EL-VIVO Vol.3, No.2, hal 71 – 82, September 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEPUNG AREN DAN MIKROORGANISME LOKAL SEBAGAI LARUTAN NUTRISI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY KAILAN (BRASSICA OLERACEA) DENGAN SISTEM HIDROPONIK Veranica In Haryanto1, Supriyono2, Samanhudi3 1
3
Mahasiswa Prodi Agronomi Pascasarjana UNS
Dosen Pembimbing I Prodi Agronomi Pascasarjana UNS
2
Dosen Pembimbing II Prodi Agronomi Pascasarjana UNS ( e-mail:
[email protected] )
ABSTRAK. Kegiatan proses produksi tepung aren menghasilkan limbah cair yang menjadi permasalahan tersendiri bagi lingkungan sehingga perlu dicari alternatif pemanfaatannya. Limbah cair industri tepung aren mengandung unsur-unsur hara makro, seperti N (Nitrogen), P (Fosfor), K (Kalium), unsur hara mikro, seperti Cl (Khlor), Fe (Besi), Ma (Mangan), Cu (Tembaga), Zn (Seng), B (Barium) dan unsur hara sekunder, seperti Ca (Kalium), Mg (Magnesium), dan S (Belerang). Dengan demikian, limbah cair industri tepung aren dimungkinkan dapat dimanfaatkan sebagai larutan nutrisi pada budidaya tanaman baby kailan secara hidroponik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh macam MOL dalam pengomposan larutan nutrisi organik, mengetahui ketepatan konsentrasi larutan organik dari limbah cair industri terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman baby kailan, dan merumuskan komposisi nutrisi organik optimum yang berasal dari limbah organik dan mikroorganisme lokal yang dapat meningkatkan produksi tanaman baby kailan dengan teknologi hidroponik. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor perlakuan yang disusun secara faktorial. Faktor I : perlakuan larutan nutrisi organik (yang berasal dari limbah cair industri tepung aren dan mikroorganisme lokal) dengan empat taraf yaitu: Konsentrasi larutan 25%, 50%, 75% dan 100%. Faktor II: jenis mikroorganisme lokal yang digunakan sebagai dekomposer pada pembuatan larutan nutrisi organik limbah cair aren, yang terdiri dari empat taraf yaitu :MOL A (berbahan dasar usus ayam, nanas dan maja), MOL B(berbahan dasar usus ayam dan nanas), MOL C (berbahan dasar jeruk dan nanas) dan MOL D (berbahan dasar bonggol pisang). Hasil penelitian penggunaan limbah cair industri tepung aren dan mikroorganisme lokal sebagai sumber nuntrisi budidaya baby kailan secara hidroponik adalah : Penggunaan MOL berbahan dasar usus ayam, nanas, dan maja memberikan rerata tinggi tanaman, bobot segar tajuk, bobot kering brangkasan, serta rasio bobot kering tajuk dengan akar yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis MOL yang lain. Penggunaan konsentrasi larutan nutrisi sebesar 25% memberikan rerata jumlah daun, bobot segar tajuk, bobot kering brangkasan, volume akar serta bobot kering akar yang lebih tinggi dibanding dengan konsentrasi 50%, 75% dan 100%. Secara umum komposisi larutan nutrisi dengan penambahan MOL berbahan dasar usus ayam, nanas, dan maja pada konsentrasi 25% mampu menyediakan unsur hara yang dapat meningkatkan produksi tanaman baby kailan dengan teknik hidroponik. Kata Kunci: Limbah Cair Aren, Mikroorganisme lokal, Hidroponik, Baby Kailan PENDAHULUAN
Kabupaten
Pengembangan industri di Dukuh Bendo,
tepung dari pohon aren, yang digunakan
Desa
sebagai
Daleman,
Kecamatan
Tulung, 71
Klaten
bahan
adalah
makanan
pengolahan tradisional
EL-VIVO Vol.3, No.2, hal 71 – 82, September 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Indonesia (disebut soun dan cendol).
dapat meningkatkan pertumbuhan dan
Selain menghasilkan tepung, industri ini
hasil tanaman baby kailan.
juga menghasilkan limbah Keberadaan limbah
tepung
aren
Tujuan dari penelitian ini adalah
menjadi
untuk mengetahui pengaruh macam MOL
permasalahan tersendiri di lingkungan
dalam
Dukuh Bendo, Desa Daleman, Kecamatan
organik terhadap pertumbuhan dan hasil
Tulung, Kabupaten Klaten, sehingga perlu
tanaman baby kalian, untuk mendapat-
dicari alternatif pemanfaatannya. Limbah
kan konsentrasi larutan organik dari
cair industri tepung aren dimungkinkan
limbah cair industri tepung aren yang
dapat
tepat terhadap pertumbuhan dan hasil
dimanfaatkan
sebagai
larutan
pengomposan
tanaman
kailan secara hidroponik. NFT merupakan
mendapatkan komposisi nutrisi organik
model
optimum
hidroponik
dengan
yang
kalian, berasal
serta
nutrisi
nutrisi pada budidaya tanaman baby budidaya
baby
larutan
dari
untuk limbah
meletakkan akar tanaman pada lapisan
organik dan mikroorganisme lokal yang
air yang dangkal. Ketersediaan nutrisi
dapat meningkatkan produksi tanaman
merupakan
baby kailan dengan teknologi hidroponik.
kebutuhan
yang
perlu
diperhatikan dalam budidaya sayuran secara hidroponik, karena dalam sistem
METODE PENELITIAN
ini media tanam yang digunakan tidak
Waktu dan Tempat Penelitian
menyediakan nutrisi bagi tanaman.
Penelitian
dilaksanakan
September
sampai
Penggunaan
larutan
nutrisi
ber-
pada
dengan
bulan
Desember
bahan organik dengan memanfaatkan
2014 di rumah plastik yang berada di
sumber daya lokal merupakan salah satu
Lingkungan
bagian pendekatan pertanian berkelanjut-
Pacitan, Kecamatan Pacitan Kabupaten
an. Bahan dasar larutan nutrisi organik
Pacitan dengan ketinggian sekitar 8 m
menggunakan
dari permukaan air laut dengan rata-rata
limbah
cair
industri
tepung aren, dimana limbah tersebut
Nggantung,
Kelurahan
suhu udara siang antara 28–35 °C.
tidak bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Sehingga proses pengomposan
Bahan dan Alat Penelitian
bahan
industri
Bahan yang digunakan dalam penelitian
dengan
ini adalah plastik UV, paranet, bambu,
tepung
organik aren
limbah
cair
dipercepat
pemberian Mikroorganisme Lokal (MOL).
kayu,
Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu
limbah cair industri tepung aren, MOL A
diidentifikasi
yang
(berbahan dasar usus ayam, nanas dan
sesuai serta besarnya konsentrasi limbah
maja), MOL B (berbahan dasar usus ayam
cair yang digunakan sehingga meng-
dan nanas), MOL C (berbahan dasar jeruk
hasilkan larutan nutrisi yang tepat dan
dan nanas), MOL D (berbahan dasar
penggunaan
MOL
72
benih
kailan
var.
Alboglabra,
EL-VIVO Vol.3, No.2, hal 71 – 82, September 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
bonggol pisang), talang PVC, sterofoam,
Pelaksanaan Penelitian
dacron, lem PVC, pipa PC, spon, tanah
a. Persiapan pembuatan rumah plastik
halus, pasir, kompos, air. Alat yang
Rumah plastik dibuat dengan ukuran
digunakan dalam penelitian ini adalah
9 m x 7 m, dengan penyangga dari
ember
ember
bambu dan atap plastik uv 0,8 mm.
kapasitas 7,5 liter, pompa aquarium,
Di bagian atas dan sisi-sisi rumah
jirigen, corong plastik, pH-meter, EC-
plastik
meter,
dindingnya.
kapasitas
klorofil
100
liter,
meter,
termometer,
higrometer, hand sprayer, gelas ukur,
dipasang
paranet
sebagai
b. Persiapan konstruksi
nampan, timbangan analitik, oven, kain
Sebagai tatakan talang, dibuat rak
kassa, cutter, alat tulis.
dengan
kemiringan
rata-rata
5%
(setiap 1 meter turun 5 cm). Rak yang Rancangan Penelitian
dipakai sepanjang 2 m, lebar 15 cm,
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
rata-rata tinggi rak 90 cm turun
dua
menjadi 80 cm. Tempat penanaman
faktor
secara
perlakuan
faktorial.
yang
Faktor
I:
disusun perlakuan
berupa
talang
dengan
ukuran
larutan nutrisi organik (yang berasal dari
panjang 2 m, lebar 12 cm dan tinggi
limbah cair industri tepung aren dan
11
mikroorganisme
empat
ujungnya. Lubang tersebut berfungsi
taraf yaitu: Konsentrasi larutan 25%, 50%,
sebagai saluran keluarnya larutan
75%
nutrisi setelah melewati tanaman-
dan
lokal)
100%.
dengan
Faktor
II:
jenis
cm,
yang
talang.
dilubangi
mikroorganisme lokal yang digunakan
tanaman
sebagai dekomposer pada pembuatan
instalasi pipa inlet. Diameter inlet 1,5
larutan nutrisi organik limbah cair aren,
cm. Lubang 1 inlet mempunyai debit
yang terdiri dari empat taraf yaitu :MOL
1,5 liter/menit. Inlet dihubungkan
A (berbahan dasar usus ayam, nanas dan
dengan pompa aquarium 15 watt
maja), MOL B(berbahan dasar usus ayam
yang
dan nanas), MOL C (berbahan dasar jeruk
penampung nutrisi. Saluran keluar-
dan nanas) dan MOL D (berbahan dasar
nya
bonggol pisang). Sebagai pembanding,
bentuk
digunakan larutan nutrisi mix A & B
mengalir
goodplant. Dengan demikian terdapat 17
penampung larutan nutrisi. (Hastuti,
perlakuan dan masing-masing perlakuan
2007; Kusumawati 2005; Novianti,
diulang 3 kali dan tiap ulangan perlakuan
2005; dengan modifikasi)
digunakan 5 tanaman contoh.
dalam
sudah
diletakkan larutan
dalam
nutrisi
pipa, ke
Membuat
tidak
tetapi dalam
bak dibuat
langsung ember
c. Proses pembuatan larutan organik d. Persiapan media e. Persiapan bibit 73
EL-VIVO Vol.3, No.2, hal 71 – 82, September 2015
f.
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Penanaman
HASIL DAN PEMBAHASAN
g. Pemeliharaan tanaman
Tinggi Tanaman
h. Pemanenan Variabel Pengamatan a.
Tinggi tanaman (cm)
b.
Jumlah daun (helai)
c.
Kandungan khlorofil
d.
Berat segar tajuk (g)
e.
Berat kering brangkasan (mg)
f.
Volume akar (cm3)
g.
Berat kering akar (mg)
h.
Rasio bobot kering akar dengan tajuk
i.
Analisis kandungan hara N, P, K, Ca,
Gambar 1. Grafik rerata pertambahan tinggi baby kailan pada berbagai jenis MOL dan konsentrasi larutan nutrisi organik. Keterangan P1M1 : Jenis MOL larutan 25% P1M2 : Jenis MOL larutan 25% P1M3 : Jenis MOL larutan 25% P1M4 : Jenis MOL larutan 25% P2M1 : Jenis MOL larutan 50% P2M2 : Jenis MOL larutan 50% P2M3 : Jenis MOL larutan 50% P2M4 : Jenis MOL larutan 50% P3M1 : Jenis MOL larutan 75% P3M2 : Jenis MOL larutan 75% P3M3 : Jenis MOL larutan 75% P3M4 : Jenis MOL larutan 75% P4M1 : Jenis MOL larutan 100% P4M2 : Jenis MOL larutan 100% P4M3 : Jenis MOL larutan 100% P4M4 : Jenis MOL larutan 100%
Mg, dan C/N ratio serta analisis kandungan
mikroorganisme
pada
setiap MOL j.
Pemantauan nilai EC dan pH larutan nutrisi
organik
pada
berbagai
perlakuan konsentrasi larutan nutrisi organik. k.
Pemantauan suhu dan kelembaban relatif
lingkungan
di
lokasi
percobaan. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan metode analisis ragam berdasarkan uji F 5%.
Analisis
perbandingan
rerata
perlakuan menggunakan metode Duncan Multiple Range Test (DMRT) 5%.
Gambar
1
A
dengan
konsentrasi
B
dengan
konsentrasi
C
dengan
konsentrasi
D
dengan
konsentrasi
A
dengan
konsentrasi
B
dengan
konsentrasi
C
dengan
konsentrasi
D
dengan
konsentrasi
A
dengan
konsentrasi
B
dengan
konsentrasi
C
dengan
konsentrasi
D
dengan
konsentrasi
A
dengan
konsentrasi
B
dengan
konsentrasi
C
dengan
konsentrasi
D dengan konsentrasi
memperlihatkan
peningkatan tinggi tanaman dan rerata tinggi tanaman
yang tertinggi adalah
pada penggunaan larutan MOL B pada konsentrasi 75%. Pemberian larutan MOL 74
EL-VIVO Vol.3, No.2, hal 71 – 82, September 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
B konsentrasi 75% mampu meningkat-
Tabel 1. Pengaruh jenis MOL terhadap rerata tinggi tanaman (cm) baby kailan pada umur 2 - 8 MST
kan tinggi tanaman secara signifikan. Penggunaan
larutan
konsentrasi 75 %
MOL
B
pada
memberikan rerata
tinggi tanaman tertinggi. Hasil analisis Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT 5%.
ragam tinggi tanaman baby kailan pada umur
2,
3,
4,
5,
7
dan
8
MST
menunjukkan bahwa jenis larutan MOL memberikan sangat
pengaruh
nyata
terhadap
yang
berbeda
rerata
Tabel 1 menunjukkan bahwa per-
tinggi
tambahan
tinggi
tanaman
tertinggi
tanaman. Pada umur 6 MST jenis MOL
terdapat pada perlakuan menggunakan
memberi pengaruh nyata terhadap rerata
MOL A serta tidak berbeda nyata dengan
tinggi
pembanding.
tanaman.
Konsentrasi
larutan
Rerata
nutrisi tidak memberikan pengaruh yang
terendah
nyata
menggunakan
terhadap
pertambahan
tinggi
terdapat MOL
tinggi
tanaman
pada D.
perlakuan
pH
larutan
tanaman. Selain itu, tidak ada interaksi
nutrisi selama proses pertumbuhan
antara jenis larutan MOL dan konsentrasi
antara
larutan
dengan
penambahan
memiliki
kisaran
nutrisi
dengan
rerata
tinggi
tanaman. Pada penelitian ini, suhu pada lokasi
6,61 -8,31.
Larutan
nutrisi
MOL
pH
A
6,61 -7,82.
Larutan nutrisi dengan penambah -
penelitian cukup tinggi yaitu berkisar
an
antara
7,86-8,03. Larutan nutrisi dengan
28-35˚C.
Suhu
yang
tinggi
MOL
B
memiliki
kisaran
pH
disebabkan intensitas cahaya matahari
penambahan
MOL
yang tinggi, sehingga perpanjangan sel
kisaran
8,16 -8,31.
lebih cepat dan tanaman nampak lebih
nutrisi dengan penamb ahan MOL D
tinggi.
memiliki
Selain
itu
tanaman
memiliki
pH
kisaran
C
pH
memiliki Larutan 8,07 -8,14.
morfologi tangkai daun lebih kecil dan
Sehingga
lebih rapuh yang disebabkan dinding sel
larutan nutrisi dengan penambahan
yang
MOL A masih dianggap layak karena
lebih
tipis,
sehingga
secara
pH
antara
6,61–7,82
pada
keseluruhan tangkai daun lebih ramping
berkisar
dan panjang serta warna yang lebih muda
meskipun mendekati alkalis yaitu 7,5.
(Heratri, 2013).
Dalam larutan nutrisi yang memiliki nilai
pada
pH
netral
yaitu
7,
pH lebih tinggi, unsur-unsur hara menjadi sulit
larut
dan
tidak
tersedia
bagi
tanaman sehingga tidak dapat diserap dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan.
75
EL-VIVO Vol.3, No.2, hal 71 – 82, September 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Jumlah Daun
pengaruh
nyata
jenis
larutan
MOL
terhadap jumlah daun baby kailan. Tabel 2. Pengaruh konsentrasi larutan nutrisi terhadap rerata jumlah daun baby kailan pada umur 2, 4 dan 5 MST Konsentrasi Larutan Nutrisi
Rerata Jumlah Daun Minggu Ke2 MST
4 MST
5 MST
25%
4,30
b
5,10
b
5,30
b
Gambar 2. Diagram batang rerata jumlah daun
50%
3,63
ab
4,48
ab
4,93
ab
baby kailan pada berbagai jenis MOL dan
75%
3,47
a
4,52
ab
4,80
ab
100%
2,95
a
4,15
a
4,35
a
Pembanding
5,80
c
6,67
c
6,67
c
konsentrasi larutan nutrisi organik.
Gambar
2
menunjukkan
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT 5%.
bahwa
perlakuan MOL A pada konsentrasi 75% menghasilkan
rerata
jumlah
yang
daun
perkembangan paling
banyak,
lebih
rendah
konsentrasi larutan nutrisi memberikan
pembanding.
pengaruh yang berbeda nyata terhadap
Perlakuan MOL A dengan konsentrasi
rerata jumlah daun baby kailan pada
larutan nutrisi 75% mampu meningkat-
umur
kan
menunjukkan
meskipun dibandingkan
jumlah
masih dengan
daun
bila
Tabel
dibandingkan
2,
2
4
menunjukkan
dan
5
MST.
bahwa
pada
bahwa
Hal
ini
minggu
dengan perlakuan MOL lainnya pada
pertama pertumbuhan baby kailan cukup
konsentrasi yang berbeda.
seragam, karena pada usia 1 MST baby
Hasil analisis ragam pengaruh jenis
kailan masih membutuhkan nutrisi yang
larutan MOL dan konsentrasi larutan
relatif sama. Kemudian terjadi perbedaan
nutrisi terhadap rerata jumlah daun,
pertumbuhan
diketahui bahwa interaksi antara jenis
dengan jumlah nutrisi yang ada pada
MOL dan konsentrasi larutan nutrisi
masing-masing konsentrasi. Pertumbuhan
memberikan pengaruh nyata terhadap
jumlah daun tertinggi pada setiap minggu
jumlah daun pada 2 MST. Konsentrasi
pengamatan
adalah
larutan nutrisi memberikan pengaruh
penggunaan
konsentrasi
yang sangat nyata terhadap jumlah daun
masih lebih rendah dari pembanding. Tjia
baby kailan pada 2 MST, dan memberi
(2004)
pengaruh nyata pada 4 dan 5 MST. Jenis
yang disebabkan oleh konsentrasi EC
larutan MOL memberikan pengaruh yang
yang tinggi di sekitar tanaman, dapat
nyata terhadap jumlah daun baby kailan
terlihat dari layunya tanaman, meskipun
pada pengamatan 2 dan 4 MST. Pada
tanaman tersebut diberi cukup air. Gejala
pengamatan 1, 3, 5, 6, 7, 8 MST tidak ada
lain 76
yang
menyatakan
yang
berbeda
pada
menunjukkan
perlakuan
25%,
bahwa
sesuai
namun
kerusakan
kandungan
EL-VIVO Vol.3, No.2, hal 71 – 82, September 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
garam tinggi (EC tinggi) yaitu penurunan
baby
pertumbuhan yang menyeluruh (kerdil),
larutan
tepi ujung daun terbakar, disusul oleh
yang
gugurnya daun. Pada konsentrasi larutan
rerata kandungan klorofil daun baby
nutrisi yang lebih tinggi, kemungkinan
kailan.
gugurnya
daun
lebih
besar
sehingga
a
4,28
ab
MOL B
3,58
ab
4,75
ab
MOL C
3,70
ab
4,15
a
MOL D
3,95
b
5,07
b
Pembanding
5,80
c
6,67
c
berbeda
konsentrasi
memberikan sangat
pengaruh
nyata
terhadap
Rerata kandungan klorofil
25% 50% 75% 100% Pembanding
Rerata Jumlah Daun Minggu Ke2 MST 4 MST 3,12
nutrisi
Konsentrasi larutan nutrisi
Tabel 3. Pengaruh jenis MOL terhadap rerata jumlah daun baby kailan pada umur 2 dan 4 MST MOL A
Sedangkan
Tabel 4. Pengaruh konsentrasi larutan nutrisi terhadap rerata kandungan klorofil baby kailan pada umur 8 MST
jumlah daun lebih sedikit.
Jenis MOL
kailan.
18,32 20,88 22,67 23,90 29,15
a b bc c d
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT 5%.
Tabel
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT 5%.
4
menunjukkan
bahwa
konsentrasi larutan nutrisi memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap rerata kandungan klorofil baby kailan
Tabel 3 menunjukkan bahwa jenis
pada umur 8 MST. Perlakuan konsentrasi
MOL memberikan pengaruh yang berbeda
larutan nutrisi 100% memberikan rerata
nyata terhadap rerata jumlah daun baby
jumlah klorofil tertinggi (23,90) namun
kailan pada umur 2 dan 4 MST. Larutan
lebih rendah dan berbeda nyata dengan
nutrisi
pembanding.
dengan
penambahan
MOL
A
Penggunaan
konsentrasi
memiliki jumlah daun yang paling sedikit,
larutan 25% memperlihatkan kandungan
dan jumlah daun paling banyak terdapat
klorofil
pada larutan nutrisi dengan penambahan
dibandingkan dengan konsentrasi larutan
MOL D.
50%, 75%, dan 100%. Tanaman dengan
terendah
dan
berbeda
nyata
konsentrasi yang lebih tinggi memiliki Kandungan Klorofil Daun Hasil
analisis
ragam
daun dengan warna yang lebih hijau.
pengaruh
jenis
Perbeda-an
warna
ini
menunjukkan
larutan MOL dan konsentrasi larutan
adanya perbedaan klorofil yang lebih
nutrisi
banyak.
diketahui
bahwa
tidak
ada
interaksi antara jenis larutan MOL dan konsentrasi
larutan
nutrisi
Bobot Segar Tajuk Tanaman
terhadap
rerata kandungan klorofil daun baby
Hasil analisis ragam bobot segar tajuk
kailan. Jenis larutan MOL tidak memberi-
baby
kan
pengaruh
yang
berbeda
kailan
pada
umur
8
MST
menunjukkan bahwa ada interaksi antara
nyata
konsentrasi larutan nutrisi organik dan
terhadap rerata kandungan klorofil daun 77
EL-VIVO Vol.3, No.2, hal 71 – 82, September 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
jenis MOL. Jenis MOL dan konsentrasi
Tabel 5. Kombinasi pengaruh jenis MOL dan konsentrasi larutan nutrisi terhadap rerata bobot segar tajuk (g) baby kailan pada umur 8 MST
larutan nutrisi berpengaruh sangat nyata terhadap
rerata
bobot
segar
tajuk
tanaman baby kailan. Unsur hara dari proses
dekomposisi
dan
mineralisasi
bahan organik oleh mikroorganisme yang terkandung
dalam
larutan
berpengaruh
terhadap
MOL
pertumbuhan Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT 5%.
vegetatif tanaman baby kailan. Rerata bobot segar tajuk tertinggi terdapat pada perlakuan menggunakan larutan nutrisi dengan penambahan MOL
Penggunaan larutan nutrisi dengan
A dan penggunaan konsentrasi larutan
penambahan
nutrisi 25 % (Tabel 5). Sedangkan rerata
karakteristik
bobot segar tajuk terendah terdapat pada
relatif lebih rendah bila dibandingkan
perlakuan menggunakan larutan nutrisi
dengan penggunan larutan nutrisi dengan
dengan
penambahan MOL A, MOL B dan MOL C.
penambahan
konsentrasi
larutan
MOL nutrisi
C
dan
100
%.
Lambatnya
MOL dalam
mempengaruhi
batang
Pada
terjadi
pada
perlakuan
mempunyai
penyediaan
ketersediaan
Terhambatnya pertumbuhan daun dan yang
D
hara tersebut
pertumbuhan
tanaman
hara
yang
tanaman. memasuki
konsentrasi larutan nutrisi 100 % dan
pertumbuhan vegetatif, pertumbuhan dan
penggunaan
perkembangan tidak diimbangi dengan
larutan
nutrisi
dengan
penambahan MOL C yang mengakibatkan
kelengkapan
pertumbuhan
nutrisi pada tanaman akan mengakibat-
dan
tanaman
menjadi
tercermin
pada
perkembangan terhambat
variabel
bobot
yang
kan
segar
keseluruhan
tajuk yang rendah. Bobot segar tajuk
dan
kecukupan
pertumbuhan
asupan
tajuk
menjadi
secara terhambat
(Muliawati, 2007).
dipengaruhi oleh banyaknya jumlah daun
Semakin tinggi konsentrasi larutan
dan luas daunnya. Karena daun tempat
nutrisi yang digunakan tidak memberikan
terjadinya fotosintesis, jika fotosintesis
dampak positif terhadap bobot segar
berjalan dengan baik maka fotosintat
tajuk. Semakin tinggi konsentrasi larutan
yang
yang
nutrisi menyebabkan penurunan bobot
nantinya digunakan untuk pembentukan
segar tajuk. Hal ini terlihat pada semua
organ
jenis
dihasilkan dan
juga
jaringan
banyak, dalam
tanaman
MOL
yang
digunakan.
Pada
misalnya daun dan batang sehingga bobot
konsentrasi larutan nutrisi 100 % bobot
segar tajuk semakin besar.
segar
tajuk
disebabkan 78
sangat EC
yang
rendah.
Hal
semakin
ini
tinggi
EL-VIVO Vol.3, No.2, hal 71 – 82, September 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
sehingga tanaman sulit menyerap unsur
lebih tinggi dari bobot kering brangkasan
hara. Selain itu juga diakibatkan muncul-
pembanding (15,53 g) (Tabel 6). Bobot
nya endapan pada media tanam akibat
kering brangkasan adalah biomassa total
aktivitas mikroorganisme sehingga air
dari hasil fotosintetis dan unsur hara
dan unsur hara tidak dapat mengalir dan
yang diserap tanaman.
di serap oleh tanaman. Selain itu semakin
Larutan MOL A memiliki kandungan
banyak koloni mikroba yang terkandung
bahan organik tertinggi (2,57%) bila di-
dalam larutan nutrisi dapat membantu
bandingkan
pertumbuhan lumut, akibat pertumbuhan
(2,19%),
lumut yang berlebihan pada salah satu
larutan MOL D (1,69%). Namun, larutan
sisi media tanam dapat menghambat
MOL A memilki kandungan N terrendah.
aliran larutan nutrisi pada media tanam.
Unsur
(Tani et al., 2011).
memacu pertumbuhan vegetatif tanaman
larutan
batang
nutrisi
N
larutan
MOL
Nitrogen
(akar, Bobot Kering Brangkasan
dengan
(2.14%)
diperlukan
dan
yang
C
MOL
daun).
B dan
untuk
Kandungan
diperlukan
tanaman
berasal dari dekomposisi bahan organik.
Tabel 6. Kombinasi pengaruh jenis MOL dan konsentrasi larutan nutrisi terhadap rerata bobot kering brangkasan (g) baby kailan pada 8 MST
Hal ini terlihat dari tingginya kandungan bakteri selulotik pada larutan MOL A. Bakteri selulotik mendekomposisi bahan organik menjadi nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Larutan nutrisi dengan penambahan MOL
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT 5%.
organik
larutan
nutrisi
MOL
dan
bahan
yang cukup tinggi ditunjang
cepat laju dekomposisi dan mineralisasi bahan organik serta menyediakan unsur
konsentrasi
memberikan
kandungan
tinggi. Sehingga larutan mampu memper-
kering brangkasan menunjukkan bahwa larutan
memiliki
dengan kandungan bakteri selulotik yang
Hasil analisis ragam rerata bobot jenis
A
hara yang dibutuhkan tanaman pada
pengaruh
waktu yang tepat. Hal ini menyebabkan
yang berbeda sangat nyata. Namun, tidak
air dan unsur hara dapat terdistribusi
ada interaksi antara jenis larutan MOL
dengan
dan konsentrasi larutan nutrisi terhadap
baik
tanpa
terganggu
oleh
endapan yang dihasilkan karena aktifitas
rerata bobot kering brangkasan baby
bakteri selulotik. Kondisi ini disebabkan
kailan. Perlakuan menggunakan MOL A
oleh
pada konsentrasi 25% memiliki bobot
aktivitas
menghasilkan
kering brangkasan tertinggi (42,93 g),
mikroorganisme, residu
sehingga
yang terjadi
endapan dan menyebabkan terhambatnya 79
EL-VIVO Vol.3, No.2, hal 71 – 82, September 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
aliran air dan unsur hara pada media
penyerapan ion–ion dalam larutan oleh
tanam.
akar (Suhardiyanto, 2002 cit. Jumiati, 2009). Semakin tinggi kandungan garam
Volume Akar
yang
Hasil analisis ragam volume akar baby
organik dan air, semakin tinggi EC-nya.
kailan pada umur 8 MST menunjukkan
Konsentrasi garam yang tinggi dapat
bahwa tidak terdapat interaksi antara
merusak akar tanaman dan mengganggu
jenis larutan MOL dengan konsentrasi
serapan
larutan nutrisi. Jenis larutan MOL tidak
tanaman.
memberikan terhadap
pengaruh
peningkatan
Sedangkan
yang
nyata
volume
akar.
konsentrasi
larutan
Rerata volume akar 0,35 c 0,29 b 0,30 b 0,25 a 0,44 d
terhadap
bahwa
44,62 39,37 39,60 34,63 54,33
c b b a d
rerata
bobot
kering
akar
antara jenis larutan MOL dan konsentrasi larutan
nutrisi.
Konsentrasi
larutan
nutrisi memberikan pengaruh yang nyata
umur 8 MST. Penggunaan konsentrasi
terhadap bobot kering akar. Tabel 8
larutan nutrisi 25% memberikan hasil
menunjukkan bahwa konsentrasi larutan
tertinggi pada volume akar (0,35 cm3)
nutrisi 25% memberikan rerata bobot
walaupun berbeda nyata dan lebih rendah cm3).
Rerata bobot kering akar
menunjukkan tidak terdapat interaksi
rerata volume akar baby kailan pada
(0,44
akar
akar baby kailan pada umur 8 MST
pengaruh yang berbeda nyata terhadap
pembanding
oleh
Hasil analisis ragam bobot kering
konsentrasi larutan nutrisi memberikan
dari
air
nutrisi
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT 5%.
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT 5%.
menunjukkan
dan
Konsentrasi larutan nutrisi 25% 50% 75% 100% Pembanding
Tabel 7. Pengaruh konsentrasi larutan nutrisi terhadap rerata volume akar tanaman (cm 3) baby kailan pada umur 8 MST
7
nutrisi
larutan
Tabel 8. Pengaruh konsentrasi larutan nutrisi terhadap rerata bobot kering akar (mg) baby kailan pada umur 8 MST
nyata terhadap rerata volume akar.
Tabel
dalam
Bobot Kering Akar
nutrisi memberikan pengaruh yang
Konsentrasi larutan nutrisi 25% 50% 75% 100% Pembanding
terdapat
kering akar tertinggi yaitu 44,62 mg,
Rerata
meskipun
volume akar terendah terdapat pada
berbeda
nyata
dan
lebih
rendah dari pembanding (54,33 mg).
penggunaan konsentrasi larutan nutrisi
Besar kecilnya bobot kering akar tanaman
sebesar 100%. Konsentrasi larutan nutrisi
dipengaruhi oleh besarnya volume akar.
dapat mempengaruhi metabolisme dalam
Semakin besar volume akar maka bobot
tubuh tanaman, antara lain kecepatan
kering akar semakin besar pula.
fotosintesis, aktivitas enzim dan potensi 80
EL-VIVO Vol.3, No.2, hal 71 – 82, September 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Konsentrasi larutan nutrisi tidak memberikan terhadap
dampak
yang
penyerapan
rasio rasio bobot kering tajuk dengan
positif
terjadi
pada
setiap
kenaikan
yang
konentrasi larutan. Hal ini dikarenakan
terkandung dalam larutan media tanam.
bobot kering akar yang semakin rendah
Akar mampu menyerap nutrisi dengan
pada setiap kenaikan konsentrasi larutan
baik
yang
nutrisi. Semakin rendah bobot kering
nutrisi
akar maka rasio akar tajuknya menjadi
pada
rendah.
nutrisi
akar
konsentrasi
Konsentrasi
larutan
larutan
berpengaruh terhadap kelembaban dan
lebih besar.
aerasi media tanam. Menurut Taiz dan
Tabel 9. Kombinasi pengaruh jenis MOL dan konsentrasi larutan nutrisi terhadap rasio bobot kering tajuk dengan akar baby kailan pada 8 MST
Zeiger (2002) pada budidaya tanaman secara hidroponik dibutuhkan larutan nutrisi yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman, karena jika nutrisi yang tersedia
pada
mencukupi merangsang
larutan
kebutuah
nurisi
tidak
tanaman
akan
pertumbuhan
akar
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT 5%.
yang
radikal, sehingga dapat menghambat laju aliran nutrisi ke seluruh bagian tanaman.
Bobot kering tajuk sebaiknya lebih Rasio Bobot Kering Tajuk dengan Akar
tinggi dari bobot kering akar. Karena
Hasil analisis ragam diketahui bahwa
semakin tinggi bobot kering tajuk akan
tidak ada interaksi antara jenis MOL dan
meningkatkan rasio bobot kering tajuk
konsentrasi
terhadap
dengan akar. Selain itu pada tanaman
rerata rasio bobot kering tajuk dengan
baby kailan bagian tanaman kailan yang
akar.
nyata
dikonsumsi adalah bagian tajuk. Sehingga
terhadap rerata rasio bobot kering tajuk
kondisi tanaman baby kailan yang baik
dengan
konsentrasi
dapat terlihat dari bobot kering tajuk
memberikan
yang tinggi. Semakin tinggi rasiio bobot
pengaruh yang nyata terhadap rerata
kering tajuk dengan akar menunjukkan
rasio bobot tajuk dengan akar.
tanaman memiliki proses metabolisme
Jenis
larutan
larutan MOL
akar.
nutrisi
berpengaruh
Sedangkan
nutrisi
tidak
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat
yang berjalan efektif. Selain itu kondisi
bahwa rasio bobot kering tajuk akar
ini menunjukkan bahwa media tempat
tertinggi terdapat pada perlakuan dengan
tumbuh tanaman memiliki air dan unsur
menggunakan MOL A pada konsentrasi
hara
100%
pertumbuhan vegetatif tanaman.
(13,69),
lebih
tinggi
dibanding
dengan pembanding (6,68). Peningkatan 81
yang
cukup
untuk
menunjang
EL-VIVO Vol.3, No.2, hal 71 – 82, September 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Tani,
Akio. Akita, Motomu, Murase, Haruhiko. Kimbara, Kazuhide. 2011. Culturable bacteria in hydroponic cultures of moss Racomitrium japonicum and their potential as biofertilizers for moss production. Journal of Bioscience and Bioengineering, Volume 112, Issue 1, Juli 2011;32–39 Tjia, B. 2004. Masalah Tanaman yang Berkaitan dengan Garam di Dalam Lansekap Pantai. Forum Florikultura Indonesia. Jakarta.
Hastuti, P. 2007. Studi Macam Sumber Air dan pH Larutan Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) secara Hidroponik NFT. Skripsi. Program Studi Agronomi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Heratri, Agnes. 2013. Teknik Budidaya Tanaman Purwoceng (Pimpenella pruatjan Molk) secara Hidroponok pada Ketinggian tempat yang berbeda terhadap Hasil Stigmaserol. Tesis. Program Pascasarjana UNS : Surakarta. Jumiati, E. 2009. Pengaruh Berbagai Konsentrasi EM4 Pada Fermentasi Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) Secara Hidroponik. Skripsi S1. Fakultas Pertanian UNS Surakarta. Kusumawati, A. 2005. Pengaruh Macam Media dan Debit Aliran terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) secara Hidroponik NFT. Skripsi. Program Studi Agronomi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Muliawati, E. S. 2007. Kajian Pemanfaatan Ekstrak Kompos sebagai Sumber Nutrisi untuk Perbesaran Bibit Adenium sp. Pada Berbagai Komposisi Media Tanam. Makalah Seminar Nasional Hortikultura. Fakultas Pertanian UNS Surakarta. Desember 2007. Novianti, D.R. 2005. Pengaruh Komposisi Nutrisi dan Debit Aliran terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) secara Hidroponik NFT. Skripsi. Program Studi Agronomi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Taiz, Lincoln. Zeiger, Eduardo. 2002. Plant Physiology 3rd Ed. Sinauer Associates. Los Angeles.
82