MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II MELALUI PENERAPAN PAIKEM DI MI MA’ARIF BANDUNGREJO KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : SARTINI NIM : 11508027
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Sartini
NIM
: 11508027
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah Judul
: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas II melalui penerapan PAIKEM di MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/ 2012
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 15 Desember 2012 Pembimbing
Peni Susapti, M.Si NIP. 197004032000032003
SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II MELALUI PENERAPAN PAIKEM DI MI MA’ARIF BANDUNGREJO KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
DISUSUN OLEH : SARTINI NIM : 11508027 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 26 Januari 2013 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: H. Agus Waluyo, M.Ag
Sekretaris Penguji
: Muh. Hafidz M.Ag
Penguji I
: Dra. Siti Farikhah, M.Pd
Penguji II
: Maslikhah, S.Ag. M.Si.
Penguji III
: Peni Susapti, M.Si
Salatiga, 26 Januari 2013 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP.19580827 198303 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Sartini
NIM
: 11508027
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 15 Desember 2012 Yang menyatakan
Sartini 11508027
MOTTO “Mudahkan jalan orang lain sesungguhnya memudahkan jalan orang lain adalah memudahkan jalan kita sendiri”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneulis persembahkan untuk: 1. Suamiku tercinta ( Harsono) dan anakku Ihsan fauzan yang selalu mendukung lahir dan batin hingga skripsi ini dapat terselesaikan. 2. Ayahku (H Tumar) dan keluarga kakakku (Kel. Bp Tumardi). Adanya doa, dukungan dari beliau hingga skripsi ini dapat selesai. 3. Mertuaku yang selalu menjaga anakku selama kuliah dan memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Seluruh guru MI Ma’arif Bandungrejo yang selalu membantu terselesaikannya skripsi ini. 5. Teman-teman seperjuangan (PGMI) atas motivasinya. 6. Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT,
yang telah
memberikan rahman dan rohim-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan oleh penulis. Skripsi ini disusun guna memenuhi tugas dan syarat memperoleh gelar sarjana dalam ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa tarbiyah pada khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Judul skripsi penulis ini adalah UPAYA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II MELALUI PENERAPAN PAIKEM DI MI MA’ARIF BANDUNGREJO KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Dengan terselesaikannya skripsi ini penulis tidak lupa ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada yang terhormat. 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M Ag. selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Ibu Peni Susapti M Si. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan yang sangat berharga, sehingga sekripsi ini dapat terselesaikan. 3. Bapak Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan pelayanan akademik kepada penulis selama penulis kuliah.
4. Bapak Bustanul Arifin S.Ag. selaku Kepala MI Ma’arif Bandungrejo serta teman-teman guru yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Suami dan anakku yang selalu setia menemaniku dalam suka dan duka serta motivasi lahir dan batinnya. 6. Seluruh keluarga besarku yang selalu mensupport pada penulis. 7. Teman-teman seperjuangan khususnya mahasiswa PGMI 2008 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga amal baik semua pihak mendapatkan imbalan pahala dari Allah SWT. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga , 15 Desember 2012 Penulis
ABSTRAK Sartini. 2012. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas II Melalui Penerapan PAIKEM di MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Peni Susapti M.Si. Kata kunci : Prestasi Belajar dan Penerapan PAIKEM Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika melalui penerapan PAIKEM pada siswa kelas II di MI Ma’arif Bandungrejo. Penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan, yaitu apakah penerapan PAIKEM dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas II di MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun Pelajaran 2011/2012?. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Adapun Metode penelitian yang digunakan meliputi rancangan penelitian, subyek penelitian yaitu siswa kelas II di MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang, langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilakukan dalam tiga siklus sedangkan teknik pengumpulan data instrumen penelitiannya menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan seluruh pembahasan dan analisis yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menerapkan model PAIKEM dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Berikut hasil pada setiap siklus, yaitu siklus I, aspek keaktifan siswa dalam kategori baik sebesar 38,64%, siklus II sebesar 43,18%, dan pada siklus III sebesar 55,67%. Sedangkan hasil belajar dari tiap siklus mengalami peningkatan yaitu pada siklus I rata perolehan nilai sebesar 65,90, siklus II sebesar 67,95 dan pada siklus III sebesar 77,50.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ........................................................................................ ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iii PENGESAHAN ................................................................................................. iv SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii ABSTRAK ........................................................................................................ viii DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix DAFTAR TABEL.................................................................................................. x DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 8 C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8 D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 8 E. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 9 F. Definisi Operasional ............................................................................... 10 G. Metode Penelitian ................................................................................... 16 H. Sistematika Penulisan ............................................................................. 21 BAB II. KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 23
A. Prestasi Belajar dan Matematika ................................................................. 23 B. PAIKEM ................................................................................................... 25 1. Makna PAIKEM .................................................................................. 25 2. Model Pembelajaran PAIKEM................................................................ 27 3. Landasan Yuridis, Filosofis, Psikologis PAIKEM................................. 39 4. Urgensi Tentang Pemikiran Belajar Melalui Pengembangan Model PAIKEM.................................................................................................. 41 5. Implikasi Model PAIKEM dalam Proses Pembelajaran.......................... 42 BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................... 46 A. Gambaran Umum MI Ma’arif Bandungrejo ................................................ 46 B. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I ................................................................... ....53 C. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I ................................................................... 56 D. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III .................................................................. 61 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 68 A. Diskripsi Hasil Per Siklus .......................................................................... 68 B. Pembahasan ............................................................................................... 79 BAB V. PENUTUP .............................................................................................. 86 A. Kesimpulan .............................................................................................. 86 B. Saran ......................................................................................................... 86 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Keadaan Guru MI Ma’arif Bandungrejo .............................................. 47 Tabel 3.2 Keadaan Peserta Didik MI Ma’arif Bandungrejo .................................. 47 Tabel 3.3 Hasil Perolehan Nilai Harian Matematika Sebelum di laksanakan PTK 48 Tabel 3.4 Hasil Perolehan Nilai Semester 1 pelajaran PTK sebelum PTK .......... 49 Tabel 3.5 Daftar Nama Siswa Kelas II MI Ma’arif Bandungrejo ......................... 69 Tabel 4.1 Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik pada Siklus I ........................ 69 Tabel 4.2 Hasil Perolehan Nilai Pre-tes pada siklus I........................................... 60 Tabel 4.3 Hasil Perolehan Nilai Post-tes pada siklus I ......................................... 70 Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik pada Siklus I ........................ 73 Tabel 4.5 Hasil Perolehan Nilai Pre-tes pada siklus I........................................... 73 Tabel 4.6 Hasil Perolehan Nilai Post-tes pada siklus I ......................................... 74 Tabel 4.7 Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik pada Siklus I ........................ 77 Tabel 4.8 Hasil Perolehan Nilai Pre-tes pada siklus I........................................... 77 Tabel 4.9 Hasil Perolehan Nilai Post-tes pada siklus I ......................................... 78 Tabel 4.10 Rekapitulasi Tingkat Keaktifan Pesrta Didik dari Siklus I,Siklus II dan Siklus III ............................................................................................. 81 Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Perolehan Nilai Pre-tes dan Post-tes dari Siklus I,Siklus II dan Siklus III ...................................................................... 83
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Peningkatan Rata-rata Keaktifan Peserta Didik pada Siklus I sampai dengan Siklus III ..............................................................................83 Diagram 4.1 Peningkatan Rata-rata perolehan Nilai Pre-tes dan Post-tes Peserta Didik pada Siklus I sampai dengan Siklus II..............................................85
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Silabus Matematika Kelas II.........................................................................................1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.................................................................2 Soal pre tes dan post tes Siklus I...................................................................................3 Media Pembelajaran Siklus I.........................................................................................4 Lembar Pengamatan Siklus I.........................................................................................5 Foto Kegiatan Pembelajaran siklus I.............................................................................6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II...............................................................7 Soal pre tes dan post tes Siklus II..................................................................................8 Media Pembelajaran Siklus II........................................................................................9 Lembar Pengamatan Siklus II......................................................................................10 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II.........................................................................11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III............................................................12 Soal pre tes dan post tes Siklus III...............................................................................13 Lembar Pengamatan Siklus III....................................................................................14 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus III........................................................................15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak orang berpandangan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit apalagi untuk usia kelas dua yang masih dalam usia tahap operasional konkrit yang masih bersifat aktual. Mereka mengalami kesulitan mempelajari matematika jika gurunya tidak kreatif. Mereka sudah merasa takut terhadap apa yang disebut matematika apalagi sekarang perkalian dan pembagian sudah di ajarkan di kelas dua. Orang tua walipun merasa kesulitan membantu anak-anaknya belajar matematika karena mayoritas wali murid yang ada di MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak bermata pencaharian sebagai petani yang kesehariannya berkecimpung dengan tanah dan sayuran akibatnya mereka tidak maksimal membantu belajar anak-anaknya bahkan mereka merasa tidak bisa dengan pelajaran anaknya. Menghadapi hal-hal tersebut adalah tugas guru untuk mengemas bagaimana menumbuhkan pembelajaran matematika yang menyenangkan, pelajaran matematika tidak lagi menjadi momok bagi peserta didik justru mereka tertarik belajar matematika, sehingga mereka tidak takut lagi belajar matematika dan berpandangan bahwa matematika adalah pelajaran yang mudah dan menyenangkan
sehingga
guru
perlu
berkreatifitas
untuk
menciptakan
pembelajaran matematika yang kontekstual dan menyenangkan hati peserta didik. Banyak metode maupun strategi yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran matematika, guru dapat bercerita tentang permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan matematika (Heruman, 2007:22) kemudian tinggal bagaimana seorang guru mampu memilih dan menerapkan sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik dan materi yang akan diajarkan. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2 menyebutkan pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam pembelajaran guru sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta didik yang mempunyai potensi beragam, untuk itu pembelajaran hendaknya lebih diarahkan pada proses belajar kreatif dengan menggunakan proses berfikir devergen (proses berfikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternative penyelesaian) maupun proses berpikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban tunggal yang paling tepat ). Dalam konteks ini guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dari pada yang menentukan segala-galanya bagi peserta didik. Sebagai fasilitator guru lebih banyak mendorong peserta didik (motivator) untuk lebih mengembangkan inisiatif dalam menjalani tugas-tugas baru. Guru harus lebih terbuka menerima gagasan-gagasan peserta didik dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan kebosanan serta kecemasan peserta didik yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif. Siswa usia MI adalah siswa yang masih dalam tahap konkrit maksudnya, mereka lebih mudah memahami hal-hal yang nyata dibanding dengan sesuatu
yang sifatnya abstrak. Begitu pula dalam proses pembelajaran harus dapat mewujudkan suasana pembelajaran yang dapat dinikmati peserta didik, yaitu pembelajaran yang menggunakan pendekatan kompetensi, dengan kata lain guru dalam proses pembelajaran mampu : (1) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bermain dan berkreativitas. (2) memberi suasana aman dan bebas secara psikologis. (3) menerapkan disiplin yang tidak kaku, peserta didik boleh mempunyai gagasan sendiri dan dapat berpartisipasi secara aktif. (4) memberi kebebasan berpikir kreatif dan partisipasi secara aktif. Pembelajaran bisa dengan bermain atau dengan ide-ide pembelajaran yang menyenangkan (MBE, 2009:18) Semua ini akan memungkinkan peserta didik mengembangkan seluruh potensi kecerdasannya secara optimal. Suasana kegiatan belajar mengajar yang menarik, inovatif, interaktif, merangsang kedua belahan otak peserta didik secara seimbang, memerhatikan keunikan tiap individu, serta melibatkan partisipasi aktif setiap peserta didik akan membuat seluruh potensi peserta didik berkembang secara optimal. Selanjutnya tugas guru adalah mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan yang maksimal. Mengajar adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Sedangkan pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik. Secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan dan pengembangan metode
didasarkan pada pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan tersebut pada dasarnya merupakan inti dari rencana pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan sebagai upaya membelajarkan peserta didik. Itulah sebabnya dalam belajar peserta didik tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi juga berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang lain. Karena itu, pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan peserta didik” bukan pada “apa yang dipelajari peserta didik”. Dengan demikian, pembelajaran menempatkan peserta didik sebagai subjek bukan sebagai objek agar pembelajaran mencapai hasil yang optimal maka guru perlu memahami karateristik peserta didik ( Uno dan Masri, 2009 : 4). Ketika guru mengenal para siswanya, mereka bisa menolong siswanya menemukan pelajaran, gagasan, ketrampilan yang benar-benar menarik dan menyenangkan. ( Elaine, 2009 : 237). Guru yang dapat mengenali siswanya dengan baik secara tidak langsung membantu murid menuju kearah keberhasilan sesuai dengan panggilan hati mereka. Dengan demikian perlu sekali guru merancang pembelajaran yang dapat menggali potensi peserta didik dan menyenangkan yaitu pembelajaran yang mempunyai unsur aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Hal ini sesuai dengan Al Qur’an surat An Nahl ayat 125 yaitu :
ß` |¡ ôm r&}‘ Ïd ÓÉL©9$Î/ O ßgø9ω »y_ ur (ÏpuZ|¡ ptø:$#Ïpsà Ïã öqyJ ø9$#ur ÏpyJ õ3 Ïtø:$Î/ y7 În/u‘ È@ ‹Î6y™ 4’n<Î)äí ÷Š$#
ÇÊËÎÈ tûïω tGôgßJ ø9$Î/ ÞO n=ôã r&uqèd ur (¾Ï&Î#‹Î6y™ ` tã ¨@ |Ê ` yJ Î/ ÞO n=ôã r&uqèd y7 /u‘ ¨b Î)4
125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah [845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan ialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk [845] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. Ayat ini berbicara tentang beberapa metode pembelajaran yang harus diterapkan oleh guru yaitu hikmah ( kebijaksanaan), mau’idhah hasanah (nasehat yang baik), dan mujadalah (dialog dan debat) sehingga dalam hal ini model PAIKEM termasuk ke dalam pembelajaran yang berisi metode-metode tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi tes semester 1 pada pelajaran matematika siswa kelas 2 di MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang menunjukkan sebagian besar prestasi belajar yang masih di bawah KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu antara 40 s/d 59 padahal KKM di MI ini adalah 60. Terdapat beberapa masalah yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa diantaranya yaitu proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru bukan pada siswa sehingga terkesan monoton dan berjalan satu arah akibatnya tidak ada umpan balik dari siswa, siswa akan merasa bosan sehingga banyak yang tidak memperhatikan dan bermain sendiri dalam mengikuti pelajaran di kelas, masih adanya anggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Hal ini di sebabkan oleh faktor guru kurang kreatif dalam mengelola pembelajaran baik dalam menentukan metode maupun media yang
diperlukan dan juga di MI Ma’arif ini masih ada sebagian guru yang masih menempuh pendidikan S1 sehingga belum maksimal mengelola kelas karena terbenturnya dengan jadwal kuliah akibatnya sering terjadi guru merangkap dalam mengajar. Prestasi belajar bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor non kognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian, serta berbagai pengaruh lingkungan (Conny, 2008:12). Proses pembelajaran merupakan hal yang dominan dalam mencapai prestasi belajar oleh karena itu perlu perencanaan yang cukup dengan melihat kondisi dan karateristik peserta didik serta pemilihan metode dan media yang tepat guna. Pembelajaran akan membuat siswa merasa aman, senang, memiliki pengalaman, bebas berkreatifitas, dan berfikir kritis. Hal ini menjadi tugas guru untuk merencanakan bagaimana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) dapat terlaksana sesuai yang di harapkan yaitu meningkatkan pemahaman siswa sehingga prestasi belajar siswa juga lebih baik. Belajar adalah berubah, maksudnya belajar berarti usaha mengubah tingkah laku, jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individuindividu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan perubahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, sikap pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Belajar dapatlah dikatakan sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik. (Sardiman, 2009:21). Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa belajar adalah perubahan dari yang belum tahu mejadi tahu dan dari yang belum bisa menjadi bisa, belajar ada dari proses pembelajaran dalam hal ini terkait interaksi guru dan peserta didik yang terencana dalam mencapai tujuan pembelajaran dalam meningkatkan prestasi yang menyangkut tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Siswa di kelas 2 MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak rata-rata berusia 7-9 tahun sehingga termasuk pada tahap operasional konkret (Uno dan Masri, 2009: 5), Siswa kelas dua sudah mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi, dan mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwaperistiwa yang konkret sehingga dalam pembelajaran sudah dapat menerapkan pembelajaran yang berbasis problem, menggunakan konteks yang beragam, mempertimbangkan kebhinekaan siswa, memberdayakan siswa untuk belajar sendiri, belajar melalui kolaborasi, menggunakan penilaian autentik dan mengejar standar tinggi. Penerapan model PAIKEM diharapkan dapat membawa suasana pembelajaran Matematika di kelas 2 MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang lebih menarik dan bermutu seperti yang diharapkan pada tujuan pembelajaran. Siswa tidak akan merasa bosan dan lebih krasan di sekolah semangat belajar mereka menjadi tinggi serta mereka akan merasa kehilangan jika tidak berjumpa dengan guru mereka yang menerapkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Tuntutan tersebut menjadi tanggung jawab guru untuk dapat berupaya memaksimalkan pelaksanaan PAIKEM di kelas.
Berdasarkan permasalahan yang didapat dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut maka peneliti terinspirasi membuat judul : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II MELALUI PENERAPAN PAIKEM
DI MI MA’ARIF
BANDUNGREJO KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 B. Rumusan Masalah Pokok permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah Penerapan model PAIKEM dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas II di MI Ma’arif Bandungrejo, Kecamatan Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2011/2012? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui apakah penerapan model PAIKEM dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas II di MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2011/2012. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan Hipotesis adalah jawaban sementara dan masih bersifat teoritis dan tindakan ( Sukardi, 2008:41) adalah menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan siswa (Arikunto, 2007 : 23). Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis tindakan adalah jawaban atau dugaan sementara
yang harus di buktikan kebenarannya yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian tindakan kelas ini dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : Penerapan model PAIKEM dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas II di MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupeten Magelang tahun pelajaran 2011/2012. Indikataor keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini yaitu 1. Adanya perubahan tingkah laku yang positif pada setiap peserta didik setelah mengikuti pelajaran. 2. Pencapaian hasil belajar lebih efektif yaitu melebihi KKM, minimal 75% dari jumlah siswa. 3. Adanya rasa senang, aktif, inovatif dan kreatif dalam pembelajaran. E. Kegunaan Penelitian Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana keilmuan pada program tarbiyah khususnya Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pendidik Sebagai masukan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran sehingga tercipta suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
b. Bagi Peserta Didik Sebagai sarana motivasi belajar untuk meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa. c. Bagi Madrasah Dari hasil penelitian ini diharapkan perstasi belajar seluruh siswa MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang meningkat sehingga dapat mencapai standar nasional pendidikan (SNP). F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah persepsi dalam menafsirkan judul penelitian, berikut ini di jelaskan tentang maksud yang terkandung dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut : 1. Meningkatkan Meningkatan berasal dari kata dasar tingkat yang berarti jenjang yang menunjukkan tinggi rendah. Sehingga dalam judul ini yang dimaksud meningkatkan adalah upaya atau perubahan kejenjang yang lebih tinggi atau mengalami kemajuan yang lebih baik. 2. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang telah di capai atau dilakukan (Arikunto, 2006:910). Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang di perkuat ( Muniasari, 2008:3), jadi tanpa perilaku dan latihan yang rajini, maka akan kesulitan dalam belajar dan memahami pelajaran. Proses belajar tidak hanya pengetahuan saja yang bertambah tapi juga perilaku kognitif,
afektif dan psikomotor. Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, dari hasil proses belajar yang umumnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dapat dilihat dari hasil setiap tes evaluasi. 3.
Matematika Matematika adalah seni, sebab dalam matematika terlihat adanya unsur keteraturan, keteruntutan,dan konsisten (Ibrahim, 2009:12), matematika dapat dipelajarai dengan baik apabila disertai dan didukung dengan pengerjaan yang benar dan proseduran sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu matematika (Winarno, 2009:2) dan menurut kamus besar bahasa Indonesia matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang di gunakan sebagai penjelasan masalah mengenai bilangan (Alya, 2011:459)
4. PAIKEM a. Pembelajaran Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik (Uno, 2009:4). Pembelajaran juga dapat diartikan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan tertentu yang berkaitan dengan potensi peserta didik.
b. Aktif
Aktif dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti giat (bekerja, berusaha) dan “mengaktifkan” memiliki arti menjadi aktif, dan menggiatkan.
Sedangkan
aktif
menurut
Mulyasa,
merupakan
keikutsertaan berpola, giat, lincah (Mulyasa, 2005:43). Aktif digunakan dalam berbagai aspek, seperti pendidikan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga
siswa
aktif
bertanya,
mempertanyakan,
dan
mengemukakan gagasan (Suprijono, 2011: x). Jadi aktif menunjukkan bahwa dalam pembelajaran peserta didik aktif secara fisik dan mental dalam hal mengemukakan penalaran (alasan), menemukan kaitan yang satu dan yang lain, mengkomunikasikan ide/gagasan, mengemukakan bentuk representasi yang tepat, dan menggunakan semua itu untuk memecahkan masalah ( Iif, 2011:30) c. Inovatif Menurut Suprijono (2011: x) Inovatif merupakan proses pemaknaan atas realitas kehidupan yang di pelajari. Menurut kamus besar bahasa Indonesia inovatif adalah memperkenalkan sesuatu yang baru atau bersifat pembaruan (Alya, 2011: 285). Kata Inovatif berasal dari bahasa Latin yaitu “Innovatus”. Arti dari innovatus itu adalah “mengubah” atau “memperbarui”, sehingga dapat didefinisikan sebagai berikut : Inovatif adalah kegiatan memodifikasi, memperbaiki, atau memberi nilai lebih pada suatu barang yang sebelumnya pernah ada atau ide yang pernah dipikirkan orang lain, Inovatif adalah kegiatan mewujudkan suatu
pemikiran atau ide yang pernah ada ke dalam bentuk yang praktikal serta berhubungan dengan observasi hal hal yang lalu. d. Kreatif Dalam kamus besar bahasa Indonesia kreatif berarti memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan, bersifat (mengandung) daya cipta, pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi (Alya, 2011: 382). Kreatif diambil dari bahasa Latin yaitu “Creo”, yang berarti ” to create” dalam bahasa Inggris bermakna membuat sehingga, kreatif itu kegiatan membuat suatu barang atau ide yang sebelumnya tidak pernah ada di dunia ini dan berhubungan dengan proses memikirkan suatu konsep baru serta berhubungan dengan pengalaman. Dalam hal ini kreatif berarti dalam pembelajaran peserta didik, melakukan serangkaian proses pembelajaran secara runtut dan berkesinambunganyang meliputi : (1) Memahami masalah, (2) Merencanakan
pemecahan
masalah,
(3)
Melaksanakan
rencana
pemecahan masalah dan (4) Memeriksa ulang pelaksanaan pemecahan masalah (Iif, 2011:30). e. Efektif Efektif adalah pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan seperti yang telah ditetapkan. Menurut Siagian (2001 : 24) memberikan definisi sebagai berikut : Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan
yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Efektif yang dimaksud dalam hal ini yaitu berhasil mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan. Dengan kata lain dalam pembelajaran telah terpenuhi apa yang menjadi tujuan dan harapan yang hendak di capai (Iif, 2011:30) f. Menyenangkan Menyenangkan berarti sifat terpesona dengan keindahan, kenyamanan dan kemanfaatannya sehingga mereka terlibat dengan asyik dalam belajar sampai lupa waktu, penuh percaya diri dan tertantang untuk melakukan hal serupa atau hal yang lebih berat lagi. (Iif, 2011:31) Guru bertugas merencanakan pembelajaran yang sebaik-baiknya, proses pembelajaran harus di buat mudah dan menyenangkan agar siswa tidak tertekan secara psikologis dan merasa bosan terhadap suasana kelas serta apa yang diajarkan oleh gurunya (Ismail : 2009:13), hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah yaitu:
ﻋَﻦْ أَ ﻧًﺲْ رَ ﺿِﻰَ ا ﷲ ﻋَﻨْﮫُ ﻋَﻦ اﻟﻨَﺒِﻰ ﺻَﻠًﻰ ا ﷲ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَ ﺳَﻠَﻢْ ﻗَﺎ لَ ؛ ( )رواه اﻟﺒﺨﺎ ر ى.ﯾَﺴَّﺮُ وْا وَ ﻻَ ﺗُﻌَﺴﱠﺮُ وْا وَﺑَﺸَﺮُوْا وَﻻَ ﺗُﻨَﻔﱠﺮُ وْا “Dari anas RA bahwa Nabi SAW bersabda : Mudahkanlah dan janganlah kamu persulit, Gembirakanlah dan janganlah kamu membuat lari.” (HR Bukhari) 5. Pengertian model PAIKEM
Pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang di kembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan antara informasi ( pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang dimiliki dan dikuasai peserta didik. Peserta didik dibelajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas. Peserta didik diperkenankan bekerja secara kooperatif. Model pembelajaran PAIKEM
adalah suatu model pembelajaran
yang memiliki karakteristik-karakteristik antara lain: berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan (Iif, 2011:29). Paikem kepanjangan dari pembelajaran aktif, inofatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Aktif yaitu guru dan siswa sama-sama aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, inovatif yaitu pembelajaran dapat memacu siswa dan guru untuk memunculkan ide-ide yang baru, kreatif yaitu guru dan siswa mampu berkreasi mengembangkan materi, efektif yaitu tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan menyenangkan berarti suasana pembelajaran yang menggembirakan dan siswa merasa krasan dan nyaman. G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang diterapkan berupa penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsipprinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan kelas yang diharapkan dapat memberikan solusi untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa melalui penerapan PAIKEM. 2. Subyek Penelitian a. Tempat penelitian dilakukan di MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2011/2012 b. Waktu penelitian yaitu berlangsung pada bulan Februari sampai dengan Maret tahun 2012. c. Subyek penelitian yaitu semua siswa siswi kelas II
MI Ma’arif
Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 22 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. 3. Langkah-langkah Penelitian Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun skema model dan penjelasan untuk masing-masing tahapan adalah sebagai berikut :
Permasalaha n Siklus I Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaa n tindakan I Refleksi I
Perencanaa n tindakan II
Pelaksanaan tindakan I Pengamatan/ Pengumpulan data I Pelaksanaan tindakan II
Siklus II
Refleksi II
Apabila Permasalahan belum terselesaikan
dilanjutkan ke siklus berikutnya
Pengamatan/ Pengumpulan data
Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto: 2007:74) Penelitian tindakan kelas memiliki tahapan kegiatan yang terdiri dari dua siklus atau lebih tergantung dalam implementasinya. Setiap tahapan dirancang dengan melalui tahapan: refleksi, perencanaan/persiapan, tindakan, dan pengamatan. a. Perencanaan (planning) Berdasarkan hasil refleksi awal, disusun perencanaan tentang tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian. Langkah yang dilakukan adalah : 1) Membuat skenario pembelajaran dengan membuat kisi-kisi panduan. 2) Membuat lembar observasi (pengamatan) sebagai pedoman atas proses pembelajaran. 3) Mendesain alat evaluasi untuk apakah siswa dapat aktif, kreatif dan merasa senang dalam mengikuti pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Tindakan adalah sesuatu pelaksanaan atas rencana yang telah disiapkan. Pada saat tindakan dilaksanakan, dilakukan observasi terhadap
proses belajar mengajar untuk mengetahui perubahan yang terjadi akibat dari tindakan yang dilakukan. c. Pengamatan (Observing) Peneliti melakukan pengamatan perhatian siswa, keaktifan siswa, kreatifitas siswa dan aura siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Berkaitan dengan tolok ukur yang digunakan dalam pelaksanaan observasi, maka kriteria yang dipakai adalah sebagai berikut : 1) Terjadinya peningkatan perhatian belajar siswa 2) Terjadinya peningkatan keaktifan siswa dalam belajar. 3) Tumbuhnya kreatifitas siswa dalam belajar. 4) Tumbuhnya inovatif siswa dalam belajar. 5) Tumbuhnya rasa senang siswa dalam belajar. d. Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini, dilakukan penilaian atas pembelajaran di kelas. Dari hasil lembar observasi dan hasil post test dinilai apakah model pembelajaran yang dilakukan pendidik menghasilkan perubahan yang signifikan. Apabila dalam siklus I belum mencapai indikator yang diharapkan atau belum bisa mengatasi masalah maka perlu dilanjutkan dalam kegiatan penelitian pada siklus II dan seterusnya sampai diperoleh kemajuan yang signifikan dalam pemecahan masalah. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam
penelitian
tindakan
pengumpulan data sebagai berikut:
kelas
ini,
menggunakan
teknik
a. Metode Observasi Observasi dilakukan untuk mengambil data melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku siswa pada proses belajar mengajar yang terjadi selama proses penelitian (Syarifah, 2009:50). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dan untuk mendapatkan informasi langsung dengan melakukan pengamatan terhadap tingkah laku siswa yang dijadikan objek penelitian. Sehingga validitas data yang diperoleh dapat dijamin dan dipercaya kebenarannya. b. Metode Tes Peserta didik sebelum mendapat perlakuan dalam pembelajaran dalam siklus I diadakan penilaian melalui tes, berupa pre test, dan juga diadakan penilaian setelah pembelajaran siklus I yang berupa post test. Dari test tersebut akan diperoleh informasi atas hasil penelitian yang berupa skor nilai tes. Hasil penelitian tersebut dapat digunakan sebagai umpan balik untuk meningkatkan hasil pembelajaran.
c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang jumlah guru dan siswa, sarana dan prasarana, alat atau media yang digunakan dan lain sebagainya yang dianggap perlu dan penting dalam penelitian ini. Dokumen tersebut peneliti dapat dari buku induk dan buku inventaris madrasah di tempat penelitian. 5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini alat bantu yang digunakan yaitu : a.
Pedoman tes digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran model PAIKEM.
b.
Lembar observasi, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran terpadu dengan model PAIKEM.
c.
Pedoman dokumentasi, digunakan untuk memperoleh gambaran umum sekolah dan keadaan proses pembelajaran.
6. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik sederhana yaitu teknik analisis data kuantitatif. Teknik analisis data secara kuantitatif ini digunakan untuk manganalisis data hasil observasi yang diperoleh dari siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa. Data dapat diolah dengan mencari presentase tiap-tiap kegiatan dengan menggunakan rumus presentase (Djamarah, 2000:226-227). Adapun rumus penelitian sebagai berikut:
P=
× 100%
Keterangan : P : Prosentase F :Jumlah siswa yang tuntas belajar N : Jumlah semua
H. Sistematika Penulisan Adapun isi dan sistematika skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini terdiri atas lima bab yang saling berkaitan dan dapat di jelaskan sebagai berikut : BAB I
: Pendahuluan mencakup: latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan
penelitian,
hipotesis
dan
indikator
keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian yang meliputi: rancangan penelitian, subyek penelitian, waktu pelaksanaan penelitian, langkahlangkah/siklus penelitian, instrumen
penelitian,
metode pengumpulan data,
analisis
data
dan
sistematika
penulisan. BAB II
: Kajian pustaka memuat tentang peningkatan, prestasi belajar, yang meliputi: definisi meningkatkan, definisi prestasi belajar, pelajaran matematika dan Model PAIKEM yang meliputi: makna paikem, definisi paikem per item, landasan yuridis , filosofis dan psikologis model paikem, urgensi pemikiran belajar model paikem. Implikasi penerapan model paikem dalam pembelajaran.
BAB III
: Pelaksanaan penelitian, subyek penelitian, diskripsi pelaksanaan pra siklus, diskripsi pelaksanaan siklus I ( perencanaan, pelaksananaan, pengamatan atau pengumpulan data, dan
refleksi),
diskripsi
pelaksanaan
siklus
II,
diskripsi
pelaksanaan siklus III dan seterusnya. BAB IV
:
Hasil penelitian dan pembahasan yang mencakup deskripsi per siklus ( data hasil observasi, refleksi keberhasilan dan kegagalan), pembahasan tiap siklus.
BAB V
: Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar dan Matematika 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar yang diraih oleh siswa adalah hasil dari pemahaman mereka dalam menangkap makna dari suatu konsep. Hal tersebut sesuai dengan pengertian pemahaman menurut Suharsimi Arikunto ( 1990:112) bahwa dalam pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep. Menurut kamus bahasa Indonesia prestasi adalah hasil yang telah di capai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan sedangkan Prestasi belajar juga merupakan salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan
atau
keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan nilai yang berhasil diraihnya (Alya, 2011: 568). Prestasi belajar dan proses belajar merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan karena pada hakikatnya adalah hasil akhir dari sebuah proses belajar dan untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik biasanya dilakukan evaluasi terhadap materi belajar yang telah diberikan. Indikator prestasi mencakup tiga ranah yaitu afektif, kognitif dan psikomotor (Muhibbin, 2003:151). Nasution
(1996:20)
mengemukakan
bahwa
prestasi
belajar
merupakan kesempurnaan seorang siswa dalam berpikir, merasa dan berbuat yang meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu prestasi belajar juga dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal meliputi : minat, bakat, motivasi, kecerdasan sedangkan faktor eksternal meliputi : Kualitas guru, metode pembelajaran, lingkungan, fasilitas atau sarana prasrana dan lain-lain. Kedua faktor ini adalah dua hal yang sangat menunjang keberhasilan siswa dalam belajar sehingga keduanya harus disinergikan dengan baik. Dari teori prestasi belajar diatas dapat diketahuai bahwa prestasi belajar yang di maksud dalam penelitian ini adalah penguasaan, dan pada umumnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang di peroleh peserta didik. 2. Matematika Istilah matematika berasal dari bahasa yunani mathein atau mathenein yang artinya mempelajari namun kata ini erat kaitannya dengan bahasa sansekerta medha atau widya yang artinya kepandaian (Nasution, 1982:12) sedangkan menurut Rusefendi (1988:60) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu seni kreatif oleh karena itu matematika harus di pelajari dan di ajarkan sebagai ilmu seni. (dalam skripsi Ana Latifah tahun 2010 jurusan PGMI :22) Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada tingkat SD/MI yang berkaitan dengan operasi hitung ( pengurangan, penjumlahan, perkalian dan pembagian). Menurut kamus besar bahasa Indonesia matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang di gunakan sebagai penjelasan masalah mengenai bilangan (Alya, 2011: 459).
Berdasarkan pernyataan para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan bilanganbilangan dan cara perhitungannya. Hal ini sesuai dengan ayat Al Quran surat Al Jin : 28 yaitu:
#OŠy‰ tã >äóÓx« ¨@ ä. 4Ó| ôm r&ur öN Íkö‰y‰ s9 $yJ Î/ xÞ %tn r&ur öN ÍkÍh5u‘ ÏM »n=»y™ Í‘ (#qäón=ö/r& ô‰ s% b r&zO n=÷èu‹Ïj9
ÇËÑÈ 28. supaya Dia mengetahui, bahwa Sesungguhnya Rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu. B. PAIKEM 1. Makna PAIKEM PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran
inovatif
bisa
mengadaptasi
dari
model
pembelajaran yang menyenangkan. (Ismail, 2009 :44) Paikem merupakan pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema yang disempurnakan dan dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari
berbagai mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa (Iif, 2011 : 12) Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir
setiap
karakteristik
diri.
Artinya
mengukur
daya
kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang
ada
yang
berkemampuan
dalam
menyerap
ilmu
dengan
menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa. Menurut Iif dan Sofan (2011:2) secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. 2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar
untuk
menjadikan
menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
pembelajaran
menarik,
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’ 4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. 5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berdasarkan teori tersebut maka makna PAIKEM adalah model pembelajaran terpadu yang menuntut kreatifitas guru agar suasana kelas aktif, inofatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. 2. Model Pembelajaran PAIKEM Aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan merupakan merupakan salah satu model pembelajaran yang ideal. Dengan metode Pembelajaran
Aktif,
Inovatif,
Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan
(PAIKEM), siswa dapat mendapatkan ide-ide sendiri dalam pembelajaran berlangsung dengan pendekatan lingkungan sekitar. Demikian pula guru dengan berbagai ide segar dan menarik yang dilengkapi dengan contoh praktis untuk diterapkan dalam pembelajaran. Pemahaman mengenai PAIKEM ini diharapkan dapat membantu guru memfasilitasi pembelajaran
siswa dengan lebih bermakna. Model Paikem yang dimaksud adalah pembelajaran sebagai berikut: a. Aktif Aktif maksudnya merupakan sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh peserta didik itu sendiri. Dalam proses pembelajaran tidak semestinya diperlakukan seperti bejana kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramahsang guru tentang ilmu pengetahuan atau informasi. Karena itu, dalam proses pembelajaran guru dituntut mampu menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan, memproses dan mengkonsrtuksi ilmu pengetahuan dan ketrampilanketrampilan. (Ismail, 2009 : 44) Meskipun yang diharapkan pertama dan utama adalah keaktifan dan kekreatifitasan peserta didik, namun sebenarnya guru pun dituntut untuk aktif dan kreatif. Agar pembelajaran model ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sudah tentu guru harus merancang pembelajaran dengan baik, melaksanakannya, dan akhirnya menilai hasilnya. Student centered mengandung pengertian pembelajaran menerapkan strategi pedagogi mengorientasikan siswa kepada situasi yang bermakna, kontekstual, dunia nyata dan menyediakan sumber belajar, bimbingan, petunjuk bagi pebelajar ketika meraka mengembangkan pengetahuan tentang materi pelajaran yang dipelajarinya sekaligus keterampilan memecahkan masalah. Paradigma yang menempatkan guru/dosen sebagai
pusat pembelajaran (teaching) dan siswa sebagai objek, seharusnya diubah dengan menempatkan siswa sebagai subjek yang belajar secara aktif membangun pemahamannya (learning) dengan jalan merangkai pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman baru yang dijumpai. Model paikem memperlihatkan pengalaman nyata dari lingkungan sekitar sehingga menunjukkan bahwa minat dan prestasi siswa meningkat secara drastis pada saat mereka dibantu untuk membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah mereka miliki atáu mereka kuasai. Pembelajaran hendaknya dimulai dari masalah-masalah aktual, otentik, relevan dan bermakna bagi siswa.`Pembelajaran yang berbasis subjek seringkali tidak relevan dan tidak bermakna bagi siswa sehingga tidak menarik perhatian siswa. Pembelajaran yang dibangun berdasarkan subjek seringkali terlepas dari kejadian aktual di masyarakat. Akibatnya siswa tidak dapat menerapkan konsep/teori yang dipelajarinya di dalam kehidupan nyata sehari-hari. Dengan pembelajaran yang dimulai dari masalah maka siswa belajar suatu konsep atau teori dan prinsip sekaligus memecahkan masalah. Dengan demikian sekurang-kurangnya ada dua hasil belajar yang dicapai, yaitu jawaban terhadap masalah (Produk) dan cara memecahkan suatu permasalahan yang didapat dalam belajar (proses) (Iif, 2011: 29).
b. Inovatif
Inovatif
dalam
proses
pembelajaran
dimaksudkan
mampu
memunculkan ide-ide baru atau inovasi-inovasi yang positif yang lebih baik. (Ismail, 2009:46) Pembelajaran
PAIKEM
bisa
mengadaptasi
dari
model pembelajaran yang menyenangkan (Learning is fun) merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodasi setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masang-masing. Contohnya pada sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan Upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membángun rasa percayá diri siswa. c. kreatif Menurut Iif dan Sofan (2011: 3) pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasi, melakukan inovasi dan melakukan hal-hal yang artistik lainya. Dikarakterkan dengan adanya keasliandan hal yang baru. Dibentuk melalui proses yang baru. Memiliki kemampuan untuk menciptakan, dirancang untuk mensimulasikan imajinasi. Kreatifitas adalah sebagai kemampuan ( berdasrkan data dan informasi yang
tersedia) untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan pada segi kuantitas, ketergantungan dan keragaman jawaban yang menerapkanya dalam pemecahan masalah. Ciri – ciri kepribadian kreatif berdasarkan survei kepustakaan oleh Supriadi (1985) di kutip oleh Iif yang mengidentifikasi 24 ciri kepribadian kreatif yaitu : 1) Terbuka terhadap pengalaman baru. 2) Fleksibel dalam berfikir dan merespon. 3) Bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan. 4) Menghargai fantasi. 5) Tertarik pada kegiatan-kegiatan kreatif. 6) Mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. 7) Mempunyai rasa aingin tahu yang besar. 8) Toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi tidak pasti. 9) Berani mengambil resiko yang diperhitungkan. 10) Percaya diri dan mandiri. 11) Memiliki tanggung jawab dan komitmen terhadap tugas. 12) Tekun dan tidak mudah bosan. 13) Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah. 14) Kaya akan inisiatif. 15) Peka terhadap situasi lingkungan. 16) Lebih berorientasi kemasa kini dan masa depan dari pada masa lalu.
17) Memilki citra diri dan stabilitas emosional yang baik. 18) Tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistik, dan mengandung teka-teki. 19) Memilki gagasan-gagasan yang orisinal. 20) Mempunyai minat yang luas. 21) Menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan konstruktif bagi pengembangan diri. 22) Kritis terhadap pendapat orang lain. 23) Senang mengajukan pertanyaan yang baik. 24) Memiliki kesadaran etik-moral dan etestik yang tinggi. Menurut
Kirton
(1986)
yang
dikutip
oleh
Iif
(2011:4)
mengemukakan bahwa membedakan ciri kepribadian kreatif kedalam dua gaya berpikir : adaptor (yang menghubungkan dua bagian terpenting) dan inovator (pembaharu pendidikan). Adaptor berusaha membuat sesuatu lebih baik, menggunakannya, ada yang menggunakan metode, nilai, kebijakan dan prosedur. Sedangkan inovator suka merekonstruksi masalah, berfikir. Pendapat lain mengatakan bahwa kreatif memiliki makna bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses mengembangkan kreatifitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti, dengan demikian, guru dituntut mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam sehingga seluruh potensi dan daya imajinasi dapat berkembeng secara maksimal. (Ismail, 2009 :47)
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi. Mencermati pandangan tersebut, maka yang dimaksud kreatifitas adalah kemampuan menggunakan gagasan atau ide-ide yang dilandasi oleh fakta dan informasi yang akurat dalam memecahkan atau mengatasi suatu masalah. Pembelajaran
PAIKEM
juga
dirancang
untuk
mampu
mengembangkan kreativitas. Pembelajar haruslah memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta kemandirian siswa sesuai dengnn bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua bentuk pembelajaran. Dengan dua bekal itu setiap orang akan mampu belajar sepanjang hidupnya. Ciri seorang pembelajar yang
mandiri
adalah:
(a)
mampu
dan
cermat
mendiagnosis
situasi pembelajaran tertentu yang sedang dihadapinya (b) mampu memilih strategi belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah belajarnya (c) memonitor keefektivan strategi tersebut dan (d) termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalahnya terselesaikan.
a. Efektif
Efektif berarti bahwa model pembelajaran apapun yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksiamal. Ini dapat di buktikan dengan adanya pencapaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah prosews belajar mengajar berlangsung. Di akhir kegiatan proses pembelajaran harus ada perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada diri peserta didik. ( Ismail, 2009 : 47) Efektif juga diartikan sebagai keberhasilan mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan. Dengan kata lain dalam pembelajaran telah terpenuhi apa yang menjadi tujuan dan harapan yang hendak dicapai. (Iif, 2011 :30), menurut Khaeruddin (2007:210) ada beberapa prosedur yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran efektif antara lain: a. Melakukan apersepsi ( pemanasan) Apersepsi ini dilakukan untuk menjajagi pengetahuan dan memotivasi peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik dan mendorongnya untuk mengetahui hal-hal yang baru. b. Eksplorasi Eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan dan mengaitkan dengan pengetahuan yang telah di miliki oleh peserta didik. c. Konsolidasi pembelajaran Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan kompetensi dengan mengaitkan kompetensi dengan kehidupan peserta didik.
d. Penilaian
Penilaian dimaksudkan sebagai kegiatan menghimpun fakta-fakta dan dokumen belajar peserta didik yang dapat di percaya untuk melakukan perbaikan program pembelajaran. Penilaian juga dapat berarti proses menyimpulkan dan menafsirkan fakta-fakta dan membuat pertimbangan dasar yang profesional untuk mengambil kebijakan tentang informasi pesrta didik. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif guru harus memperhatikan beberapa hal yang mendasar antara lain : 1) Pengelolaaan tempat belajar 2) Pengelolaaan peserta didik 3) pengelolaan kegiatan pembelajaran 4) Pengelolaan isi atau materi pembelajaran 5) Pengelolaan sumber belajar Berdasarkan pendapat tersebut maka
bahwa pembelajaran harus
dilakukan sedemikian rupa untuk mencapai semua hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar yang beragam karakteristik efektif dari pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan berbagai strategi yang relevan dengan hasil belajarnya. Banyak orang beranggapan bahwa berbagai strategi pembelajaran inovatif termasuk PAIKEM seringkali tidak efisien, memakan
waktu
lebih
lama
dibandingkan
dengan
pembelajaran
tradisional/konvensional. Hal tersebut tentu amat mudah dipahami dalam pembelajaran PAIKEM banyak hasil yang dicapai sehingga memerlukan
waktu yang lama, sementara pada pembelajaran tradisional hasil belajar yang dicapai hanya pada tataran kognitif saja. Menurut hasil penelitian Iif, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa. Sedangkan menurut Uno (2008:183) ada tujuh gaya belajar efektif yang dapat diterapkan dalam hal ini adalah pembelajaran model Paikem yaitu: 1). Bermain dengan kata Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena bisa membantu kita mengingat nama, tempat tinggal dan hal-hal lainnya dengan cara mendengar kemudian menyebutkan. 2). Bermain dengan pertanyaan Kita dapat memancing keingintahuan denganbaerbagai pertanyaan, setiap kali muncul jawaban kejar dengan pertanyaan hingga didapat hasil yang paling akhir dan kesimpulan. 3). Bermain dengan gambar Gaya belajar ini dapat dilakukan dengan cara membuat gamabar, merancang, melihat gambar, slide, video atau film.
4). Bermain dengan musik Gaya belajar ini berusaha mendapatkan informasi terbaru mengenai beragam hal dengan cara mengingat musik atau notasinya yang kemudian bisa membuatnya mencari informasi yang berkaitan dengan hal tersebut. 5). Bermain dengan bergerak Gerak manusia menyentuk sambil berbicara dan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan gagasan adalah salah satu cara belajar yang menyenangkan. 6). Bermain dengan bersosialisasi Bergabung dan membaur dengan orang lain adalah cara terbaik mendapat informasi dan belajar secara cepat. Dengan berkumpul kita dapat menyerap berbagai informasi secara cepat dan mudah memahaminya. 7). Bermain dengan kesendirian Ada sebagian orang yang gemar melakukan dengan segala sesuatunya dengan cara menyepi, hal ini dapat dilakukan di tempat yang tenang dan ruangan yang terjaga privasinya.
b. Menyenangkan Menyenangkan
berarti
sifat
terpesona
dengan
keindahan,
kenyamanan, dan kemanfaatanya sehingga mereka terlibat dengan asyik dalam belajar sampai lupa waktu, penuh percaya diri, dan tertantang untuk melakukan hal serupa atau hal yang lebih berat lagi.( Iif, 2011 : 31)
Menyenangkan juga dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan, sehingga peserta didik tertarik untuk terlibat secara aktif dan tujuan pembelajaran akan tercapai serta dapat menjadi reward bagi pesrta didik yang pada gilirannya akan mendorong motivasinya semakin aktif dan berpretasi pada kegiatan belajar berikutnya.(Ismail, 2009 : 47) Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan. Driden da. Voss (2000:22) mengatakan bahwa belajar akan efektif
jika suasana
pembelajarannya
secara
menyenangkan
seseorang
yang
aktif
mengkonstruksi pengetahuanya memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar yang maksimal. Suasana yang menyenangkan dan tidak diikuti suasana dengan sangat baik untuk membangkitkan motivasi untuk belajãr. Anak-anak pada dasarnya belajar palilg efektif pada saat mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu yang mengasyikan. Menurut penelitian, anak-anak menjadi berminat untuk belajar jika topik yang dibahas sedapat mungkin dihubungkan dengan pengalaman mereka dan disesuaikan dungan alam berpikir mereka. Yang dimaksudkan adalah bahasa pokok bahasannya dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-lari dan dhsesuaikan dengan dunia mereka dan bukan dunia guru sebagai orang dewasa. Apa lagi jika disesuaikan dengan kebiasaan mereka dalam belajar. Ciri yang terakhir ini merupakan ciri pembelajaran kontekstual. Dengan demikian
pembelajaran
PAIKEM
sebenarnya
juga
pembelajaran
kontekstual. PAIKEM merupakan pembelajaran yang tidak hanya terpaku menggunakan satu pendekatan saja, tetapi dengan menggunakan berbagai pendekatan dan model. PAIKEM dipernihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. 3. Landasan yuridis, filosofis dan psikologis PAIKEM a. Landasan yuridis formal Yang di maksud landasan yuridis di sini adalah dasar hukum yang melandasi diterapkannya PAIKEM. Dalam konteks ini adalah segala bentuk perundangan dan peraturan serta kebijakan pendidikan yang berlaku di Indonesia. Seperti yang landasan Paikem yang di Ungkapkan oleh Ismail (2009:48-50) sebagai berikut : 1. Undang-undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional antara lain pasal 1, ayat 1, pasal 39 ayat 2, pasal 40 ayat 2, pasal 4 ayat 34. 2. Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan anatara lain : pasal 19 ayat 1, pasal 28 ayat 1. 3. Undang-undang RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen antara lain : pasal 1 ayat 1, dan pasal 6. b. Landasan filosofis Secara filosofis bahwa anak didik mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan secara signifikan dalam kehidupannya, karena
lingkungan hidup anak didik merupakan sustu dunia yang terus berproses secara evolusionis. Pengetahuan anak didik adalah kumpulan kesan-kesan dan informasi yang terhimpun dalam pengalaman empirik yang siap untuk digunakan. Informasi atau kesan diterima oleh indera jasmani yang merupakan satu kesatuan dengan rohani. Oleh karena itu jasmani dan rohani perlu mendapat kebebasan
dalam
memanifestasikan
menerima kehendak
kesan-kesan dan
tingkah
dari lakunya.
lingkungannya Dengan
dan
demikian
pendidikan yang diperlukan anak didik adalah pendidikan menyeluruh dan menyentuh aspek jasmani dan rohani. e. Landasan psikologis PAIKEM
Secara teoritik maupun praktik PAIKEM berlandaskan pada psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentuekan isi/materi PAIKEM yang diberikan kepada anak didik agar tingkat keluasan dan kedalamnnya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi PAIKEM tersebut disampaikan kepada anak didik dan bagaimana pula anak didik harus mempelajarainya. (Iif, 2011:42) Tinjauan psikologis dimaksudkan dalam konteks ini yaitu ingin melihat posisi dan signifikan penerapan strategi berbasis PAIKEM menurut kajian psikologi perkembangan dan psikologi belajar. (Ismail 2009:50). Pembelajaran merupakan interaksi antara pserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sehingga pembelajaran harus memperhatikan
kesesuaian antara materi dengan kebutuhan, minat tingkat perkembangan serta pemahaman peserta didik. 4. Urgensi Tentang Pemikiran Belajar Melalui Pengembangan Model PAIKEM di MI Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seprti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, ketrampilan dan kemampuan serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar. Seperti pendapat George J. Monly dalam bukunya Psychology for Effective Teaching yang dikutif oleh Iif (2011:99) bahwa belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman, hal ini juga disampaikan oleh Kimble dan Garmezi. Dengan demikian inti dari belajar adalah adanya perubahan tingkah laku karena adanya suatu pengalaman. Perubahan tingkah laku tersebut dapat berupa perubahan ketrampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman dan apresiasi. Adapun pengalaman dalam proses belajar ialah bentuk interaksi antara individu dengan lingkungan. 5. Implikasi model PAIKEM dalam proses pembelajaran Melalui pengamatan pada situasi yang konkret, dampak positif dari diterapkannya model PAIKEM
yaitu siswa dapat terpadu sikap fase
keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkunganya. Seandainya direnungkan empat pilar pendidikan yakni learning to know (belajar untuk
mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to do (belajar untuk mengerjakan sesuatu) dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru, agar supaya pembelajaran tersebut dapat terlaksaana sesuai dengan tujuan pembelajaran. Berdasarkan empat pilar pendidikan dan kelima komponen prinsip PAIKEM (Mengalami, Pembaruan, Berinteraksi, Komunikasi, Berekspresi, dan Melakukan Refleksi), komponen ’Mengalami’, ’Pembaruan’, dan ’Berkspresi’ berkaitan dengan bagaimana guru mengolah bahan/materi pelajaran. Artinya, bagaimana guru mengolah materi pelajaran sehingga siswa mengalami dan mengekspresikan gagasannya. Untuk komponen interaksi, komunikasi dan refleksi berkaitan dengan bagaimana guru mengelola kelas. Artinya, bagaimana siswa harus dikelola (kerja kelompok, berpasangan, ataukah individual) agar mereka berinteraksi satu sama lain untuk mengembangkan kemampuan bekerjasama dan pada saat yang sama berkembang pula kemampuan individualnya. Cara mengolah materi sehingga tercipta komponen ’mengalami’ dan ’ekspresi’ untuk tiap-tiap mata pelajaran akan berbeda satu sama lain sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Misalnya dalam pelajaran matematika di mana guru merumuskan pertanyaan untuk siswa sehingga siswa melakukan prediksi (atas jawbaan pertanyaan tersebut), melakukan pengamatan/percobaan untuk menjawab pertanyaan tersebut, kemudian menjelaskan hasil pengamatan/percobaan terkait dengan prediksi yang
mereka buat sebelumnya. Nuansa materi PAIKEM dalam pembelajaran matematika, diolah sedemikian rupa sehingga siswa diarahkan untuk melakukan Penyelidikan, Penemuan, dan/atau Pemecahan Masalah. Ilmu Pengetahuan berkaitan dengan cara mencari tahu tentang sesuatu secara sistematis, sehingga ilmu yang di dapat bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pengalaman dan penguasaan konsep diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang sesuatu atau lingkungan sekitar. Menurut Iif dan sofan (2011: 5) penyajian Paikem dapat dilakukan dengan pemecahan masalah, curah pendapat, belajar dengan melakukan, menggunakan banyak metode yang disesuaikan dengan konteks, kerja kelompok. Para siswa menyelesaikan permasalahn, menjawab pertanyaanpertanyaan, memformulasikan pertanyaan-pertanyaan menurut mereka sendiri, mendiskusikan, menerangkan, melakuakn debat, curah pendapat selama pelajaran dikelas dan pembelajaran kerjasama. Untuk keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran sesuai tujuan yang diharapkan, sebelumnya siswa dilatih
cara konsentrasi, ketelitian, kesabaran, ketekunan, keuletan, peningkatan daya ingat serta belajar dengan metode bayangan. Disamping itu siswa dapat melakukan “SSN” ( senyum santai dan nikmat) yang artinya siswa dapat melakukan dengan senyum ( senang dalam proses pembelajaran), santai berarti siswa tidak tegang dalam mengikuti pelajaran, serta siswa dapat menikmati kegiatan pembelajaran. Latihan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya permainan dan guru selalu memberi motivasi bahwa tidak ada pelajaran yang sulit agar siswa siswa tidak merasa terbebani dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Proses pembelajaran yang baik sudah ditegaskan oleh BSNP (2007) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam hal ini guru tertantang dan harus mampu untuk dapat memberlangsungkan Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif sekaligus Menyenangkan (PAIKEM). Penerapan model Paikem berupaya dapat
membawa peserta didik dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan dalam mengikuti pembelajaran serta dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar mereka.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Gambaran Situasi Umum MI Ma’arif Bandungrejo a. Keadaan Guru MI Ma’arif Bandungrejo Guru di MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang berjumlah 8 orang terdiri dari 1 orang PNS dan 7 orang guru wiyata bakti serta dari 8 guru tersebut termasuk 1 orang kepala madrasah yaitu Bapak Bustanul Arifin S.Ag yang berstatus PNS, 6 orang guru kelas dan 1 orang guru olah raga. Berdasarkan kompetensinya dari 8 orang guru tersebut 6 orang berijazah S1 kependidikan dari STAIN Salatiga, 1 orang dari DIII Akuntansi dan 1 orang dari MAN, Saat ini kedua guru yang mempunyai latar belakang bukan kependidikan ini baru menempuh kuliah S1 kependidikan di STAIN Salatiga jurusan PGMI. Tahun 2013 diharapkan guru di MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak ini sudah berijazah S1 kependidikan dari STAIN Salatiga semua, Bahkan saat ini ada 2 guru yang baru menempuh S2 PAI di STAIN Salatiga yaitu Ibu Lilies Widyowati S.Pd.I dan Bapak Bustanul Arifin S.Ag. Berikut ini dapat diketahui data lengkap tentang guru di MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak yang dapat dilihat pada tabel 3.1: Tabel 3.1 Keadaan Guru MI Ma’arif Bandungrejo Tahun Ajaran 2011/2012
No Nama/NIP
Tempat tanggal lahir
L/P Ijazah
Jabatan
1
Bustanul Arifin S.Ag Magelang,19-Des-69
L
S1
Kep. Sek
2
Istikomah S.Pd.I
Magelang,11-Agt-84
L
S1
Guru Kls I
3
Sartini A.Md.
Magelang,11-Agt-79
L
DIII
Guru Kls II
4
M Asrori S. Pd.I
Magelang,03-Sep-83
L
S1
Guru Kls III
5
Ramidi
Magelang,03-Apr-82
L
MAN
Guru Kls IV
6
M. Syaifudin S. Pd.I
Magelang,24-Apr-86
L
S1
Guru Kls V
7
Lilies S.Pd.I
Widyowati Magelang,23-Jun-86
L
S1
Guru Kls VI
8
Nasrodin S.Pd.I
L
S1
Guru PJOK
Magelang,06-Agt-80
b. Keadaan Peserta Didik MI Ma’arif Bandungrejo Peserta didik di MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak dari kelas I sampai kelas VI tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 122 peserta didik terdiri atas terdiri atas 63 peserta didik laki-laki dan 59 peserta didik perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Data Keadaan Peserta Didik MI Ma’arif Bandungrejo Tahun Pelajaran 2011/2012. Kelas
Jumlah
Siswa
Jumlah L/P
L
P
I
17
14
31
II
10
12
22
III
10
8
18
IV
7
7
14
V
10
9
19
VI
9
9
18
Jumlah
63
59
122
c. Diskripsi Kondisi Awal Peserta Didik Kondisi awal sebelum diadakan penelitian tindakan kelas yaitu pada kelas 2 MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak jumlah peserta didik yang diteliti ada 22 peserta didik yang terdiri dari 10 peserta didik laki-laki dan 12 peserta didik perempuan. Prestasi belajar peserta didik dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.3 Hasil perolehan nilai rata-rata harian Matematika sebelum dilaksanakan PTK Keterangan No
Nama
KKM
Nilai Tuntas
1
Arin
60
62
Tuntas
Belum Tuntas
2
Bagus
60
70
Tuntas
3
Berta
60
65
Tuntas
4
Dani
60
62
Tuntas
5
Dina
60
58
6
Erna
60
72
7
Fani
60
55
8
Fina
60
80
Tuntas
9
Fitri
60
82
Tuntas
10
Ludy
60
52
Belum Tuntas
11
M Risqi
60
55
Belum Tuntas
12
M Hamim
60
58
Belum Tuntas
13
Ngainur
60
55
Belum Tuntas
14
Nur H
60
75
Tuntas
15
Nur I
60
70
Tuntas
16
Puji
60
65
Tuntas
17
Rif
60
72
Tuntas
Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas
18
Siti
60
70
Tuntas
19
Sri
60
52
Belum Tuntas
20
Tofik
60
50
Belum Tuntas
21
Tiana
60
52
Belum Tuntas
22
Wahyu
60
52
Belum Tuntas
Tabel 3.4 Hasil perolehan nilai Ujian Semester 1 Pelajaran Matematika sebelum dilaksanakan PTK Keterangan No
Nama
KKM
Nilai Tuntas
Belum Tuntas Belum tuntas
1
Arin
60
52
2
Bagus
60
80
Tuntas
3
Berta
60
60
Tuntas
4
Dani
60
62
Tuntas
5
Dina
60
50
6
Erna
60
65
7
Fani
60
42
8
Fina
60
80
Tuntas
9
Fitri
60
75
Tuntas
Belum Tuntas Tuntas Belum tuntas
10
Ludy
60
52
Belum Tuntas
11
M Risqi
60
45
Belum Tuntas
12
M Hamim
60
50
Belum Tuntas
13
Ngainur
60
60
Tuntas
14
Nur H
60
70
Tuntas
15
Nur I
60
60
Tuntas
16
Puji
60
80
Tuntas
17
Rif
60
75
Tuntas
18
Siti
60
70
Tuntas
19
Sri
60
42
Belum Tuntas
20
Tofik
60
40
Belum Tuntas
21
Tiana
60
50
Belum Tuntas
22
Wahyu
60
45
Belum Tuntas
d. Karakteristik Peserta Didik Peserta didik kelas II di MI Ma’arif Bandungrejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 22 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Data keadaan peserta didik kelas 2 di MI Ma’arif Bandungrejo adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Daftar Nama Siswa Kelas II MI Ma’arif Bandungrejo
No Nama
L/P Nama Ayah
Siswa
Pendidi
Pekerjaa
kan
n Ayah
Alamat
Ayah 1
Arin
P
Temin
SD
Tani
Noyogaten
2
Bagus
L
Sri Sulaksono SD
Tani
Pendem
3
Berta
L
Sulih Yahya
SMA
Swasta
Noyogaten
4
Dani
P
Trimo
SD
Tani
Noyogaten
5
Dina
P
Trimo
SD
Tani
Noyogaten
6
Erna
P
Moh Aris
SD
Tani
Pendem
7
Fani
P
Ngateman
SD
Tani
Citrogaten
8
Fina
P
Jupriyanto
SD
Tani
Noyogaten
9
Fitri
P
Likhun
SMP
Tani
Noyogaten
10
Ludy
L
Riyanto
SD
Tani
Noyogaten
11
M
L
Paryono
SD
Tani
Noyogaten
L
Kamari
SD
Tani
Noyogaten
L
Manteb
SD
Tani
Noyogaten
Risqi 12
M Hamim
13
Ngainu r
14
Nur H
L
Ramidi
SD
Tani
Noyogaten
15
Nur I
L
Slamet
MTs
Tani
Noyogaten
16
Puji
L
Parmin
SD
Tani
Noyogaten
17
Rif
P
Samsul Huda
SD
Tani
Noyogaten
18
Siti
P
B Winaryo
SD
Pedagan
Noyogaten
g 19
Sri
P
Suwardi
SD
Tani
Pendem
20
Tofik
L
Rohmat
SD
Tani
Citrogaten
21
Tiana
P
Jumangin
SD
Tani
Noyogaten
22
Wahyu
P
Paryono
SD
Tani
Noyogaten
e. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika, materi perkalian dengan kompetensi dasar melakukan perkalian yang hasilnya
dua
angka
tahun
pelajaran
2011/2012.
Penelitian
pembelajaran PAIKEM dilaksanakan satu kali pertemuan pra siklus dan sebanyak 3 siklus. Penelitian tersebut menggunakan jam mata pelajaran Matematika sesuai dengan jadwal pelajaran kelas II di MI Ma’arif Bandungrejo. Waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan pra siklus, tanggal 10 Februari 2012 2. Kegiatan siklus I, tanggal 16 Februari 2012 3. Kegiatan siklus II, tanggal 23 Februari 2012 4. Kegiatan siklus III, tanggal 29 Februari 2012 B. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar model PAIKEM. Adapun materi yang di bahas adalah perkalian b. Menyiapkan media yang berhubungan dengan materi perkalian sesuai PAIKEM. c. Menyiapkan materi Matematika sebagai bahan kajian d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar mengajar dengan model PAIKEM e. Menentukan metode atau pendekatan pembelajaran f. Mengadakan latihan terbimbing untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik dalam proses belajar mengajar dengan PAIKEM. g. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik. 2. Pelaksanaan Tindakan a. Pendidik
melaksanakan
pembelajaran
sesuai
dengan
rencana
pembelajaran yang di buat sebelumnya. b. Pendidik memulai pelajaran dengan salam do’a dan sapaan kepada peserta didik. c. Pendidik
membagikan
mengerjakannya
lembar
pre-test
dan
peserta
didik
d. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar yang akan dibahas yaitu tentang perkalian. e. Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok kemudian diberikan beberapa media yang relevan untuk di diskusikan dan dipresentasikan kedepan. f. Pendidik menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga dan media yang relevan dengan model PAIKEM yaitu dengan Bertanya jawab mengenai materi sehingga guru dan siswa aktif. Siswa mengemukakan pendapat tentang pengalaman dan benda-benda yang ada di lingkungan sekolah dan rumahnya mereka berinovasi untuk menyebutkan serta mencari apa yang ditugaskan guru, setelah itu siswa menggambarkan apa yang mereka temukan yaitu hewan seperti sapi kelinci kemudian diwarnai sehingga mereka kreatif kemudian dengan gambar tersebut dibuat materi perkalian dan kemudian di presentasikan di depan dan setelah selesai diberi oplous atau tepuk tangan sebagai penghargaan sehingga mereka merasa senang dan materi dapat dikuasai siswa dan pembelajaranpun menjadi lebih efektif. g. Pendidik membagikan lembar post-test, peserta didik mengerjakannya h. Setelah peserta didik selesai mengerjakan post-test, pendidik membahas apa yang dikerjakan oleh peserta didik dengan tanya jawab. 3. Pengamatan / Observasi Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam
meningkatkan hasil balajar peserta didik. Hasil observasi data dilihat dari lembar observasi dan hasil perolehan nilai. Dari pengamatan / observasi yang dilaksanakan peneliti dapat diketahui, bahwa rata-rata keaktifan peserta didik sudah cukup baik yaitu 38.64%. Berdasarkan hasil perolehan nilai dapat diketahui bahwa nilai hasil belajar peserta didik sebelum diadakan tindakan/pre-test siklus I rata-ratanya 59,77. Sesudah diadakan tindakan kelas pada siklus I rata-rata hasil nilai belajar peserta didik meningkat. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil post test yaitu 65,90. 4. Refleksi Hasil belajar dari siklus I ini sudah menunjukkan peningkatan dari sebelum PTK sebagian besar peserta didik sudah aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM. Peserta didik juga kreatif dan inovatif dilihat dalam pemecahan masalah dalam diskusi sehingga tanpa panjang lebar, tetapi jelas dan sasaran pembelajaranpun tercapai sehingga menjadi efektif, dengan pengalaman langsung anak akan lebih paham dan menyenangkan. Peran guru sebagai fasilitator, pembimbing dan motivator saja. Jadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Kondisi pembelajaran pada siklus I ini sudah menunjukkan pembelajaran yang menyenangkan karena guru sudah berkreatifitas dalam menciptakan suasana pembelajaran. Pemilihan metode dan mediapun sudah sesuai dengan kondisi peserta didik, tetapi dalam pembelajaran ini guru
kurang aktif karena hanya sebagai fasilitator saja akibatnya kurang komunikatif dan peserta didik juga masih ada yang senang bermain sendiri kurang bimbingan dari guru. Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalah-masalah yaitu adanya peserta didik yang belum bisa menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi kelas, perasaan takut yang masih ada ketika maju ke depan membaca hasil diskusi dan menjawab pertanyaan, dan masih kurangnya motivasi belajar dengan masih adanya peserta didik yang bermain-main sendiri saat diskusi dan pembelajaran. Dengan adanya masalah-masalah tersebut maka peneliti akan melakukan tindakan pada silkus II untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I. C. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan Tindakan Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari observasi dan hasil perolehan nilai pada siklus I, maka siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Rencana tindakan siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan pembelajaran dengan model PAIKEM. Adapun materi yang di bahas pada siklus II merupakan lanjutan dari siklus I namun masih dalam materi perkalian tetapi dengan tingkat kesulitan yang berbeda yaitu tentang perkalian
bilangan yang
hasilnya dua angka menggunakan jari matika. Menyiapkan media dan peraga yang berhubungan dengan materi dan tentunya kontekstual. b. Menyiapkan materi Matematika sebagai bahan kajian. c.
Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar mengajar dengan model PAIKEM.
d.
Menentukan metode atau pendekatan pembelajaran.
e. Pendidik menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga dan media yang relevan dengan model PAIKEM yaitu Mengadakan demonstrasi jarimatika secara terbimbing untuk melihat dan menambah pemahaman peserta didik. f. Pendidik mengajak peserta didik untuk melemaskan jari-jari terlebih dahulu sambil berdiri kemudian guru mengajarkan bagaimana sikap jari 1, 2, 3 sampai dengan 9 sehingga guru dan siswa aktif, inovasinya adalah jarimatikanya yaitu bahwa perkalian tidak hanya di hitung dengan penjumlahan berulang tetapi lebih efektif dengan jarimatika, dalam pembelajaran ini siswa juga tidak merasa bosan, tidak ngantuk justru mereka senang bermain dengan jari-jari. g. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik. h. Pendidik
membagikan
mengerjakannya
lembar
post-test,
peserta
didik
i.
Setelah peserta didik selesai mengerjakan post-test, pendidik membahas apa yang dikerjakan oleh peserta didik dengan tanya jawab.
2. Pelaksanaan Tindakan a. Pendidik melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran PAIKEM yang di buat sebelumnya. b. Pendidik memulai pelajaran dengan salam do’a dan sapaan kepada peserta didik. c. Pendidik dan siswa menyanyikan lagu yang relevan dengan materi sebagai motivasi di lanjutkan tanya jawab materi yang lalu. d. Pendidik
membagikan
lembar
pre-test
dan
peserta
didik
mengerjakannya e. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar yang akan dibahas yaitu tentang perkalian dengan jari matika. f. Pendidik menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga dan media yang relevan dengan model PAIKEM yaitu mengadakan demonstrasi jarimatika secara terbimbing untuk melihat dan menambah pemahaman peserta didik. g. Pendidik mengajak peserta didik untuk melemaskan jari-jari terlebih dahulu sambil berdiri kemudian guru mengajarkan bagaimana sikap jari 1, 2, 3 sampai dengan 9 sehingga guru dan siswa aktif, inovasinya adalah jarimatikanya yaitu bahwa perkalian tidak hanya di hitung dengan penjumlahan berulang tetapi lebih efektif dengan
jarimatika, dalam pembelajaran ini siswa juga tidak merasa bosan, tidak ngantuk justru mereka senang bermain dengan jari-jari. h. Pendidik sebagai fasilitator, pembimbing sekaligus pengevaluasi kegiatan. i.
Pendidik memanggil beberapa siswa yang dianggap telah menguasai jari matika untuk mengadakan tutor sebaya sehingga siswa yang belum menguasai dapat terbimbing.
j.
Pendidik
membagikan
lembar
post-test,
peserta
didik
mengerjakannya k. Setelah peserta didik selesai mengerjakan post-test, pendidik membahas apa yang dikerjakan oleh peserta didik dengan tanya jawab. l.
Pembelajaran ditutup dengan pemberian tugas dan do’a.
3. Pengamatan / Observasi Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil balajar peserta didik. Hasil observasi data dilihat dari lembar observasi dan hasil perolehan nilai pada siklus II. Berdasarkan pengamatan / observasi yang dilaksanakan peneliti dapat diketahui, bahwa rata-rata keaktifan peserta didik lebih meningkat karena peserta didik senang dengan suasana pembelajaran yang tidak
menegangkan. Rata-rata keaktifan meningkat yaitu 43,18 %. Pada waktu mengerjakan tes, peserta didik memperoleh nilai rata-rata 67,95 Berdasarkan hasil perolehan nilai dapat diketahui bahwa nilai hasil mengerjakan dengan rasa senang dan perolehan nilai yang lebih baik dari siklus I. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil post test pada siklus II yaitu 67,95. 4. Refleksi Hasil belajar dari siklus II ini sudah menunjukkan peningkatan dibanding siklus I sebagian besar pesrta didik sudah aktif dan merasa senang mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM, peserta didik juga lebih kreatif dan inovatif dilihat dalam unjuk kerja mempraktekkan jari matika dan tutor sebaya sehingga tanpa panjang lebar tetapi jelas menjadi efektif, dengan mendemonstrasikan, pengalaman langsung dan kontekstual anak akan lebih memahami dan menyenangkan. Disini peran guru sebagai fasilitator, pembimbing dan motivator saja. Jadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pada siklus ini guru ikut aktif dalam proses pembelajaran karena harus mendemontrasikan perkalian dengan jari-jari serta membimbing peserta didik untuk dapat melakukan demostrasi perkalian supaya kompentensi dapat tercapai. Penggunaan metode dan media serta penyampaian materi oleh guru sudah tepat, hanya saja belum ada penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari siswa serta pengalaman siswa yang berhubungan dengan materi.
Selama pengamatan berlangsung, dapat diketahui bahwa siklus II telah lebih baik dari siklus I, namun demikian perolehan nilai masih banyak perolehan hasil belajar yang belum optimal, walaupun sudah tidak ada lagi peserta didik yang bermain sendiri saat pelajaran tetapi masih perlu mengoptimalkan pemahaman dan hasil belajar anak , dengan melaksanakan tindakan siklus III. D. Diskripksi Pelaksanaan Siklus III 1. Perencanaan Tindakan Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari observasi dan hasil perolehan nilai pada siklus I, maka siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Rencana tindakan siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah: a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar dengan model PAIKEM. Adapun materi yang di bahas pada siklus III merupakan lanjutan dari siklus II namun masih dalam materi perkalian dengan tingkat kesulitan yang berbeda yaitu dengan pemecahan masalah. Menyiapkan media dan peraga yang berhubungan dengan materi dan kontekstual. b. Menyiapkan materi Matematika sebagai bahan kajian c. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar mengajar dengan model PAIKEM. d. Menentukan metode atau pendekatan pembelajaran
e. Siswa di bagi menjadi 4 kelompok kemudian diberikan kasus atau masalah yang sesuai dengan lingkungan rumah atau sekolahnya untuk di pecahkan. f. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik. g. Pendidik
membagikan
lembar
post-test,
peserta
didik
mengerjakannya h. Setelah peserta didik selesai mengerjakan post-test, pendidik membahas apa yang dikerjakan oleh peserta didik dengan tanya jawab.
2. Pelaksanaan Tindakan a. Pendidik melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran PAIKEM yang di buat sebelumnya. b. Pendidik memulai pelajaran dengan salam do’a dan sapaan kepada peserta didik. c. Pendidik dan siswa bertanya jawab materi yang lalu dengan metode drill untuk mengetahui bahwa materi sebelumnya telah dikuasai oleh siswa. d. Pendidik
membagikan
mengerjakannya
lembar
pre-test
dan
peserta
didik
e. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar yang akan dibahas yaitu tentang pemecahan masalah yang berhubungan dengan perkalian. f. Pendidik menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga dan media yang relevan dan kontekstual misalnya dengan bertanya jawab tentang materi yang relevan baik yang ada di lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah sehingga guru dan peserta didik sama-sama aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dan kegiatan pembelajaran ini membuat siswa inovatif untuk mengemukakan ide-ide mereka atas pertanyaan guru berdasarkan pengalaman mereka misalnya guru mengajak siswa keluar ruangan untuk melihat jumlah motor yang parkir kemudian guru bertanya tentang jumlah seluruh rodanya, dengan PAIKEM ini selain membuat suasana senang karena bisa belajar di luar kelas juga siswa dapat berinovasi untuk mencari jumlah spionnya, lampu retingnya dan lain-lain. Pembelajaran ini akan membuat siswa lebih mudah menguasai materi karena mereka mengalami langsung peristiwanya sehingga pembelajaran lebih efektif dan tidak membosankan. Selanjutunya pendidik memberikan masalah atau kasus yang berbeda untuk di kerjakan kelompok dan di presentasikan. g. Peserta didik diberi kebebasan mengemukakan pendapatnya sesuai dengan pengalamannya baik disekolah maupun di lingkungan rumah sehingga peserta didik termotivasi untuk menggali
potensinya dan tidak ada lagi rasa takut, karena kegiatan ini dengan bisa didalam dan diluar kelas. h. Kelompok yang telah selesai mengerjakan tugas kemudian mempresentasikan di depan setelah selesai kita beri oplous sehingga suasana lebih menyenangkan. i.
Pendidik sebagai pembimbing dan fasilitator dalam berdiskusi sehingga siswa bebas mengemukakan pemdapat.
j.
Pendidik
membagikan
lembar
post-test,
peserta
didik
mengerjakannya k. Setelah peserta didik selesai mengerjakan post-test, pendidik membahas apa yang dikerjakan oleh peserta didik dengan tanya jawab. l.
Pembelajaran ditutup dengan pemberian tugas rumah dan do’a.
3. Pengamatan / Observasi Pada siklus III ini keadaan kelas menjadi agak gaduh, hal ini menggambarkan peserta didik sedang bekerja sama dalam bermain dengan kelompoknya. Keaktifan peserta didik pada siklus III ini lebih meningkat karena semua peserta didik ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Suasana pembelajaran model Paikem ini sangat ramai namun bertanggung jawab dengan kata lain pembelajarannya serius tapi santai (sersan) Peserta didik yang semula hanya diam akhirnya ikut aktif. Siswa bebas mengemukakan pendapat berdasarkan pengalamannya dan
termotivasi untuk memecahkan masalah dan pada saat diadakan tes peserta didik lebih bersemangat dalam mengerjakan karena mereka sudah lebih paham dan mempraktekkan secara langsung. Berdasarkan pengamatan / observasi yang dilaksanakan peneliti dapat diketahui, bahwa rata-rata keaktifan peserta didik lebih meningkat karena peserta didik senang dengan suasana pembelajaran yang tidak menegangkan. Rata-rata keaktifan meningkat yaitu 55,75 %. Pada waktu mengerjakan tes, peserta didik dapat mencapai rata-rata perolehan nilai 72,50 Berdasarkan hasil unjuk kerja dan perolehan nilai dapat diketahui
bahwa nilai hasil
mengerjakan dengan rasa senang dan
perolehan nilai yang lebih baik dari siklus II. Pembelajaran pada siklus III ini berhasil meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar peserta didik. 4. Refleksi Hasil belajar dari siklus III ini benar-benar menunjukkan peningkatan di banding siklus I dan siklus II sebagian besar peserta didik sudah aktif dan merasa senang mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM, peserta didik juga lebih kreatif dan inovatif serta pembelajaran lebih efektif, dengan belajar sambil bermain, mendemonstrasikan, pengalaman langsung dan kontekstual siswa akan lebih paham dan menyenangkan. Peran guru hanya sebagai
fasilitator, pembimbing dan motivator saja. Jadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Selama pengamatan berlangsung, dapat diketahui bahwa siklus III telah lebih baik dari siklus I dan siklus II, hasil perolehan nilai sudah mencapai standar, minimal standar KKM hal ini menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan sudah mencapai hasil yang optimal. Untuk itu tidak perlu di tindak lanjut dengan memberikan perbaikan kepada peserta didik baik secara individual maupun klasikal. Berdasarkan hasil dari siklus III ini dapat di ketahui bahwa pembelajaran model PAIKEM yang dilaksanakan secara maksimal dapat mencapai hasil yang optimal, Prestasi belajar siswa menjadi meningkat, kreatifitas guru dan siswa juga tergali, dapat menumbuhkan inovatif baik siswa maupun guru. Berdasarkan pengalaman yang ada, serta suasana pembelajaran yang menyenangkan maka tujuan pembelajaran tercapai secara efektif atau sesuai waktu yang ditentukan dan sistem pembelajarannyapun terencana dengan baik.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Per Siklus Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada siklus I keaktifan dan prestasi belajar yang ditunjukkan dengan perolehan nilai peserta didik meningkat. Dari nilai rata-rata 59,77 sebelum dilaksakan PTK, meningkat menjadi 65,90. Begitu juga dengan tingkat keaktifan peserta didik lebih meningkat dari sebelum dilaksanakan tindakan. Pada siklus I pendidik memberi tugas kepada peserta didik untuk menunjukkan kreatifitasnya menangkap materi dengan mempresentasikan di depan kelas. Peran pendidik sebagai pembimbing, motivator, dan fasilitator yang menyediakan alat bantu berupa media dan peraga yang relevan dengan materi. Peserta didik berusaha untuk mengerjakan tugas secara kelompok agar kreatif dan inofatif dibawah bimbingan pendidik. Hal ini ternyata membuat peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dibandingkan bila dalam proses pembelajaran peserta didik hanya mendengarkan materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik. Adapun hasil penelitian dapat dilihat dari hasil keaktifan peserta didik, hasil perolehan nilai pre-test dan post-test peserta didik seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Hasil observasi keaktivan peserta didik siklus I
No
Aspek yang diamati
Jumlah
Prosentase
peserta didik 1
Keaktifan bertanya jawab
6
27,27
2
Keberanian maju di depan kelas
4
18,18
3
Mengemukakan pendapat
2
9,09
4
Kedisiplinan siswa
22
100
Rata-rata
38,64
Tabel 4.2 Hasil perolehan nilai pre-test siklus I No
Nama Peserta Didik
Nilai Pre-test
1
Arin
50
2
Bagus
75
3
Berta
55
4
Dani
50
5
Dina
55
6
Erna
70
7
Fani
50
8
Fina
70
9
Fitri
70
10
Ludy
55
11
M Risqi
50
12
M Hamim
60
13
Ngainur
55
14
Nur H
75
15
Nur I
65
16
Puji
70
17
Rif
75
18
Siti
70
19
Sri
55
20
Tofik
50
21
Tiana
50
22
Wahyu
60
Jumlah
1295
Nilai rata-rata
59,77
Nilai tertinggi
75
Nilai terendah
50
Tabel 4.3 Hasil penilaian nilai post-test siklus I No
Nama Peserta Didik
Nilai Post-test
1
Arin
55
2
Bagus
75
3
Berta
65
4
Dani
60
5
Dina
60
6
Erna
70
7
Fani
55
8
Fina
80
9
Fitri
75
10
Ludy
65
11
M Risqi
50
12
M Hamim
60
13
Ngainur
65
14
Nur H
75
15
Nur I
65
16
Puji
80
17
Rif
75
18
Siti
70
19
Sri
60
20
Tofik
55
21
Tiana
60
22
Wahyu
65
Jumlah
1450
Nilai rata-rata
65,90
Nilai tertinggi
80
Nilai terendah
55
Berdasarkan hasil perolehan nilai di atas dapat di ketahui bahwa hasil belajar peserta didik meningkat dari rata-rata pre-test 59,77 menjadi 65,90 setelah diadakan tindakan kelas/post-test. Berdasarkarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, pada siklus I masih mengalami masalah yaitu adanya peserta didik yang belum bisa menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi di kelas, adanya peserta didik yang merasa takut menjawab pertanyaan dan masih minimnya semangat belajar dengan masih adanya sebagian kecil peserta didik yang bermainmain sendiri. Upaya untuk meningkatkan keaktifan, pemahaman dan hasil belajar, peneliti lakukan tindakan lain yang tercakup di siklus II.
Pada siklus II dengan materi yang merupakan kelanjutan dari siklus I, peneliti memberi tugas yang hampir sama dengan siklus I. Bedanya pada siklus I tugas yang di berikan secara kelompok dengan diskusi, sedangkan siklus II tugas yang diberikan secara kelompok
dan individu dengan
berdemontrasi. Pendidik melakukan perkalian dengan jarimatika, semua pesrta didik mengikuti gerakan jari-jari guru dengan menyebutkan bilangannya, guru mendemontrasikan bagaimana sikap jari 1, 2, 3 dan seterusnya sampai jari 9 dan kegiatan ini dilakukan secara berulang-ulang sampai peserta didik paham. Setiap peserta didik diberi masalah yang relevan untuk dipecahkan atau didemontrasikan di depan. Guru memberi kebebasan siswa untuk mengemukakan pendapatnya dan maju ke depan untuk menunjukkan kreatifitas dan inofatifnya bagi siswa yang sudah mampu harus membimbing temannya (tutor sebaya) dibimbing oleh pendidik. Pada pelaksanaan siklus II ini semua peserta didik aktif mengikuti proses pembelajaran. Dengan penerapan PAIKEM ini peserta didik sudah mulai bisa menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi di kelas, peserta didik mulai berani menjawab pertanyaan dan peserta didik yang biasanya bermain-main sendiri sudah aktif mengikuti proses pembelajaran karena menerapkan belajar dengan demontrasi sehingga siswa merasa senang dan mengalami langsung materi yang di sampaikan.
Hasil penelitian dapat di lihat dari keaktifan, unjuk kerja peserta didik, perolehan nilai pre-test dan post-test peserta didik seperti pada tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Hasil observasi keaktivan peserta didik Siklus II No
Aspek yang diamati
Jumlah
Prosentase
peserta didik 1
Keaktifan bertanya jawab
8
36,36
2
Keberanian maju di depan kelas
4
18,18
3
Mengemukakan pendapat
4
18,18
4
Kedisiplinan siswa
22
100
Rata-rata
43,18
Tabel 4.5 Hasil perolehan nilai pre-test siklus II No
Nama Peserta Didik
Nilai Pre-test
1
Arin
55
2
Bagus
75
3
Berta
65
4
Dani
60
5
Dina
60
6
Erna
75
7
Fani
60
8
Fina
80
9
Fitri
85
10
Ludy
65
11
M Risqi
60
12
M Hamim
60
13
Ngainur
60
14
Nur H
70
15
Nur I
65
16
Puji
70
17
Rif
65
18
Siti
70
19
Sri
65
20
Tofik
40
21
Tiana
60
22
Wahyu
50
Jumlah
1415
Nilai rata-rata
64,32
Nilai tertinggi
80
Nilai terendah
40
Tabel 4.6 Hasil penilaian nilai post-test siklus II No
Nama Peserta Didik
Nilai Post-test
1
Arin
65
2
Bagus
100
3
Berta
75
4
Dani
60
5
Dina
60
6
Erna
70
7
Fani
55
8
Fina
85
9
Fitri
85
10
Ludy
65
11
M Risqi
60
12
M Hamim
65
13
Ngainur
65
14
Nur H
80
15
Nur I
70
16
Puji
70
17
Rif
65
18
Siti
70
19
Sri
50
20
Tofik
50
21
Tiana
60
22
Wahyu
70
Jumlah
1495
Nilai rata-rata
67,95
Nilai tertinggi
85
Nilai terendah
50
Berdasarkan hasil penelitian di atas di ketahui keaktifan peserta didik meningkat dari 38,64 % pada siklus I menjadi 43,18%. Begitu pula hasil belajar peserta didik meningkat rata-rata hasil perolehan nilai siklus I 65,90 menjadi 67, 95 pada siklus II. Walaupun hasil yang diperoleh pada siklus II sudah meningkat dari siklus I, namun peningkatan tersebut belum optimal, artinya hasil belajar peserta didik belum seratus persen mencapai standar ketuntasan, maka perlu di tindak lanjuti dengan mengadakan tindakan siklus III. Siklus III masih membahas materi perkalian yang hasilnya dua angka namun merupakan kelanjutan dari materi siklus I dan Siklus II
dengan menggunakan model PAIKEM yang menggunakan metode dan media yang berbeda disesauaikan dengan materi yang di bahas. Di dalam siklus III ini suasana kelas lebih hidup karena sambil bernyanyi dan memecahkan masalah yang ada di lingkungan peserta didik dengan media dan peraga yang kontekstual. Semua siswa terlibat dalam pembelajaran karena proses pembelajaran berpusat pada siswa. Guru hanya pembimbing dan fasilitator. Peserta didik merasa senang sehingga menambah motivasi belajar, dengan keaktifan, kreatifitas dan inofatifnya peserta didik lebih mudah memahami materi sehingga pembelajaran lebih efektif. Dengan demikian tujuan penerapan PAIKEM untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, inofatif, kreatif, efektif dan menyenangkan akan tercapai. Hal ini dapat di lihat dari hasil belajar dengan perolehan nilai yang optimal, yaitu dari nilai rata-rata pada siklus II 67,95 menjadi 77,50 pada siklus III seperti tertera pada tabel di bawah ini: Tabel 4.7 Hasil observasi keaktivan peserta didik No
Aspek yang diamati
Jumlah peserta
Prosentase
didik 1
Keaktifan bertanya jawab
12
54.54
2
Keberanian maju di depan
7
31,81
kelas 3
Mengemukakan pendapat
8
36,36
4
Kedisiplinan Siswa
22
100
Rata-rata
55,67
Tabel 4.8 Hasil perolehan nilai pre-test siklus III No
Nama Peserta Didik
Nilai Pre-test
1
Arin
65
2
Bagus
70
3
Berta
65
4
Dani
60
5
Dina
60
6
Erna
65
7
Fani
60
8
Fina
80
9
Fitri
75
10
Ludy
65
11
M Risqi
60
12
M Hamim
60
13
Ngainur
60
14
Nur H
75
15
Nur I
65
16
Puji
70
17
Rif
65
18
Siti
70
19
Sri
65
20
Tofik
60
21
Tiana
65
22
Wahyu
65
Jumlah
1445
Nilai rata-rata
65,68
Nilai tertinggi
80
Nilai terendah
60
Tabel 4.9 Hasil penilaian nilai post-test siklus III No
Nama Peserta Didik
Nilai Post-test
1
Arin
75
2
Bagus
100
3
Berta
70
4
Dani
65
5
Dina
65
6
Erna
80
7
Fani
65
8
Fina
100
9
Fitri
90
10
Ludy
70
11
M Risqi
65
12
M Hamim
70
13
Ngainur
65
14
Nur H
85
15
Nur I
70
16
Puji
75
17
Rif
70
18
Siti
85
19
Sri
65
20
Tofik
65
21
Tiana
65
22
Wahyu
75
Jumlah
1705
Nilai rata-rata
77,50
Nilai tertinggi
100
Nilai terendah
65
B. Pembahasan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang di laksanakan peneliti menunjukkan hasil belajar peserta didik meningkat dari sebelum dilaksanakan tindakan. Hasil belajar peserta didik tersebut meliputi hasil perolehan nilai dan keaktifan peserta didik yang mencakup keaktifan bertanya jawab, keberanian maju didepan kelas, mengemukakan pendapat, mengerjakan tes. Hal ini di capai setelah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menggunakan model PAIKEM dengan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa dan demontrasi dengan jari matika. Hasil penelitian yang dilaksanakan sebelum PTK, siklus I, siklus II, dan Siklus III adalah sebagai berikut: 1. Hasil Penelitian sebelum PTK Sebelum dilaksanakan PTK tingkat prestasi peserta didik sebagian besar adalah tergolong cukup namun masih ada beberapa siswa yang nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Di MI Ma’arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak ini KKM untuk mata pelajaran matematika adalah 60. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa semangat dan motivasi belajar peserta didik masih kurang, hal ini
menjadi salah satu faktor rendahnya pemahaman dan prestasi belajar peserta didik. Maka dari itu perlu didesain suasana kelas dan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar peserta didik. Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan tindakan dalam siklus I penerapan pembelajaran dengan model PAIKEM.
2. Hasil penelitian Siklus I Keaktifan peserta didik rata-rata mencapai 38,64 %. Rata-rata hasil perolehan nilai peserta didik pada siklus I adalah 65,90 nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40, kategori nilai dibagi tiga yaitu kurang cukup dan baik. 3. Hasil penelitian siklus II Pada pelaksanaan siklus II keaktifan peserta didik rata-rata mencapai 43,18 %. Rata-rata hasil perolehan nilai peserta didik pada siklus I adalah 67,93 nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50, kategori nilai juga dibagi tiga yaitu kurang cukup dan baik. 4. Hasil penelitian siklus III Pada pelaksanaan siklus II keaktifan peserta didik rata-rata mencapai 55,67 %. Rata-rata hasil perolehan nilai peserta didik pada siklus I adalah 72,27 nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 65, kategori nilai juga dibagi tiga yaitu kurang cukup dan baik.
Peningkatan keaktifan, pemahaman, perolehan nilai peserta didik dan peningkatan tingkat prestasi peserta didik pada siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.10 Rekapitulasi tingkat keaktifan peserta didik pada siklus I, II, dan III No
Aspek yang diamati
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1
Keaktifan bertanya jawab
6
8
12
2
Keberanian maju ke depan
4
4
7
3
Mengemukakan pendapat
4
6
8
4
Kedisiplina Siswa
22
22
22
38,64
43,18
55,67
Rata - rata
Berdasarkan tabel 4.10 tersebut dapat dapat diketahui bahwa ratarata keaktifan peserta didik pada siklus I adalah 38,64 dan pada siklus II keaktifan peserta didik meningkat menjadi 43,18. Keaktifan tersebut dirasa belum optimal sehingga dilaksanakan siklus III hingga keaktifan peserta didik meningkat menjadi 55,67. Berdasarkan data tersebut upaya untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam belajar matematika berhasil, hal ini dapat dilihat dari peningkatan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dan dari unjuk kerja dalam menyelesaikan masalah matematika. Adapun peningkatan rata-rata keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran pada penelitian tindakan kelas (PTK) dari siklus I sampai dengan siklus III dapat di gambarkan pada suatu diagram
guna memperjelas informasi peningkatan keaktifan peserta didik yang dilihat pada diagram berikut ini:
25 20 15
Keaktifan Keberanian Maju
10
Berpendapat Kedisiplinan Siswa
5 0 Siklus I
Siklus II
Siklus III
Diagram 4.1 Peningkatan Rata-rata Keaktifan Peserta Didik dari Siklus I sampai Siklus III Tabel 4.11 Perolehan nilai peserta didik pada siklus I sampai siklus III No
Nama Siswa
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Pre-test
Post-test
Pre-test
Post-test
Pre-test
Post-test
1
Arin
50
55
55
65
65
75
2
Bagus
75
75
75
100
70
100
3
Berta
55
65
65
75
65
70
4
Dani
50
60
60
60
60
65
5
Dina
55
60
60
60
60
65
6
Erna
70
60
75
70
65
80
7
Fani
55
55
60
55
60
65
8
Fina
70
80
80
85
80
100
9
Fitri
70
75
85
85
75
90
10
Ludy
55
65
65
65
65
70
11
M Risqi
50
50
60
60
60
65
12
M Hamim
60
60
60
65
60
70
13
Ngainur
55
65
60
65
60
65
14
Nur H
75
75
70
80
75
85
15
Nur I
65
65
65
70
65
70
16
Puji
70
80
70
70
70
75
17
Rif
75
75
65
65
65
70
18
Siti
70
70
70
70
70
85
19
Sri
55
60
65
50
65
65
20
Tofik
50
55
40
50
60
65
21
Tiana
50
60
60
60
65
65
22
Wahyu
60
65
50
70
65
75
Jumlah
1295
1450
1415
1495
1445
1705
59,77
65,90
65,68
67,95
65,68
77,50
Nilai tertinggi
80
80
85
85
80
90
Nilai terendah
50
55
60
60
60
65
Nilai
rata-
rata
Berdasarkan tabel perolehan nilai pre-test dan post-test dari siklus I sampai siklus III dapat di ketahui bahwa nilai rata-rata pre-test dari 59,77 di siklus I meningkat menjadi 65,68 pada siklus II dan pada siklus III masih sama yaitu 65,68 sedangkan perolehan rata-rata nilai post-test pada siklus I yaitu 65,90 meningkat di siklus II menjadi 67,95 dan pada siklus III juga meningkat menjadi 77,50. Berdasarkan data tersebut maka dapat di ketahui bahwa pelaksanaan PTK dengan penerapan PAIKEM ini berhasil meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan perolehan rata-rata hasil post test yang mengalami peningkatan dari siklus satu ke siklus selanjutnya. Berdasarkan hasil – hasil yang dapat dilihat persiklus baik dari keaktifan maupun hasil belajar peserta didik maka PTK dengan penerapan model PAIKEM ini berhasil meningkatkan prestasi belajar matematika peserta didik. Peningkatan hasil pre-test dan post-test dari siklus I, siklus II dan siklus III dapat di lihat pada diagram 4.2 berikut ini :
90 80 70 60 50 Pre-test
40
Post-test
30 20 10 0 Siklus I
Siklus II
Siklus III
Diagram 4.2 Peningkatan Hasil Rata-rata Pre-test dan Post-test dari Siklus I sampai Siklus III
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang upaya peningkatan pemahaman dan prestasi belajar matematika melalui penerapan PAIKEM pada siswa kelas 2 di MI Ma’arif Bandungrejo Ngablak Kabupaten Magelang dapat disimpulkan sebagai berikut : Penerapan Paikem dapat meningkatkan prestasi belajar matematika peserta didik yang dapat dilihat dari hasil tes pada siklus I nilai post test peserta didik rata-rata 65,90, pada siklus II meningkat menjadi 67,95, dan pada siklus III mengalami perolehan yang optimal yaitu 77,50. B. Saran-saran 1. Kepada Kepala Sekolah MI Ma’arif Bandungrejo kecamatan Ngablak adalah lembaga pendidikan dasar yang bercirikan agama, bertujuan untuk membentuk generasi yang memiliki tingkat kecerdasan, ketaqwaan dan keimanan yang kuat. Kepala sekolah hendaknya menjadi contoh dan memotivasi guru dan siswa agar dapat menyelenggarakan pendidikan yang menyenangkan sehingga mutu dan kualitas sekolah dapat ditingkatkan. Pihak sekolah hendaknya menyediakan fasilitas yang di butuhkan dalam pembelajaran dengan PAIKEM, sekolah juga
hendaknya
memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan
atau studi banding guna meningkatkan kualitas dan profesionalisme dalam pembelajaran. 2. Kepada Para Pendidik. a. Hendaklah para pendidik mampu memahami karateristik peserta didik agar dapat memilih metode maupun strategi yang tepat dalam pembelajaran. b. Hendaklah bersifat lebih komunikatif baik terhadap anak sewaktu mengajar dan terhadap wali murid dalam pergaulan di masyarakat. Sehingga akan tercipta suasana yang harmonis antara guru, siswa, dan orang tua wali. c. Hendaklah selalu memberikan motivasi belajar kepada siswa supaya prestasi siswa dapat meningkat. d. Hendaklah para pendidik memberikan reward sebagai apresiasi terhadap prestasi yang telah diperoleh siswa untuk lebih memotivasi belajar siswa. e. Hendaklah pendidik meningkatkan kreatifitas dalam pembelajaran yang sesuai dengan karateristik dan kondisi peserta didik. 3. Kepada Murid (Siswa) a. Kepada siswa hendaknya selalu memperhatikan nasehat dari orang tua dan guru sebagai pendidik dan orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangannya. b. Hendaknya siswa ada keberanian untuk meminta bimbingan dan pengarahan dari orang tua dan guru.
c. Hendaknya siswa tetap tekun dan rajin belajar walaupun tidak diberi reward oleh guru, orang tua, maupun teman sebayanya. Karena belajar adalah kebutuhan pribadi untuk dapat meneruskan perjuangan orang tua dalam menegakkan agama Islam dan menjawab tantangan zaman. d. Hendaknya siswa dapat selektif terhadap apa yang ia terima dan yang ia lihat, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. e. Dan untuk membentuk kepribadian yang kuat dibutuhkan banyak pengetahuan dan pengalaman. Maka dibutuhkan kemauan dan keberanian untuk selalu mengikuti setiap kegiatan yang positif baik di dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. 4. Kepada orang tua. a. Hendaknya diciptakan suasana yang edukatif dan komunikatif dalam lingkungan
keluarga.
Karena
lingkungan
keluarga
merupakan
lingkungan yang pertama bagi anak untuk menerima pendidikan dan bersosialisasi. b. Hendaknya keluarga tidak hanya mengandalkan ancaman saja dalam menyuruh anaknya dalam belajar yang akan membuat tertekan tetapi ciptakanlah suasana dan motivasi yang membuat anak senang. c. Hendaknya keluarga menyediakan fasilitas belajar anak baik untuk di rumah maupun disekolah. d. Hendaknya lebih intensif lagi dalam pengawasan dan bimbingan orang tua dan keluarga dalam masalah pendidikan. Sehingga tidak
sepenuhnya pendidikan itu di sekolah karena waktu anak lebih banyak di rumah.
Lampiran 1
SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN Nama Sekolah
: MI Ma’arif Bandungrejo
Mata Pelajaran Kelas/Program
: MATEMATIKA 2B : II / SEKOLAH DASAR
Semester : Genap Alokasi Waktu : 36 x 30 menit Standar Kompetensi : 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka
Kompetensi Dasar
3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka
Materi Pokok dan Uraian Materi Perkalian dan pembagian o Perkalian (hlm. 2)
Penilaian Pengalaman Belajar
Indikator
o Menjawab pertanyaan 40 apel dibagi kepada 5, berapa buah apel yang diterima setiap anak o Mempelajari perkalian sebagai penjumlahan berulang o Mengerjakan latihan 1 s.d 5 latihan pengayaan o Guru membantu memecahkan masalah latihan di atas dengan gambar kemudian mengarahkan siswa memecahkan masalah pada latihan tanpa gambar sehingga dapat menemukan sendiri fakta perkalian o Guru menyimpulkan bahwa senua bilangan cacah apabila
o Menghitung perkalian sebagai penjumlahan berulang.
Jenis Tagihan
Bentuk Instrumen
Tugas IndVidu
Laporan buku pekerjaan rumah
Contoh Instrumen Latihan 1, 2 Hlm. 3 Latihan 3 Hlm. 5 Latihan 4 Hlm. 6 Latihan 5 Latihan pengayaan Hlm. 7
Alokas i Waktu 12 jp
Sumber/ Bahan/ Alat Sumber: Buku MATEMATIKA 2B M. Khafid Erlangga Alat: - Buku
Kompetensi Dasar
Materi Pokok dan Uraian Materi
Penilaian Pengalaman Belajar
Indikator
Jenis Tagihan
Bentuk Instrumen
Tugas IndVidu dan Kelompok
Laporan buku pekerjaan rumah
Contoh Instrumen
Alokas i Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat
dikalikan dengan bilangan 1 maka hasilnya adalah bilangan itu sendiri o Mempelajari dan mengenalkan sifat pertukaran pada perkalian axb=bxa 2x3=3x2 6 = 6 o Mengerjakan latihan 6, latihan pengayaan, latihan 7, latihan 8 o Memeriksa latihan 6 s.d 10 o Mempelajari cara menyelesaikan soal cerita selanjutnya menugaskan latihan 12, latihan 13 dan latihan pengayaan
3.2 Melakukan pembagian bilangan dua angka
Perkalian dan pembagian o Pembagian (hlm.19)
Pertemuan pertama o Guru menjelaskan arti pembagian sebagai pengurangan berulang sampai habis. Pelaksanaannya bisa dibantu dengan alat peraga seperti kubus, kelereng, bola dan lain sebagainya 6:2=4 6–2–2–2=0 (tiga kali pengurangan)
o Mengenal sifat pertukaran pada perkalian
Latihan 1 Hlm. 20 Latihan 2 Hlm. 21 Latihan 3 Hlm. 22 Latihan 4 Hlm. 22
16 jp
Sumber: Buku MATEMATIKA 2B M. Khafid Erlangga Alat: -
Kompetensi Dasar
Penilaian
Materi Pokok dan Uraian Materi
Pengalaman Belajar o Mengerjakan latihan 1s.d 6 o Menjelakan cara mengingat fakta pembagian sampai 100 Pertemuan kedua o Membahas pekerjaan rumah o Mengumpulkan pekerjaan rumah o Mempelajari soal cerita pembagian dan mengerjakan soal cerita, latihan 9 Pertemuan ketiga o Mempelajari cara mengubah perkalian pembagian menjadi pembagian dan sebaliknya 2x3=6 a ´b = c a=
c b
2=
6 3
c 6 3= a 2 o Mengerjakan latihan 1, 2 o Mempelajari contoh soal hlm. 32 b=
Pertemuan keempat o Mempelajari cara mengubah pembagian menjadi perkalian o Mempelajari contoh soal hlm. 34 dan menugaskan mengerjakan latihan 4, 5, 6 dan
Indikator
Jenis Tagihan
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen Latihan 5, 6 Hlm.26 Latihan 7, 8 Hlm.27 Latihan 9 Hlm.30
Alokas i Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat
Kompetensi Dasar
Penilaian
Materi Pokok dan Uraian Materi
Pengalaman Belajar
Indikator
o Mempelajari langkah penyelesaian operasi hitung campuran - operasi hitung campuran + dan – adalah setingkat maka pengerjaannya dilakukan bertahap urut dari sebelah kiri - operasi hitung campuran x dan : adalah setingkat maka pengerjaannya dilakukan bertahap urut dari sebelah kiri - operasi hitung campuran x dan + lebih tinggi tingkatannya dari pada + dan – maka operasi x dan : dikerjakan lebih dahulu. o Mengerjakan latihan 1 dan 2 o Mengerjakan uji kompetensi bab 4 hlm. 39
o Mengubah perkalian menjadi pembagian
Jenis Tagihan
Bentuk Instrumen
Tugas Indvidu
Laporan buku pekerjaan rumah
Contoh Instrumen
Alokas i Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat
7
3.3 Melakukan operasi hitung campuran
Perkalian dan pembagian o Operasi Hitung campuran (hlm. 37)
Mengetahui Kepala Sekolah
o Mnegubah pembagian jadi perkalian o Menghitung operasi hitung campuran
Uraian Objektif
Latihan 1 hlm. 30 Latihan 2 hlm. 31 Latihan 3 hlm. 32
8 jp
Latihan 4 hlm. 33 Latihan 5 hlm. 34 Latihan 6 hlm. 35 Latihan 1, 2 hlm. 38 Uji kompetensi bab 4 Hlm. 39
Bandungrejo 12 Juli2011 Guru Mata Pelajaran
Sumber: Buku MATEMATIKA 2B M. Khafid Erlangga Alat: -
Bustanul Arifin S.Ag. NIP. 196912192005011003
Sartini A.Md
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi waktu
: : : :
MI Ma’arif Bandungrejo Matematika II (Dua) /2 (dua) 4 x 35 menit
A. Standar Kompetensi : 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka. B. Kompetensi Dasar 3.1. Perkalian bilangan yang hsilnya dua angka C. Indikator · Mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang. · Mengenal fakta perkalian yang hasilnya dua angka.
D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat : § Menerapkan perkalian dalam kehidupan sehari-hari. § Membaca dan menuliskan sifat dan pengelompokan perkalian. § Mengenal perkalian sebagaipenjumlahan berulang. v Karakter siswa yang diharapkan : § Rasa ingin tahu , Mandiri, Kreatif, Kerja keras, Disiplin, Demokratis, Tanggung-jawab , Menghargai Prestasi E. Materi Ajar PERKALIAN § Melakukan perkalian yang hasilnya dua angka F. Metoda Pembelajaran § Ekspositori (menerangkan) § Diskusi § Tanya jawab § Latihan G. Langkah-langkah Pembelajaran § Kegiatan awal Apersepsi dan Motivasi - Mengingat kembali konsep Penjumlahan - Melakukan game yang berhubungan dengan Penjumlahan - Guru memberikan pre tes § Kegiatan Inti § Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F Menanyakan kepada siswa tentang materi yang akan di ajarkan § Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: F Membagi siswa menjadi empat kelompok. F Mencontohkan langkah mengerjakan latihan. F Memberikan gambar sapi untuk di jadikan sumber perkalian sesuai jumlah anggota kelompok. F Menugaskan pada tiap kelompok untuk menggambar dan membuat bentuk perkalian berdasarkan gambar. F Memeriksa pekerjaan siswa dan menugaskan untuk mengerjakan di depan atau presentasi. F Tanya jawab. F Memberikan oplos kepada kelompok yang sudah mempresentasikan di depan. § Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: F Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa F Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan § Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: F Memberikan Post tes F Memberikan soal Pekerjaan Rumah F Menutup pelajaran H. Alat/Bahan dan Sumber Belajar § Senang Matematika SD /MI untuk Kelas IIJilid 2 § LKS Cemara Matematika kelas II semester II I. Penilaian Nilai Budaya Dan Indikator Pencapaian Karakter Bangsa Kompetensi o Rasa ingin tahu o Menerapkan :Sikap dan perkalian tindakan yang dalam selalu berupaya kehidupan untuk sehari-hari mengetahui lebih o Membaca dan mendalam dan Menuliskansifa meluas dari t dan sesuatu yang pengelompoka dipelajarinya, n perkalian dilihat, dan
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen/ Soal Instrumen
Tugas Individu dan Kelompok
Laporan buku pekerjaan rumah
o Terapkan perkalian dalam kehidupan sehari-hari! o Bacakanlah dan Tuliskanlah sifat dan pengelompokan perkalian! o Tentukan
didengar. o Menentukan penjumlahan o Mandiri :Sikap berulang dan perilaku yang menjadi tidak mudah perkalian tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. o Kreatif: Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. o Kerja keras :Perilaku yang menunjukkan upaya sungguhsungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. o Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan o Demokratis :Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. o Tanggung-jawab :Sikap dan
penjumlahan berulang menjadi perkalian!
perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. o Menghargai Prestasi :Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Format Kriteria Penilaian & PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. Aspek Kriteria 1. Konsep * semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah
Skor 4 3 2 1
&
PERFORMANSI No. Aspek 1. Pengetahuan
2.
Sikap
Kriteria * Tinggi * Sedang * Rendah
Skor 4 2 1
* Aktif * Kurang aktif * Tidak aktif
4 2 1
Lembar Penilaian Performan No Nama Siswa 1
Arina Rahmayani
2
Bagus Suryono
3
Berta Akbar YB
4
Dani Ngainur R
5
Dina Ngainur R
6
Ernawati
7
Faniyah
8
Fina
9
Fitriana M
10
Ludy Andreanto
11
M Risqi N F
12
M Hamim
13
Ngainur Rohman
14
Nur Hidayatulloh
Pengetahuan Sikap
Produk
Jumlah Skor
Nilai
15
Nur Ikhsanudin
16
Pujiyanto
17
Rif’atul Laila
18
Siti Rondiyatun
19
Sri Rahayu
20
Taufik
21
Tiana
22
Wahyuti
CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10. @ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial. Bandungrejo
16
2012 Mengetahui Kepala Sekolah
BUSTANUL ARIFIN S.Ag. NIP. 196912192005011003
Guru Kelas II
SARTINI A.Md
Februari
Lampiran 3
SOAL PRE-TEST DAN POST TEST SIKLUS I Kerjakanlah soal – soal berikut : 1. 4 x 0 = 2. 5 x 1 = 3. 4 x 3 = 4. 6 + 6 + 6 + 6 + 6 = 5. 2 x 5 x 4 =
KUNCI JAWABAN PRE-TEST DAN POST TEST SIKLUS II
6. 4 x 0 = 0 7. 5 x 1 = 1 x 5 = 5 8. 4 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 = 12 9. 6 + 6 + 6 + 6 + 6 = 5 x 6 = 30 10.
2 x 5 x 4 = ( 2 x 5 ) x 4 = 10 x 4 = 40
Lampiran 4
Media Gambar Siklus I
Buatlah perkalian berdasarkan kelompok dan gambar diatas! 1. 2. 3. 4. 5.
Kepala Mata Kaki Telinga Sayap
Lampiran 5 Foto Proses Pembelajaran PAIKEM pada Siklus I
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS II Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi waktu
: : : :
MI Ma’arif Bandungrejo Matematika II (Dua) /2 (dua) 4 x 35 menit
A. Standar Kompetensi : 3. Perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka. B. Kompetensi Dasar 3.1 Perkalian bilangan yang hsilnya dua angka C. Indikator · Mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang. · Mengenal fakta perkalian yang hasilnya dua angka · Menghitung perkalian dengan jari matika.
D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat : § Menerapkan perkalian dalam kehidupan sehari-hari. § Membaca dan menuliskan sifat dan pengelompokan perkalian. § Menentukan penjumlahan berulang menjadi perkalian. § Menghitung perkalian dengan jari matika. § Menyelesaikan perkalian dengan soal cerita. v
Karakter siswa yang diharapkan : § Rasa ingin tahu , Mandiri, Kreatif, Kerja keras, Disiplin, Demokratis, Tanggung-jawab , Menghargai Prestasi
E. Materi Ajar BILANGAN § Melakukan perkalian yang hasilnya dua angka F. Metode Pembelajaran § Ekspositori (menerangkan) § Demonstrasi § Tanya jawab § Latihan G. Langkah-langkah Pembelajaran § Kegiatan awal Apresepsi dan Motivasi - Mengingat kembali konsep perkalian
- Melakukan game yang berhubungan dengan perkalian - Guru Memberikan pre tes § Kegiatan Inti § Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: F Menggali potensi siswa tentang perhitungan perkalian menggunakan jari. § Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: F Mengajak siswa untuk mengankat kedua tangannya. F Mencontohkan gerakan membuka dan menutup jari-jari F Memberikan contoh posisi jari 1 sampai dengan 9 F Mengajak siswa melakukan posisi jari dengan cepat sambil tanya jawab F Mencontohkan kepada siswa sistem perkalian menggunakan jari F Mendemontrasikan perkalian dengan jari secara bersama-sama F Mendemontrasikan dengan tutor sebaya F Mendemontrasikan secara individu di depan F Tanya jawab § Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: F Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa F Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan § Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: F Memberikan post tes F Memberikan soal Pekerjaan Rumah F Menutup pelajaran 2. Alat/Bahan dan Sumber Belajar § Matematika SD /MI untuk Kelas II2B § LKS Cemara Matematika kelas II semester II 3. Penilaian Nilai Budaya Indikator Dan Karakter Pencapaian Bangsa Kompetensi o Rasa ingin A. Menerapkan tahu :Sikap perkalian dalam dan tindakan kehidupan sehariyang selalu hari. berupaya B. Membaca dan
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen/ Instrumen Soal
Tugas Individu dan Kelompok
Laporan buku pekerjaan rumah
A. Terapkan perkalian dalam kehidupan sehari-hari.
o
o
o
o
untuk Menuliskansifat dan mengetahui pengelompokan lebih perkalian. mendalam dan C. Menentukan meluas dari penjumlahan sesuatu yang berulang dipelajarinya, menjadi dilihat, dan perkalian. didengar. D. Menghitung Mandiri perkalian dengan :Sikap dan jari matika. perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Kreatif: Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Kerja keras :Perilaku yang menunjukkan upaya sungguhsungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,serta menyelesaikan tugas dengan sebaikbaiknya. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan
B. Bacakanlah dan Tuliskanlah sifat dan pengelompo kan perkalian. C. Tentukan penjumlahan berulang menjadi perkalian. D. Hitunglah perkalian dengan jari matika.
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan o Demokratis :Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. o Tanggungjawab :Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,terhad ap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. o Menghargai Prestasi :Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
Format Kriteria Penilaian & PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. Aspek Kriteria 1. Konsep * semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah &
PERFORMANSI No. Aspek 1. Pengetahuan
2.
Sikap
Skor 4 3 2 1
Kriteria * Tinggi * Sedang * Rendah
Skor 4 2 1
* Aktif * Kurang aktif * Tidak aktif
4 2 1
Lembar Penilaian Performan No Nama Siswa 1
Arina Rahmayani
2
Bagus Suryono
3
Berta Akbar YB
4
Dani Ngainur R
5
Dina Ngainur R
6
Ernawati
7
Faniyah
Pengetahuan Sikap
Produk
Jumlah Skor
Nilai
8
Fina
9
Fitriana M
10
Ludy Andriyanto
11
M Risqi N F
12
M Hamim
13
Ngainur Rohman
14
Nur Hidayatulloh
15
Nur Ikhsanudin
16
Pujiyanto
17
Rif’atul Laila
18
Siti Rondiyatun
19
Sri Rahayu
20
Taufik
21
Tiana
22
Wahyuti
CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10. @ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial. Bandungrejo 23 Februari 2012 Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Kelas II
BUSTANUL ARIFIN S.Ag. NIP.196912192005011003
SARTINI A.Md
Lampiran 8
SOAL PRE-TEST DAN POST TEST SIKLUS II Kerjakanlah soal – soal berikut : 1.
6x6 =
2.
7x8 =
3.
9x6 =
4.
9x9 =
5.
8x9 =
KUNCI JAWABAN PRE-TEST DAN POST TEST SIKLUS II
6.
6 x 6 = 36
7.
7 x 8 = 56
8.
9 x 6 = 54
9.
9 x 9 = 81
10. 8 x 9 = 72
Lampiran 9
MEDIA GAMBAR SIKLUS II
Lampiran 10
Foto Proses pembelajaran PAIKEM Siklus II
Lampiran 12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS III Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi waktu
: : : :
MI Ma’arif Bandungrejo Matematika II (Dua) /2 (dua) 4 x 35 menit
A. Standar Kompetensi : 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka. E. Kompetensi Dasar 3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya dua angka F. Indikator · Mengenal perkalian sebagai penjumlahan berulang. · Mengenal fakta perkalian yang hasilnya dua angka · Menghitung perkalian dengan jari matika. · Menyelesaikan perkalian dengan soal cerita.
G. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat : § Menerapkan perkalian dalam kehidupan sehari-hari. § Membaca dan menuliskan sifat dan pengelompokan perkalian. § Menentukan penjumlahan berulang menjadi perkalian. § Menghitung perkalian dengan jari matika. § Menyelesaikan perkalian dengan soal cerita. v
Karakter siswa yang diharapkan : § Rasa ingin tahu , Mandiri, Kreatif, Kerja keras, Disiplin, Demokratis, Tanggung-jawab , Menghargai Prestasi
H. Materi Ajar BILANGAN § Melakukan perkalian yang hasilnya dua angka I.
Metoda Pembelajaran § Ekspositori (menerangkan) § Pemecahan masalah § Tanya jawab § Latihan
J.
Langkah-langkah Pembelajaran § Kegiatan awal Apresepsi dan Motivasi
- Mengingat kembali konsep perkalian dengan jari matika. - Memberikan pre tes § Kegiatan Inti § Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: § Menggali kejadian yang terjadi lingkungan peserta didik yang berhubungan dengan perkalian. § Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: § Membagi siswa menjadi empat kelompok. § Mencontohkan langkah mengerjakan latihan. § Mengajak Siswa menuju tempat parkir sekolah § Guru membimbing siswa untuk membuat perkalian berdasarkan pengalaman siswa di tempat parkir. § Guru memberikan kertas kosong untuk di jadikan sumber perkalian sesuai jumlah anggota kelompok. § Membimbing siswa untuk menggambarkan kejadian yang ada dilingkungan peserta didik yaitu gunung merapi yang meletus § Menceritakan akibat dari meletusnya gunung merapi yang berhubungan dengan perkalian. § Membimbing siswa sikap yang harus dilakukan untuk membantu korban letusan gunung merapi yang berhubungan dengan perkalian. § Memberikan arahan pada siswa untuk berdiskusi menyelesaikan masalah tersebut. § Memeriksa pekerjaan siswa dan menugaskan untuk mengerjakan di depan § Tanya jawab § Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: § Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa § Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan § Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: § Memberikan post tes § Memberikan soal Pekerjaan Rumah § Menutup pelajaran K. Alat/Bahan dan Sumber Belajar § Matematika SD /MI untuk Kelas II2B § LKS Cemara Matematika kelas II semester II L. Penilaian
Nilai Budaya Indikator Dan Karakter Pencapaian Bangsa Kompetensi o Rasa ingin tahu A. Menerapkan :Sikap dan perkalian tindakan yang dalam selalu berupaya kehidupan untuk sehari-hari. mengetahui B. Membaca dan lebih mendalam Menuliskansifa t dan dan meluas dari pengelompoka sesuatu yang n perkalian dipelajarinya, C. Menentukan dilihat, dan penjumlahan didengar. berulang o Mandiri :Sikap menjadi dan perilaku perkalian. yang tidak D. Menghitung mudah perkalian tergantung pada dengan jari orang lain matika. dalam E. Menyelesaikan menyelesaikan soal cerita tugas-tugas. dengan o Kreatif: perkalian. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. o Kerja keras :Perilaku yang menunjukkan upaya sungguhsungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,serta menyelesaikan tugas dengan
Teknik Bentuk Instrumen/ Soal Penilaian Instrumen Tugas Individu dan Kelompok
Laporan buku pekerjaan rumah
o Terapkan perkalian dalam kehidupan sehari-hari! o Bacakanlah dan Tuliskanlah sifat dan pengelompokan perkalian! o Tentukan penjumlahan berulang menjadi perkalian o Hitunglah perkalian dengan jari matika! o Selsaikanlah soal cerita dengan perkalian!
sebaik-baiknya. o Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan o Demokratis :Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. o Tanggungjawab :Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,terhada p diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. o Menghargai Prestasi :Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Format Kriteria Penilaian & PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. Aspek Kriteria 1. Konsep * semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah &
PERFORMANSI No. Aspek 1. Pengetahuan
2.
Sikap
Skor 4 3 2 1
Kriteria * Tinggi * Sedang * Rendah
Skor 4 2 1
* Aktif * Kurang aktif * Tidak aktif
4 2 1
Lembar Penilaian Performan No Nama Siswa 1
Arina Rahmayani
2
Bagus Suryono
3
Berta Akbar YB
4
Dani Ngainur R
5
Dina Ngainur R
6
Ernawati
7
Faniyah
Pengetahuan Sikap
Produk
Jumlah Skor
Nilai
8
Fina
9
Fitriana M
10
Ludy Andreanto
11
M Risqi N F
12
M Hamim
13
Ngainur Rohman
14
Nur Hidayatulloh
15
Nur Ikhsanudin
16
Pujiyanto
17
Rif’atul Laila
18
Siti Rondiyatun
19
Sri Rahayu
20
Taufik
21
Tiana
22
Wahyuti
CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10. @ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial. Bandungrejo 29 Februari 2012 Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Kelas II
BUSTANUL ARIFIN S.Ag. NIP.196912192005011003
SARTINI A.Md
Lampiran 13 SOAL PRE-TEST DAN POST TEST SIKLUS III Kerjakanlah soal – soal berikut : 1. Kelas dua MI Bandungrejo memiliki 5 rak buku, setiap rak buku ada 10 buku. Berapa banyak buku yang ada di kelas dua tersebut? 2. Ada 8 sepeda motor parkir di halaman sekolah, berapa jumlah roda dari semua sepeda motor yang parkir? 3. Di sebuah kotak terdapat tiga macam warna spidol yaitu merah, biru dan hitam. Setiap jenis spidol ada 7 buah. Berapa jumlah seluruh spidol dalam kotak? 4. Joni memelihara 15 ekor ayam. Hitunglah banyak kaki ayam Joni seluruhnya. 5. Dina memiliki 8 kaset, setiap kaset berisi 7 lagu. Berapa banyak lagu yang dimiliki dina?
KUNCI JAWABAN PRE-TEST DAN POST TEST SIKLUS III 1. 5 x 10 = 10 + 10 + 10 +10 + 10 = 50 2. 8 x 2 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 16 3. Spidol Merah = 7 x 1 = 7 Spidol Biru
=7x1 =7
Spidol Hitam = 7 x 1 = 7 Semua spidol = 3 x 7 = 7 + 7 + 7 = 21 4. 15 x 2 = 2 + 2 +2 +2 +2 +2 +2 +2 +2 +2 +2 +2 +2 +2 +2 = 30 5. 8 x 7 = 56
Lampiran 14 Foto Proses Pembelajaran PAIKEM Siklus III