Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling
Nur Kholis (09220159) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Permasalahan: kesalahpahaman tentang pelaksanaan, tugas dan wewenang layanan bimbingan dan konseling , anggapan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling sebagai "polisi sekolah", atau berbagai persepsi lainnya yang keliru tentang layanan bimbingan dan konseling. Tujuan penelitian, untuk mengetahui secara pasti Sejauh mana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dan kendala-kendala yang ada dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di MTs. Negeri Mranggen kabupaten Demak.. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis: Menambah wawasan dalam penelitian bagi peneliti, Manfaat praktis: sebagai bahan informasi dan masukan petugas bimbingan dan konseling di MTs Negeri Mranggen Kabupaten Demak pada dan pembuat kebijakan instansi terkait dalam pengambilan kebijakan selanjutnya. Metode pengumpulan data menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan langkah-langkah pengumpulan data dan informasi dengan teknik (1) wawancara, (2) pengamatan, dan (3) dokumentasi. Metode analisis data: dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian: latar belakang pendidikan petugas bimbingan yang tidak relevan dengan disiplin ilmunya, peranan masingmasing komponen belum kompak, sarana kurang memadai, pemahaman tentang bimbingan dan koseling masih awam, dan pelaksanaan layananan bimbingan dan konseling hanya sebatas kedisiplinan, pelanggaran tata tertib, pemberian sangsi, point pelanggaran dan hukuman, sehingga beranggapan pelaksanaan bimbingan dan konseling di MTs Negeri Mranggen sebagai polisi sekolah. Kesimpulan dan saran: pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di MTs.Negeri Mranggen berdasarkan hasil penelitian Secara umum peneliti dapat menyimpulkan masih dalam katagori “kurang” Saran-saran: (1) Petugas pelaksana layanan bimbingan dan konseling harus benarbenar mengoptimalkan diri, (2) mensosialisasikan fungsi dan peranan bimbingan dan konseling, agar memiliki kesamaan pemahaman dan persepsi keberadaan layanan bimbingan dan konseling. (3)
Tanamkan pada siswa tentang pemahaman sistem aturan perilaku, kesadaran dalam mentaati peraturan, penerapan disiplin yang baik (4) jelaskan pada siswa tentang fungsi dan manfaat pelayanan bimbingan dan konseling sehingga dapat membantu siswa menemukan pribadinya, dalam hal mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya, serta menerima dirinya secara positif dan dinamis. Kata Kunci : Layanan, bimbingan dan konseling
PENDAHULUAN MTS Negeri Mranggen Merupakan madrasah negeri tertua di Kabupaten Demak, Dengan nomor ijin operasional
tanggal 31/05/1980,
yang tentunya cukup berpengalaman dalam
pengelolaannya, walaupun tempatnya berada di tempat yang tidak strategis, meskipun demikian peminatnya ektrakurikuler,
luar biasa. Kedisiplinan belajar dan pembelajaran, sarana
pembelajaran
yang
memadai
dan
terlaksananya
prasarana
beberapa
yang lengkap mulai
laboratorium Komputer plus Internet, Laboratorium Bahasa, Laboratorium IPA dan lain lain, didukung guru-guru yang professional sesuai dengan bidangnya, ini semua tak terlepas dari dukungan dari semua pihak, merupakan alasan yang cukup dari peneliti, untuk memilih MTs. Negeri Mranggen sebagai obyek penelitian. 1
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai
sebuah
layanan
profesional,
kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa
dilakukan secara sembarangan, Berbagai kesalahpahaman yang terjadi dalam layanan bimbingan dan konseling selama ini, adanya anggapan bimbingan dan konseling sebagai "polisi sekolah", atau berbagai persepsi lainnya yang keliru tentang layanan bimbingan dan konseling, Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah satu pelengkap dari keseluruhan sistim pendidikan yang ada, guna memperlancar tugas dan fungsi pendidikan secara integral, agar tercapai
hubungan
yang
harmonis dikalangan para penyelenggara pendidikan, secara garis
besarnya memerlukan penanganan kepribadian yang lebih baik guna pencapaian tujuan pendidikan secara umum. Tujuan pendidikan tidak mungkin tercapai hanya dengan upaya guru mengajar dan memberi latihan saja, melainkan diperlukan juga bantuan pribadi dalam bentuk program bimbingan dan konseling, tertuang dalam PP No. 38/1992 tentang tenaga Kependidikan, Pasal I ayat 2 yang berbunyi: "Tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang bertugas membimbing, mengajar dan atau melatih peserta didik". Bimbingan dan konseling dalam hal ini sangat berperan dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan nasional, peranan bimbingan dan konseling juga terdapat dalam SK No. 025/05/1995, masih berlaku sebagai rujukan tentang peran bimbingan dan konseling. "Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku". Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling dipertegas dalam permendiknas No. 22/2006 tentang setandar isi: Pelayanan bimbingan dan konseling diletakkan sebagai bagian dari kurikulum. Secara hukum, posisi konselor (penyelenggara profesi pelayanan bimbingan dan konseling) ditingkat sekolah menengah/madrasah Tsanawiyah telah ada sejak tahun 1975, yaitu sejak diberlakukan kurikulum bimbingan dan konseling, dalam sistim pendidikan di Indonesia, begitu besar peranan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan, sehingga layanan bimbingan dan konseling perlu dikekola secara profesional. Kesimpangsiuran pembagian tugas dan wewenang, pemahaman peranan bimbingan dan konseling dari siswa, wali murid dan masyarakat yang masih negatif, kenyataan di lapangan masih terdapat banyak guru pembimbing
yang latar belakang
pendidikannya kurang relevan, merupakan permasalahan yang perlu mendapat penanganan secara serius. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti berminat untuk mengadakan penelitian dengan judul "Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling Kabupaten Demak" Tahun Pelajaran 2011/2012.
2
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
di MTs.
Negeri
Mranggen
TINJAUAN PUSTAKA Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling berasal dari bahasa Inggris yaitu guidance dan counseling. Kemudian diterjemahkan dan dikembangkan oleh banyak para ahli sesuai dengan pentelaahan mereka masing masing, beberapa pendapat para ahli tentang
pengertian
"Bimbingan"
dan
"Konseling" adalah sebagai berikut: Bimbingan dapat diartikan sebagai sesuatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup
mengarahkan
dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan
tuntutan dan keadaaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya, Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial. Konseling merupakan suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara konselor, dan konseli yang berisi usaha yang selaras, unik, human (manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku, agar konseli memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya saat ini dan mungkin pada masa yang akan datang. Layanan Bimbingan dan Konseling Secara umum tujuan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling adalah berupaya membantu siswa menemukan pribadinya, dalam hal mengenal kekuatan
dan kelemahan
dirinya,
serta
menerima
dirinya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Jenis
layanan
bimbingan
dan konseling
terselenggara
harus
sesuai dengan empat bidang
bimbingan yaitu: (1). Bidang bimbingan Pribadi (2). Bidang bimbigan sosial (3). Bidang bimbingan belajar (4). Bidang bimbingan karier.
METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, sehingga tidak perlu adanya konsep keterwakilan suatu sampel. Sampel dalam penelitian senantiasa dapat berkembang untuk mencari focus. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat berlangsungnya penelitian ini di MTs Negeri Mranggen Kabupaten Demak, pelaksanaan penelitian direncanakan bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Pebruari 2012. Sumber Data Dalam penelitian kualitatif, peneliti yang sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontektual, jadi yang dimaksud dalam hal ini, untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber. Sehingga tujuan dari pencarian data ini adalah untuk merinci kekhususan yang ada kedalam konteks yang unik, serta menggali informasi yang akan menjadi dasar dari 3
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
rancangan dan teori yang muncul. Oleh sebab itu, pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sample). Purposive sample ditandai adanya ciri-ciri sebagai berikut : Rancangan sampel yang muncul,
sampel
tidak
dapat
ditentukan
atau
ditarik
kesimpulan terlebih dahulu. Pemilihan sampel secara berurutan/terkait, Penyesuaian berkelanjutan dari sampel, sampel makin dipilih atas dasar focus penelitian, Pemilih berakhir jika sudah terjadi pengulangan, jika sudah mulai terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel sudah dihentikan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil wawancara Untuk mengetahui kualitas dari pelaksanaan layanan bimbinan dan konseling di MTs. Negeri Mranggen Kabupaten Demak, peneliti menggunakan salah satu teknik wawancara. Wawancara yang peneliti lakukan adalah kepada beberapa personil yang terkait dengan pelaksanaan layanan bimbingan yaitu : (1) yang seharusnya dengan kepala sekolah, karena ibu kepala sekolah tidak bisa dikarenakan bersiap melaksanakan ibadah haji Umroh, maka wawancara kami diwakilkan kepada kepala urusan tata usaha, (2) Koordinator Bimbingan dan konseling (3) Guru/ Wali kelas, dan (4) siswa. Di bawah ini adalah hasil wawancara yang peneliti lakukan. a. Hasil Wawancara dengan kepala urusan Tata Usaha MTs. Negeri Mranggen Kabupaten Demak. Pada kesempatan ini peneliti mengadakan wawancara
kepada bapak kepala urusan tata usaha
yaitu bapak Husaini, S.Ag. M.Ag. Kepada bapak kepala Urusan Tata Usaha MTs. Negeri Mranggen Kab. Demak, peneliti bertanya tentang: berdirinya, Ijin operasional dan nomor statistik Jumlah guru
dan karyawan,
kesiswaan,
kegiatan
intra
MTs. Negeri Mranggen,
dan ektra
kurikuler Prestasi.
Inventaris luas area dan inventaris Bimbingan dan konseling., memberikan saran dan harapan pelaksanaan layanan bimbiongan dan konseling di MTs. Negeri Mranggen. Menanggapi pertanyaan diatas. Bapak Husaini,S.Ag. M.ag. menuturkan bahwa: MTs.Negeri Mranggen berdiri pada tanggal 31 mei 1980, ijin operasional KMA 27 tahun 1980, nomor statistik 121100210001. Jumlah guru PNS 80 orang yang lulus sertifikasi
77 orang,
jumlah guru non PNS 7 orang yang lulus sertifikasi 5 orang, tenaga tata usaha (TU) PNS 5 orang, non PNS 7 orang. Jumlah siswa seluruhnya laki-laki 393 siswa, perempuan 459. Kegiatan intra kurikuler/mata pelajaran yang diajarkan: Pendidikan Agama meliputi: Alqur’an Hadist, Akidah Ahlak, Sejarah kebudayaan Islam, dan Ilmu Fikih. Pendidikan Bahasa meliputi: bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Arab, Pendidikan Umum meliputi: PKn, matematika, IPA, IPS, seni budaya, penjaskes, TIK. Pendidikan Muatan
lokal meliputi
bahasa
daerah.
Kegiatan
ektra
kurikuler meliputi: pramuka, bola volley, tenis meja, drum band, computer, menjahit, PMR, rebana dan seni baca al-qur’an. 4
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Inventarisasi meliputi luas area MTs. Negeri Mranggen 10,133 meter persegi, lokal KBM berjumlah 24 lokal, 4 lokal Lab yaitu Lab Komputer, Lab Bahasa, Lab IPA. Lab menjahit, 1 lokal PMR/UKS. 1 masjid, 1 lokal kantor kepala dan ruang rapat,1 lokal Bimbingan dan konseling. Inventaris Bimbingan dan konseling meliputi: 1 set meja kursi tamu, 4 almari, 5 lima meja dan kursi untuk guru pembimbing BK, 12 kursi lipat dan 1Unit komputer dan printer. Saran : Gunakan fasilitas yang telah diberikan/ yang telah ada, rawat laporkan
apa
yang
sangat
dengan
baik dan
dibutuhkan. Sepanjang kami mampu membantu.Kami siap
membantu administrasi yang dibutuhkan BK dam hal surat menyurat. Harapan : BK agar lebih baik dalam menangani masalah/ problem siswa baik itu kenakalan siswa maupun dalam mematuhi tata tertib siswa. Petugas BK dan tenaga administrasi harap tetap bekerja sama baik dalam bidang administrasi maupun bidang yang lainnya. b. Hasil Wawancara dengan koordinator Bimbingan dan konseling bapak H. Sujawar, S.Pd. Kepada bapak koordinator Bimbingan dan konseling, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang meliputi: jumlah petugas bimbingan dan koseling, jumlah siswa yang harus dilayani, latar belakang pendidikan petugas bimbingan dan koseling. Berapa guru bimbingan dan koseling yang telah lulus sertifikasi, lama pengabdian menjadi petugas bimbingan dan koseling, sikap siswa terhadap pelaksanaan layanan bimbingan dan koseling,
sikap para pendidik lain,
tanggapan masyarakat, dokumen dan administrasi yang dimiliki, usaha menambah kualitas kerja, program kerja tersruktur, wali kelas laporan kepada Bimbingan dan konseling tentang perkembangan anak dididknya, kendala yang dialami dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan koseling, saran dan harapan bimbingan dan koseling. Menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut, peneliti mendapatkan jawaban dari koordinator Bimbingan dan konseling yaitu bapak H. Sujawar, S.Pd. yang menuturkan sebagai berikut: Jumlah petugas pelaksanaan layanan Bimbingan dan konseling MTs. Negeri Mranggen terdiri dari 1 koordinator, dan 4 staf petugas Bimbingan dan konseling. Jumlah siswa yang harus dilayani setiap petugas minimal 150 siswa. Dari jumlah 854 siswa . Latar belakang pendidikan petugas layanan bimbingan dan koseling yang relevan hanya dua orang. Mengenai tanggapan siswa: ada yang negatif, dan ada yang positif. Tanggapan rekan guru mata pelajaran terhadap bimbingan dan konseling ada yang baik, ada yang beranggapan bimbingan dan koseling sangat keras dan ada pula yang tidak peduli. Tanggapan masyarakat masih awam . Dokumen yang dimiliki bimbingan dan koseling berupa foto kegiatan, administrasi bimbingan dan koseling dan serta data sosimetri siswa. Usaha menambah kualitas kinerja bimbingan dan koseling mengikuti MGMP bimbingan dan koseling dan mengikuti seminar- seminar tentang perihal remaja dan kenakalannya.
5
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Program kerja tersruktur secara administrasi sudah lengkap tetapi sering kali belum bisa terlaksa secara maksimal dan tidak sersuai dengan harapan. Yang kurang mendukung dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan koseling dalam hal ini karena wali kelas tidak pernah laporan kepada bimbingan dan koseling tentang perkembangan anak didiknya, baik itu rekap nilai hasil mid semester
maupun nilai hasil akhir semester, sehingga guru bimbingan dan
koseling kesulitan untuk memberikan bimbingan atau motivasi pada siswa yang mempunyai keterlambatan belajar. Kendala yang dialami dalam pelaksanaan layanan Bimbingan dan konseling: latar belakang pendidikan petugas bimbingan dan koseling memang tidak semuanya relevan, peranan masingmasing komponen
belum
kompak,
sarana
kurang
memadai,
pemahaman tentang
bimbingan dan konseling masih awam dari unsur terkait. Saran:
kami hanya perlu
dukungan dari rekan
maupun unsur terkait, sehingga petugas BK
guru mata pelajaran maupun wali kelas,
tidak
harus
ekstra
dalam
menangani
permasalahan siswa yang semkin komplek. Harapan: Walaupun petugas kami beragam dari displin ilmu yang berbeda (tidak relevan), kami siap menerima kritik dan saran maupun dukungan dari semua pihak, dan kami mohan pada ibu kepala untuk dapat diikut sertakan baik dalam penatara tentang BK jika ada, seminar, MGMP, maupun yang lain yang masih ada kaitannya dalam Bimbingan dan konseling, untuk menambah wawasan kami dalam menangani permasalahan bimbingan dan konseling di sekolah. c. Hasil Wawancara dengan Guru/ Wali Kelas Peneliti
mengadakan
wawancara
kepada
guru/
wali
kelas adapun
pertanyaan yang
peneliti ajukan adalah: pendapat terhadap layanan bimbingan dan koseling, manfaat yang diperoleh, laporan perkembangan anak didik kepada petugas bimbingan dan koseling, laporan hasil belajar siswa kepada petugas bimbingan dan koseling, kesimpulan dan saran terhadap pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di MTs. Negeri Mranggen. Dari pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan, memperoleh jawaban yaitu 1) Penuturan dari Ibu Sudarsih, S.Pd. M.Pd. : Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di MTs. Negeri Mranggen sudah baik namun perlu adanya pembenahan dalam administrasi
dan
penanganan
kasus
dan
point
pelanggaran. bimbingan dan koseling mempunyai manfaat membantu guru dalam proses KBM dan siswa menjadi lebih tertib. Wali
kelas tidak pernah melaporkan
perihal
perkembangan anak didik. Juga tidak
melaporkan hasil belajar siswa misalnya mid smester atau rekap nilai semester. Saran: Pemberian sangsi terhadap anak didik harus secara adil dan tidak pandang bulu, Penanganan siswa yang bemasalah harus bersifat mendidik, tidak menjadikan anak didik semakin takut keberadaan BK,
sehingga
siswa takut
mengungkapkan
masalah yang
dihadapi. Jadikan layanan BK sebagai sahabat dekat siswa, tidak sebagai polisi sekolah. 6
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Harapam: Kinerja BK sudah
baik namun perlu pembenahan dan kekompakan dalam
penanganan masalah pada siswa dan harus bisa bekerja sama dengan unsur terkait. dan hilangkan persepsi negatif tentang BK. 2) Penuturan bapak Muhammad Thoha, S.Pdi. Kehadiran layanan bimbingan dan konseling di MTs. Negeri Mranggen, sangat setuju. Karena dapat membantu kelancaran pembelajaran, mengurangi kenakalan/kemalasan siswa, dan kedisiplinan. Sebagai wali kelas bapak Muhammad Thoha, S.Pdi Tidak
pernah
melaporkan perihal perkembangan anak didik dan hasil test, baik mid semester maupun rekap nilai hasil ulangan semester kepada petugas bimbingan dan konseling. Saran:
Penanganan siswa yang bemasalah atau memberi sangsi terhadap
siswa
yang
bermasalah harus tuntas, karena sering kali tidak tuntas, sehingga siswa akan mengulangi kesalahannya lagi. Harapan: Kinerja BK sudah
baik namun perlu ditingkatkan, karena
dapat
membantu
kelancaran proses belajar mengajar, dan dapat memberi dorongan atau motivasi pada anak menjadi lebih baik. 3) Bapak Totok Prasetyo.S.Pd. M.Sc. wali kelas IX B, menuturkan: Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di MTs. Negeri Mranggen, baik sekali, setuju dan sangat penting sebagai sarana untuk memberikan bimbingan dan membantu dalam menghadapi masalah yang bisa menghambat proses belajar. layanan bimbingan dan konseling memberi manfaat dapat memperlancar KBM, meningkatkan ketertiban sekolah, mengurangi kenakalan siswa/remaja dari pengaruh media massa maupun media elektronik/internet. Sebagai wali kelas bapak Totok Prasetyo. S.Pd. M.Sc. tidak melaporkan perihal perkembangan anak didik secara tertulis, karena percaya penuh kinerja terhadap layanan bimbingan dan konseling, dan juga tidak melaporkan hasil test atau ulangan pada petugas bimbingan dan konseling, tetapi pada kepala sekolah. Saran: Guru BK tidak hanya memberi sangsi saja tetapi bisa menberi kenyamanan bagi siswa. dan perlu adanya keseragaman prinsip penanganan maupun memberikan ketegasan pada siswa, Harapan: Penanganan layanan BK sudah baik, Kami mengharapkan kinerja layanan bimbingan dan konseling menjadi lebih baik, lebih solid dan siswa menjadi lebih baik dalam disiplin tata tertib maupun disiplin dalam belajar. d. Hasil Wawancara dengan Siswa Peneliti selanjutnya wawancara dengan enam siswa yaitu: dua siswa kelas tujuh, dua siswa kelas delapan, dan dua siswa kelas Sembilan, pada kesempatan ini
peneliti
mengajukan
beberapa pertanyaan tentang: kehadiran layanan bimbingan dan konseling, manfaat layanan Bimbingan dan konseling, tata tertib, jika melihat perkelahian, 7
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
jika
mengalami
kesulitan
belajar, jika mengalami masalah, kesimpulan dan saran dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang
peneliti ajukan, jawaban mereka adalah sebagai
berikut : 1) Nur Halimah siswa kelas VII B mengatakan. Bimbingan dan konseling adalah tempat memanggil siswa yang sering membolos, terlambat dan siswa-siswa yang nakal. Manfaat Bimbingan dan konseling menjadikan suasana lebih aman dari siswa
yang
nakal.
jika
melihat
penganiayaan/perkelahian melapor petugas
Bimbingan dan konseling dengan cara diam-diam karena takut diancam. Jika mengalami kesulitan belajar atau ada masalah baik dirumah maupun di sekolah mereka enggan berkonsultasi/memanfaatkan keberadaan Bimbingan dan konseling di sekolah. Saran: Siswa yang nakal atau melanggar tata tertib harus ditindak dan dihukum berat. Agar tidak mengulangi perbuatannya. Harapan: BK bisa lebih tegas dalam menangani kedisiplinan. 2) Sabilul Huda, siswa kelas VII D mengatakan bahwa : Bimbingan dan konseling adalah tempat untuk siswa yang tidak mentaati tata tertib dan sering membolos. Dengan adanya bimbingan dan konseling suasana sekolah menjadi aman tetapi jika terjadi pelanggaran tata tertib enggan melapor karena takut diancam Jika ingin melapor dengan cara sembunyi-sembunyi. Keberadaan Bimbingan dan konseling tidak pernah dimanfaatkan untuk berkonsultasi
jika ada masalah
kesulitan belajar
atau masalah
dirumah, maupun di sekolah. Saran: BK haru tegas dalam menghukum agar siswa menjadi jera. para siswa yang melanggar tata tertib. Harapan: BK tak henti hentinya mengingat kan pada siswa agar berdidsiplin dan patuh pada aturan/ tata tertib. 3) Ana Yohana siswa kelas VIII F. mengatakan bahwa : Bimbingan dan konseling bertugas memberi pengarahan tentang tata tertib, tata krama, sopan santun dan memberi pengalaman tentang prilaku disiplin, bimbingan tentang remaja, kenakalan remaja dan bahaya narkoba. Dan bimbingan dan konseling adalah tempat menghukum siswa yang melanggar tata tertib. Keberadaan bimbingan dan konseling tidak pernah dimanfaatkan untuk konsultasi tentang kesulitan belajar dan masalah dirumah maupun di sekolah. Dan juga Tidak berani melapor jika ada pelanggaran karena takut diancam Ana Yohana memberi kesimpulan dan saran: bimbingan dan konseling berguna untuk mendidik kedisiplinsn, kepatuhan dan menghukum bagi yang melanggar. Dan petugas bimbingan dan konseling harus tegas menangani siswa yang tidak mematuhi tata tertib agar siswa jera. 8
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Saran: harus tegas dalam menangani siswa yang tidak mematuhi tata tertib, agar siswa jera tidak mengulangi perbuatannya yang salah. Harapan: mendidik kedisiplinan, untuk patuh pada peraturan dan dan menghukum bagi yang melanggarnya. PEMBAHASAN Berdasarkan tinjauan pada data yang terkumpul, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah sudah relevan latar belakang pendidikan para guru bimbingan dan konseling yang ada di MTs.Negeri Mranggen ?, latar belakang pendidikan petugas layanan bimbingan dan konseling, sangat
berpengaruh
terhadap mutu pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di MTs. Negeri Mranggen, jadi jelas petugas pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, yang tidak relevan dengan disiplin ilmunya, akan mempengaruhi kinerjanya, sebab pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang baik, yaitu harus memiliki bekal ilmu dan ketrampilan khusus dibidang layanan bimbingan dan konseling yang profesional. pengalaman pembimbing merupakan bagian tugas layanan bimbingan dan konseling, juga sangat berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Pengembangan profesi bagi petugas bimbingan dan konseling, juga sangat berpengaruh terhadap mutu pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, sehingga pengembangan profesi bagi petugas layanan bimbingan dan konseling, sangat perlu. Hal ini untuk menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan ketrampilan, yang menunjang kualitas kerja. Hal ini dapat ditempuh dengan jalan pendidikan, penataran dan pelatihan pelayanan bimbingan dan konseling. Apa lagi bagi petugas layanan bimbingan dan konseling yang bukan berasal dari disiplin ilmu bimbingan dan konseling. ketidak pedulian guru mata pelajaran dan wali kelas terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling, sangat menghambat pelaksanaan layanan
bimbingan
dan
konseling,
sehingga
kepedulian guru mata pelajaran maupun wali kelas sangat dibutuhkan, sebab wali kelas merupakan guru yang diberi tugas khusus disamping mengajar untuk mengelola status kelas siswa tertentu, dan bertanggung jawab membantu kegiatan bimbingan dan konseling di kelasnya, guru dan wali kelas yang pro aktif dapat sebagai input informasi atau masukan berharga dalam proses pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Asumsi negatif siswa terhadap layanan bimbingan dan konseling, sangat berpengaruh terhadap pemberdayaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Hal ini bisa terjadi, sebab pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling bagi siswa dianggap sesuatu yang menakutkan. Sehingga siswa tidak dapat menikmati atau memanfaatkan keberadaan layanan bimbingan dan konseling yang semestinya. 9
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Kebijaksanaan para penguasa/pemimpin, sangat berpengaruh terhadap operasional layanan bimbingan dan konseling di sekolah. sebab dengan kebijaksanaan tersebut kebutuhan operasional pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dapat terpenuhi.
KESIMPULAN 1. Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap sarana prasarana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang ada di MTs. Negeri Mranggen kabupaten Demak, kurang diperhatikan, Untuk
kegiatan
layanan bimbingan perorangan tempatnya terbuka, sehingga siswa merasa malu
berkonsultasi dan enggan mengungkapkan isi hatinya, sehingga azas kerahasiaan terabaikan. 2. Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator pelaksana layanan bimbingan dan konseling di
MTs. Negeri Mranggen : a) Siswa yang sering melanggar tata tertib, bahwa keberadaan layanan bimbingan dan konseling adalah negatif, tetapi siswa yang disiplin menganggap keberadaan layanan bimbingan dan konseling sangat positif, berarti siswa belum memahami fungsi serta peranan bimbingan di sekolahnya. b) Wali kelas tidak memberi laporan tentang perkembangan anak didiknya kepada petugas layanan bimbingan dan konseling, baik itu rekap nilai
hasil
nilai hasil mid
semester
maupun
akhir semester, sehingga petugas layanan bimbingan dan konseling kesulitan
untuk memberikan
bimbingan atau motivasi pada siswa yang mempunyai keterlambatan
belajar. Sehingga dapat dikatakan guru/wali kelas, belum memahami peranan sebagai guru/wali kelas terhadap pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan beberapa kesimpulan yang peneliti utarakan diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di MTs. Negeri Mranggen tahun 2012 ini. Secara umum peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di MTs.Negeri Mranggen masih dalam katagori “kurang”.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas 2004, Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta, Dirjen Dikdasmen. Depdiknas, 2005. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen, Semarang PGRI Jawa Tengah. Depdiknas
2003. Undang-undang
Republik
Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003. Tentang
Sistem Pendidikabn Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekjen Depdiknas. Dewa Ketut Sukardi, April 2007, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, Jakarta, PT Rineka Cipta. 10
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Keputuan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik
Indonesia
Nomor: 025 /0 /1995
Tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Lexy J. Moleong, 2011, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Mangkunegara. Kinerja. Htt:wikipedia.org/wiki/Kinerja. Diunduh tanggal 25 Maret 2011. Prayitno dan Erman Amti 2004, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Depdikbud dan Rineka Cipta. Singgih D. Gunarso; 2009: 44, Psikologi untuk Membimbing, PT BPK Gunung Mulia. Sugiyono, 2010, Metode Penelitian pendidikan, Bandung, Alfabeta.
11
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING