JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 185 – 198, Edisi April 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN KONVENSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII MTs NEGERI DI KABUPATEN KUDUS Noor Anifah1 Nunuk Suryani2 Sri Haryati3 1
Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS Dosen Pembimbing I Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS 3 Dosen Pembimbing II Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS 2
ABSTRACT The purpose of this research are to: (1) The effect of STAD models of learning achievement in terms of interest in learning social studies eighth grade students a semester MTsN Kudus District. (2) Effect of conventional learning model to learning achievement in terms of interest in learning social studies eighth grade students a semester MTsN Kudus District. (3) the effect of STAD and conventional learning models of learning achievement in terms of interest in learning in social studies class VIII semester se MTsN Kudus District. This study is an experimental study. Its population is students MTsN 1 and MTsN 2 Kudus Kab. Methods of data collection using the quesioner and test methods. Analysis using two- way analysis of variance. Based on the analysis and discussion of hypothesis testing can be concluded: (1) There are significant differences in the social studies achievement using STAD model group and the conventional group. Student learning outcomes in social studies with STAD model is better than the students who used conventional models. (2) There are significant differences in the group of social studies achievement of students with a high interest in learning and a group of students with low interest in learning. Student learning outcomes in social studies subjects who have a high interest in learning is better than the students who had low interest in learning. (3) There is interaction between the model of learning with interest in learning to learning achievement IPS. Learning achievement in social studies subjects in group STAD model with a high interest in learning has the highest average value, while the conventional model with a low interest in learning has the lowest average value. Keywords: Type STAD Cooperative Learning Model, Conventional, Interest in Learning, Learning Achievement IPS.
PENDAHULUAN
selesai
Masalah pendidikan selalu menarik untuk
muncul permasalahan selanjutnya dan
diperbincangkan.
permasalahan itu akan terus berlanjut
pendidikan yang
Hal
ini
merupakan
dikarenakan permasalahan
sampai
sangat kompleks dan manusia
permasalahan
tidak
pertama
akan
menemukan
ujung.
Misalnya, mulai dari masalah pendidik,
menjadi objek kajian dari pendidikan itu
peserta
sendiri yang notabene bisa berubah gaya
pembelajaran, dan sebagainya.
pemikirannya dari zaman ke zaman. Jika
didik,
kurikulum,
metode
Dalam UUSPN No.20 (2003:3) 185
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 185 – 198, Edisi April 2014
yang
sejauh mana anak terhadap materi yang
meningkatkan
diterima. Sebagaimana diungkapkan oleh
“Pendidikan merupakan upaya sangat
luhur
dalam
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
kualitas manusia, sehingga segala usaha
Slameto
yang
siswa
mengarah
pendidikan
pada
keberprestasian
merupakan
keharusan. makna
mempunyai
sangat
kompleks
yang
17), “Prestasi
adalah
dicapai
sebuah
Pendidikan
(2003:
prestasi
belajar
yang
ketika
mengikuti
dan
tugas
dan
siswa
mengerjakan
belajar
kegiatan
pembelajaran di sekolah.”
undang-
Survei awal menunjukkan bahwa
undang Republik Indonesia Nomor 20
pembelajaran IPS kelas VIII pada MTsN di
tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Kabupaten Kudus belum menunjukkan
nasional
hasil
sebagaimana tercantum dalam
adalah
usaha
sadar
dan
yang
menggembirakan.
terencana untuk mewujudkan suasana
Pembelajaran
belajar dan proses pembelajaran agar
problematika. Keluhan para guru dan
peserta
siswa
didik
secara
aktif
masih
tentang
penuh
rendahnya
mengembangkan potensi dirinya untuk
prestasi
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
akademik
pengendalian
pembelajaran IPS masih membutuhkan
diri,
kecerdasan, yang
kepribadian,
dirinya,
maupun
menjadi
perhatian
akhlak, serta keterampilan
diperlukan
akademik
tingkat
bukti
non
bahwa
khusus. Terutama dari pihak
guru sebagai pemandu pembelajaran.
masyarakat,
Hasil wawancara
bangsa dan negara.” para
siswa
prasurvei
pada
di sejumlah MTsN di
kualitas
Kabupaten Kudus menunjukkan bahwa
pendidikan, maka perlu adanya proses
pembelajaran IPS dianggap pembelajaran
pembelajaran
yang
Untuk
meningkatkan
berkualitas. prosesnya
yang Baik
bermutu
dan
sulit,
tidak
bermutu
pada
memberatkan
prestasi
akhir
membaca,
maupun
menarik,
siswa.
Siswa
mengingat
dan
dan harus bahkan
belajar.
menghafal serangkaian materi yang tebal
Prestasi belajar merupakan tolok ukur
agar dapat memahami isi materi dengan
yang
baik. Hal lain yang memperparah kondisi
pembelajaran
yaitu
utama
prestasi
untuk
mengetahui
keberprestasian belajar siswa. Siswa yang
pembelajaran
prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa
memiliki kebiasaan membaca uraian yang
ia telah berprestasi dalam pembelajaran,
panjang
dan
belajar pada mata pelajaran IPS.
sebaliknya
siswa
yang
prestasi
dan
Untuk
belajarnya rendah dapat dikatakan belum
IPS adalah siswa tidak
kurang
meningkatkan
berprestasi dalam pembelajaran. Prestasi
pembelajaran
belajar
mengembangkan
adalah
tingkat
pengetahuan 186
memiliki
IPS,
guru suatu
minat
efektivitas hendaklah pendekatan,
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 185 – 198, Edisi April 2014
strategi, yang
dan
tepat.
hendaklah
metode
pembelajaran
memaksimalkan kondisi belajar untuk
yang
mencapai tujuan belajar.”
Pendekatan
berpusat
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
pada
dipilih
siswa
Sementara itu Slavin menegaskan
dan
merupakan proses pembelajaran yang
bahwa
PAIKEM (pembelajaran yang partisipatif,
kooperatif, antara lain: “(1)
Student
aktif,
Team-Achievement
(STAD);
inovatif,
kreatif,
menyenangkan).
Di
efektif,
samping
dan
jenis
metode
pembelajaran
Division
(2) Team-Games-Tournament (TFG); (3)
untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa,
Jigsaw;
pendekatan
yang
Reading an Composition (CIRC); dan (5)
diharapkan
mampu
kembangkan
dikembangkan
Team
menumbuh
pembelajaran
IPS
yang
(4)
Cooperative
Accelerated
Integrated
Instruction
(TAI).”
(Slavin, 1995: 11)
bermakna. Belajar bermakna diartikan
Salah satu metode pembelajaran
sebagai proses mengaitkan informasi-
kooperatif
informasi
yang
dalam pembelajaran IPS adalah STAD.
relevan dengan struktur kognitif siswa.
Metode pembelajaran kooperatif yang
Hal tersebut
tuntutan
dapat diadaptasikan pada sebagian besar
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
mata pelajaran dan tingkat kelas adalah
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I
STAD. Strategi STAD sebagai “salah satu
Pasal
strategi
baru
1
pada
sesuai
yang
konsep
dengan
menyatakan
bahwa
pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan belajar
dan
yang
cooperative
berorientasi
suasana
sintaks
dapat
dikembangkan
learning
konstruktivistik
yang
menekankan
dan
memiliki aktivitas
dan proses pembelajaran yang
belajar pada siswa (student centered)”.
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
Selain itu, strategi STAD merupakan tipe
pengendalian
cooperative
kecerdasan,
diri, akhlak
kepribadian, mulia,
serta
learning
guru
masyarakat, dan negara.
mengaplikasikan
kooperatif
paling
sederhana dan sangat membantu bagi
keterampilan yang diperlukan dirinya,
Pembelajaran
yang
adalah
yang
belum
terbiasa
cooperative
learning.
Hal ini sangat membantu guru menuju
salah satu pembelajaran inovatif yang
pergeseran
dapat
menjadi konstruktivistik. Strategi STAD,
dikembangkan
pembelajaran Sugiyanto
IPS
(2010:
di 35)
MTs.
dalam Menurut
dalam
“pembelajaran
filosofi
aplikasi
komponen
dari
behavioristik
sintaksnya
presentasi
memiliki
kelas,
kerja
kooperatif (cooperative learning) adalah
kelompok, pengembangan individu, dan
pendekatan pembelajaran yang berfokus
evaluasi (Slavin, 1995:15-16).
pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerja
sama
Sementara itu menurut Nurhadi
dalam
(2004:116), bahwa : 187
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 185 – 198, Edisi April 2014
Model
pembelajaran
STAD
merupakan
kooperatif suatu
http://jurnal.fkip.uns.ac.id Selanjutnya,
tipe
Slavin
mengemukakan
bahwa
model
pembelajaran dimana siswa di dalam
STAD merupakan model pembelajaran
kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok
dimana dalam satu kelas di bagi dalam
atau tim yang masing-masing terdiri atas
beberapa kelompok yang tidak sama
4 sampai 5 orang anggota kelompok yang
latar
memiliki latar belakang kelompok yang
pembelajaran
heterogen, baik jenis kelamin, ras etnik,
kelompok atau tim menerima lembar
maupun kemampuan intelektual (tinggi,
kerja dari guru untuk dikerjakan sendiri-
rendah, dan sedang). Tiap anggota tim
sendiri
yang
menggunakan lembar kerja
akademik
melalui
tanya
dan kemudian saling membantu untuk
anggota
kelompok.
menguasai
2005: 11-12).
bahan ajar
melalui
tanya
belakangnya
(heterogen).
STAD
Dalam
masing-masing
kemudian jawab
didiskusikan antar
sesama
(Narulita
Yusron,
jawab atau diskusi antar sesama anggota Slavin menegaskan bahwa gagasan
tim.
utama STAD adalah untuk memotivasi Sedangkan
menurut
siswa supaya
Rahayu
dapat saling mendukung
(2003:13) bahwa “STAD adalah salah satu
dan membantu satu sama lain dalam
tipe pembelajaran kooperatif yang paling
menguasai kemampuan yang diajarkan
sederhana dan sebuah model yang bagus
oleh guru.
untuk memulai bagi seorang guru yang
Pembelajaran kooperatif STAD juga
baru untuk mendekatkan pendekatan
dapat menumbuh kembangkan minat
kooperatif”.
dimaksudkan
yang tinggi pada siswa untuk belajar IPS.
agar siswa mampu dan terbiasa belajar
Pada akhirnya diharapkan pembelajaran
secara kooperatif dan kerjasama
IPS menjadi
Metode
ini
antar
lebih partisipatif, aktif,
teman. Siswa menjadi lebih aktif dan
inovatif,
interaksi
menyenangkan.
sesama
teman.
Metode
ini
kreatif,
efektif,
dan
meningkatkan
Selain pembelajaran STAD, metode
semangat belajar siswa yang berujung
pembelajaran yang dapat meningkatkan
pada prestasi belajar yang baik.
pemahaman siswa pada materi pelajaran
diasumsikan
mampu
STAD
IPS adalah metode konvensional. Metode
(Student Teams Achievement Division)
konvensional yang dimaksudkan adalah
adalah metode yang dipandang paling
metode ceramah. Meskipun metode ini
sederhana
dari
dianggap klasik, namun dapat membantu
kooperatif.
siswa dalam memahami materi pelajaran
Pembelajaran
model
dan
kooperatif
paling
pembelajaran
langsung
karena 188
guru
menyampaikan
materi
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 185 – 198, Edisi April 2014
secara
menyeluruh
idealnya
sehingga
memahami
http://jurnal.fkip.uns.ac.id konvensional terhadap prestasi belajar
siswa
apa
ditinjau dari minat belajar pada
yang
pelajaran IPS siswa kelas VIII semester
disampaikan oleh guru. Di
samping
mata
penerapan
gasal MTsN se Kabupaten Kudus.
metode
pembelajaran yang tepat sebagaimana pembelajaran STAD dan konvensional,
METODE PENELITIAN
minat
dapat
Penelitian ini mengambil lokasi di MTsN
keberhasilan
kabupaten Kudus. Waktu pelaksanaan
belajar
siswa
juga
mempengaruhi
pembelajaran IPS. Siswa yang memiliki
penelitian dilakukan selama 6
minat belajar tinggi akan berbeda dengan
dimulai
siswa
Nopember 2013. Bentuk penelitian yang
yang
memiliki
minat
belajar
pada
bulan
Juni
bulan hingga
digunakan adalah eksperimen. Metode
rendah. Berdasarkan tersebut,
latar
yang digunakan dalam penelitian ini
belakang
peneliti
adalah
bermaksud
penelitian
eksperimen
mengadakan penelitian pada MTsN di
rancangan faktorial 2 x 2.
Kabupaten
Sebagaimana
Kudus
dengan
judul
dengan
dikemukakan
oleh
"Pengaruh Model Pembelajaran Students
Suharsimi Arikunto (2010:
Teams Achievement Divisions (STAD) dan
Studi eksperimen yaitu dengan sengaja
Konvensional terhadap Prestasi Belajar
mengusahakan
Siswa ditinjau dari Minat Belajar
variabel dan selanjutnya dikontrol untuk
pada
151) bahwa
timbulnya
Mata Pelajaran IPS Kelas VIII MTs Negeri
dilihat pengaruhnya terhadap
di Kabupaten Kudus.”
belajar.
Subjek
variabel-
prestasi
penelitian
ini
dikelompokkan dalam 2 kelas, yaitu kelas
Tujuan yang akan dicapai dalam Untuk
STAD dan kelas Konvensional. Kelas
metode
STAD di kelas VIII.C MTsN 1 Kudus,
pembelajaran STAD terhadap prestasi
sedangkan kelas Konvensional berada di
belajar ditinjau dari minat belajar mata
kelas VIII.F MTsN 2 Kudus.
penelitian
ini
adalah
mengetahui
(1)
Pengaruh
Menurut
pelajaran IPS siswa kelas VIII semester gasal MTsN se Kabupaten untuk
mengetahui
pembelajaran
Kudus
Pengaruh
konvensional
(2010:
(2)
Suharsimi
173),
populasi
Arikunto adalah
“keseluruhan subjek penelitian. Populasi
metode
dapat
terhadap
berwujud
sejumlah
manusia,
minat
benda-benda, gejala-gejala, nilai tes dan
belajar mata pelajaran IPS siswa kelas
peristiwa-peristiwa lain sebagai sumber
VIII semester gasal MTsN se Kabupaten
data yang memiliki karakteristik tertentu
Kudus. (3) untuk mengetahui pengaruh
di
antara metode pembelajaran STAD dan
populasi penelitian ini adalah siswa kelas
prestasi
belajar
ditinjau
dari
189
dalam
suatu
penelitian.”
Adapun
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 185 – 198, Edisi April 2014
VIII
http://jurnal.fkip.uns.ac.id data penelitian ini adalah teknik Analisis
di MTsN 1 Kudus dan VIII di MTsN
Varians Dua Jalan/Jalur (ANAVA Dua
2 Kudus. Menurut
Suharsimi
Jalan/Jalur).
Arikunto
Untuk
menguji
hipotesis
sebuah
digunakan uji F pada taraf signifikansi α
kelompok anggota yang menjadi bagian
= 0,05. Bila hasil analisis menunjukkan
dari
adanya
(2006:117),
sampel
populasi
mendapat mempunyai
adalah
yang
benar-benar
perlakuan,
sehingga
karakteristik
sebagaimana
pengaruh
analisis/pengujian
interaksi,
maka
dilanjutkan
dengan
menggunakan Uji Schefe. Sebelum analisis data
populasi. Teknik pengambilan sampel
dilakukan,
dalam penelitian ini menggunakan Multi
perlu dilakukan pemeriksaan data/ uji
Stage Cluster Random Sampling,
kesetaraan
dan
Pemeriksaan
Sampel dalam penelitian ini adalah
uji
persyaratan.
data/uji
persyaratan
38 siswa kelas VIII C MTsN 1 sebagai
tersebut meliputi uji normalitas dan uji
kelas treatment dengan model STAD, dan
homogenitas. Pengujian dilakukan dalam
34 siswa kelas VIII F MTsN 2 sebagai
taraf nyata/signifikansi α = 0,05.
kelas
control
dengan
metode HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
konvensional. dengan
Hasil penelitian yang mengungkap minat
menggunakan dua teknik pengumpulan
belajar siswa diperoleh dari pengisian
data yaitu: angket dan tes. Angket untuk
angket
mengetahui
siswa,
berjumlah 21 item yang diberikan kepada
sedangkan tes untuk mengetahui prestasi
siswa anggota sampel pada kelompok
belajar IPS siswa.
eksperimen dengan menggunakan model
Data
dikumpulkan
minat
belajar
minat
pembelajaran
Pada tahap analisis penelitian ini,
belajar
kooperatif
siswa
yang
STAD
dan
maka data yang terkumpul dianalisis
konvensional, masing-masing kelompok
dengan menggunakan statistik deskriptif
terdiri dari 38 responden dengan model
dan
Statistik
pembelajaran STAD dan 34 responden
deskriptif digunakan untuk memperoleh
untuk pembelajaran konvensional. Data
gambaran dari tiap-tiap variabel yang
tersebut dikelompokkan menjadi dua
diteliti dengan cara menghitung rerata
kategori. Banyaknya item pada angket
dan simpangan baku. Statistik inferensial
minat
digunakan untuk pengujian hipotesis dan
besarnya rata-rata harapan atau hipotetik
kepentingan generalisasi hasil penelitian.
sebesar 52,5 sehingga jika skor yang
statistik
inferensial.
belajar
adalah
21
sehingga
diperoleh < 52,5 maka dikatakan minat
Data yang diperoleh dideskripsikan menurut masing-masing variabel. Teknik
belajar
yang dipergunakan untuk menganalisis
sedangkan jika skor yang diperoleh ≥ 190
siswa
tergolong
rendah,
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 185 – 198, Edisi April 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
52,5 maka dikatakan minat belajar siswa
Berdasarkan
data
hasil
penelitian
tergolong tinggi.
diketahui bahwa dari 34 siswa dengan
Berdasarkan data hasil penelitian
model konvensional memperoleh nilai
diketahui dari 38 siswa dalam kelompok
rata-rata prestasi belajar IPS sebesar
siswa dengan model STAD
65,83
terdapat 17
dan
termasuk
tinggi,
yang tergolong rendah dan 21 siswa
maksimum
lainnya mempunyai minat belajar yang
menggunakan
tergolong tinggi. Dari 34 siswa dalam
adalah 88,24 dan nilai minimum sebesar
kelompok
50,00
dengan
model
prestasi
kategori
siswa yang mempunyai minat belajar
siswa
nilai
dalam
yang
dengan
belajar
diperoleh
model
dengan
konvensional
standar
frekuensi
IPS
deviasi
kategori
10,98.
konvensional terdapat 16 siswa yang
Distribusi
prestasi
mempunyai minat belajar yang tergolong
belajar IPS pada siswa dengan model
rendah dan 18 siswa lainnya mempunyai
pembelajaran konvensional. Distribusi frekuensi kategori hasil
minat belajar yang tergolong tinggi. Berdasarkan data prestasi belajar
belajar IPS pada siswa dengan model
IPS diperoleh dari hasil tes prestasi
konvensional diketahui terdapat 3 siswa
belajar IPS
soal
(8,8%) dengan hasil belajar IPS tergolong
dengan bobot 100% pada siswa sebagai
sangat tinggi dengan skor antara 80,1 –
anggota sampel pada kelompok siswa
100 dan 19 siswa (55,9%) dengan hasil
dengan menggunakan model STAD dan
belajar IPS tergolong tinggi dengan skor
model konvensional.
antara 60,1 – 80 ; serta 12 siswa (35,3%)
Model STAD
dengan hasil belajar IPS tergolong sedang
Data hasil penelitian diketahui bahwa
dengan skor antara 40,1 – 60.
dari
38
yang
siswa
memperoleh
berjumlah 34
dengan
nilai
model
rata-rata
STAD Minat Belajar Rendah
prestasi
belajar IPS sebesar 79,26 dan termasuk
Berdasarkan
dalam
prestasi
diketahui bahwa terdapat 33 siswa yang
belajar IPS maksimum yang diperoleh
termasuk dalam kategori minat belajar
dengan
rendah
kategori
tinggi,
menggunakan
nilai
model
STAD
data
hasil
penelitian
dengan nilai rata-rata prestasi
adalah 97,06 dan nilai minimum sebesar
belajar IPS yang diperoleh sebesar 65,78
61,76
10,30.
yang masuk dalam kategori tinggi, untuk
prestasi
nilai maksimum yang didapat pada siswa
dengan
Distribusi
standar
frekuensi
deviasi
kategori
belajar IPS pada siswa dengan model
yang
mimiliki
pembelajaran STAD..
adalah 79,41 dan nilai minimum sebesar
Model Konvensional
50,00
dengan
Distribusi 191
minat
belajar
standar
frekuensi
rendah
deviasi
kategori
8,22.
prestasi
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 185 – 198, Edisi April 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
belajar IPS pada siswa dengan minat
Berdasarkan
belajar
diketahui bahwa terdapat 21 siswa yang
rendah.
Distribusi
frekuensi
data
hasil
penelitian
kategori hasil belajar IPS pada siswa
termasuk dalam
dengan minat belajar rendah diketahui
tinggi yang diberikan perlakuan model
terdapat 25 siswa (75,8%) dengan prestasi
STAD, diperoleh nilai rata-rata
belajar IPS tergolong tinggi dengan skor
belajar IPS sebesar 86,69 yang masuk
antara 60,1 – 80 dan terdapat 8 siswa
dalam
(24,32) dengan hasil belajar IPS tergolong
maksimum yang diperoleh pada siswa
sedang dengan skor antara 40,1 – 60.
yang
Minat Belajar Tinggi
dengan perlakuan model STAD
Berdasarkan
data
hasil
kategori
memiliki
kategori minat belajar
sangat
minat
prestasi
tinggi,
belajar
nilai
tinggi adalah
97,06 dan nilai minimum sebesar 76,47
penelitian
diketahui bahwa terdapat 39 siswa yang
dengan standar deviasi 7,12.
termasuk dalam kategori minat belajar
Metode
tinggi dengan nilai rata-rata prestasi
Belajar Rendah
belajar IPS yang diperoleh sebesar 78,96
Berdasarkan
yang masuk dalam kategori tinggi, untuk
diketahui bahwa terdapat 16 siswa yang
nilai maksimum yang didapat pada siswa
termasuk dalam
yang mimiliki minat belajar tinggi adalah
rendah yang diberikan perlakuan model
97,06 dan nilai minimum sebesar 52,94
konvensional, diperoleh nilai rata-rata
dengan standar deviasi 12,43.
prestasi belajar IPS sebesar 61,21 yang
Model STAD dengan Minat Belajar
masuk
Rendah
maksimum yang diperoleh iswa yang
Berdasarkan
data
hasil
penelitian
Konvensional
dalam
data
dengan
hasil
Minat
penelitian
kategori minat belajar
kategori
tinggi,
nilai
memiliki minat belajar rendah dengan
diketahui bahwa terdapat 17 siswa yang
menggunakan
termasuk dalam kategori minat belajar
adalah 76,47 dan nilai minimum sebesar
rendah dengan perlakuan model STAD
50,00 dengan standar deviasi 8,34.
diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar
Metode
IPS sebesar 70,07 yang masuk dalam
belajar Tinggi
kategori tinggi, nilai maksimum yang
Berdasarkan
diperoleh
diketahui bahwa terdapat 18 siswa yang
minat
pada
siswa
belajar
yang
memiliki
model
konvensional
Konvensional
data
dengan
hasil
Minat
penelitian
rendah
dengan
termasuk dalam
STAD
sebesar
tinggi yang diberikan perlakuan model
79,41 dan nilai minimum sebesar 61,76
konvensional, diperoleh nilai rata-rata
dengan standar deviasi 5,43.
prestasi belajar IPS sebesar 72,92 yang
Model STAD dengan Minat Belajar Tinggi
masuk
menggunakan
model
dalam
kategori minat belajar
kategori
tinggi,
nilai
maksimum yang diperoleh siswa yang 192
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 185 – 198, Edisi April 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
memiliki minat belajar tinggi dengan
learning
model konvensional adalah 88,24 dan
sangat membantu bagi guru yang belum
nilai minimum sebesar 52,94 dengan
terbiasa
standar deviasi 11,62.
learning. Hal ini sangat membantu guru
Perbedaan
Pengaruh
Model
STAD
yang
paling
sederhana
mengaplikasikan
menuju
pergeseran
dan
cooperative
filosofi
dari
dengan Model Konvensional Terhadap
behavioristik
Prestasi Pelajar IPS
Strategi STAD, dalam aplikasi sintaksnya
Berdasarkan hasil perhitungan analisis
memiliki
Two-Way
Anova
diketahui
terdapat
kerja kelompok, pengembangan individu,
perbedaan
yang
signifikan
prestasi
dan evaluasi (Slavin, 1995:15-16).
belajar
IPS
pada
menggunakan
kelompok
model
dengan
konstruktivistik.
komponen
STAD
presentasi
sebagai
kelas,
salah
satu
dan
pembelajaran kooperatif yang mampu
kelompok konvensional, dengan nilai F =
menjadikan siswa mampu belajar secara
42,591 dengan p < 0,05 ; dimana hasil
bersama
belajar siswa pada mata pelajaran IPS
sekelompok,
dengan model STAD lebih baik dari pada
yang satu dengan yang lain sehingga
siswa
yang memiliki kemampuan minim akan
yang
STAD
menjadi
menggunakan
model
konvensional.
antar
sesama
saling
teman
membantu
antara
memperpleh pertolongan dan siswa yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan
lebih menguasai. Hal ini siswa menjadi
penelitian yang dilakukan Rochayatun
lebih
(2011), Nur Rohmah (2011), dan
Abdul
menyelesaikan
Fatah Ridhwan (2011), bahwa metode
pembelajaran,
pembelajaran
siswa lebih mudah dalam memperoleh
STAD
berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dapat
mudah
dalam
memahami
dan
permasalahan sehingga
diasumsikan
materi pelajaran.
diinterpretasikan bahwa dengan metode
Berdasarkan
hasil
penelitian
pembelajaran STAD dapat meningkatkan
tersebut
hasil
menggunakan model STAD ternyata lebih
belajar
siswa,
meskipun
pada
maka
pembelajaran
dengan
penelitian ini dilakukan mata pelajaran
efektif
dan
konvensional. Dengan demikian prestasi
kelas
yang
berbeda
dengan
penelitian sebelumnya. STAD strategi
berorientasi sintaks
salah
satu
dibandingkan
learning
dan
konvensional.
konstruktivistik
yang
dengan
model
belajar IPS dengan model STAD lebih baik
merupakan
cooperative
dibandingkan
menekankan
dengan
model
memiliki aktivitas
Perbedaan
Pengaruh
Minat
belajar pada siswa (student centered).
Tinggi
STAD juga merupakan tipe cooperative
terhadap Prestasi belajar IPS 193
dengan
Belajar
Minat belajar Rendah
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 185 – 198, Edisi April 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Berdasarkan hasil perhitungan analisis
Minat belajar siswa diindikasikan
Two-Way
Anova
diketahui
terdapat
dari
perbedaan
yang
signifikan
prestasi
kecenderungan yang tetap untuk untuk
belajar IPS pada kelompok siswa dengan
memperhatikan dan mengenang sesuatu
minat belajar tinggi dan kelompok siswa
yang dipelajari secara terus menerus,
dengan minat belajar rendah, dengan
adanya
nilai F = 41,702 dengan p < 0,05 ; dimana
pelajaran
hasil belajar siswa pada mata pelajaran
suatu kebanggaan dan kepuasan pada
IPS
pelajaran yang diminati, adanya rasa
yang memiliki minat belajar tinggi
sikap
yang
keterikatan
minat belajar rendah.
aktivitas
penelitian
Khusnul
menyukai
dan senang pada
diminati,
pada
yang
memperoleh
sesuatu
diminati,
suatu
mempunyai
hal
aktivitas-
siswa
yang
lebih
menjadi
(2008)
minatnya daripada yang lainnya, dan
dengan judul “Studi Komparasi antara
dimanifestasikan melalui partisipasi pada
Minat Belajar PAI Siswa dengan Model
aktivitas dan kegiatan.
Pendekatan Teaching
Maghfiroh
yang
rasa suka
lebih baik dari pada siswa yang memiliki
Hasil penelitian ini sejalan dengan
siswa
Kontekstual and
Learning)
(Contextual Model
terhadap prestasi belajar, karena apabila
Pendekatan Konvensional di SMPN 36
bahan pelajaran yang dipelajari tidak
Semarang”. Dalam penelitian tersebut
sesuai dengan minat, siswa tidak akan
menunjukkan bahwa minat belajar siswa
belajar dengan baik sebab tidak menarik
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa,
baginya. Siswa akan malas belajar dan
hal ini mempunyai makna bahwa siswa
tidak akan mendapatkan kepuasan dari
yang mempunyai minat belajar tinggi
pelajaran
itu.
akan memperoleh
menarik
minat
hasil
dan
Minat sangat besar pengaruhnya
belajar
yang
Bahan siswa,
pelajaran lebih
yang mudah
tinggi pula dan hal ini dapat diterapkan
dipelajari sehingga dapat mingkatkan
pada berbagai mata pelajaran dan kelas
prestasi belajar. Minat terhadap sesuatu
yang berbeda.
hal tidak merupakan yang hakiki untuk
Minat merupakan kecenderungan
dapat mempelajari hal tersebut, asumsi
yang tetap untuk memperhatikan dan
umum menyatakan bahwa minat akan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan
membantu
yang diminati siswa, diperhatikan terus-
Membangkitkan minat terhadap sesuatu
menerus yang disertai rasa senang dan
pada dasarnya adalah membantu siswa
diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut
melihat
dijelaskan minat adalah suatu rasa suka
materi yang diharapkan untuk dipelajari
dan ketertarikan pada suatu hal atau
dengan diri sendiri sebagai individu.
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. 194
seseorang
bagaimana
mempelajarinya.
hubungan
antara
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 185 – 198, Edisi April 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
penelitian
dengan judul “Studi Komparasi Prestasi
siswa
Belajar Peserta Didik yang Menggunakan
pada
Media CD Tutorial Matematika dengan
mata pelajaran IPS, siswa yang memiliki
Metode Konvensional pada Materi Pokok
minat belajar tinggi lebih baik dari siswa
Kubus dan Balok Kelas VII MTs NU 01
yang memiliki minat belajar rendah.
Cepiring.
Berdasarkan tersebut
hasil
minat
mempengaruhi
belajar
prestasi
belajar
Penelitian
tersebut
menunjukkan bahwa penggunaan metode Interaksi Pengaruh Model pembelajaran
pembelajaran
dan Minat belajar Dalam Kaitannya
multimedia mampu mengantarkan minat
dengan Prestasi belajar IPS
belajar siswa. Dengan minat belajar yang
Berdasarkan hasil perhitungan analisis
meningkat, maka prestasi belajar siswa
Two-Way
menjadi meningkat pula. Jika dikaitkan
Anova
interaksi
antara
diketahui model
terdapat
dengan
pembelajaran
terutama
pembelajaran
penggunaan
kooperatif
tipe
dengan minat belajar terhadap prestasi
STAD, sama-sama meningkatkan minat
belajar IPS dengan nilai F = 4,055 dengan
belajar
p < 0,05 ; dimana nilai rata-rata prestasi
meningkatkan prestasi belajar. Adapun
belajar IPS pada kelompok model STAD
prestasi
dengan minat belajar tinggi mempunyai
mengandung arti yang luas pada berbagai
nilai rata-rata tertinggi sebesar 86,69
macam mata pelajaran.
sedangkan
kelompok
konvensional rendah
dengan
mempunyai
nilai
menimbulkan
dimaksud
pembelajaran
kooperatif
tinggi
rata-rata
berpeluang terjadi efektivitas
pembelajaran IPS yang lebih tinggi pula.
Penerapan
Begitu
pembelajaran
STAD
yang
mampu
STAD, siswa yang memiliki minat belajar
belajar
terendah sebesar 61,21.
kooperatif
sehingga
belajar
Pada
model
minat
siswa
pula
pada
pembelajaran
ternyata
dapat
konvensional, siswa yang memiliki minat
belajar
untuk
belajar
minat
tinggi
berpeluang
menguasai materi secara bersama-sama
efektivitas
dalam
pula. Jadi, siswa yang memiliki minat
kelompok.
Seluruh
anggota
pembelajaran
yang
terjadi tinggi
atas
belajar tinggi, baik yang belajar dengan
penguasaan materi pelajaran IPS. Pada
STAD maupun konvensional sama-sama
akhirnya
siswa
memiliki efektivitas yang tinggi dalam
seluruh
pembelajaran IPS. Demikian sebaliknya,
kelompok
bertanggung
atas
mampu kemampuan
inisiatif
jawab
sendiri,
mengerahkan yang
dimilikinya
siswa
dalam
rendah
proses pembelajaran IPS.
yang
memiliki
adalah
siswa
minat
belajar
yang
kurang
Hal ini sejalan dengan penelitian
memiliki kemampuan dalam bertindak
yang dilakukan oleh Rizka Ariani (2011),
maupun mengontrol diri dan kurang 195
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 185 – 198, Edisi April 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
dapat bertanggung jawab pada materi
SIMPULAN DAN SARAN
yang menjadi tugasnya. Sehingga ia juga
Berdasarkan analisis dan pembahasan uji
akan
untuk
hipotesis
tugas
berikut:
mengalami
memahami
dan
kesulitan menyelesaikan
dapat
disimpulkan
sebagai
1. Terdapat perbedaan yang signifikan
pembelajaran dengan baik dan leluasa. Siswa yang memiliki minat belajar
prestasi belajar IPS pada kelompok
rendah ternyata memperoleh prestasi
dengan menggunakan model STAD
belajar IPS lebih rendah daripada hasil
dan kelompok konvensional. Hasil
yang dicapai siswa yang memiliki minat
belajar siswa pada mata pelajaran IPS
belajar tinggi. Akan tetapi pada kondisi
dengan
sama-sama memiliki minat rendah, siswa
daripada siswa yang menggunakan
yang belajar dengan pembelajaran STAD
model konvensional.
model
STAD
lebih
baik
akan memperoleh hasil belajar lebih
2. Terdapat perbedaan yang signifikan
tinggi dibandingkan dengan yang belajar
prestasi belajar IPS pada kelompok
dengan pembelajaran konvensional.
siswa dengan minat belajar tinggi dan
Pada model STAD, siswa yang
kelompok siswa dengan minat belajar
memiliki minat belajar tinggi berpeluang
rendah. Hasil belajar siswa pada mata
memperoleh prestasi belajar yang lebih
pelajaran IPS yang memiliki minat
baik dibandingkan dengan siswa yang
belajar tinggi lebih baik dari pada
memiliki minat belajar rendah. Begitu
siswa yang memiliki minat belajar
pula
rendah.
pada
pembelajaran
dengan
3. Terdapat
menggunakan model konvensional siswa
interaksi
antara
model
tinggi
pembelajaran dengan minat belajar
berpeluang memperoleh prestasi belajar
terhadap prestasi belajar IPS. Prestasi
yang lebih baik dibandingkan dengan
belajar pada mata pelajaran IPS pada
siswa
kelompok model STAD dengan minat
yang
memiliki
yang
minat
memiliki
belajar
minat
belajar
belajar tinggi mempunyai nilai rata-
rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan
rata tertinggi, sedangkan kelompok
bahwa penggunaan strategi pembelajaran
model konvensional dengan minat
cooperative learning tipe STAD dan minat
belajar rendah mempunyai nilai rata-
belajar mempunyai pengaruh yang besar
rata terendah. Saran
terhadap peningkatan Prestasi belajar
dari
penelitian
ini,
diantaranya:
siswa pada mata pelajaran IPS.
Bagi Siswa: Siswa diharapkan mampu memahami pembelajaran model STAD dengan baik dan mampu selalu memiliki 196
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 185 – 198, Edisi April 2014
minat
belajar
prestasi
yang
belajar
tinggi
mata
http://jurnal.fkip.uns.ac.id DAFTAR PUSTAKA
sehingga
pelajaran
IPS Anita Lie. 2007. Cooperative Learning,
meningkat lebih baik. Bagi Guru; Guru diharapkan mampu
Mempraktekkkan
memahami pembelajaran model STAD
Learning Di Ruang-Ruang Kelas.
dan konvensional dengan baik dan bisa
Jakarta. Grasindo.
menunjukkan masing-masing kelebihan
Abdul
pada siswa serta diharapkan mampu
sekolah
Student
melalui
yang
tepat
Model
Teams
Achievement
Division (STAD) Pada Siswa Kelas
Kepala Sekolah dapat menentukan model pembelajaran
Studi
Pembelajaran Guided Inquiry dan
mata pelajaran IPS meningkat lebih baik. Pihak
2011.
Menggunakan
yang tinggi sehingga prestasi belajar
Sekolah;
Ridhwan.
Komparasi Prestasi Belajar Fisika
selalu menumbuhkan minat belajar siswa
Bagi
Fatah
Cooperative
VII SMPN 1 Batealit Jepara Materi
untuk
Pokok
meningkatkan hasil belajar siswa sesuai
2011
dengan bidang studi.
Gaya /
Tahun
Pelajaran
2012.
Semarang.
Walisongo Press. Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional.
Jakarta:
Kemdiknas. Khusnul
Maghfiroh.
2008.
Studi
Komparasi antara Minat Belajar PAI
Siswa
dengan
Pendekatan
Model
Kontekstual
(Contextual
Teaching
and
Learning) dan Model Pendekatan Konvensional
di
SMPN
36
Semarang”. Semarang. Walisongo Press. Narulita
Yusron.
2005.
Model-Model
Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nur Rohmah. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Stad (Student Teams Achievement 197
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 185 – 198, Edisi April 2014
Division) Prestasi
Dalam Belajar
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Meningkatkan Fisika
Sugiyanto.
Peserta
2010.
Model-Model
Pembelajaran
Didik Kelas VII Pada Materi Pokok
Inovative.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Getaran Dan Gelombang Di SMP Islam
Al-Kautsar
Tahun
Pelajaran
Suharsimi
Semarang
Penelitian
2010/2011.
Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, Malang: UMM Press. 2003.
Konsep
Pembelajaran.
Strategi
Bandung:
Refika
aditama Rizka
Ariani.
2011.
Prestasi yang
Studi Komparasi
Belajar
Peserta
Menggunakan
Tutorial
Didik
Media
Matematika
CD
dengan
Metode Konvensional pada Materi Pokok Kubus dan Balok Kelas VII MTs NU 01 Cepiring. Semarang. Walisongo Press. Rochayatun. 2011. Implementasi Strategi Student Divisions
Teams
Achievement
(STAD)
Dalam
Pembelajaran PAI Di SMA N 3 Semarang Tahun Ajaran 20082009. Malang. UIN Maliki Press. Slameto. 2003.
2010.
Suatu
Prosedur
Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Semarang. Walisongo Press.
Rahayu.
Arikunto.
Belajar dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning; Theory, Research, and Practice. Massachusetts: Allyn and Bacon. 198