PERSEPSI SISWA TENTANG KETAATAN BERAGAMA ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI PAYUNGAN 02 KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PENDIDIKAN ISLAM
OLEH :
HARSONO 114 08 107
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion No.03 Telp. 323706, Faks. 323433 Kode 50721 Salatiga
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 2 Eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Yth. Ketua STAIN Di Salatiga Assalamualaikum. Wr.Wb. Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa: Nama : HARSONO NIM : 11408107 Program Studi : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam Judul
: PERSEPSI SISWA TENTANG KETAATAN BERAGAMA ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI PAYUNGAN 02 KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010 Untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah Skripsi. Demikian untuk menjadi periksa. Wassalamualaikum Wr.Wb. Agustus, 20 September 2010 Pembimbing
Muh Khusen, M.A NIP. 19680812 199403 2 003
KEMENTERIAN AGAMA RI SAEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. 0298 323706, 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudara HARSONO dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408107 yang berjudul "PERSEPSI SISWA TENTANG KETAATAN BERAGAMA ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI PAYUNGAN 02 KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010" telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari: Sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Salatiga, 25 September 2010 Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Ujian
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd
NIP. 19580827198303 1 002
NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Dra. DJAMIATUL ISLAMIYAH, M.Ag
Prof. DR. H. MANSUR, M.Ag
NIP. 19570812 198802 2 001
NIP. 19680613 199403 1 004
Pembimbing
Muh Khusen, M.A NIP. 19680812 199403 2 003
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Bismilahirrahmanirrahim Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikiran juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqasah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 20 Agustus 2010 Peneliti
HARSONO NIM : 11408107
MOTTO
Ingat Kurus, Lupa Gemuk
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Ilahi Rabbi tempat penulis mengabdi, memuji, bersyukur, berkeluh kesah dan memohon pertolongan dalam mengarungi samudera kehidupan ini. 2. Uswah Khasanah Rasulluallah Muhammad SAW yang telah menunjukkan dan menuntun umatnya ke jalan yang diridhaiNya (Sirathal Mustaqim). 3. Sang pengokoh hidup, Ayah dan Ibu, yang menjadi "Rumah Jiwa" bagi penulis dan mampu menjadi "Istana Inspirasi" merubah dan membentuk hidup ini menjadi insan yang bermakna. 4. Kepada Bapak Muh. Khusen yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dengan sabar dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Sahabat-sahabat karibku Mahasiswa STAIN Salatiga Ekstensi Angkatan 2008
yang senasib seperjuangan, tetaplah semangat untuk berjuang
menjadi yang terbaik dan memberikan yang terbaik. . 6. Sahabat-sahabati Guru Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 seperjuangan dalam melaksanakan amanah pemerintah untuk mendidik anak-anak bangsa.
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻟﺮﲪﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmad, taufiq serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dalam penulisan skripsi ini. emoga sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada beliau Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan kerabatnya. Yang ada di hadapan pembaca adalah sebuah skripsi yang berjudul “Pengaruh Ketaatan Beragama Orang Tua terhdap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD Negeri Payungan 02 Kecamtan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2010” Kemudian dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, Selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku Ketua Program Studi PAI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 3. Bapak Muh Khusen, M.A selaku pembimbing penulis dalam menyusun skripsi ini. 4. Seluruh reponden penelitian yang dengan hati-hati dan jujur memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam angket yang penulis ajukan. 5. Ayah, Ibu dan saudara-saudara penulis yang telah membiayai, mendidik dan mengasuhku dengan kasih dan sayang, serta para teman dan sahabat-sahabat
penulis mahasiswa ekstensi PAI angkatan 2008 yang ikut membantu dan memberi dorongan demi terselesainya tugas penulisan skripsi ini. Kepada semua pihak tersebut, mudah-mudahan semua amal baiknya mendapat imbalan yang sepantasnya dari Allah SWT dan tergolong sebagai amal sholih yang diridhoi oleh-Nya. Akhirnya harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis serta bagi Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada umumnya. Amien ya robbal ‘alamiin.
Salatiga, 20 Agustus 2010 Peneliti
Harsono
ABSTRACK
Harsono, Persepsi Siswa Tentang Ketaatan Beragama Orang Tua Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010. Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Moh Khusen, MA Kata Kunci : Persepsi Siswa Tentang Ketaatan Beragama Orang Tua Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Penelitian ini ingin mengetahui Persepsi Siswa tentang Ketatan Beragama Orang Tua pengaruhnya terhadap prestasi belajar pendidikan Agama Islam. Agar orang tua siswa mendorong putra putrinya mempelajari agama Islam. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1). Bagaimanakah mengetahui Persepsi Siswa tentang Ketatan Beragama Orang Tua pengaruhnya terhadap prestasi belajar pendidikan Agama Islam Siswa Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 dan (3). Adakah Persepsi Siswa tentang Ketaatan Beragama Orang Tua pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Negeri Payungan 02.? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantatif dan Deduktif-Indukif. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode dokumentasi, wawancara dan metode angket. Setelah dianalisis menggunakan product moment diperoleh nilai rxy sebesar 0,578. Nilai r ini di konsultasikan dengan nilai r table product moment dengan N= 30 dan taraf signifikansi 1% dan 0,496 pada terbukti r hitung lebih besar dari pada r table sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Terdapat hubungan positif antara Persepsi Siswa Tentang Ketaatan Beragama Orang Tua pengarunya terhadap Prestasi Belajar Siswa Dasar Negeri Payungan 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2010.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DEKLARASI.......
iv
MOTTO Dan PERSEMBAHAN..............................................................
v
KATA PENGANTAR ..............................................................................
vi
ABSTRAK ..............................................................................................
viii
DAFTAR ISI ............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL.....................................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................
1
B. Definisi Operasional.......................................................
5
C. Rumusan Masalah ..........................................................
7
D. Tujuan Penelitian ...........................................................
8
E. Manfaat Penelitian .........................................................
8
F. Hipotesis ........................................................................
9
G. Metodologi Penelitan .....................................................
10
H. Analisa Data…………………………………................
13
I. Sistematika Penulisan Skripsi.........................................
14
LANDASAN TEORI 1. Pengetian Persepsi .........................................................
16
2. Pengetian Ketaatan Beragama .........................................
19
3. Pengetian Prestasi Belajar ...............................................
25
4. Pengertian Pendidikan Agama Islam ...............................
27
a. Pengertian pendidikan Islam ....................................
27
b. Pengetian Pendidikan Agama Islam .........................
30
c. Dasar Pendidikan Agama Islam................................
31
d. Tujuan Pendidikan Agama Islam..............................
36
e. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam.................
38
5. Faktor yang Memperngaruhi prestasi belajar ...................
45
6. Hubungan persepsi siswa tentang Ketaatan Beragama dengan Prestasi Belajar…………………………………... BAB III
49
LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyektif Lokasi Penelitian ............................
54
1. Sejarah Sekolah SD N payungan 02 .........................
54
2. Misi dan Visi SD N Payungan 02 .............................
55
3. Tujuan Kelembagaan ...............................................
55
4. Struktur Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 ...........
56
5. Fasilitas Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 ...........
56
6. Keadaan pendidik dan anak didik Sekolah Dasar
BAB IV
Negeri Payungan 02 ...............................................
57
B. Penyajian Data...............................................................
54
ANALISIS DATA A. Analisis Pertama ............................................................
70
B. Analisis Kedua...............................................................
75
C. Analisis Ketiga...............................................................
76
D. Analisis Uji Hipotesis ....................................................
80
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................
79
B. Saran-saran ....................................................................
80
C. Penutup DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir Penelitian Hubungan persepsi siswa tentang Ketaatan Bergama Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa ......................................................
Gambar 2
53
Struktur Organisasi Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 ajaran 2009/2010 .............................................................
56
Tabel 3.I
Guru dan Karyawan Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 .
57
Tabel 3.2
Daftar keadaan siswa Sekolah Dasar Negeri Payungan 02
58
Tabel 3.3
Daftar Nama Responden .................................................
59
Tabel 3.4
Daftar
Rekapitulasi
Jawaban
Responden
Variabel
Beragama Orang Tua ...................................................... Tabel 3.5
Daftar Skor Jawaban Responden Variabel persepsi siswa tentang Beragama Orang Tua ..........................................
Tabel 3.6
72
Prosentase Jawaban Responden Tentang Prestasi Belajar PAI ..................................................................................
Tabel 4.4
71
Prosentase Jawaban Responden Tentang Persepsi Siswa Tentang Beragama Orang Tua Berdasarkan Angket .........
Tabel 4.3
67
Prosentase Jawaban Responden Tentang Persepsi Siswa Tentang Beragama Orang Tua ........................................
Tabel 4.2
65
Data Rekapitulasi Jawaban Responden Dari Variabel Prestasi Belajar PAI .........................................................
Tabel 4.1
63
Kriteria Nilai dari Variabel persepsi siswa tentang Beragama Orang Tua .......................................................
Tabel 3.7
61
76
Koefisien Korelasi Antara persepsi siswa tentang Beragama Orang Tua dan Prestasi Belajar .......................
78
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di masa era globalisasi ini kita dihadapkan suatu masa yang tak mungkin kita bisa menghindarinya yakni suatu jaman dimana segala sesuatu berjalan dengan cepat seirama dengan cepatnya perubahan di segala bidang. Hal ini akan memberikan dampak yang sangat positif maupun negatif dan sangat berpengaruh di dalam pola kehidupan kita. Pada satu sisi kita akan mendapatkan banyak kemudahan-kemudahan dalam segala bidang, di sisi yang lain tidak sedikit orang tua dan anak-anak menjadi korban cepatnya perubahan itu. Banyak orang terkikis dalam aqidah maupun akhlaqnya di jaman ini. Hal ini disebabkan adanya ketidaksiapan dalam menerima dan menghadapi kenyataan ini. Di sinilah agama mempunyai peran yang cukup penting dan menentukan, karena agama bisa dipakai sebagai alat kontrol atau filter yang bisa membedakan mana yang positif dan mana yang negatif. Untuk itu agama harus mendapatkan perhatian kita secara khusus. Orang tua dan Pendidik sebagai pemegang amanah, maka Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia, dan sebagai pemegang amanahlah yang mempunyai tanggung jawab untuk memasukkan sekaligus menanamkan nilainilai pendidikan dalam setiap langkah kehidupan anak sedini mungkin. Orang tua
1 adalah yang berkewajiban mendidik anaknya. (Achmad Sunarto, 1993:261) Hal ini sesuai dengan firman Allah sebagai berikut :
نou‘$yfدtّ:$#ur â¨$¨Z9$# $ydٹكqè%ur #Y‘$tR ِ/ن3‹÷=خdr&ur ِ/ن3|،àےRr& (#qè% (#qمZtB#u نtûïد%©!$# $pkڑ‰r'¯»tƒ tbqè=yèّےtƒur ِNèdtچtBr& !$tB ©!$# tbq÷ءفètƒ w ×ٹ#y‰ش ©دâںxدî îps3»¯´حn=tB $pkِژn=tو tbrâگsD÷sمƒ $tB Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu: penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS. At-Tahrim/66 : 6).(Depag RI, Al-Qur`an dan Terjemahannya, : 1989 : 375). Jika sejak awal anak dalam pertumbuhan dan perkembangan selalu berpijak pada landasan keagamaan yang kuat, maka mereka mempunyai potensi dan respon secara insting dalam menerima setiap keutamaan dan kemuliaan. Sebaliknya jika anak yang mempunyai orang tua yang kurang sekali di dalam ketaatan beragamanya, serta didukung dengan cepatnya perubahan-perubahan yang menyebabkan pengaruh yang negatif, anak akan menjadi korban daripada jaman. Ada suatu kenyataan ada orang tua yang taat beragama, tetapi anaknya justru sebaliknya. Di sini jelas orang tua sangat kerepotan di dalam menghadapi pengaruh dari luar. Di sinilah letak pentingnya pendidikan dan pengajaran agama. Sebagai suatu sistem, pendidikan terdiri dari beberapa unsur atau disebut juga faktor-faktor pendidikan. Adapun faktor-faktor pendidikan adalah “pendidik, anak didik, tujuan pendidikan, alat pendidikan, dan lingkungan (milliu)”. Pendidik sebagai faktor pertama tergolong kepada empat kategori yaitu: “Allah SWT, para Nabi, orang tua, dan orang lain (inilah yang disebut guru)”.
Setelah Allah dan para Nabi, orang tua termasuk pendidik yang disebutkan dalam al-Qur’an. Di antara kedua orang tua ini, maka pengaruh orang tua yang paling banyak. Hal ini bisa dimaklumi, karena sejak lahir sampai dewasa anak dalam kehidupan sehari-hari lebih berdekatan dengan ibu dibanding yang lainnya. Dalam keluarga, orang tua mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam pembentukan pribadi anak, baik dari aspek sikap maupun spiritual. Orang tua harus memperkenalkan dan memperlihatkan kewajibankewajiban yang harus dilaksanakan oleh anak sejak dini, sehingga pada waktunya
nanti,
ketika
anak tersebut sudah terkena kewajiban untuk
melaksanakan sesuatu dalam hal ini ibadah ia sudah terbiasa melakukannya tanpa ada rasa beban dan tanpa harus ada paksaan. Orang tua mempunyai kewajiban untuk membimbing anak-anaknya dalam hal agama. Sudah selayaknya orang
tua mencontohkan bahkan
mengajak anaknya untuk melaksanakan ibadah. Setiap masuk waktu shalat, orang tua semestinya mengajak anaknya untuk shalat berjama'ah dan berdzikir setelah shalat, sehingga jika dilakukan terus-menerus anak akan benar-benar terbiasa melakukannya sampai ia dewasa bahkan sampai ia meninggal. Begitu juga dengan puasa, orang tua harus mendidik anaknya untuk melakukan puasa sejak dini, walaupun anak belum kuat untuk melakukan puasa sampai waktu magrib, hendaknya anak dibiasakan untukmeneladani orangtuanya melakukan puasa sampai waktu yang ia sanggupi, sampai zuhur misalnya. Dengan demikian untuk meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama Islam, maka sebagai orang tua harus benar-benar memberikan perhatian
juga memberikan pendidikan agama kepada anak-anaknya. Begitu juga dengan prestai belajar anak di SD N Payungan 02 masih sangat membutuhkan perhatian juga pendidikan agama dari orang tuanya juga keluarga, sebab sebab prestasi belajar anak di SD N Payungan 02 masih jauh dari apa yang diharapkan. Akan tetapi dalam masalah ini masih banyak dikalangan orang tua yang kurang memberikan perhatian dan pendidikan agama kepada anak, hal ini bisa disebabkan tentang rendahnya tingkat kesadaran tentang pendidikan agama dan juga karena terlalu sibuknya orang tua. Berdasarkan persoalan tersebut di atas, maka penulis melakukan penelitian tentang “Persepsi Siswa tentang Ketaatan Beragama Orang Tua Pengaruhnya Terhadap Prestasi Pendidikan Agama Islam di SD N Payungan 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2010.’’
B. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesimpang siuran arti istilah di dalam judul di atas maka penulis akan menjelaskan istilah yang ada pada judul tersebut, dengan harapan agar dapat memperlancar pembaca dalam memahami judul skripsi ini, adapun istilah-istilah yang penulis jelaskan adalah : 1. Persepsi Persepsi, menurut tentang objek,
peristiwa,
Jalaludin
(1998:
51),
adalah pengalaman
atau hubungan-hubungan
dengan menyimpulkan informasi dan menafslrkan pesan. 2. Kataatan beragama
yang
diperoleh
Ketaatan beragama terdiri dari dua kata, yaitu ketaatan dan beragama. Ketaatan berasal dari kata dasar taat, yaitu melakukan segala yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang. Ketaatan berarti “proses, cara, perbuatan mengamalkan, melaksanakan; pelaksanaan, penerapan” Beragama asal katanya adalah agama yang mendapat imbuhan ber berarti memeluk (menjalankan) agama. Pengamalan beragama yang dimaksud di sini adalah melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam aspek akidah, ibadah, dan akhlak. Adapun indikator variabel ketaatan beragama adalah:
a. Kedisiplinan dalam melakukan ibadah shalat lima waktu. b. Berpuasa pada bulan ramadhan c. Kebiasaan melakukan ibadah sunah d. Kebiasaan melakukan amal social e. Akhlak pada orang tua f. Kebiasaan ketika akan melakukan perbuatan 3. Pengaruh Pengaruh adalah suatu daya yang timbul dari sesuatu (manusia binatang atau benda lain dan sebagainya), yang bisa menguasai individu atau berkekuatan terhadap sesuatunya sehingga terjadi tujuan timbal balik (Poerwadarminta, 2006 : 261). 4. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi atau pengetahuan dan ketrampialan setelah melakukan kegiatan belajar.
Pendidikan agama Islam adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam (Zuharini Abdul Ghofur, Slamet As yusuf, 1983: 27). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor intrinstik dan faktor ektrinstik. Faktor intrinstik yaitu faktor yang timbul di dalam dirinya sendiri sedangkan faktor ekstrintik yaitu halhal yang terkait dari luar dari sendiri. Sedangkan indikator prestasi PAI adalah: a. Kedisiplinan siswa mengikuti pelajaran PAI b. Dukungan orang tua terhadap pelajaran PAI c. Bahan materi yang disampaikan disekolah d. Tingkat kemampuan siswa dalam menerima pelajaran Prestasi belajar yang dimaksud penulis di sini adalah prestasi yang diperoleh oleh siswa dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru setelah menggunakan nilai raport semester 2 tahun 2010 dalam mata pelajaran PAI pada siswa SD N Payungan 02 Kecamatan Payungan Kabupaten Semarang tahun 2010. 5. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami
dan
mengamalkan
ajaran
agama
Islam
serta
dapat
menjadikannya sebagai pedoman dalam hidupnya (Ahmad D. Marimba, 1997: 134). C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas perlu dibuat suatu rumusan permasalahan yang akan menuntun langkah-langkah penelitian berikutnya. Adapun rumusan permasalahan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi siswa tentang ketaatan beragama orang tua siswa SD N Payungan 02 Kecamatan Payungan Kabupaten Semarang tahun 2010? 2. Bagaimana prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa SD N Payungan 02 Kecamatan Payungan Kabupaten Semarang tahun 2010? 3. Adakah persepsi siswa tentang ketaatan beragama orang tua pengaruhnya terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa SD N Payungan 02 Kecamatan Payungan Kabupaten Semarang tahun 2010? D. Tujuan Penelitian Beberapa hal yang ingin penyusun capai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang ketaatan beragama orang tua siswa SD N Payungan 02 Kecamatan Payungan Kabupaten Semarang 2010. 2. Untuk mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD N Payungan 02 Kecamatan Payungan Kabupaten Semarang tahun 2010. 3. Untuk membuktikan ada tidaknya persepsi siswa tentang ketaatan beragama orang tua pengaruhnya terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD N Payungan 02 Kecamatan Payungan Kabupaten Semarang Tahun 2010 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik
a. Memberikan sumbangan pengetahuan bagaimana cara mendidik anak yang sesuai dengan pribadi dan ketentuan-ketentuan dalam syariat Islam. b. Dapat menambah khasanah ilmu pendidikan pada umumnya dan Ilmu Pendidikan Agama Islam khususnya. 2. Manfaat Praktis a.
Dapat membantu para pendidik di lingkungan jalur lembaga pendidikan sekolah maupun luar sekolah dalam membimbing para siswanya dalam mempelajari Agama Islam.
b. Sebagai arena untuk menambah wawasan bagi penulis khususnya dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, khususnya dalam bidang c. Pendidikan Pendidikan Agama Islam. Tulisan ini menjadi sebuah wacana atau motivasi bagi orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama Islam. d. Tulisan ini menjadi sumbangan pemikiran alternatif bagi orang tua untuk memperoleh pribadi anak dengan memberikan contoh ketaatan beragama yang baik F. Hipotesis Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukannya itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, akan tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran (Suharsimi Arikuntho, 1990 : 71).
Sehubungan dengan penelitian ini
penulis mengajukan sebuah
hipotesis, yaitu : “Ada pengaruh persepsi siswan tentang ketaatan beragama orang tua terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD N Payungan 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang tahun 2010”. G. Metode Penelitian Untuk membantu dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil beberapa metode untuk dijadikan landasan dalam pengumpulan data yang dibutuhkan yakni : 1. Populasi Populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel yang hendak di generalisasikan (Sutrisno Hadi, 2002: 70). Adapun populasi dalam penelitian ini di ambil siswa kelas I-IV SD Negeri Payungan 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarangan berjumlah 50 orang. Sedangkan siswa yang beragama Islam berjumlah 30 orang 2. Sampel Sampel adalah sebagian individu yang di selidiki (Sutrisno Hadi, 2002 : 70). Jadi, sampel merupakan bagian individu yang di selidiki yang akan dijadikan sebagian atau semua pada sampel yang telah ditentukan oleh penulis. Dalam menentukan sampel yang diambil, penulis mengacu kepada pendapat Suharsimi Arikunto, yaitu : ”Apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik jumlah populasi tersebut diambil semuanya sehingga menjadi penelitian populasi, namun apabila jumlah sumbernya
besar atau lebih dari seratus orang dapat diambil antara 10 - 15 % atau 20 - 25 % atau lebih". (Suharsimi Arikunto, 1999: 99) Berdasarkan pendapat di atas, maka Untuk menjamin validitas hasil penelitian yang dicapai maka penelitian ini penulis mengambil sebagian kecil dari orang tua siswa dan anak-anak di SD Payungan 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang. Jadi disini peneliti mengambil sampel sebanyak 30 siswa. 3. Teknik pengumpulan data Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis menempuh dengan beberapa tehnik pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode angket Angket merupakan daftar pertanyaan yang di berikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (Suharsimi Arikuntho, 2005 : 102-103). Metode ini penulis gunakan untuk mencari data persepsi siswa tentang ketaatan beragama orang tua
b. Metode Observasi Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Sutrisno Hadi, 1981 : 136). Dengan metode ini
dapat secara langsung mengetahui objek yang sedang diteliti yaitu situasi umum didesa Tendas. Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk: 1) Melengkapi data yang diperoleh 2) Menguatkan data yang telah terkumpul c. Metode wawancara Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan (Sutrisno Hadi, 1981:193). Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data tentang latar belakang subjek penelitian. Adapun yang di wawancara kepala sekolah dan karyawan SD N Payungan 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang tahun 2010 d. Metode dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikuntho, 1997: 139). Disini penulis menggunakan catatan dan arsip guna untuk memenuhi pengumpulan data-data yang digunakan dalam penulisan skripsi. H. Analisis Data Dari hasil pengumpulan data yang telah terkumpul selama dalam penelitian, penulis menggunakan analisis dan statistik dengan rumus : P=
F x 100 % N
Keterangan: P : Angka prosentase F : Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya N : Jumlah siswa 100%: Bilangan konstanta Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh keberagamaan orang tua terhadap terhadap prestasi pendidikan agama Islam. Digunakan analisa statistik dengan menggunakan rumus:
(SX )(SY ) N 2 ى2 ( S X ) ü ى2 ( SY ) 2 ü يS X يS Y N î N î SXY -
rxy =
Keterangan: rxy : Koefisien korelasi antara x dan y X : Variabel pengaruh Y : Variabel terpengaruh X2 : Product dari X Y2 : Product dari Y N : Jumlah responden I. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah dan memperjelas gambaran dalam memahami skripsi maka perlu ada sistematika penulisan skripsi sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotesis, metode penelitian dan metode penelitian. BAB II : Landasan Teori Pada bab ini berisi uraian berbagai teori yang menjadi landasan teoritik penelitian yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu pengetian persepsi, pengertian ketaatan beragama, pengertian prestasi belajar, teori mengenai pengertian pendidikan agama Islam, dasar-dasar pendidikan agama Islam, tujuan pendidikan agama Islam, ruang lingkup pendidikan agama Islam, dan faktor-faktor pendidikan agama Islam. Pengaruh persepsi siswa tentang ketaatan beragama terhadap prestasi belajar. BAB III : Laporan Hasil Penelitian Pada bab ini di laporkan hasil pengumpulan data gambaran umum SD N Payungan 02 terdiri dari sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, serta sarana dan prasarana. Sub pokok bahasan kedua terdiri dari ketaatan beragama orang tua siswa kelas II, III, IV, V dan VI SD N Payungan 02, prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas II, III, IV, V dan VI SD N 02 Payungan Tahun 2010 serta ada tidaknya persepsi
siswa tentang ketaatan beragama orang tua pengaruhnya
terhadap nilai Pendidikan Agama Islam siswa kelas II, III, IV, V dan VI SD N Payungan 02. BAB IV
: Analisa Data
Pada bab ini di lakukan analisis data yang di kumpulkan dengan pertahapan, klasifikasi data, tabulasi data, penghitungan frekuensi dan prosentase, untuk mengetahui pokok masalah yaitu ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang keataan orang tua pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa, dengan menggunakan rumus korelasi product moment. BAB V
: Penutup Pada bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, saransaran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari subjek peneliti.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persepsi Siswa 1. Pengertian Persepsi Menurut Bimo Walgito bahwa persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterprestasian, terhadap stimulus yang diterima sehingga merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu. (Bimo Walgito, 2002: 46) Menurut Nina
dan
Fauzi (1999: 71)
mengartikan persepsi adalah cara kita menginterpretasikan atau mengerti pesan yang telah diproses oleh sistem indrawi kita atau dengan kata lain persepsi adalah proses pemberian makna pada sensasi dengan melakukan persepsi manusia memperoleh pengetahuan baru. Sedangkan menurut Jalaludin Rakhmat berpendapat bahwa persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, pengalaman atau hubungan yang
diperoleh dengan menyimpan informasi dan manafsirkan pesan. (Jalaludin Rahmat, 2001: 51) Selanjutnya menurut Irwanto persepsi adalah proses diterimanya rangsangan (objek, kualitas, hubungan antara gejala maupun peristiwa) sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti. (Irwanto, 1996: 71) Persepsi merupakan suatu proses penafsiran seseorang terhadap sesuatu yang dilihatnya sensorinya
dalam
lingkungannya.
dengan
mengiterpretasikan
usahanya memberikan
Dan
persepsi
juga
makna
kesan-kesan
tertentu
merupakan proses
kepada
pengenalan
16 terhadap sesuatu yang ada dan terjadi disekitarnya. Persepsi itu selalu dipengaruhi
oleh
kemampuan
dan
kematangan
serta
pengalaman
seseorang. Jadi setiap persepsi anak didik akan berbeda terhadap objek yang sama. Perbedaan persepsi
ini di pengeruhi oleh
faktor pribadi.
Pribadi seseorang berbeda dari pribadi yang lain, sebagai bukti keunikan manusia, sehingga faktor pribadi ini mengakibatkan perbedaan persepsi terhadap rangsangan yang sama. Misalnya tidak bisa membedakan benda-benda kemampuan
yang
berdekatan
untuk
atau
serupa
dengan
membedakan-bedakan,
baik,
dan
mengelompokan,
memfokuskan dan sebagainya, disebut sebagai persepsi. Dari beberapa pengertian dan pembahasan penulis dapat menyimpulkan, bahwa persespsi merupakan pengalaman seseorang melalui penglihatan untuk menilai objek dan memberikan makna stimulus indrawi. 2. Faktor-faktor yang memperngaruhi persepsi Persepsi seseorang terhadap suatu objek tidak berdiri sendiri akan tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor baik berasal dari dalam
ataupun dari luar dirinya. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda terhadap objek yang sama dan faktor-aktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya adalah : Menurut Bimo Walgito (2002: 46) adalah: 1. Stimulus yang cukup kuat. Stimulus harus melalui lembaga stimulus kejelasan akan banyak berpengaruh terhadap persepsi 2. Fisiologi dan psikologi. Jika sistem fisiologi terganggu hal ini akan berpengaruh dalam
persepsi seseorang sedangkan segi psikologis
yang mencakup pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir dan sebagainya,
juga
akan berpengaruh bagi seseorang dalam
mempersepsi. 3 Lingkungan situasi yang melatar belakangi stimulus mempengaruhi persepsi. Dalam
menentukan
persepsi
seseorang
tidak
lepas
dari
pengaruh kondisi dalam diri orang tersebut, karena kondisi mempunyai pengaruh besar dalam diri seseorang dalam mempersepsi. Bila keadaan atau kondisi orang tersebut baik, maka hasil persepsi atau kemampuan berpikir seseorang dalam mempersepsi tersebut itu juga akan baik pula. Sedangkan menurut Irwanto, (1996: 71) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah: 1. Perhatian yang selektif, dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsangan dari ligkungannya. Untuk itu, individu memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu. 2. Ciri-ciri rangsang yang bergerak diantaranya rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian.
3. Nilai-nilai dan kebutuhan individu, seorang seniman tentu punya pola dan rasa yang berbeda dalam pengamatan dibanding seorang bukan seniman. 4. Pengalaman terdahulu, pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dirinya. Berdasarkan pemaparan faktor-faktor yang mempengaruhi di atas dapat dikatakan bahwa persepsi itu banyak dipengaruhi oleh beberapa hal yang telah disebutkan di atas. Sebab diyakini bahwa persepsi seseorang sangat berpengaruh pada perilakunya. Dan perilaku tersebut akan berpengaruh pada motivasinya. B. Pengertian Ketaatan Beragama a) Pengertian Ketaatan beragama Ketaatan Yang Diperintahkan Surah Al-Nisa’ : 59
÷Lنêôمt b*خsù ( َOن3ZدB ِگحDF{$# ’'<حré&ur tAqچ§™ك9$# (#qمè‹غدr&ur ©!$# (#qمè‹غدr& (#qمYtB#u نtûïد%©!$# $pkڑ‰r'¯»tƒ 4 إچجzFy$# دQِqu‹ّ9$#ur «!$$خ/ tbqمZدB÷sè? ÷LنêYن. bة )خAqچ§™ك9$#ur «!$# ’n< )خçnr–چمٹsù &سَنx« ’خû “»uZs? ¸xƒحrù's? |`ك،ômr&ur ×چِژyz y7د9؛sŒ “Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlahkamu kepada Rasulullah dan kepada "Ulil-Amri" (orang-orang yangberkuasa) dari kalangan kamu. kemudian jika kamu berbantahbantah(berselisihan) dalam sesuatu perkara, maka hendaklah kamumengembalikannya kepada (Kitab) Allah (Al-Quran) dan (Sunnah)RasulNya - jika kamu benar beriman kepada Allah dan hari akhirat. Yangdemikian adalah lebih baik (bagi kamu), dan lebih elok pula kesudahannya.” Ayat ini dengan sendirinya menjelaskan bahawa masyarakat manusia (beriman) mestilah tunduk dan patuh kepada peraturan. Peraturan yang maha
tinggi adalah peraturan Allah S.W.T. Dan inilah yang pertama wajib ditaati. Manusia membuat kebaikan kerana Allah dan menjauhi kemungkaran kerana Allah. Justeru itulah taat kepada Allah menjadi
puncak yang
sebenarnya daripada seluruh ketaatan. Taat kepada Rasul adalah lanjutan dari taatkan Allah dan dapat disimpulkan bahawa perintah taat kepada Allah dan Rasul itu dengan teguh, memegang kepada al-Quran dan asSunnah. Manakala ketaatan kepada “ulil Amri” pula dapat dibahagikan kepada dua; Pertama, dalam hal agama – di mana ia hendaklah sematamata berpandukan al-Quran dan al-Sunnah. Kedua, dalam urusan duniawi atau umum di mana ia menjadi tanggungjawab seluruh manusia, atas dasar musyawarah yakni mengambil sesuatu keputusan mengikut keputusan syura, dengan berlandaskan al-Quran dan al-Hadis. Dalam proses syura tersebut, jira berlaku perselisihan (ikhtilaf) pendapat atau pandangan mengenai sesuatu perkara maka hendaklah mengambil keputusan dengan kembali kepada al-Quran dan al-Sunnah. Taat kepada Allah S.W.T dan Rasululllah s.a.w adalah menjadi ketaatan yang mutlak dan teratas manakala taat kepada “ulil Amri” adalah menjadi kewajipan bagi semua selagi tidak bercanggah dengan hukum agama berpandukan al-Quran dan al-Sunnah. (Koleksi Artikel Tafsir JAKIM) Ketaatan berasal dari kata taat yang berarti patuh kepada tuhan. Ketaatan artinya patuh melakukan perintah secara iklas. (Poerwadarminata, 2006: 1173).
Menurut etimologi kata agama berarti percaya atau kepercayaan sedangkan menurut terminologi pendapat Quraish Shihab bahwa “agama adalah sebagai hubungan antara mahkluk dengan khaliknya, hubungan ini terwujud dalam sikap batinnya serta tampak pada ibadahnya yang dilakukannya, dan tercermin pula dalam sikap kesehariannya”.( Quraish Shihab, 1999: 210) Secara istilah menurut Syahminan Zaini, 1986: 2) “agama” berarti peraturan Allah yang diturunkan-Nya kepada manusia dengan perantara Rasul-Nya untuk jadi pedoman bagi manusia dalam melaksankaan kehidupan dan penghidupan mereka di dalam mereka mencapai kejayaan hidup secara dan
akhirat”. Agama
diberikan-Nya kepada
segala
aspeknya
agar
lahir dan bathin serta dunia
mengandung unsur-unsur peraturan Allah yang manusia, yang
berisi pedoman pelaksanaan
kehidupan dan penghidupan manusia di dalam segala aspeknya, yang bertujuan agar manusia mencapai
kejayaan hidup secara
lahir dan
bathin serta dunia dan akhirat. Dalam konteks kata “beragama” menurut Quraish Shihab, (1999: 210) adalah sebagai upaya manusia untuk mencontoh sifat-sifat yang suci. Sedangkan mengenai kata beragama dan keagamaan dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1999 adalah menganut atau memeluk agama, beribadah atau taat kepada agama atau lebih kongkretnya kata keagamaan diartikan sebagai agama yang dianut.
memeluk
atau taat
beragama dan
menjalankan ajaran
Jadi dapat diketahui bahwa keagamaan merupakan suatu sikap yang kuat dalam memeluk dan menjalankan ajaran agama serta sebagai cerminan dirinya atas ketaatannya terhadap ajaran agama yang dianutnya. Menurut Jalaluddin, (1996: 197) tentang sikap beragama, yaitu merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorong untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama, sikap keberagamaan tersebut boleh adanya konsisten antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur efektif dan perilaku terhadap agama sebagai unsur konatif. Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan sikap keberagamaan adalah suatu keadaan diri seseorang dimana setiap melakukan atas aktivitasnya selalu bertautan dengan agamanya. Dalam hal ini pula dirinya sebagai hamba yang mempercayai Tuhannya berusaha agar dapat merealisasikan atau mempraktekan setiap ajaran agamanya atas dasar iman yang ada dalam batinnya. Dari segi konteks keberagamaan dalam agama Islam menurut Yusuf Al Qardhowy memiliki dimensi-dimensi atau pokok-pokok Islam yang secara garis besar dibagi 3 yaitu aqidah, ibadah atau praktek agama atau syariíah, akhlak. (Qardhowy, 1995: 55) Dalam penjelasan Yusuf Al Qardhowy diatas yang merupakan pokok-pokok Islam yang dapat dijadikan ruang
lingkup dari
sikap
beragama: 1. Aspek Aqidah, ruang lingkup aqidah merupakan hal yang paling mendasar dari diri seseorang dikarenakan dengan aqidahlah seseorang memiliki pondasi
atas sikap keberagamaan, aqidah juga merupakan
alasan utama seseorang dapat berperilaku sebagai hamba yang percaya atas kekuasaan Tuhannya. Aqidah berkaitan dengan iman dan taqwa, hal
inilah yang melahirkan keyakinan-keyakinan atas setiap
yang ada pada dirinya merupakan pemberian dari Tuhannya, dan ia mengetahui bahwa ia akan kembali kepada Tuhannya pula. 2. Aspek Syariah, ruang lingkup syariah merupakan realisasi atas aqidah, iman yang tertanam dalam dirinya, ia berusaha melakukan setiap kewajiban yang diperintahkan Sang Kholik, hal ini berkaitan dengan ritual atau praktek ibadah seperti Sholat lima waktu, sholat sunnah contohnya sholat dhuha dan tahajud serta sebagainya, berdoa, membayar zakat dan lain-lain. Aspek syariah ini bertautan sekali dengan rukun Iman. 3. Aspek Akhlak, ruang lingkup akhlak berkaitan dengan perilaku dirinya sebagai muslim yang taat, dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari yang semuanya itu sesuai dengan ajaran agama Islam. Hal ini disebabkan ia memiliki kesadaraan yang terdapat dalam jiwanya tentang ajaran agama yang sesungguhnya, juga setiap ajaran agamanya itu telah meresap dengan sebenar-benarnya dalam hatinya. Sehingga lahirlah sikap yang mulia, dan dalam perilaku kehidupan sehari-harinya dapat
mencerminkan sikap keberagamaan,
seperti
mudah menolong, jujur dan bersedekah dan sebagainya. Ketaatan beragama berarti terdiri dari dua kata, yaitu ketaatan dan beragama. Ketaatan berasal dari kata dasar taat, yaitu melakukan segala yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang. Ketaatan
berarti “proses, cara, perbuatan mengamalkan, melaksanakan; pelaksanaan, penerapan” Beragama asal katanya adalah agama yang mendapat imbuhan ber berarti memeluk (menjalankan) agama. Pengamalan beragama yang dimaksud di sini adalah melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam aspek akidah, ibadah, dan akhlak. Kemampuan seseorang untuk mengenali atau memahami nilai agama yang terletak pada nilai-nilai luhurnya serta menjadikan nilai-nilai dalam bersikap dan bertingkah laku merupakan ciri dari kematanan beragama, jadi kematangan beragama terlihat dari kemampuan seseorang untuk memahami, menghayati serta mengaplikasikan nilai-nilai luhur agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Ia menganut suatu agama karena menurut keyakinannya agama tersebutlah yang terbaik. Karena itu ia berusaha menjadi penganut yang baik, keyakinan itu ditampilkannya
dalam
sikap
dan
tingkah
laku
keagamaan
yang
mencerminkan ketaatan terhadap agamanya (Jalaludin, 2008: 68) C. Pengertian prestasi Belajar a) Prestasi Prestasi dalam bidang akademik berarti hasil yang diperoleh dari kegiatan disekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran measurement dan penilaian atau evaluasi pada suatu pelajaran yang diberikan atau dapat diketahui kemampuan siswa setelah mengalami proses belajar. Prestasi belajar sangat penting untuk diketahui oleh siswa sendiri ataupun guru sebagai pengajar, siswa telah mengalami kemajuan ataukah kegagalan dalam proses belajar.
Perlu dicari apa yang membedakan prestasi siswa-siswa tersebut, mana yang perlu untuk diadakan pembenahan agar terjadi keseimbangan. Sedangkan
menurut
W.S.
Winkel
prestasi
belajar
adalah
keberhasilan usaha yang dicapai seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu. Dalam hal ini prestasi yang diperoleh dapat mewujudkan belajar yang tinggi atau sebaliknya. Hal ini tergantung dari usaha dan kemampuan masing-masing individu disamping ada faktorfaktor yang mempengaruhi hasil tersebut. Dari kedua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang dicapai siswa sebagai hasil belajar yang meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotir yang dinyatakan dalam bentuk angka atau skor. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah ujian semester II mata Pendidikan Agama Islam siswa kelas II, III, IV, V dan VI di SD 02 Payungan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2010. b) Belajar Pengertian belajar sangat komplek, tidak dapat didefinisikan dengan pasti, sebab antara seorang ahli yang satu dengan seorang ahli yang lainnya dalam memberikan pengertian belajar berbeda-beda. Hal ini tergantung pada belajar yang dianutnya. Proses belajar pada hakekatnya adalah komuniksi edukatif yang dapat menimbulkan hubungan timbal balik antara dua hal atau lebih atau pribadi-pribadi yang sama, dengan tujuan mengarahkan dirinya pada satu tujuan tertentu yang akan dicapai. Hubungan timbal balik ini akan mengarahkan kepada satu tujuan tertentu, yaitu tujuan yang secara sadar,
terarah kepada perubahan tingkah laku siswa yang menuju kearah dewasa berdasar kepada tujuan pendidikan nasional. Dalam proses belajar mengajar akan terjadi suatu perubahan baik secara langsung maupun tidak langsung pada diri anak yang belajar itu. Perubahan perilaku ini adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan. Menurut (M. Ngalim Purwanto, 1986: 86) dalam bukunya Psikologi Pendidikan Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Sedangkan menurut (Sardiman AM, 1990: 22) dalam bukunya Interaksi dan Motovasi Belajar. Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainnya. 1. Pengetian pendidikan agama Islam a) Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam, yaitu bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian utama
menurut
ukuran-ukuran
Islam.
Dengan pengertian lain Pendidikan Islam merupakan suatu bentuk kepribadian utama yakni kepribadian muslim.
kepribadian yang
memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai
Islam. Pendidikan Islam merupakan pendidikan
yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri,
berderajat
tinggi
menurut
ukuran
Allah
dan
isi
pendidikannya
adalah
mewujudkan
tujuan
ajaran
Allah.
(Djamaluddin, 1999: 9) Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, pendidikan Islam adalah sebagai
suatu bentuk perbaikan sikap mental yang akan terwujud
dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain, dan bukan sekedar bersifat
teoritis akan tetapi
juga praktis,
serta merupakan suatu kolaborasi antara pendidikan iman dan pendidikan amal. (Zakiah Daradjat, 1996:28) Menurut Hasan Langgulung Pendidikan Islam ialah pendidikan yang memiliki empat macam fungsi yaitu : 1) Menyiapkan
generasi
muda
untuk
memegang
peranan-
peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup masyarakat sendiri. 2) Memindahkan
ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan
peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda. 3) Memindahkan
nilai-nilai
yang
bertujuan
untuk memilihara
keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban. 4) Mendidik anak agar beramal di dunia ini untuk memetik hasilnya di akhirat. Yang dimaksud dengan pendidikan Islam disini
adalah :
pertama, ia merupakan suatu upaya atau proses yang dilakukan secara sadar dan terencana membantu peserta didik melalui pembinaan, asuhan,
bimbingan
dan
pengembangan
potensi mereka
secara
optimal,
agar nantinya dapat
memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran islam sebagai keyakinan dan pandangan hidupnya demi keselamatan di dunia dan akherat. Kedua, merupakan usaha yang sistimatis,
pragmatis
dan metodologis
dalam membimbing
anak didik atau setiap individu dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam secara utuh, demi terbentuknya kepribadian yang utama menurut ukuran islam. Dan ketiga, merupakan segala upaya pembinaan dan diarahkan
pengembangan
mengikuti
potensi
jalan
yang
anak
islami
didik
untuk
demi memperoleh
keutamaan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat. Maka dengan demikian, pendidikan Islam dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan, bahwa pendidikan Islam sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik dari aspek rohaniah, jasmaniah, dan juga harus berlangsung secara hirarkis. oleh karena
itu,
pendidikan
kematangan,
perkembangan
Islam
merupakan
suatu
atau pertumbuhan baru dapat
proses tercapai
bilamana berlangsung melalui proses demi proses kearah tujuan transformatif dan inovatif. b) Pengertian pendidikan agama Islam Adalah suatu usaha untuk menanamkan sikap budi pekerti atau akhlak, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran-ajaran dasar agama Islam yang tertuang dalam AlQur’an dan Al-Hadist. (Depdiknas, 2003: 2). Menurut Zakiyah Drajat 1987 : pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa
dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayiti tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. Menurut M. Yusuf al-Qardhawi : Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu, pendidikan agama islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya. Menurut Endang Saifuddin Anshari : Pendidikan Agama Islam adalah proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh obyek didik terhadap perkembangan
jiwa
(pikiran,
perasaan,
kemauan,
intuisi,
dan
sebagainya), dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu, dan dengan alat perlengkapan yang ada kearah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran agama Islam. c) Dasar pendidikan agama Islam Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang di sengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu pendidikan agama Islam sebagai suatu usaha membentuk manusia, harus mempunyai landasan bagi semua kegiatan didalamya. Dasar Pendidikan Agama Islam secara garis besar ada tiga yaitu: Al-qur`an, As-sunnah, dan perundangan yang berlaku di Negara kita. 1)
Al qur`an
Secara lengkap al-Qur`an didefenisikan sebagai firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah, Muhammad Ibn Abdillah, melalui ruh al-Amin dengan lafal-lafalnya yang berbahasa arab dan maknanya yang benar, agar menjadi hujjah bagi Rasul bahwa ia adalah Rasulullah, dan sebagai undang-undang bagi manusia dan memberi petunjuk kepada mereka, serta menjadi sarana pendekatan dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Dan Ia terhimpun dalam sebuah mushaf, diawali dengan surat al- fatihah dan diakhiri dengan surat al-Naas, disampikan kepada kita secara mutawatir baik secara lisan maupun tulisan dari generasi kegenerasi, dan ia terpelihara dari berbagai perubahan atau pergantian, sesuai dengan firman Allah SWT.(Abdul Wahab Khalaf, 1978 : 23) Islam adalah agama yang membawa misi umatnya menyelenggarakan
pendidikan
dan
pengajaran.
Al-Qur`an
merupakan landasan paling dasar yang dijadikan acuan dasar hukum tentang Pendidikan Agama Islam. Firman Allah tentang Pendidikan Agama Islam dalam Al-qur`an Surat Al –alaq ayat 1 sampai ayat 5, yang berbunyi sebagai berikut:
ù @ بثا,n=t مô`دB z`»|،SM}$# t,n=y{ بتاt,n=y{ “د%©!$# y7خn/u‘ ةOَ™$$خ/ ù&tّچ%$# ÷ بخاLs>÷ètƒ َOs9 $tB z`»|،SM}$# zO¯=tة بحا وOn=s)ّ9$$خ/ zO¯=tد“ و%©!$# م بجاPtّچ.F{$# y7ڑ/u‘ur &tّچ%$# “ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak di ketahuinya.”(Depag Terjemahannya, : 1989 : 375)
RI,
Al-Qur`an
dan
Dari ayat-ayat tersebut diatas dapatlah di ambil kesimpulan bahwa seolah-olah Tuhan berkata hendaklah manusia meyakini akan adanya
Tuhan
Pencipta
manusia
(dari
segumpal
darah),
selanjutnya untuk memperkokoh keyakinan dan memeliharanya agar tidak luntur hendaklah melaksanakan pendidikan dan pengajaran. 2)
As-sunnah. As-sunnah didefenisikan sebagai sesuatu yang didapatkan dari
Nabi
Muhammad
s.a.w.
yang
terdiri
dari
ucapan,
perbuatan,persetujuan, sifat fisik atau budi, atau biografi, baik pada masa sebelum kenabian ataupun sesudahnya. Suatu hal yang sudah kita ketahui bersama bahwa Rasulullah Muhammad s.a.w. diutus ke bumi ini, salah satunya adalah untuk memperbaiki moral atau akhlak umat manusia. “Muhammad
betul-betul
seorang
pendidik
yang
membimbing manusia menuju kemerdekaan dan kebahagiaan yang lebih besar serta melahirkan ketertiban dan kesetabilan yang mendorong perkembangan budaya Islam, suatu revolusi sejati yang memiliki tempo tidak tertandingi, dan gairah yang menantang. Hanya konsep pendidikan yang paling dangkalah yang berani menolak keabsahan meletakan Muhammad diantara pendidikpendidik besar sepanjang masa, karena, dari sudut pragmatis,
seorang yng mengangkat prilaku manusia adalah seorang pangeran diantara seorang pendidik”.(H. Ahmad, 2005 : 17) Jadi jelas, bahwa perkataan, perbuatan, ketepatan, dan sifat Rasulullah s.a.w. sarat dengan pendidikan. 3)
Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.(MPR-RI 1993, Ketetapan-ketetapan MPR-RI 1993, Beserta Susunan Kabinet Pembangunan, 1993). a)
UUD 1945, Pasal 29. Ayat 1 berbunyi : “Negara berdasaarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.”Ayat 2 berbunyi : “Negara menjaminin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan
beribadaah
menurut
agamanya
dan
kepercayan itu….” Pasal 29 UUD 1945 ini di berikan jaminan kepada warga Negara Republik Indonesia untuk memeluk agama dan beribadah sesuai agama yang di peluknya bahkan mengadakan kegiatan yang dapat menjunjung bagi plaksanaan ibadat. Dengan demikian pendidikan Islam yang searah dengan bentuk ibadat yang di yakininya diizinkan dan dijamin oleh Negara. b)
GBHN. 1. 22 di sebutkan: “Kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap tuhan Yang Maha Esa makin di kembangkan sehingga terbina kualitas keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, kualitas kerukunan antar umat beragama dan penganut
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam usaha memperkokoh
kesatuan
meningkatkan
amal
dan
untuk
kesatuan
bangsa
bersama-sama
serta
membangun
masyarakat.” 1.
Sedangkan untuk mengembangkan keagamaan itu sangat di
perlukan
pelaksanaan
pendidikan
termasuk
di
dalamnya pendidikan Islam. c)
UU No.2 Tahun 1989. (1). Pasal 11 Ayat 1 disebutkan: Jenis pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinas, pendidikan keagaman,
pendidikan
akademik,
dan
pendidikan
professional. (2).
Pasal 11 Ayat 6 disebutkan: Pendidikan keagaman merpupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasa pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan. Sedangkan dari Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 ini
dapat di simpulkan bahwa pendidikan keagaman bermaksud mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan perannya sebagai pemeluk agama yang benar-benar memadai. Di antara syarat dan prasyarat agar peserta didik dapat menjalankan peranannya dengan baik
di perlukan pengetahuan Ilmu
pendidikan Islam. Mengingat ilmu ini tidak hanya menekan pada segi teoritis saja, tetapi juga peraktis, Ilmu Pendidikan Islam termasuk ilmu praktis maka peserta didik di harapkan dapat menguasai ilmu tersebut secara penuh baik teoritis maupun peraktis, sehingga ia benar-benar mampu memainkan pranannya dengan tepat dalam hidup dan kehidupan. d) Tujuan Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam di sekolah/ madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian danpemupukan pengetahuan, penghayata, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk
dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan
yang lebih tinggi (Kurikulum PAI : 2002). Pendidikan
Agama
Islam
merupakan
pendidikan
yang
berkesadaran dan bertujuan, Allah telah menyusun landasan pendidikan yang jelas bagi seluruh umat manusia melalui Syariat Islam, termasuk tentang tujuan pendidikan agama Islam. Para ahli mengemukakan pendapatnya tentang tujuan pendidikan agama Islam sebagai berikut : Imam al-Ghazali berpendapat bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah membina insan paripurna yang bertaqarrub kepada Allah, bahagia di dunia dan di akhirat. Tidak dapat dilupakan pula bahwa orang yang megikuti pendidikan akan memperoleh kelezatan ilmu yang dipelajarinya dan kelezatan ini pula yang dapat mengantarkannya kepada pembentukan insan paripurna.
Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan, yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir. a) Tujuan sementara. Yaitu sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan pendidikan Islam. Tujuan sementara artinya tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan jasmaniah, pengetahuan membaca, menulis, dan ilmu-ilmu lainnya. b) Tujuan akhir. Yaitu terwujudnya kepribadian muslim yang mencakup aspek-aspeknya untuk merealisasikan atau menceminkan ajaran agama Islam. Zakiah Darajat membagi tujuan Pendidikan Agama Islam menjadi 4 (empat) macam, yaitu : a) Tujuan umum. Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. b) Tujuan akhir. Tujuan akhir adalah tercapainya wujud kamil, yaitu orang yang telah mencapai ketakwaan dan menghadap Allah dalam ketakwaannya. c) Tujuan sementara. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. d) Tujuan operasional. Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. e) Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspekaspek sebagai berikut. 1. Al-Qur’an dan Hadits 2. Aqidah 3. Akhlak
4. Fiqih Tarikh dan Kebudayaan Islam Pendidikan Agama Islam menekankan
keseimbangan,
keselarasan,
dan
keserasian
antara
hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya f) Faktor-faktor pendidikan agama Islam Adapun pembahasan masing-masing factor atau komponen pendidikan agama tersebut sebagai berikut. 1) Faktor Anak Didik / Peserta Didik / Siswa / Murid Faktor anak didik adalah merupakan salah satu factor pendidikan yang paling penting
karena tanpa adanya factor
tersebut, maka pendidikan tidak akan berlangsung. Oleh karena itu factor anak didik tidak dapat digantikan oleh faktor yang lain. (Zuharini Abdul Ghofur, Slamet As yusuf, 1983:29) Dalam
paradigma
pendidikan
islam,
peserta
didik
merupakan sesuatu yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu dikembangkan. Di sini peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan ruhani yang belum mencapai kematangan, baik fisik, mental, intelektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan
bimbingan
arahan
pendidik
agar
dapat
mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju kedewasaan. (Toto Suharto, 2006 : 123)
2) Pendidik / Guru / Ustadz Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan, dipundaknya terletak tanggung jawab yang besar dalam upaya mengantarkan peserta didik kearah tujuan pendidikan yang dicitakan. Secara umum, pendidik adalah mereka yang memiliki tanggung jawab mendidik. Mereka adalah manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya melaksanakan proses pendidikan. (Toto Suharto, 2006 : 118) Selain mendidik pendidik/guru mempunyai 4 empat tugas, yaitu ; 1. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama isalm 2. Menanamkan Keilmuan dalam jiwa anak. 3. Mendidik anak agar taat menjalankan agama. 4. Mendidik anak agar berbudi pekerti baik. (Zuharini Abdul Ghofur, Slamet As yusuf, 1983 : 120) Toto Suharto Mengutip dari pendapat Muraini dan Abdul Majid dalam bukunya mengemukakan tiga fungsi pendidik. Yaitu ; 1. Fungsi Instruksional yang bertugas melaksanakan pengajaran. 2. Fungsi Edukasional yang bertugas mendidik peserta didik agar mencapai tujuan pendidikan. Fungsi Managerial yang bertugas memimpin dan mengelola pendidikan. (Toto Suharto, 2006 : 120)
Untuk Menjalankan itu semua seorang guru atau pendidik harus
memenuhi syarat-syarat.
Dalam hal ini kami contohkan
dalam peraturan persyaratan yang tertuang dalam UU pendidikan dan pengajaran no.04 tahun 1950 bab X pasal 5 yang berbunyi : “ Syarat utama menjadi seorang guru, selain ijazah dan syarat-syarat lain yang mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat-sifat yang perlu untuk dapat memberikan pendidikan dan pengajaran (seperti yang dimaksud dalam pasal 3,4 dan 5 UU ini). (Zuharini Abdul Ghofur, Slamet As yusuf, 1983 : 120) Selain itu, Indonesia pada tahun 2005 telah memiliki Undang-Undang Guru dan Dosen, yang merupakan kebijakan untuk intervensi langsung meningkatkan kualitas kompetensi guru lewat kebijakan keharusan guru memiliki kualifikasi Strata 1 atau D4, dan memiliki sertifikat profesi. (Situs Sertifikasi Guru.Diknas. Publikasi 05/29/07) 3) Tujuan Pendidikan Menurut Dr.Zakiah Daradjat,dkk. Tujuan pendidikan ialah sesuatu yang hendak dicapai dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Bila Pendidikan itu berbentuk pendidikan formal, tujuan pendidikan itu harus tergambar dalam suatu kurikulum.(Zakiah Daradjat, 2001: 72) Lebih spesifik tentang tujuan pendidikan. Adalah tujuan pendidikan agama islam yang terbagi dalam Tujuan Akhir dan Tujuan Antara (umum dan Khusus). Tujuan akhir pendidikan agama islam adalah penyerahan dan penghambaan diri secara total kepada
Allah.
Tujuanini
bersifat
tetap
dan
berlaku
umum
tanpa
memperhatikan tempat, waktu dan keadaan. Tujuan Antara pendidikan islam merupakan penjabaran tujuan akhir, yang diperoleh melalui usah ijtihad para pemikir pendidikan islam, yang karenanya terikat oleh kondisi locus dan Tempus. Tujian Antara harus mengandung perubahan-perubahan yang diharapkan subjek pendidik, setelah melakukan proses pendidikan baik yang bersifat individual, sosial, maupun profesional. (Toto Suharto, 2006 : 117) 4) Faktor Alat / Media Pendidikan Adapun yang dimaksud dengan alat pendidikan ialah segala sesuatu yang dipergunaan dalam usah untuk mencapai tujuan dari pendidikan. Dengan demikian yang dimaksud dengan alat pendidikan agama ialah; Segala sesuatu yang dipakai dalam mencapai tujuan pendidikan agama. (Syaifuddin Zuhri, 2007 : 1) Alat-alat pendidikan agama dapat dikelompokkan menjadi 3 dengan uraian atau klasifikasi sebagai berikut : 1. Alat Pengajaran Agama: Yang dibedakan menjadi tiga ; a) Alat pengajaran Klasikal, Seperti Papan Tulis, kapur dan lain-
lain. b) Alat Pengajaran Individual. Seperti alat tulis, buku pelajaran
dan lain-lain. c) Alat Peraga.
2. Alat-alat Pendidikan Langsung : termasuk alat pendidikan yang langsung juga ialah dengan menggunakan emosi dan dramatisasi dalam menerangkan masalah agama. Karena agama lebih menyangkut perasaan. 3. Alat-alat Pendidikan tidak Langsung : Alat yang bersifat kuratif. Agar dengan demikian anak-anak menyadari perbuatannya yang salah dan berusaha untuk memperbaikinya. 5) Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan sesuatu yang mempenmgaruhi pada pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak. Adapun pengaruh lingkungan dapat dibagi menjadi dua, yaitu positif dan negative, adapun uraiannya sebagai berikut; 1. Pengaruh lingkungan dapat dikatakan positif, bila mana lingkungan itu dapat memberikan dorongan atau motivasi dan rangsangan kepada anak untuk berbuat hal-hal yang baik. 2. Sebaliknya pengaruh lingkungan dapat dikatakan Negatif bila mana keadaan sekitarnya anak itu tidak memberikan pengaruh baik. Karena itu berhasil atau tidaknya pendidikan agama di sekolah juga banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan daripada anak didik. (Zuharini Abdul Ghofur, Slamet As Yusuf, 1983 : 5457) 2. Pengetian prestasi belajar pendidikan agama Islam
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pemikiran (Porwodarminto, 1976: 768) Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimiliknya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam poses belajar mengajar di sekolah. Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar agama Islam adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (ketrampilan) dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam. 3. Faktor-faktor Yang memperngaruhi prestasi belajar Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar atau prestasi belajar. Orangtua pun perlu untuk mengetahui apa
saja faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar pada anak mereka, sehingga orangtua dapat mengenali penyebab dan pendukung anak dalam berprestasi. Berikut adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan: 1.
Faktor Dari Dalam Diri a. Kesehatan Apabila kesehatan anak terganggu dengan sering sakit kepala, pilek, deman dan lain-lain, maka hal ini dapat membuat anak tidak bergairah untuk mau belajar. Secara psikologi, gangguan pikiran dan perasaan kecewa karena konflik juga dapat mempengaruhi proses belajar. b. Intelegensi Faktor intelegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar anak. Menurut Gardner dalam teori Multiple Intellegence, intelegensi memiliki tujuh dimensi yang semiotonom, yaitu linguistik, musik, matematik logis, visual spesial, kinestetik fisik, sosial interpersonal dan intrapersonal. c. Minat dan Motivasi Minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan. Motivasi merupakan dorongan agar anak mau melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak ataupun dari luar lingkungan d. Cara belajar Perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana bentuk catatan buku, pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar.
2. Faktor Dari Lingkungan a. Keluarga Situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak. Pendidikan orangtua, status ekonomi, rumah, hubungan dengan orangtua dan saudara, bimbingan orangtua, dukungan orangtua, sangat mempengaruhi prestasi belajar anak. b. Sekolah Tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat kelas, relasi teman sekolah, rasio jumlah murid per kelas, juga mempengaruhi anak dalam proses belajar. c. MasyarakatApabila masyarakat sekitar adalah masyarakat yang berpendidikan dan moral yang baik, terutama anak-anak mereka. Hal ini dapat sebagai pemicu anak untuk lebih giat belajar. d. Lingkungan sekitar Bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan iklim juga dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar. Dari sekian banyak faktor yang harus diperhatikan, tentu tidak ada situasi 100% yang dapat dilakukan secara keseluruhan dan sempurna. Tetapi berusaha untuk memenuhinya sesempurna mungkin bukanlah faktor yang mustahil untuk dilakukan. (www. Psikologi. com) Dari pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa salah satu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor keluarga. Adapun faktor keluarga ini dapat di golongkan menjadi lima golongan, yaitu : 1) Cara mendidik anak
Setiap keluarga mempunyai spesifikasi dalam mendidik. Ada keluarga yang cara mendidik anak secara dictator militer, ada yang demokratis di mana pendapat anak diterima oleh orang tua. Tetapi ada juga keluarga yang acuh dengan pendapat setiap anggota keluarga. Jadi tiap-tiap anggota keluarga berjalan sendiri. Dari ketiga cara mendidik anak ini maka timbul pula macam-macam kepribadian dari anak tersebut. 2) Hubungan orang tua dan anak Ada keluarga yang hubungan anak dan orang tua dekat sekali sehingga anak tidak mau lepas dari orang tuanya. Bahkan ke sekolah pun susah. Ia takut terjadi sesuatu dengan orang tuanya. Pada anak-anak yang berasal dari hubungan keluarga demikian kadangkadang mengakibatkan anak menjadi tergantung. Bentuk lain misalnya hubungan orang tua dan anak yang ditandai oleh sikap acuh tak acuh pada orang tua. Sehingga dalam diri anak timbul reaksi frustasi. Sebaliknya orang tua yang terlalu keras terhadap anak, hubungan anak dan orang tua menjadi jauh sehingga menghambat proses belajar dan anak selalu diliputi oleh ketakutan terus menerus. 3) Sikap orang tua Hal ini tidak dapat dihindari, karena secara tidak langsung anak adalah gambaran dari orang tuanya. Jadi sikap orang tua menjadi contoh bagi anak. 4) Ekonomi keluarga Faktor ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan rumah tangga. Keharmonisan hubungan antara orang tua dan anak
kadang-kadang tidak dapat terlepas dari faktor ekonomi. Begitu pula faktor keberhasilan seseorang. Pada kurang
mungkin
keluarga
dapat menyebabkan
anak
yang
ekonominya
kekurangan
gizi,
kebutuhan-kebutuhan anak mungkin tidak dapat terpenuhi. Selain itu
ekonomi
yang
kurang menyebabkan suasana rumah menjadi
muram dan gairah untuk belajar tidak ada. Tetapi hal ini tidak mutlak demikian.
Kadang-kadang kesulitan ekonomi bisa menjadi
pendorong anak untuk lebih berhasil, sebaliknya bukan berarti pula ekonomi yang berlebihan tidak akan menyebabkan kesulitan belajar. Pada ekonomi yang berlebihan anak mungkin akan selalu dipenuhi semua kebutuhannya, sehingga perhatian anak terhadap pelajaranpelajaran sekolah akan berkurang karena anak terlalu banyak bersenang-senang, misalnya dengan permainan yang beraneka ragam atau pergi ke tempat-tempat hiburan 5) Suasana dalam keluarga Suasana rumah juga berpengaruh dalam membantu belajar anak. Apabila suasana rumah itu selalu gaduh, tegang, sering ribut dan bertengkar, akibatnya anak tidak dapat belajar dengan baik, karena belajar membutuhkan ketenangan dan konsentrasi dan lain-lain. D. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Keaatan Beragama Orang Tua dengan Prestasi Belajar Dalam penelitian
ini penulis
ingin
membuktikan bahwa ada
pengaruh antara persepsi siswa tentang ketatan beragama orang tua dengan prestasi belajar yang dicapai siswa, atau dengan perkataan lain pola persepsi siswa tentang ketaatan beragama orang tua dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Penelitian ini didasarkan pada kerangka berpikir sebagai berikut : Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi, faktor fisiologis dan psikologis, tetapi dipengaruhi juga oleh faktor eksternal yang antara lain adalah keataan beragama orang tua. Sebagaimana
telah
dikemukakan
di
atas,
bahwa
persepsi
merupakanpengalaman seseorang melalui penglihatan untuk mengenali objek dari apa yangdilihat dari lingkungannya. Persepsi ini akan muncul setelah adanya stimulus(rangsangan) dalam diri siswa. Persepsi ini akan berbentuk positif yang diwujudkandalam bentuk rasa senang. Ketaatan beragama merupakan suatu upaya yang dilakukan orang tua untuk merangsang dan mendorong
siswa untuk
aktif dan kreatif dalam
belajarnya. Keberhasilan siswa itu tidak lepas dari keberhasilan proses belajar, yang kemungkinan besar dipengaruhioleh kedisiplinan seorang guru dalam mengajarnya. Faktor ketaatan beragama mencakup ; cara mendidik anak, hubungan orang tua dan anak, sikap orang tua, ekonomi keluarga dan suasana dalam keluarga. Dalam mendidik anak-anak, sekolah merupakan lanjutan dari pendidikan anak-anak yang telah dilakukan dirumah. Berhasil baik atau tidaknya
pendidikan di sekolah bergantung pada dan dipengaruhi oleh
pendidikan di dalam keluaraga. Pendidikan keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di sekolah maupun dalam masyarakat. Pengaruh ketaatan beragama orang tua terhadap pendidikan anak itu berbeda-beda. Sebagian orang
tua
mendidik
anak-anaknya
menurut
pendirian-pendirian modern, sedangkan sebagian lagi menganut pendirianpendirian yang kuno atau kolot. Keadaan tiap-tiap keluarga berlainan pula satu
sama
lain. Ada keluarga yang taat beragama, ada yang tidak taat
beragama. Ada keluarga yang kaya, ada keluarga yang kurang mampu. Ada keluarga yang besar (banyak anggota keluarganya), dan ada pula keluarga kecil. Ada keluarga yang selalu diliputi oleh suasana tenang dan tentram, ada pula yang selalu gaduh, cekcok dan sebagainya. Dengan sendirinya, keadaan dalam keluarga yang bermacam-macam coraknya itu akan membawa pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap pendidikan anakanak. Jadi
orang
tua
mempunyai
peranan
yang
penting
dalam
keberhasilan belajar anak antara lain cara orang tua mendidik anak. Apakah ia ikut mendorong, merangsang dan membimbing terhadap aktivitas anaknya atau tidak. Suasana emosionil di dalam rumah, dapat sangat merangsang anak belajar dan mengembangkan kemampuan mentalnya yang sedang tumbuh. Sebaliknya, suasana tersebut bisa memperlambat otaknya yang sedang tumbuh dan menjemukan perasaan kreatif, yang dibawa sejak lahir. Hubungan orang tua dengan anak, bersama-sama dengan sifat pembawaan lahir, akan banyak menentukan bagaimana dia maju dengan belajarnya untuk sisa hidupnya. Hasil
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Reynolds
(1975),
dia
menyatakan bahwa anak yang berhasil di sekolah adalah anak yang berlatar belakang dari keluarga yang berhubungan akrab, penuh kasih sayang, dan menerapkan disiplin berdasarkan kecintaan. Pendapat ini diperkuat oleh hasil penelitian Madison (1989), yang menyatakan bahwa orang tua yang
mempunyai harga diri tinggi banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat keputusan secara bebas, berkomunikasi dengan lebih baik, mendukung anak untuk memiliki kebebasan sehingga anak mempunyai kepuasan,
dan
sedikit
menggunakan hukuman
badan
untuk
mengembangkan disiplin. Selain itu, perlu adanya hubungan yang akrab dan bentuk komunikasi yang memberikan kebebasan kepada anak untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Dari uraian di atas jelas terdapat hubungan antara ketaatan orang tua dengan prestasi belajar. Dengan demikian dapat digambarkan skema berpikir dalam penelitian ini, sehingga terlihat jelas adanya pengaruh antara ketaatan orang tua dengan prestasi belajar siswa, yaitu:
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir Penelitian Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Ketaatan Beragama Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Faktor Internal Ketaatan Beragama
Prestasi belajar
Hubungan orang tua dan anak Faktor eksternal
keluarga
Sikap orang tua
Ekonomi keluarga Suasana dalam keluarga
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyektif Lokasi Penelitian 1. Sejarah Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 merupakan salah satu lembaga pendidikan yang ada di Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 dimana Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 didirikan pada tanggal 17 September 1979 dengan luas tanah 350 m2. Latar belakang inilah yang mendorong semua pengurus lembaga pendidikan Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 merasa ikut terpanggil untuk membantu program pemerintah sebagaimana dalam GBHN. Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 berusaha untuk menciptakan suatu suasana interaktif belajar mengajar yang aktif dan kreatif serta dinamis, demi
tercapainya tujuan pendidikan dan tujuan Negara yaitu membentuk manusia seutuhnya. Adapun nama-nama kepala sekolah yang pernah menjabat di Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 sebagai berikut: 1. Sumarto 2. Tri Yanto 3. Sugimin H.S 4.
Haji Sugeng
5. Suwarni 54 Seiring berjalannya waktu Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 mengalami perubahan dan kemajuan yang sangat signifikan, terbukti dengan adanya berbagai piagam penghargaan atas kesuksesan yang di raih siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Payungan 02, ketika mengikuti berbagai macam perlombaan atau kegiatan. 2. Visi dan Misi Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 a. Visi 1. Luhur dalam pekerti 2. Cakap dalam prestasi 3. Terampil dalam pribadi b. Misi 1. Meningkatkan Iman dan Taqwa 2. Mengadakan kegiatan Ekstra kurikuler 3. Meningkatkan disiplin di semua bidang 4. Melaksanakan KBM sesuasai aturan 5. Membina prestasi dan olah raga
6. Meningkatkan kecerdasan dan kerampilan 3. Tujuan Kelembagaan Sebagai lembaga pendidikan, maka tujuan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang yaitu “dengan semangat beribadah kepada Allah, Sekolah mentargetkan anak didik berprestasi berdasarkan iman dan taqwa. 4. Struktural Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 Gambar 2 Struktur Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 STRUKTUR SEKOLAH DASAR NEGERI 02 PAYUNGAN Ketua Komite Suwarni Kepala Sekolah Suwarni SP.d
Sekretaris Petrus Santoso
W. Kurikulum Ayub M, S.Pd
W. Kesiswaan Lilik H A.Mpd
Bendahara Sujak Sujarwadi
W. Sarana Prasarana Wasiyem
W. Tata Usaha Sri Hartini
5. Fasilitas Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 Bidang manajemen operatif yang di miliki oleh Sekolah Dasar Negeri 02 Payungan meliputi : a. Kesiswaan b. Ruang perpustakaan c. BP / BK / Sarpras d. Musholla
W. Humas Harsono, AMa
e.
Kantor Sekolah Dasar Negeri Payungan 02
6. Keadaan pendidik dan anak didik Sekolah Dasar Negeri 02 Payungan : a. Keadaan Pendidik Guru Guru adalah salah satu faktor yang amat penting, karena guru itu yang akan mempertanggung jawabkan dalam pembentukan kepribadian anak didik, terutama guru pendidikan agama, dalam hal ini agama islam, yang mempunyai tanggung jawab terhadap pembentukan anak sesuai dengan ajaran islam. Dia bertanggung jawab kepada Allah SWT Adapun guru yang mengajar dan karyawan yang ada di Sekolah Dasar Negeri 02 Payungan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 3.1 Guru dan karyawan Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Guru Suwarni Petrus Santoso Ayub Mulyoto Wasiyem Sujak Sujarwadi Lilik Haryani, Sri Hartini Harsono, Ama Dwi Kurnia Sujak Sujarwadi
b. Keadaan anak didik
Ijazah Terakhir S.Pd S.Pd S.Pd S.Pd SMA Ama.Pd SPG D2 D2 SMA
Bahan Ajar Mulok Bahasa Daerah Bahasa Indonesia Matematika Seni Suara Penjakes IPS IPA PAI Bahasa Inggris PKN
Keadaan anak didik atau peserta didik Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang dapat dilihat sebagai berikut Tabel 3.2 Keadaan anak didik di Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 Tahun Pelajaran 2010 Kelas I II III IV V IV
Siswa Laki-Laki Siswa Perempuan Jumlah Siswa 4 4 8 3 4 7 3 3 6 7 5 12 4 5 9 4 4 8 JUMLAH SISWA 50 Sumber : Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri Payungan 02 Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh jumlah keseluruhan dari kelas I,II,III,IV,V,VI yaitu : Jumlah siswa laki-laki : 25 siswa Jumlah siswa perempuan : 25 siswi Jadi jumlah keseluruhan siswa di Sekolah Dasar Negeri 02 Payungan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang sebanyak 50 siswa.
B. Penyajian Data 1. Keadaan Umum Siswa (Responden)
Untuk mengetahui obyek penelitian secara jelas, dalam pembahasan skripsi ini perlu penjelasan yang berkenaan dengan responden. Maka penulis akan kemukakan data tentang keadaan responden. Sebelum penulis malaporkan hasil penelitian dan nama-nama responden perlu dijelaskan bahwa dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan angket dengan cara menyebar langsung kepada responden. Responden yang diambil adalah siswa SD Negeri Payungan 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010 yang berjumlah 30 siswa. Untuk lebih jelasnya penulis akan sajikan tabel responden dan data mentah sebagai berikut :
No 1 2 3 4 5 6 7 8 No
Tabel 3.3 Daftar Nama Responden Jenis Kelamin Nama Siswa Laki-laki Perempuan Aditya Kurniawan L Irma Mulyani Astuti N. P Rizki Kurnia Sari P Wahyu Kurniawan L Widodo L Yulia Putriningrum P Enina Setyowati P Agung Setyo Pamungkas L Jenis Kelamin Nama Siswa Laki-laki Perempuan
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Danang Prasetyo Andi Prasetyo Heni Febriani Putri Mardikaningsih Riki Fitriyansah Rizqi Nur Hidayah Subhan Ardi Pratama Sri Yaumi Purwanto Wahyu Agung Wahyono Yuda Wijaya Dwi Setyono Demyati Prasetyo Sumarjo Defi Donanta Fajria Retnoningsih Rini Astuti Septi Wulandari Sri Lestari Ucok Suwanto Muh. Nur Fitriadi Edi Purwito Galuh Prasetyo Adi
L L P P L P L P L L L L L P P P P P L L L L
2. Variasi Jawaban Responden a. Jawaban Responden untuk Variabel Persepsi Siswa Tentang Beragamaan Orang Tua Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dapat diperoleh data kualitatif dari jawaban responden, untuk lebih jelasnya berikut akan
penulis sajikan tabel hasil jawaban responden beserta skor nilai yang diperoleh. Tabel 3.4 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Persepsi Siswa Tentang Beragama Orang Tua No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 No. Resp 13
Item soal 5 6 a a b a a b b b b b b b b b b b b b b b b b b b Item soal 5 6 c b
7 a a a b a b a b b b b b
8 a b b a b a b b b b b b
9 a a a a b a a a a a a c
10 b a a a a a a c a c a c
A 6 8 7 6 5 4 4 3 2 3 4 1
7 a
8 b
9 a
10 c
A 3
Jumlah B 3 2 2 4 5 6 5 4 5 4 6 6 Jumlah B 4
a
a
b
a
a
8
2
-
b
a
a
b
a
a
7
2
1
a
b
b
a
b
a
a
7
3
-
b
b
b
c
a
b
a
a
5
4
1
a
a
a
b
b
a
b
a
b
7
3
-
a
a
c
a
a
b
b
b
a
c
5
3
2
20
a
a
a
b
b
a
a
b
a
a
7
3
-
21
a
a
c
a
b
a
a
b
a
a
7
2
1
22
a
a
a
a
b
b
a
b
a
a
7
3
-
23
a
a
a
a
b
b
a
b
a
a
7
3
-
24
a
c
a
a
b
b
a
b
a
b
5
4
1
25
a
c
c
a
b
a
b
b
a
c
4
3
3
26
a
b
a
b
a
b
a
b
b
c
4
5
1
27
a
a
a
a
b
b
a
b
a
a
7
3
-
1 a a a a a a a a b c a b
2 b a a a a b c c c a a b
3 b a c b a b b c c c b c
4 c a a a b b b a c a b a
1 b
2 a
3 c
4 b
14
a
a
a
a
b
15
a
a
c
a
16
a
a
a
17
a
a
18
a
19
C 1 1 1 3 3 3 3 C 3
28
a
c
a
a
b
b
a
b
a
b
5
4
1
29
a
c
c
a
b
a
b
b
a
c
4
3
3
30
a
b
a
b
a
b
a
b
b
c
4
5
1
Dalam
perhitungan
skor
jawaban
responden
penulis
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengubah data kualitas menjadi data kuantitas dari jawaban responden dengan ketentuan bila jawaban: A diberi skor 3 B diberi skor 2 C diberi skor 1
No Resp
Tabel 3.5 Skor Jawaban Responden Variabel Persepsi Siswa Tentang Beragama Orang Tua Skor yang diperoleh dari jawaban Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
No Resp
3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3
1
2 3 3 3 3 2 1 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3
2
2 3 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 3 1 3 2 3
1 3 3 3 2 2 2 3 1 3 2 3 2 3 3 3 2 3
3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2
3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2
3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3
3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Skor yang diperoleh dari jawaban 3 4 5 6 7 8
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 1 1 3 3 3 3 2
9
10
25 28 26 26 23 24 23 20 19 20 25 18 20 28 26 27 26 26
Jumlah
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 1 1 2 3 1 1 2
1 3 1 3 3 3 1 3 3 3 1 3
3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2
3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3
2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2
2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2
1 3 3 3 3 2 1 1 3 2 1 1
23 27 26 27 27 24 21 23 27 24 21 23
a. Mencari Lebar Interval Untuk mengetahui kriteria penilaian dari variabel Persepsi Siswa Tentang Persepsi Siswa Tentang Beragama Orang Tua kedalam kriteria baik, cukup baik, dan kurang. Rumus yang digunakan adalah: R=H–L+1 R = 28 – 18 + 1 R = 11 Keterangan : R = Jarak Pengukuran (Range) H = Skor tertinggi Setelah R diketahui dan jumlah interval kelas sudah ditentukan. Maka bisa dicari lebar interval ( i ) dengan rumus (Sutrisno Hadi : 1989) yaitu : i=
R 3
=
11 3
= 3, 67 =4 Maka kriteria nilai yang diperoleh dari skor jawaban responden adalah sebagai berikut: 26 – 29 = A ( Baik ) 22 – 25 = B ( Cukup baik ) 18 – 21 = C (Kurang ) Tabel 3.6 Kriteria Nilai dari Variabel Persepsi Siswa Tentang Beragama Orang Tua No
Responden
Jumlah Skor
Kriteria Nilai
1
1
25
B
2
2
28
A
3
3
26
A
4
4
26
A
5
5
23
B
6
6
24
B
No
Responden
Jumlah Skor
Kriteria Nilai
7
7
23
B
8
8
20
C
9
9
19
C
10
10
20
C
11
11
25
B
12
12
18
C
13
13
20
C
14
14
28
A
15
15
26
A
16
16
27
A
17
17
26
A
18
18
26
A
19
19
23
B
20
20
27
A
21
21
26
A
22
22
27
A
23
23
27
A
24
24
24
B
25
25
21
C
26
26
23
B
27
23
27
A
28
24
24
B
29
25
21
C
30
26
23
B
2. Variabel Prestasi Belajar PAI Dari hasil Prestasi Belajar PAI dapat diperoleh data kualitatif, untuk lebih jelasnya berikut akan penulis sajikan tabel prestasi belajar PAI beserta skor nilai yang diperoleh. Tabel 3.7 Rekapitulasi Kriteria Nilai dari Variabel Prestasi Belajar PAI No
Responden
Jumlah Skor
Kriteria Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
70 70 70 70 70 70 70 70 60 65 70 66 70 70
A A C A C A B C C C B C C A
No 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Responden 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 23 24 25 26
Jumlah Skor 60 60 65 70 60 70 70 80 70 70 65 60 70 70 70 70
Kriteria Nilai B B A A C A B B B B B A B B B A
b. Mencari Lebar Interval
Setelah jawaban responden diketahui, untuk mengetahui kriteria penilaian dari variabel Prestasi Belajar PAI kedalam kriteria baik, cukup baik, dan kurang. Rumus yang digunakan adalah: R=H–L+1 R = 28 – 17 + 1 R = 12 Keterangan : R = Jarak Pengukuran (Range) H = Skor tertinggi L = Skor terendah Setelah R diketahui dan jumlah interval kelas sudah ditentukan . Maka bisa dicari lebar interval ( i ) dengan rumus (Sutrisno Hadi: 1989) yaitu : i=
R 3
=
12 3
=4 Dari rumus diatas dengan kriteria penilaian sebanyak 3, dapat diketahui interval kelas sebesar 4, maka kriteria nilai yang diperoleh dari skor jawaban responden adalah sebagai berikut: 25 – 28 = A ( Baik ) 21 – 24 = B ( Cukup baik ) 17 – 20 = C (Kurang )
BAB IV ANALISIS DATA Untuk mengolah data yang telah terkumpul dan untuk mengambil kesimpulan dari penelitian, maka perlu adanya analisis data. Analisis data adalah suatu pengolahan data dalam rangka pengujian hipotesis yang telah dirumuskan untuk memperoleh simpulan berdasarkan data tersebut. Rumusan hipotesis dapat diterima apabila kebenaran dalam analisis data telah terbukti. Adapun analisis data yang penulis lakukan antara lain : 1. Analisis pertama mengenai variabel Persepsi Siswa Tentang Beragama Orang Tua. 2. Analisis kedua mengenai variabel Prestasi Belajar PAI. 3. Analisis ketiga yaitu analisis korelasi untuk mengetahui hubungan Persepsi Siswa Tentang Keberagamaan Orang Tua Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar PAI.
A. Analisis Pertama Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Keberagamaan Orang Tua. Analisis ini terdiri dari dua cara, yaitu: 1. Analisis Berdasarkan Skor Analisis ini merupakan pengolahan data dengan sistem prosentase dari setiap jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kriteria nilai penilaian berdasarkan jawaban yang diperoleh, kemudian diprosentasikan dengan rumus sebagai berikut : 70
P=
F x 100 % N
Keterangan : P = Proporsi individu dalam golongan. F = Frekuensi. N = Jumlah subyek dalam golongan. Adapun langkah-langkah dalam analisis ini adalah dengan menentukan jumlah responden yang tergolong memperoleh Keberagamaan Orang Tua A (baik), B (cukup baik), C (kurang). Dari tabel kriteria nilai untuk variabel Keberagamaan Orang Tua dengan jumlah responden sebanyak 30 siswa dapat diketahui jumlah responden yang memperoleh kriteria nilai : a. Baik ( kategori A ) sebanyak 16 siswa. b. Cukup baik ( kategori B ) sebanyak 8 siswa. c. Kurang (kategori C) sebanyak 6 siswa. Dengan menggunakan rumus diatas, maka dapat diperoleh hasil sebagaimana tabel berikut : Tabel 4.1 Prosentase Jawaban RespondenTentang Persepsi Siswa Tentang Beragama Orang Tua No Kategori 1 Baik
Lambang A
Frekuensi 16
Prosentase (%) 46,2
2
Cukup
B
8
30,8
3
Kurang
C
6
23
30
100
Jumlah 2. Analisis Berdasarkan Angket
Dalam analisis ini dimaksudkan untuk melihat lebih jauh jawaban responden dalam kaitannya dengan Beragama Orang Tua.
Tabel 4.2 Prosentase Jawaban Responden tentang Beragama Orang Tua Berdasarkan Angket No 1.
Item Soal Apakah
Bapak/
Ibu
A 22
Jawaban B C 3 1
Prosentase (%) A B C 84,7 11,5 3,8
melakukan salat lima waktu? a. Ya, selalu melakukan b. Kadang-kadang melaukan c. Tidak pernah melakukan Apakah Bapak/ Ibu selalu 2.
17
melakukan salat sunah?
4
5
65,4
15,4
19,2
6
11
34,6
23,1
42,3
a. Ya, selalu melaksanakan b. Kadang-kadang melaksanakan c. Tidak pernah melakukan Apakah Bapak/ Ibu selalu 3.
membaca kitab suci
Al-
9
Qur’an a. Ya, selalu membaca No
Jawaban
Item Soal
A
B
8
7
Prosentase (%) C
A
B
C
30,8
26,9
42,3
b. Kadang-kadang membaca c. Tidak pernah membaca 4
Apakah Bapak/ Ibu selalu melaksanakan
puasa
bulan Ramadahan?
di
11
a. Ya, selalu melakukan b. Kadang-kadang melakukan c. Tidak pernar melakukan Apakah Bapak/ Ibu selalu melakukan puasa sunah? 5.
4
21
1
15,4
80,8
3,8
8
18
-
30,8
69,2
-
a. Ya, selalu melakukan b. Kadang-kadang melakukan c. Tidak pernar melakukan Apakah Bapak/ Ibu selalu berlaku sopan santun pada 6.
orang tua? a.
Ya, selalu melakukan
b. Kadang-kadang melakukan c. Tidak pernar melakukan No 7.
Item Soal Apakah Bapak/ Ibu pernah
A 18
Jawaban B C 8 -
Prosentase (%) A B C 69,2 30,8 -
menolong orang lain yang dalam kesulitan? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 8.
Apakah
Bapak/
mempelajari Agama? a. Ya, selalu
Ibu 3
Ilmu-ilmu
23
-
11,5
88,5
-
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 9.
Apakah/ Ibu bersyukur bila
23
2
1
88,5
7,7
3,8
16
3
7
61,6
11,5
26,9
diberi rizky banyak atau sedikit? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 10.
Apakah Bapak/ Ibu berdoa dulu sebelum mengerjakan pekerjaan? a. Ya, selalu b. Kadang-Kadang c. Tidak Pernah
B. Analisis Kedua Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Prestasi Belajar PAI. Analisis ini terdiri dari dua cara, yaitu: 1. Analisis Berdasarkan Skor Analisis ini merupakan pengolahan data dengan sistem prosentase dari setiap jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kriteria nilai penilaian berdasarkan jawaban yang diperoleh, kemudian dipresentasikan dengan rumus sebagai berikut: P=
F x 100 % N
Keterangan : P = Proporsi individu dalam golongan. F = Frekuensi. N = Jumlah subyek dalam golongan.
Adapun langkah-langkah dalam analisis ini adalah dengan menentukan jumlah responden yang tergolong mempunyai Prestasi Belajar PAI A (baik), B (cukup baik), C (kurang). Dari tabel kriteria nilai untuk variabel Prestasi Belajar PAI dengan jumlah responden sebanyak 30 siswa dapat diketahui jumlah responden yang memperoleh kriteria nilai : a. Baik ( kategori A ) sebanyak 16 siswa. b. Cukup baik ( kategori B ) sebanyak 8 siswa. c. Kurang (kategori C) sebanyak 6 siswa. Dengan menggunakan rumus diatas, maka dapat diperoleh hasil sebagaimana tabel berikut Tabel 4.3 Prosentase Jawaban Responden Tentang Prestasi Belajar PAI
No
Kategori
Lambang
Frekuensi
Prosentase(%)
1
Baik
A
13
34,6
2
Cukup
B
9
34,6
3
Kurang
C
8
30,8
30
100
Jumlah
C. Analisis Ketiga Analisis ini untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel Keberagamaan Orang Tua dengan variabel Prestasi Belajar PAI, dimana Keberagamaan Orang Tua sebagai variabel X dan Prestasi Belajar PAI sebagai
variabel Y. Dalam menganalisis tingkat hubungan antar dua variabel ini penulis menggunakan rumus statistik korelasi product moment sebagai berikut :
SXY -
rxy =
(SX )(SY )
N ى ( هX )2 üىSY 2 - ( هY )2 ü 2 ه X ي ي N î N î
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi variabel X dan Y
XY
: Perhatian antara X dan Y
X2
: Variabel hubungan
Y2
: Variabel terhubungan
N
: Jumah responden
Apabila r hitung telah diperoleh, kemudian r tabel dikonsultasikan dengan kriteria dan r tabel product moment dengan kriteria r hitung > r tabel pada α 0,05 atau α 0,01 maka hipotesis kerja diterima. Sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka hipotesis ditolak. Alasan digunakan analisis data statistik adalah 1. Data yang diperoleh merupakan data kualitatif yang sudah diubah menjadi data kuantitatif dalam bentuk angka 2. Penulis akan lebih mudah menentukan apakah hipotesis yang yang akan diuji dapat diterima atau tidak 3. Akan diperoleh kesimpulan yang obyektif. Untuk lebih mudahnya dalam penghitungan korelasi, penulis akan sajikan tabel koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 4.4 Koefisien Korelasi antara Persepsi Siswa Tentang Beragama Orang Tua dan Prestasi Belajar PAI
No. 1
X 25
Y 28
X2 625
Y2 784
XY 700
2
28
27
784
729
756
3
26
17
676
289
442
4
26
28
676
784
728
5
23
20
529
400
460
6
24
28
576
784
672
7
23
23
529
529
529
8
20
19
400
361
380
9
19
18
361
324
342
10
20
18
400
324
360
11
25
24
625
576
600
12
18
21
324
441
378
13
20
20
400
400
400
14
28
25
784
625
700
15
26
24
676
576
624
16
27
23
729
529
621
17
26
28
676
784
728
18
26
27
676
729
702
19
23
20
529
400
460
No.
X
Y
X2
Y2
XY
20
27
27
729
729
729
21
26
24
676
576
624
22
27
23
729
529
621
23
27
23
729
529
621
24
24
23
576
529
552
25
21
22
441
484
462
26
23
28
529
784
644
∑
628
608
15384
14528
14835
Dengan melihat pada tabel diatas maka rumus korelasi product moment dapat secara langsung digunakan. Adapun penghitungnnya adalah sebagai berikut: SXY rxy =
(SX )(SY ) 2
ى ( هX ) 2 هيX N î 14835 -
rxy =
(628)(608) 30
2
ى (628) üى14528 - (608)2 ü 15384 ي ي 30 î 30 î 14835 -
rxy =
N ü ى2 ( هY )2 ü يSY N î
(628)(608) 30
394384 üى 369664 ü ى ي15384 ي14528 30 î 30 î
rxy =
14835 - 14685,54 {15384 - 15168,62}{14528 - 14217,85}
rxy =
149,4615 {215,3846}{310,1538}
rxy =
149,4615 66802,37
rxy =
149,4615 258,4615445
rxy = 0,578273796
dibulatkan menjadi 0,578
D. Uji Hipotesis Pada bab I penulis merumuskan “Ada hubungan positif antara Persepsi Siswa Tentang Beragama Orang Tua Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar PAI”. Untuk menguji kebenarannya, data yang diperoleh terlebih dahulu diadakan penghitungan statistik dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu untuk mencari besarnya angka korelasi antara Persepsi Siswa Tentang Beragama Orang Tua Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar PAI. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh koefisien korelasi antara Keberagamaan Orang Tua dan Prestasi Belajar PAI (rXY) sebesar 0,578, selanjutnya hasil tersebut dikonsultasikan
dengan r tabel product moment
dengan N = 30 dan taraf signifikasi 5% yaitu 0,388. Terbukti hasil tersebut lebih besar dari pada r tabel, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini signifikan, dalam arti hipotesis yang menyatakan “Ada hubungan antara Persepsi Siswa Tentang Beragama Orang Tua dengan Prestasi Belajar PAI kelas V SD Negeri Payungan 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2010” diterima. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang ada pada bab IV, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada umumnya Persepsi Siswa Tentang Beragama Orang Tua yang diperoleh siswa SD Negeri Payungan 02 berada pada tingkatan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis pada tabel XIII, bahwa kategori baik sebesar 46,2%, cukup baik 30,8% dan kategori kurang sebanyak 23%. 2. Tingkatan dari Prestasi Belajar PAI SD Negeri Payungan 02 berada pada kategori baik dan cukup. Sebagaimana yang tertera pada tabel XV, bahwa kategori baik sebesar 34,6%, kategori cukup baik sebesar 34,6% dan kategori kurang sebesar 30,8%. 3. Koefisien korelasi antara Persepsi Siswa Tentang Beragama Orang Tua dan Prestasi Belajar PAI (rxy) adalah sebesar 0,578. Nilai r ini dikonsultasikan dengan nilai r tabel product moment dengan N = 30 dan taraf signifikasi 1% yaitu 0,496 terbukti r hitung lebih besar daripada r tabel sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima, yaitu terdapat hubungan antara Persepsi Siswa Tentang Beragama Orang Tua pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar PAI SD Negeri Payungan 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2010. B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka penulis 81 memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Untuk Orang Tua/Wali Hendaknya orang tua/wali senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada anak secara maksimal dalam pendidikan keagamaan, sehingga anak terbiasa berminat belajar sesuai dengan ajaran agama. 2. Untuk Guru dan Sekolah
Untuk selalu memperhatikan perkembangan perilaku anak di Sekolah, serta memberikan bimbingan terhadap akhlak anak sehingga anak memiliki konsep dan prinsip yang matang tentang bagaimana seharusnya berperilaku. 3. Untuk Siswa Demi terciptanya hubungan yang rukun dan harmonis dengan semua pihak, siswa harus benar-benar memahami dan menerapkan nilai-nilai agama dalam pergaulannya sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab Khalaf. 1978. Ilmu Ushul Fiqh. Kairo: An-nasyir Arikunto. Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi IV. Jakarta: PT. Rineka Cipta Bimo Walgito. 2002. Psikologi Sosial. Yogyakarta : Andi Yogyakarta Daradjat. Zakiah. DR. dkk. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Daradjat. Zakiah.Dr.dkk. 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Angkasa Departemen Agama RI, 20055. Al-Qur'an dan Terjemah al Jumanatul Ali, Bandung: J-Art. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nassional Hadi. Sutrisno.1989. Metodologi Research Jilid II, Yogyakarta: PT. Andi Ofset, Irwanto et.all. 1996. Psikologi Umum.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Jalaludin, 2003. Psikologi Agama .Jakarta: Rajawali Press Koleksi Artikel Tafsir JAKIM Kurikulum pendidikan Agama Islam : 2002 Marimba. D. Ahmad. 1981 Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT. Al-Maarif Nina Mutmainah. M. Fauzi, 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: Universitas Terbuka Poerwadarminta. W. j. s. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Purwanto. M. Ngalim. 2006. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Rahmad. Jalalludin. 1996. Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Rakhmat. Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosda Kayra, 2001 Rakhmat.Jalaluddin. 2003. Psikologi Agama, Sebuah Pengantar .Bandung: Mizan Sardiman. 1990.. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Shihab. Quraish. 1999. Membumikan Al Quran. Bandung: Mizan. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesias. Jakarta: Balai Pustaka Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Wahab Khalaf. Abdu. 1978. Ilmu Ushul al- Fiq., Beirut: Dar al- Fikr, 1978 www.psikologizone.com) Yusuf Al Qardhowy. 1997. Pengantar Kajian Islam, Penerjemah. Setiawan Budi Utomo. Jakarta: Pustaka Al Kausar Zaini. Syahminan. 1986. Mengapa Manusia Harus Beragama. Jakarta: Kalam Mulia Zuhairini. Abdul Ghofir. Slamet As. Yusuf. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang Zuhri. Syaifuddin. 2007. Media Pendidikan, Materi Kuliah Semester V. STAI: AlQolam.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap
: Harsono
2. Tempat, Tgl & Lahir
: Kab. Semarang, 15 Oktober 1956
3. Jenjang Pendidikan
: 1. SD Susukan 1968 2. PGAP Salatiga 1973 3. PGAA Salatiga 1975 4. IAIN Walisongo Semarang 1997