SIMULASI SEDERHANA A : PERHITU UNGAN HARGA SUBSIDI BBM BERSU UBSIDI
R
I
Pendahu uluan
SE
TJ
EN
D
PR
Definisi subssidi BBM ad D dalah selisih h harga keeekonomian BBM B dengan harga subsidi. Harga keeekonomian dipengaruhi oleh besarran ICP dan kurs Rp terh hadap US$, ssedangkan h harga subsidi adalah a hargaa jual eceran untuk BBM bersubsid di sebagaimana diatur dalam d Peratturan Presiden Nomor 15 ttahun 2012 ttentang Hargga Jual Eceraan dan Konssumen Penggguna Jenis B Bahan Bakar Miinyak Terten ntu.
AN
PE L
AK
SA
N
AA
N
AP
BN
–
Untuk menghitung besaaran subsidi harga BBM U M bersubsidi, pemerintaah mendasaarkan perhitungan subsidi harga BBM bersubsidi p pada harga P Patokan yangg merujuk p pada harga M MOPS merupakan harga jual o oleh PT. Perttamina (Perssero). (Mean off Platts Singapore). Hargga Patokan m Harga paatokan ini merujuk m padaa Keputusan n Menteri Energi dan Su umber Dayaa Mineral No omor 2046 K/1 12/Mem/2013 tentang Harga Patokan Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu untuk PT. Pertamin na (Persero) Tahun Anggaran 2013.. Selisih hargga patokan per liter jen nis BBM terttentu yang didasarkan ke MOPS ditam mbah alpha (margin dan n fee distrib busi) dikuran ngi dengan h harga jual eceraan per liter jjenis BBM teertentu di Indonesia yan ng akan men njadi besaran n patokan su ubsidi untuk tiaap liter jenis BBM tertentu.
1
IS
A
Keteranggan :
AN G
G
AR
AN
D
Adapun form A mula perhitu ungan subsid di BBM yangg disampaikkan oleh pemerintah ad dalah sebagai b berikut :
BI
R
O
AN
AL
¾ Hargaa jual eceran n BBM meru upakan hargaa jual eceran n per liter BB BM dalam neegeri. ¾ Pajakk adalah Pajak Pertamb bahan Nilai (PPN) ( dan Pajak P Bahan Bakar Kend daraan Berm motor (PBBK KB). ¾ Hargaa patokan BBM adalah harga yaang dihitungg berdasarkkan MOPS ditambah biaya distribusi dan maargin. ¾ Hargaa patokan BBM = MOPS + α 9 α adalah biay α ya distribusi + margin 1
Paparan pemerintah dalam m APBN TA 2008 8 Biro o Analisa Angggaran dan Pelakksanaan APBN – SETJEN DPR‐RI | 8
9 Mid Oil Platt’s Singapore (MOPS) adalah harga transaksi jual beli pada bursa minyak di Singapore
PR D
–
SE
TJ
EN
Tabel 1. Harga patokan BBM bersubsidi PT Pertamina (Persero) Jenis BBM Biaya Distribusi dan Margin Bensin Premium dan Biopremium 3,32% MOPS + Rp454 /liter Minyak Tanah 2,49% MOPS + Rp263 /liter Minyak Solar dan Bio Solar 2,17% MOPS + Rp491 /liter
R
I
Besarnya harga patokan sesuai Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2046 K/12/Mem/2013 adalah sebagai berikut :
AP
BN
Simulasi Perhitungan harga BBM Bersubsidi
SA
N
AA
N
Metode perhitungan besaran subsidi BBM membutuhkan ketersediaan data pendukung yang update dan akurat. Data yang dibutuhkan untuk menjamin akurasi perhitungan besaran subsidi BBM adalah data MOPS dan data terkini tentang kebutuhan kuota BBM bersubsidi.
D
AN
PE L
AK
Meskipun terbatasnya ketersediaan data MOPS dan perkembangan kuota BBM bersubsidi, melalui penjelasan pemerintah (Kementrian ESDM) dapat pula dilakukan simulasi sederhana perhitungan harga BBM bersubsidi dengan menggunakan data ICP (Indonesia Crude Price). Data ICP berbasis bulanan ini secara regular dipublikasikan oleh Kementrian ESDM.
AN
AL
IS
A
AN G
ICP rata‐rata untuk 3 bulan (Januari – Maret) sebesar US$111,12 per barel Kurs Rp terhadap US$ sebesar Rp9.300 Biaya Lifting, Refining and Transportation (LRT) sebesar US$24,1 per barel2 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Bahan Bakar sebesar 15% Data BBM Bersubsidi dan Alokasi Anggaran dalam APBN TA 2013 Besaran defisit hanya memperhitungkan dampaknya dari perubahan besaran alokasi subsidi BBM bersubsidi dan tidak memperhitungkan pengaruhnya terhadap penerimaan perpajakan, PNBP dan transfer ke daerah (DBH). Besaran kuota dan harga eceran minyak tanah tidak berubah
BI
R
O
-
G
AR
AN
Dalam melakukan simulasi perhitungan, beberapa asumsi dan data pendukung yang tersedia adalah:
-
2 http://www.esdm.go.id/berita/migas/40‐migas/5593‐penjelasan‐perhitungan‐subsidi‐bbm‐1.html Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN – SETJEN DPR‐RI | 9
Tabel 2. Data kuota, harga Eceran dan Jumlah subsidi BBM Bersubsidi tahun 2013
I R 87,195.10 8,035.10 51,231.70 146,461.90
SE
Sumber : NK APBN 2013, diolah
59.53% 5.49% 34.98% 100.00%
PR
63.46% 3.69% 32.84% 100.00%
% thd Total Subsidi
D
29,200,000.00 1,700,000.00 15,110,000.00 46,010,000.00
Subsidi (miliar Rp)
EN
Premium Minyak tanah Minyak solar Jumlah
% thd Total Kuota
Kiloliter
TJ
Komponen BBM Bersubsidi
Harga Eceran Perpres No. 15/2012 4,500 2,500 4,500
BN
–
Hasil Simulasi
AA
N
AP
Berdasarkan data rata‐rata ICP selama Januari‐Maret 2013, sebesar US$111,12 dan kurs Rp terhadap US$ dalam APBN 2013 sebesar Rp9.300 diperoleh harga keekonomian per liter BBM sebagai berikut:
IS
A
AN G
G
AR
AN
D
AN
PE L
AK
SA
N
Tabel 3. Harga Keekonomian per liter BBM
AL
*) http://www.esdm.go.id/berita/migas/40‐migas/5593‐penjelasan‐perhitungan‐subsidi‐bbm‐1.html
BI
R
O
AN
Subsidi BBM merupakan selisih dari harga keekonomian dengan harga eceran pemerintah. Atas dasar harga keekonomian ini, beberapa opsi perubahan harga dan kuota yang mempengaruhi peningkatan/penurunan alokasi subsidi BBM serta dampaknya bagi defisit APBN disajikan sebagai berikut: 1. Skenario 1 : kenaikan ICP rata‐rata Asumsi ICP dalam APBN TA 2013 sebesar US$100 per barrel. Rata‐rata ICP untuk 3 bulan (Januari – Maret) sebesar US$111,12 atau mengalami peningkatan sebesar 11%. Dengan Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN – SETJEN DPR‐RI | 10
R
I
asumsi kuota dan proporsi subsidi tidak mengalami perubahan serta harga eceran BBM bersubsidi tidak berubah, maka alokasi subsidi untuk premium meningkat menjadi Rp134.204,82 miliar (meningkat sebesar 35%) dan alokasi untuk subsidi minyak solar meningkat menjadi Rp69.446,40 miliar (meningkat sebesar 26,2%), dan minyak tanah sebesar Rp7.813,29 miliar (menurun 2,8%).
TJ
2. Skenario 2: Kenaikan harga eceran Solar dan Premium menjadi Rp6.500,‐
EN
D
PR
Kondisi ini meningkatkan defisit APBN menjadi Rp218.340,62 miliar atau sebesar 2,35% dari PDB.
AA
N
AP
BN
–
SE
Dengan asumsi kuota tetap dan harga eceran minyak tanah tidak berubah, maka kenaikan harga eceran premium menjadi Rp6.500,‐ dan minyak solar menjadi Rp5.500,‐, akan mengurangi alokasi subsidi untuk premium menjadi Rp75.804,82 miliar (penurunan sebesar 15%) dan alokasi untuk subsidi minyak solar menjadi Rp54.336,40 miliar (kenaikan sebesar 6%).
AN
PE L
AK
SA
N
Kondisi ini menurunkan defisit APBN menjadi Rp145.052,42 miliar atau sebesar 1,56% dari PDB. Dibandingkan dengan pagu alokasi subsidi BBM dalam APBN 2013 yang sebesar Rp146.461,90 miliar, maka dalam scenario ini terdapat kelebihan alokasi subsidi sebesar Rp8.285,58 miliar yang dapat dipergunakan untuk mengurangi defisit menjadi sebesar 1,56% dari PDB atau dialokasikan kepada program lain dengan tetap mempertahankan defisit sebesar 1,65% dari PDB.
R
O
AN
AL
IS
A
AN G
G
AR
AN
D
3. Skenario 3: Kenaikan kuota premium dan minyak solar sebesar 9% Pertumbuhan kuota BBM untuk jenis premium dan minyak solar sekitar 9% pada tahun 2012, sehingga proyeksi penambahan kuota sekitar 9% dari realisasi tahun 2012 yang sebesar 45,2 juta kiloliter atau sekitar 4,06 juta kiloliter. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,5% per tahun dan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah yang membawa konsekuensi meningkatnya jumlah kendaraan pribadi.3 Dengan harga eceran dan asumsi kuota minyak tanah tidak berubah dan tambahan kuota hanya untuk premium dan minyak solar, maka berdasarkan proporsi premium dan solar dalam APBN 2013, peningkatan kuota untuk jenis premium dan minyak solar adalah sebagai berikut.
BI
3
Harian Investor Daily tanggal 26 April 2013 “Kuota Konsumsi BBM Subsidi akan Direvisi” Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN – SETJEN DPR‐RI | 11
Tabel 4. Perubahan Kuota BBM Bersubsidi (Kiloliter)
Total kuota subsidi
46,010,000.00
66% 34% 100%
50,078,000.00
4,068,000.00
SE
TJ
Sumber : NK APBN 2013, diolah
2,729,480.00 1,338,520.00 4,068,000.00 0.00
I
29,200,000.00 15,110,000.00 44,310,000.00 1,700,000.00
R
Premium Minyak solar Jumlah Premium + Solar Minyak tanah
Perubahan
PR
Proporsi
D
Kenaikan + 9% dari realisasi 2012 (45,2 juta KL) utk Premium dan Solar 31,929,480.00 16,448,520.00 48,378,000.00 1,700,000.00
EN
Kuota APBN 2013
AP
BN
–
Berdasarkan kuota yang baru, maka alokasi subsidi untuk premium menjadi Rp146.749,66 miliar (meningkat sebesar 40,6%) dan alokasi subsidi untuk minyak solar menjadi Rp75.598,31 miliar (meningkat 32,2%) dari pagunya dalam APBN 2013.
N
AA
N
Kondisi ini meningkatkan defisit APBN menjadi Rp237.259,18 miliar atau sebesar 2,55% dari PDB
AN
D
AN
PE L
AK
SA
4. Skenario 4: Kenaikan kuota premium dan minyak solar sebesar 9% dari realisasi tahun 2012 dan kenaikan harga eceran premium (Rp6.500) dan minyak solar (Rp5.500) Perubahan pada kuota dan harga untuk premium dan minyak solar akan mengakibatkan alokasi subsidi untuk premium menjadi sebesar Rp82.890,70 miliar (turun sebesar 5%) dan alokasi subsidi untuk minyak solar menjadi sebesar Rp59.149,79 miliar (naik sebesar 13%)
G
AR
Kondisi ini meningkatkan defisit APBN menjadi Rp156.651,70 miliar atau sebesar 1,69% dari PDB
AN G
5. Skenario 5: Harga keekonomian untuk BBM bersubsidi
BI
R
O
AN
AL
IS
A
Dengan menerapkan harga keekonomian pada tingkat harga Rp9.096,‐ per liter untuk BBM jenis premium dan minyak solar, maka defisit akibat skenario ini menjadi Rp14.911,10 miliar atau sebesar 0,16% dari PDB. Dibandingkan dengan pagu alokasi subsidi BBM dalam APBN 2013 yang sebesar Rp146.461,90 miliar, maka dalam scenario ini terdapat kelebihan alokasi subsidi sebesar Rp138.426,80 miliar yang dapat dipergunakan untuk mengurangi defisit menjadi sebesar 0,16% dari PDB atau dialokasikan kepada program lain dengan tetap mempertahankan defisit sebesar 1,65% dari PDB.
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN – SETJEN DPR‐RI | 12
Tabel 5. Hasil Simulasi BBM Bersubsidi
‐ Harga eceran tetap
‐ Kenaikan harga eceran Premium (Rp6500) dan Solar (Rp5500), harga Mitan tetap
‐ Kuota tetap
‐ Kuota tetap
I
Skenario 2 ‐ ICP rata‐rata (Jan‐Mar) US$ 111,12 per barrel
Selisih Subsidi per tahun thd APBN 2013 (miliar Rp)
(65,002.62)
0.000
5,416.88
145,052.42
2.35
1.56 Skenario 4 ‐ ICP rata‐rata (Jan‐Mar) US$ 111,12 per barrel
‐ Kenaikan kuota Premium dan Solar (asumsi kenaikan 9% dar realisasi 2012)
‐ Kenaikan kuota Premium dan Solar (asumsi kenaikan 9%)
‐ Harga eceran tetap
‐ Kenaikan harga eceran Premium (Rp6500) dan Solar (Rp5500), harga Mitan tetap
AN
D
AN
Skenario 3 ‐ ICP rata‐rata (Jan‐Mar) US$ 111,12 per barrel
AL
IS
A
AN G
G
AR
APBN 2013
AN
(miliar Rp) 87,195.10 8,035.10 51,231.70 146,461.90
O R BI
Defisit Akibat perubahan atas subsidi Premium dan Solar (miliar Rp) %
146,749.66 8,035.10 75,598.31 230,383.08
% Perubahan thd APBN 2013 40.6% 0.0% 32.2% 36.4%
(83,921.18)
0.000
(miliar Rp) 82,890.70 8,035.10 59,149.79 150,075.60
% Perubahan thd APBN 2013 (0.05) 0.00 0.13 0.02
(3,613.70)
Skenario 5 ‐ Harga Keekonomian utk Premium dan Solar Rp9.096 ‐ Mitan tetap disubsidi
(miliar Rp) 0.00 8,035.10 0.00 8,035.10 138,426.80
6,993.43
Beban Subsidi per bulan (mil Rp) Defisit APBN 2013 (miliar Rp) % PDB (miliar Rp)
EN
218,340.62
PE L
%
Selisih Subsidi per tahun thd APBN 2013 (miliar Rp)
9,293,210.14
N
9,293,210.14
AK
Defisit Akibat perubahan atas subsidi Premium dan Solar (miliar Rp)
‐ Premium ‐ Minyak tanah ‐ Minyak solar Total Subsidi BBM
TJ
AA
153,338.00 1.65 9,293,210.14
Subsidi BBM
8,285.58
SA
Defisit APBN 2013 (miliar Rp) % PDB (miliar Rp)
% Perubahan thd APBN 2013 (0.15) 0.0% 0.06 (0.06)
N
Beban Subsidi per bulan (mil Rp)
75,804.82 8,035.10 54,336.40 138,176.32
SE
134,204.82 7,813.29 69,446.40 211,464.52
–
87,195.10 8,035.10 51,231.70 146,461.90
(miliar Rp)
AP
‐ Premium ‐ Minyak tanah ‐ Minyak solar Total Subsidi BBM
% Perubahan thd APBN 2013 35.0% ‐2.8% 26.2% 30.7%
BN
(miliar Rp)
D
PR
APBN 2013
R
Subsidi BBM
Skenario 1 ‐ ICP rata‐rata (Jan‐Mar) US$ 111,12 per barrel
153,338.00 1.65 9,293,210.14
9,293,210.14
9,293,210.14
9,293,210.14
237,259.18
156,951.70
14,911.20
2.55
1.69
0.16
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN – SETJEN DPR‐RI | 13