PELAKSANAAN ZAKAT HASIL PERTANIAN (Studi Kasus di Desa Mangli, Kecamatan Kaliangkrik Kota Magelang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Stara 1 Dalam Ilmu Syari’ah
Disusun oleh: Muhammad Syaifudin 21106027
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA TAHUN 2012 I
II
Tri Wahyu Hidayati, M.Ag DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lam
: 1 eksemplar
Hal
: Naskah Skripsi Saudara Muhammad Syaifudin Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamualaikum Wr, Wb Setelah kami meneliti dan menggadakan perbaikan seperlunya , maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Muhammad Syarifudin NIM
: 211 06 027
Progdi : Syari'ah/AS Judul : PELAKSANAAN ZAKAT HASIL PERTANIAN ( STUDI KASUS DI DESA MANGLI, KECAMATAN KALIANGKRIK KOTA MAGELANG) Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya dimunaqasahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu'alikum,Wr,Wb
Salatiga, 14 September 2011
III
SKRIPSI PELAKSANAAN ZAKAT HASIL PERTANIAN (Studi Kasus di Desa Mangli, Kecamatan Kaliangkrik Kota Magelang) DISUSUN OLEH MUHAMMAD SYAIFUDIN NIM 21106027
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 13 Maret 2012 dan Telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Hukum Islam
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Drs. Badwan M.Ag
Sekretaris Penguji
: Moh Khusen M.Ag.,M.A
Penguji I
: Drs. Machfud M.Ag
Penguji II
: Evi Ariyani M.H
Penguji III
: Tri Wahyu Hidayati M.Ag
Salatiga, 13 Maret 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M. Ag 195808271983031002 IV
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Muhammad Syaifudin
NIM
: 21106027
Jurusan
: Syari’ah
Program Studi
: Ahwal Al Syakhsiyyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lainyang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 13 Maret 2012 Yang Menyataka
MuhammadSyaifudin 21106027
V
MOTTO
"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs al furqan :74)
Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia marah.(Nabi Muhammad SAW)
VI
PERSEMBAHAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Dan Shalawat serta salam tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapat safaatnya, sehingga bisa terselesainya skripsi ini, Ayahanda H. Abdul Mutholib dan Ibunda Hj. Siti Nok Sa’adah, dua insan mulia yang dengan cinta dan kasihnya aku memiliki semangat dan harapan untuk menggapai asa dan cita Deny Lisyanti Istiku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, semangat dan motifasinya dan anakku tersanyang Muhammad Azka Syafi’i semoga menjadi anak yang sholeh. serta Adikku Muhammad Nurrohman & Muhammad Fauzi yang mengisi hari-hariku dalam kedamaian dengan cinta, kasih, dan senyuman yang membuat damainya suasana hati Kawankawanku semua yang ada di Salatiga, terutama teman-teman PMII, AHS 06, dan seluruh pihak yang tidak mungkin kusebut satu persatu.
VII
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada hamba-hambanya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umat manusia menuju jalan kebenaran dan keilmuan. Alhamdulillah, dengan rasa syukur penulis skripsi dengan judul “Pelaksanaan Zakat Hasil Pertanian (Studi Kasus Di desa Mangli, Kecamatan Kaliangkrik kota Magelang) ” ini telah selesai. Skripsi ini merupakan salah satu guna memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Kami haturkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu sehingga terwujudnya skripsi ini. Adapun pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Skipsi ini adalah: 1. Bapak. Dr. Imam Sutomo, M. Ag. Selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Mubasirun, M. Ag. selaku Ketua Jurusan Syariah. 3. Bapak Ilyya Muhsin, SHI, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ahwal Al-Syakhsiyyah Jurusan Syariah. 4. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag Selaku Pembimbing yang telah meluangkan waktunya semata-mata untuk membimbing dan VIII
mengarahkan penulis dalam menyusun hingga terselesaikannya skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga, khususnya dosen jurusan Syari’ah yang telah mencurahkan ilmunya selama penulis belajar di STAIN Salatiga. 6. Bapak Kepala dan Staf Perpustakaan kampus 1 STAIN Salatiga dan Perpustakaan Syari’ah Kampus II STAIN Salatiga. 7. Bapak kepala Desa dan seluruh staf-stafnya yang ada di Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliangkrik kota Magelang. 8. Ayah, Ibu, Istri serta adik yang tercinta dan tersayang, yang senantiasa mendo’akan, dan memotivasi dengan tulus dan ikhlas. 9. Abah K.Ahmad Habibilah selaku pengasuh pondok pesantern Salafiah Blotongan yang telah memberikan bimbingan ahlak dan ilmu agama, hanya bisa menadahkan kedua tanggan semoga menjadi amal kebaikan beliau. 10. Teman-temanku yang ada di Salafiyah Gus Imam Muzni, Gus Fuad Hasan, Asep Sofian & teman seperjuangan AHS angkatan 2006 yang tidak dapat sebutkan satu persatu. Terima kasih kepada semua pihak atas bantuannya, penulis hanya bisa berdo’a semoga Allah SWT membalas amal baik semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Selanjutnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saran dan kritik yang konstruktif senantiasa IX
penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca terutama bagi Civitas Akademika STAIN Salatiga.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Peneliti
Muhammad Syaifudin NIM. 21106027
Muhammad Syaifudin NIM. 21106027
Muhammad Syaifudin NIM. 21106027
X
ABSTRAK Syaifudin, Muhammad. 2012. Pelaksanaan Zakat Hasil Pertanian Studi Kasus di Desa Mangli, Kecamatan Kaliangkrik Kota Magelang Tahun 2012. Skripsi Jurusan Syari’ah Program Studi Al Ahwal As Syakhsiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag Kata Kunci: Zakat Hasil Pertanian. Harta kekayaan yang dimiliki oleh manusia apabila dilihat dari segi cara mendapatkannya, maka ada kemungkinan harta kekayaan itu didapatkan secara halal atau campur baur dengan haram. Harta kekayaan yang campur baur dengan harta yang haram atau harta yang bukan miliknya, maka sejauh harta itu dapat diketahui dan dapat dipisahkan mana yang halal dan mana yang haram, maka harta yang haram itu harus di kembalikan kepada yang berhak. Demikian halnya di desa Mangli kecamatan Kaliangkrik, masih ada yang awam dengan pengertian zakat, oleh karena itu, sangat dikuatirkan sekali keadaan tersebut sehingga akan menimbulkan kesalah fahaman masyarakat dalam mengeluarkan zakat. Oleh karena itu penulis kemudian memilih zakat hasil pertanian untuk dijadikan kajian yang menarik untuk dibahas. Penulis mengambil judul Pelaksanaan Zakat Hasil Pertanian di Desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik. Jenis penelitian yang digunakan adalah fokus utama pada penelitian lapangan (field reserch). Bersifat diskriptif analitik bertujuan untuk mendiskripsikan langsung atau memberi gambaran data secara sistematik dan objektif, dan menarik kesimpulan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini digambarkan adanya Persepsi atau pemahaman masyarakat Islam desa Mangli, pada umumnya saat ini belum memahami makna zakat secara utuh, hanya sebagian umat Islam di desa Mangli yang mengetahui bahwa hukum zakat merupakan kewajiban yang harus ditunaikan, namun tingkat tentang dasar hukum, syarat wajib, maupun penghitungan dalam penentuan zakat, yang mereka keluarkan dalam zakat pertanian di desa Mangli masih sangat rendah. Dalam penyaluran zakat pertanian masyarakat Mangli, pada umumnya belum mengenal LAZ/BAZ dikarnakan belum adanya sosialisasi pada masyarakat tentang apa itu LAZ/BAZ serta masyarakat tidak tertarik untuk menyerahkan zakatnya kepada lembaga-lembaga yang dibentuk Pemerintah karena selain kurangnya kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah dalam hal pengelolaan zakat, juga karena kuatnya anggapan masyarakat bahwa zakat tersebut adalah masalah ibadah sehingga seharusnya ditunaikan secara pribadi tanpa harus ada campur tangan Pemerintah. Mereka cenderung memberikannya secara langsung kepada mustahiq.
XI
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................
iv
MOTTO ......................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ........................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .................................................................................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
5
D. Kegunaan Penelitian ..............................................................
5
E. Penegas Istilah ........................................................................
5
F. Metode Penelitian ...................................................................
6
G. Sistematika Penulisan .............................................................
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Zakat dalam Fiqih 1. Pengertian Zakat ............................................................... XII
12
2. Syarat Harta Yang Dizakatkan..........................................
13
3. Jenis-jenis harta yang wajib dizakati ................................
16
4. Macam-Macam Zakat .......................................................
22
5. Orang yang berhak menerima zakat (Mustahiq) ...............
28
6. Orang yang tidak berhak menerima zakat ........................
29
B. Harta yang wajib dizakati dalam tinjuan Perundang-undangan 1. Pengertian Zakat ..............................................................
30
2. Dasar hukum Zakat ...........................................................
30
3. Pengumpulan zakat ...........................................................
30
4. Pengelola zakat .................................................................
31
5. Penerima Zakat (Mustahiq)...............................................
32
6. Hikmah Zakat Dan Manfaat Zakat ...................................
33
BAB III Pelaksanaan Zakat Pertanian Di desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik A. Monografi Dan Keadaan Desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik. 1.
Letak geografis desa Mangli ...........................................
35
2.
Penduduk dan mata pencaharian masyarakat desa Mangli
36
3.
Kondisi Sosial, Ekonomi Dan Keagamaan Desa Mangli kecamatan Kaliangkrik ....................................................
38
B. Pelaksanaa Zakat Pertanian di Desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik. 1.
Pemahaman petani di Desa Mangli kecamatan kaliangkrik tentang zakat ....................................................................
2.
Pelaksanaan zakat pertanian di desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik ......................................................................
3.
43
44
Peran lembaga zakat setempat dalam pelaksanaan zakat pertanian di desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik ..........
50
BAB IV ANALISIS ATAS PELAKSANAAN ZAKAT PERTANIAN DI DESA MANGLI KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG XIII
A. Analisis Pemahaman Tentang Zakat Pertanian ......................
53
B. Analisis Pelaksanaan Pembayaran Zakat Pertanian ...............
54
C. Analisis Peran Badan Amil Setempat ....................................
55
BAB V. PENUTUP A. KESIMPULAN ......................................................................
58
B. Saran-Saran.............................................................................
59
C. Penutup ...................................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
XIV
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin desa Mangli tahun 2000-2011 ....................................................................................... 36 Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan .............................. 38 Tabel 4.2. Kondisi Perekonomian Masyarakat Desa Mangli ............................ 39 Tabel 4.3. Jumlah Pemeluk Agama ................................................................... 40 Tabel 4.4. Tempat Peribadatan .......................................................................... 41 Tabel 4.5. Tempat Pendidikan Agama dan umum ............................................ 41
XV
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Riwayat hidup penulis Lampiran 2 Surat tugas pembimbing Lampiran 3 Lembar konsultasi skripsi Lampiran 4 Surat permohonan ijin penelitian Lampiran 5 Surat balasan ijin penelitian Lampiran 6 Nilai SKK mahasiswa Lampiran 7 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat
XVI
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syaratsyarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti salat, haji, dan puasa yang telah diatur oleh Al-Qur'an dan As Sunnah. Zakat juga merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia. Hal ini dapat dilihat dari segi tujuan dan fungsi zakat dalam meningkatkan martabat hidup manusia dan masyarakat. Zakat mempunyai tujuan yang banyak (multi purpose). Tujuan-tujuan itu dapat ditinjau dari berbagai aspek (http://id.wkipedia.org/wiki/zakat.14 juli 2011) 1. Hubungan manusia dengan Allah. 2. Hubungan manusia dengan dirinya. 3. Hubungan manusia dengan masyarakat. 4. Hubungan manusia dengan harta benda. Harta kekayaan yang dimiliki oleh manusia apabila dilihat dari segi cara mendapatkannya, maka ada kemungkinan harta kekayaan itu didapatkan secara halal atau campur baur dengan haram. Harta kekayaan yang campur baur dengan harta yang haram atau harta yang bukan
2
miliknya, maka sejauh harta itu dapat diketahui dan dapat dipisahkan mana yang halal dan mana yang haram, maka harta yang haram itu harus di kembalikan kepada yang berhak. Akan tetapi apabila tidak diketahui dengan jelas dan memang secara tidak disadari melakukannya, maka zakat akan membantu membersihkan harta itu dari tercampurnya yang halal dengan yang haram. Seperti halnya tanaman buah-buahan yang tumbuh di atas bumi ini merupakan karunia dan hasil karya Allah, bukan hasil tangan kita yang pendek ini. Dialah yang sesungguhnya menumbuhkan, bukan kita. Oleh karena itu pantas apabila Dia meminta kita agar berterima kasih atas nikmat yang telah di karuniakaNya. (Qordowi:1991:325) Bukti terima kasih yang paling jelas adalah membayar Zakat sebagai pembayaran sebagai hakNya. Jika dirumuskan, maka zakat adalah bagian dari harta yang wajib di berikan oleh setiap orang tertentu, dengan syaratsyarat tertentu pula. Syarat-syarat tertentu itu adalah nisab, haul dan kadarnya. Disamping nilai-nilai dan hikmah sebagaimana diuraikan di atas, bagi orang yang mengetahui akan kewajibanya membayar zakat, akan tetapi tidak dilaksanakannya, maka hal ini akan menjadi beban mental baginya. Dan lantaran zakat itu menunjukkan kepada kebenaran iman dan kepercayaan, kebenaran tunduk dan patuh serta ta’at mengikuti apa perintahNya. Dan karena zakat itu mensucikan pekerti masyarakat dari dengki dan dendam, sehingga harta yang dizakatkan itu akan dapat dipelihara
Allah,
memperoleh
keberkatan
dan
kesucian,
dapat
3
perlindungan Allah Yang Maha Kuasa, Yang dapat melindungi suatu dari sesuatu, Yang Rahman dan Rahim. Oleh karena itu zakat bertujuan menciptakan masyarakat yang berbahagia yang dapat merasakan keberkatan harta benda yang diperolehnya, karena hak-hak orang lain atau hak agama atas harta itu sudah diberikan. Hal ini sesuai dengan firman Allah (At taubah 9: 103)
Artinya:Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Adapun macam-macam zakat menurut garis besarnya, zakat dapat dibagi kepada 2 (dua) bagian: 1) Zakat jiwa (Zakat Nafs): Zakat ini popular didalam masyarakat dengan nama zakatul fitrah yaitu zakat yang disyriatkan pada tahun kedua bulan Sya’ban. Maka sejak saat itu pula zakat menjadi pengeluaran wajib yang dilakukan setiap muslimin yang mempunyai kelebihan dari keperluan keluarga yang wajar pada malam dan hari raya Idul Fitri. (Anshori.2006.38) 2) Zakat harta (Zakat mal) adalah sebagian dari harta kekayaan seseorang (juga badan hukum) yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang
4
tertentu setelah dimiliki dalam jangka waktu tertentu dalam jumlah tertentu. (Anshori.2006.46) Dipandang dari hukum Islam pelaksanaan zakat sangat sederhana sekali, pasalnya tidak ada prosedur yang mesti di jalani, yang paling pokok adalah ada orang yang mengeluarkan zakat (Muzaki) ada benda serta ada yang meneriama (Mustahiq) dan ijab. Demikian halnya di desa Mangli kecamatan Kaliangkrik, masih ada yang awam dengan pengertian zakat dan penggunaanya, oleh karena itu,
sangat
dikuatirkan
sekali
keadaan
tersebut
sehingga
akan
menimbulkan kesalah fahaman masyarakat luas akan perbedaan dalam mengeluarkan zakat. Oleh karena itu penulis kemudian memilih zakat hasil pertanian untuk dijadikan kajian yang menarik untuk dibahas. Penulis ingin memaparkan dan meneliti dari masyarakat petani dalam mengeluarkan
zakatnya, yang merupakan suatu pendapatan utama
mereka. Untuk itu, penulis mengambil judul Pelaksanaan Zakat Hasil Pertanian di Desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik sesuai dengan hukum Islam. B.
Rumusan Masalah 1. Bagaimana pemahaman para petani di Desa Mangli, Kecamatan Kaliangkrik tentang zakat pertanian? 2. Bagaimana pelaksanaan penyerahan zakat hasil pertanian Desa Magli, Kecamatan Kaliangkrik?
5
3. Bagaimana Peran Lembaga Zakat (LAZ) setempat dalam pelaksanaan Zakat Pertanian di Desa Mangli, Kecamatan Kaliangkrik? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok masalah yang telah dirumuskan di depan penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman para petani tentang konsep zakat pertanian dalam hukum islam. 2. Untuk mengetahui dan menggali informasi, dan cara penyerahan zakat pertanian di Desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik. 3. Untuk mengetahui peran Lembaga Zakat setempat dalam pelaksanan
Zakat
Pertanian di
Desa Mangli, Kecamatan
Kaliangkrik. D. Kegunaan Penelitian Dari penulisan ini tentunya penulis berharap agar tulisan ini mempunyai kegunaan, diantaranya adalah: 1. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan terhadap zakat pertanian. 2. Menumbuhkan kesadaran bagi para petani yang hartanya telah mencapai nisab untuk membayar zakat. 3. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S.1) dalam bidang hukum Islam (syari’ah). E. Penegasan Istilah
6
Untuk mendapat pengertian yang jelas dan mempermudah dalam pemahaman serta menghindari kesalahan terhadap judul skripsi ini, maka terlebih dahulu penulis akan mengemukakan arti istilah yang terkandung dalam judul sebagai berikut: 1) Zakat adalah harta yang jumlahnya sudah ditentukan untuk dikeluarkan umat islam kepada yang berhak menerimanya merupakan rukun islam yang ke-5. (Alwi:2007:864). Dipergunakan untuk membebaskan tiap orang dari kesusahan dan menaggulangi kebutuhan mereka dalam bidang ekonomi dan wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat kepada orang tertentu, dengan syaratsyarat tertentu pula. Kemudian zakat merupakan suatu cara yang praktis untuk penggumpulan kekayaan dan menjadikanya agar berputar dan berkembang. (Qardawi, 1991 : 1119) 2) Hasil Pertanian. Hasil pertanian adalah hasil sesuatu yang didapat dari jerih payah panen, yang didalamnya mengandung suatu kegiatan manusia yaitu bercocok tanam. (Alwi:2007:351) F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah fokus utama pada penelitian lapangan (field reserch) Yaitu melakukan penelitian dengan objek utamanya adalah yang berkaitan dengan masalah-masalah
7
pelaksanaan zakat hasil pertanian di Desa Mangli kecamatn Kaliangkrik. 2. Sifat Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif analitik bertujuan untuk mendiskripsikan langsung atau memberi gambaran data secara sistematik sehingga data yang berhubungan dengan pelaksanaan zakat hasil pertanian di desa Mangli kecamatan Kaliangkrik, dapat di nilai secara objektif. 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Mangli Kecamata Kaliangkrik terletak di wilayah Pegunungan Sumbing. yang mayoritas beragama Islam Sebagian besar masyarakat mata pencaharian sebagai petani, baik petani lahan sendiri maupun petani Penggarap (buruh tani) pertanian tanaman pangan dan holtikultura dengan mengalami pergantian 2 musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. 4.
Sumber Data Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian ini, penulis menggunakan metode penggumpulan data antara lain: a. Data Primer Merupakan sebuah keterangan atau fakta yang secara langsung diperoleh melalui penelitian lapangan. Dalam hal ini adalah data yang didapatkan dari hasil wawancara peneliti dengan masyarakat Desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik.
8
b. Data Sekunder Merupakan keterangan-keterangan yang mendukung data primer, data sekunder adalah data-data yang diperoleh dengan cara penelitian kepustakaan melalui literatur maupun dengan cara peneliti secara langsung datang ke lapangan untuk melakukan observasi. 5.
Prosedur Pengumpulan Data a. Metode Interview Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.( Moloeng 2004 : 186) Wawancara dilakukan kepada para Petani di Desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik. Metode wawancara dilakukan dengan tanya jawab secara lisan mengenai masalah-masalah yang ada dengan berpedoman pada daftar pertanyaan sebagai rujukan yang telah dirumuskan sebelumnya. Metode wawancara ini penulis gunakan
untuk
mengetahui
bagaimana
prosedur
pembayaran zakat di Desa Mangli kecamatan Kaliangkrik. b. Observasi
tentang
9
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan jalan pengamatan secara langsung mengenai objek penelitian. Metode ini penulis gunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi objektif mengenai objek penelitian. (Arikunto, 1997 : 234) Teknik observasi ini merupakan upaya memperoleh data dengan melihat atau mengamati obyek yang diteliti serta melakukan pencatatan terhadap kejadian yang penulis ketahui pada masyarakat Petani di Desa Mangli Kecamatan Kaliangrik. c. Metode dokumentasi Dokumen yang dimaksud dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan
untuk
menguji,
menafsirkan,
bahkan
untuk
meramalkan. (Moloeng, 2004 : 917) Dokumen-dokumen yang ada dipelajari untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini. Dokumen tersebut adalah yang berkaitan dengan topik penelitian ini dan berkaitan dengan masalah-masalah yang akan dibahas. Dokumentasi dapat dianggap sebagai materi yang tertulis atau sesuatu yang menyediakan informasi tentang suatu subjek. Dokumen adalah semua bahan pustaka, baik yang berbentuk tulisan, cetakan, maupun dalam bentuk rekaman lainnya. Disini
10
peneliti menggunakan dokumen dengan cara mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada. Dokumen tersebut seperti naska, jumlah penduduk dan mata pencaharian yang peneliti dapat dari Kantor Kelurahan Mangli. 6. Metode Analisis Data Dalam penelitian, setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengadakan analisis data, data mentah yang terkumpul tidak ada gunanya jika tidak dianalisis. Analisis data merupakan hal yang penting dalam metode ilmiah karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna untuk menyelesaikan masalah penelitian. Dalam analisis ini penulis menggunakan analisis kualitatif yang mendeskripsikan dari tingkat kesadaran masyarakat yang sebagai petani untuk mengeluarkan zakat pertanian yang ada di Desa Mangli Kecamata Kaliangkrik Kota Magelang. G. Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan disini adalah suatu cara untuk memudahkan dalam pembahasan yang lebih lanjut dan jelas dalam membaca penelitian ini mengenai zakat hasil pertanian di desa Mangli kecamatan Kaliangkrik sebagai berikut: Bab I Pendahuluan; Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian yang berisi tentang Jenis penelitian, Sifat penelitian, lokasi penelitian, metode penggumpulan data dan Sistematika Penulisan.
11
Bab II Kajian Pustaka, Bab ini meliputi pembahasan tentang: konsep zakat dalam fiqih, syarat harta yang dizakati, Jenis-jenis harta yang wajib dizakati, Macam-macam zakat, Orang yang berhak menerima zakat (Mustahiq). Orang yang tidak berhak menerima zakat. Harta yang wajib dizakati dalam tinjauan Perundang-undangan yang meliputi: pengertian zakat, dasar hukum zakat, pengumpulan zakat, pengelola zakat, penerima zakat, hikmah zakat. Bab III Pelaksanaan zakat Pertanian Di Desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik; Bab ini membahas tentang: Monografi Dan keadaan Desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik yang meliputi: letak geografis Desa Mangli, Penduduk dan mata pencaharian desa Mangli, kondisi sosial dan keagamaan Desa Mangli kecamatan Kaliangkrik Serta pelaksanaan zakat pertanian di Desa Mangli kecamatan Kaliangkrik yang meliputi: pemahaman petani di Desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik tentang zakat, pelaksanaan zakat hasil pertanian di Desa Magli Kecamatan Kaliangkrik, peran lembaga zakat setempat dalam pelaksanaan zakat pertanian di Desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik. Bab IV Pembahasan; Berisi tentang analisa yang diberikan oleh penulis kaitannya dengan seluruh pemaparan yang telah dijabarkan dalam bab-bab sebelumnya dengan analisa yang obyektif dan komprehensif. Bab V Kesimpulan; Berisi saran-saran, dan penutup.
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Zakat Dalam Fiqih. 1. Pengertian Zakat. Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu
al-barakatu’
keberkahan,
al-namaa’
pertumbuhan
dan
perkembangan, ath-thaharatu’ kesucian dan ash-shalahu’ keberesan. (Hafifuddin,2002:7). Meskipun para ulama menggemukakanya dengan redaksi yang agak berbeda antara satu dengan yang lainya, akan tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula. Sedangkan menurut istilah fikih berarti ”sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak”. (Qordowi,1991:34) Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan dengan pengertian istilah, sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkambang, dan bertambah, suci dan beres atau baik. (Hafidhuddin,2002:8). Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam surah ar-Ruum:39
13
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan hartanya,” Membayar zakat adalah kewajiban yang sangat penting bagi muslim, bahkan agama Islam sangat menganjurkan kepada umat muslim untuk menjadi dermawan dalam membelanjakan setiap kekayaanya, namun demikian, dalam menjalankan kewajiban zakat, umat muslim tetap harus hati-hati dan bisa memastikan bahwa aset dan pendapatan yang dihitung tidak berlebihan atau kewajiban dan pengeluaranya tidak terkurangi. Dengan demikian, orang yang mengeluarkan sebagian dari hartanya untuk zakat akan dapat menambah kesuburan hartanya dan memperoleh pula keberkahan dan rahmat dari Allah, serta mendapat kesucian diri dari hartanya. Oleh karena itu seseorang yang memiliki kadar harta tertentu, kemudian ia mengambil atau mengeluarkan sebagian kecil dari hartanya untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya, maka orang tersebut telah menunaikan zakatnya. 2. Syarat Harta Yang Dizakatkan. a. Syarat harta yang akan dizakati memiliki kreterian sebagai berikut: 1) Pemilikan yang pasti, halal dan baik. Maksudnya, harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan halal. Artinya harta yang haram, baik substansi bendanya maupun cara mendapatkanya, jelas tidak dapat
14
dikenakan kewajiban zakat, karena Allah SWT tidak akan menerimanya. (Hafidhuddin,2002:20) Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah:267
“Hai orang-orang beriman nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kamu keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan darinya, padahal kamu sendiri tidak mau mengembalinya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji” 2) Berkembang. Harta
tersebut
berkembang
atau
berpotensi
untuk
dikembangkan, seperti melalui kegiatan usaha, perdagangan, atau ditabungkan, baik dilakukan sendiri maupun bersamaan orang atau pihak lain. Harta yang tidak berkembang, maka tidak dikenakan kewajiban zakat. 3) Milik sepenuhnya. Yaitu harta tersebut berada di bawah control dan di dalam kekuasaan pemiliknya, dan di dalamnya tidak bersangkutan dengan orang lain. 4) Mencapai nishab.
15
Yaitu jumlah minimal yang menyebabkan harta terkena kewajiban zakat. 5) Terpenuhi kebutuhan pokok. Zakat
dikeluarkan
setelah
terdapat
kelebihan
dari
kebutuhan hidup sehari-hari yang terdiri atas kebutuhan sandang, pangan dan papan. 6) Mencapai masa haul. Maksudnya masa haul yaitu berlalu waktu satu tahun, sedangkan untuk zakat pertanian tidak terkait dengan ketentuan haul, ia harus dikeluarkan pada saat memetiknya jika mencapai nisab. b. Syarat-syarat wajib untuk mengeluarkan. 1) Islam, zakat hanya diwajibkan bagi orang Islam saja. 2) Merdeka, hamba sahaya tidak wajib mengeluarkan zakat kecuali zakat fitrah, sedangkan tuannya wajib mengeluarkannya. Di masa sekarang persoalan hamba sahaya tidak ada lagi. Bagaimanapun syarat merdeka tetap harus dicantumkan sebagai salah satu syarat wajib mengeluarkan zakat karena persoalan hamba sahaya ini merupakan salah satu syarat yang tetap ada. 3) Milik Sepenuhnya, harta yang akan dizakati hendaknya milik sepenuhnya seorang yang beragama Islam dan harus merdeka. Bagi harta yang bekerjasama antara orang Islam dengan orang
16
bukan Islam, maka hanya harta orang Islam saja yang dikeluarkan zakatnya. 4) Cukup Haul, cukup haul maksudnya harta tersebut dimiliki genap setahun, selama 354 hari menurut tanggalan hijrah atau 365 hari menurut tanggalan masehi. 5) Cukup Nisab, nisab adalah nilai minimal sesuatu harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Kebanyakan standar zakat harta (Mal) menggunakan nilai harga emas saat ini, jumlahnya sebanyak 85 gram. Nilai emas dijadikan ukuran nisab untuk menghitung zakat uang simpanan, emas, saham, perniagaan, pendapatan dan uang dana pensiun. 3. Jenis-jenis harta yang wajib dizakati. a) Emas, Perak dan Uang. Nisab emas ialah 85gram (sama dengan 20 dinar). Maka jika seseorang memiliki simpanan emas sebanyak 85gram atau lebih, dan cukup haulnya wajiblah ia mengeluarkan zakat, sebanyak 2,5% dari jumlah emas miliknya itu. Selanjutnya, apabila emas tersebut masih ada padanya sampai setahun kemudian, wajiblah ia mengeluarkan lagi zakatnya sebanyak 2,5%dari sisa yang dimilikinya. Dan begitulah seterusnya. Hal ini dinyatakan dalam surah at-Taubah 34-35:
17
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, Lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."
Zakat uang sama denga nisab emas, maka jika seseorang memiliki uang simpanan berupa rupiah, riyal dan sebagainya, yang nilainya sama dengan harga emas seberat 85gram atau lebih dan cukup haul-nya, wajiblah ia mengeluarkan zakatnya, sebanyak 2,5%.(Al habsyi,1999:281) b) Zakat perdagangan. Dasar hukum wajib atas zakat perdagangan yang dikemukakan oleh Al-Qur’an sebagai dalil dikeluarkan zakat yaitu surat Al-Baqarah: 267
18
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya,
melainkan
dengan
memicingkan
mata
terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.
Zakat
perdagangan
ini,
apabila
kekayaanya
bersih
seseorang pada akhir haul-nya yakni seluruh aset miliknya dikurangi hutangnya dan sudah mencapai nisab. Nisab hanya diperhitungkan pada akhir haul (akhir tahun buku perdagangan tersebut),
maka
ia
wajib
mengeluarkan
zakatnya.(Al
habsyi:1999:284) Nishab zakat perdagangan senilai 85 gram emas murni sesuai dengan harga pasar pada waktu masuk kewajiban zakat dan berbeda dari waktu ke waktu, dan dari tempat ke tempat lain. Diharuskan sempurnanya nishab pada akhir haul dan tidak dilihat pergerakan dan perubahan yang terjadi selama satu haul dari awal sampai akhirnya, sesuai dengan kaidah hauliyah dan independensi tahun zakat. Yang menjadi perhitungan adalah harta bersih yang tunduk kepada zakat pada waktu tertentu, yaitu pada waktu wajib membayar zakat, jika mencapai nishab maka ia tunduk kepada zakat.
19
Kadar zakat perdagangan adalah 2,5% jika berdasarkan tahun Hijriyah atau 2,575% berdasarkan tahun Masehi. Jumlah zakat perdagangan dihitung dari perkalian antara tempat zakat dengan kadar zakat. Pada syirkah asykhash zakat dibagi antarpihak yang ikut serta sesuai dengan jumlah persentase modal masing-masing, dan pada perusahaan bersaham zakat dibagi sesuai dengan jumlah saham untuk mengetahui bagian masing-masing saham. c) Zakat pertanian.
Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanamtanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.(Qs.Al-An’am:141) Dari tanaman, dan buah-buahan, zakat biji-bijian serta zakat tumbuh-tumbuhan (nabati), sedangkan zakat pertanian dibagi menjadi dua:
20
1) Tanaman yang diairi dengan air hujan semata-mata dan tidak memerlukan biaya-biaya lainya, zakatnya 10% dari hasil panen keseluruhanya. 2) Tanaman yang diairi dengan air dari sumur, sungai dan sebagainya, yang mengunakan hewan-hewan untuk mengangkutnya, atau alat-alat seperti pompa dan
sebagainya
sebanyak
5%
dari
hasil
keseluruhanya. d) Zakat hewan ternak. Dunia binatang amat luas dan banyak, tetapi yang berguna bagi manusia sedikit sekali. Yang paling berguna adalah binatang-binatang yang orang Arab disebut ‘an ‘am yaitu: unta, sapi termasuk kerbau, kambing dan biri-biri. Binatang-binatang tersebut telah dianugrahkan Allah kepada hamba-hamabNya dan manfatanya banyak diterangkan dalam ayat-ayat suci Al Qur’an. Allah berfirman:
Dan dia Telah menciptakan binatang ternak untuk kalian. padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu
21
membawanya
kembali
ke
kandang
dan
ketika
kamu
melepaskannya ke tempat penggembalaan. Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.(An Nahl:5-7)
e) Zakat Profesi.
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.(Qs.Az-Zaariyaat:19)
Dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah Telah menjadikan kamu menguasainya.(Qs.Al-Hadid:7) Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik.(Qs.AlBaqarah:267) Ayat-ayat di atas menunjukkan lafadz atau kata yang masih umum , dari hasil usaha apa saja,, infakkanlah (zakatkanlah) sebagai dari usahamu yang baik-baik. Dan tidak ada kata satupun ayat atau keterangan lain yang memalingkan makna keumuman hasil usaha tadi, oleh sebab itu
22
profesi atau penghasilan termasuk dalam katagori ayat di atas.(Anshori, 2006 : 88) Diera kemajuan zaman sekarang terdapat kreteria dalam zakat modern yang dikelompokkan ke dalam sepuluh bagian zakat antara lain: Zakat profesi, zakat perusahaan, zakat suratsurat berhaga, zakat perdagangan, zakat madu dan produk hewani, zakat investasi property, zakat asuransi syariah, zakat rumah tangga modern. Kesemuanya merupakan kewajiban zakat yang lahir di era modern, agar jangan sampai harta yang berpotensi untuk dikembangkan terlepas begitu saja dari kewajiban membayar zakat. (Anshori, 2006 : 23) Adapun nisab untuk zakat perekonomian modern Untuk menentukan waktu pengeluaran zakat perekonomian modern atau profesi dan sejenisnya, Yusuf Qardhawi menyarankan untuk menangguhkan pengeluaran zakat kekayaannya yang lain yang sudah jatuh tempo zakatnya, bila ia tidak khawatir penghasilannya itu akan terbelanjakan olehnya sebelum jatuh tempo. Alasannya, agar tidak terjadi kewajiban pembayaran dua kali pada keseluruhan kekayaan dalam satu tahun. 4.
Macam-Macam Zakat. Secara garis besar, zakat itu ada dua macam yaitu zakat fitrah dan zakat mal: 1. Zakat Fitrah.
23
Zakat fitrah yaitu zakat pribadi yang harus dikeluarkan pada tiap hari raya fithrah. Zakat fitrah diperuntukkan bagi diri sendiri, baik tua, muda, laki-laki, maupun perempuan dan orang-orang yang hidup di bawah tanggunganya.(Al Aziz,2005:280) Adapun syarat-syarat wajib zakat fitrah: 1) Orang islam. 2) Mempunyai
kelebihan
makanan
untuk
sehari
semalam bagi seluruh keluarganya pada waktu terbenam
matahari
dari
penghabisan
bulan
Ramadhan. 3) Orang yang bersangkutan hidup dikala matahari terbenam pada akhir bulan Ramadhan. Zakat fitrah ini boleh
dikeluarkan
semenjak
permulaan
bulan
romadhan, dan lebih utama lagi sebelum shalat Id. 2. Zakat Mal (Zakat Harta), yaitu zakat tumbuh-tumbuhan, (biji-bijian dan buah-buahan), binatang ternak, zakat emas dan perak (perhiasan) dan zakat perniagaan. a. Zakat Emas dan Perak. Nisab emas bersih ialah 20dinar=12,5 poundsterling (95gram). Zakatnya 2,5% kedua benda ini sudah dimiliki selama satu tahun. b. Zakat harta perniagan
24
Setiap tahun pedagang harus membuat neraca atau perhitungan
harta
benda
daganganya.
Tahun
perniagaan dihitung mulai berniaga. Yang dihitung bukanya hanya labanya saja, tetapi seluruh barang yang diperdagangkan itu. Apabila sudah cukup senisab maka
wajiblah
dikeluarkan
zakatnya.(Al
Aziz,2005:276) Harta dagangan yang sudah mencapai jumlah seharga 96gram emas, wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak
2,5%.
Kalau
sekiranya
harga
emas
1gram=Rp.89.000, maka barang dagangan
yang
seharga 96x89.000=Rp.8.544.000, wajib dikeluarkan zakatnya 2,5% =Rp. 213.600 c. Zakat hasil bumi. Hasil bumi yang wajib dikeluarkan zakatnya, yaitu yang dapat dijadikan makanan pokok, seperti padi, jagung, gandum, dan sebagainya. Sedangkan buahbuahan yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah kurma. Sedangkan dikalangan ulama terdapat selisih faham dalam menentukan jenis hasil bumi yang terkena zakat. Imam Maliki dan Syafi’i Berpendapat tumbuh-tumbuhan
bahwa tidak ada kewajiban zakat selain
empat
jenis
tumbuh-
tumbuhan yaitu: gandum, padi, kurma, dan anggur kering. Kemudian menetapkan garis besar zakat hasil pertanian
terhadap
tumbuh-tumbuhan
yang
mengeyangkan dan dapat disimpan, sedangkan tiap-
25
tiap yang dimakan sekedar penyedap saja tidak dikenakan zakat. Imam Hanafi Berpendapat bahwa semua buah-buahan dan tanamtanaman yang keluar dari bumi wajib dizakati kecuali kayu api, rumput dan bulu. Imam Hambali Berpendapat lebih luas lagi, menurutnya semua tanaman dan buah-buahan yang ditimbang dan disimpan wajib dizakati. Abu Hanifah Berpendapat yang
bahwa semua hasil tanaman, yaitu
dimaksudkan
untuk
mengeksploitasi
dan
memperoleh penghasilan dari penanamanya, wajib zakatnya sebesar 10% atau 5%. Oleh karena itu dikecualikanya kayu api, ganja, dan bumbu, oleh karena
itu
tidak
bisa
ditanam
orang,
bahkan
dibersihkan dari semuanya itu. Tetapi bila seseorang sengaja menanami tanahnya dengan bumbu, kayu atau ganja, maka ia wajib meneluarkan zakat 10%. (Qordowi:1991:336) Landasan yang di dipakai oleh Abu Hanifah adalah prinsip
umum
firman
Allah
dalam
surat
al-
26
Baqorah,…”Dan
tanaman-tanaman
yang
kami
keluarkan untuk kalian, tanpa memperbedakan apa dan di mana dikeluarkan”. Adapun nishab hasil bumi yang sudah di bersihkan ialah 5 wasaq yaitu kira-kira 700kg, sedang yang masih berkulit nisabnya 10 wasaq=1.400kg. bila dihitung dengan takaran 930 liter hal ini dapat di jelaskan sebagai berikut:(Al Aziz:2005:274) 1 wasaq =60 sha’ 5 wasaq =5x60=300sha’ 1sha’=3.1liter Jadi 300x3.1=930liter (senishab) d. Zakat Binatang Ternak Adapun binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah: 1. Unta 2. Lembu 3. Kambing dan biri-biri Nisab dan zakat unta Orang yang memiliki unta 5 ekor ke atas wajib dikeluarkan zakatnya. 5 ekor unta zakatnya 1 ekor kambing 10 ekor unta zakatnya 2 ekor kambing
27
15 ekor unta zakatnya 3 ekor kambing 20 ekor unta zakatnya 4 ekor kambing 25 ekor unta zakatnya 1 ekor unta betina umur 1 tahun 36 ekor unta zakatnya 1 ekor unta betina umur 2 tahun 46 ekor unta zakatnya 1 ekor unta betina umur 3 tahun 61 ekor unta zakatnya 1 ekor unta betina umur 4 tahun 75 ekor unta zakatnya 2 ekor unta betina umur 2 tahun 91-121 ekor unta zakatnya 2 ekor betina umur 3 tahun Nishab dan zakat lembu/kerbau 30-39 ekor lembu zakatnya 1 ekor anak sapi 40-59 ekor lembu zakatnya 1 ekor sapi 60-69 ekor lembu zakatnya 2 ekor anak sapi Nisab dan zakat kambing 10-120 ekor kambing zakatnya 1 ekor 121-200 ekor kambing zakatnya 2 ekor 201-300 ekor kambing zakatnya 3 ekor 301-400 ekor kambing zakatnya 4 ekor
28
401-500 ekor kambing zakatnya 5 ekor.
5. Orang yang berhak menerima zakat (Mustahiq) Orang yang berhak menerima zakat ialah orang yang sudah ditentukan oleh Allah. Sebagaimana di sebutkan dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. Dari ayat di atas dapat dijelaskan bahwa orang yang berhak menerima zakat itu adalah; a) Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai
harta
dan
tenaga
untuk
memenuhi
penghidupannya. b) Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan. c) Pengurus
zakat:
orang
yang
diberi
mengumpulkan dan membagikan zakat.
tugas
untuk
29
d) Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. e) Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir. f) Orang berhutang: orang yang berhutang Karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya. g) Pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. diantara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan
umum
seperti
mendirikan
sekolah, rumah sakit dan lain-lain. h) Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya. 6. Orang Yang tidak berhak menerima zakat a) Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga. b) Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.
30
c) Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat). d) Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri. e) Orang kafir. B. Harta yang wajib dizakati dalam tinjuan Perundang-undangan 1. Pengertian Zakat Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 38 tahun 1999 pasal 1 ayat 2 yang dimaksud dengan zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seseorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. 2. Dasar hukum Zakat Dasar hukum zakat dalam undang-undang No.38 tahun 1999 terdapat dalam Pasal 2 yang berbunyi : Pemerintah Warga Indonesia yang beragama Islam dan mampu atau badan yang dimiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat. 3. Pengumpulan zakat. Pasal 11 ayat (2) Undang-undang No 38 Tahun 1999 tentang Pengumpulan zakat 1). Zakat terdiri atas zakat mal dan zakat fitrah. 2). Harta yang wajib dikenai zakat adalah: a. Emas dan Perak
31
b. Perdagangan dan Perusahaan c. Hasil pertanian, hasil perkebunan dan hasil perikanan d. Hasil tambang e. Hasil Pertenakan f. Hasil Pendapatan dan Jasa g. Rikaz (barang temuan) 3). Perhitungan zakat mal menurut nisab, kadar dan waktunya ditetapkan berdasarkan hukum agama. 4. Pengelola zakat. 1). Pengelola zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh pemerintah. 2). Pembentukan badan amil zakat: a.
Nasional oleh Presiden atas usul Menteri.
b. Daerah propinsi oleh gebernur atas usul kepala kantor wilayah depatermen agama propinsi. c. Daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau kota atas usul kepala kantor depatermen agama kabupaten atau kota. d. Kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama kecamatan. 3). Badan amil zakat di semua tingkat memiliki hubungan kerja yang bersifat koordinatif, konsultatif dan inofatif.
32
4). Pengurus bada amil zakat terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah yang memenuhi persyaratan tertentu. 5). Organisasi badan amil zakat terdiri atas unsur pertimbangan, unsur pengawas dan unsur pelaksanaan. 5. Penerima Zakat (Mustahiq) Pasal 1 ayat (4) Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat menyatakan bahwa mustahiq ini disebutkan di dalam ketentuan Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 60. Pasal 16 ayat (2) Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan zakat menyatakan mustahiq delapan asnaf ialah: faqir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah dan ibnu sabil, yang dalam aplikasinya dapat meliputi orang-orang yang paling tidak berdaya secara ekonomi, seperti anak yatim, orang-orang jompo, penyandang cacat, orang yang menuntut ilmu, pondok pesantren, anak terlantar, orang yang terlilit hutang, pengungsi dan korban bencana alam. (Anshori,2006:24) Dengan adanya Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tanggal 23 September 1999, memberikan penjelasan bahwa: a. Membayar zakat merupakan kewajiban umat Islam Indonesia yang mampu, dan hasil pengumpulan zakat merupakan sumber dana yang potensial bagi upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
33
b. Zakat merupakan pranata keagamaan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan memperhatikan masyarakat yang kurang mampu. c. Sebagai sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan oleh ummat Islam, seperti saran ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi, sekaligus sarana pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) muslim. d. Untuk mewujudkan keseimbangan dalam kepemilikan dan distribusi harta, sehingga diharapkan akan lahir masyarakat makmur dan saling mencintai di atas prinsip ukhuwah Islamiyyah. C. Hikmah Zakat Dan Manfaat Zakat. Zakat adalah ibadah dalam bidang harta, maka mengandung hikmah dan manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan orang yang berzakat (muzakki), penerimanya (mustahik), harta yang dikeluarkan
zakatnya,
maupun
bagi
masyarakat
keseluruhan.
(Hafifuddin.2002:10) Hikmah dan manfaat tersebut antara lain tersimpul sebagai berikut: 1) Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat-Nya,
menumbuhkan
akhlak
mulia
dengan
rasa
kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan sifat kikir, rakus dan
34
materialistis,
menumbuhkan
ketenangan
hidup,
sekaligus
membersihkan dan mengembangkan harta yang dimiliki. 2) Karena zakat merupakan hak mustahik, maka zakat berfungsi untuk menolong, membantu dan mebina mereka terutama fakir miskin, kearah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari bahaya kekufuran. 3) Sebagai pilar amal bersama antara orang-orang kaya yang berkecukupan hidupnya dan para mujadid yang seluruh waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah. 4) Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang harus dimiliki umat Islam, seperti saran ibadah, pendidikan, kesehatan, social maupun ekonomi sekaligus sarana pengembangan kualitas sumberdaya manusia muslim. 5) Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu bukanlah membersihkan harta yang kotor. 6) Zakat merupakan salah satu instrument pemerataan pendapatan. Dengan zakat
yang dikelola dengan baik, dimungkinkan
membangun pertumbuhan ekonomi.
35
BAB III Pelaksanaan Zakat Pertanian Di desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik A. Monografi Dan Keadaan Desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik. 1. Letak geografis desa Mangli. Penulis akan mengemukakan sedikit tentang kondisi letak geografis desa Mangli. Desa Mangli salah satu desa yang terletak di Kabupaten Magelang, berjarak 11 km
arah barat dari Ibu kota
Kecamatan Kaliangkrik, sekitar 30 KM arah barat Kota Magelang wilayah Pegunungan Sumbing. Mempunyai ketinggian antara 1.250 s/d 1.600 M di atas permukaan laut merupakan dataran tinggi di Kecamatan Kaliangkrik sehingga disebut dengan desa pegununggan dengan curah hujan cukup tinggi. Desa Mangli terdiri dari 3 dusun, 3 RW dan 24 RT yaitu : 1. Dusun Mangli (RW 01 terdiri dari 10RT) terletak di sebelah barat. 2. Dusun Bojong (RW 02 terdiri dari 8RT) terletak di sebelah timur. 3. Dusun Dadapan (RW 03 terdiri dari 6RT) terletak di sebelah timur. Dengan batas Desa sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Desa Kebonlegi Kecamatan Kaliangkrik b. Sebelah Timur
: Desa Balerejo Kecamatan Kaliangkrik
c. Sebekah Selatan
: Desa Pengarengan Kecamatan Kaliangkrik
d. Sebelah Barat
: Hutan Lindung
Adapun total luas administrasi desa Mangli kecamatan Kaliangkrik mencapai 233,410Ha. Desa yang memiliki luas administrasi terbesar
36
adalah dusun Mangli dengan luas mencapai 115,142Ha. Dusun Bojong dengan luas 62,138Ha. Sedangkan desa yang memiliki administrasi terkecil adalah dusun Dadapan
hanya mencapai
56,138Ha. 2. Penduduk dan mata pencaharian masyarakat Desa Mangli. Penduduk merupakan objek dan subjek pengembangan dan pembangunan suatu daerah harus dilihat komposisi dan kualitas sumberdaya manusia yang memadai akan mengalami kemajuan dan begitu pula sebaliknya adapun jumlah penduduk desa Mangli dari tahun 2000-2011 bisa dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel. 3.1 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin desa Mangli tahun 2000-2011 Tahun 2011 2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 2001 2000
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 934 1135 930 1135 930 1135 928 1135 927 1124 927 1123 927 1123 922 1117 922 1117 895 1091 895 1091 895 1088
Jumlah 2069 2065 2065 2063 2051 2050 2050 2039 2039 1986 1986 1983
Sumber : Dari kelurahan Mangli (Bulan Juni 2010)
Berdasarkan data penduduk di atas, dapat diketahuin bahwa jumlah penduduk di desa Mangli mengalami peningkatan dari tahun ketahun, kenaikan jumlah penduduk di desa Mangli tersebut
37
disebabkan karena meningkatnya angka kelahiran serta banyaknya penduduk dari derah luar desa atau kecamatan yang tinggal di desa Mangli karena ikut suami yang suaminya berasl dari desa Mangli. Desa Mangli merupakan kawasan tropis maka sangatlah cocok sekali dipakai untuk lahan pertanian, maka mayoritas penduduk desa Mangli mata pencaharianya sebagai petani, sistem pertanian yang digunakan yaitu sistem ladang tadah hujan. Di desa mata pencaharian sebagai petani, terbagi menjadi dua jenis yaitu petani pemilik dan petani penggarap. Petani pemilik yaitu mereka yang mimiliki lahan ladang atau lahan pertania sediri. Petani pengarap yaitu petani yang mengarap lahan orang lain (wawancara dengan bapak Santoso13juni 2011 ) Tanaman pokok desa Mangli yaitu jagung dikarnakan mayoritas masyarakatnya makanan pokok yang dimakan tiap hari nasi jagung, selain itu masyarakat desa Mangli juga menanam tanaman palawija kelembak, ubi kayu, ubi jalar, ubi talas. Mereka juga menanam sayuran seperti kubis, bakcai, sawi, kentang, daun longcang, daun seledri, wortel dimusim penghujan. Sedangkan dimusim kemarau para petani menanam tembakau dengan tumpang sari seperti tomat dan cabai. Sektor pertenakan juga menjadi salah satu mata pencarian masyarakat desa Mangli walau hanya sebagai kerja sambilan dalam populasi ternak besar, ternak kecil, ternak unggas. Ternak besar
38
seperti sapi pedaging, ternak kecil seperti kambing, domba sedangkan yang termasuk yang kedalam ternak unggas ayam kampong, itik dan entok. Dari pertenakan tersebut masyarakat juga memanfaatkan pupuk kandang dari hewan ternak untuk rabuk dalam pertanian, dikarnakan tingginya harga pupuk organic dipasaran sehingga tidaklah terjangkau para petani untuk membeli, pupuk kandang hasilnya lebih baik dibandingkan pertanian yang menggunakan pupuk organic (Wawancara dengan bapak Jumad 13juni2011). 3. Kondisi
Sosial,
Ekonomi
Dan
Keagamaan
Desa
Mangli
kecamatan Kaliangkrik a. Kondisi Sosial Masyarakat. Tabel. 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan No. 1 2 3 4 5 6
Pendidikan Tamat Sarjana Tamat D3 Tamat SLTA Tamat SLTP Tamat SD Tidak tamat SD Jumlah
Jumlah 7 2 33 149 245 1633 2069
Prosentase 0.34% 0.09% 1.62% 7.2% 11.85% 78.9% 100%
Sumber : Dari kelurahan Mangli (Bulan Juni 2010)
Dari data di atas dapat diketahui bahwa masyarakat Desa Mangli banyak sekali yang belum mengeyam pendidikan sama sekali bisa dikatakan masih banyak buta aksara tidak mengetahui baca tulis, dilihat dari prosentasenya skitat 78.9%, kemudian disusul dengan tamatan SD 11.85%, SLTP 7.2%,
39
tamatan Sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) 1.62%, kemudian lulusan diplopmat tiga (D3) 0.09% Sarjana satu(S1) mengguruti tingkat paling akhir skitar 0.34%.
b. Kondisi Ekonomi. Tabel.4.2 Kondisi Perekonomian Masyarakat Mangli No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Mata Pencaharian Petani Lahan Sendiri Buruh Tani Buruh Bangunan Tukang Batu Tukang Kayu Karyawan Swasta Pedagang Pengrajin PNS/TNI/POLRI Pensiunan Guru Tidak Tetap Lain-lain Jumlah
Jumlah 1.316 146 24 24 50 5 3 -
Prosentase 84% 9 % 1.6 % 1.6 % 3 .48% 0.3 % 0.02 % 100 %
Sumber : Dari kelurahan Mangli (Bulan Juni 2010)
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa masyarakat Desa Mangli memiliki berbagai macam pekerjaan, dimulai urutan pertama yang paling banyak dilakoni oleh masyarakat desa Mangli adalah Petani yang mengarap lahan sendiri, yaitu sekitar 84%. Diurutan kedua
masih berkaitan dengan
pertanian, namun hanya sebagai petani buruh dengan prosentase 9%, kemudian disusul diurutan ketiga masyarakat Mangli berprofesi sebagai pedagang sekitar 3,48% selain itu , ada juga yang berkerja sebagia tukang batu dan kayu dengan
40
prosentase masing-masing 1,6% adapun
yang menjabat di
instasi Negeri baik Sipil maupun TNI dan POLISI sekitar 0,3%, profesi menjadi Guru tidak tetap atau honorel 0,02% mengguruti tingkat paling akhir. Yang menjadi objek penelitian penulis adalah masyarakat yang berprofesi sebagai Petani lahan sendiri. Dari yang penulis ketahui, dari penelitian yang dilakukan dengan mencari data yang ada di kantor kelurahan desa Mangli dengan cara tanya-jawab dengan para perangkat desa dan penduduk di wilayah Desa Mangli dan sekitarnya. c. Kondisi Keagamaan Masyarakat. Untuk memberikan deskripsi tentang kehidupan beragama di desa Mangli penulis akan mengemukakan jumlah pemeluk agama yang dianut oleh penduduk desa Mangli. Tabel.4.3 Jumlah pemeluk Agama Desa
Islam
Kristen
Budha Hindu
Mangli
755
-
-
-
Kong hu chu -
Dadapan
551
-
-
-
-
-
Bojong
759
-
-
-
-
4
Lain -lain -
Sumber : Dari kelurahan Mangli (Bulan Juni 2010)
Dari data di atas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk Desa Mangli beragama Islam dari tiga dusun
41
tersebut ada empat warga yang beragama non Muslim terdapat di Desa Bojong yaitu mengganut agama Grinda. Adapu jumlah sarana pribadatan dan lembaga pendidikan agama di desa Mangli sebagai berikut: Tabel.4.4 Tempat Peribadatan No
Tempat Ibadah
Lokasi
Jumlah
1
Masjid
3 dusun
3
2
Mushola
3 dusun
6
Sumber : Dari kelurahan Mangli (Bulan Juni 2010)
Dari data di atas dapat diketahui di setiap dusun hanya terdapat satu masjid di setiap dusun dan dua mushola, sehingga
sanggatlah
dibutuhkan
sarana
ibadah
untuk
menjalankan syriatnya. Pendidikan merupakan sarana membentuk sumber daya manusia yang terampil dan produktif yang secara tidak langsung akan dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat,
guna
peningkatan
sumber
daya
manusia
diperlukan sarana atau fasilitas pendidikan. Saat ini desa Mangli telah memiliki sarana pendidikan sebagai berikut: Table.4.5 Tempat pendidikan agama dan umum No 1
Tempat pendidikan agama Taman pendidikan Al-qur’an
Jumlah 3
42
2
PAUD
3
3
TK
2
4
Sekolah Dasar (SD)
1
Jumlah
9
Sumber : Dari kelurahan Mangli (Bulan Juni 2010)
Dari data di atas dapat diketahui sarana pendidikan TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an ) ada 3 tempat, untuk sarana pendidikan anak usia dini (PAUD)
ada 3 dan untuk
pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) ada 2 sedangkan untuk sarana pendidikan Sekolah Dasar (SD) ada 1. d. Profil Desa Dan Petani Desa Mangli Tanah di desa Mangli
merupakan lahan pertanian
produktif, dengan luas lahan sebagai berikut: Luas Wilayah Desa Mangli
: 233,410 Ha
Pekarangan
: 13 Ha
Tanah Pertanian
: 123,410 Ha
Lain-lain
: 2 Ha
Hutan Lindung
: 95 Ha
1. Pola Penggunaan Lahan Pertanian a) Hampir 80 % lahan pertanian di desa Mangli dapat ditanami tembakau di musim kemarau.
43
b) Sekitar 100 % lahan pertanian di musim penghujan ditanami sayuran dengan tumpangsari dengan tanaman kelembak palawija. c) Lahan pekarangan belum dapat difungsikan secara optimal dikarnakan masih kurangya pengetahuan masyarakat. B. Pelaksanaan Zakat Pertanian di Desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik. 1) Pemahaman petani di Desa Mangli kecamatan kaliangkrik tentang zakat Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT, mensyukuri nikmantya zakat juga sebagi mensucikan jiwa Muslim dari sifat kikir, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus mengembangkan dan mensucikan harta yang dimiliki dan mendidik agar orang Muslim mempunyai rasa ingin memberi dan berinfak. Penulis beranggapan bahwa para Paetani di desa Mangli
dalam
membayarkan zakat pertanian masih sangat rendah dalam membayarkan zakatnya, baik itu untuk menjalankan perintah Agama, melaksanakan rukun islam, membersihkan harta, ataupun untuk sosial tolong menolong antar sesama. Hanya saja di sini penulis beranggapan bahwa dari sebagian Petani yang membayarkan zakatnya, sebagian masyarakat tidak semua mengerti syarat wajib, maupun penghitungan dalam
44
penentuan zakat yang mereka keluarkan. Jadi yang penulis ketahui dari penelitian yang penulis lakukan pada sebagian masyarakat di desa Mangli. Sebagian dari para Petani itu tidak mengerti, yang mereka lakukan hanyalah memenuhi kewajiban mereka untuk membayarkan zakat dari hasil panen pertanian mereka. Diantara subjek yang diteliti oleh penulis yang ada di desa Mangli, dari hasil wawancara para perangkat desa, petani dan imam masjid terhadap pandangan masyarakat tentang zakat pertania, dapat dianalisis meskipun umat Islam di desa Mangli mengetahui bahwa hukum zakat merupakan kewajiban yang harus ditunaikan, akan tetapi tingkat pemahaman dasar hukum, syarat wajib, maupun penghitungan dalam penentuan zakat yang mereka keluarkan dalam zakat pertanian di desa Mangli masih sangat rendah. Masyarakat Mangli dalam pemahaman tentang zakat hanya didapat dari ceramah Kiyai kampung itu saja kurang begitu difahami dikarnaka acara seperti pengajian desa hanya ada setiap ada acara-acara khusus, itupun tidak semuanya Kiyai dalam mengisi ceramah tidak menerangkan masalah zakat. 2) Pelaksanaan
zakat pertanian di desa Mangli Kecamatan
Kaliangkrik. Pembayaran zakat mempunyai aspek Habl min Allah, yaitu hubungan manusia dengan Allah swt. Dimana zakat sebagai sarana beribadah untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan aspek Habl
45
min al-Nas, yaitu hubungan manusia dengan manusia, di mana zakat dapat berperan untuk mempersempit jurang perbedaan dan ketimpangan serta kesenjangan sosial sehingga zakat dapat membersihkan manusia dari sifat rakus, dan bakhil sehingga menjadi pribadi-pribadi yang bersih, jujur, penuh toloransi, dan kesetiakawanan sosial yang tinggi. Kepemilikan harta benda oleh orang-orang kaya pada hakikatnya adalah titipan (amanah) dari Allah swt, sedangkan hak milik mutlak hanya ada Allah swt. Oleh karena itu, harta kekayaan menurut Islam memiliki fungsi sosial, yaitu tidak saja untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat muslim dan agama. Sebagaimana dikemukakan di atas, ajaran Islam menetapkan harta sebagai amanat (titipan) Allah kepada manusia untuk dinikmati dan dimanfaatkan dalam kehidupan yang bersifat sementara di dunia ini. Pemiliknya secara absolute tetap berada di tanggan Allah. Dan sebagai amanat dari Allah, harta itu harus dipergunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pemberi amanat, sebab pada akhirnya penggunaan amanat itu akan dimintai pertangungjawabanya kelak.(Ali Daud:1998:31) Dari subjek penelitian ini adalah sebagian besar petani pengarap lahan sendiri, dalam penyaluran zakat pertanian di desa Mangli mayoritas didomisi pada zakat tembakau, dikarnakan hasil
46
pertanian para petani di desa Mangli untuk bahan pokok makanan berupa jagung dan umbi talas itu juga belum dikenai zakat, dikarena belum mencapai nisab dari setiap hasil panen, hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam
penyaluran zakat pertanian khususnya masyarakat
Mangli, pada umumnya belum mengenal LAZ/BAZ dikarnakan belum adanya sosialisasi pada masyarakat tentang apa itu LAZ/BAZ dan masyarakat tidak tertarik untuk menyerahkan zakatnya kepada lembaga-lembaga yang dibentuk Pemerintah karena
selain
kurangnya
kepercayaan
masyarakat
kepada
Pemerintah dalam hal pengelolaan zakat, juga karena kuatnya anggapan masyarakat bahwa zakat tersebut adalah masalah ibadah sehingga seharusnya ditunaikan secara pribadi tanpa harus ada campur
tangan
Pemerintah,
sehingga
dalam
pelaksanaan
membayar zakat pertanian di desa Mangli diberikan secara langsung kepada orang miskin maupun tetangga ada juga yang membayar zakat melalui imam masjid (Pak kyai) akan tetapi kebanyakan masyarakat desa Mangli mengeluarkan zakat pertanian dilakukan setiap satu tahun sekali bersamaan ketika membayar zakat fitrah, sedangkan Lembaga Amil Zakat yang dibentuk oleh masyarakat Mangli setiap tahun ketika bulan Romadhon juga membuka peluang tidak hanya untuk zakat fitrah juga bagi siapa saja yang ingin membayarkan zakat hasil pertanian (Zakat Mal).
47
Dari hasil
zakat mal (zakat hasil pertanian), dalam
penyaluranya dan pembagian zakat, dilakukan bersamaan dengan pembagian zakat fitrah dan kebanyakan zakat Mal yang mereka keluarkan setiap satu tahun sekali dari hasil penanaman tembakau. (wawancara bapak zumar selaku kaur desa Mangli:13juni 2011) Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut penulis sajikan analisis pengeluaran zakat pertanian pada tahun 2010. Analisa zakat pertanian bapak Lisyanto Zakat tembakau nisabnya sama seperti tanaman hasil pangan seperti padi, gandum, kurma dan anggur maka nisab hasil tembakau bila penanaman tanpa bantuan binatang untuk mengarap lahan atau biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk pembelian pupuk dan sebagainya maka nisabnya 10% dan sebaliknya bila tidak ada tambahan biaya atau bantuan binatang maka nisabnya 5%(wawancara Ustad fahrudin 5juli 2011) Dikuatkan dengan pendapat Abu Hanifah yang sudah di paparkan di bab sebelumnya bahwa semua hasil tanaman, yaitu yang dimaksudkan untuk mengeksploitasi dan memperoleh penghasilan dari penanamanya, wajib zakatnya sebesar 10% atau 5%. Oleh karena itu dikecualikanya kayu api, ganja, dan bumbu, oleh karena itu tidak bisa ditanam orang, bahkan dibersihkan dari semuanya itu. Tetapi bila seseorang sengaja menanami tanahnya
48
dengan bumbu, kayu atau ganja, maka ia wajib meneluarkan zakat 10%. Bahan pokok : Bibit tembakau didapat ketika panen, tembakau yang berbungga didiamkan sampai bungganya menggering yang sengaja disisahkan untuk bibit, maka tidak harus membeli bibit tembakau ketika mau menanam. Bibit tembakau 1000btg
:...........
Pupuk kandang
:125000
Obat
: 30000
Keranjang (tempat tembakau yang terbuat dari bambu)
: 50000
Lain-lain
: 35000 RP 240000
Pengelola Tanah : Di desa Mangli masih sangat menjujung tinggi asas kebersamaan yaitu saling gotong royong maka untuk penggolahan tanah dilakukan bergantian setiap warga yang inggin menggarap tanah untuk ditanami, dengan sistem bergantian semisal sekarang dibapak A besoknya lagi dibapak B dan seterusnya, maka tidak dibutuhkan biaya untuk proses penggolahan tanah, dari mencakul, perawatan tanaman (Matun :bahasa jawa/membersihkan rumput disekitar tanaman), sampai pemanenan. Disini bagi tuan rumah
49
hanya mengeluarkan biaya untuk memberi makan
pada para
pekerjanya. Biaya paska panen : Trasportasi
= Rp 100000
Biaya Memberi makan perkerja
= Rp 200000
Lain-lain
= Rp 60000
Jumlah modal keseluruhan:Rp 600000 (Enam ratus ribu rupiah) Produksi tembakau Karena Setiap bibit tembakau yang ditanam tidak semuanya tumbuh dan kemungkinan kena hama atau factor alam. 1btg pohon kira-kira 1kg daun tembakau basah. 1kg tembakau harganya 5000Rp. 5000 X 925kg = 4625000Rp (Empat juta enam ratus dua puluh lima ribu rupiah). tembakau basah. Kebanyakan para petani menjual tembakaunya basah, untuk sampai proses pengeringan hanya sebagia petani yang mempunyai modal cukup, untuk proses pengeringan dibutuhkan modal besar untuk pembelian mesin pemotong tembakau dan tingginya bahan untuk membikin sol (saos) tembakau. Bila dikeringkan setiap 7kg tembakau basah menjadi 1kg tembakau kering dengan harga berfareasi 50000-125000/kg. harga tembakau tahun 2010, 65000/kg. Karena bapak lisyanto menjual
50
tembakaunya masih basah maka dari hasil panen tembakau keseluruhanya adalah Rp 46.25000 Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan maka yang wajib dikeluarkan adalah 10%. Dari hasil panen keseluruhan yaitu: 4025000 (Empat juta dua puluh lima ribu rupiah ). 4025000 – 10% = 402500 (yang harus dikeluarkan untuk zakat). 3) Peran lembaga zakat setempat dalam pelaksanaan zakat pertanian di desa Mangli Kecamatan Kaliangkrik. Pelaksanaan zakat didasarkan pada firman Allah SWT yang terdapat dalam surah at-Taubah :60
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. Dalam surah At-taubah:60 tersebut dikemukakan bahwa salah satu golongan yang berhak menerima zakat (mustahik zakat) adalah orang-orang yang bertugas mengurus urusan zakat, sedangkan dalam at-taubah:103 dijelaskan bahwa zakat itu di ambil (dijemput) dari orang-orang yang berkewajiban untuk
51
berzakat (muzakki) untuk kemudian diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya (mustahik). Yang mengambil dan yang menjemput tersebut adalah para petugas (amil). Di Indonesia, pengelola zakat diatur berdasarkan Undangundang No. 38 tahun 1999 tentang penelola zakat dengan keputusan Menteri Agama (KMA) No. 581 tahun 1999 tentang pelaksanaan Undang-undang No. 38 tahun 1999 selaku organisasi pengelola zakat yang mendapat perlindungan dan pengawasan dari pemerintah. Sebelum membahas lebih jauh tentang bagaimana lembaga amil zakat terhadap pelaksanaan zakat pertanian di desa mangli kecamatan kaliangkrik, penulis akan memaparkan peran rumah zakat masjid yang berada di desa Mangli. Peran LAZ rumah zakat masjid terhadap paelaksanaan zakat pertanian di desa Managli kecamata Kaliangkrik. Rumah zakat masjid merupakan lembaga amil zakat yang terletak di sebelah masjid Ataqwa menjadi satu dengan kantor
lembaga taman
pendidikan Al qur’an, lembaga ini berdiri atas prakasa dari masyarakat sekitar dan para jama’ah masjid, dan diharapkan untuk bisa
membantu
masyarakat
ataupun
para
ahniya’
dalam
menyalurkan sebagian zakat, infaq maupun shodagoh. Dengan demikian, peningkatan profesionalisme pengurus Badan Amil Zakat sangat penting dalam pengelolaan zakat.
52
Kurangnya profesionalime pengurus Lembaga Amil Zakat dalam mengelolah zakat di desa Mangli, memberikan pandangan negatif kepada masyarakat sehingga kurang yang ingin menyalurkan zakatnya melalui LAZ Ataqwa. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan. Kewajiban zakat sama halnya dengan kewajiban shalat. Di dalam Alqur’an terdapat 32 ayat yang memerintahkan shalat dan zakat secara beriringan. Menurut istilah, zakat adalah pemberian harta dengan kadar tertentu kepada yang berhak sebagai ibadah wajib kepada Allah swt. Kesadaran masyarakat dalam memahami hukum menunaikan zakat sangat penting. Dengan kesadaran itu, peningkatan pembayaran zakat melalui LAZ akan meningkat. Akan tetapi, jika masyarakat belum memahami hukum menunaikan zakat, tentu saja potensi zakat tidak dapat terealisasi dengan baik. Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa peran dari LAZ rumah zakat masjid atau baitul mal Ataqwa sejauh ini belum bisa mendapatkan hasil yang maksimal tentang pelaksanaan zakat. Artinya dari lembaga zakat belum bisa sepenuhnya masuk kepada masyarakat. Selain itu sosialisasi dan penyuluhan secara khusus kepada petani di desa Mangli tentang zakat pertanian sampai saat ini juga belum dilaksanakan.
53
BA B IV ANALISIS ATAS PELAKSANAAN ZAKAT PERTANIAN DI DESA MANGLI KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG A. Analisis Pemahaman Tentang Zakat Pertanian Telah diuraikan dalam penjelasan sebelumnya, Penulis mengambil kesimpulan bahwa kesadaran para petani untuk membayar zakat pertanian masih sangat rendah, Kondisi itu terkait belum mencapainya nisab dari hasil petanian serta rendahnya pengetahuan petani terhadap ketentuan zakat pertanian. Ketidaktahuan terhadap kewajiban zakat pertanian, tidak adanya lembaga yang menanggani pengumpulan zakat, dan tidak adanya kebiasaan masyarakat untuk memberikan zakat, menjadikan petani tidak pernah memenuhi kewajiban zakat pertanian dengan tuntunan agama Islam. Menunaikan zakat merupakan kewajiban umat Islam yang mampu dan telah mencapai nisab. Dari hasil pengumpulan zakat merupakan sumber dana yang potensial bagi upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Zakat sebagai kewajiban bagi umat Islam yang jika dijalankan dengan semestinya, akan memberi dampak sangat kongkret dalam proses pertumbuhan ekonomi masyarakat. Zakat, selain berfungsi sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah, juga berfungsi sebagai sarana penciptaan kerukunan hidup antara golongan kaya dan miskin. Juga sebagai kewajiban umat Islam, zakat merupakan pranata keagamaan
54
dalam upaya mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh umat Islam. Oleh karena itu, apabila dikelolah dengan baik dan benar, zakat dapat dijadikan sebagai salah satu potensi ekonomi umat yang dapat dijadikan sumber dana yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan umat Islam, terutama untuk menanggulangi kemiskinan dan menghilangkan kesenjangan sosial. B. Analisis Pelaksanaan Pembayaran Zakat Pertanian Telah
diuraikan
dalam
pembahasan
sebelumnya
tentang
pelaksanaan pembayaran zakat pertanian yang mana para petani lebih banyak membayarkan zakat pertanianya secara langsung kepada orang miskin maupun tetangga ada juga yang membayar zakat melalui imam masjid (Pak kyai). Hal ini disebabkan kepercayaan masyarakat yang masih rendah terhadap Lembaga Amil Zakat. Dengan demikian, peningkatan profesionalisme pengurus Lembaga Amil Zakat sangat penting dalam pengelolaan zakat. Kurangnya profesionalime pengurus Lembaga Amil Zakat dalam mengelolah zakat, memberikan pandangan negatif kepada masyarakat sehingga kurang yang ingin menyalurkan zakatnya melalui (LAZ) di desa Mangli . Sedangkan waktu mengeluarkan zakat pertainian, mereka keluarkan setahun sekali ketika bersamaan membayar zakat fitrah. Untuk Zakat pertanian yang dikeluarkan oleh para petani di desa Mangli kebanyakan berupa dari hasil panen tembakau dikarnakan dari hasil pertanian bahan pokok pangan belum mencapai nisob, hanya cukup untuk kebutuhan makan setiap hari. Sedangkan untuk zakat pertanian tidak
55
menunggu masa Haul, tetapi cukup pada musim panen, ketika hasilnya selesai dituai. Sesuai dengan bunyi surah Al An’am ayat:141
Dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin). Apabila waktu panen, hasil panen tidak mencukupi satu nisab, sedangkan dalam tuhun ini masih ada beberapa panen, sampai dua atau tiga kali panenan, maka jumlah panen pertama yang pertama tidak mencukupi nisabnya dijumlah menjadi satu dengan hasil panen berikutnya. Jikalau mencapai nisabnya, keluarlah zakat. Demikian juga bagi buah-buahan dan tanam-tanaman lainya. Semua tanaman yang boleh dimakan dan mencukupi nisabnya wajib atasnya zakat pada waktu panen, atau dihitung bersama panen berikutnya agar tercapai nisabnya.(Al Bany.1983.123) C. Analisis Peran Badan Amil Setempat
Pengelolaan zakat di desa Mangli hingga kini belum memberikan hasil yang optimal. Pengumpulan maupun pemberdayaan dana zakat masih belum mampu memberikan pengaruh besar bagi terwujudnya kesejahteraan umat Islam, padahal pengelolaan zakat telah ditopang oleh perangkat hukum, yaitu Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.
56
Kurang optimalnya pelaksanaan undang-undang ini disebabkan paling tidak oleh dua hal, yaitu sosialisasi dan perangkat pelaksanaan undang-undang itu sendiri. Pemerintah harus memiliki andil besar dalam kedua hal tersebut. Langkah sosialisasi Pemerintah belum efektif sehingga masyarakat pun belum memiliki pemahaman yang baik tentang zakat. Tidak heran, jika kemudian masyarakat yang juga salah satu faktor penentu bagi optimalisasi pengelolaan zakat, tak memiliki kesadaran yang tinggi tentang kewajiban zakat yang harus ditunaikan.
Untuk menciptakan pengelolaan zakat, yang baik diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu yaitu:
1.
Kesadaran masyarakat akan makna, tujuan serta hikmah zakat, dengan adanya peran sosialisasi dari pemerintah
2.
Amil zakat benar-benar orang-orang terpercaya, karena masalah zakat adalah masalah yang sensitive. Oleh sebab itu dibutuhkan adanya kejujuran dan keiklasan amil zakat untuk menumbuhkan adanya kepercayaan masyarakat kepada amil zakat.
3.
Perencanaan, dan pengawasan atas pelaksanaan pemungutan zakat yang baik.
Dalam sosialisasi zakat, diperlukan dana dari Pemerintah untuk meningkatkan dana sosialisasi tersebut. Tanpa sosialisasi yang intens, tidak mudah mengharapkan masyarakat memiliki kesadaran yang lebih tinggi terhadap kewajiban mereka menunaikan zakat.
57
Dalam
konteks
ini,
Pemerintah
berkewajiban
memberikan
perlindungan, dalam pelayanan kepada muzaki, mustahik dan pengelola zakat.
Pelaksanaan
dan pengawasan terhadap pengumpulan dan
pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Pengelolaan zakat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tujuan agama, meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999, yang dilaksanakan sebagai upaya penyempurnaan sistem pengelolaan zakat yang perlu terus ditingkatkan agar pelaksanaan zakat lebih berhasil, serta dapat dipertanggungjawabkan.
58
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari pembahasan skripsi yang telah diuraikan dari bab 1 sampai bab 1V, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Persepsi atau pemahaman masyarakat Islam desa Mangli, pada umumnya saat ini belum memahami makna zakat secara utuh, hanya sebagian umat Islam di desa Mangli yang mengetahui bahwa hukum zakat merupakan kewajiban yang harus ditunaikan, namun tingkat tentang dasar hukum, syarat wajib, maupun penghitungan dalam penentuan zakat, yang mereka keluarkan dalam zakat pertanian di desa Mangli masih sangat rendah. Dan pada umumnya para muzaki dalam mebayar zakat pertanian tidak melalaui Lembaga Amil Zakat (LAZ) dikarnakan kepercayaan masyarakat yang masih rendah terhadap badan amil zakat. Mereka cenderung memberikannya secara langsung kepada mustahiq. 2) Para petani di desa Mangli dalam menyerahkan zakat mereka banyak membayarkan zakat diberikan secara langsung kepada fakir, miskin tetanggan, atau kepada orang yang membutuhkan. Sedangkan waktu mengeluarkan zakat pertain mereka keluarkan setahu sekali ketika bersamaan membayar zakat fitrah. Zakat yang dikeluarkan oleh para petani di desa Mangli kebanyakan mereka keluarkan berupa dari hasil panen tembakau, dikarnakan dari hasil pertanian bahan pokok pangan
59
belum mencapai nisob, hanya cukup untuk kebutuhan makan setiap hari. 3) Lembaga Amil Zakat (LAZ) Di desa Mangli untuk saat ini belum dapat dilaksanakan secara optimal, kelembagaan badan amil sejauh ini belum bisa mendapatkan hasil yang maksimal tentang pelaksanaan zakat. Artinya dari lembaga zakat belum bisa sepenuhnya masuk kepada masyarakat. Selain itu sosialisasi dan penyuluhan secara khusus kepada petani di desa mangli tentang zakat pertanian sampai saat ini juga belum dilaksanakan. Selain itu masyarakat di desa Mangli lebih percaya menyalurkan zakat pertanian di serahkan pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh swadaya masyarakat setahun sekali ketika dibulan Romadhon. akibatnya peranan amil zakat masih belum optimal. Hal ini disebabkan oleh: a) faktor kurangnya sumber daya manusia pengelolah (LAZ). b) faktor kesadaran umat Islam yang belum memahami esensi zakat. B. Saran-saran Sebagai tindak lanjut dari kesimpulan yang disampaikan di atas, penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Tidak hanya LAZ yang ikut andil dalam peran sosialisasi zakat juga adanya dukungan dari pemerintah juga melibatkan Ustad atau Kiyai kampong dalam memberikan suatu pemahaman, kewajiban berzakat, hikmah zakat serta pengertian dalam mengeluarkan
60
zakat, sehingga akan timbul suatu hubungan yang baik antara organisasi (LAZ) dengan masyarakat setempat. 2. Hendaknya (LAZ) setempat bisa secara terbuka, Selain itu faktor kelembagaan badan amil zakat harus dibenahi dalam penyaluran dana zakat, sehingga nantinya dana zakat tersebut dapat tersalurkan kedelapan asnaf sesuai dengan yang ditargetkan oleh (LAZ) Ataqwa yaitu delapan asnaf. 3. Bagi peneliti mendatang agar menambah atau memadukan jenis penelitian yang dipakai yaitu selain kualitatif juga menggunakan kuantitatif. 4. Bagi Mahasiswa Jurusan Syari’ah Program Studi Ahwal Alsaykhsiyyah teruslah belajar denggan menggali ilmu semoga bermanfaat, sehingga menjadikan masa depan yang lebih baik lagi. C. Penutup Alhamdulillah atas rahmat dan karunia serta tuntunanNya, maka penyusunan skripsi ini bisa terselesaikan. Penulis telah berusaha dan berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menyajikan yang terbaik, namun hasilnya tidak luput dari kekurangan. Hal ini semata-mata kekurangan dari Penulis yang jauh dari sifat sempurna. Penulis sadar bahwa karya ini adalah karya terkecil dari sebuah pembahasan persoalan Islam yang sangat universal. Tidak lupa Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Terutama kepada dosen
61
pembimbing yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, masukan dan koreksi dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran sangat Penulis harapkan guna perbaikan di kemudian hari. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat membawa manfaat dunia dan akhirat. Amin.
62
DAFTAR PUSTAKA
Al-Aziz,
Saifulloh.Fiqih
Islam
Lengkap.Surabaya,Terbit
Terang
Surabaya. Al-Bany, Ahmad, Djamal’uddin. Problematika harta dan zakat. Surabaya. Bina ilmu:1983 Al-Habsyi, Muhammad,Bagir.Fiqih Praktis.Bandung,Mizan:1999 Ali, Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf .Jakarta,Universitas Indonesia: 1998 Al-Qardawi, Yusuf. Hukum Zakat. Terjemahan oleh Salman Harun. Jakarta: Lentera Antarnusa dan Mizan. Alwi, Hasan. Tim redaksi kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga, Balai Pustaka,Jakarta: 2007 Anshari,
Abdul
Ghofur.Hukum
Dan
Pemerdaya
Zakat.Yogyakarta,Nuasa Aksara: 2006 Arikunto suharsimi, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, rineka cipta, 1997 Hafidhuddin,
Didin.
Zakat
Perekonomian
Modern.Cet.ke-1.
Jakarta,Gema Insani: 2002 http://id.wkipedia.org/wiki/zakat.14 juli 2011 http://www.dompetdhuafa.or.id/zakat/z008.htm http://www.uu+no38+tahun1999&oq=uu+no38+tahun1999.htm 20 juli 2011
63
Kementria Agama RI,SYAAMILAL AL- QUR’AN MIRACLE THE REFERENCE mudah,sahih,lengkap dan komprenhensif. Bandung,Pt sigma examedia arkanleema:2010 Moloeng, lexy J, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung,Rosda:2004 Naskah,Susanto.RPJMDesa Mangli Kecamatan Kaliangkrik dalam angka tahun 2011-2015. Kelurahan Mangli:2011
1
2
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimkasud dengan : 1. Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendi stribusian serta pendayagunaan zakat. 2. Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang musli atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. 3. Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban menunaikan zakat. 4. Mustahiq adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat. 5. Agama adalah agama Islam. 6. Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang agama. Pasal 2 Setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam dan mampu atau badan yang dimiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat. Pasal 3 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan dan pelayanan kepada muzakki, mustahiq dan amil zakat. BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 4 Pengelolaan zakat berasaskan iman dan takwa, keterbukaan dan kepastian hukum sesuai denga Pancasila dan Undang-undang Dasaar 1945. Pasal 5 Pengelolaan zakat bertujuan : 1. Meningkatnya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama; 2. Meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. 3. Meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat. BAB III ORGANISASI PENGELOLAAN ZAKAT Pasal 6 (1) Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh pemerintah. (2) Pembentukan badan amil zakat : a. Nasional oleh Presiden atas usul Menteri; b. Daerah propinsi oleh gubernur atas usul kepala kantor wilayah departemen agama propinsi; c. Daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau wali kota atas usul kepala kantor departemen agama kabupaten atau kota; d. Kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama kecamatan. (3) Badan amil zakat di semua tingkatan memiliki hubungan kerja yang bersifat koordinatif, konsultatif dan informatif. (4) Pengurus badan amil zakat terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah yang memenuhi
3
persyaratan tertentu. (5) Organisasi badan amil zakat terdiri atas unsur pertimbangan, unsur pengawas dan unsur pelaksana. Pasal 7 (1) Lembaga amil zakat dikukuhkan, dibina, dan dilindungi oleh pemerintah. (2) Lembaga amil zakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan yang diatur lebih lanjut oleh Menteri. Pasal 8 Badan amil zakat sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 dan lembaga amil z akat sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 mempunyai tugas pokok mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama. Pasal 9 Dalam melaksanakan tugasnya, badan amil zakat dan lembaga amil zakat bertanggung jawab kepada pemerintah sesuai dengan tingkatannya. Pasal 10 Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi dan tata kerja badan amil zakat ditetapkan dengan keputusan menteri. BAB IV PENGUMPULAN ZAKAT Pasal 11 (1) Zakat terdiri atas zakat mal dan zakat fitrah. (2) Harta yang dikenai zakat adalah : a. Emas, perak dan uang; b. Perdagangan dan perusahaan; c. Hasil pertanian, perkebunan dan perikanan; d. Hasil pertambangan; e. Hasil peternakan; f. Hasil pendapatan dan jasa; g. tikaz (3) Penghitungan zakat mal menurut nishab, kadar dan waktunya ditetapkan berdasarkan hukum agama. Pasal 12 (1) Pengumpulan zakat dilakukan oleh badan amil zakat dengan cara menerima atau mengambil dari muzakki atas dasar pemberitahuan muzakki. (2) Badan amil zakat dapat bekerja sama dengan bank dalam pengumpulan zakat harta muzakki yang berada di bank atas permintaan muzakki. Pasal 13 Badan amil zakat dapat menerima harta selain zakat seperti infaq, shadaqah, wasiat waris dan kafarat. Pasal 14 (1) Muzakki melakukan penghitungan sendiri hartanya dan kewajiban zakatnya berdasarkan hukum agama. (2) Dalam hal tidak dapat menghitung sendiri hartaya dan kewajiban zakatnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), muzakki dapat meminta bantuan kepada badan amil zakat atau badan amil zakat memberikan bantuan kepada muzakki untuk menghitungnya. (3) Zakat yang telah dibayarkan kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat dikurangkan dari laba/pendapatan sisa kena pajak dari wajib pajak yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4
Pasal 15 Lingkup kewenangan pengumpulan zakat oleh badan amil zakat ditetapkan dengan keputusan menteri. BAB V PENDAYAGUNAAN ZAKAT Pasal 16 (1) Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahiq sesuai dengan ketentuan agama. (2) Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas kebutuhan mustahiq dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang produktif. (3) Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan keputusan menteri. Pasal 17 Hasil penerimaan infaq, shadaqah, wasiat, waris dan k afarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 didayagunakan terutama untuk usaha yang produktif. BAB VI PENGAWASAN Pasal 18 (1) Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas badan amil zakat dilakukan oleh unsur pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (5). (2) Pimpinan unsur pengawas dipilih langsung oleh anggota. (3) Unsur pengawas berkedudukan di semua tingkatan badan amil zakat. (4) Dalam melakukan pemeriksaan keuangan badan amil zakat, unsur pengawas dapat meminta bantuan akuntan publik.
Pasal 19 Badan amil zakat memberikan laporan tahunan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan tingkatannya. Pasal 20 Masyarakat dapat berperan serta dalam pengawasan badan amil zakat dan lembaga amil zakat. BAB VII SANKSI Pasal 21 (1) Setiap pengelola zakat yang karena kelalaiannya tidak mencatat atau mencatat dengan tidak benar harta zakat, infaq, shadaqah, wasiat, hibah, waris dan kafarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 12, Pasal 13 dalam U ndang-undang ini diancam dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan dan atau denda sebanyak banyaknya Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah). (2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) di atas merupakan pelanggaran. (3) Setiap petugas badan amil zakat dan p etugas lembaga amil zakat yang melakukan tindak pidana kejahatan dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VIII KETENTUAN-KETENTUAN LAIN Pasal 22 Dalam hal muzakki berada atau menetap di luar negeri, pengumpulan zakatnya dilakukan oleh unit pengumpul zakat pada perwakilan Republik Indonesia, yang selanjutnya diteruskan kepada badan amil zakat nasional. Pasal 23
5
Dalam menunjang pelaksanaan tugas badan amil zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, pemerintah wajib membantu operasional badan amil zakat. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 24 (1) Semua peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan zakat masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan Undang-undang ini. (2) Selambat-lambatnya dua tahun sejak diundangkannya Undang-undang ini, setiap organisasi pengelolaan zakat yang telah ada wajib menyesuaikan menurut ketentuan Undang-undang ini. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Disahkan di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1999 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE Diundangkan di Jakarta pada tanggal 23 September 1999 MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, ttd. MULADI
6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: MUHAMMAD SYAIFUDIN
NIM
: 21106027
Tempat/tanggal lahir : Muara Tebo 15 0ktober 1985 Alamat
: Jalan . Teungku Umar (10) Unit 5 Desa tegal Arum, Rimbo Bujang, Muara Tebo, Jambi
Nama Ayah
: H. ABDUL MUTHOLIB
Nama Ibu
: HJ. NOK SA’ADAH
Agama
: Islam
Pendidikan
: - SD Inpres 417 Tegal Arum 1993-1999 - SMP 6 Rimbo Rujang 1999-2002 - SMK SATRIA kota Magelang 2002-2005 - S1 STAIN Salatiga 2012
Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 08 Febuari 2012 Penulis
MUHAMMAD SYAIFUDIN NIM. 21106027
7