JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
PENERAPAN MODEL ASSURE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI USAHA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MAN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Heri Achmadi1 Suharno2 Nunuk Suryani3 1)
Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS Dosen PembimbingMagister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS 3) Dosen PembimbingMagister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS
2)
Email:
[email protected] ABSTRACT There are still many shortcomings and is not optimal in the learning process. Teachers as professionals are supposed to find and fix the learning process that used to be the assumption that learning English difficult and boring can be eliminated, otherwise can increase students' motivation to learn English, so researcher applying one of which is the application of the model using the ASSURE Model and Powerpoint media. The subject of this research was X grade students of MAN Sukoharjo senior high school academic year 2012/2013, consisting of 21 students. This research was conducted at state in. Types of research used in this study are: CAR (Classroom Action Research). The researcher conducted three cycles of action research and each cycle consisted of a series of steps, namely: identifying the problems, planning the action, implementing the action, observing the action, reflecting the observation result, and revising the plan. The data of the research were collected by using some techniques including observation, interview, documents, and tests. Then, the qualitative data were analyzed by Interactive Model: data reduction, data display, and conclusion drawing or verification. The quantitative data were analyzed by using descriptive statistics (DS) to calculate the mean score of pretest and post-tests 1, 2, and 3. The results of the research was score: pretest 64;test on Cycle 1 68;test on Cycle 2 74;test on Cycle 3 79,52. This post test is higher than the English passing grade (KKM/ Kriteria Ketuntasan Minimal) that is 70. According the results above, the researcher can get the conclusions are:(1) In applying the ASSURE Model is a model that is strongly influenced by the teacher's creativity in integrating the materials, methods, and media. (2) In model ASSURE students are also given the opportunity to evaluate himself, teachers, and schools, so that the implementation needs to support all components of the school. (3) Teachers are advised to master the concept of learning by ASSURE Model. Keywords:Model ASSURE,Powerpoint media,Students Achievement, Students Motivations
35
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014
PENDAHULUAN Tujuan pembelajaran
bahasa
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
ragam
Inggris
media
pengajaran,
dan
dapat
adalah untuk membekali siswa dapat
menentukan media mana yang cocok
menguasai
untuk digunakan dalam pembelajaran.
ketrampilan
berkomunikasi
yang meliputi: listening, speaking, reading
Penggunaan media pembelajaran
dan writing.Guru sebagai perencana dan
yang
pelaksana
terhadap
proses
belajar
mengajar
tepat
akan
berdampak
proses
positif
pembelajaran
seharusnya mempunyai wawasan yang
meningkatnya
luas serta mengikuti perkembangan Ilmu
Media pembelajaran harus disesuaikan
pengetahuan dan teknologi yang ada.
dengan
Penyebab
rendahnya
prestasi
keadaan
belajar
dan
lingkungan,
siswa.
materi
pelajaran, sarana prasarana dan tujuan
mutu
pendidikan adalah penggunaan metode
pembelajarannya.
yang kurang tepat, alat evaluasi yang
pembelajaran yang tepat dapat dilihat
kurang
dari
baik
ataupun
materi
yang
efektifitas
diberikan kurang sesuai dengan tingkat
tersebut
berfikir siswa. Upaya untuk meningkat-
pembelajaran.
kan
mutu
pendidikan
bahasa
dan
dalam
Dalam
Inggris
Penggunaan
efisiensi
mencapai
rangka
media
media tujuan
peningkatan
sudah dilakukan berbagai pihak, terutama
pembelajaran bahasa Inggris telahbanyak
pemerintah
diterapkan pendekatan, strategi, media
melalui
Departemen
maupun model pembelajaran. Namun,
Pendidikan Nasional
peneliti menerapkan salah satunya adalah
Hal ini dapat di lihat dengan adanya
penyempurnaan
perbaikan
sistem
peningkatan
kualifikasi
pengadaan
penerapan model ASSURE menggunakan
kurikulum,
media powerpoint.
pembelajaran,
alat
guru,
dan Tujuan Penelitian
pelajaran.Media
1.
pembelajaran bahasa Inggris merupakan cara dan langkah yang dalam
proses
siswa
akan digunakan
pembelajaran
Untuk mengetahui motivasi belajar bahasa
penerapan
bahasa
model
menggunakan
Inggris. Setiap memiliki
media
kelebihan
dan
Inggris ASSURE
media
power
melalui dengan point
pada siswa kelas X MAN Sukoharjo.
pembelajaran 2.
kekurangan
Untuk
mengetahui
sejauh
mana
masing masing. Tidak ada satu mediapun
prestasi siswa bahasa Inggris melalui
yang dianggap paling baik, dan tak ada
penerapan
satu mediapun yang cocok untuk semua
menggunakan
jenis materi pembelajaran. Tuntutan bagi
pada siswa kelas X MAN Sukoharjo.
guru
adalah
dapat
menguasai
aneka
36
model
ASSURE
media
power
dengan point
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014
3.
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Untuk mengetahui masalah- masalah
sekhusus mungkin tujuan ini mungkin
penerapan
dijabarkan
model
menggunakan
ASSURE
power
dengan
point
dalam silabus, buku
teks,
kurikulum, atau dikembangkan sendiri
pada
oleh
siswa kelas X MAN Sukoharjo.
guru.
Teknik
menyatakan
tujuan
ABCD
untuk
(Mager,
1997):
Kajian Teori
(Audience): apa yang dikerjakan oleh
Model ASSURE
pebelajar (bukan apa yang dilakukan oleh
Model ASSURE adalah salah satu petunjuk
guru),
dan perencanaan yang bisa membantu
mendeskripsikan kemampuan yang akan
untuk
dicapai
bagaimana
mengidentifikasi, memilih
cara
merencanakan,
menentukan
metode
dan
tujuan,
kata
setelah
(Conditions):
kerja
yang
pembelajaran.
pernyataan
tujuan
yang
serta
meliputi kondisi dimana untuk kerja itu
evaluasi. Model ASSURE ini merupakan
diamati. (Degree): pernyataan tujuan yang
rujukan
dalam
mengidentifikasikan standar atau kriteria
dalam
yang akan memutuskan sejauh mana
bagi
pendidik
membelajarkan pembelajaran disusun
bahan,
(Behaviour):
peserta yang
secara
didik
direncanakan sistematis
dan
keberhasilan
dengan
diterima.
untuk
kerja
Meskipun
itu
ada
dapat
rentangan
mengintegrasikan teknologi dan media
pendapat mengenai cara terbaik untuk
sehingga
mendeskripsikan dan mengorganisasikan
efektif
pembelajaran
dan
menjadi
bermakna
bagi
lebih
peserta
jenis-jenis
belajar,
ada
3
kategori
didik.Tahapan tersebut menurut Smaldino
(domain) yang secara luas diterima yaitu:
merupakan
ketrampilan
penjabaran
dari
model
kognitif,
afektif,
dan
ASSURE, adalah sebagai berikut:
psikomotorik.
a. A: Analyze learner characteristic
menambahkan ketrampilan interpersonal,
(menganalisa karakter pebelajar)
anggota
mungkin
peserta
suatu
dalam suatu kerja tim.
karakteristik
pebelajar.Pebelajar, mahasiswa,
pelatihan,
organisasi
c. S:
siswa,
gaya belajar sesorang yaitu
State
objectives
Rencana
merumuskan
media
and
untuk
penggunaan
media dan teknologi, pertama-tama tentu
: visual,
saja menuntut pemilihan yang sistematis. Proses memilih ada tiga tahap yaitu: (1)
(menyatakan
menentukan metode yang sesuai untuk
tujuan) Langkah
methods,
dan materi)
pebelajar.
auditory, dan kinestetik. S:
Select
materials ( memilih metode, media
atau
Gardner (1999) mengemukakan 3 jenis
b.
(2005)
karena ketrampilan ini sangat penting
Langkah yang pertama adalah mengidentifikasi
Smaldino
berikutnya tujuan
suatu tugas belajar, (2) memilih bentuk
adalah
media yang cocok dengan metode yang
pembelajaran
akan
37
disajikan,
dan
(3)
memilih,
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014
memodifikasi
atau
merancang
http://jurnal.fkip.uns.ac.id otaknya
materi
secara
aktif
mengingat
atau
secara khusus dalam bentuk media.Hasil
mengaplikasikan beberapa konsep atau
riset terbaru oleh Mc Alpin & Weston,
prinsip. Kaum konstruktivis seperti juga
1994
bihavioris memandang belajar sebagai
(dalam
Smaldino,
mengemukakan
kriteria
2005)
tertentu
proses
yang
Utilize
media
and
materials
penekanannya
konstruktivis
lebih
menekankan pada proses mental, bukan
(memanfaatkan media dan materi) Perubahan
Tetapi
berbeda.Aliran
penting dalam penilaian media. d. U:
aktif.
pada kegiatan fisik
paradigma
pembelajaran dari teacher- centered ke student-centered,
yang
memungkinkan
lebih
pebelajar
memanfaatkann
materi,
untuk
baik
f. E: Evaluate (menilai)
secara
Evaluasi
dan
revisi
merupakan
mandiri atau kelompok kecil daripada
komponen yang paling penting untuk
mendengarkan
pengembangan kualitas pembelajaran.
presentasi
guru
secara
klasikal. e. R:
Pertama meniai hasil pebelajar Pernyataan
Require
Learner
Participation
tentang tujuan akan membantu untuk
(meminta partisipasi pebelajar)
mengembangkan
kriteria
Pendidik yang merealisasikan partisipasi
evaluasi
kerja
aktif
akan
individual
belajar.
John
menilai
90’an
telah
tergantung pada hakekat tujuan itu.Ada
dalam
meningkatkan Dewey
pembelajaran, kegiatan
pada
tahun
mengemukakan
partisipasi
tersebut.
unjuk
tujuan
guna
pebelajar
maupun
kelompok.
pencapaian
hasil
yang
meng-
menuntut
baik Cara
belajar
keterampilan
Perkembangan selanjutnya muncul teori
kognitif,
belajar kognitif yang menekankan pada
OHM, membedakan kata sifat dengan kata
proses
keterangan, menyimpulkan sesuatu.Kedua
mental,
partisipasi
juga
aktif
mendukung
mengingat
hukum
Kaum
Menilai metode dan media, Evaluasi juga
behavioris menyarankan bahwa individu
menilai metode dan media pembelajaran.
harus melakukan sesuatu, jadi belajar
Apakah
merupakan suatu proses untuk mencoba
efektif ?dapatkah
meningkat-kan
berbagai
pembelajaran?
efektif
perilaku
tersebut.
misalnya
dengan
hasil
yang
materi
pem-belajaran
apakah
untuk
menyenangkan. Dengan pendekatan ini
menilai pencapaian hasil belajar?apakah
berarti perancang pembelajaran harus
penyajian
mencari cara agar pebelajar melakukan
lebih
sesuatu. Dari sudut pandang psikologi
seharusnya?
kognitif
pada
disarankan
membangun
bahwa
schemata
pebelajar
mental
ketika
banyak
daripada
Analisis
metode.
membantu
38
membutuhkan
untuk
waktu
yang
apa
yang
reaksi
pebelajar
Pembelajaran memperoleh
dapat data
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
dengan cara yang halus. Misalnya: diskusi
saling mempengaruhi untuk mencapai
guru dengan pebelajar mengindikasikan
tujuan
bahwa
belajar
merupakan kegiatan yang melibatkan dua
mandiri pada waktu presentasi kelompok.
proses yakni proses belajar dan proses
Percakapan dengan spesialis media akan
mengajar, di mana proses-proses tersebut
memusatkan perhatian pada nilai khusus
saling men-dukung antara satu dengan
media dalam suatu unit pembelajaran,
yang lain.
yang
pebelajar
diperlukan
lebih
suka
untuk
pengajaran.Jadi
pembelajaran
Bahasa adalah suatu alat untuk
meningkatkan
pembelajaran di masa mendatang. Revisi
mengkomunikasikan
Langkah terakhir adalah melihat kembali
isyarat, atau tanda konvensional yang
hasil
mengandung
data
evaluasi
yang
akan
symbol,
makna
suara,
yang
dapat
dilumpulkan. Adakah kesenjangan antara
dipahami. (Webster 1961-1970) penulis
apa yang diharapkan dengan apa yang
kamus Applied Linguistic Jack Richards
terjadi. Apakah pebelajar mencapai suatu
(1985: 153)mendefinisikan
tujuan?Bagaimana
mereaksi
system
of
human
materi dan media yang disajikan?Apakah
means
of
structured
guru puas dengan nilai materi yang
sound or written representation to form a
dipilih?Guru
large
pebelajar
seharusnya
melakukan
unit
mengimplementasikan pelajaran lagi.Bila
diatas
dari hasil data evaluasi menunjukkan ada
hakekatnya
kelemahan
pada
komponen
komunikasi
kembalilah
pada
bagian
tertentu,
of
words,
dapat
definisi
dipahami bahasa
manusia
tersebut
bahwa
pada
adalah yang
alat
terstruktur
suara sebagai simbul utamanya.Demikian pula
orang
mempunyai
ketrampilan
berkomunikasi manusia yang terstruktur
Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan untuk
by
secara sistematik dengan menggunakan
dengan
merencanakan dan merevisinya.
mengajar
arrangement
morphemes,
Berdasarkan
dalamnya. Buat catatan segera sebelum
Pembelajaran
communication
sentences.
refleksi pelajaran dan tiap komponen di
itu
e.g.
language of
secara sistematik dengan menggunakan
proses
suara
memperoleh
sebagai
symbol
utamanya.
pengetahuan, ketrampilan dan perubahan
Demikian pula orang yang mempunyai
sikap antara siswa dengan guru yang
keterampilan
direncanakan
untuk
menggunakan ilmu yang dipahami oleh
pembelajaran
(Dimyati
mencapai dan
tujuan
Pil
Mudjiono,
Corder
berkomunikasi
dalam
artikelnya
dengan
what
is
2002: 159). Menurut Hamalik (1999: 57)
language, editor oleh Donn Byrne (1985)
pembelajaran
kombinasi
mengatakan language is very complex
material,
thing and it can not yet be fully accounted
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
for anyone whitin wholly consistent and
meliputi
adalah suatu
unsur
manusiawi,
39
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
comprehensive theory. Dengan kata lain
timbul
tidak
begitu
tertentu di dalam sistem neuropisiologis
secara
dalam
ada
teory
komprehensif
bahasa
dan
yang
konsisten
dari
perubahan-perubahan
organisme
manusia,
misalnya
menyeluruh. Meningkatkan kemampuan
karena terjadi perubahan dalam sistem
anak menghafal dan menguasai kosakata
pencernaan maka timbul motif lapar. Tapi
bahasa
ada juga perubahan energi yang tidak
Inggris
dalam
waktu
diketahui.
cepat.Memudahkan orangtua atau guru dalam
mengajar
dan
Motivasi
mengenalkan
timbulnya
kosakata kepada anak sejak dini.
Mula-mula psikologis,
ditandai
perasaan
affective
merupakan lalu
dengan arousal.
ketegangan
merupakan
suasana
Motivasi Belajar
emosi. Suasana emosi ini menimbulkan
Motivasi adalah perubahan energi dalam
kelakuan yang bermotif. Perubahan ini
diri
mungkin bisa dan mungkin juga tidak.
seseorang
yang
ditandai
dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.Begitu juga, motif adalah
Prestasi Belajar
daya
Menurut Arikunto (1993: 20), hasil belajar
dalam
diri
seseorang
yang
mendorongnya untuk melakukan sesuatu,
adalah
atau keadaan seseorang atau organisme
dialami seseorang setelah ia mengalami
yang
proses belajar selama periode tertentu
menyebabkan
kesiapan
untuk
perubahan
memulai serangkaian tingkah laku atau
sesuai
perbuatan.
pengajaran.Menurut
tingkah
dengan
laku
yang
rencana Gagne
(dalam
maka
Sudjana, 1992: 23) hasil belajar dapat
motivasi dapat diartikan sebagai daya
diperoleh dari informasi yang terbaik,
penggerak yang telah menjadi aktif pada
kemampuan intelektual, strategi kognitif,
saat-saat
motivasi
sikap dan ketrampilan motorik. Berkaitan
berkaitan erat dengan penghayatan suatu
dengan hasil belajar, Sudjana (1989: 43)
kebutuhan, dorongan untuk memenuhi
menyatakan hasil belajar yang di capai
kebutuhan dan pencapaian tujuan yang
siswa banyak diperoleh dari kemampuan
memenuhi kebutuhan itu. Menurut Oemar
siswa dan lingkungan belajar terutama
Hamalik (2001:158) di dalam perumusan
kualitas
motivasi ini dapat dilihat ada tiga unsur
proses belajar mengajar selalu ditekankan
yang
pada keaktifan siswa dalam berfikir dan
Berawal
dari
motif,
tertentu.Motif
saling
berkaitan,
dan
yaitu
sebagai
berikut:
mengajar. Jadi dalam setiap
bekerja, sehingga materi pelajaran yang Motivasi
perubahan
dimulai
energi
dari
dalam
adanya
diterima siswa dapat tertanam lebih lama
pribadi.
pada diri siswa dan akan diwujudkan
Perubahan- perubahan dalam motivasi
dalam perubahan tingkah laku siswa.
40
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Hasil belajar siswa bisa diketahui
jamak dari kata medium. Secara harfiah,
dengan menggunakan evaluasi. Alat yang
media berarti perantara, yaitu perantara
paling
mengadakan
antara sumber pesan (a source) dengan
pengukuran adalah dengan tes. Karena
penerima pesan ( a receiver). Beberapa hal
dari tes dapat diketahui kemajuan yang di
yang termasuk ke dalam media adalah
capai siswa dalam memahami materi
film,
pembelajaran
(printed material), computer, instruktur,
efektif
untuk
yang
diberikan
guru.
televisi,
diagram,
media
cetak
dan lain sebagainya.
Demikian juga dengan mata pelajaran bahasa Inggris, untuk dapat mengetahui
Contoh beberapa media tersebut
hasil belajarnya bisa di nilai dengan tes,
bisa
baik itu tes objektif maupun tes subjektif.
pembelajaran jika dapat membawa pesan-
Adapun
faktor-faktor
mempengaruhi
pembelajaran
ada
dijadikan
sebagai
media
yang
pesan (messages) dalam rangka mencapai
dua
tujuan pembelajaran. Dengan demikian,
yaitu: Faktor internal adalah faktor yang
harus
berasal dari peserta didik itu sendiri yang
dengan
meliputi: Faktor psikis yang terdiri dari
(methods).Sementara itu para pakar juga
intelektual (taraf intelegensi, kemampuan
memberikan batasan terhadap pengertian
belajar, cara belajar) dan non intelektual
media pembelajaran.Leslie J. Briggs (1979)
(motivasi, sikap, perasaan, minat, kondisi
menyatakan bahwa media pembelajaran
akibat sosial cultural) dan, Faktor fisik
adalah
yang meliputi kesehatan dan panca indra.
menyampaikan materi pelajaran dalam
Faktor
yang
bentuk buku, film, rekaman, video, dan
berasal dari luar peserta didik itu sendiri,
lain sebagainya.Briggs juga berpendapat
meliputi:
bahwa
eksternal
Faktor
adalah
faktor
pengaturan
ada
keterkaitan pesan
memberikan
dan
dan
alat-alat
media
antara
metode
fisik
merupakan perangsang
media
untuk
alat
untuk
bagi
peserta
proses
belajar.
pengorganisasian proses belajar mengajar
didik
(kurikulum pengajaran, disiplin sekolah,
Sedangkan
fasilitas
pengelompokan
media merupakan wujud dari adanya
peserta didik).Faktor sosial di sekolah dan
berbagai komponen dalam lingkungan
faktor
situasional
siswa
ekonomi,
tempat,
belajar
dan
(keadaan
waktu,
politik,
musim
dan
untuk
iklim) (Winkel, 1984: 47).
supaya
terjadi
Gagne
yang
dapat
menyatakan
merangsang
belajar.Yusuf
menyatakan
bahwa
Hadi
media
bahwa
siswa Miarso
merupakan
segala sesuatu yang dapat digunakan Media Pembelajaran Media
adalah
komunikasi.Kata
untuk menyalurkan pesan yang dapat alat
media
saluran
berasal
merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dari
dan kemauan siswa untuk belajar, Wilbur
bahasa Latin, yang merupakan bentuk
Schram
41
menyatakan
bahwa
media
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014
merupakan yang
teknologi
dapat
keperluaan
pembawa
dimanfaatkan pem-belajaran,
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
pesan
fisik yang mungkin digunakan untuk
untuk
mengimplementasikan pembelajaran dan memfasilitasi
sehingga
berbagai
siswa
terhadap
sasaran atau tujuan pembelajaran.
media menjadi perluasan dari guru. Dari
prestasi
pengertian
tersebut, dapat dipahami bahwa media
Microsoft Powerpoint
merupakan
sangat
Aplikasi Microsoft PowerPoint ini pertama
bermanfaat bagi para siswa dan pendidik
kali dikembangkan oleh Bob Gaskins dan
dalam
Dennis Austin sebagai Presenter untuk
alat
proses
bantu
belajar
yang
dan
mengajar.
Dengan adanya media pembelajaran ,
perusahaan
peran
yang kemudian mereka ubah namanya
guru
Sedangkan
menjadi
anak
semakin
didik
akan
luas.
bernama
Forethought,
Inc
menjadi PowerPoint.
terbantu
Pada
untuk belajar lebih baik, serta terangsang
tahun
1987,
PowerPoint
untuk memahami subjek yang tengah
versi 1.0 dirilis, dan komputer yang
diajarkan
didukungnya
dalam
bentuk
komunikasi
adalah
Apple
penyampaian pesan yang lebih efektif dan
Macintosh.PowerPoint
efisien.
menggunakan warna hitam/putih, yang mampu
Media pembelajaran merupakan salah
satu
komunikasi
dalam
membuat
grafik
suatu
untuk
kala
itu
halaman
masih
teks
transparansi
dan
overhead
proses pembelajaran. Dikatakan demikian
projector (OHP).Setahun kemudian, versi
karena
baru dari PowerPoint muncul dengan
dalam
media
pembelajaran
terdapat proses penyampaian pesan dari
dukungan
warna,
pendidik kepada anak didik. Sedangkan
berwarna muncul ke pasaran. Microsoft
pesan yang dikirimkan, biasanya berupa
setelah
pun
Macintosh
mengakuisisi
informasi atau keterangan dari pengirim
Forethought, Inc dan tentu saja perangkat
pesan.
lunak PowerPoint dengan harga kira-kira
Pesan
disampaikan
tersebut
ada
kalanya
14
dalam bentuk sandi-sandi
Juta
dolar pada tanggal
31
Juli
atau lambing-lambang, seperti kata-kata,
1987.Pada tahun 1990, versi Microsoft
bunyi,
Windows
gambar,
dan
lain
sebagainya.
dari
OHP, film, pesan diterima oleh penerima
Microsoft Windows 3.0.Sejak tahun 1990,
pesan
PowerPoint telah menjadi bagian standar
untuk
diolah,
yang
diterima dan dipahami oleh penerima
aplikasi kantoran Microsoft Office System.
Dengan
dimaksudkan
demikian,
dengan
media
terpisahkan
yang Hipotesis Tindakan
pem-
belajaran adalah semua bahan dan alat
42
dalam
jejak
sehingga pesan yang disampaikan dapat
pesan.
tidak
mengikuti
2.0)
muncul
indra
pasaran,
(versi
Melalui saluran seperti radio, televise,
melalui
ke
PowerPoint
paket
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Berdasarkan kajian teori dan kerangka
dalam bahasa Inggris diistilahkan sebagai
berfikir yang telah dipaparkan, maka
Classroom Action Research (CAR).
dapat
dirumuskan
hipotesis
Terdapat beberapa model atau
tindakan
dalam penelitian ini sebagai berikut:
bentuk yang sering digunakan dalam
1.
model
dunia pendidikan diantaranya adalah: (a)
ASSURE dengan menggunaan media
Model Kurt Lewin, (b) Model Kemmis dan
power
pembelajaran
Mc Taggart, (c) Model John Elliott, dan (d)
bahasa Inggris di MAN Sukoharjo
Model Dave Ebbult. Kurt Lewin dalam (Mc
dapat meningkatkan motivasi belajar
Niff, 1992: 22) penelitian tindakan sebagai
siswa.
serangkaian langkah yang membentuk
2.
Penerapan
penggunaan
point
Penerapan
dalam
penggunaan
model
spiral.
ASSURE dengan menggunaan media power
point
dalam
Sumber data
pembelajaran
bahasa Inggris di MAN Sukoharjo
Sumber data ada tiga yaitu Informan,
dapat meningkatkan prestasi belajar
yaitu guru bahasa Inggris Kelas X MAN
siswa.
Sukoharjo, tempat dan peristiwa, yaitu ruang kelas dan proses pembelajarannya dan dokumentasi.
METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian
dilaksanakan
di
Teknik Pengumpulan Data
MAN
(Madrasah Aliyah Negeri) Sukoharjo yang
Adapun teknik pengumpulan data yaitu
dimulai
wawancara, observasi, dokumentasi, dan
pada
semester
genap
tahun
2012/2013.Lokasi penelitian berada di
angket.
MA (Madrasah Aliyah) Negeri Sukoharjo.
mengemukakan
Kelas
latar
proses pengorganisasian dan pengrutan
21
data ke dalam pola, kategori dan satuan
siswa, yang terdiri dari 6 siswa laki-laki
olahan dasar, sehingga dapat ditemukan
dan 15 siswa perempuan. Mata pelajaran
tema seperti yang disarankan oleh data.
yang digunakan untuk objek penelitian
Teknik
analisis
adalah mata pelajaran bahasa Inggris
dalam
penelitian
kelas X MA (Madrasah Aliyah) Negeri
deskriptif.
yang
digunakan
sebagai
penelitian adalah kelas X, jumlah
Moleong
(1995:103)
analisis
data
data
yang
ini
adalah
digunakan
adalah
analisis
Sukoharjo Teknik Analisis Data Teknik
Metode Penelitian Dalam
penelitian
menggunakan
metode
ini
peneliti
PTK
(Penelitian
metode
analisis
data
menggunakan
kualitatif.Kualitatif
biasanya
disebut sebagai metode etnografi, metode fenomenologis
Tindakan Kelas.Penelitian tindakan kelas
43
atau
metode
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
impresionistik. Sementara Bogdan dan
menguraikan seluruh konsep yang ada
Taylor (Moleong, 1990: 3) mendefinisikan
hubungannya
bahwa
penelitian.
metodologi
kualitatif
sebagai
dengan
pembahasan
4. Penarikan kesimpulan
prosedur penelitian akan memberikan hasil data deskriptif berupa kata tertulis
Kegiatan penggambaran yang utuh dari
atau lisan dan perilaku yang diamati.
obyek yang diteliti, proses penarikan
Metode kualitatif biasanya menggunakan
kesimpulan didasarkan pada gabungan
daerah sekitarnya sebagai sumber data;
informasi yang tersusun dalam suatu
kualitatif
bentuk yang terpadu pada penyajian
biasanya
memiliki
sifat
data melalui informasi tersebut.
deskriptif analitik, yang ada dokumentasi, wawancara, catatan dan lain-lain. Data yang telah dikumpulkan dalam banyak
Kriteria Keberhasilan
cara (observasi, wawancara, dokumen),
a) Kriteria
keberhasilan
dapat
yang biasanya diproses sebelum sampai
meningkatkan motivasi belajar
siap untuk digunakan.
Penelitian
tindakan
dinyatakan
berhasil
Adapun
langkah-langkah
analisis
kelas
ini
meningkatkan
datanya adalah sebagai berikut:
motivasi belajar siswa jika:
1. Pengumpulan data
Minimal 70% siswa meningkatkan skor
Hasil
observasi,
motivasi belajar.
wawancara,
b) Kriteria
dokumentasi data berupa dokumen,
keberhasilan
dapat
catatan lapangan mengenai perilaku
meningkatkan prestasi belajar jika:
subyek penelitian dan lain sebagainya,
Penelitian
diolah dengan triangulasi data untuk
dinyatakan berhasil jika:
mendapatkan kebenaran.
Ada peningkatan skor dan ketuntasan belajar
2. Reduksi data Proses
pemilihan,
perhatian,
sebanyak
pencapaian
pemusatan,
penyederhanaan,
tindakan
kelas
100%
kriteria
ini
dengan
ketuntasan
minimal (KKM) =70
peng-
abstrakan, dan transformasi data kasar yang
muncul
dari
Prosedur Penelitian Tindakan
catatan-catatan
tertulis di lapangan. 3. Penyajian data
Sebelum
merencanakan
pertama,
peneliti
tindakan,
mengidentifikasi
informasi
masalah.Masalah, di sini, mengacu pada
tersusun yang memberi kemungkinan
penggunaan Model ASSURE dengan Media
adanya
Powerpoint
Penyajian
sekumpulan
penarikan
pengambilan
kesimpulan
tindakan.
atau
Inggris.
Dalam
Penelitian
didasarkan
penyajian data akan dianalisa data yang bersifat deskriptif analitik yaitu
44
dalam
pada
pebelajaran ini siklus
bahasa
berlangsung penelitian
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
tindakan yang terdiri dari empat tahap,
tertentu
sebagai berikut:
tertarik untuk mempelajarinya.
1. Perencanaan (Planning)
b.
yang
membuat
mereka
Presentasi
Setelah mengidentifikasi masalah, peneliti
Pada tahap ini, peneliti menjelaskan
kemudian
sesuatu
materi yang telah disiapkan untuk
yang berkaitan dengan tindakan, sebagai
setiap siklus.Setiap siklus dilakukan
berikut:
dalam pertemuan 2 x 40 menit.
menyiapkan
a) Peneliti
segala
mempersiapkan
materi,
c.
Praktek
membuat rencana pembelajaran, dan
Pada
desain
siswa untuk melakukan latihan yang
langkah-langkah
dalam
melakukan tindakan.
tahap
ini,
peneliti
meminta
mereka dapatkan dari peneliti.Peneliti
b) Peneliti mempersiapkan lembar untuk
meminta beberapa dari mereka untuk
observasi ruang kelas. Hal ini siap
membaca cerita yang telah disiapkan
untuk situasi proses belajar-mengajar
oleh peneliti sebelumnya.
ketika teknik yang diterapkan.
d.
c) Peneliti menyiapkan daftar pertanyaan
Produksi Dalam
tahap
ini,
para
siswa
untuk wawancara. Hal ini dipersiapkan
diharapkan
untuk mengetahui kompetensi siswa
pertanyaan peneliti seaktif mungkin.
dan masalah dalam proses belajar
Untuk mendapatkan tujuan tersebut,
mengajar bahasa Inggris.
peneliti mencoba untuk menciptakan
d) Peneliti
mempersiapkan
Bahannya
adalah
cerita
dapat
merespon
materi.
suasana
pendek
selama proses belajar mengajar.
komunikatif
dalam
kelas
multimedia, presentasi power point,
3. Mengamati (Observasing)
dan lembar kerja siswa.
Peneliti mengamati kegiatan siswa saat
e) Guru kemudian mempersiapkan ujian.
mengajar proses belajar terjadi. Hasil
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
pengamatan akan dicatat pada lembar
Peneliti melakukan pelajaran di kelas
pengamatan
berdasarkan
pelajaran.
menguntungkan. Para guru bahasa Inggris
Guru menerapkan melalui model ASSURE
akan bertindak sebagai kolaborator dalam
dan media powerpoint dalam kegiatan
membantu
belajar mengajar bahasa Inggris Berikut
aktivitas siswa selama proses belajar
ini
mengajar.
pada
adalah
rencana
langkah-langkah
yang
penulis
peneliti
Oleh
sebagai
untuk
karena
data
mengamati
itu,
dia
bisa
dilakukan:
memberikan beberapa kontribusi dan ide-
a.
Pemanasan
ide dari bahan yang digunakan.
Peneliti memberikan motivasi kepada
4. Refleksi (Reflecting)
siswa
Setelah
dalam
dengan
melibatkan
membahas
suatu
mereka
kegiatan
di
atas,
peneliti
memberikan tes untuk mengukur siswa
topik
45
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
membaca pemahaman terhadap cerita
dari nilai rata-rata pretes 64, pada siklus
narasi
diajarkan
pertama 68, pada siklus kedua 74, dan
multimedia.
pada siklus ketiga 79,52. Selain ditinjau
singkat
menggunakan Berdasarkan selama
setelah
presentasi hasil
tes
proses
pembelajaran,
dan
pengajaran
peneliti
akan
dari nilai rata-rata, dapat diketahui juga
observasi
dari ketuntasan belajar yang didasarkan
dan
pada KKM adalah
membuat
mulai dari pretes
evaluasi apa yang telah dilakukan. Hal ini
ketuntasannya hanya 47%, siklus pertama
bertujuan untuk menemukan kelurusan
57%, siklus kedua 86%, siklus ketiga 100%.
dan kelemahan dari kegiatan yang telah
Perbedaan perlakuan pada siklus I, Siklus II, Siklus III. Perlakuan yang
dilakukan.
diberikan pada siklus I Tujuan dari siklus HASIL DAN PEMBAHASAN
I memberikan pelajaran bahasa Inggris
penelitian tindakan sebagai serangkaian
dengan
langkah yang membentuk spiral. Setiap
menjelaskan hal-hal yang berhubungan
langkah memiliki empat tahap, yaitu:
dengan
Planning, Acting, Observing, reflecting.
menggunakan
materi
narrative
narrative
text,
text
media
guru
dengan powerpoint.
Sehingga guru dapat mengenalkan materi kepada siswa dengan efektif.
Planni ng Reflec ting
Perlakuan yang diberikan pada siklus II Secara garis besar sama dengan
Acting
siklus I yaitu guru memberikan materi narrative text dengan membahas text
Obser ving (
bacaan, dan menyuruh siswa mencari kata-kata sukar, kemudian diartikan. Perlakuan yang diberikan pada
Mc. Taggart, (1991: 60) Selanjutnya,
Berdasarkan
siklus
III,
diberikan
hasil
Pada
siklus
beberapa
III
ini
point
siswa yang
data pada pretes, siklus pertama, kedua
menyangkut keseluruhan materi dan guru
dan ketiga dapat di lihat pembelajaran
menjelaskan model ASSURE kepada siswa
bahasa Inggris dengan model ASSURE dan
secara runtun dan jelas, sehingga siswa
media
dapat memahami dengan baik.
powerpoint
meningkatkan
benar-benar
hasil
belajar
dapat secara
SIMPULAN DAN SARAN
universal. Secara
individu
hasil
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat
belajar
siswa mulai dari pretes sampai siklus
diformulasikan
ketiga
antara lain:
mengalami
peningkatan,
sedangkan secara universal dapat dilihat
46
beberapa
kesimpulan,
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
media
persiapan yang tepat, sehingga guru
meningkatkan
dalam melaksanakan KBM (Kegiatan
motivasi belajar siswa kelas X MAN
Belajar Mengajar) mampu dan benar-
SKH,
1. Model
ASSURE
powerpoint
dapat
bukti
bahwa
hasil
benar menguasai materi yang akan
bahasa
Inggris
pada
disampaikan kepada siswa.
sebagai
pembelajaran siklus
dengan
pertama,
kedua,
dan
2. Peran
ketiga
guru
sangat
penting
motivasi pembelajaran bahasa Inggris
kelangsungan
mengalami
mengajar siswa, maka dari itu tidak
peningkatan
yang
belajar
cukup hanya mengajar materi yang
signifikan. 2. Model
kegiatan
dalam
ASSURE
powerpoint
dengan
dapat
diajarkan, namun juga guru dapat
media
memberikan
meningkatkan
atau
menyisipkan
prestasi belajar siswa kelas X MAN
pelajaran yang bersifat karakter atau
SKH,
pembelajaran siklus
bukti
bahwa
hasil
afektif, sehingga dapat mempengaruhi
bahasa
Inggris
pada
siswa dalam meningkatkan motivasi.
sebagai
pertama,
mengalami
kedua
dan
peningkatan
3. Untuk
ketiga
nilai
pribadinya,
berisi
selalu
demi
meningkatkan
kwalitas pribadi guru, sehingga dalam
3. Dengan menggunakan Model ASSURE didalamnya
supaya
mengembangkan kemampuan kognitif
yang
signifikan.
yang
guru
mengajar
beberapa
guru
dengan
mudah
langkah-langkah dalam pembelajaran
mengajarkan atau menerapkan model
dan
ASSURE dan menggunakan
juga
penggunaan
media
powerpoint sangat membantu siswa di
powerpoint
samping memahami materi pelajaran
peningkatan prestasi siswa khususnya
bahasa
dapat
mata pelajaran bahasa Inggris dan
yang
pada umumnya materi pelajaran yang
Inggris,
memahami
siswa
tentang
juga
TIK
menunjang
lain.
disampaikan guru. Berdasarkan
untuk
media
hasil
4. Perlu
penelitian
adanya
tindak
lanjut
secara
tersebut tedapat temuan hasil penelitian
terus-menerus, karena dengan adanya
yang
tindak
berkaitan
dengan
pembelajaran
lanjut
dapat
memberikan
bahasa Inggris dengan model ASSURE dan
pengetahuan sejauh mana mutu dan
media
usaha
hasil pencapaian yang bagus dan dapat
prestasi
mengetahui kesalahan-kesalahan yang
powerpoint
meningkatkan
sebagai
motivasi
dan
perlu dibenahi.
belajar siswa kelas X MAN SKH, ada
5. Pada saat kegiatan belajar mengajar
beberapa saran yangperlu disampaikan sebagai berikut:
guru perlu mengajak seorang guru
1. Untuk menerapkan model ASSURE dan
yang berkompeten untuk memberikan
media
powerpoint
masukan-
memerlukan
47
masukan
yang
berarti,
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014
sehingga
guru
tahu
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1983.
kekurangan-
kekurangan yang harus dibenahi dalam proses kegiatan belajar mengajar.
R.
DAFTAR PUSTAKA Dick, W., Carey, L., & Carey, J. 2001.The systematic design of instruction (5thed.). New York: Longman.
Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1996.
Richard, Jack C dan T Rogers. 1986. Approaches and Method in Language Teaching. New York: Cambridge University Press
Dimiyati & Mujdiono.1999. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud: Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tugas Kependidikan.
Sri
Gagne, R. M. 1985. The conditions of learning (4thed.). New York: Holt, Rinehart & Winston.
Anitah. 2009.Media Pembelajaran. Surakarta:UNS Press.
Sharon E.Smaldino, Deborah L. Lowther, and James D. Russell. 2008. Instructional Tecnology and Media For Learning. Upper Sadlle River.New Jersey Columbus, Ohio.
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Belajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung:Sinar Baru.
Keller, J. M. 1987. Development and Use of the ARCS Model of Intructional Development.Journal of instructional development. 10 (3): 2 -10.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Mathew B miles dan Michael Huberman A, Analisa Data Kualitatif, penerjemah : Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Bumi Aksara, 1989. Winkel, 1984.Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta ; Gramedia.
Mc. Taggart, Robin. 1991. Action Resarch: Ashort modern Technology. Victoria:Deakin University Press.
Yusuf Hadi Sumiarso, Tekonologi Komunikasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 1986.
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1989. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Rosda Karya, 2005. Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998.
48