ISSN:2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT DAN QUANTUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWASD NEGERI KECAMATAN PARANGGUPITO Sugeng Rusmanto 1 Joko Nurkamto2 Samsi Haryanto3 1)
Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS Dosen Pembimbing Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS 3) Dosen Pembimbing Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS 2)
Email:
[email protected] ABSTRACT The objectives of this research are to investigate: (1) whether or not there is a difference of effect between the team games tournament learning method and the quantum learning method on the learning achievement in Social Science; (2) whether or not there is a difference of effect between the students’ high initial ability and the students’ low initial ability on the learning achievement in Social Science; and (3) whether or not there is an interaction effect between the learning methods and the students’ initial abilities on the learning achievement in Social Science. This research used the quantitative research method with the experimental method. It was conducted at State Primary School 2 of Ketos as experimental class and State Primary School 1 of Paranggupito as control class. The former and the latter were treated with the team games tournament and the quantum learning method. The population of the research included all of the students of State Primary Schools in Paranggupito sub-district, Wonogiri regency. The samples of the research were taken by using the purposive random sampling technique. The data of the research were analyzed by using the two-way analysis of variance with the pre-requisite tests of normality test and homogeneity test at the significance test of 5%. The results of the research show that (1) there is a significant difference of effect between the team games tournament learning method and the quantum learning method on the learning achievement in Social Science as indicated by the value of Fcount = 44.399 > that of Ftable = 4.00 at the significance level of 0.05 meaning that the proposed hypothesis is verified; (2) there is a significance difference of effect between the students’ high initial ability and the students’ low initial ability on the learning achievement in Social Science as shown by the value of Fcount = 28.582 > that of Ftable = 4.00 at the significance level of 0.05 meaning that the proposed hypothesis is verified; and (3) there is a significance interaction effect between the learning methods and the students’ initial abilities on the learning achievement in Social Science as pointed out by the value of Fcount = 6.651 > that of Ftable = 4.00 at the significance level of 0.05 meaning that the proposed hypothesis is verified. Based on the results of the research, the teachers should necessarily pay attention to the students’ initial abilities in designing the teaching and learning process as this will grow the students’ learning motivation, which later improves the the learning achievement in Social Science. Keywords:Effect, team games tournament learning learning method, and learning achievement.
17
method,
quantum
ISSN:2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
PENDAHULUAN Salah
bahkan
satu
berkualitas
indikator
adalah
pendidikan
perolehan
guru
cenderung
membatasi
partisipasi dan kreatifitas siswa selama
prestasi
proses pembelajaran.
belajar siswa.Prestasi belajar siswa dapat
Berdasarkan kenyataan tersebut,
lebih ditingkatkan apabila pembelajaran
untuk
berlangsung secara efektif dan efisien
peran aktif siswa baik secara individual
dengan ditunjang oleh tersedianya sarana
maupun
dan
pembelajaran IPS, maka permasalahan ini
prasarana
pendukung
serta
merangsang
kelompok
kecakapan guru dalam pengelolaan kelas
ditangani
dan pengusaan materi yang memadai.
pembelajaran
Tolok
ukur
keberhasilan
pem-
dengan
dan
terhadap
dengan yang
materi
meningkatkan
mencari tepat
yang
proses
motode
dan
diajarkan.
sesuai Guru
belajaran pada umumnya adalah prestasi
sebagai pengajar dan fasilitator
belajar.Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan
mampu melakukan pembelajaran yang
Sosial
menyenangkan
juga
Kecamatan Paranggupito untuk beberapa
sehingga
diperoleh
kompetensi
maksimal. Kenyataan
(IPS)
di
kelas
VI
SD
dasar
Negeri
umumnya
akan
harus
menggairahkan, hasil
yang
kegiatan belajar
menunjukkan nilai yang rendah.Hal ini
mengajar selama ini masih didominasi
standar
kompetensi
guru yaitu kegiatan satu arah dimana
IPS kelas memang syarat akan
penuangan informasi dari guru ke siswa
materi, di samping cakupannya luas dan
dan hanya dilaksanakan dan berlangsung
perlu hafalan . Jika dilihat dari hasil
di kelas, sehingga hasil yang dicapai siswa
ulangan harian sebagian besar masih di
hanya mampu menghafal fakta, konsep,
bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).
prinsip, hukum-hukum, teori hanya pada
dasar
kompetensi
dan
Rendahnya prestasi belajar IPS di kelas
VI
SD
Paranggupito
Negeri karena
tingkat ingatan..
Kecamatan guru
Kurikulum KTSP mengamanatkan
belum
bahwa pencapaian SK dan KD adalah
menggunakan metode atau pun media
mutlak
pembelajaran serta mendesain
skenario
sehingga perlu dicari metode yang tepat.
pembelajaran yang disesuaikan dengan
Untuk dapat mencapai kompetensi pada
karakteristik
tiap jenjang kelas,
materi
maupun
kondisi
dicapai
oleh
peserta
didik
perlu disesuaikan
siswa sehingga menjadikan siswa aktif
dengan kondisi dan potensi siswa. Untuk
dan
itu, diperlukan metode yang tepat guna
kreatif.
menggunakan
Kecenderungan motode
guru
pembelajaran
pencapaian secara optimal.
konvensional yang bersifat satu arah, efeknya
membosankan.
pembelajaran Siswa
masih
Seiring perkembangan zaman, di
Kegiatan
didominasi
era globalisasi teknologi komunikasi yang
guru.
sedang bergulir, berekses (berdampak)
sebagai obyek bukan subyek
pada dunia pendidikan.Para guru semakin
18
ISSN:2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
ditantang
oleh
kecepatan
para
http://jurnal.fkip.uns.ac.id seperti
siswa
pendidikan.
(Dimyati
dan
Mudjiono, 2009: 8)
memperoleh informasi dan pengetahuan dari luar.Para siswa berharap ada yang
Pembelajaran inovatif merupa-
harus berubah dari motode PBM yang
kan amanat Undang-Undang No.20 tahun
dilakukan guru di kelas.
2003 tentang Sisdiknas pasal 3 ayat (4)
Realitas
yang
ada
menyebutkan
sekarang,
bahwa
diselenggarakan
kualitas pendidikan di Indonesia sangat
secara demokratis dan berkeadilan serta
rendah.Rendahnya
tidak diskriminatif dengan menjunjung
kulitas
pendidikan
tersebut tidak terlepas dari rendahnya
tinggi
kualitas
keagamaan,
guru
dalam
memberikan
hak
asasi
manusia,
nilai
nilai
kultural,
dan
pelayanan PBM di sekolah. Sudah saatnya
kemajemukan
kepada senior, pihak yang berkompeten
inovatif akan sangat membantu guru
di dunia pendidikan, terutama guru untuk
dalam pembelajaran yang dijalankannya.
memikirkan
bagaimana
seharusnya
Karena
menerapkan
teknik-teknik
jitu
pembelajaran inovatif tidak terlepas dari
meningkatkan Indonesia
kualitas
untuk
pendidikan
kalau
peran
di
bangsa.
kita
gurusebagai
Pembelajaran
berbicara
motivator
tentang
dalam
memberikan dorongan semangat kepada
dengan peningkatan kualitas
peserta
sumber daya manusia (SDM) yang handal.
didiknya.
Dalam
motode
Pemerintah dan jajaran yang
pembelajaran ini, peserta didik lebih aktif
terkait dengan dunia pendidikan harus
daripada gurunya, Guru hanya memberi
mengubah paradigma pendidikan tempo
pengarahan dan tuntunan saja, selebihnya
dulu dengan paradigma pendidikan yang
murid yang bekerja menyelesaikannya.
berorientasi pada teknologi informasi dan
Pembelajaran
komunikasi.Sebagaimana yang diterapkan
tersedia
oleh negara-negara lain yang telah lebih
alat peraga sederhana, terjadi interaksi
dahulu maju di bidang pendidikan.
timbal balik antarguru dan siswa.Siswa
Pertumbuhan
dan
inovatif
media
selalu
harus
pembelajaran.Walaupan
lebih dominan aktif dalam pembelajaran
per-
kembangan manusia pada prinsipnya atas
dan
dasar dorongan dalam dirinya sendiri
khususnya bagi siswa setelah mengikuti
maupun dorongan dari luar. Dorongan
pelajaran tersebut.Adapun tujuan dari
dari dalam diri manusia ini merupakan
pembelajaran inovatif itu sendiri adalah
faktor internal yang dapat tumbuh dan
agar pembelajaran tidak fakum, monoton,
atau
dan
(saling
berkembang
secara
mempengaruhi)
dialektikal
dengan
siswa
manfaat
lebih
atau
termotivasi
kesan
dalam
belajar.Di sini, guru dituntut untuk kreatif
faktor
pengaruh dari luar (eksternal), terutama pengaruh
adanya
dalam mencari media pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran inovatif
yang disengaja (diciptakan)
secara merata, sesuai dengan undang-
19
ISSN:2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Pendidikan
Quantum.Metode pembelajaran ini akan
Nasional).Salah satunya dijelaskan agar di
efektif jika didukung dengan fasilitas,
sekolah-sekolah harus diterapkan sistem
kesesuaian
pembelajaran
merupakan
pembelajaran serta kemampuan siswa.
suatu hal yang tidak boleh ditawar-tawar
Kemampuan siswa, terutama kemampuan
lagi.Memang,
awalnya
undang
Sisdiknas
(Sistem
inovatif.Ini
sudah
saatnya
kita
dengan
yang
dan
akan
tujuan
menentukan
keberhasilan pembelajaran IPS.
mengubah paradigma mengajar tempo dulu
materi
teknik mengajar zaman
sekarang. Di era yang penuh kompetensi
Tujuan Penelitian
ilmu, kalau kita tidak mau membuat
Penelitian
persaingan
dilaksanakan
selamanya
kita
akan
menemukan
ketinggalan terus. Sinergi
ilmiah
dengan
suatu
pembelajaran
pada
dengan atau
ilmu
umumnya
tujuan
untuk
mengkaji kebenaran
pengetahuan.
Menurut
inovatif yang berorientasi pada siswa
Suharsimi Arikunto (2006: 5) penelitian
(student oriented) adalah pembelajaran
yang
Team
persekolahan
Games
Tournamentpembelajaran
berobjek
pada
masalah-masalah
bertujuan
untuk
kiat,
meningkatkan efektifitas program belajar
petunjuk, strategi dan seluruh proses
mengajar agar tercapai prestasi belajar
belajar
secara maksimal. Tujuan dan penelitian
motode
ini
merupakan
yang
dapat
suatu
mempertajam
pemahaman daya ingat, Serta belajar
ini adalah mengetahui :
sebagai proses yang menyenangkan dan
1.
bermakna.
Mengetahui perbedaan antara
Fenomena yang terjadi pada Mata
pengaruh
penerapan
motode
pembelajaran
Team
Pelajaran IPS, siswa cenderung merasa
Tornament
Metode
sulit dalam memahami konsep-konsep
terhadap prestasi belajar IPS.
IPS. Hal ini dikarenakan IPS banyak materi
2.
Mengetahui
dan
perbedaan
Games Quantum
pengaruh
yang menuntut daya ingat, sehingga siswa
antara
akan lebih cepat lelah kognitifnya. Untuk
kemampuan awal tinggi dan siswa
itu,
yang
diperlukan
yang
inovatif
motode yang
pembelajaran akan
mampu
justru
memiliki
yang
memiliki
kemampuan
awal
rendah terhadap prestasi belajar IPS.
mengantisipasi kebosanan siswa terhadap materi, tetapi sebaliknya
siswa
3.
akan
Mengetahui interaksi pengaruh antara metode
pembelajarandan
memotivasi dan mensugesti siswa untuk
kemampuan awal terhadap prestasi
belajar
belajar IPS.
IPS.
Salah
satu
metode
pembelajaran yang inovatif saat ini adalah pembelajarann Group
dengan
Tournamen
metode dan
Team metode
20
ISSN:2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Kajian Pustaka
mikro
maupun
1.
dalam
arti
Prestasi Belajar IPS a.
Hakikat Belajar Sejak
orang
secara
luas
terbatas/khusus.Dalam
terlahir
dilihat ataupun
pengertian
luas
dunia
belajar dapat diartikan sebagai kegiatan
hingga akhirnya meninggalkan dunia lagi
psiko-fisik menuju perkembangan pribadi
ternyata proses belajar akan senantiasa
seutuhnya.Kemudian dalam arti sempit,
menyertainya dan lingkungan sekitarnya
belajar
akan memberi pelajaran secara alamiah
penguasaan
Haris Mudjiman (2008 : 1 ) mengatakan
yang
bahwa "belajar adalah kegiatan alamiah
menuju
manusia"
dapat
kepribadianseutuhnya.Relevan dengan ini
memiliki kemampuan untuk menjawab
maka ada pengertian atau konsep ini
tantangan alam dan tantangan kehidupan
adalah
yang semakin keras serta masalah yang
(Depdiknas, 2004: 4).Definisi atau konsep
menghadang kehidupan manusia semakin
ini
praktek
banyak
banyak. Sementara itu menurut Gagne
sekolah-sekolah.Para
guru
dalam Dimyati dan Mudjiono (2009: 10),
memberikan ilmupengetahuan sebanyak-
"belajar
banyaknya
dengan
tujuan
adalah
di
makro,
agar
seperangkat
proses
dimaksudkan materi
dalam
dan
kasus
dengan
menjadi
kapabilitas
demikian
proses
baru"
yang
berperan
tersebut
pengetahuan
sebagian
penambahan
lingkungan informasi,
usaha
kegiatan
terbentuknya
mengumpulkan
pengolahan
ilmu
merupakan
kognitif yang mengubah sifat stimulasi ,melewati
sebagai
pengetahuan
siswa
dianut
di
berusaha
giat
untuk
/menerimanya.Dalam demikian,
sebagai
guru
hanya
pengajar.Sebagai
konsekuensi
dari
pengertian
menimbulkan perubahan perilaku sebagai
terbatas
maka
kemudian
akibat dari pengalaman.
banyak pendapat yang mengatakan bahwa
ini,
yang muncul
Dari beberapa definisi tersebut di
belajar itu mengahafal. Hal ini terbukti,
atas dapat dijelaskankan bahwa belajar
misalnya kalau siswa (subyek belajar) itu
itu
perubahan
akan ujian, mereka menghafal terlebih
(change) tingkah laku (behavior) atau
dahulu. Sudah barang tentu pengertian
penampilan,
seperti
senantiasa
kegiatan,
merupakan
dengan
misalnya
serangkaian
dengan
membaca,
subyek
Kegiatan
belajar
mengajar
dikatakan efisien kalau prestasi belajar
melakukannya,
yang diinginkan dapat dicapai dengan
sehingga tidak bersifat verbalistik. Di
usaha yang sekecil mungkin.Perwujudan
samping definisi tersebut, ada beberapa
perilaku belajar biasanya terlihat dalam
pengertian lain, baik yang dilihat secara
perubahan-perubahan
atau
belajar
belum
itu
mengalaminya
si
esensial
b. Pengertian Prestasi Belajar
lain sebagainya. Belajar itu akan lebih kalau
secara
memadai.
mengamati, mendengarkan, meniru dan
baik,
ini,
21
kebiasaan,
ISSN:2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
keterampilan, dan pengamatan, sikap dan
mewancarai,
kemampuan
disebut
wawancara orang tua, sikap siswa dan
sebagai prestasi belajar. Secara umum
suatu test siswa tentang prinsip belajar
prestasi belajar adalah proses perubahan
yang benar )
yang
biasanya
dalam
berinteraksi
wawancara
siswa,
c. Ilmu Pengetahuan Sosial
tingkah laku sebagai hasil pengamatan individu
yaitu:
Pengajaran
dengan
IPS
lebih
bersifat
lingkungannya, hasil dari proses belajar
perkenalan mengenai “Seni Kehidupan”.
disebut sebagai prestasi belajar yang
Landasan pengkajian dari berbagai aspek
dapat dilihat dan diukur.
kehidupan
Dalam realitas, prestasi belajar diukur
sumber ilmu social yaitu: Sosial Budaya,
menggunakan
Geografi, Politik, Ekonomi, Sosiologi, dan
suatu
mengakomodir
instrument
materi
yang
Sejarah.
pembelajaran.
ini
diambil
Pengajaran
berbagai
kelas
rendah
Seorang guru harus mampu menghasilkan
disajikan
instrument pengukur prestasi yang valid
sedangkan IPS pelajaran mandiri mulai
dan reliable sehingga hasil pengukuran
diprogram pada kelas 4 ke atas. Oleh
prestasi belajar dapat dijadikan sebagai
karena itu materi pengajaran IPS lebih
penentu
banyak dititik beratkan kepada dunia
keberhasilan
pembelajaran.
Dalam
proses
dalam
IPS
dari
pendekatan
tematik,
siswa dan lingkungannya.
pembuatan
Dalam
instrument seorang guru harus berfikir
Badan
Pendidikan
sebagai
yang
pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik
mempakan bagian dari lingkungan belajar
memiliki kemampuan mengenal konsep-
dan lingkungan sosialnya. Senada dengan
konsep yang berkaitan dengan kehidupan
hal tersebut Gary R. Morison, Steven M.
masyarakat dan lingkungannya, memiliki
Ross,
kemampuan dasar untuk berfikir logis
Jerrold
E.
pembelajaran
Kemp
(2001:
200)
dan
mengatakan:
kritis,
BSNP,
rasa
2007:
Nasional
sccara holistik dalam memandang siswa subyek
(
Standar
ingin
18)
tahu,
Mata
inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan
" To increase the validity of your finding, you dedicate to use multiple data
dalam
collection instruments, including a teacher
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-
survey and interview, student interview,
nilai
parent interview, student attitude survey,
memiliki
and a test of student learning of health
bekerjasama
principles. "
masyarakat yang majemuk, di tingkat
(Untuk temuan
mencapai kita
bisa
kevalidan
dari
kehidupan
sosial
dan
sosial,
kemanusiaan,
kemampuan dan
memiliki
serta
berkomunikasi,
berkompetisi
dalam
lokal, nasional dan global.Adapun ruang
menggunakan
lingkup
mata
pelajaran
IPS
meliputi
bermacam-macam instrument pengumpul
aspek- aspek : manusia, tempat dan
data,
lingkungan, waktu, keberlanjutan, dan
termasuk
guru
mensurvei
dan
22
ISSN:2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
perubahan sistem sosial dan budaya, dan
permainan diharapkan tiap-tiap kelompok
perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilannya
Pengajaran IPS SD diandalkan untuk
untuk
bersaing
agar
membina generasi penerus usia dini agar
memperoleh
memahami
kemenangan.Menggunakan TGT di kelas
dalam
potensi dan peran dirinya
berbagai
menghayati
tata
tuntutan
membantu
kehidupannya, keharusan
suatu
guru
pemahaman
dan
untuk
dan
meningkatkan
motivasi
antara
pentingnya bermasyarakat dengan penuh
murid-murid,
rasa
menghasilkan peningkatan motivasi dan
kebersamaan
serta
mahir
dan
kekeluargaan
berperan
erat
yang
di
diharapkan
prestasi jangka panjang.van Wyk (2010)
di
mengemukakan bahwa :
lingkungannya sebagai insan sosial dan
“TGT
warga negara yang baik ( BSNP, 2007:18)
uses
the
same
teacher
presentations and team work as in STAD,
d. Prestasi Belajar IPS
but replaces the quizzes with weekly
Prestasi belajar IPS adalah hasil penilaian belajar siswa mengenai apa
tournaments,
yang telah dicapai dan dinyatakan dalam
academic games with members of other
bentuk
dapat
teams to contribute points to their team
mencerminkan hasil yang sudah dicapai
scores. Student playthe games at three-
oleh setiap siswa dalam periode tertentu
person “tournament tables” with others
atau dalam satu kompetensi dasar dalam
with similar past records in mathematics.
mata pelajaran IPS.
A “bumping” procedure keeps the games
nilai
angka
yang
in
which
students
play
fair”. (Metode pembelajaran TGT memiliki
Motode Pembelajaran a.
Metode
Team
banyak
Games
kesamaan
dinamika
dengan
STAD( Student Achievement Divisions ),
Tournament(TGT)
tetapi
Metode TGT dikembangkan pertama
menambahkan
kali oleh David De Vries dan Keith
kegembiraan
Edward.Metode TGT merupakan metode
penggunaan permainan. Teman satu tim
pembelajaran
akan
Hopkins.(Slavin,
pertama 2008:13).
dari
John
Metode
yang
dimensi
saling
mempersiapkan
ini
diperoleh
membantu diri
untuk
dari
dalam permainan
merupakan suatu pendekatan kerja sama
dengan mempelajari lembar kegiatan dan
antarkelompok dengan mengembangkan
menjelaskan masalah-masalah satu sama
kerja
Dalam
lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain
pembelajaran ini terdapat penggunaan
dalam game, teman yang lain tidak boleh
teknik
membantu,
sama
antarpersonal.
permainan.Permainan
ini
memastikan
tanggung jawab individual).
mengandung persaingan menurut aturan – aturan yang telah ditentukan.Dalam
23
telah
terjadi
ISSN:2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
b.
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Motode Pembelajaran Quantum Quantum
Learning
suatu
kesatuan
yang
utuh,
membuat
merupakan
pembelajaran lebih bermakna dan relevan
suatu kiat, petunjuk, strategi dan seluruh
dengan kehidupan siswa. Pembelajaran
proses belajar yang dapat mempertajam
Quantum adalah tentang pembelajaran
pemahaman daya ingat, serta belajar
yang membawa kegembiraan yang akan
sebagai proses yang menyenangkan dan
menjadikan
bermakna.Quantum learning berakar dari
belajar
upaya
saat/moment ‘Aha’dapat ditemukan. Hal
Georgi
Lozanov,
pendidik
kegiatan
mengajar
meningkat
sehingga
dan saat-
berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan
ini
penelitian yang disebutnya suggestology.
menerima materi yang disajikan guru.
Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat
Model
dan pasti mempengaruhi hasil situasi
ketrampilan
belajar. Menurut De Porter dalam The
menghasilkan para siswa menjadi pelajar
Impact
efektif
ofQuantum
Learning
(http://www.learningforum.com)
akan
mendorong
ini
juga hidup
dan
pelajaran,
jawab
untuk
pendidikan mereka sendiri ). Quantum
Learning
dalam
mengintegrasikan
bertanggung
mengatakan : Quantum
siswa
Learning
mencakup
is
aspek-aspek penting tentang cara otak
comprehensive model that covers both
mengatur informasi. Menurut De Porter
educational
emmediate
(2002:16), “ Quantum Learning adalah
classroom implementation. It integrates
interaksi-interaksi yang mengubah energy
research-based best practices in education
menjadi
into a unified whole, making content more
rumus Albert Einstein, yakni E=mc2, De
meaningful and relevant to studentslives.
Porter memisalkan kekuasaan energi ke
Quantum learning is about bringing joy to
dalam analogi tubuh manusia yang secara
teaching
fisik
theory
and
and
learning
with
ever-
cahaya”.
adalah
Dengan
materi.
mengutip
Sehingga
tujuan
increasing ‘Aha’moments of discovery. It
belajar
helps teachers to present their content a
adalah meraih sebanyak mungkin cahaya.
menurut
Quantum
Learning
way that engages and energizes students.
Meskipun dinamakan pembelajar-
This model also integrates learning and
an kuantum, falsafah dan metodologi
life skills,resulting in students who become
pembelajaran
effective lifelong learners responsible for
diturunkan atau ditransformasikan secara
their own education.
langsung
(Pembelajaran
Quantum
adalah
dari
kuantum
fisika
tidaklah
kuantum
yang
sekarang sedang berkembang pesat. Tidak
suatu model menyeluruh yang meliputi
pula
teori pendidikan dan implementasi di
prinsip dan pandangan-pandangan utama
kelas.Hal ini mengintegrasikan praktek
fisika kuantum yang dikemukakan oleh
terbaik di dalam pendidikan ke dalam
Albert Einstein, seorang tokoh terdepan
24
ditransformasikan
dari
prinsip-
ISSN:2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id atau
pengetahuan asosiatif atau komperatif. (5)
istilah
Subardinate knowledge yaitu pengetahuan
kuantum (Quantum) yang melekat pada
tingkat yang lebih rendah yang berfungsi
istilah pembelajaran (learning) ternyata
untuk
tampak berbeda dengan konsep kuantum
baru atau juga penyediaan contoh. (6)
dalam fisika kuantum.
Experiental knowledge yaitu pengetahuan
Kemampuan awal
pengalaman yang memiliki fungsi untuk
fisika
kuantum.Jika
dibandingkan
ditelaah
secara
Kemampuan
cermat,
awal
adalah
mengkongkretkan
mengkongkretkan
pengetahuan
dan
menyediakan
pengetahuan dan keterampilan yang telah
contoh
dimiliki siswa sebelum ia melanjutkan
Cognitive strategy yaitu strategi kognitif
kejenjang berikutnya menurut De Cecco
yang
(H.Nashir,
Gafur
pengetahuan baru, mulai dari penyandian,
mendefinisikan kemampuan awal adalah
penyimpanan, sampai pada pengumpulan
"pengetahuan
kembali
2004:
dan
64).
Abdul
keterampilan
yang
bagi
pengetahuan
menyediakan
cara
pengetahuan
tersimpan dalam ingatan.
saat memulai mengikuti suatu program
Hipotesis
Reigeluth
(2006:
160)
hipotesis sebagai berikut :
awal
1.
dapat
digunakan
memudahkan
telah
Dalam penelitian ini dapat diajukan
menyatakan ada tujuh jenis kemampuan yang
(7)
mengolah
yang
relevan yang telah dimiliki siswa pada
pengajaran"
baru.
untuk
Penggunaan
metode
pembelajaran
perolehan,
Team Games Tournament dan metode
pengungkapan
pembelajaran Quantum memberikan
kembali pengetahuan baru, yaitu : (1)
pengaruh yang signifikan terhadap
Arbritarity meaningful knowledge yaitu
prestasi belajar IPS.
pengorganisasian,
dan
pengetahuan bermakna tidak terorganisir
Siswa
yang
memiliki
sebagai tempat mengaitkan pengetahuan
awal
tinggi
dengan
hafalan untuk memudahkan retensi. (2)
memiliki kemampuan awal rendah
Analogic knowledge yaitu pengetahuan
memberikan
analogis yang mengaitkan pengetahuan
signifikan terhadap prestasi belajar
baru dengan pengetahuan lain serupa
IPS.
2.
yang berada di luar isi yang sedang
3.
Penggunaan
kemampuan siswa
pengaruh
metode
yang
yang
pembelajaran
dibicarakan. (3) Superordirate knowledge
dan kemampuan awal siswa memiliki
yaitu pengetahuan tingkat yang labih
interaksi pengaruh yang signifikan
tinggi
terhadap prestasi belajar IPS. Hal ini
yang
dapat
berfungsi
sebagai
kerangka cantolan bagi pengetahuan baru.
terlihat
(4)
kemampuan
Coordinate
pengetahuan memenuhi
knowledge
setingkat fungsinya
yang
yaitu
siswa awal
yang tinggi
memiliki dalam
dapat
pembelajaran dengan metode Team
sebagai
Games Tournamet berinteraksi positif
25
ISSN:2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
bila
dibandingkan
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
dengan
siswa
tinggi
dalam
peneliti.Dengan
demikian,
eksperimental
adalah
pembelajaran menggunakan metode
dilakukan
dengan
Quantum terhadap prestasi belajar
manipulasi
IPS. Siswa yang memiliki kemampuan
serta adanya kontrol.
awal tinggi dalam pembelajaran IPS
Karena
kemampuan
awal
terhadap
penelitian
penelitian
yang
mengadakan objek
penelitian
penelitian
ini
bersifat
Games
eksperimental, maka hasil penelitian ini
Tournament berinteraksi positif bila
akan menegaskan kedudukan hubungan
dibandingkan
kausal antara variabel-variabel yang akan
dengan
metode
Team
dengan
siswa
yang
mempunyai kemampuan awal rendah
diteliti,
dengan
dalam
penemuan
fakta-fakta
prestasi belajar IPS.
Siswa yang
fakta-fakta
akibat
memiliki
awal
keefektifan
dalam
metode
Quantum
kemampuan pembelajaran
IPS
tinggi
tujuannya
terletak
pada
penyebab
tentang
dan
perbedaan
penerapan
metode
pembelajaran TGT dan Quantum dalam
dengan
motode Quantum berinteraksi positif
pembelajaran
bila dibandingkan dengan siswa yang
kemampuan
mempunyai kemampuan awal rendah
dilakukan analisis perbandingan setiap
dalam
variasi variabel bebas sekaligus dilihat
pembelajaran
IPS
terhadap
IPS awal
ditinjau siswa.
dari
Selanjutnya
faktor-faktor yang berinteraksi terhadap
prestasi belajar IPS.
variabel
terikat.Rancangan
penelitian
METODE PENELITIAN
adalah menggunakan rancangan faktorial
A. Tempat dan Waktu Penelitian
2 x 2 dengan teknik analisis varian
Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah
Dasar
Negeri
(Anava).
Kecamatan
Hasil
menegaskan
penelitian
bagaimana
ini
akan
hubungan
Paranggupito, Kabupaten Wonogiri. Dalam
variabel yang akan diteliti, variabel bebas
hal ini penelitian dilaksanakan SDN 2
dalam
Ketos dan SDN 1 Paranggupito pada
penerapan motode pembelajran TGT dan
semester II Tahun Pelajaran 2012/2013
Quantum (b) kemampuan awal siswa.
1. Metode Penelitian
Variabel
Metode Penelitian yang digunakan
Moh.
Nasir
(1988:
terikat
ini
meliputi
dalam
(a)
penelitian
ini
adalah prestasi belajar IPS.
dalam penelitian ini adalah eksperimen, Menurut
penelitian
B. Pupulasi, Sampel dan Sampling
74)
Populasi
merupakan
subjek
dikemukakan bahwa:
penelitian
Metode eksperimen adalah metode yang
:115). Populasi yang digunakan dalam
mengobservasi di bawah kondisi buatan
penelitian
(artificial
Kecamatan
tersebut
condition) dibuat
dan
dimana diatur
kondisi oleh
si
Wonogiri
26
(Suharsimi
ini
adalah
Arikunto,
siswa
Paranggupito, Tahun
2006
kelas
VI
Kabupaten Pelajaran
ISSN:2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
2012/2013.Adapun jumlah siswa kelas VI
nilai signifikansi p = 0,066 >α = 0,05
dari 19 sekolah sebanyak 380 siswa.
maka dapat disimpulkan bahwa tidak
Sampel
adalah
populasi
sebagian
yang
atau
diteliti
Arikunto,2006:
117).
wakil
ada
(Suharsimi
Sampel
yang
perbedaan
atau
setara
antara
prestasi
IPS
siswa
kelompok
eksperimen
dan
siswa
kelompok
digunakan dalam penelitian terdiri dari 3
kontrol. Untuk memilih tingkat
(tiga) kelompok yaitu : 1 (satu) kelompok
digunakan purposive sampling. Dipilih
menggunakan motode pembelajaran TGT,
sebagai sample siswa-siswi kelas VI
1 (satu) kelompok menggunakan motode
karena kompetensi-kompetensi yang di
pembelajaran
eksperimenkan
Quantum
dan
1
(satu)kelompok ujicoba instrument. Cara
cluster
pusposive
b. Untuk
random
memilih
menentukan
eksperimen
sampling, sebagai berikut : a. Untuk
dilakukan
sekolah
materi/
kompetensi kelas VI.
pengambilan sampel dilakukan dengan multistage
adalah
kelas
digunakan
dan
kelompok
kelompok
secara
cluster
kontrol, random
sampling dengan cara undian dari
cluster random sampling. Agar tidak
kedua
mengganggu
Hasilnya kelas VI SDN 2 Ketos adalah
jalannya
proses
sekolah
yang
akan
diteliti.
pembelajaran dari sekolah yang diteliti,
kelompok
maka pengambilan sampel ditetapkan
perlakuan pembelajaran menggunakan
sebanyak 2 sekolah dengan masing-
motode Team Games Tournament, dan
masing sekolah diambil 1 kelas. Pada
kelas VI SDN 1 Paranggupito adalah
tahapan ini menggunakan cara undian
kelompok
terplih
menggunakan
SDN
2
Ketos
Paranggupito
dan
sebagai
penelitian.
Untuk
kesetaraan
kedua
sebelum
melakukan
dilakukan
uji
SDN
1
eksperimen
kontrol motode
dengan pembelajaran
sampel
Quantum. Atas dasar cara tersebut,
mengetahui
jumlahsiswa untuk sampel penelitian
sekolah
tersebut,
berjumlah 60 siswa yang terdiri dari 30
eksperimen
siswa untuk kelompok menggunakan
kesetaraan
terlebih
motode pembelajaran Team Games
dahulu menggunakan data nilai tes
Tournament
ulangan akhir semester I sehingga
kelompok
diketahui
pembelajaran Quantum (A2).
tingkat
Perhitungan
kesetaraannya.
uji
kesetaraan
1.
.Hasil uiji kesetaraan antara SDN 2 danSDN
1
1,913 < t
table
= t
5%,29
hitung
30
siswa
menggunakan
untuk motode
Instrumen Penelitian Tes Prestasi belajar IPS
Paranggupito
menggunakan uji-t didapat t
(Al),
Teknik Pengumpulan Data
menggunakan uji Paired sample T-test
Ketos
dengan
Pengumpulan
=
data
tentang
prestasi belajar IPS siswa digunakan
= 1,699 dengan
teknik test objektif dengan empat
27
ISSN:2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
alternatif
jawaban,
jumlah
http://jurnal.fkip.uns.ac.id soal
penelitian yang berupa angka, sehingga
sebanyak 70 soal.
dapat
Teknik Analisis Data 1. a.
yang
dapat
memberikan jawaban rumusan masalah
Uji Persyaratan
yang diajukan secara logis dan sistematis.
Uji Normalitas Uji
menghasilkan
a.
normalitas
digunakan
untuk
Uji ANAVA 2 Jalur Pengujian
hipotesis
pada
dilakukan
dengan
menguji apakah data yang didapatkan
penelitian
dari penelitian merupakan data dalam
menggunakan teknik analisis varians
distribusi
(ANAVA)
normal
atau
tidak.
Dalam
penelitian ini uji normalitas adalah Uji a.
Dalam hal yang diuji adalah hipotesis nol yang
menyatakan
bahwa
dua
jalur
pada
taraf
signifikansi a = 0,05.
Liliefors pada taraf signifikansi (a) 0,05.
(H0)
ini
Uji Lanjut Setelah
sampel
(ANAVA)
uji dua
analisis jalur
varians
dilanjutkan
berasal darl populasi yang berdistribusi
dengan Uji Scheffe untuk mengetahui
normal.Jika di dapat L0< L, maka Ho
kelompok mana yang lebih unggul
diterima, dan jlka Lo> L0 maka H, ditolak.
secara signifikan.
b.
Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk
3.
Hasil dan Pembahasan
1.
Deskripsi data prestasi belajar IPS secara keseluruhan
menguji kesamaan varians antara dua kelompok menguji
yang apakah
Dari
dibandingkan.Untuk kelompok
menunjukkan
tersebut
yang
berarti
70, modus = 72, standar deviasi (σ) =
data
8,75.
dikatakan homogen apabila Fhitung< T tabel. Setelah
dilakukan
prasarat
hipotesis,
dengan
penganalisisan
mengetahui
2.
pengujian
maka
pengaruh
Dari
untuk
analisis
untuk
standar deviasi (σ) = 7,35. 3.
analisis
jumlah
75,13, median (Me) = 74, modus =72,
varians
Uji Hipotesis Uji
bahwa
88, nilai terendah = 64, mean (x) =
(ANAVA) 2 jalur 2 x 3. 2.
penelitian
responden (N) = 30, nilai tertinggi =
IPS ditinjau dari kemampuan awal siswa teknik
data
menunjukkan
penggunaan
metode belajar terhadap prestasi belajar
menggunakan
Deskripsi Data Prestasi Belajar IPS dengan Metode pembelajaran TGT.
dilanjutkan data
jumlah
52, mean (x) = 70.3, median (Me) =
Kriteria pengujian digunakan pada taraf %
bahwa
nilai tertinggi = 88, nilai terendah =
teknik analisis varian homogenitas uji F.
5
penelitian
responden (N) = 60 siswa dengan
homogen atau tidak, dilakukan dengan
signifikansi
data
Deskripsi Data Prestasi belajar IPS pada
hipotesis
Quantum.
digunakan untuk mengolah data liasil
28
Metode
Pembelajaran
ISSN:2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
Dari menunjukkan
data
http://jurnal.fkip.uns.ac.id pada
penelitian
bahwa
Dari
penelitian
=65,46, median (Me) = 66, modus = 64,
responden (N) = 18, nilai tertinggi =
standar deviasi (σ) = 7,31.
78 , nilai terendah = 64, mean (x) =
Deskripsi Data Prestasi belajar IPS
70,22, median (Me) = 70, modus = 72,
pada
standar deviasi (σ) = 3,93.
siswa
menunjukkan
dengan
kemampuan 8.
data bahwa
Quantum
jumlah
bahwa
jumlah
Deskripsi Data Prestasi Belajar IPS dengan
penelitian
Metode pada
Pembelajaran siswa
dengan
kemampuan awal tinggi.
responden (N) = 23, nilai tertinggi =
Dari
88, nilai terendah = 58, mean (x) =
data
penelitian
75,65, median (Me) = 77, modus =85,
menunjukkan
standar deviasi (σ) = 9,35.
responden (N) = 11, nilai tertinggi =
Deskripsi Data Prestasi belajar IPS
78, nilai terendah = 58, mean (x) =
pada
68,18, median (Me) = 68, modus=68,
siswa
dengan
kemampuan
Dari menunjukkan
bahwa
jumlah
standar deviasi (σ) = 7,29.
awal rendah. data
9.
penelitian
bahwa
Deskripsi data prestasi belajar IPS dengan
jumlah
Metode pada
Pembelajaran
responden (N) = 37 , nilai tertinggi =
Quantum
78, nilai terendah = 52, mean (x) =
kemampuan awal rendah Dari
66,97, median (Me) = 68, modus = 72,
siswa
data
dengan
penelitian
standar deviasi (σ) = 6,50.
menunjukkan
Deskripsi Data Prestasi belajar IPS
responden (N) = 19, nilai tertinggi =
dengan Metode Pembelajaran TGT
76, nilai terendah = 52, mean (x) =
pada
63,89, median (Me) =64, modus = 64,
siswa
dengan
kemampuan
Dari menunjukkan
bahwa
jumlah
standar deviasi (σ) = 7,04.
awal tinggi.
7.
data
menunjukkan
Dari
6.
kemampuan
78, nilai terendah = 52, mean (x)
awal tinggi
5.
dengan
awal rendah.
jumlah
responden (N) = 30, nilai tertinggi =
4.
siswa
data bahwa
A.
penelitian
Pengujian
Persyaratan
Analisis
Data
jumlah
responden (N) = 12, nilai tertinggi =
Sebelum
88, nilai terendah = 76, mean (x) =
hipotesis, maka uji persyaratan harus
82,5, median (Me) = 84,5, modus = 85,
dilakukan, yaitu uji kenormalan data dan
standar deviasi (σ) = 4,44.
uji kehomogenan data.Dalam penelitian
Deskripsi Data Prestasi belajar IPS
ini uji kenormalan data menggunakan uji
dengan Metode Pembelajaran TGT
Liliefors
29
data
hasil penelitian
Signifinance
di uji
Correlation
dari
ISSN:2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
Kolmogorov-Smirnov
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
dan
uji
hasil yang signifikan. Selanjutnya dibahas
kehomogenan data menggunakan uji F.
masing-masing hipotesis sebagai berikut:
1.
1.
Uji Normalitas
Penggunaan metode pembelajaran Team
Uji Normalitas digunakan untuk
Games
Tournament
menguji apakah data yang didapatkan
metode
dari penelitian merupakan data dalam
memberikan
distribusi
signifikan terhadap prestasi belajar
normal
atau
tidak.
Dalam
pembelajaran
dan
penelitian ini uji normalitas yang adalah
IPS.
Liliefors
Berdasarkan
Signifinance
Correlation
Kolmogorov-Smirnov signifikasi
(α)
pada 0,05.
normalitasdapat
Data
dilihat
dari taraf
menunjukkan
uji
pembelajaran
Quantum
pengaruh
hasil
yang
penelitian
bahwa
metode
memberikan
pengaruh
terhadap prestasi belajar IPS, hal ini
bahwa
signifikansi pada kelompok TGT sebesar
ditunjukan
0,194 dari signifikansi pada kelompok
44,399 yang lebih besar dari Ftabel = 4,00.
Quantum sebesar 0,200 yang keduanya
Dari
lebih besar dari tingkat kepercayaan α
rata-rata penerapan metode TGT adalah
=0,05, Sehingga dapat disimpulkan bahwa
75,133 yang lebih baik bila dibandingkan
kedua sebaran data prestasi belajar IPS
dengan
pada
Quantum
kelompok
TGT
dan
Kelompok
dengan
analisis
perolehan
deskriptif
Quantum terdistribusi normal.
65,466.Pembelajaran
2.
pembelajaran
TGT
pembelajaran
inovatif
Uji Homogenitas Uji Homogenitas digunakan untuk
menunjukkan
pembelajaran yang
Fhitung =
menggunakan
hanya
sebesar
pada
metode
adalah
salah
yang
satu
memiliki
menguji kesamaan varians antara dua
karakteristik aktif, kreatif, efektif, dan
kelompok
menyenangkan.
menguji
ang apakah
dibandingan.Untuk kelompok
2.
tersebut
Siswa yang memiliki kemampuan
homogen atau tidak, dilakukan dengan
awal
tinggi
dengan
siswa
teknik analisis varian homogenitas. Dari
memiliki kemampuan awal rendah
tabel dapat diambil kesimpulan bahwa
memberikan
Sig. > Taraf Sig. atau 0,072 > 0,05
signifikan terhadap prestasi belajar
sehingga kesimpulannya kedua varians
IPS.
data homogen.
Berdasarkan
pengaruh
hasil
yang yang
penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa
Pembahasan Hasil Penelitian
berpengaruh
terhadap
Prestasi
belajar IPS, hal ini ditunjukkan dengan
Hasil analisis menunjukkan bahwa bahwa hipotesis-hipotesis yang diajukan
perolehan Fhitung
=
kepada variabel penelitian menunjukkan
besar
=
dariFtabel
28,582 4,00.
yang lebih
Dari
analisis
deskriptif menunjukkan rata-rata Prestasi
30
ISSN:2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
belajar IPS pada siswa yang memiliki
Team Games Tournament dan metode
kemampuan awal tinggi adalah 75,65
pembelajaran Quantum memberikan
yang lebih baik bila dibandingkan dengan
pengaruh yang signifikan terhadap
siswa yang memiliki kemampuan awal
prestasi belajar IPS. Dengan metode
rendah yang hanya sebesar 66,97.
TGT,
3.
proses
penibelajaran
akan
Penggunaan metode pembelajaran
menghasilkan prestasi belajar yang
dan
siswa
maksimal karena metode ini sangat
memiliki interaksi pengaruh yang
sesuai dengan kharakteristik mata
signifikan terhadap prestasi belajar
pelajaran
IPS.
mengeksplorasi unsur-unsur kognitif
kemampuan
Berdasarkan
awal
hasil
analisis
IPS
siswa.
yang
banyak
Sedangkan
metode
menunjukkan bahwa penggunaan metode
pembelajaran
pembelajaran dan kemampuan awal siswa
cenderung
memiliki
interaksi
unsur psikomotofik siswa walaupun
signifikan
terhadap prestasi belajar IPS,
pengaruh
yang
dalam
Quantum
lebih
mengeksplorasi
penyampaian
unsur-
materi
tetap
hal ini ditunjukkan dengan perolehan
berpedoman pada pembelajaran TGT,
Fhitung = 6,651 yang lebih besar dari Ftabel=
akan tetapi metode ini kurang sesuai
4,00.
dengan karakteristik pelajaran IPS.
Dari
hasil
analisis
lanjut
juga
Siswa
yang
memiliki
menunjukkan hal tersebut, dapat ditarik
awal
tinggi
dengan
kesimpulan
memiliki kemampuan awal rendah
bahwa
penerapan
2.
metode
kemampuan siswa
yang
pembelajaran menggunakan TGT pada
memberikan
siswa dengan kemampuan awal tinggi
signifikan terhadap prestasi belajar
akan
IPS.
lebih
berpengaruh
pembelajaran
dari
menggunakan
pada
pengaruh
yang
Sebagaimana
faham
Quantum
konstruktivisme menjelaskan bahwa
baik pada siswa dengan kemampuan awal
ilmu pengetahuan terkonstruk dalam
tinggi maupun rendah.
otak
setiap
individu
melalui
pengalaman belajar yang dialaminya. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan
Pengalaman
belajar
tersebut
terkonstruk
dalam
otak
akan
manusia
Berdasarkan hasil analisis data dari
apabila sudah ada ilmu pengetahuan
penelitian yang telah dilakukan terhadap
yang singkron dengan pengalaman
siswa SD Negeri 2 Ketos dan SD Negeri 1
belajar
Paranggupito dengan menggunakan taraf
faham tersebut maka kemampuan
signifikan 5 %, maka dapat disimpulkan
awal siswa akan sangat berpengaruh
sebagai berikut:
terhadap
1.
Penggunaan
metode
pembelajaran
tersebut.
Senada
penciptaan
dengan
sebuah
pengetahuan pada otak individu.
31
ilmu
ISSN:2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
3.
Penggunaan
metode
http://jurnal.fkip.uns.ac.id anak,
pembelajaran
mengorkestrakan
kelas,
dan kemampuan awal siswa memiliki
menghipnotis kelas dengan daya tarik,
interaksi pengaruh yang signifikan
dan menguatkan konsep ke dalam diri
terhadap prestasi belajar IPS. Metode
anak. Prinsipnya, bawalah dunia guru ke
pembelajaran
dunia siswa dan ajaklah siswa ke dunia
merupakan
senjata dalam
guru.
proses
diimplementasikan dalam pembelajaran
pembelajaran. Namun hal itu akan
IPS yang banyak menguras daya ingat
kurang
maka
ampuh
bagi
guru
pengorginisasian
maksimal
apabila
tidak
Konsep
belajar
konsep-konsep
Quantum
pembelajaran
awal
akanmasuk dalam ingatan yang lama
siswa yang tinggi. Sehingga antara
(long term memorv) karena kebermaknaan
metode
proses
didukung
oleh
kemampuan
pembelajaran
yang
bagus
harus didukung kemampuan siswa
yang
tinggi
agar
pembelajaran
learning)
awal
proses
akan
pembelajaran
(meaningful
terjadi
dalam
ini.
Akan
of
metode tetapi
pembelajaran menghsilkan prestasi
karakteristik pembelajaran Quantum akan
yang diinginkan.
lebih sesuai mengolah keterampilan (skill),
B. Implikasi
sehingga pada materi tertentu dalam
Berdasarkan hasil penelitian ini
pembelajaran
dapat diketahui bahwa penerapan metode
begitu sesuai.
pembelajaran TGT lebih efektif untuk
IPS
metode
ini
awal
siswa
Kemampuan
kurang
akan
meningkatkan prestasi belajar siswa oleh
mempengaruhi
karena semua siswa dikondisikan untuk
karena kemampuan awal sangat didukung
terlibat
langsung
seeara
aktif
dalam
oleh ketertarikan siswa pada suatu mata
semua
kegiatan
pembelajaran,
siswa
peristiwa
berinteraksi,
yang
dipelajari
sambil
berkomunikasi,
dan
belajar
siswa.
pelajaran IPS :
dituntut untuk mengalami sendiri objek dan
proses
1.
Siswa
yang
memiliki
kemampuan
awal
tinggi
dalam
pembelajaran
dengan
metode
TGT
berinteraksi
melakukan refleksi dalam setiap kegiatan
positif
pembelajaran.Tanggung jawab belajar ada
siswa kemampuan awal tinggi dalam
pada siswa dan peran guru hanya sebatas
pembelajaran menggunakan metode
pemrakarsa
Quantum terhadap prestasi belajar
kondisi
kondisi
tersebut
belajar.
maka,
Dengan
siswa
akan
bila
dibandingkan
dengan
IPS
mempunyai pengalaman belajar nyata dan
2. Siswa
bermakna.
yang
memiliki
kemampuan
awal tinggi dalam pembelajaran IPS
Dalam Quantum Teaching, guru
dengan TGT berinteraksi positif bila
sangat diharapkan sebagai aktor yang
dibandingkan
mampu memainkan berbagai gaya belajar
mempunyai kemampuan awal rendah
32
dengan
siswa
yang
ISSN:2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
dengan
metode
Quantum
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
dalam
2.
Bagi Siswa
prestasi belajar IPS 3. Siswa
yang
Siswa seharusnya aktif dalam
memiliki
kemampuan
proses
pembelajaran
sehingga
awal tinggi dalam pembelajaran IPS
akanmengasah
dengan metode Quantum berinteraksi
telah
positif
mengembangkan
kreativitasnya,
siswa yang mempunyai kemampuan
sehingga
meningkatkan
awal rendah dalam pembelajaran IPS
prestasi belajarnya.
bila
dibandingkan
dengan
terhadap prestasi belajar IPS.
3.
kemampuan
dimiliki
dapat
dan
yang dapat
Bagi sekolah Sekolah hendaknya melengkapi
C. SARAN
fasilitas
sarana
dan
prasarana
Dari hasil penelitian maka dapat diajukan
pembelajaran, karena dengan fasilitas
saran-saran sebagai berikut:
yang memadai akan meningkatkan
1.
kualitas pembelajaran yang nantinya
Bagi Guru
akan meningkatkan prestasi siswa.
a. Dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan hendaklah guru mengetahui
karakteristik
DAFTAR PUSTAKA
metode,
Anita, Lie. 2002. Coorperative Learning. Jakarta Grasindo. Asri C. Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta BNSP, 2007. Standar Kompetensi dan kompeternsi Dasar . Jakarta. Depdiknas Bonwell. Charles C.. James A. Eison. 1991. Active Learning: Creating Excitement in the Classroom. Washington: School of Education and Human Development, George Washington University Clifford, Morgan. 1986. Introduction to Psychology. 7thed.New York:McGrawHill Book Co. Dave, Meir. 2002. The Accelererated Learning Handbook: Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Kaifa Departemen Pendidikan Nasional RI. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Mapel Pengetahuan Sosial.Jakarta DePorter, Bobbi. 2001,Accelerated Learning. Diakses pada http://www. learningforum..com. Tanggal 7 Mei 2012 Pukul 14.00 WIB DePorter, Bobbi. 2003. The Impact of Quantum Learning. Diakses pada http://www.learningforum.coin.Tangg
karakteristik, materi dan karakteristik siswa. Sehingga proses pembelajaran akan berlangsung dengan optimal b . Hendaklah
guru
mengkondisikan mempunyai pelajaran, (minat)
karena
kreatif,
menyenangkan meningkatkan
terhadap
akan
proses
metode
aktif,
agar
dengan
siswa
dalam
Penggunaan yang
siswa
ketertarikan
maka
senang
selalu
tertarik merasa belajar.
pembelajaran efektif
akan
dan
mampu
ketertarikan
siswa
terhadap mata pembelajaran. c . Dengan
karakteristik metode
TGT
hendaknya digunakan pada materi atau
pelajaran
desainnya
lain,
tentu
disesuaikan
saja
dengan
karakteristik materi atau pelajaran tersebut.
33
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal17 – 34, Edisi Maret 2014
ISSN:2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
al 27 Februari 2010 Pukul 14.00 WIB Dick, Walter & Lou Carey. 1986. The Systematic Design of Instruction. 3 ed. Glenview: Scott Foresman and Company. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajardan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fogarty, Robin. 1991. The Mindful How To Integrate The Curricula. Boston : IRI/Skylight Publishing, Inc. Furqon.Statistika Terapan untuk Penelitian.2008. Bandung: Alfabeta.
Bandung: Sinar Baru Monson, Gary R.. Steven M. Ross, Jerrold E. Kemp. 2001. Designing Effective Instruction. New York: John Wiley & Son, Inc Nana Sudjana. 2008. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algen Sindo. Oemar Hamalik. 1980. Pendekakatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung : Sinar Baru Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Permendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang .Standar Kompetensi Lulusan Reigeluth, C. M. & George, L. G. 1983.Instructional Design.Theory and Models and Overview of Their Current Studies.London : Lawrence Publisher. Saifuddin Azwar. 1999. Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Gage, N. L. dan David Berliner. 1992. Educational Psychology. Boston: Houghton Mifflin Company.' Gagne, Ellen D. 1985. The Cognitive Psychology of School Learning.Boston: Little, Brown and Company Gagne, RM & Leslie J. Briggs. 1979. Priciples of Instruction Design. 2nd ed, New York: Holt Rinehart & Winston Gagne, Robert Xi 1977. The Conditions of Learning.New York: Holt Rained and Winston, Third edition. Hadari Nawari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta: Gajah Mada Univercity Press. Haris Mudjiman. 2008. Belajar Mandiri. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press Hill, Winfred F. 2009. Theories of Learning : Teori-teori Pembelajaran Konsepsi, Komparasi dan Signifikansi, Bandung: Nusa Media http://dony.blog.uns.ac.id/2011/06/29/m etode-pembelajaran-team-games tournament-tgt/ diakses tanggal 30 Nopember 2012 pukul 21.25 http://en.wordpreess.com/tag/metodepembelajaran/ diakses tanggal 14 Mei 2012 Pukul 17.00 WIB Johnson, Elaine Berlier. 2009. Contextual Teaching & Learning. Bandung: MizanLearning Center (MLC) Jonathan Sarwono. 2006. Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14 Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14.Y ogyakarta: Penerbit Andi Masrur Muslich. 2008. KTSII: Pembelajaran berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara Moh.Nasir. 1988.Metodologi Penelitian.
Samsi Haryanto. 2003.Evaluasi Belajar dan Pembelajaran Surakarta: UNS Sardiman. 2002. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Slawin, 2005.Coopertive Learning Teori Riset dan Praktik.Bandung: Nusa Media Sudjana. 1982. Statistik. Bandung: Tarsito Sugiyono.2008. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata, 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Raja grafindo Persada Tullis Winarsunu. 2000. Statistik dalam Penelitian Psikologi, dan Pendidikan Malang: UMS Press Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran berorentasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Winkel, WS. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar.Jakarta: PT. Gramedia
34