PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKIDAH AKHLAK MELALUI METODE READING GUIDE PADA SISWA KELAS III MI GUBUG KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh : FITRIYAH NIM : 114 08 056 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) SALATIGA 2010
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang paling mulia dibandingkan
dengan
makhluk
lain.
Hal
ini
terbukti
dengan
dianugerahkannya akal pada manusia untuk berfikir. Seiring dengan tingkat berfikirnya manusia, maka pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Terlebih untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks dan menantang ini, warga Indonesia perlu memiliki kepribadian, keterampilan, dan kompetensi tertentu,
agar
kecenderungan
mereka yang
dapat tidak
menghadapi diinginkan
dan
serta
dapat dapat
mengatasi mendorong
kecenderungan – kecenderungan yang diinginkan yang dapat tumbuh dari tata kehidupan yang semakin global. Dalam proses pendidikan sendiri mempunyai beberapa tujuan pendidikan diantaranya menggali dan mengembangkan potensi iman atau fitrah manusia dan membentuk manusia yang berakhlak mulia. (Abidin Ibnu Rusd, 1998 : 60) Pelaksanaan pendidikan agama Islam di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua jenis, pertama pendidikan formal yang diajarkan di sekolah baik negeri maupun swasta dengan kurikulum yang telah disusun oleh pemerintah. Kedua pendidikan non formal melalui TPQ, Pondok pesantren maupun majelis taklim dengan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi lembaga.
2
Sekolah sebagai lembaga formal merupakan wadah untuk merealisasikan tujuan pendidikan agama Islam melalui kegiatan pembelajaran, yang diharapkan mampu mewujudkan insan yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahunn dan teknologi (iptek) namun juga insan yang beriman dan bertakwa (imtak). Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan komponen pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum, metode pembelajaraan, guru dan komponen pembelajaraan lainnya. Metode pembelajaraan selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sehingga saat ini metode pembelajaran sangat bervariasi yang bertujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai. Salah satu metode yang dilakukan dalam pembelajaran adalah metode “reading guide” merupakan selingan yang mengasyikkan di sela-sela cara pengajaran biasa. Cara ini memungkinkan guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan dipahami oleh siswa sebelum memaparkan apa yang guru arahkan. (Ismail,2008:80) Penguasaan mata pelajaran Akidah Akhlak pada siswa sangat dipengaruhi oleh latar belakang dan lingkungan tempat tinggal siswa, seperti pada siswa kelas III MI Gubug, Cepogo, Boyolali. Merupakan daerah pedesaan dengan mata pencaharian utama sebagai petani serta tingkat pendidikan yang masih terbatas. Kenyataan tersebut menjadi tantangan bagi guru untuk melakukan pembelajaran dengan metode yang tepat sehingga prestasi siswa dapat meningkat.
3
Metode yang bervariasi dan tidak monoton akan membuat siswa antusias untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas, sehingga diharapkan prestasi siswa dapat meningkat. Dari pengamatan awal, pembelajaran Akidah Akhlak di MI Gubug mengalami beberapa kendala, salah satu kendala yang muncul adalah metode pembelajaran yang dilakukan guru kurang bervariasi, sehingga siswa kurang bergairah dalam mengikuti proses pembelajaran yang membuat hasil yang diharapkan kurang maksimal. Salah satu metode yang bisa dilakukan oleh guru adalah “reading guide” dengan metode ini siswa diharapkan mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Sehingga prestasi siswa dapat meningkat dalam pelajaran Akidah Akhlak. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian
tindakan dengan judul “Peningkatan Prestasi
Belajar Akidah Akhlak Melalui Metode Reading Guide Pada Siswa Kelas III MI Gubug Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan beberapa pokok masalah dalam penelitian ini, yaitu : 1. Apakah melalui metode reading guide dapat meningkatkan perhatian siswa pada materi Akidah Akhlak pada siswa kelas III MI Gubug kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010 ?
4
2.
Apakah melalui metode reading guide dapat meningkatkan motivasi belajar Akidah Akhlak pada siswa kelas III MI Gubug kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010?
3. Apakah melalui metode reading guide dapat meningkatkan prestasi belajar Akidah Akhlak pada siswa kelas III MI Gubug kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010? C. Tujuan Penelitian Mengacu pada pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui apakah metode reading guide dapat meningkatkan perhatian siswa pada materi Akidah Akhlak pada siswa kelas III MI Gubug kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010 ? 2. Untuk mengetahui apakah metode reading guide dapat meningkatkan motivasi belajar Akidah Akhlak pada siswa kelas III MI Gubug kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010? 3. Untuk mengetahui apakah metode reading guide dapat meningkatkan prestasi belajar Akidah Akhlak pada siswa kelas III MI Gubug kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010? D. Hipotesis Dengan metode reading guide dapat meningkatkan perhatian, motivasi, dan prestasi belajar Akidah Akhlak pada siswa kelas III MI Gubug kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010.
5
E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut. 1. Bagi siswa MI Gubug a. Minat belajar siswa kelas III MI Gubug dalam mata pelajaran Akidah Akhlak dapat meningkat. b. Prestasi belajar siswa kelas III MI Gubug dalam mata pelajaran Akidah Akhlak dapat meningkat. c. Metode reading guide dapat dikembangkkan atau diterapkan pada siswa di kelas – kelas yang lain. 2. Bagi Guru MI Gubug a. Para guru di MI Gubug dapat mengetahui reading guide serta mampu menerapkan dalam proses pembelajarannya. b. Merupakan salah satu sumbangan pemikiran bagi pengembangan pembelajaran di MI Gubug. 3. Bagi MI Gubug a. Diperoleh panduan model pembelajaran reading guide yang bisa diterapkan pada mata pelajaran dan kelas yang lain. b. Diharapkan dapat meningkatkan nilai mata pelajaran Akidah Akhlak siswa kelas III MI Gubug. F. Penegasan Istilah 1. Peningkatan Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb). (Dendy, 2008 : 1712)
6
2. Prestasi Belajar Dalam melaksanakan belajar, untuk dapat mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar itu berhasil dilaksanakan, maka harus diadakan suatu evaluasi baik secara tertulis maupun praktek. Dari evaluasi tersebut akan menghasilkan nilai yang sering dikenal dengan istilah prestasi belajar. Prestasi belajar terdiri dari dua gabungan kata, yaitu prestasi dan belajar.
Adapun pengertian prestasi adalah
merupakan
bukti
keberhasilan usaha yang dapat dicapai. Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. (Slameto, 1984 : 8) 3. Akidah Akhlak Mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma’ al-husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adap Islami melalui
pemberian
contoh
–
contoh
perilaku
dan
cara
mengamalkannya dalam kehidupan sehari – hari. Secara substansial mata pelajaran Akidah Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan al-akhlakul
7
karimah dan adab islami dalam kehidupan sehari – hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat – malaikat-Nya, kitab – kitab-Nya, rasul -rasul-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar. (Peraturan Menteri Agama republik Indonesia, 2008 : 20-21) 4. Reading Guide Dalam beberapa kesempatan, sering terdapat kejadian bahwa materi tidak dapat diselesaikan di dalam kelas dan harus diselesaikan di luar kelas karena banyaknya materi yang harus diselesaikan. Dalam keadaan seperti ini strategi ini dapat digunakan secara optimal. Reading Guide adalah bacaan terbimbing yaitu sebuah penerapan dengan menggunakan bahan ajar bacaan yang telah ditentukan oleh guru disertai dengan pertanyaan atau kisi-kisinya kepada siswa, kemudian hasil dari bacaan tersebut didiskusikan secara bersamasama. (Hisyam,2002:8) Jadi metode reading guide adalah metode pembelajaran dengan cara guru melakukan bimbingan suatu bacaan pada siswa yang disertai dengan pertanyaan yang diberikan kepada siswa dan disertai diskusi dengan siswa tentang materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari pembelajaran tersebut. G. Metodologi Penelitian 1. Rencana Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam
8
pembelajaran Akidah Akhlak di MI Gubug kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali. Target penelitian tindakan kelas ini adalah 75% dari seluruh siswa, apabila siklus I belum tercapai target yang ditentukan maka dilanjutkan dengan siklus yang selanjutnya sampai tercapainya target yang ditentukan. Gambar 1. Spiral Tindakan Kelas. (Zainal,2006:31) Identifikasi Masalah Perencanaan
Aksi Refleksi
Observasi
Perencanaan Ulang Refleksi
Observasi
Aksi
Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi: a. Perencanaan, b. Pelaksanaan tindakan, c. observasi, dan d. refleksi.
9
Dalam setiap siklus secara rinci prosedur tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam uraian berikut. Siklus 1 a. Tahap Perencanaan 1) Peneliti
atau
guru
membuat
perencanaan
pelaksanaan
pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2) Peneliti atau guru melakukan simulasi pembelajaran Akidah Akhlak yang meningkatkan prestasi belajar siswa melalui metode reading guide. 3) Membuat Observasi. 4) Membuat alat evaluasi. b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah didesain, antara lain : 1) Kegiatan awal + 5 menit, antara lain a) Guru memberikan salam kepada siswa b) Melakukan do’a bersama untuk membuka pelajaran c) Presensi untuk mengetahui kehadiran peserta didik. d) Appersepsi 2) Kegiatan inti + 50 menit, antara lain : a) Guru menentukan bacaan yang akan dipelajari. b) Guru membuat pertanyaan – pertanyaan dan kisi - kisi yang akan didiskusikan oleh siswa.
10
c) Guru membagikan bacaan dengan pertanyaan atau kisi – kisinya kepada peserta. d) Siswa
mempelajari
bahan
bacaan
tersebut
dengan
menggunakan pertanyaan atau kisi – kisi yang ada dengan batas waktu yang sudah ditentukan. e) Guru membahas pertanyaan atau kisi –kisi tersebut dengan menanyakan jawaban kepada siswa. 3) Kegiatan akhir + 15 menit, antara lain a) Guru menyimpulkan materi bacaan yang telah diberikan. b) Memotivasi belajar siswa. c) Refleksi untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran dan tindak lanjutnya. c. Tahap Observasi Observasi yaitu melaksanakan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi oleh guru kepada siswa. d. Tahap Refleksi Refleksi yaitu mengumpulkan, menganalisis, dan membuat penafsiran hasil observasi. Dari hasil analisis data, guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.
11
2. Pengumpulan Data Dalam
penelitian
ini,
penulis
menggunakan
metode
pengumpulan data sebagai berikut. a. Metode Observasi Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang lokasi sekolah dan pada saat pelaksanaan penelitian. b. Metode Tes Digunakan Lembar Tes yang mengerjakan siswa baik berupa tes awal maupun tes akhir. 3. Instrumen Instrumen yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah : c. Angket kesiapan siswa pada pembelajaran Akidah Akhlak. d. Angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran Akidah akhlak. e. Lembar kerja siswa dalam pembelajaran Akidah Akhlak. f. Lembar tes untuk mengukur prestasi siswa. 4. Analisis Data Data yang telah terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian ini ada tiga instrument yang digunakan. Tes hasil belajar untuk mengukur prestasi belajar siswa di analisis menggunakan tes, perhatian dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar di analisis dengan menggunakan statistic deskriptif, sedang interpretasi hasil di analisis dengan kualitatif.
12
Kriteria penilaian motivasi dan perhatian siswa adalah sebagai berikut : a. Rendah
= 1,0 – 2,0
b. Sedang
= 2,1 – 3,0
c. Tinggi
= 3,1 – 5,0
H. Sistematika Penulisan Skripsi Bab I, berisi tentang pendahuluan yang memuat Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II, berisi tentang hal yang melengkapi teori dari skripsi ini. Bab ini menguraikan tentang prestasi belajar yang memuat pengertian prestasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Akidah Akhlak yang memuat pengertian Akidah Akhlak, tujuan mempelajari Akidah Akhlak, ruang lingkup, dan kurikulum Akidah Akhlak. Metode Reading Guide yang memuat pengertian, langkahlangkah penerapan metode reading guide, kelebihan dan kekurangan, hal yang harus diperhatikan dalam penerapan metode reading guide, dan peranan metode reading guide dalam pembelajaran Akidah Akhlak. Bab III, berisi tentang Profil Madrasah Ibtidaiyah Gubug, Diskripsi Siklus I, Diskripsi Siklus II, Diskripsi Siklus III.
13
Bab IV, berisi tentang menganalisis hasil penelitian dan pembahasan, yang meliputi hasil penelitian dan pembahasan dari pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III. Bab V, Bab ini merupakan bagian akhir penulisan, yang mencakup kesimpulan dan saran.
14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama, setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan – perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Jadi, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. (Slameto,1984:2) Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
15
Adapun prestasi dapat diartikan hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan, namun banyak orang yang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan balajar adalah mencari ilmu. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar. 2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara garis besar ada dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu (Slameto,1984:56) a. Faktor Intern Di dalam membicarakan faktor
intern ini,
penulis
akan
membahasnya menjadi tiga faktor, yaitu : 1) Faktor Jasmaniyah a) Faktor Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. (Slameto,1984:56 ). Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya
16
tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan – ketentuan tentang bekerja, tidur, makan, olah raga, dan rekreasi. b) Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar siswa. Siswa yang mempunyai cacat akan mengalami beberapa gangguan dalam belajar. Hendaknya siswa tersebut belajar di lembaga khusus atau diberikan
alat
bantu
belajar
untuk
mengurangi
atau
menghilangkan pengaruh cacatnya tersebut. 2) Faktor Psikologis a) Intelegensi ; J.P. Chap membedakan intelegensi menjadi tiga hal : (1) He ability to meet and adapt to novel situations quickly and effectively. (2) He ability to utilize abstract concepts effectively (3) He ability to grasp relationships and to learn quickly Intelegensia pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk
mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 1988). Jadi, inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak
17
merupakan ”menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia. (Muhibbin Syah,1995:134) Intelegensi mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses belajar. Dalam menghadapi situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi lebih tinggi akan lebih berhasil dari yang mempunyai tingkat intelegensi lebih rendah. b) Perhatian Perhatian menurut Ghazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda) atau sekumpulan obyek. Siswa harus mempunyai perhatian terhadap obyek yang dipelajari untuk menjamin mutu belajar, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka bahan belajar harus diusahakan agar selalu menarik. c) Minat Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan
yang
besar
terhadap
sesuatu.(Muhibbin
Syah,1995:136). Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap belajar, karena bila bahan belajar yang dipelajari tidak sesuai dengan
18
minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena siswa tidak ada daya tarik baginya.(Slameto,1984:59). d) Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar.
Kemampuan
tersebut baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata setelah belajar atau berlatih. Bakat mempengaruhi belajar siswa, karena apabila bahan yang dipelajari sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena Ia senang belajar. e) Motivasi Motivasi
berhubungan erat dengan tujuan yang akan
dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan
dan
melaksanakan
kegiatan
yang
tingkat/fase
dalam
berhubungan/menunjang belajar. f) Kematangan Kematangan
adalah
suatu
pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
19
g) Kesiapan Kesiapan atau readiness menurut James Drever adalah : Preparedness to respond or react (kesediaan memberi respon atau reaksi). Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. 3) Faktor Kelelahan Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a) Kelelahan Jasmani ; kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan ntuk membaringkan tubuh. b) Kelelahan Rohani ; kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Dari uraian di atas dapatlah dimengerti bahwa kelelahan itu mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. b. Faktor Eksternal faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. (Lilik Siyanti Dkk,2009 : 24)
20
1) Faktor Keluarga a) Cara Orang Tua Mendidik Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara, dan dunia. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya. Mendidik anak dengan cara memanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik. Mendidik anak dengan cara memperlakukannya terlalu keras, memaksa dan mengejar-ngejar anaknya untuk belajar, adalah cara mendidik yang juga salah. Disinilah
bimbingan
dan
penyuluhan
memegang
peranan yang penting. Anak /siswa yang mengalami kesukarankesukaran di atas dapat ditolong dengan memberikan bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Tentu saja keterlibatan orang tua akan sangat mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut. b) Relasi Antar Anggota Keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan
21
bimbingan
dan
bila
perlu
hukuman-hukuman
untuk
menyukseskan balajar anak sendiri. c) Suasana Rumah Agar anak dapat
belajar dengan baik perlulah
diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Di dalam suasana rumah yang tenang dan tentram selain anak kerasan tinggal di rumah, anak juga dapat belajar dengan baik. d) Keadaan Ekonomi Keluarga Keadaan ekonomi keluargan hubungan erat dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. e) Pengertian Orang Tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu
menghubungi
perkembangannya.
guru
anaknya,
untuk
mengetahui
22
f) Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar. 2) Faktor Sekolah a) Metode Mengajar Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui di dalam mengajar. Guru angkatan lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan maningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien, dan efektif mungkin. b) Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kagiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyiapkan bahan pelajaran. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.
23
c) Relasi Guru dengan Siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Di dalam relasi yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar, yang menyebabkan siswa kurang berpartisipasi aktif dalam belajar. d) Relasi Siswa dengan Siswa Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak. Menciptakan relasi
yang
baik
sangat
diperlukan untuk
memberikan pengaruh yang positif terhadap proses belajar mengajar. e) Disiplin Sekolah Kedisiplinan
sekolah
berhubungan
erat
dengan
kerajinan siswa dalam sekolah dan belajar. Kedisiplinan sekolah
24
mencakup semua aktifitas dalam sekolah itu, kedisiplinan guru dalam mengajar sesuai dengan peraturan yang ada, kedisiplinan staf Tata Usaha dalam pengelolaan administrasi sekolah, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya. Apabila semua warga sekolah telah melaksanakan kedisiplinan sesuai dengan peraturan sekolah maka hal itu akan berpengaruh positif terhadap proses belajar mengajar, karena dengan hal itu maka siswa akan semakin disiplin dalam mengikuti pembelajaran. f) Alat Pelajaran Alat pelajaran berhubungan erat dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. g) Waktu Sekolah Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore/malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa.
25
h) Standar Pelajaran di atas Ukuran Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarannya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian siswa yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut kepenguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa, yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. 3) Faktor Masyarakat a) Kegiatan Siswa dalam Masyarakat Kegiatan
siswa
dalam
masyarakat
dapat
menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa
terlalu banyak ikut dalam kegiatan masyarakat dapat
mengganggu kegiatan belajarnya apabila tidak dapat mengatur waktunya dengan baik. Memilih kegiatan yang dapat mendukung kegiatan belajar adalah hal yang sangat bijaksana. b) Media Massa Media masa mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap belajar siswa. Media massa yang positif akan memberi pengaruh positif terhadap belajar siswa, media massa yang buruk juga akan berpengaruh buruk terhadap belajar siswa.
26
c) Teman Bergaul Teman bergaul akan sangat berpengaruh kepada pribadi dan belajar siswa, teman bergaul yang baik akan berpengaruh yang baik terhadap belajar siswa, sedangkan teman yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik terhadap belajar siswa. Pengawasan dan bimbingan terhadap pergaulan siswa sangat diperlukan untuk menjaga belajar siswa. d) Lingkungan dan Budaya Masyarakat Budaya
yang
berkembang
di
masyarakat
juga
berkembang terhadap belajar siswa. Siswa cenderung akan mengikuti budaya yang berkembang di masyarakat. Lingkungan yang baik akan berpengaruh positif terhadap belajar siswa sedangkan lingkungan yang buruk akan berpengaruh buruk terhadap
belajar
siswa.
Mengawasi
dan
mengusahakan
lingkungan yang baik sangat diperlukan untuk membantu belajar siswa. B. Akidah Akhlak 1. Pengertian Akidah Akhlak Mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma’ alhusna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adap Islami melalui pemberian contoh-
27
contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata pelajaran Akidah Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan al-akhlakul karimah dan adab islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitabkitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar. (Peraturan Menteri Agama republik Indonesia, 2008 : 20-21) 2. Tujuan Mempelajari Akidah Akhlak Mata pelajaran Akidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya yang
terpuji,
melalui
pemberian
dan
pemupukan
pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang akidah dan akhlak Islami, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah
SWT,
serta
berakhlak
mulia
dalam
kehidupan
pribadi,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (Departemen Agama Republik Indonesia,2006:23) 3. Ruang Lingkup Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi bahan pelajaran yang dapat mengarahkan pada pencapaian kemampuan dasar peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta pengamalan dan pembiasaan berkhlak Islam secara sederhana, untuk dapat
28
dijadikan landasan perilaku dalamkehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya. Ruang lingkup pelajaran Akidah Akhlak meliputi : a. Aspek Keimanan Aspek keimanan meliputi sub-sub aspek : Iman kepada Allah SWT, dengan alasan pembuktian yang sederhana, meyakini rukun iman kepada malaikat, meyakini rukun iman kepada kitab-kitab Allah serta memahami dan meyakini rukun iman kepada rasul-rasul Allah, iamn kepada hari akhir, iman kepada qada dan qadar Allah. (Departemen Agama Republik Indonesia,2006:24) b. Aspek Akhlak Aspek Akhlak yang meliputi : Akhlak di rumah, akhlak di Madrasah, akhlak di perjalanan, akhlak dalam keadaan bersin, menguap, dan meludah, akhlak dalam bergaul dengan orang yang lebih lemah, akhlak dalam membantu dan menerima tamu, perilaku akhlak pribadi/karakter pribadi yang terpuji meliputi : rajin, ramah, pemaaf, jujur, lemah lembut, berterima kasih, an dermawan. Akhlak dalam bertetangga, khlak dalam alam sekitar, akhlak dalam beribadah, akhlak dalam berbicara, melafalkan dan membiasakan kalimah thayyibah, akhlak
terhadap
orang
yang
sakit,
syukur
nikmat.
Perilaku
akhlak/karakter pribadi yang terpuji meliputi : teliti, rendah hati, qanaah, persaudaraan dan persatuan, tanggung jawab, berani menegakkan
29
kebenaran, taat kepada Allah dan menghindari akhlak tercela. (Departemen Agama Republik Indonesia,2006:24) c. Aspek Keteladanan Aspek kisah keteladanan yang meliputi : keteladanan Nabi Muhammad SAW. Kisah Nabi Musa dan Nabi Yusuf As, kisah Masyitah, dan Asbabul Kahfi dan i’tibar dari kisah raja Namrudz dan Fir’aun. (Departemen Agama Republik Indonesia,2006:25) 4. Pokok Bahasan Akidah Akhlak a. Asmaul Husna Secara bahasa Asmaul Husna terdiri dari kata asma artinya namanama dan husna berarti baik atau agung. Pengertian Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang baik dan agung bagi Allah yang menunjukkan kesempurnaan dan keagungan Allah SWT. Asmaul Husna berjumlah 99 yang wajib diimani oleh setiap muslim. Diantara nama-nama Allah yang terdapat pada asmaul husna adalah Al-Batinu, Al-Waliyu, Al-Mujibu, Al-Wahhabu. 1) Al Baathin, (Yang Maha tahu segala sesuatu yang tersembunyi) adalah salah satu nama Allah SWT yang menunjukkan bahwa Allah SWT mengetahuisegala sesuatu yang ada di permukaan bumi, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, termasuk hati manusia. 2) Al Waliy, (Yang Maha Melindungi) adalah salah satu nama Allah SWT yang membuktikan bahwa Allah SWT adalah sebaik – baik pelindung, bukan jin dan setan.
30
3) Al Mujib, (Yang Maha Mengabulkan Doa) adalah salah satu nama Allah SWT yang berarti Allah SWT Maha Penerima Doa. Allah SWT mengabulkan doa setiap hamba - Nya yang bermohon kepada – Nya. 4) Al Wahhaab, (Yang Maha Memberi) adalah salah satu nama Allah SWT yang menunjukkan bahwa Allah SWT sangat pemurah dan penyayang kepada hamba – hamba – Nya. b. Beriman kepada makhluk gaib selain malaikat Allah adalah Tuhan Yang Maha Kuasa, salah satu bukti kekuasaanNya selain menciptakan makhluk-makhluk yang tampak, Allah juga menciptakan makhluk-makhluk yang tidak tampak. Makhluk Allah SWT ada yang nyata seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, tetapi ada juga yang gaib seperti malaikat, jin, dan setan. Mereka tidak dapat dilihat oleh manusia karena alam atau lingkunganya berbeda. Makhluk gaib yang akan dibahas pada bab ini adalah jin dan setan. 1) Jin Secara bahasa jin berasal dari kata jiniy artinya tidak terlihat atau yang tersembunyi. Jin juga makhluk yang berakal, berkeinginan, sadar, dan punya kewajiban, berjasad halus dan hidup bersam-sama manusia di bumi. Jin diciptakan Allah dari api. Jin berbed dengan malaikat. Malaikat semuanya beriman dan taat kepada Allah. Sedangkan jin ada yang beriman ada yang kafir.
31
Kewajiban jin sama dengan kewajiban manusia, yaitu mempunyai kewajiban menyembah kepada Allah. 2) Setan Setan adalah makhluk ciptaan Allah yang berasal dari kata syatana artinya jauh, maksudnya adalah jauh dari petunjuk Allah atau tersesat. Syatana juga mempunyai arti dhakala artinya masuk, maksudnya dia masuk ke dalam dada atau jiwa manusia untuk menggoda dan mempengaruhi manusia supaya mengikuti langkah-langkah setan. Setan dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu : a) Setan yang berasal dari jenis jin Setan jenis ini termasuk makhluk gaib, mereka tidak dapat dilihat, didengar maupun diraba. Bujukan setan jenis jin langsung diarahkan ke hati manusia. Orang yang terken bujukan setan jenis ini tidak merasakan bahwa dia telah tergoda, dia tidak menyadari bahwa di dalam hatinya timbul keinginan untuk berbuat jahat dan maksiat. Seperti mencuri, membunuh, merampok, dan perbuatanperbuatan dosa lainnya. b) Setan dari jenis manusia setan dari jenis manusia termasuk makhluk jasmani. Mereka adalah manusia biasa, dapat dilihat, didengar suaranya, dan bentuk tubuhnya dapat dilihat oleh semua manusia, tetapi sikap dan perbuatannya selalu berbuat maksiat dan merugikan orang lain,
32
setan jenis manusia ini menggoda manusia lain dengan kata-kata dan rayuan, perbuatannya selalu bertentangan dengan ajaran agama islam. 3) Beberapa cara menghindari godaan setan b) Meyakini bahwa setan musuh orang-orang mukmin. c) Beriman kepada Allah dan mengamalkan syariat islam dengan baik dan benar. d) Rajin membaca ta’awudz dan Al-Qur’an. 4) Perbedan jin dan setan Jin dan setan memiliki beberapa perbedaan antara lain : a) Jin diwajibkan untuk menyembah kepada Allah, sedangkan setan tidak. b) Jin ada yang baik, setan selalu jahat. c) Jin dapat berubah bentukyang menyenangkan, sedangkan setan selalu menkutkan. d) Jin ada yang beriman, sedangkan setan selalu durhaka dan ingkar. c. Kalimat Thayyibah Kalimat thayyibah secara bahasa terdiri dari dua kata yaitu kalimat artinya ucapan dan thayyibah artinya baik. Jadi kalimat thayyibah berarti ucapan yang baik. Menurut istilah kalimat thayyibah berarti ucapan yang baik berisi sanjungan, pujian terhadap kemuliaan Allah SWT. Bacaan kalimat thayyibah yang sangat baik diucapkan ketika akan melakukan sesuatu amal kebaikan atau suatu ibadah diantaranya adalah
33
bacaan ta’awud adalah mohon perlindungan kepada Allah SWT, dari godaan pada hati manusia yang akan melakukan amal kebaikan. Oleh karena itu ketika akan melakukan amal ibadah hendaknya kita mohon perlindungan kepada Allah SWT dengan membaca ta’awud yang berbunyi
”Artinya : aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk”. Dengan membaca ta’awud bertujuan untuk meminta perlindungan kepada Allah SWT dari godaan setan yang tidak pernah berhenti untuk menggoda manusia kejalan yang sesat. Setan adalah makhluk Allah SWT yang licik dan canggih untuk memperdaya manusia. Karena setan telah meminta ijin kepada Allah SWT untuk menggoda manusia dengan membisikkan kejahatan ke dalam jiwa manusia. Oleh sebab itu kita dianjurkan mohon perlindungan kepada Allah SWT dengan menjauhi semua perbuatan maksiat yang senantiasa dibisikkan setan ke dalam manusia dengan membaca ta’awud. Waktu yang tepat untuk membaca ta’awud yaitu : 1) Ketika mulai membaca Al - Qur’an. 2) Sebelum mendirikan salat. 3) Ketika melewati tempat – tempat yang menyeramkan, misalnya hutan, gua, atau kuburan.
34
4) Ketika melakukan kegiatan lain. Selain kita beribadah, kita dianjurkan memohon perlindungan kepada Allah SWT dari godaan setan. Agar semua kegiatan yang kita lakukan tidak keluar dari aturan agama Islam. C. Metode Reading Guide 1. Pengertian Metode Reading Guide Teknik ini, guru menanyakan satu atau lebih pertanyaan untuk membuka pengetahuan mata pelajaran atau mendapatkan hipotesis atau kesimpulan mereka dan kemudian memilahnya ke dalam kategorikategori. Metode reading guide merupakan sebuah penerapan dengan menggunakan bahan ajar bacaan yang telah ditentukan oleh guru, kemudian hasil dari bacaan tersebut didiskusikan secara bersama-sama. (Ismai,2008:80) 2. Langkah – langkah Penerapan Metode Reading Guide a. Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki pemikiran siswa dan pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang memiliki beberapa kemungkinan jawaban, semisal ”Bagaimana kamu menjelaskan seberapa cerdasnya seseorang ?”. b. Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh peserta atau kisi-kisi dan boleh juga bagan atau skema yang dapat diisi oleh mereka dari bahan bacaan yang telah dipilih. c. Bagikan bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisinya kepada peserta.
35
d. Tugas peserta adalah mempelajari bahan bacaan tersebut dengan menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Batasi aktivitas ini sehingga tidak memakan waktu yang berlebihan. e. Bahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawaban kepada peserta. f. Pada akhir pembelajaran, berilah ulasan atau penjelasan secukupnya. g. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut. 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Reading Guide a. Kelebihan Metode Reading Guide adalah sebagai berikut : 1) Membantu peserta didik lebih mudah dan terfokus dalam memahami suatu materi pokok. 2) Siswa lebih semangat dalam belajar . 3) Siswa menjadi lebih perhatian terhadap materi. 4) Siswa akan terlatih untuk menggunakan dan mengembangkan daya penalarannya dalam memahi sebuah materi. 5) Siswa akan terlatih menngungkapkan gagasan yang dimilikinya dalam merespon materi. b. Kekurangan Metode Reading Guide adalah sebagai berikut : 1) Metode cocok untuk memahami sebuah konsep abstrak, sehingga untuk diterapakan pada materi eksak agak sulit. 2) Kemungkinan dapat terjadi diskusi yang meluas tidak hanya pada materi pokok yang disampaikan.
36
3) Akan terjadi perbedaan pemahaman yang sangat mencolok pada siswa, karena siswa akan memahami suatu materi sesuai tingkat pengetahuan mereka masing-masing. 4) Waktu akan terbuang apabila guru tidak bisa menerapkan dan mengatur waktu dengan tepat, karena siswa kemungkinan akan sibuk dengan penggalian gagasan mereka. 4. Hal yang Harus diperhatikan dalam Penerapan Metode Reading Guide a. Materi yang akan disampaikan pada pembelajaran. b. Pertanyaan yang akan disampaikan pada pembelajaran. c. Waktu yang tersedia dalam pelaksanaan pembelajaran. D. Penerapan Metode Reading Guide dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Metode reading guide dapat digunakan untuk menyelesaikan beberapa materi yang tidak bisa dilakukan di dalam kelas, serta sangat tepat untuk menyelesaikan materi yang sangat banyak. Sehingga untuk pembelajaaran akidah akhlak yang materinya sangat banyak sangat tepat diterapkan dengan metode ini. Langkah-langkah
penerapan
metode
reading
guide
dalam
pembelajaran Akidah Akhlak pada materi Al-asma al-Husna, beriman kepada makhluk ghaib selain malaikat, dan kalimat thayyibah (ta’awud), adalah sebagai berikut : 1. Guru menyiapkan bahan bacaan dan peranyaan di lembaran kertas. 2. Guru membagikan bahan bacaan dan pertanyaan kepada siswa. 3. Siswa mempelajari bahan bacaan tersebut dengan bimbingan guru.
37
4. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disediakan guru. 5. Hasil pekerjaan siswa dikoreksi guru. 6. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
38
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Profil Madrasah Ibtidaiyah Gubug Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali 1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Gubug Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 1970 di desa Gubug belum ada sebuah Lembaga Pendidikan Islam. Oleh kerena itu, dengan di prakarsai masyarakat dukuh Banjarsari, Kewengen, Tunggulrejo, dan Gubug berinisiatif mendirikan madrasah. Pada mulanya proses belajar mengajar (PBM) madrasah dilaksanakan di serambi masjid Banjarsari dan di rumah penduduk. Dua tahun kemudian salah satu warga dukuh Banjarsari yang bernama bapak Sutorejo mewakafkan sebidang tanah untuk pendirian gedung. Masyarakat dengan sukarela memberikan bantuan baik tenaga maupun materi untuk pembangunan madrasah. Tahun 1975 Madrasah Ibtidaiyah Gubug resmi berdiri dengan pendiri bapak H. Imam Mawardi. Sejak berdirinya sampai tahun 2002 yang bertanggung jawab pembinaan Madrasah Ibtidaiyah Gubug ini adalah Yayasan Madrasah Ibtidaiyah Gubug. Pada tahun 2003 – sekarang diganti dengan komite Madrasah Ibtidaiyah Gubug dengan ketua bapak Abu Naim. Kemudian
39
pada tahun 2010 Madrasah Ibtidaiyah Gubug secara resmi bergabung dengan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Cabang Boyolali. 2. Identitas Madrasah Ibtidaiyah Gubug Nama Madrasah
: MI Gubug
Alamat
: Gubug Kec. Cepogo Kab. Boyolali
Nomor Statistik Madrasah
: 112330903015
Status/Terakreditasi
:C
Berdiri
: 1975
Status Tanah/Luas
: Hak Milik Madrasah/807 m2
Nama Yayasan
: Lembaga Pendidikan Ma’arif NU
Alamat Yayasan
: Jl. Gelatik No. 1, Boyolali
3. Keadaan Guru dan Karyawan Keadaan Guru dan Karyawan Madrasah Ibtidaiyah Gubug kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut : Tabel I Keadaan Guru dan Karyawan Madrasah Ibtidaiyah Gubug kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali No.
Nama
Tingkat
Tugas
Pendidikan
Mengajar
Keterangan
1.
Amarudin, S.Pdi
S1
Kelas IV-VI
Kepala Sekolah
2.
Nur Aini Muslikah, S.Pdi
S1
Kelas I
Guru Kelas
3.
Sri Fatmawati, A.Md
D3
Kelas II
Guru Kelas
4.
Fitriyah, A.Ma
D2
Kelas III
Guru Kelas
5.
Anisah Musyarofah
MAN
Kelas IV
Guru Kelas
6.
Istiyaningsih, S.Pdi
S1
Kelas V
Guru Kelas
40
No.
Nama
Tingkat
Tugas
Keterangan
Pendidikan
Mengajar
7.
Purwoto, S.Pdi
S1
Kelas VI
Guru Kelas
8.
Amin Wiyono
SMA
Kelas I-IV
Penjaskes
Dalam pelaksanaan program pendidikan di MI Gubug kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali, Madrasah ini dikelola oleh 8 guru, yang terdiri atas 3 guru laki-laki dan 5 guru perempuan yang masingmasing mempunyai tingkat pendidikan Sarjana, diploma, dan masih ada yang SMA. MI Gubug hanya terdapat 1 guru yang diangkat oleh pemerintaah (PNS), guru yang lainnya diangkat oleh yayasan. 4. Sarana dan Prasarana Keadaan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan, karena hal tersebut dapat menunjang tercapainya proses pembelajaran dan tujuan pendidikan. Tabel II Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Gubug No.
Ruangan
Jumlah
Kondisi Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
1.
Kepala Sekolah
I
-
-
2.
Guru
I
-
-
3.
Kelas
VI
-
-
4.
UKS
I
-
-
5.
Perpustakaan
I
-
-
41
Dalam menyelenggarakan proses pendidikan, Madrasah ini dilengkapi sarana pendukung. Pada tahun 2009, MI Gubug mendapatkan bantuan rehabilitasi ruang kelas dari Kementerian Agama, sehingga kondisi ruang kelas MI Gubug saat ini sudah bisa dikatakan baik walaupun masih banyak fasilitas yang belum dimiliki seperti komputer. 5. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Gubug KEMENTERIAN AGAMA
LP Ma’arif NU
KEPALA MADRASAH Amarudin, S.Pdi
KOMITE MADRASAH
TU GURU
GURU KELAS
GURU MATA PELAJARAN
Kelas I
: Nur Aini M, S.Pdi
Kelas II
: Sri Fatmawati, A.Md
Penjaskes
Kelas III : Fitriyah, A.Ma Kelas IV : Anisah Musyarofah Kelas V
: Istiyaningsih, S.Pdi
Kelas VI : Purwoto,S.Pdi
SISWA Keterangan : Garis Instruksi Garis Koordinasi
: Amin Wiyono
42
6. Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Gubug a. Visi Madrasah Ibtidaiyah Gubug : ” Terwujudnya Insan Yang Ber Iptek serta Mempunyai Imtaq” b. Misi Madrasah Ibtidaiyah Gubug : 1) Mewujudkan manusia yang berilmu pengetahuan dan teknologi 2) Mengembangkan sistem pembelajaran ”Full Day School” 3) Mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa 4) Mewujudkan manusia yang berakhlakul karimah B. Pelaksanaan Penelitian 1. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester II di kelas III MI Gubug kecamatan cepogo kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010 mata pelajaran Akidah Akhlak. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 5-31 Mei 2010. Subyek penelitian meliputi siswa kelas III yang berjumlah 8 siswa, terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. . 2. Diskripsi Siklus I Pada pelaksanaan siklus I ini terdiri dari empat tahapan yaitu : a. Perencanaan Tahap perencanaan meliputi : 1) Peneliti membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
43
2) Peneliti melakukan simulasi pembelajaran Akidah Akhlak yang meningkatkan prestasi belajar siswa melalui metode reading guide. 3) Membuat Observasi. Pada tahapan ini lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang perhatian dan motivasi pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena hasil belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran. 4) Membuat alat evaluasi Alat evaluasi ini berupa tes formatif yaitu sebagai alat ukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak. b. Tahap Pelaksanaan 1) Pra pembelajaran Sebelum pembelajaran dimulai, tempat duduk ditata menjadi lima dengan formasi tradisional, seperti pada gambar 2.1 Papan Tulis Meja Guru
Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan sesuai dengan Gambar 2.1 denah tempat duduk pada siklus I
44
2) Kegiatan awal + 5 menit, antara lain a) Guru memberikan salam kepada siswa b) Melakukan do’a bersama untuk membuka pelajaran c) Presensi untuk mengetahui kehadiran peserta didik. d) Appersepsi 3) Kegiatan inti + 50 menit, antara lain : a) Guru menentukan bacaan yang akan dipelajari. b) Guru membuat pertanyaan-pertanyaan dan kisi - kisi yang akan didiskusikan oleh siswa. c) Guru membagikan bacaan dengan pertanyaan atau kisi – kisinya kepada peserta. d) Siswa
mempelajari
bahan
bacaan
tersebut
dengan
menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada dengan batas waktu yang sudah ditentukan. e) Guru membahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawaban kepada siswa. 4) Kegiatan akhir + 15 menit, antara lain a) Guru membagikan soal evaluasi. b) Guru menyimpulkan materi bacaan yang telah diberikan. c) Memotivasi belajar siswa. d) Refleksi untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran dan tindak lanjutnya.
45
c. Tahap Observasi Pada tahap observasi dikumpulkan data melalui lembar observasi dan tes formatif. Pada saat tindakan berlangsung, ditemukan beberapa hambatan pada pelaksanaan metode reading guide yaitu : 1) Dari penataan tempat duduk yang sebangku dua siswa membuat pembelajaran kurang efektif. 2) Ada beberapa siswa yang berbicara sendiri ketika pembelajaran dimulai. 3) Ada beberapa siswa yang disuruh membaca malah cerita dengan teman sebangkunya. 4) Ada beberapa siswa yang kurang paham dengan bacaan dan pertanyaan yang disediakan guru. 5) Waktu pelaksanaan melebihi batas yang direncanakan semula. d. Tahap Refleksi Dari penemuan beberapa hambatan di atas dijadikan bahan refleksi diri untuk perbaikan rencana pada siklus selanjutnyaa. Refleksi ini meliputi : 1)
Bagaimana merubah tempat duduk agar pembelajaran menjadi aktif.
2) Bagaimana cara mengaktifkan siswa agar siswa terlibat dalam penerapan reading guide, sehingga perhatian siswa terfokus pada pembelajaran.
46
3) Bagaimana agar bacaan dan pertanyaan mudah dipahami siswa sehingga tidak menimbulkan ketidak pahaman siswa. 4) Bagaimana agar waktunya tepat sesuai jadwal pelajaran. 3. Diskripsi Siklus II a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan siklus II meliputi : 1) Membuat instrumen penelitian yaitu : a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang perhatian dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena hasil belajar dicapai jika siswa benar – benar mengikuti proses pembelajaran. b) Tes formatif sebagai alat ukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak. 2) Menyiapkan alat pembelajaran 3) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan untuk siklus II . 4) Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas. Perencanaan siklus II hampir sama dengan yang dilaksanakan pada siklus I akan tetapi terdapat rencana yang direvisi, yaitu : a) Mengubah tempat duduk b) Sebelum pembelajaran dimulai, diberikan motivasi agar semua siswa benar – benar mengikuti kegiatan pembelajaran.
47
c) Mengatur tempat duduk siswa agar tidak berbicara dengan taman sebangkunya, yaitu dengan cara duduk sendiri – sendiri. d) Memberi pengarahan dan penjelasan tentang bacaan dan pertanyaan yang tersedia. b. Tahap Pelaksanaan 1) Pra Pembelajaran Sebelum pembelajan dimulai yaitu menata tempat duduk dengan duduk formasi lingkaran seperti gambar 2.2 Papan Tulis
Meja Guru
Keterangan : ___ tempat duduk siswa Gambar 2.2 Denah tempat duduk siklus II
48
2) Kegiatan awal + 5 menit, antara lain : a) Guru memberikan salam kepada siswa b) Melakukan do’a bersama untuk membuka pelajaran c) Presensi untuk mengetahui kehadiran peserta didik. d) Appersepsi 3) Kegiatan inti + 50 menit, antara lain : a) Guru menentukan bacaan yang akan dipelajari. b) Guru membuat pertanyaan – pertanyaan dan kisi - kisi yang akan didiskusikan oleh siswa. c) Guru membagikan bacaan dengan pertanyaan atau kisi – kisinya kepada peserta. d) Siswa
mempelajari
bahan
bacaan
tersebut
dengan
menggunakan pertanyaan atau kisi – kisi yang ada dengan batas waktu yang sudah ditentukan. e) Guru membahas pertanyaan atau kisi –kisi tersebut dengan menanyakan jawaban kepada siswa. 4) Kegiatan akhir + 15 menit, antara lain a) Guru membagikan soal evaluasi. b) Guru menyimpulkan materi bacaan yang telah diberikan. c) Memotivasi belajar siswa. d) Refleksi untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran dan tindak lanjutnya.
49
c. Tahap Observasi Pada tahap observasi dilakukan pengumpulan data dengan instrument lembar observasi dan tes formatif. Observasi pada siklus II ditemukan hambatan yaitu masih ada siswa yang belum aktif. d. Tahap Refleksi Hasil observasi diadakan refleksi untuk perbaikan rencana pada siklus III. Perbaikan ini bertujuan agar siswa yang belum aktif menjadi aktif dan siswa lain yang sudah aktif pada siklus II lebih aktif lagi. 4. Diskripsi Siklus III a. Tahap Perencanaan 1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus III 2) Menyiapkan instrumen penelitian yaitu lembar observasi dan tes formatif untuk evaluasi. 3) Menyiapkan alat pembelajaran. 4) Menyusun skenario pembelajaran untuk siklus III. Skenario sama seperti siklus II tetapi pada siklus III diadakan revisi rencana pada : a) Siswa yang belum aktif dipilih untuk membaca jawabannya dengan suara lantang agar semua bisa aktif. b) Memberikan hadiah kepada siswa yang benar menjawab pertanyaan.
50
b. Tahap Pelaksanaan 1) Pra Pembelajaran Sebelum pembelajan dimulai yaitu menata tempat duduk dengan formasi seperti siklus II. 2) Kegiatan awal + 5 menit, antara lain a) Guru memberikan salam kepada siswa b) Melakukan do’a bersama untuk membuka pelajaran c) Presensi untuk mengetahui kehadiran peserta didik. d) Appersepsi 3) Kegiatan inti + 50 menit, antara lain : a) Guru menentukan bacaan yang akan dipelajari. b) Guru membuat pertanyaan-pertanyaan dan kisi-kisi yang akan didiskusikan oleh siswa. c) Guru membagikan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisinya kepada peserta. d) Siswa mempelajari bahan bacaan tersebut dengan menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada dengan batas waktu yang sudah ditentukan. e) Guru membahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawaban kepada siswa. 4) Kegiatan akhir + 15 menit, antara lain a) Guru membagikan soal evaluasi. b) Guru menyimpulkan materi bacaan yang telah diberikan.
51
c) Memotivasi belajar siswa. c. Tahap Observasi Observasi menunjukkan bahwa semua siswa telah aktif dalam pembelajaran. d. Tahap Refleksi Refleksi pada siklus III yaitu didapatkan satu strategi pembelajaran baru untuk mata pelajaran Akidah Akhlak. Pada siklus III semua siswa telah aktif dan partisipatif dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode reading guide yang ditetapkan pada pembelajaran Akidah Akhlak, dan hasil belajar siswa meningkat dari sebelumnya.
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus Materi pelajaran Akidah Akhlak kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Gubug, pada semester II tahun 2009/2010 adalah Asma’ul Husna, Makhluk ghaib, dan ta’awudz. Hasil pembelajaran materi akidah Akhlak siswa kelas III MI Gubug selama ini belum sesuai dengan ketuntasan yang diharapkan. Sebagai patokan hasil belajar adalah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas III MI Gubug kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali pada mata pelajaran Akidah Akhlak yaitu 60. Hal ini dikarenakan guru selama ini dalam menyampaikan materi pembelajaran Akidah Akhlak dalam kegiatan belajar mengajar cenderung menggunakan metode ceramah saja, tanpa divariasikan dengan metode lain. Prestasi belajar siswa sebelum menggunakan metode reading guide diperoleh nilai sebagai berikut : Tabel III Nilai Siswa Pra Siklus No.
Nama Siswa
L/P
Nilai
Keterangan
1.
Aji Prastyo
L
52
Belum Tuntas
2.
Abdul Ghofur
L
55
Belum Tuntas
3.
Arief Setiawan
L
75
Tuntas
53
No.
Nama Siswa
L/P
Nilai
Keterangan
4.
Furi Istanti
P
50
Belum Tuntas
5.
Isah Nur Aini
P
55
Belum Tuntas
6.
Indah Permatasari
P
57
Belum Tuntas
7.
Miftakhul Choiri
L
60
Tuntas
8.
Salwa Zakiyah Nur
P
75
Tuntas
Jumlah
479
Rata-rata
59,9
Berdasarkan tabel di atas dijelaskan bahwa pada pembelajaran prasiklus tanpa menggunakan metode reading guide diperoleh nilai ratarata kelas adalah 59,9. Siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 3 anak, sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 5 anak. Adapun penerapan penelitian tindakan kelas berikutnya dengan menggunakan metode reading guide akan dilaksanakan dalam 3 siklus hasilnya antara lain adalah sebagai berikut : 2. Diskripsi Siklus I Pada penelitian tindakan kelas siklus I dicari data melalui observasi dan hasil tes. Instrumen tersebut diperoleh data tentang nilai, motivasi, dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan pada siklus I pada siswa kelas III yang terdiri dari 8 siswa (4 perempuan dan 4 lakilaki ) dapat diketahui dengan hasil nilai rata-rata Akidah Akhlak siklus I sebagai berikut :
54
Tabel IV Analisis Siklus I No
Skor
Keterangan
Frekuensi
Persentasi
1.
0 – 20
Jelek
-
-
2.
21 – 40
Kurang
1
12,5 %
3.
41 – 60
Cukup
6
75 %
4.
61 – 80
Baik
1
12,5 %
5.
81 - 100
Sangat baik
-
Jumlah
8
100 %
Berdasarkan tabel di atas dari jumlah 8 anak (4 perempuan dan 4 laki-laki), yang mendapat nilai baik hanya 1 anak, presentase 12,5 % dan anak yang mendapatkan nilai cukup 6 anak, presentase 75 % dalam proses pembelajaran. Siswa yang tidak mampu mengerjakan soal tes sebanyak 1 anak. Pada saat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan siswa masih pasif dan belum memberikan respon. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena tingkat ketuntasan dalam mata pelajaran Akidah Akhlak hanya sebasar 12, 5 %. Ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 80% . Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan guru dengan menerapkan metode belajar aktif. Selama
pelajaran
berlangsung
dilakukan
observasi
untuk
mengetahui tanggapan dan hasil pembelajaran setelah menggunakan
55
metode reading guide. Observasi tersebut mengamati dua aspek yang meliputi aspek perhatian dan aspek motivasi siswa. Hasil yang diperoleh pada observasi siklus I adalah sebagai berikut : Tabel V Observasi Perhatian Siswa Siklus I
Aktif Menjawab Pertanyaan Guru
Frekuensi bertanya
Memberi tanggapan
Nama Siswa Aji Prastya
Menjaga ketenagan Kelas
1
2
2
2
2
1
9
1,8
2
Abdul Ghofur
3
2
2
3
2
12
2,4
3
Arief Setiawan
4
3
4
4
4
19
3,8
4
Furi Istanti
1
1
2
1
1
6
1,2
5
Isah Nur Aini
1
1
2
1
1
6
1,2
6
Indah Permatasari
2
3
2
2
2
11
1,8
7
Miftakhul Choiri
3
2
2
3
2
12
2,4
8
Salwa Zakiyah Nur
4
3
3
4
3
17
3,4
Jumlah
20
17
19
20
16
92
18,4
Rata-rata
2,5
2,1
2,4
2,5
2
11,5
2.3
Jumlah
No
Rata – rata
Memperhatikan Penjelasan Guru
Aspek yang di Observasi
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui rata-rata aspek perhatian siswa sebesar 2,3 atau dikategorikan tingkat perhatian siswa sedang. Menurut kategori tingkat keaktifan siswa menunjukkan bahwa siswa belum semua aktif meskipun sedikit ada peningkatan jika dibandingkan sebelum menggunakan metode reading guide.
56
Jumlah
Rata - Rata
1
Nama Siswa Aji Prastya
2
2
1
1
2
8
1,6
2
Abdul Ghofur
3
4
4
3
4
18
3,6
3
Arief Setiawan
4
5
5
4
5
23
4,6
4
Furi Istanti
2
3
2
1
2
10
2
5
Isah Nur Aini
2
3
3
1
1
10
2
6
Indah Permatasari
3
4
4
3
2
16
3,2
7
Miftakhul Choiri
4
5
5
3
4
21
4,2
8
Salwa Zakiyah Nur
4
5
5
4
5
23
4,6
Jumlah
24
29
29
20
25
109
21,8
Rata-rata
3
3,6
3,6
2,5
3,1
13,6
2,7
Observasi
Interaksi dalam Pembelajaran
Ketekunan Belajar
Aspek yang di
Kedisipinan / Keaktifan mengikuti Pelajaran Tanggung Jawab
No
Upaya Mendapatkan Prestasi yang Baik
Tabel VI Observasi Motivasi Siswa Siklus I
Berdasarkan tabel di atas diperoleh jumlah rata-rata aspek motivasi adalah sebesar 2,7 atau dikategorikan tingkat motivasi siswa sedang. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek motivasi belum mengalami peningkatan yang maksimal. 3. Diskripsi Siklus II Penelitian pada Siklus II didapatkan dari observasi keaktifan siswa dan hasil tes seperti halnya yang telah dilakukan pada siklus I, karena hasil yang diperoleh belum sesuai dengan hasil yang diharapkan. Peneliti mengadakan pengamatan terhadap keaktifan siswa dan hasil belajar siswa
57
dengan memberikan penilaian terhadap soal-soal latihan siswa yang telah dikerjakan sebagai analisi hasil belajar pada siklus II. Adapun hasil yang diperoleh adalah : Tabel VII Analisis Hasil Pengamatan Pada Siklus II No
Skor
Keterangan
Frekuensi
Persentasi
1.
0 – 20
Jelek
-
-
2.
21 – 40
Kurang
-
-
3.
41 – 60
Cukup
2
25 %
4.
61 – 80
Baik
6
75 %
5.
81 - 100
Sangat baik
-
-
8
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dari jumlah 8 anak, yang mendapat nilai baik 6 anak, presentase 75 %, anak yang mendapat nilai cukup 2 anak, presentasi 25 %. Dan belum ada yang mendapat nilai sangat baik. Selama
pelajaran
berlangsung
dilakukan
observasi
untuk
mengetahui tanggapan dan hasil pembelajaran setelah menggunakan metode reading guide. Observasi tersebut mengamati dua aspek yang meliputi aspek perhatian dan aspek motivasi siswa seperti halnya pada siklus I. Hasil yang diperoleh pada observasi siklus II adalah sebagai berikut :
58
Tabel VIII Observasi Perhatian Siswa Siklus II
2
3
3
2
13
2,6
2
Abdul Ghofur
4
3
3
3
3
16
3,2
3
Arief Setiawan
4
4
5
4
4
21
4,2
4
Furi Istanti
2
2
3
2
2
11
2,2
5
Isah Nur Aini
2
2
2
1
2
9
1,8
6
Indah Permatasari
4
3
3
3
3
16
3,2
7
Miftakhul Choiri
4
3
3
3
3
16
3,2
8
Salwa Zakiyah Nur
5
4
4
4
4
21
4,2
Jumlah
28
23
26
23
23
123
24,6
Rata-rata
3,5
2,9
3,3
2,9
2,9
15,4
3,1
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui rata-rata aspek perhatian siswa pada siklus II sebesar 3,1 atau dikategorikan tingkat perhatian siswa tinggi. Hasil ini membuktikan adanya peningkatan nilai dari siklus I yang tadinya jumlah rata-rata hanya 2,3 atau sedang.
Rata - rata
3
Jumlah
Menjaga ketenagan Kelas
1
Nama Siswa Aji Prastya
Observasi
Frekuensi bertanya
Aktif Menjawab Pertanyaan Guru
Memberi tanggapan
Aspek yang di Memperhatikan Penjelasan Guru
No
59
Tabel IX Observasi Motivasi Siswa Siklus II
Tanggung Jawab
Ketekunan Belajar
Jumlah
Rata - Rata
1
Aji Prastya
3
3
2
2
3
12
2,4
2
Abdul Ghofur
4
4
4
4
4
20
4
3
Arief Setiawan
4
5
5
5
5
24
4,8
4
Furi Istanti
2
3
3
2
3
13
2,6
5
Isah Nur Aini
2
3
3
2
2
12
2,4
6
Indah Permatasari
3
4
4
3
3
17
3,4
7
Miftakhul Choiri
4
5
5
4
4
22
4,4
8
Salwa Zakiyah Nur
4
5
5
4
5
23
4,6
Jumlah
26
32
31
26
29
143
28,6
Rata-rata
3,3
4
3,9
3,3
3,6
17,9 3,6
Observasi
Interaksi dalam Pembelajaran
Kedisipinan / Keaktifan mengikuti Pelajaran
Aspek yang di Upaya Mendapatkan Prestasi yang Baik
No
Nama Siswa
Berdasarkan tabel di atas diperoleh jumlah rata-rata aspek motivasi adalah sebesar 3,6 atau dikategorikan tinggi. Hasil tersedut dapat disimpulkan bahwa aspek motivasi belum mengalami paningkatan yang maksimal. 4. Diskripsi Siklus III Pada siklus III hasil penelitian sudah sesuai yang diharapkan oleh guru dan sudah ada perbaikan. Hasil penelitian ini dapat
60
dilihat dari hasil tes dan pengamatan selama proses belajar mengajar berlangsung. Hasil yang diperoleh adalah : Tabel X Analisis Siklus III No
Skor
Keterangan
Frekuensi
Persentasi
1.
0 – 20
Jelek
-
-
2.
21 – 40
Kurang
-
-
3.
41 – 60
Cukup
-
-
4.
61 – 80
Baik
-
-
5.
81 - 100
Sangat baik
8
100 %
8
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dari jumlah 8 anak, menunjukkan bahwa pada siklus III sudah berhasil, terbukti dengan adanya analisis tabel di atas, walaupun masih ada dua anak yang mendapat nilai 80, satu anak mendapat nilai 87, dan lima anak mendapat nilai 100. Selama
pelajaran
berlangsung
dilakukan
observasi
untuk
mengetahui tanggapan dan hasil pembelajaran setelah menggunakan metode reading guide. Observasi tersebut mengamati dua aspek yang meliputi aspek perhatian dan aspek motivasi siswa seperti halnya pada siklus II. Hasil yang diperoleh pada observasi siklus III adalah sebagai berikut :
61
Tabel XI
Aji Prastya
4
4
4
4
3
19
3,8
2
Abdul Ghofur
5
4
4
4
4
21
4,2
3
Arief Setiawan
5
5
5
5
5
25
5
4
Furi Istanti
3
3
4
3
3
16
3,2
5
Isah Nur Aini
3
3
4
3
2
15
3
6
Indah Permatasari
4
4
4
4
3
19
3,8
7
Miftakhul Choiri
5
5
5
4
4
23
4,6
8
Salwa Zakiyah Nur
5
5
5
5
5
25
5
Jumlah
34
33
35
32
29
163
32,6
Rata-rata
4,3
4,1
4,4
4
3,6
20,4
4,1
Memperhatikan Penjelasan Guru
Nama Siswa
Rata - rata
Memberi tanggapan
1
di Observasi
Jumlah
Frekuensi bertanya
Aspek yang
Menjaga ketenagan Kelas
No
Aktif Menjawab Pertanyaan Guru
Observasi Perhatian Siswa Siklus III
Berdasarkan tabel di atas diketahui rata-rata nilai aspek perhatian siswa pada siklus III sebesar 4,1 atau dikategorikan tingkat perhatian siswa tinggi. Hasil ini menunjukkan peningkatan nilai dari siklus II yang tadinya hanya 3,1.
62
Tabel XII
Tanggung Jawab
Ketekunan Belajar
Jumlah
Rata - Rata
Interaksi dalam Pembelajaran Upaya Mendapatkan Prestasi yang Baik
No
Kedisipinan / Keaktifan mengikuti Pelajaran
Observasi Motivasi Siswa Siklus III
1
Aji Prastya
4
4
4
3
4
19
3,8
2
Abdul Ghofur
5
5
4
4
5
23
4,6
3
Arief Setiawan
5
5
5
5
5
25
5
4
Furi Istanti
3
4
4
3
3
17
3,4
5
Isah Nur Aini
3
3
4
3
3
16
3,2
6
Indah Permatasari
4
5
4
4
4
21
4,2
7
Miftakhul Choiri
5
5
5
4
5
24
4,8
8
Salwa Zakiyah
5
5
5
5
5
25
5
Jumlah
34
36
35
31
34
170
34
Rata-rata
4,3
4,5
4,4
3,9
4,3
21,3
4,3
Nur
Berdasarkan tabel di atas diperoleh jumlah rata-rata nilai aspek motivasi adalah sebesar 4,3 atau dikategorikan tingkat motivasi siswa tinggi. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek motivasi sudah mengalami peningkatan yang bagus.
63
B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian kelas pada mata pelajaran Akidah Akhklak pada siswa kelas III MI Gubug yang dilakukan dalam III siklus (Siklus I, siklus II, dan siklus III), didapatkan hasil pengamatan setiap siklus adalah sebagai berikut : 1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I Penelitian tindakan kelas siklus I, melaksanakan pembelajaran tentang materi yang disiapkan oleh guru yaitu dengan menggunakan metode reading guide. Berdasarkan analisis data yang diperoleh pada siklus I dari 8 anak, yang mampu mengerjakan soal ada 1 anak atau sebesar 12,5 % dan yang mendapatkan nilai cukup 6 anak, presentase 75 % dalam proses pembelajaran. Siswa yang tidak mampu mengerjakan soal tes sebanyak 1 anak. Pada saat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan siswa masih pasif dan belum memberikan respon. Berdasarkan observasi dan nilai tes, secara garis besar sikap siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I ini menunjukkan hal-hal sebagai berikut : a. Sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. b. Siswa kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran. c. Siswa memperhatikan penjelasan guru tetapi daya ingatnya rendah. d. Siswa merasakan hal baru dengan apa yang dilakukan guru dalam pembelajaran.
64
Pelaksanaan pembelajaran siklus I ini masih terdapat kekurangan dan kegagalan, sehingga perlu adanya perbaikan untuk dilakukan pada siklus berikutnya. Perbaikan-perbaikan itu antara lain : a. Guru harus kreatif dalam membimbing dan mengarahkan siswa sehingga siswa memperhatikan. b. Guru harus terampil memotivasi siswa sehingga siswa aktif dan lebih berkonsentrasi dalam membaca dan menjawab pertanyaan. c. Guru harus bisa lebih pandai memilih stategi pembelajaran yang bisa mempermudah siswa dalam mengingat materi pelajaran. d. Dengan menggunakan metode reading guide diharapkan guru lebih bersemangat dalam menyampaikan materi. 2. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II Penelitian tindakan kelas siklus II, melaksanakan pembelajaran tentang materi yang disiapkan oleh guru yaitu dengan menggunakan metode reading guide. Berdasarkan analisis hasil pengamatan pada siklus II, yang mendapat nilai baik 6 anak atau sebesar 75 %, anak yang mendapat nilai cukup 2 anak atau sebesar 25 %. Dan belum ada yang mendapat nilai sangat baik. Hasil penelitian siklus II dapat dilihat pembahasan sikap siswa dalam proses pembelajaran yaitu :
65
a. Siswa mulai aktif dan memperhatikan penjelasan guru tentang bacaan yang telah disiapkan oleh guru, walaupun masih ada yang bermain sendiri. b. Masih terdapat beberapa siswa yang kurang bersemangat dalam pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran siklus II ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya perbaikan untuk dilakukan pada siklus berikutnya. Perbaikan-perbaikan itu antara lain : a. Guru harus lebih sabar dalam memberikan penjelasan materi. b. Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut pada anak didik. c. Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa merasa nyaman dalam proses belajar mengajar. d. Guru banyak memberikan pengarahan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. 3. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus III Pada siklus III hasil penelitian sudah sesuai yang diharapkan oleh guru dan sudah ada perbaikan. Hal ini terbukti dengan analisis penelitian siklus III, walaupun belum semua siswa mendapat nilai 100. masih ada dua siswa yang mendapat nilai 80 dan satu siswa mendapat nilai 87. hal ini disebabkan karena ketiga siswa tersebut memang kurang mampu dalam membaca. Di kelas anak tersebut kurang konsentrasi dan belum bisa menyesuaikan diri dengan metode baru yang diterapkan oleh guru.
66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas III MI Gubug kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pembelajaran dengan menggunakan metode reading guide dapat meningkatkan perhatian siswa. Hal ini dapat dilihat selama dilakukan observasi dari pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III perhatian siswa mengalami peningkatan dengan hasil sebagai berikut : a. Tingkat perhatian siswa pra siklus mencapai ketuntasan sebesar 1,8 atau dikategorikan rendah. b. Tingkat perhatian siswa siklus I mencapai ketuntasan sebesar 2,3 atau dikategorikan sedang. c. Tingkat perhatian siswa siklus II mencapai ketuntasan sebesar 3,1 atau dikategorikan tinggi. d. Tinkat perhatian siswa Siklus III mencapai ketunasan sebesar 4,1 atau dikategorikan tinggi. 2. Pembelajaran dengan menggunakan metode reading guide dapat meningkatkan motivasi siswa. Hal ini dapat dilihat selama dilakukan observasi dari siklus I, siklus II, dan siklus III perhatian siswa mengalami peningkatan dengan hasil sebagai berikut :
67
a. Tingkat motivasi siswa pada siklus I mencapai ketuntasan sebesar 2,7 atau dikategorikan sedang. b. Tingkat motivasi siswa pada siklus II mencapai ketuntasan sebesar 3,6 atau dikategorikan tinggi. c. Tingkat motivasi siswa pada siklus III mencapai ketuntasan sebesar 4,3 atau dikategorikan tinggi. 3. Pembelajaran dengan menggunakan metode reading guide dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti melalui hasil tes yang dilakukan dari siklus I, siklus II, dan siklus III hasilnya meningkat dengan hasil sebagai berikut : a. Pada siklus I ketuntasan belajar mencapai 12.5 %. b. Pada siklus II ketuntasan belajar mencapai 25 %. c. Pada silklus III ketuntasan belajar mencapai 100%. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian siklus I, siklus II, dan siklus III, maka dapat diajukan saran untuk guru sebagai berikut : 1. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar yang maksimal hendaknya dalam setiap pembelajaran menggunakan media serta metode yang sesuai dengan materi pelajaran. 2. Guru harus selalu memahami karakteristik masing-masing peserta didik. 3. Guru diharapkan selalu meningkatkan wawasan serta pengetahuannya untuk meningkatkan prestasi siswa.