yang telah dimasukan ke dalam truck ditempatkan pada pasar pikul. Jumlah untilan yang diletakan disesuaikan dengan dosis per pokok dan jumlah pokok per setengah pasar pikul (dua kali untuk mencari tembusan pasar pikul) yang ada pada blok tersebut sehingga kita mengetahui jumlah untilan yang dibutuhkan. Untilan diletakan di jalan Collection Road (CR) kemudian oleh tenaga pelangsir pupuk diletakan dipasar pikul. Untilan pupuk jangan sampai diletakkan di parit dan pengikat karung untilan jangan sampai lepas untuk menghindari pupuk tercecer di jalan. Tenaga pelangsir pupuk juga akan mengumpulkan kembali bekas karung untilan dan menggulung per 10 karung untuk di bawa ke gudang lagi. Pupuk yang telah dilangsir harus habis diaplikasiakan pada hari itu juga dan jangan sampai ada untilan pupuk yang tertinggal di lahan.
Gambar 7. Pelangsiran Pupuk di Jalan CR Pengeceran pupuk. Kegiatan pengeceran pupuk adalah memindahkan untilan pupuk dari pinggir jalan Collection Road (CR) ke dalam blok. Setiap satu KKP memiliki satu pengecer. Perbandingan pengecer dan penabur pupuk yaitu
29 1:2. Pengeceran pupuk dilakukan dengan cara dipikul atau menggunakan angkong dan diletakkan di pinggir pokok sampai dengan pasar tengah, dengan terlebih dahulu mengetahui dosis per pokok dan berat untilan sehingga kita mengetahui pada selang berapa pokok untilan itu akan diletakan. Bekas karung untilan pupuk dibawa dan diletakkan di jalan CR dan diambil oleh tenaga pelangsir. Penaburan pupuk. Penaburan pupuk dilakukan oleh dua orang tenaga dalam satu KKP. Penabur harus mengetahui dosis pupuk per pokok dan takaran yang disesuaikan untuk bobot masing-masing pupuk. Metode pemupukan RP, MOP, dan kieserite menggunakan sistem tebar membentuk huruf U atau mengikuti sistem penempatan pelepah daun yang disebut U-shape. Tujuan dari penggunaan sistem ini agar pupuk dapat memepercepat pelapukan pelepah yang disusun di gawangan mati. Selain itu juga akar tanaman yang aktif
banyak
dijumpai dibawah tumpukan pelepah daun. Pemupukan borate dilakukan melingkari pokok dan diaplikasikan di piringan dengan jarak 5-8 cm dari pokok sawit. Pupuk Chelated Zinkcoper diaplikasikan dengan cara ditugal empat lubang pada setiap pokok sawit dengan jarak 45-50 cm dari pokok.
Gambar 8. Penaburan Pupuk RP Pengawasan kualitas pemupukan. Kegiatan pengawasan dilakukan oleh mandor pupuk dan asisten divisi dengan tujuan untuk memastikan kegiatan pemupukan sudah berjalan sesuai dengan SOP pemupukan kebun BKLE. Hasil dari pengawasan ini digunakan sebagai bahan evaluasi dan upaya untuk memperbaiki kinerja pemupukan kebun BKLE. Premi Pemupukan. Premi yang dilakukan di kebun BKLE yaitu premi tetap dan premi hari libur. Premi tetap Rp 400,000/bulan untuk mandor pupuk dan Rp 2,500/hari untuk karyawan. Premi hari libur Rp 45,000/hari hadir untuk
30 mandor pupuk dan Rp 36,670 untuk karyawan pupuk. Selain itu juga karyawan akan mendapat extra fooding berupa susu satu kaleng untuk 6 hari.
Pengamatan Ketepatan Dosis Untilan Kegiatan di lapangan yang penulis amati adalah ketepatan dosis saat menguntil pupuk di gudang. Penulis menimbang kembali sampel untilan yang telah diuntil oleh pekerja yaitu pupuk Rock Phospate (RP) dan Borate. Data yang didapatkan dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10. Tabel 9. Ketepatan Dosis Untilan Pupuk RP ∑ TK (orang)
Bobot/Until (kg)
Bobot Rataan (kg)
Ketepatan Dosis (%)
4
16
15.5
96.8
4
16
15.8
98.7
4
16
15.7
98.1
4
16
15.5
96.8 97.6
Rata-rata Sumber: Hasil Pengamatan Lapang (2012)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh persentase ratarata ketepatan dosis penguntilan pupuk RP yaitu 97.6%. Tabel 10. Ketepatan Dosis Untilan Pupuk HGFB ∑ TK (orang)
Bobot/Until (kg)
Bobot Rataan (kg)
Ketepatan Dosis (%)
2
10
9.5
95
5
10
9.7
97
5
10
9.3
93
4
10
9.8
98
Rata-rata
95.7
Sumber: Hasil Pengamatan Lapang (2012)
Hasil pengamatan ketepatan dosis untilan pupuk HGFB diperoleh bahwa persentase rata-rata sebesar 95.7%. Pengamatan ketepatan dosis pemupukan MOP Ketepatan dosis aplikasi di lapangan penting karena tanaman kelapa sawit akan mengalami defesiensi hara apabila kekurangan unsur hara yang dibutuhkan.
31
Dibawah ini hasil pengamatan terhadap ketepatan dosis aplikasi pupuk MOP yang dilakukan di tiga blok. Tabel 11. Ketepatan Dosis Pupuk MOP di Lapangan Blok/
∑ pokok diamati
Dosis/pokok
Dosis tidak
% dosis
Ulangan
(pohon)
(kg)
sesuai (pohon)
tidak sesuai
1
60
1.25
9
15
85
2
60
1.25
12
20
80
3
60
1.25
8
13.33
86.67
Rata-rata
9.67± 2.08
% tepat dosis
83.89
Sumber: Hasil Pengamatan Lapang (2012)
Hasil pengamatan diperoleh untuk rata-rata ketepatan dosis pemupukan di lapangan sebesar 83.89% dari rekomendasi yang telah ditetapkan untuk per pokok tanaman. Pengamatan Ketepatan Aplikasi Pemupukan RP Aplikasi penaburan pupuk berpengaruh terhadap persentasi pupuk yang diserap oleh tanaman. Penulis melakukan pengamatan ketepatan aplikasi pupuk RP pada satu blok. Ketepatan diamati dari kondisi penyebaran pupuk dan jarak taburnya. Hasil pengamatan terhadap ketepatan aplikasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 100
Persentase
95 90 85 80 75
Tenaga Penabur Sumber: Pengamatan Lapang (2012)
Gambar 9. Grafik Pengamatan Ketepatan Aplikasi Pemupukan RP Blok L23 Gambar diatas menunjukan bahwa rata-rata ketepatan aplikasi pupuk RP yang penulis amati mempunyai nilai ketepatan sebesar 93%.
32 Pengamatan Prestasi Tenaga Kerja Pemupuk Prestasi tenaga kerja pemupuk sangat berpengaruh terhadap tingkat efesiensi pemupukan. Semakin efisien dalam kegiatan pemupukan maka dapat meningkatkan kualitas pemupukan dari tenaga kerja. Hasil pengamatan terhadap prestasi tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Prestasi Tenaga Kerja Pemupuk Jenis
Dosis/pokok
Jumlah pupuk
Standar
Tenaga kerja
Prestasi
Tanggal
pupuk
(kg)
diaplikasi (kg)
(kg)
(orang)
kerja (kg/HK)
21/02/12
RP
2 kg
10,000
600
15
666.67
23/02/12
RP
2 kg
10,000
600
15
666.67
24/02/12
RP
2 kg
8,117
600
15
541.13
05/03/12
MOP
1.25 kg
4,000
550
7
571.42
07/03/12
MOP
1.25 kg
4,534
550
9
503.77
08/03/12
MOP
1.25 kg
4,793
550
9
532.55
Sumber: Hasil Pengamatan Lapang (2012)
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap prestasi kerja tenaga penabur diperoleh rata-rata untuk pemupukan RP sesuai dengan standar kebun tetapi untuk pemupukan MOP ada yang belum sesuai dengan standar kebun. Pengamatan Gejala Defesiensi Hara Ketersediaan hara dalam tanah yang rendah dapat mengakibatkan tanaman mengalami defesiensi hara. Apabila tanaman mengalami defesiensi hara akan mengurangi hasil produksi buah yang dihasilkan. Di bawah ini tabel hasil pengamatan gejala defesiensi hara pada kebun BKLE. Tabel 13. Pengamatan Gejala Defesiensi Hara Kebun BKLE Ulangan
∑ pokok
∑ pokok
diamati
defesiensi
(pohon)
(pohon)
Defesiensi Hara (pohon) N
P
K
Mg
B
1
330
245
124
24
63
2
32
2
330
273
95
14
103
32
29
3
330
271
139
25
82
7
18
Total
990
789
358
63
248
41
79
119.33±22.3
21±6.08
82.67±20.00
13.67±16.07
26.33±7.37
36.16
6.36
25.05
4.14
7.98
Rata-rata %
79.69
Sumber: Pengamatan Lapang (2012)
33
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis terhadap gejala defesiensi hara diperoleh jumlah persentase tanaman terdefesiensi pada kebun BKLE yaitu sebanyak 79.69%. Pengamatan Ketepatan Tempat Pemupukan Rock Phospate Pengamatan ketepatan tempat dilakukan untuk mengetahui tingkat kemerataan pupuk dan lokasi tempat pupuk ditebar. Lokasi penebaran dapat mempengaruhi tingkat keefektifan penyerapan unsur hara oleh tanaman. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Pengamatan Ketepatan Tempat Pemupukan RP Ulangan
Jumlah Pengamatan (pohon)
Distribusi pupuk
Lokasi penebaran
Terpupuk (pohon)
Tidak terpupuk (pohon)
Susunan Pelepah (pohon)
Piringan (pohon)
Gawangan (pohon)
Susunan Pelepah dan Gawangan (pohon)
Susunan Pelepah dan Piringan (pohon)
1
60
59
1
43
3
4
2
7
2
60
58
2
41
1
7
4
5
3
60
60
0
52
0
1
3
4
Total
180
178
3
136
4
12
9
16
98.8
1.2
76.7
2.3
6.7
5.2
9.1
%
Sumber: Pengamatan Lapang (2012)
Hasil pengamatan terhadap ketepatan tempat untuk pemupukan RP yaitu sebanyak 76.7% telah sesuai pada tempatnya yaitu disusunan limbah pelepah.
Aplikasi Janjang Kosong Kelapa Sawit Aplikasi janjang kosong (jangkos) bertujuan untuk konservasi tanah, menurunkan temperatur tanah, mempertahankan kelembaban tanah, mengurangi losses nutrisi melalui proses pencucian dan aliran permukaan atau menjaga terjadinya erosi tanah, dan menambah unsur hara pada tanaman kelapa sawit karena sebagai pupuk organik.
Selain itu dapat meningkatkan efektifitas
pemupukan dan sumber hara tambahan terutama kalium. Janjang kosong merupakan hasil limbah dari pabrik pengolahan kelapa sawit yang berasal dari stasiun perebusan dan stasiun pemipilan. Komposisi nutrisi yang terkandung dalam janjang kosong sawit disajikan pada tabel 15.
34
Tabel 15. Komposisi Kandungan Nutrisi Janjang Kosong Sawit Unsur Hara
Kadar Hara dalam JJK
Sebanding dengan Pupuk
(kg/ha/tahun)
per Ton JJK
N
Nitrogen
5.4
8.0 kg Urea
P
Phosphorus
0.4
2.9 kg RP
K
Kalium, Potasium
35.3
18.3 kg MOP
2.7
5.0 kg Kieserit
Mg Magnesium Sumber: SOP BGA (2012)
Rata-rata 1 ton JJK mengandung unsur hara utama sebanding dengan 8 kg urea, 2.9 kg RP, 18.3 kg MOP, 5 kg kieserit. Cara aplikasi janjang kosong di kebun BKLE dilakukan secara manual pada Divisi II. JJK diangkut dari PKS setelah mengantar TBS dan diletakan di pinggir jalan Collection Road (CR). Satu truk berisi sekitar 7 ton JJK. Alat yang digunakan untuk aplikasi yaitu tandu dan gancu. Tenaga kerja yang digunakan untuk satu tumpukan atau 7 ton JJK yaitu 2 orang. Aplikasi JJK dilakukan dengan rotasi 1 tahun sekali pada lahan yang sama. Dosis aplikasi JJK yaitu 27 ton/ha atau ± 200 kg/pokok ( 1 ha 136 pokok). Berdasar kalibrasi untuk bobot 1 tandu adalah 50 kg sehingga 1 pokok diperkirakan di butuhkan 4-5 tandu. Aplikasinya disusun pada sisi susunan pelepah berbentuk kotak atau di gawangang mati. Penebaran JJK satu lapis untuk menghindarkan berkembangnya hama Oryctes rhinoceros. Prestasi kerja untuk aplikasi JJK yaitu ±3,000 kg/HK.
Gambar 10. Aplikasi Janjang Kosong TBS
Pemanenan TBS Panen adalah kegiatan dari mulai pemotongan TBS, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, pengangkutan tandan dan brondolan ke TPH, dan
35 pengangkutan tandan dan brondolan ke PKS. Faktor yang menentukan keberhasilan panen adalah kesiapan sarana dan prasarana, kriteria kematangan tandan, dan manajemen panen (rotasi, sistem panen). Pada kebun BKLE ini menerapkan sistem BHS (Block Harvesting System). Persiapan panen Persiapan panen dimulai dari kondisi prasarana dari lapangan sampai dengan ke pabrik pengolahan. Sarana jalan yang memadai akan meningkatkan kinerja karyawan sehingga produksi akan tetap meningkat. Selain itu yang harus diperhatikan adalah: 1. Pasar pikul, jalan ini dibuat dengan interval 2 baris tanaman 1 jalan pikul dan lebar 1.2 m. Jalan pikul harus tetap dalam kondisi bersih agar proses pengangkutan TBS dari piringan pohon ke TPH berjalan baik. Pembuatan jalan ini dengan menggunakan manual atau mekanik. 2. Titi panen, beton atau kayu yang digunakan pemanen untuk menyebrang parit dalam mengangkut buah dari piringan ke TPH. 3. Pasar tengah, jalan di tengah-tengah blok yang memotong jalan pikul untuk mempermudah pengecekan oleh asisten. Jalan ini harus selalu dalam kondisi bersih. 4. Pasar kumis, jalan yang memotong ujung gawangan untuk mengarah ke TPH dengan lebar 1.2 m. 5. TPH (Tempat Pengumpulan Hasil), setiap 3 pasar pikul dibuat 1 TPH dengan ukuran 4 m x 6 m. Tempat ini harus selalu bersih dan sebaiknya dibuat secara permanen. Peralatan panen Peralatan yang digunakan dalam kegiatan panen dapat dilihat pada Tabel 16.
36 Tabel 16. Peralatan Panen Kebun BKLE No
Alat
Fungsi
1
Dodos
memotong TBS umur < 6 tahun
2
Egrek
memotong TBS umur > 6 tahun
3
Angkong (Kereta
mengangkut TBS dari piringan ke TPH
buah) 4
Gancu
menarik tandan buah dan menyusun buah di TPH
5
Karung
wadah mengumpulkan brondolan dan sebagai alas brondolan pada TPH
6
Tojok
memuat TBS dari TPH ke truk buah dan menyusunnya
7
Stempel
cap sebagai identitas pemanen
Sumber: Hasil Pengamatan Lapang (2012)
Tenaga pemanen Kebutuhan tenaga panen tergantung pada keadaan topografi, kerapatan panen, luas kebun, dan umur tanaman. Standar yang diterapkan pada kebun BKLE yaitu 3-4 ha/HK. Tenaga pemanen di Divisi II dari dua kemandoran yaitu 40 orang yang dibagi menjadi 10 KKP (Kelompok Kecil Pemanen) dengan anggota 4 orang. Kriteria Matang Panen Parameter yang digunakan dalam menentukan kriteria matang panen adalah perubahan warna dan membrondolnya buah dari tandan. Kriteria matang panen yaitu: 1. jumlah buah yang membrondol per tandan, untuk tandan >10 kg (2 brondolan/kg tandan) dan tandan < 10 kg (1 brondolan/kg tandan) 2. tandan yang dipanen masuk fraksi 1, 2, dan 3 3. pada areal yang bergelombang 5 brondolan/tandan agar kehilangan brondolan dapat ditekan. Pada kebun BKLE menerapakan buah yang dapat dipanen jika terdapat ≥ 5 brondolan terlepas secara alami dari tandan. Brondolan yang lepas akan bertambah saat buah yang dipanen jatuh ketanah. Ketentuan di TPH minimal buah
37 sudah membrondol 6. Pada kenyataan di lapangan ada buah yang mentah, kurang matang, dan terlalu matang ketika dipanen. Selain itu juga banyak dijumpai buah abnormal yang sering disebut buah batu. Oleh karena itu diperlukan pengalaman dan
kriteria
matang
buah
yang
baik
bagi
pemanen
sehingga
dapat
mengidentifikasi buah normal dan abnormal serta kualitas panen menjadi bagus. Rotasi Panen Rotasi panen atau pusingan panen adalah lamanya waktu yang diperlukan antara panen yang satu dengan panen berikutnya pada ancak panen yang sama di blok yang sama. Rotasi panen mempengaruhi mutu buah, transportasi, biaya potong buah, dan pengolahan TBS. Rotasi panen yang sesuai dengan perkembangan buah dan diterapkan pada kebun BKLE adalah 7 hari. Pusingan 7 hari berkaitan dengan presentase brondolan jatuh, biaya produksi, dan produktivitas. Ketika dilakukan rotasi 7 hari maka produktivitas tinggi karena waktu tidak habis untuk mengutip brondolan dan prensentasi buah mentah rendah sehingga dapat menurunkan biaya produksi. Rotasi panen tergantung kerapatan buah dan kapasitas pemanen. Apabila rotasi panen tidak dilakukan secara tepat dan disiplin sehingga terlambat panen akan menyebabkan tanaman terserang Marasmius sp. Ancak Panen dan Seksi Panen Ancak panen adalah areal dengan luasan tertentu yang harus selesai dipanen pada hari itu. Luas ancak panen ditentukan oleh jumlah tenaga kerja dan disesuaikan dengan jam kerja. Luasan ancak tenaga kerja pemanen pada setiap blok rata-rata 1 ha (2 pasar) sehingga setiap seksi luasan yang harus dipanen 3-4 ha setiap hari. Pada kebun BKLE dilakukan sistem panen ancak giring tetap per mandoran, artinya menyelesikan panen dengan menggiring pemanen ancak demi ancak secara bersambung yang diatur oleh mandor panen. Keuntungan sistem ini yaitu jumlah tenaga kerja dapat diatur, manajemen pelaksanaan panen berdasar presentase kerapatan panen, tidak ada persaingan antar mandor dan mandor aktif mengawasi. Tapi kerugiannya yaitu tanggung jawab karyawan sangatlah kecil yaitu hanya ancak masing-masing.
38
Seksi panen yaitu pembagian luasan areal ang ditergetkan untuk dipanen dalam waktu satu hari. Satu seksi panen yaitu empat blok pada divisi II. Seksi panen tergantung dari potensi produksi pada blok tersebut yang dilakukan pada sensus produksi semester. Seksi panen mempermudah dalam pengontrolan asisten atau mandor dan mempermudah perpindahan ancak dari blok yang satu dengen blok berikutnya. Pada divisi II seksi panen dibagi menjadi 6 seksi dengan luasan yang berbeda-beda. Seksi A dari blok K22-K24 dengan luasan 88.91 ha, seksi B dari blok L23-L21 dengan luasan 92.79 ha, seksi C dari blok M23-M19 dengan luasan 140.3 ha, seksi D dari blok L20-L17 dengan luasan 93.4 ha, seksi E dari blok K16-K18 dengan luasan 77.51 ha, dan seksi F dari blok K19-K21 dengan luasan 72.51 ha. Kerapatan panen Kerapatan panen adalah jumlah pohon yang tandannya dapat dipanen dari luasan tertentu. Angka kerapatan panen bermanfaat untuk peramalan produksi esok hari, jumlah pemenen, alat angkut dan rencana pengolahan TBS. Pelaksanaan panen Panen yang dilakukan di kebun BKLE untuk setiap pemanen mulai dari pemotongan buah dari tandan, kutip brondolan, dan pengangkutan tandan ke TPH. Selain itu pemanen juga langsung memotong pelepah yang tidak berfungsi menyusun pelepah, dan potong gagang panjang. TBS harus tersusun rapi di TPH, sedangkan brondolan yang telah dikumpulkan di dalam karung diletakkan di sebelah TBS. Tandan disusun menurut baris yakni 5-10 tandan per baris dengan tangkai menghadap kearah jalan. Setelah itu akan diperiksa dan di grading oleh krani panen sebelum diangkut ke PKS oleh krani transport. Dalam melakukan kegiatan panen sebaiknya pemangkasan pelepah jangan terlalu berat karena akan berpengaruh menurunkan produksi buah. Pemangkasan pelepah sebaiknya mempertahankan jumlah pelepah 48-56 pelepah setiap pohon. Kondisi piringan pokok harus bersih dari gulma agar memudahkan pemanen saat mengutip brondolan. Selain itu dalam pengutipan brondolan harus memperhatikan brondolan yang jatuh di ketiak pelepah dan mengutipnya, jika tidak dikutip akan menjadi sarang penyakit.
39
Pelaksanaan panen dilakukan serentak di blok yang sama agar mempermudah dalam pengecekan buah. Tenaga pemenen melakukan kegiatan panen dari blok satu ke blok yang lain secara bersama-sama pada seksi masingmasing setiap hari. Pengangkutan panen ke PKS Pengangkutan buah (TBS dan brondolan) dari TPH ke pabrik harus segera dilakukan pada hari buah panen. Operasi pengangkutan selalu saling mendukung dengan operasi panen. Pengangkutan TBS dari TPH ke PKS menggunakan dump truck. Pengangkutan TBS tidak boleh melebihi kapasitas yang ditentukan oleh perusahaan yaitu maksimal buah yang diangkut bobotnya 7.5 ton/dump truck. Kegiatan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit untuk kebun BKLE yaitu Selucing Agro Mill (SAGM). Letaknya kira-kira 2 jam dari kebun BKLE. Sebelum buah diolah menjadi CPO terlebih dahulu dilakukan kembali grading di PKS dengan tujuan sebagai kontrol terhadap mutu panen TBS. Tandan buah yang overrape akan meningkatkan kadar asam lemak bebas karena mempunyai kadar asam lemak yang tinggi, sedangkan tandan mentah menurunkan kadar ekstraksi karena kandungan minyak yang ada belum mencapai maksimal. Sebagai sample PKS akan menagmbil 100 tandan secara acak dari drump truck untuk grading. Ketika penulis mengikuti kegiatan ini TBS dari kebun BKLE untuk tingkat ripe nya sebesar 89%. Nilai ini cukup tinggi karena minimal standar yang di tetapkan oleh perusahaan untuk tingkat ripe nya sebesar 87%. Setelah dilakukan grading barulah buah di masukan kedalam pabrik pengolahan untuk diolah menjadi CPO.
Perawatan Jalan dan Piringan Manual Rawat jalan merupakan kegiatan memperbaiki dan menjaga infrastruktur agar semua kegiatan dapat berjalan lancar. Kegiatan yang dilakukan di kebun BKLE adalah membuat parit disamping kanan kiri jalan, memperbaiki jembatan yang rusak, membersihkan jalan yang tergenang air agar cepat kering, menimbun jalan yang sering membuat truck tergelincir dengan menggunakan kayu atau pasir,
40 dan menimbun jalan yang berlubang dengan tanah atau pasir. Pekerjaan rawat jalan dilakukan dengan standar 7 jam /HK. Apabila rawat jalan di satu tempat selesai makan akan dilanjutkan ke tempat berikutnya yang perlu di perbaiki lagi. Pada Divisi II kebun BKLE mempunyai tenaga kerja rawat jalan sebanyak 4 orang. Rawat jalan dilakukan secara manual dan mekanis. Perbedaan disini adalah apabila menggunakan cara manual akan membutuhkan tenaga kerja yang banyak, biaya tenaga kerja lebih murah, butuh waktu yang lama untuk menyelesaikan pekerjaan, dan jalan rusak dapat langsung diperbaiki. Jika menggunakan cara mekanis membutuhkan tenaga kerja yang lebih sedikit, pekerjaan cepat selesai, biaya yang dikeluarkan lebih banyak, dan sulit memperbaiki pada jalan-jalan yang medannya susah dilewati. Masalah yang sulit untuk diatasi di kebun BKLE yaitu kondisi jalan yang kurang memadai sehingga perlu ditimbun laterit agar tanah menjadi keras sehingga akses pekerjaan menjadi lebih cepat dan lancar. Piringan manual adalah membersihkan gulma dan pelepah yang ada pada piringan kemudian membuangnya ke gawangan mati. Pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga perawatan. Selain itu pekerjaan piringan manual pada TM juga dilakukan garuk brondolan hitam, tarik kacangan, dan cabut kentosan. Tenaga kerja untuk piringan manual yaitu 8 orang wanita. Tiap orang berkewajiban membersihkan 3-4 pasar pikul atau 0.5 ha/HK dan memenuhi 7 jam/HK.
Kegiatan Simulasi Kebun (Field Visit) Field visit adalah kegiatan dalam pemeriksaan hancak panen dan mutu buah di TPH bersama dengan asisten divisi dan mandor. Kegiatan ini dilakukan pada setiap divisi secara bergantian. Pemeriksaan dilakukan pada blok dimana tempat buah dipanen. Kegiatan dimulai dari memeriksa buah tinggal, kutip brondolan, grading mutu buah, pelepah sengkleh, pelepah U-shape, dan over pruning. Field visit bertujuan untuk meninjau langsung dan memeriksa mutu buah di lapangan karena terkadang masih ada buah mentah dan buah kurang matang yang ikut terangkut ke PKS. Dengan adanya kegiatan ini menumbuhkan jiwa malu pada pekerja
41
apabila diketahui banyak orang sehingga akan ada tindakan perbaikan, mengurangi kehilangan buah sehingga kualitas buah tetap terjaga, dan menerapkan disiplin bekerja pada karyawan.
Penggunaan Bor Biopori Bipori adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang sedalam ± 100 cm dengan tujuan sebagai resapan air. Tanaman sawit memerlukan drainase yang baik untuk mengoptimalkan pertumbuhannya. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah pembuatan lubang resapan biopori. Lubang biopori berfungsi untuk menjaga jumlah air tanah tetap tersedia pada musim kemarau, efektivitas drainase pada lahan saat musim penghujan dan dapat digunakan sebagai media pembuatan kompos. Aplikasi lubang biopori yaitu pada kanan dan kiri pokok sejajar dengan baris tanaman atau untuk satu pokok ada dua lubang biopori jaraknya 4-5 meter dari pokok. Tenaga kerja yang melakukan kerja bor biopori pada divisi II kebun BKLE adalah satu orang. Standar yang ditetapakan yaitu dalam 1 HK mendapatkan 68 lubang biopori.
Kegiatan Sekat Air, Monding, dan Siltpit Sekat air yaitu membendung air yang ada di parit jalan dan membuat arus airnya menggunakan paralon agar arus air dapat dikontrol dan mengurangi tingkat terkikisnya tanah dan mencegah erosi. Selain itu juga bisa sebagai sumber air untuk penyemprotan agar tidak perlu mengisi air di truck BSS. Cara menimbunnya menggunakan karung yang sebelumnya diisi dengan tanah atau pasir dan diikat secara kuat kemudian menyusunnya di parit jalan sampai air dapat terbendung. Tenaga untuk sekat air yaitu 3 orang. Standar yang ditetapkan untuk kegiatan ini yaitu 2-3 sekat/HK. Monding adalah kegiatan menimbun atau membumbun tanaman kelapa sawit yang tumbuh miring agar tanaman menjadi lebih kuat perakaranya sehinga tidak tumbang. Tenaga untuk pekerjaan ini yaitu 2 orang. Jika diborongkan standar yang ditetapkan yaitu Rp 20,000/pokok.
42
Siltpit yaitu membuat lubang dengan panjang 400 cm lebar 40 cm dan dalamnya 60 cm diantara dua pokok tanaman sawit. Fungsi dari siltpit yaitu untuk konservasi tanah dan air. Selain itu juga mencegah erosi pada tanaman kelapa sawit di areal berbukit/lereng, mendapatkan atau menampung air serta mencegah pupuk terbawa oleh air. Standar yang diterapkan oleh perusahaan yaitu 0.3 ha/HK atau kalau diborongkan yaitu Rp 20,000/lubang.
Penunasan (Prunning) Penunasan pelepah merupakan upaya untuk menjamin jumlah pelepah yang optimum dipohon, kebersihan tanaman, fotosintesis, dan pembentukan bunga betina. Tujuan dari kegiatan ini untuk keseimbangan fisiologis tanaman, sanitasi, memperlancar penyerbukan, memudahkan panen, menghindarkan brondolan tersangkut di pelepah. Pemangkasan sebaiknya dilakukan 10-12 bulan sekali. Jumlah pelepah yang tinggal dipohon 48-56 pelepah (6-7 lingkar) untuk umur 8 tahun dan 40-48 pelepah untuk umur > 8 tahun (5-6 lingkar). Pemotongan pelepah saat panen seminimal mungkin dan dipotong mepet ke batang dengan bekas potongan miring ke luar berbentuk tapak kuda dengan sudut 30°. Jumlah pelepah akan berpengaruh terhadap pertumbuhan akar, bobot tandan, dan produksi TBS. Penyusunan pelepah yang dilakukan di kebun BKLE menggunakan sistem U-shape. Pelepah disusun berbentuk huruf “U” dan di letakkan di sekitar pokok tanaman, yang berfungsi untuk menjaga iklim mikro di sekitar pokok tanaman, mengurangi penguapan sehingga kebutuhan air tetap terjaga, dan mencegah erosi. Penunasan dilakukan tiap pekerja berkewajiban menunas 2 pasar pikul sekitar 4 baris tanaman 30-40 pokok. Alat yang digunakan dodos dan parang. Pruning dilakukan secara borongan dan pruning harian yang dihitung per HK. Pruning harian bertugas 1 pekerja menunas 30 pokok dan upah dibayarkan hanya berupa HK. Pruning borongan dilakukan setelah pruning harian dihari kerja atau hari libur dan upah yang dibayar per pokok yang dikerjakan untuk TM diberi premi Rp 700 dan TBM Rp 1,500.
43
Aspek Manajerial
Manajemen Tingkat Non Staf Kegiatan manajerial yang penulis lakukan yaitu 3 minggu sebagai pendamping mandor dan 6 minggu sebagai pendamping asisten. Penulis mengikuti semua kegiatan yang dilakukan baik di lapangan maupun di kantor kebun meliputi pengawasan di lapangan dan administrasi di kantor kebun.
Pendamping Mandor Selama menjadi pendamping mandor penulis mengikuti kegiatan dalam pengawasan di lapangan yaitu sebagai mandor pupuk, krani divisi, mandor chemist, mandor panen, mandor I, mandor perawatan, krani buah, dan krani transportasi. Mandor I Mandor I bertugas untuk mengontrol dan mengawasi semua karyawan lapang dan melaporkan ke asisten divisi. Mandor I membantu asisten divisi dalam mengontrol pekerja di lapangan dan bertanggung jawab untuk mengkordinasikan semua mandor dalam pembuatan program kerja. Selain itu juga membuat RKH (Rencana Kerja Harian), merakapitulasi buku saku mandor, memeriksa absensi lapang dan kator divisi, membantu asisten divisi dalam pembuatan Lembar Harian Asisten (LHA), mengawasi ketepatan program kerja dan prestasi kerja, dan memeriksa buah hasil laporan kerani panen. Administrasi kewajiban yang dilakukan mandor I adalah mengisi laporan harian mandor, melakukan rekapitulasi taksasi potong buah, mengisi format pemeriksaan aplikasi pupuk, mutu semprot, mutu buah dan mutu tansportasi. Krani Divisi Sebagai kerani divisi penulis mempelajari dan memasukan semua data Laporan Harian Mandor (LHM) per divisi, memasukan data premi semua karyawan divisi, monitoring stok gudang, menginput data ke website Bumitama Plantation System (BPS), melayani pengeluaran bahan yang dibutuhkan oleh
44
mandor, dan mengabsen semua karyawan lapang ketika apel pagi. Selain itu juga menginput data Surat Pengiriman Buah (SPB) dan Kartu Kendaraan (KKD). Kerani divisi adalah seorang yang mengurus bagian administrasi tingkat divisi. Setiap pagi hari mengisi papan rencana kerja harian dan mengisi laporan harian asisten serta membantu dalam pembayaran gaji karyawan. Mandor Panen Selama menjadi mandor panen penulis mempelajari tugas-tugas mandor panen misalnya mengetahui rotasi dan pusingan panen, blok yang dipanen, mengecek mutu hancak panen, dan jumlah tenaga kerja pemenen. Mandor panen harus mengawasi semua kegiatan panen di lapangan. Mandor panen mengecek mutu hancak dan mutu panen dari pemanen setelah kegiatan panen dilakukan. Setelah itu pada jam kedua mandor panen mengikuti apel sore, membuat laporan harian mandor, membuat denda pemanen dan mutu hancak panen. Selain mengawasi kegiatan lapang, kegiatan administratif panen yang dilakukan setiap hari harus tepat karena sebagai bahan evaluasi dalam proses pengambilan keputusan misalnya masalah denda panen, alat bantu supervisi, dan masalh potong buah. Mandor Pupuk Penulis melakukan pengawasan terhadap tenaga penabur, tenaga bongkar muat pupuk, dan tenaga untilan pupuk ketika menjadi mandor pupuk tim BMS BKLE. Penulis mengawasi dalam pemupukan organik maupun pemupukan anorganik. Selain itu juga mengisi buku monitoring pemupukan dan mengecek kualitas dan hancak pemupukan, mengetahui rekomendasi pemupukan untuk blok yang akn dipupuk, mengetahui luasan blok yang dipupuk, mengetahui rencana kerja harian dan menulis laporan harian mandor pupuk. Adapun kegiatan administratif harian yang dilakukan mandor pupuk adalah membuat laporan rekapitulasi kegiatan pemupukan untuk luas yang dipupuk, blok yang dipupuk, jumlah pupuk yang diaplikasi. Selain itu juga mengisi buku atau peta perkembangan realisasi pemupukan.
45 Mandor Chemist Mandor chemist memiliki kewajiban untuk mengawasi kegiatan semprot di lapangan diantaranya memeriksa mutu semprot dan alat-alat semprot agar tetap terawat. Selain itu juga mengisi LHM, mengisi rencana kerja harian semprot dan realisasi kerja semprot setiap hari. Penulis ikut beperan dalam mengawasi dan menyiapkan alat-alat serta bahan semprot sebelum dibawa ke lapangan. Penulis mengawasi tenaga kerja sebanyak 18 orang dalam penyemprotan. Mandor ini juga harus memperhatikan keselamatan kerja penyemprot dengan cara menggunakan APD. Krani Buah Kerani panen harus melakukan grading buah yang ada di TPH dan membaca stempel pemanen setiap hari sebelum diangkut ke PKS oleh kerani transportasi. Kerani buah mencatat hasil pemeriksaan buah dalam buku penerimaan buah, mengisi daftar premi pemanen, menghitung jumlah tandan dan brondolan yang diangkut ke drump truck, mengisi daftar buah mentah, mengecek buah restant, dan mencatat kesalahan dan denda pemanen. Ketika menjadi pendamping krani buah penulis melakukan grading buah di TPH dan mencatat hasil pemeriksaan buah di TPH. Krani Transportasi Ketika menjadi krani transportasi penulis belajar dalam mengisi Surat Pengantar Buah (SPB), mengawasi kegiatan karyawan yang memuat buah ke dalam dump truck, mengarahkan unit dan tenaga bongkar muat buah ke lapangan kemudian membuat laporan sebelum buah dibawa ke PKS. Krani transportasi harus memastikan tidak ada buah dan brondolan yang tertinggal di TPH. Apabila dump truck tidak bisa masuk ke jalan karena kondisi jalan rusa, maka oleh karyawan panen buah akan dilangsir manual ke tempat yang bisa dump truck itu bisa melewatinya.
46 Manajemen Tingkat Staf Manajemen tingkat staf yaitu manager, kepala seksi administrasi, dan asisten divisi. Manager bertanggung jawab atas seluruh kegiatan teknis maupun administrasi. Manager dibantu oleh asisten divisi bertanggung jawab dalam mengelola perkembangan divisi dan kegiatan lapangan dan seorang kepala seksi administrasi yang bertanggung jawab dalam hal seluruh administrasi kebun.
Pendamping Asisten Asisten divisi berkewajiban dalam hal mengelola divisi dalam hal teknis dan administratif dari perencanaan sampai dengan evaluasi. Dalam prakteknya di lapangan akan dibantu oleh mandor dan administrasi akan dibantu oleh kerani divisi. Asisten divisi bertanggung jawab penuh dengan operasional kebun selama 24 jam dari kegiatan kebun maupun lingkungan masyarakat. Tugas di lapangan yang utama yaitu produksi buah agar tetap tinggi, pemupukan yang efektif dan efisien, pengendalian gulma, perawatan jalan, dan perawatan kebun. Selama menjadi pendamping asisten divisi penulis menjalankan lebih dari satu bulan dengan fokus pada kegiatan pengawasan dan koreksi serta mencari solusi ketika ada masalah terutama pada kegiatan pemupukan. Pendamping asisten turut dalam hal pengawasan kegiatan harian secara langsung dan koreksi terhadap hasil kualitas kegiatan sesuai dengan pedoman kerja kebun BKLE. Penulis juga ikut belajar dalam hal pembuatan rencana kerja bulanan, mengawasi kegiatan pemupukan, mengikuti simulasi Field Visit, mengikuti simulasi pemupukan BMS. Dalam kegiatan administrasi penulis juga membantu mengabsen karyawan ketika apel pagi, membuat rencana kerja harian, melakukan taksasi produksi, dan membantu kegiatan pembagian uang ketika gajian.