PERSEPSI ORANGTUA TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM DAN METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI(PAUD) SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP MINAT ORANGTUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK (Di PAUD ”Mutiara Hati” Desa Nyalindung, Kelurahan Sukamantri, Kec. Tamansari, Kab. Bogor Tahun 2011)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: SUJIMIN NIM 11409144
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
PERSEPSI ORANGTUA TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM DAN METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP MINAT ORANGTUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK (Di PAUD ”Mutiara Hati” Desa Nyalindung, Kelurahan Sukamantri, Kec. Tamansari, Kab. Bogor Tahun 2011)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: SUJIMIN NIM 11409144
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah kami dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari: Nama
: Sujimin
NIM
: 11409144
Jurusan / Progdi
: TARBIYAH / PAI
Judul
: PERSEPSI ORANGTUA TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM DAN METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI
(PAUD)
TERHADAP
MINAT
SERTA
IMPLIKASINYA
ORANGTUA
DALAM
MENYEKOLAHKAN ANAK (Di PAUD ”Mutiara Hati” Desa Nyalindung, Kelurahan Sukamantri, Kec. Tamansari, Kab. Bogor Tahun 2011)
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 15 November 2011 Pembimbing
Drs. Djoko Sutopo NIP. 19560603 198703 1 002
SKRIPSI PERSEPSI ORANGTUA TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM DAN METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP MINAT ORANGTUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK (Di PAUD ”Mutiara Hati” Desa Nyalindung, Kelurahan Sukamantri, Kec. Tamansari, Kab. Bogor Tahun 2011) DISUSUN OLEH SUJIMIN NIM : 11409144 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 25 Januari 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar S1 Kependidikan Islam Susunan Penguji Ketua Penguji
: Suwardi, M.Pd
Sekretaris Penguji
: Benny Ridwan, M.Hum
Penguji I
: Dra. Marfu’ah, M.Pd
Penguji II
: Drs. Bahroni, M.Pd
Penguji III
: Drs. Djoko Sutopo Salatiga 25 Januari 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP.19580827 198303 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Sujimin
NIM
: 11409144
Jurusan / Progdi : TARBIYAH / PAI Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 15 November 2011 Penyusun
Sujimin
MOTO
$pköŽn=tæ äou‘$yf Ïtø:$#ur ⨠$¨Z9$#$yd ߊqè%ur #Y‘$tR ö/ä3 ‹Î=÷d r&ur ö/ä3 |¡ àÿRr&(#þqè% (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$#$pkš‰r'¯»tƒ ÇÏÈ tb râsD÷sム$tB tb qè=yèøÿtƒur öN èd ttBr&!$tB ©! $#tb qÝÁ ÷ètƒ žw ׊#y‰ Ï© Ôâ Ÿx Ïî îps3 Í´¯»n=tB
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Q.S At-Tahrim: 6)
PERSEMBAHAN
Alhamdullahirabbil‘alamin, berkat rahmat Allah SWT penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Ibu dan Ayah tercinta yang telah sabar, mencurahkan kasih sayang, sehingga menghantarkan penulis ke jenjang sarjana. 2. Istri dan anak-anakku tercinta yang tak pernah bosan memberikan dorongan motivasi sehingga terselesaikannya skripsi ini. 3. Teman-temanku
semua
yang
selalu
memberikan
semangat
untuk
terselesaikannya skripsi ini. 4. Nusa, bangsa, dan agama sebagai wujud kepedulian terhadap pendidikan di Indonesia.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan kekuatan dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Persepsi
Orangtua Tentang Implementasi Kurikulum dan Metode
Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Serta Implikasinya Terhadap Minat Orangtua Dalam Menyekolahkan Anak (di PAUD ”Mutiara Hati” Desa Nyalindung, Kelurahan Sukamantri, Kec. Tamansari, Kab. Bogor) Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Terkait dengan hal ini penulis sampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga 2. Drs. Joko Sutopo, selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh ketelitian, kesabaran, dan keikhlasan 3. Bapak Agus Waluyo, M.Ag, Bapak Kastolani, M.Ag, Ibu Asdiqoh, M.Si dan seluruh dosen dan karyawan STAIN Salatiga yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, yang dengan keikhlasan memberikan ilmu dan pengetahuan selama menuntut ilmu di STAIN Salatiga. 4. Kepada Kepala Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )”Mutiara Hati” Dusun Nyalindung, Kelurahan Sukamantri, Kec. Tamansari, Kab. Bogor yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian.
5. Untuk keluargaku; istriku tercinta Heryanti Jamilah,
anakku Kiki, Putri,
Hendra, dan Ajjim yang selalu sabar dan memberikan pengertian. Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun hanya untaian kata terima kasih serta doa semoga Allah SWT membalas semua amal baik yang telah diberikan kepada penulis. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis memohon petunjuk dan hidayah. Semoga tulisan ini bermanfaat. Amin
Salatiga, 15 November 2011 Penyusun
Sujimin
ABSTRAK
Sujimin, Persepsi Orangtua Tentang Implementasi Kurikulum dan Metode Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta Implikasinya Terhadap Minat Orangtua dalam menyekolahkan Anak (di PAUD ”Mutiara Hati” Desa Nyalindung, Kelurahan Sukamantri, Kec. Tamansari, Kab. Bogor). Skripsi: Jurusan Tarbiyah. Program Studi : Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam salatiga. Pembimbing: Drs. Djoko Sutopo. Kata kunci: Implementasi kurikulum, metode pembelajaran dan Minat Orangtua Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi Orangtua Tentang Implementasi Kurikulum dan Metode Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta Implikasinya Terhadap Minat Orangtua dalam menyekolahkan Anak (di PAUD ”Mutiara Hati” Desa Nyalindung, Kelurahan Sukamantri, Kec. Tamansari, Kab. Bogor). Bentuk penelitian ini adalah korelasi dengan subyek orangtua wali siswa PAUD Mutiara Hati Dusun Nyalindung, Kelurahan Tamansari Kecamatan Sukamantri Kabupaten Bogor yang berjumlah 30 orangtua, dengan tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Hasil penelitian meunujnjukkan bahwa PAUD Mutiara Hati merupakan lembaga pendidikan pada usia dini (PAUD) yang hanya menampung anak-anak dari golongan masyarakat miskin dengan batasan peserta didik 30 anak. Sedangkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat persepsi orangtua tentang kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD Mutiara Hati memiliki kategori berbeda-beda. Hal ini bisa dibuktikan 12 responden dari 30 responden memiliki tingkat pesrsepsi yang tinggi terhadap kurikulum dan metode pembelajaran yang ada di PAUD Mutiara Hati. Jika dipersentase dari seluruh responden ada 40 %. 6 responden termasuk kategori sedang, jika dipersentase ada 20 % sedangkan 12 responden memiliki kategori rendah, jika dipersentase ada 40 %. Sedangkan minat orangtua untuk menyekolahkan anak di PAUD Mutiara hati juga memiliki tingkat yang berbeda-beda. dari 30 responden, yang memiliki nilai tingkat minat yang tinggi berjumlah 6 atau 30%. Yang memiliki nilai tingkat minat sedang berjumlah 19 atau 63.4% sedangkan yang memiliki nilai tingkat minat yang rendah 5 responden atau 16.6. Setelah diadakan analisis terbukti bahwa persepsi orangtua terhadap implementasi kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD Mutiara Hati memiliki makna yang sangat signifikan dalam memperngaruhi minat orangtua untuk menyekolahkan di PAUD Mutiara Hati Dusun Nyalindung, Kelurahan Tamansari Kecamatan Sukamantri Kabupaten Bogor, dengan taraf kepercayaan 95% (taraf signifikansi 5%) = 0,361 dan pada taraf kepercayaan 99% (taraf signifikansi 1%) = 0,463. Karena perhitungan (ro) sebesar 0,698 lebih tinggi dari harga kritik tabel (rt) yakni taraf 5% = 0,36, taraf 1% = 0,463.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................
i
HALAMAN BERLOGO ................................................................................ ii HALAMAN JUDUL ....................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ vi MOTTO .......................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix ABSTRAK ..................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................. xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 D. Kegunaan Penelitian ................................................................... 6 E. Hipotesis Penelitian .................................................................... 6 F. Definisi Operasional ................................................................... 7 G. Metode Penelitian ....................................................................... 10 H. Sistematika Penulisan Skripsi ..................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi Orangtua terhadap Implementasi Kurikulum dan Metode Pembelajaran PAUD ................................................................... 16 B. Minat Menyekolahkan Anak ........................................................ 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum PAUD Mutiara Hati ........................................ 50 B. Data tentang persepsi orang tua dan minat orangtua ..................... 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pendahuluan ................................................................. 68 B. Analisis hubungan antara persepsi orangtua tentang implementasi kurikulum dan metode pembelajaran dengan minat menyekolahkan anak. ............................................................................................ 83 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 87 B. Saran .......................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Daftar Nama Peserta Didik dan Orangtua .................................
54
Tabel 3.2 Data Responden .......................................................................
62
Tabel 3.3 Jawaban Responden Tentang Persepsi Implementasi Terhadap Kurikulum dan Metode Pembelajaran ........................................
64
Tabel 3.4 Skor Per Item Dari Data Persepsi Orangtua ................................
65
Tabel 3.5 Tentang Minat Orangtua Menyekolahkan Anak..........................
66
Tabel 3.6 Tentang Per Item Jawaban Atas Minat Orangtua Menyekolahkan Anak ..............................................................................................
67
Tabel 4.1 Skor Persepsi Orangtua terhadap Implementasi Kurikulum dan Metode Pembelajaran di PAUD Mutiara Hati .................................
71
Tabel 4.2 Rekapitulasi Persepsi Orangtua tentang Implementasi Kurikulum dan Metode Pembelajaran .....................................................................
71
Tabel 4.3 Frekuensi Alternative Jawaban dan Persentase Persepsi Orangtua tentang Implementasi Kurikulum dan Metode Pembelajaran di PAUD Mutiara Hati Tahun 2011 ...............................................................
74
Tabel 4.4 Skor Minat Orangtua Menyekolahkan Anak di PAUD Mutiara Hati 79 Tabel 4.5 Rekapitulasi Tentang Minat Menyekolahkan Anak.....................
81
Tabel 4.6 Frekuensi Alternative Jawaban dan Persentase minat Menyekolahkan Anak di PAUD “Mutiara Hati .......................................................
82
Tabel 4.7 Analisis Hubungan Antara Persepsi Orangtua Terhadap Implementasi Kurikulum dan Metode Pembelajaarn dengan Minat Menyekolahkan Anak di PAUD Mutiara Hati ...................................................................
86
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orangtua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Tak hanya memenuhi kebutuhan sandang dan pangan, namun juga memilihkan sekolah terbaik untuk sang buah hati. Pemilihan sekolah terbaik sudah dimulai sejak dini. Para orangtua beranggapan semakin dini memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya maka akan semakin baik. Sebagai pendidik pertama, orangtua dituntut untuk mampu menanamkan nilainilai cinta kasih, percaya diri, kejujuran, kemandirian, keberanian, ketrampilan, dan sebagainya kepada anak-anak. Pendidikan dasar atau pendidikan pada anak usia dini bisa diperoleh di lingkungan keluarga dan sekolah. Sekolah sebagai suatu sistem, memiliki komponen inti yang terdiri dari input,proses dan output yang merupakan satu kesatuan utuh yang saling terkait, terikat, mempengaruhi, membutuhkan dan menentukan input dikategorikan menjadi dua, yaitu input sumber daya yakni meliputi sumber daya manusia serta sumber daya lainnya dan input manajemen yakni input potensial bagi pembentukan sistem yang efektif dan efisien. Sedangkan output sekolah yaitu berupa kelulusan siswa yang berguna bagi kehidupan yaitu lulusan yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga dan masyarakat. Pada zaman sekarang para orangtua ingin membuktikan apa saja yang telah diterima anaknya dalam mengikuti proses pendidikan dan pengajaran
1
terutama di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya. Sejalan dengan itu pula Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 7 ayat 1 menjelaskan bahwa Orangtua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya. Keberhasilan pendidikan anak tidak bisa lepas dari kualitas proses belajar mengajar di sekolah. Juga didukung dengan kurikulum yang mampu membentuk peserta didik menjadi anak yang berprestasi. Namun, keberhasilan pendidikan anak juga tidak lepas dengan tingkat ekonomi keluarga secara umum. Pada sekolah mana anak harus sekolah akan diukur pula dari kemampuan ekonomi keluarga. Banyak anak yang cerdas, tapi tidak bisa sekolah karena tidak mampu membayar biayanya. Walaupun bukan hanya ekonomi yang mendorong berhasilnya seseorang untuk sukses. Faktor lain adalah efektifitas sekolah. Efektifitas sekolah merujuk pada pemberdayaan semua komponen sekolah sebagai organisasi tempat belajar berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing dalam struktur program dengan tujuan agar siswa belajar dan mencapai hasil yang telah ditetapkan yaitu memiliki kompetensi kognitif, psikomotor dan afektif. Pada sekolah efektif tidak hanya siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam belajar yang dapat mengembangkan diri, siswa yang memiliki intelektualitas yang biasa pun dapat mengembangkan dirinya sejauh mungkin, apalagi biasa dibandingkan dengan kondisi awal ketika mereka baru masuk sekolah.
Kuantitas suatu sekolah tidak mutlak menjadi ukuran bahwa sekolah tersebut berhasil mencetak siswa yang cerdas, berakhlak mulia dan terampil, dibalik semua itu dituntut peran serta orangtua dan guru, sekaligus masyarakat untuk ikut serta membawa lingkungan pendidikan yang bernuansa ke Islaman. Tentu saja titik akhir semua itu diharapkan sekolah terutama pada tingkat pendidikan usia dini dapat mencetak generasi bermutu dan berakhlak mulia sekaligus menjadi panutan masyarakat sekitarnya, karena di masa mendatang generasi sekaranglah yang diharapkan menjadi penerus cita-cita dan harapan orang tua sekarang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) “Mutiara Hati” di dusun Nyalindung desa Sukamantri adalah salah satu wadah pendidikan yang bernafaskan pendidikan
Islam yang diharapkan kelak tetap eksis
keberadaannya untuk mencetak generasi Islam yang tangguh dan meguasai ilmu pengetahuan yang luas guna menghadapi tantangan zaman yang semakin komplek. Selain bernafaskan Islam, PAUD Mutiara Hati juga dilatih sedini mungkin cara bercocok tanam dikebun. Bahkan di sekolah itu juga siang harinya peserta didik diharapkan bisa mengikuti pembelajaran membaca al Qur’an. Namun ini semua tidak terlepas dari peran serta dan perjuangan para orangtua, umat Islam untuk tetap membina generasi mudanya guna menggali ilmu pengetahuan sedalam-dalamnya agar mereka memiliki pola pikir maju dan tidak ketinggalan dari bangsa-bangsa lain yang sudah maju.
Persepsi orangtua dan anaknya sangat mempengaruhi keberhasilan belajar anak, tentu saja pada tahap awal orangtua harus memperhatikan minat anaknya dan sesuai dengan bakat yang dimiliki anaknya, dalam hal ini tidak ada unsur paksaan. Sebenarnya bagaimana persepsi orangtua tentang kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD Mutiara Hati, sehingga para orangtua memasukkan anaknya ke Taman Kanak-kanak Mutiara Hati Nyalindung Desa Sukamantri. Ditinjau dari kemampuan orangtua di desa Nyalindung kelurahan Sukamatri, kecamatan Tamansari yang meyekolahkan anaknya di PAUD Mutiara Hati rata-rata berekonomi menengah ke bawah. Apakah karena TK Mutiara Hati ini memang tidak dipungut biaya atau karena ada faktor lain, misalnya kurikulum yang bagus , proses belajar mengajar yang baik. Sehingga orang tua tetap menyekolahkan anaknya di TK Mutiara Hati. Atau mungkin dikarenakan kuatnya orangtua untuk menginginkan anaknya menjadi orang yang beragama dan berguna ditengah-tengah masyarakat. Berdasarkan berbagai uraian di atas apakah memang ada hubungan antara persepsi orangtua tentang kurikulum dan metode pembelajaran di TK Kutiara Hati terhadap minat orang tua dalam menyekolahkan
anak-anak
mereka di TK Mutiara Hati? Dalam menjawab hali maka perlu diadakan penelitian secara mendalam. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan sebuah penelitian yang kemudian diangkat menjadi sebuah skripsi
yang
berjudul:
PERSEPSI
ORANGTUA
TENTANG
IMPLEMENTASI KURIKULUM DAN METODE PEMBELAJARAN DI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DAN IMPLIKASINYA TERHADAP MINAT ORANG TUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK-ANAK: Di PAUD Mutiara Hati Dusun Nyalindung Kelurahan Sukamantri Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor Jawa Barat Tahun 2011 B. Identifikasi Masalah Adapun permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi orangtua tentang implementasi kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD Mutiara Hati sehingga orang tua memiliki minat menyekolahkan anaknya di PAUD Mutiara Hati desa Nyalindung Kelurahan Sukamantri Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pokok masalah di atas dapat dibagi menjadi sub pokok permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi orangtua tentang
implementasi kurikulum dan
metode pembelajaran yang dikembangkan di PAUD Mutiara Hati Desa Nyalindung Kelurahan Sukamantri Kecamatan Tamansari, Bogor? 2. Bagaimana minat orangtua dalam menyekolahkan anak-anak mereka di TK Mutiara Hati Nyalindung, Sukamantri Kecamatan Tamansari, Bogor? 3. Apakah ada hubungan antara persepsi orangtua tentang implementasi kurikulum dan metode pembelajaran dengan minat orangtua dalam menyekolahkan anak ke PAUD Mutiara Hati? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui persepsi orangtua tentang implementasi kurikulum dan metode pembelajaran yang dikembangkan di PAUD Mutiara Hati Desa
Nyalindung Kelurahan Sukamantri Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. 2. Ingin mengetahui minat
orangtua dalam
menyekolahkan anak-anak
mereka di PAUD Mutiara Hati Desa Nyalindung Kelurahan Sukamantri Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. 3. Untuk mengetahui adanya hubungan antara persepsi orangtua tentang implementasi kurikulum dan metode pembelajaran dengan minat orangtua dalam menyekolahkan anak ke PAUD Mutiara Hati. D. Kegunaan Hasil Penelitian Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah: 1. Sebagai
informasi
ilmiah
tentang
implementasi kurikulum
yang
dikembangkan di PAUD Mutiara Hati Desa Nyalindung Kelurahan Sukamantri Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. 2. Untuk memberikan solusi terbaik terhadap bebagai problem yang terjadi dalam dalam meningkatkan motivasi orang tua dalam menyekolahkan anaknya di PAUD Mutiara Hati Desa Nyalindung Kelurahan Sukamantri Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. 3. Untuk melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program Strata Satu (S.1) jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. E. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah alternative dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitian, dugaan jawaban tersebut
merupakan kebenaran yang sifatnya sementara yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. (Suharsimi, 2005: 55) Berdasarkan hipotesis di atas maka yang menjadi hipotesis pada penelitian adalah “bahwa ada hubungan antara persepsi orangtua dengan minat menyekolahkan anak-anak meraka” artinya semakin baik persepsi orangtua terhadap PAUD Mutiara Hati semaikin tinggi pula minat orangtua menyekolahkan anak. F. Definisi Operasional Untuk memudahkan atau menjaga agar tidak terjadi kesalahpahaman dan tidak terjadi kekeliruan dalam menafsirkan jugul penelitian serta sebagai langkah awal menyatukan persepsi terhadap pembahasan ini, maka perlu diberikan batasan dan penegasan dari judul di atas sebagai berikut: 1. Persepsi Orangtua Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. ( Rahmat, 1994: 51). OrangTua adalah ayah dan/atau ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orangtua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu/ayah dapat diberikan untuk perempuan/pria yang bukan orangtua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orangtua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah biologis anak) dan ayah tiri (suami ibu biologis anak). Jadi persepsi orangtua adalah pengalaman orangtua tentang
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan yang dimaksud dengan objek dalam skripsi ini adalah kurikulum dan metode pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini
“Mutiara Hati” di dusun
Nyalindung, Kelurahan Sukamantri, Kecamatan Tamansari, Kabupeten Bogor. 2. Implementasi Kurikulum Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan
dan
kemampuan
setiap
jenjang
pendidikan
dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan
yang
dimaksudkan
dalam
kegiatan
pembelajaran
secara
menyeluruh. 3. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa
metode
pembelajaran
yang
dapat
digunakan
untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. 4. Minat Menyekolahkan Anak Kata Minat identik dengan kata motivasi yang berasal dari kata “motif” yakni segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan Minat atau motivasi dimaksud usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi sehingga seseorang itu mau, dan ingin melakukannya. Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat orang tua dalam menyekolahkan ke PAUD Mutiara Hati. Menyekolahkan Memasukkan ke sekolah, menyuruh belajar ke sekolah, memberikan biaya sekolah. (Muhibbin, 1995: 136). Anak adalah manusia yang masih kecil berumur. (Muhibbin, 1995: 41) adapun yang dimaksud anak di sini adalah anak usia 4 – 6 tahun yang akan masuk sekolah Taman Kanak-Kanak. Berdasarkan pengertian maka minat menyekolahkan anak adalah kecenderungan hati yang tinggi orangtua untuk memasukkan anak mereka pada TK Mutiara Hati. Untuk mengukur adanya minat orang tua untuk menyekolahkan anak ditentukan indikator sebagai berikut: a. Keinginan memasukkan anaknya. b. Memberi dorongan masuk TK Mutaira Hati. c. Memberi fasilitas belajar anak ke TK Mutiara Hati.
d. Memperhatikan kemajuan belajar anak di TK Mutiara Hati. e. Menyadari kelebihan yang ada di TK Mutiara Hati. G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Dengan memperhatikan sifat masalahnya, penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitaif merupakan penelitian yang menggunakan
angka-angka
statistic
dalam
mengamalisis
pokok
permasalahan, data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk nilai absolut dan hasilnya bersifat objektif. (Sukandarrumidi, 2002: 112) Untuk mendapatkan data dalam penulisan ini, akan digunakan beberapa metode penelitian. 2. Populasi dan Sampel Yang dimaksud populasi adalah semua bagian atau objek yang akan diamati. Sedangkan sample adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data. (Sukandarrumidi, 2002: 50) Beberapa peneliti menyatakan bahwa besarnya sample tidak boleh kurang dari 10 % dan ada pula peneliti lain yang mengatakan bahwa besarnya sample minimum 5 % dari jumlah satu satuan elementer (elementeri units) dari populasi. Menurut Suharsismi Arikunto apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitain populasi. (Singarimbun, 1983: 106) Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapa diambil antara 10 – 15 %, atau 20 – 25 % atau lebih. (Suharsimi, 1998: 120) Dalam
penelitian ini seluruh populai akan digunakan, karena populasi kurang dari 100. Yakni 30 yang terdiri dari orangtua dari peserta didik TK A dan TK B. Dalam buku karya Sugiyono model ini disebut sampling jenuh. Sehingga penelitian ini akan membuat kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sample jenuh adalah sensus, di mana semua anggota populasi dijadikan sample. (Sugiyono, 2010: 85) 3. Tekhnik Pengumpulan Data a.
Metode Angket Metode angket adalah tekhnik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi. (Sukandarrumidi,
2002:
78)
metode
ini
digunakan
untuk
mengumpulkan data tentang persepsi orang tua terhadap TK Mutiara Hati dengan minat menyekolahkan anak. Mengingat sedikitnya populasi maka pengisian angket akan dilakukan secara langsung sehingga tercipta hubungan antara peneliti dengan respodnen cukup baik. (Sugiyono, 2010: 142) b.
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan tekhnik pengumpulan data yang ditujukan kepada subjek penelitian. (Sukandarrumidi, 2002: 100) Pengumpulan bukti-bukti dan keterangan-keterangan, pengolahan dan penyimpanan informasi bidang pengetahuan.
c.
Metode Interview
Interview atau wawancara adalah suatu proses Tanya jawab lesan dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain (face to face) dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya, namun demikian tekhnik wawancara dalam perkembangannya tidak harus dilakuakan secara berhadapan langsung, melainkan dapat saja menggunakan sarana komunikasi lain, misalnya telepon atau internet. (Suyanto ed, 2005: 70) Wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan dari para orang tua tentang persepsi terhadap kurikulum, metode pembelajaran dan juga minat dalam menyeklahkan anak-anak mereka ke PAUD Mutiara Hati. 4. Tekhnik Analisis Data a. Analisis Pendahuluan Analisa ini untuk menghitung scor masing-masing variable secara terpisah, sehingga diketahui ciri-ciri masing-masing variable penelitian. Analisis ini menggunakan rumus prosentrase: P=F/N X 100% Keterangan: P: Prosentase perolehan F: Frekuensi mentah N: jumlah total responden b. Analisis
Analisis data digunakan untuk mengetahui data persepsi orang tua terhadap PAUD Mutiara Hati dengan minat orang tua menyekolahkan anak sehingga dapat ditentukan pengaruh atau tidaknya variabel tersebut. Analisis ini menggunakan rumus product moment untuk menguji hipotesis assosiatif atau hubungan antara satu variabel independen dangan satu dependen. (Sugiyono, 2010: 153) rxy =
NSXY - (SX )(SY ) [ NSX 2 - (SX ) 2 ][ NSY 2 - (SY ) 2 ]
Keterangan: r xy = product moment x
= frekuensi variable kurikulum dan metode pembelajaran
y
= frekuensi variable minat orang tua menyekolahkan anak
N = jumlah sampel H. Sistematika Penulisan Rencana sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dikemukan tentang: latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab II kajian pustaka ini terdiri dari dua sub bab. Sub bab pertama tentang persepsi orang tua terhadap PAUD yang meliputi: a. Pengertian persepsi orang tua terhadap PAUD
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi persepsi. c. Sejarah, Fungsi dan Tujuan PAUD di Indonesia d. Kurikulum PAUD e. Metode Pembelajaran PAUD Sub bab yang kedua menerangkan tentang minat menyekolahkan anak yang meliputi: a. Pengertian minat menyekolahkan b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat menyekolahkan c. Upaya dalam menumbuhkan minat d. Tanggung jawab orangtua terhadap pendidikan anak. Sub bab yang keempat menerangkan antara hubungan persepsi orang tua terhadap TK implikasinya terhadap minat menyekolahkan anak. BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan variabel, yaitu data tentang persepsi orangtua tentang implementasi kurikulum
dan
metode pembelajaran
PAUD Mutiara Hati
yang
mempengaruhi minat orang tua menyekolahkan anak. Disamping itu juga dilaporkan tempat yang dijadikan penelitain bagaimana persepsi orangtua terhadap PAUD Mutiara Hati. BAB IV ANALISIS DATA Dalam bab ini, akan dilakukan analisis data yang meliputi: Analisis data tentang persepsi orangtua tentang implementasi kurikulum dan metode pembelajaran di TK Mutiara Hati, analisis data tentang minat orangtua
menyekolahkan anak, analisis data tentang pengaruh persepsi orangtua terhadap PAUD Mutiara Hati dengan minat menyekolahkan anak, interpretasi data. BAB V PENUTUP Pada bagian penutup akan diuraikan kesimpulan , saran-saran dan kata penutup.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Persepsi Orangtua tentang Implementasi Kurikulum dan Metode Pembelajaran PAUD 1. Persepsi orangtua Persepsi adalah adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera (Drever dalam Sasanti, 2003). Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu. Sabri(1993)dalam
http://id.shvoong.com/social
mendefinisikan
persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali milleu (lingkungan pergaulan) hidupnya. Mar’at (1981) mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya. Riggio (1990) juga mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif baik lewat penginderaan, pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan.
16
Orangtua adalah ayah dan/atau ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orangtua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu/ayah dapat diberikan untuk perempuan/pria yang bukan orangtua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orantua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah biologis anak) dan ayah tiri (suami ibu biologis anak). Seseorang akan dikatakan sebagai orangtua jika mereka telah mempunyai anak. Setelah mempunyai anak, maka kita akan beroperasi dengan pemikiran yang sudah melekat dalam diri kita. Pemikiran inilah yang menjadi dasar setiap tindakan kita. Pemikiran ini menjadi persepsi. Satu hal yang kebanyakan orang tidak sadari adalah persepsi ini bisa mengunci pemikiran kita. Persepsi ini menjadi koridor pemikiran kita. Ia memerangkap kita di dalamnya. Sebaik-baiknya kemampuan berpikir kita jika persepsi awalnya salah maka tidak akan menemui jawaban yang kita inginkan. Ambil contoh seorang anak yang sedang disuapi makan berlarian kesana kemari. Jika persepsi awal kita mengatakan bahwa anak ini nakal, makannya rewel, tidak menghargai waktu saya dan berbagai persepsi awal negatif lainnya maka tindakan kita akan negatif juga. Marah misalnya. Atau mengatakan sesuatu yang nadanya jengkel, misal "Ayo cepat! Mama kan masih ada pekerjaan lain bukan urusi kamu saja!", anak merasa dirinya tidak penting, ia merasa dirinya tidak bisa memenuhi harapan
orangtuanya, tetapi ia memang tidak ingin makan. Akhirnya anak mengalami konflik diri yang tidak kentara dan harga dirinya menjadi terkontaminasi. Atau "Kalau lari-lari seperti itu Mama tidak akan suapi kamu lagi!". Kenyataannya adalah besok ia disuapi lagi. Orangtua menjadi tidak konsisten di mata anak. Tetapi jika persepsi awal kita adalah positif misalnya,"Saya harus membantunya mengerti mengapa ia perlu makan sekarang", atau "Ia adalah seorang anak yang perlu dimengerti" maka tindakan berikutnya bagi kita bisa sangat berbeda. Mungkin kita akan menanyainya dengan penuh perhatian mencari sebab mengapa ia berlarian ketika disuapi makan. Akibatnya adalah si anak merasa diperhatikan dan dimengerti. Ia bisa merasa diterima sehingga harga dirinya berkembang sehat. Dari contoh tersebut jelaslah bahwa persepsi mengarahkan tindakan kita. Dan tindakan kita akhirnya memicu reaksi dari anak. Reaksi dari anak akan memicu pemikiran tertentu. Dan pemikiran ini akan membentuk persepsi anak tentang dirinya sendiri. Akhirnya konsep diri anak terbentuk. Bisakah anda melihat peranan anda sebagai orangtua sangat besar dalam membentuk konsep diri anak anda? Tahukah anda bahwa konsep diri inilah yang akan menentukan masa depannya kelak? Orangtua, dalam tingkat tertentu yang signifikan, ikut menentukan masa depan dan nasib seorang anak melalui sikap dan tindakan mereka kepada anaknya. Sebagai orangtua kita sangat berkewajiban untuk mengembangkan kontrol diri dan kesadaran yang sangat tinggi melalui
upaya pembelajaran terus menerus sehingga kita sanggup memberikan teladan dan contoh terbaik bagi anak-anak kita. Ibarat pohon dan buah, kita orangtua adalah akar yang menentukan kualitas buah seperti apa yang akan kita hasilkan. Jika sebagai akar kita tidak mampu menyerap nutrisi di sekitar kita dan tidak mampu menyalurkannya ke batang pohon maka buah di atas sana tidak akan berkembang dengan baik. Sebagai orang tua kita perlu mengembangkan diri untuk memperbaiki diri dengan cara mengontrol persepsi kita dan menelitinya kembali asal mula persepsi itu terbentuk dalam diri kita demi masa depan anak-anak
kita.
(http://orangtua-super.blogspot.com/2009/05/persepsi-
orangtua-menentukan-masa-depan.htm ) Orangtua memiliki kewajiban untuk mendidik putra-putrinya agar terhindar dari api neraka. Sebagaimana firman Allah swt dalam surat AtTahrim ayat 6:
äou‘$yf Ïtø:$#ur ⨠$¨Z9$#$yd ߊqè%ur #Y‘$tR ö/ä3 ‹Î=÷d r&ur ö/ä3 |¡ àÿRr&(#þqè% (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$#$pkš‰r'¯»tƒ ÇÏÈ tb râsD÷sム$tB tb qè=yèøÿtƒur öN èd ttBr&!$tB ©! $#tb qÝÁ ÷ètƒ žw ׊#y‰ Ï© Ôâ Ÿx Ïî îps3 Í´¯»n=tB $pköŽn=tæ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(Q.S At-Tahrim: 6) Mengenai makna yang dikandung ayat ini, sahabat Ali bin Abu Thalib r.a. berkata: “Ajari dan didiklah anak-anakmu pendidikan yang
baik.”
Sedangkan Hasan Al Bashri berkata: “Suruhlah mereka taat
kepada Allah dan didiklah mereka ajaran kebaikan.” Sahabat Abdullah bin Umar r.a. berkata: “Didiklah anak-anakmu pendidikan yang baik karenahal itu tanggungjawabmu, sementara kelak (bila dewasa) anakanakmu bertanggungjawab untuk berbuat baik dan patuh kepadamu. (Syarifuddin: 2008: 60) Kandungan ayat tersebut dikuatkan dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya: “Setiap kamu adalah penggembala (pemimpin) dan setiap
kamu
pasti
akan
dimintai
pertanggungjawaban
dari
gembalaannya…seorang laki-laki (ayah) penggembala bagi keluargnay dan akan dimintai pertanggungjawaban dari gembalanya (H.R. Bukhari dan Muslim dalam Syarifuddin: 60) Fungsi utama pendidikan tersebut ialah melestarikan fitrah anak, yaitu fitrah kebenaran, fitrah tauhid, fitrah berperilaku positif, dan sebagainya. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Mar'at (Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan terhadap objek psikologis. Rahmat (dalam Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi juga ditentukan juga oleh faktor fungsional dan struktural. Beberapa faktor fungsional atau faktor yang bersifat personal antara kebutuhan individu, pengalaman, usia, masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subyektif. Faktor struktural atau faktor
dari luar individu antara lain: lingkungan keluarga, hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terdiri dari faktor personal dan struktural. Faktorfaktor personal antara lain pengalaman, proses belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap obyek psikologis. Faktor-faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku, nilai-nilai dalam masyarakat. Pelaku orang lain dan menarik kesimpulan tentang penyebab perilaku tersebut atribusi dapat terjadi bila: a. Suatu kejadian yang tidak biasa menarik perhatian seseorang, b. Suatu kejadian memiliki konsekuensi yang bersifat personal, c. Seseorang ingin mengetahui motif yang melatarbelakangi orang lain (http://id.shoving.com). Brems & Kassin (dalam Lestari, 1999) mengatakan bahwa persepsi sosial memiliki beberapa elemen, yaitu: a. Person, yaitu orang yang menilai orang lain. b. Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang untuk menilai sesuatu. c. Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain. Ada dua pandangan mengenai proses persepsi, yaitu: Pertama, persepsi sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpa banyak pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan cepat berdasarkan penampilan fisik dan perhatian sekilas.
Kedua, persepsi sosial, adalah sebuah proses yang kompleks, orang mengamati perilaku orang lain dengan teliti hingga di peroleh analisis secara
lengkap
terhadap
person,
situasional,
dan
behaviour.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadap suatu obyek yang merupakan faktor internal serta eksternal individu meliputi keberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai terhadap objek tersebut. Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari, dihilangkan atau disalahartikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi (http://id.shoving.com). 3. Sejarah, Fungsi dan Tujuan PAUD Di Indonesia a. Sejarah PAUD Istilah kindergaten atau taman kanak-kanak baru dipakai Froebel tahun 1837. meskipun demikian, pemikiran untuk mendirikan sekolah khusus bagi anak-anak telah ada jauh sebelum itu. Beberapa tokoh penting seperti Marthin Luther (1483-1546), Comenius, Pestalozzi, Darwin, dan Segiun memberi sumbangan pemikiran yang tak ternilai untuk PAUD. Marthin Luther misalnya, menyarankan agar naka laki-laki sebaiknya diberi pendidikan formal. Hal ini didasrakan pada kenyataan bahwa anak laki-laki pada saat itu merupakan tulang punggung keluarga yang harus mampu menghidupi keluarganya, mendidik, membimbing, dan mengarahkan anak-anaknya.. untuk itu
laki-laki sebaiknya bisa membaca, menulis, dan berhitung. Suyanto: 2005:13) berbeeda dengan Marthin Luther adalah John Comenius (1592-1670) dia menginginkan semua anak tanpa membedakan jenis kelamin untuk mendapatkan kesempatan belajar di sekolah. Charles Darwin (1959)
menyatakan
bahwa
setiap
individu
memiliki
kemampuan adaptasi yang berbeda. Individu yang adaptiv akan survive atau tetap hidup. Agar anak tetap hidup, ia harus berlatih beradaptasi dengan lingkungannya. (Suyanto: 14) PAUD merupakan bagian ilmu pendidikan yang secara spesifik mempelajari pendidikan usia 0-8 tahun. Perkembangan yang pesat menjadikan
PAUD
sebagai
disiplin
ilmu
yang
multi
dan
interdisipliner. Artinya PAUD sebagai disiplin ilmu yang terdiri atas banyak ilmu yang terkait satu sama lain. Antara lain ilmu pendidikan, ilmu psikologi dan perkembangan, ilmu biologi perkembangan, ilmu sosiologi, ilmu kesehatan, ilmu olah raga, dan ilmu bidang studi (matematika, sains, bahasa). Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 8 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu
pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Posisi PAUD di Indonesia menguat dengan terbitnya Undangundang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan pada pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Dalam penjabaran pengertian, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas menyatakan bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan
untuk
membantu
pertumbuhan
dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. b. Fungsi PAUD Secara garus besar terdapat lima fungsi utama pendidikan prasekolah, yakni: i) Fungsi pengembangan potensi ii) Fungsi penanaman dasar-dasar aqidah dan keimanan iii) Fungsi pembentukan dan pembiasaan prilaku yang diharapkan. iv) Fungsi pengembangan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan. v) Fungsi pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif. Lima fungsi pendidikan prasekolah tersebut sebenarnya susah untuk dipisahkan satu sama lain karena semuanya merupakan sesuatu
yang saling terjalin dan bersifat terpadu dalam perwujudannya. Namun untuk kepentingan penjelasan, lima fungsi pendidikan prasekolah tersebut perlu dinyatakan secara ekplisit agar para pendidi atau guru prasekolah tidak melupakan atau mengabaikan salah satu di antaranya. Diasumsikan bahwa setiap bayi yang lahir ke dunia dilengkapi dengan
sejumlah
potensi
yang
diperlukan
untuk
menjalani
kehidupannya. Di balik ketidakberdayaan bayi manusia yang baru lahir, terpendam sejumlah potensi kehidupan yang jauh lebih kaya bila dibanding dengan yang dimiliki oleh mahluk-mahluk lainnya. Ia memiliki potensi untuk beragama, berfikir, berkreasi, merasa, berkomunikasi dengan orang lain dan potensi-potensi lainnya. Mengembangkan potensi-potensi anak tersebut adalah kewajiban para pendidik orang tua dan guru. Dalam Islam setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, orang tua memiliki kewajiban mendidik anak untuk menjadi orang yang beriman
dan
bertaqwa
atau
malah
sebaliknya.
Sebagaimana
diterangkan dalam hadis Rasulullah SAW:
ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻌﻢ ﻛﻞ ﻣﻮﻟﻮد ﯾﻮﻟﺪ ﻋﻠﻰ: ﻋﻦ اﺑﻰ ھﺮﯾﺮةرﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﮫ اﻟﻔﻄﺮة ﺣﺘﻰ ﻓﺘﻚ ﻟﺴﺎﻧﮫ ﻓﺎﺑﻮاه ﯾﮭﻮداﻧﮫ اوﯾﻨﺼﺮاﻧﮫ اوﯾﻤﺠﺴﺎﻧﮫ )رواه اﻟﺒﺨﺎرى (ﻣﺴﻠﻢ Artinya : Dari Abi Hurairah R.a berkata : Rasulullah SAW bersabda setiap anak dilahirkan atas fitrah (kesucian agama yang sesuai dengan naluri) sehingga lancar lidahnya, maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi atau Nasrani atau majusi.(H.R. Bukhari Muslim). Menurut konsep hadits ini, maka orang tualah yang menjadikan anaknya baik, hal ini banyak dipengaruhi oleh rumah tangga atau keluarga. Dalam kenyataan masyarkat di masyarakat banyak orangtua yang kemudian menitipkan anak-anak mereka ke lembaga pendikan, bahkan sejak anak itu berada pada usia dini. Pendidikan mengembangkan
anak semua
usia
dini
memiliki
aspek
perkembangan
fungsi anak,
utama meliputi
perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara perkembangan yang dialami anak pada usia dini dengan keberhasilan mereka dalam kehidupan selanjutnya. Misalnya, anak-anak yang hidup dalam lingkungan (baik di rumah maupun di KB atau TK) yang kaya interaksi dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar akan terbiasa mendengarkan dan mengucapkan kata-kata dengan benar, sehingga ketika mereka masuk sekolah, mereka sudah mempunyai modal untuk membaca. c. Tujuan PAUD Sehubungan dengan fungsi-fungsi yang telah dipaparkan tersebut, maka tujuan pendidikan anak usia dini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1) Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya. 2) Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini. 3) Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikkan bagi anak usia dini, yang memungkinkan mengembangkan potensi mereka dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD). Berdasarkan PP 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, tujuan PAUD diatur dalam Pasal 61. Berikut bunyi lengkapnya: (i) Membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab; dan (ii) Mengembangkan
potensi
kecerdasan
spiritual,
intelektual,
emosional, kinestetis, dan social peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. 4. Kurikulum PAUD a. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. b. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum i) Bersifat komperhensif Kurikulum
harus
menyediakan
pengalaman
belajar
yang
meningkatkan perkembangan anak secara menyeluruh dalam berbagai aspek perkembangan . ii) Dikembangkan atas dasar perkembangan secara bertahap Kurikulum harus menyediakan berbagai kegiatan dan interaksi yang tepat didasarkan pada usia dan tahapan perkembangan setiap anak. Program menyediakan berbagai sarana dan bahan untuk anak dengan berbagai kemampuan. iii) Melibatkan orang tua Keterlibatan orang tua sebagai pendidik utama bagi anak. Oleh karena itu peran orang tua dalam pendidikan anak usia dini sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan. iv) Melayani kebutuhan individu anak Kurikulum dapat mewadahi kemampuan, kebutuhan,minat setiap anak. v) Merefleksikan kebutuhan dan nilai masyarakat
Kurikulum harus memperhatikan kebutuhan setiap anak sebagai anggota dari keluarga dan nilai-nilai budaya suatu masyarakat. vi) Mengembangkan standar kompetensi anak Kurikulum yang dikembangkan harus dapat mengembangkan kompetensi anak. Standar Kompetensi seabagi acuan dalam menyiapkan lingkungan belajar anak. vii) Mewadahi layanan anak berkebutuhan khusus Kurikulum yang dikembangkan hendaknya memperhatikan semua anak termasuk anak-anak yang berkebutuhan khusus. viii) Menjalin kemitraan dengan keluarga dan masyarakat Kurikulum hendaknya dapat menunjukkan bagaimana membangun sinegi dengan keluarga dan masyarakat sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai ix) Memperhatikan kesehatan dan keselamatan anak Kurikulum yang dibangun hendaknya memperhatikan aspek keamanan dan kesehatan anak saat anak berada disekolah x) Menjabarkan prosedur pengelolaan Lembaga Kurikulum hendaknya dapat menjabarkan dengan jelas prosedur manajemen /pengelolaan lembaga kepada masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas. xi) Manajemen Sumber Daya Manusia Kurikulum hendaknya dapat menggamabarkan proses manajemen pembinaan sumber daya manusia yang terlibat di lembaga
xii) Penyediaan Sarana dan Prasarana. Kurikulum dapat menggambarkan penyediaan srana dan prasaran yang dimiliki lembaga. c. Komponen Kurikulum i) Anak Sasaran layanan pendidikan Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 – 6 tahun. Pengelompokan anak didasarkan pada usia sebagai berikut : a) 0 – 1 tahun b) 1 – 2 tahun c) 2- 3 tahun d) 3 - 4 tahun e) 4- 5 tahun f) 5 - 6 tahun i) Pendidik Kompetensi Pendidik anak usia dini memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya Diploma Empat (D-IV) atau Sarjana (S1) di bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau psikologi; dan memiliki sertifikasi profesi guru PAUD atau sekurang – kurangnya telah mendapat pelatihan pendidikan anak usia dini. Adapun rasio pendidik dan anak adalah a) Usia 0 – 1 tahun rasio 1 : 3 anak b) Usai 1 – 3 tahun rasio 1 : 6 anak
c) Usia 3 - 4 tahun rasio 1 : 8 anak d) Usia 4 - 6 tahun rasio 1 : 10 /12 anak ii) Pembelajaran Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain yang dipersiapkan oleh pendidik dengan menyiapkan materi ( content ), dan proses belajar. Materi belajar bagi anak usia dini dibagi dalam 2 kelompok usia. Materi Usia lahir sampai 3 tahun meliputi: (a) Pengenalan diri sendiri ( Perkembangan konsep diri) (b) Pengenalan perasaan (Perkembangan emosi) (c) Pengenalan tentang Orang lain (Perkembangan Sosial) (d) Pengenalan berbagai gerak (perkembangan Fisik) (e) Mengembangkan komunikasi (Perkembangan bahasa) (f) Ketrampilan berfikir (Perkembangan kognitif) Materi untuk anak usia 3 – 6 tahun meliputi : a) Keaksaraan mencakup peningkatan kosa kata dan bahasa, kesadaran phonologi, wawasan pengetahuan, percakapan, memahami buku-buku, dan teks lainnya. b) Konsep Matematika mencakup pengenalan angka-angka, polapola
dan
pengukuran,
hubungan,
geometri
pengumpulan
mempresentasikannya.
data,
dan
kesadaran
pengorganisasian,
ruang, dan
c) Pengetahuan Alam lebih menekankan pada objek fisik, kehidupan, bumi dan lingkungan. d) Pengetahuan Sosial mencakup hidup orang banyak, bekerja, berinteraksi dengan yang lain, membentuk, dan dibentuk oleh lingkungan. Komponen ini membahas karakteristik tempat hidup manusia, dan hubungannya antara tempat yang satu dengan yang lain, juga hubungannya dengan orang banyak. Anak-anak mempelajari tentang dunia dan pemetaannya, misalnya dalam rumah ada ruang tamu, ruang tidur, kamar mandi, dapur, ruang keluarga, ruang belajar; di luar rumah ada taman, garasi, dll. Setiap rumah memiliki tetangga dalam jarak dekat atau jauh. e) Seni mencakup menari, musik, bermain peran, menggambar dan melukis. Menari, adalah mengekspresikan ide ke dalam gerakan
tubuh
dengan
mendengarkan
musik,
dan
menyampaikan perasaan. Musik, adalah mengkombinasikan instrumen untuk menciptakan melodi dan suara yang menyenagkan. Drama, adalah mengungkapkan cerita melalui aksi, dialog, atau keduanya. Seni juga mencakup melukis, menggambar, mengoleksi sesuatu, modeling, membentuk dengan tanah liat atau materi lain, menyusun bangunan, membuat boneka, mencap dengan stempel, dll.
f) Teknologi mencakup alat-alat dan penggunaan operasi dasar. Kesadaran Teknologi. Komponen ini membahas tentang alatalat teknologi yang digunakan anak-anak di rumah, di sekolah, dan pekerjaan keluarga. Anak-anak dapat mengenal namanama alat dan mesin yang digunakan oleh manusia sehari-hari. g) Ketrampilan Proses mencakup pengamatan dan eksplorasi; eksperimen,
pemecahan
masalah;
dan
koneksi,
pengorganisasian, komunikasi, dan informasi yang mewakili. Untuk mewadahi proses belajar bagi anak usa dini pendidik harus dapat melakukan penataan lingkungan main, menyediakan bahan–bahan main yang terpilih, membangun interaksi dengan anak dan membuat rencana kegiatan main untuk anak. Proses pembelajaran anak usia dini dilakukan melalui sentra atau area main. Sentra atau area tersebut bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dari masing-masing satuan Pendidikan. Contoh sentra atau area bermain tersebut antara lain : Sentra Balok, Sentra Bermain Peran, Sentra Seni, Sentra Musik, Sentra Persiapan, Sentra agama, dan Sentra Memasak. iii) Penilaian (assesmen) Assesmen
adalah
proses
pengumpulan
data
dan
dokumentasi belajar dan perkembangan anak. Assesmen dilakukan melalui: observasi, konfrensi dengan para guru, survey, wawancara
dengan orang tua, hasil kerja anak, dan unjuk kerja. Keseluruhan penilaian /assesmen dapat di buat dalam bentuk portofolio. iv) Pengelolaan pembelajaran (a) Keterlibatan Anak (b) Layanan program Lembaga Pendidikan anak usia dini dilaksnanakan sesuai satuan Pendidikan masing-masing. Jumlah hari dan jam layanan : (i) Taman Penitipan Anak (TPA) dilaksanakan 3 – 5 hari dengan jam layanan minimal 6 jam. Minimal layanan dalam satu tahun 144 -160 hari atau 32 – 34 minggu. (ii) Kelompok Bermain (KB) setiap hari atau minimal 3 kali seminggu dengan jumlah jam minimal 3 jam. Minimal layanan dalam satu tahun 144 hari atau 32 - 34 minggu. (iii)Satuan PAUD Sejenis (SPS) minimal satu minggu sekali dengan jam layanan minimal 2 jam. Kekurangan jam layanan pada SPS dilengkapi dengan program pengasuhan yang dilakukan orang tua sehingga jumlah layanan keseluruhan setara dengan 144 hari dalam satu tahun. (iv) Taman Kanak-Kanak (TK) dilaksanakan minimal 5 hari setiap minggu dengan jam layanan minimal 2,5 jam. Layanan dalam satu tahun 160 hari atau 34 minggu.
(b) Layanan pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan anak usia dini mengikuti kalender pendidikan daerah masingmasing. v) Melibatkan peran serta masyarakat Pelaksanaan pendidikan anak usia dini hendaknya dapat melibatkan seluruh komponen masyarakat. Penyelenggaraan pendiikan anak usai dini dapat dilakukan oleh swasta dan pemerintah , yayasan maupun perorangan. d. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Kerangka dasar Kurikulum digunakan pada pendidika anak usia dini jalur formal maupun jalur non formal yaitu : Taman KanakKanak/ Raudhatul Athfal, Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, dan Satuan PAUD Sejenis. (1) Taman Kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun. Sasaran Pendidikan Taman Kanak-Kanak adalah anak usia 4–6 tahun, yang dibagi ke dalam dua kelompok belajar berdasarkan usia yaitu Kelompok A untuk anak usia 4–5 tahun dan Kelompok B untuk anak didik usia 5–6 tahun. (2) Kelompok Bermain adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan
non
formal
yang
menyelenggarakan
program
pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2
sampai dengan 4 tahun. Sasaran KB adalah anak usia 2–4 tahun dan anak usia 4 – 6 tahun yang tidak dapat dilayani TK (setelah melalui pengkajian dan mendapat rekomendasi dari pihak yang berwenang). (3) Taman
Penitipan
Anak
adalah
layanan
pendidikan
yang
dilaksanakan pemerintah dan masyarakat bagi anak usia lahir –6 tahun yang orang tuanya bekerja. Peserta didik pada TPA adalah anak usia lahir – 6 tahun. (4) Satuan PAUD Sejenis (SPS) adalah layanan minimal merupakan layanan minimal yang hanya dilakukan 1-2 kali/minggu atau merupakan layanan PAUD yang diintegrasikan dengan program layanan lain. Peserta didik pada SPS adalah anak 2-4 tahun. 5. Metode pembelajaran di PAUD Walaupun pendidikan berlangsung sepanjang hayat, namun menurut Maria Montessori, enam tahun pertama masa anak sebagai jangka waktu yang paling penting bagi perkembangannya. Tahun prasekolah menjadi masa anak membina kepribadian mereka. Karenanya, setiap usaha yang dirancang untuk mengembangkan minat dan potensi anak harus dilakukan pada masa awal ini untuk membimbing anak menjadi diri mereka dengan segala kelebihannya. Orang tua dan pendidik harus dapat membantu anak menyadari dan merealisasikan potensi anak untuk menimba ilmu pengetahuan, bakat, dan kepribadian yang utuh. Acuan memilih metode pengajaran untuk anak usia 0-6 tahun menurut
Penasehat Himpunan Tenaga Kependidikan Usia Dini, Dr. Anggani Sudono MA, adalah melibatkan anak dalam kegiatan belajar. Ketika di sekolah anak diajak memilih materi yang ingin dieksplorasi. Dengan begitu anak mendapat inspirasi dan belajar mengambil keputusan sendiri. Terdapat beberapa metode pengajaran yang disesuaikan dengan tahap usia anak: Usia 0-3 tahun: anak dapat mengikuti kegiatan di sekolah taman bermain. Apapun metodenya, yang harus diperhatikan ialah hubungan komunikasi guru dengan anak, bagaimana cara guru itu berkomunikasi. Ketika mengajar, sebaiknya guru tidak mendominasi kegiatan anak. Usia 5 tahun: berikan kegiatan yang dapat memberi kesempatan pada anak mengobservasi sesuatu. Sebaiknya pendidik tidak melulu mencontohkan lalu anak mengikuti. Tapi, biarkan anak mencoba-coba, misal anak menggambar bunga dengan warna hijau, kuning atau biru. Pendidik dapat memberikan kosakata baru pada anak dan membiarkan mereka merangkai kalimat. Usia 6-12 tahun: perbanyak melatih kemampuan anak bercerita dan mempresentasikan apa yang mereka ketahui. Metode belajar ditekankan pada bagaimana anak berpikir kreatif, misalnya ketika menjelaskan suatu hal atau benda. Salah satunya dengan metode main maping, yaitu membuat jaringan topik. Misal, minta anak menjelaskan konsep meja dan biarkan anak memaparkan satu persatu pengetahuannya tentang meja mulai dari berbagai bentuk, fungsi sampai jumlah penyangganya.
Proses belajar-mengajar yang baik adalah jika anak berinteraksi dengan pendidik, yaitu orangtua dan guru. Maka pendidik harus pandai menciptakan situasi yang nyaman, membangkitkan semangat belajar, dan anak antusias belajar dengan memberikan metode pengajaran yang tepat. Jika tipe belajar anak lebih aktif melalui alat pendengarannya (auditif ), maka anak diajarkan dengan mendengarkan kaset yang diselingi dengan menunjukkan gambarnya (demonstrasi). dapat juga dengan memutarkan video agar anak dapat melihat (visual) dengan jelas apa yang terjadi. Dengan harapan, tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai. Berikut ini beberapa metode pengajaran yang dapat Anda pilih antara lain : a. Metode Bermain Beberapa ahli peneliti memberi batasan arti bermain dengan memisahkan aspek-aspek tingkah laku yang berbeda. Sedikitnya ada lima criteria dalam bermain : 1) motivasi intrinsik. Tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri anak, karena itu dilakukan demi kegiatan itu sendiri dan bukan karena tuntutan masyarakat atau fungsi tubuh. 2). Pengaruh positif. Tingkah laku itu menyenangkan atau menggembirakan untuk dilakukan. 3) bukan dikerjakan sambil lalu. 4) cara atau tujuan. Cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya. 5). Kelenturan. Bermain itu perilaku yang lentur Melalui bermain anak dapat meningkatkan kepekaan emosinya dengan
cara
menegnalkan
bermacam
perasaan,
mengenalkan
perubahan perasaan, pertimbangan dan menumbuhkan kepercayaan diri. (Moeslichatoen, 1999: 31-31) Dengan bermain anak akan memilih kegiatan yang disukainya, bereksperimen dengan bermacam bahan dan alat, berimajinasi, memecahkan masalah dan bercakap-cakap secara bebas, berperan dalam kelompok, bekerjasama dalam kelompok dan memperoleh pengalaman yang menyenagkan. Manfaat bermain bagi anak antara lain untuk perkembangan aspek fisik, motorik kasar dan motorik halus, aspek social, aspek emosi
dan
kepribadian,
aspek
kognisi,
mengasah
ketajaman
penginderaan, mengembangkan ketrampilan olah raga dan menari. (Tedjasaputra, 2001: 39-46) b. Metode Karyawisata Karyawisata merupakan salah satu metode melaksanakn kegiatan pengajaran dengan cara mengamati dunia sesua dengan kenyataan yang ada secara langsung yang meliputi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda lainnya. Dengan mengamati secara langsung anak memperoleh kesan yang sesuai dengan pengamatannya. Manfaat karyawisata bagi anak untuk merangsang minat anak terhadap sesuatu, memperluas informasi yang diperoleh di kelas, memberukan pengelaman mengenai kenyataan yang ada, dan dapat menambah wawasan. (Hildebrand dalam Moeslicahtoen: 71)
c. Metode Demonstrasi Demonstrasi
berarti
menunjukkan,
mengerjakan,
dan
menjelaskan. Jadi dalam demonstrasi kita menunjukkan cara-cara mengerjakan sesuatu.melalui demonstrasi diharapkan anak mengenal langkah-langakh pelaksanaan. Demonstrasi mempunyai makna penting bagi anak antara lain: 1). Dapat memperlihatkan secar kongkret apa yang dilakukan/ dilaksanakan/ memperagakan. 2). Dapat mengkomunikasika gagasan, konsep, prinsip dengan peragaan. 3). Membantu mengembangkan kemampuan mengamati secara teliti dan cermat. 4). Membantu mengembangkan kemapuan untuk melakukan segala pekerjaan secara teliti, cermat, dan tepat. 5). Membantu mengembangkan kemampuan peniruan dan pengenalan secara tepat. (Isjoni, 2009: 91-92) d. Metode Latihan Keterampilan (Drill Method) Kegiatan yang mewakili metode ini sering Anda lakukan bersama si kecil, yaitu membuat prakarya (artwork). Sekolah Learning Vision menggunakan metode ini untuk mendorong anak belajar menjalani proses ketika membuat patung dari lilin atau karya tiga dimensi lainnya. (http://peperronity.com) B. Minat Menyekolahkan Anak 1. Pengertian Minat Menyekolahkan Anak Pengertian Minat menurut Tidjan (1976: 71) adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek
sebab ada perasaan senang. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu atau
situasi
tertentu yang didahului oleh
perasaan senang terhadap obyek tersebut. Sedangkan menurut Drs. Dimyati Mahmud (1982), Minat dalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas. Berdasarkan definisi tersebut dapatlah penulis kemukakan bahwa minat mengandung unsur-unsur sebagai berikut: a. Minat adalah suatu gejala psikologis b. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik. c. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran d. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan. Berdasarkan beberapa pengertian minat menurut alhi tersebut penulis simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada obyek tersebut. Maka yang
dimaksud minat menyekolahkan anak di sini adalah perasaan senang terhadap lembaga PAUD yang ada di dusun Nyalindung, yang kemudian mendorong orangtua untuk memasukkan anak-anak mereka ke PAUD “Mutira Hati”. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Di dalam minat terdapat unsur-unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Unsur kognisi dalam arti minat itu didahului oleh penegtahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut. Unsur emosi karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan senag), sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kamauan dan hasrat untuk melakukan suatu keinginan. (Usman, 2006: 223) Faktor yang mempengaruhi minat adalah motivasi dan kebutuhan di mana setiap orang mempunyai motivasi dan kebutuhan yang berbedabeda, dan motivasi erat kaitannya dengan minat. Motivasi adalah keinginan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motiv adalah kebutuhan. Motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan seseorang berperilaku. ( Abror, 1993: 114) Adapun motiv merupakan daya dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk beruasaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. (Uno, 2007: 3)
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: motivasi intrinsik dan motifasi ekstrinsik. Motivasi adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri sendiri yang dapat mendorognya untuk melakukan tindakan. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan. Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. (Muhibbin, 1995: 137) Adapun minat seseorang dapat dipengaruhi karena adanya kebutuhan. Menurut Morgan macam-macam kebutuhan manusia adalah sebagai berikut (Nasution, 1982: 77): a. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu demi kegiatan itu sendiri. b. Kebutuhan untuk menyenangkan hati orang lain. c. Kebutuhan untuk mencapai hasil. d. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Dalam tingkatan kebutuhan dan variasi kebutuhan manusia yang bermacam-macam dengan volume yang berbeda-beda menimbulkan minat-minat yang mermacam-macam pula. Adapun upaya untuk menumbuhkan minat diantaranya adalah dengan cara-cara sebagai berikut (Nasution, 1987: 85): a. Membangkitkan suatu kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapatkan penghargaan dan sebagainya. b. Menghubungkan pengalaman-pengalaman yang lampau.
c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, ”nothing succeeds like succes”. Tak ada yang lebih memberi hasil yang baik dari pada hasil yang baik. Untuk itu perlu disesuaikan dengan kesanggupan individu. d. Gunakan berbagai macam cara, dengan bentuk yang bervariasi. Dengan cara tersebut dan motivasi yang besar, minat dapat berkembang sesuai dengan tujuan dan cita-cita yang diinginkan. 3. Tanggungjawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak
íO ù=Ýà s9 x8 ÷ŽÅe³ 9$#žc
Î)(«! $Î/ õ8 ÎŽô³ è@Ÿw ¢Óo_ç6»tƒ ¼çmÝà Ïètƒ uqèd ur ¾ÏmÏZö/ew ß` »yJ ø)ä9 tA $s% øŒÎ)ur ÇÊÌÈ ÒO ŠÏà tã
Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar (QS. Lukman: 13). Dari ayat tersebut dapat kita ambil pokok pikiran sebagai berikut, pertama orang tua wajib memberi pendidikan kepada anak-anaknya. Kedua dalam mendidik prioritas pertama adalah penanaman akidah, pendidikan akidah diutamakan agar menjadi kerangka dasar dan landasan dalam membentuk pribadi anak yang soleh. Q.S. Lukman ini sejalan juga dengan Q.S. At-Tahrim : 6
äou‘$yf Ïtø:$#ur ⨠$¨Z9$# $yd ߊqè%ur #Y‘$tR ö/ä3 ‹Î=÷d r&ur ö/ä3 |¡ àÿRr& (#þqè% (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# $pkš‰r'¯»tƒ tb râsD÷sム$tB tb qè=yèøÿtƒur öN èd ttBr& !$tB ©! $# tb qÝÁ ÷ètƒ žw ׊#y‰ Ï© Ôâ Ÿx Ïî îps3 Í´¯»n=tB $pköŽn=tæ ÇÏÈ “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat malaikat yang kasar, yang keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS.At-Tahrim:6) Dengan ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta’ala mengingatkan orangorang yang beriman, bahwa semata mata beriman saja belumlah cukup. Iman harus dipelihara, dirawat dan dipupuk dengan cara menjaga keselamatan diri dan seisi rumah tanga dari api neraka. Menurut Sayyid Sabiq, memelihara diri dan keluarga termasuk anak dari neraka adalah dengan pendidikan dan pengajaran, kemudian memperhatikan perkembangan mereka agar berakhlak mulia dan menunjukkan
kepada
mereka
hal-hal
yang
bermanfaat
dan
membahagiakan. Dengan demikian jelaslah betapa pentingnya pendidikan menurut Islam. Oleh karena itu siapa saja yang mendidik anak sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, ia akan mendapatkan pahala sedang siapa saja yang tidak memberikan pendidikan anak sebagaimana mestinya, ia akan mendapat siksa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah seseorang diantara kamu yang memiliki tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan kemudian mendidik mereka
dengan sebaik-baiknya kecuali ia akan masuk surga.” (HR.At-Tirmidzy dari Abu Said Al-Hudri) Imam Al-Ghazali berkata, “Anak itu amanah Allah bagi kedua orangtuanya, hatinya bersih bagaikan mutiara yang indah bersahaja, bersih dari setiap lukisan dan gambar. Ia menerima setiap yang dilukiskan, cenderung ke arah apa saja yang diarahkan kepadanya. Jika ia dibiasakan belajar dengan baik ia akan tumbuh menjadi baik, beruntung di dunia dan diakhirat. Kedua orangtuanya semua gurunya, pengajar dan pendidiknya sama-sama mendapat pahala. Dan jika ia dibiasakan melakukan keburukan dan diabaikan sebagaimana mengabaikan hewan, ia akan celaka dan rusak, dan dosanya menimpa pengasuh dan orang tuanya.” Pendidikan yang baik merupakan
pemberian terbaik orangtua kepada anak,
sebagaimana sabda Rasulullah hallallahu ‘alaihi wa sallam: “Tidak ada pemberian orangtua kepada anak yang lebih utama daripada pendidikan yang baik.” (HR.At-Tirmidzy) Adapun pendidikan yang harus diberikan oleh orangtua sebagai wujud tanggung jawab terhadap keluarga adalah: a. Pendidikan Agama. Pendidikan agama dan spiritual adalah pondasi utama bagi pendidikan keluarga. Pendidikan agama ini meliputi pendidikan aqidah, mengenalkan hukum halal-haram memerintahkan anak beribadah (shalat) sejak umur tujuh tahun, mendidik anak untuk mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, orang-orang yang shalih dan mengajar anak membaca Al-Qur’an. Al-
Ghazali berkata, “Hendaklah anak kecil diajari Al-Qur’an hadits dan sejarah orang-orang shalih kemudian hukum Islam.” b. Pendidikan Akhlaq. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Diantara kewajiban bapak
memperbagus
budi
pekertinya
dan
kepada anaknya ialah membaguskan
namanya.”
(HR.Baihaqi). Para ahli pendidikan Islam menyatakan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam, sebab tujuan tertinggi pendidikan Islam adalah mendidik jiwa dan akhlak. c. Pendidikan Jasmani. Islam memberi petunjuk kepada kita tentang pendidikan jasmani agar anak tumbuh dan berkembang secara sehat dan bersemangat. Allah Ta’ala berfirman:
Ÿw ur (#qç/uŽõ° $#ur (#qè=à2 ur 7‰ Éf ó¡ tB Èe@ ä. y‰ ZÏã ö/ä3 tGt^ƒÎ— (#rä‹ è{ tPyŠ#uä ûÓÍ_t6»tƒ * ÇÌÊÈ tûüÏùÎŽô£ ßJ ø9$#= Ïtä† Ÿw ¼çm¯RÎ)4(#þqèùÎŽô£ è@ Artinya: “Makanlah dan minumlah kamu tetapi jangan berlebihlebihan, sesungguhnya Allah tidak senang kepada orang yang berlebih-lebihan.” (QS.Al-A’raf:31).
d. Pendidikan Akal. Yang dimaksud dengan pendidikan akal adalah meningkatkan kemampuan intelektual anak, ilmu alam, teknologi dan sains modern sehingga anak mampu menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah. Hal inilah yang diisyaratkan oleh Allah
dengan proses penciptaan nabi Adam AS dimana sebelum ia diturunkan ke bumi, Allah mengajarkan nama-nama (asma) yang tidak diajarkan kepada para malaikat. (QS. Al-Baqarah : 31)
’ÎTqä«Î6/Rr& tA $s)sù Ïps3 Í´¯»n=yJ ø9$# ’n?tã öN åkyÎ ztä §N èO $yg¯=ä. uä!$oÿôœ F{ $# tPyŠ#uä zN ¯=tæ ur ÇÌÊÈ tûüÏ%ω »|¹ öN çFZä. b Î)ÏäIw às¯»yd Ïä!$yJ ó™ r'Î/ Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (bendabenda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" (QS. AlBaqarah : 31) e. Pendidikan Sosial. Yang dimaksud dengan pendidikan sosial adalah pendidikan anak sejak dini agar bergaul di tengah-tengah masyarakat dengan menerapkan prinsip-prinsip syari’at Islam. Di antara prinsip syari’at Islam yang sangat erat berkaitan dengan pendidikan sosial ini adalah prinsip ukhuwwah Islamiyah. Rasa ukhuwwah yang benar akan melahirkan perasaan luhur dan sikap positif untuk saling menolong dan tidak mementingkan diri sendiri. Islam telah menjadikan ukhuwwah Islamiyah sebagai kewajiban yang sangat fundamental dan mengibaratkan kasih sayang sesama muslim dengan sebatang tubuh, apabila salah satu anggota badannya sakit, maka yang lain ikut merasakannya.http://blogfirman.wordpress.com/2010/01/15/tanggungjawab-orang-tua-dalam-pendidikan-anak-dalam-islam) Berbagai bentuk pendidikan di atas bisa dilihat dari sejauhmana orang tua menaruh perhatian terhadap anaknya dalam kehidupan sehari-
hari. Perhatian orang tua dapat direalisasikan melalui berbagai kegiatan, seperti berikut ini.: a. Mengontrol waktu shalat, mengaji belajar dan cara belajar anak. Anakanak harus ditanamkan sejak dini belajar secara rutin, tidak hanya sewaktu ada PR atau ulangan saja. Adakalanya orang tua perlu memeriksa buku-buku anaknya, baik catatan ataupun buku latihan dan tugas. Seringkali dijumpai oleh guru di sekolah adanya siswa yang tidak punya buku catatan, kalaupun ada dipakai untuk mencatat sekenanya macam-macam pelajaran di buku yang sama. Jika orang tua rajin memeriksa buku-buku sekolah anaknya, tentu hal seperti ini tidak terjadi karena orang tua dapat segera mengetahui apakah anaknya belajar sungguh-sungguh di sekolah atau tidak, dan melakukan tindakan yang tepat untuk mengatasinya sendiri. b. Memantau perkembangan kemampuan akademik anak. Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa nilai-nilai ulangan harian dan tugas anak. Jika ada keganjilan, seperti tidak dikembalikannya hasil ulangan atau suatu pelajaran tidak pernah ada ulangan hariannya menurut pengakuan si anak, maka orang tua berhak menanyakan kepada guru di sekolah. Demikian pula jika ada keganjilan masalah nilai, orang tua berhak menanyakannya pada guru di sekolah untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai kemampuan dan sikap anak pada pelajaran tersebut.
c. Memantau perkembangan kepribadian (sikap, moral, tingkah laku). Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan kunjungan ke sekolah dan berkomunikasi dengan wali kelas atau gurunya, untuk menanyakan prosentase kehadiran, apakah pernah membolos pada jam pelajaran tertentu, tingkah lakunya misalnya apakah pernah melanggar peraturan sekolah, bagaimana sikapnya terhadap guru, bagaimana keaktifannya di kelas, dan sebagainya. Dengan adanya keaktifan orang tua seperti ini maka siswa yang bermasalah di sekolah dapat segera ditangani dengan bantuan orang tua, sehingga masalahnya tidak berlarut-larut yang akan berdampak buruk bagi perkembangan jiwa anak dan masa depannya. d. Memantau efektivitas jam belajar di sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan sering bertanya pada anak mengenai proses belajar mengajar di sekolah, misalnya apakah sepanjang hari pelajarannya penuh atau ada jam kosong, kalau ada jam kosong karena guru berhalangan hadir apakah ada tugas yang diberikan, apakah ada mata pelajaran yang sering sekali kosong, atau hanya mencatat terus, apakah gurunya masuk dan keluar kelas tepat waktu, dan sebagainya. Apabila dari keterangan-keterangan anak ada yang menimbulkan tanda tanya ataupun ketidakpuasan, maka orang tua berhak menanyakan langsung ke sekolah mengenai hal tersebut, dan berdiskusi dengan pihak sekolah untuk
mencari
pemecahan
masalahnya.
Sebagai
pihak
yang
berkewajiban membayar biaya bantuan pendidikan, orang tua berhak
mendapatkan jaminan bahwa anaknya dididik secara sungguh-sungguh di sekolah. Dapat juga dilakukan melalui komite sekolah, orang tua dapat mengkomunikasikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekolah bersama komponen yang lain, sehingga sekolah akhirnya dapat benar-benar menjalankan fungsinya dalam memegang amanah dari para orang tua mendidik anak-anak kita sebaik-baiknya untuk mempersiapkan masa depannya. (http://edukasikompasiana.com/2011)
BAB III LAORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mutiara Hati 1. Sejarah Berdiri Keberhasilan pendidikan anak tidak bisa lepas dari kualitas proses belajar mengajar di sekolah. Juga didukung dengan kurikulum yang mampu membentuk peserta didik menjadi anak yang berprestasi. Namun, keberhasilan pendidikan anak juga tidak lepas dengan tingkat ekonomi keluarga secara umum. Pada sekolah mana anak harus sekolah akan diukur pula dari kemampuan ekonomi keluarga. Banyak anak yang cerdas, tapi tidak bisa sekolah karena tidak mampu membayar biayanya. Walaupun bukan hanya ekonomi yang mendorong berhasilnya seseorang untuk sukses. Faktor lain adalah efektifitas sekolah. Dalam rangka ikut mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mencerdaskan bangsa, dan juga didorong oleh rasa keprihatinan kemampuan masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka, maka pada tanggal 1Agustus 2008 bapak Sujimin mendirikan yayasan Mutiara Keraton Solo dengan SK Mentri Kehakiman No. 2- yang bergerak dalam bidang pendidikan khusus untuk usia dini. Lembaga ini sejak awal berdiri dikhususkan bagi masyarakat sekitar dusun Nyalindung kelurahan Sukamantri yang kurang mampu secara ekonomi.
52
Pada awalnya lembaga ini hanya menerima 23 peserta didik dengan jumlah guru yang 6 orang. Yaitu Ibu Maryam, Ibu Maslalah, Ibu Yoyok Sukarti (pipit), Ibu Yuliana,
Ibu Riri, Ibu Nina Oktarina. Ibu
Maryam khusus mengajar bahasa Arab, Inggris (nativ speaker) penutur asli dari Arab Saudi. Mulai tahun 2008 sampai tahun 2011 sudah meluluskan anak usia 4-6 tahun 50 peserta didik yang kemudian siap masuk Sekolah Dasar (SD). Namun sampai saat ini (Tahun 2011) PAUD
”Mutiara Hati” belum
terdaftar di Kementerian Agama Kabupaten Bogor. Hal ini disebabkan karena sarana prasarana belum memenuhi syarat sebagai lembaga pendidikan usia dini. Sehingga ijazahnya juga tidak diakui, tapi tidak menjadi masalah karena anak-anak tidak masuk pada sekolah-sekolah favorit. 2. Struktur Organisasi PAUD ”Mutiara Hati” PAUD ”Mutiara Hati” berada dibawah yayasan ”Mutiara Keraton Solo”. Sehingga struktur organisasi terdiri dari dua kepengurusan. Yakni struktur yayasan dan struktur PAUD. Struktur organisasi yayasan terdiri dari: Pembina
: H. Sujimin
Pengawas
: Hj. Jamilah Heryanti
Ketua
: Yoyok Sukarti
Sekretaris
: Rudy Willem.B
Bendahara
: Yusuf Supriyadi
Sedangkan struktur organisasi di PAUD Mutiara Hati terdiri dari: Penasehat
: Hj. Haryanti Jamilah
Kepala sekolah
: Sri Puji Astuti
Guru
: Maslalah, Ayu Yudiana, Maryam, Nina Oktarina Sedangkan untuk urusan administrasi menjadi tanggungjawab
bersama para guru, karena tidak memiliki karyawan. Ada satu satpam yang namanya pak rahmat dengan sabar menjaga, mengurusi PAUD Mutiara Hati, mulai dari bersih-bersih, buat minum jika ada tamu, dan merapikan kembali permainan yang berserakan. 3. Jumlah Peserta Didik PAUD Mutiara Hati merupakan lembaga pendidikan pada usia dini yang memiliki peserta didik dari tahun ke tahun terus bertambah. Terbukti pada tahun 2008 memiliki 23 peserta didik. Pada tahun berikutnya terus bertambah. Pada tahun 2011 jumlah peserta didik berjumlah 31. namun oleh pengurus jumlah peserta didik dibatasi 20-30an. Syarat masuk untuk menjadi peserta didik di RA Mutiara Hati adalah dari golongan masyarakat yang kurang mampu. Karena sesuai dengan visi dan misinya yang ada di PAUD Mutiara Hati. Adapun cara untuk mengetahui para calon peserta didik tersebut dari golongan masyarakat tidak mampu adalah dengan mengadakan survei ke rumah. Selain kurang mampu orang tua atau wali dari peserta didik juga orang tua yang rata-rata berpendidikan SD, SMP, dan SMA. Sedangkan pekerjaan orangtua hampir semua buruh.
Untuk mengetahui kondisi ekonomi dan pendidikan orangtua peserta didik di PAUD Mutiara Hati bisa dilihat tabel di bawah ini. Tabel 3.1 Daftar nama peserta didik No Nama Peserta Didik
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Gusti Maulana Yusuf Siti Damarwulan Muhammad Rival A Ayu Sulam Asih Rifky Dwi Agus S
Nama Ortu
Sulton S.M Sulton S.M Badru W Dedeng Iwan Sunarya Rika Junaedi Salman Al farisi Hardian Rama Aristama A. Rahmat Indi Pebiyanti Mansyur Melinda Cahyani Nana S Cici Mariyanah Nyai Saanah Choiril Nazwa (4.4 bl) Iwan Sudrajat Ahmad Sunardi Ali Rahman Rizky Tirta Zamzami Zamzibar Syekh Abdul Hakim H. Sohib M Syarif Hidayat Anton Jidan Salim Umar Salim Madda Khamalia Mulyadi Erliana Ayu Setiawan Wawan S Ega Mutiara Herman S Jihan Tiarawati Apun S Dewi Ningsih Iwan Fedro Prastyo Aman Sera Amelia Endang K Tiara Susialwati Ahmad Farel Mahesa Raya Dian Sopian M. Rispi Tyo S Romansyah Ridlo Awaluddin Kamaluddin Fikri Rahmat Suci Herman Sofyan Syaniandra Bulan Syrifuddin Wahyuddin Mumuh
Pekerjaan Ortu
Pend. Ortu
Buruh Buruh Swasta Buruh Buruh
SMP SMP SMP SMP SMP
Buruh Buruh Buruh Buruh Buruh Satpam
SD SMP SD SMA SMP SD SMA
Buruh Buruh Petani Buruh Swasta Buruh Buruh Buruh Swasta Buruh Buruh Buruh Buruh Swasta Buruh Swasta Sopir
SD SMA Pesantren SMP SMA SMA SMA SLTP SD SD SD SMP SD STM SD SD SD
Swasta Buruh
STM SD
Adapun usia peserta didik rata-ratu 4-6 tahun. Sumber dari buku induk peseta didik PAUD Mutiara Hati. 4. Sarana prasarana : Kelas
: 3 buah ukuran 5x6 M persegi
Kursi
: 40 buah
Meja
: 40 buah
Papan tulis
: 3 buah
Meja guru
: 5 buah
Kursi guru
: 5 buah
Rak
: 1 buah
Almari
: 5 buah
Piring
: 4o buah
Sendok
: 40 buah
Gelas
: 40 buah . Mainan terdiri dari berbagai jenis antara lain: bola, pazell, alat
masak –memasak, bermain tali dan lain-lain. (Wawancara dengan Ibu Maslalah) 5. Kurikulum PAUD Mutiara Hati Kurikulum yang ada di PAUD Mutiara Hati dirancang cukup komperhensif.
dengan
menyediakan
pengalaman
belajar
yang
meningkatkan perkembangan anak secara menyeluruh dalam berbagai aspek perkembangan.yang kemudian dikembangkan secara bertahap
sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan dalam satuan kegiatan mingguan (SKM). (wawancara dengan Ibu Maryam) Keterlibatan orang tua dalam penerapan kurukulum juga ada walaupun tidak maksimal, misalnya keterlibatan mereka dalam rapat-rapat dan juga peran serta mereka dalam rangka bercocok tanam bersama. Yang kebetulan pada waktu itu masuk pada acara “wira wiri” yang ditayangkan di Trns 7. (Wawancara dengan Ibu Ririn) Melayani kebutuhan individu anak serta merefleksikan kebutuhan dan nilai masyarakat. Kurikulum ini terlihat pada kegiatan setiap hari Sabtu dengan acara makan bersama di sekolah. Makan bersama ini ditujukan dalam rangka meningkatkan gizi anak yang dirasa oleh pihak sekolah kurang terpenuhi. (wawancara dengan Ibu Maryam) Mengembangkan standar kompetensi anak sesuai dengan pedoman yang ada di SKM yang kemudian dijabarkan pada SKH (Satuan Kegiatan Harian. (dokumen SKM dan SKH) Menjalin kemitraan dengan keluarga dan masyarakat dalam bentuk saling mendorong dan menjaga anak-anak mereka supaya tumbuh cerdas, dengan cara memberikan wawasan kepada orang tua dan masyarakat akan pentingnya pendidikan anak biar tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas. Juga dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan anak. Bentuk perhatian atas keselamatan anak
ini terlihat dari enggannya
pengurus yayasan untuk membelikan permainan yang menurut pengurus yayasan membahayakan peserta didik, misalnya ayunan, jungkat-jungkit,
plosotan. Namun di sisi lain ini juga sekaligus merupakan kelemahan dari PAUD Mutiara Hati.
Kelemahan yang lain terlihat pada kurangnya
manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat di lembaga. Hal ini terlihat dari kurangnya profesionalitas tenaga pendidik jika ditinjau dari ijazah guru-guru yang ada. (Wawancara dengan ibu Maryam dan Ibu Maslalah) 6. Metode Pembalajaran PAUD Mutiara Hati Pembelajaran dilakukan melalui berbagai macam bentuk yang dipersiapkan oleh pendidik dengan menyiapkan materi (content), dan proses belajar yang ditulis dalam Satuan Kegiatan Harian (SKH). Materi belajar bagi anak usia dini dibagi dalam 2 kelompok usia. Usia 4-5 tahun dimasukkan pada kelompok kelas A yang terdiri dari 13 peserta didik. Sedangkan usia 5-6 tahun dikelompokkan di kelas B yang terdiri dari 18 peserta didik. Materi untuk anak usia 4-5 tahun meliputi : keaksaraan mencakup peningkatan kosa kata dan bahasa, kesadaran phonologi, wawasan pengetahuan, percakapan, memahami buku-buku, dan teks lainnya. Konsep Matematika mencakup pengenalan angka-angka, pola-pola dan hubungan, geometri dan kesadaran ruang, pengukuran, pengumpulan data, pengorganisasian, dan mempresentasikannya. Pengetahuan Alam lebih menekankan pada objek fisik, kehidupan, bumi dan lingkungan. Pengetahuan Sosial mencakup hidup orang banyak, bekerja, berinteraksi dengan yang lain, membentuk, dan dibentuk oleh
lingkungan. Komponen ini membahas karakteristik tempat hidup manusia, dan hubungannya antara tempat yang satu dengan yang lain, juga hubungannya dengan orang banyak. Anak-anak mempelajari tentang dunia dan pemetaannya, misalnya dalam rumah ada ruang tamu, ruang tidur, kamar mandi, dapur, ruang keluarga, ruang belajar; di luar rumah ada taman, garasi, dll. Setiap rumah memiliki tetangga dalam jarak dekat atau jauh. Seni mencakup menggambar dan melukis. Seni juga mencakup melukis, menggambar, mengoleksi sesuatu, modeling, membentuk dengan lilin atau materi lain, menyusun bangunan, membuat boneka, mencap dengan stempel. Teknologi mencakup alat-alat dan penggunaan operasi dasar. Kesadaran Teknologi. Komponen ini membahas tentang alat-alat teknologi yang digunakan anak-anak di rumah, di sekolah, dan pekerjaan keluarga. Anak-anak dapat mengenal nama-nama alat dan mesin yang digunakan oleh manusia sehari-hari. Berebagai materi tersebut di atas disampaikan kepada peseta didik dengan
metode yang bervariasi disesuaikan dengan tema dan
kompetensinya. Proses belajar bagi anak usa dini PAUD Mutiara Hati dilakukan dengan penataan lingkungan permainan, menyediakan bahan– bahan main yang terpilih, membangun interaksi dengan anak dan membuat rencana kegiatan main untuk anak. Proses pembelajaran anak usia dini dilakukan melalui sentra atau area main. Sentra atau area tersebut bisa
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dari masing-masing satuan Pendidikan. Contoh sentra atau area bermain tersebut antara lain : Sentra Balok, Sentra Bermain Peran, Sentra Seni, Sentra Musik, Sentra Persiapan, Sentra agama, sentra berkebun, sentra beternak, dan Sentra Memasak. Dari berbagai materi yang ada para Ibu guru kemudian menyampaikannya dengan metode pembelajaran yang bervariasi. Dalam mengajarkan bahasa (setiap hari Kamis) dan juga bahasa Ingris (setiap hari Selasa) yang dimulai dari huruf angka,warna, family, kata benda. Dalam mengajarkannya ibu Maryam menggunakan metode gambar, kartu, bernyayi, bercerita yang disesuaikan dengan materinya. Ibu Maryam juga selalu melibatkan siswa misalnya dengan memegang kartu, kemudian guru menerangkan bahasa-bahasa. Setiap kali belajar 5-10 kosa kata, Kemudian anak melihat gambar, menirukan, menghafal. Kartu yang sudah diperkenalkan tadi dibalik kemudian dibuka dan disebutkan bahasa Arab atau bahasa Ingrisnya. Hal ini dilakukan pengenalan kosa kata 25 bahasa. Metode bernyanyi diterapkan pada mata pelajaran matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu penegtahuan sosial juga agaman, yang disesuaikan dengan tema misalnya, tema pancaindera maka menyanyi lagu dua mata saya, nama-nama hari; senin, selasa, rabu kamis, ...... angka; satu-satu aku sayang ibu, aku sayang Allah nilai-nilai religius. Olah raga diberikan setiap hari sabtu. Olah raga ini dilakukan di halaman dengan melakukan senam sambil bernyanyi, permainan, makan bersama. Makanan yang disediakan berupa makanan sehat antara lain:
susu, sayur, telur. Menu setiap hari Sabtu ganti. Oleh raga sering juga dilakukan dikebun sambil bercocok tanam. Anak menanam jagung sambil mengenalkan makanan pokok orang Indonesia. Materi ketrampilan dilakukan dalam rangka meningkatkan kraetivitas dengan menggunting, melipat, merobek pijer painting.Dalam rangka memperlancar proses belajar mengajar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mutiara Hati setiap peserta didik diberi buku Anak Pintar Dakwah yang diterbitkan oleh PT Anak Pintar Indonesia Jakarta. Senin sampai Rabo materi membaca huruf Arab sekaligus membaca al Qur’an dengan metode iqro dilakukan dengan cara maju satu persatu sehingga setiap anak memiliki kemampuan ada yang iqro’ satu, dua, tiga. Dalam rangka memantau perkembangan kemampuan baca al Qur’an dipantau dengan kartu prestasi iqro’ yang berwarna merah muda. Sedangkan materi bacalah membaca bahasa Indonesia. Dipantau perkembangannya dengan kartu yang berwarna hijau. Masing-masing anak memiliki dua kartu. Yang satu kartu untuk anak dibawa pulang dan yang satu untuk dipegang ibu guru sebagai kartu kendali prestasi. B. Data tentang persepsi orangtua dan minat orangtua 1. Data Responden Data responden ini merupakan data orangtua peserta didik di PAUD Mutiara Hati Dusun Nyalindung Kelurahan Sukamantri Kecamatan tamansari pada Tahun 2011. Data responden ini meliputi nama pekerjaan pendidikan dan alamat.
No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Sulton S.M Badru W Dedeng Iwan Sunarya Junaedi Hardian A. Rahmat Mansyur Nana S Nyai Saanah Iwan Sidrajat Ali Rahman Zamzibar H. Sohib M Anton Umar Salim Mulyadi Wawan S Herman S Apun S Iwan Aman Endang K Ahmad Dian Sopian Romansyah Kamaluddin Herman Sofyan Syarifuddin Mumuh
Tabel 3.2 Data Responden Pekerjaan Pendidikan Buruh SMP Swasta SMP Buruh SMP Buruh SMP Buruh SD Buruh SMP Buruh SD Buruh SMA Buruh SMP SD Satpam SMA Buruh SD Buruh SMA Petani Pesantren Buruh SMP Swasta SMA Buruh SMA Buruh SMA Buruh SLTP Swasta SD Buruh SD Buruh SD Buruh SMP Buruh SD Swasta STM Buruh SD Swasta SD Sopir SD Swasta STM Buruh SD
Alamat Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Cimanglia Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Nyalindung Cimanglia Nyalindung Nyalindung Kota Batu Nyalindung
2. Penyajian Data Dalam penyajian data ini akan dilaporkan hasil jawaban dari angket yang telah diisi oleh para orangtua atau wali dari peserta didik di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mutiara Hati. Angket ini meliputi
dua pokok bahasan yaitu persepsi orangtua tentang kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD Mutiara Hati Dusun Nyalindung, Kelurahan Sukamantri Kecamatan Tamansari Kebupaten Bogor dan minat orangtua menyekolahkan anak. a. Data tentang persepsi orangtua tentang kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD Mutiara Hati Dusun Nyalindung, Kelurahan Sukamantri Kecamatan Tamansari Kebupaten Bogor pada Tahun 2011. Setelah para orangtua atau wali mengisi angket tentang kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD Mutiara Hati, ternyata mereka memiliki persepsi yang berbeda-beda. Para orangtua ada yang menjawab pertanyaan dengan huruf A, B, ataupun C. Tentu hal ini tergantung juga pada tingkat pengetahuan dan keterlibatan orangtua dengan PAUD Mutiara Hati. Agar kita bisa membaca hasil pengisian angket tersebut maka akan disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini.
Tabel 3.3 Jawaban persepsi orangtua tentang Implementasi kurikulum Dan metode pembelajaran No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Responden 1 Sulton S.M A Badru W A Dedeng A Iwan Sunarya A Junaedi A Hardian A A. Rahmat A Mansyur A Nana S A Nyai Saanah A Iwan Sudrajat A Ali Rahman A Zamzibar A H. Sohib M A Anton A Umar Salim A Mulyadi A Wawan S A Herman S A Apun S A Iwan A Aman A Endang K A Ahmad A Dian Sopian A Romansyah A Kamaluddin A Herman Sofyan A Syarifuddin A Mumuh A Dari 31 responden
Jawaban 2 3 4 5 6 A A B B A A A B B A A A B A A A A B A A A A B B A A A B B A A A A A A A B B B A A A B B A A B B B A A A A B A A B B B A A A B B A A A B B A A A A B B A A B B A A A B A A A B B B A A B B B A A A B B A A A B B A A A A A A A A B B A A A A A A A A B B A A A A A A A A B B A A A B B A A A B A A A A B A A hanya 30 responden
7 8 9 10 B C C B A B B A A B B A A B C A B B B C A B B A A B B C A B B C B B C C B B B C A B C B B B C B A C B C A C C A B A A A A B C B A B B A A B C C B B C B A B B C A B C A A B C A B B B C A B A C A B B C A B B C B C C A A B B A A B C A A A B C yang mengisi data.
Karena nama Sulthon memiliki dua anak yang sekolah di PAUD Mutiara Hati.
Data di atas agar bisa dibaca dengan skor akan digunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Bila jawaban (A) diberi bobot nilai : 3 2) Bila jawaban (B) diberi bobot nilai
:2
3) Bila jawaban (C) diberi bobot nilai
:1
Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini: Tabel 3.4 Skor per item dari data persepsi orangtua tentang implemetasi kurikulum dan metode pembelajaran No
Nama Responden
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Sulton S.M Badru W Dedeng Iwan Sunarya Junaedi Hardian A. Rahmat Mansyur Nana S Nyai Saanah Iwan Sudrajat Ali Rahman Zamzibar H. Sohib M Anton Umar Salim Mulyadi Wawan S Herman S Apun S Iwan Aman Endang K Ahmad Dian Sopian Romansyah
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3
Jawaban 5 6 7 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3
8 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 B 2 2 2 2 2
9 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 3 1 2 1 1 2 1 1 2 3 2 2
10 2 3 3 3 1 3 1 1 1 1 2 2 1 3 3 2 3 1 2 1 3 3 1 1 1 1
27 28 29 30
Kamaluddin Herman Sofyan Syarifuddin Mumuh
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
2 2 2 2
2 2 3 3
3 3 3 3
2 3 3 3
1 2 2 3
1 2 1 2
3 3 3 1
b. Data tentang jawaban minat orang tua menyekolahkan anak. Tabel 3.5 Tentang Minat Orangtua Menyekolahkan Anak No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Responden Sulton S.M Badru W Dedeng Iwan Sunarya Junaedi Hardian A. Rahmat Mansyur Nana S Nyai Saanah Iwan Sudrajat Ali Rahman Zamzibar H. Sohib M Anton Umar Salim Mulyadi Wawan S Herman S Apun S Iwan Aman Endang K Ahmad Dian Sopian Romansyah Kamaluddin Herman Sofyan Syarifuddin Mumuh
1 A A A A B A B A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
2 A A A A B A A A A B B C A B A A A B C A B B B A B B B B A A
3 A A A A C A A C A B B C A B B A B B C B A B B A B B B B A A
4 A A A A B A A A A C A B A A A A C A B B B B A B B B A B A A
Jawaban 5 6 7 B A B B A A C A A B A A B A B C A B B A B B A B B A B A B B B A B B A B B A A B A B B B A B A A A C B C A A B A B A B A B A A B A A B A B C A B B A B B A A B A B B A A B A B B A A
8 B A B A B C B C B A C C B C C A A C A B B B A C C C B A B A
9 A A A A A A A A A B A A A A B A B A A A A A A A A A A A A A
10 B B A A A B B A A C A A A A B A C A A B B A A B B A A B B A
Untuk mendapatkan data tentang bobot nilai minat orang tua menyekolahkan anak akan digunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1). Bila jawaban (A) diberi bobot nilai
:3
2). Bila jawaban (B) diberi bobot nilai
:2
3). Bila jawaban (C) diberi bobot nilai
:1
Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini: Tabel 3.6 Skor per item jawaban atas Minat Orangtua Menyekolahkan Anak No
Nama Responden
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Sulton S.M Badru W Dedeng Iwan Sunarya Junaedi Hardian A. Rahmat Mansyur Nana S Nyai Saanah Iwan Sudrajat Ali Rahman Zamzibar H. Sohib M Anton Umar Salim Mulyadi Wawan S Herman S Apun S Iwan Aman Endang K Ahmad Dian Sopian Romansyah
1 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 1 3 2 3 3 3 2 1 3 2 2 2 3 2 2
3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 2 2 1 3 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2
4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2
Jawaban 5 6 2 3 2 3 1 3 2 3 2 3 1 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 1 1 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 1 3 2 3 2 3
7 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3
8 2 3 2 3 2 1 2 1 2 3 1 1 2 1 1 3 3 1 3 2 2 2 3 1 1 1
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 2 2 3 3 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 2 3 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3
27 28 29 30
Kamaluddin Herman Sofyan Syarifuddin Mumuh
3 3 3 3
2 2 3 3
2 2 3 3
3 2 3 3
2 2 2 2
3 3 3 3
2 3 2 3
2 3 2 3
3 3 3 3
3 2 2 3
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul secara lengkap selanjutnya akan dilakukan analisis agar dapat diperoleh data yang mempunyai arti. Kemudian dari hasil penelitian tersebut disimpulkan untuk menjawab hal-hal sebagai berikut: 1. Mengetahui tingkat persepsi orang tua terhadap implementasi kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD Mutiara Hati. 2. Mengetahui tingkat minat menyekolahkan anak di PAUD Mutiara Hati. 3. Mengetahui hubungan persepsi orang tua terhadap implementasi kurikulum dan metode pembelajaran pengaruhnya terhadap minat menyekolahkan anak. Untuk menjawab berbagai pertanyaan dalam skripsi ini akan dianalisis dengan menggunakan rumus statistik yakni product moment sebagai berikut:
rxy =
NSXY - (SX )(SY ) 2
[ NSX - (SX ) 2 ][ NSY 2 - (SY ) 2 ]
Keterangan: r xy = product moment x
= frekuensi variable kurikulum dan metode pembelajaran
y
= frekuensi variable minat orang tua menyekolahkan anak
N = jumlah sample
68
A. Analisis Pendahuluan Analisis dimaksudkan untuk mencari variasi persepsi orangtua terhadap implementasi kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD Mutiara Hati terhadap minat menyekolahkan anak dengan rumus sebagai berikut: P = F/N x 100% Keterangan: P : Prosentase perolehan F : Frekuensi mentah N : Jumlah total responden 1. Persepsi
orangtua
tentang
kurikulum
dan
metode
pembelajaran
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mutiara Hati di Dusun Nyalindung, Kelurahan Sukamantri Kecamatan Tamansari Kebupaten Bogor pada Tahun 2011. a. Data skor persepsi orangtua tentang implementasi kurikulum dan metode pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mutiara Hati di Dusun Nyalindung, Kelurahan Sukamantri Kecamatan Tamansari Kebupaten Bogor pada Tahun 2011. Berdasarkan pada hasil pennyebaran angket tentang persepsi orangtua terhadap implementasi dan metode pembelajaran di PAUD Mutiara Hati di atas kemudian masing-masing item diberi skor dengan ketentuan: jika jawab A diberi nilai 3, jika jawaban B diberi nilai 2, sedangkan jawaban C diberi nilai 1. untuk lebih jelas dalam membaca skor tersebut bisa dilihat dalam table di bawah ini:
Tabel 4.1 Skor persepsi orangtua tentang implementasi kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD Mutiara Hati Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mutiara Hati di Dusun Nyalindung, Kelurahan Sukamantri Kecamatan Tamansari Kebupaten Bogor pada Tahun 2011. No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Klasifikasi Jumlah Jawaban A B C 4 4 2 5 3 2 7 3 0 7 2 1 4 5 1 7 3 0 7 2 1 4 5 1 4 4 2 3 6 1 6 3 1 3 6 1 5 3 2 6 2 2 7 3 0 5 4 1 7 3 0 4 4 2 3 6 1 5 4 1 6 3 1 8 1 1 4 5 1 8 1 1 5 4 1 7 2 1 5 3 2 6 4 0 7 2 1 5 4 1
Jumlah Skor Item 3 12 15 21 21 12 21 21 12 12 9 18 9 15 18 21 15 21 12 9 15 18 24 12 24 15 21 15 18 21 15
2 8 6 6 4 10 6 4 10 8 12 6 12 6 4 6 8 6 8 12 8 6 2 10 2 8 4 6 8 4 8
1 2 2 0 1 1 0 1 1 2 1 1 1 2 2 0 1 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 1 1
Jumlah
Nominasi
22 23 27 26 23 27 26 23 22 22 25 22 23 24 27 24 27 22 22 24 25 27 23 27 24 26 23 26 26 24
b. Mencari lebar interval (i) untuk membuat kategori tingkat persepsi orangtua tentang implementasi kurikulum dan metode pembelajaran di
PAUD Mutiara Hati Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mutiara Hati di Dusun Nyalindung, Kelurahan Sukamantri Kecamatan Tamansari Kebupaten Bogor pada Tahun 2011.. Tinggi
:A
Sedang
:B
Rendah
:C
Untuk mencari lebar interval menggunakan rumus sebagai berikut: i=R/3 i=R=1:3 keterangan: R: batas nilai tinggi dikurangi batas nilai rendah I={(27-22)+1}:3 = 2 c. Menetapkan klasifikasi persepsi orangtua terhadap implementasi kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD Mutiara Hati 1) Untuk mencari kategori tinggi (26-27) P= F/NX100% P=12/30 X 100% = 40 % 2) Untuk mencari kategori sedang (24-25) P= F/NX100% P=6/30 X 100% = 20 % 3) Untuk mencari kategori rendah (22-23) P= F/NX100% P=12/30 X 100% = 40 %
Kemudian untuk dapat mengetahui tinggi rendahnya frekuensi dari prosentase tentang persepsi orangtua tentang implementasi kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD Mutiara Hati bisa dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Persentase Persepsi Orangtua tentang Implementasi Kurikulum dan Metode Pembelajaran No
1.
Persepsi Ortu terhadap kurikulum dan metode pembelajaran Tinggi (A) 26-27
2. 3.
Frekuensi
Persentase
12
40 %
Sedang (B) 24-25
6
20 %
Rendah (C) 22-23
12
40 %
Jumlah
30
100%
Dari table di atas diperoleh bahwa responden
memiliki
tingkat
pesrsepsi
12 responden dari 30 yang
tinggi
terhadap
implementasi kurikulum dan metode pembelajaran yang ada di PAUD Mutiara Hati. Jika dipersentase dari seluruh responden ada 40 %. 6 responden termasuk kategori sedang, jika dipersentase ada 20 % sedangkan 12 responden memiliki kategori rendah, jika dipersentase ada 40 %. Selanjutnya untuk mengetahui variasi persepsi orangtua terhadap implementasi kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD Mutiara Hati akan disajikan tabel frekuensi dan persentase jawaban per item pertanyaan dari variable dan persepsi orangtua terhadap
implementasi kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD Mutiara Hati sebagai berikut: Tabel 4.3 Frekuensi alternative jawaban dan persentase persepsi orangtua terhadap implementasi kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD Mutiara Hati Tahun 2011 No
Item persepsi
01
Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang kurikulum dan pembelajaran di PAUD “Mutira Hati” di dusun Nyalindung? Menurut Bapak/Ibu apakah PAUD Mutiara Hati sudah menerapakan kurikulum dan metode pembelajaran yang ideal? Menurut Bapak/Ibu bagaimanakah penyusunan kurikulum yang ada di PAUD Mutiara Hati? Bagaimanakah penerapan kurikulum yang ada di PAUD Mutiara Hati? Apakah kurikulum yang ada di PAUD Mutiara Hati mampu meningkatkan kreatifitas peserta didik? Bagaimanakah metode pembelajaran yang digunakan oleh PAUD Mutiara Hati? Apakah metode pembelajaran yang ada di PAUD Mutiara hati sudah sesuai dengan usia peserta didik yang ada? Apakah metode pembelajaran yang ada di PAUD Mutiara menyenangkan siswa dalam belajar? Menurut Bapak/Ibu apakah sarana dan prasaran yang ada di PAUD Mutiara Hati sudah mendukung proses pembelajaran? Menurut Bapak/Ibu apakah sarana dan prasaran yang ada di PAUD Mutiara Hati sudah mendukung proses pembelajaran?
02
03
04 05
06
07
08
09
10
Frekuensi A B C 27 3 0
Persentase (%) A B C 90 10 0
16
12
2
53.3
40
6.6
13
13
4
43.3
43.3
13.3
18
10
2
60
33.3
6.6
3
23
4
10
76.6
33.3
26
3
1
86.6
10
3.3
13
17
0
43.3
56.6
0
9
11
10
30
36.6
33.3
27
3
0
90
10
0
17
11
2
56.6
36.6
6.6
d. Penafsiran Data Berdasarkan table di atas dapat diambil pengertian masingmasing item sebagai berikut: 1. Apakah
Bapak/Ibu
mengetahui
tentang
kurikulum
dan
pembelajaran di PAUD “Mutira Hati” di dusun Nyalindung? a. Sangat tahu, karena sering membaca buku anak 90 % b. Kurang tahu.10% c. Tdiak tahu.0%
2. Menurut
Bapak/Ibu
apakah
PAUD
Mutiara
Hati
sudah
menerapakan kurikulum dan metode pembelajaran yang ideal? a. Sangat ideal, tenaga pendidiknya berpengalaman 53% b. Kurang ideal, tenaga pendidiknya kurang berpengalaman 40% c. Tidak ideal, tenaga pendidiknya tidak berpengalaman 6.6%
3. Menurut Bapak/Ibu bagaimanakah penyusunan kurikulum yang ada di PAUD Mutiara Hati? a. Sangat bagus karena penyusunan kurikulum disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan peserta didik. 43.33% b. Kurang bagus, karena penyusunan kurikulum kurang sesuai dengan keadaan dan kemampuan peserta didik. 43.33%
c. Tidak bagus, karena penyusunan kurikulum tidak sesuai dengan keadaan dan kemampuan peserta didik . 13.3% 4. Bagaimanakah penerapan kurikulum yang ada di PAUD Mutiara Hati? a. Sangat tepat karena sesuai dengan rancangan yang telah direncanakan. 60% b. Kurang tepat, karena kurang sesuai dengan rancangan yang telah direncanakan sesuai dengan rancangan yang telah direncanakan . 33.3% c. Tidak tepat , karena tidak sesuai dengan rancangan yang telah direncanakan.6.6%
5. Apakah kurikulum yang ada di PAUD Mutiara Hati mampu meningkatkan kreatifitas peserta didik? a. Sangat mampu, terbukti peserta didik yang ada menjadi sangat kreatif. 10% b. Kurang mampu, terbukti peserta didik yang ada menjadi kurang kreatif . 76.6% c. Tidakmampu, terbukti peserta didik yang ada menjadi tidak kreatif. 33.3%
6. Bagaimanakah metode pembelajaran yang digunakan oleh PAUD Mutiara Hati?
a. Sangat efektif, karena sangat sesuai dengan tema pelajaran dan anak sering dibawa keluar untuk melihat alam .86.6% b. Kurang efektif, karena kurang sesuai dengan tema pelajaran dan anak jarang dibawa keluar untuk melihat alam. 10% c. Tidak efektif, karena tidak sesuai dengan tema pelajaran dan s anak tidak pernah dibawa keluar untuk melihat alam Tidak pernah saya belikan.3.3%
7. Apakah metode pembelajaran yang ada di PAUD Mutiara hati sudah sesuai dengan usia peserta didik yang ada? a. Sangat sesuai, karena banyak metode permainan sehingga anak tidak bosan.43.3% b. Kurang sesuai, karena kurang banyak metode permainan sehingga anak kadang-kadang bosan.56.6% c. Tidak sesuai, karena tidak banyak metode permainan sehingga anak bosan. 0%
8. Apakah metode pembelajaran yang ada di PAUD Mutiara menyenangkan siswa dalam belajar? a. Sangat menyenangkan, karena sangat bervariasi. 30% b. Kurang menyenangkan, karena kurang bervariasi. 36.6% c. Tidak menyenangkan, karena kurang bervariasi. 33.3%
9. Menurut Bapak/Ibu apakah sarana dan prasaran yang ada di PAUD Mutiara Hati sudah mendukung proses pembelajaran? a. Sangat mendukung, karena sarana dan prasarana sudah lengkap. 90% b. Kurang
mendukung, karena sarana dan prasarana kurang
lengkap. 10% c. Tidak mendukung, karena sarana dan prasarana tidak lengkap. 0%
10. Apakah
Bapak/Ibu guru di PAUD Mutiara Hati sering
memberikan pekerjaan rumah? a. Selalu memberi PR.56.6% b. Kadang-kadang. 36.6% c. Tidak pernah. 6.6%
2. Minat orangtua menyekolahkan anak di PAUD Mutiara Hati a. Data skor minat orangtua menyekolahkan anak Tabel 4.4 Skor minat orangtua menyekolahkan anak di PAUD Mutiara Hati No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Klasifikasi Jumlah Jawaban A B C 6 4 0 8 2 0 8 1 1 9 1 0 3 6 1 6 2 2 5 5 0 6 2 2 6 4 0 3 5 2 5 4 1 4 3 3 8 2 0 5 4 1 4 5 1 9 1 0 4 3 3 6 2 2 5 3 2 5 5 0 5 5 0 5 5 0 6 4 0 5 3 2 3 6 1 5 4 1 5 5 0 5 5 0 6 4 0 8 2 0
Jumlah Skor Item 3 18 24 24 27 9 18 15 18 18 9 15 12 24 15 12 27 12 18 15 15 15 15 18 15 9 15 15 15 18 24
2 8 4 2 2 12 4 10 4 3 10 8 6 4 8 10 2 6 4 6 10 10 10 8 6 12 8 10 10 8 4
1 0 0 1 0 1 2 0 2 0 2 1 3 0 1 1 0 3 2 2 0 0 0 0 2 1 1 0 0 0 0
Jumlah
26 28 27 29 22 24 25 24 26 21 24 21 28 24 23 29 21 24 23 25 25 25 26 23 22 24 25 25 26 28
Nominasi
b. Mencari lebar interval (I) untuk membuat kategori tingkat minat orangtua Tinggi
:A
Sedang
:B
Rendah
:C
Untuk mencari lebar interval menggunakan rumus sebagai berikut: i=R/3 i=R=1:3 keterangan: R: batas nilai tinggi dikurangi batas nilai rendah I={(29-21)+1}:3 = 3 1). Untuk kategori tinggi (27-29) P= F/NX100% P=6/30 X 100% = 20% 2). Untuk kategoro sedang (24-26) P= F/NX100% P=19/30 X 100% = 63.4% 3). Untuk kategori rendah (21-23) P= F/NX100% P= 5/30 X 100% = 16.6 % Kemudian untuk dapat mengetahui tinggi rendahnya frekuensi dari persentase tentang minat menyekolahkan anak dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.5 Rekapitulasi Tentang Minat Menyekolahkan Anak No
1.
Minat menyekolahkan anak Tinggi (A) 27- 29
2. 3.
Frekuensi
Persentase
6
20 %
Sedang (B) 24-26
19
63.4%
Rendah (C) 21-23
5
16.6%
Jumlah
30
100%
Dari tabel di atas diperoleh data bahwa dari 30 responden, yang memiliki nilai tingkat minat yang tinggi berjumlah 6 atau 20%. Yang memiliki nilai tingkat minat sedang berjumlah 19 atau 63.4% sedangkan yang memiliki nilai tingkat minat yang rendah 5 responden atau 16.6%. Selanjutnya untuk mengetahui variasi minat menyekolahkan anak akan disajikan tabel frekuensi dan persentase jawaban per item tentang pertanyaan variabel minat orangtua menyekolahkan anak di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mutiara Hati di Dusun Nyalindung Kelurahan Sukamantri Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor pada Tahun 2011 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Frekuensi alternativ jawaban dan persentase minat menyekolahkan anak di PAUD “Mutiara Hati” No
Minat menyekolahkan
01
Apakah Bapak/Ibu mengarahkan anak dalam memilih sekolah? Apakah Bapak/Ibu berminat memasukkan anak-anak di PAUD Mutiara Hati? Apakah Bapak/Ibu pernah memotivasi anaknya untuk masuk di PAUD Mutiara Hati? Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu jika anaknya tidak mau dimasukkan ke PAUD Mutiara Hati? Apakah Bapak/Ibu menyediakan ruang khusus untuk belajar anak? Apakah Bapak/Ibu membelikan mainan yang bisa membuat anak tumbuh kreatif? Apakah Bapak /Ibu memperhatikan kemajuan anak di sekolah? Apakah Bapak/Ibu pernah berkonsultasi dengan guru tentang perkembangan kecerdasan anak di sekolah?
02
03
04
05 06
07 08
09
10
Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu jika pagi-pagi anak malas berangkat ke sekolah? Apakah Bapak/Ibu membantu anakanak dalam mengulangi pelajarannya di rumah?
Frekuensi A B C 27 3 0
Persentase (%) A B C 90 10 0
14
14
2
46.7
46.7
0
12
12
6
40
40
20
16
14
0
53.3
46.7
0
0
22
8
0
73.3
26.7
30
0
0
100
0
0
12
18
0
40
60
0
9
11
10
30
36.7
33.3
30
0
0
100
0
0
19
11
0
63.3
36.7
0
c. Penafsiran data Berdasarkan table di atas bisa diambil pengertian masingmasing item sebagai berikut: 1. Apakah Bapak/Ibu mengarahkan anak dalam memilih sekolah?
a. Selalu saya arahkan. 90 % b. Kurang saya arahkan.10% c. Terserah anak.0%
2. Apakah Bapak/Ibu berminat memasukkan anak-anak
di PAUD
Mutiara Hati? a.
Sangat berminat. 46.7%
b.
Kurang berminat. 46.7%
c.
Tidak berminat. 6.6%
3. Apakah Bapak/Ibu pernah memotivasi anaknya untuk masuk di PAUD Mutiara Hati? a. Selalu saya motivasi. 40% b. Kadang-kadang. 40% c. Tidak pernah sama sekali. 20%
4. Bagaimanakah
sikap
Bapak/Ibu
jika
anaknya
tidak
mau
dimasukkan ke PAUD Mutiara Hati? a.
Memberi nasehat dan membujuknya agar anak mau. 53.3%
b.
Memberi nasehat saja. 46.7%
c.
Terserah anak, untuk memilih sekolah yang anak mau.0%
5. Apakah Bapak/Ibu menyediakan ruang khusus untuk belajar anak?
a. Ya, tersedia lengkap dan rapi.0% b. Ada tapi kurang lengkap. 73.3% c. Tidak ada. 3,426.7% 6. Apakah Bapak/Ibu membelikan mainan yang bisa membuat anak tumbuh kreatif? a.
Ya, saya aka berusaha membelikan sesuai dengan kebutuhan. 100%
b. Kadang-kadang, kalau anak minta dan membutuhkan. 0% c.
Tidak pernah saya belikan.0%
7. Apakah Bapak /Ibu memperhatikan kemajuan anak di sekolah? a. Ya, saya akan berusaha memperhatikan. 40% b. Kadang-kadang.60% c. Tidak pernah.0% 8. Apakah Bapak/Ibu pernah berkonsultasi dengan guru tentang perkembangan kecerdasan anak di sekolah? a. Ya, saya berkonsultasi secara periodic. 30 % b. Kadang-kadang. 36.7% c. Tidak pernah. 33.3% 9. Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu jika pagi-pagi anak malas berangkat ke sekolah? a.
Membujuknya dengan sabar agar anak mau berangkat sekolah. 100%
b. Memarahi anak sampai anak mau berangkat sekolah. 0%
c. Tidak sekolah juga tidak apa-apa.0% 10. Apakah Bapak/Ibu membantu anak-anak dalam mengulangi pelajarannya di rumah? a. Ya, saya berusaha membantu mengulangi pelajaran.63.3% b. Kadang-kadang. 36.7% c. Tidak pernah. 0% B. Analisis hubungan antara persepsi orangtua tentang implementasi kurikulum dan metode pembelajaran dengan minat menyekolahkan anak di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mutiara Hati di Dusun Nyalindung, Kelurahan Sukamatri, Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor Tahun 2011. Analisis ini dilakukan dalam rangka untuk mengetahui adakah hubungan antara persepsi orangtua tentang implementasi kurikulum dan metode pembelajaran dengan minat menyekolahkan anak di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Mutiara Hati di Dusun Nyalindung, Kelurahan Sukamnatri, Kecamatn Tamansari, Kabupeten Bogor Tahun 2011. Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus statistik yaitu rumus product moment. Variabel X (persepsi orangtua terhadap kurikulum dan metode pembelajaran), variabel Y (minat menyekolahkan anak). Dalam rangka memudahkan membaca data tersebut bisa dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7 Analisis Hubungan Antara Persepsi Orangtua Tentang Implementasi Kurikulum dan Metode Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan Minat Menyekolahkan Anak di PAUD Mutiara Hati Tahun 2011 No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jml
X 22 23 27 26 23 27 26 23 22 22 25 22 23 24 27 24 27 22 22 24 25 27 23 27 24 26 23 26 26 24 732
Y 26 28 27 29 22 24 25 24 26 21 24 21 28 24 23 29 21 24 23 25 25 25 26 23 22 24 25 25 26 28 743
X2 484 529 729 676 529 729 676 529 484 484 625 484 529 576 729 576 729 484 484 576 625 729 529 729 576 676 529 676 676 576 17.962
Y2 676 784 729 841 484 576 625 576 676 441 576 441 784 576 529 841 441 576 529 625 625 625 676 529 484 576 625 625 676 784 18.551
XY 572 644 729 754 506 648 650 552 572 462 600 462 644 576 621 696 567 528 506 600 625 675 598 621 528 624 575 650 676 754 18.215
Setelah diketahui data maka dimasukkan dalam rumus product moment sebagai berikut: N
: 30
X
: 732
Y
: 743
X2
: 17962
Y2
: 18.551
XY
: 18.215
RXY =
=
=
=
NSXY - (SX )(SY )
{NSX
2
- ( SX ) 2
}{( NSY 2 ) - (SY ) 2 }
30(18.215) - (732)(743)
{30(17.962) - (732) }{(30(.18551 ) - (743) } 2
2
546.450 - 543876
{538860 - (535824 }{556530 - 552049 } 2574 (3036)(4481)
=
2574 13.604.316
=
2574 3688,4
= 0, 698 Hipotesis alternatif yang diajukan (Ha): ”Ada hubungan antara persepsi orang tua terhadap kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD
Mutiara Hati dengan minat orang tua menyekolahkan anak ke PAUD Mutiara Hati.” Adapun berdasarkan perhitungan koefisien korelasi (rxy) dengan responden sebanyak N:30 dan menggunakan taraf signifikansi derajat tingkat kepercayaan 95% maupun 99% ternyata rxy hasil analisa kerja didapat rxy = 0,698. Apabila rxy hasil kerja dikonsultasikan dengan harga kritik rtabel Product moment dengan N = 30 pada taraf kepercayaan 95% (taraf signifikansi 5%) = 0,361 dan pada taraf kepercayaan 99% (taraf signifikansi 1%) = 0,463. Karena perhitungan (ro) sebesar 0,698 lebih tinggi dari harga kritik tabel (rt) yakni taraf 5% = 0,36, taraf 1% = 0,463 maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, yakni
ada hubungan yang signifikan antara persepsi orangtua terhadap
kurikulum dan metode pembelajaran di PAUD Mutiara Hati dengan minat orangtua menyekolahkan anak ke PAUD Mutiara Hati.
BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah mengadakan penelitian dan menganalisis serta mengolah data yang ada, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi orangtua tentang implementasi kurikulum yang dikembangkan di PAUD Mutiara Hati Desa Nyalindung Kelurahan Sukamantri Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor Tahun 2011 memiliki tingkat persepsi yang berbeda yakni 12 responden dari 30 responden memiliki tingkat persepsi yang tinggi terhadap implementasi kurikulum dan metode pembelajaran yang ada di PAUD Mutiara Hati. Jika dipersentase dari seluruh responden ada 40 %. 6 responden termasuk kategori sedang, jika dipersentase ada 20 % sedangkan 12 responden memiliki kategori rendah, jika dipersentase ada 40 %. 2. Minat orangtua untuk menyekolahkan anak di PAUD Mutiara hati juga memiliki tingkat yang berbeda-beda. dari 30 responden, yang memiliki nilai tingkat minat yang tinggi berjumlah 6 atau 30%. Yang memiliki nilai tingkat minat sedang berjumlah 19 atau 63.4% sedangkan yang memiliki nilai tingkat minat yang rendah 5 responden atau 16.6%. 3. Hubungan antara persepsi orang tua terhadap implementasi kurikulum yang dikembangkan di PAUD Mutiara Hati dengan Minat orangtua untuk menyekolahkan anak setelah dianalisis dengan memakai rumus produc
moment memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan taraf kepercayaan 95% (taraf signifikansi 5%) = 0,361 dan pada taraf kepercayaan 99% (taraf signifikansi 1%) = 0,463. Karena perhitungan (ro) sebesar 0,698 lebih tinggi dari harga kritik tabel (rt) yakni taraf 5% = 0,36, taraf 1% = 0,463. B. Saran 1. Kepada pengurus yayasan Mutiara Keraton Solo hendaknya segera mendaftarkan PAUD di Kementerian Agama Kabupaten Bogor agar ijazah segera diakui. Selain itu juga agar mendapatkan informasiinformasi demi kemajuan PAUD Mutiara Hati. 2. Menambah
jenis-jenis
permainan
dalam
rangka
membangun
psikomotorik kasar bagi peserta didik. 3. Tambah pendidik (guru) yang memiliki kompetensi dibidang guru TK.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan Terjemahnya Anonim, (2003). Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) 2003. Jakarta : Redaksi Sinar Grafika. Abror, Abd Rachman, Psikologi Pendidikan, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1993 Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 2005 _________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998 Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini, Bandung, Alfabeta, 2009 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005 Moeslichatoen, Metode Pengajarn di Taman Kanak-Kanak, Jakarta, Rineka Cipta, 1999: Nasution, (2000). Didaktis Asas-asas Mengajar. Jakarta ; Bumi Aksara. Rakhmad, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosda Karya Offset, Bandung, 1994 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, 1995 Sukandarrumidi, Metodologi Yogyakarta, 2002
Penelitian,
Gadjah
Mada
Universti
Press,
Singarimbun, Masri dkk, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, 1983 Suyanto, Bagong dkk, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan, Kencana Prenada Media Group, 2005 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta, 2010 Suryanto, Salmet, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Yogyakarta, Hikayat Publishing, 2005 Syarifuddin, Amir, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al Qur’an, Jakarta, Gema Insani, 2008.
Seefeldt, Carol , Pendidikan Anak Usia Dini Menyiapkan Usia Tiga, Empat dan Lima Tahun Masuk Sekolah, Jakarta, Indeks, 2008. Tedjasaputra, Mayke S, Bermain, Mainan dan permainan untuk Pendidikan Usia Dini, Jakarta, Grassindo, 2001. Non Buku :http://adiwgunawan.com http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology http://tunas63.wordpress.com/2010/06/15/fungsi-tujuan-dan-jenis-paud http://hidayatsoeryana.wordpress.com/2008/05/05/kerangka-dasar-kurikulumpaud-lengkap http://peperonity.com/go/sites/mview/petualangan/22180566