PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan yang dilaksanakan bertujuan untuk melakukan seleksi sehingga hanya bibit yang baik yang ditanam di lapangan, untuk memelihara bibit secara intensif sehingga pertumbuhannya jagur dan seragam, meminimalkan gangguan pada masa pertumbuhan, menentukan tingkat kematian kecambah dan mengatur penggantian secara dini. Pada saat penulis melaksanakan kegiatan magang, di PT Tunggal Perkasa Plantations sedang tidak melaksanakan kegiatan penanaman kecambah sehingga penulis hanya melakukan pengawasan, penyiraman, dan pemupukan. Sistem pembibitan yang digunakan di PT TPP adalah sistem double stage. Luas areal pembibitan di PT TPP yaitu 23.48 ha. Penyiraman bibit. Penyiraman pembibitan di PT TPP dilakukan sebanyak dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari dengan kebutuhan air sebanyak 1 – 2 liter/hari. Semakin tua umur bibit, semakin besar pula debit air yang diberikan. Penyiraman tidak mesti dilakukan setiap hari, jika pada malam hari hujan turun dengan debit air lebih besar dari 8 mm maka penyiraman pagi hari ditiadakan, sedangkan jika hujan turun pada pagi hari dengan debit air lebih besar dari 8 mm maka tidak dilakukan penyiraman. Penyiraman bibit menggunakan dua sistem, yaitu sumi sansui dan drip irrigation. Mekanisme penyiraman dengan menggunakan sumi sansui, yaitu dengan memanfaatkan tekanan sehingga air yang masuk ke dalam pipa akan tersebar melalui lubang kecil yang terdapat pada pipa bagian atas. Pipa sumi sansui berdiameter 2 inci dengan banyak lubang halus yang dirancang ke arah kanan kiri secara berselang-seling. Drip irrigation atau irigasi tetes merupakan sistem penyiraman dengan meletakkan selang infus pada setiap media pembibitan.
20
Sistem ini memiliki kelebihan, yaitu efiseinsi dalam penggunaan air dan meminimalkan kehilangan media tanam dan pupuk. Pemupukan bibit. Pemupukan dilakukan sesuai dengan dosis dan umur bibit yang mengikuti standar rekomendasi pemupukan. Pupuk diaplikasikan dengan cara menabur pupuk di atas tanah polybag secara melingkar dengan jarak 4 – 5 cm dari pangkal bibit dan tidak boleh mengenai daun atau akar. Akar yang terbuka terlebih duhulu harus dibumbun dengan tanah halus. Pemupukan dilakukan dan diselesaikan petak demi petak. Pemupukan dilakukan setelah 1 jam penyiraman pertama. Perawatan Tanaman Perawatan tanaman merupakan suatu usaha untuk meningkatkan atau menjaga kesuburan tanah dalam lingkungan pertumbuhan tanaman guna mendapatkan tanaman yang sehat dan berproduksi sesuai yang diharapkan. Kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit dibagi atas dua, yaitu pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Pasa fase TBM, pemeliharaan dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang sehat dan jagur (pertumbuhan vegetatif), sedangkan untuk fase TM pemeliharaan ditujukan untuk memperoleh produksi optimal. Penanaman dan perawatan legume cover crop (LCC). Di Afdeling V Kebun Bandar Balam Radang Seko PT Tunggal Perkasa Plantations jenis LCC yang ditanam adalah Mucuna bracteata. Peningkatan pertumbuhan Mucuna bracteata merupakan salah satu item project improvement dari Afdeling V. Satu pohon sawit ditanam empat bibit Mucuna bracteata yang berbentuk ondol-ondol (bibit stek yang dibungkus media tumbuh dengan menggunakan plastic yang dibentuk bulat-bulat) sehingga satu hektar membutuhkan 572 bibit Mucuna bracteata. Mucuna bracteata memiliki ciri-ciri berdaun lebar yang berwarna hijau, batang berwarna ungu untuk batang muda dan berwarna hijau dan berbulu untuk batang tua, serta berkembang biak dengan menggunakan stolon. Seperti halnya tanaman penutup tanah lainnya, Mucuna bracteata berfungsi sebagai pengikat nitrogen, menahan terjadinya erosi, menyimpan air, dan menahan pertumbuhan
21
gulma. Standar perawatan Mucuna bracteata di PT TPP dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Standar Rotasi Perawatan Mucuna bracteata di PT TPP Umur (bulan)
Rotasi Rawat Gawangan Chemis Manual (kali/bulan) (kali/bulan) 1 3 1 1.5 3 3 4
0-6 7-12 12 12-36 48
Rotasi Rawat Piringan Chemis Manual (kali/bulan) (kali/bulan) 1 2 1 1.5 3 -
Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)
Standar perawatan Mucuna bracteata
yaitu 4 HK/ha. Pupuk yang
digunakan yaitu Rock Phosphate (RP) dengan dosis 125 kg per hektar. Kegiatan penanaman dan perawatan Mucuna bracteata di lapangan dapat dilihat pada Gambar 1.
(a)
(b)
Gambar 1. Penanaman (a) dan Perawatan Mucuna bracteata (b) Rawat parit dan pembuatan parit. Kegiatan rawat parit dilakukan secara manual dengan norma kerja 20 m/HK. Merawat parit meliputi kegiatan pembersihan bibir parit, melebarkan bibir parit, dan melancarkan aliran air parit. Pembersihan dilakukan selebar 1 m dari bibir parit, bibir parit harus bersih dari gulma dan pelepah yang jatuh, kemudian pelepah tersebut ditumpuk bersama di gawangan mati. pelebaran bibir parit dilakukan apabila lebar bibir parit yang ada kurang dari 1.5 m, tanah dicangkul untuk kemudian diletakkan di sekitar bibir parit. Pelepah dan sampah-sampah yang ada di parit harus dinaikkan sampai parit tersebut bersih hingga kedalaman 1 m.
22
Pembuatan tapak timbun. Tapak timbun berfungsi untuk melindungi tanaman dari genangan air saat curah hujan tinggi pada daerah rendah dan areal pasang surut atau dekat dengan aliran air sungai, menghindari pencucian unsur hara atau hilangnya pupuk akibat aliran air, dan menghindari pengikisan tanah oleh air sehingga akan memperkokoh akar tanaman. Tapak timbun dibuat melingkari tanaman sawit. Standar ukuran dalam pembuatan tapak timbun yaitu jari-jari 2 m dengan tinggi timbunan mencapai 0.5 m. Pada jarak 0.5 m dari tanaman sawit dibuat cekung ke dalam atau pangkal tanaman tidak boleh tertimbun, hal ini untuk mempermudah penyerapan air. Alat yang digunakan untuk pembuatan tapak timbun adalah cangkul. Tanah yang digunakan menimbun merupakan tanah galian di sekitar tanaman sawit. Permukaan tapak timbun diratakan dan dipadatkan agar tetap tahan dari hujan dan aliran air bawah. Rawat piringan (circle). Piringan adalah areal di sekeliling pohon sawit yang memberikan ruang untuk pertumbuhan tanaman sehingga harus dibersihkan untuk mempermudah pengumpulan brondolan sewaktu panen dan tempat untuk penaburan pupuk. Rawat piringan adalah membersihkan piringan dari gulmagulma yang merugikan tanaman dalam hal persaingan unsur hara, pupuk, dan air. Pada tanaman menghasilkan (TM), jari-jari piringan minimal ditambah 15 cm dari ujung daun terluar. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan cara membabad gulma hingga mencapai tinggi 20 – 30 cm dari permukaan tanah, kemudian sisanya dibersihkan menggunakan cangkul atau dapat langsung dicangkul tanpa dibabad terlebih dahulu. Pencangkulan gulma dilakukan dari arah dalam ke luar piringan. Norma kerja pada perawatan piringan secara manual adalah 0.5 HK/ha. Pada perawatan piringan secara kimia, dilakukan penyemprotan herbisida dengan rotasi 90 hari atau 4 kali dalam setahun. Piringan setelah disemprot harus bebas dari segala jenis gulma dan rumput-rumputan. Untuk memudahkan penyemprotan, maka cara penyemprotan untuk tanaman menghasilkan (TM) adalah mengelilingi piringan searah jarum jam (ke kanan). Tangan sebelah kanan digunakan untuk menyemprot dan tangan sebelah kiri digunakan untuk menyibakkan daun saat penyemprotan, sehingga bahan kimia tidak mengenai
23
daun yang dapat menyebabkan kematian. Bila pada saat pelaksanaan pekerjaan pengendalian gulma, dijumpai piringan yang masih bersih sesuai standar maka piringan tersebut bisa ditinggalkan (perawatan selektif). Norma kerja pada perawatan piringan secara kimia adalah 0.25 HK/ha. Rawat pasar pikul (path). Pasar pikul adalah jalan yang berada di tengahtengah barisan tanaman yang berfungsi sebagai jalan pekerja rawat dan jalan pengangkut panen dari dalam blok ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Standar lebar pasar pikul adalah 1.2 – 1.5 m yang letaknya searah barisan tanaman untuk areal datar dan mengikuti kontur untuk daerah berbukit. Jalan panen harus ada pada setiap dua barisan tanaman dan harus bebas dari gulma, tunggul/sisa-sisa kayu, anak kayu, dan kacang-kacangan. Rawat pasar pikul dilakukan secara manual dan kimia. Perawatan secara kimia untuk jalan panen dilakukan rutin dengan rotasi 90 hari atau 4 kali setahun dengan norma kerja 0.05 HK/ha. Rawat
tempat
pengumpulan
hasil
(TPH).
TPH
atau
tempat
pengumpulan hasil adalah suatu tempat yang dibuat khusus untuk mengumpulkan hasil panen (TBS dan brondolan) dari dalam blok, sehingga hasil panen terkumpul dan dapat diketahui hasil per karyawan pemanen dan mempercepat pengangkutan. Ukuran TPH umumnya 4 m x 3 m. Perawatan TPH dilakukan rutin secara kimia dengan rotasi 90 hari atau 4 kali dalam setahun. TPH harus bersih dari segala jenis gulma. Pekerjaan rawat TPH dilakukan bersama dengan kegiatan rawat piringan dan rawat jalan panen dengan norma kerja 0.5 HK/ha. Rawat gawangan. Gawangan adalah areal yang berada di luar piringan tanaman. Areal tersebut harus dikendalikan dari gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman, serta menciptakan kondisi yang tidak terlalu lembab agar penyerbukan dapat lebih lancar dan mencegah berkembangnya penyakit tanaman. Selain itu, pengendalian gulma pada gawangan dapat memberi peluang cahaya matahari sampai ke permukaan tanah. Rawat gawangan adalah membersihkan gulma dari sekelompok anak kayu yang ada di gawangan yang dianggap merugikan tanaman maupun menyulitkan pekerjaan panen baik di pasar pikul, piringan, dan sekitar parit/sungai. Penyiangan gawangan bertujuan untuk membuang semua jenis gulma yang merugikan, baik secara teknis maupun ekonomis. Perawatan gawangan dilakukan dengan weeding
24
manual dan dongkel anak kayu (DAK). Gawangan harus bebas dari gulma kelompok kayu-kayuan, pakis-pakisan, bambu, kerisan, dan sebagainya. Rotasi dongkelan umumnya bervariasi antara 50 – 60 hari. Hal ini disebabkan siklus hidup dari gulma yang pengendaliannya dengan cara didongkel sejak dari biji hingga tumbuh muda umumya berkisar 45 – 60 hari. Pelaksanaan DAK adalah dengan membongkar semua gulma yang termasuk anak kayu dan menghindarkan pembabadan gulma. Pembabadan gulma dapat mengakibatkan tertinggalnya akar atau sebagian dari batang tanaman yang dapat tumbuh dan bertunas kembali. Norma kerja pada pekerjaan rawat gawangan secara manual adalah 1.5 HK/ha. Pemangkasan pelepah (prunning). Pemangkasan pelepah pada tanaman kelapa sawit adalah pekerjaan memotong pelepah daun tua yang dianggap sudah kurang produktif. Pemotongan daun tua yang sudah kurang produktif tersebut bertujuan untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif, mempermudah pelaksanaan panen, mengurangi salah satu faktor yang menghalangi penyerbukan secara alami, cahaya dapat masuk lebih merata sehingga proses asimilasi dan sirkulasi angin dapat lebih baik, mendorong penyaluran zat hara yang diserap tanaman pada daun yang lebih produktif, dan mengurangi brondolan yang menyangkut pada cabang. Untuk menjaga keseimbangan aspek vegetatif dan generatif maka jumlah cabang optimum disesuaikan dengan unsur tanaman. Selain itu tujuan akhir dari pemeliharaan cabang adalah untuk mendapatkan produksi yang optimum karena berkaitan dengan fotosintesis. Pada tanaman muda, pelepah yang harus disisakan adalah 48 – 56 pelepah, pada tanaman dewasa 40 – 48 pelepah, dan untuk tanaman tua 32 – 40 pelepah. Pekerjaan prunning dilakukan secara rutin pada tanaman menghasilkan (TM). Alat yang digunakan untuk prunning adalah dodos besar atau egrek, bergantung pada ketinggian tanaman. Prunning maksimum boleh dilakukan dalam bentuk songgo dua (dua pelepah di bawah tandan paling bawah harus ditinggalkan). Tujuan pemangkasan pelepah yang dilakukan dengan songgo dua adalah untuk memudahkan pelaksanaan panen karena tanaman sudah cukup tinggi, dan memberikan keleluasaan perkembangan tandan untuk menghindari adanya tandan terjepit. Pemotongan pelepah harus dilakukan sedekat mungkin
25
dengan pohon. Hal dilakukan agar brondolan yang jatuh tidak tersangkut pada cabang. Semua pelepah yang telah dipotong harus disusun rapi di gawangan mati dengan posisi telungkup. Penyusunan pelepah tidak boleh mengganggu pasar pikul dan piringan. Pada areal yang curam, pelepah disusun mengikuti kontur untuk menahan aliran air. Tujuan penyusunan pelepah adalah untuk menjaga kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi erosi, memudahkan kegiatan perawatan dan panen, merangsang pertumbuhan akar, dan sebagai sumber bahan organik. Tenaga kerja yang digunakan untuk pemangkasan pelepah adalah tenaga kerja harian maupun borongan. Rotasi penunasan yang dilakukan adalah 1 kali per tahun. Pengambilan Sampel Daun (LSU) Leaf Sample Unit (LSU) yaitu suatu unit sampel daun yang diambil dari kelompok lahan dengan tanaman yang diamati mewakili dan homogen. Manfaat LSU adalah sebagai indikator status hara tanaman yang menggambarkan kecukupan hara, indikasi kekurangan dan kelebihan hara yang menjadi pertimbangan dalam pemberian dosis pupuk. Dasar pembagian LSU yaitu umur tanaman, jenis tanah, keseragaman kultur teknis, topografi lahan, dan varietas tanaman. Pengambilan LSU sebaiknya pada pagi hari yaitu pukul 06.00 – 12.00 WIB dan tidak dibenarkan sore hari, apabila malam hujan ≥ 20 mm maka LSU ditunda esok harinya dan apabila pada saat LSU sedang berjalan, turun hujan, maka ditunda sampai hujan berhenti dan rintik-rintik hujan tidak ada lagi. Jumlah pokok sampel yang diambil yaitu 33 – 36 pokok per blok LSU. Penetapan pokok sampel bergantung pada sistem, misalnya 12 x 13, artinya tiap 12 pokok dalam barisan dan tiap 13 baris, mulai diambil pokok ke-3 setiap masuk barisan LSU, kondisi pokok sampel relatif sama dengan kondisi tanaman di blok tersebut. Pokok yang tidak boleh dijadikan sampel yaitu pokok sakit atau abnormal, tumbuh miring, di pinggir jalan, pinggir parit atau sungai, tanaman sisipan, dan di sekelilingnya ada tanaman kosong atau tidak ditanam. Pemilihan pelepah untuk LSU yaitu pelepah ke-17 untuk TM 4 tahun ke atas, pelepah ke-9 untuk TBM 2 – 3 tahun, dihitung dari pelepah satu yaitu pelepah yang paling muda yang telah membuka sempurna. Cara pengamatan
26
sampel daun yaitu daun disimpan dalam kantong plastik yang bersih dan diberi label, tidak boleh terkena tanah, kotoran/debu, dan pupuk, tidak boleh terkena sinar matahari langsung, tidak boleh terkena keringat atau asap rokok.
Pengendalian Gulma Pengendalian gulama di perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk sanitasi, memudahkan pemeliharaan, taksasi, dan panen. Gulma yang dominan tumbuh di areal perkebunan PT TPP adalah Nephrolepis biserata, Imperata cylindrica, Scleria sumatrensis, Mikania micrantha, Borreria alata, Ottochloa nodosa, Melastoma malabatricum, Ageratum conyzoides. Pengendalian gulma dilakukan secara manual dan kimiawi. Pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan pengendalian gulma dilakukan secara manual. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan untuk piringan, pasar pikul, dan tempat pengumpulan hasil (TPH) serta untuk pengendalian ilalang (Imperata cylindrica). Gulma yang dominan di Afdeling Viktor PT TPP dapat dilihat pada Gambar 2.
(a) (b) Gambar 2. Gulma Dominan di Afdeling Viktor : (a) Imperata cylindrica dan (b) Dicranopteris linearis Pengendalian gulma secara kimia. Pengendalian gulma secara kimia dilakukan pada circle (piringan), path (pasar pikul), dan tempat pengumpulan hasil (TPH) atau lebih dikenal dengan sebutan CPT (circle, path, dan TPH). Circle merupakan areal di sekeliling pohon dengan jari-jari 2 – 2.5 meter dari pohon. Circle harus dibersihkan dari semua jenis gulma untuk memudahkan penaburan pupuk, serta untuk memudahkan pemanenan. Pemberantasan gulma di piringan dikendalikan dengan cara circle weeding chemis (CWC) dan circle weeding manual (CWM). Penggunaan herbisida disesuaikan dengan jenis gulma
27
yang tumbuh di piringan. Norma standar penggunaan materi herbisida pada TBM dapat diliht pada Tabel 4. Tabel 4. Norma Standar Pemberian Material Herbisida pada TBM
No.
Deskripsi
1. CPT: Cricle Weeding, Path dan TPH 2. Rawat gawangan a. Weeding Chemist (WC) . b. Lalang -Spot Lalang -Wiping Lalang
Material
Dosis l/ha/ rotasi
TBM 1 Rotasi (kali/ thn)
l/ha/ thn
Dosis l/ha/ rotasi
TBM 2 Rotasi (kali/ thn)
l/ha/ thn
Dosis l/ha/ rotasi
TBM 3 Rotasi (kali/ thn)
l/ha/ thn
Round Up Ally
0.500 0.025
3 3
1.500 0.075
0.500 0.025
4 4
2.000 0.100
Ally Gramoxone
0.025 0.500
3 3
0.075 1.500
0.025 0.500
3 3
0.075 1.500
0.030
12
0.360
0.030
12
0.360
Round Up Round Up
0.40 0.03
3 12
1.20 0.36
Sumber: PT Tunggal Perkasa Plantation 2010
Path (jalan angkong atau pasar pikul) merupakan jalan panen di tengah barisan tanaman yang diperuntukkan bagi pemanen guna memudahkan pelaksanaan panen, mempermudah pengangkutan hasil, dan juga memudahkan dalam perawatan. Tempat pengumpulan hasil (TPH) merupakan tempat untuk mengumpulkan tandan buah segar dan brndolam sehingga memudahkan dalam pengangkutan buah ke pabrik kelapa sawit. Pengendalian gulma di jalan angkong dan TPH dilakukan secara kimiawi dengan rotasi 60 hari dan kebutuhan HK sebesar 0.3 HK/ha. Pengendalian gulma manual (dongkel anak kayu). Dongkel anak kayu (DAK) merupakan kegiatan mendongkel gulma baik yang berada di piringan maupun di gawangan tanaman kelapa sawit dengan menggunakan cangkul. Gulma atau anak kayu yang didongkel di antaranya Clidemia hirta, teki, putihan, anak sawit, dan semua jenis tanaman berkayu lainnya yang tumbuh di piringan dan gawangan kelapa sawit. Pemupukan Pemupukan merupakan kegiatan penaburan pupuk di lahan perkebunan kelapa sawit sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan perusahaan yang didasarkan pada analisis daun dan analisis tanah. Analisis
daun di PT TPP
dilakukan satu tahun sekali yaitu pada akhir semester satu (bulan Juni). Hasil analisis daun digunakan sebagai rekomendasi pemupukan pada tahun berikutnya.
28
Analisis daun dilakukan per blok tanaman, sehingga dosis pupuk per blok tidak sama. Pemupukan dilakukan dengan rotasi dua kali setahun. Tujuan dari pemupukan adalah untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan untuk meningkatkan produksi untuk tanaman menghasilkan (TM). PT Tunggal Perkasa Plantation melakukan pemupukan dengan dua jenis, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pemupukan organik dengan menggunakan limbah padat berupa tandan kosong (tankos) dan pupuk kandang. Sedangkan pemupukan anorganik menggunakan pupuk kimia/buatan seperti pupuk tunggal (ZA, MOP, RP, Kieserit, dan Borat) dan pupuk majemuk (NPK 15:15:15 dan NPK 12:12:17). Pada saat magang penulis hanya melakukan pengamatan kegiatan pemupukan pada fase TBM. Pemupukan organik (janjangan kosong dan pupuk kandang). Janjangan kosong (JJK) merupakan sisa proses pengolahan tandan buah kelapa sawit oleh pabrik dengan produksi JJK sekitar 23 % dari tandan buah segar (TBS). Potensi JJK sebagai pupuk organik berkaitan dengan kandungan haranya yang cukup tinggi. JJK kelapa sawit mengndung unsur hara N, P, K, dan Mg yang dibutuhkan tanaman. Satu ton JJK kepala sawit setara dengan 3 kg Urea, 0.6 kg RP, 12 kg MOP, dan 2 kg Kieserit. Di PT Tunggal Perkasa Plantation JJK diaplikasikan dengan dosis 60 ton/ha. Aplikasi JJK kelapa sawit banyak mengalami masalah di lapangan, di antaranya adalah tumpukan JJK menutupi jalan dan menghambat proses pekerjaan panen dan rawat pada blok tersebut. Selain itu, truk yang mengangkut JJK dari pabrik sering kali melebihi kapasitas truk. Hal tersebut menyebabkan JJK–JJK akan berjatuhan dan tercecer di sepanjang jalan yang dilalui. Alat yang digunakan untuk menyusun JJK
adalah gancu/tajok dan
angkong untuk melansir janjangan kosong. JJK disusun rapi di sekeliling pohon sawit dengan jarak 1 – 2 meter dari batang sawit, seperti terlihat pada Gambar 3.
29
Gambar 3. Susunan Janjangan Kosong pada TBM Kelapa Sawit Selain
janjangan
kosong,
PT
Tunggal
Perkasa
Plantation
jaga
menggunakan pupuk kandang. Pupuk kandang yang diaplikasikan di kebun merupakan kotoran ayam yang dipasok dari daerah Sumatra Barat. Pada beberapa kejadian, pupuk kandang yang dikirim ke kebun sudah tidak murni lagi karena telah dicampur dengan sekam dan tanah. Pupuk kandang mengandung 0.5 % N, 0.25 % P2O5, dan 0.5 % K2O. Pemupukan dilakukan secara manual dengan menggunakan sistem target, 20 karung/orang/hari. Pupuk kandang dimasukkan ke dalam rorak yang telah disediakan di dekat pohon
sawit dengan dosis 20
kg/rorak. Ukuran rorak panjang 1 m, lebar 20 cm, dan dalam 30 cm. Pemupukan anorganik. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu pada semester satu (Januari – Juni) dan semester dua (Juli – Desember). Jenis pupuk yang digunakan merupakan pilihan berdasarkan pertimbangan
teknis
dan
ekonomis
yang
ditetapkan
oleh
Direktorat
Pengembangan Produksi dan Kontrol PT Astra Agro Lestari, Tbk. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk majemuk (NPK), RP, MOP, Urea, Borate, dan Kieserit. Penaburan pupuk NPK dilakukan pada awal musim hujan dengan kisaran curah hujan 100 – 200 mm/bulan, sedangkan penaburan pupuk RP, MOP, Urea, Borate, dan Kieserit dapat dilakukan kapan saja (tidak bergantung pada musim). Pemupukan dilakukan secara manual dan mekanis. Pemupukan manual dilakukan pada daerah bergelombang atau rolling. Pemupukan dilakuan secara berkelompok yang terdiri atas mandor pupuk, pengumpul karung, pelangsir pupuk, dan beberapa orang penabur yang disesuaikan dengan jumlah pupuk yang
30
akan ditabur. Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah ember plastik, kain untuk menggendong, dan takaran. Pemupukan secara mekanis dilakukan dengan menggunakan fertilizer spreader dan hanya dilakukan untuk daerah datar atau flat. Pemanenan Pemanenan adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi kriteria matang panen dari pohonnya, selanjutnya bersama-sama brondolannya dikumpulkan untuk diangkut ke pabrik. Pemanenan merupakan kegiatan inti dari operasional kebun kelapa sawit untuk mendapatkan jumlah TBS yang tinggi, mendapatkan jumlah minyak dan kernel (rendemen) yang tinggi, mendapatkan mutu minyak yang tinggi, biaya panen efisien, dan eksploitasi berjalan dengan baik sehingga mencapai umur produktif yang lama. Kriteria panen. kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria panen kelapa sawit dapat ditentukan yaitu buah matang yang telah membrondol, minimal sudah terdapat 10 brondolan yang lepas dari TBS/janjang atau 2 brondolan/kg berat janjang. Mutu panen buah yang baik ditentukan oleh derajat kematangan buah yang akan mempengaruhi rendemen minyak dan ALB. Tingkat kematangan buah dinyatakan dengan fraksi tandan atau buah luar yang memberondol dapat seperti tercantum pada Tabel 5.
Tabel 5. Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi Buah Kelapa Sawit Fraksi 00 0 1 2 3 4 5
% Brondolan Lepas 0 1 – 12.5 12.5 – 25 25 – 50 50 – 75 75 – 100 Buah dalam memberondol
Sumber: PT Tunggal Perkasa Plantation (2010)
Derajat Kematangan Sangat mentah Mentah Matang Matang I Matang II Lewat matang I Lewat matang II
31
Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemanen adalah memotong buah mentah dan meninggalkan brondolan di piringan. Untuk menanggulangi hal tersebut yang paling baik dilakukan adalah kontrol sesering mungkin di TPH dan ancak panen karena kerugian akibat memotong buah mentah yaitu kehilangan sebagian potensi produksi minyak, mengganggu kelestarian produksi, dan merugikan pabrik kelapa sawit. Sedangkan kerugian meninggalkan brondolan adalah kerugian secara ekonomis bagi perusahaan. Oleh karena itu di PT TPP pemanen diharuskan berpasangan untuk mengutip semua brondolan yang ada di piringan dan sekitarnya. Pengawasan panen pada PT TPP dilaksanakan oleh mandor panen, krani panen, mandor 1, asisten afdeling, dan kepala kebun. Sistem panen. Sistem panen yang digunakan di PT TPP merupakan sistem panen hancak tetap. Sistem tersebut sangat baik digunakan pada areal yang sempit, topografi berbukit atau curam, dan tahun tanam yang berbeda-beda. Pada sistem tersebut pemanen diberi ancak dengan luas areal 1.5 – 2 ha per orang dan tidak berpindah-pindah. Luas ancak panen bergantung pada umur tanaman. Pada tanaman yang masih muda ancak panen lebih besar daripada tanaman yang lebih tua. Hal tersebut disebabkan tanaman kelapa sawit yang masih muda lebih mudah dipanen dan lebih mudah dalam pengangkutan. Rotasi panen. Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Di PT TPP rotasi panen yang digunakan adalah 6/7 artinya areal dibagi 6 seksi dan dipanen selama 6 hari dalam 7 hari. Rotasi panen yang digunakan adalah rotasi panen yang normal karena proses pematangan buah adalah ± 7 hari. Akan tetapi sering kali rotasi panen berubah bergantung pada kondisi kerapatan buah. Taksasi produksi. Sebelum dilakukan pemanenan, perlu dilakukan taksasi produksi harian yang dilakukan sehari sebelum panen. Angka kerapatan panen (taksasi) adalah perkiraan jumlah pohon yang dapat dipanen dari seluruh pohon yang ada dalam blok, yang dihitung secara acak dari sejumlah pohon tertentu dari masing-masing blok. Sistem perhitungan yang digunakan adalah dengan mengamati pokok sampel pada gawangan sampel yang berada pada areal atau blok yang akan dipanen. Umumnya dari satu areal diambil 10 % sebagai pokok sampel. Data yang dicatat dalam taksasi produksi harian di antaranya
32
adalah jumlah bunga, buah hitam, buah mengkal, dan buah masak. Data jumlah bunga digunakan untuk memperkirakan produksi buah 6 bulan yang akan datang. Jumlah buah hitam digunakan untuk estimasi produksi semester ini. Jumlah buah mengkal digunakan untuk memperkirakan produksi rotasi panen berikutnya. Sedangkan data buah masak digunakan untuk taksasi produksi rotasi minggu ini. Alat-alat panen. Alat-alat panen yang digunakan untuk memotong TBS dari pokoknya digunakan dodos dan egrek. Dodos digunakan untuk memotong TBS pada tanaman yang masih pendek dan mudah dijangkau, sedangkan untuk tanaman yang lebih tinggi (tinggi > 3 m) digunakan egrek. Alat-alat yang sering digunakan dalam pelaksanan panen di PT TPP tercantun pada Tabel 6. Tabel 6. Alat-alat Panen Kelapa Sawit yang Digunakan di PT Tunggal Perkasa Plantations No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Alat Dodos Egrek Angkong Gancu Kapak Tomasun Karung Batu asah
Kegunaan Pemotong tandan buah pada tanaman yang masih pendek Pemotong tandan buah pada tanaman yang sudah tinggi Alat angkut TBS dan brondolan dari pasar pikul ke TPH Alat angkut TBS dari pokok ke pasar pikul/ke angkong Memotong tandan buah yang panjang Tempat brondolan Pengasah dodos, egrek, kapak, dan lain-lain
Sumber: Hasil Pengamatan di Lapangan (2010).
Pelaksanaan panen. pelaksanaan panen dilakukan sesuai dengan ancak yang telah ditentukan. Satu orang pemanen dapat juga memanen lebih dari satu ancak dalam satu hari sesuai dengan pembagian hanca. Pemanen dalam mengerjakan hanca sering kali dibantu oleh satu atau dua orang dan biasa disebut kenek. Kenek tersebut membantu pemanen dalam mengutip brondolan yang jatuh di piringan, mengangkut tandan ke TPH, dan sebagai pemanen cadangan. Pemanen dalam memotong buah matang terlebih dahulu memotong pelepah yang menyangga buah tersebut atau yang mengganggu pelaksanaan panen. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pemotongan tandan buah yang akan dipanen. Pelepah yang sudah dipotong kemudian disusun membentuk huruf “U” mengelilingi pokok atau membentuk huruf “I” sebagai gawangan mati dengan ujung pelepah mengarah utara-selatan. Pemotongan tandan pada TM yang tinggi dilakukan dengan egrek, sedangkan pada tanaman yang pendek dengan
33
menggunakan dodos. TBS yang sudah dipanen kemudian diangkut ke TPH dengan menggunakan angkong. Di PT TPP panjang tangkai dari pangkal buah ± 1 cm yang berbentuk huruf “V” (cangkem kodok). Alat yang digunakan untuk memotong tangkai panjang adalah kampak yang disebut Tomasun. Nama Tomasun merupakan gabungan dari dua nama pekerja PT TPP Tomi dan Asum yang menemukan alat tersebut. Kapak tersebut menghasilkan potongan seperti hurup “V” atau seperti cangkem kodok. Pada tangkai buah diberi nomor sesuai pemanen di hancak tersebut. Buah yang sudah di TPH disusun rapi dengan tangkai buah menghadap ke jalan untuk mempermudah pengangkut melihat nomor panen serta mempermudah krani buah dan mandor panen dalam melakukan pengecekan buah mentah. Basis dan premi panen. Pada kegiatan panen di perkebunan kelapa sawit dikenal istilah basis. Di PT Tunggal Perkasa Plantations untuk panen diterapkan basis borong. Basis borong adalah target tonase atau jumlah janjang berdasarkan berat janjang rata-rata (BJR) tertentu yang harus didapatkan oleh seorang pemanen dalam satu hari sebagai dasar untuk menghitung premi panen. Premi panen merupakan pemberian pendapatan tambahan di luar gaji pokok yang disesuaikan dengan prestasi kerja (PK). Sistem perhitungan premi pemanen dapat dilihat pada Lampiran 8 . Besarnya basis borong ditentukan oleh tahun tanam dan topografi areal panen. Besarnya pemberian premi ditentukan oleh kriteria tahun tanam tanaman kelapa sawit dan kriteria kelas pemanen. Kriteria kelas pemanen dapat dilihat pada Lampiran 9 . Premi panen selain diberikan kepada pemanen juga diberikan kepada mandor panen, kerani panen, mandor transportasi, dan mandor satu. Premi mandor panen adalah 1.5 kali dari rata-rata premi pemanen yang diawasi dikalikan faktor kualitas; premi mandor satu adalah 1.5 kali dari rata-rata premi mandor panen yang ada di afdeling dikalikan faktor kualitas; serta premi kerani panen dan mandor transportasi adalah 1.25 kali dari rata-rata pendapatan premi pemanen yang ada di wilayahnya dikalikan faktor kualitas. Faktor kualitas ditentukan berdasarkan rendemen dan kandungan asam lemak bebas (ALB) harian pabrik, seperti tertera pada Tabel 7. Tabel 7. Faktor Kualitas Pabrik Kelapa Sawit di PT Tunggal Perkasa
34
Plantations No. 1. 2. 3. 4. 5.
Rendemen (%) > 23.5 23 – 23.5 22 – 23 Berapapun < 22
ALB (%) <3 <3 <3 >3 Berapapun
Faktor Kualitas (%) 125 100 75 50 50
Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)
Aspek Manajerial
Karyawan Non staf Penggerak utama dalam suatu organisasi suatu perusahaan adalah sistem manajerial. Sistem manajerial yang baik didukung dengan sumber daya manusia yang handal dapat memberikan pengaruh yang positif bagi suatu perusahaan. Setelah penulis mengikuti kegiatan-kegiatan secara langsung di lapangan sebagai BHL, maka selanjutnya penulis berstatus sebagai pendamping mandor. Mandor adalah manajer tingkat bawah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan semua kegiatan di lapangan. Mandor harus mampu memotivasi pekerja untuk bekerja sesuai dengan standar operasional perusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh mandor bertujuan untuk meningkatkan keefektifan bekerja. Setiap mandor bertanggung jawab terhadap hasil kerja yang dikoordinirnya dengan selalu berpedoman pada Lembar Rencana Kerja (LRK) yang telah ditetapkan kepala afdeling dan perusahaan. Setiap hari mandor mengisi buku kerja mandor yang berisi daftar hadir pekerja setelah selesai kegiatan dan prestasi kerja yang diperolehnya pada hari itu. Buku kerja mandor merupakan alat yang digunakan dalam pengawasan pekerja. Mandor harus bisa memberi motivasi dan mengarahkan pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan, karena hal inilah yang menentukan tercapainya target atau tidak suatu pekerjaan. Jumlah tenaga kerja yang diawasi oleh mandor bervariasi antara 5 – 25 orang. Seorang mandor mempunyai kegiatan-kegiatan wajib yang harus diikuti, di antaranya apel pagi bersama BHL, briefing bersama kepala afdeling atau kepala
35
kebun untuk mendapatkan pengarahan tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan, briefing tentang teknik aplikasi pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan perusahaan (SOP), mengisi daftar hadir pekerja sebelum dan sesudah bekerja, mengawasi pekerjaan secara langsung serta mengarahkan pekerja agar bekerja lebih efektif, menghitung dan melaporkan hasil pekerjaan meliputi prestasi kerja pekerja dan kualitas pekerjaan serta masalah yang dihadapi kepada kepala afdeling. Selain itu, mandor juga mempunyai kewajiban mengurus pengambilan material dan mempersiapkan tenaga kerja. Mandor I. Tingkatan yang berada di bawah kepala afdeling adalah mandor I. Mandor I adalah orang yang mengatur semua kegiatan yang ada di lapangan. Fungsi dan tanggung jawab seorang mandor I lebih luas dibandingkan dengan mandor-mandor lainnya. Mandor I mempunyai tugas untuk mengontrol semua jenis pekerjaan yang dilakukan, sekaligus memberikan penilaian terhadap hasil kerja tersebut. Mandor I mempunyai hak untuk menegur mandor lain jika mandor tersebut melakukan kesalahan dalam melakukan suatu pekerjaan. Mandor I berwenang untuk mengecek semua jenis kegiatan, baik kegiatan administrasi (permintaan dan penerimaan barang) sebelum mendapat persetujuan dari kepala afdeling. Selain itu, mandor I menjamin bahwa pekerjaan yang dilakukan selesai dan sesuai dengan norma/target serta membuat laporan harian hasil kerja dan melaporkan masalah-masalah yang dihadapi ke kepala afdeling. Kegiatan yang dilaksanakan penulis selama menjadi pendamping mandor yaitu sebagai pendamping mandor pupuk, mandor rawat, mandor semprot, dan mandor panen. Semua mandor tersebut berada di bawah mandor I. Mandor pupuk. Tugas mandor pupuk adalah membuat perencanaan blok/petak yang akan dipupuk atas persetujuan asisten afdeling, membuat permintaan bahan/bon gudang yang disetujui asisten afdeling dan kepala kebun, meminta kendaraan pengangkutan pupuk ke krani afdeling, menghitung tenaga kerja yang hadir untuk menentukan luasan yang akan dipupuk, apel pagi dan memberikan pengarahan kepada keryawan, mengawasi pengambilan pupuk di gudang, mengikuti dan mengawasi distribusi pupuk dari gudang ke lapangan, mengontrol dan mengawasi pelaksanaan pemupukan.
36
Mandor rawat. Mandor rawat merupakan karyawan non staf yang termasuk dalam serikat karyawan utama (SKU). Mandor rawat bertugas merencanakan dan mengawasi seluruh kegiatan perawatan, mengatur ancak perawatan, mengatur kebutuhan tenaga kerja dan material yang akan digunakan, dan memeriksa kualitas
pekerjaan.
pemeliharaan
Beberapa
kegiatan
yang
termasuk
dalam
kegiatan
adalah pengendalian gulma, pemeliharaan jalan dan jembatan,
pemeliharaan TPH, dan pengendalian hama dan penyakit. Mandor rawat mengawasi semua kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan secara manual. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan oleh petugas HPT. Mandor semprot. Penyemprotan merupakan salah satu kegiatan dalam pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Selama berstatus sebagai mandor semprot kegiatan yang dilakukan penulis adalah melakukan pengawasan pengambilan herbisida di gudang dan pelaksanaan kegiatan penyemprotan di lapangan. Tugas mandor semprot adalah menentukan areal yang akan disemprot atas persetujuan asisten afdeling, melakukan apel pagi untuk memberikan pengarahan dan pengabsenan karyawan, mengawasi pekerjaan di lapangan dan mengawasi penggunaan herbisida. Setelah kegiatan di lapangan, mandor semprot mengisi absen karyawan, menghitung penggunaan bahan yang dipakai. Mandor panen. Tugas mandor panen adalah membuat perencanaan blok/petak yang harus dipanen atas persetujuan kepala afdeling, kemudian melakukan apel pagi dengan karyawan, sambil memberikan pengarahan tentang standar pelaksanaan panen dan keselamatan kerja. Pada saat itu dilakukan juga pengabsenan karyawan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja pemanen. Mandor panen kemudian memberi ancak kepada masing-masing pemanen dan melaksanakan pengawasan panen. Setelah pelaksanaan pemanenan, mandor panen menerima laporan hasil panen dari pemanen, menghitung jumlah TBS yang dipanen pada hari tersebut, mengisi absen karyawan, mengisi krani buah, dan mengisi Buku Kerja Mandor (BKM). Norma kerja ditentukan oleh berapa banyak TBS yang dihasilkan pada hari itu. Bagi pemanen yang melebihi basis maka pemanen tersebut berhak mendapatkan premi. Karyawan Staf
37
Kepala afdeling (asisten)
merupakan orang yang bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan dan hal-hal penting lainnya dalam suatu luasan areal tertentu (divisi). Asisten bertanggung jawab kepada asisten senior (kepala kebun) dan administratur.
Asisten
bertugas merencanakan dan mengkoordinasikan
program kerja dan target mingguan serta bulanan sesuai program kerja kebun, mengevaluasi hasil-hasil kegiatan dan mengarahkan pemecahan masalah di tingkat afdeling, melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan kegiatan lapangan, melakukan pengawasan dan penilaian terhadap prestasi mandor, dan melakukan administrasi afdeling dengan dibantu oleh krani kantor. Kegiatan administrasi tesebut, antara lain membuat Lembar Rencana Kerja (LRK) yaitu rencana kerja per item pekerjaan yang berisi rencana luas areal yang akan dikerjakan, rencana tenaga, dan rencana material yang akan digunakan.