EL-VIVO Vol.3, No.1, hal 17 – 24, April 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
PADI (Oryza sativa L.) CIHERANG TAHAN KERING MELALUI RADIASI SINAR GAMMA Elly Istiana Maulida1, Ahmad Yunus 2, Widyatmani Sih Dewi 3 1 2 3
Mahasiswa Prodi Agronomi Pascasarjana UNS
Dosen Pembimbing I Program Studi Agronomi Pascasarjana UNS Dosen Pembimbing II Program Studi Agronomi Pascasarjana UNS ( e-mail:
[email protected] )
ABSTRAK. Penelitian ini di laksanakan di Rumah Kaca Universitas Sebelas Maret Surakarta mulai bulan Maret–Agustus 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan padi Ciherang yang tahan terhadap kekeringan. Percobaan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor perlakuan yaitu faktor pertama kapasitas lapang terdiri atas K0 (Penggenangan sebagai kontrol), K1 (kapasitas lapang 100%), K2 (kapasitas lapang 75%), K3 (kapasitas lapang 50%). Faktor kedua adalah radiasi sinar gamma (R) yang terdiri dari R0 (dosis 0 atau tanpa radiasi), R1 (dosis 100 Gray), R2 (dosis 200 Gray), R3 (dosis 300 Gray), R4 (dosis 400 Gray). Analisis data menggunakan uji F taraf 1% dan 5% atau uji Kruskal-Wallis, kemudian uji DMR taraf 5% atau Mood Median, serta uji korelasi untuk mengetahui keeratan hubungan antar variable pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa radiasi sinar gamma mampu meningkatkan ketahanan terhadap kondisi cekaman kekeringan pada semua parameter pengamatan. Meskipun padi Ciherang hasil radiasi sinar gamma mampu tahan terhadap kondisi kekeringan, tetapi belum menunjukkan peningkatan yang siknifikan dibandingkan dengan kontrol kecuali pada parameter pengamatan jumlah anakan total yang memperlihatkan peningkatan jumlah anakan total sebesar 40% dibandingkan dengan kontrol. Hal ini dikarenakan hasil radiasi sinar gamma pada generasi M1 perubahan genetiknya belum terlihat dan stabil. Hasil radiasi sinar gamma akan terlihat pada generasi M2, M3 dan seterusnya. Kata Kunci : Padi ciherang, Radiasi sinar Gamma, Cekaman Kekeringan
PENDAHULUAN
Ciherang.
Padi merupakan bahan makanan yang
unggul karena lebih tahan Bakteri Hawar
menghasilkan beras dan sampai saat ini,
Daun (HDB) dibanding IR64, memiliki
beras masih merupakan bahan makanan
potensi hasil yang tinggi yaitu sebesar 8,5
pokok terpenting bagi sebagian besar
t/ha Gabah Kering Giling (GKG), nasinya
penduduk Indonesia. Permintaan akan
pulen sehingga banyak diminati oleh
komoditas ini dari tahun ke tahun terus
konsumen (Suprihatno et al., 2010).
melonjak sejalan dengan bertambahnya
Ciherang
merupakan
padi
Varietas unggul padi Ciherang telah
jumlah penduduk sekitar 2 % per tahun
ditanam
(Deptan, 2008). Di Indonesia pemenuhan
pertanaman dengan luas tanam 0.73 juta
permintaan beras yang terus meningkat
ha atau 33% lebih luas dari areal tanam
masih diupayakan salah satunya dengan
IR64, tetapi laju produksi padi nasional
penanaman padi varietas unggul seperti
tetap 17
di
sebagian
melandai
sejak
besar
satu
areal
dekade
EL-VIVO Vol.3, No.1, hal 17 – 24, April 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
terakhir karena selalu dihadapkan pada
tanah, Timbangan, Oven, Tali, Plastik
berbagai
sampel, Meteran, Alat tulis, Seperangkat
iklim
masalah
global
seperti
(Anonim,
perubahan
2007).
Musim
alat untuk analisis laboratorium.
kemarau yang makin panjang dengan
Bahan yang digunakan: Benih padi
curah hujan di bawah normal merupakan
varietas Ciherang yang diradiasi sinar
ciri perubahan iklim tersebut. Perubahan
Gamma 100, 200, 300 dan 400 Gray,
iklim
curah
Tanah sawah, Kotoran Sapi, Pupuk Urea,
hujan yang tidak merata selama musim
pupuk SP36, pupuk KCl, Sempel tanah
tanam
pewakil,
menyebabkan
distribusi
sehingga
menyebabkan
kekeringan. Menurut Yunita (2009) dan Ndjionjop
et
al
(2010)
Jaringan
kekeringan
Penelitian penelitian
pengaruhi
rancangan
pertumbuhan
vegetatif dan hasil tanaman padi.
ini
merupakan
experimental dasar
dengan
Rancangan
Faktor
yang
Kekeringan terdiri dari:
adalah
I
adalah
Perlakuan
Cekaman
melakukan induksi mutasi dengan radiasi
K0 : (Penggenangan sebagai kontrol)
sinar gamma. Menurut Devy et al., (2006)
K1 : (kapasitas lapang 100%)
menyatakan bahwa radiasi sinar gamma
K2 : (kapasitas lapang 75%)
adalah salah satu mutagen fisik yang
K3 : (kapasitas lapang 50%)
sering
Faktor
digunakan
dalam
Acak
2 faktor perlakuan yaitu:
dalam mengembangkan varietas unggul kekeringan
jenis
Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari
Salah satu cara yang dapat dilakukan toleran
pewakil,
Chemikalia untuk analisis laboratorium.
merupakan faktor yang sangat memterhadap
tanaman
teknik
II
adalah
dosis
radiasi
sinar
mutagenesis tanaman. Harapannya dapat
gamma terdiri dari:
meningkatkan
R0 (dosis 0 atau tanpa radiasi sebagai
ketahanan
genetik
tanaman padi varietas Ciherang sehingga
kontrol)
diperoleh kultivar yang toleran terhadap
R1 (dosis 100 Gray)
cekaman kekeringan.
R2 (dosis 200 Gray) R3 (dosis 300 Gray)
BAHAN DAN METODE
R4 (dosis 400 Gray)
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah
Dari kedua faktor perlakuan tersebut
Kaca
diperoleh 20 kombinasi perlakuan yang
Sebelas
Fakultas
Pertanian
Maret
Surakarta
Universitas dengan
diulang 5 kali sehingga terdapat 100 pot.
ketinggian tempat 95 mdpl, sedangkan analisis laboratorium dilaksanakan Laboratorium
Kimia
dan
Data dianalisis dengan uji F taraf 1 %
di
dan
Kesuburan
5
%
atau
mengetahui
Kruskal-Wallis
pengaruh
perlakuan
Tanah Fakultas Pertanian UNS. Alat yang
terhadap
digunakan: Pot plastik, grinder tanah, Bor
membandingkan rerata antar kombinasi 18
variabel
untuk
pengamatan,
untuk
EL-VIVO Vol.3, No.1, hal 17 – 24, April 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
perlakuan digunakan uji DMR taraf 5 %
anorganik
atau Mood Median, untuk mengetahui
efisiensi serapan hara tanpa merusak
keeratan
variabel
lingkungan
untuk
berlebihan.
hubungan
digunakan
uji
mengetahui
antar
korelasi
pengaruh
dan genetic
mampu
meningkatkan
akibat
pemupukan
atau
lingkungan yang dominan digunakan uji
Jumlah Anakan Total.
Heretabilitas.
Berdasarkan hasil uji F, diketahui bahwa interaksi
antara
perlakuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
kekeringan
Tanah yang digunakan sebagai media
radiasi sinar gamma berpengaruh nyata
tanam padi adalah tanah sawah berordo
(Pvalue < 0.05) terhadap jumlah anakan
Inseptisol
total padi Ciherang.
yang
diambil
dari
dukuh
dengan
cekaman
perlakuan
dosis
Sapen, desa Jaten, kecamatan Mojolaban, Kabupaten sampel
Sukoharjo.
tanah
Karakteristik
sebelum
perlakuan
disajikan pada tabel 1. Tabel
1
Karakteristik
sampel
tanah
sebelum perlakuan. No
Parameter
Nilai
Satuan
Pengharkatan*)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ph H2O KTK BO Kapasitas Lapang (KL) Kadar Lengas Tekstur a. Pasir b. Debu c. Lempung
5,9 5,00 0,7 32,2 1,3
me/100g % % %
Masam Rendah Sangat Rendah -
% % %
-
67,12 6,72 26,16
Gambar 1. Interaksi cekaman kekeringan dengan dosis radiasi sinar gamma terhadap jumlah anakan total. Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMR taraf 5%.
Sumber: Hasil analisis laboratorium ilmu tanah fakultas pertanian UNS 2014. *): Pengharkatan menurut Balai Penelitian Tanah (2005)
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat
Jumlah
anakan
total
tertinggi
perlaakuan
cekaman
diketahui bahwa sampel tanah sawah
terdapat
yang digunakan untuk media tanam padi
kekeringan 50% kapasitas lapang dan
memiliki kandungan bahan organik tanah
dosis radiasi sinar gamma 200 Gray
sangat
sebesar 5 jumlah anakan total/rumpun
rendah
yaitu
0,7%,
Kapasitas
pada
Tukar Kation (KTK) rendah yaitu 5,00
dan
me/100g, serta pH masam yaitu 5,9
perlakuan yang dicobakan (Gambar 1).
sehingga
Salah satu faktor yang berkaitan dengan
perlu
penambahan
bahan
berdeda
organik (pupuk kandang sapi) dan pupuk
sifat
anorganik.
bertahan
penggunaan sama
Menurut pupuk
dengan
Yuwono organik
penggunaan
(2004),
fisik
nyata
fisiologi dalam
dengan
tanaman
kondisi
semua
untuk
tercekam
bersama-
kekeringan adalah perubahan akumulasi
pupuk
prolin dalam jaringan. Hal ini sesuai 19
EL-VIVO Vol.3, No.1, hal 17 – 24, April 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
dengan penelitian yang dilakukan oleh
menunjukkan respon yang berbeda tidak
Efendi (2008) bahwa kadar prolin daun
nyata terhadap rerata jumlah anakan
pada semua varietas (Gajah Mungkur,
produktif/rumpun. Pada dasarnya setiap
Situ Petanggang, Kalimutu dan Towuti)
individu tanaman memiliki perbedaan
akan
karakter
meningkat
sangat
tinggi
saat
tanaman mengalami cekaman kekeringan
atau
sifat
genetik
yang
diwariskan dari tetuanya.
akibat kekurangan air (25 % kapasitas
Berdasarkan kurva 2b terlihat bahwa
lapang). Namun, tidak semua tanaman
terjadi
penurunan
jumlah
anakan
memiliki kandungan prolin yang tinggi
produktif seiring meningkatnya
dalam kondisi tercekam (Deb et al. 1996).
radiasi sinar gamma. Hal ini dikarenakan
Radiasi sinar gamma adalah salah satu
penambahan dosis radiasi sinar gamma
mutagen fisik yang dapat menimbulkan
menyebabkan penurunan jumlah anakan
perubahan pada fisik genetik tanaman.
produktif. Menrut Ratma (1988) dosis
dosis
radiasi sinar gamma yang semakin tinggi Jumlah Anakan Produktif
menyebabkan kerusakan genetik yang
Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa
ditimbulkan semakin besar. Berdasarkan
perlakuan
dan
uji lanjut, perlakuan dosis radiasi sinar
mandiri
gamma 100 sampai 300 Gray memper-
berpengaruh sangat nyata (Pvalue < 0.01)
lihatkan perbedaan yang tidak nyata
terhadap
produktif,
terhadap
antar
keduanya
produktif. Perbedaan penurunan jumlah
nyata
terdadap
anakan produktif secara nyata mulai
radiasi
cekaman
sinar
gamma
jumlah
sedangkan berpengaruh
kekeringan
anakan
interaksi tidak
secara
jumalah anakan produktif.
penurunan
jumlah
anakan
terjadi pada perlakuan dosis radiasi sinar gamma 400 Gray. Dosis radiasi 100 sampai 300 yang diberikan masih terlalu rendah sehingga belum mampu untuk memberikan
pengaruh
pada
jumlah
anakan produktif tanaman padi Ciherang. Hal
ini
selaras
dengan
pernyataan
Anonimous (1997) bahwa dosis yang Gambar 2. Perlakuan dosis radiasi sinar gamma
terlalu rendah menyebabkan berkurang-
terhadap jumlah anakan produktif.
nya mutan yang terbentuk sedangkan
Keterangan :
dosis yang terlalu tinggi akan mematikan
Angka-angka yang diikuti huruf yang sama
bahan yang dimutasi atau mengakibatkan
menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMR
sterilitas.
taraf 5%.
Adanya perbedaan rerata perlakuan
Berdasarkan kurva 2a tampak bahwa setiap
perlakuan
yang
di
cekaman kekeringan dengan dosis radiasi
cobakan 20
EL-VIVO Vol.3, No.1, hal 17 – 24, April 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
sinar gamma terhadap jumlah anakan produktif secara mandiri juga disebabkan oleh perbedaan perlakuan pada jumlah anakan total. Anakan produktif adalah anakan total yang menghasilkan malai. Hal ini terlihat dari koefisien korelasinya (r = 0.405**). Gambar 3. Interaksi perlakuan cekaman kekeringan dengan dosis radiasi sinar gamma terhadap berat 100 biji. Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMR taraf 5%.
Berat 100 biji Sidik ragam menunjukkan intraksi antara cekaman kekeringan dengan dosis radiasi sinar gamma berpengaruh sangat nyata (Pvalue < 0.05) terhadap berat 100 biji. Berdasarkan
hasil
uji
Komponen yang mempengaruhi berat
Duncan
100 butir yaitu anakan produktif, jumlah
(Gambar 3) ada perbedaan pada setiap rerata perlakuan yang dicobakan. Pada
gabah isi dan gabah hampa. Hal ini
kondisi
lengas
terlihat dari adanya korelasi positif erat
100% kapasitas lapang dan kadar lengas
(r = 0.589**) antara berat 100 biji dengan
75%
penggenangan,
kapasitas
lapang
kadar
jumlah anakan produktif dan berkorelasi
menunjukkan
bahwa berat 100 biji pada perlakuan
positif sangat erat (r = 0.819**) dengan
dosis radiasi sinar gamma 100 Gray tidak
jumlah gabah isi per malai karena berat
berbeda nyata dengan perlakuan tanpa
100
radiasi. Penurunan berat 100 biji secara
parameter dalam menunjukkan kualitas
nyata mulai terjadi pada perlakuan dosis
hasil padi. Jika gabah tidak terisi penuh
radiasi sinar gamma 200 Gray. Namun
atau ukuran gabah lebih kecil dari ukuran
200
menunjukkan
sampai
400
Gray
perbedaan
yang
tidak
dapat
digunakan
sebagai
normalnya maka dapat dipastikan akan
demikian perlakuan dosis radiasi sinar gamma
biji
terjadi penurunan berat biji.
nyata. Sedangkan pada kondisi kadar
Berat biji/rumpun
lengas 50% kapasitas lapang memper-
Dari hasil analisis ragam diketahui bahwa
lihatkan
interaksi
bahwa
berat 100
biji pada
antara
dengan
sampai 400 Gray tidak menunjukkan
berpengaruh sangat nyata (Pvalue < 0.01).
yang nyata
dengan
radiasi
kekeringan
perlakuan dosis radiasi sinar gamma 100 perbedaan
dosis
cekaman
sinar
gamma
Berdasarkan gambar 4 bahwa pada
tanpa
kondisi penggenangan, berat biji per
radiasi.
rumpun tertinggi terdapa pada perlakuan dosis radiasi sinar gamma 100 Gray dan 21
EL-VIVO Vol.3, No.1, hal 17 – 24, April 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
memperlihatkan perbedaan yang nyata
pada parameter berat biji per rumpun.
dengan perlakuan dosis radiasi sinar
Hal
gamma 200 Gray sampai 400 Gray dan
kondisi
kekurangan
kontrol. Dosis 100 Gray merupakan dosis
sebelum
memasuki
yang tepat untuk meningkatkan berat biji
(pemberian
per rumpun. Pada kondisi kadar lengas
tanam),
100% kapasitas lapang dan kadar lengas
penghambatan
75% kapasitas lapang, berat biji per
vegetatif.
rumpun
pada
positif erat antara berat biji per rumpun
perlakuan dosis radiasi sinar gamma 100
dengan panjang malai, berat 100 biji dan
Gray dan memperlihatkan tidak berbeda
jumlah gabah isi. Panjang malai, berat
nyata
namun
100 biji dan jumlah gabah isi digunakan
mulai
sebagai parameter dalam menunjukkan
tertinggi
dengan
perbedaan
tanpa
yang
terdapat
radiasi,
sangat
nyata
terlihat pada perlakuan dosis radiasi
ini
dikarenakan
tanaman air
pada
yang
berat
fase
pembungaan
cekaman 28
hari setelah
terlebih
dahulu proses
Selain
itu,
mengalami pertumbuhan
adanya
korelasi
kualitas hasil padi.
sinar gamma 200 Gray sampai 400 Gray. Dosis radiasi sinar gamma 100 Gray
Heretabilitas dari Hasil Pengamatan di
mutan yang terbentuk kecil, sedangkan
Lapang
pada dosis radiasi sinar gamma 200 Gray
Pengamatan Secara Individu
sampai
Heretabilitas
400
Gray
menyebabkan
kerusakan yang besar.
Terhadap
Setiap
suatu
Parameter
sifat
dapat
didefinisikan sebagai proporsi besaran ragam genetik terhadap besaran total genetik
ditambah
lingkungan
Basuki
dengan
ragam
(2005).
Konsep
heretabilitas timbul sebagai suatu usaha untuk menentukan apakah perbedaanperbedaan hasil pengamatan di antara individu-individu berasal dari perbedaanperbedaan dalam susunan genetik di
Gambar 3.13. Interaksi Kapasitas Lapang dengan Radiasi Sinar Gamma Terhadap Berat Biji/Rumpun. Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMR taraf 5%.
antara individu-individu tersebut atau hasil dari perbedaan potensi lingkungan. Tabel 2. Nilai heretabilitas arti luas dari beberapa parameter pengamatan Karakter 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Sedangkan pada kondisi kadar lengas 50% kapasitas lapang, perlakuan dosis radiasi sinar gamma 100 Gray sampai 400
Gray
memperlihatkan
perbedaan
Tinggi Tanaman Jumlah Anakan Total Berat Brangkasan Segar Berat Brangkasan Kering Panjang Akar Jumlah Anakan Produktif Panjang Malai Umur Berbunga Umur Panen Jumlah Gabah Hampa Jumlah Gabah Isi Berat 100 Biji Berat Biji/Rumpun
h2
Keterangan*)
0,85 0,02 0,34 0,07 0,02 0,01 0,07 0,11 0,85 0,69 0,90 0,01 0,08
Tinggi Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah
*): Pengharkatan menurut Stanfield (1983)
yang tidak nyata dengan tanpa radiasi 22
EL-VIVO Vol.3, No.1, hal 17 – 24, April 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat
sebagai mutasi dan terekspresi sebagai
bahwa sebagian besar karakter memiliki
fenotip mutan.
nilai heretabilitas yang rendah kecuali tinggi tanaman, umur panen, jumlah
KESIMPILAN DAN SARAN
gabah
Kesimpulan
hampa,
(heretabilitas
jumlah tinggi)
gabah dan
isi berat
1. Padi
Ciherang
hasil
sinar
brangkasan segar (heretabilitas sedang).
gamma
Heretabilitas tinggi berarti faktor genetik
ketahanan terhadap kondisi cekaman
lebih dominan berperan daripada faktor
kekeringan
lingkungan
pengamatan.
terhadap
penampilan
mampu
radiasi
pada
meningkatkan semua
parameter
karakter tersebut. Heretabilitas sedang
2. Meskipun padi Ciherang hasil radiasi
menunjukkan bahwa faktor genetik dan
sinar gamma mampu tahan terhadap
lingkungan memberikan kontribusi yang
kondisi
sama
menunjukkan
terhadap
penampilan
karakter
kekeringan,
tetapi
belum
peningkatan
yang
tersebut. Sedangkan heretabilitas rendah
siknifikan
menunjukkan faktor lingkungan lebih
kontrol
dominan
pengamatan jumlah anakan total yang
berperan
daripada
faktor
genetik terhadap penampilan karakter. Dengan tanaman
tidak
karakter, karakter
demikian,
apabila
heritabel
pada
mengindikasikan tersebut
sangat
dibandingkan kecuali
pada
dengan parameter
memperlihatkan peningkatan jumlah
suatu
anakan
total
sebesar
suatu
dibandingkan dengan kontrol.
40%
bahwa
3. Hal ini dikarenakan hasil radiasi sinar
dipengaruhi
gamma pada generasi M1 perubahan
oleh faktor lingkungan, sehingga seleksi
genetiknya belum terlihat dan stabil.
hanya efektif dilakukan pada generasi
4. Hasil
radiasi
sinar
gamma
akan
lanjut. Hal ini seuai dengan pernyataan
terlihat pada generasi M2, M3 dan
Mugiono
seterusnya.
(2001)
bahwa
mutasi
tidak
dapat diamati pada generasi M1, adanya mutasi dapat ditentukan pada generasi
Saran
M2
dengan
1. Perlu dilakukan penelitian lagi untuk
Nurjanah (2009) yang menyatakan bahwa
mengetahui kestabilan sifat genetik
mutasi
yang diturunkan pada M2 hasil dari
dan
seterusnya. juga
kelemahan,
Selaras
memiliki
seperti
mutasi
beberapa hanya
radiasi sinar gamma.
mempengaruhi secara efektif gen yang sudah
ada
dan
kerusakan
2. Perlu adanya penelitian lanjutan pada
struktur
generasi M3 di lahan kering untuk
genetik akibat mutasi dapat tumbuh
mendapatkan informasi lebih banyak
normal kembali sebelum termanifestasi
tentang karakter toleransinya.
23
EL-VIVO Vol.3, No.1, hal 17 – 24, April 2015
ISSN: 2339-1901 http://jurnal.pasca.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Ratma, R. 1988. Studi pengaruh irradiasi gamma terhadap timbulnya mutasi imbas pada kedelai. Hasil penelitian 1981-1987. Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi. Jakarta: BATAN. Suprihatno, B., A. A. Daradjat., Satoto., Baehaki., Suprihanto., A. Setyono., S. D. Indrasari., I. P. Wardana., H. Sembiring. 2010. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Yunita, R. 2009. Pemanfaatan Variasi Somaklonal dan Seleksi In Vitro dalam Perakitan Tanaman Toleran Cekaman Abiotik. Jurnal Litbang Pertanian Vol 28 (4). Yuwono, N.W. 2004. Kesuburan tanah. Fakultas pertanian. UGM. Yogyakarta.
Anonim. 2007. Meredam Dampak Pemanasan Global Terhadap Pertanian.http://www.infoanda.com/i d/l ink.php?lh=VgNWAgZQUFQA. Di akses pada tanggal 20 Maret 2014. Anonimous, 1997. Irradition of horticultural crops at Iowa State Univeristy. Hort. Sci 32(4) : 582-585. Basuki, N. 2005. Genetika Kualitatif. Unit Penerbitan Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Deb, N., B. Alam, S.D. Gupta, and B.C. Ghosh. 1996. Cell membrane stability of leaf tissue and its relationship with drought tolerance in arachis. Journal Indian. Exp. Biol. 34: 1.044. Deptan. 2008. Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi gogo. Pedoman Bagi Penyuluh Pertanian. Badan Litbangtan. Departemen Pertanian. Jakarta. Devy. L dan D. R. Sastra. (2006). Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap Kultur In Vitro Tanaman Jahe. Pusat Teknologi Produksi Pertanian Gedung BPPT 2, Lantai 17. Effendi, Y. 2008. Kajian Resistensi Beberapa Varietas Padi Gogo (Oryza sativa L.) Terhadap Cekaman Kekeringan. Tesis. Program Pascasarjana. Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Mugiono, 2001. Pemuliaan tanaman dengan teknik mutasi. Badan Tenaga Nuklir Nasional, Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Jakarta. Ndjiondjop, M. N., F. Cisse., K. Futakuchi., M. Lorieux., B. Manneh., R. Bocco., B. Fatondji. 2010. Effect of Drought on Rice (Oryza Spp.) Genotypes According to Their Drought Tolerance Level. Second Africa Rice Congress, Bamako, Mali, 22–26 March: Innovation and Partnerships to Realize Africa’s Rice Potential. Nurjanah, E. 2009. Pengaruh Kombinasi NaCl dan ZPT IBA pada Media MS terhadap Pertumbuhan Galur Mutan Padi Secara Invitro. Skripsi. Program Studi Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
24