ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA KOPERASI BMT SUMBER MULIA TUNTANG TUGAS AKHIR Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Perbankan Syari’ah
Oleh : NUR WAHID ABDILLAH NIM : 20107028 JURUSAN SYARI’AH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010 i
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 2 (dua) eksemplar Hal
: Pengajuan Naskah Tugas Akhir
Kepada Yth Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka tugas akhir saudara : Nama : NUR WAHID ABDILLAH NIM
: 20107028
Judul : Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas Pada Koperasi BMT Sumber Mulia Tuntang. Dapat diajukan dalam sidang munaqosah, demikian untuk dijadikan periksa. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
ii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp (0298) 323706. 323433 Salatiga Website : w.stainsalatiga.ac.ad. E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN TUGAS AKHIR JUDUL TUGAS AKHIR
:ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA KOPERASI BMT SUMBER MULIA TUNTANG
NAMA
:NUR WAHID ABDILLAH
NIM
:201 07 028
PROGRAM STUDI
:PERBANKAN SYARIAH
Telah dipertahankan di depan sidang monaqosah pada tanggal 24 agustus 2010, dan dinyatakan lulus sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Salatiga, 27 agustus 2010
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO “Sesungguhnya dosa terbesar adalah ketakutan, rekreasi terbaik adalah bekerja, musibah terdahsyat adalah keputusasaan, keberanian terbesar adalah kesabaran, guru terbaik adalah pengalaman, kehormatan tertinggi adalah kesetiaan, sumbangan terbesar adalah prestasi dan modal terbesar adalah kemandirian”
PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Imam Baihaqi M.Ag selaku dosen pembimbing. 3. Ayah dan Ibu serta Adikku yang selalu berdo’a untuk keberhasilanku dan memberikan kasih sayangnya tulus ikhlas sebagai semangat untukku. 4. Saudara dan segenap keluargaku yang tidak pernah letih mendukungku. 5. Segenap kru dan karyawan BMT Sumber Mulia yang telah memberikan ilmu dan petuah yang bermanfaat bagiku. 6. Sahabat dan teman-teman seperjuangan. 7. Spesial untuk Team Futsal “Wonk Jonk” 8. Almamaterku di STAIN Salatiga.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas Pada Koperasi BMT Sumber Mulia Tuntang”. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari kegelapan menuju kebenaran dan diharapkan syafaat-Nya di hari kiamat. Penyusunan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Ahli Madya Perbankan Syari’ah. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga, yang telah berkenan untuk memberikan kesempatan untuk melaksanakan magang dan menyusun tugas akhir. 2. Bapak Abdul Aziz NP, S.Ag.,M.M selaku Kaprodi D III Perbankan Syari’ah, yang telah memfasilitasi penulis untuk melaksanakan magang. 3. Bapak Drs. Imam Baihaqi M.Ag selaku dosen pembimbing, yang telah bersedia dengan sepenuh hati membimbing penulis sampai tahap akhir penyelesaian laporan ini. 4. Bapak Sulistyanto S.E dan seluruh karyawan BMT Sumber Mulia, yang telah memberikan kesempatan, dukungan dan bimbingan selama penulis melaksanakan magang. v
5. Bapak, Ibu dan Saudara-Saudari penulis yang selalu memberikan dorongan baik material maupun spiritual. 6. Teman-teman senasib seperjuangan yang telah memberi motivasi kepada penulis hingga terselesaikannya tugas akhir ini. 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari adanya keterbatasan kemampuan yang dimiliki dan masih banyaknya kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat peneliti harapkan. Namun demikian, sekecil apapun karya ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Salatiga, Agustus 2010 Penulis
Nur Wahid Abdillah
vi
ABSTRAK
BMT merupakan salah satu unit usaha yang cara kerjanya sangat mirip dengan bank syariah, dimana BMT mengelola dana masyarakat yang ditabung di BMT yang kemudian pihak BMT mengelola dana yang ada tersebut untuk berbagai pembiayaan dengan tujuan agar uang tersebut dapat berkembang. Hasil dari pembiayaan inilah yang akan dibagikan untuk pihak BMT dan juga nasabah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio solvabilitas BMT Sumber Mulia dalam tinjauan menajemen keuangan syariah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan reverensi oleh pihak BMT Sumber Mulia ataupun pihak lain yang ingin mengerti dan mempelajari lebih jauh tentang pengelolaan keuangan BMT. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan mengambil lokasi penelitian di BMT Sumber Mulia Tuntang. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data dokumen yang berasal dari BMT Sumber Mulia. Analisis data dilakukan dengan cara menjelaskan terhadap data yang didapat terhadap berbagai teori yang ada dan kemudian menarik kesimpulan dari data-data tersebut. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penyusun didapatkan bahwa kondisi keuangan BMT Sumber Mulia pada tahun 2007 sampai 2009 dalam keadaan Iliquid (kekurangan aktiva lancar) karena dana disalurkan untuk pembiayaan sangat dimaksimalkan. Hal ini tentu saja akan meningkatkan laba yang diterima oleh pihak BMT dan juga bagi para nasabah. Seperti yang kita ketahui bahwa pembagian keuntungan yang didapat menggunakan sistem bagi hasil maka jika keuntungan hasil pembiayaan sedikit yang didapat oleh BMT dan nasabah juga sedikit demikian sebaliknya, jika keuntungan yang didapat banyak maka BMT dan nasabah juga akan mendapat keuntungan yang lebih banyak pula. Sehingga penggunaan dana yang maksimal sangat diharapkan oleh para nasabah. Namun, dalam penggunaan dana untuk pembiayaan tetap harus terkontrol agar kondisi keuangan BMT tetap dalam kondisi yang sehat. BMT dapat mengatur keuangan mereka dengan bertumpu pada standar kesehatan BMT yang dikeluarkan oleh lembaga yang mengatur tentang kinerja BMT, dengan demikian kinerja BMT dapat dimaksimalkan. Keyword : rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas.
vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR .................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................... iv KATA PENGANTAR ............................................................................ v ABSTRAK .............................................................................................. vii DAFTAR ISI........................................................................................... viii DAFTAR TABEL ................................................................................... x BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................... 3 C. Tujuan dan Kegunaan ............................................... 4 D. Metode Penelitian ..................................................... 5 E. Sistematika Penulisan ............................................... 6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka .......................................................... 8 B. Kerangka Teoritik ..................................................... 10
viii
BAB III
LAPORAN OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya BMT Sumber Mulia ................... 30 B. Visi dan Misi ............................................................. 31 C. Tujuan Pendirian BMT Sumber Mulia ..................... 31 D. Struktur Organisasi ................................................... 32 E. Produk BMT Sumber Mulia ..................................... 36 F. Strategi Permodalan .................................................. 42 G. Data Perkembangan Usaha ....................................... 44
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Rasio Likuiditas ........................................................ 48 B. Rasio Solvabilitas...................................................... 50 C. Rasio Rentabilitas ..................................................... 54
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................... 59 B. Saran ......................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jumlah Dana Simpanan Anggota Tabel 3.2 Nisbah Bagi hasil BMT Sumber Mulia Tuntang Tabel 3.3 Perkembangan Usaha BMT Tahun 2004-2006 Tabel 3.3 Perkembangan Usaha BMT Tahun 2007-2009 Tabel 3.5 Daftar Inventaris BMT Sumber Mulia Tuntang 2004-2009
x
11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini sangat cepat sehingga membawa dampak yang kuat terhadap perekonomian internasional. Tidak terkecuali bagi usaha mikro seperti Koperasi BMT Sumber Mulia. Tingkat persaingan yang semakin ketat merupakan salah satu kondisi yang harus dihadapi oleh Koperasi BMT Sumber Mulia. Masing-masing koperasi dituntut untuk dapat mengikuti perubahan tersebut, agar koperasi mampu bertahan dan dapat berkembang secara mantap. Koperasi BMT Sumber Mulia harus bertahan dan berkembang serta meningkatkan kualitas dengan memanfaatkan segala instrumen yang dimiliki koperasi secara optimal. Oleh karena itu, laporan keuangan merupakan instrumen yang tepat untuk dipelajari dalam menilai dan mengevaluasi kinerja keuangan Koperasi BMT Sumber Mulia, karena didalamnya terdapat informasi yang penting meliputi informasi keuangan tentang hasil usaha maupun posisi finansial dari koperasi tersebut. Namun dalam mengartikan dan memahami makna yang dimaksud dalam laporan keuangan, manajemen harus melakukan analisis laporan keuangan yang dimaksudkan sebagai suatu usaha untuk membuat informasi yang bersifat kompleks ke dalam elemen-elemen yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
1
12
Koperasi BMT Sumber Mulia dapat memperoleh gambaran tentang kondisi keuangan yang telah lalu dari laporan keuangannya. Hal ini dimaksudkan dengan adanya ikhtisar keuangan, maka akan memberikan informasi yang diperlukan untuk menilai kinerja keuangan Koperasi BMT Sumber Mulia dalam mengelola finansial perusahaan. Kondisi keuangan Koperasi BMT Sumber Mulia dapat diketahui dari laporan perusahaan yang bersangkutan yang terdiri dari neraca, laporan rugi laba dan laporan lainnya. Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, sedangkan laporan rugi laba merupakan laporan keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan memang memberikan informasi posisi dan kondisi keuangan perusahaan akan tetapi laporan tersebut perlu analisa lebih lanjut dengan alat analisa keuangan yang ada untuk mendapatkan informasi yang lebih berguna dan lebih spesifik dalam menjelaskan posisi dan kondisi keuangan perusahaan. Adapun alat analisis yang dapat digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas . Kegunaan dari laporan keuangan itu sendiri yaitu data akuntansi yang diambil dari laporan laba rugi dan neraca dalam beberapa periode pencatatan kedua elemen tersebut berasal dari elemen laporan keuangan. Dengan adanya data tersebut dapat dianalisa melalui analisa rasio likuiditas,
2
13
rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas. Masing-masing analisa tersebut akan memberikan informasi tentang kinerja keuangan suatu perusahaan. Tingkat rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas akan menunjukkan posisi finansial Koperasi BMT Sumber Mulia. Tingkat rasio likuiditas menunjukkan kemampuan dalam memenuhi kewajiban finasialnya untuk melunasi hutang jangka pendek. Tingkat rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan dalam memenuhi kewajiban finansialnya untuk melunasi hutang jangka panjang. Tingkat rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan laba pada usaha tertentu. Melihat begitu pentingnya tentang kondisi keuangan terhadap suatu usaha, maka penulis tertarik mengangkat judul “ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS
PADA KOPERASI
BMT SUMBER MULIA TUNTANG”
B. Rumusan Masalah Analisa laporan keuangan itu dapat dilihat dari laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi, merupakan laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang terdiri dari asset, hutang, modal dan hasil usaha. Maka salah satu cara untuk mengetahui bagaimana kondisi perkembangan suatu usaha itu adalah menggunakan analisa rasio. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dirumuskan permasalahan yang menjelaskan dalam pembahasan tugas akhir ini yaitu : Bagaimana
3
14
laporan keuangan pada Koperasi BMT Sumber Mulia Tuntang berdasarkan analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas?
C. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan Untuk mengetahui laporan keuangan pada Koperasi BMT Sumber Mulia Tuntang
berdasarkan
analisis
rasio
likuiditas,
solvabilitas
dan
rentabilitas. 2. Kegunaan a. Bagi Penulis Mengetahui kinerja keuangan BMT, apakah sudah berkembang apa belum, mengetahui kondisi perkembangan keuangan BMT dilihat dari asset, hutang, modal dan hasil usaha. b. Bagi STAIN Sebagai karya ilmiah yang dapat dijadikan sebagai referensi maupun tambahan informasi bagi mahasiswa STAIN Salatiga. c. Bagi Lembaga Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atau masukan berupa saran-saran serta pertimbangan kepada manajemen di bidang finansial.
4
15
D.
Metode Penelitian 1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan atau sifat sesuatu yang telah berlangsung, pada saat penelitian berlangsung dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala secara sistemik dan akurat. 2. Jenis Data a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari obyek yang diteliti. b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dengan cara mempelajari hal-hal yang berasal dari buku-buku atau dokumen tertentu. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Penulis berusaha mendapatkan materi dengan cara tanya jawab dengan pengelola BMT Sumber Mulia. b. Pengamatan Penulis mengumpulkan data secara langsung pada obyek yang akan diteliti, kemudian melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang terkait.
5
16
c. Riset Perpustakaan Mengumpulkan data-data yang diperlukan melalui buku-buku yang tersedia di perpustakaan.
E.
Sistematika Penulisan BAB I
Pendahuluan Pada bab ini, penulis menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II
Landasan Teori Pada bab ini, penulis menguraikan tentang pengertian laporan keuangan, arti penting laporan keuangan, tujuan laporan keuangan, jenis laporan keuangan, fungsi laporan keuangan, bentuk dan penyajian laporan keuangan, pengguna laporan keuangan, pengertian dan tujuan analisis laporan keuangan serta pengertian dan jenis-jenis analisis rasio keuangan
BAB III
Laporan Obyek Penelitian Pada bab ini, penulis menguraikan sejarah singkat perkembangan BMT Sumber Mulia, visi dan misi, tujuan pendirian BMT Sumber Mulia, struktur organisasi, jenis produk, strategi permodalan serta data perkembangan usaha.
6
17
BAB IV
Analisis Pada bab ini berisi gambaran umum BMT Sumber Mulia Tuntang, penyajian dan analisis data.
BAB IV
Penutup Pada bab ini, penulis menarik kesimpulan dari laporan dan memberi saran.
7
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka Dalam penelitian Fitriah Puspita dengan judul “Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas pada PT. Astra Graphia Tbk” menjelaskan bahwa laporan keuangan PT. Astra Graphika Tbk pada tahun 2005-2006 dengan rasio likuiditas, dapat dikatakan likuid, karena jumlah aktiva lancar lebih besar dari hutang lancar. Dengan rasio solvabilitas, dapat dikatakan solvable maka perusahaan dapat memenuhi hutang jangka panjang. Dan dengan rasio rentabilitas, dapat dikatakan profitable karena laba yang dihasilkan umumnya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dalam penelitian Dedi Yunus dengan judul “Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk” menjelaskan bahwa gambaran kinerja keuangan dengan rasio likuiditas dikatakan ilikuid, karena umumnya rasio tidak melebihi standar industri yaitu 20%, artinya kas yang dimliki tidak dapat dijadikan jaminan terhadap hutang lancar yang ada. Dengan rasio solvabilitas, dapat dikatakan solvable, karena umumnya rasio dari tahun ke tahun berada diatas standar industri artinya modal pemilik dapat dijadikan jaminan atas hutang jangka panjang. Dan dengan rasio rentabilitas, menunjukkan kemampuan menghasilkan laba dari tahun 2003-2007 menurun karena ketiga indikator rasionya menunjukkan laba yang dihasilkan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun ( http://gemailkablogspot.com/2010 08 27 archive.html)
8
19
Dalam penelitian Indri Cristian Novita dengan judul “Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas pada PT. Fast Food Indonesia Tbk” menjelaskan keadaan PT. Fast Food Indonesia secara keseluruhan untuk tahun 2001 sampai 2002. Pada umumnya perkembangan usahanya dalam keadaan masih kurang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat quick ratio yang masih kurang dari 100% untuk setiap tahunnya, walaupun tingkatannya mengalami kenaikan sebesar 5%. Dilihat dari tingkat rasio solvabilitas yang mengalami penurunan di setiap tahunnya yang disebabkan kurangnya modal dari para investor. Dan juga tingkat rasio rentabilitas yang juga masih belum stabil. Hal yang harus perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan meningkatkan penjualan, memperluas usaha pemasaran, dan mengadakan hubungan dengan pihak investor agar mau memberikan tambahan modal untuk kegiatan usaha ini (http://Tugas Akhir yang membahas analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.com/2010 08 27 archive.html). Dalam penelitian Nur Wahid Abdillah dengan judul “Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas pada Koperasi BMT Sumber Mulia Tuntang” menjelaskan bahwa laporan keuangan Koperasi BMT Sumber Mulia Tuntang pada tahun 2007-2009 dengan rasio likuiditas, dapat dikatakan ilikuid, dikarenakan aktiva lancar, kas belum dapat menjamin utang lancarnya. Dengan rasio solvabilitas, dapat dikatakan solvable karena dapat dilihat dari kedua indikatornya yaitu total debt to total asset ratio dan fixed assets to long term debt, maka Koperasi BMT Sumber Mulia dapat memenuhi utang jangka panjangnya. Dan dengan rasio rentabilitas, dapat dikatakan profitable karena
9
110
laba yang dihasilkan umumnya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, yang berarti kemampuan Koperasi BMT Sumber Mulia dalam menghasilkan laba cenderung naik, kecuali rasio BOPO, dimana besarnya rasio cenderung tidak mengalami perubahan yang signifikan dan mendekati 100%. B. Kerangka Teoritik Analisis laporan keuangan berkaitan erat dengan bidang akuntansi. Kegiatan
akuntansi
pada
dasarnya
merupakan
kegiatan
mencatat,
menganalisis, menyajikan dan menafsirkan data keuangan dari lembaga perusahaan dan lembaga lainnya dimana aktivitasnya berhubungan dengan produksi dan pertukaran barang dan jasa. Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi atau mengkomunikasikan kondisi bisnis dan hasil usahanya pada waktu tertentu. Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Teori Akuntansi (1993:2) memberikan kepanjangan kata akuntansi sebagai berikut : A
: ANGKA
K
: KEPUTUSAN
U
: UANG
N
: NILAI
T
: TRANSAKSI
A
: ANALISIS
N
: NETRAL
S
: SENI
I
: INFORMASI
10
111
Kata-kata ini dapat menjelaskan sendiri apa arti akuntansi ditinjau dari berbagai sudut. Akuntansi itu memberikan informasi kualitatif (Angka), ia memberikan informasi untuk dipakai dalam proses pengambilan keputusan (Keputusan), ia hanya mencatat yang berdampak moneter dan dinilai (Nilai), dengan nilai uang (Uang), ia hanya mencatat transaksi (Transaksi) yang terjadi dalam perusahaan, akuntansi juga merupakan bahan untuk dianalisis (Analisis), ia netral (Netral) tidak memihak kepada pemakai laporan siapasiapa, ia seni karena memerlukan berbagai pertimbangan dan keahlian khusus yang bersifat subjektif (Seni), dan dia merupakan sistem informasi (Informasi) (Harahap, 1994: 47). Bagi lembaga yang memperoleh keuntungan, akuntansi memberikan metode untuk menentukan apakah lembaga tersebut memperoleh keuntungan (sebaliknya
menderita
kerugian)
sebagai
hasil
dari
transaksi
yang
dilakukannya. Akuntansi akan dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan seperti tercermin pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan. Kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak, baik pihak yang ada dalam perusahaan maupun pihak yang berada di luar
11
112
perusahaan. Informasi yang berguna misalnya tentang kemampuan perusahaan untuk melunasi utang-utang jangka pendek maupun jangka panjang dan keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan besarnya modal sendiri (Jumingan, 2006: 1-2). Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan, dan diringkaskan dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut tidak lain adalah proses akuntansi yang pada hakikatnya merupakan seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan peristiwa, yang setidak-tidaknya sebagian bersifat finansial, dalam cara yang tepat, dalam bentuk rupiah dan penafsiran akan hasil-hasilnya. Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan (Jumingan, 2006: 4). Laporan keuangan adalah merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Disamping
sebagai
informasi,
laporan
keuangan
juga
sebagai
pertanggungjawaban dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya.
12
113
Tujuan penyusunan laporan keuangan suatu bank secara umum antara lain: 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, kewajiban dan modal bank pada waktu tertentu. 2. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu. 3. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank. 4. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen bank dalam suatu periode. Dengan demikian laporan keuangan disamping menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga untuk menilai kinerja manajemen bank yang bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan menjadi dasar apakah manajemen berhasil atau tidak dalam melaksanakan kebijakan yang telah digariskan dalam manajemen keuangan khususnya dan hal ini akan tergambar dari laporan keuangan yang disusun pihak manajemen (Harahap, 1994: 62). Laporan keuangan KJKS BMT merupakan laporan keuangan yang disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban pengurus atas pengelolaan koperasi yang terutama ditujukan kepada anggota. Laporan keuangan KJKS BMT sebagai badan usaha, pada dasarnya tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain, seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara.
13
114
Laporan keuangan KJKS BMT untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan dan kinerja arus kas yang bermanfaat bagi pengguna laporan ini. Ini sangat penting terutama dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan KJKS BMT terdiri atas : 1. Neraca Neraca adalah suatu laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan atau kekayaan suatu perusahaan pada saat tertentu. Tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk menyediakan informasi mengenai harta, kewajiban dan saldo dana dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada saat tertentu. Keadaan keuangan ini ditujukan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban yang disebut pasiva. Dengan kata lain, pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi. Oleh karena itu, ini dapat dilihat dalam neraca bahwa jumlah aktiva akan sama besar dengan jumlah pasiva. Di mana pasiva itu terdiri dari golongan kewajiban yaitu kewajiban pada pihak luar yang disebut utang dan kewajiban terhadap pemilik perusahaan yang disebut modal. Bila disusun dalam bentuk persamaan, maka akan nampak bahwa harta sama dengan kewajiban ditambah modal.
14
115
Sedangkan kegunaan dari neraca ini adalah untuk : a. Menilai kemampuan KJKS BMT dalam memberikan jasa secara berkelanjutan. b. Menilai likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya dan kebutuhan pendanaan eksternal. Neraca harus disusun dalam bentuk report form sehingga harta, kewajiban dan modal harus disusun secara vertikal dan urut sebagai berikut : a. Harta 1)
Harta Lancar
2)
Investasi
3)
Harta Tetap
4)
Harta Tak Berujud
5)
Harta Lain-lain
b. Kewajiban 1) Kewajiban Lancar 2) Kewajiban Jangka Panjang 3) Kewajiban Lain-lain c. Modal 1) Simpanan Anggota 2) Modal Penyertaan 3) Modal Donasi 4) Sisa Hasil Usaha
15
116
2. Laporan Laba dan Rugi Laporan Laba Rugi harus memberikan gambaran mengenai pendapatan yang diperoleh serta beban yang dikeluarkan selama periode akuntansi tertentu. Laporan Laba Rugi harus disusun dalam bentuk multiple step yaitu dengan mengelompokkan masing-masing jenis pendapatan dan beban sesuai dengan standar akuntansi keuangan. 3. Laporan Perubahan Modal KJKS BMT sebagai sebuah lembaga bisnis harus menjanjikan perubahan atas modal sebagai komponen laporan keuangan. Perubahan modal KJKS BMT harus menggambarkan peningkatan atau penurunan harta bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan modal, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi simpanan wajib, harus juga menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian dari kegiatan usahanya selama periode yang bersangkutan. 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan alur kas masuk dan alur kas keluar pada suatu periode tertentu. Tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk menyajikan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas KJKS BMT pada suatu periode waktu tertentu. 5. Laporan Promosi Ekonomi Anggota Laporan promosi ekonomi anggota merupakan wujud dari pencapaian tujuan KJKS BMT. Hal ini harus dipahami benar oleh pihak-pihak di
16
117
dalam maupun di luar KJKS BMT dengan tujuan agar dapat ditempatkan pada posisi yang tepat dan tidak disalahtafsirkan dalam mengevaluasi kinerjanya. Bahwa laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota KJKS BMT selama satu tahun tertentu. Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahun berjalan dari transaksi pelayanan yang dilakukan untuk anggota (manfaat langsung) dan manfaat yang diperoleh pada akhir tahun buku dari pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan (manfaat tidak langsung). 6. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat Yang memisahkan dan investasi terikat berdasarkan sumber dana dan memisahkan investasi berdasarkan jenisnya. Dalam hal ini, KJKS BMT harus menyajikan laporan perubahan dana investasi terikat sebagai komponen utama laporan keuangan. Laporan perkembangan dana investasi yang dilakukan untuk melaporkan aktivitas investasi yang dilakukan sehubungan dengan fungsinya sebagai manajer investasi. Investasi dana terikat tersebut biasanya dapat digolongkan berdasarkan sumbernya baik sumber perorangan maupun lembaga. 7. Laporan Sumber dan Penggunaan Zakat, Infaq dan Shodaqoh KJKS BMT harus menyajikan sumber dan penggunaan zakat, infaq dan shodaqoh sebagai komponen laporan keuangannya. Ini juga harus menunjukkan :
17
118
a. Sumber dana zakat, infak dan shodaqoh yang berasal dari KJKS BMT, luar KJKS BMT lain dan anggotanya b. Penggunaan dana zakat, infaq dan shodaqoh yang berupa penyaluran untuk fakir, miskin, amil, ghorim, mu’alaf, fi sabilillah, ibnu sabil, riqab. c. Kenaikan dan penurunan sumber dana zakat, infaq dan shodaqoh. d. Saldo awal dan akhir penggunaan zakat, infaq dan shodaqoh 8. Catatan Atas Laporan Keuangan Laporan ini merupakan rincian atau penjelasan detail dari laporan keuangan sebelumnya. Rincian tersebut dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Biasanya catatan atas laporan keuangan harus memuat hal-hal sebagai berikut: a. Informasi umum mengenai lembaga. b. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. c. Penjelasan dari setiap akun yang dianggap memerlukan rincian lebih lanjut. d. Informasi tambahan lainnya yang dianggap perlu. Catatan atas laporan keuangan ini sangat berguna untuk memahami kondisi suatu organisasi secara komperhensif. Karena anggota KJKS BMT hanya akan mendapatkan informasi yang mungkin tidak didapatkan dari jenis-jenis laporan keuangan lainnya (Sumiyanto, 2008: 208-216).
18
119
Laporan keuangan KJKS BMT yang disusun berfungsi sebagai : (Pedoman Standar Operasional Unit Jasa Keuangan Syariah, 2002: 188). a. Bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus selama satu periode akuntansi, sehingga dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai hasil kerja dan prestasi KJKS BMT. b. Bagian dari sistem pelaporan keuangan koperasi yang ditunjukkan pada pihak eksternal ; 1) Mengetahui prestasi KJKS BMT yang bertugas memberikan pelayanan kepada anggota selama satu periode. 2) Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki KJKS BMT, kewajiban dan kekayaan bersih. 3) Mengetahui besarnya promosi ekonomi anggota yang dihasilkan oleh KJKS BMT selama satu periode. 4) Mengetahui transaksi/kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih dalam satu periode. 5) Mengetahui informasi penting lainnya untuk mengetahui keadaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang (likuiditas dan solvabilitas) serta prestasi KJKS BMT dalam melayani anggota. Bentuk dan Penyajian Laporan Keuangan (Pedoman Standar Operasional Unit Jasa Keuangan Syariah, 2002: 187-188). a. Laporan keuangan tahunan disajikan dengan membandingkan keadaan keuangan antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya secara komparatif dalam dua tahun buku terakhir.
19
120
b. Menyajikan pos Aktiva dan Kewajiban dalam Neraca KJKS BMT disusun menurut tingkat likuiditas dan jatuh temponya. c. Laporan
Perhitungan
Hasil
Usaha
KJKS
BMT
menggambarkan
pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan utama KJKS BMT dan kegiatan lainnya. Pengguna Laporan Keuangan KJKS BMT a. Shahibul maal (pemilik dana) b. Pihak-pihak yang memanfaatkan dan menerima penyaluran dana. c. Pembayar zakat, infak dan shadaqah. d. Anggota Koperasi Jasa Syariah e. Otoritas pengawas f. Kementerian Koperasi / Dinas yang membidangi koperasi. g. Pemerintah h. Masyarakat Analisis
laporan
keuangan
merupakan
proses
yang
penuh
pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan/usaha mikro seperti Koperasi BMT Sumber Mulia pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisis laporan keuangan sebenarnya banyak sekali namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan analisis rasio keuangan karena analisis ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana.
20
121
Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Secara individual rasio itu kecil artinya, kecuali jika dibandingkan dengan suatu rasio standar yang layak dijadikan dasar pembanding. Apabila tidak ada standar yang dipakai sebagai dasar pembanding dari penafsiran rasio-rasio suatu perusahaan, penganalisis tidak dapat menyimpulkan apakah rasio-rasio itu menunjukkan kondisi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan (Jumingan, 2006: 118). Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering dipakai adalah rasio. Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analis yang ahli dan berpengalaman dibandingakan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio. Analisis rasio keuangan dapat meliputi dua jenis perbandingan. Pertama, analis dapat memperbandingkan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Jika rasio keuangan disajikan dalam bentuk suatu daftar untuk periode beberapa tahun, analis dapat mempelajari komposisi perubahan-perubahan dan menetapkan apakah telah terdapat suatu perbaikan atau bahkan sebaliknya di dalam kondisis keuangan
21
122
dan prestasi perusahaan selama jangka waktu tertentu. Rasio keuangan juga dapat diperhitungkan berdasarkan laporan proforma atau proyeksi dan dibandingkan dengan rasio sekarang atau masa lalu. Kedua, perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis. Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan (Martono, 2002: 65). Pada dasarnya angka-angka rasio itu dapat dikelompokkan menjadi dua golongan. Golongan yang pertama adalah angka-angka rasio yang didasarkan pada sumber data keuangan dari mana unsur-unsur angka rasio tersebut diperoleh dan golongan yang kedua adalah rasio yang disusun berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suatu perusahaan. Berdasarkan sumber datanya, dari mana rasio itu dibuat, maka rasio dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut :(Jumingan, 2006: 120-121) 1. Rasio-rasio neraca yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca. 2. Rasio-rasio laporan laba rugi yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba rugi. 3. Rasio-rasio antarlaporan yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laba rugi. Di samping penggolongan rasio berdasarkan sumber datanya, berbagai angka rasio dapat juga dibuat berdasarkan tujuan pihak penganalisis dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangannya.
22
123
Pengelompokkan angka rasio berdasarkan pada sumber datanya, sebenarnya kurang bermanfaat bagi pihak penganalisis sebab yang penting adalah kegunaan dari angka rasio tersebut dan kesimpulan apa yang dapat diperoleh dari angka rasio tersebut. Jadi, yang lebih berguna adalah angkaangka rasio yang dibuat berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi laporan keuangan suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data laporan keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan data laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial perusahaan dari tahun ketahun. Keunggulan Analisa Rasio Analisa rasio ini mempunyai keunggulan dibandingkan dengan analisa lainnya. Keunggulan tersebut adalah 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi. 4. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan yang lainnya secara periodik.
23
124
5. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang. Keterbatasan Analisa Rasio Disamping keunggulan dengan tehnik ini, tehnik ini juga mempunyai keterbatasan yaitu sebagai berikut : 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakai 2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan tehnik ini seperti : a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran. b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan bukan harga pasar. c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. 5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja tehnik standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Jenis-Jenis Analisa Rasio Keuangan Banyak penulis yang menyodorkan jenis rasio yang menurut penulisannya cocok untuk memahami perusahaan. Umumnya rasio yang dipakai dan popular adalah rasio likuiditas,solvabilitas dan rentabilitas.
24
125
1. Rasio Likuiditas Rasio
likuiditas
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva dan hutang lancar. Ditinjau dari likuiditas, maka keadaan perusahaan dapat dibedakan : a. Likuid, perusahaan yang mampu memenuhi seluruh kewajiban keuangan, khususnya kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. b. Ilikuid, perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan, khususnya kewajiban jangka pendeknya. Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut : a. Current Ratio Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Besar current ratio yang ideal belum ada suatu patokan yang pasti, namun standar umum yang digunakan 200% atau 2:1 yang berarti nilai aktiva lancar adalah dua kali dari utang lancar atau setiap satu rupiah hutang lancar harus dijamin dengan dua rupiah aktiva lancar.
25
126
b. Cash Ratio Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi dengan kas dan uang yang disimpan di bank dalam perusahaan yang dapat segera di uangkan. Kegunaan dari rasio ini adalah untuk mengetahui bahwa setiap hutang lancar satu rupiah di jaminkan oleh kas dan uang yang disimpan di bank sebesar hasil yang diperoleh dari cash rationya, tidak terdapat standar khusus pada cash ratio sehingga penilaiannya tergantung kebijakan perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas Rasio
solvabilitas
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang. Besarnya ukuran umum yang dipakai adalah 200% atau 2:1 yang berarti dua kali dari total hutang perusahaan dikatakan solvable bila rasionya kurang dari 200%. Ditinjau dari solvabilitas, maka keadaan perusahaan dapat dibedakan : a. Solvable,
perusahaan
mampu
memenuhi
semua
kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. b. Insolvable, perusahaan tidak mampu memenuhi semua kewajiban keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi.
26
127
Beberapa rasio solvabilitas ini adalah sebagai berikut : a. Total Debt to Total Asset Ratio Rasio ini membandingkan jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki perusahaan. Dari rasio ini, kita dapat mengetahui beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Biasanya, para kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah, sebab semakin rendah rasio utang perusahaan yang diberi kredit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur pada waktu likuidasi. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi resiko keuangan perusahaan. Dalam batas tertentu bank akan sulit untuk mengabulkan permohonan kredit. Hanya saja setiap bank batasnya berbeda.
b. Ratio Kekayaan Bersih to Fixed Assets Rasio ini membandingkan kekayaan bersih dengan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Jika rasio ini lebih dari 100 % berarti modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan menunjukan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya jika rasio dibawah 100 % berarti sebagian aktiva tetapnya dibiayai dengan modal pinjaman jangka pendek atau jangka panjang sedang aktiva lancarnya seluruhnya dibiayai dengan modal pinjaman.
27
128
c. Fixed Assets to Long Term Debt Rasio ini membandingkan antara aktiva tetap dan utang jangka panjang. Utang jangka panjang disini meliputi : pinjaman pada bank dan pinjaman DBS. Rasio ini mengukur tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor jangka panjang. Disamping itu juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan dan kreditor jangka panjang semakin aman atau terjamin dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman.
3. Rasio Rentabilitas Rasio Rentabilitas yaitu alat untuk menganalisa atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio ini terdiri atas : a. Return On Asset (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam penggunaan asset.
b. Return On Equity (ROE), yaitu perbandingan diantara laba bersih dengan modal sendiri. Modal sendiri di Koperasi BMT Sumber Mulia
28
129
meliputi simpanan pokok, simpanan pokok khusus, simpanan wajib, cadangan, donasi dan SHU sebelum pajak. ROE ini merupakan indikator yang amat penting untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan deviden.
c. Ratio Beban Operasional (BOPO), yaitu perbandingan antara beban operasional dengan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Untuk bank syariah, pendapatan operasional bank terdiri atas pendapatan bagi hasil, keuntungan atas kontrak jual-beli, biaya administrasi dan lain-lain.
d. Net Profit Margin (NPM) yaitu rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan bank, dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.
(http://Analisis Laporan Keuangan BMT.com/2010 08 10 archive.html)
29
130
BAB III LAPORAN OBYEK PENELITIAN
A. Sejarah Perkembangan BMT Sumber Mulia Proses berdirinya BMT Sumber Mulia diawali dengan adanya program P3T (Penanggulangan Pengangguran Pekerja Terampil), yaitu suatu program penanggulangan pengangguran bagi para pemuda yang berpotensi, tetapi belum mendapatkan pekerjaan. Pada bulan Juli 1998 mulai dibicarakan rencana untuk mendirikan suatu Baitul Mal wa Tamwil yang dinamakan BMT Sumber Mulia. Lokasi yang dipilih terletak di Jln. Salatiga Semarang KM 1. Hal ini berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya lokasi ini sangat mudah dijangkau oleh para calon nasabah, letaknya strategis berada di pinggir jalan raya utama, selain itu belum ada Koperasi Jasa Keuangan Syariah di sekitar wilayah Kesongo, Tuntang. Pada tanggal 26 Agustus diadakan rapat pembentukan koperasi yang pertama dan dihadiri oleh 24 pejabat di Departemen Koperasi Semarang. Pada tanggal 2 September 1998 diajukan akte pendirian untuk memperoleh Hak Badan Hukum Koperasi Sumber Mulia disahkan sebagai unit usaha otonomi simpan pinjam oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dengan SK Nomor : 095/BH/KPK.II.T/IV/1999. Tanggal 2 September diakui sebagai awal berdirinya BMT Sumber Mulia. Setelah kurang lebih satu dasawarsa, kegiatan usaha BMT ini mengalami tiga kali pemindahan. Dan saat ini berada di sebelah kanan jalan dari arah
30
131
Salatiga. Asset yang dimiliki juga sudah berkembang pesat, mencapai kisaran empat miliar rupiah.
B. Visi dan Misi Visi dan Misi dari BMT Sumber Mulia adalah sebagai berikut : Visi
: Mewujudkan Lembaga Keuangan Syari’ah yang mampu mengembangkan ekonomi umat.
Misi
: 1. Memupuk modal melalui pemberdayaan masyarakat, baik ekonomi kelas bawah maupun pemilik modal. 2. Mencari keuntungan melalui usaha-usaha yang halal dengan pendistribusian laba yang merata dan adil. 3. Mentasyarufkan Zakat, Infak dan Sodaqoh kepada yang paling berhak.
C. Tujuan Pendirian BMT Sumber Mulia BMT Sumber Mulia didirikan dengan tujuan untuk : 1. Meningkatkan kualitas masyarakat atau pengusaha ekonomi lemah di wilayah Tuntang dan sekitarnya. 2. Meminimalisir peredaran uang agar tidak keluar dari wilayah Tuntang, dengan harapan uang tersebut dapat digunakan sebagai modal untuk meningkatkan usaha kecil dan menengah di wilayah tersebut.
31
132
3. Untuk mengurangi ketergantungan masyarakat Tuntang terhadap jasa rentenir. 4. Meratakan pendapatan dengan adil, melalui sistem bagi hasil kepada para pemodal dan pengusaha. (Wawancara dengan Bapak Sulistyawan)
D. Struktur Organisasi Dalam setiap organisasi baik dalam sebuah lembaga formal maupun non formal pasti mempunyai struktur organisasi. Sehingga tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dapat diketahui dengan jelas. Berikut ini struktur organisasi di BMT Sumber Mulia pada tahun 2010 : Rapat Anggota Tahunan Dewan Syari’ah Ketua
: K.H. Zaeri Rosyidi
Anggota
: K.M. Baedlowi K. Mansuri
Badan Pengawas Ketua
: Drs. H. Saliminudin
Anggota
: Dimyati Ahmadi
Pengurus Ketua
: Ir. Pudjiono
Sekretaris
: M. Fauzi M.Ag dan Bachtiar Rofig
Bendahara
: Drs. Wibowo
32
133
Manajer
: Sulistyawan S.E
Kepala Bagian Pemasaran
: Sulistyawan S.E
Kepala Bagian Operasional
: Nanik Atiyani A.Md
Kepala Bagian Pembiayaan
: Farida Susiani S.P
Administrasi dan Pengolahan Data
: Nanik Atiyani A.Md
Pemberdayaan Masyarakat
: Sulistyawan S.E
Penggalian Dana
: Muhajir Ahsan M Ahmad Slamet Akrom Zulfa Shofiul Hadi
Administrasi Pembiayaan
: Nanik Atiyani A.Md
Pembukuan Akuntansi
: Nanik Atiyani A.Md
Teller
: Siti Nur Khasanah
Setiap pemegang jabatan mempunyai tugas dan kewajiban yang berbeda antara satu bagian dengan yang lain. Berikut tugas dan kewajiban dari masingmasing bagian : 1. Dewan Syari’ah a.
Mengawasi seluruh kegiatan BMT dalam aspek syari’ah.
b.
Memberikan persetujuan pemberian pembiayaan dalam skala besar.
c.
Memberikan nasehat kepada manajer untuk menjalankan kegiatan operasional sesuai dengan syari’at islam.
33
134
2. Badan Pengawas a.
Mengawasi kegiatan operasional.
b.
Mengawasi produk-produk yang dikeluarkan.
c.
Mengawasi kinerja para pengelola, menilai apakah ada perilaku yang menyimpang selama menjalankan kegiatan operasional.
3. Pengurus a.
Merancang rencana kerja dan rancangan anggaran belanja BMT.
b.
Menyelenggarakan rapat pengurus untuk mengevaluasi pelaksanaan usaha BMT.
c.
Menunjuk pengelola BMT yang profesional.
d.
Mewakili BMT di dalam dan luar pengadilan.
4. Manajer a.
Memimpin kegiatan BMT secara keseluruhan.
b.
Melakukan koordinasi seluruh staf BMT.
c.
Menyusun rancangan rencana kerja bulanan, triwulan, dan tahunan yang merupakan penjabaran dari kebijakan umum Dewan Syari’ah dan Rapat Anggota.
5. Kepala Bagian Pemasaran a.
Menilai kinerja para marketing.
b.
Membuat target pemasaran yang harus dicapai oleh bagian marketing.
6. Kepala Bagian Operasional a.
Melaksanakan supervise terhadap setiap pelayanan dan jasa BMT dari unit atau bagian yang berada dibawahnya.
34
135
b.
Melakukan monitoring, evaluasi, review terhadap pelaksanaan tugas.
7. Kepala Bagian Pembiayaan a.
Menyusun rencana pembiayaan.
b.
Menerima usulan dan melakukan wawancara analisa pembiayaan.
c.
Menganalisa proposal pembiayaan anggota.
d.
Mengajukan persetujuan pembiayaan kepada manajer.
e.
Memantau, membina dan mendata jumlah pengangsuran pembiayaan agar tidak macet.
8. Administrasi dan Pengolahan Data a.
Mencatat semua administrasi pendapatan dan pengeluaran.
b.
Mengolah semua data yang berhubungan dengan kegiatan operasional.
9. Pemberdayaan Masyarakat a.
Melakukan survei usaha dan pemahaman tentang karakter anggota.
b.
Memantau dan membina usaha anggota pembiayaan.
c.
Menyalurkan dana ZIS kepada yang berhak berdasarkan hasil Rapat Anggota.
10. Penggalian Dana a.
Melakukan kegiatan kerja dan promosi.
b.
Mencari dan mengumpulkan sumber dana dari para anggota.
c.
Melakukan penagihan ke setiap anggota yang diberi pembiayaan.
11. Administrasi Pembiayaan a.
Menganalisa proposal pembiayaan anggota.
b.
Mengajukan persetujuan pembiayaan kepada manajer.
35
136
c.
Melakukan survei anggota pembiayaan baru.
d.
Melakukan administrasi pembiayaan.
e.
Melakukan penagihan di lapangan.
f.
Melakukan pelayanan pencairan pembiayaan.
12. Pembukuan Akuntansi a.
Membukukan semua transaksi keuangan.
b.
Membuat laporan keuangan secara periodik.
c.
Mengadministrasikan seluruh dokumen yang berhubungan dengan bagian keuangan.
d.
Melayani biaya gaji yang telah disetujui manajer.
13. Teller a.
Bertindak sebagai penerima uang dan juru bayar.
b.
Melayani peneriamaan serta penarikan dana dari dan ke anggota.
c.
Melakukan pembayaran sesuai perintah manajer.
d.
Menghitung bagi hasil seluruh transaksi yang berhubungan dengan kas.
e.
Mengadministrasikan seluruh transaksi.
f.
Membuat laporan transaksi per hari dan mencocokan dengan kas yang ada.
E. Produk BMT Sumber Mulia Jasa keuangan yang dapat dimanfaatkan oleh anggota BMT Sumber Mulia Tuntang antara lain :
36
137
1. Produk Simpanan Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota atau koperasi lain dalam bentuk simpanan biasa dan simpanan berjangka. Jenis produknya antara lain : a. Si Rela (Simpanan Sukarela) yaitu simpanan pihak ketiga yang disimpan di BMT dan pihak BMT berkewajiban memelihara dana tersebut. Para penyimpan dapat sewaktu-waktu mengambil dananya masing-masing. Bagi hasil yang diberikan kepada anggota simpanan adalah 30% dari total pendapatan yang diterima BMT. b. Si Suqur (Simpanan Qurban), merupakan bentuk simpanan berkala mudhorobah. Yaitu simpanan dari pihak ketiga dengan harapan pada saat akhir periode, dana yang terkumpul dapat digunakan untuk melaksanakan ibadah qurban. Penyetorannya dapat dilakukan setiap hari tetapi penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat musim qurban (tanggal 15 Dhulhijah). c. Si Suka (Simpanan Sukarela Berjangka), merupakan bentuk simpanan deposito, yang hanya dapat diambil pada saat jatuh tempo yang telah disepakati yaitu sebagai berikut : 1) Tiga bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 45% untuk anggota simpanan dan 55% untuk BMT. 2) Enam bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 50% untuk anggota simpanan dan 50% untuk BMT.
37
138
3) Dua belas bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 55% untuk anggota simpanan dan 45% untuk BMT. d. Si Amanah (Simpanan Amanah), yaitu simpanan yang berupa titipan (wadiah) dan tidak dapat bagi hasil dari BMT karena dananya digunakan untuk pembiayaan bagi kaum dhuafa yang benar-benar membutuhkan. Namun karena produk ini kurang menarik minat anggota, maka sejak tahun 2006 produk ini ditiadakan.
38
139
Berikut tabel jumlah dana anggota simpanan di BMT Sumber Mulia Tuntang selama tahun 2004 sampai 2009
Tabel 3.1 Jumlah Dana Simpanan Anggota Tahun
Si Rela
Si Suka
Si Suqur
2004
Rp. 892.345.613,00
Rp.138.037.000,00
Rp.2.018.532,00
2005
Rp. 999.674.618,00
Rp. 42.647.000,00
Rp. 569.323,00
2006
Rp.1.186.558.899,00
Rp. 55.900.000,00
Rp. 259.718,00
2007
Rp. 1.652.448.321,00
Rp. 51.500.000,00
Rp. 767.431,00
2008
Rp. 2.269.290.348,00
Rp. 88.800.000,00
Rp.1.342.423,00
2009
Rp. 2.918.018.085,00
Rp.111.500.000,00
Rp.2.872.069,00
Tabel 3.2 Nisbah Bagi Hasil Simpanan BMT Sumber Mulia Tuntang Produk
Nasabah
BMT
Si Rela
30%
70%
Si Suka 3 bulan
45%
55%
Si Suka 6 bulan
50%
50%
Si Suka 12 bulan
55%
45%
Si Suqur
50%
50%
39
140
Cara perhitungan bagi hasil simpanan :
2. Produk Pembiayaan Pembiayaan adalah penyedian dana yang dapat digunakan oleh yang membutuhkan dana tersebut, untuk kegiatan usaha maupun kegiatan lain. Produk pembiayaan pada BMT Sumber Mulia antara lain : a. Mudharabah merupakan akad kerjasama antara BMT sebagai shahibul maal dan anggota sebagai mudharib. Ketentuan khusus yang harus dipenuhi oleh anggota yang mengajukan pembiayaan mudharabah yang direalisasi oleh pihak BMT adalah sebagai berikut : 1) Anggota tersebut telah bergabung dengan BMT minimal satu tahun sebelum pengajuan pembiayaan. 2) Pembiayaan maksimum pada tahap awal sebesar sepuluh juta rupiah dengan ketentuan penambahan jumlah pembiayaan setelah usaha anggota berjalan dua puluh bulan dan usaha tersebut berkembang. 3) Jangka waktu pembiayaan tidak lebih dari dua puluh bulan, dengan kemungkinan perpanjangan jangka waktu dan anggota bersedia membayarkan bagi hasil selama perpanjangan bagi hasil.
40
141
4) Pembayaran angsuran dapat dilakukan harian atau bulanan. 5) Pihak BMT tidak boleh campur tangan dalam mengelola usaha, kecuali dalam hal pengawasan. 6) Jika terjadi kerugian, maka kerugian tersebut ditanggung bersama sesuai porsi keuntungan yang diberikan kepada BMT. 7) Jenis usaha yang dibiayai adalah usaha yang tidak bertentangan dengan syari’at islam. b. Musyarakah, merupakan akad kerjasama antara BMT dengan anggota., dimana masing-masing pihak saling menyertakan modal maupun tenaga, hasil usaha dibagi sesuai komposisi modal dan kesepakatan.
Ketentuannya
hampir
sama
dengan
pembiayaan
mudharabah, tetapi dalam hal kerugian tanggung jawab masingmasing pihak terbatas pada modal yang disertakan. c. Bai Bitsaman Ajil, merupakan pembiayaan dengan akad jual beli, cara pengembalian dana yaitu secara angsuran senilai harga perolehan barang ditambah keuntungan dengan jangka waktu tertentu. d. Murabahah, sistem pembiayaan ini hampir sama dengan sistem Bai Bitsaman Ajil, yang membedakan adalah cara pembayarannya yang ditangguhkan pada saat jatuh tempo yang telah disepakati. Jangka waktu pembiayaan ini relatif pendek antara enam sampai sembilan bulan. e. Qardhul Hasan, merupakan pembiayaan yang akadnya ibadah. Pembiayaan ini hanya diberikan kepada kaum dhuafa atau untuk
41
142
keperluan yang sifatnya darurat atas dasar kewajiban sosial. Anggota cukup mengembalikan pembiayaan pokok tanpa bagi hasil atau penambahan lain. Produk simpanan dan pembiayaan yang ditawarkan oleh BMT Sumber Mulia merupakan salah satu kegiatan operasional di bidang jasa keuangan. Selain kegiatan ini, ada dua sektor usaha yang juga dilakukan oleh BMT. Pertama yaitu di sektor riil, pada dasarnya kegiatan ini juga merupakan bentuk penyaluran dana BMT. Perbedaannya dengan jasa keuangan adalah pada sektor riil penyaluran dana bersifat permanen dan jangka panjang dan di dalamnya terdapat unsur kepemilikan. Kegiatan ini biasa disebut dengan investasi. Kedua adalah kegiatan sosial, pada sektor ini kegiatan yang dilakukan adalah pengelolaan dan penyaluran zakat, infak dan sodaqoh. Dana yang diperoleh dari para anggota berupa pembayaran zakat, infak dan sodaqoh kemudian disalurkan kepada para kaum dhuafa, terutama di sekitar wilayah BMT. Dari kegiatan sosial ini dapat diketahui bahwa kegiatan BMT tidak hanya
menitikberatkan
pada
kegiatan
ekonomi
semata,
tetapi
juga
mengutamakan kegiatan sosial dan agama.
F. Strategi Permodalan BMT
adalah
lembaga
perkoperasian
sehingga
dalam
mengatasi
permasalahan modal, pihak pengelola tidak boleh mencari atau mengumpulkan dana dari masyarakat umum yang tidak termasuk anggota. Untuk mengantisipasi kebutuhan permodalan guna menjalankan kegiatan operasional,
42
143
maka ada strategi khusus yang diterapkan oleh BMT Sumber Mulia Tuntang. Diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Mencadangkan SHU Setiap akhir tahun, SHU sepenuhnya dibagi rata sesuai porsi masingmasing anggota. Melainkan ada sebagian yang dicadangkan, bagian tersebut adalah 40% dari SHU yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota RAT dan 60% diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota biasa. 2. Menargetkan Simpanan Pokok Simpanan ini dikenakan kepada anggota RAT baru, besarnya tiga ratus ribu rupiah sesuai ketentuan dalam anggaran dasar. Simpanan pokok merupakan tanda keanggotaan BMT, oleh karena itu simpanan ini tidak dapat diambil selama masih menjadi anggota koperasi kecuali yang bersangkutan memutuskan keluar dari keanggotaannya. 3. Menargetkan Simpanan Wajib Yaitu simpanan yang dibayar oleh anggota BMT secara teratur dalam kurun waktu yang telah ditetapkan. Jumlahnya ditetapkan dalam anggaran rumah tangga sebesar lima belas ribu rupiah per bulan. Simpanan ini tidak dapat diminta kembali selama masih menjadi anggota BMT. 4. Menggalakkan Simpanan Pokok Khusus Simpanan ini bersifat sukarela, tergantung pada kemampuan masingmasing anggota. Pada akhir tahun, simpanan ini yang menjadi salah satu
43
144
pertimbangan penting untuk menghitung besarnya porsi SHU yang akan diberikan kepada anggota.
G. Data Perkembangan Usaha Data perkembangan usaha pada BMT Sumber Mulia Tuntang menurut RAT Tahun 2004-2009, dapat disajikan sebagai berikut :
Tabel 3.3 Perkembangan usaha BMT Tahun 2004-2006 Uraian
2004
2005
2006
Asset
Rp.1.207.817.509
Rp.1.252.573.754
Rp.1.535.684.584
SHU
Rp.
Rp.
Rp.
Pembiayaan
Rp.1.052.000.000
Rp. 886.800.000
Rp.1.248.247.950
Gaji Karyawan
Rp.
60.245.200
Rp.
72.984.600
Rp
82.180.000
Nilai Inventaris
Rp.
16.688.750
Rp.
12.603.400
Rp.
28.346.500
Pendapatan
Rp. 214.144.037
Rp. 262.307.262
Rp. 283.052.330
Biaya
Rp. 187.989.874
Rp. 231.730.864
Rp. 249.697.074
26.154.163
44
30.576.400
33.355.256
145
Tabel 3.4 Perkembangan usaha BMT Tahun 2007-2009 Uraian
2007
2008
2009
Asset
Rp.2.113.371.410
Rp.2.791.985.579
Rp.3.553.722.132
SHU
Rp.
Rp.
Rp.
Pembiayaan
Rp.1.540.745.000
Rp.2.647.742.000
Rp.2.803.117.000
Gaji Karyawan
Rp. 100.766.000
Rp. 142.240.000
Rp. 209.966.800
Nilai Inventaris
Rp. 258.472.200
Rp. 264.787.600
Rp. 273.346.230
Pendapatan
Rp. 335.012.771
Rp. 454.065.442
Rp. 699.894.735
Biaya
Rp. 297.527.361
Rp. 402.896.932
Rp. 604.077.666
37.485.410
45
45.940.107
82.145.696
146
Tabel 3.5 Daftar Inventaris BMT Sumber Mulia Tahun 2004-2009 Uraian
2004 2005 2006 2007 2008
2009
Kalkulator
5
5
8
8
9
10
Money detector
2
2
2
2
2
1
Counter
2
2
2
2
3
3
Sepeda Motor
1
1
3
3
3
4
Kursi
11
11
11
11
14
14
Komputer & printer
4
4
4
4
6
8
Meja
5
5
6
8
9
7
Almari
3
3
4
4
6
8
Brankas
1
1
2
2
2
2
Filling cabinet
1
1
1
1
1
1
Kipas angin
4
3
2
2
2
2
Jam dinding
4
3
4
4
5
2
Mesin tik
2
2
2
2
2
1
Stempel
17
17
12
12
13
15
Tas
6
7
9
5
Telepon
1
1
1
2
1
1
1
1
Gedung Papan pengumuman
4
3
3
Dispenser
1
2
2
2
2
2
Cash box
2
2
2
2
3
3
Sumber : BMT Sumber Mulia Data
tersebut
menunjukkan
adanya
penambahan
maupun
penyusutan inventaris kantor, penyusutan ini dikarenakan kerusakan. Untuk penambahan inventaris disesuaikan dengan kebutuhan dalam
46
147
penyediaan layanan jasa sehingga kegiatan operasionalnya dapat berjalan dengan lancar.
47
148
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Begitu juga dengan kondisi keuangan pada Koperasi BMT Sumber Mulia. Dengan mengadakan suatu analisis terhadap laporan keuangan akan diketahui gambaran tentang posisi keuangan Koperasi BMT Sumber Mulia. Dalam bab ini akan dilakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan untuk menghitung rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas Koperasi BMT Sumber Mulia untuk periode tahun 2007, 2008 dan 2009. A. Rasio Likuiditas 1. Current Ratio tahun 2007-2009 a. Current Ratio tahun 2007
Keterangan : Current ratio tahun 2007 sebesar 108% artinya setiap hutang lancar Rp. 100 dijaminkan oleh aktiva sebesar Rp. 108 b. Current Ratio tahun 2008
Keterangan : Current ratio tahun 2008 sebesar 106% artinya setiap hutang lancar Rp. 100 dijaminkan oleh aktiva sebesar Rp. 106
48
149
c. Current Ratio tahun 2009
Keterangan : Current ratio tahun 2009 sebesar 107% artinya setiap hutang lancar Rp. 100 dijaminkan oleh aktiva sebesar Rp. 107 Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Current Ratio tahun 2007 ke tahun 2008 terjadi penurunan dari 108.251% menjadi 106.856%. Hal ini mengindikasikan kurangnya kemampuan Koperasi BMT Sumber Mulia dalam upaya untuk membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Akan tetapi pada tahun 2008 ke tahun 2009 terjadi kenaikan dari 106.856%
hingga
mencapai
107.893%.
Hal
ini
mengindikasikan
meningkatnya kemampuan Koperasi BMT Sumber Mulia dalam upaya untuk membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. 2. Cash Ratio tahun 2007-2009 a. Cash Ratio tahun 2007
Keterangan : Cash ratio tahun 2007 sebesar 23% artinya setiap hutang lancar Rp. 100 dijaminkan oleh kas dan bank sebesar Rp. 23 b. Cash Ratio tahun 2008
Keterangan : Cash ratio tahun 2008 sebesar 22% artinya setiap hutang lancar Rp. 100 dijaminkan oleh kas dan bank sebesar Rp. 22
49
150
c. Cash Ratio tahun 2009
Keterangan : Cash Ratio tahun 2009 sebesar 16% artinya setiap hutang lancar Rp. 100 dijaminkan oleh kas dan bank sebesar Rp. 16 Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Cash ratio tahun 2007 sampai tahun 2009 terjadi penurunan kas dan kenaikan jumlah utang lancar. Hal ini menunjukan adanya penurunan kemampuan Koperasi BMT Sumber Mulia dalam membayar utang-utang lancar oleh kas.
B. Rasio Solvabilitas 1. Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2007-2009 a. Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2007
Keterangan : Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2007 sebesar 86% artinya setiap total hutang Rp. 100 dijaminkan total aktiva sebesar Rp. 86 b. Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2008
Keterangan : Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2008 sebesar 88% artinya setiap total hutang Rp. 100 dijaminkan total aktiva sebesar Rp. 88 c. Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2009
50
151
Keterangan : Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2009 sebesar 87% artinya setiap total hutang Rp. 100 dijaminkan total aktiva sebesar Rp. 87 Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Total debt to total asset ratio tahun 2007-2008 terjadi peningkatan dari 86.81% menjadi 88.01% disebabkan bertambahnya total aktiva. Sedangkan pada periode tahun 20082009 terjadi penurunan dari 88.01% menjadi 86.98% yang disebabkan adanya penurunan total aktiva. 2. Ratio Kekayaan Bersih to Fixed Assets tahun 2007-2009 a. Ratio Kekayaan Bersih to Fixed Assets tahun 2007
Keterangan : Ratio Kekayaan Bersih to Fixed Assets tahun 2007 sebesar 107% lebih besar dari 100% maka modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan menunjukkan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai oleh pemilik perusahaan. b. Ratio Kekayaan Bersih to Fixed Assets tahun 2008
Keterangan : Ratio Kekayaan Bersih to Fixed Assets tahun 2008 sebesar 126% lebih besar dari 100% maka modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan menunjukkan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai oleh pemilik perusahaan.
51
152
c. Ratio Kekayaan Bersih to Fixed Assets tahun 2009
Keterangan : Ratio Kekayaan Bersih to Fixed Assets tahun 2009 sebesar 355% lebih besar dari 100% maka modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan menunjukkan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai oleh pemilik perusahaan. Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Ratio Kekayaan Bersih to Fixed Assets tahun 2007, 2008 dan 2009 selalu terjadi peningkatan, hal ini mengindikasikan bahwa modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan menunjukkan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh Koperasi BMT Sumber Mulia dan sebagian dari aktiva lancar juga dibiayai oleh Koperasi BMT Sumber Mulia. 3. Fixed Assets to Long Term Debt tahun 2007-2009 a. Fixed Assets to Long Term Debt tahun 2007
Keterangan : Fixed Assets to Long Term Debt tahun 2007 sebesar 205% lebih besar dari 100% maka aktiva tetap melebihi hutang jangka panjang dan menunjukkan kemampuan Koperasi BMT Sumber Mulia untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. b. Fixed Assets to Long Term Debt tahun 2008
52
153
Keterangan : Fixed Assets to Long Term Debt tahun 2008 sebesar 294% lebih besar dari 100% maka aktiva tetap melebihi hutang jangka panjang dan menunjukkan kemampuan Koperasi BMT Sumber Mulia untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. c. Fixed Assets to Long Term Debt tahun 2009
Keterangan : Fixed Assets to Long Term Debt tahun 2009 sebesar 631% lebih besar dari 100% maka aktiva tetap melebihi hutang jangka panjang dan menunjukkan kemampuan Koperasi BMT Sumber Mulia untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Fixed Assets to Long Term Debt tahun 2007, 2008 dan 2009 terjadi peningkatan, hal ini mengindikasikan tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor jangka panjang. Disamping itu juga menunjukkan kemampuan Koperasi BMT Sumber Mulia untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan dan kreditor jangka panjang semakin aman atau terjamin dan semakin besar kemampuan Koperasi BMT Sumber Mulia untuk mencari pinjaman.
53
154
C. Rasio Rentabilitas 1. Return On Asset (ROA) tahun 2007-2009 a. Return On Asset (ROA) tahun 2007
Keterangan : Return On Asset (ROA) tahun 2007 artinya setiap Rp. 100 asset Koperasi BMT Sumber Mulia mampu menghasilkan laba Rp. 1.77 b. Return On Asset (ROA) tahun 2008
Keterangan : Return On Asset (ROA) tahun 2008 artinya setiap Rp. 100 asset Koperasi BMT Sumber Mulia mampu menghasilkan laba Rp. 1.83 c. Return On Asset (ROA) tahun 2009
Keterangan : Return On Asset (ROA) tahun 2009 artinya setiap Rp. 100 asset Koperasi BMT Sumber Mulia mampu menghasilkan laba Rp. 17 Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa ROA Koperasi BMT Sumber Mulia mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebesar 1.773%, menjadi 1.832% di tahun 2008 dan meningkat lagi di tahun 2009 hingga mencapai 16.998%, hal ini menandakan bahwa BMT berusaha untuk memperbaiki kinerjanya, terutama dalam hal meningkatkan perolehan laba dan mengurangi terjadinya dana-dana menganggur dari total aktiva yang dimiliki Koperasi BMT Sumber Mulia.
54
155
2. Return On Equity (ROE) tahun 2007-2009 a. Return On Equity (ROE) tahun 2007
Keterangan : Return On Equity (ROE) tahun 2007 artinya setiap Rp. 100 modal sendiri Koperasi BMT Sumber Mulia mampu menghasilkan laba Rp. 13 b. Return On Equity (ROE) tahun 2008
Keterangan : Return On Equity (ROE) tahun 2008 artinya setiap Rp. 100 modal sendiri Koperasi BMT Sumber Mulia mampu menghasilkan laba Rp. 15 c. Return On Equity (ROE) tahun 2009
Keterangan : Return On Equity (ROE) tahun 2009 artinya setiap Rp. 100 modal sendiri Koperasi BMT Sumber Mulia mampu menghasilkan laba Rp. 62 Dari hasil perhitungan ROE 2007, 2008 dan 2009 diatas, dapat dilihat bahwa Koperasi BMT Sumber Mulia mampu meningkatkan tingkat ROE nya setiap tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa BMT mampu meningkatkan tingkat SHU nya dengan mengandalkan modal sendiri yang dimiliki, yang berarti bahwa mampu memperbaiki kinerja keuangannya dalam hal perolehan laba dari tahun ke tahun.
55
156
3. Ratio Beban Operasional (BOPO) tahun 2007-2009 a. Ratio Beban Operasional (BOPO) tahun 2007
Keterangan : Ratio Beban Operasional (BOPO) tahun 2007 artinya setiap Rp. 100 pendapatan Koperasi BMT Sumber Mulia mampu membiayai pengeluaran Rp. 88 b. Ratio Beban Operasional (BOPO) tahun 2008
Keterangan : Ratio Beban Operasional (BOPO) tahun 2008 artinya setiap Rp. 100 pendapatan Koperasi BMT Sumber Mulia mampu membiayai pengeluaran Rp. 88 c. Ratio Beban Operasional (BOPO) tahun 2009
Keterangan : Ratio Beban Operasional (BOPO) tahun 2009 artinya setiap Rp. 100 pendapatan Koperasi BMT Sumber Mulia mampu membiayai pengeluaran Rp. 86 Berdasarkan hasil perhitungan rasio BOPO tahun 2007, 2008 dan 2009 diatas, dapat dilihat bahwa Koperasi BMT Sumber Mulia tidak mampu meningkatkan basarnya rasio BOPO setiap tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa BMT melakukan inefisiensi
dalam hal
pengelolaaan beban
operasionalnya. Inifisiensi yang dimaksud adalah meningkatnya beban
56
157
operasional Koperasi BMT Sumber Mulia, tidak dimbangi dengan peningkatan pendapatan operasionalnya. 4. Net Profit Margin (NPM) tahun 2007-2009 a. Net Profit Margin (NPM) tahun 2007
Keterangan : Net Profit Margin (NPM) tahun 2007 artinya setiap Rp. 100 pendapatan Koperasi BMT Sumber Mulia mampu menghasilkan laba Rp. 11 b. Net Profit Margin (NPM) tahun 2008
Keterangan : Net Profit Margin (NPM) tahun 2008 artinya setiap Rp. 100 pendapatan Koperasi BMT Sumber Mulia mampu menghasilkan laba Rp. 11 c. Net Profit Margin (NPM) tahun 2009
Keterangan : Net Profit Margin (NPM) tahun 2009 artinya setiap Rp. 100 pendapatan Koperasi BMT Sumber Mulia mampu menghasilkan laba Rp. 86 Dari hasil perhitungan NPM 2007-2009 diatas, dapat dilihat bahwa Koperasi BMT Sumber Mulia mampu meningkatkan tingkat NPM nya setiap tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa BMT mampu meningkatkan tingkat
57
158
SHU nya dengan mengoptimalkan pendapatan operasionalnya, yang berarti kinerja operasional sudah baik dalam hal perolehan laba dari tahun ke tahun.
58
159
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil analisis likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa posisi keuangan Koperasi BMT Sumber Mulia periode 2007-2009 adalah sebagai berikut : 1.
Rasio Likuiditas pada Koperasi BMT Sumber Mulia dapat dikatakan Ilikuid dikarenakan aktiva lancar, kas belum dapat menjamin utang lancarnya.
2.
Rasio Solvabilitas pada Koperasi BMT Sumber Mulia dapat dikatakan solvable, karena dapat dilihat dari kedua indikatornya yaitu total debt to total asset ratio dan fixed assets to long term debt, maka Koperasi BMT Sumber Mulia dapat memenuhi utang jangka panjangnya.
3.
Rasio Rentabilitas Koperasi BMT Sumber Mulia umumnya dapat dikatakan profitable karena laba yang dihasilkan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, yang berarti kemampuan Koperasi BMT Sumber Mulia dalam menghasilkan laba cenderung naik, kecuali rasio BOPO, dimana besarnya rasio cenderung tidak mengalami perubahan yang signifikan dan mendekati 100%. Melihat hasil perhitungan rasio-rasio di atas, yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas, meskipun ada beberapa hasil perhitungan yang memperlihatkan kinerja Koperasi BMT Sumber Mulia yang buruk (contohnya cash rasio dan rasio BOPO), namun dapatlah ditarik
59
160
kesimpulan secara umum bahwa kinerja keuangan Koperasi BMT Sumber Mulia tahun 2007 sampai 2009 cenderung baik.
B. Saran 1.
Untuk meningkatkan Likuiditas, Koperasi BMT Sumber Mulia sebaiknya mengurangi jumlah hutang jangka panjang dan lebih meningkatkan aktiva.
2.
Rasio Solvabilitas sudah cukup baik dan terus ditingkatkan dengan meningkatkan laba yang diperoleh dan menekan hutang.
3.
Rasio Rentabilitas dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan jumlah penghasilan tanpa diikuti kenaikan biaya-biaya, karena jika Koperasi BMT Sumber Mulia tidak dapat menggunakan modalnya secara efisien maka Koperasi BMT Sumber Mulia akan mengalami kesulitan dalam melunasi hutang-hutangnya.
60
161
DAFTAR PUSTAKA
Buku Laporan RAT BMT Sumber Mulia Tuntang Tahun 2007,2008,2009 Harahap, Sofyan Syafri. 1994. Teori Akuntansi : Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yokyakarta: Ekonisia Pedoman Standar Operasional Unit Jasa Keuangan Syariah Tahun 2002 Sumiyanto, Ahmad. 2008. BMT Menuju Koperasi Modern. Yogyakarta: PT Ises Consulting Indonesia Wawancara dengan Bapak Sulistyawan S.E, Manager BMT Sumber Mulia Tuntang. Tanggal 7 Juni 2010 Fitriah Puspita.“Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas pada PT Astra Grafika Tbk” http://gemaika .blogspot.com/2010 08 27 archive.html Dedi Yunus.“Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas pada PT Multi Bintang Indonesia Tbk” http://gemaika .blogspot.com/2010 08 27 archive.html Indri Cristian Novita.“Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas pada PT Fast Food Indonesia Tbk” http://Tugas Akhir yang membahas analisis rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas.com/2010 08 27 archive.html http://Analisis Laporan Keuangan BMT.com/2010 08 10 archive.html. Diakses 10 Agustus 2010
61