ANALISIS PENYALURAN KREDIT PEMBIAYAAN DI BNI SYARIAH CABANG PEMBANTU UNGARAN
TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Ekonomi Syariah
Oleh WAHYU ARI SANDI NIM 20111001
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM PROGRAM STUDI D III PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN SALATIGA 2014
MOTTO
Masa depan harus difikirkan baik-baik, tetapi tidak boleh disertai dengan kekhawatiran hari esok. (Dale Carnige)
Memecahkan masalah itu sulit, mengenal masalah lebih sulit tetapi menemukan masalah jauh lebih sulit. (Albert Einstein)
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini Penulis persembahkan kepada :
Untuk Alm. Ibu saya yang telah mengajarkan dan membimbing saya tentang arti kehidupan. Semoga mendapat ridho Allah SWT. Untuk Ayah saya yang selalu setia menjaga dan mendampingi saya. Keluarga besar saya yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan pendidikan saya. Terima kasih kepada Ibu wiwin dan Bapak Mifdlol yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan baik perkuliahan maupun Tugas Akhir. Terima kasih untuk Bapak, Ibu dosen yang setia membimbing dan memberikan semangat untuk menyelisaikan pendidikan.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas akhir yang berjudul “Analisis Penyaluran Kredit Pembiayaan di BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran”. Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk meraih gelar Madya pada Jurusan Syariah Prodi D III Perbankan pada STAIN Salatiga. Dalam Penulisan Tugas Akhir ini banyak yang membantu memberikan bimbingan dan motivasi yang sangat berharga bagi penulis. Untuk itu penulis ingin berterimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Benny Ridwan,M.Hum, selaku Ketua Jurusan Syariah. 3. Bapak H. Ahmad Mifdlol M., Lc., MM.Si., selaku Ketua Program Studi D III. 4. Ibu Wiwin Kurniasari, SE., M. Si., selaku dosen pembimbing yang selalu senantiasa mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyeslesaikan Tugas Akhir dari awal hingga akhir. 5. Untuk
teman-teman
yang
menyelesaikan Tugas Akhir.
selalu
memberikan
dukungan
untuk
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun guna untuk meningkatkan lebih baik lagi, demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Salatiga, 22 Agustus 2014
Penulis
ABSTRAK
Analisis Penyaluran Kredit Pembiayaan di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran. Ari Sandi, Wahyu. 2014. Tugas Akhir. Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam. Program Studi D III Pernbankan Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Wiwin Kurniasari, SE., M. Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dalam menganalisis kredit pembiayaan menurut 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition Of Economy) serta mengetahui kendala yang dihadapi dalam menganalisis 5C, serta membuat kebijakan dalam menangani kendala yang ada yang di alami oleh Bank BNI Syariah Cabang Pembantu ungaran. Penelitian ini memberikan rekomendasi-rekomendasi dan dijadikan bahan pertimbangan dalam menyalurkan kredit pembiayaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, teknik pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung, melakukan pengamatan terhadap objek serta mengumpulkan informasi dari berbagai sumber seperti dari buku, internet, jurnal ilmiah dan bosurbrosur dan data-data dari BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran. Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa konsep 5C yang dilakukan oleh BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran dengan menitik beratkan pada Character, Capacity, Capital dan kelengkapan aplikasi calon nasabah. Sedangkan kendala yang dihadapi BNI syariah dalam hal ini terdapat pada kesalahan nasabah, kesalahan pada pegawai bank sendiri dan kesalahan yang tidak sengaja dilakukan oleh nasabah, kemudian cara BNI syariah dalam kaitannya dengan kebijakan untuk mengatasi kendala yang ada adalah dengan mngeluarkan kebijakan strategi pemasaran, melakukan pengawasan terhadap pegawai, dan melakukan pelatihan terhadap pegawai. Kata kunci : Analisis 5C, Unsur-unsur kredit pembiayaan dan komponen kredit.
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………
i
Lembar Persetujuan…………………………………………………………
ii
Lembar Pengesahan…………………………………………………………
iii
Lembar Pernyataan………………………………………………………….
iv
Motto………………………………………………………………………..….
v
Persembahan…………………………………………………………………
vi
Kata Pengantar………………………………………………………………
vii
Abstrak………………………………………………………………………
ix
Daftar isi…………………………………………………………………….….
x
Daftar Tabel………………………………………………………………….
xiii
Daftar Gambar……………………………………………………………….
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………………………….
1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...
3
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian…………………………………………..
4
D. Penelitian Terdahulu………………………………………………………
5
E. Metode Penelitian…………………………………………………………
8
F. Sistematika Penulisan……………………………………………………..
10
BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank……………………………………………………….
12
2. Fungsi Bank…………………………………………………………...
13
3. Jenis-Jenis Bank……………………………………………………….
14
4. Produk-Produk Penghimpunan Dana dan Penyaluran dana Bank Syariah…………………………………………………………..
17
B. Manajemen Kredit 1. Pengertian Manajemen Kredit………………………………………..
20
2. Tujuan Kredit…………………………………………………………
20
3. Fungsi Kredit…………………………………………………………
21
4. Unsur-Unsur Kredit………………………………………………….
22
5. Jenis-Jenis Kredit…………………………………………………….
24
6. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit……………………………………
27
7. Prosedur Pemberian Kredit…………………………………………..
29
BAB III LAPORAN OBJEK A. Sejarah Berdirinya BNI Cabang Pembantu Ungaran……………………
35
B. Visi dan Misi BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran………………...
36
C. Struktur Organisasi………………………………………………………
37
D. Tugas Masing-Masing Bagian…………………………………………..
37
E. Produk-Produk BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran……………... ….
39
BAB IV ANALISIS A. Konsep 5C Pada penyaluran Kredit Pembiayaan Di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran…………………………………………… ….
67
B. Kendala yang Dihadapi Dalam Konsep 5C………………………….. ….
76
C. Kebijakan yang diambil dalam Mengatasi kendala……………………..
78
BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan………………………………………………………………
80
2. Saran……………………………………………………………………..
81
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
82
LAMPIRAN…………………………………………………………………
84
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Singkat Penelitian Terdahulu…………………………………
6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi BNI Syariah KCP Ungaran………………
37
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Aktivitas melakukan usaha yang dilakukan masyarakat pada sekarang ini pada umumnya tentunya membutuhkan biaya. Hal itu mendorong lembaga perbankan untuk melakukan aktivitas pembiayaan Hal itu sesuai dengan UU No. 7 tahun 1992, yang dimaksud pembiayaan adalah : “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil.” Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang akan diberikan benar-banar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya seperti melalui prosedur penilaian yang benar dan sungguh sungguh. Aktivitas kredit yang diberikan bank yang sehat dan berkualitas memberikan pendapatan yang besar yang didapat oleh bank dibandingkan dengan aktivitas yang lain seperti jasa. Oleh sebab itu penyaluran kredit harus terus menerus dilakakukan untuk kelangsungan bank itu sendiri.
Dalam melakukan pembiayaan pada masyarakat oleh bank pasti mengandung banyak resiko diantaranya kredit macet. Di dalam Kredit dapat dikatagorikan macet apabila pengguna kredit tidak mampu lagi membayar kredit atau tidak mampu mengembalikan penjaman. Disamping itu ada beberapa faktor lain baik itu faktor internal maupun eksternal yang menyebabkan pembiayaan dikatagorikan gagal baik itu faktor alam maupun faktor dari kesalahan manusia. Tujuan utama menganalisis kredit yang dilakukan oleh bank adalah untuk menilai kemampuan bank dalam mengembalikan pinjaman sesuai dengan perjanjian kredit. Berdasarkan analisis kredit bank dapat mengetahui tinggi rendahnya resiko yang akan ditanggung olehnya. Bila menyetujui permohonan kredit yang diajukan debitur. Pengertian manajemen resiko menurut Djohanputro (2008;43) Manajemen resiko merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur,
memetakan,
mengembangkan
alternatif
penanganan
resiko,
dan
memonitor dan mengendalikan penanganan resiko. Dengan adanya resiko maka perlu dilakukan mengevaluasi kinerja perkreditan di dalam bank itu sendiri agar dapat tercapai sesuai dengan tujuan awal perkreditan. Semua itu dilakukan agar dapat menjadi pembelajaran untuk mengambil kebijakan yang akan datang. PT BNI Syariah mulai berdiri sejak 19 Juni 2010. Kegiatan yang dilakukan bank adalah menghimpun dana pada masyarakat dan menyalurkan kembali pada masyarakat dengan melakukan pembiayaan yang dilakukan oleh bank. PT. Bank BNI Syariah dalam menyalurkan kredit memperhatikan analisa kredit kelayakan calon debiturnya.
Berdasarkan ketentuan kredit menurut BI penyaluran kredit dilakukan secara kehati- hatian . Bentuk prinsip kehati-hatian dalam menyakurkan kredit adalah penyaluran kredit kepada debitur yang didasarkan pada prinsip 5C. Untuk mencapai bahwa pihak bank melakukan Perkreditan secara sehat, pihak bank harus Menerapkan prinsip 5C yang meliputi : Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition of Economic. Berdasarkan uraian di atas PT Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran dalam melakukan pemberian kredit sangat memperhatikan prinsip 5C untuk mengetahui seberapa besar resiko yang akan ditanggung bank. Untuk itu penulis akan melakukan penelitian tentang “Analisis Penyaluran Kredit Pembiayaan di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran.” B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat disebutkan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana konsep 5C dalam keputusan Kredit yang diberikan Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran dalam pengajuan suatu pembiayaan? 2. Apa kendala yang dihadapi Bank BNI Syariah dalam konsep 5C? 3. Bagaimana kebijakan BNI Syariah Ungaran mengatasi kendala yang ada dalam konsep 5C?
C. Tujuan dan Manfaat Tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah : a. Untuk mengetahui konsep 5C yang dilakukan BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran. b. Mengetahui kendala-kendala yang terjadi dalam konsep 5C. c. Megetahui kebijakan yang dilakukan BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran dalam mengatasi kendala yang ada dalam konsep 5C. Selain tujuan-tujuan tersebut peneliti juga mencantumkan manfaat baik itu untuk Penulis sendiri juga untuk BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran, adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti a. Menambah wawasan penyaluran kredit yang diberikan oleh Bank BNI syariah sesuai atau tidak dengan 5C b. Mengetahui kendala yang dihadapi BNI Syariah dalam konsep 5C. c. Mengetahui dan menambah wawasan cara penanganan permasalahan yang dihadapi bank BNI Syariah.sesuai dengan teori yang dipelajari. 2. Bagi BNI Syariah a. Menganalisis resiko yang ada dan menjadi pertimbangan dalam memberikan pembiayaan. b. Mengetahui kendala yang dihadapi di masa datang. c. Menangani masalah yang ada dan menjadi masukan dan pembelajaran di masa datang.
D. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai bahan pembanding atau menghindari kesamaman penetiltian yang sudah dilakukan sebelumnya, berikut beberapa penelitian yang memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Rosita Ayu Saraswati (2012) mengadakan penelitian yang berjudul “Peranan Analisis Laporan Keuangan, Penilaian Prinsip 5C Debitur dan pengawasan kredit Terhadap Efektifitas Pemberian kredit Pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Temanggung dengan mengunakan metode penelitian Deskriptif. Hasil penelitian ini dapat menjelaskan tentang, prosedur penilaian laporan keuangan calon debitur yang dilakukan oleh bank berdasar pada penilaian prinsip 5C calon debitur yang dilakukan oleh bank, agar bank dapat meminimalisir atau mencegah terjadinya kredit macet oleh debitur yang dapat merugikan pihak bank sebagai kreditur. Windy Putri Andini (2013) mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Pemberian Kredit Konsumtif Bank Rakyat Indonesia Tbk Kantor Pusat Palembang”. Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Hasil penelitian Hasil yang dicapai adalah pelaksanaan pemberian kredit konsumtif tidak efektif jika tidak menggunakan kriteria 5C. Bank BRI melaksanakan penilaian terhadap calon yang mengajukan kredit konsumtif. Hal ini disebabkan karena ada beberapa kriteria yang bernilai negatif (Capital dan Collateral). Kesimpulan yang diambil adalah Bank BRI sangat selektif dalam memberikan kredit konsumtif yang diajukan oleh calon nasabah agar Bank BRI tidak mengalami kerugian pada saat kredit telah diberikan. Ruwanti, Pandi Afandi (2014) mengadakan penelitian yang berjudul “Persepsi Nasabah Pada Apsek 5C Untuk Menentukan Pemberian Kelayakan kredit Pada Nasabah PT BPR Nusamba Ampel Cabang Salatiga” dengan mengunakan metode
penelitian Survai. Hasil dari penelitian tersebut adalah kelayakan pemberian kredit pada nasabah PT. BPR Nusamba Ampel Cabang Salatiga meliputi: variabel Character, yaitu terkait dengan komitmen pembayaran angsuran, Variabel Capacity yaitu sumber penghasilan yang memadai untuk menerima pinjaman dan memiliki kemampuan bayar serta mampu untuk menyelesaikan pinjaman tersebut sampai dengan lunas, Variabel Capital yaitu mempunyai sumber penghasilan tetap merupakan faktor utama yang harus dimiliki seorang nasabah. Variabel Collateral berkaitan dengan jaminan yang bersifat fisik dan keaslian dokumen jaminan tersebut dan terutama milik sendiri. Dari jurnal di atas dan penelitian di atas dapat diambil baberapa kesimpulan sebagai berikut :
Tabel 1.1 Data Singkat Penelitian Terdahulu
NO Judul
Peneliti
Variabel
Hasil Penelitian
1
Peranan
Rosita
Posisi
penilaian laporan keuangan calon
Analisis
Ayu
laporan
debitur yang dilakukan oleh bank
Laporan
Saraswati keuangan,
berdasar pada penilaian prinsip 5C
Keuangan,
Penilaian
Penilaian
Berdasarkan bank
Prinsip
5C
Calon Debitur
dan
Pengawasan Kredit
Pada
BPR
Bank
Pasar Temanggung
5C.
calon debitur yang dilakukan oleh untuk
kredit macet.
mencegah
terjadinya
2
Analisis
Windy
Kredit
Hasil yang dicapai adalah pelaksanaan
Pelaksanaan
Putri
Konsumtif,
pemberian kredit konsumtif tidak
Pemberian
Andini
Capital,
efektif
Collateral
kriteria 5C. Bank BRI melaksanakan
Kredit
3
jika
tidak
terhadap
menggunakan
Konsumtif
penilaian
Bank Rakyat
mengajukan kredit konsumtif. Hal ini
Indinesia Tbk
disebabkan
Kantor Pusat
kriteria yang bernilai negatif (Capital
Palembang
dan Collateral).
karena
calon
ada
yang
beberapa
Persepsi
Ruwanti,
Character,
Dari hasil penelitian tersebut adalah
Nasabah
Pandi
capacity,
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Pada
Apsek Afandi
Capital,
permberian kredit di BPR Nusamba
5C
Untuk
Collateral.
Cabang
Ampel
adalah
Character
Menentukan
terkait dengan komitmen, Capacity
Pemberian
terkait dengan kemampuan nasabah,
Kelayakan
Capital terkait dengan penghasilan,
kredit
Collateral terkait dengan jaminan.
Pada
Nasabah PT BPR Nusamba Ampel Cabang Salatiga
Dari beberapa penelitian tersebut, dapat diketahui sudah banyak penelitian yang dilakukan mengenai konsep 5C dalam pemberian kredit. Namun konsep 5C belum pernah dilakukan pada PT BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran. Hal itulah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang konsep 5C untuk menghindari kredit macet.
E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi (Pipah, 21 Agustus 2014).
2. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a) Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek.Dengan melakukan wawancara secara langsung pada bagian Processing dan Bagian Marketing lending.Penulis mewawancarai mengenai penerapan 5C dalam penyaluran kredit pembiayaan, kendala yang dihadapi dan kebijakan untuk mengatasi kendala yang ada di PT. Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran. b) Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diproleh melilui studi kepustakaan, arsip arsip yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti.
3. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data penenliti menggunakan berbagai cara di antaranya adalah : a. Wawancara Wawancara adalah tanya jawab atau pertemuan dengan seseorang untuk suatu pembicaraan, wawancara dalam kontek ini berarti proses memperoleh suatu fakta atau data dengan melakukan komunikasi langsung tanya jawab secara lisan dengan responden penelitian (Supardi 2005). b. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara mengamati. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan langsung yang dilakukan PT BNI Syarian Cabang Pembantu ungaran tentang 5C. c. Dokumentasi Pengumpulan data dengan dokumentasi yaitu metode yang dipakai dengan mencari data mengenai hal-hal berupa transkrip, surat kabar, Buku-buku dan lain lain. Pada penelitian ini Peneliti mencari data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
4. Teknik Pembahasan Teknik pembahasan yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif karena data yang diperoleh bukan angka tetapi informasi naratif yang tidak mementingkan banyak data. Analisis data kulitatif adalah suatu cara analisis yang menghasilkan data deskriptif analisis yaitu apa yang dinyatakan responden secara tertulis atau lisan dan juga perilaku yang nyata dipelajari secara utuh.
F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan laporan ini meliputi : BAB I
: PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, waktu dan tempat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II
: LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisikan pengertian pengertian yang bersifat teoritis sebagai acuan dalam melakukan penelitian mengenai konsep 5C terhadap penyaluran kredit pembiayaan di BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran.
BAB III
: LAPORAN OBJEK
Pada bab ini berisi tentang gambaran objek yang akan diteliti dan data data yang bersangkutan dengan objek. Gambaran umum ini berisi sejarah berdirinya, visi misi Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran dan produk produk bank.
BAB IV
: ANALISIS
Pada bab ini berisi tentang data penelitian pada Bank BNI Syariah Cabang pembantu Ungaran yang melakukan analisis penyaluran kredit pembiayaan menurut 5C.
BAB V
: PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan atas penelitian yang di dapat oleh peneliti yang dilakukan di BNI Stariah Cabang Pembantu Ungaran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bank 1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut ketut (2000) lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatanya di bidang keuangan menarik uang dari masyarakat dan menyalurkanya dalam masyarakat. Sedangkan secara umum pengertian bank adalah lembaga keuangan yang kegiatanya usahanya adalah menghimpun dana pada masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainya.
2. Fungsi Bank a. Agent Of trust Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan perbankkan adalah kepercayaan (trust), baik dalam penghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menyimpan dana dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi ini akan di bangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana maupun dari pihak bank dan kepercayaan ini akan terus berlanjut kepada pihak debitor. Kepercayaan ini penting dibangun karena dalam keadaan ini semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik dari segi penyimpangan dana, penampung dana maupun penerima penyaluran dana tersebut. b. Agent Of Devolepment Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi , distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
c. Agent of Service Yaitu bank juga memberikan pelayanan jasa perbankan dalam bentuk transaksi keuangan kepada masyarakat seperti pengiriman uang/transfer, inkaso, penagihansurat berharga/collection, cek wisata, kartu debit, kartu kredit, transaksi tunai, BI-RTGS, BI-SKN, ATM, Ebanking serta pelayanan yang lainnya. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. 3. Jenis-Jenis Bank Menurut Kasmir (2000 : 20-31) jenis bank dikelompokkan menurut fungsinya, kepemilikanya, segi status, segi menentukan harga adalah sebagai berikut : a. Dilihat dari segi fungsinya 1) Bank umum Bank melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah. 2) Bank Perkreditan Rakyat Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Dilihat dari segi Kepemilikanya 1) Bank Milik Pemerintah Dimana baik akte maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga keuntungan bani ini dimiliki oleh pemerintah pula. 2) Bank Milik Swasta Asing Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendirianya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula. 3) Bank Milik Asing Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negri, bank milik swasta maupun milik pemerintah asing suatu negara. 4) Bank milik campuran Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. c. Dilihat darri segi status 1) Bank devisa Bank yang berstatus devisa atau bank devisa merupakan bank yang melaksanakan transaksi ke luar negri yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.
2) Bank non devisa Bank yang berstatus non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melakukan transaksi seperti halnya bank devisa. d. Dilihat dari segi menentukan harga 1) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional Mayoritas bank yang ada di Indonesia menggunakan prinsip konvensional yang meniru dunia barat. Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu : a. Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian untuk harga beli untuk produk pinjamanya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan ini disebut spread based. b. Untuk
jasa
bank
lainya
pihak
perbankan
konvensional
menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal tertentu seperti administrasi, sewa, iuran dan lainya. Sistem pengenaan ini disebut fee based. 2) Bank berdasarkan prinsip syariah Penentuan harga bank yang berdasarkan prinsip syariah sangat berbeda dengan
bank
yang
berdasarkan
prinsip
konvensional.
Bank
berdasarkan prinsip syariah menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain baik dalam menyimpan
dana maupun pembiayaan usaha. Penentuan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah dengan cara : a. Pembiayaan berdasarkan bagi hasil (mudharabah). b. Pembiyayaan berdasarkan penyertaan modal (musyarakah). c. Prinsip jual
beli
barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah). d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah). e. Adanya pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa itiqna). 4. Produk-Produk Penghimpun Dana Dan Penyaluran Dana Bank Syariah Menurut pedoman pembinaan dan pengawasan Bank Indonesia, kegiatan operasional bank bagi hasil ialah sebagai berikut ( OP. Simorangkir 2004 ) a. Penghimpunan Dana 1) Giro Giro merupakan simpanan nasabah bank. Selama saldo giro tersedia, setiap saat nasabah dapat mempergunakan cek, bilyet giro, atau surat perintah sebagai alat pembayaran bank bagi hasil yang menggunakan prinsip Al Wadiah.
2) Tabungan Penarikan tabungan atau simpanan di bank dilakukan sesuai dengan persetujuan antara si penabung dan bank. Penarikannya oleh penabung sangat sederhana, hanya melalui buku tabungan saja. Dalam hal ini menggunakan prinsip Al Wadiah dan Al Mudharabah. 3) Deposito berjangka Penarikan Deposito dilakukan menurut perjanjian antara deposan dan bank bersangkutan. Dalam hal ini digunakan Prinsip Al mudharabah. 4) Penerimaan Dana Lainya Selain menerima simpanan dari masyarakat, bank bagi hasil juga menerima dana dari pihak lain. Dana tersebut untuk memperoleh laba atas dasar prinsip Al Wadiah, Al Mudharabah, atau Al Qard Ul Hasan. b. Penyaluran dana 1) Al Mudharabah Bank menyediakan dana sepenuhnya bagi usaha atau kegiatan nasabah tanpa campur tangan bank, namun bank diberikan hak memberikan saran-saran dan melakukan pengawasan. Dalam hal ini bank menerima imbalan atau keuntungan yang besarnya ditetapkan atas persetujuan kedua belah pihak. Jika mengalami kerugian sepenuhnya ditanggung bank, kecuali jika disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan nasabah.
2) Al Musyarakah Bank menyediakan sebagian dana dan mitra usaha (nasabah) menanggung selebihnya dalam membiayai suatu proyek, dalam hal ini bank dapat turut serta mengelolanya. Pembagian keuntungan tidak harus sebanding dengan jumlah uang yang disetor, tetapi berdasarkan perjanjian kedua belah pihak. Namun kerugian yang ditanggung bersama sesuai dengan pangsa pembiayaan masing-masing. 3) Al Murabahah Bank membeli barang yang dibutuhkan nasabah dengan pembayaran dilaksanakan di kemudian hari. Bank memberi kuasa kepada nasabah membeli barang atas nama bank. Pada jangka waktu tertentu, sesuai dengan kesepakatan antara bank dan nasabah. 4) Al Ijarah Jenis pembiayaan yang dilakukan seperti usaha leasing, baik secara sewa maupun sewa beli. 5) Al Bai Al Dayn Bank membeli dengan cara diskonto piutang atau tagihan hasil transaksi jual beli barang atau jasa terhadap pembeli. 6) Al Qard Ul Hasan Bank menyediakan fasilitas dana kepada nasabah tanpa mengharapkan imbalan dari nasabah. Fasilitas itu diberikan kepada nasabah dalam rangka pelaksanaan kewajiban sosial terhadap nasabah yang betulbetul membutuhkan dan berhak menerimanya.
B. Manajemen Kredit 1. Pengertian Manajemen Kredit Menurut Undang-Undang NO. 10 Tahun 1998 tentang pokok-pokok perbankan, pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan dengan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga ( kasmir 2002, 102 ). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Dalam hal ini resiko kredit mungkin dapat terjadi untuk itulah pihak perbankan perlu melakukan analisis kredit yang dapat meyakinkan bank bahwa kredit yang akan diberikan dapat kembali pada bank susuai kesepakatan bersama. 2. Tujuan Kredit Keuntungan atau Profitability merupakan tujuan dari pemberian kredit, yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima.Karena Pancasila adalah dasar falsafah negara kita maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan negara, yaitu untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila. Untuk itu, tujuan kredit yang dibarikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah yang akan mengembang tugas sebagai agent of devolepment, adalah sebagai berikut. (Simorangkir, 2004 : 102-103)
a. Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan. b. Meningkatkan aktifitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin kebutuhan masyarakat. c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat memperluas usahanya.
3. Fungsi Kredit Dari tujuan tersebut terlihat adanya kepentingan yang seimbang antara kepentingan masyarakat dan kepentingan pemilik modal (Thomas suyatno, 2007 : 16-17) Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain sebagai berikut. a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang. b. Kredit dapat meningkatkan peredaran lalu lintas uang c. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang. d. Kredit adalah merupakan suatu alat stabilitas ekonomi. e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha. f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan. g. Kredit
adalah
internasional.
merupakan
alat
untuk
meningkatkan
hubungan
4. Unsur-Unsur kredit Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2000 : 74-76) : a. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang dibarikanbaik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar akan diterima kembali di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuanya dalam membayar kredit yang disalurkan. b. Kesepakatan Disamping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit
dengan si penerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masingmasing. Kesepakatan penyaluran kresit dituangkan dalam akad kredit yang ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu pihak bank dan nasabah. c. Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.
d. Resiko Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya pada hal mampu dan resiko kerugian diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih
sebenarnya
dikarenakan
adanya
suatu
tenggang
waktu
pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar resikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun resiko yang tidak disengaja. e. Balas Jasa Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal bunga bagi bank konvensional. Balas jasa dalam bentuk bunga biaya provisi dan komisi serta biaya administrsi kredit ini merupakan keuntungan utama bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
5. Jenis-Jenis Kredit Jenis kredit dibedakan menurut kegunaan, tujuan kredit, jangka waktu, jaminan, dan sektor usaha (Kasmir : 2000) : a. Dilihat dari Dari segi kegunaan 1) Kredit investasi Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/ pabrik baru dimana masa pemakaianya untuk satu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan. 2) Kredit Modal Kerja Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dan operasionalnya. b. Dilihat dari tujuan kredit 1) Kredit Produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa. Artinya
kredit
ini
digunakan
untuk
diusahakan
menghasilkan suatu baik berupa barang maupun jasa.
sehingga
2) Kredit Konsumtif Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. 3) Kredit Perdagangan Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan
utntuk
kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplaier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu. c. Dilihat dari segi jangka waktunya 1) Kredit jangka pendek Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. 2) Kredit jangka menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai 3 tahun, kredit ini dapat diberikan untuk modal kerja. Beberapa bank mengklasifikasikan kredit jangka menengah menjadi kredit jangka panjang.
3) Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang masa pengembalianya paling panjang yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun. d. Dilihat dari segi jaminan 1) Kredit dengan jaminan Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. 2) Kredit tanpa jaminan Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan atau orang tertentu. Kredit ini diberikan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas si
calon
debitur
selam
berhubungan
baik
dengan
bank
bersangkutan. e. Dilihat dari segi sektor usaha 1) Kredit pertanian Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat.Sektor usaha dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang. 2) Kredit peternakan Kredit diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek.
3) Kredit industri Kredit untuk membiayai industri pengolahan baik itu kecil, menengah, maupun besar. 4) Kredit profesi Diberikan kepada kalangan professional seperti dokter, dosen atau pengacara. 6. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit Sebelum fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penelitian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan nasabahnya, adapun prinsip tersebut adalah : a. Character Merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari orangorang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar belakang nasabah, baik yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan suatu ukuran tentang “kemauan” nasabah untuk membayar.
b. Capacity Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamanya selama ini dalam mengelola usaha, sehingga akan terlihat “kemampuanya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Capacity sering disebut pula capability. c. Capital Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan silvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainya. Analisis capital juga harus menganalisis dari sumber mana saja sumber modal yang ada sekarang ini termasuk presentase modal yang digunakan untuk membiayaai proyek yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman. d. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan dating. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar
memiliki
prospek yang baik, sehingga
kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
e. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan
juga
juga
harus
diteliti
keabsahanya
dan
kesempurnaanya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. 7. Prosedur Pemberian Kredit Dalam prosedur pemberian kredit hendaknya dilakukan melalui beberapa tahap berikut adalah tahap pemberian kredit menurut (kasmir 2000 : 96-102). a. Permohonan kredit Yang perlu diperhatikan dalam permohonan kredit hendaknya berisi keterangan tentang : 1) Riwayat perusahaan seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha, nama pengurus berikut latar belakangnya, perkembangan perusahaan, serta pemasaranya. 2) Tujuan pengambilan kredit. 3) Besarnya kredit dan jangka waktu Dalam pengajuan pemohon menentukan besarnya jumlah kredit yang diinginkan dan jangka waktu kreditnya.
4) Cara pemohon mengembalikan kredit Maksudnya adalah perlu dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau dengan cara lainya. 5) Jaminan kredit Jaminan kredit yang diberikan dalam bentuk surat atau sertifikat. Penilaian jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu dan sebagainya. Selanjutnya permohonan kredit dilampiri berkas-berkas yang sudah disyaratkan seperti : 1) Akte pendirian perusahaan Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk P.T. (Perseroan Terbatas) atau yayasan yang dikeluarkan oleh notaris dan disahkan oleh Kementrian Kehakiman. 2) Bukti diri (KTP) Para pengurus dan pemohon kredit. 3) T.D.P (Tanda Daftar Perusahaan) Tanda Daftar Perusahaan ada selembar sertifikat dan dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanya berlaku 5 tahun dan dapat diperpanjang kembali. 4) N.P.W.P (Nomor Pokok Wajib Pajak) 5) Neraca laporan rugi laba 3 tahun terakhir. 6) Foto copy sertifikat yang dijadikan jaminan.
7) Daftar penghasilan bagi perseorangan. 8) Kartu keluarga bagi perseorangan. b. Penyelidikan Berkas Jaminan Tahap selanjutnya adalah penyelidikan dokumen-dokumen yang diajukan pemohon kredit. Tujuanya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan. Dalam penyelidikan berkas hal-hal yang perlu diperhatikan adalah membuktikan kebenaran dan keaslian dari berkas-berkas yang ada seperti kebenaran dan keaslian akte notaris, TDP, KTP dan suratsurat jaminan seperti sertifikat tanah, BPKB ke instansi yang berwenang yang mengeluarkanya. c. Penilaian Kelayakan Kredit Dalam penilaian layak atau tidak suatu kredit disalurkan maka perlu dilakukan suatu penilaian kredit. Adapun aspek yang perlu dinilai dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah : 1. Aspek Hukum Dalam aspek ini tujuanya adalah untuk menilai keaslian dan keabsahan dokumen-dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit.Penilaian dokumen-dokumen ini dilakukan ke lembaga yang berhak untuk mengeluarkan dokumen tersebut.
2. Aspek pasar dan pemasaran Penilaian ini merupakan aspek untuk menilai apakah kredit yang dibiayai akan laku di pasar dan bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan. 3. Aspek keuangan Penilaian ini merupakan untuk menilai keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan itu yaitu Neraca dan Laporan Rugi Laba 3thn terakhir. 4. Aspek Teknis Dalam aspek ini yang dinilai adalah masalah lokasi usaha, kemudian kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki. 5. Aspek Manajemen Untuk
menilai
pengalaman
peminjam
dalam
mengelola
usahanya, termasuk sumber daya manusia yang dimilikinya. 6. Aspek Ekonomi sosial Untuk menilai dampak usaha yang diberikan terutama bagi masyarakat luas baik ekonomi maupun sosial. 7. Aspek Analisis Mengenai Dampak lingkungan (AMDAL) Apakah usaha yang dibuatnya sudah memenuhi kriteria analisis dampak lingkungan terhadap udara, air dan darat. d. Wawancara pertama Tahap ini merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan cara berhadapan langsung dengan peminjam. Tujuannya adalah
untuk mendapatkan keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan. e. Peninjauan ke lokasi Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil penyelidikan dan wawancara maka langkah selanjutnya adalah melakukan peninjauan ke lokasi yang menjadi objek kredit. f. Wawancara kedua Hasil peninjauan ke lapangan dicocokan dengan dokumen yang ada serta hasil wawancara kedua.Wawancara ke dua merupakan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan pada saat peninjauan lapangan. g. Keputusan Kredit Keputusan kredit adalah untuk menentukan apakah kredit tersebut layak diberikan atau ditolak, jika layak maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit akan mencakup : 1) Akad kredit yang akan ditandatangani. 2) Jumlah uang yang diterima. 3) Jangka waktu kredit. 4) Dan biaya-biaya yang harus dibayar. h. Penandatanganan Akad Kredit Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit. Sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah
menandatangani akad kredit dan surat perjanjian yang dianggap perlu, penandatanganan dilaksanakan bank dengan debitur secara langsung atau melalui notaris. i. Realisasi kredit Setelah akad kredit ditandatangani maka langkah selanjutnya adalah merealisasikan kredit. Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan untuk membuka rekening giro atau tabungan di bank bersangkutan.
BAB III LAPORAN OBYEK
A. Sejarah Berdirinya BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah.Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu. Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah. Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor
eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat. September 2013 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 64 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 16 Payment Point. B. Visi Dan Misi 1. Visi BNI Syariah Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja 2. Misi BNI Syariah a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan. b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah. c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor. d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah. e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
C. Struktur Organisasi BNI Syariah KCP Ungaran
Brand Manager Operational Head Service (OSH) Processing
Teller
Customer Service
Marketing
Gambar 1.1.Sumber BNI Syariah KCP Ungaran 2014
D. Tugas Masing-Masing Bagian Berikut ini dijelaskan secara singkat mengenai tugas masing masing bagian pada P.T Bank BNI Cabang Pembantu Ungaran : 1. Kepala Cabang (branch Manager) a. Mengelola secara optimal sumber daya cabang agar dapat mendukung operasi kelancaran cabang. b. Mengkordinir Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RAKP) tahunan cabang. c. Menetapkan dan melaksanakan strategi pemasaran produk bank guna mencapai tingkat volume atau sasaran yang telah ditetapkan baik pendanaan maupun jasa-jasa.
2. Oprational Head Service (OSH) a. Menyelenggarakan pelayanan dan pengadministrasian transaksi-transaksi jasa perbanksan serta pemupukan dana di kantor cabang pembantu. b. Menyelenggarakan pembukuan accounting atas transaksi keuangan di cabang pembantu. c. Menyelenggarakan pengadministrasian dan pemantauan atas transaksi pembiayaan di kantor cabang pembantu. d. Menyelenggarakan pelaporan transaksi jasa-jasa perbankan, pemupukan dana, posisi likuiditas dan pembiayaan di kantor cabang sesuai dengan pedoman atau ketentuan yang berlaku. 3. Processing a. Memastikan bahwa semua pembiayaan penambahan pembiayaan telah mendapat persetujuan pejabat yang berwenang sesuai limit. b. Memastikan kebenaran administrasi atas pembiayaan yang diberikan. c. Memerikasa kelengkapan dan keabsahan nota administrasi pembiayaan. d. Memastikan bahwa fisik jaminan sesuai dengan nilai dan lokasinya.
4. Customer Service a. Mengerjakan dan menyelesaikan oprasional baik berupa tabungan, deposito, inkaso secara umum
atau oprasional
pembayaran dan
pembukuanya. b. Memberikan pelayanan kepada nasabah dengan pedoman pada sistem pedoman oprasional yang benar sehingga kedua pihak merasa puas. c. Membuat laporan atas transaksi-transaksi kemudian dilaporkan kepada bagian pembukuan. 5. Marketing a. Menyusun taktik dan strategi pemasaran produk perbankan kepada masyarakat dan dunia usaha setempat. b. Menyelenggarakan penelitian potensi ekonomi maupunkegiatan usaha setempat. c. Mencari nasabah-nasabah baru dengan memperkenalkan dan menawarkan produk perbankan. E. Produk-Produk BNI Syariah KCP Ungaran Pada produk di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran terdapat 3 (tiga) macam produk yaitu : 1) Produk simpanan, 2) Produk pembiayaan pribadi, 3) Produk pembiayaan usaha kecil dan menengah. Adapun produk simpanan meliputi : 1) Tabungan iB Hasanah, 2) Tabungan Prima iB Hasanah, 3) Tabungan Bisnis iB Hasanah, 4) Tabungan Tapenas iB Hasanah, 5) Giro iB Hasanah, 7) Deposito iB Hasanah, 8) Tabungan iB Hasanah berikut penjelasanya :
1. Tabungan iB Hasanah Invastasi dana dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muttlaqah atau simpanan berdasarkan akad wadiah. Persyaratan : a. Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening b. Menunjukan asli identitas (KTP/SIM/Paspor) c. Menyerahkan foto copy bukti identitas diri. d. Melakukan setoran awal minimal Rp.100.000,Fasilitas a. Tersedia pilihan dengan akad mudharabah atau wadiah. b. Bebas biaya administrasi bulanan untuk wadiah. c. Buku Tabungan. d. BNI Card Silver. e. Autodebet untuk pembayaran berbagai tagihan atau setoran bulanan Tabungan IB Tapenas Hasanah dan Tabungan iB Haji Hasanah. f. Dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). g. Dapat dijadikan agunan pembiayaan.
2. Tabungan iB Prima Hasanah Investasi dana dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad medharabah mutlaqah dan bagi hasil yang lebih kompetitif. Persyaratan : a. Mengisi formulir pembukaan rekening. b. Menunjukan asli identitas (KTP/SIM/Paspor) c. Menyerahkan foto copy bukti identitas diri. d. Memiliki dana minimal Rp. 250.000.000,e. Melakukan setoran awal minimal Rp. 10.000.000,Fasilitas a. Buku Tabungan b. BNI Card Gold dengan limit transaksi penarikan tunai di ATM dan transfer lebih besar. c. Executive Lounge di bandara yang bekerja sama dengan BNI. d. Perlindungan asuransi jiwa. e. Auto debet untuk pembayaran berbagai tagihan atau setoran bulanan Tabungan Tapenas iB Hasanah dan Tabungan Haji iB Hasanah. f. Dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) g. Dapat dijadikan agunan pembiayaan.
3. Tabungan Bisnis iB Hasanah Investasi dana dalam mata uang rupiah dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah mutlaqah dan dilengkapi dengan detail mutasi debet dan kredit pada buku tabungan. Persyaratan : a. Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening. b. Menunjukan asli identitas (KTP/SIM/Paspor). c. Menyerahkan foto copy identitas diri. d. Melakukan setoran awal minimal Rp. 5.000.000,Fasilitas a. Buku Tabungan b. BNI Syariah Card Gold dengan limit transaksi tunai dan transfer lebih besar. c. Executive Lounge di bandara yang bekerja sama dengan BNI. d. Autodebet untuk pembayaran berbagai tagihan atau setoran bulanan Tabungan iB Tapenas Hasanah dan Tabungan Haji Hasanah. e. Dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin simpanan). f. Dapat dijadikan aguna pembiayaan.
4. Tabungan iB Haji Hasanah Investasi dana untuk perencanaan haji yang dikelola secara syariah dengan akad mudharabah meutlaqah dengan sistem setoran
bebas atua
bulanan, bermanfaat sebagai sarana pembayaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Persyaratan : a. Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening. b. Menunjukkan asli identitas (KTP/SIM/Paspor). c. Menyerahkan foto copy bukti identitas diri. d. Melakukan setoran awal minimal Rp. 500.000,Fasilitas a. Buku Tabungan. b. Autokredit untuk setoran bulanan dari rekening Tabungan iB Hasanah/ Bisnis Hasanah/ Prima hasanah. c. Perlindungan asuransi jiwa dan kecelakaan diri. d. Berpeluang memperoleh pembiayaan Haji iB Hasanah. Keunggulan a. Bebas biaya pengelolaan rekening bulanan. b. Dilindungi asuransi jiwa dan kecelakaan diri. c. Proses mendapatkan nomor porsi haji lebih mudah dan praktis, karena BNI Syariah ditunjuk oleh Kementrian Agama RI sebagai Bank
Penerima Setoran Biaya Perjalanan Ibadah Haji dan terkoneksi real time online dengan SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu). 5. Tabungan Tapenas Hasanah Investasi dana untuk perencanaan masa depan yang dikelola secara syariah dengan akad mudharabah mutlaqah dengan sistim setoran bulanan, bermanfaat untuk membantu menyiapkan rencana masa depan seperti rencana liburan, ibadah umrah, pendidikan ataupun lainya. Persyaratan : a. Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening. b. Setoran awal minimal Rp. 100.000,c. Menunjukan asli identitas (KTP/SIM/Pasapor). d. Menyerahkan bukti identitas diri. e. Memiliki rekening Tabungan iB Hasanah/ Bisnis Hasanah/ Prima Hasanah sebagai rekening afiliasi. f. Rekening akan otomatis ditutup dan saldo akan dicairkan ke rekening afiliasi setelah biaya administrasi, apabila 3 bulan berturut-turut mengalami gagal auto kredit.
Fasilitas a. Buku Tabungan. b. Tersedia pilihan jangka waktu minimal 1 tahun dan maksimal 18 tahun. c. Autokredit untuk setoran bulanan dari rekening Tabungan iB Hasanah/ Bisnis Hasanah/ Prima Hasanah. 6. Giro iB Hasanah Simpanan dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad Wadiah Yadh Dhamanah. Persyaratan : a. Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening. b. Menunjukan bukti dan foto copy identitas serta setoran awal. c. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia. Fasilitas a. Tersedia buku cek dan bilyat giro. b. Tersedia dalam beberapa pilihan mata uang : Rupiah dan US Dollar. c. Layanan informasi 24 jam, BNI Call di 500046 / 68888 dari ponsel. d. On-line, kemudahan bertransaksi untuk penyetoran maupun penarikan uang tunai di lebih 1.000 Kantor Cabang BNI di seluruh Indonesia. e. Fasilitas Intercity Learing, memberikan kemudahan penarikan cek/ bilyet giro dari bank-bank di seluruh Indonesia.
7. Deposito iB Hasanah Investasi berjangka yang ditujukan bagi nasabah perorangan dan perusahaan, dengan menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah. Pengelolaan dana disalurkan melalui pembiayaan yang sesuai dengan prinsip syariah dan menghasilkan bagi hasil yang kompetitif. Persyaratan : a. Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening. b. Menunjukan bukti identitas dan menyerahkan foto copy identitas. c. Melakukan setoran awal sebesar Rp. 1.000.000,- untuk rekening rupiah atau USD 1,000 untuk rekening Dollar. Fasilitas a. Bilyet Deposito b. Tersedia berbagai pilihan mata uang dan jangka waktu : 1. Mata uang Rupiah, pilihan jangka waktu : 1, 3, 6, 12 bulan. 2. Mata uang US Dollar, pilihan jangka waktu : 6 dan 12 bulan. c. Bagi hasil dapat ditransfer ke rekening tabungan, giro, atau menambah pokok invesatasi. d. Tersedia pilihan perpanjang secara otomatis atau tidak otomatis saat jatuh tempo.
Keunggulan a. Bagi hasil yang kompetitif b. Masuk dalam program penjaminan simpanan dari Lembaga Penjamin Simpanan. c. Dapat dijadikan jaminan pembiayaan. 8. Tabungan iB Tunas Hasanah Investasi dana dalam mata uang rupiah berdasarkan akad wadiah yang diperuntukan bagi anak-anak yang berusia dibawah 17 tahun. Persyaratan : a. Mengisi formulir aplikasi data nasabah (CIF) b. Menunjukan bukti identitas dan menyerahkan foto copy identitas. c. Mengisi formulir KYC (Know Your Custemer) d. Melakukan setoran awal Rp. 100.000,Fasilitas Layanan transaksi perbankan secara elektronik untuk kemudahan dan keleluasaan bagi nasabah anak yaitu e-banking yang terdiri dari ATM, SM Banking, Phone Banking. Adapun pembiayaan produk pribadi meliputi sebagai berikut : 1) Pembiayaan KPR Syariah (Ggriya iB Hasanah), 2) Pembiayaan CCF iB Hasanah, 3) Pembiayaan Multiguna iB Hasanah, 4)Pembiayaan Multujasa iB Hasanah, 5) Pembiayaan Oto iB Hasanah, 6) Pembiayaan Emas iB Hasanah, 7) Pembiayaan iB hasanah, 8) Pembiayaan Hasanah Card, berikut penjelasanya :
1. Pembiayaan BNI KPR Syariah BNI Syariah KPR Syariah (Griya iB Hasanah) adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli, membangun, merenovasi rumah (termasuk ruko, rusun, rukan, apartemen dan sejenisnya), dan membeli tanah kavling serta rumah indent, yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali masing-masing calon, adapun keunggulanya : a. Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah. b. Minimal pembiayaan Rp.25 Juta dan maksimum Rp.5 Milyar. c. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 15 tahun kecuali untuk pembelian kavling maksimal 10 tahun atau disesuaikan dengan kemampuan pembayaran. d. Uang muka ringan yang dikaitkan dengan penggunaan pembiayaan. e. Angsuran tetap tidak berubah sampai lunas. f. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional. Pada pembiayaan KPR Syariah (Griya iB Hasanah) adalah pembiayaan yang menggunakan akad Murabahah, adapun syarat-syaratnya adalah :
a. Warga Negara Indonesia b. Usia minimal 21 tahun dan maksimal sampai dengan saat pensiun pembiayaan harus lunas. c. Berpenghasilan tetap dan masa kerja minimal 2 tahun. d. Mengisi formulir dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan. 2. Pembiayaan CCF iB Hasanah CCF iB Hasanah adalah pembiayaan yang dijamin dengan cash, yaitu dijamin dengan Simpanan dalam bentuk Deposito, Giro, dan Tabungan yang diterbitkan BNI Syariah, adapun keunggulanya adalah : a. Memberi kemudahan kepada nasabah yang mempunyai Simpanan Rupiah ataupun Valas USD untuk memperoleh pembiayaan dengan cara cepat. b. Maksimum pembiayaan sebesar 90 % (untuk Simpanan Rupiah) dan 60% (untuk Simpanan Valas USD) dari jumlah nominal Deposito/ Tabungan/ Giro atas nama yang dijaminkan. c. Pembayaran angsuran dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional. d. Maksimal jangka waktu selama 12 bulan (untuk simpanan Rupiah) dan 3 bulan (untuk simpanan Valas USD). Pembiayaan CCF iB Hasanah adalah pembiayaan yang menggunakan akad murabahah dan ijarah multijasa, adapun syarat-syaratnya adalah :
a. Warga Negara Indonesia b. Mengisi Formulir Permohonan Cash Collateral Financing iB Hasanah. c. Menyerahkan agunan atas nama berupa Deposito, Giro, dan/atau Tabungan BNI Syariah. 3. Pembiayaan Multiguna iB Hasanah Multiguna iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli barang kebutuhan konsumtif dengan agunan berupa barang yang dibiayai (apabila bernilai material) dan atau fixed asset yang ditujukan untuk kalangan profesional dan pegawai aktif yang memiliki sumber pembayaran kembali dari penghasilan tetap dan tidak bertentangan dengan undang-undang/hukum yang berlaku serta tidak
termasuk
kategori
yang
diharamkan
Syariah
Islam,
adapun
keunggulanya adalah : a. Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah. b. Minimal pembiayaan Rp.25 Juta dan maksimum Rp.2 Milyar. c. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 8 tahun. d. Uang muka ringan. e. Angsuran tetap tidak berubah sampai lunas. f. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional.
Pembiayaan Multiguna iB Hasanah adalah pembiayaan yang menggunakan akad murabahah, adapun syarat-syaratnya : a. Warga Negara Indonesia b. Usia minimal 21 tahun dan maksimal sampai dengan saat pensiun pembiayaan harus lunas. c. Berpenghasilan tetap dan masa kerja minimal 2 tahun. d. Mengisi formulir dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan. Adapun ketentuan biaya yang harus ditanggung nasabah adalah : a. Biaya Administrasi b. Asuransi : Jiwa dan Kerugian c. Notaris, Meterai. 4. Pembiayaan Multijasa iB Hasanah Multijasa iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada masyarakat untuk kebutuhan jasa dengan agunan berupa fixed asset atau kendaraan bermotor selama jasa dimaksud tidak bertentangan dengan undang-undang/hukum yang berlaku serta tidak termasuk kategori yang diharamkan Syariah Islam, adapun keunggulanya adalah : a. Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah. b. Minimal pembiayaan Rp.5 Juta dan maksimum Rp.500 Juta. c. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 3 tahun.
d. Uang muka ringan. e. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional. Pembiayaan
multijasa
iB
Hasanah
adalah
pembiayaan
yang
menggunakan akad ijarah multijasa, adapun syarat-syaratnya adalah : a. Warga Negara Indonesia. b. Usia minimal 21 tahun dan maksimal sampai dengan saat pensiun pembiayaan harus lunas. c. Berpenghasilan tetap dan masa kerja minimal 2 tahun. d. Mengisi formulir dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan. Adapun ketentuan biaya yang harus ditanggung nasabah adalah : a. Biaya Administrasi. b. Asuransi Jiwa dan Kerugian. c. Notaris, Meterai. 5. Pembiayaan Oto iB Hasanah Oto iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif murabahah yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk pembelian kendaraan bermotor dengan agunan kendaraan bermotor yang dibiayai dengan pembiayaan ini, adapun keunggulannya adalah :
a. Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah. b. Minimal pembiayaan Rp.5 Juta dan maksimum Rp.1 Milyar. c. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 5 tahun. d. Uang muka ringan dan khusus kendaraan bermotor roda 2 dengan pola kerjasama uang muka tidak diwajibkan. e. Angsuran tetap tidak berubah sampai lunas. f. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional. Pembiayaan Oto iB Hasanah adalah pembiayaan yang menggunakan akad murabahah, adapun syarat-syaratnya adalah : a. Warga Negara Indonesia b. Usia minimal 21 tahun dan maksimal sampai dengan saat pensiun pembiayaan harus lunas. c. Berpenghasilan tetap dan masa kerja minimal 2 tahun. d. Mengisi formulir dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan. Adapun biaya yang harus ditanggung nasabah adalah : a. Biaya Administrasi. b. Asuransi Jiwa dan Kerugian. c. Notaris, Meterai.
6. Pembiayaan Emas iB Hasanah Pembiayaan Emas iB Hasanah (BNI Syariah Kepemilikan Emas) merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan untuk membeli emas logam mulia dalam bentuk batangan yang diangsur secara pokok setiap bulannya melalui akad murabahah (jual beli), adapun keunggulanya adalah : a. Objek pembiayaan berupa logam mulia yang bersertifikat PT ANTAM. b. Angsuran tetap setiap bulannya selama masa pembiayaan sampai dengan lunas. c. Biaya administrasi ringan sesuai ketentuan yang berlaku. d. Margin kompetitif. e. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis. f. Jangka waktu pembiayaan minimal 2 tahun dan maksimal 5 tahun. g. Maksimum pembiayaan sampai dengan Rp. 150.000.000,Adapun dokumen yang dibutuhkan adalah : a. Formulir Permohonan Pembiayaan b. Fotocopy KTP c. Fotocopy NPWP (untuk permohonan Rp. 50.000.000,- keatas) d. Fotocopy Kartu Identitas Pegawai (untuk pegawai) Adapun persyaratan yang harus dipenuhi adalah : a. Berstatus sebagai pegawai aktif / profesional / pengusaha/lainnya.
b. Pemohon minimal berusia 21 tahun, pada saat pembiayaan lunas berusia maksimum : 55 tahun untuk pegawai (usia pensiun), 60 tahun untuk kalangan profesional dan pengusaha. c. Mempunyai penghasilan tetap dan kemampuan mengangsur. 7. Pembiayaan THI iB Hasanah Pembiayaan THI iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang ditujukan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan biaya setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang ditentukan oleh Kementerian Agama, untuk mendapatkan nomor seat porsi haji dengan menggunakan akad ijarah dan qard, Adapun keunggulannya adalah : a. Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah. b. Jangka waktu pembiayaan maksimal 1 (satu) tahun atau s/d usia pemohon 60 tahun. c. Maksimal sebesar 80% dari biaya setoran awal BPIH untuk mendapatkan nomor seat porsi haji. d. Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional. Pembiayaan THI iB Hasanah adalah pembiayaan yang menggunakan akad ijarah dan qard dengan bentuk pembiayaan 2 (dua) macam yaitu : 1) Angsuran tetap secara proporsional (pokok+ujrah), 2) angsuran pokok sekaligus di akhir periode. Adapun syarat-syaratnya adalah:
a. Telah memiliki rekening Tabungan BNI iB Haji. b. Melampirkan copy identitas diri yang masih berlaku (KTP pemohon, suami/istri), calon haji yang ditanggung) c. Melampirkan copy surat nikah dan kartu keluarga (KK) d. Melampirkan surat kuasa untuk membatalkan keberangkatan haji jika nasabah menunggak pembiayaan. Adapun ketentuan biaya yang harus ditanggung nasabah adalah : a. Biaya administrasi. b. Biaya pemeliharaan rekening pembiayaan Rp 2.500,-/bulan. Biaya denda dan biaya penutupan rekening. 8. Pembiayaan iB Hasanah Card IB Hasanah Card merupakan kartu pembiayaan yang berfungsi sebagai kartu kredit berdasarkan prinsip syariah, yaitu dengan sistem perhitungan biaya bersifat tetap, adil, transparan, dan kompetitif tanpa perhitungan bunga.
Sedangkan Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah meliputi sebagai berikut : 1) Pembiayaan Wirausaha iB Hasanah, 2) Pembiayaan Usaha Kecil iB Hasanah, 3) Pembiayaan Tunas Usaha iB Hasanah, 4) Pembiayaan Keja Sama Link Program, 5) Pembiayaan Kerjasama Kopkar, 6) Pembiayaan Valas iB Hasanah, berikut penjelasanya :
1. Pembiayaan wirausaha iB Hasanah Wirausaha iB Hasanah (WUS) adalah fasilitas pembiayaan produktif yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usaha-usaha produktif (modal kerja dan investasi) yang tidak bertentangan dengan syariah dan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, adapun keunggulanya sebagai berikut : a. Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah. b. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 7 (tujuh) tahun. c. Plafond pembiayaan minimal Rp. 50 Juta dan maksimum Rp.1 (satu) Milyar. d. Pembayaran angsuran dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional. Pembiayaan wirausaha iB Hasanah menggunakan akad murabahah, musyarakah, mudharabah, adapun syarat-syaratnya permohonan pembiayaan adalah :
a. Warga Negara Indonesia. b. Pengalaman dibidang usaha minimal 1 (satu) tahun. c. Identitas diri (Kartu Keluarga (KK) dan KTP) d. Surat keterangan berusaha dari kelurahan/kecamatan khusus untuk pembiayaan sampai dengan Rp.150 Juta.
e. Bukti kepemilikan agunan yang sah dan masih berlaku. f. NPWP (perorangan/perusahaan). g. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia serta tidak tercatat sebagai nasabah pembiayaan macet/bermasalah. h. Menyampaikan fotocopy rekening bank selama 6 (enam) bulan terakhir (bila ada). Adapun ketentuan biaya yang harus ditanggung nasabah adalah : a. Biaya Administrasi. b. Asuransi Kerugian Notaris, Meterai. 2. Pembiayaan Usaha Kecil iB Hasanah Usaha Kecil iB Hasanah adalah pembiayaan syariah yang digunakan untuk tujuan produktif (modal kerja maupun investasi) kepada pengusaha kecil berdasarkan prinsip-prinsip pembiayaan syariah, adapun keunggulanya sebagai berikut :
a. Persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah. b. Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 7 (tujuh) tahun. c. Plafond pembiayaan sampai dengan Rp.10 (sepuluh) Milyar. d. Pembayaran angsuran dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional.
Pembiayaan usaha kecil menggunakan 2 (dua) cara bentuk pembiayaan yaitu sebagai berikut : a. Murabahah untuk pembelian barang baik untuk tujuan investasi maupun modal kerja secara angsuran (aflopend). b. Mudharabah/ Musyarakah dapat diberikan dalam bentuk modal kerja atas suatu proyek/usaha tertentu dengan menggunakan prinsip Mudharabah/ Musyarakah baik secara angsuran maupun diakhir. Adapun syarat-syarat penerima pembiayaan adalah : a. Memiliki legalitas usaha lengkap sesuai bidang usahanya. b. NPWP, Laporan Keuangan, dan SPT Tahunan PPh. c. Pengalaman dibidang usaha minimal 2 (dua) tahun. d. Menyampaikan fotocopy rekening bank selama 6 (enam) bulan terakhir. e. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia serta tidak tercatat sebagai nasabah pembiayaan macet/bermasalah. f. Bukti kepemilikan agunan yang sah dan masih berlaku. Adapun ketentuan biaya yang harus ditanggung nasabah adalah sebagai berikut : a. Biaya Administrasi b. Asuransi : Kerugian c. Notaris, Meterai.
3. Pembiayaan Tunas Usaha iB Hasanah Tunas Usaha iB Hasanah (TUS) adalah pembiayaan modal kerja dan atau investasi yang diberikan untuk usaha produktif yang feasible namun belum bankable dengan prinsip syariah dalam rangka mendukung pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2007, adapun keunggulanya : a. Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah. b. Jangka waktu pembiayaan tidak melebihi 3 (tiga) tahun untuk pembiayaan modal kerja dan 5 (lima) tahun untuk pembiayaan investasi. c. Plafond pembiayaan minimal Rp. 5 Juta dan maksimum Rp. Rp. 500 Juta. Pembayaran angsuran dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional. Pembiayaan Tunas iB Hasanah menggunakan akad murabahah, mudharabah, musyarakah, adapun pola penyaluran pembiayaannya adalah : a. Langsung ke end user. b. Tidak langsung (executing melalui Linkage Program) Adapun persyaratan menjadi Calon Nasabah sebagai berikut : a. Dapat diberikan kepada perorangan, badan usaha, kelompok, dan koperasi. b. Kriteria nasabah yang dapat dibiayai adalah Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK) yang belum pernah mendapat
pembiayaan/kredit dari perbankan yang wajib dibuktikan dengan hasil BI checking pada saat permohonan pembiayaan diajukan dan atau belum memperoleh fasilitas kredit program dari pemerintah. c. Sektor yang dapat dibiayai seluruh sektor ekonomi. d. Melengkapi persyaratan dokumen sesuai ketentuan yang berlaku. Adapun ketentuan biaya yang harus ditanggung nasabah adalah : a. Biaya Administrasi. b. Asuransi Kerugian. c. Notaris, Meterai. 4. Pembiayaan Kerjasama Linkage Program Pembiayaan Kerjasama Linkage Program iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan dimana BNI Syariah sebagai pemilik dana menyalurkan pembiayaan dengan pola executing kepada Lembaga Keuangan Syariah (LKS) (BMT, BPRS, KJKS, dll) untuk diteruskan ke end user (pengusaha mikro, kecil, dan menengah syariah). Kerjasama dengan LKS dapat dilakukan secara langsung
ataupun
melalui
Lembaga
Pendamping,
Adapun
manfaat
pembiayaan bagi Lembaga pendamping dan LkS adalah sebagai berikut : Manfaat bagi Lembaga Pendamping : a. Mendapatkan kepastian pembiayaan kepada mitra binaannya; b. Mendapatkan ujrah/fee dari LKS. Manfaat bagi Lembaga Keuangan Syariah (LKS) :
a. Membantu meningkatkan pemberdayaan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia sebagai Lembaga Keuangan Mikro. b. Menjadi sumber pendanaan tambahan bagi Lembaga Keuangan Syariah (funding). c. Meningkatkan kepercayaan BNI Syariah kepada LKS. d. Mempercepat pemerataan penyaluran dana syariah kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam hal membantu mengentaskan kemiskinan. Akad pembiayaan ke LKS adalah Mudharabah/ Musyarakah sedangkan akad pembiayaan dari LKS ke end user sesuai dengan kebutuhan (Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, Ijarah), adapun syarat-syarat LKS adalah : a. Perusahaan berbadan hukum dan telah beroperasi komersial selama sekurang-kurangnya 3 tahun. b. Menyampaikan laporan keuangan selama 3 tahun terakhir. (Pada laporan keuangan tahun terakhir, LKS membukukan keuntungan (laba) dan jenis laporan keuangan adalah audited untuk fasilitas kredit > 5 M) c. Pengurus, pemilik dan Lembaga Keuangan tidak tergolong dalam daftar Black List serta tidak tercatat dalam daftar pembiayaan bermasalah di Bank Indonesia. d. Menyerahkan copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama perusahaan dan pengurus.
e. Fotokopi KTP (identitas diri) pengurus. Jangka waktu Perjanjian Kerjasama antara BNI Syariah dan LKS maksimal selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang setelah dilakukan evaluasi, adapun Nisbah bagi hasil ke LKS mengacu pada tarif pembiayaan yang berlaku di BNI Syariah, sedangkan tarif ke end user ditentukan oleh LKS namun setinggi-tingginya tidak melebihi 30% per anuity (p.a). 5. Pembiayaan Kejasama Kopkar Pembiayaan Kerjasama Kopkar/Kopeg iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan mudharabah produktif dimana BNI Syariah sebagai pemilik dana menyalurkan pembiayaan dengan pola executing kepada Koperasi Karyawan (Kopkar)/Koperasi Pegawai (kopeg) untuk disalurkan secara prinsip syariah ke end user/pegawai. Pembiayaan ke kopkar/kopeg adalah mudharabah sedangkan akad pembiayaan dari kopkar/kopeg ke end user adalah murabahah, adapun syaratsyarat pembiayaan Kopkar/kopeg adalah : a. Koperasi telah beroperasi komersial selama sekurang-kurangnya 3 tahun. b. Mempunyai legalitas usaha lengkap dan masih berlaku (Anggaran Dasar berikut seluruh perubahannya, Pengesahan dari Departemen Koperasi, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Telah menjadi nasabah BNI Syariah atau Bank lain minimal selama 6 bulan.
d. Kredibilitas manajemen baik (pengalaman, integritas, pendidikan, struktur organisasi dan succession planning / kaderisasi). e. Pengurus,
pemilik
dan
Lembaga
Keuangan
(Koperasi
dan
instansi/perusahaan) tidak tergolong dalam Black List serta tidak tercatat dalam daftar kredit bermasalah di Bank Indonesia. f. Menyampaikan dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Jangka waktu Perjanjian Kerjasama antara BNI Syariah dan kopkar/ kopeg maksimal selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang setelah dilakukan evaluasi, adapun nisbah bagi hasil ke kopkar/kopeg mengacu pada tarif pembiayaan yang berlaku di BNI Syariah, sedangkan tarif margin ke end user ditentukan oleh kopkar/kopeg namun setinggi-tingginya tidak melebihi 30% p.a.
6. Pembiayaan Valas iB Hasanah Pembiayaan Valas iB Hasanah adalah pembiayaan yang diberikan oleh unit operasional dalam negeri kepada nasabah pembiayaan dalam negeri, dalam bentuk mata uang valuta asing, adapun Keunggulanya : a. Persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah. b. Jangka waktu pembiayaan disesuaikan dengan jenis pembiayaannya. c. Pembiayaan dapat diberikan untuk keperluan modal kerja dan atau investasi dengan minimal sebesar US$ 25,000.00 (duapuluh lima ribu dollar Amerika Serikat). d. Pembayaran angsuran Pembiayaan Valas iB Hasanah (pokok dan margin/bagi hasil) dilakukan dalam mata uang yang sama dengan mata uang pembiayaan yang diberikan atau dalam mata uang rupiah equivalent dengan angsuran pembiayaan pada kurs yang berlaku saat itu. e. Pembayaran angsuran dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional. Penggunaan akad Pembiayaan Valas iB Hasanah yang dapat digunakan disesuaikan dengan kebutuhan calon nasabah pembiayaan, Jenis valuta yang dapat diberikan adalah US$ (United State Dollar), Singapura Dollar, Euro, dan valuta asing lainnya, adapun syarat-syarat penerima pembiayaan adalah :
a. Memiliki Legalitas Usaha lengkap. b. NPWP, Laporan Keuangan, dan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh. c. Pengalaman dibidang usaha minimal 2 (dua) tahun. d. Menyampaikan fotocopy rekening bank selama 6 (enam) bulan terakhir e. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia serta tidak tercatat sebagai nasabah pembiayaan macet/ bermasalah. f. Bukti kepemilikan agunan yang sah dan masih berlaku.
BAB IV ANALISIS
A. Konsep 5C pada penyaluran kredit pembiayaan pada Bank BNI Cabang Pembantu Ungaran. BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran adalah lembaga keuangan yang berbasis syariah yang menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat tentunya menghadapi resiko yang sangat besar akan kegagalan pemembiayaan. Untuk itu Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran perlu melakukan penelitian terhadap calon nasabahnya sebelum pembiayaan itu disalurkan. Dalam menganalisis calon nasabahnya, bank dapat mengetahui apakah nasabah tersebut mampu mengembalikan pinjamanya atau sebaliknya. Dalam melaksanakan kegiatan penelitian calon nasabahnya Bank BNI Cabang Pembantu Ungaran menerapkan annalisis dasar 5C tentang Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economy dan kelengkapan aplikasi sebagai dasar penilaian calon nasahnya. Dengan menerapkan analisis tersebut maka pihak bank dapat menekan sekecil mungkin resiko yang dihadapi. Dari kegiatan Bank BNI Cabang Pembantu Ungaran melaksanakan penelitian terhadap nasabahnya, maka Bank BNI Cabang Pembantu Ungaran dapat mengetahui nasabah tersebut layak diberikan pembiayaan ataupun sebaliknya. Adapun penilaian tersebut meliputi :
a. Character ( Karakter) Pada tahap ini Bank BNI Cabang pembantu Ungaran melakukan peenyelidikan terkait dengan sifat nasabah, watak nasabah ataupun sifat pribadi nasabah lainya. Karena dalam penyaluran Pembiayaan dasarnya adalah kepercayaan. Selain itu Bank BNI Syariah Ungaran juga melakukan pengecekan ke BI Chaking kegiatan tersebut dilakukan oleh bagian processing, BNI Syariah melakukan hal tersebut agar dapat mengetahui sifat nasabah apakah bermasalah atau tidak dalam melakukan pinjaman dan untuk mengetahui apakah nasabah tersebut mempunyai pinjaman lainya di bank berbeda atau tidak. Manfaat dari Penelitian Character ini adalah, Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran dapat mengetahui tingkat kejujuran nasabah tersebut dan tingkat integritas nasabah itu sendiri serta kemauan nasabah dalam mengembalikan pinjamanya atau memenuhi kewajiban-kewajibanya. Karena bila nasabah tersebut tidak mau mengembalikan pinjamanya tentu akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Dalam melakukan penelitian tentang character nasabah bukan hal yang mudah untuk itu pihak bank harus sangat berhati-hati. Pihak Bank BNI Syariah Cabang Pembantu melakukan penelitian character dengan cara sebagai berikut : 1. Pihak bank melakukan wawancara terhadap nasabahnya dan melakukan wawancara orang sekitar tempat tinggalnya.
2. Melakukan penelitian terkait dengan reputasi di tempat nasabah tersebut bekerja. 3. Melakukan Penelitian di BI Cheking terkait dengan nasabah memiliki pinjaman di bank lain atau tidak dan mengetahui reputasi nasabah tersebut dalam melakukan pinjaman selama ini. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Bank BNI Syariah Ungaran telah melakukan analisis Character terhadap calon nasabahnya sesuai dengan analisis 5C. b. Capacity ( Kemampuan ) Capacity adalah kemanpuan calon debitur untuk melunasi kewajiban kewajibanya dalam kesepakatan yang telah disepakati bersama. Jadi, dapat disimpulkan dalam hal ini pihak bank melakukan penelitian apakah calon nasabahnya mampu melunasi kewajibanya atau tidak. Dalam hal ini pihak bank melakukan Penelitian capacity dengan cara : 1. Melakukan penelitian terkait dengan prospek usahanya ke depan mengalami kegagalan atau kemajuan. 2. Melakukan penelitian terkait posisi neraca laba rugi atas usaha calon nasabahnya beberapa periode ke belakang. 3. Melakukan penelitian sejauh mana nasabah tersebut mengelola uasahanya. Terkait dengan bahan baku, tenaga kerja dan mesin-mesin. 4. Menilai kemampuan managerial nasabahnya terkait dengan kemampuan nasabah tersebut dalam memimpin perusahaanya.
5. Menilai latar belakang pendidikan calon nasabah dan pengurus. Pemberian pembiayaan barang konsumsi terkait dengan capacity, maka pihak Bank BNI Syariah cabang Pembantu Ungaran melakukan penelitian terhadap pekerjaan yang sedang dijalankan oleh nasabah tersebut. Dari penelitian tentang pekerjaan nasabah tersebut maka pihak bank dapat menyimpulkan bahwa nasabah tersebut mampu melunasi kewajibanya atau tidak. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Bank BNI Syariah Ungaran melakukan penelitian menurut Capacity nasabahnya, hal itu sesuai dengan prinsip analisis menurut 5C. c. Capital ( Modal ) Pada tahap ini bank melakukan penilaian terhadap kemampuan calon nasabahnya terhadap modal sendiri yang dimiliki nasabahnya. Sebagai contoh apabila pihak bank ingin membiayayai kepemilikan rumah, maka yang dilakukan bank adalah mengetahui besarnya uang muka yang diberikan oleh nasabah. Basarnya uang muka yang diberikan nasabah yaitu 20% dari harga kepemilikan rumah tersebut. Sedangkan untuk pembiyayaan dengan jaminan sertifikat rumah maka pihak bank memberikan pembiyayaan 60% dari harga taksasi jaminan tersebut. Dalam hal ini pihak Bank BNI Syariah Cabang pembantu Ungaran tidak terlalu mengutamakan Capital atau pekerjaan calon nasabahnya menurut prinsip 5C.
d. Colleteral ( Jaminan) Collateral adalah jaminan kredit yang mempertinggi tingkat keyakinan bank bahwa debitur dengan bisnisnya atau pekerjaanya mampu melunasi kredit. Dimana agunan ini berupa jaminan pokok yang berfungsi untuk menjamin pelunasan uang jika ternyata di kemudian hari debitur tidak melunasi hutangnya. Dalam hal ini debitur menjanjikan akan menyerahkan sejumlah hartanya untuk pelunasan utang menurut ketentuan Undang-Undang yang berlaku, apabila dalam waktu yang ditentukan terjadi kemacetan pembayaran utangnya. Pada tahap ini Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran melakukan analisis collateral degan cara menilai taksasi jaminan tersebut apakah jaminan tersebut sesuai dengan nilai pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabahnya, dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran melakukan analisis Collateral menurut 5C. e. Condition Of Economy Pada tahap ini yang dimaksud dengan Condition Of Economy adalah kondisi yang mempersyaratkan bahwa kegiatan usaha debitur mampu mengikuti fluktuasi ekonomi bauik di dalam negeri maupun luar negeri. Termasuk juga analisis terhadap kemampuan usaha debitur
dalam
menghadapi situasi ekonomi yang mungkin tiba-tiba berubah diluar dugaan semula.
Dengan kata lain manfaat dari penilaai ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kondisi perekonomian yang mempengaruhi suatu negara yang akan mempengaruhi perusahaan baik itu dampak yang bersifat positif maupun dampak negatif yang mempengaruhi perusahaan yang dibiayaai tersebut. Dalam hal ini yang mempengaruhi adalah peraturan daerah tersebut, peraturan pemerintah, peraturan peraturan moneter negara yang bersangkutan. Dalam hal ini Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran tidak melakukan analisis Condition Of Economy dan hanya dijadikan sebagai pelengkap dalam menganalisis calon nasabahnya dengan tidak menitik beratkan pada faktor tersebut. Bank BNI Syariah Cabang pembantu Ungaran dalam menyalurkan kredit pembiayaan rentan terhadap resiko akan tidak kembalinya dana yang disalurkan, untuk itu Bank BNI Syariah Ungaran dalam hal ini juga melakukan analisis terhadap kelengkapan aplikasi yang diberikan oleh nasabah. Adapun langkah yang dilakukan BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran dalam menganalisis keabsahan aplikasi adalah sebagai berikut: 1) Meneliti keabsahan dokumen yang dijaminkan seperti keabsahan sertifikat. 2) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) bagi pembiayaan perusahaan. 3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk pembiayaan perorangan dan perusahaan. 4) Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk pembiayaan bagi perusahaan di sektor industri.
5) Surat Izin Perdagangan (SIUP) untuk pembiayaan bagi perusahaan. 6) Data terkait dengan data diri nasabah (KK, KTP) 7) Slip Gaji bagi pembiayaan perorangan atau pribadi. 8) Surat Keterangan bekerja bagi pembiayaan perorangan yang bekerja di sebuah perusahaan. Berdasarkan keseluruhan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran melakukan analisis menurut 5C yaitu dengan menitik beratkan pada faktor Chracter, Capacity, Colleteral. Selain dari hasil analisis menurut faktor tersebut Bank BNI Syariah Ungaran dalam menyalurkan kredit pembiayaan juga melihat dari kelengkapan aplikasi yang diajukan oleh nasabah tersebut, Hal itu diketahui dari hasil wawancara dengan Bapak Adit selaku bagian Pocessing (13 Juli 2014). Contoh Studi kasus Pembiayaan Pak Hasan adalah seorang guru PNS sudah bekerja selama 4 tahun dengan gaji per bulan Rp 5.000.000,- Pak Hasan ingin membeli rumah dengan harga Rp 100.000.000,-. Pak Hasan ingin membeli rumah tersebut di BNI Syariah Cabang pembantu Ungaran. Pak hasan memberikan Uang muka Rp 20.000.000,- sisa hutang pak Hasan Rp 80.000.000,- akan diangsur selama 180 bulan. Di lingkungan tempat tinggal pak Hasan dikenal baik. Info pada BI Cheking Pak Hasan orang baik tidak termasuk daftar hitam BI. Pada kasus di atas analisis pembiayaannya sebagai berikut :
a. Character Diketahui Pak Hasan di lingkungan tempat tinggal dikenal baik, tidak ada masalah dengan tetangga. Di lingkungan tempat kerja pak Hasan dikenal juga baik, info BI Cheking Bapak Hasan orang baik. b. Capacty Aspek pendapatan Pendapatan Suami: Rp 5.000.000,Pendapatan Istri
: RP -
+
Total pendapatan : Rp 5.000.000,Total Pendapatan x 40% = Rp 2.000.000 c. Capital Pak Hasan mempunyai pekerjaan tetap yaitu sebagai PNS. d. Colleteral Jaminan berupa sertifikat tanah dengan nilai taksiran sebagai berikut : Harga pasar/ taksiran: 20% x Rp 80.000.000
= Rp 16.000.000
Rp 80.000.000 – Rp 16.000.000 = Rp 64.000.000 e. Condition Of Economy Status tempat tinggal
: Rumah sendiri
Keadaan ekonomi
: Baik
Selain melakukan analisis berdasarkan 5C Bank Syariah Cabang Pembantu Ungaran melakukan analisis terhadap aplikasi atas nama pengajuan Bapak Hasan, adapun analisis aplikasi yang dilakukan sebegai berikut : 1) Kelengkapan terhadap keabsahan jaminan yang diberikan Bapak hasan. 2) Data diri (KTP, KK) Bapak Hasan 3) NPWP 4) Slip gaji Bapak Hasan. Berdasarkan dari analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemohon layak disalurkan pembiayaan dengan memperhatikan jaminan, watak nasabah, kemampuan dan kelengkapan aplikasi, dengan rincian angsuran sebagai berikut : Margin Bank
= Rp 80.000.000 x 9,52% x 15 tahun = Rp 114.240.000
Angsuran tiap bulan
= pokok + Margin Bank Jangka waktu = Rp 80.000.000 + Rp 114.240.000 180 Bulan = Rp 1.079.111,-
B. Kendala-kendala yang dihadapi BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran dalam konsep 5C Dalam melakukan pembiayaan BNI syariah Cabang Pembantu Ungaran mengalami berbagi macam kendala, adapun kendala yang dialami BNI Syariah Cabang Ungaran dalam menyalurkan pembiayaan adalah kesalahan yang diakibatkan oleh faktor kesalahan nasabah, kesalahan pegawai bank sendiri dan kesalahan ketidak sengajaan yang ditimbulkan nasabah, kesalahan tersebut diantaranya adalah : 1. Kesalahan yang diakibatkan nasabah a. Kendala yang dialami BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran diantaranya masih terdapat kekurangan aplikasi atau data nasabah. Diantaranya jaminan yang atas nama belum jelas dalam hal ini kesalahan yang diakibatkan oleh nasabah itu sendiri, seharusnya jaminan yang dijaminkan hendaknya atas nama nasabah sendiri, Data tersebut diperoleh ketika mewawancarai Bapak Adit (13 Juli 2014) selaku bagian Prosessing. f. Dari hasil wawancara dengan Bapak Adit (13 Juli 2014), selaku Bagian Processing masalah yang timbul Pada aplikasi pembiyaan di BNI Syariah Ungaran adalah pada Capacity atau Kemampuan. Contoh Kasus : Pak Doni ingin mengajukan pembiayaan kepemilikan rumah atas nama Pak Doni sendiri, namun dalam hal ini melibatkan istrinya. Dari hasil pendapatan keduanya memenuhi, Akan tetapi suatu hari istrinya meninggal
secara
otomatis
pembiayaan
tersebut
mengalami
keterlambatan dan macet, dalam hal ini masalah yang timbul adalah kesalahan yang tidak disengaja yang diakibatkan oleh nasabah.
2. Kesalahan yang diakibatkan pegawai a. Dari hasil wawancara dengan Bapak Tahta (8 Juli 2014) selaku Marketing lending permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya kehati-hatian dalam menilai character calon nasabah sehingga terjadi permasalahan pembiayaan yang mengalami macet. Contoh kasus : Bapak Dodi ingin membeli mobil pribadi, akan tetapi Bapak Dodi bertempat tinggal di lingkungan baru. Hal tersebut membuat marketing lending mengalami kendala dalam melakukan penilaian nasabah dan di masa depan Bapak Dodi tidak dapat mengembalikan pinjaman yang diberikan Bank, dalam hal ini kesalahan yang timbul adalah dari kesalahan pegawai bank itu sendiri. b. Permasalahan lainnya terkait dengan kesalahan pegawai BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran adalah terjadinya pergantian kepengurusan dan terjadi pelimpahan tanggung jawab kepada pengurus yang baru. Sehingga terjadi ketidak tahuan permasalahan yang dihadapi bank, hal itu menyebabkan pembiayaan mengalami macet, dari hasil wawancara dengan Bapak Adit (13 Juli 2014). Dengan demikian kendala-kendala yang dialami dalam penyaluran kredit pembiayaan di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran adalah 1) atas nama barang jaminan yang masih belum jelas yang diakibatkan oleh kesalahan nasabah itu sendiri, 2) marketing lending masih belum menguasai penilaian character nasabah dan ketidak tahuan pengurus tentang masalah yang dihadapi bank, dengan demikian kesalahan yang timbul diakibatkan oleh kesalahan pegawai, 3) terjadinya kesalahan yang tidak disengaja yang dialami oleh nasabah.
C. Kebijakan yang dilakukan BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran dalam mengatasi kendala yang ada Berdasarkan wawancara dengan Bapak Purwadi (26 juni 2014), selaku Pimpinan Cabang Pembantu dalam melakukan penilaian 5C terhadap nasabah banyak mengalami kendala.Hal itu menyebabkan BNI Syariah Ungaran perlu melakukan langkah-langkah strategi dalam mengatasi kendala tersebut. Adapun langkah-langkah yang dilakukan BNI Syariah, sebagai berikut : a. Melakukan Evaluasi terhadap strategi Pemasaran Berdasarkan wawancara dengan bapak Purwadi (26 Juni 2014) selaku Pimpinan Cabang Pembantu memberikan kebijakan atau pengarahan dan dilaksanan Marketing lending dalam menghindari Pembiayaan yang macet maka marketing lending harus lebih jeli dalam memilih nasabah dan melakukan penilaian nasabah sesuai SOP Perusahaan. b. Melakukan Pengawasan terhadap Marketing Lending BNI Berdasarkan wawancara dengan Bapak Purwadi (26 Juni 2014) selaku Pimpinan Cabang Pembantu, pihak bank melakukan pemantauan. Dalam hal ini Pemimpin cabang melakukan Pengawasan terhadap marketing lending BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran dalam memasarkan produk kredit pembiayaan yang memenuhi kriteria Character, Capacity, Collateral, Capital,Condition Of Ekonomi. c. Melakukan Audit Seminggu sekali Berdasarkan wawancara dengan bapak Purwadi (26 Juni 2014) selaku Pimpinan Cabang dalam hal ini Kantor Cabang Pusat melakukan Audit yang
dilakukan oleh pegawai yang ahli dalam bidangnya melakukan pengawasan yang berguna untuk mengetahui prosentase pembiayaan yang disalurkan dan untuk mengetahui potensi pembiayaan macet. d. Melakukan Pembinaan Terhadap Pengelola Berdasarkan wawancara dengan bapak Purwadi (26 Juni 2014), selaku Pimpinan Pembantu, dalam hal ini Kantor Cabang (KC) akan melakukan pembinaan terhadap pengelola Kantor Cabang Pembantu (KCP) agar dapat menguasai analisis pembiayaan yang berguna untuk meningkatkan pelayanan dan untuk mengatasi permasalahan yang ada yang dialami oleh Kantor Cabang Pembantu. e. Melakukan Pertemuan sebulan sekali seluruh Cabang Mengadakan pertemuan seluruh cabang yang berguna untuk saling berbagi atau sharing hal ini untuk mengetahui rasiko yang dihadapi dan untuk mengetahui kebijakan yang harus diambil bila mengalami kesulitan dalam menganalisis pembiayaan ataupun meningkatkan pendapatan pada setiap cabang.
DAFTAR PUSTAKA Andini, Putri Windy. 2013. Analisis Pelaksanaan Pemberian Kredit Konsumtif Bank Rakyat Indonesia Tbk kantor Pusat Palembang, diterbitkan. STIE MDP, (online), http://eprints.mdp.ac.id/753/1/JURNAL, (diakses pada 6 September 2014). Budi Utomo, Indra. 2012. Tugas akhir : Implementasi 5C dalam Pembiayaan Murabahah di BMT Tumang Cabang Ampel. STAIN Salatiga. Djohanputro, Bramantyo. 2008. Manajemen Risiko Korporat. Jakarta :PPM. Manajemen. Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Rindjin, Ketut. 2000. Pengantar Perbankan Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Ruwanti,Pandi Afandi. 2014. Persepsi Nasabah Terhadap 5C Untuk menentukan Kelayakan pemberian Kredit Pada Nasabah PT. BPR Nusamba Ampel Cabang Salatiga, diterbitkan. STIE AMA Salatiga, (online), http://Jurnalstiesemarang.ac.id , (diakses 23 Agustus 2014). Saraswati, Rosita Ayu. 2012. Peranan Analisis Laporan keuangan, Penilaian terhadap 5C Calon Debitur dan pengawasan kredit Pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten temanggung,
diterbitkan.
Universitas
Negeri
Yogyakarta,
(online),
http://Journal.uny.ac.id , (diakses 23 Agustus 2014). Simorangkir O.P. 2004. Pengantar lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank. Bogor : Ghalia Indonesia.
Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis. Yogyakarta : UII Press Yogyakarta ( anggota IKAPI). Suyatno, Thomas, dkk. 2007. Dasar-dasar Perkreditan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka utama Wawancara dengan Bapak Tahta, selaku marketing lending 8 Juli 2014. Wanancara dengan Bapak Adit, selaku Processing 13 juli 2014. Wawancara dengan bapak Purwadi, selaku Manajer tanggal 26 Juni 2014. Undang-Undang NO 10 Tahun 1998. Undang-Undang NO 7 Tahun 1992. REFERENSI INTERNET http://bnisyariah.co.id, (diakses 12 Juli 2014). Pipah, “Penelitian Kualitatif” dalam http://www.diaryapipah.com/2012/05/pengertianpenelitian-kualitatif.html, (diakses 22 Agustus 2014).
LAMPIRAN