Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 37-53) http://jurnal.pasca.uns.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PENERAPAN STRATEGI IDENTIFIKASI BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK PADA SISWA KELAS X-A SMA NEGERI 1 GEMOLONG TAHUN AJARAN 2011/2012 oleh Joko Widodo, Sarwiji Suwandi, Sri Samiati Tarjana Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Program PASCASARJANA UNS
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keaktifan dan kemampuan menulis puisi siswa kelas X-A SMA Negeri 1 Gemolong dengan strategi pengajaran identifikasi berbasis kecerdasan majemuk. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa dan guru bahasa Indonesia kelas X-A SMA Negeri 1 Gemolong tahun pelajaran 2011/2012. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, tes, dan analisis dokumen. Validitas data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan dua teknik, yakni triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Teknik analisis kritis dan deskripsi komparatif (statistik deskripsi komparatif) merupakan teknik analisis data pada penelitian ini. Penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dan kemampuan siswa. Keaktifan siswa dapat dilihat dari, yakni aktif (1) memperhatikan penjelasan guru; (2) menyimpulkan pengertian dan karakteristik puisi; (3) memperhatikan contoh puisi yang ditampilkan baik berupa video ataupun lembar puisi; (4) mengidentifikasi contoh puisi yang diberikan; (5) bertanya tentang masalah yang belum dipahami; dan (6) merefleksikan pembelajaran. Peningkatan kemampuan menulis puisi siswa dapat dilihat dari nilai akhir siswa. Siklus I nilai rata-rata 74,0 dengan persentase ketuntasan 75% atau 24 siswa. Pada siklus II nilai rata-rata naik menjadi 78,0 dengan persentase ketuntasan 96,88% atau 31 siswa. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi identifikasi berbasis kecerdasan majemuk dapat meningkatkan keaktifan siswa dan kemampuan menulis puisi siswa. Kata Kunci: Menulis Puisi, Strategi identifikasi, dan kecerdasan majemuk.
PENDAHULUAN Dalam pembelajaran bahasa Indonesia
puisi merupakan kegiatan yang memiliki
sendiri, ada beberapa aktivitas dalam
kesukaran yang lebih daripada kegiatan
Standar Isi (SI) pelajaran bahasa Indonesia
yang lainnya dari puisi. Seperti diketahui
yang berkaitan dengan puisi. Mulai dari
keterampilan
membaca
merupakan keterampilan berbahasa yang
puisi,
menyimak
puisi,
mengapresiasi puisi, juga membuat puisi
harus
itu sendiri. Dari berbagai kegiatan yang
mampu
berkaitan dengan puisi tersebut, menulis
membaca.
37
menulis
dikuasai
siswa
menyimak,
itu setelah
sendiri mereka
berbicara,
Keterampilan
dan
menulis
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 37-53) http://jurnal.pasca.uns.ac.id mensyaratkan penguasaan berbagai unsur
berbagai
kebahasaan itu sendiri yang akan menjadi
sastrawan di bidang puisi sehingga gaya
sebuah tulisan, sehingga tulisan tersebut
penulisan
haruslah
rupa
monoton, (3) kemudian kurangnya waktu
menjadi sebuah tulisan yang padu dan
mereka untuk berlatih membuat puisi,
runtut, kohesif, serta koheren.
baik
terjalin
sedemikian
Tidak jauh berbeda siswa kelas X-A
jenis
puisi
puisi
dalam
dari
mereka
waktu
pembelajaran
sastrawan-
itu
cenderung
berlangsungnya maupun
pada
SMAN 1 Gemolong Kabupaten Sragen
penugasan. Kemudian yang terakhir (4)
ternyata masih banyak siswa yang masih
adalah
kesulitan dalam pelajaran menulis puisi
memproyeksikan
(dalam Standar Isi kelas X semester 1,
menghubungkan sesuatu yang mereka
menulis puisi; mengungkapkan informasi
pikirkan dengan diksi yang padat, yang
melalui
mewakili, dan yang tepat, sekaligus indah.
kegiatan
tersebut
menulis
dibuktikan
puisi).
dari
Hal
wawancara
kesulitan
Kemudian
membangun
atau
ataupun
faktor
yang
kedua
mendalam (Kamis, 4/12/2011) pada guru
adalah faktor yang berasal dari guru itu
bahasa Indonesia mereka, serta hasil dari
sendiri. Sebenarnya selama ini guru telah
tes yang telah dilakukan oleh guru bahasa
memberikan
Indonesia
untuk siswa agar lebih meningkatkan
mereka
pada
pembelajaran
beberapa
strategi
belajar
menulis puisi baru menunjukkan proses
kualitas
pengajaran yang belum maksimal dan
pembelajaran
belum
pertemuan-pertemuan sebelumnya guru
mencapai
ketuntasan
belajar
(mengalami remidi).
telah
Rendahnya kemampuan
menulis
dan
puisi.
menerapkan
hasil
ketika
Misalkan
kepada
pada
siswa
cara
memilih diksi yang tepat dalam sebuah
puisi tersebut menurut hasil wawancara
puisi
dengan
melalui
penjelasan
ringkas
pengampu
materi
bagaimana mendapatkan kata yang indah
adanya
faktor
dengan menganalogikan sebuah kejadian
pemicu yang penting, yaitu faktor dari
dengan sebuah kata yang tepat, walaupun
siswa, dari guru, dan dari media belajar
hal itu masih dilakukan dengan strategi
yang terbatas. Faktor dari siswa antara
ceramah. Pemilihan metode yang belum
lain (1) rendahnya minat mereka untuk
maksimal ini diperkuat faktor pemicu
menulis puisi (dengan catatan puisi yang
rendahnya
baik/memiliki
siswa
disebabkan
guru
proses
oleh
keindahan).
tiga
Selama
ini
kelas
kemampuan X-A
SMAN
Sragen
yang
menulis 1
puisi
Gemolong
mereka selalu asal-asalan dalam membuat
Kabupaten
sebuah puisi dan juga kedalaman isi puisi
faktor minimnya media belajar yang ada
yang kurang. Faktor berikutnya (2) adalah
pada kelas tersebut. Pada kelas X-A SMAN
kekurangtahuan
1 Gemolong Kabupaten Sragen memang
mereka
terhadap
38
ketiga,
yaitu
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 37-53) http://jurnal.pasca.uns.ac.id belum
adanya
fasilitas
yang
untuk meningkatkan kemampuan menulis
sepenuhnya memadai. Misalkan saja LCD,
puisi akan diterapkan strategi identifikasi
pada kelas ini belum tersedia, padahal
berbasis kecerdasan majemuk (multiple
diketahui
intelligences).
LCD
keberhasilan
belajar
dapat
sebuah
menunjang
metode
ataupun
Strategi
identifikasi
merupakan
strategi yang digunakan oleh setiap guru
strategi, sebagaimana yang dikemukakan
pengampu dalam menyampaikan materi
oleh
yang ada.
pembelajaran
berbasis
majemuk
Indonesia),
Berdasarkan pemicu
beberapa
yang
faktor
menyebabkan
Munif
Chatif
menitikberatkan
(seorang
praktisi
kecerdasan
pemahaman
yang konsep
kekurangmaksimalan kualitas proses dan
dengan cara mencari beberapa ciri yang
hasil pembelajaran menulis puisi di atas,
melekat pada sebuah objek (puisi).
yang mencangkup faktor pemicu adalah kekurangmaksimalan
guru
dalam
KAJIAN TEORI
menggunakan staregi yang tepat dalam
Menulis
melakukan pembelajaran puisi. Seperti
Menulis merupakan aktivitas yang bisa
yang diketahui bahwa jika menggunakan
golongkan ke dalam aktivitas akademik
strategi yang tepat untuk menulis puisi
yang membutuhkan kemampuan berpikir.
akan mendatangkan iklim belajar yang
Hal itu sejalan dengan Dodi Mawardi
menarik
(2009: 1) yang megatakan jika menulis
dan
kelemahan
mengover
atau
menyebabkan
kelemahan-
faktor-faktor
yang
merupakan kegiatan intelektual sekaligus
kekurangmaksimalan
aktivitas fisik yang lumayan menguras
kualitas proses dan hasil pembelajaran
tenaga
puisi
merupakan
itu.
Strategi
belajar
yang
dan
pikiran. wahana
Menulis
juga
berbahasa,
tidak
mengondisikan siswa merasa tidak bodoh,
berbeda dengan pendapat Suparno dan M.
siswa merasa seperti dapat melejitkan
Yunus (2008: 3) bahwa menulis adalah
segala potensinya, adalah strategi yang
suatu
dapat menigkatkan pembelajaran puisi
(komunikasi)
tersebut.
bahasa tulis sebagai alat medianya.
kegiatan
penyampaian dengan
pesan
menggunakan
Bertitik tolak dari permasalahan di
Sejalan dengan pendapat Suparno
atas, maka dipandang sangat penting
dan M. Yunus di atas, Henry Guntur
diterapkan
yang tepat untuk
Tarigan (2008: 3) mengatakan menulis
meningkatkan kemampuan menulis puisi
merupakan ketrampilan berbahasa yang
siswa. Berdasarkan kesepakatan dengan
dipergunakan
guru pengampu bahasa Indonesia kelas X-
secara tidak langsung, tidak secara tatap
A SMAN 1 Gemolong Kabupaten Sragen,
muka dengan orang lain. Dilanjutkan lagi
strategi
39
untuk
berkomunikasi
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 37-53) http://jurnal.pasca.uns.ac.id bahwa menulis merupakan suatu kegiatan
mengonsentrasikan
yang produktif dan ekspresif.
bahasa dengan pengonsentrasian struktur
Dari berbagai pendapat ahli di atas dapat
disimpulkan
bahwa
fisik dan struktur
kegiatan
proses
Jelaslah yang
bukan
dilakukan
batinnya (Herman J.
Lalu Suminto A. Suyati (2008: 3-4)
merupakan
dengan
kekuatan
Waluyo, 2010: 29).
menulis ditekankan pada aspek bahasa tulisnya.
semua
mengatakan bahwa puisi adalah sebentuk
lisan.
pegucapan
bahasa
yang
Pengertian yang lebih luas dan mencakup
memperhitungkan adanya aspek bunyi-
semua ahli di atas diungkapkan oleh
bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan
Hasani (2005: 2) yang menyakan bahwa
pengalaman imajinatif, emosional, dan
menulis
yang
intelektual penyair yang ditimpa dari
produktif dan ekspresif, sehingga penulis
kehidupan individual dan sosialnya; yang
harus mampu memanfaatkan kemauan
diungkapkan
dalam menggunakan tata tulis, struktur
tertentu,
bahasa, dan kosakata.
membangkitkan
merupakan
kegiatan
Dari uraian pengertian menulis di atas
dapat
ditarik
simpulan
menulis
merupakan
kegiatan
bersifat
intelektual,
dengan
sehingga
teknik
puisi
itu
pengalaman
pilihan mampu tertentu
pula dalam diri pembaca dan pendengar-
bahwa
pendengarnya.
yang
Puisi menurut Ghazali (2002: 118)
berupa
berasal dari bahasa Latin, potein yang
komunikasi secara tertulis (bukan lisan)
berarti mencipta. Menurut Ghazali puisi
yang diwujudkan ke dalam sebuah tulisan
memiliki
(surat, karangan, laporan, fiksi, nonfiksi,
bahasan puisi juga bersifat khusus. Puisi
dan sebsagainya).
merupakan wacana penggunaaaan bahasa
yang
bahasa
yang
khas
sehingga
yang bersifat khusus. Selanggam dengan Ghazali, James
Puisi Salah satu bentuk puisi adalah matra,
Smith
yang merupakan salah satu jenis karya
mengatakan bahwa:
dalam
Furman
(2007:
1)
sastra yang tertua. Hal itu sejalan dengan
“ Poetry is the “distillation of the
pendapat Herman J. Waluyo (2010: 1)
essence of being”. At its best, poetry
yang mengatakan bahwa puisi adalah
honours the subjective experience of
bentuk kesusastraan yang paling tua.
the individual, and presents it in a
Kemudian ia lanjutkan dengan pengertian
manner
yang lebih mendalam bahwa puisi adalah
generalizable”.
bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran
dan
imajinatif
perasaan dan
penyair
disusun
that
Sejumlah
secara
is
“metaphorically
pengertian
puisi
yang
dikemukakan oleh para pakar di atas
dengan
dapat
40
disimpulkan
bahwa
pengertian
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 37-53) http://jurnal.pasca.uns.ac.id puisi sangat beragam dan berbeda-beda
pengetahuan baru” (Gardner dalam
antarpakar, bergantung pada sudut mana
Evelyn William English, 2005: 16).
puisi itu dipandang. Namun demikian,
Gardner sendiri mengklasifikasikan
dapat diperikan secara singkat bahwa
kecerdasan setiap anak ke dalam tujuh
puisi adalah karya sastra yang tertua yang
ranah kecerdasan (Howard Gardner, 2003:
memiliki
36-48)
ciri
khas
mempergunakan
yaitu
kecerdasan
musik,
bahasa yang dipadatkan, penuh makna
kecerdasan kinestetik, kecerdasan logika-
dan
matematika,
memiliki
unsur-unsur
keindahan
(batin dan fisik).
kecerdasan
linguistik, kecerdasan spasial, kecerdasan interpersonal,
Pembelajaran
kecerdasan
Berbasis
dan
kecerdasan
intrapersonal.
Kecerdasan
Ketujuh komponen kecerdasan di
Majemuk Pembelajaran
berbasis
majemuk
(multiple
kecerdasan
atas tidaklah berhenti di tujuh kecerdasan
intelligences)
tersebut,
tetapi
dikemudian
hari
dan
merupakan buah dari teori kecerdasan
sampai sekarang berkembang menjadi 8,
ahli psikologi pendidikan yang bernama
9
Howard
1995,
Kekurangan atau problem, tetapi juga
Gardner telah mengklasifikasikan delapan
mungkin kelebihan, dari teori kecerdasan
ragam kecerdasan yang masing-masing
ganda
memiliki tingkat yang bervariasi. berkait
berkembang
dengan teori kecerdasan yang beragam
syarat yang bisa dipenuhinya. Gardner
tersebut, dia berkomentar.
(dalam Frame of Mind: The Theory of
Gardner.
Pada
tahun
bahkan
terakhir
adalah,
“Dalam pemikiran saya, kemampuan
Multiple
intelektual
menyatakan;
memiliki yang
manusia seperangkat
dipakai
untuk
itu
tentunya
10
kecerdasan.
kecerdasan
terus,
sebab
Intelligences,
dalam
memecahkan
pertimbangan
modelnya
bisa
tergantung
1985:
“kecerdasan
keterampilan
ini
“lebih artistik
86)
kandidat” menyerupai ketimbang
masalah―yang kemungkinan individu
penaksiran
untuk memecahkan aneka masalah
kecerdasan tambahan sebanyak apa pun
atau kesulitan dasar yang dia hadapi
bisa
dan apabila pemecahan masalah itu
Gardner.
ilmiah”.
dimasukkan
Dengan ke
demikian,
dalam
model
tepat, dan bisa mendatangkan hasil
Terkait dengan hal itu, Munif Chatif
yang efektif―tentunya akan membawa
(2010: 108) mengatakan bahwa ketika
potensi
ditarik
untuk
menciptakan
menemukan
berbagai
atau
masalah―di
ke
dunia
edukasi
kecerdasan
majemuk (multiple intelligences) menjadi sebuah
situlah terletak dasar bagi perolehan
strategi
pembelajaran
untuk
materi apa pun dalam semua bidang
41
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 37-53) http://jurnal.pasca.uns.ac.id studi. Dia melanjutkan bahwa inti strategi
Akhirnya kuputuskan bahwa energi
pembelajaran ini adalah bagaimana guru
adalah kekal
mengemas
Seperti kekalnya ruh yang tak pernah
gaya
mengajarnya
agar
mudah ditangkap dan dimengerti oleh siswanya.
Munif
Chatif
119)
Puisi di atas yang dicontohkan dapat
mengatakan pelaksanaan strategi ini akan
dijadikan guru untuk mengombinasikan
menjadi lebih mudah jika langkah awal
dua kecerdasan dari dua bidang ilmu,
difokuskan
pembelajaran
yaitu Fisika dan bahasa Indonesia. Rata-
dahulu, baru setelah itu analisis terhadap
rata siswa yang pandai dalam kecerdasan
aktivitas
linguistik, dia suka apa saja yang berbau
pada
(2010:
mati
model
tersebut
berkaitan
dengan
kecerdasan apa saja. Salah
satu
kecerdasan
bahasa atau verbal, salah satunya adalah contoh
yang
kombinasi dalam
memasukkan istilah-istilah Fisika yang
kecerdasan
mungkin awalnya tidak disukai oleh siswa
majemuk ini dapat dipaparkan sebuah
yang memiliki kecerdasan linguistik, jadi
sampel bahan ajar yang berupa puisi
bisa lebih tertarik dan mudah dipahami.
berikut ini.
Begitu pula sebaliknya.
pembelajaran
berbeda
karya sastra puisi. Akhirnya guru dapat
berbasis
Energi, Siapakah Kamu Manusia hidup dalam lautan energi
Strategi Pembelajaran Identifikasi
Ketika bergerak, tidur, dan terbang ke
Munif Chatif (2010: 138) mengatakan
awan
bahwa saya hanya ingin menekankan
Wahai manusia, tak mungkin kau
bahwa strategi mengajar itu dekat dengan
ciptakan energi
kreativitas guru sehingga jumlah dan
Kau hanya mampu mengubahnya
nama stategi itu harus luas dan tak
Seperti kau ubah batu menjadi arca-
terbatas. Jadi, apa pun namanya, strategi
arca berarti
kecerdasan majemuk akan menjadi wadah
Namun, kau tak mungkin ciptakan
yang sangat luas dan dapat menampun
batu
semua istilah metodologi pembelajaran.
Dengan listrik
akalmu, menjadi
kau
ubah
energi
bunyi
energi
Strategi identifikasi sendiri (Munif
dan
Chatif, 2011: 161-162) adalah pemahaman
lahirlah radio
konsep dengan mencari beberapa ciri
Kau ubah menjadi energi panas dan
yang
lahirlah setrika
Deskripsi
Kau
ubah
menjadi
energi
gerak
melekat dari
pada ciri-ciri
sebuah tersebut
objek. akan
memberikan pemahaman yang lengkap
lahirlah kipas angin
tentang konsep objek tersebut. Strategi
Setelah berpikir sepanjang abad
42
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 37-53) http://jurnal.pasca.uns.ac.id identifikasi memiliki poin-poin prosedur
mengatakan: Learning is a change in
sebagai berikut.
performance
1. Objek atau konsep
as
a
result
of
practice.
(Sardiman, 2007: 20). Dari ketiga definisi
Ada objek atau konsep adalah data
tersebut dapat dirangkum bahwa belajar
yang akan diidentifikasi. Biasanya,
itu merupakan perubahan tingkah laku
data ini terkait dengan kompetensi
atau
dasar dan indikator hasil belajar
kegiatan
dalam silabus.
mengamati, mendengarkan, meniru, dan
2. Proses identifikasi
lain sebagainya. Belajar itu akan lebih
Pada
objek
dilakukan
akan
dibahas,
baik,
dengan
misalnya
kalau
si
serangkaian
dengan
subjek
membaca,
belajar
itu
berupa
mengalami atau melakukannya, jadi tidak
analisis struktur, pencarian ciri-
bersifat verbalistik. Subjek dalam hal ini
ciri,
ialah siswa.
dan
terjadi
identifikasi
penampilan,
pencatatan
pada
objek
apa
yang
identifikasi.
Hal ini sejalan dengan pendapat
Proses identifikasi bisa dilakuakan
Piaget, bahwa pengetahuan dibentuk oleh
secara individu ataupun kelompok.
individu.
3. Hasil identifikasi Hasil
Sebab
interaksi
identifikasi
berupa
individu
melakukan
terus-menerus
dengan
Lingkungan
tersebut
lingkungan.
kesimpulan dari ciri-ciri objek atau
mengalami perubahan. Dengan adanya
konsep
interaksi dengan lingkungan maka fungsi
yang
dipelajari.
Makin
banyak hasil yang diperoleh, akan
intelek
makin baik sehingga lebih lebih
pengetahuan meliputi tiga fase. Fase-fase
jelas pembedaan objek tersebut
itu adalah fase eksplorasi, pengenalan
dengan objek yang lain.
konsep, dan aplikasi konsep (Dimyati dan
semakin
berkembang.
Belajar
Mudjiono, 1999: 13-14). Dengan demikian, Keaktifan Belajar Siswa
belajar adalah suatu proses perubahan
Dalam mengetahui pengertian keaktifan
tingkah
belajar, tidak lepas dari apa pengertian
interaksinya dengan lingkungan.
belajar itu sendiri. Ada beberapa definisi
laku
seseorang
terhadap
Dari pemaparan beberapa uraian di
tentang belajar, antara lain: 1) Cronbach
atas,
memberikan definisi: Learning is shown
keaktifan
by a change in behavior as result of
keadaan
experience; 2) Harold Spears memberikan
kegiatan belajar. Aktif dari segi jasmani
batasan: Learning is to observe, to read, to
dan rohani. Keaktifan siswa ini tentunya
imitate, to try something themselves, to
didukung oleh beberapa faktor, baik dari
listen, to follow direction; dan 3) Geoch,
dalam ataupun dari luar diri siswa. Aktif
43
dapat
ditarik
belajar di
mana
simpulan
siswa siswa
bahwa
adalah
suatu
aktif
dalam
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 37-53) http://jurnal.pasca.uns.ac.id rohani dan jasmani yang dimiliki siswa ini
dalam pembelajaran cukup kompleks dan
tentunya akan berpengaruh pada proses
bervariasi.
pembelajaran
atau
pengetahuan.
penerimaan
Dari uraian tersebut, disimpulkan
keaktifan,
indikator keaktifan belajar siswa dalam
Dengan
pengetahuan yang disampaikan oleh guru
pembelajaran
akan bermakna bagi siswa.
strategi pengajaran identifikasi berbasis
menulis
puisi
dengan
kecerdasan majemuk. Indikator tersebut Indikator Keaktifan Belajar Siswa
diharapkan
Paul B. Diedrich (dalam Oemar Hamalik,
keaktifan
2005: 172) menyatakan bahwa indikator
menulis
keaktifan
keaktifan
belajar
kegiatannya
puisi.
dalam Ada
belajar
pembelajaran
enam
siswa,
indikator
yang
dinilai
kelompok,
dengan lima skor. Skor 1 didapat bila
visual
activities
(kegiatan-
siswa sangat kurang, 2 kurang, 3 cukup
visual)
seperti
membaca,
baik, 4 baik, dan 5 sangat baik dinilai dari
mengamati, mendemonstrasikan; 2) oral
indikator tersebut. Keaktifan siswa dapat
activities (kegiatan-kegiatan lisan) seperti
dilihat dari, yakni aktif (1) memerhatikan
mengemukakan
fakta,
penjelasan
pertanyaan,
memberi
saran,
mengemukakan
pendapat,
wawancara,
atau
3)
1)
kegiatan
diskusi;
dari
berdasar
siswa
mengukur tingkat
8
yaitu:
terdiri
siswa
mampu
mengajukan
listening
guru;
(2)
menyimpulkan
pengertian dan karakteristik puisi; (3) memperhatikan
contoh
puisi
yang
activities
ditampilkan baik berupa video ataupun
(kegiatan-kegiatan mendengarkan) seperti
lembar puisi; (4) mengidentifikasi contoh
mendengarkan radio, menyimak diskusi,
puisi yang diberikan; (5) bertanya tentang
mendengarkan pidato, dan lainnya; 4)
masalah yang belum dipahami; dan (6)
writing
merefleksikan pembelajaran.
activities
(kegiatan-kegiatan
menulis) seperti menulis berita, menulis
Kemampuan Menulis Puisi
karangan, menyalin, dan sebagainya; 5)
Kemampuan menulis puisi dapat dilihat
drawing ctivities atau kegiatan-kegiatan
dari hasil puisi yang telah dihasilkan oleh
menggambar; 6) Motor activities yang berarti mental mental)
kegiatan-kegiatan activities seperti
motorik;
para
7)
tersebut
(kegiatan-kegiatan
mengingat,
8)
emotional
activities
bahwa
kegitan
perlu
mengetahui
dilihat
dari
hal aspek
sendiri. Dalam hal itu Herman J. Waluyo (2010: 32) mengatakan bahwa struktur
(kegitan-
dalam
kegiatan emosional). Klasifikasi tersebut menunjukkan
Untuk
kelengkapan struktur pembentuk puisi itu
merenung,
memecahkan masalah, dan sebagainya; dan
siswa.
sebuah
puisi
terdiri
dari
dua
struktur, yaitu (1) struktur batin puisi
belajar
yang terdiri atas tema, nada, perasaan, dan amanat. Kemudian struktur yang lain
44
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 37-53) http://jurnal.pasca.uns.ac.id (2) adalah diksi, pengimajinasian, kata
aspek-aspek produk, biasanya dilakukan
konkret, majas, verifikasi, dan tipografi
terhadap semua kriteria yang terdapat
puisi.
pada semua tahap proses pengembangan. Dari
kedua
jenis
struktur
Kemudian cara holistik, yaitu berdasarkan
tersebutlah dapat dijadikan aspek yang
kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dinilai dalam penulisan sebuah puisi.
dilakukan pada tahap appraisal.
Terkait dengan penilaian puisi tersebut dapat
dimasukkan
ke
dalam
Pada penelitian ini, penilaian puisi
jenis
akan dilakukan dengan model penilaian
penilaian produk, karena puisi merupakan
produk
produk yang dihasilkan oleh siswa. Sarwiji
kriteria struktur pembentuk puisi dengan
Suwandi (2011: 105) mengatakan bahwa
menggunakan skala, misalnya 1 sampai
penilaian
dengan 4.
produk
adalah
penilaian
dengan
mempertimbangkan
terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Di sini produk adalah puisi. Sarwiji mengatakan
Suwandi bahwa
(2011:
penilaian
106) produk
biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. Cara analitik yaitu berdasarkan Tabel 1. Model Penilaian Produk Menulis Puisi dengan Skala 1-4 No 1
2
Aspek* Unsur Fisik Puisi a. Diksi b. Pengimajinasian c. Kata konkret d. Majas e. Verifikasi f. Tipografi puisi. Unsur Batin Puisi a. Tema b. Nada c. Perasaan d. Amanat
Skor (1-4)** 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4
0 0 0 0
1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
Total Skor *Aspek yang dinilai disesuaikan dengan
Semakin
jenis produk yang dibuat.
semakin tinggi perolehan skor.
**
Skor diberikan kepada peserta didik
tergantung kelengkapan
dari jawaban
ketetapan yang
lengkap
dan
tepat
jawaban,
METODOLOGI PENELITIAN
dan
Penelitian ini adalah penelitian tindakan
diberikan.
kelas,
yang
meningktakan
45
bertujuan kinerja
guru
untuk dan hasil
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 37-53) http://jurnal.pasca.uns.ac.id belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di
(termasuk
kelas tertentu untuk memperbaiki proses
pembelajaran) di kelas.
pembelajaran menulis puisi yang kurang
Kemudian
penggunaan pada
strategi
penelitian
ini
maksimal. Menurut Sarwiji Suwandi (2011:
teknik
59) komponen-komponen yang tercakup
pengamatan,
dalam metode penelitian ini meliputi: (A)
kajian dokumen, angket, dan tes. Teknik
Setting Penelitian, (B)
yang
Subjek Penelitian,
pengumpulan
data
wawancara
digunakan
meliputi
atau
untuk
diskusi,
memeriksa
(C) Data dan Sumber Data, (D) Teknik
validitas
Pengumpulan
Teknik
trianggulasi, dan review informan kunci.
Pemeriksaan Validitas Data, (F) Teknik
Sedangkan teknik analisis yang digunakan
Analisis
Kinerja
untuk menganalisis data-data yang telah
Prosedur
berhasil dikumpulkan antara lain pada
Data,
Data,
(Keberhasilan),
(G)
(E)
Indikator
dan
(H)
Penelitian. SMAN
antara
lain
adalah
penelitian ini adalah teknik deskripsi
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X-A
data
1
Gemolong,
komparatif
Kecamatan
(statistik
deskripsi
komparatif), dan teknik analisis kritis.
Gemolong
Kabupaten
Sragen
yang
Penelitian ini dianggap berhasil bila
beralamat
di
Citrosancakan
hasil dari pembelajaran mampu mencapai
Jalan
Gemolong
Sregen
no
6811975.
Pelaksanaan
telepon
(0271)
sebagai
berikut;
(1)
siswa
ini
tertarik mengikuti pembelajaran menulis
dilakukan selama kurang lebih empat
puisi dengan strategi identifikasi berbasis
bulan,
kecerdasan majemuk; (2) siswa
dimulai
bulan
penelitian
indikator
April
2012
mampu
(proposal) sampai dengan bulan Agustus
termotivasi dalam kegiatan menulis puisi;
2012. Subjek penelitian ini ada dua, yaitu:
(3) siswa mampu menulis puisi sesuai
(1) siswa kelas X-A SMAN 1 Gemolong
dengan
yang melibatkan 32 siswa yang terdiri dari
Kemampuan
20 siswa perempuan dan 12 siswa laki-
dinyatakan
laki, dan (2) guru yang mengajar bahasa
belajar mencapai nilai 75 baik ketuntasan
Indonesia kelas X-A SMAN 1 Gemolong.
individu
Data penelitian yang dikumpulkan berupa
sesuai dengan KKM yang telah ditentukan
informasi tentang proses pembelajaran
sekolah.
kriteria
puisi
menulis berhasil
maupun
yang puisi
bila
baik. siswa
ketuntasan
ketuntasan
klasikal
menulis puisi, kemampuan siswa dalam menulis
puisi,
motivasi
siswa
dalam
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
menulis puisi, serta kemampuan guru
1.
dalam menyusun rencana pembelajaran
Pelaksanaan prasiklus bertujuan untuk
dan
mengetahui kondisi awal terhadap 32
melaksanakan
pembelajaran
Keadaan Pratindakan
siswa kelas X ASMA Negeri 1 Gemolong.
46
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 37-53) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Dalam kegiatan yang dilaksanakan Senin
Tabel 2. Daftar Distribusi
9 April 2012 dan Sabtu, 14 April 2012,
Frekuensi Nilai Akhir Menulis Puisi
terdapat kesalahan konsep oleh guru
Prasiklus
tentang materi menulis puisi. Guru lebih
Interval
banyak mengajarkan pemahaman tentang
Frekuensi
Frekuensi
Absolut
Relatif (%)
puisi bukan teknik penulisan puisi agar
75 – 80
4
12,5
siswa dengan mudah dan tertarik untuk
71 – 74
2
6,25
menulis puisi. Selain itu, siswa diajak
65 – 70
21
65,63
untuk
yang
61 – 64
0
0
siswa
55 – 60
5
15,62
Jumlah
32
100
menulis
dibacakan
kembali
temannya,
puisi bukan
menulis puisi sendiri. Dari kegiatan pratindakan diperoleh hasil bahwa hanya 4 siswa yang tuntas
2.
dalam pembelajaan menulis puisi. Nilai
Peneliti mengamati proses pembelajaran
rata-rata yang dicapai kelas X-A di akhir
menulis puisi dengan strategi pengajaran
pelajaran belum memenuhi nilai KKM.
berbasis
Nilai rata-rata kelas tersebut ialah 67,66.
penggunaan media video siswa kelas X-A
Nilai yang paling rendah, yang didapat
SMA
oleh siswa ialah 60, pada 5 siswa. Nilai
mengambil
antara 61 - 65 didapat 9 siswa. 12 siswa
Pembelajaran siklus I yang berlangsung
mendapat nilai akhir antara 66 - 70. Nilai
pada Senin, 23 April 2012 dan Sabtu, 28
71 - 74 didapatkan 2 siswa. Di samping
April 2012 selama 4 x 40 menit, guru
itu, hanya 4 siswa mendapat nilai sama
memberikan pengertian puisi dan juga
atau di atas KKM, yakni 75. Berdasarkan
karakteristiknya yang tentunya simpulan
hasil
dapat
dari siswa itu sendiri. Hal ini ditujukan
dikatakan bahwa keterampilan menulis
untuk keaktifan siswa dalam merangkai
puisi siswa kelas X-A SMAN 1 Gemolong
sebuah konsep.
belum sesuai dengan yang diharapkan,
Siswa
pratindakan
tersebut,
Deskripsi Hasil Penelitian
kecerdasan
Negeri
1
majemuk
Gemolong
posisi
di
cukup
dalam
baik
dan
dengan kelas.
dalam
yakni tuntas minimal 75 dan ketuntasan
memerhatikan
klasikal minimal 75%. Hasil distribusi
umpan-umpan yang diberikan oleh guru
frekuensi nilai siswa, dan juga ketuntasan
yang akhirnya diselesaikan oleh siswa.
belajar
nilai
Misalnya pada masalah pengertian puisi
kemampuan menulis puisi siswa pada
dan kareakteristik puisi dengan produk
prasiklus dapat dilihat dalam tabel dan
bahasa yang lain, seperti karya ilmiah,
juga gambar berikut.
laporan perjalanan, cerpen ataupun novel.
siswa,
serta
perolehan
ataupun
merespons
Pembimbingan guru terhadap materi yang
47
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 37-53) http://jurnal.pasca.uns.ac.id disajikan
dalam
sebuah
sangat
membantu
memperhatikan
power
siswa
pembelajaran
point
dilaksanakan. Ada enam siswa yang tidak
untuk
menuliskan hasil identifikasi terhadap
yang
lagu ataupun puisi yang disajikan oleh
sedang berlangsung.
guru.
Siswa lebih terlihat tertarik tatkala mendengar
dan
juga
Mereka
ketika
mengikuti
cenderung
bernyayi
Di
akhir
pembelajaran, siswa juga terlihat aktif dan antusias dan
berbasis kecerdasan majemuk. Hal itu
menyimpulkan
ditunjukkan
yang telah dilaksanakan.
ketertarikan
aktif
saja.
pembelajaran dengan strategi identifikasi pada
hanya
siswa
tatkala guru mau memutarkan dua lagu
termotivasi untuk
kegiatan
pembelajaran
Kegiatan kedua yang diamati dalam
dalam layar power point. Bahkan lebih
pembelajaran
dari 90 persen siswa ikut bernyayi ketika
menulis puisinya. Kegiatan menulis puisi
lagu tersebut diputar. Para siswa juga
diawali dengan mengambil kembali proses
antusias
identifikasi terhadap lagu ataupun juga
dalam
mengidentifikasi
lagu
tersebut
ialah
proses
yang diputar, misalkan mencatat vokal
puisi
ataupun konsonan akhir dalam setiap
mereka pada pertemuan pertama. Mereka
baris lagu. Mereka juga mencatat kalimat-
cenderung menulis puisi dengan benar
kalimat
sesuai dengan kriteria puisi yang baik. Hal
dalam
lirik
lagu
yang
yang
telah
dipaparkan
kepada
mengandung majas yang sangat menarik.
itu
Terlebih siswa yang suka bermusik, dan
berbeda dengan puisi yang sebelumnya
yang suka
lagu. Mereka
mereka tulis. Peletakan rima yang benar
sangat antusiasmenya terhadap proses
telah mereka terapkan, juga mereka telah
pembelajaran.
memakai majas dalam puisi mereka. Hal
menciptakan
ditunjukkan
hasil
puisi
mereka
Pada kegiatan inti sesi berikutnya,
itu sesuai dengan puisi yang telah mereka
ketika guru memberikan contoh puisi
lihat dan identifikasi. Kegiatan terakhir
yang berisikan tentang alam atau natural,
ialah pada pembahasan puisi di tiga puisi
siswa
dalam
yang dipilih oleh guru. Siswa sangat
ditunjukkan
antusias untuk mengikuti pembahasan
juga
sangat
menanggapinya.
tertarik
Hal
itu
ketika siswa membaca puisi tersebut di layar
power
point
mengidentifikasi
dan
puisi
juga
yang
puisi yang dipilih oleh guru tesebut.
ketika
Berdasar jurnal refleksi siswa pada
berkaitan
siklus
dengan alam tersebut.
Gemolong
Pada siklus I tersebut ternyata ada beberapa
siswa
I,
yang
kurang
siswa sudah
pembelajaran
aktif
kelas
X-A
mulai
menulis
SMAN
1
memahami
puisi
dengan
strategi identifikasi berbasis kecerdasan
melakukan aktivitas pembelajaran. Hal itu
majemuk.
diketahui
meningkatnya hasil akhir pembelajaran
ketika
pertemuan
kedua
48
Hal
ini
dibuktikan
dengan
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 37-53) http://jurnal.pasca.uns.ac.id menulis puisi siklus I bila dibandingkan
pratindakan, hanya ada 4 siswa yang telah
prasiklus. Nilai rata-rata pada siklus I
memenuhi KKM, siklus I ada 24 siswa
lebih tinggi dari pratindakan. Berdasarkan
yang sama atau lebih dari KKM yang telah
jurnal refleksi guru
ditentukan. Siswa yang dinyatakan tuntas
dalam pelaksanaan
siklus I, penerapan strategi identifikasi
dalam
berbasis
dalam
kriteria penilaian sebesar 75% sejumlah
puisi
belum
24
mungkin.
Dapat
dinyatakan tidak tuntas dalam menulis
dikatakan demikian, karena masih ada
puisi sesuai kriteria penilaian sebesar 25%
siswa yang belum aktif dalam membuat
sejumlah 8 siswa.
kecerdasan
pembelajaran berjalan
menulis
seoptimal
identifikasi
majemuk
terhadap
puisi
yang
menulis
siswa.
Dari
puisi
siklus
Sedangkan
hasil
siklus
I
sesuai
siswa
I,
yang
kemampuan
dipaparkan. Dan akhirnya pun masih ada
menulis puisi siswa sudah mengalami
yang kurang maksimal dalam menulis
kenaikan
puisi. Hal ini berpengaruh pada nilai akhir
dibandingkan
pembelajaran menulis puisi yang belum
pratindakan. Nilai rata-rata pratindakan
mencapai KKM yang telah ditentukan.
67,66 dan siklus I mencapai 74. Selain
Adapun
dari
dari
tersebut
dapat
berikut.
hasil
pekerjaan
diidentifikasi
Rata-rata
sebagai
dengan
rata-rata
nilai
bila
keadaan
yang
jumlah siswa yang telah
saat
meningkat, tuntas pun
mengalami peningkatan yang signifikan.
kegiatan menulis puisi masih di bawah
Pada siklus I ini ada peningkatan jumlah
KKM yakni 7, 40. Nilai terendah 7,0 dan
siswa yang memperoleh nilai sama atau
nilai
distribusi
di atas KKM (75) dari (prasiklus) 4 siswa
frekuensi nilai siswa dapat dilihat dalam
(12,5%) menjadi 24 siswa (75%) dari 32
tabel berikut.
siswa kelas X-A SMA Negeri 1 Gemolong.
7,8.
siswa
signifikan
dalam
tertinggi
nilai
siswa
yang
Hasil
Kenaikan mencapai 62,5%.
Tabel 3. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Menulis Puisi
Kegiatan
Siklus I
pembelajaran
siklus
II
pertemuan pertama yang dilakukan siswa
Frekuensi
Frekuensi
adalah
Absolut
Relatif (%)
mengidentifikasi
75 – 80
24
75
71 – 74
3
9,38
Pembelajaran siklus II pertemuan kedua
65 – 70
5
15,62
difokuskan
Jumlah
32
100
Interval
memahami
akhir
peningkatan.
siklus
Bila
I
dalam
jenis
mempertimbangkan pada
puisi
kecerdasan penerusan
puisi, dengan siswa. proses
pengidentifikasian jenis puisi berdasarkan kecerdasan
Nilai
pengertian
siswa
pada
pertemuan
mengalami
pertama, kemudian penulisan puisi dan
kegiatan
juga pembahasan puisi yang telah ditulis.
49
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 37-53) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Siswa
sangat
pembelajaran
antusias menulis
mengikuti
rata pada siklus II lebih tinggi dari siklus
dengan
I, yakni 78. Berdasarkan jurnal refleksi
puisi
strategi identifikasi berbasis kecerdasan
guru
majemuk.
penerapan strategi identifikasi berbasis
Dari
kegiatan
dijelaskan
siklus
keaktifan
pembelajaran
menulis
II
dalam
pelaksanaan
siklus
II,
dapat
kecerdasan majemuk dalam pembelajaran
siswa
dalam
menulis puisi berjalan dengan optimal.
puisi
dengan
Siswa
serius
dalam
mengikuti
strategi identifikasi berbasis kecerdasan
pembelajaran yang dirancang oleh guru
majemuk.
dalam
dan mampu menulis puisi sesuai yang
memperhatikan penjelasan guru dan juga
diharapkan. Nilai akhir 31 siswa dalam
tayangan puisi yang ada di dalam power
pembelajaran
point.
mencapai KKM yang telah ditentukan.
Siswa
cukup
Siswa
baik
termotivasi
untuk
menulis
puisi
sudah
memperhatikan puisi dengan seksama.
Hasil
Siswa yang pada pertemuan siklus I tidak
diidentifikasi dengan rata-rata nilai siswa
serius melakukan identifikasi puisi pada
dalam
siklus ke II ini terlihat aktif. Siswa sangat
memenuhi KKM yakni 78. Nilai terendah
suka
bernuansa
70 dan nilai tertinggi 80. Hasil distribusi
realisme sosial, visual spasial, realis, dan
frekuensi nilai siswa dapat dilihat dalam
juga impresionisme. Pada siklus I siswa
tabel berikut
dengan
puisi
tidak mengerjakan pada
siklus
menyenangi
yang
proses identifikasi,
II
meraka
rata-rata
puisi
tersebut.
aliran
pekerjaan kegiatan
yang
diberikan
oleh
tersebut dapat
menulis
puisi
sudah
Tabel 4. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Menulis Puisi Siklus II Interval
Kesempatan untuk bertanya jika belum mengerti
siswa
Frekuensi
Frekuensi
Absolut
Relatif (%)
guru
75 – 80
31
96,88
dimanfaatkan oleh beberapa siswa. Di
71 – 74
0
0
akhir pembelajaran, siswa pun termotivasi
65 – 70
1
3,12
untuk
Jumlah
32
100
menyimpulkan
kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa Gemolong
kelas sudah
pembelajaran
X-A
SMA
mulai
menulis
Negeri
1
Nilai
memahami
siklus
II
mengalami
peningkatan dari siklus I. Ada 31 siswa
dengan
yang telah memenuhi KKM. Siswa yang
penerapan strategi identifikasi berbasis
dinyatakan tuntas sebesar 80% sesuai
kecerdasan majemuk. Hal ini dibuktikan
dengan
dengan
Gemolong.
meningkatnya
pembelajaran
menulis
puisi
akhir
hasil puisi
akhir
siklus
ketentuan
SMA
Negeri
1
II
Kemampuan menulis puisi siswa
apabila dibandingkan siklus I. Nilai rata-
mengalami kenaikan bila dibandingkan
50
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 37-53) http://jurnal.pasca.uns.ac.id dengan keadaan siklus I. Nilai rata-rata
120%
siklus II ialah 78. Selain dari rata-rata nilai
100%
yang meningkat, jumlah siswa yang telah
100%
tuntas pun mengalami peningkatan. Pada
60%
KKM (75) dari 24 siswa (75%) menjadi 31
mencapai
Gemolong.
21,88%.
Untuk
25%
Kenaikan
20% 0%
Pratindakan
berikut.
Siklus I
Siklus II
Gambar 2. Diagram Peningkatan
90
78 74 70
75 67.66 60
Ketuntasan Belajar
7880 70
Berdasar diagram di atas, dapat Nilai Ratadiketahui rata
60
bahwa
hasil
pembelajaran
menulis puisi dari pratindakan hingga
50 40
31 24
30
Nilai siklus Tertinggi
II
Kenaikan
20 10
3%
0%
penelitian dapat dilihat melalui diagram
70
22%
13%
memberikan
gambaran yang jelas pencapaian hasil
80
Tuntas
40%
siswa (96,88%) dari 32 siswa kelas X-A 1
Jumlah Siswa
75% 63%
yang memperoleh nilai sama atau di atas
Negeri
100% 97%
88%
80%
siklus II ini ada peningkatan jumlah siswa
SMA
100%
mengalami ketuntasan
peningkatan. siklus
I
dari
pratindakan mencapai 62,5%, yakni dari
4
12,5% menjadi 75%. Kenaikan ketuntasan
0 Pratindakan
Siklus I
siklus II dari siklus I juga sebesar 21,88%,
Siklus II
yakni dari 75% menjadi 96,88%. Di siklus II, ketuntasan klasikal mencapai 96,88%.
Gambar 1. Diagram Peningkatan Nilai
Hal
Akhir Pembelajaran Menulis Puisi
ini
membuktikan
bahwa
strategi
pengajaran
identifikasi
berbasis
kecerdasan
majemuk
mampu
meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas X-A SMA Negeri 1 Gemolong. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan ulasan pada hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal berikut.
51
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 37-53) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Pertama,
strategi
Guru hendaknya lebih inovatif dan
identifikasi berbasis kecerdasan majemuk
kreatif dalam memilih dan menerapkan
dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas
strategi agar penyampaian pengetahuan
X-A
kepada siswa lebih
SMA
penerapan
Negeri
1
Gemolong
dalam
pembelajaran menulis puisi. Hal ini dapat
baik dan mudah
dipahami.
dilihat dari (1) memperhatikan penjelasan guru; (2) menyimpulkan pengertian dan
DAFTAR PUSTAKA
karakteristik puisi; (3) memperhatikan contoh
puisi
yang
ditampilkan
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
baik
berupa video ataupun lembar puisi; (4) mengidentifikasi
contoh
puisi
yang
Dodi Mawardi. 2009. Cara Mudah Menulis Buku dengan 12 Pas. Jakarta: Raih Asa Sukses.
diberikan; (5) bertanya tentang masalah yang belum dipahami;(6) merefleksikan pembelajaran;
dan
(7)
siswa
English, Evelyn Williams. 2005. Mengajar dengan Empati. Bandung: Nuansa.
mampu
menulis puisi dengan baik tentunya. Kedua,
penerapan
strategi
Furman, Richard. 2007. “Poetry Narrative as Qualitative Data: Exploration into Existential Theory”. IndoPacific Journal of Phenomenology, Volume 7, Edition 1 May 2007 page 1-9
identifikasi berbasis kecerdasan majemuk dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas X-A SMA Negeri 1 Gemolong sebagai berikut. Jumlah siswa
Gardner,
tuntas dalam pembelajaran menulis siswa mengalami berjumlah
peningkatan. 4 siswa
Pratindakan
(12,50%), siklus I
Ghazali, A. Syukur. 2002. Sastra Masuk Sekolah. (Editor: Riris K. Toha Sarumpaet). Magelang: IndonesiaTera.
berjumlah 24 siswa (75%), dan siklus II berjumlah 31 siswa (96,88%). Nilai ratarata kelas dalam pembelajaran menulis puisi mengalami peningkatan. Nilai rata-
Hasani. 2005. Pengertian Menulis. Dalam http://batrasiaku.blogspot.com/2 009/04/pengertian-menulis.html. Diunduh pada Kamis 1 Desember 2011.
rata pratindakan adalah 67,66, siklus I adalah 74,0, dan siklus II adalah 78,0. Saran
Herman J. Waluyo. 2010. Pengkajian dan Apresiasi Puisi. Salatiga: Wydia Sari Press.
Berdasar dengan simpulan dan implikasi yang telah dipaparkan di atas, diharapkan siswa
hendaknya
lebih
Howard. 2003. Multiple Intelligences (terjemahan Alexander Sindoro). Batam: Interaksara.
Munif Chatif. 2010. Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa.
bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran.
___________. 2011. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa.
52
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ISSN: 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 (hal 37-53) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Oemar
Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.
Malik. 2005. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.
Suminto
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Sarwiji Suwandi. 2011. Model-model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
_______________. Tindakan
Suparno
2011. Penelitian Kelas (PTK) dan
53
A. Sayuti. 2008. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media.
dan M. Yunus. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Depdiknas Universitas Terbuka.