PEDOMAN UMUM
DEPARTEMEN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN DESEMBER 2009
KATA PENGANTAR Pengembangan Kelapa terpadu, merupakan salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan produktivitas dan mutu hasil kelapa, meningkatkan nilai tambah dan pemberdayaan petani, perluasan kesempatan kerja, peningkatan devisa serta mempertahankan kelestarian sumber daya alam. Kegiatan pengembangan kelapa terpadu tahun 2010 dilaksanakan melalui peremajaan/rehabilitasi kebun kelapa rakyat, pengadaan unit pengolahan kelapa berbasis rumah tangga, pelatihan petani dan pengembangan kelapa dalam diwilayah PLG dilaksanakan hampir diseluruh Provinsi penghasil kelapa. Agar pelaksanaan pengembangan kelapa terpadu dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan, maka dipandang perlu untuk menerbitkan Pedoman Umum Pengembangan Kelapa Terpadu, sebagai acuan bagi
Provinsi/Kabupaten/Kota untuk
mewujudkan pemahaman yang sama dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan. Semoga buku pedoman ini dapat memberikan manfaat yang nyata dalam pengembangan tanaman kelapa. Jakarta, Desember 2009 Direktur Jenderal Perkebunan
Achmad Mangga Barani NIP. 19490612 197503 1 001 i
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I.
PENDAHULUAN
1
1. Latar Belakang
1
2. Maksud dan Tujuan
4
3. Sasaran
5
4. Indikator Keberhasil
5
II.
PENGERTIAN – PENGERTIAN
6
III.
PELAKSANAAN KEGIATAN
7
1. Kegiatan Pusat
7
2. Kegiatan Provinsi
8
3. Kegiatan Kabupaten
8
PENDEKATAN KEGIATAN
9
1. Lokasi Pengembangan
9
2. Kegiatan Pengembangan Kelapa Terpadu
9
IV.
V.
PEMBIAYAAN
16
VI.
PENUTUP
18
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Tanaman Kelapa merupakan tanaman rakyat yang memiliki peran sosial, budaya dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia, karena hampir 98% diusahakan oleh rakyat.
Manfaat tanaman kelapa tidak saja terletak pada
daging buahnya yang dapat diolah menjadi santan, kopra dan minyak kelapa tetapi seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat besar.
Demikian besar manfaat
tanaman kelapa sehingga ada yang menamakannya sebagai pohon kehidupan.
Tanaman kelapa merupakan tanaman
yang memiliki posisi strategis terutama sebagai bahan baku untuk pembuatan minyak goreng. Pada era itu sampai tahun delapan puluhan, kelapa merupakan tanaman berjaya, karena luas areal tanaman ini mendominasi lahan diberbagai daerah di Indonesia. Kelapa merupakan tanaman tropis yang telah lama dikenal masyarakat Indonesia, hal ini terlihat dari penyebarannya hampir diseluruh wilayah Nusantara. Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan komoditi kelapa semakin akan meningkat, mengingat pola hidup masyarakat Indonesia sulit dilepaskan dari komoditas kelapa dan hasil olahannya. Produk tanaman kelapa selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat juga 1
sebagai sumber devisa negara melalui ekspor. Selain itu komoditi ini dapat menyerap tanaga kerja yang tidak sedikit yaitu sekitar 6,9 juta KK. Peluang pengembangan agribisnis kelapa dengan produk bernilai ekonomi tinggi sangat besar. Alternatif produk yang dapat dikembangkan antara lain Virgin Coconut Oil (VCO), Oleochemical (OC), Desicated Coconut Coconut
(DC), Coconut Milk/Crem (CM/CC),
Coconat Charcoal (CCL), Activated Carbon (AC), Brown Sugar (BS), Coconut Fiber (CF) dan Cocin Wood (CW), yang diusahakan secara parsial maupun terpadu.
Pelaku
agribisnis produk-produk tersebut mampu meningkatkan pendapatannya 5-10 kali dibandingkan dengan bila hanya menjual produk kopra. Berangkat dari kenyataan luasnya potensi
pengembangan
produk,
kemajuan
ekonomi
perkelapaan ditingkat makro (daya saing di pasar global) maupun mikro (pendapatan petani, nilai tambah dalam negeri dan substitusdi impor) tampaknya akan semakin menuntut dukungan
pengembangan
kelapa
untuk
tahun
tahun
mendatang. Pada tahun 2008 luas areal tanaman kelapa tercatat 3.798 ribu ha, didominasi oleh perkebunan rakyat seluas 3.729 ribu ha (98,18%), perkebunan besar negara seluas 5,5 ribu ha (0,14%)
dan
perkebunan besar swasta seluas 64 ribu ha (1,69%), dengan total 2
produksi sebesar 3.247 ribu ton setara kopra, yaitu perkebunan rakyat sebesar 2.177 ribu ton (97,83%), perkebunan besar negara sebesar 2,9 ribu ton (0,09%) dan perkebunan besar swasta sebesar 67,5 ribu ton (2,08%). Areal tanaman kelapa di pulau Sumatera mencapai 1.260.370 ha (33,18%) dengan produksi 1.143.732 ton,
Jawa 855.151 ha
(22,51%) dengan produksi 675.962 ton, Sulawesi 746.409 ha (19,65%) dengan produksi 699.239 ton, Bali, NTB dan NTT seluas 297.292 ha (7,63%) dengan produksi 185.189 ton, Maluku dan Papua 354.145 (9,32% ) dengan produksi 324.093 ton, serta Kalimantan 284.930 (7,50%) dengan produksi 218.966 ton dari total luas areal kelapa Indonesia.
Ekspor komoditi kelapa
mencapai nilai US $ 729,652 juta dengan vulume 1,573 juta ton. Selama ini komoditas kelapa hanya dimanfaatkan produk primernya saja, baik dalam bentuk kelapa segar maupun kopra untuk
bahan
baku
minyak
goreng.
Pengembangan
dan
pemanfaatan produk hilir kelapa belum banyak dilakukan, demikian pula pemanfataan hasil samping. Upaya pengembangan produk dan pemanfaatan hasil samping akan meningkatkan nilai tambah produk kelapa yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan pendapatan petani kelapa. Demikian pula lahan dibawah pohon kelapa masih dapat dimanfaatkan dengan kegiatan diversifikasi baik dengan tanaman pangan maupun ternak, sedangkan untuk tanaman yang sudah tidak produktif lagi perlu diremajakan dengan menggunakan benih varietas unggul. Berdasarkan keragaan kondisi yang ada tersebut dan mengingat bahwa pada sentra sentra produk kelapa peran ekonomi tanaman kelapa cukup dominan, maka dipandang perlu adanya upaya 3
pengembangan yang dapat dijadikan acuan umum untuk peremajaan kelapa. Agar kegiatan dapat mencapai sasaran seperti yang diharapkan dan dapat berperan sebagai panduan replikasinya, maka kegiatan yang dilakukan hendaknya merupakan paket utuh, sehingga pada tingkat usahatani dapat menjadi sumber kesejahteraan yang meningkat dan berkelanjutan serta pada tingkat lokasi dapat dikondisikan tumbuhnya sistem agribisnis berbasis kelapa. Mempertimbangkan bahwa kemampuan sumber dana APBN terbatas, maka agar paket kegiatan peremajaan kelapa secara utuh dapat terlaksana, perlu diupayakan komplementasi dari berbagai sumber dana lain termasuk diantaranya swadaya petani. 2. Maksud dan Tujuan Maksud
dari
peremajaan
kelapa
terpadu
adalah
untuk
meningkatkan produktifitas usaha tani secara berkelanjutan, melalui pengembangan sitem pertanian berbasis tanaman kelapa pada tingkat usaha tani dan pengembangan sistem agribisnis berbasis tanaman kelapa pada tingkat wilayah. Berkenaan dengan hal tersebut, maka kegiatan peremajaan kelapa rakyat bertujuan : a. Mempercepat peremajaan kelapa rakyat dengan menggunakan teknologi anjuran b. Mengembangkan kelapa rakyat sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi petani kelapa.
4
c. Meningkatkan produksi dan produktifitas kelapa rakyat melalui peran serta masyarakat. 3. Sasaran Sasaran kegiatan Peremajaan kelapa rakyat Tahun 2009 adalah : a. Terlaksananya peremajaan/ rehabilitasi
perkebunan kelapa
rakyat seluas 36.954 Ha di 24 (dua puluh empat) Propinsi 92 Kabupaten dengan menggunakan benih unggul b. Berkembangnya diversifikasi dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan usaha perkebunan kelapa rakyat dengan tanaman sela/intercroping seluas 36.954 Ha di 24 (dua puluh empat) Propinsi melalui swadaya petani. c. Berkembangnya produk hilir dan pemanfaatan produk samping kelapa yang akan meningkatn nilai tambah produk kelapa. d. Terlatihnya petani dalam peremajaan kelapa dan pemanfaatan hasil samping kelapa. 4. Indikator Keberhasil a. Terlaksananya peremajaan kelapa rakyat, terutama pada tanaman tua/ tidak produktif lagi. b. Meningkatnya Produktivitas lahan usaha perkebunan dan produktivitas kelapa. c. Tumbuhnya usaha petani berbasis kelapa yang mampu mengelola permodalan sesuai kaedah bisnis.
5
II. PENGERTIAN - PENGERTIAN 1. Kelompok Tani Kelapa adalah sekumpulan petani kelapa (minimal 20 KK) yang sepakat membentuk kelompok untuk saling bekerjasama dalam memajukan usahataninya. 2. Gapoktan Kelapa adalah kumpulan kelompok petani kelapa yang bertujuan menampung dan menyalurkan kepentingan petani kelapa. 3. Koperasi Petani Kelapa adalah koperasi yang dibentuk oleh dan beranggotakan para petani kelapa, anggota Asosiasi Petani Kelapa dan organisasi organisasi sejenis. 4. Pemberdayaan Kelompok Tani Kelapa adalah upaya fasilitasi agar mampu mengelola dan memanfaatkan potensi sumberdaya berbasis kelapa untuk mencapai kesejahteraan anggota petani kelapa.
Pemberdayaan
disini
diutamakan
pada
aspek
peningkatan produktivitas lahan, produksi kelapa, bisnis, managemen dan aspek peningkatan Sumber Daya Manusia. 5. Usaha Kelompok Tani Kelapa adalah segala jenis usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggotanya. Prioritas usaha diarahkan kepada peningkatan produktivitas lahan usaha dan perkebunan kelapa melalui peremajaan, diversifikasi dan pengolahan kelapa terpadu. 6. Peremajaan Kelapa adalah penggantian semua tanaman tua, rusak dan tidak produktif dengan tanaman baru varietas unggul. 7. Rehabilitasi kelapa adalah penggantian sebagian tanaman terutama tanaman tua, rusak dan tidak produktif dengan tanaman baru varietas unggul. 6
8. Diversifikasi horizontal yaitu pemanfaatan lahan diantara tanaman kelapa dengan tanaman sela seperti dengan tanaman tahunan dan palawija 9. Diversifikasi vertikal yaitu penganekaragaman hasil produk kelapa seperti nata de coco, sabut kelapa, arang tempurung, kayu kelapa dll.
III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup Kegiatan Dengan
pertimbangan
keberhasilannya
akan
dapat
mengkondisikan upaya pengembangan lebih lanjut, ruang lingkup kegiatan pengembangan kelapa terpadu idealnya untuk PUSAT, PROPINSI dan KABUPATEN masing-masing adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Pusat a
Menyiapkan Pedoman Umum Pelaksanaan Pengembangan Kelapa Terpadu.
b
Melakukan Sosialisasi kegiatan bersama Dinas Perkebunan Propinsi.
c
Melakukan
koordinasi
perencanaan
dan
pelaksanaan
pemantauan,
monitoring
dan
pengendalian
kegiatan. d
Melakukan
kegiatan serta membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi di tingkat lapangan. e
Menyusun laporan perkembangan hasil pemantauan dan pengendalian serta perkembangan kegiatan. 7
2. Kegiatan Provinsi a
Merumuskan kebijakan operasional kegiatan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.
b
Menjabarkan Pedoman Umum Peremajaan Kelapa Rakyat yang dituangkan dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (juklak) sesuai kondisi daerah.
c
Melakukan
sosialisasi,
pemantauan,
pengendalian
pelaksanaan kegiatan dan membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi. d
Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan peremajaan kelapa rakyat secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Budidaya Tanaman Tahunan.
3. Kegiatan Kabupaten a Memfasilitasi kelancaran pelaksanaan dan pembinaan teknis produksi, manajemen usaha kelompok tani/Gapoktan dan pengembangan usaha. b Sosialisasi kegiatan Pengembangan Kelapa Terpadu, c Seleksi calon lokasi dan calon petani (CP/CL) calon penerima bantuan pengembangan kelapa terpadu. d Menjabarkan Pedoman Umum kedalam Petunjuk Teknis (Juknis). e Membuat dan melaporkan hasil kegiatan perkembangan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Kelapa Terpadu secara berkala (triwulan) dan tahunan.
8
IV. PENDEKATAN KEGIATAN 1.
Lokasi Pengembangan
Dengan pertimbangan untuk meningkatkan peran usaha perkebunan kelapa sebagai kekuatan ekonomi wilayah melalui penumbuhan sisitem agribisnis berbasis kelapa, maka prioritas pemilihan lokasi peremajaan kelapa rakyat diutamakan pada sentra sentra produksi kelapa. Agar tujuan kegiatan dapat tercapai dan keberhasilan dapat menjadi acuan tumbuhnya gerakan kegiatan serupa, maka kriteria calon lokasi adalah yang paling mendukung terlaksananya kegiatan antara lain mudah dijangkau, merupakan areal tanaman kelapa tua dan petaninya mudah digerakkan. Sedangkan yang terlibat dalam kegiatan ini adalah petani yang ada dilokasi terpilih. 2. Kegiatan Pengembangan Kelapa Terpadu Kegiatan
pengembangan
kelapa
terpadu
pada
tahun
2010
dilaksanakan melalui 2 kegiatan yaitu : a. Pengembangan Kelapa Terpadu berbasis rumah tangga Pada tahap awal sebagai Pilot Project untuk kegiatan ini dilaksanakan di kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau, dengan melibatkan kelompok tani kelapa secara langsung. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan pengolahan kelapa secara tepat dalam skala industri rumah tangga dan memberikan nilai tambah yang lebih besar,
sehingga dapat menumbuhkan
usaha baru, pada akhirnya dapat menggerakkan perekonomian
9
daerah (pelaksanaan CP/CL sama dengan kegiatan peremajaan kelapa). b. Peremajaan Kelapa Pada kegiatan peremajaan kelapa hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut : 1)
Inventarisasi calon petani calon lahan (CP/CL) Inventarisasi dilakukan pada tahap awal kegiatan meliputi calon petani dan calon lahan sesuai dengan kriteria tanaman yang dapat diremajakan.
2) Kriteria calon lahan/maupun calon petani adalah sebagai berikut : a) Calon Lahan/tanaman o
Kriteria lahan terpilih adalah milik petani dengan luasan sampai 2,0 ha disesuaikan dengan kondisi setempat;
o
Hamparan kelapa minimal ekivalen dengan areal + 10 Ha;
o
Tanaman kelapa telah berumur > 60 tahun;
o
Tanaman tidak produktif atau produksi buahnya kurang dari 30 butir/pohon/tahun;
o
Tanaman kelapa yang rusak karena serangan Hama Penyakit;
o
Lokasi cocok untuk penanaman tanaman kelapa;
o
Tidak merupakan daerah penyebaran hama dan penyakit utama tanaman kelapa.
10
b) Metode Peremajaan Peremajaan tanaman kelapa dilakukan dengan cara penanaman bibit kelapa diantara tanaman tua/rusak atau menebang secara bertahap.. o
Tanaman kelapa diremajakan jika telah berumur >60 tahun atau tanaman-tanaman yang tidak produktif lagi.
o
Peremajaan dapat dilakukan untuk umur tanaman kurang dari 60 tahun, apabila tanaman tidak produktif atau produksi buahnya kurang dari 30 butir/pohon/tahun dan ditanam di lokasi yang sesuai untuk kelapa.
o
Komoditas yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik daerah masing-masing;
o
Jika daerah tersebut memang tidak cocok untuk kelapa, sebaiknya tidak diremajakan lagi dan diusahakan
pemanfaatan
lahan
tersebut
untuk
komoditas lain. c) Calon Petani o
Tergabung dalam kelompok tani
o
Merupakan
pekebun dan penduduk
setempat
dengan identitas beserta KTP dan KK o
Calon petani terdaftar dalam daftar kelompok tani.
o
Memiliki lahan dengan tanaman kelapa minimal eqivalen minimal 0,25 ha 11
b.
Pelatihan Petani
Pelatihan
petani
meliputi
pelatihan
usaha
tani
kelapa
dan
pemanfaatan hasil samping produk tanaman kelapa. Pelatihan ini dilaksanakan
bekerjasama dengan Balai Penelitian,
perguruan tinggi negeri/Swasta atau pihak lain yang berkompoten. c. Lokasi dan Volume Kegiatan Untuk peremajaan kelapa rakyat dilaksanakan pada areal petani kelapa, baik areal swadaya maupun eks proyek, dengan rencana peremajaan tahun 2010 adalah seluas 36.954 ha yang tersebar di 24 Provinsi 92 kabupaten, dengan jumlah tanaman yang diremajakan per hektar 50 % dari populasi tanaman seperti pada tabel berikut : Tabel. Rencana Peremajaan Kelapa Rakyat tahun 2010
No
1.
2.
PROPINSI
KABUPATEN
RENCANA KEGIATAN Peremajaan PengaPelatihan Kelapa walan Petani Rakyat (Paket) (Paket) (Ha)
NAD - Aceh Besar - Sabang - Semeulu - Aceh Utara - Bireun
375 375 375 375 375
1 1 1 1 1
- Simalungun - Karo - Asahan - Langkat - Tapanuli Tengah - Batu Bara
300 300 450 375 150 300
1 1 1 1 1 1
Sumut
1
12
No
PROVINSI
3.
Riau
4.
Jambi
5.
6.
7.
8.
9. 10.
11.
Bangka Belitung
KABUPATEN
RENCANA KEGIATAN Peremajaan PengaPelatihan Kelapa walan Petani Rakyat (Paket) (Paket) (Ha)
- Indragiri Hilir
375
1
- Tj. Jabung Barat - Tj. Jabung Timur
640 590
1
- Belitung Timur
480
1
- Bengkulu Tengah - Kota Bengkulu - Provinsi
100 350 380
1 1
-
480 300 480 480 315
1
1
- Lebak - Pandeglang
960 960
1 1
- Ciamis - Tasikmalaya
640 640
1 1
- Jepara - Banjarnegara - Tegal - Cilacap - Boyolali - Purworejo - Kebumen
500 500 500 850 500 500 500
1 1 1 1 1 1 1
- Bantul - Kulon Progo
150 100
1 1
Bengkulu
Lampung Lampung.Selatan Pesawaran Way kanan Lampung Barat Lampung Tengah
1
Banten
Jawa Barat Jawa Tengah
Yokyakarta
13
12.
Jawa Timur -
13. 14.
15.
16.
17.
Sumenep Bondowoso Jember Tulungagung
600 320 320 950
1 1 1 1
- Jembrana
400
1
- Kota Bima - Dompu
100 310
1 1 1
-
Sumba Barat Sumba Timur Flores Timur Belu Timor Tengah Timur Tengah Utara Ende Alor Lembata Kupang Sumba Tengah Sikka Rote N. Daoe Manggarai Timur Nagekeo Subu Raijua
250 150 300 250 250 100 150 400 300 100 150 150 150 100 150 100
-
Minahasa Minahasa Utara Kep. Talaud Minahasa Tenggara Bolmong Timur
470 460 240 480 250
1 1 1 1 1 1
750 250 750
1 1 1 1
Bali NTB
NTT
Sulut
Gorontalo - Gorontalo - Bone Bolango - Gorontalo Utara
1 1 1 1 1
1
14
18.
19.
20.
21.
22
23
24
Sulteng -
Banggai Toli-Toli Donggala Palu Poso
1.755 480 480 500 480
1 1 1 1 1
-
Poliwalimandar Mamuju Utara Mamuju Majene
480 480 480 480
1 1 1 1
-
Bone Bulukumba Takalar Jeneponto
480 480 100 480
1 1 1 1
-
Kota Kendari Kolaka Utara Konawe Utara Konawe Selatan Bombana
480 480 480 210 750
1 1 1 1 1
- Maluku Tenggara
156
1
-
255 380 380 130 160
1 1
213
1
Sulbar
Sulsel
Sultra
Maluku
Maluku Utara
Halmahera Utara Halmahera Tengah Halmahera Selatan Halmahera Barat Kepulauan Morotai
1
Papua Barat - Raja Ampat
36.954
15
Tabel 2. Rencana Pengembangan Kelapa Dalam di Wilayah PLG Tahun 2010
No
1.
PROPINSI
Kalteng
KABUPATEN
- Kapuas - Kotawaringin Timur - Pulang Pisau
RENCANA KEGIATAN Peremajaan PengaKelapa walan (Paket) Rakyat (Ha)
400 300 100
1 1 1
800
3. Organisasi Pelaksanaan Kegiatan Organisasi pelaksana kegiatan lingkup unit fungsional pada semua tingkatan mengacu pada ketentuan yang berlaku. Sedangkan organisasi pelaksanaan
tingkat kelompok tani diatur
sesuai musyawarah kelompok. 4. Pengendalian, Monitoring dan Pelaporan Pengendalian, pengawasan dan pelaporan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku, agar penyelenggaraan kegiatan dapat menerapkan prinsip prinsip partisipatif, transparansi dan akuntabel V. PEMBIAYAAN Kegiatan Pengembangan kelapa terpadu berbasis rumah tangga dan kegiatan Peremajaan Kelapa Rakyat tahun anggaran 2010 di Pusat 16
dibiayai melalui DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan, sedangkan untuk kegiatan Provinsi dibiayai melalui APBN Dekonsentrasi dan di Kabupaten
dibiayai
melalui
Tugas
Perbantuan
(TP)
yang
pengelolaannya mengacu pada Permentan No.12/Permentan/OT.140/ 2/2008 tanggal 11 Pebruari 2008 tentang Pedoman Penyaluran Bantuan Sosial kepada petani. Secara garis besar alokasi anggaran ditingkat pusat dan Provinsi untuk kegiatan sosialisasi, bimbingan dan pengawalan, monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Sedangkan
anggaran untuk kabupaten
berupa belanja sosial lainnya, secara garis besar diperuntukkan untuk pengadaan bibit. Bagi daerah-daerah perbatasan konflik dan daerah tertinggal paket bantuan bibit yang diberikan berupa paket penuh, sedangkan untuk daerah-daerah yang dianggap mampu bantuan yang diberikan berupa bantuan bibit 50% dari vulume tanaman per hektar. Tata cara pengelolaan anggaran di masing masing unit fungsional dan biaya kegiatan lapangan, tertib administrasi dan tertib pelaksanaan berpedoman pada ketentuan yang berlaku. Khusus untuk pemanfaatan belanja lembaga sosial lainnya, penerapannya atas kesepakatan kelompok atas dasar potensi dan kondisi setempat, dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku. Disamping dana yang disalurkan langsung ke kelompok tani/Gapoktan, juga dialokasikan dana yang dikelola oleh Dinas Perkebunan Propinsi dan Kabupaten untuk koordinasi, pembinaan, pengawalan, evaluasi, dan rehabilitasi bangunan serta pelaporan sebesar Rp.29.115.864.000.-. Selain itu untuk kegiatan Pilot Project Pengembangan Kelapa terpadu berbasis 17
rumah tangga, sebesar Rp. 700 juta juga bersumber dari dana APBN yang digunakan untuk untuk pengawalan, pembinaan, pengadaan alat dan modal kerja kelompok tani pelaksana kegiatan tersebut. VI. PENUTUP Pedoman Umum ini dimaksudkan sebagai acuan penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan Pengembangan kelapa terpadu berbasis rumah tangga dan kegiatan Peremajaan Kelapa Rakyat
ditingkat Pusat,
Provinsi maupun kabupaten serta pihak terkait lainnya dalam melaksanakan persiapan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan, sehingga kegiatan dapat berjalan lancar, efektif, efisien dan akuntabel serta tujuan yang ditetapkan bisa tercapai. Dalam
rangka
lebih
memberikan
kejelasan
penyelenggaraan
pelaksanaan agar tertib baik teknis maupun administrasi sesuai ketentuan yang berlaku, maka Provinsi diharapkan menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan dan kabupaten menerbitkan Petunjuk Teknis Keberhasilan kegiatan ini diharapkan dapat berperan dalam membudayakan peremajaan kelapa rakyat yang akan meningkatkan produktifitas usaha tani dan secara nasional dan mendukung kebijakan diversifikasi pangan. Keberhasilan tersebut akan terwujud melalui integrasi perencanaan, kesamaan tekad dan kerjasama semua pihak terkait. Jakarta,
Desember 2009
Direktur Jenderal Perkebunan
18