HUBUNGAN KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI MA’HAD PUTRI KEMBANGARUM STAIN SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
Endang Wahyuningsih NIM: 11110023
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (STAIN) SALATIGA 2015
PERSEMBAHAN
Skipsi ini Penulis mempersenbahkan untuk: 1. Buat kedua orang tua tercinta (Bapak Suranto dan Ibu Sumarti) yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kesabaran serta memberikan dukungan do’a dan nasehat. 2. Buat adik ku ( Dek Guruh dan Dek Sukma) yang selalu menghibur dan pemberi semangat. 3. Buat kakakku tersayang (Mbak Barid) dan buat teman-teman seperjuanganku di kamar Khansa (Kak Novi, Kak Lela, Kak Umi ) yang selalu membantuku dan menginspirasi setiap saat. 4. Buat kakak ku (Mas Syamsul Ainulhaq ) yang telah memotivasi untuk terus maju dan berjuang. 5. Buat adik ku (dek Guruh dandek Sukma) yang selalu menghibur dan pemberi semangat. 6. Buat teman-teman Ma’had Putri Kembangarum(Fajar, Ana Soraya, Irma, dkk). 7. Buat pembaca yang budiman.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq serta Hidayah-Nya yang tiada terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah Dengan Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014” Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia yang mana beliaulah sebagai Rasul utusan Allah untuk membimbing umat manusia dari zaman jahiliyah sampai pada zaman yang modern ini. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul “Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah Dengan Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014” Penulis skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penilis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Rasimin. M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Salatiga. 3. Siti Rukhayati M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik dan pembingbing skripsi yang telah membimbing dan memberi pengarahan sampai terselsainya penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Ali Zamroni dan Ibu Imafaza, selaku pengasuh Ma’had STAIN Salatiga 5. Semua Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah memberi bekal pengetahuan dan pelayanan kepada penulis. 6. Keluarga besar ma’had putri kembangarum STAIN Salatiga 7. Ayah dan Ibu tersayang yang telah mengasuh, mendidik, serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikanya diterima disisi Allah SWT.
Skripsi ini masih jauh darri sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnya serrta para pembaca pada umumnya. Salatiga, 10 Desember 2014 Penulis
ENDANG WAHYUNINGSIH 11110023
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikorelasi dan dipeerbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Endang Wahyuningsih
NIM
: 11110023
Jurusan
: Tarbiyah
Progam Studi : Pendidikan Agama Islam Judul
: HUBUNGAN KEAKTIFAN SALAT BERJAMAAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI MA’HAD PUTRI KEMBANGARUM STAIN SALATIGA TAHUN 2014
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 11 Desenber 2014 Pembimbing
Siti Rukhayati, M.Ag. NIP. 197704032003122003
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: ENDANG WAHYUNINGSIH
NIM
: 11110023
Jurusan
: Tarbiah
Progam Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, buka jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 11 Desember 2014 Yang menyatakan,
ENDANG WAHYUNINGSIH NIM. 11110023
MOTTO
ِوأَق ِ ََّها ِر وُزلًَفا ِمن اللَّْي ِل إِ َّن الْحسن ِ ات يُ ْذ ِه ْب َن الن ي ف ر ط ة ال الص م ِ َ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ِك ِذ ْكرىل ِات َذل ِلذاك ِ َالسيِّئ َّ ِ ين ر َّ َ َ َ Artinya: Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang)
dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatanperbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.(Q.S Huud:144)
vi
ABSTRAK Wahyuningsih, Endang. 2014. Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah Dengan Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag. Kata Kunci : Keaktifan salat berjamaah dan perilaku sosial santri ma’had. Penilitian ini merupakan upaya untuk mengetahui hubungan keaktifan salat berjamaah dengan perilaku sosial santri ma’had putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014, Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana keaktifan salat berjamaah santri ma’had putri kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014?, dan (2) bagaimana perilaku sosial santri ma’had putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014?, serta (3) adakah hubungan antara keaktifan salat berjamaah dengan perilaku sosial santri ma’had putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014?. Penelitian ini menggunakan metode angket atau kuesioner sebagai instruman penelitian guna mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan. Untuk melengkapi data yang dibutuhkan, dalam penelitian ini juga menggunakan metode angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian diketahui (1) keaktifan salat berjamaah pada santri ma’had putri kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 yaitu sedang, (2) perilaku sosial santri ma’had putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 yaitu sedang, (3) ada hubungan antara keaktifan salat berjamaah dengan perilaku sosial Hal ini terbukti dari hasil peneliti bahwa nilai r dinyatakan dengan rxy> rtabel, baik pada jumlah 1% maupun 5%, jadi nilai 0,839 >0,361 dan 0,463.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN LOGO ......................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. v HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Melakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5 D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 6 E. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 6 F. Definisi Operasional....................................................................... 7 G. Metode Penelitian....................................................................11 H. Sistematika Penelitian .................................................................... 17
viii
BAB II LANDASAN TEORI A. Pembinaan Perilaku Sosial Ma’ahad Putri Kembangarum ........... 18 1. Pengertian Keaktifan Salat Berjamaah ...................................... 18 2. Dasar Hukum Salat Berjamaah ................................................. 19 3. Hukum Salat Berjamaah............................................................ 20 4. Syarat- Syarat Salat Berjamaah............................................ ..... 21 5. Salat yang Disunnahkan Berjamaah...................................... .... 26 6. Anjuran Dalam Salat Berjamaah.......................................... ..... 26 7. Hikmah Salat Berjamaah...................................................... ..... 29 B. Perilaku Sosial................................................................................ 36 1.
Pengertian Perilaku Sosial ....................................................... 36
2. Contoh Perilaku Sosial ............................................................. 38 3.
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial..........................39
4. Faktor- Faktor Pembentuk Perilaku Sosial.............................. . 42 5. Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah Dengan Perilaku Sosial .................................................................................................. 44 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga .......................................................................................... 47 1. Profil Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga ..... 47 2. Visi dan Misi..................................................................... 49 3. Santri......................................................................................... 50 ix
4. Sistem Pendidikan .................................................................... 50 5. Pengajaran ................................................................................ 50 6. Kepengasuhan........................................................................... 51 7. Kesantrian ................................................................................. 51 8. Fungsi dan Tujuan ................................................................... 51 9. Fasilitas Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga . 52 10. .Jenis-jenis Kegiatan Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga. .................................................................................... 55 a. Kegiatan Harian................................................................. 55 b. Kegiatan Mingguan ........................................................... 56 c. Kegiatan Bulanan .............................................................. 56 d. Kegiatan Tahunan ............................................................. 56 e. Jadwal Pelajaran Ma’had Mahasiswa Kembanarum STAIN Salatiga .............................................................................. 57 11. Daftar Responden.................................................................... . 62 B. Data Hasil Penelitian................................................................... .. 63 1. Data Tentang Keaktifan Salat Berjamaah Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga................................... ............. 63 2. Data Tentang Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga..................................... ................................... 65 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan............................................................ ........ 69 B. Analisis Uji Hipotesis.................................................................... 79
x
C. Analisis Lanjut.................................................. ............................ 82
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 86 B. Saran-saran ..................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
xi
DAFTAR TABEL
TABEL
3.1 Sarana dan Prasarana Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014.............................................................. 57
TABEL
3.2 Jenis-Jenis Kegiatan Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014................................................. 58
TABEL
3.3 Jadwal Kegiatan Mingguan Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014........................ 59
TABEL
3.4 Kegiatan Bulanan Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014................................................. 60
TABEL
3.5 Kegiatan Tahunan Santri Ma,had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014................................................ 60
TABEL
3.6 Jadwal Pelajaran Santri Ma’had Putri Kembbangarum STAIN Salatiga Tahun 2014................................................. 61
TABEL
3.7
TABEL
3.8 Data Angket Tentang Keaktifan Salat Berjamaah Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014.. 68
TABEL
3.9 Data Angket Tentang Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014........................ 39
TABEL
4.1 Hasil Angket Tentang Keaktifan Salat Berjamaah Santri Ma’had Putri Kembangarum Tahun 2014............................. 73
TABEL
4.2 Tingkat Keaktifan Salat Berjamaah Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salataiga Tahun 2014....................... 76
TABEL
4.3 Nilai Kualifikasi Variabel Keaktifan Salat Berjamaah Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014.. 77
TABEL
4.4 Hasil Angket Tentang Perilaku Sosial Santri Ma’had Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014........................ 78
TABEL
4.5 Tingkat Perilaku Sosial Santi Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014................................................. 81
Daftar Nama Responden.......................................... 66
xii
TABEL
4.6 Nilai Kualivikasi Rata-Rata Variabel Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014.. 82
TABEL
4.7 Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah (Variabel X ) Dengan Perilaku Sosial Santri Ma’hat Putri Kembangarum STAIN Salatiga....................... .......................................................... 83
TABEL
4.8
Nilai N Product Moment......................................... 86
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat merupakan ibadah yang paling penting diantara ibadah lainnya. Ia adalah fondasi utama dalam bangunan amal seseorang , karena perintah shalat merupakan satu-satunya yang diperoleh Rasulullah dari Sidrotul Muntaha langsung darin Allah, setelah kembali dari rihlah samawiyah yaitu isro’ dan mi’roj (Nugroho dan Danusiri, 2012:10) Shalat tidak boleh menjadi sesuatu yang remeh bagi kaum muslimin atau hanya menjadi rutinitas saja, karena salat mempunyai makna yang begitu besar terhadap kehidupan. Tujuan dari shalat itu sendiri adalah untuk mengingat Allah serta berhubungan langsung dengan-Nya (Kurniawan, 2005:33), sehingga melaksanakan sholat harus didasari dengan niat yang ikhlas. Shalat itu sangat penting dalam menumbuhkan perilaku sosial pada santri. Hal ini diterangkan dalam firman Allah :
ِ ِ َ العلَى ال ين َّ الص ْب ِر َو َّ ِاستَ ِعينُوا ب َ ِالصالةِ َوإِنَّ َها لَ َكبِ َيرةٌ إ ْ َو َ ْخاشع Artinya: “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”. (QS. Al-Baqarah : 45)
Manfaat shalat berjamaah diantaranya adalah untuk belajar berdisiplin dan mengendalikan jiwa. Caranya adalah dengan selalu mengikuti imam
2
dalam semua takbir atau gerakannya dalam shalat, dan tidak mendahuluinya, memperlambat diri darinya, bersamaan dengannya atau berlomba-lomba denganya (Musbikin, 2007:51) Di dalam salat berjamaah, tampak sekali nilai-nilai kebesaranya. Hal ini, sangat penting sekali untuk ditumbuhkan dalam lingkungan, baik itu di masyarakat maupun keluarga. Selain terdapat nilai perilaku sosial, masih banyak sekali keutamaan yang terkandung dalam shalat berjamaah. Rasulluah saw bersabda:
ٍ ِت َعلَى مال َّ ك َع ْن نَافِ ٍع َع ْن عُ َم َر أ َن َر ُس ْو َل اهلل َ ََح َّدثَنَا يَ ْحيَى بْ ُن يَ ْحيَى ق ُ ْال قَ َرأ َ ِ ) (رواه مسلم. ًس ْب ٍع َو ِع ْش ِريْ ِن َد َر َجة َ َصلى اهلل عليه و سلم ق َ ال َ ص َالةُ الْ َف ِّذ ب Artinya: Telah menceritakan kepada kami yahya binn yahya, katanya; aku menyetorkanhapalan kepada Malik dari Nafi’dari ibnu Umar, bahwa Rasulluah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘shalat jama’ah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada salat sendirian “ (muslim, T.T :122) Banyaknya keutamaan yang terkandung shalat berjamaah, sudah seharusnya bagi umat muslim khususnya santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga ini untuk menjalankan ibadah tersebut. Namun, ternyata masih ada beberapa anak yang mengabaikan shalat berjamaah karena mereka mungkin tidak mengetahui dan kurang meyakini hikmah yang terkandung dalam hsalat berjamaah itu sendiri. Shalat subuh, mahrib dan isyak berjamaah yang menjadi salah satu kegiatan keagamaan di ma’had putri kembangarum harusnya bisa menjadikan
3
hal yang positif bagi para santrinya, karena dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan mampu membuat para santri semakin aktif dalam melaksanakan shalat berjama’ah. Meskipun kegiatan ini sudah menjadi peraturan ma’had dan pelaksanaanya mutlak untuk dilakukan, namun santri yang mengikuti kegiatan ini ternyata belum bisa semuanya, masih ada beberapa santri yang menyepelekan kegiatan tersebut dengan tidak menghadiri hsalat berjamaah dan memilih bersenda gurau dengan teman-temannya. Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Poerwadarminta, 2008: 511).Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon. Sosial adalah hubungan dengan orang lain (Poerwadarminta, 2008: 708).Sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari antara warga negara dan pemerintahannya. Perilaku sosial adalah perilaku yang didapatkan (acuered behavior). Perilaku tidak ada sejak manusia lahir, melainkan dibentuk melalui sosialisasi (Shibutani, 1986). Perilaku terbentuk berdasarkan respons terhadap keinginan dan harapan (norma) orang lain terhadaap dirinya.(Siahaan, 34: 2009) Ma’had mahasiswa di kampus, diharapkan menjadi satu nilai lebih dalam membimbing dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam
4
proses belajarnya selama di kampus, sehingga kegiatan di ma’had tersebut dapat menunjang dan mencapai kesuksesanya, menyiapkan bekal bagi mereka dalam menghadapi kemajuan globalisasi, serta membantu memecahkan berbagai persoalan di dimasyarakat sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing. Manfaat dari banyaknya kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh
Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga ini adalah dengan
keaktifan santrinya dalam melaksanakan kegiatan keagamaannya, hususnya dalam hal shalat berjamaah. Di samping aktif dalam shalat berjamaah, santri di ma’had ini juga terlihad disiplin dalam kegiatan belajarnya, meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang memiliki kedisiplinan. Hal ini terbukti dengan jarangnya santri yang ikut berjamaah. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui secara mendalam tentang “HUBUNGAN
KEAKTIFAN
BERJAMAAH DENGAN PERILAKU SOSIAL
SHALAT
SANTRI MA’HAD
PUTRI KEMBANGARUM STAIN SALATIGA TAHUN 2014”.
B. Rumusan Masalah Sebagai mana penjelasan diatas, maka rumusan masalah penelitian dalam hal ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah keaktifan shalat berjamaah santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 ?
5
2.
Bagaimanakah perilkaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014?
3.
Adakah hubungan antara keaktifan salat berjamaah dengan perilaku sosial
santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun
2014?
C.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini antara lain : 1.
Untuk mengatahui keaktifan sHalat berjamaah santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 ?
2.
Untuk mengatahui perilaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014?
3.
Untuk mengetahui hubungan antara keaktifan shalat berjama;ah dengan perilaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun2014?
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis
merupakan “jawaban sementara” atau kesimpulan yang
diambil untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian (Mardalis, 2002:48). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hiipotesis kerja atau hipotesis alternatif, yang disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatrakan
6
adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok (Arikunto, 2010:112). Hopotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Ada hubungan yang signifikan antara keaktifan shalat berjamaah dengan perilaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014”.
E. Kegunaan Penelitian 1.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca mengenai pentingnya keaktifan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial
2.
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada Ma’had, khususnya bagi
pengasuh untuk lebih meningkatkan nilai-nilai
keaktifan shalat berjamaah dan perilaku sosial bagi para santri Ma’had Putri. 3.
Bagi penulis sendiri, sebagai aplikasi dari sebagian ilmu yang telah penulis terima dan sebagai bahan masukan untuk mengembangkan wawasan dan bahan dokumentasi untuk penelitian lebih lanjut.
7
F. Definisi Operasional Sebelum penulis mengutarakan lebih lanjut, maka penulis tegaskan istilah-istilah dalam judul diatas sebagai berikut: 1.
Keaktifan Shalat Berjamaah a.
Keaktifan Keaktifan berarti kegiatan atau kesibukan (Poerwadarminta, 1982:362). Jadi, yang dimaksud disini adalah keaktifan seseoarang dalam
melaksanakan
sesuatu
kegiatan,
khususnya
dalam
melaksanakan salat berjamaah. b. Shalat Berjamah Shalat menururt istilah bahasa adalah doa. Menurut istilah (ahli fiqih) berarti: perbuatan (gerak) yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat yang tertentu (Idris dan Ahmadi, 1994:33). Berjamaah, diambil dari kata jamaah yang berasal dari bahasa Arab, yang berarti kumpulan atau mengumpulkan. Dalam fiqih, Shalat jamaah adalah salat yang dikerjakan secara bersamasama. (Aunullah, 2008:190). Jadi, berdasarkan difinisi di atas keaktifan shalat berjamaah adalah suatu kegiatan melakukan ibadah salat yang dilaksanakan secara bersama-sama.
8
c.
Indikator Keaktifan Shalat Berjamaah Keaktifan shalat berjamaah ini, bisa dijadikan indikator sebagai berikut: 1) Melaksanakan shalat berjamaah setiap hari (Musbikin, 2007:59). 2) Melaksanakan shalat berjamaah dengan ikhlas (Musbikin, 2007:53). 3) Melaksanakan shalat berjamaah meskipun sibuk (Numair, 2005:107). 4) Tepat waktu dalam melaksanakan shalat berjamaah (Salim, 2007:97). 5) Segera datang ke masjid atau musala ketika mendengar adzan (Musbikin, 2007:308). 6) Mengingatkan teman untuk shalat berjamaah (Musbikin, 2007:32). 7) Melaksanakan shalat berjamaah dengan membaca bacaan shalat dengan baik (Musbikin, 2007:158). 8) Memperhatikan kerapatan saf ketika shalat berjamaah (Numair, 2005:124). 9) Mengenakan pakaian yang rapi ketika shalat berjamaah (Musbikin, 2007:137). 10) Membaca doa setelah shalat berjamaah (Shiddieqy, 2001:69).
9
2.
Perilaku Sosial a.
Perilaku Sosial Perilaku adalah melakukan suatu langkah atau tindakan (Poerwadaminta, 2006:1141). Sosial adalah segala sesuatu mengenai kemasyarakatan (Poerwadaminta, 2006:1141). Jadi berdasarkan definisi di atas perilaku sosial merupakan suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia (Ibrahim, 2001)
b. Indikator Perilaku Sosial Perilaku sosial ini, bisa dijadikan indikator sebagai berikut: 1) Berperan aktif dalam kegiatan masyarakat. 2) Taat peraturan di masyarakat 3) Sopan dalam berbicara. 4) Memaafkan kesalahan orang lain 5) Menjenguk teman atau kerabat yang sakit 6) Tidak melakukan perbuatan anarkis. 7) Tolong menolong sesama 8) Menahan amarah (Bimo Walgito, 2003: 128)
G. Metode Penelitian 1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional.
10
Pendekatan
kuantitatif
adalah
pendekatan
penelitian
yang
menekankan analisannya pada data-data nimeric (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1998:5). 2.
Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga. Waktu penelitian ini sekitar 3 bulan, milai bulan Juli 2014 sampe dengan bulan September 2014.
3.
Populasi dan Sample a.
Populasi Populasi adalah sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian (Bungin, 2006:99). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri ma’had putri kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014 dengan jumlah 150 santri.
b. Sample Sample adalah bagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi jika jumlah subjeknya lebih dari 100, maka subjek dapat di ambil antara 10-15 % atau lebih (Arikunto, 2006:20). Dari sini penulis mengambil sampel sebanyak 25% dari jumlah populasi, yaitu 30 santri. Dalam mengambil sampai, penulis menggunakan Random Sampling (pengambilan sampel secara acak). Teknik sampling ini dalam pengambilan sampelnya dengan “mencampur” subjek-subjek
11
di dalam populasi sehingga semua subyek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel (Arikunto, 2006:134). Adapun cara pengambilan sampel subjek disesuaikan dengan besar populasi dan banyaknya sampel yang dibutuhkan.
4.
Variabel penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010:161). Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu: a.
Variabel Independen Variabel independen adalah variabel bebes (X) yang mempengaruhi variabel lain. Dalam hal ini variabel X-nya adalah keaktifan salat berjamaah.
b. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel tergantung (Y) yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam hal ini variabel Y-nya adalah perilaku sosial santri.
12
5.
Metode Pengumpulan Data a.
Angket Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2002:67).
b. Observasi Metode observasi adalah pengamatan-pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki (Mustofa, 2007:56). Dalam hal ini, penulis menggunakan observasi langsung, yaitu pengamatan dan pencatatan yang di lakukan terhadap objak di tempat terjadinya atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki. c.
Wawancara Interview yang sering disebut dengan wawancara ataua kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2010:198). Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara dengan responden untuk melengkapi data-data yang diperoleh di Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014.
13
d. Dokumentasi Metode dokumentasi dapat dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan-catatan, buku-buku, surat kabar, notulen, aganda, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 188). Dengan metode dokumentasi, penulis gunakan untuk mendapatkan gambaran umum tentang ma’had, arsip-arsip dan datadata santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014. 6.
Instrumen Penelitian Instruman yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket. Dalam penelitian ini, angket yang penulis persiapkan ada dua, yaitu angket pertama untuk mengetahui bagaimana keaktifan salat berjamaah santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014 dan angket yang kedua
untuk mengetahui bagaimana perilaku
sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014. Siswa memilih jawaban yang telah disediakan yang dianggap paling sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi kesempatan untuk menyusun kalimat sendiri. Adapun jumlah pertanyaan dari masingmasing angket adalah 10 soal. Tabel 1.1 Kisi-Kisi Instrumen Angket Keaktifan Shalat Berjamaah Santri Ma’had Putri STAIN Salatiga tahun 2014 No
Indikator
1.
Melaksanakan shalat berjamaah setiap 1 hari
Jumlah soal
Item soal 1
14
2.
Melaksanakan
shalat
berjamaah 1
2
shalat
berjamaah 1
3
Tepat waktu dalam melaksanakan 1
4
dengan ikhlas 3.
Melaksanakan meskipun sibuk
4.
shalat berjamaah 5.
Segera datang ke masjid atau musala 1
5
atau aula ketika mendengar adzan 6.
Mengingatkan teman untuk shalat 1
6
berjamaah 7.
Melaksanakan
shalat
berjamaah 1
7
dengan membaca bacaan salat dengan baik 8.
Memperhatikan kerapatan saf ketika 1
8
shalat berjamaah 9.
Mengenakan pakaian yang rapi ketika 1
9
hsalat berjamaah 10.
Membaca
doa
setelah
shalat 1
10
berjamaah
Tabel 1.2 Kisi-Kisi Intrumen Angket Perilaku Soaial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014 No
Indikator
1.
Berperan
Jumlah Soal aktif
dalam 2
Aitem soal 1,2
kegiatan masyarakat 2.
Taat
peraturan
di 1
3
1
4
kesalahan 2
5
masyarakat 3.
Sopan dalam berbicara
4.
Memaafkan
15
orang lain 5.
Menjenguk
teman
atau 1
6,7
kerabat yang sakit 6.
Tidak melakukan perbuatan 1
8
anarkis
7.
7.
Tolong menolong sesama
1
9
8.
Menahan amarah
1
10
Analisis Data Di dalam menganalisis data yang terkumpul dari hasil penelitian kemiudian penulis menganalisis dengan analisis dengan analisis kuantititatif / analisis data statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan yaitu suatu tahap dalam mengelompokkan data yang ada dan dimasukkan dalam distribusi frekuensi dengan pengolahan sepenuhnya. Analisis pendahuluan ini menggunakan tektik analisis data dengan rumus:
P= x 100% Keterangan: P : Angka presentasi. F : Frekuensi yang sedang dicari presentasinya. N : Jumlah frekuensi atau banyaknya indifidu.
16
b. Analisis Uji Hipotesis Analisis uji hipotesis adalah untuk menguji hipotesis dengan cara mengadakan perhitungan lebih lanjut dengan analisis statistik yang manggunakan rumus product moment.
Adapun rumus product
momentadalah sebagai berikut:
Keterangan:
c.
X
= Keaktifan Salat Berjamaah
Y
= Kedisiplinan Balajar Siswa
rxy
= Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y.
∑x
= Jumlah nilai variabel x
∑y
= Jumlah nilai variabel y
X2
= Kuadrat dari variabel x
Y2
= Kuadrat dari variabel y
xy
= Produk dari variabel x dan y
N
=Jumlah individu yang diteliti
Analisis Lanjut Mengkonsultasikan nilai r product moment objektif (rₒ) dengan nilai r rapat pada tabel (rt). Dengan ketentuan sebagai berikut: 1)
Jika rxy lebih besar dari pada rₒ (rxy> rₒ) maka hasilnya signifikan.
17
2)
Jika rxy lebih kecil dari pada rₒ (rxy< rₒ) maka hasilnya tidak signifikan.
H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam penulis dan pembahasan maka perlu penulis menyusun langkah-langkah sistematis: 1.
Bagian Awal Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman lembar berlogo, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, dan halaman dartar tabel, serta daftar lainya.
2.
Bagian Inti Bagian ini menguraikan isi skripsi yang terdiri dari beberapa bab, yaitu: BAB I: Pendahuluan. Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Landasan Teori. Menjelaskan secara rinci tentang keaktifan shalat berjamaah dan perilaku sosial. BAB III : Laporan Hasil Penelitian. Berisikan tentang gambaran umum Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 dan uraian tentang karakteristik tiap-tiap variabel.Kajian ini meliputi sejarah singkat, letak geografis, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan pengasuh dan santri, keadaan sarana prasarana, daftar responden serta penyajian data hasil penelitian.
18
BAB IV : Analisis data dan pembahasan, meliputi analisis pendahuluan, analisis uji kompetensi, dan analisis lanjut. BAB V : Penutup, meliputi kesimpulan dan saran-saran. 3.
Bagian Akhir Bagian ini terdiri atas daftar pustara, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI A. Keaktifan Shalat Berjamaah 1.
Pengertian Keaktifan Shalat Berjamaah Keaktifan shalat berjamaah merupakan gabungan dari beberapa kata yang mempunyai arti kata tertentu, yaitu: keaktifan, shalat dan berjamaah. Keaktifan berarti kegiatan atau kesibukan (Poerwadarminta, 1982:362). Jadi, yang dimaksud disini adalah keaktifan seseorang dalam melaksanakan sesuatu kegiatan, khususnya dalam melaksanakan shalat berjamaah. Shalat menurut istilah bahasa berarti doa. Menurut istilah (ahli fiqih) berarti: perbuatan (gerak) yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarrat-syarat yang tertentu (Idris dan Ahmadi, 1994:33). Adapun pengertian jamaah disini yaitu berasal dari bahasa Arab jama’ah, yang berarti kumpulan atau mengumpulkan (Aunullah, 2008: 190), sedangakan shalat berjamaah adalah shalat yang dikerjakan bersama-sama dengan paling sedikitnya adalah imam dan seorang makmum (Abdurrahman & Bahri, 2006:142) Jadi, pengertian keaktifan shalat berjamaah menururt penulis adalah suatu kegiatan melakukan ibadah shalat yang dilaksanakan secara bersama-sama.
19
2.
Dasar Hukum Shalat Berjamaah Dasar hukum salat berjamaah terdapat dalam Al Quran, Allah SWT berfirman dalam Quran surat An Nisa ayat 102 :
ْخ ُذوا َّ ت لَ ُه ُم ُ ك َولْيَأ َ الصال َة فَ لْتَ ُق ْم طَائَِفةٌ ِم ْن ُه ْم َم َع َ ت فِي ِه ْم فَأَقَ ْم َ َوإِ َذا ُك ْن ِ َسلِحتَ ُهم فَِإذَا سج ُدوا فَ لْي ُكونُوا ِمن ورائِ ُكم ولْتَأ ْت طَائَِفةٌ أُ ْخ َرى لَ ْم َ ََ ْ َ ْأ َ ْ ََ ْ ِ ْخ ُذوا ِح ْذرهم وأ ِ َّ ين َك َف ُروا لَ ْو ُ ك َولْيَأ َ صلُّوا َم َع ْ َ ْ َُ َ ُصلُّوا فَ لْي َ ُي َ َسل َحتَ ُه ْم َو َّد الذ ِ ِِ ِ ِ ْ تَ ْغ ُفلُو َن َعن أ ِ اح ْ َ ََسل َحت ُك ْم َوأ َْمت َعت ُك ْم فَ يَميلُو َن َعلَْي ُك ْم َم ْي لَةً َواح َد ًة َوال ُجن َسلِ َحتَ ُك ْم َ َضى أَ ْن ت َ َعلَْي ُك ْم إِ ْن َكا َن بِ ُك ْم أَذًى ِم ْن َمطَ ٍر أ َْو ُكنْتُ ْم َم ْر ْ ضعُوا أ ِ ِ َ و ُخ ُذوا ِح ْذرُكم إِ َّن اللَّهَ أ ين َع َذابًا ُم ِهينًا ْ َ َ َع َّد ل ْل َكاف ِر َ Artinya: “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang salat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjatasenjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap-siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.” (QS. An-nisa : 102) Secara tegas, ayat ini menunjukkan kewajiban shalat berjamaah meskipun di saat perang. Pada saat persng tengah berkecamuk, kita diberi keringanan untuk shalat sendiri sesuai dengan kemampuan, baiaksambil
20
berjalan maupun menaiki kendaraan, baiak menghadap kiblat atau tidak. Maka suci Allah, sesungguhnya kewajiban shalat tidak dapat ggugur dengan alasan apapun, meskipun seorang muslim saat itu berada di ujung kematian (Numair, 2005:107). Hal ini firman Allah dalam Quran Surat Al Hijr ayat 99 :
ِ َ ك حتَّى يأْتِي ين َ َ َ َ ََّوا ْعبُ ْد َرب ُ ك الْيَق Artinya: “dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al-Hijr : 99) Dengan demikian, seorang muslim tidak boleh meninggalkan shalat berjamaah kecuali ada udzur dan halangan. 3.
Hukum Shalat Berjamaah Mengenal hukum hsalat berjamaah, terjaadi ikhtilaf diantara para ulama. Khusus mengenai shalat jumat, semua ulama sepakat bahwa berjamaah hukumnya adalah fardu lainya (Ainullah, 2008:191). Ulama Mazhab Hnafi dan Mazhab Maliki berpandangan bahwa hukum shalat berjamaah dalam shalat fardu selain jumat adalah sunnah muakad bagi laki-laki yang balig, berakal, merdkadan mampu menghadirinya tanpa kesulitan yang sangat. Adapun Mazhab Syafi’i menyatakan bahwa shalat berjamaah adalah fardu kifayah bagi laki-laki yang balig, merdeka dan bukan musafir. Dengan demikian, dalam suatu kawasan harus didirikan setidaknya satu shalat berjamaah di tempat umum seperti masjid sehingga tampak adanya
syiar (tanda aktivitas
keagamaan) Islam. Sementara itu, Mazhab Hambali berpendapat bahwa
21
berjamaah dalam shalat fardu hukunya adalah fardu ain bagi orang yang tidak memiliki udzur. Namun demikian, berjamaah bukanlah syarat sahnya salat (Aunullah, 2008 : 192). 4.
Syarat-syarat shalat Berjamaah Shalat berjamaah dapat dilakukan minimal oleh dua orang, yaitu terdiri dari imam dan makmum. Semakin banyak jumlah peserta shalat jamaah, maka akan disukai Allah (Numair, 2005:110). a.
Syarat-Syarat Imam Seseorang boleh dijadikan imam jima memiliki syarat-syarat sebagaia berikut: 1) Fasih dalam membaca ayat-ayat Al Qur’an. 2) Mengerti sunnah-sunnah Rosul. 3) Paling tidak keilmuannya. 4) Jika ada beberapa orang yang setara keilmuannya, utamakan yang lebih tua. 5) Berdiri peling depan. 6) Laki-laki (perempuan hanya boleh hanyan lebih mengimani perempuan. 7) Tidak sedang bermakmum kepada yang lain. (Iskandar dan Ubaidillah, 2011:83). Beberapa hal lian yang harus diperhatikan adalah: 1) Anak kecil boleh menjadi Imam jika lebih pandai dalam hal membaca Al Quran. Adapun jika ada orang dewasa yang lebih
22
pandai, maka anak kecil tersebut tidak boleh menjaadi imam. Hal ini dimaksudkan menghindari perbedaan pendapat ulama mengenai sahnya anak kecil menjadi imam. 2) Wanita tidak sah menjadi imam kecuali dagi wanita dirumah. 3) Orang yang tidak memenuhi kelayakanmenjadi imam terbaik dapat menjadi imam (meskipun orang terbaik itu ada dalam jamaah). Hal ini sebagaimana yang terjadi pada Abu Bakar ketika menjadi Imam sementara Rasullah SAW (manusia terbaik) menjadi makmumnya. 4) Orang yang bertayamum boleh menjadi Imam bagi makmum yang berwudu. Sebagaimana yang terjadi ketika para sahabat bermakmum kepada Amru Bin Ash yang bertayamum saat perang Dzatus-Salasil, dan Rosulullah SAW tidak mengingkari salat mereka. 5) Musafir (orang yang dalam perjalanan) boleh menjadi Imam bagi orang yang tidak musafir sebagaimana Rosulullah SAW saat safar menjadi imam bagi masyarakat Makkah. 6) Jika makmum seorang diri, maka ia berdiri di sebelah kanan Imam. Demikian juga jika seorang perempuan yang sendirian bermakmum kepada imam perempuan. Jika makmum terdiri dari dua orang, maka mereka terdiri dibelakang Imam Jika terdapat banyak makmum laki-laki dan perempuan, maka para lelaki berdiri di belakang imam, sementara para perempuan
23
berdiri di belakang jamaah laki-laki. Jika makmum terdiri dari orang laki-laki (meskipunanak kecil) dan seorang perempuan, maka makmum lelaki tersebut berdiri di sini kanana imam, sementara makmum perempuan berdiri di belakang keduanya. 7) Pembatas atau penutup (sutrah) yang digunakan oleh imam juga merupakan pembatas bagi makmum yang berdiri tepat dibelakang imam. Untuk itu, jika imam telah menyediakan lagi (yang khusus untuk mereka). 8) Jika saat shalat imam terimgat bahwadia belum wudu, atau tibataba dia berhadas, mimisan (mengeluarkan darah dari hidung) berdarah atau mengalami sesuatu yang membuatnya tidak bisa meneruskan shalat, maka imam dapat mengangkat salah satu makmum untuk menggantikan posisinya guna meneruskan shalat, semantara dia sendiri belum keluar dari shalat jamaah. 9) Seorang imam disunnahkan untuk tidak memperlambat salatnya, kecuali dalam rakaat pertama, jika orang yang terlambat ikut jamaah masih diharapkan dapat menyusul. 10) Orang yang tidak disenangi (jamaahnya) makruh untuk menjadi imam, jika hal itu disebabkan alasan syar’i (bukan karena alasan pribadi). Hal ini bagi sebagian orang dianggap telah mengganggu kekhusyukan dan ketenangan shalat. 11) Disunnahkan bahwa makmum yang dekat dengan imam adalah orang-orangyang berilmu dan mulya.
24
12) Imam
dan
makmum
disunnahkan
meratakan
saf
dan
merapatkannnya sehingga tampak lurus. (Numair, 2005:118124). Hal ini menunjukkan bahwa untuk menajdi imam (pemimpin) memerlukan syarat-syarat tertentu atau kualifikasi tertentu, namun hal ini tidak diperlukan bagi makmum (Haryanto, 2007 : 123). b. Syarat-syarat makmum Makmum terbagi menjadi dua, yaitu makmum muwaffiq dan makmum masbuq. Makmum muwaffiq yaitu orang yang cukup untuk membaca
Al-Fatikhah
bersama
imam,
sedangkan
makmum
masbuqyaitu orang yang tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk membaca Al-Fatikhah beserta imam (Abdurrohman & Bakhri, 2006:148). Berikut ini adalah beberapa syarat sah menjadi makmum dan mendapatkan pahala saat shalat berjamaah, yaitu: 1) Makmum harus berniat mengikuti imam. 2) Makmum harus mengikuti imam dalam segala gerakan. 3) Mengetahui
gerak-gerik
pekerjaan
imam,
baik
dengan
mendengar suaranya atau suara mubalighnya, maupaun melihat sendiri gerakanya atau di depannya. 4) Berada dalam satu tempat, seperti di satu rumah atau masjid. Namun sebagian ulama tidak menyaratkanya. Hal ini hanya
25
sunnah
karenayang penting dia
mengatahui
gerak-gerik
perpindahan imam. 5) Tidak ada pembatas atau penghalang antara imam dan makmum. 6) Makmum tidak boleh mendahului imam. 7) Tempat berdiri makmum harus dibelakang imam, ukuran jarak bagi orang yang shalat berdiri adalah tumitnya, sedangkan untuk yang duduk adalah pinggulnya. 8) Tata cara pelaksanaan shalat makmum dan imam sama. 9) Laki-laki tidak boleh bermakmum kepada perempuan. 10) Makmum
qori
(fasih
bacaan
Fatihahnya)
tidak
boleh
bermakmum kepada imam yang ummi (yang tidak bagus bacaan Fatikhahnya) (Iskandar dan Ubaidillah, 2005:126-127). Orang yang datang kemasjid sementara shalat masih berlangsung,
maka
ia
wajib
segera
ikut
bersama
imam
bagaimanapun posisi imam saat itu, baik sedang rusak, sujud, duduk ataupun berdiri. Seorang makmummendapat satu rekaat jika mendapatkan rukuk bersama imam sebelumimammengangkat kepalanya. Ketika imam salam, maka makmum harus menyempurnakan rakaat yang imam salam, maka makmum harus menyempurnakan rakaat yang tertinggal (Numair, 2005:126-127).
26
5.
Shalat yang Disunnahkan Berjamaah Ada 6 salat yang disunnahkan berjamaah, yaitu sebagai berikut:
6.
a.
Shalat maktubah (shalat fardu 5 waktu)
b.
Shalat dua hari raya (Idul fitri dan Idul Adha)
c.
Shalat kusuf (gerhana matahari dan bulan)
d.
Salat istisqa (minta hujan)
e.
Shalat tarawih dan witir pada bulan Ramadan.
f.
Shalat jenazah (Abdurrohman & Bakri, 2006:148-149).
Anjuran Dalam Shalat Berjamaah Berikut ini adalah beberapa anjuran dalam melaksanakan shalat berjamaah: a.
Mandi Mandi adalah salah satu hal yang dianjurkan sebelum melaksanakan shalat berjamaah. Hal ini bertujuan agar salat yang dikerjakan bisa khusuk dan tidak mengganggu jamah yang lainnya akibat bau keringat dari tubuh kita. Selain itu, mandi juga membuat tubuh menjadi bersih dari berbagai kotoran dan najis (Musbikin, 2007:100).
b.
Menggosok gigi Menggosok gigi atau membersihkan mulut adalah anjuran bagi siapa saja yang hendak melaksanakan shalat berjamaah, sebab bila mulut tidak dibersihkan dan berbau menyengat, maka dapat
27
mengganggu konsentrasi shalat, baik dirinya sendiri maupun jamaah yang lainnya (Musbikin, 2007:115) c.
Memakai pakaian yang sebaik-baiknya Allah SAW memerintahkan kepada setiap orang yang ingin melaksanakan shalat agar memakai pakaian yang sebaik-baiknya. Tujuan utama orang yang akan melaksanakan shalat adalah untuk menghadap Allah SAW. Oleh sebab itu, tidaklah pantas bila seseorang menghadap Allah SAW dengan menggunakan pakaian yang tidak baik atau tidak bersih (Musbikin, 2007:137). Allah berfirman dalam Quran Surat Al-A’raf ayat 26 :
ِ ً يا بنِي آدم قَ ْد أَنْ زلْنا علَي ُكم لِباسا ي وا ِري سوآتِ ُكم وِري اس ََ َ َ َ ْ َْ َُ ً َ ْ ْ َ َ َ ُ َشا َولب ِ ِ ك ِمن آي ات اللَّ ِه لَ َعلَّ ُه ْم يَ َّذ َّك ُرو َن َ ِالتَّ ْق َوى ذَل َ ْ َ ك َخ ْي ٌر ذَل Artinya: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS. Al-A’raf : 26) d. Memakai harum-haruman Memakai
harum-haruman
dalam
shalat
berjamaah
diharapkan bisa mempengaruhi jiwa, sehingga menghantarkan seseorang untuk menggapai kekhusyukan. Sebab dengan bau harum, akan bisa menghilangkan bau keringat yang tak jarang bisa menggunakan jamaah lain (Musbikin, 2007:139).
28
e. Menjaga Kesopanan Shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan lebih dari satu orang. Karena itu agar shalat yang dilakukan bissa mengantarkan pada kesempurnaan dan kekhusyukan, maka antara jamaah yang satu dengan yang lain harus terjalin hubungan yang baik, salah satu caranya adalah dengan menjaga kesopanan (Musbikin, 2007:153). f. Melaksanakan shalat berjamaah di awal waktu Mengerjakan shalat di awal waktu merupakan amal kebaikan yang paling utama, mendirikan bukti keimanan kepada Allah. Sementara itu, mengabaikan shalat akan mengundang kemurkaan Allah (Salim, 2007:97). Maka setelah kita mendengar azan, kita harus menuju ke masjid atau musala untuk segera melaksanakan shalat berjamaah. g.
Melaksanakan shalat berjamaah di masjid Salah satu keutamaan shalat berjamaah adalah dengan melaksanakannya di masjid. Sebab, shalat berjamaah merupakan ibadah yang didalamnya terkandung unsur kebersamaan yang sangat kuat. Didalamnya terkandung suatu peluang yang besar untuk saling berkenalan dan bersatu diantara muslimin (Musbikin, 2007:12).
h.
Berdoa setelah shalat berjamaah Hal yang kita
lakukan setelah shalat berjamaah adalah
berdoa. Duduklah meskipun sejenak untuk berzikir dan berdoa
29
sebagai
tandagembira
dan
bersenang hati
atas
kesempatan
bermunajat kepada Allah SAW (Shiddieqy, 2001:69).
7.
Hikmah Shalat Berjamaah Shalat berjamaah terdapatbanyak hikmah atau manfaat bagi umat Islam, baik untuk maslahat, agama, dunia dan akhirat mereka. Berikut ini beberapa hikmah dan manfaat yang bisa diambil umat Islam dari shalat berjamaah: a.
Mematuhi Perintah Allah Allah SWT berfirman dalam Quran Surat Al Baqarah ayat 43:
ِ ِ ِ َّ الزَكا َة وارَكعوا مع ين َّ يموا َ َ ُ ْ َ َّ الصال َة َوآتُوا َ الراكع ُ َوأَق Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.”(QS. Al-Baqarah : 43 )
b.
Membersihkan Hati Allah SWT berfirman dalam Quran Surat Al Ankaabut ayat 45:
ِ ِ ك ِمن ال ِ َْكت الصال َة تَ ْن َهى َع ِن َّ الصاةَ إِ َّن َّ اب َوأَقِ ِم َ َ اتْ ُل َما أُوح َي إِلَْي ِ َ الْ َفح صنَ عُو َن ْ َشاء َوال ُْم ْن َك ِر َولَ ِذ ْك ُر اللَّ ِه أَ ْكبَ ُر َواللَّهُ يَ ْعلَ ُم َما ت ْ Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut :45 )
30
c.
Menghapus Dosa Allah SWT berfirman dalan Quran Surat Huud ayat 114 :
ِ ََّها ِر وُزلًَفا ِمن اللَّْي ِل إِ َّن الْحسن ات يُ ْذ ِه ْب َن َّ َوأَقِ ِم َ َ َ الصال َة طََرفَ ِي الن ََ ِ ِ َّ ِ َّ ِك ِذ ْكرى ل ين َ لذاك ِر َ َ السيِّئَات ذَل Artinya: “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Huud : 114) d.
Menyehatkan Hubungan Rumah Tangga Bagi mereka yang terpaksa tidak bisa menjalankan shalat berjamaah di masjid atau di mushala, mereka bisa melaksanakan shalat berjamaah di rumah bersama-sama dengan istri ataupun putraputri mereka. Dengan menjalankan salat berjamaah bersama-sama keluarga, tentunya akan semakin menambah erat hubungan rumah tangga (Musbikin, 2007:19).
e.
Melatih Kepedulian Sosial Diantara rahasia shalat berjamaah adalah melatih diri untuk selaku peka terhadap segala persoalan riil yang ada di lingkungan kita. Sebab dengan rajin menjalankan berjamaah di masjid atau di musala, maka kita akan bisa mengenal dan mendapatkan informasi atau bahkan mengetahui keadaan orang-orang yang ada di lingungan kita (Musbikin, 2007:32).
31
Sebagai seorang muslim, kita diwajibkan untuk
bisa
bersosialissasi dengan baik, dengan mengajak umat muslim lainya menuju kedalam kebaikan, contohnya kita mengajak tetangga atau teman untuk melaksanakan salat berjamaah berssama-sama. Allah SAW berfirman dalam Quran Surat Al Maidah ayat 2:
ِ وتَ عاونُوا َعلَى الْبِ ِّر والتَّ ْقوى وال تَ عاونُوا َعلَى اإلثْ ِم والْع ْدو َان َواتَّ ُقوا اللَّه َ ُ َ ََ َ َ َ ََ َ ِ إِ َّن اللَّهَ َش ِدي ُد ال ِْع َق اب Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah : 2) f.
Melatih disiplin dan berfikir positif Diantara manfaat shalat berjamaah adalah untuk belajar berdisiplin dan mengendalikan jiwa. Caranya adalah dengan selalu mengikuti imam dalam sumua takbir atau gerakanya dalam shalat, dan tidak mendahuluinya, memperlambat diri darinya, bersamaan dengannya atau berlomba-lomba dengannya (Musbikin, 2007:51). Selain melatih siakp disiplin, shalat berjamaah juga bisa menumbuhkan khasiat dalam dalam berpikiran positif. Sebab orang yang sering berjamaah akan merasa bahwa dia hidup di dunia ini tidak semndirian. Tapi masih ada orang lain yang bisa diajak untuk berbagi pengalaman dan diajak bertukar pikiran untuk mengatasi setiap permasalahan yang datang (Musbikin, 2007:53).
32
Allah SAW berfirman dalam Quran Surat An Nisa ayat 103:
ودا َو َعلَى ُجنُوبِ ُك ْم فَِإ َذا َّ ض ْيتُ ُم َ َفَِإ َذا ق ً ُالصال َة فَاذْ ُك ُروا اللَّهَ قِيَ ًاما َوقُع ِ ِِ ين كِتَابًا َم ْوقُوتًا َّ الصالةَ إِ َّن َّ يموا ْ َالصالةَ َكان َ ت َعلَى ال ُْم ْؤمن ُ اط َْمأْنَ ْنتُ ْم فَأَق Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”(QS. An-Nisa : 103) g.
Berpahala 27 derajat
ٍ ِت َعلَى مال َّ ك َع ْن نَافِ ٍع َع ْن عُ َم َر أ َن َر ُس ْو َل اهلل َ ََح َّدثَنَا يَ ْحيَى بْ ُن يَ ْحيَى ق ُ ْال قَ َرأ َ ِ ) (رواه مسلم. ًس ْب ٍع َو ِع ْش ِريْ ِن َد َر َجة َ َصلى اهلل عليه و سلم ق َ ال َ ص َالةُ الْ َف ِّذ ب Artinya: “Telah menceritakan kepada kami yahya bin yahya, katanya; aku menyetorkanhapalan kepada Malik dari Nafi’dari ibnu Umar, bahwa Rasulluah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘shalat jama’ah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada salat sendirian “ (muslim, T.T :122) h.
Menyehatkan fisik dan psikis Berikut ini adalah beberapa hal yang membuat shalat berjamaah bisa bermanfaat bagi kesehatan tubuh, baik dari segi fisik maupun psikis: 1) Terdapat Sifat Keikhlasa atau Kepasrahan Menjalankan shalat harus dilandasi dengan niat yang iklas ini,
insya
Allah
shalat
lebih
mudah
untuk
mencapai
kesempurnaannya. Ikhlas yang dimaksud disini adalah beramal
33
tanpa
maksud
lain
kecuali
taqarrub
kepada
Allah
(Musbikin,2007:53). Dari sudut pandang kesehatan, keiklasan atau kepasrahan ternyata mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat bagi kesembuhan sebuah penyakit. Orang yang pasrah adalah orang yan memosisikan dirinya pada kondisi kosong. Hal ini mereka yang pasrah adalah orang yang hanya bersandarkan kepada Allah SAW semata. Dia tidak menduakan dengan yang lainnya. Shalat yang ia lakukan hanyalah tertuju kepada Allah SAW sehingga dengan demikian, antara dia dengan Allah tidak ada lagi pemisahnya. Karena begitu dekat, maka doannya mudah dikabulkan (Musbikin, 2007:286). 2) Mendapatkan rasa kebersamaan Dalam kehidupan sehari-heri, kita dianjurkan untuk menjalankan shalat berjamaah. Shalat yang dilakukan secara berjamaah, disamping mempunyai pahala yang lebih banyak dari pada shalat sendiri,juga mempunyai nilai sosial atau kebersamaan. Didalamnya terkandung nilai-nilai kebersamaan yang sangat kuat dan mengajarkan kepada kita agar dalam hidup ini jangan sekali-kali membuat orang merasa tersisihkan (Musbikin, 2007:59).
34
3) Mendapatkan Rasa Diperhatikan Seseorang yang merada tidak diperhatikan atau diacuhkan oleh keluarganya, masyarakat atau lingkungan dimana ia berada sering mengalami gangguan atau guncangan jiwa. Bahkan tidak sedikit mereka yang stres, depresi dan berkhir dengan bunuh diri. Kondisi seperti itu tentunya membawa akibat buruk bagi kesehatan fisik orang yang mengalaminya. Karena itu, menjalankan shalat berjamaah samgat penting sekali untuk menghindari adanya perasaaan tidak diperhatikan oleh keluarga, manyarakat oleh keluarga, masyarat ataupun lingkungan di sekitar (Musbikin, 2007:43). 4) Nilai Terapi Dari Suara Imam Yang Keras Salah satu diantara manfaat bagi kesehatan yang bisa diperoleh ketika menjalankan shalat berjamaah adalah nilai terapi yang bersal dari suara bacaan imam yang dikeraskan (jahr). Hal ini membawa pengaruh positif bagi fisik maupun psikis. Bagi sang imam yang membacannya akan menyebabkan semua pikiran negatif dan ketakutan yang dirasakan bisa terlepas sehingga tekanan darahdan kadar stres berkurang. Begitu pula saat melafalkan surat Al Fatihah dan ayat-ayat Al Quran tersebt bisa menciptakan keseimbangan seluruh area tubuh (Musbikin, 2007:158).
35
Secara
psikis,
mendengarkan
bacaan
imam
yang
melafalkan surat Al Fatihah dan surat-surat Al Quran yang lain dalam shalat berjamaah akan membuat salat tidak terasa jenuh. Meskipun mungkin sang imam membacanya dengan cukup panjang, shalat yang dikerjakan tidak terasa jenuh. Meskipun mungkin sang imam membacanya dengan cukup panjang, shalat yang dikerjakan tidak membuat lelah dan sebaliknya malah terasa mengasikkan (Musbikin, 2007:162). 5) Nilai Terapi Shalat Berjamaah Di Masjid Masjid merupakan salah satu tempat yanag cocok untuk kegiatan-kegiatan semacam pengobatan atau penyembuhan penyakit, karena mengandung energi positif. Energi-energi positif itu berasal dari orang-orang yang sering menggunakan masjid sebagai tempat derdoa ataupun shalat. Energi seperti itulah yang akan terus membekas disekeliling ruangan (dalam) masjid (Musbikin, 2007:2000). Dari penjelasan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa shalat berjamaah ternyata mengandung hikmah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup umat islam.
36
B. Perilaku Sosial 1.
Pengertian Perilaku Sosial Perilaku adalah melakukan suatu langkah atau tindakan, sedangkan sosial adalah segala sesuatu mengenai kemasyarakatan (Poerwadaminta, 2006:1141). Perilaku sosial adalah cara berbuat atau menjalankan sesuatu sesuai dengan sifat yang layak bagi manusia (Poerwadarminta, 1976:553). Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia Ibrahim (2001). Sebagai bukti bahwa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain. Ada ikatan saling ketergantungan diantara satu orang dengan yang lain. Artinya bahwa
kelangsungan
hidup manusia berlangsung dalam suasana saling mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak mengganggu hak orang lain serta toleran dalam hidup bermasyarakat. Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antara orang yang di nyartakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan,
37
atau rasa hormat terhadap orang lain. Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara yang berbeda-beda. Misalnya dalam melakukan kerjasama, ada orang yang melakukannya dengan tekun, sabar dan selalu mementinglan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadinya. Sementara di pihak lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya ingin mencari untung sendiri. dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku sosial adalah tingkah laku pada manusia tidak timbul dengan sendirinya namun akibat dari adanya rangsangan atau pengaruh yang datangnya dari luar, sehingga apabila pengaruh yang mengenainya itu pengaruh baik, maka baik pula apa yang dikerjakan dan sebaliknya apabila pengaruh buruk yang dia dapatkan maka buruk pula yang dikerjakan. Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pembinaan perilaku sosial adalah suatu usaha atau proses yang dilakukan dalam rangka membangun, membina, dan menyempurnakan serta menanamkan nilai-nilai sosial. Bentuk dan perilaku sosial seseorang dapat ditunjukkan oleh sikap sosialnya. Sikap menurut Akyas Azhari (2004: 161) adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Sedangkan sikap sosial dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap objek sosial yang menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yamg dinyatakan terhadap salah satu objek sosial (W.A. Gerungan, 1978: 151-152).
38
Berbagai bentuk
perilaku sosial seseoarang pada dasarnya
merupakan karakter atau ciri kepribadian yang dapat teramati ketika seseoarang berinteraksi dengan orang lain. Seperti dalam kehidupan berkelompok akan terlihat jelas diantara anggota kelompok yang lainnya. 2.
Contoh Perilaku Sosial Menurut Walgito gimo (2003 : 128) contoh perilaku sosial adalah sebagai berikut : a.
Berperan aktif dalam kegiatan masyarakat. Harus mengabdikan potensi yang kita miliki terhadap masyarakat, seperti : fikiran, tenaga dan materi yang ada pada diri kita.
b.
Taat peraturan di masyarakat, bangsa dan negara. Kita wajib menaati peraturan yang telah ditetapkan demi menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat.
c.
Sopan dalam berbicara. Kehormatan seseorang adalah mereka yang mampu menjaga perkataan dalam setiap ucapan.
d.
Memaafkan kesalahan orang lain. Kebesaran hati seseorang bercermin pada sikap dan perilaku seseorang dalam memaafkan kesalahan orang lain.
e.
Menjenguk teman atau kerabat yang sakit. Kebahagiaan orang sakit hanyalah do’a dari orang lain, dan obatnya adalah ketika dijenguk orang lain.
39
f.
Tidak melakukan perbuatan anarkis. Bagian terbaik dari seseorang adalah kebaikan, “ janganlah baik dkamu melakukan hal-hal yang tidak baik dalam masyarakat “.
g.
Tolong-menolong sesama. Kehidupan seseorang tidak harus menjadi yang terbaik, namun berusaha sebaik-baiknya bagi orang lain.
h.
Menahan amarah. Kemarahan tidak menyelesaikan masalah, tetapi akan menimbulkan masalah yang baru, jika hati dibekali dengan amarah maka hati kita akan dipenuhi rasa dendam terhadap orang lain, lain halnya kesabaran akan meredam hawa nafsu kita terhadap tindakan, karena kunci segala sesuatu adalah kesabaran.
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku sosial, antara lain: a.
Faktor internal (faktor dari dalam) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat berupa insting, motif dari dalam dirinnya, sikap, serta nafsu. Faktor intrenal ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis bisa berupa faktor genetik atau bawaan dan motif biologis seperti kebutuhan makan dan minum, kebutuhan seksual serta kebutuhan melindungi diri dari bahaya.
40
Untuk faktor sosiopsikologi berupa kemampuan afektif yang berhubungan dengan emosional manusia, kemampuan afektif yang berhubungan dengan emosional manusia, kemampuan kognitif yang merupakan
aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang
diketahui manusia serta kemampuan kognitif yang merupakan aspek volosional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. Begitu banyak faktor yang mempengaruhi perilaku manusia. Ketika faktor dalam diri baik maka akan menimbulkan perilaku yang baik pula. Sebaliknya ketika faktor dalam diri buruk maka akan menimbulkan perilaku yang buruk pula. Faktor internal yang bermacam-macam
yang
berada
dalam
diri
seseorang
akan
menimbulkan bentuk perilaku sosial yang bermacam-macam. b.
Faktor Eksternal (faktor dari luar) Faktor eksternal adalah faktor yang bersal dari luar diri seseorang atau individu. Faktor yang timbul dari keluarga, sekolah dan masyarakat akan mempengaruhi perilaku sosial seorang individu. Faktor eksternal ini dapat berupa pengaruh lingkungan sekitar dimana individu tersebut hidup dan ditambah dengan adanya reinforcement (hukum dan hadiah) yang ada dalam komunitas tersebut. Pengaruh lingkungan terhadap perilaku individu dapat berupa kondisi masyarakat, perubahan iklim dan cuaca serta faktor ekonomi individu.
41
Kondisi masyarakat yang baik dan stabil akan berdampak baik pada perilaku seseorang, begitu juga jika kondisi masyarakat yang tidak kondusif akan menimbulkan perilaku yang buruk sebagai bentuk perwujudan dari perasaan dan emosional. Perubahan iklim dan cuaca juga mempengaruhi perilaku seseorang. Di sini perilaku timbul sebagai wujud penyesuaian diri terhadap cuaca yang sedang berlangsung. Selanjutnya adalah faktor ekonomi dari individu. Faktor ini merupakan faktor penting dalam perilaku seseorang. Keadaan ekonomi yang kurang dan sulit akan menjadikan orang lain. Seseorang melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhannya mesti dengan melakukan pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku. Tidak ada lagi rasa malu dan sungkan melakukan kegiatan yang melanggar aturan. Semua dilakukan demi melakukan kebutuhan yang terus mendesak. Faktor eksternal yang selanjutnya yaitu adanya hadiah dan hukuman. Hukuman ataupun hadiah alan menjadi pendorong yang sangat kuat dalm perilaku manusia. Seseorang akan selalu berperilaku baik dengan harapan akan mendapatkan hadiah. Adanya hukuman juga akan menjadi kendali serta kontrol terhadap perilaku sosial manusia. Dengan adanya hukuman dan hadiah maka seseorang akan selalu berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku. Faktor-
42
faktor tersebut akan mempengaruhi bentuk perilaku manusia dalm kehidupannya. Begitu
banyak
dan
begitu
kompleks
faktor
yang
mempenguruhi perilaku sosial manusai. Baik faktor lingkungan atau dengan
adanya
reinforcement
(hadiah
dan
hukuman)
mempengaruhib pengaruh yang sangat cukup seknifikan terhadap perilaku sosial. Perilaku yang timbul dan juga bermacam-macam sesuai dengan faktor mana yang menyebabkan dan mempengaruhi Perilaku baik danperilaku buruk dapat timbul karena faktor-faktor tersebut. Untuk perilaku baik tentu tidak menimbulkan masalah. Namun, untuk perilaku buruk tentu akan mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar. Perilaku sosial terdiri dari dua macam yaitu perilaku sosial yang negatif dan perilaku sosial yang positif. perilaku sosial yang negatif terdiri dari perilaku yang menuimpang yang tidak sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku baik norma masyarakat, adat istiadat dan agama. Perilaku sosial yang positif terdiri dari perilaku sosial dalam lingkungan keluarga dan perilaku sosial dalam lingkungan masyarakat. 4.
Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat kategori utama yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu :
43
a.
Perilaku dan karakteristik orang lain Jika seseorang lebih sering bergaul dengan orang-orang yang memiliki karakter santun, ada kemungkinan besar ia akan berperilaku seperti kebanyakan orang-orang berkarakter santun dalam lingkungan pergaulannya. Sebaliknya, jika ia bergaul dengan orang-orang berkarakter sombong, maka ia akan terpengaruh oleh perilaku seperti itu. Pada aspek ini guru memegang peranan penting sebagai sosok yang akan dapat mempengaruhi pembentukan perilaku sosial siswa karena ia akan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam mengarahkan siswa untuk melakukan sesuatu perbuatan.
b.
Proses kognitif Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan yang menjadi dasar kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Misalnya seorang calon pelatih yang terus berpikir agar kelak dikemudian hari menjadi pelatih yang baik, menjadi idola bagi atletnya dan orang lain akan terus berupaya dan berproses mengembangkan dan memperbaiki dirinya dalam perilaku sosialnya. Contoh lain misalnya seorang siswa karena selalu memperoleh tantangan dan pengalaman sukses dalam pembelajaran penjas maka ia memiliki sikap positif terhadap aktivitas jasmani yang ditunjukkan oleh perilaku sosialnya yang akan mendukung teman-temannya untuk beraktivitas jasmani dengan benar.
44
c.
Faktor lingkungan Lingkungan alam terkadang dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang. Misalnya orang yang berasal dari daerah pantai atau pegunungan yang terbiasa berkata dengan keras, maka perilaku sosialnya seolah keras pula, ketika berada di lingkungan masyarakat yang terbiasa lembut dan halus dalam bertutur kata.
d.
Latar Budaya sebagai tempat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi. Misalnya, seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu mungkin akan terasa berperilaku sosial aneh ketika berada dalam lingkungan masyarakat yang beretnis budaya lain atau berbeda. Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani yang terpenting adalah untuk saling menghargai perbedaan yang dimiliki oleh setiap anak.
5.
Hubungan Keaktifan Salat Berjamaah Dengan Perilaku Sosial Hubungan keaktifan salat berjamaah dengan perilaku sosial santri ma’had sangat erat sekali terutama dalam masalah waktu. Waktu merupakan rangkaian saat momen, kejadian, batas awal dan akhir peristiwa. Waktu itu adalah salah satu dari titik sentral kehidupan, seseorang yang menyia-nyaiakan waktu pada hakekatnya dia sedang mengurangi makna kehidupanya. Nilai-nilai yang terkandung didalam waktu akan menjadi alat pemicu dirinya untuk menampilkan wajah seseoarang yang berdisiplin dengan waktu (Tasmara, 2001:156).
45
Salat berperan sangat penting dalam menumbuhkan disiplin dan sikap mental yang kuat bagi yang selalu mengerjakannya dengan baik. Hal ini sebagaimana yang diterangkan pada firman Allah dalm Quran Surat Al Baqoroh ayat 45.
ِ ِ ْ الصالةِ وإِنَّها لَ َكبِريةٌ إِالعلَى ي َّ ِاستَعِينُوا ب َ َ َ اْلَاشع ْ َو َ َ َّ الص ِْْب َو Artinya: “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”.
Salah satu manfaat shalat berjamaah adalah untuk belajar membentuk perilaku sosial dengan mengendalikan jiwa. Caranya adalah dengan selalu mengikuti imam dalam semua takbir atau gerakanya dalam shalat, dan tidak mendahuluinnya, memperlambat diri darinnya, bersamaan dengannya atau berlomba-lomba dengannya (Musbikin, 2007:51). Hal ini sangat penting karena berguna untuk membantu menumbuhkan perilaku sosial santri. Dengan rajin melaksanakan shalat berjamaah, seorang santri dapat memiliki kedisiplinan dalam hal berperilaku baik. Hal ini sebagaimana yang diterangkan pada firman Allah dalam Quran Surat Al Angkabut ayat 45. Anak yang aktif melakukan shalat berjamaah mempunyai perilaku yang baik dan memdapatkan kenalan teman yang banyak, hal ini terbukti dengan sebuah penelitian yang dilakukan di Unifersiti of Michigan, Amarika Serikat, yang menemukan anak-anak dengan teman bermain
46
lebih dari empat orang mempunyai aklak lebih baik di sekolah dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mempunyai teman. Sebab, anak yang mempunyai banyak teman tidak mengalami kesulitan bergaul dengan orang lain dan berarti tidak mempunyai kesulitan mengikuti peraturan. (Musbikin, 2007/;51-52). Dengan demikian maka setiap ssantri yang aktif melaksanakan shalat berjamaah akan berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Hal ini berarti semakin aktif santri dalam melaksanakan shalat berjamaah, akan semakin baik pula perilaku sosialnya.
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga 1. Profil Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga berlokasi di Kampung Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Propinsi jawa Tengah. Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga terdiri dari ma’had putra dan putri, terletak di dua lokasi yang berdekatan di areal tanah seluas + 2100 m2. Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga didirikan pada tanggal 1 September 2005, baru kemudian pada tahun 2009 ma’had putri didirikan di bawah naungan Yayasan Kerjasama Alumni, Orangtua Mahasiswa (YAKAOMI) STAIN Salatiga yang dipimpin oleh bapak H. Jumadi, BA. Pendirian ma’had ini dilatari oleh beberapa ide dasar sebagai berikut: a.
Untuk menggabungkan dimensi positif perguruan tinggi dan pesantren, dimana keduanya harus dicapai bersama-sama untuk mewujudkan generasi yang mempunyai penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memilki keperibadian dan moralitas yang baik.
b.
Pada tataran keilmuan menjadi sangat penting untuk dapat meletakkan nilai tauhid ke dalam wilayah keilmuan yang dikaji mahasiswa
48
sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi akan memperoleh signifikasi metafisik dan spiritual dari ajaran agama sebaliknya ajaran agama akan menadapatkan signifikasi dan justifikasi secara objektif dalam alur disiplin ilmiah. c.
Dalam wilayah sosial kemasyarakatan saat ini Nampak semakin nyata terlihat adanya fenomena elitis kelompok terpelajar yang pintar ketika di sekolah tetapi mereka terisolasi oleh ilmu mereka sendiri di tengahtengah masyarakatnya sehingga mereka menjadi kehilangan kepekaan terhadap lingkungan sosialnya.
d.
Tidak dapat disangkal bahwa produk pendidikan saat ini ditambah dengan budaya pragmatis yang berkembang di masyarakat Indonesia, menjadikan manusia (mahasiswa) bergerak diruang yang sangat sempit. Ruangan superficial akan tetapi telah menajdi arus utama dari budaya yang berkembang yakni trend, popularitas dan material. Dari ruang-ruang inilah tolak ukur keberhasilan dan kegagalan dibuat. Melihat fenomena tersebut Ma’had Mahasiswa Kembangarum
STAIN
Salatiga
menyelenggarakan
pendidikan
yang
berusaha
mengoptimalkan potensi fitrah manusia secara holistik sehingga akan terwujud generasi dengan karekter yang utuh, sehat secara jasmani, cerdas dalam berfikir, terampil dalam bekerja dan selalu dilandasi oleh nilai-nilai ajaran Islam. Dengan kata lain akan diikhtiarkan terwujudnya santri mahasiswa yang akan mampu berperan secara optimal di masyarakat
49
sesuai dengan keahlian dan bidang ilmunya masing-masing yang saleh secara sosial dan saleh secara ritual. 2. Visi dan Misi a. Visi Terwujudnya
Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga
sebagai pusat pemantapan akidah dan akhlak serta pngembangan ilmu dan tradisi keislaman demi lahirnya sarjana muslim yang memiliki keunggulan dibidang ilmu keislaman, kemampuan berbahasa asing, kepribadian utuh, dan berakhlakul karimah. b. Misi 1) Mendidik mahasiswa-santri memiliki kemampuan membaca dan memahami al-qur’an dengan baik dan benar, kemantapan akidah, kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, keluasan ilmu keagamaan. 2) Memperkuat proses internalisasi nilai-nilai keislaman, kepribadian dan keadaban melalui pendidikan terintegrasi antara pendidikan akademik perguruan tinggi dan pendidikan pesantren. 3) Melatih ketrampilan berbahasa asing (Arab, Inggris dan lainya) bagi mahasiswa-santri melalui penciptaan lingkungan dan bi’ah lughowiyah yang kondusif.
50
3. Santri Input santri Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga adalah mahasiswa S1 yang terdaftar di STAIN Salatiga dengan ketentuan, maksimal semester III untuk mahasiswa regular dan semester VIII untuk mahasiswa program KKI dan Bidik Misi. 4. Sistem Pendidikan Sistem pendidikannya Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga berusaha mengembangkan potensi fitrah manusia baik dimensi fikriyah, ruhaniyah, maupun jasmaniyah melalui berbagai bidang pendidikan yakni: pengajaran, kepengasuhan dan kesantrian, yang ketiganya
dilakukan
secara
bersama-sama
dengan
tetap
mempertimbangkan kebutuhan, ketersediaan waktu dan pikiran dari setiap santri yang juga belajar di perguruan tinggi masing-masing. 5. Pengajaran Pengajaran adalah
proses pembelajran yang dilakukan melalui
kegiatan belajar mengajar dikelas oleh santri dan ustad dalam serangkaian mata dirosah. Selain itu juga ditunjang dengan kegiatan-kegiatan keilmuan (seminar, diskusi kelompok) yang diselenggarakan oleh organisasi santri dalam kelompok-kelompok kajian yang ada. Melalui proses ini diharapkan terbangubn wawasan yang luas, cara berfikir yang logis dan pemahaman yang utuh terhadap hasanah keilmuan islam termasuk bidang studi yang ditekuni di perguruan tinggi masingmasing.
51
6. Kepengasuhan Adalah bidang pendidikan Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga yang memberikan tekanan pada pembentukan mental dan rasa santri mahasiswa melalui kegiatan ubudiyah: shalat jamaah, dzikir, istighotsah, puasa. Juga melalui pendampingan-pendampingan sehingga dalam diri santri tumbuh nilai kemanusiaan yang dilandasi nilai keislaman. 7. Kesantrian Kepengasuhan adalah bidang pendidikan di Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga yang lebih banyak menekankan pada sisi kreatifitas, inisiatif, kepekaan, keberanian dan kecakapan santri dalam bidang-bidang yang diminati. Karenanya dalam proses ini seluruh kegiatan direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi sendriri oleh santri dengan berbagai kegiatan seni, olah raga, pengabdian masyarakat, kewirausahaan, lingkungan berbahasa, diskusi-diskusi kegitan kerumah tanggaan. Dalam hal ini ustadz /Pembina bersifat sebagai pendamping dan pengarah.
8. Fungsi dan Tujuan a. Fungsi Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga berfungsi sebagai wahana pembinaan mahasiswa dalam pengembangan ilmu keagamaan dan kebahasaan serta peningkatan dan pelestarian tradisi
52
spiritual keagamaan untuk mendukung pencapaian visi, misi dan tujuan STAIN Salatiga. b. Tujuan Tujuan Ma’had adalah menghasilkan lulusan yang: 1)
Berakidah kuat dan berakhlak mulia.
2) Memiliki kemampuan berbahasa arab dan inggris baik lisan maupun tulisan. 3) Menguasai ilmu-ilmu kesilmana sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan islam secara luas. 4)
Mampu membaca kitab klasik dan kontemporer.
5)
Menghafal beberapa juz atau seluruh juz alqur’an.
6) Memiliki kemampuan akademik kompetitif sehingga mampu mengaplikasikan pengetahuan dan kterampilan yang dimilikinya dalam kehidupan sebagai individu dan warga masyarakat. 9. Fasilitas Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga a. Asrama Asrama
adalah
merupakan
gedung
pemondokan
bagi
mahasiswa-santri aktif Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga dengan dua fungsi utama: yaitu pembelajaran 24 jam dan wadah pembinaan mahasiswa melalui pola kepengasuhan dan pembinaan baik dari pengurus maupun pengasuh. Penghuni asrama adalah dosen pengasuh dan mahasiswa aktif STAIN Salatiga.
53
b. Aula Aula berfungsi sebagai sarana ibadah dan pembinaan santri ma’had dalam menunjang aktifitas keagamaan serta penyelenggaraan bimbingan
belajar
(bimbel)
Ma’had
sebagai
evaluasi
proses
pembelajaran secara umum dikampus. Aula ini difungsikan sebagai pengganti masjid pada umumnya. c. Rumah Pengasuh Rumah pengasuh merupakan sarana tempat tinggal bagi dewan pengasuh (kyai), yang berfungsi juga sebagai sarana pembelajaran informal dan mengaji bagi mahasiswa-santri Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga. Sebagai tempat tinggal, desain rumah pengasuh harus memiliki kelayakan huni, nilai privasi, dan berada pada lokasi yang dekat atau terintegrasi dengan asrama mahasiswa. Rumah pengasuh Ma’had Putri STAIN Salatiga berdampingan langsung
dengan
asrama
santri
putri
sehingga
memudahkan
pengawasan aktifitas keseharian santri. d. Sarana Penunjang Sebagai penunjang terhadap kegiatan pendidikan di Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga, keberadaan sarana penunjang dimaksudkan untuk memberikan nilai tambah bagi dan menunjang pencapaian tujuan pendidikan di STAIN Salatiga.
54
Sarana penunjang sebaiknya terintegrasi dengan gedung ma’had, atau berada pada lokasi kampus agar dapat dimanfaatkan secara maksimal, secara umum sarana penunjang terdiri dari 2 kategori, yaitu: 1) Sarana penunjang akademik, misalnya perpustakaan, ruang halaqoh atau aula, ruang konsultasi, ruang komputer. 2) Sarana penunjang lainya, misalnya kantin, sarana olahraga, gedung pertemuan, dan lahan parker. Dibawah ini adalah daftar fasilitas Ma’had Mahasiswa Kembangarum STAIN Salatiga: Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana Ma’had Putri Kembangarum Tahun 2014 NO
Fasilitas
Jumlah
1
Kamar Santri
32
2
Masjid
-
3
Rumah pengasuh
1
4
Aula
1
5
Kantor
1
6
Kamar mandi
21
7
WC
21
8
Sumur
-
9
Tempat penjemuran
7
55
10
Dapur
2
11
Papan tulis
2
12
Lemari
-
13
Mading
2
14
Meja
15
15
Kursi
-
16
Komputer
1
17
Gedung olahraga
-
18
Alat-alat kesenian
-
19
Perpustakaan
-
20
Kantin
1
10.Jenis-Jenis Kegiatan Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga a.
Kegiatan harian Tabel 3.2 Jadwal kegiatan Kegiatan Harian Ma’had Putri Kembangarun STAIN Salatiga Tahun 2014 NO
JAM
KEGIATAN
KET
1
04.00-04.30
Subuh berjamaah
Di aula
2
04.30-06.00
Pembelajaran intensif
b.
Arab,
Inggris, kitab 3
06.00-07.00
MCK
-
b.
56
4
07.00-16.30
Perkuliahan
Dikampus
5
16.30-17.30
Kajian kitab
Kitab Mamba’ussa’adah
6
17.30-18.00
MCK
-
7
18.00-18.30
Maghrib berjamaah
Di aula
8
18.30-19.00
Tadarus
-
9
19.00-19.30
Isya berjamaah
-
10
19.30-21.00
Pembelajaran Intensif
b.
Arab,
Inggris,
b. kitab
kuning 11
21.00-22.00
Belajar pribadi
Mandiri
12
22.00-03.00
Istirahat
-
Keterangan: untuk kajian kitab setelah isya’ menggunakan kitab “Fiqih Wadeh”. b. Kegiatan Mingguan Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Mingguan Santri Ma’hat Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 NO
WAKTU
KEGIATAN
KET
1
06.00-08.00
Ro’an/kerja bakti
Jum’at pagi
2
20.00-21.00
Khithobah
Kamis minggu ke 1
3
20.00-21.00
Dziba’an
Jumat minggu ke 2
57
4
08.00-11.00
Pelatihan kerajinan Ahad pagi minggu ke 2
5
07.00-08.00
Senam
Ahad
pagi
minggu
terakhir
c.
Kegiatan Bulanan Tabel 3.4 Kegiatan Bulanan Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Ssalatiga Tahun 2014 NO
WAKTU
KEGIATAN
KET
1
06.00-16.30
Khataman Al-qur’an
Minggu terakhir
2
20.00-21.00
Pengajian umum
Minggu awal
3
19.30-21.00
Dziba’an ma’had
bersama Kamis minggu terakhir putra
dan
putri 4
19.30-21.00
Tahlil bersama
Rutin Malam Jum’at
5
20.00-22.00
Rapat Bulanan
Melibatkan
seluruh
warga ma’had
d. Kegiatan tahunan Tabel 3.5 Kegiatan Tahunan Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 NO
WAKTU
KEGIATAN
KETERANGAN
1
19.30-23.30
Akhirus-sanah
Akhir semester genap
58
e.
2
09.00-16.00
Pentas seni
1 hari sebelum acara
3
09.00-12.00
Lomba-lomba
1 minggu sebelum acara
4
07.00-17.00
Bazar
1 hari sebelum acara
5
07.00-12.00
Bakti sosial
1 hari sebelum acara
Jadwal Pelajaran Tabel 3.6 Jadwal Pelajaran Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 HARI
SENIN
WAKTU
KEGIATAN
KETERANGAN
03.00-04.00
Tahajud
Santri & pengurus
04.00-04.30
subuh berjamaah
Santri & pengurus
04.30-06.00
intensif b. Arab 1
Santri
06.00-07.00
MCK
-
07.00-16.30
Perkuliahan
-
16.30-17.30
kajian kitab
Santri
17.30-18.00
MCK
-
18.00-18.30
maghrib berjamaah
Santri & pengurus
18.30-19.00
Tilawah
Santri
19.00-19.30
isya berjamaah
-
19.30-21.00
intensif b. Arab 2
Santri
59
SELASA
RABU
21.00-22.00
belajar pribadi
Santri & pengurus
22.00-03.00
Istirahat
-
03.00-04.00
Tahajud
Santri & pengurus
04.00-04.30
subuh berjamaah
Santri & pengurus
04.30-06.00
intensif b. Arab 2
Santri
06.00-07.00
MCK
-
07.00-16.30
Perkuliahan
-
16.30-17.30
kajian kitab
Santri
17.30-18.00
MCK
-
18.00-18.30
maghrib berjamaah
Santri & pengurus
18.30-19.00
Tilawah
Santri
19.00-19.30
isya berjamaah
-
19.30-21.00
intensif b. Arab 3
Santri
21.00-22.00
belajar pribadi
Santri & pengurus
22.00-03.00
Istirahat
-
03.00-04.00
Tahajud
Santri & pengurus
04.00-04.30
subuh berjamaah
Santri & pengurus
04.30-06.00
kajian kitab
Santri
06.00-07.00
MCK
-
07.00-16.30
Perkuliahan
-
60
16.30-17.30
kajian kitab
Santri
17.30-18.00
MCK
-
18.00-18.30
maghrib berjamaah
Santri & pengurus
18.30-19.00
Tajwid
Santri
19.00-19.30
isya berjamaah
-
19.30-21.00
intensif b. Inggris 1
Santri
21.00-22.00
belajar pribadi
Santri & pengurus
22.00-03.00
Istirahat
-
03.00-04.00
Tahajud
Santri & pengurus
04.00-04.30
subuh berjamaah
Santri & pengurus
04.30-06.00
intensif b. Inggris 1
Santri
06.00-07.00
MCK
-
07.00-16.30
Perkuliahan
-
16.30-17.30
kajian kitab
Santri
17.30-18.00
MCK
-
18.00-18.30
maghrib berjamaah
Santri & pengurus
18.30-19.00
setoran juz amma
Santri
19.00-19.30
isya berjamaah
-
19.30-21.00
Tahlil
Semua
21.00-22.00
belajar pribadi
Santri & pengurus
KAMIS
61
JUMAT
22.00-03.00
Istirahat
-
03.00-04.00
Tahajud
Santri & pengurus
04.00-04.30
subuh berjamaah
Santri & pengurus
04.30-06.00
itensif b. Inggris 1
Santri
06.00-07.00
MCK
-
07.00-16.30
Perkuliahan
-
16.30-17.30
kajian tafsir
Santri
17.30-18.00
MCK
-
18.00-18.30
maghrib berjamaah
Santri & pengurus
18.30-19.00
tahlilalan/diba'an
Santri
19.00-19.30
isya berjamaah
-
19.30-21.00
intensif b. Inggris 2
Santri
21.00-22.00
belajar pribadi
Santri & pengurus
22.00-03.00
Istirahat
-
03.00-04.00
Tahajud
Santri & pengurus
04.00-04.30
subuh berjamaah
Santri & pengurus
04.30-06.00
intensif b. Inggris 2
Santri
06.00-07.00
MCK
-
07.00-16.30
Perkuliahan
-
16.30-17.30
kajian kitab
Santri
SABTU
62
17.30-18.00
MCK
-
18.00-18.30
maghrib berjamaah
Santri & pengurus
18.30-19.00
qiro'at
Santri
19.00-19.30
isya berjamaah
-
19.30-21.00
Santri
21.00-22.00
belajar pribadi
Santri & pengurus
22.00-03.00
Istirahat
-
03.00-04.00
Tahajud
Santri & pengurus
04.00-04.30
subuh berjamaah
Santri & pengurus
04.30-06.00
-
Santri
06.00-07.00
MCK
-
07.00-16.30
ro'an/kerja bakti
-
16.30-17.30
Olahraga
Santri
MCK
-
18.00-18.30
maghrib berjamaah
Santri & pengurus
18.30-19.00
-
Santri
19.00-19.30
-
-
19.30-21.00
-
Santri
21.00-22.00
-
Santri & pengurus
22.00-03.00
-
-
MINGGU 17.30-18.00
63
Keterangan bunyi bel : 5X
: pengumuman
4X
: solat tahajut
3X
: persiapan pembelajaran
2X
: panggilan ketua kamar
Keterangan Pengajar : b. Arab 1
: Yahya, S.Ag
b. Arab 2
: H.M. Ali Zamroni, S.S. MA
b. Inggris 1
: Mr. Samingan, S.Pd.I
b. Inggris 2
: Arif Rahman, S.Pd.I
Kitab Kuning
: Misbahus Sudur
11. Daftar Responden Berikut disajikan tentang nama-nama responden: Tabel 3.7 Daftar Nama Responden NO
NAMA
JENIS KELAMIN PEREMPUAN
1.
Azizatun Ni’ammah
2.
Asrti Wahyuningsih
3.
Arrum Faida
64
4.
Anggraeni Putri
5.
Alivia Rochmah
6.
Ainur Rohmah
7.
Dwi Zunifah L
8.
Danik Aprelia
9.
Dian Arrum Setyawati
10.
Fitrianita Umami
11.
Faiqotur Rohmah
12.
Fahidatul Zunita Umayasaroh
13.
Fatchul Lutfah
14.
Hayyu Nafi’atul Fauziah
15.
Hesti Setya Ningrum
16.
Halimatus Sakdiyah
17.
I’anatunnisa
18.
Khotijatul Asna
19.
Laili Maulida Ali
20.
Mahgrifatul Laili Sholikhah
21.
Mamik Kusrini
22.
Maratul Baqoroh
23.
Nita Mufida
24.
Nastiti Arif Fnur Halimah
25.
Nur Halimah
26.
Novi Diah
27.
Ratna Sari
28.
Siti Mubarrillah Sari
29.
Siti Nur Rohmah
30.
Wasiyatul Khasanah
65
B. Data Hasil Penelitian 1.
Data tentang keaktifan Shalat Berjamaah Santi Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014. Untuk mengetahui keadaan tentang keaktifan shalat berjamaah santri Ma;had Purti Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014, maka penulis menggunakan angket yang diberikan kepada siswa yang diberikan kepada siswa yang dijadikan responden dengan 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban sebanyak 3 buah, yaitu: a.
Jawaban A mempunyai skor 3
b.
Jawaban B mempunyai skor 2
c.
Jawaban C mempunyai skor 1 Jawaban dari hasil angket tentang keaktifan salat berjamaah santri
ma’had putri kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014 datap dilihat dalam tabel 3.8 dibawah ini: Tabel 3.8 Data Angket tentang Keaktifan Shalat Berjamaah Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN SalatigaTahun 2014 (X). No Nama
Jawaban 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
Azizatun Ni’ammah
B
B
A
A
B
B
B
A
A
A
2.
Asrti Wahyuningsih
B
B
A
A
B
B
B
A
A
A
3.
Arrum Faida
B
B
B
A
B
B
A
A
A
A
4.
Anggraeni Putri
B
B
A
A
B
B
A
A
A
A
5.
Alivia Rochmah
B
B
B
A
C
A
A
A
A
A
6.
Ainur Rohmah
B
A
A
A
B
B
B
A
A
A
66
7.
Dwi Zunifah L
B
B
A
A
B
B
B
A
A
A
8.
Danik Aprelia
B
B
A
A
B
B
B
A
A
A
9.
Dian Arrum Setyawati
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
10. Fitrianita Umami
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
11. Faiqotur Rohmah
A
B
B
A
B
B
A
A
A
B
12
B
B
A
A
B
B
A
C
A
A
13. Fatchul Lutfah
B
B
B
A
C
B
A
C
A
A
14. Hayyu Nafi’atul F
B
B
B
A
B
B
A
A
A
A
15. Hesti Setya Ningrum
B
B
B
A
B
B
A
A
B
A
16. Halimatus Sakdiyah
A
B
B
A
C
A
A
A
A
A
17. I’anatunnisa
B
A
B
A
B
B
A
B
A
B
18. Khotijatul Asna
B
B
B
A
B
B
A
B
A
A
19. Laili Maulida Ali
A
A
B
A
B
B
A
A
A
A
20. Mahgrifatul Laili S
B
A
B
A
A
B
A
A
A
A
21. Mamik Kusrini
B
A
B
A
B
A
A
A
A
A
22. Maratul Baqoroh
B
A
A
A
C
B
B
B
B
A
23. Nita Mufida
B
A
B
B
A
B
B
C
A
A
24. Nastiti Arif Nur H
B
A
A
A
C
B
B
C
B
A
25. Nur Halimah
B
B
B
B
B
B
A
A
A
A
26. Novi Diah
A
A
B
A
B
B
B
B
A
A
27. Ratna Sari
A
A
B
A
B
B
A
A
A
A
28. Siti Mubarrillah Sari
B
B
B
A
B
B
B
A
A
A
29. Siti Nur Rohmah
B
B
B
A
B
B
A
A
A
A
30. Wasiyatul Khasanah
B
B
B
A
B
B
A
C
A
B
2.
Fahidatul Zunita U
Data Tentang Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014. Untuk mengetahui keadaan tentang perilaku sosial santri ma’had putri kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014, maka penulis
67
menggunakan angket yang diberikan kepada siswa yang dijadikan responden dengan 10 pertannyaan dengan alternatif jawaban sebanyak 3 buah, yaitu: a.
Jawaban A mempunyai skor 3
b.
Jawaban B mempunyai skor 2
c.
Jawaban C mempunyai skor 1 Jawaban dari hasil angket tentang pembinaan perilaku sosial santri
ma’had putri kembangarum STAIN Salatiga tahn 2014 dapat dilihat ditabel berikut ini: Tabel 3.9 Data Angket tentang Pembinaan Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 (Y) No Nama
Jawaban 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
Azizatun Ni’ammah
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
2.
Asrti Wahyuningsih
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
3.
Arrum Faida
A
B
A
A
A
A
A
B
A
B
4.
Anggraeni Putri
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
5.
Alivia Rochmah
B
C
A
B
A
A
A
B
B
B
6.
Ainur Rohmah
A
B
A
A
A
A
A
B
A
A
7.
Dwi Zunifah L
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
8.
Danik Aprelia
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
9.
Dian Arrum S
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
10. Fitrianita Umami
A
A
B
A
A
A
A
B
A
B
11. Faiqotur Rohmah
A
B
A
A
A
B
B
B
A
B
12
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
C
B
C
A
B
B
B
A
B
Fahidatul Zunita U
13. Fatchul Lutfah
68
14. Hayyu Nafi’atul F
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
15. Hesti Setya Ningrum A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
16. Halimatus Sakdiyah
B
B
A
A
A
A
B
B
A
B
17. I’anatunnisa
B
A
C
A
A
B
A
B
A
B
18. Khotijatul Asna
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
19. Laili Maulida Ali
A
B
A
A
A
A
A
B
A
A
20. Mahgrifatul Laili S
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
21. Mamik Kusrini
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
22. Maratul Baqoroh
A
B
B
A
A
A
B
B
A
A
23. Nita Mufida
A
C
A
A
A
B
B
B
A
A
24. Nastiti Arif Fnur H
A
C
B
A
A
C
B
B
A
A
25. Nur Halimah
A
C
A
B
A
A
B
A
A
B
26. Novi Diah
B
A
B
B
A
B
A
B
A
A
27. Ratna Sari
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
28. Siti Mubarrillah Sari
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
29. Siti Nur Rohmah
A
B
B
A
B
B
A
A
A
A
30. Wasiyatul Khasanah
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
BAB IV ANALISIS DATA
Dalam bab ini diuraikan tentang data-data hubungan keaktifan shalat berjamaah dan perilaku sosial santri Ma’hat Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014. Analisis ini digunakan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan keaktifan shalat berjamaah dengan perilaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014. Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis data tersebut akan diarahkan dalam pembahasan di bawah ini. A. Analisis Pendahuluan 1.
Analisis
Keaktifan
Shalat
Berjamaah
Santri
Ma’had
Putri
Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014. Berikut ini adalah hasil angket tentang keaktifan shalat berjamaah santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
70
Tabel 4.1 Hasil Angket Tentang Keaktifan Shalat Berjamaah Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 (X) No
Nama Responden
Alternatif
Skor
Jumlah
Jawaban A
B
C
3
2
1
1.
Azizatun Ni’ammah
5
5
0
15
10
0
25
2.
Asrti Wahyuningsih
5
5
0
15
10
0
25
3.
Arrum Faida
5
5
0
15
15
0
30
4.
Anggraeni Putri
6
4
0
18
8
0
26
5.
Alivia Rochmah
6
3
1
18
6
1
25
6.
Ainur Rohmah
6
4
0
18
8
0
26
7.
Dwi Zunifah L
5
5
0
15
10
0
25
8.
Danik Aprelia
5
5
0
15
10
0
25
9.
Dian Arrum S
8
2
0
24
4
0
28
10.
Fitrianita Umami
10
0
0
30
0
0
30
11.
Faiqotur Rohmah
5
5
0
15
10
0
25
12.
Fahidatul Zunita U
5
4
1
15
8
1
24
13.
Fatchul Lutfah
4
4
2
12
8
2
22
14.
Hayyu Nafi’atul F
5
5
0
15
10
0
25
15.
Hesti Setya N
4
6
0
12
12
0
24
16.
Halimatus Sakdiyah
7
2
1
21
4
1
26
17.
I’anatunnisa
4
6
0
2
12
0
14
18.
Khotijatul Asna
4
6
0
2
12
0
14
19.
Laili Maulida Ali
7
3
0
21
6
0
27
20.
Mahgrifatul Laili S
7
3
0
21
6
0
27
21.
Mamik Kusrini
7
3
0
21
6
0
27
22.
Maratul Baqoroh
4
5
1
16
10
1
27
23.
Nita Mufida
4
5
1
16
10
1
27
24.
Nastiti Arif Fnur H
4
4
2
12
8
2
22
71
25.
Nur Halimah
4
6
0
12
12
0
24
26.
Novi Diah
5
5
0
15
12
0
24
27.
Ratna Sari
7
3
0
15
10
0
25
28.
Siti Mubarrillah Sari
4
6
0
21
6
0
27
29.
Siti Nur Rohmah
5
5
0
15
10
0
25
30.
Wasiyatul Khasanah
4
6
1
12
12
0
24
206
130
10
474
267
9
721
Jumlah
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa ∑X = 721 Setelah dikumpulkan dengan lengkap, maka selanjutnya adalah menganalisis data mengenai hasil angket keaktifan shalat berjamaah santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014. Dalam analisis ini, langkah-langkah yang ditempuh adalah mamasukkan data hasil angket mengenai keaktifan shalat berjamaah santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 atau fariabel x dimulai dari yang terkecil adalah sebagai berikut: 14
14
22
22
24
24
24
24
24
25
25
25
25
25
25
25
25
25
26
26
26
27
27
27
27
27
27
28
30
30
Dari hasil tersebut diketahui ∑X
= 721
Nilai tertinggi
= 30
Nilai Terendah
= 14
72
Berdasarkan data diatas dapat diketahui analisis sabagai berikut: a.
Menentukan lebar interval untuk mengkatagorikan tentang tingkat keaktifan shalat berjamaah santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 dalam kategori tinggi, sedang dan rendah, maka digunakan rumus sebagai berikut:
i= Keterangan: i
= interval.
R
= Range, yaitu data yang menyebar dan untuk mendapatkan
R dengan rumus : R= H-L+1 R
= Ranga
H
= Angka tertinggi
L
= Angka terendah
R
= 30 - 14+1
R
= 16+1=17
Jadi, i
=
i
= 5;66 dibulatkan menjadi 6.
73
Dengan demikian dapat dibuat tabel distribusi frekuensi dengan melihad pada tabel berikut ini. Tabel 4.2 Tingkat keaktifan Shalat Berjamaah Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014. No
Interval
Frekuensi
Frek. Relatif (%)
1.
14-19
2
6,6 %
2.
20-25
16
53,33%
3.
26-31
12
40 %
30
99,93%
Jumlah
Presentasi diperoleh dari banyaknya frekuensi tiap interval nilai dibagi jumlah frekuensi seluruhnya dikalikan 100%. Apabila dicantumkan dalam rumus adalah : Presentasi = a.
X 100%
Mencari nilai rata-rata dari variabel x dengan menggunakan rumus mean:
Yaitu : Mx =
Keterangan: Mx = mean nilai rata-rata yang dicari ∑x = jumlah nilai x N
= jumlah responden
Diketahui ∑x = 721 N
= 30
74
= 24,04
Mx =
Jadi nilai rata-rata variabel kaktifan shalat berjamaah santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 adalah 24,04. Untuk mengetahui kualifikasi rata-rata variabel keaktifan shalat berjamaah santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.3 Nilai Kualifikasi Rata-Rata Variabel Keaktifan Shalat Berjamaah Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 No
Interval Kelas
Katagori
1.
14-19
Rendah
2.
20-25
Sedang
3.
26-31
Tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat diketahui bahwa keaktifan shalat berjamaah santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 termasuk kategori sedang karena berada id interval 20,25.
75
2.
Analisis Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014. Berikut ini adalah hasil angket tentang pembinaan perilaku sosial santri Ma’hat Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Hasil Angket Tentang Perilaku Sosial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 (Y) No
Nama Responden
Alternatif
Skor
Jumlah
Jawaban A
B
C
3
2
1
1.
Azizatun Ni’ammah
9
1
0
27
2
0
29
2.
Asrti Wahyuningsih
8
2
0
24
4
0
28
3.
Arrum Faida
7
3
0
21
6
0
27
4.
Anggraeni Putri
8
2
0
24
4
0
28
5.
Alivia Rochmah
4
5
1
12
10
1
23
6.
Ainur Rohmah
8
2
0
24
4
0
28
7.
Dwi Zunifah L
8
2
0
24
4
0
28
8.
Danik Aprelia
8
2
0
24
4
0
28
9.
Dian Arrum S
8
2
0
24
4
0
28
10.
Fitrianita Umami
8
3
0
24
6
0
30
11.
Faiqotur Rohmah
5
5
0
15
10
0
25
12.
Fahidatul Zunita U
10
0
0
30
0
0
30
13.
Fatchul Lutfah
5
3
2
15
6
2
23
14.
Hayyu Nafi’atul F
8
2
0
24
4
0
28
15.
Hesti Setya N
8
2
0
24
4
0
28
16.
Halimatus Sakdiyah
5
5
0
15
10
0
25
76
17.
I’anatunnisa
5
4
1
15
8
1
24
18.
Khotijatul Asna
8
2
0
24
4
0
28
19.
Laili Maulida Ali
8
2
0
24
4
0
28
20.
Mahgrifatul Laili S
10
0
0
30
0
0
30
21.
Mamik Kusrini
9
1
0
27
2
0
29
22.
Maratul Baqoroh
6
4
0
18
8
0
26
23.
Nita Mufida
6
3
1
18
6
1
25
24.
Nastiti Arif Fnur H
5
3
2
15
6
2
23
25.
Nur Halimah
6
3
1
18
6
1
25
26.
Novi Diah
5
5
0
15
10
0
25
27.
Ratna Sari
9
1
0
27
2
0
29
28.
Siti Mubarrillah Sari
9
1
0
27
2
0
29
29.
Siti Nur Rohmah
6
4
0
18
8
0
26
30.
Wasiyatul Khasanah
8
2
0
24
4
0
28
217
76
8
651
152
8
811
Jumlah
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa ∑y = 811 Dalam analisis ini, langkah-langkah yang ditempuh adalah memasukkan data hasil angket perilaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 atau variabel y dimulai dari yang terkecil adalah sebagai berikut: 23
23
23
24
25
25
25
25
25
26
26
27
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
29
29
29
29
30
30
30
Dari hasil tersebut diketahui ∑Y
= 811
77
Nilai tertinggi
= 30
Nilai terendah
= 23
Berdasarkan data diatas dapat diketahui analisis sebagai berikut: a.
Menentukan lebar inteval untuk mengkatagorikan tentang tingkat perilaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 dalam kategori tinggi, sedang, rendah, maka digunakan rumus sebagai berikut:
i= Keterangan : i
= interval
R
= Range, yaitu
data yang menyebar dan untuk
mendapatkan R dengan rumus: R= H-L+1 R
= Range
H
= Angka tertinggi
L
= Angka terendah
R
= 30-23+1
R
= 7+1
R
=8
Jadi, i
i = = 2,66
78
dibulatkan menjadi 3
Tabel
4.5
Tingkat
Perilaku
Sosial
Santri
Ma’had
Putri
Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014. No
Interval
Frekuensi
Frek. Relatif (%)
1.
23-25
9
30
2.
26-28
14
46,66%
3.
29-32
7
10
30
86,66%
Jumlah
%
%
Presentasi diperoleh dari banyaknya frekuensi tiap interval nilai dibagi jumlah frekuensi seluruhnya dikalikan 100%. Apabila dicantumkan dalam rumus adalah : Presentasi =
x 100%
b. Mencari nilai rata-rata dari variabel y dengan menggunakan rumus mean. Yaitu : My = Keterangan : My
= mean nilai dari rata-rata yang dicari
∑y
= jumlah nilai y
N
= jumlah responden
Diketahui: ∑y
= 811
N
= 30
79
My
=
=
= 27,03
Jadi, nilai rata-rata variabel perilaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 (y) adalah 27,03. Untuk mengetahui kualifikasi rata-rata variabel perilaku sosial santri Ma’ahad Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 (y), dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.6 Nilai kualivikasi Rata-Rata Variabel Perilaku Soaial Santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 No
Interval
Katagori
1.
23-25
Rendah
2.
26-28
Sedang
3.
29-32
Tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat diketahui bahwa perilaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 termasuk kategori sedang, karena berada di iterval 26-28. B. Analisis Uji Hipotesis Pada analisis ini penulis bermaksud menjawab tujuan penelitian yang ketiga yaitu adakah hubungan keaktifan shalat berjamaah dengan perilaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014, maka digunakan rumus product moment sebagai berikut:
80
Keterangan : X
= Keaktifan Salat Berjamaah
Y
= Perilaku Sosial Santri
rxy
= Koefisiensi korelasi antara variabel x dan variabel y.
∑x
= Jumlah nilai variabel x
∑y
= Jumlah nilai variabel y
X2
= Kuadrat dari variabel x
Y2
= Kuadrat dari variabel y
xy
= Produk dari variabel x dan y
N
= Jumlah indifidu yang diteliti. Untuk memperoleh data angka yang akan digunakan dalam rumus
product momen diatas, diperlukan pembuatan tabel kerja antara variabel x dengan variabel dibawah ini. Tabel 4.7 Hubungan Keaktifan Shalat Berjamaah (Variabel `x) dengan Perilaku Sosial Santri Ma’had Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 (Variabel y). No
X
Y
X2
Y2
X.Y
1
14
23
196
529
322
2
14
23
196
529
322
81
3
22
23
484
529
506
4
22
24
484
576
538
5
24
25
576
625
600
6
24
25
576
625
600
7
24
25
576
625
600
8
24
25
576
625
600
9
24
25
576
625
600
10
25
26
625
676
650
11
25
26
625
676
650
12
25
27
625
729
675
13
25
28
625
784
700
14
25
28
625
784
700
15
25
28
625
784
700
16
25
28
625
784
700
17
25
28
625
784
700
18
25
28
625
784
700
19
26
28
676
784
728
20
26
28
676
784
728
21
26
28
676
784
728
22
27
28
729
784
756
23
27
28
729
784
756
24
27
29
729
841
783
25
27
29
729
841
783
26
27
29
729
841
783
27
27
29
729
841
783
28
28
30
784
900
840
29
30
30
900
900
900
30
30
30
900
900
900
Jml
745
811
18851
22057
20321
82
Dengan melihat pada tabel kerja diatas, maka dapat diketahui: ∑N
= 33
∑X
= 745
∑Y
= 811
∑X2
= 18851
∑Y2
= 22057
∑XY = 20321 Maka:
rxy = = = = = = 0,839
C. Analisis Lanjut Setelah diketahui hasil perhitungan dengan product moment, dan diperoleh
rxy
sebesar
0,839
maka
langkah
selanjutnya
adalah
83
mengkonsultasikan nilai r product momen objektif (rₒ ) dengan nilai r pada tabel(rt). Untuk mengetahui taraf signifiikan, maka dibawah ini akan disajikan tabel r product moment, baik taraf signifikasi 5% maupun 1 %.
Tabel 4.8 Nilai r product moment N=33
5%
1%
0,361
0,463
Dimana dari hasil konsultasi dapat dikatakan : 1. Jika rx > r tebel, maka ada korelasi positif antara variabel x dan y 2. Jika ry < r tabel, maka tidak ada korelasi positif antara variabel x dan y.
Ternyata dari hasil perhitungan diatas, pada taraf signifikan 5% diperoleh “r” pada tabel 0,361, karena nilai rxy= 0,839 lebih besar dari nilai “r” tabel = 0,361 atau rxy > rtabel dan pada signifikan 1% diperoleh “r” pada tabel 0,463, nilai rxy = 0,839 lebih besar dari “r” tabel = 0,463 atau rxy > rtabel, sehingga dapat dikatakan bahwa ada korelasi positif antara variabel x (keaktifan shalat berjamaah) terhadap variabel y (perilaku sosial). Dengan demikian hipotesis kerja dalam penelitian ini yang berbunyi ada hubungan dengan siknifikan antara keaktifan shalat berjamaah dengan perilaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga tahun 2014 dapat diterima kebenarannya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari uraian pembahasan pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat penulis ambil adalah: 1.
Tingkat keaktifan shalat berjamaah santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 termasuk dalam kategori sedang Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh, yaitu: Pada kategori tinggi berjumlah 2 santri atau 6,66% Pada kategori sedang berjumlah 16 santri atau 53,33% Pada kategori rendah berjumlah 7 santri atau 40% Nilai rata-ratanya adalah 24,03 termasuk dalam kategori sedang karena berada pada interval 20-25.
2.
Tingkat perilaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 termasuk dalam kategori sedang Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh, yaitu: Pada kategori tinggi berjumlah 9 santri atau 30% Pada kategori rendah berjumlah 14 santri atau 46,66% Pada kategori rendah berjumlah 7 santri atau 10% Nilai rata-ratanya adalah 27,03 termasuk dalam kategori sedang karena berada pada interval 26-28.
85
3.
Ada korelasi yang signifikan antara keaktifan shalat berjamaah dengan perilaku sosial santri Ma’hat Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014. Setelah dikakukan penelitian diperoleh bahwa nilai rxy sebesar 0,839 dengan jumlah responden (N) adalah 30. Setelah dikonsultasikan dengan “r” tabel, pada taraf signifikan 5% diperoleh “r” tabel = 0,361, karena nilai rxy sebesar 0,839, maka rxy > rtabel. Selanjutnya pada taraf 1% diperoleh “r” tabel = 0,463, karena nilai rxy = 0,839, maka rxy > rtabel. Dari hasil penelitian yang telah disajikan di atas dapat disimpulkan
bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara shalat berjamaah dengan perilaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014. Semakin tinggi tingkat keaktifan shalat berjamaah, semakin tinggi pula tingkat perilaku sosialnya. Dengan demikian hipotesis kerja dalam penelitian ini yang berbunyi ada hubungan yang signifikan antara keaktifan shalat berjamaah dengan perilaku sosial santri Ma’had Putri Kembangarum STAIN Salatiga Tahun 2014 dapat diterima kebenarannya. B. Saran-Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1.
Karena pengasuh adalah sebagai figur santri di ma’had hendaknya agar lebih mendorong dan membimbing santrinya untuk selalu tepat waktu
86
dalam melaksanakan shalat berjamaah maupun belajar dalam kehidupan sehari-hari. 2.
Lingkungan ma’had dan masyarakat berperan penting dalam keaktifan shalat berjamaah dan perilaku sosial bagi para santri. Oleh karena itu perlu diciptakan suasana yang mendukung akan hal itu baik di dalam ma’had maupun di lingkungan masyarakat.
3.
Para santri hendaklah memperbanyak mengikuti kajian-kajian keislaman dengan menambah pengalaman melalui buku-buku keislaman kemudian berusaha mengamalkan dalam perbuatan, pergunakan waktu sebaik mungkin dan tunjukkan prestasi bagi bangsa dan agama serta berhati-hati dengan menetapkan hati dalam keimanan yang kokoh.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrohman, H.M Masykuri & Mokh. Syaiful Bakhri. 2006. Kupas Tuntas Salat, Tata Cara Dan Hikmahnya, Jakarta:Erlangga. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunti, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Aunullah, Indi. 2008. Ensiklopedi Fikih Untuk Remaja Jilid 1. Yogyakarta: Insan Madani. Aswar, Saefudin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Bugin, Burhan.2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Haryanto, Sentot.2007. Psikologi Shalat Kajian Aspek-aspek Psikologis Ibadah Shalat. Yogyakayta: Mitra Pustaka. Idris, Abdul Fatah & Abu Ahmadi. 1994. Fiqih Islam Lengkap. Jakarta: PT Rineka Cipta. Iskandar, Sofyan, & Muhammad Lutfi Ubaidillah. 2011. Pendidikan Agama Islam Untuk SMP Kelas VII. Depok: CV Arya Data. Mardalis. 2007. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Musbikin, Imam. 2007a. Misteri Shalat Berjamaah Bagi Kesehatan Fisik dan Psikis. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Musbikin, Imam. 2007b. Rahasia Shalat Bagi Kesehatan Fisik dan Psikis. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Musbikin, Imam. 2009. Misteri Shalat Berjamaah Bagi Kesehatan Fisik dan Psikis. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Mustofa, Bsri. 2007. Tuntunan Arya Ilmiah. Yogyakarta: Panji Pustaka. Numair, Abu Al Hasan Asyraf bin Muhammad. 2005. Fikih Shalat Lengkap Disertai 71 Fatwa. Jakarta: Pustaka Azzam. Poerwadarminta, 1982. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Salim, Abu Malik Kamal Bin Syayid. Fiqh Sunnah Untuk Wanita. Surabaya: Al I’tishom Cahaya Umat. Shiddieqy, Teuku Muhammad Hasbi Ash. 2001. Pedoman Shalat Edusi Ringkas. Semarang: PT Pustaka RizkiP Putra Rizki Putra. Tasmara, Toto. 2001. Kecerdasan Rohmaniah. Jakarta: PT Gema Insana.